strategi dakwah nu kota semarang dalam upaya...

143
ST DA IN TRATEG ALAM U (Studi Ka U menc NSTITUT GI DAKW UPAYA asus PCNU Untuk mem capai deraj Jurusan M FAKU T AGAMA WAH NU DERAD U Kota Sem SKRIP menuhi seba jat Sarjana Manajemen Mas’ud 0813110 ULTAS D A ISLAM SEMARA 2012 U KOTA DIKALIS marang Peri PSI agian persy a Sosial Isla n Dakwah ( dan 006 DAKWAH M NEGER ANG 2 A SEMA SASI AG iode 2006-2 yaratan am (S.Sos.I) (MD) H RI WALIS ARANG GAMA 2011) ) SONGO

Upload: truonghanh

Post on 07-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG

DALAM UPAYA DERADIKALISASI AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG

DALAM UPAYA DERADIKALISASI AGAMA

(Studi Kasus PCNU Kota Semarang Period

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG

DALAM UPAYA DERADIKALISASI AGAMA

Studi Kasus PCNU Kota Semarang Period

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Jurusan Manajemen Dakwah

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG

DALAM UPAYA DERADIKALISASI AGAMA

Studi Kasus PCNU Kota Semarang Period

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Jurusan Manajemen Dakwah

Mas’udan

081311006

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2012

STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG

DALAM UPAYA DERADIKALISASI AGAMA

Studi Kasus PCNU Kota Semarang Period

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Jurusan Manajemen Dakwah (MD)

Mas’udan

081311006

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

12

STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG

DALAM UPAYA DERADIKALISASI AGAMA

Studi Kasus PCNU Kota Semarang Periode 2006-2011)

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

(MD)

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG

DALAM UPAYA DERADIKALISASI AGAMA

2011)

derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG

Page 2: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

ii

Page 3: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

iii

Page 4: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

iv

Page 5: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

v

MOTTO

��������� � ���� ������� ���������� ����� � !"# �"$��" %& �'��() *" +��%"�,��- �.�/�0��1�� "�2�34 ���5�%� ���2�6 7%& �'�8�#�'��9 �.:/� ���;%5�-�< �=�� �>( "?�@.A#"

”Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu:

"Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi, kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah. dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan Katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku

petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini".

(QS. AL(QS. AL(QS. AL(QS. AL----Kahfi: 23Kahfi: 23Kahfi: 23Kahfi: 23----24)24)24)24)

Page 6: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

vi

ABSTRAK

Mas’udan, (2012).Skripsi.Strategi Dakwah NU Kota Semarang dalam

Upaya Deradikalisasi Agama.

Islam sejatinya merupakan agama “rohmatan lil alamin”.Ia senantiasa

membawa perdamaian dan menebarkan keselamatan bagi insan sekalian alam.

Akan tetapi apa yang terjadi apabila kehadiran Islam justru menjadi momok yang

menakutkan dikarenakan ada segelintir oknum yang menggunakan kekerasan

dengan berlabelkan Islam.

Berdasarkan hal di atas, yang menjadi permasalahan penulis yaitu

bagaimana strategi dakwah NU Kota Semarang dalam upaya deradikalisasi

agama, serta apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat implementasi

strategi tersebut. Hal tersebut mengingat NU Kota Semarang merupakan sebuah

Jam’iyah Diniyah Islamiyahsebagai wadah tatanan masyarakat yang sejahtera,

berkeadilan, dan demokratis atas dasar Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah.NU

memiliki peran yang sangat strategis di dalam pengambilan kebijakan dalam

mengatasi problematika yang ada di masyarakat.Dalam penelitian ini, penulis

memfokuskan pada strategi deradikalisasi NU Kota Semarang periodisasi 2006-

2011.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.Dalam mengumpulkan data,

penulis menggunakan metode wawancara, dokumentasi dan observasi. Data-data

yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif.

Metode deskriptif yaitu, suatu carapenyajian data dengan menggambarkan

kenyataan sesuai dengan data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan.

Berdasarkan hasil penelitian, NU Kota Semarang berpandangan bahwa

radikalisme agama merupakan suatu faham dari kelompok tertentu yang selalu

menganggap benar sendiri.Mereka menganggap sebagai kelompok yang paling

faham terhadap agama.Dalam dakwahnya mereka kurang mengenal toleransi,

sehingga mereka sering menempuh jalan kekerasan.Mereka menganggap orang

yang tidak seideologi dengan mereka adalah musuh, sehingga mereka menuduh

kafir terhadap mereka dan boleh diperangi.Dalam konsep pemerintahan, ideologi

yang mereka usung adalah khilafah. Hal-hal demikian muncul dikarenakan cara

pendang mereka terhadap agama hanya dari segi tekstual saja. Mereka cenderung

revolusioner dan menginginkan penerapan syariat di dalam setiap lini kehidupan.

Di dalam mengatasi berbagai aksi radikal yang ada NU Kota Semarang

senantiasa mengedepankan strategi kontra radikal, yaitu upaya menangani

kekerasan dengan tanpa menggunakan kekerasan.Strategi tersebut diejawantahkan

baik secara struktural organisasi dan seluruh elemen warganya.Diantara strategi

yang diterapkan yaitu melalui pencegahan.Upaya tersebut ditempuh dengan

menanamkan ajaran aswaja kepada para generasi muda.Dengan karismatik para

kyai, NU mencoba memberikan keteladanan terhadap warganya. Mereka

menetapkan pola kajian agama secara kontekstual dan menggunakan prinsip

dialog (mujadalah billati hiya ahsan) di dalam menyikapi fenomena radikalisme

yang ada.

Page 7: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

vii

Diantara faktor pendukung strategi NU yaitu para kyai yang mempunyai

kharismatik biasanya dianut oleh semua warganya. Disisi lain, struktural NU

mulai dari cabang hingga ranting juga turut memudahkan NU dalam menerapkan

strateginya. Adapun kendala yang dimiliki NU di dalam menerapkan programnya

yaitu koordinasi masih kurang optimal, manajerial masih lemah dan doudle job

(rangkap jabatan) membuat roda organisasi kurang bisa berjalan maksimal.

Dalam penelitian ini, penulis mengambil kesimpulan bahwa radikalisasi

agama merupakan usaha dari sekelompok tertentu untuk memperjuangkan Islam

secara keseluruhan dari segala lini kehidupan. Hal tersebut mereka lakukan

dengan segala cara yang mereka benarkan. Dalam menangani radikalisme yang

ada, NU Kota Semarang senantiasa menggunakan strategi kontra radikal.

Penghambat dan pendukung dalam menimplementasikan programnya di gunakan

sebagai penanganan masalah yang ada.

Page 8: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

viii

PERSEMBAHAN

Hidup adalah aqidah dan perjuangan.Berani hidup harus berani

berjuang, dan dalam perjuangan pasti dibutuhkan adanya suatu pengorbanan.

Skripsi yang saya tulis ini, saya dedikasikan kepada:

1. Keluargaku tersayang. Ayahandaku Fakhruddin Zaini, dan Ibundaku

Rochmi S, serta`Adikku M. Yusuf dan Kakakku Masrukhan yang

senantiasa mencurahkan kasih dan sayangnya disetiap langkahku.

2. Istriku tercinta Richa Musfirrotin R. Engkau adalah pelita dalam hidupku,

penyempurna ibadahku menuju ridlo-Nya.

3. Seluruh keluarga besarku yang senantiasa mendukung dan memotivasiku

dalam menyusun skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Sahabat-sahabatku senasib seperjuangan yang aku sayangi

5. Almamaterku.Fakultas Dakwah yang aku banggakan.

Page 9: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

ix

KATA PENGANTAR

Tiada ucapan yang pantas penulis panjatkan kecuali rasa syukur yang

terdalam dengan ucapan“Al Hamdulillahi Robbil ‘Alamin”, yang mana atas

limpahan rahmat dan hidayah serta karunia yang diberikan oleh Allah SWT,

sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan

salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW.Nabi

penuntun ummatnya menuju cahaya keislaman.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak

pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan sehingga pada akhirnya

skripsi ini dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang diharapkan. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada pihak–pihak yang telah membantu dalam proses

penyusunan skripsi ini, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag selaku Rektor IAIN Walisongo

Semarang.

2. Bapak Dr. Muhammad Sulthon, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang.

3. Bapak Thohir Yuli Kusmanto, S.Sos M.Si selaku pembimbing I dan Bapak

Drs. H. Anashom. M.Hum selaku pembimbing II,yang dengan telaten dan

perhatian di dalam membimbing skripsi ini.

4. BapakIbu dosen Fakultas Dakwah yang telah membina dalam proses studi.

5. Bapak Ibu karyawan Fakultas Dakwah yang telah melayani dalam proses

administrasi.

6. PCNU Kota Semarang yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan

data-data penelitian kepada penulis secara lengkap.

7. Sahabat-sahabat seperjuangan PMII Rayon Dakwah IAIN dan PMII

Komisariat Walisongo Semarang.

8. Teman-teman MD angkatan 2008, khususnya Growol (grombolan rongewu

wolu) tercinta.

Page 10: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

x

Harapan penulis, semoga amal baik yang telah diberikan dapat menjadi amal

jariyah yang selalu mengalir pahalanya sampai hari akhir nanti. Sehingga dapat

bertemu kembali di hadapan Illahi Robbi. Amin

Pada akhirnya, penulis dengan penuh kerendahan dan ketulusan hati

memohon ma’af atas segala kehilafan yang ditemukan dalam skripsi ini, karena

kesempurnaan dan kebenaran hakiki hanyalah milik Allah SWT dzat yang Maha

Sempurna dan Maha Benar.

Semarang, 06 Juni 2012

Penulis,

Page 11: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

xi

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................. i

Halaman Nota Pembimbing ............................................................................. ii

Halaman Pengesahan ....................................................................................... iii

Halaman Pernyataan ....................................................................................... iv

Halaman Motto ............................................................................................... v

Halaman Persembahan .................................................................................... vi

Halaman Abstraksi .......................................................................................... vii

Kata Pengantar ................................................................................................ viii

Daftar Isi ......................................................................................................... x

Daftar Tabel ..................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang .................................................................. 1

1.2.Perumusan Masalah .......................................................... 15

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 15

1.4.Tinjauan Pustaka ............................................................... 16

1.5.Metode Penelitian ............................................................. 19

1.5.1. Jenis dan Spesifikasi Penelitian ............................ 19

1.5.2. Definisi Operasional ............................................. 19

1.5.3. Sumber Data Penelitian ......................................... 23

1.5.4. Tekhnik Pengumpulan Data .................................. . 23

1.5.5. Teknik Analisis Data ............................................ 24

1.5.6. Sistematika Penulisan ........................................... 27

BAB II STRATEGI DAKWAH DAN DERADIKALISASI

AGAMA

2.1. Konsep Dasar Strategi Dakwah ........................................ 29

2.1.1 Pengertian Strategi Dakwah ................................... 31

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Penyusunan Strategi Dakwah ................................ 37

Page 12: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

xii

2.1.3 Tekhnik-tekhnik dan Proses dalam

Penyusunan Strategi Dakwah ................................ 40

2.2. Konsep Dasar Deradikalisasi Agama

2.2.1 Pengertian dan Ciri-ciri Radikalisasi Agama ........ 51

2.2.2 Sejarah dan Pemicu Munculnya Radikalisasi

Agama ................................................................... 56

2.2.3 Proses dan Langkah dalam Deradikalisasi

Agama ................................................................... 39

BAB III PROFIL NU KOTA SEMARANG

3.1. Latar Belakang Berdirinya NU Kota Semarang ............... 68

3.2. Struktur Kepengurusan NU Kota Semarang Periode

2006-201l .......................................................................... 72

3.3. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran NU Kota Semarang ........ 74

3.4. Program Kerja NU Kota Semarang Periode 2006-201l .... 76

BAB IV STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG

DALAM UPAYA DERADIKALISASI AGAMA

4.1 Radikalisasi dan Deradikalisasi dalam Perspektif NU

Kota Semarang .................................................................. 85

4.2 Strategi Dakwah NU Kota Semarang dalam Upaya

Deradikalisasi Agama………………… ........................... 99

4.3 Fakor pendukung dan Penghambat Implementasi

Strategi Dakwah NU Kota Semarang dalam Upaya

Deradikalisasi agama ......................................................... 108

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ...................................................................... 115

5.2. Saran-Saran ...................................................................... 117

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BIODATA

Page 13: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 01: Bidang Dakwah dan Pengembangan Keagamaan……………………. 76

Tabel 02: Bidang Pendidikan dan Pengkaderan………………………………… 78

Tabel 03: Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat………………………... 79

Tabel 04: Bidang Penyuluhan dan Bantuan Hukum……………………………. 80

Tabel 05: Bidang Sosial dan Pelayanan Kepada Masyarakat…………………... 81

Tabel 06: Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi

Strategi Dakwah NU……………………………………… 109

Page 14: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam konstelasi kehidupan di dunia ini manusia tentunya tidak bisa

terlepas dari apa yang dinamakan dengan agama. Hal tersebut dikarenakan

agama sangatlah inhern dalam kehidupan sosial manusia dengan segala

dinamika yang ada. Hal tersebut mengandung arti bahwa manusia dalam

aktivitasnya tidak bisa terlepas dari nilai-nilai agama yang ada di dalamnya.

Dalam hal ini Islam adalah agama bagi umat manusia yang di dalamnya

memuat pesan yang bersifat universal dan abadi dikarenakan ajaranya akan

selalu mengikat selama dalam masa taklif (mukallaf). Konsekuensi tersebut

tertuang dalam suguhan konsepsi hukum Islam yang menjamin perbaikan

dan peningkatan kehidupan umatnya baik di dunia maupun di akhirat. Islam

adalah pandangan hidup yang lengkap (kaffah), membimbing sesuai

petunjuk-petunjuk Allah SWT, sebagaimana yang disampaikan oleh Rasul-

Nya Muhammad SAW.1

Secara praktis, Islam menuntut para pemeluknya untuk senantiasa

menyeru, mengajak, dan menyampaikan ajaranya agar apa yang menjadi

pesan agama dapat disebarluaskan keseluruh alam semesta.2 Hal tersebut

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap umat Islam,

1Begum A’isyah Bawany, Mengenal Islam Selayang Pandang, Terj. Machnun Husein,

(Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hlm. 5 2 Konsep tentang menyeru, mengajak, menyempaikan dan mempengaruhi tersebut yang

kemudian dinamakan dengan dakwah. Lihat pengertian dakwah Awaludin Pimay, Metodologi

Dakwah; Kajian Teoritis dari Khazanah Al-Qur’an, (Semarang: Rasail, 2006), hlm.2

Page 15: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

2

yang tentunya dalam penyampaian misi dakwah yang diterapkanya dalam

rangka mengajak manusia kepada ajaran Islam haruslah mengacu pada apa

yang telah dicontohkan oleh Rosulullah Muhammad SAW.3

Mengenai kewajiban menyampaikan dakwah Islam, Allah SWT

berfirman dalam ayat suci Al-Qur’an:

äí÷Š# 4’ n<Î) È≅‹ Î6y™ y7 În/ u‘ Ïπ yϑõ3Ït ø:$$Î/ Ïπ sà Ïã öθyϑø9 $# uρ π uΖ|¡pt ø:$# Ο ßγ ø9ω≈ y_uρ ÉL©9 $$Î/ }‘ Ïδ ß |¡ômr& 4 ¨βÎ) y7 −/ u‘ uθèδ ÞΟ n=ôãr& yϑÎ/ ¨≅ |Ê tã Ï&Î#‹ Î6 y™ ( uθèδuρ ÞΟ n=ôãr& tω tGôγ ßϑø9 $$Î/

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah, dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang

siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih

mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (An-Nahl: 125)

Hermeneutika kata ud’u yang selanjutnya ditafsirkan dengan “seruan”

yang merupakan fiil amr, yang dalam kaidah ushul fiqh merujuk kepada

hukum wajib mengindikasikan bahwa dakwah mutlak harus direalisasikan di

dalam setiap sendi-sendi kehidupan.4

Telah menjadi suatu yang ma’lum, bahwasanya Islam adalah agama

dakwah yang mengandung arti bahwa keberadaanya di muka bumi ini adalah

dengan disebarluaskan dan diperkenalkan kepada seluruh umat melalui

aktivitas dakwah, bukan dengan paksaan, kekerasan, dan tidak pula dengan

kekuatan pedang. Hal ini dapat kita pahami, karena Islam sendiri adalah

3 Mohammad Natsir, Fiqhud Da’wah, (Jakarta: Media Da’wah, 2000), hlm. 125 4 Kewajiban berdakwah sesuai dengan surat An-Nahl ayat: 125, merupakan kewajiban

mutlak (absolut). Hal tersebut dikarenakan para Ulama’ telah bersepakat mengenai hukum

wajibnya, hanya saja diantara mereka ada yang mengatakan wajib ‘ainiyah (berlaku

universal/setiap orang), dan Ulama’ lain mengatakan wajib kifayah (dalam arti apabila alam satu

kelompok sudah ada yang menjalankanya maka gugurlah kewajiban tersebut). Baca: Aminuddin

Sanwar, Pengantar Ilmu Dakwah, (Semarang: Fakultas dakwah, 1986), hlm.34

Page 16: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

3

agama pembawa perdamaian, agama cinta kasih, agama pembebasan dari

belenggu perbudakan, dan juga mengakui hak dan kewajiban setiap individu.

Ini berarti anggapan para oreientalis yang selama ini mengatakan Islam

adalah agama yang kejam, menakutkan dan dikenal dengan radikalismenya

adalah tidak benar adanya. Statemen demikian tentunya amatlah tidak sesuai,

dikarenakan bila kita mencoba menelaah dalam Al-Qur’an yaitu pada surat

Al-Baqoroh ayat 256, Allah berfirman:

Iω oν# t�ø. Î) ’ Îû ÈÏe$!$# ( ‰s% tt6 ¨? ߉ô© ”�9 $# z ÏΒ Äcxöø9 $# 4 yϑsù ö�à� õ3tƒ ÏNθäó≈ ©Ü9 $$Î/ -∅ÏΒ÷σ ムuρ

«!$$Î/ ωs) sù y7 |¡ôϑtGó™ $# Íο uρó ãèø9 $$Î/ 4’ s+ øOâθø9 $# Ÿω tΠ$|ÁÏ�Ρ$# $oλm; 3 ª!$# uρ ìì‹ Ïÿxœ îΛÎ=tæ

Artinya:“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);

Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang

sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan

beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang

kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah

Maha mendengar lagi Maha mengetahui”. (Al-Baqoroh: 256)

Dari ayat di atas dapat kita fahami, bahwa dalam memilih suatu agama

tidaklah boleh dipaksakan, termasuk di dalamnya adalah berdakwah dan

menyampaikan ajaran Islam.5 Hal senada diungkapkan oleh Ulil Abshar

Abdalla yang merupakan tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL), menurutnya

dalam pandangan Islam, memeluk agama adalah merupakan suatu pilihan

yang dilakukan secara sadar, artinya tidak boleh ada unsur paksaan

5 Larangan memaksakan suatu agama seperti dicontohkan oleh Rosulullah ketika tinggal

di Madinah, dimana penduduk Madinah sebelum kedatangan Islam, mereka adalah pemeluk

agama Yahudi, dan disana banyak terjadi orang tua yang telah memeluk Islam akan tetapi anaknya

memilih Yahudi. Hal tersebut dirasa kehidupan Yahudi jauh lebih baik bagi mereka. Dan hal ini

pulalah yang menjadi sabab nuzul ayat di atas.Fathul Bahri, Meniti Jalan Dakwah; Bekal

Perjungan Para Da’I, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm.13-15

Page 17: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

4

sedikitpun.6 Dari hal tersebut di atas, seyogyanya di dalam melakukan

aktifitas berdakwah pendekatan yang seharusnya kita lakukan adalah dengan

cara yang halus, lembut dan santun sebagaimana tersebut dalam surat An-

Nahl di atas.

Yang menjadi fenomena dan menarik perhatian dari kehidupan kita di

negara Indonesia ini yaitu ketika dalam kondisi masyarakat Islam dengan

berbagai problematika dakwahnya, maka tak henti-hentinya muncul pemikir-

pemikir sejak zaman klasik hingga sekarang, dimana di dalamnya lahir aliran-

aliran yang menaruh perhatian besar terhadap pelaksanaan dakwah Islamiyah.

Akan tetapi dalam realitanya, mereka di dalam penyampaian ajarannya

cenderung ortodok, kaku dan kolot, bahkan nilai-nilai ajaran yang

disampaikannya terkesan jumud dan mandeg ditempat tidak bisa sesuai

dengan dinamika kehidupan zaman. Dalam menerjemahkan ayat-ayat Al-

Qur’an pun hanya dikaji secara tekstual, tidak mengenal istilah hermeniutika

atau tafsir. Dan yang ironi, tidak berhenti sampai di situ saja, akan tetapi

mereka menginginkan ajaran Islam diterapkan di dalam setiap lini kehidupan

(totalistik / kaffah) dengan cara yang mereka benarkan, tanpa mengambil dari

manhaj hukum yang semestinya. Bukankah hal demikian akan dapat

mengganggu keharmonisan dalam kehidupan?

Beberapa golongan yang tergabung dalam Islam radikali seperti Darul

Islam (DI), Hisbut Tahrir Indonesia (HTI), Negara Islam Indonesi (NII), dan

Ikhwanul Muslimin mereka cenderung bersikap eksklusif dan hanya

6 Mengenai hal yang berkaitan dengan memilih suatu agama (keimanan) dapat kita lihat

dalam surat Al-Kahfi ayat: 29, Ulil Abshar Abdalla, Menyegarkan Kembali Pemikiran Islam;

Bunga Rampai Surat-surat Tersiar, (Jakarta: Nalar, 2007), hlm.165

Page 18: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

5

mengakui kebenaran mereka sendiri. Mereka menganggap orang kafir adalah

musuh yang harus mereka perangi, tidak hanya itu saja, orang muslim lain

yang tidak sehaluan dengan mereka pun tak luput mendapat predikat sebagai

orang-orang yang sesat. Doktrin yang mereka usung adalah “takfir" yaitu

sikap yang selalu mengkafirkan golongan lain yang berada di luar

kelompoknya. Salah satu tokoh Ikhwanul Muslimin yang pemikiranya sangat

berpengaruh dalam menyulut radikalisme agama yang ada adalah Sayyid

Qutub. Beliau berpendapat “barang siapa yang memutuskan suatu hukum (

termasuk di dalamnya menjalankan pemerintahan) dengan hukum selain Al-

Qur’an berarti ia telah kafir”. Pemikiran tersebut tentunya berpijak pada

interpretasi dari suatu ayat yaitu:

tΒuρ óΟ ©9 Ο ä3øt s† !$yϑÎ/ tΑ t“Ρr& ª!$# y7 Í× ¯≈ s9 'ρé' sù ãΝ èδ tβρã�Ï�≈ s3ø9 $#

Artinya : Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan

Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. (Al-

Ma’idah: 44)

Berawal dari pemikiran tersebut, aliran Islam radikal telah

menjustifikasi diri seperti para hakim dan aparat pemerintahan yang ada, yang

tidak menggunakan hukum syari’at adalah halal dibunuh. Sikap-sikap

demikianlah yang tentunya dapat membawa mereka ke dalam faham

keberagamaan yang cenderung kaku dan kolot.7 Selanjutnya sikap tersebut

telah mereka ejawantahkan dalam praktik kehidupan, sebagai suatu contoh

mereka menganggap harta yang dimiliki oleh pihak/orang lain adalah sah

untuk dimiliki organisasinya. Bahkan dengan cara-cara yang tidak Islami

7 Ali Syu’aibi, Meluruskan Radikalisme Islam, (Ciputat: Pustaka Azhary, 2004), hlm.137

Page 19: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

6

seperti penipuan, pencurian, bahkan dengan cara-cara kekerasan sekalipun,

mereka mengklaim bahwa harta itu adalah milik Allah.8 .

Radikalisme dalam Islam memberikan gambaran adanya kelompok

yang ekslusif dan militan. Sampai batas tertentu, seperti yang disebutkan di

atas, ada kesan bahwa kelompok itu menganggap orang lain sebagai musuh.

Yang dimasukkan dalam golongan musuh itu tidak hanya mereka yang

berbeda agama, melainkan juga orang-orang seagama yang mereka anggap

telah melakukan banyak kemaksiatan atau diam saja ketika kemaksiatan ada

di sekeliling mereka. Klaim kebenaran tunggal juga melekat dalam ingatan

para golongan ini.

Radikalisme agama yang akhir-akhir ini muncul kepermukaan, seakan

menyiratkan ketidakpuasan suatu kaum dalam adaptasinya dengan yang lain.

Hal tersebut menyangkut praktek kehidupan (mu’amalah) dan peribadatan

(ubudiyah), terutama tentang perbedaan cara pandang atas agama yang

mereka anut. Interpretasi yang berbeda dalam melihat suatu hukum agama

dan diperparah dengan nalar egois yang kemudian menghilangkan

harmonisme dalam bermasyarakat. Seseorang yang dianggap tidak sesuai

pemahaman dia, dianggap telah melenceng dari ajaran Islam yang

sebenarnya. Kemudian, banyak orang yang berpengaruh, menyeru kepada

umat untuk kembali kepada ajaran agama yang benar. Ia menganggap bahwa

ia berkewajiban untuk meluruskan ajaran agama yang bengkok dari praktek

kehidupan. Sayangnya, ajaran yang benar ini hanya berdasar atas

8 Endang Turmudzi, Riza Sihbudi (ed), Islam dan Radikalisme di Indonesia, (Jakarta:

Lipi press, 2005), hlm.242-243

Page 20: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

7

pemahamannya mereka sendiri. Baginya ajaran sebagaimana dipahaminya

sendirilah yang dianggap murni dan merupakan representasi dari ajaran Islam

yang benar dan sah. Jika hal seperti ini terus berlanjut, maka tentunya

perpecahan intern umat beragama tentunya akan terbuka lebar.

Bagi golongan radikalis, sikap tanpa kompromi (intoleran), tidak

menghargai orang yang berbeda keyakinan dan sikap keras merupakan

“kebenaran” yang mereka pilih. Jalan kekerasan juga kadang dilakukan kaum

ini. Mereka tidak sabar untuk memperbaiki keadaan dengan usaha pelan-

pelan seperti pendidikan dan penyadaran. Mereka memilih jalan kekerasan

dan tidak peduli akan akibat destruktif dari perbuatan yang mereka lakukan.

Selain itu mereka juga melakukan kekerasan atas nama agama, padahal ia

sendiri bukan pemeluk agama yang baik9.

Melihat fenomena di atas, yang perlu kita refleksikan bersama yaitu,

mengapa Islam yang merupakan agama “rohmatan lil ‘alamin”, Islam yang

merupakan agama samawi yang membawa misi syar’i mengayomi dan

melindungi sesama umat manusia justru menjadi objek dari semua aksi

kerusuhan yang bernuansa radikal. Hal tersebut tiada lain dikarenakan ada

sekelompok golongan yang dalam aktualisasi dakwahnya hanya

mengedepankan kajian secara tekstualis, dan menggunakan berbagai aksi

kekerasan yang berlabelkan Islam. Mereka menggunakan kedok “jihad”

sebagai legitimasi dari aksi yang mereka jalankan dan sebagai pembenaran

tindakan-tindakan mereka tanpa mengabaikan harmonisasi dan kearifan lokal

9. Eko Prasetyo Dkk, Memahami Wajah Para Pembela Tuhan, (Yogyakarta: Interfidie,

2004), hlm 24

Page 21: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

8

(local wisdom) seperti sediakala saat Islam masuk di Indonesia seperti yang

telah dicontohkan oleh para walisongo. Hal tersebut bukankah berbeda ketika

kita berkaca pada kehidupan Rosul yang merupakan Nabi terahir yang di

utus Allah untuk menyampaikan wahyu kepada kita. Bukankah Rosul dahulu

kala dalam penyampaian misi dakwahnya senantiasa melindungi dan

mengayomi, bahkan mengharamkan darahnya kaum kafir dzimmi? Hal

terebut semata-mata Islam adalah agama perdamaian dan pembawa

keselamatan yang pada dasarnya tidak mengajarkan apalagi menganjurkan

kekerasan dalam bentuk apapun.10

Terlepas dari itu semua, Horace M. Kallen

mensinyalir, aksi radikalisasi agama yang seperti terjadi sekarang ini

ditengarai oleh tiga kecenderungan.11

Pertama, radikalisasi agama merupakan respon terhadap kondisi yang

sedang berlangsung. Biasanya respon tersebut muncul dalam bentuk evaluasi,

penolakan atau bahkan perlawanan. Masalah yang ditolak bisa berupa ide,

asumsi, lembaga, atau nilai-nilai yang dipandang bertanggung jawab

terhadap kondisi yang ditolaknya.

Kedua, radikalisasi agama tidak berhenti pada upaya penolakan,

melainkan terus berupaya mengganti tatanan tersebut dalam suatu bentuk

tatanan baru atau sebuah tatanan yang lain. Ciri ini menunjukkan bahwa di

dalam radikalisasi agama terkandung suatu program atau pandangan dunia

(world view) tersendiri. Kaum radikalis berupaya kuat untuk mengganti

10 Alwi Shihab, Membedah Islam di Barat; Menepis Tudingan Meluruskan

Kesalahpahaman, (Yogyakarta : Andi Offset, 2004), hal.2-4 11 Zada Khamami, Islam Radikal; Pergulatan Ormas-Ormas Islam Garis Keras di

Indonesia, (Jakarta: Teraju, 2002), hal.16-17

Page 22: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

9

tatanan yang sudah ada dengan tatanan baru yang mereka inginkan (Islam

Kaffah).

Ketiga, kuatnya keyakinan atau ideologi yang mereka bawa. Sikap ini

pada saat yang sama dibarengi dengan penafian kebenaran dengan sistem lain

yang akan diganti. Dalam gerakan sosial, keyakinan terhadap program atau

filosofi sering dikombinasikan dengan cara-cara pencapaian yang mengatas

namakan nilai-nilai ideal seperti kemaslahatan umat atau kemanusiaan. Akan

tetapi, kuatnya keyakinan ini dapat mengakibatkan munculnya sikap

emosional yang menjurus pada aksi kekerasan.

Dalam konteks inilah ormas-ormas Islam seperti Front Pembela Islam

(FPI), Majelis Mujahidin, Laskar Jihad Ahlussunnah Waljama’ah, Komite

Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI), memiliki ciri-ciri yang

sebagaimana diungkapkan oleh Horace M. Kallen diatas. Pertama, mereka

memperjuangkan Islam secara kaffah (totalistik); syariat Islam sebagai hukum

Negara, Islam sebagai dasar Negara, sekaligus Islam sebagai sistem politik

sehingga bukan demokrasi yang menjadi suara aspirasi rakyat yang menjadi

sistem politik. Kedua, mereka mendasarkan praktik keagamaanya pada

orientasi masa lalu (salafi). Ketiga, mereka sangat memusuhi barat dengan

segala produk peradabanya, seperti sekularisasi dan modernisasi. Keempat,

perlawanan dengan gerakan liberalisme Islam yang tengah berkembang di

kalangan Muslim Indonesia.12

Oleh sebab itulah ormas-ormas Islam seperti

ini bisa dikategorikan kedalam golongan Islam radikal.

12 Ibid, hal.17

Page 23: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

10

Menganalisa hal-hal tersebut di atas, setidaknya kemunculan Islam

radikal (radikalisme agama) di Indonesia ditengarai oleh dua faktor. Pertama,

faktor internal dari dalam umat Islam sendiri. Faktor ini terjadi karena adanya

penyimpangan norma-norma agama. Kehidupan sekuler dalam kehidupan

masyarakat mendorong mereka kembali pada otentitas (fundamen) Islam.

Sikap ini ditopang dengan pemahaman agama yang totalistik (kaffah) dan

formalistik yang bersikap kaku dalam memahami teks-teks agama. Kajian

terhadap agama hanya dipandang dari satu arah yaitu tekstual, tidak melihat

dari faktor lain, sehingga tindakan-tindakan yang mereka lakukan harus

merujuk pada perilaku Nabi secara literal. Kedua, faktor eksternal di luar

umat Islam, baik yang dilakukan oleh rezim penguasa atau hegemoni dari

Barat yang tidak mendukung terhadap penerapan syari’at Islam dalam sendi-

sendi kehidupan.13

Sesungguhnya strategi penanganan dan perlawanan terhadap

tindakan yang bernuansa radikal, baik itu yang bersifat umum atau telah

menjurus kepada radikalisme agama yang menimbulkan kerusakan dan

menebarkan kekerasan di mana-mana sejatinya telah gencar dilakukan. Hal

tersebut dilakukan baik secara langsung yaitu dengan menggunakan kekuatan

(hard power approach), seperti yang dilakukan oleh Densus 88 maupun

dengan cara pendekatan bimbingan (soft approach), seperti yang di

operasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

13 Ibid, hal.95

Page 24: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

11

Penanganan tindak radikal tersebut, nampak sekali terlihat setelah

munculnya berbagai peristiwa kerusuhan yang bernuansa agama. Pada level

tertentu bom pun menjadi isu yang santer dibicarakan dan menjadi sorotan

dunia Internasional, terutama yaitu pasca ledakan bom Bali 12 Oktober 2002.

Kajian atas peran-peran jaringan Islam Radikal menjadi objek studi-studi di

berbagai forum.

Berbagai aksi kekerasan yang berkedok agama semakin marak di

Indonesia. Hal tersebut ditengarai sebagai aksi dari para pemikir kelompok

radikal yang ada di Indonesia. Beberapa kelompok Islam tersebut adalah

mereka yang tergabung mulai dari Kelompok Salafi, Negara Islam Indonesia

(NII), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Majelis Mujhidin Indonesia (MMI),

dan Front Pemuda Islam Surakarta (FPIS), sampai dalam lembaga pendidikan

seperti Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki Solo.14

Masuknya pesantren Al-Mukmin Ngruki Solo dalam daftar

“terorisme“ dikarenakan orang yang paling dicurigai terlibat dalam kasus

terorisme di Asia Tenggara yaitu Ustadz Abu Bakar Ba’asyir adalah pendiri

dan pengasuh pesantren tersebut. Di sisi lain, bahkan keyakinan banyak pihak

semakin menguat ketika peristiwa bom Bali 1 Oktober 2002 dan teror lainnya

seperti pada 17 Juli 2009, bom kembali diledakkan di Mega Kuningan Jakarta

yang sebagian pelakunya memiliki keterkaitan dengan Ngruki atau setidak-

tidaknya dekat dengan Abu Bakar Baasyir.15

14 Endang Turmudi, Riza Sihbudi, Islam dan Radikalisme di Indonesia, (Jakarta: LIPI

Press, 2005), hlm.120 15 Abdurrahman, Pribadi Abu, Rayyan Membongkar Jaringan Terorisme, (Jakarta:

Abdika Press, 2009), hlm.53

Page 25: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

12

Lebih spesifik lagi, bila kita amati aksi radikalisme agama yang terjadi

di Jawa Tengah yaitu khususnya di wilayah Semarang dapat kita lihat seperti

masuknya jaringan NII (Negara Islam Indonesia). Dalam kasus tersebut yaitu

tepatnya pada 22 Juli 2011 saja terdapat enam tersangka dengan dakwaan

tindakan makar. Keenam tersangka tersebut adalah Totok Dwi Harjanto alias

Nizam Sidik, warga Banyumanik Semarang, Sulamin, warga Kebumen,

Mardiyanto, warga Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Nur Basuki, warga

Magelang, Supandi, warga Jakarta Selatan, dan Mujono Agus Salim, warga

Tegal.16

Dakwah yang merupakan manifestasi dari nilai-nilai agama yang

ditransfer ke dalam jiwa dan raga manusia di dalam praktiknya dapat

diaplikasikan melalui dua bentuk pendekatan yaitu dakwah secara kultural

dan struktural.17

Dakwah dengan pendekatan kultural merupakan suatu

konsep pendekatan dakwah dengan cara menyentuh akar budaya yang ada,

menyampaikan ajaran Islam dengan tetap menghormati dan menghargai

tradisi terdahulu yang sudah lama tertanam seperti yang telah dicontohkan

oleh Walisongo dalam penyebaran dakwahnya. Nampaknya hal demikianlah

yang diterapkan oleh NU. NU yang selalu mengedepankan ajaran tasammuh

(toleran), tawassut (moderat) yang dalam pengambilan hukumnya tidak

secara tektual saja akan tetapi mengambil juga hukum dari Al-Qu’ran, Hadits,

Ijma’ dan Qiyas adalah merupakan fenomena yang mengundang toleransi

16http://wartapedia.com/nasional/hukum-dan-kriminal/4334-radikalisme-10-jaksa-siapkan-

susunan-dakwaan-tersangka-nii.html 17 Muhammad Sulthon, Desain Ilmu Dakwah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm.

26-27

Page 26: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

13

keberagamaan yang ada di Indonesia. 18

Penafsiran Al-Qur’an secara kaidah

yang benar dengan memperdulikan sabab nuzul ayat, maka transformasi

pesan agama tidak serta merta diterapkan ke dalam kehidupan secara

membabi buta. Akan tetapi tetap memperhatikan kearifan lokal (local

wisdom) yang ada, yang mana hal tersebut tidak bisa terlepas dari sejarah

lahirnya NU itu sendiri. NU mengambil tindakan dengan cara bagaimana

menyampaikan pesan Islam yang sesuai dengan kondisi sosio kultural budaya

Indonesia. NU bersikap sebagai Islam yang moderat, sebagai muslim yang

toleran, dalam kehidupan yang pluralis yang tentunya tidak bertentangan

dengan ideologi Negara yaitu Pancasila.19

Di sisi lain, dakwah struktural adalah gerakan dakwah yang berada

dalam kekuasaan. Dalam dakwah struktural bergerak mendakwahkan ajaran

Islam melalui struktur sosial, politik maupun ekonomi. Yang dalam hal ini

NU yang merupakan ormas dengan basis massa terbesar yang tersebar di

seluruh wilayah nusantara, tentunya mempunyai visi, misi, dan arahan bagi

semua anggota dan lembaga yang berada di bawah naunganya. Hal tersebut

dilakukan sebagai wujud tanggung jawab dan apresiasi NU terhadap keutuhan

wilayah Negara dari dis-integrasi, baik dari luar maupun dalam negeri yang

berupa penyebaran ideologi yang berupaya memecah belah keutuhan Negara.

Mengingat NU merupakan salah satu lembaga yang mempunyai kiprah besar

18 Laode Ida, Kaum Progresif dan Sekularis Baru, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004),

hlm.7 19 Baso Ahmad, NU Studies; Pergolakan Pemikiran Antara Fundamentalisme Islam dan

Fundamentalisme Neo-Liberal, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006), hlm.5

Page 27: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

14

dalam perjuangan Negara Indonesia ini, NU turut pula dalam menentukan

ideology Negara yaitu Pancasila sebagai dasar Negara.20

Maraknya tindak radikalisme agama yang berimplikasi pada

kekerasan, sedikit banyak telah mempengaruhi pandangan masyarakat umum

tentang Islam. Hal tersebut terlebih lagi ketika media cetak dan elektronik

banyak memberitakan masalah-masalah baru yang terjadi berkaitan dengan

hal tersebut. Seperti disebutkan di atas, kemunculan Islam radikal di

Indonesia yang ditengarai oleh faktor internal yaitu adanya penyimpangan

norma-norma agama, dan juga faktor eksternal seperti yang dilakukan oleh

rezim penguasa atau hegemoni dari Barat mendorong NU sebagai ormas

dakwah untuk turut serta dalam penanganan masalah tersebut.

Berawal dari latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

menulis” “Strategi Dakwah NU Kota Semarang dalam Upaya

Deradikalisasi Agama”. Hal tersebut mengingat NU merupakan organisasi

masyarakat (ormas) yang bergerak dibidang sosial keagamaan, melakukan

pendekatan kultural dan bermanuver langsung pada sektor yang selama ini

menjadi sasaran empuk perekrutan dan ladang kaderisasi golongan Islam

radikal seperti pesantren. Dalam masyarakat umum, kadang tidak kita sadari

ajaranya dapat menyelusup dalam jama’ah-jama’ah pengajian dan juga dalam

bidang pendidikan seperti semakin menjamurnya lembaga dakwah kampus

(LDK) yang terindikasi masuk dalam jaringan NII.

20 Ibid, hlm.56

Page 28: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

15

Dalam hal tersebut sebagaimana di atas, NU Kota Semarang dalam

masyarakat umum telah menerapkan strateginya dalam bidang pembinaan

terhadap jama’ah pengajian yang tentunya rutin dilakukan. Di sisi lain dalam

lingkup pendidikan, strategi yang dilakukan oleh NU Kota Semarang yaitu

dengan melakukan pelatihan sekolah kader dan penanaman ilai-nilai aswaja

melalui pendidikan ma’arif yang berada di bawah naungannya. Hal tersebut

sebagai upaya kaderisasi ideologi guna melestarikan tongkat estafet

perjuangan dalam membentengi masuknya radikalisme agama yang dapat

merusak citra Islam yang humanis dan dapat memicu perpecahan bangsa.

1.2. Rumusan masalah

Dari latar belakang di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana Strategi Dakwah NU Kota Semarang dalam upaya

Deradikalisasi Agama?

2. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat implementasi

Strategi Dakwah NU Kota Semarang dalam upaya Deradikalisasi

Agama?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan apa yang menjadi perumusan masalah di atas,

maka yang menjadi tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

Page 29: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

16

1. Untuk mendeskripsikan Strategi Dakwah NU Kota Semarang

dalam upaya Deradikalisasi Agama.

2. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat

implementasi Strategi Dakwah NU Kota Semarang, dalam upaya

Deradikalisasi Agama.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Sedangkan dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahnya

khazanah ilmu pengetahuan khususnya yang berkenaan dengan

deradikalisasi agama, serta sebagai sumbangsih dan dedikasi

keilmuan dakwah khususnya Manajemen Dakwah.

2. Secara Praktis

o Untuk memperluas pengetahuan penulis dalam masalah

strategi dakwah yang diterapkan oleh NU Kota Semarang,

khususnya yang berkaitan dengan upaya deradikalisasi agama.

o Sebagai input (masukan) bagi para pembaca pada umumnya

dan lembaga lembaga-lembaga dakwah yang bersangkutan

pada khusunya, sehingga untuk ke depannya dapat dirumuskan

langkah-langkah kebijakan dakwah yang lebih tepat, terutama

yang berkenaan dengan masalah deradikalisasi agama.

Page 30: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

17

1.4. Tinjauan Pustaka

Radikalisasi agama saat ini menjadi isu yang aktual untuk

dibicarakan. Negara Indonesia dengan kompleksitas etnis, suku dan agama

tentunya mengundang berbagai problem di berbagai lini kehidupan

masyarakat. Hal tersebut menarik penulis untuk meneliti sektor keagamaan

yang ada di masyarakat, khususnya di Kota Semarang yang disinyalir

bermotif radikal-agamis yang dapat memperkeruh ke-Bhinekaan dalam

masyarakat.

Mengingat kemajuan dan perkembangan daripada suatu disiplin ilmu

pengetahuan yang tidaklah murni sendiri, akan tetapi merupakan

perkembangan ataupun komparasi dari ilmu-ilmu sebelumnya, baik dari segi

metoda maupun disiplin ilmu yang ditelitinya, maka untuk menghindari

kesamaan dan tindak plagiat terhadap hasil ilmu penelitian, dibawah ini

peneliti perlu menuliskan beberapa hasil penelitian yang mempunyai

keterkaitan dengan penelitian ini yaitu:

Pertama “Strategi Dakwah Muslimat NU dalam memberdyakan

Perempuan di Kabupaten Tegal 2005-2008”, tahun 2008 oleh Mifrohatun.

Dalam penelitian tersebut di ungkap bagaimana strategi yang digunakan oleh

Muslimat NU dalam memberdayakan dan memajukan peran perempuan di

berbagai lini kehidupan. Diantaranya yaitu perempuan turut andil menjabat

struktural organisasi yang biasanya diduduki oleh laki-laki. Melalui program

pengajian rutinannya, Muslimt NU juga memberikan pengarahan kepada ibu-

ibu jama’ah dalam rumah tangga yang bertanggung jawab tidak hanya pihak

Page 31: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

18

laki-laki sebagai kepala rumah tangga dalam mengurus keluarganya akan

tetapi perlu peran perempuan juga dalam praktiknya.

Kedua “Strategi Dakwah NU dalam Memajukan Masyarakat Islam

(Studi Kasus Organisasi MWC NU Godong Kabupaten Grobogan)”, tahun

2008 oleh Any Masriatin. Dalam penelitian tersebut diungkapkan bagaimana

kepedulian MWC NU Godong di dalam memajukan masyarakat Islam

daerahnya yang masih tertinggal dari daerah yang lain dengan berbagai cara

yang ditempuh. Diantara cara yang diterapkan yaitu dengan mengoptimalisasi

majlis ta’lim yang ada dengan penyuluhan, program BMT dan lain

sebagainya.

Ketiga “Strategi Dakwah KH. Muhammad Hasan dalam

Pengembangan Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin Mantrianom Bawang

Banjar Negara Sebagai Lembaga Dakwah”, tahun 2008 oleh Trisnawansih.

Tidak jauh berbeda dengan penelitian yang lain dalam penelitian ini yaitu

mengungkap bagaimana strategi yang dipakai oleh KH. Muhammad Hasan di

dalam pengembagan dakwahnya. Diantara strategi yang beliau terapkan yaitu

dengan melakukan pengajian rutin kitab kuning pagi dan sore dan takror pada

malam harinya, kepada para santrinya. Di sisi lain yaitu beliau mengadakan

pengajian di masjid desanya.

Keempat “Strategi dakwah Nahdlatul Ulama’ dalam Membentengi

Warga Nahdliyyin dari Aliraan Islam Radikal studi Kasus Cabang Nahdlatul

Ulama’ Kota Semarang Tahun 2001-2006”, tahun 2008 oleh Awaludin. Tidak

jauh beda dengan penelitian yang lain, Teknis pengumpulan data yang

Page 32: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

19

dipakai yaitu menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Penelitian ini

menggambarkan strategi NU dalam membentengi warga Nahdliyyin dari

aliran Islam radikal. Diantara strategi yang digunakan NU Kota Semarang

dalam upaya membentengi warganya dari aliran Islam radikal yaitu dengan

menggunakan media dakwah, pengembangan ekonomi, dan pendidikan baik

formal ataupun non formal.

Karya-karya tulis di atas, merupakan starting poin bagi penulis

sebagai konstruksi teoritik dalam penggunaan metode penelitian, sumber

hipotesis dan tolok ukur dalam penelitian.

1.5. Metode Penelitian

1.5.1. Jenis dan Spesifikasi Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Krik dan

Miller mendefinisikan penelitian kualitatif yaitu sebagai suatu tradisi

tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental

bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya

maupun dalam peristilahannya.21

Metode ini digunakan untuk

mengembangkan suatu konsep dan pemahaman serta kepekaan

peneliti terhadap data yang didapat dari objek penelitian, bukan

dimaksudkan untuk membuat suatu fakta, melakukan prediksi dan

tidak pula menunjukkan hubungan antar variabel.

Penelitian ini mengedepankan spesifikasi penelitian deskripsi

di dalam penyusunan dan penyajian laporanya. Situasi dan strategi

21 Lexi J Moleong, Metodelogi penelitian Kualitatif , (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2006), hlm. 4

Page 33: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

20

yang didapat dari penelitian disajikan dalam menggambarkan

dinamika organisasi NU Kota Semarang, khususnya dalam program

strategi dakwah NU Kota Semarang dalam upaya deradikalisasi

Agama.

1.5.2. Definisi Operasional

Untuk mengantisipasi dan menghindari kesalah pahaman

pembaca terhadap judul skripsi yang dimaksud, maka dirasa perlu

adanya penjelasan dan penegasan terhadap istilah-istilah yang penulis

gunakan dalam penulisan judul diatas, yaitu Strategi Dakwah NU

Kota Semarang Dalam Upaya Deradikalisasi Agama:

1. Strategi Dakwah

Seperti yang telah kita ma’lumi bersama, pada prinsipnya

strategi dakwah merupakan suatu istilah yang tersusun dari dua

suku kata yaitu strategi dan dakwah. Term pertama yaitu berasal

dari bahasa Yunani yaitu “strategos” yang artinya tentara, dan

term penyusun kalimat seajutnya yaitu “dakwah” berasal dari

bahasa Arab yang artinya mengajak, menyeru dan memanggil.

Hal tersebut bukan berarti dalam penelitian ini akan membahas

dakwah secara militer (tentara), melainkan strategi ataupun cara

yang diterapkan oleh lembaga NU kota Semarang dalam upaya

menangani munculnya paham Islam radikal melalui penanganan

kontra-radikal (pendekatan non-radikal).

Page 34: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

21

Istilah strategi oleh Dr. Awaludin Pimay, lebih di

identikkan dengan istilah “taktik”22

yang dapat berarti suatu jenis

rencana yang digunakan untuk menentukan tindakan-tindakan

dimasa yang akan datang dengan mempertimbangkan factor-

faktor kekurangan dan kelemahan yang ada dari kondisi internal

mataupun eksternal suatu organisasi.

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-

garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai

sasaran yang telah ditentukan. Strategi adalah cara yang dipakai

guna memecahkan dan menghadapi masalah tertentu yang

sedang bergejolak sehingga ditemukan jalan keluar.23

Dalam penelitian ini, yang menjadi fokus kajian penulis

adalah mengenai bagaimana strategi dakwah yang diterapkan

oleh NU kota Semarang dalam upaya deradikalisasi agama,

berikut dengan faktor penghambat dan pendukung

implementasinya yaitu periode kepengurusan tahun 2006-2011.

2. Nahdlatul Ulama’ (NU)

Nahdlatul Ulama’ atau yang sering disingkat dengan

NU merupakan organisasi masyarakat yang didirikan oleh KH.

Hasyim Asy’ari pada tahun 1926 M / 1344 H di Surabaya.

22 Penggunaan daripada stilah “taktik” biasanya cenderung lebih mudah untuk kita fahami

dibandingan dengan istilah yang lain, ini dapat kita lihat dalam : Dr. H. Awaludin,Pimay,

Paradigma Dakwah Humanis Strategi dan Metode Prof. K.H. Saefudin Zuhri. (Semarang:Rasail,

2005), hlm.51 23 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga,

(Jakarta:Balai Pustaka, 2002), hal.1250

Page 35: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

22

Organisasi ini terbentuk dari adanya respon terhadap

kebangkitan para kiai tradisional terhadap gerakan kebangkitan

syar’i dan pembaharuan agama, baik yang terjadi di Timur

Tengah maupun di Indonesia.24

Adapun yang dimaksud dari NU

dalam penelitian ini adalah NU cabang kota Semarang.

3. Deradikalisasi Agama

Istilah deradikalisasi agama merupakan penggabungan

dari dua suku kata yaitu deradikalisasi dan agama.

Deradikalisasi sendiri yaitu merupakan serapan dari bahasa latin

yang berasal dari kata ”radix” yang artinya akar. Dalam bahasa

Ingris radical dapat berarti ekstrim, menyeluruh, fanatik,

revolusioner dan fundamental. Setelah mendapatkan awalan

”de” dan akhiran ”isasi” sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia,

maka kalimat tersebut menjadi ”deradikalisasi”, yang memiliki

arti anti radikal atau kontra radikal. Hal tersebut dapat kita

analog-kan seperti pada kata ”depolitisasi” yang berarti

penghapusan kegiatan politik, dan ”depopulasi” yang berarti

pengurangan penduduk.25

Radikalisme agama sebagai suatu faham merujuk pada

keyakinan sekelompok tertentu, yang menginginkan dan

melakukan perubahan terhadap tata nilai agama yang dianggap

bertentangan dengan pemahaman mereka. Hal tersebut ditempuh

24 Simuh, Islam dan Pergumulan Budaya Jawa, (Bandung: Mizan, 1998), hlm.127 25 Pius A. Partant, M. Dahlan, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arloka, 2001), hlm.102

Page 36: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

23

dengan cara meruntuhkan sistem dan struktur yang sudah ada

sampai ke akar-akarnya dengan cepat atas pertimbangan

kebenaran yang subyektif.26

Dengan demikian deradikalisasi agama merupakan

penanganan kontra radikal terhadap permasalahan yang muncul

dari agama, yang dalam penelitian ini yang dimaksud dengan

agama adalah agama Islam.

1.5.3. Sumber Data Penelitian

Sumber yang dipakai oleh penulis dalam penelitian ini yaitu

menggunakan dua sumber sebagaimana yang telah lazim digunakan

dalam penelitian kualitatif. Kedua sumber tersebut adalah :27

1. Sumber Primer

Sumber primer atau yang sering disebut dengan data

tangan pertama adalah sumber data yang diperoleh langsung dari

objek penelitian atau instansi yeng terkait.28

Adapun sumber

data primer yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

berasal dari NU Kota Semarang dan segenap lembaga yang ada

didalamnya, baik secara struktural maupun non-struktural yang

meliputi Dewan Pembina, Ketua Syuriah dan Tanfidiyah,

Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU), Ma’arif, serta

Segenap Anggota pengurus NU Kota Semarang.

26 Nur Syam, Radikalisme dan Masa Depan Agama;Rekontruksi Tafsir Sosial Agama,

dalam M.Ridwan Nasir,(Surabaya: IAIN Press, 2001), hlm.242 27 Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm.91 28 Suryabrata Sumardi, Metodologi Penelitian, (Jakarta:Rajawali Pers, 1992), hlm.84

Page 37: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

24

2. Sumber Skunder

Sumber sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari

pihak lain yang merupakan data-data tambahan, yang diambil

dari buku-buku (arsip dan dokumen), hasil pemikiran para ahli,

dan sumber lain yang memiliki relevansi dengan penelitian yang

dimaksud.29

1.5.4. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalan penelitian ini

yaitu:

a. Observasi.

Merupakan suatu tehnik pengumpulan data dengan cara

mengamati dan mencatat secara sistematis terhadap fenomen-

fenomena di lapangan yang hendak diteliti.30

Metode ini

digunakan penulis untuk mencari data yang ada, dengan cara

datang langsung ke objek ataupun lokasi penelitian dengan

memperhatikan dan mencatat segala hal yang dianggap penting

guna memperoleh gambaran objek penelitian yang dalam

penelitian ini yaitu NU Kota Semarang. Selain itu, yang menjadi

objek penelitian adalah semua yang berkaitan dengan keadaan

gedung ataupun perkantoran sebagai pusat kegiatan NU Kota

Semarang, fasilitas, sarana dan prasarana yang mendukung

29 Azwar Saifudin, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), hlm.5 30 Hadi, Sutrisno.. Metodologi Research. Jilid. II (Yogyakarta: FP UGM, 1991), hlm. 136

Page 38: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

25

terlaksananya program kerja, serta keaktifan pengurus NU Kota

Semarang.

b. Wawancara

Tehnik wawancara yaitu suatu pengumpulan data dengan

cara tanya jawab sepihak, yang dikerjakan secara sistematis dan

berlandaskan kepada tujuan penelitian.31

Dari wawancara ini

peneliti dapat memperoleh informasi data tentang masalah yang

diteliti secara akurat.

c. Dokumentasi

Tekhnik dokumentasi adalah cara pengumpulan data

melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip, buku-buku, dan

notulen dari rapat serta teori-teori yang berhubungan dengan

masalah penelitian.32

Dokumentasi merupakan sumber pendukung

dan penguat terhadap akurasi dan keabsahan objek penelitian.

1.5.5. Teknik Analisis Data

Setelah data-data diperoleh, maka langkah selanjutnya yaitu

menyusun data-data tersebut dan kemudian melakukan analisis data.

Metode analisis data adalah jalan yang ditempuh untuk mendapatkan

ilmu pengetahuan ilmiah dengan melakukan perincian terhadap objek

yang diteliti atau dengan cara penanganan suatu objek ilmiah tertentu

dengan cara memilah-milah antara pengertian yang satu dengan

31 Hadi Sutrisno, Metodologi Research jilid II, (Yogyakarta: Andi Ofset, 1991), hlm.192 32 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2000), hlm.181

Page 39: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

26

pengertian yang lain guna memperoleh kejelasan.33

Adapun analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa analisis

kualitatif terhadap data yang diperoleh dari lapangan, baik berupa

observasi, wawancara dan dokumentasi, yang kemudian diuraian

dalam bentuk deskripsi-narasi dari data-data tersebut.

Seperti yang dikemukakan oleh Matter B. Miles Hubermen,

analisis data kualitatif dapat ditempuh melalui tiga cara yaitu:34

1) Reduksi data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan

perhatian, penyederhanaan, dan pengabstraksian, serta proses

pentransformasian data-data kasar yang didapat dari catatan-

catatan tertulis di lokasi penelitian yang dalam hal ini yaitu NU

Kota Semarang.

Reduksi data dilakukan dengan cara membuat ringkasaan,

membuat-kode-kode yang diperlukan (mengkode), menelusuri

tema, dan membuat gugus-gugus yang selanjutnya dilakukan

penelitian lapangan sampai penyusunan ahir laporan.

2) Penyajian data

Penyajian data adalah penyampaian informasi berdasarkan

data yang diperoleh peneliti dari informan, catatan pengamatan

pada waktu mengamati. Penyajian data dalam penelitian ini

33 Sudarto, Metode Penelitian Filsafat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), hlm.59 34 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm.91-99

Page 40: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

27

disuguhkan dalam bentuk deskripsi-narasi tentang strategi

dakwah NU Kota Semarang dalam upaya deradikalisasi agama.

3) Menarik kesimpulan (verifikasi)

Verifikasi merupakan langkah peninjauan ulang terhadap

catatan-catatan lapangan dengan cara menelaah kembali dan

dengan bertukar pikiran, untuk mengembangkan kesepakatan

inter subjektif atau upaya yang luas untuk menetapkan suatu

temuan dalam seperangkat data yang lain. Atau dengan kata lain,

verifikasi merupakan usaha memunculkan makna-makna dari data

yang harus diuji kebenaranya, kekokohan, dan kecocokanya

dengan validitas penelitian.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis data

deskriptif. Deskriptif merupakan gambaran atau melukiskan obyek-

obyek permasalahan berdasarkan fakta, secara sistematis. Memberi

analis secara cermat, kritis, dan mendalam terhadap obyek kajian

dengan mempertimbangkan kemaslahatan.35

Sehingga diharapkan

dengan metode ini penulis dapat mendeskripsikan strategi dakwah NU

Kota Semarang dalam upaya deradikalsasi agama, yang selanjutnya

menganalisa dengan kebenaran bukti yang ada. Dalam hal ini analisis

difokuskan pada strategi dakwah NU Kota Semarang dalam upaya

deradikalisasi agama.

35 Nawawi Hadrawi,.. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. (Semarang: Gajah Mada

University, 1999), hlm. 30

Page 41: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

28

1.5.6. Sistematika Penulisan

Untuk menguraikan pembahasan permasalahan penelitian di

atas, maka penulis menyusun kerangka pembahasan yang sistematis

agar pembahasannya dapat lebih terarah dan mudah untuk dipahami

serta yang lebih penting lagi adalah agar permasalahan yang menjadi

tujuan penulis dapat tercapai.

Sistematika pembahasan di atas merupakan urutan sekaligus

kerangka berfikir dalam menulis laporan penelitian. Adapun yang

menjadi sistematika dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab Pertama, akan diuraikan tentang pendahuluan, yang

didalamnya membahas tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode

penelitian, dan sistematika penulisan laporan.

Bab kedua akan membahas tentang landasan teori yang terdiri

atas dua sub bab pembahasan sebagai berikut: sub bab pertama:

Konsep dasar strategi dakwah yang meliputi: Pengertian strategi

dakwah, Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi

dakwah, tekhnik-tekhnik dan proses dalam penyusunan strategi

dakwah. Sub bab kedua: Konsep dasar deradikalisasi agamam yang

meliputi: Pengertian dan ciri-ciri radikalisasi agama, Sejarah dan

pemicu munculnya radikalisasi agama, Proses dan langkah dalam

deradikalisasi agama.

Page 42: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

29

Bab ketiga, merupakan deskripsi wilayah penelitian.

Pembahasan dalam bab tiga ini difokuskan pada gambaran (profil) NU

Kota Semarang yang terdiri dari: Latar belakang berdirinya NU Kota

Semarang, Struktur kepengurusan NU Kota Semarang, visi misi

tujuan dan sasaran NU Kota Semarang, Program kerja NU Kota

Semarang periode 2006-2011.

Bab keempat merupakan penyajian data dan analisisnya. Bab

ini difokuskan pada strategi dakwah NU Kota Semarang dalam upaya

deradikalisasi agama, yang terdiri dari: Radikalisasi dan deradikalisasi

agama dalam perspektif NU Kota Semarang, Strategi dakwah NU

Kota Semarang dalam upaya deradikalisasi agama, Faktor pendukung

dan penghambat implementasi NU Kota Semarang dalam upaya

deradikalisasi agama.

Bab kelima adalah bab penutup. Bagian ini merupakan akhir

dari penulisan skripsi, yang terdiri dari kesimpulan, dan saran-saran

serta dilengkapi dengan daftar pustaka, daftar kosakata dan daftar

riwayat hidup penulis.

Page 43: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

30

BAB II

STRATEGI DAKWAH DAN DERADIKALISASI AGAMA

2.1. Konsep Dasar Strategi Dakwah

Strategi pada mulanya merupakan suatu istilah yang diadopsi dari

kalangan militer, yang merujuk pada penggunaan dan pemanfaatan dana,

daya dan peralatan yang tersedia untuk memenangkan pertempuran. Akan

tetapi dewasa ini sesuai dengan perkembangan kehidupan pada abad modern,

istilah tersebut ternyata tidak hanya digunakan dalam istilah militer saja, akan

tetapi juga digunakan oleh berbagai organisasi non militer tak terkecuali di

dalamnya yaitu organisasi masyarakat seperti Nahdlatul Ulama’ (NU) di

dalam pengembangan dakwahnya.

Hal tersebut tiada lain dikarenakan dakwah merupakan suatu

aktifitas untuk mengajak manusia menuju suatu tujuan,36

yang dalam hal ini

tujuan tersebut tiada lain yaitu menuju ke jalan Allah. Esensi tersebut tertuang

dalam firman Allah surat An-Nahl ayat: 125

äí÷Š# 4’ n<Î) È≅‹ Î6 y™ y7 În/ u‘ Ïπ yϑõ3Ït ø:$$Î/ Ïπ sà Ïã öθyϑø9 $# uρ Ïπ uΖ|¡pt ø:$# ( Οßγ ø9 ω≈ y_uρ ÉL©9 $$Î/ }‘ Ïδ ß |¡ômr& 4 ¨βÎ) y7 −/ u‘ uθèδ ÞΟ n=ôãr& yϑÎ/ ¨≅ |Ê tã Ï&Î#‹ Î6 y™ ( uθèδ uρ ÞΟ n=ôãr& tωtGôγ ßϑø9 $$Î/

36 Tujuan tersebut yang kemudian digaris bawahi oleh M. Ridlo Syabibi, agar apa yang

menjadi tujuan dari aktifitas dakwah dapat diterima secara efektif dan efisien mutlak diperlukan

kiat-kiat dan strategi khusus. Hal inilah yang olehnya dinamakan strategi dakwah. Baca: M. Ridlo

Syabibi, Metodologi Ilmu Dakwah; Kajian Ontologis Dakwah Ikhwan Al-Safa, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2008), hlm.135

Page 44: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

31

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang

siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih

mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (An-Nahl ayat:

125)

Dari ayat di atas, kita dapat mengetahui bahwa di dalamnya juga

memuat metodologi atau cara-cara yang harus kita terapkan dalam

melaksanakan suatu aktifitas dakwah, yang tentunya harus disesuaikan

dengan kemajuan dan perkembangan zaman (sholih fi kulli zaman wa al-

makan). Dengan kata lain, konsepsi tentang dakwah atau menyeru kejalan

Allah seperti yang tersebut dalam ayat di atas mengindikasikan, bahwa

kewajiban dakwah harus mempertimbangkan berbagai cara ataupun strategi

yang ditempuh dengan tanpa mengabaikan kondisi mad’u (objek dakwah).37

Seiring dengan berkembangnya dunia sekarang ini dengan segala

dinamika yang ada, maka setiap organisasi yang berorientasi pada

pengembangan dakwah Islam, dituntut pula untuk dapat merumuskan suatu

strategi dan penerapannya. Di sisi lain juga dituntut untuk mampu berbenah

diri dalam menyiasati dakwahnya, agar apa yang menjadi pesan syar’i dapat

diterima oleh mad’u (objek dakwah). Tak terkecuali dalam organisasi yang

profit (nirlaba), organisasi dakwah pun jika menginginkan dapat tetap eksis

dan survive, maka ia harus mampu menentukan setiap arah kebijakan dan

menerapkan strategi yang tepat untuk menjalankan visi dan misinya, serta

37 Kewajiban melaksanakan dakwah dengan pola-pola seperti hikmah, mau’idzoh hasanah

dan mujadalah yaitu disebut dengan pola-pola dakwah yang mempertimbangkan keadaan objek

dakwah yang oleh Ahmad Anas disebut dengan pendekatan dakwah yang mengacu pada human

relation. Lihat: Ahmad Anas, Paradigma Dakwah Kontemporer;Aplikasi Teoritis dan Praktis

Dakwah sebagai Solusi Problematika Kekinian, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2006), hlm.116-

117

Page 45: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

32

untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang ada, agar apa yang menjadi

cita-cita dan tujuan organisasi dapat tercapai.

Melihat diskripsi dari fenomenologi yang tersebut di atas, tentunya

kita menyadari bahwa peran strategi bagi aktifitas dakwah adalah sangatlah

penting dalam menentukan sebuah langkah kebijakan suatu organisasi. Lebih

lanjut, dalam konsep dasar strategi ini penulis akan membahas hal-hal sebagai

berikut:

2.1.1. Pengertian Strategi Dakwah

Memahami arti dari sebuah kata “strategi” memanglah tidak

mudah, hal tersebut dikarenakan setiap literatur yang didapat antara

satu dengan yang lain seringkali memberikan definisi yang berbeda,

bahkan bisa dikatakan sampai saat ini tidak ada definisi yang baku

mengenai istilah tersebut. Hal tersebut mengandung arti bahwa istilah

strategi mempunyai ruang lingkup yang sangat luas dan tidak terbatas,

sesuai dengan setiap kata yang merangkainya seperti pada istilah

strategi dakwah.

Perlu kita fahami bersama, bahwasanya istilah strategi dakwah

merupakan kombinasi dari dua disiplin ilmu yang berbeda. Akan

tetapi secara konseptual-skematis, dalam penelitian ini akan dijelaskan

pengertian satu persatu, kemudian setelah ditemukan kejelasan

masing-masing barulah akan ditarik suatu kesimpulan dan

didefinisikan menjadi satu.

Page 46: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

33

1. Strategi

Pada dasarnya istilah strategi yaitu berasal dari kata Yunani

Strategos yang berarti Jenderal. Penggunaan istilah tersebut

pertama kali yaitu dipopulerkan oleh kalangan militer. Dalam

kamus induk disebutkan, strategi yaitu kiat atau cara-cara yang

baik dan menguntungkan dalam setiap tindakan.38

Penggunaan

istilah strategi di kalangan militer biasanya lebih didominasi dalam

situasi peperangan, sebagai tugas komandan dalam menghadapi

musuh, yang bertanggung jawab mengatur cara atau taktik untuk

memenangkan peperangan.

Dalam pengertian di atas, strategi juga dapat dipahami

sebagai suatu seni para jenderal dalam menjalankan taktiknya di

medan pertempuran. Dari sudut etimologis strategi dalam sebuah

organisasi dapat diartikan yaitu sebagai suatu kiat, cara dan taktik

yang dirancang secara sistematis dan terarah dalam melaksanakan

fungsi-fungsi organisasi.39

Starategi juga dipahami sebagai segala

cara dan daya untuk menghadapi sasaran tertentu dalam kondisi

tertentu agar memperoleh hasil yang diharapkan secara maksimal.

Kalau kita merujuk kepada ayat Al-Qur’an, sebenarnya di

sana juga terdapat ayat-ayat yang mengindikasikan tentang strategi.

38 M. Dahlan, Lya Sofwan, Kamus Induk Istilah Ilmiah, (Surabaya: Target Press, 2003),

hlm.740 39 Hadari Nawawi, Manajemen Strategik; Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan

dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta: Gajahmada University Press, 2005), hlm.147

Page 47: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

34

Di antara ayat yang menerangkan hal tersebut yaitu seperti yang

terdapat dalam Surat An-Nisa’ ayat 71:

$pκ š‰ r'≈ tƒ tÏ% ©!$# (#θãΨ tΒ# u (#ρä‹è{ öΝ à2u‘ õ‹Ïm (#ρã�Ï�Ρ$$ sù BN$t6 èO Íρr& (#ρã�Ï�Ρ$# $Yè‹ Ïϑy_

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu,

dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-

kelompok, atau majulah bersama-sama”. (An-Nisa: 71)

Wahbah Az-Zuhaili dalam Tafsir Munir memaknai lafadz

“khudzuu khidzrokum” dengan lafadz “ikhtarizuu wa tayaqqodzu”,

maksudnya yaitu berhati-hati dan bangun untuk melawan musuh.

Sedangkan dalam lafadz “fan firuu” diartikan dengan “inhadzuu ila

qitalihi” yang bermakna bangkit memerangi musuh.40

Strategi

sesuai ayat di atas yaitu dapat bermakna kehati-hatian, sikap siaga

dan waspada terhadap musuh, serta berusaha bangkit untuk

menyerangnya. Dalam suatu organisasi, sebelum menentukan

kebijakan-kebijakan pastilah dituntut untuk bersikap hati-hati dan

waspada dalam menyusun suatu kebijakan. Hal tersebut

dimaksudkan agar kinerja suatu organisasi dapat terkontrol dan

terarah sesuai dengan haluan kebijakan yang telah ditetapkan.

Menurut M. Quraisy Shihab dalam tafsir Al-Misbah, ayat di

atas mengandung makna yaitu kehati-hatian, serta menghadapi

musuh dengan upaya mengetahui kekuatan dan kelemahan mereka,

serta cara-cara yang paling tepat untuk menagkis dan

40 Wahbah Az-Zuhaili, Al-Tafsiiru Al-Muniiru; fi Al-Aqiidah, wa As-Syari’ah wa Al-Manhaj,

(Beirut: Darul Fikri, 1991), hlm.150

Page 48: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

35

melumpuhkan mereka. Ayat Al-Qur’an di atas juga menjelaskan

bagaimana kita dituntut untuk dapat mengelola dan mengatur

pertempuran agar kita bisa meraih suatu kemenangan. 41

Konsepsi tentang strategi ternyata dewasa ini tidak hanya

dipergunakan oleh kalangan militer, akan tetapi oleh berbagai

organisasi non militer. Dalam hal ini strategi yaitu bersinggungan

dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan efektivitas dan

efisiensi. Dengan demikian strategi dalam sebuah organisasi

haruslah memamfaatkan kemampuan organisasi sedemikian rupa,

dengan memperhitungkan kesempatan dan resiko yang timbul,

sehingga pemanfaatan kemampuan organisasi tersebut

mendatangkan efektifitas dan efisiensi yang akan dacapai dalam

waktu tertentu. Ciri-ciri yang tercipta dengan pemanfaatan dana,

daya dan tenaga yang sesuai dengan perubahan lingkunganlah yang

dimaksud dengan srategi.42

Strategi seperti yang dikemukakan oleh para ahli sebagai

berikut: Pertama, Menurut Karl Van Calusewitz. Menurutnya

strategi diartikan sebagai suatu seni bagi tentara dalam sebuah

pertempuran. Kedua, Menurut Drucer. Strategi adalah mengerjakan

sesuatu yang benar (doing the right things).43

Dari kedua

41 M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an,

(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm.503 42 Sondang P. Siagian, Analisis serta Perumusan Kebijaksanaan dan Struktur Organisasi,

(Jakarta: CV. Haji Masagung, 1994), hlm.16-17 43 Sri Wahyudi, Manajemen Strategik; Pengantar Berfikir Strategik, (Jakarta: Binarupa

Aksara,1996), hlm. 16

Page 49: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

36

pengertian di atas, dapat dipahami bahwa strategi tidaklah sebatas

dalam cakupan wilayah teori saja, akan tetapi strategi juga include

dalam segi aplikasi dan implementasi.

Dari pemaparan di atas, dapat diambil beberapa pengertian

tentang strategi yaitu: strategi dapat diartikan sebagai kerangka atau

rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan (goals), kebijakan-

kebijakan (policies) dan tindakan atau program organisasi. Strategi

adalah suatu cara bagaimana suatu organisasi dapat mencapai suatu

tujuan yang diinginkan pada masa yang akan datang. Strategi

adalah pola tindakan dan alokasi sumber daya yang dirancang

untuk mencapai tujuan organisasi.44

2. Dakwah

Dakwah bila kita tinjau dari perspektif etimologi yaitu

berasal dari bahasa Arab yaitu: ���– ����– ��� .45

Kata tersebut

secara leksikal memiliki arti seruan, panggilan dan ajakan. Adapun

terminologi dakwah seperti diungkapkan oleh para ahli adalah

sebagai berikut :46

a. Syekh Ali Mahfud dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin beliau

mengungkapkan:

44 Tripomo, MT, Manajemen Strategi, (Bandung: Rekayasa Sains, 2005),hlm.17 45 M. Munir, Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm.17 46 Op.cit. Aminuddin Sanwar, hlm.2-3

Page 50: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

37

�� ������ ��� ��������� ������������� ��� ������ !��������� ��"�#��� �$%�� &����� '(�)

�*��+�"�,��� -.�/��� -.����� �����0

Yang berarti dakwah adalah mengajak manusia untuk

mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk (Al-Huda),

menyuruh mereka berbauat baik dan melarang mereka dari

perbutan yang jelek agar mereka mendapat kebahagiaan dunia

dan akhirat.

b. Menurut syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, dakwah adalah

mengajak seseorang agar beriman kepada Allah dan apa yang

dibawa oleh para Rosul dengan membenarkan apa yang

mereka beritakan, dan mengikuti apa yang mereka

perintahkan.

c. Prof. Dr. Abu Bakar Aceh beliau mengungkapkan : dakwah

adalah perintah mengadakan seruan kepada semua manusia

untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran Allah yang benar,

dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan nasehat yang baik.

d. Prof. H. M. Thoha Yahya Omar. Dakwah ialah mengajak

manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai

dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan

di dunia dan di akherat.

e. Dr. Abdul Karim Zaidan. Dakwah adalah merupakan

panggilan ke jalan Allah.

Page 51: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

38

Dari beberapa pengertian di atas, dapat kita fahami

bahwasanya eksistensi dakwah pada intinya yaitu merupakan

ajakan atau panggilan yang diarahkan pada masyarakat luas untuk

menerima kebaikan dan meninggalkan keburukan sesuai dengan

koridor syara’. Selain itu dakwah juga merupakan suatu usaha

untuk menciptakan situasi yang lebih baik sesuai dengan ajaran-

ajaran Islam dalam setiap lini kehidupan.

Dari penjelasan di atas, strategi dakwah dapat diartikan

sebagai suatu proses dalam mengatur, mengarahkan, dan

menentukan cara daya dan upaya untuk menghadapi sasaran

dakwah dalam situasi dan kondisi tertentu agar apa yang menjadi

tujuan dan sasaran dakwah dapat tercapai secara maksimal. Dengan

kata lain strategi dakwah merupakan siasat, taktik atau cara yang

dirancang secara sistematik dan terarah yang ditempuh dalam

rangka mencapai tujuan dakwah. Hal demikian tentunya

mengindikasikan bahwasanya keberadaan daripada apa yang

dinamakan sebagai “strategi dakwah” adalah mempunyai peran

yang sangat penting dalam suatu organisasi dakwah.

2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Dakwah

Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan

berbagai sasaranya akan cenderung ditentukan oleh dinamika organisasi

yang bersangkutan. Dinamika yang tercipta dalam sebuah organisasi

tersebut sejatinya disebabkan oleh adanya interaksi yang terjadi baik

Page 52: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

39

antara organisasi dengan lingkunganya, maupun satuan-satuan kerja

dalam organisasi tersebut. Pada giliranya interaksi yang terjadi

merupakan suatu akibat dan bukan merupakan tuntutan dari

interdependensi yang terdapat antara organisasi dengan lingkunganya

dan antara berbagai sub sistem dalam organisasi.

Dinamika yang mutlak terjadi dalam organisasi dakwah,

mendorongnya untuk meningkatkan kemampuan dalam perumusan

strategi yang diterapkan. Pada titik tertentu dinamika itulah yang akan

mempengaruhi dalam proses penyusunan strategi dakwah. Hal ini

penting diketahui dan dipahami oleh suatu organisasi, dikarenakan

dinamika perkembangan zaman yang terus berubah pada setiap lini

kehidupan telah mendorong perubahan pula dalam penetapan strategi.

Bila kita cermati terdapat beberapa faktor yang turut

berpengaruh dalam penyusunan strategi dakwah. Diantara faktor-faktor

yang turut andil dalam mempengaruhi penentuan strategi adalah faktor

lingkungan, baik itu yang berasal dari dalam organisasi itu sendiri

(internal factor) ataupun faktor lain yang berasal dari lingkungan luar

organisasi (eksternal factor).

Dalam bukunya Prof. Sondang, P Siagian mensinyalir

setidaknya terdapat empat faktor dalam menentukan strategi yaitu:47

1. Faktor ekonomi

47 Op. Cit. Sondang P. Siagian, hlm.107-108

Page 53: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

40

Tidak hanya dalam organisasi profit, organisasi non-profit

pun termasuk didalamnya organisasi dakwah, didalam menentukan

dan menerapkan strateginya pastilah bergantung pada SDM

(sumber daya manusia) dan SDA (sumber daya alam) yang ia

miliki. Hal tersebut dikarenakan program-program yang telah

tersusun dalam suatu organisasi pastilah tidak akan bisa berjalan

tanpa adanya SDM dan SDA yang mendukungnya.

Dalam hal ini ekonomi menjadi faktor utama yang

berpengaruh dalam penerapan strategi suatu organisasi. Hal

tersebut dikarenakan suatu organisasi dalam menentukan

langkahnya pastilah akan berorientasi pada sumberdaya yang ada

baik itu sumberdaya yang bersifat material atau immaterial.

Meskipun target yang akan dicapai tinggi akan tetapi tanpa ada

dukungan dari sisi materi maka dapat dipastikan target tersebut

akan sulit terealisasi.

2. Faktor politik

Politik yang sedang hangat terjadi baik dalam lingkungan

internal organisasi ataupun di luar organisasi turut pula

berpengaruh pada strategi yang diterapkan dalam suatu organisasi.

Politik yang mempengaruhi penetapan strategi dalam suatu

organisasi ketika tidak disikapi dengan kemaslahatan bersama

dalam pencapaian tujuan organisasi dapat membawa dampak buruk

terhadap organisasi yang bersangkutan.

Page 54: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

41

Organisasi bisa jadi hanya dimanfaatkan oleh segelintir

orang yang tidak bertanggung jawab demi mencapai tujuan

pribadinya. Sebagai suatu contoh “gap” yang terjadi antara

personal anggota dalam suatu organisasi dikarenakan perbedaan

politik, maka sudah pasti strategi yang telah dicanangkan kurang

bisa terlaksana seperti apa yang menjadi tujuan organisasi tersebut.

3. Faktor dari implikasi kebijakan pemerintah

Kebijakan-kebijakan pemerintah yang berlaku dalam suatu

negara tentunya berimbas pula pada semua lini kehidupan tak

terkecuali dalam organisasi dakwah. Hal demikian dikarenakan

peraturan yag ditetapkan oleh suatu pemerintah wajib dilaksanakan

oleh semua lapisan masyarakat, dan hal inilah yang turut pula

mewarnai dalam strategi dakwah yang diterapkan dalam suatu

organisasi.

4. Faktor tekhnologi

Tekhnologi sebagai suatu sarana yang dimiliki oleh sebuah

organisasi, tentunya akan mendukung penetapan strategi yang lebih

baik dibandingkan dengan organisasi yang masih menggunakan

data manual. Begitupula terlaku dalam suatu organisasi yang masih

menggunakan peralatan yang seadanya, tentunya target dari

strategi yang dihasilkan akan bergantung dari sarana dan prasaraya

yang mendukungnya. Organisasi dakwah yang telah memiliki

Page 55: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

42

seperangkat tekhnologi yang telah maju, memungkinkan

menerapkan strategi dakwah dengan tekhnologi yang telah ada.

Dari faktor-faktor yang tersebut di atas, tentunya kita

mengetahui bahwa strategi dakwah yang diterapkan dalam suatu

organisasi dakwah adalah sangat dipengaruhi dari faktor

lingkungannya, baik itu lingkungan dalam ataupun lingkungan luar

organisasi.

2.1.3. Tekhnik-tekhnik dan Proses dalam Penyusunan Strategi Dakwah

Dalam prakteknya agar strategi yang diterapkan oleh sebuah

organisasi dapat berhasil maksimal dan tidak terjadi ketimpangan

kebijakan, maka antara rencana strategis (renstra) dan rencana

operasional (renop) haruslah berjalan sejajar guna mewujudkan visi

dan misi dari strategi yang ditargetkan tersebut.

Untuk mewujudkan hal tersebut, tentunya dibutuhkan tehnik-

tehnik dalam penetapan strategi yang dimaksud. Dalam bukunya, Prof.

Hadari Nawawi menyebutkan tehnik-tehnik yang bisa digunakan

antara lain:48

1. Teknik Matrik Faktor Internal dan Eksternal (The Internal and

Eksternal Factor Matrix), yaitu penyusunan strategi dengan cara

menganalisa dan mengevaluasi untuk mengetahui kelemahan dan

kekuatan serta mengkaji peluang dan hambatan yang dihadapi

48 Op. Cit. Hadari Nawawi. Hlm.174-177

Page 56: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

43

dalam melaksanakan suatu misi, baik yang bersumber dari dalam

atau luar organisasi.

2. Teknik Matrik Memperkuat dan Mengevaluasi Posisi (The

Strengh Position and Evaluation Matrix), yaitu penyusunan

strategi dengan cara mencocokkan sumber daya internal yang

dimiliki (kinerja organisasi) untuk memperkuat posisi dengan

peluang yang ada, dan mengatasi atau menghindari resiko

eksternal.

3. Teknik Matrik dari Kelompok Konsultas Boston (The Boston

Consulting Group matrik), yaitu penyusunan strategi dengan cara

menetapkan strategi yang berbeda-beda untuk setiap biro atau

departemen sebagai satu unit kesatuan.

Dalam penyusunan suatu strategi dakwah, selain memerlukan

suatu tekhnik penyusunan strategi seperti yang tersebut diatas, disisi

lain juga harus mempertimbangkan tahapan-tahapan penyusunannya.

Tahapan-tahapan dalam penyusunan strategi dakwah dimaksudkan

agar lebih mudah dalam melakukan manajemen atas strategi dakwah

yang akan diterapkan.

Adapun tahapan-tahapan dalam penyusunan strategi seperti

yang dikemukakan oleh Triton PB dapat dikelompokkan kedalam

enam tahapan penyusunan strategi. Adapun tahapan-tahapan tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Seleksi yang mendasar dan kritis terhadap permasalahan

Page 57: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

44

2. Menetapkan tujuan dasar dan sasaran strategi

3. Menyusun perencanaan tindakan (action plan)

4. Menyusun rencana penyumberdayaan

5. Mempertimbangkan keunggulan

6. Mempertimbangkan keberlanjutan49

Selanjutnya keenam langkah tersebut dapat dijabarkan sebagai

berikut: Pertama, seleksi mendasar dan kritis terhadap permasalahan.

Seleksi tersebut biasanya dilakukan berdasarkan faktor internal

ataupun eksternal yang menjadi penyebab permasalahan dalam suatu

organisasi dakwah. Adapun seleksi tersebut dapat dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi dan menginventarisasi seluruh permasalahan

b. Mengidentifikasi dan mengelompokkan masing-masing

permasalahan berdasarkan faktor internal dan eksternalnya

c. Mengurutkan permasalahan berdasarkan tingkat kepentinganya

d. Menentukan skala prioritas penyelesaian masalah

Kedua, menetapkan tujuan dasar dan sasaran strategi. Tujuan

dasar dan sasaran yang hendak dicapai oleh suatu organisasi

hendaknya tidak bertentangan dengan arah, cakupan, dan perspektif

jangka panjang suatu organisasi, dikarenakan tujuan dan sasaran

merupakan acuan yang menjadi dasar pengukiran berhasilnya strategi

yang diterapkan. Ketiga, yaitu action plan. Dalam penyusunan

49 Triton PB, Marketing Strategic; Meningkatkan Pangsa Pasar dan Daya Saing,

(Yogyakarta: Tugu Publiser, 208), hlm.17

Page 58: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

45

strategi, biasanya terdapat dua tipe yang harus diperhatikan yaitu:

rencana konsepsional (teoritis) dan dan rencana tindakan. Suatu

rencana mungkin baik secara koseptual akan tetapi belum tentu sesuai

atau baik dilapangan. Hal inilah yang kemudian sebuah strategi akan

ditentukan oleh penyusunan rencana tindakan. Oleh karena itu dalam

penyusunan suatu strategi setidaknya harus memperhatikan langkah-

langkag sebagai berikut:

1). Meninjau kembali langkah-langkah dalam strategi yang akan

mungkin diterapkan

2). Mengidentfikasi dan menginventarisasi faktor-faktor operasional,

baik yang bersumber dari lingkungan internal ataupun eksternal

Selain itu John M. Bryson juga mengemukakan bahwa untuk

mencapai strategi yang tepat, maka suatu organisasi dituntut untuk

memperhatikan langkah-langkah yang tepat pula didalam

menyusunanya. Adapun langkah-langkah tersebut seperti yang

diungkapnanya adalah sebagai berikut:50

Pertama, yaitu memprakarsai dan menyepakati suatu proses

perencanaan strategis. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk

menegosiasikan suatu kesepakatan dengan orang-orang penting

pembuat keputusan (decision maker), atau pembentuk opini (opini

leaders) internal dan tidak mungkin menutup kemungkinan dari

50 M. Mftahuddin. Perencanaan Strategis Sebagai Organisasi Sosial. Terjemah :Jhon M

Bryson, Strategik Planning For Public And Nonprofit Organizations; A Guide Strengthering An

Sustaining Organizational Achievent. Cet. IV. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm.55-57

Page 59: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

46

kalangan eksternal tentang seluruh upaya perencanaan strategi dan

langkah perencanaan yang penting yang akan diterapkan. Dengan kata

lain, dalam suatu organisasi harus terdapat beberapa orang atau

kelompok yang memulai suatu proses didalam penetapan suatu

strategi, yang mana dalam suatu organisasi harus terdapat salah satu

pemrakarsa yang menetapkan secara tepat siapa saja yang tergolong

orang-orang penting pembuat keputusan. Ketika hal ini sudah bisa

dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan orang,

kelompok, atau suatu unit organisasi yang harus dilibatkan dalam

upaya perencanaan suatu strategi. Kesepakatan awal yang dihasilkan

kemudian akan dinegosiasikan dengan setidak-tidaknya beberapa dari

pembuat keputusan dalam organisasi tersebut.

Kedua, yaitu memperjelas mandat organisasi. Tidak dapat

dipungkiri, bahwa mandat yang terdapat dalam suatu organisasi

memiliki kedudukan yang sangat krusial didalam dinamika roda suatu

organisasi. Mandat yang bersifat formal ataupun informal yang

ditempatkan pada suatu organisasi adalah merupakan suatu

“keharusan” yang dihadapi oleh suatu organisasi yang bersangkutan.

Dengan memperjelas mandate suatu organisasi, maka suatu organisasi

dalam oprasionalnya dapat megetahui fungsi dan tugas, serta tujuan

organisasi tersebut.

Ketiga, yaitu mempertegas dan memperjelas misi dan nilai-

nilai yang diusung oleh suatu organisasi. Misi suatu organisasi yang

Page 60: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

47

dimaksud disini adalah misi yang berkaitan erat dengan mandatnya.

Melihat sudut pandang tersebut, maka kehadiran suatu organisasi

dapat dipahami sebagai suatu alat menuju akhir pencapaian tujuan,

akan tetapi bukan akhir dari tujuan itu sendiri. Me mperjelas misi

haruslah disusun lebih dari sekedar memperjelas keberadaan

organisasi.

Keempat, yaitu menilai lingkungan eksternal. Disini tim

perencanaan harus mengeksplorasi lingkungan di luar organisasi untuk

mengidentifikasi peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh suatu

organisasi.

Kelima, yaitu menilai lingkungan internal. Untuk mengenali

kekuasaan dan kelemahan internal, organisasi dapat memantau sumber

daya (input), strategi sekarang (proses) dan kinerja (output). Karena

sebagian besar organisasi biasanya mempunyai banyak informasi

tentang input organisasi, seperti gaji, pasokan, bangunan fisik dan

personalia yang sama dengan personalia purna waktu (full-time

equivalent).

Keenam, yaitu mengidentifikasi isu strategis yang dihadapi

organisasi. Identifikasi terhadap isu-isu strategis akan dapat berjalan

maksimal apabila kelima langkah sebelumnya sudah bisa dilakukan

dengan baik. Perencanaan strategis memfokuskan kepada tercapainya

sasaran yang terbaik antara organisasi dan lingkungannya. Oleh

karena itu, perhatian kepada mandat dan lingkungan eksternalnya

Page 61: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

48

dapat dipikirkan sebagai perencanaan dari luar ke dalam (the outside

in). Perhatian kepada misi dan nilai-nilai maupun lingkungan internal

dapat dianggap sebagai perencanaan dari dalam ke luar (the inside

out).

Ketujuh, yaitu merumuskan strategi untuk mengolah informasi

dari isu-isu yang telah didapat. Strategi diidentifikasikan sebagai pola

tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan atau alokasi sumber

daya yang menegaskan bagaimana organisasi harus mengerjakan hal

itu. Strategi yang diterapkan organisasi satu dengan lainya dapat

berbeda-beda dikarenakan tingkat, fungsi dan kerangka waktu yang

diterapkan.

Kedelapan, yaitu merumuskan suatu visi organisasi yang

efektif untuk waktu yang aka datang. Langkah terakhir dalam proses

perencanaan, organisasi mengembangkan deskripsi mengenai

bagaimana seharusnya organisasi itu bertindak. Sehingga berhasil

mengimplementasikan strateginya dan mencapai seluruh potensinya.

Dari praktiknya kedelapan langkah perencanaan strategis

tersebut diatas juga harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Strength (kekuatan)

Yaitu strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran

organisasi dengan memanfaatkan keseluruhan kekuatan untuk

memaksimalkan dan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki

organisasi.

Page 62: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

49

b. Weakness (kelemahan)

Yakni strategi yang diterapakn dalam suatu organisasi

haruslah berdasar pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

meminimalisir kelemahan yang ada serta menghindari ancaman

yang diprediksikan bisa timbul.

c. Opportunity (peluang)

Yakni strategi yang diterapkan haruslah berdasarkan pada

pemanfaatan peluang yang ada dengan cara maminimalisir

kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

d. Threats (ancaman)

Yakni strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki

oleh organisasi untuk mengatasi ancaman. Dengan melihat keempat

hal di atas, maka dapat diambil kesimpulan, dengan memperhatikan

SWOT tersebut, maka sebuah organisasi akan dapat menjalankan

program-program yang telah disusun dan memperoleh hasil yang

dikehendaki oleh organisasi.

2.2. Konsep Dasar Deradikalisasi Agama

Tidak dapat dipungkiri sebagai seorang muslim, kita dituntut untuk

senantiasa menyiarkan dan menyebarkan syari’at Allah di muka bumi ini.

Dalam agama Islam hal tersebut yang kemudian kita kenal dengan istilah

amar ma’ruf nahi munkar (perintah untuk melaksanakan kebaikan dan

meninggalkan keburukan).

Page 63: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

50

Amar ma’ruf nahi munkar yang merupakan penjelmaan dan

pengejawantahan dari intisari dakwah, adalah suatu kewajiban bagi semua

orang Islam.51

Hal tersebut sesuai dalam Al-Qur’an surat Ali ‘Imron ayat 104:

ä3tFø9 uρ öΝ ä3Ψ ÏiΒ ×πΒé& tβθãã ô‰tƒ ’ n<Î) Î,ö6 sƒ ø:$# tβρã�ãΒù' tƒ uρ Å∃ρã�÷èpR ùQ $$Î/ tβöθyγ ÷Ζtƒ uρ Ç tã Ì�s3Ψ ßϑø9 $# 4 y7 Í× ¯≈ s9 'ρé& uρ ãΝ èδ šχθßsÎ=ø� ßϑø9 $#

Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari

yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali

Imron: 104)

Ketika dakwah telah menggejala dan menuntut aplikasinya, maka

setiap elemen masyarakat ataupun organisasi masyarakat (ormas) yang

mempunyai misi dakwah, maka mereka mencoba meng-interpretasikan ayat

tersebut sesuai dengan apa yang mereka pelajari dan ketahui sesuai dengan

aliran dan faham yang mereka anut. Di sinilah awal mula permasalahan yang

dimungkinkan dapat menyulut aksi radikal yang berkedok “agama”.

Penjelmaan ormas-ormas yang menampakkan dirinya dengan kajian

baik itu Al-Qur’an dan Al-Hadits secara apa adanya (tekstualis) seperti

kelompok yang tergabung dalam Ikhwanul Muslimin Indonesia (IMI), Hizbut

Tahrir Indonesia (HTI), Negara Islam Indonesia (NII) pada realitanya

51 Menurut Aminuddin Sanwar, kadar kewajiban untuk melakukan amar ma’ruf nahi

mungkar haruslah disesuaikan dengan porsi kekuatan (jabatan/kewenangan) masing-masing

individu orang. Hal tersebut mengacu pada hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

� ����� ����� ������� ��ن �� ����� ������ وذا� ا�� ا����ن �� .��� � �!�راى �#"� �#" ا �� . Dan hal demikian yang

nampaknya kurang diperhatikan oleh kaum radikalis, sehingga mereka dalam berdakwah hanya

dari segi subjektifitas kebenaran yang mereka yakini. Kewajiban dan dan hadits diatas dapat

diakses di: Aminuddin Sanwar, Pengantar Ilmu Dakwah, (Semarang: Fakultas Dakwah, 1986),

hlm.5

Page 64: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

51

kelompok inilah yang sering melakukan aksi radikal yang ada, dan harus

diantisipasi dan ditangani keberadaanya agar tidak menimbulkan aksi yang

meresahkan. Menurut Dr. Amirsyah, sebenarnya yang menjadi acuan dari

konsepsi dasar dilakukanya suatu tindak penanganan terhadap kejadian

radikalisasi agama yang ada selama ini yaitu kurang lebih didasarkan pada

paradigma berikut:52

1) Pancasila sebagai landasan Idiil

Pancasila sebagai dasar Negara dan falsafah bangsa tentunya

mengikat dan mempunyai kekuatan dalam mengidentifikasi dan

memecahkan masalah yang ada. Dalam hal ini NU yang turut selalu

mendukung dan memperjuangkan penerapan pancasila sebagai asas

Negara, bukan piagam Jakarta adalah mempunyai peranan yang sangat

strategis dalam penanganan deradikalisasi, baik ditingkat pusat sampai

wilayah ataupun kota seperti Semarang.

2) UUD NRI 1945

Dalam undang-undang Negara Republik Indonesia tersebut,

khususnya pada pasal 28 E ayat 1 disebutkan, bahwa :

“setiap orang berhak memeluk agama dan beribadah menurut agamanya

memilih pendidikan da pengajaran, memilih pekerjaan, memilih

kewarganegaraan, memilih tinggal diwilayah Negara dan

meninggalkanya serta berhak kembali”.

52 Dr. Amirsyah, Meluruskan Salah Faham Terhadap Deradikalisasi; Pemikiran, Konsep,

dan Strategi Pelaksanaan, (Jakarta: Grafindo Hazanah Ilmu, 2012), hlm.25-27

Page 65: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

52

Pasal tersebut adalah mengindikasikan kebebasan beribadah dan

memeluk agama, guna dijadikan landasan dari penanganan dan

penyelesaian deradikalisasi agama yang ada.

Sejatinya konsepsi tentang deradikalisasi agama tidak akan muncul

melainkan berangkat dari radikalisasi agama. Radikalisasi agama dalam

prakteknya sering menghalalkan suatu cara untuk mencapai suatu tujuan, baik

itu menggunakan teror fisik atau teror mental seperti sweeping dan penutupan

hiburan malam ketika bulan Ramadhan. Akan tetapi penanganan tindak

radikal yang bernuansa agama dengan menggunakan ”hard power approach”

(pendekatan kekuatan) oleh pihak aparat seperti yang dilakukan oleh Densus

88 anti teror, adalah bukan merupakan jawaban yang tepat untuk

menyelesaikan akar persoalan radikalisme agama yang ada. Hal tersebut

terbukti lebih dari 50 tahun Indonesia yang tak kunjung selesai menangani

kasus DI/NII. Setelah penanganan kasus radikalisasi yang bernuansa agama

menggunakan pendekatan “Hard Measure” dirasa tidak berhasil, maka

pemerintah Indonesia secara sistemik yaitu mencanangkan program

penanganan menggunakan pendekatan ”soft approach” yang dioperasikan

oleh BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) yang sekarang ini

lebih dikenal dengan istilah “Deradikalisasi”.

2.2.1. Pengertian dan Ciri-ciri Radikalisasi Agama

Secara etimologi radikalisasi merupakan serapan dari bahasa

latin yaitu ”radix” yang artinya akar. Dalam bahasa Ingris radical

Page 66: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

53

dapat berarti ekstrim, menyeluruh, fanatik, revolusioner dan

fundamental.

Pada awalnya istilah radikalisme agama justeru diintrodusir

dari tradisi Barat, terutama yaitu dikalangan keagamaan Kristen

Protestan AS sekitar tahun 1910an. Dalam perkembanganya, seperti

disampaikan oleh Roger Garaudy yang merupakan filosof dari

Perancis menyatakan, bahwa radikalisme tidak hanya berkisar pada

faham keagamaan, akan tetapi istilah tersebut telah menjelma dalam

kehidupan sosial, politik dan budaya. Dengan demikian berarti, setiap

ideologi atau pemikiran yang mempunyai dampak negatif (side effect)

yang dapat membawa seseorang menjadi militan dan fanatik maka hal

tersebut dapat dikategorikan kedalam radikalisme.53

Dari pengertian tersebut di atas, dapat dipahami bahwa

berbagai ideolgi yang ada sepeti liberalisme, maxsisme, leninisme,

dan lain sebagainya adalah dapat dipahami sebagai fundamentalisme

atau radikalisme. Dengan demikian, cakupan dari istilah radikalisme

ini tergantung dari mana kita melihat dan mengkajinya, yang dalam

penelitian ini yaitu penulis mengetengahkan dan membatasi

radikalisme dalam lingkup agama yang dalam hal ini yang dimaksud

adalah agama Islam.

Pada hakekatnya faham radikalisme terhadap suatu agama

adalah tidak merupakan suatu masalah yang menjadi momok dan

53 A. Rubaidi, Radikalisme Islam, Nahdlatul Ulama; Masa Depan Moderatisme Islam di

Indonesia, (Jatim: PWNU Jawa Timur, 2010), hlm.30-32

Page 67: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

54

menakutkan, selama masih dalam koridor pemikiran (ideologis) para

pengikutnya. Akan tetapi ketika ideologi tersebut telah bergeser dan

menjelma menjadi gerakan-gerakan yang menimbulkan keresahan,

kekerasan dan masalah lain yang dapat mengganggu stabilitas

masyarakat dan memporak-porandakan tatanan yang sudah ada, maka

di sinilah radikalisasi agama yang timbul perlu mendapatkan perhatian

bersama. Hal tersebut dikarenakan, fenomena-fenomena sebagaimana

disebutkan akan dapat menyebabkan suatu konflik, dikarenakan

perbedaan persepsi dan pemahaman terhadap nilai-nilai agama.

Bahkan pada level yang lebih tinggi dapat memunculkan kekerasan

antara dua kelompok yang berbeda pemahaman tersebut.

Bila kita analisa, diantara penyebab yang menyulut aksi

radikalisme yang bernuansa agama adalah mulai persoalan domestik

sampai persoalan internasional, yang memojokkan kelompok tertentu.

Dalam wilayah agama, konsepsi ajaran yang berbeda dengan

kenyataan, seperti semakin menjamurnya tempat-tempat hiburan yang

digunakan sebagai ajang maksiat, Kiai sebagai pemuka agama yang

mestinya dihormati akan tetapi malah sebaliknya, seperti pembantaian

kiai seperti terjadi di Poso (25 Desember 1998).

Dalam kasus di atas, aparat pemerintah sebagai pengayom

seluruh elemen warganya juga malah terkesan lalai dan tidak

konsisten di dalam menerapkan perundang-undangan yang telah

disepakati bersama. Hadirnya organisasi keagamaan seperti NU,

Page 68: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

55

Muhammadiyah dan MUI yang tidak dapat merealisasikan nilai-nilai

”ideal” dan memecahkan masalah agama juga bisa menjadi penyebab

munculnya radikalisasi agama yang ada. Di sisi lain tuntutan untuk

menjalankan nilai-nilai agama harus mereka aplikasikan dalam

kehidupan sehari-hari. Dalam lingkup internasional realitas politik

standar ganda yang diterapkan oleh Amerika dan sekutunya juga turut

memicu berkembangnya radikalisme agama saat ini.54

Penyebutan radikal terhadap kelompok yang memiliki karakter

dan pola umum sebagai sebuah gerakan yang menginginkan

ditegakkanya syari’at Islam secara terminologi sebagaimana

disebutkan oleh Kallen setidaknya memiliki tiga karakteristik yaitu: 55

Pertama, radikalisasi muncul sebagai respon yang berupa evaluasi,

penolakan atau perlawana terhadap kondisi yang sedang berlangsung,

baik itu berupa asumsi nilai sampai dengan lembaga agama atau

negara. Kedua, radikalisasi selalu berupaya mengganti tatanan yang

sudah ada dengan sebuah tatanan baru yang disistematisir dan

dikontruksi melalui world view (pandangan dunia) mereka sendiri.

Ketiga, kuatnya keyakinan akan ideologi yang mereka tawarkan. Hal

tersebut rentan memunculkan sikap emosional yang potensial

melahirkan kekerasan.

54 Op.cit, Endang Turmudi, Riza Sihbudi (ed), hlm.1-6 55 Umi Sumbulah, Islam Radikal dan PlularismeAgama: Studi Kontruksi Sosial Aktivis

Hizb al-Tahrir dan Majelis Mujahidin di Malang tentang Agama Kristen dan Yahudi, (Jakarta:

BALITBANG RI, 2010), hlm.42

Page 69: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

56

Berdasarkan karakteristik sebagaimana disebutkan Kallen

diatas, Islam radikal dapat didefinisikan yaitu sebagai suatu kelompok

yang berupaya menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebaga basic values

(nilai dasar) dari segala aspek kehidupan.

Melihat epistemologi radikalisme seperti yang terdiskripsi

diatas, Rubaidi yang mengadopsi istilah Martin E. Marty mensinyalir

radikalisme agama memiliki ciri-ciri sebagai berikut:56

Pertama, fundamentalisme, menurutnya hal ini dipahami

sebagai gerakan perlawanan yang banyak kasus biasanya dilakukan

secara radikal, yang demikian merupakan respon dari ancaman yang

bisa membahayakan eksistensi dari suatu agama. Bentuk ancaman

yang mereka sinyalir bisa mengganggu eksistensi agama mereka

adalah seperti modernisasi, sekularisasi, serta tatanan nilai barat

lainya. Adapun acuan yang digunakan mereka adalah bersumber dari

kitab suci mereka.

Dengan demikian, gerakan perlawanan yang dilakukan para

aktifis gerakan Islam fundamentalis sejatinya merupakan tindakan

subjektif-individual, yang dibangun berdasarkan nilai-nilai kolektif

yang berkembang dalam sebuah gerakan. Tindakan subjektif yang

dimaksud dapat berupa tindakan nyata yang diarahkan kepada pihak

tertentu atau agama lain maupun tindakan yang bersifat membatin dan

56 0p.cit, A. Rubaidi, hlm.35-37

Page 70: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

57

sangat subjektif, baik berupa pengetahuan, pemahaman, maupun

persepsinya.57

Kedua, penolakan terhadap hermeneutika. Hal ini dapat

dimaknai bahwa kaum radikal menolak terhadap sikap kritis teks

agama dan segala bentuk interpretasinya. Teks-teks Al-Qur’an hanya

dimaknai apa adanya. Kitab suci dimaknai benar adanya tanpa

mempertimbangkan rasionalitas (nalar) dan sabab nuzul ayat,

sehingga dalam implementasinya mereka harus mengamalkan Al-

Qur’an secara literal, sesuai dengan apa yang tertera tanpa

pertimbangan akal.

Ketiga, penolakan terhadap pluralisme dan relativisme. Bagi

kaum radikal pluralisme merupakan pemahaman yang keliru terhadap

teks-teks kitab suci. Intervensi nalar terhadap al-qur’an dan

perkembangan sosial kemasyarakatan yang telah lepas dari kendali

agama, serta pandangan yang tidak sejalan dengan kaum radikalis

adalah potret dari bentuk relativisme keagamaan yang ada.

Keempat, penolakan terhadap perkembangan historis dan

sosiologis. Perkembangan ini dinilai oleh kaum radikalis sebagai

muara ketidak sesuaian dalam keberagamaan, mereka menilai bukan

Al-Qur’an yang harus mengikuti nalar, akan tetapi akal lah yang

seharusnya tunduk dan patuh terhadap semua nilai-nilai Al-Qur’an

dalam menginterpretasi nilai-nilai agama.

57 Umi Sumbulah, Konfigurasi Fundamentalisme Islam, (Malang: UIN Malang Press,

2009), hlm.22

Page 71: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

58

2.2.2. Sejarah dan Pemicu Munculnya Radikalisme Agama

Maraknya gerakan Islam radikal, yang oleh Rubaidi disebut

dengan gerakan fundamentalisme Islam, di Indonesia sejatinya telah

mengalami perkembangannya sejak tahun 1980-an. Hal tersebut

ditandai dengan munculnya fenomena menguatnya religiusitas umat

Islam. Ekspresi gerakan ini semakin terbuka, tidak seperti gerakan

sempalan, yang oleh Bruinessen didefinisikan sebagai gerakan yang

menyimpang atau memisahkan diri dari “ortodoksi” (penerapan ajaran

murni) yang berlaku. Untuk memahami gejala radikalisme agama

yang ada, menurut Umi Sumbulah setidaknya terdapat dua pendekatan

yang bisa digunakan, yaitu dari segi objektivitas dan subjektivitas.

Dari segi objektifitas, dapat kita pahami bahwa pemicu

munculnya radikalisme agama adalah karena teks-teks agama

memberikan legitimasi dan menganjurkan hal demikian. Dalam

konteks ini jelas kita tahu bahwa dalam pandangan Islam agama-

agama selain daipada Islam seperti Kristen dan Yahudi adalah musuh.

Asumsi demikian tentunya telah membuka cakrawala bagi para

pengikutnya, bahwa dalam upaya berdakwah dan menyebarkan nilai-

nilai agama, seolah-olah mereka diperkenankan menggunakan jalan

kekerasan ataupun jalan lain seperti permusuhan. Padahal hal

demikian adalah salah kaprah, hal tersebut dapat dicontohkan oleh

Rosul dalam membagi golongan non-Islam kedalam dua bagian yaitu

golongan “harbi” yaitu golongan yang wajib diperangi, dikarenakan

Page 72: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

59

mereka melawan terhadap daulah islamiyah. Sedangkan disisi lain ada

golongan yang dinamakan dengan kafir “dzimmi” yaitu golongan

yang wajib dilindungi dikarenakan mereka taat dan mau membayar

jizyah (pajak).

Dari segi subjektivitas, setiap individu sebagai subjek yang

aktif telah mendefinisikan hidupnya dengan dunia luar, dan

mengimplementasikan ajaran yang ia dapat dalam kehidupanya. Hal

tersebut telah memberikan makna bahwa gejala radikalisme tidak

hanya dipahami dari teks agama saja, akan tetapi juga harus dicermati

dari dunia luar yang telah menjadi entitas yang turut mempengaruhi

seseorang dalam menginternalisasikan agamanya.58

Dengan demikian, timbulnya radikalisme agama ternyata tidak

hanya murni dari interpretasi ajaran agama saja, akan tetapi

radikalisme agama juga bisa disebabkan oleh struktur sosial, ekonomi

politik yang ada.

Tidak dapat dipungkiri bahwa sikap fanatik, intoleran dan

eksklusif ditengarai sebagai pemicu munculnya radikalisme agama.

Ketika kita lacak akar pemicu munculnya faham radikal terhadap

ajaran agama secara lebih umum dalam agama Islam, sikap-sikap

tersebut sejatinya telah ditampakkan pertama kali oleh kaum

Khawarij. Pada mulanya kelompok ini adalah merupakan pengikut

58 Ibid, hlm.43

Page 73: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

60

dari Khalifah Ali bin Abi Thalib atau yang kita kenal dengan

kelompok Syi’ah.

Fenomena munculnya kaum Khawarij adalah berawal dari

terjadinya perang Siffin, yaitu peperangan yang terjadi antara pasukan

Khalifah Ali bin Abi Thalib melawan Muawiyah yang terjadi pada

tahun ke-37 Hijriyah atau 648 Masehi. Ketika perang sedang

berlangsung dan kelompok Ali hampir memenangkan peperangan,

kemudian Muawiyah yang dikenal dengan orang yang cerdik

menawarkan perundingan damai atau yang dikenal dengan istilah

“Tahkim” sebagai jalan penyelesaian permusuhan.

Ali yang dikenal dengan sosok yang arif kemudian menerima

tawaran “tahkim” yang diajukan oleh Muawiyah. Akan tetapi di sisi

lain, ternyata kesediaan Ali untuk menerima “tahkim” kepada pihak

Muawiyah telah mengakibatkan 4000 pasukan pengikutnya

memisahkan diri dan membentuk kelompok baru yang kemudian

dikenal dengan nama Khawarij. Mereka menolak perundingan dan

menginginkan permusuhan yang terjadi diantara mereka haruslah

diselesaikan dengan kehendak Tuhan, bukan lewat perundingan.

Kaum Khawarij menganggap bahwa penyelesaian peperangan

menggunakan perundingan adalah telah melawan kehendak Tuhan.

Atas dasar inilah kemudian kaum Khawarij mengkafirkan (takfir)

tarhadap kelompok Ali dan Muawiyah. Selain itu mereka juga

Page 74: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

61

menggangap kafir terhadap mayoritas kaum muslimin yang moderat

dan menuduhnya sebagai pengecut.

Bagi kaum Khawarij, orang-orang yang ia anggap kafir

sekalipun adalah orang Islam dianggapnya sebagai orang-orang yang

halal darahnya, mereka boleh dibunuh dan dimusnahkan dari muka

bumi ini. Atas dasar itulah kaum Khawarij kemudian melakukan

propaganda, kekerasan dan berbagai motif teror terhadap orang Islam

yang tidak sependapat dengan mereka. Selain itu mereka juga

memasukkan jihad sebagai rukun iman,59

Ali pun dibunuh oleh

seorang Khawarij yang bernama Ibnu Muljam sewaktu beliau lagi

solat subuh.

Pada akhirnya pola pemikiran dan sikap keagamaan model

Khawarij inilah yang kemudian diteruskan dan dikembangkan oleh

paham Wahabi di Arab Saudi yaitu mulai abad ke-12H atau ke-18M

yang dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahab. Lebih spesifik

lagi radikalisme agama yang terjadi di Indoesia menurut Van

Bruinesen yang ia sebut sebagai “Islam radikal” dapat dilacak pada

munculnya Darul Islam (DI) dan partai berbagai macam partai politik

seperti Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi) yang ada di

berbagai kota di Indonesia.

Darul Islam (DI) membangun fragmen kelompoknya dengan

kekuatan militer. Beberapa pemberontakan pun terjadi diberbagai

59 Rahimi Sabirin, Islam dan Radikalisme, (Jakarta: Athoyiba, 2004), hal.6-8

Page 75: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

62

wilayah ditanah air, seperti di Sulawesi Selatan (Kahar Mudzakar),

Kalimantan Selatan (Ibnu Hajar), Aceh (Daud Beureuh), dan di Jawa

Barat (Kartosuwiryo). Dengan kekuatan ini, DI melancarkan

pemberontakan kepada pemerintah Republik Indonesia secara terbuka,

kendatipun kemudian dapat diberangus oleh rezim politik waktu itu.

Sedangkan Masyumi membawa gagasan Islam dalam kerangka

kenegaraan di parlemen dan sejarah mencatatnya berhasil menduduki

peringkat kedua pada pemilu tahun 1955.

Di Indonesia awal mula munculnya Islam sebagai kekuatan

politik adalah merupakan transformasi dari kekuatan ekonomi umat

yang ditujukan untuk melawan hegemoni ekonomi China dan kolonial

dipasar lokal. Konteks kemunculan Sarekat Islam (SI) bermula dari H.

Samanhudi, yang mempersatukan kepentingan ekonomi umat Islam ke

dalam satu wadah, yang akhirnya bertransformasi menjadi satu partai

politik. Awal kemunculan Sarekat Islam bermula dari inisiatif dari

pedagang-pedagang muslim untuk melindungi kepentingan dagang

mereka dari ekspansi China. Pada perkembangan berkutnya SI pasca

Tcokroaminoto terfragmentasi menjadi SI-Merah yang kemudian

menjelma menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).60

Dari berbagai fenomena yang melatar belakangi munculnya

radikalisme agama di Indonesia, dapat diketahui bahwasanya sejarah

umat Islam di Indonesia terjadi akibat pergolakan kepentingan-

60 Ahmad Rizky, dalam: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Volume 14, (Yogyakarta:

FISIP UGM, 2010), hlm.173

Page 76: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

63

kepentingan mereka yang “termarjinalkan”. Hal tersebut dapat terlihat

pada rezim Orde Baru yang mengambil alih peran sebagai pemilik

sumber daya dan secara represif telah melakukan subordinasi kepada

kelompok-kelompok yang berpotensi menjadi oposisi terhadap

sentralisme peranan negara.

Kemunculan gerakan-gerakan Islam yang dinilai “radikal”

pada era Orde Baru, melalui perangkat-perangkat birokrasinya mulai

dari aparat sipil sampai militer telah mentransformasikan diri menjadi

rezim otoritarian dengan cara menindas kekuatan-kekuatan yang

berpotensi menjadi oposisi. Seperti ideologi komunisme dijadikan

sebagai ideologi terlarang, sedangkan nasionalisme yang merupakan

ideologi terkuat pasca tahun 1955, dipersempit ruang geraknya dengan

cara membungkam hak politik tokoh-tokohnya.

Kemudian untuk melakukan subordinasi terhadap kekuatan

Islam inilah maka lahir diskursus dengan apa yang dinamakan dengan

“Islam Radikal”. Pada rezim Orde Baru kasus yang pertama kali

mencuat yaitu Komando Jihad yaitu tepatnya pada pembajakan

pesawat Woyla, dan inilah yang disinyalir sebagai aksi terorisme

pertama kali yang ada di Indonesia.61

Jika kita lihat dengan kacamata ekonomi dan politik, seting

Orde Baru yang berkarakter sangat kuat, dengan ideologi

developmentalisnya telah mengakibatkan kelompok kelas pekerja

61 Ibid. hlm.175

Page 77: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

64

yang miskin merasa termarjinalkan oleh rezim tersebut dan kemudian

muncul ke permukaan untuk melakukan perlawanan. Situasi marjinal

seperti ini telah mengakibatkan mereka menjadi radikal dengan

keyakinan agama Islam yang dianutnya. Akan tetapi jumlah ini tidak

seberapa dibanding dengan kelompok kelas menengah yang terlempar

dari lingkaran kekuasaan, dikarenakan mereka memiliki idealisme

yang berbasis agama yang cukup kuat.

Dengan hal tersebut, kelompok sebagaimana disebutkan

kemudian mengordinasisasikan diri kedalam gerakan sosial dan

bergabung dengan kelompok lain dengan menggunakan Islam sebagai

landasan dalam berjuang. Adapun tujuanya yaitu menggulingkan dan

menghancurkan tirani rezim politik yang telah membuat mereka

termarjinalkan.

Menurut Dr. Vedi R Hadiz aksi terorisme yang merupakan

dampak dari adanya radikalisme agama diberbagai lini kehidupan

merupakan wujud perlawanan kelas yang termarjinalkan oleh oligarki

kelas pemilik modal (borjuasi) dan modal. Subordinasi atas kelas

marjinal dalam kasus yang terjadi di Indonesia yang dalam hal ini

adalah gerakan politik Islam telah membawa kesadaran kelas untuk

merebut kembali peran Negara yang telah dianggap gagal dalam

mewujudkan kesejahteraan terhadap rakyatnya.

Dari berbagai fenomena yang melatar belakangi terbentuknya

radikalisme agama seperti tersebut diatas, penulis menggaris bawahi

Page 78: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

65

bahwa sejatinya keberadaan apa yang kita sebut sebagai Islam radikal

yang ada di Indonesia adalah berbeda dengan apa yang terjadi di

Timur Tengah, dengan kata lain keterkaitan itu hanya dalam kapasitas

kesamaan visi dan persepsi mengenai perubahan sosial dalam

kerangka hukum politik Islam. Dengan kata lain kemunculan Islam

radikal tidak lagi dipahami dengan Wahabisme atau Islam

Transnasional, akan tetapi Islam radikal tidak lebih dari sekedar

symbol ketidak percayaan terhadap rezim otoriter yang berkuasa yang

telah membungkam suara rakyat.

2.2.3. Proses dan Langkah dalam Deradikalisasi Agama

Deradikalisasi adalah bagian dari strategi kontra radikal

sebagai upaya dalam bentuk langkah strategis maupun taktis untuk

memotong seluruh variabel yang dipandang sebagai stimulan lahirnya

tindakan ”radikalisme” baik yang dilakukan sebelum atau

setelahnya.62

Radikalisasi agama yang kian menggejala saat ini, adalah tidak

bisa terlepas dari apa yang dinamakan dengan “politik identitas”.

Adanya eksistensi dan gejala imperialisme global melalui sikap Barat,

khususnya kebijakan politik Amerika dalam merancang bangun

perpolitikan dunia dengan memperlakukan dunia Islam secara

hegemonik.

62http://www.eramuslim.com/berita/analisa/latar-belakang-munculnya-strategi

deradikalisasi.htm

Page 79: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

66

Dari pengertian di atas, dapat kita fahami bahwa tindak

radikalisasi yang bernuansa agama ketika telah menjurus ke dalam

hal-hal yang bersifat “anarkis” dan “mengganggu orang lain” sejatinya

menjadi hal yang penting untuk diselesaikan secara bersama.

Mengingat upaya penanganan deradikalisasi dan deidiologisasi

merupakan tanggung jawab kolektif, terutama sinergisitas para tokoh

agama, kepolisian dan Negara.63

Dalam hal ini NU Kota Semarang

dengan para tokoh agama dan lembaga yang ada di dalamnya menjadi

elemen yang sangat mendukung terhadap penangganan deradikalisasi

agama yang ada di Kota Semarang.

Mengutip tulisan Affandi Mochtar dengan judul

"Deradikalisasi Lunak" yang dimuat di harian REPUBLIKA, 16

November 2011, Ahmad Shidqi mengugkapkan, proses deradikalisasi

hendaknya dilakukan tidak hanya melibatkan aparat saja, akan tetapi

juga harus melibatkan tokoh masyarakat, dan lembaga-lembaga yang

ada. Menurutnya strategi deradikalisasi agama yang diterapkan harus

mengacu pada tiga langkah strategi yaitu: langkah prevention

(pencegahan), rehabilitation (rehabilitasi), dan aftercare (pembinaan

pasca pelepasan). Dalam tulisanya “Deradikalisasi Melalui

Pesantren”, ia menyebutkan langkah tersebut dapat di aplikasikan

sebagai beriut:64

63 Ibid, hlm.43 64Ahmad Sidqi, dalam “Deradikalisasi Melalui Pesantren” diakses dari

http://budisansblog.blogspot.com/2011/11/deradikalisasi-berbasis-pesantren.html

Page 80: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

67

Pertama, pencegahan. Hal tersebut dapat dilakukan antara

aparat bekerja sama dengan para Ulama’ atau Pengasuh Pesantren.

Hal tersebut mengingat jumlah pesantren yang banyak di Indonesia,

tak terkecuali di Semarang, sehingga memungkinkan mereka

dijadikan sebagai aktor utama dalam kampanye deradikalisasi yang

dilakukan pemerintah. Karena sebagaimana kita ketahui, Ulama’ atau

Pengasuh Pesantren itu bukanlah figur yang berdiri sendiri, melainkan

dia memiliki jaringan sosial yang cukup luas, sehingga diharapkan di

tangan merekalah deradikalisasi agama dapat berjalan dengan apa

yang diharapkan.

Kedua, rehabilitasi dan pasca pembinaan (after care), kiai

dengan pesantren yang dimilikinya dinilai sebagai tempat yang cukup

strategis bagi rehabilitasi dan pembinaan bagi generasi muda untuk

menuntut ilmu dan mengarahkan mereka dari praktik keagamaan yang

menyimpang

Perlu kita fahami bahwa deradikalisasi merupakan strategi

penanganan kontra radikal. Berdasarkan asumsi tersebut, maka penulis

menganggap konsep pribumisasi Islam yang digagas oleh KH.

Abdurrahman Wahid, adalah mempunyai nilai-nilai deradikalisasi

yang dimaksud. Menurutnya gagasan pribumisasi Islam adalah

dimaksudkan untuk mencairkan pola dan karakter Islam sebagai

sesuatu yang normatif, praktik keagamaan yang kontestual dan

Page 81: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

68

akomodasi ajaran Islam kedalam nilai-nilai budaya.65

Oleh Imdadun

Rahmat dalam “Islam Pribumi Mendialogkan Agama Membaca

Realitas”, Syarif mengemukakan lima gagasan dalam pribumusasi

Islam yaitu:66

Pertama, Kontekstual, yaitu Islam dipahami sebagai ajaran

yang terkait zaman dan tempat. Ini berarti bahwa Islam adalah suatu

agama yang dinamis, terus memperbaharui diri, dan respon terhadap

perubahan zaman, serta lentur dan mampu berdialog dengan kondisi

masyarakat yang berbeda untuk melakukan adaptasi kritis, sehingga

Islam bisa dinilai sebagai ajaran yang shahih li kulli zaman wa al-

makan (relevan dengan perkembangan zaman dan tempat).

Kedua, Toleran, sikap toleran dalam beragama dan toleran

terhadap perbedaan penafsiran dapat menumbuhkan kesadaran untuk

bersikap. Hal tersebut dikarenakan konteks dan kultur keindonesiaan

yang plural, menuntut pula pengakuan tulus bagi kesederajatan

terhadap agama-agama lain.

Ketiga, Menghargai Tradisi, di sini suatu etika hendaknya

mengacu pada zaman Rosul. Islam dibangun di atas penghargaan pada

tradisi lama yang baik, karena sesungguhnya Islam tidak memusuhi

tradisi lokal melainkan budaya tersebut dijadikan sebagai sarana

dakwah Islam. Hal tersebut seperti yang dilakukan oleh Walisongo

dalam penyebaran agama Islam di Indonesia.

65 Syarif Hidayatulah, Islam Isme-isme; Aliran dan Paham Islam di Indonesia,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm.50 66 Ibid, hlm.51-52

Page 82: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

69

Keempat, Progresif, dengan perubahan terhadap praktik

keagamaan dimana ia berada. Islam berarti harus siap dan lapang dada

menerima tradisi pemikiran orang lain kendatipun berasal dari Barat.

Hal tersebut seperti dicontohkan oleh Rosul dalam haditsNya yaitu

“carilah ilmu walau sampai ke negeri China”

Kelima, Membebaskan, di sini Islam sebagai suatu agama yang

dapat menjawab problematika kemanusiaan yang ada secara universal

tanpa membedakan agama dan etnik. Dengan semangat pembebasan

tersebut, sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin Islam harus siap

melawan penindasan, kemiskinan, keterbelakangan, anarki sosial dan

lain sebagainya.

Page 83: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

70

BAB III

PROFIL NU KOTA SEMARANG

3.1. Latar Belakang Berdirinya NU Kota Semarang

Keberadaan Nahdhatul Ulama Kota Semarang sebagai sebuah

organisasi keagamaan yang mengelola dan membawahi manajemen

kelembagaan NU di tingkat cabang Kota Semarang, berdirinya adalah tidak

bisa terlepas dari organisasi NU secara nasional. Nahdlatul Ulama (NU)

secara nasional adalah sebuah jam’iyyah keagamaan yang didirikan pada

tanggal 31 Januari 1926 M atau 16 Rajab 1344 H di Kota Surabaya.

Pemrakarsa lahirnya NU ini adalah beliau Al-Maghfurlah K.H. Hasyim

Asy'ari dan K.H. Wahab Hasbullah yaitu tahun 1926 M.67

NU Kota Semarang didirikan berdasarkan rekomendasi konggres NU

pertama yang diselenggarakan di Surabaya, yaitu pada bulan September 1926.

Dalam konggres tersebut, diantaranya yaitu menghasilkan suatu rekomendasi

tentang pembentukan badan-badan otonom daerah yang ada di seluruh

Indonesia dan di setiap cabang Kabupaten atau Kota. Berdasarkan hasil

rekomendasi tersebut, maka keberadaan Nahdlatul Ulama di tengah-tengah

masyarakat menjadi semakin dikenal.

Keberadaan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) merupakan

lembaga otonom yang berada di daerah tingkat II/Kabupaten atau Kota di

seluruh Indonesia. Secara kelembagaan PCNU membawahi beberapa

67 Dok. NU Kota Semarang .

Page 84: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

71

lembaga di bawahnya yang berfungsi sebagai sentral kegiatan NU di tingkat

Kabupaten atau Kota. Adapun tugas utama PCNU yaitu mengatur dan

memanage roda organisasi di tingkat cabang, agar roda organisasi dapat

berjalan dengan terarah dan dinamis sesuai dengan keberadaan dan kebutuhan

NU yang ada di masing-masing daerah.68

NU Kota Semarang merupakan Jam’iyah Diniyah Islamiyah

(Organisasi Agama Islam) yang beraqidah dan berazaskan Islam yang

menganut faham Ahlusunnah wal Jama’ah. Dalam memutuskan suatu

hukum, NU Kota Semarang senantiasa menganut salah satu dari madzhab

empat yaitu: Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali. Hal demikian tiada lain

dikarenakan, dalam faham madzhab NU secara nasional adalah mengikuti

salah satu imam sebagaimana disebutkan diatas.69

Sesuai pandangan tentang ketata negaran, NU Kota Semarang dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu berdasar kepada Ketuhanan yang

Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia,

Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanan dalam

Permusyawaratan/Pewakilan dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat

Indonesia.

Dalam dinamika yang ada di masyarakat, seiring berjalannya waktu

NU mengalami perkembangan yang sangat cepat. NU mulai menyusun

strategi untuk mengembangkan sayap kepengurusan dengan tujuan agar

68 Wawancara dengan Drs. Kabul Supriyadi, SH, M.Hum selaku ketua Tanfidziyah, pada

tanggal 12 Mei 2012 69 Hal tersebut sebagaimana terdapat dalam AD /ART Nahdlatul Ulama 2006-2011: Bab

II tentang Aqidah/Asas

Page 85: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

72

keberadaan NU mampu menjangkau komunitas muslim yang berada di tiap-

tiap daerah. Pelaksanaan Kongres I Nahdlatul Ulama di Surabaya

memberikan kontribusi mengenai pembentukan badan-badan otonom daerah

di seluruh Indonesia. Hal inilah yang mendorong lahirnya Pengurus Cabang

Nahdlatul Ulama (PCNU) di seluruh Indonesia termasuk didalamnya yaitu

NU kota Semarang.

NU Kota Semarang sebagai organisasi cabang yang berada di

Semarang merupakan lembaga otonom yang berada di daerah tingkat

II/Kabupaten atau Kota. Dalam tataran manajerial, NU kota Semarang yaitu

membawahi beberapa lembaga yang berfungsi sebagai sentral kegiatan NU di

tingkat Kota. Adapun tugasnya yaitu mengatur dan memanage roda

organisasi di tingkat cabang, agar dinamika organisasi dapat berjalan dengan

teratur dan terarah sesuai dengan kebutuhan dan masalah keagamaan ataupun

sosial yang berada di Kota Semarang.70

Berdirinya NU Kota Semarang dapat dikatakan hampir bersamaan

waktunya dengan berdirinya Nahdlatul Ulama di surabaya yaitu pada tahun

1926 M oleh KH Hasyim Asy'ari. Hal tersebut dimungkinkan karena salah

satu pelopor pendirinya yaitu KH. Ridwan adalah berasal dari Semarang.

Sebelum NU Kota Semarang di deklarasikan warga Semarang pada umumnya

yaitu sudah terbiasa melakukan ritual atau aktifitas Ahlussunnah Wal

Jama’ah yang digawangi oleh para Kyai yang ada di Kota Semarang.71

70 Wawancara dengan Bapak Kabul Supriyadi SH. M.Hum, (Ketua Tanfidziyah) , pada

tanggal 05 Mei 2012 71 Wawancara dengan Ibu I’anah sesepuh Fatayat Kota Semarang pada tanggal 06 Mei

2012.

Page 86: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

73

Berdirinya NU Kota Semarang yaitu dipelopori oleh KH. Abdullah,

KH. Ridwan, dan KH. Showam, pada tanggal 24 April 1926. Selain sebagai

pioner dan pendiri organisasi, keberadaan mereka bertiga juga sebagai orang

yang pertama kali menjabat sebagai pengurus NU Kota Semarang. Mereka

resmi menjadi pengurus NU Kota Semarang yaitu setelah dilantik oleh salah

satu pendiri NU pertama kali yaitu Al-Maghfurlah K.H. Wahab Hasbullah.

Mereka dilantik di alun-alun Kota Semarang yang waktu dahulu yaitu berada

didepan masjid agung Semarang. Sejak NU dilantik secara resmi, maka

keberadaan Nahdlatul Ulama di tengah-tengah masyarakat khususnya Kota

Semarang semakin kuat dan mampu berperan dalam segala aktifitas

keagamaan masyarakat secara lebih luas meskipun dalam praktiknya roda

organisasi masih berjalan secara konvensional.72

Pada awal periodisasi NU Kota Semarang sampai menjelang

kemerdekaan bisa dikatakan NU Kota Semarang sebagai organisasi

kemasyarakatan belum bisa menjalankan fungsi manajerialnya dengan baik

sekalipun susunan kepengurusan dan bagian-bagianya sudah lengkap seperti

sekarang. Hal tersebut dikarenakan secara administrasi NU Kota Semarang

belum mempunyai gedung sendiri sebagai tempat kesekretariatan. Kegiatan-

kegiatan yang diadakan biasanya dari masjid satu ke masjid yang lain.diantara

masjid yang digunakan yaitu masjid Nahdlatul Ulama Jomblanng Kecamatan

Candisari Semarang. Sampai dengan tahun 50-an kegiatan NU Kota

72 Wawancara dengan KH. Siroj Khudlori: Mustasyar NU periode 2006-2011 tanggal 30

April 2012. Menurut beliau, structural kepengurusan NU waktu itu adalah masih ala kadarnya,

belum terbentuk ranting-ranting.

Page 87: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

74

Semarang yaitu masih menginduk di rumah pengurus-pengurus yang menjadi

pimpinan waktu itu. Diantara tempat yang sering dijadikan sebagai

kesekretariatan NU yaitu rumahnya KH. Irhas (Ketua Syuriah Tahun 50-

an).73

NU Kota Semarang pertama kali mempunyai kantor tetap yaitu di Jl.

Sudirman (sekarang menjadi kantor Bank NU) sekitar tahun 1970-an setelah

ada salah satu warga Nahdliyyin yang mewakafkan tanahnya.74

Pada awal

tahun 1992 sampai dengan sekarang, kantor NU Kota Semarang yaitu

berpindah lagi, yaitu berada di Jl. Puspogiwang Semarang.75

3.2. Struktur Kepengurusan NU Kota Semarang Periode 2006-2011

Secara yuridis NU Kota Semarang sebagai cabang dari struktural NU,

setiap satu periode sekali selalu mengadakan apa yang dinamakan dengan

Konferensi Cabang (Konfercab) yaitu setiap lima tahun sekali. Hal tersebut

dimaksudkan agar terjadi kaderisasi kepengurusan dalam tubuh organisasi.

Diantara hasil dari konfercab sebagaimana dimaksud adalah membentuk

kepengurusan baru di jajaran pengurus cabang. Adapun kepengurusan NU

Kota Semarang periode 2006-2011 sesuai dengan data yang diperoleh peneliti

73 Wawancara dengan Bapak Adzim Wasiq (Katib Syuriah Tahun 1991-1996), pada

Tanggal 26 Mei 2012 74 Wawancara dengan KH. Shodiq Hamzah (Ro’is Syuriah Tahun 2011-2016), pada

Tanggal 26 Mei 2012 75 Keberadaan kantor NU yang selalu berpindah-pindah pada awal kepengurusan,

ternyata membuat arsip-arsip dan dokumentasi NU Kota Semarang tidak dapat terkumpul dengan

baik. Hal tersebut sebagaimana kepengurusan yang berhasil di dokumentasikan oleh NU Kota

Semarang yaitu mulai periodisasi tahun 1975-an (Dok. NU Kota Semarang).

Page 88: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

75

sesuai Surat Keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (SK PBNU) Nomor

176/A.II.04.d/12/2006 adalah sebagaimana berikut:76

MUSTASYAR KH. Siroj Khudlori

Drs. KH. Mustagfir Asror

KH. Habib Umar Muthahar, SH

KH. Syaikhun

KH. Mahfudz Usman

KH. Yusuf Masykuri, Lc

SYURIYAH

Rais Drs. KH. Khadlor Ihsan

Wakil Rais Drs. HM. Hamdani Yusuf

Wakil Rais Drs. Moh. Bisri

Wakil Rais Drs. KH. Mahsuni

Wakil Rais Habib Ja’far Al-Musawa

Katib KH. A. Rohibin Hamdan

Wakil Katib K. Rohani Amin Hidayat

Wakil Katib Drs. H. Solihul Huda, MM

Wakil Katib KH. Fathullah Ahmadi, BA

A’wan

KH. Saliyun Muh. Amir Drs. Makruf

Drs. KH. Baidlowi Shomad K. Kamija DP

KH. Mahrus Abdullatif Drs. H. Muhtarom

KH. Muhaimin Mansyur KH.Subhi Abadi

Drs. KH. Syamhudi, Mpd

TANFIDZIYAH 77

Ketua H.M. Kabul Supriyadi, SH, M.Hum

Wakil Ketua Drs. H. Anasom, M.Hum

Wakil Ketua Ir. Khammad Maksum Al-Hafidz

Wakil Ketua Drs. H. syafi’i

Wakil Ketua Ahmad Abdul Rosyid, SH

76 Konfercab sebagaimana dimaksud dilaksanakan pada tanggal 22 juli 2006 dengan

pimpinan sidang yaitu H.M. Kabul Supriyadi, SH, M.Hum dan sekretarisnya Drs. H.M.

Muhtarom, yang kemudian diajukan untuk mendapatkan legitimasi kepada Pengurus Besar

Nahdlatul Ulama (PBNU) pada tanggal 20 oktober 2006 dan ditandatangani oleh Rais ‘Aam (Prof.

Dr. Sahal Mahfudz), Katib ‘Aam (Prof. Dr. Nasarudin Umar, MA), Ketua Umum (KH. Hasyim

Muzadi), dan Sekjen (Dr. Endang Turmudzi). (data diperoleh dari arsip NU Kota Semarang tahun

pada tanggal 02 Mei 2012). 77 Mustasyar dalam structural NU adalah penasehat, Syuriyah adalah pimpinan tertinggi,

A’wan adalah pembantu tugas Syuriyah, sedangkan Tanfidziyah adalah dewan pelaksana atau

eksekutor harian, (Baca: AD/ART NU Hasil Keputusan Muktamar ke-12 di Makassar, 2010,

halaman.11)

Page 89: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

76

Sekretaris Drs. Abdul Khaliq, M.Pd

Wakil Sekretaris Drs. H. Fathurrahman

Wakil Sekretaris Drs. Subchan, M.Pd

Wakil Sekretaris Budi Ahmad Suhadi, S.Pd.I

Wakil Sekretaris Ahmad Junaidi. S.Kom

Bendahara Mulyo Putro, SH, MA

Wakil Bendahara H. Suparjo

Wakil Bendahara Drs. H. Farhani, SH, MM

3.3. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran NU Kota Semarang Periode 2006-2011

a. Visi

Wadah tatanan masyarakat yang sejahtera, berkeadilan, dan

demokratis atas dasar Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah.

b. Missi

1) Mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera lahiriyah maupun

batiniyah, dengan mengupayakan system perundang-undangan dengan

memberikan sumbangan pemikiran terhadap kebijakan public yang

menjamin terwujudnya tatanan kehidupan masyarakat yang sejahtera.

2) Mewujudkan tatanan masyarakat yang berkeadilan dengan melakukan

upaya pemberdayaan dan advokasi.

3) Mewujudkan tatanan masyarakat yang demokratis dan berahlakul

karimah.

c. Tujuan

Berdasarkan pada visi dan missi NU Kota Semarang sebagaimana

tersebut diatas, maka NU sebagai Jam’iyyah Diniyah Ijtima’iyah

Page 90: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

77

(organisasi yang berhaluan agama) kemudian merumuskan program

dengan tujuan-tujuan yaitu:

1) Terwujudnya kesejahteraan kehidupan bermasyarakat.

2) Terwujudnya penegakan keadilan.

3) Terwujudnya sistem demokrasi yang berahlakul karimah.

d. Sasaran

Dalam menerapkan visi dan missinya, NU Kota Semarang

membagi sasaran menjadi dua bagian, yaitu dari segi internal organisasi

dan eksternal organisasi.

1) Dari segi internal organisasi dapat diklasifikasikan menjadi:

− Warga NU

− Pengurus NU diberbagai tingkatan

− Pimpinan Cabang Badan Otonom NU

− Pimpinan Cabang Lajnah/Lembaga NU

− Kelompok jama’ah yang berhaluan ahlussunnah waljama’ah

− Pondok Pesantren, Masjid dan Musholla NU

− Madrasah-madrasah atau sekolah NU

− Yayasan dan lembaga sosial, pendidikan, dan kemasyarakatan

yang berafiliasi ke NU

2) Sedangkan dari segi eksternal yang menjadi sasarannya adalah semua

pihak-pihak lain yang menjadi stake holder NU Kota Semarang.78

78 Dok. NU Kota Semarang 2006-2012

Page 91: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

78

3.4. Program Kerja NU Kota Semarang Periode 2006-2011

Sesuai dengan hasil konferensi cabang tanggal 22-23 juli 2006, yang

diantaranya yaitu mengesahkan pokok-pokok program kerja NU Kota

Semarang periode 2006-2011, maka dalam musyawarah kerjanya yang

diselenggarakan pada tanggal 5-6 mei 2007 bertempat di Islamic Centre, NU

Kota Semarang menghasilkan program kerja yang meliputi lima bidang yaitu:

a. Bidang dakwah dan pengembangan keagamaan

b. Bidang pendidikan dan pengkaderan

c. Bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat

d. Bidang penyuluhan dan bantuan hukum

e. Bidang sosial dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Adapun kelima program kerja tersebut dapat dijabarkan dalam daftar

tabulasi sebagai berikut:

a. Bidang dakwah dan pengembangan keagamaan

Tabel No.01 (Bidang Dakwah dan Pengembangan Keagamaan)

No

Bidang Program

1 Bidang Dakwah

a. Program Pokok

− Peningkatan pemahaman Ahlussunnah Wal Jama’ah (ASWAJA)

kepada masyarakat Nahdliyyin.

− Kajian ASWAJA dari ideology dan methodology

− Peningkatan kualitas keagamaan dan ke-ASWAJA-an masyarakat.

− Menyediakan media elektronika sebagai sarana publikasi dan dakwah

b. Bentuk Kegiatan

− Diklat Pelatih ASWAJA para pengurus

− Diklat Kader ASWAJA para pengurus

− Lailatul Ijtima’ (malam pertemuan) : Kajian ASWAJA secara rutin

Page 92: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

79

setiap satu bulan sekali, di tingkat PC, MWC dan PR NU

− Publikasi hasil kajian ASWAJA dalam bentuk bulletin

− Kerjasama dengan stasiun radio dan televisi local

c. Pelaksana

− PC LBM NU, PC LTMI, PC LD NU, P.MWC & PR NU

d. Tujuan

− Meperkuat ideology ASWAJA pada masyarakat Nahdliyyin agar

masyarakat Nahdliyyin tidak mudah terpengaruh ideologi non

ASWAJA

− Mensyiarkan dakwah NU kepada masyarakat

2 Bidang Pengembangan Keagamaan

a. Program Pokok

− Bahtsul Masa’il Diniyah bi khushush al as’ilah: Iqtishadiyah;

Ijtima’iyyah; Tarbiyah; Tamaddun; wa Siyasah.79

− Peningkatan kualitas keagamaan & ke-ASWAJA-an masyarakat

b. Bentuk Kegiatan

− Bahstul Masa’il secara rutin dan intensif

− Publikasi hasil bahtsul masa’il ke jajaran Banom, Lembaga MWC, dan

Ranting

− Survey inventarisasi Masjid–Masjid NU

− Memakmurkan dan memberdayakan Masjid – Masjid Warga NU

− Pelatihan ke-ta’mir-an Masjid

c. Pelaksana

− PC LBM NU, PC LTMI, PC LD NU, P.MWC & PR NU

d. Tujuan

− Untuk mendapatkan dasar dan kepastian hukum syari’ah dalam

perjuangan NU mengenai Iqtishadiyah; Ijtima’iyyah; Tarbiyah;

Tamaddun; dan Siyasah

− Membentengi masyarakat Nahdliyyin dari pengaruh paham Islam Non

ASWAJA

3 Bidang Bimbingan Haji

a. Program pokok

− Pengembangan dan peningkatan kualitas bimbingan ibadah haji dan

umroh serta memelihara ke-mabrur-an haji para Jama’ah

b. Bentuk Kegiatan

− Melakukan pelatihan Manasik Haji

− Melakukan Bimbingan Ibadah Haji sampai ke Tanah Suci

− Pengajian rutin Jama’ah Haji

79 Bahtsul Masa’il sebagaimana diungkapkan oleh KH. Syamhudi (Ketua Ma’arif Kota

Semarang) yaitu serangkaian acara pembahasan dan penela’ahan kitab-kitab dalam rangka

menyikapi problematika terbaru yang ada dimasyarakat guna dicarikan solusi

hukumnya.(Wawancara tanggal 30 April 2012).

Page 93: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

80

− Sosialisasi KBIH NU

− Peningkatan Porfessioanlisme manajemen KBIH NU

c. Pelaksana

− PC L-KBIH NU , PC JHNU dan dibantu oleh PC LD NU PC Banom

NU P.MWC & PR NU

d. Tujuan

− Mengantarkan Jama’ah menuju Haji Mabrur

b. Bidang Pendidikan dan Pengkaderan

Tabel No.02 (Bidang Pendidikan dan Pengkaderan)

No Bidang Program

1 Bidang Pendidikan

a. Program Pokok

c. Peningkatan kualitas pendidikan melalui sekolah/madrasah NU

menjadi sekolah/ madrasah unggulan

b. Bentuk Kegiatan

− Identifikasi sekolah atau madrasah yang tergabung di LPM NU dalam

status kepemilikannya dengan NU

− Mengembangkan sekolah atau madrasah menjadi sekolah atau

madrasah unggulan

− Diklat dan Peningkatan Kuwalitas Guru NU

Kerjasama dengan pihak luar terkait dengan pembiayaan pendidikan

b. Pelaksana

− PC LPM NU dibantu P.MWC & PR NU

c. Tujuan

− Meningkatkan kualitas kader NU di masa mendatang

2 Bidang Kaderisasi

a. Program Pokok

− Diklat Kader NU dan Banom NU

− Kaderisasi dan Pendirian Ranting NU/Banom NU di setiap Kelurahan

− Diklat dan Pendirian Komisariat IPNU – IPPNU di Sekolah/

Madrasah NU

b. Bentuk Kegiatan

− Pelatihan Kader NU dan Banom NU secara intensif

− Diklat dan Pendirian Komisariat IPNU – IPPNU di Sekolah/Madrasah

NU, Pondok Pesantren dan Perguruan Tinggi

c. Pelaksana

− PC NU PC Banom, PC Lakpesdam NU dan dibantu oleh PC IPNU-

IPPNU, RMI PC LPM dan KaSek/KaMad

d. Tujuan

− Untuk membangun soliditas, loyalitas dan militansi organisasi secara

individual

− Untuk meningkatkan kualitas, loyalitas dan militansi kader NU di

berbagai tingkatan

Page 94: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

81

3 Bidang Konsulidasi Organisasi

a. Program Pokok

− Konsulidasi dan Penataan Organisasi NU dan Banom NU di semua

jajaran

− Penataan dan pensertifikatan asset NU, asset Banom dan asset

Lembaga NU atas nama NU sebagai Induk Organisasi

b. Bentuk Kegiatan

− Penyamaan Persepsi tentang UU No. 16 & 28/2002 dan SK PB NU

No. 277/2002

− Penelitian asset, status tanah wakaf dan Pensertifatakan tanah wakaf

NU menjadi hak milik NU sesuai SK PB NU No. 277/ 2002

c. Pelaksana

− PC LWP NU dan dibantu oleh PC LPBH NU, PC Lakpesdam NU, PC

LPM NU & PC LTMI

d. Tujuan

− Untuk membangun soliditas, loyalitas dan militansi organisasi secara

structural

− Untuk mengetahui data konkrit asset kekayaan NU dan dikelola sesuai

amanat

c. Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Tabel No.03 (Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat)

No Bidang Program

1 Bidang Koperasi dan UKM

a. Program Pokok

− Pengembangan Perkonomian warga NU melalui Koperasi, BMT/BPR

NU

− Membangun jaringan tata niaga bahan pangan pokok

b. Bentuk Kegiatan

− Mengembangkan koperasi NU

− Mendirikan BMT/BPR NU

− Membangun sistem perdagangan warga NU

− Membangun jaringan tata niaga bahan pokok dalam memenuhi

kebutuhan hajat hidup masyarakat banyak

− Menyediakan perlengkapan Haji

− Kerjasama dengan pihak lain untuk membangun Pasar Tradisional

c. Pelaksana

− PC LP NU dan dibantu oleh P.MWC & PR NU

d. Tujuan

− Membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat

2 Bidang Advokasi

a. Program Pokok

− Advokasi terhadap kaum buruh, petani, nelayan dan kaum dhu’afa’

b. Bentuk Kegiatan

− Mendampingi perjuangan hak pangan, sandang & papan bagi

Page 95: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

82

masyarakat

c. Pelaksana

− PC LPBH NU dan dibantu oleh P.MWC & PR NU

d. Tujuan

− Membantu memberikan jaminan kesamaan hak asasi masyarakatuntuk

mendapatkan pemerataan sandang, pangan dan papan

3 Bidang Ketenagakerjaan

a. Program Pokok

− Pelatihan life skill untuk warga NU

b. Bentuk Kegiatan

− Pelatihan Ketrampilan bekerjasama dengan dinas terkait

c. Pelaksana

− PC LP NU, PC LPTK NU, PC Banom NU, P.MWC dan PR NU

d. Tujuan

− Menyiapkan tenaga terampil

d. Bidang Penyuluhan dan Bantuan Hukum

Tabel No.04 (Bidang Penyuluhan dan Bantuan Hukum)

No Bidang Program

1 Bidang Penataan Aset NU

a. Program Pokok

− Penataan dan pensertifikatan asset NU, asset Banom dan asset

Lembaga NU atas nama NU sebagai Induk Organisasi

Mengembalikan asset kekayaan NU yang sekarang “dimiliki

dan/dikuasai” oleh orang – orang NU

b. Bentuk Kegiatan

− Dialog rutin Penyamaan Persepsi tentang UU No. 16 & 28/2002 dan

SK PB NU No. 277/2002

− Penelitian asset, status tanah wakaf dan Pensertifatakan tanah wakaf

NU menjadi hak milik NU sesuai SK PB NU No. 277/ 2002

c. Pelaksana

− PC LWP NU dan PC LPBH NU, PC Lakpesdam NU, PC LPM NU &

PC LTMI

d. Tujuan

− Untuk mengetahui data konkrit asset kekayaan NU dan dikelola sesuai

amanat

2 Bidang Advokasi Masyarakat

a. Program Pokok

− Advokasi terhadap kaum buruh, petani, nelayan dan kaum dhu’afa’

b. Bentuk Kegiatan

− Mendampingi perjuangan hak pangan, sandang dan papan bagi

masyarakat

c. Pelaksana

− PC LPBH NU dan P.MWC & PR NU

d. Tujuan

Page 96: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

83

− Membantu memberikan jaminan kesamaan hak asasi masyarakat untuk

mendapatkan pemerataan sandang, pangan dan papan

3 Bidang Pengabdian kepada Masyarakat

a. Program Pokok

− Penyuluhan Hukum

b. Bentuk Kegiatan

− Penyuluhan Hukum Agama: Syari’ah, Waris Islam, Perkawinan,

Perbankan Syari’ah, Asuransi/Takafful

− Penyuluhan Hukum Positif: KUHP, HAM, Ketenagakerjaan,

Jamsostek, Wakaf, Yayasan, KDRT dll

− Pelatihan ketrampilan di bidang Hukum

c. Pelaksana

− PC LPBH NU dan PC Banom PC Lembaga P.MWC & PR NU

d.Tujuan

− Membantu masyarakat untuk memahami dan memiliki kesadaran

hukum di bidang: Hukum Agama, Hukum Positif, Ketenagakerjaan,

HAM, Perbankan Syari’ah, Wakaf, dan Yayasan

4 Bidang Bantuan Hukum

a. Program Pokok

− Pelayanan Konsultasi dan bantuan Hukum

b. Bentuk Kegiatan

− Membuka Layanan Konsultasi dan Bantuan Hukum di Kantor LPBH

NU Kota Semarang

− Membuka pos-pos Pelayanan Konsultasi dan bantuan Hukum di MWC

– MWC

c. Pelaksana

− PC LPBH NU dan PC Banom PC Lembaga P.MWC & PR NU

d. Tujuan

− Membantu masyarakat untuk mendapatkan layanan Hukum

− Membantu masyarakat untuk mendapatkan perlindungan Hukum

e. Bidang Sosial dan Pelayanan Kesehatan Kepada Masyarakat

Tabel No.05 (Bidang Sosial dan Pelayanan Kepada Masyarakat)

No Bidang Program

1 Bidang Sosial

a. Program Pokok

− Kepedulian terhadap anak yatim piyatu dan kaum dhu’afa’

b. Bentuk Kegiatan

− Pembinaan dan santunan kepada panti yatim piyatu

− Santunan terhadap kaum fakir miskin

− Santuanan Pembinaan pendidikan

c. Pelaksana

− PC NU, PC Muslimat NU dan P.MWC & PR NU

d. Tujuan

− Mengamalkan nilai ajara Islam dalam bidang kasih sayang terhadap

Page 97: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

84

sesama

2 Bidang Kesehatan

a. Program Pokok

− Pelayanan Kesehatan masyarakat NU

b. Bentu Kegiatan

− Menghidupkan kembali/mendirikan Balai Kesehatan NU

− Mengadakan kegiatan Pengobatan gratis

− Penyuluhan terhadap penyakit yang meresahkan masyarakat

− Diklat, pelayanan ksehatan dan kerjasama lintas program baik medis/

non medis

c. Pelaksana

− PC LPK NU dan P.MWC, PR NU, LSM dan Pemerintah

d. Tujuan

− Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat NU

Dari program-program yang telah dicanangkan oleh NU Kota

Semarang sebagaimana di atas, setidaknya penulis dapat mengidentifikasi

program yang dianggap relevan dan dapat dijadikan sebagai penunjang

terlaksananya strategi deradikalisasi agama. Adapun program-program

tersebut adalah:

1). Dalam bidang dakwah

Dalam hal ini NU Kota Semarang yaitu menetapkan suatu

program peningkatan pemahaman Aswaja kepada masyarakat. Selain

peningkatan pemahaman, NU juga melakukan kajian Aswaja baik dari

segi ideologi dan metodologi, agar kualitas pemahaman masyarakat

terhadap aswaja dapat berkembang.

Diantara bentuk kegiatan yang dilakukan adalah seperti:

− Diklat pelatihan Aswaja

− Publikasi hasil tersebut kepada masyarakat

− Bekerjasama dengan stasiun radio dan televisi lokal

Page 98: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

85

2). Dalam bidang pengembangan keagamaan

Penulis memandang bahwa Bahtsul Masa’il yang dilakukan

secara rutin oleh NU Kota Semarang dengan mengangkat tema yang

aktual merupakan bentuk kegiatan yang dirasa sangat relevan. Dengan

kegiatan Bahtsul Masa’il sebagaimana dimaksud, maka persoalan seperti

radikalisasi agama yang ada di Kota Semarang dapat disikapi dan

kemudian diambil suatu tindakan.

3). Dalam bidang kaderisasi

Dalam bidang kaderisasi, pendirian Ranting NU disetiap

Kelurahan dan pendirian Komisariat IPNU-IPPNU di sekolah-sekolah

merupakan program yang dipandang penulis sangat efktif. Hal tersebut

mengingat, adanya ranting NU disetiap Kelurahan dan adanya

Komisariat IPNU-IPPNU disetiap ekolah dapat dijadikan sarana

penyebaran Aswaja di tengah-tengah masyarakat.

4). Dalam bidang advokasi

Radikalisasi agama yang ada di masyarakat ternyata juga

disebabkan oleh faktor sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, maka

program advokasi terhadap kaum buruh dan petani merupakan langkah

strategis dalam membendung radikalisasi yang ada. Dalam program ini,

program yang dicanangkan NU Kota Semarang yaitu seperti

mendampingi perjuangan hak pangan, sandang dan papan bagi

masyarakat

Page 99: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

86

5). Dalam bidang sosial

Dalam bidang sosial, NU Kota Semarang yaitu senantiasa

meningkatkan kepedulian terhadap anak yatim piatu dan kaum dluafa’

melalui berbagai panti asuhan (Darul Khadlonah). Pembinaan dan

santunan terhadap kaum fakir dan miskin dimaksudkan agar kehidupan

mereka dapat ditingkatkan, sehingga radikalisasi yang bisa berasal dari

faktor ekonomi dan kesenjangan sosial dapat diatasi.

Page 100: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

87

BAB IV

STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA

DERADIKALISASI AGAMA

3.5. Radikalisasi dan Deradikalisasi Agama dalam Perspektif NU Kota

Semarang

Dalam kehidupan beragama, seseorang dalam menjalankan prinsip-

prinsip keberagamaanya atau dalam praktik ubudiyah-nya memang tidak bisa

terlepas dari faktor-faktor yang bisa mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut

biasanya dapat bersumber dari dalam diri seseorang (intrinsic factor) ataupun

faktor dari luar dirinya (ekstrinsic factor). Dalam hal ini persepsi80

yang

dimiliki oleh seorang muslim satu dengan lainya yang mempunyai latar

belakang berbeda biasanya akan menimbulkan perbedaan pula dalam

pemaknaan suatu teks Al-Qur’an ataupun Hadits.

Islam sejatinya adalah agama yang memberikan keamanan,

kenyamanan, ketenangan dan ketenteraman bagi semua pemeluknya. Tidak

ada satupun ajaran di dalamnya yang mengajarkan kepada umatnya untuk

membenci dan melukai makhluk lain tanpa adanya suatu alasan yang

dibenarkan oleh syara’. Kalaupun hal tersebut ada, itu adalah bagian kecil

80 Persepsi merupakan tanggapan seseorang yang didapatkan melalui panca indranya.

Dalam hal ini, persepsi seseorang dapat dipengaruhi oleh latar belakang budaya, pengalaman masa

lalu, dan nilai yang dianut. Pada akhirnya persepsi yang merupakan tanggapan terhadap stimulus

dapat menghantarkan seseorang menuju idiologi yang ia anut, yang dalam masalah agama latar

belakang pemahaman yang berbeda biasanya rentan menimbulkan aksi-aksi radikal. Bimo

Walgito, Psikologi Sosial : Suatu Pengantar, (Yogyakarta : Andi Offset, 1990), hlm. 53

Page 101: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

88

dari salah satu upaya pemecahan masalah yang dilakukan oleh umatnya dan

bukan dari ajarannya.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, sudah barang tentu kitab suci Al

Qur’an dan Sunah Rosul diyakini oleh umat Islam sebagai sumber utama

dalam memecahkan semua persoalan yang ada. Pemahaman dan penafsiran

terhadap ayat yang tidak didasari oleh kapabilitas keilmuan yang mumpuni

itulah yang pada akhirnya dapat menyebabkan masalah khilafiyah atau

perbedaan pandangan dalam Islam. Perbedaan pandangan terhadap suatu

pemahaman yang tidak didasari oleh nilai-nilai sosial dan perundang-

undangan yang berlaku tersebutlah yang dapat memperkeruh toleransi

keberagamaan dalam bingkai negara kesatuan.

NU Kota Semarang memahami bahwa Islam adalah agama yang

“rahmatan lil ‘alamin”. Islam adalah agama yang mengayomi dan

melindungi seluruh mahluk yang berada di muka bumi ini. Islam tidak

mengenal adanya istilah pemaksaan kehendak kepada orang lain di dalam

menentukan ideologinya, termasuk di dalamnya adalah praktik menjalankan

ibadah.81

Dalam aktifitas kehidupan, NU Kota Semarang senantiasa

mengajarkan tentang prinsip keseimbangan (tawazun). Hal tersebut

sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:

����"1, 2�3�����4��� ��� �56�",�7�8 $�9��:; /�� ����<�/� �=����� >� �?�:����"8

81 Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Baqoroh ayat 256: “Tidak ada

paksaan dalam agama, sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dengan jalan yang salah, dan

siapa yang tidak percaya kepada thoghut (berhala atau syithan) dan percaya kepada Allah.

Sesungguhnya Dia telah berpegang pada tali yang teguh dan tidak akan putus, dan Tuhan itu

mendengar dan mengetahui” Fathul Bahri, Meniti Jalan Dakwah;Bekal Perjuangan Para Da’I,

(Jakarta: Amzah, 2008), hal.13

Page 102: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

89

Menurut KH. Khadlor Ihsan,82

Islam sudah selayaknya hidup

berdampingan dengan umat beragama yang lain. Islam harus saling

menghargai dan tidak memaksakan kehendak satu sama lain. Islam harus bisa

menghargai tradisi dan budaya lokal yang sudah ada, tidak merasa “benere

dewe”. Menurutnya Islam harus difahami secara komprehensif dan kaffah.

Ditambahkan olehnya, dalam pengambilan kepusuan terhadap suatu

hukum, sudah seharusnya ayat yang akan dijadikan pedoman dikaji secara

kontekstual dan sesuai dengan sabab nuzul ayat. Hal tersebut dimaksudkan

agar dalam penafsiran dan penggunaan terhadap suatu ayat dapat diterapkan

sesuai dengan situasi dan keadaan yang melatar belakanginya. Islam harus

mampu membawa umat menuju kehidupan beragama yang “rukun” dan

“saling menghargai” tidak “saling menyalahkan” dan “menafikan keislaman

orang lain” dan bahkan sampai “mengkafirkan” (takfir) orang lain, tandasnya.

Radikalisme agama yang ada pada intinya merupakan fenomena yang

normal, dikarenakan sudah menjadi fitrah manusia bahwasanya gejala

kejiwaan yang dimiliki oleh masing-masing individu akan berbeda antara satu

dengan yang lain. Dalam hal ini, radikalisasi agama biasanya disebabkan oleh

adanya perbedaan pandangan terhadap persepsi dan cara pandang terhadap

nilai-nilai suatu agama.

82 Drs. KH. Khadlor Ihsan adalah ketua Syuriah NU Kota Semarang periode 2006-2011,

selain menjabat sebagai Syuriah NU, beliau adalah sebagai pengasuh Pondok Pesantren Al-Islah

Mangkang Kulon. Menurutnya perbeda’an ummat yang ada sehingga menimbulkan beberapa

pandangan tentang Islam adalah hal yang wajar. Hal tersebut dikarenakan dalam hadits telah

dikatakan “ikhtilafu ummati rohmah”, bahwasanya perbedaan yang ada diantara masyarakat itu

seharusnya jangan dijadikan pemecah belah, bahkan saling mengkafirkan satu dengan yang lainya,

akan tetapi seharusnya dijadikan rasa saling menghormati dan kasih saying. (Wawancara pada

tanggal 30 April 2012).

Page 103: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

90

KH. Khadlor Ikhsan mengemukakan radikalisme agama yang

menurutnya merupakan suatu “kelumrahan” akan tetapi apabila telah berubah

menuju suatu faham yang bersifat ekstrem, menggunakan motif kekerasan

yang tidak dibenarkan, maka disitulah perlu adanya penanganan dan

dicarikan jalan kelurnya. Menurutnya munculnya faham beragama yang

berhaluan radikal biasanya dibarengi dengan tuntutan penerapan ajaran

agama didalam setiap lini kehidupan. Dalam praktiknya eksistensi suatu

hukum yang diperjuangkanya harus sesuai dengan apa yang tersurat, tanpa

memperdulikan aspek lain.

Faham radikal yang ada biasanya menanamkan pemahaman yang

bertentangan dengan tradisi yang telah ada, dengan membawa ideologi baru

yang sesuai dengan faham yang ia anut. Dalih yang mereka usung adalah

dengan menerapkan ajaran Islam secara utuh (totalistik), pemurnian terhadap

ajaran agama (puritanisme) dan mencoba menerapkan pemahaman tersebut

kedalam semua sendi – sendi kehidupan tanpa mempedulikan latar belakang

dan kultur budaya yang telah ada dalam masyarakat.83

Akan tetapi ketika

ditelusuri, mereka ternyata kurang bisa memahami ajaran Islam secara utuh

dan benar, mereka hanya mengkaji dan memahami dalil dan teks Al-Qur’an

secara literal dan tekstual.

Hal-hal tersebut diatas terbukti yaitu, dalam beberapa kasus yang ada

di kota Semarang, ketika terjadi perbedaan prinsip antara mereka yang

berseberangan faham pastilah mengakibatkan perseteruan. Perseteruan yang

83 Rahimi Sabirin, Islam dan Radikalisme, (Jakarta: Athoyiba, 2004), hal.06

Page 104: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

91

ada tersebut pada akhirnya telah membawa problematika sosial yang lebih

komplek lagi, tidak hanya dalam tataran ideologi yang dianutnya saja akan

tetapi perseteruan tersebut telah sampai pada masalah fisik. Hal tersebut

seperti dituturkankan oleh Bapak Kabul Supriyadi, bahwa faham Islam

radikal di kota Semarang dalam praktiknya yaitu sering menyalahkan tata

ubudiah (peribadatan), mencaci prinsip dan kegiatan kerohanian, yang

dilakukan oleh orang yang tidak sefaham denganya.

Oleh mereka, orang yang melaksanakan tahlilan, mauludan dan

manakiban dianggap telah menempuh jalan Islam yang salah. Dalam

pandangan orang yang berhaluan radikal, aktifitas sebagaimana diungkapkan

diatas haruslah diluruskan. Dalam praktiknya sikap yang mereka tunjukkan

dalam upaya meluruskan orang yang tidak sefaham denganya biasanya

ditempuh dengan berbagai macam cara, termasuk didalamnya yaitu

menggunakan tindak kekerasan.

Dalam sebuah fenomena yang terjadi di Semarang tepatnya di

kecamatan Tembalang sebagaimana diungkapkan oleh Bapak H. Kabul

Supriyadi, SH. M.Hum, ada upaya dari kaum radikalis untuk menghentikan

suatu aktifitas keagamaan yang sudah menjadi tradisi masyarakat. Oleh

mereka, orang-orang yang sering melakukan rutinitas seperti tahlil dan

maulid dianggapnya itu adalah perbuatan bid’ah dan tidak berdasar pada

nilai-nilai keislaman. Upaya tersebut mereka ejawantahkan melalui berbagai

aksi, mulai dari sikap sampai dengan tindakan fisik. Diantara hal yang

dilakukan oleh mereka yaitu seperti mencemooh hingga memadamkan listrik

Page 105: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

92

Mushola dengan tujuan agar aktifitas keagamaan yang dianggapnya salah dan

tidak sesuai dengan faham yang mereka anut tidak bisa dilakuan.84

Menurut Drs. H. Abdul Khalik, M.Pd,85

selaku sekretaris NU Kota

Semarang menyatakan, bahwa radikalisasi agama yang ada di Kota Semarang

biasanya cenderung menentang terhadap tata nilai budaya yang sudah ada.

Orang lain yang tidak sefaham denganya dianggap salah bahkan musuh,

mereka cenderung merasa benar sendiri. Ketika berbicara tentang akhirat,

seolah-olah surga adalah milik kelompoknya sehingga semua aktifitas yang

mereka lakukan selalu dirasa benar.

Menurut beliau dalam beberapa kasus yang ada di Semarang,

doktriner-doktriner yang biasa ditanamkan oleh para radikalis yaitu melalui

pendekatan kaderisasi. Mereka mencoba menanamkan ideologi-ideolagi

mereka di lingkungan sekolah-sekolah yang berlatar belakang umum. Faham

yang mereka tanamkan tersebut diantaranya yaitu tentang konsep Khilafah

(kepemimpinan Islam).

Faham radikal terhadap ajaran agama yang ada di masyarakat

sejatinya telah mengubah pelakunya menuju doktrin yang bertentangan

dengan tradisi yang ada dalam masyarakat. Hal tersebut tentunya dapat

membawa keresahan yang dalam level lebih tinggi dapat menyebabkan

permusuhan dan perselisihan diantara mereka. Sebagai contoh yaitu dalam

84 Kejadian tersebut terjadi di Desa Meteseh Kecamatan Tembalang, dimana setiap

aktifitas keagamaan yang dianggap menyimpang oleh orang yang berfaham “radikal” selalu

dihalang-halangi dan dimusuhi. (wawancara dengan Bp. Kabul Supriyadi, SH, M.Hum, ketua

Tanfidziyah NU Kota Semarang tanggal 04 Mei 2012) 85 Wawancara dengan Bapak H. Abdul Khalik, M.Pd selaku sekteraris tanfidziyah NU

Kota Semarang pada tanggal 03 Mei 2012.

Page 106: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

93

masalah sosial-keagamaan di Kecamatan Tugu, faham radikal telah mencoba

mengaburkan tata nilai budaya yang telah terakulturasi dengan ajaran Islam.

Selanjutnya H. Abdul Khalik menyebutkan pada akhir tahun 2011

yaitu pada bulan oktober terdapat suatu fenomena tentang radikalisme agama

di Kecamatau Tugu. Diilustrasikan olehnya, yaitu dalam kasus tersebut ada

orang yang meninggal dunia, akan tetapi oleh anaknya yang notabene

“berfaham radikal” ia melarang masyarakat melafadzkan dzikir ketika prosesi

pengiringan jenazah ibunya menuju kubur. Dalil yang dijadikan pijakan

argumentasinya yaitu bahwa mengiring jenazah menggunakan bacaan seperti

tahlil dan bacaan-bacaan lain yang sudah lekat dengan ritual masyarakat

dianggapnya tidak terdapat dalam ajaran Islam.

Hal tersebut di atas sejatinya membuktikan, bahwa pemahaman agama

yang dimiiki oleh orang yang berhaluan radikal adalah cenderung kepada

pemurnian ajaran Islam yang dalam hal ini yaitu Islam harus dikembalikan

sesuai dengan Al-Quran dan Hadits. Mereka hanya menganggap ajaran Islam

yang harus diaplikasikan dalam kehidupan hanyalah ajaran yang secara

tersurat memang benar-benar ada dalam Al-Qur’an.

Dalam sisi lain Abdul Khalik menjelaskan, bahwasanya kaum

radikalis sebagaimana dikemukakan diatas pada praktiknya mereka

mengganggap adalah orang yang paling mengerti dan faham tentang ajaran

Islam yang benar. Mereka tidak segan-segan mengecap salah bahkan

menganggap “kafir” terhadap kelompok lain yang tidak sefaham denganya.

Akan tetapi yang ironi, ketika mereka diajak berdialong (bermujadalah)

Page 107: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

94

ternyata mereka hanya menggunakan majalah-majalah dan argumentasi yang

sesuaai dengan buku-buku karangan pimpinanya saja. Ketika disosori kitab

Mu’tabaroh (kitab yang teruji kesahihanya) seperti kitabnya Imam Al-

Qhozali mereka engan berkomentar, jangankan berkomentar membaca dan

memaknai saja mereka tidak bisa.86

Dalam kasus yang sebagaimana disebutkan oleh Abdul Khalik,

anaknya yang menentang pengiringan jenazah orang tuanya menggunakan

bacaan tahlil ketika disodorkan tentang kitab “Riyadlus Sholihin” yang

berisikan tentang tuntunan tata cara merawat jenazah ternyata mereka tidak

bisa memahaminya. Jangankan memahami membaca saja mereka tidak bisa.

Fenomena-fenomena di atas mengindikasikan, bahwasanya kaum

radikalis sekalipun mereka mengklaim dirinya paling benar sendiri, akan

tetapi sejatinya mereka ternyata tidak faham dengan cara pemaknaan ajaran

Islam yang sebenarnya. Dalam pemaknaan tentang ayat Al-Qur’an, indikasi

ketidak fahaman mereka dapat dilihat yaitu dari segi metodologi. Dari segi

metodologi mereka ternyata tidak menguasai kaidah kesastraan arab ataupun

kaidah nahwiyah (gramatikal bahasa arab) yang berlaku. Hal tersebut

membuktikan bahwasanya yang menjadikan ia bersikap radikal dikarenakan

kuatnya ideologi yang mereka anut tanpa bisa menunjukkan dalil dan

argumentasi nalar yang logis.

Kendatipun demikian, sesungguhnya faham radikal yang ada di Kota

Semarang ternyata tidak hanya masuk dalam masyarakat perumahan saja.

86 Fenomena tersebut sebagaimana terlihat dalam diskusi antara MUI dengan FPI tentang

“Konsep Amar Ma’ruf Nahi Munkar”, yang disiarkan di TV One pada Tanggal 12 Mei 2012.

Page 108: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

95

Akan tetapi faham-faham tersebut telah merangsek masuk kedalam institusi

pendidikan dengan doktriner-doktriner tentang “Khilafah” atau sistem tata

Negara secara Islam. Faham tersebut mengajarkan bahwa tata Negara

haruslah disusun sesuai dengan syariat Islam secara struktural penuh, baik

secara individu maupun pemerintahan. Hukum yang dijalankannya pun harus

mengacu pada hukum Islam.

Dicontohkan oleh Abdul Khalik, bahwa di SMA favorit yang telah

berstandar Nasional yang ada di Kota Semarang, ada salah satu muridnya

yang tidak mau melakukan penghormatan kepada bendera merah putih. Hal

tersebut dianggapnya bahwasanya melakukan penghormatan terhadap selain

Tuhan adalah merupakan perbuatan syirik (menyekutukan Tuhan).

Dari kejadian sebagaimana di atas dapat diketahui bahwa pola

kaderisari Islam radikal yang ada di Kota Semarang sejatinya telah menjulur

kepada anak-anak remaja yang notabene mereka adalah panji-panji penerus

bangsa. Ditegaskan kembali oleh Abdul Khalik, kalau melakukan

penghormatan kepada bendera saja telah dianggap melakukan perbuatan yang

menyimpang dari nilai-nilai ajaran Islam yang semestinya, bahkan dianggap

syirik, bisa kita lihat bukankah ketika “mereka” yang beraliran radikal

melakukan ibadah haji, mereka juga menghadap ke Ka’bah apakah itu juga

tidak merupakan hal yang sama? Tandasnya.

NU Kota Semarang sebagai organisasi kemasyarakatan, dalam

penanganan terhadap suatu masalah termasuk di dalamnya tentang

radikalisasi tidak membenarkan adanya upaya dengan jalan kekerasan. Akan

Page 109: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

96

tetapi solusi yang di ambilnya yaitu dengan menelaah kembali terhadap

kajian suatu problematika yang ada di masyarakat dengan melakukan kajian

Bahtsul Kutub (pengkajian dan penelaahan kitab) dari berbagai aspek,

termasuk didalamnya yaitu faktor sebab turunya ayat dan kaidah kasusastraan

arab yang berlaku. Dari kajian-kajian tersebut itulah kemudian memunculkan

jalan “deradikalisasi” yang dirasanya merupakan cara yang tepat dan sesuai

dengan kultur budaya yang ada di masyarakat.

Penanganan terhadap tindakan yang dirasa menyimpang dan

bertentangan dengan falsafah Negara dirumuskan kembali dengan tuntunan

agama yang benar pula. Penulis menganalisa bahwa konsep Amar Ma’ruf dan

Nahi Mungkar yang diterapkan oleh NU adalah sangat ideal dengan keadaan

sosial masyarakat, dimana penanganan kemungkara menggunakan kekuatan

ia serahkan kepada aparat yang berwenang. Hal tersebut tentunya sesuai

dengan Hadits Rosul yang di riwayatkan oleh Imam Muslim yaitu:

@�A B�� >� �C= D=EF� �"�0 G� �� : >� $%I >� @�0= J�K@�L� M%0� B"%� : �N�O3�9�� �P Q�R��1 �S��"� �S�T�"�U�"%�1 V��� �� Q �M ��� �!��= ���

�R��W�/� �X���C�� 5���Y�� B6;�%L6�1 �N�O�39�� �M�� �R��1; B8��9�%6�1 )M%9 S��=( Artinya: “Dari Abi Sa’id Al-Khudri RA berkata: saya mendengar Rosulullah

SAW bersabda: barang siapa diantara kamu melihat kemungkaran,

maka hendaklah merubahnya menggunakan tanganya, kalau tidak

kuasa maka dengan lisanya, kalau tidak kuasa dengan lisanya

maka dengan hatinya, yang demikian itu adalah selemah-lemahnya

iman”. (HR. Muslim).87

87 Imam Muhyiddin Abi Zakariya, Riyadlussolihin; Min Kalami Sayyidil Mursalin,

(Beirut: Daarul Khoir, 1999), hlm.67

Page 110: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

97

Berdasarkah hadits diatas, interpretasi dari tingkatan-tingkatan

kekuatan dalam upaya penegakan kebaikan dilakukan dan disesuaikan dengan

masing-masing pihak yang berhak. Oleh karena itu dalam penanganan

terhadar radikalisme agama bukan jalan kekerasan yang ditempuh, melainkan

dengan pendekatan kontra radikal (deradikalisasi).

Indikasi radikalisasi agama yang ada sebagamana disebutkan diatas,

sejatinya telah mewakili ciri-ciri atau istilah dengan apa yang dinamakan

dengan “Islam radikal” sebagaimana di ungkapkan oleh Umi Sumbulah.

Tentang hal itu ia mengungkapkan bahwasanya gejala-gejala radikalisme

yang ada dalam suatu masyarakat muncul sebagai respon yang berupa

evaluasi, penolakan atau perlawanan terhadap kondisi yang sedang

berlangsung, baik itu berupa asumsi nilai sampai dengan lembaga agama atau

negara.

Radikalisme agama yang ada sejatinya selalu berupaya mengganti

tatanan yang sudah ada dalam suatu masyarakat, dengan sebuah tatanan baru

melalui world view (pandangan dunia) mereka sendiri. Pada level yang lebih

tinggi, kuatnya keyakinan akan ideologi yang mereka tawarkan biasanya

rentan memunculkan sikap emosional yang bisa melahirkan kekerasan.

Radikalisasi agama yang ada di Kota Semarang sejatinya hanya

merupakan sekelompok kecil yang aksinya belum sampai pada taraf yang

dapat mengancam keutuhan, kesatuan dan persatuan negara. Akan tetapi

meskipun demikian, faham-faham radikal yang mulai ditanamkan di sekolah-

sekolah dengan faham khilafah tersebutlah yang patut diwaspadai, dan

Page 111: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

98

ditangani dengan serius, karena hal demikian yang akan menjadi ancaman

yang sebenarnya apabila tidak mendapatkan solusi dan penanganan yang

lebih serius.

Pada intinya radikalisasi agama yang ada ketika dianalisa menurut

teori Martin E. Marty maka didapatkan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Fundamentalisme.

Sebagaimana diketahui, bahwa faham fundamentalisme sejatinya

merupakan faham pemikiran yang mempunyai side-effect (dampak

negatif) yang dapat membawa pelakunya menjadi militan terhadap ajaran

yang dianutnya. Dalam hal ini faham-faham yang ada dalam masyarakat

yang sering menganggap kafir orang yang tidak seidiologi, sering merasa

golonganya yang paling benar, dan dalam menghukumi segala sesuatu

harus dikembalikan pada ajaran agama yang murni, merupakan gejala

radikalisasi agama yang ada di Kota Semarang.

b. Penolakan terhadap hermeneutika.

Hal tersebut dapat dimaknai bahwa kaum radikal cenderung

menolak terhadap suatu tafsir ayat. Mereka hanya mengkaji dan

memaknai ayat apa adanya (tekstualis), kitab suci hanya dimaknai benar

adanya tanpa mempertimbangkan rasionalitas (nalar) dan sabab nuzul

ayat. Fenomena demikianlah yang nampaknya sering terjadi dalam

masyarakat danrentan menimbulkan adanya pertikaian dalam sutu

masyarakat dikota semarang seperti dalam pemahaman hadits tentang

bid’ah.

Page 112: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

99

c. Penolakan terhadap pluralisme dan relativisme.

Hal ini juga yang dikatakan bahwa kaum radikal pada prinsipnya

hanya memandang ajaranya saja yang benar. Dalam pemutusan suatu

hukum, mereka kurang mengabaikan kemajemukan masyarakat yang

ada, mereka enggan menilai faham kelompok lain, melainkan hanya

ajaran yang sesuai dengan apa yang mereka yakini saja yang dianggap

benar.

d. Penolakan terhadap perkembangan historis dan sosiolgis.

Perkembangan ini dinilai oleh kaum radikalis sebagai muara

ketidak sesuaian dalam keberagamaan, mereka menilai bukan Al-Qur’an

yang harus mengikuti nalar, akan tetapi akal-lah yang seharusnya tunduk

dan patuh terhadap semua nilai-nilai Al-Qur’an. Pada tahap tertentu,

ketika nilai-nilai agama sudah tidak lagi diterapkan sesuai dengan apa

yang menjadi pemikiran mereka, masyarakat sudah semakin tidak

karuan, maka muncullah penolakan-penolakan terhadap sejarah yang ada,

berbarengan dengan itu mereka tidak mau menerima Pancasila sebagai

dasar negara dengan segala sejarah dan perjuanganya, akan tetapi konsep

khilafah yang menjadi pikirnya.

Berdasarkan analisa dari teori sebagaimana disebutkan diatas, penulis

mensinyalir bahwasanya radikalisme agama yang ada merupakan suatu

bentuk upaya dari sekelompok masyarakat yang ingin menjadikan Al-Qur’an

dan Hadits sebagai basic values (nilai dasar) dari segala aspek kehidupan.

Page 113: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

100

Dari fenomena-fenomena yang berhasil dihimpun oleh penulis dari

informan, dengan meminjam istilah Rahimi Sabirin dalam “Islam dan

Radikalsme ” dan Umi Sumbulah dalam “Konfigurasi Fundamentalisme

Islam” selanjutnya penulis dapat menginventarisir dan mendeskripsikan

radikalisme agama dalam perspektif NU Kota Semarang sebagai berikut:

a. Radikalisme agama difahami sebagai suatu ajaran dari suatu kelompok

yang selalu membenarkan dirinya sendiri, dan tidak segan-segan

menuduh kafir (takfir) terhadap golongan yang ia tidak sependapat

denganya.

b. Kaum radikalis cenderung merasa sebagai kelompok yang paling

memahami terhadap ajaran agama.

c. Kaum radikalis merupakan golongan yang kurang mengedepankan nilai-

nilai toleransi dan tidak mau menghargai tradisi, pendapat dan keyakinan

kelompok lain.

d. Pada umumnya kaum radkalis muncul dari cara memahami agama yang

tertutup dan tekstual.

e. Kaum radikalis cenderung bersifat revolusioner dan menginginkan

penerapan ajaran Islam secara total (kaffah) dan murni (puritan) dalam

setiap lini kehidupan.

f. Dalam tata Negara, konsep yang mereka usung adalah konsep Khilafah

(kepemimpinan menurut Islam) dan mereka kurang setuju tentang konsep

demokrasi.

Page 114: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

101

g. Dalam mewujudkan ideologinya, mereka berkedok jihad sebagai

pembenaranya dan tidak segan-segan menggunakan cara kekerasan.

h. Radikaisasi agama muncul disebabkan oleh kuatnya ideologi yang

mereka anut. Stimulus yang mereka terima dari doktriner-doktriner

pemimpinya mereka jadikan pedoman yang paling utama. Hal inilah

yang nampaknya menjadikan mereka bersikap ekstrean, tertutup, tidak

mau menerima argument orang lain bahkan disisi lain cenderung

menganggap kafir orang yang berbeda ideologi dengan mereka.

Orang-orang yang beroreintasi pada ajaran agama secara radikal pada

hakikatnya mereka adalah orang-orang yang kurang bisa menghargai

terhadap nilai-nilai perjuangan para leluhur yang telah rela berkorban dan

memperjuangkan kemerdekaan. Konsep Kilafah yang mereka kedepankan,

sejatinya juga merupakan konsep yang kontra-nasionalisme.

3.6. Strategi Dakwah NU Kota Semarang dalam Upaya Deradikalisasi

Agama

NU sebagai jam’iyyah diniyah ijtima’iyyah yang berada di Kota

Semarang adalah bukan merupakan satu-satunya institusi kemasyarakatan

yang ada di Kota Semarang. Akan tetapi ia merupakan bagian dari seluruh

tatanan kehidupan dan tatanan kemasyarakatan yang ada di kota Semarang,

yang tumbuh dan berkembang bersama seluruh lapisan masyarakat Kota

Semarang. Hal tersebut berarti bahwa kedudukan NU Kota Semarang

mempunyai peran ganda baik secara internal organisasi ataupun secara

Page 115: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

102

eksternal dalam upaya penanganan semua problematika kehidupan yang ada

di Kota Semarang.

Peran internal NU Kota Semarang yaitu, NU dituntut untuk dapat

menyelesaikan segala problematika warganya, baik dalam tataran aqidah,

syari’ah akhlak dan masalah ekonomi. Sedangkan dalam lingkup eksternal

dalam menghadapi tatanan masyarakat yang semakin komplek, NU dituntut

untuk memberikan kontribusi dan sumbangsih terhadap konsep pembangunan

keislaman masyarakat yang bercorakkan Islam ala Ahlussunnaah Wal

Jama’ah. Pemahaman keislaman yang berwawasan kebangsaan dalam

kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dibawah pemerintah

Kota Semarang.

Berdasarkan statemen sebagaimana diungkapkan di atas, menurut Drs.

KH. Abdul Khalik, M.Pd selaku sekretaris Tanfidziyah, NU Kota Semarang

didalam menjalankan strategi dakwahnya dituntut untuk mengedepankan tata

norma keorganisasian dan memperhatikan problematika sosial yang sedang

berkembang di Kota Semarang. Dalam hal ini, NU harus senantiasa

mengedepankan pendekatan-pendekatan yang selalu bisa diterima oleh semua

kalangan.

Pendekatan-pendekatan sikap sebagaimana dimaksud merupakan

nilai-nilai dasar NU kota Semarang diantaranya adalah menggunakan sikap-

sikap berikut:

a. Sikap Tawassuth dan I’tidal (moderat, adil dan tidak ekstrim)

b. Sikap Tasammuh (toleransi, lapang dada dan saling pengertian)

Page 116: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

103

c. Sikap Tawazun (seimbang dalam pertimbangan pengambilan keputusan)

d. Amar Ma’ruf Nahi Munkar88

Dalam kehidupan bermasyarakat sikap moderat, toleran, dan

keseimbangan adalah sangat sesuai dengan kultur masyarakat yang ada. Hal

tersebut tiada lain dikarenakan, budaya yang ada pada masyarakat jawa yang

penuh dengan tata krama menuntut adanya etika dan sopan santun, sehingga

sebagaimana yang penulis amati, nilai-nilai NU-lah yang bisa diterima oleh

semua lapisan masyarakat.

Di sisi lain dalam amar ma’ruf nahi munkar, NU selalu menetapkan

dan mengedepankan prinsip-prinsip pencegahan kemungkaran terhadap

aparat yang berwenang. Dalam amar ma’ruf nahi munkar NU tidak turun

tangan sendiri. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh KH. Khadlor

Ihsan (Rois syuriyah 2006-2011), ditempuh sebagai suatu langkah untuk

menghindari adanya hal yang bisa mengakibatkan kekacauan.89

Upaya-upaya yang dilakukan oleh NU Kota Semarang, baik secara

eksplisit ataupun emplisit sebagaimana disebutkan di atas, yang nampaknya

merupakan faktor yang menjadikan NU diterima oleh seluruh lapisan

masyarakat. Adapun strategi dakwah yang diterapkan oleh NU Kota

Semarang dalam upaya deradikalisasi agama dapat didiskripsikan

sebagaimana berikut.

Sebagaimana difahami, bahwasanya strategi merupakan suatu

kerangka atau rencana yang disusun untuk mencapai suatu tujuan (goals),

88 Wawancara yang ke-2, dengan Bapak KH. Abdul Khalik, M.Pd Tanggal 07 Mei 2012 89 Wawancara Tanggal 27 April 2012

Page 117: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

104

dengan mengintegrasikan antara kebijakan-kebijakan (policies) dan tindakan

atau program organisasi. Berdasarkan pada argumentasi teoritis tersebut di

atas, maka yang menjadi strategi dakwah NU Kota Semarang dalam upaya

deradikalisasi agama sebagaimana diperoleh peneliti dari informan adalah

sebagai berikut:

1. Strategi antisipatif atau preventif

Strategi antisipatif atau prefentif merupakan strategi

penanggulangan atau antisipasi dini, agar faham dalam beragama yang

bisa berimplikasi kepada aksi radikal dapat diatasi. Dalam hal ini,

deradikalisasi agama dalam artian meluruskan pemahaman terhadap agama

merupakan suatu keniscayaan bagi NU Kota Semarang. Adapun wujud

strategi antisipatif oleh NU Kota Semarang yaitu seperti penanaman ajaran

akidah, syari’ah dan akhlak di sekolah-sekolah ma’arif dan di pondok

pesantren.90

Dalam merealisasikan programnya, NU Kota Semarang malakukan

upaya diantaranya meningkatkan pemahaman Ahlussunnah Wal Jama’ah

(ASWAJA) kepada masyarakat melalui diklat aswaja, seminar dan

bekerjasama dengan aparat pemerintahan yang dalam hal ini yaitu

Kesbanglinmas tentang pemberian wawasan kebagsaan.

Tindak pencegahan dan pemberian wawasan kebangsaan yang

sampai saat ini dilaksanakan oleh Kesbanglinmas tersebut sejatinya

merupakan upaya preventif penaganan tindak radikal dengan pemberian

90 Wawancara dengan Bapak KH. Syamhudi, M.Pd, Kepala Ma’arif NU Kota Semarang

2006-2011, pada Tanggal 27 April 2012.

Page 118: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

105

dan pengkajian wawasan kebangsaan. Keberhasilan kegiatan tersebut

bermula yaitu dari pengurus NU Kota Semarang yang menjalin kerjasama

dengan TNI/POLRI dan Kesbanglinmas pada tahun 2008.

Adanya komunikasi untuk saling bekerja sama dalam menangani

tindak radikal yang ada seperti realisasi yang telah dilakukan oleh NU

dapat kita fahami bahwasanya kiprah NU dalam upaya merealisasikan

strategi deradikalisasinya merupakan wujud konsistensi diri NU terhadap

komitmen dan loyalitas terhadap keutuhan Negara.

2. Strategi dakwah bil mujadalah hiya ahsan

Sebagaimana diungkapkan oleh Drs. H. Abdul Khalik, M.Pd,

strategi dakwah bil mujadalah dimaksudkan yaitu untuk mengatasi

problematika yang ada di masyarakat.91

Strategi tersebut ditempuh oleh

NU Kota Semarang sebagai upaya penanganan terhadap pemahaman-

pemahaman radikalisme terhadap agama yang sudah masuk dalam

masyarakat. Adapun wujud strategi tersebut sebagaimana kasuistik yang

ada di Kecamatan Tugu Semarang yaitu dengan mengajak berdialog

dengan pihak yang bersangkutan.

Strategi mujadalah yang diterapkan oleh NU kota Semarang

sejatinya bila dianalisa dalah sangat sesuai dengan metode dakwah yang

sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an adalah:

91 Wawancara Tanggal 03 Mei 2012

Page 119: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

106

$yϑÎ6 sù 7π yϑômu‘ z ÏiΒ «!$# |MΖÏ9 öΝ ßγ s9 ( öθs9 uρ |MΨ ä. $à sù xá‹ Î=xî É=ù=s) ø9 $# (#θ‘Òx�Ρ]ω ô ÏΒ

y7 Ï9 öθym ( ß#ôã $$sù öΝ åκ ÷] tã ö�Ï� øótGó™ $# uρ öΝ çλm; öΝ èδö‘ Íρ$x© uρ ’Îû Í4 ö∆F{ $# ( # sŒ Î* sù |M øΒz• tã ö≅ ©. uθtG sù

’ n?tã «!$# 4 ¨βÎ) ©!$# /= Ït ä† t, Î#Ïj. uθtGßϑø9 $#

Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah

lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi

berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari

sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah

ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka

dalam urusan itu kemudian apabila kamu telah membulatkan

tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah

menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. Ali

Imron: 159)

Ayat di atas yaitu mengajarkan seorang yang ingin memberikan

pemahaman terhadap agama, hendaknya ia bersikap halus dan lemah

lembut tidak menggunakan cara-cara yang keras dan kasar. Ketika terjadi

perbedaan pandangan terhadap suatu permasalahan, maka kita harus

memaafannya dan mengajak mereka berdialog (bermusyawarah). Hal

tersebut dimaksudkan agar mereka (mad’u) tidak lari dari kita dan agar

mereka dapat mengerti hakikat yang sesungguhnya tentang pemahaman

terhadap Islam.

3. Strategi pemahaman agama secara kontekstual

NU Kota Semarang merupakan sebuah institusi keagamaan yang

dikenal dengan ajaranya yang moderat dan kontekstual. Dalam hal ini,

sikap kontekstual didalam memahami hukum agama yang dimiliki oleh

NU Kota Semarang sebagaimana diungkapkan oleh Drs. KH. Khadlor

Page 120: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

107

Ikhsan dipandang sebagai suatu strategi yang bisa diterima oleh seluruh

elemen masyarakat.92

Hal tersebut dikarenakan pemahaman agama dengan

memperhatikan sosio-kulturan dan sabab nuzul ayat pasti tidak akan

menetapkan suatu hukum semena-mena. Upaya memahami ayat secara

kontekstual telah diterapkan oleh NU melalui tradisi pesantren-pesantren

yang dkenal dengan kitab Alat-nya (Nahwu dan Shorof).

4. Strategi toleransi dan menghargai nilai budaya

NU yang terkenal dengan ajaran tasammuh (toleransi) dan

penghargaan terhadap nilai-nilai budaya yang ada dalam masyarakat,

menjadi strategi jitu dalam mengatasi masalah radikalisasi agama dalam

masyarakat. Dalam hal ini NU Kota Semarang selalu mengedepankan

prinsip “al Mukhafadotu ‘Ala al Qodim Al Salih Wa Al Akhdzu bi Al Jadidi

al Aslah”, yaitu prinsip menjaga atau mempertahankan tradisi/pola lama

yang masih layak dan mengambil pola baru yang lebih baik dalam suatu

tatanan masyarakat. Corak NU yang selalu bisa beradaptasi dengan kultur

budaya masyarakat secara otomatis menjadi poin tersendiri bagi NU.93

Dalam hal ini penulis menganalisa bahwa konsep tasammuh dan

tawazun yang diusung oleh NU merupakan bentuk ajaran toleransi yang

menghargai nilai-nilai budaya yang ada dalam masyarakat. Dalam hal ini

NU Kota Semarang adalah senantiasa menanamkan ajaran aqidah dan

92 Wawacara pada Tanggal 27 April 2012 93 Statemen sebagai mana dimaksud yaitu terdapat dalam penjelasan wawancara dengan

Drs. Kabul Supriydi, SH, M.Hum sebagai ketua Tnfidziyah NU Kota Semarang pada tanggal 04

Mei 2012.

Page 121: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

108

ideologi Ahlussunnah Wal Jama’ah. Oleh karena itu, sebagaimana yang

kitafahami ajaran Aswaja yang mengedepankan toleransi terhadap

golongan Islam yang mempunyai perbedaan pandangan lain merpakan

solusi penanganan tanpa harus menggunakan jalan kekerasan.

Dalam hubungannya dengan pluralitas agama Islam, NU

menentukan prinsip untuk saling menghormati dan saling mengakui

eksistensi agama masing-masing. Oleh karena itu, NU secara jelas

menegaskan tidak adanya prinsip paksaan dalam beragama, seperti

ditegaskan dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 256, menerangkan :

Iω oν# t�ø. Î) ’Îû ÈÏe$!$# ( ‰s% tt6 ¨? ߉ô© ”�9 $# z ÏΒ Äcxöø9 $# 4 yϑsù ö�à� õ3tƒ ÏNθäó≈ ©Ü9 $$Î/ -∅ÏΒ÷σ ムuρ

«!$$Î/ ωs) sù y7 |¡ôϑtGó™ $# Íο uρó ãèø9 $$Î/ 4’ s+ øOâθø9 $# Ÿω tΠ$|ÁÏ�Ρ$# $oλm; 3 ª!$# uρ ìì‹ Ïÿxœ îΛÎ=tæ

Artinya : “Tidak ada paksaan dalam agama, sesungguhnya telah jelas

jalan yang benar dengan jalan yang salah, dan siapa yang

tidak percaya kepada thoghut (berhala atau syithan) dan

percaya kepada Allah. Sesungguhnya Dia telah berpegang

pada tali yang teguh dan tidak akan putus, dan Tuhan itu

mendengar dan mengetahui”. (QS. Al-Baqoroh:256)94

Dari strategi yang diterapkan oleh NU Kota Semarang, peneliti

menganalisa bahwasanya strategi-strategi sebagaimana dimaksud adalah

strategi kultural yang ada dimasyarakat. Dalam hal ini peneliti dengan

megadopsi konsep pribumisasi Islam seperti yang digagas oleh KH. Abdur

Rahman Wahid adalah sangat sesuai dengan strategi yang diterapkan oleh

94 Fathul Bahri, Meniti Jalan Dakwah;Bekal Perjuangan Para Da’I, (Jakarta: Amzah,

2008), hlm.13

Page 122: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

109

NU Kota Semarang dalam upaya deradikalisasi agama. Meskipun strategi

yang diterapkan tidak sama persis akan tetapi setidaknya terdapat beberapa

poin yang sama. Hal tersebut dapat terlihat pada hal-hal sebagai berikut:

a. Kontekstual

Pemahaman terhadap suatu ajaran agama secara kontekstual

merupakan upaya yang sering dilakukan oleh NU Kota Semarang yang

dalam hal ini yaitu memalui metode pengkajian tafsir dan tata

gramatikal arab seperti yang digalakkan melalui pesantren-pesantren

yang berada dibawah naunganya. Pemahaman yang kontekstual

sejatinya dapat diposisikan agama menjadi suatu ajaran yang shahih li

kulli zaman wal makan (relevan dengan perkembangan zaman dan

tempat).

b. Toleran

Penulis menganalisa sikap toleran yang diterapkan oleh NU

Kota Semarang yaitu tercermin dari ajaran tasammuh-nya. Yang

senantiasa menghargai dan tetap melestarikan budaya lama yang

dipandang masih baik. Hal tersebut tiada lain yaitu prinsip “Al

Mukhafadzotu ‘Alal Qodimissolih Wal Akhdzu Bil jadidil Aslah”.

c. Menghargai tradisi

Dalam hal ini dapat kita lihat sebagaimana ajaran NU yang

senantiasa menjaga dan melestarikan tradisi lama yan masih baik (Al

Mukhafadzotu ‘Ala Al Qodimissolih Wa Al Akhdzu Bi Al Jadidi Al

Page 123: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

110

Aslah). Yaitu prinsip melestarikan budaya lama yang masih baik, dan

mencarikan metode lebih baik yang sesuai dengan keadaan masyarakat.

3.7. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Strategi NU Kota

Semarang dalam Upaya Deradikalisasi Agama

Sudah menjadi suatu keniscayaan bahwa setiap organisasi dalam

menjalankan roda organisasi dan menerapkan kebijakan-kebijakan yang telah

dirumuskan pastilah tidak selalu sesuai dengan apa yang diharapkan. Disisi

lain pasti selalu ada halang rintang dan badai yang menerpanya. Hal demikian

pula yang nampaknya juga terdapat pada organisasi NU Kota Semarang.

Adapun faktor-faktor tersebut sesuai data yang diperoleh dilapangan

antara lain sebagai berikut:

a. Faktor Pendukng

1. NU Kota Semarang pada umumnya memiliki para tokoh Kyai yang

kharismatik dimata masyarakat. Hal tersebut tentunya mendukung

strategi dakwah NU, dikarenakan biasanya masyarakat akan cenderung

menganut sosok Kyai sebagai panutan hidup.

2. NU Kota Semarang memiliki struktural kepengurusan mulai dari

tingkat cabang, hingga ranting. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai alat

unuk menetapkan strategi sampai ke tataran masyarakat bawah.

3. NU Kota Semarang memiliki gedung yang dapat dijadikan sebai tempat

kesekretriatan untuk menyusun program-programnya.

4. NU Kota Semarang menerapkan nilai-nilai moderat yang dapat diterima

oleh semua lapisan masyarakat, disamping itu juga selalu memelihara

Page 124: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

111

tradisi yang baik (Al Mukhafadzotu ‘Alal Qodim Al Solih Wa Al-akhdzu

Bi Al-Jadidil Aslh), sehingga tidak bertentangan dengan nilai-nilai

budaya yang ada di masyarakat.

b. Faktor Penghambat

1. Dalam masalah komunikasi, koordinasi dan konsolidasi antara pengurus

Cabang, MWC dan Ranting masih lemah.

2. Dalam tataran manajerial, pada umumnya pengurus NU masih lemah.

3. Banyaknya pengurus NU yang merangkap jabatan (double job),

sehingga kurang bisa fokus dalam melaksanakan amanat dan tugas yang

diemban.

4. Dalam masalah kaderisasi, biasanya senior kurang bisa mewariskan

budaya organisasi yang telah dikuasainya untuk diajarkan kepada

juniornya.

5. Pada umumnya masyarakat (pengurus, tokoh dan warga) NU sendiri

kurang memiliki disiplin yang tinggi terhadap peraturan organisasi.

6. Pada umumnya para tokoh atau Kyai memiliki sifat ananiyah

(egoisme). Hal tersebut akan berimbas ketika terjadi perbedaan

pandangan maka hanya pendapatnya sendiri saja yang ia anggap benar.

7. Dalam penggalian dana yaitu antara I’anah syahriyah (dana bulanan)

dan I’anah tsanawiyah (dana tahunan), belum bisa berjalan.

Dari data yang diperoleh peneliti sebagaimana diatas, selanjutnya

peneliti mencoba menganalisa terhadap faktor pendukung dan pengambat

Page 125: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

112

implementasi strategi yang kemudian disajikan sebagaimana tabel SWOT

berikut:

Tabel No.06 (Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi

Strategi Dakwah NU)

No Aspek

Internal Eksternal

Kekuatan

(Strengh)

Kelemahan

(Weaknesse)

Peluang

(Opportunities)

Ancaman

(Threats)

1

Kel

embag

aan d

an S

osi

al

- Memiliki

structural dari

cabang

hingga

ranting

- Memilki

banyak majlis

ta’lim diniyah

- Memiliki

banyak

pondok-

pesantren dan

sekolah yang

berbasis NU

- Komunik

asi,

koordinas

i dan

konsolida

si antara

pengurus

Cabang,

MWC

dan

Ranting

masih

lemah

- Manajeril

,pengurus

NU masih

lemah

- Banyakny

a

pengurus

NU yang

merangka

p jabatan

- Kota

Semarang

merupakan

kota industri

dan jasa

- Mayoritas

masyarakat

adalah

pengikut dan

pengamal

ajaran

Ahlussunnah

Wal Jama’ah

• Terdapat

paham

Wahabiyah

dalam

masyarakat

• Kemajuan

zaman telah

memunculka

n faham

Materialistic

, dan

Hedonistic

Page 126: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

113

2

SD

M d

an S

DA

- Memiliki

para tokoh

Kyai yang

kharismatik

dimata

masyarakat

• Memiliki

gedung

sebagai pusat

penyusunan

agenda dan

kegiatan

• Kurang

memiliki

disiplin

yang

tinggi

terhadap

peraturan

organisasi

• Kyai

memiliki

sifat

ananiyah

(egoisme)

.

• Memiliki

kader-kader

yang

menjabat

posisi

strategis

dalam

pemerintahan

• Sumberdaya

yang

semakin

maju

memungkink

an adanya

kriminalitas

yang dapat

menganggu

kader-kader

NU

Dari tabulasi analisa data di atas, dapat diketahui bahwasanya setiap

organisasi termasuk di dalamnya NU, pasti dipengaruhi oleh beberapa faktor

dalam menjalankan programnya. Faktor yang mempengaruhi tersebut bisa

berasal dari lingkungan internal ataupun eksternal yang pada umumnya

meliputi kondisi, situasi, keadaan, peristiwa dan pengaruh-pengaruh yang

berada disekitar organisasi dan memberikan pengaruh terhadap

perkembangan organisasi.

Dari tabulasi analisa di atas, maka faktor penghambat dan pendukung

strategi NU Kota Semarang dapat didiskripsikan sebagai berikut:

1). Analisa Kekuatan – Kelamehan (S-W)

Bila kita analisa dari tabel diatas, sebenarnya NU Kota Semarang

memiliki kekuatan yang sangat strategis seperti para tokoh Kyai yang

kharismatik dimata masyarakat. Kekuatan disini terletak pada kebiasaan

masyarakat yang cenderung menganut sosok Kyai sebagai panutan hidup.

Page 127: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

114

Akan tetapi dalam sisi lain seperti dalam tabel kelemahan, Kyai yang

biasanya memiliki sifat egois akan cenderung membenarkan

pemahamanya sendiri sehingga dinamika organisasi NU dapat terhambat.

Disisi lain NU Kota Semarang yang memiliki struktural

kepengurusan mulai dari tingkat cabang, hingga ranting akan

memudahkan dalam sosialisasi dalam menjalankan programnya. Akan

tetapi banyaknya Double Job oleh masing-masing pengurus dan

komunikasi antar lembaga dan fasilitas perkantoran yang tidak

dimanfaatkan secara optimal akan dapat menghambat kinerja NU itu

sendiri, oleh karena itu yang perlu diantisipasi yaitu bekerja secara

profesinal dan proporsional.

2). Analisa Peluang – Ancaman (O-T)

NU Kota Semarng yang memiliki kader-kader yang menjabat pada

posisi strategis dalam pemerintahan seperti Kemenag dan KUA tentunya

dapat dijadikan sebagai peluang untuk kemaslahatan NU baik dari segi

finansial ataupun aspek lain. Akan tetapi seiring dengan kemajuan zaman

telah memunculkan faham Materialistic, dan Hedonistic, apabila tidak

diwaspadai dengan seksama dapat menyeret kader-kader NU menuju

politik praktis yang tentunya berbahaya karena bertentangan dengan

Khittoh NU itu sendiri.

Dari segi lain Semarang yang merupakan kota yang berbasis

perdagangan dan jasa dengan warganya yang banyak disana dapat

Page 128: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

115

dijadikan sebagai peluang untuk menghimpun dana bagi NU itu sendiri.

Selain itu heterogenitas warga Semarang yang mayoritas berfaham

Ahlussunnah Wal Jama’ah semakin memudahkan NU Kota Semarang

dalam memberikan pemahaman terhadap ajaran Aswajanya. Akan tetapi

ketika kita lakukan analisis dari segi ancaman perkembangan tekhnologi

yang semakin maju memungkinkan menggunakan kemajuan tersebut

sebagai sarana kejahatan seperti Cyber Sex, disisi lain faham Wahabi

yang semakin menjamur juga dapat mengrongrong terhadap ideologi

kader-kader NU. Oleh karena itu sikap antisipatif dan tindak preventif

harus senantiasa dilakukan, juga pengontrolan kader-kader harus terus

ditingkatkan agar ancaman yang mungkin mncul dapat diatasi.

Pada akhirnya kekuatan, peluang, hambatan dan tantangan yang ada

pada NU Kota Semarang sejatinya merupakan keadaan nyata, yang harus

dihadapi dalam menata dan memperjuangkan ideologi NU yang berlandaskan

Islam ala Ahlussunnah Wal Jama’ah dalam rangka menangani radikaisasi

agama yang ada. Oleh karena itu faktor-faktor baik itu yang bersifat positif

atau negatif haruslah dapat dicermati sehingga dari faktor-faktor yang ada

dapat dirumuskan menjadi sesuatu yang bisa diharapkan, sesuai dengan visi

missi dan tujuan NU Kota Semarang.

Page 129: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

116

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Islam sejatinya merupakan agama yang “Rohmatan Lil Alamin”. Ia

senantiasa menjadi pembawa damai bagi manusia dan alam semesta yang ada

di muka bumi ini. Akan tetapi apa jadinya apabila kehadiran Islam malah

menjadikan momok yang menakutkan. Hal tersebut dikarenakan ada oknum

yang berdalih memperjuangkan Islam, akan tetapi hanya dengan cara yang

mereka benarkan tanpa memperdulikan aspek kemanusiaan dan lainya.

Sesuai hasil penelitian tentang strategi dakwah NU Kota Semarang

dalam upaya deradikalisasi agama sebagaimana data yang diperoleh peneliti

di lapangan, maka dalam rangka menjawab permasalahan yang ada, peneliti

dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Radikalisme agama merupakan suatu faham dari suatu kelompok yang

selalu membenarkan dirinya sendiri. Ia merasa sebagai kelompok yang

paling memahami terhadap ajaran agama dan tidak segan-segan menuduh

kafir (takfir) terhadap golongan yang tidak sependapat dengannya. Dalam

konsep dakwahnya, ia kurang mengedepankan nilai-nilai toleransi dan

tidak mau menghargai tradisi, pendapat dan keyakinan kelompok lain.

Hal tersebut muncul dikarenakan cara pendang mereka terhadap agama

hanya dari segi tekstual saja. Kaum radikalis cenderung bersifat

revolusioner, ia menginginkan penerapan ajaran Islam secara murni baik

Page 130: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

117

dari tatanan sosial sampai ke tatanan pemerintahan dengan konsep

khilafahnya. Langkah tersebut mereka tempuh dengan berbagai macam

cara termasuk dengan kekerasan.

2. Dalam mengatasi masalah radikalisasi agama, NU Kota Semarang

senantiasa mengedepankan strategi kontra radikal. Strategi tersebut di

ejawantahkan tidak hanya dalam tataran struktural saja, akan tetapi

secara keseluruhan, melalui semua kultur warganya. Diantara strategi

yang digunakan yaitu dengan cara pencegahan. Strategi pencegahan yaitu

dengan cara menanamkan nilai-nilai aswaja sejak dini kepada generasi

muda. Dalam masyarakat yang sangat plural ini, dalam dakwahnya NU

selalu mengedepankan toleransi, menghargai terhadap tata nilai dan

budaya yang telah ada. Melalui keteladanan dan karismatik para kyai,

NU selalu memberikan contoh yang baik terhadap para warganya.

Mereka menetapkan pola kajian dakwah secara tekstual dan

menggunakan prinsip dialog (mujadalah billati hiya akhsan) di dalam

merespon adanya radikalisme dalam masyarakat.

3. Dalam merealisasikan programnya, NU Kota Semarang ternyata tidak

selalalu berjalan sesuai dengan apa yang di harapkan. Akan terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhinya. Adapu faktor tersebut meliputi:

a. Faktor pendukung

Dalam hal ini, NU memiliki tokoh Kyai-kyai yang kharismatik di

mata masyarakat. Hal tersebut tentunya dapat menjadi pendukung

program yang di canangkan oleh NU itu sendiri. Di sisi lain,

Page 131: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

118

struktural NU mulai dari tingkat cabang hingga tingkat ranting dapat

memudahkan NU di dalam mensosialisasikan programnya. Dalam

bidang dakwah, NU mempunyai majlis ta’lim diniyah, pondok-

pesantren dan sekolah yang berbasis NU. Hal tersebut tentunya juga

memudahkan NU dalam merealisasikan programnya.

b. Faktor penghambat

Diantara penghambat strategi NU yaitu seperti lemahnya

komunikasi, koordinasi dan konsolidasi antara pengurus. Baik itu di

tingkat Cabang, MWC dan Ranting. Dari segi manajerial NU masih

lemah, sehingga terkesan organisasi berjalan apa adanya. Di sisi lain

banyaknya pengurus NU yang merangkap jabatan (double job),

disiplin pengurus yang masih lemah dan sifat ananiyah (egoisme)

yang di miliki oleh para pemimpin yang dalam hal ini yaitu kyai

dapat mengakibatkan kinerja NU tidak bisa maksimal. Hal tersebut

dikarenakan mereka biasanya selalu mempertahankan argumentasi

masing-masing, sehingga kepentingan organisasi di nomor duakan.

5.2. Saran-saran

Setelah melakukan penelitian dan pengkajian sebagaimana mestinya,

penulis menganggap ada beberapa hal yang menjadi catatan guna di adakan

perbaikan. Hal-hal tersebut menyangkut NU Kota Semarang, masyarakat

pada umumnya maupun permasalahan-permasalahan yang berkenaan dengan

radikalisasi agama. Dengan melakukan kajian dan pemahaman yang

mendalam, maka dengan ini penulis memberi saran-saran sebagai berikut :

Page 132: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

119

a. Sesuai dengan visi NU Kota Semarnag yaitu sebagai sebuah orgnisasi

sosial keagamaan yang menjadi wadah tatanan masyarakat yang sejahtera,

berkeadilan dan demokratis atas dasar Islam ahlussunnah wal jamaah, NU

Kota Semarang harus selalu meningkatkan komunikasi, koordinasi dan

konsolidasi antara pengurus. Dalam masalah manajerial hendaknya

dikelola secara baik dan profesional. Adanya dobel jabatan dan sifat

egoisme individu harus di hilangkan. Hal-hal tersebut di atas dimaksudkan

agar apa yang menjadi visi dan misi NU dapat tercapai, serta kehadiran

NU di tengah-tengah masyarakat benar-benar menjadi organisasi yang

mengayomi dan memberikan solusi bagi lingkungan sekitar.

b. Radikalisme agama yang ada sejatinya merupakan ajaran yang amat lekat

dengan masyarakat. Ia bisa menghinggap pada siapapun tidak terkecuali

pada orang-orang yang pintar. Oleh karena itu, pemahaman terhadap

agama hendaknya harus di barengi dengan konteks sosial yang ada. Jangan

mencoba memaknai dan menafsirkan suatu hukum syara’ apabila kita

tidak mempunyai kapabilitas tentangnya. Maka dari itu “Fas ‘Aluu Ahla

Ad-dzikri Inkuntum La Ta’lamun”, bertanyalah pada seorang yang ahli di

bidangnya apabila kita tidak mengetahui.

Pada akhirnya penulis senantiasa memanjatkan rasa syukur yang

terdalam kepada Allah SWT, dengan ucapan “Alhamdulillahi Robbil

‘Alamin” atas limpahan rahmat dan hidayah yang diberikan-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa penulis mengucapkan

banyak terimakasih kepada berbagai pihak, terutama kepada pembimbing

Page 133: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

120

yang dengan penuh keikhlasan dan ketulusan hati telah membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Dengan kebesaran hati, penulis menyadari keterbatasan dan

kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat

membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi tercapainya

perbaikan dan kesempurnan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini

dapat memberikan manfa’at dan barokah bagi diri penulis pada khususnya

dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin

Page 134: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Abdalla, Ulil Abshar. 2007. Menyegarkan Kembali Pemikiran Islam; Bunga

Rampai Surat-surat Tersiar. Jakarta: Nalar.

Abi Zakariya, Imam Muhyiddin. 1999. Riyadlussolihin; Min Kalami Sayyidil

Mursalin. Beirut: Daarul Khoir.

Amirsyah, Dr. 2012. Meluruskan Salah Faham Terhadap Deradikalisasi;

Pemikiran, Konsep, dan Strategi Pelaksanaan. Jakarta: Grafindo Hazanah

Ilmu.

Ahmad, Baso. 2006. NU Studies; Pergolakan Pemikiran antara

fundamentalisme Islam dan Fundamentalisme Neo-Liberal. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Anas, Ahmad. 2006. Paradigma Dakwah Kontemporer ; Aplikasi Teoritis dan

Praktis Dakwah sebagai Solusi Problematika Kekinian. Semarang:

Pustaka Rizki Putra.

A. Partant, Pius, Dahlan M. 2001. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arloka.

Azwar, Saifudin. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Az-Zuhaili, Wahbah. 1991. Al-Tafsiiru Al-Muniiru; fi Al-Aqiidah, wa As-

Syari’ah wa Al-Manhaj. Beirut: Darul Fikri.

Bahri, Fathul. 2008. Meniti Jalan Dakwah; Bekal Perjungan Para Da’I. Jakarta:

Sinar Grafika.

B. Taneko, Soleman. 1993. Struktur dan Proses Sosial, Suatu Peengantar

Page 135: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

Sosiologi Pembangunan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Bawany, A’isyah. 1994. Mengenal Islam Selayang pandang, Terj. Machnun

Husein. Jakarta: Bumi Aksara.

F. Odea, Thomas. 1996. Sosiologi Agama, Suatu Pengantar Awal. Yogyakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

Hadrawi, Nawawi. 1999. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Semarang:

Gajah Mada University.

Hidayatulah, Syarif. 2010. Islam Isme-isme; Aliran dan Paham Islam di

Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ida, Laode. 2004. Kaum Progresif dan Sekularis Baru. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

J Moleong, Lexi. 2006. Metodelogi penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Khamami, Zada. 2002. Islam Radikal; Pergulatan Ormas-Ormas Islam Garis

Keras di Indonesia. Jakarta: Teraju.

Malayu, Hasibuan. 2001. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah,. Jakarta:

Bumi Aksara.

Margono. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rieneka Cipta.

Miftahuddin M. 2001. Perencanaan Strategis Sebagai Organisasi Sosial.

Terjemah :Jhon M Bryson, Strategik Planning For Public And Nonprofit

Organizations; A Guide Strengthering An Sustaining Organizational

Achievent. Cet. IV. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Munir, M. Ilaihi, Wahyu. 2006. Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana.

Page 136: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

Natsir, Mohammad. 2000. Fiqhud Da’wah. Jakarta: Media Da’wah.

Nawawi, Hadari. 2005. Manajemen Strategik; Organisasi Non Profit Bidang

Pemerintahan dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan. Yogyakarta:

Gajahmada University Press.

Pribadi, Abdurrahman Dkk. 2009. Membongkar Jaringan Terorisme. Jakarta:

Abdika Press.

Prasetyo, Eko Dkk. 2004. Memahami Wajah Para Pembela Tuhan. Yogyakarta:

Interfidie.

Pimay, Awaludin. 2005. Paradigma Dakwah Humanis Strategi dan Metode Prof.

K.H. Saefudin Zuhri. Semarang: Rasail.

2006. Metodologi Dakwah; Kajian Teoritis dari Khazanah

Al-Qur’an. Semarang: Rasail.

P. Siagian, Sondang. 1994. Analisis serta Perumusan Kebijaksanaan dan

Struktur Organisasi. Jakarta: CV. Haji Masagung.

Pendidikan Nasional, Departemen. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Ketiga.Jakarta:Balai Pustaka.

Syabibi, M. Ridlo. 2008. Metodologi Ilmu Dakwah; Kajian Ontologis Dakwah

Ikhwan Al-Safa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Rubaidi, A. 2010. Radikalisme Islam, Nahdlatul Ulama; Masa Depan

Moderatisme Islam di Indonesia. Jatim: PWNU Jawa Timur.

Sabirin, Rahimi. 2004. Islam dan Radikalisme. Jakarta: Athoyiba.

Shihab, M. Quraisy. 2002. Tafsir Al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-

Qur’an. Jakarta: Lentera Hati.

Page 137: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

Sanwar, Aminuddin. 1986. Pengantar Ilmu Dakwah. Semarang: Fakultas

Dakwah.

Shihab, Alwi. 2004. Membedah Islam di Barat; Menepis Tudingan Meluruskan

Kesalahpahaman. Yogyakarta : Andi Offset.

Simuh. 1998. Islam dan Pergumulan Budaya Jawa. Bandung: Mizan.

Sulthon, Muhammad. 2003. Desain Ilmu Dakwah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syam, Nur. 2001. Radikalisme dan Masa Depan Agama;Rekontruksi Tafsir

Sosial Agama, dalam M.Ridwan Nasir. Surabaya: IAIN Press.

Sumbulah, Umi. 2009. Konfigurasi Fundamentalisme Islam. Malang: UIN

Malang Press

. 2010. Islam Radikal dan Plularisme Agama: Studi Kontruksi

Sosial Aktivis Hizb al-Tahrir dan Majelis Mujahidin di Malang tentang

Agama Kristen dan Yahudi. Jakarta: BALITBANG RI

Sumardi, Suryabrata. 1992. Metodologi Penelitian. Jakarta:Rajawali Pers.

Sutrisno, Hadi. 1991. Metodologi Research jilid II. Yogyakarta: Andi Ofset.

Sudarto. 1997. Metode Penelitian Filsafat. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Syu’aibi, Ali. 2004. Meluruskan Radikalisme Islam. Ciputat: Pustaka Azhary

Turmudzi, Endang Dkk (ed). 2005. Islam dan Radikalisme di Indonesia. Jakarta:

Lipi Press.

Page 138: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

B. Suber lain

http://www.eramuslim.com/berita/analisa/latar-belakang-munculnya-strategi-

deradikalisasi.htm

http://budisansblog.blogspot.com/2011/11/deradikalisasi-berbasis-

pesantren.html

http://wartapedia.com/nasional/hukum-dan-kriminal/4334-radikalisme-10-jaksa-

siapkansusunan-dakwaan-tersangka-nii.html

http://wartapedia.com/nasional/hukum-dan-kriminal/4334-radikalisme-10-jaksa-

siapkan-susunan-dakwaan-tersangka-nii.html

http://wartapedia.com/nasional/hukum-dan-kriminal/4334-radikalisme-10-jaksa-

siapkan-susunan-dakwaan-tersangka-nii.html

Rizky, Ahmad 2010. dalam: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Volume 14,

Yogyakarta: FISIP UGM

Sidqi, Ahmad dalam “Deradikalisasi Melalui Pesantren” diakses dari

http://budisansblog.blogspot.com/2011/11/deradikalisasi-berbasis-

pesantren.html

Page 139: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

DAFTAR KOSA KATA

Adopsi : Mengutip (buah pikiran)

Aktualisasi : Pelaksanaan, perwujudan

Apresiasi : Penilaian, penghargaan

Aplikasi : Penerapan

Anarkis : Tindakan sewenang-wenang, melawanundang-undang

Asumsi : Praduga, anggapan sementara

Bid’ah : Perkara baru, penyimpangan paham terhadap aturan syara’

Cultural : Budaya masyarakat

Destruktif : Bersifat merusak, pekerjaan yang merusak

Depolitisasi : Penghapusan kegiatan politik

Depopulasi : Pengurangggan penduduk

Ekspresi : Ungkapan, pernyataan

Eksklusif : Bersifat tertutup, terpisah dengan yang lain

Ekstrem : Perbedaan yang besar, keras, fanatik

Entitas : Wujud sesuatu, yang nyata

Etimologis : Secara istilah

Efektivitas : Ketepatan

Efisiensi : Kecermatan, kerapian

Eksistensi : Keberadaan

Estafet : Bersambung, berantai

Esensi : Pokok, intisari

Fanatik : Kolot, terlampau kuat memegang keyakinan lama

Fundamentalisme : Faham kepanutan, teguh pada pokok ajaran kepercayaan

Fragmen : Nukilan, bagian dari pengalaman manusia

Gap : Kesenjangan, ganjalan

Harmonisasi : Selaras, serasi

Hermeneutika : Kajian secara kontekstual, tafsir

Hegemoni : Keunggulan suatu Negara, politik

Page 140: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

ii

Humanis : Kemanusiaan, rasa perikemanusaaan

Include : Tergolong, masuk ke dalam

Implementasi : Penerapan, pelaksanaan

Interaksi : Hubungan timbal balik

Interdependensi : Rasa Bergantungan satu dengan yang lain

Identifikasi : Pengenalan, pembuktian sama

Interpretasi : Penafsiran, perkiraan

Intoleran : Sikap menolak pendapat orang lain, tidak toleran

Intervensi : Campur tangan

Ideology : Asas haluan, pandangan hidup dunia

Inhern : Menyatu, berhubungan erat

Jizyah : Pajak, upeti

Jumud : Kaku, kolot

Justifikasi : Pengadilan, penghukuman terhadap sesuatu

Kaffah : Keseluruhan, total

Kafir dzimmi : Orang kafir yang terjaga darahnya (tidak boleh diperangi)

Kafir harbi : Orang kafir yang halal darahnya (boleh diperangi)

Khalifah : Khalifah, pemimpinan dalam Islam

Khawarij : Golongan yang keluar dari Ali dan Muawiyah

Kolektif : Terpadu, secara bersama-sama

Konvensional : Secara adat kebiasaan, secara kesepakatan

Kompleksitas : Kemajemukan

Konseptual : Sesuai ide pokok

Legitimasi : Pembenaran

Liberalisme : Partikeliar, faham yang menekankan kebebasan individu

Manhaj : Jalan, pikiran

Mauludan : Kegiatan dalam rangka memperingati dan mengagungkan

kelahiran Nabi Muhammad SAW

Manakiban : Kegiatan dalam rangka memperingati para Wali Alla

Marjinal : Terpojokkan, terpinggir

Manifestasi : Penjelmaan, pembuktian

Page 141: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

iii

Oreientalis : Ahli Barat yang mempelajari budaya Timur

Ortodok : Ajaran murni, kuno, kolot

Ortodoksi : Penerapan secara teguh ajaran lama atau murni

Otentitas : Asli, murni, dapat dipercaya

Otoritarian : Kepatuhan mutlak

Oligarki : Kapitalis, bangsawan

Persepsi : Pengamatan, daya memahami

Progresif : Meningkat, maju

Puritan : Murni, asli, ajaran asli

Perspektif : Pandangan, tinjauan

Pluralis : Kemajemukan

Radikal : Keras, kokoh, tajam

Refleksi : Renungan, pertimbangan, pemikiran

Represif : Menekan, menghambat

Rezim : Pemerintahan

Relativisme : Pandangan bahwa kebenaran itu tergantung waktu dan

tempat, tidak ada kebenaran mutlak

Statemen : Pernyataan

Sekuler : Besifat keduniaan, kebendaan

Spesifik : Khusus

Strategi : Ilmu Siasat untuk mencapai sesuatu

Subordinasi : Penggodaan, penyuapan

Taklif : Melimpahkan tugas, orang yang terkena hukum syara’

Tasammuh : Toleransi

Tawassut : Moderat, jalan tengah

Transformasi : Perubahan bentuk

Tahlilan : Kegiatan/seremonial membaca ayat-ayat al-Qur’an dan

kalimah toyyibah secara bersama-sama

Page 142: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Mas’udan

NIM : 081311006

Tempat / tgl. lahir : Batang, 03 Agustus 1984

Alamat Asal : Ds. Wonosari Rt. 09 Rw. 04 Kec. Bawang Kab. Batang

Jenjang Pendidikan : Formal

- SDN Wonosari 02

- MTs. Hasyim Asy’ari Wonosari Bawang

- MA Darul Amanah Sukorejo Kendal

- IAIN Walisongo Semarang Fakultas Dakwah

Non Formal

- LP. Ma’arif Darul Ulum Wonosari Bawang

- Madrasah Mamba’ul Falah Parakan Temanggung

- Pon.Pes. Al-Hidayah Wonosari Bawang

- Pon.Pes. Kyai Parak Bambu Runcing Temanggung

Pengalaman Organisasi:

- Himpunan Mahasiswa Jursan (HMJ) Manajemen

Dakwah (Sekretaris)

- Senat Mahasiswa Fakultas (Ketua)

- Komisi Pemilihan Mahasiswa (KPM) IAIN Walisongo

(Bendahara)

- Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh (LAZIS)

Walisongo (Wakil Sekretaris)

- Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh Nahdlatul

Ulama (LAZIS NU) Kota Semarang (Div.

Foundrasing)

- Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kota

Semarang (Div. Pengkaderan)

- Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

Komisariat Walisongo (Div. Pengkaderan)

Page 143: STRATEGI DAKWAH NU KOTA SEMARANG DALAM UPAYA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--masudan... · salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

harap maklum adanya.

Mas’udan