upaya meningkatkan pemahaman konsep dasar …

156
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR PERKALIAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KERANJANG HAPPY (KEPPY) PADA SISWA KELAS II SD PESONA PALAD KLAPANUNGGAL, BOGOR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Oleh Dhea Novianty Chairunnisa (1113018300015) JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M

Upload: others

Post on 26-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR PERKALIAN

DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KERANJANG HAPPY (KEPPY)

PADA SISWA KELAS II SD PESONA PALAD KLAPANUNGGAL, BOGOR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Oleh

Dhea Novianty Chairunnisa

(1113018300015)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …
Page 3: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …
Page 4: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …
Page 5: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …
Page 6: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji dan syukur penulis panjatkan ke

hadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan nikmat Iman dan Islam serta

kekuatan. Atas rahmat karunia serta hidayah-Nya, skripsi ini berhasil diselesaikan

dengan baik. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,

keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa mengikuti jejak dan

langkahnya hingga akhir zaman nanti.

Tiada kata yang dapat peneliti torehkan lagi, kecuali ucapan terima kasih

yang tiada putusnya untuk bimbingan, support, motivasi, serta masukan-masukan

positif untuk membantu penulis dalam pembuatan skripsi ini. Oleh karena itu,

perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr, Khalimi, M. Ag., selaku ketua program studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI)

3. Dr. Tita Khalis Maryati, M. Kom, selaku dosen pembimbing skripsi yang

selalu memberikan nasihat, bimbingan, apresiasi serta semangat kepada

peneliti.

4. Dr. Fery Muhamad Firdaus, M. Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang

selalu memberikan nasihat, bimbingan, apresiasi serta semangat yang tiada

henti kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak/ibu Dosen dan Staff UIN Syarif Hidayatullah jurusan PGMI untuk

segala ilmu, bantuan, serta dukungannya.

6. Dr. Ja’far Sanusi, MA, selaku dosen pembimbing akademik yang selalu

memberikan nasihat, bimbingan, apresiasi dan semangat.

7. Purwanto, S.Pd., selaku kepala sekolah dan segenap dewan guru SD Pesona

Palad, terutama Nurbaeti, S. Pd., yang telah memberikan izin untuk

pelaksanaan penelitian di kelas II.

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

ii

8. Terima kasih kepada seluruh siswa kelas II yang telah berpartisipasi dalam

kegiatan penelitian dengan baik.

9. Terima kasih yang teramat dalam untuk keluarga peneliti yakni (Alm) Chaidir

Abdullah dan Nunung Nurhayati selaku orang tua peneliti, serta Ridwan

Bachtiar dan Ilham Ibrahim selaku adik peneliti untuk setiap semangat,

support dan cambukan agar peneliti tidak menyerah.

10. Terimakasih pada umumnya untuk teman-teman PGMI 2013 yang telah

melalui masa-masa kuliah bersama, serta pada khususnya teman-teman

Majelis Baper (Nurlailiya, Nisa, Ulya, Maesyaroh dan Rima) dan The

Mbalem-Mblaem (Erfa, Miya, Nike, Quro, Febi, Risma dan Ulfi) untuk hari-

hari penuh bahagia dan tawa selama meniti perjuangan menjadi sarjana.

11. Teman-teman terdekat peneliti yang selalu siap sedia kapanpun peneliti

membutuhkan dukungan, yakni Abadi Hamam, keluarga Daily Life (Ira, Ali,

kak Ell, kak Res, BuRum, bang Alung, Omdew, omJok, om Kuh, mom Ahe,

Sabna, om Kibo, om Ian, Salim, om Obi, Arif, kak Nyun dan Indah), keluarga

Ahoy (Indah, Nerysa, Ninuk, Jovita, Affiet, Rekin), Farrah serta Brill.

12. Terimakasih untuk segala inspirasi, dukungan, serta kesediaan untuk

direpotkan kepada keluarga Global Art Legenda Wisata (Mr. Kelvin, Ms.

Suryani, Ms. Tri, Ms. Wiji, Mr. Ardi, Ms. Dina, Mr. Purwo), keluarga Pesona

Palad (Pak Pur, Bu Nani, Bu Beti, Bu Melyn, Bu Rina, Bu Siti, Bu Rifa dan

Bu Nesti), keluarga Rumah Belajar Kita dan keluarga KASKUS.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Mohon

maaf atas segala kekurangan dan ketidaksempurnaan penulisan ini.

Jakarta, Februari 2018

Peneliti

Dhea Novianty Chairunnisa

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

333

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ILMIAH .................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ..................... ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ..................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................... iv

DAFTAR ISI.......................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 5

C. Pembatasan Penelitian....................................................................... 6

D. Perumusan Masalah .......................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7

F. Kegunaan Penelitian.......................................................................... 7

BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN

HIPOTESIS TINDAKAN

A. Deskripsi Teoretis ............................................................................. 8

1. Pemahaman Konsep Matematika ................................................ 8

2. Pembelajaran Matematika ........................................................... 11

3. Psikologi Anak Usia Kelas 2 SD ................................................ 13

4. Media dan Alat Peraga Keppy .................................................... 15

5. Operasi Hitung Perkalian Matematika ........................................ 22

6. SK dan KD pada Materi Perkalian SD/MI.................................. 23

B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................... 24

C. Kerangka Berpikir ............................................................................. 25

D. Hipotesis Tindakan............................................................................ 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 27

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

44

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ........................ 27

C. Subjek Penelitian............................................................................... 28

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ....................................... 29

E. Tahapan Intervensi Tindakan ............................................................ 29

F. Hasil Intervensi yang Diharapkan ..................................................... 30

G. Data dan Sumber Data ...................................................................... 31

H. Instrument Pengumpulan Data .......................................................... 31

I. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 32

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ................................................ 33

K. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Data ...................................... 34

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ............................................. 35

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ................................................................................... 36

B. Analisis Data ..................................................................................... 65

C. Pembahasan ....................................................................................... 81

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 86

B. Implikasi............................................................................................ 86

C. Saran.................................................................................................. 87

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 88

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

55

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................. 90

Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa (LKS) .............................................. 103

Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I ....................................... 121

Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus II ...................................... 121

Lampiran 5 Instrumen Tes Pemahaman Siklus I ................................. 122

Lampiran 6 Instrumen Tes Pemahaman Siklus II ................................ 124

Lampiran 7 Lembar Respon Siswa ...................................................... 126

Lampiran 8 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru.................... 127

Lampiran 9 Catatan Lapangan ............................................................. 128

Lampiran 10 Hasil Penilaian LKS Siklus I ............................................ 129

Lampiran 11 Hasil Penilaian LKS Siklus II........................................... 130

Lampiran 12 Hasil Penilaian Tes Pemahaman Konsep ......................... 131

Lampiran 13 Lembar Hasil Wawancara Guru ....................................... 132

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

66

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I............. 48

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Menggunakan Keppy Siklus I .......... 49

Tabel 4.3 Hasil Refleksi Siklus I ...................................................... 51

Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ........... 62

Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Menggunakan Keppy Siklus II ........ 63

Tabel 4.6 Hasil Refleksi Siklus II ..................................................... 65

Tabel 4.7 Rata-rata Skor Instrumen Penelitian Siklus I ................... 66

Tabel 4.8 Rata-rata Skor Instrumen Penelitian Siklus II .................. 66

Tabel 4.9 Hasil Rata-rata Skor Siswa pada Siklus I dan II............... 67

Tabel 4.10 Lembar Hasil Respon Siswa ............................................. 78

Tabel 4.11 Lembar Hasil Respon Siswa pada Siklus I ....................... 76

Tabel 4.12 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Mengajar ......... 78

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ilustrasi Keranjang Kertas ................................................ 20

Gambar 2.2 Ilustrasi Hanger................................................................. 20

Gambar 2.3 Ilustrasi Template Keranjang Kertas ................................ 20

Gambar 3.1 Model PTK Hopkins......................................................... 28

Gambar 4.1 Siswa Membuat Keppy..................................................... 38

Gambar 4.2 Menggunakan Keppy untuk Menghitung Perkalian ......... 39

Gambar 4.3 Siswa Menggantungkan Keranjang pada Hanger ............ 42

Gambar 4.4 Siswa Berkelompok Selama Permainan ........................... 45

Gambar 4.5 Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus I ............................ 47

Gambar 4.6 Guru Membimbing Siswa Mengerjakan LKS .................. 54

Gambar 4.7 Siswa Mengerjakan Latihan LKS ..................................... 56

Gambar 4.8 Menggunakan Keppy untuk Menghitung Perkalian (2) ... 58

Gambar 4.9 Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus II ........................... 60

Gambar 4.10 Diagram Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa ........... 68

Gambar 4.11 Jawaban Siswa yang Memahami Definisi Perkalian ........ 69

Gambar 4.12 Jawaban Siswa yang Belum Memahami Perkalian .......... 69

Gambar 4.13 Jawaban Siswa yang Memahami Bentuk Perkalian ......... 70

Gambar 4.14 Jawaban Siswa yang Memahami Definisi Perkalian ........ 70

Gambar 4.15 Peningkatan Indikator Mendefinisikan Konsep ............... 71

Gambar 4.16 Siswa Mampu Mengerjakan Soal Perkalian (1) ............... 72

Gambar 4.17 Siswa Mampu Mengerjakan Soal Perkalian (2) ............... 72

Gambar 4.18 Siswa Belum Mampu Mengerjakan Soal Perkalian (1).... 73

Gambar 4.19 Siswa Belum Mampu Mengerjakan Soal Perkalian (2).... 73

Gambar 4.20 Peningkatan Indikator Membuat Contoh Konsep (2) ....... 74

Gambar 4.21 Peningkatan Indikator Menerapkan Konsep..................... 77

Gambar 4.22 Perbandingan Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa .............. 79

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

h. 1.30.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di semua

jenjang pendidikan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

Matematika, mulai dari bentuknya yang paling sederhana sampai dengan

bentuknya yang paling kompleks, memberikan sumbangan dalam

pengembangan ilmu pengetahuan lainnya, juga dalam memecahkan dengan

menghadap persoalan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.1 Matematika

perlu diberikan kepada siswa untuk membekali mereka dengan kemampuan

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

bekerjasama.2

Matematika hanya dapat dialami dan diapresiasi oleh para siswa bila

mereka mempelajari matematika itu juga secara manusiawi, yaitu dengan

membangun sendiri pemahaman mereka akan unsur-unsur atau konsep

matematika. Pemahaman tersebut terbentuk bukan dengan menerima saja apa

yang diajarkan dan menghafalkan rumus-rumus dan langkah-langkah yang

diberikan, melainkan dengan membangun makna dari apa yang dipelajari.3

Sebagaimana yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan

Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006, bahwa salah satu tujuan dari mata

pelajaran matematika di tingkat SD, SMP, SMA dan SMK adalah agar peserta

didik memiliki kemampuan pemahaman konsep matematik, menjelaskan

keterkaitan antara konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma secara

luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.4 Pada Al Qur’an

Surat Ash Shaad [38] : 29 juga dijelaskan mengenai keutamaan berpikir atau

memahami sesuatu, yang berbunyi:

1 Asep Jihad, Pengembangan Kurikulum Matematika, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008), h. 157. 2 Fatrima Santri Syafri, Pembelajaran Matematika; Pendidikan Guru SD/MI, (Yogyakarta: Matematika, 2016), h. 10. 3 Sumaji, dkk, Pendidikan Sains yang Humanistis, (Yogyakarta: Kanisius, 1998), h. 235. 4 Kusrini, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014),

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

2

Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan

berkah supaya mereka memerhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat

pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.

Islam mewajibkan setiap Muslim untuk berpikir, sebab bila tidak

mendayagunakan pikiran dengan baik maka pasti akal pikiran akan dipenuhi

oleh hal-hal yang buruk dan destruktif. Setiap orang mempunyai kemampuan

untuk memikirkan sesuatu yang dapat memperbaiki keadaan dirinya,

meningkatkan keimanan, kemampuan berpikir, perilaku serta memperbaiki

keadaan sekelilingnya.5

Pemahaman konsep dalam matematika memiliki makna sebagai

kemampuan yang berkenaan dengan memahami ide-ide matematika yang

menyeluruh dan fungsional. Adapun indikator kemampuan pemahaman konsep

matematika antara lain: 1) Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari, 2)

Mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan konsep matematika, 3)

Menerapkan konsep secara algoritma, 4) Memberikan contoh atau kontra

contoh dari konsep yang dipelajari, 5) Menyajikan konsep dalam berbagai

representasi, dan 6) Mengaitkan berbagai konsep matematika secara internal

atau eksternal.6 Secara teori, Bruner berpendapat bahwa belajar matematika

adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur serta mencari

hubungan antara konsep-konsep dan struktur tersebut. Menurut Bruner

pemahaman atas suatu konsep beserta strukturnya menjadikan materi itu lebih

mudah diingat dan dapat dipahami lebih komprehensif.7

Berdasarkan kutipan yang telah dijabarkan, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran matematika harus ditekankan pada pemahaman konsep yang baik

5 H.M Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 32 6 Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan Matematika, (Bandung: Refika Aditama, 2015), h. 81. 7 Zubaidah Amir dan Risnawati, Psikologi Pembelajaran Matematika, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2016), h. 105

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

3

dan benar, sehingga siswa dapat mengetahui konsep dan menempatkan konsep

untuk memecahkan masalah matematika. Salah satu operasi hitung yang perlu

dipahami konsep dasarnya adalah perkalian. Campbell dan Robes dalam jurnal

yang ditulis oleh Walace dan Gurganus yang berdasarkan hasil penelitiannya

menyatakan bahwa saat konsep dasar perkalian diajarkan dan dihubungkan

dengan konsep matematika lainnya dan dalam kehidupan nyata, siswa

menunjukkan performa yang lebih baik dalam tes dan penerapan konsep

matematika yang lebih kompleks.8

Perkalian merupakan penjumlahan berganda dengan suku-suku yang

sama.9 Konsep dasar perkalian seharusnya menjadi bagian penting yang

diperhatikan oleh guru saat mengajar di dalam kelas, namun pada kenyataannya

banyak guru mengabaikan hal tersebut. Seperti yang ditemukan pada hasil tes

pra penelitian siswa kelas II SD Pesona Palad Klapa Nunggal, Bogor. Sebanyak

20 dari 25 siswa mendapatkan skor dibawah rata-rata saat menyelesaikan soal

tentang pemahaman konsep berupa soal cerita sederhana. Indikasi terlihat saat

siswa diberikan pertanyaan mengenai maksud dari 5 × 10, 2 × 3 dan siswa tidak

bisa menjelaskannya. Padahal, seperti yang diketahui bersama bahwa perkalian

adalah penjumlahan berulang yang berarti 5 × 10 sama dengan 10 + 10 + 10 +

10 + 10 = 50 atau 2 × 3 sama dengan 3 + 3 = 6.

Disini terlihat bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari

perkalian karena mereka belum memahami konsep dasarnya. Berdasarkan hasil

wawancara dengan guru kelas, selama ini pembelajaran Matematika belum

terlaksana seperti yang diharapkan. Guru terkendala oleh dana yang tidak

banyak disediakan oleh kepala sekolah untuk mengadakan alat peraga

pendukung kegiatan mengajar, guru juga kekurangan referensi untuk

mempelajari teknik mengajar yang lebih bervariasi. Selama ini pembelajaran

perkalian yang dilaksanakan masih bersifat menghafal saja, yang berimbas pada

rendahnya pemahaman terhadap konsep dasar perkalian.

8 Ann H. Walace and Susan P. Gurganus, “Teaching for Mastery of Multiplication”, Teaching

Children Mathematics, 2005, h. 27. 9 Wirasto dan Hirdjan, Matematika 1, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, t.t), h. 65.

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

4

Dalam matematika, setiap konsep abstrak yang baru dipahami siswa perlu

segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama dalam memori

siswa, sehingga akan melekat dalam pola pikir dan pola tindakannya. Untuk

keperluan inilah, maka diperlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan dan

pengertian, tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja, karena hal

ini akan mudah dilupakan siswa.10 Selain itu diperlukan pengulangan agar

materi yang dipelajari semakin diingat oleh siswa. Hal tersebut sesuai dengan

teori psikologi daya yang menggarisbawahi belajar adalah melatih daya-daya

yang ada pada manusia seperti daya mengamati, menanggapi, mengingat,

mengkhayal, merasakan, berpikir dan sebagainya. Dengan pengulangan, daya-

daya tersebut akan berkembang. Seperti halnya mata pisau, yang selalu diasah,

akan menjadi semakin tajam. Daya-daya tersebut dilatih dengan pengulangan.

Suasana belajar yang menyenangkan pun penting diciptakan oleh guru

guna membangkitkan semangat belajar siswa, sebagaimana yang diungkapkan

oleh Edwin Guthrie mengenai metode mengubah lingkungan, yakni jika anak

bosan belajar, ubahlah lingkungan belajarnya dengan suasana lain yang lebih

nyaman dan menyenangkan sehingga membuat ia menjadi betah belajar.11

Secara teori, Bruner mengungkapkan bahwa dalam proses belajar siswa

sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda (alat peraga).

Dengan alat peraga tersebut, siswa dapat melihat langsung bagaimana

keteraturan serta pola yang terdapat dalam benda yang sedang

diperhatikannya.12 Bruner menambahkan apabila dalam proses perumusan dan

penyusunan ide-ide tersebut disertai bantuan benda-benda konkret, maka siswa

akan lebih mudah mengingat ide-ide yang dipelajarinya itu. Dalam tahap ini

siswa akan memperoleh penguatan yang diakibatkan interaksinya dengan

benda-benda konkret yang dapat dimanipulasinya.13

10 Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2012), h. 2. 11 Siregar, Eveline dan Nara, Hartini, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2011), h. 27. 12 E.T Ruseffendi, Pendidikan Matematika 3, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992), h. 109. 13 Ibid., h. 110.

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

5

Dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya dalam tahap awal pemahaman

konsep diperlukan aktivitas-aktivitas konkret yang mengantar siswa kepada

pengertian konsep dan diimplementasikan dalam suasana yang menyenangkan.

Berdasarkan kasus yang ditemukan dan teori yang telah dijelaskan, diperlukan

sebuah usaha untuk lebih meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep

dasar perkalian. Salah satu cara yang dapat diterapkan adalah dengan

menggunakan alat peraga KEPPY (Keranjang Happy). Alasan penggunaan alat

peraga tersebut dikarenakan keranjang dekat dengan kehidupan sehari-hari

siswa. Pembelajaran juga akan berlangsung dalam suasana yang menyenangkan

karena guru tidak hanya menyajikan alat peraga saja tapi mengemasnya dalam

bentuk permainan yang dapat membangkitkan minat belajar siswa. Dengan

mengalami sendiri proses belajar itu, tingkat keberhasilan siswa menangkap

materi yang disampaikan akan jauh lebih tinggi.

Membuat Keppy juga tidak sulit untuk guru yang ingin menggunakan alat

peraga ini karena hanya perlu menyiapkan kertas karton, gunting, lem dan

hanger pakaian. Selanjutnya guru dapat membiarkan siswa berkreasi dengan

keranjang yang telah dibuatnya tersebut. Guru pun dapat mengeksplor lebih

jauh penggunaan dari alat peraga ini, karena Keppy selain digunakan untuk

konsep dasar operasi hitung perkalian, dapat juga digunakan pada operasi

hitung lainnya seperti penjumlahan, pengurangan dan pembagian.

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian yang berkaitan

dengan pemahaman siswa terhadap konsep dasar perkalian dengan judul:

Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Dasar Perkalian dengan

Menggunakan Alat Peraga KEPPY (Keranjang Happy) pada Siswa Kelas

II SD Pesona Palad Klapanunggal, Bogor.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasi

faktor-faktor penyebab terjadinya masalah dalam pemahaman konsep

perkalian antara lain:

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

6

1. Dana yang tidak banyak disediakan untuk pengadaan alat peraga

sehingga guru tidak dapat memberikan contoh konkret saat mengajar di

kelas.

2. Guru kekurangan referensi untuk mempelajari metode mengajar yang

lebih bervariasi sehingga siswa belajar dengan metode yang sama setiap

harinya.

3. Pembelajaran perkalian yang masih bersifat menghafal sehingga siswa

mampu menyebutkan bentuk perkalian tapi tidak memahami konsep

dasarnya.

C. Pembatasan Penelitian

Agar masalah yang diteliti lebih terarah serta terhindar dari penyimpangan

terhadap tujuan penelitian, maka masalah akan dibatasi pada:

1. Materi yang akan disampaikan pada penelitian ini adalah konsep dasar

perkalian untuk kelas II SD.

2. Alat peraga yang digunakan adalah alat peraga Keppy (Keranjang

Happy).

3. Teori yang menjadi landasan pada penelitian ini adalah teori Bruner

yang menyatakan bahwa pemahaman atas suatu konsep beserta

strukturnya menjadikan materi lebih mudah diingat dan dapat dipahami

lebih komprehensif.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, dapat dirumuskan masalah

penelitian tindakan kelas sebagai berikut.

1. Bagaimana penggunaan alat peraga KEPPY (Keranjang Happy) dapat

meningkatkan pemahaman konsep dasar perkalian?

2. Bagaimana hasil peningkatan pemahaman konsep dasar siswa dalam

pembelajaran matematika materi perkalian melalui alat peraga Keppy?

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

7

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Upaya peningkatan pemahaman konsep dasar perkalian siswa kelas II

SD Pesona Palad dengan menggunakan alat peraga KEPPY (Keranjang

Happy).

2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SD Pesona Palad pada mata

pelajaran Matematika materi perkalian.

F. Kegunaan Penelitian

Secara teoritis kegunaan hasil penelitian ini adalah untuk menambah

khasanah ilmu pengetahuan terutama dalam bidang pendidikan.

Secara praktis, kegunaan hasil penelitian ini dapat berguna bagi

berbagai pihak, diantaranya:

1. Bagi siswa

Membantu dalam meningkatkan pemahaman konsep perkaliannya.

2. Bagi guru

Penelitian ini dapat menjadi acuan mengenai penggunaan alat peraga

dalam pengajaran konsep dasar perkalian matematika sehingga

memperkaya referensi guru dalam merancang kegiatan pembelajaran.

3. Bagi sekolah

Bila penelitian ini selesai dilaksanakan di sekolah, dalam hal ini SD

Pesona Palad dapat mengambil manfaat dengan adanya peningkatan

pemahaman konsep dasar perkalian pada siswa.

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

8

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretik

1. Pemahaman Konsep Matematika

Istilah pemahaman berasal dari kata paham, yang menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia diartikan sebagai pengetahuan banyak, pendapat, aliran,

mengerti benar.14 Pemahaman memiliki definisi sebagai kemampuan untuk

menguasai pengertian.15 Dalam ranah kompetensi kognitif, pemahaman

atau comprehession adalah kemampuan untuk memahami apa yang sedang

dikomunikasikan dan mampu mengimplementasikan ide tanpa harus

mengaitkannya dengan ide lain, dan juga tanpa harus melihat ide itu secara

mendalam.16

Pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai kemampuan untuk

menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut

Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan

memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh

mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat,

yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi

langsung yang ia lakukan.

Pemahaman dalam matematika memiliki makna sebagai kemampuan

untuk mengenali dan memanfaatkan konsep matematika dalam berbagai

kondisi, termasuk kondisi yang masih asing saat itu.17 Pemahaman dalam

matematika juga didefinisikan sebagai kemampuan menyerap dan

memahami ide-ide matematika.18 Pemahaman tersebut terbagi menjadi: (1)

pemahaman mekanikal, yaitu kemampuan mengingat dan menetapkan

14 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2014), h.

208 15 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 80. 16 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 67. 17 Mike Ollerton, Panduan Guru Mengajar Matematika, (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 41. 18 Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan Matematika, (Bandung: Refika Aditama, 2015), h. 81.

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

9

notasi, simbol, rumus/formula dalam matematika secara rutin atau melalui

perhitungan yang sederhana, (2) pemahaman rasional yaitu kemampuan

membuktikan kebenaran suatu prinsip atau teorema secara matematis, (3)

pemahaman induktif, yakni kemampuan mencoba sesuatu dalam kasus

sederhana serta mampu menganalogikannya pada kasus yang serupa, (4)

pemahaman intuitif, yaitu kemampuan menghafal dan memahami konsep

atau prinsip secara terpisah, menerapkan rumus dalam perhitungan

sederhana, dan mengerjakan perhitungan secara algoritmik, dan (5)

pemahaman relasional yaitu kemampuan mengaitkan suatu konsep/aturan

dengan konsep/aturan lainnya secara benar dan menyadari proses yang

dilakukan.

Adapun indikator kemampuan pemahaman matematis, antara lain: 1)

mengidentifikasi dan membuat contoh dan bukan contoh, 2)

menerjemahkan dan menafsirkan makna simbol, tabel, diagram, gambar,

grafik, serta kalimat matematis, 3) memahami dan menerapkan ide

matematis, 4) membuat suatu ekstrapolasi (perkiraan).19

Konsep menurut Winkel adalah satuan arti yang mewakili sejumlah

objek yang memiliki ciri-ciri yang sama.20 Konsep merupakan nilai yang

melekat dan ada pada suatu benda/materi.21

Sementara menurut Dorothy J. Steel, konsep merupakan sesuatu yang

tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian.22

Konsep didefinisikan oleh James G. Womack sebagai kata atau ungkapan

yang berhubungan dengan sesuatu yang menonjol, sifat yang melekat.23

Pada matematika, konsep dicontohkan seperti konsep bilangan genap

yang terdiri dari angka 2, 4, 6, 8, 10. Contoh lainnya seperti konsep segitiga

19 Ibid., h. 81. 20 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2014), h. 54. 21 Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 288. 22 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2014), h. 8. 23 Ibid.

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

10

adalah bentuk bidang yang jumlah sudutnya 180o , mempunyai tiga sisi.24

Konsep berguna untuk : (1) mengambil kesimpulan, (2) mengklasifikasikan

objek-objek, (3) meluaskan pengetahuan, (4) melakukan komunikasi.25

Pemahaman konsep memiliki definisi sebagai kemampuan yang

berkenaan dengan memahami ide-ide matematika yang menyeluruh dan

fungsional.26 Pemahaman konsep dalam matematika dapat diartikan sebagai

pengetahuan eksplisit dan implisit yang mendasari struktur matematika.

Pemahaman konsep matematis meliputi keterkaitan dan hubungan timbal

balik antargagasan dalam domain yang menjelaskan dan memberikan

prosedur matematis.27

Sebagai indikator bahwa anak dapat dikatakan paham terhadap konsep

matematika, menurut Salimi dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam

beberapa hal, sebagai berikut:

1. Mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan.

2. Membuat contoh dan noncontoh penyangkal.

3. Mempresentasikan suatu konsep dengan model, diagram dan simbol.

4. Mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lain.

5. Mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep.

6. Mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat-syarat

menentukan suatu konsep.

7. Membandingkan dan membedakan konsep-konsep.28

Contoh lain dari indikator anak yang telah menguasai pemahaman

konsepnya terhadap suatu materi adalah saat anak mengenal konsep segi

tiga sebagai suatu bidang yang dikelilingi oleh tiga garis lurus. Pemahaman

anak tentang konsep segitiga dapat dilihat saat anak mampu membedakan

24 Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2014), h. 288. 25 Ibid., h. 289. 26 Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan Matematika, (Bandung: Refika Aditama, 2015), h. 81 27 Yoppy Wahyu Purnomo, Pembelajaran Matematika untuk PGSD, (Jakarta: Erlangga, 2015), h. 5. 28 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2014), h. 209.

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

11

berbagai bentuk geometri lain dari segi tiga. Contoh lain adalah, ketika anak

menghitung perkalian 2 × 10 = 20, 3 × 10 = 30, dan 4 × 10 = 40, anak

memahami konsep perkalian 10, yaitu bilangan tersebut diikuti dengan 0.29

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, pemahaman konsep memiliki

makna sebagai kemampuan menangkap pengertian-pengertian kemudian

mampu menjelaskannya kembali sesuai apa yang dipahami. Dalam

penelitian ini, pemahaman konsep dasar perkalian adalah siswa mengerti

dan mampu menjelaskan kembali konsep dasar perkalian. Dapat

disimpulkan pula indikator-indikator pemahaman konsep yang sesuai

dengan penelitian ini antara lain:

1. Mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan

2. Mempresentasikan suatu konsep dengan model, diagram dan simbol.

3. Membuat contoh dan non contoh penyangkal.

2. Pembelajaran Matematika di SD/MI

Kata pembelajaran bisa dikatakan diambil dari kata instruction yang

berarti serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan

terjadinya proses belajar pada siswa. 30 Pasal 1 butir 20 UU No. 20 Tahun

2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.31

Pendapat lain menyebutkan bahwa pembelajaran adalah upaya

membelajarkan siswa untuk belajar.32 Pembelajaran dapat pula

didefinisikan sebagai proses individu mengubah perilaku dalam upaya

memenuhi kebutuhannya.33

Pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan

tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan memungkinkan seseorang

29 Mulyono Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 205. 30 Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 42. 31 Ibid. 32 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2014), h. 139. 33 Zubaidah Amir dan Risnawati, Psikologi Pembelajaran Matematika, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2016), h. 7.

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

12

melaksanakan kegiatan belajar matematika, dan proses tersebut berpusat

pada guru mengajar matematika dengan melibatkan partisipasi aktif peserta

didik di dalamnya.34 Definisi lain menyebutkan bahwa pembelajaran

matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru

untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan

kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan

mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan

yang baik terhadap materi matematika.35 Adapun tujuan pembelajaran

matematika dalam lingkup satuan SD/MI antara lain: 36

1. Melatih cara berpikir dan bernalar menarik kesimpulan,

2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi intuisi,

penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen orisinil, rasa

ingin tahu membuat prediksi dan dugaan serta coba-coba.

3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah,

4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau

mengkomunikasikan gagasan, antara lain melalui pembicaraan lisan,

catatan, grafik, peta dan diagram dalam menjelaskan gagasan.37

Terdapat pula tujuan pembelajaran matematika secara khusus di sekolah

dasar yang diuraikan oleh Depdiknas. Tujuan khusus tersebut antara lain:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep,

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami maslaah,

merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

34 Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 65. 35 Zubaidah Amir dan Risnawati, Psikologi Pembelajaran Matematika, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2016), h. 8. 36 Ibid., h. 74. 37 Ibid., h. 75

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

13

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media

lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan

sehari-hari.38

Berdasarkan uraian diatas, didapatkan kesimpulan bahwa makna

pembelajaran matematika dalam penelitian ini adalah proses yang sengaja

dirancang oleh guru untuk menciptakan suasana lingkungan yang

memungkinkan siswa melaksanakan kegiatan belajar konsep dasar

perkalian. Tujuan dari pembelajaran matematika dalam penelitian ini yakni

supaya anak memiliki kemampuan dalam:

1. Melatih cara berpikir dan bernalar menarik kesimpulan

2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi intuisi,

penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen orisinil, rasa

ingin tahu membuat prediksi dan dugaan serta coba-coba.

3. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma.

3. Perkembangan Kemampuan Berpikir Anak Usia SD/MI

Karena pemahaman konsep berkaitan dengan kemampuan berpikir,

maka pada subbab ini akan dijabarkan perkembangan kemampuan berpikir

anak usia SD/MI. Anak usia Sekolah Dasar (6/7 – 11/12 tahun) berada

dalam periode berpikir konkret, karena pada periode ini anak hanya mampu

berpikir dengan logika untuk memecahkan persoalan-persoalan yang

bersifat konkret atau nyata saja, yaitu dengan cara mengamati atau

melakukan sesuatu yang berkaitan dengan pemecahan persoalan-persoalan

itu. Berpikir secara operasional konkret dapat dipandang sebagai tipe awal

berpikir ilmiah.39

38 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta Kencana, 2014), h.

190. 39 Mohammad Syarif Sumantri, Model Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 11.

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

14

Piaget menjelaskan dalam teorinya bahwa yang dimaksud dengan

operasi konkret adalah tindakan mental yang dapat dibalik yang berkaitan

dengan benda nyata, yang konkret. Kemampuan yang ditunjukkan oleh anak

usia operasional konkret ditunjukkan dengan kemampuan memahami

klasifikasi, seriasi, dan transitivitas. Seriasi adalah operasi konkret yang

melibatkan penyusunan stimulus sepanjang dimensi kuantitif misalnya

mengurutkan ukuran benda dari yang panjang sampai yang pendek.

Transitivitas yaitu kemampuan untuk berpikir dan menggabungkan

hubungan secara logis. Misalnya terkait dengan kesanggupan menjawab

pertanyaan lebih panjang mana antara A, B, C apabila C adalah yang paling

panjang ketimbang B, dan A lebih panjang dari C?40

Berdasarkan pada pemikiran teoretis tentang perkembangan kognitif

diatas, karakteristik perkembangan kognitif anak usia SD/MI dapat

dideskripsikam sebagai berikut:41

1. Kognitif simbolis

Yang dimaksud dengan kemampuan kognitif simbolis adalah

kemampuan pengembangan kognitif anak usia MI/SD dalam

memahami lingkungannya secara simbolis bahasa misalnya labelling

(pemberian nama), dan introducing (memperkenalkan nama-nama

benda).

2. Kognitif imajinatif

Pada anak usia MI/SD, kognitif imajinatif tergambar saat anak dapat

bermain peran misalnya dapat memerankan keteladanan para tokoh

idola dan lain sebagainya.

3. Kognitif Intuitif

Berkaitan dengan rasa ingin tahu anak atas jawaban dari sejumlah

pertanyaan yang dia ajukan, kognitif intuitif ini sering muncul pada saat

40 Nafia Wafiqni dan Asep Ediana Latip, Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD, (Jakarta: UIN

PRESS, 2015), h. 185. 41 Ibid., h. 186.

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

15

anak mengajukan pertanyaan dan memberikan jawaban atas jawaban

yang spontan.

4. Kognitif logis

Kognitif logis anak berkembang secara sederhana berdasarkan data-

data konkret yang ditandai dengan kemampuan untuk melakukan seriasi

(mengurutkan) dan transitivity (menghubungkan, mengklasifikasikan).

5. Kognitif Rasional

Kemampuan kognitif rasional digambarkan dengan kemampuan

anak usia MI/SD dapat menyelesaikan persoalan konkret secara abstrak.

6. Kognitif hipotetik

Yaitu kognitif yang berkaitan dengan kemampuan anak untuk

membuat prediksi secara hipotetis (dugaan) terhadap terdapatnya

hubungan atau pengaruh antar dua variabel atau lebih secara logis

rasional.

7. Kognitif integrative

Memahami benda atau objek tertentu hanya akan bermakna bila

dipahami secara keseluruhan, dan proses pemahaman yang integralistik

sejalan dengan kemampuan anak yang memiliki kognitif integralistik.

Dapat disimpulkan, perkembangan kognitif anak usia SD/MI berada

dalam tahap operasi konkret berdasarkan teori Piaget. Pada tahap ini

diperlukan benda-benda nyata dalam proses pembelajaran karena anak

belum dapat berpikir abstrak.

4. Media Pembelajaran dan Alat Peraga Keppy

a. Media Pembelajaran

Alat peraga adalah bagian dari media pembelajaran. Karena itu

sebelum membahas lebih jauh tentang alat peraga, akan diuraikan

pembahasan terhadap media pembelajaran terlebih dahulu.

Page 28: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

16

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak

dari kata medium yang secara harfiah berarti “perantara” atau

“penyalur”.42

Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi

Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and

Communication Technology/AECT) di Amerika, membatasi media

sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk

menyalurkan pesan /informasi. Gagne menyatakan bahwa media adalah

berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat

merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs berpendapat bahwa

media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta

merangsang siswa untuk belajar.43 Media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan,

dan kemauan dalam komunikasi antara pendidik dengan peserta didik

sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar dan

pembelajaran.44

Secara umum, media pendidikan atau media pembelajaran

mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut.45

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis

(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat

mengatasi sikap pasif anak didik.

Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp dan

Dayton antara lain:

1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar.

2. Pembelajaran dapat lebih menarik.

42 Rostina Sundayana, Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 4. 43 Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 6. 44 Syafruddin Nurdin dan Adriantoni, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 120. 45Op. cit., h. 17.

Page 29: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

17

3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori

belajar.

4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.

5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun

diperlukan.

7. Sikap positif siswa terhada materi pembelajaran serta proses

pembelajaran dapat ditingkatkan.

8. Peran guru mengalami perubahan ke arah yang positif.46

b. Alat Peraga

Yang dimaksudkan dengan alat peraga adalah media alat bantu

pembelajaran, dan segala macam benda yang digunakan untuk

memperagakan materi pelajaran.47 Dijelaskan dalam buku Media dan

Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika oleh Ali bahwa alat peraga

adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyatakan pesan,

merangsang pikiran, perasaan dan perhatian dan kemauan siswa

sehingga dapat mendorong proses belajar. Dalam pembelajaran

matematika, alat peraga adalah alat yang menerangkan atau

mewujudkan konsep matematika, sedangkan menurut Pramudjono alat

peraga adalah benda konkret yang dibuat, dihimpun atau disusun secara

sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau

mengembangkan konsep matematika.48

Alat peraga di sini mengandung pengertian bahwa segala sesuatu

yang masih bersifat abstrak, kemudian dikonkretkan dengan

menggunakan alat agar dapat dijangkau dengan pikiran yang sederhana,

dapat dilihat, dipandang, dan dirasakan. Alat peraga lebih khusus dari

media karena berfungsi hanya untuk memperagakan materi pelajaran

46 Daryanto, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2016), h. 6. 47 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h. 9. 48 Rostina Sundayana, Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 7.

Page 30: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

18

yang bersifat abstrak.49 Melalui demonstrasi penggunaan alat peraga

oleh guru, siswa terangsang munculnya motivasi dalam dirinya untuk

mempelajari materi lebih lanjut. Rasa penasaran akan timbul. Demikian

juga keinginan untuk memperdalam, mempelajari materi itu.

Konsentrasi belajar akan dapat ditingkatkan dengan menggunakan alat

peraga karena ada peningkatan daya serap dan memperbesar perhatian

siswa. Media atau alat peraga dapat juga berperan dalam meningkatkan

siswa untuk berpikir logis dan sistematis. Sehingga mereka pada

akhirnya memiliki pola pikir yang diperlukan dalam mempelajari

matematika dan pelajaran lainnya. Alat peraga membantu siswa mudah

memahami hubungan antara matematika dengan lingkungan alam

sekitar kita atau hubungan antara matematika dengan mata pelajaran lain

dan sebagainya.50 Menurut Ruseffendi, beberapa persyaratan alat peraga

untuk pembelajaran matematika antara lain.51

1. Tahan lama

2. Bentuk dan warnanya menarik

3. Sederhana dan mudah dikelola

4. Ukurannya sesuai

5. Dapat menyajikan konsep matematika baik dalam bentuk real,

gambar atau diagram

6. Dapat memperjelas konsep matematika dan bukan sebaliknya

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa

alat peraga memiliki pengertian sebagai benda konkret yang digunakan

untuk menyampaikan pesan dan mempermudah siswa untuk memahami

konsep. Dalam penelitian ini, alat peraga bertujuan untuk meningkatkan

pemahaman konsep dasar perkalian.

49 Op. cit. 50 Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 116. 51 Rostina Sundayana, Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 18.

Page 31: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

19

c. Alat Peraga Keppy

Keppy adalah akronim dari Keranjang Happy. Menurut KBBI, kata

keranjang memiliki makna sebagai bakul besar yang terbuat dari

anyaman bambu, rotan, pandan, dsb.52 Sementara kata happy bila

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti bahagia dan gembira.53

Berdasarkan telaah kamus, didapatkan pengertian bahwa Keppy

adalah bakul besar yang membuat penggunanya bahagia atau senang.

Keppy adalah sebuah alat peraga pembelajaran untuk membantu guru

dalam mengajarkan konsep dasar perkalian. Alat peraga Keppy

memiliki tujuan mempermudah siswa dalam membentuk pemahaman

pada konsep dasar perkalian.

Keranjang menjadi pilihan sebagai alat peraga, karena keranjang

dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa, dimana alat peraga yang

kontekstual jauh lebih memberikan makna dan mampu merangsang

minat siswa untuk terlibat dalam kegiatan belajar. Happy menjadi kata

yang dipilih untuk melengkapi kata keranjang. Selain terdengar unik,

kata happy pada alat peraga ini memiliki makna sebagai suasana belajar

yang menyenangkan dan membuat siswa gembira dan bahagia selama

kegiatan belajar.

Keppy berupa sebuah keranjang kertas sederhana dan sebuah hanger

yang sudah dimodifikasi untuk meningkatkan daya tarik dan

menciptakan kesan happy, sesuai dengan namanya. Tak lupa

ditambahkan benda-benda yang bisa menjadi isi keranjang, dalam hal

ini sifatnya opsional. Penulis memilih menggunakan kelereng sebagai

isi keranjang karena kelereng disukai dan dekat dengan kehidupan

sehari-hari siswa dan setelah kegiatan peneliti berakhir kelereng tersebut

dapat digunakan kembali oleh siswa untuk bermain.

52 Ermawati Waridah, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Bmedia, 2017), h. 138. 53 Purwono Sastro Amijoyo, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris, (Semarang: Widya Karya, 2014), h. 233.

Page 32: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

20

Gambar 2.1 Ilustrasi Keranjang Kertas

http://fiskarscraft.typepad.com/my_weblog/images/2008/03/15/easter_ba

skets_002.jpg

Gambar 2.2 Ilustrasi Hanger

http://thumbs1.ebaystatic.com/d/l225/m/mFjsCE6X9Xnw63PienAjVLw.jp

g

Sebelum menggunakan keranjang, siswa akan diajak terlebih

dahulu membuat keranjang tersebut bersama-sama dari template

yang telah disediakan guru.

Gambar 2.3 Ilustrasi Template Keranjang Kertas https://s-media-

cache-

ak0.pinimg.com/originals/21/9d/d8/219dd815eb21254fa94b93014a5fd18

2.jpg

Page 33: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

21

Penggunaan alat peraga ini cukup sederhana. Untuk

menjelaskan konsep dari 2 × 3, maka guru harus menyiapkan dua

keranjang dan mengisi setiap keranjang dengan tiga buah permen.

Guru dapat mengawali pembelajaran dengan melemparkan beberapa

pertanyaan yang merangsang siswa untuk membentuk konsep dasar

perkalian itu sendiri, contohnya yaitu:

“Anak-anak apakah kalian suka permen? Bila ibu

memasukkan tiga permen di setiap keranjang (ada dua keranjang),

banyak permen seluruhnya ada berapa?”

“Bila ibu memasukkan empat permen di setiap keranjang

(ada dua keranjang) banyak permen seluruhnya ada berapa?”

Setelah pertanyaan direspon oleh siswa, guru kemudian

mulai dapat meletakkan permen-permen sesuai yang ditanyakan.

Setelah dihitung bersama-sama dengan siswa jumlah permen di

semua keranjang, guru menjelaskan konsep dasar perkalian.

Selanjutnya guru dapat meminta beberapa siswa baik secara

random ataupun berdasarkan nomor urut untuk maju ke depan kelas

dan melakukan permainan sederhana. Siswa yang maju ke depan ini

akan berlomba untuk meletakkan keranjang di hanger sesuai

instruksi dari guru.

Saat guru mengatakan 5 × 3, maka setiap siswa harus dengan

cepat meletakkan tiga buah permen di lima keranjang dan

menggantungkannya di hanger. Guru dapat secara bebas

menentukan pembagian poin yang akan ditetapkan.

Permainan lain yang dapat diterapkan oleh guru adalah

dengan mengembangkan model Make a Match. Setiap siswa

memegang satu keranjang buatannya, kemudian guru akan

menyebutkan 5 × 3, maka setiap siswa mengisi keranjangnya dengan

3 buah permen dan mencari 4 orang temannya supaya sesuai dengan

pernyataan yang telah diucapkan guru. Siswa yang tidak

mendapatkan pasangan akan mendapatkan hukuman. Dengan

Page 34: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

22

permainan tersebut, secara tidak langsung siswa akan memahami

seperti apa konsep dasar perkalian.

Keppy selain difungsikan untuk pelajaran matematika, dapat

diintegrasikan juga dengan mata pelajaran seni rupa atau prakarya,

karena ada segmen dimana siswa harus membuat keranjangnya

terlebih dahulu dan dibebaskan untuk menghiasnya sekreatif

mungkin. Keppy tidak hanya digunakan untuk operasi hitung

perkalian saja, nmun dapat digunakan untuk operasi hitung lainnya

seperti penjumlahan, pengurangan dan pembagian. Berdasarkan

penjelasan diatas, didapatkan kesimpulan bahwa Keppy (Keranjang

Happy) adalah sebuah alat peraga yang digunakan untuk menunjang

pembelajaran perkalian.

5. Operasi Hitung Perkalian Matematika

Dalam matematika, operasi diartikan sebagai “pengerjaan”. Operasi

yang dimaksud adalah operasi hitung atau pengerjaan hitung. Pada

dasarnya, operasi hitung mencakup empat pengerjaan dasar, yaitu: (1)

Penjumlahan, (2) pengurangan, (3) perkalian dan (4) pembagian.54

Sementara operasi perkalian pada hakikatnya adalah operasi

penjumlahan yang dilakukan secara berulang.55 Kalau kita menjumlah lima

suku yang sama, misalnya 3, hingga diperoleh 3 + 3 + 3 + 3 + 3, maka

penjumlahan ini disebut penjumlahan berulang. Penjumlahan berulang

dapat disajikan dalam bentuk 5 × 3 dan disebut perkalian 5 dan 3. Dengan

demikian perkalian didefinisikan sebagai berikut: Jika a dan b bilangan-

bilangan cacah, maka a × b adalah penjumlahan berulang yang mempunyai

a suku, dan tiap suku sama dengan b.56

54 ST Negoro dan Barahap, Ensiklopedia Matematika, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), h. 50 55 Tatang Herman, dkk, Pendidikan Matematika I, (Bandung: UPI Press, 2007), h. 20. 56 Op cit, h. 274.

Page 35: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

23

6. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada Materi Perkalian

SD/MI

Berdasarkan lampiran Permendikbud nomor 24 tahun 2016, didapatkan

Standar Kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) untuk materi yang

berhubungan dengan pemahaman dan operasi perkalian pada tingkat

SD/MI, khusunya pada kelas II, antara lain:57

1. Kelas II Semester 1

a. Standar Kompetensi

1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500

2. Menggunakan pengukuran waktu, panjang dan berat dalam

pemecahan masalah

b. Kompetensi Dasar

1.1 Membandingkan bilangan sampai 500

1.2 Mengurutkan bilangan sampai 500

1.3 Menentukan nilai tempat ratusan, puluhan dan satuan

1.4 Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500

2.1 Menggunakan alat ukur waktu dengan satuan jam

2.2 Menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku yang

sering digunakan

2.3 Menggunakan alat ukur berat

2.4 Menyelesaikan masalah yang berakitan dengan berat benda

2. Kelas II Semester 2

a. Standar Kompetensi

3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua

angka

4. Mengenal unsur-unsur bangun datar sederhana

b. Kompetensi Dasar

3.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya dua angka

57Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI, (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan,

2006), h. 105.

Page 36: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

24

3.2 Melakukan pembagian bilangan dua angka

3.3 Melakukan operasi hitung campuran

4.1 Mengelompokkan bangun datar

4.2 Mengenal sisi-sisi bangun datar

4.3 Mengenal sudut-sudut bangun datar

Karena penelitian ini fokus pada peningkatan pemahaman konsep,

maka Standar Kompetensi yang digunakan yaitu melakukan perkalian

dan pembagian bilangan sampai dua angka dengan Kompetensi Dasar

3.1 melakukan perkalian bilangan yang hasilnya dua angka.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian Siti Aminah yang berjudul Upaya Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Permainan Pada Materi Perkalian dan

Pembagian di Kelas II MI Assalam Pasar Minggu, Jakarta Selatan

didapatkan hasil bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode

permainan dapat meningkatkan pemahaman pada materi perkalian dan

pembagian yang membantu meningkatkan hasil belajar.58 Sementara pada

hasil penelitian Linda yang berjudul Pengaruh Penggunaan Alat Peraga

Batang Napier Terhadap Pemahaman Konsep Perkalian Siswa Kelas III SD

Muhammadiyah 12 Pamulang menunjukkan bahwa terdapat peningkatan

pemahaman konsep materi perkalian dengan menggunakan alat peraga

batang napier.59

Penelitian ini memberi referensi tentang penggunaan alat peraga

terhadap pemahaman konsep dasar matematika. Siti Aminah memberikan

referensi mengenai penggunaan metode bermain dalam meningkatkan

pemahaman konsep matematika tentang perkalian dan pembagian.

Sementara hasil penelitian Linda menjelaskan mengenai pengaruh

58 Siti Aminah, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Permainan pada Materi

Perkalian dan Pembagian di Kelas II MI Assalam Pasar Minggu Jakarta Selatan”, Skripsi pada

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2013. 59 Linda, “Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Batang Napier Terhadap Pemahaman Konsep Perkalian Siswa Kelas III SD Muhammadiyah 12 Pamulang”, Skripsi pada Universitas Islan Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2013.

Page 37: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

25

penggunaan alat peraga batang napier terhadap pemahaman konsep

perkalian siswa.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Siti dan Linda terletak

pada peningkatan pemahaman konsep yang menjadi tujuan dari penelitian

yang dilakukan. Perbedaan terletak pada penggunaan alat peraga karena

penelitian ini menggunakan alat peraga Keppy yang merupakan alat peraga

baru. Penelitian ini juga memiliki tujuan yang lebih spesifik, yakni

peningkatan konsep dasar perkalian.

C. Kerangka Berpikir Pemahaman

Konsep

Rendah

1. Dana tidak

banyak

tersedia untuk

alat peraga

2. Kurangnya

referensi

metode

mengajar

3. Pembelajaran

perkalian

bersifat

menghafal

Penggunaan

alat peraga

Keppy

Mendefinisikan

konsep secara

verbal dan tulisan

Menbuat contoh

dan non contoh

penyangkal

Pemahaman Konsep

Meningkat

Mempresentasikan

suatu konsep

dengan diagram

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teoretis, dapat disusun kerangka berpikir

penerapan alat peraga Keppy dalam pembelajaran perkalian untuk

meningkatkan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran Matematika

kelas II SD Pesona Palad Kel. Cikahuripan Kec. Klapanunggal Kabupaten

Page 38: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

26

Bogor, Jawa Barat. Kerangka berpikir pada penelitian ini digambarkan pada

bagan 2.1.

Pemahaman konsep yang rendah dalam pembelajaran di kelas,

terutama terhadap materi perkalian pada mata pelajaran Matematika

memberi dampak yang berkelanjutan saat siswa akan mempelajari materi

baru dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Minimnya eksplorasi

terhadap penggunaan media atau alat peraga dalam pembelajaran membuat

materi yang disampaikan guru tidak bisa dipahami secara utuh oleh siswa.

Dengan menggunakan media atau alat peraga, terutama alat peraga yang

dekat dengan kehidupan sehari-hari, pembelajaran akan berlangsung efektif

dan bermakna, karena siswa menemukan sendiri pengetahuan yang mereka

butuhkan.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir dapat diajukan hipotesis tindakan dalam

penelitian tindakan kelas sebagai berikut: Penerapan alat peraga Keppy

dalam pembelajaran Matematika materi perkalian akan meningkatkan

kemampuan pemahaman konsep pada siswa kelas II SD Pesona Palad Kel.

Cikahuripan, Kec. Klapanunggal Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Page 39: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

27

BAB III METODE

PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Pesona Palad, Kecamatan Klapa Nunggal,

Bogor, Jawa Barat. Alasan SD Pesona Palad dijadikan tempat penelitian

adalah bahwa hasil belajar matematika tentang konsep dasar perkalian

masih rendah.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan November tahun 2017. Penelitian

terbagi dalam 2 siklus, dengan jadwal tiap siklus sebagai berikut.

a. Siklus 1 : Pertemuan 1 Kamis, 23 November 2017

Pertemuan 2 Jum’at, 24 November 2017

Pertemuan 3 Sabtu, 25 November 2017

b. Siklus II : Pertemuan 1 Selasa, 28 November 2017

Pertemuan 2 Rabu, 29 November 2017

Pertemuan 3 Kamis, 30 November 2017

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas

(PTK). PTK dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran

di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah

tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam

situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.60

Rancangan siklus penelitian ini akan menggunakan model Hopkins.

Menurut Hopkins, pelaksanaan penelitian tindakan dilakukan membentuk

60 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 26.

Page 40: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

28

spiral yang dimulai dari merasakan adanya masalah, menyusun perencanaan,

melaksanakan tindakan, dan seterusnya.61

Gambar 3.1 Model PTK Hopkins

Bentuk tindakan dirancang sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan

kelas (PTK) dan dibatasi sampai pada dua siklus, dimana setiap siklus terdiri

dari empat langkah utama yaitu: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan Tindakan, 3)

Pengamatan/Observasi dan 4) Refleksi.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SD Pesona Palad Klapa Nunggal

dan mata pelajaran Matematika dengan materi perkalian. Jumlah siswa kelas

II secara keseluruhan adalah 25 orang, dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak

12 orang dan siswa perempuan sebanyak 13 orang. Siswa terbagi dalam

rentang usia sebanyak 7-9 tahun. Alasan pemilihan subjek siswa kelas II pada

penelitian ini adalah rendahnya pemahaman terhadap konsep dasar perkalian

61 Ibid., h. 53.

Page 41: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

29

sehingga perlu dilakukan upaya perbaikan untuk meningkatkan pemahaman

yang akan berpengaruh pada peningkatan prestasi belajar.

Mata pelajaran yang dikaji adalah Matematika materi perkalian dengan

rincian sebagai berikut:

1. Standar Kompetensi :

Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka

2. Kompetensi Dasar :

Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya dua angka

3. Indikator :

a. Mendefinisikan konsep dasar perkalian

b. Membuat contoh yang berkaitan dengan konsep dasar perkalian

c. Mempresentasikan konsep yang telah dipelajari pada alat peraga yang

disediakan

d. Membedakan konsep dasar perkalian yang salah dan benar

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peran dan posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaksana

utama, maka pada pra-penelitian, dilakukan refleksi terhadap proses

pembelajaran matematika di kelas II, kemudian dibuat perencanaan

tindakan yang akan dilakukan di kelas tempat mengajar. Pengamatan

dilakukan secara langsung untuk mengetahui apa yang perlu ditingkatkan

di kelas tersebut. Dilakukan refleksi dari pembelajaran yang telah

dilakukan dan pembuatan laporan pelaksanaan dan observasi yang dibantu

oleh guru kelas II.

E. Tahapan Intervesi Tindakan

Penerapan strategi dalam penelitian tindakan kelas dilakukan dalam dua

siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu:

1. Perencanaan

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran Matematika oleh

guru kelas dan hasil tes pra penelitian yang dilakukan, ditemukan

Page 42: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

30

permasalahan yang muncul selama pembelajaran matematika

berlangsung, yakni rendahnya pemahaman terhadap konsep dasar

perkalian. Kemudian disusun sebuah rencana pembelajaran perbaikan

dan alat peraga yang sesuai dengan materi tersebut.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini dilakukan kegiatan penelitian dengan menyertakan alat

peraga Keppy dengan alokasi waktu 2 × 30 menit mengacu pada silabus

sekolah. Pada kegiatan awal siswa diajak untuk melakukan Baby Shark

Dance supaya suasana belajar menjadi lebih menyenangkan. Kemudian

dibacakan dongeng yang telah diselipkan unsur-unsur konsep dasar

perkalian untuk membangun pengetahuan dasar siswa.

Pada kegiatan inti, siswa dikenalkan dengan alat peraga Keppy dan

siswa diajak untuk bersama-sama menggunakan alat peraga tersebut.

Setelah itu dilakukan permainan berkelompok. Sebagai penutup, siswa

diberikan latihan soal untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa

terhadap konsep dasar perkalian setelah dilakukan pembelajaran dengan

menggunakan alat peraga Keppy.

3. Pengamatan/Observasi

Dalam kegiatan pengamatan, data dikumpulkan selama proses

pembelajaran. Fokus pengamatan yang dilakukan adalah kemampuan

mengajar guru menggunakan Keppy. Pengamatan dilakukan oleh guru

kelas dengan menggunakan lembar observasi.

4. Refleksi

Hasil observasi yang telah dilakukan kemudian dianalisis dan

direfleksikan untuk mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang

telah dilaksanakan dengan menggunaka alat peraga Keppy pada mata

pelajaran Matematika materi perkalian pada kelas II SD Pesona Palad.

F. Hasil Intervensi yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan ini yaitu adanya

peningkatan pemahaman konsep siswa terhadap materi perkalian pada mata

Page 43: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

31

pelajaran Matematika di kelas II SD Pesona Palad. Penelitian dinyatakan

berhasil dan perlu dihentikan saat siswa berhasil mencapai ketuntasan belajar

sebanyak 75% pada tes uji pemahaman yang diberikan.

G. Data dan Sumber Data

1. Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data yang dapat

menggambarkan keberhasilan dan ketidakberhasilan penelitian. Data

penelitian terdiri dari dua jenis yaitu kuantitatif dan kualitatif.

Data kuantitatif diperoleh dari assessment test, sementara data yang

bersifat kualitatif yaitu data yang mendeskripsikan proses dari hasil

pembelajaran, yang diperoleh melalui observasi wawancara dan lembar

respon siswa.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD Pesona Palad

yang berjumlah sebanyak 25 anak dan guru kelas II SD Pesona Palad,

hasil lembar respon siswa, observasi dan tes hasil belajar siswa setelah

diberi tindakan.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, penulis

menggunakan instrumen pengumpulan data sebagai berikut.

1. Lembar observasi

Lembar observasi disusun untuk mengamati aktivitas siswa, ketertarikan

siswa pada alat peraga, peningkatan pemahaman konsep yang ditunjukkan

siswa selama kegiatan belajar dengan menggunakan alat peraga Keppy.

2. Tes pemahaman

Lembar tes pemahaman disusun untuk mengtahui tingkat pemahaman

konsep siswa setelah mengikuti kegiatan belajar dengan mengunakan alat

peraga Keppy.

Page 44: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

32

3. Lembar respon siswa

Lembar respon siswa disusun untuk mengetahui kesan dan pesan siswa

setelah mengikuti kegiatan belajar dengan menggunakan alat peraga

Keppy.

4. Lembar pedoman wawancara

Lembar pedoman wawancara disusun untuk menjadi pedoman penulis saat

melakukan kegiatan wawancara.

5. Dokumentasi

Instrumen dokumentasi digunakan untuk memberikan gambaran secara

konkret mengenai partisipasi siswa pada saat proses pembelajaran serta

memperkuat data yang diperoleh. Dokumen-dokumen tersebut berupa foto

kegiatan siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas

observasi, tes uji kompetensi, lembar respon siswa, wawancara dan

dokumentasi.

1. Observasi

Digunakan untuk mengamati gejala-gejala yang tampak dalam proses

pembelajaran tentang aktivitas siswa ketika mengikuti pembelajaran dan

pemahaman konsep siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan alat

peraga Keppy. Pelaksana observasi adalah guru yang dijadikan mitra

dalam penelitian sebagai observer dan penulis sebagai pelaksana dalam

tindakan.

2. Tes pemahaman

Tes pemahaman digunakan untuk memperoleh data mengenai hasil belajar

siswa. Tes berupa latihan yang terdapat pada LKS dan Tes Pemahaman di

setiap akhir siklus. Tes terdiri dari 10 pertanyaan yang sesuai dengan

indikator pemahaman konsep. Siswa menjawab setiap pertanyaan sesuai

dengan pemahaman yang mereka dapatkan setelah kegiatan belajar.

Page 45: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

33

3. Respon siswa

Digunakan untuk mengetahui tingkat ketertarikan siswa terhadap alat

peraga Keppy. Teknik ini dilakukan pada setiap akhir siklus. Sistematika

pada respon siswa ini adalah siswa memberikan tanda checklist pada kolom

Ya atau Tidak untuk empat pertanyaan yang berhubungan dengan perasaan

siswa saat belajar menggunakan Keppy, minat siswa terhadap Keppy dan

tingkat kesulitan siswa saat belajar menggunakan Keppy.

4. Wawancara

Teknik wawancara dilakukan secara bebas. Wawancara dilakukan

terhadap guru sebagai observer setelah kegiatan pembelajaran selesai.

Wawancara ini bertujuan memperoleh pandangan guru tentang

pelaksanaan pembelajaran Matematika dengan menggunakan alat peraga

Keppy.

5. Dokumentasi

Digunakan untuk mendokumentasikan data tentang proses pembelajaran.

Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup dokumentasi

foto dan dokumen protofolio hasil belajar siswa.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Agar penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan, diperlukan adanya

pemeriksaan keterpercayaan sehingga data tersebut dapat dijadikan dasar

yang kuat untuk menarik kesimpulan. Teknik pemeriksaan keterpercayaan

yang dipergunakan dalam penelitian ini antara lain.

1. Member check

Yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data

yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber yang

relevan dengan PTK.

2. Triangulasi

Pada teknik ini data dikumpulkan secara hati-hati dan tidak terburu-buru

untuk menjaga akurasi data. Data yang didapatkan juga dibandingkan

dengan teori-teori yang menjadi landasan pada penelitian ini, apakah

Page 46: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

34

sesuai atau tidak. Pengumpulan data juga dilakukan pada waktu dan

suasana yang berbeda supaya data yang didapatkan lebih bervariasi dan

meminimalkan kemungkinan informasi yang terlewat. Pengambilan data

dilakukan dari berbagai sumber. Data yang telah didapatkan juga

dicocokkan kembali dengan guru kelas maupun sekolah untuk

memastikan tidak ada data yang berbeda.

3. Expert opinion

Yaitu dengan meminta kepada orang yang dianggap ahli atau pakar

penelitian tindakan kelas, dalam hal ini pakar pembelajaran matematika

untuk memeriksa semua tahapan-tahapan penelitian dan memberikan

arahan terhadap masalah penelitian yang dikaji.

K. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Data

Analisis data merupakan kelanjutan dari tahap pengumpulan data dan

pemeriksaan keabsahan data. Data pada penelitian ini adalah tingkat

pemahaman konsep materi perkalian pada siswa kelas II SD Pesona Palad

dengan menggunakan alat peraga Keppy.

Setelah terkumpul, data dianalisis dengan menggunakan teknik kualitatif

untuk memperoleh data yang sesuai dengan fokus masalah. Secara garis besar,

pemeriksaan data dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Tahap pertama, yaitu reduksi data, yaitu pemilahan data yang relevan,

penting, bermakna dan data yang tidak berguna untuk menjelaskan tentang

apa yang menjadi sasaran analisis. Langkah yang dilakukan adalah

menyederhanakan dengan jalan membuat fokus klasifikasi dan abstraksi

data kasar menjadi data yang bermakna untuk dianalisis.

2. Tahap kedua, yaitu sajian deskriptif tentang apa yang ditemukan dalam

analisis. Sajian deskriptif dapat diwujudkan dalam narasi, visual gambar,

tabular dan lain sebagainya yang akan memudahkan pembaca

mengikutinya.

Page 47: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

35

3. Tahap ketiga, yaitu penyampaian kesimpulan. Kesimpulan merupakan

intisari dari analisis yang memberikan pernyataan tentang dampak dari

penelitian tindakan yang dilakukan maupun aktivitas proses pembelajaran.

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, maka dilakukan tindaklanjut

dengan melakukan tahapan pada siklus II sebagai berikut.

1. Perencanaan

Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran dan melakukan refleksi

terhadap pembelajaran siklus I, disusun kembali sebuah rencana perbaikan

dengan memperhatikan kembali hal-hal yang masih kurang saat

pelaksanaan pada siklus I seperti siswa yang masih belum terkoordinir

dengan baik, atau sistem permainan yang dirasa terlalu rumit untuk siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan dilakukan dengan rencana pembelajaran dengan upaya

perbaikan dari hasil siklus I. Pada awal pembelajaran siswa kembali diajak

bernyanyi sebagai apersepsi. Pada kegiatan inti siswa kembali

menggunakan alat peraga Keppy, dan permaian yang dibuat lebih

bervariatif dan dengan suasana yang tetap terkoordinir dengan baik.

Pada akhir kegiatan pembelajaran diberikan tes uji kompetensi dan lembar

respon siswa untuk mengetahui perkembangan pemahaman siswa dari

hasil tes pada siklus 1.

3. Pengamatan/Observasi

Selama pelaksanaan tindakan, diamati setiap perubahan yang lebih baik

dibandingkan dengan siklus I. Pengamatan aktivitas peserta didik

dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun

dalam proses pembelajaran.

4. Refleksi

Refleksi akan dilakukan bersama guru berdasarkan temuan-temuan yang

didapat dari hasil pengamatan dan wawancara. Data yang diperoleh akan

menjadi bahan untuk menyusun kesimpulan.

Page 48: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

36

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan hasil dan pelaksanaan tindakan kelas berupa

peningkatan pemahaman konsep dasar perkalian siswa kelas II SD Pesona

Palad, Kec. Cikahuripan, Kel. Klapanunggal Kabupaten Bogor yang terbagi

dalam beberapa bagian yaitu: deskripsi data hasil tindakan, analisis data dan

pembahasan yang diuraikan dalam dua tahapan yaitu tindakan siklus I

dengan tiga kali pertemuan dan tindakan siklus II dengan tiga kali

pertemuan. Setiap pertemuan dilakukan melalui empat tahapan

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

A. Deskripsi Data

Penelitian pendahuluan dilaksanakan melalui beberapa kegiatan yaitu

observasi pembelajaran di kelas dan wawancara terhadap guru dan siswa.

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 15 dan 16 Mei 2017. Wawancara

dilakukan terhadap guru kelas II untuk mengetahui kendala dalam kegiatan

pembelajaran matematika, terutama materi perkalian. Berdasarkan hasil

wawancara dengan guru kelas II, diperoleh informasi sebagai berikut:

1. SD Pesona Palad masih menggunakan kurikulum KTSP untuk semua

kelas.

2. Masih ada kendala dalam pembelajaran matematika yaitu dalam teknik

mengajar perkalian.

3. Sebanyak 80% siswa tidak memahami konsep dasar perkalian, hanya

mempelajari perkalian dengan metode menghafal.

4. Guru memberikan materi perkalian dengan metode ceramah dan

memberikan catatan pada papan tulis.

Hasil wawancara tersebut digunakan sebagai bahan untuk

merencanakan tindakan pada siklus I.

Page 49: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

37

1. Siklus 1

a.) Tahap perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah membuat RPP

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), instrumen-instrumen penelitian yang

terdiri dari lembar observasi aktivitas belajar siswa dengan menggunakan

alat peraga Keppy, pedoman wawancara untuk guru dan siswa, catatan

lapangan, serta Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk tiap pertemuan dan soal

tes pemahaman siklus I.

RPP dibuat dan didiskusikan bersama guru kelas serta dosen

pembimbing agar materi sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan di

SD Pesona Palad. Pada tahap perencanaan ini diberikan penjelasan tentang

cara penilaian pada lembar observasi dan hal-hal yang harus diperhatikan

selama proses pembelajaran kepada guru kelas yang akan menjadi observer.

Guru kelas memberikan masukan mengenai beberapa murid yang

membutuhkan bimbingan serta perhatian khusus dan perlu diberi tindakan

yang berbeda.

b.) Tahap pelaksanaan

Penelitian pada siklus I dialokasikan sebanyak 3 kali pertemuan, dengan

1 kali pertemuan untuk pelaksanaan tes pemahaman. Adapun uraian proses

pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut:

1.) Pertemuan ke-1/23 November 2017

Pertemuan pertama berlangsung selama 2 x 30 menit (2 jam

pelajaran). Siswa yang hadir pada pertemuan pertama berjumlah 20

orang. Materi untuk pertemuan ini adalah pengenalan terhadap alat

peraga Keppy serta menemukan apa itu konsep dasar perkalian. Pada

pertemuan pertama guru mengenalkan kepada siswa alat peraga

Keranjang Happy (Keppy) yang akan digunakan selama pembelajaran

seminggu kedepan. Siswa tampak antusias dan melontarkan pertanyaan

tentang seperti apa Keppy itu.

Page 50: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

38

“Bu, apa itu Keppy?” tanya seorang siswa dengan inisial NH. Guru

menjawab bahwa Keppy adaah akronim dari Keranjang Happy sebuah

alat peraga berbentuk keranjang yang akan digunakan untuk

mempelajari perkalian. Namun sebelum pelajaran dimulai guru

membimbing siswa untuk membaca doa terlebih dahulu. Guru

menyampaikan bahwa langkah pertama dalam pembelajaran

menggunakan Keppy adalah membuat keranjangnya dari pola yang

telah disediakan, kemudian guru menanyakan kelengkapan alat dan

bahan siswa untuk membuat Keppy. Siswa dengan cepat menyediakan

alat dan bahan yang dimaksud karena sudah tersedia di kelas. Guru

membagikan LKS untuk pertemuan ke 1 serta kertas pola untuk

membuat keranjang, kemudian menjelaskan langkah-langkah

pembuatan Keppy.

Gambar 4.1

Siswa Membuat Keppy

Siswa yang telah mendapatkan pola keranjang kemudian memberi

hiasan terlebih dahulu, seperti yang tertera pada Gambar 4.1. Siswa

menghias pola keranjang dengan menggunakan alat mewarnai masing-

masing. Ada siswa yang memberikan hiasan bunga-bunga, ada juga

siswa yang memberikan hiasan mobil, pohon dan benda-benda langit.

Page 51: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

39

Setelah keranjang selesai dibuat, guru membagi siswa menjadi 4

kelompok yang terdiri dari 5 orang pada setiap kelompoknya. Siswa

diminta untuk menuliskan nama kelompok dan anggotanya pada LKS

yang telah dibagikan. Adapun nama-nama kelompok yang telah

terbentuk antara lain kelompok Kucing, kelompok Harimau, kelompok

Sapi dan kelompok Bebek. Guru meminta setiap kelompok membuat

yel-yel dan menunjukkannya pada kelompok lain. Selanjutnya guru

menjelaskan materi konsep dasar perkalian menggunakan Keppy. Siswa

memperhatikan dengan baik penjelasan dari guru. Beberapa siswa saling

berebut menawarkan keranjangnya untuk diperagakan oleh guru.

Hampir semua siswa antusias untuk mencoba menggantungkan

keranjangnya di hanger. Dibutuhkan 3 kali percobaan sebagai contoh

sebelum siswa benar-benar memahami penggunaan Keppy yang benar.

Setelah siswa paham, guru kembali menyebutkan bentuk-bentuk

perkalian lainnya dan siswa pun mampu menyiapkan kelereng dan

keranjangnya secara mandiri sesuai dengan bentuk perkalian yang

disebutkan. Pada Gambar 4.2 terlihat kelereng yang telah dimasukkan

ke dalam keranjang kemudian digantungkan oleh siswa pada hanger di

depan kelas.

Gambar 4.2

Menggunakan Keppy untuk Menghitung Bentuk Perkalian

Page 52: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

40

Setelah siswa memahami penggunaan Keppy, guru meminta siswa

membaca cerita yang tertera pada LKS. Kemudian setiap kelompok

diminta untuk bekerjasama menjawab pertanyaan menggunakan Keppy

berdasarkan petunjuk yang telah diberikan. Setiap kelompok

bekerjasama dengan baik, meski sempat saling beradu pendapat dengan

temannya. Guru pun mengecek setiap kelompok dan memastikan bahwa

mereka telah memahami penggunaan Keppy.

Sebagai tindak lanjut guru pun memberi kesempatan kepada siswa

untuk menemukan sendiri definisi dari perkalian yang telah mereka

pelajari dengan Keppy. Guru mengarahkan siswa untuk mengerjakan

latihan-latihan yang terdapat pada LKS 1. Sesekali guru membantu

beberapa siswa yang belum memahami maksud dari pertanyaan yang

tertera. Siswa mengerjakan soal-soal pada LKS dengan baik dan

antusias.

Dalam waktu 10 menit, siswa memberi isyarat bahwa mereka telah

selesai mengerjakan soal. Definisi yang diberikan siswa mengenai apa

itu perkalian hampir serupa satu sama lain karena siswa mengerjakannya

secara berkelompok dan saling berdiskusi menentukan definisi yang

tepat.

Guru mengumpulkan LKS 1 yang telah dijawab siswa, kemudian

guna memantapkan pemahaman konsep yang dibangun siswa, guru

kembali mengulang pertanyaan pada LKS yakni tentang pengertian

perkalian. Beberapa siswa menjawab perkalian sebagai tambah-

tambahan yang banyak, angka-angka mirip yang diulang, tambah-

tambahan yang diulang, yang mana artinya siswa telah memberikan

definisi yang mendekati dengan definisi perkalian sesungguhnya yaitu

penjumlahan yang berulang. Guru memberikan apresiasi dengan

mengajak siswa untuk bertepuk tangan karena telah mengikuti kegiatan

belajar dengan baik. Guru mengumpulkan keranjang yang telah dibuat

siswa untuk digunakan kembali pada pertemuan selanjutnya. Adapun

alasan keranjang dikumpulkan untuk meminimalisir kerusakan atau

Page 53: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

41

tidak terbawa kembali ke sekolah bila keranjang dibawa ke rumah

masing-masing siswa.

2.) Pertemuan ke-2/24 November 2017

Pertemuan ke-2 berlangsung selama 2 × 30 menit (2 jam pelajaran).

Siswa yang hadir pada pertemuan ke-2 berjumlah sebanyak 20 orang.

Materi untuk pertemuan kedua adalah memantapkan pemahaman

konsep yang telah dimiliki dengan permainan yang menarik. Sebelum

kegiatan belajar dimulai, guru membimbing siswa untuk berdoa terlebih

dahulu.

Guru menyapa siswa dan menyampaikan kepada siswa betapa

pentingnya materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini. Siswa

dengan penuh perhatian mendengarkn penyampaian dari guru, walau

masih ada 1-2 siswa yang sibuk bercanda dan tidak mendengarkan.

Supaya siswa semangat, guru mengajak siswa untuk menarikan Baby

Shark Dance bersama-sama. Siswa dengan penuh semangat melakukan

tarian tersebut dan mereka meminta guru untuk memutarkan sekali lagi

lagu Baby Shark Dance.

Kegiatan belajar pun dimulai. Sebelum memasuki materi baru, guru

menggali kembali pengetahuan siswa terhadap materi yang sebelumnya

telah dipelajari. Guru kembali melemparkan pertanyaan kepada siswa

tentang definisi perkalian. Siswa masih menjawab dengan jawaban yang

sama seperti yang kemarin mereka sampaikan.

Siswa dengan inisial RZ menjawab “Tambah-tambahan yang

banyak!” Sementara siswa dengan inisial RP menjawab “Angka yang

diulang-ulang”. Guru memberikan apresiasi untuk jawaban yang

diberikan dan melengkapi definisi yang diberikan siswa dengan

menjelaskan bahwa perkalian adalah penjumlahan yang berulang.

Masuk ke materi baru, guru membagi siswa menjadi beberapa

kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumya. Guru

kembali menanyakan yel-yel tiap kelompok dan siswa tampak semangat

Page 54: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

42

dalam meneriakkan yel-yel kelompok masing-masing. Guru pun

memberikan kembali keranjang yang sebelumnya telah dibuat siswa.

Guru meminta siswa untuk memperagakan kembali penggunaan Keppy

dengan meminta siswa untuk meletakkan kelereng pada keranjang yang

sesuai dengan bentuk perkalian 2 × 3, dengan cepat tiap kelompok

memasukkan masing-masing 2 kelereng pada 3 keranjang. Kemudian

guru pun menyebutkan bentuk perkalian yang lebih sulit, yaitu 5 × 4.

Setiap kelompok berunding sama satu lain menentukan berapa banyak

keranjang yang harus mereka siapkan dan dengan sigap setiap kelompok

memasukkan masing-masing 5 kelereng pada 4 keranjang yang

berbeda. Setelah petunjuk dijelaskan, permainan pun dimulai. Guru

menyebutkan bentuk perkalian 4 × 3, dan setiap kelompok pun saling

berdiskusi dan sibuk menyiapkan keranjang serta kelereng yang akan

dimasukkan ke dalam keranjang. Kelompok Bebek yang berhasil

pertama kali memasukkan 4 kelereng pada 3 keranjang mengangkat

tangan dan guru mempersilakan mereka untuk menggantungkan

keranjang tersebut pada hanger di depan kelas. Setiap anggota

kelompok Bebek berlari menuju papan tulis, seperti yang dapat dilihat

pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3

Siswa Menggantungkan Keranjang pada Hanger

Page 55: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

43

Pada Gambar 4.3 terlihat siswa dari kelompok Bebek sedang

menggantungkan keranjangnya. Guru membagikan LKS 2 kepada

siswa. Kemudian guru meminta siswa untuk melakukan sebuah

permainan antar kelompok. Guru menjelaskan petunjuk permainan

kepada siswa.

Guru memberi skor 100 untuk kelompok Bebek. Kemudian guru

kembali menyebutkan bentuk perkalian 3 × 5 dan kali ini kelompok Sapi

yang pertama kali berhasil memasukkan 3 kelereng pada 5 keranjang.

Kelompok sapi pun menggantungkan keranjang pada hanger dan

mendapatkan skor 100. Guru kembali menyebutkan bentuk perkalian 5

× 5 sebagai pertanyaan pamungkas dan kembali kelompok Bebek yang

pertama kali meletakkan 5 kelereng pada 5 keranjang. Kelompok Bebek

pun dinyatakan sebagai pemenang dari permainan pada pertemuan

kedua ini.

Guru meminta siswa untuk membuka LKS yang telah diberikan dan

memberikan instruksi supaya siswa mengerjakan latihan yang terdapat

pada LKS tersebut. Semua siswa mengerjakan LKS dengan baik dan

antusias. Tampak 2-3 siswa bercanda saat mengerjakan LKS dan guru

dengan cepat menegur mereka supaya mengerjakan LKS dengan serius.

Dalam waktu 10 menit seluruh siswa telah selesai mengerjakan LKS dan

mengumpulkannya kepada guru.

Sebelum menutup kegiatan belajar, guru kembali mengulang materi

yang telah dipelajari. Guru menanyakan kembali definisi perkalian dan

siswa menjawab penjumlahan yang berulang, walau masih ada 3-5

orang yang masih menjawab tambah-tambahan yang banyak atau

tambahan yang diulang. Guru juga menanyakan kepada siswa berapa

banyak keranjang dan kelereng yang diperlukan untuk bentuk perkalian

3 × 7. Siswa menjawab bahwa dibutuhkan 3 kelereng masing-masing

pada 7 keranjang. Guru menambahkan pertanyaan bila bentuk

perkaliannya 8 × 5, siswa menjawab masing-masing 5 kelereng untuk 8

Page 56: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

44

keranjang. Guru memberikan apresiasi untuk jawaban-jawaban siswa.

Guru menutup pertemuan dengan doa.

3.) Pertemuan ke-3/25 November 2017

Pertemuan ke-3 berlangsung selama 2 × 30 menit (2 jam pelajaran)

dengan jumlah siswa yang hadir sebanyak 20 orang. Materi pertemuan

ke-3 yakni masih memantapkan konsep yang telah dipahami dengan

bentuk permainan yang berbeda. Seperti biasa guru menyapa dan

membimbing siswa untuk berdoa terlebih dahulu. Guru kembali

menjelaskan bahwa apa yang akan dipelajari pada pertemuan ini

amatlah penting untuk dipahami sebagai bekal untuk mempelajari

materi yang lebih sulit. Sebagai ice breaking, guru mengajak siswa

untuk melakukan permainan tepuk. Bila guru mengucapkan selamat

pagi, maka siswa menepuk tangannya sebanyak satu kali. Bila guru

mengucapkan selamat siang, maka siswa menepuk tangannya sebanyak

dua kali. Bila guru mengucapkan selamat sore, maka siswa menepuk

tangannya sebanyak tiga kali dan bila guru mengucapkan selamat

malam maka semua siswa harus diam. Permainan pun dimulai. Masih

banyak siswa yang kagok menyesuaikan tepuk tangannya pada awal

permainan. Setelah guru beberapa kali mengucapkan selamat pagi atau

selamat siang, siswa mulai terbiasa dan dapat mengikuti instruksi tepuk

tangan dengan lancar. Kemudian guru memulai kegiatan belajar. Guru

mengawali kegiatan belajar dengan menanyakan kembali berapa banyak

kelereng dan keranjang yang diperlukan untuk bentuk perkalian 7 × 8.

Siswa berlomba mengangkat tangannya untuk menjawab. Guru pun

menunjuk 2 – 3 orang untuk menjawab dan mereka menjawab 7

kelereng dengan 8 keranjang. Guru kembali membagi siswa menjadi 4

kelompok. Kemudian guru mengecek yel-yel dari setiap kelompok.

Guru meminta setiap kelompok untuk menyiapkan keranjang masing-

masing dan mempraktikkan sebuah bentuk perkalian dengan Keppy.

Kelompok kucing mendapatkan bentuk perkalian 5 × 4. Sementara

Page 57: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

45

kelompok sapi mendapatkan bentuk perkalian 3 × 5. Kelompok harimau

mendapatkan bentuk perkalian 4 × 2 dan kelompok bebek mendapatkan

bentuk perkalian 3 × 4. Semua kelompok memperagakan dengan baik

penggunaan Keppy terhadap bentuk perkalian yang telah disebutkan.

Setiap kelompok pun menggantungkan keranjang yang telah berisi

kelereng sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Setelah selesai

memperagakan kembali penggunaan Keppy, guru mengajak siswa

untuk melakukan sebuah permainan. Guru pun menjelaskan petunjuk

permainan. Siswa menyimak dengan baik penjelasan yang diberikan.

Sesekali 2-3 orang menanyakan maksud dari petunjuk yang tidak

dimengerti. Permainan pun dimulai. Saat guru menyebutkan bentuk

perkalian 4 × 2, maka setiap siswa yang memegang satu keranjang harus

berpasangan dengan siswa lainnya sehingga keranjangnya genap

berjumlah 2, kemudian mengisi setiap keranjangnya dengan 4 kelereng.

Guru menyebutkan bentuk perkalian 2 × 3, kemudian setiap siswa

berhamburan dan berkumpul sebanyak 3 orang dengan 3 keranjang.

Mereka mengisi setiap keranjangnya dengan 2 kelereng.

Gambar 4.4

Siswa Berkelompok Selama Permainan

Page 58: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

46

Pada Gambar 4.4 siswa membentuk kelompok sesuai dengan

petunjuk yang diberikan guru. Dua orang siswa yang tidak mendapatkan

pasangan harus rela tersisih dari permainan. Guru meminta siswa untuk

kembali ke posisi semula. Guru kembali menyebutkan bentuk

permainan 3 × 4. Semua siswa berlarian di kelas untuk berkumpul

sebanyak 4 orang dan mengisi setiap keranjangnya dengan 3 kelereng.

Pada permainan ini banyak kelereng siswa yang berjatuhan sehingga

permainan berlangsung dengan gaduh tapi tetap berjalan sesuai yang

direncanakan. Pada sesi kedua sebanyak dua orang kembali tidak

mendapatkan pasangannya dan harus tersisih dari permainan. Guru

kembali menyebutkan bentuk perkalian sekaligus sebagai penutup

permainan pada pertemua ke-3. Guru menyebutkan bentuk perkalian 5

× 5 dan siswa kembali berkumpul sebanyak 5 orang, menyisakan satu

orang yang harus gugur. Guru mengecek setiap kelompok dan

menghitung kelereng yang dimasukkan ke dalam keranjang.

Guru mengajak siswa untuk bertepuk tangan, sebagai bentuk

apresiasi bahwa siswa telah melakukan permainan dengan baik. Guru

meminta siswa untuk kembali ke tempat duduk masing-masing dan

mengerjakan LKS 3 yang dibagikan oleh guru. Guru membimbing dan

mengawasi siswa selama mengerjakan LKS. Dalam waktu 10-15 menit

siswa selesai mengerjakan LKS dan mengumpulkannya kepada guru.

Sebelum menutup kegiatan belajar, guru menanyakan apakah siswa

senang atau tidak dengan permainannya, beberapa siswa menjawab

senang, beberapa siswa menjawab lelah dan ada pula siswa yang

meminta permainannya untuk diulang. Pertemuan ke-3 ditutup dengan

kegiatan doa.

4.) Pertemuan ke-4/27 November 2017

Pertemuan ke-4 berlangsung selama 2 × 30 menit, dimulai dari pukul

08.00 sampai 09.00 WIB. Guru/peneliti memimpin kegiatan dengan

Page 59: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

47

membaca doa dan menjelaskan kepada siswa tujuan dilakukannya tes

pemahaman pada pertemuan hari ini.

Gambar 4.5

Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus I

Gambar 4.5 menunjukkan suasana di ruang kelas saat siswa sedang

mengerjakan tes akhir siklus I. Beberapa siswa mengalami kesulitan dan

bertanya pada temannya. Guru berkeliling memperhatikan dan

memfasilitasi siswa yang masih kesulitan saat mengerjakan soal. 40

menit kemudian siswa mulai bergantian mengumpulkan soal yang telah

dikerjakan. Guru memberikan apresiasi dan menanyakan apakah siswa

menemukan kesulitan selama mengerjakan tes. Beberapa siswa

menjawab sulit, beberapa siswa menjawab tidak sulit.

c.) Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.

Observasi dilakukan oleh wali kelas 2 yang mengikuti jalannya

penelitian dan mengamati situasi kelas serta kegiatan belajar

menggunakan alat peraga Keppy. Adapun hasil observasi yang

dilakukan wali kelas/observer dapat dilihat pada tabel 4.1.

Page 60: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

48

Tabel 4.1

Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus 1

Aspek yang Diamati

Skor Jumlah

Rata-

rata (%) P

1

P

2

P

3

P

4

A. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa

2

2

3

2

9

56,25

2. Menyampaikan indikator pembelajaran

2

3

2

2

10

62,5

3. Mengkaitkan pembelajaran dengan pengetahuan awal

2

3

3

2

8

50

B. Kegiatan Inti 1. Mengkondisikan siswa

untuk duduk sesuai

kelompoknya

4

4

3

3

14

87,3

2. Memanfaatkan alat peraga untuk memperjelas

pemahaman konsep siswa

4

3

3

3

13

81,25

3. Mendiskusikan langkah- langkah penyelidikan

bersama siswa.

3

2

2

3

10

62,5

4. Membimbing siswa untuk melakukan penyelidikan.

3

3

2

3

11

68,2

5. Membimbing siswa melakukan dan menjawab

pertanyaan yang ada pada

LKS untuk menemukan

konsep.

3

2

3

3

11

68,2

6. Memberi kesempatan

kepada siswa untuk

mengerjakan latihan soal

yang ada pada LKS.

3

2

3

3

11

68,2

C. Penutup 1. Membimbing siswa untuk

merumuskan kesimpulan.

2

2

2

3

9

56,25

Pengelolaan Waktu 3 3 3 2 11 68,2

Antusiasme 1. Siswa Antusias

3

3

3

3

12

75

2. Guru Antusias 3 2 3 3 11 68,2

Jumlah 140

Rata-rata Keseluruhan (%) 84,87

Keterangan: P1 = Pertemuan ke-1

P2 = Pertemuan ke-2

P3 = Pertemuan ke-3

P4 = Pertemuan ke-4

Page 61: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

49

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa aktivitas mengajar guru dalam proses

pembelajaran matematika yang dilakukan dengan menggunakan alat

peraga Keppy sudah optimal. Hal ini bisa dilihat dari persentase

indikator yang mencapai angka 84,87 %. Namun dari segi cara mengajar

peneliti masih ada beberapa poin yang perlu diperbaiki pada siklus

selanjutnya. Adapun poin yang dimaksud antara lain masih kurangnya

peneliti dalam memberi motivasi untuk belajar, dimana peneliti

langsung begitu saja memulai kegiatan belajar, sehingga siswa tidak

dipersiapkan untuk belajar dengan baik. Peneliti juga masih memiliki

skor yang rendah pada poin menyampaikan indikator, sama seperti poin

sebelumnya, peneliti langsung memulai kegiatan belajar tanpa

menyiapkan apersepsi yang baik. Skor yang rendah juga terdapat pada

poin mendiskusikan langkah penyelidikan, dimana peneliti masih belum

memfasilitasi dengan baik kegiatan diskusi setiap kelompok dalam

mengerjakan latihan-latihan pada LKS juga saat menggunakan alat

peraga Keppy. Poin terakhir yang masih harus diperbaiki yakni

merumuskan kesimpulan di setiap akhir kegiatan belajar. Kemudian

pada Tabel 4.2 dicantumkan persentase hasil belajar siswa berdasarkan

nilai tes akhir siklus I yang dikerjakan oleh siswa.

Tabel 4.2

Hasil Belajar Siswa Menggunakan Alat Peraga Keppy Siklus I

Statistik Nilai

Nilai Tertinggi 91

Nilai terendah 70

Persentase rata-rata nilai siswa 83,4%

Jumlah siswa yang tuntas 22

Jumlah siswa yang belum tuntas 3

Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa sudah

mencapai nilai persentase 83,4% yang menandakan bahwa siswa telah

memahami konsep dasar perkalian dengan baik. Didapat hasil

Page 62: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

50

ketuntasan belajar selama siklus I sebesar 88%, yang berarti 23 orang

siswa mencapai nilai di atas KKM yang ditentukan yaitu 70. Hasil

belajar menjadi tolak ukur bahwa siswa telah memahami konsep

perkalian yang dipelajari selama tiga kali pertemuan menggunakan alat

peraga Keppy. Semakin tinggi persentase yang diraih, semakin besar

pula peningkatan pemahaman konsep dasar perkalian yang dimiliki

siswa. Hasil ini dikatakan optimal namun masih diperlukan penelitian

lebih lanjut untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep dasar

perkalian yang diterima siswa.

d.) Tahap Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan setelah tahap perencanaan, pelaksanaan

tindakan, dan pengamatan atau observasi sudah dilaksanakan. Kegiatan

ini dimaksudkan untuk mengevaluasi secara menyeluruh kegiatan

penelitian yang telah dilakukan. Pada siklus I, siswa masih suka

berlarian dan bercanda selama proses pembelajaran berlangsung karena

guru yang belum tegas dalam memberikan peringatan. Siswa juga belum

percaya diri untuk bertanya atau mengutarakan pendapatnya karena

guru terlalu fokus menjelaskan materi dan tidak membuka sesi tanya

jawab. Guru belum melakukan apersepsi yang bervariasi karena guru

harus menyiapkan Keppy dan membagikannya kepada siswa sehingga

guru kehabisan waktu untuk melakukan kegiatan apersepsi. Guru belum

memfasilitasi interaksi antara siswa dan guru yang diindikasikan dengan

siswa yang terlihat tidak menunjukkan semangatnya di awal kegiatan

belajar. Serta masih ada 3 orang siswa atau 12% siswa belum mencapai

KKM yang terdiri dari siswa yang belum lancar membaca, siswa yang

masih membutuhkan bimbingan dan arahan dari guru untuk

mengerjakan latihan soal. Hasil refleksi siklus 1 dapat dilihat pada Tabel

4.3..

Page 63: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

51

Tabel 4.3

Hasil Refleksi Siklus 1

No. Refleksi Sebab Solusi

1.

Siswa masih suka

berlarian dan

bercanda dengan

temannya saat

proses pembelajaran

berlangsung.

Guru belum memberi

tindakan tegas untuk

siswa yang tidak

belajar dengan tertib.

Guru akan

memberikan tindakan

dan teguran agar

siswa bisa tertib

belajar.

3.

Siswa masih malu-

malu untuk bertanya

atau mengemukakan

pendapat.

Guru belum

memfasilitasi atau

memberikan

kesempatan bertanya

karena guru terlalu

fokus menjelaskan

materi saja.

Guru akan

memberikan

kesempatan bertanya

dan mengutarakan

pendapat.

4.

Guru dalam

melakukan

apersepsi masih

kurang.

Guru membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat mengoptimalkan alat peraga serta kegiatan pembelajaran yang terbilang aktif penuh dengan permainan menyebabkan siswa

maupun guru cepat

lelah dan interaksi

antara siswa dan guru

tidak terfasilitasi

dengan baik.

Guru harus lebih mempersiapkan diri serta mengoptimalkan alat peraga sebelum kegiatan belajar dimulai dan lebih fokus saat mengajar meski metode belajar bersifat permainan.

5.

Guru kurang

memfasilitasi

adanya interaksi

antara siswa dengan

guru.

6.

12% siswa atau 3

orang siswa belum

mencapai KKM

Ada siswa yang belum

lancar membaca dan

luput dari perhatian

guru, ada pula siswa

yang memang butuh

untuk dibimbing setiap

mengerjakan latihan.

Guru harus

memberikan perhatian

lebih pada siswa-

siswa yang memang

membutuhkan

bimbingan khusus

saat belajar.

7.

Saat menggunakan

alat peraga Keppy,

kelereng yang

menjadi isi

keranjang mudah

berhamburan.

Siswa sangat aktif saat

memperagakan Keppy

dan selalu berlarian di

kelas.

Guru harus lebih

memperhatikan siswa

dan memperingati

siswa supaya hati-

hati. Guru juga dapat

mengganti isi

keranjang dengan

benda yang lebih

ringan.

Page 64: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

52

Berdasarkan hasil refleksi yang tertera, pada siklus II guru harus

lebih tegas dalam menegur siswa yang tidak belajar dengan baik. Guru

juga harus mengkondisikan peserta didik untuk siap belajar salah

satunya dengan kegiatan apersepsi yang menarik, tak lupa penyampaian

motivasi bahwa mempelajari perkalian itu penting. Selain itu guru juga

harus banyak memperhatikan siswa yang masih butuh bimbingan

khusus seperti membaca atau menulis supaya dapat mengikuti kegiatan

belajar seperi siswa-siswa lainnya. Penggunaan alat peraga Keppy sudah

berjalan dengan optimal karena 84% siswa sudah dapat menjawab

definisi perkalian berdasarkan percobaan dengan Keppy yang telah

mereka lakukan, dan siswa telah mampu membedakan mana

penjumlahan yang dapat disebut perkalian dan penjumlahan yang bukan

bentuk sebuah perkalian.

1. Siklus II

a.) Tahap Perencanaan

Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan alat peraga Keppy

pada siklus II akan diperbaiki pada proses pembelajaran yang masih

kurang berdasarkan perencanaan yang telah dikembangkan setelah

melakukan refleksi di siklus I. Sebelum melaksanakan tindakan pada

siklus II ini, disusun sebuah perencanaan bersama guru kelas. Dalam hal

ini perencaanan yang disiapkan adalah menyusun kembali rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahan ajar dan lembar evaluasi

belajar. Pada siklus II ini akan diperbaiki cara mengajar peneliti di kelas

supaya fokus pada kegiatan apersepsi, memfasilitasi kegiatan tanya

jawab saat kegiatan belajar maupun saat menutup pelajaran, juga lebih

memperhatikan kembali siswa-siswa yang masih membutuhkan

bimbingan khusus.

Page 65: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

53

b.) Tahap Pelaksanaan

Penelitian pada siklus II dialokasikan sebanyak 3 kali pertemuan,

dengan 1 kali pertemuan untuk pelaksanaan tes evaluasi. Berikut adalah

uraian dari proses pembelajaran pada siklus II:

1.) Pertemuan ke-1/28 November 2017

Hari pertama siklus II dimulai dari pukul 07.30 – 08.30 WIB.

Kegiatan dimulai dengan mengucapkan salam dan mengabsen

kehadiran siswa, dilanjutkan dengan membaca doa sebelum belajar.

Guru melakukan apersepi dengan mengajak siswa melakukan

permainan tepuk dimana siswa harus menepuk tangannya sebanyak

satu kali saat guru mengucapkan Selamat Pagi. Saat guru mengucapkan

selamat siang, siswa harus menepuk tangannya sebanyak dua kali. Saat

guru mengucapkan selamat sore, siswa menepuk tangannya tiga kali

dan saat guru mengucapkan selamat malam semua siswa harus diam.

Permainan berlangsung dengan menarik. Semua siswa tampak

antusias dan sesekali melakukan kesalahan. Siswa yang tidak

berkonsentrasi mendapat hukuman menyanyi lagu Balonku dengan

huruf O. Ada tiga siswa yang mendapat hukuman tersebut. Seisi kelas

tertawa riang dan suasana belajar menjadi lebih cair.

Guru pun memulai kegiatan belajar dengan menyampaikan

pentingnya mempelajari materi yang akan disampaikan. Guru kembali

membagi siswa sesuai kelompok yang telah dibentuk pada siklus I, dan

meminta setiap kelompok untuk menunjukkan suaranya. Siswa tampak

antusias dan bersemangat menirukan suara binatang sesuai nama

kelompoknya. Langkah selanjutnya adalah menanyakan terlebih

dahulu sejauh mana konsep dasar perkalian yang telah dipahami siswa.

Guru kembali menanyakan apa itu perkalian, dan siswa dengan

kompak menjawab penjumlahan berulang, walau beberapa siswa masih

ada yang menjawab tambah-tambahan yang banyak, atau tambah-

tambahan yang diulang-ulang. Guru pun kembali menjelaskan apa itu

perkalian.

Page 66: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

54

Guru juga mengecek kesiapan Keppy setiap kelompok, kemudian

memberikan kelereng kepada setiap kelompok. Kemudian guru

mengajak siswa untuk memecahkan sebuah misteri. Guru

menyampaikan bahwa misteri yang akan dipecahkan harus dikerjakan

bersama-sama menggunakan Keppy. Guru memberikan LKS kepada

setiap siswa, menjelaskan maksud dari soal yang akan dikerjakan siswa

dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan soal

tersebut bersama teman kelompoknya, seperti yang ditampilkan pada

Gambar 4.6

Gambar 4.6

Guru Membimbing Siswa dalam Mengerjakan Latihan pada

LKS

Semua kelompok tampak bekerja sama menggunakan Keppy

untuk menjawab pertanyaan yang ada di LKS. Sesekali guru

menemukan kelompok yang tidak rukun saat menggunakan Keppy dan

guru dengan cepat menegur kelompok tersebut. Guru berkeliling

mengamati sejauh mana siswa bisa menyelesaikan soal yang diberikan.

Page 67: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

55

Sesekali guru menawarkan diri untuk memfasilitasi siswa yang belum

memahami pertanyaan yang dimaksud.

Setelah 35 menit berlalu, siswa mulai mengumpulkan kembali LKS

beserta soal yang telah mereka kerjakan. Setelah semua siswa selesai

mengumpulkan, guru mengajak siswa membahas bersama-sama soal

yang telah mereka kerjakan beserta cara menyelesaikannya. Guru

bersama siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran hari

ini dan dua orang siswa mengajukan pertanyaan mengenai materi yang

belum mereka pahami. Guru menutup pembelajaran dengan membaca

doa dan mengucapkan salam.

2.) Pertemuan ke-2/29 November 2017

Pertemuan kedua dilakukan pada pukul 07.30 – 08.30 WIB.

Kegiatan dimulai dengan mengkondisikan kelas, memimpin doa dan

mengabsen kehadiran siswa. Kemudian guru melakukan apersepsi

dengan mengajak siswa kembali melakukan permainan tepuk tangan.

Bedanya dengan pertemuan sebelumnya, guru mengganti kata selamat

pagi dengan good morning, selamat siang dengan good afternoon,

selamat sore dengan good evening dan selamat malam dengan good

night.

Siswa kembali menunjukkan antusiasme selama mengikuti

permainan. Hukuman untuk siswa yang tidak berkonsentrasi pada

pertemuan ini adalah menyanyikan lagu Potong Bebek Angsa dengan

huruf e. Semua siswa tertawa melihat temannya yang sedang menerima

hukuman. Suasana kelas mulai cair dan guru pun memulai kegiatan

belajar dengan memberikan contoh pertanyaan yang mirip dengan soal

yang dikerjakan siswa pada LKS pertemuan sebelumnya. Siswa

menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan oleh guru. Langkah

selanjutnya yaitu guru memberikan kesempatan untuk siswa

menanyakan materi yang belum dipahami dan tidak ada siswa yang

mengajukan pertanyaan. Pada pertemuan kali ini guru tidak lagi

Page 68: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

56

membentuk kelompok pada kegiatan belajar. Semua siswa akan

mengerjakan LKS secara mandiri dan tidak menggunakan Keppy untuk

menguji sejauh mana siswa telah memahami perkalian. LKS pun

dibagikan dan guru meminta siswa untuk memperhatikan contoh yang

akan dijelaskan terlebih dahulu. Siswa memperhatikan dengan seksama

penjelasan dari guru. Ada dua orang siswa yang mengajukan pertanyaan

mengenai penjelasan yang belum dimengerti. Guru pun menjawab

dengan bahasa yang lebih mudah dipahami.

Setelah memberikan penjelasan, guru membagikan LKS kepada

setiap siswa. Guru memberikan kesempatan untuk siswa mengerjakan

soal-soal yang ada di dalam LKS. Beberapa siswa bercanda saat

mengerjakan soal dan guru menegur mereka karena akan mengganggu

teman yang lain. Kemudian suasana kelas kembali tenang dan siswa

kembali melanjutkan tugas mereka.

Gambar 4.7

Siswa Mengerjakan Latihan LKS

Pada Gambar 4.7, siswa mengerjakan bersama-sama latihan pada

lembar LKS. Guru berkeliling mengamati tingkat kemampuan siswa

Page 69: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

57

dalam mengerjakan soal. Guru menawarkan diri untuk membantu bila

ada siswa yang belum mengerti dan dengan cepat tiga orang siswa

meminta bantuan. Guru pun kembali menjelaskan cara menyelesaikan

soal tersebut.

Tak butuh waktu lama siswa pun mengumpulkan soal yang

telah selesai mereka kerjakan. Guru bersama siswa melakukan

pembahasan dari soal yang baru saja diselesaikan. Guru memberikan

kesempatan untuk siswa yang memiliki pertanyaan namun tidakada

siswa yang bertanya. Guru pun menutup kegiatan pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan doa.

3.) Pertemuan ke-3/30 November 2017

Pertemuan ke-3 dilakukan pada pukul 07.30-08.30 WIB. Guru

mengawali kegiatan belajar dengan mengabsen siswa dan membaca doa

bersama-sama. Sebelum memulai kegiatan belajar, guru mengajak

siswa bernyanyi Kalau Kau Senang Hati untuk membangkitkan

semangat belajar siswa. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan

melakukan permainan tebak-tebakkan nama binatang. Siswa sangat

antusias menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru. Setelah

siswa terlihat semangat, guru menanyakan apakah siswa sudah siap

belajar atau belum. Siswa menjawab dengan lantang bahwa mereka

sudah siap belajar. Kemudian guru melempar sebuah pertanyaan yang

serupa dengan soal yang dikerjakan pada pertemuan selanjutnya, siswa

dengan cepat menghitung terlebih dahulu dengan jari-nya, kemudian

menjawab dengan lantang.

Guru menunjukkan Keppy yang menjadi alat peraga yang digunakan

pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Guru kembali mengajak siswa

untuk menghitung bersama-sama sebuah bentuk perkalian dengan

menggunakan Keppy. Siswa berlomba mengajukan dirinya untuk

memasukkan kelereng pada Keppy sesuai dengan bentuk soal yang

Page 70: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

58

diberikan. Suasana sempat gaduh, namun dengan cepat guru menegur

siswa yang tidak mau mengalah.

Gambar 4.8

Menggunakan Keppy untuk Menghitung Perkalian (2)

Siswa bergantian menggantungkan keranjangnya sesuai

dengan Gambar 4.8. Guru mengkondisikan kelas untuk kembali rapih,

beberapa anak yang berlarian tak luput dari teguran. Setelah suasana

kelas kembali normal, guru menanyakan apakah siswa sudah siap

dengan soal yang baru, siswa dengan kompak menjawab bahwa mereka

sudah siap. Sebelum membagikan soal, guru memberikan penjelasan

sederhana di papan tulis mengenai contoh soal dan cara

menyelesaikannya. Siswa memperhatikan dengan baik penjelasan dari

guru. Tak lupa kesempatan untuk menanyakan penjelasan yang tidak

dimengerti pun difasilitasi oleh guru. Satu orang menanyakan

penjelasan yang tidak dimengerti. Seorang siswa dengan inisial JS

menanyakan “Bu, kalau aku punya soal 5 × 5 berarti berapa keranjang

yang harus aku punya?” Guru tidak langsung menjawab pertanyaan

tersebut, guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk

Page 71: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

59

memberikan jawaban. Seorang siswa dengan inisial RA menjawab, “5

keranjang dan 5 kelereng”. Guru memberikan apresiasi untuk siswa

yang telah bertanya dan menjawab.

Kemudian guru membagikan LKS yang berisi soal yang akan

dikerjakan siswa. Guru meminta siswa untuk mengerjakan dengan tertib

dan serius, serta tidak mengganggu teman yang lain. Beberapa siswa

berdiskusi dengan teman sebangkunya. Guru berkeliling mengamati

perkembangan setiap siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan.

Guru juga menawarkan diri untuk membantu bila ada siswa yang masih

belum memahami maksud dari soal yang diberikan. Dua orang siswa

mengangkat tangannya keatas untuk meminta bantuan guru. Dengan

cepat guru membantu menjelaskan soal yang dimaksud.

Siswa pun bergantian mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan.

Setelah semua siswa selesai mengumpulkan soal, guru bersama siswa

membahas kembali soal yang baru saja dikerjakan. Guru bertanya

kepada siswa cara apa yang digunakan saat mereka menyelesaikan soal

tersebut. Siswa bergantian menjawab sesuai dengan cara yang mereka

kerjakan. Guru pun mengapresiasi keberanian siswa untuk menjawab

dan mengajukan pendapatnya.

Sebelum menutup pembelajaran, guru menggali kembali

pemahaman siswa terhadap konsep dasar perkalian yang telah dipelajari

sebelumnya. Guru menanyakan apa itu perkalian, siswa menjawab

penjumlahan yang berulang atau diulang. Untuk lebih meyakinkan

bahwa setiap siswa telah memahami, guru menanyakan satu per satu

siswa dengan pertanyaan yang sama. Kemudian guru menunjukkan

beberapa bentuk penjumlahan dan meminta siswa untuk memilih yang

mana bentuk penjumlahan yang bisa disebut perkalian. Siswa dengan

kompak menjawab bentuk penjumlahan dengan angka yang sama yang

bisa disebut perkalian.

Setelah yakin dengan kemampuan pemahaman siswa, guru

mengingatkan bahwa besok siswa akan kembali bertemu dalam tes akhir

Page 72: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

60

siklus II, juga mengingatkan bahwa besok adalah hari terakhir atau

penutup dari rangkaian pertemuan yang dilakukan oleh guru.

Pembelajaran ditutup dengan doa dan salam.

4.) Pertemuan ke-4/31 November 2017

Pertemuan ke-4 dimulai pada pukul 07.30 – 08.30 dan dihadiri oleh

seluruh siswa. Sebelum tes dimulai, guru mengabsen dan mengucapkan

salam serta memimpin doa bersama. Guru memberikan motivasi singkat

supaya siswa bersemangat menunjukkan kemampuannya belajar selama

ini, serta percaya diri dengan apapun yang mereka jawab. Guru juga

memberitahu siswa untuk tidak sungkan menanyakan materi yang tidak

dimengerti. Soal pun diberikan, siswa yang belum bisa membaca dan

siswa yang butuh bantuan lebih banyak saat belajar menjadi prioritas

guru untuk dibimbing.

Gambar 4.9

Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus II

Page 73: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

61

Pada Gambar 4.9 terlihat suasana saat siswa mengerjakan soal tes

pemahaman. Beberapa siswa menanyakan maksud dari pertanyaan

kepada guru. Setelah 20 menit siswa bergantian mengumpulkan soal.

Setelah semua siswa selesai mengumpulkan soal, guru bersama siswa

membahas soal yang telah dikerjakan. Guru meminta siswa mengulang

kembali cara yang mereka gunakan untuk menyelesaikan soal di LKS.

Guru memberi apresiasi untuk siswa yang telah mengajukan diri untuk

menjawab.

Guru menyampaikan bahwa ini adalah pertemuan terakhir untuk

pembelajaran dengan menggunakan Keppy. Guru mengajak siswa untuk

kembali menjawab sebuah soal perkalian dengan menggunakan Keppy.

Guru juga kembali menanyakan apa itu perkalian, memberikan contoh

mana yang bentuk penjumlahan berupa perkalian dan mana yang bukan.

Siswa menjawab dengan baik setiap pertanyaan yang diberikan oleh

guru. Siswa berebut untuk menjawabnya, guru meminta siswa untuk

tetap tertib dan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk

menjawab.

Setelah dirasa cukup dengan jawaban siswa dan tingkat

pemahaman siswa terhadap konsep dasar perkalian, guru mengucapkan

terima kasih kepada siswa untuk partisipasinya selama penelitian

berlangsung. Guru memberikan motivasi supaya siswa tetap semangat

untuk belajar. Guru menutup kegiatan belajar dengan mengucapkan

salam dan berdoa.

c.) Tahap Observasi

Kegiatan observasi dilakukan oleh ibu Beti selaku guru

kelas/observer selama aktivitas belajar berlangsung dengan

menggunakan lembar instrumen observasi aktivitas belajar siswa.

Adapun data hasil observasi aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada

Tabel 4.4.

Page 74: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

62

Tabel 4.4

Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II

Aspek yang Diamati

Skor Jumlah

Rata-

rata (%) P

1

P

2

P

3

P

4

A. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa

4

4

4

4

16

100

2. Menyampaikan indikator pembelajaran

3

3

4

3

15

81,2

3. Mengkaitkan pembelajaran dengan pengetahuan awal

3

3

4

4

14

87,5

B. Kegiatan Inti 1. Mengkondisikan siswa

untuk duduk sesuai

kelompoknya

4

4

4

4

16

100

2. Memanfaatkan alat peraga untuk memperjelas

pemahaman konsep siswa

4

4

4

4

16

100

3. Mendiskusikan langkah- langkah penyelidikan

bersama siswa.

3

3

4

3

15

81,25

4. Membimbing siswa untuk melakukan penyelidikan.

4

3

3

4

14

87,5

5. Membimbing siswa melakukan dan menjawab

pertanyaan yang ada pada

LKS untuk menemukan

konsep.

4

4

4

4

16

100

6. Memberi kesempatan

kepada siswa untuk

mengerjakan latihan soal

yang ada pada LKS.

3

4

4

4

15

91,75

C. Penutup 1. Membimbing siswa untuk

merumuskan kesimpulan.

4

4

4

4

16

100

Pengelolaan Waktu 3 3 3 3 12 75

Antusiasme 1. Siswa Antusias

3

3

4

4

14

87,5

2. Guru Antusias 3 4 4 3 14 87,5

Jumlah 189

Rata-rata Keseluruhan (%) 94,45

Keterangan: P1 = Pertemuan ke-1

P2 = Pertemuan ke-2

P3 = Pertemuan ke-3

P4 = Pertemuan ke-4

Page 75: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

63

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada proses pelaksanaan

tindakan siklus II, aktivitas mengajar guru sudah mengalami

peningkatan. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas

mengajar guru pada siklus II, antara lain: (1) Siswa semakin

bersemangat dalam mempelajari konsep dasar perkalian dengan

menggunakan alat peraga Keppy karena siswa terlibat langsung dalam

mengerjakan soal berbentuk perkalian. (2) Hampir semua siswa terlibat

aktif dalam kegiatan diskusi kelompok karena mereka merasa

termotivasi dan tertantang untuk menyelesaikan tugas yang diberikan,

karena guru telah memperbaiki kegiatan apersepsi yang ditandai dengan

peningkatan skor dengan total sebanyak 16 poin. (3) Siswa semakin

berani untuk bertanya, mengungkapkan pendapat dan menanggapi

pertanyaan atau hasil diskusi kelompok lain karena difasilitasi oleh

guru. (4) Guru juga telah mengajak siswa untuk merumuskan

kesimpulan terlebih dahulu sebelum menutup kegiatan belajar, sehingga

pemahaman siswa terhadap konsep dasar perkalian dapat tertanam

dengan baik dan memberikan peningkatan pada hasil belajar siswa. (5)

Antusiasme guru juga mengalami peningkatan seiring dengan semakin

aktifnya guru saat menyampaikan materi di kelas. Hasil belajar siswa

dapat dilihat dari tes pemahaman siklus II yang dilakukan setelah

pemberian tindakan pada siswa mengenai konsep dasar perkalian

dengan menggunakan alat peraga Keppy. Berikut adalah hasil tes

pemahaman siklus II pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5

Hasil Belajar Siswa Menggunakan Alat Peraga Keppy Siklus II

Statistik Nilai

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 80

Persentase Rata-rata Nilai Siswa 84,2%

Jumlah Siswa yang Tuntas 24

Jumlah Siswa yang Belum Tuntas 1

Page 76: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

64

Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat adanya peningkatan hasil belajar

siswa. Rata-rata nilai siswa pada tes akhir siklus II mencapai 84,2%

sedangkan pada tes akhir siklus I hanya mencapai 83,4%. Selain itu pada

tes akhir siklus II jumlah persentase siswa yang mencapai nilai KKM

juga meningkat. Dari 25 jumlah siswa sebanyak 24 siswa memperoleh

nilai diatas KKM dan hanya 1 orang siswa yang masih belum mencapai

nilai KKM. Sedangkan pada tes akhir siklus I, dari 25 jumlah siswa,

hanya 23 siswa yang mencapai nilai KKM dan masih ada 2 siswa belum

mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus II telah

mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan yakni meningkatnya

pemahaman konsep siswa yang ditandai dengan peningkatan hasil

belajar.

d.) Tindakan Refleksi

Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk mengetahui apakah tindakan

yang dilakukan pada siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan

penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya atau belum. Dari hasil

refleksi yang diperoleh, terdapat peningkatan hasil belajar pada siklus

II. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan pada aktivitas belajar

siswa dan aktivitas mengajar guru yang berupa penambahan skor pada

beberapa aspek yang rendah oleh observer atau guru kelas yang

mengamati jalannya penelitian. Hasil belajar siswa pada tes pemahaman

siklus II jugatelah mencapai target indikator keberhasilan yang

ditetapkan. Berdasarkan hasil refleksi, penelitian pada siklus II

dinyatakan berhasil karena sudah memenuhi dua indikator keberhasilan

yang telah ditetapkan yaitu adanya peningkatan pemahaman terhadap

konsep dasar perkalian dari hasil tes pemahaman dan selama proses

belajar berlangsung dan persentase ketuntasan belajar siswa lebih dari

75%. Pemberian tindakan pada penelitian diakhiri pada siklus II. Hasil

refleksi pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.6

Page 77: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

65

Tabel 4.6

Hasil Refleksi Siklus II

No. Hasil Refleksi

1. Guru mampu melakukan apresiasi dengan baik pada

setiap pertemuan.

2. Berdasarkan hasil tes pemahaman konsep dan lembar

respon siswa, penggunaan alat peraga Keppy

memudahkan siswa untuk memahami konsep dasar

perkalian.

3. Siswa bekerjasama dengan baik dalam menyelesaikan

tugas yang diberikan oleh guru.

4. Guru mampu memotivasi siswa untuk berani bertanya,

mengungkapkan pendapat dan menanggapi pertanyaan

dari siswa lainnya.

5. Rata-rata nilai siswa berdasarkan tes pemahaman siklus I

sebesar 82,3% dan menunjukkan peningkatan pada siklus

II menjadi 83,7%.

6. Dari 25 jumlah siswa, sebanyak 24 siswa mencapai nilai

KKM pada tes akhir siklus II.

Berdasarkan tabel hasil refleksi siklus II, dapat disimpulkan bahwa telah

terjadi peningkatan pada beberapa aspek yang masih memiliki skor rendah

pada siklus I. Aspek-aspek tersebut antara lain guru telah melakukan

kegiatan apersepsi yang berimbas pada peningkatan motivasi dan semangat

belajar siswa. Guru pun telah memfasilitasi siswa untuk mengajukan

pertanyaan mengenai materi yang tidak dimengerti serta memberikan

kesempatan siswa lain untuk saling memberi jawaban.

B. Analisis Data

1. Pemahaman Konsep Dasar Perkalian Siswa

Untuk mengetahui pemahaman konsep dasar perkalian siswa yang

dibangun pada saat pembelajaran matematika dengan menggunakan alat

Page 78: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

66

peraga Keppy akan dilakukan penskoran pada instrumen penelitian yaitu

LKS dan Tes Uji Pemahaman yang dikerjakan siswa serta ketuntasan

belajar siswa.

Tabel 4.7

Rata-rata Skor Instrumen Penelitian Siklus I Pada Setiap

Pertemuan

Pertemuan Ke- Rata-

rata

(%)

Tes Uji

Pemahaman

Jumlah Siswa yang

Tuntas

1 2 3

78,4 81,2 84,52 81,37 83,4% 22

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata

pemahaman konsep dasar perkalian siswa pada pembelajaran matematika di

kelas II pada siklus I mengalami peningkatan di setiap pertemuannya,

dengan rincian sebagai berikut: Pada pertemuan 1 didapatkan rata-rata hasil

nilai LKS sebesar 78,4, pada pertemuan 2 sebesar 81,2, pada pertemuan 3

sebesar 84,52 dan pada tes uji pemahaman siklus I sebesar 83,4%.

Persentase rata-rata keseluruhan skor LKS sebesar 81,37% diikuti dengan

rata-rata tes uji pemahaman siklus I sebesar 83,4% telah melewati KKM

yang ditetapkan oleh SD Pesona Palad yaitu 70. Sementara jumlah siswa

yang tuntas atau telah melewati nilai KKM adalah 22 orang siswa. Pada

siklus II, didapatkan hasil yang sama dengan siklus I yang menunjukkan

bahwa terjadi peningkatan rata-rata skor LKS dan tes uji pemahaman seperti

yang dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8

Rata-rata Skor Instrumen Penelitian Siklus II Pada Setiap

Pertemuan

Pertemuan Ke- Rata-

rata (%)

Tes Uji

Pemahaman

Jumlah Siswa yang

Tuntas 1 2 3

79,16 83,44 86,84 83,13% 84,2% 24

Page 79: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

67

Pada pertemuan 1, didapatkan rata-rata skor LKS sebesar 79,16, diikuti

dengan pertemuan 2 sebesar 83,44 dan pertemuan 3 sebesar 86,84, dengan

persentase rata-rata keseluruhan sebesar 83,13%. Sementara hasil rata-rata

tes uji pemahaman siklus II menunjukkan skor sebesar 84,2%. Rata-rata

tersebut telah melewati KKM yang ditetapkan oleh SD Pesona Palad yaitu

70. Jumlah siswa yang tuntas atau berhasil melewati KKM sebesar 24 orang.

Hasil rata-rata skor instrumen kedua siklus dapat dilihat pada Tabel 4.9

berikut.

Tabel 4.9.

Hasil Rata-rata Skor Siswa Pada Siklus I dan II

Siklus I Siklus II

Instrumen Rata-rata Instrumen Rata-rata

LKS 81,37% LKS 83,13%

Tes Uji

Pemahaman

83,4%

Tes Uji

Pemahaman

84,2%

Rata-rata

Keseluruhan % 82,3 %

Rata-rata

Keseluruhan 83, 7%

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata skor

LKS dan tes pemahaman. Pada siklus I persentase rata-rata sebesar 82,3%,

kemudian pada siklus II meningkat menjadi 83,7%. Pada siklus I, jumlah

siswa yang tuntas sebanyak 22 orang, sementara pada siklus II jumlah siswa

yang tuntas dalam mengerjakan instrumen penelitian meningkat menjadi 24

orang siswa. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman konsep dasar

perkalian siswa kelas II SD Pesona Palad meningkat di setiap siklus. Hasil

rata-rata skor LKS dan tes uji pemahaman telah melewati KKM yang

ditetapkan SD Pesona Palad, serta ketuntasan belajar yang telah melewati

angka 75% menjadi tolak ukur yang menandakan peningkatan pemahaman

konsep dasar perkalian siswa kelas II SD Pesona Palad pada penelitian ini.

Diagram peningkatan persentase pemahaman konsep dapat dilihat pada

Gambar 4.10.

Page 80: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

68

P E N I N G K A T A N P E M A H A M A N K O N S E P D A S A R

P E R K A L I A N S I S W A K E L A S I I S D P E S O N A P A L A D

Column1

90

80

70 55%

60

82,3% 83,7%

Pra Pnelitian Siklus I Siklus II

Gambar 4.10

Diagram untuk Peningkatan Pemahaman Konsep Dasar

Perkalian Siwa Kelas II SD Pesona Palad

Berikut adalah analisis data dari setiap indikator pemahaman

konsep pada penelitian ini.

a. Mendefinisikan konsep dasar perkalian

Teknik ukur yang digunakan pada indikator ini dilakukan secara

verbal dan tulisan. Siswa diminta untuk menjelaskan secara verbal

seperti apa perkalian itu, serta mengarahkan siswa untuk menuliskan

definisi yang sama pada lembar LKS.

Pada masa pra-penelitian, sebanyak 85% siswa belum dapat

menjelaskan pengertian perkalian berdasarkan wawancara yang

dilakukan. Sebanyak 15% sisanya masih ragu dengan jawabannya. Pada

siklus I, siswa mulai menunjukkan pemahamannya terhadap definisi

perkalian. Secara verbal, siswa berebut untuk bertukar definisi perkalian

saat sesi tanya jawab dilakukan. Meski masih banyak jawaban yang

belum tepat, seperti “angkanya banyak”, “tambah-tambahan”, “angka-

angka yang sama”, siswa sudah menunjukkan keinginan untuk mencari

tahu definisi perkalian. Saat menjawab latihan di LKS, siswa mulai

Page 81: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

69

menunjukkan pemahaman yang lebih baik. Sebanyak 80% siswa

menjawab definisi perkalian mendekati definisi yang sebenarnya,

seperti yang tertera pada Gambar 4.12.

Gambar 4.11

Jawaban Dari Siswa yang Sudah Memahami Definisi

Perkalian pada Siklus I

Gambar 4.12

Jawaban Dari Siswa yang Belum Memahami Definisi

Perkalian pada Siklus I

Sebanyak 15% siswa masih belum memahami definisi perkalian yang

telah dipelajari di kelas. Dapat dilihat pada gambar 4.13 jawaban dari

siswa yang belum sesuai dengan definisi perkalian yang sebenarnya.

Pada tes akhir siklus I, sebanyak 87% siswa menunjukkan peningkatan

dalam menjawab soal mengenai definisi perkalian. Terlihat dari jawaban

yang dipilih dengan tepat mengenai bentuk penjumlahan yang berupa

perkalian. Siswa sudah mampu membedakan mana bentuk penjumlahan

yang dapat disebut sebagai perkalian dan mana penjumlahan biasa yang

tidak bisa disebut sebagai perkalian.

Page 82: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

70

Gambar 4.13

Jawaban Dari Siswa yang Sudah Memahami Bentuk Perkalian

yang Benar

Memasuki siklus II, siswa dituntut untuk mampu menjelaskan

dengan detail definisi perkalian. Pada siklus I, siswa hanya diminta

untuk menunjukkan yang mana bentuk penjumlahan yang berupa

perkalian. Pada tes akhir siklus II, siswa diminta untuk menjelaskan

dengan pemahaman yang didapatkannya mengenai definisi perkalian.

Sebanyak 89% siswa menjawab dengan benar, mendekati definisi yang

sebenarnya. Sementara 8% atau dua orang siswa menjawab tepat sesuai

definisi yang sebenarnya.

Gambar 4.14

Jawaban Dari Siswa yang Sudah Memahami Definisi

Perkalian pada Siklus II

Selama siklus II berlangsung, peneliti banyak mengajak siswa untuk

terus menyebutkan definisi perkalian yang mereka pahami dari hari ke

hari. Selain itu sesekali peneliti juga menghampiri satu persatu siswa

dan menanyakan sejauh mana definisi perkalian yang telah mereka

pahami. Saat menggunakan alat peraga Keppy pun peneliti banyak

memberikan petunjuk kepada siswa agar mereka memahami sendiri

Page 83: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

71

seperti apa perkalian itu. Kegiatan-kegiatan tersebut diyakini

memberikan pengaruh besar terhadap kemampuan siswa

mendefinisikan konsep dasar perkalian. Siswa pun semakin percaya diri

saat belajar dan mengutarakan penapatnya seiring dengan pemahaman

mereka yang semakin baik. Peningkatan pada indikator mendefinisikan

konsep dasar perkalian dapat dilihat pada diagram dibawah ini.

P E N I N G K A T A N P A D A I N D I K A T O R

M E N D E F I N I S I K A N K O N S E P D A S A R P E R K A L I A N

100

80

60

40

20

0

15%

72% 89%

Pra Penelitian Siklus 1 Siklus II

Gambar 4.15

Diagram Peningkatan Pada Indikator Mendefinisikan Konsep

Dasar Perkalian

Pada Gambar 4.16 ditampilkan persentase kemampuan siswa

menjelaskan konsep dasar perkalian sebesar 15%, kemudian setelah

diberikan tindakan pada siklus I terjadi peningkatan pada kemampuan

siswa dalam mendefinisikan konsep dasar perkalian sebesar 72%,

sementara pada siklus II kemampuan siswa mendefiniskan konsep

kembali meningkat menjadi 89%. Berdasarkan grafik 4.2 serta analisis

yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa alat peraga Keppy dapat

meningkatkan pemahaman konsep dasar perkalian siswa, khususnya

pada indikator mendefinisikan konsep dasar perkalian.

Page 84: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

72

b. Membuat contoh yang berkaitan dengan konsep dasar perkalian

Pada indikator ini, siswa diminta untuk mengerjakan latihan yang

berkaitan dengan bentuk perkalian yang terdiri soal berbentuk cerita dan

gambar. Saat siswa mengerjakan latihan pra penelitian, sebanyak 40%

siswa belum mengerti maksud dari pertanyaan yang diberikan.

Sementara pada tes pemahaman siklus I, sebanyak 76% atau 19 orang

siswa sudah menjawab soal dengan tepat dan mandiri, 6 orang siswa

masih meminta bantuan guru namun mampu menjawab dengan baik

setelah dijelaskan oleh guru. Berikut adalah perbandingan gambar untuk

jawaban yang benar dan jawaban yang salah saat tes akhir siklus I

dilaksanakan.

Gambar 4.16

Jawaban Dari Siswa yang Sudah Mampu Mengerjakan Soal

Berbentuk Perkalian (1)

Gambar 4.17

Jawaban Dari Siswa yang Sudah Mampu Mengerjakan Soal

Berbentuk Perkalian (2)

Page 85: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

73

Gambar 4.18

Jawaban Dari Siswa yang Belum Mampu Mengerjakan Soal

Berbentuk Perkalian (1)

Gambar 4.19

Jawaban Dari Siswa yang Belum Mampu Mengerjakan Soal

Berbentuk Perkalian (2)

Belajar dari evaluasi pada tes pemahaman siklus I, guru memberi

porsi lebih untuk sesi tanya jawab mengenai materi yang tidak

dimengerti, penarikan kesimpulan setelah selesai belajar serta mencari

tahu penyelesaian dari latihan yang dikerjakan bersama-sama, yang

akhirnya memberi peningkatan pada tes akhir siklus II. Sebanyak 84%

atau 21 orang siswa mampu mengerjakan tes akhir siklus II secara

mandiri tanpa bertanya pada guru. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa

telah memahami pertanyaan yang dimaksud dan dapat mengaplikasikan

konsep yang telah dipelajari pada latihan yang dikerjakan. Adapun 8%

atau 2 orang sisanya masih butuh bimbingan karena saat belajar kurang

memperhatikan penjelasan guru, sementara 8% atau 2 orang sisanya lagi

termasuk ke dalam kelompok siswa yang membutuhkan bantuan khusus

karena belum bisa membaca dan lambat dalam menyelesaikan sebuah

latihan soal. Berikut ini adalah diagram yang menunjukkan peningkatan

Page 86: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

74

untuk indikator membuat conoth yang berkaitan dengan konsep dasar

perkalian.

P E N I N G K A T A N P A D A I N D I K A T O R

M E M B U A T C O N T O H Y A N G B E R K A I T A N D E N G A N K O N S E P D A S A R

P E R K A L I A N

100

50

0

40%

Pra Penelitian

76% 84%

Siklus I Siklus II

Gambar 4.20

Diagram Peningkatan pada Indikator Membuat Contoh yang

Berkaitan dengan Konsep Dasar Perkalian

Pada Gambar 4.20, kemampuan siswa dalam membuat contoh yang

berkaitan dengan konsep dasar perkalian berpada pada kisaran 40% atau

10 orang saja yang mengerti maksud dari soal perkalian yang diberikan.

Setelah diberikan tindakan pada siklus I, terjadi peningkatan pada

kemampuan siswa dalam memberikan contoh yang berkaitan dengan

konsep dasar perkalian menjadi 76%. Peningkatan selanjutnya

ditunjukkan pada hasil akhir siklus II, sebesar 84%. Grafik tersebut

menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga Keppy dapat

meningkatkan pemahaman konsep dasar perkalian siswa, khususnya

pada indikator memberikan contoh yang berkaitan dengan konsep dasar

perkalian.

c. Mempresentasikan konsep yang telah dipelajari pada alat peraga

yang disediakan

Teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui peningkatan pada

indikator ini adalah dengan melakukan observasi saat alat peraga Keppy

digunakan dalam kegiatan belajar. Guru mengamati kemampuan siswa

Page 87: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

75

menerjemahkan sebuah bentuk perkalian ke dalam alat peraga Keppy

yang mereka buat. Pada siklus I, siswa menunjukkan antusiasme saat

guru mengenalkan alat peraga yang akan dipelajari. Siswa tampak

senang saat mereka diberi kesempatan untuk memberi hiasan pada pola

keranjang mereka. Guru membutuhkan 3 kali percobaan awal untuk

membuat siswa paham cara menggunakan Keppy. Pertemuan-

pertemuan selanjutnya siswa mulai memahami berapa banyak kelereng

dan keranjang yang harus mereka siapkan saat guru menyebutkan

sebuah bentuk perkalian. Pada siklus II, siswa sudah bisa menghitung

bentuk perkalian dari guru secara mandiri, tanpa bimbingan dari guru.

Tolak ukur untuk tingkat pemahaman konsep dasar perkalian siswa

melalui alat peraga perkalian adalah lembar respon yang diberikan

setiap akhir siklus. Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam

mempresentasikan konsep pada alat peraga Keppy, digunakan

pertanyaan pada poin ke-3 dan ke-4 sebagai tolak ukur. seperti yang

ditampilkan pada Tabel 4.10 berikut.

Tabel 4.10

Lembar Hasil Respon Siswa Pada Siklus I

No. Pertanyaan Ya Tidak

1.

Apakah kamu senang belajar

matematika dengan menggunakan

Keppy?

21

4

2.

Menurutmu Keppy itu menarik atau

tidak?

23

2

3.

Apakah kamu memahami perkalian?

19

6

4.

Apakah kamu kesulitan belajar perkalian dengan Keppy?

5

20

Sebanyak 19 orang siswa telah memahami perkalian setelah belajar

menggunakan Keppy, yang berarti siswa tersebut pun paham bagaimana

Page 88: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

76

mempresentasikan bentuk perkalian ke alat peraga Keppy, sementara 20

orang siswa tidak merasa kesulitan saat belajar menggunakan Keppy,

yang menandakan siswa memang sudah paham bagaimana mereka

belajar menggunakan Keppy. Dapat disimpulkan pada siklus I sebanyak

78% siswa mampu mempresentasikan konsep perkalian pada alat peraga

Keppy.

Memasuki siklus II, guru tak lagi banyak menjelaskan cara

menggunakan Keppy. Siswa sudah mengerti dan terbiasa, serta dengan

cepat berkumpul bersama teman-teman lainnya untuk menyelesaikan

sebuah bentuk perkalian. Hasil pengamatan tersebut sesuai dengan

Tabel 4.11 yang menunjukkan peningkatan pada kuantitas siswa yang

memahami perkalian dengan Keppy.

Tabel 4.11

Lembar Hasil Respon Siswa Pada Siklus II

No. Pertanyaan Ya Tidak

1.

Apakah kamu senang belajar

matematika dengan menggunakan

Keppy?

23

2

2.

Menurutmu Keppy itu menarik atau tidak?

24

1

3.

Apakah kamu memahami perkalian?

22

3

4.

Apakah kamu kesulitan belajar perkalian dengan Keppy?

3

22

Berdasarkan pertanyaan poin ke-3 dan ke-4 pada Tabel 4.17

sebanyak 22 orang siswa memahami perkalian dan 22 orang siswa juga

tidak mengalami kesulitan mempelajari perkalian menggunakan Keppy.

Hal tersebut menandakan semakin banyak siswa yang memahami

bentuk perkalian dan mempresentasikannya pada alat peraga Keppy.

Page 89: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

77

Pada siklus I, persentase siswa yang mampu menerapkan konsep

dasar perkalian pada alat peraga Keppy berada pada angka 78%,

memasuki siklus II, persentase tersebut bertambah sebesar 10% menjadi

88%. Dapat disimpulkan bahwa alat peraga Keppy selain dapat

meningkatkan pemahaman konsep dasar perkalian, juga mudah

dimengerti dan digunakan oleh siswa. Diagram peningkatan pada

indikator menerapkan konsep yang telah dipelajari pada alat peraga

yang disediakan dapat dilihat pada Gambar 4.21 berikut.

P E N I N G K A T A N U N T U K

I N D I K A T O R M E N E R A P K A N K O N S E P P A D A A L A T P E R A G A

90

85

80

75 78%

70

88%

Siklus I Siklus II

Gambar 4.21

Diagram untuk Indikator Menerapkan Konsep yang Telah

Dipelajari pada Alat Peraga yang Disediakan

3. Aktivitas Mengajar Guru

Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada

dari berbagai sumber. Berdasarkan hasil analisis, penelitian tindakan

menggunakan alat peraga Keppy mampu meningkatkan kemampuan

pemahaman konsep dasar perkalian siswa.

Pada siklus I hasil pengamatan yang dilakukan saat proses

pembelajaran dengan alat peraga Keppy menunjukkan rata-rata sebesar

84,87%. Berdasarkan besar persentase tersebut, dapat disimpulkan

bahwa persentase aktivitas belajar siswa sudah cukup. Namun, masih

ada beberapa aspek yang meraih skor penilaian yang rendah dari

Page 90: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

78

observer. Aspek-aspek tersebut antara lain motivasi belajar siswa yang

masih rendah, masih sedikitnya penyampaian indikator yang dilakukan

guru saat kegiatan belajar mengaja dimulai, kegiatan diskusi siswa yang

belum terfasilitasi oleh guru, intensitas menyimpulkan hasil kegiatan

belajar yang masih rendah serta antusiasme guru mengajar juga masih

rendah.

Berbeda pada pelaksanaan tindakan siklus II, proses pembelajaran

sudah berjalan dengan baik dan mengalami peningkatan, dimana rata-

rata hasil observasi aktivitas belajar siswa mencapai 94,45%. Dari

keseluruhan aspek yang diamati, terlihat perbedaan aktivitas belajar

siswa pada siklus I dan siklus II. Pada Tabel 4.12 ditampilkan

perbandingan skor yang didapatkan guru dari observer pada siklus I dan

siklus II.

Tabel 4.12

Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru pada

Siklus I dan II

No. Aspek yang Dinilai Siklus 1 Siklus II

Total Ket Total Ket

1. Memotivasi Siswa 9 Kurang 16 Sangat Baik

2. Menyampaikan indikator

pembelajaran

10

Cukup

13

Sangat Baik

3. Mengkaitkan pembelajaran dengan

pengetahuan awal

8

Kurang

14

Baik

4. Mendiskusikan langkah-langkah

penyelidikan bersama

siswa

10

Cukup

13

Baik

5. Membimbing siswa untuk merumuskan

kesimpulan

9

Kurang

16

Sangat Baik

6. Antusiasme Guru 11 Cukup 14 Baik

JUMLAH 57 86

Page 91: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

79

Berdasarkan Tabel 4.12, aspek-aspek yang mendapat skor rendah

pada siklus I mengalami peningkatan dari kategori kurang dan cukup

menjadi kategori yang baik dan sangat baik. Hal tersebut menandakan

bahwa guru telah memperbaiki cara mengajar yang berimplikasi pada

semangat belajar siswa yang ikut membaik. Diagram peningkatan

persentase aktivitas mengajar guru siklus I dan siklus II dapat dilihat

pada Gambar 4.10.

P E R B A N D I N G A N R ATA - R ATA A K T I V I TA S M E N G A J A R G U R U

Column1

95

90

85 84,87%

94,45%

80 Siklus I Siklus II

Gambar 4.10

Perbandingan Rata-rata Aktivitas Mengajar Guru pada Siklus I

dan Siklus II

Berdasarkan Tabel 4.8 dan Gambar 4.10 ditunjukkan peningkatan

rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 84,87%.

Sedangkan setelah tindakan siklus II diperoleh rata-rata persentase

aktivitas siswa sebesar 94,45%. Perbedaan aktivitas belajar siswa

terlihat pada tiap aspek yang diamati pada siklus II yang menunjukkan

peningkatan penilaian skor total aktivitas siswa dari kategori kurang dan

cukup menjadi kategori sangat baik.

Page 92: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

80

4. Analisis Catatan Lapangan

Pada setiap akhir pertemuan, peneliti memberikan catatan lapangan

sebagai bahan evaluasi peneliti untuk memperbaiki kekurangan yang

ada selama penelitian berlangsung. Catatan lapangan ditulis setelah

kegiatan belajar selesai, sebagai bahan untuk melakukan evaluasi di

setiap pertemuan. Selama siklus I, pada catatan lapangan ditemukan

bahwa selalu ada siswa yang tidak serius belajar di setiap pertemuan,

dan belum ada tindakan tegas dari peneliti untuk menegurnya. Hal

tersebut mengakibatkan riuhnya suasana belajar menjadikan kurang

maksimalnya penjelasan materi dilaksanakan. Selain itu, dua orang

siswa yang membutuhkan bimbingan khusus dari peneliti masih belum

terfasilitasi dengan baik selama kegiatan belajar berlangsung, sehingga

menyebabkan mereka hanya memahami secara verbal materi yang

dipelajari, tapi tidak lewat tulisan. Selain itu ditemukan catatan

mengenai kelereng yang sering berjatuhan saat anak-anak berusaha

menggantungkan Keppy ke hanger., siswa belum bisa dikondisikan

secara maksimal saat kegiatan menggunakan alat peraga Keppy

berlangsung. Berdasarkan rangkuman catatan lapangan pada siklus I,

dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar masih belum terkondisi

dengan baik serta minimnya tindakan tegas dari peneliti untuk

menertibkan siswa yang membuat kegaduhan selama kegiatan belajar

berlangsung.

Sementara memasuki siklus II, catatan lapangan penelitian

menunjukkan hasil yang baik, jumlah siswa yang tidak serius belajar

menunjukkan pengurangan yang signifikan, meski masih ada satu atau

dua orang sedang mengobrol saat kegiatan belajar berlangsung, namun

mereka langsung mendapatkan tindakan tegas. Penggunaan alat peraga

Keppy pun sudah terarah dengan baik, siswa semakin berhati-hati saat

membawa Keppy menuju hanger di depan kelas, serta siswa

menunjukkan semangat untuk berdiskusi dan mengerjakan latihan pada

LKS yang diberikan. Beberapa siswa menunjukkan antusiasmenya

Page 93: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

81

untuk melontarkan pertanyaan mengenai materi yang belum dimengerti,

serta beberapa siswa juga menunjukkan keberanian untuk menimpali

pertanyaan temannya. Siswa yang membutuhkan bimbingan khusus

sudah mendapat perhatian lebih dari peneliti, sehingga mereka dapat

memahami konsep dasar perkalian secara verbal maupun tulisan.

Berdasarkan rangkuman catatan lapangan pada siklus II, dapat

disimpulkan bahwa kegiatan belajar sudah dapat dikondisikan dengan

baik, guru memberikan tindakan tegas untuk siswa yang tidak serius

belajar, kegiatan belajar berlangsung lebih tertib serta semua siswa

terfasilitasi oleh peneliti baik itu saat berdiskusi maupun saat

mengerjakan latihan soal

C. Pembahasan

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan alat peraga

Keppy, sedangkan variabel terikatnya adalah pemahaman konsep dasar

perkalian siswa. Teknik pemeriksaan keterpecayaan yang digunakan untuk

mengetahui bagaimana penggunaan alat peraga Keppy dalam meningkatkan

pemahaman konsep dasar perkalian siswa adalah teknik triangulasi yaitu

pengumpulan data dari sumber yang sama dengan menggunakan metode

sebanyak dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan

yang saling berkesinambungan. Antara lain tahap perencanaan, pelaksanaan

tindakan, pengamatan dan refleksi.

Berdasarkan hasil analisis/refleksi diketahui bahwa pada siklus I hasil

penelitian belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yakni

peningkatan pemahaman konsep yang ditandai dengan hasil belajar, serta

kemampuan siswa mendefinisikan apa itu perkalian. Dengan demikian,

maka penelitian ini dilanjutkan ke siklus II dengan melakukan perbaikan-

perbaikan baik dari segi guru dalam mengajar maupun dari segi siswa dalam

belajar.

Pada siklus I diperoleh rata-rata keseluruhan hasil observasi sebesar

84,87%, dengan persentase rata-rata skor pemahaman konsep sebesar

Page 94: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

82

82,3%. Hasil perolehan tersebut memenuhi target yang ditentukan, namun

masih diperlukan perbaikan supaya siswa lebih memahami konsep dasar

perkalian. Guru pun melakukan perubahan pada metode mengajar dengan

cara memberikan porsi waktu yang lebih lama untuk apersepsi, guru lebih

banyak menyapa dan memperhatikan siswa, memberikan motivasi serta

mendorong siswa untuk menyuarakan pendapatnya.

Hasil refleksi tersebut diterapkan pada tindakan di siklus berikutnya

dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa agar tercapai

indikator keberhasilan yang telah ditetapkan pada penelitian ini. Dari hasil

tindakan yang diberikan pada siklus II ini hasil yang diperoleh menunjukkan

peningkatan yang signifikan. Persentase rata-rata kesleuruhan hasil

observasi mengalami peningkatan sebesar 94,45% dari perolehan pada

siklus I sebesar 84.87%, juga persentase rata-rata skor pemahaman konsep

menjadi 83,7%. Pemahaman konsep yang meningkat memiliki korelasi

dengan peningkatan hasil belajar siswa, yang berhasil ditunjukkan pada

penelitian ini, melalui alat peraga Keppy, pemahaman konsep dasar

perkalian siswa meningkat dan siswa pun berhasil mengerjakan LKS dan

tes uji pemahaman dengan hasil belajar yang melampaui KKM.

Pemahaman konsep siswa pada dasarnya dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, diantaranya faktor guru, siswa, metode dan media

pembelajaran. Guru sebagai fasilitator pembelajaran harus mampu

menggabungkan semua unsur pembelajaran agar siswa menjadi tertarik

terhadap pembelajaran sehingga pemahaman konsep siswa pun meningkat.

Media pembelajaran yang menarik juga memiliki andil dalam

menumbuhkan minat belajar, dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa

serta bertahan lama dalam ingatan siswa. Alat peraga Keppy merupakan

media yang digunakan dalam penelitian ini dan terbukti dapat meningkatkan

hasil belajar siswa. Maka, alat peraga Keppy dapat dijadikan sebagai

alternatif bagi guru untuk proses pembelajaran perkalian agar dapat

membantu meningkatkan pemahaman konsep siswa.

Page 95: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

83

Dalam penelitian ini penggunaan alat peraga Keppy dalam proses

pembelajaran matematika khususnya materi perkalian di kelas II SD Pesona

Palad telah menunjukkan hasil yang optimal sesuai dengan indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan. Terjadinya peningkatan pemahaman

konsep siswa disebabkan saat proses pembelajaran siswa dibimbing untuk

bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, sehingga

siswa terbiasa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Guru juga selalu

memfasilitasi dan memotivasi siswa selama kegiatan belajar berlangsung,

sehingga siswa pun semakin percaya diri untuk meningkatkan pemahaman

konsep dasar perkalian dengan kemampuan mereka sendiri.

Untuk menjaga keabsahan data penelitian, dilakukan teknik triangulasi,

yaitu mengecek kembali kebenaran informasi dari sumber dan waktu yang

berbeda. Saat pra-penelitian, selain melakukan wawancara terhadap guru

kelas, dilakukan juga wawancara terhadap kepala sekolah. Guru kelas

mengatakan bahwa sekolah kekurangan dana untuk menyediakan alat

peraga dan referensi metode mengajar. Hal tersebut dikonfirmasi oleh

kepala sekolah yang menyatakan bahwa status sekolah baru berdiri selama

5 tahun, sehingga dana yang dimiliki dialokasikan untuk keperluan sarana

dan prasarana sekolah. Pengambilan kesimpulan atas rendahnya

pemahaman konsep dasar perkalian tidak hanya berdasarkan tes pra-

penelitian saja, dilakukan juga pengambilan data hasil belajar matematika

siswa. Proses pengambilan data hasil belajar menunjukkan bahwa sebanyak

80% hasil belajar siswa dibawah KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 70.

Pada pelaksanaan penelitian, selalu dilakukan diskusi bersama guru kelas

tentang kemampuan belajar setiap anak. Diskusi dilakukan supaya

kemampuan pemahaman konsep dasar setiap anak selalu terpantau.

Sesuai dengan teori Bruner yang menyatakan bahwa dalam proses

belajar siswa sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-

benda (alat peraga). Dengan alat peraga tersebut siswa dapat melihat

langsung bagaimana keteraturan serta pola yang terdapat dalam benda yang

Page 96: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

84

sedang diperhatikannya.62 Didukung oleh pernyataan Heruman, bahwa

dalam proses belajar terutama mempelajari matematika, setiap konsep

abstrak yang baru dipahami siswa perlu segera diberi penguatan, agar

mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa, sehingga akan melekat

dalam pola pikir dan pola tindakannya. Untuk keperluan inilah, maka

diperlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian, tidak

hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja, karena hal ini akan mudah

dilupakan siswa.63 Bruner kembali menambahkan apabila dalam proses

perumusan dan penyusunan ide-ide disertai bantuan benda-benda konkret,

maka siswa akan lebih mudah mengingat ide-ide yang dipelajarinya itu.

Sementara Piaget mengatakan bahwa anak usia SD/MI dalam rentang 6-12

tahun berada dalam periode berpikir konkret yang membutuhkan benda-

benda nyata atau konkret untuk memahami sesuatu.64 Dalam tahap ini siswa

akan memperoleh penguatan yang diakibatkan interaksinya dengan benda-

benda konkret yang dapat dimanipulasinya. Selama penelitian berlangsung,

siswa yang awalnya hanya mempelajari perkalian secara menghafal, lebih

kesulitan mengingat kembali apa yang telah mereka pelajari, berbeda saat

setelah siswa diberikan tindakan melalui alat peraga Keppy, siswa mampu

menjelaskan definisi perkalian kapan saja, dan siswa dapat menjelaskan

dengan kalimatnya sendiri karena siswa telah memahami dan menemukan

sendiri definisi perkalian tanpa harus menghafal. Penelitian ini sejalan

dengan tujuan pembelajaran matematika yang diuraikan oleh Zubaidah

Amir, yaitu: mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi,

intuisi, penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil,

rasa ingin tahu membuat prediksi dan dugaan serta coba-coba.65

62 E.T Ruseffendi, Pendidikan Matematika 3, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

1992), h. 109. 63 Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2012), h.208 64 Nafia Waifqni dan Asep Ediana Latip, Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD, (Jakarta: UIN

PRESS,2015), h. 185. 65Zubaidah Amir dan Risnawati, Psikologi Pembelajaran Matematika, (Yogyakarta: Aswaja

Pressindo, 2016), h. 8.

Page 97: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

85

Pemahaman konsep yang menjadi fokus penelitian ini pun memiliki

peran penting pada kemampuan siswa mempelajari matematika pada level

yang lebih tinggi, sebagaimana yang dinyatakan oleh Bruner bahwa

pemahaman atas suatu konsep beserta strukturnya menjadikan materi itu

lebih mudah diingat dan dapat dipahami lebih komprehensif.66 Dengan

mempelajari konsep, siswa dapat mengambil kesimpulan,

mengklasifikasikan objek-objek khususnya bentuk perkalian, meluaskan

pengetahun dan melakukan komunikasi.67 Uraian tersebut sesuai dengan

sikap siswa yang telah memahami konsep perkalian yang dipelajari. Saat

siswa belum tahu apa itu definisi perkalian, siswa terlihat takut untuk

menyampaikan jawaban kepada guru. Siswa pun lebih banyak diam saat

guru melemparkan pertanyaan. Berbeda setelah siswa memahami konsep

dasar perkalian. Siswa lebih percaya diri untuk memberikan jawabannya,

mengutarakan opini dan turut mengambil bagian dalam setiap pertanyaan

yang diberikan oleh guru.

Pembelajaran yang dilakukan dengan suasana yang berbeda penting

untuk dilaksanakan, sebagaimana yang disampaikan pada fakta yang

diuraikan pada kajian teori, bahwa setiap konsep abstrak yang baru

dipahami siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan

bertahan lama dalam memori siswa, sehingga akan melekat dalam pola pikir

dan pola tindakannya. Untuk keperluan inilah, maka diperlukan adanya

pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian, tidak hanya sekedar

hafalan atau mengingat fakta saja, karena hal ini akan mudah dilupakan

siswa.68 Fakta tersebut sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan, dimana

dengan pembelajaran menggunakan alat peraga Keppy yang dibalut dengan

suasana belajar yang berbeda, materi yang disampaikan lebih melekat dan

siswa mengingat dengan baik konsep dasar perkalian yang telah mereka

66 Ibid., h. 105 67 Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2014) , h. 289. 68 Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2012), h. 2.

Page 98: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

86

pelajari. Pada lembar hasil respon siswa pun sebanyak 88% siswa

menyatakan ketertarikan dan rasa senang mereka saat belajar dengan

Keppy. Angka tersebut meningkat menjadi 94% saat siklus II berakhir

setelah siswa kembali belajar menggunakan alat peraga Keppy.

Dengan demikian dapat disimpulkan berdasarkan hasil observasi, tes

hasil belajar siswa dan catatan lapangan bahwa penggunaan alat peraga

Keppy dapat meningkatkan pemahaman konsep dasar perkalian siswa kelas

II SD Pesona Palad Kel. Cikahuripan Kec. Klapanunggal, Bogor. Selain itu

penelitian ini sekaligus mendukung teori yang diungkapkan oleh Bruner,

landasan teori dari penelitian ini, mengenai pentingnya pembelajaran yang

berfokus pada pemahaman konsep siswa serta penggunaan alat peraga guna

memaksimalkan proses siswa memahami materi yang ingin disampaikan

oleh guru.

Page 99: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

87

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dengan

menggunakan alat peraga Keppy yang dilakukan melalui dua siklus

terhadap mata pelajaran matematika materi perkalian kepada siswa kelas II

SD Pesona Palad Kelurahan Cikahuripan Kecamatan Klapanunggal

Kabupaten Bogor dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran menggunakan alat peraga Keppy dapat

meningkatkan pemahaman konsep dasar perkalian. Siswa menemukan

sendiri definisi perkalian saat guru meminta siswa untuk menyiapkan

keranjang dan kelereng sesuai soal perkalian yang disebutkan.

Pemahaman tersebut semakin menguat melalui permainan-permainan

yang mengharuskan siswa untuk menentukan jumlah keranjang dan

kelereng dengan tepat dan cepat.

2. Hasil akhir penelitian menunjukkan persentase hasil rata-rata skor

instrument penelitian pada siklus I sebesar 82,3% yang meningkat pada

siklus II menjadi 83,7%.

Dengan demikian, penggunaan alat peraga Keppy pada mata

pelajaran matematika materi perkalian dapat meningkatkan pemahaman

konsep dasar perkalian siswa.

B. Implikasi

Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga dapat

meningkatkan pemahaman konsep dasar, dalam penelitian ini yakni konsep

dasar perkalian. Dengan alat peraga siswa dapat melihat langsung

bagaimana keteraturan serta pola yang terdapat dalam benda yang sedang

diperhatikannya. Apabila dalam proses perumusan dan penyusunan ide-ide

disertai bantuan benda-benda konkret, maka siswa akan lebih mudah

mengingat ide-ide yang dipelajarinya itu. Selain pemahaman konsep,

Page 100: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

88

aktivitas belajar dengan menggunakan alat peraga juga meningkat. Pada

penelitian ini, persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar

84,87% yang meningkat pada siklus II menjadi 94,45%.

Penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru

yang ingin merubah atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran

perkalian dengan menggunakan alat peraga Keppy karena penggunaan alat

peraga pada usia SD/MI sangat tepat dan efisien. Anak-anak lebih senang

bermain sekaligus belajar, bukan kegiatan belajar yang hanya bersifat

hafalan saja.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dan pengalaman yang terjadi selama

penelitian, maka didapatkan saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Materi perkalian membutuhkan pemahaman siswa dalam menguasai

konsep dasarnya terlebih dahulu. Oleh karena itu penting untuk

mempelajari konsep dasar perkalian sebelum siswa melanjutkan pada

materi yang lebih tinggi.

2. Bagi Guru

a. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan alat peraga Keppy dapat

meningkatkan pemahaman konsep dasar perkalian siswa, sehingga

alat peraga ini dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran

matematika yang diterapkan oleh guru.

b. Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga Keppy

membutuhkan kemampuan guru untuk menghidupkan suasana

belajar dan keterampilan untuk mengelola pembelajaran secara

berkelompok. Oleh karena itu bagi guru yang hendak menggunakan

alat peraga ini dapat mempersiapkan diri untuk menciptakan kondisi

belajar yang menyenangkan dan teratur.

Page 101: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

89

3. Bagi Sekolah

Berdasarkan hasil penelitian, alat peraga terbukti dapat menciptakan

suasana belajar yang lebih baik dan memudahkan guru dalam

menyampaikan materi belajar. Oleh karena itu diharapkan kepada pihak

sekolah untuk memfasilitasi guru-guru dengan alat peraga serta

referensi teknik mengajar yang lebih bervariasi.

4. Bagi Peneliti Lain

Pada penelitian ini materi yang dipelajari menggunakan Keppy adalah

konsep dasar perkalian. Penggunaan alat peraga ini dapat lebih

dikembangkan dengan menerapkan Keppy pada materi operasi hitung

lainnya seperti penjumlahan, pengurangan dan pembagian.

Page 102: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

90

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.

Amijoyo, Purwono Sastro. Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris.

Semarang: Widya Karya. 2014.

Amir, Zubaidah dan Risnawati. Psikologi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta:

Aswaja Pressindo. 2016 . Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. 2015.

Badan Standar Nasional Pendidikan. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

SD/MI. Jakarta. 2006.

Daryanto. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. 2016.

Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 2012.

Hamzah, H.M Ali dan Muhlisrarini. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Rajawali Pers. 2014.

Herman,Tatang, dkk. Pendidikan Matematika I. Bandung: UPI Press. 2007.

Heruman. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: Remaja

Rosdakarya. 2012.

Jihad, Asep. Pengembangan Kurikulum Matematika. Yogyakarta: Multi Pressindo.

2008.

Khairunnisa, Afidah. Matematika Dasar. Jakarta: Rajawali Pers. 2014.

Kusrini, dkk. Strategi Pembelajaran Matematika. Tangerang Selatan: Universitas

Terbuka. 2014.

Lestari, Karunia Eka dan Yudhanegara, Mokhammad Ridwan. Penelitian

Pendidikan Matematika. Bandung: Refika Aditama. 2015.

Negoro, ST dan Barahap. Ensiklopedia Matematika. Jakarta: Ghalia Indonesia.

1998.

Nurdin, Syafruddin dan Adriantoni. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:

Rajawali Pers.

Ollerton, Mike. Panduan Guru Mengajar Matematika. Jakarta: Erlangga. 2010.

Page 103: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

91

Purnomo,Yoppy Wahyu Pembelajaran Matematika untuk PGSD, (Jakarta:

Erlangga, 2015), h. 5.

Riyanto,Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana. 2014.

Rosyada, Dede. Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta: Kencana. 2013.

Sadiman,Arief S., dkk. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.

Sanjaya,Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana. 2011.

Siregar, Eveline dan Nara, Hartini. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. 2011.

Sumaji, dkk. Pendidikan Sains yang Humanistis. Yogyakarta: Kanisius, 1998.

Sumantri,Mohammad Syarif. Model Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar.

Jakarta: Rajawali Pers. 2016.

Sundayana, Rostina. Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika.

Bandung: Alfabeta. 2014.

Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Kencana. 2014.

Syafri, Fatrima Santri. Pembelajaran Matematika; Pendidikan Guru SD/MI.

Yogyakarta: Matematika. 2016.

Wafiqni, Nafia dan Latip,Asep Ediana. Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD.

Jakarta: UIN PRESS. 2015.

Walace, Ann H. and Gurganus, Susan P. “Teaching for Mastery of Multiplication”,

Teaching Children Mathematics. 2005.

Waridah,Ermawati. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Bmedia. 2017.

Wirasto dan Hirdjan. Matematika 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. 1992.

Ruseffendi, E.T. Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. 1992.

Page 104: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

92

Lampiran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS I

Sekolah : SD Pesona Palad

Kelas/Semester : II/I

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Perkalian

Alokasi Waktu : 8 × 30 menit ( 4 pertemuan)

Standar Kompetensi : Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua

angka

Pembelajaran Ke-1

Standar Kompetensi : 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai

dua angka.

Kompetensi Dasar : 3.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya dua angka

A. Indikator

1. Mendefinisikan konsep dasar perkalian

2. Membuat contoh yang berkaitan dengan konsep dasar perkalian

3. Mempresentasikan konsep yang telah dipelajari pada alat peraga yang

disediakan

B. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah mengamati penggunaan alat peraga Keppy, siswa kelas II SD

Pesona Palad dapat menjelaskan konsep dasar perkalian.

2. Setelah menggunakan alat peraga Keppy, siswa kelas II SD Pesona Palad

dapat membuat contoh yang berkaitan dengan konsep dasar perkalian.

3. Setelah menggunakan alat peraga Keppy, siswa kelas II SD Pesona Palad

dapat mempresentasikan kembali konsep yang tekah dipelajari pada alat

peraga Keppy.

Page 105: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

93

C. Materi Ajar

Konsep dasar perkalian

D. Model Pembelajaran

Model pembelajaran demonstrasi

E. Langkah-langkah Kegiatan

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam 2. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti

pembelajaran

3. Guru mengabsen siswa

4. Guru memotivasi siswa untuk memperhatikan pelajaran

yang diberikan guru dengan menyampaikan pentingnya

mempelajari materi ini.

5 menit

Kegiatan Inti

1. Eksplorasi a. Guru mengecek kesiapan alat dan bahan siswa untuk

membuat Keppy.

b. Guru memberikan petunjuk kepada siswa langkah-

langkah membuat Keppy.

c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

membuat Keppy

2. Elaborasi

a. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok

b. Guru menjelaskan materi dengan alat peraga Keppy

yang dibuat sebelumnya oleh siswa

c. Guru memberikan LKS-1

d. Guru membimbing siswa untuk memahami konsep dasar

perkalian menggunakan alat peraga Keppy

3. Konfirmasi

Guru bersama siswa membahas penggunaan alat peraga

Keppy, definisi konsep perkalian dasar, kemudian

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

50 menit

Page 106: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

94

Penutup Guru bersama siswa memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.

5 menit

F.

Sumber dan Alat Belajar

1. Alat peraga Keppy (Keranjang Happy)

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

G.

Penilaian Hasil Belajar

1. Teknik : Tes Tertulis

2. Bentuk : Tes Essay

Ciputat,

November 2017

Peneliti

(Dhea Novianty Chairunnisa)

NIM: 1113018300015

Page 107: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

95

Lampiran

Pembelajaran Ke-2

Standar Kompetensi : 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai

dua angka.

Kompetensi Dasar : 3.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya dua angka

A. Indikator

1. Membuat contoh yang berkaitan dengan konsep dasar perkalian

2. Mempresentasikan konsep yang telah dipelajari pada alat peraga yang

disediakan

B. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah menggunakan alat peraga Keppy, siswa kelas II SD Pesona Palad

dapat membuat contoh yang berkaitan dengan konsep dasar perkalian.

2. Setelah menggunakan alat peraga Keppy, siswa kelas II SD Pesona Palad

dapat mempresentasikan kembali konsep yang telah dipelajari pada alat

peraga Keppy.

C. Materi Ajar

Konsep dasar perkalian

D. Model Pembelajaran

Model pembelajaran TGT (Team Games Tournament)

E. Langkah-langkah Kegiatan

Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam 2. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti

pembelajaran

3. Guru mengabsen siswa

4. Guru memotivasi siswa untuk memperhatikan pelajaran

yang diberikan guru dengan menyampaikan pentingnya

mempelajari materi ini.

5 menit

Page 108: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

96

Kegiatan Inti 4. Eksplorasi

a. Guru menanyakan kembali tentang pengertian perkalian yang dipahami siswa pada pertemuan sebelumnya.

b. Guru membantu siswa melengkapi pengertian yang dipahami siswa.

5. Elaborasi

a. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok b. Guru kembali memperagakan penggunaan alat peraga

Keppy c. Guru memberikan LKS-2 d. Guru menyiapkan permainan dengan menggunakan Keppy

6. Konfirmasi

Guru bersma siswa membahas penggunaan alat peraga Keppy,

pengertian konsep perkalian dasar, kemudian memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

50 menit

Penutup

Guru bersama siswa memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.

5 menit

F. Sumber dan Alat Belajar

1. Alat peraga Keppy (Keranjang Happy)

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

G. Penilaian Hasil Belajar

1. Teknik : Tes Tertulis

2. Bentuk : Tes Essay

Ciputat, November 2017

Peneliti

(Dhea Novianty Chairunnisa)

NIM: 1113018300015

Page 109: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

97

Lampiran

Pembelajaran Ke-3

Standar Kompetensi : 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai

dua angka

Kompetensi Dasar : 3.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya dua angka

A. Indikator

1. Membuat contoh yang berkaitan dengan konsep dasar perkalian

2. Mempresentasikan konsep yang telah dipelajari pada alat peraga yang

disediakan

B. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah menggunakan alat peraga Keppy, siswa kelas II SD Pesona Palad dapat

membuat contoh yang berkaitan dengan konsep dasar perkalian.

2. Setelah menggunakan alat peraga Keppy, siswa kelas II SD Pesona Palad dapat

mempresentasikan kembali konsep yang tekah dipelajari pada alat peraga Keppy.

C. Materi Ajar

Konsep dasar perkalian

D. Model Pembelajaran

Model pembelajaran Make a Match

E. Langkah-langkah Kegiatan

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam 2. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti

pembelajaran

3. Guru mengabsen siswa

4. Guru memotivasi siswa untuk memperhatikan pelajaran

yang diberikan guru dengan menyampaikan pentingnya

mempelajari materi ini.

5 menit

Page 110: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

98

Kegiatan Inti

5. Eksplorasi a. Guru menggali pengetahuan siswa mengenai konsep

dasar perkalian dengan mengajukan pertanyaan

b. Guru membantu siswa melengkapi pengetahuan yang

dipahami siswa.

6. Elaborasi

a. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok

b. Guru kembali memperagakan penggunaan alat peraga

Keppy

c. Guru memberikan LKS-3

d. Guru menyiapkan permainan dengan menggunakan

Keppy

7. Konfirmasi

Guru bersama siswa membahas penggunaan alat peraga

Keppy, permainan yang telah dilakukan, kemudian

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

50 menit

Penutup

Guru bersama siswa memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.

5 menit

F. Sumber dan Alat Belajar

1. Alat peraga Keppy (Keranjang Happy)

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

G. Penilaian Hasil Belajar

1. Teknik : Tes Tertulis

2. Bentuk : Tes Essay

Ciputat, November 2017

Peneliti

(Dhea Novianty Chairunnisa)

Page 111: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

99

Lampiran

NIM: 1113018300015

Pembelajaran Ke-4

Standar Kompetensi : 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai

dua angka.

Kompetensi Dasar : 3.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya dua angka

A. Indikator

1. Membuat contoh yang berkaitan dengan konsep dasar perkalian

2. Mempresentasikan konsep yang telah dipelajari pada alat peraga yang

disediakan

B. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah menggunakan alat peraga Keppy, siswa kelas II SD Pesona Palad

dapat membuat contoh yang berkaitan dengan konsep dasar perkalian.

2. Setelah menggunakan alat peraga Keppy, siswa kelas II SD Pesona Palad

dapat mempresentasikan kembali konsep yang tekah dipelajari pada alat

peraga Keppy.

C. Materi Ajar

Konsep dasar perkalian

D. Model Pembelajaran

Model pembelajaran problem solving

E. Langkah-langkah Kegiatan

Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam 2. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti

pembelajaran

3. Guru mengabsen siswa

5 menit

Page 112: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

100100100

4. Guru memotivasi siswa untuk memperhatikan pelajaran

yang diberikan guru dengan menyampaikan pentingnya

mempelajari materi ini.

Kegiatan Inti

5. Eksplorasi a. Guru menanyakan kembali materi perkalian yang telah

dipelajari sebelumnya. b. Guru memberikan penjelasan pada siswa yang belum

memahami materi sebelumnya. 6. Elaborasi a. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok

b. Guru mengajak siswa untuk menjawab soal yang

terdapat dalam LKS.

c. Guru memfasilitasi siswa saat mencari jawaban

menggunakan Keppy.

6. Konfirmasi

Guru bersama siswa membahas kembali soal-soal dan cara

penyelesaiannya, kemudian memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya.

50 menit

Penutup

Guru bersama siswa memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.

5 menit

F. Sumber dan Alat Belajar

1. Alat peraga Keppy (Keranjang Happy)

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

G. Penilaian Hasil Belajar

1. Teknik : Tes Tertulis

2. Bentuk : Tes Essay

Ciputat, November 2017

Peneliti

(Dhea Novianty Chairunnisa)

NIM: 1113018300015

Page 113: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

101101101

Lampiran

Pembelajaran Ke-5

Standar Kompetensi : 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai

dua angka.

Kompetensi Dasar : 3.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya dua angka

A. Indikator

1. Membuat contoh yang berkaitan dengan konsep dasar perkalian

2. Menyelesaikan soal perkalian dasar

B. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah menggunakan alat peraga Keppy, siswa kelas II SD Pesona Palad dapat

membuat contoh yang berkaitan dengan konsep dasar perkalian.

2. Setelah memahami konsep dasar perkalian, siswa kelas II SD Pesona Palad dapat

menyelesaikan soal perkalian dasar.

C. Materi Ajar

Konsep dasar perkalian

D. Model Pembelajaran

Model pembelajaran Problem Based Learning

E. Langkah-langkah Kegiatan

Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

Pendahuluan

1. Guru mengucapkan salam 2. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti

pembelajaran 3. Guru mengabsen siswa

5 menit

Page 114: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

102102102

4. Guru memotivasi siswa untuk memperhatikan pelajaran

yang diberikan guru dengan menyampaikan pentingnya

mempelajari materi ini.

Kegiatan Inti

5. Eksplorasi a. Guru menanyakan kembali materi perkalian yang telah

dipelajari sebelumnya.

b. Guru memberikan penjelasan pada siswa yang belum

memahami materi sebelumnya.

6. Elaborasi

a. Guru memberikan LKS-5 kepada setiap siswa.

b. Guru mengajak siswa untuk mengerjakan latihan yang

terdapat dalam LKS.

c. Guru membimbing siswa saat mengerjakan latihan

yang telah diberikan.

7. Konfirmasi

Guru bersama siswa membahas kembali soal-soal dan cara

penyelesaiannya, kemudian memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya.

50 menit

Penutup

Guru bersama siswa memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.

5 menit

F. Sumber dan Alat Belajar

1. Alat peraga Keppy (Keranjang Happy)

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

G. Penilaian Hasil Belajar

1. Teknik : Tes Tertulis

2. Bentuk : Tes Essay

Ciputat, November 2017

Peneliti

(Dhea Novianty Chairunnisa)

NIM: 1113018300015

Page 115: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

103103103

Lampiran

Pembelajaran Ke-6

Standar Kompetensi : 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai

dua angka.

Kompetensi Dasar : 3.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya dua angka

A. Indikator

1. Membuat contoh yang berkaitan dengan konsep dasar perkalian

2. Menyelesaikan soal perkalian dasar

B. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah menggunakan alat peraga Keppy, siswa kelas II SD Pesona Palad

dapat membuat contoh yang berkaitan dengan konsep dasar perkalian.

2. Setelah memahami konsep dasar perkalian, siswa kelas II SD Pesona

Palad dapat menyelesaikan soal perkalian dasar.

C. Materi Ajar

Konsep dasar perkalian

D. Model Pembelajaran

Model pembelajaran Problem Based Learning

E. Langkah-langkah Kegiatan

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Pendahuluan

1. Guru mengucapkan salam 2. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti

pembelajaran

5 menit

Page 116: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

104104104

3. Guru mengabsen siswa 4. Guru memotivasi siswa untuk memperhatikan pelajaran

yang diberikan guru dengan menyampaikan pentingnya

mempelajari materi ini.

Kegiatan Inti

5. Eksplorasi a. Guru menanyakan kembali materi perkalian yang telah

dipelajari sebelumnya. b. Guru memberikan penjelasan pada siswa yang belum

memahami materi sebelumnya. 6. Elaborasi

a. Guru memberikan LKS-6 kepada setiap siswa.

b. Guru mengajak siswa untuk mengerjakan latihan yang

terdapat dalam LKS.

c. Guru membimbing siswa saat mengerjakan latihan yang

telah diberikan.

7. Konfirmasi

Guru bersama siswa membahas kembali soal-soal dan cara

penyelesaiannya, kemudian memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya.

50 menit

Penutup

Guru bersama siswa memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.

5 menit

F. Sumber dan Alat Belajar

1. Alat peraga Keppy (Keranjang Happy)

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

G. Penilaian Hasil Belajar

3. Teknik : Tes Tertulis

4. Bentuk : Tes Essay

Ciputat, November 2017

Peneliti

(Dhea Novianty Chairunnisa)

Page 117: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

105105105

13018300015

Disusun oleh : Dhea Novianty Chairunnisa

Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Kelas : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Sekolah : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Page 118: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

106106106

Standar Kompetensi :

3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua

angka

Kompetensi Dasar :

3.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan

dua angka

Indikator :

a. Mendefinisikan konsep dasar perkalian

b. Membuat contoh yang berkaitan dengan konsep dasar perkalian

c. Mempresentasikan konsep yang telah dipelajari pada alat peraga yang disediakan

Tujuan Pembelajaran :

a. Siswa dapat mendefinisikan konsep dasar perkalian

b. Siswa dapat memberikan contoh yang berkaitan dengan konsep dasar perkalian

c. Siswa dapat mempresentasikan konsep yang telah dipelajari pada alat peraga yang

disediakan

Petunjuk :

a. Perhatikan setiap instruksi dengan baik.

b. Kerjakan latihan-latihan yang terdapat dalam LKS dengan teliti

c. Berkerjasamalah dengan teman kelompok supaya kompak

d. Jangan sungkan untuk bertanya bila ada bagian yang tidak dimengerti

Page 119: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

ke

Pada pembelajaran kali ini kita akan membuat sebuah

ranjang dan mengenal apa itu perkalian

Sebelum kegiatan pelajaran dimulai, pastikan kamu sudah

menyiapkan alat dan bahan dibawah ini!

Pola keranjang kertas Lem kertas Gunting Alat mewarnai

Sekarang kita akan membuat sebuah keranjang dengan pola yang telah

disediakan bersama-sama. Perhatikan baik-baik saat gurumu

menjelaskan langkah-langkah pembuatannya!

Langkah-langkah Membuat Keranjang Happy

1. Hiaslah terlebih dahulu pola keranjang sesuai motif

dan gambar yang kamu suka dengan alat mewarnai

yang telah disiapkan.

2. Lipatlah pola sesuai garis yang ada dan rekatkan

menggunakan lem.

3. Tambahkan tali untuk keranjangmu, mintalah bantuan

guru untuk menambahkannya.

107

Page 120: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

108108108

Sekarang keranjang buatanmu telah selesai! Bagaimana hasilnya? Tentu

bagus dan keren karena kita membuatnya dengan senang.

Sekarang kita akan menggunakan keranjang ini untuk belajar perkalian?

Apakah kamu sudah tahu apa itu perkalian?

Mari Membuat Kelompok!

Bersama teman-temanmu, buatlah

kelompok yang beranggotakan 4-5

orang. Jangan lupa memberi nama

dan yel-yel untuk kelompokmu!

Tulis nama anggota dan yel-yel kelompokmu!

Nama Kelompok :

Anggota :

1.

2.

3.

4.

P5e.ngertian Perkalian

Yel-yel :

Page 121: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

109109109

Doni Ingin Membantu Ibu

Doni adalah anak yang baik. Setiap hari Doni selalu

ikut ibu ke pasar. Suatu hari ibu membeli 5 keranjang.

Doni pun membantu ibu membawakan keranjang tersebut

ke rumah. Tenyata, di dalam setiap keranjang ada 3

kelereng lucu. Ibu ingin menghitung jumlah kelereng

tersebut. Ibu pun minta tolong pada Doni,

Dapatkah kamu membantu Doni menghitung jumlah semua kelereng?

Bersama teman kelompokmu, kerjakan langkah-langkah dibawah ini!

1. Kumpulkanlah 5 buah keranjang yang telah kalian buat.

2. Masukkan 3 buah kelereng pada setiap keranjang.

3. Sekarang hitunglah jumlah kelereng bersama-sama!

+ + + +

3 + 3 + 3 + 3 + 3 = . . × . . = . ...

kelereng

Bagaimana bila Doni ingin menghitung jumlah kelereng pada 3 keranjang saja?

+

3 + 3 = . . . . × . . . . . = . . . . . . . kelereng

Dari percobaan diatas, apa yang kamu ketahui tentang perkalian?

Page 122: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

110110110

LKS 2

Standar Kompetensi :

3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai

dua angka

Kompetensi Dasar :

3.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan

dua angka

Indikator :

a. Membuat contoh yang berkaitan dengan konsep dasar perkalian

b. Mempresentasikan konsep yang telah dipelajari pada alat peraga yang disediakan

Tujuan Pembelajaran :

a. Siswa dapat memberiikan contoh yang berkaitan dengan konsep dasar perkalian

b. Siswa dapat mempresentasikan konsep yang telah dipelajari pada alat peraga yang

disediakan

Petunjuk :

a. Perhatikan setiap instruksi dengan baik.

b. Kerjakan latihan-latihan yang terdapat dalam LKS dengan teliti

c. Berkerjasamalah dengan teman kelompok supaya kompak

d. Jangan sungkan untuk bertanya bila ada bagian yang tidak dimengerti

Page 123: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

111111111

Pada pembelajaran kali ini kita akan bermain

menggunakan keranjang dan belajar

menghitung perkalian!

Saatnya kembali berkumpul dengan teman

kelompokmu. Kita akan bermain dengan

keranjang yang telah kita buat. Bacalah

petunjuk permainan dengan baik.

Petunjuk Permainan :

1. Akan ada 2 sesi permainan, dan setiap sesi diisi dua

kelompok.

2. Setiap kelompok mendapatkan satu buah hanger

yang telah digantung di dinding.

3. Saat guru menyebutkan sebuah bentuk

perkalian,maka setiap kelompok berlomba mengisi

kelereng ke dalam keranjang, kemudian

menggantungkannya sebanyak jumlah yang

disebutkan.

4. Kelompok yang cepat dan tepat akan mendapatkan

poin.

5. Pemenang dari setiap sesi akan masuk ke babak final

untuk menentukan pemenang permainan.

Selamat bermain!

Page 124: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

112112112

Supaya kamu semakin memahami perkalian, kerjakan latihan dibawah

ini!

1.

…….. ……. ……….

2.

…….. ……… …..

3.

…….. ………. ……

4.

5.

……… ……..

Page 125: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

113113113

LKS 3

Standar Kompetensi :

3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka

Kompetensi Dasar :

3.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua

angka

Indikator :

a. Mendefinisikan konsep dasar perkalian

b. Membuat contoh yang berkaitan dengan konsep dasar perkalian

c. Mempresentasikan konsep yang telah dipelajari pada alat peraga yang disediakan

Tujuan Pembelajaran :

a. Siswa dapat mendefinisikan konsep dasar perkalian dengan mengerjakan latihan

b. Siswa dapat memberikan contoh yang berkaitan dengan konsep dasar perkalian

c. Siswa dapat mempresentasikan konsep yang telah dipelajari pada alat peraga yang

disediakan

Petunjuk :

a. Perhatikan setiap instruksi dengan baik.

b. Kerjakan latihan-latihan yang terdapat dalam LKS dengan teliti

c. Berkerjasamalah dengan teman kelompok supaya kompak

d. Jangan sungkan untuk bertanya bila ada bagian yang tidak dimengerti

Page 126: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

114114114

Pada pembelajaran kali ini kita akan bermain

menggunakan keranjang dan belajar

menghitung perkalian!

Saatnya kembali bermain! Siapkan kembali

keranjangmu dan bersiaplah karena

permainan ini akan jauh lebih seru.

Permainan Teman Keppy

Petunjuk Permainan

1. Perhatikan baik-baik perkalian yang disebutkan

oleh gurumu.

2. Saat gurumu menyebutkan perkalian 2 × 5, berarti

kamu harus mengisi keranjangmu dengan lima buah

kelereng, lalu mencari 1 orang teman yang telah

membawa lima buah kelereng di keranjangnya

supaya berjumlah 10.

3. Saat gurumu menyebutkan perkalian 4 × 3, berarti

kamu harus mengisi keranjangmu dengan 3

kelereng dan mencari 3 teman yang telah mengisi

keranjangnya dengan 3 kelereng juga supaya

berjumlah 12.

4. Bila tidak cepat mendapatkan teman, maka kamu

kalah dan tidak bisa ikut bermain lagi.

5. Jangan lupa untuk langsung menuliskan hasil

perkalian pada lembar yang telah tersedia.

6. Bermainlah dengan tertib!

Page 127: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

115115115

Isilah lembar berikut dengan perkalian yang

telah disebutkan oleh gurumu. Hitunglah jumlah

kelereng pada keranjangmu dan keranjang

temanmu!

No. Perkalian Penyelesaian

1.

. . . . × . . . .

2.

. . . . × . . . .

3.

. . . . × . . . .

4.

. . . . × . . . .

5.

. . . . × . . . .

6.

. . . . × . . . .

7.

. . . . × . . . .

Page 128: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

116

Page 129: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

117

Page 130: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

118

Page 131: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

119

Page 132: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

120

Page 133: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

121

Page 134: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

122

Page 135: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

Kisi-kisi Instrumen Tes Pemahaman Konsep Dasar Perkalian Siklus I

No. Indikator

Pemahaman

Konsep

Indikator Pencapaian

Indikator Soal Bentuk Soal

No. Soal

PG/ Jenjang

1.

Mendefinisik

an konsep

secara verbal

dan tulisan.

Mendefinisi

kan konsep

dasar

perkalian

Disajikan bentuk

penjumlahan

bilangan bulat.

Siswa memilih

mana bentuk

penjumlahan yang

disebut perkalian.

Isian

1

C1

2.

Mempresenta

sikan suatu

konsep

dengan

model,

diagram dan

simbol.

Menyelesai

kan sebuah

masalah

dengan

menggunak

an Keppy

Disajikan contoh

kelereng dan

Keppy. Siswa

membuat bentuk

perkalian yang tepat

berdasarkan gambar

yang tertera.

Isian

2

C2

3

4

3.

Membuat

contoh dan

non contoh

penyangkal.

Membuat

contoh yang

berkaitan

dengan

konsep

dasar

perkalian

Disajikan

pertanyaan tentang

bentuk perkalian

dengan

menggunakan

Keppy sebagai alat

bantu untuk

menghitung. Siswa

mengubah bentuk

perkalian ke bentuk

penjumlahan yang

berulang.

Isian

5

C2

6

7

8

9

10

123

Page 136: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

Kisi-kisi Instrumen Tes Pemahaman Konsep Dasar Perkalian Siklus II

No. Indikator

Pemahaman

Konsep

Indikator Pencapaian

Indikator Soal Bentuk Soal

No. Soal

PG/ Jenjang

1.

Mendefinisik

an konsep

secara verbal

dan tulisan.

Mendefinisi

kan konsep

dasar

perkalian

Disajikan sebuah

pertanyaan tentang

definisi perkalian.

Siswa menjawab

sesuai dengan

pemahaman yang

telah didapatkan.

Isian

1

C1

2.

Mempresenta

sikan suatu

konsep

dengan

model,

diagram dan

simbol.

Menyelesai

kan sebuah

masalah

dengan

menggunak

an Keppy

Disajikan soal cerita

yang berhubungan

dengan perkalian.

Siswa

menyelesaikan

masalah yang

ditemukan

menggunakan

perkalian.

Isian

8

C2

9

10

3.

Membuat

contoh dan

non contoh

penyangkal.

Membuat

contoh yang

berkaitan

dengan

konsep dasar perkalian

Siswa mengubah

bentuk perkalian

menjadi bentuk

penjumlahan yang

tepat.

Isian

2

C2

3

4

5

6

7

124

Page 137: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

125

Page 138: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

126

Page 139: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

127

Page 140: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

128

Page 141: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

129

Page 142: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

130

Page 143: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

131

Page 144: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

132

Page 145: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

133

Page 146: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

134

Page 147: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

135

Page 148: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

136

Page 149: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

137

Page 150: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

138138138

LEMBAR RESPON SISWA

Nama Siswa :

Kelas :

Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang kamu pilih!

No. Pertanyaan Ya Tidak

1.

Apakah kamu senang belajar matematika dengan menggunakan Keppy?

2.

Menurutmu Keppy itu menarik atau tidak?

3.

Apakah kamu memahami perkalian?

4.

Apakah kamu kesulitan belajar perkalian dengan Keppy?

Guru Kelas II

Nurbaeti S. Pd

NIP.

Bogor, November 2017

Peneliti

Dhea Novianty Chairunnisa

NIM: 1113018300015

Page 151: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

139139139

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KEPPY

Nama Sekolah : SD Pesona Palad Nama Guru : Dhea N. Mata Pelajaran : Matematika Tanggal : Materi Ajar : Konsep Dasar Perkalian

Petunjuk: Berikut ini daftar pengelolaan kegiatan belajar dengan penggunaan alat peraga yang dilakukan guru di dalam kelas. Beirkan penilaian Anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai

Aspek yang Diamati Penilaian

1 2 3 4 Pelaksanaan

A. Pendahuluan

1. Memotivasi Siswa

2. Menyampaikan indikator pembelajaran

3. Mengkaitkan pembelajaran dengan pengetahuan awal

B. Kegiatan Inti

1. Mengkondisikan siswa untuk duduk sesuai kelompoknya

2. Memanfaatkan alat peraga untuk memperjelas pemahaman konsep siswa

3. Mendiskusikan langkah-langkah penyelidikan bersama siswa

4. Membimbing siswa melakukan penyelidikan

5. Membimbing siswa mendiskusikan dan menjawab pertanyaan yang ada pada LKS untuk menemukan konsep

6. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan latihan soal yang ada pada LKS

C. Penutup

1. Membimbing siswa untuk merumuskan kesimpulan

2. Memberikan tindak lanjut berupa PR sebagai pemantapan konsep yang telah didapatkan siswa

Pengelolaan waktu

Antusiasme siswa

2. Siswa antusias

3. Guru antusias

Keterangan: Bogor, November 2017

1 = Kurang Baik Pengamat

2 = Cukup Baik

3 = Baik

4 = Sangat Baik

Page 152: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

140140140

CATATAN LAPANGAN

Hari/Tanggal :

Kritik/Saran :

Page 153: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

141141141

HASIL PENILAIAN (LEMBAR KERJA SISWA) LKS SIKLUS 1

No.

Nama Siswa

Nilai

P1 P2 P3

1. Aprilia Dwi 80 85 86

2. Anissa Safira 75 80 87

3. Ayu Wita 85 84 88

4. Aan Fathurrahman 90 90 90

5. Christian Friendly 75 85 86

6. Dimas Gandrung 82 80 85

7. Diyana Maytha Putri 86 90 92

8. Dylla Ajheng 75 78 80

9. Elysa Fatmaningtyas 95 90 90

10. Ivander Okta Putra 70 85 90

11. Jasmine Shafa 98 95 94

12. Fadhillah Fauziyyan 85 88 90

13. Juanda Simanjuntak 80 85 88

14. Muhammad Ilham 80 85 90

15. Muhammad Rahfa 75 78 85

16. Muhammad Ayyash 70 75 80

17. Ni Ayu Kanza 90 93 95

18. Noval Hadrian Erol 80 82 89

19. Regi Pratama 86 90 92

20. Revhan Indrian 79 80 88

21. Randika Rahima 73 75 80

22. Rasya Aditya 80 84 89

24. Shinta Novita Sari 81 85 90

25. Tomi Al Farisi 90 90 89

Jumlah 1960 2032 2113

Rata-rata 78,4 81,2 84,52

Rata-rata Keseluruhan (%)

81,3%

Ket:

P1 = Pertemuan ke-1

P2 = Pertemuan ke-2

P3 = Pertemuan ke-3

Page 154: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

142142142

HASIL PENILAIAN (LEMBAR KERJA SISWA) LKS SIKLUS II

No.

Nama Siswa

Nilai

P1 P2 P3

1. Aprilia Dwi 83 80 85

2. Anissa Safira 77 80 89

3. Ayu Wita 86 89 90

4. Aan Fathurrahman 90 90 90

5. Christian Friendly 76 77 88

6. Dimas Gandrung 79 89 89

7. Diyana Maytha Putri 83 94 96

8. Dylla Ajheng 79 86 87

9. Elysa Fatmaningtyas 90 89 91

10. Ivander Okta Putra 71 86 90

11. Jasmine Shafa 94 95 97

12. Fadhillah Fauziyyan 80 90 92

13. Juanda Simanjuntak 80 88 87

14. Muhammad Ilham 86 89 95

15. Muhammad Rahfa 75 86 89

16. Muhammad Ayyash 73 78 85

17. Ni Ayu Kanza 90 95 98

18. Noval Hadrian Erol 84 88 90

19. Regi Pratama 87 91 92

20. Revhan Indrian 90 89 89

21. Randika Rahima 74 79 90

22. Rasya Aditya 80 83 90

24. Shinta Novita Sari 82 85 89

25. Tomi Al Farisi 90 90 93

Jumlah 1979 2086 2171

Rata-rata 79,16 83,44 86,84

Rata-rata Keseluruhan (%)

83,13%

Ket:

P1 = Pertemuan ke-1

P2 = Pertemuan ke-2

P3 = Pertemuan ke-3

Page 155: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

HASIL PENILAIAN TES PEMAHAMAN KONSEP

No.

Nama Siswa

Nilai

Siklus I Siklus II

1. Aprilia Dwi 79 80

2. Anissa Safira 89 100

3. Ayu Wita 80 83

4. Aan Fathurrahman 89 90

5. Christian Friendly 76 82

6. Dimas Gandrung 70 80

7. Diyana Maytha Putri 75 82

8. Dylla Ajheng 70 85

9. Elysa Fatmaningtyas 89 90

10. Ivander Okta Putra 87 91

11. Jasmine Shafa 78 86

12. Fadhillah Fauziyyan 79 88

13. Juanda Simanjuntak 80 90

14. Muhammad Ilham 83 90

15. Muhammad Rahfa 70 88

16. Muhammad Ayyash 77 89

17. Ni Ayu Kanza 90 95

18. Noval Hadrian Erol 91 96

19. Regi Pratama 85 90

20. Revhan Indrian 79 85

21. Randika Rahima 74 90

22. Rasya Aditya 83 86

24. Shinta Novita Sari 82 87

25. Tomi Al Farisi 76 82

Jumlah 2076 2105

Rata-rata (%) 83,04% 84,02%

143

Page 156: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR …

LEMBAR HASIL WAWANCARA GURU

Nama Sekolah : SD Pesona Palad

Alamat Sekolah : Perum Pesona Palad,

Klapa Nunggal,

Bogor.

No. Pertanyaan Jawaban

1.

Kurikulum apa yang digunakan oleh SD Pesona Palad?

Kurikulum yang digunakan adalah

Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) untuk semua

kelas.

2.

Bagaimana kegiatan pembelajaran

matematika di kelas, terutama pada materi

perkalian?

Pembelajaran matematika berjalan

dengan baik, untuk materi perkalian

masih mengalami kendala dalam

teknik mengajar.

3.

Apakah siswa sudah memahami konsep dasar perkalian?

Baru beberapa saja yang

memahami konsep dasar perkalian,

itupun memahami dalam artian

menghafal.

4.

Bagaimana cara guru mengajarkan konsep dasar perkalian?

Dengan memberikan hafalan setiap harinya.

5.

Apakah guru selalu menggunakan alat

peraga saat mengajar? Terutama pada

materi perkalian?

Tidak, pembelajaran hanya sebatas

ceramah, serta mencatat dari papan

tulis, begitu pula pada materi

perkalian.

6.

Berapakah nilai Kriteria Ketuntasan

Maksimal (KKM) untuk pelajaran

matematika?

Nilai KKM untuk pelajaran matematika adalah 75.

7.

Apakah nilai siswa sudah mencapai KKM?

Sebagian besar sudah berhasil

mencapai KKM.

Guru Kelas II

Bogor, November 2017

Peneliti

Nurbaeti S. Pd Dhea Novianty Chairunnisa 144

NIP. (NIM: 1113018300015)