tugas al islam

86
Riska Ismayanti H AL Islam II NIM : 2012437097 1. Istilah : Fiqih, syari’at, ijtihad, aqidah, mu’amalah, ahlaq, sunnah dan bid’ah Fiqih Fiqih adalah salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan Tuhannya. Beberapa ulama fikih seperti Imam Abu Hanifah mendefinisikan fikih sebagai pengetahuan seorang muslim tentang kewajiban dan haknya sebagai hamba Allah. Fiqih membahas tentang cara bagaimana cara tentang beribadah, tentang prinsip Rukun Islam dan hubungan antar manusia sesuai dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Dalam Islam, terdapat 4 mazhab dari Sunni, 1 mazhab dari Syiah, dan Khawarij yang mempelajari tentang fikih. Seseorang yang sudah menguasai ilmu fikih disebut Fakih. Dalam bahasa Arab, secara harfiah fikih berarti pemahaman yang mendalam terhadap suatu hal. Beberapa ulama memberikan penguraian bahwa arti fikih secara terminologi yaitu fikih merupakan suatu ilmu yang mendalami hukum Islam yang diperoleh melalui dalil di Al-Qur'an dan Sunnah. Selain itu fikih merupakan ilmu yang juga membahas hukum syar'iyyah dan hubungannya Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Upload: atwindasukmaputri

Post on 18-Jan-2016

74 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

about islam

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

1. Istilah : Fiqih, syari’at, ijtihad, aqidah, mu’amalah, ahlaq, sunnah dan bid’ah

Fiqih

Fiqih  adalah salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus

membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia,

baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan

Tuhannya. Beberapa ulama fikih seperti Imam Abu Hanifah mendefinisikan fikih

sebagai pengetahuan seorang muslim tentang kewajiban dan haknya sebagai hamba

Allah.

Fiqih membahas tentang cara bagaimana cara tentang beribadah, tentang

prinsip Rukun Islam dan hubungan antar manusia sesuai dengan dalil-dalil yang

terdapat dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Dalam Islam, terdapat 4 mazhab dari Sunni,

1 mazhab dari Syiah, dan Khawarij yang mempelajari tentang fikih. Seseorang yang

sudah menguasai ilmu fikih disebut Fakih.

Dalam bahasa Arab, secara harfiah fikih berarti pemahaman yang mendalam

terhadap suatu hal. Beberapa ulama memberikan penguraian bahwa arti fikih

secara terminologi yaitu fikih merupakan suatu ilmu yang mendalami hukum Islam

yang diperoleh melalui dalil di Al-Qur'an dan Sunnah. Selain itu fikih merupakan

ilmu yang juga membahas hukum syar'iyyah dan hubungannya dengan kehidupan

manusia sehari-hari, baik itu dalam ibadah maupun dalammuamalah. Dalam

ungkapan lain, sebagaimana dijelaskan dalam sekian banyak literatur, bahwa fiqh

adalah "al-ilmu bil-ahkam asy-syar'iyyah al-amaliyyah al-muktasab min adillatiha

at-tafshiliyyah", ilmu tentang hukum-hukum syari'ah praktis yang digali dari dalil-

dalilnya secara terperinci". Terdapat sejumlah pengecualian terkait pendefinisian

ini. Dari "asy-syar'iyyah" (bersifat syari'at), dikecualikan ilmu tentang hukum-

hukum selain syariat, seperti ilmu tentang hukum alam, seperti gaya gravitasi bumi.

Dari "al-amaliyyah" (bersifat praktis, diamalkan), ilmu tentang hukum-hukum

syari'at yang bersifat keyakinan atau akidah, ilmu tentang ini dikenal dengan ilmu

kalam atau ilmu tauhid. Dari "at-tafshiliyyah" (bersifat terperinci), ilmu tentang

hukum-hukum syari'at yang didapat dari dalil-dalilnya yang "ijmali" (global),

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 2: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

misalkan tentang bahwasanya kalimat perintah mengandung muatan kewajiban,

ilmu tentang ini dikenal dengan ilmu ushul fiqh.

Sejarah Fiqih

Masa Nabi Muhammad saw

Masa Nabi Muhammad saw ini juga disebut sebagai periode risalah, karena

pada masa-masa ini agama Islam baru didakwahkan. Pada periode ini, permasalahan

fikih diserahkan sepenuhnya kepada Nabi Muhammad saw. Sumber hukum Islam

saat itu adalah al-Qur'an dan Sunnah. Periode Risalah ini dapat dibagi menjadi dua

bagian, yaitu periode Makkah dan periode Madinah. Periode Makkah lebih tertuju

pada permasalah akidah, karena disinilah agama Islam pertama kali disebarkan.

Ayat-ayat yang diwahyukan lebih banyak pada masalah ketauhidan dan keimanan.

Setelah hijrah, barulah ayat-ayat yang mewahyukan perintah untuk melakukan

puasa, zakat dan haji diturunkan secara bertahap. Ayat-ayat ini diwahyukan ketika

muncul sebuah permasalahan, seperti kasus seorang wanita yang diceraikan secara

sepihak oleh suaminya, dan kemudian turun wahyu dalam surat Al-Mujadilah. Pada

periode Madinah ini, ijtihad mulai diterapkan [5], walaupun pada akhirnya akan

kembali pada wahyu Allah kepada Nabi Muhammad saw.

Masa Khulafaur Rasyidin

Masa ini dimulai sejak wafatnya Nabi Muhammad saw sampai pada masa

berdirinya Dinasti Umayyah ditangan Mu'awiyah bin Abi Sufyan. Sumber fikih

pada periode ini didasari pada Al-Qur'an dan Sunnah juga ijtihad para sahabat Nabi

Muhammad yang masih hidup. Ijtihad dilakukan pada saat sebuah masalah tidak

diketemukan dalilnya dalam nash Al-Qur'an maupun Hadis. Permasalahan yang

muncul semakin kompleks setelah banyaknya ragam budaya dan etnis yang masuk

ke dalam agama Islam.

Pada periode ini, para faqih mulai berbenturan

dengan adat, budaya dan tradisi yang terdapat pada masyarakat Islam kala itu.

Ketika menemukan sebuah masalah, para faqih berusaha mencari jawabannya dari

Al-Qur'an. Jika di Al-Qur'an tidak diketemukan dalil yang jelas, maka hadis

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 3: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

menjadi sumber kedua . Dan jika tidak ada landasan yang jelas juga di Hadis maka

para faqih ini melakukan ijtihad.

Menurut penelitian Ibnu Qayyim, tidak kurang dari 130 orang faqih dari pria dan

wanita memberikan fatwa, yang merupakan pendapat faqih tentang hukum.

Masa Awal Pertumbuhan Fikih

Masa ini berlangsung sejak berkuasanya Mu'awiyah bin Abi Sufyan sampai

sekitar abad ke-2 Hijriah. Rujukan dalam menghadapi suatu permasalahan masih

tetap sama yaitu dengan Al-Qur'an,Sunnah dan Ijtihad para faqih. Tapi, proses

musyawarah para faqih yang menghasilkan ijtihad ini seringkali terkendala

disebabkan oleh tersebar luasnya para ulama di wilayah-wilayah yang direbut oleh

Kekhalifahan Islam. Mulailah muncul perpecahan antara umat Islam menjadi tiga

golongan yaitu Sunni, Syiah, dan Khawarij. Perpecahan ini berpengaruh besar pada

ilmu fikih, karena akan muncul banyak sekali pandangan-pandangan yang berbeda

dari setiap faqih dari golongan tersebut. Masa ini juga diwarnai dengan munculnya

hadis-hadis palsu yang menyuburkan perbedaan pendapat antara faqih.

Pada masa ini, para faqih seperti Ibnu Mas'ud mulai menggunakan nalar dalam

berijtihad. Ibnu Mas'ud kala itu berada di daerah Iraq yang kebudayaannya berbeda

dengan daerah Hijaz tempat Islam awalnya bermula. Umar bin Khattab pernah

menggunakan pola yang dimana mementingkan kemaslahatan umat dibandingkan

dengan keterikatan akan makna harfiah dari kitab suci, dan dipakai oleh para faqih

termasuk Ibnu Mas'ud untuk memberi ijtihad di daerah di mana mereka berada.

Referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Fiqih

Syari’at

Syariat Islam (Arab:  إسالمية Syariat شريعة Islamiyyah) adalah hukum atau

peraturan Islam yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat Muslim. Selain berisi

hukum dan aturan, syariat Islam juga berisi penyelesaian masalah seluruh kehidupan

ini. Maka oleh sebagian penganut Islam, syariat Islam merupakan panduan

menyeluruh dan sempurna seluruh permasalahan hidup manusia dan kehidupan

dunia ini.

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 4: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

Sumber Hukum Islam

Al-Qur'an

Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam adalah firman Allah yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad untuk disampaikan kepada seluruh umat

manusia hingga akhir zaman.[1] Selain sebagai sumber ajaran Islam, Al Qur'an

disebut juga sebagai sumber pertama atau asas pertama syara'.

Al Qur'an merupakan kitab suci terakhir yang turun dari serangkaian kitab

suci lainnya yang pernah diturunkan ke dunia. Dalam upaya memahami isi Al

Qur'an dari waktu ke waktu telah berkembang tafsiran tentang isi-isi Al

Qur'an namun tidak ada yang saling bertentangan.

Al-Hadist

Hadits terbagi dalam beberapa derajat keasliannya, diantaranya adalah:

Shaheh

Hasan

Dhaif (lemah)

Maudu' (palsu)

Hadits yang dijadikan acuan hanya hadits dengan derajat shaheh dan hasan,

kemudian hadits dhaif dan maudu wajib ditinggalkan oleh umat Muslim.

Perbedaan al-qur'an dan al-Hadist adalah al-qur'an, merupakan kitab suci

yang berisikan kebenaran, hukum hukum dan firman Allah, yang kemudian

dibukukan menjadi satu bundel, untuk seluruh umat manusia. Sedangkan al-hadist,

merupakan kumpulan yang khusus memuat sumber hukum Islam setelah al Qur'an

berisikan aturan pelaksanaan, tata cara akhlak, ucapan yang dinisbatkan kepada

Rasulullah. Walaupun ada beberapa pertentangan di dalamnya tapi merupakan

kebenaran yang hanya orang orang yang diberikan izin oleh Allah untuk bisa

memahaminya dan semua ini atas kehendak Allah.

Ijtihad

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 5: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

Ijtihad adalah sebuah usaha para ulama, untuk menetapkan sesuatu putusan hukum

Islam, berdasarkan al Qur'an dan al Hadist. Ijtihad dilakukan setelah Nabi

Muhammad wafat sehingga tidak bisa langsung menanyakan pada beliau tentang

sesuatu hukum. Namun, ada hal-hal ibadah tidak bisa di ijtihadkan. Beberapa

macam ijtihad, antara lain :

Ijma' , kesepakatan para-para ulama

Qiyas , diumpamakan dengan suatu hal yang mirip dan sudah jelas

hukumnya

Maslahah Mursalah , untuk kemaslahatan umat

'Urf , kebiasaan

Terkait dengan susunan tertib syariat, al Qur'an dalam surat Al Ahzab ayat

36 mengajarkan bahwa sekiranya Allah dan rasul-Nya sudah memutuskan suatu

perkara, maka umat Islam tidak diperkenankan mengambil ketentuan lain. Oleh

sebab itu, secara implisit dapat dipahami bahwa jika terdapat suatu perkara yang

Allah dan rasul-Nya belum menetapkan ketentuannya, maka umat Islam dapat

menentukan sendiri ketetapannya itu. Pemahaman makna ini didukung oleh ayat al

Qur'an dalam Surat Al Maidah  yang menyatakan bahwa hal-hal yang tidak

dijelaskan ketentuannya sudah dimaafkan Allah.

Dengan demikian, perkara yang dihadapi umat Islam dalam menjalani

hidup beribadahnya kepada Allah itu dapat disederhanakan dalam dua kategori,

yaitu apa yang disebut sebagai perkara yang termasuk dalam kategori Asas Syara'

dan perkara yang masuk dalam kategori Furu' Syara'.

Asas Syara'

Yaitu perkara yang sudah ada dan jelas ketentuannya dalam al Qur'an atau al Hadits.

Kedudukannya sebagai Pokok Syari'at Islam dimana al Qur'an itu asas

pertama Syara` dan al Hadits itu asas kedua syara'. Sifatnya, pada dasarnya

mengikat umat Islam seluruh dunia dimanapun berada, sejak kerasulan Nabi

Muhammad hingga akhir zaman, kecuali dalam keadaan darurat.

Keadaan darurat dalam istilah agama Islam diartikan sebagai suatu keadaan yang

memungkinkan umat Islam tidak mentaati Syariat Islam, ialah keadaan yang

terpaksa atau dalam keadaan yang membahayakan diri secara lahir dan batin, dan

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 6: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

keadaan tersebut tidak diduga sebelumnya atau tidak diinginkan sebelumnya,

demikian pula dalam memanfaatkan keadaan tersebut tidak berlebihan. Jika keadaan

darurat itu berakhir maka segera kembali kepada ketentuan syariat yang berlaku.

Furu' Syara'

Yaitu perkara yang tidak ada atau tidak jelas ketentuannya dalam al Quran dan al

Hadist. Kedudukannya sebagai cabang Syariat Islam. Sifatnya pada dasarnya tidak

mengikat seluruh umat Islam di dunia kecuali diterima Ulil Amri setempat

menerima sebagai peraturan / perundangan yang berlaku dalam wilayah

kekuasaannya. Perkara atau masalah yang masuk dalam furu' syara' ini juga disebut

sebagai perkara ijtihadiyah.

Aqidah

Akidah (Bahasa Arab: �!د�ة !ع�ق"ي �ل ;ا transliterasi: Aqidah) dalam istilah Islam yang

berarti iman. Semua sistem kepercayaan atau keyakinan bisa dianggap sebagai salah

satu akidah.

Dalam bahasa Arab akidah berasal dari kata al-'aqdu (�!ع�ق!د (ال yang berarti

ikatan, at-tautsiiqu ( �!ق "ي (و!ث -yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al (الت

ihkaamu( ��ام "ح!ك !إل -yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw (ا

wah ( "ق�و(ة0 ب �!ط ب .yang berarti mengikat dengan kuat (الر(

Sedangkan menurut istilah (terminologi): 'akidah adalah iman yang teguh

dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.[1]

Jadi, Akidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada

Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid[2] dan taat kepada-Nya,

beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari

Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih

tentang prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman

kepada apa yang menjadi ijma' (konsensus) dari Salafush Shalih, serta seluruh

berita-berita qath'i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah

ditetapkan menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma' Salaf as-

Shalih.

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 7: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

Pembagian Aqidah Tauhid

Walaupun masalah qadha' dan qadar menjadi ajang perselisihan di kalangan umat

Islam, tetapi Allah telah membukakan hati para hambaNya yang beriman, yaitu para

Salaf Shalih yang mereka itu senantiasa menempuh jalan kebenaran dalam

pemahaman dan pendapat. Menurut mereka qadha' dan qadar adalah termasuk

rububiyah Allah atas makhlukNya. Maka masalah ini termasuk ke dalam salah satu

di antara tiga macam tauhid menurut pembagian ulama:

Tauhid Al-Uluhiyyah,

mengesakan Allah dalam ibadah, yakni beribadah hanya kepada Allah dan

karenaNya semata.

Tauhid Ar-Rububiyyah,

mengesakan Allah dalam perbuatan-Nya, yakni mengimani dan meyakini

bahwa hanya Allah yang mencipta, menguasai dan mengatur alam semesta ini.

Tauhid Al-Asma' was-Sifat,

mengesakan Allah dalam asma dan sifat-Nya, artinya mengimani bahwa tidak

ada makhluk yang serupa dengan Allah, dalam dzat, asma maupun sifat.

Iman kepada qadar adalah termasuk tauhid ar-rububiyah. Oleh karena

itu Imam Ahmad berkata: "Qadar adalah kekuasaan Allah". Karena, tak syak

lagi, qadar(takdir) termasuk qudrat dan kekuasaanNya yang menyeluruh. Di

samping itu, qadar adalah rahasia Allah yang- tersembunyi, tak ada seorangpun

yang dapat mengetahui kecuali Dia, tertulis pada Lauh Mahfuzh dan tak ada

seorangpun yang dapat melihatnya. Kita tidak tahu takdir baik atau buruk yang telah

ditentukan untuk kita maupun untuk makhluk lainnya, kecuali setelah terjadi atau

berdasarkan nash yang benar.

Tauhid itu ada tiga macam, seperti yang tersebut di atas dan tidak ada

istilah Tauhid Mulkiyah ataupun Tauhid Hakimiyah karena istilah ini adalah istilah

yang baru. Apabila yang dimaksud dengan Hakimiyah itu adalah kekuasaan Allah,

maka hal ini sudah masuk ke dalam kandungan Tauhid Rububiyah. Apabila yang

dikehendaki dengan hal ini adalah pelaksanaan hukum Allah di muka bumi, maka

hal ini sudah masuk ke dalam Tauhid Uluhiyah, karena hukum itu milik Allah dan

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 8: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

tidak boleh kita beribadah melainkan hanya kepada Allah semata. Lihatlah firman

Allah pada surat Yusuf ayat 40.

Menurut sistematika Hasan Al-Banna maka ruang lingkup Aqidah Islam meliputi :

1.    Ilahiyat, yaitu pembahasan tentang segala susuatu yang berhubungan dengan

Tuhan (Allah), seperti wujud Allah, sifat Allah dll

2.    Nubuwat,  yaitu pembahsan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan

Nabi dan Rasul, pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah dll

3.    Ruhaniyat, yaitu tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam

metafisik seperti jin, iblis, setan, roh dll

4.    Sam'iyyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui

lewat sam'i, yakni dalil Naqli berupa Al-quran dan as-Sunnah seperti alam barzkah,

akhirat dan Azab Kubur, tanda-tanda kiamat, Surga-Neraka dsb. (2)

Tidak hanya diatas namun pembahasan Aqidah juga dapat mengikuti Arkanul iman

yaitu :

1.    Kepercayaan akan adanya Allah dan segala sifat-sifatNya 

2.    Kepercayaan kepada Malaikat (termasuk pembahasan tentang makhluk rohani

lainnya seperti Jin, iblis dan Setan)

3.    Kepercayaan kepada kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada rasul

4.    Kepercayaan kepada Nabi dan Rasul

5.    Kepercayaan kepada hari akhir serta peristiwa yang terjadi pada saat itu 

6.    Kepercayaan kepada takdir (qadha dan qadar) Allah (2)

Adapun penjelasan ruang lingkup pembahasan aqidah yang termasuk dalam

Arkanul Iman, yaitu:

1. Iman kepada Allah

Pengertian iman kepada Allah ialah:

•   Membenarkan dengan yakin akan adanya Allah

•    Membenarkan dengan yakin keesaan-Nya, baik dalam perbuatan-Nya

menciptakan alam, makhluk seluruhnya, maupun dalam menerima ibadat segenap

makhluknya.

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 9: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

•    Membenarkan dengan yakin, bahwa Allah bersifat dengan segala sifat sempurna,

suci dari sifat kekurangan yang suci pula dari menyerupai segala yang baru

(makhluk). (3)

Dengan demikian setelah kita mengimani Allah, maka kita membenarkan segala

perbuatan dengan beribadah kepadanya, melaksanakan segala perintahnya dan

menjauhi segala larangannya, mengakui bahwa Allah swt. bersifat dari segala sifat,

dengan ciptaan-Nya di muka bumi sebagai bukti keberadaan, kekuasaan, dan

kesempurnaan Allah. (4)

2. Iman Kepada Malaikat

Beriman kepada malaikat ialah mempercayai bahwa Allah mempunyai

makhluk yang dinamai “malaikat” yang tidak pernah durhaka kepada Allah, yang

senantiasa melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan secermat-cermatnya.

Lebih tegas, iman akan malaikat ialah beritikad adanya malaikat yang menjadi

perantara antara Allah dengan rasul-rasul-Nya, yang membawa wahyu kepada rasul-

rasul-Nya.(5)

Di dalam Al-Qur’an banyak ayat yang menyeru kita mengimankan sejenis

makhluk yang gaib, yang tidak dapat dilihat oleh mata, tidak dapat dirasa oleh panca

indera, itulah makhluk yang dinamai malaikat. Malaikat selalu memperhambakan

diri kepada Allah dan patuh akan segala perintah-Nya, serta tidak pernah berbuat

maksiat dan durhaka kepada Allah swt.

Dengan beriman kepada malaikat-malaikat-Nya, maka kita akan lebih

mengenal kebesaran dan kekuasaan Allah swt. lebih bersyukur akan nikmat yang

diberikan dan berusaha selalu berbuat kebaikan dan menjauhi segala larangannya.

Karena malaikat selalu mengawasi dan mencatat amal perbuatan manusia.

3. Iman kepada kitab-kitab Allah

Keyakinan kepada kitab-kitab suci merupakan rukun iman ketiga. Kitab-

kitab suci itu memuat wahyu Allah. Beriman kepada kitab-kitab Tuhan ialah

beritikad bahwa Allah ada menurunkan beberapa kitab kepada Rasulnya, baik yang

berhubungan itikad maupun yang berhubungan dengan muamalat dan syasah, untuk

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 10: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

menjadi pedoman hidup manusia. baik untuk akhirat, maupun untuk dunia. Baik

secara individu maupun masyarakat. Jadi, yang dimaksud dengan mengimani kitab

Allah ialah mengimani sebagaimana yang diterangkan oleh Al-Qur’an dengan tidak

menambah dan mengurangi. Kitab-kitab yang diturunkan Allah telah turun

berjumlah banyak, sebanyak rasulnya. Akan tetapi, yang masih ada sampai sekarang

nama dan hakikatnya hanya Al-Qur’an. Sedangkan yang masih ada namanya saja

ialah Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, Injil kepada Nabi Isa dan Zabur

kepada Daud.

4. Iman kepada Nabi dan Rasul

Yakin pada para Nabi dan rasul merupakan rukun iman keempat. Perbedaan

antara Nabi dan Rasul terletak pada tugas utama. Para nabi menerima tuntunan

berupa wahyu, akan tetapi tidak mempunyai kewajiban untuk menyampaikan

wahyu itu kepada umat manusia. Rasul adalah utusan (Tuhan) yang berkewajiban

menyampaikan wahyu yang diterima kepada umat manusia.

Di Al-Qur’an disebut nama 25 orang Nabi, beberapa diantaranya berfungsi juga

sebagai rasul ialah (Daud, Musa, Isa, Muhammad) yang berkewajiban

menyampaikan wahyu yang diterima kepada manusia dan menunjukkannya cara

pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Seorang muslim wajib beriman kepada seluruh Nabi dan Rasul-Nya yang

telah diutus oleh Allah SWT, baik yang disebutkan namanya maupun yang tidak

disebutkan namanya. Seorang muslim wajib membenarkan semua Rasul dengan

sifat-sifat, kelebihan, keistimewaan satu sama lain, tugas dan mukjizatnya masing-

masing seperti yang diperintahkan oleh Allah.

5. Iman kepada hari Akhir

Rukun iman yang kelima adalah keyakinan kepada hari akhir. Keyakinan ini

sangat penting dalam rangkaian kesatuan rukun iman lainnya, sebab tanpa

mempercayai hari akhirat sama halnya dengan orang yang tidak mempercayai

agama Islam, itu merupakan hari yang tidak diragukan lagi.

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 11: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

Hari akhirat ialah hari pembalasan yang pada hari itu Allah menghitung

(hisab) amal perbuatan setiap orang yang suda dibebani tanggung jawab dan

memberikan putusan ganjaran sesuai dengan hasil perbuatan selama di dunia.

Keimanan kepada Allah berkaitan erat dengan keimanan kepada hari akhir. Hal ini

disebabkan keimanan kepada Allah menuntut amal perbuatan, sedangkan amal

perbuatan baru sempurna dengan keyakinan tentang adanya hari akhirat. Demi

tegaknya keadilan, harus ada suatu kehidupan baru dimana semua pihak akan

memperoleh secara adil dan sempurna hasil-hasil perbuatan yang didasarkan atas

pilihannya masing-masing.

6. Iman kepada qada dan qadar

Dalam menciptakan sesuatu, Tuhan selalu berbuat menurut Sunnahnya,

yaitu hukum sebab akibat. Sunnahnya ini adalah tetap tidak berubah-ubah, kecuali

dalam hal-hal khusus yang sangat jarang terjadi. Sunnah Tuhan ini mencakup dalam

ciptaannya, baik yang jasmani maupun yang bersifat rohani.

Makna qadar dan takdir ialah aturan umum berlakunya hukum sebab akibat, yang

ditetapkan olehnya sendiri. Definisi segala ketentuan, undang-undang, peraturan dan

hukum yang ditetapkan secara pasti oleh Allah SWT, untuk segala yang ada.(8)

Pengertian di atas sejalan dengan penggunaan qadar di dalam Al-Qur’an berbagai

macam bentuknya yang pada umumnya mengandung pengertian kekuasaan Allah

SWT, yang termasuk hukum sebab akibat yang berlaku bagi segala makhluk hidup

maupun yang mati.

Referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Aqidah

http://muhammadrusdie.blogspot.com/2012/02/ruang-lingkup

aqidah.html

Mu’amalah

Menurut fiqih, muamalah ialah tukar menukar barang atau sesuatu yang

memberi manfaat dengan cara yang ditentukan. Yang termasuk dalam hal

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 12: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

muamalah adalah jual beli, sewa menyewa, upah mengupah, pinjam meminjam,

urusan bercocok tanam, berserikat dan lain-lain.

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa orang

lain, masing-masing berhajat kepada yang lain, bertolong-tolongan, tukar menukar

keperluan dalam urusan kepentingan hidup baik dengan cara jual beli, sewa

menyewa, pinjam meminjam atau suatu usaha yang lain baik bersifat pribadi

maupun untuk kemaslahatan umat. Dengan demikian akan terjadi suatu kehidupan

yang teratur dan menjadi ajang silaturrahmi yang erat.

Agar hak masing-masing tidak sia-sia dan guna menjaga kemaslahatan umat, maka

agar semuanya dapat berjalan dengan lancar dan teratur, agama Islam memberikan

peraturan yang sebaik-baiknya aturan.

Azaz-Azaz Transaksi Ekonomi Islam

Dalam hal bermuamalah, ruang lingkupnya sangat luas. Agama islam dalam

hal ini memberikan tuntunan secara global. Para ahli fikih memberikan rumusan

prinsip umum dalam bermuamalah, yaitu berupa kaidah ushul fiqih “asal hukum

dalam setiap masalah yang berhubungan dengan muamalah adalah jaiz atau boleh,

sampai ditemukan adanya dalil yang melarangnya.

Dalam transaksi dijalankan secara sukarela atau tanpa paksaan dari pihak

manapun antara kedua belah pihak dan dalam pelaksanaannya dilandasi dengan niat

yang baik dan tulus agar kecurangan dapat dihindarinya.

Transaksi ekonomi dalam islam dapat dicontohkan seperti aktivitas di pasar yang

para pedagangnya menggunakan system perdagangan secara Islam.

Implementasi Transaksi Ekonomi Islam

Dalam kehidupan sehari-hari, hendaknya menerapkan transaksi ekonomi Islam.

Misalnya dalam hal jual beli, utang piutang, sewa menyewa dan kerjasama dagang.

1. Jual Beli

Jual beli adalah menukar suatu barang dengan barang yang lain dengan cara yang

tertentu (akad). Firman Allah SWT:

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 13: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

Artinya : “ Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (QS Al Baqarah

(2) : 275).

Dalam jual beli terdapat rukun dan syaratnya. Diantaranya adalah sebagai berikut:

* Penjual dan pembeli. Syarat keduanya adalah berakal, baligh, dan berhak

menggunakan hartanya

* Uang dan benda yang dibeli. Syaratnya keduanya adalah: suci, ada manfaatnya,

keadaan barang itu dapat diserahkan, barang itu diketahui oleh si penjual dan si

pembeli

* Ijab qabul. Unsur utama dalam jual beli yaitu ketulusan antara penjual dan

pembeli.

Selain rukun dan syaratnya, dalam jual beli terdapat istilah khiyar. Khiyat artinya

boleh memilih antara dua, meneruskan akad jual beli atau mengurungkannya. Jenis

khiyat ada tiga macam yaitu Khiyar majlis, khiyat syarat dan khiyar ‘aibi. Khiyar

majlis maksudnya, si pembeli dan si penjual boleh memilih antara dua perkara

selama keduanya masih tetap di tempat jual beli. Khiyar syarat maksudnya, khiyar

itu dijadikan syarat sewaktu akad. Dan khiyar ‘aibi maksudnya, si pembeli boleh

mengembalikan barang yang dibelinya, apabila terdapat cacat

Macam jual beli

Dalam hal jual beli ada tiga macam yaitu jual beli yang sah dan tidak

terlarang, jual beli yang terlarang dan tidak sah, jual beli yang sah tetapi terlarang,

monopoli dan najsi. Jual beli yang sah dan tidak terlarang yaitu jual beli yang

diizinkan oleh agama artinya, jual beli yang memenuhi rukun-rukun dan syarat-

syaratnya. Sedangkan jual beli yang terlarang dan tidak sah yaitu jual beli yang

tidak diizinkan oleh agama, artinya jual beli yang tidak memenuhi syarat dan

rukunnya jual beli. Dan jual beli yang sah tapi terlarang yaitu jual belinya sah, tidak

membatalkan akad dalam jual beli tapi dilarang dalam agama Islam

karena menyakiti si penjual, si pembeli atau orang lain; menyempitkan gerakan

pasaran dn merusak ketentraman umum. Monopoli yaitu menimbun barang dengan

tujuan supaya orang lain tidak dapat membelinya dan najsyi adalah menawar barang

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 14: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

dengan tujuan untuk mempengaruhi orang lain agar membeli barang yang

ditawarkannya.

Jual beli yang terlarang dan tidak sah diantaranya adalah: jual beli barang

najis, Jual beli anak hewan yang masih berada dalam perut induknya, jual beli yang

ada unsur kecurangan dan jual beli sperma hewan.

Jual beli yang sah tetapi terlarang diantaranya :membeli barang dengan

harga mahal yang tujuannya supaya orang lain tidak dapat membeli barang tersebut,

Membeli barang yang sudah dibeli orang lain yang masih dalam hiyar, Mencegat

para pedagang dan membeli barangnya sebelum mereka sampai dipasar dan

sewaktu mereka belum mengetahui harga pasar. Membeli barang untuk ditimbul

dan setelah harganya mahal baru dijual, menjual barang yang menjadi alat maksiat

bagi pembelinya, dan mengecoh urusan jual belibaik dari pembeli maupun penjual

dalam keadaan barang atau ukurannya.

2. Ariyah (Pinjam meminjam)

Ariyah adalah memberikan manfaat sesuatu yang halal kepada orang lain untuk

diambil manfaatnya dengan tidak merusakkan zatnya agar dapat dikembalikan zat

barang itu. Dalam hal ariyah terdapat rukun dan syaratnya yaitu sebagai berikut:

a. Rukun Ariyah

1).Orang yang meminjamkan syaratnya berhak berbuat kebaikan sekehendaknya,

manfaat

barang yang dipinjam dimiliki oleh yang meminjamkan.

2). Orang yang meminjam berhak menerima kebaikan

3). Barang yang dipinjam syaratnya barang tersebut bermanfaat, sewaktu diambil

manfaatnya zatnya tetap atau tidak rusak

Orang yang meminjam boleh mengambil manfaat dari barang yang dipinjamnya

hanya sekedar menurut izin dari yang punya dan apabila barang yang dipinjam

hilang,atau rusak sebab pemakaianyang diizinkan , yang meminjam tidak

menggantinya. Tetapi jikalau sebab lain, dia wajib mengganti.

b. Hukum Ariyah

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 15: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

Asal hukum meminjamkan sesuatu adalah sunat. Akan tetapi kadang hukumnya

wajib dan kadang-kadang juga haram. Hukumnya wajib contohnya yaitu

meminjamkan pisau untuk menyembelih hewan yang hamper mati. Dan hukumnya

haram contohnya sesuatu yang dipinjam untuk sesuatu yang haram.

3. Perseroan

Perseroan adalah akad perjanjian antara dua orang atau lebih yang menetapkan hak

milik bersama dalam persekutuan. Perseroian yang kita ketahui diantaranya adalah

PT, CV, NV, dan Firma.

Perseroan ada beberapa macam yang lebih peting dan berguna adalah serikat harta

dan serikat kerja.

Penjelasan tentang kedua serikat ini dapat dipelajari sebagaimana berikut:

a. Serikat harta

Serikat harta atau serikat ‘Inan yaitu serikat yang terdiri dari dua orang atau

lebih untuk bersekutu harta yang ditentukan dengan tujuan keuntungannya untuk

mereka yang berserikat. Dalam berserikat keikhlasan sangat diperlukan dan harus

menghindari penghianatan.

Rukun serikat harta diantaranya:

Lafal akad atau sighat

Orang yang berserikat

Pokok atau modal dan pekerjaan

Jenis usaha dalam serikat perlu suatu kesepakatan yang disepakati oleh anggota

serikat tersebut. Keuntungan dan kerugian ddiperoleh dan ditanggung oleh setiap

anggota serikat sesuai dengan hasil musyawarah anggota serikat.

Perseroan yang dikategorikan dalam serikat inan antara lain:

PT (Perseroan Terbatas)

P T yaitu perusahaan yang modalnya didapat dari saham-saham yang memiliki

harga nominal tertentu. Dalam pendirian P T didirikan dengan akte notarisdan A D

(Anggaran Dasar) nya harus disyahkan dari menteri kehakiman.

* Firma

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 16: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

Perseroan firma yaitu Persekutuan dari dua orang atau lebih yang berdagang

bersama-sama dalam satu nama dan bertanggung jawab bersama terhadap

perdagangannya. Sehingga semuanya bekerja penuh pada perusahaan

* CV (Commanditaire Venootschaf)

Dalam C V tidak semua anggotanya turut bekerja dalam perusahaan. Ada yang

hanyamenyerahkan modal untuk dikelola oleh anggota-anggota lainnya. Maka C V

adalah bentuk perluasan dari firma. Baik C V maupun Firma didirikan berdasarkan

akte notaries dan segala bentuk aktivitas perusahaan dicantumkan dalam aktenya.

b. Serikat Kerja (Serikat Abdan)

Serikat kerja yaitu persekutuan antara dua orang atau lebih bersepakat atas suatu

pekerjaan dan masing-masing mengerjakan pekerjaan sesuai dengan bidangnya.

Penghasilannya dibagi menurut perjanjian sewaktu akad. Serikat kerja ini hukumnya

sah apabila tidak ada yang berkhianat.

Serikat kerja jenisnya bermacam-macam diantaranya adalah qirad, mukhabarah,

muzaraah dan musaqah.

a. Qirad

Qirat yaitu memberikan modal kepada orang lain untuk diperniagakan. Mengenai

keuntungan, untuk keduanya sesuai dengan perjanjian sewaktu akad. Akad dalam

qirad adalah akad percaya mempercayai dan semuanya harus didasari dengan ikhlas.

Modal dalam qirad bisa berupa barang atau uang yang dapat dihitung harganya.

Agama Islam tidak melarang qirad. Dalam qirad terdapat unsur tolong menolong

dalam meningkatkan penghasilan.

Dalam qirat terdapat rukun-rukunnya diantaranya adalah:

Ada harta atau modal baik berbentuk uang atau barang

Pekerjaan atau usahanya perdagangan

Ada pembagian keuntuangan atau kerugian

Pemodal dan yang menjalankan modal telah baligh

b. Muzaraah dan mukhabarah

Muzaraah yaitu suatu kerjasama antara pemilik lahan pertanian baik berupa sawah

atau ladang dengan penggarap yang bibitnya asalnya dari penggarap dengan bagi

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 17: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

hasil yang jumlahnya sesuai dengan kesepakatan bersama. Apabila system yang

digunakan muzaraah mengenai zakat ditanggung oleh penggarap dan apabila

benihnya asalnya dari pemilik sawah atau ladang dinamakan mukhabarah dan

zakatnya ditanggung oleh pemilik tanah tersebut.

c. Musaqah

Musaqah disebut juga dengan paroan kebun maksudnya, suatu kerjasama antara

pemilik kebun dengan pemelihara kebun dengan perjanjian dan kesepakatan

bersama. Hal ini saling menguntungkan karena kadang orang punya kebun tetapi

tidak sanggup mengurusinya atau menggarapnya. Sedangkan orang yang tidak

punya kebun mendapat kesempatan untuk menggarap atau mengurusinya sehingga

mendapat suatu penghasilan yang bisa dinikmati bersama yang punya kebun.

Dalam hal musaqah terdapat rukun-rukunnya yaitu diantaranya adalah:

Pemilik kebun dan yang menggarap kebun sama-sama berhak

membelanjakan harta keduanya

Semua pohon yang berbuah boleh diparohkan demikian juga hasil

pertahunnya

Ditentukan masanya dalam mengerjakan kebun

Terdapat kesepakatan dalam pembagian hasil kebun

Bank Islami

Dalam rangka untuk menghindari unsur riba, maka bermunculan bank yang

berdasarkan syari’ah misalnya bank muamalat, bank syari’ah mandiri dan bank-

bank lainnya yang berdasarkan syari’ah. Bank-bank tersebut dalam operasinya

disesuaikan dengan prinsip-prinsip syari’ah Islam dan tatacaranya acuannya adalah

Al Qur’an dan As Sunah.

Agar tidak terdapat unsur riba, nasabah yang akan mengadakan akad perjanjian

dengan bank dapat melaksanakan perihal sebagaimana berikut:

Mudarabah atau qirad

Syirkah atau perseroan

Wadiah atau titipan uang

qard hasan atau peminjaman yang baik

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 18: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

murabahah atau bank membelikan barang yang diperlukan oleh pengusaha

untuk dijual lagi dan bank dapat minta tambahan atas harga pembeliannya.

Dengan adanya bank syari’ah maka umat islam dapat menghilangkan keragu-

raguannya dalam berurusan dengan bank. Selain itu hikmahnya dengan adanya bank

syari’ah antara lain:

Mempermudah umat islam dalam menjalankan syari’at khususnya dalam

bidang keuangan dan perekonomian

Dapat menghindari unsur riba

Nyaman dalam berhubungan dengan bank karena sudah bersyari’ah Islam

Referensi : http://agama.kompasiana.com/2010/08/13/muamalah-225310.html

Ahlaq

Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong

oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.[1]

Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang

berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat.[2]

Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad

Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang

yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih

dahulu.

Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut

harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan

perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja. Seseorang dapat dikatakan

berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan

dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering

diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Apabila

perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 19: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

Dalam Encyclopedia Brittanica, akhlak disebut sebagai ilmu akhlak yang

mempunyai arti sebagai studi yang sistematik tentang tabiat dari

pengertian nilai baik, buruk, seharusnya benar, salah dan sebaginya

tentang prinsip umum dan dapat diterapkan terhadap sesuatu, selanjutnya dapat

disebut juga sebagai filsafat moral.

Syarat

Ada empat hal yang harus ada apabila seseorang ingin dikatakan berakhlak.

1. Perbuatan yang baik atau buruk.

2. Kemampuan  melakukan perbuatan.

3. Kesadaran  akan perbuatan itu

4. Kondisi jiwa yang membuat cenderung melakukan perbuatan baik atau

buruk

Sumber

Akhlak bersumber pada agama. Perangai sendiri mengandung pengertian sebagai

suatu sifat dan watak yang merupakan bawaan seseorang. Pembentukan peragai ke

arah baik atau buruk, ditentukan oleh faktor dari dalam diri sendiri maupun dari

luar, yaitu kondisi lingkungannya. Lingkungan yang paling kecil adalah keluarga,

melalui keluargalah kepribadian seseorang dapat terbentuk.

Secara terminologi akhlak berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh

suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Para ahli

seperti Al Gazalimenyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri

seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan

pikiran terlebih dahulu. Peragai sendiri mengandung pengertian sebagai

suatu sifat dan watak yang merupakan bawaan seseorang.

Budi Pekerti

Budi pekerti pada kamus bahasa Indonesia merupakan kata majemuk dari

kata budi dan pekerti . Budi berarti sadar atau yang menyadarkan atau alat

kesadaran.[2] Pekerti berarti kelakuan. Secara terminologi, kata budi ialah yang ada

pada manusia yang berhubungan dengan kesadaran, yang didorong oleh

pemikiran, rasio yang disebut dengan nama karakter. Sedangkan pekerti ialah apa

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 20: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

yang terlihat pada manusia, karena didorong oleh perasaan hati, yang

disebut behavior. Jadi dari kedua kata tersebut budipekerti dapat diartikan sebagai

perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi pada karsa dan tingkah

laku manusia. Penerapan budi pekerti tergantung kepada pelaksanaanya. Budi

pekerti dapat bersifat positif maupun negatif. Budi pekerti itu sendiri selalu

dikaitkan dengan tingkah laku manusia. Budi pekerti didorong oleh kekuatan yang

terdapat di dalam hati yaitu rasio.  Rasio mempunyai tabiat kecenderungan kepada

ingin tahu dan mau menerima yang logis, yang masuk akal dan sebaliknya tidak

mau menerima yang analogis, yang tidak masuk akal.

Selain unsur rasio di dalam hati manusia juga terdapat unsur lainnya yaitu

unsur rasa. Perasaan manusia dibentuk oleh adanya suatu

pengalaman, pendidikan, pengetahuan dan suasana lingkungan. Rasa mempunyai

kecenderungan kepada keindahan Letak keindahan adalah pada keharmonisan

susunan sesuatu, harmonis antara

unsur jasmani dengan rohani, harmonis antara cipta, rasa dan karsa, harmonis antara

individu dengan masyarakat, harmonis susunan keluarga, harmonis hubungan

antara keluarga. Keharmonisan akan menimbulkan rasa nyaman dalam kalbu dan

tentram dalam hati. Perasaan hati itu sering disebut dengan nama “hati kecil” atau

dengan nama lain yaitu “suara kata hati”, lebih umum lagi disebuut dengan nama

hati nurani. Suara hati selalu mendorong untuk berbuat baik yang bersifat

keutamaan serta memperingatkan perbuatan yang buruk dan brusaha mencegah

perbuatan yang bersifat buruk dan hina. Setiap orang mempunyai suara hati,

walaupun suara hati tersebut kadang-kadang berbeda. Hal ini disebabkan oleh

perbedaan keyakinan, perbedaan pengalaman, perbedaanlingkungan, perbedaan

pendidikan dan sebagainya. Namun mempunyai kesamaan, yaitu keinginan

mencapai kebahagiaan dan keutamaan kebaikan yang tertinggi sebagai tujuan hidup.

Karsa

Dalam diri manusia itu sendiri memiliki karsa yang berhubungan dengan

rasio dan rasa. Karsa disebut dengan kemauan atau kehendak, hal ini tentunya

berbeda dengan keinginan. Keinginan lebih mendekati pada senang atau cinta yang

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 21: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

kadang-kadang berlawanan antara satu keinginan dengan keinginan lainnya dari

seseorang pada waktu yang sama, keinginan belum menuju pada pelaksanaan.

Kehendak atau kemauan adalah keinginan yang dipilih di antara keinginan-

keinginan yang banyak untuk dilaksanakan. Adapun kehendak muncul melalui

sebuah proses sebagai berikut:

Ada stimulan kedalam panca indera

Timbul keinginan-keinginan

Timbul kebimbangan, proses memilih

Menentukan pilihan kepada salah satu keinginan

Keinginan yang dipilih menjadi salah satu kemauan, selanjutnya akan

dilaksanakan.

Perbuatan yang dilaksanakan dengan kesadaran dan dengan kehendaklah yang

disebut dengan perbuatan budi pekerti.

Moral

Moral, etika dan akhlak memiliki pengertian yang sangat berbeda. Moral

berasal dari bahasa latinyaitu mos, yang berarti adat istiadat yang menjadi dasar

untuk mengukur apakah perbuatan seseorang baik atau buruk [8]. Dapat dikatakan

baik buruk suatu perbuatan secara moral, bersifat lokal. Sedangkan akhlak adalah

tingkah laku baik, buruk, salah benar, penilaian ini dipandang dari sudut hukum

yang ada di dalam ajaran agama. Perbedaan dengan etika, yakni Etika

adalah ilmu yang membahas tentang moralitas atau tentang manusia sejauh

berkaitan dengan moralitas. Etika terdiri dari tiga pendekatan, yaitu

etika deskriptif, etika normatif, dan metaetika [9]. Kaidah etika yang biasa

dimunculkan dalam etika deskriptif adalah adat kebiasaan, anggapan-anggapan

tentang baik dan buruk, tindakan-tindakan yang diperbolehkan atau tidak

diperbolehkan. Sedangkan kaidah yang sering muncul dalam etika normatif,

yaitu hati nurani, kebebasan dan tanggung jawab, nilai dan norma,

serta hak dan kewajiban. Selanjutnya yang termasuk kaidah dalam metaetika adalah

ucapan-ucapan yang dikatakan pada bidang moralitas. Dari penjelasan tersebut

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 22: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

dapat diambil kesimpulan bahwa etika adalah ilmu, moral adalah ajaran, dan akhlak

adalah tingkah laku manusia .

Pembagian Akhlak

Akhlak Baik (Al-Hamidah)

1. Jujur (Ash-Shidqu)

2. Berprilaku baik (Husnul Khuluqi)

3. Malu (Al-Haya')

4. Rendah hati (At-Tawadlu')

5. Murah hati (Al-Hilmu)

6. Sabar (Ash-Shobr)

Dari 'Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, semoga Allah merelakannya,

berkata, "Rasulullah SAW. bersabda", "Ketika Allah mengumpulkan segenap

makhluk pada hari kiamat kelak, menyerulah Penyeru", "Di manakah itu, orang-

orang yang utama (ahlul fadhl) ?". Maka berdirilah sekelompok manusia, jumlah

mereka sedikit, dengan cepatnya mereka bergegas menuju syurga, para malaikat

berpapasan dengan mereka, lalu menyapa mereka. "Kami lihat kalian begitu cepat

menuju syurga, sipakah kalian ?". Orang-orang ini menjawab, "Kamilah itu orang-

orang yang utama (ahlul fadhl)". "Apa keutamaan kalian ?", tanya para malaikat.

Orang-orang ini memperjelas, "Kami, jika didzalimi, kami bersabar. Jika

diperlakukan buruk, kami memaafkan. Jika orang lain khilaf pada kami, kamipun

tetap bermurah hati". Akhirnya dikatakan pada mereka, "Masuklah ke dalam syurga,

karena demikian itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal". Setelah

itu menyerulah lagi penyeru, :"Di manakan itu, orang-orang yang bersabar (ahlush

shabr) ?". Maka berdirilah sekelompok manusia, jumlah mereka sedikit, dengan

cepatnya mereka bergegas menuju syurga, para malaikat berpapasan dengan

mereka, lalu menyapa mereka. "Kami lihat kalian begitu cepat menuju syurga,

sipakah kalian ?". Orang-orang ini menjawab, "Kamilah itu orang-orang yang sabar

(ahlush shabr). "Kesabaran apa yang kalian maksud ?", tanya para malaikat. Orang-

orang ini memperjelas, "Kami sabar bertaat pada Allah, kamipun sabar tak

bermaksiat padaNya. Akhirnya Dikatakan pada mereka, "Masuklah ke dalam

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 23: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

syurga, karena demikian itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal".

(Hilyatul Auliyaa'/ Juz III/ Hal. 140)

Akhlak Buruk (Adz-Dzamimah)

1. Mencuri/mengambil bukan haknya

2. Iri hati

3. Membicarakan kejelekan orang lain (bergosip)

4. Membunuh

5. Segala bentuk tindakan yang tercela dan merugikan orang lain ( mahluk lain)

Ruang Lingkup Akhlaq

Akhlak pribadi

Yang paling dekat dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri, maka hendaknya

seseorang itu menginsyafi dan menyadari dirinya sendiri, karena hanya

dengan insyaf dan sadar kepada diri sendirilah, pangkal kesempurnaan akhlak yang

utama, budi yang tinggi. Manusia terdiri dari jasmani dan rohani, disamping itu

manusia telah mempunyai fitrah sendiri, dengan semuanya itu manusia mempunyai

kelebihan dan dimanapun saja manusia mempunyai perbuatan.

Akhlak berkeluarga

Akhlak ini meliputi kewajiban orang tua, anak, dan karib kerabat. Kewajiban orang

tua terhadap anak, dalam islam mengarahkan para orang tua dan pendidik untuk

memperhatikan anak-anak secara sempurna, dengan ajaran –ajaran yang bijak,

setiap agama telah memerintahkan kepada setiap oarang yang mempunyai tanggung

jawab untuk mengarahkan dan mendidik, terutama bapak-bapak dan ibu-ibu untuk

memiliki akhlak yang luhur, sikap lemah lembut dan perlakuan kasih sayang.

Sehingga anak akan tumbuh secara sabar, terdidik untuk berani berdiri sendiri,

kemudian merasa bahwa mereka mempunyai harga diri, kehormatan dan kemuliaan.[1]

Seorang anak haruslah mencintai kedua orang tuanya karena mereka lebih berhak

dari segala manusia lainya untuk engkau cintai, taati dan hormati.[1] Karena

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 24: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

keduanya memelihara,mengasuh, dan mendidik, menyekolahkan engkau, mencintai

dengan ikhlas agar engkau menjadi seseorang yang baik, berguna dalam

masyarakat, berbahagia dunia dan akhirat.[1] Dan coba ketahuilah bahwa saudaramu

laki-laki dan permpuan adalah putera ayah dan ibumu yang juga cinta kepada

engkau, menolong ayah dan ibumu dalam mendidikmu, mereka gembira bilamana

engkau gembira dan membelamu bilamana perlu.[1] Pamanmu, bibimu dan anak-

anaknya mereka sayang kepadamu dan ingin agar engkau selamat dan berbahagia,

karena mereka mencintai ayah dan ibumu dan menolong keduanya disetiap

keperluan.[1]

Akhlak bermasyarakat

Tetanggamu ikut bersyukur jika orang tuamu bergembira dan ikut susah jika orang

tuamu susah, mereka menolong, dan bersam-sama mencari kemanfaatan dan

menolak kemudhorotan, orang tuamu cinta dan hormat pada mereka maka wajib

atasmu mengikuti ayah dan ibumu, yaitu cinta dan hormat pada tetangga.

Pendidikan kesusilaan/akhlak tidak dapat terlepas dari

pendidikan sosial kemasyarakatan, kesusilaan/moral timbul di dalam masyarakat.

Kesusilaan/moral selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemajuan dan

perkembangan masyarakat. Sejak dahulu manusia tidak dapat hidup sendiri–sendiri

dan terpisah satu sama lain, tetapi berkelompok-kelompok, bantu-membantu, saling

membutuhkan dan saling mepengaruhi, ini merupakan apa yang disebut masyarakat.

Kehidupan dan perkembangan masyarakat dapat lancar dan tertib jika tiap-

tiap individu sebagai anggota masyarakat bertindak menuruti aturan-aturan yang

sesuai dengan norma- norma kesusilaan yang berlaku.

Akhlak bernegara

Mereka yang sebangsa denganmu adalah warga masyarakat yang berbahasa yang

sama denganmu, tidak segan berkorban untuk kemuliaan tanah airmu, engkau hidup

bersama mereka dengan nasib dan penanggungan yang sama. Dan ketahuilah bahwa

engkau adalah salah seorang dari mereka dan engkau timbul tenggelam bersama

mereka.

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 25: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

Akhlak beragama

Akhlak ini merupakan akhlak atau kewajiban manusia terhadap tuhannya, karena

itulah ruang lingkup akhlak sangat luas mencakup seluruh aspek kehidupan, baik

secara vertikal dengan Tuhan, maupun secara horizontal dengan sesama makhluk

Tuhan.

Referensi: http://id.wikipedia.org/wiki/Akhlak

Sunnah

Sunnah (kependekan dari kata Sunnaturrasul, berasal dari kata sunan yang

artinya garis) dalam Islam mengacu kepada sikap, tindakan, ucapan dan cara

Rasulullah menjalani hidupnya atau garis-garis perjuangan / tradisi yang

dilaksanakan oleh Rasulullah. Sunnah merupakan sumber hukum kedua

dalam Islam, setelah Al-Quran. Narasi atau informasi yang disampaikan oleh para

sahabat tentang sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah disebut sebagai hadits.

Sunnah yang diperintahkan oleh Allah disebut Sunnatullah.

Sunnah terbagi dua:

1. Sunnah Muakkad: sunnah yang sangat dianjurkan. Nabi Muhammad SAW jarang

meninggalkannya

2. Sunnah Ghairu Mu’akad: sunnah yang jarang dilakukan oleh Nabi Muhammad

SAW

2. Sunnah Haiat adalah perkara-perkara dalam shalat yang sebaiknya dikerjakan

seperti mengangkat kedua tangan ketika takbir, mengucapkan Allahu Akbar ketika

akan ruku dan sujud, dan sebagainya.

Sunnah Ab’adh adalah perkara-perkara dalam shalat yang harus dikerjakan, dan

kalau terlupakan maka harus melakukan sujud sahwi seperti membaca tasyahud

awal dan sebagainya

Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/religion-studies/2092951-pengertian-

sunnah/#ixzz2NtmOeNtp p

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 26: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

Bid’ah

Bid‘ah (Bahasa Arab: (بدعة dalam agama Islam berarti sebuah perbuatan yang tidak

pernah diperintahkan maupun dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAWtetapi banyak

dilakukan oleh masyarakat sekarang ini. Hukum dari bidaah ini adalah haram. Perbuatan

dimaksud ialah perbuatan baru atau penambahan dalam hubungannya dengan peribadatan

dalam arti sempit (ibadah mahdhah), yaitu ibadah yang tertentu syarat dan rukunnya.

Secara umum, bid'ah bermakna melawan ajaran asli suatu agama (artinya mencipta sesuatu

yang baru dan disandarkan pada perkara agama/ibadah).

Para ulama salaf telah memberikan beberapa definisi bidah. Definisi-definisi ini memiliki

lafadl-lafadlnya berbeda-beda namun sebenarnya memiliki kandungan makna yang sama.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah,Bidah dalam agama adalah perkara yang dianggap wajib

maupun sunnah namun yang Allah dan rasul-Nya tidak syariatkan. Adapun apa-apa yang Ia

perintahkan baik perkara wajib maupun sunnah maka harus diketahui dengan dalil-dalil

syariat.

Imam Syathibi, bid'ah dalam agama adalah Satu jalan dalam agama yang diciptakan

menyamai syariat yang diniatkan dengan menempuhnya bersungguh-sungguh dalam

beribadah kepada Allah.

Ibnu Rajab, Bidah adalah mengada-adakan suatu perkara yang tidak ada asalnya dalam

syariat. Jika perkara-perkara baru tersebut bukan pada syariat maka bukanlah bidah,

walaupun bisa dikatakan bidah secara bahasa

Imam as-Suyuthi, beliau berkata, Bidah adalah sebuah ungkapan tentang perbuatan yang

menentang syariat dengan suatu perselisihan atau suatu perbuatan yang menyebabkan

menambah dan mengurangi ajaran syariat.

Dengan memperhatikan definisi-definisi ini akan nampak tanda-tanda yang mendasar bagi

batasan bidah secara syariat yang dapat dimunculkan ke dalam beberapa point di bawah

ini :

1. Bahwa bidah adalah mengadakan suatu perkara yang baru dalam agama. Adapun

mengadakan suatu perkara yang tidak diniatkan untuk agama tetapi semata diniatkan

untuk terealisasinya maslahat duniawi seperti mengadakan perindustrian dan alat-alat

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 27: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

sekedar untuk mendapatkan kemaslahatan manusia yang bersifat duniawi tidak

dinamakan bidah.

2. Bahwa bidah tidak mempunyai dasar yang ditunjukkan syariat. Adapun apa yang

ditunjukkan oleh kaidah-kaidah syariat bukanlah bidah, walupun tidak ditentukan oleh

nash secara khusus. Misalnya adalah apa yang bisa kita lihat sekarang: orang yang

membuat alat-alat perang seperti kapal terbang,roket, tank atau selain itu dari sarana-

sarana perang modern yang diniatkan untuk mempersiapkan perang melawan orang-

orang kafir dan membela kaum muslimin maka perbuatannya bukanlah bidah.

Bersamaan dengan itu syariat tidak memberikan nash tertentu dan rasulullah tidak

mempergunakan senjata itu ketika bertempur melawan orang-orang kafir. Namun

demikian pembuatan alat-alat seperti itu masuk ke dalam keumuman firman Allah

taala,Dan persiapkanlah oleh kalian untuk mereka (musuh-musuh) kekuatan yang

kamu sanggupi.Demikian pula perbuatan-perbuatan lainnya. Maka setiap apa-apa yang

mempunyai asal dalam sariat termasuk bagian dari syariat bukan perkara bidah.

3. Bahwa bidah semuanya tercela (hadits Al 'Irbadh bin Sariyah dishahihkan oleh

syaikh Al Albani di dalam Ash Shahiihah no.937 dan al Irwa no.2455)

4. Bahwa bidah dalam agama kadang-kadang menambah dan kadang-kadang

mengurangi syariat sebagaimana yang dikatakan oleh Suyuthi di samping dibutuhkan

pembatasan yaitu apakah motivasi adanya penambahan itu agama. Adapun bila

motivasi penambahan selain agama, bukanlah bidah. Contohnya meninggalkan perkara

wajib tanpa udzur, maka perbuatan ini adalah tindakan maksiat bukan bidah. Demikian

juga meninggalkan satu amalan sunnah tidak dinamakan bidah. Masalah ini akan

diterangkan nanti dengan beberapa contohnya ketika membahas pembagian bidah.

InsyaAllah.

Bidah merupakan pelanggaran yang sangat besar dari sisi melampaui batasan-batasan

hukum Allah dalam membuat syariat, karena sangatlah jelas bahwa hal ini menyalahi dalam

meyakini kesempurnaan syariat.Menuduh Rasulullah Muhammad SAW menghianati

risalah, menuduh bahwa syariat Islam masih kurang dan membutuhkan tambahan serta

belum sempurna. Jadi secara umum dapat diketahui bahwa semua bid'ah dalam perkara

ibadah/agama adalah haram atau dilarang sesuai kaedah ushul fiqih bahwa hukum asal

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 28: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

ibadah adalah haram kecuali bila ada perintah dan tidaklah tepat pula penggunaan istilah

bid'ah hasanah jika dikaitkan dengan ibadah atau agama sebagaimana pandangan orang

banyak, namun masih relevan jika dikaitkan dengan hal-hal baru selama itu berupa urusan

keduniawian murni misal dulu orang berpergian dengan unta sekarang dengan mobil, maka

mobil ini adalah bid'ah namun bid'ah secara bahasa bukan definisi bid'ah secara istilah

syariat dan contoh penggunaan sendok makan, mobil, mikrofon, pesawat terbang pada

masa kini yang dulunya tidak ada inilah yang hakekatnya bid'ah hasanah. Dan contoh-

contoh perkara ini tiada lain merupakan bagian dari perkara Ijtihadiyah

Referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Bidah

3. Jelaskan apa yang dimaksud ibadah mahdhoh dan goir mahdhoh dan jelaskan

perbedaan di anrata keduanya dengan menyebutkan ciri-ciri dari keduanya.

A. Pengertian Ibadah 

Secara etomologis diambil dari kata ‘abada, ya’budu, ‘abdan, fahuwa ‘aabidun.

‘Abid, berarti hamba atau budak, yakni seseorang yang tidak memiliki apa-apa, hatta

dirinya sendiri milik tuannya, sehingga karenanya seluruh aktifitas hidup hamba hanya

untuk memperoleh keridhaan tuannya dan menghindarkan murkanya. 

Manusia adalah hamba Allah “‘Ibaadullaah” jiwa raga haya milik Allah, hidup matinya

di tangan Allah, rizki miskin kayanya ketentuan Allah, dan diciptakan hanya untuk 

ibadah atau menghamba kepada-Nya:

ليعبدون" اال واالنس الجن خلقت 56الذريات       وما

Tidak Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu (QS.

51(al-Dzariyat ): 56).

B. Jenis ‘Ibadah 

Ditinjau dari jenisnya, ibadah dalam Islam terbagi menjadi dua jenis, dengan bentuk dan

sifat yang berbeda antara satu dengan lainnya;

1. ‘Ibadah Mahdhah,  artinya  penghambaan yang murni hanya merupakan hubung an

antara hamba dengan Allah secara langsung. ‘Ibadah bentuk ini  memiliki 4 prinsip:

a. Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah,baik dari al-Quran maupun

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 29: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

al- Sunnah, jadi merupakan otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan oleh akal atau logika

keberadaannya.

b. Tatacaranya harus berpola kepada contoh Rasul saw. Salah satu tujuan diutus rasul

oleh Allah adalah untuk memberi contoh:

النسآء … الله باذن ليطاع اال رسول من 64وماارسلنا

Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul kecuali untuk ditaati dengan izin Allah…(QS. 4:

64).

… الحشر فانتهوا عنه نهاكم وما فخذوه الرسول آتاكم 7وما

Dan apa saja yang dibawakan Rasul kepada kamu maka ambillah, dan apa yang dilarang,

maka tinggalkanlah…( QS. 59: 7).

Shalat dan haji adalah ibadah mahdhah, maka tatacaranya, Nabi bersabda:

البخاري . رواه اصلى رايتمونى كما مناسككم .   صلوا عنى خذوا   .

Shalatlah kamu seperti kamu melihat aku shalat. Ambillah dari padaku tatacara haji kamu

Jika melakukan ibadah bentuk ini tanpa dalil perintah atau tidak sesuai dengan praktek

Rasul saw, maka dikategorikan “Muhdatsatul umur” perkara meng-ada-ada, yang populer

disebut bid’ah:  Sabda Nabi saw.:

. . عليه متفق رد فهو منه ليس ما هذا امرنا فى احدث الخلفآء  من وسنة بسنتى عليكم

فان االمور، ومحدثات واياكم ، بالنواجذ بها وعضوا بها تمسكوا ، بعدى من المهديين الراشدين

ضاللة بدعة وكل بدعة، محدثة ، .  كل ماجه وابن والترمذي وابوداود احمد فان  رواه بعد، اما

محمد هدي الهدي وخير ، الله كتاب الحديث .  خير بدعة محدثة وكل محدثاتها االمور وشر ص

بدعة وكل

مسلم . رواه ضاللة

Salah satu penyebab hancurnya agama-agama yang dibawa sebelum Muhammad saw.

adalah karena kebanyakan kaumnya bertanya dan menyalahi perintah Rasul-rasul mereka:

فاذا انبيآئهم، على واختالفهم سؤالهم بكثرة قبلكم كان من هلك فانما تركتكم، ما ذرونى

مسلم . اخرجه فدعوه شيئ عن نهيتكم واذا ماستطعتم منه فأتوا بشيئ امرتكم

c. Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal) artinya ibadah bentuk ini bukan

ukuran logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu, akal hanya berfungsi

memahami rahasia di baliknya yang disebut hikmah tasyri’. Shalat, adzan, tilawatul Quran,

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 30: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

dan ibadah mahdhah lainnya, keabsahannnya bukan ditentukan oleh mengerti atau tidak,

melainkan ditentukan apakah sesuai dengan ketentuan syari’at, atau tidak. Atas dasar ini,

maka ditetapkan oleh syarat dan rukun yang ketat.

d. Azasnya “taat”, yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah ini adalah

kepatuhan atau ketaatan. Hamba wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan Allah

kepadanya, semata-mata untuk kepentingan dan kebahagiaan hamba, bukan untuk Allah,

dan salah satu misi utama diutus Rasul adalah untuk dipatuhi:

Jenis ibadah yang termasuk mahdhah, adalah :

1. Wudhu,

2. Tayammum

3. Mandi hadats

4. Adzan

5. Iqamat

6. Shalat

7. Membaca al-Quran

8. I’tikaf

9. Shiyam ( Puasa )

10. Haji

11. Umrah

12. Tajhiz al- Janazah

Rumusan Ibadah Mahdhah adalah

“KA + SS”

(Karena Allah + Sesuai Syari’at)

2. Ibadah Ghairu Mahdhah, (tidak murni semata hubungan dengan Allah)  yaitu ibadah

yang di samping sebagai hubungan  hamba dengan Allah juga merupakan hubungan atau

interaksi antara hamba dengan makhluk lainnya. 

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 31: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

Prinsip-prinsip dalam ibadah ini, ada 4:

a. Keberadaannya didasarkan atas tidak adanya dalil yang melarang. Selama Allah

dan Rasul-Nya tidak melarang maka ibadah bentuk ini boleh diselenggarakan.

b. Tatalaksananya tidak perlu berpola kepada contoh Rasul, karenanya dalam ibadah

bentuk ini tidak dikenal istilah “bid’ah”, atau jika ada yang menyebut nya, segala hal yang

tidak dikerjakan rasul bid’ah, maka bid’ahnya disebut bid’ah hasanah, sedangkan dalam

ibadah mahdhah disebut bid’ah dhalalah.

c. Bersifat rasional,  ibadah bentuk ini baik-buruknya, atau untung-ruginya, manfaat

atau madharatnya, dapat ditentukan oleh akal atau logika.  Sehingga jika menurut logika

sehat, buruk, merugikan, dan madharat, maka tidak boleh dilaksanakan.

d. Azasnya “Manfaat”, selama itu bermanfaat, maka selama itu boleh dilakukan.

Rumusan Ibadah Ghairu Mahdhah

“BB + KA”

(Berbuat Baik +  Karena Allah)

3. Hikmah Ibadah Mahdhah

Pokok dari semua ajaran Islam adalah “Tawhiedul ilaah” (KeEsaan Allah) , dan ibadah

mahdhah itu salah satu sasarannya adalah untuk mengekpresikan ke Esaan Allah itu,

sehingga dalam pelaksanaannya diwujudkan dengan:

a. Tawhiedul wijhah (menyatukan arah pandang). Shalat semuanya harus menghadap ke

arah ka’bah, itu bukan menyembah Ka’bah, dia adalah batu tidak memberi manfaat dan

tidak pula memberi madharat, tetapi syarat sah shalat menghadap ke sana  untuk

menyatukan arah pandang, sebagai perwujudan Allah yang diibadati itu Esa. Di mana pun

orang shalat ke arah sanalah kiblatnya  (QS. 2: 144).

b. Tawhiedul harakah (Kesatuan gerak). Semua orang yang shalat gerakan pokoknya

sama, terdiri dari berdiri, membungkuk (ruku’), sujud dan duduk. Demikian halnya

ketika thawaf dan sa’i, arah putaran dan gerakannya sama, sebagai perwujudan Allah yang

diibadati hanya satu.

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 32: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

c. Tawhiedul lughah (Kesatuan ungkapan atau bahasa). Karena Allah yang disembah

(diibadati) itu satu maka bahasa yang dipakai mengungkapkan ibadah kepadanya hanya

satu yakni bacaan shalat, tak peduli bahasa ibunya apa, apakah dia mengerti atau tidak,

harus satu bahasa, demikian juga membaca al-Quran, dari sejak turunnya hingga kini al-

Quran adalah bahasa al-Quran yang membaca terjemahannya bukan membaca al-Quran.

Referensi : http://umayonline.wordpress.com/2008/09/15/ibadah-mahdhah-ghairu-

mhadhah/

4. Jelaskan apa pengertian zakat? Syarat harta yang wajib dikeluarkan

zakatnya? Siapa yang berhak menerima zakat dan Jelaskan apakah fungsi zakat

untuk kehidupan ummat khususnya ditinjau dari sudut ekonomi

Zakat adalah salah satu rukun Islam yang lima. Zakat berarti “tumbuh dan

bertambah”. juga bisa berarti berkah, bersih, suci, subur dan berkembang maju. Dapat kita

ambil kesimpulan bahwa kita selaku umat muslim telah diwajibkan oleh Allah SWT untuk

mengeluarkan zakat, seperti firman Allah Swt : “Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah

zakat dan taatlah kepada Rasul, supaya kamu diberi rahmat“. (Surat An Nur 24 : 56).

Dalam ayat yang lain Allah menjelaskan bahwa orang yang mentaati perintah Allah

khususnya dalam menunaikan zakat niscaya Allah akan memberikan rahmat kepada kita

dan akan dikembalikannya kita kepada kesucian/kembali fitrah seperti bayi yang baru

dilahirkan ke alam muka bumi ini atau seperti kertas putih yang belum ada coretan-coretan

yang dapat mengotori kertas tersebut, seperti firman-Nya : “Ambillah zakat dari sebagian

harta mereka, dengan zakat itu kamu bersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah

untuk mereka. Sesungguhnya dosa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan

Allah Maha Mendengar lagi maha Mengetahui “. (Surat At Taubah 9 : 103).

Syarat-syarat Harta yang Wajib Dikeluarkan Zakatnya

1. Milik Penuh (al-Milhuttaan)

Yaitu harta tersebut berada dalam pengawasan dan kekuasaan secara khusus dimana

pemiliknya berkuasa untuk mengusahakan dan mengambil manfaat daripadanya. Oleh

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 33: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

karenanya tidak diwajibkan atas zakat yang diwaqafkan ke pihak masyarakat umum, harta

yang dicuri, harta yang dirampas sampai bisa kembali ke tangannya, harta yang dibelinya

tapi belum mampu mengambilnya dari penjual, juga harta mukatabah yakni harta budak

yang mau membeli dirinya karena seorang Mukatab mampu untuk mengurusi dirinya (lihat

majalah Buhuts hal. 13).

Maka barang siapa yang memiliki harta dalam kepemilikan penuh maka wajib atasnya

zakat. Kepemilikan itu bisa berupa hasil usahanya, sewaan, pemberian negara, pinjaman

atau waqaf untuk dirinya. (Fatawa 25:52)

Harta yang ada dalam kekuasaan seseorang dan tidak diketahui pemiliknya secara tertentu

maka hukumnya adalah seperti milik penuh yang wajib dizakati. Seperti harta yang ada di

tangan para perampas. (Fatawa 30:325)

2. Harta yang tercampur (Khulatha) 

Kalau harta milik masing-masing bisa dibedakan maka membayar zakat secara masing-

masing, akan tetapi kalau tidak bisa dibedakan maka membayar zakatnya secara bersama-

sama. (Fatawa 25:38)

3. Harta Gabungan (Syurokaa')

Maka zakatnya adalah wajib bagi yang bagiannya sudah sampai nishob. Seperti dalam

muzaro'ah misalkan, maka yang punya tanah wajib membayar zakat dari bagian hasil

tanamannya sebagaimana yang mengerjakannyapun wajib membayar zakat dari bagiannya.

(Fatawa 25:23; 30:149)

4. Cukup Nishob

Nishob artinya: harta yang telah mencapai jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan syari'at.

Maka harta yang belum mencapai jumlah tertentu tersebut terbebas dari kewajiban

membayar zakat. Dan As-Sunnah telah menjelaskan dan merinci batas nishob dari macam

harta yang ada.

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 34: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

Kalau memiliki berbagai macam harta yang terkumpul dalam satu jenis dan masing-masing

dari macam-macam harta itu belum sampai nishob maka untuk menyempurnakan

nishobnya adalah dengan menggabungkan macam-macam harta yang satu jenis tersebut.

Misalkan Wamh dengan sya'ir (jenis gandum), kerbau dengan sapi, kambing kacang

dengan biri-biri, dinar dengan dirham, mata uang dengan harta perniagaan.

(Fatawa 25:13,15,24)

Tidak disyaratkan sampainya nishob di satu negeri saja, bahkan kalau nishobnya ada di

berbagai negeri maka wajib dizakati. Kalau hilangnya nishob sebelum mengeluarkan zakat

bukan karena keteledoran pemiliknya maka tidak wajib membayar zakat.

Untuk menyempurnakan nishob harta syuroka' (harta gabungan) tidak boleh digabung

bahkan wajib membayar zakat atas masing-masing yang berserikat kalau bagiannya sudah

sampai nishob kalau bagiannya belum sampai nishob maka tidak wajib zakat. (Fatawa :

23).

5. Berkembang (namaa') 

Zakat hanya diwajibkan pada harta yang berkembang yakni bisa bertambah dengan

diusahakan. Dan harta yang berkembang ini dibagi menjadi dua macam: 

1. Yang berkembang dengan sendirinya seperti binatang ternak dan tanaman

2. Yang berkembang dengan berubah dzatnya dan diusahakan seperti mata uang yang

berkembang dengan diniagakan dan yang semisalnya. (Fatawa 25:8).

Syaikh Abdullah Al-Bassam berkata: "Al-Wazir berkata: "Telah ijma' para ulama bahwa

tidak ada zakat pada rumah yang ditempati, pakaian yang digunakan, perabot rumah tangga,

hamba sahaya, senjata yang biasa digunakan, berdasarkan hadits yang terdapat falam

shahihain: "Tidak wajib atas seorang muslim mengeluarkan zakat atas hamba dan

kudanya". Saya katakan: "Ini adalah contoh batasan zakat yakni harta itu tidak wajib

dikeluarkan zakatnya kecuali yang dipersiapkan untuk berkembang, adapun yang tetap

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 35: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

yang tidak mungkin berkembang karena hanya untuk digunakan pemiliknya tidaklah wajib

zakat" (Taudihul ahkam:3/28)

6. Berlaku satu tahun (haul)

Disyaratkan berlakunya satu tahun sudah mencapai nishob jika harta berupa mata uang atau

binatang ternak, dalam artian semua harta dihitung hasilnya kecuali apa yang keluar dari

bumi. Berdasarkan haditsnya Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma bahwa

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang memanfaatkan

harta maka tidak ada zakat baginya sampai genap satu tahun pada pemiliknya." (HR.

Tirmidzi, Kitab zakat 3:26 no. 631)

Adapun yang keluar dari bumi seperti biji-bijian, buah-buahan maka zakatnya ketika panen

dan tidak disyari'atkan menunggu haul (satu tahun).

Firman Allah Ta'ala: "Dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya dengan

membayar zakatnya." (Al An'aam : 14)

Maka barang siapa memiliki emas yang sudah sampai nishob dan telah berlalu selama satu

tahun maka wajib zakat. Jika memiliki harta yang belum sampai nishob kemudian memiliki

yang bisa menyempurnakan nishob maka haulnya dimulai dari memiliki harta yang

menyempurnakan nishob. Jika sampai nishob kemudian beruntung maka keuntungannya itu

dihitung dengan modal dasarnya, tidak perlu dengan haul yang baru. Jika modal dasarnya

tidak sampai nishob kemudian ketika genap satu tahun (haul) mencapai nishob dengan

keuntungannya maka menurut pendapatnya Imam Malik wajib untuk dizakati.

Perlu diketahui bahwa haul (satu tahun) disini adalah tahun qamariyah (hijriyah)

sebagaimana dijelaskan oleh Imam Nawawi.

8 Golongan yang Berhak Menerima Zakat

Berdasarkan pada surat at Taubah ayat 58-60 tentang orang yang berhak menerima zakat,

yaitu :

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 36: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

"... Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah bagi fakir miskin, para amil, para muallaf yang

dibujuk hatinya, mereka yang diperhamba, orang-orang yang berutang, yang berjuang di

jalan Allah, dan orang kehabisan bekal di perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang

diwajibkan Allah dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."

Jadi berdasarkan firman Allah Swt tersebut, terdapat 8 golongan yang berhak menerima

zakat:

1. Fakir

Fakir yaitu orang dalam kebutuhan, tapi dapat menjaga diri tidak meminta-minta

2. Miskin

Miskin adalah orang yang dalam kebutuhan dan suka meminta-minta.

3. Amil zakat 

Amil zakat merupakan orang yang melaksanakan segala urusan zakat berupa pengumpulan

dan penjagaannya, serta menghitung keluar masuknya zakat

4. Golongan muallaf

Muallaf dalam berbagai referensi terbagi dalam beberapa macam golongan, diantaranya : 

Golongan yang diharapkan keislamannya atau keislaman kelompok serta

keluarganya

Golongan orang yang dikuatirkan kelakuan jahatnya

Golongan orang yang baru masuk Islam

Pemimpin dan tokoh masyarakat yang telah memeluk Islam yang mempunyai

sahabat-sahabat kafir.

Pemimpin dan tokoh kaum Muslimin yang berpengaruh di kalangan kaumnya, akan

tetapi imannya masih lemah.

Kaum Muslimin yang tinggal di benteng-benteng dan daerah perbatasan musuh.

Kaum Muslimin yang membutuhkannya untuk mengurus zakat orang yang tidak

mau mengeluarkan, kecuali dengan paksaan.

Sebagian besar orang biasanya mengartikan muallaf sebagai orang yang baru masuk islam

5. Memerdekakan budak belian

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 37: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

Ada beberapa cara untuk memerdekakan budak, diantaranya yaitu: 

a. menolong hamba mukatab, yaitu budak yang memiliki perjanjian dengan tuannya,

misalnya : ia sanggup menghasilkan harta dengan nilai dan ukuran tertentu, maka dia

dibebaskan

b. Seseorang dengan harta zakatnya membeli seorang budak kemudian membebaskannya.

6. Gharimun

Gharimun adalah orang yang berhutang. Dan kta boleh menyerahkan zakat atas dasar

fakirnya bukan karena hutangnya (Menurut Ibnu Humam dalam al Fath)

7. Mujahidin

Mujahidin merupakan orang yang berjihad di jalan Allah. Didalam Al-Quran digambarkan

sasaran zakat yang ketujuh ini dengan firmanNya: "Di jalan Allah". Sabil berarti jalan. Jadi

sabilillah artinya jalan yang menyampaikan pada ridha Allah, baik akidah maupun

perbuatan. Sabilillah adalah kalimat yang bersifat umum, mencakup segala amal perbuatan

ikhlas, yang digunakan untuk bertakkarub kepada Allah, dengan melaksanakan segala

perbuatan wajib, sunat dan bermacam kebajikan lainnya. 

8. Ibnu sabil

Ibnu sabil atau musafir, yaitu orang yang melakukan perjalanan dari suatu daerah ke daerah

lain. Menurut pendapat beberapa ulama, ibnu sabil mempunyai hak zakat, walaupun ia

kaya, jika ia terputus bekalnya (kehabisan bekal).

PERANAN ZAKAT DALAM EKONOMI

Zakat memainkan peranan yang penting khususnya dalam pembangunan ekonomi

dan pendidikan. Zakat merupakan rukun Islam yang keempat dalam Islam, ia merupakan

suatu asas yang wajib ditunaikan tanpa sebarang alasan. Kewajipan zakat merupakan suatu

tanggungjawab yang membawa berkat dan memberi kesan yang berterusan bukan sahaja

kepada mereka yang mengeluarkannya, tetapi juga mereka yang menerimanya. Pelaksanaan

zakat member kesan bukan sahaja kepada individu, juga member kesan kepada seluruh

lapisan masyarakat. Zakat turut berperanan dalam mempertingkatkan kebajikan masyarkat

dan membantu meningkatkan kegiatan ekonomi.

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 38: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

Zakat merupakan suatu kewajipan yang diperintahkan oleh Allah S.W.T ke atas

setiap muslim. Allah SWT menyatakan di dalam Al-Quran bahawa menunaikan zakat

adalah sebahagian daripada ciri-ciri penting umat Islam yang membezakannya dari

penganut-penganut agama lain.

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sesetengahnya menjadi penolong

bagi sesetengahnya yang lain, mereka menyuruh berbuat kebajikan dan melarang berbuat

kejahatan dan mereka mendirikan sembahyang dan memberi zakat, serta taat kepada Allah

dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah, Sesungguhnya Allah Maha Kuasa

lagi Maha Bijaksana."

(Surah At-Taubah: 71)

Dapat difahami bahawa Islam amat mementingkan kewujudan masyarakat yang

adil, bersatu-padu, tolong-menolong, bantu-membantu dalam mengharmonikan kehidupan

masyarakat di dalam sesebuah negara. Negara yang aman, tenteram dan masyarakatnya

hidup bersatu-padu akan mewujudkan suasana ekonomi yang stabil dan seimbang seiring

dengan peningkatan produktiviti masyarakat Islam keseluruhannya dengan agihan

kekayaan dalam masyarakat. Zakat dilihat mampu mengikis rasa sombong golongan kaya

dan mengelak golongan fakir iskin dari meminta-minta. Harta yang diperoleh golongan

kaya sebenarnya terdapat sebahagian hak golongan fakir dan menjadi kewajipan golongan

kaya menunaikan hak tersebut.

Allah S.W.T telah mewajibkan Zakat sebagai salah satu jaminan sosial kepada

masyarakat terutama kepada golongan yang amat memerlukan, meningkatkan pertumbuhan

ekonomi yang seimbang melalui agihan semula kekayaan dalam masyarakat dan sebagai

satu bentuk penyucian dan pembangunan rohani setiap muslim. Zakat juga bertindak

sebagai satu mekanisma yang penting kepada sesebuah negara Islam bagi menjamin

kemaslahatan rakyat seluruhnya. Zakat juga mempunyai keupayaan dan kekuatan bagi

membasmi kemiskinan dan menjamin keseimbangan jurang antara golongan kaya dan

miskin melalui mekanisma agihan semula kekayaan dalam masyarakat.

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 39: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

Zakat merupakan suatu pendapatan yang tetap dan menjadi kewajipan untuk

sentiasa dilaksakan oleh sesebuah negara Islam dan ianya tidak akan terhenti. Oleh itu,

negara Islam dapat menggunakan sumber zakat bagi membina kekuatan ekonomi, sosial,

pendidikan dan akhirnya dapat membina kekuatan Umat Islam secara tidak langsung

membina kesatuan Ummah yang jitu. Masalah membasmi kemiskinan merupakan tujuan

utama sistem zakat dalam Islam melalui penyediaan saraan hidup dan modal yang

mencukupi bagi golongan yang berhajat. Saraan hidup daripada zakat ini diperuntukkan

kepada golongan yang tidak mampu bekerja dengan sebab-sebab cacat anggota atau

sebagainya.

Modal pula diperuntukkan kepada golongan yang mampu bekerja tetapi tidak

mempunya modal untuk menjalankan pekerjaan. Kedua-dua peruntukkan ini diberi dengan

kadar yang mencukupi sesuai dengan keadaan ekonomi, masa, tempat dan keperluan fakir

miskin itu. Saraan hidup ini hendaklah mencukupi untuk makan, minum , pakaian, tempat

tinggal, pelajaran dan kesihatan. Manakala modal pula hendaklah mencukupi kadar modal

sesuatu projek yang hendak dijalankan. Pemberian saraan hidup dan modal serta tujuan-

tujuan lain adalah dengan kadar mencukupi. Kadar mencukupi untuk saraan hidul yang

diambil kira daripada lima keperluan asas hendaklah diberi selama mana dihajati dan

difikirkan perlu oleh golongan tersebut walaupun untuk sepanjang hidupnya atau dengan

cara bulanan dan sebagainya. Selain dari alat membasmi kemiskinan, zakat juga merupakan

alat untuk memerangi masalah riba yang dilaknat oleh Allah ke atas pihak-pihak yang

terlibat dalam proses perlaksanaan riba.

Dengan penyediaan modal bererti tertutuplah pintu sistem pinjaman yang dikenakan

riba. Modal daripada zakat boleh diberikan kepada fakir miskin yang berhajat untuk

membuka sesuatu pekerjaan yang termampu olehnya, sama ada sebagai pemberian tunai

atau sebagai pinjaman tanpa faedah. Zakat juga merupakan alat yang berkesan untuk

menghapuskan pembekuan harta dalam masyarakat Islam, ini kerana sistem zakat itu

sendiri bukanlah satu sistem yang boleh dikompromi dengan pembekuan harta. Oleh itu,

zakat dikenakan terhadap jumlah harta sama ada dilaburkan atau di simpan beku yang

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 40: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

membolehkan masyarakat Islam menggerakkan seluruh sumber yang ada di dalam negara

Islam untuk tujuan produktif.

Pengertian zakat itu sendiri merupakan musuh utama kepada pembekuan harta.

Islam mencadangkan dua saluran pilihan harta yang berlebihan harus diarahkan iaitu

membelanjakannya atau melaburkannya dalam perniagaan atau industri. Dari sini

permintaan terhadap semua jenis barangan pengguna akan bertambah dan pengusaha serta

pengeluar berpeluang mengembankan lagi pengeluaran mereka. Urusniaga akan bertambah

maju dan peluang pekerjaan akan meningkat, hasilnya negara akan menjadi mewah. Selain

daripada itu, zakat juga memainkan peranan untuk mendekatkan jurang perbezaan yang

jauh di antara anggota masyarakat dan mengagihkan semula pendapatan. Ini jelas dari

kutipan sebahagian harta orang kaya untuk dibahagi-bahagikan kepada mereka yang kurang

berada.

Zakat juga dapat memupuk sifat tolong-menolong, membantu dan membina aktiviti

ekonomi yang baik dan memandu kearah kehidupannnya yang lebih baik dan lebih

sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi keperluan hidupnya dengan secukupnya, dapat

beribadah kepada Allah SWT, terhindar dari bahaya kekufuran, sekaligus memeberantas

sifat iri hati, dengki dan hasad yang mungkin timbul ketika orang-orang fakir miskin

melihat orang kaya yang berkecukupan hidupnya tidak memperdulikan mereka. Zakat juga

berperanan Sebagai sumber dana bagi pembangunan, untuk prasarana yang diperlukan oleh

ummat Islam, seperti tuntutan ibadah, pendidikan, kesihatan, sosial dan ekonomi, sekaligus

keperluan pengembangan kualiti modal insan muslim. Keadaan ini akan mewujudkan

keseimbangan dalam pemilikan dan pembahagian harta, sehingga melahirkan masyarakat

marhammah diatas prinsip ukhuwah Islamiyyah dan takaful ijtima'I dan menyebarkan dan

membudayakan etika perniagaan yang baik dan benar.

Refrences : http://www.portalinfaq.org

http://www.freewebs.com/ramadhaan/zakat.htm

http://hafizfiz5603.blogspot.com/2011/01/peranan-zakat-dalam-

ekonomi.html

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 41: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

5. Pengertian puasa, hakikat puasa, tujuan puasa dan hubungan puasa dengan iman

serta contohnya.

Dalam agama Islam  Ṣaum Atau puasa artinya menahan diri dari makan dan minum serta

segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hinggalah terbenam

matahari, untuk meningkatkan ketakwaan kepada ALLAH SWT.

Berpuasa merupakan salah satu dari lima Rukun Islam. Terdapat puasa wajib dan puasa

sunnah, namun tata caranya tetap sama.

Perintah berpuasa dari ALLAH terdapat dalam Al-Quran di surat Al-Baqarah ayat 183.

       "Yaa ayyuhaladziina aamanuu kutiba alaikumus siyaamu kamaa kutiba 'alalladziina

min qablikum la allakum tataquun"

    “ Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan ke atas kamu berpuasa

sebagaimana telah diwajibkan ke atas umat-umat yang sebelum kamu, semoga kamu

menjadi orang-orang yang bertaqwa."

Puasa merupakan menahan keinginan hawa nafsu, menjalankan keinginan keinginan

ALLAH yang terkandung di dalam AlQuran. sehingga lebih optimal lagi dalam

menjalankan ibadah.

Puasa juga dapat diartikan  menjaga dari pekerjaan-pekerjaan yang dapat membatalkan

puasa seperti makan, minum, dan bersenggama pada sepanjang hari tersebut (sejak terbit

fajar hingga terbenamnya matahari. Puasa diwajibkan atas seorang muslim yang baligh,

berakal, bersih dari haidl dan nifas, disertai niat ikhlas semata-mata karena Allah ta'aala.

Beberapa Hakikat Puasa

Puasa mempunyai banyak hakikat bagi rohani dan jasmani kita, antara lain:

1. Puasa adalah ketundukan, kepatuhan, dan keta'atan kepada Allah swt., maka tiada

balasan bagi orang yang mengerjakannya kecuali pahala yang melimpah-ruah dan

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 42: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

baginya hak masuk surga melalui pintu khusus bernama 'Ar-Rayyan'. Orang yang

berpuasa juga dijauhkan dari azab pedih serta dihapuskan seluruh dosa-dosa yang

terdahulu. Patuh kepada Allah Swt berarti meyakini dimudahkan dari segala urusannya

karena dengan puasa secara tidak langsung kita dituntun untuk bertakwa, yaitu

mengerjakan segala perintahnya dan menjauhi larangannya. Sebagaimana yang

terdapat pada surat Al-Baqarah: 183, yang berbunyi ;"Hai orang-orang yang beriman

diwajibkan bagi kamu untuk berpuasa sebagaimana orang-orang sebelum kamu,

supaya kamu bertakwa".

2. Berpuasa juga merupakan sarana untuk melatih diri dalam berbagai masalah seperti

jihad nafsi, melawan gangguan setan, bersabar atas malapetaka yang menimpa. Bila

mencium aroma masakan yang mengundang nafsu atau melihat air segar yang

menggiurkan kita harus menahan diri sampai waktu berbuka. Kita juga diajarkan untuk

memegang teguh amanah Allah swt, lahir dan batin, karena tiada seorangpun yang

sanggup mengawasi kita kecuali Ilahi Rabbi.

Adapun puasa melatih menahan dari berbagai gemerlapnya surga duniawi,

mengajarkan sifat sabar dalam menghadapi segalaa sesuatu, mengarahkan cara berfikir

sehat serta menajamkan pikiran (cerdas) karena secara otomatis mengistirahatkan roda

perjalanan anggota tubuh. Lukman berwasiat kepada anaknya :"Wahai anakku, apabila

lambung penuh, otak akan diam maka seluruh anggota badan akan malas beribadah".

3. Dengan puasa kita diajarkan untuk hidup teratur, karena menuntun kapan waktu

buat menentukan waktu menghidangkan sahur dan berbuka. Bahwa berpuasa hanya

dirasakan oleh umat Islam dari munculnya warna kemerah-merahan di ufuk timur

hingga lenyapnya di sebelah barat. Seluruh umat muslim sahur dan berbuka pada

waktu yang telah ditentukan karena agama dan Tuhan yang satu.

4. Begitupun juga menumbuhkan bagi setiap individu rasa persaudaraan serta

menimbulkan perasaan untuk saling menolong antar sesama. Saling membahu dalam

menghadapi rasa lapar, dahaga dan sakit. Disamping itu mengistirahatkan lambung

agar terlepas dari bahaya penyakit menular misalnya. Rasulullah Saw bersabda,

"Berpuasalah kamu supaya sehat". Seorang tabib Arab yang terkenal pada zamannya

yaitu Harist bin Kaldah mengatakan bahwa lambung merupakan sumber timbulnya

penyakit dan sumber obat penyembuh".

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 43: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

Jadi tujuan disyariatkan ibadah puasa merupakan jihad nafsi, menyelamatkan dari segala

aroma keduniaan dalam menahan hawa nafsu. Seperti yang dikatakan Rasulullah Saw,:

"Wahai pemuda/i, barang siapa yang telah memenuhi bekal, bersegeralah kawin,

sesungguhnya itu dapat menahan dari penglihatan dan menjaga kemaluan. Dan barang

siapa belum memenuhi maka berpuasalah, sesungguhnya itu adalah penangkalnya".

Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa puasa mempunyai manfaat-manfaat yang

tidak bisa kita ukur. Karenanya bersyukurlah orang-orang yang dapat mengerjakan puasa.

Sebagaimana Kamal bin Hammam berkata, "Puasa adalah rukun Islam yang ketiga setelah

syahadat dan salat, di syariatkan Allah Swt karena keistimewaan dan manfaatnya seperti:

ketenangan jiwa dari menahan hawa nafsu, menolong dan menimbulkan sifat menyayangi

orang miskin, persamaan derajat baik itu faqir atau kaya.

Hubungan antara puasa dengan iman dapat dijelaskan bahwa dengan seseorang bepuasa

maka ia mengakui adanya iman kepada allah dan rasul dengan cara menjalankan perintah

Allah SWT dan mengikuti ajaran Rasullullah SAW. Sebagaimana yang terdapat pada surat

Al-Baqarah: 183, yang berbunyi ;"Hai orang-orang yang beriman diwajibkan bagi kamu

untuk berpuasa sebagaimana orang-orang sebelum kamu, supaya kamu bertakwa".

Referensi : http://www.pengertiandefinisi.com/2011/11/pengertian-puasa.html

http://risalahrasul.wordpress.com/2008/09/20/pengertian-syarat-dan-rukun-

puasa/

5. Ibadah shalat merupakan rukun islam . tujuan disyari’atkannya shalat, pentingnya shalat dalam islam dan shalat yang seperti apa yang dapat mencapai target dari tujan disyari’atkannya shalat.

Hukum Islam / Syariat Islam.

Hukum Islam / Syariat Islam adalah peraturan - peraturan dan ketentuan - ketentuan yang

berhubungan dengan kehidupan manusia berdasarkan Al-Qur'an dan Al-Hadist.

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 44: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

Hukum Islam / Syariat Islam terbagi menjadi 5 bagian, yaitu: wajib, sunnah, makruh,

haram, mubah.

Shalat merupakan bagian dari syariat islam karena shalat adalah wajib hukumnnya bagi

umat islam yang bila dikerjakan mendapat pahala dan apabiladitinggalkan mendapat dosa.

Shalat penting dan harus di laksanakan sebagai umat islam karena shalat merupakan salah

satu dari rukun islam. Setiap Muslim dan Muslimah wajib mematuhi Rukun Islam dan

Rukun Iman.

RUKUN ISLAM.

Ada 5 perkra yaitu:

1. Mengucapkan "Dua Kalimat Shahadat".

2. Mengerjakan Sholat Wajib Lima waktu sehari semalam.

3. Membayar Zakat.

4. Berpuasa pada bulan Ramadhan.

5. Menunaikan Haji bagi yang mampu.

RUKUN IMAN.

Ada 6 perkara yaitu:

1. Beriman kepada Allah S.W.T.

2. Beriman kepada Malaikat - malaikat Allah.

3. Beriman kepada Kitab - Kitab Allah.

4. Beriman kepada Rasul - rasul Allah

5. Beriman kepada Qodo dan Qodar.

Dengan shalat menandakan bahwa seseorang tersebut beriman kepada Allah SWT , yaitu

dengan menjalankan selruh perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Keutamaan Shalat dan Kedudukannya dalam Islam

Shalat yang selalu kita kerjakan setiap hari, memiliki kedudukan yang besar dan agung

dalam agama ini. Ibadah yang mulia ini disyariatkan pada seluruh umat, tidak hanya pada

umat Muhammad n. Sebagaimana perintah Allah k kepada Maryam ibunda ‘Isa q:

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 45: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

“Wahai Maryam, taatilah Rabbmu, sujud dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’.”

(Ali ‘Imran: 43)

Hal ini menunjukkan pentingnya keberadaan shalat, juga karena shalat merupakan

penghubung antara seseorang dengan Rabbnya. Rasulullah n menerima kewajiban ibadah

ini langsung dari Allah k tanpa perantara, pada malam Mi’raj di Sidratul Muntaha di langit

ketujuh, sekitar tiga tahun sebelum hijrah ke Madinah. (Asy-Syarhul Mumti’, 1/344,

Taudhihul Ahkam, 1/469)

Begitu pentingnya shalat ini, sampai-sampai Allah k memerintahkan untuk menjaganya

baik di waktu muqim (menetap di kediaman, tidak bepergian) maupun di waktu safar

(bepergian jauh/keluar kota), baik dalam keadaan aman maupun dalam keadaan mencekam

seperti situasi perang. Banyak hadits yang menyebutkan keutamaan dan tingginya

kedudukan shalat dalam agama ini, di antaranya:

Anas bin Malik z berkata, “Rasulullah n bersabda:

“Amalan yang pertama kali dihisab dari seorang hamba adalah shalatnya. Bila shalatnya

baik maka baik pula seluruh amalnya, sebaliknya jika shalatnya rusak maka rusak pula

seluruh amalnya.” (HR. Ath-Thabarani dalam Al-Ausath, dishahihkan Asy-Syaikh Al-

Albani t dalam Ash-Shahihah no. 1358 karena banyak jalannya)

Shalat yang mencapai target dari tujuan disyari’atkannya shalat:

Shalat yang baik dan benar adalah shalat yang tidak saja memenuhi syarat dan

rukun, ditambah kekhusyukan dalam pelaksanaannya, tetapi juga berdampak pada

kebaikan perilaku sehari-hari. Seluruh bacaan dan gerakan shalat, jika direnungkan,

menyimbulkan sekaligus mencerminkan perilaku yang seharusnya dilakukan seorang

muslim dalam kehidupannya.

Takbir sebagai pembuka shalat dan pengakuan serta sikap dasar dalam kehidupan

seorang Muslim hanya Allah yang Mahabesar, sehingga hanya Dia pula yang ditaati,

ditakuti, dan dipuji. Pengabdian, permohonan,dan penyandaran hidup hanya kepada Allah

semata.

Gerakan-gerakan shalat seperti rukuk, iktidal, sujud, dan tahiyat merupakan simbul

penghormatan hakiki kepada Allah. Tatkala sujud,kepala kita disejajarkan dengan tanah.

Setidaknya hal itu bermakna, di hadapan Allah manusia dengan tanah sama-sama makhluk,

maka tidak pantas jika kita berlaku angkuh, gila hormat, dan sebagainya, sebab pujian

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 46: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

dan penghormatan hakiki hanya pantas diberikan kepada Allah SWT. Shalat ditutup dengan

salam, sambil menengok ke kanan dan kekiri. Ketika menutup shalat itu kita mendoakan

orang di sekitar kita agar diberi keselamatan dan keberkatan. Bacaan dan gerakan itu

bermakna,seorang Muslim hendaknya menebar keselamatan dan kedamaian kepada

sesama, bukan menebar benih kecelakaan, kerusuhan, atau permusuhan.

Referensi :

http://tuntunansholatdankumpulandoa.blogspot.com/2009/06/rukun-islam-dan-rukun-

iman_30.html

http://asysyariah.com/shalat-dan-hukumnya.html

6. Jelaskan makna ibadah haji yang berhubungan dengan persamaaan derajat,

persaudaraan, persatuan dan berkurban.\

Ibadah haji merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam yang sudah sanggup untuk

melaksanakannya, baik itu secara jasmani maupun secara rohani, sanggup disini

menunjukkan kepada kesanggupan untuk menyediakan bekal selama diperjalanan sampai

pulang ke negrinya kembali.

Haji merupakan salah satu rukun Islam. Islam sangat menganjurkan kepada pemeluknya

untuk melaksanakan ibadah haji tersebut. Rasulullah SAW dalam haditsnya memotivasi

kita untuk melaksanakannya:" Barang siapa yang melaksanakan ibadah haji, kemudian

tidak berkata kotor dan tidak berbuat kefasikan, akan dibersihkan dosa-dosanya,

sebagaimana waktu ia baru dilahirkan oleh ibunya.

Dalam hadits lain Rasulullah berkata: Haji mabrur tidaklah ada balasannya kecuali sorga.

Selama kita melaksanakan ibadah haji berati kita melaksanakan hal hal yang

berhubungan dengan persamaan derajat , persaudaraan, persatuan dan berkurban .

Panggilan Suci dan Semangat Pembebasan

Banyak orang percaya bahwa kesempatan berhaji adalah panggilan suci yang tidak semua

orang bisa mendapatkan kesempatan serupa. Panggilan suci menuntut kepasrahan untuk

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 47: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

melepas segala atribut materi: suku, bangsa, jabatan, keturunan, harta dan semua yang

berbau status sosial. Pakaian ihram berwarna putih tanpa jahitan, menggambarkan dengan

sempurna bentuk kepasrahan tersebut.

Wukuf di Arafah mengandung pesan betapa kecil manusia di hadapan Sang Pencipta,

seperti sebutir pasir di hamparan gurun yang luas, air di bentangan samudera. Maka, tidak

ada alasan manusia untuk menyombongkan diri apalagi menindas satu sama lain.

Tawaf, mengelilingi satu pusaran Ka’bah, memberi makna persamaan derajat manusia di

hadapan Allah SWT. Tak satu orang pun lebih dari yang lain, kecuali dari sisi ketakwaanya

kepada Allah SWT.

Sa’i, berlari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah (dalam sejarahnya menunjukan

tanggungjawab seorang ibu atas kewajibannya), mengisyaratkan manusia

bertanggungjawab atas sesamanya. Orang kaya punya tanggungjawab terhadap orang

miskin. Penguasa bertanggungjawab terhapa yang dipimpinnya. Bertanggung jawab atas

sesamanya menandakan kita sebagai umat muslim memiliki rasa persaudaraan dan

persatuan.

Dengan ritual haji yang syarat makna persamaan derajat manusia tersebut, jamaah haji yang

pulang ke tanah air, bukan untuk menjadikan gelar hajinya sebagai kelompok kelas sosial

baru, yang memicu kesenjangan sosial baru. Melainkan menjadikan pesan haji sebagai

bahan bakar semangat pembebasan di masyarakat. Membebaskan manusia dari kebodohan,

kemiskinan, kezaliman dan kemaksiatan.

Referensi :

http://www.sunangunungdjati.com/blog/2010/11/16/kemana-efek-sosial-ibadah-haji/

http://alhijrah.cidensw.net/index.php?option=com_content&task=view&id=62

7. Himpunan Putusan Tarjih

Cara melaksanakan shalat Fardhu :

Bila kamu, hendak menjalankan shalat, maka bacalah: “Allahu Akbar” (1) dengan ikhlas

niyatmu karena Allah (2) seraya mengangkat kedua belah tanganmu sejurus bahumu,

mensejajarkan ibu jarimu pada daun telingamu (3). Ialu letakkanlah tangan kananmu pada

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 48: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

punggung telapak tangan kirimu di atas dadamu (4) lalu bacalah do’a iftitah: “Alla-hummi

ba-ld baini wa baina khatha-ya-ya kama-b’adta bainal masyriqi walghrib. Alla-humma

naqqini-minal-khatha-ya- kama- yunaqqats tsa-ubul abyadlu minad danas.Allahummagsil-

khatha-ya-ya bilma-I wats tsalji wal barad.”(5) atau “Waijahtu wajhiya lilladzi-pataras

sama- wa-ti wal ardla hanifan musli man wa ma- ana- minal-musy riki-n. Inna shala-ti-wa-

nusuki- wa mahya-ya wama mati-lilla-hi rabbil ‘a-lami-n.lasari-kalahu-wa bidza-lika-

umirtu wa-ana awwalul muslimin(wa ana – minal muslimin). Alla-humma antal maliku la-

ila-ha illa-antal maliku la-ilaha illa-anta, anta rabbi-wa-ana abduka, dhalaman-tu nafsi-

wa’taraftu bidambi-fagh firli-dzunu-ba illa-anta, wah dini-li ahsanil akhla-qila-yahdini-li

ahsanil akhlag-qi-la yahdili ansaniha-illa-anta. Washrif’anni-sayyiha-la-yashrifu ‘anni-

sayyiaha-illa-anta. Lab baika wa sa’daika wal khairu kul luhu-fi-yadaika, wasysyarru

laisailaika. Wa ta’a-laita astaghfiruka wa atu-bu ilaika.(6) lalu berdo’a mohon perlindungan

dengan membaca: “A’u-dzubilla-hi minasy syaitha-nir ra-ji-m”(7) dan membaca:”

Bismil-“Bismilla-hirrahma-nirrahi-m” (8) lalu bacalah surat Fatihah (9) dan berdo’a

sesuadh itu: a-min” (10). Kemudian bacalah salah satu surat daripada quran (11) dengan

diperhatikan artinya dan dengan perlahan-lahan(12). Kemudian angkatlah kedua belah

tanganmu seperti dalam takbir permulaan (13) lalu ruku’lah(14)dengan

bertakbir(15).seranya melapangkan (meratakan) punggungmu dengan lehermu, memegang

kedua belah lututmu dengan dua belah tangammu (16), sementara itu berdo’a: “Subhanaka

Alla-humma rabbana- wa bihamdika alla-hummaghfirli” (17) atau berdo’alah dengan salah

satu do’a dari Nabi saw. (18). Kemudian angkatlah kepala untuk I’tidal (19) dengan

mengangkat kedua belah tanganmu seperti dalam takbiratul ihram dan berdo’alah: “Sami

‘alla-hu liman hamidah” dan bila sudah lurus berdiri berdo’alah:Rabbana-wa lakal-hamd”

(20). lalu sujudlah (21) dengan bertakbir (22) letakkanlah kedua lututmu dan jari kaki-mu

di atas tanah, lalu kedua tanganmu, kemudian dahi dan hidungmu (23) dengan

menghadapkan ujung jari kakimu ke arah Qiblat serta merenggangkan tanganmu dari pada

kedua lambungmu dengan mengangkat sikumu (24). Dalam bersujud itu hendaklah kamu

berdo’a: “Subha-na-kalla-humma rabbana- wa bihamdikalla-hummaghfirli-” (25), atau

berdo’alah dengan salah satu, do’a dari pada Nabi saw. (26) lalu angkatlah kepalamu

dengan bertakbir dan duduklah tenang berdo’a: Alla-hum maghibha- warhamni- wajburni-

wahdini- warzuqni-” (27). Lalu sujudlah kedua kalinya dengan bertakbir dan membaca

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 49: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

“tasbih” seperti dalam sujud yang pertama; Kemudian Angkatlah kepalamu dengan

bertakbir (28) dan duduklah sebentar sebentar, lalu berdirilah untuk raka’at yang kedua

dengan menekankan (tangan) pada tanah (29). Dan kerjakanlah dalam rakaat yang kedua ini

sebagai dalam raka’at yang pertama, hanya tidak membaca do’a “iftitah” (30).Setelah

selesai dari sujud kedua kalinya, maka duduklah di atas kaki-kirimu dan tumpukkan kaki

kananmu serta letakkanlah ke arah dua tanganmu di atas kaki-kirimu dan tumpukkan kaki

kananmu serta letakkanlah kedua tanganmu diatas kedua lututmu. Julurkanlah jari-jari

tangan-kirimu, sedang tangan-kananmu menggenggamkan jari kelingking, jari manis dan

jari-tengah serta mengacungkan jari telunjukmu dan sentuhkan ibu-jari pada jari-tengah (3

1). Duduk ini bukan dalam rak-a’at akhir. Adapun duduk dalam rakaat akhir maka caranya

memajukan kaki kiri, sedang kaki kanan berturnpu dan dudukmu bertumpukan pantatmu

(32).Dan bacalah tasyahud begini: attahiyya-tu lillahi washshalawa-tu waththayyiba-t,

assalamualaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatulla-hi wa baraka-tuh. Assala-mualaina wa ‘ala-

‘iba-dill-his-sha-lihi-n. Asyhadu alla- ila-ha-illalla-h wa asyhadu anna Muhammadan

‘abduhu- wa rasu-1uh (33). Lalu bacalah shalawat pada Nabi s.a.w.: “Alla-humma shalli

‘ala Muhammad wa’ala- a-li Muhammad, kama- shallaita ‘ala- lbrahi-m -wa a-li lbra-him,

wa ba-rik ala- Muhammad wa a-li Muhammad kama- barakta ‘ala- lbrahi-m wa a-li

lbra-him, innaka hami-dum maji-d. (34).Kemudian berdolalah kepada Tuhanmu,

sekehendak hatimu yang lebih pendek daripada, do’a dalam tasyahud akhir (35). Kemudian

berdirilah untuk rakaat yang ketiga kalau shalatmu. itu pada raka’at, dengan tiga atau empat

raka’at, dengan bertakbir mengangkat tanganmu (36) dan kerjakanlah dalam dua rakaat

Yang akhir atau yang ketiga, seperti dalam dua raka’at yang pertama, hanya kamu cukup

membaca Fatihah saja (37). Dan sesudah raka’at yang akhir, bacalah tasyahhud serta

shalawat kepada Nabi saw., lalu hendaklah berdo’a mohon perlindungan dengan membaca:

“Alla-humma inni- au-dzu bikamin ‘adza-bi jahannam- wa min-’adza-bil qabri wa min

fitnatil-mahya- wal mama-ti wa min- sya-rri fitnatil masihid- dajjal (38). Kemudian

bersalamlah dengan berpaling kekanan dan kekiri, yang pertama sampai terlihat

pipi-kananmu dan yang kedua sampai terlihat pipi-kirimu oleh orang yang dibelakangmu

(39) sambil membaca: “Assala-mu’alaikum wa rahmatulla-hi wa baraka-tuh. (40). Jika

shalatmu dua raka’at, maka letakkanlah do’a isti’adzah(a’u-dzubilla-h setelah membaca

“shalawat kepada Nabi”, sesudah raka’at Yang kedua, .1alu bersalamlah sebagai Yang

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 50: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

kedualalu bersalamlah sebagai yang tersebut (41). Perhatian: Tidak ada perbedaan antara

pria dan wanita dalam cara melakukan shalat sebagai yang tersebut di atas (44).

Cara Wudhu

Apabila kamu hendak berwudhu, maka bacalah:

“Bismillahirrahmanirrahim”.

(1) dengan mengikhlaskan niatnya karena Tuhan Allah

(2) dan basuhlah telapak tanganmu tiga kali

(3) gosoklah gigimu dengan Kayu arok atau sesamanya.

(4) kemudian berkumurlah dan isaplah air dari telapak tangan sebelah dan berkumurlah;

kamu kerjakan yang demikian 3 kali

(5) sempurnakanlah dalam berkumur dan mengisap air itu, apabila kamu sedang tidak

berpuasa

(6); kemudian basuhlah mukamu tiga kali

(7) dengan mengusap dua sudut matamu

(8) dan lebihkanlah membasuhnya

(9) dengan digosok

(10) dan selai-selailah jenggotmu

(11); kemudian basuhlah (kedua) tanganmu dan kedua sikumu dengan digosok tiga kali

(12) dan selai-selailah jari-jarimu

(13), dengan melebihkan membasuh kedua tanganmu mulai tangan kanan

(15); lalu usaplah ubunmu dan atas surbanmu

(16); dengan menjalankan kedua telapak tangan

(17) dari ujung muka kepala sehingga tengkuk dan di kembalikan lagi pada permulaan

(18); kemudian usaplah kedua telingamu sebelah luarnya dengan dua ibu jari dan sebelah

dalamnya dengan telunjuk

(19) lalu basuhlah kedua kakimu beserta kedua mata kaki dengan digosok tiga kali (20)

dan selai-selailah jari-jari kakimu dengan melebihkan membasuh keduanya

(21) dan mulailah dengan yang kanan

(22) dan sempurnakanlah membasuh kedua kaki itu

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 51: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

(23) kemudian ucapkan “Asyhadu allaila-ha-ilallah wahdahu-la-syari-kalah, wa asyhadu

anna Muhammadan ‘abduhuwa rasu-luh .

Cara Mandi Wajib

Apabila kamu berjinabat karena mengeluarkan mani (31) atau bertemunya kedua

persunatan (32) atau kamu hendak menghadiri shalat Jum’ah (33) atau kamu baru selesai

dari Haid (34) atau Nifas (35), maka hendaklah kamu mandi dan mulailah dengan

membasuh (mencuci) kedua tanganmu (36) dengan ikhlas niatmu karena Allah (37) lalu

basuhlah (cucilah) kemaluanmu dengan tangan kirimu dan gosoklah tanganmu dengan

tanah atau apa yang menjadi gantinya (38) lalu berwudlulah seperti yang diatas; kemudian

ambillah air dan masukkanlah jari-jarimu pada pangkal rambut dengan sedikit wangi-

wangian (39), sesudah dilepaskan rambut-nya (40). Dan mulalilah dengan yang kanan (41),

lalu tuangkan air ke atas kepalamu tiga kali, lalu ratakanlah atas badanmu semuanya (42),

serta di gosok (43), kemudian basuhlah (cucilah) kedua kakimu dengan mendahulukan

yang kanan dari pada yang kiri (44), dan jangan berlebih-lebihan dalam menggunakan air

(45).

Cara Tayamum

Dan jika kamu berhalangan menggunakan air atau sakit atau khawatir mendapat madlarat

(46), atau kamu di dalam bepergian, kemudian tidak mendapat air, maka tayammumlah

dengan debu yang baik, untuk mengganti wudlu dan mandi (47), maka letakkanlah kedua

tanganmu ke tanah kemudian tiuplah keduanya (48) dengan ikhlas niatmu karena Allah

(49) dan bacalah :Bismillahirrahmanirrahim (50) kemudian usaplah kedua tanganmu pada

mukamu dan kedua telapak tanganmu (51). Dan apabila kamu dapat menggunakan air maka

bersucilah dengan air itu (52).

Cara Menghilangkan Najis

Apabila sebagian dari badanmu, pakaianmu dan tempatmu sholat terkena najis hendaklah

dibasuh (dengan menggosok dan menghilangkannya kalau itu darah haid) (53), sehingga

hilanglah sifat-sifatnya, bau dan rasanya, dengan air yang suci (54), dan tidak mengapa

tertinggal bekas salah satu sifat najis tadi (55). Dan untuk menghilangkan najis kencing

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 52: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

anak laki-laki yang belum makan-makanan, percikkan dengan air sampai basah (56). Dan

apa yang terkena oleh liur anjing cucilah tujuh kali, salah satunya dengan debu yang bersih

(57).

Cara Shalat ‘idain

Shalat Id adalah Shalat yang di kerjakan pada tanggal 1 syawal setelah berpuasa selama 1

bulan penuh dan juga di kerjakan pada hari raya idul adha pada tanggal 10 dzulhijah. Shalat

hari raya ini dalah shalat yamg di anjurkan untuk di kerjakan oleh seluruh umat islam dan

bahkan nabi SAW memerintahkan semuanya untuk menghadiri shalat termasuk anak anak

dan wanita haid untuk menyaksikan shalat id tersebut. Shalat id di kerjakan di lapangaan,

atau mushola di kerjakan 2 rakaat tanpa dia awali adzan dan iqomah dan tanpa shalat sunah

di kerjakan sebelum sesudahnya. Berdasarkan hadis di bawah ini: "ر" اب ج� و�ع�ن! (اس0 ع�ب !ن" اب ع�ن"

: "ك� ذ�ل ع�ن! ح"ين0 �ع!د� ب ��ه !ت ل� أ س� �م( ث ، �ض!ح�ى األ �و!م� ي � و�ال ، !ف"ط!ر" ال �و!م� ي ��ؤ�ذ(ن ي �ن! �ك ي �م! ل � ق�اال (ه" الل !د" ع�ب !ن" ب

: �ج ��خ!ر ي ح"ين� !ف"ط!ر" ال �و!م� ي �ة" "لص(ال ل �ذ�ان� أ � ال �ن! أ rار"ى�ص! �ن األ (ه" الل !د" ع�ب �!ن ب �"ر اب ج� "ى ن �ر� ب خ!� أ ق�ال� "ى ن �ر� ب خ!

� ف�أ

. ف"ى sم" ل م�س! �و�اه ر� "ق�ام�ة� إ � و�ال "ذ0 �و!م�ئ ي "د�اء� ن � ال ى!ء� ش� � و�ال ، "د�اء� ن � و�ال ، "ق�ام�ة� إ � و�ال ، �ج ��خ!ر ي م�ا �ع!د� ب � و�ال �"م�ام اإل

!ن" اب ع�ن" �وس�ف� ي !ن" ب " ام ه"ش� ح�د"يث" م"ن! ا vر�ص� ت م�خ! rار"ى �خ� !ب ال �ج�ه �خ!ر� و�أ اف"ع0 ر� !ن" ب م�ح�م(د" ع�ن! الص(ح"يح"

!ج ي Dari Ibnu ‘Abbas dan dari Jabir bin Abdillah berkata: tidak pernah pada hari raya ج�ر�

Idhul Fitri dan Idhul Adha di azani. Kemudian aku bertanya tentang hal itu kemudian jabir

bin abdilah menjawabnya bahwa tidak adzan untuk shalat pada hari raya Idul fitri ketika

imam datang dan tidak pula ada iqomah dan seruan. Dan tidak sesuatu pun pada hari itu.

. ? : �و�اه ر� �ع!د�ه�م�ا ب و�ال� �ه�م�ا !ل ق�ب zل�ص� ي �م! ل !ن" �ي !ع�ت ك ر� ف�ص�ل(ى ع"يد0 �و!م� ي rي" (ب الن ج� خ�ر� ق�ال� (اس0 ع�ب !ن" اب ع�ن!

�!ج�م�اع�ة Dari Ibnu Abbas berkata: Nabi SAW keluar pada hari raya Idhul Fitri lalu shalat ال

du rakaat. Beliau tidak shalat sebelum dan sesudahnya (HR. Jamaah) Shalat ini berbeda

dengan shalat jum’at. Shalat jumat di awali dengan 1 takdir sedangkan shalat Id di mulai

dengan 7 takbir sebelum membaca al Fatihah. Berdasarkan hadis dibawah ini: ة� "ش� ع�ائ ع�ن!

- ات0 - "ير� !ب �ك ت !ع� ب س� �ول�ى األ ف"ى �ض!ح�ى و�األ !ف"ط!ر" ال ف"ى �zر �ب �ك ي �ان� ك وسلم عليه الله صلى (ه" الل س�ول� ر� �ن( أ

ا vم!س�خ �ة" "ي (ان الث Dari Aisyah ra. sesungguhnya Rasululloh SAW bertakbir dalam shalat“ .و�ف"ى

idul fitri dan idul adha pada rakaat pertama 7 takbir dan pada rakaat ke dua 5 takbir.(HR.

Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad Al Hakim) Hadits ini di sandarkan pada Aisyah dan Abu

Hurairah dalam sanadnya ada orang yang bernama Ibnu Lahi’ah sehingga hadits nya lemah.

Namun terdapat juga jalur lain yang mendukungnya dari Amr bin Auf, Abdullah bin Amr

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 53: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

bin Ash, sehingga hadist ini kedudukanya menjadi Hasan Lighoirihi. Selain itu hal ini juga

di dukung dengan perbuatan sahabat seperti Abu Hurairah, Ibnu Abbas dll. Semua mereka

bertakbir 7 dan 5 kali kemudian tidak ada 1 hadist pun yang menyelisihi nya yang

menyatakan bahwa Rasullullah bertakbir 1 kali. Kemudian Syaikh al-Bani menshahihkan

hadis di atas. Kemudian setelah shalat dua rakaat diikuti khutbah ‘Id. Sebagian mazhab

menganjurkan 2 khutbah seperti khutbah jum’at seperti hal nya imam syafi’i mngatakan

bahwa duduk diantara 2 khutbah adalah sunah hal ini di sandarkan pada hadist riwayat Ibnu

Majah.

Cara Shalat Jum’at

Adapun tata cara pelaksanaan shalat Jum’at, yaitu :

1. Khatib naik ke atas mimbar setelah tergelincirnya matahari (waktu dzuhur), kemudian

memberi salam dan duduk.

2. Muadzin mengumandangkan adzan sebagaimana halnya adzan dzuhur.

3. Khutbah pertama: Khatib berdiri untuk melaksanakan khutbah yang dimulai dengan

hamdalah dan pujian kepada Allah SWT serta membaca shalawat kepada Rasulullah

SAW. Kemudian memberikan nasehat kepada para jama’ah, mengingatkan mereka

dengan suara yang lantang, menyampaikan perintah dan larangan Allah SWT dan

RasulNya, mendorong mereka untuk berbuat kebajikan serta menakut-nakuti mereka

dari berbuat keburukan, dan mengingatkan mereka dengan janji-janji kebaikan serta

ancaman-ancaman Allah Subhannahu wa Ta'ala. Kemudian duduk sebentar

4. Khutbah kedua : Khatib memulai khutbahnya yang kedua dengan hamdalah dan pujian

kepadaNya. Kemudian melanjutkan khutbahnya dengan pelaksanaan yang sama dengan

khutbah pertama sampai selesai

5. Khatib kemudian turun dari mimbar. Selanjutnya muadzin melaksanakan iqamat untuk

melaksanakan shalat. Kemudian memimpin shalat berjama'ah dua rakaat dengan

mengeraskan bacaan

Hal-hal yang dianjurkan

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 54: Tugas Al Islam

Riska Ismayanti HAL Islam II NIM : 2012437097

Pada shalat Jumat setiap muslim dianjurkan untuk memperhatikan hal-hal berikut:

* Mandi, berpakaian rapi, memakai wewangian dan bersiwak (menggosok gigi).

* Meninggalkan transaksi jual beli ketika adzan sudah mulai berkumandang.

* Menyegerakan pergi ke masjid.

* Melakukan shalat-shalat sunnah di masjid sebelum shalat Jum’at selama Imam belum

datang.

* Tidak melangkahi pundak-pundak orang yang sedang duduk dan memisahkan/menggeser

mereka.

* Berhenti dari segala pembicaraan dan perbuatan sia-sia apabila imam telah datang.

* Hendaklah memperbanyak membaca shalawat serta salam kepada Rasulullah SAW pada

malam Jum’at dan siang harinya

* Memanfaatkannya untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa karena hari Jumat adalah

waktu yang mustajab untuk dikabulkannya doa.

Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta