tonsilitis ifa 2

10
A. Pengertian 1. Tonsilitis adalah suatu penyakit yang dapat sembuh sendiri berlangsung sekitar lima hari dengan disertai disfagia dan demam (Megantara, Imam, 2006). 2. Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus beta hemolyticus, streptococcus viridons dan streptococcus pygenes, dapat juga disebabkan oleh virus (Mansjoer, A. 2000). 3. Tonsilitis kronik merupakan hasil dari serangan tonsillitis akut yang berulang. Tonsil tidak mampu untuk mengalami resolusi lengkap dari suatu serangan akut kripta mempertahankan bahan purulenta dan kelenjar regional tetap membesar akhirnya tonsil memperlihatkan pembesaran permanen dan gambaran karet busa, bentuk jaringan fibrosa, mencegah pelepasan bahan infeksi (Sacharin, R.M. 1993). 4. Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A streptococcus beta hemolitik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus (Hembing, 2004). 5. Tonsilitis adalah suatu peradangan pada hasil tonsil (amandel), yang sangat sering ditemukan, terutama pada anak-anak (Firman sriyono, 2006, 2006). 6. Tonsilitis adalah inflamasi dari tonsil yang disebabkan oleh infeksi (Harnawatiaj , 2006) B. Klasifikasi Macam-macam tonsillitis menurut Imam Megantara (2006) 1. Tonsillitis akut Disebabkan oleh streptococcus pada hemoliticus, streptococcus viridians, dan streptococcus piogynes, dapat juga disebabkan oleh virus. 2. Tonsilitis falikularis Tonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya diliputi eksudat diliputi bercak putih yang mengisi kipti tonsil yang disebut detritus. Detritus ini terdapat leukosit, epitel yang

Upload: viants-okta

Post on 14-Nov-2015

229 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

haha

TRANSCRIPT

A. Pengertian1. Tonsilitis adalah suatu penyakit yang dapat sembuh sendiri berlangsung sekitar lima hari dengan disertai disfagia dan demam (Megantara, Imam, 2006).2. Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus beta hemolyticus, streptococcus viridons dan streptococcus pygenes, dapat juga disebabkan oleh virus (Mansjoer, A. 2000).3. Tonsilitis kronik merupakan hasil dari serangan tonsillitis akut yang berulang. Tonsil tidak mampu untuk mengalami resolusi lengkap dari suatu serangan akut kripta mempertahankan bahan purulenta dan kelenjar regional tetap membesar akhirnya tonsil memperlihatkan pembesaran permanen dan gambaran karet busa, bentuk jaringan fibrosa, mencegah pelepasan bahan infeksi (Sacharin, R.M. 1993).4. Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A streptococcus beta hemolitik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus (Hembing, 2004).5. Tonsilitis adalah suatu peradangan pada hasil tonsil (amandel), yang sangat sering ditemukan, terutama pada anak-anak (Firman sriyono, 2006, 2006).6. Tonsilitis adalah inflamasi dari tonsil yang disebabkan oleh infeksi (Harnawatiaj, 2006)B. KlasifikasiMacam-macam tonsillitis menurut Imam Megantara (2006)

1. Tonsillitis akutDisebabkan oleh streptococcus pada hemoliticus, streptococcus viridians, dan streptococcus piogynes, dapat juga disebabkan oleh virus.2. Tonsilitis falikularisTonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya diliputi eksudat diliputi bercak putih yang mengisi kipti tonsil yang disebut detritus. Detritus ini terdapat leukosit, epitel yang terlepas akibat peradangan dan sisa-sisa makanan yang tersangkut.

3. Tonsilitis LakunarisBila bercak yang berdekatan bersatu dan mengisi lacuna (lekuk-lekuk) permukaan tonsil.

4. Tonsilitis Membranosa (Septis Sore Throat)Bila eksudat yang menutupi permukaan tonsil yang membengkak tersebut menyerupai membran. Membran ini biasanya mudah diangkat atau dibuang dan berwarna putih kekuning-kuningan.

5. Tonsilitis KronikTonsillitis yang berluang, faktor predisposisi : rangsangan kronik (rokok, makanan) pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat dan hygiene mulut yang buruk.C. EtiologiMenurut Adams George (1999), tonsilitis bakterialis supuralis akut paling sering disebabkan oleh streptokokus beta hemolitikus grup A.1) Pneumococcus

2) Staphilococcus3) Haemalphilus influenza4) Kadang streptococcus non hemoliticus atau streptococcus viridens.Menurut Iskandar N (1993). Bakteri merupakan penyebab pada 50 % kasus.1) Streptococcus B hemoliticus grup A2) Streptococcus viridens3) Streptococcus pyogenes

4) Staphilococcus5) Pneumococcus6) Virus

7) Adenovirus8) Virus influenza serta herpesMenurut Firman S (2006), penyebabnya adalah infeksi bakteri streptococcus atau infeksi virus. Tonsil berfungsi membantu menyerang bakteri dan mikroorganisme lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi. Tonsil bisa dikalahkan oleh bakteri maupun virus, sehingga membengkak dan meradang, menyebabkan tonsillitis.D. Pathway

E. Manifestasi KinikMenurut Megantara, Imam 2006, gejalanya berupa nyeri tenggorokan (yang semakin parah jika penderita menelan) nyeri seringkali dirasakan ditelinga (karena tenggorokan dan telinga memiliki persyarafan yang sama)

Gejala lain :1) Demam2) Tidak enak badan3) Sakit kepala4) MuntahMenurut Mansjoer, A (1999) gejala tonsilitis antara lain :1) Pasien mengeluh ada penghalang di tenggorokan2) Tenggorokan terasa kering

3) Persarafan bau4) Pada pemeriksaan tonsil membesar dengan permukaan tidak rata5) Tidak nafsu makan

6) Mudah lelah7) Nyeri abdomen8) Pucat9) Letargi10) Nyeri kepala11) Disfagia (sakit saat menelan)12) Mual dan muntahGejala pada tonsillitis akut:

1) Rasa gatal / kering di tenggorokan2) Lesu3) Nyeri sendi

4) Anoreksia5) Suara serak (bila laring terkena)6) Tonsil membengkakF. Pemeriksaan Penunjang

1) Tes LaboratoriumTes laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada dalam tubuh pasien merupkan bakteri grup A, karena grup ini disertai dengan demam rematik, glomerulnefritis, dan demam.

2) Pemeriksaan penunjangKultur dan uji resistensi bila diperlukan.3) TerapiDengan menggunakan antibiotic spectrum lebar dan sulfonamide, antipiretik, dan obat kumur yang mengandung desinfektan.G. KomplikasiKomplikasi tonsilitis akut dan kronik menurut Mansjoer, A (1999), yaitu :

1. Abses pertonsilTerjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole, abses ini terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya disebabkan oleh streptococcus group A.2. Otitis media akutInfeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius (eustochi) dan dapat mengakibatkan otitis media yang dapat mengarah pada ruptur spontan gendang telinga.3. Mastoiditis akutRuptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke dalam sel-sel mastoid.

4. Laringitis5. Sinusitis6. Rhinitis H. Penatalaksanaan / PengobatanPenatalaksanaan tonsilitis secara umum, menurut Firman S, 2006 :

1. Jika penyebabnya bakteri, diberikan antibiotik peroral (melalui mulut) selama 10 hari, jika mengalami kesulitan menelan, bisa diberikan dalam bentuk suntikan.2. Pengangkatan tonsil (tonsilektomi) dilakukan jika :a. Tonsilitis terjadi sebanyak 7 kali atau lebih / tahun.b. Tonsilitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 2 tahun.c. Tonsilitis terjadi sebanyak 3 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 3 tahun.d. Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotikMenurut Mansjoer, A (1999) penatalaksanan tonsillitis adalah :1. Penatalaksanaan tonsilitis akuta. Antibiotik golongan penicilin atau sulfanamid selama 5 hari dan obat kumur atau obat isap dengan desinfektan, bila alergi dengan diberikan eritromisin atau klindomisin.b. Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder, kortikosteroid untuk mengurangi edema pada laring dan obat simptomatik.c. Pasien diisolasi karena menular, tirah baring, untuk menghindari komplikasi kantung selama 2-3 minggu atau sampai hasil usapan tenggorok 3x negatif.d. Pemberian antipiretik.2. Penatalaksanaan tonsilitis kronika. Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur / hisap.b. Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa atau terapi konservatif tidak berhasil.I. Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan yang mungkin muncul :

Pre Operasi1. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan jaringan tonsil.2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesulitan menelan

3. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakitJ. Intervensi

1. Diagnosa 1: Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan jaringan tonsil.NOC: Kontrol NyeriTujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan manejemen nyeri selama 3 x 24 jam diharapkan tidak ada masalah dalam nyeri dengan skala 4 sehingga nyeri dapat hilang atau berkurangKriteria hasil :a. Mengenali faktor penyebab.b. Mengenali serangan nyeri.c. Tindakan pertolongan non analgetikd. Mengenali gejala nyerie. Melaporkan kontrol nyeri

Skala : 1. Ekstream 2. Berat 3. Sedang 4. Ringan 5. Tidak AdaNIC: Menejemen Nyeri

Intervensi :1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.2) Ajarkan teknik non farmakologi dengan distraksi / latihan nafas dalam.3) Berikan analgesik yang sesuai.4) Observasi reaksi non verbal dari ketidanyamanan.5) Anjurkan pasien untuk istirahat.

2. Diagnosa 2 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.NOC : Fluid balanceTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan manejemen nutrisi selama 3 x 24 jam diharapkan tidak ada masalah nutrisi dengan skala 4 sehingga ketidak seimbangan nutrisi dapat teratasiKriteria hasil :a. Adanya peningkatan BB sesuai tujuanb. BB ideal sesuai tinggi badanc. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisid. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.Skala : 1. Tidak pernah dilakukan 2. Jarang dilakukan 3. Kadang-kadang dilakukan 4. Sering dilakukan 5. Selalu dilakukan

NIC : Manajemen nutrisi1) Berikan makanan yang terpilih2) Kaji kemampuan klien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan3) Berikan makanan sedikit tapi sering4) Berikan makanan selagi hangat dan dalam bentuk menarik.3. Diagnosa 3 : Hipertermi berhubungan dengan proses penyakitNOC: TermoregulasiTujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan fever treatment selama 3 x 24 jam diharapkan tidak ada masalah dalam suhu tubuh dengan skala 4 sehingga suhu tubuh kembali normal atau turun.Kriteria hasil :a. Suhu tubuh dalam rentang normal

b. Suhu kulit dalam batas normalc. Nadi dan pernafasan dalam batas normal.Skala : 1. Ekstrem 2. Berat 3. Sedang 4. Ringan 5. Tidak adaNIC : Fever Treatment1) Monitor suhu sesering mungkin2) Monitor warna, dan suhu kulit3) Monitor tekanan darah, nadi, dan pernafasan.4) Monitor intake dan output5) Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam.