jurnal finish
TRANSCRIPT
Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Pada Wanita
Dengan Usia Reproduktif Lanjut
Andrew M. Kannitz, M.D
Seorang wanita berusia 48 tahun yang sehat dan tidak merokok bertanya
mengenai kontrasepsi. Dia memperhatikan bahwa waktu haidnya menjadi
kurang teratur dibandingkan dulu dan juga menyatakan dia mengalami hot
flashes kadangkala. Dia baru memasuki hubungan seksual yang baru setelah
bercerai, dan dia aktif melakukan hubungan seksual. Dia bertanya apakah dia
bisa mulai menggunakan kontrasepsi oral? Apakah nasehat anda kepada wanita
tersebut?
MASALAH KLINIS
Sewaktu terjadi peralihan kepada menstruasi spontan yang terakhir, kebanyakan
wanita perimenopause mengalami perubahan pada siklus haid dan gejala vasomotor
mereka. Walaupun masih terjadi ovulasi sporadis sampai menopause,1,2 fertilitas pada
wanita akan semakin berkurang saat mendekati menstruasi terakhir. Sebagai contoh,
dalam sebuah studi yang melibatkan wanita yang mengalami inseminasi dengan donor
sperma beku,3 tingkat fertilitas wanita berusia 40 tahun kurang dari setengah
dibandingkan dengan wanita berusia 35 tahun ke bawah.
Wanita dengan usia reproduktif lanjut lebih rentan mengalami akibat yang
merugikan sewaktu hamil dibandingkan dengan wanita yang lebih muda. Di Amerika
Serikat, rasio mortalitas berhubungan dengan kehamilan (kematian per 100.000
persalinan hidup) antara wanita 40 tahun dan lebih adalah 5 kali lebih tinggi angka
kejadiannya dibanding dengan wanita berusia 25-29 tahun, kondisi-kondisi yang bisa
terjadi sewaktu kehamilan seperti diabetes dan hipertensi juga meningkat resikonya
dengan umur.4,5 Pada tahun 2001, pada wanita berusia 40 tahun dan lebih terjadi kasus
aborsi induksi sebanyak 304 kasus per 1000 persalinan hidup di AS, rasio ini adalah
paling tinggi dibandingkan semua golongan umur kecuali remaja.6 Data tersebut
menekankan lagi kepentingan kontrasepsi yang efektif bagi wanita dengan usia
reproduktif lanjut.
Metode kontrasepsi jangka panjang pernah dibahas di dalam sebuah artikel
clinical practice yang telah lampau.7 Tinjauan ini memfokuskan kepada kontrasepsi
hormonal khususnya penggunaan kontrasepsi kombinasi estrogen-progestin, pada
wanita usia reproduktif lanjut (Tabel 1 dan 2).
STRATEGI DAN PEMBUKTIAN
Efisiensi Penggunaan Kontrasepsi
Wanita pada usia reproduktif usia lanjut mempunyai fertilitas yang kurang dan lebih
mungkin menggunakan kontrasepsi dengan benar dan konsisten berbanding dengan
wanita muda. Oleh sebab itu wanita pada golongan usia tua mengalami angka
kegagalan yang kurang dibandingkan wanita muda.8
Keselamatan
Tromboemboli vena
Usia tua dan obesitas adalah faktor resiko independen terjadinya tromboemboli vena
pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral kombinasi dan pada masa sekarang
resiko obesitas meningkat dengan bertambah usia. Resiko terkena tromboemboli vena
meningkat dengan tajam pada wanita usia diatas 39 tahun yang menggunakan
kontrasepsi oral kombinasi, dengan perkiraan sebanyak 100 kasus per 100.000 orang-
tahun pada wanita yang lebih tua dari 39 tahun berbanding dengan 25 kasus per
100.000 orang per tahun pada remaja.12 Resiko bertambah 2 kali lipat pada wanita
obesitas dibandingkan wanita non-obesitas yang memakai kontrasepsi oral.13 jadi
kontrasepsi kombinasi harus digunakan dengan waspada pada wanita usia reproduktif
lanjut yang obesitas, hanya kontrasepsi progestin atau IUD direkomendasikan kepada
wanita tersebut.14
Komponen estrogen dalam kontrasepsi oral kombinasi merupakan pemicu
pada resiko tromboemboli vena yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi
oral, dimana lebih tinggi dosis estrogen lebih besar resikonya.13 Walau bagaimanapun,
komponen progestin bisa juga menimbulkan resiko tromboemboli vena, misalnya
kontrasepsi oral yang diformulasi dengan progestin desogestrel mempunyai resiko 2
kali lebih besar dibanding kontrasepsi oral yang diformulasi dengan progestin jenis
levonorgestrel dan norgestimate.15 Meskipun kontrasepsi oral mengandung 20μg
estrogen lebih banyak diresepkan pada wanita usia reproduktif lanjut, belum ada bukti
yang kuat untuk mengkonfirmasi bahwa formulasi ini lebih aman dibandingkan
dengan kontrasepsi yang mengandung 30-35μg estrogen.
Wanita dengan sindroma trombofilik familial, termasuk karier mutasi faktor V
Leiden, mempunyai resiko untuk tromboemboli vena yang lebih tinggi pada
penggunaan kontrasepsi oral kombinasi berbanding dengan wanita yang tidak
mempunyai sindroma-sindroma tersebut.13 Skrining rutin untuk kondisi trombofilik
sebelum pemakaian kontrasepsi oral tidak dianjurkan disebabkan biaya skrining akan
melebihi kebaikannya14,16,17; walau bagaimanapun, kombinasi kontrasepsi oral
seharusnya dihindari pada wanita dengan kondisi trombofilik.
Infark Miokardial dan Strok e
Pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral, merokok dan hipertensi adalah
faktor resiko yang saling berhubungan untuk infark miokard dan stroke. Jadi
kontrasepsi kombinasi estrogen-progestin sewajarnya tidak digunakan oleh wanita
pada usia reproduktif lanjut yang merokok dan mempunyai hipertensi.14
Studi-studi yang dilakukan di luar menunjukkan kenaikan resiko infark
miokardial dan stroke dengan penggunaan kontrasepsi oral, prevalensi merokok dan
hipertensi yang tidak dirawat cukup tinggi pada peserta studi tersebut. Oleh karena itu
penemuan dari studi-studi tersebut bisa diaplikasikan pada wanita dengan usia
reproduktif lanjut yang sehat dan tidak merokok.14,16 Pada studi case-control yang
cukup besar yang berdasarkan data dari dua organisasi pemeliharaan kesehatan
(health maintenance organizations) di Amerika Serikat mengikutsertakan beberapa
peserta yang merupakan pengguna kontrasepsi oral di atas usia 35 tahun yang
merokok atau menderita hipertensi. Studi ini melaporkan bahwa tidak ada bukti yang
menunjukkan kenaikan resiko pada infark miokardial atau stroke pada wanita usia
reproduktif lanjut yang sedang menggunakan kontrasepsi oral yang mengandung
kurang dari 50μg ethinyl estradiol.18,19 Sebuah studi prospektif besar yang terbaru
yang melibatkan wanita Swedia berusia 30-49 tahun pada awal studi, termasuk 1761
pengguna kontrasepsi oral berusia 40-49 tahun, menambah jaminan pada pengguna
kontrasepsi oral yang mengandung dosis estrogen dengan kurang dari 50μg ethinyl
estradiol.20 Dibandingkan wanita yang sama sekali tidak pernah menggunakan
kontrasepsi oral, wanita yang pernah atau baru menggunakan kontrasepsi oral tidak
mengalami kenaikan resiko infark miokardial dalam selang waktu rata-rata 11 tahun
follow-up. Lebih lanjut, penggunaan kontrasepsi oral dimulai pada wanita berusia 30
tahun ke atas tidak berhubungan dengan kenaikan tingkat resiko infark miokardial
dibandingkan dengan penggunaan yang dimulai pada usia lebih muda.20
Pada dasarnya peningkatan resiko penyakit kardiovaskular berhubungan
dengan diabetes antara wanita premenopause dan postmenopause, ada baiknya untuk
membatasi penggunaan kontrasepsi oral kombinasi pada wanita dengan diabetes
dibandingkan dengan wanita berusia kurang dari 35 tahun dan bebas dari hipertensi,
penyakit vaskular yang lain dan nefropati. Kontrasepsi yang hanya mengandung
progestin dan IUD adalah pilihan yang sesuai untuk wanita yang tidak cocok
menggunakan kontrasepsi oral kombinasi.14
Walaupun kontroversial, beberapa data mengatakan wanita yang mengalami
migraine beresiko tinggi untuk mendapatkan stroke dengan penggunaan kontrasepsi
oral.19 Dalam studi case-control berdasarkan data dari organisasi pemeliharaan
kesehatan di Amerika Serikat, penggunaan kontrasepsi oral berhubungan dengan
resiko mendapatkan stroke 2 kali lebih tinggi pada wanita yang pernah mengalami
migraine dibanding dengan wanita yang tidak ada riwayat migraine.19 Studi ini tidak
membedakan antara migraine beraura atau tidak. Dalam hasil studi yang lain, wanita
yang mengalami migraine dengan aura bertambah besar resikonya untuk
mendapatkan stroke dibandingan dengan mereka yang mengalami migraine tanpa
aura; diantara wanita yang mengalami migraine dengan aura ditambah menggunakan
kontrasepsi oral dan merokok semakin meningkatkan resiko mereka untuk
mendapatkan stroke.21 Pedoman terbaru dari American College of Obstetricians &
Gynecologists dan WHO merekomendasikan kontrasepsi oral dengan hanya progestin
atau menggunakan IUD pada wanita dengan usia reproduktif lanjut dengan
migraine.14,17
Kanker Payudara
Hubungan yang tampak dari pemberian estrogen jangka lama dan kanker payudara
telah meningkatkan perhatian bahwa penggunaan kontrasepsi hormonal bisa
meningkatkan resiko terjadinya kanker. Akan tetapi, dalam studi kohort di Inggris
melibatkan lebih dari 1 juta orang-tahun di followup, penggunaan kontrasepsi oral
(dimana mengandung 50μg atau lebih ethinyl estradiol) tidak ada hubungan dengan
peningkatan resiko kanker payudara, begitu juga pada wanita yang menggunakan
kontrasepsi untuk jangka waktu yang lama. Resiko juga tidak bertambah dengan
penggunaan baru atau lama beberapa dekade yang lalu. Tetapi laporan tersebut tidak
menyatakan usia wanita dalam studi itu yang menggunakan kontrasepsi oral.22
Studi Woman’s Contraceptive and Reproductive Experiences (CARE), studi
case-control berdasarkan populasi tidak menunjukkan peningkatan resiko kanker
payudara invasive atau insitu pada wanita yang merupakan pengguna baru atau lama
kontrasepsi oral berbanding dengan wanita yang tidak pernah menggunakannya.23,24,
studi ini juga mencakup analisa yang dibatasi pada wanita yang mulai menggunakan
kontrasepsi oral pada usia 40-an. Studi CARE juga menunjukkan tidak adanya
hubungan yang signifikan antara penggunaan injeksi progestin saja depot medroxy –
progesterone acetate (DMPA) atau kontrasepsi implant dengan resiko kanker
payudara.25
Studi terbaru case-control berdasarkan populasi di AS juga menunjukkan
tidak ada peningkatan resiko kematian dari kanker payudara pada wanita yang pernah
menggunakan kontrasepsi oral dibandingkan dengan kelompok yang tidak pernah
menggunakannya. Studi ini termasuk subgroup wanita yang mulai menggunakan
kontrasepsi oral pada usia 30 tahun ke atas.26 Walaupun data yang tersedia
mengindikasikan bahwa penggunaan kontrasepsi oral kombinasi atau kontrasepsi
dengan hanya progestin tidak mengakibatkan resiko kanker, laporan ini hanya
mengikutsertakan beberapa wanita di atas 45 tahun.
Resiko kanker payudara yang berpontensi untuk meningkat dengan
penggunaan kontrasepsi hormonal harus diberi perhatian lebih khususnya kepada
mereka yang mempunyai riwayat keluarga yang pernah mengidap penyakit kanker
payudara. Meskipun begitu, data yang tersedia tidak menyatakan bahwa resiko
keturunan kanker tidak dilihat sebagai kontraindikasi untuk penggunaan kontrasepsi
kombinasi estrogen-progestin atau tipe progestin saja pada wanita usia reproduktif
lanjut. Dalam studi prospektif besar di Kanada yang melibatkan wanita dengan
riwayat keturunan keluarga dengan kanker payudara (usia rata-rata 49 tahun),
Tabel 1. Kontrasepsi oral yang tersedia di Amerika Serikat*
Formulasi Regimen
Angka Kehamilan
(Penggunaan secara
umum pada tahun
pertama) †%
Komentar
Kombinasi Estrogen-progestin
8Kebanyakan Formulasi tersedia dalam bentuk generik
21 tablet aktif dan 7 tablet plasebo
Ethinyl estradiol 20 μg
Levonorgestrel 0,1 mg(Aviane‡, Lutera‡)Norethindrone acetate 1 mg(Junel 21 1/20‡)
Terjadi lebih banyak perdarahan tidak teratur dibanding formulasi dengan dosis estrogen yang lebih tinggi§;tidak ada data yang menunjukan bahwa lebih aman dibandingkan formulasi dengan 30 atau 35 μg ethinyl estradiol§
Ethinyl estradiol 25 μg
Norgestimate 0,18 mg, 7 tablet;Norgestimate 0,215 mg, 7 tablet;and Norgestimate 0,25 mg, 7 tablet(Ortho Tri-Cyclen Lo¶)
Ethinyl estradiol 30 μg Levonorgestrel 0,15 mg (Portia‡)
Ethinyl estradiol 35 μg Norethindrone 1 mg (Necon 1/35‡)
28 hari dengan interval bebas hormon yang lebih
singkat
Ethinyl estradiol 20 μg — Desogestrel 0,15 mg,21 tablets; 2 tablet placeboand ethinyl estradiol 10 μg, 5 tablet (Kariva‡)Ethinyl estradiol 20 μg — drospirenone 3 mg,24 tablet; and 4 placebo tablet (Yaz¶)
Penakanan lebih besar pada aktifitas folikel ovarium dibandingkan dengan plasebo interval 7 hari
Kontrasepsi oral yang diperpanjangkan
Ethinyl estradiol 30 μg — levonorgestrel 0.15 mg, 84 tablet; and 7 tablet plasebo (Quasense‡)
Awalnya terjadi perdarahan tidak teratur dibandingkan dengan regimen bulanan; perdarahan teratur terjadi setiap 3 bulan
Progestin saja, 28 tablet aktif
Norethindrone 0,35 mg
(Camila‡, Errin‡)8
Lebih banyak perdarahan tidak teratur dibandingkan dengan kontrasepsi oral kombinasi;
Dosis mungkin tidak adekuat untuk menekan ovulasi;
Angka kegagalan mungkin bisa lebih tinggi dibandingkan dengan kontrasepsi oral combinasi estrogen-progestin†
* daftar ini tidak mencakup keseluruhan. Progestin yang terdapat di formulasi kontrasepsi oral AS termasuk desogestrel, drospirenone, levonorgestrel, norethindrone, norethindrone acetate, norgestimate, dann norgestrel.† Angka kelahiran diharapkan lebih rendah pada pengguna kontrasepsi oral dengan usia reproduksi lanjut (data dari Trussell8).‡ Obat Generik.§ Data dari Gallo et al.9
¶ Di Amerika Serikat tidak terdapat jenis generik dari obat ini.
penggunaan kontrasepsi oral dulu maupun sekarang tidak mempunyai hubungan
dengan peningkatan resiko kanker payudara 27; informasi mengenai status mutasi
BRCA tidak disediakan.
Studi-studi yang dilakukan kepada karier-karier mutasi BRCA mempunyai
hasil yang berbeda. 28,29 Dalam satu studi,28 penggunaan kontrasepsi oral berhubungan
dengan peningkatan resiko kanker payudara pada wanita dengan mutasi BRCA1
(odds ratio, 1,20; 95% CI, 1,02-1,40) tetapi tidak begitu pada wanita dengan mutasi
BRCA2, sedangkan pada studi yang lain29 tidak ada peningkatan resiko yang
signifikan pada wanita di 2 kelompok yang berbeda itu.
Tabel 2. Kontrasepsi Hormonal Non Oral.*
Jenis KontrasepsiPengeluaran Hormon
HarianJadwal Penggunaan Profil Perdarahan
Angka Kehamilan (Penggunaan secara umum pada tahun pertama)†
%Kombinasiestrogen–progestin
Transdermal Patch(Ortho Evra)
Ethinyl estradiol 20 μg;Norelgestromin 150 μg
Gunakan 1 tempelan/minggu selama 3 minggu, lepaskan selama 1 minggu, ulangi dengan tempelan baru
Perdarahan selama minggu tanpa tempelan
8†
Vaginal Ring (NuvaRing)
Ethinyl estradiol 15 μg; etonogestrel 120 μg
Masukan cincin selama 3 minggu, lepaskan selama 1 minggu, ulangi dengan cincin baru
Perdarahan selama minggu tanpa cincin
8†
Progestin saja
Levonorgestrel-Releasing intrauterine device (Mirena)
Kira-kira 20 μg Sampai 5 tahun
Peningkatan awal pada hari perdarahan;12 bulan setelah pemakaian, 20-50% pengguna mengalami amenorrhea‡
0.1†
Etonogestrel implant (Implanon)
60–70 μg pada awal;25–30 μg pada akhir tahun 3
Sampai 3 tahun
Bervariasi; jarang, berkepanjangan, dan perdarahan yang sering biasa terjadi pada awal;3 bulan setelah pemakaian, 14-20% pengguna amenorrhea§
<1§
Injeksi DMPA
Depo-Provera 150 mg, intramuskular Setiap 3 Bulan
Awalnya perdarahan tak terduga biasa terjadi;12 bulan setelah inisiasi, 50% pengguna amenorrhea¶
3†
Depo-SubQ Provera 104 mg, subkutan Setiap 3 bulan Awalnya perdarahan tak terduga biasa terjadi;
<1¶
12 bulan setelah inisiasi, 50% pengguna amenorrhea¶
* Selain dari depo-provera intramuskular, semua kontrasepsi tersebut tersedia hanya dalam formulasi merek dagang. DMPA=depot medroxyprogesterone acetate.† Angka kehamilan diharapkan rendah pada pengguna kontrasepsi dengan usia reproduksi lanjut. Data dari Trussell.8
‡ Data dari Peterson dan Curtis.7
§ Data dari Funk et al. 10
¶ Data dari Kaunitz.11
Keuntungan Non-Kontrasepsi
Perdarahan Uterin Berat & Tidak Teratur
Di Amerika Serikat, angka pembedahan histerektomi tertinggi pada wanita golongan
umur 40-44 tahun.30 Pembedahan ini dan ablasi atau reseksi endometrium biasanya
dilakukan pada wanita golongan usia ini disebabkan oleh perdarahan berat ketika
menstruasi, yang sering berhubungan dengan fibroid di uterus atau adenomiosis.
Penggunaan kontrasepsi oral bisa mengembalikan siklus, dan perkiraan jumlah hari
haid pada wanita dengan usia reproduktif lanjut yang mempunyai perdarahan uterus
disfungsional. Dalam uji-coba pada wanita berusia 15-50 tahun dengan perdarahan
uterus disfungsional, lebih dari 80% yang secara acak menerima kontrasepsi oral –
dibandingkan dengan kurang dari 50% dari mereka yang di dalam kelompok plasebo
– menunjukkan perbaikan dalam pola perdarahan mereka.31 Tambahan pula,
penurunan signifikan kehilangan darah sewaktu menstruasi yang berhubungan dengan
penggunaan kontrasepsi oral telah dilaporkan pada wanita yang menorrhagia dan juga
pada wanita yang bermenstruasi seperti biasa.32
Penggunaan IUD levonorgestrel bisa mengobati secara efektif menorrhagia,
termasuk menorrhagia dengan penyebab seperti fibroid dan adenomiosis. 33-35 Oleh
karena penggunaan kontrasepsi injeksi jangka panjang menyebabkan amenorrhea,
beberapa klinisi menganjurkan DMPA untuk mengobati menoragia; tetapi data yang
menyokong pendekatan ini masih terbatas.11
Gejala-gejala Vasomotor
Gejala-gejala vasomotor sering terjadi pada wanita perimenopause. Terapi hormonal
cukup efektif untuk mengobati gejala-gejala ini, tetapi dosis estrogen yang biasanya
digunakan pada wanita postmenopause (biasanya setara dengan 5-10μg ethinyl
estradiol) tidak cukup untuk menghentikan ovulasi.2 Berdasarkan pengalaman klinis
menyarankan penggunaan kontrasepsi oral dapat menurunkan gejala vasomotor pada
wanita perimenopause, walaupun hal ini belum diteliti dengan baik. Dalam sebuah
uji-coba double-blind, jumlah dan tingkat keparahan gejala vasomotor tampaknya
berkurang dengan faktor sekitar dua pada wanita yang secara acak dipilih untuk
menerima kontrasepsi oral mengandungi 20μg estrogen, dibandingkan dengan wanita
yang menerima plasebo, tetapi perbedaannya tidak signifikan secara statistik.36 Dalam
studi observasional prospektif, 90% wanita perimenopause dengan gejala-gejala
vasomotor yang menggunakan kontrasepsi oral mengandung 30μg ethinyl estradiol
telah mengalami kesembuhan total dari gejala-gejala 2 bulan atau lebih setelah
memulai penggunaan kontrasepsi oral, sedangkan hanya 40% yang tidak
menggunakan kontrasepsi oral melaporkan perbaikan pada gejala vasomotor.37
Dalam uji-coba yang melibatkan wanita perimenopause simptomatik,
penggunaan estrogen equine terkonjugasi oral (dosis 1,25mg/hari) dan IUD
levonorgestrel-releasing menghasilkan perbaikan yang memuaskan pada gejala
vasomotor; kebanyakan peserta menjadi amenorik dan hiperplasia endometrium tidak
terjadi pada subjek studi manapun.38 Dalam uji-coba plasebo terkontrol, dosis
kontrasepsi DMPA telah terbukti menekan gejala vasomotor pada wanita
menopause.39
Gejala vasomotor juga bisa terjadi pada wanita perimenopause yang
menggunakan formulasi kontrasepsi oral dengan 21 tablet aktif pada hari bebas
hormon. Beberapa ahli klinis meresepkan regimen kontrasepsi oral yang diperpanjang
atau terus-menerus untuk menurunkan gejala-gejala tersebut, meskipun pendekatan
ini belum diteliti dengan secukupnya.
Kesehatan Tulang
Densitas mineral dalam tulang (Bone Mineral Density, BMD) menurun pada wanita
dengan usia reproduktif lanjut.40 Data dari uji-coba yang diacak, mengindikasi bahwa
penggunaan kontrasepsi oral meningkatkan BMD pada wanita golongan tersebut.40
Pada studi case-control di Swedia berdasarkan populasi, terhadap wanita menopause,
riwayat penggunaan kontrasepsi oral diasosiasikan dengan penurunan sebanyak 25%
resiko terkena fraktur panggul; penurunan lebih besar tampak pada wanita yang
menggunakan kontrasepsi oral pada usia 40 tahun ke atas dan juga yang telah
menggunakannya untuk jangka masa yang lama.41 Sebaliknya, analisa data dari studi
kohort observasional oleh Women’s Health Initiative tidak menunjukkan penurunan
resiko fraktur pada wanita postmenopause yang dulunya merupakan pengguna
kontrasepsi oral, tetapi peserta studi tidak diklasifikan berdasarkan sejak kapan
mereka menggunakan kontrasepsi oral.42
Penggunaan DMPA intramuscular (dengan dosis 150mg) atau DMPA
subkutan (dengan dosis 104mg) berhubungan dengan penurunan BMD. Tetapi, pada
pengguna yang lama, termasuk wanita yang mulai menggunakan DMPA pada usia 40
tahun ke atas, BMD mereka sama dengan wanita yang sama sekali tidak
menggunakan DMPA.11,43 Data mengenai resiko fraktur pada wanita postmenopause
yang sebelumnya pernah menggunakan DMPA sangatlah kurang.
Kanker
Wanita yang menggunakan formulasi kontrasepsi oral rendah estrogen mempunyai
sekurang-kurangnya penurunan resiko sebanyak 50% untuk terkena kanker ovarium
subsekuen epitelial dibandingkan wanita yang tidak pernah menggunakan formulasi
tersebut.16 Durasi yang lama penggunaan berhubungan dengan perlindungan yang
lebih baik.22,44 Walaupun proteksi yang berhubung dengan penggunaan kontrasepsi
oral mungkin menurun seiring dengan waktu, tampaknya hal ini dapat bertahan
setidaknya selama 3 dekade setelah digunakan terakhir kali. Oleh karena angka
kejadian kanker ovarium meningkat seiring dengan usia, proteksi yang berhubungan
dengan penggunaan kontrasepsi oral mungkin relevan pada wanita dengan usia
reproduktif lanjut. Penggunaan kontrasepsi oral telah dihubungkan dengan penurunan
resiko kanker ovarium baik antara wanita karier dan non-karier dari mutasi BRCA.45.46
Berdasarkan data observasional yang luas mengindikasikan bahwa
penggunaan kontrasepsi yang mengandung 30μg atau lebih estrogen berhubungan dgn
penurunan sebanyak 50% resiko mengidap kanker endometrium,16 dengan proteksi
terhadap penyakit meningkat dengan semakin lama paparan dan bertahan selama 2
dekade setelah berhenti menggunakan kontrasepsi oral.32.47 Penggunaan DMPA
diasosiasikan dengan penurunan resiko kanker endometrium sebanyak 80%.48
Penggunaan kontrasepsi oral telah dihubungkan dengan kira-kira penurunan
sebanyak 20% resiko untuk mendapatkan kanker kolorektal.22,49 Dibandingkan dengan
proteksi terhadap kanker ovarium dan endometrium, proteksi terhadap kanker
kolorektal yang diasosiasikan dengan penggunaan kontrasepsi oral tidak meningkat
dengan durasi pemakaian yang lebih lama. Penggunaan kontrasepsi oral dalam 5
tahun terakhir mungkin berhubungan dengan perlindungan yang lebih besar terhadap
kanker kolorektal.22,44
HAL-HAL YANG BELUM DIPASTIKAN
Penggunaan kontrasepsi oral pada wanita dengan usia reproduktif lanjut semakin
meningkat, dengan 11% wanita berusia 40-44 tahun di Amerika Serikat yang
menggunakan kontrasespsi oral dan melapor pada tahun 2002 berbanding dengan 6%
saja pada tahun 1995.50,51 Meskipun begitu wanita dengan usia reproduktif tua tidak
diberikan perhatian sewajarnya dalam studi penggunaan kontrasepsi oral, dan
informasi mengenai keselamatan dan keuntungan non-kontrasepsi dari kontrasepsi
hormonal pada wanita golongan usia ini amatlah terbatas.
Data mengenai keuntungan non-kontrasepsi dan resiko kontrasepsi cincin
vagina yang mengeluarkan estrogen dan progestin masih kurang. Walaupun data
farmakokinetik mengenai tempelan kontrasepsi oral menunjukan paparan yang lebih
terhadap estrogen dibandingkan kontrasepsi oral ataupun cincin vagina,52 hasil
penemuan studi yang membandingkan resiko tromboemboli vena pada penggunaan
tempelan dan kontrasepsi oral menunjukkan pertentangan.53 Sambil menunggu data
yang lebih lanjut, kontraindikasi penggunaan kombinasi kontrasepsi oral harus
dipertimbangkan juga pada pemakaian kontrasepsi cincin dan tempelan.14,17
Waktu optimum untuk memberhentikan penggunaan kontrasepsi oral pada
wanita dengan usia reproduktif lanjut masih belum bisa dipastikan. Perhitungan kadar
hormon FSH telah dianjurkan sebagai cara untuk mengidentifikasi wanita yang sudah
menopause dan tidak membutuhkan kontrasepsi lagi, tetapi perhitungan ini mungkin
salah dan tidak direkomendasikan. Peningkatan kadar FSH yang menandakan sudah
menopause, dapat terjadi pada wanita yang ovulasi dengan usia reproduktif lanjut.2
Lagipula, dalam suatu studi yang lain, kadar FSH disupresi yang menandakan status
premenopause dilaporkan pada mayoritas kelompok wanita postmenopause yang
dievaluasi 1 bulan setelah menghentikan kontrasepsi oral.54 Strategi yang sewajarnya
dilakukan untuk wanita yang sehat dan tidak merokok dan menggunakan kontrasepsi
kombinasi dengan baik yaitu menghentikan cara kontrasepsi ini pada awal usia 50an
sampai pertengahan 50an, dimana kemungkinan ovulasi rendah.14 Kontrasepsi IUD
yang dipakai sampai usia 55 tahun harus diwaspadai pada wanita menstruasi yang
memilih untuk berhenti menggunakan kontrasepsi oral mendekati umur 50 tahun.
PEDOMAN DARI BADAN PROFESIONAL
WHO dan American College of Obstetrics & Gynecologists telah menyusun sebuah
pedoman yang hampir sama dalam penggunaan kontrasepsi hormonal kombinasi pada
wanita dengan usia reproduktif lanjut (Tabel 3).
Tabel 3. Pedoman mengenai penggunaan kontrasepsi kombinasi Estrogen-Progestin pada wanita berumur ≥ 35 tahun, berdasarkan faktor resiko.*
Faktor ResikoPedoman
ACOG WHO
Obesitas
Progestin saja atau kontrasepsi intrauterine lebih aman dibandingkan kontrasepsi kombinasi estrogen-progestin†
Keuntungan biasanya lebih banyak daripada kerugian‡
MerokokLebih baik menggunakan Progestin saja atau kontrasepsi intrauterine†
Resikonya tidak dapat diterima
HypertensionLebih baik menggunakan Progestin saja atau kontrasepsi intrauterine†
Resikonya tidak dapat diterima
DiabetesLebih baik menggunakan Progestin saja atau kontrasepsi intrauterine†
Resikonya tidak dapat diterima
MigraineLebih baik menggunakan Progestin saja atau kontrasepsi intrauterine†
Resikonya tidak dapat diterima
Bukan salah satu diatas
Wanita sehat tidak merokok yang menggunakan kontrasepsi kombinasi dapat terus menggunakannya sampai 50-55 tahun, setelah menimbang resiko dan keuntungannya
Untuk wanita berumur ≥40 tahun, resiko penyakit kardiovaskuler meningkat seiring bertambah usia dan juga dapat bertambah dengan penggunaan kontrasepsi kombinasi hormonal;Jika tidak mengalami efek klinis yang buruk lainnya, kombinasi kontrasepsi hormonal dapat digunakan sampai menopause
* Rekomendasi dari American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG)14 and the World HealthOrganization (WHO).17
† Kategori ini meliputi kontrasepsi oral progestin saja, DMPA, kontrasepsi implan,dan tembaga dan progestin-releasing intrauterine device.‡ Obesitas pada wanita 35 tahun dan lebih tidak dinyatakan secara spesifik.
KESIMPULAN DAN SARA N
Wanita yang sehat tanpa masalah kesehatan dan tidak merokok dengan usia
reproduktif lanjut seperti kasus di awal artikel, bisa menggunakan kombinasi
kontrasepsi estrogen-progestin dengan aman. Keuntungannya termasuk kontrasepsi
yang efektif dan penurunan perdarahan yang tidak teratur dan gejala vasomotor yang
berhubungan dengan peralihan perimenopause. Data epidemiologi yang tersedia juga
menyatakan keuntungan potensial dari penggunaan jangka panjang, termasuk
penurunan resiko fraktur pada wanita postmenopause, dan kanker ovarium,
endometrium atau kolorektal. Walau bagaimanapun bagi wanita dengan usia
reproduktif lanjut yang mengalami obesitas, merokok atau menghidap hipertensi,
diabetes, migraine, resiko kardiovaskuler yang berhubungan dengan kontrasepsi oral
kombinasi lebih banyak merugikan daripada menguntungkan. Untuk wanita tersebut
pilihan terbaik mereka adalah memakai kontrasepsi yang mengandung progestin saja
dan kontrasepsi intrauterin14 dan sterilisasi (buat mereka yang tidak menginginkan
anak lagi).7 Walaupun begitu, apapun metode kontrasepsinya, tetap disarankan
penggunaan kondom bagi semua wanita yang beresiko terjangkit penyakit menular
seksual (PMS).
Journal Reading
Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Pada Wanita
Dengan Usia Reproduktif Lanjut
Oleh
Yusuf Arrazi 05120013
Sudhir Kumar 05120207
Mahendra Abdythama 06120157
Pembimbing
Dr. Hendri Zola, Sp.OG
BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUD SAWAHLUNTO
2011