pelaksanaan supervisi akademik di sma negeri 2...

144
PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 TILATANG KAMANG KABUPATEN AGAM TESIS OLEH MAIZIRWAN NIM : 10644 Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Magister Pendidikan PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012

Upload: lamphuc

Post on 12-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 TILATANG KAMANG

KABUPATEN AGAM

TESIS

OLEH

MAIZIRWAN NIM : 10644

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Magister Pendidikan

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2012

Page 2: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

i  

Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision at the State Senior High School 2 Tilatang Kamang, Agam Regency (2012).

Teachers play very important roles in improving the quality of education. Their performance should be controlled and developed continuously by a headteacher through academic supervision. Based on some phenomena at the State Senior High School 2 Tilatang Kamang that the students’ achievement in the national examination is relatively low, the researcher conducted the research about the academic supervision there. The purpose of the research is to know exactly how the academic supervision takes place and how teachers’ attitude towards the academic supervision is at the State Senior High School 2 Tilatang Kamang.

The researcher applies the qualitative approach. The technique used in collecting data is observation, interview and the study of documents. The research informants are the headteacher, deputy head, teachers, and students, selected through “snowball” sampling technique. The steps of the research are used as suggested by Miles and Huberman (1992) that is: 1) data collection, 2) data reduction, 3) data display, 4) drawing conclusion and verification, and 5) writing research report. The verification was done by data triangulation in order to have the validity of the findings.

The research findings are: 1) the headteacher does not have an academic supervision program, 2) the supervision is conducted by accident, 3) there is no follow-up of the supervision, and 4) teachers are reluctant to be supervised by the headteacher.

The conclusion of the research is that 1) the academic supervision conducted by the headteacher is not well-organized, 2) the headteacher does not follow-up the supervision, and 3) teachers prefer not to be supervised by the headteacher because they do not gain any benefit of it.

Therefore, the researcher suggests: 1) the headteacher should keep on updating and upgrading his knowledge and competences, 2) in the recruitment of headteachers, it is suggested to the decision maker to consider the standards of being a headteacher, and 3) It is suggested to the Local Educational Authority/the school advisers in Agam Regency to assess headteachers’ performance periodically and develop those whose performance is categorized as “underperformance”.

Page 3: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

ii  

ABSTRAK Maizirwan. 2012. “Pelaksanaan Supervisi Akademik di SMA Negeri 2 Tilatang Kamang Kabupaten Agam”. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.

Peran guru sangat menentukan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Untuk memastikan apakah guru melakukan pembelajaran sesuai dengan standar dan untuk pembinaan guru secara berkelanjutan diperlukan supervisi akademik oleh kepala sekolah. Melihat fenomena rendahnya nilai Ujian Nasional siswa dan kurang efektifnya pelaksanaan supervisi akademik di SMAN 2 Tilatang Kamang, Peneliti melakukan penelitian di tempat itu untuk mengetahui secara pasti seperti apa pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala SMAN 2 Tilatang Kamang, apakah ada program yang operasional, pelaksanaan dan tindak lanjutnya serta sikap guru terhadap supervisi.

Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan studi dokumen. Wawancara menggunakan teknik “snowball sampling”. Informan terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru-guru, peserta didik, dan komite sekolah. Penelitian ini menerapkan langkah-langkah yang disarankan oleh Miles dan Hubermann (1994) yang terdiri dari; 1) pengumpulan data, 2) reduksi data, 3) menampilkan data, 4) menarik kesimpulan dan verifikasi, serta 5) menulis laporan hasil penelitian. Penjaminan keabsahan data dilakukan melalui triangulasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) Kepala sekolah belum memiliki program supervisi akademik, 2) Supervisi Akademik oleh kepala sekolah hanya dadakan, 3) Kepala Sekolah belum menindaklanjuti hasil supervisi, dan 4) Guru merasa grogi karena tujuan dan fungsi supervisi akademik belum dipahami guru.

Dari hasil penelitian ini, Peneliti menyimpulkan bahwa; 1) pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah di SMAN 2 Tilatang Kamang belum terlaksana sesuai dengan standar supervisi, 2) Kepala sekolah belum menindaklanjuti hasil supervisi, dan 3) Guru merasa grogi disupervisi oleh kepala sekolah karena tujuan dan fungsi supervisi akademik belum dipahami guru.

Pada tesis ini, Peneliti menyarankan; 1) kepada kepala sekolah, (a) agar menyusun dokumen supervisi akademik pada awal tahun pelajaran, (b) menulis dan melaksanakan program tindak lanjut hasil supervisi akademik, (c) memahami kepribadian guru dalam pelaksanaan supervisi, 2) kepada para guru, mempelajari dan memahami konsep, tujuan, fungsi, dan ruang lingkup supervisi akademik untuk memperbaiki proses pembelajaran, 3) kepada pihak terkait, dalam merekruit kepala sekolah agar mengacu kepada Standar Kompetensi Kepala Sekolah, dan 4) kepada Dinas Pendidikan/Pengawas Sekolah Kabupaten Agam disarankan melakukan penilaian kinerja kepala sekolah secara berkala dan melakukan pembinaan bagi kepala sekolah yang kinerjanya dibawah rata-rata.

Page 4: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

iii

Persetujuan Komisi Ujian Akhir Tesis Magister Pendidikan

No. N a m a Tanda Tangan

1.

Prof. Dr. Kasman Rukun, M.Pd. (Ketua)

__________________

2.

Prof. Dr. H. Rusdinal, M.Pd. (Sekretaris)

__________________

3.

Prof. Dr. H. Sufyarma Marsidin, M.Pd. (Anggota)

__________________

4.

Dr. Nasrullah Aziz (Anggota)

__________________

5.

Prof. Dr. Gusril, M.Pd. (Anggota)

__________________

Mahasiswa: N a m a : Maizirwan

N I M : 10644

Tanggal Ujian : 11 Januari 2012

Page 5: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

iv

Persetujuan Akhir Tesis

Nama Mahasiswa NIM.

: Maizirwan : 10644

Nama Prof. Dr. Kasman Rukun, M.Pd. Pembimbing I

Tanda Tangan _______________

Tanggal ______________

Prof. Dr. H. Rusdinal, M.Pd. Pembimbing II

_______________

______________

Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang Prof. Dr. Mukhaiyar NIP. 19500612 197603 1 005

Ketua Program Studi/Konsentrasi Prof. Dr. Kasman Rukun, M.Pd. NIP. 19550921 198303 1 004

Page 6: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

v

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya, tesis dengan judul Pelaksanaan Supervisi Akademik di

SMA Negeri 2 Tilatang Kamang Kabupaten Agam, adalah asli dan belum

pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik baik di Universitas

Negeri Padang maupun di perguruan tinggi lainnya.

2. Karya tulis ini murni gagasan, penilaian dan rumusan saya sendiri, tanpa

bantuan tidah sah dari pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.

3. Di dalam karya tulis ini tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang telah

ditulis atau dipublikasikan oleh orang lain, kecuali dikutip secara tertulis

dengan jelas dan dicantumkan sebagai acuan di dalam naskah saya dengan

disebutkan nama pengarangnya dan dicantumkan pada daftar rujukan.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan apabila dikemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran pernyataan ini, saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya peroleh

karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma dan ketentuan

hukum yang berlaku.

Padang, 11 Januari 2012 Saya yang menyatakan,

Maizirwan NIM. 10644

Page 7: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

vi  

KATA PENGANTAR

Segenap puji dan syukur, penulis aturkan kepada Allah

subhanahuwata’ala yang telah menganugerahkan kesempatan, kesehatan dan

kekuatan sehingga penulis berhasil menyelesaikan tesis ini. Selawat beserta salam

semoga selalu dicurahkan bagi Nabi Muhammad saw.

Tesis yang berjudul “Pelaksanaan Supervisi Akademik di SMA Negeri 2

Tilatang Kamang, Kabupaten Agam” ini merupakan tugas akhir yang penulis

laksanakan dalam rangka penyelesaian pendidikan S 2 pada Program Studi

Administrasi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Padang.

Dalam penyelesaian tesis ini, penulis banyak sekali mendapatkan bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis tidak mungkin bisa membalasnya.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih

yang amat tulus kepada yang terhomat:

1. Prof. Dr. Mukhaiyar, M.Pd. selaku Direktur Program Pascasarjana UNP

2. Prof. Drs. H. Agustiar Syah Nur, M.A. Ed.D. (alm) selaku Pembimbing I.

3. Prof. Dr. Kasman Rukun, M.Pd. selaku Pembimbing I

4. Prof. Dr. H. Rusdinal, M.Pd. selaku Pembimbing II

5. Prof. Dr. Gusril, M.Pd. selaku Dosen Penguji

6. Prof. Dr. H. Sufyarma Marsidin, M.Pd. selaku Dosen Penguji

7. Dr. Nasrullah Aziz, selaku Dosen Penguji

8. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Administrasi Pendidikan, Program

Pascasarjana Universitas Negeri Padang,

9. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Agam yang telah member izin bagi

penulis untuk melakukan penelitian di SMAN 2 Tilatang Kamang,

10. Kepala Sekolah, Majelis Guru dan Karyawan pada SMAN 2 Tilatang

Kamang yang telah memberikan informasi dalam pengumpulan data

penelitian,

11. Kepala SMAN 1 Tilatang Kamang yang selalu memberi motivasi dan

kesempatan,

Page 8: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

vii  

12. Teman sejawat, baik yang sama-sama mahasiswa Program Studi Administrasi

Pendidikan maupun yang sama-sama pendidik di SMAN 1 Tilatang Kamang,

13. Semua pihak yang tidak mungkin penulis paparkan satu per-satu.

Selanjutnya, teristimewa penulis mengaturkan terima kasih yang setinggi-

tingginya kepada Almarhum ayah dan bunda yang tanpa kenal lelah mengasuh,

membesarkan, mendidik dan memberi arti kehidupan bagi penulis semenjak

kecil. Kemudian buat istri tercinta yang selalu menjadi inspirator bagi penulis

serta yang merelakan jatah waktunya tersita untuk penyelesaian perkuliahan dan

tesis ini.

Akhirnya, penulis memohon ampun kepada Allah swt. dan maaf sedalam-

dalamnya kepada semua pihak atas semua khilaf dan salah. Semoga Allah SWT

selalu membimbing kita di jalan-Nya yang benar. Amin.

Padang, November 2011

Penulis,

Page 9: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

viii  

DAFTAR ISI

ABSTRACT BAHASA INGGRIS .................................................................... i ABSTRAK BAHASA INDONESIA ................................................................. ii PERSETUJUAN KOMISI ................................................................................. iii PERSETUJUAN AKHIR TESIS ....................................................................... iv SURAT PERNYATAAN .................................................................................. v KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii DAFTAR TABEL .............................................................................................. x DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Masalah dan Fokus Penelitian .................................................... 9

C. Pertanyaan Penelitian .................................................................. 10

D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 11

E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoretis ............................................................................ 13

1. Pengertian Kompetensi ......................................................... 13

2. Kompetensi Guru ................................................................. 14

3. Kompetensi Kepala Sekolah ................................................ 22

4. Peran Kepala Sekolah ........................................................... 27

5. Supervisi Akademik Kepala Sekolah .................................. 32

B. Penelitian yang Relevan ............................................................. 37

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian .. ..................................................................... 41

B. Situasi Sosial Penelitian ............................................................. 42

C. Informan Penelitian ..................................................................... 44

D. Teknik dan Alat Pengumpul Data ............................................... 46

Page 10: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

ix  

E. Teknik Penjaminan Keabsahan Data ........................................... 52

F. Teknik Analisis Data .................................................................. 55

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Temuan Umum Penelitian ........................................................... 60

B. Temuan Khusus Penelitian ........................................................... 76

C. Pembahasan .................................................................................. 99

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan .................................................................................... 110

B. Implikasi .................................................................................... 114

C. Saran .......................................................................................... 115

DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................... 118

LAMPIRAN

1. Foto-foto selama pengumpulan Data Penelitian .................................... 121

2. Daftar Pedoman Catatan Lapangan ......................................................... 126

3. Surat Persetujuan Penelitian ................................................................... 131

4. Permohonan Izin Penelitian ke Pemda Agam ........................................ 132

5. Rekomendasi/Persetujuan Melaksanakan Penelitian ............................ 133

6. Surat Izin Melaksanakan Penelitian di Sekolah ..................................... 134

7. Surat Keterangan telah melaksanakan penelitian ................................... 135

8. Surat Permohonan Penggantian Pembimbing ......................................... 136

9. Surat Tugas/SK Rektor Tentang Pembimbing Pengganti ....................... 137

Page 11: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

x  

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data Sarana ............................................................................................ 66

2. Data Guru ............................................................................................... 72

3. Kualifikasi Guru ..................................................................................... 72

4. Masa Kerja Guru .................................................................................... 72

5. Usia Guru ............................................................................................... 73

6. Data Tenaga Kependidikan .................................................................... 73

7. Rekapitulasi Kebutuhan Ketenagaan ..................................................... 74

8. Data Siswa .............................................................................................. 75

Page 12: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

xi  

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tiga Tujuan Supervisi ……………………………………………........ 33

2. Komponen Analisis Data …………………………………………........ 59

3. Peta Lokasi Penelitian ……………………………………………......... 61

4. Struktur Organisasi dan Tata Kerja SMAN 2 Tilatang Kamang …........ 64

Page 13: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

xii  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Foto-foto selama pengumpulan Data Penelitian .................................... 121

2. Daftar Pedoman Catatan Lapangan ......................................................... 126

3. Surat Persetujuan Penelitian ................................................................... 131

4. Permohonan Izin Penelitian ke Pemda Agam ........................................ 132

5. Rekomendasi/Persetujuan Melaksanakan Penelitian ............................ 133

6. Surat Izin Melaksanakan Penelitian di Sekolah ..................................... 134

7. Surat Keterangan telah melaksanakan penelitian ................................... 135

8. Surat Permohonan Penggantian Pembimbing ......................................... 136

9. Surat Tugas/SK Rektor Tentang Pembimbing Pengganti ....................... 137

Page 14: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

1  

 

  

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang

berkualitas dan kompetitif, pemerintah telah melakukan bermacam upaya untuk

meningkatkan mutu pendidikan. Pemerintah melalui Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP) telah menerbitkan Standar Nasional Pendidikan, yang terdiri

dari: 1) standar isi, 2) standar proses, 3) standar kompetensi lulusan, 4) standar

pendidik dan tenaga kependidikan, 5) standar sarana dan prasarana, 6) standar

pengelolaan, 7) standar pembiayaan, dan 8) standar penilaian pendidikan

(Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005).

Semua kegiatan dalam bidang pendidikan harus diarahkan pada

pencapaian standar pendidikan tersebut. Standar Nasional Pendidikan tersebut

harus selalu menjadi acuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan supervisi

pendidikan agar tercipta pendidikan nasional yang bermutu (Permendiknas No.

19/2005).

Dunia pendidikan kita tengah menghadapi berbagai masalah yang perlu

dicarikan solusinya. Menurut Zamroni (2001), salah satu masalah serius dalam

pendidikan kita adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang

pendidikan. Beragam upaya telah dilakukan untuk mewujudkan peningkatan

kualitas pendidikan, seperti: pelatihan, workshop, kualifikasi guru, melengkapi

fasilitas pendidikan dan manajemen sekolah. Namun usaha-usaha tersebut belum

1

Page 15: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

2  

 

  

memperlihatkan hasil yang signifikan dalam peningkatan mutu. Berdasarkan

masalah ini, berbagai pihak mempertanyakan “Apa yang salah dalam

penyelengaraan pendidikan kita?”

Satu di antara beberapa faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak

mengalami peningkatan secara merata adalah: kebijakan dan penyelengaraan

pendidikan nasional menggunakan pendekatan education production function atau

input-output analysis secara tidak konsekuen. Pendekatan ini melihat bahwa

lembaga pendidikan berfungsi sebagai pusat produksi, yang apabila dipenuhi

semua input yang diperlukan dalam kegiatan produksi tersebut, maka lembaga

tersebut akan menghasilkan output yang diinginkan. Pendekatan ini menganggap

bahwa apabila input pendidikan seperti pelatihan guru, pengadaan buku dan alat

pelajaran serta perbaikan sarana pendidikan lainnya terpenuhi, maka mutu

pendidikan (output) secara otomatis akan terjadi. Kenyataannya, mutu yang

diimpikan tersebut tidak kunjung menjadi kenyataan. Kenapa? Karena selama ini

dalam menerapkan pendekatan education production function terlalu

menekankan pada input pendidikan dan kurang memperhatikan proses

pendidikan. Pada hal proses pendidikan sangat menentukan output pendidikan

(Zamroni, 2000; 3-4). Berdasarkan kenyataan ini, beberapa usaha perlu dilakukan

untuk perbaikan, termasuk peningkatan kualitas proses pembelajaran di dalam

kelas.

Dalam peningkatan kualitas pembelajaran, guru adalah faktor yang

paling dominan. Mereka perlu lebih banyak mendapat perhatian serius karena

mereka adalah “agent of development”. Hal ini dinyatakan lebih jelas dalam

Page 16: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

3  

 

  

Peraturan Pemerintah Nomor 14, tahun 2005: “Guru adalah pendidik profesional

dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, serta pada

jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah, termasuk pendidikan anak

usia dini”.

Seorang guru harus memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, dan

sertifikat pendidik serta sehat jasmani dan rohani untuk mewujudkan tujuan

pendidikan. Kompetensi guru tersebut meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang

diperoleh melalui pendidikan profesi (PP No. 14/2005, fasal 10).

Dalam peraturan pemerintah nomor 16 tahun 2006 dinyatakan bahwa

kompetensi utama seorang guru adalah: (1) Menguasai materi, struktur, konsep,

dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, (2)

Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu, (3) Mengembangkan materi pembelajaran yang

diampu secara kreatif, (4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan

dengan melakukan tindakan reflektif, dan (5) Memanfaatkan teknologi informasi

dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Guru mempunyai beberapa peran penting. Guru berperan sebagai : 1)

pakar dalam mata pelajaran, 2) perancang strategi dan penentu pengalaman

pembelajaran, 3) seorang pelopor sosial, 4) menejer kelas, 5) seorang fasilitator,

6) seorang evaluator, dan 7) orang tua (Syakwazi, 1999). Seorang guru harus ahli

Page 17: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

4  

 

  

dalam mata pelajaran yang diampunya. Ia harus mendapatkan pendidikan khusus.

Ia harus bisa mengaplikasikan multi-metode dan strategi dalam proses

pembelajaran serta peduli dengan perbedaan individu peserta didik (individual

differences). Guru harus mampu merencanakan kegiatan untuk kelasnya dan

memilih pengalaman pembelajaran yang efektif. Pengetahuan dan pengalamannya

harus selalu diperbaharui, terutama menyangkut dengan kurikulum, silabus, RPP,

penilaian dan psikologi pendidikan.

Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang bermutu, seorang guru

harus memiliki kompetensi tertentu. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru

atau dosen dalam melaksanakan tugas profesionalnya (UU 14/2003). Jadi, seorang

guru yang kompeten mengetahui apa yang harus dilakukannya dan melaksanakan

apa yang diketahuinya dalam pekerjaan sehari-hari.

Tersedianya guru yang bermutu dan profesional adalah suatu hal yang

tidak bisa ditawar. Untuk menciptakan guru yang bermutu tergantung pada

bermacam hal antara lain: 1) motivasi guru itu sendiri, 2) pemerintah yang

memberikan perhatian khusus terhadap kesejahteraannya, 3) dari masyarakat yang

harus memberikan kepercayaannya, 4) dari orang tua/wali murid, dan 5) dari

kepala sekolah yang dapat memberikan peluang dan kesempatan untuk

pengembangan karir guru, terutama memberikan pembinaan dan bimbingan serta

ajakan untuk selalu mengembangkan profesi untuk jadi profesional.

Untuk memastikan apakah guru melaksanakan tugas sebagaimana

mestinya, diperlukan adanya pengawasan pembelajaran (Supervisi Akademik).

Page 18: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

5  

 

  

Supervisi Akademik adalah bahagian yang penting dari tugas dan fungsi Kepala

Sekolah dan sebagai salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala

sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya mempunyai

multi-peran: sebagai administrator, pemimpin, dan sebagai supervisor pendidikan.

Supervisi akademik merupakan bagian tugas kepala sekolah yang tertuang dalam

SNP, khususnya standar pengelolaan. Pembahasan di sini difokuskan pada usaha

yang dilakukan oleh Kepala Sekolah untuk meningkatkan kempetensi profesional

guru melalui kegiatan supervisi akademik.

Menurut E. Mulyasa (2005:98), “Dalam paradigma baru, kepala sekolah

harus bisa berfungsi sebagai educator, manager, administrator, supervisor,

leader, innovator, dan motivator.” Optimalisasi peran kepala sekolah tersebut

sering disebut sebagai tugas pokok dan fungsi kepala sekolah yang lebih dikenal

dengan EMASLIM.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007 tentang

Standar Kepala Sekolah menyebutkan tentang Kualifikasi dan Kompetensi Kepala

Sekolah yang harus dipenuhi. Dimensi kompetensi tersebut adalah: 1) kompetensi

kepribadian, 2) kompetensi manajerial, 3) kompetensi kewirausahaan, 4)

kompetensi supervisi, dan 5) kompetensi sosial. Dalam lima dimensi kompetensi

tersebut terdapat 33 kompetensi yang hendaknya dimiliki oleh seorang kepala

sekolah. Untuk dapat menciptakan guru yang profesional, didahului oleh atasan

langsungnya yang profesional, dengan kata lain banyak sedikitnya kepala sekolah

akan berkontribusi untuk membuat tenaga pendidik di bawah unit kerjanya jadi

profesional.

Page 19: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

6  

 

  

Dimensi kompetensi supervisi mengendaki tiga kompetensi yang harus

dimiliki oleh seorang kepala sekolah. Lampiran Permendiknas RI nomor 13 tahun

2007 tentang dimensi kompetensi supervisi menyebutkan:

1) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, 2) melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, dan 3) menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

Secara konseptual, supervisi Akademik adalah serangkaian kegiatan

membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses belajar-

mengajar demi pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi Akademik merupakan

upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan

pembelajaran (Daresh, 1989). Dengan demikian, berarti, esensi supervisi

pembelajaran itu sama sekali bukan menilai performa guru dalam mengelola

proses belajar-mengajar, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan

profesionalnya.

Meskipun demikian, supervisi Akademik tidak bisa terlepas dari

penilaian performa guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Apabila di atas

dikatakan, bahwa supervisi pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan

membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses belajar-

mengajar, maka menilai performa guru dalam mengelola proses belajar-mengajar

merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dihindarkan. Sergiovanni (1983)

menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian performa guru dalam supervisi

Page 20: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

7  

 

  

pembelajaran adalah melihat realita kondisi untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan seperti berikut:

a. Apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas?

b. Apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan para siswa di dalam

kelas?

c. Aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu

yang berarti bagi guru dan siswa?

d. Apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan

pembelajaran?

e. Apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara

mengembangkannya?

Pengawasan akademik juga dapat diartikan sebagai proses kegiatan

monitoring untuk meyakinkan bahwa semua kegiatan perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi pembelajaran di satuan pendidikan terlaksana seperti yang

direncanakan dan sekaligus juga merupakan kegiatan untuk mengoreksi dan

memperbaiki bila ditemukan adanya penyimpangan yang akan mengganggu

pencapaian tujuan.

Kenyataan yang Peneliti amati pada kegiatan “grand tour” yang

dilakukan pada bulan Mei dan Juni 2009 memperlihatkan ada kesenjangan antara

kondisi faktual dan kondisi ideal. Kondisi faktual yang terlihat secara umum

diantaranya iklim sekolah yang kurang kondusif, kurang jalannya kegiatan

Musyawarah Guru Mata Pelajaran atau MGMP, perencanaan pembelajaran

Page 21: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

8  

 

  

masing-masing guru yang belum lengkap, kegiatan supervisi akademik kepala

sekolah yang kurang jalan, banyaknya siswa yang harus mengikuti program

remedial dibandingkan yang tidak dalam satu kelas terutama mata pelajaran ilmu

pengetahuan alam, dan banyak siswa yang tinggal kelas bahkan tidak lulus ujian

nasional. Sedangkan kondisi ideal yang diharapkan oleh banyak pihak adalah

kebalikan dari hal-hal yang disebutkan di atas.

Melihat kondisi sekolah yang demikian, menambah keyakinan Peneliti

untuk melakukan penelitian di sekolah itu. Setelah menganalisis kesenjangan yang

terjadi di atas, masalah utama yang perlu mendapat perhatian khusus adalah

tentang kegiatan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam rangka

meningkatkan kemampuan guru. Jika supervisi akademik dilakukan secara

terprogram diharapkan masalah yang terlihat di atas secara bertahap akan hilang

dan iklim sekolah, motivasi mengajar dan etos kerja guru akan lebih baik di

sekolah tersebut.

Peneliti memilih SMA Negeri 2 Tilatang Kamang sebagai tempat

penelitian dengan alasan antara lain banyak tinggal kelas dan banyak siswa tidak

lulus Ujian Nasional. Sekolah ini baru beberapa tahun berdiri dan pada awalnya

mendapatkan tenaga pendidik satu paket dari Dinas Pendidikan Kabupaten

Agam, beberapa tahun belakangan banyak guru pindahan dari sekolah lain yang

ditempatkan di sekolah ini, diduga kompetensi profesional guru rendah. Salah satu

usaha yang perlu dilakukan adalah dengan mengefektifkan peran kepala sekolah

sebagai supervisor khususnya supervisi akademik.

Page 22: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

9  

 

  

B. Masalah dan Fokus Penelitian

Dari hasil “grand-tour” yang di laksanakan di SMAN 2 Tilatang

Kamang, Peneliti menemukan beberapa fenomena sebagai berikut:

1. Jumlah guru dan karyawan tata usaha cukup memadai walaupun terdapat

dua belas orang guru tidak tetap atau guru honor.

2. Suasana lingkungan sekolah terasa kurang nyaman.

3. Kualifikasi akademik kepala sekolah sesuai dengan standar.

4. Kualifikasi akademik guru-guru masih ada yang dibawah standar

5. Fasilitas sekolah kurang memadai, terutama labor IPA dan perpustakaan

serta sarana olah raga.

6. Pengawasan kepala sekolah terhadap pendidik dan tenaga kependidikan

terlihat kurang efektif.

7. Kegiatan supervisi akademik kepala sekolah terhadap guru cenderung

kurang efektif.

8. Guru-guru tidak mengetahui kapan supervisor/kepala sekolah akan

mensupervisi kelasnya.

9. Tidak terlihat adanya Program Supervisi oleh kepala sekolah

10. Realisasi jam wajib mengajar Kepala Sekolah sebanyak enam jam

terlihat tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.

11. Koordinasi antara kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan kepala tata

usaha nampaknya kurang lancar.

12. Masih ada guru-guru yang melaksanakan pembelajaran tanpa ada

persiapan tertulis

Page 23: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

10  

 

  

13. Pelaksanaan administrasi sekolah cendrung kurang lancar.

14. Iklim sekolah terasa kurang kondusif

15. Guru dan karyawan cenderung kurang termotivasi dalam melaksanakan

tugas dengan baik.

Dari beberapa fenomena dan masalah di atas, peneliti memfokuskan

penelitian ini pada supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah,

”Apakah Supervisi Akademik di SMA Negeri 2 Tilatang Kamang telah

terlaksana sesuai dengan standar?”.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan fokus dan masalah di atas, maka dapat dirumuskan

pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk kegiatan supervisi akademik yang dilakukan oleh

kepala SMA Negeri 2 Tilatang Kamang?

2. Bagaimana kepala sekolah menindaklanjuti hasil supervisi akademik di

SMA Negeri 2 Tilatang Kamang?

3. Seperti apa sikap guru menghadapi supervisi akademik kepala sekolah di

SMA Negeri 2 Tilatang Kamang?

Page 24: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

11  

 

  

D. Tujuan Penelitian

Dari pertanyaan penelitian yang dikemukakan di atas, maka penelitian

ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

1. bentuk kegiatan supervisi akademik kepala sekolah di SMA Negeri 2

Tilatang Kamang,

2. cara kepala sekolah menindaklanjuti hasil supervisi akademik di SMA

Negeri 2 Tilatang Kamang; dan

3. sikap guru menghadapi supervisi akademik kepala sekolah di SMA

Negeri 2 Tilatang Kamang.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian bermanfaat secara teoretis dan praktis. Secara teoretis dapat

dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan tindak lanjut kegiatan supervisi akademik kepala sekolah

dalam usaha meningkatkan kompetensi guru. Sedangkan manfaat secara

praktis bagi berbagai pihak antara lain:

1. Bagi guru SMA Negeri 2 Tilatang Kamang

Dapat dijadikan sebagai evaluasi diri dan masukan dalam upaya

mempertahankan dan meningkatkan komitmen terhadap tugas dalam

mencapai tujuan bersama.

Page 25: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

12  

 

  

2. Bagi kepala SMA Negeri 2 Tilatang Kamang

Deskripsi tentang kepemimpinannya dapat dijadikan sebagai bahan

masukan bagi peningkatan profesionalitas dan perbaikan kinerjanya ke

depan.

3. Bagi komite sekolah

Hasil penelitian dijadikan pertimbangan dalam penyusunan anggaran

biaya sekolah, termasuk pembiayaan dalam kegiatan supervisi.

4. Bagi pengawas sekolah

Sebagai bahan masukan untuk pembinaan sekolah secara umum, dan

sebagai sumber data meningkatkan kompetensi kepala sekolah dalam

melaksanakan supervisi akademik di SMA Negeri 2 Tilatang Kamang.

5. Bagi Pengambil Kebijakan di Dinas Pendidikan Kabupaten Agam

Deskripsi yang ada dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam program

pembinaan pada kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan

dalam usaha meningkatkan profesionalisme kepala sekolah.

6. Bagi Peneliti lainnya

Sebagai data awal untuk melakukan penelitian yang lebih komprehensif.

7. Bagi Penulis sendiri

Usaha untuk memperdalam pengetahuan administrasi pendidikan

khususnya tentang supervisi akademik.

8. Bagi Program Studi Administrasi Pendidikan PPs-UNP

Sebagai realisasi tugas akhir mahasiswa Program Studi Administrasi

Pendidikan Program Pascasarjana UNP yang tertuang dalam kurikulum.

Page 26: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

13  

 

  

B A B II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoretis

1. Pengertian Kompetensi

Menurut kamus Bahasa Indonesia “Kompetensi adalah

kewenangan untuk memutuskan atau bertindak.” Kamus Besar Bahasa

Indonesia kompetensi adalah “Kemampuan menguasai gramatika suatu

bahan secara abstrak.” Menurut Len Holmes (1992) yang dikutip oleh

Akhmad Sudrajat diakses tanggal 4 Nopember 2008 pukul 01:01:51 “A

competence is a description of something which a person who works in a

given occupational area should be able to do. It is a description of an

action, behavior or outcome which a person should be able to

demonstrate.” Maksudnya kompetensi adalah suatu gambaran dari

seseorang yang bekerja dalam suatu area yang diberikan kesempatan

untuk berbuat atau bekerja. Yaitu gambaran perbuatan atau tindakan,

tingkah laku atau dampak yang dapat ditunjukkan oleh seseorang.

Kemudian Louise Moqvist (2002) yang dikutip oleh Akhmad Sudrajat

diakses tanggal 4 Nopember 2008 pukul 01:01:51 mengemukakan

“competency has been defined in the light of actual circumstances

relating to the individual and work.” Kompetensi didefinisikan dalam

lingkungan atau hubungan yang nyata individu dan pekerjaan.

Undang-Undang Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14

tahun 2005 menyebutkan pengertian Kompetensi sebagai berikut:

13

Page 27: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

14  

 

  

“Seperangkat pengetahuan keterampilan dan perilaku yang harus

dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam

melaksanakan tugas profesionalnya.”

Sahertian (1992) dalam Wahyudi (2009:28) “mengartikan

kompetensi sebagai kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh

melalui pendidikan dan latihan.” Hal senada dikemukakan oleh Supandi

(1990) bahwa kompetensi adalah seperangkat kemampuan untuk

melakukan suatu jabatan dan bukan semata-mata pengetahuan saja.

Kompetensi menuntut kemampuan kognitif, kondisi afektif, nilai-nilai

dan keterampilan tertentu yang khas dan spesifik berkaitan dengan

karakteristik jabatan atau tugas yang dilaksanakan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

kompetensi merupakan bukti nyata dari tindakan seseorang sesuai

dengan kewenangannya yang didasari dengan adanya kemampuan yang

dapat ditunjukkan dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan

yang sesuai dengan bidang pekerjaannya.

2. Kompetensi Guru

Guru merupakan “pendidik profesional dengan tugas utamanya

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar dan menengah,” (UU No. 14 tahun 2005 pasal

1 point 1). Maksud dan pengertian kompetensi guru adalah: “Gambaran

Page 28: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

15  

 

  

tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan seorang guru dalam

melaksanakan pekerjaannya, baik berupa kegiatan, berprilaku maupun

hasil yang dapat ditunjukkan,” (Akhmad Sudrajat :2008; diakses 04

Nopember 2008 pukul; 01:01:51). Menurut Blog Maximo diakses

tanggal 4 Nopember 2008 pukul; 01:11:04) “kompetensi guru adalah

seperangkat kemampuan yang harus dimiliki guru searah dengan

kebutuhan pendidikan di sekolah (kurikulum), tuntutan masyarakat,

serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kompetensi

dimaksud meliputi kompetensi ketrampilan proses dan penguasaan

pengetahuan.” Kemudian ada pendapat lain tentang standar kompetensi

guru menyebutkan “Suatu pernyataan tentang kriteria yang

dipersyaratkan, ditetapkan dan disepakati bersama dalam bentuk

penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi seorang tenaga

pendidik, sehingga layak disebut kompeten.”

Berdasarkan pendapat di atas dapat dimaknai bahwa kempetensi

guru merupakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki guru dalam

melakukan tugas dan kewajibannya berupa kegiatan, dalam bentuk

pengetahuan, prilaku, dan keahlian yang sesuai dengan tuntutan

kurikulum, tuntutan masyarakat, dan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi yang dapat dilihat sebagai unjuk kerja.

Para ahli lainnya seperti pendapat Raka Joni sebagaimana yang

dikutip oleh Suyanto dan Djihad Hisyam (2000) yang mengemukakan

tiga jenis kompetensi guru yaitu; a) kompetensi profesional; maksudnya

Page 29: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

16  

 

  

seorang guru memiliki pengetahuan yang luas dari bidang studi yang

diajarkannya, memilih dan menggunakan berbagai metode mengajar

dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakannya, b) kompetensi

kemasyarakatan; mampu berkomunikasi baik dengan siswa, sesama

guru, maupun masyarakat luas, c) kompetensi personal; yaitu memiliki

kepribadian yang mantap dan patut diteladani. Dengan demikian

seorang guru akan mampu menjadi seorang pemimpin yang

menjalankan peran: Ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso,

tut wuri handayani. (Kisbiyanto, 2008:8).

Untuk kajian lebih lanjut pendapat dari National Board for

Professional Teaching Skill (2002) yaitu rumusan Standar Kompetensi

Guru untuk mendapatkan sertifikat guru di Amerika Serikat yang

mengacu pada “What Teachers Should Know and Be Able to Do”

(Akhmad Sudrajat :2008; diakses 04 Nopember 2008 pukul; 01:01:51)

sebagai berikut:

1) Teachers are committed to students and Their Learning.

Maksudnya adalah komitmen guru terhadap siswa dan pelajarannya,

dengan ruang lingkup:

a. Penghargaan guru terhadap perbedaan individual siswa

b. Pemahaman guru tentang perkembangan belajar siswa

c. Perlakuan guru terhadap seluruh siswa secara adil dan

d. Misi guru dalam memperluas cakrawala berpikir siswa.

Page 30: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

17  

 

  

2) Teachers Know the Subjects They Teach and How to Teach Those

Subjects to Students. Maksudnya adalah Pengetahuan guru tentang

bidang studinya dan bagaiman cara mengajarkannya, yang

mencakup:

a. Apresiasi guru tentang pemahaman materi mata pelajaran untuk

dikreasikan, disusun dan dihubungkan dengan mata pelajaran

lainnya.

b. Kemampuan guru untuk menyampaikan materi pelajaran.

c. Mengembangkan usaha untuk memperoleh pengetahuan dengan

berbagai cara (multiple path).

3) Teachers are Responsible for Managing and Monitoring Student

Learning. Maksudnya adalah guru bertanggung jawab dalam

mengelola dan memantau proses belajar siswa, yang mencakup:

a. Penggunaan berbagai metode dalam pencapaian tujuan

pembelajaran.

b. Menyusun proses pembelajaran dalam berbagai seting kelompok

(group setting), kemampuan untuk memberikan reward atas

keberhasilan siswa.

c. Menilai kemajuan siswa secara teratur.

d. Kesadaran dan pemahaman akan tujuan utama pembelajaran.

4) Teachers Think Systematically Abaut Their Practice and Learn

from Experiences. Maksudnya adalah Guru berpikir sistematis

Page 31: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

18  

 

  

tentang praktek mereka dan pengalaman belajarnya, yang

mencakup:

a. Guru secara terus menerus menguji diri untuk memilih

keputusan-keputusan terbaik.

b. Guru meminta saran dari pihak lain dan melakukan berbagai

riset tentang pendidikan untuk meningkatkan praktek

pembelajaran.

5) Teachers are members of learning Communities. Maksudnya adalah

bahwa guru merupakan anggota komunitas yang sedang belajar,

yang mencakup:

a. Guru memberikan kontribusi terhadap efektivitas sekolah

melalui kolaborasi dengan kalangan profesional lainnya.

b. Guru bekerja sama dengan orang tua siswa.

c. Guru dapat menarik keuntungan dari berbagai sumber daya

masyarakat.

Dalam konteks kebijakan pemerintah dalam usaha untuk

meningkatkan kompetensi guru di Indonesia sudah dilahirkan Undang-

Undang Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen. Kemudian muncul Peraturan Pemerintah Nomor 19

tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan terakhir lahir

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 16 tahun

2007 tentang Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

Page 32: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

19  

 

  

menyebutkan tentang Standar Kompetensi Guru sebagai Kompetensi

Inti adalah sebagai berikut:

a. Kompetensi Pedagogik :

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,

spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang

mendidik

3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata

pelajaran yang diampu

4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

kepentingan pembelajaran

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan

peserta didik.

8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil

belajar

9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran.

Page 33: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

20  

 

  

10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas

pembelajaran

b. Kompetensi Kepribadian :

1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan

kebudayaan nasional Indonesia

2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia,

dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat

3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa,

arif, dan berwibawa

4. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa

bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri

5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru

c. Kompetensi Sosial :

1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif

karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik,

latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi

2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan

sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan

masyarakat

3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik

Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya

4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi

lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain

Page 34: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

21  

 

  

d. Kompetensi Profesional :

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan

yang mendukung mata pelajaran yang diampu (dijabarkan

dalam kompetensi guru per mata pelajaran).

2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata

pelajaran yang diampu

3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara

kreatif

4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri. ( Permendiknas, No. 16 tahun 2007).

Dari semua pendapat di atas, kompetensi guru secara prinsipil

adalah sama, perbedaannya terletak pada macam pengelompokan. Raka

joni menggabungkan Kompetensi Pedagogik kedalam Kompetensi

Profesional menurut Permendiknas No. 16 tahun 2007, sedangkan

Standar Kompetensi Guru di Amerika mendasari dari dua kalimat yaitu

Apa yang perlu diketahui oleh guru dan kemampuan untuk

melakukannya serta menjurus pada aspek yang harus dikuasai. Tetapi

menurut hemat Peneliti Kompetensi Inti yang harus dikuasai oleh guru

Indonesia adalah Standar Kompetensi Guru yang dikemukakan oleh

Kementerian Pendidikan Nasional yang tertuang melalui Peraturan

Menteri dan inilah yang sedang gencar disosialisasikan pada semua

Page 35: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

22  

 

  

guru di Indonesia yang disertai oleh indikator-indikator masing-masing

kelompok kompetensi inti.

3. Kompetensi Kepala Sekolah

Kepala sekolah yang memenuhi persyaratan dalam suatu jabatan

dengan kriteria-kriteria tertentu mempunyai kewenangan atas jabatan

atau tugas dan fungsi yang diberikan oleh unit kerja diatasnya. Kriteria

dan persyaratan dimaksud diatur oleh pemerintah yang disebut

kompetensi kepala sekolah. Pengertian kompetensi kepala sekolah

menurut Wahyudi (2009:28) adalah “Pengetahuan, keterampilan, dan

nilai-nilai dasar yang direfleksikan kepala sekolah dalam kebiasaan

berpikir dan bertindak secara konsisten yang memungkinkannya

menjadi kompeten atau berkemampuan dalam mengambil keputusan

tentang penyediaan, pemanfaatan dan peningkatan potensi sumberdaya

untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.”

Bertitik tolak dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 38 ayat (5) perlunya

menetapkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang standar

kepala sekolah/madrasah, maka lahirlah Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar

Kepala Sekolah/Madrasah menyebutkan bahwa Kualifikasi dan

Kompetensi Kepala Sekolah sebagai berikut:

Page 36: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

23  

 

  

1. Kualifikasi Umum Kepala Sekolah: a. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma

empat (DIV) kependidikan atau nonkependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi

b. Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56 tahun

c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA

d. Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.

2. Kualifikasi khusus Kepala Sekolah: a. Kepala Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) adalah

sebagai berikut: 1) Berstatus sebagai guru TK/RA 2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru TK/RA 3) Memiliki sertifikat kepala TK/RA yang diterbitkan oleh

lembaga yang ditetapkan Pemerintah. b. Kepala Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) adalah

sebagai berikut: 1) Berstatus sebagai guru SD/MI 2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SD/MI 3) Memiliki sertifikat kepala SD/MI yang diterbitkan oleh

lembaga yang ditetapkan Pemerintah. c. Kepala Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

(SMP/MTs) adalah sebagai berikut: 1) Berstatus sebagai guru SMP/MTs 2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMP/MTs 3) Memiliki sertifikat kepala SMP/MTs yang diterbitkan

oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah. d. Kepala Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

(SMA/MA) adalah sebagai berikut: 1) Berstatus sebagai guru SMA/MA 2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMA/MA 3) Memiliki sertifikat kepala SMA/MA yang diterbitkan

oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah. e. Kepala Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah

Kejuruan (SMK/MAK) adalah sebagai berikut: 1) Berstatus sebagai guru SMK/MAK 2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMK/MAK;

dan

Page 37: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

24  

 

  

3) Memiliki sertifikat kepala SMK/MAK yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah.

f. Kepala Sekolah Dasar Luar Biasa/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SDLB/SMPLB/SMALB) adalah sebagai berikut: 1) Berstatus sebagai guru pada satuan pendidikan

SDLB/SMPLB/SMALB; 2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru

SDLB/SMPLB/SMALB 3) Memiliki sertifikat kepala SLB/SDLB yang diterbitkan

oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah. g. Kepala Sekolah Indonesia Luar Negeri adalah sebagai

berikut: 1) Memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 3 tahun

sebagai kepala sekolah 2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru pada salah satu

satuan pendidikan 3) Memiliki sertifikat kepala sekolah yang diterbitkan oleh

lembaga yang ditetapkan Pemerintah. Kompetensi Kepala Sekolah 1. Kompetensi Kepribadian

Rincian Kompetensi tersebut adalah : 1.1 Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak

mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah.

1.2 Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin. 1.3 Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri

sebagai kepala sekolah/madrasah. 1.4 Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan

fungsi. 1.5 Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam

pekerjaan sebagai kepala sekolah/madrasah. 1.6 Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin

pendidikan. 2. Kompetensi Manajerial

2.1 Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan.

2.2 Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan.

2.3 Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah secara optimal.

2.4 Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajaran yang efektif.

2.5 Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.

Page 38: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

25  

 

  

2.6 Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.

2.7 Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal.

2.8 Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/madrasah.

2.9. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.

2.10 Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.

2.11 Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien.

2.12 Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah.

2.13 Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik disekolah/madrasah.

2.14 Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan.

2.15 Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah.

2.16 Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya.

3. Kompetensi Kewirausahaan 3.1 Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan

sekolah/madrasah. 3.2 Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan

sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif.

3.3 Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.

3.4 Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah.

3.5 Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.

4. Kompetensi Supervisi 4.1 Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka

peningkatan profesionalisme guru.

Page 39: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

26  

 

  

4.2 Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.

4.3 Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

5. Kompetensi Sosial 5.1 Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan

sekolah/madrasah 5.2 Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. 5.3 Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok

lain. (sumber: Permendiknas No. 13 tahun 2007)

Merujuk pada lima kompetensi kepala sekolah seperti yang

disebutkan di atas, dan ditambah dengan indikator kompetensi untuk

masing-masingnya, jelas merupakan beban yang berat untuk

diimplementasikan oleh kepala sekolah. Jika kita fokuskan pada

kompetensi akademik kepala sekolah, maka subkompetensi yang perlu

dipahami oleh masing-masing kepala sekolah adalah; 1) memahami

landasan teoretik supervisi akademik, 2) memahami landasan hukum

dan kebijakan pemerintah dibidang kurikulum dan pembelajaran, 3)

menyusun rencana supervisi secara sistematis sesuai dengan landasan

teori dan peraturan yang berlaku, 4) menerapkan prinsip supervisi

kontiniu, obyektif, konstruktif, humanistik, dan kolaboratif, 5)

menerapkan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, 6) menysun

kriteria keberhasilan supervisi akademik, 7) menyusun instrumen

supervisi akademik, 8) melaksanakan evaluasi hasil supervisi, dan 9)

menyusun program tindak lanjut supervisi.

Page 40: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

27  

 

  

4. Peran Kepala Sekolah

Dimensi kompetensi yang harus dimiliki oleh Kepala Sekolah

adalah: 1) dimensi kompetensi kepribadian, 2) dimensi kompetensi

manajerial, 3) dimensi kompetensi kewirausahaan, 4) dimensi

kompetensi supervisi, dan 5) dimensi kompetensi sosial. Dari rincian

kompetensi di atas jelas terlihat bahwa dimensi kompetensi supervisi

menunjukkan untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan

profesional guru disamping dimensi kompetensi manajerial point 2.6

yaitu “Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber

daya manusia secara optimal.” Lebih fokus lagi pada dimensi

kompetensi kepribadian point 1.4 terbuka dalam menjalankan tugas

pokok dan fungsi.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Idochi Anwar dan Yayat

Hidayat Amir (2000) yang dikutip dalam web blog Akhmad Sudrajat

(2008) mengemukakan bahwa “Kepala Sekolah sebagai pengelola

memiliki tugas pengembangan kinerja personal, terutama meningkatkan

kompetensi profesional guru.” Karena untuk menjadi guru yang

profesional itu tidak mudah, dibutuhkan motivasi intrinsik dan motivasi

ekstrinsik yang dilatar belakangi oleh motif dan cita-cita guru yang

bersangkutan untuk menjadi guru yang berkompeten. Dengan demikian

kepala sekolah hendaknya mampu memberikan motivasi ekstrinsik pada

guru-guru yang berada di bawah unit kerjanya sesuai dengan pendapat

di atas dan itu merupakan salah satu tugas dari kepala sekolah.

Page 41: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

28  

 

  

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor

0296/U/1996, merupakan landasan penilaian kinerja kepala sekolah,

terdapat tujuh peranan Kepala Sekolah yang dapat dihubungkan dengan

peningkatan Kompetensi Guru yaitu: 1) kepala sekolah sebagai

educator ( pendidik), 2) peran kepala sekolah sebagai manajer, 3)

kepala sekolah sebagai administrator, 4) kepala sekolah sebagai

supervisor, 5) kepala sekolah sebagai leader, 6) kepala sekolah sebagai

pencipta iklim kerja yang kondusif, dan 7) kepala sekolah sebagai tokoh

yang bisa mengembangkan kewirausahaan. Berikut akan dibicarakan

satu persatu:

1. Kepala Sekolah Sebagai Edukator

Jabatan kepala sekolah hanyalah sebagai tugas tambahan di sekolah,

sedangkan profesi sebenarnya adalah guru dan guru adalah pendidik

atau edukator. Kegiatan inti di sekolah adalah proses belajar

mengajar yang diperankan oleh guru, dalam hal ini fungsi kepala

sekolah menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan

efisien melalui guru, agar hal itu tercipta dibutuhkan guru yang

profesional, kepala sekolah berperan memotivasi dan memfasilitasi

guru untuk selalu meningkatkan kompetensinya agar lebih

profesional.

Kemampuan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah dalam

menjalankan perannya sebagai pendidik diantaranya adalah

kemampuan; a) akademik dan berprestasi sebagai guru, b)

Page 42: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

29  

 

  

membimbing guru, c) membimbing tenaga kependidikan, d)

membimbing peserta didik, e) mengembangkan staf, f) mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan g) memberi

contoh mengajar yang baik.

2. Kepala Sekolah Sebagai Manajer

Dalam memenej tenaga pendidik, kepala sekolah bertindak sebagai

pengatur yang bertugas mempertahankan dan meningkatkan

profesional guru baik dilingkungan sekolah seperti memberikan

dukungan moral dan meterial kegiatan MGMP, KKG, lokakarya,

rapat dan meeting, menyelenggarakan pelatihan sendiri serta

mengikutsertakan guru dalam pelatihan, penataran, lokakarya yang

diselenggarakan oleh pihak luar, maupun memberikan kesempatan

pada guru untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih

tinggi.

3. Kepala Sekolah Sebagai Administrator

Manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru

mulai dari perencanaan, pendataan, dan anggaran biaya yang

dibutuhkan atau yang perlu dialokasikan untuk membiayai guru,

perlu dirancang secara tertulis yang berkoordinasi dengan Tata

Usaha, Komite Sekolah, dan kalau bisa melibatkan Pengusaha di

lingkungan sekitar, disini juga terkait dengan penyediaan sarana dan

pra sarana untuk meningkatkan kompetensi guru.

Page 43: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

30  

 

  

4. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

Sebagaimana disampaikan oleh Jones dkk. dan Sudarwan Danim

(2002) yang dikutip oleh Akhmat Sudrajat (2008) “menghadapi

kurikulum yang berisi perubahan-perubahan yang cukup besar dalam

tujuan, isi, metode, dan evaluasi pengajarannya, sudah sewajarnya

kalau para guru mengharapkan saran dan bimbingan dari kepala

sekolah mereka.” Untuk memberikan saran dan bimbingan tentulah

kepala sekolah harus menguasai kurikulum dan untuk

mengetahuinya tentu dengan supervisi kunjungan kelas yang perlu

dirancang secara periodik. Dengan cara ini diharapkan ada usaha

guru untuk selalu memperbaiki dan meningkatkan cara mengajarnya.

5. Kepala Sekolah Sebagai Leader

Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru Leader yang

dibutuhkan atau kepemimpinan kepala sekolah sangat berperan

penting, apakah demokratis, laisesfaire, otokratis atau gaya

kepemimpinan yang berorientasi tugas atau berorientasi pada

manusiawi, hal ini sangat tergantung pada kepribadian kepala

sekolah. Menurut E. Mulyasa (2005) Kepribadian kepala sekolah

sebagai pemimpin tercermin dari sifat sebagai berikut; 1) jujur, 2)

percaya diri, 3) bertanggungjawab, 4) berani mengambil resiko

dalam keputusan, 5) berjiwa besar, 6) emosi yang stabil, dan 7)

teladan dalam bersikap dan bertindak.

Page 44: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

31  

 

  

6. Kepala Sekolah Sebagai Pencipta Iklim Kerja

Menurut pendapat Akhmat Sudrajat (2008) yang dimodifikasi dari

pendapat E. Mulyasa (2003) “dalam menciptakan budaya dan iklim

kerja kepala sekolah hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip

sebagai berikut; 1) guru bekerja giat apabila kegiatan yang dilakukan

menarik dan menyenangkan, 2) tujuan disusun, diinformasikan dan

melibatkan guru, 3) guru selalu diberitahu tentang pekerjaannya, 4)

pemberian hadiah lebih baik dari hukuman, namun sewaktu-waktu

hukuman diperlukan, dan 5) usahakan memenuhi kebutuhan sosio-

psiko-fisik guru sehingga memperoleh kepuasan.” Dengan

menciptakan suasana sekolah seperti ini diharapkan etos kerja guru

meningkat yang berdampak pada peningkatan kompetensi.

7. Kepala Sekolah Sebagai Wirausahawan

Manajemen kepala sekolah sangat dituntut menciptakan keberanian

untuk menciptakan sekaligus memanfaatkan peluang-peluang yang

ada dan pembaharuan yang inovatif sehingga muncul keunggulan

komparatif, hal ini bisa dikaitkan dengan kurikulum muatan lokal.

Kekhasan sekolah dari segi kurikulum muatan lokal menuntut guru

sebagai pelaksana spesifik yang bermuara pada peningkatan

kompetensi guru yang bersangkutan.

Page 45: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

32  

 

  

5. Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Dimensi kompetensi supervisi kepala sekolah berisi tentang

tugas pokok dan fungsi yang meliputi: merencanakan, melaksanakan,

dan menindaklanjuti program supervisi akademik. Glickman (1981),

Daresh (1989) dalam Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:9)

menyebutkan bahwa “Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan

membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses

pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Berdasarkan

pengertian tersebut, esensi dari supervisi akademik menurut

Sergiovanni (1987) adalah menilai unjuk kerja guru dalam mengelola

proses pembelajaran, kemudian ditindaklanjuti dengan penyusunan

program dan pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah.

Menurut Alfonso, Firth, dan Neville (1981) tiga konsep pokok

(kunci) dalam pengertian supervisi akademik adalah “1)

mempengaruhi dan mengembangkan perilaku guru dalam mengelola

proses pembelajaran, 2) mengembangkan kemampuannya harus

didesain secara ofisial, 3) semakin mampu memfasilitasi belajar bagi

murid-muridnya.” Sasaran ini akan lebih terarah bila kepala sekolah

membuat program supervisi akademik secara periodik dengan tujuan

yang terarah.

Supervisi akedemik oleh kepala sekolah bertujuan untuk

membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan

pembelajaran yang dicanangkan bagi murid-muridnya, Direktorat

Page 46: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

33  

 

  

Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasional (2008)

menyebutkan tiga tujuan supervisi seperti terlihat pada gambar berikut:

Gambar: 1 Tiga Tujuan Supervisi

Sumber: Direktorat Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasional (2008)

Supervisi akademik diselenggarakan oleh kepala sekolah

dengan maksud membantu guru dalam mengembangkan kemampuan

profesionalnya dalam memahami akademik, kehidupan kelas,

mengembangkan keterampilan mengajarnya, dan menggunakan

kemampuannya dalam teknik-teknik tertentu. Supervisi akademik juga

dimaksudkan untuk memonitor kegiatan belajar mengajar di sekolah,

serta mendorong guru untuk berkomitmen terhadap tugas dan

tanggung jawabnya dalam bentuk motivasi sehingga akan menigkatkan

etos kerja.

Kecenderungan anggapan bahwa perilaku supervisi akademik

otoriter yang menganggap bahwa supervisor sebagai atasan dan guru

sebagai bawahan perlu dihindari. Usaha untuk menghindarinya adalah

dengan menerapkan prinsip-prinsip supervisi akedemik yaitu 1)

mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, 2)

Tiga Tujaun Supervisi

Pengembangan 

profesionalisme 

Pengawasan Kualitas 

Penumbuhan Motivasi 

Page 47: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

34  

 

  

supervisi akademik dilakukan secara berkesinambungan, 3) mampu

menciptakan suasana yang demokratis, 4) program supervisi akademik

yang terintegrasi dengan program pendidikan, 5) diselenggarakan

secara komprehensif, 6) supervisi akademik harus konstruktif, dan 7)

supervisi akademik haruslah obyektif.

Seorang kepala sekolah akan terhindar dari kendala yang

dihadapi dalam pelaksanaan supervisi akademik bila menerapkan

prinsip-prinsip supervisi akademik yang diutarakan di atas.

Implementasi dari prinsip supervisi akademik itu diharapkan dapat

mencapai tujuan supervisi akademik dalam memperbaiki semua

kompetensi guru yang harus dicapai yaitu kompetensi kepribadian,

paedagogik, profesional, dan sosial.

Metode supervisi akademik bisa bersifat individual atau

kelompok yang masing-masingnya mempunyai kelebihan dan

kekurangan. Sedangkan teknik supervisi akademik individual adalah;

1) kunjungan kelas, 2) observasi kelas, 3) pertemuan individual, 4)

kunjungan antar kelas, dan 5) menilai diri sendiri.

Sasaran akhir supervisi akademik adalah memperbaiki empat

kompetensi guru, maka teknik supervisi kelompok juga dapat

dilakukan oleh supervisor. Menurut Gwynn dalam Metode dan Teknik

Supervisi yang diterbitkan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan

2008;26 menyebutkan ada tiga belas teknik supervisi kelompok; 1)

pembentukan kepanitiaan-kepanitian di sekolah, 2) kerja kelompok, 3)

Page 48: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

35  

 

  

laboratorium kurikulum, 4) baca terpimpin, 5) demonstrasi

pembelajaran, 6) darmawisata, 7) melanjutkan kuliah atau studi, 8)

diskusi panel, 9) perpustakaan jabatan, 10) organisasi profesional, 11)

buletin supervisi, 12) pertemuan guru, 13) lokakarya atau konferensi

kelompok.

Dalam perubahan paradikma bahwa supervisi akademik bukan

semata-mata supervisi yang dilakukan kepala sekolah dalam bentuk

masuk ke kelas, tapi supervisi akademik dapat dilakukan dengan

metode individual atau kelompok dengan bermacam teknik dalam

usaha meningkatkan empat kompetensi guru sebagaimana yang

tertuang dalam Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang kualifikasi

akademik dan kompetensi guru.

Pelaksanaan supervisi akademik diharapkan menggunakan

pendekatan supervisi klinik. Berikut akan dikutip tentang pendekatan

supervisi klinik yang Peneliti ambil dari Direktorat Tenaga

Kependidikan (2008:83) sebagai berikut:

Tahap Pertemuan Awal a. Menetapkan kontrak atau persetujuan antara supervisor dan guru

tentang apa saja yang akan diobservasi. 1. Tujuan instruksional umum dan khusus pengajaran 2. Hubungan tujuan pengajaran dengan keseluruhan program

pengajaran yang diimplementasikan. 3. Aktivitas yang akan diobservasi 4. Kemungkinan perubahan formal aktivitas, sistem, dan unsur-

unsur lain berdasarkan persetujuan interaktif antara supervisor dan guru.

5. Deskripsi spesifik butir-butir atau masalah-masalah yang balikannya diinginkan guru.

b. Menetapkan mekanisme atau aturan-aturan observasi meliputi : 1. Waktu (jadwal) observasi

Page 49: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

36  

 

  

2. Lamanya observasi 3. Tempat observasi

c. Menetapkan rencana spesifik untuk melaksanakan observasi meliputi: 1. Dimana supervisor akan duduk selama observasi 2. Akankah supervisor menjelaskan kepada murid-murid

mengenai tujuan observasinya jika demikian, kapan sebelum ataukah setelah pelajaran.

3. Akankah supervisor mencari satu tindakan khusus. 4. Akankah supervisor berinteraksi dengan murid-murid 5. Perlukah adanya material atau persiapan khusus 6. Bagaimanakah supervisor akan mengakhiri observasi

Tahap Observasi Pembelajaran a. Selektive verbatim. Di sini supervisor membuat semacam

rekaman tertulis, yang bisa dibuat dengan a verbatim transcript. Sudah barang tentu tidak semua kejadian verbal harus direkam dan sesuai dengan kesepakatan bersama antara supervisor dan guru pada pertemuan awal, hanya kejadian-kejadian tertentu yang harus direkam secara selektif. Transkrip ini bisa ditulis langsung berdasarkan pengamatan dan bisa juga menyalin dari apa yang direkam terlebih dahulu melalui tape recorder.

b. Rekaman observasional berupa a seating chart. Di sini, supervisor mendokumentasikan perilaku-perilaku murid-murid sebagaimana mereka berinteraksi dengan seorang guru selama pengajaran berlangsung. Seluruh kompleksitas perilaku dan interaksi di deskripsikan secara bergambar. Melalui penggunaan a seating chart ini, supervisor bisa mendokumentasikan secara grafis interaksi guru dengan murid-murid dengan murid. Sehingga dengan mudah diketahui apakah guru hanya berinteraksi dengan semua murid atau hanya dengan sebagian murid, apakah semua murid atau hanya sebagian murid yang terlibat proses belajar mengajar.

c. Wide-lens techniques. Di sini supervisor membuat catatan yang lengkap mengenai kejadian-kejadian di kelas dan cerita yang panjang lebar. Teknik ini bisa juga disebut dengan anecdotal record.

d. Checkliss and timeline coding. Di sini supervisor mengobservasi dan mengumpulkan data perilaku belajar mengajar.Perilaku pembelajaran ini sebelumnya telah diklasifikasi atau dikategorikan.

Tahap Pertemuan Balikan Tahap ketiga dalam proses supervisi klinik adalah tahap pertemuan balikan. Pertemuan balikan dilakukan segera setelah melaksanakan observasi pengajaran, dengan terlebih dahulu dilakukan analisis

Page 50: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

37  

 

  

terhadap hasil observasi. Tujuan utama pertemuan balikan ini adalah ditindaklanjuti apa saja yang dilihat oleh supervisor, sebagai onserver, terhadap proses belajar mengajar. Pembicaraan dalam pertemuan balikan ini adalah ditekankan pada identifikasi dan analisis persamaan dan perbedaan antara perilaku guru dan siswa yang direncanakan dan perilaku aktual guru dan siswa, serta membuat keputusan tentang apa dan bagaimana yang seharusnya akan dilakukan sehubungan dengan perbedaan yang ada. Manfaat pertemuan balikan bagi guru; 1) guru bisa diberi penguatan dan kepuasan, sehingga bisa termotivasi dalam kerjanya, 2) isu-isu dalam pengajaran bisa didefinisikan bersama supervisor dan guru dengan tepat, 3) supervisor bila mungkin dan perlu, bisa berupaya mengintervensi secara langsung guru untuk memberikan bantuan didaktis dan bimbingan, 4) guru bisa dilatih dengan teknik ini untuk melakukan supervisi terhadap dirinya sendiri, dan 5) guru bisa diberi pengetahuan tambahan untuk meningkatkan tingkat analisis profesional diri pada masa yang akan datang. Beberapa langkah penting dalam pertemuan balikan; a) Menanyakan perasaan guru secara umum atau kesannya terhadap pengajaran yang dilakukan, kemudian supervisor berusaha memberikan penguatan, b) menganalisa pencapaian tujuan pengajaran, c) menganalisa target keterampilan dan perhatian utama guru, d) Supervisor menanyakan perasaannya setelah enganalisis target keterampilan dan perhatian utamanya, e) menyimpulkan hasil dari apa yang telah diperolehnya selama proses supervisi klinik, f) mendorong guru untuk merencanakan latihan-latihan berikut sekaligus menetapkan rencana berikutnya. (Sumber: Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008:83)

B. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan analisis hasil kunjungan perpustakaan, Peneliti

menemukan beberapa buku hasil penelitian yang relevan dengan masalah

kepemimpinan kepala sekolah di dalamnya tersirat tentang supervisi

akademik. Merujuk pada beberapa buku hasil penelitian tersebut cukup

memberikan gambaran tentang substansi peran kepala sekolah dalam usaha

meningkatkan kompetensi profesional guru yang sedang diteliti, gambaran

dari hasil penelitian sebagai berikut :

Page 51: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

38  

 

  

1. Taslim. (2007) meneliti tentang “Pelaksanaan Supervisi di SMP Negeri 30

Padang”. Temuan penelitian ini disimpulkan sebagai berikut: 1) Kepala

sekolah belum menyusun program supervisi dan belum melaksanakan

supervisi menurut semestinya, 2) kepala sekolah terkendala untuk

melakukan supervisi disebabkan oleh: (a) kendala psikologis, dan (b)

kendala keterbatasan waktu serta kesibukan, dan 3) kepala sekolah belum

menindaklanjuti hasil temuan supervisi. Dengan kata lain supervisi di

SMP Negeri 30 Padang belum terlaksana secara efektif.

2. Yunelfis (2001) meneliti tentang “Peran Pengawas dalam Upaya

Peningkatan Proses Belajar Mengajar (PBM) Guru di SMU Negeri Kota

Padang”. Fokus penelitian ini pada kualitas pelaksanaan pengawasan

dalam rangka meningkatkan proses belajar mengajar para guru yang

mengakibatkan masih rendahnya kualitas hasil belajar para siswa. Temuan

penelitian menyimpulkan bahwa supervisor memiliki kemampuan

manajerial yang cukup memadai, belum mampu memciptakan suasana

kondusif dalam proses supervisi, anggapan bahwa supervisi identik

dengan pemeriksaan sehingga guru merasa enggan, dan guru belum

merasakan peran supervisi dalam meningkatkan kompetensinya menjadi

guru yang profesional.

3. Akhiyen Nuardi (2006) meneliti tentang “Strategi Kepemimpinan Kepala

MTsN Talaok Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.” Hasil

temuan penelitiannya menunjukkan bahwa MTsN Talaok ini memiliki

beberapa kekurangan dari segi fasilitas, sarana dan prasarana.

Page 52: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

39  

 

  

Keberhasilan kepala sekolah dalam kepemimpinannya terlihat dari strategi

yang dipakai yaitu: 1) tingkah lakunya yang dapat diteladani, 2)

kebijakannya dalam membuat keputusan, 3) sikapnya yang kooperatif,

4) sifat keramahtamahannya, 5) sikap pengembangan dirinya yang

kontiniu, dan 6) kemampuannya dalam membuat perencanaan.

4. Efendi (2006) meneliti tentang “Kepemimpinan Kepala MTsN Model I

Bukittinggi.” Penelitian ini difokuskan pada peranan kepala sekolah

sebagai EMASLIM. Pola yang digunakan dalam penelitian ini seperti yang

disarankan Milles dan Huberman, sedangkan informan penelitiannya

meliputi: kepala madrasah, wakil kepala madrasah, guru, dan pegawai tata

usaha. Penelitian menyimpulkan bahwa kepemimpinan kepala MTsN I

Model Bukittinggi dalam melaksanakan perannya terlihat: 1) kepala

sekolah telah memberikan arahan dan bimbingan dalam mengajar, 2)

kepala sekolah telah berupaya mengorganisir, mengkoordinasikan,

menggerakkan bawahan dalam melaksanakan tugas, 3) kepala sekolah

telah berupaya mengelola administrasi sekolah, dan 4) kepala sekolah

telah berupaya melakukan proses membujuk dan mempengaruhi serta

menggerakkan staf dalam melaksanakan tugas.

5. Doni Efendi (2003) Meneliti tentang “Kepemimpinan Kepala SLTP

Pesantren Modern Terpadu Prof. Dr. Hamka Kabupaten Padang

Pariaman.” Fokus penelitian ini pada perilaku kepala sekolah dalam

menjalankan fungsinya sebagai pemimpin (Leader). Temuan penelitian ini

menunjukkan bahwa sekolah memiliki beberapa kelebihan dalam hal

Page 53: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

40  

 

  

fasilitas dan sarana prasarana. Keberhasilan kepala sekolah sebagai ciri

khas kepemimpinannya ditentukan oleh: 1) perilaku yang layak diteladani

bawahannya, 2) kebijakan dalam mengambil keputusan, 3) Bersikap

kooperatif terhadap bawahannya, 4) ramah dalam berkomunikasi, 5) aktif

dalam memandu perilaku dan mengatur kerja serta mengembangkan diri

secara kontinu, dan 6) Kemampuan dalam mengatur rencana,

mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengawasi proses belajar

mengajar.

Page 54: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

41  

 

  

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan motode kualitatif, karena penelitian ini

ingin mengungkapkan perilaku aktor-aktor sekolah dalam pengelolaan SMA

Negeri 2 Tilatang Kamang dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Spradley (1980) bahwa penelitian kualitatif lebih

tepat digunakan pada penelitian perilaku/budaya pada situasi sosial. Demikian

pula Williams (1989) menyatakan bahwa penelitian kualitatif lebih sesuai

dipakai untuk memahami makna yang mendasari tingkah laku, untuk

mendeskripsikan latar dan interaksi yang kompleks, dan untuk mengekplorasi

guna mengidentifikasi tipe-tipe informasi baru.

Agustiar Syah Nur (2002:11) menyebutkan “Dalam penyajiannya,

data penelitian yang dikumpulkan akan lebih dominan diungkapkan dalam

bentuk kata-kata atau bersifat naratif, bukan dalam bentuk angka-angka.”

Dari pernyataan tersebut Peneliti menganggap bahwa inilah ciri khas atau

karakteristik dari pendekatan kualitatif dalam sebuah penelitian yang ingin

mengetahui makna dari fenomena menurut si pelaku sendiri. Sedangkan

Sharan B. Merriam (1998:5) mengistilahkan sebagai “umbrella concepts”

terhadap penelitian kualitatif ini dimana mencakup beberapa bentuk dari

proses inkuiri yang membantu memahami dan menjelaskan makna dari

fenomena yang terjadi.

41

Page 55: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

42  

 

  

Penelitian ini mengumpulkan berbagai data dan informasi melalui

observasi, wawancara, dan studi dokumen terhadap fenomena serta makna

yang melatarbelakanginya secara alamiah. Penelitian kualitatif bersifat

deskriptif dan tidak melakukan pengujian hipotesis. Peneliti tidak

memberikan perlakuan dalam penelitian ini dengan arti kata tidak

dikondisikan dan tidak memanipulasi data, dengan demikian sangat tepat

menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

Direncanakan aspek yang akan diobservasi adalah tentang iklim

sekolah secara umum, kegiatan sekolah secara umum, dan pelaksanaan

supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah. Aktor yang akan

dijadikan informan untuk diwawancarai adalah mulai dari kepala sekolah,

guru, pegawai tata usaha, siswa, komite sekolah, dan bahkan sumber lainnya

yang diharapkan dapat memberikan informasi dan data yang terkait dengan

masalah penelitian. Dokumen yang diharapkan dapat mengungkap data

tentang supervisi akademik kepala sekolah difokuskan pada arsip yang

berkaitan dengan supervisi akademik, mungkin dimiliki oleh wakil kepala

sekolah, kepala sekolah, atau tata usaha.

B. Situasi Sosial Penelitian

1. Tempat masalah itu terjadi ( Place )

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Tilatang Kamang, berlokasi di

Jorong Pulai Sungai Talang Bukit Lurah Kenagarian Gadut Kecamatan

Tilatang Kamang Kabupaten Agam.

Page 56: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

43  

 

  

2. Adanya Sekumpulan Orang ( Actors )

SMA Negeri 2 Tilatang Kamang saat ini memiliki 39 orang guru, 7 orang

pegawai tata usaha, satu orang kepala sekolah dan satu orang kepala tata

usaha.

3. Adanya Kegiatan ( Activities )

Pada tempat masalah ini terjadi ada kegiatan belajar, kegiatan mengajar,

kegiatan administrasi dan kegiatan lainnya. Dalam rangkaian kegiatan ini

terlihat saling terkait satu sama yang lainnya dan kelihatannya saling

butuh menbutuhkan untuk merealisasikan suatu aktivitas.

4. Adanya Sarana dan Prasarana ( Object )

Dalam komplek SMA Negeri 2 Tilatang Kamang terdapat sarana dan

prasarana, secara umum sarana yang ada adalah multi media, buku, alat

peraga dan lain-lain sedangkan prasarana yang ada adalah antara lain 9

ruang ruang teori, 3 ruang ruang praktek, 4 ruang kantor, 3 ruang ruang

kegiatan dan bermacam ruangan lainnya serta bermacam lapangan.

5. Adanya Bermacam Pekerjaan ( Actions )

Berbagai jenis pekerjaan atau aktifitas yang terlihat adalah mengajar di

kelas, praktek di labor IPA atau komputer, membuat surat-menyurat,

mengontrol jalannya PBM, membersihkan halaman, memeriksa

pekerjaan siswa di kantor

6. Adanya seperangkat kegiatan dengan maksud yang sama ( Event )

Dari bermacam-macam pekerjaan atau kegiatan yang ada di SMA Negeri

2 Tilatang Kamang punya maksud yang sama yaitu menjalankan Visi,

Page 57: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

44  

 

  

Misi, dan tujuan sekolah. Muara dari seluruh kegiatan itu adalah PBM

yang lancar dan prestasi terbaik.

7. Ada Waktu ( Time )

Penelitian ini dilaksakan dalam kurun waktu antara 08 Februari 2010

sampai dengan 31 Maret 2010 walaupun setelah waktu rersebut Peneliti

masih ada keperluan datang menemui informan untuk memastikan data-

data yang diragukan.

8. Adanya Sasaran ( Goal )

Sasaran yang ingin dicapai jika masalah ini diteliti adalah untuk

mengetahui pelaksanaan kegiatan supervisi akademik oleh kepala

sekolah. Juga untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah

menindaklanjuti hasil supervisi serta sikap guru terhadap supervisi.

9. Keterlibatan Perasaan ( Feeling )

Munculnya masalah di atas sangat Peneliti rasakan baik dalam

memotivasi diri untuk meningkatkan empat macam kompetensi guru

sesuai dengan Permendiknas no. 16 tahun 2007 maupun dalam

pengembangan diri sebagai guru dan anggota masyarakat yang kualifait.

C. Informan Penelitian

Dalam penelitian ini, informan penelitian terdiri dari berbagai unsur

dimulai dari kepala sekolah sebagai informan kunci dan dimungkinkan

seluruh aktor yang ada di sekolah, mulai dari mendapatkan informasi sampai

pada jawaban pertanyaan untuk memperoleh data sama atau hampir sama

Page 58: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

45  

 

  

antara satu aktor dengan aktor yang lainnya. Menurut Lexy J. Moleong

(2005:132), dalam edisi revisi menyebutkan “informan adalah orang-orang

yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi

latar penelitian.” Teknik yang digunakan adalah “Snowball Sampling” atau

teknik sampling bola salju, informasi diperoleh dengan tujuan mendapatkan

variasi sebanyak-banyaknya dari satu informan ke informan lainya sehingga

makin lama makin lengkap informasi yang diperoleh dan pada akhirnya

jenuh.

Patton (1990:176), “Snowball Sampling” adalah sebuah pendekatan

untuk mendapatkan informasi dari informan kunci dan dilanjutkan dengan

informan-informan lain. Peneliti menetapkan Kepala Sekolah sebagai

informan kunci karena Peneliti berkeyakinan kepala sekolah orang yang

paling banyak memiliki informasi yang dibutuhkan. Berdasarkan

rekomendasi dari informan kunci, pengumpulan informasi dilanjutkan pada

informan lain yang disarankan seperti wakil kepala sekolah, atas saran wakil

kepala sekolah dilanjutkan pada guru-guru yang direkomendasikannya, begitu

seterusnya sampai staf tata usaha, pengawas, komite atau informan lain yang

dapat memberikan data secara lengkap untuk penelitian ini.

Spradley dalam Faisal (1990) menyebutkan orang yang dapat

dijadikan informan sebagai berikut: 1) informan telah cukup lama dan

menyatu dengan aktifitas yang menjadi sasaran penelitian, 2) informan masih

terlibat secara penuh atau aktif pada lingkungan yang menjadi sasaran

penelitian. 3) informan masih mempunyai cukup banyak waktu atau

Page 59: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

46  

 

  

kesempatan untuk diminta informasi. 4) informan mau memberikan data atau

informasi apa adanya.

D. Teknik dan Alat Pengumpul Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan

studi dokumen. Observasi dilakukan dengan alasan: 1) pengalaman secara

langsung, 2) mengamati sendiri, 3) mencatat kejadian, 4) menghindari bias, 5)

dapat langsung memahami situasi yang rumit, dan 6) situasi khusus yang

tidak memungkinkan komunikasi langsung. Sedangkan wawancara

merupakan percakapan yang dilakukan antara si pewawancara dengan yang

diwawancarai yang berisi pertanyaan dan jawaban. Terakhir studi dokumen

yang ada pada wakil kepala sekolah, tata usaha, perpustakaan sekolah dan

lain sebagainya. Untuk lebih jelasnya masing-masing teknik pengumpulan

data tersebut akan dibicarakan satu-persatu sebagai berikut;

1. Observasi

Dalam penelitian kualitatif, observasi merupakan teknik pengumpulan

data yang utama dan merupakan kekuatan serta salah satu alat yang sangat

penting dalam mengkaji situasi sosial di lapangan. Dengan teknik observasi

akan kelihatan partisipasi seorang peneliti dalam melakukan kegiatan

penelitian. Menurut Spradley (dalam Sugiyono:310) dapat dibedakan lima

bentuk partisipasi peneliti dalam melakukan observasi : 1) tanpa partisipasi

(non participation) di mana peneliti tidak terlibat sama sekali dalam situasi

sosial yang diteliti, 2) partisipasi pasif (passive participation) yaitu peneliti

Page 60: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

47  

 

  

hadir/masuk dalam situasi sosial yang diamati tetapi tidak melakukan

interaksi dengan para aktor yang diteliti, 3) partisipasi moderat (moderate

participation) yaitu peneliti menjaga keseimbangan antara keberadaanya

sebagai orang dalam dan orang luar sebagai peneliti dari situasi sosial yang

diamati, 4) partisiapan aktif (active participation) yaitu peneliti berusaha

melakukan aktifitas yang dilakukan sebagaimana aktifitas yang dilakukan

orang-orang (aktor) yang diteliti serta mempelajari budayanya, 5) partisipasi

penuh (complete participation) yakni Peneliti melakukan aktifitas seperti apa

yang dilakukan orang-orang (aktor) yang diteliti dengan mengikuti

budayanya.

Observasi ini menurut Spradley dilakukan dalam dua tahapan: 1)

observasi grand tour yang merupakan observasi umum dan secara luas, 2)

observasi terfokus atau disebut dengan mini tour. Observasi merupakan salah

satu teknik pengumpulan data yang dianjurkan dalam penelitian kualitatif. Ini

disebabkan karena Peneliti dapat menghayati secara langsung, mencatat

semua peristiwa yang terjadi terhadap objek yang diteliti.

Tahap observasi umum dilakukan saat pertama kali mendatangi lokasi

penelitian terhadap beberapa situasi sosial yang masih bersifat umum dan

luas. Hasil observasi ditulis dalam catatan lapangan memuat apa yang dilihat,

didengar, dialami dan dipikirkan dalam pengumpulan data. Indikator umum

melalui grand tour antara lain mengenai;

Page 61: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

48  

 

  

a. Suasana belajar secara umum di SMA Negeri 2 Tilatang Kamang.

b. Rutinitas kegiatan umum proses belajar di SMA Negeri 2 Tilatang

Kamang.

c. Obyek fisik yang ada di SMA Negeri 2 Tilatang Kamang.

d. Kegiatan umum para aktor yang ada di SMA Negeri 2 Tilatang Kamang.

Observasi umum ini Peneliti lakukan dalam usaha untuk mendapatkan

temuan-temuan secara umum sebagai gambaran untuk mendapatkan temuan

khusus yang sesuai dengan fokus penelitian. Waktu observasi tidak dibatasi

pada jam pelajaran tertentu, bisa saja pada tiap kunjungan lapangan asalkan

data yang diinginkan diperoleh yang mengarah pada tema penelitian.

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu alat pengumpulan data dalam

penelitian kualitatif. Lincoln dan Cuba (dalam Moleong 2009:186)

mengatakan maksud melaksanakan wawancara antara lain: mengkonstruksi

mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan,

kepedulian dan lain-lain kebulatan; merekonstruksi kebulatan-kebulatan

demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-

kebulatan sebagai yang diharapkan untuk yang dialami masa yang akan

datang: memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh

dari orang lain, dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi

yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.

Page 62: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

49  

 

  

Aspek-aspek wawancara diarahkan pada jawaban dari pertanyaan

penelitian serta hal-hal yang berkaitan dengan tema penelitian. Ruang lingkup

pertanyaan wawancara antara lain adalah;

a. Bagaimana langkah yang dilakukan dalam menyusun program supervisi

akademik

b. Strategi apa yang dilakukan kepala sekolah dalam implementasi kegiatan

supervisi akademik.

c. Apa langkah kepala sekolah dalam menindaklanjuti kegiatan supervisi

akademik.

d. Seperti apa sikap guru terhadap kegiatan supervisi akademik yang

dilakukan oleh kepala sekolah, dan lain-lain.

Kepala sekolah dijadikan subyek kunci dari informan-informan yang

telah direncanakan untuk diwawancarai. Alasannya adalah bahwa kepala

sekolah dianggap orang yang memiliki banyak informasi tentang supervisi

akademik di sekolah itu.

3. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental seseorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan

(life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen juga bisa

berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Ada

juga dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni berupa gambar,

Page 63: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

50  

 

  

patung, film, dan lain-lain. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Seperti yang dinyatakan Bogdan (dalam Sugiyono:329) ”in most

tradition of qualitative research, the phrase personal document is used

broadly to refer to any first person narrative produced by an individual which

describes his or her own action, experience and belief”. Hasil penelitian dari

observasi atau wawancara akan lebih kredibel/dapat dipercaya kalau

didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat

kerja, di masyarakat, dan auto biografi. Selanjutnya Bogdan juga menyatakan

publish autobiographies provide a readiley available source of data for the

discerning qualitative research. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel

apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah

ada. Photograps provide strikingly descriptive data, are often used to

understand the subjective and is product are frequetly analyzed inductive.

Tetapi perlu dicermati bahwa tidak semua dokumen memiliki kredibilitas

yang tinggi. Contohnya banyak foto yang tidak mencerminkan keadaan

aslinya, karena foto dibuat untuk kepentingan tertentu. Demikian juga auto

biografi yang ditulis untuk dirinya sendiri sering subjektif.

Sanapiah Faisal (1990) menyebutkan tentang obyek yang diamati

dalam situasi sosial adalah hal yang berhubungan dengan: 1) lokasi atau fisik

tempat suatu situasi berlangsung, 2) manusia-manusia pelaku atau aktor yang

menduduki status atau posisi tertentu, dan 3) kegiatan atau aktifitas para

pelaku pada lokasi atau tempat berlangsungnya situasi sosial. Kegiatan ini

Page 64: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

51  

 

  

sudah dapat dimulai pada saat Peneliti melakukan grand tour, sebab Agustiar

Syah Nur (2002:13) berpendapat bahwa ada tiga bentuk pengamatan yaitu:

“grand tour, mini tour dan selective observation yang berisikan tentang

pengamatan umum, terfokus dan pengamatan yang terseleksi”.

Suatu kelaziman bagi penelitian dengan pendekatan kualitatif

biasanya ada dua sasaran yang ingin dicapai sekaligus dalam waktu yang

bersamaan. Pertama, informasi yang rinci tentang suatu aspek budaya yang

memerlukan penelitian mendalam, dan kedua, pengambaran berbagai tema

budaya secara umum yang akan dipaparkan nanti pada Bab IV. Morris Opler

dalam Spradley (1980;140) menyatakan bahwa kita akan memahami dengan

lebih baik pola budaya dengan mengidentifikasi tema-tema yang muncul

berlulang kali, “… is a postulate or position, declared or implied, and usually

controlling behavior or stimulatingactivity, which is tacitly approved or

openly promoted in a society”(Spraley, 1980:140).

Data yang dikumpulkan dalam studi dokumentasi ini dapat berupa

program supervisi akademik kepala sekolah, jadwal kegiatan supervisi

akademik, cara menginformasikan kegiatan supervisi akademik kepada guru,

program tindak lanjut supervisi akademik, isian instrumen supervisi

akademik, dan lain sebagainya yang sesuai dengan tema atau fokus

penelitian.

Page 65: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

52  

 

  

E. Teknik Penjaminan Keabsahan Data

Hasil penelitian kualitatif dianggap sahih apabila temuan sesuai

dengan kenyataan di lapangan, untuk memberikan jaminan keabsahan data

tersebut perlu dilakukan uji keabsahan data. Miles dan Huberman (1984)

yang sependapat dengan Bryman dalam Agustiar Syah Nur (2002:18) “bahwa

konsep triangulasi berfungsi sebagai pendukung dan penguat temuan yang

ada karena temuan melalui triangulasi sejalan atau setidak-tidaknya tidak

bertentangan dengan temuan terdahulu.” Menurut Lincoln dan Guba dalam

Lexy J. Moleong edisi revisi (2005:327) ada empat kriteria yang digunakan

yaitu : 1) kepercayaan (credibility), 2) keteralihan (transferability), 3)

kebergantungan (dependability), dan 4) kepastian (confirmability). Kemudian

teknik yang digunakan dalam pemeriksaan keabsahan data menurut Moleong

ada bermacam cara yaitu : 1) perpanjangan keikut sertaan, 2) ketekunan atau

keajegan pengamatan, 3) triangulasi, 4) pemeriksaan sejawat melalui diskusi,

5) kecukupan referensi, 6) analisis kasus negatif, 7) pengecekan anggota, 8)

uraian rinci, 9) audit kebergantungan, dan 10) audit kepastian.

Denzin (1978) dalam Lexy J. Moleong edisi revisi (2005:330)

dalam hal teknik penjaminan keabsahan data yang digunakan adalah teknik

triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan

sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau

pembanding data itu dengan membedakan empat macam triangulasi sebagai

teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode,

penyidik dan teori.

Page 66: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

53  

 

  

Masing-masing teknik ini maksudnya adalah: 1) Triangulasi

menggunakan sumber adalah membandingkan dan mengecek kembali derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton 1987:331). 2) Triangulasi dengan

metode menurut Patton (1987:329) terdapat dua strategi yaitu : pertama,

pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik

pengumpulan data, kedua, pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber

data dengan metode yang sama. 3) Teknik triangulasi penyidik adalah dengan

cara memanfaatkan Peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan

pengecekan kembali derajat kepercayaan data, dan 4) Triangulasi dengan

teori Patton (1987:327) fakta dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan

satu teori yang dinamakannya penjelasan banding (rival explanation).

Dari empat teknik triangulasi untuk menjamin keabsahan data, Peneliti

cenderung menggunakan teknik triangulasi dengan sumber bahkan kalau

memungkinkan menggunakan keempat macam teknik yang dikemukakan

oleh Patton. Pendapat ini senada dengan pendapat Lexy J. Moleong edisi

revisi (2005:330) yang menyebutkan bahwa “triangulasi yang paling banyak

digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.” Hal ini Peneliti

lakukan dengan cara:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara,

mulai dari data hasil grand tour sampai pada informan akhir dilakukan

perbandingan data yang menyangkut kegiatan supervisi akademik kepala

sekolah sehingga dapat dilihat dan dibandingkan antara data observasi

Page 67: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

54  

 

  

yang dilakukan Peneliti dengan hasil wawancara dengan beberapa

informan.

2. Membandingkan apa yang dikatakan informan kunci dengan yang

dikatakan oleh informan lainnya yang sejawat.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, perbandingan

ini menyangkut tentang pendapat orang tentang situasi penelitian dengan

pernyataan informan kunci selama masa penelitian berlangsung.

4. Membandingkan keadaan dan perspektif informan dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang yang bukan informan.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan, karena dalam penelitian ini dalam teknik pengumpulan data

selain pengamatan dan wawancara juga menggunakan studi dokumentasi

yang relevan dengan tema penelitian, langkah triangulasi dengan sumber

ini juga dilakukan yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian

sehingga data yang diperoleh benar-benar valid.

Jika temuan-temuan baru melalui triangulasi tidak ditemukan

pertentangan dengan temuan yang telah ada, dapat dikatakan bahwa hasil

penelitian dianggap mempunyai validitas, kredibilitas, dan derajat keabsahan

yang tinggi. Apabila terjadi sebaliknya temuan penelitian melalui triangulasi

terjadi pertentangan kiranya perlu dicari data tambahan, kemudian dianalisis

dengan harapan diperoleh kesimpulan yang baru.

Page 68: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

55  

 

  

F. Teknik Analisis Data

Lexy J. Moleong (2005:287) dalam edisi revisi menemukan tiga

model analisis data yaitu: 1) metode perbandingan tetap yang dikemukakan

oleh Glaser dan Strauss dalam bukunya yang berjudul The Discofery of

Grounded Research, 2) Metode analisis data Spradley dalam bukunya

Participant Observation, dan 3) Model analisis data yang dikemukakan oleh

Miles dan Huberman dalam bukunya yang berjudul Qualitative Data

Analysis.

Berdasarkan tiga model di atas Peneliti cenderung menggunakan

model yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1992) dengan langkah-

langkah sebagai berikut: 1) data collection, pada prinsipnya analisis data

sudah dilakukan pada saat melakukan grand tour. Mengenai teknik

pengumpulan data sudah dirancang pada topik terdahulu, 2) data reduction,

langkah ini merupakan proses pemilihan, memfokuskan, mengedit,

menyederhanakan, pengabstrakan, dan merubah data dari catatan lapangan

menjadi informasi. 3) data display, data yang sudah direduksi akan jadi

sekumpulan informasi yang tersusun sehingga dimungkinkan mendapatkan

kesimpulan bahkan mengambil tindakan yang dapat ditayangkan melalui

matrik, bagan atau jaringan. 4) drawing conclusion and verification,

penarikan kesimpulan dan verifikasi ini dilakukan semenjak mulai penelitian

berupa kesimpulan sementara atau awal yang pada gilirannya menjadi

kesimpulan naratif melalui proses verifikasi yang berulang-ulang. writing

Page 69: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

56  

 

  

research report, setelah kesimpulannya final baru ditulis dalam berbentuk

laporan deskriptif yang sudah jadi informasi.

Langkah-langkah analisis data yang dikemukakan oleh Miles &

Huberman, 1992:17 ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data (data collection)

Hasil wawancara, observasi atau studi dokumen di lapangan dicatat dalam

bentuk deskriptif apa adanya, tanpa adanya komentar Peneliti dalam

bentuk catatan-catatan kecil atau field notes. Dari catatan-catatan

deskripsi ini kemudian dibuat catatan refleksi, yaitu catatan yang berisi

komentar, pendapat, atau penafsiran Peneliti atas fenomena yang terjadi

atau yang ditemui di lapangan.

2. Reduksi Data (data reduction)

Langkah ini merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul

dari catatan lapangan. Reduksi data dilakukan kontiniu selama penelitian

berlangsung, dan merupakan wujud analisis yang menajamkan,

mengklasifikasikan, mengarahkan, membuang data yang tidak berkaitan

dengan tujuan penelitian. Kemudian dibuat ringkasan, pengkodean,

penelusuran tema-tema serta membuat catatan kecil yang dirasakan

penting pada kejadian saat itu. Kejadian dan kesan tersebut dipilih hanya

yang berkaitan dengan tema penelitian.

3. Penyajian Data (data display)

Page 70: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

57  

 

  

Pada tahapan ini disajikan data hasil temuan di lapangan dalam bentuk

teks naratif, yaitu uraian verbal tentang tema penelitian. Setelah data

terfokus dan dispesifikasikan, dibuat penyajian data berupa laporan. Tapi

bila data yang disajikan perlu direduksi lagi, maka reduksi data perlu

dilakukan lagi guna mendapatkan data yang lebih sesuai dengan tema

penelitian. Setelah itu data disederhanakan dan disusun secara sistematik

tentang hal-hal yang dapat memberikan gambaran sesuai dengan tema

penelitian.

4. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (conclusion and verification)

Penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan usaha untuk mencari

makna dari komponen-komponen data yang disajikan dengan mencermati

pola-pola, keteraturan, penjelasan, konfigurasi, dan hubungan sebab

akibat yang diprediksi nantinya menjadi tema budaya dalam penelitian.

Dalam melakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi selalu dilakukan

peninjauan terhadap penyajian data dan catatan di lapangan melalui

diskusi dengan teman sejawat atau orang yang memahami tentang

supervisi akademik dan bisa juga melalui arahan dari Pembimbing karya

tulis atau tesis ini.

Nana Sudjana dkk. (2002:66) menyebutkan langkah penelitian

kualitatif meliputi: 1) menetapkan fokus penelitian, 2) pertanyaan penelitian,

3) deduksi teori, 4) metodologi penelitian, 5) pelaksanaan penelitian, 6)

analisis data, dan 7) menulis laporan. James P. Spradley menyebutkan 12

Page 71: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

58  

 

  

langkah penelitiann, Lexy J. Moleong dengan tiga langkah penelitian yaitu

pendahuluan, pengumpulan data, dan analisis serta menulis laporan.

Agustiar Syah Nur (2008) dalam kumpulan materi kuliah metodologi

penelitian “Qualitative research method” menyebutkan langkah-langkah

penelitian kualitatif itu sebagai berikut: 1) menemukan masalah, 2)

merumuskan pertanyaan penelitian, 3) melakukan grand tour, 4) menemukan

informan kunci, 5) melakukan observasi, 6) menentukan fokus observasi, 7)

menetapkan pola-pola penelitian, 8) melakukan triangulasi, 9) mendapatkan

temuan penelitian, dan 10) menulis laporan penelitian.

Mempedomani pendapat di atas, Peneliti cenderung mengikuti teknik

analisis data yang dikemukakan oleh Miles and Huberman (1992) sebagai

berikut:

1. Data collection. Peneliti pengumpulkan data yang berkaitan dengan

pelaksanaan Supervisi Akademik di SMA Negeri 2 Tilatang Kamang.

2. Data reduction. Ini bahagian dari analisis data. Peneliti menyeleksi

data yang perlu diberi kode dan data yang harus dibuang. Reduksi data

ini terus berlangsung selama kegiatan penelitian.

3. Data Display. Data yang terkumpul dikelompokkan menurut jenisnya

dan dijadikan dasar untul melakukan analisis. Data itu bisa berbentuk

gambar, diagram, rekaman, dan matriks.

4. Drawing Conclusion and Verification. Langkah terakhir dari analisis

adalah mengambil kesimpulan dengan jalan menverifikasi. Verifikasi

Page 72: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

59  

 

  

dilakukan dengan triangulasi data supaya hasil penelitian ini mencapai

tingkat validitas yang tinggi.

Model analisis data yang dikemukakan oleh Miles and Huberman

(1992) ini sering juga disebut komponen analisis data model interaktif. Dalam

prakteknya empat komponen ini saling terkait satu sama lainnya, untuk

jelasnya dapat dilihat seperti gambar di bawah ini.

Gambar 2: Komponen analisis data (interactive model) Sumber: Miles and Huberman,1994:12

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Reduksi Data

Kesimpulan/Verifikasi

Page 73: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

60  

 

  

B A B IV HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian dibagi jadi tiga kelompok yaitu: 1) temuan umum

penelitian, 2) temuan khusus penelitian, dan 3) pembahasan. Temuan umum

penelitian mengungkapkan fakta-fakta kondisi sekolah secara menyeluruh tentang

profil SMA Negeri 2 Tilatang Kamang. Temuan khusus penelitian berisi tentang

paparan deskriptif tentang bentuk kegiatan supervisi akademik kepala sekolah di

SMA Negeri 2 Tilatang Kamang, cara kepala sekolah melakukan tindak lanjut

hasil supervisi akademik di SMA Negeri 2 Tilatang Kamang, dan sikap guru

terhadap supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah di SMA Negeri 2

Tilatang Kamang. Pada bagian pembahasan berisi tentang analisis hasil temuan

umum dan temuan khusus bisa berbentuk deskriptif maupun dalam bentuk hasil

diskusi.

A. Temuan Umum Penelitian

1. Lokasi SMA Negeri 2 Tilatang Kamang

SMA Negeri 2 Tilatang Kamang terletak di Jalan Laiang Km 4

Bukittinggi – Medan Simpang Gadut Jorong Pulai Sungai Talang Bukit

Lurah (PSB), Kenagarian Gadut, Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten

Agam. Sekolah ini berada di jalan jorong lebih kurang 400 meter dari jalan

utama, dan diperkirakan 4 km dari Kota Bukittinggi. Jarak yang tidak

terlalu jauh dengan Kota Bukittinggi menjadi alternatif bagi siswa yang

berada di kawasan Bukittinggi terutama yang tidak diterima di sekolah

negeri dalam kota.

60

Page 74: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

61  

 

  

Akses jalan menuju sekolah ini cukup strategis, tetapi akses

transportasi langsung menuju sekolah agak sulit. Angkutan desa (angdes)

menuju sekolah ini melalui rute melingkar sehingga memakan waktu

menuju sekolah kecuali waktu pagi, alternatif yang diambil adalah dengan

menumpang angdes jurusan Beringin atau Pasar Dama, kemudian jalan

kaki lebih kurang 500 meter menuju lokasi sekolah seperti yang dapat

dilihat pada peta di bawah ini dan foto 1 dan 2 pada lampiran 1.

Gambar 3 Peta Kecamatan Tilatang Kamang.

2. Sejarah Singkat SMA Negeri 2 Tilatang Kamang

Sekolah ini pada awalnya bernama SMA Gadut. Latar belakang

berdirinya dimulai ketika kehadiran Bupati Agam Drs. Aristo Munandar

pada acara Tabligh Akbar yang diselenggarakan di Masjid Taqwa

Ranggomalai, Jorong PGRM Kenagarian Gadut, Kecamatan Tilatang

Kamang. Dalam kesempatan dialog, jamaah masjid mengharapkan adanya

Sekolah Menengah Atas di Kenagarian Gadut dengan alasan dua kali

transportasi ke SMA Negeri 1 Tilatang Kamang.

Page 75: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

62  

 

  

Alasan lain menurut salah seorang pengurus komite sekolah (HD)

dimana dulunya beliau juga sebagai sekretaris panitia pembangunan

sebelum terbentuknya komite sekolah menyebutkan bahwa; “Apabila anak

kemenakan kami tidak dapat diterima di salah satu sekolah negeri di

Bukittinggi, akhirnya mereka masuk sekolah swasta yang biaya sekolah

lebih mahal dan mutunya kami ragukan.”

Dengan bergulirnya reformasi yang melahirkan program otonomi

daerah serta mengimbas pada otonomi dalam bidang pendidikan. Salah

satu usaha yang dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Agam

dalam bidang pendidikan adalah membangun unit sekolah baru

diantaranya adalah SMA Negeri Gadut yang merupakan gendongan dari

SMA Negeri 1 Tilatang Kamang di Pekan Kamis.

Peletakan batu pertama pembangunan SMA Gadut dilaksanakan

pada tanggal 5 September 2003 terdiri dari 5 ruang belajar, mushalla, WC

guru dan siswa serta mobiler dengan dukungan dana sepenuhnya dari

Pemerintah Kabupaten Agam sebesar Rp. 390.000.000,-. Pembangunan

tersebut selesai pada bulan Desember 2003. Tahun pelajaran 2002/2003

sekolah ini mulai menerima siswa baru sebanyak 3 rombongan belajar

(rombel) dengan jumlah siswa 124 orang, sedangkan proses pembelajaran

saat itu menumpang di lokal SLTP Negeri 3 Tilatang Kamang di Gadut.

Setelah saran pra sarana lainnya siap, maka pada tanggal 19 April 2004

mulai ditempati untuk proses pembelajaran sebanyak 4 lokal, sedangkan 1

lokal digunakan untuk kantor majlis guru dan tata usaha.

Page 76: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

63  

 

  

Pada bulan Oktober tahun 2003 dimulai pembangunan tahap II

lokal belajar dan kantor tata usaha dan ruang kepala sekolah dengan dana

yang bersumber dari Pemerintah Kabupaten Agam sebanyak Rp.

252.000.000,- dan selesai pada bulan Januari 2004. Bangunan tahap II ini

mulai ditempati pada tanggal 9 Maret 2004.

Kepala sekolah definitif dilantik pada tanggal 8 Oktober 2004,

sehingga SMA Gadut berubah nama menjadi SMA Negeri 2 Tilatang

Kamang. Lokasi sekolah ini merupakan bekas pelabuhan udara di Gadut

yang merupakan tanah ulayat dengan penggantian uang siliah jariah

senilai Rp. 80.000.000,- luas tanah 5560 M2.

SMA Negeri 2 Tilatang Kamang sampai saat ini baru

memiliki 3 orang kepala sekolah. Nama dan masa jabatan pimpinan

sekolah tersebut adalah sebagai berikut:

1) Edi Rahmana, S.Pd. tahun 2004 s.d. 2006

2) Drs. Akmal, M.Pd. tahun 2006 s.d. 2009

3) Miswar Eddy, S.Pd. tahun 2009 s.d. sekarang

3. Struktur Organisasi dan Tata Kerja SMA Negeri 2 Tilatang Kamang

Kenyataan yang ada di lapangan menunjukkan bahwa struktur

organisasi dan tata kerja yang terpampang pada dinding kantor tata usaha

masih struktur tahun sebelumnya. Peneliti melakukan wawancara dengan

mengajukan beberapa pertanyaan sekaitan dengan struktur dan tata kerja

dengan Kepala Urusan Tata Usaha (YP), kemudian digambarkan seperti

yang tertera di bawah ini.

Page 77: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

64  

 

  

STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA SMA NEGERI 2 TILATANG KAMANG

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Gambar 4 : Struktur Organisasi Dan Tata Kerja SMA Negeri 2 Tilatang Kamang Tahun Pelajaran 2009/2010

Kepala Sekolah Miswar Eddy, S.Pd 

Ketua Komite A. Karim, BA

Waka kurikulum Melwaldi, S.Pd.

Ka. Pustaka Ailen Rosananda

Ka. Lab. Fisika Irman Djabar

Waka Kesiswaan Drs. Bujang syaf

Waka Sarana/Humas Hendril, S.Pd.

Kaur TU Yusuf purnama

Staf Rosnini

Ka. Lab. Bio Dra. Herlinda

Ka. Lab. Kimia Drs. Syafrizal

Staf Fauzana amad

Pembina OSIS Hendra, S.Pd.

Staf YusrilWali Kelas

Staf Isnarti

Staf Fopy Lydia

Staf Armeli

Ka. Lab. TIK  

Siswa

Guru Mata Pelajaran

Pengembang Kurikulum

Page 78: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

65  

 

  

4. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

a. Visi Sekolah

Terwujudnya siswa yang cerdas dan kompetitif

b. Misi Sekolah

1. Meningkatkan mutu lulusan..

2. Meningkatkan mutu profesionalisme guru .

3. Meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan.

4. Menerapkan manjemen partisipasif yang bersifat kekeluargaan

dengan melibatkan seluruh warga sekolah

5. Melengkapi sarana prasarana.

c. Tujuan Sekolah

Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,

serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih

lanjut.

Page 79: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

66  

 

  

5. Fasilitas Pendidikan

Tabel 1: Data Fasilitas Pendidikan per 11 Januari 2010

No Nama Prasarana Ukuran JumlahKondisi

Baik Rusak Sedang

Rusak Berat

1 Ruang Pelajaran / Kelas 9 x 10 m 9 √ - -

2 Ruang Kepsek dan TU 9 x 10 m 1 √ - -

3 Ruang Guru 12 x 10 m - - - -

4 Perpustakaan 12 x 10 m 1 √ - -

5 Laboratorium IPA

Biologi -

Fisika -

Kimia 15 x 10 m 1 √ - -

6 Ruang Keterampilan - - - - -

7 Aula - - - - -

8 Ruang UKS - - - - -

9 Lapangan Olah Raga 28 x 17 m 2 √ - -

10 Kamar Mandi Guru 2 x 2 m 1 √ - -

11 Kamar Mandi Siswa 2 x 3 m 4 √ - -

12 Mushalla 8 x 6 m 1 √ - - Sumber: Data Laporan Triwulan Tata Usaha SMA N 2 Tilatang Kamang

6. Ketenagaan

a. Kepala Sekolah

Kepala SMAN 2 Tilatang Kamang bernama Miswar Eddy, S.Pd.

dimana sebelumnya beliau jadi kepala sekolah di SMAN 1 Tanjung

Raya yang terletak di Kecamatan Maninjau dan ditugaskan ke SMAN

Page 80: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

67  

 

  

2 Tilatang Kamang menggantikan Drs. Akmal, M.Pd. tahun 2009

sampai sekarang.

Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari Kepala Sekolah dibantu

oleh tiga orang wakil yaitu Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum,

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, dan Wakil Kepala Sekolah

Bidang Sarana Prasarana dan Humas. Pelaksanaan ketatausahaan

dibantu oleh beberapa orang staf dibawah koordinasi seorang Kepala

Urusan Tata Usaha.

b. Wakil Kepala Sekolah

Wakil Kepala Sekolah membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan dan

program pelaksanaan kegiatan antara lain; Penyusunan rencana,

pembuatan program kegiatan dan program pelaksanaan,

Pengorganisasian, Pengarahan, Ketenagaan, Pengkoordinasian,

Pengawasan, Penilaian, Identifikasi dan pengumpulan, Penyusunan

Laporan, dan tugas lain yang ditentukan kemudian.

1) Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum bernama Melwaldi,

S.Pd. dimana sebelumnya beliau bertugas di SMAN 2 Koto XI

Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Bapak Melwaldi, S.Pd.

mengampu mata pelajaran Olah Raga.

Page 81: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

68  

 

  

2) Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan

Untuk urusan kesiswaan dijabat oleh Drs. Bujang Syaf, mata

pelajaran yang diampu adalah geografi. Dalam pelaksanaan tugas

mengajar beliau mengajarkan mata pelajaran geografi. Sebelum

bertugas di SMAN 2 Tilatang Kamang, beliau bertugas di SMAN 1

Koto Padang, Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu.

3) Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Humas

Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana dan Humas adalah

Hendril, S.Pd. guru mata pelajaran ekonomi, sebelum bertugas di

SMAN 2 Tilatang Kamang beliau bertugas di SMAN 1 Tilatang

Kamang, dan sekaligus salah seorang pengurus komite sekolah.

4) Kepala Urusan Tata Usaha

Perpanjangan tangan kepala sekolah untuk urusan tata usaha adalah

Bapak Yusuf Purnama yang bertugas semenjak tahun 2004,

dimana sebelumnya beliau bertugas sebagai Kepala Urusan Tata

Usaha di SMAN 1 Palupuah, kemudian dipindahkan ke SMAN 2

Tilatang Kamang sampai sekarang.

Kegiatan umum Wakil Kepala Sekolah dalam membantu Kepala

Sekolah dalam kegiatan dan program pelaksanaan antara lain:

a. Penyusunan rencana, pembuatan program kegiatan dan program

pelaksanaan

b. Pengorganisasian

Page 82: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

69  

 

  

c. Pengarahan

d. Ketenagaan

e. Pengkoordinasian

f. Pengawasan

g. Penilaian

h. Identifikasi dan pengumpulan

i. Penyusunan Laporan

Wakil Kepala Sekolah di SMA Negeri 2 Tilatang Kamang membantu

Kepala Sekolah dalam urusan–urusan sbb :

a) Urusan Kurikulum

1. Menyusun program Pengajaran

2. Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran

3. Menyusun jadwal dan pelaksanaan ulangan umum serta ujian

akhir

4. Menerapkan kreteria persyaratan naik / tidak naik dan kreteria

kelulusan

5. Mengatur jadwal penerimaan buku laporan Penilaian Hasil

Belajar dan STTB

6. Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan satuan

pelajaran

7. Menyusun laporan pelaksanaan pengajaran

8. Membina kegiatan MGMP

Page 83: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

70  

 

  

9. Membina kegiatan sanggar PKG/ MGMP/ KKG/ Media

10. Menyusun laporan pendayagunaan sanggar PKG / MGMP /

KKG / Media

11. Melaksanakan pemilihan guru teladan

12. Membina kegiatan lomba – lomba bidang akademis, seperti :

LPKIR, LKIR, IMO,IPHO / TOFI, mengarang dll.

b) Urusan Kesiswaan

1. Menyusun program pembinaan kesiswaan / OSIS

2. Melaksanakan bimbingan, pengarahan dan pengendalian

kegiatan siswa / OSIS dalam rangka menegakkan disiplin dan

tata tertib sekolah serta pemilihan pengurus OSIS

3. Membina pengurus OSIS dalam berorganisasi

4. Menyusun program dan jadwal pembinaan siswa secara

berkala dan insidental

5. Membina dan melaksanakan koordinasi keamanan, kebersihan,

ketertiban, krerindangan, keindahan dan kekeluargaan ( K6)

6. Melaksanakan pemilihan calon siswa teladan dan calon siswa

penerima beasiswa

7. Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam

kegiatan di luar sekolah

8. Mangatur mutasi siswa

9. Menyusun program kegiatan ekstrakurikuler

Page 84: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

71  

 

  

10. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kesiswaan secara

berkala

c) Urusan Hubungan Masyarakat ( Humas )

1. Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan

orang tua / wali siswa

2. Membina hubungan antar sekolah dengan BP3

3. Membina pengembangan hubungan antar sekolash dengan

lembaga pemerintah, dunia usaha, dan lembaga sosial lainnya

4. Menyusun laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara

berkala

d) Urusan Sarana dan prasarana

1. Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana

2. Mengkoordinasikan pendayagunaan sarana dan prasarana

3. Mengelola pembiayaan alat – alat pengajaran

4. Menyusun laporan pelaksanaan urusan sarana dan prasarana

secara berkala

Page 85: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

72  

 

  

c. Tenaga Pendidik

Tabel 2 : Data Guru Tentang Kualifikasi Akademik per 11 Januari 2010

No Kualifikasi Pendidikan Jumlah Prosentase Ket 1 S 2 0 0 % 2 S 1 36 92,31 % 3 D 3 1 2,56 % 4 D 1 2 5,13 %

Total 39 100 % Sumber: Diolah Dari Data Laporan Triwulan Tata Usaha SMA N 2 Tilatang Kamang Tabel 3 : Data Guru Tentang Kualifikasi Akademik terhadap Status Kepegawaian per 11 Januari 2010

No Kualifikasi Akademik Satatus Kepegawaian Jumlah Ket. PNS GTT 1 S 2 0 0 0 2 S 1 27 9 36 3 D III 0 1 1 4 D II 0 0 0 5 D I 0 2 2

Total 27 12 39 Sumber: Diolah Dari Data Laporan Triwulan Tata Usaha SMA N 2 Tilatang Kamang Keterangan: PNS adalah singkatan dari Pegawai Negeri Sipil dan GTT adalah singkatan dari Guru Tidak Tetap.

Tabel 4 : Data Guru Tentang Kualifikasi Akademik terhadap Masa Kerja per 11 Januari 2010

No Kualifikasi Akademik Masa Kerja Jumlah Ket. ≤ 15 th > 15 1 S 2 0 0 0 2 S 1 27 9 36 3 D III 1 0 1 4 D II 0 0 0 5 D I 2 0 2

Total 30 9 39 Sumber: Diolah Dari Data Laporan Triwulan Tata Usaha SMA N 2 Tilatang Kamang

Page 86: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

73  

 

  

Tabel 5 : Data Guru Tentang Kualifikasi Akademik terhadap Usia per 11 Januari 2010

No Kualifikasi Akademik

U s i a Jumlah≤ 24 25 - 40 41 - 50 > 51 1 S 2 0 0 0 0 0 2 S 1 0 15 19 2 36 3 D III 0 1 0 0 1 4 D II 0 0 0 0 0 5 D I 1 1 0 0 2

Total 1 17 19 2 39 Sumber: Diolah Dari Data Laporan Triwulan Tata Usaha SMA N 2 Tilatang Kamang d. Tenaga Kependidikan

Tabel 6 : Data Tenaga Kependidikan per 11 Januari 2010

No Nama Pegawai Status Gol Jenis Tugas

1 YUSUF PURNAMA PNS III/b Kaur TU

2 ROSNINI PNS III/a Bendaharawan Rutin

3 FAUZANNA SAMAD PNS II/ aBendaharawan Komite

4 YUSRIL PNS II/ a Penjaga Sekolah

5 ARMELLI PTT - Operator Komputer

6 ISNARTI PTT - Bag. Kepegawaian

7 FOPI LYDIA DEVI SUDHARTA PTT - Bag. Kesiswaan

Sumber: Data Laporan Triwulan Tata Usaha SMA N 2 Tilatang Kamang

Page 87: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

74  

 

  

e. Rekapitulasi Ketenagaan Berdasarkan Kebutuhan Tabel 7 : Rekapitulasi Ketenagaan Berdasarkan Kebutuhan per 11 Januari 2010

No Mata Pelajaran Jml. Jumlah Guru

Jam Ada Butuh Lebih Kurang KetA Kepala Sekolah 6 1 - - - 1 PPKN 16 1 2 - - 2 Pendidikan Agama 16 1 1 - - 3 Bahasa Indonesia 32 3 2 1 - 4 Sejarah 19 2 1 1 - 5 Bahasa Inggris 32 2 2 - - 6 Pendidikan Jasmani 16 2 2 - - 7 Matematika 40 2 2 1 - 8 IPA - - -

a. Biologi 15 3 2 - - b. Fisika 19 2 2 - - c. Kimia 18 2 2 - - 9 IPS - - - a. Eko / Akuntansi 22 1 2 - 1 b. Sosio / Antro 16 0 1 - 1 c. Geografi 15 2 2 - -

10 TIK 16 0 1 - 1 11 Pendidikan Seni 38 1 2 - 1 12 Bahasa Jepang 16 0 1 - 1

13 Bimbingan Konseling ( BK ) 30 2 2 - -

14 JUMLAH 382 27 29 3 5

15 Guru Honor Sekolah 12 - - -

16 Guru Bantu - - - - 17 Jumlah Total Guru 39 - - - 18 Ka. TU 1 - - - 19 Pegawai Tetap 3 - - - 20 Pegawai Honor 3 - - - 21 Pesuruh Honor - - - - 22 JUMLAH 46 - - -

Sumber: Data Laporan Triwulan Tata Usaha SMAN 2 Tilatang Kamang

Page 88: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

75  

 

  

7. Kesiswaan

Tabel 8: Data siswa per 11 Januari 2010

No KLS Jumlah Rombel L P Jml.

Agama

Islam Protestan Katolik Budha Hindu

1 X 3 36 79 115 √ - - - -

2 XI IPA 1 6 10 16 √ - - - -

3 XI IPS 2 17 39 56 √ - - - -

4 XII IPA 1 10 13 23 √ - - - -

5 XII IPS 1 12 23 35 √ - - - -

JML. 8 81 164 245 Sumber: Data Laporan Triwulan Tata Usaha SMA N 2 Tilatang Kamang

8. Kegiatan Umum Sekolah

Aktifitas sekolah secara umum di SMA Negeri 2 Tilatang Kamang

pada semester pertama tahun pelajaran 2010/2011 berdasarkan

pengamatan Peneliti dimulai masuk sekolah pukul 7.30 sampai pukul

13.50. Jumlah jam pelajaran per hari 8 jam dan masing-masing

berlangsung selama 45 menit efektif. Jadwal ini berlangsung mulai hari

Senin sampai Sabtu kecuali hari Jum’at hanya berlangsung selama 5 jam

pelajaran.

Pengamatan Peneliti dalam kelas, selama 15 menit jam pertama

kegiatan dimulai dengan tadarus Al’Quran, teknis pelaksanaannya diawali

dengan membaca do’a bersama kemudian siswa secara bergiliran menurut

urut absen membaca ayat suci Al’Quran sebanyak 3 orang, lebih kurang 3

sampai 4 ayat atau sekitar seperempat halaman untuk masing-masingnya.

Bacaan masing-masing siswa disimak oleh siswa yang lain dan guru yang

Page 89: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

76  

 

  

masuk pada jam pertama. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan

oleh WK1 ( HD ) dalam wawancara dengan Peneliti di ruang Wakasek.

Aktivitas pemantauan proses pembelajaran setiap harinya,

dilakukan oleh dua orang guru yang dutunjuk disebut Guru Piket PBM,

guru piket tersebut bertugas mulai dari membunyikan bel masuk,

mengontrol kehadiran guru, mencari solusi jika ada guru yang tidak hadir,

sampai membunyikan bel pulang sekolah. Kegiatan ini dicatat dalam

sebuah buku yang disebut buku piket PBM dan dilaporkan serta

ditandatangani oleh kepala sekolah.

B. Temuan Khusus Penelitian

Sebagaimana dijelaskan pada bahagian terdahulu bahwa tujuan

penelitian adalah untuk mendeskripsikan: 1) bentuk kegiatan supervisi

akademik kepala sekolah, 2) cara kepala sekolah melakukan tindak lajut

terhadap program supervisi akademik, dan 3) sikap guru terhadap supervisi

akademik kepala sekolah.

Dalam paparan berikut ini akan dilaporkan tentang temuan yang

terkait dengan tiga pokok permasalahan di atas sesuai dengan fakta yang ada

di lapangan.

1. Bentuk kegiatan supervisi akademik yang dilaksanakan oleh Kepala

Sekolah

Berdasarkan pengamatan Peneliti ketika datang ke lokasi

penelitian, belum terlihat kepala sekolah melakukan kunjungan kelas

Page 90: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

77  

 

  

dalam rangka pelaksanaan kegiatan supervisi akedemik. Saat itu tanggal 9

Februari 2010 Peneliti memperoleh temuah khusus yang terkait dengan

tema penelitian adalah situasi dimana guru RS bertanya kepada kepala

sekolah tentang cara memprint-out Analisis Hasil Belajar dengan

menggunakan software ANATES. Peristiwa ini tejadi di ruang Tata Usaha

SMA Negeri 2 Tilatang Kamang sekitar pukul 13.10 wib. Ketika itu Bapak

ME menunjukkan pada Guru RS cara memprint-out ANATES.

Sebenarnya kegiatan yang terlihat oleh Peneliti sudah merupakan

supervisi yang bersifat perorangan walaupun tidak direncanakan. Hal ini

sudah merupakan kegiatan yang membantu guru untuk lebih profesional.

Dalam penelitian ini fokusnya adalah supervisi kunjungan kelas yang

dilakukan oleh kepala sekolah yang menjurus pada supervisi mengenai

perencanaan, strategi pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi yang

dilakukan guru dalam kelas.

Sesuai dengan petunjuk dalam panduan supervisi; baik dalam salah

satu uraian tugas dari kepala sekolah, maupun dalam kompetensi yang

harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah, maka melaksanakan supervisi

merupakan sebuah keharusan. Banyak sekali sasaran yang akan dicapai

dengan melaksanakan supervisi. Melalui supervisi diharapkan akan

ditemukan masalah-masalah yang mungkin saja ditemukan selama proses

pembelajaran berlangsung.

Page 91: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

78  

 

  

Semua permasalahan yang ditemukan bisa bersumber pada kepala

sekolah sebagai pelaku utama, bersumber pada diri guru itu sendiri sebagai

pihak yang disupervisi, bersumber pada perangkat yang tidak tepat sasaran

atau mungkin saja bersumber pada sarana dan prasarana penunjang yang

tidak memadai.

Masalah yang bersumber dari kepala sekolah mungkin saja

diantaranya dalam hal pemahaman konsep dan hakikat tentang supervisi.

Konsep dan hakikat itu dimulai dengan pemahaman tentang tujuan

melaksanakan supervisi sampai kepada teknis pelaksanaan supervisi itu

sendiri. Oleh sebab itu pemahaman tentang panduan pelaksanan supervisi

sangat diperlukan oleh seorang kepala sekolah sebelum melaksanakan

supervisi.

Temuan-temuan masalah itu selanjutnya akan didiskusikan dengan

pihak-pihak terkait. Tingkatan pendiskusian itu bisa dilaksanakan dengan

guru yang bersangkutan atau pada tingkat internal kelompok kerja guru

bidang studi. Bahkan, bila masalah yang ditemukan cukup kompleks,

maka bisa saja dibahas melalui forum, seperti rapat majelis guru atau

melalui lokakarya sekolah dengan melibatkan seluruh komponen sekolah

dan komite sekolah.

Sehubungan dengan pentingnya peranan supervisi terhadap

kelancaran proses pembelajaran di sekolah, maka pada tanggal 9 Februari

2010 Peneliti menemui kepala sekolah. Tujuan menemui Bapak ME

Page 92: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

79  

 

  

adalah untuk menanyakan tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah

pelaksanaan supervisi di SMA Negeri 2 Tilatang Kamang dan

menyerahkan surat izin melakukan penelitian dari Progran Pascasarjana

dan Pemerintah Daerah Kabupaten Agam.

Peneliti diterima di ruang kepala sekolah, setelah berbincang

sejenak Bapak ME menanyakan maksud dan tujuan kedatangan Peneliti ke

sekolah itu. Sambil menyodorkan surat izin melakukan penelitian yang

terdiri dari dua lembar dari Program Pascasarjana dan dari Kesbanglinmas

Kabupaten Agam, Peneliti mengajukan pertanyaan sebagai berikut;

”Salamoko baa caro apak malakukan supervisi ka guru-guru di sikola wak

ko, Pak?”. Maksudnya adalah, ”Selama ini bagai mana cara Bapak

melaksananakan supervisi di SMA Negeri 2 Tilatang Kamang ini, Pak?”.

Dengan spontan, Bapak ME menjawab, “Nan ambo lakukan salamoko

baru tahap administrasi. Masih tahap partamu baru. Sudah tu ambo

kamasuak tahap kaduo. Rencana bulan muko, ambo ka masuak kelas lai.”

Maksudnya adalah,

”Yang saya lakukan selama ini baru tahap administrasi. Itu masih tahap pertama. Kemudian akan memasuki tahap kedua. Rencana bulan depan saya akan masuk kelas untuk melaksanakan supervisi lanjutan.” (W1, tanggal 9 Februari 2010)

”Kalau bitu... banyak lo karajonyo masupervisi guru ko yo Pak. Baa sabananyo proses karajonyo tu, Pak?” Maksud pertanyaan peneliti adalah sebagai berikut: ”Kalau begitu, banyak juga prosedurnya kalau kita melaksanakan supervisi ini Pak. Bagai mana sebenarnya proses kerja supevisi ini, Pak?”

Page 93: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

80  

 

  

Selanjutnya Bapak ME menjelaskan:

”Sabananyo ado tigo langkah yaitu: persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. Persiapan yaitu mamareso seluruh kelengkapan perangkat pembelajaran guru, mulai silabus, analisis materi, program-program sarupo nan ado dalam panduan, sampai ke program evaluasi, jo program remedial bagai. Itu nan harus disiapkan guru dan ambo tekan di awal tahun pembelajaran. Kaduo, baru pelaksanaan. Kapalo sikola masuak ka kelas, mancocokkan salah satu program yang dibuek guru dengan pelaksanaannyo di lapangan. Nan ke tigo, baru evaluasi dan tindak lanjut. Itu sabananyo nan idealnyo.” Maksud penjelasan dari kepala sekolah itu adalah sebagai berikut:

”Sebenarnya ada tiga langkah yang harus dilaksanakan, yaitu: persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. Tahap persiapan yaitu memeriksa kelengkapan perangkat pembelajaran guru; mulai dari silabus, analisis materi, program-program seperti yang ada dalam panduan, sampai kepada program evaluasi dan program remedial. Itu sebenarnya yang harus disiapkan oleh guru dan saya legalisasi dengan menandatanganinya di awal tahun. Kedua, baru masuk kepada tahap pelaksanaan. Kepala sekolah masuk ke dalam kelas, mencocokkan program yang dibuat dengan realisasinya di kelas. Yang ke tiga, baru masuk kepada tahap tindak lanjut. Itu sebenarnya pelaksanaan supervisi yang ideal.”

(W2, tanggal 9 Februari 2010)

Pertemuan pertama dengan kepala sekolah tersebut membuat

kesan positif bagi Peneliti untuk dapat memperoleh data lebih lengkap

tentang supervisi akademik. Informasi yang disampaikan oleh kepala

sekolah melalui wawancara di atas memberikan keyakinan pada

Peneliti bahwa kepala sekolah memahami proses kegiatan supervisi

akademik. Sebaliknya kesan dari wawancara tersebut seperti dalam

situasi monitoring kepala sekolah. Untuk dipahami sebelumnya

memang Peneliti belum kenal akrab dengan Bapak ME ini.

Page 94: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

81  

 

  

Setelah berbincang agak lama, yang membicarakan kasus siswa

dan kaitannya dengan status Peneliti sebagai anggota komite sekolah.

Peneliti menganggap bahwa pembicaraan tersebut tidak menjurus pada

tema penelitian, maka tidak dituliskan dalam temuan ini. Kepala

sekolah menyampaikan bahwa ia akan masuk kelas untuk mengajar

matematika. Secara bersamaan Peneliti keluar ruang kepala sekolah

dan diperkenalkan dengan Staf tata usaha dan wakil kepala sekolah.

Setelah terjalin keakraban dengan wakil kepala sekolah,

Peneliti mengajukan pertanyaan tetang progran supervisi akademik.

“Pak MW... lai program supervisi akademik, ambo ka mampalajari

tentang hal itu di sikola wak ko ?”. Maksud pertanyaan Peneliti adalah;

“Pak MW... apakah ada program supervisi akademik, saya mau

mempelajari tentang pelaksanaan program supervisi akademik di

sekolah kita ini ?”. Jawaban dari informan adalah; “Program supervisi

akademik untuak tahun ko, alun ado lai pak Wen. Ambo baru

barencana kamanyampaian masalah ko ka Pak ME”. Maksudnya

adalah; Program supervisi akademik untuk tahun ini belum ada pak

Wen. Saya sudah merencanakan untuk membicarakan hal ini dengan

Bapak ME”. (W3, tanggal 9 Februari 2010).

Pembicaraan di atas masih ada lagi, tapi Peneliti dengan

memperhatikan etik dan emik, maka hal tersebut tidak dituliskan

dalam temuan khusus ini. Untuk lebih meyakinkan Peneliti dalam hal

ini, kemudian Peneliti menemui kapala urusan tata usaha, lalu

Page 95: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

82  

 

  

menanyakan “ Pak YP... lai program supervisi akademik dalam

komputer apak. Ambo ingin memahami tantang pelaksanaan supervisi

akademik di sikola awak ko ?” Maksud pertanyaan Peneliti adalah;

“Pak YP... apakah ada program supervisi akademik dalam bentuk

software dalam komputer Bapak. Saya ingin mempelajari dan

memahami tentang pelaksanaan supervisi akademik di sekolah kita

ini?”. Jawaban dari Bapak YP adalah; ndak ado do ambo tentang hal

itu doh, biasonyo masalah yang berkaitan jo program supervisi tu ado

di wakia”. Maksud jawaban dari Bapak YP adalah “Program supervisi

akademik tidak ada dalam komputer saya, biasanya masalah program

supervisi akademik wakil kepala sekolah yang mengurusnya”. (W4,

tanggal 9 Februari 2010).

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, wakil

kepala sekolah, dan kapala urusan tata usaha pada hari itu, terjadi

informasi yang kontradiktif antara informasi yang disampaikan oleh

kepala sekolah dengan informasi yang disampaikan oleh wakil kepala

sekolah dan kepala urusan tata usaha. Dibalik informasi yang

disampaikan oleh kepala sekolah tergambar bahwa program supervisi

akademik sudah ada tinggal lagi melaksanakannya. Sementara

informasi dari wakil kepala sekolah dan kepala urusan tata usaha,

menyampaikan bahwa program supervisi akademik belum lagi dalam

bentuk tertulis.

Page 96: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

83  

 

  

Menjelang penghujung jam pelajaran terakhir, Peneliti

melakukan pengakraban dengan guru-guru di ruang majelis guru,

sampai bel pulang sekolah. Dalam suasana yang demikian sebahagian

besar dari majelis guru menanyakan tentang apa kegiatan Peneliti di

sekolah tersebut. Peneliti menjawab secara ringkas bahwa ingin

mempelajari tertang pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah.

Kemudian menyampaikan bahwa nanti bila ada kesempatan bapak/ibu

Peneliti akan menanyakan masalah supervisi akademik di sekolah kita

ini. Sekitar pukul 14.15 wib para guru sudah pulang, Penelitipun

meninggalkan lokasi penelitian.

Untuk mengumpul data tentang bentuk kegiatan supervisi

akademik yang dilakukan kepala sekolah, Peneliti mengadakan

wawancara langsung lagi dengan informan kunci (kepala sekolah

sendiri) pada hari Rabu, tanggal 10 Februari 2010 di kantor kepala

sekolah seperti terlihat dalam foto 3 lampiran 1. Setelah Peneliti

menanyakan seperti apa model program kepengawasan akademik di

SMAN 2 Tilatang Kamang, kepala sekolah langsung berdiri dan

menunjuk ke pajangan di dinding, sambil berkata, “Ko kan program

supervisi akademik, mmmhh… tapi ko untuak semester lampau.

Untuak semester kini alun di-print out lae”. Maksud dari jawaban

kepala sekolah itu adalah; “Ini adalah program supervisi akademik,

tapi ini untuk semester yang lalu, untuk semester yang sekarang ini

belum di print lagi” (w5, tanggal 10 Februari 2010).

Page 97: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

84  

 

  

Setelah peneliti melihatnya ternyata yang dimaksud oleh kepala

sekolah tersebut hanyalah jadwal supervisi, “siapa mensupervisi siapa

dan kapan”. Kemudian Peneliti melanjutkan pertanyaan, bukankah itu

hanya jadwal supervisi akademik. Dalam sebuah program biasanya ada

kegiatan yang dilakukan, sasaran, tujuan, indikator keberhasilan dan

lain-lain. Kepala sekolah dengan nada agak tinggi menjawab, “Io,

kalau sabana program supervisi yo memang harus lengkap, ado

dananyo bagai, penanggung jawab kegiatan dan banyak lai nan lain.

Taruih tarang sajo di pak Wen, nan kami kapalo sakolah ko ndak

pernah lo ditatar baa caro mambuek program supervisi nan batua,

petunjuk teknisnyo ndak lo ado doh…”. Maksud dari jawaban kepala

sekolah adalah;

“Ya, kalau program supervisi yang idealnya ya harus lengkap, ada anggaran dana, ada penanggung jawab kegiatan, dan lain sebagainya. Terus terang saja Pak Wen (wen adalah nama panggilan Peneliti), kami Kepala Sekolah ini belum pernah ditatar bagaimana cara membuat program supervisi akademik yang idealnya, petunjuk teknis kegiatan supervisi akademik Kepala Sekolah ini juga belum memiliki atau belum pernah melihatnya”. (W6, tanggal 10 Februari 2010) Pertanyaan Peneliti berikutnya ditujukan pada bentuk

pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah yang pernah dilakukan,

dan hasil rekaman tersebut skripnya adalah sebagai berikut:

“Program supervisi dibuek bana indak bisa dijalankan, ...bilo guru kurang mikro teaching, MGMP ndak jalan mikro teaching, guru akan takuik, tapi kalau guru alah tabiaso mikro teaching, jo kawan sebaya, alah pernah dicaliak kawan sebayo, mako guru akan berani disupervisi. Penilaian yang

Page 98: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

85  

 

  

dilakukan oleh kepala sekolah hasilnyo nol. ...Kalau penilaian terkait jo kepentingan guru, sagalonyo siap tu, perangkat dan lainnyo, pembinaan yang diberikan kepala sekolah terhadap guru kurang, ...penyebab utama supervisi tu ndak terlaksana adolah sosialisasi dan pemahaman konsep supervisi akademik oleh kepala sekolah, tamasuak oleh guru atau penerimaan guru, sabab supervisi tu bukan mancari kesalahan. Paralu usao mampaeloki mainset lamo bahaso supervisi tu bukan mancari kesalahan, pola pikir tu alah tatanam, alah membudaya, jikok ado kadisupervisi oleh kawan se takuik awak no, ...kawan se kamancaliak awak maaja takuik wak dino, grogi wak”. (W6, tanggal 10 Februari 2010).

Maksud dari skrips wawancara di atas adalah; ”Saya buat betul

program supervisi akhirnya tidak akan terlaksana, dan tidak bisa

direalisasikan. ...bila guru kurang mikro teaching, MGMP ndak jalan,

( MGMP maksudnya adalah singkatan Musyawarah Guru Mata

Pelajaran). Guru akan takut disupervisi, tapi kalau guru sudah terbiasa

mikro teaching dengan teman sebaya dan pernah melihat teman

sedang mengajar, maka guru akan berani untuk disupervisi. Penilaian

yang dilakukan hasilnya nol, ...kalau penilaian terkait dengan

kepentingan guru, biasanya segalanya siap termasuk perangkat

mengajar dan lainnya. Jadi pembinaan yang diberikan kepala sekolah

kepada guru sangat kurang. Penyebab utama supervisi itu kurang

terlaksana dengan baik adalah sosialisasi dan pemahaman konsep

supervisi akademik oleh kepala sekolah, termasuk oleh guru, dan

penerimaan supervisi itu oleh guru, sebab supervisi itu bukan mencari

kesalahan. Perlu usaha untuk memperbaiki maindset lama bahwa

supervisi itu bukan mencari kesalahan, pola pikir seperti itu sudah

Page 99: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

86  

 

  

tertanam dan sudah membudaya. Jika ada supervisi oleh teman saja

sudah takut, teman saja mau melihat kita mengajar sudah takut, grogi

kita”.

Berdasarkan hasil wawancara ini, hal yang terjadi dibalik itu

adalah bahwa kepala sekolah sebenarnya tidak mempunyai program

supervisi akademik yang lengkap, sehingga penjelasan terhadap

pertanyaan Peneliti, cenderung diarahkan pada yang lain, sebab untuk

mengakui informan ini tidak punya program supervisi saja dialihkan

pada cerita yang lainnya.

Pada hari yang sama Peneliti menghubungi wakil kepala sekolah

urusan kurikulum untuk melihat dokumen apa saja yang ada menyangkut

supervisi akademik. Dalam koleksi dokumentasi wakil kepala sekolah

tidak ditemukan satupun dokumen tentang supervisi akademik kecuali

jadwal supervisi akademik, tetapi jadwal itu judulnya Program Supervisi

Kelas tahun yang lampau. Ternyata kepala sekolah tidak memiliki program

supervisi akademik karena alasan tidak ada petunjuk teknis dan tidak

pernah ditatar di bidang itu.

Kepala sekolah mengaku, walaupun program supervisi itu tidak

ada, supervisi akademik oleh kepala sekolah tetap berjalan menurut

jadwal. Peneliti mencoba mengkofirmasi keterangan kepala sekolah

tersebut dengan beberapa orang guru, antara lain G.1 (pada hari Sabtu,

tanggal 06 Maret 2010 seperti pada foto 5 lampiran 1) di ruang majelis

guru SMAN 2 Tilatang Kamang. Informan tersebut memaparkan “Satau

Page 100: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

87  

 

  

ambo kapalo sakolah ndak pernah masuak lokal mansupervisi guru doh.

Kalau pengawas lai, tapi jarang”. Maksud dari informan ini adalah;

“Sepengetahuan saya, kepala sekolah tidak pernah masuk lokal untuk

melakukan sepervisi akademik. Kalau pengawas ada, tapi jarang”. (W7,

tanggal 6 Maret 2010)

Peneliti mencoba menggali informasi dari informan yang lain pada

hari Senin, tanggal 15 Maret 2010 dengan guru G2 dan G3, jawabannya

senada dengan informan sebelumnya. Kemudian seusai sholat Dzuhur di

musholla sekolah pada hari itu juga (15 Maret 2010) Peneliti bersama

sekelompok guru menyampaikan informasi bahwa di sekolah ini tidak

pernah ada supervisi akademik dilakukan oleh kepala sekolah. Peneliti

cukup terkejut mendengar ada guru Matematika Kelas XI.1 (G3) dimana

sebelumnya pernah ditanya, mengatakan bahwa kepala sekolah pernah

masuk ke kelasnya waktu ia sedang mengajar. Kata informan (G3)

tersebut, “Apak tu pernah mancaliak awak maaja. Tapi memang ndak

sampai sudah doh …”. Maksud dari informan G3 itu adalah; “Kepala

sekolah pernah melihat dia sedang mengajar di kelas, tapi tidak sampai

habis jam pelajaran” (W10, tanggal 15 Maret 2010). Karena guru tersebut

tidak ingat tanggal berapa dan hari apa, Peneliti berusaha melakukan cross

check dengan melakukan wawancara dengan siswa kelas XI IS.1(S1)

seperti pada foto 6 lampiran 1. Pengakuannya ,

“Kepala sekolah masuk kelas kami waktu kami belajar matematika. Bapak itu, katanya, juga guru Matematika dan ia ingin melihat cara kami belajar. Bapak itu duduk di bangku guru dan guru matematika melanjutkan pelajaran”.

Page 101: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

88  

 

  

Siswa tersebut melanjutkan “…Nampaknya ibuk grogi kalau ada bapak kepala sekolah di dalam. Sebelum tukar jam pelajaran Bapak itu keluar kelas”. (W11, tanggal 15 Maret 2010) Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci bapak kepala

sekolah, begitu juga dengan hasil wawancara dengan siswa, menyebutkan

bahwa jika kepala sekolah ada dalam ruangan kelas saat guru sedang

mengajar dalam rangka supervisi akademik, diperoleh data bahwa guru

grogi dalam mengajar saat kepala sekolah ada dalam ruang kelas. Jika hal

ini dihubungkan dengan informasi kepala sekolah yang menyebutkan

bahwa guru-guru belum memahami tentang konsep supervisi akademik

benar adanya. Tentang hal ini perlu didalami apakah informasi terkait

supervisi akademik sampai pada guru atau tidak.

Pada hari Minggu tanggal 21 Maret 2010, Peneliti sengaja datang

ke rumah informan G3 setelah ada perjanjian untuk menggali informasi

lebih jauh, apakah ada kepala sekolah menginformasikan bahwa ia akan

mensupervisi guru dan apakah kepala sekolah menggunakan instrument

supervisi. Informan G3 menjelaskan,

“...Apak tu nyelonong se masuaknyo, ndak ado diagiah tahunyo do. Takajuik wak dinyo, kebetulan RPP wak indak lo tabao hari tu. Tapi apak tu ndak ado batanyo RPP do model gaya pengawas. Apak tu ndak ado mambao apo-apo do, dudak se di bangku balakang nyo mancaliak awak maaja”.

Maksudnya adalah; “...Kepala sekolah langsung masuk ke kelas

guru G3 untuk mensupervisi tanpa memberi tahu terlebih dahulu bahwa

beliau akan melakukan supervisi. Guru G3 merasa heran dan agak terkejut

Page 102: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

89  

 

  

atas kedatangan kepala sekolah itu, sebab secara kebetulan perangkat

mengajar guru G3 termasuk RPP tidak terbawa kedalam kelas. Tapi kepala

sekolah tidak ada bertanya tentang RPP seperti gaya pengawas melakukan

supervisi. Bapak kepala sekolah tidak ada membawa apa-apa seperti

instrumen dan lain-lain, kemudian kepala sekolah duduk di bangku

belakang melihat guru G3 mengajar” (W12, tanggal 21 Maret 2010).

Menurut informan tersebut, temannya sesama guru Matematika

yang mengajar di kelas XII juga pernah disupervisi oleh kepala sekolah.

Berdasarkan informasi ini, Peneliti mencoba menggali informasi dari guru

tersebut (Informan G4). Setelah membuat perjanjian, kami bertemu di

perpustakaan sekolah pada jam ke-5 sesudah istirahat (hari Rabu, 24 Maret

2010). Informan G4 mengatakan; “Memang pernah Apak tu masuak ka

lokal awak, tapi semester lampau”, pengakuannya “ sabalun duduak di

balakang, Apak tu batanyo sia anak nan indak hadir”. Maksud pengakuan

informan G4 adalah “Kepala sekolah memang pernah masuk ke lokal

tempat guru G4 sedang mengajar, tapi sudah semester lalu, sebelum kepala

sekolah duduk di belakang beliau bertanya siapa siswa yang tidak hadir”

(W13 tanggal 24 Maret 2010).

Peneliti mengajukan pertanyaan yang sama, apakah ada kepala

sekolah menginformasikan bahwa ia akan mensupervisi guru tersebut ?.

“Bapak tu masuk tanpa pemeberitahuan,ndak ado bawa apo-apo doh.

Sabalun ka lua Apak tu batanyo baa nilai ujian harian anak-anak ?”, kata

informan G4. Maksud dari pernyataan guru ini adalah; Kepala sekolah

Page 103: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

90  

 

  

masuk ke kelas untuk mensupervisi tanpa memberi tahu terlebih dahulu,

sebelum keluar kelas kepala sekolah menanyakan keadaan nilai harian

siswa, (W14 tanggal 24 Maret 2010).

Pertanyaan dilanjutkan; “Apo ado apak tu mambao instrumen

supervisi ka dalam klas wakatu liau mansupervisi tu ?”. Maksudnya

adalah; Apakah ada kepala sekolah ketika masuk kelas melakukan

supervisi itu ada membawa instrumen ?. Informan G4 menjawab; “ndak

ado doh, liau sabanta se nyo di dalam kelas, tu kalua lih”. Maksud

informan adalah; Tidak ada, beliau cuma sebentar di dalam kelas,

kemudian keluar meninggalkan kelas, (W14 tanggal 24 Maret 2010).

Jika dianalisis data yang ada di atas, bahwa kepala sekolah dalam

melakukan kunjungan kelas tidak memberi tahu guru yang bersangkutan.

Secara teoretis proses supervisi kunjungan kelas boleh memberi tahu atau

boleh juga tidak memberi tahu guru, sedangkan persiapan supervisi

minimal ada instrumen supervisi. Dalam kejadian supervisi akademik di

atas ternyata kepala sekolah tidak memberi tahu guru yang akan

disupervisi dan tidak membawa instrumen supervisi kedalam kelas yang

dukunjunginya.

2. Tindak lanjut Supervisi Akademik oleh Kepala Sekolah

Supervisi akademik terhadap guru-guru tidak ditindaklanjuti oleh

kepala sekolah. Tindak lanjut supervisi seharusnya dilaksanakan langsung

setelah pengamatan. Dari hasil wawancara dengan informan G3 (tanggal

Page 104: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

91  

 

  

15 Maret 2010) terlihat jelas tidak ada kegiatan tindak lanjut. “. . .Sudah tu

Apak kapalo sikola ndak ado lo mamanggia awak ka kantua doh, tantu

wak aniang-aniang lo”, demikian tutur informan G3. Maksud pernyataan

itu adalah; “Setelah kepala sekolah masuk kelas mensupervisi, ternyata

beliau tidak ada memanggil atau mengkonfirmasi hasil kehadiran beliau di

dalam kelas pada informan G3, hingga guru yang bersangkutan hanya

diam saja”. Informan G4 juga menjelaskan (Rabu, 24 Maret 2010) bahwa

sehabis supervisi sama sekali tidak ada tindak lanjutnya, “Awak ndak

dibari tahu apo kelemahan dan kekurangan awak dalam maaja”. Kepala

sekolah tidak memberikan feed back atas perilaku guru dalam

pembelajaran walaupun sebenarnya guru membutuhkan itu untuk

meningkatkan kualitas pembelajarannya.

Berdasarkan pernyataan informan G3 dan G4, Peneliti

melakukan triangulasi data pada informan kunci yaitu kepala sekolah

untuk mengetahui apakah ada kepala sekolah melakukan tindak lanjut

setelah melakukan kunjungan kelas, berikut hasil wawancara yang

disampaikan beliau;

“...Jadi kalau dulu tu kapalo sekolah ndak ado masuak lokal doh, memang yo fokusnyo ba a manajemen sekolah, kini ko ado lo jam wajib kapalo sikola masuak kelas, ... dilimpahan bana supervisi akademik ko kadang-kadang ndak manganai sasaran, ndak sadang wakatu di kapalo sikola tu, kadang lah lembur sampai sore ndak bisa jo doh. Untuak mambarikan pembinaan seluruh guru jarang kapalo sikola nan bisa, ndak sadang wakatu...untuak supervisi buliah dianggarkan di RAPBS, kadang banyak lo komentar komite sikola. Ndak bisa lo awak manyalahan satu pihak, guru tu diawasi kapalo sikola, nan kapalo sikola tu sia nan maawasi. Urang nan maawasi kapalo sikola tu nak no pengawas nan mantan

Page 105: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

92  

 

  

kapalo sikolah baa di nyo caro maawasi, ndak tantu dinyo a nan kadiawasi... cukuik maawasi dua tau tiga sekolah...Kalaulah awak baliak ka pelaksanaan supervisi akademik tadi, misalnya dilimpahkan ka guru senior.. kata informan; kadang guru senior ko bana nan baulah...rancaknyo jam wajib kapalo sikola alah tamasuak mansupervisi guru, ndak masuak kelasnyo lai doh...penyebab utama supervisi akademik ko ndak terlaksana apo tu pak ? pertama tidak memahami, kedua tidak ada perencanaan, nan ado jadwal supervisi, program supervisi ndak ado...jadi masalah ko harus dipahami di seluruh kapalo sikola, baa lo ka mambimbiang guru, contoh se mambuek PTK, kapalo sikola se ndak ado mambuak PTK, baa lo manyaruah guru mambuak PTK ?... (W7. Hari Sabtu, tanggal 13 Februari 2010). Maksud dari pembicaraan tersebut adalah “Jadi waktu dulu kepala

sekolah tidak ada masuk lokal untuk melakukan proses belajar mengajar,

sehingga kepala sekolah itu fokus untuk mengelola manajemen sekolah,

kalau sekarang ada jam wajib kepala sekolah untuk mengajar mata

pelajaran yang diampunya. Dilimpahkan wewenang supervisi akademik ini

misalnya pada wakil kepala sekolah bidang kurikulum atau guru senior

kadang tidak terlaksana dan tidak mengenai sasaran, rasanya tidak cukup

waktu bagi kepala sekolah untuk melakukan hal yang demikian, bahkan

sudah lembur sampai sore tidak bisa juga efektif untuk melakukan tindak

lanjut supervisi akademik itu. Untuk memberikan pembinaan pada seluruh

guru yang ada, jarang kepala sekolah yang bisa malakukannya.. rasanya

tidak cukup waktu untuk melakukan hal demikian. ... Untuk mensupervisi

boleh dianggarkan di RAPBS ( maksudnya adalah Rencana Anggaran,

Pendapatan, dan Belanja Sekolah ), kadang banyak pula komentar dari

komite sekolah. Kita tidak bisa menyalahkan satu pihak, guru diawasi oleh

Page 106: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

93  

 

  

kepala sekolah, dan kepala sekolah itu siapa yang mengawasi?. Pengawas

yang mengawasi kepala sekolah hendaknya berasal dari kepala sekolah,

sehingga dia tau apa yang harus diawasi, kalau tidak berasal dari kepala

sekolah dia tidak tau apa yang harus diawasi. Bagusnya pengawas itu

hanya mengawasi tiga sekolah saja. “

Peneliti mengarahkan kembali pertanyaan pada tema dimana

ditanyakan bagaimana kalau dilimpahkan ke guru senior ?. Informan

menjawab “...kadang guru senior itu pula yang membuat masalah,

bagusnya jam wajib kepala sekolah itu sudah termasuk mensupervisi guru-

guru, hingga kepala sekolah tidak lagi mengajar di kelas...Peneliti

menimpali pertanyaan, apa penyebab utama supervisi akademik ini tidak

jalan pak ?. Informan menjawab pertama tidak memahami, kedua tidak ada

perencanaan, yang ada cuma jadwal supervisi, program supervisi tidak

ada. Jadi masalah ini harus dipahami oleh seluruh kepala sekolah,

bagaimana pula kepala sekolah itu akan membimbing guru, contoh saja

membuat PTK (maksudnya adalah singkatan dari Penelitian Tindakan

Kelas), kepala sekolah saja tidak ada membuat PTK, bagaimana pula

caranya kepala sekolah itu menyuruh guru untuk membuat PTK...”. (W7.

Hari Sabtu, tanggal 13 Februari 2010).

Tersirat dibalik hasil wawancara ini bahwa Informan tidak ada

melakukan tindak lanjut supervisi, sehingga pembicaraan dialihkan pada

tema-tema yang kurang berhubungan dengan fokus masalah penelitian

yaitu tentang tindaklanjut kepala sekolah dalam supervisi akademik.

Page 107: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

94  

 

  

Ketika pertanyaan diarahkan untuk mendelegasikan kegiatan supervisi

akademik kepada wakil kepala sekolah atau guru senior agar bisa

dilaksanakan dan ditindaklanjuti, Informan juga berdalih bahwa itu tidak

akan mungkin terlaksana. Disini jelas bahwa kepala sekolah walaupun ada

melakukan kunjungan kelas, tapi tidak melakukan kegiatan tindak lanjut

dengan berbagai alasan seperti dalam kutipan wawancara di atas. Kondisi

ideal yang diharapkan adalah kepala sekolah melakukan supervisi klinis

dengan tahapan dan langkah yang sudah di atur seperti yang digambarkan

pada bab sebelumnya.

3. Sikap guru terhadap supervisi akademik oleh kepala sekolah.

Untuk mengetahui sikap guru terhadap supervisi akademik kepala

sekolah, Peneliti tidak menggunakan skala sikap sebagaimana yang lazim

digunakan dalam penelitian bentuk lainnya, pengungkapan data

dititikberatkan pada teknik observasi dan wawancara.

Peneliti berhasil melakukan pengamatan langsung sewaktu

supervisi akademik kepala sekolah berlangsung pada hari Senin tanggal 29

Maret 2010 di Lokal XI.1 walaupun kepala sekolah hampir tidak pernah

melakukan supervisi akademik selama Peneliti mengumpulkan data.

Peneliti bertemu secara kebetulan dengan kepala sekolah pada hari

Minggu, 28 Maret 2010, selesai sholat zohor di halaman masjid Nurul

Huda Bukit Lurah, Informan kunci menanyakan, “Iyo ka mancaliak ambo

mansupervisi guru juo? Datanglah bisuak. Sudah jam istirahatlah”.

Page 108: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

95  

 

  

Maksud Bapak ME ini adalah; Apakah saudara mau melihat saya

mensupervisi guru, datanglah ke sekolah besok setelah jam istirahat”.

Guru yang disupervisi (G5) lebih duluan masuk ke dalam kelas

dan tidak tahu bahwa kepala sekolah akan mensupervisinya. Menurut

kepala sekolah, “sebaiknya supervisi itu tidak diberi tahu supaya kita dapat

melihat keaslian guru tersebut”. Pendapat ini ada benarnya juga, sebab

dalam melakukan supervisi kunjungan kelas boleh tidak diinformasikan

terlebih dulu, tapi menurut teori supervisi klinis agar tidak terkesan

supervisi akademik ini seolah dirasakan guru memberikan penilaian

terhadap dirinya, sebelum supervisi dilakukan ada kesepakatan terlebih

dahulu antara guru yang akan disupervisi dengan supervisor.

Suasana yang terlihat guru tersebut merasa tidak nyaman dan

terkesan agak tegang. Ia sering mondar mandir ke tempat duduknya seperti

mencari sesuatu. Dan kemudian guru mengajukan pertanyaan pada siswa

yang sebenarnya pertanyaan tersebut sudah diajukannya sebelumnya. Hal

ini menunjukkan bahwa memang betul guru yang disupervisi oleh kepala

sekolah ini merasa grogi, tegang, dan merasa tidak nyaman dalam

penyajian materi pelajaran. Aspek lain yang terlihat menyangkut dengan

supervisor adalah tentang instrumen, yang dibawa ke dalam kelas hanya

satu buah buku lembar seratus dan isinya tidak Peneliti ketahui karena

merasa tidak etis untuk menanyakan pada yang bersangkutan.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa orang guru

yang pernah disupervisi pada semester sebelumnya (semester I) dan juga

Page 109: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

96  

 

  

memanfaatkan hasil pengamatan siswa yang menyaksikan langsung guru

yang sedang disupervisi oleh kepala sekolah. Dalam hasil wawancara

dengan beberapa orang siswa kelas XI.1 “...Nampaknya ibuk grogi kalau

ada bapak kepala sekolah di dalam…”. Menurut mereka, “guru tersebut

terlihat agak grogi kalau ada bapak kepala sekolah di dalam”. Data

pengamatan langsung siswa-siswa ini menunjukkan bahwa si guru merasa

tidak nyaman sewaktu disupervisi oleh kepala sekolah. Ketidaknyamanan

ini diperkuat dengan bukti pernyataan guru itu sendiri (Informan G3)

“Apak tu nyelonong se masuaknyo, ndak ado diagiah tahu do. Takajuik

wak dinyo, . . .”. maksudnya; “Bapak itu menyelonong saja masuk, tidak

memberi tau, kaget saya jadinya” Juga ada pernyataan dari Informan G4,

“Bapak tu masuk tanpa pemeberitahuan, tidak bawa apa-apa . . .”.

Maksudnya “Bapak itu masuk tanpa pemberitahuan, tidak membawa apa-

apa”. Sudah pasti guru merasa kaget kalau tiba-tiba disupervisi sedang

mengajar, kepala sekolah masuk ke dalam kelasnya tanpa pemberitahuan

sebelumnya.

Untuk lebih meyakinkan, Peneliti melakukan wancara langsung

(Sabtu 27 Maret 2010) dengan guru-guru yang pernah mengalami

supervisi akademik oleh kepala sekolah. Kepada mereka Peneliti

mengajukan pertanyaan yang sama, “Mana yang lebih Bpk/Ibu senangi;

disupervisi oleh kepala sekolah atau tidak disupervisi?” dan pertanyaan

berikutnya “Kenapa/Kenapa tidak?”. Semua guru yang diwawancarai

memberikan respon yang sama, mereka lebih senang tidak disupervisi oleh

Page 110: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

97  

 

  

kepala sekolah tetapi alasan yang mereka kemukakan berbeda antara satu

dan yang lainnya.

Ada guru yang memberi alasan karena tidak siap, terutama

kesiapan perencanaan pembelajaran, alat dan media serta buku nilai. Ia

bersedia dikunjungi kalau diberi tahu terlebih dahulu. Dengan demikian

guru bisa bersiap-siap sebelum diobservasi. Sangat normal apabila guru

ingin memperlihatkan penampilan terbaiknya di hadapan kepala sekolah.

Pembelajaran di kelas masih belum merupakan implementasi dari RPP

yang dimilikinya. Dalam studi dokumen di ruang wakil kepala sekolah

pada hari Selasa, 09 Maret 2010, Peneliti menemukan dalam buku

pengukuhan perangkat guru, hanya 8 dari 39 orang guru yang memiliki

perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran tersebut belum bisa pula

dipastikan apakah bikinan guru sendiri atau bisa saja hasil copy-paste.

Sementara informan yang lainnya merasa supervisi oleh kepala

sekolah itu tidak bermafaat. Seperti kata informan G4 (Sabtu 27 Maret

2010), “. . .Sudah tu Apak tu ndak ado lo mamanggia awak ka kantua doh,

tantu wak aniang-aniang sen”. Maksud pernyataan ini adalah “Setelah

supervisi, bapak kepala sekolah tidak ada memanggil kekantornya, tentu

saya diam-diam saja”. Ternyata setelah observasi kelas tidak ada

pertemuan balikan untuk mendiskusikan perilaku guru dalam

pembelajaran yang perlu disempurnakan. Guru tidak mendapatkan feed

back dari supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah.

Page 111: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

98  

 

  

Pada hari itu juga Peneliti mewawancarai kepala sekolah sekaitan

dengan sikap guru terhadap supervisi akademik yang dilakukan kepala

sekolah, pertanyaan Peneliti adalah; “Baa sikap guru taadok pelaksanaan

supervisi akademik pak ?. Maksudnya adalah “Bagaimana sikap guru

terhadap pelaksanaan supervisi akademik ini pak ?”. bagian dari

wawancara itu adalah sebagai berikut;

“Nan paralu di ketahui format-format supervisi...inti masalahnyo penilaian...baa nan standarnyo format supervisi ko. Guru itu harus tau jo anak masalah penilaiaan ko, kalau ndak tau wak jo anak nan ambo ndak bisa manilai anak doh, biasonyo guru sajikan, baa bana sikapnyo, misal nyo rajin alah baraja nyo tapi nilai sakitu jo dapek. Kalau di hubungkan ka usaho maningkekkan kompetensi guru dari kapalo sikolah. Jawab informan; guru tu talalu banyak diagiah petunjuk, sahinggo ragu nama nan harus dikarajoan...permasalahan dipulangkan ka guru jo kapalo sikola... (W15 tanggal, 27 Maret 2010).

Petikan wawancara di atas maksudnya adalah; “...yang perlu diketahui

adalah format-format supervisi, sedangkan inti masalahnya

penilaian...Peneliti menimpali pertanyaan, bagaimana yang standarnya format

supervisi ini pak ?“. guru itu harus tahu dengan anak tentang masalah

penilaian ini, kalau kita tidak tahu dengan anak yang saya sendiri tidak bisa

memberikan penilaian terhadap anak... Bagaimana kalau dihubungkan usaha

meningkatkan kompetensi guru dari kepala sekolah pak ?. Informan

menjawab; guru itu terlalu banyak diberi petunjuk, sehingga ragu mana yang

harus dikerjakan, permasalahannya dipulangkan saja pada guru dan kepala

sekolah...”. (W15 tanggal, 27 Maret 2010).

Page 112: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

99  

 

  

Dari beberapa pertanyaan Peneliti dalam wawancara itu, seakan

informan menjawabnya secara diplomatis, sehingga topik pertanyaan yang

jadi sasaran Peneliti agak mengambang. Walaupun demikian dapat dipetik

hasil wawancara itu bahwa permasalahan tanggapan dan sikap guru terhadap

pelaksanaan supervisi akademik ini dipulangkan pada guru itu sendiri.

Tersirat hal yang sebenarnya terjadi adalah informan kurang memahami

tentang masalah sikap guru terhadap supervisi akademik ini, karena

pelaksanaannya bisa dikatakan tidak ada sama sekali, jelas dalam hal ini

tentang sikap guru ini lebih pas didalami pada guru-guru sebagaimana yang

telah dipaparkan di atas.

C. Pembahasan

Setelah mencermati temuan-temuan penelitian di atas, ada beberapa

hal yang perlu dibahas:

1. Bentuk supervisi akademik yang dilaksanakan oleh Kepala Sekolah

Supervisi akademik yang dilaksanakan oleh kepala sekolah

ternyata tidak sesuai standar supervisi akademik. Dalam melaksanakan

supervisi akademik, kepala sekolah sama sekali tidak berpedoman kepada

prinsip-prinsip dan langkah-langkah supervisi. Dalam Permendiknas

Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Kepala

Sekolah/Madrasah dinyatakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki

kepala sekolah adalah kompetensi supervisi. Dimensi Kompetensi

Supervisi itu meliputi: 1) Merencanakan program supervisi akademik

Page 113: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

100  

 

  

dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, 2) Melaksanakan

supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan

teknik supervisi yang tepat, dan 3) Menindaklanjuti hasil supervisi

akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

Tidak adanya program supervisi akademik, kepala sekolah berdalih

tidak ada petunjuk teknis dan/atau penataran tentang masalah supervisi.

Alasan tersebut sangat tidak proporsional karena seharusnya sebelum

menjadi seorang kepala sekolah, ia sudah memenuhi standar kompetensi

yang ditetapkan di samping standar kualifikasi. Standar tersebut terdiri dari

: Standar Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, supervisi dan Sosial.

(Permendiknas N0. 13/2007).

Merencanakan program supervisi akademik artinya seorang kepala

sekolah harus menyiapkan program supervisi akademik yang operasional.

Tidak hanya sekedar jadwal pelaksanaan supervisi. Dengan adanya

program, jelas apa yang akan dilakukan kepala sekolah dan apa saja ruang

lingkup yang akan disupervisi. Permendiknas nomor 41 tahun 2006

tentang standar proses dengan jelas menyatakan aspek-aspek yang akan

disupervisi: Perencanaan, Pelaksanaan dan Penilaian pembelajaran.

Dalam pelaksanaan supervisi seharusnya kepala sekolah

melaksanakan supervisi klinis, yang terdiri dari: 1) tahap pertemuan awal,

2) tahap observasi mengajar, dan 3) tahap pertemuan balikan. Pertemuan

awal yang bertujuan membangun hubungan yang harmonis dengan guru

yang akan disupervisi dan menghilangkan rasa takut, grogi dan lain

Page 114: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

101  

 

  

sebagainya. Dengan demikian guru yang akan disupervisi tidak ada beban

sewaktu supervisor masuk ke kelasnya.

Tahap observasi, supervisor harusnya menyepakati aspek apa yang

akan diamati selama proses pembelajaran berlangsung. Tahapan ini

dimanfaatkan untuk mengumpul data. Tujuan utama pengumpulan data

adalah untuk memperoleh informasi yang nantinya akan digunakan untuk

mengadakan tukar pikiran dengan guru setelah observasi aktivitas yang

telah dilakukan di kelas. Di sinilah letak pentingnya instrumen oberservasi

yang bisa digunakan untuk mengobservasi guru mengelola proses

pembelajaran.

Setelah dilakukan trianggulasi teori, Peneliti juga melakukan

pemeriksaan sejawat melalui diskusi agar keabsahan data yang diperoleh

lebih terjamin dengan cara wawancara dengan sumber lain yang sejawat.

Transkrip wawancara tersebut adalah sebagai berikut;

”Penyebab utamo supervisi akademik tu ndak jalan apo pak ?. Ambo kan kapalo sikolah, dilimpahkan wewenang ka wakil, wakil tu ndak jalan jo doh, apo penyebabnyo ndak picayo diri atau ba pak ? ...Ndak duduk konsep supervisi akademik ko ah... guru menganggap bahaso supervisi akademik ko masih mancari kasalahan, kalau seandainyo konsepko matang, bahaso supervisi akademik ko adolah mambantu guru dalam proses belajar mengajar, mungkin guru ko amuah se nyo..Marubah mainset lamo koah payah...Ditanyakan apa kira-kiranya solusi yang dapat dilakukan ? Satiok pertemuan sosialisasikan tantang supervisi akademik ko, kapalo sikolah harus terjun, dan masuk bana ka kelas, duduak di lokal, cari wakatu nan pas mamanggia guru ko, marilah diskusi awak, dima maraso nan kurang atau lamah, diskusi elok-elok... artinyo guru tu terbiasa disupervisi, itulah di pak wen ...mancari guru nan amuh

Page 115: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

102  

 

  

disupervisi dan mancari kapalo sikola nan amuah mansupervisi nan susah”. (Diskusi dengan Bapak J, seorang kepala sekolah di Agam). Pembicaraan tersebut maksudnya adalah; “Apa penyebab utama

supervisi akademik kepala sekolah itu tidak jalan Pak?. Saya ini adalah

kepala sekolah, supervisi akademik ini setelah saya limpahkan ke wakil

kepala sekolah nyatanya tidak jalan sebagaimana mestinya. Peneliti

menimpali dengan pertanyaan; Apa penyebab wakil kepala sekolah tidak

percaya diri untuk melakukan supervisi pada temannya atau bagaimana

Pak?. Penyebabnya adalah konsep supervisi akademik ini yang tidak

dipahami..., guru menganggap bahwa supervisi akademik ini adalah

mencari kesalahan, kalau seandainya konsep ini matang bahwa

sebenarnya supervisi akademik ini adalah membantu guru dalam

perbaikan proses pembelajaran, mungkin semua guru bersedia untuk

disupervisi, susahnya adalah merubah maindset lama ini. Peneliti

menanyakan apa kira-kira solusi yang dapat dilakukan?. Setiap

pertemuan disosialisasikan tentang supervisi akademik, kepala sekolah

harus terjun ke lapangan dan benar-benar masuk kelas, duduk di lokal

dan cari waktu yang pas untuk memanggil guru, diajak berdiskusi dimana

kurang dan lemahnya guru tersebut dalam pembelajaran, diskusi dengan

santai dan akhirnya guru itu terbiasa disupervisi... itulah pak Wen...

mencari guru yang mau disepervisi dan mencari kepala sekolah yang

mau mensupervisi yang sulit”. (Diskusi dengan Bapak J, seorang kepala

sekolah di Agam).

Page 116: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

103  

 

  

Jika dibandingkan diskusi ini dengan temuan khusus, tersirat

bahwa kepala sekolah lalai dalam membuat program supervisi akademik,

dan apabila dilimpahkan wewenang pada yang lain katakanlah itu wakil

kepala sekolah atau guru senior juga terbukti pelaksanaan supervisi ini

tersendat bahkan menurut Bapak J tidak terlaksana sebagaimana

mestinya.

2. Tindak lanjut supervisi akademik

Sehabis melakukan kunjungan kelas, kepala sekolah tidak pernah

melakukan pertemuan balikan (Post-Conference). Pertemuan balikan

adalah fase yang sangat penting dalam supervisi akademik karena tujuan

utama supervisi akademik adalah peningkatan profesionalisme guru.

Pertemuan balikan dilakukan segera setelah melaksanakan observasi

pengajaran, dengan terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap hasil

observasi. Tujuan utama pertemuan balikan ini adalah menindaklanjuti

apa saja yang dilihat oleh supervisor, sebagai observer, terhadap proses

pembelajaran. Pembicaraan dalam pertemuan balikan ini ditekankan pada

identifikasi dan analisis persamaan dan perbedaan antara perilaku guru

dan siswa yang direncanakan dan perilaku aktual guru dan siswa serta

membuat keputusan tentang apa dan bagaimana yang seharusnya akan

dilakukan sehubungan dengan perbedaan yang ada. Umpan balik ini harus

deskriptif, spesifik, konkrit, bersifat memotivasi, aktual, dan akurat

Page 117: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

104  

 

  

sehingga betul-betul bermanfaat bagi guru. Pada tahap inilah guru

mendapatkan quality improvement.

Peneliti melakukan diskusi dengan seorang kepala sekolah dan

mantan wakil kepala sekolah dalam usaha untuk memahami cara kepala

sekolah menindaklanjuti kegiatan supervisi akademik, berikut petikan

wawancara tersebut;

“Kata pak J supervisi akademik itu hendaklah menganggarkan dana untuk kegiatannya sebagai motivasi, sakali mansupervisi kawan agiah insentif saratuih ribu misal nyo, salamoko anggaran supervisi kapalo sikolah se nan mamakan, apo salahnyo dibagi ka wakia nan sato mansupervisi. Kato Pak E sarancaknyo dianggarkan dalam RAPBS. Kalau lai supervisi managerial dari pengawas, datang sakali-sakali lo nyo, rancaknyo teman sebaya yang dikaryakan, guru senior yang dikaryakan, atau guru nan dipandang layak, rancaknyo diberdayakan kawan nan ado di dalam. Ditambah penekanan dari kapalo sikola bahaso supervisi ko bukan mancari kasalahan, kalau kapalo sikola ko batahan ampek tahun lalu iko dilaksanakan, mungkin bisa dalam tahun katigo berhasil. Urang nan berwenang naknyo mambuak kontrak karajo, apo target salamo ampek tahun, biasonyo anam bulan kawan baruh alah pindah, maacah perencanaan baru alah dipindahan lo, akhirnyo co kuciang tangah sawah se kecek pak E, rintang kabaragak se baruh ari alah patang. Tibo kapalo sikola nan baru program tu ndak balanjuik tantang supervisi, tapi kalau bangunan a...yo nampak sakali. Pembinaan ka guru tu ah, tu nan baban barek, penyisihan dana untuk supervisi, makonyo disarankan maso wakatu kapalo sikola tu dipertahankan agak sekian tahun, buliah tampak a nan dikarajoannyo, bisa dicaliak a nan dikarajoannyo, manilai a nan dilakukan, dan nan ka ampek tindak lanjut nyo. Di tanyo nan kini ko lai program supervisi di pak J ?, alun ado satu orang guru pun nan barani maminta kapalo sikola untuk mansupervisinyo. (Verstehen; bahwa kepala sekolah tidak ada program supervisi akademik). Masuk sabanta, mancaliak alah ambo lari kalua lih, amuah lo manggigia guru tu, padahal dalam rapek alah ambo sampaian bahaso ambo ndak mancari kasalahan doh. Pak E Menimpali. ...memang tu payah jo marubahnyo tu pak, sabab kalau diawasi itu kan identik jo pekerjaan nan salah, guru tu maraso

Page 118: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

105  

 

  

diawasi maraso salah nyo karajo eh...Pak J melanjutkan...sabalun jadi guru tu awak tantu alah siap tu, nan kadiaja iko...nan kamancaliak ko... setelah awak melaksanakan timbul se mental grogi. Ambo inginnyo, tamat baraja di UNP ko latihan militer dulu, atau Wamil untuak malatiah mental. Rancaknyo LPJ model Wamil bana, kalau ndak ...ndak kasalasai jo doh...” (Diskusi/Trianggulasi dengan Pak J seorang kepala sekolah dan Pak E mantan wakil kepala sekolah di Agam).

Maksud dari pembicaraan tersebut adalah:

“Kata pak J supervisi akademik itu hendaklah menganggarkan

dana untuk kegiatannya sebagai motivasi, wakil kepala sekolah atau

penyelia satu kali melakukan supervisi pada teman sejawat diberi insentif

seratus ribu misalnya. Selama ini anggaran untuk kegiatan supervisi

akademik dinikmati sendiri oleh kepala sekolah, tidak ada salahnya

anggaran supervisi akademik itu dibagi pada wakil atau penyelia yang

ikut melaksanakan supervisi akademik. Bapak E menimpali, sebaiknya

biaya dalam pelaksanaan supervisi ini dianggarkan dalam RAPBS.

(RAPBS adalah singkatan dari rencana anggaran, pendapatan dan belanja

sekolah). Kalau ada supervisi manajerial dari pengawas sekolah

kehadirannya pun jarang, sebaiknya teman sebaya yang dikaryakan, guru

senior atau guru yang dipandang layak untuk membantu kepala sekolah

dalam penyelenggaraan supervisi akademik. Ditambah penekanan dari

kepala sekolah bahwa supervisi akademik bukan mencari kesalahan. Jika

kepala sekolah bertugas di sekolah itu selama empat tahun yang sudah

merencanakan supervisi akademik, kemungkinan dalam tahun ketiga,

pelaksanaan supervisi sudah berhasil. Pihak berwenang hendaknya

Page 119: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

106  

 

  

membuat kontrak kerja tentang target selama empat tahun, ini baru enam

bulan jadi kepala sekolah sudah dipindahkan lagi, kepala sekolah tersebut

baru merancang perencanaan sudah dipindahkan pula. Akhirnya bagaikan

kucing ditengah sawah, baru berencana dan duduk termenung mau

mencari tikus hari pun sudah petang. Kemudian tiba kepala sekolah baru,

rencana atau program kepala sekolah yang lama biasanya tidak

dilanjutkan kecuali berupa pembangunan gedung atau kegiatan fisik

bangunan langsung dilanjutkan. Kata pak J pembinaan pada guru itu

merupakan beban berat bagi kepala sekolah, menyisihkan dana untuk

kegiatan supervisi, makanya disarankan masa tugas seorang kepala

sekolah itu dipertahankan agak sekian tahun, boleh terlihat apa yang bisa

dikerjakannya, bisa dinilai apa yang dikerjakan, dan nanti akan terlihat

tindak lanjut yang dilakukannya. Peneliti menanyakan sekarang apakah

ada program supervisi di sekolah bapak?, Selama ini belum seorang guru

pun yang meminta agar kepala sekolah mensupervisinya, (verstehen dari

jawaban ini bahwa yang bersangkutan tidak memiliki program supervisi

akademik) Saya masuk ke dalam kelas untuk mensupervisi sebentar

kemudian saya keluar, guru yang saya amati itupun menggigil, pada hal

dalam rapat sudah saya sampaikan bahwa supervisi akademik bukan

mencari kesalahan. Bapak E menimpali; memang susah juga merubah

pandangan guru itu pak, sebab kalau diawasi identik dengan melakukan

pekerjaan yang salah, guru bila diawasi merasa salah pekerjaannya dalam

mengajar. Bapak J melanjutkan; sebelum jadi guru seseorang calon guru

Page 120: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

107  

 

  

itu harusnya sudah siap, apa yang mau diajarkan, siapa saja yang akan

melihat, setelah dilakukan muncul saja mental grogi. Saya inginnya

tamatan UNP ini terlebih dahulu masuk wajib militer untuk melatih

mental, dan bagusnya LPJ model wajib militer betul, (LPJ adalah

singkatan dari latihan pra jabatan). (Diskusi/Trianggulasi dengan Pak J

seorang kepala sekolah dan Pak E mantan wakil kepala sekolah di Agam).

Ada beberapa kriteria kunjungan kelas yang baik, yaitu: 1)

memiliki tujuan-tujuan tertentu; 2) mengungkapkan aspek-aspek yang

dapat memperbaiki kemampuan guru; 3) menggunakan instrumen

observasi tertentu untuk mendapatkan daya yang obyektif; 4) terjadi

interaksi antara pembina dan yang dibina sehingga menimbulkan sikap

saling pengertian; 5) pelaksanaan kunjungan kelas tidak menganggu

proses belajar mengajar; 6) pelaksanaannya diikuti dengan program

tindak lanjut.

3. Sikap guru terhadap supervisi akademik kepala sekolah

Dari data yang terkumpul, terlihat guru merasa lebih senang tidak

disupervisi oleh kepala sekolah karena: a) tidak ada pemberitahuan bahwa

ia akan diobservasi sehingga tidak bisa bersiap-siap. Sangat wajar apabila

guru ingin memperlihatkan penampilan terbaiknya di hadapan kepala

sekolah. Seandainya ada pemberitahuan sebelumnya tentu si guru akan

mempersiapkan segalanya agar penampilannya prima. Kalau supervisi

akademik itu dilaksanakan secara mendadak, tanpa aba-aba, tentu guru

tampil apa adanya, akan terlihatlah kelemahan-kelemahan guru. Misalnya,

Page 121: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

108  

 

  

guru tidak memiliki RPP, media/alat pembelajaran, instrumen evaluasi

dan lain-lain, b) tidak ada tindak lanjut setelah supervisi dilakukan.

Dengan demikian guru tidak mendapatkan apa-apa dari supervisi

tersebut. Seandainya ada pertemuan balikan, guru bisa bertanya atau

mendapat informasi apa kelemahan-kelemahannya dalam pembelajaran

yang perlu mendapat perbaikan sehingga di masa yang akan datang

pembelajarannya semakin berkualitas, dan hal ini dikhawatirkan akan

menjadi budaya di sekolah yang bisa saja menjadikan guru apatis

terhadap kegiatan supervisi.

Sasaran yang ingin dicapai sekaligus dalam waktu yang

bersamaan. Pertama, informasi yang rinci tentang suatu aspek budaya

yang memerlukan penelitian mendalam yaitu pelaksanaan supervisi

akademik oleh kepala sekolah, dan kedua, penggambaran berbagai tema

budaya secara umum. Tema budaya secara umum sebenarnya sudah

tergambar sepanjang penulisan tesis ini. Pada bahagian ini Peneliti akan

mengemukakan tema budaya yang memiliki karakteristik yang berbeda

dengan kondisi ideal, namun bentuk budaya itu sudah menjadi kebiasaan

yang terjadi berulang-ulang dalam kehidupan sekolah.

a. Kepala sekolah dapat masuk ke dalam kelas waktu guru sedang

melaksanakan pembelajaran tanpa ada transaksi sebelumnya dan itu

disebutnya dengan supervisi akademik. Dengan hanya satu kali

kunjungan saja, kepala sekolah sudah memberikan nilai permanen

bagi perfoma guru. Guru yang disupervisi secara dadakan merasa

Page 122: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

109  

 

  

kurang nyaman sehingga, apa yang dilihat pada saat itu bukanlah

kinerja guru yang sesungguhnya.

b. Guru merasa kurang nyaman disupervisi karena mereka beranggapan

bahwa supervisi akademik itu hanyalah mencari-cari kelemahan dan

kesalahan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini sangat

beralasan karena setiap selesai supervisi, guru tidak mendapatkan

pembinaan dari kepala sekolah sebagai umpan balik dari supervisi.

Yang ada hanya kepala sekolah membacakan daftar “kekeliruan”

guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Ini sering disampaikan kepala

sekolah pada waktu rapat dewan guru.

Supervisi di kelas oleh kepala sekolah merupakan jembatan

komunikasi antara guru dan pimpinannya. Oleh karena itu, sudah

seharusnya frekuensi pelaksanaan supervisi ini untuk selalu

ditingkatkan atau bahkan dimaksimalkan, (Mukhtar dkk. Dalam buku

Orientasi Baru Supervisi Pendidikan:2009:89). Berdasarkan pendapat

ini, Peneliti berpikir bahwa selama ini sudah membudaya di sekolah

ini bahwa supervisi akademik merupakan faktor yang kurang penting

dalam manajemen pendidikan. Padahal mutu pendidikan akan

dihasilkan oleh guru yang ahli dalam pembelajaran, dan guru yang

ahli dalam pembelajaran akan dihasilkan oleh kepala sekolah yang

piawai dalam membina guru-gurunya, sedangkan kepala sekolah yang

piawai memiliki kualifikasi, kompetensi, serta memahami tugas pokok

dan fungsi sebagai supervisor.

Page 123: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

110  

 

  

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. SIMPULAN

Mengingat pentingnya kegiatan supervisi akademik di SMA Negeri

2 Tilatang Kamang dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, baik

kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional dalam salah satu usaha untuk meningkatkan mutu

pendidikan. Dibutuhkan pula kemampuan kepala sekolah dalam

merealisasikan program supervisi akademik yang terencana sesuai dengan

standar supervisi yang ditetapkan.

Petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis tentang kegiatan

supervisi akademik ini sudah banyak diterbitkan, baik dari Direktorat

Tenaga Kependidikan, Dirjen PMPTK Kementrian Pendidikan Nasional,

maupun dari Lembaga Penerbitan Buku yang ada di pasaran. Informan

menyatakan bahwa ia tidak mempunyai juklak dan juknis atau tidak

pernah penataran tentang supervisi akademik.

Berdasarkan hasil analisis pengolahan data, baik yang bersumber

dari hasil observasi, hasil wawancara, maupun hasil studi dokumen, tidak

ditemukan program supervisi akademik di SMA Negeri 2 Tilatang

Kamang. Dalam situasi insidentil dalam hal ini adanya kegiatan penelitian,

Kepala Sekolah memaksakan diri untuk melakukan supervisi akademik

walaupun tanpa pedoman, program, atau instrumen supervisi akademik

ideal.

110

Page 124: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

111  

 

  

Dari temuan penelitian baik temuan umum maupun temuan khusus

setelah dianalisis bisa disimpulkan bahwa:

1. Pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah di SMAN 2 Tilatang

Kamang belum terlaksana sesuai dengan standar supervisi.

Bentuk pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh

kepala sekolah hanyalah supervisi kunjungan kelas, dan itu dilakukan

hanya satu kali. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil studi dokumen,

wawancara, dan observasi Peneliti yang dilakukan di sekolah itu

cukup lama serta didukung dengan pernyataan informan yang diyakini

kebenarannya. Sedangkan teknik supervisi akademik ini ada

bermacam cara yang dapat dilakukan kepala sekolah, bukan hanya

kunjungan kelas saja.

Metode supervisi akademik bisa bersifat individual atau

kelompok yang masing-masingnya mempunyai kelebihan dan

kekurangan. Sedangkan teknik supervisi akademik individual adalah;

1) kunjungan kelas, 2) observasi kelas, 3) pertemuan individual, 4)

kunjungan antar kelas, dan 5) menilai diri sendiri.

Sasaran akhir supervisi akademik adalah memperbaiki empat

kompetensi guru, maka teknik supervisi kelompok juga dapat

dilakukan oleh supervisor. Menurut Gwynn dalam Metode dan Teknik

Supervisi yang diterbitkan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan

2008;26 menyebutkan ada tiga belas teknik supervisi kelompok; 1)

pembentukan kepanitiaan-kepanitian di sekolah, 2) kerja kelompok, 3)

Page 125: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

112  

 

  

laboratorium kurikulum, 4) baca terpimpin, 5) demonstrasi

pembelajaran, 6) darmawisata, 7) melanjutkan kuliah atau studi, 8)

diskusi panel, 9) perpustakaan jabatan, 10) organisasi profesional, 11)

buletin supervisi, 12) pertemuan guru, 13) lokakarya atau konferensi

kelompok.

Kepala sekolah belum memiliki jadwal supervisi akademik

serta kelengkapan instrumen supervisi sebagai alat untuk

membandingkan apa yang sudah dan belum dilakukan guru dalam

penyajian materi pelajaran di dalam kelas. Dibalik semua ini pada

prinsipnya menurut Peneliti adalah kepala sekolah tidak mau, tidak

tahu, dan tidak ada waktu untuk supervisi akademik di SMA Negeri 2

Tilatang Kamang.

2. Kepala sekolah belum menindaklanjuti hasil supervisi kunjungan kelas

berupa pertemuan balikan (post-conference) sehingga tidak ada

pembinaan/peningkatan keprofesinalan guru secara berkelanjutan.

Secara teoretis supervisi akademik dengan menggunakan

teknik kunjungan kelas membutuhkan tahapan persiapan. Pada tahap

ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan cara mengobservasi

selama kunjungan kelas. kemudian tahap pengamatan selama

kunjungan. Pada tahap ini, supervisor mengamati jalannya proses

pembelajaran berlangsung. dan tahap akhir kunjungan. Pada tahap ini,

supervisor bersama guru mengadakan perjanjian untuk membicarakan

Page 126: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

113  

 

  

hasil-hasil observasi, sedangkan tahap terakhir adalah tahap tindak

lanjut.

Berdasarkan hasil analisis, kepala sekolah hanyalah melakukan

observasi guru sedang mengajar, tapi tidak pula memenuhi syarat

dalam pelaksanaan observasi kelas, sebab teknik observasi kelas

membutuhkan minimal daftar evaluative check-list atau activity check-

list dalam pelaksanaannya. Jadi walaupun ada supervisi akademik

berupa kunjungan kelas, tapi tidak ada balikan terhadap guru dapat

dikatakan kegiatan itu hanya sia-sia belaka. Dibalik semua ini pada

prinsipnya menurut Peneliti juga sama dengan hal di atas adalah kepala

sekolah tidak mau, tidak tahu, dan tidak ada waktu untuk supervisi

akademik di SMA Negeri 2 Tilatang Kamang.

3. Guru merasa grogi disupervisi oleh kepala sekolah, karena tujuan dan

fungsi supervisi akademik belum dipahami guru .

Temuan khusus penelitian berdasarkan hasil wawancara

dengan beberapa informan, ternyata guru merasa grogi disupervisi oleh

kepala sekolah, sebab penyelenggaraan supervisi akademik tidak

diberitahukan terlebih dahulu sehingga dampak dari kegiatan supervisi

itu tidak dirasakan oleh guru dalam meningkatkan teknik

pembelajarannya di kelas. Hal ini tentu disebabkan selama ada

kegiatan supervisi oleh kepala sekolah, balikan terhadap guru yang

disupervisi tidak ada. Disini terindikasi bahwa pemahaman guru dan

Page 127: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

114  

 

  

kepala sekolah terhadap konsep dan teknik supervisi masih rendah

hingga penerapannya sulit dilakukan oleh kedua belah pihak.

Dalam teknik supervisi modern diharapkan adanya

kesepakatan bersama antara supervisor dengan yang akan disupervisi

tentang aspek-aspek yang akan diperbaiki. Supervisor bukan hanya

menyelonong masuk kelas, dan memperlihatkan situasi antara atasan

dan bawahan, sehingga tujuan bersama dari supervisi akan jadi salah

pengertian bahkan mungkin bisa jadi salah arah atau juga dapat

menimbulkan presenden negatif antara kepala sekolah dengan guru.

B. IMPLIKASI

Tidak terlaksananya supervisi akademik dengan baik di SMAN 2

Tilatang Kamang karena lemahnya kemampuan kepala sekolah pada

Kompetensi Supervisi. Oleh sebab itu, guru kehilangan kesempatan untuk

mendapatkan pembinaan dan pengembangan keprofesian berkelanjutan.

Sulit kita mengharapkan peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas

guru-guru apabila kegiatan supervisi akademik tidak berjalan

sebagaimana mestinya.

Sebagai tindak lanjut dari beberapa hal yang terkandung dalam

temuan penelitian di SMA Negeri 2 Tilatang Kamang, dibutuhkan

peninjauan ulang terhadap program-program sekolah termasuk program

supervisi akademik dengan cara melakukan evaluasi diri sekolah secara

menyeluruh. Diharapkan para pemangku kepentingan termasuk komite

Page 128: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

115  

 

  

sekolah yang membidangi masalah pendidikan dapat memberikan

masukan, saran dan lain sebagainya secara umum, khususnya masalah

peningkatan mutu pendidikan.

Pada pihak terkait lainnya hendaknya dapat mengambil kebijakan

sekaitan dengan peningkatan kompetensi guru melalui jalur supervisi

akademik. Peneliti dalam hal ini juga sebagai anggota komite sekolah,

dapat mencarikan materi yang berkaitan dengan supervisi akademik agar

kepala sekolah bisa membaca, memahami, dan mengimplementasikan

program supervisi di sekolah yang dipimpinnya. Wacana lain adalah pihak

berwenang melakukan peninjauan ulang terhadap kompetensi yang

dimiliki kepala sekolah, kemudian memberikan pembinaan secara intensif

agar pemenuhan kompetensi supervisi dimiliki oleh kepala sekolah.

C. SARAN

Berdasarkan temuan, analisis, dan implikasi penelitian ini dapat

bermanfaat, Peneliti menyarankan kepada :

1. Kepala SMAN 2 Tilatang Kamang

a. Pelaksanaan Supervisi Akademik

Pada awal tahun pelajaran menyusun dokumen program supervisi

akademik dengan mempedomani petunjuk pelaksanaan yang

terbaru. Supervisi akademik kepala sekolah pada prinsipnya adalah

membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran,

maka isi program supervisi akademik itu memuat tentang; 1) latar

Page 129: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

116  

 

  

belakang, 2) tujuan, 3) ruang lingkup supervisi, 4) instrumen, 5)

jadwal masing-masing guru, dan 6) petugas supervisi. Setelah

dokumen supervisi akademik tersusun, lalu disosialisasikan pada

seluruh warga sekolah terutama para guru. Pendekatan yang

digunakan dalam pelaksanaan supervisi akademik ini adalah model

klinis yang dilakukan dalam bentuk kunjungan kelas.

b. Tindak Lanjut Hasil Supervisi Akademik

Setelah perencanaan dan pelaksanaan supervisi akademik, hal yang

harus dilakukan adalah menganalisis hasil supervisi tersebut.

Tindak lanjut hasil supervisi ini kegiatannya berupa; 1) Pemberian

penguatan dan penghargaan pada guru yang telah memenuhi

standar, 2) teguran yang bersifat mendidik pada guru yang belum

memenuhi standar, 3) memberi kesempatan pada guru untuk

mengikuti pelatihan, dan atau 4) menyelenggarakan sendiri

pelatihan dalam pemenuhan kompetensi guru.

c. Memahami Kepribadian Guru

Agar tercipta suasana yang kondusif dalam kegiatan supervisi

akademik, kepala sekolah hendaklah memahami beberapa faktor

tentang kepribadian guru. Faktor kepribadian guru yang perlu

diperhatikan adalah; 1) kebutuhan, 2) minat, 3) bakat, 4)

temperamen, 5) sikap, dan 6) sifat-sifat somatik guru.

Page 130: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

117  

 

  

2. Guru-guru di SMA Negeri 2 Tilatang Kamang.

Mempelajari dan memahami konsep, tujuan, fungsi, dan ruang lingkup

supervisi akademik. Maksudnya adalah agar para guru tidak keliru

dalam mamaknai pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh

kepala sekolah. Maka para guru hendaklah berani membuka diri bahwa

perlu dan dibutuhkan serta menerima pembaruan atau perubahan

dalam peningkatan proses pembelajaran di kelas secara berkelanjutan.

Jika guru sudah memahami tujuan dan fungsi supervisi akademik

kepala sekolah ini, rasa grogi, takut disupervisi, rasa tidak

membutuhkan supervisi akademik, atau perasaan dinilai oleh kepala

sekolah bisa dihilangkan sehingga berubah supervisi akademik kepala

sekolah menjadi kebutuhan.

3. Kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Agama/Dinas Pendidikan

Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Agam dalam melakukan

rekruitmen kepala sekolah agar mempertimbangkan kompetensi kepala

sekolah sebagai salah satu persyaratan penting.

4. Kepada Dinas Pendidikan/Pengawas Sekolah Kabupaten Agam

diharapkan melakukan penilaian kinerja kepala sekolah dan melakukan

pembinaan bagi kepala sekolah yang kinerjanya dibawah rata-rata.

Page 131: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

118  

DAFTAR RUJUKAN

Agustiar Syah Nur. 2002. Kredibilitas Penghulu dalam Kepemimpinan Adat Minangkabau. Bandung: Lubuk Agung.

_______________. 2008. Qualitative Research Method. (kumpulan materi kuliah tidak dipublikasikan). Padang: PPs UNP.

_______________. 2007. Pemahaman Awal Metode Penelitian. (makalah STIKes Ceria Buana, tidak dipublikasikan). Lubuk Basung: STIKes Ceria Buana.

Akhmad Sudrajat,. 2008. Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru. (Blog akhmadsudrajat’s: diakses tanggal 04 Nopember 2008 pukul 01:01:51).

Bogdan, R.C dan Biklen, SK 1982. Qualitative Research For Education. An Introduction to Theory and Methods. Boston: Allyn and Bacon.

Bogdan, R.C dan Taylor Steven J, 1975. Kualitatif : Dasar-dasar Penelitian. Terjemahan A. Khozin Afandi. Surabaya: Usaha Nasional.

Daresh, John C. 1989. Supervision as a proactive process, New York: Longman

Dedi Supriadi. 1998. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Departemen Pendidikan Nasioanl. 2003. Kebijakan Nasional Tentang Akreditasi Sekolah. Jakarta: Badan Akreditasi Sekolah Nasional.

_________. 2003. Undang Undang Sistim Pendidikan Nasional. Jakarta: Dicetak oleh Biro Hukum dan Organisasi Setjen Depdiknas.

_________. 2005. Undang Undang Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

_________. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 tahun 2009.

Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008. Metode dan Teknik Supervisi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

E. Mulyasa. 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2007. Kamus. Ed. 3, cet. 4. Jakarta: Balai Pustaka.

Page 132: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

119  

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0296/U/1996, tentang landasan penilaian kinerja kepala sekolah

Khalid Efendi. 2008. “Pelayanan Pendidikan Anak Autis di Kota Bukittinggi; Studi Kasus Pelayanan Pendidikan Anak Autis Pada Sekolah Dasar Inklusi”. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.

Kisbiyanto. 2008. Bunga Rampai Penelitian Manajemen Pendidikan. Semarang: RaSAIL Media Group.

Lexi J. Moleong. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Maximo is the Best of Learning. 2008. Standarisasi Kompetensi Guru. (Blog Archive: Diakses tanggal 04 Nopember 2008 pukul 01:11:04).

Merriam, Sharan B. 1998. Qualitative Research and Case Study Application in Education. San Francisco: Joosey-Bass Publisher.

Miles, Methew B. and Huberman, A. Michel. 1992. Qualitative Data Analysis. Beverly Hills: Sage Publications.

Mukhtar, dkk.2009. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.

Nana Sudjana dan Awal Kusumah. 2002. Proposal Penelitian di Perguruan Tinggi. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Patton, Michael Quinn. 1990. Qualitative Evaluation and Research Methods. USA: Sage Publication, Inc.

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional. Nomor 13 tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.

___________. Nomor 16 tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Peraturan Pemerintah RI. Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Program Pascasarjana. 2009. Buku Panduan Penulisan Tesis dan Disertasi Program Pascasarjana. Padang: PPs UNP.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud. 1978. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta: PN. Balai Pustaka.

Page 133: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

120  

Sanapiah Faisal. 1990. Penelitian Kualitatif : Dasar-dasar dan Aplikasi. Malang: Yayasan Asah Asih Asuh.

Spradley, James. P. 1980. Participant Observation. New York: Holt Rinehart and Winston, Inc.

Sudarwan Danim. 2002. Inovasi Pendidikan : Dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suyanto dan Djihad Hisyam. 2000. Refleksi dan Reformasi Pendidikan Indonesia Memasuki Millenium III. Yogyakarta: Adi Cita.

Siyakwazi, B.J & Siyakwazi. P.D. 1999. Strategies in Teaching And Learning.

Harare: SAPES Books

Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajar (Learning Organization). Bandung: Alfabeta.

William, David. 1989. Naturalistic Inquiry. (alih bahasa Lexy J. Moleong).

Surakarta: PPs. IKIP Surakarta. Zamroni. 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta;

Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah

Page 134: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

121  

Lampiran : 1

FOTO-FOTO

Foto 1: Lokasi Penelitiandi SMA Negeri 2 Tilatang Kamang

Foto 2: Lokasi Penelitian di SMA Negeri 2 Tilatang Kamang

Page 135: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

122  

Foto 3: Wawancara dengan Kepala SMAN 2 Tilatang Kamang

Foto 4: Wawancara dengan guru SMAN 2 Tilatang Kamang

Page 136: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

123  

Foto 5: Wawancara dengan guru-guru SMAN 2 Tilatang Kamang

Foto 6: Wawancara dengan Wakil Kepala SMAN 2 Tilatang Kamang

Page 137: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

124  

Foto 7: Wawancara dengan Siswa SMAN 2 Tilatang Kamang

Foto 8: Studi Dokumen di Kantor Wakil Kepala SMAN 2 Tilatang Kamang

Page 138: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

125  

Foto 9: Guru Matematika sedang disupervisi oleh Kepala Sekolah

Foto 10: Penulis sedang mereduksi data penelitian

Page 139: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

126  

  

Lampiran : 2

DAFTAR PEDOMAN CATATAN LAPANGAN

A. Kegiatan “grand tour” yang dimulai pada bulan Mai dan Juni

2009 dalam usaha menetapkan situasi sosial penelitian

1. Menetapkan lokasi atau tempat masalah terjadi

2. Mengobservasi aktor-aktor yang ada di lokasi penelitian

3. Mengamati aktifitas aktor-aktor yang ada dalam lokasi

penelitian

4. Mengamati objek yang ada di lokasi penelitian

5. Melihat bermacam aktifitas yang dilakukan oleh masing-

masing aktor yang mungkin nantinya dijadikan informan dalam

penelitian

6. Melihat tema budaya sebagai ivent yang berulangkali dilakukan

oleh aktor yang ada untuk tujuan yang sama

7. Adanya rentang waktu yang direncanakan dalam penelitian

nantinya, dalam hal ini sesuai dengan surat izin melakukan

penelitian.

Page 140: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

127  

  

B. Observasi

1. Observasi lokasi sekolah tempat penelitian

2. Observasi kegiatan sekolah secara umum

3. Observasi kelas tentang kegiatan supervisi akademik kepala

sekolah.

C. Wawancara

1. Wawancara tentang struktur organisasi dan tata kerja SMA

Negeri 2 Tilatang Kamang (YP)

2. Wawancara tentang data kepala sekolah (WK2)

3. Wawancara tentang data wakil kepala sekolah (WK2)

4. Reduksi hasil observasi tentang kegiatan sekolah secara umum

di kelas (WK1) atau HD

5. Wawancara 1, tanggal 9 Februari 2010 tentang pelaksanaan

supervisi di SMA Negeri 2 Tilatang Kamang dengan kepala

sekolah (ME)

6. Wawancara 2, tanggal 9 Februari 2010 tentang proses kerja

supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah (ME)

Page 141: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

128  

  

7. Wawancara 3, tanggal 9 Februari 2010 tentang program tertulis

supervisi akademik dengan WK2 (MW)

8. Wawancara 4, tanggal 9 Februari 2010 tentang program

supervisi di SMA Negeri 2 Tilatang Kamang dengan KTU (YP)

9. Wawancara 5, tanggal 10 Februari 2010 tentang program

supervisi akademik kepala sekolah (ME)

10. Wawancara 6, tanggal 10 Februari 2010 tentang konfrontasi

program supervisi akademik yang tidak lengkap (ME)

11. Wawancara 7, tanggal 06 Maret 2010 tentang pernyataan

kepala sekolah bahwa program supervisi akademik yang tidak

ada, tapi program supervisi masih tetap berjalan dalah hal ini

pernyataan informan adalah “Sepengetahuan saya kepala

sekolah tidak pernah masuk lokal untuk mensupervisi” (G1)

12. Wawancara 8, tanggal 12 Maret 2010 tentang trianggulasi

pernyataan G1 yang menyebutkan kepala sekolah tidak pernah

masuk kelas untuk mensupervisi (G2)

13. Wawancara 9, tanggal 15 Maret 2010 tentang penjaminan

keabsahan data sekaitan dengan pernyataan informan G1 dan

Page 142: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

129  

  

G2 bahwa kepala sekolah tidak pernah masuk kelas untuk

mensupervisi (G3)

14. Wawancara 10, tanggal 15 Maret 2010 tentang pernyataan

kembali, bahwa kepala sekolah pernah mensupervisi (G3)

15. Wawancara 11, tanggal 15 Maret 2010 tentang pernyataan

siswa, bahwa kepala sekolah pernah masuk kelas waktu sedang

belajar matematika (S1)

16. Wawancara 12, tanggal 21 Maret 2010 tentang pernyataan guru

matematika bahwa kepala sekolah ada masuk kelas

mensupervisi tanpa membawa instrumen apapun (G3)

17. Wawancara 13, tanggal 24 Maret 2010 tentang pernyataan

informan bahwa kepala sekolah pernah masuk kelas

mensupervisi tapi semester lampau (G4)

18. Wawancara 14, tanggal 24 Maret 2010 tentang konfirmasi

kepala sekolah untuk melakukan supervisi dan tentang apakah

ada kepala sekolah membawa instrumen supervisi (G5)

D. Telaah Dokumen

1. Telaah dokumen tentang sejarah singkat sekolah

Page 143: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

   

130  

  

2. Telaah dokumen tentang visi, misi, dan tujuan sekolah

3. Telaah dokumen tentang fasilitas pendidikan

4. Telaah dokumen tentang uraian tugas wakil kepala sekolah

5. Telaah dokumen tentang tenaga pendidik dan kependidikan

6. Telaah dokumen tentang data kesiswaan

7. Telaah dokumen tentang data penyerahan perangkat

pembelajaran

8. Telaah dokumen tentang program supervisi akademik kepala

sekolah.

Page 144: PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_MAIZIRWAN_10644...i Abstract Maizirwan: The Implementation of the Academic Supervision

PEMERINTAH KABUPATEN AGAM DINAS PENDIDIKAN

SMA NEGERI 2 TILATANG KAMANG

Alamat : Jln. Raya Bukittinggi – Medan KM.4 Telp : ( 0752 ) 7000754

SURAT KETERANGAN No. 249.108.21.4/SMA.02/KP.2010

Yang bertandatangan di bawah ini Kepala SMA Negeri 2 Tilatang Kamang : Nama : Miswar Eddy, S.Pd. NIP : 19580303 198602 1 002 Pangkat Gol./Ruang : Pembina / IV/a Jabatan : Kepala SMA Negeri 2 Tilatang Kamang Dengan ini menerangkan bahwa : Nama : Maizirwan Angkatan / NIM : 2008 / 10644 Pekerjaan : Mahasiswa PPs. UNP Padang Program Studi : Administrasi Pendidikan Alamat : Lapau Kunsi, Gadut Kec. Tilatang Kamang. Telah selesai melaksanakan penelitian dengan judul ”Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Melalui Kegiatan Supervisi Akademik Kepala Sekolah di SMA Negeri 2 Tilatang Kamang Kabupaten Agam” dari tanggal 08 Februari 2010 s.d 31 Maret 2010. Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Gadut, 01 April 2010 Kepala, Miswar Eddy, S.Pd. NIP. 19580303 198602 1 002