anak tugas 2

62
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dalam kondisi sakit tubuh manusia akan mengalami perubahan-perubahan fisiologis sebagai kompensasi tubuh dalam mempertahankan homeostatis tubuh, baik itu orang dewasa maupun anak-anak. Perubahan-perubahan yang terjadi meliputi kebutuhan akan kebutuhan nutrisi, kebutuhan cairan dan elektrolit ketika sakit, perubahan kebutuhan aktivitas, perubahan kondisi suhu tubuh yang berkaitan erat dengan infeksi yang terjadi ketika sakit. Ketika seorang anak sakit perubahan akan kebutuhan nutrisi, cairan, aktivitas, peningkatan suhu tubuh dengan hubungannya dengan infeksi saling berhubungan satu sama lain dan hal tersebut nantinya akan berhubungan dengan cara penanganan terhadap penyakit yang dialami sang anak. Seringkali orang tua ataupun tenaga kesehatan tidak mengetahui bahwa kelima faktor tersebut saling berhubungan dan hanya mementingkan satu dari keempat faktor tersebut dalam rencana penanganan ketika seorang anak atau klien anak sakit, padahal penanganan kelima faktor tersebut memiliki hubungan yang saling terikat satu sama lain. Contohnya, ketika kita menghitung kebutuhan nutrisi (kalori)seseorang terutama anak baik 1

Upload: megha-piscgirlz

Post on 07-Aug-2015

109 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANAK TUGAS 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

dalam kondisi sakit tubuh manusia akan mengalami perubahan-perubahan

fisiologis sebagai kompensasi tubuh dalam mempertahankan homeostatis tubuh,

baik itu orang dewasa maupun anak-anak. Perubahan-perubahan yang terjadi

meliputi kebutuhan akan kebutuhan nutrisi, kebutuhan cairan dan elektrolit ketika

sakit, perubahan kebutuhan aktivitas, perubahan kondisi suhu tubuh yang

berkaitan erat dengan infeksi yang terjadi ketika sakit.

Ketika seorang anak sakit perubahan akan kebutuhan nutrisi, cairan,

aktivitas, peningkatan suhu tubuh dengan hubungannya dengan infeksi saling

berhubungan satu sama lain dan hal tersebut nantinya akan berhubungan dengan

cara penanganan terhadap penyakit yang dialami sang anak.

Seringkali orang tua ataupun tenaga kesehatan tidak mengetahui bahwa

kelima faktor tersebut saling berhubungan dan hanya mementingkan satu dari

keempat faktor tersebut dalam rencana penanganan ketika seorang anak atau klien

anak sakit, padahal penanganan kelima faktor tersebut memiliki hubungan yang

saling terikat satu sama lain. Contohnya, ketika kita menghitung kebutuhan nutrisi

(kalori)seseorang terutama anak baik ketika sehat maupun sakit pasti akan melihat

pola kebutuhan aktivitas. Ketika seorang anak sakit misalnya demam akan terjadi

peningkatan suhu tubuh yang ada pengaruhnya dengan infeksi dalam tubuh

seorang anak yang menyebabkan demam. saat terjadi demam kebutuhan cairan

seseorang akan terjadi peningkatan karena peningkatan suhu tubuh dapat

menyebabkan dehidrasi.

Sehingga dalam makalah ini kami akan membahas keterkaitan kelima

kebutuhan tersebut ketika diaplikasikan dalam suatu kasus. Kita akan menyajikan

analisa dari masing-masing kebutuhan terhadap contoh kasus yang diberikan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana analisa konsep nutrisi terhadap kasus penyakit yang

disajikan?

1

Page 2: ANAK TUGAS 2

2. Bagaimana analisa konsep peningkatan suhu tubuh dan penanganannya

terhadap kasus penyakit yang disajikan?

3. Bagaimana analisa kebutuhan cairan pasien pada kasus penyakit yang

disajikan ?

4. Bagaimana analisa kebutuhan aktifitas pasien pada kasus penykit yang

disajikan ?

5. Bagaimana analisa konsep infeksi dan pencegahan infeksi yang harus

dilakukan pada kasus penyakit yang disajikan.

1.3 Tujuan

1. Menganalisa konsep nutrisi terhadap kasus penyakit yang disajikan.

2. Menganalisa konsep peningkatan suhu tubuh dan penanganannya

terhadap kasus penyakit yang disajikan.

3. Menganalisa kebutuhan cairan pasien pada kasus penyakit yang

disajikan.

4. Menganalisa kebutuhan aktifitas pasien pada kasus penykit yang

disajikan.

5. Menganalisa konsep infeksi dan pencegahan infeksi yang harus

dilakukan pada kasus penyakit yang disajikan.

1.4 Manfaat

1. Mampu menganalisa konsep nutrisi terhadap kasus penyakit yang

disajikan.

2. Mampu menganalisa konsep peningkatan suhu tubuh dan

penanganannya terhadap kasus penyakit yang disajikan.

3. Mampu menganalisa kebutuhan cairan pasien pada kasus penyakit yang

disajikan.

4. Mampu menganalisa kebutuhan aktifitas pasien pada kasus penyakit

yang disajikan.

5. Mampu menganalisa konsep infeksi dan pencegahan infeksi yang harus

dilakukan pada kasus penyakit yang disajikan.

2

Page 3: ANAK TUGAS 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Nutrisi

2.1.1 Pengertian Nutrisi

Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan

oleh tubuh yang bertujuan menghasilakan energy dan digunakan dalam

aktivitas tubuh.

Nutrisi merupakan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh yang ditemukan

pada makanan. Nutrien adalah sejenis zat kimia organik maupun anorganik

yang terdapat dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan

fungsinya. Nutrisi essensial (kelompok nutrien) yang seimbang terdiri dari:

1. Air, sebagai komponen penyususn sel yang utama air juga berperan dalam

menyalurkan zat-zat makanan menuju sel, membantu proses kimia dalam

tubuh dan berperan dalam mengontrol temperatur tubuh.

2. Karbohidrat merupakan zat gizi yang terdapat dalam makanan, pada

umumnya dalam bentuk amilum. Berfungsi sebagai sumber energi bagi

tubuh. terbagi menjadi:

a) Monosakarida

b) Disakarida

c) Polisakarida

3. Protein, merupakan substansi organik dengan kandungan unsur karbon,

hidrogen, oksigen dan nitrogen. Dijumpai dalam sitoplasma semua sel

hidup, baik hewan ataupun tumbuhan.

4. Lemak, Merupakan senyawa yang mengandung unsur karbon,hidrogen,

dan oksigen. Lemak dasar tersusun atas trigliserida dan asam lemak.

5. Vitamin, terbagi menjadi 2 macam antara lain :

a) Vitamin yang larut dalam lemak: A,D,E,K

b) Vitamin yang larut dalam air: B,C

6. Mineral, tersusun atas: kalsium, magnesium, fosfor, Zat besi, Klorin dan

Natrium, kalium, sulfur.

3

Page 4: ANAK TUGAS 2

Kebutuhan Nutrisi Tiap Hari

Tabel. Kebutuhan Energi per Hari

Umur Berat Badan (kg) Tinggi Badan (cm) Energi (kkal)

0-6 bulan

7-12 bulan

1-3 tahun

4-6 tahun

7-9 tahun

5.5

8.5

12

18

23.5

60

71

89

108

120

560

800

1220

1720

1860

Tabel. Kebutuhan Protein per Hari

Umur Berat Badan (kg) Tinggi Badan (cm) Protein (gr)

0-6 bulan

7-12 bulan

1-3 tahun

4-6 tahun

7-9 tahun

5.5

8.5

12

18

23.5

60

71

89

108

120

12

15

23

32

36

Tabel. Jenis Mineral, Sumber, Dan Fungsi

Jenis Mineral Sumber Fungsi

Kalsium

Fosfor

Yodium

Besi

Magnesium

Susu.

Telur, daging, dan

susu.

Garam beryodium

dan makanan laut.

Hati, telur, daging.

Biji-bijian, susu, dan

Pembentukan gigi dan tulang,

aktivitas neuromuskular, dan

koagulasi (penggumpalan) darah.

Penyangga pembentukan gusi

dan tulang.

Pengaturan metabolisme tubuh

dan memperlancar pertumbuhan.

Komponen hemoglobin dan

membantu oksidasi dalam sel.

Pengaktifan enzim, pembentukan

gigi dan tulang, dan membantu

4

Page 5: ANAK TUGAS 2

Zinc

daging.

Makanan laut dan

hati.

kegiatan neuromuskular.

Bahan pembentuk enzim dan

insulin.

Tabel. Kebutuhan Mineral per Hari

UmurBB

(kg)

TB

(cm)

Ca

(mg)

P

(mg)

Fe

(mg)

Zn

(mg)

I (

μg¿

0-6 bulan

7-12 bulan

1-3 tahun

4-6 tahun

7-9 tahun

5.5

8.5

12

18

23.5

60

71

89

108

120

600

400

500

500

500

200

250

250

350

400

3

5

8

9

10

3

5

10

10

10

50

70

70

100

120

Tabel. Kebutuhan Vitamin per Hari

Umur BB (kg)TB

(cm)

Vit.A

(RE)

Tiamin

(mg)

Riboflavin

(mg)

Niasin

(mg)

B12

(mg)

Vit.C

(mg)

0-6 bulan 5.5 60 350 0,3 0,3 2,5 0,1 25

7-12

bulan8.5 71 350 0,4 0,4 3,8 0,1 25

1-3 tahun 12 89 350 0,5 0,6 5,4 0,5 25

4-6 tahun18 108 360 0,7 0,9 7,6 0,7 25

7-9 tahun23.5 120 407 0,7 0,9 8,1 0,9 25

Kebutuhan Nutrisi Berdasarkan Umur Tumbuh Kembang Anak

Kebutuhan nutrisi pada setiap anak berbeda mengingat kebutuhan untuk

pertumbuhan dan perkembangan sel atau organ pada anak berbeda, dan perbedaan

ini yang menyebabkan jumlah dan komponen zat gizi berlainan. Secara umum

kebutuhan nutrisi pada anak dapat dikelompokkan berdasarkan usia anak, mulai

5

Page 6: ANAK TUGAS 2

umur 0-4 bulan, 4-6 bulan, 6-9 bulan, 9-12 bulan,usia toddler atau usia pra

sekolah, usia sekolah dan usia remaja.

a. Umur 0-4 Bulan

Pada umur ini kebutuhan nutrisi bayi semuanya melalui air susu ibu yang

terdapat komponen yang paling seimbang, akan tetapi apabila terjadi gangguan

dalam air susu ibu maka dapat menggunakan susu formula dan nilai kegunaan

atau manfaat jauh lebih baik dari menggunakan ASI. Pemberian ASI eksklusif

adalah sampai empat bulan tanpa makanan yang lain, sebab kebutuhannya sesuai

dengan jumlah yang dibutuhkan pada bayi, dan proses pemberian ASI ini dapat

dilakukan melalui proses menyusui. Pada proses menyusui ini akan memberikan

dampak yang baik seperti pada proses awal menyusui, setelah bayi lahir terdapat

zat kekebalan tubuh yang terdapat pada kolostrom yang kaya akan protein dan

mengandung immunoglobulin A yang tinggi melalui keluarnya pertama dari ASI,

di samping itu proses menyusui akan membantu reflex bayi untuk menghisap

yang menyebabkan kebutuhan kasih sayang pada bayi terpenuhi dan membentuk

proses bonding. Proses pengeluaran ASI dapat terjadi karena adanya reflek

menghisap juga dapat dipengaruhi oleh proses hormonal terutama oksitosin dan

prolaktin

Air susu ibu merupakan makanan ideal pada bayi, di samping mempunyai zat gizi

yang ideal juga mempunyai beberapa manfaat seperti harganya murah dan

sederhana, tersedia pada suhu yang ideal dan tidak perlu dipanaskan atau

disterilkan dahulu, bebas dalam pencemaran kuman yang dapat mengurangi

kemungkinan timbulnya gangguan saluran pencernaan, akan mempercepat

pengembalian besarnya rahim pada bentuk dan ukuran sebelum mengandung.

ASI mempunyai peran yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan

bagi anak mengingat zat gizi yang ideal terdapat di dalamnya, di antaranya

immunoglobulin (IgA, IgG, IgM, IgD dan IgE), lisozim merupakan suatu enzim

yang tinggi jumlahnya yang berfungi bakteriostatik terhadap enterobakteria dan

kuman gram negatif dan sebagai pelindung terhadap berbagai macam virus,

kemudian laktoperioksidase enzim yang berfungsi membunuh streptococcus,

farktor bifidus merupakan karbohidrat yang mengandung nitrogen yang berfungsi

mencegah pertumbuhan organisme yang tidak diinginkan, faktor anti stafilokokus

6

Page 7: ANAK TUGAS 2

merupakan asam lemak yang melindungi serangan stafilokokus, laktoferin, dan

transferin komponen protein yang dapat mengurangi tersedianya zat besi pada

pertumbuhan kuman, komponen komplemen yaitu C3 dan C4 yang berfungsi

untuk pertahanan tubuh, adanya sel makrofag dan netrofil yang berfungsi

menfagosit kuman, adanya lipase yang merupakan zat anti virus.

Tidak semua anak mendapatkan asi secara langsung, banyak kita temukan anak-

anak kebutuhan nutrisinya melalui susu formula. Untuk itu dalam pemakaian susu

formula atau susu botol juga perlu perhatian di antaranya: sterilkan dahulu

sebelum memberikan pada bayi dengan cara dipanaskan, jangan membuat lama-

lama susu dalam botol, ikuti petunjuk pemakaian susu formula dan lain-lain.

b. Umur 4-6 Bulan

Pada usia ini kebutuhan nutrisi pada anak tetap yang utama adalah ASI

kemudian ditambah lagi dengan bubur susu dan sari buah, pemenuhan kebutuhan

nutrisi pada anak terdapat tambahan mengingat seiring dengan perkembangan

fungsi sistem pencernaan. Perubahan kebutuhan nutrisi anak hanya perubahan

bentuk makan akan tetapi kadar zat gizi tetap seimbang dengan komposisi yang

ada.

c. Umur 6-9 bulan

Kebutuhan nutrisi pada anak usia ini adalah tetap diteruskan kebutuhan

nutrisi dari ASI kemudian ditambah dengan bubur susu, bubur tim saring dan

buah, penambahan bentuk kebutuhan nutrisi disesuaikan dengan ukuran

kebutuhan nutrisi pada usia anak, makanan lebih pada dari usia sebelumnya

mengingat perkembangan gigi sudah mulai dan pada usia ini bayi mulai

mengunyah apa saja dan memasukkan semua makanan ke dalam mulut, untuk itu

perlu pengawasan dalam setiap aktivitas anak.

d. Umur 10- 12 bulan.

Pada usia anak ini masih tetap diberikan asi dengan penambahan pada bubur

susu, bubur tim kasar dan buah, bentuk makanan yang disediakan dapat lebih

padat dan bertambah jumlahnya mengingat pertumbuhan gigi dan kemampuan

fungsi pencernaan sudah bertambah. Pada usia ini anak sering senang makan

sendiri dengan sendok atau suka mencoba makan sendiri dan makan dengan

7

Page 8: ANAK TUGAS 2

tangan, pada anak seusia ini adalah merupakan usaha yang baik dalam menuntun

ketangkasan dan merasakan bentuk makanan.

e. Usia Todler dan Pra Sekolah

Pada usia ini kemampuan kemandirian dalam pemenuahan kebutuhan

nutrisi sudah mulai muncul, sehingga segala peralatan yang berhubungan dengan

makan seperti garpu, piring, sendok, dan gelas semuanya harus di jelaskan pada

anak atau diperkenalkan dan dilatih tentang penggunaan, sehingga dapat

mengikuti aturan yang ada. Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada usia ini

sebaiknya penyediaan bervariasi menunya untuk mencegah kebosanan, berikan

susu dan makanan yang dianjurkan antara lain: daging, sup, sayuran, dan buah-

buahan, pada anak ini juga perlu makanan padat sebab kemampuan mengunyah

sudah mulai kuat.

f. Usia Sekolah

Pada usia sekolah ini kebiasaan makan pada anak tergantung pada kehidupan

sosial di sekolah, kadang-kadang anak malas makan di rumah karena kondisi yang

tidak disukai, pada usia ini kemampuan makan dengan menggunakan sendok,

piring, dan garpu sudah baik. Pada usia sekolah tata cara dalam makan seperti

makan dengan duduk, mencuci tangan sebelum makan, tidak mengisi mulut

secara penuh dan mengambil makanan secara bersamaan dan lain-lain kebiasaan

tersebut harus dilakukan. Kadang-kadang usia sekolah juga malas untuk makan

akibat stress atau sakit sehingga perlu pemantauan, dan anak sekolah cenderung

suka makan secara bersamaan dengan teman sekolahnya.

g. Usia Remaja.

Pada masa remaja kebutuhan kalori semakin meningkat karena perubahan

menjadi pubertas dan aktivitas. Pada masa remaja sangat menyadari akan

gambaran diri sehingga perlu pemantauan diet dalam makanan, seperti takut akan

obesitas dan takut timbulnya acne atau jerawat akibat makanan. Pada masa ini

terjadi pertumbuhan yang cepat baik tinggi maupun berat badan kebutuhan

gizipun meningkat.

8

Page 9: ANAK TUGAS 2

2.1.2 Nutrisi Pada Anak Sakit

Gizi merupakan bagian dari proses kehidupan dan proses tumbuh kembang

anak, sehingga pemenuhan kebuuhan gizi secara adekuat menentukan kualitas

tumbuh kembang, sebagai sumber daya manusia dimasa datang.

Konsumsi makanan yang adekuat perlu dijaga selalu pada anak sakit, karena

kita tahu pada anak yang sakit sering nafsu makannya sangat merosot, tidak

sanggup memasukkan makanannnya sendiri, dan anak tidak mau makan karena

masalah hambatan psikis, anoreksia, dan masalah-masalh saluran cerna, dan lain

sebagainya. Jadi tujuan kita memberikan diit pada anak sakit adalah untuk

menjaga agar anak tetap mengkonsumsi makanan dengan baik. Berdasarkan

alasan-alasan tersebut, Berbagai pertimbangan dari segi gizi diperlukan.

Sebagaimana diketahui bahwa anak yang sakit akan mengalami peningkatan

metabolisme dan katabolism, ini berarti terjadi gangguan gizi yang dimulai

semenjak anak mulai terganggu kesehatannya. Gangguan gizi ini akan

mempengaruhi sistem imunitas, kardiovaskuler, saluran napas, dan sistem organ

lain sehingga selanjutnya akan terjadi resiko peningkata infeksi, memperlambat

pada penyembuhan luka, dan waktu perawatan lebih panjang. Tunjangan diit yang

dilakukan sebaiknya secara enteral karena cara ini yang paling alami, kecuali

beberapa indikasi yang mengharuskan diit secara parenteral.

Masalah yang sering dihadapai pada anak sakit adalah masalah kesulitan

makan, dimana anak tampak kehilangan nafsu makannya, dan makan merupakan

suatu hal yang berat baginya terutama apbila ada tanda-tanda peningkatan suhu

tubuh.

Untuk mengusahakan agar anak bisa tumbuh dan berkembang secara

optimal, perlu dijaga keseimbangan gizinya dengan memberikan cukup kalori,

protein, lemak, mineral dan vitamin yang bisa diterima oleh penderita secara

psikologis. Kehilangan nitrogen membutuhkan pengganti berupa kalori yang

cukup sehingga berat badan penderita bisa dipertahankan dan dicegah

kemungkinan kekurangan gizi. Bila keadaan penderita memungkinkan secepatnya

kembali ke makanan biasa.

Dalam mengatur diit anak sakit tersebut perlu kiranya bagi kita semua untuk

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

9

Page 10: ANAK TUGAS 2

1. Jumlah makanan

2. Macam dan susunan makanan.

3. Bentuk makanan

4. Cara pemberian makanan.

a. Jumlah makanan

Jumlah makanan yang diberikan kepada anak sakit hendaklah selalu dihitung

dalam bentuk kebutuhan kalori. Cara perhitungan kalori meliputi:

1. Metabolisme basal

Metabolisme basal dihitung berdasarkan luas permukaan tubuh, yakni

kira-kira sesuai dengan 1500kkal/24 jam untuk tiap m2 luas permukaan tubuh,

atau kurang lebih 55kkal/kgBB/hari. Setiap kenaikan suhu tubuh 1°C,

menyebabkan kenaikan basal metabolisme sebesar 10%.

BMR (basal metabolic rate) bisa dihitung menurut rumus:

BMR(kkal/m2/jam) = 55 – umur(tahun).Pertumbuhan jaringan

2. Pertumbuhan jaringan memerlukan energi sebesar 5kkal/gram jaringan

yang dibentuk.

3. Memenuhi kebutuhan energi aksi dinamik spesifik (SDA).

Pemenuhan kebutuhan energi SDAyang besarnya diperkirakan 1-6

kkal/kgBB/hari. SDA ini dapat dihitun dengan rumus:

0,01 x (BMR+ energi untuk aktivitas).

4. Mengganti energi yang terbuang melalui feses dan air kemih.

Besar energi yang diperlukan untuk itu adalah 2-10% total energi yang

diperlukan tubuh.

5. Memenuhi kebutuhan energi selam sakit.

Berbagai kebutuhan energi seperti penggantian jaringan yang

rusak,meningkatkan pembentukan zat anti, meningkatkan metabolisme,

dan mempertahankan pertumbuhan yang normal. Rasio antara masukan

kalori dan nitrogen dalam keadaan basal adalah 150-300:1, dan pada saat

trauma kebutuhan protein menjadi lebih tinggi sehingga rasio protein

nitrogen menjadi 00:1. Pada penyakit ginjal dan hati bahkan rasionya

menjadi 800:1, karena terjadi retraksi terhadap protein.

10

Page 11: ANAK TUGAS 2

Besarnya energi yang diperlukan sangat tergantung pada macam

penyakit, berat penyakit, dan lama sakit. Bila besar energi yang

dibutuhkan dihitung dengan metabolisme basal sebagai patokan, maka

diperkirakan peningkatannya sekitar 10-25% atau bahkan sampai 100%,

terutama pada keadaan luka bakar dan trauma mayor.

Berbagai keadaan berikut yang dapat menaikkan kebutuhan kalori dapat

dilihat pada tabel berikut.

no keadaan Kenaikan kalori (%)

1. demam 12% untuk setiap kenaikan 1°C (di

atas 37°C)

2. Gagal jantung 15-25%

3. Kasus bedah 20-30%

4. Luka bakar Sampai 100%

5. Sepsis berat 40-50%

6. Gagal tumbuh 50-100%

7. MEP Sampai 2 kali kebutuhan basal (6 kkal

setiap kenaikan 1 kgBB)

Sumber: kemer, 1983.

DIIT PADA ANAK SAKIT

Kebutuhan kalori pada anak sakit menurut harris benedict adalah:

Kebutuhan kalori pada anak sakit = KKB/BMR/BEE + 40 x (TB-100) kkal/hari.

Sedangkan,

Laki- laki

BMR/BEE = 66, 47 + (13,75 x berat (kg)) + (5,0 x tinggi (cm)) – (6,76 x usia

(tahun)) = ……….  Kal/hari.

Wanita    :

11

Page 12: ANAK TUGAS 2

BMR/BEE  =  65,51 + (9,56 x berat (kg)) + (1,85 x tinggi (cm)) – (4,68 x usia

(tahun)) = ……….  Kal/hari.               

BEE  (Basal Energy Expenditure) adalah pengeluaran kalori secara teoritis

dalam keadaan puasa dan istirahat tanpa stres.

Kebutuhan kalori pada keadaan sakit

Beratnya penyakit Kebutuhan kalori tambahan

Ringan + 10%

Sedang + 25%

Berat + 50 – 100%

Kebutuhan kalori berdasarkan usia anak

Usia (tahun) Kal/kg BB/hari

< 1 80 – 95

1 – 3 75 – 90

4 – 6 65 – 75

7 – 10 55 – 75

11 – 18 45 – 55

Kebutuhan kalori pada anak yang sakit

Berat badan (kg) Kebutuhan Kalori

0 – 10 100 kal/kg

10 – 20 10 kg pertama : 100 kal/kg, selebihnya

sampai 20 kg : 50 kal/kg.

> 20 kg 10 kg pertama : 100 kal/kg, 10 kg kedua :

50 kal/kg,

selebihnya 20 kal/kg

2.2 Konsep Dasar Peningkatan Suhu dan Penatalaksanaannya.

12

Page 13: ANAK TUGAS 2

Gejala sakit pada anak yang sering kita jumpai adalah demam. Demam

adalah gejala berupa naiknya suhu tubuh sebagai respon normal tubuh terhadap

suatu gangguan. Demam bukanlah suatu penyakit melainkan suatu tanda dari

berbagai proses dalam tubuh. Kita sering khawatir bila kita atau anggota keluarga

kita mengalami demam. namun demam tidak selalu berdampak buruk bagi tubuh

kita, bahkan demam sesungguhnya merupakan mekanisme pertahanan tubuh kita

terhadap berbagai penyakit terutama infeksi.

Suhu tubuh dikendalikan oleh suatu bagian dari otak yang disebut

hipotalamus. Hipotalamus berusaha agar suhu tubuh tetap hangat (36,5-37,4 ºC )

meskipun lingkungan luar tubuh berubah-ubah. Hipotalamus mengatur suhu

dengan cara menyeimbangkan antara produksi panas pada otot dan hati dan

pengeluaran panas pada kulit dan paru-paru. Ketika ada infeksi, sistem kekebalan

tubuh meresponnya dengan melepaskan zat kimia dalam aliran darah. Zat kimia

tersebut akan merangsang hipotalamus untuk menaikkan suhu tubuh dan akhirnya

akan menambah jumlah sel darah putih yang berguna dalam melawan kuman.

2.2.1 Mekanisme Terjadinya Demam

Castillo, et al (1998) melaporkan bahwa hipertermia, 58% disebabkan oleh

infeksi, 42% disebabkan oleh nekrosis jaringan atau oleh perubahan mekanisme

termoregulasi yang terjadi jika lesi mengenai daerah anterior hipotalamus.

Terjadinya demam disebabkan oleh pelepasan zat pirogen dari dalam lekosit

yang sebelumnya telah terangsang baik oleh zat pirogen eksogen yang dapat

berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang

tidak berdasarkan suatu infeksi.

Pirogen eksogen ini juga dapat karena obat-obatan dan hormonal, misalnya

progesterone. Pirogen eksogen bekerja pada fagosit untuk menghasilkan IL-1,

suatu polipetida yang juga dikenal sebagai pirogen endogen. IL-1 mempunyai

efek luas dalam tubuh. Zat ini memasuki otak dan bekerja langsung pada area

preoptika hipotalamus. Di dalam hipotalamus zat ini merangsang pelepasan asam

arakhidonat serta mengakibatkan peningkatan sintesis PGE-2 yang langsung

dapat menyebabkan suatu pireksia/ demam.

13

Page 14: ANAK TUGAS 2

Penyebab demam selain infeksi ialah keadaan toksemia, adanya keganasan

atau akibat reaksi pemakaian obat (Gelfand, et al, 1998). Sedangkan gangguan

pada pusat regulasi suhu sentral dapat menyebabkan peninggian temperature

seperti yang terjadi pada heat stroke, ensefalitis, perdarahan otak, koma atau

gangguan sentral lainnya. Pada perdarahan internal saat terjadinya reabsorbsi

darah dapat pula menyebabkan peninggian temperature.

2.2.2 Penyebab Demam

Demam bukanlah suatu penyakit, melainkan salah satu tanda dari penyakit.

Sebagian besar demam disebabkan oleh adanya infeksi dalam tubuh. Infeksi dapat

disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, dan parasit.

Demam merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh untuk melawan dan

mengeliminasi infeksi. Demam dapat timbul berhari-hari selama proses infeksi

masih berlangsung dalam tubuh, dan bila infeksi sudah teratasi maka suhu tubuh

akan kembali turun hingga normal. Oleh karena itu demam biasanya menjadi

tanda dari perjalanan suatu penyakit.

Pada anak-anak, penyebab utama demam adalah infeksi virus. Yang

termasuk infeksi virus di antaranya infeksi saluran nafas akut (ISPA), sariawan,

cacar air, campak, dan diare. Demam yang disebabkan infeksi bakteri diantaranya

infeksi saluran kemih (ISK), pneumonia, meningitis, otitis media, dan tonsilitis-

faringitis streptokokus

2.2.3 Gejala yang Sering Menyertai Demam

Terlepas dari penyebab demam, demam sering disertai dengan gejala lain

sebagai berikut:

1. Menggigil, merasa kedinginan, tangan dan kaki teraba dingin (gejala

tersebut ada respon tubuh yang normal untuk meningkatkan suhu tubuh).

2. Sakit kepala.

3. Badan terasa pegal.

4. Nafsu makan turun.

5. Merasa lemas.

6. Dehidrasi.

14

Page 15: ANAK TUGAS 2

2.2.4 Nilai Normal Suhu Tubuh dan Cara Pengukuran

Suhu tubuh manusia mempunyai variasi tiap harinya dimana pada pagi hari

suhu tubuh relatif lebih rendah dan pada sore/malam hari relatif lebih tinggi.

Perbedaan suhu tersebut berkisar 0,5 derajat celcius. Perbedaan itu normal dan

sering disebut variasi diurnal. Nilai normal suhu tubuh juga dapat dipengaruhi

oleh usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, suhu udara, dan faktor lingkungan.

Tabel. Nilai normal suhu tubuh

Teknik

pengukuran

Nilai normal Kriteria demam Keterangan

Meraba tangan - - Sangat tidak akurat

dan tidak

direkomendasikan.

Suhu di dalam

mulut (oral).

36,0° C – 37,5°

C

>37,5° C Aman dan akurat.

Lebih akurat

dibandingkan

dengan suhu aksila.

Tidak dianjurkan

pada anak usia <

5th atau anak sulit

bekerja sama.

Suhu ketiak

(aksila)

36,0° - 37,3° C >37,3° C Cukup akurat

Hasil lebih rendah

0,5° C

dibandingkan

dengan suhu oral.

Mudah dilakukan

pada semua usia.

Suhu rektal (anus) 36,6° - 37,9° C >37,9° C Akurat

Tidak nyaman bagi

anak.

Suhu telinga 36,0° - 37,5° C >37,5° C Keakuratannya

15

Page 16: ANAK TUGAS 2

masih

diperdebatkan oleh

para ahli

Tidak dianjurkan

pada bayi usia < 3

bulan.

Dalam mengukur suhu kita perlu memahami bahwa suhu tubuh bervariasi,

tergantung pada teknik pengukuran yang dipakai. Dan lebih menggunakan 1

teknik pengukuran untuk memonitor perubahan suhu.

Berikut ini adalah cara mengukur suhu tubuh pada anak:

a. Mengukur suhu di dalam mulut (oral)

Bila anak baru saja minum atau makan, tunggu 20-30 menit sebelum

mengukur tempratur di dalam rongga mulut.

Pastikan tidak ada makanan, permen, dll. Di dalam mulut anak.

Letakkan ujung termometer di bawah lidah, minta anak untuk

mengatupkan bibirnya di sekeliling termometer. Ingatkan anak untuk tidak

menggigit termometer atau berbicara saat ada termometer di dalam

mulutnya. Minta anak rileks dan bernafas biasa melalui hidung.

Setelah terdengar nada “beep” (pada termometer digital), atau tunggu 5

menit, kemudian baca hasil yang tertera.

b. Mengukur suhu ketiak (aksila)

Buka baju anak.

Taruh termometer di ketiak, lipat tangan anak serongkan ke dada sehingga

termometer terjepit.

Setelah terdengar nada “beep” (pada termometer digital), atau tunggu 5

menit, kemudian baca hasil yang tertera.

c. Mengukur tempratur rektal (anus)

Lumasi ujung termometer dengan jelly pelicin yang larut air.

Baringkan anak dipangkuan anda atau di atas tempat yang rata dan agak

keras.

16

Page 17: ANAK TUGAS 2

Satu tangan memegang bagian bawah pantat anak agar tidak bergerak-

gerak. Tangan yang lain memasukkan termometer melalui anus sejauh 1-2

cm, tetapi bila terasa ada tahanan, jangan masukkan lebih jauh dari 1 cm.

Termometer dijepit diantara dua jari saat bagian tangan anda yang lain

memegang pantat anak. Tenangkan anak/bayi.

Setelah terdengar nada “beep” (pada termometer digital), atau tunggu 5

menit, kemudian baca hasil yang tertera.

2.2.5 Penanganan Demam

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, demam mempunyai manfaat

melawan infeksi. Namun demam juga memberikan dampak negatif diantaranya

terjadi peningktan metabolisme tubuh, dehidrasi ringan, dan dapat membuat anak

sangat tidak nyaman. Oleh karena itu demam perlu ditangani dengan baik.

Penanganan demam yang baik bukan semata-mata untuk menurunkan suhu tubuh

melainkan juga mencari penyebab demam dan mengatasi penyebab demam

tersebut. Untuk mengetahui secara pasti penyebab demam pada anak anda,

konsultasikan anak ke dokter.

a. Farmakoterapi : Obat penurun panas (antipiretik)

Antipiretik adalah obat yang mempunyai efek menurunkan suhu tubuh pada

keadaan demam. tujuan pemberian antipiretik bukan untuk menormalkan suhu

tubuh melinkan untuk menurunkan suhu tubuh (tidak harus sampai normal) dan

membuat anak merasa lebih nyaman. Yang termasuk antipiretik adalah

paracetamol, obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS), dan aspirin. Konsultasikan

dengan dokter apabila akan memberikan obat penurun panas.

Paracetamol (acetaminophen) (contoh: Pamol®, Sanmol®, Tempra®l)

merupakan obat pilihan pada anak-anak. Dosis yang dianjurkan adalah 10-

15mg/kgBB setiap 4-6 jam (4 kali/hari).paracetamol terbukti efektif dan aman

apabila diberikan sesuai dosis yang direkomendasikan. Ibuprofen (contoh:

Proris®) merupakan golongan OAINS yang sering diberikan. Dosis yang

dianjurkan adalah 5-10mg/kgBB setiap 6-8 jam (3-4 kali/hari). Ibuprofen juga

terbukti efektif dan aman sebagai antipiretik, namun tidak dianjurkan pada anak

usia 6 bulan atau diberikan dalam jangka waktu lama. Baik paracetamol maupun

ibuprofen terbukti efektif menurunkan demam dan direkomendasikan pada anak-

17

Page 18: ANAK TUGAS 2

anak. Namun pemberian kombinasi keduanya tidak direkomendasikan karena

belum terdapat penelitian yang membuktikan efektivitasnya. Selain itu pemberian

kombinasi ibuprofen dan paracetamol pada anak demam dapat meningkatkan

resiko terjadinya kerusakan hati dan ginjal.

Sedangkan aspirin tidak direkomendasikan pengguanaanya pada anak

meskipun efektif untunk mengurangi demam. karena pemberian aspirin pada

anak demam yang disebabkan infeksi virus dapat meningkatkan resiko terjadinya

syndrom reye, yaitu sebuah penyakit yang ditandai dengan kerusakan hati dan

ginjal.

b. Terapi suportif

1) Kompres

Mengompres dilakukan dengan handuk atau washcloth (washlap atau lap

khusus badan) yang dibasahi dengan dibasahi air hangat (30ºC) kemudian

dilapkan seluruh badan. Penurunan suhu tubuh terjadi saat air menguap dari

permukaan kulit. Oleh karena itu, anak jangan “dibungkus” dengan lap atau

handuk basah atau didiamkan dalam air karena penguapan akan terhambat.

Tambah kehangatan airnya bila demamnya semakin tinggi. Dengan demikian,

perbedaan antara air kompres dengan suhu tubuh tidak terlalu berbeda. Jika

air kompres terlalu dingin akan mengerutkan pembuluh darah anak.

Akibatnya, panas tubuh tidak mau keluar. Anak jadi semakin menggigil untuk

mempertahankan keseimbangan suhu tubuhnya.

Mengompres dapat pula dilakukan dengan meletakkan anak di bak mandi

yang sudah diisi air hangat. Lalu basuh badan, lengan, dan kaki anak dengan

air hangat tersebut. Sebenarmya mengompres kurang efektif dibandingkan

obat penurun demam. Bila ibu memakai metode kompres, hendaknya

digabungkan dengan pemberian obat penurun demam, kecuali anak alergi

terhadap obat tersebut.

Jangan mengompres dengan alkohol karena uap alkohol dapat terserap ke

kulit atau paru-paru anak. Membedong anak di bawah umur 3 bulan dengan

banyak pakaian atau selimut dapat sedikit menaikkan suhu tubuh. Menurut

18

Page 19: ANAK TUGAS 2

penelitian, suhu rektal 38.5ºC atau lebih tidak dihubungkan dengan

membedong dengan kain tebal tadi. Oleh karena itu, dianjurkan bila anak

demam, cukup memakai baju atau selimut tipis saja sehingga aliran udara

berjalan baik.

2) Menaikkan Asupan Cairan Anak

Demam pada anak dapat meningkatkan risiko terkena dehidrasi

(kekurangan cairan). Tanda dehidrasi paling mudah adalah berkurangnya

kencing dan air kencing berwarna lebih gelap daripada biasanya. Maka dari

itu, orang tua sebaiknya mendorong anak untuk minum cairan dalam jumlah

yang memadai. Anak dengan demam dapat merasa tidak lapar dan sebaiknya

tidak memaksa anak untuk makan. Cairan seperti susu (ASI atau sapi atau

formula) dan air harus tetap diberikan atau bahkan lebih sering. Anak yang

lebih tua dapat diberikan sup atau buah-buahan yang banyak mengandung air.

Bila anak tidak mampu atau tidak mau minum dalam beberapa jam, orang tua

sebaiknya diperiksakan ke dokter.

3) Istirahatkan Anak Saat Demam

Demam menyebabkan anak lemah dan tidak nyaman. Orang tua

sebaiknya mendorong anaknya untuk cukup istirahat. Sebaiknya tidak

memaksa anak untuk tidur atau istirahat atau tidur bila anak sudah merasa

baikan dan anak dapat kembali ke sekolah atau aktivitas lainnya ketika suhu

sudah normal dalam 24 jam.

Selama anak demam, orang tua hendaknya tetap memperhatikan gejala-

gejala lain yang muncul. Tanyakan pada anak, adakah keluhan lain yang

dirasakan, semisal: pusing, sakit kepala, nyeri saat kencing, kesulitan

bernafas, dan lain-lain. Karena demam bisa jadi merupakan tanda bahwa ada

gangguan pada kesehatan anak atau gejala dari penyakit tertentu. Oleh karena

itu, para orang tua hendaknya bijaksana dalam menghadapinya. Orang tua

hendaknya tahu kapan anak dengan demam dapat dirawat sendiri di rumah

atau diperiksakan ke tempat pelayanan kesehatan.

4) Gunakan pakian tipis pada anak agar suhu tubuh terkonversi keluar.

19

Page 20: ANAK TUGAS 2

2.3 Konsep Dasar Kebutuhan Cairan Anak

Dalam tubuh faal sel tergantung pada keseimbangan cairan dan elektrolit.

Keseimbangan ini diatur oelh banyak mekanisme fisiologis yang terdapat dalam

tubuh. Pada bayi dan anak sering terjadi gangguan keseimbangan tersebut, yang

biasanya disertai perubahan PH cairan tubuh pula.

Jumlah air dalam tubuh harus dipertahankan dalam batas-batas tertentu

untukberlangsungnya metabolisme yang baik. Tubuh manusia terdiri dari:

1. Lean body mass (tubuh tanpa jaringan lemak), yaitu air, tulang, jaringan

bukan lemak.

2. Jaringan lemak.

Air merupakan 73% dari lean body mass sedangkan jaringan lemak hanya

mengandung sedikit air. Oleh karena itu tubuh orang gemuk relatif

mengandung lebih sedikit air dibanding dengan orang kurus.

Tabel. Perbandingan lemak dan air dalam tubuh

Lemak (%) Air (%)

Orang gemuk 50 50

Pria normal 16 60

Orang kurus 7 87

bayi - 78

Pada bayi dan penderita malnutrisi, kadar air dan lean body mass lebih tinggi

dari normal, yaitu kira-kira 82%. Perubahan perbandingan air dan lean body mass

juga terdapat pada penderita dehidrasi dan dengan edema. Perubahan ini terutama

terjadi pada air ekstrasel.

Bahan-bahan yang diperlukan manusia seperti air, elektrolit, zat makanan dan

sebagainya, dapat diperhitungkan berdasarkan:

1. Berat badan dan umur

2. Luas permukaan badan.

20

Page 21: ANAK TUGAS 2

Pengukuran luas permukaan badan sukar, tetapi dengan nomogram west dapat

dihitung bila diketahui BB dan PB.

Tabel. Hubungan berat badan dan luas permukaan badan

Berat badan (kg) Luas permukaan badan (m2)

3,3 1,20

5 0,25

8 0,35

10 0,45

15 0,60

20 0,80

30 1,05

60 1,70

Relatif bayi dan anak kecil memiliki permukaan badan yang lebih luas

dibandingkan orang dewasa. Proses fisiologis dalam tubuh sebenarnya lebih

tergantung pada luas permukaan badan dari pada berat badan dan panjang badan

serta umur. Di indonesia umumnya masih digunakan berat badan sebagai dasar

perhitungan jumlah bahan yang diperlukan oleh tubuh.

Darrow menganjurkan cara perhitungan jumlah kalori dan cairan untuk

rumat (maintenance) sebagai berikut:

Berat badan Kebutuhan kalori dan

cairan

Neonatus Kurang lebih

50kal/kgBB/hari

Berat badan 3-10 kg Kurang lebih

70kal/kgBB/hari

Berat badan 10-15 kg Kurang lebih

55kal/kgBB/hari

Berat badan 15-25 kg Kurang lebih

45kal/kgBB/hari

Kebutuhan cairan tergantung pada metabolisme kalori. Untuk membentuk

panas, metabolisme 100 kalori memerlukan 150 ml air.

21

Page 22: ANAK TUGAS 2

Neodehidrasi isotoniknatus memerlukan air sebanyak:150/100 X 50=

75ml/kgBB/hari, sedangkan seorang anak dengan berat badan 3-10 kg

memerlukan air 150/100 X 70 = 105ml/kgBB/hari dan seterusnya.

Perlu dikemukakan pula bahwa untuk setiap kenaikan suhu badan 1°C

diatas 37°C harus ditambah 12% dari jumlah cairan yang telah diperhitungkan

untuk rumus tersebut.

Kebutuhan mineral seperti nantrium, kalium, kalsium dan sebagainya kira-

kira 2 mEq untuk metabolisme 100 kalori.

DEHIDRASI

Keadaan ini terjadi bila cairan yang dikeluarkan dari tubuh melebihi cairan yang

masuk. Normal cairan keluar tubuh melaui:

a. Ginjal sebagai urine.

b. Kulit sebagai keringat dan uap.

c. Paru-paru sebagai uap.

d. Usus sebagai tinja.

Cairan yang keluar biasanya disertai elektrolit.

Pembagian dehidrasi berdasarkan tonisitas darah:

1. Dehidrasi isotonik: tidak ada perubahan konsentrasi elektrolit darah.

2. Dehidrasi hipotonik: konsentrasi elektrolit darah turun.

3. Dehidrasi hipertonik: konsentrasi elektrolit darah naik, biasanya disertai rasa

haus dan gejala neurologis.

Karena tonisitas darah terutama ditentukan oleh kadar natrium didalam plasma,

maka biasanya oenentuan jenis dehidrasi tersebut dilakukan berdasarkan kadar

natrium tersebut, yaitu:

1. Dehidrasi isotonik, bila kadar Na dalam plasma 130-150 mEq/l dan dapat

juga disebut sebgai dehidrasi isonatrium.

22

Page 23: ANAK TUGAS 2

2. Dehidrasi hipotonik, bila kada Na dalam plasma kurang dari 130 mEq/l dan

dapat disebut sebagai dehidrasi hiponatremi.

3. Dehidrasi hipertonik, bila kadar Na dalam plasma 130-150 mEq/l dan dapat

disebut sebagai dehidrasi hiperntaremi.

Dehidrasi juga dapat dibagi berdasarkan derajatnya, yaitu:

a. Dehidrasi ringan bila kehilangan cairan mencapai 5% BB.

b. Dehidrasi sedang bila kehilangan cairan diantara 5-10% BB.

c. Dehidrasi berat bila kehilangan cairan lebih dari 10% BB.

Anak besar dan orang dewasa, bila kehilangan cairan lebih dari 5%BB sudah

dianggap menderita dehidrasi berat. Untuk mempertahankan volume plasma,

tubuh akan mengguanakan cairan intersisil dan intrasel, sehingga terjadi dehidrasi

intrasel. Karena itu rehidrasi baru dianggap lengkap, bila cairan ekstrasel,

maupun cairan intrasel dan intersisil suda kembali normal. Dehidrasi pada anak

dapat disebabkan karena masukan cairan yang kurang atau karena terlampau

banyaknya cairan yang hilang.

Kehilangan cairan yang berebihan dapat terjadi melalui:

1. Kulit, misalnya banyak berkeringat pada udara panas, demam, luka bakar,

dsb.

2. Traktus digestivus, misalnya melalui muntah-muntah, diare, fistel, dll.

3. Traktus urinarius, misalnya diabetes insipidus, DM.

4. Paru-paru, misalnya hiperventilasi.

5. Pembuluh darah, misalnya perdarahan.

Gejala dehidrasi

Rasa haus, BB turun, kulit,bibir dan lidah kering, saliva menjadi kental,

turgor kulit dan tonus otot berkurang. Mata dan ubun-ubun cekung,

pembentukan urine berkurang, anak menjadi apatis, gelisah, kadang-kadang

disertai kejang dan akhirnya timbul gejala asidosis dan renjatan dengan nadi

dan jantung berdenyut cepat, lemah, TD menurun, kesadaran menurun dan

pernafasan kussmaul.

23

Page 24: ANAK TUGAS 2

DIARE

Diare adalah defekasi encer lebih dari tigakali sehari dengan / tanpa darah

dan/atau lendir dalam tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak

dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat.

Berdasarkan patofisiologinya, maka penyebab diare dibagi menjadi:

1. Diare sekresi, yang dapat disebabkan oleh virus, kuman patogen, apatogen

saraf, hiperperistaltik usus halus akibat efek bahan kimia atau makanan,

gangguan psikis, hawa dingin, alergi dan defisiensi imun terutama IgA

sekretonik.

2. Diare osmotik, yang dapat disebabkan oleh malabsorpsi makanan,

kekurangan kalori protein (KKP), atau bayi BBLR dan baru lahir.

Manifestasi klinis:

Awalnya anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan meningkat, nafsu makan

berkurang atau tidak ada, kemudian timbul disre. Tinja makin cair mungkin

mengandung darah atau lendir. Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan atau

sesudah diare. Bila telah banyak kehilangan air dan elektrolit maka terjadilah

gejala dehidrasi. BB turun, pada bayi, ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor

kulit berkurang, Mukosa mulut kering.

Penatalaksanaan

Prinsip:

1. Diare cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat

etiologinya. Tujuan terapi rehidrasi untuk mengoreksi kekurangan cairan dan

elektrolit secara cepat (terapi reidrasi) kemudian mengganti cairan yang

hilang sampai diare berhenti.

Jumlah cairan yang diberikan harus sama dengan jumlah cairan yang telah

hilang melalui diare/muntah (previous water loss = PWL), ditambah dengan

banyaknya cairan yang hilang melalui keringat, urine, dan pernafasan (normal

water loss = NWL) dan ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang

24

Page 25: ANAK TUGAS 2

melalui tinja dan muntah yang masih terus berlangsung (concomitant water

loss = CWL) jumlah ini tergantung pada deajat dehidrasi serta berat badan

masing-masing anak atau golongan umur.

Tabel. Jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur < 2 tahun (BB 3-

10 kg) sesuai dengan derajat dehidrasi.

dehidrasi PWL NWL CWL jumlah

ringan 50 100 25 175

Sedang 75 100 25 200

Berat 125 100 25 250

Tabel. Jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur 2-5 tahun (BB

10-15 kg) sesuai dengan derajat dehidrasi.

dehidrasi PWL NWL CWL jumlah

ringan 30 80 25 135

Sedang 55 80 25 155

Berat 80 80 25 185

Tabel. Jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur >5 tahun (BB

15-25 kg) sesuai dengan derajat dehidrasi.

dehidrasi PWL NWL CWL jumlah

ringan 25 65 25 115

Sedang 50 65 25 140

Berat 80 65 25 170

Tabel. Cara menilai pasien untuk dehidrasi

A B C

25

Page 26: ANAK TUGAS 2

1.Tanyakan

tentang:

- diare

- Muntah

- haus

- Air seni

- kurang dari

4x/hari

- tidak ada atau

sedikit

- normal

- normal

- 4-10 kali sehari

- jarang

- Lebih dari normal

- Sedikit, gelap

- Lebih dari

10x

-Sangat kering

-Tidak sanggup

minum

-Tidak

berkemih

selam 6 jam

2. Lihat:

- Keadaan

- Air mata

- Mulut dan

lidah

- Pernafasan

-Baik, awas

waspada

-Ada

-Normal

-Basah

-Normal

-Tidak baik,

ngantuk dan

iritabel

-Tidak ada

-Cekung

-Kering

-Lebih cepat dai

normal

- Sangat

ngantuk,

tidak sadar,

terkulai atau

kejang.

- Tidak ada.

- Sangat kering

dan cekung.

- Sangat cepat

dan dalam.

3.Raba:

- Kulit

- Nadi

- Fontanela

(pada bayi)

- Cubitan cepat

kembali

- Lebih cepat dari

normal

- Cekung

- Cubitan lambat

kembali

- Lebih cepat daro

normal

- Cekung

- Cubitan sangat

lambat

kembali

- Sangat cepat,

lemah, tidak

teraba.

- Sangat

cekung.

4.BB Kehilangan < 25-

100kgBB

Kehilangan 25-100

kgBB

Kehilangan lebi

dari 100 gr

perkgBB

Tidak terdapat

dehidrasi

Dehidrasi ringan Dehidrasi berat

26

Page 27: ANAK TUGAS 2

2.4 Konsep Dasar Kebutuhan Aktivitas

Selain keperluan energy pada metabolism basal¸aktivitas fisik juga

membutuhkan energi. Seseorang yang lebih aktif membutuhkan energy lebih dari

pada yang tidak aktif. Jumlah kalori yang digunakan dari berbagai aktivitas pada

seorang pria dengan berat badan 75 kg¸ dapat dilihat pada table di bawah ini.

Selain itu jumlah energy yang dibutuhkan tubuh juga dipengaruhi oleh beberapa

factor seperti bentuk tubuh¸ intensitas dan lamanya aktifitas fisik.

Jumlah kalori yang diperlukan seorang dewasa dengan berat ( 75 kg ) ketika

bersepeda dengan kecepatan 12 mil perjam adalah 0¸17 kalori/kg berat

badan/menit. Dengan berat badan sama berlari dengan kecepatan 5 mil/jam

sebesar 0¸14 kalori/kg berat badan/menit dan berjalan dengan kecepatan 3 mil per

jam sebesar 0¸06 kalori/kg berat badan/menit. Dan ketika berenang dengan gaya

bebas dikeluarkan kalori sebesar 0¸13 kalori/kg berat badan/menit.

No. Aktivitas Kcal/min

1 Basket 9¸0 - 10¸0

2 Boxing 9¸0 - 10¸0

3 Menyapu 4¸0 - 4¸5

4 Memasak 3¸0 – 3¸5

5 Menari 3¸5 - 12¸5

6 Makan 1¸0 - 2¸0

7 Memancing 4¸0 - 5¸0

8 Merawat kebun 3¸5 - 9¸0

9 Menunggang kuda 3¸0 - 10¸0

10 Mencat 2¸0 - 6¸0

11 Bermain Piano 2¸5 - 3¸0

12 Lari 9¸0 - 21¸0

13 Berdiri 1¸5 - 2¸0

14 Berenang 4¸0 - 12¸0

15 Mengetik (alat listrik) 1¸5 - 2¸0

16 Berjalan 1¸5 - 6¸0

27

Page 28: ANAK TUGAS 2

17 Menulis 2¸0-2¸5

Aktivitas manusia dapat dibedakan atas aktivitas sangat ringan¸ ringan

sedang¸ dan berat. Aktivitas sangat ringan seperti jalan santai¸ menjahit¸

mengendarai mobil meningkatkan kebutuhan energy sebesar 13% dari nilai BMR.

Aktivitas ringan seperti memperbaiki mobil akan meningkatkan kebutuhan energy

sekitar 150% dari BMR.

Aktivitas sedang seperti merawat kebun¸ menari¸ naik sepeda akan

meningkatkan kebutuhan energy sebesar 175% dari BMR. Dan aktivitas berat

seperti bermain bola kaki¸ mensekap kayu¸ akan meningkatkan kebutuhan energy

sebesar 200% dari BMR.

Total Energi merupakan Nilai BMR dan tingkat aktivitas menentukan

energy yang dibutuhkan tubuh¸ ada beberapa factor yang mempengaruhi

kebutuhan total energy: pertama¸ usia karena terjadi penurunan kebutuhan energy

pada saat istirahat dan ketika beraktivitas sering dengan bertambahnya usia (untuk

21 tahun keatas) maka total energi yang dibutuhkan orang dewasa lebih rendah

dari pada anak-anak.

Selama periode pertumbuhan¸ tubuh lebih banyak membutuhkan energy.

Pertumbuhan tercepat terjadi pada usia dua tahun pertama¸ remaja dan kehamilan.

Sebagai contoh : remaja yang aktif membutuhkan kalori sebesar 3600 Kcal¸ dan

seorang wanita berusia 70 tahun hanya memerlukan 1800 Kcal.

Kedua¸ ukuran tubuh Seseorang dengan ukuran tubuh yang besar

memiliki kebutuhan energy total yang lebih besar dari pada orang berbadan kecil.

Ketiga¸ suhu lingkungan. Suhu kamar dibawah 20°C/68°F meningkatkan

kebutuhan energy. Keempat¸ kehamilan. Kehamilan meningkatkan BMR wanita.

Ibu hamil membutuhkan energy yang lebih banyak untuk melakukan aktivitas

fisik.

Kebutuhan energy total yang dibutuhkan. Kebutuhan kalori setiap hari

pada seorang wanita atau pria berusia 23 tahun dengan tingkat aktivitas sedang

dan suhu lingkungan sedang yaitu 20°C/68°F dapat dilihat pada table berikut ini.

Berat Kebutuhan kalori/hari

Jenis Kelamin Lb Kg Kcal

28

Page 29: ANAK TUGAS 2

Laki – Laki 154 70 2700

Wanita 128 58 2000

Cara lain menghitung kebutuhan kalori seseorang adalah berdasarkan

besar badan dan tingkat aktivitas menurut golongan umur dan jenis kelamin¸

seperti table di bawah ini.

Golongan Umur (tahun) Kebutuhan Kalori

< 1

1 - 3

4 - 6

7 – 9

1090

1360

1830

2190

Laki-laki : remaja & dewasa

10 – 12

13 – 15

16 – 19

20 – 39

40 – 49

50 – 59

60 – 69

< 70

2600

0.97 M x A

1.02 M x A

1.00 M x A

0.95 M x A

0.90 M x A

0.80 M x A

0.70 M x A

Wanita : remaja & dewasa

10 – 12

13 – 15

16 – 19

20 – 39

40 – 49

50 – 59

60 – 69

< 70

2350

1.13 F x A

1.05 F x A

1.0 F x A

0.95 F x A

0.90 F x A

0.80 F x A

0.70 F x A

Keterangan :

M = berat badan x 46 kalori = kebutuhan kalori laki-laki dewasa pada berat badan

tertentu.

29

Page 30: ANAK TUGAS 2

F = berat badan x 40 kalori = kebutuhan kalori wanita dewasa pada berat badan

tertentu.

A = indeks aktivitas : ringan = 0.90 ; Sedang = 1.0 ; aktif = 1.17.

2.5 Konsep Dasar Infeksi dan Pencegahan Infeksi yang Harus Dilakukan

Infeksi adalah prosesinvasif oleh mikroorganismedan berpoliferasi di dalam

tubuh yang menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005). Infeksi adalah invasi tubuh

oleh mikroorganisme dan berproliferasi dalam jaringan tubuh. (Kozier, et al,

1995).

Menurut Perry Potter, 2005 proses terjadinya infeksi seperti rantai yang

saling terkait antar berbagai faktor yang mempengaruhi, yaitu agen

infeksi, reservoir, portal of exit, cara penularan, portal of entry dan host/pejamu

yang rentan.

Cara Penularan Mikroorganisme

Proses penyebaran mikroorganisme ke dalam tubuh, baik pada manusia

maupun hewan, dapat melalui berbagai cara, diantaranya :

1. Kontak Tubuh. Kuman masuk ke dalam tubuh melalui proses penyebaran

secara langsung maupun tidak langsung. Penyebaran secara langsung melalui

sentuhan dengan kulit, sedangkan secara tidak langsung dapat melalui benda

yang terkontaminasi kuman.

2. Makanan dan Minuman. Terjadinya penyebaran dapat melalui makanan dan

minuman yang telah terkontaminasi, seperti pada penyakit tifus abdominalis,

penyakit infeksi cacing, dan lain-lain.

3. Serangga. Contoh proses penyebaran kuman melalui serangga adalah

penyebaran penyakit malaria oleh plasmodium pada nyamuk aedes dan

beberapa penyakit saluran pencernaan yang dapat ditularkan melalui lalat.

4. Udara. Proses penyebaran kuman melalui udara dapat dijumpai pada

penyebaran penyakit system pernafasan (penyebaran kuman tuberkulosis)

atau sejenisnya.

Faktor yang Mempengaruhi Proses Infeksi

30

Page 31: ANAK TUGAS 2

1. Sumber Penyakit. Sumber penyakit dapat mempengaruhi apakah infeksi

berjalan dengan cepat atau lambat.

2. Kuman Penyebab. Kuman penyebab dapat menentukan jumlah

mikroorganisme, kemampuan mikroorganisme, kemampuan mikroorganisme

masuk ke dalam tubuh.

3. Cara Membebaskan Sumber dari Kuman. Cara membebaskan kuman dapat

menetukan apakah proses infeksi cepat teratasi atau diperlambat, seperti

tingkat keasaman (pH), suhu, penyinaran (cahaya) dan lain-lain.

4. Cara Penularan. Cara penularan seperti kontak langsung, melalui makanan

atau udara, dapat menyebabkan penyebaran kuman ke dalam tubuh.

5. Cara Masuknya Kuman. Proses penyebaran kuman berbeda, tergantung dari

sifatnya. Kuman dapat masuk melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan,

kulit, dan lain-lain.

6. Daya Tahan Tubuh. Daya tahan tubuh yang baik dapat memeprlambat proses

infeksi atau mempercepat proses penyembuhan. Demikian pula sebaliknya,

daya tahan tubuh yang buruk dapat memperburuk proses infeksi.

Selain factor-faktor di atas, terdapat factor lain seperti status gizi atau nutrisi,

tingkat stress pada tubuh, factor usia, dan kebiasaan yang tidak sehat.

BAB III

PEMBAHASAN

Kasus

An.M datang ke puskesmas dengan keluhan batuk, pilek, panas, diare sudah

2 hari keluar cairan bening dari telinga terus menerus. Berdasarkan RPS

31

Page 32: ANAK TUGAS 2

didapatkan bahwa anak batuk 3 hari kemudian besoknya timbul demam di sore

hari. Sebelum demam paginya anak diare setelah diberi makan bubur, diare sudah

2 hari kira-kira sehari sebanyak 7 kali. Ibu An.M mengatakan jika 2 minggu yang

lalu setelah berobat dari puskesmas terdapat keluar cairan dari telinga kiri

berwarna bening dan tidak berbau. Sampai saat ni masih keluar cairan namun

jumlahnya sudah berkurang. Saat sakit nafsu makan turun, suhu: 38°C,

N:112x/mnt, RR: 45x/mnt, TB: 68 cm, BB: 7,2 kg. Anak mendapat terapi

demacoline, GG, vit.B complex, corosorb tab 3x1/4, cotrimoxazol syrup 2x1sdt,

chloramphenicol tetes telinga 3x2 tetes.

1. Analisa kasus berdasarkan konsep nutrisi.

2. Analisa berdasarkan peningkatan suhu tubuh dan penanganannya.

3. Analisa berdasarkan kebutuhan cairan pasien.

4. Analisa berdasarkan kebutuhan aktivitas pasien.

5. Analisa berdasarkan konsep infeksi dan pencegahan infeksi yang harus

dilakukan.

3.1 Analisa Berdasarkan Konsep Nutrisi

Didapatkan data dari kasus tersebut bahwa An. M memiliki BB: 7,2 kg;

TB:68 cm. Berdasarkan analisa kasus terhadap teori tentang konsep nutrisi

kebutuhan energi pada keadaan normal An. M pada usia 3th adalah : 1220 kkal,

sedangkan kebutuhan kalorinya : 75 – 90 kkal/kgBB/hari

Sedangkan kebutuhan nutrisi pada An. M yang sakit dapat dihitung sesuai rumus

dari harris benedict, yaitu:

Kebutuhan kalori pada anak sakit = KKB/BMR/BEE + 40 x (TB-100) kkal/hari.

Dimana,

BMR/BEE = 66, 47 + (13,75 x berat (kg)) + (5,0 x tinggi (cm)) – (6,76 x usia

(tahun)) = ……….  Kal/hari.

32

Page 33: ANAK TUGAS 2

(misalkan An. M laki-laki), sehingga kebutuhannya:

BMR = 66,47 + (13,75 x 7,2) + (5,0 x 68) – (6,76 x 3)

= 66, 47 + 99 + 34 – 20,28

= 179, 19 kal/ hari

Kebutuhan kalori anak saat sakit = 179,19 + 40 x (68-100) kkal/hari

= 179,19 + 40 x (- 32)

= 179,19 + (- 1280)

= 1459,19 kkal/hari

Artinya naik 239,19 kkal/hari dari kebutuhan energi saat keadaan sehat. Hal

ini sesuai dengan teori yang di sebutkan bahwa terjadi peningkatan kebutuhan

kalori sebanyak 20% pada perhitungan kebutuhan nutrisi An.M sehingga kondisi

sakitnya An.M dikategorikan berdasarkan beratnya penyakit yang didasarkan pada

perhitungan kebutuhan nutrisi sebagai derajat sedang.

Hal tersebut perlu menjadi perhatian tenaga kesehatan untuk membantu

memenuhi kebutuhan nutrisi/ gizi dari An.M dimana pada kondisi sakitnya An. M

mengalami penurunan nafsu makan. Diharapkan nantinya tindakan yang

dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien bertujuan untuk

mempertahankan status nutrisi pasien ketika sakit dan meningkatkan berat badan

pasien saat sakit.

Kalori dalam makanan berasal dari nutrien protein, lemak dan karbohidrat.

Setiap gram protein menghasilkan 4 kalori, lemak 9 kalori, dan karbohidrat 4

kalori. Distribusi kalori dalam makanan anak yang dalam keseimbangan diet

(balanced diet) adalah 15% berasal dari protein, 35% dari lemak dan 50% dari

karbohidrat.

Pemenuhan kebutuhan nutrisi anak antara lain: Setelah berumur 1 tahun

menunya harus bervariasi untuk mencegah kebosanan dan diberi susu serelia

(seperti bubur beras, roti) daging, sup, sayuran dan buah-buahan. Makanan padat

33

Page 34: ANAK TUGAS 2

yang diberikan tidak perlu diblender lagi melainkan yang kasar supaya anak yang

sudah mempunyai gigi belajar mengunyah. Adakalanya anak tidak mau makan

dan sebagai gantinya ibu memberikan susu.

Kebiasaan demikian akan mengarah kepenolakan segala makanan padat

sehingga dietnya hanya terdiri dari susu saja. Berikan nasehat pada ibu atau

pengasuhnya bahwa kebiasaan demikian tidak baik untuk anaknya. Ibu harus

dapat bertindak keras, jika anak sehat tidak mau makan makanan padatnya.

Jangan diberi susu sebagai pengganti tetapi bawa pergi makanan itu dan coba lagi

jika anak sudah lapar.

Bagi anak-anak pada golongan sosio-ekonomi menengah dan atas umur

permulaan masuk sekolah tidak 7 tahun melainkan jauh lebih muda. Pada umur

dua setengah atau tiga tahun mereka sudah dikirim ke playgroup, untuk diteruskan

ke taman kanak-kanak pada umur 4-6 tahun.

Bagi anak pra sekolah makanan sehari-harinya dapat terdiri dari:

1. Makan pagi

a. Bubur beras atau roti disemir dengan mentega atau margarine

b. Telur, daging atau ikan

c. 1 gelas susu

2. Makan siang

a. Nasi

b. Daging, ayam, ikan, telur, tahu atau tempe

c. Sayur seperti tomat, wortel, bayam

d. Buah seperti pisang, jeruk, papaya, apel

e. 1 gelas susu

3. Makan sore atau malam

a. Nasi atau roti disemir dengan mentega atau margarine

b. Daging, ikan, ayam, tahu, tempe

c. Sayur mayor

d. Buah atau pudding

e. 1 gelas susu

34

Page 35: ANAK TUGAS 2

Bila dalam kondisi diare dianjurkan untuk meneruskan pemberian makanan

bahkan ditingkatkan selama diare untuk menghindarkan efek buruk pada

status gizi.

Dianjurkan untuk tidak memberikan buah-buahan terlebih dahulu apabila

diare karena akan mempersering frekuensi defekasi dan menjadikan tubuh

semakin banyak kehilangan cairan.

Bagi anak yang masih menyusui ibunya ASI anjurkan ibu untuk tetap

memberikan ASI.

3.2 Analisa Berdasarkan Peningkatan Suhu Tubuh dan Penanganannya

1. Pada kasus diatas didapatkan data bahwa An.M mengalami peningkatan

suhu tubuh sampai 38°C. Berdasarkan teori yang telah ada diatas

disebutkan bahwa setiap terjadi peningkatan suhu tubuh diatas 37°C

berarti terjadi peningkatan 10% BMR per-1°C dan juga terjadi

peningkatan kebutuhan kalori sampai 12% per-1°C sehingga:

BMR = 179,19 x 0,1

= 17,92 kal/hari

Sehingga jumlah BMR ketika anak mengalami peningkatan suhu tubuh

38°C = 179,19 + 17,92 = 197,1 kal/hari

Kebutuhan kalori anak saat sakit saat terjadi peningkatan suhu tubuh

38°C menjadi:

= 197,1 + 40 x (68-100) kkal/hari

= 197,1 + 40 x (- 32)

= 197,1 + (- 1280)

= 1477,1 kkal/hari

= 1477,1 x 12/100

= 177,25

= 1477,1 + 177,25

35

Page 36: ANAK TUGAS 2

= 1654,35 kkal/hari (total kebutuhan kalori ketika terjadi peningkatan

suhu tubuh 38°C)

2. Selain kebutuhan kalori yang perlu diperhatikan juga penaatalaksanaan

yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan ketika terjadi peningkatan

suhu tubuh antara lain:

a. Farmakoterapi: Obat penurun panas (antipiretik) misal, paracetamol,

pamol, ibuprofen, OAINS, aspirin, tempra.

Aspirin tidak dianjurkan karena memiliki banyak efek samping

(syndrom reye).

b. Kompres

c. Menaikkan Asupan Cairan Anak.

Dalam teori disebutkan bahwa Kebutuhan cairan tergantung

pada metabolisme kalori. Untuk membentuk panas, metabolisme

100 kalori memerlukan 150 ml air. Neonatus memerlukan air

sebanyak:150/100 X 50= 75ml/kgBB/hari, sedangkan seorang anak

dengan berat badan 3-10 kg memerlukan air 150/100 X 70 =

105ml/kgBB/hari dan seterusnya. (rumus darrow).

Apabila terjadi peningkatan suhu tubuh 1°C (bila diatas 37°C)

maka kebutuhan cairan yang diperlukan bertambah menjadi 12%

per kenaikan 1°C, sehingga:

Pada kasus diketahui BB An.M: 7,8 kg, maka cairan yang

diperlukan:

150/100 x 70 = 105 ml/kgBB/hari

= 105 x 12/100

= 12,6

= 105 + 12,6

= 117,6 ml/kgBB/hari

Jadi kebutuhan cairan yang diperlukan An.M ketika terjadi

peningkatan suhu tubuh 38°C = 117,6 ml/kgBB/hari.

d. Gunakan pakian tipis pada anak.

3.3 Analisa Berdasarkan Kebutuhan Cairan Pasien

36

Page 37: ANAK TUGAS 2

Pada kasus didapatkan hasil pengkajian An.M sudah diare selama 2 hari

dengan frekuensi BAB 7 kali sehari. Sesuai dengan teori diatas berarti An.M

masuk dalam kategori dehidrasi ringan akibat diare. Analisa kebutuhan cairan

menggunakan rencana pengobatan rehidrasi B.

Rencana pengobatan rehidrasi B

Dalam 3 jam pertama, berikan 75ml/kgBB atau bila berat badan anak tidak

diketahui dan atau memudahkan dilapangan, berikan oralit sesuai umur.

Tabel. Kebutuhan oralit per-kelompok umur

umur Jumlah oralit yang

diberikan tiap BAB

Jumlah oralit yang

disediakan dirumah

< 12 bulan 50-100 ml 400ml/hari (2 bks)

1-4 tahun 100-200 ml 600-8—ml/hari, 3-4 bks

>5 tahun 200-300 ml 800-1000ml/ hari, 4-5

bks

dewasa 300-400 ml 1200-2800 ml/ hari

Tabel. Jumlah oralit yang diberikan pada 3 jam pertama

umur < 1 tahun 1-5 tahun >5 tahun Dewasa

Jumlah oralit 300 ml 600 ml 1200 ml 2400 ml.

Bila anak menginginkan lebih banyak oralit berikanlah.

Dorong ibu untuk memberikan ASI.

Untuk bayi < 6 bulan yang tidak mendapat ASI, berikan juga 100-200 ml air

masak selama masa ini.

1 jam pertama : 25-50 ml/kgBB peroral atau intragastrik

Selanjutnya : 125 ml/kgBB/hari atau ad libitium (oral sebanyak anak mau

minum).

Pemberian Cairan parentral

a. Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg

37

Page 38: ANAK TUGAS 2

1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set

berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20

tetes).

7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset

berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20

tetes).

16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit

b. Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg

1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts

atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

c. Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg

1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts

atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts

atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.

d. Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg

Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam,

jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1½ %.

Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit

(1 ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).

Untuk bayi berat badan lahir rendah

Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian

glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %).

Pengobatan dietetik

o Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak

tak jenuh.

o Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim).

o Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan

misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang

berantai sedang atau tak jenuh.

38

Page 39: ANAK TUGAS 2

3.4 Analisa Berdasarkan Kebutuhan Aktivitas Pasien

aktivitas sangat erat hubungannya dengan BMR seseorang pada kasus ini

mungkin anak akan mengalami penurunan aktivitas sehingga peningkatan BMR

yang berhubungan dengan kebutuhan aktivitas tidak terjadi.

Kalori yang dibutuhkan untuk aktivitas oleh pasien yang berumur 3 tahun

sebnayak 1360 kkal/hari

3.5 Analisa Berdasarkan Konsep Infeksi dan Pencegahannya

Dari kasus diatas didapatkan bahwa An.M kondisi penyakitya dapat

disebabkan oleh beberapa hal:

1. diare, dapat disebabkan oleh infeksi virus (enterovirus, adenovirus, retrovirus,

virus ECHO dll.), infeksi bakteri (E.coli, shigella, salmoella, vibrio, dll).

2. Keluarnya cairan dari telinga kiri bisa disebabkan akibat infeksi nasofaring,

orofaring, atau sinusitis yang pernah dialami sebelumnya, infeksi ini disebut

juga dengan OMA.

Infeksi ini dapat pula menyebabkan diare serta gangguan gastrointestinal

lainnya seperti muntah

3. Demam/ peningkatan suhu tubuh pada pasien mungkn bisa disebabkan karena

adanya peradangan pada telinga atau karena adanya peningkatab metabolisme

tubuh akibat diare.

Cara pencegahan infeksi

a. Menjaga hygine tubuh pasien

b. Menjaga kebersihan alat-alat makan, pakaian serta lingkungan pasien.

c. Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.

d. Meminum antibiotik yang sudah diresepkan oleh dokter.

BAB IV

PENUTUP

39

Page 40: ANAK TUGAS 2

4.1 Kesimpulan

Banyak hal yang perlu diperhatikan ketika seorang anak sakit selain

memperhatikan pengobatan secara farmakologis atau medis, kesembuhan

seseorang dari sakit juga tidak dapat dilepaskan dari perawatan yang dilakukan

ketika sakit.

Sebagai perawat sangat diperlukan kemampuan untuk mengetahui apa saja

kebutuhan-kebutuhan dasar yang dibutuhkan ketika akan merawat pasiennya,

karena hal tersebut mempengaruhi proses kesembuhan.

Dari analisa kasus yang telah disajikan diatas dapat dilihat bahwa ketika seorang

anak sakit kebutuhan akan cairan dan elektrolit, nutrisi, kebutuhan aktivitas sangat

berpengaruh terhadap proses peningkatan suhu tubuh dan terjadinya infeksi dalam

tubuh. Dengan nutrisi yang baik tubuh akan dapat menjalankan perannya ketika

terjadi infeksi dalam tubuh atau ketika terjadi peningkatan suhu tubuh akibat

peningkatan metabolisme.masing-masing darikelima kebutuhan tersebut memliki

peran yang berbeda dalam mempertahankan kondisi tubuh kita dan mencapai

homeostasi namun kelima kebutuhan tersebut juga saling berkaitan dalam

mekanisme tubuh kita.

4.2 Saran

Diharapkan untuk kita sebagai calon perawat lebih memeperhatikan

kebutuhan dasar pasien ketika merawat pasien dengan cara menganalisa

keterkaitan kelima kebutuhan tersebut terhadap penyakit pasien sehingga nantinya

ketika akan melakukan tindakan kita akan mengerti apa saja yang perlu

diperioritaskan, sehingga proses penyembuhan dan pemulihan pasien bisa cepat

terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arief. 2007. Kapita selekta kedokteran edisi ketiga jilid 2. Jakarta:

media aesculapius.

40

Page 41: ANAK TUGAS 2

Perry, Potter. 2006. Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan

praktek edisi 4 volume 2. Jakarta: EGC

Perry, Potter. 2006. Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan

praktek edisi 4 volume 1. Jakarta: EGC

Staf pengajar ilmu kesehatan anak FKUI. 2007.buku kuliah ilmu kesehatan anak

volume 1. Jakarta: Infomedika Jakarta.

Staf pengajar ilmu kesehatan anak FKUI. 2007.buku kuliah ilmu kesehatan anak

volume 2. Jakarta: Infomedika Jakarta.

WHO. 1995. Penataaksanaan dan pencegahan diare akut, petunjuk klinis edisi 2.

Jakarta: EGC.

41