perbedaan keterampilan belajar siswa...

124
PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA BERPRESTASI TINGGI DAN BERPRESTASI RENDAH DI SMA NEGERI KOTA PADANG SERTA IMPLIKASINYA DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING TESIS Oleh SISCA FOLASTRI NIM 1103680 Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mendapatkan Gelar Magister Pendidikan PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2 0 1 3

Upload: lyhuong

Post on 31-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA

BERPRESTASI TINGGI DAN BERPRESTASI RENDAH DI

SMA NEGERI KOTA PADANG SERTA IMPLIKASINYA

DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

TESIS

Oleh

SISCA FOLASTRI

NIM 1103680

Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

Mendapatkan Gelar Magister Pendidikan

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2 0 1 3

Page 2: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

ABSTRACT

Sisca Folastri. 2012. "Differences in Learning Skills Student Achievement in

High and Low Achievement SMA Padang City and the Implication of

Guidance and Counseling". Thesis. Study Guidance and Counseling

Program Pascasarjana Faculty of Education Universitas Negeri

Padang.

One of the factors that influence student success in learning is the ability of

students in study skills. Learning skills is the ability to define the steps to be

performed and passed as he entered the learning activities. In acquiring learning

skills, students will realize that the best way of learning how to become more

responsible for learning and achieve optimal learning. In fact the city of Padang in

SMA accredited A (Padang SMA N 1), B (SMA N 13 Padang), and C (SMA N 16

Padang) shows that high-and low-achieving students have difference learning

skills. Both high-and low-achieving students afraid to ask questions, not

concentrating on learning, less interested in reading the course material, has a

record that is less good, and tired of following the lesson.

The purpose of this research are to describe and distinguishing student’s

learning skills achievement of high and low achievement. The research used

quantitative approach using comparative descriptive type. The research conducted

on students SMA Padang city that accredited A, B, and C in education 2011/2012

with population are 658 students. Number of research samples as much 120

students and in sampling using purposive sampling technique instruments are in

use are close questionnaire using the Likert scale. Data were analyzed by

percentage and techniques to examine differences by t test using SPSS For

Windows Release 15.00.

The findings of this research revealed that (1) are generally high-achieving

students 'skills in both categories, (2) skills of underachieving students in both

categories, (3) analysis of t test results revealed there were differences in high-

achieving students' learning skills and learning skills of students underachieving

high schools in the city of Padang. Counselor are expected to help improve

learning skills by providing guidance and counseling services to suit the needs of

students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

and improving students' learning skills.

Keywords: Implication, Learning Skills, Student Achievement.

Page 3: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

ABSTRAK

Sisca Folastri. 2012. “Perbedaan Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi

Tinggi dan Berprestasi Rendah di SMA Negeri Kota Padang serta

Implikasinya dalam Bimbingan dan Konseling”. Tesis. Program Studi

Bimbingan dan Konseling Program Pascasarjana Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Padang.

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar

adalah kemampuan siswa dalam keterampilan belajar. Keterampilan belajar

adalah kemampuan dalam menetapkan langkah-langkah yang akan dilakukan dan

dilalui sewaktu memasuki aktivitas belajar. Dalam memperoleh keterampilan

belajar, siswa akan menyadari bagaimana cara belajar yang terbaik sehingga

menjadi lebih bertanggungjawab terhadap kegiatan belajar dan mendapatkan hasil

belajar yang optimal. Kenyataannya di SMA Negeri Kota Padang yang

terakreditasi A (SMA N 1 Padang), B (SMA N 13 Padang), dan C (SMA N 16

Padang) terlihat bahwa siswa berprestasi tinggi dan rendah memiliki keterampilan

belajar yang berbeda. Baik siswa berprestasi tinggi dan rendah takut bertanya,

tidak konsentrasi dalam belajar, kurang berminat membaca materi pelajaran,

memiliki catatan yang kurang bagus, dan bosan mengikuti pelajaran.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan membedakan

keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi dan berprestasi rendah. Penelitian

menggunakan pendekatan kuantitatif jenis deskriptif komparatif. Penelitian

dilakukan terhadap siswa SMA Negeri Kota Padang terakreditasi A, B, dan C

Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan populasi sebanyak 658 siswa. Jumlah sampel

penelitian sebanyak 120 orang siswa dan pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah

angket tertutup dengan menggunakan skala Likert. Data dianalisis dengan teknik

persentase dan untuk menguji perbedaan dengan uji t menggunakan SPSS For

Windows Release 15.00.

Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa (1) keterampilan belajar

siswa berprestasi tinggi pada kategori baik, (2) keterampilan belajar siswa

berprestasi rendah pada kategori baik, (3) analisis hasil uji t mengungkapkan

terdapat perbedaan keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi dan keterampilan

belajar siswa berprestasi rendah di SMA Negeri Kota Padang. Implikasi hasil

penelitian ini bagi guru bimbingan dan konseling adalah sebagai bahan

pertimbangan penyusunan program pelayanan BK dalam mempertahankan,

menumbuhkembangkan dan meningkatkan keterampilan belajar siswa.

Kata Kunci: Implikasi, Keterampilan Belajar, Siswa Berprestasi.

Page 4: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

PERSETUJUAN AKHIR TESIS

Nama Tanda Tangan Tanggal

Prof. Dr. Neviyarni S., M. S.

Pembimbing I

Prof. Dr. Mudjiran, M. S., Kons.

Pembimbing II

_______________

_______________

_________

_________

Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Padang,

Prof. Dr. Firman, M. S., Kons.

NIP. 19610225 198602 1 001

Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling,

Prof. Dr. A. Muri Yusuf, M.Pd.

NIP. 19420916 196605 1 001

Nama Mahasiswa

NIM

: Sisca Folastri

: 1103680

Page 5: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

PERSETUJUAN KOMISI

UJIAN TESIS MAGISTER KEPENDIDIKAN

No. Nama Tanda Tangan

1. Prof. Dr. Neviyarni S., M. S.

(Ketua)

_____________

2. Prof. Dr. Mudjiran, M. S., Kons.

(Sekretaris)

_____________

3. Prof. Dr. A. Muri Yusuf, M. Pd.

(Anggota)

_____________

4. Dr. Syahniar, M.Pd., Kons.

(Anggota)

_____________

5. Prof. Dr. Sufyarma Marsidin, M. Pd.

(Anggota)

_____________

Mahasiswa :

Nama : Sisca Folastri

NIM : 1103680

Tanggal Ujian : 29 Januari 2013

Page 6: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

DAFTAR ISI

ABSTRACT .........................................................................................................i

ABSTRAK ...........................................................................................................ii

PERSETUJUAN AKHIR ..................................................................................iii

PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING ....................................................iv

SURAT PERNYATAAN ...................................................................................v

KATA PENGANTAR ........................................................................................vi

DAFTAR ISI......................................................................................................viii

DAFTAR TABEL ...............................................................................................x

DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................1

B. Identifikasi Masalah .........................................................................11

C. Pembatasan Masalah .......................................................................13

D. Perumusan Masalah .........................................................................13

E. Tujuan Penelitian .............................................................................14

F. Manfaat Penelitian ...........................................................................14

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Belajar ........................................................................................16

a. Pengertian Belajar ..................................................................16

b. Prinsip-prinsip Belajar ............................................................20

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar ......21

2. Keterampilan Belajar .................................................................22

a. Pengertian Keterampilan Belajar ............................................22

b. Aspek-aspek Keterampilan Belajar ........................................25

c. Bentuk Keterampilan Belajar .................................................27

3. Siswa Berprestasi ........................................................................47

Page 7: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

a. Pengertian Siswa Berprestasi .................................................47

b. Karakteristik Siswa Berprestasi ..............................................48

4. Akreditasi Sekolah ......................................................................50

a. Konsep Akreditasi Sekolah ....................................................50

b. Komponen Akreditasi Sekolah ...............................................51

5. Implikasi BK terhadap Keterampilan Belajar.. ...........................53

B. Penelitian yang Relevan ..................................................................57

C. Kerangka Pemikiran Penelitian ......................................................60

D. Hipotesis Penelitian ........................................................................61

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ...............................................................................62

B. Waktu dan Tempat ..........................................................................63

C. Populasi dan Sampel .......................................................................63

D. Definisi Operasional .......................................................................67

E. Pengembangan Instrumen ...............................................................69

F. Teknik Pengumpulan Data ..............................................................74

G. Teknik Analisis Data .......................................................................74

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data .................................................................................78

B. Pengujian Persyaratan Analisis .......................................................88

C. Pengujian Hipotesis .........................................................................89

D. Pembahasan ....................................................................................91

E. Keterbatasan Penelitian...................................................................103

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan.........................................................................................105

B. Implikasi.........................................................................................106

C. Saran...............................................................................................107

DAFTAR RUJUKAN......................................................................................110

Page 8: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Populasi Penelitian .......................................................................................... 64

2. Sampel Penelitian ............................................................................................ 67

3. Rancangan Kisi-kisi Instrumen Penelitian Keterampilan Belajar .................. 70

4. Penskoran ........................................................................................................71

5. Persentase Tingkat Pencapaian Responden ....................................................76

6. Rekapitulasi Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Tinggi SMA Negeri

Kota Padang .....................................................................................................79

7. Deskripsi Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Tinggi

SMA N 1 Padang .............................................................................................80

8. Deskripsi Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Tinggi SMA N 13

Padang..............................................................................................................81

9. Deskripsi Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Tinggi SMA N 6

Padang............................................................................................................ 82

10. Rekapitulasi Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Rendah SMA Negeri

Kota Padang .....................................................................................................83

11. Deskripsi Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Rendah SMA N 1

Padang..............................................................................................................84

12. Deskripsi Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Rendah SMA N 13

Padang..............................................................................................................86

13. Deskripsi Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Rendah SMA N 16

Padang..............................................................................................................87

14. Uji Normalitas Data Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Tinggi

dan Berprestasi Rendah SMA Negeri Kota Padang........................................88

15. Uji Homogenitas Data Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Tinggi dan

Berprestasi Rendah SMA Negeri Kota Padang ...............................................89

16. Perbedaan Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Tinggi dan Rendah

di SMA Negeri Kota Padang ...........................................................................90

Page 9: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

DAFTAR GAMBAR

Gambar

17. Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 61

Page 10: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan akan mendorong manusia untuk belajar aktif, mandiri, dan

memberdayakan semua potensi yang ada di dalam diri individu. Salah satu cara

yang dapat dilakukan adalah dengan belajar. Pada hakikatnya belajar adalah salah

satu bentuk tingkah laku peserta didik dalam usaha mengembangkan potensi dan

usaha untuk mencapai tujuan. Selain itu, belajar harus disertai dengan keinginan

dan kemauan yang kuat dari siswa untuk mencapai tujuan. Dalyono (1997:49)

mengemukakan bahwa belajar adalah suatu usaha, perbuatan yang dilakukan

secara sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi

yang dimiliki. Belajar merupakan kegiatan yang mempunyai tujuan dan

membutuhkan cara atau prosedur yang efektif untuk meraih kesuksesan belajar.

Belajar menurut Sardiman (2007:21) adalah usaha untuk mengubah tingkah laku.

Perubahan tersebut tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu

pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian,

harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri. Hal ini sejalan dengan yang tertera

pada Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal

1 yaitu:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara.

Page 11: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, sekolah merupakan salah satu

wadah yang bertanggungjawab untuk mengembangkan semua potensi, kreativitas,

keterampilan-keterampilan yang ada pada diri siswa. Namun, hal yang terjadi

kebanyakan siswa kurang mengetahui cara belajar yang baik. Pihak sekolah lebih

menekankan siswa untuk menguasai isi materi pelajaran yang diajarkan guru.

Padahal orientasi belajar bukan hanya penguasaan terhadap materi yang dipelajari,

tetapi menekankan pada pemahaman terhadap proses serta keterampilan yang

diperlukan untuk menguasai suatu materi. Penguasaan terhadap cara-cara belajar

yang baik sebetulnya memberikan gambaran tentang kadar penguasaan siswa

terhadap keterampilan belajar, karena dengan menguasai keterampilan belajar,

siswa akan menyadari bagaimana cara belajar yang terbaik sehingga menjadi lebih

bertanggungjawab terhadap cara belajarnya.

Penguasaan siswa terhadap keterampilan belajar dapat meminimalkan

hambatan belajar siswa. Cara belajar yang baik sebagai upaya memfasilitasi siswa

dalam memecahkan masalah terhadap belajarnya dapat dimanipulasi. Artinya

dapat dibuat, dirintis, serta diciptakan sesuai dengan apa yang siswa butuhkan,

terutama bagaimana mengembangkan keterampilan belajarnya sebagai aset dalam

meningkatkan kualitas belajar yang dimiliki siswa. Salah satu karakteristik potensi

peserta didik yang perlu diperhatikan guru yaitu adanya perbedaaan individu

dalam hal keterampilan belajar. Adanya masalah perbedaan individu dalam

belajar kadangkala sukar diamati, karena masalah itu tidak pernah menampakkan

dirinya, seperti ada siswa diperhatikan dan diamati guru tidak punya masalah,

tetapi siswa itu mengalami masalah yang cukup berat.

Page 12: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

Jika diamati di SMA N 13 Padang tanggal 21 April 2012, misalnya dalam

kegiatan belajar sekelompok siswa yang sedang belajar dengan guru, ada siswa

yang bergairah mendengarkan, lebih tekun mengikuti pelajaran, mendengar

sambil mencatat, membuat skema, bagan atau singkatan tertentu yang mudah

dipahami, memilih tempat duduk yang strategis dan sebagainya; anak ini

dikategorikan pada siswa yang berprestasi dalam belajar. Di samping itu, ada

siswa yang duduk dengan resah, mengantuk, malas, tidak membuat catatan, tidak

memperhatikan guru, tidak mengerjakan tugas, dan sebagainya; anak ini

dikategorikan pada kelompok siswa yang kurang/tidak berprestasi. Dalam

kenyataannya, masing-masing siswa memiliki karakteristik belajar sendiri secara

lebih khusus karakteristik belajar seorang siswa dapat sama atau berbeda dari

karakteristik belajar siswa yang lain. Adanya perbedaan itu antara lain disebabkan

keterampilan belajar yang dimiliki masing-masing siswa tidaklah sama.

Di sekolah keterampilan-keterampilan itu ada yang diperoleh melalui proses

belajar mengajar yang diberikan oleh guru mata pelajaran tertentu, dan ada pula

yang diperoleh siswa melalui guru bimbingan dan konseling yang disebut layanan

bimbingan dan konseling (BK). Secara formal layanan bimbingan dan konseling

adalah salah satu komponen yang bertanggungjawab untuk melayani siswa dalam

mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut di sekolah. Selain itu, juga

sebagai muara akhir dari keberhasilan program pendidikan pada umumnya dan

program bimbingan dan konseling pada khususnya adalah pada saat siswa berhasil

dalam bidang akademik yang ditunjukkan dengan dikuasainya keterampilan

Page 13: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

belajar sehingga siswa mampu mengembangkan diri dan merencanakan masa

depan serta memiliki keterampilan yang bagus dalam belajarnya.

Sejalan dengan itu, guru bimbingan dan konseling juga berperan dalam hal

ini yaitu sebagai pendidik untuk berpartisipasi aktif mengarahkan dan

mengembangkan potensi peserta didik, guru bimbingan dan konseling/konselor

sekolah memberikan layanan berupa bimbingan dan konseling bagi setiap siswa,

sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 35

Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional

dan Angka Kreditnya:

Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta

didik secara perseorangan maupun kelompok agar mampu mandiri

dan berkembang secara optimal dalam bidang bimbingan pribadi,

bimbingan belajar, bimbingan sosial, bimbingan karir melalui

berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma

yang berlaku.

Berdasarkan hal di atas tampaklah bahwa tugas utama seorang guru

bimbingan dan konseling/konselor ialah memberikan bantuan pelayanan melalui

bimbingan ke arah kemandirian peserta didik, baik bimbingan yang menyangkut

dengan keadaan pribadi sampai kepada bimbingan yang menyangkut kepada

lingkungan sosial dan belajar yang berada di sekitar peserta didik. Dengan adanya

pelayanan bimbingan dan konseling berarti guru bimbingan dan konseling telah

membantu peserta didik untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Secara

khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat

mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi, sosial,

Page 14: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

belajar, dan karir. Adapun tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan

aspek belajar adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan

memahami berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses

belajar yang dialaminya.

2. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti

kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai

perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua

kegiatan belajar yang diprogramkan.

3. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.

4. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif seperti

keterampilan membaca buku, menggunakan kamus, mencatat

pelajaran dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.

5. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan

pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-

tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu,

dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam

rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.

6. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi

ujian.

(Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam

Jalur Pendidikan Formal, 2007:14)

Senada dengan hal di atas, melalui pelayanan bimbingan dan konseling

diharapkan siswa mampu mengatasi permasalahan yang dialaminya, seperti yang

diungkapkan oleh BSNP (2006:4) yaitu:

Pelayanan bimbingan dan konseling memfasilitasi pengembangan

peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal, sesuai

dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi serta

peluang-peluang yang dimiliki serta membantu peserta didik

mengatasi kelemahan dan hambatan maupun masalah.

Hal ini mengandung makna bahwa guru pembimbing hendaknya mengerti

dan memahami siswa, baik itu bakat, minat, potensi, kreativitas, keterampilan

yang dimiliki, maupun perkembangannya. Apabila guru bimbingan dan konseling

sudah mengerti dan memahami secara baik, maka hal tersebut akan memberikan

Page 15: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

peluang bagi guru pembimbing untuk membantu peserta didik mengatasi

kelemahan, hambatan, serta masalah yang dialaminya dalam bidang pribadi,

sosial, belajar dan karir. Selain itu, guru bimbingan dan konseling diharapkan

mampu membimbing peserta didik untuk menjalankan perannya sebagai siswa

yaitu belajar salah satunya dalam hal keterampilan belajar.

Berdasarkan observasi di lapangan tanggal 21 April 2012 SMA Negeri 16

Padang, terungkap bahwa ada kecenderungan siswa melewati proses belajar di

setiap jenjang pendidikan belum didukung oleh keterampilan belajar yang

memadai. Hal ini dapat dilihat dari keluhan guru dalam mengajar bahwa sering

muncul perilaku siswa yang suka berbicara saat guru menerangkan pelajaran,

kurang berminat dan cepat bosan membaca buku pelajaran, siswa memerlukan

waktu tambahan untuk menyelesaikan tugasnya, mudah lupa materi pelajaran

yang diajarkan, jarang mencatat materi pelajaran yang diberikan guru, sulit

meringkas materi pelajaran yang dibaca, tidak menyelesaikan tugas dengan baik,

sukar untuk berpendapat, dan tidak memanfaatkan waktu luang dengan baik.

Usaha siswa yang berkaitan dengan keterampilan belajar tersebut

menyebabkan perbedaan hasil belajar mereka. Ini berkaitan dengan hasil

penelitian Hastuti (2004) di SMA Negeri 4 Pekanbaru terungkap bahwa mutu

keterampilan belajar siswa sebagian besar berada pada kategori rendah.

Bersamaan dengan pendapat tersebut, Prayitno, dkk, (2005) menyatakan bahwa

masalah belajar siswa SLTA cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Kategori

masalahnya adalah masalah keterampilan belajar dan kondisi diri selalu

menduduki posisi dominan. Skor mutu kegiatan belajar mengajar mereka rendah

Page 16: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

dan cenderung menurun dari tahun ke tahun. Misalnya, siswa kurang berminat

dan cepat bosan dalam membaca buku pelajaran, lambat membaca, serta tidak

memanfaatkan buku-buku sumber yang ada baik yang dimiliki sendiri ataupun

yang ada di perpustakaan, untuk memperkuat penguasaan materi pelajaran.

Untuk mengantisipasi hal di atas dalam rangka mengembangkan potensi diri

agar mencapai hasil yang maksimal, individu perlu memiliki keterampilan belajar

yang bagus sehingga memperoleh prestasi yang diinginkan. Keterampilan belajar

adalah seperangkat sistem, metode dan teknik yang baik dalam menguasai materi

pengetahuan yang disampaikan guru secara tangkas, efektif dan efisien (Gie,

2002:76). Selain itu, keterampilan belajar adalah terampil mengelola potensi diri

dalam melakukan aktifitas sehari-hari (belajar) yang dipengaruhi oleh beberapa

faktor yang menghasilkan perubahan untuk mencapai tujuan. Hal ini didukung

oleh Slameto (2010:76) yang menyatakan bahwa belajar yang efisien dapat

dicapai apabila menggunakan strategi belajar yang tepat untuk dapat mencapai

hasil yang semaksimal mungkin.

Menurut Nirwana, dkk (2006:131) keterampilan belajar adalah “Suatu

keterampilan yang sudah dikuasai oleh siswa untuk dapat sukses dalam menjalani

pembelajaran di kampus (sukses akademik) dengan menguasai materi yang

dipelajari”. Keterampilan belajar setiap siswa berbeda-beda apalagi antara siswa

yang berprestasi tinggi dengan berprestasi rendah yaitu dalam hal kesiapan

sebelum memulai proses belajar, keterampilan bertanya dan menjawab

pertanyaan, keterampilan dalam mengatur dan memanfaatkan waktu belajar,

memanfaatkan dan mendayagunakan fasilitas, sarana dan lingkungan sebagai

Page 17: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

sumber belajar, keterampilan siswa berhubungan dengan guru, keterampilan

mencatat, keterampilan mengingat dan konsentrasi, serta keterampilan dalam

menghadapi ujian.

Berdasarkan informasi dan keterangan lainnya pada tanggal 25 April 2012

dengan beberapa orang guru di Pascasarjana terungkap bahwa siswa berprestasi

tinggi belum tentu memiliki keterampilan belajar yang bagus demikian juga

dengan siswa yang berprestasi rendah. Dalam mempelajari suatu bidang studi

terdapat beberapa siswa mengerjakan tugas yang tidak ada hubungannya dengan

bidang studi yang sedang diikutinya. Contohnya di waktu belajar fisika siswa

mengerjakan tugas kimia, di waktu jam pelajaran Bahasa Indonesia beberapa

orang siswa mengerjakan tugas biologi. Selain itu masih ada siswa yang menyalin

tugas temannya untuk diserahkan kepada guru dan mereka lakukan di sekolah, ada

sebagian siswa yang menyelesaikan tugas pelajaran hanya sekedar dapat

diselesaikan seadanya saja tanpa memenuhi mutu dan kriteria yang diharapkan,

dalam hal bertanya siswa berprestasi tinggi ada yang bisa mengemukakan ide atau

pendapatnya secara baik, ada juga yang kesulitan dalam mengungkapkan idenya,

tidak berani dan sebagainya.

Sebaliknya siswa berprestasi rendah dalam mengemukakan idenya

cenderung tidak berani, takut salah dalam mengemukakan idenya bahkan

ditertawakan oleh teman-temannya sehingga siswa tidak berani untuk

mengemukakan ide atau pendapatnya. Dilihat dari pemilihan tempat duduk siswa

yang berprestasi tinggi cenderung memilih tempat duduk di depan, sedangkan

siswa yang berprestasi rendah memilih tempat duduk dibelakang. Namun, ada

Page 18: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

juga siswa yang berprestasi tinggi yang lebih senang duduk di belakang, kurang

memperhatikan guru, dan mengerjakan kegiatan yang lain.

Selanjutnya dalam penyelesaian tugas diketahui bahwa siswa berprestasi

tinggi menyelesaikan tugas dengan baik, terstruktur, rapi, dan tepat waktu.

Sedangkan pada siswa berprestasi rendah cenderung melihat pekerjaan temannya

(menyontek), tugas tidak diselesaikan dengan baik. Dalam hal mencatat terdapat

beberapa siswa yang memiliki catatan yang tidak lengkap, tidak rapi, tidak

terstruktur sehingga catatan tersebut sulit untuk dipahami, dan bahkan ada yang

tidak memiliki catatan sama sekali. Hal ini sering diketahui guru ketika

melakukan pemeriksaan catatan menjelang akan ujian.

Hasil wawancara dengan dua orang guru pada tanggal 3 Mei 2012 di SMAN

Padang yang berakreditasi A SMA Negeri 1 Padang, akreditasi B SMA Negeri 13

Padang pada tanggal 5 Mei 2012 dengan tiga orang guru, dan akreditasi C SMA

Negeri 16 Padang pada tanggal 9 Mei 2012 dengan tiga orang guru, terungkap

bahwa siswa berprestasi tinggi dan rendah memiliki keterampilan belajar yang

berbeda. Masing-masing siswa memiliki keterampilan yang berbeda-beda seperti

dalam hal bertanya siswa berprestasi tinggi memiliki semangat dan percaya diri,

pertanyaan yang diajukan bagus dan berkualitas, selain itu siswa tersebut juga

tidak berani bertanya/mengemukakan pendapat, mempunyai kesulitan untuk

berpendapat, dan terkadang pertanyaan/pendapat yang diajukan tidak tepat dan

keluar dari pokok bahasan.

Keterampilan belajar dalam hal menjalani proses pembelajaran, siswa

berprestasi tinggi cenderung memilih tempat duduk yang strategis, ada sebagian

Page 19: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

siswa berprestasi tinggi yang memilih tempat duduk di belakang, di tengah,

antusias menjalani proses belajar, aktif mendengarkan, bersemangat untuk

menjalani kegiatan belajar yang akan diberikan oleh guru. Selain itu, ada juga

sebagian dari siswa berpreatsi tinggi yang acuh tak acuh, merasa lebih pintar,

tidak perlu mencatat, melakukan kegiatan lain yang tidak ada hubungannya

dengan pelajaran yang ia ikuti, kesulitan dalam meringkas atau menyusun inti sari

bacaan secara jelas dan rapi. Dilihat dari keterampilan belajar mengenai

konsentrasi, siswa berprestasi tinggi cenderung memiliki konsentrasi yang bagus

dalam kegiatan belajar, sebagian siswa merasa resah, pikiran siswa tidak ada lagi

untuk mendengarkan penjelasan guru, dan melakukan kegiatan yang lain.

Dilihat pada siswa berprestasi rendah dalam menjalani pembelajaran

cenderung tidak hadir, membuat keributan di kelas, tidak bersemangat, dan lain

sebagainya. Keterampilan mencatat pelajaran, siswa berprestasi tinggi cenderung

memiliki catatan yang rapi, ada sebagian yang tidak suka mencatat, catatannya

tidak terstruktur. Dilihat keterampilan mencatat siswa berprestasi rendah memiliki

catatan yang kurang bagus, tidak terstruktur, tidak kreatif serta tidak inovatif

terhadap catatan sehingga siswa tidak bersemangat untuk mengulang melihat

catatannya. Dilihat dari segi pemilihan tempat duduk, siswa berprestasi tinggi

menyenangi tempat duduk di depan agar bisa memperhatikan penjelasan yang

diberikan guru, ada juga sebagian menyukai duduk di belakang, di tengah dan

tidak suka duduk di depan.

Kemudian keterampilan dalam hal menggunakan sumber siswa berprestasi

tinggi menggunakan berbagai sumber dalam penyelesaian tugasnya dan bahkan

Page 20: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

siswa tersebut lebih kreatif dibanding siswa berprestasi rendah yang hanya

menggunakan sumber yang tersedia, tidak berusaha mencari dan menggunakan

sumber yang banyak untuk menambah pengetahuan dan wawasan siswa. Selain

itu, tingkah laku yang sulit diatur, sering bolos, cepat bosan terhadap penjelasan

materi pelajaran yang diberikan guru, siswa tidak mengulang kembali materi

pelajaran yang disampaikan guru, dan tidak dapat bekerjasama dengan baik dalam

kegiatan kelompok belajar.

Keterampilan belajar yang dimiliki para siswa baik yang berprestasi tinggi

maupun yang berprestasi rendah sangat penting dan perlu sekali dikembangkan.

Karena keterampilan belajar merupakan teknik untuk memperoleh,

mempertahankan, serta mengungkapkan pengetahuan. Siswa sebagai subjek

belajar dapat menggunakan keterampilan belajar sebagai sarana dalam

mengolah, memanipulasi, menata informasi yang ada menjadi ilmu pengetahuan

bagi dirinya, sehingga akan terbentuk belajar yang bermakna (meaningful

learning). Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu dilakukan upaya

peningkatan keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi dan keterampilan

belajar siswa berprestasi rendah.

B. Identifikasi Masalah

Bertolak dari latar belakang, maka penelitian ini difokuskan pada perbedaan

keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi dan berprestasi rendah di SMA

Negeri Kota Padang serta peran guru BK untuk meningkatkannya. Masalah pokok

yang akan diuraikan sebagai berikut.

Page 21: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

1. Siswa berprestasi tinggi dan rendah mengalami kesulitan dalam

mengemukakan idenya.

2. Siswa berprestasi tinggi dan rendah mengalami kesulitan dalam persiapan

belajar.

3. Siswa berprestasi tinggi dan rendah cenderung kurang terampil dalam

membaca.

4. Siswa berprestasi tinggi dan rendah kurang berminat dan cepat bosan

membaca pelajaran.

5. Dalam hal mencatat siswa berprestasi tinggi dan rendah memiliki catatan

yang tidak terstruktur, kurang rapi.

6. Siswa berprestasi tinggi dan rendah cenderung memilih tempat duduk di

belakang dan tengah.

7. Sebagian dari siswa berprestasi tinggi dan rendah mengalami kesulitan

dalam mengingat, dan konsentrasi dalam belajar

8. Siswa berprestasi tinggi dan rendah mengalami masalah dalam berhubungan

sosial dengan teman dan guru.

9. Kurangnya wawasan, pengetahuan dan keterampilan siswa dalam kegiatan

kelompok belajar.

10. Kurangnya kesiapan siswa berprestasi tinggi dan rendah dalam menghadapi

ujian.

11. Siswa berprestasi tinggi dan rendah malas memulai dan mudah bosan dalam

mengerjakan tugas-tugas

12. Masih ada siswa yang menyontek pada saat ulangan maupun ujian semester.

Page 22: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan,

maka pembahasan penelitian ini terfokus, dibatasi dan diarahkan pada

keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi dan berprestasi rendah. Keterampilan

belajar siswa berprestasi tinggi dan berprestasi rendah pada penelitian ini

difokuskan kepada beberapa aspek antara lain sebagai berikut.

1. Keterampilan siswa berprestasi tinggi dan rendah dalam menjalani proses

belajar seperti memilih tempat duduk yang strategis.

2. Keterampilan membaca siswa berprestasi tinggi dan rendah.

3. Keterampilan bertanya siswa berprestasi tinggi dan rendah.

4. Keterampilan mencatat siswa berprestasi tinggi dan rendah.

5. Keterampilan konsentrasi dalam belajar siswa berprestasi tinggi dan

rendah.

6. Keterampilan dalam penyusunan dan penyelesaian tugas-tugas siswa

berprestasi tinggi dan rendah.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi?

2. Bagaimanakah keterampilan belajar siswa berprestasi rendah?

3. Apakah terdapat perbedaan keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi

dan keterampilan belajar siswa berprestasi rendah?

Page 23: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dengan adanya penelitian ini sebagai

berikut.

1. Mendeskripsikan keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi.

2. Mendeskripsikan keterampilan belajar siswa berprestasi rendah

3. Mengetahui perbedaan keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi

dan keterampilan belajar siswa berprestasi rendah.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat dipetik dari hasil temuan penelitian ini sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

a. Memperkaya keilmuan tentang konsep dan teori mengenai

keterampilan belajar terkait dengan bimbingan belajar yang diberikan

kepada siswa dan pelayanan bimbingan dan konseling yang

dibutuhkan dalam mengatasi permasalahan belajar yang dialami oleh

siswa.

b. Hasil penelitian ini selanjutnya dapat dijadikan dasar untuk penelitian

lanjutan mengenai strategi belajar siswa, karakteristik gaya belajar

siswa dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Siswa, sebagai gambaran bagi siswa mengenai pentingnya

keterampilan belajar dikuasai oleh siswa serta terumuskannya konsep

kegiatan belajar dalam bidang keterampilan belajar.

Page 24: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

b. Kepala Sekolah, sebagai gambaran bagi Kepala Sekolah mengenai

keterampilan belajar yang dikuasai oleh siswa, sehingga dapat

dipergunakan sebagai dasar dalam penyusunan program-program

berkaitan dengan peningkatan dan pengembangan keterampilan

belajar siswa agar memperoleh prestasi belajar yang bagus.

c. Guru bimbingan dan konseling/konselor meningkatkan, pengetahuan

dan informasi mengenai keterampilan belajar siswa.

d. Sebagai sumbangan pemikiran dalam khazanah intelektual bagi

mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Program

Pascasarjana Universitas Negeri Padang, yakni mengenai

keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi dan berprestasi rendah.

e. Bagi Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Padang, dalam rangka mempersiapkan

Konselor yang memiliki keahlian, pengetahuan, kecakapan, serta

keterampilan-keterampilan tertentu dalam belajar

f. Bagi Bapak/ibu Kepala Dinas Pendidikan sebagai bahan masukan

dalam mengintensifkan keterampilan belajar siswa yang akan

berdampak langsung pada prestasi belajar siswa.

g. Bagi Bapak/Ibu dalam kegiatan Musyawarah Guru Pembimbing

(MGP), sebagai bahan kajian dalam pertemuan-pertemuan yang

membahas tentang pentingnya keterampilan belajar dikuasai oleh

siswa agar terampil serta mendapatkan prestasi yang bagus.

Page 25: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan

penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Winkel (1995:51)

mengemukakan belajar adalah proses perubahan dari belum mampu ke arah

sudah mampu yang terjadi selama jangka waktu tertentu yang mengakibatkan

individu berubah dalam sikap dan tingkah laku yang secara relatif bersifat

konstan dan menetap. Belajar juga dapat diartikan sebagai proses perubahan

dan memahami suatu hal dari tidak tahu menjadi tahu. Menurut Prayitno

(2010:11) “Perubahan itu dapat dirumuskan sebagai: (1) dari tidak tahu

menjadi tahu, (2) dari tidak bisa menjadi bisa, (3) dari tidak mau menjadi mau

dan (4) dari tidak biasa menjadi terbiasa”.

Selanjutnya James O. Witteker (dalam Hastuti, 2004:147) belajar dapat

didefinisikan sebagai “Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah

melalui latihan atau pengalaman”. Kingsley, Howard L. (dalam Ahmadi dan

Widodo Supriyono, 2004:120) mengungkapkan bahwa “Learning is the

process by which behavior (in the broader sense) is originated or change

through practice or training”. Belajar adalah proses dimana tingkah laku

(dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau latihan.

Page 26: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

Senada dengan pendapat tersebut Hamzah (2007:21) menyatakan

belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dapat dinyatakan dalam

bentuk pengetahuan, keterampilan dan sikap. Sejalan dengan itu, menurut

Hakim (2002:1) belajar adalah suatu proses perubahan yang ditampakkan

dalam bentuk peningkatan tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,

pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, dan daya pikir.

Sedangkan belajar menurut Sardiman (2007:20) merupakan perubahan

tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan

membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Belajar

itu akan lebih baik, kalau si subyek belajar itu mengalami atau melakukannya

sendiri tanpa campur tangan dari orang lain.

Perubahan tingkah laku akibat dari belajar memberikan hal yang positif

terhadap individu yang dilakukan dengan kesungguhan. Menurut Dalyono

(1997:49) menyatakan belajar adalah suatu usaha, perbuatan yang dilakukan

secara sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi

yang dimiliki. Belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri antara

lain tingkah laku. Selanjutnya Syah (2003:68) menyatakan belajar adalah

tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai

hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses

kognitif.

Belajar merupakan kegiatan penting dan bermanfaat bagi setiap

individu, termasuk di dalamnya belajar bagaimana seharusnya belajar. Hal ini

didukung dengan pernyataan Cronbach, 1954 (dalam Suryabrata, 1998:231)

Page 27: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

mengemukakan bahwa “Learning is shown by a change in behavior as a

result of experience”. Menurut Cronbach belajar yang sebaik-baiknya adalah

dengan mengalami, dan dalam mengalami itu si pelajar mempergunakan

panca inderanya. Belajar menurut Sardiman (2007:21) adalah untuk

“Memperoleh pengetahuan, kecakapan, pengalaman, dan sikap yang

diperlukan untuk kesuksesan hidup”. Belajar merupakan kegiatan yang

mempunyai tujuan, adapun tujuan belajar menurut Prayitno, Alizamar, dkk

(1997:59) dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:

1) Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien serta

produktif, baik dalam mencari informasi dari berbagai sumber belajar,

bersikap baik terhadap guru dan nara sumber lainnya, mengembangkan

keterampilan belajar, mengerjakan tugas-tugas pelajaran dan menjalani

program penilaian hasil belajar.

2) Pemantapan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun

kelompok.

3) Pemantapan penguasaan materi program belajar sesuai dengan

perkembangan ilmu, teknologi dan kesenian.

4) Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan

budaya yang ada di sekolah, lingkungan sekitar, dan masyarakat untuk

mengembangkan pengetahuan dan kemampuan, serta pengembangan

pribadi.

5) Orientasi belajar di sekolah.

Untuk mencapai tujuan-tujuan belajar tersebut di atas, salah satu

perilaku belajar yang harus dimiliki siswa adalah dimilikinya berbagai

keterampilan belajar. Belajar merupakan kegiatan yang mempunyai tujuan.

Belajar menurut Sardiman (2007:21) adalah usaha untuk mengubah tingkah

Page 28: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

laku. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu

pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap,

pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri.

Menurut Prayitno dan Erman Amti (1994:163) mengemukakan belajar

adalah ”Upaya untuk menguasai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan apa

yang sudah ada pada diri individu”. Selanjutnya menurut Hamzah (2007:22)

belajar mengandung pengertian: (a) memodifikasi atau memperteguh tingkah

laku melalui pengalaman, (b) suatu proses perubahan tingkah laku individu

dengan lingkungannya, (c) perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam

bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian atau mengenai sikap dan nilai-

nilai pengetahuan dan kecakapan dasar, yang terdapat dalam berbagai bidang

studi, atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman

yang terorganisasi, dan (d) belajar selalu menunjukkan suatu proses

perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau

pengalaman tertentu.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu usaha untuk menguasai sesuatu yang baru terkait dengan adanya

perubahan tingkah laku yang dapat ditampilkan dalam bentuk pengetahuan,

keterampilan dan sikap. Selain itu, sebagian besar perkembangan individu

berlangsung melalui kegiatan belajar.

Page 29: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

b. Prinsip-prinsip Belajar

Proses belajar dapat diperinci di dalam beberapa prinsip dasar. Prinsip-

prinsip belajar dapat dijadikan arah dan pedoman yang jelas di dalam belajar.

Menurut Slameto (2010:27) prinsip-prinsip belajar terbagi empat yaitu: (1)

berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar terdiri dari: dalam

belajar setiap siswa harus diusahakan berpartisipasi aktif, belajar harus dapat

menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada diri siswa, belajar

memerlukan adanya interaksi dengan lingkungan, (2) sesuai hakikat belajar:

belajar merupakan proses yang berkelanjutan, belajar adalah proses

organisasi, adaptasi, dan eksplorasi, (3) sesuai dengan materi atau bahan yang

harus dipelajari: belajar bersifat keseluruhan, belajar harus dapat

mengembangkan kemampuan tertentu, (4) syarat keberhasilan belajar: belajar

memerlukan sarana yang cukup, dan proses belajar perlu diulang agar siswa

lebih memahami materi pelajaran.

Senada dengan hal di atas, menurut Hakim (2002:2) prinsip-prinsip

belajar adalah belajar harus berorientasi pada tujuan yang jelas, proses belajar

akan terjadi bila seseorang dihadapkan pada situasi problematis, belajar

dengan pengertian akan lebih bermakna daripada belajar dengan hafalan,

belajar merupakan proses yang kontinu, belajar memerlukan kemauan yang

kuat, keberhasilan belajar ditentukan oleh banyak faktor, belajar secara

keseluruhan akan lebih berhasil daripada belajar secara terbagi-bagi, proses

belajar memerlukan metode yang tepat, belajar memerlukan adanya

Page 30: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

kesesuaian antara guru dan murid, dan belajar memerlukan kemampuan

dalam menangkap intisari pelajaran itu sendiri.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar

Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Agar kita

mencapai keberhasilan belajar, kita perlu memahami faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan belajar tersebut. Menurut Hakim (2002:11)

faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar terbagi dua yaitu:

faktor internal dan faktor eksternal.

1) Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam individu itu

sendiri. Faktor ini meliputi: (1) faktor biologis yaitu kondisi fisik yang

normal, dan kondisi fisik yang sehat, (2) faktor psikologis yaitu intelegensi,

motivasi, bakat, daya ingat dan konsentrasi.

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar individu

itu sendiri. Faktor ini meliputi: (1) faktor lingkungan keluarga yaitu

hubungan yang harmonis di antara anggota keluarga, tersedianya tempat dan

peralatan belajar yang cukup memadai, keadaan ekonomi keluarga yang

cukup, suasana lingkungan rumah yang tenang, dan adanya perhatian yang

besar dari orangtua terhadap perkembangan proses belajar anaknya, (2)

faktor lingkungan sekolah yaitu adanya disiplin sekolah yang konsisten,

jumlah guru sesuai dengan jumlah bidang studi yang ditentukan, peralatan

Page 31: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

belajar yang cukup lengkap, gedung sekolah yang memenuhi persyaratan

bagi berlangsungnya proses belajar yang baik, dan adanya keharmonisan di

antara semua personil sekolah, (3) faktor lingkungan masyarakat yaitu

lingkungan yang tenang dan mendukung berlangsungnya proses belajar

mengajar yang kondusif.

2. Keterampilan Belajar

a. Pengertian Keterampilan Belajar

Keterampilan merupakan kecakapan melakukan suatu tugas tertentu

yang diperoleh dengan cara berlatih terus menerus, karena keterampilan tidak

datang sendiri secara otomatis melainkan secara sengaja diprogramkan

melalui latihan terus menerus. Jika dikaitkan dengan makna belajar di atas,

keterampilan belajar adalah keahlian yang didapatkan (acquired skill) oleh

seorang individu melalui proses latihan yang kontinyu dan mencakup aspek

optimalisasi cara-cara belajar baik dalam domain kognitif, afektif ataupun

psikomotor (Budiardjo, 2007:19).

Menjalani proses belajar merupakan bagian yang amat penting dalam

kegiatan belajar di sekolah. Melalui kegiatan belajar materi pokok yang harus

dikuasai siswa akan dibahas oleh guru bersama siswa, melatihkan bermacam-

macam keterampilan, mengerjakan berbagai tugas sehingga siswa melakukan

kegiatan belajar dalam rangka memahami dan menguasai materi pokok yang

dimaksudkan. Surya (1992:28) mengungkapkan bahwa keterampilan

merupakan kegiatan-kegiatan yang bersifat neoromuscular, artinya menuntut

kesadaran yang tinggi. Menurut Budiardjo (2007:6) mengemukakan bahwa

Page 32: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

melalui keterampilan belajar, seseorang memiliki kemampuan menetapkan

langkah-langkah yang akan ia lalui sewaktu memasuki aktivitas belajar.

Misalnya, sewaktu akan menghafal sebuah definisi, seseorang tahu langkah

pertama yang harus dilakukan sebelum menghafal.

Dibandingkan dengan kebiasaan, keterampilan merupakan kegiatan

yang lebih membutuhkan perhatian serta kemampuan intelektual, selalu

berubah dan sangat disadari oleh individu. Dalam proses menjadi (on

becoming process), dimana siswa memerlukan empat pilar yakni

pengetahuan, keterampilan, kemandirian dan kemampuan untuk

menyesuaikan diri dan bekerjasama.

Menurut Nirwana, dkk (2006:131) keterampilan belajar adalah “Suatu

keterampilan yang sudah dikuasai oleh siswa untuk dapat sukses dalam

menjalani pembelajaran di kampus (sukses akademik) dengan menguasai

materi yang dipelajari”. Dengan kata lain, keterampilan belajar merupakan

suatu keahlian tertentu yang dimiliki oleh siswa, jika keahlian tersebut

dilatihkan terus-menerus akan menjadi suatu kebiasaan yang baik bagi siswa

dalam belajar.

Selama proses pembelajaran berlangsung berbagai kebiasaan belajar

dilakukan oleh siswa. Ada siswa yang datang ke kelas dengan tujuan hanya

untuk absen, atau hanya untuk menandatangani daftar hadir, bahkan ada

siswa yang tidak hadir tetapi meminta temannya untuk menandatangani daftar

Page 33: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

hadir. Siswa datang, kemudian duduk dan diam sampai kegiatan belajar

berakhir. Setelah selesai belajar mereka tidak memperoleh apa-apa.

Menyikapi kebiasaan-kebiasaan belajar siswa ini, ada sejumlah

pedoman yang dapat dijadikan panduan dalam setiap kali mengikuti kegiatan

belajar sebagaimana yang terdapat dalam seri latihan keterampilan belajar

oleh Prayitno, dkk (1997:18) yaitu: (1) memilih tempat duduk dalam ruang

kelas, (2) mencatat materi kuliah, (3) bertanya dan menjawab, (4)

mengemukakan pendapat dan (5) berupaya menghindarkan diri dari berbagai

pengaruh yang mengganggu konsentrasi belajar.

Keterampilan belajar merupakan alat yang pokok dalam belajar, Siswa

akan memperoleh dan mendapatkan informasi baik dari buku maupun dalam

kelas. Senada dengan pendapat di atas Elliot, S. N. dkk (2000:422) “More

specipically, study skill include listening and reading, notetaking, outlining,

managing time, and taking test”.

Ada beberapa keterampilan belajar yang harus dimiliki siswa,

diantaranya keterampilan membaca, menulis, membuat catatan, keterampilan

bertanya dan menjawab, berdiskusi, keterampilan belajar berkelompok dan

keterampilan mempersiapkan diri menghadapi ujian. Prayitno, dkk (1997:59)

mengatakan bahwa yang manjadi dasar perlunya keterampilan belajar bagi

siswa dalam rangka memperoleh prestasi yang lebih baik adalah sebagai

berikut:

Page 34: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

1) Keterampilan belajar merupakan suatu hal yang menjadi dasar

bagi kesuksesan siswa dalam sekolah atau kehidupan mereka

selanjutnya.

2) Keterampilan belajar sangat mendorong siswa apabila

dilaksanakan lebih awal.

3) Guru pembimbing dapat memberikan materi keterampilan

belajar untuk semua siswa sesuai dengan kebutuhannya.

4) Melalui program keterampilan belajar guru pembimbing dapat

menggali permasalahan siswa atau membina hubungan

konseling yang lebih mendalam.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan belajar

adalah suatu sistem, metode dan teknik yang baik dikuasai oleh siswa tentang

materi pengetahuan atau materi belajar yang disampaikan oleh guru secara

tangkas, efektif dan efisien, yang tentunya keterampilan belajar tersebut harus

dilatihkan sehingga siswa menjadi terampil dalam menjalani pembelajaran di

sekolah.

b. Aspek-aspek Keterampilan Belajar

Keterampilan belajar meliputi beberapa aspek yang berbeda. Baron dkk

(1983) membagi keterampilan belajar menjadi tiga aspek yaitu: penentuan

tujuan, strategi belajar, dan kebiasaan belajar. Selanjutnya, Towle (1982)

mengemukakan empat tahapan strategis yang harus dimiliki siswa untuk

belajar bagaimana caranya belajar (learning how to learn) yaitu: pemprosesan

informasi, belajar mengorganisasi informasi, mengulang informasi, serta

memanggil dan menggunakan informasi. Dalam hal ini, tahapan Towle cukup

menarik karena di samping komponen proses juga menyertakan komponen

keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan proses itu sendiri. Dan

juga menekankan pada keterampilan manajemen diri (self management skill),

Page 35: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

diarahkan kepada kebutuhan siswa untuk mngatur dan mengontrol dirinya

dalam lingkungan belajarnya. Termasuk diantaranya manajemen kecemasan,

konsentrasi, penjadwalan, manajemen waktu, system reward dan

memprioritaskan tugas (Djamal, 2006:35).

Keterampilan belajar sebagai suatu kemampuan yang berhubungan

dengan mencatat, mengorganisasi, mensintesa, mengingat kembali dan

kemampuan menggunakan informasi dan gagasan yang diperoleh. Kemudian

keterampilan belajar dipandang sebagai sumber strategis untuk mengajar

bagaimana belajar. Belajar menurut pendapat ini adalah merupakan

keterampilan dan kompetensi siswa untuk : (1) mengumpulkan gagasan dan

informasi baru. Kemampuan ini diperoleh melalui keterampilan

mendengarkan dan membaca, (2) mencatat apa yang hendak diperoleh,

keterampilan ini didapat melalui keterampilan mencatat, membuat outline,

dan membuat kesimpulan, (3) meningkatkan pemahaman, keterampilan ini

diperoleh melalui sintesa materi dan membuat hubungan dengan pelajaran

sebelumnya, (4) mengorganisasi materi, keterampilan ini didapat dengan

membuat outline, membuat bagan, menulis dan mencatat, (5) mengingat,

keterampilan ini dapat dilakukan melalui organisasi memori, dan

menyampaikan kembali, (6) keterampilan menggunakan informasi dan ide-

ide baru, keterampilan ini didapat melalui keterampilan membuat laporan dan

keterampilan melakukan tes atau ujian. Keterampilan-keterampilan tersebut

merupakan metode dan teknik dalam memahami materi pelajaran, oleh

karena itu perlu dilatihkan secara terstruktur kepada siswa di sekolah.

Page 36: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

c. Bentuk Keterampilan Belajar

Keterampilan belajar erat kaitannya dengan proses serta output (hasil)

belajar. Artinya keterampilan belajar merupakan prasyarat untuk terciptanya

proses belajar. Dan juga keterampilan belajar sebagai suatu kesiapan yang

membutuhkan kesadaran tinggi dari siswa di dalam belajar atau suatu kondisi

awal dalam belajar yang membutuhkan kesadaran serta harus dipenuhi sarana

dalam menciptakan belajar yang efektif yang mencakup keterampilan

mendengar, membaca, mencatat, membuat outline, mengorganisasi bahan,

membuat kesimpulan, mengingat, membuat laporan, mempersiapkan ujian,

mengatasi kejenuhan dan membangkitkan motivasi.

Belajar adalah kegiatan manusia yang sangat penting dan harus

dilakukan selama hidup, karena melalui belajar dapat melakukan perbaikan

dalam berbagai hal yang menyangkut kepentingan hidup. Keberhasilan

belajar bagi siswa dapat diperoleh jika siswa tersebut memiliki berbagai

keterampilan yang dibutuhkannya dalam belajar. Satgasus 3SCPD (2002: 2)

mengatakan bahwa dalam belajar, siswa harus menguasai beberapa

keterampilan belajar antara lain:

1) Keterampilan dalam menjalani proses belajar mengajar

2) Keterampilan dalam mengingat, konsentrasi dan ketahanan

dalam belajar

3) Keterampilan dalam meningkatkan kemampuan membaca

4) Keterampilan dalam penyusunan dan penyelesaian tugas-tugas

5) Keterampilan belajar dari dan bersama orang lain

6) Keterampilan belajar sesuai dengan jurusan yang ditempati

7) Keterampilan dalam mengikuti ujian

Berikut ini diuraikan berbagai keterampilan yang dibutuhkan siswa

dalam belajar:

Page 37: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

1) Keterampilan dalam menjalani proses belajar

Agar siswa dapat menjalani proses pembelajaran secara efektif dan

efisien, kepada siswa diharuskan dan mampu mengembangkan sikap dan

pandangan yang positif terhadap proses belajar mengajar yang dijalani siswa

dan guru. Pandangan dan sikap siswa terhadap pelajaran dalam batas-batas

tertentu dapat mempengaruhi kegairahan dan aktivitas siswa berkenaan

dengan pelajaran yang diikutinya. Sikap dan pandangan positif siswa

terhadap pelajaran, guru yang mengajar, tugas yang akan dikerjakan,

fasilitas dan sumber yang diperlukan dapat mendorong siswa untuk bekerja

keras sehubungan dengan berbagai kegiatan pelajaran yang akan

dijalaninya. Oleh karena itu sikap optimis dan pandangan positif terhadap

kegiatan belajar harus diciptakan untuk mencapai hasil maksimal.

Sebelum mengikuti pelajaran, siswa dapat mempersiapkan materi

pelajaran dengan cara membaca kembali catatan sebelumnya dan membaca

bahan yang akan dipelajari serta menemukan hubungannya. Selain itu, siswa

juga perlu melakukan persiapan fisik. Dalyono (1997:55) mengemukakan

bahwa kesehatan jasmani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan

belajar. Senada yang dikemukakan Prayitno, dkk (1997:6) bahwasanya

dalam keterampilan hal yang harus diperhatikan oleh siswa yaitu

mengupayakan terpeliharanya kesehatan dan kebugaran untuk siap dan tetap

bergairah dalam menjalani berbagai aktivitas belajar. Surya (2011:92)

mengemukakan “keefektifan belajar seseorang sangat dipengaruhi oleh

kesiapan belajarnya”.

Page 38: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

Selanjutnya, keterampilan lain yang harus diperhatikan oleh siswa

agar bisa belajar dengan efektif dan efisien yaitu memilih tempat duduk

yang nyaman dan strategis juga mempengaruhi proses belajar siswa. Selama

mengikuti pelajaran siswa dapat mencatat berbagai materi penting,

menanyakan materi yang belum dipahami, menjawab pertanyaan yang

diberikan guru, dan mengemukakan pendapat. Duduk di depan merupakan

posisi yang terbaik sebab mau tidak mau siswa dapat memperhatikan secara

sungguh-sungguh penjelasan guru atau sajian diskusi dari teman-teman

yang menyajikan. Duduk di depan juga dapat mencegah siswa agar tidak

mengantuk, sebab siswa yang duduk di depan langsung berhadapan dengan

guru sehingga pandangan guru sering terarah kepadanya yang memaksanya

untuk tidak berani mengantuk.

Agar materi yang telah dipelajari tidak lupa, maka yang dapat

dilakukan siswa setelah mengikuti pelajaran adalah menuliskan materi

tersebut dalam kartu khusus, diskusi dengan teman dan mencari sumber

belajar lainnya. Slameto (2010:76) menyatakan belajar yang efisien dapat

dicapai apabila menggunakan strategi belajar yang tepat untuk dapat

mencapai hasil yang semaksimal mungkin. Satgasus 3SCPD (2002:8)

mengemukakan uraian yang berhubungan dengan kegiatan dan keterampilan

dalam menjalani proses belajar sehingga hal yang tersebut di atas dapat

dikuasai oleh siswa:

Page 39: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

a) Sikap terhadap belajar

Pandangan dan sikap siswa terhadap proses belajar dalm batas-batas

tertentu mempengaruhi kegairahan dan aktifitas siswa yang bersangkutan.

Sikap dan pandangan yang posiif terhadap belajar akan dapat mendorong

siswa untuk mau bekerja keras sehubungan dengan berbagai kegiatan

belajar yang akan dijalani. Agar siswa dapat menjalani proses belajar secara

efektif dan efisien, siswa di tuntut untuk dapat mengembangkan sikap dan

pandangan yang positif terhadap proses belajar yang dijalaninya yaitu:

1. Persepsi yang positif terhadap program studi

Siswa hendaknya menaruh sikap dan pandangan yang positif terhadap

program studi yang dijalaninya. Sikap dan pandangan seperti itu akan

mendorong siswa untuk mencintai program studi yang dimaksudkan

sehingga membawa dampak-dampak yang menguntungkan terhadap

aktifitas belajar siswa.

2. Sikap dan pandangan yang positif terhadap kehadiran dalam belajar

Keyakinan yang benar dan positif terhadap kehadiran mengikuti

proses belajar adalah suatu sikap yang amat mendukung terhadap

keberhasilan belajar. Berikut ini beberapa hal yang menyangkut sikap

positif yang perlu dikembangkan terhadap kehadiran dalam belajar adalah:

a. Tanamkan dalam diri bahwa pembelajaran yang akan diikuti sangat

penting bagi kelanjutan studi.

b. Berupaya mencari berbagai keterangan tentang sifat dan hakekat

pembelajaran yang akan diikuti.

Page 40: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

c. Berusahalah mengaitkan sifat dan tujuan pembelajaran yang telah

diperoleh itu dengan diri sendiri.

3. Sikap dan pandangan terhadap guru

Sikap dan pandangan yang positif terhadap guru akan mendorong

siswa untuk mampu berkomunikasi secara efektif sehingga siswa dapat

menggali berbagai pengetahuan, keterampilan dan sikap berkenaan dengan

mata pelajaran yang dipegangnya.

4. Sikap dan pandangan yang positif terhadap bahan dan fasilitas

pembelajaran

Perlu dipahami bahwa berbagai bahan dan fasilitas pembelajaran

seperti buku-buku sumber, jurnal, hand out, perpustakaan adalah sumber

yang dapat membantu siswa memahami dan menguasai materi pelajaran.

a). Menyiapkan diri mengikuti proses belajar

Mempersiapkan diri untuk mengikuti proses belajar adalah penting,

sebab dengan persiapan yang matang siswa merasa mantap untuk

hadir dalam pembelajaran yang akhirnya memudahkan siswa untuk

berkonsentrasi.

b). Mengikuti proses belajar

Banyak siswa datang ke sekolah dengan tujuan yang berbeda-beda

yaitu untuk tidak absen, hanya menandatangani daftar hadir, bahkan

ada siswa yang tidak hadir tetapi menyuruh temannya menandatangani

daftar hadir. Untuk sampai pada tujuan yang hendak dicapai dalam

Page 41: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

mengikuti pembelajaran sejumlah pedoman dapat dijadikan panduan

dalam setiap kali mengikuti pembelajaran, yaitu: (1) memilih tempat

duduk dalam kelas, (2) mencatat materi pelajaran, (3) bertanya dan

menjawab, (4) mengemukakan pendapat, (5) berupaya menghindarkan

diri dari berbagai pengaruh yang mengganggu konsentrasi belajar.

2) Keterampilan dalam mengingat, konsentrasi dan ketahanan dalam belajar

Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam belajar perlu didukung

dengan kemampuan mengingat, konsentrasi dan ketahanan tinggi.

Kemampuan mengingat sangat penting dalam belajar, tanpa mengingat

sesuatu yang dipelajari akan hilang begitu saja tanpa bekas. Tanpa

mengingat hidup akan hanya berarti untuk sesaat yang amat singkat saja,

tidak mempunyai masa lalu dan tidak memerlukan masa depan. Ahmadi dan

Widodo Supriyono (2004:128) mengungkapkan bahwa mengingat harus

didasari atas kebutuhan serta kesadaran untuk mencapai tujuan belajar lebih

lanjut. Secara ideal materi yang dipelajari hendaknya dapat diingat dalam

kualitas yang tinggi.

Ingatan diperlukan dalam belajar agar semua informasi, pengetahuan

yang diperoleh seseorang tersimpan dengan baik dan dapat digunakan lagi

pada waktu tertentu. Menurut Ellis C. Henry (1990:5) menyatakan bahwa

“Memory refers to storing information and to accessing or retrieving

information. More generally, memory encompasses three basic processes:

encoding, storage, and retrieval”.

Page 42: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

Ada tiga proses dasar dalam mengingat, yaitu encoding yang berarti

pemberian kode tertentu terhadap materi yang akan disimpan, storage yang

berarti proses pengendapan materi yang dipelajari sampai terjadinya

peristiwa mengingat, dan retrieval yang berarti upaya memunculkan

kembali kesadaran materi yang sebelumnya diendapkan.

Selanjutnya Ellis C. Henry (1990:33) mengemukakan ada lima

kebiasaan baik yang mesti dikembangkan berdasarkan teori dan kajian

tentang keterampilan meningkatkan konsentrasi, kebiasaan tersebut antara

lain:

1. Understand the objective of what is being studied

2. Focus attention on the study material

3. Arrange contigencies of reinforcement

4. Organize the matrrials

5. Practice retrieval

Selanjutnya Slameto (2010:86) mengungkapkan bahwa konsentrasi

adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua

hal lain yang tidak berhubungan. Belajar yang serius membutuhkan

konsentrasi yang penuh. Untuk itu siswa perlu menetapkan tujuan belajar

yaitu: (1) bahan yang dipelajari dibagi-bagi, (2) penetapan target belajar, (3)

penilaian diri sendiri. Selain itu, mengatur lingkungan belajar diantaranya:

(1) suasana hati dan sosio-emosional, (2) pengaturan tugas-tugas, dan (3)

lingkungan fisik.

Tanpa konsentrasi belajar, maka hasil belajar tentu sangat rendah atau

tidak optimal. Jika seseorang selalu mengalami kesulitan berkonsentrasi

ketika belajar, bagaimana mau berharap menjadi siswa yang berprestasi.

Page 43: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

Menurut Surya (2011:110) “Konsentrasi belajar itu maksudnya adalah

pemusatan daya pikiran dan perbuatan pada suatu objek yang dipelajari

dengan menghalau atau menyisihkan segala hal yang tidak ada

hubungannya dengan objek yang dipelajari”.

Konsentrasi besar pengaruhnya terhadap belajar. Seseorang yang

dapat belajar dengan baik adalah orang yang dapat berkonsentrasi dengan

baik dengan kata lain ia harus memiliki kebiasaan untuk memusatkan

pikiran. Thabrany (1995:32) mengatakan bahwa dalam setiap langkah

belajar, di dalam kelas maupun di rumah, tatkala kita belajar sendiri

diperlukan konsentrasi pikiran yang tinggi. Konsentrasi adalah kunci

keberhasilan dalam belajar dan kemampuan berkonsentrasi akan

mempengaruhi hasil belajar siswa.

Kegiatan belajar memerlukan waktu yang cukup panjang, usaha yang

keras dan konsentrasi yang tinggi, sehingga dibutuhkan ketahanan fisik dan

mental yang baik. Satgasus 3SCPD (2002:35) menyebukan bahwa kegiatan

belajar memerlukan kemampuan mental seperti, menangkap pesan,

mengingat, berpikir, konsentrasi, yang semuanya terwujud dalam bentuk

mendengar, menulis, bicara dan diskusi.

Belajar memerlukan konsentrasi yang tinggi dan kondisi lingkungan

yang baik agar materi pelajaran dapat dikuasai oleh siswa. Hal ini didukung

oleh pendapat Surya (2011:116) mengemukakan “Cara membangun

konsentrasi belajar antara lain: (1) lingkungan belajar harus kondusif, (2)

Page 44: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

kesiapan belajar, (3) menanamkan minat dan motivasi belajar dengan cara

mengembangkan imajinasi berpikir dan aktif bertanya.

3) Keterampilan dalam meningkatkan kemampuan membaca

Kemampuan membaca yang tinggi tidak datang dengan sendirinya,

dan tidak akan meningkat dari waktu ke waktu secara otomatis. Peningkatan

itu harus diupayakan dengan kemauan yang kuat dan dengan usaha yang

keras. Menurut Satgasus 3SCPD (2001:4) upaya yang dapat dilakukan agar

kemampuan membaca meningkat adalah sebagai berikut:

a. Minat dan semangat untuk membaca

Minat dan semangat untuk membaca tergantung pada sejumlah hal, yang

paling pokok di antaranya:

1. Pentingnya materi bahan yang harus dibaca

2. Kemenarikan bahan bacaan

3. Kesegeraan penyelesaian membaca

4. Tuntutan yang dikenakan atas hasil bacaan

5. Adanya bahan yang akan dibaca

6. Tempat dan suasana

7. Kemampua membaca

b. Isi bacaan

Keadaan yang diharapkan pada bagian isi bacaan ini adalah semua istilah

dan kalimat dalam bacaan itu dapat dimengerti secara tepat sesuai dengan

konteks dan maksudnya, demikian juga ide-ide pokoknya dapat

ditangkap dengan jelas.

Page 45: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

c. Membaca cermat dan lengkap

Sesuatu tidak akan lengkap apabila proses melengkapi tidak disertai

kecermatan. Hasil yang dicapai dianggap lengkap, tetapi kurang terinci

dan rincian yang ada banyak yang keliru, hal itu disebabkan karena

prosesnya tidak disertai kecermatan.

Membaca secara cermat berarti memperhatikan segenap rincian yang ada

dalam bacaan itu; rincian yang ada itu pun dipahami sedalam-dalamnya.

Sedangkan membaca secara lengkap berarti membaca seluruh bahan,

tidak meloncat-loncat, dan tidak ada yang dilampaui. Membaca secara

cermat dan lengkap berarti berusaha memahami seluruh bahan dengan

segenap rinciannya.

d. Kecepatan membaca

Kecermatan dan kelengkapan membaca perlu diiringi oleh kecepatan

membaca. Membaca yang benar-benar efektif dan efisien tidak akan

tercapai apabila tidak disertai dengan kecepatan yang memadai. Modal

pertama dan utama untuk membaca cepat dan juga dicapainya mutu hasil

bacaan yang tinggi adalah konsentrasi. Seluruh konsentrasi hendaknya

diarahkan kepada bahan yang hendak dibaca.

e. Hasil bacaan

Hasil kegiatan membaca ialah penguasaan terhadap isi bacaan yang

semuanya itu dapat dijelaskan dalam berbagai definisi dan istilah,

kalimat dan uraian, ide pokok dan rumus, gambar, grafik, tabel, diagram

dan penampilan lainnya.

Page 46: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

f. Sumber lain

Hasil kegiatan membaca yang telah direkam, baik dalam pikiran atau

dalam catatan, hendaknya tidak tersimpan atau mengendap begitu saja.

Jika dibiarkan demikian, maka hasil bacaan itu akan segera menghilang

dari rekaman.

4) Keterampilan dalam penyusunan dan penyelesaian tugas-tugas

Siswa yang sedang menjalani studi atau belajar dituntut untuk

menyelesaikan tugas-tugas tertentu untuk setiap mata pelajaran. Salah satu

faktor penentu kesuksesan siswa dalam belajar adalah sejauh mana siswa

dapat menyelesaikan dengan baik tugas-tugas yang dituntut oleh guru.

Tugas-tugas dalam setiap pelajaran yang diikuti siswa bukan hanya sekedar

dapat diselesaikan seadanya saja tetapi hendaknya dapat memenuhi mutu

dan kriteria yang diharapkan di samping dapat diselesaikan pada waktu

yang ditetapkan. Kemampuan dalam membuat tugas-tugas tersebut tidak

dapat meningkat dengan sendirinya tetapi perlu diupayakan melalui kerja

keras dengan semangat dan kemauan yang kuat.

a. Memahami tugas

Berbagai bentuk tugas yang akan dikerjakan, terlebih dahulu tugas itu

harus betul-betul dimengerti. Tugas yang tidak dimengerti dapat

menurunkan semangat dalam menyelesaikannya. Untuk itu, meminta

penjelasan kepada guru atau teman tentang tugas yang akan dikerjakan. Dua

hal yang perlu diperhatikan tentang tugas yang akan dikerjakan adalah:

Page 47: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

1. Materi tentang apa, sampai ke mana

2. Bentuk dan cara mengerjakannya bagaimana

b. Menyiapkan sumber dalam mengerjakan tugas

Tugas yang dikerjakan dengan baik dan dapat diselesaikan pada

waktunya apabila ditunjang oleh bahan yang diperlukan untuk itu. Oleh

sebab itu, kegiatan pertama bagi siswa dalam mengerjakan tugas adalah

mempersiapkan bahan-bahan atau materi dengan lengkap dan relevan.

Pentingnya pemahaman tugas secara lengkap dan penyiapan sumber-sumber

akan memudahkan siswa dalam pembuatan tugas.

c. Penyelesaian tugas

Tugas yang telah didaftarkan dalam daftar tugas beserta sumber,

waktu pengerjaan, dan penyerahannya akan menjadi tidak berarti jika tidak

direalisasikan. Prayitno, dkk (2002:8) mengemukakan “Dalam kaitan

dengan penyelesaian tugas ada dua hal penting yang perlu diperhatikan,

yaitu: (1) mutu tugas, dan (2) waktu pengerjaan dan penyelesaiannya”.

d. Penyerahan tugas

Tugas yang telah dikerjakan perlu diserahkan kepada guru dengan

perhitungan yang matang. Bagusnya mutu isi dan tampilan tugas yang

dikerjakan oleh siswa, namun tugas tersebut belum akan mendapatkan nilai

jika tugas tersebut belum sampai ke tangan guru seperti yang direncanakan.

Satgasus 3SCPD (2002:11) mengemukakan bahwa sewaktu tugas tersebut

akan diserahkan kepada guru, siswa perlu mempertimbangkan hal-hal

Page 48: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

berikut, yaitu: (1) waktu, tempat tugas itu diserahkan, dan (2) bentuk

penyerahan tugas tersebut.

e. Tindak lanjut

Tindak lanjut dari tugas yang telah diserahkan kemudian dinilai oleh

guru dikembalikan kepada siswa dapat membantu pemahaman dan

penguasaan belajar materi belajar, ada dua bentuk tindak lanjut yang perlu

dilakukan siswa. Pertama, siswa perlu menindaklanjuti tugas yang

diserahkan karena tugas tersebut masih belum lengkap dan belum

memenuhi kriteria. Kedua, memanfaatkan tugas yang dimaksudkan untuk

kepentingan ujian dan tugas-tugas berikutnya. (Satgasus 3SCPD, 2002:13)

5) Keterampilan belajar dari dan bersama orang lain

Kegiatan belajar memerlukan sejumlah keterampilan dari siswa agar

mereka memperoleh hasil yang optimal. Salah satu usaha yang dapat

dilakukan oleh siswa adalah melalui belajar dari dan bersama orang lain

atau lebih dikenal dengan kelompok belajar. Knapper, Christopher K. dkk

(2000:135) mengutarakan bahwa:

Furthermore, some of the common components of study skills

courses do deal with aptitudes that are perfectly consistent with

lifelong learning such as the ability to organize study; manage

time, learn from peers, communicate with other, read and write

reports and so on.

Kegiatan kelompok belajar dapat dilakukan oleh sejumlah atau

sekelompok siswa yang melakukan aktivitas bersama dan saling membantu

dalam upaya meningkatkan prestasi belajar. Kelompok ini

menyelenggarakan kegiatan belajar di luar jadwal pelajaran resmi.

Page 49: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

Menurut Satgasus 3SCPD (2002:1) secara umum kegiatan kelompok

belajar ini memiliki tujuan yang dapat membantu siswa dalam upaya

mengembangkan berbagai potensi belajarnya secara optimal. Dalam

melakukan kegiatan kelompok belajar, peserta berusaha mengembangkan

kegiatan belajar dan memecahkan berbagai permasalahan belajar yang

mereka alami sewaktu belajar di sekolah maupun di luar sekolah. Satgasus

3SCPD (2002:4) hal-hal yang diharapkan pada keterampilan belajar dari dan

bersama orang lain sebagai berikut:

a. Memiliki kehendak untuk belajar dalam kelompok

Motivasi (kehendak) merupakan bagian yang sangat penting dalam

menciptakan usaha belajar. Belajar yang dibarengi dengan motivasi

tinggi dimungkinkan siswa akan memperoleh prestasi yang

memuaskan.

b. Aktif dalam mengikuti pembentukan kelompok

c. Hadir dan mengikuti kegiatan kelompok

d. Mengaplikasikan secara langsung hasil kegiatan kelompok

e. Mengikuti secara aktif kegiatan lanjutan kelompok.

6) Keterampilan bertanya

Keaktifan siswa dalam proses belajar tampak apabila siswa

memberikan komentar terhadap materi yang dibahas, bertanya tentang

bahan-bahan yang tidak dipahami dan berusaha menjawab pertanyaan yang

dilontarkan guru atau dari teman sekelas. Keterampilan bertanya merupakan

unsur penting yang perlu dikuasai oleh siswa, mengingat bahwa siswa perlu

Page 50: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

mendalami materi yang dibahas dalam proses belajar. Bertanya tujuannya

adalah mengetahui dan memahami materi pelajaran yang belum dipahami,

dan atau mencek kebenaran konsep atau pengertian yang dimiliki siswa.

Dengan demikian sesuatu yang ditanyakan hendaknya bagian yang tidak

jelas, tidak dimengerti, atau siswa melihat hubungan yang tidak jelas atau

logis antara satu aspek dengan aspek lainnya.

Menurut Prayitno, dkk (2002:28) untuk dapat bertanya secara efektif

dikemukakan rambu-rambu sebagai berikut:

a. Ikuti proses belajar dari awal agar yang ditanyakan tersebut memang

belum dibahas atau dibicarakan pada waktu-waktu sebelumnya.

b. Tentukanlah bagian mana dari materi pelajaran yang betul-betul belum

memahaminya atau bagian yang tidak dapat ditemukan hubungan antara

satu unsur dengan unsur lainnya atau jika terdapat hubungan antara satu

bagian dengan lainnya, namun hubungan tersebut tidaklan logis menurut

pikiran.

c. Untuk tahap awal, yaitu siswa yang baru “belajar bertanya”, tulislah

pertanyaan yang akan diajukan tersebut.

d. Mintalah kesempatan untuk bertanya kepada guru dengan cara

mengacungkan tangan.

e. Apabila sudah diberi kesempatan untuk bertanya, ajukanlah pertanyaan

yang telah dirumuskan tersebut dengan nada suara ingin tahu, dan jangan

sekali-kali dengan nada menguji atau menyalahkan orang lain.

Page 51: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

7) Keterampilan mencatat

Mencatat pelajaran merupakan suatu bentuk keterampilan yang perlu

ditingkatkan. Untuk itu diperlukan keterampilan khusus untuk kegiatan

mencatat. Menurut Gie (1995:23) pembacaan buku yang dilakukan siswa

kebanyakan akan menjadi sia-sia kalau ia tidak membuat catatan-catatan

dari bahan bacaannya, karena pikiran tidak dapat seketika mengingat begitu

banyak butir pengetahuan tanpa berulang-ulang menghafalnya. Oleh sebab

itu membuat aneka catatan yang diperlukan untuk studi selanjutnya

merupakan suatu keharusan setelah selesai membaca buku.

Catatan yang bagus hendaknya sistematis, jelas, ringkas, menarik agar

siswa senang mempelajari kembali materi yang telah dijelaskan. Menurut

Prayitno, dkk (1997:20) menguraikan ada beberapa pedoman dalam

membuat catatan yaitu: (1) mencatat pelajaran secara ringkas, (2) mencatat

pelajaran secara cermat, (3) mencatat pelajaran secara tepat, (4) menindak

lanjuti catatan.

a. Mencatat secara ringkas

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam mencatat secara

ringkas, menurut Prayitno, dkk (1997:21) langkah tersebut yaitu:

1) Catatlah istilah-istilah penting yang perlu mendapatkan

perhatian khusus atau yang tidak diketahui. Catatlah garis besar

atau pokok-pokok, gambar, diagram atau tabel yang ditulis oleh

guru di papan tulis.

Page 52: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

2) Catatlah kata kunci yang disampaikan oleh guru, tidak perlu

mencatat keseluruhan perkataan guru melainkan mencatat

intisari atau kesimpulan dari materi yang dibahas.

3) Gunakan kode/singkatan kata untuk mempercepat proses

mencatat dan konsep-konsep yang tidak penting atau yang sudah

dipahami tidak perlu dicatat.

b. Mencatat secara cermat dan tepat

Menurut Prayitno, dkk (1997:23) “kecermatan dalam mencatat

mengandung arti teliti, yaitu tidak meninggalkan hal-hal penting untuk

dicatat, sedangkan ketepatan mengacu kepada benar salahnya apa yang

dicatat”. Kecermatan dapat dilihat dalam dua hal yaitu: (1) kejelasan

urutan, dan (2) kejelasan penggunaan kata atau kalimat dalam mencatat.

Untuk itu ada beberapa pedoman dalam untuk mencatat secara cermat

dan tepat yaitu:

1) Temukan hal penting dalam materi yang dibahas, kemudian catat

dalam buku catatan secara jelas. Jangan melewatkan bagian yang

penting seperti bahan yang sering diulang guru atau guru mengatakan

“ingatlah bahwa”, “yang perlu diketahui ialah”, dan sebagainya. Jika

tertinggal mencatat bagian yang penting jangan berhenti, tetapi

kosongkan untuk dilengkapi setelah proses penyajian atau

menanyakan secara langsung kepada guru atau teman sekelas.

2) Catatlah kesimpulan yang ditarik dari uarian yang dikemukakan guru.

Untuk menarik kesimpulan caranya adalah dengan memperhatikan

Page 53: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

betul uraian guru dan kemudian mengolahnya sendiri dengan segera.

Kesimpulan dapat ditarik secara butir perbutir pada akhir setiap sub

pokok bahasan

3) Catatlah konsep-konsep pokok yang dikemukakan guru. Biasanya

konsep tersebut ditulis guru di papan tulis.

Untuk mencatat hasil bacaan dengan ringkas dan menyeluruh

dapat dilakukan dengan teknik peta pikiran. Hal ini sesuai dengan

pendapat Das dan Elfi (2004:46) bahwa keunggulan dari peta pikiran

adalah : (1) dapat menangkap seluruh konsep, (2) dapat menyusun

bahan dan informasi secara praktis, (3) dapat memperlihatkan hubungan

konsep dan gagasan, (4) dapat megingat kembali dengan mudah, dan

(5) merangsang kreatifitas.

c. Menindak Lanjuti Catatan

Kegiatan menindak lanjuti catatan bertujuan untuk memahami

pelajaran secara mendalam, untuk diingat dan dilengkapi. Untuk

menindak lanjuti catatan ini Tim Satgasus 3SCPD (2002:25)

mengemukakan beberapa langkahnya yaitu:

1) Lakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan dan ketepatan

catatan yang telah dibuat, dapat dilakukan dengan menanyakan

secara langsung kepada guru atau teman mengenai materi yang

lupa mencatatnya.

2) Menambah catatan dengan sumber lainnya, seperti menambahkan

contoh dari sumber lain dan melengkapi berbagai pengertian lain

Page 54: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

dari istilah yang terdapat dalam catatan. Untuk mendalami dan

memperluas pemahaman terhadap materi yang dicatat diharapkan

mendiskusikannya dengan teman, dapat dilakukan dengan telaah

silang untuk saling melengkapi catatan

3) Catatan harus dibuat secara rapi dan pokok penting dari materi

pelajaran ada yang perlu ditulis secara khusus dan ditandai seperti

menggaris bawahi atau memberi warna agar menjadi menarik

untuk dibaca.

8) Keterampilan menjawab

Kemampuan menjawab pertanyaan atau mengemukakan pendapat

secara lisan, apalagi di depan orang banyak, merupakan suatu hal yang amat

baik. Apalagi sebagai seorang siswa yang memiliki berbagai ide atau

pendapat terhadap pertanyaan yang diajukan oleh guru atau teman. Siswa

harus berani dan percaya diri terhadap jawaban yang akan ia kemukakan.

Untuk dapat menjawab pertanyaan secara efektif dalam proses belajar baik

pertanyaan tersebut diajukan oleh guru atau teman-teman di kelas, siswa

perlu menerapkan berbagai kegiatan dan keterampilan yang telah

dikemukakan pada bagian terdahulu. Berbagai kegiatan yang berhubungan

dengan penyiapan diri untuk belajar dan segenap sikap, aktifitas dan

keterampilan yang dituntut dalam mengikuti proses belajar perlu

dipedomani, dihayati dan diamalkan oleh siswa. Rambu-rambu berikut

dapat membantu anda menjawab pertanyaan secara baik, benar dan efektif:

Page 55: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

a. Perhatikan dan pahami isi, maksud, dan sifat dari pertanyaan yang

diajukan tersebut.

b. Untuk dapat menjawab pertanyaan secara efektif anda dituntut untuk

memiliki pengetahuan dan wawasan yang memadai tentang apa isi

yang ditanyakan itu.

c. Perlu disadari bahwa pemahaman yang baik saja tentang apa yang

ditanyakan belumlah cukup untuk menghasilkan jawaban yang benar,

baik dan bermutu. Anda perlu memperhatikan cara-cara

berkomunikasi yang baik dan benar dalam menjawab pertanyaan.

Penguasaan terhadap berbagai keterampilan belajar merupakan suatu

kunci keberhasilan belajar siswa pada materi pelajaran yang lebih tinggi.

Kemampuan menguasai berbagai keterampilan belajar dengan baik

menggambarkan kualitas atau mutu belajar siswa.

Selanjutnya pendapat yang sama (Prayitno, 1998:8 dan Gie, 1998:3)

tentang keterampilan belajar yang harus dimiliki peserta didik antara lain

sebagai berikut:

1. Keterampilan pokok/dasar yang meliputi keterampilan membaca dan

menulis

2. Keterampilan akademis yang meliputi keterampilan mengikuti

pelajaran, keterampilan mencatat bacaan, keterampilan memakai

perpustakaan dan keterampilan menempuh ujian.

Page 56: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

3. Keterampilan pendukung yang meliputi; keterampilan konsentrasi,

keterampilan menghafal pelajaran, keterampilan mengelola waktu

studi dan keterampilan mengatur diri.

3. Siswa Berprestasi

a. Pengertian Siswa Berprestasi

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa

dalam memperoleh prestasi. Prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang

diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Senada yang

diungkapkan Winkel (1996:162) “Prestasi belajar adalah suatu bukti

keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan

kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya”.

Pencapaian prestasi pada masa remaja sangat penting untuk mencapai

arah studi lanjutan ke depannya, terutama prestasi belajar, karena menjadi

landasan untuk langkah-langkah selanjutnya. Selanjutnya Santrock (2003:64)

menganggap bahwa masa remaja adalah masa kritis dalam pencapaian

prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang atau siswa dalam

belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui

prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.

Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya

prestasi belajar siswa.

Berdasarkan paparan tentang prestasi maka dapat disimpulkan bahwa

siswa berprestasi adalah siswa yang memiliki keberhasilan dalam belajar

atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya

Page 57: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

sesuai dengan bobot yang dicapainya yaitu dengan adanya hasil yang

diperoleh baik tinggi maupun rendah. Menurut Faturrohman (2010) siswa

berprestasi rendah ditandai dengan tidak tercapainya batas minimal

ketuntasan belajar yang telah ditetapkan. Sedangkan siswa berprestasi tinggi

adalah siswa yang sudah mencapai batas minimal ketuntasan dengan

perolehan nilai yang bagus.

b. Karakteristik Siswa Berprestasi

Karakter siswa berprestasi dapat diikuti dan dilakukan jika ada

kemauan yang timbul dari hati dan tidak terpaksa, karena jika ingin pintar

atau berprestasi karena paksaan atau terpaksa hasil yang akan diperoleh tidak

akan bagus. Fififakholiq (diakses 2012) berikut ini dikemukakan beberapa

karakteristik siswa berprestasi:

1. Memiliki keyakinan yang kuat

Keyakinan yang kuat ini akan mengantarkannya pada keteguhan

prinsip dan melahirkan tekad yang kuat sehingga dalam melakukan

tindakan ia tidak mudah terpengaruh atau plin-plan.

2. Memiliki wawasan berpikir yang cerdas

Keluasan wawasan seseorang jelas akan memepengaruhi kesuksesan

seseorang.

3. Pribadi yang Mandiri

Salah satu karakteristik siswa yang sukses ialah mandiri. Mana

mungkin ia akan menjadi pemenang jika ia selalu menggantungkan

nasibnya pada orang lain.

Page 58: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

4. Optimalisasi waktu

Menghargai pentingnya waktu. Namun sebagai seorang siswa kita

dapat memaknai waktu sebagai ilmu.

5. Ingin selalu bermanfaat bagi orang lain

6. Menetapkan nilai yang akan dicapai atau menetapkan standar

unggulan. Siswa menetapkan nilai yang akan dicapai. Nilai itu lebih

tinggi dari nilai sendiri (internal) atau lebih tinggi dengan nilai yang

dicapai oleh orang lain (eksternal). Untuk mencapai nilai yang sesuai

dengan standar keunggulan, siswa harus menguasai secara tuntas

materi pelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, adapun karakteristik siswa berprestasi tinggi

adalah: (1) belajar dengan tekun, (2) berani mencoba hal baru, (3) tidak malu

bertanya akan sesuatu yang tidak diketahuinya, (4) mempunyai prisip dan

pendirian teguh, (5) kritis dalam proses pembelajaran, (6) tidak pernah putus

asa dalam menghadapi kegagalan, dan terus mencoba selama dia mampu, (7)

hasil belajar yang tinggi di atas nilai ketuntasan. Sebaliknya karakteristik

siswa berprestasi rendah yaitu (1) tidak bersemangat untuk menjalani proses

belajar, (2) malas mengikuti kegiatan belajar, (3) tidak berani bertanya atau

takut salah dalam mengemukakan idenya, (4) tidak mencapai ketuntasan

dalam belajar yang telah ditetapkan sekolah, (5) lebih cenderung bermain-

main dalam belajar, (6) tidak konsentrasi dalam belajar, melainkan

melakukan aktivitas yang lain.

Page 59: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

Berdasarkan penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa karakteristik

siswa berprestasi merupakan suatu karakter yang di miliki oleh siswa atau

siswi yang pintar yang dapat dilihat dari cara kerja dan tanggung jawab dari

segala sesuatu dan dalam segi apapun yang sedang ia lakukan serta adanya

hasil (berprestasi tinggi dan rendah) yang diperoleh siswa karena aktivitas

belajar yang telah dilakukan.

4. Akreditasi Sekolah

a. Konsep Dasar Akreditasi Sekolah

Proses evaluasi terhadap seluruh aspek pendidikan harus diarahkan

pada upaya untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu dan

memberdayakan sekolah yang dievaluasi sehingga dihasilkan lulusan

pendidikan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Upaya peningkatan mutu

pendidikan nasional secara bertahap ke arah yang diharapkan sesuai dengan

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

perlu dilakukan pengembangan dan membangun sistem pengendalian mutu

pendidikan melalui empat program yang terintegrasi yaitu standarisasi,

evaluasi, akreditasi dan sertifikasi. Proses evaluasi dalam aspek pendidikan

salah satunya dilaksanakan kegiatan akreditasi sekolah.

Akreditasi dilakukan dalam rangka untuk menilai kelayakan dan kinerja

sekolah. Hal ini dipertegas oleh Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB XVI Pasl 60, tentang akreditasi:

1. Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program

dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan

nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.

Page 60: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan

oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk

akuntabilitas publik

3. Akreditasi dilakukan atas dasar kriteria yang bersifat terbuka.

4. Ketentuan mengenai akreditasi sebagaimana dimaksud dalam

ayat 1. Ayat 2, dan ayat 3 diatur lebih lanjut dengan Peraturan

Pemerintah

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa akreditasi

sekolah adalah proses penilaian secara komprehensif terhadap kelayakan dan

kinerja satuan dan/atau program pendidikan yang dilakukan sebagai bentuk

akuntabilitas publik. Adapun tujuan akreditasi sekolah sesuai dengan

keputusan Mendiknas Nomor 087/U/2002 adalah:

1. Memperoleh gambaran kinerja sekolah yang dapat digunakan

sebagai alat pembinaan, pengembangan, dan peningkatan

mutu pendidikan.

2. Menentukan tingkat kelayakan suatu sekolah dalam

penyelenggaraan pelayanan pendidikan.

Berdasarkan hal di atas jelaslah bahwa adanya akreditasi sekolah

diharapkan kualitas sekolah juga semakin baik, dan sekolah yang berkualitas

akan menghasilkan lulusan yang baik dan memiliki prestasi belajar yang

tinggi.

b. Komponen Akreditasi Sekolah

Mengacu pada pengertian akreditasi sekolah yaitu suatu kegiatan

penilaian kelayakan dan kinerja suatu sekolah berdasarkan kriteria (standar)

yang ditetapkan dan dilakukan oleh Badan Akreditasi Sekolah (BAS) yang

hasilnya diwujudkan dalam bentuk pengakuan peringkat kelayakan

sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional

Page 61: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

087/U/2002, maka perlu dilakukan dua tindakan. Pertama, menetapkan

standar akreditasi sekolah yang digunakan sebagai tolak ukur/kriteria,

mengingat sekolah sebagai sistem terdiri dari sejumlah komponen yang

terkait, maka perlu ditetapkan terlebih dahulu standar dari masing-masing

komponen sekolah. Kedua, menilai kinerja dan kelayakan sekolah melalui

tindakan membandingkan masing-masing komponen sekolah menurut

kenyataan dengan standar/kriteria yang telah ditetapkan bagi msing-masing

komponen sekolah.

Akreditasi sekolah dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan

sebagai bentuk akuntabilitas publik yang dilakukan secara objektif, adil,

transparan dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria

yang mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan (SNP). Hal ini

didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang memuat

kriteria minimal tentang komponen pendidikan. Standar Nasional Pendidikan

dijadikan acuan guna memetakan secara utuh profil kualitas

sekolah/madrasah. Mengacu pada pasal 2 ayat (1), lingkup Standar Nasional

Pendidikan meliputi:

1. Standar isi;

2. Standar proses;

3. Standar kompetensi lulusan;

4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan;

5. Standar sarana dan prasarana;

6. Standar pengelolaan;

7. Standar pembiayaan;

8. Standar penilaian pendidikan.

Page 62: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan di atas hasil perbandingan

secara keseluruhan komponen-komponen sekolah menurut kenyataan dengan

standar akreditasi akan menentukan hasil akreditasi yang klasifikasinya dapat

digolongkan menjadi terakreditasi (amat baik, baik, cukup) atau tidak

terakreditasi, sebagai bentuk pertanggungjawaban sekolah kepada publik.

5. Implikasi Bimbingan dan Konseling Terhadap Keterampilan Belajar

Bimbingan dan konseling merupakan upaya pemberian bantuan untuk

mewujudkan perkembangan manusia secara optimal pada setiap tahap

perkembangannya, membantu siswa menemukan pribadinya dan menerima

dirinya secara positif dan dinamis. Oleh sebab itu, hubungan yang baik antara

guru dan siswa sangat menunjang dalam peningkatan keterampilan belajar

siswa, dengan adanya perhatian berupa pujian atau phunisment yang diberikan

guru terhadap siswa mendatangkan kesenangan tersendiri bagi siswa.

Implikasi hasil penelitian ini terhadap bimbingan dan konseling adalah

sebagai dasar pembuatan program layanan bimbingan dan konseling khususnya

bidang bimbingan belajar. Adapun program layanan BK tidak mungkin akan

tercipta, terselenggara dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem

pengelolaan (manajemen) yang bermutu, artinya dilakukan secara jelas,

sistematis dan terarah. Stoner (1981) mengemukakan pendapatnya mengenai

pengertian manajemen sebagai berikut: “Management is the process of

planning, organizing, leading and controlling the efforts of organizing

Page 63: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

members and using all over organization resources to achieve stated

organizational goals” (dalam Nurihsan, 2005:46).

Fungsi manajemen menurut Terry (dalam Winardi, 1990:4) terdiri dari

apa yang disingkatnya menjadi P.O.A.C. (Planning, Organizing, Actuating dan

Controlling) Fungsi manajemen yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Planning (Merencanakan)

Menurut Handoko (1997:23), planning adalah (1) pemilihan atau

penetapan tujuan-tujuan organisasi, dan (2) penentuan strategi, kebijaksanaan,

program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan

untuk mencapai tujuan. Dalam pembuatan program BK seharusnya melalui

tahapan ini sebagai tahap awal.

b. Organizing (Mengorganisasikan)

Organizing menurut Terry (dalam Winardi, 1990:115) adalah tindakan

mendistribusikan pekerjaan antara kelompok yang ada dan menetapkan serta

merincikan hubungan-hubungan yang diperlukan. Aplikasi terhadap program

BK adalah guru bimbingan dan konseling yang diberikan tanggung jawab

terhadap program yang telah dibuat.

c. Actuating (Melaksanakan)

Menurut Terry (dalam Winardi, 1990:115), actuating berarti

merangsang anggota-anggota kelompok untuk melaksanakan tugas-tugas

mereka dengan kemauan baik dan secara antusias. Sesuai dengan tugas

masing-masing, maka orang-orang dalam organisasi mulai mengerjakan tugas-

Page 64: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

tugas sesuai dengan jadwal. Aplikasi terhadap program BK di sekolah adalah

para guru bimbingan dan konseling melaksanakan program yang telah dibuat

dengan penuh tanggung jawab.

d. Controlling (Mengontrol)

Menurut Handoko (1997:35), controlling adalah proses untuk menjamin

bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Aplikasi terhadap

program BK adalah guru bimbingan dan konseling akan dinilai berdasarkan

akuntabilitasnya.

Sejalan dengan pengertian manajemen, sekolah menengah atas sebagai

sebuah organisasi yang memiliki sub organisasi BK harus dapat menerapkan

fungsi-fungsi manajemen ke dalam program layanan BK agar tujuan dari

layanan BK di sekolah menengah atas dapat tercapai. Adapun yang dimaksud

program bimbingan dan konseling adalah satuan besar atau kecil rencana

kegiatan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling yang akan

dilaksanakan pada periode tertentu (Panduan Umum Pelayanan BK Berbasis

Kompetensi, 2002) dan terdiri atas program tahunan, semesteran, bulanan,

mingguan dan harian.

Kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di sekolah tidaklah

dipilih secara acak, namun melalui pertimbangan yang matang dan terpadukan

dalam program pelayanan bimbingan dan konseling. Ada beberapa syarat

dalam penyusunan program (Prayitno, 2012:54), yaitu:

Page 65: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

a. kebutuhan bagi pengembangan peserta didik sesuai dengan kondisi

pribadinya, serta jenjang dan jenis pendidikannya.

b. Lengkap dan menyeluruh, memuat segenap fungsi bimbingan, meliputi

semua jenis layanan dan kegiatan pendukung, serta menjamin

dipenuhinya prinsip dan asas-asas bimbingan dan konseling.

Kelengkapan program ini disesuaikan dengan kebutuhan dan

karakteristik peserta didik pada satuan pendidikan yang bersangkutan.

c. Sistematik, dalam arti program yang disusun menurut urutan logis,

tersinkronisasi dengan menghindari tumpang tindih yang tidak perlu,

serta dibagi-bagi secara logis.

d. Terbuka dan luwes, sehingga mudah menerima masukan untuk

pengembangan dan penyempurnaannya, tanpa harus merombak

program itu secara menyeluruh.

e. Memungkinkan kerja sama dengan semua pihak yang terkait dalam

rangka memanfaatkan berbagai sumber dan kemudahan yang tersedia

bagi kelancaran dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling.

f. Memungkinkan diselenggarakannya penilaian dan tindak lanjut untuk

penyempurnaan program pada khususnya, dan peningkatan keefektifan

dan keefisienan penyelenggaraan program bimbingan dan konseling

pada umumnya.

Berdasarkan teori-teori yang telah disebutkan di atas, maka hasil

penelitian ini akan dijadikan dasar penyusunan program layanan bimbingan

dan konseling khususnya bidang bimbingan belajar.

Page 66: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

B. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan telaah kepustakaan penulis, maka ditemukan penelitian yang

relevan dengan penelitian yang ada yaitu:

1. Asniti Karni (2009) meneliti tentang Perbedaan Motivasi dan

Keterampilan Belajar Mahasiswa yang diterima melalui Jalur PMDK dan

SPMB Serta Implikasinya Terhadap Bimbingan dan Konseling (Studi di

Universitas Negeri Padang). Penelitian ini mengungkapkan bahwa mutu

keterampilan belajar mahasiswa PMDK berbeda dengan mutu

keterampilan belajar mahasiswa SPMB.

Kaitan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan

adalah pada bidang kajiannya yang sama-sama membahas mengenai

keterampilan belajar dan melihat perbedaan dari kedua variabel.

Penelitian sebelumnya meneliti keterampilan belajar antara mahasiswa

PMDK dengan mahasiswa SPMB. Sedangkan, penelitian yang peneliti

lakukan memfokuskan diri kepada keterampilan belajar siswa berprestasi

tinggi dan berprestasi rendah.

2. Fadhilla Yusri (2010) meneliti tentang Pengaruh Kegiatan Kelompok

Belajar Terhadap Peningkatan Mutu Keterampilan Belajar Siswa (Studi

Eksperimen pada SMA Negeri 13 Padang). Penelitian ini

mengungkapkan bahwa kegiatan kelompok belajar berpengaruh untuk

meningkatkan mutu keterampilan belajar siswa.

Kaitan penelitian Fadhilla Yusri dengan penelitian yang peneliti

lakukan adalah juga membahas tentang keterampilan belajar di mana

Page 67: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

siswa SMA sebagai subjek penelitiannya. Perbedaannya dengan

penelitian yang peneliti lakukan yaitu penelitian ini mengungkapkan

perbedaan keterampilan belajar, sedangkan penelitian sebelumnya

mengkaji tentang pengaruh kegiatan kelompok belajar terhadap

peningkatan mutu keterampilan belajar.

3. Akhyar Hasibuan (2008) meneliti tentang Efektifitas Layanan Bimbingan

Kelompok dalam Meningkatkan Mutu Keterampilan Belajar (Studi

Eksperimen di SMP Negeri 2 Padang). Penelitian ini mengungkapkan

bahwa pemberian layanan bimbingan kelompok efektif dalam

meningkatkan mutu keterampilan belajar siswa.

Kaitan penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan adalah

sama membahas mengenai keterampilan belajar. Penelitian sebelumnya

melihat efektifitas layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan

mutu keterampilan belajar siswa. Sedangkan penelitian yang peneliti

lakukan adalah mengungkapkan perbedaan keterampilan belajar siswa.

4. Eko Abdul Surozaq (2010) tentang Penerapan Konseling kelompok

Realita untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Berprestasi Rendah

di SMA Negeri 3 Tuban. Penelitian ini mengungkapkan bahwa adanya

perbedaan skor motivasi belajar siswa berprestasi rendah antara sebelum

dan sesudah penerapan konseling kelompok realita. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa penerapan konseling kelompok realita dapat

digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa berprestasi

rendah.

Page 68: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

Kaitan penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan adalah

sama-sama membahas mengenai siswa berprestasi rendah. Perbedaannya

dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu subjek penelitiannya adalah

siswa berprestasi tinggi dan berprestasi rendah, sedangkan penelitian

sebelumnya hanya mengungkap siswa berprestasi rendah dalam hal

motivasi belajar.

5. Dasril (2002) tentang Masalah Siswa dalam Prasyarat Penguasaan Materi

Pelajaran dan Keterampilan Belajar Serta Peranan Guru Mata Pelajaran

dan Guru Pembimbing dalam Membantu Mengatasinya (Studi pada

Sekolah Menengah Umum 1 Batusangkar). Penelitian ini

mengungkapkan bahwa siswa SMU 1 Batusangkar mengalami banyak

permasalahan bidang P dan T. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

permasalahan yang dialami siswa dalam bidang keterampilan belajar

masih tinggi dan mutu belajar pada bidang ini masih berada jauh di

bawah 50%.

Kontribusi bagi penulis dalam penelitian Dasril ini adalah untuk

melihat berbagai permasalahan dan mutu belajar siswa khususnya pada

bidang keterampilan belajar dan bagaimana guru pembimbing membantu

mengentaskan permasalahan belajar yang dialami oleh siswa dan bisa

meningkatkan keterampilan belajar siswa.

Page 69: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

C. Kerangka Pemikiran Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel. Adapun yang menjadi variabel

adalah keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi dan siswa berprestasi

rendah. Penelitian dilakukan terhadap siswa-siswa SMA Negeri Kota Padang

yang terakreditasi A, B dan C tahun pelajaran 2011/2012.

Keterampilan belajar erat kaitannya dengan proses serta output (hasil)

belajar. Artinya keterampilan belajar merupakan prasyarat untuk terciptanya

proses belajar. Dan juga keterampilan belajar sebagai suatu kesiapan yang

membutuhkan kesadaran tinggi dari siswa di dalam belajar atau suatu kondisi

awal dalam belajar yang membutuhkan kesadaran serta harus dipenuhi sarana

dalam menciptakan belajar yang efektif.

Keterampilan belajar adalah suatu sistem, metode dan teknik yang baik

dikuasai oleh siswa tentang materi pengetahuan atau materi belajar yang

disampaikan oleh guru secara tangkas, efektif dan efisien, yang tentunya

keterampilan belajar tersebut harus dilatihkan sehingga siswa menjadi terampil

dalam menjalani pembelajaran di sekolah. Dengan kata lain, keterampilan

belajar merupakan suatu keahlian tertentu yang dimiliki oleh siswa, jika

keahlian tersebut dilatihkan terus-menerus akan menjadi suatu kebiasaan yang

baik bagi siswa dalam belajar.

Penelitian berusaha mengungkap keterampilan belajar siswa

berprestasi tinggi dan berprestasi rendah. Berdasarkan data mengenai

keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi tersebut akan diuji perbedaannya

Page 70: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

dengan keterampilan belajar siswa berprestasi rendah. Kemudian hasil

penelitian nantinya diharapkan guru BK dapat meningkatkan keterampilan

belajar siswa melalui berbagai layanan bimbingan dan konseling. Kerangka

pemikiran yang dikemukakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat dirumuskan hipotesis dari

penelitian ini “Terdapat perbedaan keterampilan belajar siswa berprestasi

tinggi dan keterampilan belajar siswa berprestasi rendah”.

IMPLIKASI BK

TERHADAP

KETERAMPILAN

BELAJAR SISWA

Keterampilan Belajar Siswa:

1. Keterampilan menjalani

proses belajar

2. Keterampilan membaca

3. Keterampilan bertanya

4. Keterampilan mencatat

5. Keterampilan konsentrasi

dalam belajar

6. Keterampilan dalam

penyusunan dan penyelesaian

tugas-tugas

SISWA SMAN

AKREDITASI A

SISWA SMAN

AKREDITASI B

SISWA SMAN

AKREDITASI C

Prestasi

Tinggi

Prestasi

Rendah

Page 71: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan permasalahan, pembatasan masalah dan tujuan penelitian,

penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Menurut Irawan (1996:60) penelitian

deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendeskriptifkan atau menjelaskan

suatu hal sebagaimana adanya secara aktual. Jenis penelitian yang akan

digunakan adalah penelitian deskriptif komparatif. Subana (2001:89)

mengemukakan bahwa penelitian dengan format deskriptif adalah penelitian yang

bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan kondisi dengan berbagai situasi, atau

berbagai variabel yang timbul dimasyarakat berdasarkan apa adanya sesuai

dengan kenyataan.

Berkaitan dengan ini Yusuf (2005:82) bahwa penelitian deskriptif adalah

salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu dan

mencoba menggambarkan fenomena secara mendetail apa adanya, artinya

penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan sesuatu yang sedang

terjadi apa adanya. Dalam hal ini penelitian yang akan dilakukan yaitu penelitian

yang mengungkapkan dan menggambarkan apa adanya dan membandingkan

(komparatif) mengenai keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi dan

keterampilan belajar siswa berprestasi rendah di SMA Negeri Kota Padang.

Page 72: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

B. Waktu dan Tempat

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri

Padang (tahun pelajaran Januari-Juni 2012) akreditasi A, B dan C. Alasan

dipilihnya SMA Negeri Kota Padang yang terakreditasi A, B dan C

sebagai subjek penelitian karena peneliti ingin melihat perbedaan

keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi dan keterampilan belajar

siswa berprestasi rendah di SMA Negeri yang berakreditasi A, B dan C.

2. Tempat Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian

ini, maka yang menjadi tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Padang

terakreditasi A, SMA Negeri 13 Padang terakreditasi B, dan SMA Negeri

16 Padang terakreditasi C.

3. Waktu Penelitian

Dengan beberapa pertimbangan dan alasan peneliti, maka pelaksanaan

penelitian ini dapat selesai kurang lebih tiga bulan yaitu bulan Agustus

sampai dengan bulan Oktober tahun pelajaran 2012.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Menurut Yusuf

(2005:181) populasi adalah keseluruhan objek dari penelitian yang akan

diteliti. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa populasi

Page 73: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

merupakan keseluruhan objek yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini

bersifat terbatas, yaitu siswa kelas X SMA Negeri Kota Padang yang

terakreditasi A SMA Negeri 1 Padang, akreditasi B SMA Negeri 13 Padang,

dan akreditasi C SMA Negeri 16 Padang yang terdaftar pada tahun ajaran

2011/2012. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 658 orang dengan rincian

masing-masing kelas dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Populasi Penelitian

No. Akreditasi Kelas Jumlah siswa

1 A X 1 30

X 2 31

X 3 32

X 4 31

X 5 31

X 6 32

X 7 32

Jumlah 219

2 B X 1 33

X 2 33

X 3 33

X 4 33

X 5 34

Jumlah 166

3 C X 1 35

X 2 35

X 3 31

X 4 36

X 5 35

X 6 33

X 7 34

X 8 34

Jumlah 273

Total 658

Sumber: Tata Usaha SMA Negeri Kota Padang yang Terakreditasi A,

B dan C Tahun Ajaran 2011/2012

Page 74: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

Alasan dipilihnya kelas X sebagai populasi penelitian karena

memiliki karakteristik tersendiri seperti: potensi dan prestasi siswa sudah

terlihat dan sesuai dengan tahap perkembangan, kegigihan dalam belajar,

minat, pola hubungan interaksi yang sudah terbentuk, hasil belajar sudah

diperoleh. Kelas XI tidak dijadikan objek karena akan duduk di kelas XII,

tidak bisa diganggu dengan kegiatan lain, dan sekolah mempersiapkan

berbagai kegiatan untuk persiapan Ujian Nasional. Sedangkan kelas XII

tidak bisa dijadikan sampel karena sudah siap mengikuti Ujian Akhir

Nasional. Pertimbangan lain dilakukan dengan memperhatikan manfaat

dan saran yang dikemukakan pada penelitian.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi. Menurut Yusuf (2005:186)

sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi

tersebut. Selanjutnya menurut Sudjana (2004:160) ”Sampel adalah

sebagian dari populasi”. Syarat pengambilan sampel yaitu data itu benar,

relevan dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai sehingga

kesimpulan dari penelitian itu dapat dipertanggung jawabkan.

Penentuan sampel dalam penelitian ini dikhususkan kepada sekolah

yang terakreditasi. Alasan dipilihnya SMA N 1 Padang yang terakreditasi

A, SMA N 13 Padang terakreditasi B, dan SMA N 16 Padang

terakreditasi C, karena di sekolah akreditasi tersebut tidak mewakili

akreditasi yang lain, ditemukannya indikator permasalahan yang menarik

Page 75: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

untuk diteliti yang tidak ditemukan di sekolah akreditasi yang lain

berkenaan dengan keterampilan belajar.

Akreditasi sekolah adalah suatu kegiatan penilaian kelayakan dan

kinerja suatu sekolah berdasarkan kriteria (standar) yang ditetapkan dan

dilakukan oleh Badan Akreditasi Sekolah (BAS) yang hasilnya

diwujudkan dalam bentuk pengakuan peringkat kelayakan sebagaimana

diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional 087/U/2002. Hasil

akreditasi yang klasifikasinya dapat digolongkan menjadi terakreditasi : A

(Amat Baik) dengan nilai 86 -100, B (Baik) dengan nilai 71 – 85, C

(Cukup) dengan nilai 56 -70, tidak terakreditasi jika kurang dari 56,

sebagai bentuk pertanggungjawaban sekolah kepada

publik/masyarakat.(BAN-S/M, diakses 2012)

Sudrajat (diakses 2012) mengemukakan bahwa sistem akreditasi

memiliki karakteristik : (a) keseimbangan fokus antara kelayakan dan

kinerja sekolah, (b) keseimbangan antara penilaian internal dan eksternal,

dan (d) keseimbangan antara penetapan formal peringkat sekolah dan

umpan balik perbaikan.

Teknik penarikan sampel purposive sampling, berarti cara

penentuan atau pengambilan sampel didasarkan pada maksud atau tujuan

penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya (Yusuf, 2005:205).

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan keterampilan

belajar siswa berprestasi tinggi dan berprestasi rendah di SMA Negeri

Kota Padang (akreditasi sekolah A, B dan C). Maka dari itu hanya yang

Page 76: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

berprestasi tinggi peringkat tiga tertinggi dan berprestasi rendah peringkat

tiga terendah saja yang dijadikan anggota sampel.

Adapun jumlah sampel penelitian untuk masing-masing kelas dapat

dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Sampel Penelitian

No. Akreditasi Kelas Jumlah siswa

1 A X 1 6

SMAN 1 Padang X 2 6

X 3 6

X 4 6

X 5 6

X 6 6

X 7 6

Jumlah 42

2 B X 1 6

SMAN 13 Padang X 2 6

X 3 6

X 4 6

X 5 6

Jumlah 30

3 C X 1 6

SMAN 16 Padang X 2 6

X 3 6

X 4 6

X 5 6

X 6 6

X 7 6

X 8 6

48

Total 120

D. Definisi Operasional

Untuk memperjelas fokus kajian penelitian yang dilakukan, definisi

operasional variabel dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

Page 77: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

1. Keterampilan Belajar

Keterampilan belajar adalah suatu sistem, metode dan teknik yang baik

dikuasai oleh siswa tentang materi pengetahuan atau materi belajar yang

disampaikan oleh guru secara tangkas, efektif dan efisien, yang tentunya

keterampilan belajar tersebut harus dilatihkan sehingga siswa menjadi terampil

dalam menjalani pembelajaran di sekolah. Keterampilan belajar yang dimaksud

dalam penelitian ini meliputi: keterampilan siswa dalam mengikuti pelajaran,

keterampilan membaca siswa berprestasi tinggi dan rendah, keterampilan

bertanya siswa berprestasi tinggi dan rendah, keterampilan mencatat siswa

berprestasi tinggi dan rendah, keterampilan konsentrasi dalam belajar siswa

berprestasi tinggi dan rendah, dan keterampilan dalam penyusunan dan

penyelesaian tugas-tugas siswa berprestasi tinggi dan rendah.

2. Siswa Berprestasi

Siswa berprestasi adalah siswa yang memiliki keberhasilan dalam

belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya

sesuai dengan bobot yang dicapainya. Untuk mengetahui berhasil tidaknya

seseorang atau siswa dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi,

tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses

belajar mengajar berlangsung. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan

tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

Siswa berprestasi tinggi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa

yang berhasil dalam proses belajar dengan adanya peringkat satu sampai tiga

tertinggi. Sementara itu, siswa berprestasi rendah yang dimaksud dalam

Page 78: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

penelitian ini adalah siswa yang memiliki hasil belajar terendah dengan

peringkat tiga terendah.

3. Implikasi dalam Bimbingan dan Konseling

Implikasi dalam bimbingan dan konseling yang dimaksud pada penelitian

ini adalah program atau kegiatan yang dapat dilakukan dalam pemberian

layanan bimbingan dan konseling berdasarkan hasil temuan penelitian

berkaitan dengan keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi dan

keterampilan belajar siswa berprestasi rendah.

E. Pengembangan Instrumen

Instrumen yang digunakan untuk mengukur keterampilan belajar siswa

berprestasi tinggi dan berprestasi rendah adalah angket. Angket adalah

seperangkat pertanyaan yang harus dijawab oleh responden secara tertulis yang

digunakan untuk memperoleh keterangan yang langsung dari responden. Dalam

penelitian ini angket yang akan dibuat adalah angket yang bertujuan untuk

memperoleh data tentang keterampilan belajar siswa. Item- item pernyataan

angket keterampilan belajar diadaptasi dari item pernyataan AUM PTSDL

Format- 2 SLTA berkaitan dengan keterampilan belajar yang kemudian item

pernyataan tersebut diperbaiki kalimatnya.

Pembuatan instrumen dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Membaca literatur yang berhubungan dengan keterampilan belajar

2. Menyusun kisi-kisi instrumen berdasarkan kajian teori yang ada, mulai

dari menjabarkan variabel sampai dengan merumuskan item-item

pernyataan yang mengungkapkan gambaran mengenai keterampilan

Page 79: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

belajar siswa berprestasi tinggi dan berprestasi rendah. Rancangan kisi-

kisi instrumen penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel 3 berikut:

Tabel 3. Rancangan Kisi-kisi Instrumen Penelitian Keterampilan

Belajar

Variabel Sub-Variabel Indikator Item + Item -

Keterampilan

Belajar Siswa

Berprestasi

Tinggi dan

Berprestasi

Rendah

1. Keterampilan

Mengikuti

Pelajaran

a. Sikap terhadap

belajar

b. Menyiapkan diri

mengikuti proses

belajar

c. Mengikuti proses

belajar

1, 3

4,5,6

7

2

-

8

2. Keterampilan

Membaca

a. Minat dan semangat

untuk membaca

b. Memahami isi

bacaan

c. Membaca cermat

dan lengkap

9,10

12,13

16

11

14

15,17

3. Keterampilan

Bertanya

a. Kesiapan untuk

bertanya

b. Menentukan materi

pelajaran yang tidak

dipahami

18,19,21

22,23,25

20

24

4. Keterampilan

Mencatat

a. Mencatat secara

ringkas

b. Mencatat secara

cermat dan tepat

c. Menindaklanjuti

catatan

26,27,28

31

32,33,34

29,30

5. Keterampilan

Konsentrasi

dalam Belajar

a. Tujuan belajar dan

mengikutinya

b. Mengatur

lingkungan belajar

35,36,37,38

-

39,40,41

6. Keterampilan

dalam

penyusunan

dan

penyelesaian

tugas-tugas

a. Memahami tugas

yang diberikan

b. Mengerjakan tugas

c. Menindaklanjuti

tugas yang telah

selesai dikerjakan

dan diserahkan

42,43

44,45,46

47,48,49,50

-

-

-

Jumlah Item 37 13

Page 80: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

3. Penelitian ini menggunakan angket tertutup model Skala Likert.” Skala

Likert ialah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan

persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.”

(Riduwan, 2007: 87). Selanjutnya Sugiyono (2006:107) mengemukakan

“Data yang diperoleh dari skala Likert adalah berupa data interval”.

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka data yang diperoleh dari hasil

pengadministrasian instrumen akan diolah dengan memberikan skor pada masing-

masing butir pernyataan. Butir pernyataan disusun dalam bentuk lima skala

yaitu: SL (Selalu), SR (Sering), KD (Kadang-kadang), JR (Jarang), TP (Tidak

Pernah). Penskoran untuk masing-masing pernyataan dapat dilihat pada tabel 4

berikut:

Tabel 4. Penskoran

Alternatif

Pernyataan

Positif (+)

Pernyataan

Negatif (-)

Skor Skor

Selalu 5 1

Sering 4 2

Kadang-kadang 3 3

Jarang 2 4

Tidak Pernah 1 5

4. Uji Coba Instrumen

Setelah instrumen selesai ditulis, maka proses selanjutnya dilakukan

analisis seleksi butir pernyataan. Proses pertama yang dilakukan adalah

melakukan proses evaluasi secara kualitatif untuk memeriksa kesesuaian

antara butir-butir pernyataan dengan kisi-kisi instrumen. Setelah proses

Page 81: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

pemeriksaan selesai dan memperoleh persetujuan dari pembimbing I dan II,

kemudian dilakukan proses penimbangan (judgement) oleh tiga orang ahli

yang berkompeten untuk variabel-variabel penelitian ini, yaitu: (1) Dr.

Marjohan, M. Pd., Kons., (2) Dr. Riska Ahmad, M.Pd., Kons., dan (3) Dr.

Syahniar, M.Pd., Kons., pada tanggal 26 Juli s/d 1 Agustus 2012. Ary, Jacobs

dan Razavieh (dalam Nirwana, 1998:63) menyatakan bahwa apabila ahli yang

memeriksa memandang bahwa instrumen itu sudah mencerminkan wilayah

isi dengan memadai, maka instrumen tersebut dapat dikatakan telah memadai.

Berdasarkan proses judgement dari ketiga ahli diperoleh beberapa perubahan

kata dan kalimat berkaitan dengan butir-butir pernyataan yang akan

diujicobakan kepada responden.

Untuk mengukur tingkat kebaikan instrumen, maka dilakukan uji coba

instrumen dengan mengadministrasikan angket keterampilan belajar siswa

berprestasi tinggi dan berprestasi rendah. Tingkat kebaikan instrumen yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah validitas dan reliabilitas. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui keterampilan siswa berprestasi tinggi dan

berprestasi rendah. Uji coba instrumen dilakukan pada tanggal 15 September

2012 terhadap 30 orang siswa SMA Negeri 13 Padang yang bukan

merupakan sampel penelitian.

a. Validitas

Validitas menurut Yusuf (1996:11) adalah “Seberapa jauh instrumen itu

benar-benar mengukur apa yang hendak diukur”. Analisa terhadap butir-butir

pernyataan penelitian memanfaatkan teknik analisa Product Moment

Page 82: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

Correlation, dengan memperhatikan korelasi antara skor butir dan skor total.

Uji validitas dilakukan dengan memanfaatkan program SPSS versi 15.00.

Sunyoto (2009:72) menyatakan bahwa butir pernyataan dikatakan valid

apabila rhitung masing-masing butir pernyataan lebih besar dari rtabel. Menurut

Azwar (2010:65) item valid apabila nilai rhitung pada taraf signifikan Alpha

adalah 0,25. Artinya jika korelasi berada di bawah angka 0.25 maka dapat

disimpulkan butir pernyataan tersebut tidak valid sehingga harus dibuang atau

diperbaiki.

Berdasarkan kriteria yang telah dikemukakan, maka dari 60 butir

variabel keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi dan berprestasi rendah

yang ada, 50 butir pernyataan dinyatakan valid dan 10 butir pernyataan

dinyatakan tidak valid. Dengan demikian, kesimpulan yang dapat ditarik

adalah instrumen untuk variabel penelitian mengenai keterampilan belajar

siswa berprestasi tinggi dan berprestasi rendah memiliki 50 butir pernyataan

(terlampir).

b. Reliabilitas

Reliabilitas mengacu kepada sejauh mana konsistensi suatu alat ukur

yang digunakan dalam mengukur apa yang hendak diukur. Menurut Yusuf

(1996:26) “Reliabilitas adalah konsistensi atau kestabilan skor suatu

instrumen penelitian terhadap individu yang sama dan diberikan dalam waktu

yang berbeda”.

Penentuan reliabilitas data pada penelitian dilakukan dengan

memperhatikan nilai Alpha Cronbach hasil perhitungan dengan

Page 83: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

memanfaatkan program SPSS versi 15.00. Sunyoto (2009:68) menyatakan

bahwa suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

Alpha Cronbach besar dari 0.361. Dari hasil analisis yang dilakukan,

diperoleh nilai Alpha Cronbach variabel keterampilan belajar adalah 0,904.

Berdasarkan kriteria nilai Alpha Cronbach di atas dapat disimpulkan bahwa

variabel penelitian bersifat reliabel. (terlampir)

F. Teknik Pengumpulan Data

Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan angket tertutup

yang dikembangkan untuk masing-masing variabel penelitian. Agar pengumpulan

data berlangsung secara teratur, sistematis dan sukses, maka peneliti melakukan

hal-hal berikut:

1. Menyiapkan instrumen penelitian secara lengkap,

2. Menetapkan sumber data, seperti: menghubungi responden, dokumen-

dokumen pendukung yang diperlukan, dan sebagainya,

3. Menyiapkan operator/ pelaksana pengumpul data; dalam hal ini peneliti

bertindak langsung sebagai pelaksana, dan

4. Melakukan pengumpulan data secara sistematis sesuai dengan apa yang

telah direncanakan sebelumnya. Pengumpulan data dilakukan mulai tanggal

29 September 2012 di SMA Negeri 13 Padang, tanggal 2 Oktober 2012

hingga 10 Oktober 2012 di SMA Negeri 1 Padang, dan tanggal 8 Oktober

hingga 16 Oktober 2012 di SMA Negeri 16 Padang.

Page 84: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

G. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul akan dianalisis dengan cara sebagai berikut:

1. Deskripsi Data

Deskripsi data tentang keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi dan

rendah dianalisis dengan menggunakan rumus persentase. Menurut Sudjana

(2002:50) persentase dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

Keterangan: P : Persentase

f : Frekuensi Jawaban

N : Jumlah Responden

Pembuatan kriteria penilaian menggunakan mean hypothetic. Adapun

formula yang digunakan sebagai berikut:

(Irianto, 2010:22)

Keterangan:

I = Interval BS = Baik Sekali KB = Kurang Baik

ST = Skor Tertinggi B = Baik TB = Tidak Baik

SR = Skor Terendah C = Cukup

BS = ≥ ST – I

B = ST – 2I < ST – I

C = ST – 3I < ST – 2I

KB = ST – 4I < ST – 3I

TB = ≤ ST – 4I

I = (ST – SR) : 5

Page 85: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

Tabel 5. Persentase Tingkat Pencapaian Responden

% Pencapaian Interpretasi

≥84 Baik Sekali (BS)

68 – 83 Baik (B)

52 – 67 Cukup (C)

36 – 51 Kurang Baik (KB)

≤ 35 Tidak Baik (TB)

2. Pengujian Persyaratan Analisis

Uji persyaratan analisis dilakukan terhadap data penelitian sebagai dasar

pertimbangan untuk memilih dan menetapkan jenis teknik analisa data yang

akan digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian. Uji persyaratan yang

dilakukan pada data penelitian ini meliputi: (1) uji normalitas dan, (2) uji

homogenitas.

3. Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis untuk melihat perbedaan keterampilan belajar siswa

berprestasi tinggi dan berprestasi rendah maka digunakan uji t atau t test, untuk

menguji signifikansi perbedaan dua mean yang berasal dari dua distribusi.

Menurut Arikunto (2006:306) untuk menguji signifikansi perbedaan dua buah

mean yang berasal dari dua buah distribusi adalah dengan menggunakan teknik

t test dengan rumus sebagai berikut:

t test=

11 2

2

2

1

2

1

21

N

SD

N

SD

XX

Keterangan:

1X =Mean pada siswa berprestasi tinggi

Page 86: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

2X = Mean pada siswa berprestasi rendah

2

1SD = Nilai Variasi pada siswa berprestasi tinggi

2

2SD = Nilai Variasi pada siswa berprestasi rendah

1N = Jumlah siswa prestasi tinggi

2N = Jumlah siswa prestasi rendah

Untuk pengambilan simpulan, apakah kedua varian terdapat kesamaan

atau berbeda, dapat dilihat dari probabilitas data. Menurut Sudijono

(2004:316) pengambilan kesimpulan dengan membandingkan nilai t hasil

perhitungan dengan t yang tercantum pada tabel nilai t dengan terlebih dahulu

menetapkan degress of freedom atau derajat kebebasannya, dengan diperoleh

nilai df maka dicari nilai t pada taraf signifikansi 5 % atau 1 %. Jika t hasil

sama atau lebih besar dari t tabel berarti terdapat perbedaan yang signifikan

antara dua variabel dan jika t lebih kecil dari t tabel, berarti tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara variabel I dan variabel II. Perhitungan t test

dilakukan dengan memanfaatkan program SPSS versi 15.00.

Page 87: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada Bab IV ini akan diuraikan tentang deskripsi data, analisis data, serta

pembahasan hasil penelitian sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian

yang hendak dicapai serta hipotesis yang hendak dibuktikan terkait dengan

keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi dan keterampilan belajar siswa

berprestasi rendah di SMA Negeri Kota Padang yaitu SMA N 1 Padang

(akreditasi A), SMA Negeri 13 Padang (akreditasi B) dan SMA Negeri 16 Padang

(akreditasi C).

A. Deskripsi Data

Berdasarkan verifikasi terhadap data penelitian, seluruh data yang diperoleh

dari hasil pengadministrasian terhadap siswa layak diolah yaitu sebanyak 120

data. Berikut dikemukakan deskripsi data hasil penelitian.

1. Deskripsi Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Tinggi SMA Negeri

Kota Padang

Berdasarkan hasil pengolahan angket keterampilan belajar, dapat

dijelaskan gambaran keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi di SMA

Negeri Kota Padang yaitu SMA Negari 1 Padang, SMA Negeri 13 Padang dan

SMA Negeri 16 Padang dilihat dari beberapa sub variabel pada tabel 6 berikut

ini:

Page 88: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

Tabel 6. Rekapitulasi Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Tinggi di

SMA Negeri Kota Padang ( N=60)

No Sub Variabel

Skor

Ket Ideal

Ter-

tinggi

Ter-

rendah Total Rata-rata

%

Rata-rata Sd

1

.

Keterampilan Mengikuti

Pelajaran (8) 40 37 21 1825 30.42 76.04 3.37 B

2

. Keterampilan Membaca (9) 45

41 20 1830 30.50 67.78 4.35 B

3

. Keterampilan Bertanya (8) 40

39 20 1840 30.67 76.67 4.86 B

4

. Keterampilan Mencatat (9) 45

44 23 2057 34.28 76.19 4.45 B

5

. Keterampilan Konsentrasi (7) 35

33 18 1594 26.57 75.90 3.61 B

6

.

Keterampilan Penyusunan

dan Penyelesaian Tugas (9) 45 45 26 2166 36.10 80.22 4.68 B

Keseluruhan (50) 250 224 141 11312 188.53 75.41 19.57 B

Keterangan tabel 6:

B : Baik

Sd : Standar deviasi

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan skor ideal

adalah sebesar 250, skor tertinggi 224, skor terendah 141, skor total 11312, rata-

rata skor 188.53 dengan tingkat capaian responden sebesar 75.41% dan standar

deviasi sebesar 19.57. Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa secara

keseluruhan keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi di SMA Negeri Kota

Padang berada pada kategori baik. Selanjutnya deskripsi keterampilan belajar

siswa berprestasi tinggi masing-masing sekolah yaitu SMA N 1 Padang, SMA N

13 Padang, dan SMA N 16 Padang akan diuraikan sebagai berikut.

a. Deskripsi Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Tinggi di SMA N 1

Padang

Deskripsi mengenai keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi SMA N

1 Padang dapat dilihat pada tabel 7 berikut:

Page 89: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

Tabel 7. Deskripsi Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Tinggi di SMA

Negeri 1 Padang ( N=21)

No Sub Variabel

Skor

Ket Ideal

Ter-

tinggi

Ter-

rendah Total

Rata-

rata

%

Rata-

rata

Sd

1. Keterampilan Mengikuti Pelajaran (8) 40 37 25 628 29.9 74.76 2.88 B

2. Keterampilan Membaca (9) 45 35 20 637 30.33 67.41 3.48 C

3. Keterampilan Bertanya (8) 40 37 23 643 30.6 76.5 4.26 B

4. Keterampilan Mencatat (9) 45 39 29 707 33.67 74.81 2.88 B

5. Keterampilan Konsentrasi (7) 35 30 20 542 25.81 73.74 2.69 B

6. Keterampilan Penyusunan dan Penyelesaian Tugas (9)

45 42 28 758 36.09 80.21 3.60 B

Keseluruhan (50) 250 209 158 3915 186.43 74.57 12.67 B

Keterangan tabel 7:

B : Baik

C : Cukup

Sd : Standar deviasi

Dilihat dari tabel 7 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan skor ideal

adalah sebesar 250, skor tertinggi 209 , skor terendah 158, skor total 3915, rata-

rata skor 186.43 dengan tingkat capaian responden sebesar 74.57% dan standar

deviasi sebesar 12,67. Dengan demikian secara keseluruhan skor capaian

responden untuk sub variabel keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi

berada pada kategori baik. Dilihat pada sub variabel terdapat satu variabel yang

berada pada kategori cukup yaitu sub variabel keterampilan membaca dengan

tingkat capaian responden sebesar 67.41%.

b. Deskripsi Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Tinggi di SMA N 13

Padang

Deskripsi mengenai keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi SMA N

13 Padang dapat dilihat pada tabel 8 berikut:

Page 90: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

Tabel 8. Deskripsi Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Tinggi di SMA

Negeri 13 Padang ( N=15)

No Sub Variabel

Skor

Ket Ideal

Ter-

tinggi

Ter-

rendah Total

Rata-

rata

%

Rata-

rata

Sd

1. Keterampilan Mengikuti Pelajaran (8)

40 35 21 436 29.07 72.67 4.18 B

2. Keterampilan Membaca (9) 45 38 22 441 29.40 65.33 4.75 C

3. Keterampilan Bertanya (8) 40 38 20 437 29.13 72.83 5.49 B

4. Keterampilan Mencatat (9) 45 40 25 501 33.4 74.22 4.50 B

5. Keterampilan Konsentrasi (7) 35 32 19 397 26.47 75.62 4.31 B

6. Keterampilan Penyusunan

dan Penyelesaian Tugas (9) 45 44 26 520 34.67 77.04 5.81 B

Keseluruhan (50) 250 219 141 2732 182.10 72.85 25.69 B

Keterangan tabel 8:

B : Baik

C : Cukup

Sd : Standar deviasi

Dari tabel 8 di atas diketahui bahwa secara keseluruhan skor ideal

adalah sebesar 250, skor tertinggi 219, skor terendah 141, skor total 2732,

rata-rata skor 182.10 dengan tingkat capaian responden sebesar 72.85% dan

standar deviasi sebesar 25.69. Namun, terdapat satu sub variabel yang

berada pada kategori cukup, yakni sub variabel keterampilan membaca

dengan skor ideal adalah sebesar 45, skor tertinggi 38, skor terendah 22,

skor total 441, rata-rata skor 29.40 dengan tingkat capaian responden

sebesar 65.33% dan standar deviasi sebesar 4.75. Berdasarkan tabel 8 di atas

dapat disimpulkan secara keseluruhan skor capaian responden untuk

keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi berada pada kategori baik.

c. Deskripsi Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Tinggi di SMA N 16

Padang

Deskripsi mengenai keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi SMA N

16 Padang dapat dilihat pada tabel 9 berikut:

Page 91: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

Tabel 9. Deskripsi Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Tinggi di SMA

Negeri 16 Padang ( N=24)

No Sub Variabel

Skor

Ket Ideal

Ter-

Tingg

i

Ter-

rendah Total

Rata-

rata

%

Rata-

rata

Sd

1. Keterampilan Mengikuti Pelajaran (8)

40 36 27 761 31.71 79.27 2.85 B

2. Keterampilan Membaca (9) 45 41 20 75.2 31.33 69.63 4.73 B

3. Keterampilan Bertanya (8) 40 39 21 760 31.67 79.17 4.87 B

4. Keterampilan Mencatat (9) 45 44 23 849 35.37 78.61 5.40 B

5. Keterampilan Konsentrasi (7) 35 33 18 655 27.29 77.98 3.85 B

6. Keterampilan Penyusunan

dan Penyelesaian Tugas (9) 45 45 26 888 37 82.22 4.72 B

Keseluruhan (50) 250 224 147 4665 194.4 77.75 19.3 B

Keterangan tabel 9:

B : Baik

Sd : Standar deviasi

Berdasarkan tabel 9 di atas terungkap bahwa secara keseluruhan skor ideal

adalah sebesar 250, skor tertinggi 224, skor terendah 147, skor total 4665, rata-

rata skor 194.4 dengan tingkat capaian responden sebesar 77.75% dan standar

deviasi sebesar 19.3. Dengan demikian secara keseluruhan skor capaian

responden untuk keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi berada pada

kategori baik.

2. Deskripsi Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Rendah SMA Negeri

Kota Padang

Deskripsi keterampilan belajar siswa berprestasi rendah di SMA Negeri

Kota Padang yaitu SMA Negari 1 Padang, SMA Negeri 13 Padang dan SMA

Negeri 16 Padang dapat dilihat pada tabel 10 berikut:

Page 92: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

Tabel 10. Rekapitulasi Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Rendah di

SMA Negeri Kota Padang ( N=60)

No Sub Variabel

Skor

Ket Ideal

Ter-

tinggi

Ter-

rendah Total

Rata-

rata

%

Rata-

rata

Sd

1. Keterampilan Mengikuti Pelajaran (8)

40 39 19 16.63 27.72 69.29 4.23 B

2. Keterampilan Membaca (9) 45 40 19 1697 28.28 62.85 4.65 C

3. Keterampilan Bertanya (8) 40 39 18 1531 25.52 63.79 4.40 C

4. Keterampilan Mencatat (9) 45 45 16 1873 31.22 69.37 5.98 B

5. Keterampilan Konsentrasi (7) 35 34 16 1476 24.60 70.29 4.37 B

6. Keterampilan Penyusunan

dan Penyelesaian Tugas (9) 45 43 18 1920 32.00 71.11 6.22 B

Keseluruhan (50) 250 224 116 10160 169.33 67.73 23.87 B

Keterangan tabel 10:

B : Baik

C : Cukup

Sd : Standar deviasi

Dari tabel 10 di atas diketahui bahwa secara keseluruhan skor ideal adalah

sebesar 250, skor tertinggi 224, skor terendah 116, skor total 10160, rata-rata

skor 169.33 dengan tingkat capaian responden sebesar 67.73% dan standar

deviasi sebesar 23.87. Dilihat dari beberapa sub variabel terdapat dua sub

variabel yang berada pada kategori cukup, yakni sub variabel keterampilan

membaca dan keterampilan bertanya. Sub variabel keterampilan membaca

dengan skor ideal adalah sebesar 45, skor tertinggi 40, skor terendah 19, skor

total 1697, rata-rata skor 28.28 dengan tingkat capaian responden sebesar

62.85% dan standar deviasi sebesar 4.65.

Selanjutnya sub variabel keterampilan bertanya dengan skor ideal 40, skor

tertinggi 39, skor terendah 18, skor total 1531, rata-rata skor 25.52, dengan

tingkat capaian responden sebesar 63.79% dan standar deviasi sebesar 4.40.

Berdasarkan tabel 10 di atas dapat disimpulkan secara keseluruhan skor capaian

Page 93: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

responden untuk keterampilan belajar siswa berprestasi rendah berada pada

kategori baik. Selanjutnya deskripsi keterampilan belajar siswa berprestasi

rendah masing-masing sekolah yaitu SMA N 1 Padang, SMA N 13 Padang, dan

SMA N 16 Padang akan diuraikan sebagai berikut.

a. Deskripsi Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Rendah di SMA N 1

Padang

Deskripsi mengenai keterampilan belajar siswa berprestasi rendah di SMA

N 1 Padang dapat dilihat pada tabel 11 berikut:

Tabel 11. Deskripsi Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Rendah di

SMA Negeri 1 Padang ( N=21)

No Sub Variabel

Skor

Ket Ideal

Ter-

tinggi

Ter-

rendah Total

Rata-

rata

%

Rata-

rata

Sd

1. Keterampilan Mengikuti Pelajaran (8)

40 33 19 554 26.38 65.95 3.83 C

2. Keterampilan Membaca (9) 45 36 19 571 27.19 60.42 4.26 C

3. Keterampilan Bertanya (8) 40 36 19 515 24.5 61.30 4.60 C

4. Keterampilan Mencatat (9) 45 39 16 587 27.95 62.12 5.79 C

5. Keterampilan Konsentrasi (7) 35 30 16 478 22.76 65.03 4.48 C

6. Keterampilan Penyusunan

dan Penyelesaian Tugas (9) 45 40 18 638 30.38 67.51 7.46 B

Keseluruhan (50) 250 206 116 3343 159.19 63.68 25.81 C

Keterangan tabel 11:

B : Baik

C : Cukup

Sd : Standar deviasi

Dilihat dari tabel 11 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan skor ideal

adalah sebesar 250, skor tertinggi 206, skor terendah 116, skor total 3343, rata-

rata skor 159.19 dengan tingkat capaian responden sebesar 63.68% dan standar

deviasi sebesar 25.81. Dengan demikian secara keseluruhan skor capaian

Page 94: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

responden untuk keterampilan belajar siswa berprestasi rendah berada pada

kategori cukup.

Temuan penelitian mengungkapkan bahwa keterampilan belajar siswa

berprestasi rendah pada sub variabel keterampilan mengikuti pelajaran berada

pada kategori cukup dengan skor ideal 40, skor tertinggi 33, skor terendah 19,

skor total 554, rata-rata skor 26.38 dengan tingkat capaian responden sebesar

65.96% dan standar deviasi sebesar 3.83. Dilihat pada keterampilan bertanya

berada pada kategori cukup dengan skor ideal 40, skor tertinggi 36, skor

terendah 19, skor total 515, rata-rata skor 24.5 dengan tingkat capaian responden

sebesar 61.30% dan standar deviasi sebesar 4.60. Keterampilan membaca siswa

berprestasi rendah berada pada kategori cukup dengan skor ideal adalah sebesar

45, skor tertinggi 36, skor terendah 19, skor total 571, rata-rata skor 27.19

dengan tingkat capaian responden sebesar 60.42% dan standar deviasi sebesar

4.26.

Selanjutnya keterampilan mencatat siswa berprestasi rendah berada pada

kategori cukup. Skor ideal keterampilan mencatat adalah 45, skor tertinggi 39,

skor terendah 16, skor total 587, rata-rata skor 27.95 dengan tingkat capaian

responden sebesar 62.12% dan standar deviasi sebesar 5.79. Dilihat dari sub

variabel keterampilan konsentrasi pada kategori cukup dengan skor ideal adalah

sebesar 35, skor tertinggi 30, skor terendah 16, skor total 478, rata-rata skor

22.76 dengan tingkat capaian responden sebesar 65.03% dan standar deviasi

sebesar 4.48.

Page 95: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

b. Deskripsi Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Rendah di SMA N 13

Padang

Deskripsi mengenai keterampilan belajar siswa berprestasi rendah di SMA

N 13 Padang dapat dilihat pada tabel 12 berikut:

Tabel 12. Deskripsi Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Rendah di

SMA Negeri 13 Padang ( N=15)

No Sub Variabel

Skor

Ket Ideal

Ter-

tinggi

Ter-

rendah Total

Rata-

rata

%

Rata-

rata

Sd

1. Keterampilan Mengikuti

Pelajaran (8) 40 39 22 428 28.53 71.33 5.33 B

2. Keterampilan Membaca (9) 45 40 19 435 29 64.44 6.16 C

3. Keterampilan Bertanya (8) 40 37 21 408 27.20 68 4.00 B

4. Keterampilan Mencatat (9) 45 43 26 478 31.87 70.81 4.94 B

5. Keterampilan Konsentrasi (7) 35 34 18 366 24.40 69.71 4.14 B

6. Keterampilan Penyusunan

dan Penyelesaian Tugas (9) 45 40 25 497 33.13 73.63 5.19 B

Keseluruhan (50) 250 224 146 2612 174.10 69.65 22.90 B

Keterangan tabel 12:

B : Baik

C : Cukup

Sd : Standar deviasi

Dari tabel 12 di atas diketahui bahwa secara keseluruhan skor ideal adalah

sebesar 250, skor tertinggi 224, skor terendah 146, skor total 2612, rata-rata skor

174.10 dengan tingkat capaian responden sebesar 69.65% dan standar deviasi

sebesar 22.90. Berdasarkan tabel 12 di atas dapat disimpulkan secara

keseluruhan skor capaian responden untuk keterampilan belajar siswa

berprestasi rendah berada pada kategori baik. Dilihat pada sub variabel

keterampilan membaca berada pada kategori cukup dengan skor ideal 45, skor

Page 96: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

tertinggi 40, skor terendah 19, skor total 435, rata-rata skor 29.00 dengan tingkat

capaian responden sebesar 64.44 dan standar deviasi sebesar 6.16.

c. Deskripsi Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Rendah di SMA N 16

Padang

Deskripsi mengenai keterampilan belajar siswa berprestasi rendah di SMA

N 16 Padang dapat dilihat pada tabel 13 berikut

Tabel 13. Deskripsi Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Rendah di

SMA Negeri 16 Padang ( N=24)

No Sub Variabel

Skor

Ket Ideal

Ter-

tinggi

Ter-

rendah Total

Rata-

rata

%

Rata-

rata

Sd

1. Keterampilan Mengikuti

Pelajaran (8) 40 36 20 681 28.37 70.93 3.65 B

2. Keterampilan Membaca (9) 45 36 20 691 28.79 63.98 3.84 C

3. Keterampilan Bertanya (8) 40 39 18 608 25.33 63.33 4.33 C

4. Keterampilan Mencatat (9) 45 45 21 808 33.67 74.81 5.61 B

5. Keterampilan Konsentrasi (7) 35 33 18 632 26.33 75.23 3.86 B

6. Keterampilan Penyusunan

dan Penyelesaian Tugas (9) 45 43 25 785 32.71 72.68 5.54 B

Keseluruhan (50) 250 218 126 4205 175.2 70.08 20.46 B

Keterangan tabel 13:

B : Baik

C : Cukup

Sd : Standar deviasi

Berdasarkan tabel 13 di atas terungkap bahwa secara keseluruhan skor

ideal adalah sebesar 250, skor tertinggi 218, skor terendah 126, skor total 4205,

rata-rata skor 175.2 dengan tingkat capaian responden sebesar 70.08% dan

standar deviasi sebesar 20.45. Dengan demikian secara keseluruhan skor capaian

responden untuk keterampilan belajar siswa berprestasi rendah di SMA N 16

Padang berada pada kategori baik.

Page 97: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

Dari temuan penelitian yang telah diuraikan di atas terungkap bahwa: (1)

keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi dan siswa berprestasi rendah berada

pada kategori baik, (2) dilihat dari masing-masing pengolahan data setiap

sekolah keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi berada pada kategori baik,

sedangkan katerampilan belajar siswa berprestasi rendah berada pada kategori

baik dan cukup.

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t atau t tes. Persyaratan yang

harus dipenuhi untuk uji t atau t tes, yaitu:

1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data menggunakan tekhnik analisis Lilliefors Test

dengan probabilitas 𝛼 = 0.05. Hipotesis yang diajukan untuk uji normalitas data

sebagai berikut:

Kriteria pengujian: Terima H0 jika Lmaksimum ≤ Ltabel

Terima H1 jika Lmaksimum > Ltabel

Berdasarkan pengolahan data dengan Lilliefors Test diperoleh hasil uji

normalitas sebagai berikut:

Tabel 14. Uji Normalitas Data Keterampilan Belajar Siswa

Berprestasi Tinggi dan Berprestasi Rendah SMA Negeri

Kota Padang

No Sekolah Responden Lmaksimun Ltabel Keterangan

1 SMA Negeri

Kota Padang

Tinggi 0.066 0.114

Normal

Rendah 0.072 Normal

Page 98: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

Berdasarkan tabel 14 di atas dan sesuai dengan kriteria pengujian Lmaksimum

< Ltabel, maka H0 diterima yang artinya distribusi frekuensi data yang kita uji

adalah normal (pengolahan data terlampir).

2. Pengujian Homogenitas

Pengujian homogenitas data untuk variabel keterampilan belajar siswa

berprestasi tinggi dan berprestasi rendah dilakukan dengan uji F. Pengujian

homogenitas dapat dilihat pada tabel 15 berikut:

Tabel 15. Uji Homogenitas Data Keterampilan Belajar Siswa

Berprestasi Tinggi dan Berprestasi Rendah SMA Negeri

Kota Padang

Keterampilan

belajar siswa

berprestasi tinggi

dan rendah

F Sig. df Ket

Equal

variances

assumed

2.176 .143 118 Homogen

Berdasarkan hasil perhitungan Tabel 15 diperoleh nilai F= 2.176 dengan

signifikansi 0.143. Karena signifikansi 0.143 > taraf nyata α 0.05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa ragam dari keterampilan belajar siswa berprestasi tidak

berbeda nyata (sama). Hal ini berarti varians kelompok populasi adalah

homogen. Dengan demikian persyaratan homogenitas untuk analisis komparasi

terpenuhi.

C. Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik analisa data t

tes. Uji hipotesis dilakukan setelah persyaratan analisis data terpenuhi. Hasil

pengujian analisis terhadap data menunjukkan bahwa distribusi frekuensi data

Page 99: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

yang kita uji adalah normal dan homogen. Adapun hipotesis yang dikemukakan

pada penelitian ini yaitu terdapat perbedaan keterampilan belajar siswa berprestasi

tinggi dan keterampilan belajar siswa berprestasi rendah.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu “Terdapat Perbedaan

Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Tinggi dan Keterampilan Belajar Siswa

Berprestasi Rendah”. Selanjutnya data yang diperoleh diuji dengan menggunakan

program statistik SPSS (Statistical Product and Service Solution) for Window

Release 15.00. Hasil pengujian hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 16. Perbedaan Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Tinggi dan

Rendah di SMA Negeri Kota Padang

Perbedaan

keterampilan

belajar siswa

berprestasi

tinggi dan

rendah

F Sig. t ttabel df

Equal

variances

assumed

2.176 .143 4.817

1.980 118

Berdasarkan Tabel 16 di atas, secara lebih rinci hasil analisis data dengan

melihat nilai t, maka diperoleh nilai t 4.817 dengan derajat kebebasan (df) 118.

Nilai t tabel signifikan 5% (proporsi dua ekor) adalah 1.980. Karena nilai t yang

diperoleh adalah 4.817 sedangkan nilai t tabel adalah 1.980 maka nilai t hasil

lebih besar dari t tabel (t hitung ≥ t tabel) pada taraf signifikan 5%, dengan demikian

terdapat perbedaan yang signifikan. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan antara keterampilan belajar siswa berprestasi

tinggi dan keterampilan belajar siswa berprestasi rendah di SMA Negeri Kota

Padang.

Page 100: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

D. Pembahasan

Pembahasan ini dilakukan berdasarkan kepada hipotesis yang telah

dikemukakan pada bab II yaitu terdapat perbedaan keterampilan belajar siswa

berprestasi tinggi dan siswa berprestasi rendah di SMA Negeri Kota Padang. Pada

bagian berikut akan dijelaskan pembahasan untuk masing-masing variabel yang

dikaji dalam penelitian.

1. Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Tinggi

Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa gambaran keterampilan

belajar siswa berprestasi tinggi berada pada kategori baik. Skor yang cenderung

tinggi dari sub variabel keterampilan belajar adalah keterampilan penyusunan

dan penyelesaian tugas. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan siswa dalam

belajar ditunjukkan dengan terselesaikannya tugas dengan baik dan berkualitas.

Temuan penelitian ini berkaitan dengan pendapat Prayitno, dkk (2002:1)

mengemukakan salah satu faktor penentu kesuksesan siswa dalam belajar adalah

sejauh mana siswa dapat menyelesaikan dengan baik tugas-tugas yang dituntut

oleh guru. Siswa yang sedang menjalani proses belajar dituntut untuk

menyelesaikan tugas-tugas tertentu dari setiap mata pelajaran yang dijelaskan.

Hal ini dilakukan oleh guru untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman

siswa terhadap materi yang telah dijelaskan.

Dilihat dari sub variabel keterampilan belajar yaitu keterampilan mengikuti

pelajaran siswa SMA N 16 Padang memiliki persentase yang cenderung tinggi

dibanding SMA N 1 Padang dan SMA N 13 Padang. Keterampilan mengikuti

pelajaran seorang siswa dianggap baik apabila ia memiliki sikap dan pandangan

Page 101: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

yang positif terhadap proses belajarnya. Sikap dan pandangan positif tersebut

dapat mempengaruhi kegairahan, kemauan, keinginan, ketertarikan, dan aktifitas

siswa berkenaan dengan pelajaran yang diikutinya sehingga siswa memperoleh

pengetahuan, pemahaman, dan wawasan.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Prayitno, dkk (2002:1) agar kegiatan

menjalani proses belajar berlangsung secara efektif, siswa perlu memiliki sikap

dan pandangan yang positif terhadap belajar yang diikutinya. Siswa berprestasi

tinggi yang memiliki sikap dan pandangan yang positif terhadap belajarnya akan

mendorong siswa untuk mencintai pelajaran yang diikutinya sehingga membawa

kesuksesan dan kemajuan hasil belajar yang diharapkan. Senada dengan

pernyataan tersebut Slameto (2010:76) menyatakan belajar yang efisien dapat

dicapai apabila menggunakan strategi belajar yang tepat untuk dapat mencapai

hasil yang semaksimal mungkin. Maka dari itu dalam proses belajar siswa

hendaknya memiliki sikap positif terhadap belajar yang diikutinya dan memiliki

berbagai strategi belajar untuk meningkatkan hasil belajar.

Selanjutnya dilihat dari keterampilan mencatat siswa berprestasi tinggi

berada pada kategori baik. Mencatat pelajaran merupakan suatu bentuk

keterampilan yang perlu ditingkatkan. Untuk itu diperlukan keterampilan khusus

untuk kegiatan mencatat. Menurut Gie (1995:23) pembacaan buku yang

dilakukan siswa kebanyakan akan menjadi sia-sia kalau ia tidak membuat

catatan-catatan dari bahan bacaannya, karena pikiran tidak dapat seketika

mengingat begitu banyak butir pengetahuan tanpa berulang-ulang menghafalnya.

Page 102: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

Oleh sebab itu membuat aneka catatan yang diperlukan untuk studi selanjutnya

merupakan suatu keharusan setelah selesai membaca buku.

Untuk mencatat hasil bacaan dengan ringkas dan menyeluruh dapat

dilakukan dengan teknik peta pikiran. Hal ini sesuai dengan pendapat Das dan

Elfi (2004:46) bahwa keunggulan dari peta pikiran adalah : (1) dapat menangkap

seluruh konsep, (2) dapat menyusun bahan dan informasi secara praktis, (3)

dapat memperlihatkan hubungan konsep dan gagasan, (4) dapat megingat

kembali dengan mudah, dan (5) merangsang kreatifitas.

Sejalan dengan yang dinyatakan oleh Buzan (2009:4) bahwa Peta pikiran

(Mind Map) adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan merupakan peta rute

yang hebat bagi ingatan sehingga mengingat informasi akan lebih mudah dan

lebih bisa diandalkan dari pada menggunakan teknik pencatatan tradisional. Di

sini nampak bahwa pencatatan menggunakan peta pikiran akan mengasah ide

kreatif siswa, meningkatkan daya imajinasi sehingga menjadikan siswa tidak

malas dalam berpikir.

Langkah-langkah dalam membuat peta pikiran (Buzan, 2009:15):

1) Tulis gagasan utamanya di tengah-tengah kertas dan lingkupilah

dengan lingkaran, persegi, atau bentuk lain.

2) Tambahkan sebuah cabang yang keluar dari pusatnya untuk setiap

point atau gagasan utama. Jumlah cabangnya akan bervariasi,

tergantung dari jumlah gagasan. Gunakan warna yang berbeda untuk

tiap-tiap cabang.

Page 103: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

3) Tulislah kata kunci atau frase pada tiap-tiap cabang yang

dikembangkan untuk detail. Kata-kata kunci adalah kata-kata yang

menyampaikan inti sebuah gagasan dan memicu ingatan. Jika

menggunakan singkatan, pastikan bahwa singkatan itu kita kenal

sehingga akan segera mudah diingat.

4) Tambahkan simbol-simbol dan ilustrasi-ilustrasi untuk mendapatkan

singkatan yang lebih baik.

Berdasarkan penjelasan di atas menunjukkan bahwa peta pikiran sangat

baik dan efektif untuk merencanakan, membuat, mengatur berbagai hal terkait

dengan kesulitan menguasai suatu materi pelajaran. Dengan ide yang kreatif dan

unik catatan yang awalnya sulit untuk diingat menjadi gampang diingat karena

menggunakan peta pikiran yang meringkas banyak hal. Maka dari itu perlu

membiasakan mencatat selama belajar dengan berbagai teknik salah satunya

dengan peta konsep agar siswa memiliki minat membaca dan mengetahui cara-

cara membaca yang tepat.

2. Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Rendah

Hasil analisis deskriptif mengungkapkan bahwa siswa berprestasi rendah

di SMA Negeri Kota Padang memiliki keterampilan belajar pada kategori baik.

Hal ini mengindikasikan ada beberapa faktor yang mempengaruhinya antara

lain: faktor kesehatan, perhatian, minat, kesiapan, emosi, dan faktor keluarga.

Faktor kesehatan mempengaruhi hasil belajar seseorang. Siswa yang

memiliki kesehatan tubuh yang baik akan dapat melaksanakan proses belajar

Page 104: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

dengan baik. Menurut Slameto (2010:54) proses belajar seseorang akan

terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Dengan demikian, siswa dapat

belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan tubuhnya tetap terjaga,

siswa perlu memperhatikan pola makan dan juga pola tidur yang bertujuan

melancarkan metabolisme tubuh. Selain itu juga diusahakan olahraga yang

teratur bukan saja untuk memelihara kesehatan juga meningkatkan ketangkasan,

sehingga siswa menjadi semangat dalam belajar dan memperoleh hasil belajar

yang optimal.

Selain itu faktor kesiapan juga mempengaruhi belajar seseorang. Menurut

Jamies Drever (dalam Slameto, 2010:59) “Kesiapan adalah kesediaan untuk

memberi respon atau bereaksi”. Kesediaan tersebut muncul dari diri siswa dan

berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk

melaksanakan kecakapan. Maka dari itu kesiapan sangat perlu diperhatikan

dalam proses belajar. Siswa yang tidak siap dalam belajar walaupun memiliki

keterampilan tertentu dalam belajar akan mempengaruhi hasil belajarnya.

Hasil penelitian ini erat kaitannya dengan pendapat Budiardjo (2007:6)

yang menyatakan bahwa melalui keterampilan belajar, seseorang memiliki

kemampuan menetapkan langkah-langkah yang akan ia lalui sewaktu memasuki

aktivitas belajar. Misalnya, sewaktu akan menghafal sebuah definisi, seseorang

tahu langkah pertama yang harus dilakukan sebelum menghafal. Langkah-

langkah yang dilakukan siswa berprestasi tinggi dan siswa berprestasi rendah

dalam belajar berbeda, sehingga siswa memiliki keterampilan yang berbeda dan

Page 105: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

perlu peran guru BK untuk mengatasi hal tersebut dalam mengasah dan

mengembangkan keterampilan belajar yang dimiliki siswa.

Siswa termotivasi untuk belajar karena besarnya keinginan untuk menjadi

yang terbaik dan salah satunya memiliki keterampilan belajar yang bagus. Selain

itu masing-masing siswa berprestasi rendah memiliki motif-motif tertentu dalam

belajarnya. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang mendorong

siswa agar dapat belajar dengan baik atau mempunyai motif untuk berpikir dan

memusatkan perhatian. Faktor motif yang ada pada setiap siswa bisa

mempengaruhi hasil belajarnya.

Disisi lain faktor perhatian mempengaruhi belajar seseorang. Perhatian

adalah keaktifan seseorang untuk terpusat pada suatu objek. Menurut Slameto

(2010:105) “Perhatian merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang dalam

hubungannya dengan pemilihan ransangan yang datang dari lingkungannya”.

Siswa yang memiliki perhatian tinggi terhadap kegiatan belajar, akan berupaya

memfokuskan dirinya untuk mengamati, menerima dan mengolah informasi

yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Oleh karena itu diharapkan siswa

dapat lebih meningkatkan keterampilan belajarnya terutama dalam keterampilan

membaca, keterampilan mencatat, keterampilan bertanya, dan keterampilan

konsentrasi.

Perhatian siswa terhadap belajarnya juga didukung oleh perhatian

keluarga. Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara

mendidik dan suasana rumah tangga. Keluarga yang kurang memperhatikan

misalnya, bersikap acuh terhadap belajarnya, tidak memperhatikan kebutuhan

Page 106: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

dalam belajarnya, tidak memperhatikan anak belajar atau tidak, tidak mau tahu

kesulitan yang dialami dalam belajar, tidak peduli apakah ia menguasai

pelajaran, dan lain-lain dapat menyebabkan hasil belajar siswa tidak optimal.

Selanjutnya penguasaan terhadap cara-cara belajar yang baik sebetulnya

memberikan gambaran tentang kadar penguasaan siswa terhadap keterampilan

belajar, karena dengan menguasai keterampilan belajar, siswa akan menyadari

bagaimana cara belajar yang terbaik sehingga menjadi lebih bertanggungjawab

terhadap cara belajarnya. Siswa yang bersikap acuh terhadap belajarnya dan

kurang terampil, tidak memahami kebermaknaan materi yang dijelaskan guru

akan mendapatkan hasil yang tidak bagus serta tidak bertanggungjawab terhadap

dirinya sendiri.

Berdasarkan uraikan di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor

yang mempengaruhi hasil belajar seseorang baik faktor kesehatan, kesiapan,

emosi, minat, faktor keluarga, dan dalam belajar diperlukan berbagai

keterampilan sehingga siswa menguasai cara-cara belajar yang baik bagi dirinya

dan mendapatkan hasil yang optimal.

Selanjutnya dilihat dari masing-masing sub variabel keterampilan belajar

siswa berprestasi rendah, keterampilan membaca berada pada kategori cukup.

Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan membaca siswa masih rendah karena

siswa kurang tertarik, tidak bersemangat, tidak suka untuk membaca dan bosan

membaca buku pelajaran.

Temuan penelitian ini berkaitan dengan pendapat Gie (2002:18)

mengemukakan “Kebiasaan-kebiasaan membaca yang baik adalah sebagai

Page 107: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

berikut: memperhatikan kesehatan membaca, ada jadwal, membuat tanda-

tanda/catatan-catatan, memanfaatkan perpustakaan, membaca sungguh-sungguh

semua buku yang perlu untuk setiap mata pelajaran sampai menguasai isinya,

dan membaca dengan konsentrasi penuh”.

Membaca memiliki pengaruh yang besar terhadap hasil belajar. Hampir

sebagian besar kegiatan belajar adalah membaca. Permasalahan yang dominan

ditemui di Indonesia berkenaan dengan membaca adalah rendahnya minat baca

dan terbatasnya bahan bacaan. Agar siswa memiliki kemampuan membaca yang

efektif dan efisien, minat yang tinggi diperlukan kebiasaan-kebiasaan yang baik

sehingga siswa memperoleh hasil belajar yang bagus.

Berdasarkan temuan penelitian mengenai keterampilan konsentrasi siswa

berprestasi rendah di SMA N 1 Padang berada pada kategori baik. Kemampuan

untuk memusatkan pikiran terhadap suatu pelajaran yang dijelaskan guru pada

dasarnya ada pada setiap siswa, hanya besar atau kecil kemampuan tersebut

setiap siswa berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi siswa dalam belajar,

lingkungan yang tidak kondusif dan pengalaman. Maka dari itu, guru perlu

menggunakan metode mengajar yang menarik sehingga siswa lebih terfokus dan

ikut berpartisipasi dalam proses belajar.

Selanjutnya agar dapat berkonsentrasi dengan baik perlu diusahakan

sebagai berikut: (1) siswa hendaknya berminat atau mempunyai motivasi yang

tinggi, (2) memiliki tempat belajar yang nyaman, bersih, (3) menjaga kesehatan,

(4) menyelesaikan masalah yang mengganggu pikiran, (5) bertekad untuk

memperoleh hasil belajar yang baik. (Slameto, 2010:87)

Page 108: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

Konsentrasi besar pengaruhnya terhadap belajar. Seseorang yang dapat

belajar dengan baik adalah orang yang dapat berkonsentrasi dengan baik dengan

kata lain ia harus memiliki kebiasaan untuk memusatkan pikiran. Thabrany

(1995:32) mengatakan bahwa dalam setiap langkah belajar, di dalam kelas

maupun di rumah, tatkala kita belajar sendiri diperlukan konsentrasi pikiran

yang tinggi. Konsentrasi adalah kunci keberhasilan dalam belajar dan

kemampuan berkonsentrasi akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

Tanpa konsentrasi belajar, maka hasil belajar tentu sangat rendah atau

tidak optimal. Jika seseorang selalu mengalami kesulitan berkonsentrasi ketika

belajar, bagaimana mau berharap menjadi siswa yang berprestasi. Menurut

Surya (2011:110) “Konsentrasi belajar itu maksudnya adalah pemusatan daya

pikiran dan perbuatan pada suatu objek yang dipelajari dengan menghalau atau

menyisihkan segala hal yang tidak ada hubungannya dengan objek yang

dipelajari”. Maka dari itu siswa hendaknya konsentrasi dalam mengikuti proses

belajar sehingga siswa menguasai dan menyerap materi pembelajaran yang

dijelaskan guru.

Berdasarkan analisis data sub variabel keterampilan bertanya siswa

berprestasi rendah di SMA N 1 Padang berada pada kategori cukup. Hal ini

mengindikasikan bahwa siswa takut, tidak berani bertanya mengenai materi

yang tidak dipahami. Selain itu juga disebabkan karena siswa tidak memahami

materi yang telah dijelaskan sehingga siswa tidak perlu menguasai dan bertanya

terkait dengan materi yang tidak jelas atau hampa.

Page 109: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

Selanjutnya dalam proses belajar mengajar siswa diharapkan dapat

berpartisipasi aktif, salah satu keaktifan siswa dalam belajar dapat dilihat adalah

keaktifan bertanya dan berpendapat, sebagaimana yang dikemukakan Ahmadi

(2004:201) bahwa perlu adanya keberanian siswa mengajukan pendapat melalui

pertanyaan atau pernyataan gagasan, baik yang diajukan kepada guru atau siswa

lainnya dalam memecahkan masalah belajar.

Dari hal di atas tampaklah bahwa guru BK perlu bekerja sama dengan guru

mata pelajaran untuk menciptakan suasana pembelajaran yang efektif,

menantang, merangsang, menarik, sehingga keterampilan belajar yang dimiliki

siswa berkembang dengan optimal serta memiliki sikap yang positif terhadap

belajar. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Syah (2003:135) menjelaskan

bahwa sikap positif siswa dalam belajar sangatlah penting karena sikap

merupakan gejala internal yang berdimensi efektif berupa kecenderungan

mengoreksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang,

barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Prayitno, dkk

(2002:6) mengungkapkan bahwa sikap positif siswa terwujud dalam sikap

terhadap belajar, kehadiran dalam kelas, pandangan terhadap guru, pandangan

terhadap bahan dan fasilitas belajar.

3. Perbedaan Keterampilan Belajar Siswa Berprestasi Tinggi dan Rendah

SMA Negeri Kota Padang

Hasil temuan penelitian mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi dan siswa

berprestasi rendah di SMA Negeri Kota Padang. Perbedaan ini dapat dilihat dari

Page 110: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

sub variabel keterampilan mengikuti pelajaran siswa berprestasi tinggi dan

rendah, persentase yang cenderung tinggi ditempati siswa berprestasi tinggi.

Keterampilan mengikuti pelajaran seorang siswa dianggap baik apabila ia

memiliki sikap dan pandangan yang positif terhadap proses belajarnya. Sikap

dan pandangan positif tersebut dapat mempengaruhi kegairahan, kemauan,

keinginan, ketertarikan, dan aktifitas siswa berkenaan dengan pelajaran yang

diikutinya.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Prayitno, dkk (2002:1) agar kegiatan

menjalani proses belajar berlangsung secara efektif, siswa perlu memiliki sikap

dan pandangan yang positif terhadap belajar yang diikutinya. Jadi, dalam proses

pembelajaran siswa hendaknya memiliki sikap dan pandangan yang positif

terhadap belajarnya sehingga akan mendorong siswa untuk mencintai pelajaran

yang diikutinya, membawa kesuksesan dan kemajuan hasil belajar yang

diharapkan.

Selain itu kesiapan juga mempengaruhi siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran. Siswa yang tidak siap dalam belajar tidak akan mendapatkan hal

yang baru dalam rangka menambah pengetahuan, wawasan dan informasi.

Menurut Jamies Drever (dalam Slameto, 2010:59) “Kesiapan adalah kesediaan

untuk memberi respon atau bereaksi”. Kesediaan tersebut muncul dari diri siswa

dan berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan

untuk melaksanakan kecakapan. Maka dari itu kesiapan sangat perlu

diperhatikan dalam proses belajar. Siswa yang tidak siap dalam belajar walaupun

Page 111: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

memiliki keterampilan tertentu dalam belajar akan mempengaruhi hasil

belajarnya.

Selanjutnya dilihat dari keterampilan membaca siswa berprestasi tinggi

dan rendah juga berbeda, keterampilan membaca siswa berprestasi tinggi berada

pada kategori baik dan keterampilan membaca siswa berprestasi rendah pada

kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan membaca siswa masih

rendah karena siswa kurang tertarik, tidak bersemangat, tidak suka untuk

membaca dan bosan membaca buku pelajaran. Kemampuan membaca yang

tinggi tidak datang dengan sendirinya dan tidak akan meningkat dari waktu ke

waktu secara otomatis. Peningkatan membaca harus diupayakan dengan kemuan

yang kuat dan dengan usaha yang keras.

Temuan penelitian ini berkaitan dengan pendapat Gie (2002:18)

mengemukakan “Kebiasaan-kebiasaan membaca yang baik adalah sebagai

berikut: memperhatikan kesehatan membaca, ada jadwal, membuat tanda-

tanda/catatan-catatan, memanfaatkan perpustakaan, membaca sungguh-sungguh

semua buku yang perlu untuk setiap mata pelajaran sampai menguasai isinya,

dan membaca dengan konsentrasi penuh”.

Membaca memiliki pengaruh yang besar terhadap hasil belajar. Hampir

sebagian besar kegiatan belajar adalah membaca. Permasalahan yang dominan

ditemui di Indonesia berkenaan dengan membaca adalah rendahnya minat baca

dan terbatasnya bahan bacaan. Agar siswa memiliki kemampuan membaca yang

efektif dan efisien, minat yang tinggi diperlukan kebiasaan-kebiasaan yang baik

sehingga siswa memperoleh hasil belajar yang bagus.

Page 112: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

Berdasarkan analisis data sub variabel keterampilan bertanya siswa

berprestasi tinggi berada pada kategori baik dan keterampilan bertanya siswa

berprestasi rendah pada kategori cukup. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa

takut, tidak berani bertanya mengenai materi yang tidak dipahami. Selain itu

juga disebabkan karena siswa tidak memahami materi yang telah dijelaskan

sehingga siswa tidak perlu menguasai dan bertanya terkait dengan materi yang

tidak jelas atau hampa.

Selanjutnya dalam proses belajar mengajar siswa diharapkan dapat

berpartisipasi aktif, salah satu keaktifan siswa dalam belajar dapat dilihat adalah

keaktifan bertanya dan berpendapat, sebagaimana yang dikemukakan Ahmadi

(2004:201) bahwa perlu adanya keberanian siswa mengajukan pendapat melalui

pertanyaan atau pernyataan gagasan, baik yang diajukan kepada guru atau siswa

lainnya dalam memecahkan masalah belajar.

Keaktifan siswa dalam belajar tampak apabila siswa memberikan

pendapat, komentar atau argumen terhadap materi yang dibahas, bertanya

tentang materi yang tidak dipahami dan berusaha menjawab pertanyaan yang

diajukan guru. Bertanya tujuannya adalah untuk mengetahui dan memahami

materi pelajaran yang belum dipahami, mencek pemahaman, pengetahuan dan

wawasan yang dimiliki siswa.

Berdasarkan paparan di atas jelaslah bahwa perbedaan keterampilan

belajar siswa berprestasi tinggi dan berprestasi rendah berbeda. Perbedaan

tersebut dapat dilihat dari sub variabel keterampilan belajar dan hal-hal yang

mempengaruhinya.

Page 113: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

E. Keterbatasan Penelitian

Pada prinsipnya, penelitian ini telah dilaksanakan secara optimal dengan

mengacu pada metode dan prosedur ilmiah yang benar. Namun, kesempurnaan

hasil yang diperoleh merupakan hal yang tidak mudah untuk diwujudkan. Peneliti

menyadari bahwa penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan dan kelemahan

yang tidak dapat dihindari. Beberapa keterbatasan penelitian yang dapat

dikemukakan sebagai berikut:

1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian hanya 120 siswa yang

berasal dari tiga SMA Negeri Kota Padang yang terakreditasi yaitu SMA N

1 Padang (akreditasi A), SMA N 13 Padang (akreditasi B), dan SMA N 16

Padang (akreditasi C).

2. Penelitian baru membahas sedikit variabel penting dalam pelayanan

Bimbingan dan Konseling, sehingga perlu kiranya dikembangkan penelitian

pada variabel-variabel lain berkenaan dengan keterampilan belajar.

3. Pembahasan dalam penelitian telah diupayakan secara optimal, namun

dirasa belum terlalu meluas dan lengkap.

Dengan keterbatasan-keterbatasan tersebut, peneliti berharap adanya

masukan yang bersifat membangun dari para pembaca yang budiman.

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam penelitian lanjutan dengan

kajian teori yang lebih baik, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan rujukan

pelaksanaan pelayanan Bimbingan dan Konseling secara umum, khususnya

untuk meningkatkan keterampilan belajar siswa.

Page 114: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Dalam bab V akan dikemukakan simpulan dari hasil penelitian yang telah

ditemukan. Di samping itu, juga akan diberikan implikasi, dan beberapa saran

penting yang berhubungan dengan hasil penelitian.

A. Simpulan

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat

dikemukakan kesimpulan sebagai berikut.

1. Keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi di SMA Negeri Kota Padang

tergolong pada kategori baik. Masing-masing sub variabel yang

dikemukakan dalam penelitian ini berada pada kategori baik yaitu

keterampilan mengikuti pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan

mencatat, keterampilan konsentrasi, keterampilan membaca, keterampilan

penyusunan dan penyelesaian tugas.

2. Keterampilan belajar siswa berprestasi rendah di SMA Negeri Kota Padang

berada pada kategori baik. Dilihat dari masing-masing sub variabel yaitu

keterampilan mengikuti pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan

mencatat, keterampilan konsentrasi, keterampilan penyusunan dan

penyelesaian tugas berada pada kategori baik, dan keterampilan membaca

dan keterampilan bertanya berada pada kategori cukup.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara keterampilan belajar siswa

berprestasi tinggi dan keterampilan belajar siswa berprestasi rendah di SMA

Negeri Kota Padang. Hal ini berarti siswa yang berprestasi tinggi memiliki

Page 115: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

keterampilan belajar yang baik dibandingkan keterampilan belajar siswa

berprestasi rendah.

B. Implikasi dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling

Hasil penelitian yang dilakukan mengenai keterampilan belajar siswa

berprestasi tinggi dan berprestasi rendah sebagaimana dikemukakan pada Bab IV

berada pada kategori baik. Walaupun keterampilan belajar siswa berprestasi tinggi

pada kategori baik, tetap perlu diberikan pelayanan bimbingan dan konseling

khususnya bidang bimbingan belajar untuk mempertahankan keterampilan belajar

yang telah ada, sekaligus untuk pengembangan dan pencapaian pendidikan serta

hasil belajar yang baik. Khusus untuk keterampilan belajar siswa berprestasi

rendah pada masing-masing sekolah yang berada pada kategori cukup/cenderung

rendah, temuan ini mengindikasikan diperlukan program yang dapat

meningkatkan keterampilan belajar siswa berprestasi rendah menjadi lebih baik.

Keterampilan belajar siswa berprestasi rendah berdasarkan indikator-indikator

yang dikemukakan dalam penelitian ini cenderung rendah.

Namun demikian, apabila dicermati secara detil terhadap pengolahan data

penelitian terdapat butir-butir pernyataan yang skornya berada berada pada

kategori rendah. Butir-butir pernyataan tersebut yaitu: duduk dibagian belakang

membuat saya tidak memahami materi yang dijelaskan guru, saya mengalami

kesulitan untuk memahami bahan bacaan yang memuat istilah-istilah baru,

terutama istilah asing, saya mempersiapkan beberapa pertanyaan tentang materi

yang saya masih ragu sebelum mengikuti pelajaran tertentu, jika ada materi yang

Page 116: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

belum dipahami saya menanyakan saat guru mengajar pada pertemuan berikutnya,

pikiran kacau membuat saya tidak dapat belajar dengan baik.

Berdasarkan butir-butir pernyataan tersebut guru BK dapat melakukan

hal-hal sebagai berikut:

1. Guru bimbingan dan konseling diharapkan mampu menyajikan materi-

materi pada layanan informasi dan layanan format klasikal dengan

mempergunakan metode-metode yang lebih menarik, menantang dan

beragam.

2. Guru bimbingan dan konseling diharapkan memiliki wawasan yang luas

dan keterampilan tertentu dalam meningkatkan keterampilan belajar

siswa.

3. Guru bimbingan dan konseling memberikan berbagai layanan yang

dibutuhkan siswa (terlampir).

4. Guru bimbingan dan konseling hendaknya menjalin kerjasama dengan

guru mata pelajaran untuk meningkatkan keterampilan belajar siswa.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, kesimpulan

penelitian dan implikasi penelitian yang telah diuraikan, maka dapat dikemukakan

saran-saran sebagai berikut:

1. Siswa, khususnya siswa yang berada pada kategori baik dan kurang baik

bahkan siswa yang berada pada kategori cukup, hendaknya berusaha untuk

memperbaiki serta meningkatkan keterampilan belajar sehingga berada pada

Page 117: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

pada kategori baik dan baik sekali dengan cara berusaha mempelajari dan

melatihkan keterampilan belajar, baik belajar sendiri maupun belajar dalam

kelompok, berusaha untuk memiliki berbagai keterampilan dalam belajar,

menyiapkan diri dalam belajar dengan selalu menumbuhkan semangat

belajar dan selalu memperhatikan kondisi kesehatan serta berusaha secara

positif untuk memiliki respon emosional yang tepat dalam setiap situasi

yang dihadapi.

2. Guru BK terus meningkatkan dan mengembangkan layanan bimbingan dan

konseling dalam bidang keterampilan belajar, seperti memberikan layanan

informasi, layanan penguasaan konten dan layanan bimbingan kelompok

yang terkait dengan keterampilan belajar seperti keterampilan mencatat

pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan mengikuti pelajaran,

keterampilan membaca, keterampilan konsentrasi dalam belajar serta

keterampilan penyelesaian tugas. Diharapkan juga guru BK mengadakan

pelatihan tentang keterampilan belajar secara terprogram sehingga siswa

diharapkan benar-benar memahami dan terampil dalam belajar.

3. Guru mata pelajaran agar dapat selalu memperhatikan siswa yang memiliki

keterampilan belajar yang kurang baik dan menggunakan metode yang

dapat mengarahkan siswa untuk belajar dengan efektif yang dapat

mengembangkan potensi yang dimiliki siswa terkait dengan keterampilan

belajarnya supaya siswa terlatih untuk terampil dalam belajar seperti

terampil dalam bertanya, membaca, mencatat, konsentrasi dalam belajar,

terampil dalam penyelesaian tugas.

Page 118: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

4. Kepala Sekolah agar lebih memperhatikan dan memberikan kebijakan

kepada guru BK dan guru mata pelajaran dalam pelaksanaan program BK di

sekolah terutama berkenaan dengan keterampilan belajar siswa sehingga

siswa berhasil dalam proses belajarnya dan mendapatkan hasil belajar yang

optimal.

5. Bagi Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Padang, agar mempersiapkan guru bimbingan dan

konseling/Konselor yang memiliki keahlian, pengetahuan, kecakapan, serta

keterampilan-keterampilan tertentu dalam belajar sehingga siswa sukses

dalam belajar.

6. Bagi Bapak/ibu Kepala Dinas Pendidikan agar memberikan dorongan,

perhatian, fasilitas, sarana dan prasarana serta mengintensifkan keterampilan

belajar siswa yang akan berdampak langsung pada prestasi belajar siswa.

7. Bagi Bapak/Ibu dalam kegiatan Musyawarah Guru Pembimbing (MGP),

hendaknya dalam pertemuan membahas tentang pentingnya keterampilan

belajar dikuasai oleh siswa agar terampil serta mendapatkan prestasi yang

bagus.

8. Peneliti selanjutnya; dapat dijadikan sebagai dasar penelitian lanjutan

dengan memperluas variabel dan subjek penelitian serta penelitian

pengembangan tentang model peningkatan keterampilan belajar siswa

sehingga siswa sukses dalam belajarnya dan mendapatkan hasil belajar yang

bagus.

Page 119: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

DAFTAR RUJUKAN

Ahmadi, Abu. 2002.Psikologi Sosial. Jakarta:Rineka Cipta

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004.Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka

Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Syaifuddin.2010. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

BAN-S/M. 2009. Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah /Madrasah.

http://ban-sm.or.id/content/kebijakan-dan-pedoman-akreditasi-sekolah-

madrasah-tahun-2009. (diakses 16 Mei 2012)

BSNP. 2006. Panduan Pengembangan Diri. Jakarta: Pusat Kurikulum.

Budiarjo, Lily. 2007. Keterampilan Belajar. Yogyakarta: Penerbit Andi

Buzan, Tony. 2009. Mind Map Untuk Meningkatkan Kreativitas (alih bahasa:Eric

Suryaputra). Jakarta: Gramedia.

Dalyono, M. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Das, Irsyad dan Elfi. 2004. Belajar Untuk Belajar. Bukittinggi: Usaha Ikhlas.

Dasril. 2002. Masalah Siswa Dalam Prasyarat Penguasaan Materi Pelajaran dan

Keterampilan Belajar serta Peranan Guru Mata Pelajaran dan Guru

Pembimbing dalam Membantu Mengatasinya. Tesis tidak diterbitkan.

Padang: Program Pascasarjana UNP.

Djamal, Nani Nuranisah. 2006. Program Bimbingan Keterampilan Belajar Bagi

Siswa Berbakat. Tesis tidak diterbitkan. PPS UPI Bandung

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Rambu-rambu Penyelenggaraan

Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Dikti

Djaali. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Elliot, S. N. Kratochwill, T. R., Littlefield, J., Travers, J. F. 2000. Educational

Psychology: Effective Teaching; Effective Learning. Dubuque: Brown &

Benchmark

Page 120: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

Ellis C. Henry. 1990. Fundamentals Of Human Learning, Memory, and Cognition

Fundamentals Of Psychology Series

Faturrohman, Pupuh dan Sutikno, M. S. 2010. Strategi Belajar Mengajar.

Bandung: Refika Aditama

Febrini, Deni. 2005. “Minat Karir, Keterampilan Belajar dan Prestasi Akademik

Mahasiswa Ditinjau dari Asal Sekolah (Studi Terhadap Mahasiswa STAIN

Bengkulu”). Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana UNP

Fififakholiq. 2010. Karakteristik Siswa Berprestasi.

http://fififakholiq.wordpress.com/2010/06/25/ciri-ciri-siswa-berprestasi/.

Fififakholiq's Blog. (diakses 28 April 2012)

Gie T. L. 1994. Cara Belajar yang Efisien: Sebuah Buku Pegangan untuk

Mahasiswa Indonesia (jilid 1). Yogyakarta: Liberty

________. 1995. Cara Belajar yang Efisien: Sebuah Buku Pegangan untuk

Mahasiswa Indonesia (jilid 2). Yogyakarta: Liberty

________. 2002. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberty

Hadi, Sutrisno. 2000. Statistik: Jilid 1. Yogyakarta: Andi Offset

Handoko, T. Tani. 1997. Manajemen (Edisi Revisi). Yogyakarta: BPFE

Yogyakarta

Hasibuan, Akhyar. 2008. Efektifitas Layanan Bimbingan Kelompok dalam

Meningkatkan Mutu Keterampilan Belajar (Studi Eksperimen di SMP

Negeri 2 Padang). Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana

UNP

Hakim, Thursan. 2002. Belajar Secara Aktif. Jakarta: Puspa Swara.

Hamzah. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Hastuti, Tuty. 2004. Upaya Guru Pembimbing Meningkatkan Keterampilan

Belajar Siswa: Studi pada SMA Negeri 4 Pekanbaru. Tesis tidak diterbitkan.

Padang: Program Pascasarjana UNP

Herwanti, Silvia. 2009. Efektifitas Layanan Bimkel dalam Meningkatkan

Pemahaman Keterampilan Belajar Siswa untuk Menghadapi Ujian (Studi

Eksperimen di SMA As-Shofa Pekanbaru). Tesis tidak diterbitkan. Padang:

Pascasarjana UNP

Page 121: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

Irawan, Prasetya. 1996. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN

Press

Irianto, Agus. 2010. Statistik Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya.

Cet. Ke 7. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Karni, Asniti. 2009. “Perbedaan Motivasi dan Keterampilan Belajar Mahasiswa

yang Diterima MelaLui Jalur Pmdk dan Spmb Serta impLikasinya Terhadap

BK ( studi di universitas negeri padang)”. Tesis tidak diterbitkan. Padang:

Program Pascasarjana UNP

Keputusan Mendiknas Nomor 087/U/2002 tentang Akreditasi Sekolah

Knapper, Christopher K. And Cropley, Arthur J.2000. Lifelong Learning In

Higher Education. London: Kogan Page

Moidel Steve. 1994. Kiat Membaca Cepat. Terjemahan oleh Maria Phan Ju Lan.

1998. Jakarta: Arcan

Nirwana, Herman. 1998.”Persepsi Klien tentang Konseling, Keterampilan

Komunikasi Konselor dalam Konseling, dan Hubungan keduanya dengan

Pengungkapan diri Klien”. Thesis tidak diterbitkan. Institut Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Malang :Program Studi Bimbingan dan Konseling.

Nirwana, Herman, Zuwirna, Hasanuddin, Yuskal Kusman, Neviyarni. 2006.

Belajar dan Pembelajaan. Padang; FIP UNP

Nurihsan, Achmad Juantika. 2004. Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMA.

Jakarta: Grasindo

Ornstein, Allan C. And Levine, Daniel U.1985. An Introduction To The

Foundations Of Education. Boston: Houghton Mifflin Company

Panduan Umum Pelayanan BK Berbasis Kompetensi. 2002. Jakarta: Balitbang

Depdiknas

Peraturan Pemerintah Nomor. 19 tahun 2005 Memuat Kriteria Minimal tentang

Komponen Pendidikan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor. 35 Tahun 210 tentang Petunjuk

Teknis Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya

Prayitno. 2002. Hubungan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat SLTP

Page 122: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

______. 2004. Layanan L1-L9. Padang: Jurusan BK FIP UNP.

______. 2007. Konsolidasi Profesionalisasi Konselor. Padang: FIP UNP.

______. 2010. Modul III Aktivasi Energi Pembelajaran. Padang: FIP UNP

______. 2012. Panduan Pengembangan Diri. Padang: FIP UNP

Prayitno, Alizamar,Taufik, Syahril dan Elida Prayitno. 1997. Seri Latihan

Keterampilan Belajar. Program Studi dan Beban Studi. Satgasus 3SCPD.

Tim Pengembangan 3SCPD Proyek PGSM Dikti Depdikbud

_________. 2002. Seri Latihan Keterampilan Belajar. Program Studi dan Beban

Studi. Satgasus 3 SCPD. Tim Pengembangan 3SCPD Proyek PGSM Dikti

Depdikbud

Prayitno dan Erman Amti. 1994. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:

Rineka Cipta

Riduwan. 2007. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta.

Santrock, John W. 2003. Adolescence. Perkembangan Remaja. Edisi Keenam..

Jakarta: Erlangga

Sardiman A. M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar-mengajar. Jakarta: Raja

Grafindo

Satgasus 3SCPD. 2002. Seri Pemandu Keterampilan Belajar. Padang: Tim

Pengembang 3SCPD Proyek PGSM Depdikbud

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta

Subana, M. 2001. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV. Pustaka Setia

Sudijono, Anas. 2004. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2004. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.

Bandung: Sinar Baru

Sudrajat, Akhmad. 2008. Konsep Akreditasi Sekolah.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/03/akreditasi-sekolah/.

(diakses 28 Mei 2012).

Page 123: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunyoto, Danang. 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta:

MedPress

Surozaq, Eko Abdul. 2010. “Penerapan Konseling Kelompok Realita untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Berprestasi Rendah di SMA Negeri 3

Tuban”. Tesis tidak diterbitkan. Surabaya: PBBB FIP UNESA

Surya, Hendra. 2011. Strategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar. Jakarta:

Grasindo

Surya, Mohammad. 1992. Psikologi Pendidikan Cetakan Ke 5 (Revisi). Bandung:

Jurusan PPB FIP UPI.

Suryabrata, Sumadi. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Thabrany, Hasbullah. 1995. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Raja Grafindo

Persada

Undang- undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas.

Jakarta: Depdiknas

Usman, Husaini dan R. Purnomo Setiady Akbar. 2000. Pengantar Statistika.

Jakarta: Bumi Aksara.

Wahyono, Teguh. 2004. Pedoman Praktis SPSS Versi 15. Jakarta: Grasindo

Winardi. 1990. Asas-asas Manajemen. Bandung: Mandar Maju

Winkel, W. S. 1996. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Yogyakarta:

Gramedia

Yamin, Martinis. 2007. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan

Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press

Yani, Fitri. 2008. “Perbedaan Motivasi Belajar dan Keterampilan Belajar antara

Siswa Pendatang dan Pribumi (Kajian pada Siswa di SMAN 1 Sitiung

Kabupaten Dharmasraya)”. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program

Pascasarjana UNP

Yusuf, A. Muri. 2005. Metodologi Penelitian.. Padang: UNP Press.

Page 124: PERBEDAAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_SISCA_FOLASTRI...students, for consideration BK programming services in maintaining, developing

__________. 1996. Teknik Analisa Data. Padang: FIP UNP.

Yusri, Fadhilla. 2010. “Pengaruh Kegiatan Kelompok Belajar Terhadap

Peningkatan Mutu Keterampilan Belajar Siswa (Studi Eksperimen pada

SMAN 13 Padang)”. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana

UNP