tesis kontribusi persepsi tentang profesi dan...

135
TESIS KONTRIBUSI PERSEPSI TENTANG PROFESI DAN KREATIVITAS GURU PRAKTEK TERHADAP KINERJA DI BALAI LATIHAN PENDIDIKAN TEKNIK PROVINSI SUMATERA BARAT Oleh : TASMAN MUIS NIM. 92647 Tesis ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Magister Pendidikan PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN KONSENTRASI PENDIDIKAN KEJURUAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2009

Upload: ngongoc

Post on 05-Jul-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TESIS

KONTRIBUSI PERSEPSI TENTANG PROFESI DAN KREATIVITAS GURU PRAKTEK

TERHADAP KINERJA

DI BALAI LATIHAN PENDIDIKAN TEKNIK PROVINSI SUMATERA BARAT

Oleh : TASMAN MUIS

NIM. 92647

Tesis ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Magister Pendidikan

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN KONSENTRASI PENDIDIKAN KEJURUAN

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2009

KONTRIBUSI PERSEPSI PROFESI DAN KREATIVITAS TERHADAP KINERJA GURU PRAKTEK

DI UPTD. BLPT PROVINSI SUMATERA BARAT

( PROPOSAL TESIS )

Oleh :

TASMAN MUIS NIM. 92647

DOSEN PEMBIMBING:

Pembingbing I Pembingbing II

(Prof. H. JALIUS JAMA, Ph.D) (Dr. NASRULLAH AZZIZ).

KONSENTRASI PENDIDIKAN KEJURUAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2009

i

ABSTRACT

Tasman Muis, 2009. Perception Contribution of About Profession and Creativity of Teacher Practicee To Their Performance’s in Balai Latihan Pendidikan Teknik Province West Sumatra.

Pursuant to pre-survey field seen by that teacher practice their performance’s the low Balai Latihan Pendidikan Teknik Province West Sumatra. Circumstance of like this can generate the constraint in attainment of education target which have been specified. Researchers anticipate this matter is dominant influenced by perception factor of about profession and creativity.

This research aim to lay open the perception contribution of about profession and creativity of teacher practice to their performance’s the Balai Latihan Pendidikan Teknik Province West Sumatra. By using quantitative approach, there is three hypotheses which in rising: (1) Perception of about profession has contribution to performance of practice teacher, (2) Creativity has contribution to performance of practice teacher, (3) Perception of about profession and creativity by together has contribution to performance of practice teacher. This Research population is all teachers practice the Balai Latihan Pendidikan Teknik Province of West Sumatra amounting to 61 one who is taken totally is sampling population. Instrument used for the Leverage of data is equates of module of likert’s scale, data in analysis with the technique of correlation and regresses.

Result of analysis of data showing that: perception of about profession have contribution to as much 7,5% to performance, creativity have contribution to as much 14% to performance and perception of about profession and creativity by together have contribution to as much 21,5% to performance of practice teacher. Performance, perception of about profession and teacher creativity practice the to have distribution tend to normal. Pursuant to this research result is concluded by that perception of about profession and creativity separately able to by together have contribution to by significant to teacher performance practice the Balai Latihan Pendidikan Teknik Province West Sumatra.

ii

ABSTRAK

Tasman Muis, 2009. Kontribusi Persepsi Tentang Profesi Dan Kreativitas Guru Praktek Terhadap Kinerja di Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat.

Berdasarkan pra-survei dilapangan terlihat kinerja guru praktek Balai Latihan

Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat rendah. Keadaan seperti ini dapat menimbulkan kendala dalam pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Peneliti menduga hal ini dominan dipengaruhi oleh faktor persepsi tentang profesi dan kreativitas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kontribusi persepsi tentang profesi dan kreativitas terhadap kinerja guru praktek Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, ada tiga hipotesis yang di ajukan: (1) Persepsi tentang profesi berkontribusi terhadap kinerja guru praktek, (2) Kreativitas berkontribusi terhadap kinerja guru praktek, (3) Persepsi tentang profesi dan kreativitas secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja guru praktek.

Metode penelitian yang digunakan kuantitatif jenis Ex Post Facto, bertujuan untuk menguji apa yang telah terjadi dan berusaha mengkaji faktor-faktor yang diperkirakan sebagai penyebab. Populasi penelitian ini adalah semua guru praktek Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat berjumlah 61 orang, diambil secara keseluruhan untuk mengisi angket. Untuk pengambilan data digunakan instrumen angket modul skala likert, data di analisis dengan teknik korelasi dan regresi.

Hasil analisa data menunjukan persepsi tentang profesi berkontribusi sebanyak 7,5% terhadap kinerja, kreativitas berkontribusi sebanyak 14% terhadap kinerja dan persepsi tentang profesi dan kreativitas secara bersama-sama berkontribusi sebanyak 21,5% terhadap kinerja guru praktek. Kinerja, persepsi tentang profesi dan kreativitas guru praktek berdistribusi cenderung normal. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa persepsi tentang profesi dan kreativitas secara terpisah mampu secara bersama-sama berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja guru praktek Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat.

vi

PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWt, atas segala ramat

yang diberikan-Nya, sehingga penulis mendapatkan kekuatan lahir dan bathin

untuk menyelesaikan tesis ini dengan baik, untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam studi pada Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Padang.

Pada penelitian ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai

pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih

kepada yang terhormat :

1. Prof. H. Jalius Jama, Ph.D dan Dr. Nasrullah Azziz. Selaku pembimbing

yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan dengan segala

ketulusan hati kepada penulis dari awal sampai selesainya penulisan tesis

ini.

2. Prof. H. Jalius Jama, Ph.D. Selaku Ketua Program Studi Teknologi

Pendidikan, yang telah memberikan pelayanan serta berbagai kemudahan

bagi penulis dalam menyelesaikan kuliah.

3. Junaidi Ilyas, M.Pd, selaku Kepala Bagian Tata Usaha beserta staf yang

telah memberikan pelayanan serta berbagai kemudahan bagi penulis dalam

menyelesaikan kuliah.

4. Prof. Dr. Gusril, M.Pd. Selaku Asisten Direktur I, yang telah banyak

memberikan pelayanan serta berbagai kemudahan bagi penulis dalam

menyelesaikan kuliah.

5. Prof. Dr. Gusril, M.Pd, Dr. Agamuddin, M.Pd dan Dr. Wakhinudin, M.Pd.

Selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan demi

kesempurnaan tesis ini.

6. Drs. H. Burhasman Bur, MM. Selaku Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga Provinsi Sumatera Barat, atas pemberian izin belajar kepada

penulis mengikuti pendidikan S2, pada Program Pascasarjana Universitas

Negeri Padang.

vii

7. Drs. Nur Amin, M.Pd. Selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang, atas

pemberian izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian serta Guru

SMK Negeri 1 Padang yang telah berkenan mengisi angket penelitian ini.

8. Drs. H. Syafrudin Abas, M.Pd. Selaku Kepala Balai Latihan Pendidikan

Teknik Provinsi Sumatera Barat, atas pemberian izin kepada penulis untuk

melaksakan penelitian serta Guru Praktek Balai Latihan Pendidikan Teknik

Provinsi Sumatera Barat yang telah berkenan mengisi angket penelitian ini.

9. Istri tercinta Zuriati, anak-anak tersayang Hesti Astarina, Foni Astasari, Nira

Hastati dan Hastatama Tasman serta cucu tersayang Nafisa Aqilah

Rismamuti atas segala dukungan dan dorongan semangat dari awal sampai

selesainya masa pendidikan ini.

10. Sahabat, mahasiswa Program Studi Kosentrasi Pendidikan Kejuruan tahun

2007/2009, atas kebersamaan dan diskusi dalam penyelesaian tugas akhir

ini.

Akhir kata, penulis mohon kepada Allha SWT, agar selalu memberi

petunjuk dan kurnia-Nya. Semoga ilmu yang penulis peroleh dapat bermanfaat

bagi dunia pendidikan khususnya. Amin ...

Padang, Juli 2009

Penulis

viii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ................................................................................................... i

ABSTRAK ..................................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN .............................................................................. v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ................................................. .................. 6

C. Pembatasan Masalah ............................................... ................... 12

D. Rumusan Masalah .................................................... .................. 12

E. Tujuan Penelitian ..................................................... .................. 13

F. Manfaat penelitian .................................................... ................. 13

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 15

A. Landasan Teori .......................................................................... 15

1. Kinerja Guru Praktek .......................................................... 15

1). Pengertian Kinerja .......................................................... 15

2). Guru Praktek .................................................................. 16

3). Pentingnya Kinerja Guru Praktek .................................. 16

4). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru ........ 17

5). Tugas dan Profesional Guru .......................................... 18

2. Persepsi Tentang Profesi Guru Praktek ............................... 22

1). Pengertian Persepsi ......................................................... 22

2). Konsep Profesi Guru Praktek .......................................... 23

ix

3). Ketertarikan Terhadap Profesi Guru Praktek ................. 23

4). Melaksanakan Profesi Guru Praktek .............................. 25

3. Pengertian Kreativitas ...................... ................................... 27

B. Penelitian Yang Relevan ............................................................ 32

C. Kerangka Berfikir ...................................................................... 33

D. Hipotesis Penelitian ................................................................... 37

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 38

A. Metode Penelitian ...................................................................... 38

B. Wilayah dan Tempat Penelitian ................................................. 38

C. Populasi dan Sumber Data ......................................................... 39

D. Definisi Operasional .................................................................. 39

E. Instrumen Penelitian .................................................................. 41

F. Uji Coba Instrumen .................................................................... 42

G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 45

H. Teknik Analisis Data ................................................................. 46

BAB IV. HASIL PENELITIAN .................................................................... 50

A. Diskripsi Data ............................................................................ 50

B. Pengujian Persyaratan Analisis .................................................. 54

C. Pengujian Hipotesis ................................................................... 56

D. Pembahasan ............................................................................... 67

E. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 69

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................. 70

A. Kesimpulan ......................................................................................... 70

B. Implikasi .............................................................................................. 71

C. Saran saran .......................................................................................... 73

DAFTAR RUJUKAN ................................................................................... 77

x

DAFTAR TABEL Tabel Halaman

1. Penyebaran Populasi .................................................................................. 39

2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian dan Komposisi Butir-butir ........................ 42

3. Pernyataan Sebelum Uji Coba ................................................................... 44

4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian dan Komposisi Butir-butir Pernyataan

Setelah Uji Coba ........................................................................................ 45

5. Distribusi Frekuensi Data Kinerja (Y) ....................................................... 50

6. Distribusi Frekuensi Data Persepsi Tentang Profesi (X1) .......................... 53

7. Distribusi Frekuensi Data Kreativitas (X2) ................................................ 53

8. Hasil Pengujian Normalitas ....................................................................... 55

9. Rangkuman Hasil Uji Independensi Antar Variabel, Persepsi Tentang

Profesi (X1) dan Kreativitas (X2) ............................................................... 56

10. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Persepsi Tentang Profesi Dengan

Kinerja Guru Praktek ................................................................................. 57

11. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Persepsi Tentang Profesi Dan Kinerja

Guru Praktek .............................................................................................. 58

12. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kreativitas Dengan Kinerja Guru

Praktek ....................................................................................................... 60

13. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Ganda Variabel Persepsi Tentang

Profesi Dan Kreativitas Dengan Kinerja Guru Praktek ............................. 60

14. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Ganda Variabel Persepsi Tentang

Profesi Dan Kreativitas Dengan Kinerja Guru Praktek ............................. 62

15. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Persepsi Tentang Profesi Dan

Kreativitas Terhadap Kinerja Guru Praktek ............................................... 63

16. Bobot Kontribusi Persepsi Tentang Profesi Dan Kreativitas Terhadap

Kinerja Guru Praktek ................................................................................. 65

17. Rangkuman Analisis Korelasi Parsial ........................................................ 65

xi

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman

1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ................................................. 8

2. Bagan Penelitian ........................................................................................... 37

3. Histogram Kinerja (Y) .................................................................................. 51

4. Histogram Persepsi Tentang Profesi (X1) .................................................... 52

5. Histogram Kreativitas (X2) ........................................................................... 54

6. Hubungan Persepsi Tentang Profesi (X1) Terhadap Kinerja Guru

Praktek (Y) ................................................................................................... 58

7. Hubungan Kreativitas (X2) Terhadap Kinerja Guru Praktek (Y) ................. 61

8. Hubungan Persepsi Tentang Profesi (X1) Dan Kreativitas (X2)

Terhadap Kinerja Guru Praktek (Y) ............................................................. 64

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Uji Coba ............................................................................................. 80

2. Surat Permohonan Penelitian ke Dinas Pendidikan Kota

Padang ......................................................................................................... 89

3. Surat Permohonan Penelitian ke Balai Latihan

Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat ............................................. 90

4. Surat Izin Penelitian Dari Dinas Pendidikan Kota Padang ........................ 91

5. Surat Izin Penelitian Dari Balai Latihan Pendidikan

Teknik Provinsi Sumatera Barat ................................................................ 92

6. Surat Pengantar Instrumen Penelitian ........................................................ 93

7. Data Penelitian ........................................................................................... 102

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kerangka kebijakan otonomi daerah peningkatan kualitas

Sumber Daya Manusia (SDM) mutlak diperlukan dalam upaya peningkatan

pemberdayaan seluruh potensi daerah yang mendukung pertumbuhan ekonomi

dan ketenagakerjaan. Dengan demikian upaya penataan dan pengembangan

program pendidikan maupun lembaga diklat yang berpotensi menciptakan

SDM berkualitas perlu perhatian seksama agar tetap relevan dengan

kebutuhan pembangunan.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (USPN) Nomor 20

Tahun 2003 Pasal 3 mengamanatkan bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang berdasarkan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan manusia berkualitas

dan dapat menentukan maju atau mundurnya suatu bangsa. Berdasarkan

Undang-Undang tersebut, Pemerintah, Institusi Pendidikan dan Masyarakat

bertanggung jawab mempersiapkan pendidikan yang berkualitas. Ditilik dari

pihak Institusi Pendidikan, tanggung jawab terberat berada di pundak guru, di

mana dalam mendidik anak bangsa sangat diharapkan guru bekerja secara

2

profesional. Tilaar (1994) mengemukakan, dengan tidak mengabaikan faktor

lain, guru dianggap sebagai faktor tunggal yang menentukan terhadap

meningkatnya mutu pendidikan. Sahertian (1994: 1) dalam upaya

meningkatkan Sumber Daya Manusia melalui proses pendidikan, guru

mempunyai peran penting. Proses belajar mengajar tidak dilihat hanya sebagai

suatu proses alih ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga proses

pengembangan potensi manusia.

Oleh sebab itu, guru adalah faktor yang paling bertanggung jawab dan

sangat berpengaruh dalam menentukan mutu pendidikan. Guru yang

berkualitas dapat membimbing anak didik untuk menciptakan suasana belajar

yang melibatkan siswa secara aktif dan membangkitkan motivasi siswa untuk

belajar optimal. Dengan demikian peningkatan mutu pendidikan terkait erat

dengan persepsi tentang profesi guru, kreativitas guru, cara belajar siswa dan

pelayanan yang diberikan guru dalam proses belajar mengajar. Di sini kinerja

guru dalam proses pembelajaran merupakan salah satu hal yang perlu

mendapat perhatian.

Blanchard (1994: 11) mengemukakan bahwa kinerja merupakan apa

yang dikatakan atau yang dilakukan seseorang. Ahmadi (1993) menulis

betapapun baik dan lengkapnya kurikulum, metoda, media, sumber, sarana

dan prasarana namun keberhasilan pendidikan terletak pada kinerja guru,

dengan demikian kompetensi profesional guru terus ditingkatkan agar tercapai

lulusan berkualitas. Ahli lain, Nugroho (1996), peningkatan mutu pendidikan

terkait erat dengan tugas guru di dalam kelas, karena hal itu baru dapat dicapai

3

jika didukung oleh peningkatan kinerja guru dalam melakukan tugas. Sejalan

dengan ini, Irwan (1997) mendefinisikan kinerja adalah hasil kerja yang

bersifat kongkrit, dapat diamati dan diukur.

Dari kutipan para ahli di atas, dapat dicermati adalah peningkatan mutu

pendidikan terkait kuat dengan profesionalitas guru dan dapat diukur melalui

hasil kinerjanya. Agar profesional guru meningkat, ia mesti mampu

melakukan pemberdayaan terhadap faktor-faktor yang menentukan

peningkatan hasil kinerjanya.

Hasil pengamatan dan analisa data administrasi dari bahan pengajaran

guru praktek yang dilakukan selama pra-survey (tanggal 13 s/d 20 maret tahun

2009) pada Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat

ditemukan indikasi yang menunjukkan rendahnya kinerja guru praktek. Hal ini

dapat dilihat dari berbagai fakta di lapangan seperti: (1) Dari 61 orang guru,

lebih kurang 16% membuat perencanaan pembelajaran, 50% hanya meng-

copy (menyalin) perencanaan pembelajaran yang dibuat teman sejawat,

sedangkan 34% lainnya cenderung mempergunakan bahan ajar tahun

sebelumnya, tanpa upaya pengembangan yang dilakukan (2) Jarangnya

kelompok-kelompok guru berbicara secara konkrit tentang upaya

pengembangan proses pembelajaran praktek.

Pada lain kesempatan (tanggal, 3 dan 10 april tahun 2009) hasil

pengamatan dan wawancara dengan beberapa orang guru dan staf

kepegawaian diketahui bahwa proses pembelajaran kurang produktif. Hal ini

menunjukkan bahwa guru kurang mampu menciptakan kondisi berpraktek

4

yang merangsang minat siswa, terindikasi dari: (1) Mulai jam praktek siswa

kurang tepat waktu dan siswa ada kalanya dipanggil masuk setiap awal

pembelajaran praktek (2) Kecendrungan siswa datang sekedar mendapatkan

absensi kehadiran (3) Terjadinya beberapa siswa berada diluar ketika jam

(teman) kelompoknya berpraktek.

Hasil wawancara pada tanggal 17 April tahun 2009 mengenai persepsi

tentang profesi dan kreativitas guru praktek dengan Kepala Balai Latihan

Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat, diketahui belum ditemukan

kesungguhan melaksanakan profesi keguruan serta kurangnya minat baca dan

inisiatif guru praktek menambah pengetahuan maupun keterampilan, juga

rendahnya upaya berinovasi dalam pengembangan materi pembelajaran

praktek siswa. Proses evaluasi kegiatan praktek sering berpedoman pada hasil

akhir benda kerja yang dikerjakan siswa, tanpa melakukan catatan-catatan

kecil dari pengamatan proses yang dilalui anak didik.

Fenomena di atas menunjukan kinerja guru praktek pada Balai Latihan

Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat belum seperti yang diharapkan.

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru diantaranya adalah adanya

persepsi tentang profesi dan kreativitas yang tinggi dari guru praktek. Di mana

persepsi yang dapat memaknai profesi guru sebagai pekerjaan yang mulia

sehingga dalam melaksanakan proses belajar praktek akan berkontribusi

positif terhadap output yang dihasilkannya. Orang yang mempunyai

pemahaman yang mendalam terhadap pekerjaan akan memperoleh hasil yang

lebih baik bila dibandingkan dengan orang yang kurang memahami terhadap

5

pekerjaan tersebut. Dengan demikian, guru senantiasa berusaha semaksimal

mungkin memberikan hal yang terbaik terhadap siswa didikannya.

Begitu pula halnya dengan kreativitas, Guilford dalam Supriadi (1994)

mengemukakan ada lima sifat yang menjadi ciri seseorang yang berfikir

kreatif yaitu: kelincahan, orienalitas, elaborasi, redefinisi dan perumusan

kembali. Kelincahan adalah kemampuan untuk mengemukakan berbagai

macam pendekatan terhadap masalah; Orienalitas adalah kemampuan untuk

mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli; Elaborasi adalah

kemampuan untuk menguraikan sesuatu dengan terperinci; Redefenisi adalah

kemampuan untuk meninjau suatu persoalan berdasarkan perspektif yang

berbeda dengan apa yang sudah ada sebelumnya dan merumuskan kembali

adalah membuat rangkuman peristiwa menjadi pengalaman baru.

Haefele yang di kutip oleh Julius (2003), mengartikan kreativitas

sebagai kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang bernilai

sosial. Kreatif itu harus lincah mentalnya bisa berfikir dari segala arah.

Dibahagian lain Nursito (2000) mengemukakan, bahwa pada hakikatnya

manusia mempunyai potensi untuk menjadi kreatif. Dengan kreativitasnya

maka orang akan tumbuh dan berkembang sebagai individu yang kukuh dan

mantap. Orang kreatif suka bekerja keras, mandiri, pantang menyerah, penuh

humor dan fantasi serta tidak segera menolak ide baru.

Carvallo (1994) mengartikan, kreativitas adalah keterampilan untuk

menentukan pertalian baru, melihat subjek dari persfektif baru dan

membentuk kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah

6

tercetak dalam pikiran. Candra (2003) mengartikan, kreativitas adalah

kemampuan mental dan berbagai jenis keterampilan khas manusia yang dapat

melahirkan pengungkapan yang unik, berbeda, sama sekali baru, mudah,

efisien, tepat sasaran, dan tepat guna. Menghubungkan dan mengaitkan

kadang-kadang dengan cara yang ganjil, namun mengesankan, dan ini

merupakan dasar pendayagunaan kreatif dari daya rohani manusia dalam

bidang atau lapangan manapun.

Dengan menelusuri uraian dan fenomena yang telah dikemukakan di

atas, menguatkan peneliti melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang

berkaitan langsung dengan kinerja guru praktek. Pada kesempatan ini peneliti

ingin melihat kontribusi persepsi tentang profesi dan kreativitas guru praktek

terhadap kinerjanya.

B. Identifikasi Masalah

Guru merupakan komponen dari sistem pendidikan yang sangat

menentukan tingkat keberhasilan proses pembelajaran, karena guru berada

pada posisi strategis menggunakan metode dan penelitian pengembangan

terhadap sistem pembelajaran. Depdikbud (1999), hasil belajar siswa

ditentukan oleh tingkat kemampuan profesional guru yang tercermin dari

penguasaan dan penerapan materi pelajaran, perilaku mengajar yang baik,

pemahaman karakteristik siswa, kemampuan komunikasi, kemampuan

mengevaluasi dan wawasan profesi. Pengembangan kemampuan guru juga

didukung oleh iklim sekolah dan manajemen serta kepemimpinan kepala

sekolah yang memberi peluang untuk berkembang.

7

Broke dan Stone dalam Usman (2002), mengemukakan bahwa

kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru yang

tampak sangat berarti, yaitu terdapat 10 jenis kompetensi guru: (1)

Mengembangkan kepribadian, (2) Berinteraksi dan berkomunikasi, (3)

Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan, (4) Melaksanakan administrasi

sekolah, (5) Melaksanakan penelitian sederhana untuk kepentingan

pengajaran, (6) Menguasai landasan pendidikan, (7) Menguasai bahan

pengajaran, (8) Menyusun program pengajaran, (9) Melaksanakan program

pengajaran, (10) Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah

dilaksanakan.

Kompetensi profesional guru dapat meningkatkan kinerja guru

sehingga bisa tampil lebih percaya diri, peka dan tanggap terhadap perubahan-

perubahan ilmu pengetahuan yang terus berkembang seiring dengan tuntutan

kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman. Nursito (2000), mengartikan

guru yang profesional adalah guru yang mempunyai citra yang baik dimata

peserta didik. Dengan demikian guru mestilah menjadi panutan atau tauladan

bagi anak didik serta lingkungannya. Untuk mencapai hal itu guru diharapkan

memiliki kelincahan berfikir untuk segala asfek, mempunyai keluwesan

konsepsional, orisinalitas, mempunyai kompleksitas, mandiri dan mampu

bekerja sama.

Sedangkan menurut Steers (1990), kinerja guru dipengaruhi oleh

faktor: kemampuan, motivasi kerja, kreativitas, minat dan penerimaan orang

tersebut terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Anoraga (1992)

8

mengemukakankan faktor yang mempengaruhi kinerja guru antara lain daya

tarik pekerjaan, upah, keamanan dan perlindungan kerja, pengetahuan,

manajemen, lingkungan dan suasana kerjasama, harapan pengembangan

karier, keterlibatan dalam pengembangan organisasi, perhatian dan

kepemimpinan atasan. Mitriani (1995), melengkapi bahwa terdapat faktor-

faktor lain yang diperkirakan mempengaruhi kinerja seseorang yaitu tanggung

jawab, kebudayaan, standar kerja, supervisi, motivasi kerja dan rendah hati.

Kemudian Dharma (1985) menulis bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja

adalah kemampuan, sikap, minat, persepsi tentang profesi, struktur tugas,

iklim organisasi, dan system insentif. Dari kutipan pendapat para ahli tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut dapatlah dirangkum seperti

bagan berikut:

Gambar 1: Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya dan

hasil pengamatan serta wawancara dengan beberapa orang guru maupun

Kepala Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat, dapat

9

diidentifikasi masalah antara lain sebagai berikut: Persepsi tentang profesi

terutama yang berkaitan dengan kinerja seorang guru, apabila persepsinya

positif akan berkontribusi baik dan begitu pula sebaliknya. Fenomena

memperlihatkan tanggapan guru praktek tentang profesinya belum mengacu

pada kualifikasi bidang tugas yang diemban. Hal ini terindikasi kurang

sungguh-sungguhnya guru praktek melaksanakan tugas yang diberikan.

Kreativitas merupakan keterampilan guru praktek untuk menentukan

pertalian baru, melihat subjek dari perspektif baru dan membentuk kombinasi-

kombinasi baru dari dua konsep atau lebih yang telah tercetak dalam pikiran

untuk memberikan bimbingan terhadap peserta didiknya. Namun kenyataan

memperlihatkan peserta didik belum mendapatkan pelayanan bimbingan

sesuai yang diharapkan.

Keamanan dan perlindungan merupakan faktor yang mempengaruhi

hasil kinerja. Semenjak berobahnya tugas pokok dan fungsi Balai Latihan

Pendidikan Teknik dari tempat praktek siswa SMK 1 dan SMK 5 Padang

menjadi Unit Pelaksana Teknis Daerah Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera

Barat terjadilah ketidak nyamanan dari kepastian status tenaga fungsional

guru, karena secara regestrasi nasional keberadaan guru tidak ada pada Dinas

Pendidikan Provinsi, kecuali guru SLB dan Guru Pamong. Fenomena

memperlihatkan kurang bergairahnya guru praktek melaksanakan tugas

keguruannya.

Sarana prasarana merupakan komponen pokok dari sistem

pembelajaran yang cukup besar kontribusinya terhadap kinerja guru praktek.

10

Dalam hal ini baik sarana pokok maupun sarana penunjang sudah

dimamfaatkan semenjak tahun 1980. Dengan demikian mutu sarana prasana

yang ada pada umumnya sudah dibawah standar minimal, hal ini tidak jarang

pula mempengaruhi kinerja guru praktek dalam memberikan pelayanan pada

peserta didiknya.

Kepemimpinan suatu kepala unit kerja mempunyai peran yang

strategis dalam mempengaruhi kinerja orang-orang dibawah naungan

institusinya. Kepala Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat

belum maksimal melakukan perannya sebagai motivator, memberi tauladan

serta melaksanakan supervisi terhadap guru praktek. Hal ini dapat dilihat dari

tidak adanya pelaksanaan program evaluasi semester maupun tahunan

terhadap kinerja tenaga fungsional. Supervisi akan dapat meningkatkan

kemampuan, semangat, dan dorongan terhadap guru praktek dapat bekerja

maksimal.

Iklim kerja sama merupakan aspek keadaan pisik, tempat dan perasaan

yang menyangkut ketentraman serta rasa aman. Iklim ini terbentuk

dipengaruhi unsur pisik, tempat kerja serta perasaan yang timbul dari hasil

kerja sama itu sendiri dengan kontribusi menetramkan. Dari fenomena yang

ada belum terciptanya suasana kerja sama yang saling mendukung satu dengan

yang lainnya untuk mengoptimalkan usaha bersama memajukan institusi.

Keterampilan komonikasi diantaranya faktor yang berperan banyak

mempengaruhi kinerja guru praktek dalam upaya menyampaikan maksud dan

tujuan baik secara lisan, tulisan maupun menggunakan lambang-lambang.

11

Komunikasi yang baik akan berkontribusi baik pula terhadap hasil kinerja

seseorang, begitu pula sebaliknya. Tak jarang ditemui adanya keterbatasan

keterampilan komonikasi dikalangan guru praktek dalam memberikan

pelayanan dan bimbingan kepada peserta didiknya.

Pengalaman kerja akan mempengaruhi pemahaman dan penguasaan

materi pembelajaran dan berkontribusi langsung terhadap kinerja guru

praktek. Hal ini terindikasi dari kurangnya persiapan dan perencanaan proses

belajar mengajar yang terukur dan kridibel dikalangan guru praktek, sehingga

kinerja dalam memberikan pelayanan dan bimbingan terhadap peserta didik

belum seperti yang diharapkan.

Insentif merupakan imbalan yang diterima guru baik berbentuk

material maupun non material, jika didapat sesuai dengan jasa yang telah

diberikan akan menimbulkan semangat serta gairah dalam melaksanakan

tugas, dan sebaliknya. Terjadinya peningkatan kebutuhan hidup, insentif

berupa uang dinilai kurang memdai dari yang didapatkan. Hal demikian sudah

mendapat perhatian pemerintah pusat dengan mengambil kebijakan melalui

program peningkatan profesional guru dan dosen dengan melaksanakan

sertifikasi profesi. Kebijakan ini menimbulkan ekses diantaranya terjadi

cemburu sosial yang disebabkan jumlah guru yang lulus hampir sebanding

dengan yang belum lulus pada Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi

Sumatera Barat, cukup memberi pengaruh terhadap kinerja guru praktek.

12

C. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah di atas,

tercermin beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Karena

keterbatasan kemampuan yang ada, penelitian ini tidaklah ditujukan untuk

semua faktor tetapi lebih mengedepankan faktor yang cenderung memicu

rendahnya kinerja guru praktek pada Balai Latihan Pendidikan Teknik

Provinsi Sumatera Barat. Dari itu peneliti berkeyakinan bahwa faktor persepsi

tentang profesi dan kreativitas diduga lebih dominan permasalahannya

terhadap kinerja guru praktek, sehingga pola tingkah laku guru praktek tidak

mencerminkan komitmen keguruan yang kuat dalam mengoptimalkan

penggunaan sumber daya dan kurangnya kreativitas dalam melakukan

pengajaran dan bimbingan praktek terhadap siswa.

Sehubungan dengan itu peneliti hanya meneliti kontribusi persepsi

tentang profesi dan kreativitas guru praktek dalam terhadap kinerjanya.

Persepsi dibatasi pada profesi guru praktek sebagai panggilan hati nurani

melaksanakan kegiatan pembelajaran dan bimbingan terhadap siswa dalam

berpraktek, dan kreativitas merupakan pola tingkah laku yang menunjukkan

ciri-ciri sebagai seorang kreatif dalam meningkatkan kinerja.

D. Rumusan Masalah

Didasari latar belakang dan identifikasi serta pembatasan masalah yang

telah disampaikan sebelumnya, penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

13

1) Apakah ada kontribusi persepsi tentang profesi guru praktek terhadap

kinerjanya pada Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera

Barat.

2) Apakah ada kontribusi kreativitas guru praktek terhadap kinerjanya pada

Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat.

3) Apakah persepsi tentang profesi dan kreativitas guru praktek bersama-

sama berkontribusi terhadap kinerjanya pada Balai Latihan Pendidikan

Teknik Provinsi Sumatera Barat.

E. Tujuan Penelitian

Sekaitan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini

diharapkan dapat mengungkapkan :

1. Kontribusi persepsi tentang profesi guru praktek terhadap kinerjanya pada

Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat.

2. Kontribusi kreativitas guru praktek terhadap kinerjanya pada Balai Latihan

Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat

3. Kontribusi persepsi tentang profesi dan kreativitas guru praktek secara

bersama-sama terhadap kinerjanya pada Balai Latihan Pendidikan Teknik

Provinsi Sumatera Barat

F. Manfaat Penelitian

Kedepannya hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat:

14

1. Sebagai masukan dalam melakukan perobahan mencapai pembelajaran

praktek yang efektif dan efesien serta bernilai mutu bagi guru praktek

Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi kepala Balai Latihan Pendidikan Teknik

Provinsi Sumatera Barat mengambil kebijakan dalam peningkatan kinerja

guru praktek.

3. Sebagai bahan pertimbangan pembinaan bagi Kepala Dinas Pendidikan,

Pemuda dan Olahraga terhadap guru praktek Balai Latihan Pendidikan

Teknik Provinsi Sumatera Barat

4. Usaha peningkatan kompetensi bagi peneliti dalam hal persepsi tentang

profesi dan kreativitas terhadap kinerja sebagai guru praktek.

15

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kinerja Guru Praktek

1). Pengertian Kinerja

Kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(Purwadarminta: 1995) adalah: (1) Sesuatu yang dicapai (2) Prestasi

yang diperlihatkan, dan (3) Kemampuan bekerja. Kartono (1989),

mengartikan kinerja adalah kondisi maksimal dari hasil kerja dalam

kurun waktu tertentu. Selanjutnya Beton (1974), menulis kinerja

adalah proses dari tindakan seseorang. Timpe (1983), kinerja adalah

tingkat keberhasilan kerja yang dikerjakan dengan jelas. Dengan

kalimat sederhana Gibson (1992), mengartikan kinerja sama dengan

prestasi kerja dan Kamars (1994), menulis bahwa kinerja merupakan

terjemahan dari performance yang berarti kemauan dan kemampuan

melakukan sesuatu pekerjaan.

Selanjutnya menurut Hasibuan (1994), kinerja suatu hasil kerja

yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugasnya yang

didasarkan pada kecakapan, usaha dan kesempatan. Donelly (1996)

menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang diinginkan dari

suatu pekerjaan. Sejalan dengan itu Sahertian (1994) mengaitkan

kinerja dengan penjabaran tugas yang menyangkut pengetahuan dan

keterampilan ciri khas perilaku seseorang.

16

Dari paparan beberapa para ahli di atas dapatlah disimpulkan

bahwa kinerja adalah suatu proses kerja seseorang yang didukung oleh

kemauan dan kemampuan untuk mencapai hasil atau prestasi kerja

yang diinginkan.

2). Guru Praktek

Moh. Uzer Usman (1995: 7), menjelaskan tugas guru sebagai

profesi meliputi “mendidik, mengajar dan melatih”. Mendidik berarti

meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti

meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa.

Seorang guru praktek akan berhasil melaksanakan tugas profesinya

jika ia mempunyai keterampilan yang baik, bermotivasi tinggi serta

lingkungan yang mendukung. Di mana akan menghasilkan tamatan

yang bermutu sesuai dengan visi, misi lembaga serta sesuai dengan

kebutuhan dunia usaha dan industri.

3). Pentingnya Kinerja Guru Praktek

Kinerja suatu proses kerja seseorang yang didukung oleh

kemauan dan kemampuan untuk memperoleh hasil atau perstasi kerja

yang diinginkan. Hal ini mengartikan bahwa suatu prestasi kerja yang

tinggi hanya dapat dicapai apabila seseorang memiliki kemauan yang

tinggi dalam aktivitas kerjanya.

Menurut Irwan (1997) kinerja adalah satu-satunya petunjuk

yang dapat dipercayai untuk menyimpulkan apakah suatu unit

17

organisasi atau pegawai sukses atau gagal, berprestasi atau tidak. Dari

pendapat ini terlihat bahwa kinerja sangat penting dalam mengukur

keberhasilan atau prestasi kerja seseorang dalam organisasi. Kinerja

organisasi sangat ditentukan oleh kinerja orang-orang yang berada di

dalamnya. Dengan demikian kinerja unit organisasi Balai Latihan

Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat sebagai salah satu bentuk

organisasi sangat ditentukan oleh personil yang ada di dalamnya

terutama kinerja guru praktek.

Dari beberapa pengertian kinerja yang dikemukakan para ahli

dapatlah disimpulkan bahwa kinerja guru praktek adalah suatu proses

kerja yang dilakukan oleh guru praktek dalam kegiatan pembelajaran

praktek yang didukung oleh kemampuan mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat

ditentukan oleh tinggi atau rendahnya kinerja guru praktek.

Ahmadi (1990) menyatakan bahwa betapapun baik dan

lengkapnya kurikulum, metoda, media, sarana prasarana, namun

keberhasilan terletak pada kinerja guru. Upaya-upaya peningkatan

kualitas kinerja guru adalah suatu hal penting dalam meningkatkan

mutu pembelajaran.

4). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa

proses kerja yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran yang

didukung oleh kemampuan tertentu untuk mencapai tujuan yang telah

18

ditetapkan disebut “kinerja guru”. Dalam upaya peningkatannya

dipengaruhi oleh faktor yang bersifat internal maupun eksternal.

Arikunto (1990) menulis bahwa yang termasuk faktor internal adalah

sikap, minat, intelegensi, motivasi, dan kepribadian. Sedangkan faktor

eksternal adalah sarana prasarana, pengetahuan manajemen, keamanan

dan lingkungan kerja. Timpe (1993) bahwa kinerja seseorang dapat

dipengaruhi oleh kemampuan yang tinggi dan kerja keras, perilaku,

sikap, gaya kepemimpinan, sumber daya, keadaan ekonomi, dan

lingkungan kerja. Keenan (1996), faktor yang mempengaruhi kinerja

adalah kecakapan, disiplin, standar kerja, manajemen, organisasi,

masalah pribadi.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru

dipengaruhi oleh faktor-faktor: (1) Persepsi tentang profesi, (2)

Pengalaman kerja, (3) Keamanan dan perlindungan, (4) Sarana dan

prasarana, (5) Kepemimpinan kepala institusi, (6) Gaji atau isentif, (7)

Kreativitas, (8) Pemahaman dan penguasaan materi, (9) Keterampilan

komunikasi, dan (10) Iklim kerjasama.

5). Tugas dan profesionalisme guru

Guru memiliki banyak tugas, baik yang terkait dengan dinas

maupun di luar dinas dalam bentuk pengabdian. Darmo Diharjo

(1983) menulis tugas guru dapat dikelompokan atas tiga jenis yaitu:

tugas bidang profesi, tugas kemanusian, tugas dalam bidang

kemasyarakatan.

19

Tugas guru merupakan profesi yang tidak dapat dikerjakan

oleh sembarangan orang dan memerlukan suatu keahlian khusus

sebagai guru. Ini hanya dimiliki orang-orang yang bergerak di bidang

pendidikan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar

dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-

nilai hidup berkaitan dengan pengembangan kepribadian anak didik.

Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan pengembangan

kemampuan berfikir, sedangkan melatih mengembangkan

keterampilan-keterampilan pada anak didik.

Usman (2002), menyatakan bahwa di bidang kemanusiaan

guru mempunyai tugas untuk menjadikan dirinya sebagai orang tua

kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga dapat menjadi idola

para siswanya. Hal ini berarti guru haruslah mempunyai penampilan

yang menarik karena apabila guru tidak menarik maka guru tidak lagi

menjadi figur yang patut dicontoh dan ditiru. Guru akan gagal dalam

menanamkan benih pengajaran pada siswa.

Tugas kemasyarakatan yang berkaitan dengan tugas guru

adalah membimbing peserta didik agar mereka dapat mewarisi nilai-

nilai yang sesuai dengan filsafat budaya bangsa (Depdikbud 1983).

Menurut Usman (2002) bahwa tugas guru dibidang kemasyarakatan

adalah mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga

Negara Indonesia yang bermoral pancasila dan mencerdaskan bangsa

20

Indonesia. Dengan hal ini diharapkan masyarakat akan memperoleh

ilmu pengetahuan untuk mengembangkan pembangunan bangsa.

Semakin akurat pelaksanaan tugas guru, semakin tercipta dan terbina

kesiapan dan kehandalan seseorang sebagai manusia pembangunan.

Guru dituntut profesional dalam melaksanakan tugasnya dan

dapat menggunakan berbagai kemampuan dan keterampilan, agar

dapat menghasilkan pendidikan maksimal. Guru profesional menurut

Syah (1997) adalah guru yang melaksanakan tugasnya berdasarkan

standar pengetahuan dan kompetensi guru dengan tanggung jawab

yang tinggi. Sejalan dengan itu, Usman (2002), menulis bahwa guru

profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian

khusus dalam bidang keguruan, sehingga ia mampu melaksanakan

tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Dari

pendapat ini terlihat bahwa dalam melaksanakan kewenangan

profesionalnya guru dituntut untuk memiliki serangkaian kemampuan

yang beraneka ragam.

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan guru dalam

mengembangkan kepribadian antara lain: (1) Bertakwa terhadap

Tuhan YME, (2) Berjiwa pancasila, (3) Interaksi yang baik dengan

rekan sejawat dan masyarakat, (4) Kemampuan memberikan

bimbingan dan penyuluhan pada siswa, (5) Melaksanakan administrasi

sekolah, dan (6) Melaksanakan penelitian sederhana guna keperluan

pengajaran (Usman: 2002).

21

Kompetensi sosial menurut Samana (1994), adalah

serangkaian kemampuan guru yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

(1) Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kemanusiaan yang

universal, (2) Bertindak jujur dan bertanggung jawab, (3) Berperan

sebagai pemimpin baik di sekolah maupun di luar sekolah, (4)

Bersikap bersahabat dan terampil dalam berkomunikasi, (5) Aktif

dalam melestarikan dan mengembangkan kebudayaan, (6) Ikut serta

dalam kegiatan sosial dan, (7) Bersikap adaptif dan dinamis terhadap

lingkungan sosial budaya.

Kemampuan profesional guru meliputi: (1) menguasai

landasan pendidikan, tujuan pendidikan nasional, fungsi sekolah dan

masyarakat serta psikologis pendidikan, (2) menguasai bahan

pembelajaran, (3) menyusun dan melaksanakan program

pembelajaran, (4) melakukan penilaian terhadap hasil pembelajaran

siswa.

Dari kutipan beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

kinerja guru praktek adalah proses kerja yang dilakukan guru pada

proses pembelajaran yang didukung oleh kemampuan tertentu untuk

mencapai tujuan yang ditetapkan. Indikator kinerja guru dapat dilihat

dari kemampuan guru dalam: (1) merencanakan proses pembelajaran,

(2) melaksanakan dan memimpin proses pembelajaran, (3)

menyesuaikan diri dengan dinamika proses pembelajaran, (4)

mendayagunakan evaluasi pembelajaran.

22

2. Persepsi Tentang Profesi Guru Praktek

1). Pengertian Persepsi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi

pengertiannya adalah: (1) Tanggapan langsung dari sesuatu, (2) Proses

seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indera. Kata

persepsi berasal dari kata “perception” dalam bahasa inggris yang

berasal dari akar kata ”perceive”. Longman Dictionary of

Contemporary English, (1978: 805), menjelaskan “perception the

ability to perceive: keen natural understanding a result of perceiving:

something noticed and understanding: a result of perceiving:

something noticed and understood”. Sedangkan pengertian

“perceive” sendiri adalah to have or come to have knowledge of

(samething) strong one of the senses (espsight).

Dengan demikian persepsi dapat disimpulkan sebagai

kemampuan untuk menanggapai secara tajam tentang sesuatu yang

dikenal dan dimengerti yang diperoleh melalui olahan indera terutama

melalui pandangan dan pemikiran.

Berdasarkan pandangan di atas dapat dikatakan bahwa persepsi

merupakan proses penerimaan atau tanggapan seseorang tentang apa

yang dilihat atau didapat melalui inderanya. Sikap seseorang berbeda

dalam cara ia menanggapi suatu fenomena yang ditemuinya dan

bagaimana ia mengartikannya akan banyak dipengaruhi oleh

pengalaman masa silamnya, kebutuhannya terhadap apa yang

23

diinginkannya dan harapan untuk mencapainya. Dengan demikian

persepsi dapat diartikan sebagai sesuatu penilaian individu terhadap

stimuli dan perilaku atau respon yang dihasilkannya.

2). Konsep Profesi Guru Praktek

Profesi merupakan bidang pekerjaan yang memerlukan ilmu

pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh melalui

pendidikan. Imran (1989: 117-118), mengemukakan profesi adalah

kedudukan atau jabatan yang memerlukan pengetahuan dan

keterampilan khusus yang diperoleh sebahagian melalui pendidikan

dan perkuliahan yang bersifat teoritis dan disertai praktik, diuji dengan

sejenis bentuk ujian, baik di universitas atau lembaga yang diberi hak

untuk itu dan diberikan kepada orang-orang yang memilikinya

(sertifikat, lisensi, brevet) serta kewenangan tertentu dalam

hubungannya dengan kliennya: dipelajari secara sengaja, terencana

dan secara langsung. Pemegang profesi dalam melaksanakan tugas

juga dituntut kualitas yang baik oleh pemiliknya. Kualitas akan

ditentukan oleh faktor keterampilan motivasi dan lingkungan kerja.

3). Ketertarikan Terhadap Profesi Guru Praktek

Sebagai tenaga profesi, guru harus memiliki kualifikasi sesuai

dengan bidang tugas yang diembannya. Sardiman (2005: 135),

mengemukakan guru memiliki kualifikasi: (1) Capability personal, (2)

Sebagai inovator, (3) Sebagai developer

24

Capability personal guru adalah memiliki pengetahuan,

kecakapan dan keterampilan serta sikap yang lebih mantap dan

memadai sehingga mampu mengolah proses belajar mengajar secara

efektif. Guru sebagai inovator yakni tenaga pendidik yang memiliki

komitmen terhadap upaya perubahan dan penyebaran ide

pembaharuan yang efektif. Sedangkan sebagai developer, guru harus

memiliki visi keguruan yang mantap, mampu dan mau melihat jauh ke

depan dalam menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi oleh sektor

pendidikan sebagai suatu sistem.

Selain faktor pengetahuan, kecakapan, keterampilan dan

tanggapan terhadap ide pembaharuan sesuai dengan profesinya, pada

diri guru sebenarnya masih memerlukan persyaratan khusus yang

bersifat mental. Sardiman (2005:137), persyaratan khusus adalah

faktor yang menyebabkan orang merasa senang, karena terpanggil hati

nuraninya untuk menjadi seorang guru. Faktor khusus itu disebut juga

dengan istilah rouping atau panggilan hati nurani.

Rouping inilah yang merupakan dasar ketertarikan bagi

seorang guru untuk melakukan kegiatan profesi keguruannya.

Ketertarikan terhadap profesi guru yang lainnya adalah bahwa profesi

guru diakui masyarakat sebagai profesi yang dibutuhkan untuk

meningkatkan mutu pendidikan masyarakat. Sardiman (2005: 134)

profesi guru diakui masyarakat maksudnya: (1) Memperoleh

dukungan masyarakat, (2) Mendapat pengesahan dan perlindungan

25

hukum, (3) Memiliki persyaratan sehat, (4) Memiliki jaminan hidup

yang layak.

Bagi profesi guru praktek ketertarikan lainnya adalah: (1) Di

sekolah kejuruan aktivitas guru di samping melaksanakan

pembelajaran di sekolah juga melaksanakan koordinasi pembimbingan

terhadap siswa yang melaksanakan praktek di dunia usaha dan

industri, (2) Dimungkinkan membuka usaha yang berhubungan

dengan spesialisasi, karena di sekolah kejuruan nuansa wirausaha

lebih tinggi dibandingkan sekolah umum, (3) Lebih terbuka peluang

melakukan inovasi tentang profesi keguruan, karena wadah untuk

melakukan inovasi di samping di sekolah juga ada dunia usaha dan

industri sebagai institusi pasangan tempat melaksanakan inovasi.

4). Melaksanakan Profesi Guru Praktek

Mengingat tugas dan tanggung jawab guru yang begitu

kompleks maka profesi ini memerlukan persayaratan khusus, Moh.

Uzer Usman (1995:15) mengemukakan: (1) Menuntut adanya

keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan

yang mendalam, (2) Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang

tertentu sesuai dengan bidang profesinya, (3) Menuntut adanya tingkat

pendidikan keguruan yang memadai, (4) Adanya kepekaan terhadap

kontribusi bermasyarakat dari pekerjaan yang dilaksanakannya, (5)

Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.

26

Guru sebagai pengajar profesional dapat diartikan seseorang

yang menampilkan suatu kegiatan khusus yang mempunyai tingkat

kesulitan yang lebih dan mempunyai persyaratan waktu persiapan dan

pendidikan cukup lama untuk menghasilkan kemampuan tinggi. Disini

tampak bahwa pekerjaan guru profesional menuntut kreteria sebagai

berikut: (1) Harus memiliki landasan pengetahuan yang kokoh hasil

dari program jenjang pendidikan, (2) Berdasarkan atas kompetensi

personal, (3) Melaksanakan tugas dilandasi aturan dan standar

pendidikan, (4) Mencintai dan bertanggung jawab atas pekrjaan yang

dilakukan.

Guru praktek profesional adalah mengajar disekolah atau

lembaga diklat dan melaksanakan proses belajar mengajar harus

memiliki kemampuan: (1) menguasai bahan pengajaran beserta

konsep dasar keilmuan, teori dan praktek kejuruan, (2) melaksanakan

pembelajaran bernuansa dunia usaha/ industri, (3) melaksanakan

bimbingan belajar dan praktek disekolah serta didunia usaha/ industri,

(4) melaksanakan bimbingan karir, (5) melaksanakan penilaian

pembelajaran teori dan praktek, (6) melaksanakan tindak lanjut hasil

penilaian berupa program perbaikan maupun pengayaan.

Dalam melaksanakan profesi guru praktek dibutuhkan

pemikiran, tenaga dan waktu yang cukup lama. Karna profesionalisme

mengacu pada proses peningkatan kualifikasi dan kemampuan yang

didapat melalui pendidikan dan latihan, merupakan proses sepanjang

27

hayat serta tidak pernah berhenti selama seseorang menjadi warga

profesi. Dengan demikian diharapkan guru praktek memiliki,

melaksanakan dan mengembangkan sikap professional yang mampu

menciptakan proses belajar mengajar bermutu, serta menghasilkan

tamatan yang bermutu pula.

Berdasarkan teori di atas, dalam penelitian ini mengemukakan

bahwa sebagai indikator dari persepsi tentang guru praktek dilihat dari

tiga hal: (1) Konsep tentang propesi guru praktek, (2) Ketertarikan

sebagai guru praktek, (3) Melaksanakan profesi guru praktek.

3. Pengertian Kreativitas

Kreativitas merupakan kajian yang sulit, menimbulkan berbagai

perbedaan pandangan dan pengertian atau definisi, kriteria perilaku kreatif,

proses kreatif, hubungan kreatif dan inteligensia maupun upaya

pengembangannya, sehingga muncul pengertian yang berbeda dan beragam.

Keragaman ini tergantung bagaimana seseorang mendefinisikannya. Tidak

satupun definisi yang dapat dianggap mewakili pemahaman dari keragaman

pengertian yang ada. Hal ini menurut Supriadi (1994) disebabkan dua

alasan, pertama sebagai “konstruk hipotesis” di mana kreativitas merupakan

ranah psikologi yang komplek dan multidimensi, mengandung berbagai

tafsiran. Kedua, definisi memberikan tekanan yang berbeda-beda

tergantung pada dasar teori yang menjadi acuan pembuat definisi.

Allen dalam Psychodynamic Syinthesis mengemukakan kreativitas

adalah perumusan-perumusan dari makna melalui sintesis. Haefele dalam

28

Creativity and Innovation merumuskan kreativitas sebagai kemampuan

untuk membuat kombinasi baru bernilai sosial. Sejalan dengan ini Seidel

dalam bukunya berjudul The Crisis of Creativity menulis kreativitas adalah

kemampuan menghubungkan dan mengaitkan kadang-kadang dengan cara

yang ganjil, namun mengesankan dan ini merupakan dasar pendayagunaan

kreativitas dari daya rohani manusia dalam bidang atau lapangan manapun

(Chandra: 1999).

Kreativitas berasal dari kata kreatif yang berarti suatu proses

menghasilkan karya baru, bisa diterima oleh komunitas tertentu atau bisa

diakui oleh mereka sebagai sesuatu yang bermanfaat. Evans (terjemahan

Carvallo: 1994) menulis bahwa kreativitas merupakan keterampilan untuk

menentukan pertalian baru, melihat subjek dari perspektif baru dan

membentuk kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang

telah tercetak dalam pikiran.

Definisi kreativitas dapat dibedakan kedalam dimensi person,

process, product dan press seperti berikut ini: Rhodes 1961, dalam Supriadi

(1994), menyebut keempat dimensi kreativitas tersebut sebagai “The four

P’s of creativity”. Definisi kreativitas yang menekankan dimensi person

dikemukakan oleh Guilford (1950) Creativity refers to the abilities that are

characteristies of creative people. Definisi yang menekankan segi proses

diajukan oleh Muhadar (1997) “Creativity is a process that manifest it self

influency in flexibility as well in originality of thinking”. Baron (1976)

menekankan segi produk yaitu “the ability to bring something new into

29

existency”. Sementara Amabile (1983) mengemukakan “Creativity can be

regarded as the quality of products or responses judged to be creative by

appropriate observers”.

Dimensi person menurut Guilford erat kaitannya dengan

karakteristik orang-orang kreatif atau kepribadian kreatif (creative

personality). Kepribadian kreatif meliputi dimensi kognitif dan dimensi non

kognitif dari manusia. Dimensi kognitif berkaitan dengan bakat sedangkan

dimensi non kognitif adalah minat, sikap dan kualitas temperamental

(Supradi: 1994). Dimensi proses berkaitan dengan cara berfikir divergen

yang berusaha melihat berbagai dimensi yang beragam atau bahkan

bertentangan menjadi sesuatu bentuk pemikiran yang baru. Dimensi produk

berkaitan dengan hasil karya atau kinerja seseorang, baik dalam bentuk

barang atau gagasan. Sedangkan dimensi proses berkaitan dengan

pandangan atau pengamatan dari orang yang ahli terhadap sesuatu produk

yang dinilai kreatif.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kreativitas yang

dimiliki guru akan sangat berpengaruh terhadap upaya guru dalam

mengarahkan, membimbing dan memimpin siswanya. Oleh karena itu guru

hendaklah berupaya untuk menumbuhkan kreativitas sehingga dapat

menerapkan pola tindakan tertentu dalam rangka mengoptimalkan

aktualisasi diri oleh potensi diri siswa. Kreativitas peserta didik sebagai

salah satu tujuan pendidik tidak akan tercapai apabila guru mempunyai

sikap yang tidak kreatif, monoton serta menimbulkan kebosanan. Hal ini

30

berkontribusi pada menurunnya minat dan kegairahan siswa dalam proses

pembelajaran.

Drajat (1984), mengemukakan bahwa seseorang guru hendaknya

mengetahui bagaimana cara murid belajar dengan baik dan berhasil. Untuk

itu hendaklah memperhatikan beberapa hal pokok yaitu: (1) Kegairahan dan

kesediaan untuk belajar, (2) Membangkitkan minat siswa, (3)

Menumbuhkan minat dan bakat siswa, (4) Mengatur proses belajar, (5)

Berpindahnya pengaruh belajar dalam kehidupan sehari-hari dan (6)

Hubungan manusiawi dalam proses pembelajaran.

Munandar (1990), mengemukakan bahwa berdasarkan beberapa

hasil penelitian, sikap guru yang cendrung memberikan otonomi kepada

siswa dengan batas tertentu dalam kegiatan pembelajaran menunjukan hasil

yang menakjubkan: yaitu lebih banyak terlihat motivasi internal, kurangnya

ketegangan dan minat yang besar. Jadi sikap guru dalam proses

pembelajaran sangat berpengaruh pada tingakat pencapaian tujuan

pembelajaran khususnya dan pendidikan pada umumnya.

Menurut Geulfor (dalam Supriadi 1994), kreatif berkaitan dengan

dimensi person dari kreativitas, yang identik dengan kepribadian kreatif

(creative personality). Menurut teori ini orang-orang kreatif memiliki cirri

kepribadian yang secara signifikan berbeda dengan orang-orang yang

kurang kreatif. Karakterisitik kepribadian ini menjadi criteria untuk

mengidentifikasikan orang-orang kreatif.

31

Salah satu asumsi tentang kreativitas adalah bahwa setiap orang

memiliki kemampuan kreatif dengan tingkat berbeda-beda. Tidak ada orang

yang sama sekali tidak mempunyai kreativitas. Setiap orang mempunyai

potensi kreatif dan bisa dikembangkan. Pendapat Piers (1976), “All

individuals are creative in diverse ways and different degrees”. Tinggi

rendahnya kreativitas yang dimiliki seseorang sangat ditentukan oleh

intelegensi, bakat, minat, sikap, motivasi, dan unsur-unsur kepribadian

lainnya.

Menurut Guilford (dalam Supriadi 1994), karakteristik orang kreatif

yaitu: (1) Orisinalitas, (2) Fleksibelitas, (3) Kelincahan, dan (4) Elaborasi.

Keempat ini merupakan ciri kognitif dari kreativitas. Ciri-ciri kognitif

sangat tergantung pada ciri-ciri non kognitif yang berkaitan dengan

kepribadian (personality) seperti minat dan sikap kreatif. Piers (dalam

Supriadi: 1994), orang-orang kreatif cenderung memiliki rasa ingin tahu

yang tinggi, tidak puas dengan apa yang ada, percaya diri, otonom, bebas

dalam pertimbangan, menerima diri, tenang, humor, intuitif dalam berfikir,

tertarik pada hal-hal yang komplek, sensitif terhadap rangsangan, dan

toleran terhadap situasi yang tidak pasti.

Munandar (1977), mengemukakan tujuh ciri sikap kepercayaan dan

nilai-nilai yang melekat pada orang-orang yang kreatif yaitu terbuka

terhadap pengalaman baru dan luar biasa, luwes dalam berfikir dan

bertindak, bebas dalam mengekspresikan diri, dapat mengekspresikan

32

fantasi, berminat pada kegiatan-kegiatan kreatif, percaya pada gagasan

sendiri dan mandiri.

Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru

adalah komponen afeksi yang dapat menimbulkan dorongan tertentu dalam

bertindak atau beraksi secara kreatif dalam proses pemelajaran. Kreativitas

guru dapat dilihat dari ciri-ciri atau karakteristik yang melekat pada orang

kreatif. Karakterisitik tertentu akan menjadi indikator untuk mengukur

kreativitas. Beberapa karakterisitik sikap kreatif guru yaitu: (1) Memilki

rasa ingin tahu yang besar, (2) Kepercayaan diri, keterbukaan terhadap

pengalaman baru, (3) Fleksibel dalam berifikir dan bertindak dan (4) Sikap

kritis terhadap pendapat orang lain.

B. Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan telaah kepustakaan, bagian ini akan dikemukakan

penelitian-penelitian yang relevan dengan variable-variabel yang akan diteliti.

1. Armen D (2006), meneliti Konstribusi Persepsi Tentang Profesi Guru

Kejuruan Dan Motivasi Kerja terhadap kinerja Guru SMK Negeri Kota

Pariaman. Penelitian ini menemukan variabel persepsi guru kejuruan

memberikan konstribusi secara signifikan terhadap kinerja guru sebesar

33%. Motivasi kerja berkonstribusi terhadap kineja sebesar 24,2%.

Sedangkan persepsi guru kejuruan dan motivasi kerja guru berkonstribusi

secara bersama terhadap kinerja guru SMK Negeri Kota Pariaman sebesar

33,6%.

33

2. Dasrul (2001), meneliti tentang Persepsi Terhadap Profesi Dan Masa

Kerja Dan Konstribusinya Terhadap Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah

Negeri Padang. Penelitian ini mengemukakan variabel persepsi guru

terhadap profesinya berkonstribusi terhadap kinerja sebesar 28,4%,

masakerja guru berkonstribusi terhadap kinerja guru sebesar 9,6%.

Persepsi guru tentang profesinya dan masa kerja secara bersamaan

berkonstribusi terhadap kinerja guru sebesar 31%.

3. Raimon Bagindo Panghulu (2004), meneliti tentang Kontribusi

Kemampuan Berkomunikasi dan Kreativitas Terhadap Kinerja Guru

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Kelompok Pariwisata Kota

Padang. Pada penelitian ini menemukan variabel bebas adalah kemampuan

berkomunikasi (X1) berkontribusi terhadap kinerja guru (Y) sebesar

2,74%, kreativitas (X2) berkontribusi terhadap kinerja guru (Y) sebesar

39,30%. Kemampuan Berkomunikasi dan kreativitas sama-sama

berkontribusi terhadap variabel terikatnya kinerja guru (Y) sebesar

36,80%.

Dari hasil penelitian di atas, jelas persepsi profesi dan kreativitas guru

praktek berkontribusi terhadap kinerjanya. Oleh karena itu, penulis ingin

kembali mengungkap besarnya kontribusi persepsi profesi dan kreativitas

guru praktek terhadap kinerjanya.

C. Kerangka Berfikir

Dengan memperhatikan teori yang berhubungan dengan kinerja guru,

persepsi tentang profesi dan kereativitas guru praktek maka dalam penelitian

34

ini ditetapkan kinerja guru variabel dependen (terikat), persepsi profesi guru

praktek dan kreativitas guru praktek sebagai variabel independen (bebas).

Kontribusi dua variabel independen persepsi tentang profesi guru

praktek dan kereativitas guru praktek terhadap variabel dependen kinerja guru

praktek, diuraikan sebagai berikut:

1. Kontribusi Persepsi Tentang Guru Praktek Terhadap Kinerjanya

Persepsi guru praktek tentang profesinya akan berpengaruh

terhadap tindakan dan perilakunya. Dengan persepsi positif, guru akan

melaksanakan tugas-tugas yang menyangkut profesinya dengan baik,

penuh tanggung jawab serta mempunyai keinginan kuat untuk

mengembangkan kemampuan profesionalnya, meningkatkan kerjasamanya

dan mempunyai orientasi kemasa depan.

Sebagai anggota dari suatu profesi guru praktek dituntut

mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya. Timpe (1992) dalam

Mangkunegara (2005) menulis bahwa kinerja dipengaruhi secara internal,

yaitu kaitanya dengan sifat-sifat seseorang. Kinerja seseorang akan baik

apa bila mempunyai kemampuan tinggi serta memiliki tipe pekerja keras

serta memiliki persepsi yang positif tentang profesinya. Dengan demikian

diduga persepsi tentang profesi sebagai guru praktek akan berkontribusi

terhadap kinerjanya.

2. Kontribusi Kreativitas Guru Praktek Terhadap Kinerjanya

Menurut Guilford dalam (Munandar: 1999), hasil karya atau

produktivitas kreatif seseorang sangat ditentukan oleh faktor-faktor

35

kognitif dan faktor-faktor non kognitif. Faktor pertama disebut juga

dengan faktor bakat sedangkan faktor kedua disebut juga dengan faktor

non bakat. Faktor bakat yang berkaitan dengan kreativitas meliputi ciri-ciri

seperti kelincahan, kelenturan atau keluwesan, dan orisinalitas, sedangkan

faktor non bakat berkaitan dengan faktor person atau kepribadian yang

meliputi sikap, minat, motivasi, dan temperamental. Profel kepribadian

kreatif akan berbeda dengan profel kepribadian rata-rata. Seorang guru

yang memiliki profel kepribadian kreatif akan lebih unggul dibandingkan

dengan guru-buru yang memilki kepribadian rata-rata.

Sikap kreatif sebagai bagian dari kepribadian kreatif ikut

berpengaruh terhadap pembentukan kreativitas guru. Kreativitas yang

tinggi sangat diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

guru dalam pengajaran, pengembangan kurikulum, dan membina

hubungan dengan masyarakat (Sujana: 1981). Dan menurut Sahertian

(1994), orang yang memiliki kreativitas yang tinggi akan menunjukkan

kinerja yang lebih baik bila dibandingkan dengan orang yang memiliki

kreativitas rendah. Tinggi rendahnya kreativitas seseorang sangat

ditentukan oleh faktor-faktor non kognitif atau kepribadian seseorang

seperti sikap, minat dan aspek kepribadian lainnya. Pengembangan

kreativitas guru diantaranya dipengaruhi oleh sikap kreatif guru itu sendiri.

Karena itu, pengembangan sikap kreatif pada diri guru diperlukan dalam

rangka peningkatan kreativitas guru.

36

Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas diasumsikan bahwa

ada hubungan antara persepsi tentang profesi dan kreativitas guru praktek

terhadap kinerjanya pada Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi

Sumatera Barat.

3. Kontribusi Persepsi Tentang Profesi dan Kreativitas Guru Praktek Terhadap Kinerjanya

Berbagai faktor diduga mempengaruhi kinerja guru baik faktor

internal maupun faktor eksternal, diantaranya adalah faktor persepsi

tentang profesi dan kreativitas. Menurut Bloom bahwa kemampuan

melaksanakan tugas atau kinerja (performance) adalah sesuatu hal yang

dapat meningkatkan fungsi komitmen persepsi dan kreativitas secara terus

menerus. Sebaliknya kenerja itu pada dasarnya adalah hasil perkalian

antara kemampuan dari komitmen persepsi dan kreativitas, Hoy & Miskel

(1978: 166). Dengan demikian terdapat kaitan yang erat dan saling

mempengaruhi antara persepsi tentang profesi untuk berbuat sesuatu

seseorang dengan kinerja yang dihasilkan.

Berdasarkan uraian di atas diduga kuat bahwa persepsi tentang

profesi dan kreativitas guru praktek memberikan kontribusi terhadap

keberhasilan guru praktek dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian

kedua variabel tesebut secara bersama-sama diduga berkontribusi terhadap

kinerja guru praktek. Kerangka hubungan antara variabel persepsi tentang

profesi dan kreativitas guru praktek terhadap kinerjanya dapat

digambarkan sebagai berikut:

37

Gambar 2. Bagan Penelitian

D. Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, kajian teori dan kerangka berfikir,

diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

a. Ada terdapat persepsi tentang profesi guru praktek berkontribusi terhadap

kinerjanya.

b. Ada terdapat kreativitas guru praktek berkontribusi terhadap kinerjanya.

c. Ada terdapat persepsi tentang profesi dan kreativitas guru praktek secara

bersama-sama berkontribusi terhadap kinerjanya.

X1 Y

X1 X2 Y

X2 Y

38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif jenis Ex Post Facto

yang bertujuan untuk menguji apa yang telah terjadi. Menurut Hajar (1995),

Arikunto (1990) dan Sugyono (1990) Ex Post Facto adalah jenis penelitian

mengenai apa yang telah terjadi dan berusaha mengkaji faktor-faktor yang

diperkirakan sebagai penyebab. Faktor-faktor tersebut dianalisis dengan

menggunakan pendekatan analisis korelatif, yaitu penelitian yang berusaha

mengkaji hubungan fenomena atau antar variabel yang ada dengan

menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasikannya. Dengan

demikian, penulis mendeskripsikan kontribusi Persepsi Tentang Profesi (X1)

dan Kreativitas (X2) terhadap Kinerja Guru Praktek (Y) pada Balai Latihan

Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat.

B. Wilayah dan Tempat Penelitian

Wilayah penelitian adalah Padang yang dilakukan pada Balai Latihan

Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat dengan responden adalah guru-

guru praktek yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pemilihan wilayah

ini didasari pada: (1) Kemudahan memperoleh data yang valid dan

keleluasaan waktu dalam melakukan penelitian, (2) Objek sesuai dengan latar

belakang pendidikan dan profesi peneliti.

39

C. Populasi dan Sumber Data

1. Populasi

Populasi penelitian adalah guru praktek pada Balai Latihan

Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat, dari studi pendahuluan

diperoleh data populasi 61 orang. Penyebaran populasi dapat dilihat pada

Tabel 1 berikut ini :

Tabel 1. Penyebaran Populasi Berdasarkan Program Studi Guru. No Nama Program Studi Jumlah guru 1 Bangunan Gedung 15 Orang 2 Elektronika 3 Orang 3 Listrik 6 Orang 4 Mesin 26 Orang 5 Otomotif 11 Orang

JUMLAH 61 Orang Sumber: Tata Usaha Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat

2. Sumber Data Sampel

Untuk keperluan penelitian ini sumber data uji coba 30 orang

sampel dari 140 orang populasi guru SMK Negeri 1 Padang. Penelitian

utama data diambilkan dari Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi

Sumatera Barat. Berhubung jumlah populasi dibawah 100 orang dan untuk

mendapatkan angka validitas dengan penyimpangan sekecil mungkin,

maka subjek penelitian 61 orang guru praktek.

D. Definisi Operasional

Variabel bebas (independent variabel) dalam penelitian ini adalah

persepsi tentang profesi (X1) dan Kreativitas (X2) sedangkan variabel terikat

(dependent variabel) adalah kinerja guru praktek (Y).

40

1. Persepsi Tentang Profesi Guru Praktek (X1)

Persepsi tentang profesi guru praktek yang dimaksud adalah

pemahaman dan penilaian guru praktek pada Balai Latihan Pendidikan

Teknik Provinsi Sumatera Barat terhadap: (1) Konsep tentang profesi, (2)

Ketertarikan terhadap praktek profesi yang diemban, (3) Melaksanakan

profesi guru yang mendidik dan melatih calon tenaga kerja tingkat

menengah disebut sebagai variabel X1.

2. Kreativitas Guru Praktek (X2)

Kreativitas guru yang dimaksud penelitian ini adalah pola perilaku

guru yang menunjukkan karakteristik atau ciri-ciri orang Kreatif.

Kreativitas guru disebut sebagai variabel (X2) dengan indikator sebagai

berikut: (1) memiliki rasa ingin tahu besar, (2) kepercayaan diri, (3)

fleksibel dalam berfikir dan bertindak, (4) keterbukaan terhadap

pengalaman baru, (5) keberanian menanggung resiko, dan (6) kritis

terhadap pendapat orang.

3. Kinerja Guru Praktek (Y)

Kinerja guru yang dimaksud adalah proses kerja guru yang

didukung oleh kemauan dan kemampuan untuk mencapai hasil atau

prestasi kerja yang diinginkan dalam pencapaian tujuan pembelajaran

praktek pada Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat.

Kinerja guru yang dimaksud disebut dengan variabel (Y) dengan indikator:

(1) Merencanakan proses pembelajaran, (2) Merencanakan dan memimpin

41

proses pembelajaran, (3) Menyesuaikan diri dengan dinamika proses

pembelajaran, (4) Mendayagunakan evaluasi pembelajaran.

E. Instrumen Penelitian

1. Skala Pengukuran

Untuk mengukur ketiga variabel penelitian digunakan Instrumen

berupa kuisioner atau angket model skala Likert. Angket disusun dengan

alternatif jawaban :

G. Sangat setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak setuju (TS),

Sangat tidak setuju (STS)

H. Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang (JR), Tidak

pernah (TP)

Pemberian nilai untuk masing-masing berturut-turut untuk

pernyataan-pernyataan positif diberi bobot: 5-4-3-2-1 terhadap pendapat

responden. Sedangkan angket dengan pernyataan-pernyataan bersifat

negatif diberi bobot: 1-2-3-4-5 terhdapap frekuensi kegiatan responden.

2. Penyusunan Instrumen

Instrumen disusun berdasarkan indikator-indikator masing-masing

variabel. Untuk mendapatkan kesahihan konstruk dilakukan melalui

pendefinisian dan studi kepustakaan serta diskusi dengan pembimbing.

Instrumen pada masing-masing variabel disusun melalui langkah-langkah:

(a) Pembuatan kisi-kisi Instrumen berdasarkan indikator masing-masing

variabel (b) Menyusun butir-butir pernyataan yang sesuai dengan indikator

42

dan ketepatan dari segi bahasa serta aspek yang diukur. Kisi-kisi

Instrumen penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Dan Komposisi Butir-butir Pernyataan Sebelum Uji Coba

No. Variabel Indikator Butir Jumlah Butir

1. Persepsi Tentang Profesi (X1)

a. Konsep tentang profesi guru praktek 1 – 15 15

b. Ketertarikan terhadap profesi guru 16 – 30 15

c. Melaksanakan profesi guru praktek 31 – 40 10

2. Kreativitas Guru (X2)

a. Memiliki rasa ingin tahu yang besar 1 – 10 10

b. Kepercayaan diri 11 – 18 8 c. Fleksibel dalam

berfikir dan bertindak 19 – 26 8

d. Keterbukaan terhadap pengalaman baru 27 – 33 7

e. Keberanian menanggung resiko 34 – 40 7

3. Kinerja Guru (Y) a. Merencanakan proses pembelajaran 1 – 15 15

b. Melaksanakan dan memimpin proses pembelajaran

16 - 25 10

c. Mendayagunakan evaluasi pembelajaran 26 - 33 8

d. Menyesuaikan diri dengan dinamika proses pembelajaran

34 - 40 7

F. Uji Coba Instrumen

Instrumen yang telah disusun diujicobakan untuk mengetahui

kehandalan dan kesahihannya melalui prosedur sebagai berikut :

1. Penentuan Responden Uji Coba

Instrumen diujicobakan pada responden yang tidak termasuk sampel

penelitian dalam populasi. Jumlah responden uji coba 30 (tiga puluh)

43

orang guru praktek di SMK Negeri 1 Padang. Jumlah ini dianggap sudah

memenuhi syarat untuk uji coba.

2. Pelaksanaan Uji Coba

Uji coba instrumen dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 13 Mei

sampai dengan hari Rabu, tanggal 20 Mei 2009 dengan mendatangi semua

responden secara langsung.

Uji coba instrumen dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut: (a) Membagikan angket pada masing-masing guru, (b)

Memberikan keterangan cara mengisi angket, (c) Sampling melakukan

pengisian angket, (d) Menyerahkan dan segera mengumpulkan kembali.

3. Tujuan Pelaksanaan Uji Coba

Uji coba dilaksanakan bertujuan menganalisis Instrumen, sehingga

diketahui keterkaitan butir-butir pernyataan terhadap indikator yang telah

ditetapkan pada masing-masing variabel. Agar memperoleh butir

pernyataan yang valid dan handal dilakukan pengujian validitas Instrumen.

4. Analisis Data Hasil Uji Coba

Analisis data uji coba ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui

butir-butir instrumen yang memiliki tingkat validitas yang handal,

sehingga layak digunakan untuk mengukur variabel tersebut. Agar

memperoleh butir pernyataan yang valid dan handal, dilakkukan uji

validitas dengan Product Moment dan uji realibitas dengan menggunakan

Alpha Cronbach melalui program statistik Monas Versi 11 @ 2007.

44

Setelah dilakukan analisis butir dari masing-masing variabel, maka

hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Dan Komposisi Butir-butir Pernyataan Setelah Uji Coba

No. Variabel Indikator Jumlah Butir

Butir Gugur

1. Persepsi Tentang Profesi (X1)

a. Konsep tentang profesi guru praktek 15 7, 11

b. Ketertarikan terhadap profesi guru 15 20, 26

c. Melaksanakan profesi guru praktek 10 -

2. Kreativitas Guru (X2)

a. Memiliki rasa ingin tahu yang besar 10 10

b. Kepercayaan diri 8 18 c. Fleksibel dalam

berfikir dan bertindak 8 24, 25

d. Keterbukaan terhadap pengalaman baru 7 -

e. Keberanian menanggung resiko 7 34, 36

3. Kinerja Guru (Y) a. Merencanakan proses pembelajaran 15 2, 12

b. Melaksanakan dan memimpin proses pembelajaran

10 21

c. Mendayagunakan evaluasi pembelajaran 8 31

d. Menyesuaikan diri dengan dinamika proses pembelajaran

7 39

Instrumen yang dirancang untuk ketiga variabel berisikan 120 butir

pernyataan yang terdiri dari 40 butir persepsi tentang profesi, 40 butir

kreativitas dan 40 butir kinerja guru praktek. Setelah dilakukan uji coba

dan analisis data, maka butir yang gugur sebanyak 15 butir pernyataan.

Butir-butir yang gugur tersebut terdiri dari 4 butir persepsi tentang

profesi, 6 butir kreativitas dan 6 butir kinerja guru praktek. Maka butir

45

yang memenuhi syarat sebanyak 95 butir, yaitu 36 butir persepsi tentang

profesi, 34 butir kreativitas dan 35 butir kinerja guru praktek.

Berdasarkan analisis instrumen uji coba diperoleh nilai koefisien

kehandalan instrumen masing-masing variabel sebagai berikut :

a) Koefisien persepsi tentang profesi guru praktek adalah (rtt) = 0,946

dengan p<0,000 yang berarti instrumen persepsi tentang profesi guru

praktek adalah handal.

b) Koefisien kehandalan kreativitas guru praktek (rtt) = 0,973 dengan

p<0,000 yang berarti instrumen kreativitas gur praktek handal.

c) Koefisien kehandalan kinerja guru praktek adalah (rtt) = 0,962 dengan

p<0,000 yang bberarti instrumen kinerja guru praktek handal.

Rangkuman hasil analisis kehandalan instrumen ketiga variabel

dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rangkuman Hasil Analisis Kehandalan Instrumen

No. Variabel rtt Probabilitas Keliru (p) Keterangan

1. Persepsi Tentang Profesi (X1) 0,946 <0,000 Handal 2. Kreativitas (X2) 0,973 <0,000 Handal 3. Kinerja (Y) 0,962 <0,000 Handal

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di SMK Negeri 1 Padang dan Balai

Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat dengan prosedur yang

ditempuh adalah pertama menemui pimpinan yang berwenang pada tingkat

dan level yang relevan dengan penelitian ini untuk menjelaskan maksud dan

46

minta izin mengumpulkan data. Kedua menemui staf dan tenaga fungsional

yang menjadi sampel dan diberikan penjelasan tantang pengumpulan data

serta meminta kesediaan sampling tersebut mengisi kuisioner dan tes dengan

jujur.

H. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh melalui kuisioner diolah dan dianalisis dengan

korelasi dan regresi. Kedua teknik ini dimaksudkan untuk menguji masing-

masing hipotesis. Pengolahannya dilakukan dengan program Monas Versi 11

@ 2007 dengan tahapan sebagai berikut :

1. Diskripsi Data

a. Distribusi ketiga variabel, masing-masing tersaji seperti dalam tebel

distribusi dan gambar histogram.

b. Tingkat pencapaian responden pada masing-masing variabel diketahui

dengan menggunakan rumus Sudjana (1982) sebagai berikut:

00100×

××∑ ∑ ∑∑

tertingginilaibobotbutirrespndenskor

Pengkategorian nilai pencapaian responden digunakan klasifikasi

Sudjana (1982) sebagai berikut:

90 - 100% = sangat baik

80 - 89% = baik

65 - 79% = cukup

55 - 64% = kurang baik

0 - 54% = tidak baik

47

2. Pengujian Persyaratan Analisis

Di sini teknik yang digunakan dalam melakukan pengujian

persyaratan analisis adalah:

a) Uji Normalitas data menggunakan teknik X2(Chi Kuadrat) bertujuan

mengetahui apakah ketiga variabel penelitian memiliki sebaran data

yang normal atau tidak

b) Uji Homogenitas, untuk mengetahui kesamaan variasi kelompok-

kelompok sampel yang diambil dari populasi yang sama digunakan

teknik X2 Bartlett.

c) Uji Linearitas untuk mengetahui apakah antara variabel X1 dan

variabel Y atau variabel X2 dan variabel Y memiliki hubungan linear.

Uji Linearitas menggunakan rumus regresi sederhana.

d) Uji Independensi atau kemandirian variabel untuk menguji apakah

antara variabel X1 dan variabel X2 tidak terdapat hubungan yang

berarti digunakan teknik korelasi sederhana.

3. Pengujian Hipotesis

Sebelum dapat dipastikan bahwa distribusi data ke tiga variabel

normal, variansi data, variabel homogen dan garis persamaan regresi

variabel bebas dengan variabel terikat, maka pengujian hipotesis dilakukan

dengan menggunakan analisis statistik. Untuk tu dilakaukan tiga macam

pengujian hipotesis dan pemeriksaan besarnya sumbangan setiap variabel

sebagai berikut :

48

a) Pengujian Hipotesis Pertama bahwa persepsi tentang persepsi (X1)

berkontribusi terhadap kinerja guru praktek (Y) dilakukan dengan

menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi sederhana.

Pengujian ini dilakukan dengan menghitung persamaan regresi dan

selanjutnya di uji keberartian dan linearitasya dengan uji “F”.

Kemudian diperiksa korelasi variabel X1 terhadap Y dengan

memperoleh koefisien korelasi dan koefisien determinasi.

b) Pengujian Hipotesis Kedua bahwa kreativitas (X2) berkontribusi

terhadap kinerja guru praktek (Y), dilakukan dengan menggunakan

teknik analisis korelasi dan regresi sedehana. Pengujian ini dilakukan

dengan menghitung persamaan regresi dan selanjutnya diuji

keberartian dan linearitasnya dengan uji “F”. Kemudian diperiksa

korelasi variabel X2 terhadap Y dengan memperoleh koefisien korelasi

dan koefisien determinasi.

c) Pengujian Hipotesis Ketiga bahwa persepsi tentang profesi (X1) dan

kreativitas (X2) secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja

guru praktek (Y) dilakukan dengan menggunakan teknik analisis

korelasi dan regresi ganda. Pengujian ini dilakukan dengan

menghitung persamaan regresi ganda melalui uji “F”. Kemudian

diperiksa hasil korelasi antara dua variabel bebas dan variabel terikat

dengan memperoleh koefisien korelasi dan koefisien determinasi.

49

Untuk melihat kontribusi masing-masing variabel bebas terhadap

variabel terikat secara sendiri-sendiri dilakukan dengan mengontrol salah

satu di antara keduanya digunakan analisis korelasi parsial. Untuk itu

dilakukan perhitungan bobot kontribusi relatif dan kontribusi efektif serta

pemeriksaan kontaminasinya dengan mengontrol pengaruh satu variabel

bebas pada saat variabel yang lainnya berkontribusi terhadap variabel

terikat.

50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat lima bahagian utama yaitu Diskripsi Data, Pemeriksaan

Persyaratan Analisis, Pengujian Hipotesis, Diskusi dan Keterbatasan Penelitian.

A. Diskripsi Data

Uraian berikut menyajikan diskripsi data variable kinerja guru praktek

( Y ), persepsi tentang profesi ( X1 ) dan kreativitas ( X2 ).

1. Kinerja Guru Praktek ( Y )

Berdasarkan butir-butir instrument kinerja guru praktek yang

berjumlah 40 butir, maka secara ideal skor minimal yang didapat adalah

40 dan maksimal 200. Dari jawaban responden diperoleh skor terendah

56, dan skor tertinggi 120, untuk lebih jelasnya data kinerja guru praktek

dapat dilihat pada Tabel 5 dan Gambar 3.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Data Kinerja (Y) ═══════════════════════════════════ Klas Interval fo %fo fk %fk ─────────────────────────────────── 111 – 121 2 3,28 2 3,28 100 – 110 12 19,67 14 22,95 89 – 99 24 39,34 38 62,30 78 – 88 7 11,48 45 73,77 67 – 77 11 18,03 56 91,80 56 – 66 5 8,20 61 100,00 ─────────────────────────────────── Total 61 100,00 ───────────────────────────────────

rata

Kare

satu

norm

nilai

norm

Pend

(73,6

2. Pers

berju

mini

teren

Frekuensi

Hasil pen

88,410: me

ena selisih s

simpangan

mal. Sesuai d

i rata-rata, m

mal. Tingka

didikan Tek

675% skor id

sepsi Tentan

Berdasar

umlah 40 bu

imal 40 dan

ndah 105 da

0

4

8

12

16

20

24

Gambar 3. H

ngolahan da

edian 91,94

skor rata-rata

baku maka

dengan yang

median dan m

at pencapa

knik Provins

deal).

ng Profesi (

rkan butir pe

utir, maka sk

n maksimal

an skor tertin

61 72

5

11

Skor Tengah

Histogram K

ata pada Tab

40: modus 9

a, median d

distribusi da

g dikemukak

modus tidak

aian kinerja

si Sumatera

X1 )

ernyataan p

kor ideal ya

200. Dari j

nggi 173. S

83 94

7

24

Kelas Interval

Kinerja (Y)

bel 8 tersebu

94,950: sim

dan modus t

ata kinerja g

kan Agus Iri

k berbeda, m

a guru pr

a Barat term

ersepsi tenta

ang mungkin

awaban resp

Secara lengk

105 116

12

2

ut, diperoleh

mpangan bak

tersebut tida

guru praktek

anto (2006:

maka data be

aktek Bala

masuk katag

ang profesi

n dapat dica

ponden dipe

kap distribus

51

h skor rata-

ku 14,514.

ak melebihi

cenderung

34) bahwa

erdistribusi

ai Latihan

gori cukup

guru yang

apai adalah

eroleh skor

i frekuensi

data

Gam

Tabe═══Klas───171-160-149-138-127-116-105-───Tota───

139,

Kare

simp

cend

Frekuensi

persepsi ten

mbar 4.

el 6. Distribu════════s Interval f────────-181 2-170 8-159 5-148 1-137 1-126 1-115 2────────al 6────────

Gambar 4

Pengolah

607: median

ena selisih s

pangan baku

derung norm

0

4

8

12

16

20

ntang profes

usi Frekuens═══════fo %f───────2 3,28 13,5 8,219 31,14 22,11 18,2 3,2───────61 100───────

4. Histogram

han data p

n 139,530: m

skor rata-rata

u maka distri

mal. Tingka

72 121

2

11

Skor Tengah

i guru parak

si Data Perse════════fo fk────────28 2,11 10

20 15,15 34,95 48,03 59

28 61────────

0,00 ────────

m Persepsi T

pada Tabel

modus 140,

a, median d

busi data pe

at pencapaia

132 143

14

19

Kelas Interval

ktek dapat di

epsi Tentang════════

%fk ────────

3,28 16,39 24,59 55,74 78,69 96,72 100,00

────────

────────

Tentang Prof

6 mengha

390 dan sim

dan modus t

ersepsi tentan

an persepsi

154 165

5

8

ilihat pada T

g Profesi (X1══════

──────

──────

──────

fesi (X1)

asilkan skor

mpangan bak

tersebut tida

ng profesi gu

tentang pr

176

2

52

Tabel 6 dan

1)

r rata-rata

ku 16,101.

ak melebihi

uru praktek

rofesi guru

53

praktek Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat

termasuk katagori baik (80,698% skor ideal).

3. Kreativitas ( X2 )

Berdasarkan jumlah butir instrument kreatifitas yang berjumlah 40

butir, maka skor ideal yang dapat dicapai minimal adalah 40, dan

maksimal adalah 200. Dari jawaban responden diperoleh skor minimum

66 dan skor maksimum 150. Distribusi dan kreativitas guru praktek

tertuang pada Tabel 7 dan Gambar 5.

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Data Kreativitas (X2) ═══════════════════════════════════ Klas Interval fo %fo fk %fk ─────────────────────────────────── 144-156 3 4,92 3 4,92 131-143 5 8,20 8 13,11 118-130 22 36,07 30 49,18 105-117 12 19,67 42 68,85 92-104 16 26,23 58 95,08 79- 91 1 1,64 59 96,72 66- 78 2 3,28 61 100,00 ─────────────────────────────────── Total 61 100,00 ───────────────────────────────────

B

114,

Kara

simp

norm

Bala

katag

B. Penguji

1. Uji N

ukur

Chi K

dan

dilih

pada

1

1

2

2

Frekuensi

G

Hasil pe

820: median

aena selisih

pangan baku

mal. Tingkat

ai Latihan P

gori cukup (

an Persyara

Normalitas

Salah sat

r berdistribu

Kuadrat (Ch

kreativitas.

hat pada Tab

a Lampiran 7

0

4

8

2

6

0

4

7

ambar 5. Hi

engolahan da

n 116,960: m

skor rata-rat

u, maka distr

t pencapaian

Pendidikan

(76,547% sk

atan Analisi

Data

tu persyarata

si normal. P

hi) terhadap

Hasil pengu

bel 8, sedang

7.

2 85 9

2 1

S

stogram Kre

ata pada Ta

modus 122,

ta, median d

ribusi data k

n responden

Teknik Pro

kor ideal).

is

an analisis ad

Pengujian no

kinerja guru

ujian normal

gkan perhitu

98 111

16

12

Skor Tengah Kelas In

eativitas (X2)

abel 7 mem

310 dan sim

dan modus t

kreativitas gu

n tentang kr

ovinsi Sum

dalah data m

rmalitas dila

u praktek, p

itas terhadap

ungannya sec

124 137

22

5

nterval

)

mberikan sko

mpangan bak

tersebut tida

uru praktek

reativitas gu

matera Barat

masing-masin

akukan deng

persepsi tenta

p ketiga var

cara rinci da

150

3

54

or rata-rata

ku 16,412.

ak melebihi

cenderung

uru praktek

t termasuk

ng variabel

gan analisis

ang profesi

iabel dapat

apat dilihat

55

Tabel 8. Hasil Pengujian Normalitas Variabel Chi Hitung p Keterangan

Kinerja Guru Praktek (Y) 12.369 0.284 Normal Persepsi tentang profesi (X1) 9,267 0,600 Normal Kreatifitas (X2) 18,040 0,083 Normal

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas varian populasi ditujukan terhadap kelompok-

kelompok populasi yang berdasarkan jenjang pendidikan dan

golongan/kepangkatan sehingga diperoleh empat kelompok yang perlu di

uji homogenitas varian-nya. Pengujian dengan menggunakan teknik Chi

Barlett. Hasil analisis memberikan nilai Chi sebesar 3,025 dengan

probabilitas keliru (p) = 0,554. Karena p > α (0.05), maka dapat

dinyatakan bahwa varian data antar kelompok populasi adalah homogen.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel penelitian berasal dari

populasi yang homogen, data dari kelompok-kelompok tersebut dapat di

anggap satu kesatuan. Maka salah satu persyaratan untuk analisis

pengujian hipotesis telah terpenuhi. Secara rinci pengujian homogenitas

varian kelompok-kelompok populasi dapat di lihat pada Lampiran 7.

3. Uji Independensi Antar Variabel Bebas

Uji persyaratan lain yang perlu dipenuhi untuk analisis korelasi

dan regresi ganda adalah uji independensi antar variabel bebas, yang

gunanya untuk memastikan tidak terjadi pembauran (kontaminasi) dalam

kontribusi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari

56

analisis korelasi antar variabel (lihat Lampiran 9.) diperoleh angka

koefisien korelasi seperti terangkum pada Tabel 7.

Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Independensi Antar Variabel, Persepsi Tentang Profesi ( X1 ) dan Kreativitas ( X2 )

Hubungan Antar Variabel

Koefisien Korelasi p Keterangan

X1 dengan X2 0,136 0,295 Independen

Mengenai hubungan antar variabel bebas pada Tabel 12, dapat

diterangkan bahwa koefisien korelasinya tidak signifikan karena

p>α(0,05). Dapat disimpulkan bahwa kedua variabel yang dimaksud

berkorelasi secara tidak signifikan. Hal ini menunjukan bahwa kedua

variabel bebas tersebut independen.

4. Uji Linearitas Garis Regresi

Bila kedua variabel bebas hendak digabungkan dalam analisis

regresi ganda, maka garis hubungan masing-masing variabel bebas dengan

variabel terikat harus merupakan garis linear. Pengujian linearitas garis

regresi yang dimaksud dilaporkan sekaligus sewaktu pengujian hipotesis

pertama, kedua, dan ketiga dengan menggunakan analisis regresi linear

sederhana.

C. Pengujian Hipotesis

1. Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama yang di ajukan dalam penelitian ini adalah

persepsi tentang profesi berkontribusi terhadap kinerja guru praktek.

Untuk mengetahui kontribusi ini dilakukan analisis korelasi dan regresi

57

sederhana. Rangkuman analisis korelasi dapat dilihat pada Tabel 10 dan

perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 7.

Tabel 10. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Persepsi Tentang Profesi Guru Praktek Terhadap Kinerjanya.

Hubungan Kofisien Korelasi

( r )

Koefisien Determinasi

( r² ) p

Persepsi tentang Profesi (X1) dengan Kinerja Guru Praktek (Y)

0,300 0,090 0,018

Hasil perhitungan pada Tabel 10 menunjukan bahwa koefisien

korelasi antar persepsi tentang profesi dengan kinerja guru praktek adalah

positif. Hal ini terlihat pada koefisien korelasinya sebesar 0,300 dengan

probabilitas keliru (p) < α(0,01). Berdasarkan hasil perhitungan, dapat

dijelaskan bahwa persepsi tentang profesi berkolerasi signifikan dengan

kinerja guru praktek.

Untuk mendapatkan model prediksi persepsi tentang profesi

terhadap kinerja guru praktek dilakukan analisis regresi sederhana. Dari

hasil analisis diperoleh persamaan regresi sebagai berikut Ŷ = 50,675 +

0,270 X1. Selanjutnya persamaan ini di uji keberartian dan kelinearannya

dengan Anova Regresi uji ”F”, hasil perhitungannya dapat dilihat pada

Tabel 11.

Tabel

SRegrResiTunaKeke

5,82

bahw

FHitu

regre

garis

Gam

Gambar 6.

l 11. RangkuGuru P

Sumber resi Linear idu a Cocok eliruan

Total

Hasil pe

8 dengan pr

wa model re

ung = 0,288

esinya linear

s regresi tel

mbar 6.

Hubungan P

uman HasilPraktek Terh

JK 1136,168

11502,62956,758

11445,87124141,426

erhitungan p

robalitas kel

egresinya sig

dengan (p)

r. Dengan d

lah terpenuh

Persepsi Pro

l Analisis Rhadap Kinerja

dk 1,000

59,0001,000

58,00060,000

pada Tabel

liru (p) = α

gnifikan. Ke

> α (0,05)

emikian per

hi. Arah ga

ofesi (X1) Te

Regresi Persanya.

RJK 1136,168

194,96056,758

197,343

11 menunj

(0,01), sehi

emudian uji

, maka hal

rsyaratan ana

aris regresin

erhadap Kine

sepsi Tentan

FHitung p5,828 0,0

- - 0,288 0,6

- -

ukan bahwa

ingga dapat

linearitas m

ini menunj

alisis tentang

nya dapat di

erja Guru Pr

58

ng Profesi

p 018

600

a FHitung =

dijelaskan

menunjukan

ukan garis

g linearitas

ilihat pada

aktek (Y)

59

Dari grafik persamaan garis regresi di atas dapat di artikan bahwa

tanpa adanya persepsi tentang profesi maka kinerja guru praktek sudah ada

sebesar 50,679 skala. Namun apabila persepsi tentang profesi ditingkatkan

sampai 100 skala maka kinerja guru praktek akan naik sebesar 27,0 skala.

Dengan kata lain, apabila ukuran persepsi tentang profesi seorang guru ada

pada 100 skala, maka dapat diduga kinerja guru praktek sekitar 50,679 +

27,0 = 77,679 skala. Ternyata faktor persepsi tentang profesi berkontribusi

cukup signifikan terhadap kinerja guru praktek.

Analisis di atas memperlihatkan bahwa faktor persepsi tentang

profesi cukup signifikan kontribusinya dalam upaya peningkatan kinerja

guru praktek pada Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera

Barat. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan persepsi

tentang profesi berkontribusi terhadap kinerja guru praktek dapat diterima

dan telah di uji kebenarannya secara empiris. Kontribusi prediktor persepsi

tentang profesi terhadap kinerja guru praktek sebesar 9,0%.

2. Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua yang di ajukan melalui penelitian ini adalah

kreativitas berkontribusi terhadap kinerja guru praktek. Untuk mengetahui

kontribusi ini dilakukan analisis korelasi dan regresi sederhana.

Rangkuman hasil analisis korelasi penghitungan secara lengkap dapat

dilihat pada Lampiran 7.

60

Tabel 12. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kreativitas dengan Kinerja Guru Praktek

Hubungan Kofisien Korelasi

( r )

Koefisien Determinasi

( r² ) p

Kreativitas (X2) dengan Kinerja Guru Praktek (Y) 0,392 0,154 0,002

Hasil perhitungan pada Tabel 12 menunjukan bahwa koefisien

korelasi antara kreativitas dengan kinerja guru praktek adalah positif. Hal

ini terlihat pada koefisien korelasi sebesar 0,392 dengan probabilitas

keliru (p) < α (0.01). Berdasarkan hasil perhitungan ini dapat dijelaskan

bahwa kreativitas berkolerasi sangat signifikan dengan kinerja guru

praktek.

Untuk mendapatkan model prediksi kreativitas terhadap kinerja

guru praktek dilakukan analisis regresi sederhana. Dari hasil analisis

diperoleh persamaan regresi sebagai berikut Ŷ = 48,627 + 0,346 X2,

kemudian persamaan di uji keberartian dan kelinearannya dengan Anova

Regresi uji ”F”. Hasil perhitungannnya dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Kreativitas Terhadap Kinerja Guru Praktek

Sumber JK dk RJK FHitung P Regresi Linear 1940,159 1,000 1940,159 10,699 0,002 Residu 10698,638 59,000 181,333 - - Tuna Cocok 154,245 1,000 154,245 0,848 0,636 Kekeliruan 10544,393 58,000 181,800 - -

Total 23337,435 60,000

Perhitungan pada Tabel 13, menunjukan bahwa FHitung = 10,699

dengan probabilitas keliru (p) < α (0,01), sehingga dapat dijelaskan bahwa

mod

FHitu

regre

garis

pada

Gambar

adan

apab

34,6

skala

83,2

terha

del regresiny

ung = 0,848

esinya linear

s regresi tel

a Gambar 7.

r 7. Hubunga

Grafik pe

nya kreativit

bila kadar kr

skala. Deng

a maka dap

27 skala. T

adap kinerja

ya sangat sig

dengan p >

r. Dengan d

lah terpenuh

an Kreativita

ersamaan ga

tas maka kin

eativitas 100

gan kata lain

pat diduga k

ernyata fakt

guru prakte

gnifikan. Ke

> α (0,05),

emikian per

hi. Grafik ar

as (X2) Terha

aris regresi d

nerja sudah

0 skala maka

n, apabila ke

kinerja guru

tor kreativit

ek.

emudian uji

maka hal

rsyaratan ana

rah garis re

adap Kinerja

di atas dapat

ada sebesar

a kinerja gur

giatan kreati

praktek sek

as berkontri

linearitas m

ini menunju

alisis tentang

egresinya da

a Guru Prakt

diartikan ba

r 48,627 ska

ru praktek n

ivitas berinte

kitar 48,627

ibusi sangat

61

menunjukan

ukan garis

g linearitas

apat dilihat

tek (Y)

ahwa tanpa

ala. Namun

aik sebesar

ensitas 100

7 + 34,6 =

signifikan

62

Analisis di atas memperlihatkan bahwa faktor kreativitas

signifikan kontribusinya dalam upaya peningkatan kinerja guru praktek

Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat. Degan

demikian hipotesis kedua yang menyatakan kreativitas berkontribusi

terhadap kinerja guru praktek dapat diterima dan telah di uji kebenarannya

secara empiris. Kontribusi prediktor kreativitas terhadap kinerja guru

praktek Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat sebesar

15,4%.

3. Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah persepsi

tentang profesi dan krativitas secara bersama-sama berkontribusi terhadap

kinerja guru praktek. Analisis untuk pengujian ini menggunakan analisis

korelasi dan regresi ganda. Pertama-tama dilakukan analisis korelasi

ganda variabel persepsi tentang profesi dan kreativitas dengan kinerja

guru praktek. Rangkuman hasil analisis korelasi dan uji signifikannya

dapat dilihat pada Tabel 14, dan penghitungan secara lengkap dapat dilihat

pada Lampiran 7.

Tabel 14. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Ganda Variabel Persepsi Tentang Profesi Dan Kreativitas Dengan Kinerja Guru Praktek

Hubungan Kofisien Korelasi

( r )

Koefisien Determinasi

( r² ) p

Persepsi tentang Prefesi (X1) dan Kreativitas (X2) dengan Kinerja Guru Praktek (Y) 0,468 0,215 0,001

63

Hasil perhitungan pada Tabel 14 memperlihatkan bahwa FHitung

korelasi ganda sebesar 7,961 dengan probabilitas keliru (p) < α (0,01),

ternyata FHitung tersebut sangat signifikan, artinya terdapat korelasi sangat

signifikan antara persepsi tentang profesi dan kreativitas secara bersama-

sama dengan kinerja guru praktek.

Selanjutnya dilakukan analisis regresi ganda untuk menemukan

model prediksi persepsi tentang profesi dan kreativitas terhadap kinerja

guru praktek. Dari hasil analisis diperoleh model persamaan regresi Y =

20,499 + 0,226 X1 + 0,316 X2. Model persamaan ini selanjutnya di uji

dengan Anova Regresi uji ”F”. Hasil perhitungannya terangkum pada

Tabel 15.

Tabel 15. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Persepsi Tentang Profesi dan Kreativitas terhadap Kinerja Guru Praktek

Sumber JK dk RJK FHitung p Regresi Linear 2722,354 2,000 1361,177 7,961 0,001 Residu 9916,442 58,000 170,973 - -

Total 12638,796 60,000

Hasil perhitungan Tabel 15 menunjukan nilai FHitung sebesar 7,961

dengan probabilitas keliru (p) < α (0,01) sehingga dapat dijelaskan bahwa

model regresinya sangat signifikan. Dengan demikian model regresi ganda

yang ditemukan dapat digunakan untuk meramalkan kinerja guru praktek

bila persepsi tentang profesi dan kreativitas dapat diukur. Dari persamaan

garis regresi dapat dimaknai jika masing-masing variabel bebas yaitu

persepsi tentang profesi dan kreativitas dapat ditingkatkan, umpama

G

sebe

+ 22

Gambar 8. HG

tenta

penin

Prov

fakto

mem

tenta

kiner

emp

esar 100 skal

2,6 + 31,6 = 7

Hubungan PeGuru (Y)

Dari sera

ang profesi

ngkatan kin

vinsi Sumate

or persepsi

mprediksi kin

Dengan

ang profesi

rja guru pra

iris. Kontrib

la, maka kin

74,699.

ersepsi Profe

angkaian an

dan kreati

nerja guru

era Barat. A

tentang pro

nerja guru pr

demikian h

dan kreat

aktek dapat d

busi efektif k

nerja guru pr

esi (X1) dan

alisis yang

ivitas merup

praktek B

Analisis regr

ofesi dan k

raktek.

hipotesis ke

ivitas bersa

diterima dan

kedua predik

raktek dapat

Kreativitas (

dilakukan te

pakan dua

alai Latihan

resi ganda m

kreativitas d

etiga yang

ama-sama b

n telah di uj

ktor tersebut

diduga sebe

(X2) Terhad

ernyata fakto

faktor pent

n Pendidika

memperlihatk

apat diguna

menyatakan

berkontribus

ji kebenaran

t terhadap k

64

esar 20,499

ap Kinerja

or persepsi

ting untuk

an Teknik

kan bahwa

akan untuk

n persepsi

i terhadap

nnya secara

inerja guru

65

praktek 21,54%, dengan komposisi 7,529% dari persepsi tentang profesi

dan 14,011% dari kreativitas, jelasnya lihat Tabel 16.

Tabel 16. Bobot Kontribusi Persepsi Tentang Profesi dan Kreativitas Guru Praktek Terhadap Kinerja.

Faktor Kontribusi Relatif (KR)%

Kontribusi Efektif (KE)%

Persepsi tentang Profesi (X1) 34,954 7,529Kreativitas (X2) 65,046 14,011

Total 100,000 21,540

Untuk melihat besarnya kontribusi murni masing-masing persepsi

tentang profesi dan kreatifitas terhadap kinerja guru praktek dugunakan

analisis korelasi parsial. Hasil korelasi parsial dapat dilihat pada Tabel 17

dan Lampiran 7.

Tabel 17. Rangkuman Analisis Korelasi Parsial

Korelasi Parsial

Koefisien Korelasi

( r )

Koefisien Determinasi

( r² ) p

r1, y-2 0,270 0,073 0,034 r2, y-1 0,371 0,138 0,004

Tabel 17 memperlihatkan bahwa koefesien korelasi parsial

persepsi tentang profesi guru praktek dengan kinerja guru praktek apbila

kreativitas bermakna bahwa kontribusi persepsi tentang profesi terhadap

kinerja guru praktek sangat signifikan, meskipun kreativitas belum efektif.

Selanjutnya, korelasi parsial kreativitas dengan kinerja guru

praktek apabila faktor persepsi tentang profesi guru konstan adalah 0,371

dan koefisien determinasi adalah 0,138 dengan probabilitas keliru (p) <

(0,05) atau signifikan. Hal ini menunjukan bahwa kreativitas signifikan

66

kontribusinya terhadap peningkatan kinerja guru praktek walaupun

persepsi tentang profesi tetap seperti biasa.

Seterusnya untuk mengetahui besaran kontaminasi yang terjadi

antara prediktor pada kontribusi bersama persepsi tentang profesi dan

kreatifitas terhadap kinerja guru praktek dilakukan proses perhitungan

selisih antara kontribusi efektif masing-masing prediktor dengan

kontribusi secara parsial.

Besarnya kontribusi efektif persepsi tentang profesi terhadap

kinerja guru praktek sebesar 7,5% sedangkan kontribusinya secara parsial

sebesar 7,3%. Dengan demikian terjadi perbedaan 0,2%. Ini menunjukan

bahwa terjadi kontaminasi kreativitas kepada prediktor persepsi tentang

profesi sebesar 0,2%, nilai ini sangat kecil dan dapat diabaikan.

Selanjutnya, kontribusi efektif kreativitas terhadap kinerja guru

praktek sebesar 14,0% dan kontribusinya secara parsial sebesar 13,8%.

Dengan demikian terjadi perbedaan sebesar 0,2%. Ini menunjukan bahwa

terjadi kontaminasi persepsi tentang profesi kepada prediktor kreativitas

sebesar 0,2%, nilai ini sangat kecil dan dapat diabaikan.

Terakhir dapat dijelaskan bahwa kontribusi kedua prediktor yang

diteliti terhadap kinerja guru praktek sebesar 21,540%. Ini berarti masih

banyak faktor-faktor lain yang berkontribusi pula terhadap kinerja guru

praktek, yang berpeluang memberikan kontribusi sebasar 100% - 24,540%

= 78,460%. Ini menginformasikan bahwa upaya peningkatan faktor

persepsi tentang profesi guru praktek secara simultan hanya mampu

67

meningkatkan kinerja guru praktek sebesar 21,540% sedangkan 78,460%

peningkatan kinerja guru praktek Balai Latihan Pendidikan Teknik

Provinsi Sumatera Barat dapat pula dilakukan melalui faktor-faktor lain.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data dan tingkat pencapaian responden

setiap variabel yang diukur dapat diterangkan bahwa tingkat pencapaian

persepsi tentang profesi guru praktek ada pada katagori cukup, sedangkan

kreativitas dan kinerja guru praktek berada pada katagori baik. Temuan ini

ternyata menguatkan dugaan awal peneliti dari hasil prasurvei, yang

mengindikasikan belum memadainya kinerja guru praktek. Sedangkan

persepsi tentang profesi guru dan kreativitas semula diperkirakan rendah

ternyata ditemukan sudah termasuk katagori cukup. Hal ini dimungkinkan

oleh pengamatan awal yang dilakukan secara singkat dan kurang sistematis

serta menggunakan pengamatan indera.

Karena aspek yang dicermati adalah aspek psikologis terutama

(persepsi tentang profesi) dan bersifat internal atau dalam diri guru, maka

pengamatan awal tanpa instrumen yang standar belum mampu mengungkap

hakekat sebenarnya. Sementara penelitian ini dilakukan dengan sistematis

prosedural dan menggunakan alat ukur yang standar serta alat analisis yang

baku, maka hasil penelitian lebih dapat dipercaya.

Temuan yang berkaitan dengan pengujian hipotesis penelitian

menunjukan bahwa kontribusi persepsi tentang profesi guru terhadap kinerja

guru praktek sebesar 9,0%, dan kontribusi kreativitas terhadap kinerja guru

68

praktek sebesar 15,4%, sementara kontribusi bersama kedua prediktor adalah

21,540%. Hal ini menunjukan bahwa variabel persepsi tentang profesi guru

praktek dan kreativitasnya mempunyai daya prediktif hanya 21,540% terhadap

kinerjanya, sedangkan 78,460% lagi berasal dari faktor lain yang tidak dikaji

melalui penelitian ini. Persepsi tentang profesi memberikan kontribusi lebih

besar dari kreativitas terhadap kinerja guru praktek. Karena pembentukan

kinerja lebih bermakna bila bersumber dari faktor internal, persepsi tentang

profesi merupakan hal ketajaman pandangan, kesungguhan dan keikhlasan

dari dalam diri guru itu sendiri. Maka antara kinerja dengan persepsi tentang

profesi guru merupakan hubungan langsung. Inilah yang menyebabkan

kontribusi persepsi tentang profesi lebih kecil dari kreativitas terhadap kinerja

guru praktek.

Secara khusus, temuan ini menegaskan bahwa untuk meningkatkan

kinerja guru praktek hanya mungkin optimal bila faktor persepsi tentang

profesi guru ditingkatkan pemahamannya tentang tugas guru sebagai

mendidik, mengajar dan melatih beriringan peningkatan dengan kreativitas

dan berusaha menciptakan situasi kerja yang kondusif serta pendekatan

persuasif terhadap pengarahan kinerja guru dalam kerangka pengembangan

profesi guru. Hal ini sejalan dengan apa yang dinyatakan oleh Arikunto (1990)

bahwa dalam upaya peningkatan kinerja guru dipengaruhi oleh faktor yang

bersifat internal maupun eksternal.Yang termasuk faktor internal adalah sikap,

minat, intelegensi, motifasi dan kepribadian. Sedangkan faktor eksternal yaitu

sarana-prasarana, pengetahuan, manajemen, keamanan dan lingkungan kerja.

69

Dharma (1985) menulis bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja

adalah kemampuan, sikap, minat, persepsi tentang profesi, struktur tugas,

iklim organisasi dan sistem insentif.

E. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti prosedur penelitian

kuantitatif dengan Ex Post Facto untuk mendapatkan informasi masa lalu.

Guna menjaring data tiga variabel digunakan instrumen berupa kuisioner yang

telah teruji validitas dan realibitasnya. Namun demikian tidak tertutup

kemungkinan adanya responden memberikan jawaban yang belum objektif,

sesuai dengan keadaan dan kenyataan sebenarnya. Hal ini dapat mencemari

nilai realita temuan. Karena kondisi responden demikian itu tidak dapat

diketahui oleh peneliti, maka peneliti berpraduga baik bahwa jawaban yang

diberikan responden sudah menggambarkan keadaan sesungguhnya.

70

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang meliputi tiga variabel yaitu persepsi

tentang profesi (X1), kreativitas (X2) dan kinerja guru praktek (Y) Balai

Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat bahwa distribusi

frekuansi data cenderung normal. Dari hasil penelitian dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Persepsi Tentang Profesi Guru Praktek memberikan kontribusi yang

signifikan terhadap kinerjanya pada Balai Latihan Pendidikan Teknik

Provinsi Sumatera Barat. Artinya hubungan antara persepsi dengan kinerja

guru praktek mempunyai korelasi dengan kategori cukup.

2. Kreativitas Guru Praktek memberikan kontribusi yang signifikan

terhadap kinerja di Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera

Barat. Tingkat kategori kreativitas guru praktek di Balai Latihan

Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat ternyata baik. Dengan

demikian semakin baik kreativitas guru praktek terhadap kinerja akan

semakin baik pula.

3. Persepsi Tentang Profesi dan Kreativitas Guru Praktek secara bersama-

sama berkontribusi terhadap kinerja di Balai Latihan Pendidikan Teknik

Provinsi Sumatera Barat. Artinya persepsi tentang profesi dan kreativitas

guru praktek secara bersama-sama memberikan kontribusi terhadap

kinerja.

71

B. Implikasi

Hasil penelitian mengenai variabel persepsi tentang profesi dan

kreativitas yang semula diduga berkontribusi terhadap kinerja guru praktek

ternyata persepsi tentang profesi menunjukan kontribusi cukup signifikan,

kreativitas terhadap kinerja guru praktek menunjukan kontribusi yang sangat

signifikan. Hal ini menunjukan bahwa persepsi tentang profesi dan kreativitas

secara statistik menunjukan kontribusi yang positif dan signifikan terhadap

kinerja guru praktek Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera

Barat, ini berarti bahwa kinerja guru praktek dapat di tingkatkan melalui

persepsi tentang profesi dan krativitas.

Di antara kedua faktor prediktor tersebut, kreativitas merupakan

prediktor yang lebih besar kontribusinya terhadap kinerja guru praktek dan

kontributor kedua adalah persepsi tentang profesi. Hasil penelitian ini juga

mengungkapkan bahwa persepsi tentang profesi berada pada kategori cukup,

sedangkan kreativitas dan kinerja guru praktek berada pada kategori baik.

Berikut ini dikemukakan beberapa implikasi hasil penelitian ini

kedalam penjabaran hubungan masing-masing prediktor dengan kinerja guru

praktek dalam kaitannya dengan upaya-upaya pencapaian kinerja guru

praktek. Uraian selanjutnya diawali dengan variabel yang memberikan

kontribusi terbesar terhadap kinerja guru prektek yaitu kreativitas, kemudian

diikuti oleh persepsi tentang profesi. Oleh karena itu pimpinan bertanggung

jawab untuk memelihara dan meningkatkan kinerja guru praktek dengan

memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

72

Dalam rangka peningkatan suatu produktivitas dalam bekerja sangat

dibutuhkan kinerja yang baik, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kinerja guru praktek yang meliputi indikator dari kemampuan guru dalam

merencanakan proses pembelajaran, melaksanakan dan memimpin proses

pembelajaran, menyesuaikan diri dengan dinamika proses pembelajaran dan

mendayagunakan evaluasi proses pembelajaran yang akan di aktualisasikan

dalam bentuk hasil kerja. Selanjutnya upaya peningkatan kinerja dapat

ditingkatkan melalui usaha yang sungguh-sungguh dengan mempertajam

persepsi tentang profesi.

Kinerja yang ditampilkan oleh guru praktek Balai Latihan Pendidikan

Teknik Provinsi Sumatera Barat banyak dipengaruhi oleh persepsi tentang

profesi, dengan demikian menjadi suatu faktor penentu terhadap kinerja guru

praktek dalam pelaksanaan tugas yang diberikan padanya. Persepsi tentang

profesi dapat ditingkatkan dengan mempertajam pemahaman konsep tentang

profesi guru, ketertarikkan terhadap profesi guru dan pelaksanaan profesi guru

praktek.

Upaya meningkatkan kreativitas guru dapat dilakukan melalui

pendalaman terhadap memiliki rasa ingin tahu yang besar, kepercayaan diri,

fleksibel dalam berfikir dan bertindak, keterbukaan terhadap pengalaman baru

maupun keberanian menanggung resiko.

Persepsi tentang profesi dan kreativitas terhadap kinerja guru praktek

nampaknya secara nyata telah mempengaruhi pola kerja atau sistem pelayanan

73

terhadap siswa-siswa praktek pada Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi

Sumatera Barat.

Dari jabaran implikasi hasil penelitian ini, upaya peningkatan persepsi

tentang profesi dan kreativitas guru yang dilakukan, dapat memberikan

sumbangan secara signifikan terhadap kinerja guru praktek, untuk meningkat

kualitas organisasi dalam menjalankan visi dan misi institusi, sehingga Balai

Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat dapat memperlihatkan

ciri khasnya sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan yang mampu

memenuhi tuntutan masyarakat dan pemerintah.

C. Saran-saran

Berdasarkan temuan dari penelitian yang dilakukan penulis, dapat

dikemukakan beberapa saran kepada pihak-pihak sebagai berikut:

1. Guru praktek Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera

Barat. Disarankan agar dapat meningkatkan kinerja mereka dalam

melaksankan tugas pembelajaran. Usaha peningkatan kinerja ini tidak

bisa semata-mata di upayakan oleh guru secara individual, namun juga

diperlukan usaha kolektif dari institusi secara keseluruhan. Agar guru

senantiasa dapat memelihara dan mempertajam persepsi tentang

profesinya dalam melaksanakan tugas pembelajaran, karena semakin

tajam persepsi tentang profesinya, kinerja guru praktek juga akan

semakin tinggi.

2. Kepala Balai Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat. Dari

identifikasi dan analisa jawaban setiap butir instrumen dari faktor-

74

faktor pada angket, disarankan agar berupaya mengambil kebijakan

sebagai berikut:

1). Kinerja.

a). Merencanakan proses pembelajaran yang menyangkut

kompetensi dasar, membuat proses pembelajaran, merancang

pembelajaran pelajaran siswa, penjabaran indikator pencapaian

kompetensi dan skenario pembelajaran.

b). Melaksanakan dan memimpin proses pembelajaran yang

berhubungan dengan pemahaman materi pembelajaran,

merefleksi ingatan serta pengalaman belajar siswa,

menggunakan media dan metoda pembelajaran.

c). Mendayagunakan evaluasi pembelajaran yang berhubungan

dengan menyimpulkan materi pembelajaran, cek kemajuan

siswa dan menerapkan evaluasi sesuai dengan rencana sistim

penilaian.

2). Persepsi Tentang Profesi

a). Konsep tentang profesi guru praktek yang berhubungan dengan

pengetahuan praktek kejuruan, biaya praktek kejuruan, dan

orientasi praktek kejuruan.

b). Kerterkaitan terhadap guru praktek yang berhubungan dengan

tidak fokusnya pada pengetahuan tentang kejuruan, memahami

peran dunia kerja, metoda belajar praktek dan peran dunia

usaha industri dalam partisipasi pendidikan.

75

c). Melaksanakan profesi guru praktek yang berkaiatan dengan

menggunakan media pembelajaran, analisa materi

pembelajaran, dan menggunakan metodologi pembelajaran.

3). Kreativitas

a). Memiliki rasa ingin tahu yang besar terutama yang menyangkut

kurang bergairahnya siswa dalam mengikuti pembelajaran,

buku/sumber materi pembelajaran, metoda pembelajaran yang

efektif, motifasi belajar siswa, dan bentuk evaluasi yang tepat.

b). Kepercayaan diri dengan menambah wawasan keilmuan

dengan banyak membaca, aktualisasi materi pembelajaran dan

kesiapan melaksanakan tugas pembelajaran.

c). Fleksibel dalam berpikir terutama dalam memecahkan masalah

pembelajaran, metoda yang tepat mengenai materi pembelajarn

tertentu dan memperhatikan semua aspek hasil belajar siswa.

d). Terbuka terhadap pengembangan baru yang berhubungan

dengan antusias, menambah pengalaman, memahami

fenomena-fenomena baru dunia pendidikan dan mengikuti

seminar pendidikan.

Dengan meningkatkan kreativitas guru praktek pada hal

memiliki rasa ingin tahu yang besar, percaya diri, fleksibel dalam

berfikir dan bertindak, keterbukaan terhadap pengalaman baru dan

keberanian mengambil resiko, dengan sendirinya dapat meningkatkan

76

kreativitasnya. Begitu juga halnya dengan mempertajam persepsi

tentang profesi dalam hal konsep, ketertarikan, dan melaksanakan

profesi guru praktek akan berkontribusi pula terhadap peningkatan

kenirja guru praktek pada Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi

Sumatera Barat.

3. Kepala Dinas Pendidikan Dan Olah Raga Provinsi Sumatera Barat.

Agar selalu melakukan pembinaan terhadap pengembangan kinerja

guru praktek melalui pendalaman persepsi tentang profesi guru dan

meningkatkan kreativitas guru praktek. Disarankan juga pembinaan

ditujukan kepada kepala Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi

Sumatera Barat terhadap penyelesaian tugas dan tanggung jawab

menyangkut peningkatan kinerja guru dibawah naungan

kepemimpinannya.

4. Peneliti Selanjutnya. Disarankan agar meneliti faktor-faktor lain yang

diduga juga ikut mempengaruhi kinerja terhadap guru praktek selain

persepsi tentanng profesi dan kreativitas guru praktek. Dengan

demikian akan dapat diperoleh gambaran menyeluruh tentang

berbagai faktor yang diduga mempengaruhi terwujudnya kinerja guru

praktek secara optimal. Kemudian saran kritikan dan masukan

terhadap keterbatasan serta kekurangan dalam penelitian ini

diharapkan menjadi perhatian bagi peneliti selanjutnya.

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124