skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai...

180
DAKWAH KH MOHAMMAD CHOLIL BISRI DALAM BIDANG POLITIK SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I) ZACKY MUBAROK 061111010 JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM (BPI) FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Upload: trinhtuyen

Post on 09-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

DAKWAH KH MOHAMMAD CHOLIL BISRI

DALAM BIDANG POLITIK

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I)

ZACKY MUBAROK 061111010

JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM (BPI)

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

ii

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 5 (lima) eksemplar Hal : Persetujuan Naskah Usulan Skripsi

Kepada. Yth. Bapak Dekan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang di Semarang

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Setelah membaca, mengadakan koreksi dan perbaikan sebagaimana

mestinya, maka kami menyatakan bahwa skripsi saudara:

Nama : Zacky Mubarok

NIM : 061111010

Fakultas/Jurusan : Dakwah / Bimbingan Penyuluhan Islam

Judul Skripsi : DAKWAH KH M CHOLIL BISRI DALAM

BIDANG POLITIK

Dengan ini telah saya setujui dan mohon agar segera diujikan.

Demikian, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Semarang, 10 Desember 2011

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dra. Hj. Jauharorul Farida, M.Ag g NIP : 19640304 199101 2 001

Page 3: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

iii

PENGESAHAN

SKRIPSI

DAKWAH KH MOHAMMAD CHOLIL BISRI

DALAM BIDANG POLITIK

Disusun oleh

Zacky Mubarok

061111010

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal 15 Desember 2011

dan dinyatakan lulus memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Rakhmad, M.Ag. 00112 1003

Penguji I, Penguji II, rkhasanah, M. Hum II,

l Farida, M.Ag. Dr. Abu Rakhmad, M. Ag. 01 2 001 NIP : 19760407 200112 1003

Page 4: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

iv

DEKLARASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa

skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri

dan di dalamnya tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh

gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi di lembaga pendidikan lainnya.

Pengetahuan yang diperoleh dari hasil

penerbitan maupun yang belum / tidak

diterbitkan, sumbernya dijelaskan di

dalam tulisan dan daftar pustaka.

Semarang, 15 Desember 2011

Deklarator,

Zacky Mubarok Nim 061111010

Page 5: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

v

MOTTO

” من جدوجد”

“Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia akan mendapatkan”

)المحفوظات(

Page 6: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

vi

ABSTRAKSI Dakwah dapat berlangsung dalam segala segi kehidupan manusia, termasuk

dalam arena politik kenegaraan. Secara umum dapat dikatakan bahwa dakwah politik tidak lain dari segala jenis kegiatan manusia yang berkaitan dengan masalah kekuasaan. Dalam pandangan Islam, politik hanyalah salah satu medium untuk mencapai tujuan dakwah. Bukan sebaliknya, dakwah justru dijadikan medium untuk mencapai tujuan politik.

KH Mohammad Cholil Bisri (selanjutnya disebut Mbah Cholil), yang menjadi obyek utama kajian penelitian ini merupakan satu dari sekian kiai pesantren yang berkiprah di politik praktis, di akhir hayatnya menjabat sebagai wakil ketua MPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa pada 2002-2004 dan wakil ketua Dewan Syuro PKB periode 2002-2005. Untuk itu perlu diketahui bagaimanakah dakwah yang di lakukan Mbah Cholil dalam bidang politik.

Fokus penelitian ini adalah bagaimana dakwah Mbah Cholil dalam politik. Penelitian ini merupakan penelitian biografi dan pemikiran yang bertalian dengan tokoh atau aktor sejarah. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yaitu penulisan yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan status fenomena secara sistematik dan rasional (logika) yang terdapat pada dakwah Mbah Cholil dalam bidang politik. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan antropologis yaitu untuk memberikan kajian tentang Dakwah Mbah Cholil dalam bidang politik.

Sumber data di kumpulkan dengan cara wawancara dan telaah dokumentasi (literatur). Dokumentasi tulisan-tulisan yang pernah dipublikasikan di media massa akan digunakan untuk membedah pikiran dan gagasan Mbah Cholil, baik keagamaan, sosial maupun politik. Untuk melengkapinya, dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang berkompeten, terutama keluarga, kolega dan juga para santri.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif dengan pendekatan hermeneutika sosial (social herneneutics), yakni interpretasi terhadap pribadi manusia beserta tindakan-tindakannya. Metode penelitian ini bersifat kualitatif serta menyerupai sorotan terhadap life story tokoh yang dimaksud.

Hasil atau kesimpulan penelitian ini adalah dalam dakwah bidang politik, Mbah Cholil tidak mau memisahkan antara politik dan agama. Sehingga selain sebagai seorang ulama yang disegani, beliau juga seorang politikikus handal. Perjuangannya dilakukan dengan niat memperjuangkan agama Allah SWT. Dalam kehidupan berpolitik, Mbah Cholil kurang dikenal oleh aktivis politik praktis fanatik. Ia lebih mengedepankan prinsip politik kebangsaan.

Segala yang dilakukan oleh Mbah Cholil Bisri mungkin belum selesai. Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan misalnya berkaitan dengan politik. Kondisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada saat ini mencapai titik terendah semenjak digagas di Rembang oleh empat orang pilar: KH. Cholil Bisri, KH. Mustofa Bisri, KH. Dimyathi Rois dan H. Matori Abdul Jalil. Perpecahan dan berbagai rintangan saat ini mencapai titik maksimal sehingga seolah-olah jalan apapun untuk memperbaiki partai yang didirikan dengan dana urunan empat orang pilar itu semakin terasa jauh. Politik menurut ia adalah salah satu cara untuk mendidik dan berdakwah kepada masyarakat sekarang terasa jauh dengan banyaknya konflik.

Page 7: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk orang-orang yang telah dengan

ikhlas berkorban dan membantu penulis dalam mengarungi perjalanan panjang

menggapai cita-cita

Untuk Bapak Kholidun dan Ibu Siti Farikhah, kedua orang tua yang sangat

penulis cintai. Tiada henti-henti penulis panjatkan doa kepada Allah Swt, semoga

ayahanda dan ibunda selalu ada dalam rahmat dan karunianya di dunia dan

akhirat.

Tidak lupa untuk Nailal Munifah dan M. Sofi Arafat sebagai adik penulis

yang selalu memotivasi untuk segera menyelesaikan studi demi sebuah

perjuangan.

Untuk KH A Mustofa Bisri, KH Yahya Cholil Tsaquf dan keluarga besar

Pondok Pesantren Roudhotut Tholibin (TPI) Leteh Rembang. Segenap pimpinan

Rektorat IAIN Walisongo dan para pegawainya. Para Pimpinan Fakultas Dakwah

dan para pegawainya. Tidak mungkin penulis lupakan jasa-jasa para dosen yang

telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan.

Untuk Para senior di Dakwah dan PMII atas segala bimbingan dan

arahannya. Sahabat-sahabat angkatan 06 di Dakwah, PMII Rayon Dakwah, PMII

Komisariat dan PC PMII Kota Semarang. Para pengurus DEMA periode 2010

yang sangat penulis banggakan, juga pengurus SMI periode 2010. Tidak lupa

Rekan dan rekanita di PW IPNU-IPPNU Jateng. Untuk semua kader dan aktifis di

PMII, KSMW, Kordais, DSC, dan HMJ BPI, BEMF Dakwah, DEMA terus

berjuang.

Page 8: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat ilahi rabbi, karena hanya dengan rahmat dan

hidayahnya skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga selalu

tercurah kepada Nabi besar Muhammad Saw, yang telah membawa Islam sebagai

agama dan rahmat bagi seluruh alam.

Penulis sangat sadar, bahwa hanya karena pertolongan Allah Swt dan

dukungan semua pihak lahir maupun batin, akhirnya penulis dapat melalui semua

rintangan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih sebesar- besarnya kepada:

1. Yth. Prof Dr. H. Muhibbin, M. Ag. (Rektor IAIN Walsiongo) yang telah

memimpin IAIN selama menjabat dengan bijaksana, demi masa depan

institusi yang lebih baik.

2. Yth. Dr. M. Sulthon (Dekan Fakultas Dakwah), penulis ucapkan selamat

atas terpilihnya sebagai Dekan baru Fakultas Dakwah. Semoga dibawah

pimpinannya Dakwah bisa lebih berjaya.

3. Yth. Dra. Hj. Jauharotul Farida, M.Ag. Atas bimbingan, masukan dan

motifasinya untuk selalu melanjutkan garapan meskipun banyak halangan

dan rintangan menghadang. Juga atas kesabarannya dalam membimbing

penulis yang terkadang tidak teratur dalam bimbingan.

4. Yth. Dr. H. Abu Rohmad, M. Ag. Atas bimbingan, koreksian dan gagasan-

gagasan yang telah diberikan, tentunya banyak pengetahuan baru yang

penulis dapatkan. Juga intensitas bimbingan selama penggarapan, tanpa

ketulusannya penulis akan banyak mendapatkan kesulitan.

5. Yth. Kajur dan Sekjur Bimbingan Penyuluhan Islam. Beserta segenap

dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa pamrih.

Juga segenap pegawai Fakultas Dakwah yang selalu direpotkan

mahasiswa.

6. Ibu Siti Farikhah dan Bapak Kholidun, kedua orang tua yang telah

berkorban segalanya demi masa depan penulis. Ungkapan yang tidak dapat

terucap dengan kata-kata, hanya doa yang dapat penulis panjatkan untuk

Page 9: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

ix

kebahagian tanpa akhir bagi keduanya di dunia dan akhirat. Nailal

Munifah dan M Sofi Arafat yang sedang belajar di Pesantren. Semoga

menjadi anak yang sholeh dan sholehah.

7. KH. A Mustofa Bisri dan KH. Yahya Cholil Tsaquf, pengasuh Ponpes

Roudhotut Tholibin (TPI) Rembang sekaligus murabbi ruh penulis yang

telah membekali ilmu yang tidak ternilai harganya. Sebagai santri, penulis

selalu mengharap ridlo serta menanti fatwa dan mau’idzoh khasanahnya.

8. Segenap pengurus dan santri Ponpes Roudhotut Tholibin (TPI) Rembang,

Kang Safrudin, Kang Shodiqin, Kang Fatah, Kang Subhan, Kang Arwani

dan kang-kang lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima

kasih atas pinjaman kitab, menjaga lemari dan kopi kental tentunya.

9. Segenap sahabat-sahabat senior di PMII atas semua bimbingan dan

dukungannya dalam menjalani proses pengkaderan. Penulis ucapkan

terima kasih banyak atas pengetahuan dan pengalaman yang telah

diberikan.

10. Segenap sahabat angkatan 06 di PMII Rayon Dakwah, Dedi Rosadi,

Chanif Miftahudin, Efin Fatmawati, Puji Lestari, Hery Siswanto,

Munirotul Hasanah, Ahmad Mustofa, Ulin Nihayah, Komari, Titi Endah

Wahyuni dan 100an sahabat ALMAPABA 06 lainnya yang tidak mungkin

disebutkan satu persatu. All my special friend.

11. Segenap sahabat Komisariat 06 yang include didalamnya pengurus DEMA

dan SMI 2010. Yayan M Royani (Presiden yang mantap), Rofik, Komis

Naryoko, Arifuddin, Afandi, Anaf, Faturahman, Aripin, Kholis, Tabi’in,

Taufik Efendi, Qurin, Adib, Oni, Zauhari Sofi, Supriyanto (Gacok), Fifit,

Nisa, Witi, Intani, Yaya, dan sahabat-sahabat lainnya yang belum disebut.

All my best friend.

12. Aktifis PMII Rayon Dakwah (Ilham Kera, Aditya, Dila, Dani, Saifudin,

Azizah, Suhud) terus bergerak. Aktifis 08 (Dora, Heri, Masudan,

Khamdun, Siswo, Andre, Hasim, Temon, Yayah, Ucup, Ifa, Ulfa)

lanjutkan perjuanganmu. Aktifis 07 (Acong, Tukin, Inox, Usfie, Ali) tetap

Page 10: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

x

idealis sahabat. Para aktivis DSC dan Kordais yang tidak mungkin penulis

lupakan.

13. Para Senior Dakwah (Mas Rahul, Mas Hadi, Mas Sugeng, Mas Ahsan,

Mas Azhar, Mas Agus Umar, Mas Joko, Mas Mail, Mas Wawan, Mas

Maghfuron, Mas Mufid, Mas Mahfud, Mas Ma’ruf, Mas Muhyari, Mas

Roma, Mas Sugiarto, Mas Tafid, Mas Usman, Mas Awal, Mas Suyuti,

Mas Budi, Mas Aqim, Mas Huda, Mbak Silfi, Mbak Ina, Mbak Okta,

Mbak Dian) Terima kasih atas pengkaderan kalian.

14. Sahabat-Sahabati PC PMII Kota Semarang (Ketum Faiz, Tsalis, Abit,

Aum, Banana, Odink, Nekfi), Sahabat-Sahabati Komisariat IAIN, Undip,

Unnes, Polines, Untag, Ikip, UWH, Unissula. Teruslah berdzikir,fikir dan

beramal sholeh.

15. Rekan dan rekanita PW IPNU-IPPNU Jateng (Mas Muhaimin, Agus

Lukman, Agus Supriyono, Pak Lurah Saiful Alim, Kang Mahzum, Kang

Abror, Komandan Budi, Sofa, Mbak Een, Mbah Eni, Mona, Dewi

Nafisah). Teruslah belajar, berjuang, bertaqwa.

16. Posko 80 KKN ke 56 Desa Pageruyung (Anie bendum, Ais, Akmam,

Muhson, Inul, Ma’e Ita, Nasron, Rois, Sokhi, Tini) untuk kenangan tak

terlupakan, kapan kumpul-kumpul lagi?

17. Teman-teman BPI 06 (Wahid, Nafis, Maskuri, Mustofa, Hery, Sidiq,

Imam, Titi, Galuh, Efin, Fifi, Nikmah, Haryanti, dll).

18. Para penghuni surga (PP Al-Firdaus YPMI) (Basit, Faizin, Huda, Imron,

Indro, Jalil, Kasan, Khoirul, Rofik, Safik, Saefudin, Yanto) Jadilah satri-

santri yang berkualitas.

Semoga menjadi amal baik yang dan menjadi pahala yang berlipat ganda dari

Allah Swt.

Penulis sadar bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan penulis dalam banyak hal, oleh karena itu saran dan kritik yang

membangun dari pembaca sangat penulis harapkan.

Page 11: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

NOTA PEMBIMBING ................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN DEKLARASI........................................................................... iv

HALAMAN MOTTO................................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK............................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR.............................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 11

C. Tujuan Penulisan Skripsi ............................................................. 12

D. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 12

E. Kerangka Teoritik........................................................................ 16

F. Metode penelitian ........................................................................ 21

1. Sumber Data............................................................................ 25

2. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 26

3. Metode Analisis Data............................................................... 27

G. Sistematika Penulisan Skripsi ...................................................... 28

BAB II. RUANG LINGKUP DAKWAH DAN POLITIK

A. Ruang Lingkup Dakwah Islamiyah .............................................. 30

B. Politik Dan Ruang Lingkupnya.................................................... 46

C. Politik Sebagai Media Dakwah.................................................... 52

D. Dakwah Politik Masa Nabi Muhammad SAW ............................. 57

Page 12: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

xii

BAB III. KEHIDUPAN KH. M. CHOLIL BISRI, PEMIKIRAN DAN

AKTIVITAS POLITIKNYA

A. Sejarah Kehidupan KH. M. Cholil Bisri....................................... 61

1. Kelahiran dan Pertumbuhan..................................................... 61

2. Masa Perkembangan KH. M. Cholil Bisri ................................ 64

3. Masa Pendidikan atau Thalabul Ilmi ........................................ 65

4. Masa Pernikahan aatau Keluarga ............................................. 71

B. Pemikiran KH. M. Cholil Bisri .................................................... 74

1. Mbah Cholil dan Santri............................................................ 75

2. Mbah Cholil Tentang Ilmu....................................................... 81

3. Santri dan Pesantren ................................................................ 84

C. Aktivitas Politik KH. M. Cholil Bisri........................................... 86

1. Masa Pemilu 1971 ................................................................... 86

2. Masa Pemilu 1977 ................................................................... 88

3. Masa Pemilu 1982 ................................................................... 90

4. Masa Pemilu 1992 ................................................................... 91

5. Kyai Yang Membidani Kelahiran PKB .................................... 92

6. Menjadi Wakil MPR RI ........................................................... 98

D. Dakwah dan Pemikiran KH. M. Cholil Bisri di Bidang Politik..... 100

1. Dakwah di Bidang Politik ........................................................ 100

2. Pemikiran Dalam Bidang Politik.............................................. 106

BAB IV. ANALISIS DAKWAH DALAM BIDANG POLITIK KH. M.

CHOLIL BISRI

A. Analisis Materi Dakwah KH M Cholil Bisri Dalam Bidang Politik 116

B. Analisis Media Dakwah KH M Cholil Bisri Dalam Bidang Politik 122

C. Analisis Metode Dakwah KH M Cholil Bisri Dalam Bidang Politik125

D. Analisis Kepribadian KH. M. Cholil Bisri.................................... 128

E. Analisis Dakwah KH. M. Cholil Bisri Dalam Bidang Politik ....... 131

Page 13: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

xiii

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 148

B. Saran-Saran ................................................................................. 150

C. Penutup ....................................................................................... 150

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah Islam merupakan aktualisasi imani (teologis) yang

dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang

sosial-kemasyarakatan (termasuk politik) yang dilaksanakan secara teratur

untuk mempengaruhi rasa, pikir, sikap dan tindakan manusia pada dataran

kenyataan individual dan sosio-kultural dalam rangka mengusahakan

terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan

cara tertentu.1

Dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 125, dijelaskan cara-cara

dakwah:

. Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.2

Berdasarkan ayat di atas dapat dipahami bahwa dimensi pemaknaan

atas dakwah juga lebih cenderung pada konsep praktis yang meliputi tabligh

1 Amrullah Ahmad, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial (Yogyakarta: Prima Duta,

1983), hlm. 3. 2 Tim Penulis Depag RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahnya, (Bandung: CV.

Diponegoro, 2004), hlm. 224.

Page 15: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

2

keagamaan, propaganda politik, dakwah sebagai aplikasi dari jihad politik,

dan dakwah yang meliputi semua aspek kehidupan manusia.3 Dalam

pelaksanaannya, tugas dakwah ini mirip dengan tugas kerasulan Muhammad

SAW yang berusaha menyebarkan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia

secara universal, dan membawa misi dakwah untuk memperingatkan dan

memanggil manusia ke jalan yang benar.4

Dakwah Islam merupakan sebuah aktifitas komunikasi, sehingga

keberhasilan dakwah tergantung pada beberapa komponen yang

mempengaruhinya, yakni da’i sebagai orang yang menyampaikan pesan

(komunikator), mad’u sebagai orang yang menerima pesan (komunikan),

materi dakwah sebagai pesan yang akan disampaikan, media dakwah

sebagai sarana yang akan dijadikan saluran dakwah, metode dakwah sebagai

cara yang digunakan untuk berdakwah. Adanya keharmonisan antar unsur

tersebut diharapkan tujuan dakwah bisa tercapai secara maksimal. Melihat

perkembangan zaman yang semakin pesat dewasa ini, komponen-komponen

dakwah tersebut juga dituntut mengikuti perkembangan yang berjalan di era

modern supaya aktifitas dakwah lebih bisa diterima oleh masyarakat sebagai

satu elemen tersendiri bagi proses modernisasi.5

Dalam Islam, setiap muslim adalah juru dakwah yang mengemban

tugas untuk menjadi teladan moral di tengah masyarakat. Dakwah akan

3 Ahmad Anas, Paradigma Dakwah Kontemporer (aplikasi teoritis dan praktis solusi

problematika kekinian), (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2006), hlm. 19 4 Mohammad Natsir, Fiqhud Da’wah, (Jakarta: Media Da’wah, 2000), hlm. 125 5 Awaludin Pimay, Paradigma Dakwah Humanis, (Strategi dan Metode Dakwah Prof.

KH. Saifudin Zuhri), (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 15

Page 16: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

3

efektif dan membuahkan hasil yang maksimal manakala juru dakwah bisa

mewujudkan satunya kata dengan tindakan.

Untuk itu, kata kunci dari keberhasilan dakwah adalah keteladanan.6

Mengkaji keteladanan dakwah dalam konteks perilaku elit politik saat ini

tampaknya menjadi suatu kajian yang sangat relevan dakwah lewat politik

dimunculkan.

Dalam pengertian agama, dakwah mengandung arti panggilan dari

Tuhan dan Nabi Muhammad SAW, untuk umat manusia agar percaya kepada

ajaran Islam dan mewujudkan ajaran yang dipercayainya itu dalam segala segi

kehidupannya.7 Diyakini oleh umat Islam, bahwa tugas Nabi Muhammad

adalah mendakwahkan Islam. Dalam konteks itu, kegiatan dakwah dapat

mengambil dua bentuk, yakni dakwah struktural dan dakwah kultural.8

Dakwah kultural adalah dakwah yang dilakukan dengan cara

mengikuti budaya-budaya kultur masyarakat setempat dengan tujuan agar

dakwahnya dapat diterima di lingkungan masyarakat setempat. Dakwah

kultural juga bisa berarti kegiatan dakwah dengan memperhatikan potensi dan

kecenderungan manusia sebagai makhluk budaya secara luas dalam rangka

menghasilkan kultur baru yang bernuansa Islami atau kegiatan dakwah dengan

6 Hamdan Daulay, Dakwah di tengah persoalan budaya dan politik, (Yogyakarta: PT.

Kurnia Kalam Semesta, 2001), hlm. 79 7 QS. Ibrahim ayat 46. 8 Muhammad Sulthon, Desain Ilmu Dakwah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm.

26.

Page 17: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

4

memanfaatkan adat, tradisi, seni dan budaya lokal dalam proses menuju

kehidupan Islami.9

Dakwah sesuai ragam kehidupan keagamaan sebagai proses sosial-

budaya itulah yang disebut dakwah kultural. Perubahan dari dakwah ini

dilakukan secara bertahap, sesuai kondisi sosial-budaya masing-masing orang

dan masyarakat. Hal ini didasari pandangan bahwa ke-kaffah-an Islamnya

seseorang atau masyarakat itu mudah, menyenangkan, dan menggembirakan

yang bisa dilakukan setiap orang selama masa hidupnya. Keberagaman

sebagai proses sosial-budaya inilah, yang disebut sebagai Islam Kultural.10

Dakwah struktural adalah gerakan dakwah yang berada dalam

kekuasaan. Aktivis dakwah struktural bergerak mendakwahkan ajaran Islam

dengan memanfaatkan struktur sosial, politik, maupun ekonomi yang ada guna

menjadikan Islam menjadi ideologi negara, nilai-nilai Islam

mengejawantahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Negara

dipandang sebagai alat dakwah yang paling strategis. Dakwah stuktural

memegang tesis bahwa dakwah yang sesungguhnya adalah aktivisme Islam

yang berusaha mewujudkan negara bangsa yang berdasar atas Islam, para

pelaku politik menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dalam perilaku politik

mereka serta penegakan ajaran Islam menjadi tanggung jawab negara dan

9 Di Jawa sendiri dakwah kultural Islam lebih meniscayakan sebuah proses akulturasi

dengan budaya lokal. Tanpa harus menanggalkan substansi ajaran keislaman, ekspresi lokalitasnya tetap di pertahankan. Lihat Zuhairi Misrawi, Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari; Moderasi, Keumatan, dan Kebangsaan, (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2010), hlm. 131.

10 Abdul Munir Mulkhan, Kiai Ahmad Dahlan: jejak pembaruan sosial dan kemanusiaan : kado satu abad Muhammadiyah, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2010), hlm. 219.

Page 18: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

5

kekuasaan. Dalam perspektif dakwah struktural, negara adalah instrumen

paling penting dalam kegiatan dakwah.11

Dengan demikian, juru dakwah yang berasal dari latar belakang

kehidupan dan profesi yang berbeda sebenarnya tidak ada masalah, asalkan

memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan ajaran Islam. Dakwah dapat

berlangsung dalam kehidupan manusia, termasuk dalam arena politik

kenegaraan. Secara umum dapat dikatakan bahwa politik dakwah tidak lain

dari segala jenis kegiatan manusia yang berkaitan dengan masalah kekuasaan.

Dalam pandangan Islam, politik hanyalah salah satu medium untuk mencapai

tujuan dakwah. Bukan sebaliknya, dakwah justru dijadikan medium untuk

mencapai tujuan politik.12 Sudah sering konsepsi dakwah dirumuskan, bahwa

dakwah diselenggarakan dan dilakukan untuk membantu da’i memahami

tujuan dan metode dakwah yang tepat.13 Jelas bahwa dakwah dapat

membicarakan masalah metode dan teknik dakwah maka Al-Qur’an dan

Sunnah adalah sumber utama untuk pedoman.14

Sebagai lembaga dakwah yang mempunyai fungsi mengemban tugas

agama dan risalah nubuwwah, pesantren hadir sebagai jawaban atas kebutuhan

masyarakat terhadap lembaga keagamaan yang mengajarkan, mengembangkan

dan mengajarkan ilmu agama Islam. Dengan segala dinamikanya pesantren di

11 Muhammad Sulthon, Op. Cit, hlm. 26-28. 12 Awaludin Pimay, Op. Cit, hlm. 8-9. 13 Jalaludin Rahmat dkk, Hegemoni Budaya, (Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya,

1997), hlm. 49. 14 Dzikron Abdullah, Metodologi Dakwah, (Semarang: Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang, 1989), hlm. 23.

Page 19: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

6

pandang sebagai lembaga yang merupakan pusat dari perubahan-perubahan

masyarakat lewat kegiatan dakwah Islam.15

Dalam kenyataan, hampir seluruh daerah atau pelosok di Indonesia

terdapat ulama’ atau kiai yang di hasilkan dari pesantren. Mereka mempunyai

peranan penting dalam membina masyarakat khususnya dalam pelaksanaan

ajaran agama. Pesantren juga mengandung makna ”Indigenous” artinya

lembaga pendidikan asli Indonesia,16 yang apabila dipelajari lebih jauh di

masa lampau ternyata pondok pesantren merupakan bentuk kebudayaan asli

bangsa Indonesia.17

Pesantren setidaknya memiliki lima elemen dasar utama yaitu:

Pertama, Santri, yaitu orang-orang yang belajar mendalami ilmu-ilmu agama

islam di Pesantren. Kedua, Pondok dan sarana pendukung, sebagai tempat

tinggal santri, pondok dan kelengkapan sarana prasarana menjadi pendukung

proses belajar mengajar di pesantren. Ketiga, Masjid, kedudukan masjid

sebagai pusat pendidikan dalam tradisi pesantren merupakan manifestasi

universal dari sistem pendidikan Islam. Keempat, Sistem pembelajaran

pondok pesantren, salah satu ciri utama pondok pesantren adalah pengajaran

kitab-kitab kuning klasik. Kelima, Kyai,18 merupakan elemen yang paling

15 Abdurrahman Mas’ud dkk, Dinamika Pesantren dan Madrasah, (Semarang: Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 39. 16 Nurcholis Madjid, Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta:

Paramadina, 1997), hlm. 3. 17 Pesantren juga disebut sebagai ”Bapak” pendidikan Islam di Indonesia yang didirikan

karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman dan apabila dilacak kembali sesungguhnya pesantren dilahirkan atas kesadaran adanya kewajiban da’wah Islamiyah , sekaligus mencetak kader-kader ulama’ dan kyai. Lihat Hasbullah, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999), hlm. 138.

18 Zamakhsari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta: LP3ES, 1982), hlm. 44.

Page 20: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

7

esensial dalam pesantren, bahkan seringkali ia merupakan pendiri pesantren

itu, karenanya sudah sewajarnyalah pertumbuhan, maju atau mundurnya

pesantren tergantung daripadanya.

Kata ”kiai” secara etimologis berasal dari bahasa Jawa kuno ”kiya-

kiya”, yang artinya orang yang dihormati.19 Sedangkan dalam pemakaianya

dipergunakan untuk: Pertama, benda atau hewan yang dikeramatkan, seperti

kiai Plered (tombak), kiai Naga Wilaga (gamelan perayaan sekaten di

Yogyakarta), kiai Rebo dan kiai Wage (gajah di kebun binatang Gembira

Loka Yogyakarta), kedua, orang tua pada umumnya, ketiga, orang yang

memiliki keahlian dalam agama Islam, yang mengajar santri di pondok

pesantren.20 Sedangkan menurut Manfret Ziemek pengertian kiai secara

terminologis adalah pendiri dan pemimpin sebuah pesantren yang sebagai

muslim terpelajar telah membaktikan hidupnya demi Allah serta

menyebarluaskan dan mendalami ajaran-ajaran dan pandangan Islam melalui

kegiatan pendidikan Islam.21

Kekiaian dapat dibagi menjadi dua kategori dalam kaitannya dengan

para pengikutnya. Kategori Pertama adalah kiai yang mempunyai pengikut

yang lebih banyak dan pengaruh yang lebih luas daripada kiai yang masuk

kategori kedua. Pengaruh kiai yg masuk kategori pertama menyebar ke

19 M. Dawam Raharjo (ed), Pesantren dan Pembaharuan, (Jakarta: LP3ES, 1988), hlm.

83. 20 Zamakhsari Dhofier, Op. Cit, hlm. 55 21 Manfred Ziemek, Pesantren dalam Perubahan Sosial, (Jakarta: P3M, 1986), hlm. 131.

Page 21: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

8

seluruh daerah. Kategori yang pertama ini terdiri dari kiai pesantren dan kiai

tarekat.22

Kategori kedua terdiri dari kiai panggung dan kiai politik. Kiai

panggung adalah para dai. Mereka menyebarkan dan mengembangkan Islam

melalui kegiatan dakwah. Sementara itu, kiai politik lebih merupakan kategori

campuran. Mereka merujuk pada para kiai yang mempunyai concern untuk

mengembangkan NU secara politis. Pengembangan NU dalam kurun waktu

yang lama dikelola oleh kategori kiai ini yang tidak mempunyai pengikut

seperti kiai lain.23

KH Mohammad Cholil Bisri (selanjutnya disebut Mbah Cholil), yang

menjadi obyek utama kajian penelitian ini merupakan kiai yang berkiprah di

politik praktis, di akhir hayatnya menjabat sebagai wakil ketua MPR RI dari

Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa pada 2002-2004 dan wakil ketua Dewan

Syuro PKB periode 2002-2005.

Dalam karir politik, jabatan yang pernah ia pegang; Ketua PPP

Rembang (1973-1995), Ketua MPW PPP Rembang (1995-1998), anggota FPP

DPRD II Rembang (1970-1982), Pimpinan Dewan FPP DPRD II Rembang

(1982-1992), anggota FPP DPR/MPR RI (1992-1997), anggota Fraksi Utusan

Daerah MPR RI Pusat (1997-1999), anggota FKB DPR/MPR RI (1999-2004),

Wakil Ketua MPR RI (2002-2004), menggantikan Matori Abdul jalil sampai

akhir masa hayatnya.

22 Lihat Endang Turmudi, Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan, (Yogyakarta: PT LKiS

Pelangi Aksara, 2004), hlm 32. 23 Endang Turmudi, Op.Cit, hlm. 34

Page 22: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

9

Selain aktifitas politik, kegiatan sosial-keagamaan lain seperti

melayani pengajian di luar kota, baik untuk peringatan hari besar Islam

maupun acara keluarga (pernikahan atau sunatan), sepanjang badannya sehat

dan tidak berbenturan dengan jadwal lain akan dipenuhi. Mbah Cholil jarang

sekali menginap di luar rumah meskipun pengajian di luar kota. Sebisa

mungkin pulang ke rumah, sehingga mengaji Tafsir al-Jalalain24 setelah subuh

bagi santri-santri pondok tetap bisa dilakukan.25

Mbah Cholil juga aktif menuliskan gagasannya lewat media massa

lokal maupun nasional. Peristiwa sosial, politik, budaya atau keagamaan

menjadi obyek tulisannya yang kaya nuansa. Tulisan-tulisan Mbah Cholil

sangat khas, kaya istilah-istilah pesantren dan analisis yang tajam. Gagasan

dan pikirannya tersebar di banyak media, seperti Jawa Pos, Suara Merdeka,

Surya, Kompas, Tempo dan lain-lain.26

Yang tidak kalah menarik adalah ulasannya mengenai sepak bola.

Boleh disebut, ialah salah satu kiai yang hobi olahraga sepak bola, dimana

komentar dan prediksinya membuat kagum para pembaca. Khusus ulasan

sepak bola dunia seperti piala dunia dan Eropa sudah menjadi langganan

media masa nasional. Tulisannya diminta dan diperebutkan banyak media

karena kecemerlangannya dalam membuat analisis.

24 Tafsir al-Jalalain karya Jalaluddin as-Suyuthi dan Jalaluddin al-Mahalli merupakan

tafsir yang amat populer di seluruh pesantren di Indonesia sejak periode pertengahan sampai sekarang karena dianggap jauh lebih cocok, praktis, dan sistematis daripada kitab-kitab tafsir yang lain. Lihat Nashruddin Baidan, Perkembangan Tafsir al-Qur'an di Indonesia, (Jakarta: Tiga Serangkai, 2003), hlm. 53.

25 Bennadeeb, Op.Cit, hlm. 42-43. 26 Mohammad Cholil Bisri, Berdagang dengan Tuhan, (Bekasi: Al-Kautsar Prima

Indocamp, 2004), hlm. 11.

Page 23: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

10

Kemampuan menuangkan gagasan lewat media tulis diakui sangat

minim dikuasai oleh orang-orang pesantren. Mereka cenderung mengandalkan

komunikasi lisan. Padahal tradisi Islam dibangun lewat tulisan sehingga

sampai sekarang pengaruhya masih terasa dalam bentuk khazanah kitab

kuning yang ribuan jumlahnya. Salah satu kelemahan budaya pesantren adalah

tidak mengakarnya tradisi tulis,27 sehingga tokoh-tokoh pesantren yang

dianggap besar dan berpengaruh tidak memiliki catatan hidup yang

ditinggalkan untuk generasi penerusnya.

Seabrek kegiatan politik dan keagamaan dilakukan dengan senang hati

oleh Mbah Cholil tanpa memperdulikan kesehatannya. Sampai-sampai

peringatan dini kanker hati tak sedikitpun dirasakannya. Begitu jatuh sakit,

mbah Cholil dinyatakan menderita kanker hati stadium lanjut dan dokter tak

sanggup menanganinya. Mbah Cholil meninggal pada hari Selasa 24 Agustus

2004.

Sebenarnya Mbah Cholil adalah sosok multidimensi. Dengan

kemampuan yang diwarisi dari abah Mbah Cholil, KH Bisri Mustofa, baik

sebagai ulama, politisi, orator ulung, penulis dan penerjemah, komentator

sepak bola dan lain-lain yang belum penulis kenal. Sosok yang mencurahkan

perhatian utamanya pada aksi politik, berjuang mengerahkan massa untuk

mendukung dirinya, serta memobilisasi pikiran, perasaan dan organisasi untuk

menentang pemerintahan yang tidak sejalan dengan ajaran Allah. Namun pada

27 Ulil Abshar Abdalla, ”Pesantren dan Budaya Tulis” dalam Membakar Rumah Tuhan:

Agama Privat dan Publik, cet II, (Bandung: Rosda, 2000), hlm. 131-137.

Page 24: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

11

saat yang sama, ia melupakan banyak pekerjaan bermanfaat dan penting,

seperti kerja pikiran, pendidikan, maupun sosial.

Dari sini dapat dibaca bahwa Mbah Cholil sosok yang unik, kiai,

politisi dan penulis produktif. Kombinasi unik yang tidak banyak dimiliki oleh

kiai pesantren yang berpendidikan murni pesantren. Inilah pentingnya sosok

Mbah Cholil ditulis dan diabadikan untuk memberikan spirit bagi generasi

pesantren agar kelebihanya dapat ditiru dan diteladani. Mbah Cholil adalah

tokoh politik nasional dan kiai pesantren yang sayang bila sejarah, sepak

terjang dan pemikirannya dibiarkan begitu saja tanpa usaha sisitematis untuk

menuliskannya.

Untuk itu penulis tertarik meneliti dan mengkaji permasalahan

tersebut. Akhirnya, untuk memperoleh gambaran yang jelas, maka penulis

tuangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul DAKWAH KH M CHOLIL

BISRI DALAM BIDANG POLITIK.

B. Rumusan Masalah

Untuk membuat permasalahan menjadi lebih spesifik dan sesuai

dengan titik tekan kajian, maka harus ada rumusan masalah yang benar-benar

fokus. Ini dimaksudkan agar pembahasan dalam karya tulis ini, tidak melebar

dari apa yang dikehendaki. Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas,

rumusan masalah yang akan dikaji;

Bagaimanakah dakwah dalam bidang politik KH. M. Cholil Bisri?

Page 25: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

12

C. Tujuan Penulisan Skripsi

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui dakwah KH. M. Cholil Bisri dalam bidang Politik.

Adapun manfaat teoritik dan praktis yang diharapkan dari penelitian

ini adalah:

1. Secara teoritik, dapat:

a. Menambah khazanah ilmu pengetahuan di bidang ilmu dakwah

khususnya kajian rijal al-dakwah (tokoh dakwah) khususnya dakwah

melalui bidang politik.

b. Di samping memberikan kontribusi terhadap aplikasi dakwah

Islamiyah sesuai dengan missi Islam Rahmatan lil ‘alamin.

2. Secara praktis dalam penelitian ini adalah sebagai masukan dan bahan

pertimbangan bagi para da’i dalam melakukan proses dakwah khususnya

dakwah melalui media politik.

D. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang

hubungan pembahasan yang akan penulis teliti dengan peneliti sebelumnya.

Dalam Tinjauan pustaka, peneliti mengambil beberapa hasil penelitian yang

ada relevansinya dengan penelitian ini, diantaranya adalah :

Skripsi Suyati, dengan judul “Strategi Dakwah Dalam Pengembangan

Sumber Daya Pesantren (Studi Kasus di Pondok Pesantren Roudlotut

Tholibin Rembang)” (Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 2010). Penelitian ini

Page 26: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

13

bertujuan untuk mengetahui strategi dakwah dalam pengembangan sumber

daya pesantren, implementasi strategi dakwah dalam pengembangan sumber

daya pesantren dan faktor pendukung dan penghambat penerapan strategi

dakwah dalam pengembangan sumber daya pesantren Roudlotut Tholibin

Rembang.

Dalam penelitian ini disebutkan bahwa salah satu strategi dakwah di

Pesantren Roudlotut Tholibin melalui pengajian Tafsir untuk masyarakat.

Implementasi strategi dakwah tersebut dalam pengembangan sumber daya

pesantren Roudlotut Tholibin di lakukan mulai dari tahap pendirian sampai

pada partisipasinya dalam membantu masyarakat. Strategi dakwah yang

dilakukan pesantren Roudlotut Tholibin Rembang tersebut merupakan

dakwah bil hal. Dakwah ini lebih menitikberatkan pada aksi riil melalui

kegiatan sosial kemasyarakatan.

Skripsi dengan judul Metode Dakwah Kartosuwiryo dalam

Pembentukan Darul Islam, karya Arbangatun Muchayaroh (Fakultas Dakwah

IAIN Walisongo, 2000). Fokus penelitian ini adalah pada pemikiran dakwah

Kartosuwiryo dan metode yang di pakainya.

Skripsi Sidik Wibowo Akhmad dengan judul Kajian Metode Dakwah

KH. Zainuddin MZ (Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 1998). Penelitian ini

merupakan studi terhadap tokoh yang berusaha untuk mengetahui metode

dakwahnya.

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode Library

Research, yaitu mengumpulkan data yang bersumber dari buku maupun karya

Page 27: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

14

tulis ilmiah lainnya, atau penelitian yang bersifat kepustakaan. Untuk

menganalisis data peneliti memakai metode indeksikalitas analisys, yaitu

keterkaitan makna kata, perilaku dan lainya pada konteksnya. Proses

analisisnya dilakukan secara sistimatis mengarah kepada pemberian

sumbangan teori, karena ada relevansi teoritik dan berdasarkan pada diskripsi

yang di manifestasikan. Sehingga akan dapat ditemukan deskripsi lengkap

tentang metode KH. Zainuddin MZ dalam mengembangkan dakwah Islam.

Analisisnya dalam penelitian ini, yaitu metode content analisys analisis isi

serta metode deduktif-induktif.

Skripsi Ahmad Hariyadi dengan judul Kiprah Dakwah KH. Bisri

Mustofa Dalam Politik (Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 2007). Penelitian

ini berusaha mendeskripsikan kiprah dakwah KH. Bisri Mustofa dalam

politik. Selain itu peneliti juga berusaha mendeskripsikan kelebihan dan

kekurangan dakwah KH. Bisri Mustofa.

Dalam analisis data peneliti menggunakan metode analisis taksonomi,

yaitu analisis yang tidak hanya berupa penjelajahan umum, melainkan analisis

yang memusatkan perhatian pada domain tertentu yang sangat berguna untuk

menggambarkan fenomena atau masalah yang menjadi sasaran studi.

Hasil dari penelitian ini adalah dengan politik KH Bisri Mustofa bisa

berdakwah langsung kepada masyarakat dengan kebijakan-kebijakan yang KH

Bisri Mustofa terapkan. Terbukti dengan kiprah KH Bisri Mustofa di kenal

sebagai ahli orator dan ahli dakwah. Sehingga dari politik juga KH Bisri

Mustofa bisa meyebarkan Amar Ma’ruf nahi mungkar.

Page 28: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

15

Tetapi kelemahan dalam penelitan ini adalah lebih banyak menyoroti

tentang aktifitas dakwah sebagai mubaligh terkemuka pada zamannya dan

sebagai pengajar para santri, juga aktifitas ia yang dikenal luas sebagai penulis

bebas yang produktif di bidang penerjemahan dan penulis kitab (agama) dan

tafsir serta kemampuan mengaktualisasikan keilmuan yang dikuasainya.

Dalam penelitian penulis terdapat pandangan saksi hidup terhadap

Mbah Cholil yang akan melengkapi kajian sejarah dan riwayat hidupnya.

Testamen tentang kepribadian, kekurangan atau kelebihan Mbah Cholil oleh

para kolega dan teman seperjuangan sangat penting diketahui untuk

meminimalisir subyektifitas. Tokoh-tokoh yang akan memberi kesaksian

dipilih secara acak, terutama teman-teman dekatnya yang masih hidup. Mbah

Cholil dikenal memiliki hubungan yang cukup luas dengan banyak kalangan,

baik politisi, budayawan, pengusaha dan lain-lain. Pandangan tentang Mbah

Cholil dari perspektif mereka akan memberi bobot tersendiri dalam penelitian

ini.

Untuk mengembangkan penelitian yang sudah ada dan untuk

menemukan pemaknaan baru maka dipandang penting untuk dilakukan

penelitian yang berbeda dengan peneliti terdahulu. Dalam hal ini peneliti ingin

memfokuskan mengenahi Dakwah KH. M. Cholil Bisri Dalam Bidang Politik.

Page 29: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

16

E. Kerangka Teoritik

1. Dakwah

Berdakwah dengan segala bentuknya adalah wajib hukumnya bagi

setiap manusia. Dakwah antara lain berupa amar ma’ruf, nahi munkar,

berjihad memberi nasehat dan sebagainya. Kurang tepat apabila ada

asumsi bahwa berdakwah itu seolah-olah menjadi kewajiban para ulama’,

Kiai, mubaligh, ustadz saja. Sedangkan di luar golongan itu tidak ada

kewajiban untuk melaksanakan tugas berdakwah Islamiyah tersebut.

Dakwah sebagai kewajiban setiap muslim yang telah banyak

dijelaskan dalam Al-Qur’an dan diperjelas di dalam hadits. Dalam Al-

Qur’an di antaranya terdapat pada Surat Al-Imran ayat 104:

Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar28; merekalah orang-orang yang beruntung.29

Perintah untuk amar ma’ruf nahi munkar, juga terdapat dalam

hadits Nabi yaitu:

)البخارى رواه (ولوایة عنى بلغوا Artinya: “Sampaikanlah dariku walau satu ayat” (H.R. Bukhori)30

28 Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan munkar

ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya. 29 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahan. 30 Dikutip dari Totok Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Radar Jaya, 1987), hlm.

33.

Page 30: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

17

Dakwah pada dasarnya adalah aktivitas muslim dalam

menyebarkan ajaran Allah SWT di muka bumi ini, setiap muslim yang

Mukallaf berkewajiban melaksanakan tugas dakwah sesuai dengan kadar

kemampuannya. Dalam proses dakwah antara da’i dengan sasaran dakwah

tidak harus selalu bertatap muka, terlebih dalam dunia sekarang yang

mengalami proses perkembangan dan perubahan yang pesat. Dalam

bahasa teologis, Agama bermaksud membimbing dan mengarahkan

manusia untuk mendapatkan jawaban yang memuaskan atas pertanyaan

hakiki manusia.31

Sejalan dengan perkembangan zaman, agama diposisikan sebagai

tempat bertanya dan mencari keterangan serta mencari jawaban dari

pertanyaan kehidupannya. Kelanjutan agama ini tidak akan terjadi, apabila

tidak ada aktivitas dakwah sebagai media penyampaian ajaran agama

tersebut. Berangkat dari pemahaman ini, dakwah dapat dirumuskan

sebagai upaya atau perjuangan untuk menyampaikan ajaran agama yang

benar kepada umat manusia dengan cara simpatik, adil, jujur, tabah, dan

terbuka, serta menghidupkan jiwa mereka dengan janji-janji Allah tentang

kehidupan yang membahagiakan, serta menggerakkan hati mereka dengan

ancaman-ancaman Allah terhadap segala perbuatan tercela melalui

nasihat-nasihat dan peringatan-peringatan.32

31Achmad Charis Zubair, Dari Kematian ke Epistemologi Dakwah, (Yogyakarta:

Philosophy Press, 2001), Hlm. 12. 32 Awwaludin Pimay, Paradigma Dakwah Humanis; Strategi dan Dakwah Prof. KH.

Saifuddin Zuhri, (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 25.

Page 31: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

18

Dalam kondisi yang selalu mengalami perubahan dan

perkembangan, proses menyampaikan dakwah dapat dilakukan dengan

melalui seni budaya, tulisan, lukisan atau perbuatan. Segala sesuatu yang

dapat mempermudah pesan kepada sasaran dakwah dapat digolongkan

sebagai media dakwah. Dengan demikian, maka melalui pembentukan

pendapat umum, media menempa dan membentuk kekuatan-kekuatan

sosial politik secara teratur dan sistematis.33

2. Politik

Politik dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah siyâsah, artinya:

mengurusi urusan, melarang, memerintah (Kamus al-Muhîth, dalam kata

kunci sâsa). Nabi saw. menggunakan istilah politik (siyâsah) dalam salah

satu hadisnya:

ال نبي بعدي وإنھكانت بنو إسرائیل تسوسھم األنبیاء كلما ھلك نبي خلفھ نبي

وسیكون خلفاء فیكثرونArtinya: Bani Israil itu diurusi urusannya oleh para nabi (tasûsu hum al-anbiyâ’). Ketika seorang nabi wafat, nabi yang lain datang menggantinya. Tidak ada nabi setelahku, namun akan ada banyak khalifah. (HR Muslim).

Jadi, politik artinya adalah mengurusi urusan umat. Berkecimpung

dalam dunia politik berarti memperhatikan kondisi kaum Muslim dengan

cara menghilangkan kezaliman penguasa dan melenyapkan kejahatan

kaum kafir atas mereka. Politik Islam berarti mengurusi urusan masyarakat

33 Astrid S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Bina Cipta, 1977),

hlm. 21.

Page 32: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

19

melalui kekuasaan, melarang dan memerintah, dengan landasan

hukum/syariah Islam.34

Secara umum dapat dikatakan bahwa politik tidak lain adalah

merupakan segala kegiatan manusia yang berkaitan dengan masalah

kekuasaan, bagaimana mencari massa, bagaimana mempertahankannya,

bagaimana menjalankan dan menggunakannya serta untuk mencari politik

dakwah. Dalam pengertian sehari-hari, politik juga berhubungan dengan

cara dan proses pengelolaan pemerintahan suatu Negara.35

Politik cenderung berpecah dan memecah, dakwah merangkul dan

mempersatukan. Dalam perspektif Al-Qur’an, politik seharusnya menjadi

filosofi dakwah sebagai acuan, tetapi alangkah sulitnya, termasuk realitas

yang sering kita tonton dalam kelakuan partai-partai yang mengaku

berdasarkan Islam. Mereka sikut-menyikut, perang ayat, masing-masing

ingin “memaksa” Tuhan untuk berpihak kepada kepentingan jangka

pendeknya, berupa posisi politik dan ekonomi. Perbedaan fundamental

antara kelakuan politik mereka rajin ke masjid dan sebagainya, kalau jubah

dakwah ingin mengubah.

Menurut Saifudin Zuhri, politik sebenarnya memiliki tujuan yang

positif, antara lain: Pertama, menata masyarakat dengan landasan akhaq

al-karimah. Kedua, menggugah mereka dengan hikmah yang mulia.

Ketiga, mempersatukan mereka dengan sikap persaudaraan dan kasih

sayang. Keempat, menegakkan keadilan, kesejahteraan dan tolong

34 MR Kurnia, Al-Jamaah, Tafarruq dan Ikhtilaf, (Bogor: Al Azhar Press, 2002), hlm. 33-38.

35 Amien Rais, Cakrawala Islam, (Jakarta: Mizan, 1987), hlm. 27.

Page 33: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

20

menolong. Kelima, menegakkan kepemimpinan yang mengabdi kepada

kepentingan ummat, mencintai dan dicintai umat. Keenam, menata

masyarakat dengan hukum yang tidak berat sebelah. Ketujuh, menegakkan

martabat manusia yang mulia dalam rangka membina perdamaian dan

kemajuan yang bermanfaat.36

Karena itu, kegiatan politik harus memiliki sumber rujukan yang

jelas kepada Allah SWT. Politik adalah salah satu kebutuhan manusia, dan

segala kebutuhan manusia telah ditentukan pola dan normanya dalam

Islam. Di dalam suasana tata aturan yang sempurna yang melahirkan

prinsip-prinsip yang tinggi dianut oleh masyarakat kesatuan dan persatuan

berkembang dengan baik, timbulnya teori-teori politik.

Politik harus berjalan di atas landasan moralitas dan mengindahkan

etika politik. Cara berpolitik yang melanggar akhlak mulia akan

menimbulkan benih-benih nafsu, atau mengakibatkan kontra. Oleh karena

itu, partai politik yang mengetengahkan sikapnya dan memperdengarkan

suaranya berarti telah menjalankan tugasnya untuk mendidik rakyat dalam

politik dan menumbuhkan kehidupan demokrasi yang sehat.37 Jika itu

semua dilakukan dengan niat baik, maka ia termasuk Ibadah. Sebagaimana

dijelaskan oleh Allah dalam surat Al-Maidah ayat 8:

36 Di kutip dari bukunya Awaluddin Pimay, Op.Cit, hlm. 183. 37 Ibid, hlm. 185

Page 34: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

21

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”38

Dalam pandangan Islam, politik hanyalah salah satu medium untuk

mencapai tujuan dakwah. Islam adalah agama yang sangat menjunjung

tinggi nilai-nilai moral, mengingat aktivitas dakwah yang sedemikian luas,

maka aktivitas juru dakwah tidaklah sama antara satu dengan yang lain.

Hal itu mencakup subyek, obyek, materi, sarana tau media, strategi dan

menajemen dakwah yang berbeda-beda.

F. Metode Penelitian

Fokus penelitian ini adalah melacak dan menelusuri biografi,

perjuangan dan pemikiran Mbah Cholil. Pertama-tama yang akan diteliti

adalah sejarah pribadi Mbah Cholil, meliputi masa kecil, masa pertumbuhan

hingga akhir hayatnya. Tidak kalah penting adalah mengetahui riwayat

pendidikan, kegemaran, dan kepribadiannya. Tokoh yang dilahirkan sebelum

kemerdekaan ini, sejak kecil dalam keadaan sulit, baik secara ekonomi, sosial

maupun politik. Namun, ia berhasil keluar dari kesulitan itu dan mampu

38 Depag RI, Op. Cit. hlm. 108.

Page 35: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

22

memperoleh sejarah kehidupannya yang apik dan membanggakan bagi

keluarga dan juga komunitasnya.

Selanjutnya akan ditelusuri aktifitas sosial dan politik Mbah Cholil

mulai dari tingkat bawah sampai karir puncak. Selain mengurusi pesantren,

Mbah Cholil hanya pernah aktif di ormas NU dan banomnya, seperti GP.

Ansor mulai dari tingkat bawah. Ketika NU menjadi partai politik tahun 1955,

Mbah Cholil juga aktif mengikuti kegiatan kepartaian atas bimbingan

ayahnya.

Untuk melihat secara utuh sosok Mbah Cholil, kajian terhadap gagasan

dan pikirannya mutlak dilakukan, baik pemikiran di bidang keagamaan, sosial

maupun politik. Gagasan dan pikiran yang dipublikasikan di media massa

cukup signifikan menggambarkan siapa sebenarnya tokoh ini. Sebab, kendala

bahasa lisan yang sopan terkadang tak mampu menampilkan satu pemikiran

genuine yang utuh. Karena sifatnya yang tertulis dan berproses melalui

kontemplasi, menjadikan data-data ini sangat penting ditilik dan dikaji.

Selain itu, perlu juga diketahui cakrawala intelektualnya yang

mencakup tidak hanya kerangka konseptual dan metodologinya, tetapi juga

harus dari latar belakang hidupnya, Iebenswelt-nya (lingkungan sehari-hari),

weltanschaung-nya (pandangan hidup), zeitgeist-nya (jiwa zaman) dan seluruh

pengalaman hidupnya.

Pandangan saksi hidup terhadap Mbah Cholil akan melengkapi kajian

sejarah dan riwayat hidupnya. Testamen tentang kepribadian, kekurangan atau

kelebihan Mbah Cholil oleh para kolega dan teman seperjuangan sangat

Page 36: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

23

penting diketahui untuk meminimalisir subyektifitas. Tokoh-tokoh yang akan

memberi kesaksian dipilih secara acak, terutama teman-teman dekatnya yang

masih hidup. Mbah Cholil dikenal memiliki hubungan yang cukup luas

dengan banyak kalangan, baik politisi, budayawan, pengusaha dan lain-lain.

Pandangan tentang Mbah Cholil dari perspektif mereka akan memberi bobot

tersendiri dalam penelitian ini.39

Penelitian ini merupakan penelitian biografi dan pemikiran yang

bertalian dengan tokoh atau aktor sejarah. Biasanya yang ditulis adalah hal-

hal penting dan tindakan yang bermakna lainnya. Penyebutan tokoh dan

ketokohan mengacu kepada konsep-konsep antropologis tentang significant

other. Dalam perspektif antropolog Koentjaraningrat,40 significant other

masuk ke dalam wilayah pembahasan spesifik culture and personality, yakni

kompleksitas penelitian yang menjadikan alam pikiran individu manusia

dalam masyarakat sebagai obyek. Perspektif semacam ini bertolak dari

beberapa asumsi dasar.

Pertama, tak mungkin lagi diberlakukan generalisasi saat menyimak

watak sebuah bangsa yang hanya dilandaskan pada studi-studi etnografi.

Asumsi dasarnya adalah terdapat kecenderungan tertentu dalam diri individu

perorangan untuk memberontak atau melakukan perlawanan terhadap

tatanan sosial yang menjadi wadah bagi sebuah etnografi.

Kedua, sejak dekade 1200-an muncul kesadaran baru di kalangan

antropolog tentang pentingnya unsur individu dalam perkembangan

39 Arikunto, Op.Cit, hlm. 100. 40 Koentjaraningrat, Teori Antropologi, (Jakarta: UI-Press, 1987), hlm. 31.

Page 37: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

24

masyarakat dan kebudayaan. Sebab pada derajat tertentu individu-individu

dalam masyarakat memiliki kemampuan mencetuskan dan menggerakkan

perubahan.

Ketiga, semakin besarnya kecenderungan untuk melakukan kajian

terhadap problem psikologi dalam perubahan-perubahan besar

kemasyarakatan justru mempertegas pentingnya telaah terhadap kehidupan

individu dalam masyarakat.

Keempat, pembicaraan tentang significant other juga pada akhirnya

terkait dengan kebudayaan sebagi kompleksitas besar berisikan kumpulan

dan akumulasi pikiran serta tindakan individu-individu perorangan dalam

masyarakat.41 Makna tokoh dan ketokohan di sini berpijak pada visi dan

kesadaran obyek kajian tentang keagamaan, sosial maupun politik.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif42 yaitu

penulisan yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan status fenomena

secara sistematik dan rasional (logika)43 yang terdapat pada Dakwah KH. M.

Cholil Bisri dalam bidang politik. Pendekatan yang dipakai adalah

pendekatan antropologis yaitu untuk memberikan kajian tentang Dakwah

KH. M. Cholil Bisri dalam bidang politik.

41 Lihat Koentjaraningrat, Metode Antropologi, (Jakarta: Penerbitan Universitas, 1958), hlm. 164-165.

42 Adalah penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik, bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya, atau sebagaimana aslinya (natural setting), dengan tidak dirubah dalam bentuk simbol-simbol atau bilangan. Penelitian kualitatif ini tidak bekerja menggunakan data dalam bentuk atau diolah dengan rumusan dan tidak ditafsirkan / diinterpretasikan sesuai ketentuan statistik / matematik. Hadawi dan Mimi Martin, Penelitian Terapan, (Yogyakarta: Gajahmada University Press, 1996), hlm. 174.

43 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hlm 245

Page 38: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

25

1. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.44

Menurut sumbernya data penelitian digolongkan sebagai data primer dan

data sekunder.

a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian

dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data

langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Sedangkan

menurut Subagyo sumber data primer adalah data yang diperoleh secara

langsung.45 Sebagai studi awal dan minimnya sumber data tertulis,

wawancara mendalam dengan keluarga dan teman-teman dekatnya

merupakan metode yang tepat untuk mengetahui perjalanan dan kisah

hidup Mbah Cholil. Dokumentasi tulisan-tulisan yang pernah

dipublikasikan di media massa akan digunakan untuk membedah

pikiran dan gagasan Mbah Cholil, baik keagamaan, sosial maupun

politik sebagai sumber primer. Untuk melengkapinya, dilakukan

wawancara dengan pihak-pihak yang berkompeten. Terutama keluarga,

kolega dan juga para santri. Sumber data penelitian ini adalah

serangkaian wawancara mendalam kepada pihak-pihak yang mengerti

betul kehidupan Mbah Cholil. Sepanjang tersedia data tertulis seperti

buku harian, pokok-pokok pikiran baik yang sudah dipublikasikan

maupun belum akan diposisikan sebagai sumber primer.

44 Arikunto, Op.Cit, hlm. 102. 45 P Joko Subagyo, Metodologi penelitian Dalam Teori Dan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1991), hlm. 87.

Page 39: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

26

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak

langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitiannya, biasanya

berwujud dokumentasi.46 Menurut P. Joko Subagyo, data sekunder

yaitu data yang berasal dari bahan kepustakaan.47 Dalam penelitian ini

data sekunder diperoleh dari buku-buku, majalah, jurnal, literatur serta

karya-karya yang sesuai dengan judul penulisan.

2. Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penulisan ini,

penulis menggunakan metode, yaitu:

a. Metode Wawancara (Interview).

Interview atau wawancara adalah suatu proses tanya jawab

yang mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang

satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan dengan telinga

sendiri suaranya 48. Dengan metode interview terbuka penulis dapat

memperoleh informasi mengenai perjalanan hidup Mbah Cholil dari

KH. A. Mustofa Bisri, KH. Khazim Mabrur, KH. Makin Shoimuri,

KH. Yahya Cholil Tsaquf, Gus Tutut, KH. Syarofuddin Ismail Al-

Qoyyimas dan Masruhan Samsuri (tokoh PPP).

Dalam hal ini penulis menggunakan jenis wawancara terbuka,

karena jenis penelitian adalah penelitian kualitatif. Dengan cara

46 Azwar Saifudin, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), Hlm 91. 47 P Joko Subagyo, Op. Cit, hlm. 88. 48 Hadi Sutrisno, Metodologi Research (Jilid I), (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2000),

hlm 192

Page 40: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

27

wawancara terbuka maka informan dapat mengetahui bahwa mereka

sedang di wawancarai dan mengetahui pula apa maksud wawancara

itu.49

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data yang berupa data

sekunder, atau data yang dikumpulkan oleh orang lain berupa catatan

peristiwa masa lalu.50 Bentuk dokumen berupa catatan, transkip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.51

Data dokumentasi ini digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh

oleh wawancara. Metode dokumentasi ini penulis gunakan untuk

memperoleh data tentang perjalanan hidup Mbah Cholil. Peneliti

mencoba dengan cara mengumpulkan secara sistematis dan kemudian

dianalisis sebagai penunjang data sebelumnya.

3. Teknik Analisis Data

Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini pada dasarnya

merupakan proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam

kategori dan satuan uaraian dasar sehingga dapat ditemukan pola, tema

49 Imam Suprayogo, Tobroni, Metodologi penelitian Sosial-Agama, (Bandung: Remaja

Rosdakarya. 2001), hlm. 175 , 50 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2004), hlm. 195. 51 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), hlm 206

Page 41: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

28

yang dapat dirumuskan sebagai hipotesa kerja.52 Jadi yang pertama kali

dilakukan dalam analisa data ini adalah pengorganisasian data dalam

bentuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode dan

mengkategorikannya. Tujuan pengorganisasian dan pengolahan data

tersebut adalah untuk menemukan tema dan hipotesa kerja yang akhirnya

diangkat menjadi teori.53

Dalam menganalisa data, langkah selanjutnya yang harus

dilakukan adalah dengan menganalisis data. Analisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah diskriptif dengan pendekatan hermeneutika

sosial (social herneneutics), yakni interpretasi terhadap pribadi manusia

beserta tindakan-tindakannya. Metode penelitian ini bersifat kualitatif serta

menyerupai sorotan terhadap life story tokoh yang dimaksud.

G. Sistematika Penulisan

Dalam rangka menguraikan pembahasan diatas, maka penulis

berusaha menyusun kerangka penelitian secara sistematis agar mudah

dipahami. Penulisan skripsi diawali dengan bagian yang memuat : Halaman

Judul, Nota Pembimbing, Pengesahan, Motto, Persembahan, Pernyataan, Kata

Pengantar dan Daftar isi. Secara umum gambaran sistematikanya adalah

sebagai berikut:

52 Anas Saidi, Makalah-makalah Metodologi Penelitian, (makalah tidak diterbitkan), hlm 43.

53 Ibid

Page 42: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

29

Bab I : Pendahuluan

Berisi aspek-aspek utama penelitian yang meliputi: latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan skripsi, telaah

pustaka, Metode penulisan skripsi ,sistematika penulisan skripsi.

Bab II : Ruang lingkup dakwah dan politik. Meliputi: pengertian dakwah,

hukum dakwah, unsur-unsur dakwah, tujuan dakwah, dakwah

melalui media politik, politik dan ruang lingkupnya, politik sebagai

media dakwah, dakwah politik masa Nabi Muhammad SAW.

Bab III : Memuat sejarah kehidupan Mbah Cholil. Meliputi: kelahiran dan

pertumbuhan, masa pendidikan, masa pernikahan atau keluarga,

pemikiran Mbah Cholil, aktivitas politik Mbah Cholil dimulai

masa pemilu 1971, pemilu 1977, pemilu 1982, pemilu 1992, kyai

yang membidani kelahiran PKB, menjadi wakil MPR RI, dakwah

dan pemikiran Mbah Cholil di bidang politik.

Bab IV : Analisis materi dakwah Mbah Cholil dalam bidang politik,

analisis media dakwah Mbah Cholil dalam bidang politik, analisis

metode dakwah Mbah Cholil dalam bidang politik, analisis

kepribadian Mbah Cholil, analisis dakwah Mbah Cholil dalam

bidang politik.

Bab V : Merupakan akhir dari pembahasan skripsi ini yang meliputi

kesimpulan, saran-saran dan penutup.

Page 43: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

30

BAB II

RUANG LINGKUP DAKWAH DAN POLITIK

A. Ruang Lingkup Dakwah Islamiyah

1. Pengertian Dakwah

Ditinjau dari segi etimologi da’i berasal berasal dari bahasa

Arab,54 yaitu da’a, yad’u, da’watan. Jadi kata da’wah merupakan masdar

dari kata da’a dengan arti ajakan, seruan, panggilan, undangan.

Menurut para ulama Basrah, dasar pengambilan dakwah itu

adalah dari masdar da’watan yang artinya penggilan. Sedangkan para

Ulama Kufah berpendapat, perkataan dakwah itu diambil dari akar “da’an”

yang artinya telah memanggil.55

Dalam surat Al-Baqarah ayat 186:

Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran..56

54 Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penterjemah Al-Qur’an),

hlm. 127. 55 Nazaeudin, Publistik dan Dakwah, (Jakarta: Erlangga, 1974), hlm. 87. 56 Depag RI, Op. Cit, hlm. 28.

Page 44: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

31

Orang yang memanggil, mengajak atau menyeru melaksanakan

dakwah dinamakan “da’i”. Jika yang menyeru atau da’inya terdiri dari

beberapa orang (banyak) disebut, “du’ah”.57 Ayat trsebut secara jelas

menunjukkan bahwa kata dakwah memiliki dua pengertian yang berbeda.

Pertama, dakwah sebagai seruan, ajakan, dan panggilan menuju surga, dan

kedua, dakwah sebagai seruan, ajakan, dan panggilan menuju neraka.

Karena itu, kata da’iyah atau da’i (orang yang mengajak) juga

mengandung dua pengertian: pertama, da’iyah atau da’i diartikan sebagai

orang yang mengajak pada petunjuk. Kedua, da’iyah atau da’i diartikan

sebagai orang yang mengajak pada kesesatan.58

Arti kata dakwah seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an Surat

An-Nahl ayat 125 :

.

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.59

Dalam Surat Yunus: 25

57 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), hlm.

18. 58 Awaludin Pimay, Paradigma Dakwah Humanis (Strategi dan Metode Dakwah Prof.

KH. Saifuddin Zuhri, (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 15. 59 Tim Penulis Depag RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahnya, (Bandung: CV.

Diponegoro, 2004), hlm. 224.

Page 45: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

32

Artinya: “Dan Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus”.60

Jadi dakwah menurut bahasa (etimologi) memiliki arti: ajakan,

seruan, panggilan, do’a kepada Allah SWT. Akan tetapi kecenderungan

banyak orang memakai kata dakwah untuk maksud ajakan, seruan,

panggilan.

Sedangkan arti dakwah menurut istilah (terminologi), juga

terdapat banyak keanekaragaman. Para ahli ilmu mendefinisikan dakwah

bermacam-macam pendapat, antara lain:

1. Menurut Drs. Hamzah Ya’qub dalam bukunya “Publistik Islam” memberikan pengertian dakwah Islam adalah mengajak umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasulnya.61

2. Abu Bakar Zakaria mendefinisikan dakwah adalah bekerjanya para

ulama dan orang-orang yang mempunyai pengetahuan dalam agama, mengajar orang banyak dari orang-orang umum, sesuatu yang membutuhkan mata mereka kepada urusan-urusan agama mereka menurut kemampuan.62

3. Drs. H. M. Arifin M. Ed, mendefinisikan dakwah sebagai suatu

kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individu maupun secara kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama sebagai massage yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan.63

60 Ibid, hlm. 211. 61 Drs. Hamzah Ja’cub, Publistik Islam dan Dakwah, (Bandung: CV. Diponegoro, 1973),

hlm. 27. 62 A. Hasjmy dkk, Pengantar Ilmu Dakwah, (Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi

Agama IAIN Jami’ah Ar-Raniry Darussalam, 1984/1985), hlm. 2. 63 Drs. H. M. Arifin M.Ed, Psikologi Da’wah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: Bulan

Bintang, 1977), hlm. 17.

Page 46: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

33

4. Amrullah Achmad mengartikan dakwah Islam sebagai aktualisasi

Imani, teologi yang dimanifestasi dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilakukan secara teratur untuk mengetahui cara merasa, berfikir dan bertindak dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu.64

5. A. Hasimy dalam bukunya Dustur Da’wah Menurut Al-Qur’an

mengatakan dakwah adalah mengajak orang lain untuk meyakini dan mengamalkan aqidah dan syariat Islam yang lebih dulu telah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah sendiri.65

6. Menurut Dzikron Abdullah, Dakwah adalah semua usaha untuk

menyebarluaskan Islam dan merealisir ajaranya di tengah masyarakat dan kehidupannya, agar mereka memeluk Islam dan mengamalkannya.66

7. Dr. Ahmad Syafi’i Ma’arif mengartikan dakwah Islam merupakan

suatu usaha atau kerja bagaimana berdakwah itu dapat menggarami kehidupan umat manusia dengan nilai-nilai Iman, Islam dan Takwa demi kebahagiaan kita di masa kini dan masa nanti.67

Dari beberapa definisi di atas berbeda redaksinya, tetapi setiap

redaksinya memiliki tiga unsur pengertian dasar (pokok) adalah :

1. Dakwah adalah proses penyampaian agama Islam oleh seseorang

kepada orang lain.

2. Dakwah adalah proses penyampaian ajaran Islam, yang berupa amar

ma’ruf nahi munkar (ajaran lepada kebaikan dan mencegah

kemungkaran).

64 Amrullah Achmad (ed), Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: PLP2M,

1985), hlm. 2. 65 A. Hasimy, Dustur Da’wah Menurut Al-Qur’an, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), hlm.

28. 66 Dzikron Abdullah, Metode Da’wah, (Semarang: Fakultas Dakwah IAIN Walisongo,

1982), hlm. 7. 67 Dr. Ahmad Safi’i Ma’arif, Membumikan Al-Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1995), hlm. 101.

Page 47: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

34

3. Usaha tersebut dilakukan secara sadar dengan tujuan terbentuknya

statu individu atau masyarakat yang taat dan mengamalkan

sepenuhnya ajaran Islam.68

Dari beberapa definisi, penulis menyimpulkan bahwa dakwah

adalah segala sesuatu yang dilakukan dengan wujud sikap, ucapan, atau

perbuatan yang mengandung ajakan atau seruan baik langsung atau tak

langsung ditujukan pada perorangan atau masyarakat agar mengetahui,

mengimani dan mengamalkan ajaran Islam dalam segala segi kehidupan,

dilakukan oleh orang islam baik individual atau jama’ah secara bijaksana.

Dapat ditegaskan, dengan merujuk pada tiga unsur di atas

dakwah adalah segala bentuk aktivitas penyampaian ajaran Islam kepada

orang lain dengan berbagai cara dan sarana yang bijaksana untuk

terciptanya individu dan masyarakat yang menghayati dan mengamalkan

ajaran Islam dalam semua segi kehidupan.

2. Dasar Hukum Dakwah

Berdakwah dengan segala bentuknya adalah wajib

hukumnya bagi setiap manusia. Dakwah antara lain berupa amar ma’ruf,

nahi munkar, berjihad memberi nasehat dan sebagainya. Kurang tepat

apabila ada asumsi bahwasanya dakwah itu seolah-olah menjadi kewajiban

para ulama’ kiai, mubaligh, ustadz saja. Sedangkan diluar golongan itu

tidak ada kewajiban untuk melaksanakan tugas berdakwah Islamiyah

tersebut.

68 Moh. Ali Aziz, Op. Cit, hlm. 10.

Page 48: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

35

Dakwah sebagai kewajiban setiap muslim yang telah banyak

dijelaskan dalam Al-Qur’an dan diperjelas di dalam hadits. Dalam Al-

Qur’an di antaranya terdapat pada Surat Al-Imran ayat 104:

Artinya: “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyeru (berbuat) yang ma’ruf, dan mencegah dari mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang berat”.69

Dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125, Allah juga

memerintahkan manusia untuk melakukan dakwah yaitu dengan mengajak

umat ke jalan Allah dengan cara yang bijaksana, nasehat yang baik serta

berdebat dengan cara yang baik pula.70 Perintah untuk amar ma’ruf nahi

munkar, juga terdapat dalam hadits Nabi yaitu:

)البخارى رواه (ولوایة عنى بلغوا Artinya: “Sampaikanlah dariku walau satu ayat” (H.R. Bukhori)71

Dan juga hadits:

رأمنكم من: وسلم علیھ اهللا صلى اهللا رسول قال: الق عنھ اهللا رضي ریرةھ ابي عن

أضعف ودلك فبقلبھ، یستطع لم فإن فبلسانھ، یستطع لم فإن بیده، فلیغیره منكرا

)مسلم رواه (ناإلیما

Artinya: ”Dari Abu Hurairoh RA berkata: Rasulullah bersabda: barang siapa diantara kamu melihat kemungkaran maka hendaklah dia mengubah

69 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahan. 70 Asmuni Syukir, Op. Cit, hlm. 19. 71 Imam al-Bukhari, Shaheh Bukhari, Darul Fikr, Istambul. ND.

Page 49: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

36

dengan tangannya, apabila tidak kuasa maka dengan lidahnya, apabila tidak kuasa maka dengan menggunakan hatinya, yang demikian itu selemah-lemahnya iman. (HR. Muslim).72

Selemah-lemahnya keadaan seseorang, setidaknya ia masih

memiliki kewajiban menolak kemungkaran dengan hatinya, kalau ia masih

ingin dianggap Allah SWT, sebagai orang yang masih memiliki iman.

Maka penolakan kemungkaran dengan hati merupakan benteng

penghabisan tempat berdiri. Berdasarkan hadits diatas mengisyaratkan

bahwa berdakwah melalui profesi yang dimiliki seorang muslim atau da’i

juga cara terbaik dalam mencapai tujuan dakwah.

3. Fungsi Dakwah

Nabi Muhammad SAW diutus untuk menyempurnakan

kehidupan manusia, agama Islam memiliki ide dan missi untuk

kesejahteraan ummat manusia di dunia dan akhirat. Oleh sebab itu,

dakwah merupakan aktivitas yang memiliki peran strategis. Ajaran Islam

dapat dipelajari, dihayati dan diamalkan oleh manusia, sebaliknya tanpa

adanya aktivitas dakwah terputuslah siklus penyebaran nilai-nilai Islam.

Ajaran Islam menghendaki terciptanya individu yang mantap

dalam aqidah, Ibadan maupun akhlaknya, sehingga dari situ diharapkan

lahir masyarakat yang ideal berada di bawah naungan Allah SWT. Di

sinilah dakwah diperlukan untuk membina mental dan spiritual manusia

agar sesuai dengan ajaran Allah SWT. Seperti yang disampaikan oleh

72 Imam Muslim, Shaheh Muslim, Maktabah Masyhad al-Husainy, Qahira.

Page 50: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

37

Rasulullah SAW. Dari uraian diatas, dapat disebutkan fungsi dakwah

adalah:

a. Dakwah berfungsi untuk menyebarkan Islam kepada manusia

sebagaimana individu dan masyarakat sehingga mereka merasakan

Islam benar-benar sebagai rahmatan lil ‘alamin bagi seluruh makhluk

Allah. Firman Allah QS. Al-Anbiya: 108:

Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah: "Bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan yang Esa. Maka hendaklah kamu berserah diri (kepada-Nya)".

b. Dakwah berfungsi untuk melestarikan nilai-nilai Islam dari generasi ke

generasi kaum muslimin berikutnya sehingga kelangsungan ajaran

Islam beserta pemeluknya dari generasi ke generasi tidak terputus.

c. Dakwah berfungsi Korektif, artinya meluruskan akhlak yang Bangkok,

menceah kemungkaran dan mengeluarkan manusia dari kegelapan

rohani.73

4. Tujuan Dakwah

Dakwah merupakan suatu rangkaian kegiatan atau proses,

dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Tujuan ini dimaksud untuk

memberi arah atau pedoman bagi gerak langkah kegiatan dakwah. Sebab

tanpa tujuan yang jelas seluruh aktivitas akan sis-sia (tidak ada artinya).

73 Moh. Ali Aziz, Op.Cit, hlm. 60.

Page 51: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

38

Dengan demikian, tujuan dakwah sebagai bagian seluruh

aktivitas dakwah. Bahkan lebih dari itu tujuan dakwah sangat

menentukan dan berpengaruh terhadap penggunaan metode dan media

dakwah, sasaran dakwah sekaligus strategi dakwah.74 Dalam hadits yang

dipertegaskan yaitu:

ورسولھ اهللا الى ھجرتھ كانت فمن. مانوى امرئ لكل وانما بالنیات، عمال اال انما

فھجرتھ ینكحھا امرأة او یصیبھا لدنیا ھجرتھ كانت ومن ورسولھ، اهللا الى فھجرتھ

)ومسلم بخار رواه (ھجرالیھ ما الىArtinya: “Sesungguhnya segala pekerjaan dengan niat, dan bahwasanya bagi setiap urusan (perkara) tergantung dengan apa yang diniatinya. Maka barang siapa yang berhijrah menuju keridhaan Allah dan RasulNya, maka hijrahnya karena Allah dan RasulNya, dan barang siapa yang berhijrah karena dunia (harta atau kemenangan dunia) atau karena wanita yang dikawininya, maka hijrahnya itu ke arah tujuan”.75

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti memiliki tujuan yang

hendak dicapai. Secara umum dan secara khusus tujuan dakwah dapat

dirumuskan dalam tiga bentuk:

A. Secara umum tujuan dakwah adalah sebagai betikut:

1. Membangun masyarakat Islam, sebagimana para Rasul yang

memulai dakwahnya di kalangan masyarakat jahiliyah, para

Rasul mengajak manusia memeluk agama Allah, menyampaikan

wahyu kepada kaumnya, dan memperingatkan mereka dari syirik

kepada Allah SWT.

74 Asmuni Syukir, Op. Cit, hlm. 40 75 Lihat Hadits Arbain An-Nawawiyah, Terjemahan, Cet. IV, (Surabaya: Media Insani

Press, 2003), hlm. 10.

Page 52: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

39

2. Dakwah dengan melakukan perbaikan pada masyarakat Islam

yang terkena ”musibah” berupa penyimpangan dan nampak di

dalamnya kemungkaran-kemungkaran, serta diabaikannya

kewajiban-kewajiban oleh masyarakat.

3. Memelihara keberlangsungan dakwah di kalangan masyarakat

yang telah berpegang pada kebenaran, yaitu dengan pengajaran

secara terus-menerus, tadziri (pengingatan), tazkiyah (penyucian

jiwa), dan ta’lim (pendidikan).76

B. Secara khusus tujuan dakwah adalah sebagai berikut:

1. Menganjurkan dan menunjukkan perintah-perintah Allah. Perintah

Allah secara garis besar dapatlah dibilang ada dua yakni Islam

dan Iman.

2. Menunjukkan larangan-larangan Allah. Larangan ini meliputi

larangan-larangan yang bersifat perbuatan (amaliah), perkataan

(Qauliyah.

3. Menunjukkan keuntungan-keuntungan bagi kaum yang mau

bertaqwa kepada Allah.

4. Menunjukkan ancaman yang ingkar kepadanya.77

5. Unsur-Unsur Dakwah

Yang dimaksud dengan unsur-unsur dakwah adalah komponen-

komponen yang selalu ada dalam setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur

tersebut adalah da’i (pelaku dakwah), mad’u (mitra dakwah), maddah

76 Jum’ah Amin Abdul Aziz. 77 Asmuni Syukir, Op. Cit, hlm. 55-56.

Page 53: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

40

dakwah (materi dakwah), wasilah dakwah (media dakwah), thariqoh

dakwah (metode dakwah), dan atsar (efek dakwah).

1. Da’i (Pelaku Dakwah)

Yaitu orang yang melakukan dakwah baik dengan lisan,

tulisan, ataupun perbuatan, baik secara individu, kelompok atau

berbentuk lembaga (organisasi). Kewajiban dakwah (Amar Ma’ruf Nahi

Munkar) berlaku atas setiap muslim yang mukallaf (yang telah berlaku

hukum-hukum agama atas dirinya) dan memiliki kemampuan.78

Kata da’i ini secara umum sering disebut dengan sebutan

mubaligh (orang yang menyempurnakan ajaran Islam) Namur

sebenarnya debutan ini konotasinya sangat sempit karena masyarakat

umum cenderung mengartikan sebagai orang yang menyampaikan ajaran

Islam melalui lisan seperti penceramah agama, khatib (orang yang

berkhutbah), dan sebagainya.

2. Mad’u (Mitra Dakwah)

Yaitu, manusia yang menjadi sasaran dakwah atau penerima

pesan dakwah, baik individu maupun kelompok, baik manusia yang

beragama Islam maupun tidak; atau dengan kata lain manusia secara

keseluruhan. Sesuai dengan firman Allah Surat Saba’ ayat 28:

78 Al-Ghajal, Amar Ma’ruf Nahi Munkar, Op. Cit, hlm. 35.

Page 54: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

41

Artinya: “Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui”.

Kepada manusia yang belum beragama Islam, dakwah

bertujuan untuk mengajak mereka mengikuti agama Islam; sedangkan

lepada orang-orang yang telah beragama Islam dakwah bertujuan

meningkatkan kualitas Iman, Islam, dan Ihsan.

Mereka yang menerima dakwah ini lebih tepat disebut mitra

dakwah daripada debutan objek dakwah, sebab sebutan yang kedua lebih

mencerminkan kepasifan penerima dakwah; padahal sebenarnya dakwah

hádala statu tindakan menjadikan orang lain sebagai kawan berpikir

tentang keimanan, syari’ah, dan akhlak kemudian untuk diupayakan

dihayati dan diamalkan bersama-sama.79

3. Maddah Dakwah (Materi Dakwah)

Yaitu masalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’i

kepada mad’u dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi maddah

dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri, yang secara umum meliputi

aqidah, akhlaq, dan syariah. Secara garis besarnya dapat dikelompokkan

sebagai berikut:

1. Aqidah, yang meliputi: a. Iman kepada Allah, b. Iman kepada Malaikat

Allah, c. Iman kepada Kitab-kitab Allah, d. Iman kepada Rasul-rasul

Allah, e. Iman kepada Hari Akhir, f. Iman kepada Qadha dan Qadhar

2. Syariah, meliputi:

79 Moh. Ali Aziz, Op. Cit, hlm. 90.

Page 55: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

42

a. Ibadah (dalam arti khusus); 1. Thaharah, 2. Sholat, 3. Zakat, 4.

Puasa (shaum), 5. Haji

b. Muamalah (dalam arti yang luas) meliputi;

1. Al-Qununul Khas (hukum perdata); a. Muamalah (hukum niaga),

b. Muamalah (hukum nikah), c. Muamalah (hukum waris)

2. Al-Qununul ‘am (hukum Publio); a. Jinayah (hukum pidana), b.

Khilafah (hukum negara), c. Jihad (hukum perang dan damai)

3. Akhlak, meliputi:

a. Akhlak terhadap Khaliq

b. Akhlaq terhadap makhluk, yang meliputi;

- Akhlak terhadap manusia: 1) Diri sendiri, 2) Tetangga, 3)

Masyarakat lainya

- Akhlak terhadap selain manusia: 1) Flora, 2) Fauna, dan lain

sebagainya.80

4. Wasilah Dakwah (Media Dakwah)

Yaitu alat yang digunakan untuk menyampaikan materi

dakwah, yang dapat berupa lisan, tulisan, lukisan audiovisual ataupun

akhlak. Untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umat, dakwah dapat

menggunakan berbagai wasilah. Menurut Hamzah Ya’qub membagi

wasilah dakwah menjadi lima macam. Yaitu lisan, tulisan, lukisan, audio

visual, dan akhlak.

80 Moh. Ali Aziz, Op. Cit, hlm. 94-95.

Page 56: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

43

1. Lisan, yaitu wasilah dakwah yang paling sederhana yang

menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan wasilah ini dapat

berbentuk pidato, ceramah, kuliah, penyuluhan, dan sebagainya.

2. Tulisan, buku majalah, surat kabar, surat menyurat (korespondensi)

spanduk, dan sebagainya.

3. Lukisan, gambar, karikatur, dan sebagainya.

4. Audio Visual, yaitu alat dakwah yang merangsang indra pendengaran

atau penglihatan dan kedua-duanya, televisi, film, internet, dan

sebagainya.

5. Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran

Islam dapat dinikmati serta didengarkan oleh mad’u.

Dari segi media penyampaian pesan, media dakwah di bagi

menjadi tiga golongan. Pertama, The Spoken Words, yaitu media dakwah

yang berbentuk ucapan atau alat yang dapat ditangkap dengan indra

telingan. Kedua, The Printed Words, yaitu media dakwah yang berupa

tulisan, gambar, lukisan dan media lain yang dapat diterima dengan indra

penglihatan. Ketiga, The Audio Visual, yaitu media dakwah yang

berbentuk gambar hidup yang dapat didengar sekaligus dapat dilihat

seperti televisi, film, video, dan sebagainya.81

5. Thariqah Dakwah (Metode Dakwah)

Adalah metode yang digunakan dalam berdakwah. Yaitu

dengan jalan atau cara dipakai da’i untuk menyampaikan ajaran Islam

81 Ibid, hlm. 121

Page 57: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

44

(materi dakwah).82 Setiap unsur dakwah antara yang satu dengan yang

lanilla selalu memiliki kaitan yang erat, sehingga metode dakwah

merupakan kalanjutan dari media dakwah. Secara garis besar dalam Al-

Qur’an surat An-Nahl ayat 125, telah dijelaskan metode dakwah adalah

hikmah, mauidhotil hazaña, mujadalah.83

Menurut Sayyid Qutub berpendapat, bahwa hikmah adalah

meliat situasi dan kondisi obyek dakwah serta tingkat kecerdasan

penerima dakwah. Memperhatikan kadar materi dakwah yang

disampaikan kepada mereka, sehingga mereka tidak merasa terbebani

terhadap perintah agama (materi dakwah) tersebut, karena belum siap

mental untuk menerimanya. Memperhatikan metode penyampaian

dakwah dengan bermacam-macam metode yang mengunggah perasaan,

tidak memancing kemarahan, penolakan, kecemburuan dan terkesan

berlebih-lebihan, sehingga tidak mengandung hikmah di dalamnya.

Sedangkan mau’izhah al-hasanah (dengan pelajaran yang baik)

dipahami oleh banyak pakar penulis kajian ilmu dakwah pada statu sudut

pemahaman, yaitu kemampuan juru dakwah dalam memilih materi

dakwah itu sendiri. Al-Baidlawy mengatakan bahwa mau’izhah al-

hasanah adalah perkataan yang menyejukkan dan perumpamaan. Salah

satu perwujudan dari dakwah al-hikmah dan diterapkan mau’izhah al-

hasanah itu memiliki hubungan yang sangat erat. Juru dakwah yang

82 Ibid 83 Awaludin Pimay, Op. Cit, hlm. 56

Page 58: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

45

berperilaku baik akan selalu diamati, dihormati dan disegani serta

dijadikan comtoh yang terpuji bagi masyarakat.

Manurut Sayyid Quthub, dakwah bi al-mujadalah ni al-laty

hiya ahsan adalah dakwah yang tidak mengandung unsur pertikaian,

kelicikan dan kejelekan, sehingga mendatangkan ketenangan dan

kelegaan bagi juru dakwah. Dengan demikian, mujadalah tidak

dilakukan oleh orang-orang yang berada dari golongan awam atau

orang-orang yang berada di antara golongan cerdik, pandai, terpelajar,

dan memiliki wawasan yang luas, karena dalam kehidupan seharí-

harinya mereka telah terbiasa berpikir kritis dan rasional.84

6. Atsar (Efek Dakwah)

Setiap aksi dakwah pasti akan menimbulkan reaksi. Demikian

jika dakwah telah dilakukan oleh seorang da’i dengan materi dakwah,

wasilah, thariqah tertentu maka akan timbal respons dan efek (atsar)

pada mad’u. Atsar itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Arab yang

berarti bekasan, sisa, atau tanda. Istilah ini selanjutnya digunakan untuk

menunjukkan statu ucapan atau perbuatan yang berasal dari sahabat atau

tabi’in yang pada perkembangan selanjutnya dianggap sebagai hadits,

karena memiliki ciri-ciri sebagai hadits.85

Atsar (efek) sering disebut dengan feed back (umpan balik) dari

proses dakwah ini sering kali dilupakan atau tidak banyak menjadi

perhatian para da’i. kebanyakan mereka menganggap bahwa setelah

84 Ibid, hlm. 69. 85 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), hlm.

363.

Page 59: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

46

dakwah disampaikan maka selesailah dakwah. Padahal, atsar sangat

besar artinya dalam penentuan langkah-langkah dakwah berikutnya.

Tanpa menganalisis atsar dakwah maka kemungkinan kesalahan strategi

yang sangat merugikan pencapaian tujuan dakwah akan terulang

kembali. Sebaliknya, dengan menganalisis atsar dakwah secara cermat

dan tepat maka kesalahan strategis dakwah akan segera diketahui untuk

diadakan penyempurnaan pada langkah-langkah berikutnya, demikian

juga strategi dakwah termasuk di dalam penentuan unsur-unsur dakwah

yang dianggap baik dapat ditingkatkan.86

B. Politik Dan Ruang Lingkupnya

1. Pengertian Politik

Politik berasal dari kata polis yaitu negara kota Yunani. Jadi

secara etimologi atau secara harfiyah berbicara tentang politik hádala

berbicara tentang negara. Ada beberapa unsur-unsurnya, yaitu:

1. Suatu wilayah tertentu yang mempunyai batas-batas tertentu yang

telah diterapkan dan disepakati oleh pihak-pihak yang

berkepentingan.

2. Adanya penduduk atau rakyat yang mendiami wilayah tertentu itu

secara constan dan bertambah dengan pengertian tidak berpindah-

pindah meninggalkan wilayah yang lain.

3. Adanya suatu pemerintahan yang mengatur rakyat dan wilayahnya,

serta mampu mempertahankan rakyat dan wilayahnya itu.

86 Moh. Ali Aziz, Op. Cit, hlm. 138.

Page 60: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

47

4. Adanya kekuasaan di dalam negara itu mampu mengatur hubungan ke

dalam dan ke luar.

5. Adanya pengakuan dari dunia internacional bahwa negara itu telah

mampu mengatur hubungan dengan negara-negara lain serta mampu

mengurus negaranya sendiri.87

Secara garis besar, politik adalah berkenaan dengan kekuasaan

pengaruh, kewenangan pengaturan, dan ketaatan atau ketertiban.88

Menurut Roger F Soltau; mengatakan ilmu politik hádala mempelajari

negara, tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga yang akan

melaksanakan tujuan-tujuan itu, hubungan antar negara dengan warga

negaranya serta dengan negara-negara dalam melakukan tugas-

tugasnya.89

Politik seperti yang dikemukakan oleh Denis F. Thompson

(1978) berada pada dunia kekuasaan. Politik sebagai alat untuk mengejar

kekuasaan sering perlu mengunakan komunikasi yang “keras” untuk

mempengaruhi opini atau sikap masyarakat.90 Proses komunikasi politik

memang tak jarang memakai jarum suntik (hypodermic leedle model)

oleh para elit politik lepada masyarakat “awam” tujuannya, agar opini

public cepat berubah sesuai dengan para elit politik.91

87 Winardi, Pengantar Ilmu Politik, (Jakarta: Mandar Maju, 1994), hlm. 4. 88 Teuku May Rudy, Pengantar Ilmu Politik, Wawasan Pemikiran dan Kegunaanya,

(Bandung: PT. Eresco, 1993), hlm. 7. 89 Cheppy Hari Cahyono, Ilmu Politik dan Perspektifnya, (Yogyakarta: Tiara Wacana,

1991), hlm. 8. 90 A. Muis, Komunikasi Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 117. 91 Ibid, hlm. 119.

Page 61: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

48

Apabila ditinjau dari segi kenyataan dan dibandingkan dengan

usuran-ukuran politik pada masa modern ini dapat kita katakan bahwa,

tata aturan itu merupakan tata aturan politik. Karena hakikat Islam

meliputi segi-segi kebendaan (maddiyah) dan segi kejiwaan (ruhiah) dan

dia mencakup segala amal insani dalam kehidupan duniawiyah dan

ukhrawiyah.92

2. Hubungan Antara Agama dan Politik

Agama adalah suatu sistem tata keyakinan (kredo) atas adanya

Yang Maha Mutlak di luar manusia atau sistem tata peribadatan (ritual)

manusia kepada Yang Maha Mutlak serta suatu sistem tata kaidah

(norma-etika) yang mengatur hubungan manusia dengan sesama

manusia dan dengan alam lainnya sesuai dngan tata keimanan dan tata

peribadatan.93

Dilihat dari pentingnya agama bagi manusia Surbakti

menyatakan bahwa ada dua konsep mendasar agama bagi kehidupan

manusia, yaitu agama dalam arti what religion does dan what is religion.

Pengertian pertama mengacu pada apa fungsi agama bagi kehidupan

manusia sementara pengertian yang kedua mengacu pada apa makna

agama bagi manusia.94

Perbincangan seputar hubungan agama dengan negara, adalah

sebuah wacana klasik. Akan tetapi, meski telah menjadi sunjek diskusi

92 Tengku Muhammad Hasbi Ash Shiddiqi, Islam dan Politik Bernegara, (Semarang: PT.

Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm. 5. 93 Lihat Endang Saifudin Anshari, Kuliah Al-Islam, (Jakarta: Rajawali, 1992), hlm. 33. 94 Lihat Donald Eugene Smith, Agama dan Modernisasi Politik: Suatu Kajian Analitis,

(Jakarta: Rajawali Press, 1985), hlm. 187-188.

Page 62: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

49

selama berabad-abad, persoalan tersebut tidak terjawab secara tuntas.

Dan di era yang semakin kompleks saat ini, diskusi tentang hubungan

antara keduanya semakin hangat dan marak diperbincangkan bersamaan

dengan isu terorisme yang di hubungkan dengan agama tertentu. Sebab

pada dasarnya agama sebagai sistem kepercayaan memang memiliki

hubungan dengan aspek politik. Dalam realitasnya, semua pemeluk

agama meyakini bahwa agama memberikan kerangka makna dan cara

pandang bagi individu ataupun masyarakat, termasuk di dalamnya aspek

politik.

Berkaitan dengan keberadaan dua institusi tersebut,

Kuntowijoyo menyatakan bahwa agama dan negara adalah dua satuan

sejarah yang berbeda hakikatnya. Agama adalah kabar gembira dan

peringatan (basira wa nadzira) sedangkan negara adalah kekuatan

pemaksa (coercion). Agama mempunyai khatib, juru dakwah, dan ulama

sedangkan negara mempunyai birokrasi pengadilan, dan tentara. Agama

dapat memengaruhi jalannya sejarah melalui kesadaran bersama,

sementara negara mempunyai pengaruh sejarah dengan keputusan,

kekuasaan, dan perang. Agama adalah kekuatan dari dalam sementara

negara adalah kekuatan dari luar.95

Mengenai hubungan antara agama dan negara dalam konteks

religio-politik, Smith mengajukan dua model sistem yaitu model organik

dan model gereja. Model organik adalah konsep tentang penggabungan

95 Lihat Kuntowijoyo, Identitas Politik Umat Islam, (Bandung: Mizan, 1997), hlm. 191-

192.

Page 63: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

50

fungsi-fungsi keagamaan dan politik yang dilakukan oleh struktur yang

tunggal. Penguasa menjalankan kekuasaan duniawi dan spiritual

keagamaan sekaligus, dan fungsi utamanya adalah menegakkan tata-

sosial yang bersifat keutuhan sesuai dengan hukum dan tradisi agama

yang sakral. Adapun yang termasuk dalam model ini adalah agama Islam

dan Hindu. Sedangkan model gereja di tandai dengan ikatan yang erat

antara dua lembaga yang berbeda satu sama lain yaitu pemerintah dan

institusi keagamaan. Akan tetapi, yang satu dengan yang lain dapat

saling bertukar fungsi secara ekstensif di bidang politik dan keagamaan.

Secar empirik, kedua lembaga tersebut terpisah sehingga hubungan

keduanya dapat menggunakan tiga bentuk, yaitu: (1) gereja di atas

pemerintah, (2) pemerintah di atas gereja, dan (3) dengan keseimbangan

kekuasaan antara keduanya. Yang termasuk dalam model ini adalah

agama Katolik dan agama Budha.

Selanjutnya, perlu dikemukakan di sini bahwa politik adalah

bermacam-macam aktivitas dalam suatu sistem negara yang berkaitan

dengan proses menentukan dan melaksanakan tujuan-tujuan dari sistem

tersebut. secara lebih rinci, Surbakti menjelaskan bahwa politik adalah

interaksi antara pemerintah dan masyarakat, dalam rangka proses

pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan

bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.

Berdasarkan definisi ini, ia menyimpulkan bahwa terdapat empat aspek

dalam politik, yaitu perilaku politik, pemerintah dan masyarakat,

Page 64: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

51

keputusan untuk kebaikan bersama (public good), dan konflik,

konsensus, dan perubahan.96

Dalam konteks keindonesiaan, menurut Adnan, hubungan

agama dan negara dapat dibagi menjadi tiga kategori. Pertama,

kelompok akomodatif. Kelompok ini dipelopori oleh Nurcholis Madjid.

Nurcholis berpandangan bahwa kehidupan spiritual diatur oleh agama

dan kehidupan duniawi diatur oleh logika duniawi. Pemikiran ini seolah

mengandung elemen ”sekularistik”, yaitu adanya upaya memisahkan

antara agama dengan dunia, meskipun yang sebenarnya hanyalah

pembedaan wilayah: ada wilayah yang semata-mata duniawi.97

Pemikiran seperti ini dapat mengalihkan perhatian masyarakat dari

“Islam politik” ke “Islam kultural”. Sebagai akibatnya, Islam lebih

berwatak liberalis dan humanis yang menawarkan kebebasan dan

kemanusiaan bagi penganutnya, daripada watak politis yang

menakutkan, utamanya bagi penyelenggara negara.98

Di kalangan Nahdhatul Ulama (NU), pemikiran akomodatif

dapat dilihat pada diri Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang sukses

menarik gerbong UN ke khittah 1926 dan berhasil memisahkan NU dari

politik praktis. Dengan demikian, tidak ada lagi politik Islam dan juga

96 Lihat Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia, 1992), hlm. 11. 97 Lihat Nurcholis Madjid, Islam Keindonesiaan dan Kemoderan, (Jakarta: Paramadina,

1993). 98 Lihat Muhammad Kamal Hasan, Modernisasi Indonesia: Respons Cendekiawan

Muslim, (Surabaya: Bina Ilmu, 1987), hlm. 231-240.

Page 65: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

52

tidak ada lembaga politik Islam, atau dengan kata lain, ia menegaskan

pentingnya eksistensi lembaga politik Islam.99

Kedua, kelompok moderat, dengan tokoh Amien Rais,

Jalaluddin Ramat, dan Imaduddin Abdurrahim. Kelompok ini

berpendirian bahwa Islam tidak hanya dipahami sebagai agama, tetapi

juga sebagai ideologi. Islam adalah agama totalistik (kaffah) yang

mengatur segala aspek kehidupan masyarakat, termasuk di dalamnya

kehidupan sosial-politik.

Ketiga, kelompok idealis-radikal. Kelompok ini beranggapan

bahwa Islam berada di atas semua ideologi sehingga untuk

memperjuangkannya diperlukan cara-cara kekerasan dan sekaligus

menolak ideologi Pancasila sebagai satu-satunya asas bagi kehidupan

organisasi social kemasyarakatan dan bahwa agama harus menjadi

ideologi menggantikan Pancasila. Pandangan ini dapat dilihat pada visi

dan aksi Abdul Qadir Jaelani.100

C. Politik Sebagai Media Dakwah

Kata media berasal dari asal kata (etimologi), berasal dari

bahasa latin yaitu “Median”, yang berarti alat perantara. Sedangkan kata

media merupakan jama’ dari pada media tertentu. Dengan demikian

media dakwah yaitu segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat

99 Lihat Abdurrahman Wahid, ”Politik Sebagai Moral, Bukan Institusi”, dalam Majalah

Prisma, no.5, (1995). 100 Adnan, Op. Cit, hlm. 464-466.

Page 66: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

53

(perantara) untuk mencapai tujuan tertentu.101 Maka dalam hal ini media

dakwah mempunyai peranan atau kedudukan yang sama di banding

dengan komponen yang lain, seperti metode dakwah, obyek dakwah, dan

sebagainya.

Politik cenderung berpecah dan memecah, dakwah merangkul

dan mempersatukan. Dalam perspektif Al-Qur’an, politik seharusnya

menjadi filosofi dakwah sebagai acuan, tetapi alangkah sulitnya,

termasuk realitas yang sering kita tonton dalam kelakuan partai-partai

yang mengaku berdasarkan Islam. Mereka sikut-menyikut, perang ayat,

masing-masing ingin “memaksa” Tuhan untuk berpihak kepada

kepentingan jangka pendeknya, berupa posisi politik dan ekonomi.

Perbedaan fundamental antara kelakuan politik mereka rajin ke masjid

dan sebagainya, kalau jubah dakwah ingin mengubah.

Menurut Saifudin Zuhri, politik sebenarnya memiliki tujuan

yang positif, antara lain: Pertama, menata masyarakat dengan landasan

akhaq al-karimah. Kedua, menggugah mereka dengan hikmah yang

mulia. Ketiga, mempersatukan mereka dengan sikap persaudaraan dan

kasih sayang. Keempat, menegakkan keadilan, kesejahteraan dan tolong

menolong. Kelima, menegakkan kepemimpinan yang mengabdi kepada

kepentingan ummat, mencintai dan dicintai umat. Keenam, menata

masyarakat dengan hukum yang tidak berat sebelah. Ketujuh,

101 Asmuni Syukir, Op. Cit, hlm. 163.

Page 67: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

54

menegakkan martabat manusia yang mulia dalam rangka membina

perdamaian dan kemajuan yang bermanfaat.102

Karena itu, kegiatan politik harus memiliki sumber rujukan

yang jelas kepada Allah SWT. Politik adalah salah satu kebutuhan

manusia, dan segala kebutuhan manusia telah ditentukan pola dan

normanya dalam Islam. Di dalam suasana tata aturan yang sempurna

yang melahirkan prinsip-prinsip yang tinggi dianut oleh masyarakat

kesatuan dan persatuan berkembang dengan baik, timbulnya teori-teori

politik.

Akan tetapi dia mewujudkan faktor-faktor asasi yang

membangun daya tafkir untuk mewujudkan tafkir nazhary dan teori-teori

politik. Faktor-faktor yang terpenting adalah membangun tafkir nazhary

ada tiga macam, yaitu:

1. Tabiat dari tata aturan kemasyarakatan yang ditegakkan Rasulullah

SAW.

2. Mengakui prinsip kemerdekaan berfikir untuk setiap pribadi.

3. Menyerahkan urusan kemasyarakatan kepada umat sendiri dalam

hal-hal yang berubungan dengan rincian tata aturan dan cara-cara

pelaksanaannya serta membatasi sebagian sifat-sifat yang protokoler.

Politik harus berjalan di atas landasan moralitas dan

mengindahkan etika politik. Cara berpolitik yang melanggar akhlak

mulia akan menimbulkan benih-benih nafsu, atau mengakibatkan kontra.

102 Di kutip dari bukunya Awaluddin Pimay, Op.Cit, hlm. 183.

Page 68: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

55

Oleh karena itu, partai politik yang mengetengahkan sikapnya dan

memperdengarkan suaranya berarti telah menjalankan tugasnya untuk

mendidik rakyat dalam politik dan menumbuhkan kehidupan demokrasi

yang sehat.103 Jika itu semua dilakukan dengan niat, maka ia termasuk

Ibadah. Sebagimana dijelaskan oleh Allah dalam surat Al-Maidah ayat 8:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”104

Juga firman Allah SWT, sebagaimana Surat An-Nisa’ ayat 8:

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar Lagi Maha Melihat”.105

Dalam Islam, setiap muslim adalah juru dakwah yang

mengemban tugas untuk menjadi teladan moral di tengah masyarakat.

103 Ibid, hlm. 185 104 Depag RI, Op. Cit. hlm. 108. 105 Ibid, hlm. 78

Page 69: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

56

Dakwah akan efektif dan membuahkan hasil yang maksimal manakala

juru dakwah bisa mewujudkan satunya kata dengan tindakan, akan

membuat masyarakat enggan untuk mengikutinya.

Untuk itu, kata kuncinya dari keberhasilan dakwah adalah

keteladanan106 membicarakan keteladanan dakwah dengan perilaku elit

politik saat ini tampaknya menjadi suatu kajian, dalam teori dakwah, Dr.

Hamzah Ya’qub menyebutkan ada tiga cara menyampaikan dakwah di

tengah masyarakat. Pertama, dakwah lewat lisan yang dilakukan dengan

ceramah-ceramah. Kedua, dakwah lewat tulisan yang dengan keahlian

menulis di surat kabar, majalah, dan buku. Dan ketiga, dakwah bil hal

(perbuatan nyata) yang menuntut adanya keteladanan.

Umat Islam dibebani tanggung jawab kemanusiaan terhadap

seuruh umat manusia dan melindungi orang-orang yang beriman dari

bencana yang memaksa mereka untuk konvensi agama dengan kekuatan.

Kewajiban selanjutnya adalah mempertahankan kemerdekaan

berdakwah dan menghapuskan setiap kekuatan dzalim yang merintangi

umat manusia menerima dakwah Islam.107 Islam tersebut dimaksudkan

untuk menyelamatkan manusia dari kedzaliman dan angkara murka di

muka bumi.

Dalam mengemban misi dakwah menarik orang untuk

memeluk agama Islam, hendaknya dilakukan dengan lemah lembut dan

106 Hamdan Daulay, Dakwah di tengah persoalan budaya dan politik, (Yogyakarta: PT.

Kurnia Kalam Semesta, 2001), hlm. 79 107 Agus Wahyu Triatmo dkk, Dakwah Islam Antara Normatif dan Kontektual, (Fakultas

Dakwah IAIN Walisongo Semarang, 2001), hlm. 166.

Page 70: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

57

mau’idhah hasanah. Hal ini dilakukan untuk menetapkan kebebasan

berdakwah. Islam sama sekali tidak pernah memaksa seseorang, supaya

memeluknya, sepeti ditegaskan dalam firmanNya: ”Tiada paksaan dalam

agama; jalan yang benar telah jelas berbeda dari jalan yang sesat”.108

Keterkaitan para kiai dengan perkembangan bangsa dan negara

bisa dilacak sejak kedatangan Islam di Indonesia. sebagaimana di

kemukakan oleh Dhofier,109 sejak Islam menjadi agama resmi orang

Jawa para penguasa harus berkompetisi dengan pembawa panji-panji

Islam atau kiai dalam bentuk hierarki kekuasaan yang lebih rumit.

Sebab, para kiai yang sepanjang hidupnya memimpin aktivitas

kehidupan keagamaan masyarakat juga telah memeroleh pengaruh

politik. Dalam konteks yang sama, Moertono110 menyatakan bahwa

perebutan pengaruh antara penguasa dan para kiai biasanya selalu

dimenangkan oleh pihak penguasa. Akan tetapi, tarik-menarik pengaruh

tersebut tidak pernah padam dan tetap berlangsung sampai sekarang, dan

para kiai tetap memainkan peran politik yang sangat menentukan.

D. Dakwah Politik Masa Nabi Muhammad SAW

Dalam Sirah Nabawiyah tergambar dengan jelas bahwa dakwah

yang tidak ditopang dengan otoritas politik tidak dapat berjalan secara

efektif. Pada awal dakwah Islam di Makkah, Nabi Muhammad harus

menelan pil pahit kegagalan akibat perlakuan keras dari kafir Quraisy.

108 Ibid, hlm. 169. 109 Dzamakhsari Dhofier, Op. Cit, hlm. 58 110 Moertono, Op. Cit, hlm. 35

Page 71: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

58

Sedangkan pada masa sesudahnya, seiring diakuinya sebagai kepala

pemerintahan masyarakat Madinah, Nabi Muhammad menuai sukses

besar dalam waktu yang tidak terlalu lama. Inilah pelajaran berharga

bagi kaum formalistik jika ingin berhasil mendakwahkan Islam.

Dari situ dapat di lihat bahwa arus substantivistik yang lebih

menekankan tuntutan manifestasi substansial nilai-nilai Islam dalam

aktivitas politik, bukan sekedar manifestasinya yang formal, baik dalam

ide maupun kelembagaan. Bagi pendukung orientasi ini, yang lebih

penting adalah eksistensi instrinsik ajaran-ajaran Islam dalam arena

politik, dan untuk mendorong Islamisasi perlu dilakukan kulturalisasi,

yaitu penyiapan landasan budaya.

Ini memberikan alasan mendasar bagi kaum substantivis,

bahwa dalam perspektif sejarah, kulturalisasi telah memasuki persaingan

antara kekuatan-kekuatan budaya yang beragam, dan Islam hanya salah

satu di antaranya. Agar Islam memenangkan kompetisi ini, Islamisasi

harus mengambil bentuk kulturalisasi, bukan politisasi; gerakan-gerakan

Islam harus menjadi gerakan budaya dari pada gerakan politik.111

Belum cukup dua tahun hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad

mengumumkan satu piagam yang mengatur kehidupan dan hubungan

antara komunitas-komunitas yang majemuk di Madinah. Dengan

demikian, secara politis, Nabi Muhammad diakui sebagai pemimpin

negara oleh warga Madinah dan memiliki hak untuk membuat regulasi

111 Abu rohmad, Eksperimentasi Politik Dakwah Islam : Studi Analisis Strategi Dakwah

Partai Kebangkitan Bangsa, Makalah, Tidak Di Publikasikan.

Page 72: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

59

yang dapat mengatur kehidupan warganya. Dengan posisi ini sangat

menguntungkan dakwah Islam yang dilakukan Nabi.112

Pada waktu itu, Madinah tidak hanya dihuni oleh umat Islam,

atau komunitas yang menolong nabi yang dikenal dengan kaum Anshar,

bukan pula hanya dihuni oleh sahabat nabi yang berasal dari Makah

yang disebut kaum Muhajirin. Akan tetapi, Madinah juga dihuni oleh

golongan lain dan juga umat dari agama lain, seperti Yahudi, Nasrani,

dan bahkan mereka yang masih menyembah berhala (musyrikin), serta

mereka yang memiliki kepercayaan lainnya, seperti kaum penyembah

api (majusi). Mereka ini (penduduk Madinah disatukan oleh nabi bukan

dengan memakai sentiment agama. Akan tetapi, mereka disatukan

dengan sentimen kepemilikan bersama, yakni bagaimana

mempertahankan Madinah dari segenap ancaman yang datang dari luar,

baik berupa serangan atau ancaman apa pun.113

Piagam Madinah itu terdiri dari 47 pasal yang menandakan

berdirinya Negara yang pluralistik dan menunjukkan bahwa nabi tidak

mendirikan negara agama. Secara rinci, isi pokok piagam tersebut adalah

(1) mempersatukan seluruh umat Islam dari berbagai suku menjadi satu

ikatan, (2) menghidupkan semangat gotong royong, hidup

berdampingan, saling menjamin keselamatan di antara warga Madinah,

(3) menetapkan bahwa setiap warga masyarakat memiliki kewajiban

112 Lihat, Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran

(Jakarta: UIP, 1993), h. 9-16. 113 Ali Maschan Moesa, Nasionalisme Kiai: Konstruksi Sosial Berbasis Agama,

(Yogyakarta: LKiS, 2007),hlm. 241

Page 73: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

60

untuk memanggul senjata untuk melawan jika diserang orang luar

Madinah, dan (4) menjamin persamaan dan kebebasan bagi kaum

Yahudi, Nasrani, Musyrikin (penyembah berhala), dan kaum Majusi

(penyembah api), untuk mempertahankan kepercayaan dan

keimanannya.114

Dalam pembentukan Piagam Madinah, ternyata ada semangat

untuk tidak hanya melindungi umat Islam, tetapi juga menyelamatkan

Madinah sebagai tempat dimana umat Islam dan pemeluk agama lainnya

hidup secara ko-eksistensi. Semangat tersebut tampak dari adanya

keinginan untuk menjaga dan menyelamatkan Madinah dari berbagai

serangan orang luar, terutama kaum Quraisy Makah. Oleh karena itu,

realitas social yang mengemuka di dalam Piagam Madinah adalah

pengakuan adanya pluralitas di dalam kehidupan berbangsa dan

bermasyarakat, yakni adanya variasi agama, keyakinan, kabilah, dan

latar belakang kehidupan.115

Jelaslah bahwa tujuan Nabi Muhammad, sejak piagam

Madinah dan fase paling awal dakwahnya di Madinah, adalah untuk

mengubah komfederasi kesukuan menjadi sebuah masyarakat baru yang

di kendalikan oleh ajaranya tentang moral.116 Piagam Madinah tidak

sekedar menempatkan Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin agama,

tetapi juga pemimpin Negara.

114 Munawir Sadzali, Islam dan Tata Negara, (Jakarta: UI Press, 1995), hlm. 84. 115 Ali Maschan Moesa, Op. Cit, hlm. 243 116 Antoni Black, Pemikiran Politik Islam; Dari Masa Nabi Hingga Masa Kini,

Terjemahan, (Jakarta :PT Serambi Ilmu Semesta. 2001), hlm.37.

Page 74: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

61

BAB III

KEHIDUPAN KH. M. CHOLIL BISRI, PEMIKIRAN

DAN AKTIVITAS POLITIKNYA

A. Sejarah Kehidupan KH. M. Cholil Bisri

1. Kelahiran dan Pertumbuhan

KH. M. Cholil Bisri (Mbah Cholil) lahir pada tanggal 12 Agustus

1942 M bertepatan tanggal 27 Rajab 1263 H di Desa Kasingan Kecamatan

Rembang Jawa Tengah.117 Mbah Cholil adalah putra dari pasangan suami

istri KH. Bisri Mustofa dan Nyai Hj. Ma’rufah binti KH. Cholil Harun.118

Mbah Cholil adalah putra pertama dari delapan bersaudara, empat

putra dan empat putri, yaitu: M. Cholil Bisri (1942 M), A. Mustofa Bisri

(1943 M), M. Adib Bisri (1950 M), Faridah (1952 M), Najichah (1955 M),

Labib (1956 M), Nihayah (1958 M), Atikah (1964 M) dari pasangan KH.

Bisri Mustofa dan Nyai Hj. Ma’rufah. Selain itu KH. Bisri Mustofa juga

menikah lagi dengan seorang perempuan asal Tegal Jawa Tengah yang

117 Kabupaten Rembang terletak di ujung timur laut Propinsi Jawa Tengah dan dilalui

jalan Pantai Utara Jawa (Jalur Pantura), terletak pada garis koordinat 111000' - 111030' Bujur Timur dan 6030' - 706' Lintang Selatan. Laut Jawa terletak disebelah utaranya, secara umum kondisi tanahnya berdataran rendah dengan ketinggian wilayah maksimum kurang lebih 70 meter di atas permukaan air laut. Adapun batas- batasnya antara lain: Sebelah Utara: Laut Jawa, Sebelah Timur: Kabupaten Tuban Propinsi Jawa Timur, Sebelah Selatan: Kabupaten Blora, Sebelah Barat : Kabupaten Pati. Secara administratif Kabupaten Rembang memiliki 14 kecamatan, 287 desa, 7 kelurahan serta memiliki luas wilayah meliputi 101.408 ha. Sumber : Profil Daerah Kabupaten Rembang Tahun 2005, http://www.rembangkab.go.id/.

118 Lihat Beennadeeb, Para Pejuang Dari Rembang; Biografi KH. Bisri Mustofa dan KH. Cholil Bisri, (Mata Air Syndicate, Bhina Grafika, 2006), hlm. 36.

Page 75: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

62

bernama Umi Atiyah pada tahun 1967-an, dan di karuniai satu anak laki-

laki yang bernama Maemun.119

Ayah Mbah Cholil yaitu KH. Bisri Mustofa adalah anak dari H.

Zainal Mustofa atau Djaja Ratiban, yang kemudian terkenal dengan

sebutan Djojo Mustopo.120 Sebelum naik haji KH. Bisri Mustofa bernama

Mashadi.121 Ia ini adalah seorang kiai yang terkenal sesudah Mbah Cholil

Bangkalan, Kyai Termas dan Kyai Hasyim Asy’ari Tebuireng. Di samping

itu, menurut Gus Yahya ia juga seorang orator ulung, penulis produktif

dan politikus yang handal.122 Dari keluarga ibu (Nyai Hj. Ma’rufah) Mbah

Cholil merupakan cucu dari KH. Cholil Harun Pengasuh Pondok Kasingan

Rembang.123

Kelahiran Mbah Cholil terjadi di tengah pergolakan akibat

peralihan kekuasaan dari pihak penjajah Belanda ke pihak Jepang. Akibat

suhu di tanah air kian memanas seiring pendaratan tentara Jepang di

daerah-daerah pesisir, tak terkecuali pantai Rembang yang menyebabkan

pesantren Kasingan lengang akibat ditinggalkan para santrinya yang

memilih pulang ke rumah masing-masing. Begitupun KH. Bisri Mustofa

119 Ahmad Zaenal Huda, Mutiara Pesantren, Perjalanan Khidmah KH. Bisri Mustofa,

(Yogyakarta: LKIS. 2005), hlm. 22. 120 Ibid, hlm. 9. 121 M. Ustov Abi Sri, In Memoriam: KH. Bisri Mustofa, Risalah NU, PWNU Jateng,

1979, hlm. 2. 122 Wawancara KH. Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011 di kediamannya Jl. KH Bisri

Mustofa No. 1-3 Leteh Rembang. Gus Yahya merupakan putra pertama Mbah Cholil yang kemudian meneruskan perjuangan ia untuk mengasuh santri-santri di PP. Roudlotut Tholibin Rembang.

123 Ahmad Zaenal Huda, Op. Cit, hlm. 9.

Page 76: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

63

beserta keluarga lebih memilih mengungsi ke Sedan untuk menghindari

seandainya terjadi perang atau semacamnya.124

Kemudian Pada tahun 1948-1949, saat terjadi pemberontakan PKI

Madiun yang dipimpin oleh Muso, Amir Syarifuddin dan lain-lain, KH.

Bisri Mustofa sekeluarga mengungsi ke Pare Kediri selama lebih kurang

dua tahun untuk mencari perlindungan dari keganasan PKI karena ia

termasuk orang yang diincar oleh mereka (PKI). Di Pare inilah, KH. Bisri

menyekolahkan anaknya, Mbah Cholil, sedangkan Mbah Mus (KH A

Mustofa Bisri) karena belum cukup usia belum bisa masuk sekolah.125

Pada masa pengungsian itu, KH A. Mustofa Bisri menjelaskan

bahwa abahnya punya usaha kecil, membuat kertas daur ulang. Dari kertas

bekas koran diolah menjadi bubur, dibentuk dan dijemur menjadi kertas.

Kemudian dipotong untuk dibuat kertas buku-buku catatan kecil (notes)

lalu dijual.126 Mbah Cholil sendiri sering ikut menjualnya. Dari sini jiwa

wirausaha Mbah Cholil mulai terbangun. Setelah keadaan aman, beberapa

ulama Rembang datang ke Pare untuk menemuinya dan memohon

kepadanya supaya pulang ke Rembang.127

Dengan begitu, Cholil kecil mau tidak mau menghabiskan masa

kanak-kanaknya dengan mengikuti kedua orang tuanya mengungsi dari

124 Pengungsian dilakukan karena di pantai Rembang dijadikan tempat pendaratan tentara Jepang. Keluarga Bisri mengungsi ke Sedan, sebuah kota kecamatan yang menjadi bagian dari Kabupaten Rembang yang berada di sebelah selatan kota Rembang. Lihat Ahmad Zaenal Huda, Op. Cit, hlm. 26-27.

125 Seperti yang di ceritakan oleh KH. A Mustofa Bisri (Mbah Mus) di kediamannya bertepatan dengan khaul KH Bisri Mustofa dan KH M Cholil Bisri, 8 Maret 2011. Gus Mus adalah adik kandung Mbah Cholil yang merupakan putra kedua dari KH Bisri Mustofa.

126 Ahmad Zaenal Huda, Op. Cit, hlm. 33 127 Ulama-ulama Rembang itu yaitu: KH. Abubakar Pamotan, Abdul Wahab, dan

Mamrur. Lihat Ahmad Zaenal Huda, Op. Cit, hlm. 34.

Page 77: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

64

satu kota ke kota lainnya. Kepahitan hidup itulah yang mendorong Cholil

kecil mempunyai keinginan untuk menjadi orang kuat. Hal ini tidak

terlepas dari kesadaran Mbah Cholil saat itu bahwa untuk ber-amar ma’ruf

nahi munkar, seseorang perlu juga membekali diri dengan power.128

Lebih lanjut Mbah Mus (KH A Mustofa Bisri) menuturkan bahwa

Cholil kecil termasuk tipe anak yang supel bergaul dengan teman-teman

sebayanya. Teman baginya merupakan bagian dari hidup yang tak

terpisahkan. Oleh karena itu, jika salah satu temannya ada yang

bertengkar, ia tidak segan-segan turun tangan untuk mendamaikan

pertengkaran tersebut.129 Sebagaimana yang disampaikan oleh KH A

Mustofa Bisri di kediamannya:

“…Mbah Cholil kui mbiyen cilike grapyak karo koco-koncone, pokoke kabeh di kancani karo dekne, nek ono kancane seng tukaran mesti dekne seng bakal misah…”130

2. Masa Perkembangan KH. M. Cholil Bisri

Pada masa perkembangan ini penulis membaginya dalam dua sub

pasal, yaitu: masa pendidikan atau thalabul ilmi dan masa pernikahan atau

berkeluarga. Dalam masa pendidikan atau thalabul ilmi (menuntut ilmu)

akan penulis jelaskan tentang proses KH. M. Cholil Bisri dalam menuntut

ilmu di pesantren-pesantren yang menjadi bekal kehidupannya di masa

depan. Sedangkan pada masa pernikahan atau berkeluarga penulis

128 Ibid, hlm. 10. 129 Wawancara KH. A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011 .di kediamannya Jl. KH. Bisri

Mustofa No.1-3 Leteh Rembang. 130 Mbah Cholil itu dulu waktu kecil tipe anak yang supel bergaul dengan teman-

temannya, pokoknya semua orang di jadikan teman semua, jika ada temannya yang bertengkar pasti dia yang akan mendamaikan.

Page 78: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

65

menjelaskan kisah KH. M. Cholil Bisri dalam hal pernikahan dan

perjalanan keluarganya.

a. Masa Pendidikan atau Thalabul Ilmi

Cholil kecil memulai pendidikannya di Sekolah Rakyat 6

Kartioso.131 Setahun setelah itu, ketika keamanan sudah pulih, ia

kembali lagi ke Rembang. Ia meneruskan pendidikannya di SR

Sidowayah (setara dengan SD). Pagi ia sekolah di SR sedangkan

sorenya ia di Madrasah Diniyah Nawawiyah Tasik Agung Rembang.

Usai menamatkan SR pada tahun 1956, ia melanjutkan pendidikannya

ke jenjang yang lebih tinggi yaitu dengan masuk di Taman Siswa

(setara dengan SMP).132 Sebagaimana yang disampaikan oleh KH A

Mustofa Bisri di kediamannya:

“…Mbah Cholil mulai sekolah nek SR Kartioso, nek isuk sekolah SR, trus sore nek Madin Tasik Agung…. Em… Sakwusi lulus SR Mbah Cholil ngelanjutke nek Taman Siswa...”133

Lebih lanjut KH A Mustofa Bisri menuturkan bahwa pada

tahun 1956 Mbah Cholil diminta abahnya pergi ke Pesantren Krapyak,

Yogyakarta, tinggal di Pesantren Ali Ma’shum. Selama satu tahun

tinggal di Krapyak, ia merasakan betapa demokratisnya Kyai Ali

Ma’shum. Iapun merasa cukup dimanjakan oleh Kyai Ali. Kemudian,

ia kembali ke Rembang, bertepatan dengan kedatangan Kyai Mahrus

131 Mbah Cholil tamat Sekolah Rakyat 6 Kartioso Kabupaten Kediri, hanya 5 tahun.

Sebab ia langsung diterima di kelas dua, karena ia tidak mau satu kelas dengan adiknya (Mustofa), yang pada saat bersamaan masuk kelas satu. Lihat Bennadeb, Op. Cit. Hlm. 37.

132 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011 133 Mbah Cholil memulai sekolah di TK Kartisoro, setelah lulus TK, kalau pagi sekolah

SR, sedangkan sore di Madin Tasik Agung.. Em.. Setelah lulus SR Mbah Cholil melanjutkan di Taman Siswa..

Page 79: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

66

yang masih satu generasi dengan abahnya. Teman mengaji abahnya

ketika masih kecil. Kyai Mahrus berbicara dengan abahnya dan

meminta agar ia ikut bersamanya ke Kediri.134 KH A Mustofa Bisri

mengatakan:

”...Mbah Cholil di minta abah neng Krapyak Yogyakarta manggon neng pondoke Kyai Ali Ma’shum. Setahun neng krapyak Mbah Cholil kui di manjakke Kyai Ali. Trus pas balek Rembang ketemu Kyai Mahrus kancane ngaji abah wektu cilik. Kyai Mahrus njaluk karo abah ben Mbah Cholil melu neng Kediri...”135

Akhirnya pada tahun 1957, Cholil remaja belajar di Pondok

Pesantren Lirboyo Kediri yang di asuh oleh KH. Mahrus Ali.136 Tapi

tak lama kemudian, ia pulang lagi ke Rembang, kemudian oleh

abahnya, Kyai Bisri, ia dikirim kembali ke Lirboyo bersama-sama

dengan adiknya, KH A Mustofa Bisri.137 KH A Mustofa Bisri

mengatakan:

“…Akhire Mbah Cholil mondok neng Lirboyo Kediri seng di asuh KH Mahrus Ali. Tapi ora suwi balek neng rembang trus karo abah di kirim maneh neng Lirboyo bareng aku…”138

Di Pesantren Lirboyo inilah, selain mempelajari kitab-kitab

literatur klasik, mereka berdua juga mempelajari ilmu kanuragan

134 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011 135 Mbah Cholil di minta abah pergi ke Krapyak Yogyakarta tinggal di pesantrenya Kyai

Ali Ma’shum. Setahun di Krapyak Mbah Cholil di manjakan oleh Kyai Ali. Kemudian ketika pulang ke Rembang bertemu Kyai Ali Mahrus yang teman mengaji abah waktu kecil. Kyai Mahrus meminta kepada abah agar Mbah Cholil ikut ke Kediri.

136 Pesantren Lirboyo didirikan sekitar tahun 1910 oleh KH. Abdul Karim (sebelumnya bernama Manab. Pergantian nama dilakukan seusai menunaikan ibadah haji). Menyusul wafat Kiai Abdul Karim (th. 1954), kepengasuhan pesantren Lirboyo diambil alih oleh KH. Marzuqi Dahlan (1906-1975) dan KH. Mahrus Aly. Lihat A. Mustofa Bisri, Ngetan-ngulon ketemu KH A Mustofa Bisri: Refleksi 61 th. K.H.A. Mustofa Bisri, (Jakarta: HMT Foundation, 2005), Hlm. 41.

137 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011 138 Akhirnya Mbah Cholil belajar di Pesantren Lirboyo kediri yang di asuh oleh KH

Mahrus Ali. Tapi tidak lama kemudian pulang ke Rembang, kemudian sama abah di kirim kembali ke rembang bersama saya.

Page 80: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

67

dengan alasan seperti yang telah dijelaskan di depan. Akibatnya

penampilan kakak beradik itu berubah dari sebelumnya, menyesuaikan

tren yang sedang berkembang di Lirboyo saat itu, rambut gondrong

dan memakai sandal teklek (bakiak).139

Menurut Gus Yahya, Mbah Cholil nyantri di Kediri hanya satu

tahun. Kemudian ia kembali lagi dibawa oleh Kyai Ali ke Krapyak.

Sekembalinya ke Krapyak, Kyai Ali memperlakukannya dengan

sangat disiplin. Ia tidak lagi dimanjakan seperti pertama kali. Setiap

membuat kesalahan, ia diberi hukuman. Salah satu hukumannya,

disuruh untuk menulis kitab tertentu 2 lembar berserta dengan

artinya.140 Terkadang ia sampai dirantai agar tidak boleh keluar

berkeliaran.141 KH Yahya Cholil Tsaquf mengatakan:

”...neng kediri abah setahun tok, trus balek maneh di gowo Kyai Ali neng Krapyak. Neng Krapyak abah wes ora di manjakke maneh, nek slah yo di hukum. Contohe di kon nulis 2 lembar karo artine. Malah kadang sampek di rante ora oleh lungo-lungo..”142

KH A Mustofa Bisri menuturkan bahwa saat Mbah Cholil

muda menginjak usia 19 tahun, ia minta kepada abahnya untuk

diizinkan pergi dan tinggal di Makkah. Hal tersebut didasari

keinginannya untuk mendalami ilmu agama serta memperoleh aliran

139 Ketika mereka pulang ke Rembang dengan penampilan seperti itu, rambut gondrong

dan berteklek, masih belum mereka ubah. Akibatnya, begitu melihat perubahan pada kedua anaknya, serta merta Kyai Bisri memanggil tukang cukur rambut serta membakar teklek yang sebelumnya mereka pakai.Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011

140 Di masa kemudian ganjaran seperti itu mbah Cholil terapkan untuk menulis bait atau kitab tertentu kepada santri PP Roudlotut Tholibin yang melakukan kesalahan. Wawancara KH. Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011.

141 Wawancara KH. Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011. 142 Di Kediri abah Cuma satu tahun, kemudian kembali lagi di bawa Kyai Ali ke Krapyak.

Di Krapyak abah sudah tidak di manjakan lagi, kalau salah ya di hukum. Contohnya di suruh menulis 2 lembar kitab dengan artinya.terkadang sampai di rantai tidak boleh berkeliaran.

Page 81: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

68

berkah dari tanah suci. Permohonan tersebut dikabulkan abahnya, lalu

menitipkannya kepada 3 orang kyai dari Lasem untuk berangkat ke

Makkah. Kemudian selama lebih kurang dua tahun (1961-1963) Cholil

muda mukim di sana. Pada fase tholabul ilmi di Makkah ini, ia

menempuh pendidikannya dengan masuk menjadi siswa di Madrasah

Aliyah Darul Ulum.143 KH A Mustofa Bisri mengatakan:

“…Pas umur 19 tahun Mbah Cholil njaluk karo abah neng Makkah. Soale kanggo ndalami agomo karo golek berkah. Abah ngabulke trus di titipke karo 3 kyai lasem seng meh neng makkah. Neng Makkah Mbah Cholil sekolah neng Darul Ulum…”144

Lebih lanjut KH A Mustofa Bisri menuturkan bahwa selama

tholabul ilmi di tanah suci, sebagaimana lazimnya santri, dalam

kesehariannya Mbah Cholil pun tak terlepas dari apa yang dinamakan

tirakat, karena minimnya masalah keuangan. Meskipun demikian, hal

itu tak menyurutkan semangatnya untuk selalu total dalam menuntut

ilmu. Hal ini dapat dibuktikan dengan kemampuannya menghafal

beberapa kitab, diantaranya kitab Rohabiyah.145

Menurut KH A Mustofa Bisri setelah kembali dari Makkah,

pada tahun 1963, Mbah Cholil kembali lagi ke Pondok Krapyak

Yogyakarta. Di sana dibuka sekolah persiapan IAIN, setingkat Aliyah.

Setelah mengikuti ujian, ia lulus dan diterima masuk IAIN Sunan

143Mbah Cholil juga belajar kepada Syaikh Yasin bin isa al Fadani, Sayyid Hamid al Kaff,

Syaikh Umar al Maliki, Sayaikh Abdul Jalil (berasal dari Jawa), dan lain-lain. Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011

144 Ketika umur 19 tahun Mbah Choli minta kepada abah ke Makkah. Soalnya buat mendalami agama dan mencari berkah. Abah mengabulkan kemudian di titipkan kepada 3 kyai Lasem yang mau ke Makkah. Di Makkah Mbah Cholil sekolah di Darul Ulum.

145 Adalah kitab yang mempelajari tentang ilmu faroid atau ilmu bagi waris karya Ar-Rohabi.

Page 82: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

69

Kalijaga.146 Pada waktu itu satu-satunya transportasi yang memadai

hanya sepeda. Sehingga hampir setiap hari ia harus mengayuh sepeda 8

km. Akibatnya setelah 3 bulan ia harus mengganti celana, karena

sudah robek.147

Pada tiga bulan pertama, ia merasa tidak kuat jika begitu terus.

Lalu ia meminta kepada Kyai Ali untuk mencarikan sebuah kost di

sekitar kampus. Tetapi Kyai Ali tidak ridho. Maka ia terpaksa menurut

saja. Tetapi kemudian ia punya ide lain. Ia berbicara dengan abahnya

agar sepedanya dipasangkan mesin motor. Abahnya mengabulkan.

Tetapi masalah belum berakhir, mesin motor itu perlu bensin.

Sementara uang bensin sering ia pakai untuk membeli rokok. Akhirnya

ia terkadang mengayuh sepeda lagi.148

Menurut KH. Yahya Cholil Tsaquf Mbah Cholil tidak begitu

lama di IAIN Sunan Kalijaga. Karena selain jaraknya yang begitu jauh,

juga keahliannya dalam bahasa Arab sangat dibutuhkan oleh pesantren

dan dapat membantu Kyai Ali mengajar bahasa Arab. Sehingga hanya

dalam satu semester lebih dua bulan, beliiua terpaksa mengundurkan

diri dari IAIN dan lebih fokus kepada kegiatan pendidikan di

pesantren.149 KH Yahya Cholil Tsaquf menyatakan:

”...Abah kuliyah neng IAIN Suka kui ora sui, soale jarake adoh... tur abah kui di butuhke Kyai Ali kanggo mulang Bahasa Arab

146 Lokasi sekolah ini berada di Demangan, jaraknya ± 8 kilometer dari Krapyak.

Krapyak adalah wilayah paling selatan sedangkan Demangan di wilayah paling utara Yogyakarta. 147 Bennadeeb, Op. Cit, hlm. 39. 148 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011 149 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011

Page 83: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

70

neng pondok.. ketoke mong sak semester tok trus abah metu seko IAIN...”150

Lebih lajut KH A Mustofa Bisri menjelaskan meskipun di

Krapyak untuk yang kedua kalinya ini tidak sampai genap satu tahun,

namun mulai tahun 1963 itu pula Mbah Cholil banyak terlibat dalam

dunia pergerakan organisasi kepemudaan Islam. Dialah salah satu

pendiri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di IAIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.151 Selain itu, Mbah Cholil juga sangat senang

dalam banyak kegiatan yang berhubungan dengan olahraga dan seni.

Sejak kecil ia paling suka menulis dan merenung.152

Hal tersebut seperti yang di sampaikan KH A Mustofa Bisri:

”...Mbah Cholil neng Krapyak ora suwi kok, ketoke ora nyampe setahun.. Mbah Cholil kui mbiyen aktivis PMII loh, podo karo awakmu.. malah ndekne kui salah sijine seng ndirikke PMII neng IAIN SUKA, Mbah Cholil yo seneng olahraga karo seni mulakno awet cilik senenge nulis karo ngalamun...”153

150 Abah kuliyah di IAIN SUKA itu tidak lama, soalnya jaraknya jauh.. di samping itu

Mbah Cholil di butuhkan Kyai Ali untuk mengajar Bahasa Arab di Pondok.. kalau tidak salah Cuma satu semester saja kemudian abah keluar dari IAIN.

151 PMII di dirikan di Surabaya pada tanggal 21 Syawal 1379 Hijriyah, bertepatan dengan 17 April 1960 dengan jangka waktu yang tidak terbatas. Lihat Penyusun Bidang Aparatur Organisasi PB PMII, Hasil Kongres Ke-XVI Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, (di terbitkan oleh PB PMII 2008-2010, 2008), Hlm. 19.

152 Waktu itu Mbah Cholil melahirkan sejumlah buku antara lain: Kami Bukan Kuda Tunggang dan Ketika Biru langit. Sebagian besar karyanya itu mengambil tema sosial dan politik kontemporer. Dimana sering kali rakyat dimanfaatkan oleh penguasa. Wawancara KH. A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011.

153 Mbah Choli di Krapyak tidak lama kok, kalau tidak salah tidak sampai satu tahun.. Mbah Cholil itu dulu aktivis PMII loh, sama denganmu.. malah dia itu salah satu orang yang mendirikan PMII di IAIN SUKA. Mbah Cholil juga suka olahraga dan seni sehingga dari kecil suka menulis dan merenung.

Page 84: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

71

b. Masa Pernikahan atau Keluarga

Pada tanggal 17 Oktober 1964, saat itu Mbah Cholil sedang

mengajar di pesantren tiba-tiba abahnya mengajak ia ke rumah Kyai

Shoimuri di Solo untuk melakukan khitbah154 kepada Puteri Kyai

Shoimuri yang bernama Muchsinah. Dua hari setelah itu, tepatnya

tanggal 19 Oktober 1964, mereka menikah. Sedangkan resepsinya

diadakan tanggal 25 Juli 1965.155

Menurut KH A Mustofa Bisri perkenalan keduanya berawal

dari kegemaran mereka dalam urusan organisasi. Waktu itu Mbah

Cholil menjadi aktivis IPNU, sedangkan Mbah Muchsinah menjadi

aktivis IPPNU.156 Perlu diketahui, bahwa proses terbentuknya IPNU-

IPPNU terjadi di kota Solo ini. Karena pada waktu itu Solo merupakan

kota yang menjadi pusat pendidikan NU, terutama pendidikan formal.

Sehingga tidak mengherankan jika banyak anak dari kalangan petinggi

NU yang disekolahkan di kota ini.157

Kesukaan ia terhadap seni itu yang mempertemukannya dengan

isterinya. Kejadiannya terjadi ketika ia mengikuti perlombaan karya

seni dan puisi yang diselenggarakan oleh IPNU.158 Kebetulan ia

154 Meminang adalah silaturahmi calon suami kepada calon istri untuk melihat dan

mengetahui secara jelas tentang calon sang istri. Khitbah merupakan sesuatu yang dianjurkan oleh syari’at Islam agar dalam menjalani pernikahan tidak ada penyesalan di kemudian hari.

155 Bennadeeb, Op. Cit, hlm. 40. 156 Wawancara KH. A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011. 157 Lihat Ahmad Murodi Mursyid eds, Spektrum dan Garis Perjuangan Pelajar

Nahdhatul Ulama: Hasil Kongres XVI Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama 19-24 Juni 2009, (Jakarta: Sekjend PP IPNU, 2010).

158 IPNU merupakan singkat kata dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dimana IPNU ini adalah badan otonom Nahldlatul Ulama yang berfungsi membantu melaksanakan kebijakan NU pada segmen pelajar dan santri putra. IPNU didirikan di Semarang pada tanggal 20 Jumadil Akhir

Page 85: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

72

menjadi juara pertama. Saat menerima piala, ia melihat seorang gadis

yang amat menawan hatinya. Gadis itu bernama Muchsinah, puteri

Kyai Shoimuri. Lalu, keinginan itu langsung diutarakan kepada

abahnya.159

Selepas pernikahannya itu, Mbah Cholil tidak serta merta

mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sampai

beberapa waktu ia masih tetap menganggur, aktivitasnya hanya

mengajar mengaji para santri, namun sesekali ia memperoleh honor

dari tulisan-tulisannnya yang termuat di surat kabar maupun

majalah.160

KH A Mustofa Bisri menyatakan:

“…Sakwusi nikah Mbah Cholil ora langsung golek kerjaan koq.. malah rodok suwi iseh nganggur wae, gaweane yo paleng mulang ngaji santri-santri, tapi Mbah Cholil iso oleh upah seko tulisane seng di muat neng koran lan majalah…”161

Pada tahun 1967 anaknya lahir, sehingga kebutuhan keluarga

bertambah. Untuk mengatasi kebutuhan itu, kata Gus Yahya, Mbah

Cholil membuat usaha kecil-kecilan. Ia akhirnya meminjam modal dari

abahnya. Kendati ia tahu abahnya bukan orang yang banyak uang.

Tapi abahnya memberinya kesempatan menjualkan kitab-kitab di

1373 H/ 24 Pebruari 1954, yaitu pada Konbes LP Ma’arif NU. Pendiri IPNU adalah M. Shufyan Cholil.

159 Bennadeeb, Op. Cit, hlm. 41. 160 Wawancara KH. A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011. 161 Setelah menikah Mbah Cholil tidak langsung mencari pekerjaan kok.. malahan lama

masih menganggur saja, kerjaannya cuma mengajar mengaji santri-santri, tapi Mbah Cholil bisa mendapat honor dari tulisannya yang di muat di koran dan majalah.

Page 86: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

73

pesantren-pesantren. Lalu hasil penjualannnya dikumpulkan untuk

membuat usaha baru.162

Mbah Cholil juga pernah bekerja sebagai makelar dan penjual

minyak wangi. Ia bersama isteri mengelolanya bersama-sama.

Terkumpulah uang sedikit-sedikit. ia pun menghemat. Kalau

sebelumnya biasanya beli rokok, tetapi waktu itu ia melinting saja.

Pernah juga terpikir untuk mencari rumah sendiri, berpisah dari orang

tua. Tapi abahnya melarang. Karena ayahnya merasa bahwa rumahnya

masih sangat cukup untuk tinggal bersama.163

Barulah setelah anaknya yang kedua lahir pada tahun 1969,

Mbah Cholil dijinkan mandiri. Ia diberi tempat tinggal di sekitar

komplek pesantren, para santri di situ dipindahkan. Jadi mulailah

Mbah Cholil mandiri tahun 1970. Pada masa itu banyak usaha yang ia

kerjakan. Menjadi makelar radio, sepeda dan segala macam. Hampir

terlihat serabutan. Pernah Mbah Cholil mau melamar jadi pegawai

negeri. Tapi tidak bisa karena tidak punya ijazah. Semua pekerjaan-

pekerjaan itu akhirnya berhenti sama sekali sekitar tahun 80-an.164

Dari pernikahannya dengan Muchsinah tersebut, Mbah Cholil

dikaruniai delapan orang anak, yaitu: Yahya Cholil Tsaquf (1966),

162 Berbagai macam usaha yang telah di coba Mbah Cholil di antaranya, ia pernah

menjadi pengusaha tambak garam yang sukses dan usahanya semakin berkembang. Tapi akhirnya usaha ini bangkrut akibat penyelewengan yang dilakukan oleh pengelolanya. Gagal menjadi juragan garam, Mbah Cholil pun pindah pekerjaan menjadi juragan gamping. Sebagaimana nasib pekerjaan terdahulu, usahanya kali inipun tidak berhasil dan akhirnya berhenti disebabkan hasil yang diperoleh tak seimbang dengan kepayahannya. Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011.

163 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011 164 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011

Page 87: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

74

Ummi Kultsum Cholil Zalith (1968), Zainab Cholil Qutsumah (1970),

Yaqut Cholil Qoumas (1975), Faizah Cholil Tsuqoibak (1976), Bisri

Cholil Laquf (1978), Hanis Cholil Barro’ (1982), M. Zaim Cholil

Mumtaz (1991).165

B. Pemikiran KH. M. Cholil Bisri

Kyai dalam lingkungan pesantren adalah organ yang vital. Dimana

pesantren dapat disebut sebagai pesantren jika ada, setidaknya tiga unsur

utama: kyai, santri, pondok, dan unsur paling dominan adalah kyai. Maksud

kata dominan di sini adalah biasanya kyai merupakan pemilik sekaligus guru

dari para santri yang menimba ilmu di pesantrennya.166

KH. M. Cholil Bisri, yang lebih akrab dengan sapaan Mbah Cholil,

juga merupakan seorang kyai yang berpengaruh, baik bagi santri, keluarga

maupun umat (awam), ia memiliki kharisma yang besar, sehingga dapat

mengendalikan ketiganya untuk selalu berada di bawah bimbingan petuahnya,

sebagaimana yang pernah dilakukan abahnya, KH. Bisri Mustofa.

Menurut KH A Mustofa Bisri langkah dari Kyai Bisri melaksanakan

proses regenerasi bisa dilihat dari keputusannya memberi tanggung jawab

pada Mbah Cholil untuk mengisi pengajian selasanan yang sebelumnya ia

asuh sendiri. Sedangkan untuk pengajian hari Jum’at masih Kyai Bisri pegang

165 Perjalanan keluarga Mbah Cholil kemudian mengalami berbagai dinamika dan cobaan

seiring dengan perjalanan waktu dengan kondisi zaman waktu itu. Perjalanan keluarga Mbah Cholil akan dijelaskan bersamaan dengan masa-masa perjuangan Mbah Cholil dalam melakukan aktivitasnya. Perjuangan tersebut terjadi pada masa orde baru sampai revormasi. Hal ini dibahas dalam bagian selanjutnya.

166 Zamakhsari Dhofier, Tradisi Pesantren, LP3ES

Page 88: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

75

sendiri sampai masa akhir hayatnya. Amanat ini merupakan awal tanggung

jawab yang diemban Mbah Cholil berkaitan dengan proses belajar mengajar

yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin di bawah asuhan

ayahandanya sendiri.167

1. Mbah Cholil Dan Santri

Sebelum meninggal Mbah Cholil telah mewanti-wanti untuk

menjaga dan mengawasi para santri. Hal ini menunjukkan suatu kecintaan

ia yang muta’addi (terus menerus) tidak hanya sebatas mengajar, seolah-

olah ia memposisikan diri sebagai ayah yang bertanggung jawab terhadap

putra-putra ia.

Menyinggung masalah pendidikan terhadap putra-putrinya, Gus

Ipul menyebutkan bahwa Mbah Cholil termasuk pribadi yang sangat

demokratis. Hal ini bisa dilihat dengan cara ia memberi kebebasan secara

penuh kepada anak-anaknya dalam hal pendidikan, terutama pendidikan

agama. Semua itu ia lakukan berdasarkan keyakinan bahwa secara lahir,

putra-putrinya yang diterjunkan dalam lingkungan pondok, tanpa disuruh

secara otomatis akan tergerak dalam sendirinya untuk belajar karena

pengaruh dari lingkungannya.168

Walaupun sekarang ini, hanya sedikit anak-anak kiai yang

mengikuti langkah-langkah ayahnya dalam hal pendidikan. Sebaliknya,

anak-anak kiai lebih suka pergi ke perguruan tinggi sekular daripada pergi

167 Pengaruh dari sang abah terhadap diri ia sangat nyata dan seumpama bisa dikatakan

mbah Cholil adalah salah satu penerus perjuangan Mbah Bisri yang terejawantah. Hal ini dapat diketahui dari seringnya ia menasehati para santri dengan ujaran yang ia terima maupun dengar dari abahnya. Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011.

168 Wawancara dari Gus Ipul salah satu putra Mbah Kholil, 6 Maret 2011.

Page 89: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

76

ke pesantren dan belajar ilmu-ilmu keislaman. Sehingga tidak aneh jika

beberapa kiai di pesantren merasa sedih karena tidak ada satupun dari

anaknya yang mengikuti langkah-langkahnya dalam mengembangkan

Islam dengan mengajar di pesantren.169

Pada waktu KH Bisri Mustofa wafat, proses kegiatan belajar

mengajar di Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin tetap seperti sedia kala,

tanpa ada kendala yang secara serius mengganggu akibat ditinggal oleh

pengasuhnya. Ini tidak terlepas dari upaya Kyai Bisri dalam hal

mempersiapkan regenerasi kepemimpinan yang bisa meneruskan cita-cita

dan harapan ia sepeninggalnya nanti.170 Sepeninggal Kyai Bisri Mustofa

keberlangsungan kegiatan belajar mengajar menjadi tanggung jawab

bersama antara Mbah Cholil dan KH A Mustofa Bisri. Hal itu terlihat dari

pembagian tugas antara keduanya dalam mengasuh pengajian rutin hari

Selasa dan Jum’at.171

Menurut Kyai Amroni karena cintanya Mbah Cholil pada para

santri ia rela pulang-pergi Jakarta-Rembang hanya untuk keperluan

mengajar, meskipun hanya sehari ia pulang dan kembali ke Jakarta

169 Endang Turmudhi, Perselingkuhan kiai dan kekuasaan, (Yogyakarta: PT LKiS

Pelangi Aksara, 2004). hlm. 47. 170 Kehadiran kiai di pesantren merupakan soko guru dan spirit berdirinya pesantren.

Matinya pesantren kadang bersamaan dengan meninggalnya pengasuh, disebabkan mungkin karena tidak ada yang meneruskan. Sebaliknya, pesantren menjadi maju dan besar karena peran signifikan kiainya. Lihat Zamachsari Dhofier, Op. Cit. Hlm.

171 Untuk pengajian selasanan (yang sebelumnya telah di pegang Mbah Cholil) tetap menjadi tanggung jawab ia, sedang pengajian hari Jum’at (yang sebelumnya di asuh oleh Kyai Bisri) menjadi tanggung Jawab KH A Mustofa Bisri untuk seterusnya. Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011.

Page 90: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

77

(terutama hari Selasa). Bahkan untuk gajian ia waktu itu selaku wakil

ketua MPR habis hanya untuk membeli tiket.172

Bahkan ketika Mbah Cholil sakit sama sekali ia tidak

menampakkan diri sebagai orang yang sedang sakit, ia tetap mengajar

seperti biasa hingga akhirnya ketika telah parah baru diketahui kalau ia

sedang sakit. Menurut Wawancara dengan Bapak Amroni bahwa ia sakit

bukan karena penyakit tapi karena terlalu lama jauh dengan para santri.173

Ia juga menginformasikan bahwa ketika ia sowan kepada Mbah Sahid174,

ia berkata bahwa Mbah Cholil tidak sakit, justru yang sakit adalah orang-

orang.175

Menurut Amroni, antara Mbah Cholil dengan santri telah terjalin

hubungan batin, sehingga ia mengatahui bagaimana kondisi para santri.

Ketika kebanyakan dari santri mengkhawatirkan perihal masa depannya

yang belum jelas karena status sebagai santri, maka saat mengajar ia sering

bercerita tentang konsep hidup, konsep mencari rizki, optimisme dan

sebagainya.176

Setelah mereka mengetahui konsep dalam menjalani hidup bahwa

segala sesuatunya adalah kehendak Allah maka merekapun tenang.

172 Dapat pula dikatakan, seolah ada hubungan ruh antara ia dengan santri, sehingga

ketika santrinya telah boyong (lulus dari pondok) ia masih mengenali dan tetap menasehati dengan petuahnya. Bahkan ketika ada seorang alumni yang tidak pernah lagi sowan atau mengahadap, ia kelihatan tidak suka dan bertanya mengapa tidak pernah lagi sowan. Wawancara K. Amroni, 8 Maret 2011. Salah satu santri Mbah Bisri dan teman akrab Mbah Kholil.

173 Mbah Cholil pernah berkata, “aku tidak rela santriku dianiaya.” Wawancara Bapak Amroni, 8 Maret 2011.

174 Mbah Sahid adalah Kyai yang tersohor dengan sebutan Kyai Alhamdulillah. dan menjuluki pesantrennya dengan Pesantren Alhamdulillah di desa Kemadu sekitar 9 km dari Rembang ke arah selatan.

175 Ibid. 176 Wawancara Bapak Amroni, 8 Maret 2011 di Kediamannya Leteh Rembang.

Page 91: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

78

Demikian hubungan ia dengan para santri, dimana ia tidak pernah merasa

bosan maupun mengeluh dalam menghadapi berbagai macam kelakuan

para santrinya yang kadang-kadang nakalnya di luar kewajaran.177

Boleh dibilang bahwa santri yang dikirim ke pondok pesantren

adalah orang yang ingin di perbaiki akhlak dan diberi pengetahuan tentang

Islam. Oleh karena itu kenakalan yang dibuat oleh santri kadang membuat

marah para pengurus. Namun Mbah Cholil tetap tenang dalam menyikapi

kenakalan santrinya kemudian memberi nasehat tentang hidup yang

hakiki. Nasehat dapat dikatakan sebagai sarana menyadarkan pihak yang

lupa. Sehingga diharapkan dengan pemberian nasehat orang yang lupa

atau tidak tahu dapat menata dirinya.178 Nasehat juga dapat diposisikan

sebagai pendorong untuk lebih memacu kreatifitas, sehingga mendorong

para santri untuk tetap optimis. Kebanyakan nasehat-nasehat itu ia berikan

ketika sedang mengaji, baik ba’da maghrib atau ba’da subuh. Kyai Amroni

mengatakan:

“…Kabeh santri iso ketemu kanggo ngaji karo ia pas ba’da subuh tok.. pas kuilah ia ngeki cerito, petuah, semangat, utowo konsep urip lan liyane…”179

Dalam mendidik santri, Mbah Cholil tidak hanya menggunakan

sistem konvensional yang dipraktekkan oleh lembaga formal yaitu transfer

of knowledge (memberikan pengetahuan an sich). Namun, sesuai dengan

pesan sang abah, ia pun tidak pernah lupa mendoakan para santri agar

177 Wawancara KH. Makin Shoimuri dan K. Amroni, 8 Maret 2011. 178 Mbah Cholil pernah berkata, “Kalau kamu tidak menuruti aku lantas siapa yang kalian

turuti.”. Wawancara K. Amroni, 8 Maret 2011. 179 Semua santri dapat bertemu untuk mengaji kepada ia hanya saat ba’da subuh. Saat-saat

itulah ia memberikan cerita, petuah dorongan, ataupun konsep tentang hidup dll.

Page 92: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

79

memperoleh ilmu yang bermanfaat. Dengan upaya semacam ini para santri

diharapkan senantiasa berjalan lurus dalam mengamalkan dan

memanfaatkan ilmunya.180

Upaya yang harus ditempuh untuk mendidik bukan saja upaya

dhohir, upaya batin harus dilakukan. Upaya dhohir adalah sekedar ikhtiar

sedangkan yang memberikan kepahaman ataupun kemanfaatan suatu ilmu

hanyalah Allah.181 Doa yang sering ia minta adalah doa futuh182

(terbukanya hati) untuk putra-putri ia dan para santrinya. Dengan

terbukanya hati maka ilmu dapat mudah terserap dan cepat dipahami.

Bentuk pemberian ilmu tentang berbagai hal yang fundamental

utamanya berkaitan dengan Islam yang menjadi bahan garapan Mbah

Cholil adalah nahwu (gramatika arab) karena memang pondok ia takhasus

pada fan ilmu tersebut.183 Selain memberikan hal-hal yang utama ia sering

memberikan berbagai konsep yang ia temukan sebagai hasil terjemahan

dari kehidupan, mulai dari kecil hingga mencapai prestasi tinggi misalnya

180 Dorongan yang Mbah Cholil berikan merupakan hasil pembacaan ia atas realitas hidup

yang dihadapi para santri, sehingga sikap ia dalam memberikan dorongan ataupun lainnya adalah untuk memahamkan atau memudahkan. Wawancara KH. Syarofuddin Ismail Al-Qoyimas, 7 Maret 2011.

181 Achmad ZM, Mutiara Pesantren; Perjalanan Khidmah KH. Bisri Mustofa, (Yogyakarta: LKIS, 2005), hlm. 16 dan 23.

182 Istilah futuh yang mengacu pada terbukanya hati adalah istilah dari abah ia. 183 Pondok ia (PP Roudlotut Tholibin) memang takhasus (mengkhususkan) pembelajaran

pada ilmu nahwu sebagai melanjutkan apa yang dilakukan abah ia. Sedangkan abah ia melanjutkan dari guru ia KH. Cholil Harun.

Page 93: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

80

mendirikan PKB184 atau prestasi lain. Atau juga berbagai amalan-amalan

atau wirid sering ia ijazahkan kepada para santri.185

Mengenai kebijakan Mbah Cholil dalam mendidik murid-

muridnya, tidak terlepas dilaksanakannya hukuman186. Dimaksudkan

dengan adanya ta’ziran murid dapat lebih mendisiplinkan diri untuk

belajar maksimal. Konsep ta’ziran hanya diperuntukkan bagi mereka yang

tidak bisa melakukan sesuatu yang diperintahkan. Konsep reward and

punishment (penghargaan dan penghukuman) memang dikenal dalam

rangka mendidik.187

Dalam mengajar Mbah Cholil juga menggunakan sistem ini untuk

memacu semangat para santri. Pernah suatu ketika ia memberikan

pertanyaan kepada para santri yang mengaji kepada ia, tapi sebagian dari

mereka tidak bisa menjawab, maka ia pun menghukum santri yang tidak

bisa, dengan menulis ulang sejumlah bait Alfiyah.188 Ketika itu sebenarnya

ia mengajukan dua alternatif, menulis sejumlah bait atau membuka mulut

untuk diludahi. Ternyata semuanya sepakat untuk menulis.189

184 Proses pendirian PKB akan penulis bahas pada bagian lain. 185 Umumnya yang Mbah Cholil berikan adalah amalan penjagaan diri, mencari rizki,

memperoleh pangkat kehormatan, mencari jodoh dlsb. Wawancara KH. Syarofuddin Ismail Al-Qoyimas, 7 Maret 2011.

186 Istilah pesantrenya adalah ta’ziran 187 Wawancara KH. Syarofuddin Ismail Al-Qoyimas, 7 Maret 2011. 188 Alfiyah adalah kitab yang dikarang oleh Ibnu Malik yang berisi nadham atau bait-bait

yang berjumlah 1000. karena berjumlah 1000 nama kitab tersebut disebut Alfiyah yang artinya seribuan. Kitab tersebut mempelajari nahwu dan sharaf. Nahwu adalah ilmu dasar yang mempelajari tentang struktur kalimat, sedangkan sharaf adalah ilmu yang mengajarkan tentang bentuk dan perubahan kalimat.

189 Konon santri-santri yang di ludahi kebanyakan menjadi kiai-kiai besar, sehingga santri yang tidak diludahi banyak yang menyesal. Cerita dari Bapak Rosid, salah satu santri senior. 7 Maret 2011

Page 94: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

81

Mbah Cholil dalam menerjemahkan realitas masyarakat yang

berkembang biasanya berbagi dengan para santri, meskipun santri hanya

berfungsi sebagai pendengar yang tak mungkin berani untuk berkomentar.

Maka suatu ketika ia pernah berujar bahwa ia ingin di pesantren ia ada

latihan pidato dalam dwi bahasa, yaitu bahasa arab dan bahasa Inggris dan

juga berkeinginan membuat laborat bahasa yang dapat menunjang proses

pembelajaran di pesantrennya. Dua keinginan itulah yang sampai kini

belum terealisasi.190

2. Mbah Cholil Tentang Ilmu.

Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin yang didirikan oleh KH.

Bisri Mustofa (abah Mbah Cholil) bertujuan untuk menciptakan manusia

yang alim dan aqil. Alim dalam artian bahwa orang yang sedang belajar di

pesantrennya digodok hati nuraninya dengan berbagai konsep keagamaan

dan mempraktekannya dalam kehidupan nyata.191

Untuk lebih singkatnya adalah untuk menghasilkan manusia yang

sadar akan fungsi dan tujuan diciptakannya, sehingga ia tahu bagaimana

harus bersikap. Sedangkan aqil adalah pemanfaatan potensi yang ada pada

setiap manusia yang terletak di otak untuk kemaslahatan hidupnya.

Seorang dikatakan aqil jika ia mampu mengembangkan sendiri apa yang

diperolehnya, sehingga ia dapat memenuhi hajat hidupnya.

190 Wawancara KH. Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011. 191 Dalam kamus bahasa Arab kata ilmu berasal dari kata ‘alima yang bermakna

mengetahui. Seorang yang tahu banyak tentang sesuatu disebut ‘aalim, sedangkan orang yang sangat luas akan pengetahuannya dikatakan ‘aliim.

Page 95: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

82

Ada suatu cerita bahwa Mbah Cholil pernah menasehati seorang

santri dengan nasehat yang terdengar tegas. Kata ia ketika itu kalau hanya

ingin menjadi orang yang alim jangan berguru kepada ia, masih banyak

kyai lain yang bisa mengajar demikian. Disini hanya diperuntukkan bagi

mereka yang ingin menjadi santri yang alim sekaligus aqil.192

Sudah menjadi komitmen Mbah Cholil bahwa dalam guna mencari

ilmu yang paling mendasar adalah menyebarkan dan mempraktekan ilmu-

ilmu yang telah diperoleh. Dalam hal mempraktekan ilmu maupun

menyebarkan ilmu, ia berkaca kepada ujaran Mbah Bisri yang menuntut

untuk menyebarkan dengan segala cara, baik sebagai politisi, seniman,

orator dan lain-lain cara yang baik.193

Untuk memperoleh ilmu seorang tidak terlepas dari belajar. Tanpa

belajar seseorang tidak dapat pintar, bahkan ada syair yang menyatakan

bahwa seorang dikatakan pintar jika ia terus belajar, dan ketika ia telah

merasa pintar dengan meninggalkan belajar maka mulailah ia bodoh.

Demikian juga ketika orang ingin pintar maka ia harus rela kehilangan

sebagian waktu, tenaga, biaya dan lain-lain untuk dapat mencapainya.

Bagi Mbah Cholil belajar adalah yang nomor satu. Hal ini diwajibkan bagi

192 Bagi Mbah Cholil orang tidak perlu jenius tetapi cukup cerdas, kecerdasan sudah

memadai untuk menghimpun dalam mengelola ilmu yang telah diberikan. Dalam hal ini ia juga pernah berkata, Mencari ilmu tidak usah tanggung-tanggung sekalian yang banyak asalkan berokah. Wawancara KH. Syarofuddin Ismail Qoumas, 7 Maret 2011

193 M. Cholil Bisri, Ketika Nurani Bicara, Cetakan II,(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000). Hlm. 7.

Page 96: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

83

para santri. Karena mempunyai hukum yang jelas maka segala macam hal

yang mengganggu proses belajar harus dihilangkan.194

Demikian juga ia tidak memperkenankan santrinya untuk

melakukan wirid ataupun ziarah ke makam-makam para wali jika memang

hal itu bertentangan dengan prinsip utama yaitu belajar. Hal itu

dikarenakan ketiga hal diatas mempunyai hukum sunat, sedangkan bagi ia

belajar adalah wajib, maka suatu kesunatan tidak boleh menggugurkan

kewajiban.195

Itulah pandangan Mbah Cholil terhadap belajar. Satu lagi yang

perlu penulis tambahkan disini adalah tentang prinsip ia tentang belajar

yang lain, bahwa rokok dan ngopi adalah wajib jika dengan tanpa

keduanya belajar tidak dapat dilakukan. Rokok adalah wilayah perdebatan

yang sulit ditemukan ketentuan hukumnya, ada yang memakruhkannya

dan ada yang mengharamkannya. Dalil yang ia ajukan untuk mengambil

ketentuan hukum adalah maa laa yatimu waajiba illa bihi fahuwa

waajibun.196

Menurut penuturan KH. Syarofuddin Ismail Qoumas pesan yang

selalu Mbah Cholil sampaikan kepada para santri untuk mempunyai cita-

cita yang sangat tinggi kalau perlu sekalian menjadi presiden. Jika tidak

menjadi presiden pasti akan menjadi di bawahnya, gubernur dan

194 Ia tidak memperkenankan santrinya puasa Senin-Kamis bila ternyata dengan puasanya

itu ia tidak mampu untuk belajar karena lapar. Wawancara KH. Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011.

195 Al waajibu laa yutroku illa liwaajibin (kewajiban tidak boleh ditinggalkan kecuali hanya karena kewajiban juga) qoidah fiqh. Wawancara KH. Syarofuddin Ismail Qoumas, 7 Maret 2011

196 Sesuatu dimana kewajiban tidak sempurna tanpanya juga dihukumi wajib.

Page 97: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

84

seterusnya. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang

mempunyai cita-cita dan berusaha mencapainya pasti akan menemui yang

dimaksud, walaupun tidak sesuai dengan keinginannya tapi masih dalam

rangkaian yang diinginkannya.197

3. Santri dan Pesantren

Pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan non formal yang

mengacu pada pembelajaran keilmuan Islam. Salah satu elemen utama

pesantren adalah santri yang notabene adalah orang yang ingin

memperoleh ilmu dari pesantren. Antara pesantren dan santri terjalin

hubungan yang erat, dimana pesantren menyediakan tempat, kurikulum,

bahan pembelajaran dan laboratorium untuk mempraktekkan hasil

pembelajaran tersebut.198

Sedangkan Santri adalah tumpuan dari sang kyai agar dapat

melanjutkan tradisi keilmuan dan perilaku yang baik. Dengan demikian

genealogi fan keilmuan yang dikembangkan oleh kyai dapat terus

dikembangkan oleh santri. Santri harus dapat memahami bagaimana

karakteristik dari kyai.199

Pesantren yang Mbah Cholil asuh adalah pesantren yang

menspesialisasikan pada fan nahwu (gramatika Arab) dan ilmu-ilmu alat

(morfologi, stilistika dan lain-lain). Hal ini memang disengaja dengan

alasan; pertama, Nahwu adalah alat pokok untuk memahami bahasa Arab.

Bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan oleh kitab suci Al-Qur’an dan

197 Wawancara KH. Syarofuddin Ismail Qoumas, 7 Maret 2011 198 Zamakhsari Dhofier, Tradisi Pesantren, (Jakarta: LP3ES, 1982), hlm. 16. 199 Zamakhsari Dhofier, Tradisi Pesantren,Op, Cit, hlm. 24

Page 98: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

85

bahasa khasanah turots (warisan kebudayaan) Islam. Kedua, Nahwu sangat

menekankan pada penalaran sehingga orang yang mempelajarinya terlatih

melakukan penalaran. Dengan ketrampilannya dalam menalar orang tidak

hanya menjadi alim, tapi juga aqil.200

Lebih lanjut Gus Yahya menuturkan bahwa menurut Mbah Cholil

inti dari ajaran pesantren, khususnya Pondok Pesantren Roudlotut

Tholibin, setidaknya ada tiga yaitu: Pertama, orang hidup harus mengerti

agama dan bisa menggunakan agama untuk hidup. Untuk merealisasikan

hal tersebut maka orang dituntut untuk tidak sekedar alim tetapi juga harus

aqil. Kedua, linasril ‘amal, menyebarluaskan perbuatan-perbuatan baik.

Orang melaksanakan perintah agama tidak hanya diperuntukkan bagi

dirinya sendiri, tapi juga harus sumrambah faedahnya pada orang lain.201

Salah satu ciri khas dari pesantren yang Mbah Cholil asuh adalah

adanya keberanian untuk mengembangkan kreatifitas dalam menjelajah

warisan kebudayaan islam.202 Keberanian itu tentunya setelah adanya

fondasi yang telah dibangun sebagai landasan atau pijakan. Untuk

mengarah pada hal tersebut, maka dari itu ia menghususkan pembelajaran

pada Nahwu terlebih kitab Alfiyyah ibnu Malik sebagai bekal dalam

menjelajah.

200 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011, ia adalah putra sulung dari Mbah

Bisri dan sekarang ialah yang menjadi pengasuh PP Roudlotut Tholibin menggantikan abahnya Mbah Kholil.

201 Berdasar pada pemikiran tersebut, ia menganggap wajib hukumnya melakukan jihad fi sabilillah. Maka dari itu, kepada para alumni ia berpesan supaya bisa mengajar tanpa adanya unsur imbalan bayaran. Karena wujud dari jihad fi sabilillah yang paling konkrit menurut ia adalah mengajar. Ketiga, li nasril ‘ilmi, untuk menyebarluaskan ilmu dan pengetahuan. Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011

202 Ibid

Page 99: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

86

C. Aktivitas Politik KH. M. Cholil Bisri

Dalam karir politik, jabatan yang pernah ia pegang; Ketua PPP

Rembang (1973-1995), Ketua MPW PPP Rembang (1995-1998), anggota FPP

DPRD II Rembang (1970-1982), Pimpinan Dewan FPP DPRD II Rembang

(1982-1992), anggota FPP DPR/MPR RI (1992-1997), anggota Fraksi Utusan

Daerah MPR RI Pusat (1997-1999), anggota FKB DPR/MPR RI (1999-2004),

Wakil Ketua MPR RI (2002-2004), menggantikan Matori Abdul jalil sampai

akhir masa hayatnya.

1. Masa Pemilu 1971

Pada akhir tahun 1969 pemerintah mengambil dua keputusan

penting, yaitu pertama: menjadwalkan Pemilihan Umum pada tahun 1971

yang diikuti dengan Sidang Umum MPR, kedua: mengkoordinasikan dan

melaksanakan pemilu dengan cara-cara sedemikian rupa sehingga

menjamin adanya mayoritas formasi DPR/MPR yang dapat dikontrol

langsung oleh pemerintah.203

Selanjutnya pemerintah menciptakan organisasi pemilu sendiri

yang tidak mengandalkan salah satu partai politik yang ada untuk

memperoleh dukungan massa dalam masyarakat dan mayoritas DPR.204

Akhirnya pada tahun 1971 itu, Mbah Cholil mulai masuk ke partai. Karena

ada ikatan dengan Kyai Bisri, ia diangkat menjadi Wakil Ketua Partai NU

Cabang Rembang.205

203 R. William Liddle, Pemilu-pemilu Orde Baru: Pasang Surut Kekuasaan Politik,

(Jakarta: LP3ES, 1992), hlm. 36 204 Ahmad Zaenal Huda, Op. Cit, hlm. 53. 205 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011

Page 100: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

87

Saat Pemilu dimulai, terjadi pertikaian dengan tentara sehingga

banyak kawan-kawan yang mengungsi ke rumahnya, karena takut

mengalami tekanan dan kesulitan. Keadaan ini terjadi karena anggota-

anggota NU diminta masuk Golkar. Golkar menggunakan Departemen

Dalam Negeri, Departemen Pertahanan dan Keamanan. Situasi ketika itu

menjadi sangat tegang. Bahkan sampai-sampai jika ada aparat pemerintah

desa yang tak mau bergabung dengan Golkar akan dipecat.206

Sehingga tugas Mbah Cholil waktu itu banyak berurusan dengan

Kodim untuk membebaskan kawan-kawannya yang ditangkap tanpa

proses hukum yang jelas. ia dibantu juga oleh beberapa polisi. Karena

banyak dari anggota polisi di daerah itu adalah kawannya satu sekolah.

Bahkan ada seorang polisi diturunkan pangkatnya karena ketahuan pernah

mengawalnya.207

Hasil pemilu pada tahun 1971 pada tingkat nasional adalah

Golkar memperoleh 34.348.673 suara (62,80%), NU 10.213.650 suara

(18,67%), PNI 3.793.266 suara (6,94%), Parmusi 10.213.650 suara

(5,36%), PSII 1.308.237 suara (2,36%), Parkindo 733.359 suara (1, 34%),

Partai Katolik 603.740 suara (1,10%), Perti 381.309 suara (0,70%), IPKI

388,403 suara (0,62%), Partai Murba 48.126 suara (0,09%).208

Pada pemilu 1971 ini Mbah Cholil merupakan calon anggota

DPRD tingkat II dari Partai NU. Sehingga dari hasil pemilu 1971 tersebut

206 R. William Liddle, Op. Cit, hlm. 337. 207 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011 208 R. William Liddle, Op. Cit, hlm. 46.

Page 101: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

88

ia lolos menjadi anggota DPRD tingkat II mewakili Partai NU.209

Sedangkan abahnya Mbah Cholil (KH Bisri Mustofa) juga merupakan

calon anggota MPR dari Partai NU dan ia juga lolos menjadi anggota

MPR mewakili Partai NU dari daerah pemilihan Jawa Tengah.210

2. Masa Pemilu 1977

Pada pemilu 1977 lahirlah keputusan Presiden Soeharto

menetapkan hanya 3 partai yang boleh mengikuti Pemilu, yakni PPP, PDI

dan Golkar. Sehingga NU harus bergabung dalam PPP. Akhirnya, Mbah

Cholil ikut menggalang munculnya PPP. Ia menjadi Ketua PPP pertama di

Rembang. Menjelang Pemilu 1977, seminggu sebelum kegiatan masa

kampanye, abahnya wafat, tepatnya tanggal 27 Febuari 1977.211

Sepeninggal abahnya, denyut kehidupan partai terutama yang ada

di daerah Jawa Tengah diraskan seperti berhenti. Sebab KH Bisri Mustofa

adalah jurkam ulung salah satu andalan PPP. Ia merupakan seorang tokoh

kharismatik dan memiliki massa pendukung yang sangat luas dan

fanatik.212

Pada masa kampanye itu, Mbah Cholil masih dalam keadaan

berkabung. Bukan hanya itu, ia juga diberi peninggalan pesantren dari

abahnya. Sementara, saat itu bisnisnya mulai berkembang. Salah satu

209 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011 210 Ahmad Zaenal Huda, Op. Cit, hlm. 55. 211 KH. Bisri Mustofa wafat pada Rabu Pahing, 17 Februari 1977 (27 Shofar 1397 H)

menjelang ashar di Rumah Sakit Umum Dr. Karyadi Semarang karena serangan jantung, tekanan darah tinggi, dan gangguan pada paru-paru. Pada waktu itu bersamaan dengan kampanye Pemilu 1977 kurang seminggu lagi, padahal ia merupakan caleg jadi dari PPP dengan nomor pertama. Warga partai yang berlambang Ka’bah merasa sangat kehilangan. Lihat A. Zainal Huda, Op. Cit, hlm. 72

212 Saifullah Ma’sum, Op. Cit, hlm. 329

Page 102: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

89

usahanya waktu itu adalah mengembangkan pemeliharaan perternakan

kambing dan memasok ke pasar-pasar (Cobong Gamping).213 Ketika itu

posisi Mbah Cholil dalam usaha dan politik mulai membaik. Dalam

politik ia menjadi wakil ketua DPRD Tingkat II. Tetapi karena Mbah

Cholil anak tertua, maka ia berkewajiban mengambil amanah itu untuk

menjadi kyai pesantren. Akhirnya ia menjadi kyai, mengasuh para santri.

Usahanya ditinggalkan sehingga tutup. Tetapi jabatan wakil ketua DPRD

II dipertahankan.214

Lebih lanjut menurut cerita Gus Mus, Mbah Cholil sekaliber

abahnya KH. Bisri Mustofa, yang mahir dalam ilmu mantiq (logika). Pada

waktu itu Kiai Bisri Mustofa mengatakan kepada Mbah Cholil: “Sudah

tahu kalau belum punya andil apa-apa, dicalonkan saja kok tidak mau”.

Bagi Kiai Bisri, pencalonan tidak identik dengan kepastian lolos.215

Akhirnya Pemilu 1977 di lewati Mbah Cholil tanpa kehadiran

KH. Bisri Mustofa. Dalam penghitungan suara tersebut, Golkar tetap

meraih suara mayoritas, dengan jumlah suara 39.750.096 (62,11%),

dilanjutkan PPP dalam urutan kedua dan PDI urutan ketiga. PPP

memperoleh 18.743.491 suara (29,29%), dan PDI memperoleh 5.504.751

suara (8,60%).216

213 Saat itu ia sudah memiliki 6 Cobong Gamping, yang hampir setiap satu jam ada

transaksi jual-beli. Bahkan ia sudah memiliki truk dan mampu membeli motor. 214 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011 215 A. Mustofa Bisri, Ngetan-ngulon ketemu KH A Mustofa Bisri: Refleksi 61 th. K.H.A.

Mustofa Bisri, Op.Cit. Hlm. 76. 216 Ahmad Zaenal Huda, Op. Cit, hlm. 58.

Page 103: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

90

3. Masa Pemilu 1982

Pada Pemilu tahun 1982, Mbah Cholil diminta untuk menjadi

anggota DPRD tingkat I. Tetapi ia menolak. Karena ia mempuyai

pesantren yang harus diurus. Waktu itu Mbah Cholil hanya mau di DPRD

tingkat II, seumur hidup. Tawaran menjadi anggota DPRD Tingkat I itu

diserahkan kepada adiknya, KH A Mustofa Bisri.217

Sedangkan adiknya yang satu lagi yaitu M. Adib Bisri adalah

seorang PNS, mengajar di PGA lalu dipindahkan ke SMA di Rembang.

Oleh pimpinan sekolahnya dipaksa masuk Golkar. Atas saran Mbah Cholil

akhirnya adiknya pergi ke makam abah mereka. Setelah itu, adiknya

menceritakan bahwa ia bertemu dengan abah, dan memberi wasiat supaya

tidak masuk ke Golkar. Besok paginya adiknya menyerahkan surat-surat

formulir dan lainnya ke pimpinan sekolah dan pergi begitu saja. Adiknya

memilih lebih baik berhenti dari pegawai negeri daripada masuk Golkar.

Tetapi anak-anak muridnya tidak mau ditinggalkan, karena ia adalah guru

teladan dengan pembawaan dan sikap yang menyenangkan dan juga

ganteng.218

Pada tahun 1984 Mbah Cholil telah berada di lingkungan tokoh-

tokoh NU tingkat Nasional. Ia juga tergabung dalam penyusunan konsep

Khitoh NU di rumahnya Jl. Mulyo no. 1-3 Leteh Rembang. Kemudian

217 Menurut Mbah Mus ia menerima tawaran itu setelah didorong dengan berbagai

penjelasan. Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011 218 Setelah keluar sebagai guru, adiknya malah mendapat pekerjaan baru yang lebih baik,

menerjemahkan buku-buku, penghasilannya lebih baik sampai mampu menyekolahkan anak ke UGM.Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011.

Page 104: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

91

pada tahun 1987 Mbah Cholil diangkat menjadi Ketua MPW (Majelis

Pertimbangan Wilayah) Profinsi Jawa Tengah.219

Sedangkan KH A Mustofa Bisri bercerita waktu itu sudah tidak

mau lagi menjadi anggota DPRD Tingkat I. Mbah Mus (begitulah penulis

memanggil KH A Mustofa Bisri) mau memfokuskan diri pada bidang

budaya. Sementara Mbah Cholil sendiri belum mau untuk naik ke DPRD

tingkat I. Posisinya di Rembang masih Wakil Ketua DPRD Tingkat II.220

4. Masa Pemilu 1992

Pada Pemilu tahun 1992, Mbah Cholil mulai merasa jenuh

berada di DPRD tingkat II. Sementara ia ditawarkan oleh ketua wilayah

untuk masuk ke tingkat I. Tapi Mbah Cholil malah berpikir untuk masuk

ke DPR RI saja. Sehingga pada tahun itu ia berhasil menjadi anggota DPR

RI dari PPP.221

Pada Muktamar PPP 1992, Mbah Cholil mulai berpikir bahwa

PPP ini besar karena dukungan warga NU. Tetapi mengapa ketuanya

bukan orang NU. Sehingga pada tahun 1994, ia mulai mengadakan

gerakan di PPP, yang akhirnya dikenal dengan nama ‘Gerakan Kelompok

Rembang’. Mbah Cholil dengan teman-teman berusaha keras untuk bisa

menggolkan orang NU menjadi Ketua Umum PPP.222 Tetapi pada waktu

itu ada wartawan yang menanyakan kepadanya untuk lebih baik minta

219 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011 220 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011. 221 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011 222 Mahrus Ali, M. F. Nurhuda Y. Op. Cit. hlm 161

Page 105: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

92

restu dari Pak Harto tapi malah ia menjawab: Saya tak butuh Pak Harto,

Tapi saya hanya butuh Tuhan.223

Kemudian menjelang Pemilu 1997, Mbah Cholil dicalonkan dari

Jawa tengah yang berada dalam urutan 10 besar. Tetapi setibanya di

Jakarta, karena ada pengaruh Pak Harto, Mbah Cholil malah ditempatkan

menjadi nomor 53. Sehingga Mbah Cholil tidak menjadi anggota DPR RI

waktu itu.224

Gus Yahya menjelaskan setelah kejadian itu, walaupun kecewa,

Mbah Cholil kembali bertekun di pesantren. iapun banyak menulis. Ia

benar-benar menjadi orang desa, tetapi masih aktif di partai sebagai MPW.

Saat itu, ia pernah diajukan oleh partai supaya ke MPP. Tetapi ditolak oleh

Pak Ismael Hasan. Walaupun demikian ia tetap diangkat menjadi anggota

MPR RI dalam Badan Pekerja sebagai wakil utusan daerah, bukan dari

partai.225

5. Kyai Yang Membidani Kelahiran PKB

Menurut KH A Mustofa Bisri sesungguhnya Mbah Cholil lebih

patut disebut sebagai deklarator PKB (Partai Kebangkitan Bangsa)

ketimbang Gus Dur. Sebab ialah yang memimpin sebuah tim membidani

pendirian partai sebagai wadah aspirasi politik warga Nahdlatul Ulama

(NU) atas desakan para kyai. Sementara Gus Dur selaku Ketua Umum NU

223 Jawaban itu akhirnya menjadi berita dan ramai dibicarakan. Akibatnya, gagallah upaya

menempatkan seorang figur NU menjadi Ketua Umum PPP. Tapi hanya diberikan kesempatan menduduki Sekjen saja. Untuk jabatan Sekjen, orang pilihan yang Mbah Cholil sodorkan waktu itu adalah Pak Matori. Tetapi ditolak oleh Pak Ismael Hasan. Wawancara Masruhan Samsuri (Salah satu Tokoh PPP), 27 Februari 2011.

224 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011. 225 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011

Page 106: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

93

ketika itu malah menolak pendirian partai. Maka pada mulanya, ada 72

deklarator PKB, tidak termasuk Gus Dur. Namun ketika deklarasi

pendirian PKB itu disampaikan kepada PBNU, nama-nama deklarator itu

pun dicoret dan berubah menjadi hanya lima orang.226

Sebenarnya dari sejarah PKB, yang harus muncul sebagai

deklarator adalah Kyai Iliyas Ruhyat. Tapi, Kyai Iliyas Ruhyat orangnya

lugu, tak mau tampil-tampil seperti itu. Itulah sebabnya Mbah Mus

mengatakan, sejarah perlu diluruskan. Yang benar sebagai penggagas

pertama terbentuknya PKB adalah para kyai, pada tanggal 11 Mei 1998

bersamaan dengan rapat meminta Soeharto lengser. Gagasan pertama

dimulai di Rembang bukan di PBNU atau Ciganjur.227

Sehubungan dengan itu, menurut Mbah Mus perlu ditegaskan

salah jika ada orang mengatakan bahwa yang mendirikan PKB adalah Gus

Dur. Justru Gus Dur malah pada mulanya menolak pendirian PKB. Ketika

itu, Mbah Cholil mengajukan rapat atas adanya desakan para kyai agar NU

membentuk partai, PBNU malah mengeluarkan surat resmi bahwa NU

tidak perlu membuat partai. Pada saat itu Ketua Umum PBNU adalah Gus

Dur.228

Pendirian PKB dimulai pada 11 Mei 1998. Ketika para kyai

sesepuh di Langitan mengadakan pertemuan. Mereka membicarakan

situasi terakhir yang menuntut perlu diadakannya perubahan untuk

226 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011. 227 Pada Pertemuan Ciganjur atau silaturahmi para tokoh reformis yang di adakan oleh

Gus Dur sebagai Deklarator PKB dan sekaligus tuan rumah. Lihat Fathurin Zen, NU Politik: Analisis Wacana Media. (Yogyakarta: LKiS, 2004), hlm. 196.

228 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011.

Page 107: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

94

menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran. Saat itu para kyai membuat

surat resmi kepada Pak Harto yang isinya meminta agar ia turun atau

lengser dari jabatan presiden. Pertemuan itu mengutus Kyai Mu’hid

Mujadid dari Jember dan Gus Yusuf Muhammad menghadap Pak Harto

untuk menyampaikan surat itu. Mereka berangkat ke Jakarta, meminta

waktu tetapi belum dapat jadwal. Sehingga sebelum surat itu diterima, Pak

Harto sudah mengundurkan diri terlebih dahulu, setelah rezim Orde Baru

digoyang oleh gelombang reformasi Mahasiswa pada 21 Mei 1998.229

Setelah itu, pada tanggal 30 Mei 1998, diadakan istiqosah akbar

di Jawa Timur. Lalu semua kyai berkumpul di kantor PBNU Jatim. Para

kyai itu mendesak Mbah Cholil supaya menggagas dan membidani

pendirian partai bagi wadah aspirasi politik NU. Tapi Mbah Cholil

menolak. Sebab ia merasa sudah capek jadi orang politik. Ia merasa lebih

baik di pesantren saja. Tetapi para kyai terus mendorongnya karena dinilai

lebih berpengalaman dalam hal politik. Ketika itu Gus Dur belum ikut.

Makanya Mbah Cholil terus dipaksa.230

Kemudian, tanggal 6 Juni 1998, Mbah Cholil mengundang 20

kyai untuk membicarakan hal tersebut. Undangan hanya lewat telepon.

Tetapi pada hari H yang datang lebih dari 200 kyai. Dalam pertemuan itu

terbentuklah sebuah panitia yang disebut dengan Tim “Lajenah” karena

terdiri dari 11 orang. Ia sendiri menjadi ketua. Sekretarisnya Gus Yus.

229 Fathurin Zen, Op. Cit. Hlm. 38 230 Nur Khalik Ridwan, NU & Bangsa 1914-2010; Pergulatan Politik & Kekuasaan,

(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm. 334.

Page 108: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

95

Panitia ini bekerja secara maraton untuk menyusun platform dan

komponen partai. Selain itu terbentuk juga Tim Asistensi Lajenah terdiri

dari 14 orang yang diketuai oleh Matori Abdul Djalil dan sekretarisnya

Asnan Mulatif.231

Pada tanggal 18 Juni 1998, panitia mengadakan pertemuan

dengan PBNU. Dilanjutkan audiensi dengan tokoh-tokoh politik (NU)

yang ada di Golkar, PDI dan PPP.232 Panitia menawarkan untuk bergabung

tanpa paksaan. PBNU sendiri menolak pendirian partai. Setelah itu, pada

tanggal 4 Juli 1998, Tim Lajenah beserta Tim dari NU mengadakan

semacam konfrensi besar di Bandung dengan mengundang seluruh PW

NU se-Indonesia sebanyak 27 perwakilan datang semua.233

Kemudian hari itu diputuskan nama partai. Usulan nama adalah

Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Kebangitan Ummat dan Partai

Nahdlatul Ummat. Akhirnya hasil musyawarah memilih nama PKB (Partai

Kebangkitan Bangsa). Lalu ditentukan siapa-siapa yang menjadi

deklarator partai. Disepakati 72 deklarator, sesuai dengan usia NU ketika

itu. Jumlah itu terdiri dari Tim Lajenah (11), Tim Asistensi Lajenah (14),

Tim NU (5), Tim Asistensi NU (7), Perwakilan Wilayah (27 x 2), Ketua–

ketua Event Organisasi NU, tokoh-tokoh Pesantren dan tokoh-tokoh

231 Nur Khalik Ridwan, Op. Cit, hlm. 335. 232 Fathurin Zen, Op. Cit. Hlm. 198. 233 Nur Khalik Ridwan, Op. Cit, hlm. 336.

Page 109: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

96

masyarakat. Semua deklarator membubuhkan tandatangan dilengkapi

naskah deklarasi. Lalu diserahkan ke PBNU.234

Ketika masuk ke PBNU, dinyatakan bahwa yang menjadi

deklaratornya 5 orang saja, bukan 72 orang. Kelima orang itu yakni Kyai

Munasir Allahilham, Kyai Eliyas Ruhyat, Kyai Muhid Mujadid, Mustofa

Bisri dan ditambah Abddurahman Wahid sebagai ketua PBNU. Nama 72

deklarator dari Tim Lajenah itu dicoreti semua oleh PBNU. Cerita Mbah

Mus, Mbah Cholil menerima saja. Sebab ia berpikir untuk dapat berjuang

bukanlah harus ada di dalam struktur.235

Setelah itu, semua terus berjalan hingga muktamar pertama.

Banyak orang menghendaki Gus Dur. Sehingga Mbah Cholil pasrah untuk

jadi orang kedua saja. Dalam Pemilu 1999, PKB berhasil meraih posisi

ketiga dalam perolehan suara, setelah PDIP dan Golkar. Tapi menjadi

posisi keempat dalam perolehan kursi, setelah PDIP, Golkar dan PPP.

Namun demikian, PKB berhasil mengantarkan KH Abdurrahman Wahid

menjadi presiden pada Sidang Umum MPR 1999.236

Dalam Mukernas PKB yang pertama, sebenarnya telah

diputuskan bahwa PKB akan mendukung siapa saja pemenang Pemilu

untuk menjadi Presiden, tanpa menyebutkan nama dan jender. Sementara

pada waktu itu juga sedang bergulir berbagai pendapat tentang presiden

wanita. Tetapi, PKB akan mendukung pemenang Pemilu menjadi

234 Mahrus Ali dan MF. Nurhuda Y, Pergulatan Membela yang Benar, Biografi Matori

Abdul Djalil, (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2008), Hlm. 380 235 Penutuan KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011 di PP Roudlotut Tholibin Rembang. 236 Mahrus Ali dan MF. Nurhuda Y. Hlm. 381.

Page 110: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

97

presiden, siapa pun orangnya, apakah wanita ataupun pria. Sementara, di

lain pihak, para kyai berkeinginan agar PKB mencalonkan presiden yang

berasal dari PKB bukan dari partai lain.237

Setelah itu cerita Mbah Mus, Mbah Cholil, Gus Yus dan

Muhaimin Iskandar menemui Mbak Mega. Mereka menyampaikan apa

yang menjadi keputusan Mukernas PKB, serta keinginan para kyai untuk

mencalonkan orang PKB menjadi pesiden. Jadi mereka mohon ijin untuk

tidak mencalonkan presiden dari PDI-P tetapi Gus Dur.238

Kemudian mereka melapor kepada para kyai. Putusan akhirnya,

PKB mencalonkan Gus Dur. Gus Dur pun menang dalam pemilihan

Presiden RI. Setelah Gus Dur terpilih jadi presiden, mereka bertemu lagi

dengan Mbak Mega. Mereka menyatakan PKB siap mendukung Mbak

Mega untuk maju sebagai calon Wakil Presiden. Dan demi memudahkan

jalannya Megawati, mereka juga mengadakan pendekatan dengan para

calon dan partai lain.239

Pada waktu itu PDI-P dan PKB membentuk perkawanan,

sedangkan PPP, PAN, PK, PBB, dan sejumlah partai Islam lainnya

membentuk Poros Tengah. Sementara itu, Partai Golkar yang masih di

anggap warisan pemerintahan orde baru lebih bersikap hati-hati dalam

melakukan aliansi strategis. Praktis juru kunci perhelatan politik saat itu

dipegang oleh Gus Dur, Megawati, Amin Rais, Akbar Tanjung, Wiranto,

237 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011. 238 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011. 239 Nur Khalik Ridwan, Op. Cit, hlm. 338.

Page 111: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

98

dan para ketua Partai politik besar lainnya. Sedangkan tokoh-tokoh

reformis dalam hal ini sering dikonotasikan Gus Dur-Mega-Amin.240

6. Menjadi Wakil MPR RI

Mengenai jabatan Mbah Cholil sebagai Wakil Ketua MPR dari

PKB menggantikan Matori Abdul Djalil, Gus Yahya mengatakan bahwa

sejak semula kawan-kawan sudah meminta Mbah Cholil berada dalam

pimpinan MPR atau DPR. Tetapi ia sendiri yang tak mau. Sebab Mbah

Cholil masih berpikir ke pesantren yang mulai berkembang. Maka, ia juga

yang mengusulkan pertama kali untuk memajukan Matori sebagai calon

ketua MPR, yang akhirnya menjadi wakil ketua.241

Semenjak Matori di angkat menjadi Menteri Pertahanan. Selama

delapan bulan perwakilan PKB dalam pimpinan MPR kosong. Maka Mbah

Cholil diajukan menjadi Wakil Ketua MPR mewakili PKB. Setelah

sebelumnya Matori dipecat dari jabatan Ketua Umum PKB karena

menghadiri SI-MPR yang memberhentikan Gus Dur dari jabatan presiden.

Lalu PKB pecah dua. PKB pimpinan Matori dan PKB pimpinan Alwi

Sihab. Akhirnya jadwal pelantikan Mbah Cholil sebagai wakil ketua MPR

molor.242

Menurut penjelasan Gus Yahya pada waktu itu Pak Matori

menginginkan dari pihaknya yang harus mengisi pimpinan MPR itu. Di

lain pihak, PKB Alwi-Gus Dur menginginkan yang lain. Dalam pertikaian

240 Fathurin Zen, NU Politik: Analisis Wacana Media. (Yogyakarta: LKiS, 2004), hlm.

199 241 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011 242 Gamma, volume 4, masalah 10-15, garda media mandiri, 2002 Hlm. 65.

Page 112: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

99

seperti itu, Mbah Cholil didorong untuk bersedia mengisi kekosongan itu

dari kubu PKB Alwi Sihab. Waktu itu, Matori sempat tetap tidak mau.

Tapi ketika ia tahu Mbah Cholil yang dicalonkan, dia jadi tidak berani.

Karena Mbah Cholil yang menggiring Matori selama ini dari Jawa

Tengah.243

Waktu itu pimpinan MPR telah menujui pencalonan Mbah Cholil

untuk menggantikan posisi matori dan akan melantik Mbah Cholil sebagai

wakil ketua MPR dari F-KB pada 5 juni nanti. Alasan penetapan Mbah

Cholil sebagai wakil ketua MPR dari F-KB itu adalah secara de facto, F-

kb di MPR menghendaki Mbah Cholil dilantik menggantikan Matori.244

Setelah mendapat masukan tertulis dari fraksi PKB, fraksi

Reformasi, fraksi Golkar dan secara lisan dari fraksi PPP yang

menanyakan mengapa pelantikan Mbah Cholil harus ditunda hingga 20

juni. Akhirnya pimpinan MPR kembali mengadakan Rapat Pimpinan.

Dalam Rapat tersebut dicapai kesepakatan bahwa keputusan pengangkatan

Mbah Cholil pada tanggal 5 juni 2002 menjadi Wakil Ketua MPR unsur

Fraksi Kebangkitan Bangsa menggantikan Matori Abdul Djalil akhirnya

dapat disetujui sebagai hasil Rapat Pimpinan MPR sesuai keputusan.245

243 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011 244 Khoirudin, Menuju Partai Advokasi, (Yogyakarta: Pustaka Tokoh Bangsa, 2005) hlm.

69. 245 Khoirudin, Menuju Partai Advokasi, (Yogyakarta: Pustaka Tokoh Bangsa, 2005) hlm.

70.

Page 113: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

100

D . Dakwah dan Pemikiran KH M Cholil Bisri di Bidang Politik

1. Dakwah di Bidang Politik

Dakwah Mbah Cholil di bidang politik di mulai pada tahun 1971

itu, ketika itu ia mulai masuk ke partai. Ia diangkat menjadi Wakil Ketua

Partai NU Cabang Rembang.246 Sebelumnya beliau pernah di daulat

menjadi ketua GP. Anshor Rembang dan Ketua NU Rembang. Akhirnya

dimulai dari situlah Mbah Cholil mulai berdakwah melalui politik.

Ketika itu kiprah NU di panggung politik terus digerogoti oleh

Golkar dan ABRI. Perpecahan di tubuh NU juga mulai tampak ketika

banyak kiai yang berkampanye untuk Golkar. Sehingga pada tahun 1971

Golkar memperoleh suara cukup signifikan pada pemilu.247 Saat itu Mbah

Cholil banyak melindungi kawan-kawanya yang mengalami tekanan dan

pertikaian dengan tentara.

Jika melihat realita sosial yang terjadi pada zaman Mbah Cholil

itu dimana banyak bermunculan masalah-masalah baru yang harus

diselesaikan. Mbah Cholil dituntut untuk memberikan solusi dari ajaran

Islam yang Rahmatan lill’alamin. Secara khusus termasuk di dalamnya

kasus gerakan pemberantasan anggota PKI.248

Dakwah Mbah Cholil dalam politik yang demikian itu

memerlukan norma yang tidak berat sebelah. Dalam hal ini, nilai-nilai

kebenaran dan keadilan mutlak diperlukan. Karena itu, kegiatan politik

harus memiliki sumber rujukan yang jelas kepada Allah SWT. Pada

246 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011 247 Fathurin Zen, NU Politik; Analisis Wacana Media, (Yogyakarta: LKiS, 2004), hlm. 35 248 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011

Page 114: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

101

pemilu 1971 ini Mbah Cholil merupakan calon anggota DPRD tingkat II

dari Partai NU. Sehingga dari hasil pemilu 1971 tersebut ia lolos menjadi

anggota DPRD tingkat II mewakili Partai NU.249 Pada pemilu 1977 Mbah

Cholil tetap konsisten berjuang melalui partai NU. Ia menjadi andalan dari

partai untuk menjadi vote getter. Kehebatannya dalam berkampanye

sangat dipercaya dapat mendongkrak suara pemilu waktu itu.250

Disamping itu Mbah Cholil juga memiliki sikap yang arif dalam

menghadapi Golkar. Pemerintah yang menerapkan konsep monoloyalitas

yang mewajibkan para pegawai negeri untuk memilih Golkar ditanggapi

Mbah Cholil dengan sikap politik yang bijaksana dan tidak frontal

melawan. Hal ini bisa dibuktikan dengan diizinkannya para sahabat dan

rekan seperjuangannya, yang sebelumnya aktif di Partai NU untuk

memilih pindah masuk Golkar. Banyak sahabat dan rekan

seperjuangannya yang menjadi pegawai negeri justru meminta

mengundurkan diri dari pegawai negeri daripada harus keluar dari partai

NU. Permintaan pengunduran diri itu justru dilarang oleh Mbah Cholil

dengan mempersilahkan sahabat dan rekannya untuk bergabung dengan

Golkar dan keluar dari Partai NU. Sikap Mbah Cholil ini dilakukan atas

landasan bahwa orang-orang tersebut akan menjadi lebih bermanfaat dan

berguna di Golkar. Beliau mengharapkan orang-orang NU yang masuk

249 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011 250 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011

Page 115: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

102

Golkar nantinya mampu mempengaruhi dan memberikan warna di dalam

tubuh Golkar.251

Pada Muktamar PPP 1992, ia mulai berpikir bahwa PPP ini besar

karena dukungan warga NU. Tetapi ketuanya bukan orang NU. Sehingga

pada tahun 1994, ia mulai mengadakan gerakan di PPP, yang akhirnya

dikenal dengan nama “Gerakan Kelompok Rembang”. Ia dengan teman-

teman berusaha keras untuk bisa menggolkan orang NU menjadi Ketua

Umum PPP. Waktu itu ada wartawan yang menanyakan kepadanya,

apakah tidak lebih baik minta restu dari Pak Harto? ia menjawab: “Saya

tak butuh Pak Harto, Tapi saya hanya butuh Tuhan!”252

Jawaban Mbah Cholil itu menjadi berita dan ramai dibicarakan.

Akibatnya, gagallah upaya menempatkan seorang figur NU menjadi Ketua

Umum PPP. Hanya diberikan kesempatan menduduki Sekjen. Untuk

jabatan Sekjen, orang pilihan yang ia sodorkan waktu itu ialah Matori.

Tetapi ditolak oleh Pak Ismael Hasan. Figur tandingannya adalah Tosari.

Ia merasa kalah total, sebab setiap ia menyodorkan orang-orang NU, setiap

kali juga ditampik dengan menyodorkan orang-orang NU juga. Jadi orang-

orangnya semua ditolak. Mbah Cholil punya satu pandangan bahwa yang

berkuasa mendudukkan orang jadi pemimpin adalah Allah. Jadi, kalau pun

seorang calon banyak didukung, tapi Allah tak menghendaki, nggak akan

jadi.253

251 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011 252 Republika, 12 Agustus 1994. 253 Republika, 12 Agustus 1994.

Page 116: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

103

Dakwah Mbah Cholil dalam Politik juga dengan cara mendirikan

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sebab ialah yang memimpin sebuah

tim membidani pendirian partai sebagai wadah aspirasi politik warga

Nahdlatul Ulama (NU) atas desakan para kyai.254 Mungkin itu adalah cara

yang tepat untuk melaksanakan dakwah dengan pendekatan mendirikan

partai politik. Disamping itu merupakan metode Mbah Cholil untuk

pembinaan kader-kader dakwah melalui Partai Politik.255 Disamping itu

situasi terakhir yang menuntut perlu diadakan perubahan untuk

menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran.

Yang mendorong pembentukan Partai Kebangkitan Bangsa

(PKB) adalah mendekati pesan-pesan dari langit yang berarti harus

mempersiapkan untuk membentuk kekuatan. Untuk bisa memperjuangkan

kebenaran itu harus dengan kekuatan. Karena Sesuatu akan tidak

sempurna tanpa sarana itu. Maka, pembentukan partai itu harus dilakukan.

Menurutnya kalau orang NU mempunyai kekuatan politik, nantinya bisa

mempunyai bargaining politik. Kalau tidak mempunyai kekuatan politik,

mana ada bargaining politik. Karena NU hanya kuat di masalah sosial

saja, di masyarakat saja. Di pemerintahan tidak.256

Ketika Mbah Cholil memimpin istighotsah di Surabaya, semua

kalangan mengatakan mbok digagas mendirikan partai. Semua kalangan

IPNU, IPPNU, PMII, Anshor, Fatayat, Muslimat, Suriah, Tanfiziah, tidak

254 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011. 255 Moh. Ali Aziz, Op. Cit. hlm. 76 256 A. Mustofa Bisri, Gus Dur Garis Miring PKB, (Surabaya: MataAir Publishing, 2008),

hlm. 11

Page 117: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

104

ada yang berani muncul. Sehingga ia yang muncul. Karena ia merasa

bahwa NU dipinggir-pinggirkan. Makanya harus agak ke tengah sendikit.

Di situ jelas bahwa Dakwah Mbah Cholil adalah mengembangkan Islam

ahlus sunnah wal jamaah. Program pentingnya mengkristalkan harga diri.

Kongkritnya menunjukkan bahwa NU itu besar. Yang lebih riil kepada

kemaslahatan ummat. Sebab kalau berbicara tentang kemaslahatan, akan

berbicara tentang kehidupan. Jadi, sasaran PKB adalah Menegakkan

kebenaran. 257

Ketika terjadi konflik di tubuh PKB antara Syaifullah Yusuf dan Gus

Dur yang hasilnya akan mereposisi Syaifullah Yusuf, Mbah Cholil

berpendapat reposisi itu hanya ketidakpercayaan Gus Dur terhadap

keponakannya, Saifullah Yusuf. ”Jadi lebih pada persoalan Gus Dur dan

Saifullah.” KH Cholil menambahkan, reposisi dengan mengganti Saifullah

Yusuf dari posisi Sekjen sama dengan menuduhnya bersalah.258

Mbah Cholil mengancam, kalau Syaifullah Yusuf dipecat, dia dan

para kiai akan pulang ke pesantren. Diingatkannya, organisasi itu punya

aturan, tidak bisa memecat pengurus seenaknya, apalagi bila yang

bersangkutan tidak bersalah.

"Pemecatan itu tidak sah, batal demi hukum karena tidak didukung 2/3 dari pengurus yang hadir. Sudahlah, kalau mau mengganti, nanti saja sesudah pemilu. Jangan sekarang, karena akan merugikan partai,".259

257 Tempo Interaktif, 24 Juli 1999. 258 H. Fuad Anwar, Melawan Gus Dur, (Yogyakarta: Pustaka Tokoh Bangsa, 2004), Hlm.

119. 259 Jawa Pos, 4 September 2003

Page 118: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

105

Sekalipun tidak mengancam, Mbah Cholil mengingatkan para

pimpinan PKB yang getol bikin kisruh lewat pemecatan Syaifullah Yusuf

dari jabatan Sekjen PKB. Menurut dia, dosa besar bila pimpinan PKB

memecat Syaifullah Yusuf. "Jika ditinggalkan para kiai, PKB bisa gembos,

bisa habis. Terus terang, kalau Syaifullah dipecat, para kiai akan marah

karena tausyiahnya diabaikan. Saat ini para kiai ada di belakang Syaifullah,

jadi ndak usah gentar.260

Menurut Mbah Cholil, PKB adalah partai yang dideklarasikan oleh

PBNU. Masalah PKB sudah selesai. Hanya satu PKB yang boleh

mengikuti pemilu. Pertikaian dia kubu antara Matori dan Alwi Shihab

diselesaikan dengan cara politik. Politik itu kan kalah menang, nggak ada

islah. Selain itu, NU tidak boleh mencampuri secara langsung segala

permasalahan dalam tubuh PKB. NU hanya berkewajiban menjaga

khittah.261

Mbah Cholil menghimbau agar semua komponen bangsa itu bisa

saling sapa. Beliau yakin, dengan kerukunan, Allah bisa memberi berkah.

Kalau para pemimpin rukun, yang untung kan rakyat Ada hadis yang baik

untuk menggambarkan itu. Orang PKB itu kan kiai semua. "Orang Islam

yang baik harus meninggalkan yang tidak ada gunanya."262

Ketika ada isu Amien Rais dan Fuad Bawazier ingin

menjatuhkan Gus Dur. Mbah Cholil berpendapat bahwa kejatuhan

seseorang atau tidak, itu menurut beliau terserah kepada Allah. Allah akan

260 Surya, 1 September 2003 261 Dewan Rakyat, 1 Agustus 2003, hlm. 6. 262 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011.

Page 119: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

106

melengserkan orang yang dikehendaki. Dalam Al-Qur’an sendiri di

jelaskan: “Qulillaahumma Maalikalmulki tu’tilmulka mas tasyaa

watanzi’ulmulka minman tasyaa watu’izzul man tasyaa watudzillu man

tasyaa biyadiKalkhairu innaKa ‘alaa kulli syai-in Qadiir.” (Q.3: 26)

“Katakanlah, ‘Ya Allah ya Tuhan Penguasa segala kekuasaan, Engkau

berikan kekuasaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau

cabut kekuasaan dari orang yang Engkau kehendaki; Engkau angkat orang

yang engkau kehendaki dan Engkau rendahkan orang yang Engkau

kehendaki; di tanganMulah segala kebaikan. Sengguh Engkau Mahakuasa

atas segala apa saja.263

. Lewat dakwah Mbah Cholil melalui partai politik tersebut,

diharapkan gerakan dakwah memiliki peran dan pengaruh positif dalam

mengelola pemerintahan negara.

2. Pemikiran dalam Bidang Politik

Aktivitas yang dijalani Mbah Cholil mengindikasikan bahwa ia

mempunyai kontribusi besar dalam proses pembangunan dan

demokratisasi di Indonesia. Dalam berdemokrasi, ia ingin menunjukkan

kepada public bahwa demokrasi yang berkembang di Indonesia sekarang

ini perlu diisi oleh kalangan agamawan, agar keputusan-keputusan penting

pemerintah dapat di kontrol olehnya yang akhirnya dapat memberikan

kemaslahatan bagi segenap rakyat Indonesia, tidak hanya untuk kalangan

263 AlQur’an dan Terjemahan, Op. Cit.

Page 120: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

107

tertentu saja. Bila penulis amati, apa yang dilakukan Mbah Cholil

sangatlah luar biasa.

Dalam bukunya “Ketika Nurani Bicara” Mbah Cholil memberikan

pesan Yaitu:

Pertama, Jika ingin dihargai oleh masyarakat harus mau mengajar

dengan ikhlas. Jika ingin dihargai oleh pejabat, pahamilah dan ikuti

kegiatan politik. Kedua, Jangan merubah sesuatu yang sudah baik tanpa

membuatnya lebih baik. Biarkan yang baik tetap baik. Yang sudah nyata

harus didahulukan, yang masih diraba-raba tinggalkan. Ketiga, Pelajari

ilmu pengetahuan, dan ajarkan kepada orang-orang dengan cara-cara yang

engkau bisa. Yang bisa ceramah ya ceramah, yang bisa nulis ya nulis, yang

bisa politik ya politik. Pokoknya semampunya. Keempat, Jika orang lain

bisa maka kita pun 'pasti' bisa. Untuk mencapai keberhasilan harus

sungguh-sungguh dalam berusaha. Kelima, Kalau kamu sanggupi (suatu

amanah) maka lakukan sepenuh hati. Kalau merasa tak mampu, jangan

kamu sanggupi.264

Sedangkan menurut KH Yahya Cholil Tsaquf, belajar dari berbagai

pengalaman hidup Mbah Cholil melihat bahwa ada tiga orang yang patut

dikasihani dalam dunia. Pertama, orang kaya yang jatuh miskin. Kedua,

orang yang terhormat yang jatuh hina. Dan, Ketiga, orang yang pintar

264 KH. M. Cholil Bisri, Ketika Nurani Bicara, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2000), hlm. 44.

Page 121: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

108

yang dipermainkan oleh orang-orang bodoh.265 KH Yahya Cholil Tsaquf

mengatakan:

”…menurut abah ono wong telu seng kudu di melaske. Siji, wong sugeh seng dadi melarat. Loro, wong terhormat seng dadi ino. Telu, wong pinter seng di enggo dolanan wong bodo…”266

Menurut Prof Ir Eko Budihardjo MSc bahwa Mbah Cholil

merupakan tokoh yang punya kapasitas sebagai peredam konflik. Bahkan,

Forum Rektor Indonesia pernah mengundangnya untuk menyampaikan

pandangan tentang resolusi konflik. Pergaulannya yang luas, plural, dan

pembawaan yang adem (sejuk) rupanya merupakan modal bagi ia untuk

membangkitkan kepercayaan bagi suatu upaya rekonsiliasi.267

Sementara pandangannya tentang demokrasi, dalam buku ia

“Ketika Nurani Bicara” Mbah Cholil melihat masih perlu didefinisikan di

Indonesia. Demokrasi itu bukan berarti kebebasan tanpa batas. Bahkan di

sebuah negara seperti Amerika saja tidak selamanya murni, masih

bercampur dengan otoritarian. Sementara dalam Al-quran atau Hadis tidak

ada tertulis kata demokrasi. Yang ada adalah kesetaraan berbicara atau

sering disebut sebagai musyawarah. Jadi sebenarnya inti demokrasi adalah

musyawarah. Mbah Cholil menyampaikan:

“…Yang harus di tumpas adalah musuh atau pemberontak atau pengganggu keamanan atau penjahat yang melawan, bukan saudara sendiri yang berani menyapa dengan menunjukkan “kancing baju itu, keliru letak itik-itik-nya”. Demokrasi itu sama dengan pengakuan

265 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011 266 Menurut abah ada tiga orang yang patut di kasihani. Pertama, orang kaya yang jatuh

miskin. Kedua, orang yang terhormat yang jatuh hina. Dan, Ketiga, orang yang pintar yang dipermainkan oleh orang bodoh.

267 Suara Merdeka, Rabu, 25 Agustus 2004, hlm. 6.

Page 122: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

109

terhadap kesamaan derajat, nilai rembuk, perbedaan pendapat, dan ketidaksamaan dalam bersama, bukan memaksakan kemufakatan.”268

Lebih lanjut Gus Yahya menuturkan bahwa dalam menjalani hidup

ini, salah satu cara pandang yang Mbah Cholil pegang adalah ‘jika orang

lain bisa, mengapa saya tidak bisa’. Hal inilah yang selalu mendorongnya

selalu berusaha melakukan yang terbaik. Namun, ia juga percaya kepada

takdir. “Kalau itu adalah bagian kamu, pasti kamu akan memperolehnya,

tetapi kalau itu bukan milikmu, biar dikerjakan juga pasti sia-sia.”269

Mengenai NU, menurut Mbah Cholil NU itu jamaah ijtima’iyah,

artinya organisasi sosial dan itu secara kultural NU besar dan berakar.

Kalaupun NU mempunyai sayap-sayap itu wajar. Sekalipun tidak punya

sayap politik secara formal. Tapi orang-orang NU banyak berada dalam

berbagai partai politik, seperti dalam PAN, PDIP, GOLKAR, dsb. Tinggal

sekarang bagaimana membuat rumus supaya aspirasi politik orang NU

dapat tersalur dimana-mana.270

Dalam memaparkan bagaimana kegundahan warga nahdliyyin dan

kaum santri menghadapi pemilu 2004, Mbah Cholil mengirim tulisan yang

berjudul “NU, Kiai, dan Pilihan”. Tulisan itu dimuat pada edisi Senin 10

Mei 2004 di harian Suara Merdeka. Berikut ini tiga bait cuplikan tulisan

Mbah Cholil:

“April kemarin, awam bertanya, “Kula nyolos napa, Pak?” Lalu begitu mulai bermunculan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), awam kembali bertanya, “Kula milih sinten, Pak?” Awam dari nahdliyyin tambah bingung dengan majunya tokoh-tokoh

268 KH. M. Cholil Bisri, Ketika Nurani Bicara, Op. Cit, hlm. 37-38. 269 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011 270 Dewan Rakyat, 1 Agustus 2003, hlm. 6.

Page 123: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

110

mereka. Hasyim Muzadi digandeng Megawati, Salahuddin Wahid digamit Wiranto, Jusuf Kalla diambil Susilo Bambang Yudhoyono, dan Abdurrahman Wahid maju sendiri.

Yang sesekali membaca Koran dan mendengarkan berita dari televisi atau radio, tidak kalah pusing. Mau menjatuhkan pilihan pada Mega yang berpasangan dengan Hasyim mereka ragu, karena ulasan berita tidak menyenangkan tentang mereka. Mau memilih Wiranto dengan Gus Sholah, atau SBY dengan Jusuf, mereka juga tidak sreg. Sebab, Wiranto dan SBY berlatar belakang militer.

Yang cepat ambil keputusan tentu akan berpihak kepada Hidayat Nur Wahid dan kawan-kawan yang berniat untuk oposisi. Akan tetapi oposisi di sini artinya apa? Tidak ikut memilih presiden/wakil presiden? Atau ikut memilih tetapi tidak masuk dalam jajaran pemerintahan? Atau tidak ikut memilih dan tidak masuk dalam sistem? Atau apa? Sejak merdeka, Indonesia tidak membiasakan pemberlakuan oposisi, meski sebelum merdeka sudah mengenal non-cooperation. Biarlah itu urusan Hidayat dan kawan-kawan yang merumuskannya. Di sini, saya ingin berusaha mencari jawaban dari pertanyaan awam nahdliyyin, “Kulo milih sinten?”271

Tulisan itu merupakan karya terakhir Mbah Cholil di harian Suara

Merdeka. Menurut mantan ketua DPW PPP Jateng Almarhum HA

Thoyfoer MC kepada Suara Merdeka, Mbah Cholil merupakan seorang

sahabat yang berpikiran luas, humoris, dan dapat dijadikan panutan, ia

tidak pernah melupakan semuanya. Misalnya, ketika terjun di dunia

politik, ia tidak pernah melupakan untuk berdakwah agama. Begitu juga

saat ia terjun ke bidang agama, ia juga tidak melupakan masalah

pendidikan.

“Biasanya kalau orang sudah terjun ke satu bidang, tentu akan lupa pada bidang yan lain. Tapi Mbah Cholil tidak, semua bidang diamalkan oleh ia, baik sebagai pengajar, tokoh agama, tokoh Negara, budayawan, penulis, dan masih banyak lagi keahlian lainnya,”272

271 Suara Merdeka, Senin, 10 mei 2004. 272 Suara Merdeka, Kamis Kliwon, 26 Agustus 2004, hlm. 9.

Page 124: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

111

Mengenai ancaman Nasionalisme yang waktu itu Negara Indonesia

diterpa berbagai jenis krisis, dari krisis kepercayaan pada pemerintah

sampai krisis ekonomi dan politik, KH M Cholil Bisri menyampaikan:

“Ada tiga hal yang harus dilakukan oleh komponen bangsa saat ini, yaitu mengadilkan keadaan, taqarrub atau mendekatkan diri pada Allah SWT, dan menghindari terciptanya kemiskinan dan jauhi lahirnya anak-anak yatim”.273

Mbah Cholil mendambakan, perbedaan agama, ada istiadat dan

budaya hendaknya tidak menjadi kendala terwujudnya NKRI yang kokoh,

utuh untuk selama-lamanya seperti yang dicita-citakan oleh para pejuang

bangsa. Seperti pertemuan lintas agama di Rembang yang diprakarsai

Mbah Cholil diilhami terjadinya huru-hara di Ambon (Maluku)

Kalimantan Barat dan tempat-tempat lain di Indonesia.274

Mengenai reformasi, menurut Mbah Cholil, agar reformasi terus

berjalan, setiap orang harus mau melangkah bersama. Jangan membawa

dan menempatkan kepentingan pribadi atau kelompok di atas segalanya.

Nanti akan menjadi sirik dan Tuhan pasti akan menghukum bangsa ini. ia

mengimbau agar setiap orang mawas diri dan selalu melihat apa yang telah

diperbuat untuk bangsa dan negeri ini, di mana ia makan dan hidup. Mbah

Cholil menyampaikan:

“…reformasi politik atau politik akomodasi atau apa namanya, arahnya adalah demi menghindar dari terjadinya radikalisme. Sebab, radikal dari mana pun datangnya pasti akan sangat merugikan rakyat… pendekatan kemanusiaan sejatinya yang paling pas bagi masyarakat

273 KH. M. Cholil Bisri, Ketika Nurani Bicara, Op. Cit, hlm. 35. 274 Wawasan, Rabu Wage, 25 Agustus 2004, hlm. 7.

Page 125: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

112

Pancasila untuk menemukan, memilih, menentukan solusi bagi problematika hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”275

Menurut Mbah Cholil, dalam hal reformasi, islah, perubahan ke

arah kebaikan dari keparahan yang diakibatkan oleh kesalahan masa lalu,

tidak bisa lantas meninggalkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masih

tersisanya kelompok yang bertahan pada status quo. Atau munculnya

kelompok/perorangan yang merasa lebih berhak berada paling depan. Atau

timbulnya kelompok/perorangan yang menganut mazhab Sim Salabim

(sulapan, tiba-tiba). Sehingga perjalanan reformasi menjadi agak

terganggu karenanya.276

Setelah reformasi, kemudian Presiden Soeharto di gantikan oleh

Presiden BJ Habibie. Tetapi ia tidak mau mendengar suara rakyat. Bahkan

diajak dialog nasional saja ia tidak mau. Kemudian Mbah Cholil menulis

yang di beri judul “Tobat Politik”. Mbah Cholil mengatakan:

“Pemerintah harus melakukan tobat politik. Yang namanya tobat tentu saja harus diawali dengan penyesalan kemudian berikrar untuk tidak melakukannya lagi. Ini berarti, semua yang telah dilakukan Soeharto dan kroninya pada zaman Orde Baru harus ditinggalkan. Kalau dulu pemerintah enggan mendengar suara rakyat, kini harus segera mendengar suara rakyat. Kalau pemerintah terus tidak aspiratif, saya khawatir nanti justru akan mengurangi sejarah Soeharto. Presiden Soeharto kan orang yang sukar belajar dari kesalahan. Nah, kalau sikap seperti itu terus dilakukan Habibie dan pemimpin selanjutnya, saya khawatir nanti ia si-Soeharto-kan juga oleh Allah. Yaitu, diambil kekuasaannya dan dinistakan seperti Soeharto sekarang”.277

Mbah Cholil dikenal sebagai pemerhati sepak bola dunia yang

tajam. Dalam berbagai event, ia aktif mengirim ulasan-ulasan di media

275 KH. M. Cholil Bisri, Ketika Nurani Bicara, Op. Cit, hlm. 40. 276 KH. M. Cholil Bisri, Menuju Ketenangan Batin; Provokasi, (Jakarta: Kompas, 2008),

hlm. 14. 277 KH. M. Cholil Bisri, Ketika Nurani Bicara, Op. Cit, hlm. 78.

Page 126: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

113

massa. Tulisannya kaya warna, analisis dengan pendekatan-pendekatan

alternatif. Dan hebatnya lagi semua analisisnya selalu dengan jitu di

kaitkan dengan perkembangan peta social politik di Tanah Air. Daya tarik

utama pertandingan sepak bola, bagi Mbah Cholil adalah bagaimana

seorang pemain yang berhasil mencetak gol, merayakan gol itu dengan

membagi kegembiraan bersama rekan-rekannya. Sementara itu, pemain

yang melakukan kesalahan berusaha keras untuk menebus kesalahan itu

dengan memperbaiki kinerjanya.278

Bagi Mbah Cholil politik bisa di samakan seperti sepak bola, daya

tarik sepak bola terletak pada dua hal yang memuat filosofi kuat.

"Pertama, bagaimana pemain yang mencetak gol dan membagi

kegembiraan untuk semua. Kegembiraan itu tidak dinikmatinya sendiri.

Kedua, bagaimana seorang pemain yang membuat kesalahan, mengakui

kesalahan itu dengan berusaha menebusnya, berjuang keras memperbaiki

penampilannya. Kalau dalam kehidupan sehari-hari orang mau berbuat

seperti itu, kan bagus".279

Dalam memahami Negara, seperti yang di tulis di harian Dewan

Rakyat, 1 Agustus 2003, Mbah Cholil menyampaikan bahwa Negara ini

milik rakyat, terserah bagaimana maunya rakyat. Pada gilirannya nanti

tentu rakyat itu akan menunujukkan bukti kekuasaan kepemilikannya.

Rakyat kita kan tidak pernah memahami rasa kepemilikan atas negara ini, dan tidak pernah diberi kesempatan untuk memahami tentang

278 Suara Merdeka, Rabu, 25 Agustus 2004, hlm. 6 279 Suara Merdeka, Senin, 1 Maret 2004.

Page 127: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

114

politik kenegaraan sehingga mereka tidak merasakan sebagai pemilik atas Negara ini.

Rakyat kita memang belum pernah dididik untuk berpolitik, berbangsa dan bernegara. Tidak ada waktu untuk mendidik rakyat. Selama 32 tahun kita tidak pernah diberi kesempatan untuk berbicara dengan rakyat yang di bawah. Partai-partai hanya sampai di tingkat cabang. Selama itu pula rakyat dibikin mengambang. Dibikin terombang-ambing. Semua serba sentral. Belum pernah ada pendidikan politik, belum pernah ada penghentian paternalistic. Semua serba dogmatis.

Kondisi saat ini, menurut saya, kita seperti orang dimasukkan gua, tanpa cahaya, lalu keluar terkena tamparan sinar matahari; mata menjadi silau. Lingkaran kita semua sedang dikuasai oleh kesilauan, sehingga semua dalam kegamangan.280

Mengenai khittah Mbah Cholil berpendapat bahwa khittah untuk

mengurusi ummat, mengurusi banyak orang, mengayomi semua pihak.

Kalau partai itu supaya kami mempunyai akses politik. Kalau punya akses

politik, punya bargaining politik. Kalau tidak mempunyai kekuatan politik,

mana ada bargaining politik. karena khittah sendiri ada, bagaimana

mengatur tentang politik.281

Ketika Suara Merdeka memuat tulisan yang berisi kekecewaan atas

keterlibatan sejumlah kyai di panggung politik praktis. Tulisan itu dari Dr.

Abu Rokhmad kemudian langsung mendapat tanggapan dari Mbah Cholil.

Mbah Cholil menanggapi gagasan Dr. Abu tentang perlunya fiqih

politik, dengan alasan kesibukan kyai yang multi ragam dalam

mengimplementasikan pesan-pesan agama dengan caranya masing-masing,

ia berkesimpulan bahwa fiqih politik kyai sudah ada di “batok kepala”

mereka. Sungguh sangat mulia orang-orang yang ilmunya berada didalam

dadanya (Fishsudur) sehingga kemana saja mereka pergi ilmu itu selalu

280 Dewan Rakyat, 1 Agustus 2003, hlm. 8. 281 Tempo, 24 Juli 2003.

Page 128: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

115

terbawa seperti yang dialami Imam Syafi’i dahulu dan tidak lagi

membutuhkan buku, kitab atau disket (Fishuthur). Dan memang begitulah

idealnya ilmu para ulama. Akan tetapi barangkali Dr. Abu dapat mengatakan

bahwa selama ini dirinya belum melihat terjemahan apa yang ada di batok

kepala itu melalui perilaku politik yang dapat dibaca oleh masyarakat

umum, sehingga sah-sah saja jika ia meragukan ada atau tidaknya fiqih

politik yang dijadikan bijakan itu.282

Menurut Mbah Cholil seorang pemimpin harus professional

bertindak, dia harus memenuhi persyarakatn khusus yang antara lain:

Pertama, Dia harus takut kepada Gusti Allah Yang Maha Kuasa.

Karena orang yang takut kepadaNya, dia tidak mau keweleh, akibat Tuhan

adalah tumbuhnya kewibawaan yang sangat di perlukan bagi pemimpin

(menteri misalnya, yang memimpin departemen). Kanjeng nabi menegaskan,

“Man Khafa I-Lah, khawwafahu I-Lahu kulla syai”; barang siapa takut

kepada Tuhan, Dia akan membuat segala sesuatu (termasuk orang) jengah

(segan, sungkan) kepadanya. Kedua, dia harus bersedia menjadi “pelayan”

rakyat. Pelayan dipastikan dekat dengan yang dilayani. Menghargai, peduli,

dan berusaha keras untuk tidak mengecewakan yang di layani, rakyat.

Ketiga, dia orang yang sederhana dan tawadlu. Hanya dia yang bersikap

sederhana dan ber-tawadlu-lah, yang tidak bisa tampil pura-pura. Dia

obyektif dan mengakui ketidakmampuan, bila memang tidak mampu. 283

282 Wawancara Dr. H. Abu Rohmad, 26 Oktober 2011 di kediamannya Perum Karonsih

Ngaliyan Semarang 283 KH. M. Cholil Bisri, Menuju Ketenangan Batin; Kabinet Gus-Mbak, (Jakarta:

Kompas, 2008), hlm. 118-119.

Page 129: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

116

BAB IV

ANALISIS DAKWAH DALAM BIDANG POLITIK

KH M CHOLIL BISRI

A. Analisis Materi Dakwah KH M Cholil Bisri Dalam Bidang Politik.

Materi-materi yang disampaikan Mbah Cholil secara keseluruhan

bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits. Oleh karena itu, penggalian materi

dakwah yang disampaikan oleh Mbah Cholil berarti penggalian terhadap Al-

Qur’an dan Hadits serta keadaan sosial yang ada, sehingga ia tidak pernah

kekeringan materi yang membosankan mad’u. Karena semakin kaya seseorang

da’i dengan materi dakwahnya, semakin segar dan mempesona pesan yang

disampaikan.284

Mbah Cholil selalu berusaha dan terus menerus mempelajari dan

menggali ajaran Islam serta mencermati situasi dan kondisi sosial masyarakat,

sehingga materi dakwah dapat diterima oleh objek dakwah dengan baik.

Materi dakwah yang Mbah Cholil sampaikan sendiri mencakup ibadah,

akidah, syari’ah, dan muamalah yang meliputi seluruh aspek kehidupan. Dari

semua materi dakwah yang disampaikan oleh Mbah Cholil tidak bersifat

normatif seperti terdapat dalam Al-qur’an dan Hadits, tetapi juga bersifat

empiris dan operasional. Sehingga materi dakwah yang disampaikan baik

284 karena pada dasarnya Al-Qur’an sendiri merupakan dakwah yang terkuat bagi

pengembangan Islam karena Al-Qur’an mencakup cerita-cerita orang-orang terdahulu dan syariat-syariat serta hukum-hukumnya. Lihat Moh Ali Aziz, Op. Cit, hlm. 105

Page 130: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

117

secara kiasan maupun tulisan terdapat sikap keselarasan antara sikap batin dan

perilaku.285

Menurut KH. A. Mustofa Bisri, Mbah Cholil dalam menyampaikan

materi dakwahnya menggunakan Dakwah kontektual yaitu Metode dakwah

yang dilakukan dengan cara memperhatikan hal-hal yang ada diluar teks

aslinya. Mbah Cholil melakukan metode ini dengan harapan agar dakwahnya

lebih mudah diterima oleh masyarakat yang terdiri dari berbagai macam dan

model. Mbah Cholil dalam melakukan dakwahnya selalu memperhatikan

situasi dan kondisi yang akan di dakwahi. Ia dalam menyampaikan materipun

tidak terlalu tektual. Akan tetapi dalam menyampaikan materi juga

menggunakan dalil-dalil akal untuk memperjelas dalil-dalil nakli/ teks asli

ayat al-Qur’an atau al-Hadits yang ada.

Materi dakwah Mbah Cholil ada pada tiga masalah pokok dan

mendasar bagi umat Islam yaitu keimanan, ukhuwah Islam dan pada prestasi

ibadah. Keberhasilan Mbah Cholil dalam berdakwah, karena ia mampu

mengaktualisasikan dan menterjemahkan konsep-konsep Al Qur’an dalam

kehidupan sehari-hari (tekstual dan kontekstual). Disamping itu ia menjadikan

agama dalam dakwahnya sebagai solution (memberi jawaban) terhadap

problem yang dihadapi umat.

Beberapa sebab yang dapat menjadikan dakwah Mbah Cholil dapat

dengan mudah diterima oleh umat antara lain:

285 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011.

Page 131: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

118

a. Materi dakwahnya up to date, mampu memberi jawaban terhadap masalah

yang dihadapi umat. Untuk merangsang rasa ingin tahunya untuk selalu

mengikuti dan pada akhirnya umat tersentuh dengan nilai-nilai Islam yang

ia sampaikan. Jika umat tersentuh (bukan tersinggung) maka pasti akan

mendekat.

b. Materi khutbahnya sesuai dengan daya tangkap atau kemampuan umat

sebagai penerima dakwah. Barangkali ia berpegang pada sabda rasulullah

SAW: “Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan daya tangkap

mereka”. Dalam menyampaikan materi dakwah, Mbah Cholil mampu

memilah dan memilih materi sesuai dengan penerima dakwah, karenanya

setelah umat menerima dakwah tidak sedikit yang tadinya mereka jauh

dari agama Islam menjadi dekat, bahkan siap berjuang dan berkorban

untuk Islam.

c. Materi dakwahnya disampaikan dengan hati yang ikhlas, Mbah Cholil

mempunyai prinsip bahwa sesuatu yang keluar dari hati, insya’Allah akan

sampai ke hati, dakwah yang disampaikan dengan hati yang tulus dan

ikhlas akan mudah diterima oleh umat.286

Disamping beberapa sebab diatas, kelebihan yang menyebabkan

keberhasilan dakwah Mbah Cholil antara lain: Mbah Cholil adalah sosok da’I

yang lebih flexible / lentur dalam menjalankan dakwahnya. Misalnya saja

dalam hal menerangkan pakaian menurut Islam. Mbah Cholil mengatakan

bahwa : Islam tidak memerintahkan kepada hambanya agar berpakaian seperti

286 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011.

Page 132: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

119

orang Arab sebagaimana yang disampaikan para pelaku dakwah tektual. Akan

tetapi ia menyampaikan bahwa dalam berpakaian itu yang penting menutup

aurat dan laki-laki tidak menyamai perempuan serta sebaliknya. Sedangkan

model dan warna pakaian terserah masing-masing.287

Mbah Cholil sanggup dan mampu mengamati gejala-gejala yang

terjadi di masyarakat, lalu atas dasar pengamatan itu ia menyusun konsep apa

yang dibutuhkan oleh masyarakat. Ia juga mempunyai sandaran vertikal yang

kuat, maka hati akan hidup dan hati yang hidup akan mampu mendeteksi

persoalan, sehingga secara naluriah ia akan dapat memilah dan memilih materi

yang bermanfaat bagi agama dan umat.

Mbah Cholil sanggup mengendalikan diri tidak hanyut oleh

gambaran-gambaran yang enak dan gemerlapan. Ia sanggup menghadapi

berbagai tantangan. Mbah Cholil juga sanggup mengadakan pendekatan

dengan berbagai pihak atau kalangan, sanggup mengadakan pendekatan yang

sifatnya manusiawi, ibarat mencubit tapi tidak terasa sakit.

Kemampuan panggung Mbah Cholil memang tak terbantah, dan

diakui oleh siapapun. Mbah Cholil adalah orator, ahli pidato, yang dapat

mengutarakan hal-hal yang sebenarnya sulit menjadi begitu gamblang. Mudah

diterima oleh orang kota maupun orang desa. Hal-hal berat menjadi ringan.

Yang membosankan menjadi mengasikkan. Yang terlihat sepele menjadi amat

penting. Kritik-kritiknya sangat tajam, meluncur begitu saja dengan lancar dan

menyegarkan. Pihak yang terkena kritik tidak marah karena disampaikan

287 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011.

Page 133: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

120

secara sopan dan menyenangkan. Di atas podium ia mampu menyedot emosi

para pendengarnya dengan tuntas. Para pendengar hanyut dibawa cerita yang

dibawakan. Dikisahkan juga ketika Mbah Cholil bercerita tentang Ratu Bilkis

yang dipecundangi oleh Nabi Sulaiman, tentang taman kaca di atas air. Tidak

terasa penat mengikuti pidatonya meskipun sudah berjam-jam.

Dalam menyampaikan dakwahnya Mbah Cholil menyesuaikan diri

dengan umat yang dihadapinya. Materi yang disampaikan disesuaikan dengan

umat yang dihadapinya. Materi yang disampaikan disesuaikan dengan konteks

zaman dan masyarakatnya. Selain itu dakwah disampaikan secara lugas dan

mudah dipahami oleh semua orang yang menghadirinya. Tidak jarang ia

membuat hadirin tertawa terpingkal-pingkal karena kelucuan dari kalimat dan

cerita yang ia sampaikan di atas podium, dan setelah itu hadirin pun dibuat

bersedih dan menangis atas apa yang diceritakan oleh Mbah Cholil tentang

ayat-ayat dan cerita-cerita yang menyedihkan. Bahkan pernah suatu ketika

dalam pengajian ia menceritakan kisah Nabi Nuh di mana pada waktu itu

terjadi banjir besar yang menenggelamkan seluruh jagad raya. Ketika Kan’an

putera Nabi Nuh berteriak histeris memanggil-manggil nama bapaknya Nabi

Nuh, tak terasa hadirin yang menghadiri pengajian tersebut menangis dan

melelehkan air mata”.

Menurut KH Yahya Cholil Tsaquf, Mbah Cholil merupakan seorang

ulama besar yang sangat memperhatikan santrinya, terutama di bidang

pengajian. Mbah Cholil tiap malam sesudah mengajar dan istirahat sekitar satu

setengah atau dua jam, pasti mengelilingi pondok pesantrenya dan melihat-

Page 134: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

121

lihat langsung tiap-tiap kamar, jendela, atau pintu. Hal ini Karena ia ingin

menyaksikan secara langsung bagaimana keadaan santri-santri apakah mereka

sedang muthala’ah pelajaran-pelajaran yang baru Mbah Cholil ajarkan ataukah

mereka sudah tidur atau berjalan-jalan ke tempat hiburan.288

Pada pagi hari saat Mbah Cholil mengajar Tafsir Jalalain, Mbah

Cholil sering memberi pertanyaan kepada para santri tentang pelajaran yang

telah diajarkan khususnya pelajaran Alfiyah Ibn Malik. Setiap membaca

lafazh di mana dalam tafsir tersebut ditanyakan misalnya dibaca marfu’ atau

manshub juga ditanyakan baitnya di dalam Alfiyah. Kalau jawaban tepat maka

Mbah Cholil diam, tetapi kalau jawabanya salah atau anak tersebut diam

mikir-mikir maka ia bentak dan marah. Di tengah-tengah mengaji Mbah

Cholil kadang-kadang cerita yang lucu-lucu sehingga santri tenang.

Mbah Cholil sering sekali menasehati santri-santrinya: “kalau kamu

pulang/boyong ke rumahmu, jangan tergesa-gesa mengajar, tetapi carilah

ma’isyah (penghidupan) terlebih dahulu dan kalau sudah berkeluarga buatlah

rumah walaupun seperti apa bentuknya yang penting tertutup rapat. Kalau di

tempat kamu sudah ada kiai/pemimpin hormatilah dia, walaupun mungkin

kamu lebih pandai dari dia.”

Jika dilihat dari keterangan-keterangan tersebut, bahwa materi

dakwah yang disampaikan Mbah Cholil dalam semua kegiatan dakwah dan

pidato-pidato Mbah Cholil sangat mengena dan tidak membuat audien

tersinggung. Memang dalam hal menyampaikan dakwah Mbah Cholil sangat

288 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011

Page 135: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

122

pandai membuat para jama’ah menjadi tetegun dan memperhatikan isinya.

Dengan bahasa yang mudah di pahami humoris dan tidak membosankan,

syarat dengan makna dan tidak membuat tersinggung para pendengar.

Berdasarkan analisis materi dakwah Mbah Cholil di atas, dapat

dipahami bahwa yang dijadikan materi dakwah oleh Mbah Cholil bukan

sesuatu yang datang dari Allah SWT saja, lewat wahyu-Nya atau disabdakan

oleh Nabi Muhammad SAW. Tetapi juga adat istiadat, kebudayaan atau hasil

pemikiran manusia yang baik dan tidak bertentangan dengan akal sehat dan

ajaran Islam dapat dijadikan sebagai materi dakwah. Justru yang dilakukan

oleh Mbah Cholil tidak salah kalau Al-Qur’an sangat mendukung pemakaian

akal atau pemikiran secara maksimal karena dengan mempergunakan akal

secara baik dan maksimal akan membawa manusia kepada kemudahan dalam

hidupnya.

B. Analisis Media Dakwah KH M Cholil Bisri Dalam Bidang Politik.

Untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umat, Mbah Cholil

menggunakan berbagai macam media. Adapun media yang di pakai oleh

Mbah Cholil dalam berdakwah yaitu: Lisan, Tulisan, Politik, dan Akhlak.

a. Lisan, inilah media dakwah yang paling sederhana yang digunakan Mbah

Cholil yaitu menggunakan lidah dan suara, dakwah Mbah cholil dengan

media ini berbentuk pidato, ceramah, mengajar, bimbingan, penyuluhan,

dan sebagainya.

Page 136: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

123

b. Tulisan, Mbah Cholil juga berdakwah menggunakan media menulis di

buku, majalah, koran, dan sebagainya.

c. Akhlak, yaitu dakwah Mbah Cholil dengan perbuatan-perbuatan nyata

yang mencerminkan ajaran Islam yang dapat dinikmati serta didengarkan

oleh mad’u.

Di samping media dakwah di atas, Mbah Cholil juga menggunakan

media tradisional, yaitu berbagai macam seni pertunjukan yang secara

tradisional dipentaskan di depan umum (khalayak) terutama sebagai sarana

hiburan yang memiliki sifat komunikatif, seperti ludruk, wayang, drama, dan

sebagainya.289

Seperti ketika Mbah Cholil menyelenggarakan sebuah kegiatan seni

dan budaya bertajuk ''Tontonan Rakyat Merdeka-Rembang'' yang

diselenggarakan di Taman Kartini Rembang. Acara itu digagas oleh Mbah

Cholil bersama Komunitas HKR (Himpunan Keluarga Rembang) Jabotabek

dan Impresario 21 dimaksudkan untuk menjaga dan melestarikan seni dan

budaya yang berada di wilayah Rembang seperti Hadrah, Tong Tong Klek,

Tayub, Pencak Silat, Gondorio, Gandang, Laesan, Jambean, Orek-Orek,

Pathol Sarang, Rodat, Tanjidor, Dolanan Bocah (Sum Sum Putu, Sundah

Mandah, Dakon), dan Emprak itu tetap eksis dan menjadi trade mark

Rembang sebagai salah satu entitas budaya di Indonesia. Waktu itu

dimeriahkan juga oleh berbagai nama tenar di blantika kesenian seperti Jajang

289 Melihat budaya Indonesia yang memiliki beranekaragam media Tradisional, maka

dapat dipahamai mengapa para Wali Songo menggunakan media ini sebagai media dakwah. Lihat Moh Ali Aziz, Op. Cit, hlm. 149

Page 137: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

124

C noer, Embi C Noer, Ria Irawan, Zainal Abidin Domba, serta tak ketinggalan

KH Mustofa Bisri.290

Melihat kenyataan budaya bangsa Indonesia yang memiliki

beranekaragaman media tradisional, maka dapat dipahami bahwa Mbah Cholil

meniru para Walisongo menggunakan media ini sebagai media dakwah dan

ternyata pilihan media yang digunakan Walisongo menggunakan media ini

menghasilkan masyarakat Muslim yang merupakan mayoritas penduduk

Indonesia.

Selain itu, Mbah Cholil juga menggunakan Pers (surat kabat) sebagai

media dakwah. Media dakwah ini sangat besar manfaatnya sebab termasuk

dari beberapa media massa pembentuk opini masyarakat yang hampir bisa

disebut makanan pokok masyarakat yang mendambakan informasi dan selalu

dapat mengikuti perkembangan dunia. Dakwah melalui media ini Mbah Cholil

gunakan dalam bentuk berita-berita Islam, penulisan artikel-artikel Islam dan

sebagainya.

Seperti yang telah dijelaskan pada bab III, bahwa Mbah Cholil

memanfaatkan sisa waktunya untuk menuliskan gagasannya lewat media

massa lokal maupun nasional. Peristiwa sosial, politik, budaya atau

keagamaan menjadi obyek tulisannya yang kaya nuansa. Tulisan-tulisan Mbah

Cholil sangat khas, kaya istilah-istilah pesantren dan analisis yang tajam.

Gagasan dan pikirannya tersebar di banyak media, seperti Jawa Pos, Suara

Merdeka, Surya, Kompas, Tempo dan lain-lain.

290 Suara Merdeka, Rabu, 25 Agustus 2004, hlm. 6

Page 138: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

125

Yang tidak kalah menarik adalah ulasannya mengenai sepak bola.

Boleh disebut, ialah satu-satunya kiai yang hobi olahraga sepak bola, dimana

komentar dan prediksinya membuat kagum para pembaca. Khusus ulasan

sepak bola dunia seperti piala dunia dan Eropa sudah menjadi langganan

media masa nasional. Tulisannya diminta dan diperebutkan banyak media

karena kecemerlangannya dalam membuat analisis.291

Dari uraian media dakwah yang digunakan Mbah Cholil di atas,

tampak jelas bahwa begitu besar pengaruh emosi dan perilaku keagamaan

yang ditimbulkan oleh media yang digunakan Mbah Cholil tersebut, sehingga

patut di contoh oleh para da’i yang belum punya kesadaran untuk memiliki

dan menggunakan media-media tersebut. Jangan Cuma puas dengan dakwah

yang berbentuk ceramah agama di hadapan langsung kelompok agama yang

tentunya amat sempit jangkauannya.

C. Analisis Metode Dakwah KH M Cholil Bisri Dalam Bidang Politik.

Dalam berdakwah Mbah Cholil lebih banyak menggunakan

pendekatan humanistis (kemanusiaan), artinya dalam berdakwah ia lebih

banyak menyentuh, bukan menyinggung, mengajak bukan mengejek,

merangkul bukan memukul, ibarat mencubit tetapi tidak terasa sakit.

Pendekatan ini sebenarnya aplikasi dari metode yang diterapkan oleh

Rasulullah SAW dalam berdakwah.

291 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011

Page 139: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

126

Selain menggunakan metode humanistis tersebut, Mbah Cholil

dalam berdakwah menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, karena itu

titik sentralnya dalam berdakwah adalah pesan dakwah harus mengena,

sampai pada sasaran. Hal ini terbukti dengan merasa hausnya umat atas

siraman rohani yang ia sampaikan.

Metode dakwah yang Mbah Cholil gunakan seperti yang terdapat

dalam QS. An-Nahl ayat 125, yaitu ada tiga: hikmah, mau’izatul hasanah,

mujadalah billati hiya ahsan. Mengenai hikmah yang dijadikan metode

dakwah Mbah Cholil, penyampaian ajaran Islam dilakukan untuk

menyampaikan orang kepada kebenaran dengan mempertimbangkan

kemampuan dan ketajaman rasional atau akal si penerima dakwah (mad’u).292

Metode kedua, mauizad hasanat pelajaran yang baik, Mbah Cholil

menggunakan dalil-dalil, argumentasi yang tepat sehingga orang yang di seru

(audien) menjadi puas menerima pelajaran (materi yang diberikan).293

Ketiga, metode mujadalat (tukar pendapat / pikiran atau diskusi)

digunakan Mbah Cholil untuk sekelompok orang yang merasa perlu untuk

menanyakan kebenaran materi-materi dakwah yang disampaikan kepadanya.

Karena apabila melihat tipologi objek dakwah, maka tidak semua orang dapat

menerima dakwah serta merta, ketika ia mendengar seruan itu. Sehingga objek

dakwah dapat menerima dengan perasaan mantap dan puas. Untuk itu lewat

292 Nurcholish Majid, dalam salah satu tulisannya dalam Tabloid Tekad dengan mengutip

pendapat Ibn Rusyd, mengemukakan dakwah dengan hikmah artinya dakwah dengan pendekatan substansi yang mengarah kepada falsafat, dengan “nasihat yang baik” yang berarti retorika efektif dan popular.

293 Apabila dicermati tipologi objek dakwah, maka tampaknya tidak semua orang dapat menerima dakwah serta-merta, ketika ia mendengar seruan itu. Ada sekelompok orang yang merasa perlu untuk menanyakan kebenaran materi-materi dakwah yang disampaikan kepadanya.

Page 140: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

127

metode ini, Mbah Cholil memberi isyarat kepada da’i untuk menambah

wawasan dalam segala segi, sehingga dapat memberikan jawaban / bantahan

(berdiskusi) kepada objek dakwah secara baik dan benar.

Dari tiga metode yang digunakan Mbah Cholil di atas, seperti

hikmah adalah suatu metode dalam menyampaikan dakwah lewat ketentuan

yang ditetapkan oleh Allah dan RasulNya. Begitu juga dengan mauidzah,

Mbah Cholil menyampaikan Islam lewat dalil-dalil Al-Qur’an yang tepat dan

jelas, sehingga objek dakwah menjadi puas dan tenang jiwanya. Sedangkan

mujadalah hasanah, lebih bersifat aplikatif dan bisa diterapkan Mbah Cholil

dengan bertukar pikiran atau berdiskusi dengan baik.

Selain itu Mbah Cholil juga menggunakan metode langsung dan

tidak langsung. Di mana dalam metode langsung, Mbah Cholil mengadakan

hubungan langsung secara pribadi dan kekeluargaan kepada mad’u. Hemat

penulis, penggunaan dakwah Mbah Cholil dalam metode langsung lebih

efektif karena Mbah Cholil mempunyai hubungan yang bersifat face to face,

seperti keluarga, perkumpulan tetangga, organisasi-organisasi, dan

perkumpulan yang lain.

Sedangkan metode tidak langsung yang digunakan Mbah Cholil

yaitu dengan mengadakan hubungan tidak langsung kepada individu atau

masyarakat yang menjadi mitra dakwah. Dalam hal ini Mbah Cholil tidak

secara langsung berhubungan dengan objek tetapi menggunakan alat antara.

Seperti yang dilakukan Mbah Cholil mengubah aturan yang sudah berlaku,

Page 141: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

128

mendirikan sarana peribadatan, gagasan mendirikan rumah sakit, mewarnai

objek budaya / wisata dengan warna agamis dan sebagainya.

Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa metode dakwah yang

digunakan Mbah Cholil ada tiga, yaitu:

a. Dakwah qoiliyah yaitu dakwah Mbah Cholil yang berbentuk ucapan atau

lisan yang dapat didengar oleh mitra dakwah / dakwah bil lisan yang

meliputi: Pertama, Khotbah ceramah yang disampaikan Mbah Cholil di

depan beberapa orang yang berbentuk ceramah agama, pengajian khutbah

dan sebagainya. Kedua, Diskusi dengan topik tertentu dengan bertukar

pendapat yang dilakukan Mbah Cholil dengan beberapa orang dalam satu

pertemuan. Ketiga, Tanya jawab dengan cara Mbah Cholil memberikan

pertanyaan atau memberi jawaban terhadap persoalan-persoalan yang

diajukan satu pihak atau kedua pihak.

b. Dakwah kitabiyah / tulis, yaitu penyampaian dakwah yang digunakan

Mbah Cholil melalui tulisan. Dalam metode ini Mbah Cholil

menyalurkannya melalui media massa, buku-buku dan sebagainya.

c. Dakwah bil hal, yaitu penyampaian dakwah yang dilakukan Mbah Cholil

dengan tidak menggunakan kata-kata lisan maupun tulisan tetapi dengan

tindakan nyata.

Dari analisis metode dakwah Mbah Cholil di atas, dapat diketahui

bahwa Mbah Cholil adalah sosok yang memiliki kepedulian tinggi terhadap

berbagai hal yang menimpa pada jama’ah dan umat, ia sangat peduli dan

mengurusi hal-hal yang kecil dan remeh. Sehingga dengan begitu metode

Page 142: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

129

dakwah yang dilakukan oleh Mbah Cholil dapat mengena kepada semua

lapisan masyarakat.

D. Analisis Kepribadian KH M Cholil Bisri

Mbah Cholil mempunyai perawakan besar, tinggi, dan gagah yang

menimbulkan kesan meyakinkan dan menyenangkan. Orang-orang yang dekat

denganya secara cermat mengamati tingkah laku dan sikap perbuatan Mbah

Cholil baik sewaktu ia sendirian maupun bersama banyak orang. Diantara

sifat-sifat keteladanan yang menonjol dari Mbah Cholil sebagai berikut:

a. Memiliki kasih sayang yang besar kepada sesama, terutama kepada para

santri. Kasih sayang Mbah Cholil kepada santri-santrinya tampak

menonjol ketika ia menghadiri undangan-undangan dakwah di luar kota

yang jaraknya kadang-kadang ratusan kilometer dari Rembang. Pada saat

ia naik ke podium ia selalu berdoa untuk para santri dan putera-puteranya:

“Ya Allah, apabila amal dakwah ini Engkau terima, sudilah Engkau

menganugerahkan imbalan berupa futuh (terbukanya pintu ilmu dan

terungkapnya tabir kebodohan) bagi para santri dan anak-anak saya.”

Setelah selesai pengajian ia berusaha untuk selalu pulang malam, untuk

paginya mengajar para santrinya yang disayangi.

b. Sangat Dermawan

Banyak orang yang secara materi telah menerima tetesan

kedermawanannya. Karena terlalu dermawan sering kali Mbah Cholil

ditipu oleh orang-orang yang suka memanfaatkan kedermawanannya

dengan pura-pura sangat membutuhkan pertolongan. Bukti lain dari

Page 143: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

130

kedermawanannya adalah bahwa Mbah Cholil selama masa hidupnya

tidak pernah makan sendirian. Setiap ia makan pasti mengajak siapa saja

yang diinginkannya. Bahkan ketika tidak ada orang di rumahnya maka ia

memanggil teman-temannya untuk di ajak makan bersama. Sering kali

orang yang dipanggil itu merupakan orang yang oleh masyarakat

dikucilkan tetapi oleh Mbah Cholil justru diajak makan bersama.

c. Memiliki pendirian yang teguh

Banyak orang yang kurang memahaminya bahwa Mbah Cholil merupakan

orang yang keras hati. Mbah Cholil memang orang yang teguh dalam

pendirian, ia berpegang pada semboyan bahwa “seorang mukmin yang

kuat, lebih baik dari seorang mukmin yang lemah”. Sikap dan pendirian

yang teguh ini juga ditunjukkan pada Pemerintahan Orde Baru.

d. Menghormati Cendekiawan, tanpa memandang orang, golongan, dan asal

muasalnya. Mbah Cholil adalah sosok yang sangat menghormati orang

yang cerdas dan pandai. Ia sangat sayang dan menghargai kepada santri

yang cerdas. Demikian juga ia sangat menghormati orang yang

mempunyai pemikiran yang luas.

e. Memiliki ambisi yang besar dalam meraih kesuksesan, ulet dan kreatif

dalam berusaha. Hal ini dapat dilihat pada bab sebelumnya yang

menunjukkan betapa Mbah Cholil merupakan sosok yang ulet dan kreatif.

f. Suka bergaul dengan orang-orang kecil atau rakyat bawah. Mbah Cholil

sering dijuluki sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat, tokoh yang

populis. Mbah Cholil tidak pernah membeda-bedakan dalam pergaulan. Ia

Page 144: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

131

bisa bergaul dengan rakyat kecil, anak-anak jalanan, termasuk bergaul

dengan orang-orang yang oleh masyarakatnya dikucilkan.

g. Sangat menghormati guru atau kiai

Penghormatan kepada orang yang pandai itu lebih-lebih dilakukan oleh

Mbah Cholil kepada gurunya. Ia sangat menghormati KH Mahrus Ali dan

KH Ali Ma’shum yang telah memberikan ia ilmu dan mengajarinya

tentang banyak hal. Setiap ia mengajar pasti sebelumnya ia berdoa untuk

kebaikan gurunya tersebut.

h. Humoris.

Dalam setiap pidatonya Mbah Cholil tidak pernah meninggalkan

humornya. Mbah Cholil bisa membuat orang yang menyimak pidatonya

itu tertawa terpingkal-pingkal atas apa yang disampaikannya. Hal ini juga

dilakukannya ketika ia mengajar kepada para santrinya. Ini semua ia

lakukan agar para santrinya dapat menyimak pelajaran dan tidak

mengantuk. Selain itu dalam setiap humornya pasti mengandung pesan-

pesan moral.

E. Analisis Dakwah KH M Cholil Bisri Dalam Bidang Politik.

Pada dasarnya, dakwah yang dilakukan oleh Mbah Cholil telah

terdapat dalam nash al Quran. Bahkan secara bertahap al Quran menerangkan

cara-cara berdakwah dengan hikmah dan pelajaran yang baik dengan tujuan

supaya di terima oleh masyarakat. Karena berdakwah dengan segala

bentuknya adalah wajib hukumnya bagi setiap manusia. Sebagaimana dalam

Page 145: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

132

ayat yang diturunkan secara bertahap, hal tersebut menunjukan bahwa dakwah

antara lain berupa amar ma’ruf, nahi munkar, berjihad memberi nasehat dan

sebagainya. Ayat tersebut terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 186, Surat

An-Nahl ayat 125, Surat Al-Imran ayat 104.

Jika dilihat dari dakwah Mbah Cholil pada masanya, maka meskipun

Mbah Cholil sangat sibuk melakukan aktivitas-aktivitas politik, namun ia

tidak pernah meninggalkan dan melupakan tugasnya sebagai seorang kiai dan

pengasuh pondok pesantren. Sebagai pengasuh ia tetap menjalankan

kewajibannya mendidik dan mengajar kepada para santrinya. Sebagaimana

yang telah di lakukan oleh KH Bisri Mustofa yang merupakan abahnya.294

Para kiai termasuk para da’i mutlak, bahkan dijadikan sebagai

pijakan dalam melakukan aktivitas dakwah, meskipun banyak kesibukan di

luar itu, karena selemah-lemahnya keadaan seseorang, setidaknya ia masih

memiliki kewajiban menolak kemungkaran dengan hatinya, kalau ia masih

ingin dianggap Allah SWT, sebagai orang yang masih memiliki iman. Maka

penolakan kemungkaran dengan hati merupakan benteng penghabisan tempat

berdiri. Sebagaimana hadits Imam Muslim yang mengisyaratkan bahwa

berdakwah melalui profesi yang dimiliki seorang muslim atau da’i juga cara

terbaik dalam mencapai tujuan dakwah.

294 Para kiai termasuk Mbah Cholil mutlak, bahkan dijadikan sebagai pijakan dalam

berdakwah. Sebagaimana abahnya Mbah Bisri Mustofa. Lihat Ahmad Zaenal Huda, Mutiara Pesantren, Perjalanan Khidmah KH. Bisri Mustofa, (Yogyakarta: LKIS. 2005), hlm. 22. lihat juga Beennadeeb, Para Pejuang Dari Rembang; Biografi KH. Bisri Mustofa dan KH. Cholil Bisri, (Mata Air Syndicate, Bhina Grafika, 2006), hlm. 6.

Page 146: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

133

Maka sebagai kiai, Mbah Cholil tidak akan pernah meninggalkan

sunnah Nabi. Termasuk dalam seluruh bentuk aktivitas dakwahnya. Tanpa

terkecuali dalam dakwah Mbah Cholil di bidang politik. Untuk menganalisis

dakwah Mbah Cholil dalam politik tersebut, tentunya analisis dakwah akan

menjadi pijakan dasar, untuk menentukan sejauh mana dakwah Mbah Cholil

berpijak pada sunnah Nabi.

Permasalahan yang mendasar pada kasus ini adalah aktivitas

dakwah Mbah Cholil yang berkecimpung dalam bidang politik, yang

sebelumnya banyak masyarakat memandang bahwa politik itu kotor. Dalam

hal ini, untuk mendapat kejelasan substansi pembahasan, kodifikasi dari

sejarah Nabi akan memberikan gambaran umum terkait apa yang dapat

diambil dari ketentuan-ketentuan Nabi.

Dalam Sirah Nabawiyah tergambar dengan jelas bahwa dakwah yang

tidak ditopang dengan otoritas politik tidak dapat berjalan secara efektif. Pada

awal dakwah Islam di Makkah, Nabi Muhammad harus menelan pil pahit

kegagalan akibat perlakuan keras dari kafir Quraisy. Sedangkan pada masa

sesudahnya, Nabi Muhammad mengumumkan satu piagam Madinah seiring

diakuinya sebagai kepala pemerintahan masyarakat Madinah. Nabi

Muhammad menuai sukses besar dalam waktu yang tidak terlalu lama.295

Dari situ dapat di lihat bahwa tujuan Nabi Muhammad, sejak piagam

Madinah dan fase paling awal dakwahnya di Madinah, adalah untuk

mengubah konfederasi kesukuan menjadi sebuah masyarakat baru yang di

295 Antoni Black, Pemikiran Politik Islam; Dari Masa Nabi Hingga Masa Kini,

Terjemahan, (Jakarta :PT Serambi Ilmu Semesta. 2001), hlm.37.

Page 147: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

134

kendalikan oleh ajaranya tentang moral. Tampaknya upaya Mbah Cholil

dengan mendirikan PKB meniru dengan yang dilakukan Rosululllah pada

waktu itu.

Sebagaimana sosok Mbah Cholil, dalam melaksanakan aksi

dakwahnya tidak memandang apa yang akan ia dapatkan dari usaha yang

dilakukannya. Bagi Mbah Cholil kepentingan umat adalah segalanya. Di dunia

politik, Mbah Cholil mengawali karier politiknya tahun 1973 sampai wafat. Ia

di kenal sebagai jurkam (juru kampanye). Ini mengindikasikan bahwa sosok

Mbah Cholil adalah ulama yang terbiasa menghadapi heterogenitas umat.296

Pada perkembangan selanjutnya, Sebagaimana lazimnya para kiai

pengasuh pesantren, Mbah Cholil mendidik santri-santrinya dengan metode

bimbingan dan memberikan motivasi kepada santri-santrinya, bukan sekedar

memindahkan ilmu dari kiai kepada santri, hal ini dilakukan agar mereka

dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam yang berhaluan Ahlus

Sunnah Wal Jama’ah, dan mendorongnya untuk mampu mengembangkan

ilmu yang telah mereka peroleh di pondok. Sehingga semua itu diusahakan

Mbah Cholil secara lahiriah dan batiniah disertai dengan rasa penuh kasih

sayang.297

Dari riwayat ini dan riwayat Mbah Cholil di depan, dapat kita

ketahui bahwa, Mbah Cholil selalu mendorong untuk bersatunya para ulama

dan umara’ dengan cara mencetak kader-kader Nahdhatul Ulama yang handal.

296 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011 297 Beennadeeb, Op. Cit, hlm 32

Page 148: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

135

Dalam hal ini, menurut Mbah Cholil, perjuangan itu bisa dilakukan dengan

dua cara:

Pertama, lewat jalur politik dan Kedua, lewat jalur dakwah /

pendidikan. Meskipun Mbah Cholil sangat sibuk melakukan aktivitas-aktivitas

politik, Namun ia tidak pernah meninggalkan dan melupakan tugasnya sebagai

seorang kiai dan pengasuh pondok pesantren. Sebagai pengasuh ia tetap

menjalankan kewajibannya dan mengajar para santrinya.

Ide pemikiran Mbah Cholil adalah penerapan konsep Ahlus Sunnah

Wal Jama’ah dalam kehidupan umat Islam. Sehingga untuk mewujudkan

obsesinya tersebut, Mbah Cholil selain melakukan dengan berdakwah bil hal

(dengan cara tindakan, keteladanan), dan bil lisan (dengan cara lisan, ceramah,

pengajian), ia juga menggunakan cara dengan menulis.

Menurut penulis, bahwa Mbah Cholil dalam menjalankan tugas

dakwahnya menggunakan pendekatan yang bisa di terima berbagai macam

kalangan. Dalam menyampaikan dakwahnya ia menyesuaikan diri dengan

umat yang dihadapinya, selain itu dakwah disampaikan secara lugas dan

mudah dipahami oleh semua orang yang menghadirinya. Dengan menerapkan

dakwahnya, ia melakukan dakwah bil hal (secara tindakan, keteladanan) dan

bil lisan (secara lisan, ceramah) ia juga menggunakan cara menulis.

Dari keterangan di atas, Pertama-tama yang harus kita perhatikan

adalah, menentukan bentuk dakwah yang dilakukan Mbah Cholil dalam

bidang politk (pada masanya), karena kita harus mengikuti sejarah

kehidupannya. Dan berdasarkan keterangan-keterangan di atas, dapat

Page 149: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

136

disimpulkan ada dua kemungkinan. Pertama, Mbah Cholil berdakwah melalui

politik struktural, dimana jabatan tertinggi yang ia pegang adalah Wakil Ketua

MPR RI. Kedua, bahwa Mbah Cholil berdakwah melalui ceramah, pendidikan

dan penulisan. Sebagaimana dalam sejarah kehidupan Mbah Cholil yang

diperkuat oleh wawancara-wawancara yang penulis lakukan.

Jika mengambil kemungkinan pertama, maka kita anggap Politik

yang digunakan oleh Mbah Cholil bukanlah untuk mempengaruhi orang untuk

dijadikan tombak mencari masa, akan tetapi politik tersebut, yaitu bagaimana

untuk mempengaruhi mad’u agar berbuat yang baik untuk penyebaran agama

Islam seperti zaman Rasulullah SAW.298 Dengan demikian, tujuan dakwah

sebagai bagian seluruh aktivitas dakwah. Bahkan lebih dari itu tujuan dakwah

sangat menentukan dan berpengaruh terhadap penggunaan metode dan media

dakwah, sasaran dakwah sekaligus strategi dakwah.299

Riwayat ini dikuatkan oleh Bukhori Muslim. Rosulullah berkata:

“Sesungguhnya segala pekerjaan dengan niat, dan bahwasanya bagi setiap

urusan (perkara) tergantung dengan apa yang diniatinya. Maka barang siapa

yang berhijrah menuju keridhaan Allah dan RasulNya, maka hijrahnya karena

Allah dan RasulNya, dan barang siapa yang berhijrah karena dunia (harta atau

kemenangan dunia) atau karena wanita yang dikawininya, maka hijrahnya itu

ke arah tujuan”.

298 Politik bermakna memberi pendidikan etika, sedangkan menurut terminologi syara’

bermakna memberi pendidikan etika atas perbuatan atau perilaku-perilaku politik. Lihat Ali Maschan Moesa, Nasionalisme Kiai: Konstruksi Sosial Berbasis Agama, (Yogyakarta: LKiS, 2007), hlm. 241

299 Moh. Ali Aziz, Op. Cit, hlm. 151

Page 150: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

137

Dan jika mengambil kemungkinan kedua, berarti menganggap bahwa

Mbah Cholil Dalam bidang dakwah adalah seorang muballig handal. Ia adalah

orator dan singa podium. Sebagai seorang muballig ia sering berdakwah

keluar kota.

Masing-masing dari kumpulan keterangan di atas, penulis berusaha

mencari keterangan yang lebih rajih (kuat). Dengan cara membidiknya dari

segi sumbernya. Akan tetapi dari keterangan yang telah dipaparkan diatas,

menurut hemat penulis semuanya dapat dipertanggung jawabkan, dengan

pertimbangan bahwa para narasumber merupakan orang orang yang

terpercaya.

Mbah Cholil juga dikenal ulama moderat dan sering melakukan

terobosan-terobosan pemikiran yang bersifat intelektualitas. Kemampuan

Mbah Cholil dalam berpidato memang diakui oleh siapapun, ia adalah orator,

ahli pidato, sosok yang mampu menggabungkan antara keluasan serta

kedalaman ilmu, kecerdasan akal dan menyampaikan gagasan dengan bahasa

yang mudah dipahami, tutur katanya yang renyah, humoris dan mudah

diterima oleh orang desa maupun orang kota. Materi yang disampaikan

disesuaikan dengan konteks zaman dan mayarakat.300

Dakwah yang seperti itu termasuk dakwah bi al-mujadalah ni al-laty

hiya ahsan, yaitu dakwah yang tidak mengandung unsur pertikaian, kelicikan

dan kejelekan, sehingga mendatangkan ketenangan dan kelegaan bagi juru

dakwah. Dengan demikian, mujadalah tidak dilakukan oleh orang-orang yang

300 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011.

Page 151: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

138

berada dari golongan awam atau orang-orang yang berada di antara golongan

cerdik, pandai, terpelajar, dan memiliki wawasan yang luas, karena dalam

kehidupan seharí-harinya mereka telah terbiasa berpikir kritis dan rasional.301

Mbah Cholil tidak pernah membedakan satu orang dengan yang

lainnya, bagi ia semuannya sama. Berbagai aktivitas yang dijalankan Mbah

Cholil dalam forum apa saja selalu memberikan nilai lain bagi para

pengagumnya, karena ia telah mensinergikan kekuatan nalar kritis

kemodernan dengan daya kritis kepesantrenan. Sehingga terpadu utuh

epistemologi keilmuan yang mengakar dan selalu diterima semua pihak.

Seakan dengan kehadirannya, para hadirin akan merasa lega dan mendapatkan

nilai-nilai keislaman yang tiada taranya”.

Dari pemaparan di atas, dapat kita pahami bahwa, keahlian dan

kehebatan Mbah Cholil dalam menyampaikan dakwahnya sudah menjadi hal

yang tidak diragukan lagi, bahwa untuk ukuran muballig waktu itu, Mbah

Cholil merupakan muballig handal daerah Jawa Tengah, Jawa Timur dan

sekitarnya tidak ada duanya.302

Dapat dipahami juga, bahwa Mbah Cholil adalah sosok kiai yang

tidak diragukan lagi. Jasa-jasanya dalam mengembangkan pesantren yang

ditinggalkan ayahandanya sudah menjadi sebagian bukti kontribusinya dalam

memberdayakan masyarakat. Namun memandang Mbah Cholil hanya dari sisi

ke-kiai-annya kayaknya hampa dan usang. Hal ini dikarenakan ia merupakan

tokoh lintas sektoral, lintas politik, budaya, bahkan lintas agama. Maka dari

301 Moh. Ali Aziz, Op. Cit, hlm. 149 302 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011

Page 152: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

139

itu, tidaklah heran apabila ia aktif dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan

dan perpolitikan.

Hemat penulis, aktivitas dakwah pada masa Mbah Cholil dapat

dijadikan landasan untuk dijadikan acuan. Bahwa disamping dakwah kultural

dan struktural, Mbah Cholil merupakan sosok da’i yang multidimensi,

tentunya dengan semua alasan yang melatar belakanginya. Sehingga

kesemuanya merupakan aktivitas dakwah politik dengan dakwah

multidimensi.303

Jika melihat Realita sosial yang terjadi pada zaman Mbah Cholil.

Yaitu pada masa orde baru dimana banyak bermunculan masalah-masalah

baru yang harus diselesaikan. Mbah Cholil dituntut untuk memberikan solusi

dari ajaran Islam yang Rahmatan lill’alamin. Secara khusus termasuk di

dalamnya kasus gerakan pemberantasan anggota PKI. Saat itu beliau aktif

sebagai Ketua Anshor. Ia melarang kawan-kawannya menganiaya orang-orang

PKI. Ia sendiri tidak mau melakukannya.

Permasalahan dalam metode dakwah Mbah Cholil dalam bidang

politik sebagaimana telah diterangkan di bab sebelumnya dimulai sejak masa

G30S PKI, masa orde baru, masa pemilu 1971, masa pemilu 1977, masa

pemilu 1982, masa pemilu 1992, antara lain: Ketua PPP Rembang (1973-

1995), Ketua MPW PPP Rembang (1995-1998), anggota FPP DPRD II

Rembang (1970-1982), Pimpinan Dewan FPP DPRD II Rembang (1982-

303 Dalam konteks aktivitas dakwah, kegiatan dakwah dapat mengambil dua bentuk, yakni

dakwah struktural dan dakwah kultural. Lihat Muhammad Sulthon, Desain Ilmu Dakwah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 26.

Page 153: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

140

1992), anggota FPP DPR/MPR RI (1992-1997), anggota Fraksi Utusan

Daerah MPR RI Pusat (1997-1999), anggota FKB DPR/MPR RI (1999-2004),

Wakil Ketua MPR RI (2002-2004) menggantikan Matori Abdul jalil sampai

akhir masa hayatnya.

Dakwah Mbah Cholil dalam politik yang demikian itu memerlukan

norma yang tidak berat sebelah. Dalam hal ini, nilai-nilai kebenaran dan

keadilan mutlak diperlukan. Karena itu, kegiatan politik harus memiliki

sumber rujukan yang jelas kepada Allah SWT. Mbah Cholil dalam

melaksanakan kegiatan berpolitik selalu menjalankan perintah-perintah Allah

untuk membangun masyarakat yang adil. Dengan kata lain, pemilu yang

bertujuan untuk membina kehidupan berpolitik dan ketatanegaraan yang

demokratis, mengembangkan pemerintahan yang demokratis, adil dan

mengayomi rakyat, maka pemilu tidak lagi bersifat duniawi, akan tetapi

menjadi urusan ukhrawi, sehingga melaksanakan pemilu yang benar, bersih,

jujur dan adil merupakan Ibadah.

Selanjutnya Mbah Cholil juga memanfaatkan kehandalan orasi

ataupun diplomasinya dalam politik praktis tanpa meninggalkan tujuan awal

dari dakwah itu sendiri. Di dunia politik Mbah Cholil mengawali karier

politiknya pada tahun 1973 sebagai ketua Partai Persatuan Pembangunan

(PPP) Cabang Rembang. Sebelumnya ia pernah di daulat menjadi ketua GP.

Anshor Rembang dan Ketua NU Rembang. Akhirnya dimulai dari situlah

Mbah Cholil mulai berdakwah melalui politik.

Page 154: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

141

Jika dianalisis dari kronologi kejadian di atas, penulis dapat

mengurutkan metodologi Mbah Cholil dalam berdakwah memberikan

keputusan pada beberapa tahapan. Pertama, ketika Mbah Cholil mendapatkan

masalah yang dihadapi, maka Mbah Cholil mengembalikannya kepada sunnah

Rasul. Terbukti dengan keberanianya ditengah kesewenang-wenangan Orde

Baru ketika itu, Mbah Cholil berani menyuarakan kebenaran-kebenaran

walaupun itu beresiko besar kepada dirinya dan kelompoknya.

Kedua, Sebagai seorang politisi, Mbah Cholil tidak lepas dari

seorang yang memiliki lawan-lawan politik. Akan tetapi karena ia tidak mau

memisahkan antara politik dan agama, sehingga dalam menghadapi lawan-

lawan politik, maka sikap yang diambil Mbah Cholil tetap berdasarkan pada

agama dan unsur kekiaiannya yang muncul. Meski secara politik berlawanan,

tetapi sebagai seorang kiai atau ulama ia tetap dan selalu membawa dan

memberikan nasihat-nasihat agama. Oleh karena itu tidak pernah ada

konfrontasi antara ia dengan lawan-lawan politiknya. Tidak ada musuh yang

frontal. Semua tokoh nasional mengakui kebesarannya.

Tentunya kebijakan Mbah Cholil dalam berdakwah tetap

berlandaskan kemaslahatan sosial masyarakat. Jika dilihat dari kemaslahatan

pada keterangan di atas, terdapat pada pencegahan merebaknya konflik para

tokoh masyarakat. Dimana kondisi perpolitikan yang selama ini dirasakan

tidak dapat mencegah dan mendatangkan kemaslahatan, maka dibutuhkan

resolusi konflik. Oleh sebab itu, jika hal tersebut dibiarkan, maka keadaan

akan semakin buruk.

Page 155: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

142

Maka, kekuatiran Mbah Cholil sangatlah logis. Disamping karena

merebaknya konflik juga karena kerusakan moral yang berujung pada lahirnya

orang-orang yang meremehkan agama. Untuk mengatasinya, Mbah Cholil

melihat kemaslahatan syar’i sebagai tujuan utama. Mbah Cholil mencoba

menerapkan esensi dan nilai substansi dari sunnah Nabi yang dilaksanakan

sebelumnya.

Mbah Cholil sangat tidak menyukai adanya perpecahan umat,

apalagi perpecahan dalam lingkungan internal NU. Ia sangat menjunjung

tinggi adanya persatuan, persaudaraan antara sesama. Pandangannya tentang

negara, sangat berharap syariat Islam dapat terlaksana di masyarakat

Indonesia. Dalam perjuangan dan organisasi Mbah Cholil mendorong untuk

bersatunya para Ulama dan Umara’ dengan cara mencetak kader-kader

Nahdhatul Ulama yang handal.

Jika kita telaah, terlihat bahwa kebijakan- kebijakan Mbah Cholil

selalu selaras dengan perintah al Qur’an dan al Sunnah yang berlaku.

Sehingga dari substansi ayat dan sunnah itu sendiri mengandung

kemaslahatan.304 Dengan kemaslahatan tersebut Mbah Cholil melaksanakan

dakwahnya.

Kemaslahatan yang di maksud, Mbah Cholil dalam berdakwah

memiliki tiga kemampuan sekaligus yang jarang di miliki tokoh-tokoh yang

lain. Ketiga kemampuan yang merupakan kelebihan ia adalah articulation,

304 Sementara, al-Syatibi mengungkapkan bahwa tujuan dari diturunkannya syari`at tidak

lepas dari tiga kategori, daruriyyat, hajiyyat dan tahsiniyyat. Lihat Al-Syatibi, al-Muwafaqaat fi Ushul al-Ahkam, Dar el-Fikr, Juz II, hlm 3-5.

Page 156: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

143

dokumentation, dan organizing. Dengan kemampuan pertama, ia dapat

menyampaikan gagasan-gagasan dan ide-ide besarnya dengan bahasa yang

baligh dan mudah di pahami, dan ia sangat terkenal sebagai mubaligh, orator,

atau ahli pidato yang mampu membangkitkan emosi audiens, tetapi ia tidak

pernah menyinggung orang lain.305

Adapun kemampuan Kedua, ia tidak seperti kiai-kiai atau tokoh-

tokoh lain yang hanya mampu berbicara dan berpidato, tetapi ia juga mampu

mendokumentasikan gagasan-gagasannya dalam bentuk buku yang ilmiah,

dan juga sebagai muallif yang produktif. Ketiga, ia aktivis pergerakan yang

mampu mengelola dan memeneg organisasi dan kelompok masyarakat, baik

konteks lokal maupun nasional.

Jika melihat realita sosial pada masa Mbah Cholil, substansi dakwah

dalam bidang politik lebih kepada solusi untuk mencegah menyebarnya

perpecahan, konflik dan orang-orang yang meremehkan agama. Tidak hanya

terhadap substansi kemadaratan politik itu sendiri. Karena pada dasarnya,

semua sepakat bahwa antara politik dan agama tidak dapat dipisahkan dan

demi mendatangkan kemaslahtan. Maka, hemat penulis bahwa metode yang

dipakai Mbah Cholil dalam berdakwah menggunakan media politik adalah

mutlak.

Alasan Mbah Cholil memakai metode dakwah dalam bidang politik

karena perjuangan Mbah Cholil sangat giat dalam bertabligh, ta’lim, dan ta’lif.

Seperti dalam pembentukan Piagam Madinah, ternyata ada semangat untuk

305 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011

Page 157: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

144

tidak hanya melindungi umat Islam, tetapi juga menyelamatkan Madinah

sebagai tempat dimana umat Islam dan pemeluk agama lainnya hidup secara

ko-eksistensi. Semangat tersebut tampak dari adanya keinginan untuk menjaga

dan menyelamatkan Madinah dari berbagai serangan orang luar, terutama

kaum Quraisy Makah.

Mbah Cholil adalah seorang aktifis dari Partai Kebangkitan Bangsa.

Karena ialah lahir Partai Kebangkitan Bangsa dan banyak para Kiai dan Santri

yang bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa itu. Semua itu karena

dakwah dan pidatonya sangat mengena dan tidak membuat audien

tersinggung, dalam hal menyampaikan pidato, ia sangat pandai membuat para

jama’ah (mad’u) menjadi tertegun dan memperhatikan isinya. Dengan bahasa

yang mudah di pahami, humoris, dan tidak membosankan.

Sebagai seorang politisi, Mbah Cholil tidak lepas dari seorang yang

memiliki lawan politik. Akan tetapi karena ia tidak mau memisahkan antara

politik dan agama, maka sikap yang diambil Mbah Cholil tetap berdasarkan

agama. Meski secara politik berlawanan, tetapi sebagai seorang kiai atau

ulama ia tetap dan selalu membawa dan memberi nasihat-nasihat agama.

Pandangannya terhadap banyak hal termasuk dalam masalah keagamaan,

sosial politik, ke-NU-an sangat utuh dan lengkap. Semua itu karena ia

merupakan lautan ilmu, kecakapan dan kedalaman ilmunya sangat dikagumi

dan diakui oleh para kiai, jarang ada kiai yang menyamainya. Mbah Cholil

selain sebagai kiai yang alim, juga merupakan singa podium yang mampu

Page 158: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

145

menggaet semua lapisan dan segmen masyarakat baik perkotaan maupun

pedesaan, dan dari kalangan elite politik maupun kiai.306

Dalam mengatasi permasalahan kekinian, dimana masalah ekonomi,

politik, hukum, mempengaruhi prilaku masyarakat yang berujung kepada

rusaknya generasi penerus bangsa. Parahnya lagi, beredarnya kasus korupsi

menjadi ciri rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Sebagai

agama yang sholihun likulli makanin wazamanin dituntut untuk memberikan

solusi yang solutif terhadap permasalahan tersebut.

Ketika beberapa daerah rusuh. Mbah Cholil mengajak para elit

politik ini berpikir jernih. Mbah Cholil mengajak agar para politisi kembali

apa yang sudah bisa pegang jangan sampai di lepas. Kalau sudah merajut

benang-benang menjadi kain, sekarang dibongkar lagi kain itu untuk menjadi

kain kembali. Itu firman Allah. Jadi kalau sudah mempunyai negara kesatuan

yang baik, Republik Indonesia dari Sabang sampai Merauke, apa akan di

pecah-pecah. Kalau itu dibiarkan dan elit politik terus mengumbar nafsunya

untuk meraih kedudukan , untuk meraih sukses politik yang lebih besar,

kasihan pada rakyat.

Bercermin pada kasus Mbah Cholil, dengan memakai metode politik

diharapkan dapat mengkolaborasikan seluruh elemen masyarakat untuk

mencapai kemaslahatan yang sesuai dengan syari’at. Sebagai sosok tauladan

tentunya aktivitas yang dijalani Mbah Cholil mengindikasikan bahwa ia

306 Semua itu karena ia merupakan lautan ilmu, kecakapan dan kedalaman ilmu ia sangat

dikagumi dan diakui oleh para kiai, jarang ada kiai yang menyamainya. Lihat Bennadeb, op.cit.,hlm. 42.

Page 159: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

146

mempunyai kontribusi besar dalam proses pembangunan dan demokratisasi di

Indonesia. Dalam berdemokrasi, ia ingin menunjukkan kepada public bahwa

demokrasi yang berkembang di Indonesia sekarang ini perlu diisi oleh

kalangan agamawan, agar keputusan-keputusan penting pemerintah dapat

dikontrol olehnya yang akhirnya dapat memberikan kemaslahatan bagi

segenap rakyat Indonesia, tidak hanya untuk kalangan tertentu saja. Bila

penulis amati, apa yang dilakukan Mbah Cholil sangatlah luar biasa.

Dari beberapa tahapan dapat kita gabungkan dalam dua poin

sebagaimana berikut: Pertama, Mbah Cholil tidak pernah berfikir untuk

berdakwah memalui media politik, kecuali setelah keadaan sosial masyarakat

berubah dengan menyebarnya kemaslahatan ditengah-tengah masyarakat.

Karena hal itu, Mbah Cholil merasa kuatir jika perilaku elit politik hanya

membawa dan menempatkan kepentingan pribadi atau kelompok di atas

segalanya. Maka kemudian ia mengimbau agar setiap orang mawas diri dan

selalu melihat apa yang telah diperbuat untuk bangsa dan negeri ini, di mana

ia makan dan hidup.

Kedua, Mbah Cholil tidak melaksanakan kebijakan-kebijakan

politik, kecuali terlebih dahulu ia bermusyawarah dengan para sahabat. Dalam

Al-quran atau Hadis telah dijelaskan tentang kesetaraan berbicara atau sering

disebut sebagai musyawarah. Jadi sebenarnya inti demokrasi adalah

musyawarah.

Dari banyak sumber, penulis tidak banyak menemukan kekurangan

dari sosok Mbah Cholil bahkan cenderung menampilkan, kelebihan atau

Page 160: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

147

kehebatan Mbah Cholil yang banyak. Hanya saja Mbah Mus berkata ”salah

satu kekurangan Mbah Cholil adalah kurang memperhatikan putra-putrinya

tapi lebih mementingkan santri-santrinya.

Demikian halnya di dalam kancah perpolitikan Indonesia saat itu,

Mbah Cholil terjun langsung ke dalam politik praktis, akan tetapi beliau lebih

terfokus dalam kegiatan dakwah masalah pondok pesantrennya. Dimana pun

ia berada, ia lebih menekankan pentingnya penyebaran syari’at Islam,

memperjuangkan kebenaran walaupun kendaraan yang dipakai beliau saat itu

adalah partai kebangkitan bangsa.

Disatu sisi lain, kenyataan seperti itulah yang oleh para pakar politik

dianggap sebagai sebuah kelemahan. Kelemahan yang lain adalah beliau tidak

populer di kalangan aktivis politik praktis fanatic, karena prinsip yang selalu

ia pakai yaitu politik kebangsaan dan ia kurang memeprhatikan putra-putrinya.

Dari beberapa hal yang penulis sampaikan, dapat di lihat bahwa

dalam dakwahnya, Mbah Cholil tidak mau memisahkan antara politik dan

agama. Sehingga selain sebagai seorang ulama yang disegani, ia juga seorang

politisi handal yang sejati. Semua perjuangannya dilakukan dengan niat

memperjuangkan agama Allah dan untuk ibadah.

Page 161: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

148

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan terhadap Dakwah KH. M.

Cholil Bisri Dalam Bidang Politik maka diperoleh kesimpulan dari hasil

penelitian tersebut, yaitu:

1. Materi dakwah yang digunakan oleh Mbah Cholil bukan sesuatu yang

datang dari Allah SWT saja, lewat wahyu-Nya atau disabdakan oleh Nabi

Muhammad SAW. Tetapi juga adat istiadat, kebudayaan atau hasil

pemikiran manusia yang baik dan tidak bertentangan dengan akal sehat

dan ajaran Islam dapat dijadikan sebagai materi dakwah. Justru yang

dilakukan oleh Mbah Cholil tidak salah kalau Al-Qur’an sangat

mendukung pemakaian akal atau pemikiran secara maksimal karena

dengan mempergunakan akal secara baik dan maksimal akan membawa

manusia kepada kemudahan dalam hidupnya.

2. Media dakwah yang digunakan Mbah Cholil yaitu: Lisan, Tulisan,

Politik, dan Akhlak, Mbah Cholil juga menggunakan media tradisional,

Pers (surat kabat), Gagasan dan pikirannya tersebar di banyak media,

seperti Jawa Pos, Suara Merdeka, Surya, Kompas, Tempo dan lain-lain.

Tampak jelas bahwa begitu besar pengaruh emosi dan perilaku

keagamaan yang ditimbulkan oleh media yang digunakan Mbah Cholil

tersebut, sehingga patut di contoh oleh para da’i yang belum punya

Page 162: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

149

kesadaran untuk memiliki dan menggunakan media-media tersebut.

Jangan Cuma puas dengan dakwah yang berbentuk ceramah agama di

hadapan langsung kelompok agama yang tentunya amat sempit

jangkauannya.

3. Dari metode dakwah Mbah Cholil, dapat diketahui bahwa Mbah Cholil

adalah sosok yang memiliki kepedulian tinggi terhadap berbagai hal yang

menimpa pada jama’ah dan umat, beliau sangat peduli dan mengurusi

hal-hal yang kecil dan remeh. Sehingga dengan begitu metode dakwah

yang dilakukan oleh Mbah Cholil dapat mengena kepada semua lapisan

masyarakat.

4. Dalam Politik, Mbah Cholil tidak mau memisahkan antara politik dan

agama. Sehingga selain sebagai seorang ulama yang disegani, beliau juga

seorang politik handal. Semoga perjuangannya dilakukan dengan niat

memperjuangkan agama Allah SWT. Dalam kehidupan berpolitik, Mbah

Cholil kurang dikenal oleh aktivis politik praktis fanatik. Beliau lebih

mengedepankan prinsip politik kebangsaan.

5. Politik yang digunakan oleh Mbah Cholil bukanlah untuk mempengaruhi

orang untuk dijadikan tombak mencari masa, akan tetapi politik tersebut,

yaitu bagaimana untuk berdakwah mempengaruhi mad’u agar berbuat

yang baik untuk penyebaran agama Islam seperti zaman Rasulullah

SAW. Dengan demikian, Politik menurut beliau adalah salah satu cara

untuk mendidik dan berdakwah kepada masyarakat.

Page 163: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

150

B. Saran-saran

Dari semua penjelasan di atas, penulis mengaharapkan agar bangsa

Indonesia, khususnya umat Islam dan lebih khusus lagi masyarakat pesantren

bisa mengetahui dan mengambil hikmah dari keteladanan seorang figur Mbah

Cholil. Dalam bidang politik, marilah kita teladani prinsipnya yaitu prinsip

politik kebangsaan yang mengedepankan kepentingan bangsa dan negara

daripada kepentingan politik praktis yang mengarah kepada kepentingan partai

dan golongan.

C. Penutup

Puji Syukur ke hadirat ilahi, karena berkat rahmat dan hidayahnya penulis

dapat merampungkan penulisan skripsi ini. Terima kasih kepada berbagai

pihak yang telah membantu kelancaran penggarapan tulisan sederhana ini.

Tiada Gading yang tak retak. Begitu juga skripsi ini. Tentu masih banyak

kekurangan dan kesalahan. Saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk

perbaikan di masa yang akan datang.

Semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.

Page 164: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

DAFTAR PUSTAKA

Abdalla, Ulil Abshar, Pesantren dan Budaya Tulis” dalam Membakar Rumah Tuhan: Agama Privat dan Publik, cet II, Bandung: Rosda, 2000.

Abdullah, Dzikron, Metodologi Dakwah, Semarang: Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang, 1989.

Achmad, Amrullah (ed), Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, Yogyakarta: PLP2M, 1985.

Ahmad, Amrullah, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, Yogyakarta: Prima Duta, 1983.

A Hasjmy dkk, Pengantar Ilmu Dakwah, (Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama IAIN Jami’ah Ar-Raniry Darussalam, 1984/1985.

A Hasimy, Dustur Da’wah Menurut Al-Qur’an, Jakarta: Bulan Bintang, 1974.

al-Bukhari, Imam, Shaheh Bukhari, Darul Fikr, Istambul. ND.

Al-Ghajal, Amar Ma’ruf Nahi Munkar, Op. Cit, hlm. 35.

Al-Qrdhawi, Yusuf, Kebangkitan Gerakan Islam (dari masa transisi menuju kematangan), Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003.

A Muis, Komunikasi Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001.

Anas, Ahmad, Paradigma Dakwah Kontemporer (aplikasi teoritis dan praktis solusi problematika kekinian), Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2006.

Anwar, H. Fuad, Melawan Gus Dur, Yogyakarta: Pustaka Tokoh Bangsa, 2004.

Anshari, Endang Saifudin, Kuliah Al-Islam, Jakarta: Rajawali, 1992.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1992.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Ash Shiddiqi, Tengku Muhammad Hasbi, Islam dan Politik Bernegara, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2002.

Page 165: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

Baidan, Nashruddin, Perkembangan tafsir al-Qur'an di Indonesia, Jakarta: Tiga Serangkai, 2003.

Beennadeeb, Para Pejuang Dari Rembang; Biografi KH. Bisri Mustofa dan KH. Cholil Bisri, Mata Air Syndicate, Bhina Grafika, 2006.

Bidang Aparatur Organisasi PB PMII, Hasil Kongres Ke-XVI Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, (di terbitkan oleh PB PMII 2008-2010, 2008.

Bisri, A Mustofa, Ngetan-ngulon ketemu KH A Mustofa Bisri: Refleksi 61 th. K.H.A. Mustofa Bisri, Jakarta: HMT Foundation, 2005.

Bisri, KH. M. Cholil, Menuju Ketenangan Batin; Provokasi, Jakarta: Kompas, 2008.

Bisri, M. Cholil, Ketika Nurani Bicara, Cetakan II, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000.

Bisri, Mohammad Cholil, Berdagang dengan Tuhan, Bekasi: Al-Kautsar Prima Indocamp, 2004.

Black, Antoni, Pemikiran Politik Islam; Dari Masa Nabi Hingga Masa Kini, Terjemahan, Jakarta :PT Serambi Ilmu Semesta. 2001.

Cahyono, Cheppy Hari, Ilmu Politik dan Perspektifnya, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1991.

Daulay, Hamdan, Dakwah di tengah persoalan budaya dan politik, Yogyakarta: PT. Kurnia Kalam Semesta, 2001.

Dewan Rakyat, 1 Agustus 2003

Dhofier, Zamakhsari, Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, Jakarta: LP3ES, 1982.

Dr. Phil, Astrid S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, Bandung: Bina Cipta, 1977.

Drs. H. M. Arifin M.Ed, Psikologi Da’wah Suatu Pengantar Studi, Jakarta: Bulan Bintang, 1977.

Gamma, volume 4, masalah 10-15, garda media mandiri, 2002

Gunawan, Adi, Kamus Praktis Ilmiah Populer, Surabaya: Kartika, Edisi Terbaru.

Page 166: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

Hadawi dan Mimi Martin, Penelitian Terapan, Yogyakarta: Gajahmada University Press, 1996.

Hasan, Muhammad Kamal, Modernisasi Indonesia: Respons Cendekiawan Muslim, Surabaya: Bina Ilmu, 1987.

Hasbullah, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999.

Hadits Arbain An-Nawawiyah, Terjemahan, Cet. IV, Surabaya: Media Insani Press, 2003.

Huda, Ahmad Zaenal, Mutiara Pesantren, Perjalanan Khidmah KH. Bisri Mustofa, Yogyakarta: LKIS. 2005.

Ja’cub, Drs. Hamzah, Publistik Islam dan Dakwah, Bandung: CV. Diponegoro, 1973.

Jawa Pos, 4 September 2003

Khoirudin, Menuju Partai Advokasi, Yogyakarta: Pustaka Tokoh Bangsa, 2005.

Koentjaraningrat, Metode Antropologi, Jakarta: Penerbitan Universitas, 1958.

Kuntowijoyo, Identitas Politik Umat Islam, Bandung: Mizan, 1997.

Kurnia, MR, Al-Jamaah, Tafarruq dan Ikhtilaf, (Bogor: Al Azhar Press, 2002)

Liddle, R. William, Pemilu-pemilu Orde Baru: Pasang Surut Kekuasaan Politik, Jakarta: LP3ES, 1992.

Ma’arif, Dr. Ahmad Safi’i, Membumikan Al-Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995.

Madjid, Nurcholis, Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta: Paramadina, 1997.

Madjid, Nurcholis, Islam Keindonesiaan dan Kemoderan, (Jakarta: Paramadina, 1993).

Mahrus Ali dan MF. Nurhuda Y, Pergulatan Membela yang Benar, Biografi Matori Abdul Djalil, (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2008)

M. Arifin, Psikologi Dakwah, Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977)

Page 167: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

Mas’ud, Abdurrahman dkk, Dinamika Pesantren dan Madrasah, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan Pustaka Pelajar, 2002)

Misrawi, Zuhairi, Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari; Moderasi, Keumatan, dan Kebangsaan, (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2010)

Moesa, Ali Maschan, Nasionalisme Kiai: Konstruksi Sosial Berbasis Agama, (Yogyakarta: LKiS, 2007)

Mulkhan, Abdul Munir, Kiai Ahmad Dahlan: jejak pembaruan sosial dan kemanusiaan : kado satu abad Muhammadiyah, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2010)

Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004)

Mursyid, Ahmad Murodi eds, Spektrum dan Garis Perjuangan Pelajar Nahdhatul Ulama: Hasil Kongres XVI Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama 19-24 Juni 2009, (Jakarta: Sekjend PP IPNU, 2010).

Muslim, Imam, Shaheh Muslim, Maktabah Masyhad al-Husainy, Qahira.

M. Ustov Abi Sri, In Memoriam: KH. Bisri Mustofa, (Risalah NU, PWNU Jateng, 1979)

Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998)

Natsir, Mohammad, Fiqhud Da’wah, (Jakarta: Media Da’wah, 2000

Pimay, Awaludin, Paradigma Dakwah Humanis, (Strategi dan Metode Dakwah Prof. KH. Saifudin Zuhri), (Semarang: Rasail, 2005

Raharjo, M. Dawam (ed), Pesantren dan Pembaharuan, (Jakarta: LP3ES, 1988

Rahmat, Jalaludin dkk, Hegemoni Budaya, (Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1997

Rais, Amien, Cakrawala Islam, (Jakarta: Mizan, 1987

Ridwan, Nur Khalik, NU & Bangsa 1914-2010; Pergulatan Politik & Kekuasaan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010

Rohmad, Dr. Abu, Eksperimentasi Politik Dakwah Islam : Studi Analisis Strategi Dakwah Partai Kebangkitan Bangsa, (Makalah, Tidak Di Publikasikan

Page 168: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

Rudy, Teuku May, Pengantar Ilmu Politik, Wawasan Pemikiran dan Kegunaanya, (Bandung: PT. Eresco, 1993

Sadzali, Munawir, Islam dan Tata Negara, (Jakarta: UI Press, 1995

Saidi, Anas, Makalah-makalah Metodologi Penelitian, (makalah tidak diterbitkan

Saifudin, Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998

Sjadzali, Munawir, Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran (Jakarta: UIP, 1993

Smith, Donald Eugene, Agama dan Modernisasi Politik: Suatu Kajian Analitis, (Jakarta: Rajawali Press, 1985

Suara Merdeka, Senin, 1 Maret 2004.

Suara Merdeka, Senin, 10 mei 2004.

Suara Merdeka, Rabu, 25 Agustus 2004

Suara Merdeka, Kamis Kliwon, 26 Agustus 2004

Subagyo, P Joko, Metodologi penelitian Dalam Teori Dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991

Sulthon, Muhammad, Desain Ilmu Dakwah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003

Suprayogo, Imam, Tobroni, Metodologi penelitian Sosial-Agama, (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2001

Surbakti, Ramlan, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia, 1992

Surya, 1 September 2003

Sutrisno, Hadi, Metodologi Research (Jilid I), (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2000

Syukir, Asmuni, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983

Tasmara, Totok, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Radar Jaya, 1987

Tempo, 24 Juli 2003.

Tim Penulis Depag RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Diponegoro, 2004

Page 169: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

Triatmo, Agus Wahyu dkk, Dakwah Islam Antara Normatif dan Kontektual, (Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang, 2001

Turmudi, Endang, Perselingkuhan kiai dan kekuasaan, (Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2004

Turmudhi, Endang, Perselingkuhan kiai dan kekuasaan, (Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2004

Wawancara KH. A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011 .di kediamannya Jl. KH. Bisri Mustofa No.1-3 Leteh Rembang.

Wawancara KH. Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011 di kediamannya Jl. KH Bisri Mustofa No. 1-3 Leteh Rembang.

Wawancara Gus Ipul salah satu putra Mbah Kholil, 6 Maret 2011.

Wawancara Bapak Amroni, 8 Maret 2011 di Kediamannya Leteh Rembang.

Wawancara KH. Makin Shoimuri dan K. Amroni, 8 Maret 2011.

Wawancara KH. Syarofuddin Ismail Al-Qoyimas, 7 Maret 2011.

Wawancara Bapak Rosid, salah satu santri senior. 7 Maret 2011

Wawancara Dr. H. Abu Rohmad, 26 Oktober 2011 di kediamannya Perum Karonsih Ngaliyan Semarang

Wawancara Masruhan Samsuri (Salah satu Tokoh PPP), 27 Februari 2011.

Wahid, Abdurrahman, Politik Sebagai Moral, Bukan Institusi, Majalah Prisma, no.5, 1995.

Wawasan, Rabu Wage, 25 Agustus 2004

Winardi, Pengantar Ilmu Politik, Jakarta: Mandar Maju, 1994

Yunus, Mahmud, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Yayasan Penterjemah Al-Qur’an

Zen, Fathurin, NU Politik: Analisis Wacana Media. Yogyakarta: LKiS, 2004

Ziemek, Manfred, Pesantren dalam Perubahan Sosial, Jakarta: P3M, 1986

Page 170: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

Wawancara KH. Yahya Cholil Tsaquf:

di PP. Roudlotut Tholibin (TPI) Leteh Rembang

Gus.. apa yang mendorong Mbah Cholil menggagas pembentukan Partai

Kebangkitan Bangsa (PKB) ?

Ya, mendekati pesan-pesan dari langit.

Lebih jelasnya bagaimana gus?

Itu ajaran yang berarti kamu harus mempersiapkan dirimu untuk membentuk

kekuatan. Untuk bisa memperjuangkan kebenaran itu harus dengan kekuatan.

Kenapa harus dengan partai?

Sesuatu akan tidak sempurna tanpa sarana itu. Maka, sarana itu harus dilakukan.

Dengan kebesaran NU selama ini, apakah tidak cukup?

Ya, tetap nggak ada dapat apa-apanya gitu, kok. Ya, misalnya saja NU

mempunyai kekuatan politik, kan nantinya bisa mempunyai bargaining politik.

Kalau ia tidak mempunyai kekuatan politik, mana ada bargaining politik. Dan itu

disadari benar.

Tapi, selama ini NU kan cukup kuat?

Ya, kuat. Tapi di masalah sosial saja, di masyarakat saja. Di pemerintahan kan

tidak.

Bukankah NU sudah kembali ke khittah 1926 dan tidak berpolitik?

Jelas, kalau khittah kan mengurusi ummat, mengurusi banyak orang, mengayomi

semua pihak. Kalau partai itu supaya kami mempunyai akses politik. Kalau punya

akses politik, punya bargaining politik.

Page 171: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

Apakah itu tidak bertolak belakang dengan khittah?

Nggak. Dalam khittah sendiri ada, bagaimana mengatur tentang politik.

Sebenarnya dari mana ide pembentukan partai ini?

Ya, dari langit. Itu perintah.

Apakah dari kalangan muda NU atau dari kalangan kiai?

Semua kalangan. abah sudah berkeliling ke mana-mana. Ketika abah memimpin

istighotsah di Surabaya, semua kalangan mengatakan mbok digagas mendirikan

partai. Semua kalangan IPNU, IPPNU, PMII, Anshor, Fatayat, Muslimat, Suriah,

Tanfiziah, tidak ada yang berani muncul. Ya, abah yang muncul.

Bukan semata-mata keinginan Mbah Cholil?

Nggak, nggak. Semua orang. Semua orang merasa bahwa NU itu dipinggir-

pinggirkan. Makanya harus agak ke tengah sendikit.

Bagaimana prospek PKB waktu itu?

Prospeknya jelas. Kita punya orang-orang. Punya SDM. Kita punya pendukung.

Kita punya moral.

Bagaimana dengan adanya partai Islam yang lain?

Selama ini kan ada dum-duman, ada pembagian-pembagian lahan. Dan itu yang

kita kembangkan.

Kenapa PKB waktu itu tidak dipimpin oleh Gus Dur sendiri?

Gus Dur memimpin NU.

Atau, kenapa tidak Mbah Cholil sendiri yang memimpin PKB?

Page 172: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

Abah orang Rembang, disuruh memimpin Jakarta, ya nggak dong.

Kan bisa pindah ke Jakarta?

Pindah ke mana? Ngawur aja.

Apa program penting PKB bagi kemaslahatan ummat?

Program pentingnya mengkristalkan harga diri.

Lebih kongkritnya?

Kongkritnya menunjukkan bahwa NU itu besar.

Yang lebih riil kepada kemaslahatan ummat?

Ya jelas. Itu rinci sekali. Sebab kalau kita berbicara tentang kemaslahatan, itu kita

berbicara tentang kehidupan. Kalau kita ngomong tentang kehidupan, tentu sangat

bervariasi. Jadi, variasi-variasi ini harus didasarkan secara detil. Makanya tidak

bisa diomongkan dalam waktu singkat.

Mbah Cholil sudah memperkirakan bagaimana perolehan suara waktu itu?

Untuk sesuatu yang belum terjadi, kita nggak boleh memprediksi apa-apa kecuali

kira-kira, ya. Kira-kira warga NU yang terdaftar saja lima puluh juta. Katakanlah

yang ikut politik lima puluh persen, kan jadi dua puluh lima juta.

Apakah PKB juga memperhatikan masalah lain, pendidikan, misalnya atau

lainnya?

Itu biar diurus NU-lah. Sekarang kita ini memikirkan politik saja dulu.

Jadi, sasaran ke depan PKB itu apa?

Menegakkan kebenaran.

Page 173: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

Wawancara KH. A. Mustofa Bisri:

Mbah.. Riyen Mbah Cholil Niku Alite Pripun?

Mbah Cholil kui mbiyen cilike grapyak karo koco-koncone, pokoke kabeh di

kancani karo dekne, nek ono kancane seng tukaran mesti dekne seng bakal misah.

Wektu Mondok ten krapyak pripun Mbah?

Mbah Cholil di minta abah neng Krapyak Yogyakarta manggon neng pondoke

Kyai Ali Ma’shum. Setahun neng krapyak Mbah Cholil kui di manjakke Kyai Ali.

Trus pas balek Rembang ketemu Kyai Mahrus kancane ngaji abah wektu cilik.

Kyai Mahrus njaluk karo abah ben Mbah Cholil melu neng Kediri.

Ten Krapyak dangu mboten mbah?

Mbah Cholil neng Krapyak ora suwi kok, ketoke ora nyampe setahun.. Mbah

Cholil kui mbiyen aktivis PMII loh, podo karo awakmu.. malah ndekne kui salah

sijine seng ndirikke PMII neng IAIN SUKA, Mbah Cholil yo seneng olahraga

karo seni mulakno awet cilik senenge nulis karo ngalamun

Sak wusi ten Lirboyo terus pripun?

Pas umur 19 tahun Mbah Cholil njaluk karo abah neng Makkah. Soale kanggo

ndalami agomo karo golek berkah. Abah ngabulke trus di titipke karo 3 kyai

lasem seng meh neng makkah. Neng Makkah Mbah Cholil sekolah neng Darul

Ulum.

Kapan Mbah Cholil mulai terjun ten politik Mbah?

Tahun 1971 Mbah Cholil mulai mlebu partai. Kerono ono ikatan karo Kyai Bisri,

ia diangkat dadi Wakil Ketua Partai NU Cabang Rembang.

Page 174: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

Masalah pembentukan PKB niku pripun Mbah?

Asline Mbah Cholil luweh patut di arani deklarator PKB (Partai Kebangkitan

Bangsa) ketimbang Gus Dur. Sebab ia seng mimpin tim mbidani pendirian partai

kanggo wadah aspirasi politik warga Nahdlatul Ulama (NU) kerono desakan poro

kyai. Gus Dur selaku Ketua Umum NU wektu kui malah nolak pendirian partai.

Awale, ana 72 deklarator PKB, ora termasuk Gus Dur. Tapi pas deklarasi

pendirian PKB kui disampeke PBNU, nama-nama deklarator kui dicoret dadi lima

orang tok.

Wawancara Gus Ipul:

Gus.. Masalah pendidikan terhadap putra-putrinya Mbah Cholil itu gimana?

Mbah Cholil termasuk pribadi yang sangat demokratis. Hal ini bisa dilihat dengan

cara beliau memberi kebebasan secara penuh kepada anak-anaknya dalam hal

pendidikan, terutama pendidikan agama. Semua itu beliau lakukan berdasarkan

keyakinan bahwa secara lahir, putra-putrinya yang diterjunkan dalam lingkungan

pondok, tanpa disuruh secara otomatis akan tergerak dalam sendirinya untuk

belajar karena pengaruh dari lingkungannya.

Wawancara Pak Amroni:

Bagaimana hubungan Mbah Cholil dengan santrinya pak?

Karena cintanya Mbah Cholil pada para santri beliau rela pulang-pergi Jakarta-

Rembang hanya untuk keperluan mengajar, meskipun hanya sehari beliau pulang

dan kembali ke Jakarta (terutama hari Selasa). Bahkan untuk gajian beliau waktu

itu selaku wakil ketua MPR habis hanya untuk membeli tiket.

Kok saget ngoten?

Soale antara beliau dengan santri telah terjalin hubungan batin, sehingga beliau

mengatahui bagaimana kondisi para santri. Ketika kebanyakan dari santri

Page 175: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

mengkhawatirkan perihal masa depannya yang belum jelas karena status sebagai

santri, maka saat mengajar beliau sering bercerita tentang konsep hidup, konsep

mencari rizki, optimisme dll.

Kapan Mbah Cholil maringi nasehat pak?

Kabeh santri iso ketemu kanggo ngaji karo beliau pas ba’da subuh tok.. pas

kuilah beliau ngeki cerito, petuah, semangat, utowo konsep urip dll

Wawancara KH. Syarofuddin:

Mbah Cholil kalau mendidik santri itu pripun pak?

Dalam mendidik santri, Mbah Cholil tidak hanya menggunakan sistem

konvensional yang dipraktekkan oleh lembaga formal yaitu transfer of knowledge

(memberikan pengetahuan an sich). Namun, sesuai dengan pesan sang abah,

beliau pun tidak pernah lupa mendoakan para santri agar memperoleh ilmu yang

bermanfaat. Dengan upaya semacam ini para santri diharapkan senantiasa berjalan

lurus dalam mengamalkan dan memanfaatkan ilmunya.

Contohnya gimana pak?

Ada suatu cerita bahwa Mbah Cholil pernah menasehati seorang santri dengan

nasehat yang terdengar tegas. Kata beliau ketika itu kalau hanya ingin menjadi

orang yang alim jangan berguru kepada beliau, masih banyak kyai lain yang bisa

mengajar demikian. Disini hanya diperuntukkan bagi mereka yang ingin menjadi

santri yang alim sekaligus aqil.

Bagaimana pesan Mbah Cholil

Pesan yang selalu Mbah Cholil sampaikan kepada para santri untuk mempunyai

cita-cita yang sangat tinggi kalau perlu sekalian menjadi presiden. Jika tidak

menjadi presiden pasti akan menjadi di bawahnya, gubernur dan seterusnya.

Page 176: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

lBAB V

PENUTUP

D. Kesimpulan

Mbah Cholil b ersama keluarga besar KH Bisri Mustofa

Mbah Cholil dan Gus Dur saat memberikan mau’idhoh hasanah dalam peringatan Haul Masyayikh Langitan Tuban tahun 1920 H atau 1999 M.

Page 177: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

Mbah Cholil bersa ma Akbar Tandjung

Mbah Cholil bersama Amin Ra’is saat memimpin sidang MPR RI

Page 178: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

Mbah Cholil bersama KH Nur Muhammad Iskandar

Mbah Cholil dan Pimpinan Suara Merdeka

Page 179: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

Mbah Cholil dan Para Kyai

Mbah Cholil Muda berkumpul dengan teman-temnnya

Page 180: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Identitas diri : Nama : Zacky Mubarok

NIM : 061111010

TTL : Kendal, 27 Februari 1988

Alamat : Gg. K. Aluwi 02/05 Pegandon Kendal Jawa Tengah

No. Telp : 085726900408

Bapak : Kholidun

Pekerjaan : Wiraswasta

Ibu : Siti Farihah

Pekerjaan : Dagang

Pendidikan : 1. SDN Penanggulan Pegandon Kendal Tahun 2000

2. MTs NU 06 Sunan Abinawa Pegandon Kendal Tahun 2003

3. MAN Rembang Tahun 2006

Organisasi : 1. Lurah Pondok Pesantren Al-Firdaus Semarang

2. Ketua PMII Rayon Dakwah

3. Ketua II PMII Komisariat Walisongo Semarang

4. Ketua I PC PMII Kota Semarang

5. Direktur LSM IPC Kota Semarang

6. Pengurus PW IPNU Jateng

7. Wakil Presiden DEMA IAIN Walisongo

8. Lembaga Dakwah Pemuda Pancasila Kota Semarang

Semarang, 15 Desember 2011

Zacky Mubarok NIM. 061111010