tinjauan teori ca ovarium + kemoterapi
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Tinjauan Teori CA Ovarium + Kemoterapi
1/9
BAB II
KONSEP TEORI
A. KONSEP KANKER OVARIUM
1. Pengertian Kanker Ovarium
Kanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada
ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50
70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan
perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh darah
menyebar ke hati dan paru-paru.
Kanker ovarium sangat sulit didiagnosa dan kemungkinan kanker
ovarium ini merupakan awal dari banyak kanker primer. (Wingo, 1995).
Sampai saat ini penyebab pasti terjadinya kanker ovarium belum
diketahui. Namun terdapat beberapa factor resiko yang menyertai penderita
kanker ovarium.
2. Faktor Resiko Kanker Ovarium
a) Obesitas
b) Merokok
c) Alkohol
d) Penggunaan obat penyubur kandungan
e) Riwayat kanker payudara, kolon, atau endometrium
f) Riwayat keluarga dengan kanker payudara atau ovarium
g) Infertilitas
h) Menstruasi dini
3. Tanda & Gejala
Gejala umum bervariasi dan tidak spesifik. Pada stadium awal berupa :
a) Haid tidak teratur
b) Ketegangan menstrual yang terus meningkat
c) Menoragia
d) Nyeri tekan pada payudara
e) Menopause dini
f) Rasa tidak nyaman pada abdomen
g) Dispepsia
h) Tekanan pada pelvis
i) Sering berkemih
-
7/23/2019 Tinjauan Teori CA Ovarium + Kemoterapi
2/9
j) Flatulenes
k) Rasa begah setelah makan makanan kecil
l) Lingkar abdomen yang terus meningkat
4. Stadium
Stadium kanker ovarium primer menurut FIGO (Federation nternational of
Ginecologies and Obstetricians ) 1987, adalah :
STADIUM I > pertumbuhan terbatas pada ovarium
a) Stadium 1a : pertumbuhan terbatas pada suatu ovarium, tidak ada asietas
yang berisi sel ganas, tidak ada pertumbuhan di permukaan luar, kapsul
utuh.
b) Stadium 1b : pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak asietas,
berisi sel ganas, tidak ada tumor di permukaan luar, kapsul intak.
c) Stadium 1c : tumor dengan stadium 1a dan 1b tetapi ada tumor
dipermukaan luar atau kedua ovarium atau kapsul pecah atau dengan
asietas berisi sel ganas atau dengan bilasan peritoneum positif.
STADIUM II > Pertumbuhan pada satu atau dua ovarium dengan
perluasan ke panggul
a) Stadium 2a : perluasan atau metastasis ke uterus dan atau tuba
b) Stadium 2b : perluasan jaringan pelvis lainnya
c) Stadium 2c : tumor stadium 2a dan 2b tetapi pada tumor dengan
permukaan satu atau kedua ovarium, kapsul pecah atau dengan asitas
yang mengandung sel ganas dengan bilasan peritoneum positif.
STADIUM III > tomor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant
di peritoneum di luar pelvis dan atau retroperitonealpositif. Tumor terbatas dalam pelvis kecil tetapi sel
histologi terbukti meluas ke usus besar atau omentum.
a) Stadium 3a : tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah bening
negatif tetapi secara histologi dan dikonfirmasi secara mikroskopis
terdapat adanya pertumbuhan (seeding) dipermukaan peritoneum
abdominal.
b) Stadium 3b : tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant
dipermukaan peritoneum dan terbukti secara mikroskopis, diameter
melebihi 2 cm, dan kelenjar getah bening negativ.
c) Stadium 3c : implant di abdoment dengan diameter > 2 cm dan atau
kelenjar getah bening retroperitoneal atau inguinal positif.
-
7/23/2019 Tinjauan Teori CA Ovarium + Kemoterapi
3/9
STADIUM IV > pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan
metastasis jauh. Bila efusi pleura dan hasil sitologinya
positif dalam stadium 4, begitu juga metastasis ke
permukaan liver.
5. Penegakan Diagnosa Medis
Sebagian besar kanker ovarium bermula dari suatu kista. Oleh karena itu,
apabila pada seorang wanita ditemukan suatu kista ovarium harus dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah kista tersebut bersifat
jinak atau ganas (kanker ovarium). Ciri2 kista yang bersifat ganas yaitu:
a) Kista cepat membesar
b) Kista pada usia remaja atau pascamenopause
c) Kista dengan dinding yang tebal dan tidak berurutan
d) Kista dengan bagian padat
e) Tumor pada ovarium
Pemeriksaan lanjutan untuk memperkuat dugaan ke arah kanker ovarium
seperti :
a) USG dengan Doppler untuk menentukan arus darah
b) Jika diperlukan, pemeriksaan CT-Scan/ MRI
c) Pemeriksaan tumor marker seperti Ca-125 dan Ca-724, beta HCG dan
alfafetoprotein
Semua pemeriksaan diatas belum bisa memastikan diagnosis kanker
ovarium, akan tetapi hanya sebagai pegangan untuk melakukan tindakan
operasi.
6. Penatalaksanaan
Sebagian besar kanker ovarium memerlukan pengobatan dengan
kemoterapi. Hanya kanker ovarium stadium awal saja (stadium 1a dan 1b
dengan derajat diferensiasi sel yang baik/sedang) yang tidak memerlukan
kombinasi pengobatan. Kemoterapi diberikan sebanyak 6 seri dengan
interval 3 4 minggu sekali dengan melakukan pemantauan terhadap efeh
samping kemoterapi secara berkala terhadap sumsum tulang, fungsi hati,
fungsi ginjal, sistem saluran cerna, sistem saraf dan sistem kardiovaskuler.
Penatalaksanaan yang sesuai dengan stadium yaitu :
-
7/23/2019 Tinjauan Teori CA Ovarium + Kemoterapi
4/9
a) Operasi (stadium awal)
b) Kemoterapi (tambahan terapi pada stadium awal)
c) Radiasi (tambahan terapi untuk stadium lanjut)
B. KONSEP KEMOTERAPI
1. Pengertian Kemoterapi
Kemoterapi, dalam pengertian yang paling umum, adalah pengobatan
penyakit dengan bahan kimia terutama oleh membunuh mikro-organisme
atau sel-sel kanker.
Kemoterapi telah digunakan sebagai standard protocol pengobatan
kanker sejak 1950. Pada pengobatan kanker, kemoterapi dapat diaplikasikan
dengan tiga cara, yaitu kemoterapi sebagai terapi utama (primer) yang
memang ditujukan untuk memberantas sel-sel kankernya, kemoterapi
sebagai terapi ajuvan (tambahan) untuk memastikan kanker sudah bersih
dan tak kembali, dan kemoterapi sebagai terapi paliatif, yaitu hanya bersifat
mengendalikan pertumbuhan tumor dan bukan untuk menyembuhkan atau
memberantas habis sel kankernya. Terapi paliatif ini biasanya dilakukan
untuk pasien dengan stadium lanjut (4B) di mana kanker sudah menyebar ke
organ-organ lain dalam tubuh.
2. Efek Samping
Berikut paparan efek samping kemoterapi yang diulas Dr. Mirriam Stoppard
dalam bukunya "Panduan Kesehatan Keluarga" :
a) Efek jangka pendek
1) Mual dan muntahObat kemoterapi dapat menimbulkan mual dan muntah. Namun, ini
biasanya dapat dikendalikan dengan obat antimual dalam bentuk
suntikan atau tablet.
2) Mudah lelah
Mudah lelah adalah salah satu efek samping kemoterapi yang paling
sering dijumpai, walaupun kita tak mengerti penyebabnya dengan
jelas. Jika penyebabnya anemia, transfuse darah dapat digunakan
untuk mengoreksi gangguan.
3) Gangguan pencernaan
Beberapa jenis obat Kemoterapi berefek diare. Bahkan ada yang
menjadi diare disertai dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit
kadang bisa terjadi. Bila diare: kurangi makanan berserat, sereal, buah
-
7/23/2019 Tinjauan Teori CA Ovarium + Kemoterapi
5/9
dan sayur. Minum banyak untuk mengganti cairan yang hilang. Bila
susah BAB: perbanyak makanan berserat, olahraga ringan bila
memungkinkan.
4) Kelainan otot dan saraf
5) Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa
pada jari tangan atau kaki serta kelemahan pada otot kaki.
b) Efek Samping Jangka Panjang
1) Sterilitas
Agen kemoterapi dapat mempengaruhi fertilitas, walaupun hanya
sementara. Wanita mungkin berhenti mendapat haid. Kemoterapi
diketahui menimbulkan sterilitas permanen, walaupun jarang
dijumpai.
2) Jumlah sel darah putih yang rendah
Jika jumlah sel darah putih menurun (netropenia) yang merupakan
efek samping umum kemoterapi, risiko Anda terkena infeksi semakin
besar. Perhatikan tanda-tanda infeksi dan beri tahu dokter jika
mengalami gejala ini : Demam dengan suhu tubuh di atas 38 derajat
Celsius, menggigil dan berkeringat, luka dan tukak mulut, batuk dan
nyeri tenggorokan, kemerahan dan bengkak di sekitar luka pada kulit,
tinja cair/diare, sistitis atau sensasi terbakar selama buang air kecil,
keluarnya cairan dari vagina atau gatal tidak wajar.
3) Rambut rontok (alopesia)
Rambut rontok adalah efek kemoterapi terhadap sel folikel rambut
yang membelah sangat cepat, tapi banyak pasien tidak mengalamirambut rontok sama sekali. Jika ini memang timbul, sifatnya hanya
sementara dan rambut Anda akan tumbuh kembali saat kemoterapi
telah selesai.
3. Diit Bagi Penderita Kanker
Pada pasien kanker dengan kemoterapi perencanaan dietnya adalah
sebagai berikut:
a) Energi sesuai dengan usia, TB, BB, berkisar 32-36 Kkal/kgBB.
b) Protein 1-1.5 g/kgBB.
c) Lemak 20% dari total kalori.
d) KH sisa dari protein & lemak kurang lebih 60%.
e) Vitamin & mineral diberikan cukup.
-
7/23/2019 Tinjauan Teori CA Ovarium + Kemoterapi
6/9
f) Bila imunitas pasien menurun, pasien diberikan penjelasan agar selalu
menjaga kebersihan individu, makanan dan alat makan selalu dalam
keadaan higienis, tidak terkontaminasi dengan kuman/bakteria. Makanan
diajurkan yang dimasak matang sempurna, tidak dianjurkan
mengkonsumsi telur setengah matang, makanan mentah lainnya atau susu
tanpa dipasturisasi, biasa disebut neutropenic diet.
g) Porsi kecil tapi sering, biasanya 6 kali sehari 3-4 x makan dan 2-3 x
makanan selingan/snack. Disajikan makanan kesukaan dan jangan makan
menunggu sampai kondisi lapar.
h) Makanan dan snack disarankan yang mengandung tinggi kalori dan
protein seperti hasil produk dari susu, telur, daging, ikan, ayam.
i) Bentuk makanan sesuai dengan kemampuan pasien mengkonsumsi,
dapat berupa kombinasi oral (nasi, tim, bubur dengan lauk pauknya,
sayur dan buah) disertai makanan enteral berupa susu sapi, susu kacang
hijau, susu kedele.
j) Asupan air harus cukup 8 s/d 10 gelas sehari selain untuk mencukupi
kebutuhan, agar fungsi ginjal tetap baik dan sisa obat kemo dapat keluar
bersama urine. Sebagian minuman dianjurkan yang tinggi kalori dan
protein seperti milk shake, atau susu sebagai suplemen.
Efek samping pengobatan kemoterapi dan solusinya diinformasikan pada
pasien saat memberikan konseling gizi sebagai berikut, apabila terjadi:
a) Anoreksia: Makanan yang dingin lebih baik dari panas, cair jernih, es
krim, milkshake, gelatin, puding, semangka, anggur. Hindari minum
sebelum makan. Minuman dalam bentuk segar.b) Berat badan yang turun: menganjurkan mengkonsumsi makanan favorit.
Bila tidak dapat mengkonsumsi makanan oral dimodifikasi dengan
kombinasi makanan enteral.
c) Mual/ Muntah: Makanan kering, hindari bau yang merangsang, hindari
makanan berlemak, anjurkan makan perlahan, tidak tiduran setelah
makan.
d) Diare: Memberikan cairan cukup, dengan modifikasi diet berdasarkan
kemampuan menelan, karena kadang terjadi dysphagia. Hindari
makanan terlalu panas/ dingin. Makanan lunak & saring lebih dapat
diterima dari pada makanan biasa. Hindari makanan pedas dan asam.
e) Malabsorpsi: Pada kasus ini digunakan makanan enteral rendah laktosa.
Elemental diet/ oligomerik formula digunakan bila fungsi penyerapan zat
-
7/23/2019 Tinjauan Teori CA Ovarium + Kemoterapi
7/9
gizi sangat jelek. Na, K tinggi. Cair jernih berasal dari sirup atau kaldu
1X 24 jam dapat membantu.
Sebagai penutup dapat disimpulkan mencegah kanker lebih baik dari pada
mengibati yaitu dengan mengontrol faktor risiko yang dapat dikontrol
diantaranya merubah gaya hidup dengan pola makan yang baik dan seimbang,
menjaga IMT, olah raga, dan lain-lain.
Terapi diet kanker dengan kemoterapi disesuaikan dengan kondisi pasien,
yang bertujuan optimalisasi status gizi. Cukup energi, protein, vitamin dan
mineral, lemak tidak berlebihan. Porsi kecil tapi sering, bentuk makanan sesuai
kemampuan.
-
7/23/2019 Tinjauan Teori CA Ovarium + Kemoterapi
8/9
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam. 1998. Sinpsis Obstetri. Jakarta : EGC
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan , dan Keluarga
Berencana untuk Pendidik Bidan. Jakarta : Penerbit buku kedokteran.
Prawirohario, Sarwono. 2002. Asuhan Maternal dan Nonatal. Jakarta :
YBPSP
Sastrawinata, Sulaiman. 1993. Obstetri Fisiologi. Bandung : FKUI UNPAD.
Varney, Helen. 2001.Buku Saku Bidan. Jakarta : Penerbit buku kedokteran.
www.meetdoctor.com/article/efek-kemoterapi diakses pada tanggal 14 April
2013 pukul 11.30 WIB.
www.purtierplacenta.com/Kankerovarium diakses pada tanggal 14 April
2013 pukul 13.00 WIB
www.rumahkanker.com/pencegahan diakses pada tanggal 14 April 2013
pukul 12.10 WIB.
www.rccm.co.id diakses pada tanggal 15 April 2013 pukul 06.00 WIB
http://www.meetdoctor.com/article/efek-kemoterapihttp://www.purtierplacenta.com/Kankerovarium%20diakses%20pada%20tanggal%2014http://www.rumahkanker.com/pencegahanhttp://www.rccm.co.id/http://www.meetdoctor.com/article/efek-kemoterapihttp://www.purtierplacenta.com/Kankerovarium%20diakses%20pada%20tanggal%2014http://www.rumahkanker.com/pencegahanhttp://www.rccm.co.id/ -
7/23/2019 Tinjauan Teori CA Ovarium + Kemoterapi
9/9