telinga_berair_dan_mulut_mencong-1.pptx

41
Telinga Berair dan Mulut Mencong

Upload: rizti-aqli

Post on 29-Nov-2015

62 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

telinga berair mulut mencong

TRANSCRIPT

Page 1: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Telinga Berair dan Mulut Mencong

Page 2: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Akmal SujudiCut Firoza FalmaEty SuhiraMeutya HandinyM. Kemal AuliaM. Ridha Chaharsyah M.Nadiah AsqarRaihan Risti AqliTsamara Yumna

Anggota :

Page 3: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Ny. Erna 24 tahun, dirujuk dari bagian Saraf ke poloklinik THT-KL dengan keluhan otorrhea telinga kanan sejak 1 bulan terakhir, kental dan berbau busuk, pendengaran berkurang, mulut menccong ke arah kanan, mata kanan sulit ditutup rapat. Riwayat otorrhea dari telinga kanan sudah pernah dikeluhkan sebelumnya dan hilang timbul, sedangkan mulut mencong tidak dikeluhkan sebelumnya.

Telinga Berair dan Mulut Mencong

Page 4: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Pada pemeriksaan otoskopi tampak perforasi sentral di membran timpani kanan, serta sekret hijau kebiruan. Pemeriksaan kultur sekret telinga : Pseudomonas aeroginosa.

Uji penala : Rinne negatif pada telinga kanan, Weber lateralisasi ke telinga tengah kanan dan Schwabach memanjang pada telinga kanan. Foto mastoid kanan : dijumpai kolesteatoma.

Page 5: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Otorrhea: Sekret yang keluar dari telinga. Perforasi Sentral: Lubang di bagian pars tensa

membran timpani. Pseudomonas aeroginosa: Bakteri gram negatif ,

bersifat aerob obligat. Uji Penala :

◦ Tes Rinne: Uji pendengaran dengan menggunakan garpu penala yang diletakkan di tulang mastoid kemudian ke depan liang telinga. Normal AC > BC

◦ Tes Weber: Uji pendengaran dengan menggunakan garpu penala yang diletakkan di glabella pasien.Normal : tidak mengalami lateralisasi

Identifikasi Istilah

Page 6: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

o Tes Scwabach : Uji pendengaran dengan menggunakan garpu penala yang diletakkan di telinga pasien dan pemeriksa. Prinsipnya telinga pemeriksa harus dalam keadaan normal.Normal : Tidak mengalami perpanjangan/pemendekan.

Kolesteatom Suatu tumpukan dari pengelupasan

lapisan keratin epitel bertatah dalam cavum timpani atau mastoid.

Page 7: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Identifikasi Konsep :

INFEKSI TELINGA

Page 8: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Identifikasi Masalah

Page 9: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

1. Bagaimana etiopatogenesis dan tatalksana terhadap kasus Ny.Erna ?

2. Anatomi dan Fisiologi telinga

3. DD dan diagnosa di skenario

4. Manifestasi dari pemeriksaan

5. Pemeriksaan fisik dan penunjang

6. jenis-jenis perforasi?

7. Mengapa mata dan mulut mencong ?

8. Patofisiologi pembentukan kolesteatoma?

9. Etiologi ,epidemiologi,manifestasi klinis,faktor resiko ,tatalaksana ,komplikasi,prognosis

10.Perbedaan tuli konduktif dan tuli saraf

11.Prosedur merujuk pasien pada pelayanan primer

Page 10: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Analisa Masalah

Page 11: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Anatomi

2. Anatomi dan Fisiologi telinga

Page 12: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx
Page 13: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Telinga terdiri atas :◦ 1. Telinga Luar◦ 2. Telinga Tengah◦ 3. Telinga Dalam

Telinga Luar :1. Daun Telinga terdiri atas :

Helix, anti helix, scapha, tragus , anti tragus, dan lobulus auricularis

2. Canalis acusticus externus : Pars cartilago :1/3 lateral Pars ossius : 2/3 medial

Anatomi

Page 14: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Telinga Tengah1. Membran timpani2. Tuba eustachii3. Mastoid

Membran timpani terdiri atas dua pars :Pars Flacida : terdiri 2 lapis yaitu lapisan cutaneus dan lapisan mukosaPars Tensa : terdiri 3 laapis yaitu lap. Cutaneus, fibrous, dan lap. Mukosa.

Membran timpani berbentuk oval, posisi membentuk sudut 45 derajat dan memiliki refleks cahaya. Pada telinga kanan refleks cahaya ke arah jarum jam 5 dan telinga kiri ke arah jarum jam 7.

Page 15: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Tuba eustachii Saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan naso

faring. Secara anatomis tuba eustacii anak anak berbeda pada orang dewasa.

Tuba eustacii terbuka dengan 3 hal : Mengunyah, menelan , dan menguap akibat kontraksi dari otot :

◦ M. Tensor veli palatini◦ M. Levator vili palatini◦ M. salphingo faringeus◦ M. Tensor Timpani

Tuba eustacii berfungsi sebagai : drainase, ventilasi , dan proteksi.

Page 16: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Mastoid : terdiri atas : ◦ Ossicula auditus

1. Maleus2. Incus3. Stapes

Telinga Dalam :4. Koklea5. Organ vestibular ( canalis semisirkularis, vestibulum,

ampula )

Page 17: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Getaran suara ditangkap oleh daun telinga yang diteruskan ke liang telinga

dan mengenai membran timpani sehingga membran timpani bergetar. Getaran ini

diteruskan ke tulang-tulang pendengaran yang berhubungan satu sama lain.

Selanjutnya stapes menggerakkan foramen ovale yang juga menggerakkan perilimfe

dalam skala vestibuli. Getaran diteruskan melalui membran Reissner yang

mendorong endolimfe dan membran basalis ke arah bawah dan perilimfe dalam

skala timpani akan bergerak sehingga foramen rotundum terdorong ke arah luar.

Pada waktu istirahat, ujung sel rambut Corti berkelok, dan dengan terdorongnya

membran basal, ujung sel rambut itu menjadi lurus. Rangsangan fisik ini berubah

menjadi rangsangan listrik akibat adanya perbedaan ion Natrium dan Kalium yang

diteruskan ke cabang-cabang N. VIII, kemudian meneruskan rangsangan itu ke

pusat sensorik pendengaran di otak melalui saraf pusat yang ada di lobus

temporalis.

Fisiologi Pendengaran

Page 18: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Pada Ny.Erna ini diduga dahulu memiliki riwayat otitis media akut stadium perforata sebelumnya. Kondisi ini memungkinkan bakteri khusus nya bakteri aerob seperti Pseudomonas aeroginosa invasi ke telinga tengah. Apabila Ny. Ini memiliki riwayat ISPA kemungkinan kemungkinan resiko menjadi OMSK akan meningkat. Karena ISPA akan membuat nasofaring terinfeksi. Nasofaring yang terinfeksi akan membuat ruangan di telinga tengah akan vakum karena udara minimal, penumpukan sekret akibat peningkatan produksi sel goblet di telinga tengah yang mengalami infeki dan pH yang basa. Perubahan ini meningkatkan pertumbuhan bakteri . Membran timpani terlihat iskemik dan lama kelamaan mengalami perforasi. Membran timpani yang perforasi akan menyebabkan udara yang bersikulasi di telinga tengah tidak terkontrol. Epitel yang berada di liang telinga mengalami deskuamasi dan berpindah serta menumpuk ke cavum telinga yang merupakan cikal bakal terbentuknya koleasteatoma. Pembentukan koleasteatom akan mengakibatkan maleus dan jaringan sekitar akan erupsi dan dapat berkomplikasi ke nervus fasialis perifer sehingga keadaan Ny. Erna tampak mata mencong ke kanan serta mulutnya mencong ke kiri.

1. Bagaimana etiopatogenesis dan tatalksana terhadap kasus Ny.Erna ?

Page 19: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

DD : OMA OMSK

Otitis Media Akut:

Radang akut mukosa telinga tengah yang diikuti pembentukan pus di kavum timpani.

Biasanya merupakan lanjutan infeksi saluran nafas atas : Rinitis akut, sinusitis akut, adenoitis.

Otitis Media Superatif Kronik Infeksi kronik yang menyerang mukosa dan tulang pendengaran Biasanya merupakan lanjutan dari Otitis Media Akut

Diagnosa : Otitis Media Superatif Kronik Tipe Maligna fase Aktif

3.DD dan diagnosa di skenario

Page 20: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Rinne negatif pada telinga kanan (BC>AC)Menunjukkan adanya kelainan tuli konduktif pada pasien. Normalnya AC>BC

Weber lateralisasi ke telinga kanan menunjukan adanya tuli konduktif, sedangkan jika lateralisasi ke arah telinga yang sehat menunjukkan adanya tuli sensorineural. Normalnya tidak ditemukan lateralisasi.

4. Manifestasi dari hasil pemeriksaan uji penala ?

Page 21: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Perubahan Pada Membran Timpani

Perforasi sentralPerforasi pada pars tensa

6.jenis-jenis perforasi?

Page 22: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Perforasi MarginalPerforasi yang terjadi pada pinggir margo timpani

Page 23: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Perforasi atikPerforasi yang terjadi pada pars flaksida

Page 24: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Tuli konduktif : tuli yang disebakan oleh kelainan yang terdapat pada telinga luar dan telinga tengah, bisa dikarenakan sumbatan yang menyebabkan hantaran udara ke telinga terganggu.

Tuli sensorineural (perseptif) : tuli yang disebabkan oleh kerusakan pada daerah koklea ataupun retrokoklea.

11. Perbedaan tuli konduktif dan tuli sensorineural ?

Page 25: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

TELINGA

Anatomi danfisiologi

Telinga luar Telinga tengah

OMA Infeksi OMSK

Etiologi,epidemiologi,f.resiko

G.klinis,

anamnesis

P.Fisik dan P.penunjang

komplikasi

Tatalaksana

Telinga dalam

Page 26: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Learning Objective

Page 27: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

1. Fisiologi pendengaran ?2. Perbedaan OMA dan OMSK ?3. Pemeriksaan fisik dan penunjang ?4. Etiologi ,epidemiologi,manifestasi

klinis,faktor resiko ,tatalaksana ,komplikasi,prognosis?

5. Prosedur merujuk pasien pada pelayanan primer..?

6. Perjalanan n.VII?7. Tatalaksana kasus ny.erna ?

Page 28: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Presentasi hasil belajar Fisiologi Pendengaran

Auricula menangkap gel.suara

Canalis akustikus ekterna

Mengntarkan membran timpani

Menggetarkan tulang2

pendengaran

Os maleus diikat oleh lig.inkus &m.timpani y memperluas frekuensi

suara

Os.stapes Frekuensi

dibesarkan 22x

Koklea (Skala vestibuli)

perilimf ,Gerakam perilimf

Skala media bergetar

(endolimf)

Silia bergetar

Terjadi potensial aksi akibat perbedaan muatan

Diteruskan ganglia sukralis

n.Koklearis

n.vestibulococlearis

Genikulus lateralis

Genikulus media

Kortek serebri (diterjemahkan area brodman 39,40 / 41,42

Page 29: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Perjalanan nervus 7

Pons Meatus Akustikus Eksternalobus temporal (timpani,mastoid,labirin) n.VII keluar : *petrosus superior mayor

dari kanal ganglion *corda timpani 2/3

inferior lidah *stapedeus telinga

tengah

Page 30: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

2. Perbedaan OMA,OMSK ?

OMA : gejala berlangsung < 1 bulan

etiologi : infeksi stadium :

oklusi : gambaran retraksi membran timpani Hiperemi : tampak pembuluh darah yang melebar

dikavum timpani ,tampak hiperemi dan edema

Perforasi : membran timpani perforasi Penyembuhan : hiperemi sudah berkurang

Page 31: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

OMSK : gejala > 2 bulan

Etiologi : kelanjutan dari OMA bakteri : gram positif aerob

- pseudomonas aeroginosa - e.coli - B.protesus

fase aktif : (+) pengeluaran sekret dan gangguan pendengaran

fase pasif : (-) pengeluaran sekret .membran timpani pucat

Page 32: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

OMSK terdapat 2 tipe :◦ 1. Tipe Benigna

Gambaran umum: Perforasi sentral Mukosa hipertrofi Granulasi (-) Kolesteatoma (-)

Sekret tidak bau dan produksinya intermittent

2. Tipe MalignaPerforasi atik/marginal

Kolesteatoma (+)Perforasi besarGranulasi / polip (+)Sekret berbau dan produksinya terus menerus

Page 33: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Dari survei pada 7 propinsi di Indonesia ditemukan insiden Otitis Media Supuratif Kronis (atau yang oleh awam dikenal sebagai "congek") sebesar 3% dari penduduk Indonesia. Dengan kata lain dari 220 juta penduduk Indonesia diperkirakan terdapat 6,6 juta penderita OMSK.

epidemiologi

Page 34: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

manifestasi : otore : pus pada meatus akustikus ekternus

kental / busuk VertigoTinitusOtalgia

ganguan pendengaran : sekret dalam MAE perforasi membran timpani penebalan mukosa kerusakan osikula

Page 35: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Alergi ISPA Lingkungan Genetik Autoimun

Faktor resiko :

Page 36: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Pemeriksaan fisik Inspeksi : (+)/(-) tanda tanda peradanganotoskopi : - sekret (+)

- perforasi membran timpani - mukosa menebal,granulasi/polip

- kolesteatoma

Pemeriksaan fungsi pendengaran suara bisik : biasanya di temukan tuli konduksi garpu penala : Tes rinne, webwe, dan schwabach

Pemeriksaan penunjang audiogram : tuli konduksi atau campuran x-foto mastoid : rongga – kolesteatoma Kultur : melihat jenis bakterinya.

Page 37: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Tata laksana ◦ Pembedahan (mastoidektomi )Sebelumnya diberikan

RUJUK -antibiotik -anti inflamasi

-anti nyeri

Page 38: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

A. Komplikasi ditelinga tengah :1. Perforasi persisten membrane timpani2. Erosi tulang pendengaran3. Paralisis nervus fasial

B. Komplikasi telinga dalam1. Fistel labirin2. Labirinitis supuratif3. Tuli saraf ( sensorineural)

C. Komplikasi ekstradural1. Abses ekstradural2. Trombosis sinus lateralis3. Petrositis

D. Komplikasi ke susunan saraf pusat1. Meningitis2. Abses otak3. Hindrosefalus otitis

komplikasi

Page 39: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Prognosis dengan pengobatan local, otorea dapat mongering. Tetapi sisa perforasi sentral yang berkepanjangan memudahkan infeski dari nasofaring atau bakteri dari meatus eksterna khususnya terbawa oleh air, sehingga penutupan membrane timpani disarankan.

Prognosis kolesteatom yang tidak diobati akan berkembang menjadi meningitis, abes otak, prasis fasialis atau labirintis supuratif yang semuanya fatal. Sehingga OMSK type maligna harus diobati secara aktif sampai proses erosi tulang berhenti.

Prognosis

Page 40: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Sebelum kita merujuk ke dokter sepesialis terlebih dahulu kita memberikan pengobatan lini pertama untuk mengatasi keluhan pasien seperti :

Memberikan obat pencuci telinga, berupa larutan H2o2 3 % selama 3 – 5 hari untuk mengatasi otorrhea nya. Setelah sekret berkurang terapi dilanjutkan dengan obat tetes telinga yang mengandung antibiotic dan kortikosteroid serta obat penghilang nyeri. kultur dan tes resisten penting untuk perencanaan terapi karena dapat terjadi strain-strain baru seperti pseudomonas atau puocyaneous.

Prosedur merujuk pasien pada pelayanan primer..?

Page 41: Telinga_Berair_dan_Mulut_Mencong-1.pptx

Otitis media superatif kronik merupakan infeksi kronis yang menyerang mukosa dan tulang pendengaran yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi.

Pada pasien Otitis media akut stadium perforasi harus segera ditangani membran timpani yang mengalami perforasi agar tidak berkelanjutan menjadi otitis media eksaserbasi kronik.

Sintesis