ifrs finish
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat
kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.Dalam makalah ini kami
membahas “INTERNASIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD”, yang dibuat oleh IASB yang
menjelaskan secara rinci latar belakang dan pelaksanaan atas revisi dan standar-standar akuntansi.
Makalah ini dibuat sebagai respon terhadap krisis keuangan global pada tahun 1998, beberapa
organisasi internasional termasuk bank dunia dan dana moneter internasional (IMF) meluncurkan
suatu inisiatif kerja sama untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka
panjang terhadap kurangnya transparasi informasi keuangan. Usaha ini diperkuat oleh dukungan
yang jelas terhadap usaha badan standar akuntansi internasional (IASB). Salah satu hasilnya adalah
percepatan harmonisasi standar akuntansi, khususnya standar pelaporan keuangan internasional
(IFRS).
Dalam proses pembahasan standar pelaporan keuangan internasional (IFRS), tentunya kami
mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-
dalamnya kami sampaikan.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat,
Bandung, 11 September 2009
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................3
BAB II ISI.................................................................................................10
BAB III KESIMPULAN...........................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................18
2
BAB I
PENDAHULUAN
Standar
Standar, atau lengkapnya standar teknis, adalah suatu norma atau persyaratan yang
biasanya berupa suatu dokumen formal yang menciptakan kriteria, metode, proses, dan
praktik rekayasa atau teknis yang seragam. Suatu standar dapat pula berupa suatu artefak atau
perangkat formal lain yang digunakan untuk kalibrasi. Suatu standar primer biasanya berada
dalam yurisdiksi suatu badan standardisasi nasional. Standar sekunder, tersier, cek, serta
bahan standar biasanya digunakan sebagai rujukan dalam sistem metrologi. Suatu kebiasaan,
konvensi, produk perusahaan, atau standar perusahaan yang telah diterima umum dan bersifat
dominan sering disebut sebagai "standar de facto".
Suatu standar teknis dapat dikembangkan baik secara sendiri-sendiri atau unilateral,
misalnya oleh suatu perusahaan, badan regulasi, militer, dll. Standar juga dapat
dikembangkan oleh suatu kelompok seperti persekutuan atau asosiasi perdagangan. Badan
standardisasi biasanya memiliki lebih banyak keragaman dan umumnya mengembangkan
standar sukarela. Standar-standar ini dapat menjadi suatu keharusan jika diadopsi oleh suatu
pemerintahan, kontrak bisnis, dll.
Proses standardisasi dapat melalui suatu pengumuman resmi atau dapat pula melibatkan
konsensus formal dari pakar teknis.
3
Akuntansi
Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai
informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain
untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga
pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan
aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis".[1] Akuntansi
bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan
oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang
saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal
dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana
informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan
dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi,
adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu
organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi tak dijamin
sepenuhnya - mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang
berterima umum.
Praktisi akuntansi dikenal sebagai akuntan. Akuntan bersertifikat resmi memiliki gelar
tertentu yang berbeda di tiap negara. Contohnya adalah Chartered Accountant (FCA, CA or
ACA), Chartered Certified Accountant (ACCA atau FCCA), Management Accountant
(ACMA, FCMA atau AICWA), Certified Public Accountant (CPA) dan Certified General
Accountant (CGA). Di Indonesia, akuntan publik yang bersertifikat disebut CPA Indonesia
(sebelumnya: BAP atau Bersertifikat Akuntan Publik).
4
Akuntansi keuangan
Akuntansi keuangan adalah bagian dari akuntansi yang berkaitan dengan penyiapan
laporan keuangan untuk pihak luar, seperti pemegang saham, kreditor, pemasok, serta
pemerintah. Prinsip utama yang dipakai dalam akuntansi keuangan adalah persamaan
akuntansi (Aktiva = Kewajiban + Modal). Akuntansi keuangan berhubungan dengan masalah
pencatatan transaksi untuk suatu perusahaan atau organisasi dan penyusunan berbagai laporan
berkala dari hasil pencatatan tersebut. Laporan ini yang disusun untuk kepentingan umum
dan biasanya digunakan pemilik perusahaan untuk menilai prestasi manajer atau dipakai
manajer sebagai pertanggungjawaban keuangan terhadap para pemegang saham. Hal penting
dari akuntansi keuangan adalah adanya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan
aturan-aturan yang harus digunakan didalam pengukuran dan penyajian laporan keuangan
untuk kepentingan eksternal. Dengan demikian, diharapkan pemakai dan penyusun laporan
keuangan dapat berkomunikasi melalui laporan keuangan ini, sebab mereka menggunakan
acuan yang sama yaitu SAK. SAK ini mulai diterapkan di Indonesia pada 1994,
menggantikan Prinsip-prinsi Akuntansi Indonesia tahun 1984.
Standar praktik akuntansi
Perusahaan publik – biasa disebut sebagai perusahaan terbuka - diharuskan untuk
mematuhi berbagai aturan akuntansi dalam rangka pembuatan laporan keuangan agar
pembaca laporan akan mudah memperbandingkan dengan laporan perusahaan lain.
Perusahaan biasa - biasa disebut sebagai perusahaan tertutup – biasanya juga diminta oleh
bank dan pemegang sahamnya untuk menyiapkan laporan sesuai dengan aturan-aturan.
Negara-negara yang menerapkan undang-undang sipil biasanya membuat standar
tersendiri dan di negara-negara dengan undang-undang berbahasa Inggris aturan-aturan
tersebut ditetapkan oleh organisasi-organisasi swasta.
5
Standar Akuntansi
di Amerika Serikat - US generally accepted accounting principles
di Britania Raya - UK generally accepted accounting principles
di Republik Rakyat Cina – Standar akuntansi Tiongkok
di Indonesia – Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
International - International Financial Reporting Standards
Kurang transparannya standar akuntansi di beberapa negara dianggap sebagai hambatan
dalam menjalin hubungan bisnis dengan mereka. Secara umum, krisis keuangan di Asia di
akhir tahun 1990-an sebagian disebabkan standar akuntansi yang kurang rinci.
Perusahaan-perusahaan raksasa di negara-negara Asia berhasil keluar dari kesulitan keuangan
dengan memanfaatkan standar akuntansi untuk menutup hutang dan kerugian yang begitu
besarnya dimana secara kolektif membawa negara-negara di wilayah tersebut menuju krisis
keuangan.
Namun demikian, skandal akuntansi di awal abad ke-21 yang melibatkan perusahaan seperti
Worldcom and Enron menunjukan batasan standar akuntansi di Amerika Serikat.
6
Daftar PSAK
Bagi para mahasiswa akuntansi pasti tidak akan asing lagi dengan yang namanya
PSAK. PSAK merupakan standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan di wilayah
Indonesia. Akan tetapi, apakah kalian semua tahu apa saja isi dari PSAK tersebut ? Saya
yakin 6 dari 10 mahasiswa akuntansi ( hehehe termasuk saya ) belum pernah membuka
PSAK dan tidak mengetahui apa saja yag ada di dalamnya.
Sebelum tahun 2012 nanti PSAK di konvergensi dengan IFRS sehingga semakin
tambah ruwet lagi, ada baiknya kita mengenal apa saja yang ada di dalam PSAK. Berikut ini
saya berikan Daftar PSAK untuk mempermudah anda dalam mengenali PSAK.
PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan (Revisi 1998)
PSAK 2 Laporan Arus Kas
PSAK 3 Laporan Keuangan Interim
PSAK 4 Laporan Keuangan Konsolidasi
PSAK 5 Pelaporan Segmen (Revisi 2000)
PSAK 6 Akuntansi dan Pelaporan Bagi Perusahaan dalam Tahap Pengembangan
PSAK 7 Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
PSAK 8 Peristiwa Setelah Tanggal Neraca
PSAK 9 Penyajian Aktiva Lancar dan Kewajiban Jangka Pendek
PSAK 10 Transaksi dalam Mata Uang Asing
PSAK 11 Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing
PSAK 12 Pelaporan Keuangan Mengenai Bagian Partisipasi dalam Pengendalian Bersama
7
Operasi dan Aset
PSAK 13 Akuntansi untuk Investasi
PSAK 14 Akuntansi Persediaan
PSAK 15 Akuntansi untuk Investasi dalam Perusahaan Asosiasi
PSAK 16 Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain
PSAK 17 Akuntansi Penyusutan
PSAK 18 Akuntansi Dana Pensiun
PSAK 19 Aktiva Tak Berwujud (Revisi 2000)
PSAK 20 Biaya Riset dan Pengembangan
PSAK 21 Akuntansi Ekuitas
PSAK 22 Akuntansi Penggabungan Usaha
PSAK 23 Akuntansi Pendapatan
PSAK 24 Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun
PSAK 25 Laba atau Rugi Bersih untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar, dan
Perubahaan Kebijakan Akuntansi
PSAK 26 Biaya Pinjaman (Revisi 1997)
PSAK 27 Akuntansi Perkoperasian (Revisi 1998)
PSAK 28 Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 1996)
PSAK 29 Akuntansi Minyak dan Gas Bumi
PSAK 30 Akuntansi Sewa Guna Usaha
PSAK 31 Akuntansi Perbankan (Revisi 2000)
PSAK 32 Akuntansi Pengusahaan Hutan
PSAK 33 Akuntansi Pertambangan Umum
PSAK 34 Akuntansi Kontrak Konstruksi
PSAK 35 Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi
PSAK 36 Akuntansi Asuransi Jiwa
PSAK 37 Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol
PSAK 38 Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
PSAK 39 Akuntansi Kerjasama Operasi (KSO)
PSAK 40 Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi
PSAK 41 Akuntansi Waran
PSAK 42 Akuntansi Perusahaan Efek
PSAK 43 Akuntansi Anjak Piutang
PSAK 44 Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat
8
PSAK 45 Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
PSAK 46 Akuntansi Pajak Penghasilan
PSAK 47 Akuntansi Tanah
PSAK 48 Penurunan Nilai Aktiva
PSAK 49 Akuntansi Reksadana
PSAK 50 Akuntansi Investasi Efek Tertentu
PSAK 51 Akuntansi Kuasi Reorganisasi
PSAK 52 Akuntansi Mata Uang Pelaporan
PSAK 53 Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham
PSAK 54 Akuntansi Restrukturisasi Hutang Piutang Bermasalah
PSAK 55 Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai
PSAK 56 Akuntansi Laba Per Saham
PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontijensi
PSAK 58 Operasi Dalam Penghentian
PSAK 59 Akuntansi Perbankan Syariah ( Sekarang dig anti PSAK 101 s.d. 106 )
PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah
PSAK 102: Akuntansi Murabahah
PSAK 103: Akuntansi Salam
PSAK 104: Akuntansi Istishna’
PSAK 105: Akuntansi Mudharabah
PSAK 106: Akuntansi Musyarakah
9
BAB II
ISI
Konverjensi ke IFRS di Indonesia
Indonesia saat ini belum mewajibkan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia
menggunakan IFRS melainkan masih mengacu kepada standar akuntansi keuangan lokal.
Dewan Pengurus Nasional IAI bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK dan Dewan
SAK merencanakan tahun 2012 akan menerapkan standar akuntansi yang mendekati
konvergensi penuh kepada IFRS.
Dari data-data di atas kebutuhan Indonesia untuk turut serta melakukan program
konverjensi tampaknya sudah menjadi keharusan jika kita tidak ingin tertinggal. Sehingga,
dalam perkembangan penyusunan standar akuntansi di Indonesia oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan (DSAK) tidak dapat terlepas dari perkembangan penyusunan standar
akuntansi internasional yang dilakukan oleh International Accounting Standards Board
(IASB). Standar akuntansi keuangan nasional saat ini sedang dalam proses secara bertahap
menuju konverjensi secara penuh dengan International Financial Reporting Standards yang
dikeluarkan oleh IASB. Adapun posisi IFRS/IAS yang sudah diadopsi hingga saat ini dan
akan diadopsi pada tahun 2009 dan 2010 adalah seperti yang tercantum dalam daftar-
daftar berikut ini.
Tabel 1:
IFRS/IAS yang Telah Diadopsi ke dalam PSAK hingga 31 Desember
2008
1. IAS 2 Inventories
2. IAS 10 Events after balance sheet date
3. IAS 11 Construction contracts
4. IAS 16 Property, plant and equipment
5. IAS 17 Leases
6. IAS 18 Revenues
7. IAS 19 Employee benefits
8. IAS 23 Borrowing costs
10
9. IAS 32 Financial instruments: presentation
10. IAS 39 Financial instruments: recognition and measurement
11. IAS 40 Investment propert
Tabel 2:
IFRS/IAS yang Akan Diadopsi ke dalam PSAK pada Tahun 2009
1. IFRS 2 Share-based payment
2. IFRS 4 Insurance contracts
3. IFRS 5 Non-current assets held for sale and discontinued operations
4. IFRS 6 Exploration for and evaluation of mineral resources
5. IFRS 7 Financial instruments: disclosures
6. IAS 1 Presentation of financial statements
7. IAS 27 Consolidated and separate financial statements
8. IAS 28 Investments in associates
9. IFRS 3 Business combination
10. IFRS 8 Segment reporting
11. IAS 8 Accounting policies, changes in accounting estimates and
errors
12. IAS 12 Income taxes
13. IAS 21 The effects of changes in foreign exchange rates
14. IAS 26 Accounting and reporting by retirement benefit plans
15. IAS 31 Interests in joint ventures
16. IAS 36 Impairment of assets
17. IAS 37 Provisions, contingent liabilities and contingent assets
18. IAS 38 Intangible assets
Tabel 3:
11
IFRS/IAS yang Akan Diadopsi ke dalam PSAK pada Tahun 2010
1. IAS 7 Cash flow statements
2. IAS 20 Accounting for government grants and disclosure of
government assistance
3. IAS 24 Related party disclosures
4. IAS 29 Financial reporting in hyperinflationary economies
5. IAS 33 Earning per share
6. IAS 34 Interim financial reporting
7. IAS 41 Agriculture
Dan untuk hal-hal yang tidak diatur standar akuntansi internasional, DSAK akan terus
mengembangkan standar akuntansi keuangan untuk memenuhi kebutuhan nyata di Indonesia,
terutama standar akuntansi keuangan untuk transaksi syariah, dengan semakin
berkembangnya usaha berbasis syariah di tanah air. Landasan konseptual untuk akuntansi
transaksi syariah telah disusun oleh DSAK dalam bentuk Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan Syariah. Hal ini diperlukan karena transaksi syariah
mempunyai karakteristik yang berbeda dengan transaksi usaha umumnya sehingga ada
beberapa prinsip akuntansi umum yang tidak dapat diterapkan dan diperlukan suatu
penambahan prinsip akuntansi yang dapat dijadikan landasan konseptual. Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan untuk transaksi syariah akan dimulai dari nomor 101 sampai dengan
200. (SY)
12
PROSES KONVERGENSI IFRS DI INDONESIA
IFRS (International Financial Reporting Standard) merupakan pedoman penyusunan
laporaan keuangan yang diterima secara global. Sejarah terbentuknya pun cukup panjang dari
terbentuknya IASC/ IAFC, IASB, hingga menjadi IFRS seperti sekarang ini. Jika sebuah
negara menggunakan IFRS, berarti negara tersebut telah mengadopsi sistem pelaporan
keuangan yang berlaku secara global sehingga memungkinkan pasar dunia mengerti tentang
laporan keuangan perusahaan di negara tersebut berasal.
Indonesia pun akan mengadopsi IFRS secara penuh pada 2012 nanti, seperti yang
dilansir IAI pada peringatan HUT nya yang ke – 51. Dengan mengadopsi penuh IFRS,
laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan
dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Adopsi penuh IFRS diharapkan memberikan
manfaat :
1. memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan menggunakan SAK yang
dikenal secara internasional.
2. meningkatkan arus investasi global.
3. menurunkan biaya modal melalui pasar modal global
dan menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
13
Strategi adopsi yang dilakukan untuk konvergensi ada dua macam, yaitu big bang
strategy dan gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa
melalui tahapan – tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara – negara maju.
Sedangkan pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini
digunakan oleh negara – negara berkembang seperti Indonesia.
PSAK akan dikonvergensikan secara penuh dengan IFRS melalui tiga tahapan, yaitu
tahap adopsi, tahap persiapan akhir dan tahap implementasi.
Tahap adopsi dilakukan pada periode 2008-2011 meliputi aktivitas adopsi seluruh
IFRS ke PSAK, persiapan infrastruktur, evaluasi terhadap PSAK yang berlaku. Pada 2009
proses adopsi IFRS/ IAS mencakup :
1. IFRS 2 Share-based payment
2. IFRS 3 Business combination
3. IFRS 4 Insurance contracts
4. IFRS 5 Non-current assets held for sale and discontinued operations
5. IFRS 6 Exploration for and evaluation of mineral resources
6. IFRS 7 Financial instruments: disclosures
7. IFRS 8 Segment reporting
8. IAS 1 Presentation of financial statements
9. IAS 8 Accounting policies, changes in accounting estimates
10. IAS 12 Income taxes
11. IAS 21 The effects of changes in foreign exchange rates
12. IAS 26 Accounting and reporting by retirement benefit plans
13. IAS 27 Consolidated and separate financial statements
14. IAS 28 Investments in associates
15. IAS 31 Interests in joint ventures
16. IAS 36 Impairment of assets
17. IAS 37 Provisions, contingent liabilities and contingent assets
18. IAS 38 Intangible assets
14
Pada 2010 adopsi IFRS/ IAS mencakup :
1. IFRS 7 Statement of Cash Flows
2. IFRS20 Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistanc
3. IFRS24 Related Party Disclosures
4. IFRS29 Financial Reporting in Hyperinflationary Economies
5. IFRS33 Earnings per Share
6. IFRS34 Interim Financial Reporting
7. IFRS41 Agriculture
Sedangkan arah pengembangan konvergensi IFRS meliputi :
1. PSAK yang sama dengan IFRS akan direvisi, atau akan diterbitkan PSAK yang baru
2. PSAK yang tidak diatur dalam IFRS, maka akan dikembangkan
3. PSAK industri khusus akan dihapuskan
4. PSAK turunan dari UU tetap dipertahankan
Pada 2011 tahap persiapan akhir dilakukan dengan menyelesaikan seluruh
infrastruktur yang diperlukan. Pada 2012 dilakukan penerapan pertama kali PSAK yang
sudah mengadopsi IFRS. Namun, proses konvergensi ini tidak semudah membalikkan
telapak tangan. Dampak yang ditimbulkan dari konvergensi ini akan sangat mempengaruhi
semua kalangan, baik itu bidang bisnis maupun pendidikan.
Dampak Konvergensi IFRS Di Indonesia
Indonesia akan mengadopsi IFRS secara penuh pada 2012 nanti,. Dengan
mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK tidak
memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Namun,
perubahan tersebut tentu saja akan memberikan efek di berbagai bidang, terutama dari segi
pendidikan dan bisnis.
15
DAMPAK KONVERGENSI IFRS TERHADAP
PENDIDIKANDampak konvergensi IFRS untuk bidang pendidikan antara lain :
1. Perubahan mind stream dari rule-based ke principle-based
2. Banyak menggunakan professional judgement
3. Banyak menggunakan fair value accounting
4. IFRS selalu berubah dan konsep yang digunakan dalam suatu IFRS dapat berbeda
dengan IFRS lain
5. Semakin meningkatnya ketergantungan ke profesi lain
6. Perubahan text-book dari US GAPP ke IFRS
DAMPAK KONVERGENSI IFRS TERHADAP BISNIS
Selain dampak terhadap dunia pendidikan IFRS juga menimbulkan dampak positif
dan negatif terhadap dunia bisnis. Berikut ini adalah berbagai dampak yang ditimbulkan dari
program konvergensi IFRS yang disampaikan dalam seminar setengah hari IAI dengan topik
"Dampak konvergensi IFRS terhadap Bisnis" yang diselenggarakan pada tanggal 28 Mei
2009 kemarin:
1. Akses ke pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan keuangan akan
lebih mudah dikomunikasikan ke investor global
2. Relevansi laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak menggunakan nilai
wajar
3. Disisi lain, kinerja keuangan (laporan laba rugi) akan lebih fluktuatif apabila harga-
harga fluktuatif
4. Smoothing income menjadi semakin sulit dengan penggunakan balance sheet
approach dan fair value
5. principle-based standards mungkin menyebabkan keterbandingan laporan keuangan
sedikit menurun yakni bila penggunaan professional judgment ditumpangi dengan
kepentingan untuk mengatur laba (earning management)
6. Penggunaan off balance sheet semakin terbatas.
16
BAB III
KESIMPULAN
IAS / IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh
International Accounting Standards Committee (IASC) / International Accounting Standard
Board (IASB).
Di Indonesia, laporan keuangan yang disampaikan kepada Bapepam wajib disusun
berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang dikeluarkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) dan praktik akuntansi lainnya yang lazim berlaku di pasar modal.
Selain itu, tanpa mengurangi ketentuan yang ada, Bapepam berwenang menetapkan ketentuan
akuntansi di bidang pasar modal. Dalam penyusunan PSAK, IAI mengacu pada IAS / IFRS
dengan tetap mempertimbangkan faktor lingkungan usaha yang ada. Harmonisasi PSAK
dengan IAS terus dilakukan dalam upaya untuk mendukung program harmonisasi yang
diprakarsai IASB. Dalam hal pengembangan suatu standar akuntansi karena adanya tuntutan
perkembangan dunia usaha di Indonesia yang belum diatur dalam IAS atau tidak dapat
diadopsi untuk kondisi di Indonesia. Pengadopsian Internasional Financial Reporting
Standards (IFRS) dibanyak negara, mengikuti pola yang berbeda tanpa memperlihatkan
apakah negara tersebut mengikuti Code Law atau Anglo-Saxon Accounting. Untuk negara
tertentu, seperti Inggris pengaruh IFRS tidak terlalu besar, namun untuk negara lain, akan
terjadi perubahan yang sangat besar.
17
DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.com
www.kanaka.co.id
http://acctbuzz.blogspot.com/2009/08/proses-konvergensi-ifrs-2012-di.html
http://www.iaiglobal.or.id/berita/detail.php?catid=&id=19
18