tp pemahaman konsep

Upload: wildan-hasyim-amin

Post on 09-Mar-2016

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Konsep FISIKA

TRANSCRIPT

PEMAHAMAN KONSEPIPA adalah merupakan pelajaran yang memerlukan pemahaman daripada penghafalan. Sistem pembelajaran IPA juga diarahkan pada aplikasi, sehingga siswa diharapkan mampu berlaku kritis dan dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya. Untuk itu siswa memerlukan pemahaman konsep yang memadai disetiap mengikuti proses belajar. Tujuan akhir dalam setiap kegiatan pembelajaran adalah siswa dapat memahami maksud pemberian suatu materi atau konsep, serta dapat menangkap maknanya. Siswa tidak sekedar tahu, tetapi juga memanfaatkan bahan-bahan yang telah dipahami. Sebagaimana yang diungkapkan Nasution (2008: 4) bahwa Tujuan pembelajaran bukan hanya berupa penguasaan prinsip-prinsip yang fundamental itu, melainkan juga mengembangkan sikap positif terhadap belajar, penelitian, dan penemuan serta pemecahan masalah atas kemampuan sendiri. Penguasaan konsep merupakan indikator keberhasilan suatu proses pembelajaran dimana siswa dikatakan mampu memahami materi pelajaran apabila menjawab benar paling sedikit 75% dari tes yang diberikan.Menurut Gagne, sebagai mana di kutip oleh Nasution mengatakan bahwa bila seorang dapat menghadapi benda atau peristiwa sebagai suatu kelompok, golongan, kelas, atau kategori, maka ia telah belajar konsep (Nasution, 2008). Jadi seorang peserta didik dikatakan telah memahami konsep apabila ia telah mampu mengenali dan mengetahui sifat yang sama tersebut, yang merupakan ciri khas dari konsep yang dipelajari, dan telah mampu membuat generalisasi terhadap konsep tersebut. Artinya peserta didik telah memahami keberadaan konsep tertentu atau peristiwa tertentu tetapi bersifat umum.Konsep sebagai gagasan yang bersifat abstrak, dipahami oleh peserta didik melalui beberapa pengalaman dan melalui definisi atau pengamatan langsung, dengan demikian belajar yang efektif adalah melalui pengalaman. Dalam proses belajar seseorang berinteraksi langsung dengan obyek belajar dengan menggunakan semua alat inderanya. Begitu juga konsep dapat dipelajari dengan cara melihat, mendengar, mendiskusikan dan memikirkan tentang bermacam-macam contoh.Penguasaan konsep bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi tumbuh setahap demi setahap semakin dalam. Sehingga pemahaman konsep merupakan salah satu kecakapan fisik, dimana peserta didik mampu untuk menguasai konsep dalam rumus-rumus fisika.Brunner memandang bahwa suatu konsep memiliki 5 unsur, dan seseorang dikatakan memahami suatu konsep apabila ia mengetahui semua unsur dari konsep itu, meliputi (Asri Budningsih, 2005):1)Nama2)Contoh-contoh baik yang positif maupun yang negatif3)Karakteristik, baik yang pokok maupun tidak4)Rentangan karakteristik5)KaidahKeberhasilan pemahaman suatu konsep ditentukan oleh banyak faktor. Diantaranya pemahaman konsep akan berhasil, bila efektifitas dalam hal ini dituntut kerjasama antara guru dan siswa.Menurut Nasution (1991:92), faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman siswa diantaranya:1. Bakat untuk mempelajari sesuatu2. Mutu pengajaran3. Kesanggupan memahami pengajaran4. Ketekunan5. Waktu yang tersedia untuk belajarBila semua faktor tersebut terpenuhi, siswa akan dengan mudah memahami atau menguasai suatu materi atau konsep yang diberikan padanya.Anderson dan Krathwohl (dalam Kamriantiramli, 2011) memberi klasifikasi mengenai tahap-tahap kemampuan seseorang dalam menguasai suatu materi pelajaran diurutkan dari tingkat terendah hingga tertinggi, yaitu:1. Menghafal (Remember). Mengingat merupakan proses kognitif paling rendah tingkatannya. Untuk mengkondisikan agar mengingat bisa menjadi bagian belajar bermakna, tugas mengingat hendaknya selalu dikaitkan dengan aspek pengetahuan yang lebih luas dan bukan sebagai suatu yang lepas dan terisolasi. Kategori ini mencakup dua macam kognitif yaitu mengenali (recogniging) dan mengingat. Kata operasional mengetahui yaitu mengutip, menjelaskan, menggambar, menyebutkan, membilang, mengidentifikasi, memasangkan, menandai, menamai.2. Pertanyaan memahami (understand). Pertanyaan pemahaman menuntut siswa menunjukkan bahwa mereka telah mempunyai pengertian yang memadai untuk mengorganisasikan dan menyusun materi-materi yang telah diketahui. Siswa harus memilih fakta-fakta yang cocok untuk menjawab pertanyaan. Jawaban siswa tidak sekedar mengingat kembali informasi, namun harus menunjukkan pengertian terhadap materi yang diketahuinya. Kata operasional memahami yaitu menafsirkan, meringkas, mengklasifikasikan, membandingkan, menjelaskan, membeberkan.3. Mengaplikasikan (apply). Pertanyaan penerapan mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. Oleh karena itu, mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Namun tidak berarti bahwa kategori ini mencakup dua macam proses kognitif yaitu menjalankan dan mengimplementasikan. Kata operasionalnya melaksanakan, menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktekkan, memilih, menyusun, memulai, menyelesaikan, mendeteksi.4. Menganalisis (analyze). Pertanyaan analisis menguraikan suatu permasalahan atau obyek keunsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut. Kata operasionalnya yaitu menguraikan, membandingkan, mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur, mengkerangkakan, menyusun outline, mengintegrasikan, membedakan, menyamaka, membandingkan.5. Mengevalusi (evalute). Mengevaluasi membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini adalah memeriksa dan mengkritik. Kata operasionalnya yaitu menyusun hipotesis, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, mendengarkan, menyalahkan.6. Membuat (create). Membuat adalah menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong dalah kategori ini yaitu membuat, merencanakan dan memproduksi. Kata operasionalnya yaitu merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, membaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, mengubah.Agar terjadi peningkatan pemahaman konsep fisika, maka diperlukan adanya kemampuan awal yang harus dimiliki siswa sebelum menerima pengetahuan baru yang lebih komplek. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Nasution (dalam Junaidi, 2011) yang mengemukakan bahwa konsep awal diperlukan untuk memperoleh dan mengkomunikasikan pemahaman lanjutan, dengan menguasai konsep awal akan memperoleh pengetahuan baru yang tidak terbatas. Lebih lengkap lagi Surachman (1987:74) mengemukakan bahwa pemahaman konsep dapat diartikan sebagai bentuk terakhir dari berbagai pengalaman edukatif, dan dari pemahaman konsep ini muncul hasil yang dicapai seorang peserta didik.Dari pendapat di atas disimpulkan dalam mempelajari fisika diperlukan pengetahuan dasar berupa pemahaman konsep yang sederhana sebelum menerima yang lebih komplek. Jadi konsep awal harus dipahami lebih dahulu dan merupakan dasar untuk mempelajari konsep berikutnya.Suparno (2005) mengungkapkan Miskonsepsi (perubahan konsep) dalam Fisika dapat terjadi dikarenakan beberapa sebab antara lain: 1) Pendidik yang kurang menguasai materi-materi Fisika sehingga kurang jelas dalam memberikan konsep awal. 2) Siswa yang salah memahami konsep. 3)Buku Ajar/Buku Teks merupakan salah satu penyebab miskonsespsi. 4) Serta faktor-faktor lain yang sifatnya non subjektif. Hal ini tentu saja mengakibatkan miskonsepsi yang berkelanjutan dan harus cepat ditanggulangi.Salah satu cara untuk mananggulangi miskonsepsi yang dimiliki siswa adalah penanam konsep dasar pada siswa haruslah tepat agar kestabilan konsep yang dimiliki siswa tetap stabil dalam pengembangan konsep berikutnya.Konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah konsep Hukum Newton yang telah dimiliki siswa melalui proses pembelajaran yang telah dillakukannya. Sehingga kestabilan konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah salah satu kecakapan fisika dimana peserta didik mampu untuk menguasai konsep Hukum Newton dalam menyelesaikan berbagai permasalahan berbeda dengan konsep dasar yang sama.