tugas respirasi pengkajian pada anak

32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pernapasan, perawat perlu melakukan intepretasi dan pemeriksaan terhadap berbagai prosedur. Status kesehatan klien dengan gangguan pernapasan perlu dilakukan wawancara, pemeriksaan fisik dan tindakan kolaboratif dalam pemeriksaan penunjang untuk memaksimalkan data yang dikumpulkan tanpa harus menambah distress pernapasan klien. Setelah itu pemeriksaan yang sesuai dengan tingkat distress pernapasan yang klien alami. Pemeriksaan pernapasan mengandung aspek penting dalam mengevaluasi kesehatan klien. Sistem pernapasan terutama berfungsi untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam paru-paru dan jaringan serta untuk mengatur keseimbangan asam-basa. Setiap perubahan dalam sistem pernapasan akan mempengaruhi sistem tubuh yang lainnya. Pada penyakit pernapasan kronis, perubahan status pulmonal terjadi secara lambat, sehingga memungkinkan tubuh klien untuk beradaptasi terhadap hipoksia. Namun demikian, pada perubahan pernapasan akut seperti pneumotoraks atau pneumonia aspirasi, hipoksia terjadi secara mendadak dan tubuh tidak mempunyai waktu beradaptasi, sehingga dapat menyebabkan kematian. Sistem pernapasan berfungsi untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam paru-paru dan jaringan serta untuk mengatur keseimbangan asam-basa. Setiap 1

Upload: nanda

Post on 31-Jan-2016

38 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

apa saja yang harus dikaji pada anak dalam sistem respirasi

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Respirasi Pengkajian Pada Anak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pernapasan, perawat perlu

melakukan intepretasi dan pemeriksaan terhadap berbagai prosedur. Status kesehatan

klien dengan gangguan pernapasan perlu dilakukan wawancara, pemeriksaan fisik dan

tindakan kolaboratif dalam pemeriksaan penunjang untuk memaksimalkan data yang

dikumpulkan tanpa harus menambah distress pernapasan klien. Setelah itu pemeriksaan

yang sesuai dengan tingkat distress pernapasan yang klien alami. Pemeriksaan

pernapasan mengandung aspek penting dalam mengevaluasi kesehatan klien. Sistem

pernapasan terutama berfungsi untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan karbon

dioksida dalam paru-paru dan jaringan serta untuk mengatur keseimbangan asam-basa.

Setiap perubahan dalam sistem pernapasan akan mempengaruhi sistem tubuh yang

lainnya. Pada penyakit pernapasan kronis, perubahan status pulmonal terjadi secara

lambat, sehingga memungkinkan tubuh klien untuk beradaptasi terhadap hipoksia.

Namun demikian, pada perubahan pernapasan akut seperti pneumotoraks atau pneumonia

aspirasi, hipoksia terjadi secara mendadak dan tubuh tidak mempunyai waktu

beradaptasi, sehingga dapat menyebabkan kematian.

Sistem pernapasan berfungsi untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan

karbondioksida dalam paru-paru dan jaringan serta untuk mengatur keseimbangan asam-

basa. Setiap perubahan dalam sistem pernapasan akan mempengaruhi sistem tubuh

lainnya. Sehingga perlu mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam melakukan

pengkajian riwayat sehat-sakit klien. Apabila data-data yang telah kita kaji dari hasil

pemeriksaan fisik telah didapatkan, maka kita dapat mengetahui apakah keadaan klien

sedang dalam keadaan normal atau abnormal.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan fisik?

2. Apa tujuan pemeriksaan fisik?

3. Apa saja macam-macam pemeriksaan fisik?

4. Bagaimana pengkajian sistem respirasi pada anak?

5. Bagaimana pengkajian dan disfungsi pernafasan?

1

Page 2: Tugas Respirasi Pengkajian Pada Anak

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian pemeriksaan fisik

2. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan fisik

3. Untuk mengetahui macam-macam pemeriksaan fisik

4. Untuk mengetahui pengkajian sistem respirasi pada anak

5. Untuk mengetahui pengkajian dan disfungsi pernafasan

2

Page 3: Tugas Respirasi Pengkajian Pada Anak

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik adalah sebuah proses dari seorang tenaga kesehatan dalam

memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Pemeriksaan fisik pada

sistem pernapasan merupakan satu dari komponen proses keperawatan yang merupakan

suatu usaha yang dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan sistem

pernafasan dari klien meliputi usaha pengumpulan data tentang status kesehatan seorang

klien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan. Pemeriksaan

fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada setiap sistem

tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan perawat

untuk membuat penilaian klinis. Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah

proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis

penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan

pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan

perawatan pasien. Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari

bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak yaitu kaki. Pemeriksaan secara sistematis

tersebut disebut teknik Head to Toe. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan

inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti

test neurologi.

Adanya petunjuk yang didapat selama dilaksanakan pemeriksaan riwayat dan fisik,

ahli medis dapat menyusun sebuah diagnosis diferensial, yakni sebuah daftar penyebab

yang mungkin menyebabkan terjadinya gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan

untuk meyakinkan penyebab tersebut. Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri

penilaian kondisi pasien secara umum dan sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya,

tanda vital atau pemeriksaan suhu, denyut dan tekanan darah selalu dilakukan pertama

kali.

B. Tujuan Pemeriksaan Fisik

Tenaga medis dalam hal ini perawat melakukan pemeriksaan fisik memiliki tujuan-tujuan

tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan klien. Tujuan tersebut meliputi hal-

hal berikut ini:

1. Mengetahui kondisi sistem respirasi normal atau tidak

3

Page 4: Tugas Respirasi Pengkajian Pada Anak

2. Mengetahui adanya gangguan pada sistem respirasi

3. Menentukan rencana yindakan keperawatan yang tepat

4. Sebagai skrining rutin untuk meningkatkan perilaku sejahtera

5. Sebagai tindakan kesehatan preventif

C. Macam-Macam Pemeriksaan Fisik

1. Inspeksi

Inspeksi merupakan proses observasi dengan menggunakan mata. Inspeksi

dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang berhubungan dengan status fisik

klien sebagai data dasar. Inspeksi dilakukan saat pertama kali bertemu dengan klien

atau pemeriksaan yang dilakukan pertama kali. Saat melakukan tindakan ini amati

secara cermat mengenai tingkah laku dan keadaan tubuh klien.

2. Palpasi

Palpasi adalah tindakan yang dilakukan menggunakan sentuhan dan rabaan.

Palpasi merupakan pemeriksaan fisik yang dilakukkan dengan menggunakan tangan

untuk meraba struktur di atas atau di bawah permukaan tubuh. Palpasi dilakukan

untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan mengobservasi abnormalitas,

mengidentifikasi keadaan kulit, dan mengetahui vocal atau tactile premitus (vibrasi).

Selama palpasi perawat harus mengkaji adanya krepitus (udara dalam jaringan

subkutan), nyeri tekan dinding dada, tonus otot edema, dan fremitus taktil atau

vibrasi gerakan udara melalui dinding dada ketika klien sedang bicara.

Metode palpasi dilaksanakan untuk mendeterminasi ciri-ciri jaringan atau

organ. Palpasi toraks berguna untuk mengetahui abnormalitas yang dikaji saat

inspeksi seperti massa, lesi, dan bengak. Perlu dikaji juga kelembutan kulit terutama

jika pasien mengeluhkan adanya nyeri. Perlu diperhatikan juga adanya getaran atau

tidak pada dinding dada yang dihasilkan ketika berbicara (vocal premitus). Palpasi

dinding dada posterior saat klien mengucapkan kata-kata yang menghasilkan vibrasi

yang relative keras. Vibrasi ditransmisikan dari laring melalui jalan napas dan dapat

dipalpasi pada dinding dada. Intensitas vibrasi pada kedua sisi disbandingkan

terhadap simetrisnya. Vibrasi terkuat teraba di atas area yang terdapat konsolidasi

paru misalnya Pneumonia.

Terdapat dua jenis palpasi, yaitu palpasi ringan dan palpasi dalam. Palpasi

ringan banyak digunakan dalam pengkajian dengan cara ujung jari pada satu atau

dua tangan yang digunakan secara simultan. Tangan diletakkan pada area yang akan

4

Page 5: Tugas Respirasi Pengkajian Pada Anak

dipalpasi dan jari-jari ditekan ke bawah perlahan-lahan sampai ditemukan hasil.

Palpasi dalam dilakukan untuk mengetahui keadaan atau isi abdomen. Biasanya

dilakukan dengan menggunakan dua tangan yang disebut bimanual. Satu tangan

digunakan untuk merasakan bagian yang dipalpasi sedangkan tangan lainnya untuk

menekan ke bawah. Dengan posisi relaks, jari-jari tangan kedua diletakkan melekat

pada jari-jari pertama. Tekanan dilakukan oleh puncuk tangan ke sendi Intrapalngeal

distal. Tekanan dilepas sebelum pindah area kecuali untuk mengetahui adanya nyeri

tekan.

3. Perkusi

Perkusi merupakan metode pemeriksaan fisik dengan cara mengetuk. Tujuan

perkusi adalah untuk menentukan batas-batas organ atau bagian tubuh dengan cara

merasakan vibrasi yang ditimbulkan akibat adanya gerakan yang diberikan ke bawah

jaringan. Metode perkusi dapat membedakan apa yang ada di bawah jaringan seperti

udara, cairan atau zat padat.

4. Auskultasi

Auskultasi merupakan pengkajian yang sangat bermakna mencangkup

mendengar suara napas normal dan suara tambahan (abnormal) dengan

menggunakan stetoskop. Perawat menggunakan stetoskop untuk mendengarkan

bunyi jantung, paru-paru, bunyi bising usus serta untuk mengukur tekanan darah dan

denyut nadi. Suara napas normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui jalan

napas dari laring ke alveoli dan bersifat bersih.

D. Pengkajian Sistem Respirasi pada Anak

Merupakan pengkajian yang dilakukan pada anak yang bertujuan untuk memperoleh

data status kesehatan anak serta dapat dijadikan sebagai dasar dalam menegakkan

diagnosis keperawatan, adapun pengkajian fisik keperawatan meliputi:

1. Pengkajian keadaan umum

Pada pengkajian ini terdiri dari pemeriksaan secara umum seperti pemeriksaan status

kesadaran, status gizi, tanda-tanda vital, dan lain-lain.

2. Pemeriksaan kesadaran

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai status kesadaran anak, status kesadaran ini

dilakukan dengan dua penilaian yaitu penilaian secara kualitatif dan penilaian secara

kuantitatif

3. Pemeriksaan Status Gizi

5

Page 6: Tugas Respirasi Pengkajian Pada Anak

Penilaian tentang status gizi dapat dilakukan dengan melakukan beberapa

pemeriksaan seperti pemeriksaan antropometri meliputi pemeriksaan berat badan,

tinggi badan, lingkar lengan atas, pemeriksaan klinis dan laboratorium.

4. Pemeriksaan Nadi

Dalam melakukan pemeriksaan nadi seharusnya dilakukan dalam keadaan tidur atau

istirahat, pemeriksaan nadi dapat disertai dengan pemeriksaan denyut jantung untuk

mengetahui adanya pulsus deficit yang merupakan denyut jantung yang cukup kuat

untuk menimbulkan denyut nadi sehingga dneyut jantung lebih tinggi dari denyut

nadi.

5. Pemeriksaan Tekanan Darah

Dalam melakukan pemeriksaan tekanan darah, hasilnya sebaiknya dicantumkan

dalam posisi atau keadaan apa seperti tidur, duduk, berbaring, atau menangis sebab

posisi akan mempengaruhi hasil penilaian tekanan darah yang dilakukan.

Pemeriksaan yang sering kita lakukan adalah pemeriksaan secara tidak langsung

dengan menggunakan tensimeter yang dapat dilakukan secara palpasi atau secara

auskultasi dengan bantuan stetoskop.

6. Pemeriksaan Pernapasan

Pada pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menilai frekuensi pernapasan, irama

pernapasan, kedalaman pernapasan dan tipe atau pola pernapasan.

7. Pemeriksaan Suhu

Pemeriksaan ini dapat dilakukan melalui rectal, aksila, dan oral yang digunakan

untuk menilai keseimbangan suhu tubuh yang digunkan untuk membantu

menentukan diagnosis dini suatu penyakit.

8. Pemeriksaan Kuku, Kulit, Rambut, Kelenjar Getah Bening

a. Pemeriksaan Kulit

Pemeriksaan kulit ini dilakukan untuk menilai warna, adanya sianosis, ikterus,

eczema, pucat, purpura, eritema, macula, papula, pesikula, pustula, ulkus, turgor

kulit, kelembapan kulit, tekstur kulit dan edema.Pemeriksaan warna kulit ini

untuk mengetahui adanya pigmentasi kulit, kondisi normal dapat disebabkan

karena melanin pada kulit.

b. Pemeriksaan Kuku

Pada pemeriksaan kuku ini dilakukan dengan mengadakan inspeksi terhadap

warna, bentuk dan keadaan kuku.Adanya jari tabuh yang menunjukkan penyakit

6

Page 7: Tugas Respirasi Pengkajian Pada Anak

pernapasan kronik atau penyakit jantung serta bentuk kuku yang cekung atau

cembung menunjukkan adanya cedera, defisinsi besi, dan infeksi.

c. Pemeriksaan rambut

Pada pemeriksaan rambut ini dilakukan untuk menilai adanya warna, kelebatan,

distribusi dan karakteristik lainnya dari rambut.Keadaan normal adalah rambut

menutupi semua kecuali telapak tangan dan kaki, permukaan labia sebelah

dalam dan rambut kepala seperti berkilauan seperti sutra dan kuat.Adanya

rambut kering rapuh kurang pigmen dapat menunjukkan adanya kekurangan

gizi, adanya kurang tumbuh rambut dapat menunjukkan adanya malnutrisi,

penyakit hipotiroidisme, efek obat dll.

d. Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening

Pemeriksaan getah bening dengan cara melakukan palpasi pada daerah leher

atau inguinal yang lain, apabila terjhadi pembesaran dengan diameter >10mm

menunjukkan adanya kemungkinan tidak normal atau indikasi penyakit tertentu.

9. Pemeriksaan Kepala dan Leher

a. Kepala

Pada pemeriksaan ini menilai tentang lingkaran kepala, apabila didapatkan

lingkar kepala yang lebih besar dari normal dinamakan Makrosefali biasanya

dapat ditemukan pada penyakit hidrocephalus dan mikrocefali dimana lingkar

kepala kurang dari normal. Pemeriksaan yang lain adalah ubun-ubun atau

fontanel.

b. Wajah

Pemeriksaan wajah ynag dilakukan pada anak dapat dilihat tentang adanya

asimetri atau tidak, asimetri pada wajah dapat disebabkan karena adanya

paralisis fasialis, kemudian menilai adanya pembengkakan pada wajah.

c. Mata

Pada pemeriksaan mata ini menilai adanya visus atau ketajaman penglihatan,

pada pemeriksaan visus ini dapat dilakukandengan pemberian rangsangan

cahaya pada umur neonates.

d. Telinga

Dalam pemeriksaan telinga dapat dilakukan mulai dari telinga bagian luar,

telinga bagian tengah dan telinga bagian dalam. Pada pemeriksaan telinga bagian

luar dapat dimulai dengan pemeriksaan daun telinga dan liang telinga.

Pemeriksaan liang telinga ini dapat dilakukan dengan bantuan otoskop kemudian

7

Page 8: Tugas Respirasi Pengkajian Pada Anak

selanjutnya pemeriksaan membrane timpani dimana dikatakan normal

membrane timpaninya adalah sedikit cekung dan mengkilat kemudian dilihat

juga adanya perforasi atau tidak, kemudian pemeriksaan mastoid dengan melihat

adanya pembengkakan pada daerah mastoid kemudian dilakukan pemeriksaan

pendengaran apakah mengalami gangguan atau tidak dengan bantuan alat garpu

tala.

e. Hidung

Pada pemeriksaan hidung untuk menilai adanya kelainan bentuk dari hidung

atau juga untuk menentukan ada tidaknya etistaksis, pemeriksaan yang dapat

digunakan adalah pemeriksaan rhinoskopi anterior maupun posterior.

f. Mulut

Pada pemeriksaan mulut dapat ditemukan ada tidaknya trismus, halitosis,

ladiostosis.Selanjutnya adalah pemeriksaan gusi dapat ditentukan adanya edema

atau tanda-tanda radang.Pemeriksaan lidah juga dapat ditentukan apakah terjadi

kelaianan kongengital atau tidak. Pada pemeriksaan gigi khususnya pada anak

kadang-kadang gigi tumbuh dan mudah lepas dan perkembangan gigi susu

dimulai tumbuh pada umur 5bulan tetapi kadang-kadang 1 tahun. Dalam

pemeriksaan selanjutnya dapat diketahui adanya pengeluaran saliva dengan

melihat banyaknya saliva yang dikeluarkan.

g. Faring

Pemeriksaan ini untuk melihat adanya hyperemia, edema, dan adanya abses baik

retrofaringeal atau peritonsilar atau lainnya.Adanya edema faring umunya

ditandai dengan mukosa yang pucat dan sembab pada difteri dapat ditentukan

adanya bercak putih abu-abu yang sulit diangkat.

h. Laring

Pada pemeriksaan laring sangat berhubungan dengan pemeriksaan pernapasan

apabila adanya obstruksi pada laring maka seseorang mengalami stridor yang

disertai dengan batuk dan suara serak.

i. Leher

Pada pemeriksaan leher untuk menilai adanya tekanan vena jugularis, dengan

cara meletakkan pasien dalam posisi terlentang dengan kepala dan dada diangkat

setinggi 15-30o kemudian pemeriksaan yang lain adalah ada tidaknya massa

dalam leher.

8

Page 9: Tugas Respirasi Pengkajian Pada Anak

10. Pemeriksaan Dada

Pada pemeriksaan dada yang perlu diketahui adalah garis atau batas di dada

dan dalam melakukan pemeriksaan adalah IPPA (inspeksi, palpasi, perkusi, dan

auskultasi). Pada penilaian bentuk dada diantaranya:

a. Pertama, funnel chest yang merupakan bentuk dada dimana sternum bagian

bawah serta iga masuk ke dalam terutama saat inspirasi, yang dapat disebabkan

hipertropi adenoid yang berat.

b. Kedua, pigeon chest merupakan bentuk dada dimana bagian sternum menonjol

kea rah luar, dimana biasanya disertai dengan depresi ventrikel pada daerah

kostokodral.

c. Ketiga, barrel chest merupakan bentuk dada dimana dada berbentuk bulat seperti

tong yang mana sternum terdorong kearah depan dengan iga-iganya horizontal

yang dapat ditemukan pada penyakit obstruksi paru.

11. Payudara

Pemeriksaan payudara pada anak digunakan untuk mengetahui perkembangan dan

kelainan payudara anak, diantaranya mengatahui ada tidaknya ginekomastia

patologis terjadi galaktore, sebelum anak mengalami masa pubertas.

12. Paru

Pada pemeriksaan paru langkah pertama adalah inspeksi untuk melihat apakah

terdapat kelainan patologis ataukah hanya fisiologis dengan melihat pengembangaan

paru saat bernapas. Sedangkan untuk pemeriksaan secara palpasi dapat dinilai:

a. Simetri atau asimetri dada yang dapat diperoleh karena adanya benjolan yang

abnormal, pembesaran kelenjar limfe pada aksila.

b. Adanya premitus suara yang merupakan getaran pada daerah toraks saat anak

bicara, atau menangis yang sama dalam kedua sisi toraks. Caranya dnegan

meletakkan telapak tangan kanan dan kiri pada daerah dada atau punggung.

c. Adanya krepitasi subkutis yang merupakan adanya udara pada daerah bawah

jaringan kulit, adanya krepitasi ini dapat terjadi spontan, setelah trauma atau

tindakan trakeostomi.

Kemudian pemeriksaan secara perkusi dapat dilakukan dengan cara langsung

atau tidak langsung, cara langsung dengan mengetukkan ujung jari atau jari telunjuk

langsung ke dinding dada, sedangkan cara tidak langsung dengan cara meletakkan

satu jari pada dinding dada dan mengetuknya dengan jari tangan lainnya yang

9

Page 10: Tugas Respirasi Pengkajian Pada Anak

dimulai dari atas ke bawah dan kanan atau ke kiri dengan membandingkannya. Hasil

penilaian pemeriksaan ini adalah:

Pertama, sonor merupakan suara paru yang normal, kedua adalah redup atau

pekak suara perkusi yang berkurang normalnya pada daerah scapula, diafragma,

hati, jantung.Suara pekak atau redup ini biasanya terdapat konsolidasi jaringan paru

seperti pada atelektasis, pneumonia lobaris, dll. Khusus untuk pekak pada daerah

hati ini terdapat setinggi iga ke 6 pada garis aksilaris media kanan yang

menunjukkan adanya gerakan pernapasan yakni menurun pada saat inspirasi dan

naik pada ekspirasi dan pada anak ini akan mengalami kesulitan khususnya dibawah

2tahun. Ketiga adalah hipersonor atau timpani yang terjadi apabila udara dalam paru

bertambah seperti emfisema paru atau pneumotoraks.Pemeriksaan paru selanjutnya

adalah pemeriksaan auskulatasi untuk menilai suara napas dasar dan suara napas

tambahan, yang dapat dilakukan seluruh dada dan punggung.Caranya adlah dari

kanan atau ke kiri dengan membandingkannya kemudian dari bagian atas ke bawah

dan menekan daerah stetoskop yang kuat. Khususnya pada bayi suara napas akan

lebih keras karena dinding dada masih tipis. Hasil penilaian dari auskultasi meliputi

adanya suara napas dasar dan suara napas tambahan seperti dibawah ini :

Suara Napas Dasar

Merupakan suara napas biasa, yang meliputi suara napas pesikuler, bronchial,

amforik, cog wheel breath sound dan metamorphosing breath sound

a. Suara napas pesikuler: suara napas normal dimana adanya udara masuk dan

keluar melalui jalan napas dan suara inspirasi lebih keras dan panjang daripada

suara ekspirasi, apabila suara pesikuler melemah maka terjadi penyempitan pada

daerah bronkus, atau keadaan ventilasi yang kurang seperti pada atelektasis,

peneumonia, edema paru, efusi pleura, emfisema, pneumotoraks dan pesikuler

mengeras apabila konsolidasi bertambah seperti pneumonia, adanya tumor dll,

khusus pada asma suara pesikuler pada ekspirasi yang memanjang.

b. Suara napas bronchial: merupakan suara napas dimana inspirasi keras kemudian

disusul dengan ekspirasi yang keras pula, suara ini normal terdengar pada daerah

bronkus besar kanan dan kiri, di daerah parasternal atas di dada depan dan di

daerah interskapula di belakang, akan tetapi apabila terjadi pada daerah lain

maka kemungkinan terjadi konsolidasi paru.

c. Suara napas amforik: merupakan bunyi suara dimana suara tersebut menyerupai

suara tiupan diatas mulut botol kosong.

10

Page 11: Tugas Respirasi Pengkajian Pada Anak

d. Suara napas cog wheel breath sound merupakan suara napas yang terdengar

secara berputus-putus, tidak terus-menerus pada saat inspirasi maupun saat

ekspirasi, yang dapat terjadi pada kelainan bronkus kecil.

e. Metamorphosing breath sound merupakan suara napas dimana suaranya dimulai

dari yang halus kemudian mengeras dan dapat dimulai dari suara vesicular

kemudian menjadi bronchial.

Suara Napas Tambahan

Merupakan suara napas yang dapat didengar melalui bantuan auskultasi yang

meliputi roonki basah (rales) atau roonki kering, wheezing, suara krepitasi, bunyi

gesekan pleura (pleural friction rub).

a. Roonki basah (rales) atau roonki kering : roonki basah terkenal dengan suara

rales yang mempunyai arti bahwa suara napas seperti vibrasi terputus-putus yang

tidak terus-menerus yang terjadi akibat getaran oleh karena cairan dalam jalan

napas yang dimulai oleh udara. Suara roonki kering atau juga disebut sebagai

rhonchi merupakan suara terus-menerus yang terjadi karena jalan napas yang

menyempit akibat proses penyempitan jalan napas atau adanya jalan napas yang

obstruksi.

b. Suara wheezing suara napas yang termasuk dalam roonki kering akan tetapi

terdengar secara musical atau sonor.

c. Suara krepitasi suara napas yang terdengar akibat membukanya alveoli. Suara

krepitasi terdengar normal pada daerah belakang bawah dan samping pada saat

inspirasi yang dalam, sedangkan patofisiologis terdapat pada pneumonia.

d. Bunyi gesekan pleura (plural friction rub) merupakan suara akibat gesekan

pleura yang terdengar kasar seolah-olah dekat dengan telinga pemeriksaan yang

dapat terjadi pada inspirasi maupun saat ekspirasi lebih jelas pada akhir

inspirasi.

13. Jantung

a. Inspeksi dan palpasi, pertama denyut apek atau aktivitas ventrikel lebih dikenal

dengan nama ictus kordis merupakan denyutan jantung yang dapat dilihat pada

daerah apek yaitu sela iga ke 4 pada garis mid klapikularis kiri sedikit lateral.

Kedua, letak pulmonal yang merupakan detak jantung apabila tidak teraba pada

bunyi jantung ke 2 dalam keadaan normal, apabila bunyi jantung 2 mengeras

dapat diraba pada sela iga ke 2 tepi kiri sternum maka keadaan tersebut dapat

dikatakan sebagai detak pulmonal. Ketiga, getaran bising merup[akan getaran

11

Page 12: Tugas Respirasi Pengkajian Pada Anak

dinding dada akibat bisisng jantung yang keras, yang terjadi pada kelainan

organic.

b. Perkusi, dilakukan untuk menilai adanya pembesaran pada jantung serta batasan

organ jantung tersebut yang dilakukan daerah sekitar jantung.

c. Auskultasi, dengan cara mendengarkan mulai dari apeks kemudian ke tepi kiri

sternum bagian bawah, bergeser ke atas sepanjang tepi kiri sternum, tepi kanan

sternum daerah infra dan supraklapikular kanan atau kiri.

14. Pemeriksaan Abdomen

Dilakukan dengan cara inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi. Inspeksi untuk

menilai ukuran dan bentuk perut, auskultasi mendengarkan melalui stetoskop dengan

cara mendengarkan adanya suara peristaltic usus normal terdengar setiap 10-30 detik.

Perkusi pada daerah abdomen dilakukan melalui epigastrium secara simetris menuju

kemudian bawah abdomen. Pemeriksaan palpasi dapat dilakukan dengan cara

monomanual (satu tangan) atau bimanual (dua tangan) seperti pada palpasi pada

lapangan atau dinding abdomen seperti adanya nyeri tekan, ketegangan dinding

perut, palpasi pada hati, palpasi limfa dan palpasi ginjal.

15. Pemeriksaan Genetalia

Khusus pada laki-laki dapat diperiksa dengan memperhatikan ukuran, bentuk penis,

testis serta kelainan yang ada.Sedangkan pada perempuan dapat diperhatikan adanya

epispadia (terbelahnya mons pubis dan klitoris dan urethra membuka di bagian

dorsal) adanya tanda-tanda sex sekunder dll serta cairan yang keluar dari lubang

genetalia.

16. Pemeriksaan Tulang Belakang dan Ekstremitas

Pada pemeriksaan tulang ektremitas pada anak dapat dilakukan dengan cara inspeksi

terhadap adanya kelainan tulang belakang seperti lordorsis, kiposis, skoliosis.

17. Pemeriksaan Neurologis

Pertama kali dapat dilakukan secara inspeksi dengan mengamati adanya kejang,

tremor atau gemetaran, twitching, parese, paralesis, diplegia, paraplegia, tetraplegia,

dan hemiparese.

E. Pengkajian dan Disfungsi Pernafasan

1. Pneumonia

Pengkajian

a. Usia

12

Page 13: Tugas Respirasi Pengkajian Pada Anak

Pneumonia sering terjadi pada bayi dan anak.Kasus terbanyak terjadi pada anak

berusia di bawah 3 tahun dan kematian terbanyak terjadi pada bayi yang berusia

kurang dari 2 bulan.

b. Keluhan utama: sesak napas.

c. Riwayat penyakit:

1) Pneumonia virus

Didahului oleh gejala-gejala infeksi saluran napas, termasuk rhinitis dan

batuk, serta suhu badan lebih rendah daripada pneumonia bakteri. Pneumonia

virus tidak dapat dibedakan dengan pneumonia bakteri dan mukuplasma

2) Pneumonia stafilokokus (bakteri)

Didahului oleh infeksi saluran pernapasan bagian atas atau bawah dalam

beberapa hari hingga 1 minggu, kondisi suhu tinggi, batuk dan mengalami

kesulitan pernapasan.

d. Riwayat penyakit terdahulu

1) anak sering menderita penyakit saluran pernapasan bagian atas

2) riwayat penyakit campak/fertusis (pada bronkopneumonia)

e. Pemeriksaan fisik:

1) Inspeksi.

Perlu diperhatikan adanya tahipne, dispne, sianosis sirkumoral, pernapasan

cuping hidung, distensi abdomen, batuk semula nonproduktif menjadi

produktif, serta nyeri dada pada waktu menarik napas. Batasan takipnea pada

anak 2 bulan – 12 bulan adalah 50 kali/menit atau lebih, sementara untuk

anak berusia 12 bulan-5bulan adalah 40 kali/menit atau lebih. Perlu

diperhatikan adanya tarikan dinding dada ke dalam akan tampak jelas.

2) Palpasi.

Suara redup pada sisi yang sakit, hati mungkin membesar, fremitus raba

mungkin meningkat pada sisi yang sakit, dan nadi mungkin mengalami

peningkatan (trachicardia)

3) Perkusi.

Suara redup pada sisi yang sakit

4) Auskultasi.

Auskultasi sederhana dapat dilakukan dengan cara mendekatkan telinga ke

hidung/mulut bayi. Pada anak yag pneumonia akan terdengar stridor.

Sementara dengan stetoskop, akan terdengar suara napas berkurang, ronkhi

13

Page 14: Tugas Respirasi Pengkajian Pada Anak

halus pada sisi yang sakit dan ronkhi yang basah pada masa resolusi.

Pernapasan bronkial, egotomi, bronkofoni, kadang-kadang terdengar bising

gesek pleura.

f. Penegak diagnosis:

1) Pemeriksaan laboratorium

a) leukosit 18.000-40.000/mm2

b) Hitung jenis didapatkan geseran ke kiri

c) LED meningkat

2) X-foto dada

3) Terdapat bercak-bercak infiltrate yang terbesar (bronco pneumonia) atau yang

meliputi satu/sebagian besar lobus/lobulus

2. Asma

Asma ialah suatu proses obstruksi pernapasan yang reversible, yang ditandai

oleh proses periode eksaserbasi dan remisi, terjadi spasme bronchial yang

mengakibatkan obstruksi jalan napas. Kondisi ini biasanya muncul sebelum usia 5

tahun, dan sebelum usia remaja, lebih sering pada anak laki- laki disbanding

perempuan.

Serangan asma umumnya disebabkan oleh factor intrinsic (alergi bulu

binatang, serbuk, asak rokok atau debu).

Pengkajian Penyakit Asma :

a. Respirasi

1) Napas pendek

2) ekspirasi yang memanjang

3) Retraksi dada

4) Takipnea

5) Batuk kering

6) Ronki

7) Pernapasan Cuping Hidung

b. Kardiovaskuler:Takikardia

1) Neurologis

a) Gelisah

b) Cemas

c) Sulit tidur

d) Muskuluskeletal

14

Page 15: Tugas Respirasi Pengkajian Pada Anak

e) Tidak mampu beraktivitas

2) Integument

a) Sianosis

b) Pucat

c) Psikososial

d) Tidak patuh dengan pengebotan

3. Bronkiolitis

Suatu inflamasi infeksi virus pada bronkiolus yang menyebabkan obstruksi

akut jalan napas dan penurunan pertukaran gas alveoli. Penyakit ini biasanya

disebabkan oleh respiratory syncytial virus (rsv), biasanya terjadi pada anak usia 2 –

12 bulan, terutama selama musim dingin dan awal musim semi.

Infeksi ditandai dengan edema mukosa, peningkatkan sekresi mucus, obstruksi

bronkiolus, dan distensi alveoli yang berlebihan. Komplikasi gangguan ini mencakup

penyakit paru kronis dan bahkan kematian.

Pengkajian penyakit bronkiolitis :

a. Respirasi

1) Takipnea

2) Retraksi

3) Pernapasan cuping hidung

4) Dispnea

5) Pernapasan dangkal

6) Penurunan bunyi napas

7) Ronki kering

8) Ekspirasi memanjang

9) Batuk

b. Kardiovaskuler

Takikardia

c. Neurologis

1) Iritabilitas

2) Kesulitan tidur

d. Gastrointestinal

Kesulitan makan

e. Integument

1) Peningkatan suhu tubuh

15

Page 16: Tugas Respirasi Pengkajian Pada Anak

2) Sianosis

f. Psikososial

Cemas

4. Displasiabrinkoplumonar

Penyakit paru kronis, bersifat progresif dan etiologinya tidak diketahui, yang

ditandai dengan edema paru, hipertrofi, bronkiolus dan alveolus, serta memerlukan

oksigen sepanjang waktu.Penyakit ini khususnya terjadi pada bayi premature yang

mengalami syndrome kegawatan pernapasan yang dilakukan intubasi endotrakeal,

pemberian oksigen konsentrasi tinggi, ventilasi dengan tekanan positif tinggi dalam

waktu yang lama.

Komplikasi bpd meliputi penyakit pernapasan kronis, infeksi pernapasan yang

sering, pneumotoraks, gagal jantung, hipertensi pulmonal, dan syndrome kematian

mendadak pada bayi (sudden infant death syndrome, sids).

Pengkajian penyakit displasia brinkoplumonar :

a. Respirasi

1) Kesukaran pernapasan

2) Retraksi

3) Dispnea

4) Crackles

5) Ronki

6) Mengi

7) Atelektasis

b. Kardiovaskuler

1) Waktu pengisian kapiler memanjang

2) Gagal jantung kanan

c. Gastrointestinal

1) Kesulitan makan

2) Penurunan berat badan

d. Muskuloskeletal

1) Kelelahan

2) Pertumbuhan yang tertunda

e. Integumen

1) Pucat

2) Sianosis sirkumoral

16

Page 17: Tugas Respirasi Pengkajian Pada Anak

f. Psikososial

Perkembangan yang tertunda

5. Batuk rejan

Yang disebut juga laringotrakeobronkitis, adalah infeksi saluran napas bagian

atas dan bawah, yang menyebabkan edema subglotis, dan peradangan pita suara,

yang kadang – kadang menyebabkan kesukaran pernapasan (spasme laring, dispnea,

dan batuk yang menyalak), stridor, retraksi, dan sianosis.

Penyakit ini biasanya terjadi setelah infeksi saluran napas bagian

atas.Penyebabnya yang paling umum adalah respiratory syncytial virus, adenovirus,

dan viru parainfluenza.Penyakit ini biasanya menyerang anak yang berusia diantara 3

bulan dan 3 tahun.Terapi biasanya meliputi pemberian antibiotic dan cairan serta

anak dijauhkan terhadap udara yang dilembabkan, untuk mempertahankan fungsi

pernapasan.

Pengkajian penyakit batuk pejan :

a. Respirasi

1) Riwayat gejala flu berlangsung 1 – 2 hari

2) Tanda dan gejala kesukaran pernapasan

3) Dispnea

4) Retraksi

5) Sianosis

6) Batuk yang menyalak

7) Suara yang keras saat inspirasi

b. Kardiovaskuler

Takikardia

c. Neurologis

1) Gangguan tingkat kesadaran

2) Gelisah

3) Sakit kepala

4) Kebingungan

5) Gangguan tidur

d. Gastrointestinal

Kesulitan makan

e. Integument

17

Page 18: Tugas Respirasi Pengkajian Pada Anak

Meningkatnya suhu tubuh (biasanya < 39oc), bergantung pada metode yang

digunakan untuk pengukuran suhu tubuh

f. Psikososial

Kecemasan

6. Fibrosis kistik

Merupakan penyakita autosomal yang resesif, fibrosis kistik adalah penyakit

genitik yang paling sering mengancam kehidupan pada anak kulit putih, di amerika

serikat.Fibrosis kistik menyebabkan sekresi mucus dari kelenjar eksokrin untuk

menghasilkan sekresi yang kental dan bertambah. Secara khusus, lender yang kental

ini menyumbat membrane sel yang berfungsi dan mengurangi transfer membrane sel

ke organ – organ seperti paru, pancreas, dan hati, sehingga menyebebkan kesulitan

pernapasan, infeksi pernapasan yang kronis, deficit nutrisi, dan sirosis.

Pengkajian penyakit fibrosis kistik

a. Respirasi

1) Mengi

2) Batuk yang tidak produktif

3) Hemopetisis

4) Atelektasis

5) Dispnea

6) Barrel chest

7) Trakeobronkitis

8) Takipnea

b. Gastrointestinal

1) Kegagalan pertumbuhan

2) Feses berbau busuk, berukuran besar, atau diare yang kronis

3) Nafsu makan meningkat

4) Luka

c. Genitourinaria

Infeksi vagina

d. Musculoskeletal

1) Kelelahan

2) Postur pendek

e. Mata,telinga,hidung, dan tenggorokan

1) Sinusitis

18

Page 19: Tugas Respirasi Pengkajian Pada Anak

2) Polip hidung

f. Integumen

1) Memar

2) Sianosis

3) Permukaan kulit terasa bergaram

4) Jari – jari tabuh / clubbing finger

g. Psikososial

1) Perkembangan yang terhambat

2) Kecemasan

3) Marah (potensial)

4) Depresi (potensial)

7. Epiglotis

Infeksi yang dapat menyebabkan obstruksi saluran napas, yang ditandai

dengan gangguan pernapasan akut, yang berlangsung dengan cepat, dan terjadi

peradangan dari epiglotis.Infeksi ini sering disebabkan oleh haemophilus influenza

tipe b, dan memiliki serangan dengan cepat.Secara khusus, anak tidak menunjukan

tanda waktu tidur, namun saat terbangun anak langsung mengalami kesulitan dalam

menelan saat bangun dan sakit tenggorokan. Deman dan letargi berlangsung dengan

cepat, diikuti oleh dispnea

Kondisi ini biasanya mempengaruhi anak antara usia 2 dan 5 tahun. Terapi

yang diberikan termasuk pemberian ventilator mekanis atau trakeostomi.Antibiotic

juga digunakan.

Pengkajian penyakit epiglotis

a. Respirasi

1) Riwayat sakit tenggorokan dengan awitan kesukaran pernapasan yang terjadi

tiba – tiba (dispnea, takipnea, retraksi, mengi)

2) Pernapasan mulut

3) Stridor pada inspirasi

4) Hipoksia

b. Kardiovaskuler

1) Takikardia

2) Denyut nadi kecil

c. Gastrointestinal

1) Mengeluarkan air liur

19

Page 20: Tugas Respirasi Pengkajian Pada Anak

2) Ketidak mampuan menelan

d. Musculoskeletal

1) Postur tubuh tegak lurus dengan dagu terangkat

2) Gelisah

e. Integument

Peningkatan suhu tubuh

f. Psikososial

1) Kecemasan

2) Ketakutan

8. Tuberkolosis

Disebabkan oleh infeksi dari mycobacterium tuberculosis.Seorang anak yang

reaksi kulitnya positif terhadap uji skrining tb memerlukan foto toraks untuk

menentukan lesi aktif dan perluasannya. Anak sangat rentan selama tahun pertama

dari 3 tahun kehidupan, dan kambuh kembali pada tahun sebelum,selama,dan segera

setelah pubertas.

Pengkajian penyakit tuberkolosis:

a. Respirasi

1) Batuk

2) Efusi pleura

3) Klasifikasi yang nampak pada foto toraks

b. Integument

1) Demam

2) Mengigil

c. Gastrointestinal

Penurunan berat badan

d. Neurologis

Meningitis

e. Musculoskeletal

Infeksi tulang

20

Page 21: Tugas Respirasi Pengkajian Pada Anak

BAB III

PENUTUP

SIMPULAN

Pemeriksaan fisik adalah sebuah proses dari seorang tenaga kesehatan dalam

memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Pemeriksaan fisik pada

sistem pernapasan merupakan satu dari komponen proses keperawatan yang merupakan suatu

usaha yang dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan sistem pernafasan dari

klien meliputi usaha pengumpulan data tentang status kesehatan seorang klien secara

sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan.

Tujuan pemeriksaan fisik adalah :

1. Mengetahui kondisi sistem respirasi normal atau tidak

2. Mengetahui adanya gangguan pada sistem respirasi

3. Menentukan rencana yindakan keperawatan yang tepat

4. Sebagai skrining rutin untuk meningkatkan perilaku sejahtera

5. Sebagai tindakan kesehatan preventif

Pengkajian Sistem Respirasi pada AnakMerupakan pengkajian yang dilakukan pada

anak yang bertujuan untuk memperoleh data status kesehatan anak serta dapat dijadikan

sebagai dasar dalam menegakkan diagnosis keperawatan

21