materi johnson a

22
POTENSI DAN KONSEP EKSPLORASI HIDROKARBON CEKUNGAN SUMATRA SELATAN SEMINAR MEMPERINGATI HUT BPMIGAS KE-IX “Seminar Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi“ Palembang, 6 Juli 2011 Johnson Achmad Paju Divisi Eksplorasi BPMIGAS

Upload: a-a-ichsan-cr

Post on 13-Aug-2015

79 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

POTENSI DAN KONSEP EKSPLORASI HIDROKARBON CEKUNGAN SUMATRA SELATAN

TRANSCRIPT

POTENSI DAN KONSEP EKSPLORASI

HIDROKARBON

CEKUNGAN SUMATRA SELATAN

SEMINAR MEMPERINGATI HUT BPMIGAS KE-IX

“Seminar Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi“

Palembang, 6 Juli 2011

Johnson Achmad Paju

Divisi Eksplorasi BPMIGAS

2

PEMBAHASAN

1. Regional Geologi Cekungan Sumatera Selatan

2. Sejarah Eksplorasi & Produksi

3. Sistem Minyak Bumi Terbukti dan Play Type-nya

4. Wilayah Kerja Migas

5. Potensi Migas Cekungan Sumatera Selatan

6. Kesimpulan

3

PEMBAHASAN

1. Regional Geologi Cekungan Sumatera Selatan

2. Sejarah Eksplorasi & Produksi

3. Sistem Minyak Bumi Terbukti dan Play Type-nya

4. Wilayah Kerja Migas

5. Potensi Migas Cekungan Sumatera Selatan

6. Kesimpulan

4

5

6

Ginger & Fielding, 1985

7

PEMBAHASAN

1. Regional Geologi Cekungan Sumatera Selatan

2. Sejarah Eksplorasi & Produksi

3. Sistem Minyak Bumi Terbukti dan Play Type-nya

4. Wilayah Kerja Migas

5. Potensi Migas Cekungan Sumatera Selatan

6. Kesimpulan

8

Sejarah eksplorasi dimulai di awal tahun 1890-an dengan penemuan Lapangan Kampung

Minyak (30 tahun setelah Gramber menemukan rembasan minyak di daerah Minyak Hitam dan

Minyak Kemburu (dekat Sungai Lematang).

1895 Pengeboran Sumur Kampung Minyak-1 oleh Muara Enim Petroleum Company (720 meter )

dan berhasil memproduksikan ribuan barrel minyak dari sumur tersebut

1896 Penemuan Lapangan Sumpal di Jambi (± 200 km dari Kampung Minyak) di Formasi Air

Benakat

1918 Nederlandsche Koloniale Petroleum Maatschappij (NKPM) menemukan Lapangan Talang

Akar Pendopo

1926 Kilang Minyak Sungai Gerong dioperasikan dengan Kapasitas 3500 bopd

1930 Survei Seismik Refraksi pertama oleh NKPM dan ikuti oleh Survei Seismik Refleksi pertama

ditahun 1936

1931 Lapangan Tempino ditemukan oleh Nederlandsche Indische Aardolie Maatschappij (NIAM)

1938 Penemuan Lapangan Gas Musi pada Formasi Baturaja namun tidak dikembangkan hingga

tahun 1982 sejak Asamera menemukan Lapangan Ramba

1942

1946

Aktifitas Eksplorasi dan Produksi berhenti oleh pendudukan Jepang, sebagian besar sumur

minyak ditinggalkan dan disumbat dengan semen.

Geliat kegiatan Eksplorasi dan Produksi dimulai kembali pada awal tahun 1950 dan

berlangsung hingga saat ini

9

PEMBAHASAN

1. Regional Geologi Cekungan Sumatera Selatan

2. Sejarah Eksplorasi & Produksi

3. Sistem Minyak Bumi Terbukti dan Play Type-nya

4. Wilayah Kerja Migas

5. Potensi Migas Cekungan Sumatera Selatan

6. Kesimpulan

10

F O R M A T I O N S

Basement Talang Akar BR

Basin Evolution

1 2 3 4 5 6

ReservoirFractured

Seal

Overburden

? Critical Momment

50 40 30 20 10 0

Pli Pl

HYDROCARBON OCCURANCES: (Nyoman Suta, 2003)

1 Fractured basement: 4 Baturaja carbonates:NEB-2 well: good gas shows, tested traces oil WB-2 & Berkah-1 wells: tested gas and condensate

2 Lower Talangakar fluvial to deltaic sandstones: 5 Gumai fluvio-deltaic multiple sandstone layers:NE. Betara, N. Betara, Gemah, Ripah fields tested: oil & gas N. Geragai field: producing oil with gas cap

3 Upper Talangakar deltaic-marine sandstones 6 Air Benakat fluvio-deltaic sandstones:NB-2 wells: tested condensate & gas Makmur field, producing oil

Extension / Rifting

Strat. Trap for carbonate and

fluvial onlap basement

T y p e - I , II , III

E o c e n e Time (MY)

M i o c e n eO l i g o c e n e

Structural Trap

Trap Formation

HC Accumulation

Migration

Intense

Compre-

ssion

Lahat Gumai ME KS

Tectonic Phase

A.B.

Back arc - Rift Basin

Geological Component &

Event :

?

Basin InversionPost-rif t to Initial Inv ersion

Post Rifting to Initial Compression

Source Rock Quantity and

Quality

Source Rock Maturity and HC

Generation

11

� Terdapat banyak kombinasi play yang

terdapat di Cekungan Sumatera Selatan

� Klasifikasi play dibagi menjadi 5 kelompok

utama untuk memudahkan analisa statistik

� Kelima play tersebut adalah :

1. 3 Way Dip related to faulted anticline

2. 4 Way Dip related to gentle & faulted

anticline

� Kelima play tersebut adalah (lanjutan …..) :

3. Combination related to combine between

structural & stratigraphic trap

4. Stratigraphic or Build Up related to

stratigraphic pinch out or reefal carbonate

body

5. Basement Play related to old basement

high & basement fracture

Pertamina, 2008

CononoPhillips, 2008

12Firmansyah et.al., 2007

Feriyanto et.al., 2005

Build-up

3/4 WD Faulted anticline

Basement frac

stratigraphic

4WD

13

PEMBAHASAN

1. Regional Geologi Cekungan Sumatera Selatan

2. Sejarah Eksplorasi & Produksi

3. Sistem Minyak Bumi Terbukti dan Play Type-nya

4. Wilayah Kerja Migas

5. Potensi Migas Cekungan Sumatera Selatan

6. Kesimpulan

14

15

PEMBAHASAN

1. Regional Geologi Cekungan Sumatera Selatan

2. Sejarah Eksplorasi & Produksi

3. Sistem Minyak Bumi Terbukti dan Play Type-nya

4. Wilayah Kerja Migas

5. Potensi Migas Cekungan Sumatera Selatan

6. Kesimpulan

16*) status November 2009

17

18

Data 2009

19

Luas known (proven) petroleum system area (KPSA) Cekungan Sumatera paling luas di

antara cekungan-cekungan produktif di Indonesia, tetapi jumlah sumur eksplorasinya

jauh lebih sedikit daripada Cekungan Sumatra Tengah yang luas KPSA-nya hanya

setengah KPSA Cekungan Sumatera Selatan. Ini berarti bahwa Cekungan Sumatera

Selatan belum maksimal untuk di eksplorasi. Masih sangat besar, peluang penemuan

eksplorasi di Cekungan Sumatera Selatan.

Hardy et al. (1997)

20

PEMBAHASAN

1. Regional Geologi Cekungan Sumatera Selatan

2. Sejarah Eksplorasi & Produksi

3. Sistem Minyak Bumi Terbukti dan Play Type-nya

4. Wilayah Kerja Migas

5. Potensi Migas Cekungan Sumatera Selatan

6. Kesimpulan

21

� Produksi kumulatif Cekungan Sumatera Selatan mencapai 2,1 BBO dan 5,7 TCF

sementara remain reserves 0,65 BBO dan 12,6 TCF.

� Play type yang mendominasi interval produksi adalah dari Synrift Talang Akar

Sandstone dan Post-rift Baturaja Limestone sebagai classic conventional play, selain

Gumai dan Air Benakat yang merupakan hasil dari sagging phase (shallow play target)

selain temuan gas di basement fracture

� Terdapat paling tidak 500 P/L yang berpotensi memberikan kontribusi sebesar 1,7 BBO

dan 7,8 TCF untuk penambahan cadangan di Cekungan Sumatera Selatan.

� Resources distribution masih menunjukkan dominasi dari classic conventional play

Talang Akar dan Baturaja dan diikuti oleh shallow play dan basement fracture (deep

target) yang dapat menjadi upside potensial untuk diekspansi lebih lanjut.

� Besaran sumberdaya tiap P/L hanya berada pada kisaran 5 -15 MMBO dan 15-25

BCFG dimana hal ini menunjukkan belum adanya temuan-temuan besar yang mungkin

didapatkan di Cekungan Sumatera Selatan

22