tugas pemeriksaan fisik anak

24
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemeriksaan fisik lebih dari satu rangkaian latihan tehnikal. Hal itu merupakan tuntutan yang sama sensitifnya dengan kebutuhan fisik dan psikologis anak yang sulit dikenal dan tidak sama dengan yang lainnya. Pendekatan dalam pemeriksaan fisik bergantun pada umur dan perbedaan anak. Pada bayi dan anak kecil akan merasa lebih aman dan berkurang rasa takutnya dengan kehadiran orang tua, misalnya ibu. Cara pemeriksaan bayi dan anak pada umumnya sama dengan pemeriksaan pada orang dewasa, yaitu inspeksi, palpasi (periksa raba ).perkusi ( periksa ketuk ), dan auskultasi (periksa dengar dengan menggunakan stetoskop), observasi (pengamatan secara seksama) Pemeriksaan dilakukan pada seluruh tubuh, dari ujung rambut sampai ujung kaki,namun tidak harus dengan urutan tertentu. Pemeriksaan yang menggunakan alat seperti pemeriksaan tengkorak, mulut, telinga, suhu tubuh, tekanan darah, dan lain-lainnya sebaiknya dilakukan paling akhir,karena dengan melihat atau memakai alat-alat, umumnya anak menjaadi takut atau merasa tidak nyaman,sehingga menolak dipetiksa lebih lanjut. B. TUJUAN PEMERIKSAAN FISIK Tujuan pemeriksaan fisik adalah memperoleh informasi yang akurat tentang keadaan fisik pasien. Karena sifat alamiah bayi 1

Upload: fhian-anwar

Post on 25-Jul-2015

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Pemeriksaan Fisik Anak

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemeriksaan fisik lebih dari satu rangkaian latihan tehnikal. Hal itu merupakan tuntutan

yang sama sensitifnya dengan kebutuhan fisik dan psikologis anak yang sulit dikenal dan

tidak sama dengan yang lainnya.

Pendekatan dalam pemeriksaan fisik bergantun pada umur dan perbedaan anak. Pada

bayi dan anak kecil akan merasa lebih aman dan berkurang rasa takutnya dengan kehadiran

orang tua, misalnya ibu.

Cara pemeriksaan bayi dan anak pada umumnya sama dengan pemeriksaan pada orang

dewasa, yaitu inspeksi, palpasi (periksa raba ).perkusi ( periksa ketuk ), dan auskultasi

(periksa dengar dengan menggunakan stetoskop), observasi (pengamatan secara seksama)

Pemeriksaan dilakukan pada seluruh tubuh, dari ujung rambut sampai ujung kaki,namun

tidak harus dengan urutan tertentu. Pemeriksaan yang menggunakan alat seperti

pemeriksaan tengkorak, mulut, telinga, suhu tubuh, tekanan darah, dan lain-lainnya

sebaiknya dilakukan paling akhir,karena dengan melihat atau memakai alat-alat, umumnya

anak menjaadi takut atau merasa tidak nyaman,sehingga menolak dipetiksa lebih lanjut.

B. TUJUAN PEMERIKSAAN FISIK

Tujuan pemeriksaan fisik adalah memperoleh informasi yang akurat tentang keadaan

fisik pasien. Karena sifat alamiah bayi dan anak, ururan pemeriksaan tidak harus menuruti

sistematika yang lazim pada orang dewasa. Dalam pemeriksan anak harus memperhatikan

kebutuhan perkembangan mental anak. Penggunaan perkembanagn mental dan kronologi

umur sebagai kriteria utama dalam pengkajian tiap sistem tubuh

memudahkan/menyelesaikan dari beberapa tujuan, diantaranya :

a) Untuk menentukan kelainan yang segera memerlukan pertolongan dan sebagai

dasar untuk pemeriksaan selanjutnya.

b) Mampu memperagakan pemeriksaan kepala sampai kaki pada bayi.

c) Menyebutkan nilai pemeriksaan bayi normal pada masing_masing daerah

pemeriksaan fisik.

d) Mengidentifikasi minimal 6 Variasi bayi yang lazim di temukan.

1

Page 2: Tugas Pemeriksaan Fisik Anak

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. PENGERTIAN

Pemeriksaan fisik adalah proses berkelanjutan yang dimulai secara wawancara,

terutama dengan menggunakan inspeksi atau observasi. Selama pemeriksaan yang lebih

formal,alat-alat untuk perkusi,palpasi dan auskultasi ditambahkan untuk memantapkan dan

menyaring pengkajian sistem tubuh.Seperti pada riwayat kesehatan, obyekyif dari

pengkajian fisik adalah untuk merumuskan diagnsa keperawatan dan mengevaluasi

keefektivan intervensiterapeutik.( Wong,2003).

Pengkajian merupakan tahap pertama dalam proses keperawatan,dimana tiap tahap

perawatan melakukan pengkajian data yang diperoleh dari hasil wawancara, laporan teman

sejawat, catatan keperawatan, atau catatan kesehatan lain dan pengkajian fisik.( Robert

Priharjo, 1993 ).Physical examination merupakan tehnik maneuver yang terdiri dari

beberapa rangkaian, yang masing-masing anak memlik sensifitas dan verbal baik fisik

maupun spikologik.( Wong, 1993 ) Pemeriksaan fisik lebih dari suatu rangkaian latihan

tehnikal. Hal itu merupakan tuntutan yang sama sensivitasnya dengan kebutuhan fisik dan

psikologik anak yang sulit di kenal dan tidak sama dengan yang lainnya.( Wong, 1993 ).

2. KOMUNIKASI SEBELUM PEMERIKSAAN FISIK

Sebagai tenaga medis sebelum melakukan pemeriksaan hendaknya jangan mengabaikan

komunikasi walaupun pada anak sekalipun. Hal ini bertujuan agar nantinya ia mendapatkan

informasi yang akurat dengan pasien. Adapun komunikasi yang dilakukan perawat sebelum

melakukan pemeriksaan fisik antara lain:

a) Bicara terlebih dahulu pada orang tua, tunjukkan bahwa kita akan membina

hubungan yang baik dengannya. Dengan demikian, anak akan melihat bahwa kita

berbuat baik terhaap orang tuanya. Kemudian perhatian kita alihkan pada anak

dengan tujuan semula, yaitu melakukan pengkajian.

b) Mulai kontak dengan anak dengan menceritakan sesuatu yang lucu. Dengan

demikian harapkan anak akan tertarik dengan pembicaraan perawat dan mau

bekerja sama.

2

Page 3: Tugas Pemeriksaan Fisik Anak

c) Gunakan mainan sebagai pihak ketiga dalam bentuk yang lain sebagai titik masuk

berbicara pada anak. Hal ini akan sangat efektif terutama pada anak usia toddler dan

anak pra sekolah

d) Apabila memungkinkan, ajukan pilihan pada anak tersebut tentang pemeriksaan

yang diinginkan, sambil duduk atau di tempat tidur, atau di pangku oleh

orangtuanya.

e) Pemeriksaan yang menimbulkan trauma dilakukan paling terakhir. Dengan

demikian, pilih pemeriksaan yang paling sederhana atau yang dapat dilakukan sambil

bermain terlebih dahlu.

f) Hindarkan pemeriksaan dengan menggunakan alat yang menimbulkan rasa takut,

misalnya termometer atau stetoskop yang terasa dingin.

3

Page 4: Tugas Pemeriksaan Fisik Anak

BAB III

PEMBAHASAN

1. PEMERIKSAAN ANAK

Walaupun pemeriksaan fisik dilakukun dengan prosedur yang tidak menyebabkan rasa

sakit, tetapi kepada seorang anak dengan menggunakan jari, telapak tangan, lengan,

pemeriksaan dalam telinga dan mulut,menekn abdomen dan mendengarkan dasa dengan

permukaan metal yang dingin dapat menimbulkan stresful. Pemeriksaan fisik ini harus

menjadi hal yang menyenangkan dan sama baik hasilnya. Misalnya dengan anak pre school

dan yang lebih tua perawat dapat menggunakan gambar atau boneka untuk membantu

anak belajar tentang tubuh mereka.Tehnik “Paper Doll” merupakan pendekatan yang

digunakan untuk mengajarkan anak tentang bagian tubuh mereka yang diperiksa.

Kesimpulannya adalah saat kunjungan anak dapat membawa paper doll sebagai pengingat

pengalaman. Banyak permintaan anak yang sangat kooperatif ketika orang tua bersama

mereka. Hal ini ada yang menyebabkan, bagaimanapun saat anak yang lebih tua terutama

adolence lebih memilih di periksa sendiri pada pemeriksaan genetalia, sering anak yang

sedang diperiksa juga disertai saudara kandungnya yang dapat menyebabkan ke tidak

teraturan kerena ada boredom.

Sebuah taktik untuk membantu mereka adalah untuk memberikan mereka kesempatan

untuk mencoba alat pemeriksaan seperti stetoskop atau spatel lidah dan memuji anak atas

“Bantuannya”selama pemeriksaan.

2. PEMERIKSAAN FISIK.

Keterampilan pengkajian fisik meliputi:

a) Inspeksi

b) Palpasi

c) Perkusi

d) Auskultasi.

4

Page 5: Tugas Pemeriksaan Fisik Anak

Pemeriksaan fisik yang lengkap terdiri dari;

Pemeriksaan Antropometri :mengukur beratbadan,Tinggi badan,Lingkar kepala.

Pemeriksaan sistem organ:Pemeriksaan rupa,kulit,kepala dan

leher,muka,telinga,mata,hidung,mulut,dada,bahu,lengan dan

tangan,abdomen,genetalia,ekstremitas,pungging dan anus.

Pemeriksaan Neurologik: Pemeriksaan refleks yang dapat di lihat.

a. PERSIAPAN ALAT

1. Pengukur/meteran/penggaris/Stadiometer

2. Penimbang BB

3. Termometer dan spekulum

4. Optalmoskop

5. Arloji berdetik

6. Manset:

- Bayi baru lahir ukurannya : lebar kantong 2,5-4,0 cm dan panjang Kantongnya 5,0-9,0

cm

- Bayi ukurannya:lebar kantong 4,0-6,0 cm dan panjang kantongnya 5,0-9,0

- Anak-anak lebar kantong 7,5-9,0 Cm dan panjang kantongnya 17,0-19,0 cm.

7. Stesoskop

8. Oksilometri

9. Peniti,kapas, objek dingin/kapas

10.Spatel lidah

11. Garpu tala

12. Snellen

13. Senter

14. Gambar warna

b. PELAKSANAAN PEMERIKSAAN FISIK ANAK

Persiapan Bayi

Sebelum dapat duduk sendiri:Terlentang atau telungkup atau lebih baik di pangkuan

orang tua.

5

Page 6: Tugas Pemeriksaan Fisik Anak

Usia 4 sampai 6 bulan dapat di tempatkan di atas meja periksaan.

Setelah dapat duduk sendiri:Gunakan posisi duduk di pangkuan orang tua jika

mungkin

Jika diatas meja, tempatkan dan pandangan penuh pada orang tua.

Bila tenang auskultai jantung, paru, abdomen

Catat frekuensi jantung dan pernafasan.

Palpasi dan perkusi area yang sama

Lanjutkan dengan arah biasa,kepala ke kaki

Lakukan prosedur traumatic di bagian akhir, mata, telinga, mulut (sambil menangis)

Munculkan reflek-reflek saat bagian tubuh tersebut diperiksa

Lakukan pemeriksaan reflek Moro di bagian akhir

Lepaskan semua pakaian bila suhu ruangan memungkinkan.

Biarkan popok terpasang pada bayi

Tingkatkan kerja sama dengan distraksi,obyek erang,bunyi-bunyi dengan

mulut,bicara.

Berikan kotak kecil dikedua tangan bayi yang lebih besar,sampai pelepasan volunter

berkembang di akhir tahun pertama,bayi tidak mampu menggenggam

obyek(misalnya stetoskop,otoskop)( Farber,1991 )

Tersenyum pada bayi gunakan suara yang lembutdan perlahan

Tenangkan dengan sebotol air gula atau makanan .

Minta bantuan orang tua untuk memegang bayi pada pemeriksaan telinga dan

mukut.

Hindari gerakan yang kasar dan mengejutkan.

Usia Bermain

Duduk atau berdiri diatas atau disamping orang tua.

Telungkup atau terlentang dipangkuan orang tua.

Inspeksi area tubuh,melalui permainan “Hitung Jari” gelitik jari kaki.

Gunakan kontak fisik minimal diawal pemeriksaan.

Kenalkan alay dengan perlahan. Auskultasi,perkusi,palpasi bila tenang

Lakukan prosedur traumatic terakhir (sama dengan bayi)

Minta orang tua untuk melepaskan pakaian bagian luar

6

Page 7: Tugas Pemeriksaan Fisik Anak

Lepaskan pakaian dalam pada saat tubuh tersubut di periksa

Izinkan untuk melihat-lihat alay,menunjukkan penggunaan alat biasanya tidak efektif

Jika tidak kooperatif lakukan prosedur dengan cepat

Gunakan restrain bila tepat,minta bantuan orang tua.

Bicarakan pemeriksaan bila dapat bekerja sama :gunakan kalimat pendek.

Berikan pujian untuk perilaku kooperatif.

Anak Pra Sekolah

Lebih suka berdiri atau duduk.

Biasanya kooperatif dengan posisi telungkup/atau terlentang menyukai kedekatan

dengan orang tua.

Jika kooperatif ,lakukan dari kepala ke jari kaki.

Bila tidak kooperatif,lakukan seperti pada anak usia bermain.

Minta anak melepaskan pakaiannya.

Izinkan untuk menggunakan celana dalam bila malu.

Berikan kesempata untuk melihat alat:tunjukkan dengan singkat penggunaannya.

Buat cerita tentang prosedur :”saya mau melihat seberapa kuat otot-ototmu”

Gunakan tehnik boneka kertas

Beri pilihan jika mungkin

Hargai kerja sama : gunakan pernyataan positif ”Buka Mulutmu”

Anak Usia Sekolah

Menyukai duduk

Kooperatif hampir semua posisi anak kecil menyukai kehadiran orangtua.

Anak yang lebih besar menyukai privasi.

Lakukan dari kepala dan kaki

Bila tidak kooperatif ,lakukan seperti pada anak usia bermain.

Minta untuk melepaskan pakain sendiri.

Biarkan untuk memakai celana dalam

Beri skor untuk dipakai

Jelaskan tujuan peralatan dan kepentingan prosedur seperti otoskop untuk melihat

gendang telinga,yang diperlukan untuk mendengar.

Ajarkan tentang fungsi tubuh dan perawatannya.

7

Page 8: Tugas Pemeriksaan Fisik Anak

3. TEHNIK PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI

A. PEMERIKSAAN ANTHOPOMETRI

1. Penimbangan berat badan

Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol sebelum

penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi

2. Pengukuran panjang badan

Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit

dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak

lentur.

3. Ukur lingkar kepala

Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi.

4. Ukur lingkar dada

Ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada (pengukuran

dilakukan melalui kedua puting susu)

B. PEMERIKSAAN SISTEM ORGAN

1. Kepala

Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya

normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,moulding yang

buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang

kepala tumpang tindih yang disebut moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali

setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan

ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi

akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada

mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan

intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba

fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya

trisomi 21.Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal

hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak.Perhatikan adanya

kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya

8

Page 9: Tugas Pemeriksaan Fisik Anak

2. wajah

wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini

dikarenakan posisi bayi di intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti

sindrom down atau sindrom piere robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat

trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.

4. Mata

- Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.

- Periksa jumlah, posisi atau letak mata

- Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna

- Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran

kemudian sebagai kekeruhan pada kornea

- Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus

tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang

dapat mengindikasikan adanya defek retina

- Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina

- Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat

menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan

- Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down

4. Hidung

- Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5

cm.

- Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan

kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral, fraktur

tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring

- Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini

kemungkinan adanya sifilis kongenital

- Periksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung mengembang

menunjukkan adanya gangguan pernapasan.( Depkes Ri,2003 )

9

Page 10: Tugas Pemeriksaan Fisik Anak

5. Mulut

- Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir

menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia

- Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari

dasar mulut)

- Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras

dan lunak

- Perhatika adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi

akibatvEpistein’s pearl atau gigi

- Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau

tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote)

- Bibir sumbing (Bennet & Brown, 1999).

6. Telinga

- Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya

- Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang

- Dauntelinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagia atas

- Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears)

terdapat pada bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin)

- Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan

abnormalitas ginjal.

7. Leher

- Leher bayibiasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya

harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang

leher

- Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad fleksus

brakhialis

- Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya

pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis

- Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya

kemungkinan trisomi 21.

10

Page 11: Tugas Pemeriksaan Fisik Anak

8. Klavikula

Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi

yang lahir dengan presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa kemungkinan

adanya fraktur.

9. Tangan

- Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan ke

bawah

- Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya

kerusakan neurologis atau fraktur

- Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili

- Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan

dengan abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21

- Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga

menimbulkan luka dan perdarahan.

10. Dada

- Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris

kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia

diafragmatika. Pernapasan yang normal dinding dada dan abdomen bergerak secara

bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal pada saat bernapas perlu diperhatikan

- Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak

simetris

- Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal

11. Abdomen

- Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada

saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan

- Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika

- Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor

lainnya

- Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau

ductus omfaloentriskus persisten.(Lodermik, Jensen 2005)

11

Page 12: Tugas Pemeriksaan Fisik Anak

12. Genetalia

- Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang

uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis

- Periksa adanya hipospadia dan epispadia

- Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua

- Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora

- Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina

- Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh

pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding).(Lodermik, Jensen 2005) (Lodermik,

Jensen 2005)

13. Anus dan rectum

- Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya

- Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam

belumkeluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon atau

obstruksi saluran pencernaan

14. Tungkai

- Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan

meluruskan keduanya dan bandingkan

- Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan dengan

adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis.

- Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki

15. Spinal

Periksa psina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda

abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut

yang dapat menunjukkan adanya abdormalitas medula spinalis atau kolumna

vertebra.(Lodermik, Jensen 2005)

16. Kulit

- Perhatikan kondisi kuli bayi.

- Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir

- Periksa adanya pembekakan

- Perhatinan adanya vernik kaseosa

- Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan

12

Page 13: Tugas Pemeriksaan Fisik Anak

4. TEHNIK PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK

1. Menentukan tinggi badan

Suruh ana dengan kaos kaki atau tanpa kaos kaki berdiri tegak pada timbangan

standar dan ukur tinggi badan di mana anak berdiri diatas tanda sampai yang

terdekat 0,1cm(0,03 inci)

2. Menentukan berat badan

Anak kecil(20 bln – 5 thn) pakaian anak di buka kecuali celana dalam dan di timbang

dengan timbangan berdiri sedangkan anak 5 tahun ke atas di timbang dengan

berpakaian.Peningkatan atau penurunan berat badan yang tiba-tiba harus di

perhatikan.

3. Pengukuran tanda-tanda vital

a. Pengukuran suhu tubuh

- Pilih tempat pengukuran suhu berdasarkan umur dan kondisi anak( aksila,oral,rektal

dan timpani)

- Atur posisi anak yang sesuai

- Usahakan mencatat tempat pengukuran suhu karena perbedaan tempat-tempat

tertentu tidak dapat di anggap tetap

b .Pengukuran nadi

- Ukur denyut nadi bila bayi atau anak diam

- Pilih tempat yang tepat. Denyut apikal di ukur pada anak yang berumur kurang dari

2 tahin karena denyut rasialis sulit untuk penempatan.

- Auskultasi denyut rasialis dan apikal selama 1 menit penuh.

c. Pengukuran tekanan pernapasan

- Kaji pernapasan bayi atau anak sebelum memulai prosedur yang intrusif.jika bayi

atau anak menangis tunggu sampai diam.

- mati siklus pernapasan dengan lengkap,hitung pernapasan selama 1 menit penuh.

- Ketika menghitung perhatikan kedalaman dan irama pernapasan anak

d. Pengukuran tekanan darah

- Pilih metode yang tepat.palpasi dapat dilakukan daripada auskultasi jika anak

mempunyai arteri brakialis yang kecil dan dalam.tehnik flush bisa di pilih jika

mungkin untuk memperoleh hasil pengukuran tekanan darah pada anak kecil atau

bayi dengan cara lain.

13

Page 14: Tugas Pemeriksaan Fisik Anak

- Pilih tempat dan ukuran manset yang tepat

- Pengukuran tekanan darah harus dilakukan sebelum prosedur yang menimbulkan

kecemasan

4. Pengkajian sistem tubuh

a. Kepala dan Leher

Pengkajian leher meliputi evaluasi trakea dan kelenjar tiroid.kepala di kaji

terhadap ukuran,bentuk dan kesimetrisan.Fontanel dan sutura diperiksa dan kontrol

kepala di perhatikan.Mulai pemeriksaan dari kepala ke leher memberikan kemajuan

pengkajian sistematik.

b. Mata

Pengkajian mata meliputi pemeriksaan mata eksternal dan

internal,ketajaman penglihatan,gerakan

ekstraokular,posisi,penjajaran( alignment)dan penglihatan warna.

c. Telinga

Pengkajian telinga meliputi inspeksi telinga luar dan telinga dalam,menguji

ketajaman pendengaran,dan pemeriksaan otoskopik.bidan juga berfokus pada

riwayat kesehatan anak dalam upaya untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang

menempatkan anak berisiko terhadap masalah-masalah pendengaran.

d. Muka,Hidung dan rongga mulut

Muka memberikan gambaran tentang statusemosional anak danpetujuk-

petunjuk terhadap keadaan neurogis dan alergi.Hidung memberikan jalan masuk ke

seluruh pernafasan dan mulut memberikan jalan masuk ke saluran

pencernaan.Pemeriksaan Hidung mulutdan sinus memberikan informasi tentang

fungsi saluran pernafasan,saluran pencernaan dan tentang kesehatan anak secara

keseluruhan.

e. Integumen

Pengkajian integuman meliputi inspeksi dan palpasi kulit,kuku,rambut dan

kulit kepala dan dapat di satukan dengan pengkajian bagian tubuh lainnya.

f. Toraks dan paru-paru

Pengkajian sistim pernafasan meliputi observasi yang cermat terhadap

tingkah laku anak dan pengkajian toraks dan dada anterior dan posterior

14

Page 15: Tugas Pemeriksaan Fisik Anak

g. Sistem kardiovaskular

Jantung merupakan fokus utama pengkajian kardiovaskular pada bayi dan

anak.pengkajian sirkulasi perifer halus dilakukan pada keadaan-keadaan serta

penggunaan gips.Auskultasi memberikan data yang paling signifikan tentang status

jantung .Metode auskultasi lebih di tekankan namun metode pengkajian lain tidak

dapat di abaikan.

h. Abdomen

Didalam vakum abdomen terdapat organ-organ dari struktur-struktur dari

sistim genitourinaria,sistim gastrointestinal,dan sistem hamapotik.Pengkajian

abdomen benar-benar merupakan pengkajian banyak sistem dan umumnya

mengikuti pengkajian toraks dan paru-paru.Bising usus yang lemah dapat di

pengaruhi oleh manipulasi manual jadi urutan pengkajian adalah inspeksi,auskultasi

dan palpasi.

i. Sistem limfatik

Sistim limfatik meliputi limfe, limpa dan sumsum tulang.Nodus limfe

superfisial dan limfa dapat di capai. untuk pengkajian sistim limfatik sering kali

terintegrasi dengan pengkajian leher,payudara,dan abdomen.

j. Sistem reproduksi

Pengkajian sistim reproduksi pada bayi dan anak meliputi inspeksi organ

genetalia eksterna.Penilaian ganataliaa interna di lakukan oleh bidan yang secara

khusus disiapkan dangan keahlian tersebut.

k. Sistem muskuloskeletal

Pengkajian dapat di peroleh dangan sejumlah besar data tentang sistem

muskuloskeletal dengan melihat anak berjalan,duduk,dan melakukan berbagai

aktivitas selama pengkajian kesehatan.Pengkajian yang spesifik membantu dalam

melakukan skristing terhadap kelainan pada masa anak-anak seperti

clubfoot,dislokasi pinggulkonginital dan skoliosiss.

15

Page 16: Tugas Pemeriksaan Fisik Anak

l. Sistem persarafan

Pengkajian sistem persyaafan meliputi observasi dan pengkajian status

mental,fungsi motorik,fungsi sensorik,fungsi saraf kranial,refleks-refleks dan

otomatisme bayi.ketelitian pengkajian tergantung pada keluhan,data penunjang dari

pengkajian kesehatan,alasan pengkajian,kondisi dan umur anak.

16

Page 17: Tugas Pemeriksaan Fisik Anak

BAB IV

KESIMPULAN

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan antara lain:

1. Pengkajian fisik pada anak memerlukan teknik-teknik dan pengalaman khusus untuk

dapat melakukannya, karena masing-masing anak memiliki respon yang berbeda pada

setiap tindakan.

2. Tujuan dari pemeriksaan fisik sesuai usia adalah untuk memperoleh informasi yang akurat

tentang keadaan pasien.

3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan fisik antara lain :

Posisi pada saat melakukan pemeriksaan fisik

Umur pasien atau anak

Persiapan anak

Tingkat kesadaran anak

Bagaimana keadaan normal dan abnormalitas baik potensial maupun aktual sistem

yang dikaji

6. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik perawat diharapkan mengerti dan memahami sifat

dan karakter anak pada tiap-tiap tumbuh kembang anak.ssss

5. Menjaga dan mempertahankan anak supaya kooperatif dalam pemeriksaan maka

sangat perlu dilakukan kerja sama orang-tua, karena orang-tua pemegang keputusan

utama dan orang yang paling dekat dengan anak.

17