program studi administrasi pendidikan program...

172
KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN SARANA PRASARANA TERHADAP KINERJA GURU S MP NEGERI SE - SUBRAYON SIBABANGUN KABUPATEN TAPANULI TENGAH TESIS Oleh: PINTER TUA MANIK NIM: 19072 Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Magister Pendidikan PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013

Upload: lamduong

Post on 23-Jul-2019

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAHDAN MANAJEMEN SARANA PRASARANA

TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERISE-SUBRAYON SIBABANGUN

KABUPATEN TAPANULI TENGAH

TESIS

Oleh:

PINTER TUA MANIKNIM: 19072

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalammendapatkan gelar Magister Pendidikan

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKANPROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG2013

ABSTRACT

Pinter Tua Manik, 2013. The Contribution of the Headmaster’s Leadershipand the Management of Facilities and Infrastructure toward the Teachers’Work Performance in SMP Negeri sub-Rayon Sibabangun KabupatenTapanuli Tengah. Thesis. Graduate Program of Padang State University.

Based on the previous survey conducted in SMP Negeri sub-RayonSibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah, it was found that the teachers’ workperformance was not optimal yet. The researcher assumed that this was coused bythe headmaster’s leadership which was still not optimal yet and management offacilities and infrastructure which was still unsatisfied.

The aims of this research were to test the three hypotheses which were: (1)the headmaster’s leadership had a contribution toward the teachers' workperformance, (2) management of facilities and infrastructure had a contributiontoward the teachers’ work performance, and (3) the headmaster’s leadership andmanagement of facilities and infrastructure simultaneously had a contributiontoward the teachers’ work performance.

This research used correlational quantitative approach. The population ofthis research was all of teachers teaching in SMP Negeri sub-Rayon SibabangunKabupaten Tapanuli Tengah consisting of 97 teachers. By using proportionatestratified random sampling technique, 52 teahers were chosen as the sample.Thedata was collected by using questionnaire of Likert scale which had been tested itvalidity and reliability. The data then was analyzed by using simple and multipleregression.

The result of descriptive analysis showed that the work performance of theteachers was in enough category (79,03%), the headmaster’s Leadership was inenough category (78,42%), and management of facilities and infrastructure wasalso in enough category (74,70%). These findings strengthen result of theprevious survey.

Then, the data analysis used confidence level in 95% shows that: (1)headmaster’s leadership contributed about 36,40% of toward the teachers’ workperformance, (2) management of facilities and infrastructure contributed about13,00% toward the teachers' work performance, and (3) headmaster’s leadershipand management of facilities and infrastructure simultaneously contributed about44,40% toward the teachers' work performance. The results of this researchrevealed that the work performance of the teachers can be improved throughimproving headmaster’s leadership and management of facilities andinfrastructure.

i

ABSTRAK

Pinter Tua Manik, 2013. “Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah danManajemen Sarana Prasarana terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah”, Tesis, ProgramPascasarjana, Universitas Negeri Padang.

Berdasarkan pra survey di SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun KabupatenTapanuli Tengah tergambar bahwa kinerja guru belum optimal. Guru-guru yangmemiliki kinerja belum optimal tersebut, berdasarkan pengamatan peneliti,disebabkan oleh kepemimpinan kepala sekolah yang masih belum optimal danmanajemen sarana prasarana yang belum baik.

Penelitian ini bertujuan menguji hipotesis bahwa; (1) kepemimpinan kepalasekolah berkontribusi terhadap kinerja guru, (2) manajemen sarana prasaranaberkontribusi terhadap kinerja guru, dan (3) kepemimpinan kepala sekolah danmanajemen sarana prasarana secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerjaguru.

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional,dengan populasi seluruh guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun KabupatenTapanuli Tengah sebanyak 97 orang. Penarikan sampel dilakukan denganmenggunakan teknik Stratified Proportional Random Sampling. Sampel yangterpilih sebanyak 52 orang. Data dikumpulkan dengan angket skala Likert yangtelah di uji validitas dan realiabilitasnya. Data dianalisis dengan tehnik regresisederhana dan regresi berganda.

Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa kinerja guru “cukup” dengantingkat ketercapaian 79,03%, kepemimpinan kepala sekolah “cukup” dengantingkat ketercapaian 78,42%, dan manajemen sarana prasarana juga “cukup”dengan tingkat ketercapaian 74,70%, hasil tersebut sejalan dengan pra surveyyang dilakukan oleh peneliti.

Selanjutnya analisis data dengan signifikansi taraf kepercayaan 95%menunjukkan bahwa; 1) kepemimpinan kepala sekolah berkontribusi sebesar36,40% terhadap kinerja guru, 2) manajemen sarana prasarana berkontribusisebesar 13,00% terhadap kinerja guru, dan 3) kepemimpinan kepala sekolah danmanajemen sarana prasarana secara bersama-sama berkontribusi sebesar 44,40%terhadap kinerja guru. Hasil Penelitian ini mengungkapkan bahwa untukmeningkatkan kinerja guru dapat dilakukan melalui peningkatan kepemimpinankepala sekolah dan manajemen sarana prasarana yang baik.

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat rahmat dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

program studi administrasi pendidikan, pada Program Pascasarjana Universitas

Negeri Padang. Adapun judul tesis ini adalah : “Kontribusi Kepemimpinan

Kepala Sekolah dan Manajemen Sarana Prasarana Terhadap Kinerja Guru SMP

Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah”

Dalam penyusunan tesis ini penulis banyak mendapat bimbingan,

bantuan, dorongan, serta pengorbanan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Kasman Rukun, M.Pd sebagai dosen pembimbing I dan

Bapak Prof. Dr. H. Rusdinal, M.Pd sebagai dosen pembimbing II yang telah

memberikan arahan dan bimbingan dari awal penelitian hingga selesainya

penulisan tesis ini.

2. Bapak Dr. Yahya, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Sufyarma Marsidin, M.Pd, dan

Bapak Prof. Dr. Mukhaiyar sebagai dosen kontributor yang telah memberikan

sumbangan pengetahuan dan pemikiran berupa saran dan kritikan dalam

penyempurnaan tesis ini.

3. Bapak Prof. Dr. Mukhaiyar, selaku Direktur Pascasarjana Universitas Negeri

Padang dan seluruh Pimpinan Program Pascasarjana Unerversitas Negeri

Padang yang telah memberikan kemudahan dan fasilitas demi kelancaran

perkuliahan dan penelitian sampai selesainya penulisan tesis ini dengan baik.

4. Para dosen dan segenap karyawan Program Pasacasarjana Universitas Negeri

Padang yang telah membimbing dan memberikan pelayanan terbaik kepada

penulis selama menjadi mahasiswa.

5. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli Tengah yang telah memberikan

izin dalam penelitian ini.

6. Kepala sekolah beserta majelis guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun

Kabupaten Tapanuli Tengah yang telah memberi kesempatan, izin dan

vi

bantuan serta meluangkan waktu dalam mengisi angket penelitian tesis ini

dengan baik.

7. Rekan-rekan mahasiswa Program Pascasarjana Program Studi Adminitrasi

Pendidikan Universitas Negeri Padang angkatan 2010 khusunya Saikhul

Hakim dan Bungasih Marpaung, serta teman-teman yang tidak dapat saya

sebutkan namanya satu persatu yang telah ikut memberikan saran-saran dan

masukan dalam penyelesaian tesis ini.

8. Istri tercinta Teti Kadi Simamora dan putra-putriku tersayang; Pande Raja

Manik, Eflin Putri Manik, dan Ratih Putri Manik yang senantiasa memberikan

doa dan semangat serta motivasinya selama perkuliahan dan penyelesaian

tesis ini.

9. Ibunda tercinta Sanna Simamora yang selalu mendoakan ananda.

Akhirnya, kepada Tuhan Yang Maha Esa jualah semua dikembalikan,

semoga rahmat dan anugerah-Nya senantiasa dilimpahkan kepada semua pihak

yang telah membantu menyelesaikan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat

dalam ilmu pengetahuan bidang administrasi pendidikan, Amin.

Padang, 30 April 2013

Peneliti

vii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ................................................................................................... i

ABSTRAK ..................................................................................................... ii

PERSETUJUAN AKHIR ............................................................................. iii

PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING ............................................... iv

SURAT PERNYATAAN .............................................................................. v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................. 7

C. Pembatasan Masalah ................................................................ 9

D. Perumusan Masalah .................................................................. 9

E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 10

F. Manfaat Penelitian .................................................................... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ......................................................................... 12

1. Kinerja Guru ........................................................................ 12

2. Kepemimpinan Kepala Sekolah........................................... 24

3. Manajemen Sarana Prasarana ............................................. 36

B. Kajian Penelitian yang Relevan ................................................ 48

C. Kerangka Berpikir .................................................................... 50

D. Hipotesis ................................................................................... 53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ......................................................................... 54

B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 54

viii

C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 55

D. Defenisi Operasional ................................................................. 59

E. Pengembangan Instrumen ......................................................... 60

1. Proses Penyusunan Instrumen ............................................. 61

2. Uji Coba Instrumen .............................................................. 63

F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 67

G. Teknik Analisis Data ................................................................. 68

1. Analisis Deskriptif Data ...................................................... 68

2. Uji Persyaratan Analisis ...................................................... 69

3. Teknik Analisis Hipotesis ................................................... 70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data .......................................................................... 72

B. Pengujian Persyaratan Analisis.................................................. 80

C. Pengujian Hipotesis ................................................................... 84

1. Uji Hipotesis Pertama .......................................................... 85

2. Uji Hipotesis Kedua ............................................................. 87

3. Uji Hipotesis Ketiga ............................................................. 90

D. Pembahasan .............................................................................. 95

E. Keterbatasan Penelitian ............................................................. 100

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................................. 101

B. Implikasi Penelitian ................................................................... 102

A. Saran ......................................................................................... 105

DAFTAR RUJUKAN ..................................................................................... 109

LAMPIRAN.................................................................................................... 112

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data Guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun ................................. 55

2. Penyebaran Strata Guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun ......... 56

3. Besaran Kelompok Strata ......................................................................... 58

4. Jumlah Sampel Berdasarkan Strata Sertifikasi dan Pendidikan ........ 59

5. Kisi-kisi Instrumen Penelitian .................................................................. 62

6. Jumlah Sampel Ujicoba ............................................................................ 64

7. Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ................................................. 66

8. Klasifikasi Tingkat Pencapaian Responden ............................................ 69

9. Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Guru ................................................ 73

10. Distribusi Frekuensi Skor Kepemimpinan Kepala Sekolah ................. 75

11. Distribusi Frekuensi Skor Manajemen Sarana Prasarana ................... 76

12. Tingkat Ketercapaian Ketiga Variabel Penelitian ................................. 77

13. Ketercapaian Kinerja Guru ..................................................................... 78

14. Ketercapaian Kepemimpinan Kepala Sekolah ....................................... 79

15. Ketercapaian Manajemen Sarana Prasarana ......................................... 79

16. Rangkuman Uji Normalitas Variabel Y, X1, X2 ...................................... 81

17. Hasil Uji Independensi Variabel X1 dengan X2 ...................................... 83

18. Rangkuman Hasil Analisis Uji Linieritas Variabel X1 terhadap Y....... 83

19. Rangkuman Hasil Analisis Uji Linieritas Variabel X2 terhadap Y....... 84

20. Rangkuman Analisis Korelasi Variabel X1 dengan Y............................ 85

21. Uji Anova X1 dengan Y ............................................................................. 86

22. Uji Koefisien Regresi X1 terhadap Y ....................................................... 86

23. Rangkuman Analisis Korelasi Variabel X2 dengan Y........................... 88

24. Uji Anova X2 dengan Y ............................................................................. 89

25. Uji Koefisien Regresi X2 terhadap Y ....................................................... 89

26. Diterminasi X1 dan X2 terhadap Y ........................................................... 91

27. Uji Anova X1,2 dengan Y ........................................................................... 92

28. Uji Koefisien Regresi X1,2 terhadap Y ..................................................... 92

29. Kontribusi Relatif dan Kontribusi Efektif X1,2 terhadap Y .................. 94

30. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Parsial ........................................... 94

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru ................................ 9

2. Bagan Kerangka Penelitian ...................................................................... 53

3. Grafik Histogram Kinerja Guru (Y) ....................................................... 73

4. Grafik Histogram Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ....................... 75

5. Grafik Histogram Managemen Sarana Prasarana (X2) ........................ 77

6. Garis Prediksi Sumbangan Kepemimpinan Kepala sekolah (X1)terhadap Kinerja Guru (Y) ...................................................................... 86

7. Garis Prediksi Sumbangan Managemen Sarana Prasarana (X2)terhadap Kinerja Guru (Y) ...................................................................... 90

8. Garis Prediksi Sumbangan Kepemimpinan Kepala sekolah (X1)dan Managemen Sarana Prasarana (X2) secara bersama-samaterhadap Kinerja Guru (Y) ...................................................................... 92

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Uji Coba Penelitian ............................................................... 112

2. Data Skor Perolehan Angket Ujicoba Kinerja Guru ........................... 126

3. Data Skor Perolehan Angket Ujicoba Kepemimpinan Kepala

Sekolah (X1) .............................................................................................. 127

4. Data Skor Perolehan Angket Ujicoba Managemen SaranaPrasarana (X2) .......................................................................................... 128

5. a. Analisis Hasil Ujicoba Instrumen Kinerja Guru .............................. 129

b. Analisis Hasil Ujicoba Instrumen Kepemimpinan KepalaSekolah (X1) .......................................................................................... 130

c. Analisis Hasil Ujicoba Instrumen Managemen SaranaPrasarana (X2) ..................................................................................... 131

6. Instrumen Penelitian ............................................................................... 133

7. Rekapitulasi Skor Penelitian Kinerja Guru (Y) .................................. 147

8. Rekapitulasi Skor Penelitian Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) .... 148

9. Rekapitulasi Skor Penelitian Managemen Sarana Prasarana (X2) .... 149

10. Data Penelitian ......................................................................................... 150

11. Perhitungan Statistik Dasar dan Penyusunan Tabel DistribusiFrekuensi …………………………….....………………..…………..... 151

12. Uji Normalitas …………….…………....…………………..………....... 154

13. Uji Homogenitas Varian ………………...……….………….……........ 155

14. Uji Independensi antara Variabel X1 dengan X2 …......……..….......... 156

15. Uji Linieritas Variabel X1 terhadap Y ……………….....……..…........ 157

16. Uji Linieritas Variabel X2 terhadap Y ………………….....…….......... 158

17. Uji Hipotesis Pertama ………………………………………....….......... 159

18. Uji Hipotesis Kedua ……………………………………………............. 160

19. Uji Hipotesis Ketiga ……………………………………...……….......... 161

20. Uji Korelasi Parsial ………………………………………..……............ 162

21. Perhitungan Kontribusi Relatif dan Kontribusi Efektif …...…........... 163

22. Rangkuman Tabel t, F dan Chi Kuadrat …………………….............. 165

23. Surat Ijin Penelitian ……………………………………………............. 167

xii

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Upaya mewujudkan bangsa Indonesia yang cerdas yang memiliki Sumber

Daya Manusia (SDM) yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan

harus dibenahi secara terus menerus dan berkesinambungan sesuai dengan amanat

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang

merupakan tuntutan pelaksanaan pembaharuan pendidikan. Pendidikan

diharapkan dapat memecahkan masalah dan menjawab tantangan di masa yang

akan datang dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas.

Pemerintah dan masyarakat menyadari betapa penting membangun sumber

daya manusia Indonesia maka pemerintah bersama masyarakat berupaya

mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan

yang lebih berkualitas. Namun kenyataan yang ada upaya tersebut belum cukup

berarti dalam meningkatkan mutu pendidikan dan mutu pendidikan masih tampak

tidak mengalami peningkatan yang berarti. Mutu pendidikan yang masih rendah

bukan hanya muncul saat ini saja, melainkan sudah berlangsung lama. Pendapat

ini senada dengan Weinata S. dalam Kunandar (2011: 15) menyatakan bahwa ada

beberapa permasalahan yang dari dulu sampai saat ini dihadapi sektor pendidikan,

antara lain pertama, pemerataan dan perluasan pendidikan dasar dan menengah,

kedua, rendahnya mutu pendidikan, ketiga, relevansi pendidikan yang belum

maksimal, keempat, manajemen pendidikan yang masih rendah, dan kelima,

pembiayaan pendidikan yang belum memadai.

2

Tilaar dalam Kunandar (2011: 14-15) menyatakan bahwa ada beberapa

masalah pokok dalam sistem pendidikan nasional, yaitu (1) menurunnya akhlak

dan moral peserta didik; (2) pemerataan kesempatan belajar; (3) masih rendahnya

efisiensi internal sistem pendidikan; (4) status kelembagaan; (5) manajemen

pendidikan yang tidak sejalan dengan pembangunan nasional; (6) sumber daya

manusia yang belum profesional. Melihat persoalan di atas maka timbul

pertanyaan mendasar, apakah proses kegiatan pendidikan dikerjakan atas dasar

manajerial dan personel yang memiliki ketrampilan manajemen pula?. Pertanyaan

ini perlu dikaji dan ditemukan jawabannya serta dicari solusinya.

Kajian yang dilakukan oleh Depdiknas, Bappenas dan Bank Dunia dalam

Tim Dosen Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (2009: 311) menemukan

bahwa guru merupakan kunci penting dalam keberhasilan memperbaiki mutu

pendidikan. Guru merupakan titik sentral dalam usaha mereformasi pendidikan,

dan mereka menjadi kunci keberhasilan setiap usaha peningkatan mutu

pendidikan. Apapun usaha tersebut, apakah itu pembaharuan kurikulum,

pengembangan metode-metode mengajar, peningkatan pelayanan belajar,

penyediaan buku teks, hanya akan berarti apabila melibatkan guru.

Guru dipandang sebagai salah satu faktor penentu mutu pendidikan karena

mereka berinteraksi langsung dengan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Pada prinsipnya bermula pada persoalan bagaimana guru meberikan fasilitas yang

tepat dan benar bagi peserta didik. Persoalan bagaimana guru memberikan

fasilitas bagi peserta didik merupakan hasil analisis proses pembelajaran oleh guru

sehingga terjadi proses pembelajaran yang efektif dan yang pada gilirannya dapat

mencapai hasil sesuai harapan atau tujuan.

3

Guru sebagai tenaga pendidik sangat berperan dalam meningkatkan mutu

pendidikan. Keberhasilan proses pembelajaran disekolah ditentukan oleh kinerja

guru disekolah tersebut, bila guru mempunyai kinerja atau performance yang baik

maka hasil pembelajaran cenderung akan baik. Hal ini akan berpengaruh pada

mutu pendidikan. Dalam hal ini bahwa betapapun baik dan lengkapnya

kurikulum, metoda, media, sumber, sarana prasarana, namun keberhasilan

pendidikan terletak pada kinerja guru.

Kinerja guru menjadi salah satu faktor penting dalam keberhasilan yang

diperlihatkan sekolah. Istilah kinerja dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2005: 570) mendefinisikan, “kinerja adalah (1) sesuatu yang dicapai (2)

prestasi yang diperlihatkan, dan (3) kemampuan kerja. Dengan demikian

kinerja terwujud pada kemampuan seseorang dalam mencapai prestasi

kerjanya". Jika kinerja dikaitkan dengan kinerja guru maka kinerja guru adalah

kemampuan kerja pada kegiatan proses pembelajaran dalam mencapai tujuan yang

telah ditetapkan, yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran,

melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menilai hasil belajar. Karena menurut

Mulyasa (2011: 14) guru berperan sebagai perencana (designer), pelaksana

(implementer), dan penilai (evaluator) pembelajaran.

Adanya kesenjangan antara teori dan tujuan pendidikan yang diharapkan

dengan kenyataan di lapangan merupakan akibat dari berbagai kendala yang ada,

baik yang berupa perangkat lunak/kebijakan, perangkat keras/sarana prasarana,

maupun perangkat pelaksana/tenaga kependidikan. Keberhasilan tujuan

pendidikan pada berbagai jenjang sekolah, diduga dipengaruhi oleh beberapa

faktor, antara lain; (1) tersedia tenaga kependidikan yang profesional, (2) tersedia

4

sarana prasarana pendidikan yang memadai, (3) tersedia sumber dana yang

memadai, dan (4) tersedia dukungan masyarakat yang dinamis.

Dua hal yang paling menarik bagi penulis antara lain adalah faktor

pelaksana pendidikan dan sarana prasarana pendidikan. Dalam hal ini, unsur

kepala sekolah sebagai pemegang kebijaksanaan di lapangan, unsur guru sebagai

pelaksana kebijakan dan fasilitas sekolah sebagai unsur penunjang untuk

pelaksanaan pendidikan tersebut. Agar sekolah mampu melaksanakan tugas secara

efektif, maka seorang kepala sekolah harus memiliki pola kepemimpinan yang

sesuai dan dinamis yang mampu memberikan motivasi bagi tenaga pendidik.

Dalam hal ini, guru dan ketersediaan sarana prasarana serta pengelolaannya

sebagai pendukung dalam proses terlaksananya pendidikan dan pembelajaran

merupakan tanggungjawab kepala sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, penulis mengamati pada tahun terakhir ini di

sekolah SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah masih

terdapat kesenjangan sehubungan dengan kinerja guru sebagai berikut. Pertama,

kurang optimalnya perhatian guru terhadap keberhasilan peserta didik dalam hal

proses pembelajaran yang diikuti. Hal ini terlihat dari masih adanya sekitar 40%

guru melaksanakan proses pembelajaran terkesan hanya memenuhi tugas semata

tanpa peduli dengan keberhasilan peserta didiknya. Kedua, kurang optimalnya

guru membuat perencanaan pembelajaran, terlihat dari masih adanya guru (sekitar

30%) masuk ke kelas hanya membawa buku sumber seadanya tanpa dilengkapi

dengan perangkat pembelajaran. Akibatnya pembelajaran tidak sesuai dengan

rencana pelaksanaan pembelajaran sedangkan perangkat pembelajaran hanya

sekedar barang bukti jika diminta oleh kepala atau pengawas sekolah.

5

Ketiga, kurang optimalnya guru dalam mengelola pembelajaran, baik dari segi

waktu maupun fasilitas (sarana prasarana) yang digunakan. Hal ini terlihat dari

masih adanya sekitar 35% guru melaksanakan proses pembelajaran berlangsung

tidak terarah dan pemanfaatan waktu tidak efisien serta proses pembelajaran tidak

menggunakan media maupun alat pembelajaran. Keempat, kurang optimalnya

guru dalam mengelola penilaian dan evaluasi pembelajaran. Hal ini terlihat dari

masih adanya sekitar 35% guru melaksanakan penilaian tidak mengacu pada

indikator yang telah ditetapkan dalam rencana pengajaran dan tidak

memanfaatkan hasil penilaian sebagai acuan dalam proses pembelajaran

berikutnya. Dan kelima, kurang optimalnya guru berpartisipasi dalam perawatan

sarana prasarana sekolah. Hal ini terlihat dari partisipasi guru yang hanya sekitar

65% peduli dengan kebersihan dan keteraturan penggunaan serta pemeliharaan

sarana prasarana sekolah. Fenomena yang dikumpulkan dan disusun ini didapat

dari pengamatan penulis dan informasi yang diberikan rekan-rekan guru. Secara

umum didapat bahwa di sekolah yang menjadi obyek pra survey penelitian

terdapat sekitar 65% guru yang betul-betul mempersiapkan diri dalam

perencanaan, dan proses pembelajaran, serta dalam penilaian dan evaluasi

pembelajaran.

Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di suatu sekolah sangat

ditentukan oleh kemampuan kepala sekolah dalam mengelola sekolah secara

kreatif dan inovatif. Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah perlu memiliki

kemampuan serta kreativitas dalam mengembangkan berbagai kegiatan

pendidikan di sekolah. Kepala sekolah juga merupakan penanggung jawab

tertinggi dalam pelaksanaan berbagai kebijakan dalam rangka mencapai tujuan

6

yang sudah ditetapkan. Selain itu, kepala sekolah merupakan pengelola semua

sumberdaya yang ada pada satuan pendidikan yang dipimpinnya dan yang sangat

menentukan berhasil tidaknya suatu lembaga pendidikan.

Kepala sekolah sebagai pemegang kebijaksanaan tertinggi di sekolah

dituntut untuk memiliki kemampuan yang efektif dalam menjembatani kebijakan

yang diterima dari atasannya. Dalam hal ini kepala sekolah dituntut untuk dapat

menyampaikan informasi atau kebijakan yang diterima dari atasannya secara

bijak, sehingga dapat diterima oleh semua stafnya.

Tugas kepemimpinan kepala sekolah menyangkut bagaimana mengelola

seluruh sumber daya yang ada di sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk memiliki

kemampuan yang peka untuk dapat menyusun prioritas dari berbagai masalah

yang tumbuh dan berkembang di lingkungannya. Kepala sekolah juga dituntut

untuk memiliki kemampuan mendelegasikan tugas dan wewenangnya secara

tepat. Hal inilah yang merupakan tugas yang harus diemban oleh seorang kepala

sekolah.

Seorang kepala sekolah dalam menjalankan tugas kepemimpinannya harus

berpegang pada filosofi “Ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut

wuri handayani” Artinya seorang pemimpin harus dapat memberi contoh dalam

berbuat sesuatu, seorang pemimpin harus selalu membangkitkan semangat seluruh

staf untuk mengajukan gagasan, dan kemudian mewujudkannya, serta mendorong

dan mendukung setiap staf untuk tampil menunjukkan kemampuannya

(kinerjanya).

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti

bagaimana kontribusi kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen sarana

7

prasarana dalam peningkatan kinerja guru. Berdasarkan uraian tersebut penulis

memilih judul penelitian: “Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan

Manajemen Sarana Prasarana terhadap Kinerja Guru SMP Negeri se-Subrayon

Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah”.

B. Identifikasi Masalah

Setiap guru mempunyai kemampuan berdasar pada pengetahuan dan

ketrampilan, kompetensi yang sesuai dengan pekerjaannya, motivasi kerja, dan

kepuasan kerja. Namun, guru juga mempunyai kepribadian, sikap, dan perilaku

yang dapat mempengaruhi kinerjanya. Oleh karena itu berbagai faktor diduga

dapat meningkatkan kinerja guru.

Menurut Mulyasa (2006: 102), berbagai factor yang diduga dapat

meningkatkan kinerja guru adalah: (1) dorongan untuk bekerja, (2) tanggung

jawab, (3) penghargaan, (4) minat, (5) peluang untuk berkembang, (6) perhatian

dari kepala sekolah, (7) hubungan interpersonal sesama guru, (8) kelompok

diskusi terbimbing, dan (9) layanan perpustakaan. Sedangkan menurut Anoraga

(2009: 71) ada delapan faktor yaitu: disiplin ilmu, insentif, komunikasi, motivasi,

kepemimpinan, kompetensi guru, pengambilan keputusan dan pelaksanaan

supervisi. Selanjutnya Pidarta (2004: 12) mengemukakan faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah: 1) kepemimpinan kepala sekolah, 2) iklim sekolah,

3) harapan-harapan, dan 4) kepercayaan personalia sekolah.

Kalau kita perhatikan begitu banyak faktor yang mempengaruhi kinerja

guru, maka kepala sekolah sebagai pemimpin harus bisa memilah-milah faktor-

faktor manakah yang mungkin penyebab terjadinya penurunan kinerja di sekolah

8

yang dipimpinnya. Amstrong dan Baron dalam Wibowo (2011: 100)

mengemukakan faktor-faktor yang memengaruhi kinerja, antara lain: 1) Personal

factors, 2) Leadership factor, 3) Team factors, 4) System factors, 5) Contextual/

situational factors.

Uraian rincian faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut jika

dikaitkan dengan kinerja guru adalah sebagai berikut:

1. Personal factors (Faktor personal/individual) meliputi unsur

pengetahuan, keterampilan (skill), kompetensi yang dimiliki,

kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh setiap

individu guru.

2. Leadership factor (Faktor kepemimpinan) meliputi kualitas dorongan,

bimbingan, arahan, semangat dan dukungan yang dilakukan manajer

dan team leader terhadap kerja pada guru.

3. Team factors (Faktor tim) meliputi kualitas dukungan dan semangat

yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap

sesama anggota tim, kekompakan, dan keeratan anggota tim.

4. System factors (Faktor sistem) meliputi sistem kerja, fasilitas kerja

(sarana prasarana) yang dikelola sekolah, proses organisasi sekolah

dan kultur kerja dalam organisasi sekolah.

5. Contextual/situational factors (Faktor kontekstual/situasional) meliputi

tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal.

Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas diduga bahwa kinerja guru

dipengaruhi beberapa faktor. Gambar 1 berikut memperlihatkan beberapa faktor

yang diduga berpengaruh terhadap kinerja guru.

9

Gambar 1: Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap kinerja guru.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah

dikemukakan di atas, diduga banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja

guru. Namun, atas pertimbangan urgensi dan fenomena yang ada, maka penelitian

ini akan dibatasi pada dua faktor yakni kepemimpinan kepala sekolah dan

manajemen sarana prasarana.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka

masalah penelitian dirumuskan dalam bentuk pertanyaan berikut.

1. Apakah kepemimpinan kepala sekolah berkontribusi signifikan terhadap

kinerja guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli

Tengah ?

KinerjaGuru

Komunikasiinterpersonal

Iklimorganisasi

Kepemimpinan

Inteligensi

Kompetensiyang

dimiliki

ManajemenSarana

prasarana

Disiplin,Motivasi dan

tanggung jawab

Peluanguntuk

berkembang

Supervisidan

pengawasan

10

2. Apakah manajemen sarana prasarana berkontribusi signifikan terhadap

kinerja guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli

Tengah ?

3. Apakah kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen sarana prasarana

secara bersama-sama berkontribusi signifikan terhadap kinerja guru SMP

Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah ?

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan yang dilakukan tentu mempunyai maksud dan tujuan.

Adapun tujuan dalam penelitian adalah sebagai berikut;

1. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi kepemimpinan kepala sekolah

terhadap kinerja guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten

Tapanuli Tengah.

2. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi manajemen sarana prasana

terhadap kinerja guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten

Tapanuli Tengah.

3. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi kepemimpinan kepala sekolah

dan manajemen sarana prasarana secara bersama-sama terhadap kinerja guru

SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretik

Kegunaan secara teoretik dari penelitian ini adalah:

a. Mengkaji sejauh mana kontribusi kemimpinan kepala sekolah dan

manajemen sarana prasarana pendidikan terhadap kinerja guru yang

diharapkan berdampak bagi peningkatan mutu proses pembelajaran.

11

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan informasi

untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktik

Manfaat yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan penulis, antara

lain:

a. Bagi peneliti, dapat menambah dan memperluas wawasan pengetahuan

peneliti tentang peranan kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen

sarana prasarana dalam meningkatkan kinerja guru.

b. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan

guru-guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah

tentang peranan kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen sarana

prasarana dalam meningkatkan kinerjanya.

c. Bagi kepala sekolah dan Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli Tengah,

hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan dalam

upaya meningkatkan kinerja guru.

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kinerja Guru

a. Pengertian Kinerja

Banyak kalangan berpendapat bahwa kinerja dapat diartikan sebagai unjuk

kerja dan ada pula yang menyebutkan sebagai performance kerja. Istilah ini,

walaupun berbeda dalam pengungkapan akan tetapi mempunyai maksud yang

sama. Dalam Saud (2010: 44) tersirat bahwa kinerja adalah suatu tindakan yang

mengekspresikan kompetensi. Ini sesuai dengan pengertian kinerja menurut Hoy

(1978: 116) yakni suatu kemampuan dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan

berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki karyawan. Dalam hal ini

kinerja dapat juga disamakan dengan “performance”. Unjuk kerja atau suatu

tindakan yang mengekspresikan kompetensi merupakan kulminasi dari elemen-

elemen yang saling berkaitan yakni: ketrampilan, upaya sifat keadaan dan kondisi

external.

Ketrampilan merupakan bahan mentah yang dibawa oleh seseorang

ketempat kerja berupa pengalaman, kemampuan-kemampuan, kecakapan-

kecakapan interpersonal serta kecakapan teknik. Sedangkan elemen upaya sifat

keadaan dapat diartikan sebagai motivasi yang diperlihatkan seseorang dalam

menyelesaikan pekerjaannya. Kemudian kondisi eksternal dapat diartikan sebagai

kondisi yang berasal dari luar seseorang untuk mendukung produktivitas kerja.

Dengan demikian secara sederhana dapat diperoleh pengertian bahwa kinerja

12

13

merupakan kemampuan dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan yang sesuai

dengan sikap, pengetahuan tugas dan keterampilan serta motivasi kerja.

Kinerja memiliki beberapa karakteristik antara lain: 1) melaksanakan tugas

sesuai dengan harapan organisasi, 2) personal yang menggunakan peralatan yang

tersedia, 3) personal mempunyai semangat tinggi, 4) personal mempunyai

hubungan baik dengan atasan maupun dengan teman sejawatnya, 5) personal

dapat mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan tugas-tugas rutin yang

dilaksanakan setiap hari. Sehingga kinerja dapat diartikan sebagai suatu tingkat

kemampuan dimana seseorang melaksanakan tugas dengan kriteria yang telah

ditentukan. Dari pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa kinerja adalah

kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya

dengan mengekspresikan keahlian yang dimilikinya, guna tercapainya tujuan

organisasi (kelompok) dalam suatu unit kerja tertentu.

b. Pengertian Kinerja Guru

Pengertian kinerja guru dari simpulan kinerja tersebut di atas adalah

kemampuan guru dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya dengan

mengekspresikan keahlian yang dimiliki guna tercapainya tujuan organisasi

(sekolah), yang tampak dari seluruh proses tugasnya sebagai guru. Untuk

mencapai kinerja maksimal, guru harus berusaha mengembangkan seluruh

kompetensi yang dimilikinya dan juga memanfaatkan serta menciptakan situasi

yang ada di lingkungan sekolah sesuai dengan aturan yang berlaku.

Dari sudut tinjauan pendidikan, Sutisna (1989:18) mendefenisikan “kinerja

sebagai performance, yakni kemampuan pendidik dalam berbagai ketrampilan,

mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu mengajar,

14

berkomunikasi dengan peserta didik, keterampilan menyusun persiapan kegiatan,

perencanaan mengajar, keterampilan melaksanakan administrasi, dan lain-lain”.

Sebagai tolak ukur dari kemampuan kinerja guru yang profesional adalah:

pemahaman terhadap kurikulum yang berlaku, kemampuan dalam mengelola

proses pembelajaran termasuk pendekatan, strategi, metode, teknik yang

digunakan, penguasaan terhadap kegiatan evaluasi, penilaian dalam rangka

mengukur proses dan hasil belajar siswa.

Kinerja guru berkaitan erat dengan kompetensi yang dimiliki guru dalam

pelaksanaan tugasnya. Undang-undang nomor 14 tahun 2005 pada pasal 1 ayat 10

berbunyi kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku

yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan. Kaitan kompetensi dengan kinerja guru

dikemukakan oleh Kunandar (2011:55) yakni pengertian kompetensi guru adalah

seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat

mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif.

Selanjutnya, Surya dalam Kunandar (2011:55) menyatakan bahwa:

Kompetensi guru meliputi: pertama, kompetensi intelektual, yaituberbagai perangkat pengetahuan yang ada dalam diri individu yangdiperlukan untuk menunjang berbagai aspek kinerja sebagai guru.Kedua, kompetensi fisik, yaitu perangkat kemampuan fisik yangdiperlukan untuk menunjang pelaksanaan tugas sebagai guru dalambarbagai situasi. Ketiga, kompetensi pribadi, yaitu perangkatperilaku yang berkaitan dengan kemampuan individu dalammewujudkan dirinya sebagai pribadi yang mandiri untuk melakukantransformasi diri, identitas diri, dan pemahaman diri. Kompetensipribadi meliputi kemampuan-kemampuan dalam memahami diri,mengelola diri, mengendalikan diri, dan menghargai diri. Keempat,kompetensi sosial, yaitu perangkat perilaku tertentu yang merupakandasar dari pemahaman diri sebagai bagian yang tak terpisahkan darilingkungan sosial serta tercapainya interaksi sosial secara efektif.Kompetensi sosial meliputi kemampuan interaktif, dan pemecahanmasalah kehidupan sosial. Kelima, kompetensi spiritual, yaitu

15

pemahaman, penghayatan, serta pengamalan kaidah-kaidahkeagamaan.

Ada empat kompetensi yang harus dimiliki guru menurut PP No. 19 tahun

2005 tentang standar nasional pendidikan, yaitu (1) kompetensi pedagogis, (2)

kompetensi kepribadian, (3) kompetensi sosial, dan (4) kompetensi profesional.

Keempat kompetensi ini dijabarkan menjadi kompetensi guru yang harus dapat

ditunjukkan dan diamati dalam berbagai kegiatan, tindakan dan sikap guru dalam

melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan.

Adapun penjelasan dari masing-masing kompetensi tersebut:

a. Kompetensi pedagogis, adalah mengenai bagaimana kemampuanguru dalam mengajar. Menurut Badan Standar NasionalPendidikan dalam Musfah (2011:30), yang dimaksud dengankompetensi pedagogis adalah: kemampuan dalam pengelolaanpeserta didik yang meliputi: (a) pemahaman wawasan ataulandasan kependidikan; (b) pemahaman tentang peserta didik; (c)pengembangan kurikulum/silabus; (d) perancangan pembelajaran;(e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f)evaluasi hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta didik untukmengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

b. Kompetensi kepribadian, berperan sebagai guru memerlukankepribadian yang unik. Kepribadian guru ini meliputi kemampuankepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Seorangguru harus mempunyai peran ganda. Peran tersebut diwujudkansesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Adakalanya guruharus berempati pada siswanya dan adakalanya guru harusbersikap kritis. Berempati maksudnya guru harus dengan sabarmenghadapi keinginan siswanya juga harus melindungi danmelayani siswanya tetapi disisi lain guru juga harus bersikap tegasjika ada siswanya berbuat salah.

c. Kompentensi sosial, berkaitan dengan kemampuan diri dalammenghadapi orang lain. Dalam peraturan pemerintah RI No.19Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskankompensasi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagiandari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektifdengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,orang tua peserta pendidikan, dan masyarakat sekitar. Kompetensisosisal seorang guru merupakan modal dasar guru yangbersangkutan dalam menjalankan tugas keguruan.

16

d. Kompetensi profesional, pekerjaan seorang guru adalahmerupakan suatu profesi yang tidak bisa dilakukan olehsembarang orang. Profesi adalah pekerjaan yang memerlukankeahlian khusus dan biasanya dibuktikan dengan sertifikasi dalambentuk ijazah (Unggul, 2012: 5).

c. Kajian Kinerja Guru ditinjau dari Kompetensi Pedagogik

Penelitian yang dilakukan ini dikhususkan meneliti tentang kinerja guru

sebagai perwujudan dari kompetensi pedadogik. Peneliti tidak bermaksud

mengesampingkan makna dari kinerja guru yang dilihat dari kompetensi

kepribadian, sosial, dan profesional. Namun dari hasil pengamatan peneliti

dilapangan (tempat penelitian dilaksanakan) bahwa kinerja guru dari kompetensi

pedagogik inilah yang banyak bermasalah, seperti yang telah dikemukakan pada

latar belakang penelitian ini. Oleh karena itu pembahasan lebih dikhususkan pada

kinerja guru yang ditinjau dari kompetensi pedagogik.

Apa sebenarnya pedagogik itu?. Elfindri (2010: 2-3) mengemukan bahwa

kata pedagogi berasal dari kata Yunani. Pais (anak) dan agogos

(pembimbingan/penjaga). Memang secara etimologis mengacu kepada proses

pendampingan yang dilakukan oleh kaum dewasa terhadap anak remaja. Secara

historis menurut Kusuma kata pedagogi merupakan fungsi edukatif yang

diberikan kepada orang-orang yang diberikan fungsi edukatif. Selanjutnya

pedagogi adalah salah satu istilah yang menyebabkan pemahaman orang lebih

tertuju pada bagaimana proses seseorang bisa menjadi pendidik yang mutakhir

dan terkenal. Segala tindakan yang digunakan, mulai persiapan, penguasaan,

metoda penyampaian merupakan kemasan dari pedagogik.

Tindakan di atas harus dilaksakan oleh orang-orang yang sudah

dipersiapkan sebelumnya oleh lembaga pendidikan tenaga keguruan. Calon guru

17

yang telah dibekali dengan berbagai kompetensi inilah yang diharapkan dapat

melaksanakan dan mengembangkannya. Kompetensi itu sendiri adalah

seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat

mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif. Senada dengan itu Saud

(2010:75) menyatakan bahwa kompetensi pada dasarnya menunjukkan kepada:

(1) kecakapan atau kemampuan untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan, (2)

merupakan suatu sifat (karakteristik) orang-orang (kompeten), ialah yang

memiliki kecakapan, daya (kemampuan), otoritas (kewenangan), kemahiran

(keterampilan), pengetahuan, dan sebagainya untuk mengerjakan apa yang

diperlukan, dan (3) menunjukkan kepada tindakan (kinerja) rasional yang dapat

mencapai tujuan-tujuannya secara memuaskan berdasarkan kondisi (prasyarat)

yang diharapkan.

Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru menurut Nurhala dan Radito

dalam Kunandar (2011: 56-57) adalah: pertama, memiliki pengetahuan tentang

belajar dan tingkah laku manusia. Kedua, Mempunyai sifat yang tepat tentang

diri sendiri, sekolah, rekan sejawat, dan bidang studi yang dibinanya. Ketiga,

menguasai bidang studi yang diajarkan. Keempat, mempunyai keterampilan

mengajar.

Keterampilan mengajar menurut Suprayekti dalam Kunandar (2011:57)

adalah sejumlah kompetensi guru yang menampilkan kinerjanya secara

profesional.

... Kinerja guru tersebut diperlihatkan dari: (1) keterampilanmembuka pelajaran, yaitu kegiatan guru untuk menciptakan suasanayang menjadikan siswa siap mental sekaligus menimbulkanperhatian siswa terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari;(2) keterampilan menutup pelajaran, yaitu kegiatan guru untukmengakhiri proses belajar mengajar; (3) keterampilan menjelaskan,

18

yaitu usaha penyajian materi pembelajaran yang diorganisasikansecara sistematis; (4) keterampilan mengelolah kelas, yaitu kegiatanguru untuk menciptakan siklus belajar yang kondusif; (5)keterampilan bertanya, yaitu usaha guru untuk mengoptimalkankemampuan menjelaskan melalui pemberian pertanyaan kepadasiswa; (6) keterampilan memberikan penguatan, yaitu suatu responpositif yang diberikan guru kepada siswa yang melakukan perbuatanbaik atau kurang baik; (7) keterampilan memberikan variasi, yaituusaha guru untuk menghilangkan kebosanan siswa dalam menerimapelajaran melalui variasi gaya mengajar, penggunaan media, polainteraksi kegiatan siswa, dan komunikasi nonverbal (suara, mimik,kontak mata, dan semangat).

Hal ini adalah bagian dari tahapan pelaksanaan yang dilakukan guru dalam proses

pembelajaran. Karena Sukmadinata dalam Mulyasa (2011:98) mengemukakan ada

tiga tahapan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran, yakni perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran

Dalam Kemendiknas (2011: 43) terdapat 7 (tujuh) butir indikator yang

menjadi bahan penilaian untuk melihat kinerja guru dari kompentensi

pedagogiknya, yaitu: (1) menguasai karakterristik peserta didik, (2) menguasai

teori belajar dan prisip-prinsip pembelajaran, (3) pengembangan kurikulum, (4)

kegiatan pembelajaran yang mendidik, (5) pengembangan potensi peserta didik,

(6) komunikasi dengan peserta didik, dan (7) penilaian dan evaluasi.

Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan hal tersebut di atas (Kemendiknas,

2011: 44-50), antara lain:

1) menguasai (mengenal) karakteristik peserta didik

Menjalankan fungsinya sebagai tenaga pembelajar dan pendidik guru dituntut

menguasai (mengenal) karakteristik peserta didik, guna mempermudah guru

dalam proses pembelajaran dalam memberhasilkan peserta didik yang menjadi

tanggungjawabnya di kelas. Tampak di kelas bahwa guru mampu memastikan

semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi

19

aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru dapat mengatur kelas untuk

memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta didik dengan

kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda. Guru juga harus

mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah

agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya. Guru dapat

membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan peserta didik,

memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat

mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak

termarginalkan (tersisihkan, diolok-olok, minder, dsb).

2) menguasai teori belajar dan prisip-prinsip pembelajaran

Dengan menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran di kelas guru

pasti dapat memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai materi

pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan

proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi. Guru selalu memastikan

tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran tertentu dan

menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnya berdasarkan tingkat

pemahaman tersebut. Kemudian menjelaskan alasan pelaksanaan

kegiatan/aktivitas yang dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda

dengan rencana, terkait keberhasilan pembelajaran. Selanjutnya, mampu

menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi kemauan belajar peserta

didik. Sebelumnya, guru harus merencanakan kegiatan pembelajaran yang

saling terkait satu sama lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran

maupun proses belajar peserta didik. Serta guru memperhatikan respon peserta

20

didik yang belum/kurang memahami materi pembelajaran yang diajarkan dan

menggunakannya untuk memperbaiki rancangan pembelajaran berikutnya.

3) pengembangan kurikulum

Salah satu tugas guru adalah dalam pengembangan kurikulum. Guru

diharapkan dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum. Dan

merancang rencana pembelajaran sesuai dengan silabus untuk membahas

materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang

ditetapkan. Menyusun rencana pembelajaran tentu mengikuti urutan materi

pembelajaran dengan memperhatikan tujuan pembelajaran. Guru harus lihai

memilih materi pembelajaran yang: a) sesuai dengan tujuan pembelajaran, b)

tepat dan mutakhir, c) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar

peserta didik, d) dapat dilaksanakan di kelas, dan e) sesuai dengan konteks

kehidupan sehari-hari peserta didik.

4) kegiatan pembelajaran yang mendidik

Pada kegiatan pembelajaran yang mendidik ini fokusnya adalah guru

melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah

disusun secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut mengindikasikan

bahwa guru mengerti tentang tujuannya. Melaksanakan aktivitas pembelajaran

bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, bukan untuk menguji

sehingga membuat peserta didik tidak merasa tertekan. Pada kesempatan ini

guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan) sesuai

dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik. Menyikapi

kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan proses pembelajaran,

bukan semata-mata kesalahan yang harus dikoreksi. Misalnya: dengan

21

mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang setuju/tidak setuju dengan

jawaban tersebut, sebelum memberikan penjelasan tentang jawaban yang

benar.

Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan

mengkaitkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik, dengan

melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu yang cukup

untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan

belajar untuk mempertahankan perhatian peserta didik.

Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk dengan

kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta dapat termanfaatkan secara

produktif. Mampu menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang dirancang

dengan kondisi kelas. Memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik

untuk bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain.

Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis untuk

membantu proses belajar peserta didik. Sebagai contoh: guru menambah

informasi baru setelah mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap materi

sebelumnya. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut diharapkan guru mampu

menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau audio-visual (termasuk TIK) untuk

meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mencapai tujuan

pembelajaran.

5) pengembangan potensi peserta didik

Pengembangan potensi peserta didik diawali dengan menganalisis hasil belajar

berdasarkan segala bentuk penilaian terhadap setiap peserta didik untuk

mengetahui tingkat kemajuan masing-masing peserta didik. Kemudian guru

22

merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang mendorong peserta

didik untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajar masing-masing.

Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk

memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis peserta didik.

Selanjutnya, guru secara aktif membantu peserta didik dalam proses

pembelajaran dengan memberikan perhatian kepada setiap individu. Dengan

demikian guru dapat mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat,

potensi, dan kesulitan belajar masing-masing peserta didik. Setelah itu,

memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan cara

belajarnya masing-masing. Dan memusatkan perhatian pada interaksi dengan

peserta didik dan mendorongnya untuk memahami dan menggunakan

informasi yang disampaikan.

6) komunikasi dengan peserta didik

Guna melancarkan proses pembelajaran guru harus lihai dalam berkomunikasi

dengan peserta didiknya dengan berbagai cara, antara lain: (1) guru

menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan menjaga

partisipasi peserta didik, termasuk memberikan pertanyaan terbuka yang

menuntut peserta didik untuk menjawab dengan ide dan pengetahuan mereka.

(2) guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan

tanggapan peserta didik, tanpa menginterupsi, kecuali jika diperlukan untuk

membantu atau mengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tersebut. (3) guru

menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat, benar, dan mutakhir, sesuai

tujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa mempermalukannya. (4) guru

menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja sama yang

23

baik antar peserta didik. (5) guru mendengarkan dan memberikan perhatian

terhadap semua jawaban peserta didik baik yang benar maupun yang dianggap

salah untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik. (6) guru memberikan

perhatian terhadap pertanyaan peserta didik dan meresponnya secara lengkap

dan relevan untuk menghilangkan kebingungan pada peserta didik.

7) penilaian dan evaluasi

Dalam penilaian dan evaluasi guru harus mampu: (1) menyusun alat penilaian

yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu

seperti yang tertulis dalam RPP. (2) melaksanakan penilaian dengan berbagai

teknik dan jenis penilaian, selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah,

dan mengumumkan hasil serta implikasinya kepada peserta didik, tentang

tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran yang telah dan akan

dipelajari. (3) menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi

topik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan

masing-masing peserta didik untuk keperluan remedial dan pengayaan. (4)

memanfaatkan masukan dari peserta didik dan merefleksikannya untuk

meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan dapat membuktikannya melalui

catatan, jurnal pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi tambahan, dan

sebagainya. (5) memanfatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan

rancangan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.

Sehubungan dengan penjelasan tersebut dapat disimpulkan, bahwa

kinerja guru adalah kemampuan guru melaksanakan proses pembelajaran dengan

mempergunakan keahlian/ketrampilan yang dimilikinya dalam mendidik dan

membina peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, yaitu bagaimana

24

seorang guru berperan sebagai perencana (designer), pelaksana (implementer),

dan penilai (evaluator) pembelajaran. Dan berdasarkan pendapat yang dikemukan

di atas, dapat dikatakan bahwa kinerja guru dapat diukur melalui kemampuan

kerjanya dalam: (1) mengenal karakteristik anak didik, (2) menguasai teori belajar

dan prisip-prinsip pembelajaran, (3) pengembangan kurikulum, (4) kegiatan

pembelajaran yang mendidik, (5) memahami dan mengembangkan potensi, (6)

komunikasi dengan peserta didik, dan (7) penilaian dan evaluasi proses dan hasil

belajar.

2. Kepemimpinan Kepala Sekolah

a. Pengertian Kepemimpinan

Berbicara tentang kepemimpinan tidak terlepas dari kata

“memimpin” dan “pemimpin”. Memimpin mempunyai arti memberikan

bimbingan, menuntun, mengarahkan, dan berjalan didepan (precede)

(Wahjosumidjo,2008:104). Orang yang memimpin disebut dengan pemimpin.

Dan menurut Rivai (2012:127) pemimpin ialah setiap orang yang mempunyai

bawahan atau dengan kata lain adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk

mempengaruhi bawahannya dan atau orang lain dalam rangka mencapai tujuan

organisasi.

Dalam kenyataan berorganisasi kita sering melihat bahwa pemimpin

dianggap mewakili aspirasi anggota, pemimpin dapat memperjuangkan

kepentingan anggota, dan pemimpin dapat mewujudkan harapan sebagian besar

anggota. Ini merupakan beberapa faktor yang mendasari lahirnya pemimpin. Dan

pada kenyataannya pemimpin mempunyai kecerdasan dan wawasan yang lebih

luas dibandingkan dengan rata-rata pengikutnya, sehingga wajar kehadiran

25

pemimpin sangat dirindukan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi

oleh anggota atau kelompoknya.

Seseorang yang memiliki kemampuan lebih tersebut kemudian diangkat

atau dihunjuk sebagai orang yang dipercayakan untuk mengatur orang lain yang

selanjutnya disebut pemimpin. Dari kata pemimpin itulah kemudian muncul

istilah kepemimpinan. Kepemimpinan menurut Wahyudi (2009:120) adalah

sebagai kemampuan seseorang untuk menggerakkan, mengarahkan, sekaligus

mempengaruhi pola pikir, cara kerja setiap anggota agar bersikap mandiri dalam

bekerja terutama dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan percepatan

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. “Maka kepemimpinan adalah

penggunaan kekuasaan secara terampil dan mempunyai kekuatan untuk

mempengaruhi orang lain” (Rivai,2012:127).

Kepemimpinan (leadership) merupakan titik sentral dari suatu organisasi,

karena menyangkut hubungan antara pimpinan dengan anggota kelompok.

Komponen dari kepemimpinan merupakan suatu proses untuk memengaruhi

bawahannya dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Apabila kita kaitkan

dengan manajemen, kepemimpinan itu adalah inti dari manajemen tersebut karena

keberhasilan suatu organisasi akan tergantung pada kemampuan pemimpin dalam

menggerakkan dan mengelola segala sumber daya dan dana yang ada dalam

organisasi yang dipimpinnya.

Kepemimpinan mencakup hubungan antar manusia, yaitu hubungan

mempengaruhi dan hubungan kepatuhtaatan para pengikut/bawahan karena dipe-

ngaruhi oleh kewibawaan pemimpin. Para bawahan terkena pengaruh kekuatan

dari pimpinannya, dan bangkit secara spontan rasa ketaatan pada pimpinannya.

26

Dari pengertian kepemimpinan tersebut di atas dapat dikemukakan empat

hal penting, yaitu: (1) bahwa kepemimpinan itu melibatkan orang lain, (2)

kepemimpinan itu melibatkan distribusi kekuasaan yang tidak merata antara

pemimpin dan anggota kelompok, (3) kepemimpinan itu menggerakkan

kemampuan dengan menggunakan berbagai bentuk kekuasaan untuk

mempengaruhi tingkah laku bawahan, dan (4) kepemimpinan adalah menyangkut

nilai.

b. Kepala sekolah sebagai pemimpin

Sejalan dengan pengertian yang diutarakan di atas, Koontz dalam

Wahjosumidjo (2008: 103) berpendapat bahwa yang dimaksud dengan

kepemimpinan secara umum, merupakan pengaruh, seni atau proses

mempengaruhi orang lain, sehingga mereka dengan penuh kemauan berusaha ke

arah tercapainya tujuan organisasi. Sekolah adalah organisasi yang dipimpin oleh

kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin menurut pengertian di atas

harus mampu membujuk (to induce) dan menyakinkan (persuade) bawahan.

Hal ini berarti apabila seorang kepala sekolah ingin berhasil

menggerakkan para guru, staf dan para siswa berperilaku sesuai dengan tujuan

sekolah yang hendak dicapai, maka kepala sekolah harus:

1. menghindarkan diri dari sikap dan perbuatan yang bersifat memaksa atau

bertindak keras terhadap para guru, staf dan siswa;

2. sebaliknya kepala sekolah harus mampu melakukan perbuatan yang

melahirkan kemauan untuk bekerja dengan penuh semangat dan percaya

diri terhadap para guru, staf dan siswa, dengan cara :

27

1) membujuk (induce), berusaha mempengaruhi para guru, staf dan siswa

untuk melakukan tugas masing-masing dalam mencapai tujuan

sekolah yang telah ditetapkan.

2) meyakinkan (persuade), berusaha agar para guru, staf, dan siswa

percaya bahwa apa yang dilakukan adalah benar.

Untuk dapat membimbing maupun menggerakkan orang lain, seorang

pemimpin atau kepala sekolah harus memiliki kelebihan daripada orang yang

dipimpinnya, serta harus ada penerimaan secara sukarela dari seluruh bawahan

dalam sekolah yang dipimpinnya. Agar dapat berhasil dalam memimpin

bawahannya, selain harus memiliki kualitas maupun sifat yang baik, juga dituntut

untuk dapat mempengaruhi dan mengarahkan bawahannya. Menurut Rivai

(2012:128) seorang pemimpin harus mampu melaksanakan fungsi-fungsi

kepemimpinan, diantaranya: koordinasi, pengambilan keputusan, komunikasi, dan

perhatian kepada bawahan.

Selanjutnya, fungsi-fungsi kepemimpinan tersebut dapat dijelaskan.1. Koordinasi, adalah aktivitas membawa orang-orang, materiil,

pikiran-pikiran, teknik-teknik dan tujuan-tujuan kedalamhubungan yang harmonis dan produktif dalam mencapai suatutujuan. Untuk dapat menggerakkan bawahan, seorang pemimpinharus dapat melakukan koordinasi, yaitu menghubungkan,menyatupadukan, dan menyelaraskan hubungan antara orang-orang, pekerjaan-pekerjaan, dan satuan-satuan organisasi yangsatu dengan yang lain sehingga semuanya berjalan denganharmonis.

2. Pengambilan Keputusan, merupakan proses utama dalammengelola organisasi. Proses pengambilan keputusan padadasarnya merupakan penetapan suatu alternatif pemecahanmasalah yang terbaik dari sejumlah alternatif yang ada. Untukitu diperlukan teknik pengambilan keputusan dengan membuatlangkah-langkah yang logis dan sistematis, yang meliputi:merumuskan masalah, mengumpulkan informasi, memilihpemecahan yang paling layak dan melaksanakan keputusan.

3. Komunikasi, komunikasi akan terjadi jika seseorang inginmenyampaikan informasi kepada orang lain, dan komunikasi

28

tersebut dapat berjalan dengan baik dan tepat jika dalampenyampaiannya dapat dilaksanakan dengan baik, dan penerimainformasi dapat menerimanya tidak dalam bentuk distorsi.Proses dasar komunikasi terjadi bila terdapat unsur-unsurkomunikator, pesan, saluran, dan komunikan. Komunikatormenyampaikan pesan kepada komunikan, dan komunikanmerangkap atau menerima pesan melalui pesan melalui saluran(penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan perasaan).Dalam kehidupan organisasi, pencapaian tujuan dengan segalaproses membutuhkan komunikasi yang efektif sehingga seorangpemimpin dalam menyampaikan informasi berupa perintah, ataubawahan menyampaikan laporan baik secara lisan maupuntulisan dapat mencapai sasaran dengan persepsi yang sama.

4. Perhatian pada Bawahan, unsur manusia merupakan unsuryang menentukan berhasil tidaknya pencapaian tujuanorganisasi. Oleh karena itu, perlu dibina hubungan antarmanusia yang sebaik-baiknya sehingga merupakan tim yangdapat bekerja sama dengan penuh kesadaran diantara merekatanpa adanya paksaan. Dengan demikian, pemimpin harusmemberikan perhatian kepada bawahan didalam melaksanakanpekerjaan, agar bawahan merasa diperlukan kehadirannya danbukan dianggap sebagai alat atau mesin dalam organisasi(Rivai,2012:128).

Koordinasi yang baik merupakan indikator bahwa kepemimpinan

seorang pemimpin baik. Melalaui koordinasi yang baik, pembagian kerja akan

lebih jelas sehingga bawahan akan lebih memahami apa yang harus dikerjakan

dan tidak menimbulkan salah persepsi serta keragu-raguan dalam melaksanakan

pekerjaan. Seorang pemimpin harus mampu mengoodinasikan segala aktivitas

yang menjadi tanggung jawabnya.

Kemudian pengambilan keputusan merupakan kunci bagi kegiatan yang

dilakukan oleh para pemimpin. Dimana pengambilan keputusan merupakan

serangkaian kegiatan memilih, dan pilihan ini mencerminkan alternatif tindakan

yang terbaik bagi penyelesaian masalah. Apakah keputusan yang diambil tepat,

maka akan mempengaruhi keberhasilan seorang pemimpin dalam upaya mencapai

tujuan. Pengambilan keputusan merupakan pekerjaan yang selalu dilakukan oleh

29

seorang pemimpin. Seorang pemimpin sering menghadapi berbagai masalah

karenanya ia harus mengambil tindakan yang tepat. Inilah yang disebut proses

pengambilan keputusan.

Selanjutnya, kemampuan berkomunikasi seorang pemimpin memegang

peranan penting dalam keberhasilan kepemimpinannya. Seorang pemimpin akan

berhadapan dengan bermacam pribadi, watak maupun latar belakang yang

berbeda. Hal ini perlu disadari oleh seorang pemimpin, sehingga pemimpin

berusaha berkomunikasi dengan memahami pribadi serta watak maupun latar

belakang bawahannya. Komunikasi yang dilakukan oleh seorang pemimpin dapat

berbentuk instruksi atau perintah, saran, bimbingan, petunjuk, nasihat maupun

kritik yang sifatnya membangun. Disamping komunikasi dari atas yang dilakukan

oleh pemimpin, maka komunikasi dari bawah juga sangat penting untuk

diperhatikan. Komunikasi dari bawah bisa berupa laporan, keluhan, harapan-

harapan serta penyampaian ide-ide yang perlu mendapat perhatian, karena hal

semacam ini sering lepas dari perhatian pimpinan.

Dan yang tak kalah pentingnya adalah perhatian pemimpin pada

bawahannya. Pemimpin harus bisa membantu bawahan apabila mengalami

kesulitan dalam melaksanakan tugasnya, memberikan rangsangan yang berupa

pujian apabila bawahan bekerja dengan berhasil, dan juga memberikan

rangsangan yang berupa insentif bila bawahan mempunyai prestasi atau hasil

kerja yang baik. Oleh sebab itu, seorang pemimpin harus berusaha memberikan

fasilitas bagi pencapaian tujuan para bawahannya.

Pelaksanaan dalam penerapan fungsi-fungsi kepemimpinan tersebut

secara berkualitas untuk mengelola sekolah sering tidak terwujud. Hal ini

30

disebabkan oleh kurangnya kompetensi kepemimpinan kepala sekolah.

Rendahnya pemberdayaan sumber daya manusia di sekolah pada dasarnya

disebabkan oleh pola pikir, mengatur, dan menganalisa pendidikan tidak

sistematis. Banyak posisi di sekolah diberikan kepada orang-orang yang kurang

memiliki keahlian yang cukup.

Padahal, menjadi kepala berarti menduduki status. Berdasarkan suratpengangkatan sebagai kepala sekolah seseorang memiliki status:kepala, pemimpin, pengelola, pembina, administrator, figur. Kepalasekolah sebaiknya jangan dijabat seseorang yang lemah, terutamadalam mengambil keputusan, menentukan kebijakan, atau seseorangyang berprinsip pokoknya jalan. Banyak perkerjaan yang harusdikerjakan olehnya. Posisi atau jabatan kepala sekolah sebaiknyadijabat oleh orang yang memiliki dinamika, yang memiliki ide,pengetahuan, dan pengalaman melakukan sharing. Sebagaipemimpin pendidikan kepala sekolah diharapkan mampumelaksanakan tugas sebagai “Educational Statemenship” (Hagmandalam Mulyasa, 2012:55).

Kaitannya dengan kepemimpinan, kepala sekolah harus memiliki visi dan

misi, serta strategi manajemen pendidikan secara utuh dan berorientasi kepada

mutu. Strategi ini dikenal dengan Manajemen Mutu Terpadu (MMT). MMT

merupakan usaha sistemik dan terkoordinasi secara terus menerus memperbaiki

kualitas layanan, sehingga fokusnya diarahkan kepada peserta didik, orangtua,

pemakai lulusan, guru, karyawan, pemerintah dan masyarakat (Mulyasa,2012:8).

Ada lima dimensi pokok yang menentukan kualitas penyelenggaraanpendidikan yang harus dilaksanakan sekolah, yaitu:1) keandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan

yang dijanjikan secara tepat waktu, akurat, dan memuaskan.Beberapa contoh diantaranya: pengembangan bahan pembelajaransesuai dengan kebutuhan (misalnya tuntutan ... kurikulum danperkembangan peserta didik); jadwal kegiatan pembelajaran danujian yang akurat; pembelajaran yang berlansung lancar,bimbingan yang lancar dan cepat; kepastian studi lanjut tenagakependidikan yang terencana dan terlaksana dengan baik; danapenelitian tenaga kependidikan, dan kegiatan peserta didik dapatdilakukan secara tepat waktu dan tepat sasaran, sesuai denganyang dijanjikan.

31

2) daya tanggap (responsiveness), yaitu kemampuan para tenagakependidikan untuk membantu para peserta didik danmemberikan pelayanan dengan tanggap. Dengan demikian, kepalasekolah harus mudah ditemui; guru juga harus gampang ditemuipeserta didik untuk keperluan konsultasi; proses pembelajaranhendaknya diupayakan interaktif dan memungkinkan para pesertadidik mengembangkan seluruh kapasitas, kreativitas, dankapabilitasnya; fasilitas pelayanan yang ada (perpustakaan,komputer, lab, dan ruang olahraga) harus mudah diakses olehsetiap insan sekolah; prosedur administrasi penerimaan pesertadidik baru harus sederhana, tidak ‘birokrasi’ atau berbelit belit.Bila terjadi salah pelayanan, kemampuan untuk melakukanperbaikan secara tepat dan profesional bisa menciptakan persepsikualitas yang sangat positif. Sebagai contoh, jika ada komputeryang rusak di lab komputer, harus segera menginformasikannyakepada peserta didik, dan segera memperbaikinya.

3) keterjaminan (assurance), mencakup pengetahuan kompetensi,kesopanan, respek terhadap pelanggan, dan sifat dapat dipercayayang dimiliki para tenaga kependidikan; bebas dari bahaya, risikoatau keragu-raguan. Sebagai contoh, seluruh tenaga kependidikanharus benar-benar kompeten dibidangnya; reputasi penyelenggarapendidikan yang positif dimata masyarakat; sikap dan perilakuseluruh tenaga kependidikan mencerminkan profesionalisme dankesopanan.

4) perhatian (empaty), meliputi kemudahan dalam melakukanhubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, danmemahami kebutuhan para pelanggan. Misalnya, guru mengenalnama para peserta didik yang menempuh mata pelajaran yang diajar; wali kelas bisa benar-benar berperan sesuai fungsinya; setiapguru bisa dihubungi dengan mudah, baik diruang kerja, viatelepon, maupun e-mail.

5) bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,tenaga kependidikan, dan sarana komunikasi. Misalnya berupagedung, fasilitas komputer, fasilitas perpustakaan, ruang kelas,ruang guru, ruang seminar, media pembelajaran, kantin, tempatparkir, jurnal ilmiah sekolah, sarana ibadah, fasilitas olahraga,laboratorium, penampilan, busana tenaga kependidikan(Mulyasa,2012:167-168).

Untuk dapat mewujudkan kelima sifat layanan seperti tersebut di atas,

maka sudah barang tentu diperlukan adanya tenaga-tenaga pendidikan yang

handal, terutama seorang kepala sekolah yang kreatif dan inovatif. Penting untuk

digaris bawahi mengapa diperlukan seorang kepala sekolah yang kreatif dan

inovatif. Hal ini karena seorang kepala sekolah adalah “decison maker” di tingkat

32

sekolah. Baik atau buruknya serta didukung atau tidaknya sebuah ide/gagasan jika

hal itu datangnya dari seorang kepala sekolah maka ide tersebut akan berpeluang

besar untuk dapat dijalankan sebagai suatu kebijakan.

c. Peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepala Sekolah sebagai pemegang kebijakan tertinggi di sekolah dituntut

untuk memiliki kemampuan yang efektif dalam menjembatani kebijakan yang

diterima dari atasannya, dan guru menjadi tanggung jawabnya. Dalam hal ini

kepala sekolah dituntut untuk dapat menyampaikan informasi atau kebijakan yang

diterima dari atasannya secara bijak, sehingga dapat diterima oleh semua stafnya.

Kepala sekolah yang ideal harus memiliki kelebihan dibandingkan dengan

kelompok yang dipimpinnya, sekaligus ada kesadaran di dalam dirinya bahwa

dia memiliki kelemahan. Adapun mengenai persyaratan atau sifat-sifat seseorang

yang menjalankan fungsi kepemimpinan menurut Danim (2006:205-206) adalah:

1. bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.2. memiliki intelegensi yang tinggi.3. memiliki fisik yang kuat.4. berpengetahuan luas.5. percaya diri.6. dapat menjadi anggota kelompok.7. adil dan bijaksana.8. tegas dan berinisitif.9. berkapasitas membuat keputusan.10. memiliki kestabilan emosi.11. sehat jasmani dan rohani.12. bersifat proaktif.

Sehubungan dengan persyaratan atau sifat-sifat seseorang yang

menjalankan fungsi kepemimpinan di atas, kepala sekolah sebagai pemimpin

harus mampu mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat

dan percaya diri para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-

masing. Seorang kepala sekolah juga harus mampu memberikan bimbingan dan

33

mengarahkan para guru, staf dan para siswa serta memberikan dorongan memacu

dan berdiri didepan demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam

mencapai tujuan sekolah.

Kepemimpinan kepala sekolah adalah salah satu perwujudan

kepemimpinan nasional yaitu kepemimpinan pancasila, yakni satu potensi atau

kekuatan yang mampu memberdayakan segala sumber daya masyarakat dan

lingkungan yang dijiwai oleh sila-sila pancasila untuk mencapai tujuan nasional

dalam situasi apapun.

Tugas kepemimpinan kepala sekolah menyangkut bagaimana mengelola

seluruh sumber daya yang ada di sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk memiliki

kemampuan yang peka untuk dapat menyusun prioritas dari berbagai masalah

yang tumbuh dan berkembang di lingkungannya. Kepala Sekolah juga dituntut

untuk memiliki kemampuan mendelegasikan tugas dan wewenangnya secara

tepat. Hal inilah yang merupakan tugas yang diemban oleh seorang kepala

sekolah.

Oleh karena itu kepala sekolah yang berperan sebagai pemimpin sekolah,

sebaiknya bertindak sebagai:

1. Pemegang Kendali Organisasi, Ia merupakan pemimpin tertinggi.Ia merencanakan, menentukan, dan sekaligus melaksanakan tujuanorganisasi. Ia bersama-bersama dengan staf (guru, staf administrasi,komite sekolah) mengambil keputusan tentang apa yang perludilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

2. Katalisator, Ia melaksanakan tugas menghubungkan sekolahdengan dunia luar/lingkungan sekitarnya. Ia bertindak sebagai jurubicara sekolah dalam memperjuangkan kepentingan sekolah. Dariperan sebagai katalisator inilah keberhasilan sekolah dapatditentukan.

3. Integrator, artinya pimpinan sekolah mengintegrasikan sejumlahtugas-tugas pengelolaan sekolah seperti: program instruksional,kemuridan, sumber dana dan sumber daya serta hubungan antarsekolah dengan masyarakat.

34

4. Bapak, dalam peran ini pimpinan sekolah melaksanakan tugassebagai primus interpares. Ia merupakan pimpinan keluarga dalamsekolahnya. Ia memberikan tuntutan, bimbingan terhadap keluargadalam sekolahnya yang bersifat kebapaan. Ia adalah orang yangdianggap dan dituakan sehingga diharapkan daripadanya teladandan contoh yang baik.

5. Pendidik, pimpinan sekolah melaksanakan tanggung jawab sebagaiseorang yang penuh kasih memerhatikan kebutuhan dankepentingan anggota-anggota sekolahnya. Ia memerhatikankemajuan para stafnya (guru dan staf administrasi) dan muridnya.Ia berusaha untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dankecakapannya baik sebagai staf maupun secara pribadi(Rivai,2008:315).

Kepala sekolah sangat berperan dalam menggali dan mengembangkan

berbagai sumber daya baik yang ada di dalam sekolah (internal) maupun di luar

sekolah (eksternal). Sumber-sumber daya tersebut bisa berupa sumber daya

manusia, uang, serta barang yang datang baik dari pemerintah maupun

masyarakat. Di lihat dari fungsi-fungsi manajemen yaitu planing (perencanaan),

organizing (pengorganisasian), actuiting serta controling (pengawasan) maka

kepala sekolah harus berperan sebagai: (1) planer, (2) organisator, (3)

akselerator, dan (4) evaluator (Permadi, 2001:51).

Selanjutnya, seorang pimpinan harus memiliki dan menguasaai

pengetahuan dasar dan pengertian yang harus diamalkan dalam bentuk:

a) pengetahuan (knowlegdge), merupakan hasil berpikir (intelektualpower) yang diperoleh dari pengalaman dan kemampuan, analisisdan sintesis dalam menguasai dan memecahkan sesuatupermasalahan secara jelas dan pasti, sehingga dapat dimanfaatkansecara aktif dan positif.

b) kecakapan dan keterampilan (ability and skills), merupakanpencerminan dan penguasaan intelektual dan keberanian bertindakyang sangat perlu sebagai pendorong ke arah keberhasilan.

c) budi luhur (morality), pada hakikatnya adalah watak dan budipekerti yang mengandung kemampuan dan kebebasan bertindak dijalan kebenaran dan keadilan.

d) sikap pribadi dan sosial (personal and social attitude), merupakantanggapan dan reaksi terhadap sesuatu kondisi dan situasi dan

35

merupakan pengendapan (resultante) dari pertimbangankepentingan pribadi dan kepentingan sosial diserap dan terpadumenjadi sikap dewasa, bertumbuh menjadi sikap sosial yangmendasari tatalaku (behaviour), serta mengejawantah pada cipta,rasa, karsa, kata dan karya (Andi,2012:3).

Seorang pemimpin yang mempunyai ketajaman akal dan pengetahuan

yang luas, kecakapan, keterampilan dan keberanian yang tinggi, akan tetapi jika

tidak dilandasi budi luhur (morality), akan sangat berbahaya. Karena ia akan

berprilaku lebih mementingkan kepentingan pribadinya. Berdasarkan hal tersebut

maka pemimpin merupakan salah satu faktor dominan dalam menajemen. Oleh

karena itu seorang pemimpin haruslah memiliki: pengenalan watak dan sifat dari

seseorang serta dampak watak dan sifat itu terhadap orang lain dalam pergaulan;

kemampuan mendiagnosis situasi dan kondisi lingkungan; pemahaman tujuan

bekerja dan keperluan para pegawai dalam organisasi; pengenalan struktur, sifat

dan tujuan organisasi tempat bekerja; kemampuan mengadaptasi/menyesuaikan

gaya kepemimpinan dengan situasi, kondisi lingkungan; kecakapan mengadakan

komunikasi; kemampuan mempengaruhi prilaku bawahan; dan memiliki

kelebihan dalam berbagai bidang; serta memperoleh kesepakatan dari bawahan.

Berdasarkan uraian di atas, kepemimpinan kepala sekolah adalah

penggunaan status (kedudukan atau jabatan) untuk memimpin sekolah secara

terampil dan mempunyai kemampuan untuk menggerakkan segala sumber daya

persekolahan sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Dan indikator kepemimpinan kepala sekolah yang

ditetapkan dalam penelitian ini adalah dari dimensi: koordinasi, pengambilan

keputusan, komunikasi, dan perhatian kepada bawahan.

36

3. Manajemen Sarana Prasarana

a. Konsep dan Pengertian Manajemen

Istilah manajemen memiliki banyak arti, bergantung pada orang yang

mengartikannya. Tim Dosen Administrasi Pendidikan Indonesia Universitas

Pendidikan Indonesia (2009:87) berpendapat bahwa manajemen merupakan

kemampuan dan ketrampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk

melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan atau bersama orang lain atau

melalui orang lain dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara produktif,

efektif dan efisien. Difinisi lain dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan

Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia (2009: 87) yang dikemukakan

American Sosiety of Mechanical Engineers: manajemen merupakan Ilmu dan seni

mengorganisai dan memimpin usaha manusia, menerapkan pengawasan dan

pengendalian tenaga serta memanfaatkan bahan alam bagi kebutuhan manusia.

Dikatakan sebagai ilmu, karena manajemen dipandang sebagai suatu

bidang pengetahuan yang secara sistematis berusaha memahami mengapa dan

bagaimana orang bekerja sama (Gullick dalam Fattah, 2006:1). Sedangkan Follet

dalam Fattah (2006:1) mengatakan bahwa ”Manajemen sebagai suatu kiat, karena

manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain

menjalankan tugas-tugasnya, dipandang sebagai profesi, karena manajemen

dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer”. Senada

dengan pengertian tersebut, Bottinger (dalam Fattah, 2006:3) menguraikan bahwa

”Manajemen sebagai suatu seni membutuhkan tiga unsur, yaitu: pandangan,

pengetahuan teknis, dan komunikasi. Ketiga unsur tesebut terkandung dalam

manajemen”.

37

Meskipun mengarah pada suatu fokus tertentu, para ahli manajemen masih

berbeda pandangan dalam mendefinisikan manajemen dan karenanya belum dapat

diterima secara universal. Namun demikian, terdapat consensus bahwa

manajemen menyangkut derajat keterampilan tertentu. Fattah (2006:1)

mengemukakan bahwa:

dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yangditampilkan oleh seorang manajer/ pimpinan, yaitu: perencanaan(planning), pengorganisasian (organizing), pemimpinan (leading),dan pengawasan (controlling). Oleh karena itu manajemendiartikan sebagai merencanakan, mengorganisasikan, memimpin,dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agartujuan organisasi tercapai secara efisien dan efektif.

Lebih lanjut Fattah (2006:2) menjelaskan bahwa ”Fungsi perencanaan

antara lain menentukan tujuan atau kerangka tindakan yang diperlukan untuk

pencapaian tujuan tertentu”. Hal tersebut dilakukan dengan mengkaji kekuatan

dan kelemahan suatu organisasi, menentukan kesempatan dan ancaman,

menentukan strategi, kebijakan, taktik, dan program. Kesemuanya itu dilakukan

berdasarkan proses pengambilan keputusan secara ilmiah.

Sedangkan mengenai fungsi pengorganisasian meliputi penentuan fungsi,

hubungan, dan struktur. Fungsi berupa tugas-tugas yang dibagi ke dalam fungsi

garis, staf, dan fungsional. Hubungan terdiri atas tanggung jawab dan wewenang,

sedangkan struktur dapat berupa horizontal maupun vertikal. Semua itu

memperlancar alokasi sumber daya dengan kombinasi yang tepat untuk

mengimplementasikan rencana.

Masih menurut Fattah (2006:2) beliau mengemukakan bahwa ”Fungsi

pemimpin mengambarkan bagaimana manajer mengarahkan dan mempengaruhi

para bawahan, bagaimana orang lain melaksanakan tugas yang esensial

38

dengan menciptakan suasana yang menyenangkan untuk bekerja sama”.

Sementara itu, fungsi pengawasan meliputi penentuan standar, supervisi, dan

mengukur pelaksanaan terhadap standar dan memberikan keyakinan bahwa tujuan

organisasi tercapai. Pengawasan sangat erat kaitannya dengan perencanaan,

karena melalui pengawasan inilah efektivitas manajemen dapat diukur.

Jika dikaitkan manajemen dengan pendidikan, maka dapat dikatakan

manajemen pendidikan merupakan proses pengembangan kerja sama sekelompok

orang untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Untuk itu perlu

dipahami fungsi-fungsi pokok manajemen yang dikemukakan Mulyasa (2011:20-

21), yaitu mencakup perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pembinaan.

Selanjutnya, keempat fungsi tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Perencanaan merupakan proses yang sistematis dalam pengambilankeputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yangakan datang. Perencanaan juga merupakan kumpulan kebijakanyang secara sistematik disusun dan dirumuskan berdasarkan datayang dapat dipertanggungjawabkan serta dapat dipergunakansebagai pedoman kerja. Perencanaan program pendidikansedikitnya memiliki dua fungsi utama: pertama, perencanaanmerupakan upaya sistematik yang menggambarkan penyusunanrangkaian tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuanorganisasi atau lembaga dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia atau sumber-sumber yang dapat disediakan;kedua, perencanaan merupakan kegiatan untuk mengerahkan ataumenggunakan sumber-sumber yang terbatas secara efisien danefektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Pelaksanaan, merupakan kegiatan merealisasikan rencana menjaditindakan nyata dalam rangkah mencapai tujuan secara efektif danefisien. Rencana yang telah disusun akan memiliki nilai jikadilaksanakan dengan efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan setiaporganisasi harus memiliki kekuatan yang mantap dan menyakinkansebab jika tidak kuat maka proses pendidikan seperti yangdiinginkan sulit terealisasi.

3. Pengawasan, dapat diartikan sebagai upaya untuk mengamatisecara sistematis dan berkesinambungan; merekam; memberipenjelasan, petunjuk, pembinaan dan meluruskan berbagai hal yangkurang tepat; serta memperbaiki kesalahan. Pengawasan,merupakan kunci keberhasilan dalam keseluruhan proses

39

manajement, perlu dilihat secara komprehensif, terpadu, dan tidakterbatas pada ha-hal tertentu.

4. Pembinaan, merupakan rangkaian upaya pengendalian secaraprofesional semua unsur organisasi agar berfungsi sebagaimanamestinya sehingga rencana untuk mencapai tujuan dapat terlaksanasecara efektif dan efisien.

Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak

dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Alasannya tanpa

manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal,

efektif dan efisien. Konsep tersebut berlaku di sekolah yang memerlukan

manajemen yang efektif dan efisien. Dalam kerangka inilah tumbuh kesadaran

akan pentingnya manajemen berbasis sekolah, yang memberi kewenangan penuh

kepada sekolah dan guru dalam mengatur pendidikan dan pengajaran,

merencanakan, mengorganisasi, mengawasi, mempertanggungjawabkan,

mengatur, serta memimpin sumber-sumber daya insani serta barang-barang untuk

membantu pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan sekolah.

Manajemen pendidikan merupakan alternatif strategis untuk

meningkatkan kualitas pendidikan. Hasil penelitian Balitbangdikbud (1991) dalam

Mulyasa (2011 : 21) menunjukkan bahwa manajemen sekolah merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan. Manajemen secara langsung

akan mempengaruhi dan menentukan efektif tidaknya kurikulum, berbagai

peralatan belajar, waktu mengajar, dan proses pembelajaran. Dengan demikian

upaya peningkatan kualitas pendidikan harus dimulai dengan pembenahan

manajemen sekolah, di samping peningkatan kualitas guru dan pengembangan

sumber belajar.

Mengadaptasi pengetian manajemen penulis mengambil kesimpulan

bahwa manajemen pendidikan adalah suatu ilmu atau sistem pengelolaan dan

40

penataan seluruh sumber daya pendidikan yang meliputi peserta didik, kurikulum,

tenaga kependidikan, serta sarana prasarana, pendanaan, dan lingkungan

pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif.

Penataan mengandung makna mengatur, memimpin, mengelola atau

mengadministrasikan dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi

manusia yang turut serta di dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama.

b. Manajemen Sarana Prasarana

Sarana prasarana pendidikan seharusnya tersedia dengan layak dan

dikelola dengan baik pula. Pengelolaan sarana prasarana tentu tidak terlepas dari

standar nasional pengelolaan pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan

pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan

efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Standar pengelolaan pendidikan oleh

satuan pendidikan dasar dan menengah ditetapkan melalui Permendiknas nomor

19 tahun 2007. Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah/madrasah yang ditujukan

dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.

Pengelolaan satuan pendidikan dilaksanakan secara mandiri, efisisien, efektif, dan

akuntabel. (Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kemendiknas dan Direktur

Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI, 2011:8).

Manajemen sarana prasarana menurut Rugaiyah (2011:63) adalah kegiatan

pengelolaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh sekolah dalam upaya

menunjang seluruh kegiatan, baik kegiatan pembelajaran maupun kegiatan lain

41

sehingga seluruh kegiatan berjalan dengan lancar. Mulyasa (2012:87)

menjelaskan:

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secaralangsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan,khususya proses pembelajaran ... . Sedangkan prasarana pendidikanadalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannyaproses pembelajaran ... . Tetapi jika hal tersebut dimanfatkan secaralangsung untuk proses pembelajaran, seperti taman sekolah untukpembelajaran biologi, halaman sekolah sekaligus sebagai lapanganolahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan

menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi

secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan

ini menurut meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan,

penyimpanan inventaris dan penghapusan serta penataan (Mulyasa,2011:49).

Sedangkan menurut Rugaiyah (2011:63) manajemen sarana dan prasarana

meliputi: perencanaan/analisis kebutuhan, pengadaan, inventarisasi, pendistri-

busian dan pemamfaatan, pemeliharaan dan pemusnahan terhadap barang-barang

bergerak dan tidak bergerak, perabot sekolah, alat-alat belajar, dan lain-lain.

Penjelasan mengenai kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana

persekolahan adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan, merupakan suatu proses kegiatan untukmenggambarkan sebelumnya hal-hal yang akan dikerjakankemudian dalam rangka mencapain tujuan yang telahditetapkan. Dalam hal ini perencanaan yang dimaksud adalahmerinci rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusiatau pembuatan peralatan dan perlengkapan sesuai dengankebutuhan. Demikian perencanaan sarana dan prasaranapersekolahan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan prosesperkiraan secara matang rancangan pembelian, pengadaan,rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan danperlengkapan yang sesuai dangan kebutuhan sekolah (DirektoratTenaga Kependidikan,2007:6).

42

2. Pengadaan, pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsioperasional pertama dalam manajemen sarana dan prasaranapendidikan persekolahan. Fungsi ini pada hakikatnya merupakanserangkaian kegiatan untuk menyedidkan sarana dan prasaranapendidikan persekolahan sesuai dangan kebutuhan, baikberkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupuntempat, dengan harga dan sumber yang dapat dipertanggung-jawabkan (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2007:14).

3. Penggunaan, penggunaan sarana dan prasarana adalahpemamfaatan segala jenis barang yang bsesuai dangankebutuhan secara efektif dan efisien. Dalam hal pemamfaatansarana, harus mempertimbangkan hal berukut: 1) tujuan yangakan dicapai, 2) kesesuaian antara media yang digunakandangan materi yang akan dibahas, 3) tersedia sarana danprasarana penunjang. 4) karakteristik siswa (Rugaiyah,2011:66).

4. Pengawasan, pengawasan sarana dan prasarana merupakankegiatan pengamatan, pemeriksaan dan penilaian terhadappelaksanaan penggunaan/pemanfaatan sarana dan prasaranapendidikan di sekolah. Hal ini untuk menghindari penyimpanan,penggelapan atau penyalahgunaan. Pengawasan dilakukan untukmengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan.Apabila dari hasil pengawasan/pemeriksaan terdapatkekurangan-kekurangan, maka kepala sekolah wajib melakukantindakan-tindakan perbaikan dan penyelesaiannya (Soetjipto,2009:173).

5. Perawatan, perawatan merupakan kegiatan memelihara danmenyimpan barang-barang sesuai dangan bentuk-bentuk jenisbarangnya sehingga barang tersebut awet dan tahan lama sertadapat digunakan secara berulang dalam waktu lama. Yangterlibat dalam perawtan barang adalah semua warga sekolahyang terlibat dalam pemamfaatan barang tersebut. Dalamperawatan, ada hal-hal khusus yang harus dilakukan olehpetugas khusus pula, seperti pemeliharaan alat kesenian (piano,angklung, gitar dan lain-lain). Kegiatan lain adalah penghapusanbarang inventaris yakni pelepasan suatu barang dari kepemilikandan tanggung jawab pengurusnya oleh pemerintah ataupunswasta. Penghapusan barang dapat dilakukan dengan lelang danpemusnahan. Adapun syarat-syrat penghapusan: 1) barang-barang dalam keadaan rusak berat; 2) perbaikan suatu barangmemerlukan biaya yang besar; 3) secara teknis dan ekonomiskegunaannya tidak sesuai lagi dengan biaya pemeliharaan(Rugaiyah 2011:66).

Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan

sekolah yang bersih dan rapih, indah sehingga menciptakan kondisi yang

menyenangkan baik bagi guru maupun siswa untuk berada di sekolah. Di samping

43

itu, diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara

kuantitatif dan kualitatif dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan

secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh

guru sebagai pengajar maupun siswa sebagai pembelajar.

Pengelolaan fasilitas seharusnya dilakukan oleh sekolah mulai dari

pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan hingga pengembangannya. Hal ini

didasari oleh kenyataan bahwa sekolahlah yang paling mengetahui kebutuhan

fasilitas baik kecukupan, kesesuaian dan kemutakhirannya terutama fasilitas yang

sangat erat kaitannya secara langsung dengan proses belajar mengajar. Fungsi ini

telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan barang yang didahului oleh analisis

skala prioritas, perbaikan/penggantian sarana dan prasarana belajar termasuk

pengembangannya dalam rangka menyesuaikan dengan perkembangan.

Permendiknas nomor 24 tahun 2007 menyatakan bahwa standar sarana dan

prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria

minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,

perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan

berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi dan komunikasi. (Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar Kemendiknas dan Direktur Jenderal Pendidikan Islam

Kemenag RI, 2011:7).

Sarana dan prasarana sekolah adalah hal yang penting untuk menunjang

proses dan kegiatan di sekolah. Tanpa sarana dan prasarana yang baik maka akan

sulit kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik yang pada akhirnya

akan mempengaruhi kinerja sekolah dan mutu sekolah.

44

Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,

peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan

habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Setiap satuan pendidikan juga wajib

memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan

pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang

laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi

daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat

berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. (Direktorat Jenderal Pendidikan

Dasar Kemendiknas dan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI,

2011:7).

Sarana penunjang proses pembelajaran lainnya meliputi: peralatan/perabot

kantor, buku-buku perpustakaan, alat pelajaran (alat peraga, alat praktek, dan

media pendidikan). Sedangkan prasarana penunjang proses pembelajaran lainnya

meliputi: perpustakaan, BP/BK, UKS, PMR, PKS, OSIS, Kopsis, sanggar. Ruang

penunjang administrasi sekolah (aula, koperasi guru, gudang, kamar mandi, WC,

dan lain-lain).

Standar lahan di SMP dinyatakan dalam rasio luas lahan per peserta didik,

yaitu untuk SMP rasio luas ruang kelas per peserta didik adalah satu peserta didik

sekurang-kurangnya membutuhkan 1,6 m2 (Dirjen Dikdasmen Depdiknas,

2005:3). Pada bagian lain dijelaskan bahwa setiap satuan pendidikan di SMP

sekurang-kurangnya 90% sekolah telah memiliki sarana prasarana minimal dan

100% siswa memiliki buku pelajaran yang lengkap setiap mata pelajaran.

45

Selanjutnya, dijelaskan indikator keberhasilan sarana prasarana yaitu 90%

sekolah memiliki sarana prasarana minimal sesuai dengan standar teknis yang

ditetapkan secara nasional. Sarana prasarana yang ada disekolah secara umum

dapat mempengaruhi penampilan fisik sekolah. Jika dijabarkan, adapun yang

termasuk sarana dan prasarana lingkungan sekolah yang perlu dikelola dengan

baik adalah:

1. Kondisi fisik lingkungan sekolah, yang meliputi: Lokasi sekolah yang aman,

nyaman, dan kondusif; Jalan dan saluran air dalam lingkungan sekolah terawat

baik; Prasarana lingkungan sekolah didayagunakan dengan baik; dan

Penghijauan di sekolah cukup memuaskan.

2. Situasi lingkungan sekolah, yang meliputi: Tidak terletak di lingkungan yang

kurang baik; Keadaan masyarakat sekitar: tidak mengganggu proses

pembelajaran, taat mengikuti peraturan yang berlaku, merawat keindahan dan

keadaan lingkungan, berpartisipasi dalam usaha dan kegiatan sekolah.

3. Pagar dan halaman sekolah, yang meliputi: Pagar sekolah: bunga pagar hidup

dipangkas secara teratur; pagar kayu/besi dicat rapih, pagar tidak mudah

diterobos dan dipanjat, pagar dipelihara dan dirawat secara kontinu; Pintu

pagar dapat tertutup dan terkunci; Halaman sekolah: tidak dilalui tegangan

listrik tinggi, bebas dari benda-benda yang membahayakan, bersih dari sampah

dan kotoran, diatur sesuai dengan keperluaannya dan digunakan sesuai

fungsinya, dipelihara dan di rawat secara rutin.

Kemudian, sarana dan prasarana gedung sekolah yang perlu mendapat

perhatian, yaitu:

46

1. Kondisi bangunan secara umum, yang meliputi: memiliki data pendukung

kepemilikan tanah dan bangunan sekolah, kontruksi bangunan kokoh dan utuh,

Bangunan sekolah: memiliki ruang kelas, ruang praktek/laboratorium, ruang

TU, dan ruang lainnya, pengaturan tata letak ruang yang memenuhi syarat,

bersih dari sampah dan kotoran lainnya, atapnya tidak bocor, dibangun sesuai

dengan fungsinya, dan komponen-komponen bangunan lengkap dan berfungsi.

2. Ruang kelas/ teori: dindingnya bersih, langit-langit utuh, komponen-komponen

ruangan lengkap, ruangan cukup ventilasi, di dalam ruangan tersedia

kelengkapan PBM, luas ruangan sesuai dengan standar, jumlah siswa tiap

ruangan cukup memadai, dan pendayagunaan ruangan sesuai dengan

fungsinya.

3. Ruang praktek/laboratorium: dindingnya utuh, langit-langitnya utuh,

komponen-komponen ruangan lengkap, ruangan cukup ventilasi, di dalam

ruangan tersedia kelengkapan praktek, luas ruangan sesuai dengan standar,

jumlah siswa tiap ruangan cukup memadai, dan pendayagunaan ruangan sesuai

dengan fungsinya.

4. Ruang Kepala Sekolah: dindingnya utuh, langit-langitnya utuh, komponen-

komponen ruangan lengkap, ruangan cukup ventilasi, luas ruangan sesuai

dengan standar; dan pendayagunaan ruangan sesuai dengan fungsinya.

5) Ruang guru: dindingnya utuh, langit-langitnya utuh, komponen-komponen

ruangan lengkap, ruangan cukup ventilasi, di dalam ruangan tersedia

kelengkapan praktek, luas ruangan sesuai dengan standar, jumlah kursi dan

meja sesuai dengan keadaan guru, dan pendayagunaan ruangan sesuai dengan

fungsinya.

47

6) Ruang Administrasi/TU: dindingnya utuh, langit-langitnya utuh, komponen-

komponen ruangan lengkap, ruangan cukup ventilasi, di dalam ruangan

tersedia kelengkapan praktek, luas ruangan sesuai dengan standar, tersedia alat

administrasi, dan pendayagunaan ruangan sesuai dengan fungsinya.

Proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif bila seluruh komponen

yang berpengaruh dalam pembelajaran saling mendukung dalam rangka mencapai

tujuan. Misalnya guru termotivasi untuk menyampaikan materi dengan menarik,

tujuan yang jelas dan dirasakan manfaatnya oleh peserta didik karena

terpenuhinya sarana dan prasarana dalam menunjang pembelajaran tersebut.

Senada hal diatas, peningkatan mutu pendidikan melalui kinerja guru juga

tidak lepas dari pengaruh sarana prasarana yang ada. Betapapun hebatnya

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki guru, tanpa didukung

oleh sarana prasarana yang memadai maka hasil yang diharapkan tidak dapat

dicapai secara maksimum. Disamping itu, media pembelajaran dan alat-alat

pembelajaran digunakan sebagai salah satu usaha untuk menghilangkan

verbalisme dalam situasi belajar anak dan usaha-usaha ke arah pencapaian tujuan

pembelajaran itu sendiri.

Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan

sekolah yang bersih dan rapih, indah sehingga menciptakan kondisi yang

menyenangkan baik bagi guru maupun siswa untuk berada di sekolah. Di samping

itu, diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara

kuantitatif dan kualitatif dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan

secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan.

48

Kelengkapan sumber belajar belum menjamin terlaksananya kegiatan

pembelajaran yang optimal. Kepala sekolah perlu memanage sumber belajar

tersebut dengan kepemimpinan yang efektif, sehingga sumber belajar yang ada

dapat berfungsi menunjang guru dalam melaksanakan tugasnya.

Simpulan penulis tentang manajemen sarana dan prasarana pendidikan

adalah merupakan pengelolaan yang bertugas mengatur dan menjaga sarana dan

prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti

pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan

perencanaan, pengadaan, penggunaan, pengawasan dan perawatan (penyimpanan

inventaris dan penghapusan serta penataan pemeliharaan dan perbaikan).

B. Kajian Penelitian yang Relevan.

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelian ini, antara lain:

penelitian yang dilakukan oleh Eko Djatmiko, dengan judul ”Pengaruh

Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sarana Prasarana Terhadap Kinerja Guru

SMP Negeri Kota Semarang”. Penelitian ini menggunakan dua model analisis

regresi yaitu regresi sederhana dan regresi ganda. Jumlah sampel yang diambil 35

respon (sekolah) dengan teknik proporsional statified random sampling dan

menggunakan kuesioner untuk memperoleh data.

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala

sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru SMP Negeri Kota Semarang sebesar

58,4%. Sarana Prasarana berpengaruh terhadap kinerja guru sebesar 36,9%.

Sedangkan hasil variabel kepemimpinan kepala sekolah dan sarana prasarana

memiliki pengaruh terhadap kinerja guru sebesar 65,1%. Penelitian tersebut

menyatakan kurang maksimalnya kinerja guru SMP Negeri di kota semarang,

49

bukan semata-mata karena pangkat/golongan yang dimiliki, tetapi dipengaruhi

oleh kurangnya pemahaman kepala sekolah terhadap kondisi guru dan karyawan.

Kebersihan ruang kelas dan ruang pendidikan lainnya serta keindahan dan

kenyamanan dalam bekerja juga ikut berpengaruh terhadap kinerja guru.

Penelitian lain yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh Widodo

dengan judul: “Kontribusi Supervisi Kepala Sekolah, Sarana Prasarana, dan

Kondisi Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Di Kabupaten

Karanganyar”. Thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun, 2006.

Penelitian yang dilakukan mengkaji seberapa jauh hubungan antara faktor-faktor

tersebut terhadap kinerja guru, dan untuk mengetahui mana yang paling dominan.

Sebagai obyek dalam penelitian tersebut adalah sejumlah guru SMPN di

Kabupaten Karanganyar. Populasi semua guru adalah sebanyak 1.378 orang, yang

terdiri dari kepala sekolah, wali kelas, dan guru pengampu. Sampel dalam

penelitian dipilih secara acak sebanyak 155 guru yang ditetapkan sebagai random

sampling.

Dari penelitian dapat disimpulkan, pada dasarnya bahwa uji validitas dan

reliabilitas semua kuesioner telah memenuhi persyaratan. Uji secara bersama-

sama ketiga variabel mempunyai pengaruh secara signifikan. Dari uji parsial,

variabel supervisi kepala sekolah dengan nilai t hitung sebesar 3,846, dan kondisi

lingkungan kerja t hitung sebesar 6,909, dibanding nilai tabel α= 0,01 sebesar

2,576, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua variabel mempunyai pengaruh

secara signifikan terhadap kinerja guru, sedangkan untuk variabel sarana

prasarana dengan nilai t hitung sebesar 1,383 atau lebih kecil dengan t tabel

sebesar 2,576, dapat disimpulkan bahwa tidak mempunyai pengaruh secara

50

signifikan terhadap kinerja guru. Besarnya pengaruh dari masing masing variabel

adalah, supervisi kepala sekolah sebesar b= 0,319, sarana prasarana sebesar b=

0,093, dan kondisi lingkungan kerja sebesar b= 0,647, sehingga variabel yang

paling besar pengaruhnya terhadap kinerja guru adalah variabel kondisi

lingkungan kerja.

Penelitian yang pertama di atas menyatakan bahwa kepemimpinan kepala

sekolah, sarana prasarana dan secara bersama-sama antara kepemimpinan kepala

sekolah dan sarana prasarana berpengaruh positif terhadap kinerja guru SMP

Negeri di Kota Semarang. Namun jika kita bandingkan dengan penelitian yang di

lakukan oleh Widodo ada perbedaan hasil pada variabel sarana prasarana yang

tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru di SMP N di Kabupaten

Karanganyar. Hal ini menurut penulis perlu diteliti karena hasil ini cenderung

berbeda dengan pendapat lain pada umumnya. Berdasarkan penelitian diatas

penulis semakin tertarik untuk mengetahui bagaimana sebenarnya kontribusi

variabel kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen sarana prasarana terhadap

kinerja guru di daerah Kabupaten Tapanuli Tengah khusunya di SMP Negeri se-

Subrayon Sibabangun.

C. Kerangka Berpikir

Kontribusi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dapat di

jelaskan menjadi kerangka pemikiran, kerangka pemikiran penelitian ini adalah:

1. Kontribusi kepemimpnan kepala sekolah terhadap kinerja guru.

Peningkatan mutu pendidikan melalui kinerja guru tidak lepas dari

pengaruh kepemimpinan kepala sekolah. Kepekaan rasa kepala sekolah terhadap

individu yang dipimpin akan membangkitkan kinerja gurunya. Kepala sekolah

51

jangan menutup mata dan telinga terhadap situasi kritis yang terjadi di arus

bawah, mereka harus aktif turun menemui dan menyapa bawahannya. Keefektifan

kepemimpinan kepala sekolah yang memiliki sikap dan perilaku yang baik akan

mempengaruhi respek guru. Kinerja dan kepatuhan guru didasarkan pada nilai

kepemimpinan kepala sekolah yang memperlihatkan pemahaman terhadap dunia

pendidikan. Musfah (2011,14) menyatakan “pemahaman kepala sekolah terhadap

dunia pendidikan akan sangat membantu munculnya komitmen terhadap

perbaikan mutu pendidik”.

Disamping itu, jika fungsi-fungsi kepemimpinan dimiliki dan terapkan

oleh kepala sekolah dengan baik sebagai salah satu usaha untuk meng”inspirasi”

guru dalam kelangsungan proses pembelajaran di sekolah dengan sendirinya

kinerja guru-guru akan mengarah pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Misalnya guru termotivasi untuk melaksanakan proses pembelajaran di kelas

dengan baik karena terpenuhinya harapan-harapan guru dari hasil kepemimpinan

kepala sekolahnya. Dari sini terlihat bahwa kepemimpinan kepala sekolah

berperan dalam menunjang kinerja guru, dan dapat disimpulkan bahwa

kepemimpinan kepala sekolah berkontribusi terhadap kinerja guru.

2. Kontribusi manajemen sarana prasarana terhadap kinerja guru

Menurut Komariah (2004:56) Manajemen sarana dan prasarana oleh

kepala sekolah meliputi ketersediaan dan pemanfaatan sumber belajar bagi guru,

ketersediaan ... dan pemanfaatan sumber belajar oleh siswa, dan penataan

ruangan-ruangan yang dimiliki. Sarana dan prasarana yang dikelola dengan baik

akan menampilkan kenyamanan, keindahan, dan kemudahan dalam

menggunakanya.

52

Peningkatan mutu pendidikan melalui kinerja guru juga tidak terlepas dari

pengaruh manajemen sarana prasarana. Penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang dimiliki guru, didukung oleh manajemen sarana prasarana yang

baik ikut menunjang kinerja guru terlaksana secara maksimal. Sarana prasarana

dan pemanfaatannya yang dikelola sasuai peruntukan, penjadwalan pemakaian

dan pengawasan serta perawatan memungkinkan guru dapat menggunakan sarana

prasaraan tersebut dengan baik tanpa kendala sesuai dengan perencanaan dan

tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Media pembelajaran dan alat-alat

pembelajaran digunakan sebagai salah satu usaha untuk menghilangkan

verbalisme dalam situasi belajar anak dan usaha-usaha ke arah pencapaian tujuan

yang ditetapkan. Guru berpeluang besar menyampaikan materi dengan menarik

dan menyenangkan, dengan metoda dan teknik yang tepat selaras dengan tujuan,

karena terpenuhinya sarana prasarana yang terkelola dengan baik. Dengan adanya

peluang penyampaian materi pembelajaran tanpa kendala guru tersebut tampil

termotivasi menunjukkan kemampuan terbaikknya. Dari sini terlihat bahwa

manajemen sarana prasarana berperan dalam menunjang kinerja guru, dan dapat

disimpulkan apabila manajemen sarana prasarana di suatu sekolah baik maka akan

berkontribusi positif terhadap kinerja guru.

3. Kontribusi kepemimpnan kepala sekolah dan manajemen saranaprasarana secara bersama-sama terhadap kinerja guru

Kepemimpinan kepala sekolah yang baik dan manajemen sarana

prasarana yang dikelola dengan baik pula seharusnya berdampak positif terhadap

kinerja yang di perlihatkan oleh guru. Dari uraian dan literatur yang sudah

dikemukakan diatas maka didapat kerangka berpikir bahwa kepemimpinan kepala

sekolah dan manajemen sarana prasarana baik secara sendiri-sendiri maupun

53

secara bersama-sama akan berkontribusi terhadap kinerja guru dalam

melaksanakan tugasnya. Maka didapat kerangka penelitian seperti berikut:

Gambar 2. Bagan Ke

D. Hipotesis

Dari kerangka pemikiran di atas,

berikut:

1. Kepemimpinan kepala sekolah berkontr

2. Manajemen sarana prasarana berkontrib

3. Kepemimpinan kepala sekolah dan

bersama-sama berkontribusi signifikan

Manajemen Sarana dan

Prasarana (X2)

Kepemimpinan Kepala

Sekolah (X1)

p

i

u

t

Kinerja Guru(Y)

rX1Y

rX1X2Y

rangka Penelitian

enulis merumuskan hipotesis sebagai

busi signifikan terhadap kinerja guru.

si signifikan terhadap kinerja guru.

manajemen sarana prasarana secara

erhadap kinerja guru.

rX2Y

54

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kuantitatif

korelasional, yaitu suatu penelitian yang mengkorelasikan satu variabel dengan

variabel yang lainnya. Karakteristik yang akan diukur dalam penelitian ini

adalah kontribusi kepemimpinan kepala sekolah sebagai variabel bebas satu

(Variabel X1) dan manajemen sarana prasarana sebagai variabel bebas dua

(Variabel X2) serta kinerja guru sebagai variabel terikat (Variabel Y).

Variabel adalah sesuatu yang dapat berubah; faktor atau unsur yang ikut

menentukan perubahan (KBBI, 2002:1001). Variabel dalam penelitian dapat

dibedakan menjadi dua kategori, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas adalah faktor atau hal atau unsur yang dianggap dapat

menentukan variabel lainnya. Sedangkan variabel terikat adalah gejala yang

muncul atau berubah dalam pola yang teratur dan bisa diamati, atau berubahnya

variabel lain (KBBI, 2002:1001).

Berdasarkan uraian di atas, penulis akan menganalisis mengenai

kepemimpinan kepala sekolah, manajemen sarana prasarana, serta kinerja guru

di SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini adalah dilaksanakan di SMP Negeri se-subrayon

Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah, yakni: SMP Negeri 1 Sibabangun,

SMP Negeri 2 Sibabangun, SMP Negeri 3 Sibabangun dan SMP Negeri 4

Sibabangun Kecamatan Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah Provinsi

55

Sumatera Utara Kode Pos 22654. Lokasi penelitian ini berada dibagian selatan

dan berjarak ± 45 Km dari Pandan (ibu kota kabupaten Tapanuli Tengah).

Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan oktober sampai dengan bulan

nopember 2012.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekelompok orang, benda atau hal yang menjadi sumber

pengambilan sampel; sekumpulan yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang

berkaitan dengan masalah penelitian (KBBI, 2002: 695). Sedangkan populasi

menurut Sutrisno Hadi (1986:70) adalah semua individu untuk setiap kenyataan-

kenyataan yang diperoleh dari sampel untuk digeneralisasikan.

Berdasarkan uraian di atas, yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah semua guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli

Tengah tahun 2011. Banyaknya populasi adalah 97 orang yang tersebar di empat

SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah dengan

perincian seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel. 1. Data Guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun

No Nama SekolahJumlah Guru SMP

Lk Pr Jumlah

1 SMP Negeri 1 Sibabangun 11 16 27

2 SMP Negeri 2 Sibabangun 11 15 26

3 SMP Negeri 3 Sibabangun 14 14 28

4 SMP Negeri 4 Sibabangun 8 8 16

Total Populasi 44 53 97

Sumber: Survei langsung ke sekolah masing-masing.

Peneliti perlu mengambil sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut dengan tehnik Stratified Proportional Random

56

Sampling dalam menentukan besar jumlah sampel dalam penelitian. Tehnik ini

digunakan karena populasi yang yang akan diteliti jelas mempunyai unsur yang

tidak homogen, berstrata secara proporsional dan untuk menjamin terdapatnya

sampel yang representatif.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan sampel, yakni: (1)

identifikasi dan pengelompokan populasi berdasarkan strata, (2) mencari

proporsi, sub proporsi berdasarkan strata, (3) menentukan ukuran sampel dan (4)

menentukan subjek penelitian secara random.

a. Identifikasi dan pengelompokan populasi berdasarkan strata

Strata yang dipertimbangkan dalam pengambilan sampel adalah: (1)

berdasarkan sertifikasi guru (sudah sertifikasi/ belum sertifikasi), (2)

berdasarkan pendidikan terakhir, yaitu sarjana (S1, S2, dan S3) dengan kode S1

dan belum sarjana dengan kode S0. Pengelompokan strata di atas dengan asumsi

bahwa ada perbedaan guru yang sudah sertifikasi dengan guru yang belum

tersertifikasi, demikian juga dengan guru yang sudah sarjana berbeda dengan

guru yang belum sarjana, dan masing-masing strata tersebut memiliki

keterwakilan dalam sampel secara poporsional.

Tabel 2. Penyebaran Guru SMPN se-Subrayon Sibabangun Berdasarkan Strata

NO Nama SekolahSudah Sertifikasi

Belumsertifikasi Jumlah

PopulasiS1 So S1 So

1 SMP Negeri 1 Sibabangun 10 3 10 4 27

2 SMP Negeri 2 Sibabangun 10 1 12 3 26

3 SMP Negeri 3 Sibabangun 11 0 13 4 28

4 SMP Negeri 4 Sibabangun 2 0 13 1 16

Jumlah 33 4 48 12 97

Sumber data: Data sekolah masing-masing pada bulan mei 2012.

57

b. Menetapkan proporsi, sub porsi berdasarkan strata

Berdasarkan strata populasi di atas, maka proporsi masing-masing strata

dapat ditentukan sebagai berikut;

1) Strata Sertifikasi, dengan rumus;

Proporsi Sertifikasi (S) : pl = n1/N

Proporsi Belum Sertifikasi (BS) : ql = 1 – pl

Perhitungan;

S = 37 orang; proporsinya ; 37/97 = 0,38

BS = 60 orang; proporsinya ; 1- 0,38 = 0,62

2) Strata Pendidikan, dengan rumus;

Proporsi Sarjana (S1) ; ≥ S1 : p2 = n2/N

Proporsi Belum Sarjana (So) ; < S1 : q2 = 1 – p2

Perhitungan;

S1 = 81 orang; proporsinya ; 81/97 = 0,84

So = 16 orang; proporsinya ; 1- 0,83 = 0,16

c. Menentukan Ukaran Sampel

Untuk menentukan besarnya ukuran sampel dapat digunakan rumus

Cochran (penerjemah Rudiansyah 1991:85) sebagai berikut;

2d

. pq2ton

N

1-on1

on

n

Keterangan

no = besarnya sampel tahap pertama (sebelum koreksi)

58

t = taraf kepercayaan dalam penelitian ditetapkan 95% maka

besarnya Z=1,96

p = besar proporsi kelompok dalam strata

q = (1 – p)

d = batas toleransi kekeliruan sampling ditentukan 10%

n = besarnya sampel tahap kedua (setelah dikoreksi)

N = jumlah populasi penelitian

Tabel. 3 Besaran Kelompok Strata

NO Strata Populasi P Q No N

1 Sertfikasi 0,38 0,62 90,51 47,07*

2 Pendidikan 0,84 0,16 51,63 33,92

*) Jumlah Sampel yang dipilih

Berdasarkan perhitungan dengan rumus diatas diperoleh n (besar sampel

setelah dikoreksi) yang terbesar terdapat pada strata sertifikasi yaitu 47,07

dibulatkan menjadi 47, dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari

populasi adalah (47/97) x 100% = 48,45% dibulatkan menjadi 48%.

d. Menentukan sampel penelitian secara random

Ukuran sampel telah ditentukan sebanyak 48% dari masing masing strata

pada populasi dengan perhitungan pembulatan keatas, maka didapatkan jumlah

sampel 52 orang guru yang akan dipilih secara acak dengan menggunakan

sistem undian dan setiap anggota memiliki peluang yang sama untuk terpilih

menjadi sampel. Proporsi penyebaran sampel pada setiap strata dapat dilihat

pada tabel berikut;

59

Tabel 4. Porporsi Jumlah Sampel Berdasarkan Strata Sertifikasi dan Pendidikan

Nama Sekolah Sertifikasi PendidikanJumlah

PopulasiSampel(48 %)

SampelPembulatan

SMP Negeri 1Sibabangun

SudahS1 10 4,80 5

S0 3 1,44 2

BelumS1 10 4,80 5

S0 4 1,92 2

SMP Negeri 2Sibabangun

SudahS1 10 4,80 5

S0 1 0,48 1

BelumS1 12 5,76 6

S0 3 1,44 2

SMP Negeri 3Sibabangun

SudahS1 11 5,28 6

S0 0 0 0

BelumS1 13 6,24 7

S0 4 1,92 2

SMP Negeri 4Sibabangun

SudahS1 2 0,96 1

S0 0 0 0

BelumS1 13 6,24 7

S0 1 0,48 1

Total 97 52

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam penafsiran judul penelitian,

penulis paparkan istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian. Adapun

istilah-istilah yang digunakan adalah sebagai berikut;

1. Kinerja Guru adalah kemampuan nyata yang diperlihatkan guru dalam

proses pelaksanaan tugas pembelajaran bagi peserta didik sebagai perwujudan

kompetensi pedagogiknya. Dengan kata lain kinerja guru adalah merupakan

ketrampilan/kemampuan yang diperlihatkan guru dalam menyelesaiakan tugas

sebagai tenaga pembelajaran bagi peserta didik. Penulis menetapkan indikator

kinerja guru pada penelitian ini dari dimensi indikator pedagogik yaitu (1)

pengembangan kurikulum, (2) menguasai teori belajar dan prisip-prinsip

60

pembelajaran, (3) mengenal karakterristik anak didik, (4) kegiatan pembelajaran

yang mendidik, (5) memahami dan mengembangkan potensi, (6) komunikasi

dengan peserta didik, dan (7) penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

2. Kepemimpinan kepala sekolah adalah penggunaan status (kedudukan atau

jabatan) untuk memimpin sekolah secara terampil dan mempunyai kemampuan

untuk menggerakkan segala sumber daya persekolahan sehingga dapat

didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Perihal memimpin sekolah oleh kepala sekolah. Dan indikator kepemimpinan

kepala sekolah yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah dari dimensi:

koordinasi, pengambilan keputusan, komunikasi, dan perhatian kepada bawahan.

3. Manajemen sarana prasarana pendidikan adalah kegiatan pengelolaan

sarana dan prasarana pendidikan agar dapat dipergunakan secara optimal pada

jalannya proses pendidikan di sekolah. Kegiatan yang menjadi indikator pada

pengelolaan ini meliputi kegiatan dari dimensi perencanaan, pengadaan,

penggunaan, pengawasan dan perawatan (penataan, pemeliharaan, perbaikan,

penyimpanan inventaris dan penghapusan).

E. Pengembangan Instrumen

Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen penelitian skala

likert., Menurut Ridwan (2007:20) skala likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang terhadap suatu objek, kejadian dan gejala

tertentu. Instrumen skala likert ini dipandang tepat digunakan untuk mengukur

kepemimpinan kepala sekolah, manajemen sarana prasarana dan kinerja guru.

Dengan skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator

61

variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyususn

item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan-pernyataan.

Skala likert yang digunakan dalam penelitian ini memiliki 5 alternatif

jawaban yaitu ; (1) sangat mampu (SM), (2) mampu (M), (3) cukup mampu

(CM), (4) kurang mampu (KM), dan (5) sangat tidak mampu (STM). Dan untuk

menjaring data frekwensi yang bersifat opini menggunakan alternatif jawaban ;

(1) sangat setuju (SS), (2) setuju (S), (3) kurang setuju (KS), (4) tidak setuju

(TS), (5) sangat tidak setuju (STS). Skor untuk pernyataan positif sebagai

berikut; jawaban (SM)/(SS) = 5, jawaban (M)/(S) = 4, jawaban (CM)/(KS) = 3,

jawaban (KM)/(TS) = 2, dan jawaban (STM)/(STS) = 1. Sebaliknya untuk

pernyataan negatif pemberian skor sebagai berikut; jawaban (SS) = 1, jawaban

(S) = 2, jawaban (KS) = 3, jawaban (TS) = 4, dan jawaban (STS) = 5.

1. Proses Penyusunan Instrumen

Instrumen masing-masing variabel dikembangkan dengan mengikuti

langkah-langkah sebagai berikut: (1) pembuatan kisi-kisi instrumen berdasarkan

indikator setiap variabel, (2) menyusun butir-butir pernyataan sesuai dengan

indikator, (3) melakukan analisis rasional untuk melihat kesesuaian dengan

indikator aspek yang diukur, serta bahasa pernyataan angket yang benar, (4)

melakukan uji coba instrumen untuk mendapatkan validitas dan reliabelitas

instrumen yang disusun. Penyusunan instrumen perlu memperhatikan

kemudahan pengisian oleh responden, dengan berusaha menghindari pernyataan

yang membingungkan, menghindari kata-kata abstrak, dan tidak menggunakan

kata-kata yang menimbulkan antipati dari responden.

62

Berikut ini penulis deskripsikan kisi-kisi instrumen penelitian pada tabel

di bawah ini.

Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR BANYAKBUTIR

JUMLAH

Kinerja Guru

(Variabel Y)

1. Kompetensi

Pedagogik

1. Mengenal karakteristikanak didik

6

52

2. Menguasai teori belajardan prinsip-prinsippembelajaran

7

3. Pengembangankurikulum

8

4. Kegiatan pembelajaranyang mendidik

11

5. Memahami danmengembangkan potensi

7

6. Komunikasi denganpeserta didik

6

7. Penilaian dan evaluasi 7

KepemimpinanKepala Sekolah

(Variabel X1)

1. Koordinasi

1. Mengkoordinasikanhubungan antara guru-guru, staf pegawai, siswadan masyarakat

5

56

2. Mengkoordinasikanhubungan antar tugasmasing-masing guru danstaf pegawai

5

3. Mengkoordinasikanhubungan antar satuan-satuan organisasi sekolah

5

2. PengambilanKeputusan

1. Pengambilan keputusandilakukan secarapartisipatif

6

2. Pengambilan keputusansecara logis dansistematis

8

3. Komunikasi

1. Berkomunikasi secaraefektif 6

2. Berkomunikasi denganmemahami pribadi danwatak

9

4. Perhatiankepadabawahan

1. Pembina hubungan antarakepala sekolah, guru, stafdan siswa

6

2. Perhatian kepala sekolahkepada guru, staf , dansiswa

6

63

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR BANYAKBUTIR

JUMLAH

ManajemenSaranaPrasarana(Variabel X2)

1. Perencanaan

1. Mengidentifikasikebutuhan sarana danprasarana pendidikan disekolah.

6

46

2. Menetapkan prioritaskebutuhan sarana danprasarana pendidikan.

5

3. Menuangkan dalam bentukprogram.

6

2. Pengadaan

1. Mengusulkan pengadaansarana dan prasaranapendidikan kepada pihakterkait.

4

2. Mengadakan sarana danprasarana pendidikansesuai dengan prioritasdan kemampuan sekolah.

5

3. Penggunaan

1. Mendistribusikan danpendayagunaan saranaprasarana secara optimal

6

4. Pengawasan

1. Melaksanakanpengawasan saranaprasarana pendidikansecara optimal.

3

5. Perawatan

1. Melaksanakan perawatandan pemeliharaan saranadan prasarana pendidikansecara teratur danberkesinambungan.

11

2. Uji Coba Instrumen

Instrumen yang telah dibuat perlu diujicobakan terlebih dahulu, agar

instrumen tersebut benar-benar mengukur apa yang harus diukur sehingga

memperoleh data yang benar-benar dibutuhkan dalam penelitian. Hal-hal pokok

yang menjadi tujuan uji coba intrumen adalah: (1) melihat keterbacaan kuisioner

oleh responden, (2) melihat durasi waktu yang digunakan oleh responden dalam

mengisi kuisioner, (3) mengetahui kesulitan-kesulitan yang muncul dari

responden dalam menjawab kuisioner, (4) melihat validitas dan reliabelitas

instrumen.

64

a. Menentukan Responden Uji Coba

Uji coba instrumen diberikan kepada anggota populasi yang tidak terpilih

sebagai sampel yaitu 45 orang guru. Dari 45 orang guru tersebut kita ambil

sampel uji coba secara acak dan tetap memperhatikan keterwakilan populasi

yang tidak homogen yaitu perolehan sertifikasi dan pendidikan terakhir. Dengan

demikian keaslian dan karakteristik sampel uji coba dan sampel penelitian

sangat terjaga.

Tabel 6. Jumlah Sampel Ujicoba

Nama Sekolah Sertifikasi PendidikanJumlahPopulasiUjicoba

JumlahPopulasiUjicoba

SMP Negeri 1 SibabangunSudah

S1 5 3S0 1 1

BelumS1 5 3S0 2 1

SMP Negeri 2 SibabangunSudah

S1 5 3S0 0 0

BelumS1 6 4S0 1 1

SMP Negeri 3 SibabangunSudah

S1 5 3S0 0 0

BelumS1 6 4S0 2 2

SMP Negeri 4 SibabangunSudah

S1 1 0S0 0 0

BelumS1 6 5S0 0 0

Total 45 30

Sedangkan jumlah sampel uji coba secara keseluruhan peneliti tetapkan

30 orang, jumlah ini sesuai dengan pendapat Roscoe (dalam Sugiyono 2010:103)

menyatakan; (1) ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 s/d

500, (2) bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate

(korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10

65

kali dari jumlah variabel yang diteliti. Dalam penilitian ini terdapat 3 variabel

penelitian (independen + dependen), maka jumlah anggota sampel : 10 x 3 = 30.

b. Analisis Data Hasil Uji Coba

Setiap butir pernyataan dalam kuisioner akan dianalisis kesahihannya

(validity) dan keandalannya (reliability), untuk menguji kesahihan instrumen

menggunkan rumus statistik pearson produck moment, sedangkan untuk menguji

reliabelitas instrumen menggunakan rumus alpha cronbach. Semua analisis data

hasil uji coba instrumen dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS.

Menurut Arikunto (2000:72) butir instrumen dapat dikatan valid jika

terdapat dukungan yang besar terhadap skor total. Kriteria yang digunakan untuk

menguji validitas instrumen adalah sebagai berikut:

1) Jika koefisien (rxy) lebih besar atau sama dengan dari harga r tabel (taraf

a= 0,05) instrumen dinyatakan valid atau sahih.

2) Jika koefisien (rxy) lebih kecil dari harga r tabel (taraf a= 0,05) instrumen

dinyatakan tidak valid atau tidak sahih.

Sedangkan untuk uji reliabeliitas instrumen digunakan tehnik Alpha

Cronbach dengan cara membandingkan koefisien keterandalan (rtt) dengan

angka pada t tabel dengan taraf signifikan 0,05. Menurut sunarto (1987:89) jika

angka koefisien keterandalan (rtt) lebih besar dari angka pada t tabel pada taraf

signifikasi 0,05, maka instrumen dinyatakan andal/ reliabel. Sebaliknya jika

angka koefisien keterandalan (rtt) lebih kecil dari angka pada t tabel pada taraf

signifikasi 0,05, maka instrumen dinyatakan tidak andal atau tidak reliabel.

66

Tabel 7. Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR BANYAK

BUTIR

NOMORYANG

GUGUR

JLHVALID

Kinerja Guru

(Variabel Y)

1. Kompetensi

Pedagogik

1. Mengenal karakteristikanak didik

6 - 6

2. Menguasai teori belajardan prinsip-prinsippembelajaran

7 11 6

3. Pengembangankurikulum

8 - 8

4. Kegiatan pembelajaranyang mendidik

11 - 11

5. Memahami danmengembangkanpotensi

7 - 7

6. Komunikasi denganpeserta didik

6 - 6

7. Penilaian dan evaluasi 7 46, 51 5

Jumlah 52 3 49

KepemimpinanKepala Sekolah

(Variabel X1)

1. Koordinasi

1. Mengkoordinasikanhubungan antara guru-guru, staf pegawai,siswa dan masyarakat

5 - 5

2. Mengkoordinasikanhubungan antar tugasmasing-masing gurudan staf pegawai

5 9 4

3. Mengkoordinasikanhubungan antar satuan-satuan organisasisekolah

5 -5

2.PengambilanKeputusan

1. Pengambilan keputusandilakukan secarapartisipatif

6 20 5

2. Pengambilan keputusansecara logis dansistematis

8 - 8

3. Komunikasi

1. Berkomunikasi secaraefektif

6 - 6

2. Berkomunikasi denganmemahami pribadi danwatak

9 - 9

4. Perhatiankepadabawahan

1. Pembina hubunganantara kepala sekolah,guru, staf dan siswa

6 - 6

2. Perhatian kepala sekolahkepada guru, staf , dansiswa

6 - 6

Jumlah 56 2 54

67

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR BANYAK

BUTIR

NOMORYANG

GUGUR

JLHVALID

ManajemenSarana

Prasarana(Variabel X2)

1. Perencanaan

1. Mengidentifikasikebutuhan sarana danprasarana pendidikan disekolah.

6-

6

2. Menetapkan prioritaskebutuhan sarana danprasarana pendidikan.

5 - 5

3. Menuangkan dalambentuk program 6 - 6

2. Pengadaan

1. Mengusulkan pengadaansarana dan prasaranapendidikan kepadapihak terkait.

4-

4

2. Mengadakan sarana danprasarana pendidikansesuai dengan prioritasdan kemampuansekolah.

5 26 4

3. Penggunaan1. Mendistribusikan dan

pendayagunaan saranaprasarana secaraoptimal

6 27, 28 4

4. Pengawasan

1. Melaksanakanpengawasan saranaprasarana pendidikansecara optimal.

3-

3

5. Perawatan

1. Melaksanakanperawatan danpemeliharaan saranadan prasaranapendidikan secarateratur danberkesinambungan.

11 - 10

Jumlah 46 3 43

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Penyebaran angket

dilakukan dalam bentuk lembar tertulis, teknik ini digunakan untuk

pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan kepada responden untuk

diolah. Dalam hal ini yang dijadikan responden adalah guru-guru yang ada di

SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah.

68

Data dalam penelitian ini adalah jawaban responden terhadap pernyataan

kuisioner yang terdiri dari tiga permasalahan pokok dari penelitian ini; bagian

satu tentang kinerja guru, bagian dua tentang kepemimpinan kepala sekolah, dan

bagian ketiga tentang manajemen sarana prasarana. Agar pengumpulan data

berlangsung secara teratur, ada beberapa langkah yang dilakukan yakni: (1)

menyiapkan instrumen secara lengkap, (2) menetapkan responden yang telah

diambil secara acak dengan teknik Stratified Proportional Random Sampling,

(3) menyiapkan pelaksana pengunpul data, (4) Melakukan pengumpulan data

secara langsung (responden mengisi dalam pengawasan pelaksana dan

diselesaikan saat itu juga).

G. Teknik Analisis Data

Penelitian ini akan melihat hubungan fungsional antara variabel bebas

terhadap variabel terikat, yaitu seberapa besar kontribusi variabel bebas (X)

terhadap variabel terikat (Y), maka tehnik yang digunakan adalah tehnik regresi.

Ada beberapa langkah yang dilakukan untuk mneganailis data yang telah

terkumpul yaitu: (1) membuat deskripsi data, (2) pengujian persyaratan analisis,

dan (3) pengujian hipotesis penelitian.

1. Analisis Deskriptif Data

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk melihat kecenderungan distribusi

frekwensi variabel dan menentukan tingkat ketercapaian responden pada

masing-masing variabel dengan rumus :

Skor rata-rataTingkat ketercapain responden = x 100 %

Sekor maksimal ideal

Pengelompokan nilai pencapaian responden dilakukan dengan menggunakan

klasifikasi sudjana (1991), dapat lihat pada tabel 8.

69

Tabel 8. Klasifikasi Tingkat Pencapaian Responden

NO KLASIFIKASI KATEGORI

1 90 – 100 % Sangat Baik2 80 – 89 % Baik3 65 – 79 % Cukup4 55 – 64 % Kurang Baik5 0 – 54 % Tidak baik

2. Uji Persyaratan Analisis

Dalam upaya memilih tehnik analisis data yang relevan dalam penggunaan

rumus statistik yang bersifat inferensial, maka peneliti melakukan Uji

persyaratan analisis yang terdiri dari; Uji Normalitas data, Uji Homogenitas

data (sampel), dan Uji Independensi Data antar Variabel bebas. Seluruh

pengujian menggunakan bantuan komputer program SPSS 19.

a. Uji Normalitas Data

Data yang terkumpul nantinya merupakan data Interval dan sampel

tersebut dalam jumlah besar (data bergolong), maka uji normalitas akan

menggunan Uji chi kuadrat (X2) dengan rumus;

h

2ho2

f

)f(fX Keterarangan : X2 = Nilai Chi-kuadrat

f o = frekueansi yang diperoleh berdasarkan data

f h = frekuensi yang diharapkan

b. Uji Homogenitas Data

Dalam uji homogenitas sampel, peneliti memilih tes Bartlett sehubungan

yang kita uji lebih dari 2 varian variabel pada 4 sekolah, dengan langkah-

langkah sebagai berikut;

a) Menentukan harga-harga yang diperlukan tes Bartlett

b) Menentukan harga varian gabungan dari semua sampel

70

)1N(

S)1(N

i

2i2S

c) Menentukan harga satuan B, dengan rumus:

B = (log S2) Σ (Ni – 1 )

d) Menentukan nilai chi-kuadrat.

X2 = 2,3026 x { B - Σ (Ni – 1 ) log Si2 }

c. Uji Independensi X1 dan X2

Untuk mengetahui apakah data variabel bebas (X1 dan X2) dalam keadaan

independen, peneliti menggunakan rumus product moment dan uji t, yaitu;

)2

2)(2

1(

21x

21xx

xxxr

2r-1

2-nrt

3. Teknik Analisis Hipotesis

Untuk mengetahui kebenaran hipotesis awal maka data yang diperoleh diolah

dengan analisis regresi tunggal dan regresi ganda, serta uji linearitas regresi

dan keberartian regresi dengan bantuan komputer program SPSS 19. Untuk

menguji linearitas dan keberartian regresi kontribusi varibel kepemimpinan

kepala sekolah (X1) terhadap kinerja guru (Y), dan manajemen sarana

prasarana (X2) terhadap kinerja guru (Y), serta secara bersama-sama

kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen sarana prasarana (X1X2)

berkontribusi terhadap kinerja guru (Y), dengan menggunakan pengujian

distribusi probabilitas yaitu distribusi F.

1) Pengujian Hipotesis Linearitas Regresi, dengan rumusan hipotesis

linearitas sebagai berikut;

Ho = Regresi linear (Varibel X berkontribusi terhadap Y)

Ha = Regresi tidak linear (Varibel X tidak berkontribusi terhadap Y)

71

JK (TC)/k-2Dengan rumus perhitungan: Fh =

JK (G)/n-k

Keterangan: Fh = F hitung

JK (TC) = Jumlah Kuadrat Tuna Cocok

JK (G) = Jumlah kuadrat Galat

K = Jumlah kelas interval

n = jumlah sampel

2) Pengujian Hipotesis Keberartian Regresi, dengan rumusan hipotesis

keberartian regresi, sebagai berikut;

Ho = Regresi Tidak berarti (Varibel X tidak berkontribusi nyata

terhadap Y)

Ha = Regresi berarti (Varibel X berkontribusi nyata terhadap Y)

JK (b/a)Dengan rumus perhitungan: Fh =

JK (S)/n-2

Keterangan: Fh = F hitung

JK (b/a) = Jumlah Kuadrat regresi (b/a)

JK (S) = Jumlah kuadrat sisa

n = jumlah sampel

3) Kriteria Pungujian, F hasil perhitungan dikonsultasikan dengan F tabel

dengan kriteria sebagai berikut:

Tolak Ho, jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel ( Fh > Ft)

Terima Ho, jika nilai F hitung lebih kecil dari F tabel ( Fh < Ft)

72

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskipsi Data

Data penelitian ini meliputi tiga variabel yaitu variabel kinerja guru

sebagai variabel terikat (Y), variabel kepemimpinan kepala sekolah sebagai

varibel babas kesatu (X1), dan variabel manajemen sarana prasarana sebagai

variabel bebas kedua (X2). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap

data yang ada, dapat diungkapkan informasi tentang skor total, skor tertinggi,

skor terendah, rata-rata, rentang, simpangan baku, skor yang banyak muncul,

dan skor tengah. Berikut ini ditampilkan perhitungan statistik dasar ketiga data

variabel tersebut.

1. Variabel Kinerja Guru (Y).

Data kinerja guru diperoleh dari hasil penyebaran angket yang terdiri dari

49 butir item pernyataan yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Skor

minimum angket kinerja guru adalah 49 dan skor maksimum adalah 245. Angket

ini diberikan kepada 52 orang guru yang menjadi responden yang telah dipilih

secara acak berstrata, yang meliputi strata pendidikan akhir guru dan strata

sertifikasi. Dari jawaban responden diperoleh skor tertinggi 230 dan skor

terendah 160. Hasil pengolahan data kinerja guru diperoleh skor rata-rata (mean)

sebesar 193,63, median sebesar 193,50 dan modus sebesar 229,00 dengan

simpang baku (standard deviation) sebesar 19,717 (Lampiran 11, kolom Y).

Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa selisih skor rata-rata dan median

tidak melebihi satu simpang baku, berarti distribusi data skor variabel kinerja

72

73

guru cenderung normal. Ditribusi frekuwensi data dapat dilihat pada Tabel 9 dan

gambar 3.

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Guru

Kelas Interval Frekuensi (f)Persentasi f

(%f)

Frekuensi

Komulatif fk

Persentasi fk

(%fk)

160-170 5 9,6 5 9,6

171-181 10 19,2 15 28,8

182-192 11 21,2 26 50,0

193-203 12 23,1 38 73,1

204-214 6 11,5 44 84,6

215-225 5 9,6 49 94,2

226-236 3 5,8 52 100,0

Total 52 100,0

Gambar 3. Grafik

Pada Tabel 9 dapat dilihat

pada kelas interval skor rata-rata

atas kelas interval skor rata-rata

berada di bawah kelas interval

kinerja guru, antara skor yang

5

3

12

5

10

6

11

159,5 170,5 225,5181,5 192,5 203,5 214,5 236,5

Histogram Kinerja Guru (Y)

bahwa perolehan skor kinerja guru yang berada

adalah 23,1%, skor kinerja guru yang berada di

adalah 26,9 % dan skor kinerja guru yang

skor rata-rata adalah 50,0%. Ini berarti skor

berada diatas rata-rata kelas interval dan skor

Kelas Interval

74

yang berada dibawah rata-rata kelas interval hampir seimbang. Jika dilihat dari

skor ideal yang diharapkan adalah 245 sedangkan skor perolehan rata-rata

kinerja guru adalah 122,61 dapat dihitung tingkat ketercapaian variabel kinerja

guru adalah (193,63:245) x 100% = 79,03%. Ini berarti bahwa tingkat

ketercapaian variabel kinerja guru di lokasi penelitian termasuk kategori cukup.

2. Variabel Kepemimpinan kepala sekolah (X1).

Data kepemimpinan kepala sekolah diperoleh dari hasil penyebaran

angket yang terdiri dari 54 butir item pernyataan yang telah teruji validitas dan

reliabilitasnya dengan skor minimum 54 dan maksimum 270 yang diberikan

pada 52 orang guru yang menjadi responden, dari jawaban responden diperoleh

skor tertinggi 253 dan skor terendah 140. Hasil pengolahan data varibel

kepemimpinan kepala sekolah diperoleh skor rata-rata (mean) sebesar 211,73,

median sebesar 216,00 dan modus sebesar 229,00 dengan simpang baku

(standard deviation) sebesar 27,789 (Lampiran 11, Kolom X1). Hasil

perhitungan tersebut menunjukkan bahwa selisih skor rata-rata dan median tidak

melebihi satu simpang baku, berarti distribusi data skor variabel kepemimpinan

kepala sekolah cenderung normal.

Pada Tabel 10 dapat lihat bahwa perolehan skor kepemimpinan kepala

sekolah yang berada pada kelas interval skor rata-rata adalah 38,5%, skor

kepemimpinan kepala sekolah yang berada di atas kelas interval skor rata-rata

adalah 21,1%, dan skor kepemimpinan kepala sekolah yang berada di bawah

kelas interval skor rata-rata adalah 40,4%. Ini berarti skor kepemimpinan kepala

sekolah lebih banyak berada di atas kelas interval skor rata-rata dibandingkan

dengan skor yang berada di bawah kelas interval. Jika dilihat dari skor ideal

75

yang diharapkan adalah 270 sedangkan skor perolehan rata-rata kepemimpinan

kepala sekolah adalah 211,73 dapat dihitung tingkat pencapaian variabel

kepemimpinan kepala sekolah adalah (211,73 : 270) x 100% = 78,42%. Ini

berarti bahwa tingkat pencapaian variabel kepemimpinan kepala sekolah di

lokasi penelitian termasuk kategori cukup. Ditribusi frekuensi data dapat dilihat

pada Tabel 10 dan gambar 4.

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Skor Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kelas IntervalFrekuensi

(f)Persentasi f

(%f)Frekuensi

Komulatif fkPersentasifk (%fk)

140-157 2 3,8 2 3,8

158-175 4 7,7 6 11,5

176-193 5 9,7 11 21,2

194-211 10 19,2 21 40,4

212-229 20 38,5 41 78,9

230-247 6 11,5 47 90,4

248-265 5 9,6 52 100,0

Total 52 100,0

Gambar 4. Grafik Kep

2

45

65

10

20

139,5 157,5 175,5 193,5 211,5 229,5 247,5 265,5

emimpinan Kepala Sekolah (X1)

Kelas Interval

76

3. Variabel Manajemen sarana prasarana (X2).

Data manajemen sarana prasarana diperoleh dari hasil penyebaran angket

yang terdiri dari 43 butir item pernyataan yang telah teruji validitas dan

reliabilitasnya dengan skor minimum 43 dan maksimum 215 yang diberikan

pada 52 orang guru yang menjadi responden, dari jawaban responden diperoleh

skor tertinggi 193 dan skor terendah 107. Hasil pengolahan data varibel

manajemen sarana prasarana diperoleh skor rata-rata (mean) sebesar 160,60,

median sebesar 162,50 dan modus sebesar 160,00 dengan simpang baku

(standard deviation) sebesar 21,614 (Lampiran 11, Kolom X2). Hasil

perhitungan tersebut menunjukkan bahwa selisih skor rata-rata dan median tidak

melebihi satu simpang baku, berarti distribusi data skor variabel manajemen

sarana prasarana cenderung normal. Ditribusi frekuwensi data dapat dilihat pada

Tabel 11 dan gambar 5.

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Skor Manajemen Sarana Prasarana

Kelas IntervalFrekuensi

(f)

Persentasi

f (%f)

Frekuensi

Komulatif

fk

Persentasi

fk (%fk)

107-119 2 3,8 2 3,8

120-132 3 5,8 5 9,6

133-145 5 9,6 10 19,2

146-158 13 25,0 23 44,2

159-171 15 28,9 38 73,1

172-184 8 15,4 46 88,5

185-197 6 11,5 52 100,0

Total 52 100,0

Pada Tabel 11 dapat lihat bahwa perolehan skor manajemen sarana

prasarana yang berada pada kelas interval skor rata-rata adalah 28,9%, skor

manajemen sarana prasarana yang berada di atas kelas interval skor rata-rata

adalah 26,9%, dan skor manajemen sarana prasarana yang berada di bawah kelas

77

interval skor rata-rata adalah 44,2%. Ini berarti skor manajemen sarana

prasarana lebih banyak yang berada di bawah kelas interval skor rata-rata

dibandingkan dengan skor yang berada di atas kelas interval.

Gambar 5. Grafik Manajemen Sarana Prasarana

Jika dilihat dari skor ideal yang diharapkan adalah

perolehan rata-rata manajemen sarana prasarana adalah 1

tingkat pencapaian variabel manajemen sarana prasarana a

100% = 74,70%. Ini berarti bahwa tingkat pencapaian

sarana prasarana di lokasi penelitian termasuk kategori

kategori ketercapaian ketiga variabel dapat dilihat pada Tab

Tabel 12. Tingkat ketercapaian ketiga varibel peneliti

VARIABEL Skor IdealRata-rataPerolehan

skor

Tngkatketercapaian

Y 245 193,63 79,03%

X1 270 211,73 78,42%

X2 210 160,60 74,70%

13

15

5

8

2

3

6

106,5 119,5 132,5 145,5 158,5 171,5

Kelas Interval

184,5

197,5

(X2)

215 sedangkan skor

60,60 dapat dihitung

dalah (160,60:215) x

variabel manajemen

cukup. Kesimpulan

el 12.

an

Kategori

Cukup

Cukup

Cukup

78

Untuk melihat lebih dalam lagi tingkat ketercapaian dari masing-masing

variabel dapat dilihat melalui ketercapain tiap-tiap indikatornya pada Tabel 13,

Tabel 14 dan Tabel 15, rincian perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 10,11,

dan 12.

Tabel 13. Ketercapaian Kinerja Guru

IndikatorSkorIdeal

SkorRata-rata

Ketercapaian(%)

Kategori

1. Mengenal karakteristik anakdidik

30,00 23,8 79,4 Cukup

2. Menguasai teori belajar danprinsip-prinsip pembelajaran

30,00 23,8 79,4 Cukup

3. Pengembangan kurikulum 40,00 31,5 78,7 Cukup

4. Kegiatan pembelajaran yangmendidik

55,00 43,5 79,0 Cukup

5. Mengembangkan potensipeserta didik

35,00 26,8 76,5 Cukup

6. Komunikasi dengan pesertadidik

30,00 24,9 83,1 Baik

7. Evaluasi pembelajaran 25,00 19,3 77,4 Cukup

TOTAL 245 193,63 79,03 Cukup

Hasil penelitian yang ditunjukkan oleh Tabel 13 bahwa hanya satu indikator

kinerja guru berada pada kategori baik yakni komunikasi dengan peserta didik,

namun selebihnya masih pada kategori cukup dan yang paling perlu mendapat

perhatian untuk perbaikan diantaranya adalah mengembangkan potensi, dan

kegiatan evaluasi pembelajaran.

79

Tabel 14. Ketercapaian Kepemimpinan Kepala Sekolah

Dimensi IndikatorSkorIdeal

SkorRata-rata

Ketercapaian(%)

Kategori

1. Koordinasi 70 56 80 Baik

2. Pengambilan Keputusan 65 50,6 77,9 Cukup

3. Komunikasi 75 58,9 78,5 Cukup

4. Perhatian kepada bawahan 60 46,3 77,1 Cukup

TOTAL 270 211,73 78,42 Cukup

Ketercapaian kepemimpinan kepala sekolah dilihat dari keempat dimensi

indikator tersebut, pada Tabel 14 di atas menunjukkan bahwa hanya pada

dimensi koordinasi yang kategori pencapaiannya baik selebihnya masih kategori

cukup. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah masih

tergolong kurang optimal dan masih perlu ditingkatkan terutama pada dimensi

perhatian kepada bawahan.

Tabel 15. Ketercapaian Manajemen Sarana Prasarana

Dimensi IndikatorSkorIdeal

SkorRata-rata

Ketercapaian(%)

Kategori

1. Perencanaan 85 63,9 75,2 Cukup

1. Pengadaan 40 30,8 76,9 Cukup

3. Penggunaan 20 14,5 72,4 Cukup

4. Pengawasan 15 11,4 76,3 Cukup

5. Perawatan 55 40 72,7 Cukup

TOTAL 210 160,60 74,70 Cukup

80

Hasil yang ditunjukkan oleh tabel 15 bahwa dari semua dimensi indikator

manajemen sarana prasarana masih perlu diperbaiki karena semuanya masih

dalam kategori cukup, dan yang paling perlu mendapat perhatian adalah dari

dimensi perencanaan, perawatan, dan penggunaan.

Dengan demikian fenomena dan dugaan awal peneliti dalam latar

belakang masalah terbukti benar berdasarkan data deskriptif hasil penelitian,

sebagai mana tercantum dalam kategori dari Tabel 13, Tabel 14, dan Tabel 15.

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Data ketiga variabel penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik

regresi menurut Sarwono (2011:205) mengemukakan bahwa teknik ini dapat

digunakan hanya bila terpenuhi sejumlah persyaratan. Persyaratan-persyaratan

itu adalah bahwa : (1) data bersumber sari sampel yang dipilih secara acak, (2)

data berasal dari populasi yang berdistribusi normal, (3) data bersumber dari

sampel yang homogen, (4) variabel-variabel bebas tidak berkorelasi secara

signifikan (independen), dan (5) variabel bebas dan variabel terikat berhubungan

secara linear. Sebagian besar uji persyaratan analisis menggunakan program

bantu statistic SPSS 19, menurut Riduwan (2007:278) menggunakan kaidah

keputusan sebagai berikut;

1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima, artinya tidak

signifikan.

2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas Sig (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak, artinya signifikan.

81

1. Sumber Data dari Sampel yang Dipilih Secara Acak.

Prosedur pengambilan sampel telah dilakukan secara acak terhadap

populasi dengan menggunakan teknik Stratified Random Sampling dari 97

populasi didapatkan 52 sampel (lihat Tabel 4 pada bab III) dengan demikian

syarat pertama telah terpenuhi.

2. Uji Normalitas Data.

Uji Normalitas merupakan persyaratan penting yang harus dipenuhi dalam

analisis regresi, karena bila data yang digunakan tidak berasal dari data yang

berdistribusi normal, maka pengolahan data dengan menggunakan analisis

regresi tidak terpenuhi. Pengujian normalitas data dilakukan dengan teknik Uji

Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S). Uji ini dilakukan dengan menggunakan

program SPSS 19 taraf signifikansi 5%, dengan hipotesis menurut Sarwono

(2011:238) seperti berikut ini:

Ho = Data berdistribusi normal

H1= Data tidak berdistribusi normal

Kriteria uji hipotesis sebagai berikut;

Jika nilai sig. ≤ 0,05 Ho ditolak, H1 diterima

Jika nilai sig. ≥ 0,05 Ho diterima, H1 ditolak

Hasil hitung uji normalitas dapat dilihat pada pada Lampiran 15, secara ringkas

dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Rangkuman Uji Normalitas Variabel Y, X1 dan X2

VariabelNilai Sig.

ProbabilitiNilai Taraf

Signifikan 5%Distribusi

Y 0,406 0,05 Normal

X1 0,355 0,05 Normal

X2 0,123 0,05 Normal

82

Pada Tabel 16 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi masing-masing variabel

ternyata lebih besar dari α (0,05), artinya data berdistribusi normal. Dengan

demikian persyaratan kedua yaitu normalitas data sudah terpenuhi.

3. Uji Homogenitas Sampel berdasarkan Strata

Pengujian homogenitas data dilakukan dengan uji Chi Kuadrat Bartlett

( x2). Hipotesis yang digunakan adalah HO = variansi kelompok homogen, dan

H1 = variansi kelompok tidak homogen dengan kriteria, jika hasil

x2

hitung ≤ dari pada x2

Tabel, maka H0 diterima (Irianto, 2010:281). Hasil analisis

menunjukkan bahwa hasil hitung x2Barlett = 3,189 dan x

2table dengn dk=3

dan α sebesar 0,05 diperoleh angka 7,812 (Lampiran 13). Dengan demikian

3,189 < 7,812, maka H0 di terima yang berarti variansi kelompok homogen.

4. Uji Independensi Antar Variabel Bebas (X1 dengan X2).

Pemeriksaan persyaratan lain yang perlu dipenuhi untuk penggunaan

analisis korelasi dan regresi ganda adalah uji independensi antar variabel bebas.

Hal ini untuk memastikan bahwa tidak terjadi hubungan yang kuat atau berarti

antara varibel X1 dengan X2. Pengujian indepedensi dilakukan dengan teknik Uji

Korelasi Pearson. Uji ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 19,

dengan hipotesis menurut Riduwan (2007:278) seperti berikut ini:

Ho = Variabel X1 tidak mempunyai hubungan secara signifikan denganvariabel X2

Ha = Variabel X1 mempunyai hubungan secara signifikan denganvariabel X2

Kriteria uji hipotesis sebagai berikut;

Jika t hitung > t Tabel Ho ditolak, artinya signifikan

Jika t hitung < t Tabel Ho diterima, artinya tidak signifikan

83

Hasil hitung uji indepedensi dapat dilihat pada pada Lampiran 14, secara ringkas

dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Hasil uji independensi variabel X1 dengan X2

KorelasiKoefisieanKorelasi (r)

tNilai

Signifikansi(Sig.)

Keterangan

Rx1x2 0,133 0,949 0,347 Independen

Pada Tabel 17 dapat terlihat bahwa koefisien korelasi X1 dengan X2

memiliki nilai t hitung sebesar 0,949 sedangkan t Tabel dengan df 51 dan α (0,05)

=1,675, maka 0,949 ≤ 1,675, Ho diterima, artinya tidak signifikan. Ini berarti

variable kepemimpinan kepala sekolah (X1) tidak berkorelasi secara signifikan

dengan varibel manajemen sarana prasarana (X2). Dengan kata lain, masing-

masing variabel bebas tersebut bersifat independen.

5. Uji Linieritas Garis Regresi

Uji linieritas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah masing-

masing data variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan manajemen sarana

prasarana (X2) cenderung membentuk distribusi garis linear terhadap variabel

kinerja guru (Y). Hasil uji linearitas menggunakan ANOVA melalaui teknik

analisis Compare Mean dalam Statistical Package for Social Sciences (SPSS) 19

dapat dilihat pada Lampiran 15 dan 16, rangkuman hasil perhitungan dapat

dilihat pada Tabel 18 dan Tabel 19.

Tabel 18. Rangkuman hasil analisis uji linieritas varibel X1 terhadap Y

Sumber DkRata-rata Jumlah

KuadratF Sig.

Linieritas 1 7224,352 22,817 0,000

Deviasi linier 25 187,445 0,592 0,902

Dalam Kelompok 25 316,623Total 51

84

Tabel 19. Rangkuman hasil analisis uji linieritas varibel X2 terhadap Y

Sumber dkRata-rata Jumlah

KuadratF Sig.

Linieritas 1 2568,969 8,911 0,007

Deviasi linier 25 393,576 1,365 0,226

Dalam Kelompok 25 288,284Total 51

Semakin besar angka F pada linieritas menunjukkan sejauh mana variabel

dependen diprediksi berbaring persis di garis lurus dengan varibel independen

sedangkan nilai Sig. akan semakin kecil (Sig. < 0,05). Idealnya semua kasus

terletak tepat pada garis lurus sehingga tidak ada penyimpangan (deviasi), maka

angka F pada deviasi linier menunjukkan semakin mendekati nilai nol semakin

linear data tersebut, maka nilai Sig. semakin besar (nilai Sig. pada deviasi linier

> 0,05).

Dari Tabel 18 menunjukkan Sig. linieritas (X1Y) adalah 0,000, dengan

demikian 0,000 < 0,05, artinya varibel X1 terdapat hubungan linier terhadap

variabel Y, dan nilai Sig. deviasi linier (X1Y) adalah 0,902, dengan demikian

0,902 > 0,05, artinya hubungan linier X1 terhadap Y signifikan. Dari Tabel 19

menunjukkan Sig. linieritas (X2Y) adalah 0,007, dengan demikian 0,007 <

0,050, artinya variabel X2 terdapat hubungan linear terhadap variabel Y, dan

nilai Sig. deviasi linier (X2Y) adalah 0,226, dengan demikian 0,226 > 0,05,

artinya hubungan linier X1 terhadap Y cukup kuat dan signifikan.

C. Pengujian Hipotesis

Uji persyaratan analisis telah terpenuhi kelima-limanya. Peneliti dapat

melanjutkan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan, dengan menggunakan

uji statistik teknik regresi sederhana dan regresi ganda. Uji regresi minimal

85

melalui empat tahap; 1) Uji korelasi, 2) Mencari koefisien diterminasi, 3) Uji

Anova, dan 4) Uji Koesfien Regresi. Hasil uji yang dilakukan sebagai berikut;

1. Uji Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama yang diajukan adalah kepemimpinan kepala sekolah

berkonstribusi terhadap kinerja guru. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui

ada tidaknya kontribusi variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) terhadap

variabel kinerja guru (Y), dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Uji Korelasi

Untuk melakukan uji regresi, hubungan kedua variabel tersebut harus

memiliki korelasi yang signifikan. Hasil perhitungan pada Tabel 20 (Lampiran

17) menunjukkan bahwa koofisien korelasi r(x1y) = 0,604 dengan nilai Sig. =

0,00 < 0,05. Ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

kepemimpinan kepala sekolah dan variabel kinerja guru sebesar 0,604.

Tabel 20. Rangkuman Analisis Korelasi Antara Variabel KepemimpinanKepala Sekolah (X1) dengan Kinerja Guru (Y)

KorelasiKoefisienKorelasi

KoefesienDeterminasi (r2)

Sig. Keterangan

r(x1y) 0,604 0,364 0,00 korelasi signifikan

b. Menentukan Koefisien Determinasi

Lebih lanjut untuk menunjukkan besarnya koefisien determinasi, yang

berfungsi untuk mengetahui besarnya persentase variabel terikat kinerja guru,

dapat diprediksi dengan menggunakan variabel bebas kepemimpinan kepala

sekolah dengan cara mengkalikan angka koefisien diterminasi (angka korelasi

yang dikuadratkan atau angka r2) dengan 100%. Dari Tabel 20 diatas diperoleh

angka determinasi 0,364 x 100% adalah 36,4%, yang berarti bahwa sebesar

36,4% kinerja guru dapat dijelaskan dengan kepemimpinan kepala sekolah.

86

c. Uji Anova

Uji Anova mengahasilkan angka F sebesar 28,664 dengan tingkat

signifikansi (angka probabilitas) sebesar 0,000, angka probabilitas 0,000 < 0,05

maka model regresi ini sudah layak untuk digunakan dalam memprediksi kinerja

guru. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 21 Uji Anova (Lampiran 17).

Tabel 21. Uji Anova X1 dengan Y

SumberJumlah

Kuadrat (JK)Dk

Rata-rata JumlahKuadrat (RJK)

F hitung Sig.

Regresi 7224,352 1 7224,352 28,664 0,000

Residu 12601,706 50 252,0034

Total 19826,058 51

d. Uji Koefisien Regresi

Selanjutnya dilakukan uji keberartian koefisien regresi (Lampiran 17).

Rangkuman hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 22 berikut ini.

Tabel 22. Uji Koefisien Regresi X1 terhadap Y

Sumber Koefisien T Sig.

Konstanta 102,952 6,028 ,000

Kepemimpinan Kepala Sekolah 0,428 5,354 ,000

Gambar 6. Garis Prediksi Sumbangan Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)terhadap Kinerja Guru (Y)

87

Dari Tabel 22 di atas diperoleh persamaan regresi Ŷ = 102,952 + 0,428X1,

model regresi tersebut menjelaskan bahwa setiap peningkatan kepemimpinan

kepala sekolah sebesar 1 satuan akan berkontribusi terhadap peningkatan kinerja

guru sebesar 0,428 satuan. Sementara nilai kinerja guru sudah ada sebesar

102,952 tanpa sumbangan kepemimpinan kepala sekolah. Sebagai contoh,

seorang Guru memiliki skor kepemimpinan kepala sekolah sebesar 100 satuan,

maka kinerja guru selanjutnya diprediksi sebesar 102,952 + (0,428x100) =

145,752 (lihat gambar 6).

Lebih lanjut, untuk meyakinkan keberartian regresi yang telah ada,

dilakukan uji t. Sebelum melakukan uji signifikansi regresi, ditentukan hipotesis

sebagai berikut;

Ho = Variabel kepemimpinan kepala sekolah tidak berkontribusi

terhadap variabel kinerja guru SMP Negeri se-Subrayon

Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah.

H1 = Variabel kepemimpinan kepala sekolah berkontribusi terhadap

variabel kinerja guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun

Kabupaten Tapanuli Tengah.

Dengan keputusan, jika t hitung < t Tabel maka Ho diterima, sebaliknya jika t

hitung > t Tabel maka Ho ditolak. Nilai t Tabel pada dk (52-2) didapat t Tabel =

1,676 dan t hitung = 5,354, dengan demikian hasil t hitung (5,354) > t Tabel

(1,676), maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya variabel kepemimpinan

kepala sekolah berkontribusi terhadap variabel kinerja guru SMP Negeri se-

Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah secara signifikan.

2. Uji Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua yang diajukan adalah manajemen sarana prasarana

berkonstribusi terhadap kinerja guru. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui

88

ada tidaknya kontribusi variabel manajemen sarana prasarana (X2) terhadap

variabel kinerja guru (Y), dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Uji Korelasi

Hubungan antara variabel manajemen sarana prasarana dan variabel

kinerja guru adalah sebesar 0,360 dan signifikan (lihat Lampiran 18). Dari Tabel

23 dapat dibaca bahwa angka signifikansi (Sig) sebesar 0,004 yang lebih kecil

dari 0,05. Jika angka Sig < 0,05 artinya ada hubungan yang signifikan antara

kedua variabel tersebut.

Tabel 23. Rangkuman Analisis Korelasi antara Variabel Manajemen SaranaPrasarana (X2) dengan Kinerja Guru (Y)

KorelasiKoefisienKorelasi

KoefesienDeterminasi

(r2)Sig. Keterangan

r(x2y) 0,360 0,130 0,004Korelasi

signifikan

b. Menentukan Koefisien Determinasi

Lebih lanjut untuk menunjukkan besarnya koefisien determinasi yang

berfungsi untuk mengetahui besarnya persentase variabel terikat kinerja guru

yang dapat diprediksi dengan menggunakan variabel bebas manajemen sarana

prasarana dengan cara mengkalikan angka koefisien determinasi (angka korelasi

yang dikuadratkan atau angka r2) dengan 100%. Dari Tabel 23 diatas angka r2 =

0,130 x 100% adalah 13,0%, yang berarti bahwa sebesar 13,0% kinerja guru

dapat dijelaskan dengan manajemen sarana prasarana.

c. Uji Anova

Uji Anova menghasilkan angka F sebesar 7,443 dengan tingkat

signifikansi (angka probabilitas sig) sebesar 0,009 angka probabilitas 0,009 <

0,05 maka model regresi ini sudah layak untuk digunakan dalam memprediksi

89

kinerja guru. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 24 Uji Anova

(Lampiran 18).

Tabel 24. Uji Anova X2 dengan Y

SumberJumlah

Kuadrat (JK)Dk

Rata-rata Jumlah

Kuadrat (RJK)F hitung Sig.

Regresi 2568,969 1 2568,969 7,443 .009

Residu 17257,089 50 345,142

Total 19826,058 51

d. Uji Koefisien Regresi

Selanjutnya dilakukan uji keberartian koefisien regresi. Rangkuman hasil

analisis dapat dilihat pada Tabel 25 (Lampiran 18).

Tabel 25. Uji Koefisien Regresi X2 terhadap Y

Sumber Koefisien T Sig.

Konstanta 140,899 7,225 0,000

Manajemen sarana prasarana 0,360 2,728 0,009

Sebelum melakukan uji regresi, ditentukan hipotesis sebagai berikut;

Ho = Variabel manajemen sarana prasarana tidak berkontribusiterhadap variabel kinerja guru SMP Negeri se-SubrayonSibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah.

H1 = Variabel manajemen sarana prasarana berkontribusi terhadapvariabel kinerja guru SMP Negeri se-Subrayon SibabangunKabupaten Tapanuli Tengah.

Dari Tabel 25 di atas diperoleh persamaan regresi Ŷ = 140,899 + 0,360X2,

model regresi tersebut menjelaskan bahwa setiap peningkatan manajemen sarana

prasarana sebesar 1 satuan akan berkontribusi terhadap peningkatan kinerja guru

sebesar 0,360 satuan. Sementara nilai kinerja guru sudah ada sebesar 140,899

tanpa sumbangan manajemen sarana prasarana. Sebagai contoh, seorang guru

memiliki skor manajemen sarana prasarana sebesar 100 satuan, maka kinerja

90

guru selanjutnya diprediksi sebesar 140,899 + (0,360x100) = 176,899 (lihat

gambar 7).

Lebih lanjut, untuk meyakinkan keberartian regresi yang telah ada,

dilakukan uji t. Dengan keputusan, jika t hitung < t Tabel maka Ho diterima,

sebaliknya jika t hitung > t Tabel maka Ho ditolak. Pada t Tabel dengan df (52-

2) didapat angka = 1,676 dan t hitung = 2,728. Karena t hitung (2,728) > t Tabel

(1,676), maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya variabel manajemen sarana

prasarana berkontribusi terhadap variabel Kinerja Guru SMP Negeri se-

Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah secara signifikan.

Gambar 7. Garis Prediksi Sumbangan Manajemen Sarana Prasarana (X2)terhadap Kinerja Guru (Y)

3. Uji Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga yang diajukan adalah kepemimpinan kepala sekolah dan

manajemen sarana prasarana secara bersama-sama berkontribusi terhadap

kinerja guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kontribusi

kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan variabel manajemen sarana prasarana

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

0 20 40 60 80 100 120

K

i

n

e

r

j

a

G

u

r

u

Manajemen Sarana Prasarana (X2)

91

(X2) terhadap variabel kinerja guru (Y) secara bersama sama, dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Menentukan Koefisien Determinasi

Hipotesis ketiga ini merupakan regresi ganda, sehingga X1 dan X2 telah

diketahui memiliki regresi yang signifikan, maka langkah analisis langsung

menentukan koefisien determinasi yang berfungsi untuk mengetahui besarnya

persentase variabel terikat kinerja guru yang dapat diprediksi dengan

menggunakan variabel bebas kepemimpinan kepala sekolah bersama manajemen

sarana prasarana dengan cara mengkalikan angka koefisien determinasi (angka

korelasi yang dikuadratkan atau angka r2) dengan 100%. Perhitungan regresi

ganda ini dapat dilihat pada Lampiran 19, dan rangkuman perhitungan dapat

dilihat pada Tabel 26.

Tabel 26. Determinasi X1 dan X2 terhadap Y

KorelasiKoefisienKorelasi

KoefesienDeterminasi (r2)

Sig. Keterangan

r(x12y) 0,666 0,444 0,000 Korelasi signifikan

Dari Tabel 26 diatas angka determinasi (0,444) x 100% adalah 44,4%, hal

ini menunjukkan pengertian bahwa kinerja guru (Y) dipengaruhi sebesar 44,4%

oleh variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan manajemen sarana

prasarana (X2).

b. Uji Anova

Uji Anova menghasilkan angka F sebesar 19,563 dengan tingkat

signifikansi (angka probabilitas) sebesar 0,000. angka probabilitas 0,000 < 0,05

maka model regresi ini sudah layak untuk digunakan dalam memprediksi kinerja

guru dengan prediktor kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen sarana

prasarana secara bersama-sama.

92

Tabel 27. Uji Anova X12 dengan Y

SumberJumlah

Kuadrat (JK)Dk

Rata-rata JumlahKuadrat (RJK)

F hitung Sig

Regresi 8802,412 2 4401,206 19,563 0.000Residu 11023,646 49 224,972Total 19826,058 51

b. Uji Koefisien Regresi

Sebelum melakukan uji regresi, ditentukan hipotesis sebagai berikut;

Ho = Variabel kepemimpinan kepala sekolah dan variabel manajemensarana prasarana secara bersama-sama tidak berkontribusiterhadap variabel kinerja guru SMP Negeri se-SubrayonSibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah.

H1 = Variabel kepemimpinan kepala sekolah dan variabel manajemensarana prasarana secara bersama-sama berkontribusi terhadapvariabel kinerja guru SMP Negeri se-Subrayon SibabangunKabupaten Tapanuli Tengah.

Gambar 8. Garis Prediksi Sumbangan Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) danManajemen Sarana Prasarana (X2) secara bersama-sama terhadapKinerja Guru (Y)

Tabel 28. Uji Koefisien Regresi X12 terhadap Y

Sumber Koefisien T Sig.

Konstanta 66,942 3,172 0,003

Kepemimpinan kepala sekolah 0,401 5,264 0.000

Manajemen sarana prasarana 0,260 2,648 0.011

0

20

40

60

80

100

120

140

0 20 40 60 80 100 120

K

i

n

e

r

j

a

G

u

r

u

Kepemimpinan kepala Sekolah (X1) dan Manajemen SaranaPrasarana (X2)

93

Dari Tabel 28 diperoleh persamaan regresi Ŷ = 66,942 + 0,401X1 +

0,260X2, model regresi tersebut menjelaskan bahwa setiap peningkatan

kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen sarana prasarana secara bersama-

sama sebesar 1 satuan akan berkontribusi terhadap peningkatan kinerja guru

sebesar 0,661 satuan. Sementara nilai kinerja guru sudah ada sebesar 66,942

tanpa sumbangan kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen sarana

prasarana secara bersama-sama. Sebagai contoh, seorang Guru memiliki skor

kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen sarana prasarana secara bersama-

sama 100 satuan, maka kinerja guru selanjutnya diprediksi sebesar 66,942 +

(0,401x100) + (0,260x100) = 133,042 (lihat gambar 8).

Lebih lanjut, untuk meyakinkan keberartian regresi yang telah ada,

dilakukan uji t. Dengan keputusan, jika t hitung < t Tabel maka Ho diterima,

sebaliknya jika t hitung > t Tabel maka Ho ditolak. Pada t Tabel dengan df (52-

2) didapat angka = 1,676 dan t hitung varibel X1 = 5,264 dan X2 = 2,648.

Karena t hitung (X1=5,264 dan X2 = 2,648) > t Tabel (1,676), maka Ho ditolak

dan H1 diterima, artinya variabel kepemimpinan kepala sekolah dan varibel

manajemen sarana prasarana secara bersama-sama berkontribusi terhadap

variabel kinerja guru.

Untuk mengetahui besarnya Kontribusi Relatif (KR)) dan Kontibusi

Efektif (KE) masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dapat

dilihat pada Tabel 29 (Lampiran 21), diperoleh besar kontribusi efektif varibel

kepemimpinan kepala sekolah guru (X1) terhadap kinerja guru (Y) adalah 32,71

Dan kontribusi efektif varibel manajemen sarana prasarana (X2) terhadap kinerja

guru (Y) sebesar 11,69%. Dapat dijelaskan bahwa secara bersama-sama

kontribusi variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan manajemen sarana

94

prasarana (X2) terhadap kinerja guru (Y) sebesar 44,40% diperoleh dari

32,71% kepemimpinan kepala sekolah dan 11,69% dari manajemen sarana

prasarana (X2).

Tabel 29. Kontribusi Relatif dan Kontribusi Efektif X1 dan X2 terhadap Y

VariabelKontribusi Relatif

(KR)%Kontribusi Efektif

(KE)%Kepemimpinan kepala sekolah (X1) 73,68 32,71Manajemen sarana prasarana (X2) 26,32 11,69Total 100,00 44,40

d. Korelasi Parsial

Pada uji hipotesis ketiga (uji regresi ganda) terdapat koefisien korelasi

ganda yang masih bersifat umum. Untuk mengetahui besarnya kontribusi dari

masing-masing variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y) dengan

mempertimbangkan besaran kontaminasi yang terjadi antara kedua variabel

bebas tersebut diperlukan analisis korelasi parsial.

Tabel 30. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Parsial

Korelasi ParsialKoefisien

Korelasi (r)Koefisien

Determinasi (r2)Sig.

rX1Y (control X2) 0,601 0,361 0,000rX2Y (control X1) 0,354 0,125 0,011

Hasil analisis korelasi parsial dapat dilihat pada Tabel 30 (Lampiran 20)

didapatkan bahwa kontribusi kepemimpinan kepala sekolah (X1) terhadap

kinerja guru (Y) ketika manajemen sarana prasarana dalam keadaan konstan

adalah 36,12%, dengan probabilitas sig 0,000 < 0,050 berarti signifikan.

Sedangkan kontribusi efektif varibel kepemimpinan kepala sekolah (X1)

terhadap kinerja guru (Y) ketika manajemen sarana prasarana tidak dalam

keadaan konstan adalah 32,71%. Hal ini menggambarkan kontaminasi varibel

kepemimpinan kepala sekolah (X1) terhadap manajemen sarana prasarana (X2)

sebasar 3,41%.

95

Kontribusi manajemen sarana prasarana (X2) terhadap kinerja guru (Y)

varibel kepemimpinan kepala sekolah (X1) dalam keadaan konstan adalah

12,53%, dengan probabilitas sig 0,011 < 0,05 berarti signifikan, sedangkan

kontribusi efektif manajemen sarana prasarana (X2) terhadap kinerja guru (Y)

ketika varibel kepemimpinan kepala sekolah (X1) tidak dalam keadaan konstan

adalah 11,69%. Hal ini menggambarkan kontaminasi manajemen sarana prasa-

rana (X2) terhadap varibel kepemimpinan kepala sekolah (X1) sebasar 0,84%.

Besaran Kontaminasi 0,84% adalah relatif kecil, dapat diabaikan,

sedangkan kontaminasi 3,41% dari 44,40% tidak membatalkan uji regresi ganda,

karena independensi varibel X1 terhadap X2 telah teruji tidak memiliki hubungan

secara signifikan (lihat Tabel 17). Atas dasar perhitungan statistik, mulai dari uji

persyaratan analisis sampai uji hepotesis, penelitian ini diterima dalam taraf

kepercayaan 95%.

D. Pembahasan

1. Kinerja guru

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja guru SMP se-Subrayon

Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki

kategori cukup yaitu 79,03%, namun ada indikator yang perlu ditingkatkan

yaitu; indikator mengembangkan potensi peserta didik dengan ketercapaian

76,5% dan indikator kegiatan evaluasi pembelajaran 77,40%. Dua indikator

tersebut, cukup penting dalam pelaksanaan pembelajaran, karena untuk

memperoleh hasil belajar siswa pada tingkat optimal, guru hendaknya

mengembangkan potensi peserta didik dan melakukan kegiatan evalauasi

pembelajaran dengan baik dan benar.

96

Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa kinerja guru yang kurang

optimal tersebut diatas, dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah sebesar

36,40% dan dipengaruhi oleh manajemen sarana prasarana sebesar 13,00 %.

Dengan kata lain untuk meningkatkan kinerja guru yang kurang optimal tersebut

dapat dilakukan dengan meningkatkan fungsi kepemimpinan kepala sekolah,

juga memperbaiki manajemen sarana prasarana agar mencapai optimal. Secara

khusus dibahas dalam bab V sub bab Implikasi.

2. Kontribusi kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru

Banyak tokoh berpendapat, salah satunya menurut Rivai Veithzal (2012:

128) seorang pemimpin harus mampu melaksanakan fungsi-fungsi

kepemimpinan, diantaranya: koordinasi, pengambilan keputusan, komunikasi,

dan perhatian kepada bawahan. Kartono (2011:6) berpendapat bahwa

kepemimpinan adalah masalah relasi dan mempengaruhi antara pemimpin dan

yang dipimpin. Kepemimpinan tersebut muncul dan berkembang sebagai hasil

dari interaksi otomatis di antara pemimpin dan individu-individu yang dipimpin.

Kepemimpinan itu bisa berfungsi atas dasar kekuasaan pemimpin untuk

mengajak, mempengaruhi, dan menggerakkan orang lain guna melakukan

sesuatu demi pencapaian suatu tujuan tertentu. Karena yang dipimpin adalah

guru maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah

berkontribusi terhadap kinerja guru di sekolah.

Berkaitan dengan pendapat di atas, ternyata hipotesis pertama dalam

penelitian ini membuktikan bahwa faktor kepemimpinan kepala sekolah

berkontribusi terhadap kinerja guru sebasar 36,40% (lihat Tabel 20), dan

selebihnya yakni 63,60% lagi dipengaruhi oleh faktor diluar kepemimpinan

97

kepala sekolah. Sedangkan nilai prediksi kontribusi kepemimpinan kepala

sekolah terhadap kinerja guru adalah Ŷ = 102,952 + 0,428X1 (lihat Tabel 22).

Dapat diprediksi, sebelum dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah, nilai

kinerja guru sebesar 102,952satuan, disaat kepemimpinan kepala sekolah memberi

pengaruh 1satuan, maka nilai kinerja menjadi 103,380satuan. Dengan demikian hasil

penelitian ini menguatkan teori yang telah ada dan mendukung penelitian

terdahulu.

Berdasarkan analisis deskriptif data pada Tabel 12 diperoleh tingkat

ketercapaian responden pada variabel kinerja guru (Y) adalah 79,03% dengan

kategori cukup, dan kepemimpinan kepala sekolah (X1) tingkat ketercapaiannya

78,42% dengan kategori cukup, dan indikator yang perlu mendapatkan perhatian

khusus adalah indikator perhatian kepada bawahan 77,10%. Hasil ini

meyakinkan kebenaran fenomena yang ditulis peneliti pada latar belakang

bahwa kinerja guru yang belum optimal disebabkan oleh kepemimpinan kepala

sekolah yang kurang optimal. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja

guru dapat ditempuh dengan meningkatkan kepemimpinan kepala sekolah.

3. Kontribusi manajemen sarana prasarana terhadap kinerja guru

Soetjipto (2004:170) mengartikan sarana prasarana pendidikan adalah

semua benda bergerak maupun yang tidak bergerak, yang diperlukan untuk

menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Pendapat Komariah (2004:56) bahwa manajemen sarana

oleh kepala sekolah meliputi ketersediaan dan pemanfaatan sumber belajar bagi

guru, ketersediaan dan pemanfaatan sumber belajar oleh siswa, serta penataan

ruangan-ruangan yang dimiliki. Sarana yang diatur dengan baik akan menam-

98

pilkan kenyamanan, keindahan, dan kemudahan dalam menggunakanya. Salah

satu komponen penting di sekolah yang dapat menunjang kelancaran proses

belajar adalah sarana prasarana, yang tentunya berkonribusi pada kinerja guru.

Berkaitan dengan pendapat tersebut bahwa Hasil uji Regresi terhadap

hipotesis kedua, membuktikan faktor manajemen sarana prasarana berkontribusi

terhadap kinerja guru sebesar 13,00% (lihat Tabel 23) dan 87,00% lagi

dipengaruhi oleh faktor diluar manajemen sarana prasarana. Nilai prediksi

kontribusi manajemen sarana prasarana terhadap kinerja guru adalah Ŷ =

140,899 + 0,360X2 (lihat Tabel 25). Dan dapat diprediksi, nilai kinerja guru

sebelum dipengaruhi oleh manajemen sarana prasarana sebesar 140,899satuan,

disaat manajemen sarana prasarana memberi pengaruh 1satuan, maka nilai kinerja

menjadi 141,249satuan. Dengan demikian hasil penelitian ini menguatkan teori

yang telah ada, juga mendukung penelitian terdahulu.

Berdasarkan analisis deskriptif data pada Tabel 12 diperoleh tingkat

ketercapaian responden pada variabel Kinerja Guru (Y) adalah 79,03% dengan

kategori cukup, dan manajemen sarana prasarana (X2) tingkat ketercapaiannya

74,70% dengan kategori cukup, dan beberapa dimensi managemen sarana dan

prasarana yang perlu mendapat perhatian adalah dimensi penggunaan (72,40%)

dan dimensi perawatan (72,70%).

Data di atas menunjukkan bahwa kinerja guru yang belum optimal

disebabkan oleh manajemen sarana prasarana yang belum optimal. Data tersebut

juga membenarkan fenomena yang ditulis oleh peneliti pada latar belakang.

Dengan demikian untuk memperbaiki kinerja guru dapat ditempuh dengan

memperbaiki manajemen sarana prasarana.

99

4. Kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen sarana prasaranasecara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja guru

Hasil uji regresi ganda terhadap hipotesis ketiga adalah kinerja guru (Y)

dipengaruhi sebesar 44,40% (Tabel 26) oleh variabel kepemimpinan kepala

sekolah (X1) dan manajemen sarana prasarana (X2) secara bersama-sama. Hal ini

menunjukkan bahwa kontribusi dua variabel bebas secara bersama-sama

terhadap kinerja guru lebih besar dari pada kontribusi dari masing-masing

variabel bebas secara sendiri-sendiri. Nilai prediksi kontribusi kepemimpinan

kepala sekolah dan manajemen sarana prasarana secara bersama-sama terhadap

kinerja guru adalah Ŷ = 66,942 + 0,401X1 + 0,260X2. Ini berarti bahwa X1 dan

X2 sebelum mempengaruhi Y, nilai prediksi Y sudah ada sebesar 66,942. Saat

X1 dan X2 secara bersama-sama memberikan pengaruh 1satuan , maka nilai Y

akan berubah sebasar 66,942 + 0,401 + 0,260 = 67,603satuan. Juga dapat

disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah berkontribusi lebih besar

dibandingkan manajemen sarana prasarana terhadap kinerja guru. Hasil prediksi

sumbangan kepemimpinan kepala sekolah sebesar 0,401satuan dan sumbangan

manajemen sarana prasarana sebesar 0,260satuan.

Hasil uji hipotesis ketiga ini mendukung teori bahwa sinergi antara

kepemimpinan kepala sekolah yang baik dan manajemen sarana prasarana yang

baik akan mampu menjadi stimulus luar biasa bagi peningkatan kinerja guru

secara keseluruhan. Serta membenarkan dugaan awal peneliti bahwa kinerja

guru SMP se-subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah yang kurang

optimal tersebut dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan kepala sekolah dan

manajemen sarana prasarana.

100

E. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan dengan cermat berdasarkan metode dan

prosedur yang sesuai dengan jenis penelitian. Namun kesempurnaan hasil

merupakan hal yang tidak mudah untuk diwujudkan. Inilah hasil optimal yang

dapat dilakukan dengan keterbatasan dan kelemahan ada. Keterbatasan dan

kelemahan diantaranya, kesungguhan dan kejujuran responden dalam mengisi

atau merespon butir-butir pernyataan angket, sulit dikontrol oleh peneliti.

Instrumen telah dirancang dengan baik dan diuji validitas dan

realibilitasnya, namun responden bisa saja mengisi instrumen penelitian tidak

sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, karena adanya kecemasan responden

bahwa hasil pengisian mempengaruhi kondisi mereka jika menjawab sesuai

dengan keadaan sebenarnya. Peneliti telah menjelaskan tujuan dan fungsi

penelitian ini, serta untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak

meminta mencantumkan identitas pribadi dalam instrumen kecuali tingkat

pendidikan dan status sertifikasi yang dimiliki. Maka peneliti berasumsi bahwa

respon yang diberikan terhadap butir-butir pernyataan instrumen sudah dapat

memberikan gambaran yang sebenarnya sesuai dengan apa yang hendak

diungkapkan melalui instrumen penelitian.

101

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan di

atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Kepemimpinan kepala sekolah berkontribusi signifikan terhadap kinerja

guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah.

Dengan kata lain kinerja guru terbukti dikontribusi oleh faktor

kepemimpinan kepala sekolah secara positif, artinya makin tinggi tingkat

kepemimpinan kepala sekolah maka kinerja guru juga tinggi.

b. Manajemen sarana prasarana berkontribusi signifikan terhadap kinerja

guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah.

Dengan kata lain kinerja guru terbukti dikontribusi oleh faktor

manajemen sarana prasarana secara positif, artinya makin baik

manajemen sarana prasarana di sebuah sekolah makin tinggi pula kinerja

guru di sekolah tersebut.

c. Kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen sarana prasarana secara

bersama-sama berkontribusi signifikan terhadap kinerja guru SMP

Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah. Dengan

kata lain kinerja guru terbukti dikontribusi oleh faktor kepemimpinan

kepala sekolah dan manajemen sarana prasarana secara bersama-sama

dengan berkontribusi positif, artinya makin tinggi tingkat kepemimpinan

kepala sekolah dan manajemen sarana prasarana makin tinggi pula

kinerja guru-guru di sekolah tersebut.

101

102

B. Implikasi Penelitian

Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya,

sehingga upaya meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek ”guru”.

Ironisnya hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja guru SMP Negeri se-

Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki kategori cukup, jika

hal ini tidak diperbaiki akan berdampak negatif terhadap kualitas lulusan siswa

atau dapat dikatakan mutu pendidikan SMP Negeri di subrayon tersebut akan

menurun. Solusi dan tindak lanjut untuk meningkatkan kinerja guru sesuai dengan

kajian penelitian ini adalah dengan meningkatkan kepemimpinan kepala sekolah

yang baik dan menciptakan managemen sarana prasarana yang baik.

Dari hasil penelitian terlihat bahwa kinerja guru SMP Negeri se-Subrayon

Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah masih berada pada kategori cukup.

Implikasinya adalah meningkatkan kinerja guru dilihat dari indikator: mengenal

karakteristik anak didik, menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran,

pengembangan kurikulum, kegiatan pembelajaran yang mendidik, mengembang-

kan potensi peserta didik, komunikasi dengan peserta didik, dan evaluasi pembe-

lajaran. Ternyata hanya satu indikator kinerja guru berada pada kategori baik

yakni komunikasi dengan peserta didik, namun selebihnya masih pada kategori

cukup dan yang paling perlu mendapat perhatian sebagai sasaran harapan

tertingkatkannya kinerja guru adalah dalam kegiatan pengembangan potensi

peserta didik dan kegiatan evaluasi pembelajaran.

Berpatokan pada hasil tingkat ketercapaian pada variabel Y (kinerja guru)

tersebut, yakni dimensi mengembangkan potensi peserta didik, dan kegiatan

103

evaluasi pembelajaran yang berada pada kategori cukup dengan ketercapaian

persentasi terendah. Maka perlu dijelaskan indikator-indikator terendah tersebut.

Indikator dari dimensi pengembangan potensi peserta didik, antara lain:

1. mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi, dan

kesulitan belajar masing-masing peserta didik,

2. memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan

cara belajarnya masing-masing, dan

3. merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk

memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis peserta

didik.

Kemudian dari indikator dimensi evaluasi pembelajaran, antara lain:

1. memanfaatkan masukan dari peserta didik dan merefleksikannya untuk

meningkatkan pembelajaran selanjutnya,

2. menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi topik/kompetensi

dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan masing-

masing peserta didik untuk keperluan remedial dan pengayaan, dan

3. Melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian,

selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah.

Dan satu butir indikator dari dimensi kegiatan pembelajaran yang mendidik

yang tingkat ketercapaiannya paling rendah, yaitu: menggunakan alat bantu

mengajar, audio-visual (termasuk TIK) dalam meningkatkan motivasi

belajar peserta didik.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah

SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah bila dilihat

104

dari dimensi koordinasi, pengambilan keputusan, komunikasi, dan perhatian

kepada bawahan, hanya pada dimensi koordinasi yang kategori pencapaiannya

baik selebihnya masih kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa

kepemimpinan kepala sekolah masih tergolong kurang optimal dan masih perlu

perbaikan terutama pada dimensi perhatian kepada bawahan, sehingga diharapkan

kinerja guru akan meningkat.

Adapun indikator dari dimensi perhatian kepada bawahan yang tingkat

ketercapaiannya paling rendah atau dalam hal ini kepala sekolah kurang optimal

dalam hal berikut:

1. memenuhi fasilitas kebutuhan guru dalam bertugas,

2. memberikan perhatian secara khusus kepada guru yang berkemampuan

tinggi,

3. memberikan sanksi dan hukuman bagi yang melanggar disiplin dan

aturan yang berlaku,

4. melakukan supervisi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dan

5. menyelesaikan konflik yang terjadi diantara guru.

Temuan pada penelitian ini juga berimplikasi bahwa jika manajemen sarana

prasarana sekolah baik akan meningkat kinerja guru. Manajemen sarana

prasarana sekolah SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli

Tengah masih kategori cukup dilihat dari dimensi perencanaan, dimensi

pengadaan, dimensi penggunaan, dimensi pengawasan, dan dimensi perawatan.

Dimensi indikator manajemen sarana prasarana masih perlu diperbaiki karena

semuanya masih dalam kategori cukup, dan yang paling perlu mendapat perhatian

adalah dari dimensi penggunaan dan perawatan. Untuk meningkatkan kinerja guru

105

SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah dapat

dilakukan dengan membangun dan memperbaiki managemen sarana prasarana

sekolah hingga mencapai kategori baik dan sangat baik.

Adapun indikator dimensi penggunaan sarana prasarana yang tingkat

ketercapaiannya paling rendah (belum optimal), adalah dalam hal berikut:

1. ketersediaan penjadwalan dan tata tertib penggunaan sarana prasarana,

2. ketersediaan personil/petugas profesional pengelola sarana prasarana

dalam hal pendistribusian dan penggunaan fasilitas sekolah, dan

3. ketersediaan aturan dan tatacara pemanfaatan sarana prasarana dengan

baik.

Kemudian dari indikator dimensi perawatan yang belum optimal, ialah:

1. keterciptaan tertib administrasi sarana prasarana sekolah,

2. kebersihan semua sarana prasarana sekolah,

3. ketersusunan program perawatan sekolah,

4. kerapian, keteraturan dan ketertataan sarana prasana,

5. usia pakai peralatan sekolah,

6. ketersediaan jadwal kegiatan perawatan untuk setiap bagian peralatan

dan fasilitas sekolah, dan

7. keberadaan tim pelaksana perawatan sekolah.

C. Saran-saran

Berpatokan pada hasil analisis data bahwa untuk meningkatkan kinerja guru

SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah perlu upaya

106

perbaikan kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen sarana prasarana

sekolah. Berdasarkan hal tersebut, dapat dirumuskan beberapa saran berikut ini.

1. Bagi kepala sekolah SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun KabupatenTapanuli Tengah.

a. Memperbaiki kepemimpinan kepala sekolah guna meningkatkan kinerja

guru dengan berupaya memberikan perhatian yang baik kepada bawahan,

dengan cara:

1) memenuhi fasilitas yang menunjang tugas guru, staf dan keperluan

siswa dalam proses pembelajaran.

2) memberikan perhatian secara khusus kepada guru yang

berkemampuan tinggi.

3) memberikan sanksi dan hukuman bagi yang melanggar disiplin dan

aturan yang berlaku.

4) melakukan supervisi secara berkala untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran.

5) berperan aktif menyelesaikan konflik yang terjadi diantara guru.

b. Memperbaiki manajemen sarana prasarana untuk meningkatkan kinerja

guru dengan upaya perbaikan pengelolaan penggunaan sarana prasarana

yang masih kurang optimal, dengan cara:

1) membuat penjadwalan dan tata tertib penggunaan sarana prasarana

dengan baik.

2) pengadaan personil/petugas profesional pengelola sarana prasarana

dalam hal pendistribusian dan penggunaan fasilitas sekolah.

3) membuat aturan dan tatacara pemanfaatan sarana prasarana dengan

baik.

107

Kemudian, upaya perbaikan pengelolaan perawatan sarana prasarana

yang masih kurang optimal, dengan cara:

1. menciptakanan tertib administrasi sarana prasarana sekolah.

2. mengusahakan semua sarana prasarana sekolah tampak selalu bersih.

3. menyusun program perawatan sekolah.

4. mengusahakan sarana prasarana sekolah tampak rapi, teratur dan

tertata.

5. mengusahakan pengoptimalan usia pakai peralatan sekolah.

6. membuat jadwal kegiatan perawatan untuk setiap bagian peralatan dan

fasilitas sekolah.

7. membentuk tim pelaksana perawatan sekolah.

2. Bagi guru-guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun

Agar memiliki kinerja yang baik dalam pengembangan potensi peserta didik

hendaknya guru berusaha meningkatkan kemampuannya, dengan cara:

1. mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi, dan kesulitan

belajar masing-masing peserta didik.

2. memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan cara

belajarnya masing-masing.

3. merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk memunculkan

daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis peserta didik.

Kemudian, berusaha meningkatkan kemampuan dalam kegiatan evaluasi

pembelajaran, dengan cara:

1. memanfaatkan masukan dari peserta didik dan merefleksikannya untuk

meningkatkan pembelajaran selanjutnya.

108

2 menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi topik/kompetensi

dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan masing-

masing peserta didik untuk keperluan remedial dan pengayaan.

3 melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian, selain

penilaian formal yang dilaksanakan sekolah,

4. berusaha meningkatkan kemampuan dalam kegiatan pembelajaran yang

mendidik, dengan cara: menggunakan alat bantu mengajar, audio-visual

(termasuk TIK) dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik, dan

5. turut mendukung kepemimpinan kepala sekolah serta mendukung

terciptanya manajemen sarana prasarana sekolah dengan baik.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Disarankan untuk menggali lebih dalam faktor-faktor yang belum diteliti pada

penelitian ini yang berkaitan dengan kinerja guru. Karena, berdasarkan hasil

penelitian yang diperoleh mengisyaratkan bahwa selain faktor kepemimpinan

kepala sekolah dan manajemen sarana prasarana ada foktor-faktor lain yang

diduga ikut mempengaruhi kinerja guru.

109

DAFTAR RUJUKAN

Andi, Valentinus. 2012. Dimensi Kepemimpinan untuk Sebuah Bangsa di MasaDepan. (Online). Vol.-. (www.google.com.valentinusandi.blogspot.com,di akses 26 Oktober 2012).

Anoraga, Pandji. 2009. Perilaku Organisasi. Jakarta: Pustaka Jaya.

Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Cochran, William G. (Penerjemah Rudiansyah). 1991. Tehnik Penarikan Sampel.Jakarta: UI-Press.

Danim, Sadirman. 2006. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdikbud. 1998. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Depdiknas. 2000. Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

_________. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003.Jakarta: Depdiknas.

_________. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

_________. 2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Direktorat Tenaga Kependidikan. 2007. Manajemen Sarana dan PrasaranaPendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah. Jakarta: Dirjen PMP-TKDepdiknas.

Elfindri. dkk. 2010. Soft Skills untuk Pendidik. - : Baduose Media.

Fattah, Nanang. 2006. Landasan manajemen Pendidikan. Bandung: RemajaRosdakarya.

Hoy, Wayne K and Cecil G. Miskel. 1978. Educational Administration: Theory,Research And Practice. Toronto: Random House, Inc.

Kartono, Kartini. 2011. Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah KepemimpinanAbnormal itu?. Jakarta: Grafindo Persada.

Kemendiknas, 2011. Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PK Guru )-Buku 2. Jakarta: Dirjen PMP-TK.

Kemendiknas dan Kemenag RI. 2011. Peningkatan Manajemen MelaluiPenguatan Tata Kelola dan Akuntabilitas di Sekolah/Madrasah. Jakarta:

109

110

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kemendiknas dan Direktur JenderalPendidikan Islam Kemenag RI.

Komariah, Aan et. Al. 2004. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif.Jakarta: PT Bumi Aksara.

Kunandar. 2011. GURU PROFESIONAL. Implementasi Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta:Rajawali Pers.

Mulyasa, E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: RemajaRosdakarya.

_________. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: RemajaRosdakarya.

_________. 2011. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatifdan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

_________. 2012. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekoah. Jakarta: BumiAksara.

Musfah, Jejen. 2011. Peningkatan Kompetensi Guru. Jakarta: Kencana – PrenadaMedia Group.

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang StandarKualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: Diknas.

Peraturan Mentri Negera PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang JabatanFungsional Guru dan Angka Kreditnya. Jakarta: Diknas.

Permadi, Dadi. 2001. Manajemen Berbasis Sekolah Dan Kepemimpinan MandiriKepala Sekolah. Bandung: Sarana Panca Karya.

Pidarta, Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Rivai, Vaithzal dan Sylviana Murni. 2010. Education Management: Analisis Teoridan Praktek. Jakarta: Rajawali Pers.

Rivai, Vaithzal dan Deddy Mulyadi. 2012. Kepemimpinan dan Organisasi.Jakata: Rajawali Pers – PT Raja Grafindo Persada.

Riduan dan Sunarto. 2007. Pengantar Statistika untuk Penelitian: Pendidikan,Sosial, Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Rugaiyah. 2011. Profesi Kependidikan. Bogor: Ghalia Indonesia.

111

Saud Udin Syaefudin. 2010. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: CVAlfabeta.

Soetjipto dan Kosasi, Raflis. 2011. Profesi Keguruan. Jakarta: PT AsdaMahasatya

Sondang P. Siagian. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: BumiAksara.

Sudjana. 1991. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sunarto. 1987. Tehnik Sampling. Jakarta: Proyek Pengembangan LPTK, DirjenPendidikan Tinggi.

Sutisna, Oteng. 1989. Administrasi Pendidikan, Dasar Teoritis untuk PraktekProfesional. Bandung: Angkasa.

Sutrisno Hadi. 1986. Metodologi Research I. Yogyakarta: UGM.

Tim Dosen Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2009. ManajemenPendidikan. Bandung: Alfabeta.

Timpe A Dale. 1993. Kinerja (Penerjemah Sofyan Cikmat) Jakarta: PT GramediaAsri Mulia.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.Bandung: Citra Umbara.

Unggul, Zulfikar Robbayani Wicaksono. 2012. Peningkatan Kinerja Guru.(Online). Vol.-, (http://www.Zulfikar-robbayani.blogspot.com, diakses 03April 2012)

Wahjosumidjo. 2008. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung: Alfabeta.

Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

112

Lampiran 1. Instrumen Uji Coba Penelitian

Sibabangun, Nopember 2012

Hal : Mohon Bantuan PengisianAngket Uji Coba Penelitian

Kepada Yth. Bapak/Ibu Guru:

1. SMP Negeri 1 Sibabangun2. SMP Negeri 2 Sibabangun3. SMP Negeri 3 Sibabangun4. SMP Negeri 4 Sibabangun

di

Tempat

Dengan Hormat.

Dengan ini saya sampaikan kepada Bapak/Ibu, bahwa saya bermaksud

melakukan penelitian di SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten

Tapanuli Tengah termasuk sekolah tempat Bapak/Ibu mengajar. Penelitian ini

dilaksanakan dalam rangka penulisan tesis sebagai salah satu syarat dalam

menyelesaikan studi pada Program Studi Administrasi Pendidikan Program

Pascasarjana Universitas Negeri Padang.

Sehubungan dengan itu, saya sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu

untuk mengisi angket yang saya ajukan demi lancarnya penelitian ini. Jawaban

yang Bapak/Ibu berikan tidak ada pengaruhnya dengan status ataupun jabatan

Bapak/Ibu. Apapun jawaban Bapak/Ibu akan dijamin kerahasiaannya.

Akhirnya atas kesediaan dan peran serta Bapak/Ibu untuk mengisi semua

angket penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,Peneliti

Pinter Tua Manik

113

A. Identitas Responden No. Responden

(Diisi oleh peneliti)

Nama Sekolah:

Tingkat Pendidikan Sarjana

Belum sarjana

Sertifikasi Sudah sertifikasi

Belum sertifikasi

Catatan: Silahkan Bapak/Ibu beri tanda silang (X) pada kolom yang sesuaidengan kondisi Bapak/Ibu yang sesungguhnya.

B. Petunjuk Pengisian Instrumen

Bacalah pernyataan dengan seksama, selanjutnya Bapak/Ibu disilahkanmemilih salah satu jawaban dari lima alternatif jawaban yang tersedia. Sayasangat mengharapkan jawaban dari Bapak/Ibu terhadap seluruh pernyataan yangada dalam angket ini dengan cara membubuhkan tanda silang (X) pada kolomjawaban sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.

Setiap pernyataan ada lima kemungkinan jawaban seperti di bawah ini:Kemampuan Opini/Pendapat5 = Sangat mampu (SM) 5 = Sangat Setuju (SS)4 = Mampu (M) 4 = Setuju (S)3 = Cukup Mampu (CM) 3 = Kurang Setuju (KS)2 = Kurang Mampu (KM) 2 = Tidak Setuju (TS)1 = Sangat Tidak Mampu (STM) 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

Untuk memudahkan Bapak/Ibu dalam memberikan pilihan, berikut inidiberikan contoh yaitu:

No Pernyataan 5 4 3 2 11. Menyusun silabus sesuai dengan kurikulum

yang berlaku. SM M C K SK

Jika Bapak/Ibu memilih SM pada contoh di atas, berarti bapak/Ibu “sangatmampu” menyusun silabus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Jika Bapak/Ibuingin mengganti pilihan maka lingkari ( ) jawaban yang keliru tersebut.Selanjutnya pilihlah alternatif lain yang tersedia dengan memberi tanda ( X ).

Angket ini merupakan satu paket pernyataan yang terdiri dari 3 bagianyang meliputi: bagian pertama kinerja guru, bagian kedua kepemimpinan kepalasekolah dan bagian ketiga manajemen sarana prasarana.

114

INSTRUMEN UJI COBA PENELITIAN

A. Angket Kinerja Guru ( Y )

KeteranganAlternatif Jawaban

RespondenSM=Sangat Mampu, M=Mampu, CM=Cukup Mampu,KM=Kurang Mampu, STM=Sangat Tidak Mampu.

SM M CM KM STM

No Pernyataan 5 4 3 2 1

Menurut Bapak/Ibu, seberapa mampukah saudara dalam hal berikut :

Dimensi Kompetensi Pedagogi

A. Mengenal karakteristik anak didik

1Mengenal karakteristik setiap peserta didik dikelas.

SM M CM KM STM

2Memastikan semua peserta didik mendapatkesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktifdalam kegiatan pembelajaran.

SM M CM KM STM

3

Mengatur kelas untuk memberikan kesempatanbelajar yang sama pada semua peserta didik denganmemperhatikan kelainan fisik dan kemampuanbelajar yang berbeda.

SM M CM KM STM

4Mengetahui penyebab penyimpangan perilakupeserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebuttidak merugikan peserta didik lainnya.

SM M CM KM STM

5Membantu mengembangkan potensi dan mengatasikekurangan peserta didik.

SM M CM KM STM

6

Memperhatikan peserta didik dengan kelemahantertentu agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran,sehingga peserta didik tersebut tidak termarginalkan(tersisihkan, diolok-olok, minder, dsb.).

SM M CM KM STM

B. Menguasai prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

7

Memberi kesempatan kepada peserta didik untukmenguasai materi pembelajaran sesuai usia dankemampuan belajarnya melalui pengaturan prosespembelajaran yang bervariasi.

SM M CM KM STM

8Memastikan tingkat pemahaman peserta didikterhadap materi pembelajaran tertentu.

SM M CM KM STM

9Menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnyaberdasarkan tingkat pemahaman sebelumnya.

SM M CM KM STM

10Menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan yangdilakukan, terkait keberhasilan pembelajaran.

SM M CM KM STM

11Merencanakan kegiatan pembelajaran yang salingterkait satu sama lain, dengan memperhatikan tujuanpembelajaran maupun proses belajar peserta didik.

SM M CM KM STM

115

12Menggunakan berbagai teknik pembelajaran untukmemotiviasi kemauan belajar peserta didik.

SM M CM KM STM

13

Memperhatikan respon peserta didik yangbelum/kurang memahami materi pembelajaran yangdiajarkan sebagai acuan memperbaiki rancanganpembelajaran berikutnya.

SM M CM KM STM

C. Pengembangan kurikulum

14Menyusun silabus sesuai dengan kurikulum yangberlaku.

SM M CM KM STM

15

Merancang rencana pembelajaran yang sesuaidengan silabus untuk membahas materi ajar tertentuagar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasaryang ditetapkan.

SM M CM KM STM

16Mengikuti urutan materi pembelajaran denganmemperhatikan tujuan pembelajaran.

SM M CM KM STM

17Memilih materi pembelajaran yang sesuai dengantujuan pembelajaran.

SM M CM KM STM

18Memilih materi pembelajaran yang tepat danmutakhir.

SM M CM KM STM

19Memilih materi pembelajaran yang sesuai denganusia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik.

SM M CM KM STM

20Memilih materi pembelajaran yang dapatdilaksanakan di kelas.

SM M CM KM STM

21Memilih materi pembelajaran yang sesuai dengankonteks kehidupan sehari-hari peserta didik.

SM M CM KM STM

D. Kegiatan pembelajaran yang mendidik

22Melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai denganrancangan yang telah disusun secara lengkap.

SM M CM KM STM

23

Melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuanmembantu proses belajar peserta didik, bukan untukmenguji sehingga membuat peserta didik tidakmerasa tertekan.

SM M CM KM STM

24Mengkomunikasikan informasi baru (misalnyamateri tambahan) sesuai dengan usia dan tingkatkemampuan belajar peserta didik.

SM M CM KM STM

25Menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didiksebagai tahapan proses pembelajaran.

SM M CM KM STM

26Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isikurikulum dan mengkaitkannya dengan kontekskehidupan sehari-hari peserta didik.

SM M CM KM STM

27Melakukan aktivitas pembelajaran dengan carabervariasi untuk mempertahankan perhatian pesertadidik.

SM M CM KM STM

28Mengelola kelas dengan efektif agar semua pesertadidik dapat memanfaatkan waktu secara produktif.

SM M CM KM STM

29Menyesuaikan aktivitas pembelajaran yangdirancang dengan kondisi kelas.

SM M CM KM STM

116

30Memberikan banyak kesempatan kepada pesertadidik untuk bertanya, mempraktekkan danberinteraksi dengan peserta didik lain.

SM M CM KM STM

31Mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secarasistematis dan tepat waktu.

SM M CM KM STM

32

Menggunakan alat bantu mengajar dan audio-visual(termasuk TIK) untuk meningkatkan motivasibelajar peserta didik dalam mencapai tujuanpembelajaran.

SM M CM KM STM

E. Mengembangkan potensi peserta didik

33Menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentukpenilaian untuk mengetahui tingkat kemajuanmasing-masing peserta didik.

SM M CM KMSTM

34

Merancang dan melaksanakan aktivitaspembelajaran yang mendorong peserta didik untukbelajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajarmasing-masing.

SM M CM KMSTM

35Merancang dan melaksanakan aktivitaspembelajaran untuk memunculkan daya kreativitasdan kemampuan berfikir kritis peserta didik.

SM M CM KMSTM

36Membantu peserta didik secara aktif dalam prosespembelajaran dengan memberikan perhatian kepadasetiap individu.

SM M CM KMSTM

37Mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat,potensi, dan kesulitan belajar masing-masing pesertadidik.

SM M CM KMSTM

38Memberikan kesempatan belajar kepada pesertadidik sesuai dengan cara belajarnya masing-masing.

SM M CM KMSTM

39Memusatkan perhatian pada interaksi peserta didikdan mendorongnya untuk memahami danmenggunakan informasi yang disampaikan.

SM M CM KMSTM

F. Komunikasi dengan peserta didik

40

Menggunakan pertanyaan untuk mengetahuipemahaman dan menjaga partisipasi peserta didik,termasuk memberikan pertanyaan terbuka yangmenuntut peserta didik untuk menjawab dengan idedan pengetahuan mereka.

SM M CM KMSTM

41

Meperhatikan dan mendengarkan semua pertanyaandan tanggapan peserta didik, tanpa menginterupsi,kecuali jika diperlukan untuk membantumengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tersebut.

SM M CM KMSTM

42Menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat,benar, dan mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran danisi kurikulum, tanpa mempermalukannya.

SM M CM KMSTM

43Menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapatmenumbuhkan kerja sama yang baik antar pesertadidik.

SM M CM KMSTM

117

44

Mendengarkan dan memberikan perhatian terhadapsemua jawaban peserta didik baik yang benarmaupun yang dianggap salah untuk mengukurtingkat pemahaman peserta didik.

SM M CM KMSTM

45

Memberikan perhatian terhadap pertanyaan pesertadidik dan meresponnya secara lengkap dan relevanuntuk menghilangkan kebingungan pada pesertadidik.

SM M CM KMSTM

G. Evaluasi Pembelajaran

46Menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuanpembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentuseperti yang tertulis dalam RPP.

SM M CM KMSTM

47Melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik danjenis penilaian, selain penilaian formal yangdilaksanakan sekolah.

SM M CM KMSTM

48

Mengumumkan hasil penilaian serta implikasinyakepada peserta didik, tentang tingkat pemahamanterhadap materi pembelajaran yang telah dan akandipelajari.

SM M CM KMSTM

49

Menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasitopik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahuikekuatan dan kelemahan masing-masing pesertadidik untuk keperluan remedial dan pengayaan.

SM M CM KMSTM

50Memanfaatkan masukan dari peserta didik danmerefleksikannya untuk meningkatkan pembelajaranselanjutnya.

SM M CM KMSTM

51

Merefleksikan masukan dari perserta didik danmembuktikannya melalui catatan, jurnalpembelajaran, rancangan pembelajaran, materitambahan, dan sebagainya.

SM M CM KMSTM

52Memanfatkan hasil penilaian sebagai bahanpenyusunan rancangan pembelajaran yang akandilakukan selanjutnya.

SM M CM KMSTM

118

INSTRUMEN UJI COBA PENELITIAN

B. Angket Kepemimpinan Kepala Sekolah ( X1 )

KeteranganAlternatif Jawaban

RespondenSS = Sangat Setuju, S = Setuju, KS = Kurang Setuju,TS = Tidak Setuju, STS = Sangat Tidak Setuju.

SS S KS TS STS

No Pernyataan 5 4 3 2 1

Bagaimanakah opini saudara tentang kepala sekolah saudara, dalam halberikut:1. Dimensi KoordinasiA. Mengkoordinasikan hubungan antara guru-guru, staf pegawai, siswa

dan masyarakat sekitar.1 Kepala sekolah menciptakan hubungan yang

harmonis dan terkendali melalui sistem informasimanajemen sekolah.

SS S KS TS STS

2 Kepala sekolah menyediakan sistem informasimanajemen yang bisa diakses oleh seluruh wargasekolah.

SS S KS TS STS

3 Kepala sekolah menjalankan kepemimpinan secaraterbuka.

SS S KS TS STS

4 Kepala sekolah mengembangkan budaya demokrasidi lingkungan sekolah.

SS S KS TS STS

5 Kepala sekolah melibatkan seluruh pemangkukepentingan dalam penyusunan program sekolah.

SS S KS TS STS

B. Mengkoordinasikan hubungan antara tugas masing-masing guru danstaf pegawai.

6 Kepala sekolah menyusun Pembagian tugas guru,staf pegawai, sesuai dengan bidang dan keahlianmasing-masing.

SS S KS TS STS

7 Kepala sekolah menyusun pembagian tugas danjadwal tugas guru, staf pegawai, selesai tepat waktu.

SS S KS TS STS

8 Kepala sekolah mendelegasikan tugas dengan jelasdan bertanggungjawab.

SS S KS TS STS

9 Kepala sekolah mendelegasikan tugas terkesan asaljadi dan tanpa pertimbangan.

STS TS KS S SS

10 Kepala sekolah mengawasi dan mengendalikanprogram pembelajaran.

SS S KS TS STS

C. Mengkoordinasikan hubungan antara satuan-satuan organisasisekolah (bid. kesiswaan, kurikulum, sapras, ketatausahaan danlainnya).

11 Kepala sekolah mendelegasikan tugas dan fungsipada masing-masing satuan organisasi sekolahdengan jelas dan bertanggungjawab.

SS S KS TS STS

12 Kepala sekolah melibatkan seluruh satuan-satuanorganisasi sekolah dalam penyusunan programpengembangan sekolah.

SS S KS TS STS

119

13 Kepala sekolah mengadakan rapat-rapat koordinasiantar satuan-satuan organisasi sekolah.

SS S KS TS STS

14 Kepala sekolah mengawasi dan mengendalikanprogram/strategi pengembangan sekolah sesuaidengan visi dan misi sekolah.

SS S KS TS STS

15 Kepala sekolah mengkoordinasikan kebijakan-kebijakan dari atasannya atau dari pemerintahdengan handal.

SS S KS TS STS

2. Dimensi Pengambilan Keputusan

A. Pengambilan keputusan secara partisipatif16 Kepala sekolah mengikutsertakan guru dalam

menyusun progran kerja sekolah tahunan ataurencana kerja dan anggaran sekolah (RKAS) melaluirapat komite.

SS S KS TS STS

17 Kepala sekolah memberikan kesempatan yang samakepada semua guru dan staf dalam memberipendapat.

SS S KS TS STS

18 Kepala sekolah menyampaikan danmensosialisasikan visi dan misi sekolah kepadaseluruh warga sekolah.

SS S KS TS STS

19 Kepala sekolah meminta dan menerima pendapatbapak/ibu guru-guru dalam membuat keputusan.

SS S KS TS STS

20 Kepala sekolah mengambil keputusan denganterkesan bersikap memaksa dan bertindak keras.

STS TS KS S SS

21 Kepala sekolah mengikut sertakan guru-guru dalammemecahkan masalah di sekolah.

SS S KS TS STS

B. Pengambilan keputusan secara logis dan sistematis22 Kepala sekolah merumuskan masalah dengan

menerapkan analisis SWOT (analisis kekuatan,kelemahan, peluang, dan ancaman) pada sekolah.

SS S KS TS STS

23 Kepala sekolah mengumpulkan informasi denganberbasis data.

SS S KS TS STS

24 Kepala sekolah memilih dan menetapkan keputusanrelevan dengan kondisi guru.

SS S KS TS STS

25 Kepala sekolah melaksanakan putusan yangditetapkan dengan konsisten.

SS S KS TS STS

26 Kepala sekolah membagi tugas guru dan staf denganadil dan sesuai bidang keahliannya.

SS S KS TS STS

27 Kepala sekolah melaksanakan pengembanganpendidik dan tenaga kependidikan berdasarkankebutuhan sekolah.

SS S KS TS STS

28 Kepala sekolah menilai kinerja guru yang dilakukandengan prinsip objektifitas yang tinggi. SS S KS TS STS

29 Kepala sekolah melakukan evaluasi kinerja gurudengan mempergunakan dokumen pendidik dantenaga kependidikan berupa daftar atau bukukonsultasi.

SS S KS TS STS

120

3. Dimensi Komunikasi

A. Berkomunikasi secara efektif

30 Kepala sekolah berkomunikasi dengan baik, baiksecara lisan maupun tulisan dengan bawahannya.

SS S KS TS STS

31 Kepala sekolah berkomunikasi dengan tidak dalambentuk distorsi (komunikasi yang menyebabkanpengertian yang menyimpang dari arti sebenarnya).

SS S KS TS STS

32 Kepala sekolah menginformasikan berbagai programdan kegiatan sekolah dengan baik misalnya visi danmisi sekolah dalam pertemuan warga sekolah.

SS S KS TS STS

33 Kepala sekolah memilih metode berkomunikasiyang sesuai dengan relevansi, respons dan skil sipenerima.

SS S KS TS STS

34 Kepala sekolah berkomunikasi dengan tepat waktu,situasi dan kondisi.

SS S KS TS STS

35 Kepala sekolah sebagai komunikator yang dapatdipercaya.

SS S KS TS STS

B. Berkomunikasi dengan memahami pribadi serta watak.

36 Kepala sekolah berkomunikasi dengan ramah tamah,sopan dan sentuhan kasih sayang.

SS S KS TS STS

37 Kepala sekolah menggunakan komunikasi yangmenunjukkan pemahaman tentang kepribadian danwatak seseorang.

SS S KS TS STS

38 Kepala sekolah memastikan bahwa semua wargasekolah mendapat kesempatan yang sama untukberkomunikasi aktif.

SS S KS TS STS

39 Kepala sekolah memberikan perhatian danmendengarkan semua pertanyaan, usulan dantanggapan bawahan.

SS S KS TS STS

40 Kepala sekolah menanggapi pernyataan wargasekolah secara tepat, benar, dan mutakhir tanpamempermalukannya.

SS S KS TS STS

41 Kepala sekolah memberi masukan untuk membantumengembangkan potensi dan mengatasi kelemahanindividu.

SS S KS TS STS

42 Kepala sekolah menyajikan komunikasi yang dapatmenumbuhkan kerja sama yang baik antar wargasekolah.

SS S KS TS STS

43 Kepala sekolah mendengarkan dan memberikanperhatian terhadap pernyataan warga sekolah baikyang benar maupun yang dianggap salah untukmengukur tingkat pemahaman warga sekolah.

SS S KS TS STS

44 Kepala sekolah merespon secara lengkap danrelevan setiap pernyataan untuk menghilangkankebingungan warga sekolah.

SS S KS TS STS

121

4. Perhatian kepada bawahan.A. Pembinaan hubungan antara Kepala sekolah dengan guru, staf, dansiswa.45 Kepala sekolah membina keakraban antara kepala

sekolah, guru, staf, dan siswa.SS S KS TS STS

46 Kepala sekolah menciptakan hubungan kekeluargaanyang harmonis antara kepala sekolah guru, staf dansiswa.

SS S KS TS STS

47 Kepala sekolah menerima dengan senang hati jikabawahannya memberikan masukan/ kritikanterhadap pekerjaan yang dilakukannya.

SS S KS TS STS

48 Kepala sekolah menciptakan lingkungan dimanaseluruh guru dapat menyumbangkankemampuannya.

SS S KS TS STS

49 Kepala sekolah bertukar pikiran dengan guru demikemajuan sekolah.

SS S KS TS STS

50 Kepala sekolah memberikan sanksi dan hukumanbagi yang melanggar disiplin dan aturan yangberlaku.

SS S KS TS STS

B. Perhatian kepala sekolah kepada guru, staf, pegawai dan siswa.

51 Kepala sekolah memiliki perhatian terhadappengembangan karier bagi setiap guru.

SS S KS TS STS

52 Kepala sekolah memberikan perhatian secara khususkepada guru yang berkemampuan tinggi.

SS S KS TS STS

53 Kepala sekolah memenuhi fasilitas kebutuhan gurudalam bertugas.

SS S KS TS STS

54 Kepala sekolah menyelesaikan konflik yang terjadidiantara guru.

SS S KS TS STS

55 Kepala sekolah membangkitkan semangat kerja guruuntuk meningkatkan prestasi kerja.

SS S KS TS STS

56 Kepala sekolah melakukan supervisi untukmeningkatkan kualitas pembelajaran.

SS S KS TS STS

122

INSTRUMEN UJI COBA PENELITIAN

C. Angket Manajemen Sarana Prasarana ( X2 )

Keterangan dan Alternatif Jawaban Responden

SS = Sangat Setuju, S = Setuju, KS = Kurang Setuju,TS = Tidak Setuju, ST S= Sangat Tidak Setuju.

SS S KS TS STS

No Pernyataan 5 4 3 2 1

Bagaimana opini atau pendapat saudara tentang manajemen saranaprasarana sekolah saudara dalam hal berikut:

1. Dimensi PerencanaanA. Mengidentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan di

sekolah.

1Kepala sekolah mengikutsertakan berbagai elemensekolah dalam mengidentifikasi kebutuhan saranaprasarana.

SS S KS TS STS

2

Kepala sekolah menerima masukan dalammengidentifikasi kebutuhan sarana prasarana dariberbagai bidang keahlian masing-masing elemensekolah.

SS S KS TS STS

3Pencatatan dan pendaftaran dalam identifikasikebutuhan sarana prasarana sekolah tertib danteratur.

SS S KS TS STS

4Pengidentifikasian kebutuhan sarana prasaranasekolah sesuai kebutuhan pengembangan sekolah. SS S KS TS STS

5Pengidentifikasian kebutuhan sarana prasaranasekolah sesuai kebutuhan sekarang maupun yangakan datang.

SS S KS TS STS

6Pengidentifikasian kebutuhan sarana prasaranamengutamakan fasilitas penunjang kelancaran prosespembelajaran.

SS S KS TS STS

B. Menetapkan prioritas kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan.

7Kepala sekolah megikutsertakan berbagai elemensekolah dalam menetapkan rencana kebutuhansarana prasarana sekolah.

SS S KS TS STS

8Kepala sekolah menetapkan rencana kebutuhansarana prasarana berdasarkan atas kesepakatan dankeputusan bersama.

SS S KS TS STS

9Penetapan kebutuhan sarana prasarana sesuaikebutuhan pengembangan sekolah yang realistis,artinya rencana tersebut dapat dilaksanakan.

SS S KS TS STS

10

Kepala sekolah menetapkan rencana kebutuhansarana prasarana dengan megikuti skala prioritas,sesuai pedoman standar: kesesuaian, jenis, kuantitasdan kualitas.

SS S KS TS STS

123

11Kepala sekolah menetapkan rencana kebutuhansarana prasarana dengan mengutamakan fasilitaspenunjang kelancaran proses pembelajaran.

SS S KS TS STS

C. Menuangkan dalam bentuk program.

12Kepala sekolah membuat program/perencanaanjangka panjang, menengah dan jangka pendek(tahunan) sarana prasarana sekolah.

SS S KS TS STS

13Kepala sekolah membuat program yang memuatpersonil penanggungjawab yang memimpin setiapprogram perencanaan sarana prasarana.

SS S KS TS STS

14Kepala sekolah membuat program yang memuatsasaran dari setiap program perencanaan saranaprasarana.

SS S KS TS STS

15Kepala sekolah mempunyai program yang memuatkegiatan kongkrit dari setiap program perencanaansarana prasarana.

SS S KS TS STS

16Kepala sekolah membuat program yang memuatjadwal/batas waktu dari setiap program perencanaansarana prasarana.

SS S KS TS STS

17Kepala sekolah membuat program yang memuatalokasi anggaran dari setiap program perencanaansarana prasarana.

SS S KS TS STS

2. Dimensi PengadaanA. Mengusulkan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan kepadapihak terkait.

18Kepala sekolah mengadakan rapat dengan berbagaielemen sekolah dalam usul pengadaan saranaprasarana.

SS S KS TS STS

19Kepala sekolah membuat masukan/usul untukpengadaan sarana prasarana.

SS S KS TS STS

20Kepala sekolah menerima masukan/usul untukpengadaan sarana prasarana dari berbagai bidangkeahlian masing-masing elemen sekolah.

SS S KS TS STS

21Kepala sekolah membuat proposal pengadaan saranaprasarana yang ditujukan kepada pemerintah ataukekomite sekolah atau pihak terkait lainnya.

SS S KS TS STS

B. Mengadakan sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan prioritasdan kemampuan sekolah.

22 Pengadaan sarana prasarana telah sesuai denganprioritas kebutuhan sekolah.

SS S KS TS STS

23

Pengadaan sarana prasarana biasanya telah sesuaidengan yang direncanakan dalam kesesuaian jenis,jumlah, waktu maupun tempat, harga dansumbernya.

SS S KS TS STS

24 Pengadaan sarana prasarana biasanya telah sesuaidengan prosedur dan proses yang berlaku dan yangdisepakati.

SS S KS TS STS

124

25

Pengendalian dalam pengadaan sarana prasaranadilakukan dengan baik, dilakukan denganpengecekan dan pencatatan serta pengontrolanmasuknya sarana prasarana.

SS S KS TS STS

26Ketersediaan sarana prasarana sekolah dalamkenyataanya belum memadai.

STS TS KS S SS

3. Dimensi PenggunaanMendistribusikan dan pendayagunaan sarana prasarana secaraoptimal.

27Sekolah mampu mengadakan atau menyediakansarana prasarana tetapi tidak mampu menggunakan.

STS TS KS S SS

28Sarana prasarana yang tersedia hanya disimpankarena takut rusak atau tidak tahu carapenggunaannya.

STS TS KS S SS

29Sekolah memberi kesempatan yang sama kepadasemua guru untuk menggunakan fasilitas sekolah.

SS S KS TS STS

30Tersedia penjadwalan dan tata tertib penggunaansarana prasarana dengan baik.

SS S KS TS STS

31Tersedia aturan dan tatacara pemanfaatan saranaprasarana dengan baik.

SS S KS TS STS

32Mempunyai personil/petugas profesional pengelolasarana prasarana dalam hal pendistribusian danpenggunaan fasilitas sekolah.

SS S KS TS STS

4. Dimensi PengawasanMelaksanakan pengawasan sarana dan prasarana pendidikan secaraoptimal

33Kepala sekolah melaksanakan pengawasanpengadaan sarana prasarana agar sesuai denganstandar yang direncanakan.

SS S KS TS STS

34Kepala sekolah melaksanakan pengawasanpenggunaan sarana prasarana sekolah agartermanfaatkan secara optimal.

SS S KS TS STS

35Pengawasan sarana prasarana terlaksana maksimal,terbukti dengan terpeliharanya sarana prasaranasekolah.

SS S KS TS STS

5. Dimensi Perawatan

Melaksanakan perawatan dan pemeliharaan sarana dan prasaranapendidikan secara teratur dan berkesinambungan.

36Semua sarana prasarana sekolah tampak selalubersih.

SS S KS TS STS

37Sarana prasana sekolah tampak rapi, teratur dantertata.

SS S KS TS STS

38Penempatan mobiler sekolah berada pada tempatyang seharusnya.

SS S KS TS STS

39 Usia pakai peralatan sekolah sangat optimal. SS S KS TS STS

125

40 Tersusun program perawatan sekolah dengan baik. SS S KS TS STS

41 Terbentuk tim pelaksana perawatan sekolah. SS S KS TS STS

42Tersedia jadwal kegiatan perawatan untuk setiapbagian peralatan dan fasilitas sekolah.

SS S KS TS STS

43 Tercipta tertib administrasi sarana prasarana sekolah. SS S KS TS STS

44Terlaksana perawatan sarana prasarana sekolahdengan baik

SS S KS TS STS

45

Akibat dari tidak pernahnya dilaksanakan kegiatanpenghapusan sarana prasarana yang tidak terpakailagi karena kerusakan/termakan usia maka sekolahkami tampak penuh dengan tumpukan barang-barang rusak (barus).

STS TS KS S SS

46

Sekolah memberikan penghargaan kepada merekayang berhasil meningkatkan kinerja peralatan ataumeningkatkan kesadaran dalam merawat saranaprasana sekolah.

SS S KS TS STS

Sekian dan Terimakasih

126

Lam

pir

an2.

Dat

aP

erol

ehan

Skor

An

gket

Uji

cob

aK

iner

jaG

uru

(Y)

Pen

eliti

:P

inte

rT

uaM

anik

KG1

KG2

KG3

KG4

KG5

KG6

KG7

KG8

KG9

KG10

KG11

KG12

KG13

KG14

KG15

KG16

KG17

KG18

KG19

KG20

KG21

KG22

KG23

KG24

KG25

KG26

KG27

KG28

KG29

KG30

KG31

KG32

KG33

KG34

KG35

KG36

KG37

KG38

KG39

KG40

KG41

KG42

KG43

KG44

KG45

KG46

KG47

KG48

KG49

KG50

KG51

KG52

14

54

45

35

45

45

54

54

54

44

44

54

43

44

44

45

34

44

33

44

54

45

43

33

34

43

42

45

45

44

43

34

44

54

43

43

45

54

44

54

55

45

54

54

45

35

55

45

44

33

44

44

44

34

44

44

44

44

44

45

44

44

44

44

55

54

55

55

55

45

55

55

44

44

55

54

43

45

43

44

44

44

44

43

44

44

44

44

44

44

44

44

44

43

44

44

44

33

33

44

34

44

44

44

44

44

54

44

33

33

33

44

44

44

44

43

43

44

43

44

43

44

34

44

33

33

33

33

33

44

44

44

46

44

44

44

34

44

44

33

34

44

43

33

34

44

44

44

44

34

44

33

44

44

44

44

33

43

33

73

34

43

43

43

34

44

54

43

34

32

43

44

53

44

33

24

33

43

33

44

34

43

43

43

33

48

55

44

44

44

43

45

54

44

44

44

44

33

34

45

43

43

55

44

34

43

35

54

44

44

54

44

94

44

44

34

44

45

43

33

33

34

44

34

33

34

44

43

24

44

44

33

33

44

44

44

33

44

410

45

55

35

44

43

45

54

44

44

45

45

54

44

55

45

54

44

44

44

55

55

44

43

44

44

34

115

53

44

45

54

45

55

54

55

44

55

44

44

44

55

54

34

44

44

44

55

54

44

34

44

43

412

44

44

34

44

44

44

44

44

44

44

44

44

44

44

44

42

44

44

34

45

55

44

43

44

44

34

135

54

45

55

55

55

54

55

44

54

55

45

44

54

45

45

45

54

55

55

44

55

45

44

55

44

514

44

44

43

44

44

44

44

44

44

44

34

44

44

34

44

43

44

33

43

44

44

44

44

44

44

44

154

44

44

44

44

44

44

44

44

34

44

44

44

44

44

44

44

44

33

33

43

33

33

44

44

44

416

44

44

34

44

44

44

44

44

44

44

44

44

44

44

44

44

43

34

34

45

55

45

55

44

44

45

174

44

44

44

44

44

44

44

44

44

44

44

44

44

44

44

44

44

44

44

55

54

44

44

44

33

418

45

44

44

44

43

45

54

44

44

44

44

33

34

45

43

43

55

44

34

43

35

54

44

44

44

44

194

44

44

34

44

45

43

33

33

34

44

34

33

34

44

43

24

44

44

34

43

44

44

43

33

44

420

45

44

35

44

43

45

54

44

44

45

45

54

44

55

45

54

44

44

44

55

55

55

55

55

54

44

214

54

45

35

45

45

54

54

54

44

44

54

43

44

44

45

34

44

33

44

54

45

43

33

34

43

422

44

44

44

43

44

44

44

44

44

44

44

44

44

43

44

44

44

33

33

44

34

44

44

44

44

44

234

44

33

33

33

44

44

44

44

43

43

44

43

44

43

44

34

44

33

33

33

33

33

44

44

44

424

44

44

44

34

44

44

33

34

44

43

33

34

44

44

44

44

34

44

33

44

44

44

44

33

43

33

254

34

43

43

43

34

44

54

43

34

32

43

44

53

44

33

24

33

43

33

44

34

43

43

43

33

426

55

44

44

44

43

45

54

44

44

44

44

33

34

45

43

43

55

44

34

43

35

54

44

44

54

44

274

44

44

34

44

45

43

33

33

34

44

34

33

34

44

43

24

44

44

33

33

44

44

44

33

44

428

44

44

34

24

43

44

44

44

44

44

44

34

44

44

43

44

54

45

43

35

44

33

55

55

43

45

294

55

54

54

55

54

45

55

55

54

45

45

55

54

55

54

54

45

54

45

55

55

55

44

54

44

530

45

55

45

45

55

44

55

55

55

44

54

55

55

45

55

45

44

55

44

55

55

55

54

45

44

45

No.

Resp

Sek

orT

iap

Item

Per

nyat

aan

127

Lam

pira

n3.

Dat

aPe

role

han

Skor

Ang

ketU

jicob

aK

epem

impi

nan

Kep

ala

Seko

lah

(X1)

Pene

liti:

Pin

ter

Tua

Man

ik

KP1

KP2

KP3

KP4

KP5

KP6

KP7

KP8

KP9

KP10

KP11

KP12

KP13

KP14

KP15

KP16

KP17

KP18

KP19

KP20

KP21

KP22

KP23

KP24

KP25

KP26

KP27

KP28

KP29

KP30

KP31

KP32

KP33

KP34

KP35

KP36

KP37

KP38

KP39

KP40

KP41

KP42

KP43

KP44

KP45

KP46

KP47

KP48

KP49

KP50

KP51

KP52

KP53

KP54

KP55

KP56

13

22

22

44

33

33

22

22

22

33

23

22

23

32

32

33

33

22

44

22

23

32

23

43

32

32

32

22

32

43

43

45

54

14

44

33

33

44

41

44

34

44

44

34

44

43

34

44

33

44

44

45

44

34

34

43

43

34

44

55

55

41

44

44

44

55

55

14

44

45

55

54

54

54

33

44

44

45

54

45

55

45

44

44

44

44

44

33

44

44

44

44

44

34

44

44

44

44

45

44

44

44

44

44

44

55

45

44

55

54

54

44

44

44

54

33

44

44

31

43

43

33

34

34

14

33

43

33

32

42

23

33

33

33

43

33

33

33

33

33

23

43

36

42

44

34

33

33

43

33

43

44

43

44

34

43

43

44

34

44

44

44

44

34

44

34

44

43

44

44

44

73

24

34

44

52

44

43

33

34

34

23

33

34

43

43

42

33

43

44

33

33

43

34

53

33

33

33

33

38

53

44

45

55

14

44

44

43

45

51

54

44

45

45

44

45

44

45

54

44

54

55

44

54

53

53

44

43

93

23

32

33

34

33

32

32

24

33

33

23

33

34

43

54

33

33

33

33

23

33

34

33

33

43

33

33

310

55

43

54

44

34

33

44

43

43

43

34

44

44

44

44

44

44

45

45

55

55

55

44

44

44

33

33

33

114

33

33

55

44

44

43

44

34

34

44

33

34

44

44

44

34

44

44

44

34

43

44

44

44

44

43

33

412

45

44

44

33

24

44

44

44

44

33

34

33

33

44

44

44

44

35

53

43

44

44

44

44

33

43

33

44

135

43

44

55

51

44

55

54

24

54

14

44

44

54

54

52

55

44

54

43

44

53

45

54

45

34

33

54

514

43

34

44

44

34

43

44

44

44

44

54

45

45

44

45

44

45

45

54

54

44

44

44

54

54

44

44

44

153

33

34

44

44

33

33

44

34

44

23

33

33

33

33

43

33

33

44

43

33

33

32

34

33

34

33

33

316

43

33

34

44

24

44

44

44

44

33

34

33

34

44

44

44

44

34

44

43

34

44

44

33

33

43

44

44

174

44

44

44

44

44

44

44

33

54

51

44

44

44

44

54

44

44

55

55

55

44

45

55

55

34

34

44

418

32

22

24

43

33

32

22

22

23

32

32

22

33

23

23

33

32

24

42

22

33

22

34

33

23

23

22

23

194

34

34

55

41

44

43

33

34

44

14

43

44

44

43

44

44

33

44

43

34

44

44

54

43

43

44

34

320

44

45

55

54

14

44

44

45

55

51

44

44

55

55

45

45

43

34

44

44

55

44

55

54

54

44

44

44

214

43

34

44

44

44

44

43

44

44

44

44

44

54

44

44

44

44

44

45

54

54

45

55

45

44

44

44

422

43

34

44

43

14

34

33

33

43

41

43

34

33

33

24

22

33

33

33

34

33

33

33

33

33

32

34

33

234

24

43

43

33

34

33

34

34

44

34

43

44

34

34

43

44

44

44

44

43

44

43

44

44

34

44

44

424

32

43

44

45

24

44

33

33

43

42

33

33

44

34

34

23

34

34

43

33

34

33

45

33

33

33

33

33

255

34

44

55

51

44

44

44

34

55

15

44

44

54

54

44

54

44

55

44

45

45

54

45

45

35

34

44

326

32

33

23

33

43

33

23

22

43

33

32

33

33

44

35

43

33

33

33

32

33

33

43

33

34

33

33

33

275

54

35

44

43

43

34

44

34

34

33

44

44

44

44

44

44

44

54

55

55

55

54

44

44

43

33

33

328

54

44

45

55

44

44

43

44

55

54

54

44

45

44

44

45

44

45

55

54

44

44

44

34

43

44

23

44

295

45

55

55

51

45

55

55

55

55

15

44

54

55

44

55

45

55

54

45

45

54

45

55

55

45

44

55

430

54

55

55

55

54

55

55

55

55

55

54

45

45

54

45

54

55

55

44

54

55

44

55

55

54

54

45

54

No.

Resp

Sko

rT

iap

Item

Pern

yata

an

128

Lam

pir

an4.

Dat

aP

erol

ehan

Sk

orA

ngk

etU

jico

ba

Man

ajem

enS

aran

aP

rasa

ran

a(X

2)P

enel

iti

:Pin

ter

Tua

Man

ik

SR1

SR2

SR3

SR4

SR5

SR6

SR7

SR8

SR9

SR10

SR11

SR12

SR13

SR14

SR15

SR16

SR17

SR18

SR19

SR20

SR21

SR22

SR23

SR24

SR25

SR26

SR27

SR28

SR29

SR30

SR31

SR32

SR33

SR34

SR35

SR36

SR37

SR38

SR39

SR40

SR41

SR42

SR43

SR44

SR45

SR46

12

32

33

23

23

33

23

33

22

33

32

22

33

23

23

33

23

33

22

23

33

32

33

32

44

44

45

35

44

44

55

44

44

43

54

44

51

22

55

54

55

45

45

35

54

54

54

34

44

44

44

44

44

55

55

55

44

44

44

34

34

35

34

44

44

44

44

44

43

44

34

44

44

54

44

44

55

44

44

34

44

44

44

34

33

53

44

44

44

44

44

55

44

44

54

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

23

33

23

33

44

44

33

33

33

26

44

44

34

44

43

34

44

43

44

44

44

34

44

32

43

44

44

34

44

43

33

34

32

72

33

32

32

33

22

32

33

23

23

33

33

33

32

33

33

23

33

33

33

22

33

33

28

55

55

44

45

55

54

54

55

55

55

55

55

53

21

33

33

44

44

45

54

44

54

54

93

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

34

33

44

33

33

33

33

33

33

33

310

35

44

44

33

33

34

44

44

45

55

54

44

43

33

33

33

33

34

44

43

33

33

33

113

34

44

33

33

34

33

43

43

44

45

44

44

33

44

44

44

44

44

44

44

44

45

312

44

44

45

54

34

43

33

33

33

33

34

33

32

22

53

33

33

44

44

43

33

34

43

132

44

54

33

34

54

44

44

44

55

55

55

54

32

14

44

44

45

55

53

55

44

44

214

44

44

44

44

44

44

43

33

33

44

44

44

43

43

53

44

44

44

44

44

43

34

43

153

23

33

33

34

33

44

33

44

33

33

44

44

32

34

34

43

34

44

44

44

42

33

216

33

44

34

33

33

34

43

34

44

43

34

44

43

22

43

34

44

44

44

43

33

34

43

174

44

44

44

44

44

44

44

44

34

44

44

44

32

14

44

44

44

44

44

44

33

35

318

23

23

32

32

33

32

33

32

23

33

22

23

32

32

33

32

33

32

22

33

33

23

33

194

44

44

53

54

44

45

54

44

44

35

44

45

12

25

55

45

54

54

53

55

45

45

420

44

44

44

44

44

45

55

55

54

44

44

43

43

43

53

44

44

44

44

44

44

34

43

214

44

45

44

44

45

54

44

43

44

44

44

43

43

35

34

44

44

44

44

45

54

44

422

43

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

32

33

32

33

34

44

43

33

33

32

234

44

43

44

44

33

44

44

34

44

44

43

44

43

24

34

44

43

44

44

33

33

43

224

23

33

23

23

32

23

23

32

32

33

33

33

33

23

33

32

33

33

33

32

23

33

32

255

55

54

44

55

55

45

45

55

55

55

55

55

32

13

33

34

44

44

55

44

45

45

426

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

43

34

43

33

33

33

33

33

33

33

273

54

44

43

33

33

44

44

44

55

55

44

44

33

33

33

33

33

44

44

33

33

33

328

54

44

44

54

44

44

44

44

45

55

24

44

42

21

43

34

44

42

33

33

44

23

32

295

43

44

43

44

44

44

53

45

44

54

54

43

22

44

54

45

45

54

44

44

44

54

230

54

44

44

34

44

44

45

35

45

44

54

54

43

22

43

44

45

44

44

44

44

45

42

No.

Res

p

Sko

rT

iap

Item

Per

nyat

aan

129

Lampiran 5 : Analisis Hasil Ujicoba Instrumen Penelitian

a. Ujicoba Instrumen Kinerja Guru

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda

0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Item-Total Statistics

Scale Mean ifItem Deleted

Scale Varianceif Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

KG1 202.60 279.352 .370 .953KG2 202.37 269.551 .732 .951KG3 202.63 279.964 .360 .953KG4 202.63 275.551 .585 .952KG5 202.90 278.645 .269 .953KG6 202.80 269.269 .681 .951KG7 202.83 272.902 .494 .952KG8 202.73 273.995 .553 .952KG9 202.70 272.079 .623 .952KG10 202.87 277.223 .351 .953KG11 202.47 284.533 -.016 .954KG12 202.40 278.179 .392 .953KG13 202.53 268.809 .663 .951KG14 202.60 274.179 .451 .953KG15 202.77 272.185 .700 .951KG16 202.67 275.678 .461 .953KG17 202.77 272.047 .709 .951KG18 202.83 271.040 .698 .951KG19 202.77 281.840 .304 .953KG20 202.67 272.989 .609 .952KG21 202.83 264.557 .766 .951KG22 202.70 275.045 .467 .952KG23 202.77 269.151 .655 .952KG24 202.80 275.545 .476 .952KG25 202.93 273.926 .491 .952KG26 202.60 276.317 .433 .953KG27 202.67 276.575 .471 .952KG28 202.43 273.495 .552 .952KG29 202.60 272.731 .726 .951KG30 202.67 271.609 .564 .952KG31 202.63 270.861 .628 .952KG32 203.33 265.195 .638 .952KG33 202.53 278.326 .332 .953KG34 202.63 277.895 .364 .953KG35 202.80 274.579 .530 .952KG36 202.77 272.116 .522 .952KG37 203.20 273.614 .503 .952KG38 203.10 268.369 .773 .951KG39 202.77 265.633 .816 .951KG40 202.53 270.671 .507 .952KG41 202.80 269.200 .556 .952KG42 202.40 265.283 .764 .951KG43 202.50 271.017 .596 .952KG44 202.67 273.609 .575 .952

Reliability Statistics

Cronbach'sAlpha N of Items

.953 52

130

KG45 202.77 270.875 .577 .952KG46 202.80 286.234 -.110 .955KG47 202.90 278.645 .302 .953KG48 202.77 271.426 .601 .952KG49 202.70 272.631 .594 .952KG50 202.90 279.334 .367 .953KG51 203.07 283.168 .066 .954KG52 202.60 275.559 .545 .952

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

206.70 284.493 16.867 52

b. Ujicoba Instrumen Kepemimpinan Kepala Sekolah

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda

0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Item-Total Statistics

Scale Mean ifItem Deleted

Scale Varianceif Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

KP1 204.20 860.028 .777 .979KP2 205.00 854.966 .658 .979KP3 204.67 863.126 .693 .979KP4 204.67 859.540 .690 .979KP5 204.43 852.944 .731 .979KP6 203.93 871.720 .603 .979KP7 204.03 871.413 .507 .979KP8 204.27 864.616 .624 .979KP9 205.70 897.734 -.079 .982KP10 204.47 877.223 .623 .979KP11 204.47 867.844 .750 .979KP12 204.53 863.775 .657 .979KP13 204.73 847.306 .903 .978KP14 204.63 855.757 .820 .979KP15 204.70 853.597 .815 .979KP16 204.93 854.133 .716 .979KP17 204.23 865.426 .670 .979KP18 204.30 855.528 .766 .979KP19 204.20 863.821 .738 .979KP20 205.77 877.357 .184 .981KP21 204.50 868.121 .455 .979KP22 204.70 856.355 .852 .979KP23 204.83 860.282 .895 .979KP24 204.53 857.568 .801 .979KP25 204.47 868.947 .717 .979KP26 204.20 851.683 .824 .979KP27 204.40 855.972 .841 .979KP28 204.30 869.666 .615 .979KP29 204.73 856.340 .851 .979KP30 204.00 874.897 .537 .979KP31 204.67 863.195 .582 .979

Reliability Statistics

Cronbach'sAlpha N of Items

.979 56

131

KP32 204.43 855.840 .741 .979KP33 204.43 861.702 .871 .979KP34 204.57 859.495 .747 .979KP35 204.73 857.582 .821 .979KP36 204.00 865.793 .677 .979KP37 204.17 875.799 .497 .979KP38 204.47 858.395 .756 .979KP39 204.40 846.455 .831 .979KP40 204.60 854.455 .700 .979KP41 204.33 852.368 .815 .979KP42 204.17 856.489 .837 .979KP43 204.53 858.189 .741 .979KP44 204.47 856.671 .795 .979KP45 204.23 859.771 .712 .979KP46 204.00 868.897 .556 .979KP47 204.23 853.633 .803 .979KP48 204.47 861.223 .862 .979KP49 204.37 839.964 .895 .978KP50 204.77 882.185 .360 .979KP51 204.57 854.599 .811 .979KP52 204.87 872.878 .551 .979KP53 204.83 867.937 .626 .979KP54 204.67 860.989 .698 .979KP55 204.63 856.378 .859 .979KP56 204.70 873.114 .588 .979

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

208.23 893.289 29.888 56

c. Ujicoba Instrumen Managemen Sarana Prasarana

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda

0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Item-Total Statistics

Scale Mean ifItem Deleted

Scale Varianceif Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

SR1 161.27 524.409 .661 .973SR2 161.13 530.878 .682 .972SR3 161.20 526.855 .837 .972SR4 161.07 530.064 .862 .972SR5 161.27 527.857 .790 .972SR6 161.20 528.993 .720 .972SR7 161.47 538.947 .452 .973SR8 161.27 523.789 .811 .972SR9 161.23 531.978 .787 .972SR10 161.33 525.402 .806 .972SR11 161.27 523.582 .817 .972SR12 161.13 525.361 .797 .972SR13 161.07 520.616 .863 .972SR14 161.07 527.099 .772 .972

Reliability Statistics

Cronbach'sAlpha N of Items

.973 46

132

SR15 161.23 531.564 .682 .972SR16 161.23 517.564 .859 .972SR17 161.20 525.752 .729 .972SR18 161.10 524.300 .719 .972SR19 161.00 529.448 .735 .972SR20 161.07 531.513 .606 .973SR21 161.07 518.478 .776 .972SR22 161.07 523.651 .874 .972SR23 161.17 523.592 .838 .972SR24 161.13 533.085 .717 .972SR25 161.13 532.257 .687 .972SR26 162.03 554.171 -.002 .975SR27 162.17 560.764 -.187 .975SR28 162.50 561.638 -.191 .976SR29 161.00 532.552 .567 .973SR30 161.50 546.052 .262 .974SR31 161.23 540.392 .486 .973SR32 161.50 526.259 .748 .972SR33 161.17 530.764 .783 .972SR34 161.17 530.902 .778 .972SR35 161.20 534.510 .706 .972SR36 161.07 528.271 .696 .972SR37 161.13 532.878 .724 .972SR38 161.00 524.897 .820 .972SR39 161.13 540.671 .504 .973SR40 161.33 526.161 .784 .972SR41 161.23 523.426 .784 .972SR42 161.33 534.851 .668 .973SR43 161.53 525.223 .707 .972SR44 161.23 534.392 .700 .972SR45 161.13 527.499 .737 .972SR46 162.03 538.861 .440 .973

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

164.87 554.671 23.551 46

133

Lampiran 6. Instrumen Penelitian

Sibabangun, Nopember 2012

Hal : Mohon Bantuan PengisianAngket Penelitian

Kepada Yth. Bapak/Ibu Guru:

5. SMP Negeri 1 Sibabangun6. SMP Negeri 2 Sibabangun7. SMP Negeri 3 Sibabangun8. SMP Negeri 4 Sibabangun

diTempat

Dengan Hormat.

Dengan ini saya sampaikan kepada Bapak/Ibu, bahwa saya melakukan

penelitian di SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah

termasuk sekolah tempat Bapak/Ibu mengajar. Penelitian ini dilaksanakan dalam

rangka penulisan tesis sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada

Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri

Padang.

Sehubungan dengan itu, saya sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu

untuk mengisi angket yang saya ajukan demi lancarnya penelitian ini. Jawaban

yang Bapak/Ibu berikan tidak ada pengaruhnya dengan status ataupun jabatan

Bapak/Ibu. Apapun jawaban Bapak/Ibu akan dijamin kerahasiaannya.

Akhirnya atas kesediaan dan peran serta Bapak/Ibu untuk mengisi semua

angket penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,Peneliti

Pinter Tua Manik

134

C. Identitas Responden No. Responden

(Diisi oleh peneliti)

Nama Sekolah:

Tingkat Pendidikan Sarjana

Belum sarjana

Sertifikasi Sudah sertifikasi

Belum sertifikasi

Catatan: Silahkan Bapak/Ibu beri tanda silang (X) pada kolom yang sesuaidengan kondisi Bapak/Ibu yang sesungguhnya.

D. Petunjuk Pengisian Instrumen

Bacalah pernyataan dengan seksama, selanjutnya Bapak/Ibu disilahkanmemilih salah satu jawaban dari lima alternatif jawaban yang tersedia. Sayasangat mengharapkan jawaban dari Bapak/Ibu terhadap seluruh pernyataan yangada dalam angket ini dengan cara membubuhkan tanda silang (X) pada kolomjawaban sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.

Setiap pernyataan ada lima kemungkinan jawaban seperti di bawah ini:Kemampuan Opini/Pendapat5 = Sangat mampu (SM) 5 = Sangat Setuju (SS)4 = Mampu (M) 4 = Setuju (S)3 = Cukup Mampu (CM) 3 = Kurang Setuju (KS)2 = Kurang Mampu (KM) 2 = Tidak Setuju (TS)1 = Sangat Tidak Mampu (STM) 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

Untuk memudahkan Bapak/Ibu dalam memberikan pilihan, berikut inidiberikan contoh yaitu:

No Pernyataan 5 4 3 2 11. Menyusun silabus sesuai dengan kurikulum

yang berlaku. SM M C K SK

Jika Bapak/Ibu memilih SM pada contoh di atas, berarti bapak/Ibu.“sangatmampu” menyusun silabus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Jika Bapak/Ibuingin mengganti pilihan maka lingkari ( ) jawaban yang keliru tersebut.Selanjutnya pilihlah alternatif lain yang tersedia dengan memberi tanda ( X ).

Angket ini merupakan satu paket pernyataan yang terdiri dari 3 bagianyang meliputi: bagian pertama kinerja guru, bagian kedua kepemimpinan kepalasekolah dan bagian ketiga manajemen sarana prasarana.

135

INSTRUMEN PENELITIAN

A. Angket Kinerja Guru ( Y )

KeteranganAlternatif Jawaban

RespondenSM=Sangat Mampu, M=Mampu, CM=Cukup Mampu,KM=Kurang Mampu, STM=Sangat Tidak Mampu.

SM M CM KM STM

No Pernyataan 5 4 3 2 1

Menurut Bapak/Ibu, seberapa mampukah saudara dalam hal berikut :

Dimensi Kompetensi PedagogiA. Mengenal karakteristik anak didik

1Mengenal karakteristik setiap peserta didik dikelas.

SM M CM KM STM

2Memastikan semua peserta didik mendapatkesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktifdalam kegiatan pembelajaran.

SM M CM KM STM

3

Mengatur kelas untuk memberikan kesempatanbelajar yang sama pada semua peserta didik denganmemperhatikan kelainan fisik dan kemampuanbelajar yang berbeda.

SM M CM KM STM

4Mengetahui penyebab penyimpangan perilakupeserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebuttidak merugikan peserta didik lainnya.

SM M CM KM STM

5Membantu mengembangkan potensi dan mengatasikekurangan peserta didik.

SM M CM KM STM

6

Memperhatikan peserta didik dengan kelemahantertentu agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran,sehingga peserta didik tersebut tidak termarginalkan(tersisihkan, diolok-olok, minder, dsb.).

SM M CM KM STM

B. Menguasai prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

7

Memberi kesempatan kepada peserta didik untukmenguasai materi pembelajaran sesuai usia dankemampuan belajarnya melalui pengaturan prosespembelajaran yang bervariasi.

SM M CM KM STM

8Memastikan tingkat pemahaman peserta didikterhadap materi pembelajaran tertentu.

SM M CM KM STM

9Menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnyaberdasarkan tingkat pemahaman sebelumnya.

SM M CM KM STM

10Menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan yangdilakukan, terkait keberhasilan pembelajaran.

SM M CM KM STM

11Menggunakan berbagai teknik pembelajaran untukmemotiviasi kemauan belajar peserta didik.

SM M CM KM STM

12

Memperhatikan respon peserta didik yangbelum/kurang memahami materi pembelajaran yangdiajarkan sebagai acuan memperbaiki rancanganpembelajaran berikutnya.

SM M CM KM STM

136

C. Pengembangan kurikulum

13Menyusun silabus sesuai dengan kurikulum yangberlaku.

SM M CM KM STM

14

Merancang rencana pembelajaran yang sesuaidengan silabus untuk membahas materi ajar tertentuagar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasaryang ditetapkan.

SM M CM KM STM

15Mengikuti urutan materi pembelajaran denganmemperhatikan tujuan pembelajaran.

SM M CM KM STM

16Memilih materi pembelajaran yang sesuai dengantujuan pembelajaran.

SM M CM KM STM

17Memilih materi pembelajaran yang tepat danmutakhir.

SM M CM KM STM

18Memilih materi pembelajaran yang sesuai denganusia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik.

SM M CM KM STM

19Memilih materi pembelajaran yang dapatdilaksanakan di kelas.

SM M CM KM STM

20Memilih materi pembelajaran yang sesuai dengankonteks kehidupan sehari-hari peserta didik.

SM M CM KM STM

D. Kegiatan pembelajaran yang mendidik

21Melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai denganrancangan yang telah disusun secara lengkap.

SM M CM KM STM

22

Melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuanmembantu proses belajar peserta didik, bukan untukmenguji sehingga membuat peserta didik tidakmerasa tertekan.

SM M CM KM STM

23Mengkomunikasikan informasi baru (misalnyamateri tambahan) sesuai dengan usia dan tingkatkemampuan belajar peserta didik.

SM M CM KM STM

24Menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didiksebagai tahapan proses pembelajaran.

SM M CM KM STM

25Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isikurikulum dan mengkaitkannya dengan kontekskehidupan sehari-hari peserta didik.

SM M CM KM STM

26Melakukan aktivitas pembelajaran dengan carabervariasi untuk mempertahankan perhatian pesertadidik.

SM M CM KM STM

27Mengelola kelas dengan efektif agar semua pesertadidik dapat memanfaatkan waktu secara produktif.

SM M CM KM STM

28Menyesuaikan aktivitas pembelajaran yangdirancang dengan kondisi kelas.

SM M CM KM STM

29Memberikan banyak kesempatan kepada pesertadidik untuk bertanya, mempraktekkan danberinteraksi dengan peserta didik lain.

SM M CM KM STM

30Mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secarasistematis dan tepat waktu.

SM M CM KM STM

137

31

Menggunakan alat bantu mengajar dan audio-visual(termasuk TIK) untuk meningkatkan motivasibelajar peserta didik dalam mencapai tujuanpembelajaran.

SM M CM KM STM

E. Mengembangkan potensi peserta didik

32Menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentukpenilaian untuk mengetahui tingkat kemajuanmasing-masing peserta didik.

SM M CM KMSTM

33

Merancang dan melaksanakan aktivitaspembelajaran yang mendorong peserta didik untukbelajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajarmasing-masing.

SM M CM KMSTM

34Merancang dan melaksanakan aktivitaspembelajaran untuk memunculkan daya kreativitasdan kemampuan berfikir kritis peserta didik.

SM M CM KMSTM

35Membantu peserta didik secara aktif dalam prosespembelajaran dengan memberikan perhatian kepadasetiap individu.

SM M CM KMSTM

36Mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat,potensi, dan kesulitan belajar masing-masing pesertadidik.

SM M CM KMSTM

37Memberikan kesempatan belajar kepada pesertadidik sesuai dengan cara belajarnya masing-masing.

SM M CM KMSTM

38Memusatkan perhatian pada interaksi peserta didikdan mendorongnya untuk memahami danmenggunakan informasi yang disampaikan.

SM M CM KMSTM

F. Komunikasi dengan peserta didik

39

Menggunakan pertanyaan untuk mengetahuipemahaman dan menjaga partisipasi peserta didik,termasuk memberikan pertanyaan terbuka yangmenuntut peserta didik untuk menjawab dengan idedan pengetahuan mereka.

SM M CM KMSTM

40

Meperhatikan dan mendengarkan semua pertanyaandan tanggapan peserta didik, tanpa menginterupsi,kecuali jika diperlukan untuk membantumengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tersebut.

SM M CM KMSTM

41Menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat,benar, dan mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran danisi kurikulum, tanpa mempermalukannya.

SM M CM KMSTM

42Menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapatmenumbuhkan kerja sama yang baik antar pesertadidik.

SM M CM KMSTM

43

Mendengarkan dan memberikan perhatian terhadapsemua jawaban peserta didik baik yang benarmaupun yang dianggap salah untuk mengukurtingkat pemahaman peserta didik.

SM M CM KMSTM

138

44

Memberikan perhatian terhadap pertanyaan pesertadidik dan meresponnya secara lengkap dan relevanuntuk menghilangkan kebingungan pada pesertadidik.

SM M CM KMSTM

G. Evaluasi Pembelajaran

45Melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik danjenis penilaian, selain penilaian formal yangdilaksanakan sekolah.

SM M CM KMSTM

46

Mengumumkan hasil penilaian serta implikasinyakepada peserta didik, tentang tingkat pemahamanterhadap materi pembelajaran yang telah dan akandipelajari.

SM M CM KMSTM

47

Menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasitopik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahuikekuatan dan kelemahan masing-masing pesertadidik untuk keperluan remedial dan pengayaan.

SM M CM KMSTM

48Memanfaatkan masukan dari peserta didik danmerefleksikannya untuk meningkatkan pembelajaranselanjutnya.

SM M CM KMSTM

49Memanfatkan hasil penilaian sebagai bahanpenyusunan rancangan pembelajaran yang akandilakukan selanjutnya.

SM M CM KMSTM

139

INSTRUMEN PENELITIAN

B. Angket Kepemimpinan Kepala Sekolah ( X1 )

KeteranganAlternatif Jawaban

RespondenSS = Sangat Setuju, S = Setuju, KS = Kurang Setuju,TS = Tidak Setuju, STS = Sangat Tidak Setuju.

SS S KS TS STS

No Pernyataan 5 4 3 2 1

Bagaimanakah opini saudara tentang kepala sekolah saudara, dalam halberikut:1. Dimensi KoordinasiA. Mengkoordinasikan hubungan antara guru-guru, staf pegawai, siswa

dan masyarakat sekitar.1 Kepala sekolah menciptakan hubungan yang

harmonis dan terkendali melalui sistem informasimanajemen sekolah.

SS S KS TS STS

2 Kepala sekolah menyediakan sistem informasimanajemen yang bisa diakses oleh seluruh wargasekolah.

SS S KS TS STS

3 Kepala sekolah menjalankan kepemimpinan secaraterbuka.

SS S KS TS STS

4 Kepala sekolah mengembangkan budaya demokrasidi lingkungan sekolah.

SS S KS TS STS

5 Kepala sekolah melibatkan seluruh pemangkukepentingan dalam penyusunan program sekolah.

SS S KS TS STS

B. Mengkoordinasikan hubungan antara tugas masing-masing guru danstaf pegawai.

6 Kepala sekolah menyusun Pembagian tugas guru,staf pegawai, sesuai dengan bidang dan keahlianmasing-masing.

SS S KS TS STS

7 Kepala sekolah menyusun pembagian tugas danjadwal tugas guru, staf pegawai, selesai tepat waktu.

SS S KS TS STS

8 Kepala sekolah mendelegasikan tugas dengan jelasdan bertanggungjawab.

SS S KS TS STS

9 Kepala sekolah mengawasi dan mengendalikanprogram pembelajaran.

SS S KS TS STS

C. Mengkoordinasikan hubungan antara satuan-satuan organisasisekolah (kesiswaan, bid.kurikulum, bid.sapras, ketatausahaan danlainnya).

10 Kepala sekolah mendelegasikan tugas dan fungsipada masing-masing satuan organisasi sekolahdengan jelas dan bertanggungjawab.

SS S KS TS STS

11 Kepala sekolah melibatkan seluruh satuan-satuanorganisasi sekolah dalam penyusunan programpengembangan sekolah.

SS S KS TS STS

12 Kepala sekolah mengadakan rapat-rapat koordinasiantar satuan-satuan organisasi sekolah.

SS S KS TS STS

140

13 Kepala sekolah mengawasi dan mengendalikanprogram/strategi pengembangan sekolah sesuaidengan visi dan misi sekolah.

SS S KS TS STS

14 Kepala sekolah mengkoordinasikan kebijakan-kebijakan dari atasannya atau dari pemerintahdengan handal.

SS S KS TS STS

2. Dimensi Pengambilan Keputusan

A. Pengambilan keputusan secara partisipatif15 Kepala sekolah mengikutsertakan guru dalam

menyusun progran kerja sekolah tahunan ataurencana kerja dan anggaran sekolah (RKAS) melaluirapat komite.

SS S KS TS STS

16 Kepala sekolah memberikan kesempatan yang samakepada semua guru dan staf dalam memberipendapat.

SS S KS TS STS

17 Kepala sekolah menyampaikan danmensosialisasikan visi dan misi sekolah kepadaseluruh warga sekolah.

SS S KS TS STS

18 Kepala sekolah meminta dan menerima pendapatbapak/ibu guru-guru dalam membuat keputusan.

SS S KS TS STS

19 Kepala sekolah mengikut sertakan guru-guru dalammemecahkan masalah di sekolah.

SS S KS TS STS

B. Pengambilan keputusan secara logis dan sistematis20 Kepala sekolah merumuskan masalah dengan

menerapkan analisis SWOT (analisis kekuatan,kelemahan, peluang, dan ancaman) pada sekolah.

SS S KS TS STS

21 Kepala sekolah mengumpulkan informasi denganberbasis data.

SS S KS TS STS

22 Kepala sekolah memilih dan menetapkan keputusanrelevan dengan kondisi guru.

SS S KS TS STS

23 Kepala sekolah melaksanakan putusan yangditetapkan dengan konsisten.

SS S KS TS STS

24 Kepala sekolah membagi tugas guru dan staf denganadil dan sesuai bidang keahliannya.

SS S KS TS STS

25 Kepala sekolah melaksanakan pengembanganpendidik dan tenaga kependidikan berdasarkankebutuhan sekolah.

SS S KS TS STS

26 Kepala sekolah menilai kinerja guru yang dilakukandengan prinsip objektifitas yang tinggi. SS S KS TS STS

27 Kepala sekolah melakukan evaluasi kinerja gurudengan mempergunakan dokumen pendidik dantenaga kependidikan berupa daftar atau bukukonsultasi.

SS S KS TS STS

3. Dimensi Komunikasi

A. Berkomunikasi secara efektif28 Kepala sekolah berkomunikasi dengan baik, baik

secara lisan maupun tulisan dengan bawahannya.SS S KS TS STS

141

29 Kepala sekolah berkomunikasi dengan tidak dalambentuk distorsi (komunikasi yang menyebabkanpengertian yang menyimpang dari arti sebenarnya).

SS S KS TS STS

30 Kepala sekolah menginformasikan berbagai programdan kegiatan sekolah dengan baik misalnya visi danmisi sekolah dalam pertemuan warga sekolah.

SS S KS TS STS

31 Kepala sekolah memilih metode berkomunikasiyang sesuai dengan relevansi, respons dan skil sipenerima.

SS S KS TS STS

32 Kepala sekolah berkomunikasi dengan tepat waktu,situasi dan kondisi.

SS S KS TS STS

33 Kepala sekolah sebagai komunikator yang dapatdipercaya. SS S KS TS STS

B. Berkomunikasi dengan memahami pribadi serta watak.

34 Kepala sekolah berkomunikasi dengan ramah tamah,sopan dan sentuhan kasih sayang.

SS S KS TS STS

35 Kepala sekolah menggunakan komunikasi yangmenunjukkan pemahaman tentang kepribadian danwatak seseorang.

SS S KS TS STS

36 Kepala sekolah memastikan bahwa semua wargasekolah mendapat kesempatan yang sama untukberkomunikasi aktif.

SS S KS TS STS

37 Kepala sekolah memberikan perhatian danmendengarkan semua pertanyaan, usulan dantanggapan bawahan.

SS S KS TS STS

38 Kepala sekolah menanggapi pernyataan wargasekolah secara tepat, benar, dan mutakhir tanpamempermalukannya.

SS S KS TS STS

39 Kepala sekolah memberi masukan untuk membantumengembangkan potensi dan mengatasi kelemahanindividu.

SS S KS TS STS

40 Kepala sekolah menyajikan komunikasi yang dapatmenumbuhkan kerja sama yang baik antar wargasekolah.

SS S KS TS STS

41 Kepala sekolah mendengarkan dan memberikanperhatian terhadap pernyataan warga sekolah baikyang benar maupun yang dianggap salah untukmengukur tingkat pemahaman warga sekolah.

SS S KS TS STS

42 Kepala sekolah merespon secara lengkap danrelevan setiap pernyataan untuk menghilangkankebingungan warga sekolah.

SS S KS TS STS

4. Perhatian kepada bawahan.

A. Pembinaan hubungan antara kepala sekolah dengan guru, staf, dansiswa.

43 Kepala sekolah membina keakraban antara kepalasekolah, guru, staf, dan siswa. SS S KS TS STS

142

44 Kepala sekolah menciptakan hubungan kekeluargaanyang harmonis antara kepala sekolah guru, staf dansiswa.

SS S KS TS STS

45 Kepala sekolah menerima dengan senang hati jikabawahannya memberikan masukan/ kritikanterhadap pekerjaan yang dilakukannya.

SS S KS TS STS

46 Kepala sekolah menciptakan lingkungan dimanaseluruh guru dapat menyumbangkankemampuannya.

SS S KS TS STS

47 Kepala sekolah bertukar pikiran dengan guru demikemajuan sekolah.

SS S KS TS STS

48 Kepala sekolah memberikan sanksi dan hukumanbagi yang melanggar disiplin dan aturan yangberlaku.

SS S KS TS STS

B. Perhatian kepala sekolah kepada guru, staf, pegawai dan siswa.

49 Kepala sekolah memiliki perhatian terhadappengembangan karier bagi setiap guru.

SS S KS TS STS

50 Kepala sekolah memberikan perhatian secara khususkepada guru yang berkemampuan tinggi.

SS S KS TS STS

51 Kepala sekolah memenuhi fasilitas kebutuhan gurudalam bertugas.

SS S KS TS STS

52 Kepala sekolah menyelesaikan konflik yang terjadidiantara guru.

SS S KS TS STS

53 Kepala sekolah membangkitkan semangat kerja guruuntuk meningkatkan prestasi kerja.

SS S KS TS STS

54 Kepala sekolah melakukan supervisi untukmeningkatkan kualitas pembelajaran.

SS S KS TS STS

143

INSTRUMEN PENELITIAN

C. Angket Manajemen Sarana Prasarana ( X2 )

Keterangan dan Alternatif Jawaban Responden

SS = Sangat Setuju, S = Setuju, KS = Kurang Setuju,TS = Tidak Setuju, ST S= Sangat Tidak Setuju.

SS S KS TS STS

No Pernyataan 5 4 3 2 1

Bagaimana opini atau pendapat saudara tentang manajemen saranaprasarana sekolah saudara dalam hal berikut:

1. Dimensi Perencanaan

A. Mengidentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan disekolah.

1Kepala sekolah mengikutsertakan berbagai elemensekolah dalam mengidentifikasi kebutuhan saranaprasarana.

SS S KS TS STS

2

Kepala sekolah menerima masukan dalammengidentifikasi kebutuhan sarana prasarana dariberbagai bidang keahlian masing-masing elemensekolah.

SS S KS TS STS

3Pencatatan dan pendaftaran dalam identifikasikebutuhan sarana prasarana sekolah tertib danteratur.

SS S KS TS STS

4Pengidentifikasian kebutuhan sarana prasaranasekolah sesuai kebutuhan pengembangan sekolah. SS S KS TS STS

5Pengidentifikasian kebutuhan sarana prasaranasekolah sesuai kebutuhan sekarang maupun yangakan datang.

SS S KS TS STS

6Pengidentifikasian kebutuhan sarana prasaranamengutamakan fasilitas penunjang kelancaran prosespembelajaran.

SS S KS TS STS

B. Menetapkan prioritas kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan.

7Kepala sekolah megikutsertakan berbagai elemensekolah dalam menetapkan rencana kebutuhansarana prasarana sekolah.

SS S KS TS STS

8Kepala sekolah menetapkan rencana kebutuhansarana prasarana berdasarkan atas kesepakatan dankeputusan bersama.

SS S KS TS STS

9Penetapan kebutuhan sarana prasarana sesuaikebutuhan pengembangan sekolah yang realistis,artinya rencana tersebut dapat dilaksanakan.

SS S KS TS STS

10

Kepala sekolah menetapkan rencana kebutuhansarana prasarana dengan megikuti skala prioritas,sesuai pedoman standar: kesesuaian, jenis, kuantitasdan kualitas.

SS S KS TS STS

144

11Kepala sekolah menetapkan rencana kebutuhansarana prasarana dengan mengutamakan fasilitaspenunjang kelancaran proses pembelajaran.

SS S KS TS STS

C. Menuangkan dalam bentuk program.

12Kepala sekolah membuat program/perencanaanjangka panjang, menengah dan jangka pendek(tahunan) sarana prasarana sekolah.

SS S KS TS STS

13Kepala sekolah membuat program yang memuatpersonil penanggungjawab yang memimpin setiapprogram perencanaan sarana prasarana.

SS S KS TS STS

14Kepala sekolah membuat program yang memuatsasaran dari setiap program perencanaan saranaprasarana.

SS S KS TS STS

15Kepala sekolah mempunyai program yang memuatkegiatan kongkrit dari setiap program perencanaansarana prasarana.

SS S KS TS STS

16Kepala sekolah membuat program yang memuatjadwal/batas waktu dari setiap program perencanaansarana prasarana.

SS S KS TS STS

17Kepala sekolah membuat program yang memuatalokasi anggaran dari setiap program perencanaansarana prasarana.

SS S KS TS STS

2. Dimensi Pengadaan

A. Mengusulkan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan kepadapihak terkait.

18Kepala sekolah mengadakan rapat dengan berbagaielemen sekolah dalam usul pengadaan saranaprasarana.

SS S KS TS STS

19Kepala sekolah membuat masukan/usul untukpengadaan sarana prasarana.

SS S KS TS STS

20Kepala sekolah menerima masukan/usul untukpengadaan sarana prasarana dari berbagai bidangkeahlian masing-masing elemen sekolah.

SS S KS TS STS

21Kepala sekolah membuat proposal pengadaan saranaprasarana yang ditujukan kepada pemerintah ataukekomite sekolah atau pihak terkait lainnya.

SS S KS TS STS

B. Mengadakan sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan prioritasdan kemampuan sekolah.

22 Pengadaan sarana prasarana telah sesuai denganprioritas kebutuhan sekolah.

SS S KS TS STS

23

Pengadaan sarana prasarana biasanya telah sesuaidengan yang direncanakan dalam kesesuaian jenis,jumlah, waktu maupun tempat, harga dansumbernya.

SS S KS TS STS

24 Pengadaan sarana prasarana biasanya telah sesuaidengan prosedur dan proses yang berlaku dan yangdisepakati.

SS S KS TS STS

145

25

Pengendalian dalam pengadaan sarana prasaranadilakukan dengan baik, dilakukan denganpengecekan dan pencatatan serta pengontrolanmasuknya sarana prasarana.

SS S KS TS STS

3. Dimensi Penggunaan

Mendistribusikan dan pendayagunaan sarana prasarana secaraoptimal.

26Sekolah memberi kesempatan yang sama kepadasemua guru untuk menggunakan fasilitas sekolah. SS S KS TS STS

27Tersedia penjadwalan dan tata tertib penggunaansarana prasarana dengan baik. SS S KS TS STS

28Tersedia aturan dan tatacara pemanfaatan saranaprasarana dengan baik.

SS S KS TS STS

29

Mempunyai personil/petugas profesional pengelolasarana prasarana dalam hal pendistribusian danpenggunaan fasilitas sekolah.

SS S KS TS STS

4. Dimensi Pengawasan

Melaksanakan pengawasan sarana dan prasarana pendidikan secaraoptimal

30Kepala sekolah melaksanakan pengawasanpengadaan sarana prasarana agar sesuai denganstandar yang direncanakan.

SS S KS TS STS

31Kepala sekolah melaksanakan pengawasanpenggunaan sarana prasarana sekolah agartermanfaatkan secara optimal.

SS S KS TS STS

32Pengawasan sarana prasarana terlaksana maksimal,terbukti dengan terpeliharanya sarana prasaranasekolah.

SS S KS TS STS

5. Dimensi Perawatan

Melaksanakan perawatan dan pemeliharaan sarana dan prasaranapendidikan secara teratur dan berkesinambungan.

33Semua sarana prasarana sekolah tampak selalubersih.

SS S KS TS STS

34Sarana prasana sekolah tampak rapi, teratur dantertata.

SS S KS TS STS

35Penempatan mobiler sekolah berada pada tempatyang seharusnya.

SS S KS TS STS

36 Usia pakai peralatan sekolah sangat optimal. SS S KS TS STS

37 Tersusun program perawatan sekolah dengan baik. SS S KS TS STS

38 Terbentuk tim pelaksana perawatan sekolah. SS S KS TS STS

146

39Tersedia jadwal kegiatan perawatan untuk setiapbagian peralatan dan fasilitas sekolah.

SS S KS TS STS

40 Tercipta tertib administrasi sarana prasarana sekolah. SS S KS TS STS

41Terlaksana perawatan sarana prasarana sekolahdengan baik

SS S KS TS STS

42

Akibat dari tidak pernahnya dilaksanakan kegiatanpenghapusan sarana prasarana yang tidak terpakailagi karena kerusakan/termakan usia maka sekolahkami tampak penuh dengan tumpukan barang-barang rusak (barus).

STS TS KS S SS

43

Sekolah memberikan penghargaan kepada merekayang berhasil meningkatkan kinerja peralatan ataumeningkatkan kesadaran dalam merawat saranaprasana sekolah.

SS S KS TS STS

Sekian dan Terimakasih

150

Lampiran 10. Data Penelitian

Sertifikasi Pendidikan X1 X2 Y1 Sudah ≥S1 140 143 198 4812 Sudah ≥S1 203 162 189 5543 Sudah ≥S1 234 187 229 6504 Sudah ≥S1 221 162 195 5785 Sudah ≥S1 172 160 171 5036 Sudah ≥S1 199 173 176 5487 Sudah ≥S1 182 131 175 4888 Sudah ≥S1 229 167 199 5959 Sudah ≥S1 163 148 164 47510 Sudah ≥S1 215 163 189 56711 Sudah ≥S1 202 175 181 55812 Sudah ≥S1 203 160 192 55513 Sudah ≥S1 226 159 229 61414 Sudah ≥S1 223 114 199 53615 Sudah ≥S1 176 177 168 52116 Sudah ≥S1 199 193 229 62117 Sudah ≥S1 222 193 199 61418 Sudah <S1 140 169 161 47019 Sudah <S1 203 117 177 49720 Sudah <S1 234 163 189 58621 Belum ≥S1 221 177 196 59422 Belum ≥S1 172 156 176 50423 Belum ≥S1 199 178 184 56124 Belum ≥S1 182 177 171 53025 Belum ≥S1 229 178 197 60426 Belum ≥S1 163 175 165 50327 Belum ≥S1 215 163 197 57528 Belum ≥S1 224 176 211 61129 Belum ≥S1 253 181 229 66330 Belum ≥S1 253 131 160 54431 Belum ≥S1 215 160 183 55832 Belum ≥S1 253 165 229 64733 Belum ≥S1 243 187 195 62534 Belum ≥S1 205 188 215 60835 Belum ≥S1 205 154 185 54436 Belum ≥S1 217 185 226 62837 Belum ≥S1 229 178 206 61338 Belum ≥S1 181 117 172 47039 Belum ≥S1 183 107 175 46540 Belum ≥S1 233 177 211 62141 Belum ≥S1 222 133 177 53242 Belum ≥S1 238 160 181 57943 Belum ≥S1 221 158 197 57644 Belum ≥S1 214 177 182 57345 Belum ≥S1 205 114 186 50546 Belum <S1 245 151 213 60947 Belum <S1 229 175 209 61348 Belum <S1 229 160 198 58749 Belum <S1 225 158 198 58150 Belum <S1 253 133 214 60051 Belum <S1 253 160 230 64352 Belum <S1 215 146 192 553

NOResponden Variabel Total

151

Lampiran 11. Perhitungan Statistik Dasar dan Penyusunan Tabel DistribusiFrekuensi

Statistics

X1 X2 Y

N Valid 52 52 52

Missing 0 0 0

Mean 211,73 160,60 193,63

Median 216,00 162,50 193,50

Mode 229a

160 229

Std. Deviation 27,789 21,614 19,717

Variance 772,240 467,147 388,746

Range 113 86 70

Minimum 140 107 160

Maximum 253 193 230

Sum 11010 8351 10069

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Perhitungan distribusi Frekuensi dalam kelompok interval kelas sebagai beriku:

A. Data Kinerja Guru

1. Banyak Kelas = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log (52)

= 1 + 3,3 (1,716)

= 1 + 5,663

= 6,663 dibulatkan = 7

2. Rentang Interval =sBanyakKela

Range

=7

70

= 10

152

3. Distribusi Data Kinerja Guru

Kelas Interval Fx %fx Fk %fk

160-170 5 9,6 5 9,6

171-181 10 19,2 15 28,8

182-192 11 21,2 26 50,0

193-203 12 23,1 38 73,1

204-214 6 11,5 44 84,6

215-225 5 9,6 49 94,2

226-236 3 5,8 52 100,0

Total 52 100,0

B. Data Kepemimpinan Kepala Sekolah

1. Banyak Kelas = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log (52)

= 1 + 3,3 (1,716)

= 1 + 5,663

= 6,663 dibulatkan = 7

2. Rentang Interval =sBanyakKela

Range

=7

113

= 16,143 dibulatkan = 17

3. Distribusi Data Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kelas Interval Fx %fx Fk %fk

140-157 2 3,8 2 3,8

158-175 4 7,7 6 11,5

176-193 5 9,7 11 21,2

194-211 10 19,2 21 40,4

212-229 20 38,5 41 78,9

230-247 6 11,5 47 90,4

248-265 5 9,6 52 100,0

Total 52 100,0

153

C. Data Manajemen Sarana Prasarana

1. Banyak Kelas = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log (52)

= 1 + 3,3 (1,716)

= 1 + 5,663

= 6,663 dibulatkan = 7

2. Rentang Interval =sBanyakKela

Range

=7

86

= 12,286 dibulatkan = 13

3. Distribusi Data Managemen Sarana Prasarana

Kelas Interval fx %fx Fk %fk

107-119 2 3,8 2 3,8

120-132 3 5,8 5 9,6

133-145 5 9,6 10 19,2

146-158 13 25,0 23 44,2

159-171 15 28,9 38 73,1

172-184 8 15,4 46 88,5

185-197 6 11,5 52 100,0

Total 52 100,0

154

Lampiran 12. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X1 X2 Y

N 52 52 52Normal Parameters

a,bMean 211,73 160,60 193,63Std. Deviation 27,789 21,614 19,717

Most Extreme Differences Absolute ,129 ,164 ,124Positive ,069 ,076 ,124Negative -,129 -,164 -,084

Kolmogorov-Smirnov Z ,928 1,181 ,891Asymp. Sig. (2-tailed) ,355 ,123 ,406

a. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.

a. Histogram Data Variabel Kinerja Guru

b. Histogram Data Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah

c. Histogram Data Managemen Sarana Prasarana

155

Lampiran 13. Uji Homogenitas Varian

Tabel Bantu Hitung Chi Kuadrat Barlett

Klp N dk Sd Sd2 dk.(Sd2) dk.log(Sd2)1 17 16 51,979 2701,87 43229,88 54,91

2 3 2 60,699 3684,33 7368,667 7,13

3 25 24 53,669 2880,39 69129,44 83,03

4 7 6 28,314 801,67 4810 17,42

Total 52 48 124537,99 162,49

S2 =dk

sddk

).( 2

=48

124537,99

= 2594,54

b = (logS2).∑(dk)

= log 2594,54 x 48

= 3,414 x 48

= 163,8749

X2hitung = (In 10){b-∑ dk.log(Sd2)}

= 2,3026 x (163,8749-162,49)

= 3,1885

X2tabel dengan dk = 3 dan α = 0,05 adalah 7,812

Dengan demikian X2hitung < X2

tabel, atau 3,1885 < 7,812 yaitu Homogen

Keterangan:

Klp 1 = Kelompok Sudah Sertifikasi dan Pendidikan S1 keatas

Klp 2 = Kelompok Sudah Sertifikasi dan Pendidikan belum S1

Klp 3 = Kelompok Belum Sertifikasi dan Pendidikan S1 keatas

Klp 4 = Kelompok Belum Sertifikasi dan Pendidikan belum S1

156

Lampiran 14: Uji Independensi

Correlations

X1 X2

X1 Pearson Correlation 1 ,133

Sig. (2-tailed) ,347

N 52 52

X2 Pearson Correlation ,133 1

Sig. (2-tailed) ,347

N 52 52

Nilai Korelasi Pearson = 0,133

Nilai Sig, 0,347 > 0,05 artinya tidak signifikan

Dengan demikian Variabel X1 dan X2 independen.

Atau dengan menggunakan rumus product moment dan uji t.

thitung=

r

nr2

1

2

=0177,01

252133,0

=991,0

941,0

thitung= 0,949

t tabel= 1,675

157

Lampiran 15. Uji Linieritas Variabel X1 terhadap Y

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

Y * X1 52 100,0% 0 ,0% 52 100,0%

ANOVA Table

Sum of

Squares Df

Mean

Square

Y * X1 Between Groups (Combined) 11910,474 26 458,095

Linearity 7224,352 1 7224,352

Deviation from Linearity 4686,123 25 187,445

Within Groups 7915,583 25 316,623

Total 19826,058 51

ANOVA Table

F Sig.

Y * X1 Between Groups (Combined) 1,447 ,180

Linearity 22,817 ,000

Deviation from Linearity ,592 ,902

Within Groups

Total

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

Y * X1 ,604 ,364 ,775 ,601

158

Lampiran 16. Uji Linieritas Variabel X2 terhadap Y

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

Y * X2 52 100,0% 0 ,0% 52 100,0%

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square

Y * X2 Between Groups (Combined) 13195,524 28 471,269

Linearity 2568,969 1 2568,969

Deviation from Linearity 10626,556 27 393,576

Within Groups 6630,533 23 288,284

Total 19826,058 51

ANOVA Table

F Sig.

Y * X2 Between Groups (Combined) 1,635 ,116

Linearity 8,911 ,007

Deviation from Linearity 1,365 ,226

Within Groups

Total

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

Y * X2 ,360 ,130 ,816 ,666

159

Lampiran 17. Uji Hipotesis Pertama

Correlations

Y X1

Pearson Correlation Y 1,000 ,604

X1 ,604 1,000

Sig. (1-tailed) Y . ,000

X1 ,000 .

N Y 52 52

X1 52 52

Variables Entered/Removedb

ModelVariablesEntered

VariablesRemoved Method

1 X1a

. Enter

a. All requested variables entered.b. Dependent Variable: Y

Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate

1 ,604a

,364 ,352 15,876

a. Predictors: (Constant), X1b. Dependent Variable: Y

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 7224,352 1 7224,352 28,664 ,000a

Residual 12601,706 50 252,034

Total 19826,058 51

a. Predictors: (Constant), X1b. Dependent Variable: Y

Coefficientsa

Model

Unstandardized CoefficientsStandardizedCoefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 102,952 17,080 6,028 ,000

X1 ,428 ,080 ,604 5,354 ,000

a. Dependent Variable: Y

160

Lampiran 18. Uji Hipotesis Kedua

Correlations

Y X2

Pearson Correlation Y 1,000 ,360

X2 ,360 1,000

Sig. (1-tailed) Y . ,004

X2 ,004 .

N Y 52 52

X2 52 52

Variables Entered/Removedb

ModelVariablesEntered

VariablesRemoved Method

1 X2a

. Enter

a. All requested variables entered.b. Dependent Variable: Y

Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate

1 ,360a

,130 ,112 18,578

a. Predictors: (Constant), X2b. Dependent Variable: Y

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2568,969 1 2568,969 7,443 ,009a

Residual 17257,089 50 345,142

Total 19826,058 51

a. Predictors: (Constant), X2b. Dependent Variable: Y

Coefficientsa

Model

Unstandardized CoefficientsStandardizedCoefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 140,899 19,500 7,225 ,000

X2 ,328 ,120 ,360 2,728 ,009

a. Dependent Variable: Y

161

Lampiran 19. Uji Hipotesis Keiga

Correlations

Y X1 X2

PearsonCorrelation

Y 1,000 ,604 ,360

X1 ,604 1,000 ,133

X2 ,360 ,133 1,000

Sig. (1-tailed) Y . ,000 ,004

X1 ,000 . ,173

X2 ,004 ,173 .

N Y 52 52 52

X1 52 52 52

X2 52 52 52

Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate

1 ,666a

,444 ,421 14,999

a. Predictors: (Constant), X2, X1b. Dependent Variable: Y

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 8802,412 2 4401,206 19,563 ,000a

Residual 11023,646 49 224,972

Total 19826,058 51

a. Predictors: (Constant), X2, X1b. Dependent Variable: Y

Coefficientsa

Model

Unstandardized CoefficientsStandardizedCoefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 66,942 21,102 3,172 ,003

X1 ,401 ,076 ,566 5,264 ,000

X2 ,260 ,098 ,285 2,648 ,011

a. Dependent Variable: Y

Variables Entered/Removedb

ModelVariablesEntered

VariablesRemoved Method

1 X2, X1a

. Enter

a. All requested variables entered.b. Dependent Variable: Y

162

Lampiran 20. Uji Korelasi Parsial

Correlations

Control Variables Y X1

X2 X1 Correlation 1,000 ,601

Significance (2-tailed) . ,000

df 0 49

Y Correlation ,601 1,000

Significance (2-tailed) ,000 .

df 49 0

Correlations

Control Variables Y X2

X1 Y Correlation 1,000 ,354

Significance (2-tailed) . ,011

df 0 49

X2 Correlation ,354 1,000

Significance (2-tailed) ,011 .

df 49 0

163

Lampiran 21. Perhitungan Kontribusi Relatif dan Kontribusi Efektif

A. Kontribusi Relatif (KR)

1. Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

KR =2)

2(2)

1(

)1

( 2

yrxyrx

yrx

x 100%

=)130,0()364,0(

)364,0(

x 100%

=494,0

364,0x 100%

= 0,7368 x 100%

= 73,68%

2. Varibel Managemen Sarana Prasarana (X2)

KR =2)

2(2)

1(

)1

( 2

yrxyrx

yrx

x 100%

=)130,0()364,0(

)130,0(

x 100%

=494,0

130,0x 100%

= 0,2632 x 100%

= 26,32%

164

B. Kontribusi Efektif (KE)

1. Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

KE = KR x Koefisien determinasi (R2X12Y)

= 73,68% x 0,444

= 32,71%

2. Varibel Managemen Sarana Prasarana (X2)

KE = KR x Koefisien determinasi (R2X12Y)

= 26,32% x 0,444

= 11,69%

C. Kontaminasi Variabel X1 dan X2

1. Koefisien diterminasi Korelasi Parsial X1Y (X2 konstanta)

r2 parsial = 0,6012 = 0,3612,

Diterminasi = 0,3612 x 100 %

= 36,12%

Kontaminasi = 36,12% - 32,71%

= 3,41%

2. Koefisien diterminasi Korelasi Parsial X2Y (X1 konstanta)

r2 parsial = 0,3542 = 0,1253,

Diterminasi = 0,1253 x 100 %

= 12,53%

Kontaminasi = 12,53% - 11,69%

= 0,84%

165

Lampiran 22. Rangkuman Tabel t, F dan Chi Kuadrat

Taraf Kepercayaan 95%

df Tabel_t Tabel_F(df1) Tabel_F(df2) Tabel_Chi df Tabel_t Tabel_F(df1) Tabel_F(df2) Tabel_Chi

1 6,314 161,448 199,5 3,841 45 1,679 4,057 3,204 61,656

2 2,92 18,513 19,00 5,991 46 1,679 4,052 3,2 62,83

3 2,353 10,128 9,552 7,815 47 1,678 4,047 3,195 64,001

4 2,132 7,709 6,944 9,488 48 1,677 4,043 3,191 65,171

5 2,015 6,608 5,786 11,07 49 1,677 4,038 3,187 66,339

6 1,943 5,987 5,143 12,592 50 1,676 4,034 3,183 67,505

7 1,895 5,591 4,737 14,067 51 1,675 4,03 3,179 68,669

8 1,86 5,318 4,459 15,507 52 1,675 4,027 3,175 69,832

9 1,833 5,117 4,256 16,919 53 1,674 4,023 3,172 70,993

10 1,812 4,965 4,103 18,307 54 1,674 4,02 3,168 72,153

11 1,796 4,844 3,982 19,675 55 1,673 4,016 3,165 73,311

12 1,782 4,747 3,885 21,026 56 1,673 4,013 3,162 74,468

13 1,771 4,667 3,806 22,362

14 1,761 4,6 3,739 23,685

15 1,753 4,543 3,682 24,996

16 1,746 4,494 3,634 26,296

17 1,74 4,451 3,592 27,587

18 1,734 4,414 3,555 28,869

19 1,729 4,381 3,522 30,144

20 1,725 4,351 3,493 31,41

21 1,721 4,325 3,467 32,671

22 1,717 4,301 3,443 33,924

23 1,714 4,279 3,422 35,172

24 1,711 4,26 3,403 36,415

25 1,708 4,242 3,385 37,652

26 1,706 4,225 3,369 38,885

27 1,703 4,21 3,354 40,113

28 1,701 4,196 3,34 41,337

29 1,699 4,183 3,328 42,557

30 1,697 4,171 3,316 43,773

31 1,696 4,16 3,305 44,985

32 1,694 4,149 3,295 46,194

33 1,692 4,139 3,285 47,4

34 1,691 4,13 3,276 48,602

35 1,69 4,121 3,267 49,802

36 1,688 4,113 3,259 50,998

37 1,687 4,105 3,252 52,192

38 1,686 4,098 3,245 53,384

39 1,685 4,091 3,238 54,572

40 1,684 4,085 3,232 55,758

41 1,683 4,079 3,226 56,942

42 1,682 4,073 3,22 58,124

43 1,681 4,067 3,214 59,304

44 1,68 4,062 3,209 60,481