program studi teknologi pendidikan...

136
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IX. 2 SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 15 KOTA PEKANBARU TESIS Oleh: AGUSRIALDI NIM: 51902 Ditulis untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan Gelar Magister Pendidikan PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2011

Upload: phungkhanh

Post on 03-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

xi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS

SISWA KELAS IX. 2 SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

NEGERI 15 KOTA PEKANBARU

TESIS

Oleh:

AGUSRIALDI NIM: 51902

Ditulis untuk memenuhi persyaratan dalam

mendapatkan Gelar Magister Pendidikan

             

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2011

Page 2: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

i

ABSTRACT

Agusrialdi, 2011, The Application STAD Cooperative Learning Model to

Increase Learning Motivation and Learning Outcomes IPS IX.2 Grade Students Of SMP Negeri 15 Pekanbaru. Thesis. Graduate Program, State University of Padang.

Students’ motivation and learning outcomes are issue that is closely related to

the success of their learning. Based on the observations of researchers as a teacher for social studies subject for class IX.2 at Junior High School 15 Pekanbaru, it was discovered that there was a problem in the learning process of social studies subject which was the low motivation of the students to take part in the process of learning social studies subject, resulted in the low outcomes of the students’ learning.

One of the efforts that was done by the teachers in learning process was by using models of STAD type cooperative learning to enhance students’ motivation and learning outcomes in the subject. By the application of the model STAD type cooperative learning students were expected to engage actively in the learning process. Students were also able to find the concepts learned in groups on their own, so that students could apply the concepts of these lessons into their daily life.

The research was carried out by conducting Classroom Action Research on learning process of social studies subject. The subjects in this study were 38 tenth grade students from class IX.2 of SMP Negeri 15 Pekanbaru City. The study was conducted in two cycles. Each cycle consisted of four stages; which were planning, execution, observation, and reflection. The instrument used in the study was observation sheet for the activities of the teachers involved, observation sheets on students’ learning motivation, and test results of students’ learning.

The results of this study revealed that the application of the model type STAD cooperative learning could enhance students' learning motivation in learning social studies subject at class IX.2 of Junior High School 15 Pekanbaru City. The increase occurred continuously from cycle I to cycle II. STAD Type cooperative learning could enhance motivation and learning outcomes. The improvement of students’ learning outcomes could be seen from the students' performance prior to the research actions, the cycle I and cycle II. Percentage of students who achieve minimum standard passing score in cycle I was up to 73.7%, and on cycle II the percentage of minimum standard passing score achievement was up of 94.7%.

Page 3: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

ii

ABSTRAK

Agusrialdi, 2011, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IX.2 SMP Negeri 15 Kota Pekanbaru. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.

Motivasi dan hasil belajar siswa merupakan masalah yang erat hubungannya

dengan kesuksesan siswa dalam belajar. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti sebagai guru IPS di kelas IX.2 SMP Negeri 15 Kota Pekanbaru, ditemukan masalah dalam pembelajaran IPS yaitu rendahnya motivasi belajar siswa mengikuti proses pembelajaran IPS, dan rendahnya hasil belajar siswa.

Salah satu usaha yang dilakukan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa diharapkan dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Siswa juga dapat menemukan sendiri konsep yang dipelajari secara berkelompok, sehingga siswa dapat menerapkan konsep pelajaran tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research) pada pembelajaran IPS. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX.2 SMP Negeri 15 Kota Pekanbaru sebanyak 38 orang. Penelitian terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Instrumen yang digunakan adalah lembaran observasi terhadap aktivitas guru, lembaran observasi motivasi belajar siswa, dan tes hasil belajar.

Hasil penelitian ini mengungkapkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi belajar IPS siswa dalam pembelajaran IPS di kelas IX.2 SMP Negeri 15 Kota Pekanbaru. Peningkatan terjadi dari siklus I ke siklus II. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II. Persentase jumlah siswa yang mencapai ketuntasan pada siklus I sebesar 73,7%, dan pada siklus II tercapai ketuntasan sebesar 94,7%.

Page 4: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang

selalu memberi petunjuk keselamatan kepada hamba-Nya yang beriman. Penulis

memanjatkan rasa syukur yang sedalam-dalamnya ke hadirat Allah SWT, karena

penulis telah dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun tesis ini untuk

memenuhi sebagian persyaratan dalam meraih gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri

Padang.

Tesis ini disusun berdasarkan hasil penelitian tindakan (classromm action

research) dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IX 2

Sekolah Menengah Pertama Negeri 15 Kota Pekanbaru”

Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya peneliti

sampaikan kepada semua pihak yang telah berkenan memberikan bantuan, baik moril

maupun materi, waktu dan tenaga sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Ungkapan

terima kasih dan penghargaan ini penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Z. Mawardi Effendi, M.Pd, selaku Rektor Universitas

Negeri Padang; Prof. Dr. H. Mukhaiyar, M. Pd selaku Direktur Program

Pascasarjana Universitas Negeri Padang (UNP); dan Dr. Jasrial, M.Pd selaku

Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Padang, beserta

staf, karyawan/ti perpustakaan dan tata usaha yang telah memberikan bantuan

berupa sarana dan prasarana selama penulis mengikuti perkuliahan.

Page 5: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

iv

2. Prof. Dr. Ungsi A.O. Marmai M, Ed selaku Pembimbing I dan Dr. Ridwan,

M.Sc, Ed selaku Pembimbing II yang dengan tulus dan ikhlas telah meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan kepada penulis hingga selesainya tesis

ini.

3. Prof. Dr. Gusril, M. Pd., Prof. Dr. Hj. Elisna, dan Dr. Darmansyah, S.T, M.Pd.,

selaku kontributor yang memberikan saran yang konstruktif dalam rangka

penyempurnaan tesis ini.

4. Bapak dan Ibu dosen program Pascasarjana Universitas Negeri Padang yang

telah membimbing dan mendorong penulis selama studi di PPs Universitas

Negeri Padang hingga selesainya tesis penelitian ini.

5. Bapak H. Syamsul Bahri, S.Pd selaku Kepala SMP Negeri 15 Kota Pekanbaru,

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi dan

telah memberikan izin melaksanakan penelitian di SMP Negeri 15 Pekanbaru.

6. Seluruh majelis guru dan siswa-siswi SMP Negeri 15 Pekanbaru, khususnya

kelas IX. 2 yang banyak membantu hingga selesainya penulisan tesis ini.

7. Istri tercinta Wissa Novria dan anak tersayang Feyzah Mahardisa Putri dan

Faiqah Meydisa Tafuzi yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun

materil hingga selesainya studi ini.

8. Orang tuaku Amran dan Yunimar; mertuaku Syofyan Amin (alm) dan

Hermalini (alm) serta kakakku Peni Susila dan adikku Amra Derry, sebagai

motivatorku sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Page 6: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

v

9. Seluruh rekan-rekan seperjuangan serta semua pihak yang tidak mungkin

penulis sebutkan satu persatu, atas bantuan yang diberikan baik langsung

maupun tidak langsung sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis mendoakan semoga bantuan yang telah diberikan mendapat imbalan

yang setimpal dan bernilai pahala disisi Allah SWT, Amin.

Pekanbaru, Juni 2011

Penulis

Page 7: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

vi

DAFTAR ISI

ABSTRACT ................................................................................................. i

ABSTRAK ................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................ 7

C. Pembatasan Masalah ................................................................ 7

D. Perumusan Masalah ................................................................. 7

E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 8

F. Manfaat Hasil Penelitian ......................................................... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teoretis .................................................................... 9

1. Hasil Belajar ........................................................................ 9

2. Hakikat Motivasi Belajar .................................................... 15

3. Model Pembelajaran Kooperatif ......................................... 19

4. Konsep Pembelajaran Terpadu dalam IPS ......................... 29

5. Hubungan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

dengan Motivasi dan Hasil Belajar .................................... 33

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................. 35

C. Kerangka Berpikir ................................................................... 35

D. Hipotesis Tindakan .................................................................. 36

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................ 37

Page 8: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

vii

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ................................................... 37

C. Definisi Operasional ................................................................ 37

D. Siklus Penelitian ...................................................................... 38

E. Instrumen Penelitian ................................................................ 44

F. Teknik Pengumpul Data ........................................................... 46

G. Prosedur Pengolahan Data dan Teknik Analisis Data ............. 46

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Siklus I ..................................................................................... 50

1. Perencanaan ......................................................................... 50

2. Pelaksanaan Tindakan .......................................................... 51

3. Observasi ............................................................................. 57

4. Refleksi ................................................................................ 61

B. Siklus II .................................................................................... 63

1. Perencanaan ....................................................................... 64

2. Pelaksanaan Tindakan ....................................................... 64

3. Observasi ........................................................................... 69

4. Refleksi ............................................................................. 74

C. Pembahasan ............................................................................. 74

1. Motivasi Belajar Siswa ..................................................... 74

2. Hasil Belajar Siswa ........................................................... 77

D. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 80

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................................. 81

B. Implikasi .................................................................................. 82

C. Saran ........................................................................................ 83

DAFTAR RUJUKAN ................................................................................. 85

LAMPIRAN ................................................................................................. 87

Page 9: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ......................................................... 4

2. Sintaks Pembelajaran Kooperatif ....................................................... 20

3. Skor Perkembangan Individu ............................................................. 24

4. Interval dan Kategori Aktivitas Guru ................................................. 48

5. Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa pada Siklus I ...................... 58

6. Hasil Belajar Siswa Siklus I ............................................................... 60

7. Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa pada Siklus II ..................... 69

8. Hasil Belajar Siklus Siswa II .............................................................. 71

9. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I

dan Siklus II ...................................................................................... 72

10. Persentase Motivasi Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II ......... 75

11. Persentase Ketuntasan dan Rata-rata Hasil Belajar Siswa ................. 77

Page 10: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Keterpaduan Cabang Ilmu pengetahuan Sosial .............................. 30

2. Bagan kerangka pemikiran pembelajaran STAD untuk

meningkatkan motivasi dan hasil belajar ....................................... 34

3. Siklus PTK ..................................................................................... 38

4. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa .......................................... 78

Page 11: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Hasil Belajar Sebelum Tindakan ........................................... 87

2. Motivasi Belajar Sebelum Tindakan .............................................. 88

3. Silabus Pembelajaran Siklus I ........................................................ 89

4. RPP Siklus I pertemuan 1 ............................................................. 90

5. RPP Siklus I pertemuan 2 .............................................................. 93

6. LKS Siklus I Pertemuan 1 .............................................................. 96

7. LKS Siklus I Pertemuan 2 .............................................................. 98

8. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 1 ................... 100

9. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 2 ................... 101

10. Kisi-kisi Soal Siklus I .................................................................... 102

11. Soal Ulangan Siklus I ..................................................................... 103

12. Hasil Belajar Siklus I ..................................................................... 104

13. Hasil Observasi Motivasi Siswa Siklus I Pertemuan 1 .................. 105

14. Hasil Observasi Motivasi Siswa Siklus I Pertemuan 2 .................. 106

15. Silabus Pembelajaran Siklus II ...................................................... 107

16. RPP Siklus II pertemuan 1 ............................................................. 109

17. RPP Siklus II pertemuan 2 ............................................................. 112

18. LKS Siklus II Pertemuan 1 ............................................................ 115

19. LKS Siklus II Pertemuan 2 ............................................................ 116

20. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan 1 .................. 117

21. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan 2 .................. 118

22. Kisi-kisi Soal Siklus II ................................................................... 119

23. Soal Ulangan Siklus II ................................................................... 120

24. Hasil Belajar Siklus II .................................................................... 121

25. Hasil Observasi Motivasi Siswa Siklus II Pertemuan 1 ................. 122

26. Hasil Observasi Motivasi Siswa Siklus II Pertemuan 2 ................. 123

27. Skor Perkembangan Kelompok ...................................................... 124

28. Dokumentasi Penelitian ................................................................. 125

Page 12: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan yang ditemukan pada proses pembelajaran dipandang sebagai

fenomena yang memberikan kesadaran bagi guru untuk selalu memberikan inovasi-

inovasi dalam pemilihan dan penggunaan model dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran yang dilakukan guru hendaknya tidak hanya menyampaikan informasi

terhadap siswa, tetapi juga dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif

sehingga siswa tertarik serta dapat belajar. Harapan yang diinginkan dari mengajar

itu sendiri merupakan segala upaya yang disengaja dalam rangka memberikan

motivasi, bimbingan, pengarahan, dan semangat kepada siswa agar terjadi proses

pembelajaran.

Hal tersebut juga sesuai dengan yang diamanatkan Undang-Undang Guru

dan Dosen Nomor 14 tahun 2005 Pasal 4 (Depdiknas) yang menjelaskan bahwa

kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat

dan peran guru sebagai agen pembelajaran yang berfungsi untuk meningkatkan mutu

pendidikan nasional. Sebagai agen pembelajaran (learning agent) peran guru antara

lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan pemberi

insipirasi belajar bagi peserta didik.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah salah satu mata pelajaran yang

diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji

seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu

sosial. Pada jenjang SMP/MTs, mata pelajaran IPS memuat materi Geografi,

1

Page 13: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

2

Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik

diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan

bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Berdasarkan itu, mata pelajaran IPS disusun secara sistematis,

komprehensif, dan terpadu agar proses pembelajaran IPS dapat membawa siswa

menuju kedewasaan sehingga tercapai keberhasilan mereka dalam kehidupan di

masyarakat. Dengan pendekatan tersebut, peserta didik perlu memperoleh

pemahaman yang luas dan mendalam tentang semua bidang ilmu yang berkaitan

dengan teori dan praktek sosial. Untuk itu, diperlukan model pembelajaran terpadu

yang merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang digunakan untuk

diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar

sampai dengan menengah atas (BSNP, 2006: 1).

Proses interaksi belajar mengajar adalah inti dari kegiatan pendidikan.

Sebagai inti dari kegiatan pendidikan, proses interaksi belajar mengajar adalah suatu

upaya untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan tidak akan tercapai bila

proses interaksi belajar mengajar tidak pernah berlangsung dalam pendidikan.

Dengan demikian, belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa

dipisahkan satu sama lain.

Belajar mengacu pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek

yang aktif terlibat mendalami materi pelajaran, sedangkan mengajar menunjuk pada

apa yang harus dilakukan guru sebagai pengajar untuk membelajarkan siswa bukan

untuk mengajar siswa. Dua konsep tersebut menjadi terpadu dalam satu kegiatan

manakala terjadi interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa

Page 14: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

3

dengan materi dan lingkungan belajar, baik pada saat proses pembelajaran

berlangsung dalam kelas maupun di luar kelas. Berlangsungnya interaksi antara guru

dengan siswa sebagai makna utama pelaksanaan pembelajaran, memegang peranan

penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. Mengingat kedudukan

siswa sebagai subjek pembelajaran, bukan sebagai objek dalam pengajaran, maka

inti pelaksanaan pembelajaran tidak lain adalah kegiatan belajar siswa (learning

activities) yang membuat mereka aktif dan partisipatif dalam setiap proses

pembelajaran dalam mencapai suatu tujuan pendidikan.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti sebagai guru IPS di kelas IX.2 SMP

Negeri 15 Kota Pekanbaru, ditemukan masalah dalam pembelajaran IPS sebagai

berikut : 1) dalam pembelajaran siswa cenderung hanya mementingkan diri sendiri

tanpa ada keinginan untuk membantu teman lain yang kesulitan dalam

menyelesaikan soal; 2) siswa dalam belajar cenderung menerima informasi yang

diberikan guru tanpa ada niat untuk memperoleh informasi tentang materi yang

dipelajarinya sebelum dijelaskan guru, sehingga kurangnya interaksi antar siswa

untuk mengkonstruksi pengetahuan yang diberikan; 3) siswa kesulitan untuk

menghubungkan atau merefleksikan materi pelajaran yang disampaikan dengan

materi prasyarat atau pengalaman belajar siswa; 4) kemampuan siswa dalam

memecahkan masalah, masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari pemahaman siswa

yang hanya terfokus pada contoh-contoh soal yang diberikan guru; 5) siswa kurang

percaya diri dengan hasil yang diperolehnya. Hal ini dapat dilihat pada saat

dilaksanakan ulangan harian, siswa cenderung saling berdiskusi bertukar jawaban;

6) motivasi belajar siswa untuk mengikuti proses pembelajaran IPS sangat rendah.

Page 15: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

4

Hal ini dapat dilihat dari kurangnya aktivitas yang dilakukan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Siswa juga enggan bertanya kepada guru tentang materi

yang kurang dipahaminya, sehingga pada saat diberikan tugas siswa tidak dapat

menyelesaikannya; 7) hasil belajar siswa rendah. Hal ini diperoleh dari kenyataan,

masih banyak siswa yang mengalami kesukaran dalam memahami konsep dan

memecahkan masalah dari soal-soal IPS yang diberikan. Masih banyak siswa yang

belum mencapai ketuntasan, dari 38 orang siswa hanya 20 atau 52,6% siswa yang

tuntas. Data ketercapaian hasil belajar (ketuntasan) dari tahun 2008 hingga 2010

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Tahun Ajaran Kompetensi Dasar Persentase (%) KKM 2007/2008 Mendeskripsikan

kerjasama antar negara di bidang ekonomi

62%

70 2008/2009 Sda 58% 2009/2010 Sda 54%

Sumber: Dokumentasi SMP N 15 Pekanbaru, 2010

Dari masalah yang muncul tersebut perlu dicari solusi pemecahan masalah,

agar pembelajaran IPS menjadi efektif serta dapat meningkatkan motivasi dan hasil

belajar IPS siswa. Salah satu alternatif pemecahan masalah-masalah tersebut peneliti

mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran

kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang mendorong siswa aktif

bertukar pikiran sesama temannya dalam memahami suatu topik pembelajaran.

Dalam kelompok kooperatif, siswa belajar bersama, saling membantu dan

berdiskusi, serta bersama-sama dalam menyelesaikan suatu kegiatan pembelajaran.

Page 16: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

5

Penyebab tidak tercapainya pembelajaran IPS Terpadu menurut BSNP

(2006:1) antara lain adalah : (1) kurikulum IPS itu sendiri tidak menggambarkan satu

kesatuan yang terintegrasi, melainkan masih terpisah-pisah antar bidang ilmu-ilmu

sosial; (2) latar belakang guru yang mengajar merupakan guru disiplin ilmu

Geografi, Sejarah, Ekonomi, dan Sosiologi, Antropologi sehingga sangat sulit untuk

melakukan pembelajaran yang memadukan antardisiplin ilmu tersebut; (3) terdapat

kesulitan dalam pembagian tugas dan waktu pada masing-masing guru mata

pelajaran untuk pembelajaran IPS secara terpadu; dan (4) meskipun pembelajaran

terpadu bukan merupakan hal yang baru, tetapi para guru di sekolah tidak terbiasa

melaksanakannya sehingga dianggap hal yang baru. Artinya, tidak tercapainya tujuan

pembelajaran IPS disebabkan oleh faktor kurikulum IPS itu sendiri dan faktor guru

yang mengajar bidang studi pembelajaran IPS.

Tidak jauh berbeda dengan penjelasan BSNP, Aziz (1999) juga menyatakan

bahwa kualitas dan keberhasilan pembelajaran IPS Terpadu juga sangat dipengaruhi

oleh kemampuan guru dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan metode

pembelajaran. Artinya, faktor kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih

metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran juga sangat

berpengaruh terhadap keberhasilan tercapainya tujuan pembelajaran IPS.

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa pembelajaran IPS Terpadu,

pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran IPS (Geografi, Sejarah,

Sosiologi, dan Ekonomi) yang memungkinkan peserta didik, baik secara individual

maupun kelompok, aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip

secara holistik dan otentik. Keberhasilan dalam mencapai tujuan pelaksanaan

Page 17: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

6

pembelajaran IPS Terpadu sangat dipengaruhi oleh faktor kurikulum IPS itu sendiri

dan faktor guru yang mengajar bidang studi pembelajaran IPS, di samping faktor-

faktor lain yang mendukung pelaksanaan pembelajaran itu sendiri.

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dikenal saat ini, adalah

pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division). Dalam

pembelajaran kooperatif tipe STAD, materi pembelajaran dirancang sedemikian rupa

untuk pembelajaran secara berkelompok. Sebelum menyajikan materi pembelajaran,

dibuat lembaran kegiatan yang akan dikerjakan siswa secara bersama-sama, siswa

saling membantu dan berdiskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan/

menuntaskan materi atau tugas yang diberikan. Menurut para ahli, model

pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang

paling sederhana jika dibandingkan dengan tipe pembelajaran kooperatif lainnya.

Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dituntut

bukan hanya memahami materi pelajaran atau tugas secara individu tetapi mereka

juga harus dapat memberikan pemahaman kepada setiap anggota kelompoknya,

sehingga semua siswa dapat saling memotivasi untuk dapat belajar lebih baik.

Karena adanya saling ketergantungan ini maka setiap siswa dalam kelompoknya

akan berpartisipasi aktif untuk menaikkan nilai kelompoknya, sehingga kerjasama

dalam kelompok dapat terwujud. Kelompok siswa yang mendapat prestasi diberikan

penghargaan dengan sebutan super, hebat, dan baik atau dengan penghargaan lain

yang diberikan oleh guru. Dengan demikian hasil belajar dan motivasi siswa untuk

belajaran IPS diharapkan dapat meningkat.

Page 18: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang masalah, maka

peneliti mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini antara lain:

1. Siswa cenderung mementingkan diri sendiri dalam belajar dan kurang keinginan

untuk membantu yang lain.

2. Minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran IPS cenderung rendah

3. Siswa cenderung pasif dan lebih banyak menghafal materi yang diberikan guru

4. Siswa yang mengalami kesulitan belum mau bertanya kepada guru atau teman

5. Hasil belajar IPS siswa masih rendah

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan melihat luasnya permasalahan dan

keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya yang peneliti miliki, penelitian ini hanya

dibatasi pada faktor motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas

IX.2 SMP Negeri 15 Kota Pekanbaru dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi

belajar IPS siswa kelas IX.2 SMP Negeri 15 Kota Pekanbaru?

2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil

belajar IPS siswa kelas IX.2 SMP Negeri 15 Kota Pekanbaru?

Page 19: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

8

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalahnya, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD

2. Meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IX.2 SMP Negeri 15 Kota Pekanbaru

melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi peneliti, selaku guru mata pelajaran IPS di SMP Negeri 15 Kota Pekanbaru

berusaha untuk peningkatan dan pengembangan profesionalisme sebagai seorang

guru mata pelajaran IPS.

2. Bagi siswa, khususnya kelas IX.2 SMP Negeri 15 Kota Pekanbaru sebagai subjek

penelitian yang berimplikasi langsung terhadap perbaikan atau peningkatan

motivasi dan hasil belajar selama proses pembelajaran IPS.

3. Bagi kepala SMP Negeri 15 Kota Pekanbaru sebagai salah satu masukan dan

pertimbangan dalam memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil

pembelajaran IPS.

4. Bagi guru bidang studi IPS, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan motivasi

dan hasil belajar IPS

5. Bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan pedoman atau landasan berpijak bagi

peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang peningkatan motivasi dan hasil

belajar IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dengan memanfaatkan temuan penelitian ini.

Page 20: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teoretis

1. Hasil Belajar

Muhibbin Syah (2007:213) menyatakan bahwa pada prinsipnya,

pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah

sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian,

pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah siswa,

sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat

intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal

ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting

dan diharapkan dapat menceminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar

siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.

Dimyati dan Mujiono (2006:3) menyatakan bahwa hasil belajar adalah:

”Hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Hasil belajar tersebut dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor dan dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar”.

Nana Sudjana (2009:22) menyatakan bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam

ketiga aspek hasil belajar.

1) Hasil belajar bidang kognitif

9

Page 21: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

10

a. tipe hasil pengetahuan hafalan (Knowledge)

b. tipe hasil belajar pemahaman (Comprehention)

c. tipe hasil belajar penerapan (Aplikasi)

d. tipe hasil belajar analisis

e. tipe hasil belajar sintesis

f. tipe hasil belajar evaluasi

2) Hasil belajar bidang afektif

Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli

mengatakan, bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila

seseorang telah menguasai bidang kognitif tingkat tinggi. Hasil belajar

bidang afektif kurang mendapat perhatian dari guru. Para guru lebih banyak

memberi tekanan pada bidang kognitif semata-mata. Tipe hasil belajar

afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti

atens/perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai

guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan lain-lain.

3) Hasil belajar bidang psikomotor

Hasil belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill),

kemampuan bertindak individu (seseorang).

Di bagian selanjutnya Tulus Tu’u (2004:76) mengemukakan bahwa prestasi

belajar siswa terfokus pada nilai atau angka yang dicapai siswa dalam proses

pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut terutama dilihat dari sisi kognitif, karena

aspek ini yang sering dinilai oleh guru untuk melihat penguasaan pengetahuan

sebagai ukuran pencapaian hasil belajar siswa. Nana Sudjana (2009:23) mengatakan

Page 22: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

11

bahwa di antara ketiga ranah ini, yakni kognitif, afektif dan psikomotorik, maka

ranah kognitiflah yang paling sering dinilai oleh para guru di sekolah karena

berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.

Karena itu unsur yang ada dalam prestasi siswa terdiri dari hasil belajar dan nilai

siswa dalam ranah kognitif.

Menurut Bloom (2009:23) yang dikutip oleh Nana Sudjana hasil belajar

aspek kognitif terdiri atas 6 tingkatan, yaitu:

1) Tipe Hasil Belajar Pengetahuan

Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata

knowledge dalam taksonomi Bloom. Sekalipun demikian, maknanya tidak

sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan faktual

disamping pengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus, batasan,

definisi, istilah, pasal dalam undang-undang, nama-nama tokoh, nama-nama

kota dll. Dilihat dari segi proses belajar, istilah-istilah tersebut memang perlu

dihafal dan diingat agar dapat dikuasainya sebagai dasar bagi pengetahuan atau

pemahaman konsep-konsep lainnya. Ada beberapa cara untuk dapat mengingat

dan menyimpannya dalam ingatan seperti teknik memo, jembatan keledai,

mengurutkan kejadian, membuat singkatan yang bermakna. Tipe hasil belajar

pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah yang paling rendah. Namun, tipe

hasil belajar ini menjadi prasarat bagi tipe hasil belajar berikutnya. Hafalan

menjadi prasarat bagi pemahaman. Hal ini berlaku bagi semua bidang ilmu, baik

matematika, pengetahuan alam, ilmu sosial, maupun bahasa. Misalnya hafal

Page 23: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

12

suatu rumus akan menyebabkan paham bagaimana menggunakan rumus

tersebut; hafal kata-kata akan memudahkan membuat kalimat.

2) Tipe Hasil Belajar Pemahaman

Tipe hasil balajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan adalah

pemahaman.Misalnya menjelaskan susunan kalimat dengan bahasa sendiri,

memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, menggunakan petunjuk

penerapan pada kasus lain. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan memahami

setingkat lebih tinggi dari pada mengetahui. Namun, tidaklah berarti bahwa

pengetahuan tidak perlu ditanyakan sebab, untuk dapat memahami, perlu

terlebih dahulu mengetahui atau mengenal.

Pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori. Tingkat terendah

adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti yang

sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia,

pemahaman mengartikan Bhineka Tunggal Ika, mengartikan merah putih,

menerapkan prinsip-prinsip listrik dalam memasang saklar dll yang sejenis.

Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-

bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan

beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan

yang bukan pokok, menghubungkan pengetahuan tentang konjungsi kata kerja,

subjek, dan possesive sehingga tahu menyusun kalimat. Pemahaman tingkat

ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi. Dengan

ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat di balik yang tertulis, dapat

membuat ramalan tentang konsekuensi dari suatu kejadian, dapat memperluas

Page 24: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

13

presepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya. Meskipun

pemahaman dapat dipilahkan menjadi tiga tingkatan di atas, perlu disadari

bahwa menarik garis yang tegas antara ketiganya tidaklah mudah. Penyusun tes

dapat membedakan soal yang susunannya termasuk subkategori tersebut, tetapi

tidak perlu berlarut-larut mempersalahkan ketiga perbedaan itu. Sejauh dengan

mudah dapat dibedakan antara pemahaman terjemahan, pemanfsiran, dan

ekstrapolasi, bedakanlah untuk kepentingan penyusunan soal tes hasil belajar.

3) Tipe Hasil Belajar Aplikasi

Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi

khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, rumus, hukum, prinsip,

generalisasi dan pedoman atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam

situasi baru disebut aplikasi. Aplikasi yang berulangkali dilakukan pada situasi

lama akan beralih menjadi pengetahuan hafalan atau keterampilan. Suatu situasi

akan tetap dilihat sebagai situasi baru bila terjadi proses pemecahan masalah.

Situasi bersifat lokal dan mungkin pula subjektif sehingga tidak mustahil bahwa

sesuatu itu baru bagi banyak orang, tetapi sesuatu yang sudah dikenal bagi

beberapa orang tertentu. Mengetengahkan problem baru hendaknya lebih

didasarkan atas realitas yang ada di masyarakat atau realitas yang ada di dalam

kehidupan siswa sehari-hari.

4) Tipe Hasil Belajar Analisis

Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau

bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan susunannya. Analisis merupakan

suatu kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe

Page 25: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

14

hasil belajar sebelumnya. Dengan kemampuan analisis diharapkan siswa

mempunyai pemahaman yang komprehensif tentang sesuatu dan dapat memilah

atau memecahnya menjadi bagian-bagian yang terpadu baik dalam hal

prosesnya, cara bekerjanya, maupun dalam hal sistematikanya. Bila kecakapan

analisis telah dikuasai siswa maka siswa akan dapat mengaplikasikannya pada

situasi baru secara kreatif.

5) Tipe Hasil Belajar Sintesis

Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh

disebut sintesis. Berpikir berdasar pengetahuan hafalan, berpikir pemahaman,

berpikir aplikasi, dan berpikir analisis dapat dipandang sebagai berpikir

konvergen yang satu tingkat lebih rendah daipada berpikir devergen. Dalam

verpikir konvergen, pemecahan masalah atau jawabannya akan mudah diketahui

berdasarkan yang sudah dikenalnya. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen.

Dalam berpikir divergen pemecahan masalah atau jawabannya belum dapat

dipastikan. Mensintesiskan unit-unit tersebar tidak sama dengan

mengumpulkannya ke dalam satu kelompok besar. Kalau analisis memecah

integritas menjadi bagian-bagian, sebaliknya sintesis adalah menyatukan unsur-

unsur menjadi suatu integritas yang mempunyai arti. Berpikir sintesis

merupakan sarana untuk dapat mengembangkan berpikir kreatif. Seseorang yang

kreatif sering menemukan atau menciptakan sesuatu. Kreatifitas juga beroperasi

dengan cara berpikir divergen. Dengan kemampuan sintesis, siswa

dimungkinkan untuk menemukan hubungan kausal, urutan tertentu, astraksi dari

suatu fenomena dll.

Page 26: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

15

6) Tipe Hasil Belajar Evaluasi

Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang

mungkin dilihat dari tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materi,

dll. Oleh karena itu maka dalam evaluasi perlu adanya suatu kriteria atau stándar

tertentu. Dalam tes esai, stándar atau kriteria tersebut muncul dalam bentuk frase

”menurut pendapat saudara” atau “menurut teori tertentu”. Frase yang pertama

sukar diuji mutunya, setidak-tidaknya sukar diperbandingkan sebab variasi

kriterianya sangat luas. Frase yang kedua lebih jelas standarnya. Untuk

mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam evaluasi, maka soal-soal yang

dibuat harus menyebutkan kriterianya secara eksplisit. Mengembangkan

kemampuan evaluasi penting bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Kemampuan evaluasi memerlukan kemampuan dalam pemahaman, aplikasi,

analisis, dan sintesis. Artinya tipe hasil belajar evaluasi mensyaratkan

dikuasainya tipe hasil belajar sebelumnya.

Dari kajian teori di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan segenap

rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan

mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau

kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya.

2. Hakikat Motivasi Belajar

Berbagai hal yang biasanya terkandung dalam berbagai defenisi tentang

motivasi antara lain adalah keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran, dorongan

dan insentif. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa suatu motif adalah keadaan

kejiwaan yang mendorong, mengaktifkan atau menggerakkan dan motif itulah yang

Page 27: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

16

mengarahkan dan menyalurkan prilaku, sikap, dan tindak tanduk seseorang yang

selalu dikaitkan dengan pencapaian tujuan.

Sondang P. Siagian (1995: 142) menyatakan bahwa bagaimanapun motivasi

didefenisikan, terdapat tiga komponen utamanya, yaitu kebutuhan, dorongan dan

tujuan. Kebutuhan yang merupakan segi pertama dari motivasi, timbul dalam diri

seseorang apabila ia merasa adanya kekurangan dalam dirinya. Dalam pengertian

homeostatik, kebutuhan timbul atau diciptakan apabila dirasakan adanya

ketidakseimbangan antara apa yang dimiliki dengan apa yang menurut persepsi yang

bersangkutan seyogyanya dimilikinya, baik dalam arti fisiologis maupun psikologis.

Motivasi belajar merupakan alasan yang mendorong seseorang yang akan

melakukan proses belajar. Dimyati & Mudjiono (2006:239) berpendapat bahwa

motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses

belajar. Motivasi belajar pada diri siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi,

atau tidak adanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar dan

selanjutnya mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi

belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus, agar siswa memiliki motivasi

belajar yang kuat, pada tempatnya diciptakan suasana belajar yang menggembirakan.

Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sardiman (2007:91)

yang mengemukakan bahwa dalam kegiatan belajar, peranan motivasi, baik intrinsik

(dari dalam diri) maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi seseorang

dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara

ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.

Page 28: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

17

Senada dengan pendapat tersebut di atas, Abu Ahmadi (2004:214)

menyatakan bahwa perhatian dan motivasi merupakan prasyarat utama dalam proses

belajar mengajar. Tanpa adanya perhatian dan motivasi, hasil belajar yang dicapai

siswa tidak akan optimal. Dimyati dan Mujiono (2000:85) juga mengemukakan

bahwa motivasi belajar sangat penting diketahui dan dipahami oleh siswa maupun

guru. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut :

a) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil belajar, contohnya, setelah seorang siswa membaca suatu bab materi pelajaran akan lebih mampu menangkap isi materi pelajaran dibandingkan siswa yang tidak membaca buku, sehingga mendorong siswa yang lain untuk membaca buku sebelum materi pelajaran diberikan oleh guru.

b) Menginformasikan kekuatan usaha belajar siswa, contohnya ; seperti contoh diatas bahwa siswa yang sudah membaca buku terlebih dahulu akan lebih mampu menangkap isi pelajaran dibandingkan dengan siswa yang tidak membaca buku terlebih dahulu. Hal ini berarti bahwa siswa yang suadah terlebih dahulu membaca buku mempunyai kemampuan atau usaha dalam belajar dibanding siswa yang tidak membaca buku terlebih dahulu.

c) Mengarahkan kegiatan belajar siswa, contoh siswa yang terbukti memperoleh ilai yang tidak memuaskan karena selalu bersenda gurau atau bermain pada saat belajar akan mengubah prilaku jika ia menginginkan nilai yang baik.

d) Membesarkan semangat belajar siswa, contohnya siswa yang menyadari bahwa ia telah menghabiskan dana yang sangat besar, sementara adiknya masih banyak yang harus dibiayai, maka ia akan berusaha agar cepat lulus.

e) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja. Siswa yang memahami bahwa orang yang tidak berpendidikan akan memperoleh pekerjaan dengan gaji yang rendah, sedangkan orang yang berpendidikan akan mudah memperoleh pekerjaan yang menghasilkan uang yang banyak, akan berusaha untuk memperoleh nilai yang baik sehingga dapat menyelesaikan sekolah tepat pada waktunya.

Dari uraian tentang motivasi belajar maka dapat diambil kesimpulan bahwa

motivasi belajar adalah dorongan untuk melakukan belajar. Dorangan ini dapat

berasal dari dalam diri sendiri yang disebut motivasi instrinsik dan dorongan yang

Page 29: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

18

berasal dari luar juga lingkungan dan orang lain juga ada yang biasanya disebut

motivasi ekstrinsik.

Siswa yang memiliki motivasi belajar, tentunya melakukan aktivitas yang

menunjukkan ciri-ciri motivasi belajar. Anderson (dalam Elida Prayitno, 1989:10)

mengemukakan bahwa motivasi dalam belajar dapat dilihat dari karakterisitik

tingkah laku anak yang menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi dan

ketekunan. Anak yang memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar menampakkan

minat yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar. Mereka

memusatkan sebanyak mungkin energi fisik maupun psikis terhadap kegiatan, tanpa

mengenal perasaan bosan, apalagi menyerah.

Secara lebih jelas Alex Sobur (2003:188) mengemukakan ciri-ciri motivasi belajar yaitu: (a) tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak berhenti sebelum selesai); (b) ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa); (c) tidak memerlukan dorongan untuk berprestasi; (d) ingin mendalami bahan/bidang pengetahuan yang diberikan; (e) selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasinya); (f) mununjukkan minat terhadap macam-macam masalah; (g) senang dan rajin belajar, penuh semangat dan cepat bosan dengan tugas-tugas rutin; (h) dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini tersebut); (i) mengejar tujuan-tujuan jangka panjang (dapat menunda pemuasan kebutuhan sesaat yang ingin dicapai kemudian); (j) senang mencari dan memecahkan soal-soal.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa

siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi ditunjukkan oleh perilaku atau

aktivitas-aktivitas positif yang menunjang tercapainya tujuan belajar. Sehubungan

dengan penelitian ini, maka secara operasional siswa yang memilki motivasi belajar

yang tinggi ditunjukkan oleh indikator: (a) belajar dengan sungguh-sungguh dalam

kelompok; (b) berinisiatif dalam kelompok dalam mengajukan pendapat untuk

menyelesaikan tugas kelompok; (c) sering bertanya jika menemukan kesulitan dalam

Page 30: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

19

memahami materi yang disampaikan guru; (d) berusaha mempertahankan pendapat

yang telah diajukan; (e) sering ingin menjadi wakil dari kelompoknya untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas.

3. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Slavin (2008:8) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah

pembelajaran dimana siswa belajar secara berkelompok. Pada pembelajaran ini

siswa dikelompokkan, tiap-tiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang siswa.

Anggota kelompok harus heterogen baik kognitif, jenis kelamin, suku, dan

agama. Mereka belajar dan bekerja secara kolaboratif, dengan struktur

kelompok yang heterogen. Selengkapnya Kunandar (2010:359) menyatakan

bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan

sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar siswa untuk

menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan

permusuhan.

Arends dalam Trianto (2009:65) menyatakan ada 4 ciri-ciri model

pembelajaran kooperatif yaitu (1) siswa bekerjasama dalam kelompok-

kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar, (2) kelompok

dibentuk dari siswa yang berkemampuan akademik tinggi, sedang, dan rendah,

(3) bilamana mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis

kelamin berbeda-berda, (4) penghargaan lebih berorientasi kelompok

ketimbang individu. Selanjutnya dinyatakan pembelajaran kooperatif terdiri

dari 6 fase, dimulai dengan penyampaian tujuan pembelajaran dan diakhiri

Page 31: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

20

dengan pemberian penghargaan. Keenam fase tersebut disajikan dalam bentuk

tabel berikut:

Tabel 2. Sintaks Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkahlaku GuruFase -1

Menyampaikan tujuan danmemotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuanpelajaran yang ingin dicapai padapelajaran tersebut dan memotivasisiswa belajar

Fase-2

Menyajikan informasiGuru menyajikan informasi kepadasiswa dengan jalan demonstrasi ataulewat bahan bacaan

Fase-3

Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompokbelajar

Guru menjelaskan kepada siswabagaimana caranya membentukkelompok belajar dan membantusetiap kelompok agar melakukantransisi secara efisien

Fase-4

Membimbing kelompokbekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat merekamengerjakan tugas mereka

Fase-5

Mengevaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajartentang materi yang telah dipelajariatau masing-masing kelompokmempresentasikan hasil kerjanya

Fase-6

Memberikan penghargaanGuru mencari cara-cara untukmenghargai baik upaya maupun hasilbelajar individu dan kelompok

Ibrahim, dkk. (2000:10)

Dari pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif merupakan model pembelajaran yang dirancang agar siswa diberi

kesempatan untuk bekerjasama dengan teman sekelompoknya. Dengan

demikian rasa setia kawan dan ingin maju bersama semakin tertanam pada

setiap diri siswa.

Page 32: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

21

b. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement

Division)

Student Teams Achievement Division (STAD). Dalam STAD para siswa

dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang berbeda-beda

tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latas belakang etniknya. Guru

menyampaikan pelajaran lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk

memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran.

Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-

sendiri, dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling membantu.

Skor kuis para siswa dibadingkan dengan rata-rata pencapaian mereka

sebelumnya, dan kepada masing-masing tim diberikan poin berdasarkan

tingkat kemajuan yang diraih siswa dibandingkan hasil yang mereka capai

sebelumnya. Poin ini kemudian dijumlahkan untuk memperoleh skor tim, dan

tim yang berhasil memenuhi kriteria tertentu akan mendapatkan sertifikat atau

penghargaan lainnya. Seluruh rangkaian kegiatan, termasuk presentasi yang

disampaikan guru, praktik tim, dan kuis biasanya memerluan waktu 3-5

periode kelas (Slavin, 2009:11).

Kunandar (2010:364) menjelaskan pembelajaran dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu tipe pembelajaran

kooperatif yang sederhana. Tipe ini digunakan untuk mengajarkan informasi

akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui penyajian verbal

maupun tertulis. Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa

kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 atau 5 anggota kelompok

Page 33: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

22

yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuannya. Tiap

anggota kelompok menggunakan lembar kerja akademik, kemudian mereka

saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau

diskusi antar sesama anggota kelompok. Secara individual atau kelompok, tiap

minggu atau dua minggu dilakukan evaluasi oleh guru untuk mengetahui

penguasaan mereka terhadap bahan akademik yang telah dipelajari. Tiap siswa

dan tiap kelompok diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar, dan

kepada siswa secara individual atau kelompok yang meraih prestasi tinggi atau

memperoleh skor sempurna diberi penghargaan.

Untuk lebih jelasnya langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe

STAD adalah sebagai berikut:

1) Penyajian Materi

Pada tahap penyajian materi siswa masih belum berada dalam kelompok-

kelompok. Selain dari menyampaikan materi pelajaran yang sudah ia

siapkan, guru perlu menyampaikan secara jelas tujuan pembelajaran

khusus, memotivasi siswa, menjelaskan kiat-kiat yang perlu mereka

lakukan ketika mereka bekerja atau belajar dalam kelompok,

menginformasikan materi prasyarat dalam kaitan dengan materi yang akan

dipelajari. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan siswa tentang materi

prasyarat dan menyiapkan siswa untuk mengikuti dan memahami uraian

materi pelajaran serta mampu berinteraksi dan berkomunikasi dalam

kelompok (Slavin, 2008). Artinya pembelajaran kooperatif tipe STAD

dapat dipraktikkan bersama materi kurikulum atau materi yang dirancang

Page 34: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

23

oleh guru yang diadaptasi atau diambil dari buku teks atau sumber terbitan

lainnya yang sesuai dengan tujuan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2) Kerja Kelompok

Dalam setiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang, kelompok bersifat

heterogen dan tiap siswa diberikan lembar kerja siswa (LKS) berisikan

tugas atau kegiatan yang harus dikerjakan berkaitan dengan materi

pelajaran yang telah dijelaskan. Pada tahap kerja kelompok ini siswa akan

berinteraksi dan saling membantu, mendiskusikan permasalahan/ tugas

yang harus mereka selesaikan. Akuntabilitas dari tiap anggota kelompok

memastikan bahwa tiap individu harus berfokus pada aktivitas saling

menolong dalam mempelajari materi yang diajarkan guru untuk

memastikan bahwa setiap anggota siap untuk mengikuti latihan. Hasil kerja

kelompok dituangkan dalam satu lembar kerja siswa dan dikumpulkan.

Pada kerja kelompok, peranan guru adalah sebagai motivator dan fasilitator

(Slavin, 2008).

3) Latihan/ Kuis

Sejauh mana keberhasilan siswa dalam belajar dapat diketahui dengan

diadakannya latihan oleh guru mengenai materi yang dibahas. Dalam

mengerjakan latihan ini siswa harus bekerja secara individu sekalipun skor

yang diperoleh nanti digunakan untuk menentukan keberhasilan

kelompoknya. Kepada setiap individu, guru memberikan skor untuk nanti

digunakan dalam menentukan skor bersama bagi setiap kelompok (Slavin,

2008). Maksudnya keberhasilan siswa dalam belajar dapat diketahui dengan

Page 35: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

24

latihan/ kuis, dimana siswa harus bekerja secara individu sekalipun skor

yang ia peroleh nanti akan digunakan untuk menentukan keberhasilan

kelompoknya.

4) Perhitungan Skor

Skor yang diperoleh setiap anggota dalam latihan akan berkontribusi

pada kelompok mereka dan ini didasarkan pada sejauh mana skor mereka

telah meningkat dibandingkan dengan skor rata-rata awal yang telah

mereka capai pada latihan yang lalu. Berdasarkan skor awal setiap individu

ditentukan skor peningkatan/ perkembangan. Skor perkembangan dari tiap

individu dalam suatu kelompok akan digunakan untuk menentukan

penghargaan bagi setiap kelompok. Gagasan dibalik skor kemajuan

individual adalah untuk memberikan kepada setiap siswa tujuan kinerja

yang dicapai apabila mereka belajar lebih giat dan memberikan kinerja

yang lebih baik daripada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan

kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini, tetapi

tidak ada siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha mereka

yang terbaik. Slavin (2008:159) menjelaskan pedoman untuk memberikan

skor perkembangan individu seperti pada tabel berikut

Tabel 3. Skor Perkembangan Individu

No Skor Tes Nilai

Perkembangan Individu

1. 2. 3. 4. 5.

Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 10 hingga 1 poin di bawah skor awal Skor awal sampai 10 poin di atasnya Lebih dari 10 poin di atas skor awal Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal)

5 10 20 30 30

Page 36: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

25

Hal yang perlu diperhatikan mengenai skor ini adalah bagaimana

membandingkan skor yang dicapai siswa dengan penampilannya (skor yang dicapai)

pada kuis lalu, dan bukan dengan membandingkannya dengan skor yang dicapai oleh

anggota kelompoknya. Slavin (2008) menyebutkan penghargaan kepada kelompok

yang berperestasi diberikan berdasarkan rata-rata skor peningkatan/perkembangan

dalam tiap kelompok, dengan kategori kelompok baik, kelompok hebat dan

kelompok super sebagai berikut :

a. Kelompok baik, rata-rata 15

b. Kelompok hebat, rata-rata 20

c. Kelompok super, rata-rata 25

Namun Slavin (2008) mengemukakan bahwa guru boleh mengubah kriteria

tersebut karena skor rata-rata perkembangan berbentuk interval maka kriteria yang

dibuat Slavin tidak memenuhi syarat (tidak bisa mengakomodasi rata-rata

perkembangan yang mungkin) Contoh: Jika rata-rata perkembangan itu 18 maka

tidak ada perkembangan kelompok, maka oleh sebab itu kriteria tersebut dapat

diubah sebagai berikut:

a. Kelompok dengan rata-rata 5 < x < 11,25 sebagai kelompok baik

b. Kelompok dengan rata-rata 11,25 < x < 23,75 sebagai kelompok hebat

c. Kelompok dengan rata-rata 23,75 < x < 30 sebagai kelompok super

Setelah satu periode penilaian (dua kali pertemuan) terhadap hasil

pembelajaran kooperatif, dilakukan perubahan kelompok dan perhitungan ulang skor

dasar baru untuk setiap siswa. Perubahan kelompok ini memberikan kesempatan

Page 37: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

26

kepada siswa untuk bekerja dengan siswa yang lain untuk memelihara kelompok

kooperatif agar hasil belajar yang diperoleh lebih baik lagi.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya dapat dijelaskan

bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat membantu tercapainya kemampuan

anak, baik dalam bekerjasama dalam kelompok, mengajukan pendapat atau

pertanyaan. Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

dikembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri dan

menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut

membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggungjawab

kelompoknya. Dalam pelaksanaannya dapat diamati beberapa aspek yaitu a. situasi

kegiatan belajar mengajar, b. keaktifan siswa, dan c. kemampuan siswa.

Dari uraian di atas juga diperoleh simpulan bahwa pembelajaran koorperatif

tipe STAD adalah model pembelajaran kooperatif dengan langkah pembelajaran: (1)

siswa dibagi kedalam kelompok 4 – 5 orang secara heterogen, (2) guru menyajikan

materi secara ringkas, (3) memberikan tugas individu, (4) kerja kelompok (kelompok

mempersiapkan anggota timnya untuk siap menghadapi kuis secara inddividual), (5)

memberikan kuis kepada individu dan diberikan skor (anggota tim tidak boleh

membantu), (6) skor perolehan individu digunakan untuk menentukan keberhasilan

kelompok, dan (7) kepada kelomok yang menang diberi hadiah (reward).

Kunandar (2010) mengemukakan kelebihan dan keterbatasan yang dimiliki

pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu sebagai berikut:

a. Melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa tidak terlalu tergantung pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.

Page 38: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

27

b. Pembelajaran koopertif tipe STAD dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

c. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

d. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggungjawab dalam belajar.

e. Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan suatu strategi yang ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif siswa terhadap sekolah.

f. Melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dikembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggungjawab kelompoknya.

g. Melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat ditingkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).

h. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.

Kunandar (2010) menyatakan keterbatasan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD sebagai berikut :

a. Untuk memahami dan mengerti filosofi pembelajaran kooperatif tipe STAD memang butuh waktu. Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini dapat saja menimbulkan perasaan “terhambat” bagi siswa yang memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan siswa yang kurang kemampuannya. Akibatnya keadaan ini dapat menganggu iklim kerjasama dalam kelompok.

b. Ciri utama dari pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari tidak pernah dicapai oleh siswa.

c. Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.

d. Keberhasilan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang

Page 39: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

28

cukup panjang. Dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-sekali penerapan strategi ini.

e. Walaupun kemampuan bekerjasama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual. Oleh karena itu idealnya melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD selain siswa belajar bekerjasama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayan diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD memang bukan pekerjaan yang mudah.

4. Konsep Pembelajaran Terpadu dalam IPS

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang-

cabang ilmu yang dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang

mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu

sosial. IPS atau studi sosial itu merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang

diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial : Sosiologi, Sejarah,

Geografi, Ekonomi, Politik, Antropologi, Filsafat, dan Psikologi Sosial.

Ilmu sosial merupakan tinjauan ilmiah yang membahas gejala-gejala yang

muncul dalam kehidupan sosial insani. Berdasarkan pengalaman sehari-hari, kita

menyadari bahwa gejala sosial itu bermacam-macam coraknya atau bisa juga, satu

gejala sosial mengandung beberapa hal yang kompleks. Ada tiga aspek yang

membedakan Ilmu Pengetahuan Sosial dengan ilmu lainnya, yakni ontologi,

epistemologi, dan aksiologi.

1. Ontologi

Ontologi ialah hakikat apa yang dikaji atau ilmunya itu sendiri.

Ontologi adalah pembahasan tentang hakekat pengetahuan. Ontologi membahas

pertanyaan-pertanyaan semacam ini: Objek apa yang ditelaah pengetahuan?

Adakah objek tersebut? Bagaimana wujud hakikinya? Dapatkah objek tersebut

Page 40: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

29

diketahui oleh manusia, dan bagaimana caranya?. Dalam pembelajaran IPS,

ontologi berkaitan dengan pengetahuan yang akan dipelajari siswa, contoh:

materi IPS yang berjudul kerjasama antar negara. Jadi siswa akan mempelajari

pengetahuan tentang pengertian kerja sama ekonomi antar negara,

mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya kerjasama ekonomi antar

negara, dan mendeskripsikan tujuan kerjasama ekonomi antar negara.

2. Epistimologi

Yang dimaksud dengan epistimologi ialah bagaimana mendapatkan pengetahuan

yang benar. Epistemologi adalah pembahasan mengenai metode yang digunakan

untuk mendapatkan pengetahuan. Epistemologi membahas pertanyaan-

pertanyaan seperti: bagaimana proses yang memungkinkan diperolehnya suatu

pengetahuan? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan

agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar? Lalu benar itu sendiri apa?

Kriterianya apa saja?. Dalam pembelajaran pendidikan IPS, siswa diharapkan

memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta

melatih sikap, nilai, moral, dan keterampilannya berdasarkan konsep yang

dimilikinya. Dengan demikian, pembelajaran IPS secara epistemology harus

diformulasikan pada aspek kependidikannya.

3. Aksiologi

Aksiologi ialah menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidak bebas

nilai. Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan

nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat; sehingga nilai kegunaan ilmu

tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan

Page 41: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

30

kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya malahan menimbulkan bencana.

Pendidikan IPS berdasarkan aspek aksiologi adalah pembelajaran yang ditujukan

untuk mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang baik dalam kehidupan

di masyarakat, selain itu juga untuk mengembangkan kemampuan siswa

menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang

dihadapinya.

Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan pembahasan mengenai

pengetahuan sosial, kemudian metode yang digunakan untuk mendapatkan

pengetahuan dengan membahas pertanyaan-pertanyaan agar mendapatkan

pengetahuan yang benar, dan nilai kegunaan ilmu sosial yang didapat, bermanfaat

bagi masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan

sebaliknya malahan menimbulkan bencana.

Keterpaduan cabang Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut digambarkan oleh

Badan Nasional Pendidikan (BSNP) sebagai berikut :

Sejarah Ilmu Politik Geografi Ekonomi Ilmu Pengetahuan Psikologi Sosiologi Sosial Sosial Antropologi Filsafat Gambar 1. Keterpaduan Cabang Ilmu Pengetahuan Sosial

Jika dilihat dari tujuan utama IPS ialah untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki

Page 42: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

31

sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan

terampil mengatasi masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya

sendiri maupun masyarakat (Depdiknas, 2006:5). Tujuan tersebut dapat dicapai

manakala program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik.

Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci antara lain agar peserta didik memiliki

kemampuan seperti: (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya, (2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis

dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam

kehidupan sosial, (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial

dan kemanusiaan, dan (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Secara lebih rinci lagi, Hamid (1996) menyatakan tujuan penyelenggaraan

pembelajaran IPS adalah mempersiapkan, membina, dan membentuk kemampuan

peserta didik yang menguasai pengetahuan, sikap, nilai, dan kecakapan dasar yang

diperlukan bagi kehidupan masyarakat. Artinya, pelaksanaan pembelajaran IPS tidak

hanya bertujuan membentuk kemampuan peserta didik menguasai pengetahuan,

sikap, dan nilai, tetapi juga bertujuan untuk mempersiapkan dan membina peserta

didik dalam kehidupan bermasyarakat.

Berdasarkan uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPS

merupakan integrasi dari berbagai cabang-cabang ilmu sosial, seperti : Sosiologi,

Sejarah, Geografi, Ekonomi, Politik, Hukum, dan Budaya yang bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi

di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan

Page 43: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

32

yang terjadi, dan terampil mengatasi masalah yang terjadi sehari-hari baik yang

menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.

5. Hubungan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Motivasi dan Hasil Belajar

Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya oleh Slavin (2008:12) bahwa

salah satu kelebihan tipe STAD adalah menambah kepercayan kemampuan

berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari

siswa yang lain. Pembelajaran kooperatif tipe STAD juga dapat mengembangkan

kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal

dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain. Mereka bekerja dengan

teman-teman sekelompok, mencoba menilai kekuatan dan kelemahan mereka

sendiri sehingga dapat membantu mereka untuk berhasil baik dalam kuis. Proses

pembelajaranseperti ini akan meningkatkan motivasi belajar tiap siswa. Dengan

adanya motivasi siswa untuk menemukan jawaban serta selalu berusaha

memecahkan masalah secara mandiri, mereka akan menemukan makna dari

materi yang disampaikan guru, dan mereka dapat menempatkan dirinya sebagai

pencari ilmu sejati.

Menurut Sardiman (2007:40) seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau

pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum

pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan

untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi. Motivasi dalam hal ini

meliputi 2 hal : (1) mengetahui apa yang dipelajari, dan (2) memahami mengapa

hal tersebut patut dipelajari. Dengan berpijak kepada dua unsur motivasi inilah

Page 44: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

33

sebagai dasar permulaan yang baik untuk belajar, sebab tanpa motivasi (tidak

mengerti apa yang dipelajari dan tidak memahami mengapa hal itu perlu

dipelajari) kegiatan belajar mengajar sulit untuk berhasil.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dinyatakan bahwa meningkatnya motivasi

belajar siswa akan sangat mempengaruhi hasil belajar mereka. Karena dengan

adanya motivasi belajar, mereka akan bersungguh-sungguh untuk mengetahui,

belajar, atau berkeingintahuan yang tinggi. Jadi motivasi akan senantiasa

menentukan intensitas usaha belajar bagi siswa. Dengan demikian siswa yang

memiliki motivasi belajar yang tinggi akan sangat mendukung tercapainya hasil

belajar yang baik pula. Sardiman (2007:45) menambahkan bahwa hasil belajar

akan mejadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan,

akan makin berhasil pula pelajaran.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Dahyar Husein (2006) dari hasil penelitiannya terbukti bahwa siswa yang diajar

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD secara keseluruhan

memperoleh hasil belajar IPS lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan

menggunakan model konvensional.

Aisyah (1999) dari hasil penelitiannya terbukti bahwa pembelajaran dengan

kooperatif tipe STAD dengan menggunakan laboratorium mini efektif untuk topik

geometri.

Summitri (2010) dari hasil penelitiannya terbukti bahwa pembelajaran dengan

kooperatif tipe STAD dapat membantu siswa untuk mengembangkan segala

Page 45: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

34

kemampuan yang dimilikinya sehingga dapat perpartisipasi aktif dalam pembelajaran

seni budaya di kelas VIIIA SMP Negeri 2 Bengkalis.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran kooperatif tipe Tipe STAD adalah suatu bentuk pembelajaran

kooperatif yang sederhana. Dalam STAD, siswa dibentuk dalam kelompok-

kelompok kecil yang beranggotakan 4 atau 5 orang dari berbagai kemampuan,

gender dan etnis. Dalam prakteknya guru menyajikan pelajaran dan kemudian siswa

belajar dalam kelompok untuk memastikan bahwa setiap anggota kelompok telah

menguasai materi. Hal tersebut dapat digambarkan dalam bagan berikut :

1. Siswa cenderung hanya mementingkan diri sendiri tanpa ada keinginan untuk membantu teman lain yang kesulitan dalam menyelesaikan soal,

2. Kurangnya interaksi antar siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan yang diberikan,

3. Siswa kesulitan untuk menghubungkan atau merefleksikan materi pelajaran yang disampaikan dengan materi prasyarat

4. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah masih rendah.

5. Siswa kurang percaya diri dengan hasil yang diperolehnya

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division)

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD : 1. Lebih mementingkan sikap dan proses

dari pada prinsip, yaitu sikap dan proses partisipasi dalam rangka mengembangkan potensi kognitif, afektif dan psikomotor siswa.

2. Siswa lebih mampu mendengar, menerima dan menghormati orang lain,

3. Siswa dapat mengidentifikasi perasaaannya dan juga perasaan orang lain,

4. Siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti oleh orang lain. Kondisi akhir.

1. Motivasi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial meningkat

2. Hasil pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial meningkat.

3. Pembelajaran lebih bermakna

Gambar 2. Bagan kerangka pemikiran pembelajaran STAD untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar

Page 46: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

35

Berdasarkan pemikiran di atas, maka peneliti berpendapat bahwa dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD motivasi dan hasil belajar

IPS siswa SMP Negeri 15 Kota Pekanbaru dapat ditingkatkan.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas yang menjadi hipotesis tindakan adalah sebagai

berikut.

1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi belajar

IPS siswa kelas IX.2 SMP Negeri 15 Kota Pekanbaru.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPS

siswa kelas IX.2 SMP Negeri 15 Kota Pekanbaru.

Page 47: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1) Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Calssroom

action research). Penelitian tindakan pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-

tindakan-riset-tindakan” yang dilakukan secara siklus dalam rangka memecahkan

masalah, sampai masalah itu terpecahkan (Depdiknas, 2001). Menurut Darmasyah

(2009:10) PTK adalah kegiatan penelitian yang berupaya meningkatkan kualitas

proses dan hasil belajar melalui suatu tindakan berbentuk siklus berdasarkan

pencermatan guru yang mendalam terhadap permasalahan yang terjadi dan

berkeyakinan akan mendapatkan solusi terbaik bagi siswa di lingkungan kelasnya

sendiri.

2) Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 15 Kota Pekanbaru. Subjek penelitian

ini adalah siswa kelas IX.2 SMP Negeri 15 Kota Pekanbaru dari tanggal 10 sampai

dengan 27 Januari 2011 pada semester Genap tahun ajaran 2010/2011. Jumlah siswa

sebanyak 38 orang siswa yang terdiri dari 20 orang siswa laki-laki dan 18 orang

siswa perempuan.

3) Definisi Operasional

Agar tidak terjadi perbedaan persepsi terhadap istilah-istilah kunci yang

digunakan dalam penelitian ini, maka dikemukakan defenisi operasional dari istilah-

istilah tersebut sebagai berikut;

36

Page 48: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

37

1. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh

siswa SMP Negeri 15 Pekanbaru setelah proses pembelajaran di akhir siklus.

Hasil belajar adalah tingkatan pencapaian yang diperoleh siswa setelah

pembelajaran, baerupa nilai (skor) kemajuan siswa berkenaan dengan penguasaan

bahan ajar pada tingkat pengetahuan, pemahaman, dan penerapan. Untuk

mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa dilakukan evaluasi hasil belajar

berupa ulangan harian yaitu dengan cara mengadakan tes di akhir siklus.

2. Motivasi belajar siswa dalam penelitian ini dilihat dari indikator: 1) belajar

dengan sungguh-sungguh dalam kelompok, 2) berinisiatif dalam kelompok untuk

mengajukan pendapat untuk menyelesaikan tugas kelompok, 3) sering bertanya

jika menemukan kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan guru, 4)

berusaha mempertahankan pendapat yang telah diajukan, dan 5) sering ingin

menjadi wakil dari kelompoknya untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok

di depan kelas.

3. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah metode pembelajaran yang

menekankan pada proses kerjasama dalam suatu kelompok yang terdiri dari 4 – 5

orang siswa tiap kelompoknya untuk mempelajari suatu materi akademik yang

spesifik sampai tuntas, untuk yaitu materi “Memahami perubahan pemerintahan

dan kerjasama internasional”.

4) Siklus Penelitian

Sesuai dengan jenis penelitian ini, yaitu penelitian tindakan kelas, siklus

penelitian tindakan kelas yang dilakukan adalah model siklus yang dikembangkan

oleh Kemmis. Menurut Kemmis yang dikutip Wardani (2002:2.2) penelitian tindakan

Page 49: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

38

kelas dipandang sebagai suatu siklus yang mempunyai empat komponen yaitu

penyusunan rencana, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat

komponen tersebut merupakan unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu

putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula. Jadi, bentuk penelitian

tindakan kelas tidak pernah merupakan kegiatan tunggal, tetapi selalu harus berupa

rangkaian kegiatan yang kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus (Arikunto,

2006:16).

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti merencanakan beberapa siklus.

Siklus pertama diawali dengan refleksi awal karena peneliti telah memiliki

seperangkat data yang dapat dijadikan dasar untuk merumuskan tema penelitian yang

selanjutnya diikuti perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,

pengamatan/observasi, dan refleksi untuk dilanjutkan ke siklus berikutnya. Siklus

penelitian yang dilaksanakan dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3. Siklus PTK Menurut Wardani

1. Perencanaan

Dalam kegiatan perencanaan tindakan termasuk revisi dan perubahan

pelaksanaan tambahan yang dilakukan dalam proses pembelajaran yang

Refleksi

Implementasi Tindakan

Pengamatan

Perencanaan

Page 50: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

39

sebelumnya tidak diduga, namun kendala-kendala yang dirasakan sebelumnya

belum ada. Perencanaan juga disusun dan dipilih atas dasar pertimbangan

kemungkinan untuk diberikan atau dilaksanakan secara efektif dan situasional.

Sifat dari perencanaan ini adalah sementara yang dapat di rubah sesuai dengan

yang dirasakan. Kegiatan perencanaan meliputi: merancang perangkat

pembelajaran yang terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran,

lembar tugas siswa; memilih buku pegangan siswa; dan merancang instrumen

antara lain: membuat format lembar observasi aktivitas guru dan lembar

observasi motivasi belajar siswa, dan menetapkan jadwal pelaksanaan. Berikut

akan diuraikan kegiatan perencanaan ini:

a. Mengkaji silabus mata pelajaran IPS kelas IX.2 SMP.

Peneliti mengkaji terlebih dahulu silabus mata pelajaran IPS kelas IX.2

sebelum pembelajaran dimulai. Pengkajian dilakukan terhadap materi

pembelajaran, alokasi waktu dan indikator yang diharapkan dikuasai siswa

serta menyusun Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP). Pokok bahasan

yang dibahas dalam penelitian ini adalah “Memahami perubahan

pemerintahan dan kerjasaman internasional”.

b. Memilih buku pegangan siswa

Buku teks yang dipilih untuk mendukung pembelajaran IPS ini adalah IPS

untuk SMP Kelas IX terbitan Erlangga, 2007.

c. Merancang Instrumen

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah:

Page 51: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

40

1) Lembar observasi motivasi belajar dan aktifitas guru dalam proses

pembelajaran

2) Kuis

3) Tes hasil belajar

d. Memberi informasi tentang kegiatan pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Sebelum memulai penelitian, guru memberi informasi tentang kegiatan

pembelajaran kooperatif tipe STAD agar sebelum pelaksanaan proses

pembelajaran siswa sudah mengetahui tahapan-tahapan aktivitas

pembelajaran yang dilakukan.

Pada tahap pemberian informasi yang disiapkan adalah materi yang akan

diajarkan, membentuk kelompok belajar yang sesuai dengan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dimulai dengan pendahuluan,

menjelaskan materi dan latihan terbimbing. Di akhir pertemuan guru dan

siswa membuat kesimpulan mengenai materi yang dibahas. Untuk

mendapatkan nilai perkembangan individu maka dilakukan kuis yang

dikerjakan secara individu.

e. Pembentukan kelompok

Pembentukan kelompok dilakukan sebanyak dua kali, karena penelitian ini

dilaksanakan dalam dua siklus. Pembentukan kelompok siklus I berdasarkan

skor dasar yang diperoleh melalui ulangan harian sebelum dilakukan proses

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD. Sedangkan pembentukan kelompok siklus II berdasarkan skor yang

Page 52: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

41

diperoleh siswa pada ulangan harian I. Pembentukan kelompok dilakukan

secara heterogen dengan mengurutkan skor perolehan siswa dari yang paling

tinggi ke yang paling rendah. Selanjutnya, siswa dibagi menjadi tiga

kelompok yang terdiri dari 25% kelompok tinggi, 50% kelompok sedang, dan

25% kelompok rendah. Setiap kelompok terdiri dari 1 orang dari siswa

kelompok tinggi, 2 orang dari siswa kelompok sedang, dan 1 orang dari siswa

kelompok rendah.

2. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, guru melaksanakan proses pembelajaran melalui

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang terdiri dari kegiatan

awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Tahapan-tahapan pelaksanan

pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut.

a. Kegiatan Awal

1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

2) Guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab bersama siswa tentang

materi yang telah lalu

3) Guru memotivasi siswa dengan menghubungkan materi yang dipelajari

dengan kehidupan sehari-hari.

b. Kegiatan Inti

1) Guru menyajikan informasi secara garis besar tentang materi yang

dipelajari

Page 53: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

42

2) Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang

telah ditentukan guru dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang

digunakan

3) Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok dan meminta siswa

mengerjakannya dengan saling bekerja sama

4) Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan LKS dan memberikan

bantuan kepada siswa yang kurang memahami materi pelajaran

5) Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan LKS, guru meminta

perwakilan dari setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya ke depan kelas dan kelompok lain diminta untuk memberikan

tanggapan, guru bertindak sebagai fasilitator

6) Guru memberikan penghargaan berupa tepuk tangan kepada siswa yang

telah mempresentasikan hasil diskusinya dan kepada siswa yang telah

menanggapi hasil kerja temannya.

c. Kegiatan Akhir

1) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi pelajaran

2) Guru mengevaluasi jawaban soal yang diperoleh dari hasil presentasi dan

menjelaskan jawaban soal yang masih rancu

3) Guru menutup pelajaran dengan memberikan tugas rumah kepada siswa.

3. Pengamatan

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan oleh observer

dengan menggunakan lembar observasi. Pengamatan dilakukan terhadap

aktivitas siswa yang merupakan indikator motivasi belajar siswa selama proses

Page 54: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

43

pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Observasi dilakukan

pada tiap kali pertemuan. Sebelum dilakukan observasi peneliti menjelaskan

kepada observer mengenai mekanisme pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe

STAD dan terlebih dahulu melakukan diskusi mengenai apa yang akan

diobservasi nantinya.

4. Refleksi

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dijadikan sebagai bahan kajian pada

kegiatan refleksi. Hasil analisis dari refleksi ini disajikan sebagai bahan untuk

membuat rencana tindakan yang baru pada siklus berikutnya.

5) Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Tes

Digunakan untuk melihat tingkat pencapaian keberhasilan belajar siswa dan

tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari. Tes

yang diberikan berbentuk uraian yang diberikan setelah selesai pokok bahasan

atau di akhir siklus. Instrumen tes hasil belajar disusun berdasarkan kompetensi

dasar dari materi yang diteliti. Penskoran tes uraian dilaksanakan berdasarkan

alternatif jawaban dari soal evaluasi yang diberikan.

2. Lembar Observasi Aktivitas Guru

Sewaktu peneliti terlibat dalam proses pembelajaran diperlukan observer untuk

mengamati aktivitas guru. Ini diperlukan juga sebagai validasi terhadap

pengamatan peneliti ke siswa dan tindakan yang dilakukan guru. Untuk itu

Page 55: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

44

diperlukan lembaran untuk memandu teman sejawat mengamati aktivitas guru

selama proses pembelajaran. Lembar observasi yang disediakan berupa lembar

observasi terfokus. Adapun indikator untuk aktivitas guru dalam menerapkan

pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:

1) Menyajikan materi secara ringkas

2) Membagi kelompok belajar secara heterogen

3) Memberikan tugas kepada masing-masing siswa

4) Membimbing diskusi kelompok

5) Memerintahkan salah satu kelompok diskusi menampilkan hasil diskusinya.

6) Memberikan pertanyaan individu kepada masing-masing siswa.

7) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan tanggapan atas

jawaban temannya.

8) Memberikan penguatan dan mengajak siswa menyimpulkan materi

bersama-sama.

9) Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru dan klaborator melakukan

pengamatan atau observasi.

3. Lembar Observasi Motivasi Belajar

Lembar observasi motivasi belajar siswa disusun berdasarkan indikator motivasi

belajar, yaitu :

a. Belajar dengan sungguh-sungguh dalam kelompok

b. Berinisiatif dalam kelompok untuk mengajukan pendapat untuk

menyelesaikan tugas kelompok

Page 56: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

45

c. Sering bertanya jika menemukan kesulitan dalam memahami materi yang

disampaikan guru

d. Berusaha mempertahankan pendapat yang telah diajukan

e. Sering ingin menjadi wakil dari kelompoknya untuk mempresentasikan hasil

kerja kelompok di depan kelas

6) Teknik Pengumpul Data

Data yang diperoleh dari hasil penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD yang diberikan tiap siklus adalah hasil observasi pada saat proses

pembelajaran, observasi motivasi sebelum tindakan, siklus I, siklus II, dan nilai kuis

yang diberikan pada setiap akhir pertemuan. Data selanjutnya diolah dan dianalisis

dan hasilnya digunakan sebagai bahan refleksi pada siklus berikutnya.

7) Prosedur Pengolahan Data dan Teknik Analisis Data

Pada dasarnya pengolahan dan analisis data dilakukan selama proses penelitian

berlangsung dan dilakukan secara terus menerus. (Kemmis, 1998 dalam Katin,

2003).

1. Prosedur Pengolahan Data

Fungsi data dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai landasan refleksi.

Berdasarkan data tersebut peneliti melanjutkan ke siklus berikutnya. Data yang

diperoleh dari pengamatan dan kuis dijadikan pedoman untuk memberikan

tindakan pada siklus berikutnya.

Page 57: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

46

2. Teknik Analisis Data

Analisis data diwakili oleh momen refleksi siklus penelitian. Teknik analisis

data yang digunakan adalah:

a. Rata-rata Motivasi Belajar Siswa yang Diamati

Skala yang digunakan dalam melakukan pengukuran terhadap motivasi

adalah skala likert. Menurut Sugijono (2009:107), skala likert digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang orang tentang

fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur

dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut

dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang

dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen

yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif

sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain :

a. Sangat setuju/selalu/sangat positf diberi skor 5

b. Setuju/sering/positif diberi skor 4

c. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3

d. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor 2

e. Sangat tidak setuju/tidak pernah/diberi skor 1

Rata-rata motivasi siswa dalam belajar dianalisis sesuai dengan formulasi

dan kriteria berikut:

%100×=−idealnilaiJumlah

teramatiyangnilaiJumlahratarataNilai

(Depdiknas, 2004)

Page 58: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

47

Kriteria yang digunakan:

76% - 100% = Baik Sekali

56% - 75% = Baik

26% - 55% = Cukup

0% - 25% = Kurang

Sudijono (2009:43) mengungkapkan bahwa untuk data hasil pengamatan

terhadap motivasi belajar siswa dipakai ketentuan sebagai berikut:

100% NF ×=P

Keterangan:

F = Frekuensi yang Sedang Dicari Persentasenya

N = Number of Cases (Jumlah Frekuensi/Banyaknya Individu)

P = Angka Persentase

100% = Bilangan Tetap

Kriteria yang digunakan untuk mengetahui tingkatan motivasi belajar siswa,

yakni sebagai berikut:

76% - 100% = Tinggi Sekali

56% - 75% = Tinggi

26% - 55% = Rendah

0% - 25% = Rendah Sekali

Ketuntasan motivasi belajar apabila sudah mencapai nilai di atas 75% atau

dengan kategori tinggi.

b. Aktivitas Guru

Untuk melihat aktivitas guru dalam membina proses belajar mengajar yang

menggunakan 9 aktivitas, dapat dilihat dari lembar observasi yang

Page 59: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

48

menggunakan 5 alternatif jawaban dengan skor aktivitas belajar mengajar

sebagai berikut:

1) Sangat Sempurna (SS) = 4

2) Sempurna (S) = 3

3) Cukup Sempurna (KS) = 2

4) Tidak Sempurna (TS) = 1

5) Tidak Dilaksanakan (TD) = 0

Jumlah skor tertinggi 9 × 4 = 36 dan skor terendah 9 × 0 = 0

Menentukan 5 klasifikasi tingkat kesempurnaan guru dalam menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dihitung dengan cara:

1) Menentukan jumlah klasifikasi yang diinginkan, yaitu 5 klasifikasi yaitu

sangat sempurna, sempurna, cukup sempurna, kurang sempurna, dan

tidak sempurna.

2) Menentukan interval (I), yaitu: I = 2,75

036=

− (7) pembulatan

3) Menentukan tabel klasifikasi standar pelaksanaan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD, yaitu:

Tabel 4. Interval dan Kategori Aktivitas Guru Kategori

0 - 7 tidak sempurna8 - 14 kurang sempurna

15 - 21 cukup sempurna22 - 28 sempurna29 - 36 sangat sempurna

Interval Skor

c. Hasil belajar siswa, buku petunjuk penilaian hasil belajar mengungkapkan

bahwa seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila mendapat nilai > 70,

Page 60: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

49

Depdiknas (2004). Dalam hal ini persentase ketuntasan dapat dihitung

dengan rumus:

100% SMT ×=NI

Keterangan:

NI = Ketuntasan belajar secara individual

T = Skor yang diperoleh siswa

SM = Skor Maksimum dari tes

Sedangkan persentase ketuntasan belajar secara klasikal dihitung dengan

menggunakan rumus:

100% N

ST ×=NT

Keterangan:

NT = Ketuntasan belajar secara Klasikal

ST = Jumlah siswa yang tuntas

N = Jumlah siswa dalam satu kelas

Ketuntasan belajar secara klasikal apabila sudah 75% siswa mencapai nilai

di atas 70.

Page 61: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini dibahas hasil penelitian tindakan yang diberikan pada siklus I,

siklus II, dan pembahasan hasil penelitian.

A. Siklus I

Berdasarkan permasalahan dalam pembelajaran, maka direncanakan suatu

tindakan. Tindakan yang dilakukan terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi,

dan refleksi, agar siswa dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajarnya.

1. Perencanaan

Siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yaitu pertemuan pertama pada

tanggal 10 Januari, 13 Januari dan 1 kali ulangan harian pada 17 Januari 2011.

Jadwal pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan jadwal pembelajaran IPS kelas

IX.2 SMP Negeri 15 Kota Pekanbaru.

Perencanaan yang dilakukan peneliti sebelum dilaksanakan penelitian adalah

sebagai berikut.

a. Mengkaji silabus mata pelajaran IPS kelas IX.2 SMP

b. Memilih buku pegangan siswa

c. Merancang instrumen

d. Memberi informasi tentang kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD

e. Pembentukan kelompok

50

Page 62: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

51

2. Pelaksanaan Tindakan

Tahap-tahap untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa adalah

melaksanakan tahap awal, tahap inti dan tahap penutup. Kegiatan awal

pembelajaran diawali dengan salam pembuka, kemudian guru memberikan

keterangan singkat materi pelajaran. Setelah itu guru memberi motivasi kepada

siswa. Kemudian menyampaikan tujuan pelajaran yang hendak dicapai.

Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan inti, yaitu pembelajaran

dengan metode STAD. Pada tahap ini guru menyajikan informasi secara garis

besar tentang materi yang dipelajari, mengorganisasikan siswa ke dalam

kelompok-kelompok belajar yang telah ditentukan guru dan menjelaskan

langkah-langkah pembelajaran yang digunakan, dan memberikan LKS kepada

setiap kelompok dan meminta siswa mengerjakannya dengan saling bekerja

sama.

Selanjutnya guru membimbing siswa dalam menyelesaikan LKS dan

memberikan bantuan kepada siswa yang kurang memahami materi pelajaran.

Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan LKS, guru meminta perwakilan

dari setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya ke depan

kelas dan kelompok lain diminta untuk memberikan tanggapan, guru bertindak

sebagai fasilitator. Setelah itu guru memberikan penghargaan berupa tepuk

tangan kepada siswa yang telah mempresentasikan hasil diskusinya dan kepada

siswa yang telah menanggapi hasil kerja temannya.

Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan membantu siswa untuk

menyimpulkan hasil diskusi dan menganalisa semua kelompok, menuliskan garis

Page 63: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

52

besar kesimpulan hasil analisis di papan tulis, dan memberi kesempatan kepada

siswa untuk bertanya tentang pokok bahasan yang kurang dimengerti atau bisa

juga guru yang menanyakan kepada siswa sekedar untuk menguji ketercapaian

belajar siswa. Setelah selesai guru memberikan soal post test.

a. Pertemuan Pertama (Senin, 10 Januari 2011)

Materi pelajaran yang dipelajari pada pertemuan ini adalah kerjasama

ekonomi internasional. Standar kompetensinya adalah memahami perubahan

pemerintahan dan kerjasama internasional yang berpedoman pada RPP – 1

(Lampiran 4). Kompetensi dasarnya adalah mendiskripsikan kerjasama

antarnegara di bidang Ekonomi.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam pembuka, kemudian guru

membuka pelajaran dengan memberikan keterangan singkat materi pelajaran

yaitu tentang pengertian kerjasama ekonomi antar negara, dan faktor-faktor

penyebab terjadinya kerjasama ekonomi antar negara. Setelah itu guru

memberi motivasi kepada siswa dengan berbagai jenis pembuka untuk

memancing semangat belajar siswa. Setelah itu guru menyampaikan tujuan

pelajaran yang hendak dicapai yaitu agar siswa mampu mendefinisikan

pengertian kerjasama ekonomi antar negara, mampu memberikan contoh

kerjasama ekonomi antar Negara, dan mampu mengidentifikasi faktor-faktor

penyebab terjadinya kerjasama ekonomi antar negara.

Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan inti, yaitu

pembelajaran dengan metode STAD. Sebelum menyajikan materi pelajaran,

guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, yaitu ada 9 kelompok. Di

Page 64: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

53

mana tiap-tiap kelompok terdiri dari 4 – 5 orang siswa. Setelah itu guru

menyajikan informasi secara garis besar tentang materi yang dipelajari, dan

mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang telah

ditentukan guru, serta menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang

digunakan. Kemudian guru memberikan LKS kepada setiap kelompok dan

meminta siswa mengerjakannya dengan saling bekerja sama.

Selanjutnya guru membimbing siswa dalam menyelesaikan LKS dan

memberikan bantuan kepada siswa yang kurang memahami materi pelajaran.

Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan LKS, guru meminta perwakilan

dari setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya ke

depan kelas dan kelompok lain diminta untuk memberikan tanggapan,

sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator. Setelah pembelajaran STAD

selesai, guru memberikan penghargaan berupa tepuk tangan kepada siswa

yang telah mempresentasikan hasil diskusinya dan kepada siswa yang telah

menanggapi hasil kerja temannya.

Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan membantu siswa untuk

menyimpulkan hasil diskusi dan menganalisa hasil kerja semua kelompok,

menuliskan garis besar kesimpulan hasil analisis di papan tulis, dan memberi

kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang pokok bahasan yang kurang

dimengerti atau juga guru yang menanyakan kepada siswa sekedar untuk

menguji ketercapaian belajar siswa. Setelah selesai guru memberikan soal post

test, dan siswa harus menyelesaikannya dalam waktu 15 menit.

Page 65: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

54

b. Pertemuan Kedua (Kamis, 13 Januari 2011)

Pada pertemuan kedua, materi pelajaran yang akan dipelajari pada

pertemuan ini masih sama seperti siklus I, yaitu kerjasama ekonomi

internasional. Kemudian standar kompetensinya adalah memahami perubahan

pemerintahan dan kerjasama internasional yang berpedoman pada RPP – 2

(Lampiran 5), dan kompetensi dasarnya adalah mendiskripsikan kerjasama

antarnegara di bidang Ekonomi.

Sebagaimana pertemuan sebelumnya, kegiatan pembelajaran diawali

dengan salam pembuka, kemudian guru membuka pelajaran dengan

memberikan keterangan singkat materi pelajaran yaitu mendeskripsikan tujuan

kerjasama ekonomi antar negara. Setelah itu guru memberi motivasi kepada

siswa dengan berbagai jenis pembuka untuk memancing semangat belajar

siswa. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pelajaran yang hendak dicapai

yaitu agar siswa mengetahui tujuan kerjasama ekonomi antar negara.

Selanjutnya kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan inti, yaitu

pembelajaran dengan metode STAD. Sebelum menyajikan materi pelajaran,

guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, yaitu ada 9 kelompok. Di

mana tiap-tiap kelompok terdiri dari 4 – 5 orang siswa. Kelompok siswa

dibentuk berdasarkan kelompok pada pertemuan I. Setelah itu guru

menyajikan informasi secara garis besar tentang materi yang dipelajari, dan

mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang telah

ditentukan guru, serta menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang

Page 66: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

55

digunakan. Kemudian guru memberikan LKS kepada setiap kelompok dan

meminta siswa mengerjakannya dengan saling bekerja sama.

Kegiatan pembelajaran selanjutnya adalah membimbing siswa dalam

menyelesaikan LKS dan memberikan bantuan kepada siswa yang kurang

memahami materi pelajaran. Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan

LKS, guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk mempresentasikan

hasil kerja kelompoknya ke depan kelas dan kelompok lain diminta untuk

memberikan tanggapan, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator. Setelah

pembelajaran STAD selesai, guru memberikan penghargaan berupa tepuk

tangan kepada siswa yang telah mempresentasikan hasil diskusinya dan

kepada siswa yang telah menanggapi hasil kerja temannya.

Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan membantu siswa untuk

menyimpulkan hasil diskusi dan menganalisa hasil kerja semua kelompok,

menuliskan garis besar kesimpulan hasil analisis di papan tulis, dan memberi

kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang pokok bahasan yang kurang

dimengerti atau bisa juga guru yang menanyakan kepada siswa sekedar untuk

menguji ketercapaian belajar siswa. Setelah selesai guru memberikan soal post

test, dan siswa harus menyelesaikannya dalam waktu 15 menit.

c. Pertemuan Ketiga/Ulangan Harian I (Senin, 17 Januari 2011)

Pertemuan ketiga ini peneliti melaksanakan ulangan harian I. Soal dibuat

berdasarkan indikator ketercapaian pada kisi-kisi soal ulangan harian I

(Lampiran 11) dengan jumlah soal 5 buah dan soal berbentuk uraian. Ulangan

Page 67: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

56

harian I dilaksanakan selama 60 menit. Lembar soal (Lampiran 12) dan lembar

jawaban disediakan oleh peneliti.

Pelaksanaan ulangan harian I berjalan lancar. Semua siswa mengikuti

ulangan harian I. Siswa diminta untuk mengerjakan soal ulangan harian I

secara individu. Setelah waktu pelaksanaan ulangan harian I berakhir peneliti

mengumpulkan lembar jawaban siswa dan meminta siswa untuk membawa

pulang lembar soal untuk dipelajari di rumah.

3. Observasi

Pada bagian ini dibahas pengumpulan data hasil pengamatan, terhadap

motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada siklus I. Data penelitian pada siklus I

ini dikumpulkan dengan lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa, lembar

observasi motivasi belajar siswa, dan tes hasil belajar siswa. Observasi aktivitas

guru dan siswa dilakukan selama proses pembelajaran, hal ini dilakukan untuk

mengetahui hasil pengamatan pada setiap kali pertemuan. Observasi terhadap

motivasi belajar siswa dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan

motivasi belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD dibandingkan dengan metode pembelajaran yang dilakukan guru selama

ini. Sedangkan tes hasil belajar dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa

dalam memahami materi pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I yang

tertuang dalam bentuk angka atau skor.

Page 68: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

57

a. Hasil Analisis Data

Data motivasi belajar yang telah terkumpul melalui hasil pengamatan dan

hasil belajar melalui tes dianalisis secara deskriptif yang dibahas sebagai

berikut.

1) Hasil Observasi Aktivitas Guru

Pengamatan terhadap aktivitas guru dilakukan bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan yang dilakukan guru. Jumlah aktivitas guru yang diamati

sebanyak 9 aktivitas.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan pertama dan

pertemuan kedua siklus I, dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru semakin

membaik. Skor rata-rata aktivitas guru pada siklus I adalah 26 dengan kategori

penilaian sempurna. Dengan demikian dapat dikatakan guru telah dapat

melakukan aktivitas yang telah dirancang pada RPP dengan sempurna.

2) Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa

Berdasarkan hasil observasi motivasi belajar siswa pada siklus I, maka

diperoleh hasilnya sebagai berikut.

Page 69: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

58

Tabel 5. Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa pada Siklus I

No Aktivitas yang Diamati Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata Jlh

Skor % Jlh Skor % Jlh

Skor %

1 Belajar dengan sungguh-sungguh dalam kelompok 113 59.5 128 67.4 121 63.4

2 Berinisiatif dalam kelompok untuk mengajukan pendapat untuk menyelesaikan tugas kelompok

117 61.6 129 67.9 123 64.7

3 Sering bertanya jika menemukan kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan guru

110 57.9 122 64.2 116 61.1

4 Berusaha mempertahankan pendapat yang telah diajukan 119 62.6 126 66.3 123 64.5

5 Sering ingin menjadi wakil dari kelompoknya untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas

111 58.4 123 64.7 117 61.6

Rata-rata 114 60.0 126 66.1 120 63.1 Kategori Tinggi Tinggi Tinggi

Motivasi belajar siswa pada setiap pertemuan untuk setiap indikator pada

siklus I meningkat baik jumlah maupun persentasenya. Analisisi motivasi

belajar siswa untuk setiap indikator pada pertemuan pertama, dan pertemuan

kedua diuraikan seperti berikut ini.

Pada pertemuan 1, persentase siswa belajar dengan sungguh-sungguh

dalam kelompok sebesar 59,5% dengan kategori tinggi, sedangkan pertemuan

2 terjadi peningkatan menjadi 67,4% dengan kategori tinggi. Peningkatan ini

terjadi karena siswa senang belajar dalam kelompok dan dapat dengan

sungguh-sungguh dalam kelompoknya. Selain itu, siswa yang kurang paham

dengan tugas yang diberikan guru dapat bertanya langsung dengan teman

sekelompoknya sehingga mereka dapat saling bekerja sama dalam menghadapi

tugas yang diberikan guru.

Kemudian siswa berinisiatif dalam kelompok dalam mengajukan pendapat

untuk menyelesaikan tugas kelompoknya. Dimana pada pertemuan pertama

diperoleh rata-rata 61,6% dengan kategori tinggi, dan pada pertemuan kedua

Page 70: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

59

meningkat sebesar 67,9% dengan kategori tinggi. Pada indikator siswa sering

bertanya jika menemukan kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan

guru diperoleh rata-rata pada pertemuan pertama sebesar 57,9% dengan

kategori tinggi, dan pada pertemuan kedua meningkat menjadi 64,2% dengan

kategori tinggi. Jika mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran,

siswa bertanya langsung dengan teman sekelompoknya, dan jika jawaban dari

teman sekelompoknya tidak memuaskan, siswa langsung bertanya dan minta

penjelasan kepada guru.

Siswa yang telah mengajukan pendapatnya dalam menyelesaikan tugas

kelompok pasti mempertahankan pendapatnya karena dia merasa pendapat

yang diajukan benar, sehingga suasana kelas menjadi tidak tertib. Persentase

siswa yang memperoleh indikator tersebut pada pertemuan pertama adalah

62,6% dengan kategori tinggi, dan pada pertemuan kedua meningkat menjadi

66,3% atau dengan kategori tinggi.

Pada pertemuan pertama siswa sering ingin menjadi wakil dari

kelompoknya untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas

sebanyak 58,4% dengan kategori tinggi, sedangkan pada pertemuan kedua dan

adalah 64,7% atau dengan kategori tinggi. Selanjutnya, dari hasil observasi

terhadap motivasi belajar siswa diperoleh rata-rata secara klasikal sebesar

63,1%. Walaupun hanya tercapai pada rata-rata tersebut, namun motivasi siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran dikatakan tinggi karena rata-rata 63,1%

berada di antara interval nilai 56% - 75% atau dengan kategori tinggi.

3) Hasil Belajar Siswa

Page 71: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

60

Hasil belajar siswa siklus I dilihat dapat dilihat dari hasil ulangan harian

yang dilaksanakan pada akhir siklus I. Ulangan harian I ini dilaksanakan

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan banyak siswa yang

mencapai ketuntasan dalam belajar setelah penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD. Adapun hasil belajar siswa tersebut ditampilkan dalam

bentuk tabel berikut ini.

Tabel 6. Hasil Belajar Siswa Siklus I

Aspek Nilai Nilai Rata-rata Kelas 77.9 Simpangan Baku 13.0 Siswa yang Mencapai KKM (Tuntas) 28 73.7% Siswa yang tidak Mencapai KKM (Tidak Tuntas) 10 26.3%

Jumlah Siswa 38

Tabel di atas mengindikasikan bahwa dari 38 siswa ada 28 siswa yang

tuntas mencapai nilai KKM atau ada 73,7%, sedangkan yang belum tuntas ada

26,3% atau ada 10 siswa. Kemudian secara keseluruhan diperoleh rata-rata

nilai kelas sebesar 77,9. Walaupun rata-rata nilai berada di atas 70, namun

belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, yakni minimal 75%

siswa mencapai nilai KKM 70.

4. Refleksi

Dari hasil analisis data pada siklus I, ditemukan beberapa kelemahan dalam

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD :

a. Pengelolaan pembelajaran oleh peneliti telah sesuai dengan tahapan yang

dimuat dalam RPP, namun penerapan metode STAD dalam proses

pembelajaran guru masih mengalami baeberapa kelemahan khususnya

Page 72: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

61

dalam penyajian materi yang kurang sistematis, kurang serius dalam

membimbing siswa, serta masih kurang dalam menyimpulkan materi

yang telah diberikan.

b. Secara umum aktivitas siswa dalam kegiatan belajar sudah mulai

terfokus pada tugas yang diberikan guru, namun mereka masih perlu

bimbingan dan pengawasan yang lebih ketat dari guru.

c. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini telah dapat

meningkatkan kerja sama antar siswa dalam kelompok. Pada siswa telah

terjadi saling membantu dalam kelompoknya, meskipun masih ada siswa

yang malu-malu jika hendak bertanya jika menemukan kesulitan dalam

memahami materi yang disampaikan, hal ini karena kebanyakan siswa

kurang ingin tahu dalam hal belajar, apabila mengalami kesulitan siswa

cenderung diam.

d. Hasil belajar siswa pada siklus I juga meningkat. Hal ini dapat dilihat

dari perolehan hasil ulangan harian I siswa dan dibandingkan dengan

hasil belajar siswa sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD. Hasil belajar setelah dilakukan ulangan harian I pada siklus I

jumlah siswa yang mencapai ketuntasan dalam pembelajaran IPS

sebanyak 28 orang siswa dengan persentase ketuntasan sebesar 73,7%.

Namun hal ini belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan.

Oleh karena itu perlu dilakukan siklus kedua.

Berdasarkan Refleksi diatas, maka perlu direncanakan tindakan perbaikan dan

peningkatan tindakan pada siklus II. Demi optimalnya pembelajaran menggunakan

Page 73: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

62

model kooperatif tipe STAD, maka diperlukan rancangan tindakan yang akan

diaksanakan pada siklus II yaitu :

1. Guru lebih mengingatkan siswa agar saat guru menyampaikan materi pelajaran,

seluruh siswa tidak dibenarkan mengerjakan kegiatan lain selain memperhatikan

penjelasan guru.

2. Dalam proses pembelajaran, guru akan lebih memperhatikan siswa yang tidak

aktif dalam diskusi dan tidak selesai mengerjakan LKS, dengan bertanya kepada

siswa permasalahan mana yang perlu dibantu.

3. Untuk meningkatkan hasil belajar perlu diperbanyak latihan. Dengan banyaknya

latihan yang diberikan guru dapat melatih siswa menguasai materi dan soal,

sehingga hasil belajar meningkat.

4. Siswa yang memperoleh nilai motivasi yang rendah dan hasil belajar yang masih

dibawah KKM perlu diberikan perhatian khusus dengan membimbing mereka

secara individual ketika mengerjakan LKS dalam kegiatan pembelajaran, dan

bertanya kepada mereka permasalahan mana yang perlu bantuan, sehingga

motivasi dan hasil belajar dapat meningkat.

B. Siklus II

Hasil pembelajaran yang diperoleh pada siklus I belum mencapai indikator

keberhasilan yang ditetapkan, yakni 75% siswa memperoleh nilai minimal 70. Oleh

karena itu perlu dirancang kembali suatu tindakan pada siklus II. Tindakan utama

pada siklus I tetap dipertahankan pada siklus II yaitu penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran IPS. Hanya saja perbaikan pada refleksi

siklus I akan diterapkan pada siklus II. Adapun langkah-langkah yang dilakukan

Page 74: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

63

pada siklus ini sama dengan siklus I, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan

refleksi.

Selanjutnya guru merencanakan dan menerapkan hasil refleksi dengan

menanyakan dulu kepada siswa apa yang ia peroleh dari proses pembelajaran yang

telah dilakukan. Kemudian setelah mengetahui jawaban siswa, guru mencatatnya

atau menambahkan jawaban siswa untuk dicatat di papan tulis, sehingga sebelum

siswa mencatat kesimpulan yang diberikan, mereka telah mengetahuinya.

1. Perencanaan

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2011, 24 Januari 2011,

dan 27 Januari 2011. Siklus II merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan

pembelajaran pada siklus I. Perencanaan yang dilakukan pada siklus II adalah

mempersiapkan RPP 4, RPP 5, dan RPP 6, lembar observasi aktivitas guru, motivasi

siswa, kisi-kisi ulangan harian II, dan soal ulangan harian II. Perbaikan pada siklus I

diterapkan pada siklus II, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar

dan sesuai harapan.

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama siklus II membahas tentang hambatan-hambatan yang

dihadapi dalam kegiatan ekonomi internasional RPP – 4 (Lampiran 17).

Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam pembuka, kemudian guru

membuka pelajaran dengan memberikan keterangan singkat materi pelajaran

yaitu tentang kerjasama ekonomi internasional dengan indikator

Page 75: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

64

mengidentifikasi hambatan-hambatan dalam kerjasama ekonomi antar negara.

Setelah itu guru memberi motivasi kepada siswa dengan berbagai jenis

pembuka untuk memancing semangat belajar siswa. Setelah itu guru

menjelaskan secara singkat tentang kerjasama ekonomi internasional dengan

indikator mengidentifikasi hambatan-hambatan dalam kerjasama ekonomi

antar negara. Kemudian guru menjelaskan kembali model pembelajaran STAD

yang akan digunakan pada materi pelajaran, dan menyampaikan tujuan

pelajaran yang hendak dicapai.

Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan inti, yaitu

pembelajaran dengan kooperatif tipe STAD. Sebelum menyajikan materi

pelajaran, guru membagi siswa dalam 9 kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri

dari 4 – 5 orang siswa. Kelompok siswa dibentuk berdasarkan hasil ulangan

siklus I. Setelah itu guru menyajikan informasi secara garis besar tentang

materi yang dipelajari, dan mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-

kelompok belajar yang telah ditentukan guru, serta menjelaskan langkah-

langkah pembelajaran yang digunakan. Kemudian guru memberikan LKS

kepada setiap kelompok dan meminta siswa mengerjakannya dengan saling

bekerja sama.

Selanjutnya guru membimbing siswa dalam menyelesaikan LKS dan

memberikan bantuan kepada siswa yang kurang memahami materi pelajaran.

Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan LKS, guru meminta perwakilan

dari setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya ke

depan kelas dan kelompok lain diminta untuk memberikan tanggapan,

Page 76: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

65

sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator. Setelah pembelajaran STAD

selesai, guru memberikan penghargaan berupa tepuk tangan kepada siswa

yang telah mempresentasikan hasil diskusinya dan kepada siswa yang telah

menanggapi hasil kerja temannya.

Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan membantu siswa untuk

menyimpulkan hasil diskusi dan menganalisa hasil kerja semua kelompok,

menuliskan garis besar kesimpulan hasil analisis di papan tulis. Dalam hal ini

guru menanyakan dulu kepada siswa apa yang ia peroleh dari proses

pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian setelah mengetahui jawaban

siswa, guru mencatatnya atau menambahkan jawaban siswa untuk dicatat di

papan tulis, sehingga sebelum siswa mencatat kesimpulan yang diberikan,

mereka telah mengetahuinya. Selanjutnya guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya tentang pokok bahasan yang kurang dimengerti

atau bisa guru yang menanyakan kepada siswa sekedar untuk menguji

ketercapaian belajar siswa. Setelah selesai guru memberikan soal post test, dan

siswa harus menyelesaikannya dalam waktu 15 menit.

b. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua membahas tentang “Bentuk-bentuk kerjasama antar

Negara” yang berpedoman pada RPP – 5 (Lampiran 18). Kegiatan

pembelajaran diawali dengan salam pembuka, kemudian guru membuka

pelajaran dengan memberikan keterangan singkat materi pelajaran yaitu

tentang kerjasama ekonomi internasional dengan indikator mengidentifikasi

bentuk kerjasama antar negara. Setelah itu guru memberi motivasi kepada

Page 77: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

66

siswa dengan meminta siswa mengemukakan pengetahuannya tentang

kerjasama ekonomi internasional. Setelah itu guru menjelaskan secara singkat

tentang kerjasama ekonomi internasional dengan indikator mengidentifikasi

bentuk kerjasama antar negara. Kemudian guru menyampaikan tujuan

pelajaran yang hendak dicapai.

Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan inti, yaitu

pembelajaran dengan metode STAD. Sebelum menyajikan materi pelajaran,

guru membagi siswa dalam 9 kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 4 – 5

orang siswa. Kelompok siswa dibentuk berdasarkan kelompok pada pertemuan

I siklus II. Setelah itu guru menyajikan informasi secara garis besar tentang

materi yang dipelajari, dan mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-

kelompok belajar yang telah ditentukan guru, serta menjelaskan langkah-

langkah pembelajaran yang digunakan. Kemudian guru memberikan LKS

kepada setiap kelompok dan meminta siswa mengerjakannya dengan saling

bekerja sama.

Selanjutnya guru membimbing siswa dalam menyelesaikan LKS dan

memberikan bantuan kepada siswa yang kurang memahami materi pelajaran.

Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan LKS, guru meminta perwakilan

dari setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya ke

depan kelas dan kelompok lain diminta untuk memberikan tanggapan,

sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator. Setelah pembelajaran STAD

selesai, guru memberikan penghargaan berupa tepuk tangan kepada siswa

Page 78: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

67

yang telah mempresentasikan hasil diskusinya dan kepada siswa yang telah

menanggapi hasil kerja temannya.

Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan membantu siswa untuk

menyimpulkan hasil diskusi dan menganalisa hasil kerja semua kelompok,

menuliskan garis besar kesimpulan hasil analisis di papan tulis, dan memberi

kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang pokok bahasan yang kurang

dimengerti atau juga guru yang menanyakan kepada siswa sekedar untuk

menguji ketercapaian belajar siswa. Setelah selesai guru memberikan soal post

test, dan siswa harus menyelesaikannya dalam waktu 15 menit.

c. Pertemuan Ketiga

Pada pertemuan ketiga siklus II, peneliti melaksanakan ulangan harian II.

Soal dibuat berdasarkan indikator ketercapaian pada kisi-kisi soal ulangan

harian II (Lampiran 24) dengan jumlah soal 5 buah berbentuk uraian. Ulangan

harian II dilaksanakan selama 80 menit. Lembar soal (Lampiran 25). Siswa

diminta untuk mengerjakan soal ulangan harian II secara individu. Pelaksanaan

ulangan harian II berjalan tertib. Setelah waktu pelaksanaan ulangan harian II

berakhir, peneliti mengumpulkan lembar jawaban siswa dan meminta siswa

untuk membawa pulang lembar soal untuk dipelajari di rumah.

3. Observasi

Observasi pada siklus II sama dengan siklus I, yaitu terdiri atas aktivitas

guru, motivasi belajar siswa, dan hasil belajar yang diperoleh siswa selama

pembelajaran.

Page 79: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

68

a. Pengumpulan Data

Data pada siklus II ini dikumpulkan dengan pengamatan dan tes hasil

belajar siswa. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui motivasi belajar siswa

pada siklus II. Tes hasil belajar dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa

dalam memahami materi pembelajaran IPS yang dilaksanakan pada siklus II

melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD.

b. Hasil Analisis Data

Data motivasi belajar yang telah terkumpul melalui hasil pengamatan dan

hasil belajar melalui tes dianalisis secara deskriptif yang dibahas sebagai

berikut.

1) Hasil Observasi Aktivitas Guru

Aktivitas guru pada siklus II sudah lebih baik dibandingkan dengan

aktivitas pada pertemuan-pertemuan pada siklus I. Hasil observasi aktivitas

guru pada pertemuan pertama siklus II memperlihatkan seluruh aktivitas

telah dilakukan guru dengan sempurna. Guru sudah dapat melaksanakan

aktivitas dengan baik dan sesuai dengan RPP yang telah dirancang.

Berdasarkan hal tersebut aktivitas guru sudah sesuai dengan harapan.

Guru dapat melibatkan siswa langsung dalam proses pembelajaran, sehingga

motivasi dan keinginan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran tinggi.

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II dapat dikatakan bahwa Guru

telah melakukan aktivitasnya sesuai dengan langkah-langkah penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan sangat sempurna.

Page 80: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

69

2) Hasil Observasi Motivasi Belajar

Hasil observasi motivasi siswa siklus II terdiri atas pertemuan pertama,

dan pertemuan kedua. Peningkatan motivasi belajar siswa pada siklus II ini

juga dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 7. Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa pada Siklus II

No Aktivitas yang Diamati Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata Jlh

Skor % Jlh Skor % Jlh

Skor %

1 Belajar dengan sungguh-sungguh dalam kelompok 138 72,6 144 75,8 141 74,2

2 Berinisiatif dalam kelompok untuk mengajukan pendapat untuk menyelesaikan tugas kelompok

143 75,3 150 78,9 147 77,1

3 Sering bertanya jika menemukan kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan guru

138 72,6 148 77,9 143 75,3

4 Berusaha mempertahankan pendapat yang telah diajukan 141 74,2 146 76,8 144 75,5

5 Sering ingin menjadi wakil dari kelompoknya untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas

136 71,6 152 80,0 144 75,8

Rata-rata 139 73,3 148 77,9 144 75,6 Kategori Tinggi Tinggi Tinggi

Peningkatan motivasi belajar siswa dari pertemuan pertama ke

pertemuan kedua terjadi pada semua indikator. Siswa sudah termotivasi

untuk mengikuti proses pembelajaran IPS. Hal ini disebabkan siswa sudah

mulai terbiasa dengan cara belajar melalui penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD. Analisis hasil observasi peningkatan motivasi belajar

siswa setiap indikator pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua

diuraikan berikut.

Dari data yang diperoleh terlihat bahwa siswa belajar dengan sungguh-

sungguh dalam kelompok. Indikator ini meningkat dari 72,6% dengan

kategori tinggi pada pertemuan pertama menjadi 75,8% dengan kategori

Page 81: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

70

tinggi pada pertemuan kedua. Hal ini terlihat dari semakin giatnya siswa

menyelesaikan LKS dalam kelompoknya. Kesungguhan siswa belajar dalam

kelompok ditandai dengan saling bekerja sama dalam menyelesaikan tugas

yang diberikan guru dan dapat membantu temannya sekelompoknya yang

kurang memahami materi yang sedang dibahas. Siswa semakin memahami

konsep dari materi pelajaran yang sedang dipelajarinya.

Kemudian pada aktivitas berinisiatif dalam kelompok dalam

mengajukan pendapatnya untuk menyelesaikan tugas kelompok, dari 75,3%

dengan kategori tinggi yang diperoleh siswa pada pertemuan pertama

meningkat menjadi 78,9% dengan kategori tinggi pada pertemuan kedua.

Hal ini tampak dari semakin banyak anggota kelompok yang berinisiatif

mengajukan pendapatnya dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru.

Selanjutnya siswa semakin sering bertanya jika menemukan kesulitan

dalam memahami materi yang disampaikan guru. Hal ini ditunjukkan

dengan banyaknya siswa yang menunjuk tangan dan bertanya tentang materi

yang tidak dipahaminya dan meminta guru untuk menjelaskannya kembali

ke papan tulis. Pada indikator ini persentase siswa yang melakukan aktivitas

tersebut pada pertemuan pertama sebesar 72,6% dengan kategori tinggi,

sedangkan pada pertemuan kedua meningkat menjadi 77,9% dengan

kategori.

Pada aktivitas ingin berusaha mempertahankan pendapat yang telah

diajukan, persentase siswa pada pertemuan pertama sebesar 74,2% dengan

kategori tinggi, pada pertemuan kedua meningkat menjadi 76,8% dengan

Page 82: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

71

kategori tinggi. Sedangkan aktivitas siswa yang selalu ingin menjadi wakil

dari kelompoknya untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan

kelas dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua semakin meningkat.

Persentase pada pertemuan pertama sebesar 71,6% dengan kategori tinggi,

dan pada pertemuan kedua meningkat menjadi 80,0% dengan kategori tinggi

sekali. Hal ini tampak dari setiap siswa ingin tampil ke depan untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Jika mereka tidak mempunyai

kesempatan dalam mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, mereka

berupaya memberi tanggapan atas hasil kerja kelompoknya.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD membuat siswa

semakin termotivasi dalam belajar. Tanpa adanya motivasi belajar, tidak

akan tercapai tujuan pembelajaran. Dengan bekerja sama dan dapat

menemukan sendiri konsep dari materi yang dipelajari membuat siswa

semakin temotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran melalui penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

3) Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa siklus II dapat dilihat dari hasil ulangan harian yang

dilaksanakan pada akhir siklus II. Adapun hasil belajar siswa tersebut

ditampilkan dalam bentuk tabel di bawah ini.

Tabel 8. Hasil Belajar Siswa Siklus II

Aspek Nilai Nilai Rata-rata Kelas 85.8 Simpangan Baku 11.3 Siswa yang Mencapai KKM (Tuntas) 36 94.7% Siswa yang tidak Mencapai KKM (Tidak Tuntas) 2 5.3%

Jumlah Siswa 38

Page 83: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

72

Tabel di atas menjelaskan bahwa dari 38 siswa ada 36 siswa yang tuntas

mencapai nilai KKM yaitu ada 94,7%. Sedangkan yang belum tuntas ada 5,3%

atau ada 2 siswa. Kemudian secara keseluruhan diperoleh rata-rata nilai kelas

sebesar 85,8, sehingga pembelajaran kooperatif tipe STAD ini dikatakan

berhasil karena siswa yang tuntas telah melebihi indikator keberhasilan

penelitian, yakni 75% siswa mencapai nilai KKM 70. Hal ini sesuai dengan

buku petunjuk penilaian hasil belajar mengungkapkan bahwa seorang siswa

dikatakan tuntas belajar apabila mendapat nilai > 70 minimal sebanyak 75%,

(Depdiknas, 2004).

4) Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Sebelum pelaksanaan proses pembelajaran melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD, guru melakukan ulangan sebelum

tindakan yang dijadikan sebagai skor dasar yang akan dibandingkan dengan

hasil belajar pada siklus I dan siklus II serta untuk membentuk kelompok

belajar siswa pada siklus I. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I dan

siklus II dapat direkapitulasi sebagai berikut.

Tabel 9. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

No Ulangan Harian

Jumlah Siswa Keseluruhan

Jumlah Siswa Tuntas

Persentase Ketuntasan

1 Siklus I 38 28 73.7% 2 Siklus II 36 94.7%

Dari analisis data yang diperoleh dari tes hasil belajar dapat diketahui

terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari ulangan harian siklus I ke

ulangan harian siklus II. Jumlah siswa yang skor hasil belajarnya siklus I

Page 84: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

73

mencapai KKM atau yang tuntas sebanyak 28 orang siswa atau 73,7%,

sedangkan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan pada siklus II meningkat

menjadi 36 siswa atau sebesar 94,7%. Oleh karena itu, penerapan

pembelajaran kooperatif tipe STAD dikatakan berhasil, karena telah lebih

dari 75% siswa memperoleh nilai minimal 70.

4. Refleksi

Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pertemuan

pertama telah dilakukan guru dengan sempurna. Sedangkan pada pertemuan

kedua diperoleh 3 aktivitas dengan kategori sangat sempurna, dan aktivitas

lainnya memperoleh kategori sempurna. Hal ini mengindikasikan peningkatan

motivasi siswa dalam belajar, dimana dari pertemuan pertama dan pertemuan

kedua terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada hasil observasi

motivasi belajar siswa yang telah diperoleh pada siklus II dengan persentase rata-

rata sebesar 75,6% atau dengan kategori tinggi karena berada pada rentang 56% -

75%.

Tingginya motivasi siswa dalam pelajaran IPS akan meningkatkan

kemampuan mereka dalam memahami materi pelajaran, sehingga hasil belajar

yang mereka peroleh meningkat dibandingkan siklus I. Hal ini dapat dilihat dari

jumlah siswa yang mencapai ketuntasan dalam pembelajaran IPS sebanyak 36

siswa atau dengan persentase ketuntasan sebesar 94,7%. Walaupun masih terdapat

2 siswa yang belum mencapai nilai KKM, namun dikatakan berhasil karena siswa

yang tuntas memperoleh nilai minimal 70 telah melebihi 75% dari jumlah

keseluruhan siswa sehingga tidak perlu dilakukan siklus berikutnya.

Page 85: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

74

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang akan dibahas meliputi rekapitulasi hasil observasi

motivasi siswa siklus I dan siklus II, dan hasil belajar siklus I dan siklus II. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat dalam bentuk uraian berikut.

1. Motivasi Belajar Siswa

Motivasi merupakan faktor penting bagi seorang siwa yang akan melakukan

kegiatan, khususnya dalam belajar. Terdapat dua sumber motivasi yaitu motivasi

intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik dapat dibangkitkan melalui berbagai

usaha dari lingkungan siswa, salah satunya adalah pembelajaran dengan

menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD, dimana lebih banyak

siswa yang bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.

Hal ini diketahui dari hasil pembicaraan peneliti dengan siswa disaat pelajaran

telah selesai dilaksanakan, dimana siswa sangat menyukai model pembelajaran

tipe STAD tersebut karna masih baru dan melakukan kerja sama dengan teman-

teman lainnya, dimana dengan pembelajaran yang biasa (konvensional) para

siswa dituntut untuk bersaing secara individu, namun dalam pembelajaran tipe

STAD ini siswa lebih dituntut untuk memajukan kelompok tanpa meninggalkan

kewajiban masing-masing siswa dalam belajar.

Motivasi belajar merupakan alasan yang mendorong seseorang yang akan

melakukan proses belajar. Dimyati & Mudjiono (2006:239) berpendapat bahwa

motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses

belajar. Motivasi belajar pada diri siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya

motivasi, atau tidak adanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar

Page 86: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

75

dan selanjutnya mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu,

motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus, agar siswa

memiliki motivasi belajar yang kuat, pada tempatnya diciptakan suasana belajar

yang menggembirakan.

Meningkatnya aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD mempengaruhi motivasi belajar siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran. Peningkatan ini diketahui dari rata-rata motivasi siswa dari

siklus I ke siklus II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 10. Persentase Motivasi Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II

No Aktivitas yang Diamati Siklus I Siklus II

Jlh Skor % Jlh Skor %

1 Belajar dengan sungguh-sungguh dalam kelompok 121 63.4 141 74.2

2 Berinisiatif dalam kelompok untuk mengajukan pendapat untuk menyelesaikan tugas kelompok

123 64.7 147 77.1

3 Sering bertanya jika menemukan kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan guru

116 61.1 143 75.3

4 Berusaha mempertahankan pendapat yang telah diajukan 123 64.5 144 75.5

5 Sering ingin menjadi wakil dari kelompoknya untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas

117 61.6 144 75.8

Rata-rata 120 63.1 144 75.6 Kategori Tinggi Tinggi

Motivasi belajar IPS siswa dari siklus I ke siklus II meningkat hampir pada

setiap indikator yang diamati. Peningkatan yang terjadi karena dalam

pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dituntut bukan hanya menyelesaikan

tugas secara individu tetapi juga bekerja sama dengan baik dalam kelompok

Page 87: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

76

dalam menyelesaikan LKS. Siswa sudah aktif berdiskusi dengan anggota

kelompok. Mereka aktif menyampaikan pendapat dan mempertahankan pendapat

yang dianggap benar. Mereka dapat bekerja sama dengan baik bersama teman

sekelompoknya. Jika mereka mendapat kesulitan dalam menyelesaikan suatu

permasalahan yang terdapat pada LKS, mereka bertanya langsung kepada teman

sekelompoknya yang berkemampuan tinggi tanpa bertanya pada guru terlebih

dahulu. Pembelajaran kooperatif tipe STAD membentuk interaksi belajar bagi

siswa bersama teman sekelompoknya. Hal inilah yang menjadi ukuran

peningkatan motivasi belajar siswa. Sesuai dengan pendapat Kunandar

(2010:359) bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara

sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antarsiswa untuk

menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan

permusuhan. Ada 5 unsur dalam pembelajaran kooperatif yang dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa adalah yaitu :

a. Saling ketergantungan positif

Saling ketergantungan tersebut dapat dicapai melalui: (1) saling

ketergantungan pencapaian tujuan; (2) saling ketergantungan dalam

menyelesaikan pekerjaan; (3) ketergantungan bahan atau sumber untuk

menyelesaikan pekerjaan; dan (4) saling ketergantungan peran.

b. Interaksi tatap muka

Interaksi tatap muka memungkinkan para siswa dapat saling menjadi sumber

belajar sehingga sumber belajar menjadi bervariasi.

Page 88: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

77

c. Akuntabilitas individual

Meskipun pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar

kelompok, tetapi penilaian dalam rangka mengetahui tingkat penguasaan siswa

terhadap suatu materi pelajaran dilakukan secara individual.

d. Keterampilan menjalin hubungan antarpribadi

Pembelajaran kooperatif akan menumbuhkan keterampilan menjalin hubungan

antarpribadi. Hal ini terjadi karena dalam pembelajaran kooperatif ditekankan

aspek-aspek: tenggang rasa, sikap sopan tehadap teman, mengkritik ide dan

bukan mengkritik orangnya, berani mempertahankan pikiran logis, tidak

mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat positif lainnya.

Hal ini sesuai dengan gagasan utama dari pembelajaran kooperatif tipe

STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan

membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru.

2. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa dan persentase ketuntasan siswa dari sebelum tindakan,

siklus I, dan siklus II meningkat. Persentase tes hasil belajar dan ketuntasan

belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 11. Persentase Ketuntasan dan Rata-rata Hasil Belajar Siswa

Ulangan Harian Jumlah dan

Persentase Siswa yang Tuntas

Jumlah dan Persentase Siswa

Tidak Tuntas

Rata-rata Hasil Belajar

Siklus I 28 10 77.9 73.7% 26.3%

Siklus II 36 2 85.8 94.7% 5.3%

Page 89: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

78

Persentase ketuntasan hasil belajar siswa juga dideskripsikan dalam bantuk

grafik batang di bawah ini.

2836

73.7

94.7

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Siklus I Siklus II

Ketuntasan Persentase

Gambar 4. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Dari tabel di atas, dapat diketahui jumlah siswa yang tuntas pada siklus I

adalah 28 orang siswa (73,7%), dan pada siklus II meningkat menjadi 36 siswa

(94,7%). Peningkatan hasil belajar siswa berhubungan dengan tujuan utama

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang digunakan dalam

pembelajaran IPS yaitu pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna.

Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa perlu mengerti apa makna

belajar, apa manfaatnya, bagaimana mencapainya dan menyadari apa yang

mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti.

Sehubungan dengan hal di atas, Trianto (2009:56) menyatakan pembelajaran

kooperatif bernaung dalam teori konstruktivis. Pembelajaran ini muncul dari

konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang

Page 90: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

79

sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja

dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang

kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek

utama dalam pembelajaran kooperatif.

Kemudian melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

hasil belajar IPS kelas IX.2 SMP Negeri 15 Kota Pekanbaru khususnya pada

materi pokok “pengertian kerjasama ekonomi antar negara, faktor-faktor

penyebab terjadinya kerjasama ekonomi antarnegara, dan tujuan kerjasama

ekonomi antar negara” dapat meningkat. Siswa semakin memahami konsep dari

pembelajaran tersebut melalui LKS yang dirancang guru dan penyelesaian secara

bersama-sama dalam kelompok. Sebagaimana dijelaskan oleh Trianto (2009:59)

bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-

tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang

sulit, dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis.

Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik bagi siswa

kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan

tugas-tugas akademik.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa penerapan

pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi dan hasil

belajar IPS siswa. Siswa yang termotivasi dalam belajar akan dapat meningkatkan

hasil belajarnya. Hasil belajar akan terpertahankan dan terpelihara dengan baik

pada siswa jika guru selalu menjaga hubungan baik dengan siswa dan

memberikan dorongan yang dapat memotivasi siswa untuk terus belajar.

Page 91: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

80

D. Keterbatasan Penelitian

Hasil penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan sebagai berikut.

1. Penelitian hanya dilakukan di kelas IX.2 SMP Negeri 15 Kota Pekanbaru pada

pelajaran IPS. Hal ini disebabkan kelas tersebut memliki motivasi dan hasil

belajar yang rendah dalam pembelajaran IPS dibandingkan dengan kelas lainnya

yang setingkat.

2. Hasil belajar yang diperoleh siswa dalam penelitian ini hanya dilihat dari

penggunakan pendekatan dalam pembelajaran, sedangkan hal-hal lain yang ikut

meningkatkan hasil belajar siswa tidak diteliti. Keterbatasan waktu menyebabkan

peneliti belum bisa meneliti hal lain yang dapat meningkatkan hasil belajar.

Instrumen penelitian hanya mengukur motivasi belajar dan hasil belajar siswa

secara kognitif saja. Karena kurangnya observer yang membantu peneliti

mengamati motivasi belajar siswa pada penelitian ini, peneliti hanya mengukur

motivasi belajar siswa melalui lima indikator yaitu :

a. Belajar dengan sungguh-sungguh dalam kelompok

b. Berinisiatif dalam kelompok untuk mengajukan pendapat untuk

menyelesaikan tugas kelompok

c. Sering bertanya jika menemukan kesulitan dalam memahami materi yang

disampaikan guru

d. Berusaha mempertahankan pendapat yang telah diajukan

e. Sering ingin menjadi wakil dari kelompoknya untuk mempresentasikan hasil

kerja kelompok di depan kelas

Page 92: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

81

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut.

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

motivasi belajar IPS siswa dalam pembelajaran IPS di kelas IX.2 SMP Negeri 15

Kota Pekanbaru. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan yang terjadi dari

siklus I ke siklus II. Persentase motivasi belajar siswa siklus I sebesar 63,1%

dengan kategori tinggi dan pada siklus II meningkat menjadi 75,6% dengan

kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa siswa telah memiliki motivasi yang

tinggi dalam belajar.

2. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran IPS di kelas IX.2 SMP Negeri 15 Kota Pekanbaru. Hal ini dapat

dilihat dengan adanya peningkatan hasil belajar yang dapat dilihat dari hasil

belajar siswa sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II. Persentase jumlah siswa

yang mencapai ketuntasan sebelum tindakan sebesar 42,1%, sedangkan pada

siklus I meningkat menjadi 73,7%, dan pada siklus II tercapai ketuntasan sebesar

94,7%. Hal ini disebabkan oleh karena siswa sudah termotivasi dalam belajar,

sehingga hasil belajar siswa juga meningkat.

81

Page 93: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

82

B. Implikasi

Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pembelajaran yang dapat

mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik antar siswa,

dan dapat mengembangkan kemampuan akademis siswa. Siswa belajar lebih banyak

dari teman mereka dalam belajar kooperatif daripada dari guru. Interaksi yang terjadi

dalam pembelajaran kooperatif dapat memacu terbentuknya ide baru dan

memperkaya perkembangan intelektual siswa. Sedangkan motivasi belajar siswa

dapat dilihat dari kegiatan belajar dalam memberikan refleksi atau umpan balik

dalam bentuk tanya jawab dengan siswa tentang kesulitan yang dihadapi dan

pemecahannya, merekonstruksi kegiatan, dan saran atau harapan siswa. Secara

periodik perkembangan kompetensi siswa dapat diamati melalui kegiatan-kegiatan

nyata ketika pembelajaran berlangsung.

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini efektif untuk meningkatkan

proses pembelajaran IPS di kelas IX.2 SMP Negeri 15 Kota Pekanbaru. Dalam

penerapannya model pembelajaran ini telah dapat meningkatkan motivasi belajar dan

hasil belajar IPS siswa. Siswa bersemangat dan aktif dalam pembelajaran, terjadi

interaksi langsung di antara siswa dan terjadi pengembangan keterampilan-

keterampilan interpersonal kelompok serta siswa memiliki tanggung jawab pada

dirinya sendiri dan juga pada teman sekelompoknya.

Mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang sangat penting untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi

di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan

yang terjadi, dan terampil mengatasi masalah yang terjadi sehari-hari baik yang

Page 94: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

83

menimpa dirinya sendiri maupun masyarakat., sehingga siswa akan termotivasi

dalam belajar dan secara bersama-sama akan belajar dengan sungguh-sungguh sesuai

dengan kemampuan masing-masing. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD dapat mengakomodasi suasana pembelajaran yang seperti itu.

C. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan dan implikasi yang telah diuraikan, disarankan

beberapa hal dalam pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD

sebagai berikut.

1. Dalam proses pembelajaran IPS diharapkan guru dapat menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD, agar siswa dapat belajar bersama teman

sekelompoknya dalam menemukan konsep dari pembelajaran yang sedang

dipelajarinya secara bekerja sama. Guru baertindak sebagai fasilitator yang

membantu dan membimbing siswa dalam memecahkan permasalahan yang

dihadapi siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok yang diberikan guru.

Pemahaman guru terhadap pengertian pembelajaran akan mempengaruhi cara

guru mengajar, karena pembelajaran suatu proses yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku.

2. Dalam menerapkan metode STAD, khususnya untuk mata pelajaran IPS sangat

dituntut kemampuan guru dalam membagi tugas setiap siswa sehingga

pembelajaran menjadi efektif dan mudah dipahami oleh seluruh siswa, sehingga

mereka bisa dan mampu belajar bersama-sama dalam menyelesaikan tugas yang

diberikan kepadanya.

Page 95: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

84

3. Sebagai bentuk penerapan terhadap kawasan TP terutama kawasan perancangan

dan pengembangan TP, pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai dengan

kawasan TP yang dimulai dengan praktik perancangan, pengembangan,

penggunaan, pengelolaan dan pengevaluasian proses. Untuk itu perlu penelitian

yang lebih lanjut untuk penerapan terhadap kawasan TP.

Page 96: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

85

DAFTAR RUJUKAN

Abu Ahmadi. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Afnil Guza, SS. 2009. Undang-Undang Sisdiknas, UU RI Nomor 20 Tahun 2003 dan Undang-Undang Guru Dan Dosen, UU RI Nomor 14 Tahun 2005. Jakarta: Asa Mandiri.

Alex Sobur. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Anas Sudijono. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Darmansyah, 2009, Penelitian Tindakan Kelas; Pedoman Praktis Bagi Guru dan Dosen. Padang: Sukabina Press

Depdiknas. 2007. Panduan Pengembangan Silabus Mata Pelajaran IPS untuk Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2007. Model Pembelajaran Terpadu IPS, SMP/MTs/SMPLB. Jakarta: Depdiknas

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dokumentasi SMP N 15 Pekanbaru, 2010 Elida Prayitno. 1989. Motivasi dalam Belajar. Jakarta: Depdikbud.

Hasan Budi Sulistyo dan Bambang Suprobo. 2007. IPS Terpadu untuk SMP Kelas IX. Jakarta: Erlangga

Ibrahim dan Nur. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa University Press.

Kunandar. 2010. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Sukses Dalam Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Muhibbin Syah. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali pers

Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Page 97: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

86

Seels B. Barbara. . Teknologi Pembelajaran. Washington. DC: Association For Educational Communication and Technology (Terjemahan Elisna).

Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Sondang P Siagian. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif dan Progresif. Jakarta: Prenada Media Group.

Tulus Tu’u. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo

Wardani dkk. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

WS. Winkle. 2005. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi. Yusufhadi Miarso. 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Page 98: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

87

Lampiran 1. Data Hasil Belajar Sebelum Tindakan

NO Kode Siswa Nilai Kategori Ketuntasan

1 AG 001 60 Rendah Belum Tuntas 2 AG 002 80 Sedang Tuntas 3 AG 003 80 Sedang Tuntas 4 AG 004 60 Rendah Belum Tuntas 5 AG 005 60 Rendah Belum Tuntas 6 AG 006 60 Rendah Belum Tuntas 7 AG 007 80 Sedang Tuntas 8 AG 008 80 Sedang Tuntas 9 AG 009 60 Rendah Belum Tuntas 10 AG 010 60 Rendah Belum Tuntas 11 AG 011 60 Rendah Belum Tuntas 12 AG 012 80 Sedang Tuntas 13 AG 013 60 Rendah Belum Tuntas 14 AG 014 60 Rendah Tuntas 15 AG 015 80 Sedang Tuntas 16 AG 016 60 Rendah Belum Tuntas 17 AG 017 60 Rendah Belum Tuntas 18 AG 018 60 Rendah Belum Tuntas 19 AG 019 60 Rendah Belum Tuntas 20 AG 020 60 Rendah Belum Tuntas 21 AG 021 60 Rendah Belum Tuntas 22 AG 022 80 Sedang Tuntas 23 AG 023 60 Rendah Belum Tuntas 24 AG 024 60 Rendah Belum Tuntas 25 AG 025 80 Sedang Tuntas 26 AG 026 60 Rendah Belum Tuntas 27 AG 027 60 Rendah Belum Tuntas 28 AG 028 80 Sedang Tuntas 29 AG 029 60 Rendah Belum Tuntas 30 AG 030 80 Sedang Tuntas 31 AG 031 60 Rendah Belum Tuntas 32 AG 032 80 Sedang Tuntas 33 AG 033 80 Sedang Tuntas 34 AG 034 80 Sedang Tuntas 35 AG 035 60 Rendah Belum Tuntas 36 AG 036 80 Sedang Tuntas 37 AG 037 80 Sedang Tuntas 38 AG 038 60 Rendah Belum Tuntas

Jumlah 2580 Rata-rata 67.9 Rendah Belum Tuntas

Page 99: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

88

Lampiran 2. Motivasi Belajar Sebelum Tindakan

NO Kode Siswa Aspek yang Dinilai

Nilai Kategori 1 2 3 4 5

1 AG 001 3 3 3 2 3 56% Tinggi 2 AG 002 3 3 2 3 3 56% Tinggi 3 AG 003 3 3 2 2 3 52% Rendah 4 AG 004 3 3 3 3 2 56% Tinggi 5 AG 005 3 3 3 3 3 60% Tinggi 6 AG 006 3 3 2 3 2 52% Rendah 7 AG 007 3 2 2 2 2 44% Rendah 8 AG 008 2 3 2 3 3 52% Rendah 9 AG 009 3 2 3 2 3 52% Rendah 10 AG 010 3 3 2 3 3 56% Tinggi 11 AG 011 3 3 3 3 2 56% Tinggi 12 AG 012 2 2 3 2 2 44% Rendah 13 AG 013 3 2 3 3 3 56% Tinggi 14 AG 014 3 2 2 3 2 52% Rendah 15 AG 015 3 3 3 3 3 60% Tinggi 16 AG 016 3 3 2 3 2 52% Rendah 17 AG 017 3 2 3 3 3 56% Tinggi 18 AG 018 2 3 3 3 3 56% Tinggi 19 AG 019 3 3 3 3 3 60% Tinggi 20 AG 020 2 2 3 3 3 52% Rendah 21 AG 021 3 3 3 3 3 60% Tinggi 22 AG 022 3 3 2 3 2 52% Rendah 23 AG 023 2 2 3 3 3 52% Rendah 24 AG 024 2 3 3 3 2 52% Rendah 25 AG 025 2 2 2 2 3 44% Rendah 26 AG 026 2 3 2 3 3 52% Rendah 27 AG 027 2 3 3 3 3 56% Tinggi 28 AG 028 2 2 3 3 3 52% Rendah 29 AG 029 2 3 3 3 3 56% Tinggi 30 AG 030 2 3 3 3 3 56% Tinggi 31 AG 031 2 3 3 3 2 52% Rendah 32 AG 032 3 3 3 3 2 56% Tinggi 33 AG 033 3 2 2 3 3 52% Rendah 34 AG 034 3 2 3 3 3 56% Tinggi 35 AG 035 2 3 3 3 3 56% Tinggi 36 AG 036 3 3 3 2 2 52% Rendah 37 AG 037 2 3 3 3 3 56% Tinggi 38 AG 038 3 3 3 3 3 60% Tinggi

Jumlah 99 102 102 107 102 2052.0% Jumlah Rata-rata 52.11 53.68 53.68 56.32 53.68 54.0% Rata-rata

Page 100: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

89

Lampiran 3. Silabus Pembelajaran Siklus I

NAMA SEKOLAH : SMP Negeri 15 Pekanbaru MATA PELAJARAN : EKONOMI KELAS/SEMESTER : IX/2 STANDAR KOMPETENSI : Memahami perubahan pemerintahan dan kerjasama internasional

KOMPETENSI

DASAR MATERI POKOK

KEGIATAN PEMBELAJARAN

INDIKATOR TUJUAN PEMBELAJARAN

PENILAIAN ALOKASI WAKTU

BAHAN/ SUMBER/

ALAT

7.4. Mendiskripsikan kerjasama antarnegara di bidang ekonomi

Pengertian kerjasama ekonomi antarnegara

Faktor-faktor penyebab terjadinya kerjasama ekonomi antarnegara

Tujuan kerjasama ekonomi antar negara

• Mendiskusikan pengertian dan tujuan kerja sama ekonomi internasional

• Tanya jawab tentang faktor-faktor penyebab terjadinya kerjasama ekonomi antarnegara

• Mengetahui tujuan kerjasama ekonomi antarnegara

• Mendefinisikan pengertian kerja sama ekonomi antarnegara

• Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya kerjasama ekonomi antar negara

• Mendeskripsikan tujuan kerjasama ekonomi antar negara

• Siswa mampu mendefinisikan pengertian kerjasama ekonomi antarnegara

• Siswa mampu memberikan contoh kerjasama ekonomi antarnegara

• Siswa mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya kerjasama ekonomi antar negara

• Siswa mampu mendeskripsikan tujuan kerjasama ekonomi antarnegara

• Penugasan

• Tes

4 x 40’

(2 x pertemuan)

• Buku teks/Buku Pelajaran IPS Ekonomi SMP terbitan Erlangga

Mengetahui, Kepala SMPN 15 Pekanbaru

(H. Syamsul Bahri, S.Pd) NIP.19510507 197602 1 001

Guru Bidang Studi,

(Agusrialdi)

Page 101: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

90

Lampiran 4. RPP Siklus I Pertemuan 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Ekonomi

Kelas/Semester : IX/2

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Hari/Tanggal : Senin, 2 Januari 2011

Standar Kompetensi : 7. Memahami perubahan pemerintahan dan kerjasama internasional

Kompetensi Dasar : 7.4. Mendiskripsikan kerjasama antarnegara di bidang Ekonomi

Indikator : - Mendefinisikan pengertian kerja sama ekonomi

antarnegara

- Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya kerjasama ekonomi antar negara

I. Tujuan Pembelajaran : - Siswa mampu mendefinisikan pengertian kerjasama

ekonomi antarnegara

- Siswa mampu memberikan contoh kerjasama ekonomi antarnegara

- Siswa mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya kerjasama ekonomi antar Negara

II. Materi Ajar (Materi Pokok) : Kerjasama ekonomi internasional

- Pengertian kerjasama ekonomi antarnegara

- Faktor-faktor penyebab terjadinya kerjasama ekonomi antarnegara

III. Metode Pembelajaran :

- Ceramah

- Diskusi

- STAD

Page 102: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

91

IV. Langkah-langkah Pembelajaran:

Kegiatan Awal (10 menit)

• Salam pembuka

• Guru membuka pelajaran dengan memberikan keterangan singkat materi pelajaran (Pengertian kerjasama ekonomi antarnegara, Faktor-faktor penyebab terjadinya kerjasama ekonomi antarnegara, dan Tujuan kerjasama ekonomi antarnegara)

• Guru memberi motivasi kepada siswa dengan berbagai jenis pembuka untuk memancing semangat belajar siswa

• Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang hendak dicapai yaitu agar siswa

1. mampu mendefinisikan pengertian kerjasama ekonomi antarnegara

2. mampu memberikan contoh kerjasama ekonomi antarnegara

3. mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya kerjasama ekonomi antar negara

Kegiatan Inti (55 menit)

• Guru menyajikan informasi secara garis besar

tentang materi yang dipelajari

• Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang telah ditentukan guru dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang digunakan

• Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok dan meminta siswa mengerjakannya dengan saling bekerja sama

• Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan LKS dan memberikan bantuan kepada siswa yang kurang memahami materi pelajaran

• Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan LKS, guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya ke depan kelas dan kelompok lain diminta untuk memberikan tanggapan, guru bertindak sebagai fasilitator

• Guru memberikan penghargaan berupa tepuk tangan kepada siswa yang telah

Page 103: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

92

mempresentasikan hasil diskusinya dan kepada siswa yang telah menanggapi hasil kerja temannya.

Kegiatan Akhir (15 menit)

• Siswa melakukan refleksi, dalam bentuk, guru

membantu siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi dan menganalisa semua kelompok.

• Guru menuliskan garis besar kesimpulan hasil analisa di papan tulis.

• Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang pokok bahasan yang kurang dimengerti atau bisa juga guru yang menanyakan kepada siswa sekedar untuk menguji ketercapaian belajar siswa.

• Memberikan soal post test.

V. Alat dan Sumber Belajar:

• Buku teks/Buku pelajaran terbitan Erlangga

VI. Penilaian: Untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang

diberikan dilakukan tes menjawab pertanyaan. Siswa secara individual menjawab

pertanyaan.

Mengetahui, Kepala SMPN 15 Pekanbaru

(H. Syamsul Bahri, S.Pd) NIP.19510507 197602 1 001

Guru Bidang Studi,

(Agusrialdi)

Page 104: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

93

LAMPIRAN 5. RPP Siklus I Pertemuan 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Ekonomi

Kelas/Semester : IX/2

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Hari/Tanggal : Kamis, 13 Januari 2011

Standar Kompetensi : 7. Memahami perubahan pemerintahan dan kerjasama internasional

Kompetensi Dasar : 7.4. Mendiskripsikan kerjasama antarnegara di bidang Ekonomi

Indikator : - Mendeskripsikan tujuan kerjasama ekonomi antar

negara

I. Tujuan Pembelajaran : - Siswa mengetahui tujuan kerjasama ekonomi

antarnegara

II. Materi Ajar (Materi Pokok) : Kerjasama ekonomi internasional

- Tujuan kerjasama ekonomi antarnegara

III. Metode Pembelajaran :

- Ceramah

- Diskusi

- STAD

IV. Langkah-langkah Pembelajaran:

Kegiatan Awal (10 menit)

• Salam pembuka

• Guru membuka pelajaran dengan memberikan keterangan singkat materi pelajaran (Pengertian kerjasama ekonomi antarnegara, Faktor-faktor penyebab terjadinya kerjasama ekonomi antarnegara, dan Tujuan kerjasama ekonomi antarnegara)

• Guru memberi motivasi kepada siswa dengan berbagai jenis pembuka untuk memancing

Page 105: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

94

semangat belajar siswa

• Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang hendak dicapai yaitu agar siswa mengetahui tujuan kerjasama ekonomi antarnegara

Kegiatan Inti (55 menit)

• Guru menyajikan informasi secara garis besar

tentang materi yang dipelajari

• Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang telah ditentukan guru dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang digunakan

• Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok dan meminta siswa mengerjakannya dengan saling bekerja sama

• Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan LKS dan memberikan bantuan kepada siswa yang kurang memahami materi pelajaran

• Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan LKS, guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya ke depan kelas dan kelompok lain diminta untuk memberikan tanggapan, guru bertindak sebagai fasilitator

• Guru memberikan penghargaan berupa tepuk tangan kepada siswa yang telah mempresentasikan hasil diskusinya dan kepada siswa yang telah menanggapi hasil kerja temannya.

Kegiatan Akhir (15 menit)

• Siswa melakukan refleksi, dalam bentuk, guru

membantu siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi dan menganalisa semua kelompok.

• Guru menuliskan garis besar kesimpulan hasil analisa di papan tulis.

• Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang pokok bahasan yang kurang dimengerti atau bisa juga guru yang menanyakan kepada siswa sekedar untuk menguji ketercapaian belajar siswa.

• Memberikan soal post test.

Page 106: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

95

V. Alat dan Sumber Belajar:

• Buku teks/Buku pelajaran terbitan Erlangga

VI. Penilaian: Untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang diberikan dilakukan tes menjawab pertanyaan. Siswa secara individual menjawab pertanyaan.

Mengetahui, Kepala SMPN 15 Pekanbaru

(H. Syamsul Bahri, S.Pd) NIP.19510507 197602 1 001

Guru Bidang Studi,

(Agusrialdi)

Page 107: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

96

Lampiran 6. LKS Siklus I Pertemuan 1

LEMBAR KERJA SISWA (LKS 1)

Satuan pendidikan : SMP N 15 Pekanbaru Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : IX / 2 Waktu : 2 x 40 Menit

Kelompok : .....................

Hari / Tanggal : .....................

Anggota : 1...................... 3......................... 5.........................

2 ...................... 4.........................

Peta di bawah ini menggambarkan alur perdagangan internasional Jepang ke seluruh dunia. Tebal tipisnya tanda panah menunjukkan besar kecilnya nilai transaksi dalam dollar Amerika Serikat. Tanda panah dari Jepang menunjukkan kegiatan ekspor, sedangkan tanda panah menuju Jepang kegiatan impor.

Diskusikanlah! 1. Dengan Negara mana sajakah Jepang paling banyak (diukur dari besarnya

transaksi) membina hubungan dagang? Apakah dengan negera itu Jepang lebih banyak mengimpor atau mengekspor? Lalu, apakah dampaknya bagi ekonomi Jepang?

Page 108: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

97

2. Perhatikan alur hubungan dagang Jepang dengan Asia Selatan dan Tenggara! Bagaimana penilaianmu terhadap hubungan dagang itu, ditinjau dari besarnya nilai transaksi? (sebagai bahan perbandingan, pada tahun 2002 nilai ekspor Indonesia ke Jepang mencapai US$12 juta, sedangkan nilai impor dari Jepang mencapai US$4,5 juta).

3. Menurut pendapatmu, apakah keberhasilan Jepang dalam perdagangan internasional didukung oleh kepiawaiannya dalam menjalin kerja sama ekonomi dengan Negara-negara lain? Mengapa kerja sama itu diperlukan? (untuk kamu ketahui, Jepang merupakan anggota G-8, APEC, dan mitra ASEAN).

Page 109: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

98

Lampiran 7. LKS Siklus I Pertemuan 2

LEMBAR KERJA SISWA (LKS 2)

Satuan pendidikan : SMP N 15 Pekanbaru Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : IX / 2 Waktu : 2 x 40 Menit

Kelompok : .....................

Hari / Tanggal : .....................

Anggota : 1...................... 3......................... 5.........................

2 ...................... 4.........................

Diskusikanlah: 1. Apa yang dimaksud dengan investor asing? 2. Mengapa Batam terancam ditinggalkan investor asing? Dan, apa dampaknya?

Page 110: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

99

3. Menurutmu, apakah meningkatkan investasi asing di Batam akan menguntungkan Indonesia? Jelaskan pendapatmua dengan alasan yang jelas!

Page 111: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

100

Lampiran 8. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 1

No Aktivitas yang Diamati Skala Nilai 4 3 2 1 0

1 Guru menyajikan materi secara ringkas √ 2 Guru membagi kelompok belajar secara

heterogen

3 Guru memberikan tugas kepada masing-masing siswa √

4 Guru membimbing diskusi kelompok √ 5 Guru memerintahkan salah satu

kelompok diskusi menampilkan hasil diskusinya.

6 Guru memberikan pertanyaan kepada masing-masing siswa. √

7 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan tanggapan atas jawaban temannya.

8 Guru memberikan penguatan dan mengajak siswa menyimpulkan materi bersama-sama.

9 Guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru dan klaborator melakukan pengamatan atau observasi

Jumlah 0 21 4 0 0 Total Skor 25 Kategori Sempurna

Keterangan : SS = Sangat Sempurna = 4 S = Sempurna = 3 KS = Kurang Sempurna = 2 TS = Tidak Sempurna = 1 Tidak Dilaksanakan = 0

Page 112: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

101

Lampiran 9. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 2

No Aktivitas yang Diamati Skala Nilai 4 3 2 1 0

1 Guru menyajikan materi secara ringkas

2 Guru membagi kelompok belajar secara heterogen

3 Guru memberikan tugas kepada masing-masing siswa

4 Guru membimbing diskusi kelompok √ 5 Guru memerintahkan salah satu

kelompok diskusi menampilkan hasil diskusinya.

6 Guru memberikan pertanyaan kepada masing-masing siswa.

7 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan tanggapan atas jawaban temannya.

8 Guru memberikan penguatan dan mengajak siswa menyimpulkan materi bersama-sama.

9 Guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru dan klaborator melakukan pengamatan atau observasi

Jumlah 0 24 2 0 0 Total Skor 26 Kategori Sempurna

Keterangan : SS = Sangat Sempurna = 4 S = Sempurna = 3 KS = Kurang Sempurna = 2 TS = Tidak Sempurna = 1 Tidak Dilaksanakan = 0

Page 113: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

102

Lampiran 10. Kisi-kisi Soal Siklus I

Mata Pelajaran : EKONOMI Kelas/SMT : IX/2 Standar Kompetensi : Kemampuan memahami perdagangan internasional dan

dampaknya terhadap perekonomian Indonesia

Kompetensi Dasar Indikator Soal No soal Mudah Sedang Sulit

Mendeskripsikan kerjasama antarnegara di bidang ekonomi

Mendefinisikan pengertian kerja sama ekonomi antarnegara

√ 1

Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya kerjasama ekonomi antar negara

√ 2,3

Mendeskripsikan tujuan kerjasama ekonomi antar negara

√ 4,5

Page 114: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

103

Lampiran 11. Soal Ulangan Siklus I

Satuan pendidikan : SMP Negeri 15 Kota Pekanbaru Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas / Semester : IX / II Waktu : 2 x 40 Menit

Nama : ..........................................

Hari / Tanggal : ..........................................

Jawablah dengan jelas dan jujur pertanyaan di bawah ini: 1. Jelaskan pengertian dari kerjasama ekonomi antarnegara!

2. Tuliskan salah satu fungsi kerjasama internasional

3. Tuliskan 2 faktor persamaan dan pendorong terjadinya kerjasama antarnegara!

4. Jelaskan mengapa dengan adanya perbedaan ilmu dan teknologi dapat terjadinya kerjsama ekonomi antarnegara?

5. Diantara 10 tujuan kerjasama ekonoi antarnegara, jelaskan 2 tujuan kerjasama tersebut!

Jawaban:

1) __________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

2) __________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

3) __________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

4) __________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

5) __________________________________________________________________

Page 115: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

104

Lampiran 12. Hasil Belajar Siklus I

NO Kode Siswa Nilai Kategori Ketuntasan 1 AG 001 60 Rendah Belum Tuntas 2 AG 002 100 Tinggi Tuntas 3 AG 003 80 Sedang Tuntas 4 AG 004 80 Sedang Tuntas 5 AG 005 60 Rendah Belum Tuntas 6 AG 006 80 Sedang Tuntas 7 AG 007 80 Sedang Tuntas 8 AG 008 100 Tinggi Tuntas 9 AG 009 80 Sedang Tuntas 10 AG 010 80 Sedang Tuntas 11 AG 011 80 Sedang Tuntas 12 AG 012 80 Sedang Tuntas 13 AG 013 80 Sedang Tuntas 14 AG 014 60 Rendah Belum Tuntas 15 AG 015 100 Tinggi Tuntas 16 AG 016 60 Rendah Belum Tuntas 17 AG 017 80 Sedang Tuntas 18 AG 018 80 Sedang Tuntas 19 AG 019 80 Sedang Tuntas 20 AG 020 60 Rendah Belum Tuntas 21 AG 021 60 Rendah Belum Tuntas 22 AG 022 100 Tinggi Tuntas 23 AG 023 80 Sedang Tuntas 24 AG 024 60 Rendah Belum Tuntas 25 AG 025 80 Sedang Tuntas 26 AG 026 80 Sedang Tuntas 27 AG 027 60 Rendah Belum Tuntas 28 AG 028 80 Sedang Tuntas 29 AG 029 80 Sedang Tuntas 30 AG 030 80 Sedang Tuntas 31 AG 031 60 Rendah Belum Tuntas 32 AG 032 100 Tinggi Tuntas 33 AG 033 80 Sedang Tuntas 34 AG 034 80 Sedang Tuntas 35 AG 035 80 Sedang Tuntas 36 AG 036 100 Tinggi Tuntas 37 AG 037 80 Sedang Tuntas 38 AG 038 60 Rendah Belum Tuntas

Jumlah 2960 Rata-rata 77.9 Sedang Tuntas

Page 116: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

105

Lampiran 13. Motivasi Siswa Siklus I Pertemuan 1

NO Kode Siswa

Aspek yang Dinilai Nilai Kategori

1 2 3 4 5 1 AG 001 3 4 3 2 3 60% Tinggi 2 AG 002 3 4 2 4 3 64% Tinggi 3 AG 003 4 3 2 2 3 56% Tinggi 4 AG 004 3 3 3 4 2 60% Tinggi 5 AG 005 4 3 4 3 3 68% Tinggi 6 AG 006 3 3 2 3 2 52% Rendah 7 AG 007 4 2 2 2 2 48% Rendah 8 AG 008 2 4 2 3 3 56% Tinggi 9 AG 009 4 2 3 2 4 60% Tinggi 10 AG 010 3 3 2 3 3 56% Tinggi 11 AG 011 4 4 3 4 2 68% Tinggi 12 AG 012 2 2 4 2 2 48% Rendah 13 AG 013 3 2 3 4 3 60% Tinggi 14 AG 014 4 2 2 3 2 52% Rendah 15 AG 015 4 4 3 4 4 76% Tinggi Sekali 16 AG 016 3 4 2 3 2 56% Tinggi 17 AG 017 4 2 3 4 4 68% Tinggi 18 AG 018 2 4 3 3 3 60% Tinggi 19 AG 019 4 3 4 3 4 72% Tinggi 20 AG 020 2 2 3 3 3 52% Rendah 21 AG 021 4 3 3 4 4 72% Tinggi 22 AG 022 3 4 2 4 2 60% Tinggi 23 AG 023 2 2 4 4 3 60% Tinggi 24 AG 024 2 4 4 3 2 60% Tinggi 25 AG 025 2 2 2 2 3 44% Rendah 26 AG 026 2 4 2 3 4 60% Tinggi 27 AG 027 2 3 3 3 3 56% Tinggi 28 AG 028 2 2 4 3 4 60% Tinggi 29 AG 029 2 4 3 3 3 60% Tinggi 30 AG 030 2 4 3 3 4 64% Tinggi 31 AG 031 2 4 3 3 2 56% Tinggi 32 AG 032 4 3 3 4 2 64% Tinggi 33 AG 033 3 2 2 3 3 52% Rendah 34 AG 034 4 2 4 3 4 68% Tinggi 35 AG 035 2 4 3 3 3 60% Tinggi 36 AG 036 4 3 3 2 2 56% Tinggi 37 AG 037 2 3 4 4 3 64% Tinggi 38 AG 038 4 4 3 4 3 72% Tinggi

Jumlah 113 117 110 119 111 2280.0% Rata-rata 59.5% 61.6% 57.9% 62.6% 58.4% 60.0% Tinggi

Page 117: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

106

Lampiran 14. Motivasi Siswa Siklus I Pertemuan 2

NO Kode Siswa

Aspek yang Dinilai Nilai Kategori

1 2 3 4 5 1 AG 001 3 4 3 3 3 64% Tinggi 2 AG 002 3 4 3 4 3 68% Tinggi 3 AG 003 4 3 3 3 3 64% Tinggi 4 AG 004 3 3 3 4 3 64% Tinggi 5 AG 005 4 3 4 3 3 68% Tinggi 6 AG 006 3 3 3 3 3 60% Tinggi 7 AG 007 4 3 3 3 3 64% Tinggi 8 AG 008 3 4 3 3 3 64% Tinggi 9 AG 009 4 3 3 3 4 68% Tinggi 10 AG 010 3 3 3 3 3 60% Tinggi 11 AG 011 4 4 3 4 3 72% Tinggi 12 AG 012 3 3 4 3 3 64% Tinggi 13 AG 013 3 3 3 4 3 64% Tinggi 14 AG 014 4 3 3 3 3 64% Tinggi 15 AG 015 4 4 3 4 4 76% Tinggi Sekali 16 AG 016 3 4 3 3 3 64% Tinggi 17 AG 017 4 3 3 4 4 72% Tinggi 18 AG 018 3 4 3 3 3 64% Tinggi 19 AG 019 4 3 4 3 4 72% Tinggi 20 AG 020 3 3 3 3 3 60% Tinggi 21 AG 021 4 3 3 4 4 72% Tinggi 22 AG 022 3 4 3 4 3 68% Tinggi 23 AG 023 3 3 4 4 3 68% Tinggi 24 AG 024 3 4 4 3 3 68% Tinggi 25 AG 025 3 3 3 3 3 60% Tinggi 26 AG 026 3 4 3 3 4 68% Tinggi 27 AG 027 3 3 3 3 3 60% Tinggi 28 AG 028 3 3 4 3 4 68% Tinggi 29 AG 029 3 4 3 3 3 64% Tinggi 30 AG 030 3 4 3 3 4 68% Tinggi 31 AG 031 3 4 3 3 3 64% Tinggi 32 AG 032 4 3 3 4 3 68% Tinggi 33 AG 033 3 3 3 3 3 60% Tinggi 34 AG 034 4 3 4 3 4 72% Tinggi 35 AG 035 3 4 3 3 3 64% Tinggi 36 AG 036 4 3 3 3 3 64% Tinggi 37 AG 037 3 3 4 4 3 68% Tinggi 38 AG 038 4 4 3 4 3 72% Tinggi

Jumlah 128 129 122 126 123 2512.0% Rata-rata 67.4% 67.9% 64.2% 66.3% 64.7% 66.1% Tinggi

Page 118: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

107

Lampiran 15. Silabus Pembelajaran Siklus II

NAMA SEKOLAH : SMP Negeri 15 Pekanbaru

MATA PELAJARAN : EKONOMI

KELAS/SEMESTER : IX/2

STANDAR KOMPETENSI : Memahami perubahan pemerintahan dan kerjasama internasional KOMPETENSI

DASAR MATERI POKOK

KEGIATAN PEMBELAJARAN

INDIKATOR TUJUAN PEMBELAJARAN

PENILAIAN ALOKASI WAKTU

BAHAN/ SUMBER/

ALAT

7.5. Kemampuan menganalisis kerjasama ekonomi internasional

Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam kegiatan ekonomi internasional

Bentuk-bentuk kerjasama antarnegara

• Membaca literatur dan mendiskusikan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam kegiatan ekonomi internasional

• Mendiskusikan bentuk-bentuk kerjasama ekonomi

• Mengidentifikasi hambatan-hambatan dalam kerjasama ekonomi antarnegara

• Mengidentifikasi bentuk kerjasama antarnegara

• Mengidentifikasi badan-badan kerja sama ekonomi yang bersifat regional maupun

• Siswa mampu mengidentifikasi hambatan-hambatan dalam kerjasama ekonomi antarnegara

• Siswa mampu menyebutkan contoh kerjasama ekonomi antarnegara yang terkendala karenan hambatan-hambatan yang ada

• Siswa mampu

• Penugasan

• Tes

4 x 40’

(2 x pertemuan)

• Buku teks/Buku Pelajaran IPS Ekonomi SMP

Page 119: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

108

KOMPETENSI DASAR

MATERI POKOK

KEGIATAN PEMBELAJARAN

INDIKATOR TUJUAN PEMBELAJARAN

PENILAIAN ALOKASI WAKTU

BAHAN/ SUMBER/

ALAT

Badan-badan kerjasama ekonomi yang bersifat regional maupun multilateral yang penting bagi Indonesia

internasional

• Mendiskusikan badan-badan kerjasama ekonomi yang bersifat regional maupun multilateral yang penting bagi Indonesia

multilateral yang penting bagi Indonesia

mengidentifikasi bentuk kerjasama antarnegara

• Siswa mampu mengidentifikasi badan-badan kerjasama ekonomi yang bersifat regional maupun multilateral yang penting bagi Indonesia

Mengetahui, Kepala SMPN 15 Pekanbaru

(H. Syamsul Bahri, S.Pd) NIP.19510507 197602 1 001

Guru Bidang Studi,

(Agusrialdi)

Page 120: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

109

Lampiran 16. RPP Siklus II Pertemuan 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Ekonomi

Kelas/Semester : IX/2

Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

Hari/Tanggal : Kamis, 20 Januari 2011

Standar Kompetensi : 1. Memahami perubahan pemerintahan dan kerjasama internasional

Kompetensi Dasar : 7.5. Kemampuan menganalisis kerjasama ekonomi internasional

Indikator : - Mengidentifikasi hambatan-hambatan dalam

kerjasama ekonomi antarnegara

I. Tujuan Pembelajaran : - Siswa mampu mengidentifikasi hambatan-hambatan

dalam kerjasama ekonomi antarnegara

- Siswa mampu menyebutkan contoh kerjasama ekonomi antarnegara yang terkendala karenan hambatan-hambatan yang ada

II. Materi Ajar (Materi Pokok) : kerjasama ekonomi internasional

- Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam kegiatan ekonomi internasional

III. Metode Pembelajaran : - Ceramah

- Diskusi

- STAD

Page 121: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

110

IV. Langkah-langkah Pembelajaran:

Kegiatan Awal (10 menit)

• Salam pembuka

• Guru membuka pelajaran dengan memberikan keterangan singkat materi pelajaran yaitu tentang kerjasama ekonomi internasional dengan indikator mengidentifikasi hambatan-hambatan dalam kerjasama ekonomi antar negara

• Guru memberi motivasi kepada siswa dengan meminta siswa mengemukakan pengetahuannya tentang kerjasama ekonomi internasional

• Guru menjelaskan secara singkat tentang kerjasama ekonomi internasional dengan indikator mengidentifikasi hambatan-hambatan dalam kerjasama ekonomi antar negara

• Guru menjelaskan kembali model pembelajaran STAD yang akan digunakan pada materi pelajaran

• Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang hendak dicapai

Kegiatan Inti (55 menit)

• Guru menyajikan informasi secara garis besar

tentang materi yang dipelajari

• Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang telah ditentukan guru dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang digunakan

• Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok dan meminta siswa mengerjakannya dengan saling bekerja sama

• Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan LKS dan memberikan bantuan kepada siswa yang kurang memahami materi pelajaran

• Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan LKS, guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya ke depan kelas dan kelompok lain diminta untuk memberikan tanggapan, guru bertindak sebagai fasilitator

• Guru memberikan penghargaan berupa tepuk tangan kepada siswa yang telah

Page 122: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

111

mempresentasikan hasil diskusinya dan kepada siswa yang telah menanggapi hasil kerja temannya.

Kegiatan Akhir (15 menit)

• Guru dan siswa menyimpulkan hasil analisa

semua pasangan.

• Guru menuliskan garis besar kesimpulan analisa di papan tulis.

• Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang pokok bahasan yang kurang dimengerti.

• Membagikan soal post test

VI. Alat dan Sumber Belajar:

• Gambar

• Buku teks/Buku pelajaran

VII. Penilaian: Untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang

diberikan dilakukan tes menjawab pertanyaan. Siswa secara individual menjawab

pertanyaan.

Mengetahui, Kepala SMPN 15 Pekanbaru

(H. Syamsul Bahri, S.Pd) NIP.19510507 197602 1 001

Guru Bidang Studi,

(Agusrialdi)

Page 123: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

112

Lampiran 17. RPP Siklus II Pertemuan 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Ekonomi

Kelas/Semester : IX/2

Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

Hari/Tanggal : Senin, 24 Januari 2011

Standar Kompetensi : 1. Memahami perubahan pemerintahan dan kerjasama internasional

Kompetensi Dasar : 7.5. Kemampuan menganalisis kerjasama ekonomi internasional

Indikator : - Mengidentifikasi bentuk kerjasama antarnegara

I. Tujuan Pembelajaran : - Siswa mampu mengidentifikasi bentuk kerjasama

antarnegara

II. Materi Ajar (Materi Pokok) : kerjasama ekonomi internasional

- Bentuk-bentuk kerjasama antar negara

III. Metode Pembelajaran : - Ceramah

- Diskusi

- STAD

IV. Langkah-langkah Pembelajaran:

Kegiatan Awal (10 menit)

• Salam pembuka

• Guru membuka pelajaran dengan memberikan keterangan singkat materi pelajaran yaitu tentang kerjasama ekonomi internasional dengan indikator mengidentifikasi bentuk kerjasama

Page 124: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

113

antar negara

• Guru memberi motivasi kepada siswa dengan meminta siswa mengemukakan pengetahuannya tentang kerjasama ekonomi internasional

• Guru menjelaskan secara singkat tentang kerjasama ekonomi internasional dengan indikator mengidentifikasi bentuk kerjasama antar negara

• Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang hendak dicapai

Kegiatan Inti (55 menit)

• Guru menyajikan informasi secara garis besar

tentang materi yang dipelajari

• Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang telah ditentukan guru dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang digunakan

• Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok dan meminta siswa mengerjakannya dengan saling bekerja sama

• Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan LKS dan memberikan bantuan kepada siswa yang kurang memahami materi pelajaran

• Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan LKS, guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya ke depan kelas dan kelompok lain diminta untuk memberikan tanggapan, guru bertindak sebagai fasilitator

• Guru memberikan penghargaan berupa tepuk tangan kepada siswa yang telah mempresentasikan hasil diskusinya dan kepada siswa yang telah menanggapi hasil kerja temannya.

Kegiatan Akhir (15 menit)

• Guru dan siswa menyimpulkan hasil analisa

semua pasangan.

• Guru menuliskan garis besar kesimpulan analisa di papan tulis.

• Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang pokok bahasan yang kurang dimengerti.

Page 125: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

114

• Membagikan soal post test

VI. Alat dan Sumber Belajar:

• Gambar

• Buku teks/Buku pelajaran

VII. Penilaian: Untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang

diberikan dilakukan tes menjawab pertanyaan. Siswa secara individual menjawab

pertanyaan.

Mengetahui, Kepala SMPN 15 Pekanbaru

(H. Syamsul Bahri, S.Pd) NIP.19510507 197602 1 001

Guru Bidang Studi,

(Agusrialdi)

Page 126: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

115

Lampiran 18. LKS Siklus II Pertemuan 1

LEMBAR KERJA SISWA (LKS 3)

Satuan pendidikan : SMP N 15 Pekanbaru Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : IX / 2 Waktu : 2 x 40 Menit

Kelompok : .....................

Hari / Tanggal : .....................

Anggota : 1...................... 3......................... 5.........................

2 ...................... 4.........................

Peta berikut ini menggambarkan berbagai kelompok kerja sama internasional utama dunia.

Diskusikanlah! 1. Kelompok kerja sama ekonomi manakah yang meliputi wilayang paling luas? Lalu,

kelompok manakah yang paling dominant dalam perdagangan internasional? Apakah kesimpulanmu?

2. Perhatikan kurva tebal yang membagi dunia menjadi dua. Garis khayal tersebut membedakan kawasan negara maju dan negara berkembang. Bagaimana penilaianmu?

Page 127: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

116

Lampiran 19. LKS Siklus II Pertemuan 2

LEMBAR KERJA SISWA (LKS 4)

Satuan pendidikan : SMP N 15 Pekanbaru Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : IX / 2 Waktu : 2 x 40 Menit

Kelompok : .....................

Hari / Tanggal : .....................

Anggota : 1...................... 3......................... 5.........................

2 ...................... 4.........................

Simak kutipan di atas, terutama kata-kata yang dicetak tebal. Bandingkanlah dengan penjelasan kerja sama ekonomi internasional. 1. Apakah alas an kritik Mahatir Muhammad terhadap WTO 2. Apakah mantan PM Malaysia itu menganggap WTO tidak perlu? Alasanmu? 3. Bagaimanakah menurutmu WTO seharusnya berperan?

Page 128: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

117

Lampiran 20. Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan 1

No Aktivitas yang Diamati Skala Nilai 4 3 2 1 0

1 Guru menyajikan materi secara ringkas √ 2 Guru membagi kelompok belajar secara

heterogen

3 Guru memberikan tugas kepada masing-masing siswa √

4 Guru membimbing diskusi kelompok √ 5 Guru memerintahkan salah satu

kelompok diskusi menampilkan hasil diskusinya.

6 Guru memberikan pertanyaan kepada masing-masing siswa. √

7 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan tanggapan atas jawaban temannya.

8 Guru memberikan penguatan dan mengajak siswa menyimpulkan materi bersama-sama.

9 Guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru dan klaborator melakukan pengamatan atau observasi

Jumlah 0 27 0 0 0 Total Skor 27 Kategori Sempurna

Keterangan : SS = Sangat Sempurna = 4 S = Sempurna = 3 KS = Kurang Sempurna = 2 TS = Tidak Sempurna = 1 Tidak Dilaksanakan = 0

Page 129: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

118

Lampiran 21. Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan 2

No Aktivitas yang Diamati Skala Nilai 4 3 2 1 0

1 Guru menyajikan materi secara ringkas √ 2 Guru membagi kelompok belajar secara

heterogen √

3 Guru memberikan tugas kepada masing-masing siswa √

4 Guru membimbing diskusi kelompok √ 5 Guru memerintahkan salah satu

kelompok diskusi menampilkan hasil diskusinya.

6 Guru memberikan pertanyaan kepada masing-masing siswa.

7 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan tanggapan atas jawaban temannya.

8 Guru memberikan penguatan dan mengajak siswa menyimpulkan materi bersama-sama.

9 Guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru dan klaborator melakukan pengamatan atau observasi

Jumlah 12 18 0 0 0 Total Skor 30 Kategori Sangat Sempurna

Keterangan : SS = Sangat Sempurna = 4 S = Sempurna = 3 KS = Kurang Sempurna = 2 TS = Tidak Sempurna = 1 Tidak Dilaksanakan = 0

Page 130: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

119

Lampiran 22. Kisi-kisi Soal Siklus II

Mata Pelajaran : EKONOMI Kelas/SMT : IX/2 Standar Kompetensi : Kemampuan memahami perdagangan internasional dan

dampaknya terhadap perekonomian Indonesia

Kompetensi Dasar Indikator Soal No soal Mudah Sedang Sulit

Mendeskripsikan kerjasama antarnegara di bidang ekonomi

Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam kegiatan ekonomi internasional

√ 1

Bentuk-bentuk kerjasama antarnegara

√ 2,3

Badan-badan kerjasama ekonomi yang bersifat regional maupun multilateral yang penting bagi Indonesia

√ 4,5

Page 131: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

120

Lampiran 23. Soal Ulangan Siklus II

Satuan pendidikan : SMP Negeri 15 Kota Pekanbaru Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas / Semester : IX / II Waktu : 2 x 40 Menit

Nama : ..........................................

Hari / Tanggal : ..........................................

Jawablah dengan jelas dan jujur pertanyaan di bawah ini! 1. Tuliskan 2 hambatan dalam kerjasama ekonomi antarnegara!

2. Jelaskan perbedaan kerjasama bilateral dengan multilateral beserta contoh.

3. Sebutkan salah satu dari keuntungan penanaman modal asing (PMA) di negara kita!

4. Berikan 2 contoh bentuk kegiatan kerjasama bilateral!

5. Mengapa pengembalian pinjaman luar negeri sering diambil dalam jangka waktu panjang? jelaskan!

Jawaban:

1) __________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

2) __________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

3) __________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

4) __________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

5) __________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Page 132: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

121

Lampiran 24. Hasil Belajar Siklus II

NO Kode Siswa Nilai Kategori Ketuntasan 1 AG 001 80 Sedang Tuntas 2 AG 002 100 Tinggi Tuntas 3 AG 003 80 Sedang Tuntas 4 AG 004 100 Tinggi Tuntas 5 AG 005 80 Sedang Tuntas 6 AG 006 80 Sedang Tuntas 7 AG 007 80 Sedang Tuntas 8 AG 008 100 Tinggi Tuntas 9 AG 009 100 Tinggi Tuntas 10 AG 010 80 Sedang Tuntas 11 AG 011 80 Sedang Tuntas 12 AG 012 100 Tinggi Tuntas 13 AG 013 100 Tinggi Tuntas 14 AG 014 80 Sedang Tuntas 15 AG 015 100 Tinggi Tuntas 16 AG 016 80 Sedang Tuntas 17 AG 017 80 Sedang Tuntas 18 AG 018 80 Sedang Tuntas 19 AG 019 80 Sedang Tuntas 20 AG 020 80 Sedang Tuntas 21 AG 021 80 Sedang Tuntas 22 AG 022 100 Tinggi Tuntas 23 AG 023 100 Tinggi Tuntas 24 AG 024 80 Sedang Tuntas 25 AG 025 80 Sedang Tuntas 26 AG 026 80 Sedang Tuntas 27 AG 027 80 Sedang Tuntas 28 AG 028 80 Sedang Tuntas 29 AG 029 100 Tinggi Tuntas 30 AG 030 80 Sedang Tuntas 31 AG 031 60 Rendah Belum Tuntas 32 AG 032 100 Tinggi Tuntas 33 AG 033 100 Tinggi Tuntas 34 AG 034 80 Sedang Tuntas 35 AG 035 80 Sedang Tuntas 36 AG 036 100 Tinggi Tuntas 37 AG 037 80 Sedang Tuntas 38 AG 038 60 Rendah Belum Tuntas

Jumlah 3260 Rata-rata 85.8 Sedang Tuntas

Page 133: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

122

Lampiran 25. Motivasi Siswa Siklus II Pertemuan 1

NO Kode Siswa

Aspek yang Dinilai Nilai Kategori

1 2 3 4 5 1 AG 001 3 4 4 3 4 72% Tinggi 2 AG 002 4 4 3 4 4 76% Tinggi Sekali 3 AG 003 4 4 4 4 4 80% Tinggi Sekali 4 AG 004 3 3 4 4 3 68% Tinggi 5 AG 005 4 4 4 3 4 76% Tinggi Sekali 6 AG 006 3 4 4 4 3 72% Tinggi 7 AG 007 4 3 4 4 4 76% Tinggi Sekali 8 AG 008 3 4 3 4 3 68% Tinggi 9 AG 009 4 3 4 3 4 72% Tinggi 10 AG 010 4 4 4 4 4 80% Tinggi Sekali 11 AG 011 4 4 3 4 3 72% Tinggi 12 AG 012 3 3 4 3 4 68% Tinggi 13 AG 013 3 4 4 4 3 72% Tinggi 14 AG 014 4 3 4 3 3 68% Tinggi 15 AG 015 4 4 3 4 4 76% Tinggi Sekali 16 AG 016 4 4 3 4 4 76% Tinggi Sekali 17 AG 017 4 3 4 4 4 76% Tinggi Sekali 18 AG 018 4 4 3 3 4 72% Tinggi 19 AG 019 4 4 4 4 4 80% Tinggi Sekali 20 AG 020 4 4 4 3 3 72% Tinggi 21 AG 021 4 3 3 4 4 72% Tinggi 22 AG 022 3 4 4 4 3 72% Tinggi 23 AG 023 3 4 4 4 4 76% Tinggi Sekali 24 AG 024 3 4 4 4 3 72% Tinggi 25 AG 025 3 3 4 4 3 68% Tinggi 26 AG 026 4 4 3 3 4 72% Tinggi 27 AG 027 4 4 4 4 3 76% Tinggi Sekali 28 AG 028 4 4 4 4 4 80% Tinggi Sekali 29 AG 029 4 4 3 3 3 68% Tinggi 30 AG 030 3 4 3 4 4 72% Tinggi 31 AG 031 3 4 4 4 3 72% Tinggi 32 AG 032 4 4 3 4 3 72% Tinggi 33 AG 033 3 4 3 3 3 64% Tinggi 34 AG 034 4 4 4 4 4 80% Tinggi Sekali 35 AG 035 3 4 3 3 4 68% Tinggi 36 AG 036 4 3 4 4 4 76% Tinggi Sekali 37 AG 037 4 4 4 4 4 80% Tinggi Sekali 38 AG 038 4 4 3 4 3 72% Tinggi

Jumlah 138 143 138 141 136 2784.0% Rata-rata 72.63 75.26 72.63 74.21 71.58 73.3% Tinggi

Page 134: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

123

Lampiran 26. Motivasi Siswa Siklus II Pertemuan 2

NO Kode Siswa

Aspek yang Dinilai Nilai Kategori

1 2 3 4 5 1 AG 001 4 4 3 4 4 76% Tinggi Sekali 2 AG 002 4 4 4 4 4 80% Tinggi Sekali 3 AG 003 4 3 3 3 4 68% Tinggi 4 AG 004 3 4 4 4 4 76% Tinggi Sekali 5 AG 005 4 4 4 4 4 80% Tinggi Sekali 6 AG 006 4 4 3 4 4 76% Tinggi Sekali 7 AG 007 4 4 4 4 3 76% Tinggi Sekali 8 AG 008 3 4 4 4 4 76% Tinggi Sekali 9 AG 009 4 3 3 4 4 72% Tinggi 10 AG 010 4 3 4 4 4 76% Tinggi Sekali 11 AG 011 4 5 4 4 4 84% Tinggi Sekali 12 AG 012 3 4 4 4 4 76% Tinggi Sekali 13 AG 013 3 4 4 4 4 76% Tinggi Sekali 14 AG 014 4 3 4 3 4 72% Tinggi 15 AG 015 4 4 3 4 4 76% Tinggi Sekali 16 AG 016 4 4 4 4 3 76% Tinggi Sekali 17 AG 017 4 3 4 4 5 80% Tinggi Sekali 18 AG 018 4 4 5 4 4 84% Tinggi Sekali 19 AG 019 4 4 4 4 4 80% Tinggi Sekali 20 AG 020 3 4 4 4 4 76% Tinggi Sekali 21 AG 021 4 5 4 4 4 84% Tinggi Sekali 22 AG 022 4 4 3 4 3 72% Tinggi 23 AG 023 5 4 4 4 4 84% Tinggi Sekali 24 AG 024 4 4 4 5 4 84% Tinggi Sekali 25 AG 025 3 4 5 3 4 76% Tinggi Sekali 26 AG 026 4 4 4 3 4 76% Tinggi Sekali 27 AG 027 4 5 4 3 4 80% Tinggi Sekali 28 AG 028 4 4 4 3 4 76% Tinggi Sekali 29 AG 029 4 4 4 3 4 76% Tinggi Sekali 30 AG 030 3 4 4 4 4 76% Tinggi Sekali 31 AG 031 3 4 4 3 4 72% Tinggi 32 AG 032 5 4 4 4 5 88% Tinggi Sekali 33 AG 033 3 4 4 4 4 76% Tinggi Sekali 34 AG 034 4 5 4 4 4 84% Tinggi Sekali 35 AG 035 3 4 4 4 4 76% Tinggi Sekali 36 AG 036 4 3 5 5 4 84% Tinggi Sekali 37 AG 037 4 4 4 4 5 84% Tinggi Sekali 38 AG 038 4 4 3 4 4 76% Tinggi Sekali

Jumlah 144 150 148 146 152 2960.0% Rata-rata 75.79 78.95 77.89 76.84 80 77.9% Tinggi Sekali

Page 135: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

124

Lampiran 27. Skor Perkembangan Kelompok Pembelajaran STAD

Kelompok Kode Siswa

Skor Dasar (UH I)

Hasil Belajar (UH II)

Nilai Perkembangan

Individu

Predikat Kelompok

A

AG 002 100 100 20

20 Hebat AG 019 80 80 20 AG 026 80 80 20 AG 038 60 60 20

B

AG 008 100 100 20

20 Hebat AG 018 80 80 20 AG 028 80 80 20 AG 031 60 60 20

C

AG 015 100 100 20

26 Super AG 017 80 80 20 AG 023 80 100 30 AG 029 80 100 30 AG 027 60 80 30

D

AG 022 100 100 20

24 Super AG 013 80 100 30 AG 025 80 80 20 AG 030 80 80 20 AG 024 60 80 30

E

AG 032 100 100 20

27.5 Super AG 012 80 100 30 AG 033 80 100 30 AG 021 60 80 30

F

AG 036 100 100 20

22.5 Hebat AG 011 80 80 20 AG 034 80 80 20 AG 020 60 80 30

G

AG 003 80 80 20

22.5 Hebat AG 010 80 80 20 AG 035 80 80 20 AG 016 60 80 30

H

AG 004 80 100 30

27.5 Super AG 009 80 100 30 AG 037 80 80 20 AG 014 60 80 30

I

AG 006 80 80 20

25 Super AG 007 80 80 20 AG 001 60 80 30 AG 005 60 80 30

x

Page 136: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_AGUSRIALDI...xi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi

125

Lampiran 28. Dokumentasi Penelitian