teori d.e. johnson

10
TEORI “ BEHAVIORAL SYSTEM MODEL” DOROTHY E. JOHNSON Oleh KELOMPOK 2

Upload: radityaputrayuwana

Post on 04-Oct-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Teori D.E. Johnson

TRANSCRIPT

TEORI BEHAVIORAL SYSTEM MODEL DOROTHY E. JOHNSON

OlehKELOMPOK 2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNVERSITAS JEMBER2014

BAB II

TEORI BEHAVIORAL SYSTEM MODEL DOROTHY E. JOHNSON

TUGAS IKD 1A

Disusun guna memenuhi tugas terstruktur Ilmu Keperawatan Dasar 1ADosen pengampu: Ns. Roymond H. Simamora, M.Kep

OlehFis Citra Ariyanto102310101049Kartika Nurif Adeline112310101018Ervi Fitri Faradiana122310101001Eka Yuliana122310101013Reny Dwi Nurmasari122310101032Raditya Putra Yuwana122310101067Sintike Jidmau132310101034Janna Nima I132310101051

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNVERSITAS JEMBER2014BAB II

A. Teori Behavioral System Model Dorothy E. JohnsonDorthy E. Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu individu memfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien untuk mencegah timbulnya penyakit. Manusia adalah makhluk yang utuh dan terdiri dari 2 sistem yaitu sistem biologi dan tingkah laku tertentu. Lingkungan termasuk masyarakat adalah sistem eksternal yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Seseorang diakatan sehat jika mampu berespon adaptif baik fisik, mental, emosi dan sosial terjadap lingkunagn internal dan eksternal dengan harapan dapat memelihara kesehatannya. Asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu kesimbangan individu terutama koping atau cara pemecahan masalah yang dilakukan ketika ia sakit. Menurut Johnson ada 4 tujuan asuhan keperawatan kepada individu, yaitu agar tingkah lakunya sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat, mampu beradaptasi terhadap perubahan fungsi tubuhnya, bermanfaat bagi dirinya dan orang lain atau produktif serta mampu mengatasi masalah kesehatan yang lainnya.

B. Gambaran Model Konseptual Keperawatan1. Konsep Perawatan Disiplin profesional dengan komponen ilmu dan seni yang berfungsi sebagai pengatur kekuatan luar dari sistem tingakah laku.2. Alasan Tindakan Perawatan Kegiatan perawatan berasal dari kebutuhan karena adanya ketidak stabilan atau diseguilibrium dalam keseimbangan sistem tingkah laku.3. Konsep Sehat Penolakan yang ditentukan oleh faktor psikologi yang memegang peran dari semua profesi kesehatan, keseimbangan status pergerakan yang mendorong terjadinya perubahan proses kesehatan yang menyeluruh.4. Konsep Lingkungan Tidak dijelaskan dalam model, merupakan bagian external dari system tingkahlak.

C. Konsep-konsep Utama dan Definisi1. Perilaku (Behavior)Johnson menerima definisi perilaku seperti dinyatakan oleh para ahli perilaku dan biologi: output dari struktur dan proses-proses intra-organismik yang keduanya dikoordinasi dan diartikulasi dan bersifat responsive terhadap perubahan-perubahan dalamsensory stimulation. Johnson menfokuskan pada perilaku yang dipengaruhi oleh kehadiran aktual dan tak langsung makhluk sosial lain yang telah ditunjukkan mempunyai signifikansi adaptif utama.2. SistemDengan memakai definisi sistem olehRapoport tahun 1968, Johnson menyatakan, A system is a whole that functions as a whole by virtue of the interpedence of its part (sistem merupakan keseluruhan yang berfungsi berdasarkan atas ketergantungan antar bagian-bagiannya). Johnson menerima pernyataandari Chin yakni terdapat organisasi, interaksi, interpenden dan integrasi bagian dan elemen-elemen. Disamping itu, manusia berusaha menjaga keseimbangan dalam bagian-bagian ini melalui pengaturan dan adaptasi terhadap kekuatan yang mengenai mereka.3. Sistem Perilaku (Behavioral system)Sistem perilaku mencakup pola, perulangan dan cara-cara bersikap dengan maksud tertentu. Cara-cara bersikap ini membentuk unit fungsi teroraganisasi dan terintegrasi yang menentukan dan membatasi interaksi antara seseorang dengan lingkunganya dan menciptakan hubungan seseorang dengan obyek, peristiwa dan situasi dengan lingkunganya. Biasanya sikap dapat digambarkan dan dijelaskan. Manusia sebagai sistem perilaku berusaha untuk mencapai stabilitas dan keseimbangan dengan pengaturan dan adaptasi yang berhasil pada beberapa tingkatan untuk efisiensi dan efektifitas suatu fungsi. Sistem biasanya cukup fleksibel untuk mengakomodasi pengaruh yang diakibatkannya.4. SubsistemKarena behavioral sistem memiliki banyak tugas untuk dikerjakan, bagian-bagian sistem berubah menjadi subsistem-subsistem dengan tugas tertentu. Suatu subsistem merupakan sistem kecil dengan tujuan khusus sendiri dan berfungsi dapat dijaga sepanjang hubunganya dengan subsitem lain atau lingkungan tidak diganggu. Tujuh subsistem yang di identifikasi oleh Johnson bersifat terbuka, terhubung dan saling berkaitan (interealated). Motivasi mengendalikan langsung aktifitas subsistem-subsistem ini yang berubah secara kontinyu dikarenakan kedewasaan, pengalaman dan pembelajaran. Sistem yang dijelaskan tampak ada cross-culturally dan dikontrol oleh faktor biologis, psikologi dan sosiologi. Tujuh elemen yang diidentifikasi adalah attachment-affiliative, dependency, ingestive, eliminative, sexual, achievement dan aggressive.a) Subsistem Attachement-affiliativeSubsistem attacement-afiliative mungkin merupakan yang paling kritis, karena subsistem ini membentuk landasan untuk semua organisasi sosial. Pada tingkatan umum, hal itu memberikan kelangsungan (survival) dan keamanan (security). Sebagai konsekuensinya adalah inklusi social, kedekatan (intimacy) dan susunan serta pemeliharaan ikatan social yang kuat. Contohnya seseorang yang hidup bertetangga pasti membaur dengan tetangganyauntuk mempertahankan atau menciptakan lingkungan kondusif.b) SubsistemDependencyDalam hal paling luas, subsistem dependency membantu mengembangkan perilaku yang memerlukan respon pengasuhan. Konsukuensinya adalah bantuan persetujuan, perhatian atau pengenalan dan bantuan fisik. Pengembanganya, perilakudependencyberubah dari hampir, bergantung total kepada orang lain ke arah bergantung kepada diri sendiri dengan derajat yang lebih besar. Jumlahinterpedencytertentu adalah penting untuk kelangsungan kelompok sosial.c) Subsistem BiologisSubsistem biologis ingestion dan eliminasi berkaitan dengan kapan, bagaimana, apa, berapa banyak dan dengan kondisi apa kita makan dan kapan, bagaimana dan dengan kondisi apa kita buang. Respon-respon ini dikaitkan dengan sosial dan psikologis seperti halnya pertimbangan biologis.d) Subsistem SexsualSubsistem seksual memiliki fungsi ganda yakni hasil (procreation) dan kepuasan (gratification). Termasuk Courting dan mating, sistem respon ini dimulai dengan perkembangan identitas jenis kelamin dan termasuk (dalam cakupan yang luas) perilaku-perilaku berdasar prinsip jenis kelamin.e) Subsistem AgresifFungsi sistem agresif adalah perlindungan (protection) dan pemeliharaan (preservation). Hal ini mengikuti garis pemikiran ahli ethologi seperti Lorenz dan feshback bukanya dengan bantuan pemikiran perilaku sekolah. Dianggap perilaku agresif tidak hanya dipelajari tapi memiliki maksud utama membahayakan yang lain. Bagaimanapun, masyarakat meminta batasan-batasan tersebut diletakkan pada mode perlindungan diri dan orang-orang serta harta milik mereka dihormati dan dilindungi. Contohnya apabila seseorang sedang berada di kutub yang dingin, maka pertahanan diri orang tersebut memakai pakaian yang tebal.f) Subsistem AchievementSubsistem achievement berusaha memanipulasi lingkungan. Fungsinya mengontrol atau menguasai aspek pribadi atau lingkungan pada beberapa standar kesempurnaan. Cakupan perilaku prestasi termasuk kemampuan intelektual, fisikis, kreatif, mekanis dan sosial.Johnson kemudian mengidentifikasi konsep-konsep lain yang menggambarkan lebih jauh teori manusia sebagai sistem perilaku (behavioral system). Hal yang membedakan antara apa yang ada di dalam dan apa yang di luar sistem adalah ikatan (boundary). Ini merupakan titik (point) dimana sistem memiliki kontrol kecil atau pengaruh pada hasil-hasil.Equilibriumdidefinisikan sebagai kondisi akhir yang stabil tetapi lebih atau kurang kekal, dimana di dalamnya individu berada dalam keselarasan dengan dirinya dan dengan lingkunga-nya. Homeostasis adalah proses menjaga stabilitas dalam sistem perilaku. Stabilitas adalah pemeliharaan suatu level atau daerah perilaku tertentu yang dapat diterima. Ketidakstabilan (instability) terjadi saat sistem mengalami overcompensate berkaitan dengan strees (tekanan). Ketika output energi tambahan digunakan untuk merespon terhadap tekanan, sumber energy yang dibutuhkan untuk menjaga stabilitas dikosongkan. Stressor adalah stimulan eksternal dan internal yang menghasilkan tegangan (tension) dan menyebabkan ketidakstabilan. Tensi adalah kondisi dalam keadaan tegang atau kendor. Ia disebabkan karenadisequilibriumdan merupakan sumber potensi perubahan.

D. Hubungan Model Konseptual Keperawatan dan Proses KeperawatanModel konseptual keperawatan adalah suatu abstraksi yang dioperasikan dengan menggunakan proses keperawatan yang mencakup:1. PengkajianPengkajian data spesifik mengenai kebutuhan kesehatan klien yang langsung berhubungan dengan unit kedua model keperawatan yaitu klien. Misalnya teori Henderson, klien dipandang memiliki 14 kebutuhan dasar, maka data yang dikumpulkan juga tentang 14 kebutuhan dasar tersebut.2. DiagnosaDalam tahap ini, masalah klien baik yang aktual maupun potensial ditulis sebagai suatu diagnosa keperawatan yang disesuaikan dengan model keperawatan yang digunakan.3. PerencanaanPerencanaan intervensi keperawatan juga dikaitkan langsung dengan model konseptual keperawatan. Intervensi dengan menyesuaikan pada pola intervensi dari model konseptualyang digunakan.4. ImplementasiMelaksanakan rencana intervensi berdasarkan pengetahuan ilmiah yang bukan merupakan bagian dari model keperawatan. Model keperawatan menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh perawat yang langsung mempengaruhi intervensi keperawatan yang direncanakan, tetapi tidak menunjukkan pada perawat bagaimana menerapkan rencana itu.5. EvaluasiEvaluasi merupakan fungsi perawatan yang berlanjut, meliputi:a) Bagaimana klien beradaptasi dan bereaksib) Apa yang dipandang klien sebagai kebutuhanc) Bagaimana klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan jawaban dari pertanyaan pertanyaan tadi akan membantu perawat menilai keefektifan dari proses perawat secara keseluruhan dan model keperawatan

E. Kerangka Kerja Model Konseptual KeperawatanSebagai organisasi profesi, agar dapat dikomunikasikan dengan disiplin ilmu yang lain maka perlu adanya kerangka kerja konseptual. Yang dimaksud kerangka kerja konseptual adalah cara melihat (konseptualisasi) terhadap mutu disiplin. Model konseptualisasi tersebut akan memberikan arah yang jelas terinci dalam area keperawatan yaitu praktek, pendidikan dan penelitian. Dibawah ini akan dijelaskan kerangka kerja model konseptual keperawatan menurut Dorothy E Johnson model perilaku:1. Tujuan perawatan adalah tercapainya keseimbangan perilaku dan stabilitas dinamis2. Klien merupakan makhluk yang mempunyai perilaku yang terdiri dari 8 subsistem: berkelompok, menghasilkan, ketergantungan, agresif, eliminasi, ingesti, restorasi, sexual3. Peran perawat adalah mengatur dan mengawasi stabilitas perilaku dan keseimbangan4. Penyebab kesulitan klien yaitu akibat stress psikis atau fisik5. Fokus intervensi keperawatan, yaknia) Mekanisme pengawasan dan pengaturanb) Kewajiban hidup6. Pola intervensi Memberi kemudahan, mencegah, mempertahankan, klien dalam menghadapi stress fungsi dan fisik7. Konsekuensi tindakan perawatan

F. Aplikasi Model Konseptual KeperawatanPerawat masa kini dituntut untuk menggunakan metode pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach) didalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Metode ini dilaksanakan dengan cara menggunakan proses keperawatan dalam semua aspek keperawatan. Untuk dapat menerapkan proses keperawatan maka perawat harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan, tindakan diagnosa keperawatan, memformulasi rencana, dan melaksanakan tindakan keperawatan secara membuat evaluasi. Pengkajian merupakan langkah awal dalam proses keperawatan pengkajian fisik dalam keperawatan pada dasarnya dapat diperoleh dengan jalan : inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pengkajian fisik pada prinsipnya dikembangkan berdasarkan model keperawatan yang berfokus pada prinsipnya dikembangkan berdasarkan model keperawatan yang berfokus pada respon yang ditimbulkan pasien akibat adanya masalah kesehatan atau pengkajian fisik keperawatan harus mencerminkan diagnosa klien yang meliputi fisik / bio - psiko - sosio dan spiritual tindakan untuk mengafosinya. Untuk mendeterminasi tujuan pengkajian fisik dari keperawatan kita harus yakin bahwa data yang akan kita kumpulkan benar - benar kita butuhkan dan kita mempunyai alternatif tindakan terhadap masalah yang muncul pada data tersebut. Tetapi bila pegkajian fisik tersebut bertujuan hanya untuk bahan laporan kepada tim medis yang lain (dokter) sebaiknya perawat menyerahkan bagian tersebut pada tim medis tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGCBlais, kathleen koening dkk. 2006. Praktik keperawatan profesional. Jakarta : Kedokteran ECGBasford, lynn dkk. 2006. Teori dan praktik keperawatan. Jakarta : Kedokteran ECGBermeb, audrey dkk. 2008. Fundamental of nursing. New Jersey : Pearson educationFitzpatrick, J. & Whall, A. Conceptual Models of Nursing. Bowic. Md : Prentice- HallHidayat, Alimul Azis. 2004 .Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba MedikaJumadi, Gaffar La Ode. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta : Kedokteran ECGKusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta:EGCNursalim, dan Efendi, Ferry. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4 vol 1. Jakarta:ECG.