^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

270
PENERAPAN TEOW UTILITAS SEBAGAl ALAT BANTU DA1AM ANALISIS RISIKO BIAYA PEKERJAAN KONTRAKTOR UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUS^ PEWVARAN UIl 57SWOC£D/CXD/ PEHPUSTA H. A TGL 7ER1MA : .. NO. JUDiL : .. TesisS2 no. :nv. : -- ProgiamStucli Master TeknikSipiT v^-~ KoBerteaMaraymienKOTStruka ^ islam ; II 133 &m$t& !i !' Nama : AmriSudarwibov\o No.MHS. : 00914009 MRM : 000051013114130009 PROGRAM STIJDIMAGKIER1EKNIK HPIL PROGRAM PASCASARIANA-UMVERSTTAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2002

Upload: others

Post on 25-Jul-2022

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

PENERAPAN TEOW UTILITAS SEBAGAl ALAT BANTUDA1AM ANALISIS RISIKO BIAYA PEKERJAAN KONTRAKTOR

UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUS^ PEWVARANUIl

57SWOC£D/CXD/

PEHPUSTA

H. A

TGL 7ER1MA : ..

NO. JUDiL : ..

TesisS2no. :nv. : --

ProgiamStucliMasterTeknikSipiT v ^ - ~KoBerteaMaraymienKOTStruka

^ islam ;

II133

&m$t&!i !'

Nama : AmriSudarwibov\o

No.MHS. : 00914009

MRM :000051013114130009

PROGRAM STIJDIMAGKIER1EKNIK HPILPROGRAM PASCASARIANA-UMVERSTTAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2002

Page 2: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Halaman Pengesahan

PENERAPAN TEORI UTILITAS SEBAGAl ALAT BANTU

DALAM ANALISIS RISIKO BIAYA PEKERJAAN KONTRAKTORUNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENAWARAN

Yangdiajukanoleh:

Nama : AmriSudarwibowo

NaMHS : 00914009

MRM : 000051013114130009

Tdahdipaiksadandisdiguioleh:

DRIr.HLuflTfiHasan,MS. _~~i*^

O^k^DoeenPenfambmgl Tar^l:ir/..W./....^^.

Ir. Selyo Winamo, MT.

DosenRntobingll Tan^: ty tyJ-W°Z-

Page 3: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Ill

Tesisberjudul

PENERAPAN TEORI UTILITAS SEBAGAl ALAT BANTU

DALAM ANALISIS RISIKO BIAYA PEKERJAAN KONTRAKTORUNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENAWARAN

Yangdipasiapkandandisusmoleh:

Nama Amri Sudarwibov\o

NaMHS. 00914009

MRM 000051013114130009

tdahdipertahankandi depanEtewanPenguji

padatanggaldandinyalakantelahiTieniaTuhi syatatuntukditOTTia

SiisunanDevvanPenguii

DosenPembimbingI DosenPembimbingll DosoiPengMJi

DRfcHUAfiHasaT^MS. ^§)finamo,MT. fcHTadjuddml3MA,MS.

Yo©akarta,.....'.A..0.7:...r.^::...

Univasitas IslamIndonesia

PnogramPascasarjana

Direktur,

/Vft- -~

%\ ••'\\-

\\ .\ •. PaifDR.HT3ahlanThaib,SH,MSi

X;,

V

Page 4: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

IV

ABSTRAKSI

Keputusan kontraktor untuk menawar mempunyai kemungkinan menangatau kalah. Kemungkinan menang atau kalah dipengaruhi oleh banyak faktor.Salah satu diantaranya adalah risiko (proyek) konstruksi yang akan berubah setiapsaat seperti terlihat dan penelitian Rozbeh Kangari (1995) dan The American Society ofCivil Engineering (1979). Dalam prakteknya, biasanya analisis keputusanmenjadi satu-kesatuan dengan nilai bahwa seseorang atau organisasi berada dalamkondisi menanggung konsekwensi. Im secara bersama-sama menunjukkan kepadasebuah fungsi preferensi, dimana hams dihubungkan dengan risiko.

Berdasarkan dari penjelasan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untukmembuat model keputusan untuk penawaran (proyek) konstruksi, dimana adalahtergantung pada fungsi preferensi seseorang, terutama dengan teori utilitas. Modelkeputusan akan diformulasikan dengan data dan hasil survei, dokumen proyek,dan pendapat ahli, kemudian disusun menjadi sebuah bagan alir termasuk petun-juknya (sebagai sebuah model proses).

Sebuah model keputusan, yang telah dibuat, masih membutuhkan masukan-masukan dari pengguna, dalam kaitannya dengan kompleksitas permasalahanbidang konstruksi (proyek) yang diteliti. Model itu kemudian diujicobakan padakonstruksi bangunan (gedung) di Kota Surakarta dan Sukoharjo. Hasilnya menunjukkan bahwa kontraktor cenderung menjadi lebih menyukai risiko, dimana ditun-jukkan oleh kurva utilitas dalam Gambar 5.108 sampai 5.111 dan kurva sensitivi-tasnya.

Page 5: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

ABSTRACT

A contractor's decision of bidding has a win and loose probabilities.Probability ofwins (PiV) or loose '(P,) is influenced by manyfactors. One ofthemis a construction risk that will change timely as showed by Rozbeh Kangari \s(1995) and The American Society ofCivil Engineerings (1979) research. In practice, decision analysis is routinely integrated with value that a person or organization places on consequences. These are collectively referred to as preferencefunction, which must deal with risk.

Base on that explanation above, objective ofthis research is to arrange thedecision model for construction bidding, which is depend on a person's preference function, especially with utility theory. The decision model will be formulated with data from survey, project document, and expert's opinion, then arranged becoming aflowchart including the guidance (as aprocess model).

The decision model, which is created, is still need inputs from users associated with the construction complexity, which is observed. That model is then exercised on building constructions in the Surakarta and Sukoharjo City. The resultshows that contractors are inclined to be risk preference, which is showed by utility curve in the Figure 5.108 to 5.111 and it's sensitivity curve.

Page 6: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

VI

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Puji Syukur kepada Allah SWT atas segala Inayah dan Rahmad-Nya sehingga tesis dengan judul Penerapan Teori Utilitas Sebagai Alat Bantu Ana-

lisis Risiko Biaya Pekerjaan Kontraktor Untuk Pengambilan Keputusan

Penawaran ini dapat kami selesaikan.

Tesis ini dilandasi pemikiran bahwa dalam melaksanakan kegiatan usahanya

kontraktor selalu diliputi oleh risiko dengan tingkat probabilitas yang tidak sama.

Eksistensi risiko cenderung merugikan, sehingga diperlukan antisipasi sebelum-

nya dengan tindakan manajemen risiko.

Dalam pengambilan keputusan penawaran kontraktor sering mendasarkan

pada intuisi bisnisnya sehingga tidak dapat mengetahui berbagai kemungkinankejadian (state of nature) dari keputusan tersebut. Untuk itu diperlukan suatumodel pengambilan keputusan dalam risiko yang mampu menggambarkan situasi

keputusan lebih detail, dalam tesis ini merupakan sebuah "model proses" pengambilan keputusan penawaran dengan teori utilitas. Parameter keputusan dalam"model proses" ini adalah parameter tunggal, yaitu tingkat keuntungan (profita-

bilitas).

Dengan "model proses" ini kontraktor dapat melihat tingkat utilitasnya ter-

hadap keputusan yang dipilih, baik keputusan menawar atau tidak menawar serta

sensitifitas dari nilai penawarannya. Yang demikian diharapkan mampu memberi-

kan gambaran situasi keputusan penawaran lebih detail sehingga tingkat keuntun

gan {profitability) yang didapat dari keputusan tersebut lebih mendekati kebena-

ran.

Tesis ini dalam prosesnya banyak melibatkan berbagai pihak, untuk itu

dalam kesempatan ini pula kami haturkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas

segala bantuannya kepadayangterhormat:

Page 7: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

VII

1. Bapak Prof. DR. H. Dahlan Thaib, M.Si., selaku Direktur Program Pascasar-jana Universitas Islam Indonesia beserta staf.

2. Bapak Ir. H. Sarwidi, MSCE., Ph.D., selaku Ketua Program Magister TeknikSipil Universitas Islam Indonesia beserta staf.

3. Bapak DR. Ir. H. Luthfi Hasan, M.S., selaku Dosen Pembimbing I.4. Bapak Ir. Setyo Winarno, M.T., selaku Dosen Pembimbing II yang merupakan

Dosen Pembimbing pengganti.

5. Bapak Ir. Herlambang Sri Susiswo, M.Sc, selaku Pembimbing II yang karenastudinya tidak dapat membimbing hingga selesai.

6. Bapak Ir. H. Tadjuddin BMA., M.S., selaku Dosen Penguji.7. Staf Pengajar pada Program Magister Teknik Sipil Universitas Islam Indone

sia.

8. Karyawan dan karyawati Pusat Perpustakaan Universitas Islam Indonesia.9. Karyawan dan karyawati Perpustakaan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Universitas Islam Indonesia.

10. Karyawan dan karyawati Perpustakaan Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia.

11. Karyawan dan karyawati Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas IslamIndonesia.

12. Karyawan dan karyawati Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Islam In

donesia.

13. Karyawan Perpustakaan Jurusan Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada.14. Pengurus dan Anggota Gapensi Kota Surakarta, Kabupaten Klaten, Kabupaten

Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar,Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Boyolali, yang berkenan menjadi respon-den dalam penelitian ini.

15. Pemimpin Proyek Kampus UNS, PT Bukit Mulia Jaya Estate selaku pelaksanaProyek Kantor dan Gudang Djarum, PT Pondok Solo Permai selaku pemilikProyek RUKAN Solo Baru, dan PT Pembangunan Perumahan selaku pelaksana Proyek USS yang telah berkenan memberikan data-data dan gambar ren-cana / gambar pelaksanaan untuk contoh proyek penelitian tesis ini.

Page 8: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Vlll

16. Seluruh keluarga yang selalu memberikan bantuan moril maupun spintuil.17. Teman-teman mahasiswa Program Magister Teknik Sipil Universitas Islam

Indonesa, serta pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu dalam

kesempatan ini.

Semoga segala bantuan yang telah Bapak / Ibu / Saudara/i berikan menjadiamal ibadah dan mendapatan balasan dari Allah SWT.

Terhadap hasil tesis ini kami harapkan bermanfaat khususnya bagi kontraktor, yang dapat digunakan sebagai salah satu alat pengambilan keputusanpenawaran. Namun demikian kami juga menyadari bahwa tesis ini masih terdapatkekurang sempumaan, untuk itu kritik dan saran yang konstruktif akan diterimauntuk perbaikan di masa datang. Akhirnya segala sesuatunya kami serahkankepada Allah SWT. Amien.

Billahit Taufiq Wal Hidayah,

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, Agustus 2002

Hormat kami,

Amri Sudarwibowo

Page 9: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PENGESAHAN

ABSTRAKSI

ABSTRACT

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

i

ii

iii

iv

v

vi

ix

xii

xix

1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Tujuan Penelitian 4

1.4 Lokasi Penelitian 4

1.5 Lingkup Penelitian 41.6 Batasan Penelitian 5

1.7 Keaslian Penelitian 5

1.8 Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1 Umum 8

2.2 Risiko 9

2.3 Keputusan 13

2.4 Teori Utilitas 15

IX

Page 10: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV LANDASAN TEORI

4.1 Umum

4.2 Risiko Proyek Konstruksi 204.3 Manajemen Risiko 214.4 Pengambilan Keputusan 224.5 Teori Utilitas 23

4.5.1 Bentuk Fungsi Utilitas 23

4.5.2 Penggunaan Fungsi Utilitas 25

4.6 Keputusan Dalam Risiko Untuk Penawaran Pekerjaan

Kontraktor Dengan Teori Utilitas 25

BAB V DATA DAN ANALISIS 345.1 Risiko Kontraktor 34

5.2 Model Penelitian Analisis Risiko Kontraktor Untuk Pe

ngambilan Keputusan Penawaran Dengan Teori Utilitas 36

5.2.1 TahapPertama 37

5.2.2 Tahap Kedua 38

5.3 Uji Model Pada Beberapa Proyek 385.3.1 Proyek Yang Ditinjau 385.3.2 Perhitungan Penerapan Model 44

5.3.2.1 Kualifikasi K, 44

5.3.2.2 Kualifikasi M2 93

5.3.2.3 Kualifikasi Mi I55

5.4 Kurva Fungsi Utilitas dari Uji Model 218

5.4.1 Contoh Proyek 1 218

5.4.2 Contoh Proyek 2 218

5.4.3 Contoh Proyek 3 219

544 Contoh Proyek4 219

5.5 Kurva Sensitivitas dari Hasil Uji Model 224

17

20

20

Page 11: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

5.5.1 Contoh Proyek 1 224

5.5.2 Contoh Proyek 2 224

5.5.3 Contoh Proyek 3 225

5.5.4 Contoh Proyek 4 225

5.6 Analisis Keputusan Penawaran 225

5.6.1 Contoh Proyek 1 225

5.6.2 Contoh Proyek 2 226

5.6.3 Contoh Proyek 3 226

5.6.4 Contoh Proyek 4 226

5.7 Distribusi Kurva Utilitas dan Sensitivitas 227

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 229

7.1 Kesimpulan 229

7.2 Saran 230

XI

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xxn

Page 12: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Gambar 1.1

Gambar 3.1

Gambar 4.1

Gambar 4.2

Gambar 4.3

Gambar 4.4

Gambar 4.5

Gambar 5.1

Gambar 5.2

Gambar 5.3

Gambar 5.4

Gambar 5.5

Gambar 5.6

Gambar 5.7

Gambar 5.8

Gambar 5.9

Xll

DAFTAR GAMBAR

Pohon keputusan kontraktor dalam penawaran 3

pekerjaan

Baganalir metode penelitian 18

Utilityfunction andassociated risk preferences 24

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-a). 29

as-aRPh u(b) + P.a u(-a) ----- u(+c)

Fungsi utilitas untuk keputusanpenawaran 30

Pohon keputusan pada situasi keputusan 31

Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 33

probabilitas memenangkan

Flow chart model pengambilan keputusan untuk 37

penawaran pekerjaan kontraktor dengan teori

utilitas

Proyek Pembangunan Gedung VI Fakultas Tek- 39

nik UNS

Proyek Gudang, Kantor, Mess dan Bangunan 40

Service Djarum Solo

Proyek RUKAN 3 Lantai : CA 41

Proyek Peningkatan Sarana Pendidikan Yayasan 42

Sahid Jaya

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-3,75). 45

a<r<iR P2,s u(2,5) + P.3,75 u(-3,75) = u(+7,5)

Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 46

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-3,75). 47

as~aRP7,5 u(7,5) \ P.3J5 u(-3,75) - u(\ 7,5)

Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 49

Page 13: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Gambar 5.10

Gambar 5.11

Gambar 5.12

Gambar 5.13

Gambar 5.14

Gambar 5.15

Gambar 5.16

Gambar 5.17

Gambar 5.18

Gambar 5.19

Gambar 5.20

Gambar 5.21

Gambar 5.22

Gambar 5.23

Gambar 5.24

Gambar 5.25

Gambar 5.26

Gambar 5.27

Gambar 5.28

XIII

Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 51

probabilitas memenangkan

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-3,75). 53

airaR Pn,5 u(12,5) f P.3,75 u(-3,75) - u(\ 7,5)

Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 54

Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 57

probabilitas memenangkan

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-6,25). 58

as-aRP2i5 u(2,5) + P.6,25 u(-6,25) - u(+7,5)

Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 59

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-3,75). 61

as~ciR Pi7,s u(17,5) + P.3,75 u(-3,75) - u(+12,5)

Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 62

Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 64

probabilitas memenangkan

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-3,75). 66

asrciR Pi7,s u(17,5) +• P.3,75 u(-3,75) = u(+12,5)

Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 67

Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 69

probabilitas memenangkan

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-3,75). 71

a<r*RPj2,5 u(12,5) + P.3,75 u(-3,75) - u(+12,5)

Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 72

Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 74

probabilitas memenangkan

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-l,25). 76

as~aR P12,5 u(12,5) i P.U5 u(-l,25) = uO 12,5)

Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 77

Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 79

probabilitas memenangkan

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-3,75). 81

Page 14: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Gambar 5.29

Gambar 5.30

Gambar 5.31

Gambar 5.32

Gambar 5.33

Gambar 5.34

Gambar 5.35

Gambar 5.36

Gambar 5.37

Gambar 5.38

Gambar 5.39

Gambar 5.40

Gambar 5.41

Gambar 5.42

Gambar 5.43

Gambar 5.44

Gambar 5.45

Gambar 5.46

Gambar 5.47

XIV

as-aRPi2,5 u(l2,5) f P.3,75 u(-3,75) - u(+17,5)

Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 82

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-l,25). 83

as~aRPI7Ju(17,5) 4 P_u5u(-1,25) u(\ 17,5)

Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 85

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-l,25). 86

as~aRP17,5u(17,5) + P.us u(-l,25) - u(+17,5)

Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 87

Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 89

probabilitas memenangkan

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-l,25). 91

ar~aR P7J u(7,5) + P.U5 u(-l,25) = u(±17,5)

Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 92

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-12,5). 94

as-aRPus u(12,5) + P.3,75 u(-3,75) - u(+12,5)

Fungsi utilitas untuk keputusanpenawaran 95

Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 97

probabilitas memenangkan

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-I2,5). 99

as-aRP12.5 u(12,5) + P.3,7S u(-3,75) = u(+12,5)

Fungsi utilitas untuk keputusanpenawaran 100

Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 103

probabilitas memenangkan

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-12,5). 104

a<raR Pj2,5 u(12,5) + P.3J5 u(-3,75) - u(+ 12,5)

Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 105

Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 108

probabilitas memenangkan

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-12,5). 110

as~aRP12,5 u(l2,5) * P.3,75 u(-3,75) - u(+12,5)

Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 110

Page 15: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Gambar 5.48

Gambar 5.49

Gambar 5.50

Gambar 5.51

Gambar 5.52

Gambar 5.53

Gambar 5.54

Gambar 5.55

Gambar 5.56

Gambar 5.57

Gambar 5.58

Gambar 5.59

Gambar 5.60

Gambar 5.61

Gambar 5.62

Gambar 5.63

Gambar 5.64

Gambar 5.65

Gambar 5.66

XV

Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 113

probabilitas memenangkan

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-ll,25). 114

as~aRP2l5u(22,5) i P.1U5 u(-l 1,25) u(\12,5)

Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 116

Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 118

probabilitas memenangkan

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-ll,25). 119

a^aRP2l5u(22,5) <- P.n,25 u(-l 1,25) -u(+12,5)

Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 121

Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 123

probabilitas memenangkan

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-6,25). 125

as~aR P22,5 u(22,5) + P.6,25 u(-6,25) - u(+12,5)

Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 126

Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 128

probabilitas memenangkan

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-6,25). 130

as-aR P,2,5 u(12,5) + P.6J5 u(-6,25) - u(\ 12,5)

Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 131

Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 134

probabilitas memenangkan

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-8,75). 135

ar~aR PI2,5 u(12,5) + P.8J5 u(-8,75) =- u(+7,5)

Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 136

Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 139

probabilitas memenangkan

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-8,75). 140

as-aR P12,s u(12,5) + P.8J5 u(-8,75) - u(+ 7,5)

Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 142

Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 144

Page 16: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

XVI

probabilitas memenangkan

Gambar 5.67 Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-8,75). 145

as-aR P12J u(12,5) + P.H,75 u(-8,75) ~ u(+7,5)

Gambar 5.68 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 147

Gambar 5.69 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 149

probabilitas memenangkan

Gambar 5.70 Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-8,75). 151

a<raR P7,5 u(7,5) f 1\75 u(-8,75) - u(* 7,5)

Gambar 5.71 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 152

Gambar 5.72 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 155

probabilitas memenangkan

Gambar 5.73 Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-3,75). 156

cutvr P7,s u(7,5) + P.3,75 u(-3,75) = u(< 12,5)

Gambar 5.74 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 157

Gambar 5.75 Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-3,75). 159

as~aR P12.5 u(12,5) + P.3<75 u(-3,75) = u(+12,5)

Gambar 5.76 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 160

Gambar 5.77 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 163

probabilitas memenangkan

Gambar 5.78 Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-l,25). 164

as~aR PI2.s u(12,5) + P.U5 u(-l,25) = u(\12,5)

Gambar 5.79 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 165

Gambar 5.80 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 168

probabilitas memenangkan

Gambar 5.81 Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-l,25). 169

as-aR Pll5 u(17,5) + P.us u(-l,25) = u(+12,5)

Gambar 5.82 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 170

Gambar 5.83 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 173

probabilitas memenangkan

Gambar 5.84 Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-ll,25). 174

as-aRP75 u(7,5) + P.1U5 u(-ll,25) = u(+7,5)

Page 17: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Gambar 5.85

Gambar 5.86

Gambar 5.87

Gambar 5.88

Gambar 5.89

Gambar 5.90

Gambar 5.91

Gambar 5.92

Gambar 5.93

Gambar 5.94

Gambar 5.95

Gambar 5.96

Gambar 5.97

Gambar 5.98

Gambar 5.99

Gambar 5.100

Gambar 5.101

Gambar 5.102

Gambar 5.103

XV11

Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 176

Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 178

probabilitas memenangkan

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-11,25). 179

asr^RPa, u(12,5) + P.„,25u(-11,25) -u(\7,5)

Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 181

Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 183

probabilitas memenangkan

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-6,25). 184

as-aRP75u(7,5) t P_6,25u(-6,25) - u(+7,5)

Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 186

Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 189

probabilitas memenangkan

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-3,75). 190

as-aRPl2,5 u(12,5) i P.3,75 u(-3,75) = u(\ 7,5)

Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 192

Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 194

probabilitas memenangkan

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-3,75). 196

as-aRP7J u(7,5) + P.3,75 u(-3,75) = u(+2,5)

Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 197

Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 200

probabilitas memenangkan

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-3,75). 201

as-aR P7J u(7,5) 1 P.3,75 u(-3,75) = u(\ 2,5)

Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 203

Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 205

probabilitas memenangkan

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-3,75). 206

asraR P7,5 u(7,5) + P.3,75 u(-3,75) = u(+2,5)

Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 208

Page 18: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Gambar 5.104

Gambar 5.105

Gambar 5.106

Gambar 5.107

Gambar 5.108

Gambar 5.109

Gambar 5.110

Gambar 5.111

XV111

Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 210

probabilitas memenangkan

Ekivalen kepastian untuk menghitung u(-6,25). 211

as~aRP7,5u(7,5) t P.6jS u(-6,25) ~u(\2,5)

Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran 213

Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk 215

probabilitas memenangkan

Distribusi kurva utilitas untuk contoh proyek 1 220

Distribusi kurva utilitas untuk contoh proyek 2 221

Distribusi kurva utilitas untuk contoh proyek 3 222

Distribusi kurva utilitas untuk contoh proyek 4 223

Page 19: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

XIX

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Hasil Penelitian Identifikasi Risiko Kontraktor 35

Tabel 5.2 Rangking Risiko 36

Tabel 5.3 Rekapitulasi Jawaban Kontraktor Terhadap Kuisioner 43

Untuk Proyek Gedung

Tabel 5.4 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 1 contoh 51

proyek 2

Tabel 5.5 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 1 contoh 56

proyek 3

Tabel 5.6 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 2 contoh 64

proyek 1

Tabel 5.7 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 2 contoh 69

proyek 2

Tabel 5.8 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 2 contoh 74

proyek 3

Tabel 5.9 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 2 contoh 79

proyek 4

Tabel 5.10 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 3 contoh 89

proyek 3

Tabel 5.11 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 4 contoh 97

proyek 1

Tabel 5.12 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 4 contoh 102

proyek 2

Tabel 5.13 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 4 contoh 107

proyek 3

Tabel 5.14 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 4 contoh 112

proyek 4

Page 20: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

XX

Tabel 5.15 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 5 contoh 117

proyek 1

Tabel 5.16 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 5 contoh 123

proyek 2

Tabel 5.17 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 5 contoh 128

proyek 3

Tabel 5.18 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 5 contoh 133

proyek 4

Tabel 5.19 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 6 contoh 138

proyek 1

Tabel 5.20 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 6 contoh 143

proyek 2

Tabel 5.21 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 6 contoh 148

proyek 3

Tabel 5.22 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 6 contoh 154

proyek 4

Tabel 5.23 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 7 contoh 162

proyek 2

Tabel 5.24 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 7 contoh 167

proyek 3

Tabel 5.25 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 7 contoh 172

proyek 4

Tabel 5.26 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 8 contoh 177

proyek 1

Tabel 5.27 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 8 contoh 182

proyek 2

Tabel 5.28 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 8 contoh 188

proyek 3

Tabel 5.29 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 8 contoh 194

proyek 4

Tabel 5.30 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 9 contoh 199

Page 21: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

XXI

proyek 1

Tabel 5.31 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 9 contoh 204

proyek 2

Tabel 5.32 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 9 contoh 209

proyek 3

Tabel 5.33 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 9 contoh 215

proyek 4

Tabel 5.34 Rekapitulasi Perhitungan Analisis Risiko Pada 217

Penawaran Pekerjaan Kontraktor Dengan Teori Utili

tas

Page 22: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proyek konstruksi mempunyai risiko-risiko yang menjadi kendala penye-

lesaian pekerjaan sesuai dengan kualifikasi yang telah ditentukan. Dalam hal ini

semua risiko yang mungkin timbul harus selalu dianalisis untuk dapat diketahui

oleh semua komponen organisasi pada setiap Hni sehingga dapat menjadi acuan

dalam setiap pelaksanaan pekerjaan.

Risiko-risiko pada proyek konstruksi tersebut di atas senantiasa harus di-

fahami kontraktor karena dari waktu ke waktu selalu berkembang dan berubah

sesuai dengan spesifikasi proyek, penggunaan teknologi baru, situasi dan kondisi;

sosial, ekonomi, politik dan pengaruh lingkungan serta pengaruh-pengaruh lain-

nya. Dengan demikian kontraktor dalam menjalankan usahanya selalu dihadapkan

pada risiko-risiko proyek konstruksi tersebut.

The American Society ofCivil Engineer (ASCE) pada tahun 1979 telah me-

lakukan penelitian berkaitan dengan risiko proyek konstruksi dan mendapatkan 23

jenis risiko dengan alokasi dan skala prioritasnya. Roozbeh Kangari (1995) me-

neliti dengan menggunakan variabel yang sama dimana hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa banyak mengalami perubahan / pergeseran dibandingkan

hasil penelitian ASCE, baik alokasi maupun skala prioritasnya. Pada bagian akhir

makalahnya diberikan rekomendasi agar dilakukan studi berkaitan dengan mana-

jemen risiko yang meliputi identifikasi risiko, analisis risiko, dan respon risiko.

Li Bing, dkk. (1999) berpandangan secara luas bahwa manajemen risiko

adalah ilmu dimana tujuannya untuk melindungi aset, reputasi, dan keuntungan-

keuntungan Joint Venture (JV) dengan mengurangi kemungkinan kehilangan atau

kerugian sebelum terjadi, dan untuk menjamin pendanaan, jaminan penyelesaian

pekerjaan dan lainnya. Lebih spesifik dengan melihat variabel waktu dan biaya,

manajemen risiko pada proyek konstruksi difokuskan untuk mengelola proyek

menjadi sangat efisien, dimana manajemen risiko pada proyek konstruksi

Page 23: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

cenderung mengidentifikasi risiko ekonomi pada proyek, menganalisis, dan me-

respon untuk mendapatkan suatu pendekatan manajemen proyek secara rasional

(John Murdoch dan Will Hughes, 1993). Hal demikian juga disampaikan oleh be-

berapa penulis seperti; Perry dan Haynes (1985), John Raftery (1994), serta Keith

Lockyerdan James Gordon (1996).

Manajemen risiko sangat diperlukan oleh kontraktor karena bidang ker-

janya pada tahap konstruksi yang dapat dilihat melalui construction project lifecycle (Melfin W. Lifson dan Edward F. Shaifer, Jr., 1982). Keputusan merupakan

bagian dari manajemen risiko, salah satunya adalah pengambilan keputusan

penawaran oleh kontraktor.

Keputusan kontraktor untuk mengikuti atau tidak mengikuti pelelangan

pekerjaan didasari banyak variabel, antara lain; kemampuan / keahlian kontraktor,

kesiapan pendanaan, proyek yang sedang ditangani, kesempatan mendapatkan ke-

untungan lainnya, variabel pemilik, variabel perencana / pengawas, variabel lokasi

pekerjan, variabel politik, variabel ekonomi dan moneter, dan lainnya.

Salah satu teori pengambilan keputusan adalah teori utilitas, dimana tu

juannya menjadikan pengidentifikasian (risiko) untuk memberikan alternatif pola

keputusan dalam ketidakpastian atau dalam risiko untuk kegiatan masa datang.

Utilitas didefimsikan sebagai ukuran pembuat keputusan individu dan nilai yang

memberikan alternatif khusus menjadi nilai preferensi pembuat keputusan untuk

pengembalian moneter sebagai lawan untuk mengantisipasi risiko (Robert E.

Markland dan James R. Sweigart, 1987).

Situasi penawaran seperti terlihat pada Gambar 1.1 yang dapat digunakan

sebagai kerangka pengambilan keputusan, dimana seorang kontraktor menerima

sebuah permintaan untuk menawar pada tahap tertentu dari sebuah proyek kon

struksi. Permintaan tersebut dibarengi dengan penntah penawaran dan penjelasan

yang berhubungan dengan proyek tersebut (contohnya: gambar rencana dan spesi-

fikasi). Kontraktor memiliki 2 keputusan utama; (1) menawar atau tidak menawar

dan (2) jikakontraktor memutuskan untuk manawar, berapa dia harus menawar9.

Page 24: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Jika kontraktor memutuskan menawar, maka ada konsekuensi yang berasal

dari persiapan dan pengumpulan penawaran seperti biaya persiapan, pelatihan

personil dalam persiapan proposal, pengaruh terhadap hubungan konsumen, atau

kriteria lainnya yang sesuai untuk kontraktor dan situasi penawaran tertentu.

Setelah penawaran dilakukan kontraktor mungkin memenangkan kontrak dengan

probabilitas /V atau kehilangan kontrak dengan probabilitas PL. Jika keputusan

dibuat untuk tidak menawar, kontraktor tidak mengadakan biaya dan keuntungan

penawaran dan tentu saja tidak memiliki peluang memenangkan kontrak (Melfin

W. Lifson dan Edward F. Shaifer, Jr., 1982). Hal ini menjadi 'daya tarik

tersendiri' untuk diteliti terhadap kontraktor di Indonesia.

Menang

a1 : menawar

Kalah

a2 : tidak menawar

Hasil

yi =

>'2 =

>'2 =

V'2

Jjmax

Gambar 1.1 Pohon keputusan kontraktor dalam penawaran pekerjaan.Sumber: Melfin W. Lifson & Edward F. Shaifer, Jr., (1982)

1.2 Rumusan Masalah

Terdapat beberapa rumusan permasalahan yang secara ringkas dapat

disampaikan disini sebagai berikut:

1. Proyek konstruksi selalu diliputi dengan risiko dan ketidakpastian. Hasil

penelitian Roozbeh Kangari tahun 1995 berbeda dengan hasil penelitian The

American Society ofCivil Engineer (ASCE) tahun 1979, suatu indikasi bahwa

Page 25: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

pandangan kontraktor terhadap risiko proyek konstruksi mengalami perubahan

dari waktu ke waktu.

2. Berkaitan dengan risiko proyek konstruksi, kontraktor pada waktu penawaran

pekerjaan dihadapkan pada keputusan menawar atau tidak menawar. Hal ini

menimbulkan pemikiran untuk menyusun model pengambilan keputusan kon

traktor terhadap penawaran pekerjaan berdasarkan kerangka pemikiran pada

Gambar 1.1.

3. Untuk menyusun model di atas diperlukan suatu metode atau teori keputusan,

dalam hal ini akan dipakai teori utilitas.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menyusun model pengambilan keputusan penawaran sebagai alat

bantu analisis risiko biaya pekerjaan kontraktor dengan teori utilitas ber

dasarkan kerangka pemikiran seperti Gambar 1.1.

2. Untuk mengetahui distribusi kurva utilitas dan sensitivitas berdasarkan

model pengambilan keputusan penawaran seperti tersebut pada nomor 1 di

atas.

1.4 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah kontraktor di wilayah Kota Surakarta, Kabu

paten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karang-

anyar, Kabupaten Sragen Propinsi Jawa Tengah.

1.5 Lingkup Penelitian

Lingkup penelitian ini dibatasi pada beberapa hal berikut ini.

1. Risiko dibatasi pada risiko kontraktor berdasarkan pengalaman dan pandangan

ke depan Kontraktor dengan kualifikasi Ki, M2, dan Mi, dan tidak sampai

pada risiko pelaksanan.

2. Penelitian dilakukan terhadap proyek gedung di lokasi penelitian.

Page 26: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

1.6 Batasan Penelitian

Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada beberapa hal sebagai berikut:

1. Analisis risiko hanya dibatasi pada 23 jenis risiko dari penelitian Roozbeh

Kangari tahun 1995.

2. Pengambilan keputusan oleh kontraktor dilakukan untuk penawaran pekerjaan

proyek gedung, dalam hal ini adalah keputusan dalam risiko {decision under

risks).

3. Pengertian kontraktor pada penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

a. Sesuai Keppres No. 18 Tahun 2000 Bab I Pasal 1 (6) sebagai berikut: Jasa

Pemborongan adalah layanan penanganan pekerjaan bangunan atau kon

struksi atau wujud fisik lainnya yang perencanaan teknis dan spesifikas-

inya ditetapkan pengguna barang/jasa dan proses serta pelaksanaannya

diawasi oleh pengguna barang/jasa.

b. Sesuai Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Jasa Konstruksi Tahun

2000 Bab II Pasal 4 ayat 3 sebagai berikut: Usaha jasa pelaksanan peker

jaan konstruksi memberikan layanan jasa pelaksanaan yang meliputi

bidang pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan atau tata

lingkungan.

4. Teori yang digunakan adalah teori utilitas dengan hanya mempertimbangkan

variabel tingkat keuntungan {profitability) berdasar formula dari (Melfin W.

Lifson dan Edward F. Shaifer, Jr., 1982) dalam bukunya yang berjudul Deci

sion and Risk Analysis for Construction Management. Sedangkan variabel

lainnya tidak dipertimbangkan.

5. Proyeknya diasumsikan jangka pendek untuk dapat menghilangkan pengaruh

nilai waktu uang.

1.7 Keaslian Penelitian

Penelitian ini dikembangkan dari makalah hasil penelitian berjudul Risk

Management Perceptions and Trends of U.S. Construction (Roozbeh Kangari,

1995) dalam Journal ofConstruction Engineeringand Management edisi Desem-

ber 1995. Makalah ini merupakan hasil survei terhadap 100 kontraktor terbaik di

Page 27: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Amerika. Dalam survei tersebut didasarkan pada penelitian terdahulu, yaitu oleh

The American Society of Civil Engineer (ASCE) pada tahun 1979. Kemudian

makalah ini juga mengacu pada penelitian berkaitan dengan manajemen risiko

berturut-turut oleh Erikson (1979), Bullock (1989), Ammiano (1988), Knise

(1988), Burtch (1979), Casey (1979), McKim (1992), Lifson (1982), Smith et al.

(1991), Nocharli dan Haynes (1991), dan Malpas (1990). Tinjauan dilakukan pada

beberapa hal pokok, yaitu risk allocation, risk importance, dan analysis oftrends.

Pada penelitian ini lebih menitikberatkan pada analisis risiko dan kepu

tusan terhadap penawaran kontraktor serta pengambilan keputusan dengan teori

utilitas.

Secara ringkas perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian yang di

lakukan oleh Roozbeh Kangari (1995) adalah sebagai berikut:

1. Lokasi penelitian sebelumnya di Amerika, sedangkan penelitian ini di wilayah

Kota Surakarta, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten

Wonogiri, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen Propinsi Jawa Tengah.

2. Responden penelitian sebelumnya dilakukan terhadap 100 kontraktor terbaik

di Amerika, sedangkan penelitian ini dilakukan terhadap kontraktor dengan

kualifikasi Ki, M2, dan Mi di wilayah Kota Surakarta, Kabupaten Klaten, Ka

bupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten

Sragen Propinsi Jawa Tengah.

3. Variabel dalam penelitian terdahulu meliputi risk allocation, risk importance,

dan analysis oftrends, sedangkan dalam penelitian ini selain variabel-variabel

tersebut juga analisis risiko dan keputusan, dan pengambilan keputusan

penawaran kontraktor dengan teori utilitas yang dalam hal ini merupakan

keputusan dalam risiko.

Sedangkan penelitian lain di Indonesia yang ada kaitannya dengan peneli

tian ini dapat disampaikan disini sebagai berikut;

1. Tigor Wison Sianipar, 1991, Strategi Penawaran Bersaing Model Friedman

Untuk Memperoleh Markup Optimum dan Keuntungan Harapan Maksimum,

TugasAkhirSl ITB.

Page 28: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Penelitian ini bertujuan untuk; (1) Menyediakan suatu perangkat bantu bagi

kontraktor didalam menyusun strateginya menghadapi tender sistem

penawaran bersaing dan mengetahui kes4an terbaik didalam mengikuti tender

sistem penawaran bersaing, dimana dia dapat membuat kes4an optimum me

menangkan pekerjaan dan membuat keuntungan.

2. Suryadi, 1993, Studi Variabel-variabel yang Berpengaruh Terhadap Strategi

Penawaran Bersaing, Tesis S2 ITB.

Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut; (1) Melakukan identifikasi

dan klasifikasi variabel-variabel yang berpengaruh terhadap pengambilan

keputusan menawar atau tidak menawar, (2) Melakukan analisis kwalitatif

menjadi kwantitatif terhadap variabel tak terukur, pada proses pengambilan

keputusan, dan (3) Mengatahui secara kwantita besar pengaruh variabel yang

dapat diukur, terhadap peluang keberhasilan harga penawaran yang diusulkan

pada penawaran bersaing.

1.8 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai beri

kut.

1. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap perkembangan manajemen risiko

proyek konstruksi, khususnya analisis risiko dan keputusan untuk kontraktor.

2. Memberikan masukan terhadap kontraktor dalam pengambilan keputusan

dalam risiko dengan menggunakan teori utilitas.

Page 29: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum

Manajemen konstruksi atau lebih deskriptif manajemen proyek konstruksi

adalah seperangkat kegiatan manajemen profesional yang harus disediakan untuk

meminimumkan risiko dan ketidakpastian terhadap waktu dan biaya, dengan

demikian dapat meningkatkan probabilitas sukses penyelesaian proyek (Stanley

Goldhaber, dkk., 1977). Dalam hal ini risiko yang dimaksudkan adalah yang

mempunyai pengaruh negatif.

Sedangkan John Raftery (1984) berpendapat bahwa pengaruh risiko bisa

negatif dan bisa positif. Risiko dapat dikategorikan menjadi 4 yaitu ; high prob

ability high impact, low probability high impact, high probability low im

pact, dan lowprobability low impact. Definisi Stanley Goldhaber, dkk., 1977 di

atas tidak seluruhnya benar karena pengaruh risiko dapat juga positif. Untuk itu

tindakan yang tepat terhadap risiko adalah dengan menghitung serta meminimum

kan. Hal ini dapat dilakukan dengan menghitung probabilitas tingkat kejadian se

cara menyeluruh untuk melihat potensial tingkat kerugian ataupun tingkat keun

tungan.

Seperti diketahui bersama industri konstruksi merupakan suatu bidang

yang unik dan komplek dalam kaitannya dengan kegiatan, proses, lingkungan, or

ganisasi internal proyek, dan banyak lagi pihak-pihak yang terkait yang kese-

muanya dapat menjadi sumber risiko.

Terdapat banyak pandangan mengenai risiko proyek konstruksi, namun

demikian Gary R. Smith dan Caryn M. Bohn (1999) berdasar karakteristiknya,

membuat suatu pendekatan untuk memodelkan risiko proyek konstruksi untuk

kategorisasi risiko dan mengidentifikasi alternatif metoda manajemen risiko de

ngan segala kemungkinannya. Dalam hal ini kontraktor harus mampu membuat

suatu keputusan terhadap semua sumber-sumber risiko dengan teknik-teknik pe-

ngurangan risiko.

Page 30: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Sedangkan dalam penelitian ini akan lebih menitikberatkan pada pengam

bilan keputusan terhadap penawaran kontraktor. Terdapat beberapa tipe keputusan

yaitu; keputusan dalam kepastian, keputusan dalam risiko, keputusan dalam keti

dakpastian, dan keputusan dalam konflik. Keputusan dalam penelitian ini adalah

keputusan dalam risiko dengan menggunakan teori utilitas.

Jenis-jenis risiko dalam penelitian ini mendasarkan pada risiko-risiko

proyek konstruksi dari penelitian Roozbeh Kangari (1995) serta membuka pe-

luang masuknya jenis-jenis risiko lainnya yang secara nyata terjadi atau mempun

yai kemungkinan terjadi di lapangan.

Disini disampaikan kesimpulan penelitian Roozbeh Kangari (1995), yang

utama adalah bahwa kontraktor harus melihat alokasi risiko serta trend risiko-

risiko di masa datang menjadi pokok perhatian. Hal ini untuk mengantisipasi

perkembangan yang terjadi dalam industri konstruksi, seperti model kontrak, pen

garuh ekonomi, pengaruh politik, pengaruh sosial budaya, dan hal-hal lain yang

dapat menjadi sumber risiko proyek konstruksi.

2.2 Risiko

Risiko adalah konsekwensi yang harus ditanggung seorang pengambil

keputusan di masa datang terhadap kemungkinan penyimpangan hasil akhir di-

bandingkan dengan rencana semula. Risiko terjadi karena banyaknya variabel ket

idakpastian di masa yang akan datang.

Menurut pandangan John Raftery (1994), risiko dan ketidakpastian mem

punyai karakteristik dimana hasil (proyek) sebenarnya mempunyai kemungkinan

penyimpangan dari estimasi nilai yang diperkirakan sebelumnya.

Lebih jelas lagi Kurt Heinze (1996) mendefinisikan risiko sebagai suatu

hukuman atau hadiah ketika aksi / tindakan (manajemen) dihubungkan dalam

lingkungan ketidakpastian. Dalam pandangan ini terkandung maksud bahwa

segala aksi atau tindakan (manajemen) terhadap risiko dapat menghasilkan 2 ke

mungkinan, yaitu kerugian ataupun keuntungan.

Usaha untuk memperkecil terjadinya risiko dalam pelaksanaan proyek ha

rus dilakukan untuk dapat memperkecil atau bahkan menghilangkan terjadinya

Page 31: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

10

kehilangan keuntungan finansial maupun ekonomi akibat penundaan atau kega-

galan sebagai konsekwensi logis apabila risiko yang ada tidak dapat diantisipasi

dan direspon. Sumber-sumber risiko proyek menurut John Raftery (1994) dapat

berasal dari internal dan eksternal proyek. Secara ringkas sumber-sumber risiko

tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1.

Di sisi lain, lebih banyak penulis mendefinikan risiko sebagai sesuatu yang

cenderung merugikan. Paling sederhana dan mungkin merupakan definisi yang

terbaik dari risiko adalah: Kemungkinan kehilangan, kerugian, kehilangan pe-

luang atau kerusakan (Chester Simmons, 2002). Definisi ini dalam pengertiannya

untuk 2 kondisi, yaitu risiko penawaran dan risiko pelaksanaan.

John Murdoch dan Will Hughes (1993) mendefinisikan risiko sebagai ba-

haya, peluang dengan konsekwensi buruk, kerugian, nasib buruk dan lainnya. Di-

sini risiko dipandang sebagai segala sesuatu yang dapat merugikan, baik disebab-

kan oleh kesalahan sendiri maupun kejadian-kejadian yang tidak dapat diperkira-

kan sebelumnya. Hal demikian juga digambarkan oleh Keith Lockyer dan James

Gordon (1996), dimana semua kejadian yang terjadi diluar pada kondisi pekerjaan

'normal' merupakan sebuah risiko. Ini berarti semua kondisi tersebut dianggap

sebagai risiko yang tentunya akan mempersulit untuk direspon, terutama oleh kon-

taktor dan pemilik karena masih sangat luas dan tidak ada batasannya.

Berdasarkan definisi Webster (1965) dimana risiko sebagai kemungkinan

kehilangan atau kerugian, Melfin W. Lifson dan Edward F. Shaifer, Jr. (1982) ber-

pendapat bahwa risiko adalah ketidakpastian yang berhubungan dengan estimasi

hasil proyek. Risiko disini diartikan peluang mendapatkan hasil paling baik diban-

dingkan dengan harapan semula. Dengan demikian, sebelum proyek dilaksanakan

harus diestimasi dahulu harapan hasil akhir proyek. Dalam melakukan etimasi ini

dapat menggunakan berbagai variabel, baik internal proyek maupun eksternal

proyek. Pandangan ini berbeda dengan definisi dari John Murdoch dan Will

Hughes (1993), dimana dalam pengertian ini sudah ada pembatasan mengenai

risiko-risiko tersebut.

Memperkuat pendapat Melfin W. Lifson dan Edward F. Shaifer, Jr. (1982)

bahwa risiko adalah ketidakpastian yang berhubungan dengan estimasi hasil

Page 32: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

11

proyek, J. Morley English (1984) menyatakan bahwa risiko dapat didefinisikansebagai probabilitas dan hasil yang tidak menyenangkan. Pertimbangan yang tidak menyenangkan tersebut tentu relatif terhadap apa yang diharapkan. Investasidibuat dengan antisipasi hasil yang menguntungkan untuk keadaan masa datangyang tidak pasti. Oleh karena itu semua investasi berisiko. Pertanyaan yang tidakpernah terjawab adalah bagaimana menjauhi risiko?. Lebih jauh, bagaimana secara langsung dapat membuat keputusan dalam risiko serta tindakan manajemen-

nya.

Bagi yang siap menerima risiko membenarkan preferensinya untuk inves

tasi berisiko dengan harapan keuntungan paling besar dari alternatif yang lebih

berrisiko. Pada waktu yang sama, penerimaan terhadap risiko menggambarkan

kemungkinan dari derajat yang tinggi dalam hasil. Oleh karena itu mengukurrisiko berdasarkan akibat normal diukur dari deviasi harapan dan hasil varian V,

dimanasecaramatematik dirumuskan sebagai berikut (J. Morley English, 1984);

V= -t (4.D

Dimana jc adalah mean, akarkwadrat dari varianadalahdeviasi standar.

Penelitian Roozbeh Kangari (1995) mengenai risiko proyek konstruksi le

bih difokuskan pada 2 hal, yaitu alokasi risiko dan skala prioritas risiko. Alokasi

yang dimaksud adalah berkaitan dengan tanggung jawab yang harus dipikul olehmasing-masing pihak, kontraktor maupun pemilik terhadap risiko proyek konstruksi. Bahkan terbuka kemungkinan suatu risiko harus ditanggung bersama

(sharing). Sedangkan skala prioritas risiko yang dimaksud adalah jenis-jenisrisiko yang perlu mendapatkan perhatian, baik karena tingkat probabilitasnyamaupun pengaruhnya terhadap proyek. Hasil penelitian mengenai keua hal terse

but dapat dilihatpada Lampiran 2 dan 3.

Dalam penelitian itu Roozbeh Kangari (1995) mendapatkan pergeseran

pandangan kontraktor yang menjadi responden baik alokasi maupun skala pri-

Page 33: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

12

oritas risiko proyek dan juga mendapatkan jawaban yang tidak pasti mengenai 3

hal, yaitu Acts ofGod, Third-Party Delays, dan Defensive Engineering. Terhadap

hasil tersebut maka masih diperlukan penelitian mengenai risiko proyek kon

struksi, dalam hal ini analisis risiko.

Manajemen risiko atau perlakuan terhadap risiko proyek konstruksi, ber

dasarkan pendapat bahwa risiko meliputi kejadian-kejadian dimana probabilitas-

nya dapat ditentukan, dan karenanya dapat dimodelkan (John Lowe dan Tim

Whitworth, 1996). Penentuan dan pemodelan risiko proyek tersebut dapat dilaku

kan dengan pendekatan yang biasa dilakukan seperti identifikasi, analisis, dan re-

spon terhadap risiko-risiko yang mungkin terjadi. Hal demikian juga dinyatakan

oleh John Raftery (1994) dan Keith Lockyer danJames Gordon (1996).

Risiko proyek konstruksi yang tingkat probabilitasnya tidak sama dalam

berbagai kondisi, jenis proyek, tingkat kesulitan pekerjaan, dan lain sebagainya

perlu dikaji setiap waktu untuk mendapatkan alternatif metoda perlakuan terhadap

risiko, terutama bagi kontraktor.

Dalam tulisannya, Gary R. Smith dan Caryn M. Bohn (1999) menitik-

beratkan kajian pada risiko-risiko seperti; Natural Risks, design Risks, Logistics

Risks, Financial Risks, Legal andRegulatory Risks, Political Risks, Construction

Risks, dan Environmental Risks. Hampir sama dengan pandangan John Raftery,

risiko proyek konstruksi tidak dapat diprediksikan secara tepat karena terjadinya

secara random. Hal-hal tersebut berdasarkan pada kumpulan tulisan dari Smith

(1991), Wideman (1986), Perry dan Hayes (1995), serta Al-Bahar dan Crandall

(1990).

Sedangkan Makarand Hastak dan Aury Shaked (2000) dalam tulisannya;

lCRAM-1: Model for International Construction Risk Assessment, dengan mengi

kuti pandangan Strassman dan Wells (1988) beranggapan bahwa risiko pro-yek

konstruksi diidentifikasi dari perspektif kontraktor dan perspektif pemilik. Dari

persepektif pemilik, identifikasi risiko meliputi kekuatiran-kekuatiran terhadap:

(1) Kenaikan biaya yang tidak dapat diprediksi, (2) cacat bangunan yang memer-

lukan perbaikan-perbaikan (tambah biaya), dan (3) pemutusan kontrak sebelum

proyek selesai dan berarti tidak dapat digunakan. Dari perspektif kontraktor, vari-

Page 34: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

13

abel risiko meliputi: (1) Kekuwatiran terhadap cuaca buruk, (2) keteriambatan

tersedianya lapangan atau lapangan belum siap, (3) kondisi bawah tanah yang ti

dak dapat diduga, (4) gambar detail yang tidak lengkap, (5) terlambatnya pengiri-

man material, (6) perubahan harga yang tidak dapat diperkirakan, (7) kesalahan

subkontraktor, dan (8) tenaga kerja tidak produktif dan pemogokan.

Untuk proyek-proyek Joint Venture (JV), Li Bing, dkk., (1999) melakukan

penelitian terhadap kontraktor-kontraktor yang masuk daftar Top International

Contractor yang beroperasi di Negara-negara Asia, yaitu kontraktor-kontraktor

yang termasuk dalam daftar Pan-Asian Construction Directory tahun 1989/1990,

top kontraktor yang direkomendasikan Kantor Kedutaan di Singapura, dan kon

traktor-kontraktor yang termasuk dalam daftar Category G7 di Singapura. Dalam

penelitian ini, risiko proyek dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu: (I) Internal

risk, (2) project-specific risk, dan (3) external risk. Untuk pembahasan selanjut-

nya, pengertian risiko yang digunakan adalah risiko dalam arti negatif atau risiko

yang tidak menguntungkan.

2.3 Keputusan

Keputusan adalah kemungkinan kejadian (state of nature) yaitu beberapa

kombinasi dari variabel yang terjadi berkenaan dengan hukum dan ketidakpastian

(V.M. Rao Tummala, 1973).

Rangkaian keputusan menurut V.M. Rao Tummala dapat dibagi menye-

suaikan apakah keputusan dibuat di bawah kondisi; (a) kepastian, yaitu jika tiap

tindakan telah diketahui pasti tanpa kecuali untuk kejadian khusus, (b) risiko,

yaitu jika setiap kejadian pasti untuk satu dari kumpulan dari kemungkinan ke

jadian khusus dimana setiap kejadian yang terjadi dengan kemungkinan yang

diketahui. "Kemungkinan" dianggap telah diketahui oleh pengambil keputusan,

dan (c) ketidakpastian, yaitu jika setiap tindakan mempunyai kumpulan akibat

sendiri-sendiri dari kemungkinan kejadian khusus, tetapi kemungkinan dari ke-

jadian-kejadian ini yang seluruhnya tidak diketahui atau tidak berarti apa-apa.

Sedangkan menurut Robert E. Markland & James R. Sweigart (1987) ter

dapat 4 tipe dari keputusan yang dihadapi manajer, yaitu;

Page 35: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

14

1. Membuat keputusan di bawah kepastian. Dalam situasi ini, pembuat kepu

tusan tahu dengan pasti ditetapkan oleh alam untuk setiap alternatif keputusan,

(yaitu informasi yang sempurna telah tersedia). Hasil dari tiap alternatifdapat

dengan mudah ditentukan dan pengambil keputusan dapat membuatkeputusan

yang optimal dengan memilih hasil tertinggi yang tersedia.

2. Membuat keputusan di bawah risiko. Didalam situasi ini pengambil keputusan

tidak mempunyai informasi sempurna yang tersedia, tetapi dapat memperkira-

kan kemungkinan dari kejadian untuk tiap kemungkinan kejadian.

3. Membuat keputusan di bawah ketidakpastian. Dalam situasi ini, pembuat

keputusan tidak dapat memperkirakan kumpulan kemungkinan dengan berba

gai kemungkinan kejadian.

4. Membuat keputusan di bawah konflik. Dalam situasi ini, dua atau lebih pem

buat keputusan mempunyai tujuan atau maksud untuk kepentingan mereka.

Sebagai akibatnya, pembuat keputusan harus mempertimbangkan tidak hanya

jalan tindakannya yang dapat diambil oleh saingannya. Tipe situasi pengambi

lan keputusan ini dianalisis dengan menggunakan teori permainan.

Selanjutnya, teori keputusan atau analisis keputusan dapat digunakan

dalam situasi dimana pengambil keputusan mempunyai beberapa alternatif dari

tindakan, tetapi juga menghadapi masa depan yang tidak jelas kumpulan dari ke

jadian yang tidak jelas. Teori aplikasi telah digunakan untuk memperluas jang-

kauan masalah. Problem ini biasanya termasuk interaksi dari alternatif dan ke

jadian yang mempunyai efek tidak pasti dari keinginan dari berbagai tindakan

yang pembuat keputusan dapat memilih.

Dengan semakin kompleknya persoalan, Andrew Lang Golub (1997) ber-

pandangan bahwa analisis keputusan adalah bidang antar disiplin yang memeriksa

bagaimana memperbaiki pengambilan keputusan. Hal ini didasari kenyataan

bahwa banyak keputusan sulit untuk dibuat karena adanya variabel ketidakpastian.

Untuk itu diperlukan teknik formal untuk membuat keputusan berdasar ketidak

pastian yang dapat diketahui sebagai kelengkapan dari teori utilitias.

Tujuan utama dari masalah keputusan adalah memilih rencana optimim

atau kebijaksanaan dari kumpulan alternatif-alternatifkemungkinanyang spesifik.

Page 36: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

15

Bagaimanapun, keputusan harus dibuat dengan logika dan sikap subyektif sedemi-

kian semua alternatif-alternatif kemungkinan dan konsekwensinya berhubungan

dan keputusan akhir dapat dijelaskan dan diputuskan untuk kepentingan sekelom-

pok (Dale D. Meredith, Kam W. Wong, Ronald W. Woodhead, Robert H. Wort-

man, 1973).

Dalam industri konstruksi analisis risiko sebagai tindak lanjut dan keti

dakpastian dan analisis keputusan sebagai kelanjutan dari analisis risiko sangat

menunjang kelangsungan usahanya.

Alasan mengapa harus dilakukan analisis keputusan menurut Melfin W.

Lifson & Edward F. Shaifer, Jr., (1982) adalah; (1) Masalah dalam industri kon

struksi sangat komplek, (2) Hubungan diantara elemen dari masalah tidak linier,

(3) Elemen dari masalah penuh ketidakpastian, (4) Situasi yang berkembang san

gat dinamik, dan (5) Sistem nilai manusia merupakan bagian penting dan integral

dengan masalah konstruksi.

2.4 Teori Utilitas

Utilitas adalah ukuran subyektif manfaat (J. Morley English, 1984). Hal

ini menggambarkan kepuasan yang dapat diambil seseorang dari kegunaan

barang/milik berdasarkan keterangan-keterangan yang baik atau suatu kesenan-

gan/kenikmatan dari suatu aktivitas. Karena sifat dasarnya subyektif disana tidak

dapat ditentukan ukuran absolut dari utilitas. Bagaimanapun, sebagian besar ahli

ekonomi menemukan konsep utilitas dalam nilai konseptual yang luas, walaupun

kegunaan dalam operasionalnya sedikit.

Daniel Bournoulli, pada abad 19, mengajukan gambaran fungsi utilitas

dalam bentuk logaritma. Untuk maksud praktis, Persamaan kwadrat sederhana

dapat disajikan dan disediakan batas-batas untuk wilayah dimana naik secara

monoton. Ukuran kualitatif dari utilitas adalah hipotesis 'kebaikan' X.

Teori utilitas adalah induk pengetahuan yang menganjurkan kriteria ber-

dasar kegunaan untuk membuat keputusan dimana pembuat keputusan 'menerima

risiko' sesuai maksud utilitas masing-masing. Dalam konteks 'menerima risiko'

Page 37: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

16

ini, pembuat keputusan berharap akan mendapat keuntungan / profit dari peker

jaan / proyek (Robert E. Markland & James R. Sweigart, 1987).

Dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan, terdapat 2 elemen

penting dalam struktur keputusan, yaitu; hasil yang berasosiasi dengan hasil kepu

tusan dan probabilitas kejadian (Johannes Suprapto, 1991). Kedua elemen tersebut

dalam prakteknya sukar diperoleh, hal ini dapat difahami bahwa kebanyakan

keputusan yang menimbulkan suatu akibat meliputi kejadian-kejadian yang timbul

dari eksperimen acak yang tak terulang sehingga dalam hal ini probabilitas

subyektif hanya satu-satunya carauntuk mengukur ketidakpastian.

Utilitas merupakan suatu alternaif dalam mengekspresikan hasil yang

mencerminkan sikap seseorang. Fungsi utilitas yang diperoleh akan digunakan

sebagai dasar untuk mengetahui sikap dasar terhadap risiko proyek konstruksi.

Kurva utilitas dapat diperoleh berdasarkan pada preferensi pembuat keputusan,

dalam hal ini kontraktor dimana akan menggambarkan bagaimana utilitas suatu

nilai atau keadaan tertentu pembuat keputusan dalam penawaran pekerjaan. Skala

utilitas dinyatakan antara 0 dan 1, dimana skala utilitas 1 menyatakan nilai atau

keadaan yang paling disukai dan sebaliknya skala utilitas 0 menyatakan nilai atau

keadaan yang paling tidak disukai.

Page 38: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

BAB III

METODE PENELITIAN

17

Metode penelitian penelitian ini dimulai dengan menetapkan tujuan dari

penelitian, yaitu untuk menyusun model pengambilan keputusan penawaran seba

gai alat dalam bantu analisis risiko biaya pekerjaan kontraktor dengan teori utilitas

berdasarkan kerangka pemikiran seperti Gambar 1.1 serta untuk mengetahui dis

tribusi kurva utilitas dan sensitivitas berdasarkan model pengambilan keputusan

penawaran.

Untuk mendukung tujuan tersebut maka dilakukan terlebih dahulu identi

fikasi terhadap responden dengan mengacu pada 23 jenis risiko kontraktor dari

hasil penelitian Roozbeh Kangari tahun 1995. Identifikasi risiko dilakukan dengan

metode kuisioner terhadap responden, dan hasil dari kegiatan tahap ini akan dida-

patkan rangking risiko.

Di sisi lain dilakukan kegiatan membuat model penelitian, dan hasil dari

kegiatan tahap ini adalah ditetapkannya model pengambilan keputusan dalam

risiko untuk penawaran pekerjaan oleh kontraktor dengan teori utilitas mengacu

pada formula Melfin W. Lifson dan Edward F. Shaifer, Jr., (1982).

Setelah model keputusan dalam risiko ditetapkan serta rangking risiko di-

dapatkan, dilakukan penerapan model tersebut untuk pengambilan keputusan

penawaran pekerjaan proyek gedung.

Untuk penerapan model tersebut di atas sebelumnya peneliti mencari 4

contoh proyek gedung yang saat ini sedang dilaksanakan di wilayah lokasi peneli

tian. Berdasar gambar dan data proyek tersebut maka selanjutnya dilakukan survei

penelitian dengan metode kuisioner dan wawancara kepada 9 kontraktor yang

mempunyai kualifikasi Kh M2, dan Mi dengan sub bidang pekerjaan bangunan

gedung dan pabrik serta perumahan.

Dari hasil survei penelitian dengan kuisioner dan wawancara dilakukan

perhitungan untuk mendapatkan utilitas serta mengetahui sensitivitas dari

penawaran kontraktor. Untuk melihat utilitas kontraktor dilakukan dengan mem-

Page 39: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

18

bandingkan utilitas apabila menawar (U;) dengan utilitas apabila tidak menawar

{U2). Apabila (// > U2, artinya utilitas menawar lebih besar dari utilitas tidak

menawar sehingga keputusan kontraktor seharusnya menawar dan demikian se-

baliknya apabila (// < U2 seharusnya keputusan kontraktor tidak menawar. Gam-

baran lebih jelas situasi keputusan ini dapat dilihat dari kurva utilitas dan sensi

tivitas kontraktor.

Dengan telah tercapainya tujuan penelitian ini maka dilanjutkan dengan

penulisan yang berarti penelitian ini selesai. Untuk lebih jelasnya metode peneli

tian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Identifikasi Risiko

(Kuisioner)

Menetapkan Tujuan :Pengambilan Keputusan Penawaran

Membuat Model

Pengambilan Keputusan Penawaran

Model Pengambilan KeputusanPenawaran Dengan Teori Utilitas

Penerapan ModelTerhadap Responden

Distribusi Kurva

Utilitas dan Sensitivitas

Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian

Page 40: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

19

Sistematika penulisan dalam penelitian ini dapat disampaikan secara ring

kas sebagai berikut:

• Bab I, merupakan penjelasan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tu

juan penulisan, lokasi penelitian, lingkup penelitian, batasan penelitian,

keaslian penelitian, dan manfaat penelitian.

• Bab II, merupakan bagian yang memberikan pengertian dari berbagai hal ber

kaitan dengan judul penelitian ini. Pengertian tersebut merujuk pada berbagai

literatur seperti; buku, jurnal, majalah, internet, dan sumber Iain yang dapat

dipertanggung jawabkan.

• Bab III, merupakan bagian yang menggambarkan bagaimana penelitian ini

dilakukan. Hal demikian sering disebut dengan metode penelitian, dan akan

menggambarkan mengenai subyek, obyek, ruang lingkup, pendekatan yang

diambil sampai dengan teknik pengumpulan datanya.

• Bab IV, merupakan dasar-dasar teori yang akan digunakan untuk penelitian

ini.

• Bab V, merupakan bagian yang pada bagian pertama akan menyajikan hasil

penelitian yang telah dilakukan secara ringkas dan jelas. Bagian ini dianggap

penting untuk memberikan gambaran kepada pihak lain mengenai kondisi

obyektif lapangan dari penelitian yang telah dilakukan. Sedangkan bagian

kedua merupakan inti dari penelitian ini dimana hasil penelitian yang telah di-

paparkan pada bagian sebelumnya akan dianalisis sesuai dengan tujuan peneli

tian ini.

• Bab VI, merupakan bagian yang memberikan kesimpulan dan rekomendasi

terhadap penelitian ini. Kesimpulan dimaksudan untuk memberikan gambaran

kepada pihak lain mengenai hasil penelitian secara ringkas dan jelas, sedang

kan rekomendasi diberikan untuk informasi kepada pihak lain yang terkait

langsung ataupun tidak langsung dengan penelitian ini.

Page 41: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

BAB IV

LANDASAN TEORI

20

4.1 Umum

Industri konstruksi merupakan salah satu bisnis yang sangat dinamis, pe-

nuh risiko, penuh tantangan, dan sekaligus juga merupakan lahan yang mengun

tungkan. Risiko selalu menyatu dengan setiap proyek konstruksi, umumnya

pemilik proyek cenderung mengalihkan akibat risiko tersebut kepada kontraktor

dengan kompensasi tertentu.

Prinsip dasar untuk menentukan apakah risiko tersebut dapat ditransfer

kepada pihak lain atau dapat diterima salah satu atau kedua belah pihak membu-

tuhkan keahlian dalam perkiraan risiko untuk mengontrol atau meminimumkan

risiko yang terjadi (Roozbeh Kangari, 1995).

Proyek konstruksi memerlukan tindakan manajemen, dimana manajemen

risiko dimulai identifikasi risiko, dimana semua risiko yang mungkin timbul dari

tahap penetapan tujuan, perencanaan, staffing, directing, supervising, pengenda-

lian diidentifikasi pada masing-masing tahapan untukbahan analisis selanjutnya.

Setelah tahap identifikasi risiko selanjutnya adalah tahap analisis risiko,

yaitu dengan cara membatasi tujuan proyek, menggunakan alternatif metode-

metode atau teknologi-teknologi, menggunakan alternatif lain untuk mengelola

proyek, menambahkan kekuatan manajerial, mengurangi ketergantungan,

menghindari hambatan dengan fleksibilitas.

Tindak lanjut hasil analisis risiko adalah mengurangi risiko dengan cara

mentransfer kepada pihak lain, menunda, mengerangi, menerima sebagian risiko

yang masih dapat diterima tanpa menganggu pencapaian tujuan, dan menghindari

apabila memungkinkan yang merupakan tindakan respon terhadap risiko.

4.2 Risiko Proyek Konstruksi

Berdasar penelitian yang dilakukan oleh Roozbeh Kangari tahun 1995

yang mengacu penelitian dari The American Society of Civil Engineer (ASCE)

Page 42: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

21

pada tahun 1979, terdapat 23 jenis risiko proyek konstruksi. Secara umum, ber-

dasar kerangka berfikir John Raftery (1994) dan Li Bing, dkk (1999) maka risiko

proyek konstruksi dapat dibagi menjadi 3 bagian; (1) Risiko internal, (2) risiko

eksternal, dan (3) risiko lainnya.

Risiko internal merupakan risiko yang timbul dari internal proyek kon

struksi sendiri. seperti: (I) Permits and Ordinances, (2) Site Acces Right of Way,

(3) Labor, Equipment, and Material availability, (4) Labor and Equipment Pro

ductivity, (5) Defective Design, (6) Change in Work, (7) DifferingSite Conditions,

(8) Devective Materials, (9) Labor Disputes, (10) Safety, (11) Contractor Compe

tence, (12) Chnge-Order Negotiations, (13) Contract Delay Resolution, (14) De

layed Payment on Contract, (15) Quality of Work, (16) Financial Failure-Any

Party, (17) Actual Quantities of Work, dan (18) Defensive Engineering.

Risiko eksternal adalah segala rsiko yang disebabkan dari luar atau ekster

nal proyek, baik yang dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, politik, sosial, maupun

yang dipengaruhi lingkungan proyek tersebut. Adapun risiko-risiko tersebut

adalah sebagai berikut: (1) Change in Government Regulation, (2) Inflation, (3)

Third-Party Delays, dan (4) Indemnification and Hold Harmless.

Sedangkan risiko-risiko lainnya adalah risiko yang tidak dapat diantisipasi

oleh pemilik maupun kontraktor yang biasa disebut denganforce majeure.

4.3 Manajemen Risiko

Manajemen risiko proyek konstruksi dalam arti luas seperti pandangan Li

Bing, dkk. (1999) mempunyai tujuan untukberbagai hal, seperti; Melindungi aset,

reputasi, dan keuntungan-keuntungan Joint Venture dengan mengurangi kemung

kinan kehilangan atau kerugian sebelum terjadi, dan untuk menjamin pendanaan,

jaminan penyelesaian pekerjaan dan lainnya. Pengertian ini sesuai dengan esensi

dari manajemen, bahwa pada dasarnya sebagai alat kontrol atau pengaturan untuk

mendapatkan keuntungan baik yang nyata (tangible) maupun keuntungan yang

tidak nyata (intangible). Dengan mengacu pengertian manajemen risiko proyek

konstruksi berdasarkan pendapat ini maka lebih fleksibel untuk segala tipe proyek

konstruksi.

Page 43: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

22

Manajemen risiko proyek konstruksi dapat dilakukan dengan melakukan

tindakan terhadap risiko itu sendiri. John Raftery (1994) dalam bukunya Risk

Analysis in Project Management menegaskan kembali pandangan Perry dan

Haynes bahwa manajemen risiko proyek konstruksi dapat dilakukan dengan me

lakukan identifikasi risiko, menganalisis risiko, serta merespon risiko.

4.4 Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan bagi kontraktor pada dasarnya berkaitan dengan 2

hal, yaitu dalam kaitannya dengan penawaran dan kontrak yang ditanda tangani

sebagai akibat dari penawaran (Melvin W. Lifson & Edward F. Shaifer, Jr. 1982).

Untuk mendapatkan keputusan yang tepat dan benar, kontraktor senantiasa harus

mempertimbangkan lingkungan keputusan.

Proses pengambilan keputusan dalam kaitannya dengan manajemen risiko

proyek konstruksi dilakukan dengan mengikuti alur pemikiran Melvin W. Lifson

& Edward F. Shaifer, Jr. (1982). Sesuai dengan penelitian ini dimana keputusan

kontraktor hanya didasarkan pada profitabilitas atau tingkat keuntungan semata

tanpa memperhatikan variabel-variabel lainnya.

Pada model pengambilan keputusan ini dilakukan tahap demi tahap se

hingga lebih teliti dan dapat mengeliminir kesalahan atau ketidakakuratan terha

dap keputusan, dalam hal ini 'keputusan dalam risiko' yang akan diambil.

Menurut Robert E. Markland & James R. Sweigart (1987) dalam membuat

keputusan dalam risiko menyangkut situasi dimana probabilitas yang ada untuk

berbagai kemungkinan kejadian (state ofnature).

Untuk situasi seperti ini maka pertama-tama harus melakukan identifikasi

kemungkinan alternatif keputusan. Selanjutnya kemungkinan kejadian (state of

nature) diidentifikasi dan mereka dihubungkan dengan probabilitas dari ke-

jadiannya diestimasi. Kemudian keadaan hasil dari alternatif keputusan yang

diberikan bagian dari tindakan dihitung.

Juga dinyatakan Robert E. Markland & James R. Sweigart (1987), dalam

membuat keputusan dalam risiko pengambil keputusan tidak mempunyai infor

masi sempurna yang tersedia, tetapi dapat memperkirakan kemungkinan dari ke-

Page 44: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

23

jadian untuk tiap kemungkinan kejadian. Dengan kata lain dapat dihitung pro

babilitas untuk masing-masing situasi keputusan.

Probabilitas ketiga variabel tersebut didasarkan pada analisis risiko proyek

konstruksi dari hasil survey penelitian terhadap responden sebagai sampel dari

populasi kontraktor.

4.5 Teori Utilitas

Kelebihan teori utilitas dengan teori lainnya adalah didasari kenyataan

bahwa dalam pengambilan keputusan 2 elemen keputusan, yaitu 'hasil yang bera-

sosiasi dengan hasil keputusan' dan 'probabilitas kejadian' sukar didapatkan.

Ukuran hasil akan mempunyai arti apabila dikaitkan dengan tujuan pembuat kepu

tusan. Ini belum cukup karena meskipun hasil sudah diketahui, sikap individu

menentukan harganya yang sejati (Johannes Suprapto, 1991).

Hal demikian juga kiranya menjadi kendala kontraktor dalam proses pe

ngambilan keputusan untuk melakukan penawaran pekerjaan (pelelangan) dengan

mempertimbangkan variabel risiko proyek konstruksi yang mengkin timbul pada

waktu pelaksanaan pekerjaan. Dengan demikian teori utilitas sesuai untuk diguna

kan sebagai alat pengambilan keputusan kontraktor untuk maksud tersebut di atas.

4.5.1 Bentuk Fungsi Utilitas

Von Neumann dan Morgenstern telah mengembangkan pendekatan mem

buat keputusan dimana pembuat keputusan menerima untuk memilih alternatif

yang akan memaksimalkan utilitas yang diharapkannya. Fungsi utilitas Von Neu-

mann-Morgenstern diukur berdasarkan interval atau skala kardinal. Skala interval

mempunyai karakteristik oleh kekurangan yang asalnya ditetapkan oleh spesifi-

kasi dari unit yang dapat berubah-ubah untuk ukuran yang menggunakan skala.

Fungsi utilitas seperti terlihat dalam Gambar 4.1 menggambarkan 3 tipe

dari fungsi utilitas dan preferensi terhadap risiko yang menghubungkan dengan

setiap pembuat keputusan. Tipe pertama adalah yang mempunyai tipikal orang

yang senang risiko (risk seeker). Kedua, kebalikan dari orang yang senang risiko

adalah orang yang lebih senang menjauhi risiko atau tidak senang risiko (risk

Page 45: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

24

avoider). Dan ketiga apabila pembuat keputusan berada diantara senang dan tidak

senang risiko, maka yang demikian akan mempunyai fungsi utilitas yang mengi

kuti garis lurus (risk indifference).

Pandangan Dale D. Meredith, dkk. (1973) memperkuat pandangan di atas

yang secara spesifik menyatakan bahwa pada urutan menyediakan ukuran per

sonal dari harga hasil keputusan, nilai uang mungkin ditransformasikan pada nilai

utilitas ekivalennya dari fungsi utilitas. Setiap pembuat keputusan mempunyai

fungsi utilitas sendiri, dan ini harus menggambarkan kelakuan risikonya dan pan

dangan uang ke depan.

Bisk avoider

Bisk indifference

Bisk seeker

Monetary payoff (S-millions)

Gambar 4.1 Utility Function and Associated Risk Preferences

Sumber: Robert E. Markland & James R. Sweigart (1987)

Pandangan Dale D. Meredith, dkk. (1973) memperkuat pandangan di atas

yang secara spesifik menyatakan bahwa pada urutan menyediakan ukuran per

sonal dari harga hasil keputusan, nilai uang mungkin ditransformasikan pada nilai

utilitas ekivalennya dari fungsi utilitas. Setiap pembuat keputusan mempunyai

fungsi utilitas sendiri, dan ini harus menggambarkan kelakuan risikonya dan pan

dangan uang ke depan.

Pendekatan membuat keputusan dalam situasi probabilistik sebaiknya

memasukkan unsur-unsur sebagai berikut; (1) Menentukan kemungkinan hasil

Page 46: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

25

pada setiap alternatif, (2) Menentukan probabilitas setiap hasil, (3) Menentukan

kurva utilitas untuk pembuat keputusan dan menentukan nilai utilitas untuk hasil,

dan (4) Menghitung nilai utilitas yang diharapkan untuk alternatif-alternatif.

Manajemen konstruksi, khususnya bagi kontraktor secara terus menerus

pasti menghadapi sebuah dilema mengenai penawaran yang kompetitif: jika

penawaran cukup tinggi untuk menjamin sebuah keuntungan, pekerjaan mungkin

diberikan pada kontraktor yang menawar lebih rendah. Jika penawaran cukup ren-

dah untuk menang, keuntungan dalam bahaya, bahkan pada akhirnya rugi.

Dalam situasi keputusan demikian maka kontraktor untuk mengambil

keputusan dalam risiko dengan teori utilitas dapat menggunakan logika yang ter-

kandung dan mengaplikasikannya dari proses penyelesaian masalah yang berori-

entasi keputusan seperti terlihat pada Gambar 1.1.

4.5.2 Penggunaan Fungsi Utilitas

Fungsi utilitas dapat digunakan dalam membuat keputusan dengan cara

yang sama terhadap nilai uang yang digunakan. Berdasarkan harapan utilitas

pembuat keputusan dapat memilih alternatif keputusan yang menghasilkan nilai

uang maksimum yang diharapkan. Oleh karena itu keputusan optimum dibuat

ketika preferensi terhadap risiko sebagai bahan petimbangan dalam pengambilan

keputusan, dalam hal ini hanya hasil uang yang menjadi pertimbangan {profitabil

ity).

Karena utilitas sifatnya subyektif maka diperlukan banyak pandangan in

dividu / institusi yang dalam penelitian ini menggunakan sampel dari suatu popu-

lasi, yaitu kontraktor di wilayah tersebut di atas untuk mengetahui tingkat prefer-

ensinya terhadap risiko proyek konstruksi dalam kaitannya dengan penawaran

pekerjaan kontraktor.

4.6 Keputusan Dalam Risiko Untuk Penawaran Pekerjaan Kontraktor

Dengan Teori Utilitas

Berangkat dari kendala yang dihadapi kontraktor pada saat harus membuat

keputusan seperti dipaparkan di atas, maka perlu kiranya disusun suatu model

Page 47: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

26

pengambilan keputusan dalam risiko oleh kontraktor dalam kaitannya dengan

penawaran pekerjaan dengan teori utilitas.

Untuk maksud penyusunan model keputusan ini akan mengacu pada peng-

gunaan teori-teori utilitas pada penawaran pekerjaan dari formula Melvin W.

Lifson & Edward F. Shaifer, Jr. (1982).

Pohon keputusan dicontohkan dalam Gambar 1.1. Jika penawaran dibuat,

ada konsekuensi yang berasal dari persiapan dan pengumpulan penawaran seperti

biaya persiapan, pelatihan personil dalam persiapan proposal, pengaruh terhadap

hubungan konsumen, atau kriteria lainnya yang sesuai untuk kontraktor tertentu

dan situasi penawaran tertentu. Penawaran kontraktor mungkin memenangkan

kontrak dengan probabilitas Pw atau kehilangan kontrak dengan probabilitas PL.

Keputusan menawar atau tidak menawar, akan didasarkan pada keper-

cayaan yang berkaitan dengan hasil yang diharapkan dan risiko yang terkait.

Tentu saja hal ini dianggap bahwa pembuat keputusan berharap untuk menerap-

kan peraturan keputusan untuk memaksimalkan kemanfaatan yang diharapkan.

Proses keputusan kemudian mencakup identifikasi dan penentuan kriteria kepu

tusan, menentukan hubungan utilitas untuk criteria tersebut, memperkirakan hasil

untuk situasi tidak menawar, menang atau kalah, dan memperkirakan probabilitas

Pw dan PL.

Lebih jauh ini dianggap bahwa kontraktor telah menentukan sebuah kebi-

jakan yang berkaitan dengan jumlah yang akan dihabiskan pada persiapan

penawaran untuk jenis ini dan ukuran proyek. Sebuah perkiraan besarnya order

persiapan dari cakupan kontrak dapat dibuat secara relatifmudah sehingga angga-

ran untuk persiapan penawaran {CB) dapat ditentukan.

Terdapat 2 situasi yang berkaitan dengan evaluasi untuk keputusan yang

terdahulu, yaitu:

1 Kebijakan manajemen adalah untuk mendasarkan keputusan menawar hanya

pada profitabilitas yang diharapkan dari proyek.

2. Kebijakan manajemen adalah untuk mendasarkan keputusan menawar pada

kriteria lainnya disamping profitabilitas.

Page 48: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

27

Untuk kebijakan menajemen pada penelitian ini diasumsikan menggunakan

sebuah unsur tunggal: profitabilitas. Untuk keputusan penawaran pada pekerjaan

yang relatif rutin, kontraktor ini mengevaluasi pilihan-pilihan berdasarkan keun

tungan yang diperkirakan pada investasi, yang dijelaskan dengan Persamaan se

bagai berikut:

B - C

^=100 (4.1)

C

Dimana;

B = jumlah penawaran, rupiah.

C = biaya penawaran, rupiah.

y = keuntungan pada investasi, persen.

Dalam hal ini dianggap bahwa kontraktor telah menentukan "pengeluaran"

dan "biaya". Calon proyek adalah jangka pendek untuk mengabaikan pengaruh

dari waktu aliran kas, oleh karena itu fungsi diskon tidak dimasukkan dalam

model evaluasi.

Penggunaan fungsi utilitas untuk membantu manajer konstruksi dalam

keputusan penawaran telah direkomendasikan (de Neufville dkk, 1977), dan ke

mungkinan menghitung pilihan kontraktor dengan memakai fungsi utilitas.

Adapun tahap-tahap untuk menghitung pilihan kontraktor menggunakan fungsi

utilitas adalah sebagai berikut:

• Tahap pertama adalah melakukan analisis persiapan dan pengalaman masa

lalu berkaitan dengan tingkat keuntungan pada investasi suatu proyek ini

mungkin berkisar dari sebuah kerugian {yL, misalnya a %) sampai sebuah ke

untungan {yu, misalnya b %).

yL = - a % \-h% syu = + b % -J (4.2)

Page 49: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

28

• Tahap kedua adalah berkaitan dengan catatan laba perusahaan yang relatif

konsisten sekitar keuntungan pada investasi {yr, misalnya c %). Dan hal ini

dipakai untuk mempertimbangkan profitabilitas yang menjadi permulaan

dalam mengevaluasi kes4an baru {u{yi) = 0).

yr = + c % I

u{yv) = u{c) =0 J (4.3)

• Tahap ketiga adalah menentukan skala utilitas, yaitu antara 0 sampai 1.

u{a) = 0 "1

u{b) =1J (4.4)

Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang menghasil-

kan sebuah keuntungan pasti dan aR, sebuah kemungkinan pengaruh risiko se

hingga mendapatkan keuntungan atau mendapatkan kerugian. Situasi tersebut

terlihat pada Gambar 4.2. Kontraktor dalam hal ini harus mempunyai 'keyakinan'

kemungkinan keuntungan pasti, yaitu probabilitas untuk mendapatkan keuntungan

karena pengaruh adanya risiko {d).

= d (4.5)

P-a

Dimana;

Pb = Probabilitas keuntungan dari proyek dengan pengaruh adanya risiko.

P.a = Probabilitas kerugian dari proyek dengan pengaruh adanya risiko.

Page 50: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

«H

3c

Gambar 4.2 Ekivalen kepastian untuk menghitungu(-a).as~aRPhu(b) i P.au(-a) - «ft c).

y w

i*% 1

-a% ?

+ c% 0

29

Dengan P* + P.a = 1, maka nilai Ph dan /J_a, dan u(- a) dapat dihitung.

Sampai pada tahap ini dapat ditentukan 3 poin untuk fungsi utilitas, yaitu; u(- a),

u(-i c), dan u(+ b). Hal tersebut ditunjukkan 'model' seperti Gambar 4.3 yang me

rupakan sebuah fungsi utilitas eksponensial u= C+ AeBy.

Karena hanya ada satu kriteria keputusan maka variabel skala yang dibu-

tuhkan untuk menjamin skala utilitas yang umum dari banyak kriteria tidak ber-

guna untuk evaluasi sekarang. Karena itu kontraktor mungkin menentukan W= 1

dan U(y) = u{y). Dianggap bahwa keuntungan dan biaya dari proyek dapat

diperkirakan dengan akurasi yang masuk akal. Risiko utama adalah bahwa kon

traktor mungkin tidak memenangkan kontrak.

Page 51: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

-10 -5 0 5 10 15 20

y, return on investment |%)

25

Gambar 4.3 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaranSumber: Melfin W Lifson & Edward F. Shaifer, Jr., (1982)

30

Untuk kondisi dan asumsi yang dinyatakan, situasi keputusan ditampilkan

dengan pohon keputusan seperti pada Gambar 4.4, dan utilitas yang diharapkan

yang merupakan fungsi tujuan dan dihitung dengan Persamaan 4.6 di bawah ini.

U1^PwU{y)lw+PLU{y)1L

U2=U(y)2

Dimana;

(y)iw = hasil jika penawaran dibuat dan kontrak dimenangkan.

(y)iL = hasil jika penawaran dibuat dan kontrak tidak dimenangkan.

(y)2 = hasil jika tidak dibuat penawaran.

(4.6)

Page 52: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

31

Pw = probabilitas memenangkan.

PL = probabilitas tidak memenangkan.

lh, Lh = utilitas yang diharapkan dari at (menawar) dan a2 (tidak menawar), se

cara berurutan.

Outcome

Win(V>! w

(y>u.

Gambar 4.4 Pohon keputusan pada situasi keputusan.Sumber: Melfin W. Lifson & Edward F. Shaifer, Jr., (1982)

Proyek sebagai sebuah kegiatan dari perusahaan kontraktor adalah sistem

yang terkait dengan keputusan. Deskripsi proyek yang tercakup dalam permin

taan untuk penawaran harus dinilai dan diperkirakan. Informasi yang berkaitan

dengan perusahaan dianggap tersedia. Persiapan deskripsi terdahulu mengenai

bagaimana proyek akan digabungkan dengan operasi perusahaan dapat diselesai-

kan selama waktu tersebut ketika situasi keputusan sedang ditentukan dan model

evaluasi sedang dirumuskan.

Dari Persamaan 4.6 dan Gambar 4.4 menunjukkan hasil dan probabilitas

yang akan diperkirakan pada waktu melakukan analisis. Masing-masing hasil

tentu saja akan diukur yang berkaitan dengan keuntungan pada investasi. Pro

babilitas pada masing-masing kondisi dapat diperkirakan dengan banyak teori,

namun demikian Melfin W. Lifson & Edward F. Shaifer, Jr., (1982) menyarankan

menggunakan Bayesian Analysis. Dalam kaitannya dengan penelitian ini situasi

keputusan (dalam risiko) terhadap penawaran pekerjaan oleh kontraktor akan

dianalisis untuk kondisi high risk, medium risk, dan low risk sesuai hasil survey

penelitian terhadap responden.

Page 53: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

32

Hasil jika kontraktor menawar dan memenangkan ((y)/w), maka total in

vestasi dalam penawaran dan proyek adalah CB + Cc, dimana Cb = biaya

penawaran dalam rupiah dan Cc = investasi dalam proyek dalam rupiah. Keun

tungan pada investasi ini kemudian adalah:

B-{CB + Cr)

(y)lw = 100 (4.7)

Cb + Cc

Dimana B = jumlah tawaran kontraktor dalam rupiah.

Sedangkan jika hasilnya menawar dan ternyata tidak menang / kalah

{{y)n), maka dianggap bahwa kontraktor akan kehilangan biaya penawaran {Cb),

sedangkan biaya konstruksi yang dialokasikan {Cc) tetap dan dapat digunakan un

tuk investasi lainnya. Dapat difahami karena asumsi awal bahwa jumlah Cc akan

menghasilkan keuntungan rata-rata historis kontraktor a %. Dengan kondisi ini

keuntungan bersih yang diharapkan jika penawaran tidak berhasil adalah a Cc,

dan keuntungan pada investasi adalah:

a Cc - CB

{y)1L = 100 (4.8)

Cb + Cc

Jika kontraktor tidak menawar pada proyek tersebut {{y)2), dianggap

bahwa total investasi dengan pertimbangan Cc + Cb dapat diinvestasikan di-

manapun dalam perusahaan dan karenanya akan menghasilkan keuntungan a %.

(yh = <* (4.9)

Seperti disampaikan di atas, dalam situasi keputusan tersebut kontraktor

mempunyai pilihan dasarnya menawar {at) atau tidak menawar (#2). Dan apabila

Page 54: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

33

keputusannya adalah menawar, maka akan dihadapkan pada kenyataan bahwa

penawaran itu diterima atau menang atau tidak diterima atau kalah. Pada tahap ini

kontraktor melakukan analisis terhadap berbagai kemungkinan yang ada, yaitu:

menawar {a/) atau tidak menawar (a^).

Hasil analisis pada tahap sebelumnya digunakan untuk untuk model

evaluasi baik dalam kondisi menawar (ay) atau tidak menawar {a2). Dalam hal ini

dengan menggunakan Gambar 4.3.

Apabila hasilnya menunjukkan bahwa kontraktor menolak risiko, yang di

tunjukkan oleh fungsi utilitas dari Gambar 4.3, keputusan seharusnya tidak

menawar apabila Ui < U2 dan begitu sebaliknya.

Sensitivitas hasil untuk Pw ditunjukkan dalam Gambar 4.5. Hasil ini dida-

patkan dengan perhitungan menggunakan nilai Pw antara 0 dan 1 dari persaman

4.6.

Kontraktor akan menilai informasi terdahulu dan memutuskan apakah

menawar atau tidak. Jika kontraktor percaya bahwa Pw lebih dari titik impas dan

bahwa Gambar 4.3 merupakan sebuah model yang bagus dari perasaannya berkai

tan dengan asumsi profitabilitas perusahaan, maka keputusannya menawar, begitu

sebaliknya.

1,0

0,8

00 0,63>> aC OS 0,4

§ c§ '5bSo.S

0,2

0

b

-0,2

a, : menawar

ai: tidak menawar

Break Even Pw

0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0

Pw, probabilitas memenangkan kontrak

Gambar 4.5 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk probabilitas memenangkan.Sumber: Melfin W. Lifson & Edward F. Shaifer, Jr., (1982)

Page 55: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

BABV

DATA DAN ANALISIS

34

5.1 Risiko Kontraktor

Kegiatan identifikasi risiko dilakukan dengan melakukan survei kuisioner

terhadap Kontraktor dengan kualifikasi Ki, M2, dan M) di lokasi penelitian.

Adapun hasilnya secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 5.1 di bawah ini. Terda

pat beberapa data hasil kuisioner yang tidak dimasukkan pada Tabel 5.1 ini karena

responden dalam mengisi kuisioner tidak lengkap.

Dari hasil penelitian tersebut di atas dibuat rangking risiko kontraktor de

ngan perhitungan sebagai berikut.

1. Ijin Tenaga Kerja (Asing).

Jumlah kontraktor yang menganggap ijin tenaga kerja sebagai risiko

kontraktor =14.

Jumlah sampel / kontraktor (n) = 31.

14Jadi Rangking Risiko Ijin Tenaga Kerja (Asing) = —x 100% = 45%.

2. Akses Jalan Menuju Lokasi Proyek.

Jumlah kontraktor yang menganggap ijin tenaga kerja sebagai risiko

kontraktor = 23.

Jumlah sampel / kontraktor (n) = 31.

23Jadi Rangking Risiko Ijin Tenaga Kerja (Asing) = — x 100% = 74%.

Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan untuk risiko lainnya, dan berdasar

kan hasil perhitungan dapat disusun rangking risiko seperti disajikan pada Tabel

5.2 di bawah ini.

Page 56: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Tab

el

5.1

Hasi

lP

en

eli

tian

Ideen

tifi

kasi

Ris

iko

Ko

ntr

ak

tor

No

.K

on

tra

kto

rA

lam

at

Asu

msi

Ter

hada

pJe

nis

Ris

iko

'K

eter

an

ga

n

AB

CD

EF

GH

JK

LM

No

P9

RS

TV

VW

1C

VA

AK

late

n0

00

00

00

00

0

") A-

Ijin

Ten

aga

Ker

ja(A

sing

)B

^A

kses

Jala

nM

enuj

uL

okas

iPr

ovek

C=

Ter

sedi

anva

T.

Ker

ja,

Pera

lata

n.&

Mat

eria

lD

-'Pr

oduk

tivita

sT

.K

erja

&Pe

rala

tan

E=

Cct

.'Ket

idak

seni

pura

aan

disa

in(g

b.R

ene,

spek

..dl

l)F

=P

erub

ahan

Pek

erja

an(C

CO

)

G=

Kon

disi

Lok

asi

(Pro

yek)

Yan

gB

erbe

daH

==C

ct'K

etid

akse

mpu

maa

nm

ater

ial

1=

Pers

elis

ihan

T.

Ker

jaJ

~K

ese

lam

ata

n

K=

Kem

amp

uan

Kon

trak

tor

L--

Neg

osia

siPe

rint

ahPe

ruba

han

(neg

osia

siC

CO

)M

-P

emec

alia

nm

asal

ah(P

enun

daan

)K

ontr

ak

N=

Pen

uind

aan

Pem

bava

ran

(lis

l.Pe

k)Se

suai

Kon

trak

O=

Kua

litas

Peke

rjaa

nP~

Keg

agal

anP

enda

naan

Pen

ibia

vaan

Prov

ek

Q=

Kua

ntita

sak

tual

Peke

rjaa

n(K

uant

itas

HsI

.Pek

.)R

=T

ekni

k2us

aha2

niem

pert

ahan

kan

diri

S=

Per

ubah

anK

ebij

aksa

naan

Pem

erin

tah

T=

^In

ilasi

IJ=

Penu

ndaa

nK

aren

aPi

hak

Ket

iga

V=

Gan

tiR

ugi

W=

Forc

eM

ajeu

reK

ond.

Kah

ar

0=

Tid

akM

enga

ngga

pR

isik

oK

ontr

akto

r1

=M

enga

ngga

pR

isik

oK

ontr

akto

r

1P

TB

BK

late

n0

11

10

1

3C

VC

CK

late

n0

00

10

00

4C

VD

DK

late

n0

00

01

5C

VE

EW

onog

iri

00

00

00

01

6C

VF

FW

onog

iri

10

1

7C

VG

GW

onog

iri

01

1

8C

VH

HW

onog

iri

00

1

9P

TII

Kla

ten

01

10P

TJJ

Kla

ten

01

11P

TK

KS

uk

oh

arjo

00

1

12C

VL

LK

aran

gan

yar

00

00

00

13P

TN

NK

late

n1

1

14

PT

CO

Su

rak

art

a1

1

15P

TQ

QS

uk

oh

arjo

00

00

1

16

PT

RR

Su

rak

art

a1

1

17

PT

SS

Su

rak

art

a1

1

18P

TT

TS

ukoh

arjo

11

19P

TU

US

uk

oh

arjo

00

00

1

20

PT

VV

Kla

ten

11

21C

VW

WS

ura

kart

a0

01

22

cv

xx

Su

ko

har

jo0

1

23

CV

YY

Su

rak

art

a1

1

24

CV

ZZ

Su

rak

art

a0

0

25

CV

AB

Su

rak

art

a1

1

26

CV

AC

Su

rak

art

a1

1

27

CV

AD

Su

rak

art

a1

1

28

CV

AE

Su

rak

art

a1

1

29

PT

AF

Su

rak

art

a1

1

30

PT

AG

Su

rak

art

a0

1

31

CV

AH

Su

rak

art

a1

1

Ju

mla

h1

42

32

72

73

12

82

92

32

32

72

52

92

92

62

82

72

62

23

02

62

82

92

7

Persen

tase

45

74

87

87

10

09

09

47

47

48

78

19

49

48

49

08

78

471

97

84

90

94

87

W ',/!

Page 57: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Tabe! 5.2 Rangking Risiko

No. Jenis Risiko

1 Cacat / ketidaksempumaan disain (gb. rencana, spek., dll).2 Kondisi lokasi (proyek)yangberbeda.

Negosiasiperintahperubahan(negosiasi CCO).Pemecahan(masalah)penundaankontrak.Perubahan kebijaksanaan pemerintah.

3 Perubahanpekerjaan(CCO).Kualitas pekerjaan.Gantirugi.

4 Tersedianva tenaga kerja, peralatandan material.Produktivitastenaga kerjadan peralatan.Keselamatan.

Kegagalan pendanaan/ pembiayaan proyek.Penundaan karena pihakke3.Force majeure / kondisi kahar.

5 Penundaan pembayaran (hasil pekerjaan)sesuaikontrak.Kuantitasaktualpekerjaan (kuantitas hasil pekerjaan).

6 Kemampuan kontraktor.Inflasi.

7 Aksesjalan menujulokasiproyek.Cacat / ketidaksempumaan material.Perselisihan tenaga kerja.

8 Teknik-teknik/ usaha-usahamempertahankan diri.9 Ijintenaga kerja(asing).

36

5.2 Model Penelitian Analisis Risiko Kontraktor Untuk Pengambilan

Keputusan Penawaran Dengan Teori Utilitas

Seperti disampaikan di atas keputusan kontraktor untuk mengikuti atau ti

dak mengikuti pelelangan pekerjaan didasari oleh banyak variabel, antara lain;

kemampuan / keahlian kontraktor, kesiapan pendanaan, proyek yang sedang di-

tangani, kesempatan mendapatkan keuntungan lainnya, faktor pemilik, faktor per-

encana / pengawas, kondisi lokasi pekerjan, kondisi politik, kondisi ekonomi dan

moneter, dan lainnya.

Untuk tujuan penelitian ini diasumsikan bahwa kontraktor tertarik dengan

pelelangan tersebut dan melakukan analisis keputusan berdasarkan risiko biaya

pekerjaan kontraktor. Risiko yang digunakan untuk analisis adalah hasil survai

peneliti sebelumnya yang terangkum dalam Tabel 5.2.

Situasi keputusan menawar atau tidak menawar pada model ini hanya di

dasarkan pada tingkat keuntungan {profitability) yang diharapkan dari proyek

(contoh proyek gedung) dan mengabaikan variabel lainnya.

Page 58: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

37

Mengikuti uraian pada Sub Bab 4.6 maka dapat dibuat sebuah model pen

gambilan keputusan untuk penawaran pekerjaan kontraktor. Model ini berupa se

buah "model proses" seperti tersaji pada flow chart pada Gambar 5.1.

RangkingRisiko

iMiilai

Menanyakan kepada kontraktor tentang :Nilai Penawaran (B)Biaya Konstruksi (C()Biaya Pelelangan (C()Tingkat Kerugian (yL)Tingkat Keuntungan (yr)Tingkat keuntungan investai lainnya (yT)Tingkat keyakinan memenangkan pelelangan

Perhitungan Utilitas KontraktorPersamaan 2.1

Persamaan 4.2

Persamaan 4.3

Persamaan 4.4

Persamaan 4.5

Persamaan 4.6

Persamaan 4.7

Persamaan 4.8

Persamaan 4.9

IKurva Utilitas dan

Kurva Sensitivitas

1Selesai

Gambar 5.1 Flow chart model pengambilan keputusan untuk penawaran pekerjaan

kontraktor dengan teori utilitas

5.2.1 Tahap Pertama

Tahap pertama adalah menanyakan kepada kontraktor mengenai nilai

penawaran {B), biaya konstruksi {Cc), dan biaya penawaran {('c) untuk masing-

masing contoh proyek gedung.

Page 59: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

38

Pada tahap ini juga akan ditanyakan kepada kontraktor beberapa hal

seperti tingkat keuntungan {yc) yang didasarkan jenis dan item pekerjaan proyek,

tingkat kerugian karena pengaruh risiko {yL), tingkat keuntungan investasi lainnya

di luar usaha jasa konstruksi dimana kontraktor bersangkutan dapat menginvesta-

sikan modalnya (yf), dan tingkat keyakinan memenangkan pelelangan terhadap

contoh proyek tersebut.

Dalam menentukan asumsi-asumsi tersebut di atas mempertimbangkan

tingkat kompetisi terhadap penawar lainnya, nilai penawaran berdasarkan pen

galaman masa lalu, dan lainnya berdasarkan data dan gambar serta rangking risiko

seperti tersaji pada Tabel 5.2.

5.2.2 Tahap Kedua

Berdasarkan asumsi-asumsi kontraktor pada Tahap Pertama, selanjutnya

dilakukan perhitungan untuk mengetahui utilitas kontraktor dengan Persamaan

2.1, 4.2, 4.3, 4.4, 4.5, 4.6, 4.7, 4.8, dan 4.9. Dari hasil perhitungan pada tahap

kedua ini dapat digambarkan kurva utilitas dan kurva sensitivitas yang dapat

digunakan untuk mengetahui kecenderungan kategori masing-masing kontraktor

terhadap risiko biaya pekerjaan. Untuk selanjutnya dapat diketahui distribusi

kurva utilitas kontraktor terhadap masing-masing contoh proyek.

5.3 Uji Coba Model Pada Beberapa Proyek

Sesuai dengan judul yang disepakati, yaitu Penerapan Teori Utilitas Seba

gai Alat Bantu Analisis Risiko Biaya Pekerjaan Kontraktor Untuk Pengambilan

Keputusan Penawaran dimana dalam penelitian ini diaplikasikan pada pengambi

lan keputusan penawaran untuk proyek gedung, maka "model proses" tersebut

diuji pada beberapa proyek.

5.3.1 Proyek Yang Ditinjau

Adapun proyek gedung yang digunakan sebagai contoh proyek berjumlah

4 buah dengan data untuk masing-masing proyek sebagai berikut.

Page 60: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

1. Nama Proyek

Pemilik

Lokasi

Perencana

Pengawas

Pondasi

Struktur Bangunan

Struktur Atap

Pagu Dana

Luas Bangunan

Kondisi Saat Penelitian

Pekerjaan Iain-lain

39

Pembangunan Gedung VI Fakultas Teknik Uni

versitas Sebelas Maret Surakarta.

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Kampus UNS Kentingan - Surakarta.

Tim Fakultas Teknik UNS Surakarta.

Tim Fakultas Teknik UNS Surakarta.

Pelat Kaki (Beton Bertulang).

Beton Bertulang.

Rangka Kayu Kalimantan.

±Rp. 1.440.000.000,-.

± 3.801,60 m2.

Tahap Pelaksanaan {Finishing Lantai I).

Dapat dilihat dan diestimasi dari siteplan.

Untuk memberikan gambaran kondisi proyek diatas seperti terlihat pada

Gambar 5.2.

Gambar 5.2 Proyek Pembangunan Gedung VI Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Page 61: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

40

2. Nama Proyek : Gudang, Kantor. Mess dan Bangunan Service

Djarum Solo.

Pemilik : PT Djarum Kudus.

Lokasi : Jl. Adisucipto 83 Surakarta.

Perencana PT Karawang Resinda.

Pengawas PT Karawang Resinda.

Pondasi Pelat Kaki (Beton Bertulang) dan PasanganBatu

Kali.

Struktur Bangunan Beton Bertulang.

Struktur Atap . Rangka Baja.

Pagu Dana : ± Rp. 2.400.000.000,-.

Luas Bangunan : ± 1.290,44 m2.

Kondisi Saat Penelitian : Tahap Pelaksanaan (Struktur Kantor Lantai II dan

Struktur Gudang).

Pekerjaan Iain-lain : Dapat dilihat dan diestimasi darisite plan.

Untuk memberikan gambaran kondisi proyek diatas seperti terlihat pada

Gambar 5.3.

Gambar 5.3 Proyek Gudang, Kantor, Mess dan Bangunan Service Djarum Solo.

Page 62: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

3. Nama Proyek

Pemilik

Lokasi

Perencana

Pengawas

Pondasi

Struktur Bangunan

Struktur Atap

Pagu Dana

Luas Bangunan

Kondisi Saat Penelitian

Pekerjaan Iain-lain

RUKAN 3 Lantai Blok : CA

PT Pondok Solo Permai.

Solo Bam - Sukoharjo.

Divisi Perencanaan PT Pondok Solo Permai.

Divisi Produksi PT Pondok Solo Permai.

Tiang Pancang Beton Bertulang.

Beton Bertulang.

Rangka Baja.

± Rp. 5.740.000.000.-.

± 4.284,00 m2.

Tahap Pelaksanaan (Struktur Lantai II) .

41

Dapat dilihat dan diestimasi dari siteplan.

Untuk memberikan gambaran kondisi proyek diatas seperti terlihat pada

Gambar 5.4.

Gambar 5.4 Proyek RUKAN 3 Lantai Blok : CA.

4. Nama Proyek : Peningkatan Sarana Pendidikan Yayasan Sahid

Jaya.

Page 63: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Pemilik

Lokasi

Perencana

Pengawas

Pondasi

Struktur Bangunan

Struktur Atap

Pagu Dana

Luas Bangunan

Kondisi Saat Penelitian

Pekerjaan Iain-lain

Keterangan lain

42

Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Sosial Sa

hid Jaya.

Jl. Adisucipto Surakarta.

PT Marsudi's Associates Surakarta.

PT Marsudi's Associates Surakarta.

Bore Pile (Beton Bertulang).

Beton Bertulang.

Rangka Baja.

± Rp. 5.800.000.000.-.

± 11.076,48 m2.

Tahap Pelaksanaan {Finishing).

Dapat dilihat dan diestimasi dari siteplan.

Pondasi & sebdigidLnfinishing tidak termasuk da

lam kontrak.

Untuk memberikan gambaran kondisi proyek diatas seperti terlihat pada

Gambar 5.5.

—BSl".WII»i!S*

Gambar5.5 Proyek Peningkatan SaranaPendidikan Yayasan SahidJaya.

Dari kuisioner tahap kedua yang disebarkan kepada responden didapatkan

hasilnya seperti terlihat pada Tabel5.3 di bawah ini.

Page 64: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Tabe

l5.3

Reka

pitu

lasiJ

awab

anK

ontra

ktor

Terh

adap

Kui

sione

rUnt

ukPr

oyek

Ged

ung

No

.

1 2

Ko

ntr

akto

r

CV

AA

A

CV

BB

B

Co

nto

h

Pro

yek

1 2 3 4 1 2

Pag

uD

ana

(Rp

.)1

,44

0.0

00

.00

0,0

0

2.4

00

.00

0,0

00

,00

5.74

0,00

0,00

0,00

5.8

00

.00

0,0

00

,00

1.4

40

.00

0.0

00

,00

2.4

00

.00

0.0

00

,00

>'V

(%)

2,50

7.5

0

12,5

02,

5017

,50

17

.50

(%)

-3,7

5-3

,75

-3,7

5-6

,25

-3,7

5-3

,75

(%)

7,5

0

7.5

0

7,50

7,50

12,5

01

2.5

0

Keya

kin

an

Mem

ena

ng

kan

Pel

ela

ng

an

(%)

75

.00

85,0

065

,00

75

,00

65

.00

75

.00

Nil

ai

Pen

aw

ara

n

(%) 92

.50

97,5

09

2,5

0

92

,50

82,5

08

2,5

0

Bia

yaK

on

str

uksi

77

.50

82

.50

87

.50

92

.50

82

,50

77

.50

Bia

yaP

elel

an

ga

n

(%) 4,

500

,50

1,50

1,50

1,50

1.5

0

Ket

cra

ng

an

Tid

akdi

anal

isis

lebi

hla

njut

Tid

akdi

anal

isis

lebi

hla

njut

3 4

5.7

40

,00

0.0

00

,00

5.8

00

.00

0.0

00

,00

12,5

01

2,5

0

-3,7

5

-1,2

5

12

,50

12,5

0

85

.00

85

.00

87,5

08

7.5

0

82

.50

77

.50

0.5

0

0,5

0

3C

VC

CC

11

.44

0.0

00

.00

0,0

012

,50

-3,7

51

7,5

06

5.0

08

7.5

07

0,0

00

.50

Tid

akdi

anal

isis

lebi

hla

njut

22

.40

0.0

00

.00

0,0

012

,50

-1,2

517

,50

75

,00

82

,50

70

.00

0.5

0T

idak

dia

nal

isis

lebi

hla

njut

35

.74

0.0

00

.00

0,0

017

,50

-1,2

51

7,5

08

5.0

09

2,5

06

5,0

00,

50

45

.80

0.0

00

.00

0,0

07

.50

-1,2

517

,50

75

,00

97

,50

70

,00

0,5

0T

idak

dia

nal

isis

lebi

hla

njut

4C

VD

DD

11

.44

0.0

00

.00

0,0

01

2.5

0-3

,75

12

,50

75

,00

82

.50

70

,00

1,50

22

.40

0.0

00

.00

0,0

01

2.5

0-3

,75

12

,50

75

,00

82

,50

70

,00

1,50

35

.74

0.0

00

.00

0,0

01

2,5

0-3

,75

12

,50

75

.00

82

.50

70

.00

1,50

45

.80

0.0

00

.00

0,0

01

2,5

0-3

.75

12

,50

75

,00

82,5

070

,00

1,5

0

5P

TE

EE

11

.44

0.0

00

.00

0,0

02

2,5

0-1

1,25

12

,50

65

.00

77

,50

77

.50

2,5

0

22

.40

0.0

00

.00

0,0

02

2,5

0-1

1,25

12

.50

55

,00

77

,50

87

.50

0,5

0

35

.74

0.0

00

.00

0,0

02

2,5

0-6

,25

12

,50

75

.00

87

,50

92

.50

2,5

0

45

.80

0.0

00

.00

0,0

01

2.5

0-6

,25

12,5

08

5,0

082

,50

77

,50

2,5

0

6P

TF

FF

11

.44

0.0

00

.00

0,0

01

2.5

0-8

,75

7,5

05

5.0

08

7,5

08

7,5

02

,50

72

.40

0.0

00

.00

0.0

01

2.5

0-8

,75

7,5

05

5.0

08

7.5

08

7.5

02

,50

35

.74

0.0

00

.00

0,0

01

2,5

0-8

,75

7,5

05

5,0

08

7,5

08

7,5

02

,50

45

,80

0.0

00

,00

0,0

07

.50

-8,7

57

,50

55

,00

87

,50

87

.50

2,5

0

7P

TG

GG

11

.44

0.0

00

.00

0.0

07

,50

-3,7

512

,50

55

.00

82

,50

82

.50

2,50

Tid

akdi

anal

isis

lebi

hla

njut

22.

400.

000.

000,

0012

,50

-3,7

512

,50

65

,00

82

,50

82

.50

2.5

0

35

.74

0.0

00

.00

0,0

012

,50

-1,2

512

,50

65

,00

87

,50

82

.50

2.5

0

45

.80

0.0

00

.00

0.0

01

7,5

0-1

,25

12

,50

65

.00

87

,50

87

.50

2,5

0

8P

TH

HH

11

.44

0.0

00

.00

0,0

07

,50

-11,

257,

501

5,0

07

7,5

06

5.0

02

,50

22

.40

0,0

00

.00

0,0

01

2.5

0-1

1,25

7,5

01

5,0

08

2.5

06

5.0

02

,50

35

.74

0.0

00

.00

0,0

07

,50

-6,2

57

,50

15

,00

82

.50

65

.00

2.5

0

45

.80

0.0

00

.00

0.0

01

2,5

0-3

,75

7,5

01

5,0

08

2,5

065

.0C

2,5

0

9P

TJJ

J1

1.4

40

.00

0.0

00

,00

7,5

0-3

,75

2.5

08

5.0

07

7,5

070

,00

1,50

22

.40

0.0

00

.00

0,0

07

,50

-3,7

52,

506

5.0

08

2.5

077

,50

1,50

35

.74

0.0

00

.00

0,0

07

,5(

-3,7

52

,50

85

,00

82

,50

77

.50

1,5

0_

45

.80

0.0

00

.00

0,0

(7

.5C

-6,2

52

,50

75

.00

82

,50

77

.50

1,5

01

4-

Page 65: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

44

5.3.2 Perhitungan Penerapan Model

Perhitungan analisis risiko pada penawaran pekerjaan oleh kontraktor

dengan teori utilitas terhadap contoh proyek untuk masing-masing responden

yang dipilih dapat dilihat di bawah ini.

5.3.2.1 Kualifikasi Ki

A. Kontraktor 1 : CV. AAA.

Contoh proyek 1 : GedungPerkuliahan.

B Fungsi Utilitas ;

yL = -3,75%\

yu =+2,5% J (4.2)yL = kerugian proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yu= keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yr = + 7,5 % 1

u(yu) = w(7,5) =0 J (4.3)yT = keuntungan pasti perusahaan dari modal yang dimiliki.

u(yu) = utilitas.

• Skala Utilitas ;

w(7,5) = 0 (batas bawah) \

u{2,5) =1(batas atas) J (4.4)Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang

menghasilkan sebuah keuntungan pasti 7,5% dan aR, sebuah kemungkinan

pengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (2,5%) atau mendapatkan

kerugian (-3,75%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.6.

Page 66: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

P,< y

aR2,5 %

-3,75

• 3,75 %

*+ 7,5 %

Gambar 5.6 Ekivalen kepastian untuk menghitung«(-3,75). as~aRP2J «(2,5) + P.3,s i#(-3,75) = «(+7,5).

45

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 2,5 % adalah perbandingan

3:1 atau P2,5: P.3,75 = ^

P2,5 IP-3,75 =3

Karena /^,j + P.3,75 = 1, maka;

P2.5 + (P2.5/3) =1 -• 3/^ + Pw =3

4/>W =3

Ps = 3/4

= 0,75

"• P.3,75 = P2,s/3

= 0,75/3

= 0,25

w(7,5) = P2,5 u{2,5) + P.3,75 u{-3,75)

u{7,5) = 0,75 w(2,5) + 0,25 w(-3,75)

0 = 0,75(1) +0,25 «(-3,75)

Page 67: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

46

-• w(-3,75) = - (0,75 / 0,25) = - 3

Dari hitungan di atas diperoleh tiga titik untuk menggambarkan kurva Fungsi

Utilitas. Ketiga titik tersebut adalah ;

u{-3,75) = 3, w(+7,5) = 0, dan w(2,5) = 1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u

(utilitas) dan y (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar

5.7 tidak mencerminkan kurva utilitas sesuai penjelasan Sub Bab 4.5.1.

+1

-2 -•

-6 "

-3,75

Tidak sesuai kurva standar

Gambar 4.1

—t 1—§• • I' I——H ~* <~

2 4 6 7,5

y, pengembalian investasi (%)

Gambar 5.7 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran.

Dari Gambar 5.7 menunjukkan bahwa asumsi terhadap tingkat keuntungan

kontraktor (yu) sebesar 2,5% lebih kecil dibandingkan dengan tingkat keuntungan

kontraktor pada investasi lainnya (yL) sebesar 7,5% sehingga kurva utilitasnya

tidak sesuai dengan kurva standar pada Gambar 4.1. Sehubungan dengan hal

tersebut di atas, maka data-data di atas tidak dianalisis lebih lanjut.

Page 68: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

47

Contoh proyek 2 : Gedung Perkantoran dan Gudang.

• Fungsi Utilitas ;

yL =

yu = +7,5% J (4.2)

yL = kerugian proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yu = keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yT = + 7,5 %

•3,75%1

7,5% -J

" P-3.7S

u(yu) = zv(7,5) = 0 -» (4.3)

yT = keuntungan pasti perusahaan dari modal yang dimiliki.

u(yu) = utilitas.

• Skala Utilitas ;

w(7,5) = 0 (batas bawah) "1

w(7,5) =1(batas atas) J (4.4)Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang

menghasilkan sebuah keuntungan pasti 7,5% dan aR, sebuah kemungkinan

pengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (7,5%) atau mendapatkan

kerugian (-3,75%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.8.

P7 y

+ 7,5 %

- 3,75 %

+ 7,5 %

Gambar 5.8 Ekivalen kepastian untuk menghitung«(-3,75). as ~ aRP7S w(7,5) + P.3JS w(-3,75) = «(+7,5).

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 7,5 % diambil perbandingan

5,67:1 atau P7J : P.3,75 = 5,67.

Page 69: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

48

P 7,5 IP-3,75 =5,67

Karena P7<5 + P.3,75 = 1, maka;

P75 + (/V5,67) = 1 • 5,67 P7J + Pl5 = 5,67

6,67/^0 =5,67

P7,5 = 5,67/6,67

= 0,85

• P-3,75 = P7,5l5,67

= 0,85/5,67

= 0,15

u(7,5) = P7i5 u{7,5) + P.3.75 "(-3,75)

u{7,5) = 0,85 w(7,5) + 0,15 «(-3,75)

0 = 0,85(1) +0,15 w(-3,75)

• w(-3,75) = - (0,85 / 0,15) = - 5,67

Dari hitungan di atas diperoleh tiga titik untuk menggambarkan kurva fungsi

utilitas. Ketiga titik tersebut adalah ;

w(-3,75) = 5,67, w(+7,5) = 0, dan u{7,5) =1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u

(utilitas) dany (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar

5.9 yang cenderung merupakan sebuah Fungsi Utilitas eksponensial u= C+ AeBy.

Page 70: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

+1

o

3 -4

^«^™^— ».-.•• -I- —•—+-

-3,75

Cenderung Riskseekersesuai kurva standar

Gambar 4.1

y, pengembalian investasi (%)

Gambar5 9 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran.

Fungsi Tujuan ;

Ui - Pw u(y)]W + Pl u(y)n

U2 = u(y)2

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut:

B aj: Menawar ;

B =Rp. 4.240.000.000.

Cc = Rp. 1.930.500.000.

Cg = Rp. 11.700.000.

Dari Persamaan (2.8)

Pw = 0,85.

Pi. =0,15.

49

7,5

(4.6)

Page 71: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Rp. 4.240.000.000.-(Rp. 1.930.500.000. + Rp. 11.700.000.)

(y)m= 100

(Rp. 1.930.500.000. + Rp. 11.700.000.)

= 20,482 %

Dari Persamaan (2.9)

0,075 (Rp. 1.930.500.000.)-Rp. 11.700.000.

(y)u = \00

50

(Rp. 1.930.500.000. + Rp. 11.700.000.)

= 6,852 %

B a2 : Tidak Menawar ;

Dari Persamaan (2.10)

iy)2 = 7,5 %.

B Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasi;

Dari Fungsi Utilitas Gambar 5.9, maka ;

B a i: Menawar ;

Rumus : U= \,U5-4,295.e0U22y'

U(y)IW = f/(20,482) = + 0,859.

VfrJiL £/(6,852) =-0,591.

Dari fungsi tujuan, Persamaan (4.6)

Uj = 0,85 (0,859) + 0,15 (-0,591) = 0,641.

B a2 : Tidak Menawar ;

U2 = u{7,5) = 0

Hasil ini menunjukkan bahwa, dari Fungsi Utilitas dari Gambar 5.9,

keputusan seharusnya menawar karena Ui > U2.

(Ey) harapan y untuk a, = 0,85 (20,482) + 0,15 (6,852) = 18,438%.

(Ey) harapan j; untuk a2 = 7,5%

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5.4 berikut.

Page 72: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

51

Tabel 5.4 : Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 1 contoh proyek 2

u, m

at: menawar

Menang/V=0,85

Kalah

Ft = 0,150,641 18,438%

y = 20,482 %(7=0,859

y = 6,852 %(/=-0,591

a,: tidak menawar y = 7,5%(/=0

0 7,5 %

Sensitivitas hasil untuk Pw ditunjukkan dalam Gambar 5.10 data ini, yang

diperoleh dengan menggunakan nilai Pwantara 0 dan 1 dalam Persamaan 4.6.

Pw- U(y),w+PL-U(y)ll - U2

0,859iV-0,591(l-ZV) = 0

0,859 Pn— 0,591 + 0,591 Pw = 0

1,450 TV =0,591

Pw= 0,4076.

a

a

'5ba

'-3ooe

C

c

CD

at : menawar

0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0

Pw, probabilitas memenangkan kontrak (%)

Gambar 5.10 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk probabilitas memenangkan.

Page 73: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

52

Dari Gambar 5.10 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitas

menang minimalnya harus lebih besar dari 40,76 %.

B Memutuskan

Kontraktor akan menilai informasi terdahulu dan memutuskan apakah

menawar atau tidak. Jika kontraktor percaya bahwa Pw lebih dari 0,4076 dan

bahwa Gambar 5.10 merupakan sebuah model yang bagus dari perasaannya

mengenai profitabilitas perusahaan, maka keputusannya adalah menawar.

Contoh proyek 3 : Gedung RUKAN.

B Fungsi Utilitas ;

yL = -3,75%\

yv = +\2,5%J (4.2)

yL = kerugian proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yu = keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yr = + 7,5 % \

u(yu) = u(7,5) =0 J (4.3)yr = keuntungan pasti perusahaandari modal yang dimiliki.

u(yu) = utilitas.

B Skala Utilitas ;

w(7,5) = 0 (batas bawah)!

u{12,5) =1 (batas atas) J (4.4)

Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang

menghasilkan sebuah keuntungan pasti 7,5% dan aR, sebuah kemungkinan

pengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (12,5%) atau mendapatkan

kerugian (-3,75%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.11.

Page 74: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Pl2.S

aR+ 12,5 %

-3,75

3,75 %

7,5 %

Gambar 5.11 Ekivalen kepastian untuk menghitungw(-3,75). as ~ aRPIzsu(\2,5) + P.3.7S w(-3,75) = «(+7,5).

53

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 12,5 % diambil

perbandingan 1,86:1 atau Pu,s •P-3,75 = 1,86.

P 12,5 IP-3,75 =1,86

Karena P!2,5 + P-3,75 = 1, maka;

iP72,5 + (P/2.5/1,86) = 1 • 1,86 Pas + Pl2,5 = 1,86

2,86 P 12,5 1,86

PU5 =1,86/2,86

0,65

"• P-3,75 = ^.5/1,86

= 0,65/1,86

= 0,35

w(7,5) = PUJ w(12,5) + P.3,75 "(-3,75)

w(7,5) = 0,65 w(12,5) + 0,35 w(-3,75)

0 = 0,65(1) + 0,35 w(-3,75)

Page 75: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

54

w(-3,75) = - (0,65/ 0,35) = -1,86

Dari hitungan di atas diperoleh tiga titik untuk menggambarkan kurva fungsi

utilitas. Ketiga titik tersebut adalah ;

w(-3,75) =1,86, w(+7,5) = 0, dan u{12,5) =1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u

(utilitas) dany (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar

5.12 yang merupakan sebuah Fungsi Utilitas eksponensial u = C + Ae .

+1

o

Risk seeker sesuai kurva

standar Gambar 4.1

_j 4 1 _i 1— 1 1 1 i 1 1—I—( 1 -t-

-3,75 0 3 6 9

y, pengembalian investasi (%)

Gambar 5.12 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran.

Fungsi Tujuan ;

(// = Pw u(y)iW f PL u(y)IL

U2 - u(y)2

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut

4-4.

12,5

(4.6)

Page 76: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

B ai : Menawar ;

B = Rp. 5.309.500.000. Pw = 0,65.

Cr = Rp. 4.645.814.400. PL =0,35.

C'» = Rp. 79.644.400.

Dari Persamaan (2.8)

Rp. 5.309.500.000. -(Rp. 4.645.814.400. + Rp. 79.644.400).

(y)lw=\W —

(Rp. 4.645.814.400. + Rp. 79.644.400.)

= 12,360%

Dari Persamaan (2.9)

0,075 (Rp. 4.645.814.400.) - Rp. 79.644.400.

(Rp. 4.645.814.400. + Rp. 79.644.400.)

= 5,688%

B a2 : Tidak Menawar ;

Dari Persamaan (2.10)

(y;2 = 7,5%.

a Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasi

Dari Fungsi Utilitas Gambar 5.12, maka ;

B a;: Menawar ;

Rumus : U= 1,145 -4,295.e0J322y

U(y),w - £7(12,360) = + 0,307.

U(y)iL = £7(5,688) = - 0,880.

Dari fungsi tujuan, Persamaan (4.6)

11, = 0,65 (0,307) + 0,35 (-0,880) = - 0,108.

B a2 : Tidak Menawar ;

U2 = u{7,5) = 0

55

Page 77: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

56

Hasil ini menunjukkan bahwa, dari Fungsi Utilitas dari Gambar 5.12,

keputusan seharusnya tidak menawar karena Ui < U2.

(Ey) harapany untuk a, = 0,65 (12,360) + 0,35 (5,688) = 10,025%.

(Ey) harapan y untuk a2 = 7,5%

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5.5 berikut.

Tabel 5.5 : Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 1 contoh proyek 3

u, F(y)

Q]: menawar

Menang/V=0,65

Kalah

Pl = 0,35-0,108 10,025 %

y= 12,360%U= 0,307

y= 5,688%<"/=- 0,880

a2: tidak menawar y = 7,5 %t/=0

0 7,5 %

Sensitivitas hasil untuk Pw ditunjukkan dalam Gambar 5.13 data ini, yang

diperoleh dengan menggunakan nilai Pwantara 0 dan 1 dalam Persamaan 4.6.

/V. U(y)lw + PL.U(y)n - U2

0,307 Pw- 0,880 (1-/V) = 0

0,307 Pw- 0,880 + 0,880 Pw = 0

1,187 Pw =0,880

Fw = 0,7414.

Dari Gambar 5.13 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitas

menang minimalnya harus lebih besar dari 74,14 %.

B Memutuskan

Kontraktor akan menilai informasi terdahulu dan memutuskan apakah

menawar atau tidak. Jika kontraktor percaya bahwa Pw lebih dari 0,7414 dan

bahwa Gambar 5.13 merupakan sebuah model yang bagus dari perasaannya

mengenai profitabilitas perusahaan, maka keputusannya adalah menawar.

Page 78: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

cCO

c

'5b_c

'•300ccs>-.

CSc3C

000)

-id

1,0 r-™

-

a2 : tidak menawar

-

•*• '\-

Break Even P

-

^r ai : menawar

-/

j i i 1 1 i i i »

0,0

57

0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0

Pw, probabilitas memenangkan kontrak (%)

Gambar 5.13 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk probabilitas memenangkan.

Contoh proyek 4 : Gedung Perkuliahan.

B Fungsi Utilitas ;

yL = -6,25%1

yu =+2,5 % -JyL = kerugian proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yu = keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yT = + 7,5 % \

u(yL) = w(7,5) =0 JyT = keuntungan pasti perusahaan dari modal yang dimiliki.

u(yu) = utilitas.

Skala Utilitas ;

u{7,5) = 0 (batasbawah) \

u{2,5) = 1(batas atas) J

(4.2)

(4.3)

(4.4)

Page 79: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

58

Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang

menghasilkan sebuah keuntungan pasti 7,5% dan aR, sebuah kemungkinan

pengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (2,5%) atau mendapatkankerugian (-5%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.14.

aR

u.-6,25

%

P2.5 y

+ 2,5 %

6,25 %

+ 7,5 %

Gambar 5.14 Ekivalen kepastian untuk menghitung«(-6,25). as~ aRP2.s"(2,5) + P^2S n(-6,25) = w(+7,5).

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 2,5 %diambil perbandingan

3:1 atau P2,s • P-6,25 = 3.

P2,5 IP-6,25 =3

Karena P2,s + P-6,25 = 1, maka;

P2,5 + (7V3) = 1 • 3P2,5+P2,5 =3

4 P2,5 = 3

P2,5 =%

= 0,75

• P-6,25 = ^2,5/3

= 0,75/3

= 0,25

w(7,5) = P2,5 u{2,5) + P_6,25 w(-6,25)

Page 80: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

w(7,5) = 0,75 w(2,5) + 0,25 w(-6,25)

0 = 0,75(1)+ 0,25 w(-6,25)

59

• w(-6,25) = - (0,75 / 0,25) = - 3

Dan hitungan di atas diperoleh tiga titik untuk menggambarkan kurva fungsi

utilitas. Ketiga titik tersebut adalah ;

w(-6,25) = 3, u{+7,5) = 0, dan u(2,5) =1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u

(utilitas) dan y (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar

5.15. tidak mencerminkan kurva utilitas sesuai penjelasan Sub Bab 4.5.1

3

a'

+ 1

0

-4 .. Tidak sesuai kurva standar

Gambar 4.1

-6 •-

».. ^ j,. I n i 1 njunnu i J 1—| j i I 1~ < >•

•6,25 -4-20246 7,75

y, pengembalianinvestasi (%)

Gambar 5.15 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran.

Page 81: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

60

Dari Gambar 5.15 menunjukkan bahwa asumsi terhadap tingkat keuntungan

kontraktor (yv) sebesar 2,5% lebih kecil dibandingkan dengan tingkat keuntungan

kontraktor pada investasi lainnya (yi) sebesar 7,5% sehingga kurva utilitasnya

tidak sesuai dengan kurva standar pada Gambar 4.1. Sehubungan dengan hal

tersebut di atas, maka data-data di atas tidak dianalisis lebih lanjut.

B. Kontraktor 2 : CV. BBB.

Contoh proyek 1 : Gedung Perkuliahan.

B Fungsi Utilitas ;

yL = -3,75%\

^/ =+17,5%J (4.2)yfi = kerugian proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yu = keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yr = + 12,5% \u(yu) = »(12,5) = 0J (4.3)

yr = keuntungan pasti perusahaan dari modal yang dimiliki.

ufyu) = utilitas.

B Skala Utilitas ;

w(12,5) = 0 (batas bawah)"]

u{17,5) =1 (batas atas) J (4.4)Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang

menghasilkan sebuah keuntungan pasti 12,5% dan aR, sebuah kemungkinan

pengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (17,5%) atau mendapatkan

kerugian (-3,75%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.16.

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 17,5 % adalah perbandingan

1,86:1 atauPas-P-3,75 =1,86.

Page 82: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

P 17,5 I P-3.75 =1,86

Karena Pn,s + P-3,75 = 1, maka;

aR

Pr.5

-3,75

y

+ 17,5 %

- 3,75 %

+ 12,5 %

Gambar 5.16 Ekivalen kepastian untuk menghitung«(-3,75). as ~ aRPr.51/(17,5) + /V* «(-3,75) = m(+12,5).

^/7,J + (/,/7yi,86)=l -*• \,$6P,7j + Pi7J -1,86

2,86^7,5 =1,86

/V.5 = 1,86/2,86

= 0,65

"• ^,75 = 7^7.5/1,86

= 0,65/1,86

= 0,35

«(12,5) = F/7,5 "(17,5) + P.3,75 u{-3,75)

u{\2,5) = 0,65 w(17,5) + 0,35 w(-3,75)

0 = 0,65(1) +0,35 w(-3,75)

4> w(-3,75) = - (0,65 / 0,35) = - 1,86

Page 83: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

62

Dari hitungan di atas diperoleh tiga titik untuk menggambarkan kurva Fungsi

Utilitas. Ketiga titik tersebut adalah ;

w(-3,75) = 1,86, w(+12,5) =0, dan u( 17,5) =1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u(utilitas) dan y(tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar5.17 yang merupakan sebuah Fungsi Utilitas eksponensial u=C+Ae .

-3,75 0 3

y, pengembalian investasi (%)

Risk seeker sesuai kurva

standar Gambar 4.1

*.—-*- i- - * * * »• i--'--

6 9 12 15 17,5

Gambar5.17 Fungsi utilitas untukkeputusan penawaran.

Fungsi Tujuan;

U, -Pwu(y)iw r PLu(y)iL

112 - u(y)2

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut

B a i: Menawar ;

B =Rp. 1.188.000.000.

Cc = Rp. 980.100.000.

Cb= Rp. 17.820.000.

Dari Persamaan (2.8)

TV =0,65.

Pl =0,35.

(4.6)

Page 84: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Rp. 1.188.000.000.-(Rp. 980.100.000. + Rp. 17.820.000.)

(y)lw= 100

63

(Rp. 980.100.000. + Rp. 17.820.000.)

= 19,048%

Dari Persamaan (2.9)

0,125 (Rp. 980.100.000.)-Rp. 17.820.000.

(y)n = \00 —

(Rp. 980.100.000. + Rp. 17.820.000.)

= 10,491 %

B a2 : Tidak Menawar ;

Dari Persamaan (2.10)

{y)2=12,5%

B Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasi;

Dari Fungsi Utilitas Gambar 5.17, maka ;

B a, : Menawar ;

Rumus : U= 1,145 -4,295.e(U322y

U(y)lw U{\9,0W) =+ 0,799.

U(y),L (7(10,491) = + 0,072.

Dari fungsi tujuan, Persamaan (4.6)

Ui = 0,65 (0,799) + 0,35 (0,072) = 0,545.

B a2 : Tidak Menawar ;

U2 = u{\2,5) = 0

Hasil ini menunjukkan bahwa, dari Fungsi Utilitas dari Gambar 5.17,

keputusan seharusnya menawar karena Ui > U2.

(Ey) harapan;/ untuk a, = 0,65 (19,048) + 0,35 (10,491) = 16,053%.

(Ey) harapan^ untuk a2 = 12,5%

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5.6 berikut.

Page 85: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

64

Tabel 5.6 : Hasil perhitung an utilitas untuk kontraktor 2 contoh proyek 1

t/, Efr)

at: menawar

Menang/V=0,65

Kalah

PL = 0,35

0,545 16,053%

y= 19,048%£7=0,799

y= 10,491 %U= 0,072

a2: tidak menawar y= 12,5%£/=0

0 12,5 %

Sensitivitas hasil untuk Pa ditunjukkan dalam Gambar 5.18 data ini, yang

diperoleh dengan menggunakan nilai Pn antara 0 dan 1 dalam Persamaan 4.6.

Pw- U(y)lw + PL.U(y)n - U2

0,799 Pw+ 0,072 (1-/V) = 0

0,799 Pw + 0,072 - 0,072 Pw = 0

0,727 Pw = - 0,072

TV =-0,099.

B

'5bc

>>

e

COa

a

1,0 r- at : menawar

-0,2 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0

Pw, probabilitas memenangkan kontrak (%)

Gambar 5.18 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk probabilitas memenangkan

Page 86: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

65

Dari Gambar 5.18 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitasmenang mimmalnya harus lebih besar dari - 9,90 %.

B Memutuskan

Kontraktor akan memlai informasi terdahulu dan memutuskan apakahmenawar atau tidak. Jika kontraktor percaya bahwa Pw lebih dan - 0,099 danbahwa Gambar 5.18 merupakan sebuah model yang bagus dari perasaannyamengenai profitabilitas perusahaan, maka keputusannya adalah cenderungmenawar.

Contoh proyek 2 :Gedung Perkantoran dan Gudang.

B Fungsi Utilitas ;

yL = -3,

yv = + 17,5%

yL =kerugian proyek (dengan mempertimbangkan risiko).yu =keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yT = + 12,5 % "1

u(yu) =uO2,5) =0-T (43)yT =keuntungan pasti perusahaan dari modal yang dimiliki.u(yu) = utilitas.

a Skala Utilitas;

w(12,5) = 0 (batas bawah)"!

u{ 17,5) =1(batas atas) J (4-4)Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang

menghasilkan sebuah keuntungan pasti 12,5% dan aR, sebuah kemungkinanpengaruh nsiko sehingga mendapatkan keuntungan (17,5%) atau mendapatkankerugian (-3,75%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.19.

5,75 %"\1 ^ o/„ J (4.2)

Page 87: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

P,7.5

aR

P-3.75

y

+ 17,5 %

- 3,75 %

+ 12,5%

Gambar 5.19 Ekivalenkepastian untuk menghitungm(-3,75). as~aRP,75 «( 17,5) + P.3.75 w(-3,75) = «(+12,5).

66

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 17,5 % diambil

perbandingan 3:1 atauPi7,5 '• P-3,75 = 3.

P 17,5 I P-3,75 =3

Karena P,75 + P-3,75 = 1, maka;

Pl7,5 + {P17,513) = 1 "• 3 PI7,5 + P,7,5

4 Pl7,s = 3

F/7,5 =3/4

0,75

"• P-3,75 = P 17,5/3

= 0,75/3

= 0,25

w(12,5) = Pl7,5 u{\7,5) + P-3,75 «(-3,75)

M(12,5) = 0,75 w(17,5) + 0,25 u{-3,75)

0 = 0,75(1) +0,25 w(-3,75)

Page 88: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

67

«(-3,75) = - (0,75/0,25) = -3

Dari hitungan di atas diperoleh tiga titik untuk menggambarkan kurva fungsi

utilitas. Ketiga titik tersebut adalah ;

w(-3,75) = 3,w(+12,5) = 0,danw(17,5) =1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u(utilitas) dan y (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar5.20 yang merupakan sebuah Fungsi Utilitas eksponensial u=C+AeBy.

t3 -6

-3,75 12 15 17,5

y, pengembalian investasi (%)

Gambar 5.20 Fungsi utilitasuntuk keputusan penawaran.

B Fungsi Tujuan;

Ui = Pw u(y),w + Pl u(y)iL

U2 =- u(y)2

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut:

a i: Menawar ;

B =Rp. 1.980.000.000. Pw = 0,75

Cc = Rp- 1.534.500.000. Pl = 0,25

CB = Rp- 29.700.000.

Dari Persamaan (2.8)

(4.6)

Page 89: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

68

Rp. 1.980.000.000.-(Rp. 1.534.500.000. + Rp. 29.700.000.)

(y)m = 100

(Rp. 1.534.500.000. + Rp. 29.700.000.)

= 26,582 %

Dari Persamaan (2.9)

0,125 (Rp. 1.534.500.000.)-Rp. 29.700.000.

(y),L= 100

(Rp. 1.534.500.000. + Rp. 29.700.000.)

= 10,364%.

a a2: Tidak Menawar;

Dari Persamaan (2.10)

{y)2=\2,5%

B Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasi;

Dari Fungsi UtilitasGambar 5.20, maka ;

B a,: Menawar ;

Rumus : U= 1,145 - 4,295.e-°'"22v

U(y)lw-U{26,5S2) =+ 1,017.

U(y)iL t/(10,364) = + 0,054.

Dan fungsi tujuan, Persamaan (4.6)

Ui = 0,75 (1,017)+ 0,25 (0,054) = 0,776.

B a2 : Tidak Menawar ;

U2 = u{\2,5) = 0

Hasil ini menunjukkan bahwa, dari Fungsi Utilitas dari Gambar 5.20,

keputusan seharusnya menawar karena Ui > U2.

(Ey) harapan;/ untuk a; =0,75 (26,582) +0,25 (10,364) =22,527%.

(Ey) harapany untuk a2 = 12,5%

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5.7 berikut.

Page 90: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

69

Tabel 5.7 : Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 2 contoh proyek 2

V, m _

ai: menawar

MenangTV =0,75

Kalah

Pl = 0,250,776 22,527%

y = 26,582 %U= 1,017

>-= 10,364%(7=0,054

a2: tidak menawar y= 12,5%;/=o

0 12,5 %

Sensitivitas hasil untuk TV ditunjukkan dalam Gambar 5.21 data ini, yang

diperoleh dengan menggunakan nilai Pw antara 0dan 1dalam Persamaan 4.6.

Pw- U(y) iw+PL-U(y)n - lh

1,017 TV+ 0,054 (1-TV) = 0

1,017 TV+ 0,054 -0,054 TV=0

0,963 Pw = - 0,054

TV=-0,0561.

O] : menawar

a

'ofoa

ood

§C

«t : tidak menawar

Z BreakEvenTV= -0,0561

j i 1 1—i 1 j. 1 *-

-0 2 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0

Pw, probabilitas memenangkan kontrak (%)

Gambar 5.21 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk probabilitas memenangkan

Dari Gambar 5.21 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitas

menang minimalnya harus lebih besar dan - 5,61 %.

Page 91: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

70

B Memutuskan

Kontraktor akan menilai informasi terdahulu dan memutuskan apakah

menawar atau tidak. Jika kontraktor percaya bahwa Pw lebih dari - 0,0561 dan

bahwa Gambar 5.21 merupakan sebuah model yang bagus dari perasaannya

mengenai profitabilitas perusahaan, maka keputusannya adalah cenderung

menawar.

Contoh proyek 3 : Gedung RUKAN.

B Fungsi Utilitas ;

y,, = -3,75%!

yu =+\2,5%5 (4.2)y,, = kerugian proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yu= keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yT = + 12,5 % !

u(yu) = w(12,5) = 0J (4.3)

yT = keuntungan pasti perusahaan dari modal yang dimiliki.

u(yu) = utilitas.

a Skala Utilitas;

w(12,5) = 0 (batas bawah)!

u{ 12,5) =1(batas atas) -J (4.4)Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang

menghasilkan sebuah keuntungan pasti 12,5% dan aR, sebuah kemungkinan

pengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (12,5%) atau mendapatkan

kerugian (-3,75%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.22.

Page 92: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Pl2.5

aK

-3.75

y

+12,5 %

- 3,75 %

+ 12,5%

Gambar 5.22 Ekivalen kepastian untuk menghitung«(-3,75). as ~ aRP,25u{\2,5) + P.3_75 «(-3,75) = a(+12,5).

71

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 12,5 % diambil

perbandingan 5,67:1 atauP12,5 '• P-3,75 = 5,67.

P 12,51 P-3,75 5,67

Karena P12,5 + P-3,75 = 1, maka;

Pj2,5 + {P12,515,67) = 1 -• 5,67 Pl2,5 + P12.5 = 5,67

6,67 P,2,5 = 5,67

Pj2j = 5,67/6,67

= 0,85

"• P-3,75 = P12,515,67

= 0,85/5,67

= 0,15

u{12,5) = Pi2,5 u{\2,5) + P.3,75 "(-3,75)

w(12,5) = 0,85 w(12,5) +0,15 W(-3,75)

0 = 0,85(1) + 0,15 u{-3,75)

Page 93: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

72

w(-3,75) = -(0,85/0,15) = -5,67

Dari hitungan di atas diperoleh tiga titik untuk menggambarkan kurva fungsi

utilitas. Ketiga titik tersebut adalah ;

w(-3,75) = 5,67, w(+12,5) = 0, dan «(12,5) =1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u

(utilitas) dany (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar

5.23 yang merupakan sebuah Fungsi Utilitas eksponensial u= C+Ae y.

b"

+1

o

-3

-6

-3,75

y, pengembalian investasi (%)

Cenderung Riskseekersesuai kurva standar

Gambar 4.1

12,5

Gambar 5.23 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran.

a Fungsi Tujuan;

U, = Pw u(y)/w + Pi. u(y)„,

U2 = u(y)2

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut:

B a i: Menawar ;

B =Rp. 5.024.400.000.

Cc = Rp. 4.143.564.400.

Cfl= Rp. 25.114.400.

Dari Persamaan (2.8)

TV = 0,85.

Pl =0,15.

(4.6)

Page 94: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

73

Rp. 5.024.400.000. - (Rp. 4.143.564.400. + Rp. 25.114.400).

(y)m=\0O —

(Rp. 4.143.564.400. + Rp. 25.114.400.)

= 20,482 %

Dari Persamaan (2.9)

0,125 (Rp. 4.143.564.400.) - Rp. 25.114.400.

(y)„ = 100 —

(Rp. 4.143.564.400. + Rp. 25.114.400.)

= 11,822%

B a2 : Tidak Menawar ;

Dari Persamaan (2.10)

(y)2=12,5%

B Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasi;

Dari Fungsi Utilitas Gambar 5.23, maka ;

B ai: Menawar ;

Rumus : 11= 1,145 -4,295.e0J322y

U(y),w = 0(20,482) = + 0,859.

U(y)iL -£7(11,822) =+0,245.

Dari fungsi tujuan, Persamaan (4.6)

Ui = 0,85 (0,859) + 0,15 (0,245) = 0,767.

B a2 : Tidak Menawar ;

U2 = u{\2,5) = 0

Hasil ini menunjukkan bahwa, dari Fungsi Utilitas dari Gambar 5.23,

keputusan seharusnyatidak menawar karena Ui < U2.

(Ey) harapany untuk at = 0,85 (20,482) + 0,15 (11,822) = 19,183%.

(Ey) harapan^ untuk a2 = 12,5%

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5.8 berikut.

Page 95: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

74

Tabel 5.8 : Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 2 contoh pro;>rek3

Ui E(y)

ai: menawar

MenangTV =0,85

Kalah

TV. = 0,150,767 19,183%

y = 20,482 %(7 = + 0,859

y= 11,822%(7=+ 0,245

a2: tidak menawar y= 12,5%(7=0

0 12,5%

Sensitivitas hasil untuk TV ditunjukkan dalam Gambar 5.24 data ini, yang

diperoleh dengan menggunakan nilai TV antara 0 dan 1 dalam Persamaan 4.6.

Pw- U(y) ,w+PL-U(y) a = U2

0,859 TV+ 0,245(1 -TV) = 0

0,859 Pw + 0,245 - 0,245 TV = 0

0,614 TV =-0,245

TV =-0,3990.

c

C

'5be

to

§C300OJ

1,0 at : menawar -

"\ 0,0 — a,: tidak menawar

\Break Even

Piy=-0,3990

-

i i 1— • i i 1 1

-0,4 -0,2 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0

Pw, probabilitas memenangkankontrak (%)

Gambar5.24 Sensitivitas kegunaan yangdiharapkan untuk probabilitas memenangkan

Dari Gambar 5.24 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitas

menang minimalnya harus lebih besar dari - 39,90 %.

Page 96: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

75

B Memutuskan

Kontraktor akan menilai informasi terdahulu dan memutuskan apakah

menawar atau tidak. Jika kontraktor percaya bahwa TV lebih dari - 0,3990 dan

bahwa Gambar 5.24 merupakan sebuah model yang bagus dari perasaannya

mengenai profitabilitas perusahaan, maka keputusannya adalah cenderung

menawar.

Contoh proyek 4 : Gedung Perkuliahan.

B Fungsi Utilitas ;

yL = -1,25%!

y^; =+12,5%J (4.2)yL = kerugian proyek (dengan mempertimbangkanrisiko).

yu = keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yr = + 12,5 % !

u(yv) = w(12,5) =0-l (4.3)yT = keuntungan pasti perusahaan dari modal yang dimiliki.

u(yu) = utilitas.

B Skala Utilitas ;

w(12,5) = 0 (batas bawah)!

u{ 12,5) =1 (batas atas) J (4.4)Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang

menghasilkan sebuah keuntungan pasti 12,5% dan aR, sebuah kemungkinan

pengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (12,5%) atau mendapatkan

kerugian (—1,25%). Situasi tersebutdigambarkan pada Gambar 5.25.

Page 97: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Pat

aR

P-i,25

y

+12,5%

- 1,25%

+ 12,5%

76

Gambar 5.25 Ekivalen kepastian untuk menghitung«(-l,25). as~aRP,z5u{\2,5) + P.U5 w(-l,25) = «(+12,5).

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 12,5 % diambil

perbandingan 5,67:1 atau P,2,5 : P-1,25 = 5,67.

P 12,5 IP-1,25 =5,67

Karena Pn,5 + P-1,25 = 1, maka;

P 12,5+ {P 12,515,67) =\ -• 5,67 Pl2,5 + P,i5 = 5,67

6,67 P ,2,5 =5,67

7^/2,5 = 5,67/6,67

= 0,85

-• P-1,25 = P12,515,67

0,85/5,67

0,15

«(12,5) = P!2,5 u{\2,5) + P4-25 w(-l,25)

w(12,5) = 0,85 w(12,5) + 0,15 u{-\,25)

0 = 0,85(1) +0,15 w(-l,25)

Page 98: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

77

«(-l,25) = -(0,85/0,15) = -5,67

Dari hitungan di atas diperoleh tiga titik untuk menggambarkan kurva fungsi

utilitas. Ketiga titik tersebut adalah ;

(-1,25) = 5,67, u{+12,5) = 0, dan u{ 12,5) = 1.u\

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u(utilitas) dany (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar

5.26 yang merupakan sebuah Fungsi Utilitas eksponensial u= C+Ae-.

E5

+1

o

_j 4 1- « ' '"

Cenderung Riskseekersesuai kurva standar

Gambar 4 1

.+ .— 1 i f

-1,25 0 3 6 9

y, pengembalian investasi (%)

Gambar 5.26 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran.

12,5

B Fungsi Tujuan;

Ui = Pw u(y)iw + Pl u(y)]L

U2 = u(y)2

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut

a!: Menawar;

B =Rp. 5.075.000.000.

Cc = Rp. 3.933.125.000.

CB = Rp. 25.375.000.

Pw = 0,85.

Pl =0,15.

(4.6)

Page 99: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

78

Dari Persamaan (2.8)

Rp. 5.075.000.000. - (Rp. 3.933.125.000. + Rp. 25.375.000.)

(y)m=\00 —

(Rp. 3.933.125.000. + Rp. 25.375.000)

= 28,205 %

Dari Persamaan (2.9)

0,125 (Rp. 3.933.125.000.)-Rp. 25.375.000.

6^=100

(Rp. 3.933.125.000. + Rp. 25.375.000)

= 11,779%

B a2 : Tidak Menawar ;

Dari Persamaan (2.10)

{y)2= 12,5%

a Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasi;

Dari Fungsi Utilitas Gambar 5.26, maka ;

a a;: Menawar ;

Rumus : U= 1,145 -A,295.e0J322y

U(y),w-U{28,205) =+1,042.

U(y)]L (7(11,779) = + 0,240.

Dari fungsi tujuan, Persamaan (4.6)

Ui = 0,85 (1,042) + 0,15 (0,240) = + 0,922.

B a2 : Tidak Menawar ;

£72 = "(12,5) = 0

Hasil ini menunjukkan bahwa, dari Fungsi Utilitas dari Gambar 5.26,

keputusan seharusnya menawar karena Ui > U2.

(Ey) harapan7 untuk ai = 0,85 (28,205) + 0,15 (11,779) = 25,741%.

(Ey) harapan;/ untuk a2 = 12,5%

Page 100: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

79

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5.9 berikut.

Tabel 5.9 :Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 2contoh proyek 4

U, E(y)

at: menawar

Menang/V=0,85

Kalah

PL = 0,\5+ 0,922 25,741%

y = 28,205 %(/=+ 1,042

y= 11,779%(/= +0,240

a2: tidak menawar y= 12,5%(7=0

0 12,5 %

Sensitivitas hasil untuk Pw ditunjukkan dalam Gambar 5.27 data ini, yang

diperoleh dengan menggunakan nilai Pw antara 0dan 1dalam Persamaan 4.6.Pw- U(y) iw+Pl- U(y) „ - U21,042 TV+0,240(1-TV) = 0

1,0427V+ 0,240- 0,240 7V=0

0,802 Pw = - 0,240

TV=-0,2993.

, q aj : menawar

dCO

a

'obc

00c

Cce

C

§,

t5

Break Even

Pw= -0,2993

-0,4 -0,2 0,0 0,2

a,: tidak menawar

0,4 0,6 0,8 1,0

Pw, probabilitas memenangkan kontrak (%)

Gambar 5.27 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk probabilitas memenangkan

Page 101: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

80

Dari Gambar 5.27 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitas

menang minimalnya harus lebih besar dari - 29,93 %.

B Memutuskan

Kontraktor akan menilai informasi terdahulu dan memutuskan apakah

menawar atau tidak. Jika kontraktor percaya bahwa TV lebih dari - 0,2993 dan

bahwa Gambar 5.27 merupakan sebuah model yang bagus dari perasaannya

mengenai profitabilitas perusahaan, maka keputusannya adalah cenderung

menawar.

C. Perusahaan 3 : CV. CCC.

Contoh proyek 1 : Gedung Perkuliahan.

a Fungsi Utilitas ;

yL = -3,75%!

•Vf/ =+12,5%J (4.2)>'/, = kerugian proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yu = keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yT = + 17,5% !

u(yv) = W(17,5) = 0J (4.3)

yr = keuntungan pasti perusahaan dari modal yang dimiliki.

u(yu) = utilitas.

B Skala Utilitas ;

u{\7,5) = 0 (batas bawah)!

u{ 12,5) =1 (batas atas) J (4.4)Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang

menghasilkan sebuah keuntungan pasti 17,5% dan aR, sebuah kemungkinan

Page 102: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

81

pengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (12,5%) atau mendapatkan

kerugian (-3,75%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.28.

P/2.S

aR+ 12,5%

P-3. 75

3,75 %

+ 17,5%

Gambar 5.28 Ekivalen kepastian untuk menghitung«(-3,75). as~ aRPlz5u{\2,5) + P.3JS "(-3,75) = «(+17,5).

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 12,5 % adalah perbandingan 1,86:1

atau/'5a :/V.75= 1,86.

P 12,5 I P-3,75 =1,86

Karena P12i5 + P.3,75 = 1, maka;

Pas + {P12,511,86) = 1 • 1,86 P/2,5 + P12.5 = 1,86

2,86 i>u5 =1,86

P5 = 1,86/2,86

= 0,65

• TV,75 = /W1,86

= 0,65/1,86

= 0,35

u{\7,5) = Pas u{\2,5) + P.3,75 "(-3,75)

u{\7,5) = 0,65 w(12,5) + 0,35 u{-3,75)

Page 103: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

82

0 = 0,65(1) + 0,35 w(-3,75)

• «(-3,75) = - (0,65 / 0,35) = - 1,86

Dari hitungan di atas diperoleh tiga titik untuk menggambarkan kurva Fungsi

Utilitas. Ketiga titik tersebut adalah ;

u{-3,75) =1,86, w(+17,5) = 0, dan u{12,5) =1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u

(utilitas) dan^ (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar

5.29 tidak mencerminkan kurva utilitas sesuai penjelasan Sub Bab 4.5.1.

+1

o

-3,75

Tidak sesuai kurva standar

Gambar 4.1

12 15 17,5

y, pengembalian investasi (%)

Gambar 5.29 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran.

Dari Gambar 5.29 menunjukkan bahwa asumsi terhadap tingkat

keuntungan kontraktor (yu) sebesar 12,5% lebih kecil dibandingkan dengan

tingkat keuntungan kontraktor pada investasi lainnya {yf) sebesar 17,5% sehingga

kurva utilitasnya tidak sesuai dengan kurva standar pada Gambar 4.1. Sehubungan

dengan hal tersebut di atas, maka data-data di atas tidak dianalisis lebih lanjut.

Contoh proyek 2 : Gedung Perkantoran dan Gudang.

Page 104: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

B Fungsi Utilitas ;

yL = - 1,25%

yf/= + 12,5% J (4.2)

yL = kerugian proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yu = keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yT = + 17,5% !

w(17,5) = 0J

83

u(yv) = w(17,5) = 0J (4.3)

yr = keuntungan pasti perusahaan dari modal yang dimiliki.

u(yu) = utilitas.

b Skala Utilitas;

w(17,5) = 0 (batas bawah)!

u{ 12,5) =1(batas atas) J (4.4)Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang

menghasilkan sebuah keuntungan pasti 17,5% dan aR, sebuah kemungkinan

pengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (12,5%) atau mendapatkan

kerugian (-1,25%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.30.

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 12,5 % diambil

perbandingan 3:1 atau 7^2,5 : P-1,25 = 3.

P 12,5 I P-1,25 =3

Karena Pi2,5 + P-1,25 = 1, maka;

Pw

aR

P-i.25

y

+12,5 %

- 1,25 %

Gambar 5.30 Ekivalen kepastian untuk menghitungi/(-l,25). as - aRP,7i5u{\l,5) + P_Us «(-l,25) = «(+17,5).

Page 105: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

84

P,2,5 + {P12,513) = 1 • 3 P12,5 + Pl2,5 = 3

4 P,2,5 = 3

P,2,5 = 3/4

= 0,75

• P-1,25 = Pl2jl3

= 0,75/3

= 0,25

«(17,5) = 7^,5 W(12,5) + P.li25W(-l,25)

w(17,5) = 0,75 w(12,5) + 0,25 w(-l,25)

0 = 0,75 (1) + 0,25 u{-1,25)

• w(-l,25) = -(0,75/0,25) =-3

Dari hitungan di atas diperoleh tiga titik untuk menggambarkan kurva fungsi

utilitas. Ketiga titik tersebut adalah ;

w(-l,25) =3, «(+17,5) = 0, dan w( 12,5) =F

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u

(utilitas) dan;/ (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar

5.31 tidak mencerminkan kurva utilitas sesuai penjelasan Sub Bab 4.5!.

Dari Gambar 5.31 menunjukkan bahwa asumsi terhadap tingkat keuntungan

kontraktor (yu) sebesar 12,5% lebih kecil dibandingkan dengan tingkat

keuntungan kontraktor pada investasi lainnya {yf) sebesar 17,5% sehingga kurva

utilitasnya tidak sesuai dengan kurva standar pada Gambar 4.1. Sehubungan

dengan hal tersebut di atas, maka data-data di atas tidak dianalisis lebih lanjut.

Page 106: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

+1

0

-3,75

Tidak sesuai kurva standar

Gambar 4.1

12 15

y, pengembalian investasi (%)

Gambar 5.31 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran.

Contoh proyek 3 : Gedung RUKAN.

B Fungsi Utilitas ;

yL = -1,25%

-yf7 = +17,5%

yL = kerugian proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yu = keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yT = + 17,5 % !

u(yu) = w(17,5) =0-JyT = keuntungan pasti perusahaan dari modal yang dimiliki.

u(yu) = utilitas.

B Skala Utilitas ;

w(17,5) = 0 (batas bawah)!

u{\7,5) =1(batas atas) J

85

17,5

(4.2)

(4.3)

(4.4)

Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang

menghasilkan sebuah keuntungan pasti 17,5% dan aR, sebuah kemungkinan

pengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (17,5%) atau mendapatkan

kerugian (-1,25%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.32.

Page 107: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Pir..

aR

-1.25

y

+ 17,5%

- 1,25 %

+ 17,5%

Gambar 5.32 Ekivalen kepastian untuk menghitungw(-l,25). as ~ aRPl7,5u(l7,5) + P.U5 </(-!,25) = w(+17,5).

86

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 17,5 % diambil

perbandingan 5,67:1 atau P,7j '• P-1,25 = 5,67.

P 17,5 I P-1,25 =5,67

Karena P,7,s + P-1,25 = 1, maka;

P,7,5 + (P17,515,67) = 1 -• 5,67 Pi7J + P,7,5 = 5,67

6,67 Pi7,5 =5,67

P,7,5 = 5,67/6,67

0,85

"• P-,,25 = P 17,5/5,67

0,85/5,67

0,15

w(17,5) = P,7J «(17,5) +P-1,25 "(-1,25)

u(\7,5) = 0,85 «(17,5) + 0,15 w(-l,25)

0 = 0,85(1) +0,15 w(-l,25)

Page 108: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

87

w(-l,25) = - (0,85/ 0,15) = -5,67

Dari hitungan di atas diperoleh tiga titik untuk menggambarkan kurva fungsi

utilitas. Ketiga titik tersebut adalah ;

w(-l,25) =5,67, w(+17,5) = 0, dan u(\7,5) =1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u

(utilitas) dan;/ (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar

5.33 cenderung merupakan sebuah Fungsi Utilitas eksponensial u= C+AeBy.

+1

~ -3

Cenderung Risk seekersesuai kurva standar

Gambar 4.1

• i i i lit llMt

-1,2! 0 12 15 17,5

y, pengembalian investasi (%)

Gambar 5.33 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran.

B Fungsi Tujuan ;

Ui = Pwu(y)iw 4~ Pl u(y)n

U2 - u(y)2

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut:

a ai: Menawar ;

B = Rp. 5.309.500.000. Pw = 0,85.

CV= Rp. 3.451.175.000.

Cfl = Rp. 26.547.500.

Dari Persamaan (2.8)

P 0,15.

(4.6)

Page 109: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

88

Rp. 5.309.500.000.-(Rp. 3.451.175.000. + Rp. 26.547.500).

(y)„v=\0O

(Rp. 3.451.175.000. + Rp. 26.547.500.)

= 52,672 %

Dari Persamaan (2.9)

0,175 (Rp. 3.451!75.000.) - Rp. 26.547.500.

6^=100

(Rp. 3.451.175.000. + Rp. 26.547.500.)

= 16,603%)

a a2 : Tidak Menawar ;

Dari Persamaan (2.10)

(y)2= 17,5%

a Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasi;

Dari Fungsi Utilitas Gambar 5.33, maka ;

B a i: Menawar ;

Rumus : U= 1,145 -4,295.e"J322y

U(y)iw-U(52,672) =+1,141.

V(y)iL £7(16,603) = + 0,667.

Dari fungsi tujuan, Persamaan (4.6)

If = 0,85 (1,141) + 0,15 (0,667) = + 1,070.

B a2 : Tidak Menawar ;

U2 = u(\7,5) = 0

Hasil ini menunjukkan bahwa, dari Fungsi Utilitas dari Gambar 5.33,

keputusan seharusnya tidak menawar karena Ui < U2.

(Ey) harapan y untuk a, = 0,85 (52,672) + 0,15 (16,603) = 47,262%.

(Ey) harapan y untuk a2 = 17,5%

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5.10 berikut.

Page 110: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

89

Tabel 5.10 : Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 3 contoh proyek 3

u, E(y)

a,: menawar

MenangTV =0,85

Kalah

TV, = 0,15

+ 1,070 47,262%

y = 52,672 %(7= 1,141

y= 16,603 %(7=0,667

a2: tidak menawar y= 17,5%(7=0

0 17,5%

Sensitivitas hasil untuk TV ditunjukkan dalam Gambar 5.34 data ini, yang

diperoleh dengan menggunakan nilai TV antara 0 dan 1 dalam Persamaan 4.6.

Pw- U(y),w+PL.U(y)j, = U2

1,141TV + 0,667 (1-TV) = 0

1,141TV + 0,667- 0,667 TV = 0

0,474 Pw = - 0,667

-2,0 0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0

Pw, probabilitas memenangkan kontrak (%)

Gambar 5.34 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk probabilitas memenangkan.

Dari Gambar 5.34 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitas

menang minimalnya harus lebih besar dari - 140,72 %.

Page 111: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

90

B Memutuskan

Kontraktor akan menilai informasi terdahulu dan memutuskan apakah

menawar atau tidak. Jika kontraktor percaya bahwa TV lebih dari - 1,4072 dan

bahwa Gambar 5.34 merupakan sebuah model yang bagus dari perasaannya

mengenai profitabilitas perusahaan, maka keputusannya adalah cenderung

menawar.

Contoh proyek 4 : Gedung Perkuliahan.

B Fungsi Utilitas ;

yi, =

yu = +7,5% J (4.2)

yL = kerugian proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yu = keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yr = + 17,5 % !

u(yu) = w(17,5) =0-J (4.3)yr = keuntungan pasti perusahaan dari modal yang dimiliki.

u(yv) = utilitas.

B Skala Utilitas ;

w(17,5) = 0 (batas bawah)!

w(7,5) = 1(batas atas) J (4.4)Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang

menghasilkan sebuah keuntungan pasti 17,5% dan aR, sebuah kemungkinan

pengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (7,5%) atau mendapatkan

kerugian (-1,25%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.35.

•1,25%!

7,5% J

Page 112: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

P-5

aR

P-l. 25

y

+ 7,5 %

- 1,25%

+ 17,5%

Gambar 5.35 Ekivalen kepastian untuk menghitung/<(-!,25). as ~ aRP7Ju(7,5) + P.,,25 «(-l,25) = w(+17,5).

91

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 7,5 % diambil perbandingan

3:1 atau ^7,5:^.7,25 = 3.

P75 I P-1,25 =3

Karena P7j + P.,,25 = 1, maka;

7>7,5+(TJ7,5/3)=l 3 P7.5 + P7,5 = 3

4P7. =3

Pis = 3/4

= 0,75

"• P-1,25 = P7jl3

= 0,75/3

= 0,25

u(\7,5) = P7,5u(7,5) + P.l25u(-\,25)

u(\7,5) = 0,75 u(7,5) + 0,25 u(-\,25)

0 = 0,75(1) + 0,25 u(-\,25)

Page 113: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

92

• «(-l,25) = - (0,75/0,25) = - 3

Dari hitungan di atas diperoleh tiga titik untuk menggambarkan kurva fungsi

utilitas. Ketiga titik tersebut adalah ;

u(-\,25) = 3, «(+17,5) = 0, danw(7,5) =1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u

(utilitas) dan y (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar

5.36 tidak mencerminkan kurva utilitas sesuai penjelasan Sub Bab 4.5.1.

3

a

+ 1

0

-1,25 0

Tidak sesuai kurva standarGambar 4.1

i •—i—i—<- -«—i——<~~«

17,5

y, pengembalian investasi (%)

Gambar 5.36 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran.

Dari Gambar 5.36 menunjukkan bahwa asumsi terhadap tingkat keuntungan

kontraktor (yu) sebesar 7,5% lebih kecil dibandingkan dengan tingkat keuntungan

kontraktor pada investasi lainnya (yL) sebesar 17,5% sehingga kurva utilitasnya

tidak sesuai dengan kurva standar pada Gambar 4.1. Sehubungan dengan hal

tersebut di atas, maka data-data di atas tidak dianalisis lebih lanjut.

Page 114: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

93

5.3.2.2 Kualifikasi M2

A. Kontraktor 1 : CV. DDD.

Contoh proyek 1 : Gedung Perkuliahan.

B Fungsi Utilitas ;

yr = -3,75%!

yf; = +12,5%J (4.2)

yr = kerugian proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yv = keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yr = + 12,5 % !

u(yu) = w(12,5) =oJ (4.3)yT = keuntungan pasti perusahaan dari modal yang dimiliki.

u(yu) = utilitas.

B Skala Utilitas ;

w(12,5) = 0 (batas bawah)!

u( 12,5) =1 (batas atas) J (4.4)

Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang

menghasilkan sebuah keuntungan pasti 12,5% dan aR, sebuah kemungkinan

pengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (12,5%) atau mendapatkan

kerugian (-3,75%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.37.

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 12,5 % adalah perbandingan

3:1 atauJP/2,5:7V?,75 = 3.

P ,2,5 1P-3,75 =3

Karena 7^/2,5 + P-3,75 =

P12.5 + (7W3) - 1 -

1, maka;

w 3 P,2,5 + P,2,5

Page 115: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

aR

<%

Pl2,5

P-3. 75

y

+ 12,5%

- 3,75 %

+ 12,5%

Gambar 5.37 Ekivalen kepastian untuk menghitungw(-12,5). as ~ aRP,2,su(\2,5) + P.3J5 »(-3,75) = «(+12,5).

4P12,5

P,2.5 = 3/4

= 0,75

~^" P-53,7 ~~ P12,513

0,75/3

0,25

u(\2,5) = P,2,5 u(\2,5) + P.3,75 <3,75)

u(12,5) = 0,75 u(12,5) + 0,25 w(-3,75)

0 = 0,75(1) +0,25 w(-3,75)

-• w(-3,75) = - (0,75 / 0,25) = - 3

94

Dari hitungan di atas diperoleh tiga titik untuk menggambarkan kurva Fungsi

Utilitas. Ketiga titik tersebut adalah ;

«(-3,75) =3, w(+12,5) = 0, dan «(12,5) = 1.

Page 116: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

95

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u

(utilitas) dany (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar

5.38 cenderung merupakan sebuah Fungsi Utilitas eksponensial u= C+ AeBy.

B

tj

+1

o

-3

-6 .

-3,75

y, pengembalian investasi (%)

Gambar 5.38 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran.

B Fungsi Tujuan ;

Ui -•• Pwu(y)lw ' Pl u(y),L

U2 - u(y)2

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut

B a,: Menawar ;

B =Rp. 1.188.000.000.

Cc = Rp. 831.600.000.

Cfl = Rp. 17.820.000.

Dari Persamaan (2.8)

Rp. 1.188.000.000. (Rp. 831.600.000. + Rp. 17.820.000.)

(y)m= 100

(Rp. 831.600.000. + Rp. 17.820.000.)

Pw = 0,75.

Pl =0,25.

12,5

(4.6)

Page 117: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

96

= 39,860 %

Dari Persamaan (2.9)

0,125 (Rp. 831.600.000.)-Rp. 17.820.000.

(y)n = ioo

(Rp. 831.600.000. + Rp. 17.820.000.)

= 10,140%

B a2: Tidak Menawar ;

Dari Persamaan (2.10)

(y)2=U,5%

a Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasi;

Dari Fungsi Utilitas Gambar 5.38, maka ;

B a, : Menawar ;

Rumus : U= 1,145 -4,295.e0J322y

U(y),w = (7(39,860) =+1,123.

U(y)iL =(7(10,140) = + 0,021.

Dari fungsi tujuan, Persamaan (4.6)

Ui = 0,75 (1,123) + 0,25 (0,021) = 0,847.

a a2: Tidak Menawar ;

U2 - w(12,5) = 0

Hasil ini menunjukkan bahwa, dari Fungsi Utilitas dari Gambar 5.38,

keputusan seharusnya menawar karena Ui > U2.

(Ey) harapan y untuk a, = 0,75 (39,860) + 0,25 (10,140) = 32,430%.

(Ey) harapan y untuk a2 = 12,5%

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5.11 berikut.

Page 118: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

97

Tabel 5.11: Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 4 contoh proyek 1

u, E(y)

a,: menawar

Menang/V=0,75

Kalah

Pl = 0,250,845 32,430%

y = 39,860%(7= 1,123

>> = 10,140%(7=0,021

a2: tidak menawar y= 12,5%(7=0

0 12,5 %

Sensitivitas hasil untuk Pw ditunjukkan dalam Gambar 5.39 data ini, yang

diperoleh dengan menggunakan nilai TV antara 0 dan 1 dalam Persamaan 4.6.

Pw- U(y),w+PL.U(y) „ - U2

1,123 TV+0,021 (1-TV) = 0

1,123 TV+0,021 - 0,021 TV =0

1,102 TV =-0,021

Pw =-0,0191.

c

c

'oh,c

'•300c«>->

S3

e

a

1,0 a, : menawar

0,0

Ss.^-•""""""l

a,: tidak menawar

-

\Break Even Pw= -0,0191

-0,2 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0

Pw, probabilitas memenangkan kontrak (%)

Gambar 5.39 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk probabilitas memenangkan.

Page 119: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

98

Dari Gambar 5.39 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitas

menang minimalnya harus lebih besar dari -1,91 %.

a Memutuskan

Kontraktor akan menilai informasi terdahulu dan memutuskan apakah

menawar atau tidak. Jika kontraktor percaya bahwa Pw lebih dari - 0,0191 dan

bahwa Gambar 5.39 merupakan sebuah model yang bagus dari perasaannya

mengenai profitabilitas perusahaan, maka keputusannya adalah cenderung

menawar.

Contoh proyek 2 : Gedung Perkantoran dan Gudang.

B Fungsi Utilitas ;

yL = -3,75%!

yt=+12,5%J (4.2)yL = kerugian proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yu = keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yT = + 12,5 % !

u(yv) = w( 12,5) =0-1 (4.3)yr = keuntungan pasti perusahaan dari modal yang dimiliki.

u(yu) = utilitas.

Skala Utilitas ;

u(U,5) =C

u( 12,5) = 1 (batas atas) -> (4.4)

u(\2,5) = 0 (batas bawah)!

Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang

menghasilkan sebuah keuntungan pasti 12,5% dan aR, sebuah kemungkinan

pengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (12,5%) atau mendapatkan

kerugian (-3,75%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.40.

Page 120: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

P12.5

aR

P. 3,75

y

+ 12,5%

- 3,75 %

+ 12,5%

Gambar 5.40 Ekivalen kepastian untuk menghitungm(-12,5). as~aRP,2,5u(\2,5) + P.3,-5 m(-3,75) = w(+12,5).

99

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 12,5 % adalah perbandingan

3:1 atau T^,5 : P.3,75 = 3.

P 12,51 P-3,75 =3

Karena P,2,5 + P.3,75 = 1, maka;

Pl2.5 + (P3,7513) = I 3 P,2,5 + P12.5 = 3

4 P 12,5 =3

Pl2,5 =3/4

= 0,75

-> P-53,7 = Pl2,Sl3

0,75/3

0,25

«(12,5) = Pa5 u(\2,5) + P.3>75 w(-3,75)

w(12,5) = 0,75 u(\2,5) + 0,25 u(-3,75)

0 = 0,75(1) + 0,25 u(-3,75)

Page 121: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

100

• «(-3,75) = - (0,75 / 0,25) = - 3

Dari hitungan di atas diperoleh tiga titik untuk menggambarkan kurva Fungsi

Utilitas. Ketiga titik tersebut adalah ;

«(-3,75) =3, w(+12,5) = 0, dan «(12,5) =1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u

(utilitas) dany (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar

5.41 cenderung merupakan sebuah Fungsi Utilitas eksponensial u = C + Ae •.

+1

o

-3

-3,75

y, pengembalian investasi (%)

Gambar 5.41 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran.

B Fungsi Tujuan ;

Ui -= TV u(y)lw •+ Pl u(y)iL

U2 = u(y)2

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut:

a, : Menawar;

B =Rp. 1.980.000.000.

Cc = Rp. 1.386.000.000.

TV = 0,75.

Pl =0,25.

12,5

(4.6)

Page 122: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

101

C« = Rp. 29.700.000.

Dari Persamaan (2.8)

Rp. 1.980.000.000.-(Rp. 1.386.000.000. + Rp. 29.700.000.)

(y)iw= 100

(Rp. 1.386.000.000. + Rp. 29.700.000.)

= 39,860%

Dari Persamaan (2.9)

0,125 (Rp. 1.386.000.000.) - Rp. 29.700.000.

(y)il= ioo

(Rp. 1.386.000.000. + Rp. 29.700.000.)

= 10,140%)

B a2 : Tidak Menawar ;

Dari Persamaan (2.10)

(y)2=12,5%

a Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasi ;

Dari Fungsi Utilitas Gambar 5.41, maka ;

B a,: Menawar;

Rumus : U= 1,145 -4,295.e0J322y

U(y)m=U(39,S60) =+1,123.

U(y)!L =£7(10,140) = + 0,021.

Dari fungsi tujuan, Persamaan (4.6)

If = 0,75 (1,123) + 0,25 (0,021) = 0,847.

B a2: Tidak Menawar ;

U2 = u(\2,5) = 0

Hasil ini menunjukkan bahwa, dari Fungsi Utilitas dari Gambar 5.41,

keputusan seharusnya menawar karena Ui > U2.

Page 123: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

(Ey) harapan y untuk a, = 0,75 (39,860) + 0,25 (10,140) = 32,430%.

(Ey) harapan y untuk a2= 12,5%

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5!2 berikut.

Tabel 5.12: Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 4 contoh proyek 2

102

V, E(y)

a i: menawar

Menang/V=0,75

Kalah

Pl = 0,250,845 32,430%

y = 39,860 %(7= 1,123

y= 10,140%(7 = 0,021

a2: tidak menawar y = 12,5%

(7=0

0 12,5%

Sensitivitas hasil untuk Pw ditunjukkan dalam Gambar 5.42 data ini, yang

diperoleh dengan menggunakan nilai 7V antara 0 dan 1 dalam Persamaan 4.6.

Pw- U(y)iw+PL.U(y)i, - U2

1,123 Pw+ 0,021 (1-TV) = 0

1,123 7V+0,021-0,021 TV =0

1,102 TV =-0,021

TV =-0,0191.

Dari Gambar 5.42 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitas

menang minimalnya harus lebih besar dari -1,91 %.

B Memutuskan

Kontraktor akan menilai informasi terdahulu dan memutuskan apakah

menawar atau tidak. Jika kontraktor percaya bahwa Pw lebih dari - 0,0191 dan

bahwa Gambar 5.42 merupakan sebuah model yang bagus dari perasaannya

mengenai profitabilitas perusahaan, maka keputusannya adalah cenderung

menawar.

Page 124: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

103

a, : menawar

-0,2 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0

Pw, probabilitas memenangkan kontrak (%)

Gambar 5.42 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk probabilitas memenangkan.

Contoh proyek 3 : Gedung RUKAN.

B Fungsi Utilitas ;

yL = - 3,75 %

yu = + 12,5%

yL = kerugian proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yu = keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yT = + 12,5%

u(yu) = w(12,5) = 0-

yr = keuntungan pasti perusahaan dari modal yang dimiliki.

u(yu) = utilitas.

Skala Utilitas ;

«(12,5) = 0 (batas bawah)!

w(12,5) =1(batas atas) -J

(4.2)

(4.3)

(4.4)

Page 125: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

104

Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang

menghasilkan sebuah keuntungan pasti 12,5% dan aR, sebuah kemungkinan

pengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (12,5%) atau mendapatkan

kerugian (-3,75%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.43.

R/2.5 y u

+12,5% laR

CC-3.75

- 3,75 %

+ 12,5%

Gambar 5.43 Ekivalen kepastian untuk menghitungm(-12,5). as~aRP,2..5w(l2,5) + P_3~s u(-3J5) = «(+12,5).

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 12,5 % adalah perbandingan

3:1 atau Pi2,5-P-3,75 = 3.

P 12,51 P-3,75 =3

Karena P^j + P-3,75 = 1, maka;

Pl2,5 + (P3J5I3) = 1 • 3 P!2,5+ Pl2.5 = 3

4 P 12,5 =3

Pl2,5 =3/4

= 0,75

• P-53,7 = P 12,513

= 0,75/3

= 0,25

u(\2,5) = Pll5 u(\2,5) + P.3.75 w(-3,75)

Page 126: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

105

u(\2,5) = 0,75 w(12,5) + 0,25 w(-3,75)

0 = 0,75(1) + 0,25 u(-3,75)

• «(-3,75) = - (0,75 / 0,25) = - 3

Dari hitungan di atas diperoleh tiga titik untuk menggambarkan kurva Fungsi

Utilitas. Ketiga titik tersebut adalah ;

w(-3,75) = 3, w(+12,5) = 0, danw(12,5) =1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u

(utilitas) dan y (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar

5.44 cenderung merupakan sebuah Fungsi Utilitas eksponensial u = C + Ae •.

+1

o

-3,75

y, pengembalian investasi (%

Gambar 5.44 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran.

B Fungsi Tujuan ;

Ui = Pwu(y)iw f Pl u(y)iL

U2 = u(y)2

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut:

a, : Menawar

12,5

(4.6)

Page 127: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

B =Rp. 4.735.500.000. TV = 0,75.

(V = Rp. 3.314.850.000. PL =0,25.

CB= Rp. 71.034.400.

Dari Persamaan (2.8)

Rp. 4.735.500.000.-(Rp. 3.314.850.000. + Rp. 71.034.400.)

(y)iw= 100

(Rp. 3.314.850.000. + Rp. 71.034.400.)

= 39,860%

Dari Persamaan (2.9)

0,125 (Rp. 3.314.850.000.)-Rp. 71.034.400.

(y),r=\00

(Rp. 3.314.850.000. + Rp. 71.034.400.)

= 10,140%

B a2 : Tidak Menawar ;

Dari Persamaan (2.10)

(y)2= 12,5%

B Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasi;

Dari Fungsi Utilitas Gambar 5.44, maka ;

B ai : Menawar ;

Rumus : U= 1,145 -4,295.e(U322y

U(y),w - £7(39,860) = + 1,123.

U(y),L £7(10,140) = + 0,021.

Dari fungsi tujuan, Persamaan (4.6)

Ui = 0,75 (1,123) + 0,25 (0,021) = 0,847.

B a2 : Tidak Menawar ;

U2 = w(12,5) = 0

106

Page 128: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

107

Hasil ini menunjukkan bahwa, dari Fungsi Utilitas dari Gambar 5.44,

keputusan seharusnya menawar karena Uj > U2.

(Ey) harapany untuk a, = 0,75 (39,860) + 0,25 (10,140) = 32,430%.

(Ey) harapany untuk a2= 12,5%

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5.13 berikut.

Tabel 5.13 : Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 4 contoh proyek 3

U, E(y)

a,: menawar

MenangTV =0,75

Kalah

Pl = 0,250,845 32,430%

y = 39,860 %(/= 1,123

y= 10,140%(7=0,021

a2: tidak menawar y= 12,5%(7=0

0 12,5%

Sensitivitas hasil untuk Pw ditunjukkan dalam Gambar 5.45 data ini, yang

diperoleh dengan menggunakan nilai TV antara 0 dan 1 dalam Persamaan 4.6.

TV- U(y)iw+PL-U(y)u lh

1,123 TV+ 0,021(1 -TV) = 0

1,123 TV+0,021 - 0,021 TV =0

1,102 Pw =-0,021

Pw =-0,0191.

Dari Gambar 5.45 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitas

menang minimalnya harus lebih besar dari -1,91 %.

B Memutuskan

Kontraktor akan menilai informasi terdahulu dan memutuskan apakah

menawar atau tidak. Jika kontraktor percaya bahwa TV lebih dari - 0,0191 dan

bahwa Gambar 5.45 merupakan sebuah model yang bagus dari perasaannya

mengenai profitabilitas perusahaan, maka keputusannya adalah cenderung

menawar.

Page 129: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

108

a, : menawar

-0,2 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0

Pw, probabilitas memenangkan kontrak (%)

Gambar 5.45 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk probabilitas memenangkan.

Contoh proyek 4 : Gedung Perkuliahan.

B Fungsi Utilitas ;

yL = - 3,75 %

yu = + 12,5%

y,, = kerugian proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yu = keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yT = + 12,5%

u(yv) = w(12,5) = 0-

yT = keuntungan pasti perusahaan dari modal yang dimiliki.

u(yu) = utilitas.

Skala Utilitas;

w(12,5) =0 (batas bawah)!

w(12,5) = 1(batas atas) J

(4.2)

(4.3)

(4.4)

Page 130: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

109

Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang

menghasilkan sebuah keuntungan pasti 12,5% dan aR, sebuah kemungkinan

pengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (12,5%) atau mendapatkan

kerugian (-3,75%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.46.

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 12,5 % adalah perbandingan 3:1

atau P,2,5 : P-3,75 = 3.

P 12,5 I P-3,75 =3

Karena Pn,5 + P-3,75 = 1, maka;

Pl2,5 + (P3,75/3) = 1 • 3 P!2J + Pi2,5 = 3

4 P12.5 = 3

P,l5 =3/4

= 0,75

• P-53,7 = P 12,513

= 0,75/3

= 0,25

u(\2,5) = Pn,5 u(\2,5) + P.3J5 u(-3,75)

u(\2,5) = 0,75 w(12,5) + 0,25 w(-3,75)

0 = 0,75(1) + 0,25 u(-3,75)

• w(-3,75) = - (0,75 / 0,25) = - 3

Page 131: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

P,2

aR

P.3,75

y

+ 12,5 %

- 3,75 %

+ 12,5 %

Gambar 5.46 Ekivalen kepastian untuk menghitung//(-12,5). as ~ aRPl2,5u(\2,5) + P_3,-5 «(-3,75) = «(+12,5).

10

Dari hitungan di atas diperoleh tiga titik untuk menggambarkan kurva Fungsi

Utilitas. Ketiga titik tersebut adalah ;

w(-3,75) =3, w(+12,5) = 0, dan w( 12,5) =1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u

(utilitas) dany (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar

5.47 cenderung merupakan sebuah Fungsi Utilitas eksponensial u= C+ AeBy.

+1

o

-6 .

-3,75

y, pengembalian investasi (%)

Gambar 5.47 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran.

Fungsi Tujuan ;

U, - Pw u(y)iw ' Pl u(y)iL

12,5

(4.6)

Page 132: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

U2 - u(y)2

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut:

B ai: Menawar ;

B =Rp. 4.785.000.000. 7V=0,75.

Cc = Rp. 3.349.500.000. PL =0,25.

Cfl = Rp. 71.775.000.

Dari Persamaan (2.8)

Rp. 4.785.000.000.-(Rp. 3.349.500.000. + Rp. 71.775.000.)

(y)IW= 100

(Rp. 3.349.500.000. + Rp. 71.775.000.)

= 39,860%

Dari Persamaan (2.9)

0,125 (Rp. 3.349.500.000.)-Rp. 71.775.000.

(y)iL= \oo

(Rp. 3.349.500.000. + Rp. 71.775.000.)

= 10,140%

B a2 : Tidak Menawar ;

Dari Persamaan (2.10)

(y)2=12,5%

B Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasi;

Dari Fungsi Utilitas Gambar 5.47, maka ;

B a i : Menawar ;

Rumus : U= 1,145 -A^95.e°-'322y

U(y),w- £7(39,860) =+1,123.

U(y)iL =£7(10,140) = + 0,021.

Dari fungsi tujuan, Persamaan (4.6)

Ui = 0,75 (1,123) + 0,25 (0,021) = 0,847.

Ill

Page 133: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

1 12

B U2 : Tidak Menawar ;

U2 = w(12,5) = 0

Hasil ini menunjukkan bahwa, dari Fungsi Utilitas dari Gambar 5.47,

keputusan seharusnya menawar karena Ui > U2.

(Ey) harapany untuk at = 0,75 (39,860) + 0,25 (10,140) = 32,430%.

(Ey) harapany untuk a2 = 12,5%

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5!4 berikut.

Tabel 5.14: Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 4 contoh proyek 4

ut E(y)

a,: menawar

MenangTV =0,75

Kalah

Pl = 0,250,845 32,430%

y = 39,860%(7=1,123

y= 10,140%(7=0,021

a2: tidak menawar ^=12,5%(7=0

0 12,5 %

Sensitivitas hasil untuk TV ditunjukkan dalam Gambar 5.48 data ini, yang

diperoleh dengan menggunakan nilai TV antara 0 dan 1 dalam Persamaan 4.6.

Pw- U(y)iW + PL.U(y)n = U2

1,123 TV+0,021(1-TV) = 0

1,123 TV+0,021 -0,021 Pw = 0

1,102 TV =-0,021

Pw =-0,0191.

Dari Gambar 5.48 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitas

menang minimalnya harus lebih besar dari -1,91 %.

Page 134: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

13

a; : menawar

-0,2 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0

Pw, probabilitas memenangkan kontrak (%)

Gambar 5.48 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk probabilitas memenangkan.

B Memutuskan

Kontraktor akan menilai informasi terdahulu dan memutuskan apakah

menawar atau tidak. Jika kontraktor percaya bahwa Pw lebih dari - 0,0191 dan

bahwa Gambar 5.48 merupakan sebuah model yang bagus dari perasaannya

mengenai profitabilitas perusahaan, maka keputusannya adalah cenderung

menawar.

B. Kontraktor 2 : PT. EEE.

Contoh proyek 1 : Gedung Perkuliahan.

B Fungsi Utilitas ;

yL = - 11,25%

yr?= + 22,5%

yL = kerugian proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

(4.2)

Page 135: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

14

yu = keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yr = + 12,5 % !

u(yL!) = «(12,5) =oJ (4.3)y7 = keuntungan pasti perusahaan dari modal yang dimiliki.

u(yu) = utilitas.

a Skala Utilitas ;

w(12,5) = 0 (batas bawah)!

w(22,5) =1(batas atas) J (4.4)Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang

menghasilkan sebuah keuntungan pasti 12,5% dan aR, sebuah kemungkinan

pengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (22,5%) atau mendapatkan

kerugian (-11,25%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.49.

P22.5 y 11

+ 22,5 % 1aR

P-, 1,25

11,25 %

12,5%

Gambar 5.49 Ekivalen kepastian untuk menghitungm(-1 1,25). as ~ aRP22,5u(22,5) + P.,,,25 «(-11,25) = w(+12,5).

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 22,5 % adalah perbandingan

1,86:1 atau P22,5 ^-11,25 = 1,86.

P 22,5 IP-11,25 =1,86

Karena P22J + P.11,25 = 1, maka;

P215 + (^2,5/1,86) =1 • 1,86 P22,5+ P22,5 =1,86

2,86 P?^ = 1,86

Page 136: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

15

Ps =1,86/2,86

= 0,65

• P-ll,25 = P22,5ll,S6

= 0,65/1,86

= 0,35

«(12,5) = P22,5 "(22,5) + P.u.25 w(-l 1,25)

u( 12,5) = 0,65 u(22,5) + 0,35 u(-\ 1,25)

0 = 0,65 (1) + 0,35 u(-11,25)

• u(-\ 1,25) = -(0,65/ 0,35) = -1,86

Dari hitungan di atas diperoleh tiga titik untuk menggambarkan kurva Fungsi

Utilitas. Ketiga titik tersebut adalah ;

u(-11,25) =1,86, w(+12,5) = 0, dan w(22,5) =1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u

(utilitas) dany (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar

5.50 yang merupakan sebuah Fungsi Utilitas eksponensial u= C+AeBy.

B Fungsi Tujuan ;

U,--Pwu(y)lw+PLu(y)iL (4.6)

U2 = u(y)2

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut:

B a}: Menawar ;

B = Rp. 1.116.000.000. Pw = 0,65.

Page 137: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

116

Cc = Rp. 864.900.000.

CB = Rp. 27.900.000.

Pl =0,35.

+1

-5

-10

-15

Risk seeker sesuai kurva

standar Gambar 4.1

.-- ,,„,.,<—^..^—j—•<—-*— I..H..-I, ..,, , 1 , , , r 1 i-r-l 1 1 | I I I > 1 W

-11,25 -5 0 -5 10 15 22,5

y, pengembalian investasi (%)

Gambar 5.50 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran.

Dari Persamaan (2.8)

Rp. 1.116.000.000.-(Rp. 864.900.000. + Rp. 27.900.000.)

(y)iw= 100

(Rp. 864.900.000. + Rp. 27.900.000.)

= 25,000%

Dari Persamaan (2.9)

0,125 (Rp. 864.900.000.)-Rp. 27.900.000.

(y)iL= 100

(Rp. 864.900.000. + Rp. 27.900.000.)

8,984%

B a2 : Tidak Menawar

Dari Persamaan (2.10)

Page 138: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

(y)2= 12,5%

B Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasi

Dari Fungsi Utilitas Gambar 5.50, maka ;

B ai : Menawar ;

Rumus: £7= 1,145 -4,295.e"

U(y)uv- £7(25,000) = + 0,987.

U(y)!L - £7(8,984) =-0,165.

Dari fungsi tujuan, Persamaan (4.6)

U, = 0,65 (0,987) + 0,35 (- 0,170) = 0,582.

-0,1322v

117

B a2 : Tidak Menawar ;

£/2-w(12,5) = 0

Hasil ini menunjukkan bahwa, dari Fungsi Utilitas dari Gambar 5.50,

keputusan seharusnya menawar karena Ui > U2.

(Ey) harapany untuk aj = 0,65 (25,000) + 0,35 (8,984) = 19,394%.

(Ey) harapan y untuk a2 = 12,5%

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5.15 berikut.

Tabel 5.15: Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 5 contoh proyek 1

u, E(y)

a,: menawar

MenangP,,-=0,65

Kalah

Pl = 0,350,582 19,394%

y = 25,000 %(7=0,987

y = 8,984 %(7=-0,170

a2: tidak menawar >-=12,5%(7=0

0 12,5 %

Sensitivitas hasil untuk TV ditunjukkan dalam Gambar 5.51 data ini, yang

diperoleh dengan menggunakan nilai Pw antara 0 dan 1 dalam Persamaan 4.6.

Page 139: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Pw- U(y)iw+Pi.-U(y)i, U2

0,987 Pw -0,170 (1-/V) = 0

0,987 Pw - 0,170 + 0,170 Pw = 0

1,157 Pw =0,170

TV = 0,1469.

c

c

'ob

oocoa

e

a300<u

J4

1,0 r-

0,0

at : menawar

0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0

Pw, probabilitas memenangkan kontrak (%)

Gambar 5.51 Sensitivitas kegunaanyang diharapkan untuk probabilitasmemenangkan

Dari Gambar 5.51 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitas

menang minimalnya harus lebih besar dari 14,69 %.

B Memutuskan

Kontraktor akan menilai informasi terdahulu dan memutuskan apakah

menawar atau tidak. Jika kontraktor percaya bahwa Pw lebih dari 0,1469 dan

bahwa Gambar 5.51 merupakan sebuah model yang bagus dari perasaannya

mengenai profitabilitas perusahaan, maka keputusannya adalah menawar.

Page 140: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

119

Contoh proyek 2 : Gedung Perkantoran dan Gudang.

a Fungsi Utilitas ;

yL = -11,25%!

yu =+22,5 % J (4.2)yL = kerugian proyek(dengan mempertimbangkan risiko).

yu = keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yr = + 12,5 % !

w(y^ = w(12,5) = 0-J (4.3)

yr = keuntungan pasti perusahaan dari modal yangdimiliki.

u(yu) = utilitas.

B Skala Utilitas ;

«(12,5) = 0 (batas bawah)!

w(22,5) =1(batas atas) J (4.4)

Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang

menghasilkan sebuah keuntungan pasti 12,5% dan aR, sebuah kemungkinan

pengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (22,5%) atau mendapatkan

kerugian (-11,25%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.52.

P22.5

aR

y

P + 22,5 % 1' -11,25

-11,25% ?

+ 12,5 % 0

Gambar 5.52 Ekivalen kepastian untuk menghitungm(-1 1,25). as ~ aRP,22J «(22,5) + P.,,.25 u(-\ 1,25) = ##(+12,5).

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 22,5 % diambil

perbandingan 1,22:1 atau P22,5 '• P-11,25 = 1,22.

Page 141: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

120

P22,5 IP-11,25 =1,22

Karena P22j + Pius = 1, maka;

P22.5 + (P22.5/1,22) = 1 • 1,22 P22,5 + P22.5 = 1,22

2,22 P22,5 = 1,22

Pw =1,22/2,22

= 0,55

• P-„,25 = P22,5/h12

= 0,55/1,22

= 0,45

w(12,5) = /V2.5 u(22,5) + P.n,25 u(-\ 1,25)

w(12,5) = 0,55 w(22,5) + 0,45 w(-l1,25)

0 = 0,55(1) + 0,45 u(-\ 1,25)

• u(-11,25) = -(0,55/ 0,45) = -1,22

Dari hitungan di atas diperoleh tiga titik untuk menggambarkan kurva fungsi

utilitas. Ketiga titik tersebut adalah ;

W(-ll,25) = 1,22, ?i(+12,5) = 0, dan w(22,5) =1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u

(utilitas) dany (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar

5.53 yang merupakan sebuahFungsi Utilitas eksponensial u = C + Ae-.

Page 142: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

+1

Risk seeker sesuai kurva

standar Gambar 4.1

-10

-15

,-t^,—«-..«....* <—I—t t t—t—t—*—I—I—i » ' f—-t 1 !""« ' *' ' <'—I *—t—

-11,25 -5 0 -5 10 15

y, pengembalian investasi (%)

Gambar 5.53 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran.

22,5

121

Fungsi Tujuan ;

Ui Pwu(y)]W - Pl u(y)u.

U2 - u(y)2

(4.6)

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut

a i: Menawar ;

B =Rp. 1.860.000.000.

Cc = Rp. 1.627.500.000.

CB = Rp. 9.300.000.

TV = 0,55.

Pi. =0,45.

Dari Persamaan (2.8)

Rp. 1.860.000.000.-(Rp. 1.627.500.000. + Rp. 9.300.000.)

(y)IW = 100

(Rp. 1.627.500.000. + Rp. 9.300.000.)

13,636 %

Page 143: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

122

Dari Persamaan (2.9)

0,125 (Rp. 1.627.500.000.)- Rp. 9.300.000.

(y)n = \00 —

(Rp. 1.627.500.000. + Rp. 9.300.000.)

= 11,861 %

B a2: Tidak Menawar ;

Dari Persamaan (2.10)

(y)2= 12,5%

B Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasi;

Dari Fungsi Utilitas Gambar 5.53, maka ;

B a i: Menawar ;

Rumus : £7= 1,145 -4,295.^l322y

U(y),w- £7(13,636) =+ 0,437.

U(y)iL =£7(11,861) =+0,250.

Dari fungsi tujuan, Persamaan (4.6)

£7/ = 0,55 (0,437) + 0,45 (0,250) = 0,353.

B a2 : Tidak Menawar ;

£/2 = w(12,5) = 0

Hasil ini menunjukkan bahwa, dari Fungsi Utilitas dari Gambar 5.53, keputusan

seharusnya menawar karena Ui > U2.

(Ey) harapany untuk a, = 0,55 (13,636) + 0,45 (11,861) = 12,837%.

(Ey) harapany untuk a2= 12,5%

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5.16 berikut.

Page 144: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

123

Tabel 5.16: Hasil perhitunganutilitas untuk kontraktor 5 contoh proyek 2

u, E(y)

a/: menawar

MenangPh =0,90

Kalah

PL = 0,\00,353 12,837%

y= 13,636%(7=0,437

y= 11,861 %(7=0,250

a2: tidak menawar y= 12,5%(7=0

0 12,5 %

Sensitivitas hasil untuk P» ditunjukkan dalam Gambar 5.54 data ini, yang

diperoleh dengan menggunakan nilai TV antara 0 dan 1 dalam Persamaan 4.6.

Pw- U(y)iw+PL-C(y) „ - U2

0,437 TV+0,250(1-TV) = 0

0,437 TV+ 0,250 - 0,250 TV = 0

0,187 TV =-0,250

TV =- 1,3369

a

c

"obc

00e

a

asC

§>

1,0a/ : menawar —

0,0

-? -

a2: tidak menawar

Break Even

D„ =-1,3369

' - i—j • • • • » «

-2,0 0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0

Pw, probabilitas memenangkan kontrak (%)

Gambar 5.54 Sensitivitas kegunaanyang diharapkan untuk probabilitasmemenangkan.

Page 145: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

124

Dari Gambar 5.54 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitas

menang minimalnya harus lebih besar dari -133,69 %.

a Memutuskan

Kontraktor akan menilai informasi terdahulu dan memutuskan apakah

menawar atau tidak. Jika kontraktor percaya bahwa TV lebih dari - 1,3369 dan

bahwa Gambar 5.54 merupakan sebuah model yang bagus dari perasaannya

mengenai profitabilitas perusahaan, maka keputusannya adalah cenderung

menawar.

Contoh proyek 3 : Gedung RUKAN.

B Fungsi Utilitas ;

yL = -6,25%1

yu= +22,5 %•> (4.2)

y'L = kerugian proyek (dengan mempertimbangkanrisiko).

yu = keuntungan proyek (dengan mempertimbangkanrisiko).

yr = + 12,5 % !

u(yL) = u(\2,5) = 0-> (4.3)

yT = keuntungan pasti perusahaan dari modal yang dimiliki.

u(yu) = utilitas.

Skala Utilitas;

w(12,5) =C

u(22,5) = 1 (batas atas) J (4.4)

w(12,5) = 0 (batas bawah)!

Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang

menghasilkan sebuah keuntungan pasti 12,5% dan aR, sebuah kemungkinan

pengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (22,5%) atau mendapatkan

kerugian (-6,25%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.55.

Page 146: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

P-,-,

+ 22,5 %

aR

P-6,25 6,25 %

+ 12,5%

Gambar 5.55 Ekivalen kepastian untuk menghitungk(-6,25). as ~ aRP22,5u(22,5) + P_6,25 «(-6,25) = w(+12,5).

125

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 22,5 % diambil

perbandingan 3:1 atau TYi,5 : P-6,25 = 3.

P22,5 I P-6,25 =3

Karena P22,5 + P-6,25 = 1, maka;

1}22,5 + (/^,j/3) = 1 "> 3 /Vi,5 + P22,5 = 3

4 P22,5 = 3

P22.5 = 3/4

= 0,75

"• P-6,25 = P22,5/3

= 0,75/3

= 0,25

u(\2,5) = P22,5 "(22,5) + P.6,25 "(-6,25)

u(\2,5) = 0,75 u(22,5) + 0,25 w(-6,25)

0 = 0,75(1) +0,25 w(-6,25)

Page 147: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

126

• w(-6,25) = - (0,75 / 0,25) = - 3

Dari hitungan di atas diperoleh tiga titik untuk menggambarkan kurva fungsi

utilitas. Ketiga titik tersebut adalah ;

w(-6,25) = 3, u(+\2,5) = 0, dan u(22,5) = 1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u

(utilitas) dany (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar

5.56 yang merupakan sebuah Fungsi Utilitas eksponensial u= C+ AeBy.

+ \

0

-5

Risk avoider sesuai kurva

standar Gambar 4.1

3

i—i

m—» i i 'i t—i i t m

-6,25 0 5 10 15

>', pengembalian investasi (%)

Gambar 5.56 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran

B Fungsi Tujuan ;

Ui - Pw u(y)m l Pl u(y)/L

U2 = u(y)2

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut

B ai: Menawar ;

B =Rp. 5.024.400.000.

Cc = Rp. 4.645.814.400.

CB = Rp. 125.564.400.

Dari Persamaan (2.8)

Pw = 0,75.

Pl =0,25.

22,5

(4.6)

Page 148: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

127

Rp. 5.024.400.000. -(Rp. 4.645.814.400. + Rp. 125.564.400).

(y)iw= 100

(Rp. 4.645.814.400. + Rp. 125.564.400.)

= 5,263 %

Dari Persamaan (2.9)

0,125 (Rp. 4.645.814.400.)-Rp. 125.564.400.

(y)u = \00

(Rp. 4.645.814.400. + Rp. 125.564.400.)

= 9,539%

B «2: Tidak Menawar ;

Dari Persamaan (2.10)

0^=12,5%

a Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasi;

Dari Fungsi Utilitas Gambar 5.56, maka ;

B a i : Menawar ;

Rumus : £7= 1,145 -4,295.e""'A?22-v

U(y),w =£7(5,263) =-0,997.

U(y)iL =£7(9,539) =-0,072.

Dari fungsi tujuan, Persamaan (4.6)

£// = 0,75 (- 0,997) + 0,25 (- 0,072) = - 0,766.

B a2 : Tidak Menawar ;

U2 "(12,5) = 0

Hasil ini menunjukkan bahwa, dari Fungsi Utilitas dari Gambar 5.56, keputusan

seharusnya tidak menawar karena Ui < U2.

(Ey) harapany untuk a, = 0,75 (5,263) + 0,25 (9,539) = 6,332%.

(Ey) harapan y untuk a2= 12,5%

Page 149: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

128

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5.17berikut.

Tabel 5.17: Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 5 contoh proyek 3

V, E(y)

a i: menawar

Menang/V=0,75

Kalah

Pl = 0,25-

0,766 6,332 %

y = 5,263 %(7=-0,997

y = 9,539 %(7 =-0,072

a2: tidak menawar ><= 12,5%(7=0

0 12,5%

Sensitivitas hasil untuk Pwditunjukkan dalam Gambar 5.57 data ini, yang

diperoleh dengan menggunakan nilai TV antara 0 dan 1dalam Persamaan 4.6.

Pw- U(y) w+PL.U(y) n lh

- 0,997 TV-0,072(1-TV) = 0

- 0,997 Pw- 0,072 + 0,072 TV= 0

- 0,925 TV = 0,072

TV = - 0,078

c

G

'Soe

ooc133>>

CCCC3C3ooD

•id

1,0a, : menawar

0,0

"NN

a,: tidak menawar

_ \

Break Even Pw= -0,078

• • —• • 1 1 1 1 1 1 1

-0,2 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0

Pw, probabilitasmemenangkan kontrak (%)

Gambar5.57 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk probabilitas memenangkan.

Page 150: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

129

Dari Gambar 5.57 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitas

menang minimalnya harus lebih besar dari - 7,80 %.

B Memutuskan

Kontraktor akan menilai informasi terdahulu dan memutuskan apakah

menawar atau tidak. Jika kontraktor percaya bahwa TV lebih dari - 0,0780 dan

bahwa Gambar 5.57 merupakan sebuah model yang bagus dari perasaannya

mengenai profitabilitas perusahaan, maka keputusannya adalah cenderung

menawar.

Contoh proyek 4 : Gedung Perkuliahan.

B Fungsi Utilitas ;

yr = -6,25%!

yf? =+12,5%J (4.2)yL = kerugian proyek (denganmempertimbangkan risiko).

yu = keuntungan proyek(dengan mempertimbangkan risiko).

yr = + 12,5% !

u(yv) = "(12,5) = 0J (4.3)

yr = keuntungan pasti perusahaan dari modal yangdimiliki.

u(yu) = utilitas.

a Skala Utilitas;

w(12,5) = 0 (batas bawah)!

u(12,5) = 1 (batasatas) -J (4.4)

Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang

menghasilkan sebuah keuntungan pasti 12,5% dan aR, sebuah kemungkinan

pengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (12,5%) atau mendapatkan

kerugian (-6,25%). Situasi tersebutdigambarkan pada Gambar 5.58.

Page 151: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

aR

P12.5y

+ 12,5%

^ P-6.25- 6 25 %

+ 12,5%

Gambar 5.58 Ekivalen kepastian untuk menghitungm(-6,25). as~aRP12,5u(\2,5) + P.6,25 «(-6,25) = ;/(+12,5).

130

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 12,5 % diambil

perbandingan 5,67:1 atau Pi2,s '• P-6,25 = 5,67.

P 12,5 I P-6,25 =5,67

Karena Puj + P-6,25 = 1, maka;

P12.5 + (P12,5/5,67) = 1 • 5,67 Pl2,5 + Pas = 5,67

6,67 Pi2,5 = 5,67

Ps = 5,67/6,67

= 0,85

"• P-6,25 = P 12,515,67

w(12,5) = Pas "(12,5) + P.6;25 u(-6,25)

u(\2,5) = 0,75 u(\2,5) + 0,15 w(-6,25)

0 = 0,75(1) +0,15 w(-6,25)

0,85/5,67

0,15

Page 152: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

131

• u(-7,5) = - (0,85/ 0,15) = -5,67

Dari hitungan di atas diperoleh tiga titik untuk menggambarkan kurva fungsi

utilitas. Ketiga titik tersebut adalah ;

u(-6,25) =5,67, w(+12,5) = 0, dan u(\2,5) =1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u

(utilitas) dany (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar

5.59 yang merupakan sebuah Fungsi Utilitas eksponensial u= C+AeBy.

3

>—'

+1

o

-3 ••

Cenderung Riskseekersesuai kurva standar

Gambar 4.1

y, pengembalian investasi (%)

Gambar 5.59 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran

B Fungsi Tujuan ;

U; = Pw u(y)iw + Pl u(y)iL

U2 = u(y)2

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut

B a i: Menawar ;

B =Rp. 4.785.000.000. TV = 0,85.

(4.6)

Page 153: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Cr = Rp. 3.708.375.000. PL =0,15.

(V = Rp. 119.625.000.

Dari Persamaan (2.8)

Rp. 4.785.000.000. - (Rp. 3.708.375.000. + Rp. 119.625.000.)

(y),w= \00 —

(Rp. 3.708.375.000. + Rp. 119.625.000)

= 25,000%)

Dari Persamaan (2.9)

0,125 (Rp. 3.708.375.000.)-Rp. 119.625.000.

(y)IL= \00 ~

(Rp. 3.708.375.000. + Rp. 119.625.000)

= 8,984%

B a2 : Tidak Menawar ;

Dari Persamaan (2.10)

(y)2=\2,5%

B Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasi ;

Dari Fungsi Utilitas Gambar 5.59, maka ;

B ai : Menawar ;

Rumus : £7= 1,145-4,295.e'ft7^

U(y)w = £7(25,000) = + 0,987.

U(y),L =£7(8,984) =-0,164.

Dari fungsi tujuan, Persamaan (4.6)

Ui = 0,85 (0,987) + 0,15 (- 0,164) = + 0,814.

B a2 : Tidak Menawar ;

U2 -u(\2,5) = 0

132

Page 154: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

133

Hasil ini menunjukkan bahwa, dari Fungsi Utilitas dari Gambar 5.59,

keputusan seharusnya menawar karena Ui > U2.

(Ey) harapany untuk a, = 0,85 (25,000) + 0,15 (8,984) = 22,597%.

(Ey) harapan y untuk a2 = 12,5%

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5.18 berikut.

Tabel 5.18: Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 5 contoh proyek 4

£7, E(y)

a 1: menawar

MenangTV =0,85

Kalah

TV. = 0,15+0,814 22,597%

y = 25,000 %(7 = + 0,987

y = 8,984 %(7=-0,164

a2: tidak menawar y= 12,5%(7=0

0 12,5%

Sensitivitas hasil untuk TV ditunjukkan dalam Gambar 5.60 data ini, yang

diperoleh dengan menggunakan nilai Pw antara 0 dan 1 dalam Persamaan 4.6.

Pw- U(y)iw+PL.U(y),i - lh

0,987 TV- 0,164 (1-TV) = 0

0,987 TV - 0,164 + 0,164 TV = 0

1,151 Pw =0,164

TV= + 0,1425.

Dari Gambar 5.60 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitas

menang minimalnya harus lebih besar dari 14,25 %.

B Memutuskan

Kontraktor akan menilai informasi terdahulu dan memutuskan apakah

menawar atau tidak. Jika kontraktor percaya bahwa TV lebih dari 0,1425 dan

bahwa Gambar 5.60 merupakan sebuah model yang bagus dari perasaannya

mengenai profitabilitas perusahaan, maka keputusannya adalah menawar.

Page 155: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

a

c

'5b,c

'-3oocOS>^

c

njC

3)-**

^*

1,0 r-

0,0

134

a; : menawar

0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0

Pw, probabilitas memenangkan kontrak (%)

Gambar 5.60 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk probabilitasmemenangkan.

c. Kontraktor 3 : PT. FFF.

Contoh proyek 1 : Gedung Perkuliahan.

B Fungsi Utilitas ;

yL = - 8,75 %

y;/ = +12,5%

y7 = kerugian proyek(dengan mempertimbangkan risiko).

yu = keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yT = + 7,5 %

u(yi;) = K7,5) = 0

yT = keuntungan pasti perusahaan dari modal yang dimiliki.

u(yu) = utilitas.

Skala Utilitas ;

w(7,5) = 0 (batas bawah) ~\

w(12,5) = 1 (batas atas) J

(4.2)

(4.3)

(4.4)

Page 156: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

135

Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang

menghasilkan sebuah keuntungan pasti 7,5% dan aR, sebuah kemungkinan

pengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (12,5%) atau mendapatkan

kerugian (-8,75%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.61.

P,2j y n

+12,5% 1aR

f ' P-8.758,75 %

+ 7,5 %

Gambar 5.61 Ekivalen kepastian untuk menghitung«(-8,75). as ~ aRPl2,5 2/(12,5) + TVj «(-8,75) = »(+7,5).

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 12,5 % adalah perbandingan

\,22:\ atauP12,5-P-h,75=\,22.

P 12.5 I P-8.75 =1,22

Karena P!2,s + P-sjs = 1, maka;

P,2,5 + (Pl2,5l\ ,22) = 1 • 1,22P,2J + P,2,5 = 1,22

2,22 P 12.5 =1,22

Pi2j = 1,22/2,22

= 0,55

• P-H,75=Pl2,5l\,22

= 0,55/1,22

= 0,45

u(7,5) = P,2,5 "(12,5) + P.8J5 w(-8,75)

Page 157: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

136

u(7,5) = 0,55 u(\2,5) + 0,45 w(-8,75)

0 = 0,55(1) + 0,45 ?/(-8,75)

• w(-8,75) = - (0,55 / 0,45) = - 1,22

Dari hitungan di atas diperoleh tiga titik untuk menggambarkan kurva Fungsi

Utilitas. Ketiga titik tersebut adalah ;

w(-8,75) =1,22, u(+7,5) = 0, dan u(12,5) =1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u

(utilitas) dany (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar

5.62 yang merupakan sebuah Fungsi Utilitas eksponensial u= C+AeBy.

3

i—'

+ 1

0

-10

Risk seeker sesuai kurva

standar Gambar 4.1

Li i i < r.if. »!..■♦■.. I....*. > t *' i i < 111" ' i < »•*

-8,75 -5 0 5 10 12,5

y, pengembalian investasi (%)

Gambar 5.62 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran.

Fungsi Tujuan;

U; - Pw u(y)nv + Pl u(v)il

U2 = u(y)2

(4.6)

Page 158: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut:

B a i : Menawar ;

B =Rp. 1.260.000.000. TV =0,55.

<V- = Rp. 1.104.400.000. PL =0,45.

(,'/, = Rp. 31.500.000.

Dari Persamaan (2.8)

Rp. 1.260.000.000.-(Rp. 1.104.400.000. + Rp. 31.500.000.)

(y),w= loo

(Rp. 1.104.400.000. + Rp. 31.500.000.)

= 11,111 %

Dari Persamaan (2.9)

0,075 (Rp. 1.104.400.000.)-Rp. 31.500.000.

(y)iL= \00

(Rp. 1.104.400.000. + Rp. 31.500.000.)

= 4,514%

B e/2 : Tidak Menawar ;

Dari Persamaan (2.10)

0^ = 7,5%

B Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasi;

Dari Fungsi Utilitas Gambar 5.62, maka ;

B ai: Menawar ;

Rumus : £7= 1,145 -4,295.e0J322y

U(y),w= £7(11,111) = + 0,156.

U(y),L =£7(4,514) =-1,220.

Dari fungsi tujuan, Persamaan (4.6)

£7/ = 0,55 (0,156) + 0,45 (- 1,220) = - 0,463.

137

Page 159: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

138

a a2 ' Tidak Menawar ;

U2 - "(7,5) = 0

Hasil ini menunjukkan bahwa, dari Fungsi Utilitas dari Gambar 5.62,

keputusan seharusnya tidak menawar karena Ui < U2.

(Ey) harapan y untuk a, = 0,55 (11,111) + 0,45 (4,514) = 8,142%.

(Ey) harapany untuk a2 = 7,5%

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5.19 berikut.

Tabel 5.19: Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 6 contoh proyek 1

Ut E(y)

ai: menawar

MenangTV =0,55

Kalah

Pl = 0,45- 0,463 8,142%

y= 11,111 %(7=0,156

y = 4,514%(7=- 1,220

a2: tidak menawar y = 7,5 %(7=0

0 7,5 %

Sensitivitas hasil untuk Pw ditunjukkan dalam Gambar 5.63 data ini, yang

diperoleh dengan menggunakan nilai TV antara 0 dan 1 dalam Persamaan 4.6.

Pw- U(y),w+PL.U(y)„ = U2

0,156 Pw- 1,220 (1-/V) = 0

0,156 Pw - 1,220 + 1,220 TV = 0

1,376 TV =1,220

TV=0,8866.

Dari Gambar 5.63 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitas

menang minimalnya harus lebih besar dari 88,66 %.

B Memutuskan

Kontraktor akan menilai informasi terdahulu dan memutuskan apakah

menawar atau tidak. Jika kontraktor percaya bahwa Pw lebih dari 0,8866 dan

Page 160: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

139

bahwa Gambar 5.63 merupakan sebuah model yang bagus dari perasaannya

mengenai profitabilitas perusahaan, maka keputusannya adalah tidak menawar.

1,0

aCO

a

'ooa

ooaC3>,

aC3

a300D

Z5

0,0

Break Even TV =0,8866

0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0

Pw, probabilitas memenangkan kontrak (%)

Gambar 5.63 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk probabilitas memenangkan.

Contoh proyek 2 : Gedung Perkantoran dan Gudang.

B Fungsi Utilitas ;

yL = - 8,75 %

yu = + 12,5%

yi, = kerugian proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yu = keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yT = + 7,5 %

u(yu) = w(7,5) = 0

yT = keuntungan pasti perusahaan dari modal yangdimiliki.

u(yu) = utilitas.

(4.2)

(4.3)

Page 161: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

B Skala Utilitas ;

u(7,5) = 0 (batas bawah)

u(12,5) = 1 (batas atas) -1 (4.4)

Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang

menghasilkan sebuah keuntungan pasti 7,5% dan aR, sebuah kemungkinan

pengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (12,5%) atau mendapatkan

kerugian (-8,75%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.64.

Pi2,5 y U

+12,5% 1aR

-8.75

8,75 %

+ 7,5 %

Gambar 5.64 Ekivalen kepastian untuk menghitungw(-8,75). as ~ aRP12,5u(l2,5) + P^?s «(-8,75) = «(+7,5).

140

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 12,5 % adalah perbandingan

\,22:\ atauP,2,5: P.Hj5=\,22.

P 12,5 IP-8,75 =1,22

Karena PJ2,5 + P-8,75 = 1, maka;

Pl2.5 + (P 12.5/1,22) = 1 • 1,22 Pi2,5 + P,2,5 = 1,22

2,22 P 12,5 =1,22

P!2,5 = 1,22/2,22

= 0,55

• 7V.75 = ^2.5/1,22

Page 162: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

141

= 0,55/1,22

= 0,45

u(7,5) = P12,5 "(12,5) + P.8,75 "(-8,75)

w(7,5) = 0,55 u(\2,5) + 0,45 w(-8,75)

0 = 0,565(1) + 0,45 w(-8,75)

• w(-8,75)= - (0,55 / 0,45) = - 1,22

Dari hitungan di atas diperoleh tiga titik untuk menggambarkan kurva Fungsi

Utilitas. Ketiga titik tersebut adalah ;

w(-8,75) =1,22, u(+7,5) = 0, dan u(12,5) =1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u

(utilitas) dan y (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar

5.65 yang merupakan sebuah Fungsi Utilitas eksponensial u= C+AeBy.

B Fungsi Tujuan ;

Ui Pwu(y)nv^Pi.u(y),L (4.6)

U2 u(y)2

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut:

B a i: Menawar ;

B =Rp. 2.100.000.000. 7V=0,55.

Cc = Rp. 1.837.500.000. PL =0,45.

CB = Rp. 54.400.000.

Page 163: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

3

+1

o

-5 .

-10

Risk seeker sesuai kurva

standar Gambar 4 1

I « i *—4—-t H~f !••"•<—» »• I"""" t » H * t '*" I"

-8,75 -5 0 5 10 12,5

y, pengembalian investasi (%)

Gambar 5.65 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran.

Dari Persamaan (2.8)

Rp. 2.100.000.000.-(Rp. 1.837.500.000. + Rp. 54.400.000.)

(y)iw= loo

(Rp. 1.837.500.000. + Rp. 54.400.000.)

= 11,111 %

Dari Persamaan (2.9)

0,075 (Rp. 1.837.500.000.) - Rp. 54.400.000.

(y)iL= 100

(Rp. 1.837.500.000. + Rp. 54.400.000.)

= 4,514%

B a2 : Tidak Menawar ;

Dari Persamaan (2.10)

(y)2 = i,5%

Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasi

142

Page 164: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Dari Fungsi Utilitas Gambar 5.65, maka ;

a a i: Menawar;

Rumus: £7= 1,145 -4,295.e"

U(y)nv £7(11,111) = + 0,156.

U(y)n £/(4,514) =-1,220.

Dari fungsi tujuan, Persamaan (4.6)

Ui = 0,55 (0,156) + 0,45 (- 1,220) = - 0,463.

-0,1322v

143

B a2 : Tidak Menawar ;

U2 "(7,5) = 0

Hasil ini menunjukkan bahwa, dari Fungsi Utilitas dari Gambar 5.65,

keputusan seharusnya menawar karena Ui > U2.

(Ey) harapany untuk a} = 0,55 (11,111) + 0,45 (4,514) = 8,142%.

(Ey) harapany untuk a2 = 7,5%

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5.20 berikut.

Tabel 5.20 : Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 6 contoh proyek 2

V, E(y)

a 1: menawar

MenangTV =0,55

Kalah

Pi. = 0,45- 0,463 8,142%

7=11,111 %(7=0,156

y = 4,514%(7= - 1,220

a2: tidak menawar >- = 7,5%(7=0

0 7,5 %

Sensitivitas hasil untuk TV ditunjukkan dalam Gambar 5.66 data ini, yang

diperoleh dengan menggunakan nilai Pwantara 0 dan 1 dalam Persamaan 4.6.

Pw- U(y)iw+PL.U(y)u - U2

0,156 TV-1,220(1-TV) = 0

0,156 TV-1,220+ 1,220 TV = 0

Page 165: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

acS

a

'5ba

00aCO>-.

aCBc3a3oo<u

-^

1,376/V =1,220

TV =0,8866.

1,0

0,0

144

Break Even Pw - 0,8866

0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0

Pw, probabilitas memenangkan kontrak (%)

Gambar 5.66 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk probabilitas memenangkan.

Dari Gambar 5.66 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitas

menang minimalnya harus lebih besar dari 88,66 %.

B Memutuskan

Kontraktor akan menilai informasi terdahulu dan memutuskan apakah

menawar atau tidak. Jika kontraktor percaya bahwa TV lebih dari 0,8866 dan

bahwa Gambar 5.66 merupakan sebuah model yang bagus dari perasaannya

mengenai profitabilitas perusahaan, maka keputusannya adalah menawar.

Contoh proyek 3 : RUKAN.

B Fungsi Utilitas ;

yL = - 8,75 %

yu = + 12,5% (4.2)

Page 166: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

145

yL = kerugian proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yu = keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yr = + 7,5 % !

u(yu) = «(7,5)= 0 J (4.3)

yT = keuntungan pasti perusahaan dari modal yang dimiliki.

u(yu) = utilitas.

fl Skala Utilitas;

«(7,5) = 0 (batas bawah) !

u( 12,5) =1 (batas atas) -J (4.4)

Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang

menghasilkan sebuah keuntungan pasti 7,5% dan aR, sebuah kemungkinan

pengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (12,5%) atau mendapatkan

kerugian (-8,75%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.67.

Pl2.5 7 H

+12,5% 1aR

P.,•8,75

8,75 %

+ 7,5 %

Gambar 5.67 Ekivalen kepastian untuk menghitungm(-8,75). as ~ aRPl25u{\2,5) + P.8,y5 «(-8,75) = «(+7,5).

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 12,5 % adalah perbandingan

1,22:1 atau ^2,5: ^,75 =1,22.

P 12,5 IP-8,75 =1,22

Karena Pi2,5 + P-8,75 = 1, maka;

Page 167: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

146

P,2,s + (7^/2.5/1,22) = 1 • 1,22 P,2,s + Pi2,5 = 1,22

2,22 Pi2,5 =1,22

P,2.5 = 1,22/2,22

= 0,55

• P-8,75 = P,2,5l1,22

= 0,55/1,22

= 0,45

«(7,5) = P,2,5 "(12,5) + P.8J5 "(-8,75)

u(7,5) = 0,55 u(\2,5) + 0,45 w(-8,75)

0 = 0,55(1) +0,45 w(-8,75)

• u(-8,75) = -(0,55/0,45) = -1,22

Dari hitungan di atas diperoleh tiga titik untuk menggambarkan kurva Fungsi

Utilitas. Ketiga titik tersebut adalah ;

w(-8,75) = 1,22, w(+7,5) = 0, dan w(12,5) = 1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu

antara u (utilitas) dany (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam

Gambar 5.68 yang merupakan sebuah Fungsi Utilitas eksponensial u= C+ AeBy.

B Fungsi Tujuan ;

U, = TV u(y)iw + Pl u(y)IL (4.6)

U2 = u(y)2

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut:

Page 168: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

ai: Menawar ;

B =Rp. 5.024.400.000.

Cc = Rp. 4.394.687.500.

C« = Rp. 125.564.400

+1

o

•M "5 *•3

>•—•

-10 ••

Pw =0,55.

Pl =0,45.

Risk seeker sesuai kurva

standar Gambar 4.1

im ini I, j « »-l„n»„,.,».llllllilllll) , .1 i .» * »,.„4.i#.f. I | > | I

-8,75 -5 0 5 10 12,5

y, pengembalian investasi (%)

Gambar 5.68 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran.

Dari Persamaan (2.8)

Rp. 5.024.400.000.- (Rp. 4.394.687.500. + Rp. 125.564.400.)

(y)m= 100

(Rp. 4.394.687.500. + Rp. 125.564.400.)

= 11,111 %

Dari Persamaan (2.9)

0,075 (Rp. 4.394.687.500.) - Rp. 125.564.400.

(y)iL= 100

(Rp. 4.394.687.500. + Rp. 125.564.400.)

= 4,514%

147

Page 169: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

a a2 : Tidak Menawar ;

Dari Persamaan (2.10)

(y)2 = 7,5%

B Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasi;

Dari Fungsi Utilitas Gambar 5.68, maka ;

B a i : Menawar ;

Rumus: £7= 1,145 - 4,295.e

U(y),w £7(11,111) = + 0,156.

U(y)u. £7(4,514) =-1,220.

Dari fungsi tujuan, Persamaan (4.6)

Hi* 0,55 (0,156) + 0,45 (- 1,220)

-0,1322v

0,463.

148

B a2 : Tidak Menawar ;

£72-«(7,5) = 0

Hasil ini menunjukkan bahwa, dari Fungsi Utilitas dan Gambar 5.68,

keputusan seharusnya tidak menawar karena Ui < U2.

(Ey) harapany untuk a{ = 0,55 (11,111) + 0,45 (4,514) = 8,142%.

(Ey) harapany untuk a2 = 7,5%

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5.21 berikut.

Tabel 5.21 Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 6 contoh proyek 3

u, E(y)

«;: menawar

MenangTV =0,55

Kalah

Pi. = 0,45- 0,463 8,142%

7=11,111%(7=0,156

7 = 4,514%(7=- 1,220

a2: tidak menawar 7 = 7,5%(7=0

0 7,5 %

Page 170: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

149

Sensitivitas hasil untuk TV ditunjukkan dalam Gambar 5.69 data ini, yang

diperoleh dengan menggunakan nilai Pw antara 0 dan 1 dalam Persamaan 4.6.

Pw- U(y) ,w+P,..U(y) „ U2

0,156 Pw- 1,220 (1-/V) = 0

0,156 Pw- 1,220+ 1,220 TV = 0

1,376 TV =1,220

TV =0,8866.

a

a

'5ba

ooaa

3oo

24

0,0

Break Even TV =0,8866

0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0

PW, probabilitas memenangkan kontrak (%)

Gambar 5.69 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk probabilitas memenangkan.

Dari Gambar 5.69 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitas

menang minimalnya harus lebih besar dari 88,66 %.

a Memutuskan

Kontraktor akan menilai informasi terdahulu dan memutuskan apakah

menawar atau tidak. Jika kontraktor percaya bahwa TV lebih dari 0,8866 dan

Page 171: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

150

bahwa Gambar 5.69 merupakan sebuah model yang bagus dari perasaannya

mengenai profitabilitas perusahaan, maka keputusannya adalah tidak menawar.

Contoh proyek 4 : Gedung Perkuliahan.

B Fungsi Utilitas ;

yr = -8,75%!

yL= + 7,5% J (4.2)

yi = kerugian proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yu= keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yr = + 7,5 % !

u(yv) = w(7,5) = 0 -J (4.3)

yT = keuntungan pasti perusahaan dari modal yang dimiliki.

u(yu) = utilitas.

a Skala Utilitas ;

u(7,5) = 0 (batas bawah) !

u(7,5) =1(batas atas) J (4.4)

Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang

menghasilkan sebuah keuntungan pasti 7,5% dan aR, sebuah kemungkinan

pengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (7,5%) atau mendapatkan

kerugian (-8,75%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.70.

Page 172: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

P-.5

aR

P-8,

y

+ 7,5 %

- 8,75 %

+ 7,5 %

Gambar 5.70 Ekivalen kepastian untuk menghitungw(-8,75). as ~ aRPzsu(7,5) + P_K~S «(-8,75) = m(+7,5).

151

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 7,5 %diambil perbandingan

1,22:1 atau P75: P.8,75= 1,22.

P7,5 IP-8,75 =1,22

Karena P7,5 + P.8,75 = 1, maka;

7V,5 + (/Vl,22)=l -> \,22P7,5 + P7.5=\,22

2,22 P7,5 =1,22

TV,5 = 1,22/2,22

= 0,55

"> ^S,75 = /57,5/l,22

= 0,55/1,22

= 0,45

«(7,5) = P7,5 "(7,5) + P.8>75 w(-8,75)

u(7,5) = 0,55 w(7,5) + 0,45 w(-8,75)

0 = 0,55(1)+ 0,45 4-8,75)

Page 173: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

152

• «(-8,75) = - (0,55 / 0,45) = - 1,22

Dan hitungan di atas diperoleh tiga titik untuk menggambarkan kurva fungsi

utilitas. Ketiga titik tersebut adalah ;

4-8,75) = 1,22, u(+7,5) = 0, dan w(7,5) = 1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u

(utilitas) dany (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar

5.71 cenderung merupakan sebuah Fungsi Utilitaseksponensial u = C + AeBy.

-5

10 '

Cenderung Riskseekersesuai kurva standar

Gambar 4 1

* 4 i -'I > '—t * i »•' i t »"-» i r «• i

-8,75 -5 0 5 7,5

y, pengembalian investasi (%)

Gambar 5.71 Fungsi utilitas untuk keputusanpenawaran..

a Fungsi Tujuan;

Ui - Pwu(y)!W + Pl u(y),L

if2 u(y)2

Analisispilihan menghasilkan hasil sebagai berikut:

(4.6)

Page 174: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

B ai : Menawar ;

B = Rp. 5.075.000.000. Pw = 0,55.

(V = Rp. 4.440.625.000. PL =0,45.

C« = Rp. 126.875.000.

Dari Persamaan (2.8)

Rp. 5.075.000.000. - (Rp. 4.440.625.000. + Rp. 126.875.000.)

(y)iw =\00 —

(Rp. 4.440.625.000. + Rp. 126.875.000)

= 11,111 %

Dari Persamaan (2.9)

0,075 (Rp. 4.440.625.000.) - Rp. 126.875.000.

(y)u = \00

(Rp. 4.440.625.000. + Rp. 126.875.000)

= 4,514%

B a2 : Tidak Menawar ;

Dari Persamaan (2.10)

W2 = 7,5%

B Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasi;

Dari Fungsi Utilitas Gambar 5.71, maka ;

B ai: Menawar ;

Rumus : £7= 1,145 -4,295.e"^2>'

U(y)iw-U(\\,\\\) =0,156.

U(y)iL £7(4,514) =-1,220.

Dari fungsi tujuan, Persamaan (4.6)

Ui = 0,55 ( 0,156) + 0,45 (- 1,220)= - 0,463.

B a2 : Tidak Menawar ;

153

Page 175: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

154

U2 - "(7,5) = 0

Hasil ini menunjukkan bahwa, dari Fungsi Utilitas dan Gambar 5.71,

keputusan seharusnya tidak menawar karena Ui < U2.

(Ey) harapan y untuk a, = 0,55 (11,111) + 0,45 (4,514) = 8,142%.

(Ey) harapan y untuk a2 = 7,5%

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5.22 berikut.

Tabel 5.22 : Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 6 contoh proyek 4

u, E(y)

a,: menawar

MenangTV =0,55

Kalah

Pi. = 0,45-0,463 8,142%

7= 11,111 %(7=0,156

7 = 4,514%(7=- 1,220

a2: tidak menawar 7 = 7,5%(7=0

0 7,5 %

Sensitivitas hasil untuk TV ditunjukkan dalam Gambar 5.72 data ini, yang

diperoleh dengan menggunakan nilai TV antara 0 dan 1 dalam Persamaan 4.6.

Pw- U(y) iw + PL.U(y) „ = U2

0,156 TV- 1:,220 (1-/V) = 0

0,156 TV-1,220+ 1,220 TV = 0

\,376 Pw =1,220

Pw = 0,8866

Dari Gambar 5.72 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitas

menang minimalnya harus lebih besar dari 88,66 %.

B Memutuskan

Kontraktor akan menilai informasi terdahulu dan memutuskan apakah

menawar atau tidak. Jika kontraktor percaya bahwa Pw lebih dari 0,8866 dan

bahwa Gambar 5.72 merupakan sebuah model yang bagus dari perasaannya

mengenai profitabilitas perusahaan, makakeputusannya adalah menawar.

Page 176: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

a

'5ba

ooaS3>->

anS

a300<u

1,0

0,0

0,0 0,2

Break Even Pw= 0,8866

0,4 0,6 0,8 1,0

Pw, probabilitas memenangkan kontrak (%)

Gambar 5.72 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk probabilitas memenangkan.

5.3.2.3 Kualifikasi Mi

A. Kontraktor 1 : PT. GGG.

Contoh proyek 1 : Gedung Perkuliahan.

B Fungsi Utilitas ;

yr. = - 3,75 %

yf/ = + 7,5%

yL = kerugian proyek(dengan mempertimbangkan risiko).

yu = keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yr = +12,5%

u(yv) = w(12,5) = 0-

(4.2)

(4-3)

155

Page 177: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

156

yr - keuntungan pasti perusahaan dari modal yang dimiliki.ufyu) = utilitas.

B Skala Utilitas ;

"(7,5) = 0 (batas bawah) "1

"(7,5) =1(batas atas) -J (4 4)

Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara a, yangmenghasilkan sebuah keuntungan pasti 12,5% dan aR, sebuah kemungkinanpengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (7,5%) atau mendapatkankerugian (-3,75%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.73.

P'.s y u

a + 7,5 %aR

-3.75- 3,75 %

12,5 %

Gambar 5.73 Ekivalen kepastian untuk menghitung«(-3,75). as~ aRP-5u(7,5) + P_3,75 «(-3,75) = h(+12,5).

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 7,5 %adalah perbandingan1,22:1 atau P7J: P.3J5 =1,22.

P7,5 I P-3,75 =1,22

Karena P7,5 + 1\3J5 = 1, maka;

7V.5 + (7VI ,22) = 1 • 1,22 P7,5 + P7,5 = 1,22

2,22 P7J =1,22

TJ7,5 = 1,22/2,22

Page 178: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

157

= 0,55

"> P-3,75 = P7,5ll,22

= 0,55/1,22,-"• ~" * 5*

= 0,45

w(12,5) = P7,5 u(7,5) + P.3,75 "(-3,75)

u(\2,5) = 0,55 u(7,5) + 0,45 w(-3,75)

0 = 0,55(1) +0,45 w(-3,75)

• w(-3,75) = - (0,55 / 0,45) = - 1,22

Dari hitungan di atas diperoleh 3 titik untuk menggambarkan kurva Fungsi

Utilitas. Ketiga titik tersebut adalah ;

w(-3,75) =1,22, w(+7,5) = 0, dan w(7,5) =1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u

(utilitas) dany (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar

5.74 tidak mencerminkan kurva utilitas sesuai penjelasan Sub Bab 4.5.1.

^)"

Tidak sesuai kurva standar

Gambar 4.1

-3,75 0 3 6 9

7, pengembalian investasi (%)

12,5

Gambar 5.74 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran.

Page 179: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

158

Dari kurva utilitas Gambar 5.74 menunjukkan bahwa asumsi-asumsi kontraktor

tidak sesuai dengan kurva standar pada Gambar 4.1. Sehubungan dengan haltersebut di atas, maka data-data di atas tidak dianalisis lebih lanjut.

Contoh proyek 2 : Gedung Perkantoran dan Gudang.

B Fungsi Utilitas ;

yr = -3,75%\

yu =+12,5% J (42)yL = kerugian proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yu= keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yr = + 12,5 % \

u(yv) =u(\2,5) =0$ (4.3)yr = keuntungan pasti perusahaan dari modal yang dimiliki.

u(yu) = utilitas.

B Skala Utilitas ;

"(12,5) = 0 (batas bawahj]

u(12,5) =1(batas atas) J (4 4)

Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yangmenghasilkan sebuah keuntungan pasti 12,5% dan aR, sebuah kemungkinanpengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (12,5%) atau mendapatkankerugian (-3,75%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.75.

Page 180: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Pn.ty

+ 12,5%

- 3,75 %

+ 12,5 %

aR

P-3, 75

Gambar5.75 Ekivalen kepastian untuk menghitung«(-3,75). as~a«TV.5«(12,5) + TV75 "(-3,75) = m(+12,5).

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 12,5 % diambil

perbandingan 1,86:1 atau P,2,s :P.3,75 = 1,86.

P115 I P-3,75 =1,86

Karena P,2,5 + P.3,75 = 1, maka;

7>/2,5 + (T5/2,5/l,86)=l •> 1,86 P12,5+ P12,5 =1,86

2,86 Pi2,5 =1,86

P12.5 = 1,86/2,86

= 0,65

"• ^,75 = ^2,5/1,86

= 0,65/1,86

= 0,35

"(10) = PJ2j "(12,5) + P.3>75 w(-3,75)

u(\0) = 0,65 w(12,5) + 0,35 u(-3,75)

0 = 0,65(1) +0,35 w(-3,75)

Page 181: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

160

• "(-3,75) = -(0,65/ 0,35) = -1,86

Dari hitungan di atas diperoleh 3titik untuk menggambarkan kurva fungsi utilitas.Ketiga titik tersebut adalah ;

u(-3,75) =1,86, k(+12,5) = 0, dan u( 12,5) =1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu

antara u(utilitas) dany (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam

Gambar 5.76 cenderung merupakan sebuah Fungsi Utilitas eksponensial u= C +Ae

Fungsi Tujuan ;

£7/ = TV u(y)m \ PL u(y)u,

U2 - u(y)2

(4.6)

b"

+1

0

-3

-6

Cenderung Riskseeker sesuai

kurva standar Gambar 4.1

-3,75

-> 1 < 1 >—i 1 1 > —* • t »

0 3 6 9 12,5

7, pengembalian investasi (%)

Gambar 5.76 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran.

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut:

Page 182: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

B ai: Menawar ;

B =Rp. 1.980.000.000. TV =0,65.

G =Rp. 1.633.500.000. PL =0,35.

CB = Rp. 49.500.000.

Dari Persamaan (2.8)

Rp. 1.980.000.000.-(Rp. 1.633.500.000. + Rp. 49.500.000.)

(y),w= 100 .

(Rp. 1.633.500.000. + Rp. 49.500.000.)

= 17,647%

Dari Persamaan (2.9)

0,125 (Rp. 1.633.500.000.)-Rp. 49.500.000.

(y)n = \oo

(Rp. 1.633.500.000. + Rp. 49.500.000.)

= 9,191 %

B a2 : Tidak Menawar ;

Dari Persamaan (2.10)

(y)2=12,5%

a Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasi;

Dari Fungsi Utilitas Gambar 5.76, maka ;

a ai: Menawar ;

Rumus : £7= 1,145-4,295.e0J322y

U(y)iw- £7(17,647) = + 0,728.

U(y)iL -£7(9,191) =-0,129.

Dari fungsi tujuan, Persamaan (4.6)

Ui = 0,65 (0,728) + 0,35 (- 0,129) = 0,428.

B a2 : Tidak Menawar ;

U2 u(\2,5) = 0

161

Page 183: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

162

Hasil ini menunjukkan bahwa, dari Fungsi Utilitas dari Gambar 5.76,

keputusan seharusnya menawar karena Ui > U2.

(Ey) harapany untuk a, = 0,65 (17,647) + 0,35 (9,191) = 14,687%.

(Ey) harapany untuk a2 = 12,5%

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5.23 berikut.

Tabel 5.23 : Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 7 contoh proyek 2

u, E(y)

at: menawar

MenangTV =0,65

Kalah

Pl = 0,350,428 14,687%

7= 17,647%(7=0,728

7 = 9,191 %(7=-0,129

a2: tidak menawar 7= 12,5%(7=0

0 12,5 %

Sensitivitas hasil untuk TV ditunjukkan dalam Gambar 5.77 data ini, yang

diperoleh dengan menggunakan nilai Pw antara 0 dan 1 dalam Persamaan 4.6.

Pw- U(y) iw+PL.U(y)u =- U2

0,728 TV-0,129(1 - TV) = 0

0,728 TV- 0,129 + 0,129 Pw = 0

0,857 TV =0,129

TV =0,1505.

Dari Gambar 5.77 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitas

menang minimalnya harus lebih besar dari 15,05 %.

B Memutuskan

Kontraktor akan menilai informasi terdahulu dan memutuskan apakah

menawar atau tidak. Jika kontraktor percaya bahwa TV lebih dari 0,1505 dan

bahwa Gambar 5.77 merupakan sebuah model yang bagus dari perasaannya

mengenai profitabilitas perusahaan, maka keputusannya adalah menawar.

Page 184: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

a

a

'5ba

ooactf>,

aC3caa3ooCD

163

1,0 _

a_,: tidak menawar

0,0

Break Even TV =0,1505

tl—i 1 1 i • • • . •

0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0

Pw, probabilitas memenangkan kontrak (%)

Gambar 5.77 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk probabilitas memenangkan.

Contoh proyek 3 : Gedung RUKAN.

B Fungsi Utilitas ;

yi. = -1,

yu = + 12,5%

yL = kerugian proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yu =keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

1,25 %\1 S o/„ J

y7=+12,5% \u(yu) = a(12,5) =0-Ji(yu) = "(12,5)

yr = keuntungan pasti perusahaan dari modal yang dimiliki.u(yu) = utilitas.

Skala Utilitas ;

w(12,5) =0(batas bawah)\w(12,5) =1(batas atas) J

(4.2)

(4.3)

(4.4)

Page 185: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

164

Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang

menghasilkan sebuah keuntungan pasti 12,5% dan aR, sebuah kemungkinan

pengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (12,5%) atau mendapatkan

kerugian (-1,25%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.78.

aR

" P.1.25

P,2, y

+ 12,5 %

- 1,25%

+ 12,5 %

Gambar 5.78 Ekivalen kepastian untuk menghitungm(-1,25). as~aRP12,5u{\2,5) + P.us w(-l,25) = w(+12,5).

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 12,5 % diambil

perbandingan 1,86:1 atau P12,5 • P-1,25 = 1,86.

P 12,5 I P-1,25 =1,86

Karena Pn,5 + P-1,25 = 1, maka;

P12.5 + (73/2,5/l,86) = 1 • 1,86 P,2,5 + P,2J = 1,86

2,86 7^2,5 =1,86

PI2,5 =1,86/2,86

= 0,65

• P-1,25 = P12,511,86

= 0,65/1,86

= 0,35

Page 186: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

w(12,5) = P!2,5 "(12,5) + P-1,25 "(-1,25)

W(12,5) = 0,65 «(12,5) + 0,35 u(-\,25)

0 = 0,65(1) + 0,35 u(-\,25)

u(-\,25) = - (0,65/ 0,35) = -1,86

165

Dan hitungan di atas diperoleh 3titik untuk menggambarkan kurva fungsi utilitas.Ketigatitik tersebutadalah ;

w(-l,25) =1,86, w(+12,5) =0, dan u(12,5) =1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u(utilitas) dany (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar5.79 cenderung merupakan sebuah Fungsi Utilitas eksponensial u=C+Ae y.

+1

0

Z5-3

Cenderung Risk seeker sesuai

kurva standar Gambar 4.1

... i i 1——i 1~_, 1 1-

-1,25 0 3 6 9

y, pengembalian investasi (%)

Gambar 5.79 Fungsiutilitasuntuk keputusan penawaran.

B Fungsi Tujuan ;

£7/ = TV- u(y)iw + Pl u(y)1L

U2 = u(y)2

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut

12,5

(4.6)

Page 187: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

166

B a i : Menawar ;

B =Rp. 5.024.400.000. Pw =0,65.Cc =Rp. 4.143.564.400. Pl =0,35.C« = Rp. 125.564.400.

Dari Persamaan (2.8)Rp. 5.024.400.000. - (Rp. 4.143.564.400. +Rp. 125.564.400).

(y)m=\00(Rp. 4.143.564.400. +Rp. 125.564.400.)

= 17,647%)

Dari Persamaan (2.9)

0,125 (Rp. 4.143.564.400.)-Rp. 125.564.400.

(y) u = 100(Rp. 4.143.564.400. +Rp. 125.564.400.)

= 9,191 %

B a2 : Tidak Menawar ;

Dari Persamaan (2.10)

(y)2=\2,5%

B Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasiDari Fungsi Utilitas Gambar 5.79, maka ;

B a i: Menawar ;

Rumus:£/=l,145-4,295.e-0/522y£/fy),n = £7(17,647) = °'728'U(y)u. =£7(9,191) = -0,129.

Dari fungsi tujuan, Persamaan (4.6)Ui =0,65 (0,728) +0,35 (- 0,129) =0,428.

B a2 : Tidak Menawar ;

U2-u(\2,5) = 0

Page 188: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

167

Hasil ini menunjukkan 9ahwa, dan Fungsi Utilitas dan Gambar 5.78,keputusan seharusnya menawar karena Ui >U2.

(Ey) harapany untuk a, =0,65 (17,647) +0,35 (9,191) =14,687%.(Ey) harapan y untuk a2 = 12,5%

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5.24 berikut.

laUCI J.-i-r .»«.«. f~ -a

__^__ __m

a,: menawar

Menang |TV =0,65

Kalah

PL = 0,350,428 14,687%

7=17,647%(7=0,728

"7=^197% 1(/=-0,129

a2: tidak menawar 7=12,5%(7=0

0 12,5 %

-

— ^

Sensitivitas hasil untuk TV ditunjukkan dalam Gambar 5.80 data ini, yangdiperoleh dengan menggunakan nilai Pw antara 0dan 1dalam Persamaan 4.6.

Pw- U(y) iw+Pl • U(y) ii = lh0,728 TV-0,129(1-TV)= 00,728 TV-0,129 +0,129TV =0

0,857 TV = 0,129

TV= 0,1505.

Dan Gambar 5.80 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitasmenang mmimalnya harus lebih besar dari 15,05 %.

B Memutuskan

Kontraktor akan memlai informasi terdahulu dan memutuskan apakahmenawar atau tidak. Jika kontraktor percaya bahwa TV lebih dan 0,1505 danbahwa Gambar 5.80 merupakan sebuah model yang bagus dan perasaannyamengenai profitabilitas perusahaan, maka keputusannya adalah menawar.

Page 189: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

1,0

0,0 -^

a, : menawara2: tidak menawar

&

00 \^300aa>,

aa

a

&o

:

Break Even Pw -=0,1505

ts-

. • i 1 1, . i —j 1

0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0

Pw, probabilitas memenangkan kontrak (%)

Gambar 5.80 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk probabilitas memenangkan.

Contoh proyek 4:Gedung Perkuliahan.

• FungsiUtilitas ;

yL = -1,25%\ytr =+17,5% J

y, =kerugian proyek (dengan mempertimbangkan risiko).keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan nsiko).

yi

yi

u(yu) = utilitas

yT = -i- iz,5 % 1u(yv) = U(12,5) =0-J

=keuntungan pasti perusahaan dan modal yang dimiliki.

= +12,

Skala Utilitas ;

w(12,5) =0(batas bawah)")w(17,5) =1(batas atas) J

(4.2)

(4.3)

(4.4)

Page 190: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

169

Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yangmenghasilkan sebuah keuntungan pasti 12,5% dan aR, sebuah kemungkinanpengaruh nsiko sehingga mendapatkan keuntungan (17,5%) atau mendapatkankerugian (-1,25%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.81.

Gambar 5.81 ^^^^^M(-l,25) =«+12,5>.

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 17,5 % diambilperbandingan 1,86:1 atau P,7,5 P-us =U86-

P',7,51'P-1,25 =1,86

Karena Pn,5 + P-1,25 = h maka'

P,7,5 +(P,7yi,86)=l • l,86P/7,, +̂ z,5=l,86

2,86^7,5 =U86

Pl75 = 1,86/2,86

= 0,65

• F./,25 = /5/7,5/l,86

= 0,65/1,86

= 0,35

M(12,5) =P17.5 "(17,5) +P-1,25 "(-U25)

Page 191: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

170

w(12,5) =0,65 u(17,5) +0,35 w(-l,25)

0 = 0,65(1) +0,35 u(-l,25)

. • M(-l,25) =-(0,65 /0,35) =- 1,86

Dan hitungan di atas diperoleh 3titik untuk menggambarkan kurva fungsi utilitas.Ketiga titik tersebut adalah ;

w(-l,25) =1,86, M(+12,5) =0, dan w(17,5) =1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u(utilitas) dan y(tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar5.82 yang merupakan sebuah Fungsi Utilitas eksponensial u-L +Ae .

+i

3

i—>

-3 "

Risk seeker sesuai kurva

standar Gambar 4.1

-1,25 0

+.. I •"> »~

3 6

7, pengembalian investasi (%)

12,5

Gambar 5.82 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran.

B Fungsi Tujuan ;

Ui =Pwu(y)m +PLu(y)a

U2 = u(y)2

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut

as: Menawar;

B =Rp. 5.075.000.000. Pw = 0,65.

17,5

(4.6)

Page 192: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

171

Cc =Rp. 4.440.625.000. Pl "0,35.CB = Rp. 126.875.000.

Dari Persamaan (2.8)

Rp. 5.075.000.000. - (Rp. 4.440.625.000. +Rp. 126.875.000.)(y),w= \00 •

(Rp. 4.440.625.000. +Rp. 126.875.000)

= 11,111%

Dari Persamaan (2.9)0,125 (Rp. 4.440.625.000.)-Rp. 126.875.000.

(y)iL= 100(Rp. 4.440.625.000. +Rp. 126.875.000)

= 9,375 %

B a2 : Tidak Menawar ;

Dari Persamaan (2.10)

(^2=12,5%

. Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasi;Dan Fungsi Utilitas Gambar 5.82, maka;

B a i: Menawar ;

Rumus:£7=l,145-4,295.e-a7522v'U(y)m £7(11,111) =0,156.U(y)IL =£7(9,375) =-0,099

Dari fungsi tujuan, Persamaan (4.6)U, =0,65 (0,156) +0,35 (- 0,099) = 0,067.

B a2 : Tidak Menawar ;

(J2 = "(12,5) = 0

Page 193: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

172

Hasil ini menunjukkan bahwa, dan Fungsi Utilitas dan Gambar 5.82,keputusan seharusnya menawar karena Ui >U2.

(Ey) harapany untuk a, =0,65 (11,111) +0,35 (9,375) =10,503%.(Ey) harapany untuk a2 = 12,5%

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5.25 berikut.

Tabel 5.25Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 7contoh proyek 4

a,: menawar

a,: tidak menawar

MenangTV =0,65

7=11,111%(/= 0,156

Kalah

Pi. = 0,35

y = 9,375 %(/=-0,099

7=12,5%(7=0

U,

+ 0,067

ML

10,503%

12,5%

Sensitivitas hasil untuk TV ditunjukkan dalam Gambar 5.83 data ini, yangdiperoleh dengan menggunakan nilai Pw antara 0dan 1dalam Persamaan 4.6.

Pw. U(y) iw+Pl • U(y) u = U20,156 PW- 0,099 (1-TV) =00,156 TV - 0,099 +0,099 TV =0

0,255 Pw= 0,099

Pw= 0,3882.

Dan Gambar 5.83 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitasmenang minimalnya harus lebih besar dari 38,82 %.

B Memutuskan

Kontraktor akan memlai mformasi terdahulu dan memutuskan apakahmenawar atau tidak. Jtka kontraktor percaya bahwa Pw kMh dari 0,3882 danbahwa Gambar 5.83 merupakan sebuah model yang bagus dari perasaannyamengenai profitabilitas perusahaan, maka keputusannya adalah menawar.

Page 194: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

1,0 r-

a, : menawar ^^^^a2 tidak menawar

a03

2^C

'5b

0,0

^\•3

DO Break Even TV- 0,3882Cc3>.

CC3C3£3

3) -

d «

M

ts-

• i _i 1 > ' ' • ' '

0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0

Pw, probabilitas memenangkan kontrak (%)

173

kegunaan yang diharapkan untuk probabilitas memenangkan.Gambar 5.83 Sensitivitas kegi

B. Kontraktor 2 : PT. HHH.

Contoh proyek 1:Gedung Perkuliahan.

B Fungsi Utilitas ;

yL = -11,25%

yf/= + 7,5%

yL =kerugian proyek (dengan mempertimbangkan risiko).=keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yr= +7,5 % \u(yu) = u(7,5) =0 J

yT =keuntungan pasti perusahaan dari modal yang dimiliki.u(yu) = utilitas.

yi.

Skala Utilitas;

(4.2)

(4.3)

Page 195: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

w(7 5) =0 (batas bawah), f (4-4)w(7,5) = 1 (batas atas) ->

Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara «, yangmenghasilkan sebuah keuntungan pasti 7,5% dan aR. sebuah kemungkinanpengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (7,5%) atau mendapatkankerugian (-11,25%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.84.

p-f y =

- + 7,5 % 1

11,25%

+ 7,5 %

174

Gambar 5.84 Ekivalen kepastian untuk menghitung»(-l 1,5). as~aRP-,s«(7,5) +P.i,.25 u{-\\,25) »(+ /,5).

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 7,5 %adalah perbandingan0,18:1 atau P7,s '• P-11,25 =0,18.

P7.slP-u.25 =0,18

Karena P75 + P-11.25 = 1, maka;

P75+(P75/0,18)=1 • 0,18 J^ +Pw =0,18

1,18 ^7,5 =0,18

P7<5 =0,18/1,18

= 0,15

• 7V,,25 = 7V0,18

= 0,15/0,18

Page 196: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

175

= 0,85

"(7,5) = P7J u(7,5) + P.,, 25 u(.\ 1,25)

u(7,5) = 0,15 u(7,5) + 0,85 u(-\ 1,25)

0 = 0,15(1) +0,85 w(-l 1,25)

• u(-l,25) = - (0,15/ 0,85) = -0,18

Dari hitungan di atas diperoleh 3 titik untuk menggambarkan kurva FungsiUtilitas. Ketiga titik tersebutadalah ;

«(-ll,25) = 0,18,z,(+7,5)-0,danw(7,5) -1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u(utilitas) dany (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar5.85 cenderung merupakan sebuah Fungsi Utilitas eksponensial u=C+AeBy.

B Fungsi Tujuan;

Ik Pw u(y)m- - PL u(y)1L (4 6)U2 -• u(y)2

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut:

B ai: Menawar ;

B =Rp. 1.116.000.000. TV =0,15.

Cc = Rp. 725.400.000. p, =0,85.

CB = Rp. 27.900.000.

Dari Persamaan (2.8)

Rp. 1.116.000.000.- (Rp. 725.400.000. +Rp. 27.900.000.)(y)iw= ioo _

(Rp. 725.400.000. + Rp. 27.900.000.)48,148%

Page 197: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Dari Persamaan (2.9)

0,075 (Rp. 725.400.000.) - Rp. 27.900.000.

^.= 100

(Rp. 725.400.000. + Rp. 27.900.000.)

3,52 %

+ 1

Cenderung Risk seeker

sesuai kurva standar

fa,».».,»,,,,,,;.,,,,.4.'..i .•l^...:4...n.lfr «... ,.:.i..,.-4., .•,»„ ,,i, j f ft j ^,

-11,25 -5 0 5

>', pengembalian investasi (%)

Gambar 5.85 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran.

B a2 : Tidak Menawar ;

Dari Persamaan (2.10)

(y)2 = 7,5%

7,5

B Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasi ;

Dari Fungsi Utilitas Gambar 5.85, maka ;

176

Page 198: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

B ai : Menawar ;

Rumus : (/= 1,145 - 4^>95.e'0J322v

U(y)iw 7/(48,15) = + 1,138.

U(y)i,, 7/(3,52) =-1,552.

Dari fungsi tujuan, Persamaan (4.6)

(// = 0,15 (1,138) +0,85 (- 1,552) 1,148.

177

B a2: Tidak Menawar ;

U2 u(7,5) = 0

Hasil ini menunjukkan bahwa, dari Fungsi Utilitas dari Gambar 5.85,

keputusan seharusnya tidak menawar karena Ui < U2.

(Ey) harapany untuk a, = 0,15 (48,15) + 0,85 (3,52) = 10,214%.

(Ey) harapany untuk a2 = 7,5%

Hasii perhitungan disajikan dalam Tabel 5.26 berikut.

Tabel 5,26 : Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 8 contoh proyek 1

u, E(y)

Uj: menawar

Menang/V=0,15

Kalah

PL = 0,85- 1,148 10,214%

y = 48,15%(/= 1,138

y= 3,52%<"/ = - 1,552

a2: tidak menawar Y=7,5%

(7=0

0 7,5 %

Sensitivitas hasil untuk /V ditunjukkan dalam Gambar 5.86 data ini, yang

diperoleh dengan menggunakan nilai Pw antara 0 dan 1dalam Persamaan 4.6.

TV. U(y) iw+ PL . V(y) ,i U2

1,138 Pw- 1,552(1 -Pu) = 0

1,138 TV-1,552+ 1,552 TV =0

2,690 TV =1,552

TV =0,5769.

Page 199: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

c

Ma

'5be

C

C

<v2^

1,0 r-_

a2 : tidak menawar—

_ \-

Break Even Pw =

•^sr a) : menawar

-

• • i i 1_ > i i i >

0,0

178

0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0

Pw, probabilitas memenangkan kontrak (%)

Gambar 5.86 Sensitivitas kegunaan yangdiharapkan untuk probabilitas memenangkan

Dari Gambar 5.86 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitas

menang minimalnya harus lebih besar dari 57,69 %.

B Memutuskan

Kontraktor akan menilai informasi terdahulu dan memutuskan apakah

menawar atau tidak. Jika kontraktor percaya bahwa TV lebih dan 0,5769 dan

bahwa Gambar 5.86 merupakan sebuah model yang bagus dari perasaannya

mengenai profitabilitas perusahaan, maka keputusannya adalah menawar.

Contoh proyek 2 : Gedung Perkantoran dan Gudang.

B Fungsi Utilitas ;

yL = - 11,25%'

yu = + 12,5%

yL = kerugian proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yu = keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

(4.2)

Page 200: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

yT = + 7,5 %

u(yu) = w(7,5) =0 J (4.3)yr = keuntungan pasti perusahaan dari modal yang dimiliki.

u(yu) = utilitas.

B Skala Utilitas ;

u(7,5) = 0 (batas bawah) 1

w(12,5) = 1(batas atas) J (4-4)

Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang

menghasilkan sebuah keuntungan pasti 7,5% dan aR, sebuah kemungkinanpengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (12,5%) atau mendapatkankerugian (-11,25%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.87.

P,2j y i

+ 12,5 % 1«r

f ' P-ll.251,25

Gambar 5 87 Ekivalenkepastian untuk menghitung«(-l1,25). as - aRPI2., «(12,5) +P.„.2s u(-ll,25) = «(+7,5).

179

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 12,5 % diambilperbandingan 0,18:1 atau TV,j :TV/,^5 = 0,18.

P12.5IP-11.25 =0,18

Karena P]2.5 + P-iu = 1, maka;

P12.5 +(Pi2j/0,m = 1 • 0,18/^2,5 +P12.5 =0,18

1,18 P!2,5 =0,18

Page 201: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

180

P,2j =0,18/1,18

= 0,15

• p.,,,5 = P,2,5/o,n

= 0,15/0,18

= 0,85

u(7,5) = Pas "(12,5) + P.n,25 u(-\\,25)

u(7,5) = 0,15 w(12,5) + 0,85 u(-\ 1,25)

0 = 0,15(1) + 0,85 u(-\ 1,25)

• m(-1 1,25) = -(0,15/0,85) = -0,18

Dari hitungan di atas diperoleh 3 titik untuk menggambarkan kurva fungsi utilitas.

Ketiga titik tersebut adalah ;

w(-ll,25) =0,18, u(+7,5) = 0, dan w(12,5) =1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u

(utilitas) dany (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar

5.88 yang merupakan sebuah Fungsi Utilitas eksponensial u= C+Ae}.

B Fungsi Tujuan ;

U, = TV u(y),w - Pl u(y),L (4.6)

U2 - u(y)2

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut:

B ai: Menawar ;

B =Rp. 1.980.000.000. TV =0,15.

Cc= Rp. 1.287.000.000. PL =0,85.

Page 202: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

<V = Rp. 49.500.000.

+1

o

-5 •'

•10

-15

Risk seeker sesuai kurva

standar Gambar 4.1

J^__i^^««^Hr»"~t—|_Hr«~*l"~""»~~"t H—*—•»—->—^—f..-i.-.»|-»-t-

-11,25 -5 0 5

y, pengembalian investasi (%)

10 12,5

Gambar 5.88 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran.

Dari Persamaan (2.8)

Rp. 1.980.000.000.-(Rp. 1.287.000.000. + Rp. 49.500.000.)

(y)iw =\00

(Rp. 1.287.000.000. + Rp. 49.500.000.)

= 48,148 %

Dari Persamaan (2.9)

0,075 (Rp. 1.287.000.000.)-Rp. 49.500.000.

6^1=100 " _(Rp. 1.287.000.000. + Rp. 49.500.000.)

3,518%

a2: Tidak Menawar ;

181

Page 203: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Dari Persamaan (2.10)

{y)2 = 7,5 %

B Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasi;

Dari Fungsi Utilitas Gambar 5.88, maka ;

B a i : Menawar ;

Rumus :U= 1,145 -4,295.er;/'22v

U(y)iw 77(48,148) =+1,138.

U(y),L 7/(3,518) = -1,553.

Dari fungsi tujuan, Persamaan (4.6)

U, = 0,15 (1,138) + 0,85 (-1,553) ,149.

182

B a2 : Tidak Menawar ;

U2 = u(7,5) = 0

Hasil ini menunjukkan bahwa, dari Fungsi Utilitas dari Gambar 5.88,

keputusan seharusnya tidak menawar karena Ui < U2.

(Ey) harapany untuk a, =0,15 (48,148) +0,85 (3,518) = 10,212%.

(Ey) harapany untuk a2 = 7,5%

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5.27 berikut.

Tabel 5.27 : Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 8contoh proyek 2

u, E(y)

as: menawar

MenangTV =0,15

Kalah

Pl = 0,85- 1,149 10,212%

j/ = 48,148%U = 1,138

>- = 3,518%U=- 1,553

a2: tidak menawar y = 7,5 %11=0

0 7,5 %

Page 204: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

183

Sensitivitas hasil untuk TV ditunjukkan dalam Gambar 5.89 data ini, yang

diperoleh dengan menggunakan nilai Pw antara 0dan 1dalam Persamaan 4.6.Pw- U(y) iw+Pl- U(y) ii U2

1,138 fV- 1,553 (1-/V) = 0

1,138/V-1,553+1,553/V=0

2,691 TV = 1,553

Pw= 0,5771

Ma

'5b,g'-3oocCO>.

acSc«C300D

2*

1,0

0,0

Break Even Pw = 0,5771

0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0

Pw, probabilitas memenangkan kontrak (%)

Gambar 5.89 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk probabilitas memenangkan.

Dan Gambar 5.89 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitasmenang minimalnya harus lebih besar dari 57,71 %.

B Memutuskan

Kontraktor akan menilai informasi terdahulu dan memutuskan apakahmenawar atau tidak. Jika kontraktor percaya bahwa TV lebih dan 0,5771 danbahwa Gambar 5.89 merupakan sebuah model yang bagus dari perasaannya

mengenai profitabilitas perusahaan, maka keputusannya adalah menawar

Page 205: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

184

Contoh proyek 3 : GedungRUKAN.

B Fungsi Utilitas ;

V, = -6,25%\y, =+7,5% J (4.2)

yr =kerugian proyek (dengan mempertimbangkan risiko).yu =keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yT = + 7,5 % \

u(yu) = w(7,5) =0 J (4-3)yT =keuntungan pasti perusahaan dari modal yang dimiliki.

u(yu) = utilitas.

Skala Utilitas ;

W(7,5) =0

«(7,5) = 1 (batas atas)

u(7,5) = 0 (batas bawah) "1J (4.4)

Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang

menghasilkan sebuah keuntungan pasti 7,5% dan aR, sebuah kemungkinanpengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (7,5%) atau mendapatkankerugian (-6,25%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.90.

aR

P-6,25

TV y

+ 7,5 %

- 6,25 %

•7,5'

Gambar 5.90 Ekivalen kepastian untuk menghitungM(-6,25). as~aRP75u(7,5)+P_6,25 u(-6,25) = w(+7,5).

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 7,5 %diambil perbandingan

0,18:latauTVv TV,75 = 0,18.

Page 206: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

P7,5 IP-6,75 =0,18

Karena P7,5 + P-6,25 = 1, maka;

185

P7.5 + (7V0,18) =1 0,18 P7.s + P7.5 =0,18

1,18 P7.5 =0,18

P7.5 =0,18/1,18

= 0,15

• P.6.25 = P7.5/0,l&

= 0,15/0,18

= 0,85

u(7,5) = P7.5 "(7,5) + P.6,25 u(-6,25)

u(7,5) = 0,15 u(7,5) + 0,85 u(-6,25)

0 = 0,15(1) +0,85 w(-6,25)

• w(-6,25) = -(0,15/0,85) = -0,18

Dari hitungan di atas diperoleh 3 titik untuk menggambarkan kurva fungsi utilitas.

Ketiga titik tersebut adalah ;

W(-6,25) =0,18, w(+7,5) = 0, dan w(7,5) =1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u

(utilitas) dany (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar

5.91 yang merupakan sebuah Fungsi Utilitas eksponensial u= C+ Ae •.

Page 207: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

186

B Fungsi Tujuan ;

Ui -; Pwu(y),w ' PLu(y)n.

lh u(y)2

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut

-l

(4.6)

~ -54—,

3

CenderungRisk seeker sesuai

kurva standar Gambar 4.1

fmm

«i™™„4™.-_*~-~-4--™™*~» v——i 1 1 1 1——»~—1 1—J-

-6,25 -5 0 5 7,5

y, pengembalian investasi (%)

Gambar 5.91 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran

B ai: Menawar ;

B =Rp. 4.735.500.000. TV =0,15.

Cc = Rp. 3.078.075.000. PL =0,85.

CB = Rp. 118.387.500.

Dari Persamaan (2.8)

Rp. 4.735.500.000.-(Rp. 3.078.075.000. + Rp. 118.387.500.)

(y),w= 100 •

= 48,148%

Dari Persamaan (2.9)

(Rp. 3.078.075.000. + Rp. 118.387.500.)

Page 208: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

187

0,075 (Rp. 3.078.075.000.)-Rp. 118.387.500.

(y)n,= \00 •

(Rp. 3.078.075.000. + Rp. 118.387.500.)

= 3,518%

B a2 : Tidak Menawar ;

Dari Persamaan (2.10)

(y)2 = 7,5%

B Fungsi Tujuan ;

U, -Pwu(y),w ' Piu(y)ii, (4-6)

U2 - u(y)2

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut:

B a i : Menawar ;

B =Rp. 4.735.500.000. TV =0,15.

Cc = Rp- 3.078.075.000. PL =0,85.

Cfl = Rp. 118.387.500.

Dari Persamaan (2.8)

Rp. 4.735.500.000.-(Rp. 3.078.075.000. +Rp. 118.387.500.)

(y)iw= 100 "

(Rp. 3.078.075.000. + Rp. 118.387.500.)

= 48,148%)

Dari Persamaan (2.9)

0,075 (Rp. 3.078.075.000.)-Rp. 118.387.500.

(y)iL= \00 "

(Rp. 3.078.075.000. + Rp. 118.387.500.)

= 3,518%)

B U2: Tidak Menawar ;

Dari Persamaan (2.10)

Page 209: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

(^2 = 7,5%

B Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasi

Dan Fungsi Utilitas Gambar 5.91, maka ;

& ar. Menawar;

Rumus: U= 1,145 -4,295.e"

U(y)iw V/(48,148) =+1,138.

U(y)n. £7(3,518) = - 1,553.

Dari fungsi tujuan, Persamaan (4.6)

[7, = 0,15 (1,138)+ 0,85 (-1,553) =

B a2 : Tidak Menawar ;

U2-u(7,5) = 0

-0,1322v

-1,149.

188

Hasil ini menunjukkan bahwa, dari Fungsi Utilitas dari Gambar 5.91,

keputusan seharusnya tidak menawar karena Ui <U2.(Ey) harapany untuk at =0,15 (48,148) +0,85 (3,518) = 10,212%.(Ey) harapany untuk a2 = 7,5%

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5.28 berikut.

Tabel 5.28 :Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 8contoh proyek 3

u, E(y)

U]. menawar

Menang

TV =0,15

Kalah

Pi. = 0,85- 1,149 10,212%

y = 48,148%U= 1,138

y = 3,518 %(/=- 1,553

a2: tidak menawar y = 7,5 %t/=0

0 7,5 %

Sensitivitas hasil untuk TV ditunjukkan dalam Gambar 5.92 data ini, yang

diperoleh dengan menggunakan nilai TV antara 0dan 1dalam Persamaan 4.6.Pw. U(y) iw + Pl- U(y) n - U2

Page 210: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

1,138 7V-1,553(1-TV) = 0

1,138 Pw- 1,553 + 1,553 Pw=0

2,691 TV =1,553

/V= 0,5771.

ecS

2*

'5fa.s"-3ooaCO>-.

cC3C3C

a

1,0

0,0

189

Break Even TV =0,5771

0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0

Pw, probabilitas memenangkan kontrak (%)

Gambar 5.92 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk probabilitas memenangkan.

Dari Gambar 5.92 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitas

menang minimalnya harus lebih besar dari 57,71 %.

B Memutuskan

Kontraktor akan menilai informasi terdahulu dan memutuskan apakah

menawar atau tidak. Jika kontraktor percaya bahwa TV lebih dari 0,5771 danbahwa Gambar 5.92 merupakan sebuah model yang bagus dan perasaannya

mengenai profitabilitas perusahaan, maka keputusannya adalah menawar.

Page 211: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Contoh proyek 4 :Gedung Perkuliahan.

B Fungsi Utilitas ;

yL = -3,75%'yv = + 12,5%

yh =kerugian proyek (dengan mempertimbangkan nsiko).yv =keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan nsiko).

yr = +7,5 % ~\u(yu) = u(7,5) =0 J (4-3)

y7 =keuntungan pasti perusahaan dan modal yang dimiliki.u(yu) = utilitas.

Skala Utilitas ;

w(7,5) = 0 (batas bawah)

u(]2,5) =1 (batas atas)

190

(4.2)

(4.4)

Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yangmenghasilkan sebuah keuntungan pasti 7,5% dan aR, sebuah kemungkinanpengaruh nsiko sehingga mendapatkan keuntungan (12,5%) atau mendapatkankerugian (-3,75%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.93.

aR

l ' P.3.75

p,2.s y

+12,5%

3,75 %

+ 7,5'

Gambar 5 93 Ekivalen kepastian untuk menghitungM(-3,75). as~aRPl25u(\2,5) +P.3r5 «(-3,75) =«(+7,5).

Page 212: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

191

Peluang untuk mendapatkan keuntungan past, 12,5 % diambilperbandingan 0,18:1 atau P,2.5 •P-sjs =0,18.

P12.5IPs.75 =0,18

Karena Pl2,5 + P-3.75 = Umaka'

7V2,5 +(7W0,18)=1 • 0,18/V,5 +/V,5 =0,18

1,18/V,5 =0,18

P/2,5 =0,18/1,18

= 0,15

• P.3,75 = P12.5/0,18

= 0,15/0,18

= 0,85

W(7,5) =P12.5 "(12,5) +P-3,75 "(-3,75)

M(7,5) =0,15 w(12,5) +0,85 u(-3,75)

0 = 0,15(1) + 0,85 w(-3,75)

• w(-3,75) =-(0,15/0,85) =-0,18

Dan hitungan di atas diperoleh 3titik untuk menggambarkan kurva fungsi utilitas.Ketiga titik tersebut adalah ;

w(-3,75) =0,18,u(+7,5) =0,danw(12,5) =1.

Apabila ketiga titik tersebut dtplot secara dtagramatis dalam saltb sumbu antara .(utilitas) dan, (ttngka, pengembalian modal. %), sepert, disajikan dalam Gambar5,94 yang merupakan sebuah Fungsi Utilitas eksponensial u-C +Ae-.

Page 213: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

8 Fungsi Tujuan ;

U, -Pwu(y)iw } Piu(y)iL

112 - u(y)2

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut

a/ : Menawar ;

B =Rp. 4.785.000.000.

Cc = Rp- 3.110.250.000.

(V= Rp. 119.625.000.

+1

-4

-3,75 0

TV =0,15.

Pl =0,85.

Riskseeker sesuai kurva

standar Gambar 4.1

y, pengembalian investasi (%)

Gambar 5.94 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran.

192

(4.6)

12,5

Dari Persamaan (2.8)Rp. 4.785.000.000.- (Rp. 3.110.250.000. +Rp. 119.625.000.)

(y)nv= 100(Rp. 3.110.250.000. +Rp. 119.625.000.)

= 48,148%

Dari Persamaan (2.9)0,075 (Rp. 3.110.250.000.)-Rp. 119.625.000.

(y)IL=\00 •(Rp. 3.110.250.000.+ Rp. 119.625.000.)

Page 214: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

= 3,518%

a a2: Tidak Menawar

Dari Persamaan (2.10)

(yh = 7>5 %

193

. Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasi ;Dan Fungsi Utilitas Gambar 5.94, maka ;

B a i: Menawar ;. -p., -0,l322y

RumusV/= 1,145 -4,295.et/frM V/(48,148) =+1,138.U(y)iL -V/(3,518) =-1,553.

Dan fungsi tujuan, Persamaan (4.6)fV =0,15(l,l38) +0,85(-1,553) =-l,l49.

S a2 ; Tidak Menawar ;

t/2 = u(7,5) = 0

Hasil mi menunjukkan bahwa, dan Fungsi Utilitas dan Gambar 5.94,keputusan seharusnya tidak menawar karena U, <U2.

(Ey) harapany untuk «, =0,15 (48,148) +0,85 (3,518) =10,212%.(Ey) harapany untuk a2 =7,5%

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5.29 berikut.

Page 215: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

194

Tabel 5.29 : Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 8contoh proyek 4

77, __ML

a i: menawar

Menang

TV = 0,15

Kalah

Pi. = 0,85- 1,149 10,212%

y = 48,148%11= 1,138

y= 3,518%U = - 1,553

a2 • tidak menawar y = 7,5 %(7 = 0

0 7,5 %

Sensitivitas hasil untuk TV ditunjukkan dalam Gambar 5.95 data ini, yang

diperoleh dengan menggunakan nilai /V antara 0dan 1dalam Persamaan 4.6.Pw- U(y) iw+Pl- V(y) u - lh

1,138TV- 1,553(1- Pw) = 0

1,138 TV-1,553+1,553 TV=0

2,691 Pw =1,553

TV = 0,5771.

1,0 r-

I 0,0'5b

T3

aoc

CcdcSC3oo

Break Even Pw= 0,5771

r • i—l—i—i—i—i—•

0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0

Pw, probabilitas memenangkan kontrak (%)

Gambar 5.95 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk probabilitas memenangkan.

Dari Gambar 5.95 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitas

menang minimalnya harus lebih besar dari 57,71 %.

Page 216: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

195

B Memutuskan

Kontraktor akan menilai informasi terdahulu dan memutuskan apakahmenawar atau tidak. Jika kontraktor pereaya bahwa Pw lebih dan 0,5771 danbahwa Gambar 5.95 merupakan sebuah model yang bagus dan perasaannyamengenai profitabilitas perusahaan, maka keputusannya adalah menawar.

C. Kontraktor 3 : PT. JJJ.

Contoh proyek 1:Gedung Perkuliahan.

B Fungsi Utilitas ;

yL = -3,75%1y, =+7,5% i <4.2)

yL =kerugian proyek (dengan mempertimbangkan nsiko).yu =keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan nsiko).

yT

u(yu) = utilitas

yr = +2,5 % \u(yu) = u(2,5) =0 J

keuntungan pasti perusahaan dan modal yang dimiliki.

(4.3)

B Skala Utilitas ;

u(2 5) = 0 (batas bawah) 1x I (4-4)w(7,5) = 1(batas atas) J

Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara a, yangmenghasilkan sebuah keuntungan pasti 2,5% dan aR, sebuah kemungkinanpengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (7,5%) atau mendapatkankerugian (-3,75%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.96.

Page 217: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

P-5

+ 7,5 %

aR

3S

P-3,75/

- 3,75 %

s.

+ 2,5 %

196

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pas,, 7.5 %adalah perbandingan5 67:1 atau P7,5-P-3J5 = 5,67.

P7,5 IP-3,75 =5,67

Karena /V,5 + P-3J5 = h maka;

7V.5 + (7^7,5/5,67) = 1 — •> 5,67 P7,5+P7,5 =5,67

6,67 /V,5 = 5,67

P7t5 = 5,67/6,67

= 0,85

-> P.3,75 = P7,5/5,67

= 0,85/5,67

0,15

W(2,5) =TV,5«(7,5) +P-3,75 «(-3,75)

U(2,5) =0,85 u(7,5) +0,15 u(-3,75)

0= 0,85(1) +0,15 w(-3,75)

Page 218: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

197

• u(-3,75) = - (0,85/ 0,15) = -5,67

Dari hitungan di atas diperoleh 3 titik untuk menggambarkan kurva FungsiUtilitas. Ketiga titik tersebut adalah ;

w(-3,75) =5,67, w(+2,5) =0, dan u(7,5) =1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbuantara u(utilitas) dany (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalamGambar 5.97 yang merupakan sebuah Fungsi Utilitas eksponensial u=C+Aelly.

<—j_

-3,75

Risk avoider sesuai kurva

standar Gambar 4.1

,_, 1 ( ~|—I—| H- 1 •" —* 1-

0 3 6 7,5

y, pengembalian investasi (%)

Gambar 5.97 Fungsi utilitas untukkeputusan penawaran.

Fungsi Tujuan ;

Ui -Pwu(y)iw "' PiMy)iL

U2 - u(y)2

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut

(4.6)

Page 219: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

B ai: Menawar ;

B =Rp- 1.116.000.000. Pw =0'85-<V =RP- 781.200.000. Pi. =0,15.C« = Rp. 16.740.000.

Dari Persamaan (2.8)Rp. 1.116.000.000.-(Rp. 781.200.000. +Rp. 16.740.000.)

(y)iw= 100 " • ' " '(Rp. 781.200.000. +Rp. 16.740.000.)

= 39,860%o

Dari Persamaan (2.9)

0,025 (Rp. 781.200.000.)-Rp. 16.740.000.

(y)i, = WO •(Rp. 781.200.000. +Rp. 16.740.000.)

= 0,350 %

m a2: Tidak Menawar ;

Dari Persamaan (2.10)

(y)2 = 2,5%

B Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasi;Dari Fungsi Utilitas Gambar 5.97, maka ;

B at: Menawar ;* .,- , -iac -0.1322vRumus: £/= 1,145-4,295.e

U(y)iw- (7(39,860) =+ 1,123.U(y),L =77(0,350) =-2,956.

Dari fungsi tujuan, Persamaan (4.6)(/,= 0,85 (1,123) +0,15 (-2,956) =0,511.

B a2 : Tidak Menawar ;

U2 = «(2,5) = 0

198

Page 220: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

199

Hasil im menunjukkan bahwa, dari Fungsi Utilitas dan Gambar 5.97,keputusan seharusnya menawar karena U, >U2.

(Ey) harapany untuk a, =0,85 (39,860) +0,15 (0,350) =33,933%.(Ey) harapany untuk a2 =2,5%

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5.30 benkut.

Tabel 5.30 :Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 9contoh proyek

ai: menawar

y = 39,860 %(7=1,123

y = 0,350%U=- 2,956

0,511

ml

33,933%

2,5 %

Sensitivitas hasil untuk TV ditunjukkan dalam Gambar 5.98 data ini, yangdiperoleh dengan menggunakan nilai Pw antara 0dan 1dalam Persamaan 4.6.

Pw- U(y) iw+Pi-U(y) n - U21,123/V- 2,956 (1-7V) = 01,1237V-2,956+ 2,956 TV =0

4,079 Pw = 2,956

/V = 0,7247.

Dan Gambar 5.98 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitasmenang mmimalnya harus lebih besar dan 72,47 %.

B Memutuskan

Kontraktor akan menilai informasi terdahulu dan memutuskan apakahmenawar atau tidak. Jika kontraktor percaya bahwa TV lebih dan 0,7247 danbahwa Gambar 5.98 merupakan sebuah model yang bagus dan perasaannyamengenai profitabilitas perusahaan, maka keputusannya adalah menawar.

Page 221: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

c

24c

'5bG

"-300

c

0,0

a

0,0 0,2 0,4 0,6

Pw, probabilitas memenangkan kontrak (%)

Gambar 5.98 Sensiuvttas kegunaan yang diharapkan untuk probabuitas memenangkan.

Break Even TV=0,7247

i • •

0,8 1,0

Contoh proyek 2:Gedung Perkantoran dan Gudang.

B Fungsi Utilitas ;

yi = - 3,75 %

yv = + 7,5 %

yL =kerugian proyek (dengan mempertimbangkan nsiko).keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan nsiko).

yr = + 2,5 %

u(yL) = u(2,5) = 0yr =keuntungan pasti perusahaan dan modal yang dimiliki.u(yu) = utilitas.

yi

B Skala Utilitas;

u(2,5) = 0 (batas bawah)

w(7,5) = 1(batas atas)

200

(4.2)

(4.3)

(4.4)

Page 222: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

201

Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara a, yangmenghasilkan sebuah keuntungan pasti 2,5% dan aR, sebuah kemungkinanpengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (7,5%) atau mendapatkankerugian (-3,75%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.99.

3,75 %

2,5 %

Gambar 5.99 Ekivalen kepastian untuk menghitung«(-3,75). as ~aRP-5 "(7,5) +P.3.7S «(-3,75) - «(+2,5).

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 7,5 %diambil perbandingan1,86:1 atau^7,5 '• P-3J5= 1,86.

P7.5 IP-3.75 = U86

Karena P7.5 + P-3,75 = 1,maka'

P7,5 + (P7,5l\$6)=\ — -> 1,86 P7,5 + P7.5 =1,86

2,86 P7,5 =1,86

P7J = 1,86/2,86

= 0,65

-> /V,75 = 7V,5/1,86

= 0,65/1,86

= 0,35

Page 223: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

202

M(2,5) =P7,5 "(7,5) +P-3J5 "(-3,75)

U(2,5) =0,65 w(7,5) +0,35 u(-3,75)

0 = 0,65(1) +0,35 w(-3,75)

• M(-3,75) =-(0,65 /0,35) =- 1,86

Dan hitungan di atas diperoleh 3titik untuk menggambarkan kurva fungsi utilitas.Ketiga titik tersebut adalah ;

4.3/75) =1,86, 4+2,5) =0, dan u(7,5) =1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbuantara „(utilitas) dan y(tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalamGambar 5.100 yang merupakan sebuah Fungsi Utilitas eksponensial u=C+Ae.

B Fungsi Tujuan ;

U, -- Pwu(y)iw" Piu(y)iL

U2 - u(y)2

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut:

(4.6)

B a i: Menawar ;

B =Rp. 1.980.000.000. Pw =0,65.Cc =Rp- 1.534.500.000. Pl =0,35.CB = Rp- 29.700.000.

Dari Persamaan (2.8)Rp. 1.980.000.000.-(Rp. 1.534.500.000. +Rp. 29.700.000.)

fvM=100(Rp. 1.534.500.000. +Rp. 29.700.000.)

= 26,582 %

Dari Persamaan (2.9)

Page 224: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

0,025 (Rp. 1.534.500.000.)-Rp. 29.700.000.

(y)„. = \00

(Rp. 1.534.500.000. + Rp. 29.700.000.)

= 0,554 %

+ l

Risk avoider sesuai kurva

standar Gambar 4.1

-6

-3,75 2,5

y, pengembalian investasi (%)

Gambar 5.100 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran.

B «2: Tidak Menawar ;

Dari Persamaan (2.10)

(y)2= 2,5%

6 7,5

B Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasi;

Dari Fungsi Utilitas Gambar 5.100, maka ;

203

Page 225: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

B ai : Menawar ;

Rumus: U= 1,145 - 4,295.e'

U(y)iw ~ f7(26,582) = + 1,017.

U(y)n, t/(0,554) =-2,847.

Dari fungsi tujuan, Persamaan (4.6)

U, = 0,65 (1,017) + 0,35 (- 2,847)

-0,J322v

204

0,335.

B a2 : Tidak Menawar ;

U2 u(2,5) = 0

Hasil ini menunjukkan bahwa, dari Fungsi Utilitas dari Gambar 5.100,

keputusan seharusnya tidak menawar karena Ui < U2.

(Ey) harapany untuk a, = 0,65 (26,582) + 0,35 (0,554) = 17,472%.

(Ey) harapany untuk a2 = 2,5%

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5.31 berikut.

Tabel 5.31: Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 9 contoh proyek 2

u, E(y)

a]: menawar

MenangTV =0,65

Kalah

V = 0,35-0,335 17,472%

y = 26,582 %£/ = 1,017

y = 0,554%(7 =-2,847

a2: tidak menawar y = 2,5%</=0

0 2,5 %

Sensitivitas hasil untuk Pw ditunjukkan dalam Gambar 5.101 data ini, yang

diperoleh dengan menggunakan nilai TV antara 0 dan 1 dalam Persamaan 4.6.

TV. U(y) iw+Pl • U(y) n = U2

l,017ZV-2,847(l-iV) = 0

1,017 TV- 2,847 + 2,847 TV = 0

3,864 Pw = 2,847

7V= 0,7368

Page 226: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

205

Dari Gambar 5.101 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitas

menang minimalnya harus lebih besar dari 73,68 %.

B Memutuskan

Kontraktor akan menilai informasi terdahulu dan memutuskan apakah

menawar atau tidak. Jika kontraktor percaya bahwa TV lebih dari 0,7368 dan

bahwa Gambar 5.101 merupakan sebuah model yang bagus dari perasaannya

mengenai profitabilitas perusahaan, maka keputusannyaadalah menawar.

a<a

24a

'5bc

e

e

C

tf

1,0 •_

a2: tidak menawar—

— \M

Break Even

-

^r at : menawar

• •••ii • • • •

0,0

0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0

Pw, probabilita memenangkan kontrak (%)

Gambar 5.101 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk probabilitas memenangkan.

Contoh proyek 3 : Gedung RUKAN.

B Fungsi Utilitas ;

yL = - 3,75 %

yt; = + 7,5%

yi = kerugian proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yu = keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

(4.2)

Page 227: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

206

yr ~ + 2,5 % 1

u(yu) = */(2,5) = 0 J (4.3)

yT = keuntungan pasti perusahaan dari modal yang dimiliki.

u(yu) = utilitas.

Skala Utilitas ;

u(2,5) =0l

u(7,5) = 1 (batas atas) J (4.4)

u(2,5) = 0 (batas bawah) "1

Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang

menghasilkan sebuah keuntungan pasti 2,5% dan aR, sebuah kemungkinan

pengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (7,5%) atau mendapatkan

kerugian (-3,75%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.102.

TV y u

+ 7,5 % 1aR

P-3. 75

3,75 %

+ 2,5 %

Gambar 5.102 Ekivalen kepastian untuk menghitungw(-3,75). as~aRP?,5u(7,5) + P_3,?s «(-3,75) = m(+2,5).

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 7,5 % diambil perbandingan

5,67:1 atau P7,5 : P-3,75 = 5,67.

P7.51 P-3,75 =5,67

Karena P7j + P.3,75 = 1, maka;

P7,5 + (TVA67) = 1 • 5,67 P7,5 + P7,5 = 5,67

6,67 P7,5 = 5,67

Page 228: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

207

P7,5 = 5,67/6,67

= 0,85

• P.3,75 = P7,515,67

= 0,85/5,67

= 0,15

u(2,5) = P7,5 u(7,5) + P.3,75 u(-3,75)

u(2,5) = 0,85 u(7,5) + 0,15 w(-3,75)

0 = 0,85(1) + 0,15 w(-3,75)

• w(-3,75) = - (0,85 / 0,15) = - 5,67

Dari hitungan di atas diperoleh 3 titik untuk menggambarkan kurva fungsi utilitas.

Ketiga titik tersebut adalah ;

u(-3,75) = 5,67, w(+2,5) = 0, dan w(7,5) = 1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u

(utilitas) dany (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar

5.103 yang merupakan sebuah Fungsi Utilitas eksponensial u= C+AeBy.

B Fungsi Tujuan ;

U, = Pw u(y)iw + Pl u(y),L (4.6)

U2 - u(y)2

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut:

B ai: Menawar ;

B = Rp. 4.735.500.000. TV = 0,85.

Cc = Rp. 3.670.014.400. PL =0,15.

Page 229: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

C« = Rp. 71.034.400.

Dari Persamaan (2.8)

Rp. 4.735.500.000. -(Rp. 3.670.014.400. + Rp. 71.034.400).

(y),w= ioo

(Rp. 3.670.014.400. + Rp. 71.034.400.)

= 26,582 %

Dari Persamaan (2.9)

0,025 (Rp. 3.670.014.400.)-Rp. 71.034.400.

(y)u = ioo

(Rp. 3.670.014.400. + Rp. 71.034.400.)

= 0,554 %

B a2 : Tidak Menawar ;

Dari Persamaan (2.10)

(y)2 = 2,5%

+1

0

Risk avoider sesuai kurva

standar Gambar 4.1

-6 f

•*—-1——•+ * 1—-—♦——( N-4~ 1 i ,_ !_«*

-3,75 0 3 6 7,5

y, pengembalian investasi (%)

Gambar 5.103 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran.

208

Page 230: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

B Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasi ;

Dari Fungsi Utilitas Gambar 5.103, maka ;

B a i : Menawar ;

Rumus: U= 1,145 - 4,295 V

U(y)iw £7(26,582) = 1,017.

U(y)IL 11(0,554) =-2,847.

Dari fungsi tujuan, Persamaan (4.6)

U, = 0,85 ( 1,017) + 0,15 (-2,847) = 0,437.

-0,1322v

209

B a2 : Tidak Menawar ;

U2 - u(2,5) = 0

Hasil ini menunjukkan bahwa, dari Fungsi Utilitas dari Gambar 5.103,

keputusan seharusnya menawar karena Ui > U?.

(Ey) harapany untuk a} = 0,85 (26,582) + 0,15 (0,554) = 22,678%.

(Ey) harapany untuk a2 = 2,5%

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5.32 berikut.

Tabel 5.32 : Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 9 contoh proyek 3

u, E(y)

a,: menawar

MenangTV = 0,85

Kalah

TV = 0,150,437 22,678%

y = 26,582 %11= 1,017

>• = 0,554%(7=-2,847

a2: tidak menawar y = 2,5 %(7=0

0 2,5 %

Sensitivitas hasil untuk TV- ditunjukkan dalam Gambar 5.104 data ini,

yang diperoleh dengan menggunakan nilai 7V antara 0 dan 1 dalam Persamaan

4.6.

Pw- U(y) iw + Pi,.V(y) ,i lh

Page 231: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

1,017 Pw- 2,847(1- TV) = 0

1,017 TV - 2,847+2,847/V = 0

3,864 Pw = 2,847

TV 0,7368.

210

Dari Gambar 5.104 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitas

menang minimalnya harus lebih besar dari 73,68 %.

c

24C

'5be

c

C

0,0

**"

_

a2: tidak menawar

-

Break Evs

-

^r a, : menawar

__

• i • • • • • • • •

0,0 0,2 0,4 0,6

Pw, probabilita memenangkan kontrak (%)

Gambar 5.104 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk probabilitas memenangkan.

B Memutuskan

Kontraktor akan menilai informasi terdahulu dan memutuskan apakah

menawar atau tidak. Jika kontraktor percaya bahwa TV lebih dari 0,7368 dan

bahwa Gambar 5.104 merupakan sebuah model yang bagus dari perasaannya

mengenai profitabilitas perusahaan, maka keputusannya adalah menawar.

Page 232: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

211

Contoh proyek 4 : Gedung Perkuliahan.

B Fungsi Utilitas ;

y, = -6,25%\

yr= +7,5% J (4.2)yr = kerugian proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yu = keuntungan proyek (dengan mempertimbangkan risiko).

yr = + 2,5 % "1

u(yv) = u(2,5) =0 J (4.3)yr = keuntungan pasti perusahaan dari modal yang dimiliki.

u(yu) = utilitas.

Skala Utilitas ;

u(2,5) = 0 I

w(7,5) = 1 (batas atas) J (4.4)

u(2,5) = 0 (batas bawah) "I

Kontraktor mempertimbangkan sebuah pilihan antara as yang

menghasilkan sebuah keuntungan pasti 2,5% dan aR, sebuah kemungkinan

pengaruh risiko sehingga mendapatkan keuntungan (7,5%) atau mendapatkan

kerugian (-6,25%). Situasi tersebut digambarkan pada Gambar 5.105.

aR

P-6,

y

7,5 %

- 6,25 %

2,5 %

Gambar 5.105 Ekivalen kepastian untuk menghitungm(-6,25). as ~ aRPr,5u(7,5)+ P.6,2S u(-6,25) = w(+2,5).

Page 233: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

212

Peluang untuk mendapatkan keuntungan pasti 7,5 % diambil perbandingan

3:1 atau P7,5: P-6,25 = 3.

P?,5 I P-6,25 = 3

Karena P7j + P-6,25 = 1, maka;

TV5 + (7V3) = 1 • 3 TV- + P7.5 = 3

4TV.5 =3

P7.5 = 3/4

= 0,75

• /V.25 = TV3

= 0,75/3

= 0,25

u(2,5) = P7.5 u(7,5) + P_6j25 u(-6,25)

u(2,5) = 0,75 w(7,5) + 0,25 w(-6,25)

0 = 0,75(1) + 0,25 w(-6,25)

• w(-6,25) = - (0,75 / 0,25) = - 3

Dari hitungan di atas diperoleh 3 titik untuk menggambarkan kurva fungsi utilitas.

Ketiga titik tersebut adalah ;

u(-6,25) = 3, w(+2,5) = 0, dan u(7,5) =1.

Apabila ketiga titik tersebut diplot secara diagramatis dalam salib sumbu antara u

(utilitas) dan y (tingkat pengembalian modal, %), seperti disajikan dalam Gambar

5.106 yang merupakan sebuah Fungsi Utilitas eksponensial u = C + Ae y.

Page 234: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

+1

0

-6,25

Risk avoider sesuai kurva

standar Gambar 4.1

y, pengembalian investasi (%)

Gambar 5.106 Fungsi utilitas untuk keputusan penawaran.

B Fungsi Tujuan ;

Uj •- P\yu(y),w ' PLu(y)iL

U2 - u(y)2

Analisis pilihan menghasilkan hasil sebagai berikut

B a i: Menawar ;

B =Rp. 4.785.000.000.

Q=Rp. 3.708.375.000.

CB = Rp. 71.775.000.

Dari Persamaan (2.8)

Rp. 4.785.000.000.-(Rp. 3.708.375.000. + Rp. 71.775.000.)

(y)iw= 100

TV =0,75.

Pl =0,25.

(Rp. 3.708.375.000. + Rp. 71.775.000.)

26,582 %

213

7,5

(4.6)

Page 235: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

214

Dari Persamaan (2.9)

0,025 (Rp. 3.708.375.000.)-Rp. 71.775.000.

(y)„ = \00

(Rp. 3.708.375.000. + Rp. 71.775.000.)

= 0,554%

B a2 : Tidak Menawar ;

Dari Persamaan (2.10)

(y)2 = 2,5%

B Hasil analisis digunakan sebagai masukan untuk model evaluasi;

Dari Fungsi Utilitas Gambar 5.106, maka ;

B a/ : Menawar ;

Rumus : 77= 1,145-4,295.^"^

U(y)iw - 77(26,582) = 1,017.

U(y),L =£7(0,554) =-2,847.

Dari fungsi tujuan, Persamaan (4.6)

77, = 0,75 (1,017) + 0,25 (-2,847) = 0,051.

B a2 : Tidak Menawar ;

U2 -= u(2,5) = 0

Hasil ini menunjukkan bahwa, dari Fungsi Utilitas dari Gambar 5.106,

keputusan seharusnya menawar karena Ui > U2.

(Ey) harapany untuk a, = 0,75 (26,582) + 0,25 (0,554) = 20,075%.

(Ey) harapany untuk a2 = 2,5%

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5.33 berikut.

Page 236: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

215

Tabel 5.33 : Hasil perhitungan utilitas untuk kontraktor 9 contoh proyek 4

u, E(y)

a;: menawar

MenangTV =0,75

Kalah

Pl = 0,250,051 20,075%

^ = 26,582%11 = 1,017

>> = 0,554%11= - 2,847

a2: tidak menawar y = 2,5%11=0

0 2,5 %

Sensitivitas hasil untuk Pw ditunjukkan dalam Gambar 5.107 data ini, yang

diperoleh dengan menggunakan nilai 7V antara 0 dan 1 dalam Persamaan 4.6.

Pw. U(y) ,w+PL-U(y) n u2

1,017 TV-2,847(1-TV) = 0

1,017 /V-2,847 + 2,847TV= 0

3,864 Pw = 2,847

TV =0,7368.

c

MC

'5b.c

'-300c

>,

c

c

00<D

1,0 n

: a2 : tidak menawar—

_ \-

Break Eve

-

^r ai : menawar

Y• ••••• • ••I

0,0

0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0

Pw, probabilita memenangkan kontrak (%)

Gambar 5.107 Sensitivitas kegunaan yang diharapkan untuk probabilitas memenangkan.

Page 237: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

216

Dari Gambar 5.107 mengindikasikan bahwa untuk menawar maka probabilitas

menang minimalnya harus lebih besar dari 73,68 %.

B Memutuskan

Kontraktor akan menilai informasi terdahulu dan memutuskan apakah

menawar atau tidak. Jika kontraktor percaya bahwa Pw lebih dari 0,7368 dan

bahwa Gambar 5.107 merupakan sebuah model yang bagus dari perasaannya

mengenai profitabilitas perusahaan, maka keputusannya adalah menawar.

Hasil keseluruhan perhitungan penerapan "model proses" keputusan dalam risiko

untuk penawaran kontraktor dengan teori utilitas terhadap masing-masing contoh

proyek dalam penelitian ini secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 5.34.

Page 238: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

r^

89X

LO

S'ZSZ

Q'O

ZO

O'O

tSO'O

zts'z

-Z

tO't

OS'Z

tSS'QZ

899Z

000S

ZZ

'tZ000

9ZE

80Z£

OO

O'O

OO

S8

i>O

SZ'D

OSZ

'OStO

'OSZ

Z'O

9Z9

0000

000008

S0

0't

OO

OSZ

'9-SZ

OSZ

'O0

OO

'OO

O't

OS'Z

OS'Z

SZ'O

t'PI

rrrid

z

IZZ

9O

S'ZZ

tZ'O

t0

00

6H

SS

VS

El't

os'z

8tS

'£B

tt'st

0009Z

96

tt000

OSZ

Oil

E0

OC

QO

0S

9Z

tO

SB'Q

OSt'O

9Z

00

OSB

'OS

Z8

0O

OO

'OO

O008

SO

O't

00

09Z

'E-

99'0

St'OSt'O

00

0O

O't

OS'Z

OS'Z

tSZ

'Et

'nH

UH

id9

esse

05E

lE

OS'O

t0

00

ZB

O'Q

66

00

-9

S1

0O

S'Zt

SZE

'6ttt'tt

0009Z

89Z

Lo

oo

szao

wt

000000

SZO

9O

SE'OO

S9'0SZ

O'O

SZB

'OSZ

S'OO

00OO

00D8S

OO

'lO

O'O

SZ

't-9

£0

SS'O93'L

OO

'OO

O'l

OS'Z

Lo

szt

SZ

tt

'nD

SD

Id

s

$999

OS

Iztt's

000

OO

O'E

St-o

eE't-

mo

os'zH

S't

tlt'tt000

SZ8

9Zt

OO

O'SE

B'O

W't

000000

SZO

sO

St'D0

99

0SZ

O'O

SZfi'O

SZS'O

OO

O'O

OO

008S

OO

'tO

O'O

SZB

-St'O

SS'OZ

Z't

OO

'Oo

ot

OS'Z

OS'Z

SZ'S

t'n

dd

did

t

SZ

'tlO

S'Zt

ZSS'Z

Z0

00

ttB'O

Wt'O

-Z

S6

005

Zt

W6'8

000«

oo

oszesti

OO

OSZ

E'B

OZ

E000

000SSZ

frO

SLO

oseo

SZO

'OSZ

Z'O

SZ8'0

oo

oo

oo

oo

es

00

1OO'O

SZ'9*

St'O

98

0Z

B'S

OO

'OO

C'l

OS'Z

Lo

szt

SZ'9

tn

33

3id

£

t8V

os'z

iO

Et'Z

E00

0Z

tB'O

tEO

'O£21'I.

os'z

to

ttot

09

86

EO

O0

K9

ZI

O0

0W

IE8

000000

881t

OSZ

'DO

SZ'O

sto

oooz'o

SZ8'0

MO

OO

OO

tttO

O't

OO'OSZ

'E-

SZ'O

SZ'O

00

£O

O'O

oo

to

szt

OS'Z

tSZ

'Et

'no

aaA

Oz

£8'8Z-

OS'Z

ttw

sz

00

0Z

Z6

0o

tzo

zto

tO

S'Z

tezzit

so

zsz

OO

Q'SZ

E'SE

OO

O'SZt

£E6

£O

OO

COO

5Z0

SO

Sto

oseo

SOO

'OSZ

Z'O

SZS'O

oo

oo

oo

oo

es

OO

'tOO'O

SZ

'l-S

t'O98'0

Z9

SO

O'O

oo

to

szt

OS'Z

ES

Zt

t')!

BS

8A

0I

8Z

9Z

Eu

oo

ZE

t'OZ

tS'Z"

ZtO

'iO

S'StS

9'Q

ZSS'B

ZO

OS

Z£0

tiO

OSZ

t0'0Z9'E

0O0

00

SS

£Z

>O

Sto

osa

oStO

'O9Z

Z'0

SZB

'Oo

oo

oo

oo

tzs

OO

'tO

O'O

SZ'£-

St'O99

0Z

9'S00

0O

O'l

OS'Z

OS'Z

SZ'E

£>

nrrrid

6

tZZ

S09

ZZ

tZ'O

t00

0ett

t-E

SS

'l-B

Et'l

OS'Z

8t9

'Ee*

ta*

OO

SZ

SC

Slt

000SZ

O8Z

0EO

OO

OO

SS

£Z

>098'0

09

10

SZO

'O099

0SZ

9'0o

oo

oo

oo

tzs

OO

'tO

O'O

SZ'9-

sec

St'O

Bt'O

OO

'OO

O'l

OS'Z

09'ZSZ

'9£

[nH

HH

ld8

SO'St

osa

ZB

B'tt

000

szt'o

ezro

-K

Z'O

OS'Z

tte

tezw

zt

DO

SZ

9SSZ

t009

29SE

frtt

OO

OO

OSZ

ZO

SO

SE'O

09

90

SZO

'OS

Z8

0SZ

S'O000

000o

tzs

OO

'tOO'O

SZ'L

-se

'oS9'0

es't

00

0O

C'l

oszt

09

Zt

SZ

tE

'nD

DO

idz

OS'Z

Ztl'S

000

OO

O'E

Bt-

ozz't-

SSt'O0

97

tt9't

ttt'ttO

OS

Z99

9Zt

O0

SZ

89

>6

£t-

OO

OO

KZ

ZO

SO

St'O099'0

SZO

'Oszao

SZB

'Oo

oo

oo

oo

tzs

OO

't0

00

SZ'8-

St'OS9

0Z

Z't

OO

'OO

O't

OS'Z

09

'Zt

SZ'9

en

dd

did

e

ZE

E'9

000

99Z'D

-zzo

'o-

Z6

60

-o

szt

6E

S6

EflZ

'90

0S

Z9

SB

Zt

0O

S"Z

t8'S

Wt

OO

CO

OSZ

ZO

SO

SZ'O

09Z'0

SZO

'OS

Z6

0SZ

S'OO

OO

'OO

O'O

Ws

OO

'tOO'O

SZ'B

"SZ

'OSZ

'OO

O'E

000

OO

'tO

S'ZL

OS'Z

ZSZ

'9E

'n3

33

ids

OS'Si

OC

t-ZE

00

0Z

W'O

tZQ

'OE

Zt'L

OS

2to

ttot

0S

86

E0O

0'0Z8

Zt

OO

OO

OB

'tES

000000

B8t

iO

S20

OSZ'O

StO'O

OO

Z'O

9Z8

0000

000o

ttt

OO

'tOO'O

SZ'E

-SZ

OSZ

'O0

000

OO

'tO

S'ZIo

szt

SZ'E

E'n

aaaA

Op

Zi'O

frl-O

S'Zl

ZK

'Zt

000

OZ

O't

Z99'0

tttt

OSit

EO

B'B

tZ

ZB

'ZS

OO

SZ

t-9B

ZO

OO

SZt

t5t£

0000

0S

60

ES

OSto

ose'oSO

O'O

0990

szao

oo

oo

oo

otz

sO

O't

OO'Osz

't-St'O

SS'OZ

B'S

OO

'OO

O't

os'zt

OS'Z

tSZ

'tE

»0

33

AO

E

oe'ee-

OS'Z

81

61

000

ZSZ

'Ostz

o659

0o

szt

ZZ

B'tt

zw'o

zo

osztts

zO

K'Z

BS

'ttt'fro

oo

oo

szzo

sO

StoO

SB'O

SOO

'OSZ

S'OSZ

S'O0

00

oo

oo

tzs

OO

'tOO'O

SZ'E

-St'O

se'o

Z9'9

OO

'Oo

ot

os'z

tO

S'Zt

SZ'E

E•»

88

8A

3I

tttZO

S'ZSE

OO

t00

0SO

L0-

08

90

-Z

OE

QO

S'Z8

8B

S09E

'Zt

0CS

ZW

'BZ

OO

SZ

tBS

Wt'

OO

O'O

OS'flO

E'SO

SE'O

oseo

StO'O

SZ8'0

sze'o000

OO

O'O

tZsO

O't

OO'OSZ

'E-

SE'O

SS'O99'I

OO

'OO

C'l

OS'Z

oszt

SZ'E

E'X

WV

AO

t

89'EZ

OSE

EZ

t'Zl

000

SEE

O-

zw

z-

ZtO

'tO

S'ZtSS'O

Z8S9Z

00000Z

6ZO

OO

OO

StE

St

0000

00

09

61

OSE

'O0

99

0StO

'OSZ

Z'O

SZB

'O000

OO

O'O

Ot'Z

OO

'tO

O'O

SZ'E

-SE

'O99

'0est

000

oo

tO

S'ZO

S'ZSZ

'E-

I'H

rrrid

8

tZ'Z

S09'Z

ZtZ

'Ot

000

etiv

E9

9V

BC

t'io

sz

StS'EB

tLB

t000

OO

S6

tO

OO

OO

OZ

BZ

t000

OO

O099

1O

SB'O

OSt'O

SEO

'OO

SB'OSZ

B'O

000000

OO

t'ZO

O't

OO

'Osz'tt-

58'09

t'08

10

OO

'Oo

ot

OS'Z

OS'Z

tsztt-

In

HH

Hid

L

SO'St

Q9'Z

tZ

BB

'tt0

00

BZ

fr'Oezto

-B

ZZ

'Oo

szt

tete

zw

zt

ooooos

et

0O

0'0

OS

£E

9t

00

00

00

0861

OSE'O

OSB

'OSZ

O'O

SZ8'0

SZB

'OO

OO

OO

GO

Ot'Z

OO

'tO

O'O

SZ'E

-SE

'O99

0B

8't00

0O

O't

os'zt

oszt

SZ'E

-z

nO

DD

id9

9998

OS

zZ

tt'B00

0O

OO

'Eflt-

ozzv

9S

10

osz

ttS't

ttl'tl000

ooszs

0O

0'0

0S

'ZE

8t

OM

OO

OO

Ot'Z

OSt'O

OSS'O

SZO

'OSZ

8'0SZ

B'O

oo

oo

oo

oo

tzO

O't

OO

'OSZ

'8-St'O

SS'OZ

Z't

OO'OO

O't

OS'Z

os'zt

SZ'B

-I

zrtd

dd

id9

69

'EE

i-C

S'Zt

ZE

9'Zl

00

0E

SE'O

OSZ

'OZ

Et'O

oszt

LB

S'Ll

9C9E

L0

0O

OO

E6

OO

00

OS

ZZ

91

OO

O'O

OO

09

8L

OSt'O

OSS'O

SOO

'OSZ

S'OSZ

Z'O

OO

O'O

OC

OO

tzO

O't

OO

'Osz

'tt-St'O

SS'Oez't

OO'OO

O'L

OS'Z

L09'Z

ZB

Z'tt-

Izn

33

3id

t

L6V

CS'Z

tO

Et'Z

E00

0Z

W'O

IZO

'OE

Zl't

oszt

otto

tM

8'6

£o

oo

oeazt

OO

0'0OB

'tE8

0O

00

O0

98

t1

OSZ

'O09Z

'0StO

'OO

OZ

'OSZ

S'OO

OO

OO

OOt+

lO

O't

OO

'OSZ

'E-

SZ'O

SZ'O

OO

'EO

O'O

OO

'tO

S'ZI

os'zt

SZ'E

-z

lnaaaA

19'S-C

S'Zt

ZZ

S'ZZ

000

9Z

Z0

tSO'O

ZtO

'to

s'ztW

E'O

tZ

8S

9Z

oooooz

eeO

OO

'OO

SK

St

000000

086t

OSZ

'O(K

Z'O

StO'O

SZZ

'OSZ

B'O

000000

oo

tzO

O't

OO'OSZ

'E-

SZ'O

SZ'O

OO

'EO

O'O

OO'Lo

s'zt

OS'Z

tSZ

'£*z

'»9

S8

A3

I

9Z

'0t

CS'Z

BE

fr'Bt

DO'OtW

'O1

6S

0-

esa'oo

sz

ZSB

'BZ

tt'OZ

000ooz

11O

OO

OO

S'OE

StO

OO

QO

OO

KZ

OSt'O

OSS'O

SOO

'OSZ

B'O

SZB

'O000

oooo

otz

OO

'tOO'O

SZE

-St'O

SS'OZ

B'9

OO

'OO

O'l

OS'Z

OS'Z

SZE

-I

'»V

WA

3L

lHfT

Tld"

~9~Z

t'ZZ

OS'J

££6'££0

00

US'O

flse'z-E

Zl't

os'zO

SE'O

D9

88

E000

OtZ

Bt

OO

OO

OZ

'tBZ

oo

oo

oo

ett

tO

St'OO

SS'OStO

'OO

OZ

'OSZ

Z'O

OO

O'O

OOw

tO

O't

OO

'OSZ

'£-St'O

SS'OZ

9'9OO'O

OC

'lO

S'ZO

S'ZSZ

'E-

tZ'Z

S09

ZZ

tZ'O

t0

00

ettv

ES

SV

t'tO

S'Z819'E

m'n

000006

ZZ

oo

oo

otse

z0

O0

0O

O9

ttt

OSB'O

DSt'O

SZO

'OO

SB'OSZ

Z'O

OO

OO

OO

'Ott't

OO

'tO

O'O

sz'tt-

990

St'O8

10

000

OO

'tO

S'ZO

S'ZS

Z'lt-

'HH

HH

lds

998S

OS

ZZ

tt'90

00

DQ

O'E

&f-

oez'v-B

St'Oo

sz

tlSt

tU'U

000O

OS

IEO

OC

OO

S'ZO

tt000

0000

9Z

LO

St'O0S9'0

SZO

'OSZ

S'Osze'o

OO

O'O

OOW

lO

O't

OO'OSZ

'8-St'O

SS'OZ

Z't

OO

'OO

O'l

OS'Z

OS'Z

Lsz's-

'nd

dd

idt

69'MO

S'Zt

WE

'91

OO

'OZ

SSOS

91

0-

zsao

oszt

wee

OO

O'SZ

000006

ZZ

oo

oo

oew

eooo

oo

oett

tO

SE'O

oseo

SZO

'OSZ

Z'O

SZZ

'OO

OO

MO

'Ottt

OO

'LOO'O

sz'tt-

SE'O

SB'O

es't

OO

'OO

O't

OS'Z

tO

S'ZZS

Z'tf

'n3

33

idE

16

1-

OS'21

OE

t'ZE

OO'OZ

W'O

12

00

EZ

t'to

szt

otto

tM

86E

O00

0Z8Z

LO

GC

OO

S'tes000

OO

O88

11

OSZ'O

OSZ'O

StO'O

OOZ'OSZ

B'O

OO

O'O

OO

Ott't

OO

'tOO'O

SZ'E

-SZ

'OSZ

'OO

O'E

OO

'OO

O'l

OS'Z

to

s'ztSZ

'£-'n

aaaA

Oz

668-

CS'Z

tE

SO'B

t0

00

SW'O

ZZO'O

66ZQ

oszt

tet-'ot

sw

at

oo

oo

zazt

OO

OO

OtO

M0

00

00

08

81

tO

SEO

GSB

'GStO

'OSZ

8'0seso

OO

OO

OO

'Ottt

OO

'tOO'O

Si'E-

SE'O

S6'099't

OO

'Oo

ot

OS'Z

to

szt

SZ'E

-:x

ass

A3

\

"J

"M3

)V

M'n

'/iu

(fa*<

#/>'W

11w*

W"0

°3

8M

»*

>l%

BueusH

%•A

way,

bAbjs%

U6

JBM

BU

BO

nflidl"fl«

1J4

«fi«

nu

*d

^d

/"J

MB

*Bg

•tiv

*A"A

-Old

1«HU

1l«n>l

MW

4

-uo

»'•>

n'IB

ISH

sBjintfl

uo

axu

bS

usq

joj5

(bjiu

ox

UB

BfjaJiaj

ub

jbu

bu

s,}B

pBjo

^isigsisiieuv

uB

Su

niiq

jajjsB

injid

e^sgy

zi

I31B1

Page 239: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

218

5.4 Kurva Fungsi Utilitas dari Hasil Uji Model

Berdasarkan kurva fungsi utilitas responden dapat dipetakan preferensinya

terhadap risiko. Pada dasarnya preferensi pengambil keputusan terhadap risiko

dapat dikategorikan menjadi 3 kelompok, yaitu senang risiko (risk seeker), tidak

senang risiko (risk avoider), dan yang berada diantara kedua kelompok di atas

(risk indifference).

5.4.1 Contoh Proyek 1

Berdasarkan kurva utilitasnya terhadap contoh proyek 1 terdapat 3

kontraktor yang masuk dalam kategori senang risiko (riskseeker), yaitu CV BBB

(Gambar 5.17), PT EEE (Gambar 5.50), dan PT FFF (Gambar 5.62). Sedangkan

kontraktor yang masuk kategori tidak senang risiko (risk avoider) hanya satu,

yaitu PT JJJ (Gambar 5.97).

Untuk kontraktor lainnya, yaitu CV DDD (Gambar 5.38) dan PT HHH

(Gambar 5.85) mempunyai kecenderungan senang risiko (risk seeker), hal ini

dikarenakan asumsi-asumsi B, Cc, CB, yu, yi„ yr, dan keyakinan memenangkan

pelelangan yang digunakan untuk penelitian ini bukan persentase pasti / tetap

tetapi berdasarkan nilai perkiraan sehingga nilai-nilai yang diberikan dalam

jawaban kontraktor mempunyai "range" tertentu.

Untuk memberikan gambaran distribusi kurva utilitas kontraktor terhadap

contoh proyek 1 ditunjukkan pada Gambar 5.108.

5.4.2 Contoh Proyek 2

Berdasarkan kurva utilitasnya terhadap contoh proyek 2 terdapat 3

kontraktor yang masuk kategori senang risiko (risk seeker) yaitu PT EEE (Gambar

5.53), PT FFF (Gambar 5.65), dan PT HHH (Gambar 5.88). Sedangkan yang

masuk kategori tidak senang risiko (risk avoider) hanya satu yaitu PT JJJ (Gambar

5.100).

Untuk kontraktor lainnya, yaitu CV AAA (Gambar 5.9), CV BBB

(Gambar 5.20), CV DDD (Gambar 5.41), dan PT GGG (Gambar 5.76)

Page 240: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

219

mempunyai kecenderungan senang risiko (risk seeker) seperti dijelaskan pada

contoh proyek 1 di atas.

Untuk memberikan gambaran distribusi kurva utilitas kontraktor terhadap

contoh proyek 2 ditunjukkan pada Gambar 5.109.

5.4.3 Contoh Proyek 3

Berdasarkan kurva utilitasnya terhadap contoh proyek 3 dari seluruh

kontraktor terdapat 2 kontraktor yang termasuk kategori senang risiko (risk

seeker) yaitu CV AAA (Gambar 5.12) dan PT FFF (Gambar 5.68), sedangkan

yang masuk kategori tidak senang risiko (riskavoider) juga 2 kontraktor yaitu PT

EEE (Gambar 5.56) dan PT JJJ (Gambar 5.103).

Untuk kontraktor lainnya, yaitu CV BBB (Gambar 5.23), CV CCC

(Gambar 5.33), CV DDD (Gambar 5.44), PT GGG (Gambar 5.79), dan PT

HHH (Gambar 5.91) juga mempunyai kecenderungan senang risiko (risk seeker)

seperti dijelaskan pada contoh proyek 1 di atas.

Untuk memberikan gambaran distribusi kurva utilitas kontraktor terhadap

contoh proyek 3 ditunjukkan pada Gambar 5.110.

5.4.4 Contoh Proyek 4

Berdasarkan kurva utilitasnya terhadap contoh proyek 4 terdapat 2

kontraktor yang masuk kategori senang risiko (risk seeker), yaitu PT GGG

(Gambar 5.82) dan PT HHH (Gambar 5.94). Sedangkan kontraktor yang

termasuk dalam kategori tidak senang risiko (riskavoider) hanya satu yaitu PT JJJ

(Gambar 5.106).

Untuk kontraktor lainnya, yaitu CV BBB (Gambar 5.26), CV DDD

(Gambar 5.47), PT EEE (Gambar 5.59), dan PT FFF (Gambar 5.71) lebih

mempunyai kecenderungan senang risiko (risk seeker) dengan penjelasan seperti

pada contoh proyek 1 di atas.

Untuk memberikan gambaran distribusi kurva utilitas kontraktor terhadap

contoh proyek 4 ditunjukkan pada Gambar 5.111.

Page 241: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

+1

+3

+5

-10

0+

2,5

(V

BB

B

fV

DD

D

IT

l:\i

li

+7

,5

peni

itM

iiba

lian

nues

ra-,

:<"

»)

(ian

i.n

i!';

.10

8L

)i:.

tno

usi

ku

r\a-.

inln

a-.

-jn

iuk

CL

'nti.

-hrr

o'.

'eK

1

fvet

era

ng

an

+1

2,5

PI

MI

PT

JJJ

+17

,5+

22

,5

Page 242: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

+1

3+

3

+5

-10

0+

2,5

+7

,5+

12,5

+1

7,5

+2

2,5

i.pt

Jiui

eiii

oali

annv

iest

as!

t%)

(iai

nbar

5Pb

.'r>

'Mn>

:H..;

.iku

rva

util

i-as

jatu

kco

ntoh

pro\

Page 243: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

+1

+3

+5

-10

0+

2,5

+7,

5

penc

emba

lian

inve

stas

i{°

-<;)

Gam

bar

*I1

''D

i-.in

biK

iku

rva

aiiin

a-,

.int.i

kco

ntoh

prm

ekb

^X

Ket

era

ng

an

CV

BB

B

CX

CC

C

C\

DD

D

PT

LE

E

+12

,5+

17,5

PI

11

1-

PT

G(

.Cr

PT

HH

H

PT

JJJ

+2

2,5

Page 244: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

?L

l+S

<3

1+

£'/,+

ri:i',.m

Uqo;ih>->

-jrum

'aiup

;r-^

jnv

i<irij»-K

Till-.

.i-iiii-Mj

«.'.-.)i-.m

;>u

rur;ji-i.|.ii."b::u-">cl

'.<

s'z+

os-

01

-

£-

S

1+

Page 245: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

224

5.5 Kurva Sensitivitas dari Hasil Uji Model

Analisis sensitivitas adalah sebuah teknik yang sangat baik dan umumnya

digunakan dalam industri (termasuk industri konstruksi) untuk melihat pengaruh

setiap variabel yang akan mempengaruhi hasil dari proyek (Mawdesley M., dkk.,

1997). Dalam prakteknya hasil dari analisis sensitivitas sangat penting, terutama

dalam implementasi terhadap hasil model (Markland R.E. & Sweigart J.R.,

1987). Hal ini sesuai dengan penelitian ini dimana model analisis keputusan

penawaran dibuat dalam sebuah model.

Analisis sensitivitas berhubungan dengan analisis break even dimana

digunakan untuk melihat bagaimana kepekaan sebuah keputusan yang akan

diambil untuk berbagai parameter. Analisis break even dalam model penelitian ini

dilakukan untuk melihat batas minimum probabilitas memenangkan pelelangan.

Dengan demikian pengambil keputusan (kontraktor) dapat menentukan tingkat

keyakinan memenangkan pelelangan yang akan mempengaruhi harapan tingkat

keuntungan serta utilitas dari pelelangan proyek tersebut.

5.5.1 Contoh Proyek 1

Terhadap contoh proyek 1 terdapat 4 kontraktor dimana perkiraan tingkat

keyakinan memenangkan pelelangan lebih besar dari nilai break even probabilitas

memenangkan (Pw) yaitu CV BBB, CV DDD, PT EEE, dan PT JJJ. Sedangkan 2

kontraktor lainnya yaitu PT FFF dan PT HHH perkiraan tingkat keyakinan

memenangkan pelelangan lebih kecil dari nilai break even probabilitas

memenangkan (Pw).

5.5.2 Contoh Proyek 2

Terhadap contoh proyek 2 terdapat 5 kontraktor dimana perkiraan tingkat

keyakinan memenangkan pelelangan lebih besar dari nilai break even probabilitas

memenangkan (Pw) yaitu CV AAA, CV BBB, CV DDD, PT EEE, dan PT

GGG. Sedangkan 3 kontraktor lainnya yaitu PT FFF, PT HHH, dan PTJJJ,

perkiraan tingkat keyakinan memenangkan pelelangan lebih kecil dari nilai break

even probabilitas memenangkan (Pw).

Page 246: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

225

5.5.3 Contoh Proyek 3

Terhadap contoh proyek 3 terdapat 6 kontraktor dimana perkiraan tingkat

keyakinan memenangkan pelelangan lebih besar dari nilai break even probabilitas

memenangkan (Pw) yaitu CV BBB, CV CCC, CV DDD, PT EEE, PT GGG, dan

PT JJJ. Sedangkan 3 kontraktor lainnya yaitu CV AAA, PT FFF dan PT HHH

perkiraan tingkat keyakinan memenangkan pelelangan lebih kecil dari nilai break

even probabilitas memenangkan (Pw)-

5.5.4 Contoh Proyek 4

Terhadap contoh proyek 4 terdapat 6 kontraktor dimana perkiraan tingkat

keyakinan memenangkan pelelangan lebih besar dari nilai break even probabilitas

memenangkan (Pw) yaitu CV BBB, CV DDD, PT EEE, PT FFF, PT GGG, dan

PT JJJ. Sedangkan hanya 1 kontraktor yaitu PT HHH dimana perkiraan tingkat

keyakinan memenangkan pelelangan lebih kecil dari nilai break even probabilitas

memenangkan (Ph).

5.6 Analisis Keputusan Penawaran

Berdasarkan hasil perhitungan penerapan model pada bagian 5.3.2 di atas

dapat dilakukan analisis terhadap keputusan penawaran oleh kontraktor untuk

masing-masing contoh proyek sebagai berikut.

5.6.1 Contoh Proyek 1

Terdapat 6 kontraktor yang dapat dianalisis terhadap keputusan penawaran

yaitu CV BBB, CV DDD, PT EEE, PT FFF, PT HHH dan PT JJJ.

Kontraktor PT FFF dan PT HHH utilitas yang didapatkan apabila

menawar (f//) lebih kecil dari utilitas apabila tidak menawar (U2), dengan

demikian maka seharusnya keputusan kontraktor tersebut tidak menawar.

Sedangkan kontraktor lainnya keputusannya dapat menawar dengan nilai utilitas

masing-masing.

Page 247: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

226

Untuk semua kontraktor, harapan mendapatkan keuntungan apabila

menawar (Ey)ai lebih besar dari harapan mendapatkan keuntungan apabila tidak

menawar (Ey)a2.

5.6.2 Contoh Proyek 2

Terdapat 8 kontraktor yang dapat dianalisis terhadap keputusan penawaran

yaitu CV AAA, CV BBB, CV DDD, PT EEE, PT FFF, PT GGG, PT HHH dan

PT JJJ.

Kontraktor PT FFF, PT HHH, dan PT JJJ keputusannya seharusnya tidak

menawar karena utilitas yang didapatkan apabila menawar(77/) lebih kecil dari

utilitas apabila tidak menawar (U2). Sedangkan kontraktor lainnya keputusannya

dapat menawar dengan nilai utilitas masing-masing.

Sama seperti pada contoh proyek 1, untuk semua kontraktor, harapan

mendapatkan keuntungan apabila menawar (Ey)a! lebih besar dari harapan

mendapatkan keuntungan apabila tidak menawar (Ey)a2.

5.6.3 Contoh Proyek 3

Terdapat 9 kontraktor yang dapat dianalisis terhadap keputusan penawaran

yaitu CV AAA, CV BBB, CV CCC, CV DDD, PT EEE, PT FFF, PT GGG, PT

HHH, dan PT JJJ.

Kontraktor CV AAA, PT EEE, PT FFF, dan PT HHH karena utilitas

apabila menawar (Uj) lebih kecil apabila tidak menawar (U2) maka seharusnya

keputusannya tidak menawar. Sedangkan kontraktor lainnya keputusannya dapat

menawar dengan nilai utilitas masing-masing.

Selain kontraktor PT EEE, harapan kontraktor lainnya untuk mendapatkan

keuntungan apabila menawar (Ey)a! lebih besar dari harapan mendapatkan

keuntungan apabila tidak menawar (Ey)a2.

5.6.4 Contoh Proyek 4

Terdapat 7 kontraktor yang dapat dianalisis terhadap keputusan penawaran

yaitu CV BBB, CV DDD, PT EEE, PT FFF, PT GGG, PT HHH, dan PT JJJ.

Page 248: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

227

Terhadap contoh proyek 4 kontraktor yang mestinya keputusannya tidak

menawar adalah PT FFF, PT GGG, dan PT HHH. Agak berbeda dengan situasi

keputusan untuk contoh proyek 1, 2, dan 3, pada contoh proyek ini keputusan

tidak menawar disebabkan oleh 2 hal. Pertama adalah karena utilitas yang

didapatkan apabila menawar (Uj) lebih kecil dari utilitas apabila tidak menawar

(U2), yang terjadi pada kontraktor PT FFF dan PT HHH. Sedangkan sebab kedua

yaitu kontraktor PT GGG dikarenakan harapan mendapatkan keuntungan apabila

menawar (Ey)a! lebih kecil dari harapan apabila tidak menawar (Ey)a2, meskipun

nilai utilitas apabila menawar ((//) lebih besar dari utilitas apabila tidak menawar

(LI2). Ini berarti apabila kontraktor PT GGG memutuskan untuk menawar dan

memenangkan pelelangan, maka ada kemungkinan tidak mendapatkan

keuntungan (rugi).

Selain kontraktor PT GGG, harapan kontraktor lainnya untuk

mendapatkan keuntungan apabila menawar (Ey)ai lebih besar dari harapan

mendapatkan keuntungan apabila tidak menawar (Ey)a2.

5.7 Distribusi Kurva Utilitas dan Sensitivitas

Dari kurva fungsi utilitasnya seperti terlihat pada Gambar 5.108, 5.109,

5.110, dan 5.111, terhadap 4 contoh proyek untuk menguji model yang

dikembangkan terhadap kontraktor yang menjadi responden dalam penelitian ini

mempunyai kecenderungan senang risiko (risk seeker). Hal ini juga terlihat dari

kurva sensitivitas masing-masing kontraktor dimana perkiraan nilai-nilai yang

menjadi input dari "model proses" ini tidak tepat sehingga mempengaruhi hasil

perhitungan terhadap nilai probabilitas memenangkan pelelangan P» berada diluar

batas antara 0 sampai dengan 1.

Seperti terlihat pada hitungan di atas, nilai Pw adalah antara 0 (0%) dan 1

(100%). Dengan demikian perkiraan kontraktor CV BBB dan CV DDD terhadap

semua contoh proyek, CV CCC untuk contoh proyek 3, serta PT EEE untuk

contoh proyek 2 dan 3, dalam membuat perkiraan parameter-parameter yang

dibutuhkan untuk model pengambilan keputusan ini (yL, yu, yr, tingkat keyakinan

Page 249: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

228

memenangkan pelelangan, B, Cb, Cc) tidak tepat sehingga menghasilkan nilai Pw

negatif. Hal ini diartikan bahwa dengan perkiraan nilai-nilai tersebut terdapat

berbagai kemungkinan kejadian, yaitu; (1) apabila keputusan kontraktor adalah

menawar dan memenangkan pelelangan maka probabilitas mendapatkan

keuntungan tidak sesuai yang diharapkan, (2) apabila keputusan kontraktor

adalah menawar dan memenangkan pelelangan maka tidak akan mendapat

kerugian, dan (3) penawaran tidak kompetitif sehingga tidak dapat memenangkan

pelelangan.

Analisis situasi keputusan penawaran dengan menggunakan "model

proses" dalam penelitian ini dapat dikelompokkan sebagai berikut; (1) keputusan

menawar dengan mempertimbangkan LI, > LJ2 dan (Ey)ai > (Ey)a2, (2) keputusan

tidak menawar dengan mempertimbangkan U, < U2 dan (Ey)ai > (Ey)a2, dan (3)

keputusan tidak menawar dengan mempertimbangkan Ui < LI2 dan (Ey)ai < (Ey)a2-

Page 250: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

229

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat dirangkum dari penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Dari pengalaman kontraktor yang menjadi responden menangani pekerjaan

gedung ada 3 kelompok jenis risiko biaya pekerjaan kontraktor yang paling

mempengaruhi dalam pengambilan keputusan penawaran kontraktor, yaitu ;

(1) cacat / ketidaksempumaan disain, (2) kondisi lokasi (proyek) yang

berbeda, negosiasi perintah perubahan (negosiasi CCO), pemecahan (masalah)

penundaan kontrak, perubahan kebijaksanaan pemerintah, dan (3) perubahan

pekerjaan (CCO), kualitas pekerjan, ganti rugi.

2. Model pengambilan keputusan penawaran yang disusun adalah berupa "model

proses" bersifat dinamis (memerlukan input-input dari pengguna model) yang

dapat dipakai untuk menentukan tingkat utilitas kontraktor dalam penawaran

pekerjaan. Adapun model ini mempunyai dua tahapan, yaitu : (1) menentukan

nilai penawaran (B), biaya konstruksi (Cc), dan biaya penawaran (CV), tingkat

keuntungan (yf.) yang didasarkan jenis dan item pekerjaan proyek, tingkat

kerugian karena pengaruh risiko (>•/.), tingkat keuntungan investasi lainnya di

luar usaha jasa konstruksi dimana kontraktor bersangkutan dapat

menginvestasikan modalnya (y?), dan tingkat keyakinan memenangkan

pelelangan proyek tersebut dan (2) melakukan perhitungan untuk mengetahui

utilitas kontraktor.

3. Hasil penelitian dengan "model proses" yang telah disusun, diuji cobakan

terhadap 4 proyek di Kota Surakarta dan Kabupaten Sukoharjo. Hasilnya

menunjukkan bahwa kontraktor di daerah lokasi penelitian mempunyai

kecenderungan senang risiko (risk seeker) dalam penawaran pekerjaan yang

ditunjukkan dalam kurva utilitas, dimana 26 kontraktor cenderung senang

Page 251: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

230

risiko (risk seeker) dan hanya 4 kontraktor yang tidak senang risiko (risk

avoider). Hal ini terlihat dan kurva utilitas pada Gambar 5.108 sampai dengan

5.111.

Sedangkan kurva sensitivitas menunjukkan kepekaan / sensitivitas nilai

tingkat keyakinan memenangkan pelelangan (Pw). Probabilitas memenangkan

pelelangan (Pw) dari hasil perhitungan berbeda cukup signifikan dengan Pw

keyakinan memenangkan pelelangan oleh kontraktor yang menjadi salah satu

parameter dari "model proses" pengambilan keputusan penawaran, dalam

penelitian ini keputusan yang dimaksud adalah keputusan dalam risiko dengan

menggunakan rangking risiko pada Tabel 5.2.

6.2 Saran

Saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Rangking risiko dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu

parameter dalam pengambilan keputusan penawaran pekerjaan oleh kontraktor

2. Model yang disusun dapat dipergunakan untuk mengetahui utilitas kontraktor

terhadap penawaran proyek gedung.

3. Formula ini sangat dinamis sehingga masih terbuka penelitian-penelitian

selanjutnya berkaitan dengan manajemen risiko, terutama dalam kaitan dengan

pengambilan keputusan. Karena dalam penelitian ini hanya didasarkan pada

faktor tingkat keuntungan (profitabilitas) saja, maka untuk penelitian

selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunakan banyak faktor.

Page 252: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

XXII

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S., 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi

IV, Rineka Cipta, Jakarta.

Bing L., Kong R.L., Fan W.W., Chew D.A.S., 1999, Risk management in Interna

tional Construction Joint Ventures, Journal of Construction Engineering and

Management, ASCE, New York, 125(4), 277-284.

Blanchard B.S. & Fabrycky W.J., 1998, Systems Engineering and Analysis, Third

Edition, Prentice-Hall International, Inc., U.S.A.

English J.M., 1984, Project Evaluation: A Unified Approach for the Analysis of

Capital Investments, Macmillan Publishing Company, New York.

Goldhaber S., Jha C.K., Macedo, Jr. M.C., 1977, Construction Management Prin

ciples and Practices, John Wiley & Sons, Inc., U.S.A.

Golub A.L., 1997, Decison Analysis An Integrated Approach, John Wilew &

Sons, Inc., U.S.A.

Hastak M. & Shaked A., 2000, ICRAM -1: Model for International Construc-tion

Risk Assessment, Journal of Construction Engineering and Management,

ASCE, New York, 16(1), 59-68.

Hienze K., 1996, Cost Management of Capital Projects, Marcel Dekker, Inc.,

U.S.A.

Kangari R., 1995, Risk Management Perceptions and Trends of U.S. Construc

tion, Journal of Construction Engineering and Management, ASCE, New

York, 121(4), 422-429.

Lifson M.W. & Shaifer, Jr. E.F., 1982, Decision and Risk Analysis for Con

struction Management, John Wiley & Sons., Inc., U.S.A.

Lockyer J. & Gordon J., 1996, Project Management and Project Network Tech

niques, Sixthedition, Financial Times Pitman Publishing, Glasgow.

Lowe J. & Whitworth T., 1996, Risk Management and Major Construction Pro

jects, The Organization and Management of Construction Shaping Theory

Page 253: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

XXIII

and Practice Volume Two Managing the Construction Project and Managing

Risk, E & FN SPON, Great Britain.

Markland R.E. & Sweigart J.R., 1987, Quantitative Methods: Applications to

Managerial Decision Making, John Wilew & Sons, Inc., Singapore.

Mawdesley M., Askew W., O'Reilly M., 1997, Planning and Controlling Con

struction Projects: The Best Laid Plan ..., Addison Wesley Longman, Eng

land.

Meredith D.D., Wong K.W., Woodhead R.W., Wortman R.H., 1973, Design and

Planning of Enginering Systems, Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, N.J.

Murdoch J. & Hughes W., 1993, Construction Contracts Law and Management, E

& FN SPON, London.

Newnan D.G., 1990, Engineering Economic Analysis, Third Edition, Binarupa

Aksara, Jakarta.

Muhadjir N., 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edii IV, Rake Sarasin,

Yogyakarta.

Raftery J., 1994, Risk Analysis in Project Management, E & FN SPON, London.

Simon, C.W., 2000, Risk Management, http:%[email protected]

Smith G.R. & Bohn CM., 1999, Small to Medium Contractor Contingency and

Assumption of Risk, Journal of Construction Engineering and Ma

nagement, ASCE, New York, 125(2), 101-108.

Sugiyono, 1999, Statistik Untuk Penelitian, Cetakan Kedua, CV. ALFABETA,

Bandung.

Supranto, J., 1991, Teknik Pengambilan Keputusan, Cetakan Pertama, Rineka

Cipta, Jakarta.

Tummala V.M.R., 1973, Decision Analysis with Business Applications, Intext

Educational Publishers, New York & London.

Page 254: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

LAMPIRAN

Lampiran 1: A list ofmajor categories ofsources ofrisk

Lampiran2: Allocation Risk

Lampiran 3: Most and Least Important Risk Categories

Lampiran 4: Paper Hasil Penelitian Rozbeh Kangari (1995)

Lampiran 5: Kuisioner

Lampiran 6: LembarKoreksi

Page 255: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Lampiran 1 : A list ofmajor categories ofsources ofriskSumber : John Raftery (1994)

XXIV

Source ExampleClient government regulatory agen

cies

Bureaucratic delays, changes in local regulations

Funding fiscal Changes in government funding policy, liaison betweenseveralfunders

Definition ofproject Change in project scopeProject organization Authority ofproject manager, involvement ofoutside bod

ies

Design Adequacy to met need, realism ofdesign programmeLocal conditions Local customs, weather windows

Permanent plant supply Degree ofnovelty, damage loss during transportationConstruction contractors Experience, financial stabilityConstruction materials Excessive wastage, reliability ofquality

Construction labors Industrial relations, multiracial labourforceConstruction plant Resale value, spares availability

Logistics Remoteness, access to site

Estimating data Relevance to specific project availabilityInflation

Exchange ratesForce majeure

Lampiran 2 : Allocation RiskSumber : Roozbeh Kangari (1995)

Source ExampleContractor Labor and Equipment Productivity

Quality of WorkLabor, Equipment, andMaterial availability

SafetyDevective Materials

Contractor CompetenceInflation

Actual Quantities ofWorkLabor Disputes

Owner Differing Site ConditionsDefective Design

Site Acces Right of WayPermits and Ordinances

Change in Government RegulationDelayed Payment on Contract

Change in WorkShared Financial Failure-Any Party

Change-Order NegotiationsIndemnification and Hold Harmless

Contract Delay ResolutionVndecide Acts ofGod

Third-Party DelaysDefensive Engineering

Page 256: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Lampiran 3 : Most and Least Important Risk CategoriesSumber : Roozbeh Kangari (1995)

XXV

Source ExampleMost important Safety

Quality of WorkDefective Design

Labor and Equipment Productivity(tie) Contractor Competence Delayed Payment

Least important Change in Government RegulationActs ofGod

Defensive Engineering(tie) Permits and Ordinances Inflation

Page 257: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Risk Management Perceptions and Trends of U.S. Construction

By Roozbeh Kangari,1 Member, ASCE

Abstract: This paper discusses the current attitude of laruc U S constmrtinn fir,,,, , , • ., • ,terimncs how these contractors conduct construction risk maLemen T r ' -top 100 large U.S. contractors. After discussion of . ecurrent X The csuItVar/rn °" "V'^ °f ^survey conducted by ASCF The studv show, ,h-,i in %,.!,, ' csults are c°mpared with a risk~ risks -ha, acconip '̂cono-aem , r ,"n „"Lm oSsn-^ ^ i'^ Wlg ,0of this lype include diiinri-unla ne,olr,t,on. hi„l , •,V, I -, i , r"'e W,lh "1C OWnCr' Riskscanon and hold haunless. Th s, vev i u, r 'eoil ^ sC° " "'^ rCS"ll"l<W. «"<* indemnifi-actual quantities of work, anotable ^ffcraSon c'^contractors toward the practice of defensive engineering is determined ^survey has addressed or sough, to quantify allocation or imponince of thiTusk * ' " "° PreV'°US

INTRODUCTION

Risk management is an important pint ,,f [|,0 decision-uiakmg process in a consti tielion compiinv. Risk can iifl'ectproductivity, performance, quality, and budget ofa constitution piojecl. Risk in a construction piojecl, however, can notlie eliminated, but it can be minimized or linnslerred fromone party to another. Some important questions that will beaddressed in this paper ine as follows: should these risks beshared? and if so, in what piopoilion and by whom? whataie the trends in nsk allocution? anil what is the euireni viewof risk in the industry?

The construction industry is one of the most dynamic riskychallenging, and rewarding fields. Risk inherent in every construction project, is normally assumed by the owners unless" is transferred to or assumed by another party for fair compensation. 'The principal guideline in determining whether arisk should be transferred is whether the receiving party hasboth the competence to fairly assess the risk and the expertisenecessary to control or minimize it.

The objective of this paper is to present the perception ofthe typical large U.S. contractor towards construction riskbased on a survey conducted of the lop 100 constructioncontractors. The results of this survey should further clarifythe current perceptions ofcontractors regarding constructioncontracts and the current circumstances in the'mduslry

The data collected from these questionnaires is comparedto data collected from a similar survey conducted in 1979 bythe American Society of Civil Engineers (ASCE) ("Construction" 1979). The purpose ofthis comparison is to identify anytrends in construction risk that will facilitate risk management. The goal is to further improve understanding of construction risks as perceived by large U.S. contractors in 1993and compare them to the perception in 1979 in an attempt

jo project trends in conslruction risk management. The issuesthat concern the U.S. contractor are not new; however certain issues have become more critical important as the'eon-struction industry has become increasingly litigious. A thorough understanding of current attitudes and trends will aidcontractors in risk management.

The survey on which this paper is based is comprised oftwo sections. The first is intended to provide insight into thecurrent attitudes of U.S. contractors for construction risk

'Assoc. I'rol Civ. and Envir. Cngiaj. School, Georgia Inst, of Tech-"ol.. Atlanta, GA .lO.TO.'U.VS.

Nolo. Discussion ope, until' M;,y I, |y%. To extend the closin,. dateone month uwritten request must be filed with the ASCII Manner ofJournals. Hie manuscript for this paper was submitted for review andIK.ssihle publication on January 9. IW. This paper is par. of ihe Journalof Construction hnRmetrinR and Management. Vo\ 121 No A [W.-.nher..'TO. OASCK. ISSN <l7.1.V.;.1W«MXXM.IM2'>-(H^->' (x) " <"cper papc. 1'apcr No. WI.V " *"'

422 ' JOURNAL OF CONSTRUCTION ENGINEERING AND MANAGEMENT /

allocation, and (he second examines the importance of difIcrcnt risk categories.-By carefully studying these results, aiunderstanding will be gamed of the current situation in th,construction industry from acontractor's viewpoint. This nisiallows a comparison with prior studies on risk managemen"inducted by-hnkson (1979), Bullock (1989), Ammiano (19S8),TC « \Burtcl1 (197<J)' C^y (1979). McKim (1992

Tl\( JS2); S"""1 Cl f,L <1W1>- Nocharli »nd Haynes 1991and Malpas (1990). 3 M'"';

PRESENTATION OF QUESTIONNAIRE

The questionnaire utilized by this survey is based on thesurvey conducted by ASCE ("Construction" 1979) during aconference on construction risk and liability sharing held inScottsdalc, Ariz, in January 1979. The purpose of the surveywas concerned with the identification and allocation of riskihe survey also investigated contractual arrangements andZrTw'i.8. S(i'e'I .mi,i6a,in8 losses). These additionaltopics will be covered ma future survey. The goal of thequestionnaire were twofold: to obtain as much relative in-formation as possible and to ensure the greatest possible par-cipalion by keeping the questionnaire short enough so as

not to lose the contractors' interest.The surveys were sent out to the top 100 U.S. contractors

lisTrZ-To midACntifi<;d rby the ENR'* t0P 40° ""trShi 1 tP ??nnA l°tal °f 49 resP°nses were received fromthe mailing of 100 questionnaires.

COMMENTS ON QUESTIONNAIRE

Column 1of Table 1presents the 23 risk descriptions fromthc_qucst.onna.re, which were in no particular order. Thedesign of the questionnaire limited the size to one pace sosome of the questions on the ASCE survev were combin-dinto one question. Most questions are similar "to the ASCEquestions, while a fraction are the consolidation of two o,more questions.

The only question that has no counterpart in the ASCEsection ?nCH ,S'te EnSincerin8. The proximity of some con- •struct.on undertakings to cx.st.ng structures may require timeand money to protect the existing structure. This9 question7u11 uTCV° f'nd °Ut which pa^ should be held rcspon-sib c if the attempts at protection, or defensive engineeringfail and the existing structure is damaged in some way

Ilic responses to each question were divided into two groups'risk allocation and risk importance. The respondent was toindicate, in general, how risks should be allocated orsharedby the contractor and the owner. "Owner" represents themajority of risk going to the owner, "contractor" representsthe majority of risk going to the contractor, and "shared"represents a sharing of the risk (columns 2-4 of Table 1).

DECEMBER 1995

Page 258: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Risk description(1)

.s and ordinances:cess/right of way, equipment, and material avail-ityand equipment productivity

live design;cs in working site conditions (lump-sum

tract)if God

live materials

ges in government regulationsup sum)disputes

on (lump-sum or unit-price conis)actor competence;e-order negotiationsparty delaysact-delay resolutioned payment on contracty of workmification and hold harmlessa'al failure —any partyI quantities of work<ivc engineering

TABLE 1. Summary of Risk Allocation and Importance

Owner

(2)

81%

83%

2%

2%83%

77%

9A%

58%

2%

79%,

2%

0%

6%

15%

9%40%

23%,

79%

0%

8%

•1%,

19%

35%

Risk Allocation

Shared

0)

13%

15%

10%

0%

9%

21%

6%

40%

20%

19%

28%

19%

24%

14%

87%

53%

73%

15%

10%,

79%,

89%

11%

54%

Contractor

6%

2%

98%

8%;2%

0%

2%

78%

70%

81%

70%

71%

4 '•/,

7%

4%

67,

90%

13%

7%

70%11%

Importance —average on a

scale ol

1-10

(5)

4.7

5.6

6.4

7.6

8.0

6.9

6.9

4.4

5.1

4.1

5.5

8.3

4.7

7.5

6.4

6.2

6.8

7.5

8.2

6.5

7.3

5.8

4.6

Standard

deviation

(6)

3.0

3.0

Low

1-3

(7)

42%

30%

2.6 13%2.6 10%2.2 4%2.4 9%

2.5 15%2.5 38%2.7 31%

2.7 51 %2.5 2S%,2.1 4%,

1.9 25%2.5 11%3.3 9%2.2 11 %•2.3 8%2.5 8%2.2 6%2.4 13%,2.6 13%2.5 21%1.8 25%

Importance

Mid High•1-7 8-10

(8) (9)32% 26%38% 32%

35% 52%21% 69%24% 72%40% 51%

32%

48%

47%,

34%,40%

25%

69%

26%

56%

59%,

46%,

33%

15%

51%

34%

45%

67%

53%

14%

22%

15%

32%71%,

6%

63%

35%

30%

46%,

59%

79%36%

53%

34%

8%,

TABLE 2. Summary of AScI Identification of

Importance

Rlskjndmsk Allocation (Construction Risks and Liability 1979)Risk description

(1)and ordinancessite access or right of way

ility of lahor, material, andpment

vity of laborvity of equipmente designin work

cc conditions:

g>'i d water

God

'iy. availability, and acccssibil:>f materials

Ticnt acts, regulations, and tax-: changes"rnment acts and regulationsate changesisputcsits/Safelyl

tor competenceorder negotiationsmental

isordcr

dispute resolutionpayment on contract and ex

./defective work

'ication and hold harmlessontractor, subcontractor, sup-failure

i.inlitics of work

Not very(2)

33%

29%

12%

10%

42%

25 %

17%

8%

9%

40%

36%

64%

17%

48%

6%

7%

16%

15%45%

9%

17%.

30%,

27%

25%

53%

ed for purposes of risk allocation.

Important

(3)

30%

33%

48%

31%

40%

40%

42%

Very

(4)

37%

38%

40%.

59%

18%

35%41 %

Owner

(5)

74%100%

4%

Risk Allocation

25

(6)50

(7)

— 22%

4% 4%

— —

75

W

9%

4%

Contractor

(9)

4%

79%

96%

100%

JOURNAL OF CONSTRUCTS ENGINEERS ANO MANAGEMENT ,DECEMBER 1995 ,423

Page 259: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Although there arc exceptions in every situation, the allocation responses represent the average.

The identification of risk was included in the questionnaireunder the heading of "importiincc," (column 5 of Table 1).The question was designed to determine the relative importance of each risk category from a contractor's viewpoint.Although importance varies from project to project, the question will elicit a general assessment of the importance of riskLow importance is accorded a value of I while the greatestimportance is accorded a score of 10. The range of 1 to 3denotes risk that is not important, 4 to 7denotes importantrisk categories, and 8 to 10 denotes very important tisk categories.

The results of this survey are summarized in Table 1 Thefindings from the ASCE survey are displayed in Tabic 2(notethat the ASCE questionnaire summary report displayed therisk allocation results in totals and by profession; tins allowedthe extraction of contractor responses).

SURVEY RESULTS

Allocation of Risk

The responses to the survey can he placed into the followingcategories: allocation oMhe risk to the contractor allocationof risk to the owner, or a sharing of the risk. The risk factorsin which the respondents overwhelmingly favored usin" thesemethods are highlighted in Table 3. "

These risks arc listed in the order of responses for theallocation method. For example, as shown in Table 1 laborand equipment productivity had 98% responses in favor ofthe contractor assuming the risk, while labor disputes had70 /o For a risk to be fully appropriated to an allocationmethod, it requires at least a 70% response rate.

According to the survey, a total ofseven construction risksshould be allocated to the owner, running from differim; siteconditions with a94% to changes in work with a77% responserate as shown in Table 1. Responses in favor of sharinj. therisk ranged from 89% in favor of sharing the risk of financialfailure of any party, to 73% for contract delay resolution riskOnly three nuestions perlaini",, lo risk allocation had mixedresults. Amajority of their responses to these three questions

Risk allocation

(1)

Contractor

Owne

Shared

Undecided

TABLE 3. Risk Allocation

Risk description(2)

Labor and equipment productivityOuality of workLabor, equipment, and material availabilitySafelyDefective materialContractor competenceInflation

Actual quamiiies of workLabor disputesDiffering site conditionsDefective designSite access/right of wayPermits and ordinancesChanges in government regulationsDelayed payment on contractChanges in workI-inaneial failure —any partyChange-order negotiationsIndemnification and hold harmlessConiraci-dclay resolutionAeis ol (;otj

Tlmd-parly delaysJJ)cfcnsivc engineering

424 /JOURNAL OP CONSTRUCTION ENGINEERING AND MANAGEMENT,

TABLE 4. Most and Least Important Risk CategoriesLevel ol importance Risk description

0) (2)Most important Safety

Ouality of workDefective design

Least important

Labor and equipment productivity(lie) Contractor competence/delayed paymciChanges in government regulationsActs of God

Defensive engineering-

(tie) Permits and ordinances/inflation

were within the range of risk sharing to allocation toowner.

Importance of Risk

1he live most/least important risk categories are showIable 4. For a scale of one to ten, the standard deviatare relatively high, thus showing an industrywide lack oftsensus for scaling of risk categories. Some companies Ipiobably been hindered by some risks more often than othand thereby place more importance on ensuring that probl<>l Hie same type don't .ccur. As illustrated in columnIable 1, the risk categories deemed most important ranIrom 8.3 for safely to 7.5 for both contractor competencedelayed payment on contract. The risk categories deeileast important ranged from 4.1 for changes in governnicgulauons to 4.7 for inflation, and permits and ordinan

ASCE VERSUS PROPOSED SURVEYSRisk Allocation

The ASCE survey found that contractors were less wiito accept, oreven share risk, preferring that the owner aceresponsibility for conslruction risk. The findings ofpresent paper, however, show that contractors are more ving to accept and share risk. Similarities ofresponses to iallocation in both surveys will be discussed first, followedthe differences.

The first risk allocation category that will be discussedccents the construction risks that arc agreed to be solelyresponsibility of the contractor, as found in both surveys 'most overwhelming agreed upon risk subject dealt withproducitv.iy of labor and equipment. The responses in bsurveys recorded near 98% in favor of the contractor assimg tins risk. The remainder of the contractor risks hadsponses m favor of at least 70% that the contractor beparty to assume the risk.

Responses to the ASCE survey designated 10 risk csgones, two of which were designated unanimously, assole responsibility of the owner, while responses to this sundesignated only seven. Of these seven factors, only onediffcnng site conditions-was not designated in the AS<survey, which showed a large majority of contractorsspondmg that this risk should be shared.

Responses to the two surveys showed marked differc i.in opinion regarding third-party delays, acts of God indemtication, and actual quantities ofwork. In the ASCE survt62/« of respondents considered actual quantities of work trisk of the owner whereas respondents to the current survconsidered this risk as belonging to the contractor. Unlithe AM.L survey, in which indemnification is the sole riof the owner, this survey designated it as a shared risk. SiiHarly, third-party delays and acts of God have shifted frcowner responsibility t0 somewhere between shared and ownresponsibility. In all these four risk categories, allocation

DECEMBER 1995

Page 260: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

iLE 5. Risk Allocation Shift Towards Owner and Contractor

•tisk allocation shift

(1)

Risk description(2)

ard owner Differing site conditions

ard contractor

Financial failure—any partyActs of God

Defective materialsInflation

Change-order negotiationsThird-party delaysContract-delay resolutionsIndemnification and hold harmlessActual quantities of work

TABLE 6. Comparison of Risk Importance

Level of Risk

Importance

ASCE Present

Risk description survey survey

(1) (2) (3)

rmits and ordinances High Low

c access/right of way High Midbor, equipment, and material availability Mid Highbor and equipment productivity High Highfective design Mid Highanges in work Mid Highffering site conditions Nigh Highis of God Mid Mid

fective materials Mid Mid

anges in government regulations Low Low

bor disputes Mid Mid

cty Low Highlation High Mid

itractor competence High Highinge-order negotiations High Midrd-party delays Mid Miditract-dclay resolution High Mid/Highayed payment on contract High Highilily of work Mid High;mnification and hold harmless High Mid

ncial failure — any party Mid Highjal quantities of work Low Mid

TABLE 7. Shirts to Higher and Lower Importance

Risk shifts Risk description(1) (2) '

her importance SafetyLabor, equipment, and material availabilityDefective designChanges in workOuality of work

wer importance

Financial failure — any partyActual quantities of workPermits and ordinancesSite access/right of wayInflation

Change-order negotiationsContract-delay resolutionIndemnification and hold harmless

sponsibility is shifting away from the owner toward thentractor. Neither survey agreed that any one risk shoulda shared responsibility. However, the ASCE survey des-

•liited inflation as a shared risk whereas this survey consid-ed it a contractor risk.

The study also shows that the attitude of the respondents:d shifted towards owner and contractor for the 10 risklegorics highlighted in Table 5. This shift has been mainlyward the contractors assuming responsibility by a margineight to two. This shows that contractors believe that theycmore capable of handling risk in all but two of the eight

risk categories, in which the shift was in favor of the ownerassuming more responsibility.

The survey revealed that contractors have, in recent yearsbeen more willing to become involved in dispute resolution.This is evidenced by the allocation shift in change order negotiations, third-party delays, contract delay resolution, andindemnification and hold harmless. The shift towards contractors regarding the risk of Inflation probably has a greatdeal to do with the change in the inflation rate. The risksregarding actsof Godand defective materialshave decreased,as they can now be covered by insurance.

The risks.in which allocation has shifted towards the ownerare those that arc more difficult for the contractor to controlor protect himself from. For example, extensive differing siteconditions or a defaulting party can ruin a contractor who istrying to perform under a lump-sum contract.

Importance of Risk

The overall comparison, shown in Table 6, illustrates thefollowing ranges of responses: 1-3 is low (not verv important), 4-7 is mid (important), and S-10 is high (very important). The results show that nine risk categories remained inthe same range, while seven categories shifted to a higherrange, and six fell to a lower range. The construction risksthat experienced shifts in importance are summarized inTable 7.

Four of the risks that shifted to greater importance areones that the contractors have allocated to themselves, twohave been allocated to the owners, and only one, financialfailure, is a risk that was designated as shared. Safety experienced the greatest shift towards importance, from a ratingoflow on the ASCE survey to a rating ofhigh on this survey!Permits and ordinances experienced the greatest shift awayfrom importance, as it was designated an ownerrisk. Contractdelay resolution experienced a slight shift, from a rating ofhigh importance, to a rating of between high and mid importance.

ANALYSIS OF TRENDS

As a result of the findings discussed thus far, this sectionexamines the trends that 'arc occurring in the area of construction risk management. The construction risks that haveconsistently been allocated to either the owner or the contractor are reviewed. In both surveys, eight of the 23 risksreceived consistent responses in allocation. The risks that areconsistently allocated to the contractor and the owner arclisted in Table 8.

The first three risks listed in Table 8 arc those that contractors consistently favor assuming. Not only did contractorsoverwhelmingly designate them as their responsibilities, inboth surveys,'but current writings by contractors and academics also support this position. For the first two risks, thisview is.supported in papers written by theSteering Committee("Executive Summary" 1979). as part of the ASCE survey;

TABLE 8. Risks Consistently Allocated to Contractors or Owners

Risks consistentlyallocated

(1)Risk description

(2)

Contractor

Owner

Labor, equipment, and material availabilityLabor and equipment productivityOuality of workI'ermiis and ordinancesSue acccss/righi of wayDclcelivc designChanges in workChanges in government regulation

JOURNAL OF CONSTRUCTION ENGINEERING AND MANAGEMENT / 0 ECEMBER 1995 425

Page 261: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

Imllock (I9N9). and C:ascy (197W). Ouality of work is acknowledged as a contractor risk hv IF.rikson (1979). Cases'(1979), and Knise (I 9NS). No dissenting views were uncoveredfor any of these risks. Therefore, it is expected that contractors will continue to consider the construction risks rcsultim:

from quality ol work; labor, material, and equipment availability; and labor and equipment productivity their responsibilities.

The last five risks are those that contractors consistentlyallocate to the owner. Again, no dissenting opinions werefound. The Steering Committee (Executive Summarv 1979)agreed thai all of these risks should be shouldered by theowner, and concurrinu views can be found in the writings ofBullock (19X9), Casey (1979), Nocharli (1991), and •Smithet al. (1991). Erikson (1979) described changes in government icgulalion as an "uncontrollable risk." Thus, he madeuo attempt to allocate risk in this situation; however, theleniainder of Ihe risks were allocated to the owner.

All of the conslruction risks presented thus far have beenidcntilied as possessing a trend of consistency. Coiiliactoishave peiceived these risks as belonging to either ihemselvcsoi owneis and no changes have been recognized lot theseattitudes.

The balance ol the conslruction risks examined by thepresent papet were found lo possess differing views and shiftsm allocation. Highlights of the views arc reviewed in Table9. The allocution column contains symbols that refer to au-thois who have a concurring views with respective responsesThe ASCE siuvey is denoted by "A" and the present .surveyis denoted by "S." The purpose of Table 9 is to allow thereader to quickly inspect the views of selected authors asillustrated by the symbols in the table.

If the surveys contain stronger views for one type of riskallocation, the symbol will double. For example, if the contractors responding to this survey had strong views in boththe owner assuming the major portion of a risk and the riskbeing shared, the corresponding symbol "S-S" would occurin column 3 (owner and contractor), between owner and shaicdallocation. The following section attempts to explain the shiftin attitudes about risk responsibilities.

Contractor competence is conceded industrywide as a iiskto be borne by the contractor. The dissenting view that isshown in Tabic 9 was recorded by Erikson (1979). The sameattitude was found for delayed payment on contract, thai itis the responsibility of the owner, except in Erikson (1979).

Soil testing equipment, such as the dilatomcter. which hecame available commercially in the United States has beconitmore sophisticated in recent years (Kulhawy and Mayne 1990)With this technology, the owner can conduct a more thoroug!examination of subsurface conditions. In addition, contractors believe that owners should utilize a differing site condition contract clause similar to't'hc one found in the FedoraAcquisition Regulation (Bullock 1989). These factors transfcthe risk of differing site conditions from the contractor tiowner.

Recent economic conditions also tend to force a certaiiattitude toward risk. As a result of recessions, the number obusiness failures generally increases. Such situations can explain the desire to share the risk of financial failure and inllation As the probability of failure increases, contractor:understandably prefer to share this uncontrollable risk, '.hereinlimiting vulnerability. However, as inflation has been decreasing, so has the threat of this risk; therefore, the contractor is more willing to assume this risk.

Many huge construction firms today retain lawyers or mainlain them in their home office. Thus, they feci more confidenlo engage in negotiations. The resulting trend is that contractors are likely to consider change order negotiations amcontract delay resolution as well as indemnification as construction risks that arc suitable to be shared. Although themay take on more financial responsibility, they are in a pcsition to expedite resolution of legal matters. The same ailitudc certainly carry over to the risk associated with thin,party delays as well.

The use of insurance has also increased, which can explaiwhy contractors arc more willing to assume certain risk:Contractors of today can adequately insure themselves froiuncontrollable risks, such as defective materials and defensivengineering. For the same reason, the risks involving acts cGod were easier for the contractor to handle. The view ithat respect still contains some owner allocation, since a tiniextension is usually required.

The risks that accompany safety and labor disputes atoverwhelming considered to be contractor responsibility. On:one conflicting opinion was located for each category. Thlone views can not be considered to accurately reflect thcurrent status of contractor feelings. Therefore, this slueshows that, in the past, contractors have felt that these rislshould be assumed by them, and that same attitude persistoday.

TABLE 9. Allocation Views of Selected Authors

Risk description

(1)

Differing site conditionsActs of God

Defective materialsLabor disputesSafely'..n.[.- ..,

Contractor competence("hangc-ordcr negotiationsThird-parly delaysConlrael-delay resolutionDelayed payment on contractIndemnificalion and hold harmlessFinancial failure —any parlyActual qua-itities of workDefensive engineering

Owner

(2)

2. 3. 5. 7, SA

2, •). A

2. 7. A, S

5. A

Owner and

contractor

(3)

A-A

S-S

A-A

S-S

A-A, 7-7

5-.S

A-A

S-S

r •1J'"C:,nn'.,1^S(l'l;-S"rV7,;.,S " ^'"^ h>' "''' '"'^ ' " A,nnl,;'n" <!'««); 2 - llurlch (l<J7v); 3 - liullock (I'JW); A= Casey (Iv7yi;l.nk.on (I )1 ly^Jt^ius^yc^ (''̂ l^d^louhle symbol -- stronger views for one type of risk allocation.

Allocation ol Risk

Shared

(4)

7, A

5

3. 5. S

.V S

S

•I. S

Contraclor and

owner

(5)

A-A

A-A

426 'JOURNAL OF CONSTRUCTION ENGINEERING AND MANAGEMENT ' DECEMBER 1935

Contractor

(6)

2.S -

5.7. j\;s /4, S. (>. A, S

_s2. A. S

Page 262: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

The shift in opinion surrounding actual quantities ofworkis been dramatic. The ASCE survey found the allocationi be located between the owner and shared, while the tc->ondents in this assigned risk to the contractor. This rep-:sentsa trend in the attitudes of contractors to assume moref the risk for the quantities of work in the bidding processs well as in the submitting of in-progrcss work paymentchedules. This attitude is important in the performance of aump-sum contract,since the price isbased on a certain amountJf work. On the other hand, this survey found that changesmwork and change-order negotiations are felt to be ownerrisks, thereby representing a trend in which contractors arenot as concerned with obtaining payment for a change in thework. Therefore, by taking the responsibilitv for submittincm-progress payments, they are not as concerned about receiving payments.

The risk that underwent the larger shift towards greaterimportance was the safety. This is due to the fact that con-iractors are more concerned about the welfare of workerswhose livelihood is construction. The risks involved labormaterial and equipment availability, quality ofwork and actual quantities of work, have all been allocated to the contractor as well. As allocation to the contractor increases sowill, the importance accorded to the risk.

The recessionary period that the country has been experiencing could account for the trend toward greater importance accorded to financial failure risk. More firms are currently failing, thereby causing greater concern. As the economy3f country improves, the importance of this ris^will likclvlecrease. ; '

When a contractor is performing under a lump-sum con-ract, a defective design or owner changes could seriouslyffect the contractor. This is a view to greater importancelatcan be explained by only having contractors relate to thenportance on this survey, rather than incorporating a broadicctrum from the construction industry as a whole.In summary, certain construction risks have always been

id will probably continue to be considered the domain ofther the contractor or the owner, as presented in Table 8ie only trend for these risks is that they will always bensidcrcd allocated to one of the two parties.Other risks that are consistently allocated are safely andDor disputes, and contractor competence. Since contractorse better able to control these risks or take action to curtail

• prevent their occurrences, they consistently allocate thesesks to themselves. The trend of these construction risk slights that they will remain in the hands of the contractoractual quantities ofwork and defective materials have shiftedom the owner to the contractor, and the writer believes that

ais trend will continue.

The trend is for contractual/legal mailers to be shared risksnlight of contractors' current practice ofretaining or main-aimng legal personnel on their payrolls. This covers the risks•r-hangc-ordcr negotiations, third-party cHays. contract de-;iys resolution, and indemnification and hold harmless.

The risks concerning the economic condition of the countryvill always be in a state of flux. In the near future thereforet is predicted that the views of contractors concerning infla-lon and financial failure will remain the same. As the countrymils out of the recession, the allocation of risk will shiftoward the contractor; as the inflation rate begins to climbhe allocation will revert back to a sharing mode Differingne conditions and delayed payment on contract risks will(intmue to favor the owners, as they are in thcTnosl favorableosition to assume the burden of this risk.Finally, the trend is for acts of God and defensive enm-

.•cring to be shared risks. They are for the most p;irt ,m.mlrollalilc. but they can be adequately covered by msnr-

JOURNAL OF CONS

ancc. However, some risk will still be allocated to the ownersince contractors will be in need of a time extension so thaliquidated damages will not be incurred.

SUMMARY

The important findings of this survey are briefly summarized below The current attitude toward allocation and importance of the risk as well as the trend for the future arebriefly reviewed for each risk.

Permits and Ordinances r

The results of this survey indicate that the owner shouldbe responsible for this risk. Contractors do not think of thisIT tha/hT°Tban,'-T^ relf,iVC imP°rtan« P^ccd it as fifthto the last This risk has been consistently allocated to theowner and will continue to do so.

Site Access/Right of Way

The current view of contractors is that this risk needs toc dc ega.ed to the owner. The constant view of contractors

o s"S 'S i'" T-" nSk' s" ,hc ;lll»™"°" of risk shiftingis not foreseen. This is a risk winch the results indicated amid-level importance.

Labor, Equipment, and Material AvailabilityThe results indicated that this risk belongs to the contrac

tor. The prevailing attitude always allocates availability to thecontractor, and that allocation is expected to remain constant.Ihe importance of this risk-places it inrange.

the upper middle

Labor and Equipment ProductivityProductivity is the risk that scored the highest in allocation

to the con ractor. and this view presents itself as beino aconstant. The importance to contractors positions itself as thethird greatest risk.

Defective Design

Survey indicates that the owner must assume this risk Theconventional wisdom consistently allocates this risk, the thirdmost important, to the owner, and its importance remainshigh, especially for contractors working for a lump-sum orunit-price contract. , H

Changes in Work

he survey shows ihe owner lo be responsible for this riskattitudes arc not expected to change. This risk ranked in

the upper mid range.

Differing Site Conditions '

The results overwhelming assigned the owner responsibletor this risk, in contrast to the attitude expressed by the con-

e

e

has

and attiiudes

factors m the ASCE survey. The trend toward having thowner assume more of the risk is expected to continue.'Th.importance was fairly high, and this is an attitude thatremained constant.

Acts of God

The survey revealed that this risk should be either asharedor owner responsibility. The altitude the owner should assume the majority of the risk litis softened, perhaps with themore widespread use of insurance. The tendency lo allocate

TRUCTION ENGINEERING ANO MANAGEMENT / DECEMBER 1995 /427

Page 263: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id

n-A sou,ewherelictween owner and shared,esponsibilitv will important hv ,•„,„• ,.on:,,mc. -nusnsk was dele, mmed to be ofl,l llc ,„M>„,, ;mcc. „ort;,„ce u,""''Uois- ' *" ranked fifth in relative importauce.

Quality of Work

I'h

Defective Materials

Although of ,datively niino, importance, this risk was lound Ihe survev show ,u- ,

- - - certamly mthe best posnion Sl^S "e™^^Changes in Government Regulation ' " 'hC'rS al°"C ,0 handlc-

Results of the survey find that owners best handle this riskhe risk was found to have the lowest importance. This risk

Change-Order Negotiations

TI,C SU']CV »'ilic:ilcs a shift lion, owner lo shared risk I,»:n:r:;,:-•;;:•;^ -• - - »< - ,,;,!f:psS;=s:s I

-"-"•<•'•!» -,lr'ii,:^,,",&,r-»» s r:--r»«"s.»—4,iskx'

' Ihe survey als„ found thai contractors currently assume

•» - '"•<—*™,„. „,„„_:„, ,„:::::;;'" -u •" cm - •'-•r' "»• *-<* -•-

Jndemnificatipn and Hold Harmless

Ihe icsuh.s assign contractors icsponsible lor this r,.-i- •,„ i " ! " ,'S CN,pCCtcd ,0 remain shared in the future Re-.••is expected ,o continue as such. Ilo.^,, It! m̂ V,;',: P'u ^ "^ *'"* ^ in ,hc "^ hM °">" risks mlevel

*•"'>' hes in the mill range'. ' "

Safety Financial Failure —Any Party

.}"< —>• ^'7 ".a, contiactors must assuu.e this c„„- »r'cc"S '** '"""'ion. is aresuh••'"V '"M-r.an. r.sk Assigning „ „lc highest nnportance ,;„. importance inc, • e nd inc a, r f™™™* PC,ri°d' UlC';; -"'"'- "•jl'cve that ,|,cy have and will co„„nuc •, approach, ,n aperiod \ ? ^''T'''^ Sl,am,«- -c icsponsibihty ,o, ,h,s r,sk mthe future. declines and „!e £*^ZT^™'^^

Inflation ",c nsk ,hat companies financial failure. 8 P

The survey shows tha. this risk depends on .he economic ^'^ Quanti,ies of Work

•re more will,ny to assume the risk and the importance le Tactois will en tn" , f vor of , •"'" F?™?1, 'hat COn".rease, ( uneiUlv, the inflation rate ,s low. so com ,c. s ponance also rose sl^iJ° &" "" ^ im"ire more willing ,„ accept the nsk that accompanies it

Contractor Competence D°fCnSiV° En9ineeri"9The survey shows tha, contractors have traditionally as ^"-m^

•umc-d this nsk, as evidenced in both surveys Co ,0s surv" »^e addressed ti V k T,S " S'nCC R° prCvi°USnc expected to continue to assume responsi./ihty ,'' -as considered to Ie low d,h IViT^"? ,°f thiS ,Mk-npcence and ranked the risk as having low importance " among contractors as to ii^l^ ncf <-UrnS

<l-viat,on svas the lowest of the survey. Man.lardCONCLUSIONS

Page 264: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id
Page 265: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id
Page 266: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id
Page 267: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id
Page 268: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id
Page 269: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id
Page 270: ^ islam ; 133 - dspace.uii.ac.id