tugas 2.docx
TRANSCRIPT
TUGAS 2
Kesehatan Mental
Dosen Pengampu : Ibu Winny Puspasari
Oleh :
Eka Yunita Fitriyani
17511960
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2013
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah “Kesehatan Mental” ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Saya sebagai penulis makalah mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari bahwa tidak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan makalah ini
masih banyak memiliki kesalahan dan kekurangan. Demi perbaikan dan penyusunan yang lebih
tepat kedepannya, kritik dan saran akan saya terima dengan lapang dada dan ikhlas.
Pada akhirnya semoga sumbang fikir ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan
kita semua. Amin.
Wasslamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................... 1
B. Identifikasi Masalah............................................................ 2
C. Pembatasan Masalah .......................................................... 2
D. Perumusan Masalah............................................................. 2
E. Tujuan dan Manfaat............................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Mazhab-mazhab.................................................................. 3
Behaviorisme .......................................................... 4
Psikoanalisis ............................................................ 5
Humanistik ............................................................. 5
B. Teori-teori dari beberapa tokoh........................................... 6
Erich Fromm............................................................ 6
Abraham Maslow..................................................... 9
Carl Rogers ............................................................. 11
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.......................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi merupakan salah satu ilmu yang penting dalam mempelajari perilaku
manusia serta kepribadian seseorang, psikologi lebih fokus dalam mempelajari keadaan
jiwa. Perilaku meliputi sesuatu yang dilakukan oleh manusia, hewan yang dapat diamati
dalam beberapa cara. Untuk mengetahui mengenai perilaku dengan melalui melihat,
mendengar, mencatat apa yang dilakukan dan dibicarakan.
Dengan mempelajari psikologi kita mampu memprediksikan dan
memproyeksikan sesuatu keadaan diri sendiri dan keadaan orang lain untuk dapat
melakukan keseimbangan diri/jiwa sehingga kita mampu menempatkan diri secara psikis
dimana pun berada.
Apa yang penting dalam mempengaruhi kepribadian ialah kebutuhan-kebutuhan
psikologis yang tidak memiliki oleh hewan-hewan yang lebih rendah atau sederhana.
Semua manusia itu sehat dan ada juga yang tidak sehat hal ini di dorong oleh kebutuhan-
kebutuhan tersebut, perbedaanya terletak antara cara bagaimana kebutuhan-kebutuhan
ini terpuaskan. Orang-orang yang sehat memuaskan kebutuhan-kebutuhan psikologis
secara kreatif dan produktif. Orang yang sakit memuaskan kebutuhan-kebutuhan dengan
cara irasional.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan diatas, maka terdapat
beberapa masalah yang dapat di identifikasi yaitu :
a. Bagaimana setiap aliran psikologi memiliki ciri masing-masing ?
b. Bagaimana para ahli memandang mengenai perkembangan kepribadian
berdasarkan teorinya masing-masing ?
c. Bagaimana mengaplikasikan dari setiap teori yang ada ?
C. Pembatasan Masalah
a. Teori mengenai kepribadian yang terkait dengan kesehatan mental.
b. Perkembangan kepribadian sesuai yang dikemukakan oleh tokoh dari
psikologi kepribadian.
D. Perumusan Masalah
Bagaimana setiap aliran memiliki cara pandang yang berbeda untuk
mendeskripsikan setiap pribadi masing-masing individu. Dengan pedoman pada teori
yang telah dikemukakan oleh beberapa tokoh kepribadian.
E. Tujuan dan Manfaat
Untuk lebih mendalami keadaan seseorang, dan memberikan penjelasan tentang konsep
kesehatan terhadap kepribadian. Memberikan gambaran mengenai kepribadian
seseorang berdasarkan fenomena yang terjadi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mazhab-Mazhab
Sebelum kita membahas mengenai teori dari beberapa tokoh, disini kita bahas terlebih
dahulu mengenai mazhab-mazhab yaitu :
Aliran Behaviorisme
Sekolah ini diprakarsai oleh John B. Watson (1879-1958) yang lama di
universitas Johns Hopkins. Watson menolak bahwa pikiran sebagai subjek
psikologi dan bersikeras bahwa psikologi dibatasi pada studi tentang perilaku dari
kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat diobservasi (atau yang secara
potensial dapat diobservasi).
Aliran perilaku mempunyai 3 ciri penting :
- Menekankan pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen-elemen
atau bangunan perilaku.
- Menekankan pada perilaku yang dipelajari dari pada perilaku yang tidak
dipelajari. Behaviorisme menolak kecenderungan perilaku-perilaku bawaan.
- Ciri ketiga dari behaviorisme difokuskan pada perilaku binatang. Menurut
Watson tidak ada perbedaan esensial antara perilaku manusia dan perilaku
binatang dan bahwa kita dapat belajar banyak tentang perilaku kita sendiri
dari studi tentang apa yang dilakukan binatang.
“Aktifitas psikis merupakan rangkaian refleks-refleks”
BEHAVIORISME
TOKOH KONSEP
I.P. Pavlov
Tingkah laku adalah rangkaian refleks berkondisi,
artinya refleks-refleks yang terjadi setelah adanya
proses kondisi.
W. Mc Dougall 7 kriteria yang dinamakan perilaku.
J.B. Watson Pentingnya mempelajari psikologi dengan metode
obyektif. Pentingnya pendidikan dalam
perkembangan tingkah laku, dalam psikoterapi
menggunakan teknik conditioning
E.B. Holt
Tingkah laku mempunyai tujuan manusia dinamis
karena tujuan tingkah laku manusia berubah-ubah
dari waktu ke waktu.
E.C. TolmanTingkah laku adalah fungsi dari situasi dan hal-hal
yang mendahuluinya.
B.F. SkinnerTingkah laku (respon) sebagai reaksi terhadap
stimulus (S-R).
Aliran Psikoanalisis
Psikoanalisis bukanlah sekolah psikologi, tapi punya dampak yang besar dalam
pemikiran dan teori dari banyak ahli psikologi. Psikoanalisis ditemukan di
Vienna, Austria, oleh psikiatris Sigmund freud (1856-1938).
Freud mengembangkan suatu teori perilaku dan pikiran dengan mengatakan
bahwa kebanyakan apa yang kita lakukan dan pikirkan hasil dari keinginan atau
dorongan yang mencari pemunculan dalam perilaku dan pikiran. Titik penting
dari keinginan dan dorongan ini menurut teori psikoanalisa adalah bahwa mereka
bersembunyi dari kesadaran individual, dengan kata lain mereka tidak disadari.
Ini adalah ekspresi dari dorongan tidak sadar yang muncul dalam perilaku dan
pikiran. Istilah “motivasi yang tidak disadari” (unconscious motivation)
menguraikan ide kunci psikoanalisa.
“Memandang manusia dari kumpulan Naluri”
PSIKOANALISA
TOKOH KONSEP
F.A. Masmer Teknik hipotesis (mesmerisme) sebagai
teknik penyembuhan. Curretif power of
magnetic iron (dalam dirinya terdapat
daya penyembuhan magnetis).
J.M. Charcot Teknik hipnose dan sugesti untuk
menyembuhkan pasien-pasien
psikoneurosis.
Pierre Janet Teori strata kepribadian kecenderungan
tersusun secara hirarchis, memiliki
sumber fisiologis, psikis dan keturunan
adalah tingkah laku.
Sigmund Freud Skema gunung Es : Consciousness,
preconsciousness dan uncounsciousnes.
C.G, Jung Teori tipologi kepribadian berdasarkan
fungsi, reaksi terhadap lingkungan.
Alfred Adler Watak seseorang ditentukan oleh
hubungannya dengan masyarakat.
G.S. Hall Teori evolusi adalah perkembangan
jiwa manusia secara perorangan yaitu
miniature dari perkembangan jiwa
manusia sebagai makhluk.
Gustave Le Bon Tingkah laku kelompok dengan teori-
teori ketidaksadaran, dorongan-
dorongan irrasional.
Aliran Humanistik
Abraham Maslow (1908-1970) dapat dipandang sebagai bapak dari psikologi
humanistic. Gerakan ini merasa tidak puas terhadap psikologi behavioristik dan
psikoanalisis dan memfokuskan penelitiannya pada manusia dengan cirri-ciri
eksistensinya.
Psikologi humanistik mengarahkan perhatiannya pada humanisasi psikologi yang
menekankan keunikan manusia. Menurut psikologi humanistik manusia adalah
makhluk kreatif, yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri
bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksadaran. Maslow mengemukakan teorinya
tentang hirarki kebutuhan manusia, bahwa manusia akan mengalami tahapan-
tahapan kebutuhan yang dilalui sesuai dengan keadaan dirinya.
Ada empat ciri psikologi yang berorientasi humanistik, yaitu :
- Memusatkan perhatian pada person yang mengalami dan karenanya berfokus
pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.
- Memberi tekanan pada kualitas-kulitas yang khas manusia, seperti kreatifitas,
aktualisasi diri, sebagai lawan pandangan tentang manusia yang mekanistis
dan reduksionistis.
- Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang
akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.
- Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada
kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi
yang inheren pada setiap individu (Misiak dan Sexton, 1988).
“Memandang manusia sebagai manusia sendiri yang mengalami dan
menghayati”
HUMANISTIK
TOKOH KONSEP
A.H. Maslow Hirarkhi Kebutuhan
Carl R Rogers Psikoterapi Non Direktif
B. Teori-Teori dari Beberapa Tokoh
Erich Fromm
1. Manusia telah kehilangan koneksinya dengan alam dan manusia lainnya,
perpisahan dengan alam terlihat dari :
- Kecemasan dasar yang ditandai dengan kesepian dan isolasi
- Harga dan kebebasan telah melebihi manfaat yang diberikan.
2. Konsep dasar fromm :
- Kepribadian hanya dapat dipahami dalam konsep budaya
- Manusia telah dibuang dari persatuan prasejarah dari alam
- Dilema manusia, manusia telah memperoleh kemampuan untuk berpikir
tentang kondisi mereka yang terisolasi. 3 dikotomi mendasar :
Hidup dan mati
Realisasi diri yang lengkap dan focus bahwa manusia tidak dapat
meraih tujuannya karena “hidup terlalu singkat”.
Manusia pada akhirnya hanya sendiri, namun manusia tidak bisa
menerima pengucilan/isolasi.
3. Kebutuhan-kebutuhan Manusia
- Keterhubungan
Dorongan untuk bersatu dengan orang lain, 3 cara dasar untuk keterhubungan
dengan manusia :
Kepasrahan
Kekuasaan
Cinta
- Keunggulan
Dorongan untuk melampaui keberadaan yang pasif dan kebutuhan
menuju alam penuh makna dan kebebasan.
Manusia menggunakan malignant aggression (agresi keji) sebagai
alasan untuk membunuh selain untuk mempertahankan diri.
- Keberakaran
Kebutuhan untuk berakar atau untuk merasa pulang kembali ke dunia
Dapat dicari lewat fiksasi.
- Kepekaan akan identitas
Kapasitas manusia untuk menyadari dirinya sebagai wujud yang
terpisah
- Kerangka orientasi
Terpisah dari alam membuat manusia membutuhkan peta untuk
mencari jalannya dalam dunia
“Komponen positif (+) dan komponen negative (-)”
Positif (+) Negative (-)
Cinta
Hal-hal kreatif
Keutuhan
Individualitas
Tujuan rasional
Kepasrahan/dominasi
Hal-hal destruktif
Fiksasi
Penyesuaian kelompok
Tujuan irasional
- Beban kebebasan
Manusia berusaha untuk lari dari kebebasan dengan berbagai cara
Mekanisme pelarian :
Authoritarism
Kecenderungan untuk menyerahkan kemandirian untuk
menjadi satu dengan dunia.
Desdructiveness
Mencari jalan kebebasan dengan cara menghilangkan orang
lain demi mendapat kekuasaan yang hilang.
Conformity
Mengikuti norma yang ada dalam kelompok, dapat merubah
dirinya.
- Kebebasan positif
Ekspresi lengkap dan spontan dari potensi rasional dan emosional
Tercapai bila seseorang menjadi satu dengan yang lain dan dunia.
- Contoh Kasus :
Dani merupakan salah satu mahasiswa di salah satu universitas swasta di
Jakarta, dia merupakan pendatang dari desa, dia lulusan dari salah satu SMA
yang terdapat di desa terpencil, yang masih sulit untuk di akses.
Dia merasa dirinya paling bodoh, paling kuper dan paling gaptek karena
kurangnya pengetahuan yang kemudian dirinya merasa terisolasi oleh
lingkungannya. Kemudian dia berusaha untuk dapat kembali dengan
kelompoknya, lingkungannya dan mencoba untuk mencari kebebasan dari
kekuasaan yang telah hilang.
Abraham Maslow
Teori kepribadian maslow dibuat berdasarkan beberapa asumsi dasar mengenai
motivasi. Pertama, Maslow (1970) mengadopsi sebuah pendekatan menyeluruh
pada motivasi (holistic approach to motivation). Yaitu, keseluruhan dari
seseorang bukan hanya pada satu bagian atau fungsi termotivasi. Kedua, motivasi
biasanya kompleks atau terdiri dari beberapa hal (motivation is usually complex)
yang berarti bahwa tingkah laku seseorang dapat muncul dari beberapa motivasi
yang terpisah. Ketiga, bahwa orang-orang berulang kali termotivasi oleh
kebutuhan-kebutuhan (people are continually motivated one need or another)
artinya, ketika sebuah kebutuhan terpenuhi, biasanya kebutuhan tersebut
berkurang kekuatan untuk memotivasinya dan digantikan oleh kebutuhan lain.
Keempat, semua orang dimanapun termotivasi oleh kebutuhan dasar yang sama
(all people everywhere are motivated by the same basic needs) artinya, bagaimana
cara orang-orang di kultur yang berbeda-beda memperoleh makanan, membangun
tempat tinggal, mengekspresikan pertemanan. Kelima, motivasi adalah bahwa
kebutuhan-kebutuhan dapat dibentuk menjadi sebuah hirarkhi (needs can be
arranged on a hierarchy).
- Hierarki Kebutuhan :
Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan paling dasar dari setiap manusia adalah kebutuhan
fisiologis, termasuk di dalamnya adalah makanan, air, oksigen,
mempertahankan suhu tubuh dan sebagainya. Kebutuhan fisiologis
adalah kebutuhan yang mempunyai kekuatan/pengaruh paling besar
dari semua kebutuhan.
Kebutuhan akan Keamanan
Yang termasuk di dalamnya adalah fisik, stabilitas, ketergantungan
perlindunagn, dan kebebasan dari kekuatan-kekuatan yang
mengancam, seperti perang, terorisme, rasa takut, penyakit,
kecemasan, bahaya, kerusuhan, bencana alam. Kebutuhan akan
hukum, ketentraman dan keteraturan juga termasuk bagian dari
kebutuhan akan keamanan.
Cinta dan Keberadaan
Keinginan untuk berteman, memiliki pasangan dan memiliki anak,
sebuah perkumpulan, lingkungan masyarakar atau Negara. Cinta dan
keberadaan juga mencakup beberapa aspek dari seksualitas dan
hubungan dengan manusia lain dan juga kebutuhan untuk memberi
dan mendapatkan cinta (Maslow 1970).
Penghargaan
Mencakup penghormatan diri, kepercayaan diri, kemampuan dan
pengetahuan yang orang lain hargai tinggi. Maslow
mengidentifikasikan dua tingkatan kebutuhan akan penghargaan
reputasi dan harga diri. Reputasi, adalah persepsi akan gengsi,
pengakuan, atau ketenaran yang dimiliki seseorang. Harga diri,
didasari oleh lebih dari sekedar reputasi maupun gengsi.
Aktualisasi Diri
Mencakup pemenuhan diri, sadar akan semua potensi diri dan
keinginan untuk menjadi sekreatif mungkin (Maslow, 1970).
Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan
mengembangkan sifat-sifat dan potensi -potensi psikologis yang unik.
Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh
belajar khususnya dalam masa kanak-kanak. Aktualisasi diri akan
berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika
mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami
pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis.
- Contoh Kasus :
Putri adalah seorang anak dari keluarga yang kurang harmonis, orang tuanya
bercerai ketika dia masih duduk disekolah dasar, dia merupakan anak ketiga
dari 3 bersaudara. Ibunya menikah lagi dan begitupun dengan ayahnya
menikah lagi, kakak yang pertama telah memiliki keluarga dan kakak kedua
telah bekerja dan jarang pulang. Putri tinggal hanya dengan neneknya,
sesekali ibunya datang sekedar melihat pertumbuhan anak bungsunya, tidak
terkecuali dengan ayahnya yang juga sering menemuinya di saat putri libur
sekolah, namun bagi putri kedatangan orang tuanya tidak akan merubah
keadaan yang putri alami sekarang, dia merasa tidak memiliki orang tua,
hidupnya hanya bersama dengan nenek yang sudah tua, jarang sekali putrid
mendapat perhatian apalagi orang tuanya telah memiliki keluarga masing-
masing yang menurutnya orang tuanya lebih memilih keluarga barunya
dibanding kembali pada putri.
Putri tumbuh menjadi gadis yang nakal, tingkahnya seperti laki-laki, badanya
sangat tidak terurus, sekolahnya pun terbengkalai karena kurangnya perhatian,
kasih sayang dan dukungan materi dari orang tuanya.
Konsep teori Maslow dilihat dari contoh diatas adalah, sangat berkaitan
dengan hierarki kebutuhan yaitu ketika putri hanya tinggal dengan neneknya
yang mungkin kesehatannya kurang diperhatikan, hingga menjadi kurus dan
ketika putri mengetahui orang tuanya bercerai dan menikah lagi disitu
kurangnya kasih sayang orang tua dan keberadaanya sebagai seorang anak dan
penghargaan dari lingkungan yang sangat kurang karena keadaan yang
membuatnya putus sekolah dan kemudian menjadi pribadi yang nakal yang
kemudian orang tidak menghargainya dan dia tidak mampu
mengaktualisasikan dirinya.
Carl Rogers
Konsep diri (self concept) menurut Rogers adalah bagian sadar dari ruang
fenomenal yang disadari dan disimbolisasikan, dimana “aku” merupakan pusat
referensi setiap pengalaman. Konsep diri merupakan bagian inti dari pengalaman
individu yang secara perlahan dibedakan dan disimbolisasikan sebagai bayangan
tentang diri yang mengatakan “apa dan siapa aku sebenarnya” dan “apa yang
seharusnya saya perbuat”. Jadi, self concept adalah kesadaran batin yang tetap,
mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari
yang bukan aku. Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan
konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai
atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi yaitu:
Incongruence
Incongruence adalah ketidak cocokan antara self yang dirasakan dalam
pengalaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan batin.
Congruence
Congruence berarti situasi dimana pengalaman diri diungkapkan
dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan
sejati.
Menurut Rogers, para orang tua akan memacu adanya incongruence ini ketika
mereka memberikan kasih sayang yang kondisional kepada anak-anaknya. Orang
tua akan menerima anaknya hanya jika anak tersebut berperilaku sebagaimana
mestinya, anak tersebut akan mencegah perbuatan yang dipandang tidak bisa
diterima. Disisi lain, jika orang tua menunjukkan kasih sayang yang tidak
kondisional, maka si anak akan bisa mengembangkan congruence-nya. Remaja
yang orang tuanya memberikan rasa kasih sayang kondisional akan meneruskan
kebiasaan ini dalam masa remajanya untuk mengubah perbuatan agar dia bisa
diterima di lingkungan.
Dampak dari incongruence adalah Rogers berfikir bahwa manusia akan merasa
gelisah ketika konsep diri mereka terancam. Untuk melindungi diri mereka dari
kegelisahan tersebut, manusia akan mengubah perbuatannya sehingga mereka
mampu berpegang pada konsep diri mereka. Manusia dengan
tingkat incongruence yang lebih tinggi akan merasa sangat gelisah karena realitas
selalu mengancam konsep diri mereka secara terus menerus.
- Contoh kasus :
Erin yakin bahwa dia merupakan orang yang sangat dermawan, sekalipun dia
seringkali sangat pelit dengan uangnya dan biasanya hanya memberikan tips
yang sedikit atau bahkan tidak memberikan tips sama sekali saat di restoran.
Ketika teman makan malamnya memberikan komentar pada perilaku
pemberian tipsnya, dia tetap bersikukuh bahwa tips yang dia berikan itu sudah
layak dibandingkan pelayanan yang dia terima. Dengan memberikan atribusi
perilaku pemberian tipsnya pada pelayanan yang buruk, maka dia dapat
terhindar dari kecemasan serta tetap menjaga konsep dirinya yang katanya
dermawan.
Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan,
penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Perkembangan diri
dipengaruhi oleh cinta yang diterima saat kecil dari seorang ibu. Kebutuhan ini
disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional
positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).
- Jika individu menerima cinta tanpa syarat, maka ia akan mengembangkan
penghargaan positif bagi dirinya (unconditional positive regard) dimana anak
akan dapat mengembangkan potensinya untuk dapat berfungsi sepenuhnya.
- Jika tidak terpenuhi, maka anak akan mengembangkan penghargaan positif
bersyarat (conditional positive regard). Dimana ia akan mencela diri,
menghindari tingkah laku yang dicela, merasa bersalah dan tidak berharga.
Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang
mengalami penghargaan positif tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai
karena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif
namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan.
BAB III
KESIMPULAN
Sebagai organisme yang hidup dan terus tumbuh, kita didorong untuk memuaskan
kebutuhan-kebutuhan fisiologis dasar akan rasa lapar, haus, dan seks yang mendorong
semua organisme. Selain kita fleksibel dalam memuaskan kebutuhan-kebutuhan ini,
kebutuhan-kebutuhan tersebut juga tidak berbeda antara diri kita dan binatang-binatang
yang lebih rendah dan tidak begitu penting dalam mempengaruhi kepribadian manusia.
Setiap masing-masing aliran memiliki cara pandang yang berbeda-beda namun
sebenarnya setiap dimensi memiliki tujuan yang sama hanya saja dilihat dari beberapa
sudut pandang yang berbeda. Sebagaimana telah dikemukakan oleh beberapa tokoh
mengenai gambaran perkembangan kepribadian memiliki karakteristik yang berbeda
dari setiap masing-masing tokoh, namun tujuan dan maksudnya adalah sama yaitu
perkembangan dari usia 0-dewasa bahkan menuju kematian yaitu menggambarkan
bagaimana kondisi dari kepribadian masing-masing individu yang memiliki karakteristik
yang relatif berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Feist, J & Feist G. (2010). Teori Kepribadian. Edisi 7 buku 1.
Jakarta : Salemba Humanika.
Iska, Zikri Neni. (2008). Psikologi : pengantar pemahaman diri dan
lingkungan.
Jakarta : Kizi Brother’s
Basuki, A.M. Heru. (2008). Psikologi umum.
Jakarta : Universitas Gunadarma
Riyanti, B.P Dwi,dkk. (1996). Spikologi umum 1.
Jakarta : Universitas Gunadarma