makalah al islam

38
BAB I PENDAHULUAN Keruntuhan Ilmiah Materialisme Materialisme tidak dapat lagi dinyatakan sebagai filsafat ilmiah. (Arthur Koestler, Filsuf Sosial terkenal.) Bagaimanakah keseimbangan, keselarasan, dan keteraturan menarik perhatian sejak ras manusia bermula. Para ilmuwan dan filsuf yang mencari jawaban dengan kecerdasan dan akal sehat mereka sampai pada kesimpulan bahwa rancangan dan keteraturan alam semesta merupakan bukti keberadaan Pencipta Mahatinggi yang menguasai seluruh jagat raya. Ini adalah kebenaran tak terbantahkan yang dapat kita capai dengan menggunakan kecerdasan kita. Allah mengungkapkan kenyataan ini dalam kitab suci- Nya, Al Quran, yang telah diwahyukan empat belas abad yang lalu sebagai penerang jalan bagi kemanusiaan. Allah menyatakan bahwa Dia telah menciptakan alam semesta dari ketiadaan, untuk suatu tujuan khusus, serta dilengkapi dengan semua sistem dan keseimbangannya yang dirancang khusus untuk kehidupan manusia. Allah mengajak manusia untuk mempertimbangkan kebenaran ini dalam ayat berikut: 1

Upload: gusnanda-nda

Post on 28-Dec-2015

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Al Islam

BAB IPENDAHULUAN

Keruntuhan Ilmiah Materialisme

Materialisme tidak dapat lagi dinyatakan sebagai filsafat ilmiah.(Arthur Koestler, Filsuf Sosial terkenal.)

Bagaimanakah keseimbangan, keselarasan, dan keteraturan menarik perhatian sejak ras manusia bermula. Para ilmuwan dan filsuf yang mencari jawaban dengan kecerdasan dan akal sehat mereka sampai pada kesimpulan bahwa rancangan dan keteraturan alam semesta merupakan bukti keberadaan Pencipta Mahatinggi yang menguasai seluruh jagat raya.

Ini adalah kebenaran tak terbantahkan yang dapat kita capai dengan menggunakan kecerdasan kita. Allah mengungkapkan kenyataan ini dalam kitab suci-Nya, Al Quran, yang telah diwahyukan empat belas abad yang lalu sebagai penerang jalan bagi kemanusiaan. Allah menyatakan bahwa Dia telah menciptakan alam semesta dari ketiadaan, untuk suatu tujuan khusus, serta dilengkapi dengan semua sistem dan keseimbangannya yang dirancang khusus untuk kehidupan manusia.

Allah mengajak manusia untuk mempertimbangkan kebenaran ini dalam ayat berikut:

"Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membangunnya. Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya. Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya." (QS. An-Naazi'aat, 79: 27-30)

Pada ayat lain dalam Al Quran dinyatakan pula bahwa manusia harus melihat dan mempertimbangkan semua sistem dan keseimbangan di alam semesta yang telah diciptakan Allah untuknya, serta memetik pelajaran dari pengamatannya:

1

Page 2: Makalah Al Islam

"Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya)." (QS. An-Nahl, 16: 12)

Dalam ayat Al Quran lainnya , ditunjukkan:

"Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, dan masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari." (QS. Faathir, 35: 13)

Kebenaran nyata yang dipaparkan Al Quran juga ditegaskan oleh sejumlah penemu penting ilmu astronomi modern, Galileo, Kepler, dan Newton. Semua menyadari bahwa struktur alam semesta, rancangan tata surya, hukum-hukum fisika, dan keadaan seimbang, semuanya diciptakan Tuhan, dan para ilmuwan itu sampai pada kesimpulan dari penelitian dan pengamatan mereka sendiri

Realitas penciptaan yang kita bicarakan telah diabaikan atau diingkari sejak dahulu oleh sebuah pandangan filosofis tertentu. Pandangan itu disebut "materialisme". Filsafat ini, yang semula dirumuskan di kalangan bangsa Yunani kuno, juga telah muncul dari waktu ke waktu dalam budaya lain, dan dikembangkan pula secara perorangan. Menurut materialisme, hanya materi yang ada, dan begitulah adanya sepanjang waktu yang tak terbatas. Dari pendirian itu, diklaim bahwa alam semesta juga "selalu" ada dan tidak diciptakan.

Sebagai tambahan bagi klaim mereka; bahwa alam semesta ada dalam waktu yang tidak terbatas, penganut materialisme juga mengemukakan bahwa tidak ada tujuan atau sasaran di dalam alam semesta. Mereka menyatakan bahwa semua keseimbangan, keselarasan, dan keteraturan yang tampak di sekitar kita hanyalah peristiwa kebetulan. "Peristiwa kebetulan" juga diajukan ketika muncul pertanyaan tentang bagaimana manusia terjadi. Teori evolusi, dikenal luas sebagai Darwinisme, adalah aplikasi lain materialisme pada dunia alam.

2

Page 3: Makalah Al Islam

Baru saja disebutkan bahwa sebagian pendiri sains modern adalah orang yang beriman, yang sepakat bahwa alam semesta diciptakan dan diatur oleh Tuhan. Pada abad ke-19, terjadi perubahan penting dalam sikap dunia ilmiah mengenai masalah ini. Materialisme dengan sengaja dimasukkan dalam agenda ilmu alam modern oleh pelbagai kelompok. Karena keadaan politik dan sosial abad ke-19 membentuk basis kuat bagi materialisme, filsafat tersebut diterima luas dan tersebar ke seluruh dunia ilmiah.

Akan tetapi, temuan sains modern secara tak terbantahkan menunjukkan betapa kelirunya pernyataan materialisme.

Temuan-Temuan Sains Abad ke-20

Mari kita tinjau lagi dua pandangan materialisme tentang alam semesta:

1. Alam semesta telah ada sejak waktu yang tak terbatas, dan karena tidak mempunyai awal atau akhir, alam semesta tidak diciptakan.

2. Segala sesuatu dalam alam semesta hanyalah hasil peristiwa kebetulan dan bukan produk rancangan, rencana, atau visi yang disengaja.

Kedua pandangan ini dikemukakan dengan berani dan dibela mati-matian oleh materialis abad ke-19, yang tentu saja tidak punya jalan lain kecuali bergantung kepada pengetahuan ilmiah zaman mereka yang terbatas dan tidak canggih. Kedua pendapat itu telah dibantah sepenuhnya dengan penemuan-penemuan sains abad ke-20.

Yang terkubur pertama kali adalah pendapat bahwa alam semesta sudah ada sejak waktu yang tak terbatas. Sejak tahun 1920-an, telah muncul bukti tegas bahwa pendapat ini tidak mungkin benar. Para ilmuwan sekarang merasa pasti bahwa jagat raya tercipta dari ketiadaan, sebagai hasil suatu ledakan besar yang tak terbayangkan, yang dikenal sebagai "Dentuman Besar (Big Bang)". Dengan kata lain, alam semesta terbentuk, atau tepatnya, diciptakan oleh Allah.

Abad ke-20 juga menyaksikan kehancuran klaim materialis yang kedua: bahwa segala sesuatu di jagat raya adalah hasil dari kebetulan dan bukan rancangan. Riset yang diadakan sejak tahun 1960-an dengan konsisten menunjukkan bahwa semua keseimbangan fisik alam semesta umumnya dan bumi kita khususnya dirancang dengan rumit untuk memungkinkan

3

Page 4: Makalah Al Islam

kehidupan. Ketika penelitian ini diperdalam, ditemukan bahwa setiap hukum fisika, kimia, dan biologi, setiap gaya-gaya fundamental seperti gravitasi dan elektromagnetik, dan setiap detail struktur atom dan unsur-unsur alam semesta sudah diatur dengan tepat sehingga manusia dapat hidup. Ilmuwan masa kini menyebut desain luar biasa ini "prinsip antropis". Prinsip ini menyatakan bahwa setiap detail alam semesta telah dirancang dengan cermat untuk memungkinkan manusia hidup.

bertentangan dengan filsafat Sains modern membuktikan kenyataan penciptaan alam semesta oleh Allah, yang usang materialis. Newsweek memuat kisah sampul "Science Finds God" pada edisi 27 Juli, 1989.

Kesimpulannya, filsafat yang disebut materialisme telah ditolak oleh sains modern. Dari posisinya sebagai pandangan ilmiah yang dominan pada abad ke-19, materialisme telah jatuh menjadi cerita fiksi pada abad ke-20.

Bagaimana tidak? Seperti yang ditunjukkan Allah:

"Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi, dan apa yang ada atara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka." (QS. Shaad, 38: 27)

Adalah keliru untuk menganggap alam semesta diciptakan dengan sia-sia. Filsafat yang benar-benar keliru seperti materialisme dan sistem-sistem yang berdasarkan pada paham itu telah ditakdirkan untuk gagal sejak awal sekali.

Penciptaan adalah sebuah fakta. Dalam buku ini kita akan mengkaji bukti kenyataan tersebut. Kita akan melihat bagaimana materialisme telah runtuh di hadapan sains modern dan juga menyaksikan betapa menakjubkan dan sempurna alam semesta dirancang dan diciptakan oleh Allah.

4

Page 5: Makalah Al Islam

BAB IIPEMBAHASAN

A. Kejadian Alam Semesta

Seabad yang lalu, penciptaan alam semesta adalah sebuah konsep yang diabaikan para ahli astronomi. Alasannya adalah penerimaan umum atas gagasan bahwa alam semesta telah ada sejak waktu tak terbatas. Dalam mengkaji alam semesta, ilmuwan beranggapan bahwa jagat raya hanyalah akumulasi materi dan tidak mempunyai awal. Tidak ada momen "penciptaan", yakni momen ketika alam semesta dan segala isinya muncul.

Gagasan "keberadaan abadi" ini sesuai dengan pandangan orang Eropa yang berasal dari filsafat materialisme. Filsafat ini, yang awalnya dikembangkan di dunia Yunani kuno, menyatakan bahwa materi adalah satu-satunya yang ada di jagat raya dan jagat raya ada sejak waktu tak terbatas dan akan ada selamanya. Filsafat ini bertahan dalam bentuk-bentuk berbeda selama zaman Romawi, namun pada akhir kekaisaran Romawi dan Abad Pertengahan, materialisme mulai mengalami kemunduran karena pengaruh filsafat gereja Katolik dan Kristen. Setelah Renaisans, materialisme kembali mendapatkan penerimaan luas di antara pelajar dan ilmuwan Eropa, sebagian besar karena kesetiaan mereka terhadap filsafat Yunani kuno.

Immanuel Kant-lah yang pada masa Pencerahan Eropa, menyatakan dan mendukung kembali materialisme. Kant menyatakan bahwa alam semesta ada selamanya dan bahwa setiap probabilitas, betapapun mustahil, harus dianggap mungkin. Pengikut Kant terus mempertahankan gagasannya tentang alam semesta tanpa batas beserta materialisme. Pada awal abad ke-19, gagasan bahwa alam semesta tidak mempunyai awal- bahwa tidak pernah ada momen ketika jagat raya diciptakan-secara luas diterima. Pandangan ini dibawa ke abad ke-20 melalui karya-karya materialis dialektik seperti Karl Marx dan Friedrich Engels.

Pandangan tentang alam semesta tanpa batas sangat sesuai dengan ateisme. Tidak sulit melihat alasannya. Untuk meyakini bahwa alam semesta mempunyai permulaan, bisa berarti bahwa ia diciptakan dan itu berarti, tentu saja, memerlukan pencipta, yaitu Tuhan. Jauh lebih mudah dan aman untuk menghindari isu ini dengan mengajukan gagasan bahwa "alam semesta ada selamanya", meskipun tidak ada dasar ilmiah sekecil apa pun untuk

5

Page 6: Makalah Al Islam

membuat klaim seperti itu. Georges Politzer, yang mendukung dan mempertahankan gagasan ini dalam buku-bukunya yang diterbitkan pada awal abad ke-20, adalah pendukung setia Marxisme dan Materialisme.

Dengan mempercayai kebenaran model "jagat raya tanpa batas", Politzer menolak gagasan penciptaan dalam bukunya Principes Fondamentaux de Philosophie ketika dia menulis:

Alam semesta bukanlah objek yang diciptakan, jika memang demikian, maka jagat raya harus diciptakan secara seketika oleh Tuhan dan muncul dari ketiadaan. Untuk mengakui penciptaan, orang harus mengakui, sejak awal, keberadaan momen ketika alam semesta tidak ada, dan bahwa sesuatu muncul dari ketiadaan. Ini pandangan yang tidak bisa diterima sains.

Politzer menganggap sains berada di pihaknya dalam pembelaannya terhadap gagasan alam semesta tanpa batas. Kenyataannya, sains merupakan bukti bahwa jagat raya sungguh-sungguh mempunyai permulaan. Dan seperti yang dinyatakan Politzer sendiri, jika ada penciptaan maka harus ada penciptanya.

B.Proses Kejadian Alam

Sudut Pandang Para Ahli

Tahun 1920-an adalah tahun yang penting dalam perkembangan astronomi modern. Pada tahun 1922, ahli fisika Rusia, Alexandra Friedman, menghasilkan perhitungan yang menunjukkan bahwa struktur alam semesta tidaklah statis dan bahwa impuls kecil pun mungkin cukup untuk menyebabkan struktur keseluruhan mengembang atau mengerut menurut Teori Relativitas Einstein. George Lemaitre adalah orang pertama yang menyadari apa arti perhitungan Friedman. Berdasarkan perhitungan ini, astronomer Belgia, Lemaitre, menyatakan bahwa alam semesta mempunyai permulaan dan bahwa ia mengembang sebagai akibat dari sesuatu yang telah memicunya. Dia juga menyatakan bahwa tingkat radiasi (rate of radiation) dapat digunakan sebagai ukuran akibat (aftermath) dari "sesuatu" itu.

Pemikiran teoretis kedua ilmuwan ini tidak menarik banyak perhatian dan barangkali akan terabaikan kalau saja tidak ditemukan bukti pengamatan baru yang mengguncangkan dunia ilmiah pada tahun 1929. Pada tahun itu, astronomer Amerika, Edwin Hubble, yang bekerja di Observatorium Mount Wilson California, membuat penemuan paling penting dalam sejarah

6

Page 7: Makalah Al Islam

astronomi. Ketika mengamati sejumlah bintang melalui teleskop raksasanya, dia menemukan bahwa cahaya bintang-bintang itu bergeser ke arah ujung merah spektrum, dan bahwa pergeseran itu berkaitan langsung dengan jarak bintang-bintang dari bumi. Penemuan ini mengguncangkan landasan model alam semesta yang dipercaya saat itu.

Menurut aturan fisika yang diketahui, spektrum berkas cahaya yang mendekati titik observasi cenderung ke arah ungu, sementara spektrum berkas cahaya yang menjauhi titik observasi cenderung ke arah merah. (Seperti suara peluit kereta yang semakin samar ketika kereta semakin jauh dari pengamat). Pengamatan Hubble menunjukkan bahwa menurut hukum ini, benda-benda luar angkasa menjauh dari kita. Tidak lama kemudian, Hubble membuat penemuan penting lagi; bintang-bintang tidak hanya menjauh dari bumi; mereka juga menjauhi satu sama lain. Satu-satunya kesimpulan yang bisa diturunkan dari alam semesta di mana segala sesuatunya saling menjauh adalah bahwa alam semesta dengan konstan "mengembang".

Hubble menemukan bukti pengamatan untuk sesuatu yang telah "diramalkan" George Lamaitre sebelumnya, dan salah satu pemikir terbesar zaman kita telah menyadari ini hampir lima belas tahun lebih awal. Pada tahun 1915, Albert Einstein telah menyimpulkan bahwa alam semesta tidak mungkin statis dengan perhitungan-perhitungan berdasarkan teori relativitas yang baru ditemukannya (yang mengantisipasi kesimpulan Friedman dan Lemaitre). Terkejut oleh temuannya, Einstein menambahkan "konstanta kosmologis" pada persamaannya agar muncul "jawaban yang benar", karena para ahli astronomi meyakinkan dia bahwa alam semesta itu statis dan tidak ada cara lain untuk membuat persamaannya sesuai dengan model seperti itu. Beberapa tahun kemudian, Einstein mengakui bahwa konstanta kosmologis ini adalah kesalahan terbesar dalam karirnya.

Penemuan Hubble bahwa alam semesta mengembang memunculkan model lain yang tidak membutuhkan tipuan untuk menghasilkan persamaan sesuai dengan keinginan. Jika alam semesta semakin besar sejalan dengan waktu, mundur ke masa lalu berarti alam semesta semakin kecil; dan jika seseorang bisa mundur cukup jauh, segala sesuatunya akan mengerut dan bertemu pada satu titik. Kesimpulan yang harus diturunkan dari model ini adalah bahwa pada suatu saat, semua materi di alam semesta ini terpadatkan dalam massa satu titik yang mempunyai "volume nol" karena gaya gravitasinya yang sangat besar. Alam semesta kita muncul dari hasil ledakan massa yang

7

Page 8: Makalah Al Islam

mempunyai volume nol ini. Ledakan ini mendapat sebutan "Dentuman Besar" dan keberadaannya telah berulang-ulang ditegaskan dengan bukti pengamatan.

Ada kebenaran lain yang ditunjukkan Dentuman Besar ini. Untuk mengatakan bahwa sesuatu mempunyai volume nol adalah sama saja dengan mengatakan sesuatu itu "tidak ada". Seluruh alam semesta diciptakan dari "ketidakadaan" ini. Dan lebih jauh, alam semesta mempunyai permulaan, berlawanan dengan pendapat materialisme, yang mengatakan bahwa "alam semesta sudah ada selamanya".

Teori Dentuman Besar dengan cepat diterima luas oleh dunia ilmiah karena bukti-bukti yang jelas. Namun, para ahli astronomi yang memihak materialisme dan setia pada gagasan alam semesta tanpa batas yang dituntut paham ini menentang Dentuman Besar dalam usaha mereka mempertahankan doktrin fundamental ideologi mereka. Alasan mereka dijelaskan oleh ahli astronomi Inggris, Arthur Eddington, yang berkata, "Secara filosofis, pendapat tentang permulaan yang tiba-tiba dari keteraturan alam sekarang ini bertentangan denganku."4

Ahli astronomi lain yang menentang teori Dentuman Besar adalah Fred Hoyle. Sekitar pertengahan abad ke-20 dia mengemukakan sebuah model baru yang disebutnya "keadaan-stabil", yang tak lebih suatu perpanjangan gagasan abad ke-19 tentang alam semesta tanpa batas. Dengan menerima bukti-bukti yang tidak bisa disangkal bahwa jagat raya mengembang, dia berpendapat bahwa alam semesta tak terbatas, baik dalam dimensi maupun waktu. Menurut model ini, ketika jagat raya mengembang, materi baru terus-menerus muncul dengan sendirinya dalam jumlah yang tepat sehingga alam semesta tetap berada dalam "keadaan-stabil". Dengan satu tujuan jelas mendukung dogma "materi sudah ada sejak waktu tak terbatas", yang merupakan basis filsafat materialis, teori ini mutlak bertentangan dengan "teori Dentuman Besar", yang menyatakan bahwa alam semesta mempunyai permulaan. Pendukung teori keadaan-stabil Hoyle tetap berkeras menentang Dentuman Besar selama bertahun-tahun. Namun, sains menyangkal mereka.

8

Page 9: Makalah Al Islam

Kemenangan Dentuman Besar

Pada tahun 1948, George Gamov mengembangkan perhitungan George Lemaitre lebih jauh dan menghasilkan gagasan baru mengenai Dentuman Besar. Jika alam semesta terbentuk dalam sebuah ledakan besar yang tiba-tiba, maka harus ada sejumlah Dalam dua dekade, bukti pengamatan dugaan Gamov diperoleh. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penzias dan Robert Wilson menemukan sebentuk radiasi yang selama ini tidak teramati. Disebut "radiasi latar belakang kosmik", radiasi ini tidak seperti apa pun yang berasal dari seluruh alam semesta karena luar biasa seragam. Radiasi ini tidak dibatasi, juga tidak mempunyai sumber tertentu; alih-alih, radiasi ini tersebar merata di seluruh jagat raya. Segera disadari bahwa radiasi ini adalah gema Dentuman Besar, yang masih menggema balik sejak momen pertama ledakan besar tersebut. Gamov telah mengamati bahwa frekuensi radiasi hampir mempunyai nilai yang sama dengan yang telah diperkirakan oleh para ilmuwan sebelumnya. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka.

Teori-teori Para Ahli

1.Teori tidal atau Teori Pasang Surut (James.H. dan Harold Jeffres (1919))

Ratusan juta yang lalu sebuah bintang bergerak mendekati matahari dan kemudian menghilang.Pada saat itu matahari tertarik dan lepas.Dari bagian matahari inilah kemudian terbentuk planet.

2.Teori Bintang Kembar

Kemungkinan dahulu matahari merupakan sepasang bintang kembar.Oleh suatu sebab,salah satu bintang meledak dan oleh gaya tarik bintang yang satunya (matahari sekarang),pecahan tersebut tetap berada di sekitar dan beredar mengelilinginya.

3.Teori Nebular (Kant dan Laplace (1796))

Mula-mula ada kabut gas dan debu.Kabut gas ini sebagian besar terdiri dari hydrogen dan sedikit helium.Kabut gas ini mengisi seluruh ruang alam semesta.Karena proses pendinginan,kabut gas tersebut menyusut dan mulai berpusing.Proses ini mula-mula lambat,kemudian semakin cepat dan

9

Page 10: Makalah Al Islam

bentuknya berubah dari bulat bola menjadi semacam cakram.Sebagian besar materi akan menggumpal di pusat cakaram,kemudian menjadi matahari.Sedangkan sisanya yang tertinggal akan tetap berpusing dan terbentuklah planet beserta satelitnya.

4.Teori Big Bang

Pada mulanya alam semesta berupa sebuah “primeval atom” yang berisi semua materi dalam keadaan padat.kemudian atom tersebut meledak dan seluruh materinya terlempar ke ruang alam semesta.Sejak itu,dimulailah ekspansi yang berlangsung jutaan tahun dan akan terus berlangsung jutaan tahun lagi.Timbul dua gaya yang saling bertentangan (gaya gravitasi dan repulse kosmis).gaya kosmis lebih dominan sehingga alam semesta masih terus akan ekspansi.Pada suatu saat ekspansi akan berakhir.

Pandangan Al Quran

Selain menjelaskan alam semesta, model Dentuman Besar mempunyai implikasi penting lain. Seperti yang ditunjukkan dalam kutipan dari Anthony Flew di atas, ilmu alam telah membuktikan pandangan yang selama ini hanya didukung oleh sumber-sumber agama.

Kebenaran yang dipertahankan oleh sumber-sumber agama adalah realitas penciptaan dari ketiadaan. Ini telah dinyatakan dalam kitab-kitab suci yang telah berfungsi sebagai penunjuk jalan bagi manusia selama ribuan tahun. Dalam semua kitab suci seperti Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, dan Al Quran, dinyatakan bahwa alam semesta dan segala isinya diciptakan dari ketiadaan oleh Allah.

Dalam satu-satunya kitab yang diturunkan Allah yang telah bertahan sepenuhnya utuh, Al Quran, ada pernyataan tentang penciptaan alam semesta dari ketiadaan, di samping bagaimana kemunculannya sesuai dengan ilmu pengetahuan abad ke-20, meskipun diungkapkan 14 abad yang lalu.

Pertama, penciptaan alam semesta dari ketiadaan diungkapkan dalam Al Quran sebagai berikut:

"Dia pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu dan Dia mengetahui segala sesuatu." (QS. Al An'aam, 6: 101)

10

Page 11: Makalah Al Islam

Aspek penting lain yang diungkapkan dalam Al Quran empat belas abad sebelum penemuan modern Dentuman Besar dan temuan-temuan yang berkaitan dengannya adalah bahwa ketika diciptakan, alam semesta menempati volume yang sangat kecil:

"Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (QS. Al Anbiyaa', 21: 30)

Terjemahan ayat di atas mengandung pemilihan kata yang sangat penting dalam bahasa aslinya, bahasa Arab. Kata ratk diterjemahkan sebagai "suatu yang padu" yang berarti "bercampur, bersatu" dalam kamus bahasa Arab. Kata itu digunakan untuk merujuk dua zat berbeda yang menjadi satu. Frasa "Kami pisahkan" diterjemahkan dari kata kerja bahasa Arab, fatk yang mengandung makna bahwa sesuatu terjadi dengan memisahkan atau menghancurkan struktur ratk. Tumbuhnya biji dari tanah adalah salah satu tindakan yang menggunakan kata kerja ini.

Mari kita tinjau lagi ayat tersebut dengan pengetahuan ini di benak kita. Dalam ayat itu, langit dan bumi pada mulanya berstatus ratk. Mereka dipisahkan (fatk) dengan satu muncul dari yang lainnya. Menariknya, para ahli kosmologi berbicara tentang "telur kosmik" yang mengandung semua materi di alam semesta sebelum Dentuman Besar. Dengan kata lain, semua langit dan bumi terkandung dalam telur ini dalam kondisi ratk. Telur kosmik ini meledak dengan dahsyat menyebabkan materinya menjadi fatk dan dalam proses itu terciptalah struktur keseluruhan alam semesta.

Kebenaran lain yang terungkap dalam Al Quran adalah pengembangan jagat raya yang ditemukan pada akhir tahun 1920-an. Penemuan Hubble tentang pergeseran merah dalam spektrum cahaya bintang diungkapkan dalam Al Quran sebagai berikut:

"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesung-guhnya Kami benar-benar meluaskannya." (QS. Adz-Dzaariyat, 51: 47)

Singkatnya, temuan-temuan ilmu alam modern mendukung kebenaran yang dinyatakan dalam Al Quran dan bukan dogma materialis. Materialis boleh saja menyatakan bahwa semua itu "kebetulan", namun fakta yang jelas adalah bahwa alam semesta terjadi sebagai hasil penciptaan dari pihak Allah

11

Page 12: Makalah Al Islam

dan satu-satunya pengetahuan yang benar tentang asal mula alam semesta ditemukan dalam firman Allah yang diturunkan kepada kita.

C.Penciptaan Bumi

Al Qur'an adalah firman Allah.

"Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam..." (Al Qur'an, 39:5)

Dalam Al Qur'an, kata-kata yang digunakan untuk menjelaskan tentang alam semesta sungguh sangat penting. Kata Arab yang diterjemahkan sebagai "menutupkan" dalam ayat di atas adalah "takwir". Dalam kamus bahasa Arab, misalnya, kata ini digunakan untuk menggambarkan pekerjaan membungkus atau menutup sesuatu di atas yang lain secara melingkar, sebagaimana surban dipakaikan pada kepala.

Keterangan yang disebut dalam ayat tersebut tentang siang dan malam yang saling menutup satu sama lain berisi keterangan yang tepat mengenai bentuk bumi. Pernyataan ini hanya benar jika bumi berbentuk bulat. Ini berarti bahwa dalam Al Qur'an, yang telah diturunkan di abad ke-7, telah diisyaratkan tentang bentuk planet bumi yang bulat.

Namun perlu diingat bahwa ilmu astronomi kala itu memahami bumi secara berbeda. Di masa itu, bumi diyakini berbentuk bidang datar, dan semua perhitungan serta penjelasan ilmiah didasarkan pada keyakinan ini. Sebaliknya, ayat-ayat Al Qur'an berisi informasi yang hanya mampu kita pahami dalam satu abad terakhir. Oleh karena Al Qur'an adalah firman Allah, maka tidak mengherankan jika kata-kata yang tepat digunakan dalam ayat-ayatnya ketika menjelaskan jagat raya.

Dalam Al Qur'an, Allah mengarahkan perhatian kita kepada sifat yang sangat menarik tentang langit:

"Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang ada padanya." (Al Qur'an, 21:32)

12

Page 13: Makalah Al Islam

Sifat langit ini telah dibuktikan oleh penelitian ilmiah abad ke-20.

Atmosfir yang melingkupi bumi berperan sangat penting bagi berlangsungnya kehidupan. Dengan menghancurkan sejumlah meteor, besar ataupun kecil ketika mereka mendekati bumi, atmosfir mencegah mereka jatuh ke bumi dan membahayakan makhluk hidup.

Atmosfir juga menyaring sinar-sinar dari ruang angkasa yang membahayakan kehidupan. Menariknya, atmosfir hanya membiarkan agar ditembus oleh sinar-sinar tak berbahaya dan berguna, - seperti cahaya tampak, sinar ultraviolet tepi, dan gelombang radio. Semua radiasi ini sangat diperlukan bagi kehidupan. Sinar ultraviolet tepi, yang hanya sebagiannya menembus atmosfir, sangat penting bagi fotosintesis tanaman dan bagi kelangsungan seluruh makhluk hidup. Sebagian besar sinar ultraviolet kuat yang dipancarkan matahari ditahan oleh lapisan ozon atmosfir dan hanya sebagian kecil dan penting saja dari spektrum ultraviolet yang mencapai bumi.

Fungsi pelindung dari atmosfir tidak berhenti sampai di sini. Atmosfir juga melindungi bumi dari suhu dingin membeku ruang angkasa, yang mencapai sekitar 270 derajat celcius di bawah nol.

Tidak hanya atmosfir yang melindungi bumi dari pengaruh berbahaya. Selain atmosfir, Sabuk Van Allen, suatu lapisan yang tercipta akibat keberadaan medan magnet bumi, juga berperan sebagai perisai melawan radiasi berbahaya yang mengancam planet kita. Radiasi ini, yang terus- menerus dipancarkan oleh matahari dan bintang-bintang lainnya, sangat mematikan bagi makhuk hidup. Jika saja sabuk Van Allen tidak ada, semburan energi raksasa yang disebut jilatan api matahari yang terjadi berkali-berkali pada matahari akan menghancurkan seluruh kehidupan di muka bumi.

Dr. Hugh Ross berkata tentang perang penting Sabuk Van Allen bagi kehidupan kita:

Bumi ternyata memiliki kerapatan terbesar di antara planet-planet lain di tata surya kita. Inti bumi yang terdiri atas unsur nikel dan besi inilah yang menyebabkan keberadaan medan magnetnya yang besar. Medan magnet ini

13

Page 14: Makalah Al Islam

membentuk lapisan pelindung berupa radiasi Van-Allen, yang melindungi Bumi dari pancaran radiasi dari luar angkasa. Jika lapisan pelindung ini tidak ada, maka kehidupan takkan mungkin dapat berlangsung di Bumi. Satu-satunya planet berbatu lain yang berkemungkinan memiliki medan magnet adalah Merkurius - tapi kekuatan medan magnet planet ini 100 kali lebih kecil dari Bumi. Bahkan Venus, planet kembar kita, tidak memiliki medan magnet. Lapisan pelindung Van-Allen ini merupakan sebuah rancangan istimewa yang hanya ada pada Bumi.

Energi yang dipancarkan dalam satu jilatan api saja, sebagaimana tercatat baru-baru ini, terhitung setara dengan 100 milyar bom atom yang serupa dengan yang dijatuhkan di Hiroshima. Lima puluh delapan jam setelah kilatan tersebut, teramati bahwa jarum magnetik kompas bergerak tidak seperti biasanya, dan 250 kilometer di atas atmosfir bumi terjadi peningkatan suhu tiba-tiba hingga mencapai 2.500 derajat celcius.

Singkatnya, sebuah sistem sempurna sedang bekerja jauh tinggi di atas bumi. Ia melingkupi bumi kita dan melindunginya dari berbagai ancaman dari luar angkasa. Para ilmuwan baru mengetahuinya sekarang, sementara berabad-abad lampau, kita telah diberitahu dalam Al Qur'an tentang atmosfir bumi yang berfungsi sebagai lapisan pelindung.

Ayat ke-11 dari Surat Ath Thaariq dalam Al Qur'an, mengacu pada fungsi "mengembalikan" yang dimiliki langit.

"Demi langit yang mengandung hujan." (Al Qur'an, 86:11)

Kata yang ditafsirkan sebagai "mengandung hujan" dalam terjemahan Al Qur'an ini juga bermakna "mengirim kembali" atau "mengembalikan".

Sebagaimana diketahui, atmosfir yang melingkupi bumi terdiri dari sejumlah lapisan. Setiap lapisan memiliki peran penting bagi kehidupan. Penelitian mengungkapkan bahwa lapisan-lapisan ini memiliki fungsi mengembalikan benda-benda atau sinar yang mereka terima ke ruang angkasa atau ke arah bawah, yakni ke bumi. Sekarang, marilah kita cermati sejumlah contoh fungsi "pengembalian" dari lapisan-lapisan yang mengelilingi bumi tersebut.

Lapisan Troposfir, 13 hingga 15 km di atas permukaan bumi, memungkinkan uap air yang naik dari permukaan bumi menjadi terkumpul hingga jenuh dan turun kembali ke bumi sebagai hujan.

14

Page 15: Makalah Al Islam

Lapisan ozon, pada ketinggian 25 km, memantulkan radiasi berbahaya dan sinar ultraviolet yang datang dari ruang angkasa dan mengembalikan keduanya ke ruang angkasa.

Ionosfir, memantulkan kembali pancaran gelombang radio dari bumi ke berbagai belahan bumi lainnya, persis seperti satelit komunikasi pasif, sehingga memungkinkan komunikasi tanpa kabel, pemancaran siaran radio dan televisi pada jarak yang cukup jauh.

Lapisan magnet memantulkan kembali partikel-partikel radioaktif berbahaya yang dipancarkan Matahari dan bintang-bintang lainnya ke ruang angkasa sebelum sampai ke Bumi.

Sifat lapisan-lapisan langit yang hanya dapat ditemukan secara ilmiah di masa kini tersebut, telah dinyatakan berabad-abad lalu dalam Al Qur'an. Ini sekali lagi membuktikan bahwa Al Qur'an adalah firman Allah.

D.Gunung Dan Fungsinya

Jika ditinjau secara ilmiah, fungsi gunung sangat banyak. fungsi gunung sebagai ”pasak” Bumi, sebagaimana yang tercantum dalam Q.S. An-Nahl ayat 15: ”Dan Dia menancapkan gunung-gunung di Bumi supaya Bumi itu tidak berguncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.”

Dalam ilmu tafsir, salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk memahami makna ayat tersebut adalah pendekatan kebahasaan. Pendekatan saintifik untuk memahami makna sebuah kata dalam Al-Qur’an tidak bisa dipisahkan dari pendekatan kebahasaan. Tafsir saintifik yang berkembang di suatu masa, harus terus dicocokkan dengan makna asal kata yang ditafsirkan: makna kata tersebut dalam masyarakat Arab pra Islam.

Dalam Al Qur’an sendiri, kata ”gunung” disebutkan dalam dua bentuk yaitu jabaal atau jamaknya jibaal, dan rowaasiy. Kata jabaal disebutkan sebanyak 39 kali, sedangkan rowaasiy disebutkan sebanyak 10 kali, jadi jumlahnya

15

Page 16: Makalah Al Islam

sebanyak 49 kali. Di antara 49 tempat penyebutan gunung itu, terdapat 22 tempat yang menunjukkan fungsi gunung sebagai ”pasak”.

Dalam Al Qur’an kata ”gunung” (baik jabaal maupun rowaasiy) dapat mengacu pada:

· gunung yang sesungguhnya (Q.S. [2]:160, [11]:43);

· metafora atau pengkiasan (Q.S. [14]:46, [17]:37, [19]:90, [33]:72, [24]:43);

· arti penting dalam sejarah manusia seperti tempat tinggal Kaum Tsamud (Q.S. [7]:74, [15]:82, [26]:149);

· tempat terjadinya mukjizat seperti Nabi Musa a.s., Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Muhammad saw (Q.S. [2]:260, [7]:143 & 171);

· tempat berlindungnya manusia dan hewan atau tempat mempertahankan diri (Q.S. [16]:81, [13]:3, [16]:15, [27]:61, [77]:27).

· stabilisator kulit Bumi (Q.S. [13]:3, [15]:19, [16]:15, [21]:31, [27]:61, [31]:10, [50]:7, [77]:27, dan [79]:32);

· keagungan penciptaan gunung (Q.S. [88]:19);

· penggambaran komposisi bebatuan gunung (Q.S. [35]:27);

· fakta bahwa biarpun bermassa besar, tapi gunung dapat bergerak (Q.S. [27]:88)

· spiritualistik/supranatural (Q.S. [21]:79, [22]:18, [34]:10, [38]:18);

· nasib gunung di hari kiamat (Q.S. [18]:47, [20]:105, [52]:10, [46]:5, [69]:14, [77]:10, [78]:20, [81]:3, [101]:5).

Istilah jabaal lebih bersifat umum, sedangkan rowaasiy kemungkinan dimaksudkan khusus untuk menyebutkan gunung yang berfungsi sebagai pasak Bumi. Hal ini dikuatkan pula oleh makna dasar dari kata tersebut. Kata rowaasiy bermakna sesuatu yang dapat membuat benda yang berguncang menjadi diam, dalam hal ini benda yang berguncang adalah Bumi.

16

Page 17: Makalah Al Islam

Penyebutan istilah rowaasiy juga selalu didahului dengan kata alqa yang berarti ”mencampakkan”, atau ”meletakkan sesuatu yang belum ada sebelumnya di tempat itu”. Makna ini bersesuaian dengan uraian ilmiah mengenai gunung. Gunung-gunung yang berada di batas lempeng (divergen maupun konvergen) memang tidak muncul bersamaan dengan pembentukan daratan, melainkan harus melalui proses tektonik terlebih dahulu.

Hal lain yang menarik ditinjau adalah penggunaan isim makrifat (al) yang mendahului kata ardh dalam Surat An-Nahl ayat 15. Isim (kata benda) ini menunjukkan pengkhususan, dalam hal ini pengkhususan bagian tertentu dari Bumi. Hal ini berarti ”gunung” yang dimaksudkan dalam ayat tersebut tidak terdapat di seluruh permukaan Bumi, akan tetapi hanya pada wilayah-wilayah tertentu. Wilayah-wilayah tersebut kemungkinan adalah batas-batas lempeng yang telah diuraikan di atas.

Bagian lain yang menarik diamati setelah kata rowaasiy dalam Q.S. An-Nahl ayat 15, adalah an tamiida bikum (terjemahannya: tidak guncang bersama kamu). Kata ”bersama kamu” mungkin menunjukkan bahwa ”gunung” yang dibicarakan dalam ayat tersebut adalah gunung yang berada dekat dengan permukiman manusia, yakni gunung-gunung di batas lempeng konvergen. Gunung-gunung di bawah laut (batas lempeng divergen) mungkin tidaklah termasuk dalam ”gunung” yang dibicarakan ayat ini.

Kalimat an tamiida bikum juga menarik, sebab menggunakan fi’il mudlori. Berdasarkan ilmu tafsir, fi’il (kata kerja) jenis ini digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang selalu berada dalam proses (belum selesai), mirip dengan continuous tense dalam bahasa Inggris. Hal ini bersesuaian dengan proses kejadian gunung di batas lempeng, yang memang belum selesai dan mungkin tidak akan pernah selesai. Selama dinamika lempeng tektonik masih terjadi, selama itu pula dinamika gunung akan terus berlangsung. Wallahu A’lam.

Peran penting gunung yang ditemukan oleh ilmu geologi modern dan penelitian gempa, telah dinyatakan dalam Al Qur’an berabad-abad lampau sebagai suatu bukti Hikmah Maha Agung dalam ciptaan Allah.

"Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka..." (Al Qur'an, 21:31)

17

Page 18: Makalah Al Islam

E.Pendapat Para Ulama

Tentang penciptaan langit dan bumi dalam waktu enam hari ini telah diinformasikan Allah swt didalam beberapa ayatnya, seperti :

� �ام ي� أ �ة� ت س� ف�ي ر�ض�

� و�األ م�او�ات� الس� خ�ل�ق �ذ�ي ال و�ه�و�

Artinya : “Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa.” (QS. Huud : 7)

� �ام ي� أ �ة� ت س� ف�ي �ه�م�ا �ن �ي ب و�م�ا ر�ض�

� و�األ� م�او�ات� الس� �ا �ق�ن ل خ� �ق�د� و�ل

Artinya : “dan Sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa.” (QS. Qaff : 38)

� �ام ي� أ �ة� ت س� ف�ي �ه�م�ا �ن �ي ب و�م�ا ر�ض�

� و�األ� م�او�ات� الس� خ�ل�ق� �ذ�ي ال ��ه الل

Artinya : “Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa.” (QS. Sajdah : 4)

ب) ر� �ك� ذ�ل �ند�اد,ا أ ��ه ل �ون� �ج�ع�ل و�ت �ن� �و�م�ي ي ف�ي ر�ض�� األ� خ�ل�ق� �ذ�ي �ال ب ون� ��ف�ر �ك �ت ل �م� �ك �ن ئ

� أ ق�ل� � �م�ين �ع�ال ٩ال ﴾ ﴿ ن� ل�ي ل� ن�ا ل�� ن�اء ن� م� ��ا ن ن�ا ل� ن� ن� ر� ن�ا ل�ي ن�ا �ن ن�ا ر� ن�ا ن�ا ل�ي ن� ن� ن� ن! ن�ا ل�ي ن" ن� ن�ا ن! ن�ا ل� ر� �ن ل#� ني ل� ن!ا ن� ن�ا ل�ي ن$ ن� ن% ١٠ن! ﴾ ﴿ ن� ل�ي ل� ن&ا ن'ا ري �ن ن�ا ن)ا ن� ن�ا ه(ا ر+ ن, ر! ن�ا ه-ا ر� ن& نيا ل) ر� لا ل. ر� ن�/ ر0 ل� ن! ن�ا ن� ن1 ن2ا �ن ن3 ن5ا د6 ني ل( ن! ن8اء ن� ا� ن�ى ل:ا ن�ى ن) ر� ا ن�> ١١د= ﴾

ه�ا م�ر�� أ م�اء س� �ل? ك ف�ي و�ح�ى

� و�أ �ن� �و�م�ي ي ف�ي م�او�ات� س� �ع� ب س� ف�ق�ض�اه�ن�

Artinya : “Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam". dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi

18

Page 19: Makalah Al Islam

orang-orang yang bertanya. kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati". Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya.” (QS. Fushilat : 9 – 12)

Sayyid Qutb mengatakan,”.. Hari-hari apa itu : dua hari untuk menciptakan bumi dan dua hari untuk menciptakan gunung-gunung yang kokoh, menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dan memberkahinya sehingga seluruhnya sempurna dalam empat hari. (Fii Zhilalil Qur’an juz V hal 3110)

Imam Al Qurthubi mengatakan bahwa makna “dalam dua hari” adalah ahad dan senin... Qatadah dan Mujahid mengatakan bahwa Dia swt menciptakan di bumi, sungai-sungai, pepohonan dan binatang melata pada hari selasa dan rabu.Sedangkan makna “dalam empat hari” adalah sempurna dalam empat hari, seperti seorang yang mengatakan,”Aku pergi dari kota Basrah ke Bagdad dalam sepuluh hari kemudian ke Kufah dalam lima hari. Jadi itu sempurna dalam lima belas hari.” (Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an jilid VIII hal 290)

Imam Ath Thabari mengatakan bahwa makna firman-Nya "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua hari” adalah hari ahad dan hari senin, sebagaimana berita dari Rasulullah saw dan perkataan para ulama. (Tafsir Ath Thabari juz XXI hal 432)

Didalam sunnah disebutkan bahwa bumi diciptakan dalam tujuh hari, sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairoh bahwa Rasulullah saw memegang tanganku dan bersabda,’”Allah swt telah menciptakan tanah pada hari sabtu, menciptakan di bumi gunung-gunung pada hari ahad, menciptakan pepohonan pada hari senin, menciptakan yang tidak disukai pada hari selasa, menciptakan cahaya pada hari rabu, menyebarkan binatang melata di bumi pada hari kamis, menciptakan Adam pada hari jum’at setelah ashar yang merupakan akhir penciptaan di akhir waktu dari waktu-waktu hari jum’at yaitu antara ashar hingga malam.”

Para ulama berbeda pendapat tentang hadits ini, Yahya bin Ma’in, Abdurrahman bin Mahdiy, Bukhori dan yang lainnya mengatakan bahwa hadits itu keliru dan ia bukanlah dari perkataan Nabi saw, bahkan Bukhori

19

Page 20: Makalah Al Islam

menjelaskan didalam “at Tarikh al Kabir” bahwa itu adalah perkataan Ka’ab seorang alim.

Diantara yang berpendapat seperti itu juga Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah dan muridnya Ibnul Qoyyim. Syeikhul Islam mengatakan bahwa dalil terhadap mereka adalah telah jelas disebutkan didalam Al Qur’an, Sunnah dan Ijma bahwa Allah swt telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari dan yang terakhir diciptakan adalah Adam pada hari jum’at. Terdapat perbedaan terhadap hadits ini yang menyebutkan bahwa Allah menciptakan itu semua dalam tujuh hari, dan terdapat riwayat dengan sanad yang lebih shahih dari itu bahwa awal penciptaan adalah pada hari ahad. (Majmu’ al Fatawa juz I hal 256)

Ada kalangan ulama yang menshahihkan hadits ini dan mengatakan bahwa tidak ada pertentangan antara hadits itu dengan al Qur’an. Al Qur’an menyebutkan bahwa penciptaan langit dan bumi dalam enam hari sementara hadits ini menyebutkan penciptaan segala yang ada di bumi berupa tanah, gunung-gunung dan yang lainnya, dan tujuh hari itu bukanlah enam hari yang disebutkan didalam Al Qur’an.Asy Syeikh Al Albani dalam catatannya terhadap “Misykat al Mashobih” (3/1598) mengatakan bahwa hadits itu tidaklah bertentangan dengan Al Qur’an dari sisi manapun, berbeda dengan anggapan sebagian orang. Sesungguhnya hadits itu menjelaskan tentang keadaan penciptaan bumi saja dan itu berlangsung dalam tujuh hari sedangkan nash Al Qur’an menyebutkan bahwa penciptaan langit dan bumi dalam enam hari dan bumi dalam dua hari yang tidak bertentangan dengan hadits diatas karena adanya kemungkinan bahwa enam hari ini berbeda dengan tujuh hari yang disebutkan didalam hadits.

Bahwa hadits tersebut menceritakan tentang satu tahapan dari tahapan-tahapan perkembangan penciptaan bumi sehingga layak untuk dihuni yang dikuatkan oleh Al Qur’an yang menyebutkan sebagian hari disisi Allah sama dengan seribu tahun dan sebagiannya setara dengan lima puluh ribu tahun. Maka apakah ada halangan bahwa enam hari itu seperti demikian? Dan yang tujuh hari seperti hari-hari kita? sebagaimana dijelaskan hadits, dengan demikian tidak ada pertentangan antara hadits dengan al Qur’an.

Hal itu juga dikuatkan oleh yang diriwayatkan oleh al Hakim dan al Baihaqi dengan sanad yang shahih dari Said bin Jabir berkata,”Telah datang seorang laki-laki kepada Ibnu Abbas dan berkata,”Aku menyaksikan berbagai

20

Page 21: Makalah Al Islam

pertentangan didalam Al Qur’an.’ Ibnu Abbas berkata,’Berikan apa yang menurutmu bertentangan.’

Orang itu berkata,’aku mendengar firman Allah swt, “Katakanlah: ” Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua hari.” Hingga firman-Nya “dengan suka hati". Dia swt memulai penciptaan bumi didalam ayat ini sebelum penciptaan langit, kemudian firman-Nya swt didalam ayat lain”Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah Telah membinanya” kemudian Dia berfirman “Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.” Allah swt menyebutkan penciptaan langit sebelum penciptaan bumi. Ibnu Abbas menjawab,’Adapun penciptaan bumi dalam dua hari. Sesungguhnya bumi diciptakan sebelum langit, langit dahulunya adalah asap kemudian Allah jadikan tujuh langit dalam dua hari setelah penciptaan bumi. Adapun firman-Nya,” “Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.” dia berkata,’Dia menjadikan di bumi gunung, sungai, pohon dan lautan.

Ini menunjukkan adanya dua penciptaan : penciptaan bumi pada awalnya dan penciptaan apa-apa yang ada diatasnya, seperti gunung-gunung dan sungai-sungai.

Tentang hari-hari yang ada didalam ayat itu, Sayyid Qutb mengatakan bahwa tidak disangsikan lagi hari-hari itu adalah hari-hari yang batasannya hanya Allah saja yang mengetahuinya. Ia bukanlah hari-hari di bumi. Hari-hari di bumi hanyalah qiyas waktu yang ada setelah kelahiran bumi.

Dan sebagaimana di bumi terdapat hari-hari yaitu waktu perputarannya mengelilingi matahari, begitu juga dengan planet-planet yang memiliki hari-harinya dan bintang memiliki hari-hari yang berbeda dengan hari-hari bumi, sebagiannya lebih pendek dari hari-hari bumi dan sebagian lainnya lebih panjang.

Hari-hari yang diciptakan didalamnya bumi pertama kali kemudian mencakup diatasnya gunung-gunung, menentukan kadar-kadar makanannya adalah hari-hari yang diqiyaskan dengan ukuran yang lain yang tidak kita ketahui akan tetapi kita mengetahui bahwa hal itu jauh lebih panjang dari hari-hari bumi yang kita kenal.

Dan yang paling dekat bisa kita renungkan sesuai dengan pengetahuan kita sebagai manusia adalah bahwa hari-hari itu adalah zaman yang telah dilalui

21

Page 22: Makalah Al Islam

bumi masa demi masa sehingga bumi kokoh dan padat permukaannya sehingga menjadi layak untuk dihuni. Dan hal itu seperti yang telah disebutkan oleh berbagai teori yang ada dihadapan kita yaitu sekitar dua ribu juta tahun dari tahun-tahun bumi!

Ini hanya sebatas perkiraan ilmiyah yang bersandar pada riset bebatuan dan perkiraan usia bumi dengan perantaraannya. Kita didalam dirosah Al Qur’an tidaklah mengatakan bahwa perkiraan-perkiraan itu adalah realita akhir padahal asalnya bukanlah demikian. Dan tidaklah perkiraan itu kecuali sebatas teori-teori yang memungkinkan adanya perbaikan.

Kita tidak menempatkan Al Qur’an untuk hal yang demikian akan tetapi kita mendapati bahwa terkadang teori-teori itu benar dan kita melihat adanya kedekatan antara teori-teori itu dengan nash Al Qur’an dan kita mendapati bahwa teori itu bisa menjadi penjelasan bagi nash Al Qur’an tanpa adanya upaya tipu daya. Dari sini kita dapati bahwa teori ini yang paling dekat dengan kebenaran karena ia paling dekat dengan kandungan nash Al Qur’an. (Fii Zhilalil Qur’an juz V hal 3110)

22

Page 23: Makalah Al Islam

Oleh :

1.Muhammad Ali Kurniadi

2.Muhammad Hijrin

3.Muhammad saiful

ISLAMIC UNIVERSITY OF RIAU

FAKULTAS TEKNIK SIPIL

PEKANBARU

2009

23

Page 24: Makalah Al Islam

24

Page 25: Makalah Al Islam

25

Page 26: Makalah Al Islam

26