tugas anak

Upload: indah-pratiwii-iriandy

Post on 10-Mar-2016

228 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ghjghkhjljkl

TRANSCRIPT

1.1 Anemia aplastik adalah kelainan darah yang ditandai dengan penurunan komponen selular pada darah tepi yang diakibatkan oleh kegagalan produksi di sumsum tulang (pabrik pembuat sel darah). Pada keadaan ini jumlah sel-sel darah yang diproduksi tidak memadai. Penderita mengalami pansitopenia, yaitu suatu keadaan dimana terjadi kekurangan jumlah sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan trombosit. Hal ini berbeda dengan leukemia atau kanker sel darah putih (leukosit)yang hasil pemeriksaan laboratorium darahnya menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih. Jadi perlu diketahui hasil pemeriksaan laboratorium darah tersebut secara lengkap untuk mengetahui penyakit yang mana. Anemia aplastik sering diakibatkan oleh radiasi dan paparan bahan kimia. Akan tetapi, pada sebagian besar pasien penyebabnya tidak dapat diketahui. Anemia aplastik dapat juga terkait dengan infeksi virus dan dengan penyakit lain.1.2 Diagnosa pasti ditegakkan berdasarkan pemeriksaan darah dan dan pemeriksaan sumsum tulang. Pada anemia aplastik ditemukan pansitopenia disertai sumsum tulang yang miskin selularitas dan kaya akan sel lemak sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Pansitopenia dan hiposelularitas sumsum tulang tersebut dapat bervariasi sehingga membuat derajat anemia aplastik.Diagnosa BandingDiagnosis banding anemia yaitu dengan setiap kelainan yang ditandai dengan pansitopenia perifer. Beberapa penyebab pansitopenia: Kelainan sumsum tulang myelodisplasia, Leukemia akut, Myelofibrosis, Penyakit Infiltratif (limfoma, myeloma, carcinoma, hairy cell leukemia), Anemia megaloblastik Kelainan bukan sumsum tulang Hipersplenisme, Sistemik lupus eritematosus, Infeksi: tuberculosis, AIDS, leishmaniasis, brucellosis.Kelainan yang paling sering mirip dengan anemia aplastik berat yaitu sindrom myelodisplastik dimana kurang lebih 5 sampai 10 persen kasus sindroma myelodisplasia tampak hipoplasia sumsum tulang. Beberapa ciri dapat membedakan anemia aplastik dengan sindrom myelodisplastik yaitu pada myelodisplasia terdapat morfologi film darah yang abnormal (misalnya poikilositosis, granulosit dengan anomali pseudo-Pelger- Het), prekursor eritroid sumsum tulang pada myelodisplasia menunjukkan gambaran disformik serta sideroblast yang patologis lebih sering ditemukan pada myelodisplasia daripada anemia aplastik. Selain itu, precursor granulosit dapat berkurang atau terlihat granulasi abnormal dan megakariosit dapat menunjukkan lobulasi nukleus abnormal (misalnya mikromegakariosit unilobuler).Kelainan seperti leukemia akut dapat dibedakan dengan anemia aplastik yaitu dengan adanya morfologi abnormal atau peningkatan dari sel blast atau dengan adanya sitogenetik abnormal pada sel sumsum tulang. Leukemia akut juga biasanya disertai limfadenopati, hepatosplenomegali, dan hipertrofi gusi.Hairy cell leukemia sering salah diagnosa dengan anemia aplastik. Hairy cell leukemia dapat dibedakan dengan anemia aplastik dengan adanya splenomegali dan sel limfoid abnormal pada biopsi sumsum tulang. dengan normoselular sumsum tulang biasanya disebabkan oleh sistemik lupus eritematosus (SLE), infeksi atau hipersplenisme. Perbedaannya adalah selularitas sumsum tulang yang normoselular.1.3 Pada kasus ini ditegakkan berdasarkan adanya gejala dan tanda anemia dan granulositopenia tanpa adanya organomegali. Hal ini diperkuat dengan pemeriksaan penunjang yang mendukung dimana semua sel darah mengalami penurunan jumlah. Dari pemeriksaan BMA didapatkan sumsum tulang hiposeluler, aktivitas semua sistem tertekan. Tampak dominasi limfosit dan sel lemak.Diagnosis banding yaitu ITP dapat disingkirkan karena pemeriksaan darah rutin dan blood smear pada ITP hanya akan terjadi trombositopenia. Diagnosis leukemia dapat disingkirkan karena biasanya terjadi organomegali dan pada blood smear akan ditemukan sel-sel muda. Kedua diagnosis banding di atas akan jelas dapat disingkirkan apabila dilakukan pemeriksaan BMA.1.4 KELAINAN LEUKOSITBerbagai macam penyakit mungkin bermanifestasi pada tingginya jumlah leukosit (leukositosis) atau rendahnya jumlah leukosit (leukopenia) (Kumar et al., 2005). Sedangkan, jumlah leukosit normal manusia adalah sekitar 5000-10000/ml, dengan volume rata-rata sekitar 7000/ml (Sherwood, 2001).LeukositosisLeukositosis mengacu pada naiknya jumlah leukosit. Hal ini biasa terjadi pada reaksi infeksi, dan terkadang merupakan indikasi pertama dari pertumbuhan neoplasma dari leukosit tersebut.Penyebab leukositosis dibagi menjadi 2, yaitu secara fisiologis dan patologis.Leukositosis fisiologis terjadi missal pada:- Olahraga (latihan fisik)- Stress emosi- Menstruasi- Masa persalinan (Obstetric Labor)Leukositosis patologis terjadi pada:- Infeksi Akut : Lokal dan umum.Lokal : Pneumonia, meningitis, abses.Umum : Demam rematik akut, sepsis, kolera.- Intoksikasi : Metabolik, keracunan, masuknya secara parenteral protein asing.Metabolik : uremia, asidosis, eklamasi, goutKeracunan oleh bahan-bahan kimia: obat-obatan dan racun, misal: Hg, epinefrin,racun kalajengkingMasuknya secara parenteral protein-protein asing: vaksin- Perdarahan akut- Hemolisa akut- Nekrosis jaringan (Tahono,dkk., 1992)LeukopeniaAdalah keadaan di mana leukosit kurang dari normal. Biasanya kurang dari 4000/ml.Leukopenia terdapat pada- Penyakit karena bakteri: Typhus abdominalis, paratyphus, Febris undulans.- Penyakita karena virus : Morbili, Parotitis, Influenza, Rubella, HepatitisInfeksiosa.- Keadaan toksis- Keracunan benzol- Anemia aplastik- Akibat sinar XLeukemialeukemia juga memiliki gejala leukositosis, namun disebabkan oleh keganasan. Definisi leukemia adalah keganasan hematologik akibat proses neoplastik yang disertai gangguan diferensiasi (maturation arrest) pada berbagai tingkatan sel induk hemopoetik, sehingga terjadi ekspansi progresif dari kelompok (clone) sel ganas tersebut dalam sumsum tulang, kemudian sel leukemia beredar secara sistemik (Bakta, 2006)Klasifikasi Leukemia:Akut : merupakan leukemia dengan perjalanan klinis yang cepat, tanpa pengobatan penderita rata-rata meninggal dalam 2-4 bulan. Namun dengan pengobatan yang baik, ternyata leukemia akut memilki kesembuhan lebih banyak bila dibandingkan leukemia kronik. Leukemia akut dibagi menjadi 2, yaitu:a. Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL)b. Acute Myeloid Leukemia (AML)Namun secara klinis, AML dan ALL sulit dibedakan, oleh karena itu pemeriksaan apusan darah tepi menjadi sangat penting untuk menentukan diagnosis, terapi, dan prognosis bagi pasien (Bakta, 2006).1. Kronik : a. Chronic Lymphoblastic Leukemia (CLL) : merupakan leukemia limfoidkronik, terdiri dari beberapa jenis kelainan yang ditandai oleh proliferasi maturelooking lymphosites, baik sel B maupun sel T.b. Chronic Myeloid Leukemia (CML) : merupakan leukemia kronik, dengan gejala yang timbul perlahan-lahan dan sel leukemia berasal dari transformasi sel induk myeloid. CML merupakan kelainan klonal (clonal disorder) dari pluripotent stem cell dan tergolong sebagai salah satu kelainan mieloproliferatif (myeloproliferative disorder)1.5 SUMSUMTULANG/BONEMARROWSumsum Tulang/Bone Marrow adalah jaringan lunak yang terdapat dalam rongga tulang yang berfungis memproduksi sel darah baru. Sel darah baru yang dihasilkan berupa sel induk/stem cells yang kemudian berkembang menjadi SEL DARAH PUTIH/LEUKOSIT berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi, SEL DARAH MERAH/ERITROSIT dengan haemoglobinnya berfungsi membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh, dan TROMBOSIT/KEPING DARAH/PLATELETS berfungsi untuk membekukan darah jika terjadi pendarahan.1.5 SEL DARAH PUTIH/LEUKOSITSel darah putih terdiri dari: NEUTROFIL/NEUTROPHIL berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya. Neutrofil yang mati menyebabkan adanya nanah. EOSINOFIL/EOSINOPHIL terutama berhubungan dengan infeksi parasit. Meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit. BASOFIL/BASOPHIL terutama bertangguna jawab memberi reaksi alergi dan antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan MONOSIT/MONOCYTES membagi fungsi pembersih dari neutrofil, dengan tugas tambahan memberikan potongongan patogen kepada Sel T sehingga patogen tersebut dapat dihafal dan dibunuh 1.6 SISTEMLIMFA/LIMFOSIT terdiri dari:-Sel B/B Cells membuat antibodi yang mengikat patogen/organisme penyebab penyakit dan menghancurkannya.-Sel T/T Cells membantu sel B membuat antibody melawan infeksi.-Sel Pembunuh Alami/Natural Killer Cells menyerang sel kanker dan virus

Biasanya dalam Test Darah Lengkap tertera jumlah ketiga sel darah secara rinci dan dapat dilihat sel darah mana yang berkurang dan lebih.

Jika sel darah putih rendah maka yang bersangkutan rentan terhadap infeksi yang sangat berbahaya pada kesehatan dan dapat mengakibatkan kematian.