![Page 1: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/1.jpg)
DAKWAH KH MOHAMMAD CHOLIL BISRI
DALAM BIDANG POLITIK
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I)
ZACKY MUBAROK 061111010
JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM (BPI)
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
![Page 2: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/2.jpg)
ii
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 5 (lima) eksemplar Hal : Persetujuan Naskah Usulan Skripsi
Kepada. Yth. Bapak Dekan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang di Semarang
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Setelah membaca, mengadakan koreksi dan perbaikan sebagaimana
mestinya, maka kami menyatakan bahwa skripsi saudara:
Nama : Zacky Mubarok
NIM : 061111010
Fakultas/Jurusan : Dakwah / Bimbingan Penyuluhan Islam
Judul Skripsi : DAKWAH KH M CHOLIL BISRI DALAM
BIDANG POLITIK
Dengan ini telah saya setujui dan mohon agar segera diujikan.
Demikian, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Semarang, 10 Desember 2011
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dra. Hj. Jauharorul Farida, M.Ag g NIP : 19640304 199101 2 001
![Page 3: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/3.jpg)
iii
PENGESAHAN
SKRIPSI
DAKWAH KH MOHAMMAD CHOLIL BISRI
DALAM BIDANG POLITIK
Disusun oleh
Zacky Mubarok
061111010
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
pada tanggal 15 Desember 2011
dan dinyatakan lulus memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,
Rakhmad, M.Ag. 00112 1003
Penguji I, Penguji II, rkhasanah, M. Hum II,
l Farida, M.Ag. Dr. Abu Rakhmad, M. Ag. 01 2 001 NIP : 19760407 200112 1003
![Page 4: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/4.jpg)
iv
DEKLARASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa
skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri
dan di dalamnya tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh
gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi di lembaga pendidikan lainnya.
Pengetahuan yang diperoleh dari hasil
penerbitan maupun yang belum / tidak
diterbitkan, sumbernya dijelaskan di
dalam tulisan dan daftar pustaka.
Semarang, 15 Desember 2011
Deklarator,
Zacky Mubarok Nim 061111010
![Page 5: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/5.jpg)
v
MOTTO
” من جدوجد”
“Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia akan mendapatkan”
)المحفوظات(
![Page 6: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/6.jpg)
vi
ABSTRAKSI Dakwah dapat berlangsung dalam segala segi kehidupan manusia, termasuk
dalam arena politik kenegaraan. Secara umum dapat dikatakan bahwa dakwah politik tidak lain dari segala jenis kegiatan manusia yang berkaitan dengan masalah kekuasaan. Dalam pandangan Islam, politik hanyalah salah satu medium untuk mencapai tujuan dakwah. Bukan sebaliknya, dakwah justru dijadikan medium untuk mencapai tujuan politik.
KH Mohammad Cholil Bisri (selanjutnya disebut Mbah Cholil), yang menjadi obyek utama kajian penelitian ini merupakan satu dari sekian kiai pesantren yang berkiprah di politik praktis, di akhir hayatnya menjabat sebagai wakil ketua MPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa pada 2002-2004 dan wakil ketua Dewan Syuro PKB periode 2002-2005. Untuk itu perlu diketahui bagaimanakah dakwah yang di lakukan Mbah Cholil dalam bidang politik.
Fokus penelitian ini adalah bagaimana dakwah Mbah Cholil dalam politik. Penelitian ini merupakan penelitian biografi dan pemikiran yang bertalian dengan tokoh atau aktor sejarah. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yaitu penulisan yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan status fenomena secara sistematik dan rasional (logika) yang terdapat pada dakwah Mbah Cholil dalam bidang politik. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan antropologis yaitu untuk memberikan kajian tentang Dakwah Mbah Cholil dalam bidang politik.
Sumber data di kumpulkan dengan cara wawancara dan telaah dokumentasi (literatur). Dokumentasi tulisan-tulisan yang pernah dipublikasikan di media massa akan digunakan untuk membedah pikiran dan gagasan Mbah Cholil, baik keagamaan, sosial maupun politik. Untuk melengkapinya, dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang berkompeten, terutama keluarga, kolega dan juga para santri.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif dengan pendekatan hermeneutika sosial (social herneneutics), yakni interpretasi terhadap pribadi manusia beserta tindakan-tindakannya. Metode penelitian ini bersifat kualitatif serta menyerupai sorotan terhadap life story tokoh yang dimaksud.
Hasil atau kesimpulan penelitian ini adalah dalam dakwah bidang politik, Mbah Cholil tidak mau memisahkan antara politik dan agama. Sehingga selain sebagai seorang ulama yang disegani, beliau juga seorang politikikus handal. Perjuangannya dilakukan dengan niat memperjuangkan agama Allah SWT. Dalam kehidupan berpolitik, Mbah Cholil kurang dikenal oleh aktivis politik praktis fanatik. Ia lebih mengedepankan prinsip politik kebangsaan.
Segala yang dilakukan oleh Mbah Cholil Bisri mungkin belum selesai. Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan misalnya berkaitan dengan politik. Kondisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada saat ini mencapai titik terendah semenjak digagas di Rembang oleh empat orang pilar: KH. Cholil Bisri, KH. Mustofa Bisri, KH. Dimyathi Rois dan H. Matori Abdul Jalil. Perpecahan dan berbagai rintangan saat ini mencapai titik maksimal sehingga seolah-olah jalan apapun untuk memperbaiki partai yang didirikan dengan dana urunan empat orang pilar itu semakin terasa jauh. Politik menurut ia adalah salah satu cara untuk mendidik dan berdakwah kepada masyarakat sekarang terasa jauh dengan banyaknya konflik.
![Page 7: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/7.jpg)
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk orang-orang yang telah dengan
ikhlas berkorban dan membantu penulis dalam mengarungi perjalanan panjang
menggapai cita-cita
Untuk Bapak Kholidun dan Ibu Siti Farikhah, kedua orang tua yang sangat
penulis cintai. Tiada henti-henti penulis panjatkan doa kepada Allah Swt, semoga
ayahanda dan ibunda selalu ada dalam rahmat dan karunianya di dunia dan
akhirat.
Tidak lupa untuk Nailal Munifah dan M. Sofi Arafat sebagai adik penulis
yang selalu memotivasi untuk segera menyelesaikan studi demi sebuah
perjuangan.
Untuk KH A Mustofa Bisri, KH Yahya Cholil Tsaquf dan keluarga besar
Pondok Pesantren Roudhotut Tholibin (TPI) Leteh Rembang. Segenap pimpinan
Rektorat IAIN Walisongo dan para pegawainya. Para Pimpinan Fakultas Dakwah
dan para pegawainya. Tidak mungkin penulis lupakan jasa-jasa para dosen yang
telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan.
Untuk Para senior di Dakwah dan PMII atas segala bimbingan dan
arahannya. Sahabat-sahabat angkatan 06 di Dakwah, PMII Rayon Dakwah, PMII
Komisariat dan PC PMII Kota Semarang. Para pengurus DEMA periode 2010
yang sangat penulis banggakan, juga pengurus SMI periode 2010. Tidak lupa
Rekan dan rekanita di PW IPNU-IPPNU Jateng. Untuk semua kader dan aktifis di
PMII, KSMW, Kordais, DSC, dan HMJ BPI, BEMF Dakwah, DEMA terus
berjuang.
![Page 8: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/8.jpg)
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat ilahi rabbi, karena hanya dengan rahmat dan
hidayahnya skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurah kepada Nabi besar Muhammad Saw, yang telah membawa Islam sebagai
agama dan rahmat bagi seluruh alam.
Penulis sangat sadar, bahwa hanya karena pertolongan Allah Swt dan
dukungan semua pihak lahir maupun batin, akhirnya penulis dapat melalui semua
rintangan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih sebesar- besarnya kepada:
1. Yth. Prof Dr. H. Muhibbin, M. Ag. (Rektor IAIN Walsiongo) yang telah
memimpin IAIN selama menjabat dengan bijaksana, demi masa depan
institusi yang lebih baik.
2. Yth. Dr. M. Sulthon (Dekan Fakultas Dakwah), penulis ucapkan selamat
atas terpilihnya sebagai Dekan baru Fakultas Dakwah. Semoga dibawah
pimpinannya Dakwah bisa lebih berjaya.
3. Yth. Dra. Hj. Jauharotul Farida, M.Ag. Atas bimbingan, masukan dan
motifasinya untuk selalu melanjutkan garapan meskipun banyak halangan
dan rintangan menghadang. Juga atas kesabarannya dalam membimbing
penulis yang terkadang tidak teratur dalam bimbingan.
4. Yth. Dr. H. Abu Rohmad, M. Ag. Atas bimbingan, koreksian dan gagasan-
gagasan yang telah diberikan, tentunya banyak pengetahuan baru yang
penulis dapatkan. Juga intensitas bimbingan selama penggarapan, tanpa
ketulusannya penulis akan banyak mendapatkan kesulitan.
5. Yth. Kajur dan Sekjur Bimbingan Penyuluhan Islam. Beserta segenap
dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa pamrih.
Juga segenap pegawai Fakultas Dakwah yang selalu direpotkan
mahasiswa.
6. Ibu Siti Farikhah dan Bapak Kholidun, kedua orang tua yang telah
berkorban segalanya demi masa depan penulis. Ungkapan yang tidak dapat
terucap dengan kata-kata, hanya doa yang dapat penulis panjatkan untuk
![Page 9: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/9.jpg)
ix
kebahagian tanpa akhir bagi keduanya di dunia dan akhirat. Nailal
Munifah dan M Sofi Arafat yang sedang belajar di Pesantren. Semoga
menjadi anak yang sholeh dan sholehah.
7. KH. A Mustofa Bisri dan KH. Yahya Cholil Tsaquf, pengasuh Ponpes
Roudhotut Tholibin (TPI) Rembang sekaligus murabbi ruh penulis yang
telah membekali ilmu yang tidak ternilai harganya. Sebagai santri, penulis
selalu mengharap ridlo serta menanti fatwa dan mau’idzoh khasanahnya.
8. Segenap pengurus dan santri Ponpes Roudhotut Tholibin (TPI) Rembang,
Kang Safrudin, Kang Shodiqin, Kang Fatah, Kang Subhan, Kang Arwani
dan kang-kang lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima
kasih atas pinjaman kitab, menjaga lemari dan kopi kental tentunya.
9. Segenap sahabat-sahabat senior di PMII atas semua bimbingan dan
dukungannya dalam menjalani proses pengkaderan. Penulis ucapkan
terima kasih banyak atas pengetahuan dan pengalaman yang telah
diberikan.
10. Segenap sahabat angkatan 06 di PMII Rayon Dakwah, Dedi Rosadi,
Chanif Miftahudin, Efin Fatmawati, Puji Lestari, Hery Siswanto,
Munirotul Hasanah, Ahmad Mustofa, Ulin Nihayah, Komari, Titi Endah
Wahyuni dan 100an sahabat ALMAPABA 06 lainnya yang tidak mungkin
disebutkan satu persatu. All my special friend.
11. Segenap sahabat Komisariat 06 yang include didalamnya pengurus DEMA
dan SMI 2010. Yayan M Royani (Presiden yang mantap), Rofik, Komis
Naryoko, Arifuddin, Afandi, Anaf, Faturahman, Aripin, Kholis, Tabi’in,
Taufik Efendi, Qurin, Adib, Oni, Zauhari Sofi, Supriyanto (Gacok), Fifit,
Nisa, Witi, Intani, Yaya, dan sahabat-sahabat lainnya yang belum disebut.
All my best friend.
12. Aktifis PMII Rayon Dakwah (Ilham Kera, Aditya, Dila, Dani, Saifudin,
Azizah, Suhud) terus bergerak. Aktifis 08 (Dora, Heri, Masudan,
Khamdun, Siswo, Andre, Hasim, Temon, Yayah, Ucup, Ifa, Ulfa)
lanjutkan perjuanganmu. Aktifis 07 (Acong, Tukin, Inox, Usfie, Ali) tetap
![Page 10: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/10.jpg)
x
idealis sahabat. Para aktivis DSC dan Kordais yang tidak mungkin penulis
lupakan.
13. Para Senior Dakwah (Mas Rahul, Mas Hadi, Mas Sugeng, Mas Ahsan,
Mas Azhar, Mas Agus Umar, Mas Joko, Mas Mail, Mas Wawan, Mas
Maghfuron, Mas Mufid, Mas Mahfud, Mas Ma’ruf, Mas Muhyari, Mas
Roma, Mas Sugiarto, Mas Tafid, Mas Usman, Mas Awal, Mas Suyuti,
Mas Budi, Mas Aqim, Mas Huda, Mbak Silfi, Mbak Ina, Mbak Okta,
Mbak Dian) Terima kasih atas pengkaderan kalian.
14. Sahabat-Sahabati PC PMII Kota Semarang (Ketum Faiz, Tsalis, Abit,
Aum, Banana, Odink, Nekfi), Sahabat-Sahabati Komisariat IAIN, Undip,
Unnes, Polines, Untag, Ikip, UWH, Unissula. Teruslah berdzikir,fikir dan
beramal sholeh.
15. Rekan dan rekanita PW IPNU-IPPNU Jateng (Mas Muhaimin, Agus
Lukman, Agus Supriyono, Pak Lurah Saiful Alim, Kang Mahzum, Kang
Abror, Komandan Budi, Sofa, Mbak Een, Mbah Eni, Mona, Dewi
Nafisah). Teruslah belajar, berjuang, bertaqwa.
16. Posko 80 KKN ke 56 Desa Pageruyung (Anie bendum, Ais, Akmam,
Muhson, Inul, Ma’e Ita, Nasron, Rois, Sokhi, Tini) untuk kenangan tak
terlupakan, kapan kumpul-kumpul lagi?
17. Teman-teman BPI 06 (Wahid, Nafis, Maskuri, Mustofa, Hery, Sidiq,
Imam, Titi, Galuh, Efin, Fifi, Nikmah, Haryanti, dll).
18. Para penghuni surga (PP Al-Firdaus YPMI) (Basit, Faizin, Huda, Imron,
Indro, Jalil, Kasan, Khoirul, Rofik, Safik, Saefudin, Yanto) Jadilah satri-
santri yang berkualitas.
Semoga menjadi amal baik yang dan menjadi pahala yang berlipat ganda dari
Allah Swt.
Penulis sadar bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis dalam banyak hal, oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat penulis harapkan.
![Page 11: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/11.jpg)
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
NOTA PEMBIMBING ................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN DEKLARASI........................................................................... iv
HALAMAN MOTTO................................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK............................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR.............................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 11
C. Tujuan Penulisan Skripsi ............................................................. 12
D. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 12
E. Kerangka Teoritik........................................................................ 16
F. Metode penelitian ........................................................................ 21
1. Sumber Data............................................................................ 25
2. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 26
3. Metode Analisis Data............................................................... 27
G. Sistematika Penulisan Skripsi ...................................................... 28
BAB II. RUANG LINGKUP DAKWAH DAN POLITIK
A. Ruang Lingkup Dakwah Islamiyah .............................................. 30
B. Politik Dan Ruang Lingkupnya.................................................... 46
C. Politik Sebagai Media Dakwah.................................................... 52
D. Dakwah Politik Masa Nabi Muhammad SAW ............................. 57
![Page 12: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/12.jpg)
xii
BAB III. KEHIDUPAN KH. M. CHOLIL BISRI, PEMIKIRAN DAN
AKTIVITAS POLITIKNYA
A. Sejarah Kehidupan KH. M. Cholil Bisri....................................... 61
1. Kelahiran dan Pertumbuhan..................................................... 61
2. Masa Perkembangan KH. M. Cholil Bisri ................................ 64
3. Masa Pendidikan atau Thalabul Ilmi ........................................ 65
4. Masa Pernikahan aatau Keluarga ............................................. 71
B. Pemikiran KH. M. Cholil Bisri .................................................... 74
1. Mbah Cholil dan Santri............................................................ 75
2. Mbah Cholil Tentang Ilmu....................................................... 81
3. Santri dan Pesantren ................................................................ 84
C. Aktivitas Politik KH. M. Cholil Bisri........................................... 86
1. Masa Pemilu 1971 ................................................................... 86
2. Masa Pemilu 1977 ................................................................... 88
3. Masa Pemilu 1982 ................................................................... 90
4. Masa Pemilu 1992 ................................................................... 91
5. Kyai Yang Membidani Kelahiran PKB .................................... 92
6. Menjadi Wakil MPR RI ........................................................... 98
D. Dakwah dan Pemikiran KH. M. Cholil Bisri di Bidang Politik..... 100
1. Dakwah di Bidang Politik ........................................................ 100
2. Pemikiran Dalam Bidang Politik.............................................. 106
BAB IV. ANALISIS DAKWAH DALAM BIDANG POLITIK KH. M.
CHOLIL BISRI
A. Analisis Materi Dakwah KH M Cholil Bisri Dalam Bidang Politik 116
B. Analisis Media Dakwah KH M Cholil Bisri Dalam Bidang Politik 122
C. Analisis Metode Dakwah KH M Cholil Bisri Dalam Bidang Politik125
D. Analisis Kepribadian KH. M. Cholil Bisri.................................... 128
E. Analisis Dakwah KH. M. Cholil Bisri Dalam Bidang Politik ....... 131
![Page 13: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/13.jpg)
xiii
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 148
B. Saran-Saran ................................................................................. 150
C. Penutup ....................................................................................... 150
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
![Page 14: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/14.jpg)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dakwah Islam merupakan aktualisasi imani (teologis) yang
dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang
sosial-kemasyarakatan (termasuk politik) yang dilaksanakan secara teratur
untuk mempengaruhi rasa, pikir, sikap dan tindakan manusia pada dataran
kenyataan individual dan sosio-kultural dalam rangka mengusahakan
terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan
cara tertentu.1
Dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 125, dijelaskan cara-cara
dakwah:
. Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.2
Berdasarkan ayat di atas dapat dipahami bahwa dimensi pemaknaan
atas dakwah juga lebih cenderung pada konsep praktis yang meliputi tabligh
1 Amrullah Ahmad, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial (Yogyakarta: Prima Duta,
1983), hlm. 3. 2 Tim Penulis Depag RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahnya, (Bandung: CV.
Diponegoro, 2004), hlm. 224.
![Page 15: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/15.jpg)
2
keagamaan, propaganda politik, dakwah sebagai aplikasi dari jihad politik,
dan dakwah yang meliputi semua aspek kehidupan manusia.3 Dalam
pelaksanaannya, tugas dakwah ini mirip dengan tugas kerasulan Muhammad
SAW yang berusaha menyebarkan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia
secara universal, dan membawa misi dakwah untuk memperingatkan dan
memanggil manusia ke jalan yang benar.4
Dakwah Islam merupakan sebuah aktifitas komunikasi, sehingga
keberhasilan dakwah tergantung pada beberapa komponen yang
mempengaruhinya, yakni da’i sebagai orang yang menyampaikan pesan
(komunikator), mad’u sebagai orang yang menerima pesan (komunikan),
materi dakwah sebagai pesan yang akan disampaikan, media dakwah
sebagai sarana yang akan dijadikan saluran dakwah, metode dakwah sebagai
cara yang digunakan untuk berdakwah. Adanya keharmonisan antar unsur
tersebut diharapkan tujuan dakwah bisa tercapai secara maksimal. Melihat
perkembangan zaman yang semakin pesat dewasa ini, komponen-komponen
dakwah tersebut juga dituntut mengikuti perkembangan yang berjalan di era
modern supaya aktifitas dakwah lebih bisa diterima oleh masyarakat sebagai
satu elemen tersendiri bagi proses modernisasi.5
Dalam Islam, setiap muslim adalah juru dakwah yang mengemban
tugas untuk menjadi teladan moral di tengah masyarakat. Dakwah akan
3 Ahmad Anas, Paradigma Dakwah Kontemporer (aplikasi teoritis dan praktis solusi
problematika kekinian), (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2006), hlm. 19 4 Mohammad Natsir, Fiqhud Da’wah, (Jakarta: Media Da’wah, 2000), hlm. 125 5 Awaludin Pimay, Paradigma Dakwah Humanis, (Strategi dan Metode Dakwah Prof.
KH. Saifudin Zuhri), (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 15
![Page 16: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/16.jpg)
3
efektif dan membuahkan hasil yang maksimal manakala juru dakwah bisa
mewujudkan satunya kata dengan tindakan.
Untuk itu, kata kunci dari keberhasilan dakwah adalah keteladanan.6
Mengkaji keteladanan dakwah dalam konteks perilaku elit politik saat ini
tampaknya menjadi suatu kajian yang sangat relevan dakwah lewat politik
dimunculkan.
Dalam pengertian agama, dakwah mengandung arti panggilan dari
Tuhan dan Nabi Muhammad SAW, untuk umat manusia agar percaya kepada
ajaran Islam dan mewujudkan ajaran yang dipercayainya itu dalam segala segi
kehidupannya.7 Diyakini oleh umat Islam, bahwa tugas Nabi Muhammad
adalah mendakwahkan Islam. Dalam konteks itu, kegiatan dakwah dapat
mengambil dua bentuk, yakni dakwah struktural dan dakwah kultural.8
Dakwah kultural adalah dakwah yang dilakukan dengan cara
mengikuti budaya-budaya kultur masyarakat setempat dengan tujuan agar
dakwahnya dapat diterima di lingkungan masyarakat setempat. Dakwah
kultural juga bisa berarti kegiatan dakwah dengan memperhatikan potensi dan
kecenderungan manusia sebagai makhluk budaya secara luas dalam rangka
menghasilkan kultur baru yang bernuansa Islami atau kegiatan dakwah dengan
6 Hamdan Daulay, Dakwah di tengah persoalan budaya dan politik, (Yogyakarta: PT.
Kurnia Kalam Semesta, 2001), hlm. 79 7 QS. Ibrahim ayat 46. 8 Muhammad Sulthon, Desain Ilmu Dakwah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm.
26.
![Page 17: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/17.jpg)
4
memanfaatkan adat, tradisi, seni dan budaya lokal dalam proses menuju
kehidupan Islami.9
Dakwah sesuai ragam kehidupan keagamaan sebagai proses sosial-
budaya itulah yang disebut dakwah kultural. Perubahan dari dakwah ini
dilakukan secara bertahap, sesuai kondisi sosial-budaya masing-masing orang
dan masyarakat. Hal ini didasari pandangan bahwa ke-kaffah-an Islamnya
seseorang atau masyarakat itu mudah, menyenangkan, dan menggembirakan
yang bisa dilakukan setiap orang selama masa hidupnya. Keberagaman
sebagai proses sosial-budaya inilah, yang disebut sebagai Islam Kultural.10
Dakwah struktural adalah gerakan dakwah yang berada dalam
kekuasaan. Aktivis dakwah struktural bergerak mendakwahkan ajaran Islam
dengan memanfaatkan struktur sosial, politik, maupun ekonomi yang ada guna
menjadikan Islam menjadi ideologi negara, nilai-nilai Islam
mengejawantahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Negara
dipandang sebagai alat dakwah yang paling strategis. Dakwah stuktural
memegang tesis bahwa dakwah yang sesungguhnya adalah aktivisme Islam
yang berusaha mewujudkan negara bangsa yang berdasar atas Islam, para
pelaku politik menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dalam perilaku politik
mereka serta penegakan ajaran Islam menjadi tanggung jawab negara dan
9 Di Jawa sendiri dakwah kultural Islam lebih meniscayakan sebuah proses akulturasi
dengan budaya lokal. Tanpa harus menanggalkan substansi ajaran keislaman, ekspresi lokalitasnya tetap di pertahankan. Lihat Zuhairi Misrawi, Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari; Moderasi, Keumatan, dan Kebangsaan, (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2010), hlm. 131.
10 Abdul Munir Mulkhan, Kiai Ahmad Dahlan: jejak pembaruan sosial dan kemanusiaan : kado satu abad Muhammadiyah, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2010), hlm. 219.
![Page 18: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/18.jpg)
5
kekuasaan. Dalam perspektif dakwah struktural, negara adalah instrumen
paling penting dalam kegiatan dakwah.11
Dengan demikian, juru dakwah yang berasal dari latar belakang
kehidupan dan profesi yang berbeda sebenarnya tidak ada masalah, asalkan
memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan ajaran Islam. Dakwah dapat
berlangsung dalam kehidupan manusia, termasuk dalam arena politik
kenegaraan. Secara umum dapat dikatakan bahwa politik dakwah tidak lain
dari segala jenis kegiatan manusia yang berkaitan dengan masalah kekuasaan.
Dalam pandangan Islam, politik hanyalah salah satu medium untuk mencapai
tujuan dakwah. Bukan sebaliknya, dakwah justru dijadikan medium untuk
mencapai tujuan politik.12 Sudah sering konsepsi dakwah dirumuskan, bahwa
dakwah diselenggarakan dan dilakukan untuk membantu da’i memahami
tujuan dan metode dakwah yang tepat.13 Jelas bahwa dakwah dapat
membicarakan masalah metode dan teknik dakwah maka Al-Qur’an dan
Sunnah adalah sumber utama untuk pedoman.14
Sebagai lembaga dakwah yang mempunyai fungsi mengemban tugas
agama dan risalah nubuwwah, pesantren hadir sebagai jawaban atas kebutuhan
masyarakat terhadap lembaga keagamaan yang mengajarkan, mengembangkan
dan mengajarkan ilmu agama Islam. Dengan segala dinamikanya pesantren di
11 Muhammad Sulthon, Op. Cit, hlm. 26-28. 12 Awaludin Pimay, Op. Cit, hlm. 8-9. 13 Jalaludin Rahmat dkk, Hegemoni Budaya, (Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya,
1997), hlm. 49. 14 Dzikron Abdullah, Metodologi Dakwah, (Semarang: Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo Semarang, 1989), hlm. 23.
![Page 19: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/19.jpg)
6
pandang sebagai lembaga yang merupakan pusat dari perubahan-perubahan
masyarakat lewat kegiatan dakwah Islam.15
Dalam kenyataan, hampir seluruh daerah atau pelosok di Indonesia
terdapat ulama’ atau kiai yang di hasilkan dari pesantren. Mereka mempunyai
peranan penting dalam membina masyarakat khususnya dalam pelaksanaan
ajaran agama. Pesantren juga mengandung makna ”Indigenous” artinya
lembaga pendidikan asli Indonesia,16 yang apabila dipelajari lebih jauh di
masa lampau ternyata pondok pesantren merupakan bentuk kebudayaan asli
bangsa Indonesia.17
Pesantren setidaknya memiliki lima elemen dasar utama yaitu:
Pertama, Santri, yaitu orang-orang yang belajar mendalami ilmu-ilmu agama
islam di Pesantren. Kedua, Pondok dan sarana pendukung, sebagai tempat
tinggal santri, pondok dan kelengkapan sarana prasarana menjadi pendukung
proses belajar mengajar di pesantren. Ketiga, Masjid, kedudukan masjid
sebagai pusat pendidikan dalam tradisi pesantren merupakan manifestasi
universal dari sistem pendidikan Islam. Keempat, Sistem pembelajaran
pondok pesantren, salah satu ciri utama pondok pesantren adalah pengajaran
kitab-kitab kuning klasik. Kelima, Kyai,18 merupakan elemen yang paling
15 Abdurrahman Mas’ud dkk, Dinamika Pesantren dan Madrasah, (Semarang: Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 39. 16 Nurcholis Madjid, Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta:
Paramadina, 1997), hlm. 3. 17 Pesantren juga disebut sebagai ”Bapak” pendidikan Islam di Indonesia yang didirikan
karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman dan apabila dilacak kembali sesungguhnya pesantren dilahirkan atas kesadaran adanya kewajiban da’wah Islamiyah , sekaligus mencetak kader-kader ulama’ dan kyai. Lihat Hasbullah, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999), hlm. 138.
18 Zamakhsari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta: LP3ES, 1982), hlm. 44.
![Page 20: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/20.jpg)
7
esensial dalam pesantren, bahkan seringkali ia merupakan pendiri pesantren
itu, karenanya sudah sewajarnyalah pertumbuhan, maju atau mundurnya
pesantren tergantung daripadanya.
Kata ”kiai” secara etimologis berasal dari bahasa Jawa kuno ”kiya-
kiya”, yang artinya orang yang dihormati.19 Sedangkan dalam pemakaianya
dipergunakan untuk: Pertama, benda atau hewan yang dikeramatkan, seperti
kiai Plered (tombak), kiai Naga Wilaga (gamelan perayaan sekaten di
Yogyakarta), kiai Rebo dan kiai Wage (gajah di kebun binatang Gembira
Loka Yogyakarta), kedua, orang tua pada umumnya, ketiga, orang yang
memiliki keahlian dalam agama Islam, yang mengajar santri di pondok
pesantren.20 Sedangkan menurut Manfret Ziemek pengertian kiai secara
terminologis adalah pendiri dan pemimpin sebuah pesantren yang sebagai
muslim terpelajar telah membaktikan hidupnya demi Allah serta
menyebarluaskan dan mendalami ajaran-ajaran dan pandangan Islam melalui
kegiatan pendidikan Islam.21
Kekiaian dapat dibagi menjadi dua kategori dalam kaitannya dengan
para pengikutnya. Kategori Pertama adalah kiai yang mempunyai pengikut
yang lebih banyak dan pengaruh yang lebih luas daripada kiai yang masuk
kategori kedua. Pengaruh kiai yg masuk kategori pertama menyebar ke
19 M. Dawam Raharjo (ed), Pesantren dan Pembaharuan, (Jakarta: LP3ES, 1988), hlm.
83. 20 Zamakhsari Dhofier, Op. Cit, hlm. 55 21 Manfred Ziemek, Pesantren dalam Perubahan Sosial, (Jakarta: P3M, 1986), hlm. 131.
![Page 21: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/21.jpg)
8
seluruh daerah. Kategori yang pertama ini terdiri dari kiai pesantren dan kiai
tarekat.22
Kategori kedua terdiri dari kiai panggung dan kiai politik. Kiai
panggung adalah para dai. Mereka menyebarkan dan mengembangkan Islam
melalui kegiatan dakwah. Sementara itu, kiai politik lebih merupakan kategori
campuran. Mereka merujuk pada para kiai yang mempunyai concern untuk
mengembangkan NU secara politis. Pengembangan NU dalam kurun waktu
yang lama dikelola oleh kategori kiai ini yang tidak mempunyai pengikut
seperti kiai lain.23
KH Mohammad Cholil Bisri (selanjutnya disebut Mbah Cholil), yang
menjadi obyek utama kajian penelitian ini merupakan kiai yang berkiprah di
politik praktis, di akhir hayatnya menjabat sebagai wakil ketua MPR RI dari
Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa pada 2002-2004 dan wakil ketua Dewan
Syuro PKB periode 2002-2005.
Dalam karir politik, jabatan yang pernah ia pegang; Ketua PPP
Rembang (1973-1995), Ketua MPW PPP Rembang (1995-1998), anggota FPP
DPRD II Rembang (1970-1982), Pimpinan Dewan FPP DPRD II Rembang
(1982-1992), anggota FPP DPR/MPR RI (1992-1997), anggota Fraksi Utusan
Daerah MPR RI Pusat (1997-1999), anggota FKB DPR/MPR RI (1999-2004),
Wakil Ketua MPR RI (2002-2004), menggantikan Matori Abdul jalil sampai
akhir masa hayatnya.
22 Lihat Endang Turmudi, Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan, (Yogyakarta: PT LKiS
Pelangi Aksara, 2004), hlm 32. 23 Endang Turmudi, Op.Cit, hlm. 34
![Page 22: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/22.jpg)
9
Selain aktifitas politik, kegiatan sosial-keagamaan lain seperti
melayani pengajian di luar kota, baik untuk peringatan hari besar Islam
maupun acara keluarga (pernikahan atau sunatan), sepanjang badannya sehat
dan tidak berbenturan dengan jadwal lain akan dipenuhi. Mbah Cholil jarang
sekali menginap di luar rumah meskipun pengajian di luar kota. Sebisa
mungkin pulang ke rumah, sehingga mengaji Tafsir al-Jalalain24 setelah subuh
bagi santri-santri pondok tetap bisa dilakukan.25
Mbah Cholil juga aktif menuliskan gagasannya lewat media massa
lokal maupun nasional. Peristiwa sosial, politik, budaya atau keagamaan
menjadi obyek tulisannya yang kaya nuansa. Tulisan-tulisan Mbah Cholil
sangat khas, kaya istilah-istilah pesantren dan analisis yang tajam. Gagasan
dan pikirannya tersebar di banyak media, seperti Jawa Pos, Suara Merdeka,
Surya, Kompas, Tempo dan lain-lain.26
Yang tidak kalah menarik adalah ulasannya mengenai sepak bola.
Boleh disebut, ialah salah satu kiai yang hobi olahraga sepak bola, dimana
komentar dan prediksinya membuat kagum para pembaca. Khusus ulasan
sepak bola dunia seperti piala dunia dan Eropa sudah menjadi langganan
media masa nasional. Tulisannya diminta dan diperebutkan banyak media
karena kecemerlangannya dalam membuat analisis.
24 Tafsir al-Jalalain karya Jalaluddin as-Suyuthi dan Jalaluddin al-Mahalli merupakan
tafsir yang amat populer di seluruh pesantren di Indonesia sejak periode pertengahan sampai sekarang karena dianggap jauh lebih cocok, praktis, dan sistematis daripada kitab-kitab tafsir yang lain. Lihat Nashruddin Baidan, Perkembangan Tafsir al-Qur'an di Indonesia, (Jakarta: Tiga Serangkai, 2003), hlm. 53.
25 Bennadeeb, Op.Cit, hlm. 42-43. 26 Mohammad Cholil Bisri, Berdagang dengan Tuhan, (Bekasi: Al-Kautsar Prima
Indocamp, 2004), hlm. 11.
![Page 23: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/23.jpg)
10
Kemampuan menuangkan gagasan lewat media tulis diakui sangat
minim dikuasai oleh orang-orang pesantren. Mereka cenderung mengandalkan
komunikasi lisan. Padahal tradisi Islam dibangun lewat tulisan sehingga
sampai sekarang pengaruhya masih terasa dalam bentuk khazanah kitab
kuning yang ribuan jumlahnya. Salah satu kelemahan budaya pesantren adalah
tidak mengakarnya tradisi tulis,27 sehingga tokoh-tokoh pesantren yang
dianggap besar dan berpengaruh tidak memiliki catatan hidup yang
ditinggalkan untuk generasi penerusnya.
Seabrek kegiatan politik dan keagamaan dilakukan dengan senang hati
oleh Mbah Cholil tanpa memperdulikan kesehatannya. Sampai-sampai
peringatan dini kanker hati tak sedikitpun dirasakannya. Begitu jatuh sakit,
mbah Cholil dinyatakan menderita kanker hati stadium lanjut dan dokter tak
sanggup menanganinya. Mbah Cholil meninggal pada hari Selasa 24 Agustus
2004.
Sebenarnya Mbah Cholil adalah sosok multidimensi. Dengan
kemampuan yang diwarisi dari abah Mbah Cholil, KH Bisri Mustofa, baik
sebagai ulama, politisi, orator ulung, penulis dan penerjemah, komentator
sepak bola dan lain-lain yang belum penulis kenal. Sosok yang mencurahkan
perhatian utamanya pada aksi politik, berjuang mengerahkan massa untuk
mendukung dirinya, serta memobilisasi pikiran, perasaan dan organisasi untuk
menentang pemerintahan yang tidak sejalan dengan ajaran Allah. Namun pada
27 Ulil Abshar Abdalla, ”Pesantren dan Budaya Tulis” dalam Membakar Rumah Tuhan:
Agama Privat dan Publik, cet II, (Bandung: Rosda, 2000), hlm. 131-137.
![Page 24: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/24.jpg)
11
saat yang sama, ia melupakan banyak pekerjaan bermanfaat dan penting,
seperti kerja pikiran, pendidikan, maupun sosial.
Dari sini dapat dibaca bahwa Mbah Cholil sosok yang unik, kiai,
politisi dan penulis produktif. Kombinasi unik yang tidak banyak dimiliki oleh
kiai pesantren yang berpendidikan murni pesantren. Inilah pentingnya sosok
Mbah Cholil ditulis dan diabadikan untuk memberikan spirit bagi generasi
pesantren agar kelebihanya dapat ditiru dan diteladani. Mbah Cholil adalah
tokoh politik nasional dan kiai pesantren yang sayang bila sejarah, sepak
terjang dan pemikirannya dibiarkan begitu saja tanpa usaha sisitematis untuk
menuliskannya.
Untuk itu penulis tertarik meneliti dan mengkaji permasalahan
tersebut. Akhirnya, untuk memperoleh gambaran yang jelas, maka penulis
tuangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul DAKWAH KH M CHOLIL
BISRI DALAM BIDANG POLITIK.
B. Rumusan Masalah
Untuk membuat permasalahan menjadi lebih spesifik dan sesuai
dengan titik tekan kajian, maka harus ada rumusan masalah yang benar-benar
fokus. Ini dimaksudkan agar pembahasan dalam karya tulis ini, tidak melebar
dari apa yang dikehendaki. Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas,
rumusan masalah yang akan dikaji;
Bagaimanakah dakwah dalam bidang politik KH. M. Cholil Bisri?
![Page 25: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/25.jpg)
12
C. Tujuan Penulisan Skripsi
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui dakwah KH. M. Cholil Bisri dalam bidang Politik.
Adapun manfaat teoritik dan praktis yang diharapkan dari penelitian
ini adalah:
1. Secara teoritik, dapat:
a. Menambah khazanah ilmu pengetahuan di bidang ilmu dakwah
khususnya kajian rijal al-dakwah (tokoh dakwah) khususnya dakwah
melalui bidang politik.
b. Di samping memberikan kontribusi terhadap aplikasi dakwah
Islamiyah sesuai dengan missi Islam Rahmatan lil ‘alamin.
2. Secara praktis dalam penelitian ini adalah sebagai masukan dan bahan
pertimbangan bagi para da’i dalam melakukan proses dakwah khususnya
dakwah melalui media politik.
D. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang
hubungan pembahasan yang akan penulis teliti dengan peneliti sebelumnya.
Dalam Tinjauan pustaka, peneliti mengambil beberapa hasil penelitian yang
ada relevansinya dengan penelitian ini, diantaranya adalah :
Skripsi Suyati, dengan judul “Strategi Dakwah Dalam Pengembangan
Sumber Daya Pesantren (Studi Kasus di Pondok Pesantren Roudlotut
Tholibin Rembang)” (Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 2010). Penelitian ini
![Page 26: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/26.jpg)
13
bertujuan untuk mengetahui strategi dakwah dalam pengembangan sumber
daya pesantren, implementasi strategi dakwah dalam pengembangan sumber
daya pesantren dan faktor pendukung dan penghambat penerapan strategi
dakwah dalam pengembangan sumber daya pesantren Roudlotut Tholibin
Rembang.
Dalam penelitian ini disebutkan bahwa salah satu strategi dakwah di
Pesantren Roudlotut Tholibin melalui pengajian Tafsir untuk masyarakat.
Implementasi strategi dakwah tersebut dalam pengembangan sumber daya
pesantren Roudlotut Tholibin di lakukan mulai dari tahap pendirian sampai
pada partisipasinya dalam membantu masyarakat. Strategi dakwah yang
dilakukan pesantren Roudlotut Tholibin Rembang tersebut merupakan
dakwah bil hal. Dakwah ini lebih menitikberatkan pada aksi riil melalui
kegiatan sosial kemasyarakatan.
Skripsi dengan judul Metode Dakwah Kartosuwiryo dalam
Pembentukan Darul Islam, karya Arbangatun Muchayaroh (Fakultas Dakwah
IAIN Walisongo, 2000). Fokus penelitian ini adalah pada pemikiran dakwah
Kartosuwiryo dan metode yang di pakainya.
Skripsi Sidik Wibowo Akhmad dengan judul Kajian Metode Dakwah
KH. Zainuddin MZ (Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 1998). Penelitian ini
merupakan studi terhadap tokoh yang berusaha untuk mengetahui metode
dakwahnya.
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode Library
Research, yaitu mengumpulkan data yang bersumber dari buku maupun karya
![Page 27: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/27.jpg)
14
tulis ilmiah lainnya, atau penelitian yang bersifat kepustakaan. Untuk
menganalisis data peneliti memakai metode indeksikalitas analisys, yaitu
keterkaitan makna kata, perilaku dan lainya pada konteksnya. Proses
analisisnya dilakukan secara sistimatis mengarah kepada pemberian
sumbangan teori, karena ada relevansi teoritik dan berdasarkan pada diskripsi
yang di manifestasikan. Sehingga akan dapat ditemukan deskripsi lengkap
tentang metode KH. Zainuddin MZ dalam mengembangkan dakwah Islam.
Analisisnya dalam penelitian ini, yaitu metode content analisys analisis isi
serta metode deduktif-induktif.
Skripsi Ahmad Hariyadi dengan judul Kiprah Dakwah KH. Bisri
Mustofa Dalam Politik (Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 2007). Penelitian
ini berusaha mendeskripsikan kiprah dakwah KH. Bisri Mustofa dalam
politik. Selain itu peneliti juga berusaha mendeskripsikan kelebihan dan
kekurangan dakwah KH. Bisri Mustofa.
Dalam analisis data peneliti menggunakan metode analisis taksonomi,
yaitu analisis yang tidak hanya berupa penjelajahan umum, melainkan analisis
yang memusatkan perhatian pada domain tertentu yang sangat berguna untuk
menggambarkan fenomena atau masalah yang menjadi sasaran studi.
Hasil dari penelitian ini adalah dengan politik KH Bisri Mustofa bisa
berdakwah langsung kepada masyarakat dengan kebijakan-kebijakan yang KH
Bisri Mustofa terapkan. Terbukti dengan kiprah KH Bisri Mustofa di kenal
sebagai ahli orator dan ahli dakwah. Sehingga dari politik juga KH Bisri
Mustofa bisa meyebarkan Amar Ma’ruf nahi mungkar.
![Page 28: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/28.jpg)
15
Tetapi kelemahan dalam penelitan ini adalah lebih banyak menyoroti
tentang aktifitas dakwah sebagai mubaligh terkemuka pada zamannya dan
sebagai pengajar para santri, juga aktifitas ia yang dikenal luas sebagai penulis
bebas yang produktif di bidang penerjemahan dan penulis kitab (agama) dan
tafsir serta kemampuan mengaktualisasikan keilmuan yang dikuasainya.
Dalam penelitian penulis terdapat pandangan saksi hidup terhadap
Mbah Cholil yang akan melengkapi kajian sejarah dan riwayat hidupnya.
Testamen tentang kepribadian, kekurangan atau kelebihan Mbah Cholil oleh
para kolega dan teman seperjuangan sangat penting diketahui untuk
meminimalisir subyektifitas. Tokoh-tokoh yang akan memberi kesaksian
dipilih secara acak, terutama teman-teman dekatnya yang masih hidup. Mbah
Cholil dikenal memiliki hubungan yang cukup luas dengan banyak kalangan,
baik politisi, budayawan, pengusaha dan lain-lain. Pandangan tentang Mbah
Cholil dari perspektif mereka akan memberi bobot tersendiri dalam penelitian
ini.
Untuk mengembangkan penelitian yang sudah ada dan untuk
menemukan pemaknaan baru maka dipandang penting untuk dilakukan
penelitian yang berbeda dengan peneliti terdahulu. Dalam hal ini peneliti ingin
memfokuskan mengenahi Dakwah KH. M. Cholil Bisri Dalam Bidang Politik.
![Page 29: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/29.jpg)
16
E. Kerangka Teoritik
1. Dakwah
Berdakwah dengan segala bentuknya adalah wajib hukumnya bagi
setiap manusia. Dakwah antara lain berupa amar ma’ruf, nahi munkar,
berjihad memberi nasehat dan sebagainya. Kurang tepat apabila ada
asumsi bahwa berdakwah itu seolah-olah menjadi kewajiban para ulama’,
Kiai, mubaligh, ustadz saja. Sedangkan di luar golongan itu tidak ada
kewajiban untuk melaksanakan tugas berdakwah Islamiyah tersebut.
Dakwah sebagai kewajiban setiap muslim yang telah banyak
dijelaskan dalam Al-Qur’an dan diperjelas di dalam hadits. Dalam Al-
Qur’an di antaranya terdapat pada Surat Al-Imran ayat 104:
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar28; merekalah orang-orang yang beruntung.29
Perintah untuk amar ma’ruf nahi munkar, juga terdapat dalam
hadits Nabi yaitu:
)البخارى رواه (ولوایة عنى بلغوا Artinya: “Sampaikanlah dariku walau satu ayat” (H.R. Bukhori)30
28 Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan munkar
ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya. 29 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahan. 30 Dikutip dari Totok Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Radar Jaya, 1987), hlm.
33.
![Page 30: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/30.jpg)
17
Dakwah pada dasarnya adalah aktivitas muslim dalam
menyebarkan ajaran Allah SWT di muka bumi ini, setiap muslim yang
Mukallaf berkewajiban melaksanakan tugas dakwah sesuai dengan kadar
kemampuannya. Dalam proses dakwah antara da’i dengan sasaran dakwah
tidak harus selalu bertatap muka, terlebih dalam dunia sekarang yang
mengalami proses perkembangan dan perubahan yang pesat. Dalam
bahasa teologis, Agama bermaksud membimbing dan mengarahkan
manusia untuk mendapatkan jawaban yang memuaskan atas pertanyaan
hakiki manusia.31
Sejalan dengan perkembangan zaman, agama diposisikan sebagai
tempat bertanya dan mencari keterangan serta mencari jawaban dari
pertanyaan kehidupannya. Kelanjutan agama ini tidak akan terjadi, apabila
tidak ada aktivitas dakwah sebagai media penyampaian ajaran agama
tersebut. Berangkat dari pemahaman ini, dakwah dapat dirumuskan
sebagai upaya atau perjuangan untuk menyampaikan ajaran agama yang
benar kepada umat manusia dengan cara simpatik, adil, jujur, tabah, dan
terbuka, serta menghidupkan jiwa mereka dengan janji-janji Allah tentang
kehidupan yang membahagiakan, serta menggerakkan hati mereka dengan
ancaman-ancaman Allah terhadap segala perbuatan tercela melalui
nasihat-nasihat dan peringatan-peringatan.32
31Achmad Charis Zubair, Dari Kematian ke Epistemologi Dakwah, (Yogyakarta:
Philosophy Press, 2001), Hlm. 12. 32 Awwaludin Pimay, Paradigma Dakwah Humanis; Strategi dan Dakwah Prof. KH.
Saifuddin Zuhri, (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 25.
![Page 31: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/31.jpg)
18
Dalam kondisi yang selalu mengalami perubahan dan
perkembangan, proses menyampaikan dakwah dapat dilakukan dengan
melalui seni budaya, tulisan, lukisan atau perbuatan. Segala sesuatu yang
dapat mempermudah pesan kepada sasaran dakwah dapat digolongkan
sebagai media dakwah. Dengan demikian, maka melalui pembentukan
pendapat umum, media menempa dan membentuk kekuatan-kekuatan
sosial politik secara teratur dan sistematis.33
2. Politik
Politik dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah siyâsah, artinya:
mengurusi urusan, melarang, memerintah (Kamus al-Muhîth, dalam kata
kunci sâsa). Nabi saw. menggunakan istilah politik (siyâsah) dalam salah
satu hadisnya:
ال نبي بعدي وإنھكانت بنو إسرائیل تسوسھم األنبیاء كلما ھلك نبي خلفھ نبي
وسیكون خلفاء فیكثرونArtinya: Bani Israil itu diurusi urusannya oleh para nabi (tasûsu hum al-anbiyâ’). Ketika seorang nabi wafat, nabi yang lain datang menggantinya. Tidak ada nabi setelahku, namun akan ada banyak khalifah. (HR Muslim).
Jadi, politik artinya adalah mengurusi urusan umat. Berkecimpung
dalam dunia politik berarti memperhatikan kondisi kaum Muslim dengan
cara menghilangkan kezaliman penguasa dan melenyapkan kejahatan
kaum kafir atas mereka. Politik Islam berarti mengurusi urusan masyarakat
33 Astrid S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Bina Cipta, 1977),
hlm. 21.
![Page 32: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/32.jpg)
19
melalui kekuasaan, melarang dan memerintah, dengan landasan
hukum/syariah Islam.34
Secara umum dapat dikatakan bahwa politik tidak lain adalah
merupakan segala kegiatan manusia yang berkaitan dengan masalah
kekuasaan, bagaimana mencari massa, bagaimana mempertahankannya,
bagaimana menjalankan dan menggunakannya serta untuk mencari politik
dakwah. Dalam pengertian sehari-hari, politik juga berhubungan dengan
cara dan proses pengelolaan pemerintahan suatu Negara.35
Politik cenderung berpecah dan memecah, dakwah merangkul dan
mempersatukan. Dalam perspektif Al-Qur’an, politik seharusnya menjadi
filosofi dakwah sebagai acuan, tetapi alangkah sulitnya, termasuk realitas
yang sering kita tonton dalam kelakuan partai-partai yang mengaku
berdasarkan Islam. Mereka sikut-menyikut, perang ayat, masing-masing
ingin “memaksa” Tuhan untuk berpihak kepada kepentingan jangka
pendeknya, berupa posisi politik dan ekonomi. Perbedaan fundamental
antara kelakuan politik mereka rajin ke masjid dan sebagainya, kalau jubah
dakwah ingin mengubah.
Menurut Saifudin Zuhri, politik sebenarnya memiliki tujuan yang
positif, antara lain: Pertama, menata masyarakat dengan landasan akhaq
al-karimah. Kedua, menggugah mereka dengan hikmah yang mulia.
Ketiga, mempersatukan mereka dengan sikap persaudaraan dan kasih
sayang. Keempat, menegakkan keadilan, kesejahteraan dan tolong
34 MR Kurnia, Al-Jamaah, Tafarruq dan Ikhtilaf, (Bogor: Al Azhar Press, 2002), hlm. 33-38.
35 Amien Rais, Cakrawala Islam, (Jakarta: Mizan, 1987), hlm. 27.
![Page 33: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/33.jpg)
20
menolong. Kelima, menegakkan kepemimpinan yang mengabdi kepada
kepentingan ummat, mencintai dan dicintai umat. Keenam, menata
masyarakat dengan hukum yang tidak berat sebelah. Ketujuh, menegakkan
martabat manusia yang mulia dalam rangka membina perdamaian dan
kemajuan yang bermanfaat.36
Karena itu, kegiatan politik harus memiliki sumber rujukan yang
jelas kepada Allah SWT. Politik adalah salah satu kebutuhan manusia, dan
segala kebutuhan manusia telah ditentukan pola dan normanya dalam
Islam. Di dalam suasana tata aturan yang sempurna yang melahirkan
prinsip-prinsip yang tinggi dianut oleh masyarakat kesatuan dan persatuan
berkembang dengan baik, timbulnya teori-teori politik.
Politik harus berjalan di atas landasan moralitas dan mengindahkan
etika politik. Cara berpolitik yang melanggar akhlak mulia akan
menimbulkan benih-benih nafsu, atau mengakibatkan kontra. Oleh karena
itu, partai politik yang mengetengahkan sikapnya dan memperdengarkan
suaranya berarti telah menjalankan tugasnya untuk mendidik rakyat dalam
politik dan menumbuhkan kehidupan demokrasi yang sehat.37 Jika itu
semua dilakukan dengan niat baik, maka ia termasuk Ibadah. Sebagaimana
dijelaskan oleh Allah dalam surat Al-Maidah ayat 8:
36 Di kutip dari bukunya Awaluddin Pimay, Op.Cit, hlm. 183. 37 Ibid, hlm. 185
![Page 34: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/34.jpg)
21
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”38
Dalam pandangan Islam, politik hanyalah salah satu medium untuk
mencapai tujuan dakwah. Islam adalah agama yang sangat menjunjung
tinggi nilai-nilai moral, mengingat aktivitas dakwah yang sedemikian luas,
maka aktivitas juru dakwah tidaklah sama antara satu dengan yang lain.
Hal itu mencakup subyek, obyek, materi, sarana tau media, strategi dan
menajemen dakwah yang berbeda-beda.
F. Metode Penelitian
Fokus penelitian ini adalah melacak dan menelusuri biografi,
perjuangan dan pemikiran Mbah Cholil. Pertama-tama yang akan diteliti
adalah sejarah pribadi Mbah Cholil, meliputi masa kecil, masa pertumbuhan
hingga akhir hayatnya. Tidak kalah penting adalah mengetahui riwayat
pendidikan, kegemaran, dan kepribadiannya. Tokoh yang dilahirkan sebelum
kemerdekaan ini, sejak kecil dalam keadaan sulit, baik secara ekonomi, sosial
maupun politik. Namun, ia berhasil keluar dari kesulitan itu dan mampu
38 Depag RI, Op. Cit. hlm. 108.
![Page 35: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/35.jpg)
22
memperoleh sejarah kehidupannya yang apik dan membanggakan bagi
keluarga dan juga komunitasnya.
Selanjutnya akan ditelusuri aktifitas sosial dan politik Mbah Cholil
mulai dari tingkat bawah sampai karir puncak. Selain mengurusi pesantren,
Mbah Cholil hanya pernah aktif di ormas NU dan banomnya, seperti GP.
Ansor mulai dari tingkat bawah. Ketika NU menjadi partai politik tahun 1955,
Mbah Cholil juga aktif mengikuti kegiatan kepartaian atas bimbingan
ayahnya.
Untuk melihat secara utuh sosok Mbah Cholil, kajian terhadap gagasan
dan pikirannya mutlak dilakukan, baik pemikiran di bidang keagamaan, sosial
maupun politik. Gagasan dan pikiran yang dipublikasikan di media massa
cukup signifikan menggambarkan siapa sebenarnya tokoh ini. Sebab, kendala
bahasa lisan yang sopan terkadang tak mampu menampilkan satu pemikiran
genuine yang utuh. Karena sifatnya yang tertulis dan berproses melalui
kontemplasi, menjadikan data-data ini sangat penting ditilik dan dikaji.
Selain itu, perlu juga diketahui cakrawala intelektualnya yang
mencakup tidak hanya kerangka konseptual dan metodologinya, tetapi juga
harus dari latar belakang hidupnya, Iebenswelt-nya (lingkungan sehari-hari),
weltanschaung-nya (pandangan hidup), zeitgeist-nya (jiwa zaman) dan seluruh
pengalaman hidupnya.
Pandangan saksi hidup terhadap Mbah Cholil akan melengkapi kajian
sejarah dan riwayat hidupnya. Testamen tentang kepribadian, kekurangan atau
kelebihan Mbah Cholil oleh para kolega dan teman seperjuangan sangat
![Page 36: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/36.jpg)
23
penting diketahui untuk meminimalisir subyektifitas. Tokoh-tokoh yang akan
memberi kesaksian dipilih secara acak, terutama teman-teman dekatnya yang
masih hidup. Mbah Cholil dikenal memiliki hubungan yang cukup luas
dengan banyak kalangan, baik politisi, budayawan, pengusaha dan lain-lain.
Pandangan tentang Mbah Cholil dari perspektif mereka akan memberi bobot
tersendiri dalam penelitian ini.39
Penelitian ini merupakan penelitian biografi dan pemikiran yang
bertalian dengan tokoh atau aktor sejarah. Biasanya yang ditulis adalah hal-
hal penting dan tindakan yang bermakna lainnya. Penyebutan tokoh dan
ketokohan mengacu kepada konsep-konsep antropologis tentang significant
other. Dalam perspektif antropolog Koentjaraningrat,40 significant other
masuk ke dalam wilayah pembahasan spesifik culture and personality, yakni
kompleksitas penelitian yang menjadikan alam pikiran individu manusia
dalam masyarakat sebagai obyek. Perspektif semacam ini bertolak dari
beberapa asumsi dasar.
Pertama, tak mungkin lagi diberlakukan generalisasi saat menyimak
watak sebuah bangsa yang hanya dilandaskan pada studi-studi etnografi.
Asumsi dasarnya adalah terdapat kecenderungan tertentu dalam diri individu
perorangan untuk memberontak atau melakukan perlawanan terhadap
tatanan sosial yang menjadi wadah bagi sebuah etnografi.
Kedua, sejak dekade 1200-an muncul kesadaran baru di kalangan
antropolog tentang pentingnya unsur individu dalam perkembangan
39 Arikunto, Op.Cit, hlm. 100. 40 Koentjaraningrat, Teori Antropologi, (Jakarta: UI-Press, 1987), hlm. 31.
![Page 37: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/37.jpg)
24
masyarakat dan kebudayaan. Sebab pada derajat tertentu individu-individu
dalam masyarakat memiliki kemampuan mencetuskan dan menggerakkan
perubahan.
Ketiga, semakin besarnya kecenderungan untuk melakukan kajian
terhadap problem psikologi dalam perubahan-perubahan besar
kemasyarakatan justru mempertegas pentingnya telaah terhadap kehidupan
individu dalam masyarakat.
Keempat, pembicaraan tentang significant other juga pada akhirnya
terkait dengan kebudayaan sebagi kompleksitas besar berisikan kumpulan
dan akumulasi pikiran serta tindakan individu-individu perorangan dalam
masyarakat.41 Makna tokoh dan ketokohan di sini berpijak pada visi dan
kesadaran obyek kajian tentang keagamaan, sosial maupun politik.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif42 yaitu
penulisan yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan status fenomena
secara sistematik dan rasional (logika)43 yang terdapat pada Dakwah KH. M.
Cholil Bisri dalam bidang politik. Pendekatan yang dipakai adalah
pendekatan antropologis yaitu untuk memberikan kajian tentang Dakwah
KH. M. Cholil Bisri dalam bidang politik.
41 Lihat Koentjaraningrat, Metode Antropologi, (Jakarta: Penerbitan Universitas, 1958), hlm. 164-165.
42 Adalah penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik, bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya, atau sebagaimana aslinya (natural setting), dengan tidak dirubah dalam bentuk simbol-simbol atau bilangan. Penelitian kualitatif ini tidak bekerja menggunakan data dalam bentuk atau diolah dengan rumusan dan tidak ditafsirkan / diinterpretasikan sesuai ketentuan statistik / matematik. Hadawi dan Mimi Martin, Penelitian Terapan, (Yogyakarta: Gajahmada University Press, 1996), hlm. 174.
43 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hlm 245
![Page 38: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/38.jpg)
25
1. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.44
Menurut sumbernya data penelitian digolongkan sebagai data primer dan
data sekunder.
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian
dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data
langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Sedangkan
menurut Subagyo sumber data primer adalah data yang diperoleh secara
langsung.45 Sebagai studi awal dan minimnya sumber data tertulis,
wawancara mendalam dengan keluarga dan teman-teman dekatnya
merupakan metode yang tepat untuk mengetahui perjalanan dan kisah
hidup Mbah Cholil. Dokumentasi tulisan-tulisan yang pernah
dipublikasikan di media massa akan digunakan untuk membedah
pikiran dan gagasan Mbah Cholil, baik keagamaan, sosial maupun
politik sebagai sumber primer. Untuk melengkapinya, dilakukan
wawancara dengan pihak-pihak yang berkompeten. Terutama keluarga,
kolega dan juga para santri. Sumber data penelitian ini adalah
serangkaian wawancara mendalam kepada pihak-pihak yang mengerti
betul kehidupan Mbah Cholil. Sepanjang tersedia data tertulis seperti
buku harian, pokok-pokok pikiran baik yang sudah dipublikasikan
maupun belum akan diposisikan sebagai sumber primer.
44 Arikunto, Op.Cit, hlm. 102. 45 P Joko Subagyo, Metodologi penelitian Dalam Teori Dan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1991), hlm. 87.
![Page 39: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/39.jpg)
26
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitiannya, biasanya
berwujud dokumentasi.46 Menurut P. Joko Subagyo, data sekunder
yaitu data yang berasal dari bahan kepustakaan.47 Dalam penelitian ini
data sekunder diperoleh dari buku-buku, majalah, jurnal, literatur serta
karya-karya yang sesuai dengan judul penulisan.
2. Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penulisan ini,
penulis menggunakan metode, yaitu:
a. Metode Wawancara (Interview).
Interview atau wawancara adalah suatu proses tanya jawab
yang mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang
satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan dengan telinga
sendiri suaranya 48. Dengan metode interview terbuka penulis dapat
memperoleh informasi mengenai perjalanan hidup Mbah Cholil dari
KH. A. Mustofa Bisri, KH. Khazim Mabrur, KH. Makin Shoimuri,
KH. Yahya Cholil Tsaquf, Gus Tutut, KH. Syarofuddin Ismail Al-
Qoyyimas dan Masruhan Samsuri (tokoh PPP).
Dalam hal ini penulis menggunakan jenis wawancara terbuka,
karena jenis penelitian adalah penelitian kualitatif. Dengan cara
46 Azwar Saifudin, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), Hlm 91. 47 P Joko Subagyo, Op. Cit, hlm. 88. 48 Hadi Sutrisno, Metodologi Research (Jilid I), (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2000),
hlm 192
![Page 40: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/40.jpg)
27
wawancara terbuka maka informan dapat mengetahui bahwa mereka
sedang di wawancarai dan mengetahui pula apa maksud wawancara
itu.49
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data yang berupa data
sekunder, atau data yang dikumpulkan oleh orang lain berupa catatan
peristiwa masa lalu.50 Bentuk dokumen berupa catatan, transkip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.51
Data dokumentasi ini digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh
oleh wawancara. Metode dokumentasi ini penulis gunakan untuk
memperoleh data tentang perjalanan hidup Mbah Cholil. Peneliti
mencoba dengan cara mengumpulkan secara sistematis dan kemudian
dianalisis sebagai penunjang data sebelumnya.
3. Teknik Analisis Data
Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini pada dasarnya
merupakan proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam
kategori dan satuan uaraian dasar sehingga dapat ditemukan pola, tema
49 Imam Suprayogo, Tobroni, Metodologi penelitian Sosial-Agama, (Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2001), hlm. 175 , 50 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004), hlm. 195. 51 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), hlm 206
![Page 41: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/41.jpg)
28
yang dapat dirumuskan sebagai hipotesa kerja.52 Jadi yang pertama kali
dilakukan dalam analisa data ini adalah pengorganisasian data dalam
bentuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode dan
mengkategorikannya. Tujuan pengorganisasian dan pengolahan data
tersebut adalah untuk menemukan tema dan hipotesa kerja yang akhirnya
diangkat menjadi teori.53
Dalam menganalisa data, langkah selanjutnya yang harus
dilakukan adalah dengan menganalisis data. Analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah diskriptif dengan pendekatan hermeneutika
sosial (social herneneutics), yakni interpretasi terhadap pribadi manusia
beserta tindakan-tindakannya. Metode penelitian ini bersifat kualitatif serta
menyerupai sorotan terhadap life story tokoh yang dimaksud.
G. Sistematika Penulisan
Dalam rangka menguraikan pembahasan diatas, maka penulis
berusaha menyusun kerangka penelitian secara sistematis agar mudah
dipahami. Penulisan skripsi diawali dengan bagian yang memuat : Halaman
Judul, Nota Pembimbing, Pengesahan, Motto, Persembahan, Pernyataan, Kata
Pengantar dan Daftar isi. Secara umum gambaran sistematikanya adalah
sebagai berikut:
52 Anas Saidi, Makalah-makalah Metodologi Penelitian, (makalah tidak diterbitkan), hlm 43.
53 Ibid
![Page 42: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/42.jpg)
29
Bab I : Pendahuluan
Berisi aspek-aspek utama penelitian yang meliputi: latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan skripsi, telaah
pustaka, Metode penulisan skripsi ,sistematika penulisan skripsi.
Bab II : Ruang lingkup dakwah dan politik. Meliputi: pengertian dakwah,
hukum dakwah, unsur-unsur dakwah, tujuan dakwah, dakwah
melalui media politik, politik dan ruang lingkupnya, politik sebagai
media dakwah, dakwah politik masa Nabi Muhammad SAW.
Bab III : Memuat sejarah kehidupan Mbah Cholil. Meliputi: kelahiran dan
pertumbuhan, masa pendidikan, masa pernikahan atau keluarga,
pemikiran Mbah Cholil, aktivitas politik Mbah Cholil dimulai
masa pemilu 1971, pemilu 1977, pemilu 1982, pemilu 1992, kyai
yang membidani kelahiran PKB, menjadi wakil MPR RI, dakwah
dan pemikiran Mbah Cholil di bidang politik.
Bab IV : Analisis materi dakwah Mbah Cholil dalam bidang politik,
analisis media dakwah Mbah Cholil dalam bidang politik, analisis
metode dakwah Mbah Cholil dalam bidang politik, analisis
kepribadian Mbah Cholil, analisis dakwah Mbah Cholil dalam
bidang politik.
Bab V : Merupakan akhir dari pembahasan skripsi ini yang meliputi
kesimpulan, saran-saran dan penutup.
![Page 43: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/43.jpg)
30
BAB II
RUANG LINGKUP DAKWAH DAN POLITIK
A. Ruang Lingkup Dakwah Islamiyah
1. Pengertian Dakwah
Ditinjau dari segi etimologi da’i berasal berasal dari bahasa
Arab,54 yaitu da’a, yad’u, da’watan. Jadi kata da’wah merupakan masdar
dari kata da’a dengan arti ajakan, seruan, panggilan, undangan.
Menurut para ulama Basrah, dasar pengambilan dakwah itu
adalah dari masdar da’watan yang artinya penggilan. Sedangkan para
Ulama Kufah berpendapat, perkataan dakwah itu diambil dari akar “da’an”
yang artinya telah memanggil.55
Dalam surat Al-Baqarah ayat 186:
Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran..56
54 Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penterjemah Al-Qur’an),
hlm. 127. 55 Nazaeudin, Publistik dan Dakwah, (Jakarta: Erlangga, 1974), hlm. 87. 56 Depag RI, Op. Cit, hlm. 28.
![Page 44: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/44.jpg)
31
Orang yang memanggil, mengajak atau menyeru melaksanakan
dakwah dinamakan “da’i”. Jika yang menyeru atau da’inya terdiri dari
beberapa orang (banyak) disebut, “du’ah”.57 Ayat trsebut secara jelas
menunjukkan bahwa kata dakwah memiliki dua pengertian yang berbeda.
Pertama, dakwah sebagai seruan, ajakan, dan panggilan menuju surga, dan
kedua, dakwah sebagai seruan, ajakan, dan panggilan menuju neraka.
Karena itu, kata da’iyah atau da’i (orang yang mengajak) juga
mengandung dua pengertian: pertama, da’iyah atau da’i diartikan sebagai
orang yang mengajak pada petunjuk. Kedua, da’iyah atau da’i diartikan
sebagai orang yang mengajak pada kesesatan.58
Arti kata dakwah seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an Surat
An-Nahl ayat 125 :
.
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.59
Dalam Surat Yunus: 25
57 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), hlm.
18. 58 Awaludin Pimay, Paradigma Dakwah Humanis (Strategi dan Metode Dakwah Prof.
KH. Saifuddin Zuhri, (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 15. 59 Tim Penulis Depag RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahnya, (Bandung: CV.
Diponegoro, 2004), hlm. 224.
![Page 45: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/45.jpg)
32
Artinya: “Dan Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus”.60
Jadi dakwah menurut bahasa (etimologi) memiliki arti: ajakan,
seruan, panggilan, do’a kepada Allah SWT. Akan tetapi kecenderungan
banyak orang memakai kata dakwah untuk maksud ajakan, seruan,
panggilan.
Sedangkan arti dakwah menurut istilah (terminologi), juga
terdapat banyak keanekaragaman. Para ahli ilmu mendefinisikan dakwah
bermacam-macam pendapat, antara lain:
1. Menurut Drs. Hamzah Ya’qub dalam bukunya “Publistik Islam” memberikan pengertian dakwah Islam adalah mengajak umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasulnya.61
2. Abu Bakar Zakaria mendefinisikan dakwah adalah bekerjanya para
ulama dan orang-orang yang mempunyai pengetahuan dalam agama, mengajar orang banyak dari orang-orang umum, sesuatu yang membutuhkan mata mereka kepada urusan-urusan agama mereka menurut kemampuan.62
3. Drs. H. M. Arifin M. Ed, mendefinisikan dakwah sebagai suatu
kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individu maupun secara kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama sebagai massage yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan.63
60 Ibid, hlm. 211. 61 Drs. Hamzah Ja’cub, Publistik Islam dan Dakwah, (Bandung: CV. Diponegoro, 1973),
hlm. 27. 62 A. Hasjmy dkk, Pengantar Ilmu Dakwah, (Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi
Agama IAIN Jami’ah Ar-Raniry Darussalam, 1984/1985), hlm. 2. 63 Drs. H. M. Arifin M.Ed, Psikologi Da’wah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1977), hlm. 17.
![Page 46: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/46.jpg)
33
4. Amrullah Achmad mengartikan dakwah Islam sebagai aktualisasi
Imani, teologi yang dimanifestasi dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilakukan secara teratur untuk mengetahui cara merasa, berfikir dan bertindak dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu.64
5. A. Hasimy dalam bukunya Dustur Da’wah Menurut Al-Qur’an
mengatakan dakwah adalah mengajak orang lain untuk meyakini dan mengamalkan aqidah dan syariat Islam yang lebih dulu telah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah sendiri.65
6. Menurut Dzikron Abdullah, Dakwah adalah semua usaha untuk
menyebarluaskan Islam dan merealisir ajaranya di tengah masyarakat dan kehidupannya, agar mereka memeluk Islam dan mengamalkannya.66
7. Dr. Ahmad Syafi’i Ma’arif mengartikan dakwah Islam merupakan
suatu usaha atau kerja bagaimana berdakwah itu dapat menggarami kehidupan umat manusia dengan nilai-nilai Iman, Islam dan Takwa demi kebahagiaan kita di masa kini dan masa nanti.67
Dari beberapa definisi di atas berbeda redaksinya, tetapi setiap
redaksinya memiliki tiga unsur pengertian dasar (pokok) adalah :
1. Dakwah adalah proses penyampaian agama Islam oleh seseorang
kepada orang lain.
2. Dakwah adalah proses penyampaian ajaran Islam, yang berupa amar
ma’ruf nahi munkar (ajaran lepada kebaikan dan mencegah
kemungkaran).
64 Amrullah Achmad (ed), Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: PLP2M,
1985), hlm. 2. 65 A. Hasimy, Dustur Da’wah Menurut Al-Qur’an, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), hlm.
28. 66 Dzikron Abdullah, Metode Da’wah, (Semarang: Fakultas Dakwah IAIN Walisongo,
1982), hlm. 7. 67 Dr. Ahmad Safi’i Ma’arif, Membumikan Al-Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1995), hlm. 101.
![Page 47: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/47.jpg)
34
3. Usaha tersebut dilakukan secara sadar dengan tujuan terbentuknya
statu individu atau masyarakat yang taat dan mengamalkan
sepenuhnya ajaran Islam.68
Dari beberapa definisi, penulis menyimpulkan bahwa dakwah
adalah segala sesuatu yang dilakukan dengan wujud sikap, ucapan, atau
perbuatan yang mengandung ajakan atau seruan baik langsung atau tak
langsung ditujukan pada perorangan atau masyarakat agar mengetahui,
mengimani dan mengamalkan ajaran Islam dalam segala segi kehidupan,
dilakukan oleh orang islam baik individual atau jama’ah secara bijaksana.
Dapat ditegaskan, dengan merujuk pada tiga unsur di atas
dakwah adalah segala bentuk aktivitas penyampaian ajaran Islam kepada
orang lain dengan berbagai cara dan sarana yang bijaksana untuk
terciptanya individu dan masyarakat yang menghayati dan mengamalkan
ajaran Islam dalam semua segi kehidupan.
2. Dasar Hukum Dakwah
Berdakwah dengan segala bentuknya adalah wajib
hukumnya bagi setiap manusia. Dakwah antara lain berupa amar ma’ruf,
nahi munkar, berjihad memberi nasehat dan sebagainya. Kurang tepat
apabila ada asumsi bahwasanya dakwah itu seolah-olah menjadi kewajiban
para ulama’ kiai, mubaligh, ustadz saja. Sedangkan diluar golongan itu
tidak ada kewajiban untuk melaksanakan tugas berdakwah Islamiyah
tersebut.
68 Moh. Ali Aziz, Op. Cit, hlm. 10.
![Page 48: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/48.jpg)
35
Dakwah sebagai kewajiban setiap muslim yang telah banyak
dijelaskan dalam Al-Qur’an dan diperjelas di dalam hadits. Dalam Al-
Qur’an di antaranya terdapat pada Surat Al-Imran ayat 104:
Artinya: “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyeru (berbuat) yang ma’ruf, dan mencegah dari mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang berat”.69
Dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125, Allah juga
memerintahkan manusia untuk melakukan dakwah yaitu dengan mengajak
umat ke jalan Allah dengan cara yang bijaksana, nasehat yang baik serta
berdebat dengan cara yang baik pula.70 Perintah untuk amar ma’ruf nahi
munkar, juga terdapat dalam hadits Nabi yaitu:
)البخارى رواه (ولوایة عنى بلغوا Artinya: “Sampaikanlah dariku walau satu ayat” (H.R. Bukhori)71
Dan juga hadits:
رأمنكم من: وسلم علیھ اهللا صلى اهللا رسول قال: الق عنھ اهللا رضي ریرةھ ابي عن
أضعف ودلك فبقلبھ، یستطع لم فإن فبلسانھ، یستطع لم فإن بیده، فلیغیره منكرا
)مسلم رواه (ناإلیما
Artinya: ”Dari Abu Hurairoh RA berkata: Rasulullah bersabda: barang siapa diantara kamu melihat kemungkaran maka hendaklah dia mengubah
69 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahan. 70 Asmuni Syukir, Op. Cit, hlm. 19. 71 Imam al-Bukhari, Shaheh Bukhari, Darul Fikr, Istambul. ND.
![Page 49: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/49.jpg)
36
dengan tangannya, apabila tidak kuasa maka dengan lidahnya, apabila tidak kuasa maka dengan menggunakan hatinya, yang demikian itu selemah-lemahnya iman. (HR. Muslim).72
Selemah-lemahnya keadaan seseorang, setidaknya ia masih
memiliki kewajiban menolak kemungkaran dengan hatinya, kalau ia masih
ingin dianggap Allah SWT, sebagai orang yang masih memiliki iman.
Maka penolakan kemungkaran dengan hati merupakan benteng
penghabisan tempat berdiri. Berdasarkan hadits diatas mengisyaratkan
bahwa berdakwah melalui profesi yang dimiliki seorang muslim atau da’i
juga cara terbaik dalam mencapai tujuan dakwah.
3. Fungsi Dakwah
Nabi Muhammad SAW diutus untuk menyempurnakan
kehidupan manusia, agama Islam memiliki ide dan missi untuk
kesejahteraan ummat manusia di dunia dan akhirat. Oleh sebab itu,
dakwah merupakan aktivitas yang memiliki peran strategis. Ajaran Islam
dapat dipelajari, dihayati dan diamalkan oleh manusia, sebaliknya tanpa
adanya aktivitas dakwah terputuslah siklus penyebaran nilai-nilai Islam.
Ajaran Islam menghendaki terciptanya individu yang mantap
dalam aqidah, Ibadan maupun akhlaknya, sehingga dari situ diharapkan
lahir masyarakat yang ideal berada di bawah naungan Allah SWT. Di
sinilah dakwah diperlukan untuk membina mental dan spiritual manusia
agar sesuai dengan ajaran Allah SWT. Seperti yang disampaikan oleh
72 Imam Muslim, Shaheh Muslim, Maktabah Masyhad al-Husainy, Qahira.
![Page 50: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/50.jpg)
37
Rasulullah SAW. Dari uraian diatas, dapat disebutkan fungsi dakwah
adalah:
a. Dakwah berfungsi untuk menyebarkan Islam kepada manusia
sebagaimana individu dan masyarakat sehingga mereka merasakan
Islam benar-benar sebagai rahmatan lil ‘alamin bagi seluruh makhluk
Allah. Firman Allah QS. Al-Anbiya: 108:
Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah: "Bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan yang Esa. Maka hendaklah kamu berserah diri (kepada-Nya)".
b. Dakwah berfungsi untuk melestarikan nilai-nilai Islam dari generasi ke
generasi kaum muslimin berikutnya sehingga kelangsungan ajaran
Islam beserta pemeluknya dari generasi ke generasi tidak terputus.
c. Dakwah berfungsi Korektif, artinya meluruskan akhlak yang Bangkok,
menceah kemungkaran dan mengeluarkan manusia dari kegelapan
rohani.73
4. Tujuan Dakwah
Dakwah merupakan suatu rangkaian kegiatan atau proses,
dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Tujuan ini dimaksud untuk
memberi arah atau pedoman bagi gerak langkah kegiatan dakwah. Sebab
tanpa tujuan yang jelas seluruh aktivitas akan sis-sia (tidak ada artinya).
73 Moh. Ali Aziz, Op.Cit, hlm. 60.
![Page 51: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/51.jpg)
38
Dengan demikian, tujuan dakwah sebagai bagian seluruh
aktivitas dakwah. Bahkan lebih dari itu tujuan dakwah sangat
menentukan dan berpengaruh terhadap penggunaan metode dan media
dakwah, sasaran dakwah sekaligus strategi dakwah.74 Dalam hadits yang
dipertegaskan yaitu:
ورسولھ اهللا الى ھجرتھ كانت فمن. مانوى امرئ لكل وانما بالنیات، عمال اال انما
فھجرتھ ینكحھا امرأة او یصیبھا لدنیا ھجرتھ كانت ومن ورسولھ، اهللا الى فھجرتھ
)ومسلم بخار رواه (ھجرالیھ ما الىArtinya: “Sesungguhnya segala pekerjaan dengan niat, dan bahwasanya bagi setiap urusan (perkara) tergantung dengan apa yang diniatinya. Maka barang siapa yang berhijrah menuju keridhaan Allah dan RasulNya, maka hijrahnya karena Allah dan RasulNya, dan barang siapa yang berhijrah karena dunia (harta atau kemenangan dunia) atau karena wanita yang dikawininya, maka hijrahnya itu ke arah tujuan”.75
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti memiliki tujuan yang
hendak dicapai. Secara umum dan secara khusus tujuan dakwah dapat
dirumuskan dalam tiga bentuk:
A. Secara umum tujuan dakwah adalah sebagai betikut:
1. Membangun masyarakat Islam, sebagimana para Rasul yang
memulai dakwahnya di kalangan masyarakat jahiliyah, para
Rasul mengajak manusia memeluk agama Allah, menyampaikan
wahyu kepada kaumnya, dan memperingatkan mereka dari syirik
kepada Allah SWT.
74 Asmuni Syukir, Op. Cit, hlm. 40 75 Lihat Hadits Arbain An-Nawawiyah, Terjemahan, Cet. IV, (Surabaya: Media Insani
Press, 2003), hlm. 10.
![Page 52: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/52.jpg)
39
2. Dakwah dengan melakukan perbaikan pada masyarakat Islam
yang terkena ”musibah” berupa penyimpangan dan nampak di
dalamnya kemungkaran-kemungkaran, serta diabaikannya
kewajiban-kewajiban oleh masyarakat.
3. Memelihara keberlangsungan dakwah di kalangan masyarakat
yang telah berpegang pada kebenaran, yaitu dengan pengajaran
secara terus-menerus, tadziri (pengingatan), tazkiyah (penyucian
jiwa), dan ta’lim (pendidikan).76
B. Secara khusus tujuan dakwah adalah sebagai berikut:
1. Menganjurkan dan menunjukkan perintah-perintah Allah. Perintah
Allah secara garis besar dapatlah dibilang ada dua yakni Islam
dan Iman.
2. Menunjukkan larangan-larangan Allah. Larangan ini meliputi
larangan-larangan yang bersifat perbuatan (amaliah), perkataan
(Qauliyah.
3. Menunjukkan keuntungan-keuntungan bagi kaum yang mau
bertaqwa kepada Allah.
4. Menunjukkan ancaman yang ingkar kepadanya.77
5. Unsur-Unsur Dakwah
Yang dimaksud dengan unsur-unsur dakwah adalah komponen-
komponen yang selalu ada dalam setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur
tersebut adalah da’i (pelaku dakwah), mad’u (mitra dakwah), maddah
76 Jum’ah Amin Abdul Aziz. 77 Asmuni Syukir, Op. Cit, hlm. 55-56.
![Page 53: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/53.jpg)
40
dakwah (materi dakwah), wasilah dakwah (media dakwah), thariqoh
dakwah (metode dakwah), dan atsar (efek dakwah).
1. Da’i (Pelaku Dakwah)
Yaitu orang yang melakukan dakwah baik dengan lisan,
tulisan, ataupun perbuatan, baik secara individu, kelompok atau
berbentuk lembaga (organisasi). Kewajiban dakwah (Amar Ma’ruf Nahi
Munkar) berlaku atas setiap muslim yang mukallaf (yang telah berlaku
hukum-hukum agama atas dirinya) dan memiliki kemampuan.78
Kata da’i ini secara umum sering disebut dengan sebutan
mubaligh (orang yang menyempurnakan ajaran Islam) Namur
sebenarnya debutan ini konotasinya sangat sempit karena masyarakat
umum cenderung mengartikan sebagai orang yang menyampaikan ajaran
Islam melalui lisan seperti penceramah agama, khatib (orang yang
berkhutbah), dan sebagainya.
2. Mad’u (Mitra Dakwah)
Yaitu, manusia yang menjadi sasaran dakwah atau penerima
pesan dakwah, baik individu maupun kelompok, baik manusia yang
beragama Islam maupun tidak; atau dengan kata lain manusia secara
keseluruhan. Sesuai dengan firman Allah Surat Saba’ ayat 28:
78 Al-Ghajal, Amar Ma’ruf Nahi Munkar, Op. Cit, hlm. 35.
![Page 54: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/54.jpg)
41
Artinya: “Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui”.
Kepada manusia yang belum beragama Islam, dakwah
bertujuan untuk mengajak mereka mengikuti agama Islam; sedangkan
lepada orang-orang yang telah beragama Islam dakwah bertujuan
meningkatkan kualitas Iman, Islam, dan Ihsan.
Mereka yang menerima dakwah ini lebih tepat disebut mitra
dakwah daripada debutan objek dakwah, sebab sebutan yang kedua lebih
mencerminkan kepasifan penerima dakwah; padahal sebenarnya dakwah
hádala statu tindakan menjadikan orang lain sebagai kawan berpikir
tentang keimanan, syari’ah, dan akhlak kemudian untuk diupayakan
dihayati dan diamalkan bersama-sama.79
3. Maddah Dakwah (Materi Dakwah)
Yaitu masalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’i
kepada mad’u dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi maddah
dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri, yang secara umum meliputi
aqidah, akhlaq, dan syariah. Secara garis besarnya dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
1. Aqidah, yang meliputi: a. Iman kepada Allah, b. Iman kepada Malaikat
Allah, c. Iman kepada Kitab-kitab Allah, d. Iman kepada Rasul-rasul
Allah, e. Iman kepada Hari Akhir, f. Iman kepada Qadha dan Qadhar
2. Syariah, meliputi:
79 Moh. Ali Aziz, Op. Cit, hlm. 90.
![Page 55: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/55.jpg)
42
a. Ibadah (dalam arti khusus); 1. Thaharah, 2. Sholat, 3. Zakat, 4.
Puasa (shaum), 5. Haji
b. Muamalah (dalam arti yang luas) meliputi;
1. Al-Qununul Khas (hukum perdata); a. Muamalah (hukum niaga),
b. Muamalah (hukum nikah), c. Muamalah (hukum waris)
2. Al-Qununul ‘am (hukum Publio); a. Jinayah (hukum pidana), b.
Khilafah (hukum negara), c. Jihad (hukum perang dan damai)
3. Akhlak, meliputi:
a. Akhlak terhadap Khaliq
b. Akhlaq terhadap makhluk, yang meliputi;
- Akhlak terhadap manusia: 1) Diri sendiri, 2) Tetangga, 3)
Masyarakat lainya
- Akhlak terhadap selain manusia: 1) Flora, 2) Fauna, dan lain
sebagainya.80
4. Wasilah Dakwah (Media Dakwah)
Yaitu alat yang digunakan untuk menyampaikan materi
dakwah, yang dapat berupa lisan, tulisan, lukisan audiovisual ataupun
akhlak. Untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umat, dakwah dapat
menggunakan berbagai wasilah. Menurut Hamzah Ya’qub membagi
wasilah dakwah menjadi lima macam. Yaitu lisan, tulisan, lukisan, audio
visual, dan akhlak.
80 Moh. Ali Aziz, Op. Cit, hlm. 94-95.
![Page 56: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/56.jpg)
43
1. Lisan, yaitu wasilah dakwah yang paling sederhana yang
menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan wasilah ini dapat
berbentuk pidato, ceramah, kuliah, penyuluhan, dan sebagainya.
2. Tulisan, buku majalah, surat kabar, surat menyurat (korespondensi)
spanduk, dan sebagainya.
3. Lukisan, gambar, karikatur, dan sebagainya.
4. Audio Visual, yaitu alat dakwah yang merangsang indra pendengaran
atau penglihatan dan kedua-duanya, televisi, film, internet, dan
sebagainya.
5. Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran
Islam dapat dinikmati serta didengarkan oleh mad’u.
Dari segi media penyampaian pesan, media dakwah di bagi
menjadi tiga golongan. Pertama, The Spoken Words, yaitu media dakwah
yang berbentuk ucapan atau alat yang dapat ditangkap dengan indra
telingan. Kedua, The Printed Words, yaitu media dakwah yang berupa
tulisan, gambar, lukisan dan media lain yang dapat diterima dengan indra
penglihatan. Ketiga, The Audio Visual, yaitu media dakwah yang
berbentuk gambar hidup yang dapat didengar sekaligus dapat dilihat
seperti televisi, film, video, dan sebagainya.81
5. Thariqah Dakwah (Metode Dakwah)
Adalah metode yang digunakan dalam berdakwah. Yaitu
dengan jalan atau cara dipakai da’i untuk menyampaikan ajaran Islam
81 Ibid, hlm. 121
![Page 57: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/57.jpg)
44
(materi dakwah).82 Setiap unsur dakwah antara yang satu dengan yang
lanilla selalu memiliki kaitan yang erat, sehingga metode dakwah
merupakan kalanjutan dari media dakwah. Secara garis besar dalam Al-
Qur’an surat An-Nahl ayat 125, telah dijelaskan metode dakwah adalah
hikmah, mauidhotil hazaña, mujadalah.83
Menurut Sayyid Qutub berpendapat, bahwa hikmah adalah
meliat situasi dan kondisi obyek dakwah serta tingkat kecerdasan
penerima dakwah. Memperhatikan kadar materi dakwah yang
disampaikan kepada mereka, sehingga mereka tidak merasa terbebani
terhadap perintah agama (materi dakwah) tersebut, karena belum siap
mental untuk menerimanya. Memperhatikan metode penyampaian
dakwah dengan bermacam-macam metode yang mengunggah perasaan,
tidak memancing kemarahan, penolakan, kecemburuan dan terkesan
berlebih-lebihan, sehingga tidak mengandung hikmah di dalamnya.
Sedangkan mau’izhah al-hasanah (dengan pelajaran yang baik)
dipahami oleh banyak pakar penulis kajian ilmu dakwah pada statu sudut
pemahaman, yaitu kemampuan juru dakwah dalam memilih materi
dakwah itu sendiri. Al-Baidlawy mengatakan bahwa mau’izhah al-
hasanah adalah perkataan yang menyejukkan dan perumpamaan. Salah
satu perwujudan dari dakwah al-hikmah dan diterapkan mau’izhah al-
hasanah itu memiliki hubungan yang sangat erat. Juru dakwah yang
82 Ibid 83 Awaludin Pimay, Op. Cit, hlm. 56
![Page 58: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/58.jpg)
45
berperilaku baik akan selalu diamati, dihormati dan disegani serta
dijadikan comtoh yang terpuji bagi masyarakat.
Manurut Sayyid Quthub, dakwah bi al-mujadalah ni al-laty
hiya ahsan adalah dakwah yang tidak mengandung unsur pertikaian,
kelicikan dan kejelekan, sehingga mendatangkan ketenangan dan
kelegaan bagi juru dakwah. Dengan demikian, mujadalah tidak
dilakukan oleh orang-orang yang berada dari golongan awam atau
orang-orang yang berada di antara golongan cerdik, pandai, terpelajar,
dan memiliki wawasan yang luas, karena dalam kehidupan seharí-
harinya mereka telah terbiasa berpikir kritis dan rasional.84
6. Atsar (Efek Dakwah)
Setiap aksi dakwah pasti akan menimbulkan reaksi. Demikian
jika dakwah telah dilakukan oleh seorang da’i dengan materi dakwah,
wasilah, thariqah tertentu maka akan timbal respons dan efek (atsar)
pada mad’u. Atsar itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Arab yang
berarti bekasan, sisa, atau tanda. Istilah ini selanjutnya digunakan untuk
menunjukkan statu ucapan atau perbuatan yang berasal dari sahabat atau
tabi’in yang pada perkembangan selanjutnya dianggap sebagai hadits,
karena memiliki ciri-ciri sebagai hadits.85
Atsar (efek) sering disebut dengan feed back (umpan balik) dari
proses dakwah ini sering kali dilupakan atau tidak banyak menjadi
perhatian para da’i. kebanyakan mereka menganggap bahwa setelah
84 Ibid, hlm. 69. 85 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), hlm.
363.
![Page 59: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/59.jpg)
46
dakwah disampaikan maka selesailah dakwah. Padahal, atsar sangat
besar artinya dalam penentuan langkah-langkah dakwah berikutnya.
Tanpa menganalisis atsar dakwah maka kemungkinan kesalahan strategi
yang sangat merugikan pencapaian tujuan dakwah akan terulang
kembali. Sebaliknya, dengan menganalisis atsar dakwah secara cermat
dan tepat maka kesalahan strategis dakwah akan segera diketahui untuk
diadakan penyempurnaan pada langkah-langkah berikutnya, demikian
juga strategi dakwah termasuk di dalam penentuan unsur-unsur dakwah
yang dianggap baik dapat ditingkatkan.86
B. Politik Dan Ruang Lingkupnya
1. Pengertian Politik
Politik berasal dari kata polis yaitu negara kota Yunani. Jadi
secara etimologi atau secara harfiyah berbicara tentang politik hádala
berbicara tentang negara. Ada beberapa unsur-unsurnya, yaitu:
1. Suatu wilayah tertentu yang mempunyai batas-batas tertentu yang
telah diterapkan dan disepakati oleh pihak-pihak yang
berkepentingan.
2. Adanya penduduk atau rakyat yang mendiami wilayah tertentu itu
secara constan dan bertambah dengan pengertian tidak berpindah-
pindah meninggalkan wilayah yang lain.
3. Adanya suatu pemerintahan yang mengatur rakyat dan wilayahnya,
serta mampu mempertahankan rakyat dan wilayahnya itu.
86 Moh. Ali Aziz, Op. Cit, hlm. 138.
![Page 60: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/60.jpg)
47
4. Adanya kekuasaan di dalam negara itu mampu mengatur hubungan ke
dalam dan ke luar.
5. Adanya pengakuan dari dunia internacional bahwa negara itu telah
mampu mengatur hubungan dengan negara-negara lain serta mampu
mengurus negaranya sendiri.87
Secara garis besar, politik adalah berkenaan dengan kekuasaan
pengaruh, kewenangan pengaturan, dan ketaatan atau ketertiban.88
Menurut Roger F Soltau; mengatakan ilmu politik hádala mempelajari
negara, tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga yang akan
melaksanakan tujuan-tujuan itu, hubungan antar negara dengan warga
negaranya serta dengan negara-negara dalam melakukan tugas-
tugasnya.89
Politik seperti yang dikemukakan oleh Denis F. Thompson
(1978) berada pada dunia kekuasaan. Politik sebagai alat untuk mengejar
kekuasaan sering perlu mengunakan komunikasi yang “keras” untuk
mempengaruhi opini atau sikap masyarakat.90 Proses komunikasi politik
memang tak jarang memakai jarum suntik (hypodermic leedle model)
oleh para elit politik lepada masyarakat “awam” tujuannya, agar opini
public cepat berubah sesuai dengan para elit politik.91
87 Winardi, Pengantar Ilmu Politik, (Jakarta: Mandar Maju, 1994), hlm. 4. 88 Teuku May Rudy, Pengantar Ilmu Politik, Wawasan Pemikiran dan Kegunaanya,
(Bandung: PT. Eresco, 1993), hlm. 7. 89 Cheppy Hari Cahyono, Ilmu Politik dan Perspektifnya, (Yogyakarta: Tiara Wacana,
1991), hlm. 8. 90 A. Muis, Komunikasi Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 117. 91 Ibid, hlm. 119.
![Page 61: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/61.jpg)
48
Apabila ditinjau dari segi kenyataan dan dibandingkan dengan
usuran-ukuran politik pada masa modern ini dapat kita katakan bahwa,
tata aturan itu merupakan tata aturan politik. Karena hakikat Islam
meliputi segi-segi kebendaan (maddiyah) dan segi kejiwaan (ruhiah) dan
dia mencakup segala amal insani dalam kehidupan duniawiyah dan
ukhrawiyah.92
2. Hubungan Antara Agama dan Politik
Agama adalah suatu sistem tata keyakinan (kredo) atas adanya
Yang Maha Mutlak di luar manusia atau sistem tata peribadatan (ritual)
manusia kepada Yang Maha Mutlak serta suatu sistem tata kaidah
(norma-etika) yang mengatur hubungan manusia dengan sesama
manusia dan dengan alam lainnya sesuai dngan tata keimanan dan tata
peribadatan.93
Dilihat dari pentingnya agama bagi manusia Surbakti
menyatakan bahwa ada dua konsep mendasar agama bagi kehidupan
manusia, yaitu agama dalam arti what religion does dan what is religion.
Pengertian pertama mengacu pada apa fungsi agama bagi kehidupan
manusia sementara pengertian yang kedua mengacu pada apa makna
agama bagi manusia.94
Perbincangan seputar hubungan agama dengan negara, adalah
sebuah wacana klasik. Akan tetapi, meski telah menjadi sunjek diskusi
92 Tengku Muhammad Hasbi Ash Shiddiqi, Islam dan Politik Bernegara, (Semarang: PT.
Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm. 5. 93 Lihat Endang Saifudin Anshari, Kuliah Al-Islam, (Jakarta: Rajawali, 1992), hlm. 33. 94 Lihat Donald Eugene Smith, Agama dan Modernisasi Politik: Suatu Kajian Analitis,
(Jakarta: Rajawali Press, 1985), hlm. 187-188.
![Page 62: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/62.jpg)
49
selama berabad-abad, persoalan tersebut tidak terjawab secara tuntas.
Dan di era yang semakin kompleks saat ini, diskusi tentang hubungan
antara keduanya semakin hangat dan marak diperbincangkan bersamaan
dengan isu terorisme yang di hubungkan dengan agama tertentu. Sebab
pada dasarnya agama sebagai sistem kepercayaan memang memiliki
hubungan dengan aspek politik. Dalam realitasnya, semua pemeluk
agama meyakini bahwa agama memberikan kerangka makna dan cara
pandang bagi individu ataupun masyarakat, termasuk di dalamnya aspek
politik.
Berkaitan dengan keberadaan dua institusi tersebut,
Kuntowijoyo menyatakan bahwa agama dan negara adalah dua satuan
sejarah yang berbeda hakikatnya. Agama adalah kabar gembira dan
peringatan (basira wa nadzira) sedangkan negara adalah kekuatan
pemaksa (coercion). Agama mempunyai khatib, juru dakwah, dan ulama
sedangkan negara mempunyai birokrasi pengadilan, dan tentara. Agama
dapat memengaruhi jalannya sejarah melalui kesadaran bersama,
sementara negara mempunyai pengaruh sejarah dengan keputusan,
kekuasaan, dan perang. Agama adalah kekuatan dari dalam sementara
negara adalah kekuatan dari luar.95
Mengenai hubungan antara agama dan negara dalam konteks
religio-politik, Smith mengajukan dua model sistem yaitu model organik
dan model gereja. Model organik adalah konsep tentang penggabungan
95 Lihat Kuntowijoyo, Identitas Politik Umat Islam, (Bandung: Mizan, 1997), hlm. 191-
192.
![Page 63: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/63.jpg)
50
fungsi-fungsi keagamaan dan politik yang dilakukan oleh struktur yang
tunggal. Penguasa menjalankan kekuasaan duniawi dan spiritual
keagamaan sekaligus, dan fungsi utamanya adalah menegakkan tata-
sosial yang bersifat keutuhan sesuai dengan hukum dan tradisi agama
yang sakral. Adapun yang termasuk dalam model ini adalah agama Islam
dan Hindu. Sedangkan model gereja di tandai dengan ikatan yang erat
antara dua lembaga yang berbeda satu sama lain yaitu pemerintah dan
institusi keagamaan. Akan tetapi, yang satu dengan yang lain dapat
saling bertukar fungsi secara ekstensif di bidang politik dan keagamaan.
Secar empirik, kedua lembaga tersebut terpisah sehingga hubungan
keduanya dapat menggunakan tiga bentuk, yaitu: (1) gereja di atas
pemerintah, (2) pemerintah di atas gereja, dan (3) dengan keseimbangan
kekuasaan antara keduanya. Yang termasuk dalam model ini adalah
agama Katolik dan agama Budha.
Selanjutnya, perlu dikemukakan di sini bahwa politik adalah
bermacam-macam aktivitas dalam suatu sistem negara yang berkaitan
dengan proses menentukan dan melaksanakan tujuan-tujuan dari sistem
tersebut. secara lebih rinci, Surbakti menjelaskan bahwa politik adalah
interaksi antara pemerintah dan masyarakat, dalam rangka proses
pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan
bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
Berdasarkan definisi ini, ia menyimpulkan bahwa terdapat empat aspek
dalam politik, yaitu perilaku politik, pemerintah dan masyarakat,
![Page 64: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/64.jpg)
51
keputusan untuk kebaikan bersama (public good), dan konflik,
konsensus, dan perubahan.96
Dalam konteks keindonesiaan, menurut Adnan, hubungan
agama dan negara dapat dibagi menjadi tiga kategori. Pertama,
kelompok akomodatif. Kelompok ini dipelopori oleh Nurcholis Madjid.
Nurcholis berpandangan bahwa kehidupan spiritual diatur oleh agama
dan kehidupan duniawi diatur oleh logika duniawi. Pemikiran ini seolah
mengandung elemen ”sekularistik”, yaitu adanya upaya memisahkan
antara agama dengan dunia, meskipun yang sebenarnya hanyalah
pembedaan wilayah: ada wilayah yang semata-mata duniawi.97
Pemikiran seperti ini dapat mengalihkan perhatian masyarakat dari
“Islam politik” ke “Islam kultural”. Sebagai akibatnya, Islam lebih
berwatak liberalis dan humanis yang menawarkan kebebasan dan
kemanusiaan bagi penganutnya, daripada watak politis yang
menakutkan, utamanya bagi penyelenggara negara.98
Di kalangan Nahdhatul Ulama (NU), pemikiran akomodatif
dapat dilihat pada diri Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang sukses
menarik gerbong UN ke khittah 1926 dan berhasil memisahkan NU dari
politik praktis. Dengan demikian, tidak ada lagi politik Islam dan juga
96 Lihat Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia, 1992), hlm. 11. 97 Lihat Nurcholis Madjid, Islam Keindonesiaan dan Kemoderan, (Jakarta: Paramadina,
1993). 98 Lihat Muhammad Kamal Hasan, Modernisasi Indonesia: Respons Cendekiawan
Muslim, (Surabaya: Bina Ilmu, 1987), hlm. 231-240.
![Page 65: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/65.jpg)
52
tidak ada lembaga politik Islam, atau dengan kata lain, ia menegaskan
pentingnya eksistensi lembaga politik Islam.99
Kedua, kelompok moderat, dengan tokoh Amien Rais,
Jalaluddin Ramat, dan Imaduddin Abdurrahim. Kelompok ini
berpendirian bahwa Islam tidak hanya dipahami sebagai agama, tetapi
juga sebagai ideologi. Islam adalah agama totalistik (kaffah) yang
mengatur segala aspek kehidupan masyarakat, termasuk di dalamnya
kehidupan sosial-politik.
Ketiga, kelompok idealis-radikal. Kelompok ini beranggapan
bahwa Islam berada di atas semua ideologi sehingga untuk
memperjuangkannya diperlukan cara-cara kekerasan dan sekaligus
menolak ideologi Pancasila sebagai satu-satunya asas bagi kehidupan
organisasi social kemasyarakatan dan bahwa agama harus menjadi
ideologi menggantikan Pancasila. Pandangan ini dapat dilihat pada visi
dan aksi Abdul Qadir Jaelani.100
C. Politik Sebagai Media Dakwah
Kata media berasal dari asal kata (etimologi), berasal dari
bahasa latin yaitu “Median”, yang berarti alat perantara. Sedangkan kata
media merupakan jama’ dari pada media tertentu. Dengan demikian
media dakwah yaitu segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat
99 Lihat Abdurrahman Wahid, ”Politik Sebagai Moral, Bukan Institusi”, dalam Majalah
Prisma, no.5, (1995). 100 Adnan, Op. Cit, hlm. 464-466.
![Page 66: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/66.jpg)
53
(perantara) untuk mencapai tujuan tertentu.101 Maka dalam hal ini media
dakwah mempunyai peranan atau kedudukan yang sama di banding
dengan komponen yang lain, seperti metode dakwah, obyek dakwah, dan
sebagainya.
Politik cenderung berpecah dan memecah, dakwah merangkul
dan mempersatukan. Dalam perspektif Al-Qur’an, politik seharusnya
menjadi filosofi dakwah sebagai acuan, tetapi alangkah sulitnya,
termasuk realitas yang sering kita tonton dalam kelakuan partai-partai
yang mengaku berdasarkan Islam. Mereka sikut-menyikut, perang ayat,
masing-masing ingin “memaksa” Tuhan untuk berpihak kepada
kepentingan jangka pendeknya, berupa posisi politik dan ekonomi.
Perbedaan fundamental antara kelakuan politik mereka rajin ke masjid
dan sebagainya, kalau jubah dakwah ingin mengubah.
Menurut Saifudin Zuhri, politik sebenarnya memiliki tujuan
yang positif, antara lain: Pertama, menata masyarakat dengan landasan
akhaq al-karimah. Kedua, menggugah mereka dengan hikmah yang
mulia. Ketiga, mempersatukan mereka dengan sikap persaudaraan dan
kasih sayang. Keempat, menegakkan keadilan, kesejahteraan dan tolong
menolong. Kelima, menegakkan kepemimpinan yang mengabdi kepada
kepentingan ummat, mencintai dan dicintai umat. Keenam, menata
masyarakat dengan hukum yang tidak berat sebelah. Ketujuh,
101 Asmuni Syukir, Op. Cit, hlm. 163.
![Page 67: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/67.jpg)
54
menegakkan martabat manusia yang mulia dalam rangka membina
perdamaian dan kemajuan yang bermanfaat.102
Karena itu, kegiatan politik harus memiliki sumber rujukan
yang jelas kepada Allah SWT. Politik adalah salah satu kebutuhan
manusia, dan segala kebutuhan manusia telah ditentukan pola dan
normanya dalam Islam. Di dalam suasana tata aturan yang sempurna
yang melahirkan prinsip-prinsip yang tinggi dianut oleh masyarakat
kesatuan dan persatuan berkembang dengan baik, timbulnya teori-teori
politik.
Akan tetapi dia mewujudkan faktor-faktor asasi yang
membangun daya tafkir untuk mewujudkan tafkir nazhary dan teori-teori
politik. Faktor-faktor yang terpenting adalah membangun tafkir nazhary
ada tiga macam, yaitu:
1. Tabiat dari tata aturan kemasyarakatan yang ditegakkan Rasulullah
SAW.
2. Mengakui prinsip kemerdekaan berfikir untuk setiap pribadi.
3. Menyerahkan urusan kemasyarakatan kepada umat sendiri dalam
hal-hal yang berubungan dengan rincian tata aturan dan cara-cara
pelaksanaannya serta membatasi sebagian sifat-sifat yang protokoler.
Politik harus berjalan di atas landasan moralitas dan
mengindahkan etika politik. Cara berpolitik yang melanggar akhlak
mulia akan menimbulkan benih-benih nafsu, atau mengakibatkan kontra.
102 Di kutip dari bukunya Awaluddin Pimay, Op.Cit, hlm. 183.
![Page 68: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/68.jpg)
55
Oleh karena itu, partai politik yang mengetengahkan sikapnya dan
memperdengarkan suaranya berarti telah menjalankan tugasnya untuk
mendidik rakyat dalam politik dan menumbuhkan kehidupan demokrasi
yang sehat.103 Jika itu semua dilakukan dengan niat, maka ia termasuk
Ibadah. Sebagimana dijelaskan oleh Allah dalam surat Al-Maidah ayat 8:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”104
Juga firman Allah SWT, sebagaimana Surat An-Nisa’ ayat 8:
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar Lagi Maha Melihat”.105
Dalam Islam, setiap muslim adalah juru dakwah yang
mengemban tugas untuk menjadi teladan moral di tengah masyarakat.
103 Ibid, hlm. 185 104 Depag RI, Op. Cit. hlm. 108. 105 Ibid, hlm. 78
![Page 69: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/69.jpg)
56
Dakwah akan efektif dan membuahkan hasil yang maksimal manakala
juru dakwah bisa mewujudkan satunya kata dengan tindakan, akan
membuat masyarakat enggan untuk mengikutinya.
Untuk itu, kata kuncinya dari keberhasilan dakwah adalah
keteladanan106 membicarakan keteladanan dakwah dengan perilaku elit
politik saat ini tampaknya menjadi suatu kajian, dalam teori dakwah, Dr.
Hamzah Ya’qub menyebutkan ada tiga cara menyampaikan dakwah di
tengah masyarakat. Pertama, dakwah lewat lisan yang dilakukan dengan
ceramah-ceramah. Kedua, dakwah lewat tulisan yang dengan keahlian
menulis di surat kabar, majalah, dan buku. Dan ketiga, dakwah bil hal
(perbuatan nyata) yang menuntut adanya keteladanan.
Umat Islam dibebani tanggung jawab kemanusiaan terhadap
seuruh umat manusia dan melindungi orang-orang yang beriman dari
bencana yang memaksa mereka untuk konvensi agama dengan kekuatan.
Kewajiban selanjutnya adalah mempertahankan kemerdekaan
berdakwah dan menghapuskan setiap kekuatan dzalim yang merintangi
umat manusia menerima dakwah Islam.107 Islam tersebut dimaksudkan
untuk menyelamatkan manusia dari kedzaliman dan angkara murka di
muka bumi.
Dalam mengemban misi dakwah menarik orang untuk
memeluk agama Islam, hendaknya dilakukan dengan lemah lembut dan
106 Hamdan Daulay, Dakwah di tengah persoalan budaya dan politik, (Yogyakarta: PT.
Kurnia Kalam Semesta, 2001), hlm. 79 107 Agus Wahyu Triatmo dkk, Dakwah Islam Antara Normatif dan Kontektual, (Fakultas
Dakwah IAIN Walisongo Semarang, 2001), hlm. 166.
![Page 70: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/70.jpg)
57
mau’idhah hasanah. Hal ini dilakukan untuk menetapkan kebebasan
berdakwah. Islam sama sekali tidak pernah memaksa seseorang, supaya
memeluknya, sepeti ditegaskan dalam firmanNya: ”Tiada paksaan dalam
agama; jalan yang benar telah jelas berbeda dari jalan yang sesat”.108
Keterkaitan para kiai dengan perkembangan bangsa dan negara
bisa dilacak sejak kedatangan Islam di Indonesia. sebagaimana di
kemukakan oleh Dhofier,109 sejak Islam menjadi agama resmi orang
Jawa para penguasa harus berkompetisi dengan pembawa panji-panji
Islam atau kiai dalam bentuk hierarki kekuasaan yang lebih rumit.
Sebab, para kiai yang sepanjang hidupnya memimpin aktivitas
kehidupan keagamaan masyarakat juga telah memeroleh pengaruh
politik. Dalam konteks yang sama, Moertono110 menyatakan bahwa
perebutan pengaruh antara penguasa dan para kiai biasanya selalu
dimenangkan oleh pihak penguasa. Akan tetapi, tarik-menarik pengaruh
tersebut tidak pernah padam dan tetap berlangsung sampai sekarang, dan
para kiai tetap memainkan peran politik yang sangat menentukan.
D. Dakwah Politik Masa Nabi Muhammad SAW
Dalam Sirah Nabawiyah tergambar dengan jelas bahwa dakwah
yang tidak ditopang dengan otoritas politik tidak dapat berjalan secara
efektif. Pada awal dakwah Islam di Makkah, Nabi Muhammad harus
menelan pil pahit kegagalan akibat perlakuan keras dari kafir Quraisy.
108 Ibid, hlm. 169. 109 Dzamakhsari Dhofier, Op. Cit, hlm. 58 110 Moertono, Op. Cit, hlm. 35
![Page 71: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/71.jpg)
58
Sedangkan pada masa sesudahnya, seiring diakuinya sebagai kepala
pemerintahan masyarakat Madinah, Nabi Muhammad menuai sukses
besar dalam waktu yang tidak terlalu lama. Inilah pelajaran berharga
bagi kaum formalistik jika ingin berhasil mendakwahkan Islam.
Dari situ dapat di lihat bahwa arus substantivistik yang lebih
menekankan tuntutan manifestasi substansial nilai-nilai Islam dalam
aktivitas politik, bukan sekedar manifestasinya yang formal, baik dalam
ide maupun kelembagaan. Bagi pendukung orientasi ini, yang lebih
penting adalah eksistensi instrinsik ajaran-ajaran Islam dalam arena
politik, dan untuk mendorong Islamisasi perlu dilakukan kulturalisasi,
yaitu penyiapan landasan budaya.
Ini memberikan alasan mendasar bagi kaum substantivis,
bahwa dalam perspektif sejarah, kulturalisasi telah memasuki persaingan
antara kekuatan-kekuatan budaya yang beragam, dan Islam hanya salah
satu di antaranya. Agar Islam memenangkan kompetisi ini, Islamisasi
harus mengambil bentuk kulturalisasi, bukan politisasi; gerakan-gerakan
Islam harus menjadi gerakan budaya dari pada gerakan politik.111
Belum cukup dua tahun hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad
mengumumkan satu piagam yang mengatur kehidupan dan hubungan
antara komunitas-komunitas yang majemuk di Madinah. Dengan
demikian, secara politis, Nabi Muhammad diakui sebagai pemimpin
negara oleh warga Madinah dan memiliki hak untuk membuat regulasi
111 Abu rohmad, Eksperimentasi Politik Dakwah Islam : Studi Analisis Strategi Dakwah
Partai Kebangkitan Bangsa, Makalah, Tidak Di Publikasikan.
![Page 72: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/72.jpg)
59
yang dapat mengatur kehidupan warganya. Dengan posisi ini sangat
menguntungkan dakwah Islam yang dilakukan Nabi.112
Pada waktu itu, Madinah tidak hanya dihuni oleh umat Islam,
atau komunitas yang menolong nabi yang dikenal dengan kaum Anshar,
bukan pula hanya dihuni oleh sahabat nabi yang berasal dari Makah
yang disebut kaum Muhajirin. Akan tetapi, Madinah juga dihuni oleh
golongan lain dan juga umat dari agama lain, seperti Yahudi, Nasrani,
dan bahkan mereka yang masih menyembah berhala (musyrikin), serta
mereka yang memiliki kepercayaan lainnya, seperti kaum penyembah
api (majusi). Mereka ini (penduduk Madinah disatukan oleh nabi bukan
dengan memakai sentiment agama. Akan tetapi, mereka disatukan
dengan sentimen kepemilikan bersama, yakni bagaimana
mempertahankan Madinah dari segenap ancaman yang datang dari luar,
baik berupa serangan atau ancaman apa pun.113
Piagam Madinah itu terdiri dari 47 pasal yang menandakan
berdirinya Negara yang pluralistik dan menunjukkan bahwa nabi tidak
mendirikan negara agama. Secara rinci, isi pokok piagam tersebut adalah
(1) mempersatukan seluruh umat Islam dari berbagai suku menjadi satu
ikatan, (2) menghidupkan semangat gotong royong, hidup
berdampingan, saling menjamin keselamatan di antara warga Madinah,
(3) menetapkan bahwa setiap warga masyarakat memiliki kewajiban
112 Lihat, Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran
(Jakarta: UIP, 1993), h. 9-16. 113 Ali Maschan Moesa, Nasionalisme Kiai: Konstruksi Sosial Berbasis Agama,
(Yogyakarta: LKiS, 2007),hlm. 241
![Page 73: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/73.jpg)
60
untuk memanggul senjata untuk melawan jika diserang orang luar
Madinah, dan (4) menjamin persamaan dan kebebasan bagi kaum
Yahudi, Nasrani, Musyrikin (penyembah berhala), dan kaum Majusi
(penyembah api), untuk mempertahankan kepercayaan dan
keimanannya.114
Dalam pembentukan Piagam Madinah, ternyata ada semangat
untuk tidak hanya melindungi umat Islam, tetapi juga menyelamatkan
Madinah sebagai tempat dimana umat Islam dan pemeluk agama lainnya
hidup secara ko-eksistensi. Semangat tersebut tampak dari adanya
keinginan untuk menjaga dan menyelamatkan Madinah dari berbagai
serangan orang luar, terutama kaum Quraisy Makah. Oleh karena itu,
realitas social yang mengemuka di dalam Piagam Madinah adalah
pengakuan adanya pluralitas di dalam kehidupan berbangsa dan
bermasyarakat, yakni adanya variasi agama, keyakinan, kabilah, dan
latar belakang kehidupan.115
Jelaslah bahwa tujuan Nabi Muhammad, sejak piagam
Madinah dan fase paling awal dakwahnya di Madinah, adalah untuk
mengubah komfederasi kesukuan menjadi sebuah masyarakat baru yang
di kendalikan oleh ajaranya tentang moral.116 Piagam Madinah tidak
sekedar menempatkan Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin agama,
tetapi juga pemimpin Negara.
114 Munawir Sadzali, Islam dan Tata Negara, (Jakarta: UI Press, 1995), hlm. 84. 115 Ali Maschan Moesa, Op. Cit, hlm. 243 116 Antoni Black, Pemikiran Politik Islam; Dari Masa Nabi Hingga Masa Kini,
Terjemahan, (Jakarta :PT Serambi Ilmu Semesta. 2001), hlm.37.
![Page 74: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/74.jpg)
61
BAB III
KEHIDUPAN KH. M. CHOLIL BISRI, PEMIKIRAN
DAN AKTIVITAS POLITIKNYA
A. Sejarah Kehidupan KH. M. Cholil Bisri
1. Kelahiran dan Pertumbuhan
KH. M. Cholil Bisri (Mbah Cholil) lahir pada tanggal 12 Agustus
1942 M bertepatan tanggal 27 Rajab 1263 H di Desa Kasingan Kecamatan
Rembang Jawa Tengah.117 Mbah Cholil adalah putra dari pasangan suami
istri KH. Bisri Mustofa dan Nyai Hj. Ma’rufah binti KH. Cholil Harun.118
Mbah Cholil adalah putra pertama dari delapan bersaudara, empat
putra dan empat putri, yaitu: M. Cholil Bisri (1942 M), A. Mustofa Bisri
(1943 M), M. Adib Bisri (1950 M), Faridah (1952 M), Najichah (1955 M),
Labib (1956 M), Nihayah (1958 M), Atikah (1964 M) dari pasangan KH.
Bisri Mustofa dan Nyai Hj. Ma’rufah. Selain itu KH. Bisri Mustofa juga
menikah lagi dengan seorang perempuan asal Tegal Jawa Tengah yang
117 Kabupaten Rembang terletak di ujung timur laut Propinsi Jawa Tengah dan dilalui
jalan Pantai Utara Jawa (Jalur Pantura), terletak pada garis koordinat 111000' - 111030' Bujur Timur dan 6030' - 706' Lintang Selatan. Laut Jawa terletak disebelah utaranya, secara umum kondisi tanahnya berdataran rendah dengan ketinggian wilayah maksimum kurang lebih 70 meter di atas permukaan air laut. Adapun batas- batasnya antara lain: Sebelah Utara: Laut Jawa, Sebelah Timur: Kabupaten Tuban Propinsi Jawa Timur, Sebelah Selatan: Kabupaten Blora, Sebelah Barat : Kabupaten Pati. Secara administratif Kabupaten Rembang memiliki 14 kecamatan, 287 desa, 7 kelurahan serta memiliki luas wilayah meliputi 101.408 ha. Sumber : Profil Daerah Kabupaten Rembang Tahun 2005, http://www.rembangkab.go.id/.
118 Lihat Beennadeeb, Para Pejuang Dari Rembang; Biografi KH. Bisri Mustofa dan KH. Cholil Bisri, (Mata Air Syndicate, Bhina Grafika, 2006), hlm. 36.
![Page 75: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/75.jpg)
62
bernama Umi Atiyah pada tahun 1967-an, dan di karuniai satu anak laki-
laki yang bernama Maemun.119
Ayah Mbah Cholil yaitu KH. Bisri Mustofa adalah anak dari H.
Zainal Mustofa atau Djaja Ratiban, yang kemudian terkenal dengan
sebutan Djojo Mustopo.120 Sebelum naik haji KH. Bisri Mustofa bernama
Mashadi.121 Ia ini adalah seorang kiai yang terkenal sesudah Mbah Cholil
Bangkalan, Kyai Termas dan Kyai Hasyim Asy’ari Tebuireng. Di samping
itu, menurut Gus Yahya ia juga seorang orator ulung, penulis produktif
dan politikus yang handal.122 Dari keluarga ibu (Nyai Hj. Ma’rufah) Mbah
Cholil merupakan cucu dari KH. Cholil Harun Pengasuh Pondok Kasingan
Rembang.123
Kelahiran Mbah Cholil terjadi di tengah pergolakan akibat
peralihan kekuasaan dari pihak penjajah Belanda ke pihak Jepang. Akibat
suhu di tanah air kian memanas seiring pendaratan tentara Jepang di
daerah-daerah pesisir, tak terkecuali pantai Rembang yang menyebabkan
pesantren Kasingan lengang akibat ditinggalkan para santrinya yang
memilih pulang ke rumah masing-masing. Begitupun KH. Bisri Mustofa
119 Ahmad Zaenal Huda, Mutiara Pesantren, Perjalanan Khidmah KH. Bisri Mustofa,
(Yogyakarta: LKIS. 2005), hlm. 22. 120 Ibid, hlm. 9. 121 M. Ustov Abi Sri, In Memoriam: KH. Bisri Mustofa, Risalah NU, PWNU Jateng,
1979, hlm. 2. 122 Wawancara KH. Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011 di kediamannya Jl. KH Bisri
Mustofa No. 1-3 Leteh Rembang. Gus Yahya merupakan putra pertama Mbah Cholil yang kemudian meneruskan perjuangan ia untuk mengasuh santri-santri di PP. Roudlotut Tholibin Rembang.
123 Ahmad Zaenal Huda, Op. Cit, hlm. 9.
![Page 76: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/76.jpg)
63
beserta keluarga lebih memilih mengungsi ke Sedan untuk menghindari
seandainya terjadi perang atau semacamnya.124
Kemudian Pada tahun 1948-1949, saat terjadi pemberontakan PKI
Madiun yang dipimpin oleh Muso, Amir Syarifuddin dan lain-lain, KH.
Bisri Mustofa sekeluarga mengungsi ke Pare Kediri selama lebih kurang
dua tahun untuk mencari perlindungan dari keganasan PKI karena ia
termasuk orang yang diincar oleh mereka (PKI). Di Pare inilah, KH. Bisri
menyekolahkan anaknya, Mbah Cholil, sedangkan Mbah Mus (KH A
Mustofa Bisri) karena belum cukup usia belum bisa masuk sekolah.125
Pada masa pengungsian itu, KH A. Mustofa Bisri menjelaskan
bahwa abahnya punya usaha kecil, membuat kertas daur ulang. Dari kertas
bekas koran diolah menjadi bubur, dibentuk dan dijemur menjadi kertas.
Kemudian dipotong untuk dibuat kertas buku-buku catatan kecil (notes)
lalu dijual.126 Mbah Cholil sendiri sering ikut menjualnya. Dari sini jiwa
wirausaha Mbah Cholil mulai terbangun. Setelah keadaan aman, beberapa
ulama Rembang datang ke Pare untuk menemuinya dan memohon
kepadanya supaya pulang ke Rembang.127
Dengan begitu, Cholil kecil mau tidak mau menghabiskan masa
kanak-kanaknya dengan mengikuti kedua orang tuanya mengungsi dari
124 Pengungsian dilakukan karena di pantai Rembang dijadikan tempat pendaratan tentara Jepang. Keluarga Bisri mengungsi ke Sedan, sebuah kota kecamatan yang menjadi bagian dari Kabupaten Rembang yang berada di sebelah selatan kota Rembang. Lihat Ahmad Zaenal Huda, Op. Cit, hlm. 26-27.
125 Seperti yang di ceritakan oleh KH. A Mustofa Bisri (Mbah Mus) di kediamannya bertepatan dengan khaul KH Bisri Mustofa dan KH M Cholil Bisri, 8 Maret 2011. Gus Mus adalah adik kandung Mbah Cholil yang merupakan putra kedua dari KH Bisri Mustofa.
126 Ahmad Zaenal Huda, Op. Cit, hlm. 33 127 Ulama-ulama Rembang itu yaitu: KH. Abubakar Pamotan, Abdul Wahab, dan
Mamrur. Lihat Ahmad Zaenal Huda, Op. Cit, hlm. 34.
![Page 77: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/77.jpg)
64
satu kota ke kota lainnya. Kepahitan hidup itulah yang mendorong Cholil
kecil mempunyai keinginan untuk menjadi orang kuat. Hal ini tidak
terlepas dari kesadaran Mbah Cholil saat itu bahwa untuk ber-amar ma’ruf
nahi munkar, seseorang perlu juga membekali diri dengan power.128
Lebih lanjut Mbah Mus (KH A Mustofa Bisri) menuturkan bahwa
Cholil kecil termasuk tipe anak yang supel bergaul dengan teman-teman
sebayanya. Teman baginya merupakan bagian dari hidup yang tak
terpisahkan. Oleh karena itu, jika salah satu temannya ada yang
bertengkar, ia tidak segan-segan turun tangan untuk mendamaikan
pertengkaran tersebut.129 Sebagaimana yang disampaikan oleh KH A
Mustofa Bisri di kediamannya:
“…Mbah Cholil kui mbiyen cilike grapyak karo koco-koncone, pokoke kabeh di kancani karo dekne, nek ono kancane seng tukaran mesti dekne seng bakal misah…”130
2. Masa Perkembangan KH. M. Cholil Bisri
Pada masa perkembangan ini penulis membaginya dalam dua sub
pasal, yaitu: masa pendidikan atau thalabul ilmi dan masa pernikahan atau
berkeluarga. Dalam masa pendidikan atau thalabul ilmi (menuntut ilmu)
akan penulis jelaskan tentang proses KH. M. Cholil Bisri dalam menuntut
ilmu di pesantren-pesantren yang menjadi bekal kehidupannya di masa
depan. Sedangkan pada masa pernikahan atau berkeluarga penulis
128 Ibid, hlm. 10. 129 Wawancara KH. A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011 .di kediamannya Jl. KH. Bisri
Mustofa No.1-3 Leteh Rembang. 130 Mbah Cholil itu dulu waktu kecil tipe anak yang supel bergaul dengan teman-
temannya, pokoknya semua orang di jadikan teman semua, jika ada temannya yang bertengkar pasti dia yang akan mendamaikan.
![Page 78: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/78.jpg)
65
menjelaskan kisah KH. M. Cholil Bisri dalam hal pernikahan dan
perjalanan keluarganya.
a. Masa Pendidikan atau Thalabul Ilmi
Cholil kecil memulai pendidikannya di Sekolah Rakyat 6
Kartioso.131 Setahun setelah itu, ketika keamanan sudah pulih, ia
kembali lagi ke Rembang. Ia meneruskan pendidikannya di SR
Sidowayah (setara dengan SD). Pagi ia sekolah di SR sedangkan
sorenya ia di Madrasah Diniyah Nawawiyah Tasik Agung Rembang.
Usai menamatkan SR pada tahun 1956, ia melanjutkan pendidikannya
ke jenjang yang lebih tinggi yaitu dengan masuk di Taman Siswa
(setara dengan SMP).132 Sebagaimana yang disampaikan oleh KH A
Mustofa Bisri di kediamannya:
“…Mbah Cholil mulai sekolah nek SR Kartioso, nek isuk sekolah SR, trus sore nek Madin Tasik Agung…. Em… Sakwusi lulus SR Mbah Cholil ngelanjutke nek Taman Siswa...”133
Lebih lanjut KH A Mustofa Bisri menuturkan bahwa pada
tahun 1956 Mbah Cholil diminta abahnya pergi ke Pesantren Krapyak,
Yogyakarta, tinggal di Pesantren Ali Ma’shum. Selama satu tahun
tinggal di Krapyak, ia merasakan betapa demokratisnya Kyai Ali
Ma’shum. Iapun merasa cukup dimanjakan oleh Kyai Ali. Kemudian,
ia kembali ke Rembang, bertepatan dengan kedatangan Kyai Mahrus
131 Mbah Cholil tamat Sekolah Rakyat 6 Kartioso Kabupaten Kediri, hanya 5 tahun.
Sebab ia langsung diterima di kelas dua, karena ia tidak mau satu kelas dengan adiknya (Mustofa), yang pada saat bersamaan masuk kelas satu. Lihat Bennadeb, Op. Cit. Hlm. 37.
132 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011 133 Mbah Cholil memulai sekolah di TK Kartisoro, setelah lulus TK, kalau pagi sekolah
SR, sedangkan sore di Madin Tasik Agung.. Em.. Setelah lulus SR Mbah Cholil melanjutkan di Taman Siswa..
![Page 79: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/79.jpg)
66
yang masih satu generasi dengan abahnya. Teman mengaji abahnya
ketika masih kecil. Kyai Mahrus berbicara dengan abahnya dan
meminta agar ia ikut bersamanya ke Kediri.134 KH A Mustofa Bisri
mengatakan:
”...Mbah Cholil di minta abah neng Krapyak Yogyakarta manggon neng pondoke Kyai Ali Ma’shum. Setahun neng krapyak Mbah Cholil kui di manjakke Kyai Ali. Trus pas balek Rembang ketemu Kyai Mahrus kancane ngaji abah wektu cilik. Kyai Mahrus njaluk karo abah ben Mbah Cholil melu neng Kediri...”135
Akhirnya pada tahun 1957, Cholil remaja belajar di Pondok
Pesantren Lirboyo Kediri yang di asuh oleh KH. Mahrus Ali.136 Tapi
tak lama kemudian, ia pulang lagi ke Rembang, kemudian oleh
abahnya, Kyai Bisri, ia dikirim kembali ke Lirboyo bersama-sama
dengan adiknya, KH A Mustofa Bisri.137 KH A Mustofa Bisri
mengatakan:
“…Akhire Mbah Cholil mondok neng Lirboyo Kediri seng di asuh KH Mahrus Ali. Tapi ora suwi balek neng rembang trus karo abah di kirim maneh neng Lirboyo bareng aku…”138
Di Pesantren Lirboyo inilah, selain mempelajari kitab-kitab
literatur klasik, mereka berdua juga mempelajari ilmu kanuragan
134 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011 135 Mbah Cholil di minta abah pergi ke Krapyak Yogyakarta tinggal di pesantrenya Kyai
Ali Ma’shum. Setahun di Krapyak Mbah Cholil di manjakan oleh Kyai Ali. Kemudian ketika pulang ke Rembang bertemu Kyai Ali Mahrus yang teman mengaji abah waktu kecil. Kyai Mahrus meminta kepada abah agar Mbah Cholil ikut ke Kediri.
136 Pesantren Lirboyo didirikan sekitar tahun 1910 oleh KH. Abdul Karim (sebelumnya bernama Manab. Pergantian nama dilakukan seusai menunaikan ibadah haji). Menyusul wafat Kiai Abdul Karim (th. 1954), kepengasuhan pesantren Lirboyo diambil alih oleh KH. Marzuqi Dahlan (1906-1975) dan KH. Mahrus Aly. Lihat A. Mustofa Bisri, Ngetan-ngulon ketemu KH A Mustofa Bisri: Refleksi 61 th. K.H.A. Mustofa Bisri, (Jakarta: HMT Foundation, 2005), Hlm. 41.
137 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011 138 Akhirnya Mbah Cholil belajar di Pesantren Lirboyo kediri yang di asuh oleh KH
Mahrus Ali. Tapi tidak lama kemudian pulang ke Rembang, kemudian sama abah di kirim kembali ke rembang bersama saya.
![Page 80: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/80.jpg)
67
dengan alasan seperti yang telah dijelaskan di depan. Akibatnya
penampilan kakak beradik itu berubah dari sebelumnya, menyesuaikan
tren yang sedang berkembang di Lirboyo saat itu, rambut gondrong
dan memakai sandal teklek (bakiak).139
Menurut Gus Yahya, Mbah Cholil nyantri di Kediri hanya satu
tahun. Kemudian ia kembali lagi dibawa oleh Kyai Ali ke Krapyak.
Sekembalinya ke Krapyak, Kyai Ali memperlakukannya dengan
sangat disiplin. Ia tidak lagi dimanjakan seperti pertama kali. Setiap
membuat kesalahan, ia diberi hukuman. Salah satu hukumannya,
disuruh untuk menulis kitab tertentu 2 lembar berserta dengan
artinya.140 Terkadang ia sampai dirantai agar tidak boleh keluar
berkeliaran.141 KH Yahya Cholil Tsaquf mengatakan:
”...neng kediri abah setahun tok, trus balek maneh di gowo Kyai Ali neng Krapyak. Neng Krapyak abah wes ora di manjakke maneh, nek slah yo di hukum. Contohe di kon nulis 2 lembar karo artine. Malah kadang sampek di rante ora oleh lungo-lungo..”142
KH A Mustofa Bisri menuturkan bahwa saat Mbah Cholil
muda menginjak usia 19 tahun, ia minta kepada abahnya untuk
diizinkan pergi dan tinggal di Makkah. Hal tersebut didasari
keinginannya untuk mendalami ilmu agama serta memperoleh aliran
139 Ketika mereka pulang ke Rembang dengan penampilan seperti itu, rambut gondrong
dan berteklek, masih belum mereka ubah. Akibatnya, begitu melihat perubahan pada kedua anaknya, serta merta Kyai Bisri memanggil tukang cukur rambut serta membakar teklek yang sebelumnya mereka pakai.Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011
140 Di masa kemudian ganjaran seperti itu mbah Cholil terapkan untuk menulis bait atau kitab tertentu kepada santri PP Roudlotut Tholibin yang melakukan kesalahan. Wawancara KH. Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011.
141 Wawancara KH. Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011. 142 Di Kediri abah Cuma satu tahun, kemudian kembali lagi di bawa Kyai Ali ke Krapyak.
Di Krapyak abah sudah tidak di manjakan lagi, kalau salah ya di hukum. Contohnya di suruh menulis 2 lembar kitab dengan artinya.terkadang sampai di rantai tidak boleh berkeliaran.
![Page 81: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/81.jpg)
68
berkah dari tanah suci. Permohonan tersebut dikabulkan abahnya, lalu
menitipkannya kepada 3 orang kyai dari Lasem untuk berangkat ke
Makkah. Kemudian selama lebih kurang dua tahun (1961-1963) Cholil
muda mukim di sana. Pada fase tholabul ilmi di Makkah ini, ia
menempuh pendidikannya dengan masuk menjadi siswa di Madrasah
Aliyah Darul Ulum.143 KH A Mustofa Bisri mengatakan:
“…Pas umur 19 tahun Mbah Cholil njaluk karo abah neng Makkah. Soale kanggo ndalami agomo karo golek berkah. Abah ngabulke trus di titipke karo 3 kyai lasem seng meh neng makkah. Neng Makkah Mbah Cholil sekolah neng Darul Ulum…”144
Lebih lanjut KH A Mustofa Bisri menuturkan bahwa selama
tholabul ilmi di tanah suci, sebagaimana lazimnya santri, dalam
kesehariannya Mbah Cholil pun tak terlepas dari apa yang dinamakan
tirakat, karena minimnya masalah keuangan. Meskipun demikian, hal
itu tak menyurutkan semangatnya untuk selalu total dalam menuntut
ilmu. Hal ini dapat dibuktikan dengan kemampuannya menghafal
beberapa kitab, diantaranya kitab Rohabiyah.145
Menurut KH A Mustofa Bisri setelah kembali dari Makkah,
pada tahun 1963, Mbah Cholil kembali lagi ke Pondok Krapyak
Yogyakarta. Di sana dibuka sekolah persiapan IAIN, setingkat Aliyah.
Setelah mengikuti ujian, ia lulus dan diterima masuk IAIN Sunan
143Mbah Cholil juga belajar kepada Syaikh Yasin bin isa al Fadani, Sayyid Hamid al Kaff,
Syaikh Umar al Maliki, Sayaikh Abdul Jalil (berasal dari Jawa), dan lain-lain. Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011
144 Ketika umur 19 tahun Mbah Choli minta kepada abah ke Makkah. Soalnya buat mendalami agama dan mencari berkah. Abah mengabulkan kemudian di titipkan kepada 3 kyai Lasem yang mau ke Makkah. Di Makkah Mbah Cholil sekolah di Darul Ulum.
145 Adalah kitab yang mempelajari tentang ilmu faroid atau ilmu bagi waris karya Ar-Rohabi.
![Page 82: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/82.jpg)
69
Kalijaga.146 Pada waktu itu satu-satunya transportasi yang memadai
hanya sepeda. Sehingga hampir setiap hari ia harus mengayuh sepeda 8
km. Akibatnya setelah 3 bulan ia harus mengganti celana, karena
sudah robek.147
Pada tiga bulan pertama, ia merasa tidak kuat jika begitu terus.
Lalu ia meminta kepada Kyai Ali untuk mencarikan sebuah kost di
sekitar kampus. Tetapi Kyai Ali tidak ridho. Maka ia terpaksa menurut
saja. Tetapi kemudian ia punya ide lain. Ia berbicara dengan abahnya
agar sepedanya dipasangkan mesin motor. Abahnya mengabulkan.
Tetapi masalah belum berakhir, mesin motor itu perlu bensin.
Sementara uang bensin sering ia pakai untuk membeli rokok. Akhirnya
ia terkadang mengayuh sepeda lagi.148
Menurut KH. Yahya Cholil Tsaquf Mbah Cholil tidak begitu
lama di IAIN Sunan Kalijaga. Karena selain jaraknya yang begitu jauh,
juga keahliannya dalam bahasa Arab sangat dibutuhkan oleh pesantren
dan dapat membantu Kyai Ali mengajar bahasa Arab. Sehingga hanya
dalam satu semester lebih dua bulan, beliiua terpaksa mengundurkan
diri dari IAIN dan lebih fokus kepada kegiatan pendidikan di
pesantren.149 KH Yahya Cholil Tsaquf menyatakan:
”...Abah kuliyah neng IAIN Suka kui ora sui, soale jarake adoh... tur abah kui di butuhke Kyai Ali kanggo mulang Bahasa Arab
146 Lokasi sekolah ini berada di Demangan, jaraknya ± 8 kilometer dari Krapyak.
Krapyak adalah wilayah paling selatan sedangkan Demangan di wilayah paling utara Yogyakarta. 147 Bennadeeb, Op. Cit, hlm. 39. 148 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011 149 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011
![Page 83: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/83.jpg)
70
neng pondok.. ketoke mong sak semester tok trus abah metu seko IAIN...”150
Lebih lajut KH A Mustofa Bisri menjelaskan meskipun di
Krapyak untuk yang kedua kalinya ini tidak sampai genap satu tahun,
namun mulai tahun 1963 itu pula Mbah Cholil banyak terlibat dalam
dunia pergerakan organisasi kepemudaan Islam. Dialah salah satu
pendiri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.151 Selain itu, Mbah Cholil juga sangat senang
dalam banyak kegiatan yang berhubungan dengan olahraga dan seni.
Sejak kecil ia paling suka menulis dan merenung.152
Hal tersebut seperti yang di sampaikan KH A Mustofa Bisri:
”...Mbah Cholil neng Krapyak ora suwi kok, ketoke ora nyampe setahun.. Mbah Cholil kui mbiyen aktivis PMII loh, podo karo awakmu.. malah ndekne kui salah sijine seng ndirikke PMII neng IAIN SUKA, Mbah Cholil yo seneng olahraga karo seni mulakno awet cilik senenge nulis karo ngalamun...”153
150 Abah kuliyah di IAIN SUKA itu tidak lama, soalnya jaraknya jauh.. di samping itu
Mbah Cholil di butuhkan Kyai Ali untuk mengajar Bahasa Arab di Pondok.. kalau tidak salah Cuma satu semester saja kemudian abah keluar dari IAIN.
151 PMII di dirikan di Surabaya pada tanggal 21 Syawal 1379 Hijriyah, bertepatan dengan 17 April 1960 dengan jangka waktu yang tidak terbatas. Lihat Penyusun Bidang Aparatur Organisasi PB PMII, Hasil Kongres Ke-XVI Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, (di terbitkan oleh PB PMII 2008-2010, 2008), Hlm. 19.
152 Waktu itu Mbah Cholil melahirkan sejumlah buku antara lain: Kami Bukan Kuda Tunggang dan Ketika Biru langit. Sebagian besar karyanya itu mengambil tema sosial dan politik kontemporer. Dimana sering kali rakyat dimanfaatkan oleh penguasa. Wawancara KH. A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011.
153 Mbah Choli di Krapyak tidak lama kok, kalau tidak salah tidak sampai satu tahun.. Mbah Cholil itu dulu aktivis PMII loh, sama denganmu.. malah dia itu salah satu orang yang mendirikan PMII di IAIN SUKA. Mbah Cholil juga suka olahraga dan seni sehingga dari kecil suka menulis dan merenung.
![Page 84: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/84.jpg)
71
b. Masa Pernikahan atau Keluarga
Pada tanggal 17 Oktober 1964, saat itu Mbah Cholil sedang
mengajar di pesantren tiba-tiba abahnya mengajak ia ke rumah Kyai
Shoimuri di Solo untuk melakukan khitbah154 kepada Puteri Kyai
Shoimuri yang bernama Muchsinah. Dua hari setelah itu, tepatnya
tanggal 19 Oktober 1964, mereka menikah. Sedangkan resepsinya
diadakan tanggal 25 Juli 1965.155
Menurut KH A Mustofa Bisri perkenalan keduanya berawal
dari kegemaran mereka dalam urusan organisasi. Waktu itu Mbah
Cholil menjadi aktivis IPNU, sedangkan Mbah Muchsinah menjadi
aktivis IPPNU.156 Perlu diketahui, bahwa proses terbentuknya IPNU-
IPPNU terjadi di kota Solo ini. Karena pada waktu itu Solo merupakan
kota yang menjadi pusat pendidikan NU, terutama pendidikan formal.
Sehingga tidak mengherankan jika banyak anak dari kalangan petinggi
NU yang disekolahkan di kota ini.157
Kesukaan ia terhadap seni itu yang mempertemukannya dengan
isterinya. Kejadiannya terjadi ketika ia mengikuti perlombaan karya
seni dan puisi yang diselenggarakan oleh IPNU.158 Kebetulan ia
154 Meminang adalah silaturahmi calon suami kepada calon istri untuk melihat dan
mengetahui secara jelas tentang calon sang istri. Khitbah merupakan sesuatu yang dianjurkan oleh syari’at Islam agar dalam menjalani pernikahan tidak ada penyesalan di kemudian hari.
155 Bennadeeb, Op. Cit, hlm. 40. 156 Wawancara KH. A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011. 157 Lihat Ahmad Murodi Mursyid eds, Spektrum dan Garis Perjuangan Pelajar
Nahdhatul Ulama: Hasil Kongres XVI Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama 19-24 Juni 2009, (Jakarta: Sekjend PP IPNU, 2010).
158 IPNU merupakan singkat kata dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dimana IPNU ini adalah badan otonom Nahldlatul Ulama yang berfungsi membantu melaksanakan kebijakan NU pada segmen pelajar dan santri putra. IPNU didirikan di Semarang pada tanggal 20 Jumadil Akhir
![Page 85: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/85.jpg)
72
menjadi juara pertama. Saat menerima piala, ia melihat seorang gadis
yang amat menawan hatinya. Gadis itu bernama Muchsinah, puteri
Kyai Shoimuri. Lalu, keinginan itu langsung diutarakan kepada
abahnya.159
Selepas pernikahannya itu, Mbah Cholil tidak serta merta
mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sampai
beberapa waktu ia masih tetap menganggur, aktivitasnya hanya
mengajar mengaji para santri, namun sesekali ia memperoleh honor
dari tulisan-tulisannnya yang termuat di surat kabar maupun
majalah.160
KH A Mustofa Bisri menyatakan:
“…Sakwusi nikah Mbah Cholil ora langsung golek kerjaan koq.. malah rodok suwi iseh nganggur wae, gaweane yo paleng mulang ngaji santri-santri, tapi Mbah Cholil iso oleh upah seko tulisane seng di muat neng koran lan majalah…”161
Pada tahun 1967 anaknya lahir, sehingga kebutuhan keluarga
bertambah. Untuk mengatasi kebutuhan itu, kata Gus Yahya, Mbah
Cholil membuat usaha kecil-kecilan. Ia akhirnya meminjam modal dari
abahnya. Kendati ia tahu abahnya bukan orang yang banyak uang.
Tapi abahnya memberinya kesempatan menjualkan kitab-kitab di
1373 H/ 24 Pebruari 1954, yaitu pada Konbes LP Ma’arif NU. Pendiri IPNU adalah M. Shufyan Cholil.
159 Bennadeeb, Op. Cit, hlm. 41. 160 Wawancara KH. A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011. 161 Setelah menikah Mbah Cholil tidak langsung mencari pekerjaan kok.. malahan lama
masih menganggur saja, kerjaannya cuma mengajar mengaji santri-santri, tapi Mbah Cholil bisa mendapat honor dari tulisannya yang di muat di koran dan majalah.
![Page 86: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/86.jpg)
73
pesantren-pesantren. Lalu hasil penjualannnya dikumpulkan untuk
membuat usaha baru.162
Mbah Cholil juga pernah bekerja sebagai makelar dan penjual
minyak wangi. Ia bersama isteri mengelolanya bersama-sama.
Terkumpulah uang sedikit-sedikit. ia pun menghemat. Kalau
sebelumnya biasanya beli rokok, tetapi waktu itu ia melinting saja.
Pernah juga terpikir untuk mencari rumah sendiri, berpisah dari orang
tua. Tapi abahnya melarang. Karena ayahnya merasa bahwa rumahnya
masih sangat cukup untuk tinggal bersama.163
Barulah setelah anaknya yang kedua lahir pada tahun 1969,
Mbah Cholil dijinkan mandiri. Ia diberi tempat tinggal di sekitar
komplek pesantren, para santri di situ dipindahkan. Jadi mulailah
Mbah Cholil mandiri tahun 1970. Pada masa itu banyak usaha yang ia
kerjakan. Menjadi makelar radio, sepeda dan segala macam. Hampir
terlihat serabutan. Pernah Mbah Cholil mau melamar jadi pegawai
negeri. Tapi tidak bisa karena tidak punya ijazah. Semua pekerjaan-
pekerjaan itu akhirnya berhenti sama sekali sekitar tahun 80-an.164
Dari pernikahannya dengan Muchsinah tersebut, Mbah Cholil
dikaruniai delapan orang anak, yaitu: Yahya Cholil Tsaquf (1966),
162 Berbagai macam usaha yang telah di coba Mbah Cholil di antaranya, ia pernah
menjadi pengusaha tambak garam yang sukses dan usahanya semakin berkembang. Tapi akhirnya usaha ini bangkrut akibat penyelewengan yang dilakukan oleh pengelolanya. Gagal menjadi juragan garam, Mbah Cholil pun pindah pekerjaan menjadi juragan gamping. Sebagaimana nasib pekerjaan terdahulu, usahanya kali inipun tidak berhasil dan akhirnya berhenti disebabkan hasil yang diperoleh tak seimbang dengan kepayahannya. Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011.
163 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011 164 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011
![Page 87: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/87.jpg)
74
Ummi Kultsum Cholil Zalith (1968), Zainab Cholil Qutsumah (1970),
Yaqut Cholil Qoumas (1975), Faizah Cholil Tsuqoibak (1976), Bisri
Cholil Laquf (1978), Hanis Cholil Barro’ (1982), M. Zaim Cholil
Mumtaz (1991).165
B. Pemikiran KH. M. Cholil Bisri
Kyai dalam lingkungan pesantren adalah organ yang vital. Dimana
pesantren dapat disebut sebagai pesantren jika ada, setidaknya tiga unsur
utama: kyai, santri, pondok, dan unsur paling dominan adalah kyai. Maksud
kata dominan di sini adalah biasanya kyai merupakan pemilik sekaligus guru
dari para santri yang menimba ilmu di pesantrennya.166
KH. M. Cholil Bisri, yang lebih akrab dengan sapaan Mbah Cholil,
juga merupakan seorang kyai yang berpengaruh, baik bagi santri, keluarga
maupun umat (awam), ia memiliki kharisma yang besar, sehingga dapat
mengendalikan ketiganya untuk selalu berada di bawah bimbingan petuahnya,
sebagaimana yang pernah dilakukan abahnya, KH. Bisri Mustofa.
Menurut KH A Mustofa Bisri langkah dari Kyai Bisri melaksanakan
proses regenerasi bisa dilihat dari keputusannya memberi tanggung jawab
pada Mbah Cholil untuk mengisi pengajian selasanan yang sebelumnya ia
asuh sendiri. Sedangkan untuk pengajian hari Jum’at masih Kyai Bisri pegang
165 Perjalanan keluarga Mbah Cholil kemudian mengalami berbagai dinamika dan cobaan
seiring dengan perjalanan waktu dengan kondisi zaman waktu itu. Perjalanan keluarga Mbah Cholil akan dijelaskan bersamaan dengan masa-masa perjuangan Mbah Cholil dalam melakukan aktivitasnya. Perjuangan tersebut terjadi pada masa orde baru sampai revormasi. Hal ini dibahas dalam bagian selanjutnya.
166 Zamakhsari Dhofier, Tradisi Pesantren, LP3ES
![Page 88: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/88.jpg)
75
sendiri sampai masa akhir hayatnya. Amanat ini merupakan awal tanggung
jawab yang diemban Mbah Cholil berkaitan dengan proses belajar mengajar
yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin di bawah asuhan
ayahandanya sendiri.167
1. Mbah Cholil Dan Santri
Sebelum meninggal Mbah Cholil telah mewanti-wanti untuk
menjaga dan mengawasi para santri. Hal ini menunjukkan suatu kecintaan
ia yang muta’addi (terus menerus) tidak hanya sebatas mengajar, seolah-
olah ia memposisikan diri sebagai ayah yang bertanggung jawab terhadap
putra-putra ia.
Menyinggung masalah pendidikan terhadap putra-putrinya, Gus
Ipul menyebutkan bahwa Mbah Cholil termasuk pribadi yang sangat
demokratis. Hal ini bisa dilihat dengan cara ia memberi kebebasan secara
penuh kepada anak-anaknya dalam hal pendidikan, terutama pendidikan
agama. Semua itu ia lakukan berdasarkan keyakinan bahwa secara lahir,
putra-putrinya yang diterjunkan dalam lingkungan pondok, tanpa disuruh
secara otomatis akan tergerak dalam sendirinya untuk belajar karena
pengaruh dari lingkungannya.168
Walaupun sekarang ini, hanya sedikit anak-anak kiai yang
mengikuti langkah-langkah ayahnya dalam hal pendidikan. Sebaliknya,
anak-anak kiai lebih suka pergi ke perguruan tinggi sekular daripada pergi
167 Pengaruh dari sang abah terhadap diri ia sangat nyata dan seumpama bisa dikatakan
mbah Cholil adalah salah satu penerus perjuangan Mbah Bisri yang terejawantah. Hal ini dapat diketahui dari seringnya ia menasehati para santri dengan ujaran yang ia terima maupun dengar dari abahnya. Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011.
168 Wawancara dari Gus Ipul salah satu putra Mbah Kholil, 6 Maret 2011.
![Page 89: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/89.jpg)
76
ke pesantren dan belajar ilmu-ilmu keislaman. Sehingga tidak aneh jika
beberapa kiai di pesantren merasa sedih karena tidak ada satupun dari
anaknya yang mengikuti langkah-langkahnya dalam mengembangkan
Islam dengan mengajar di pesantren.169
Pada waktu KH Bisri Mustofa wafat, proses kegiatan belajar
mengajar di Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin tetap seperti sedia kala,
tanpa ada kendala yang secara serius mengganggu akibat ditinggal oleh
pengasuhnya. Ini tidak terlepas dari upaya Kyai Bisri dalam hal
mempersiapkan regenerasi kepemimpinan yang bisa meneruskan cita-cita
dan harapan ia sepeninggalnya nanti.170 Sepeninggal Kyai Bisri Mustofa
keberlangsungan kegiatan belajar mengajar menjadi tanggung jawab
bersama antara Mbah Cholil dan KH A Mustofa Bisri. Hal itu terlihat dari
pembagian tugas antara keduanya dalam mengasuh pengajian rutin hari
Selasa dan Jum’at.171
Menurut Kyai Amroni karena cintanya Mbah Cholil pada para
santri ia rela pulang-pergi Jakarta-Rembang hanya untuk keperluan
mengajar, meskipun hanya sehari ia pulang dan kembali ke Jakarta
169 Endang Turmudhi, Perselingkuhan kiai dan kekuasaan, (Yogyakarta: PT LKiS
Pelangi Aksara, 2004). hlm. 47. 170 Kehadiran kiai di pesantren merupakan soko guru dan spirit berdirinya pesantren.
Matinya pesantren kadang bersamaan dengan meninggalnya pengasuh, disebabkan mungkin karena tidak ada yang meneruskan. Sebaliknya, pesantren menjadi maju dan besar karena peran signifikan kiainya. Lihat Zamachsari Dhofier, Op. Cit. Hlm.
171 Untuk pengajian selasanan (yang sebelumnya telah di pegang Mbah Cholil) tetap menjadi tanggung jawab ia, sedang pengajian hari Jum’at (yang sebelumnya di asuh oleh Kyai Bisri) menjadi tanggung Jawab KH A Mustofa Bisri untuk seterusnya. Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011.
![Page 90: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/90.jpg)
77
(terutama hari Selasa). Bahkan untuk gajian ia waktu itu selaku wakil
ketua MPR habis hanya untuk membeli tiket.172
Bahkan ketika Mbah Cholil sakit sama sekali ia tidak
menampakkan diri sebagai orang yang sedang sakit, ia tetap mengajar
seperti biasa hingga akhirnya ketika telah parah baru diketahui kalau ia
sedang sakit. Menurut Wawancara dengan Bapak Amroni bahwa ia sakit
bukan karena penyakit tapi karena terlalu lama jauh dengan para santri.173
Ia juga menginformasikan bahwa ketika ia sowan kepada Mbah Sahid174,
ia berkata bahwa Mbah Cholil tidak sakit, justru yang sakit adalah orang-
orang.175
Menurut Amroni, antara Mbah Cholil dengan santri telah terjalin
hubungan batin, sehingga ia mengatahui bagaimana kondisi para santri.
Ketika kebanyakan dari santri mengkhawatirkan perihal masa depannya
yang belum jelas karena status sebagai santri, maka saat mengajar ia sering
bercerita tentang konsep hidup, konsep mencari rizki, optimisme dan
sebagainya.176
Setelah mereka mengetahui konsep dalam menjalani hidup bahwa
segala sesuatunya adalah kehendak Allah maka merekapun tenang.
172 Dapat pula dikatakan, seolah ada hubungan ruh antara ia dengan santri, sehingga
ketika santrinya telah boyong (lulus dari pondok) ia masih mengenali dan tetap menasehati dengan petuahnya. Bahkan ketika ada seorang alumni yang tidak pernah lagi sowan atau mengahadap, ia kelihatan tidak suka dan bertanya mengapa tidak pernah lagi sowan. Wawancara K. Amroni, 8 Maret 2011. Salah satu santri Mbah Bisri dan teman akrab Mbah Kholil.
173 Mbah Cholil pernah berkata, “aku tidak rela santriku dianiaya.” Wawancara Bapak Amroni, 8 Maret 2011.
174 Mbah Sahid adalah Kyai yang tersohor dengan sebutan Kyai Alhamdulillah. dan menjuluki pesantrennya dengan Pesantren Alhamdulillah di desa Kemadu sekitar 9 km dari Rembang ke arah selatan.
175 Ibid. 176 Wawancara Bapak Amroni, 8 Maret 2011 di Kediamannya Leteh Rembang.
![Page 91: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/91.jpg)
78
Demikian hubungan ia dengan para santri, dimana ia tidak pernah merasa
bosan maupun mengeluh dalam menghadapi berbagai macam kelakuan
para santrinya yang kadang-kadang nakalnya di luar kewajaran.177
Boleh dibilang bahwa santri yang dikirim ke pondok pesantren
adalah orang yang ingin di perbaiki akhlak dan diberi pengetahuan tentang
Islam. Oleh karena itu kenakalan yang dibuat oleh santri kadang membuat
marah para pengurus. Namun Mbah Cholil tetap tenang dalam menyikapi
kenakalan santrinya kemudian memberi nasehat tentang hidup yang
hakiki. Nasehat dapat dikatakan sebagai sarana menyadarkan pihak yang
lupa. Sehingga diharapkan dengan pemberian nasehat orang yang lupa
atau tidak tahu dapat menata dirinya.178 Nasehat juga dapat diposisikan
sebagai pendorong untuk lebih memacu kreatifitas, sehingga mendorong
para santri untuk tetap optimis. Kebanyakan nasehat-nasehat itu ia berikan
ketika sedang mengaji, baik ba’da maghrib atau ba’da subuh. Kyai Amroni
mengatakan:
“…Kabeh santri iso ketemu kanggo ngaji karo ia pas ba’da subuh tok.. pas kuilah ia ngeki cerito, petuah, semangat, utowo konsep urip lan liyane…”179
Dalam mendidik santri, Mbah Cholil tidak hanya menggunakan
sistem konvensional yang dipraktekkan oleh lembaga formal yaitu transfer
of knowledge (memberikan pengetahuan an sich). Namun, sesuai dengan
pesan sang abah, ia pun tidak pernah lupa mendoakan para santri agar
177 Wawancara KH. Makin Shoimuri dan K. Amroni, 8 Maret 2011. 178 Mbah Cholil pernah berkata, “Kalau kamu tidak menuruti aku lantas siapa yang kalian
turuti.”. Wawancara K. Amroni, 8 Maret 2011. 179 Semua santri dapat bertemu untuk mengaji kepada ia hanya saat ba’da subuh. Saat-saat
itulah ia memberikan cerita, petuah dorongan, ataupun konsep tentang hidup dll.
![Page 92: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/92.jpg)
79
memperoleh ilmu yang bermanfaat. Dengan upaya semacam ini para santri
diharapkan senantiasa berjalan lurus dalam mengamalkan dan
memanfaatkan ilmunya.180
Upaya yang harus ditempuh untuk mendidik bukan saja upaya
dhohir, upaya batin harus dilakukan. Upaya dhohir adalah sekedar ikhtiar
sedangkan yang memberikan kepahaman ataupun kemanfaatan suatu ilmu
hanyalah Allah.181 Doa yang sering ia minta adalah doa futuh182
(terbukanya hati) untuk putra-putri ia dan para santrinya. Dengan
terbukanya hati maka ilmu dapat mudah terserap dan cepat dipahami.
Bentuk pemberian ilmu tentang berbagai hal yang fundamental
utamanya berkaitan dengan Islam yang menjadi bahan garapan Mbah
Cholil adalah nahwu (gramatika arab) karena memang pondok ia takhasus
pada fan ilmu tersebut.183 Selain memberikan hal-hal yang utama ia sering
memberikan berbagai konsep yang ia temukan sebagai hasil terjemahan
dari kehidupan, mulai dari kecil hingga mencapai prestasi tinggi misalnya
180 Dorongan yang Mbah Cholil berikan merupakan hasil pembacaan ia atas realitas hidup
yang dihadapi para santri, sehingga sikap ia dalam memberikan dorongan ataupun lainnya adalah untuk memahamkan atau memudahkan. Wawancara KH. Syarofuddin Ismail Al-Qoyimas, 7 Maret 2011.
181 Achmad ZM, Mutiara Pesantren; Perjalanan Khidmah KH. Bisri Mustofa, (Yogyakarta: LKIS, 2005), hlm. 16 dan 23.
182 Istilah futuh yang mengacu pada terbukanya hati adalah istilah dari abah ia. 183 Pondok ia (PP Roudlotut Tholibin) memang takhasus (mengkhususkan) pembelajaran
pada ilmu nahwu sebagai melanjutkan apa yang dilakukan abah ia. Sedangkan abah ia melanjutkan dari guru ia KH. Cholil Harun.
![Page 93: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/93.jpg)
80
mendirikan PKB184 atau prestasi lain. Atau juga berbagai amalan-amalan
atau wirid sering ia ijazahkan kepada para santri.185
Mengenai kebijakan Mbah Cholil dalam mendidik murid-
muridnya, tidak terlepas dilaksanakannya hukuman186. Dimaksudkan
dengan adanya ta’ziran murid dapat lebih mendisiplinkan diri untuk
belajar maksimal. Konsep ta’ziran hanya diperuntukkan bagi mereka yang
tidak bisa melakukan sesuatu yang diperintahkan. Konsep reward and
punishment (penghargaan dan penghukuman) memang dikenal dalam
rangka mendidik.187
Dalam mengajar Mbah Cholil juga menggunakan sistem ini untuk
memacu semangat para santri. Pernah suatu ketika ia memberikan
pertanyaan kepada para santri yang mengaji kepada ia, tapi sebagian dari
mereka tidak bisa menjawab, maka ia pun menghukum santri yang tidak
bisa, dengan menulis ulang sejumlah bait Alfiyah.188 Ketika itu sebenarnya
ia mengajukan dua alternatif, menulis sejumlah bait atau membuka mulut
untuk diludahi. Ternyata semuanya sepakat untuk menulis.189
184 Proses pendirian PKB akan penulis bahas pada bagian lain. 185 Umumnya yang Mbah Cholil berikan adalah amalan penjagaan diri, mencari rizki,
memperoleh pangkat kehormatan, mencari jodoh dlsb. Wawancara KH. Syarofuddin Ismail Al-Qoyimas, 7 Maret 2011.
186 Istilah pesantrenya adalah ta’ziran 187 Wawancara KH. Syarofuddin Ismail Al-Qoyimas, 7 Maret 2011. 188 Alfiyah adalah kitab yang dikarang oleh Ibnu Malik yang berisi nadham atau bait-bait
yang berjumlah 1000. karena berjumlah 1000 nama kitab tersebut disebut Alfiyah yang artinya seribuan. Kitab tersebut mempelajari nahwu dan sharaf. Nahwu adalah ilmu dasar yang mempelajari tentang struktur kalimat, sedangkan sharaf adalah ilmu yang mengajarkan tentang bentuk dan perubahan kalimat.
189 Konon santri-santri yang di ludahi kebanyakan menjadi kiai-kiai besar, sehingga santri yang tidak diludahi banyak yang menyesal. Cerita dari Bapak Rosid, salah satu santri senior. 7 Maret 2011
![Page 94: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/94.jpg)
81
Mbah Cholil dalam menerjemahkan realitas masyarakat yang
berkembang biasanya berbagi dengan para santri, meskipun santri hanya
berfungsi sebagai pendengar yang tak mungkin berani untuk berkomentar.
Maka suatu ketika ia pernah berujar bahwa ia ingin di pesantren ia ada
latihan pidato dalam dwi bahasa, yaitu bahasa arab dan bahasa Inggris dan
juga berkeinginan membuat laborat bahasa yang dapat menunjang proses
pembelajaran di pesantrennya. Dua keinginan itulah yang sampai kini
belum terealisasi.190
2. Mbah Cholil Tentang Ilmu.
Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin yang didirikan oleh KH.
Bisri Mustofa (abah Mbah Cholil) bertujuan untuk menciptakan manusia
yang alim dan aqil. Alim dalam artian bahwa orang yang sedang belajar di
pesantrennya digodok hati nuraninya dengan berbagai konsep keagamaan
dan mempraktekannya dalam kehidupan nyata.191
Untuk lebih singkatnya adalah untuk menghasilkan manusia yang
sadar akan fungsi dan tujuan diciptakannya, sehingga ia tahu bagaimana
harus bersikap. Sedangkan aqil adalah pemanfaatan potensi yang ada pada
setiap manusia yang terletak di otak untuk kemaslahatan hidupnya.
Seorang dikatakan aqil jika ia mampu mengembangkan sendiri apa yang
diperolehnya, sehingga ia dapat memenuhi hajat hidupnya.
190 Wawancara KH. Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011. 191 Dalam kamus bahasa Arab kata ilmu berasal dari kata ‘alima yang bermakna
mengetahui. Seorang yang tahu banyak tentang sesuatu disebut ‘aalim, sedangkan orang yang sangat luas akan pengetahuannya dikatakan ‘aliim.
![Page 95: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/95.jpg)
82
Ada suatu cerita bahwa Mbah Cholil pernah menasehati seorang
santri dengan nasehat yang terdengar tegas. Kata ia ketika itu kalau hanya
ingin menjadi orang yang alim jangan berguru kepada ia, masih banyak
kyai lain yang bisa mengajar demikian. Disini hanya diperuntukkan bagi
mereka yang ingin menjadi santri yang alim sekaligus aqil.192
Sudah menjadi komitmen Mbah Cholil bahwa dalam guna mencari
ilmu yang paling mendasar adalah menyebarkan dan mempraktekan ilmu-
ilmu yang telah diperoleh. Dalam hal mempraktekan ilmu maupun
menyebarkan ilmu, ia berkaca kepada ujaran Mbah Bisri yang menuntut
untuk menyebarkan dengan segala cara, baik sebagai politisi, seniman,
orator dan lain-lain cara yang baik.193
Untuk memperoleh ilmu seorang tidak terlepas dari belajar. Tanpa
belajar seseorang tidak dapat pintar, bahkan ada syair yang menyatakan
bahwa seorang dikatakan pintar jika ia terus belajar, dan ketika ia telah
merasa pintar dengan meninggalkan belajar maka mulailah ia bodoh.
Demikian juga ketika orang ingin pintar maka ia harus rela kehilangan
sebagian waktu, tenaga, biaya dan lain-lain untuk dapat mencapainya.
Bagi Mbah Cholil belajar adalah yang nomor satu. Hal ini diwajibkan bagi
192 Bagi Mbah Cholil orang tidak perlu jenius tetapi cukup cerdas, kecerdasan sudah
memadai untuk menghimpun dalam mengelola ilmu yang telah diberikan. Dalam hal ini ia juga pernah berkata, Mencari ilmu tidak usah tanggung-tanggung sekalian yang banyak asalkan berokah. Wawancara KH. Syarofuddin Ismail Qoumas, 7 Maret 2011
193 M. Cholil Bisri, Ketika Nurani Bicara, Cetakan II,(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000). Hlm. 7.
![Page 96: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/96.jpg)
83
para santri. Karena mempunyai hukum yang jelas maka segala macam hal
yang mengganggu proses belajar harus dihilangkan.194
Demikian juga ia tidak memperkenankan santrinya untuk
melakukan wirid ataupun ziarah ke makam-makam para wali jika memang
hal itu bertentangan dengan prinsip utama yaitu belajar. Hal itu
dikarenakan ketiga hal diatas mempunyai hukum sunat, sedangkan bagi ia
belajar adalah wajib, maka suatu kesunatan tidak boleh menggugurkan
kewajiban.195
Itulah pandangan Mbah Cholil terhadap belajar. Satu lagi yang
perlu penulis tambahkan disini adalah tentang prinsip ia tentang belajar
yang lain, bahwa rokok dan ngopi adalah wajib jika dengan tanpa
keduanya belajar tidak dapat dilakukan. Rokok adalah wilayah perdebatan
yang sulit ditemukan ketentuan hukumnya, ada yang memakruhkannya
dan ada yang mengharamkannya. Dalil yang ia ajukan untuk mengambil
ketentuan hukum adalah maa laa yatimu waajiba illa bihi fahuwa
waajibun.196
Menurut penuturan KH. Syarofuddin Ismail Qoumas pesan yang
selalu Mbah Cholil sampaikan kepada para santri untuk mempunyai cita-
cita yang sangat tinggi kalau perlu sekalian menjadi presiden. Jika tidak
menjadi presiden pasti akan menjadi di bawahnya, gubernur dan
194 Ia tidak memperkenankan santrinya puasa Senin-Kamis bila ternyata dengan puasanya
itu ia tidak mampu untuk belajar karena lapar. Wawancara KH. Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011.
195 Al waajibu laa yutroku illa liwaajibin (kewajiban tidak boleh ditinggalkan kecuali hanya karena kewajiban juga) qoidah fiqh. Wawancara KH. Syarofuddin Ismail Qoumas, 7 Maret 2011
196 Sesuatu dimana kewajiban tidak sempurna tanpanya juga dihukumi wajib.
![Page 97: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/97.jpg)
84
seterusnya. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang
mempunyai cita-cita dan berusaha mencapainya pasti akan menemui yang
dimaksud, walaupun tidak sesuai dengan keinginannya tapi masih dalam
rangkaian yang diinginkannya.197
3. Santri dan Pesantren
Pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan non formal yang
mengacu pada pembelajaran keilmuan Islam. Salah satu elemen utama
pesantren adalah santri yang notabene adalah orang yang ingin
memperoleh ilmu dari pesantren. Antara pesantren dan santri terjalin
hubungan yang erat, dimana pesantren menyediakan tempat, kurikulum,
bahan pembelajaran dan laboratorium untuk mempraktekkan hasil
pembelajaran tersebut.198
Sedangkan Santri adalah tumpuan dari sang kyai agar dapat
melanjutkan tradisi keilmuan dan perilaku yang baik. Dengan demikian
genealogi fan keilmuan yang dikembangkan oleh kyai dapat terus
dikembangkan oleh santri. Santri harus dapat memahami bagaimana
karakteristik dari kyai.199
Pesantren yang Mbah Cholil asuh adalah pesantren yang
menspesialisasikan pada fan nahwu (gramatika Arab) dan ilmu-ilmu alat
(morfologi, stilistika dan lain-lain). Hal ini memang disengaja dengan
alasan; pertama, Nahwu adalah alat pokok untuk memahami bahasa Arab.
Bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan oleh kitab suci Al-Qur’an dan
197 Wawancara KH. Syarofuddin Ismail Qoumas, 7 Maret 2011 198 Zamakhsari Dhofier, Tradisi Pesantren, (Jakarta: LP3ES, 1982), hlm. 16. 199 Zamakhsari Dhofier, Tradisi Pesantren,Op, Cit, hlm. 24
![Page 98: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/98.jpg)
85
bahasa khasanah turots (warisan kebudayaan) Islam. Kedua, Nahwu sangat
menekankan pada penalaran sehingga orang yang mempelajarinya terlatih
melakukan penalaran. Dengan ketrampilannya dalam menalar orang tidak
hanya menjadi alim, tapi juga aqil.200
Lebih lanjut Gus Yahya menuturkan bahwa menurut Mbah Cholil
inti dari ajaran pesantren, khususnya Pondok Pesantren Roudlotut
Tholibin, setidaknya ada tiga yaitu: Pertama, orang hidup harus mengerti
agama dan bisa menggunakan agama untuk hidup. Untuk merealisasikan
hal tersebut maka orang dituntut untuk tidak sekedar alim tetapi juga harus
aqil. Kedua, linasril ‘amal, menyebarluaskan perbuatan-perbuatan baik.
Orang melaksanakan perintah agama tidak hanya diperuntukkan bagi
dirinya sendiri, tapi juga harus sumrambah faedahnya pada orang lain.201
Salah satu ciri khas dari pesantren yang Mbah Cholil asuh adalah
adanya keberanian untuk mengembangkan kreatifitas dalam menjelajah
warisan kebudayaan islam.202 Keberanian itu tentunya setelah adanya
fondasi yang telah dibangun sebagai landasan atau pijakan. Untuk
mengarah pada hal tersebut, maka dari itu ia menghususkan pembelajaran
pada Nahwu terlebih kitab Alfiyyah ibnu Malik sebagai bekal dalam
menjelajah.
200 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011, ia adalah putra sulung dari Mbah
Bisri dan sekarang ialah yang menjadi pengasuh PP Roudlotut Tholibin menggantikan abahnya Mbah Kholil.
201 Berdasar pada pemikiran tersebut, ia menganggap wajib hukumnya melakukan jihad fi sabilillah. Maka dari itu, kepada para alumni ia berpesan supaya bisa mengajar tanpa adanya unsur imbalan bayaran. Karena wujud dari jihad fi sabilillah yang paling konkrit menurut ia adalah mengajar. Ketiga, li nasril ‘ilmi, untuk menyebarluaskan ilmu dan pengetahuan. Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011
202 Ibid
![Page 99: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/99.jpg)
86
C. Aktivitas Politik KH. M. Cholil Bisri
Dalam karir politik, jabatan yang pernah ia pegang; Ketua PPP
Rembang (1973-1995), Ketua MPW PPP Rembang (1995-1998), anggota FPP
DPRD II Rembang (1970-1982), Pimpinan Dewan FPP DPRD II Rembang
(1982-1992), anggota FPP DPR/MPR RI (1992-1997), anggota Fraksi Utusan
Daerah MPR RI Pusat (1997-1999), anggota FKB DPR/MPR RI (1999-2004),
Wakil Ketua MPR RI (2002-2004), menggantikan Matori Abdul jalil sampai
akhir masa hayatnya.
1. Masa Pemilu 1971
Pada akhir tahun 1969 pemerintah mengambil dua keputusan
penting, yaitu pertama: menjadwalkan Pemilihan Umum pada tahun 1971
yang diikuti dengan Sidang Umum MPR, kedua: mengkoordinasikan dan
melaksanakan pemilu dengan cara-cara sedemikian rupa sehingga
menjamin adanya mayoritas formasi DPR/MPR yang dapat dikontrol
langsung oleh pemerintah.203
Selanjutnya pemerintah menciptakan organisasi pemilu sendiri
yang tidak mengandalkan salah satu partai politik yang ada untuk
memperoleh dukungan massa dalam masyarakat dan mayoritas DPR.204
Akhirnya pada tahun 1971 itu, Mbah Cholil mulai masuk ke partai. Karena
ada ikatan dengan Kyai Bisri, ia diangkat menjadi Wakil Ketua Partai NU
Cabang Rembang.205
203 R. William Liddle, Pemilu-pemilu Orde Baru: Pasang Surut Kekuasaan Politik,
(Jakarta: LP3ES, 1992), hlm. 36 204 Ahmad Zaenal Huda, Op. Cit, hlm. 53. 205 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011
![Page 100: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/100.jpg)
87
Saat Pemilu dimulai, terjadi pertikaian dengan tentara sehingga
banyak kawan-kawan yang mengungsi ke rumahnya, karena takut
mengalami tekanan dan kesulitan. Keadaan ini terjadi karena anggota-
anggota NU diminta masuk Golkar. Golkar menggunakan Departemen
Dalam Negeri, Departemen Pertahanan dan Keamanan. Situasi ketika itu
menjadi sangat tegang. Bahkan sampai-sampai jika ada aparat pemerintah
desa yang tak mau bergabung dengan Golkar akan dipecat.206
Sehingga tugas Mbah Cholil waktu itu banyak berurusan dengan
Kodim untuk membebaskan kawan-kawannya yang ditangkap tanpa
proses hukum yang jelas. ia dibantu juga oleh beberapa polisi. Karena
banyak dari anggota polisi di daerah itu adalah kawannya satu sekolah.
Bahkan ada seorang polisi diturunkan pangkatnya karena ketahuan pernah
mengawalnya.207
Hasil pemilu pada tahun 1971 pada tingkat nasional adalah
Golkar memperoleh 34.348.673 suara (62,80%), NU 10.213.650 suara
(18,67%), PNI 3.793.266 suara (6,94%), Parmusi 10.213.650 suara
(5,36%), PSII 1.308.237 suara (2,36%), Parkindo 733.359 suara (1, 34%),
Partai Katolik 603.740 suara (1,10%), Perti 381.309 suara (0,70%), IPKI
388,403 suara (0,62%), Partai Murba 48.126 suara (0,09%).208
Pada pemilu 1971 ini Mbah Cholil merupakan calon anggota
DPRD tingkat II dari Partai NU. Sehingga dari hasil pemilu 1971 tersebut
206 R. William Liddle, Op. Cit, hlm. 337. 207 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011 208 R. William Liddle, Op. Cit, hlm. 46.
![Page 101: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/101.jpg)
88
ia lolos menjadi anggota DPRD tingkat II mewakili Partai NU.209
Sedangkan abahnya Mbah Cholil (KH Bisri Mustofa) juga merupakan
calon anggota MPR dari Partai NU dan ia juga lolos menjadi anggota
MPR mewakili Partai NU dari daerah pemilihan Jawa Tengah.210
2. Masa Pemilu 1977
Pada pemilu 1977 lahirlah keputusan Presiden Soeharto
menetapkan hanya 3 partai yang boleh mengikuti Pemilu, yakni PPP, PDI
dan Golkar. Sehingga NU harus bergabung dalam PPP. Akhirnya, Mbah
Cholil ikut menggalang munculnya PPP. Ia menjadi Ketua PPP pertama di
Rembang. Menjelang Pemilu 1977, seminggu sebelum kegiatan masa
kampanye, abahnya wafat, tepatnya tanggal 27 Febuari 1977.211
Sepeninggal abahnya, denyut kehidupan partai terutama yang ada
di daerah Jawa Tengah diraskan seperti berhenti. Sebab KH Bisri Mustofa
adalah jurkam ulung salah satu andalan PPP. Ia merupakan seorang tokoh
kharismatik dan memiliki massa pendukung yang sangat luas dan
fanatik.212
Pada masa kampanye itu, Mbah Cholil masih dalam keadaan
berkabung. Bukan hanya itu, ia juga diberi peninggalan pesantren dari
abahnya. Sementara, saat itu bisnisnya mulai berkembang. Salah satu
209 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011 210 Ahmad Zaenal Huda, Op. Cit, hlm. 55. 211 KH. Bisri Mustofa wafat pada Rabu Pahing, 17 Februari 1977 (27 Shofar 1397 H)
menjelang ashar di Rumah Sakit Umum Dr. Karyadi Semarang karena serangan jantung, tekanan darah tinggi, dan gangguan pada paru-paru. Pada waktu itu bersamaan dengan kampanye Pemilu 1977 kurang seminggu lagi, padahal ia merupakan caleg jadi dari PPP dengan nomor pertama. Warga partai yang berlambang Ka’bah merasa sangat kehilangan. Lihat A. Zainal Huda, Op. Cit, hlm. 72
212 Saifullah Ma’sum, Op. Cit, hlm. 329
![Page 102: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/102.jpg)
89
usahanya waktu itu adalah mengembangkan pemeliharaan perternakan
kambing dan memasok ke pasar-pasar (Cobong Gamping).213 Ketika itu
posisi Mbah Cholil dalam usaha dan politik mulai membaik. Dalam
politik ia menjadi wakil ketua DPRD Tingkat II. Tetapi karena Mbah
Cholil anak tertua, maka ia berkewajiban mengambil amanah itu untuk
menjadi kyai pesantren. Akhirnya ia menjadi kyai, mengasuh para santri.
Usahanya ditinggalkan sehingga tutup. Tetapi jabatan wakil ketua DPRD
II dipertahankan.214
Lebih lanjut menurut cerita Gus Mus, Mbah Cholil sekaliber
abahnya KH. Bisri Mustofa, yang mahir dalam ilmu mantiq (logika). Pada
waktu itu Kiai Bisri Mustofa mengatakan kepada Mbah Cholil: “Sudah
tahu kalau belum punya andil apa-apa, dicalonkan saja kok tidak mau”.
Bagi Kiai Bisri, pencalonan tidak identik dengan kepastian lolos.215
Akhirnya Pemilu 1977 di lewati Mbah Cholil tanpa kehadiran
KH. Bisri Mustofa. Dalam penghitungan suara tersebut, Golkar tetap
meraih suara mayoritas, dengan jumlah suara 39.750.096 (62,11%),
dilanjutkan PPP dalam urutan kedua dan PDI urutan ketiga. PPP
memperoleh 18.743.491 suara (29,29%), dan PDI memperoleh 5.504.751
suara (8,60%).216
213 Saat itu ia sudah memiliki 6 Cobong Gamping, yang hampir setiap satu jam ada
transaksi jual-beli. Bahkan ia sudah memiliki truk dan mampu membeli motor. 214 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011 215 A. Mustofa Bisri, Ngetan-ngulon ketemu KH A Mustofa Bisri: Refleksi 61 th. K.H.A.
Mustofa Bisri, Op.Cit. Hlm. 76. 216 Ahmad Zaenal Huda, Op. Cit, hlm. 58.
![Page 103: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/103.jpg)
90
3. Masa Pemilu 1982
Pada Pemilu tahun 1982, Mbah Cholil diminta untuk menjadi
anggota DPRD tingkat I. Tetapi ia menolak. Karena ia mempuyai
pesantren yang harus diurus. Waktu itu Mbah Cholil hanya mau di DPRD
tingkat II, seumur hidup. Tawaran menjadi anggota DPRD Tingkat I itu
diserahkan kepada adiknya, KH A Mustofa Bisri.217
Sedangkan adiknya yang satu lagi yaitu M. Adib Bisri adalah
seorang PNS, mengajar di PGA lalu dipindahkan ke SMA di Rembang.
Oleh pimpinan sekolahnya dipaksa masuk Golkar. Atas saran Mbah Cholil
akhirnya adiknya pergi ke makam abah mereka. Setelah itu, adiknya
menceritakan bahwa ia bertemu dengan abah, dan memberi wasiat supaya
tidak masuk ke Golkar. Besok paginya adiknya menyerahkan surat-surat
formulir dan lainnya ke pimpinan sekolah dan pergi begitu saja. Adiknya
memilih lebih baik berhenti dari pegawai negeri daripada masuk Golkar.
Tetapi anak-anak muridnya tidak mau ditinggalkan, karena ia adalah guru
teladan dengan pembawaan dan sikap yang menyenangkan dan juga
ganteng.218
Pada tahun 1984 Mbah Cholil telah berada di lingkungan tokoh-
tokoh NU tingkat Nasional. Ia juga tergabung dalam penyusunan konsep
Khitoh NU di rumahnya Jl. Mulyo no. 1-3 Leteh Rembang. Kemudian
217 Menurut Mbah Mus ia menerima tawaran itu setelah didorong dengan berbagai
penjelasan. Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011 218 Setelah keluar sebagai guru, adiknya malah mendapat pekerjaan baru yang lebih baik,
menerjemahkan buku-buku, penghasilannya lebih baik sampai mampu menyekolahkan anak ke UGM.Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011.
![Page 104: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/104.jpg)
91
pada tahun 1987 Mbah Cholil diangkat menjadi Ketua MPW (Majelis
Pertimbangan Wilayah) Profinsi Jawa Tengah.219
Sedangkan KH A Mustofa Bisri bercerita waktu itu sudah tidak
mau lagi menjadi anggota DPRD Tingkat I. Mbah Mus (begitulah penulis
memanggil KH A Mustofa Bisri) mau memfokuskan diri pada bidang
budaya. Sementara Mbah Cholil sendiri belum mau untuk naik ke DPRD
tingkat I. Posisinya di Rembang masih Wakil Ketua DPRD Tingkat II.220
4. Masa Pemilu 1992
Pada Pemilu tahun 1992, Mbah Cholil mulai merasa jenuh
berada di DPRD tingkat II. Sementara ia ditawarkan oleh ketua wilayah
untuk masuk ke tingkat I. Tapi Mbah Cholil malah berpikir untuk masuk
ke DPR RI saja. Sehingga pada tahun itu ia berhasil menjadi anggota DPR
RI dari PPP.221
Pada Muktamar PPP 1992, Mbah Cholil mulai berpikir bahwa
PPP ini besar karena dukungan warga NU. Tetapi mengapa ketuanya
bukan orang NU. Sehingga pada tahun 1994, ia mulai mengadakan
gerakan di PPP, yang akhirnya dikenal dengan nama ‘Gerakan Kelompok
Rembang’. Mbah Cholil dengan teman-teman berusaha keras untuk bisa
menggolkan orang NU menjadi Ketua Umum PPP.222 Tetapi pada waktu
itu ada wartawan yang menanyakan kepadanya untuk lebih baik minta
219 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011 220 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011. 221 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011 222 Mahrus Ali, M. F. Nurhuda Y. Op. Cit. hlm 161
![Page 105: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/105.jpg)
92
restu dari Pak Harto tapi malah ia menjawab: Saya tak butuh Pak Harto,
Tapi saya hanya butuh Tuhan.223
Kemudian menjelang Pemilu 1997, Mbah Cholil dicalonkan dari
Jawa tengah yang berada dalam urutan 10 besar. Tetapi setibanya di
Jakarta, karena ada pengaruh Pak Harto, Mbah Cholil malah ditempatkan
menjadi nomor 53. Sehingga Mbah Cholil tidak menjadi anggota DPR RI
waktu itu.224
Gus Yahya menjelaskan setelah kejadian itu, walaupun kecewa,
Mbah Cholil kembali bertekun di pesantren. iapun banyak menulis. Ia
benar-benar menjadi orang desa, tetapi masih aktif di partai sebagai MPW.
Saat itu, ia pernah diajukan oleh partai supaya ke MPP. Tetapi ditolak oleh
Pak Ismael Hasan. Walaupun demikian ia tetap diangkat menjadi anggota
MPR RI dalam Badan Pekerja sebagai wakil utusan daerah, bukan dari
partai.225
5. Kyai Yang Membidani Kelahiran PKB
Menurut KH A Mustofa Bisri sesungguhnya Mbah Cholil lebih
patut disebut sebagai deklarator PKB (Partai Kebangkitan Bangsa)
ketimbang Gus Dur. Sebab ialah yang memimpin sebuah tim membidani
pendirian partai sebagai wadah aspirasi politik warga Nahdlatul Ulama
(NU) atas desakan para kyai. Sementara Gus Dur selaku Ketua Umum NU
223 Jawaban itu akhirnya menjadi berita dan ramai dibicarakan. Akibatnya, gagallah upaya
menempatkan seorang figur NU menjadi Ketua Umum PPP. Tapi hanya diberikan kesempatan menduduki Sekjen saja. Untuk jabatan Sekjen, orang pilihan yang Mbah Cholil sodorkan waktu itu adalah Pak Matori. Tetapi ditolak oleh Pak Ismael Hasan. Wawancara Masruhan Samsuri (Salah satu Tokoh PPP), 27 Februari 2011.
224 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011. 225 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011
![Page 106: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/106.jpg)
93
ketika itu malah menolak pendirian partai. Maka pada mulanya, ada 72
deklarator PKB, tidak termasuk Gus Dur. Namun ketika deklarasi
pendirian PKB itu disampaikan kepada PBNU, nama-nama deklarator itu
pun dicoret dan berubah menjadi hanya lima orang.226
Sebenarnya dari sejarah PKB, yang harus muncul sebagai
deklarator adalah Kyai Iliyas Ruhyat. Tapi, Kyai Iliyas Ruhyat orangnya
lugu, tak mau tampil-tampil seperti itu. Itulah sebabnya Mbah Mus
mengatakan, sejarah perlu diluruskan. Yang benar sebagai penggagas
pertama terbentuknya PKB adalah para kyai, pada tanggal 11 Mei 1998
bersamaan dengan rapat meminta Soeharto lengser. Gagasan pertama
dimulai di Rembang bukan di PBNU atau Ciganjur.227
Sehubungan dengan itu, menurut Mbah Mus perlu ditegaskan
salah jika ada orang mengatakan bahwa yang mendirikan PKB adalah Gus
Dur. Justru Gus Dur malah pada mulanya menolak pendirian PKB. Ketika
itu, Mbah Cholil mengajukan rapat atas adanya desakan para kyai agar NU
membentuk partai, PBNU malah mengeluarkan surat resmi bahwa NU
tidak perlu membuat partai. Pada saat itu Ketua Umum PBNU adalah Gus
Dur.228
Pendirian PKB dimulai pada 11 Mei 1998. Ketika para kyai
sesepuh di Langitan mengadakan pertemuan. Mereka membicarakan
situasi terakhir yang menuntut perlu diadakannya perubahan untuk
226 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011. 227 Pada Pertemuan Ciganjur atau silaturahmi para tokoh reformis yang di adakan oleh
Gus Dur sebagai Deklarator PKB dan sekaligus tuan rumah. Lihat Fathurin Zen, NU Politik: Analisis Wacana Media. (Yogyakarta: LKiS, 2004), hlm. 196.
228 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011.
![Page 107: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/107.jpg)
94
menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran. Saat itu para kyai membuat
surat resmi kepada Pak Harto yang isinya meminta agar ia turun atau
lengser dari jabatan presiden. Pertemuan itu mengutus Kyai Mu’hid
Mujadid dari Jember dan Gus Yusuf Muhammad menghadap Pak Harto
untuk menyampaikan surat itu. Mereka berangkat ke Jakarta, meminta
waktu tetapi belum dapat jadwal. Sehingga sebelum surat itu diterima, Pak
Harto sudah mengundurkan diri terlebih dahulu, setelah rezim Orde Baru
digoyang oleh gelombang reformasi Mahasiswa pada 21 Mei 1998.229
Setelah itu, pada tanggal 30 Mei 1998, diadakan istiqosah akbar
di Jawa Timur. Lalu semua kyai berkumpul di kantor PBNU Jatim. Para
kyai itu mendesak Mbah Cholil supaya menggagas dan membidani
pendirian partai bagi wadah aspirasi politik NU. Tapi Mbah Cholil
menolak. Sebab ia merasa sudah capek jadi orang politik. Ia merasa lebih
baik di pesantren saja. Tetapi para kyai terus mendorongnya karena dinilai
lebih berpengalaman dalam hal politik. Ketika itu Gus Dur belum ikut.
Makanya Mbah Cholil terus dipaksa.230
Kemudian, tanggal 6 Juni 1998, Mbah Cholil mengundang 20
kyai untuk membicarakan hal tersebut. Undangan hanya lewat telepon.
Tetapi pada hari H yang datang lebih dari 200 kyai. Dalam pertemuan itu
terbentuklah sebuah panitia yang disebut dengan Tim “Lajenah” karena
terdiri dari 11 orang. Ia sendiri menjadi ketua. Sekretarisnya Gus Yus.
229 Fathurin Zen, Op. Cit. Hlm. 38 230 Nur Khalik Ridwan, NU & Bangsa 1914-2010; Pergulatan Politik & Kekuasaan,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm. 334.
![Page 108: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/108.jpg)
95
Panitia ini bekerja secara maraton untuk menyusun platform dan
komponen partai. Selain itu terbentuk juga Tim Asistensi Lajenah terdiri
dari 14 orang yang diketuai oleh Matori Abdul Djalil dan sekretarisnya
Asnan Mulatif.231
Pada tanggal 18 Juni 1998, panitia mengadakan pertemuan
dengan PBNU. Dilanjutkan audiensi dengan tokoh-tokoh politik (NU)
yang ada di Golkar, PDI dan PPP.232 Panitia menawarkan untuk bergabung
tanpa paksaan. PBNU sendiri menolak pendirian partai. Setelah itu, pada
tanggal 4 Juli 1998, Tim Lajenah beserta Tim dari NU mengadakan
semacam konfrensi besar di Bandung dengan mengundang seluruh PW
NU se-Indonesia sebanyak 27 perwakilan datang semua.233
Kemudian hari itu diputuskan nama partai. Usulan nama adalah
Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Kebangitan Ummat dan Partai
Nahdlatul Ummat. Akhirnya hasil musyawarah memilih nama PKB (Partai
Kebangkitan Bangsa). Lalu ditentukan siapa-siapa yang menjadi
deklarator partai. Disepakati 72 deklarator, sesuai dengan usia NU ketika
itu. Jumlah itu terdiri dari Tim Lajenah (11), Tim Asistensi Lajenah (14),
Tim NU (5), Tim Asistensi NU (7), Perwakilan Wilayah (27 x 2), Ketua–
ketua Event Organisasi NU, tokoh-tokoh Pesantren dan tokoh-tokoh
231 Nur Khalik Ridwan, Op. Cit, hlm. 335. 232 Fathurin Zen, Op. Cit. Hlm. 198. 233 Nur Khalik Ridwan, Op. Cit, hlm. 336.
![Page 109: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/109.jpg)
96
masyarakat. Semua deklarator membubuhkan tandatangan dilengkapi
naskah deklarasi. Lalu diserahkan ke PBNU.234
Ketika masuk ke PBNU, dinyatakan bahwa yang menjadi
deklaratornya 5 orang saja, bukan 72 orang. Kelima orang itu yakni Kyai
Munasir Allahilham, Kyai Eliyas Ruhyat, Kyai Muhid Mujadid, Mustofa
Bisri dan ditambah Abddurahman Wahid sebagai ketua PBNU. Nama 72
deklarator dari Tim Lajenah itu dicoreti semua oleh PBNU. Cerita Mbah
Mus, Mbah Cholil menerima saja. Sebab ia berpikir untuk dapat berjuang
bukanlah harus ada di dalam struktur.235
Setelah itu, semua terus berjalan hingga muktamar pertama.
Banyak orang menghendaki Gus Dur. Sehingga Mbah Cholil pasrah untuk
jadi orang kedua saja. Dalam Pemilu 1999, PKB berhasil meraih posisi
ketiga dalam perolehan suara, setelah PDIP dan Golkar. Tapi menjadi
posisi keempat dalam perolehan kursi, setelah PDIP, Golkar dan PPP.
Namun demikian, PKB berhasil mengantarkan KH Abdurrahman Wahid
menjadi presiden pada Sidang Umum MPR 1999.236
Dalam Mukernas PKB yang pertama, sebenarnya telah
diputuskan bahwa PKB akan mendukung siapa saja pemenang Pemilu
untuk menjadi Presiden, tanpa menyebutkan nama dan jender. Sementara
pada waktu itu juga sedang bergulir berbagai pendapat tentang presiden
wanita. Tetapi, PKB akan mendukung pemenang Pemilu menjadi
234 Mahrus Ali dan MF. Nurhuda Y, Pergulatan Membela yang Benar, Biografi Matori
Abdul Djalil, (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2008), Hlm. 380 235 Penutuan KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011 di PP Roudlotut Tholibin Rembang. 236 Mahrus Ali dan MF. Nurhuda Y. Hlm. 381.
![Page 110: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/110.jpg)
97
presiden, siapa pun orangnya, apakah wanita ataupun pria. Sementara, di
lain pihak, para kyai berkeinginan agar PKB mencalonkan presiden yang
berasal dari PKB bukan dari partai lain.237
Setelah itu cerita Mbah Mus, Mbah Cholil, Gus Yus dan
Muhaimin Iskandar menemui Mbak Mega. Mereka menyampaikan apa
yang menjadi keputusan Mukernas PKB, serta keinginan para kyai untuk
mencalonkan orang PKB menjadi pesiden. Jadi mereka mohon ijin untuk
tidak mencalonkan presiden dari PDI-P tetapi Gus Dur.238
Kemudian mereka melapor kepada para kyai. Putusan akhirnya,
PKB mencalonkan Gus Dur. Gus Dur pun menang dalam pemilihan
Presiden RI. Setelah Gus Dur terpilih jadi presiden, mereka bertemu lagi
dengan Mbak Mega. Mereka menyatakan PKB siap mendukung Mbak
Mega untuk maju sebagai calon Wakil Presiden. Dan demi memudahkan
jalannya Megawati, mereka juga mengadakan pendekatan dengan para
calon dan partai lain.239
Pada waktu itu PDI-P dan PKB membentuk perkawanan,
sedangkan PPP, PAN, PK, PBB, dan sejumlah partai Islam lainnya
membentuk Poros Tengah. Sementara itu, Partai Golkar yang masih di
anggap warisan pemerintahan orde baru lebih bersikap hati-hati dalam
melakukan aliansi strategis. Praktis juru kunci perhelatan politik saat itu
dipegang oleh Gus Dur, Megawati, Amin Rais, Akbar Tanjung, Wiranto,
237 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011. 238 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011. 239 Nur Khalik Ridwan, Op. Cit, hlm. 338.
![Page 111: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/111.jpg)
98
dan para ketua Partai politik besar lainnya. Sedangkan tokoh-tokoh
reformis dalam hal ini sering dikonotasikan Gus Dur-Mega-Amin.240
6. Menjadi Wakil MPR RI
Mengenai jabatan Mbah Cholil sebagai Wakil Ketua MPR dari
PKB menggantikan Matori Abdul Djalil, Gus Yahya mengatakan bahwa
sejak semula kawan-kawan sudah meminta Mbah Cholil berada dalam
pimpinan MPR atau DPR. Tetapi ia sendiri yang tak mau. Sebab Mbah
Cholil masih berpikir ke pesantren yang mulai berkembang. Maka, ia juga
yang mengusulkan pertama kali untuk memajukan Matori sebagai calon
ketua MPR, yang akhirnya menjadi wakil ketua.241
Semenjak Matori di angkat menjadi Menteri Pertahanan. Selama
delapan bulan perwakilan PKB dalam pimpinan MPR kosong. Maka Mbah
Cholil diajukan menjadi Wakil Ketua MPR mewakili PKB. Setelah
sebelumnya Matori dipecat dari jabatan Ketua Umum PKB karena
menghadiri SI-MPR yang memberhentikan Gus Dur dari jabatan presiden.
Lalu PKB pecah dua. PKB pimpinan Matori dan PKB pimpinan Alwi
Sihab. Akhirnya jadwal pelantikan Mbah Cholil sebagai wakil ketua MPR
molor.242
Menurut penjelasan Gus Yahya pada waktu itu Pak Matori
menginginkan dari pihaknya yang harus mengisi pimpinan MPR itu. Di
lain pihak, PKB Alwi-Gus Dur menginginkan yang lain. Dalam pertikaian
240 Fathurin Zen, NU Politik: Analisis Wacana Media. (Yogyakarta: LKiS, 2004), hlm.
199 241 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011 242 Gamma, volume 4, masalah 10-15, garda media mandiri, 2002 Hlm. 65.
![Page 112: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/112.jpg)
99
seperti itu, Mbah Cholil didorong untuk bersedia mengisi kekosongan itu
dari kubu PKB Alwi Sihab. Waktu itu, Matori sempat tetap tidak mau.
Tapi ketika ia tahu Mbah Cholil yang dicalonkan, dia jadi tidak berani.
Karena Mbah Cholil yang menggiring Matori selama ini dari Jawa
Tengah.243
Waktu itu pimpinan MPR telah menujui pencalonan Mbah Cholil
untuk menggantikan posisi matori dan akan melantik Mbah Cholil sebagai
wakil ketua MPR dari F-KB pada 5 juni nanti. Alasan penetapan Mbah
Cholil sebagai wakil ketua MPR dari F-KB itu adalah secara de facto, F-
kb di MPR menghendaki Mbah Cholil dilantik menggantikan Matori.244
Setelah mendapat masukan tertulis dari fraksi PKB, fraksi
Reformasi, fraksi Golkar dan secara lisan dari fraksi PPP yang
menanyakan mengapa pelantikan Mbah Cholil harus ditunda hingga 20
juni. Akhirnya pimpinan MPR kembali mengadakan Rapat Pimpinan.
Dalam Rapat tersebut dicapai kesepakatan bahwa keputusan pengangkatan
Mbah Cholil pada tanggal 5 juni 2002 menjadi Wakil Ketua MPR unsur
Fraksi Kebangkitan Bangsa menggantikan Matori Abdul Djalil akhirnya
dapat disetujui sebagai hasil Rapat Pimpinan MPR sesuai keputusan.245
243 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011 244 Khoirudin, Menuju Partai Advokasi, (Yogyakarta: Pustaka Tokoh Bangsa, 2005) hlm.
69. 245 Khoirudin, Menuju Partai Advokasi, (Yogyakarta: Pustaka Tokoh Bangsa, 2005) hlm.
70.
![Page 113: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/113.jpg)
100
D . Dakwah dan Pemikiran KH M Cholil Bisri di Bidang Politik
1. Dakwah di Bidang Politik
Dakwah Mbah Cholil di bidang politik di mulai pada tahun 1971
itu, ketika itu ia mulai masuk ke partai. Ia diangkat menjadi Wakil Ketua
Partai NU Cabang Rembang.246 Sebelumnya beliau pernah di daulat
menjadi ketua GP. Anshor Rembang dan Ketua NU Rembang. Akhirnya
dimulai dari situlah Mbah Cholil mulai berdakwah melalui politik.
Ketika itu kiprah NU di panggung politik terus digerogoti oleh
Golkar dan ABRI. Perpecahan di tubuh NU juga mulai tampak ketika
banyak kiai yang berkampanye untuk Golkar. Sehingga pada tahun 1971
Golkar memperoleh suara cukup signifikan pada pemilu.247 Saat itu Mbah
Cholil banyak melindungi kawan-kawanya yang mengalami tekanan dan
pertikaian dengan tentara.
Jika melihat realita sosial yang terjadi pada zaman Mbah Cholil
itu dimana banyak bermunculan masalah-masalah baru yang harus
diselesaikan. Mbah Cholil dituntut untuk memberikan solusi dari ajaran
Islam yang Rahmatan lill’alamin. Secara khusus termasuk di dalamnya
kasus gerakan pemberantasan anggota PKI.248
Dakwah Mbah Cholil dalam politik yang demikian itu
memerlukan norma yang tidak berat sebelah. Dalam hal ini, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan mutlak diperlukan. Karena itu, kegiatan politik
harus memiliki sumber rujukan yang jelas kepada Allah SWT. Pada
246 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011 247 Fathurin Zen, NU Politik; Analisis Wacana Media, (Yogyakarta: LKiS, 2004), hlm. 35 248 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011
![Page 114: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/114.jpg)
101
pemilu 1971 ini Mbah Cholil merupakan calon anggota DPRD tingkat II
dari Partai NU. Sehingga dari hasil pemilu 1971 tersebut ia lolos menjadi
anggota DPRD tingkat II mewakili Partai NU.249 Pada pemilu 1977 Mbah
Cholil tetap konsisten berjuang melalui partai NU. Ia menjadi andalan dari
partai untuk menjadi vote getter. Kehebatannya dalam berkampanye
sangat dipercaya dapat mendongkrak suara pemilu waktu itu.250
Disamping itu Mbah Cholil juga memiliki sikap yang arif dalam
menghadapi Golkar. Pemerintah yang menerapkan konsep monoloyalitas
yang mewajibkan para pegawai negeri untuk memilih Golkar ditanggapi
Mbah Cholil dengan sikap politik yang bijaksana dan tidak frontal
melawan. Hal ini bisa dibuktikan dengan diizinkannya para sahabat dan
rekan seperjuangannya, yang sebelumnya aktif di Partai NU untuk
memilih pindah masuk Golkar. Banyak sahabat dan rekan
seperjuangannya yang menjadi pegawai negeri justru meminta
mengundurkan diri dari pegawai negeri daripada harus keluar dari partai
NU. Permintaan pengunduran diri itu justru dilarang oleh Mbah Cholil
dengan mempersilahkan sahabat dan rekannya untuk bergabung dengan
Golkar dan keluar dari Partai NU. Sikap Mbah Cholil ini dilakukan atas
landasan bahwa orang-orang tersebut akan menjadi lebih bermanfaat dan
berguna di Golkar. Beliau mengharapkan orang-orang NU yang masuk
249 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011 250 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011
![Page 115: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/115.jpg)
102
Golkar nantinya mampu mempengaruhi dan memberikan warna di dalam
tubuh Golkar.251
Pada Muktamar PPP 1992, ia mulai berpikir bahwa PPP ini besar
karena dukungan warga NU. Tetapi ketuanya bukan orang NU. Sehingga
pada tahun 1994, ia mulai mengadakan gerakan di PPP, yang akhirnya
dikenal dengan nama “Gerakan Kelompok Rembang”. Ia dengan teman-
teman berusaha keras untuk bisa menggolkan orang NU menjadi Ketua
Umum PPP. Waktu itu ada wartawan yang menanyakan kepadanya,
apakah tidak lebih baik minta restu dari Pak Harto? ia menjawab: “Saya
tak butuh Pak Harto, Tapi saya hanya butuh Tuhan!”252
Jawaban Mbah Cholil itu menjadi berita dan ramai dibicarakan.
Akibatnya, gagallah upaya menempatkan seorang figur NU menjadi Ketua
Umum PPP. Hanya diberikan kesempatan menduduki Sekjen. Untuk
jabatan Sekjen, orang pilihan yang ia sodorkan waktu itu ialah Matori.
Tetapi ditolak oleh Pak Ismael Hasan. Figur tandingannya adalah Tosari.
Ia merasa kalah total, sebab setiap ia menyodorkan orang-orang NU, setiap
kali juga ditampik dengan menyodorkan orang-orang NU juga. Jadi orang-
orangnya semua ditolak. Mbah Cholil punya satu pandangan bahwa yang
berkuasa mendudukkan orang jadi pemimpin adalah Allah. Jadi, kalau pun
seorang calon banyak didukung, tapi Allah tak menghendaki, nggak akan
jadi.253
251 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011 252 Republika, 12 Agustus 1994. 253 Republika, 12 Agustus 1994.
![Page 116: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/116.jpg)
103
Dakwah Mbah Cholil dalam Politik juga dengan cara mendirikan
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sebab ialah yang memimpin sebuah
tim membidani pendirian partai sebagai wadah aspirasi politik warga
Nahdlatul Ulama (NU) atas desakan para kyai.254 Mungkin itu adalah cara
yang tepat untuk melaksanakan dakwah dengan pendekatan mendirikan
partai politik. Disamping itu merupakan metode Mbah Cholil untuk
pembinaan kader-kader dakwah melalui Partai Politik.255 Disamping itu
situasi terakhir yang menuntut perlu diadakan perubahan untuk
menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran.
Yang mendorong pembentukan Partai Kebangkitan Bangsa
(PKB) adalah mendekati pesan-pesan dari langit yang berarti harus
mempersiapkan untuk membentuk kekuatan. Untuk bisa memperjuangkan
kebenaran itu harus dengan kekuatan. Karena Sesuatu akan tidak
sempurna tanpa sarana itu. Maka, pembentukan partai itu harus dilakukan.
Menurutnya kalau orang NU mempunyai kekuatan politik, nantinya bisa
mempunyai bargaining politik. Kalau tidak mempunyai kekuatan politik,
mana ada bargaining politik. Karena NU hanya kuat di masalah sosial
saja, di masyarakat saja. Di pemerintahan tidak.256
Ketika Mbah Cholil memimpin istighotsah di Surabaya, semua
kalangan mengatakan mbok digagas mendirikan partai. Semua kalangan
IPNU, IPPNU, PMII, Anshor, Fatayat, Muslimat, Suriah, Tanfiziah, tidak
254 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011. 255 Moh. Ali Aziz, Op. Cit. hlm. 76 256 A. Mustofa Bisri, Gus Dur Garis Miring PKB, (Surabaya: MataAir Publishing, 2008),
hlm. 11
![Page 117: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/117.jpg)
104
ada yang berani muncul. Sehingga ia yang muncul. Karena ia merasa
bahwa NU dipinggir-pinggirkan. Makanya harus agak ke tengah sendikit.
Di situ jelas bahwa Dakwah Mbah Cholil adalah mengembangkan Islam
ahlus sunnah wal jamaah. Program pentingnya mengkristalkan harga diri.
Kongkritnya menunjukkan bahwa NU itu besar. Yang lebih riil kepada
kemaslahatan ummat. Sebab kalau berbicara tentang kemaslahatan, akan
berbicara tentang kehidupan. Jadi, sasaran PKB adalah Menegakkan
kebenaran. 257
Ketika terjadi konflik di tubuh PKB antara Syaifullah Yusuf dan Gus
Dur yang hasilnya akan mereposisi Syaifullah Yusuf, Mbah Cholil
berpendapat reposisi itu hanya ketidakpercayaan Gus Dur terhadap
keponakannya, Saifullah Yusuf. ”Jadi lebih pada persoalan Gus Dur dan
Saifullah.” KH Cholil menambahkan, reposisi dengan mengganti Saifullah
Yusuf dari posisi Sekjen sama dengan menuduhnya bersalah.258
Mbah Cholil mengancam, kalau Syaifullah Yusuf dipecat, dia dan
para kiai akan pulang ke pesantren. Diingatkannya, organisasi itu punya
aturan, tidak bisa memecat pengurus seenaknya, apalagi bila yang
bersangkutan tidak bersalah.
"Pemecatan itu tidak sah, batal demi hukum karena tidak didukung 2/3 dari pengurus yang hadir. Sudahlah, kalau mau mengganti, nanti saja sesudah pemilu. Jangan sekarang, karena akan merugikan partai,".259
257 Tempo Interaktif, 24 Juli 1999. 258 H. Fuad Anwar, Melawan Gus Dur, (Yogyakarta: Pustaka Tokoh Bangsa, 2004), Hlm.
119. 259 Jawa Pos, 4 September 2003
![Page 118: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/118.jpg)
105
Sekalipun tidak mengancam, Mbah Cholil mengingatkan para
pimpinan PKB yang getol bikin kisruh lewat pemecatan Syaifullah Yusuf
dari jabatan Sekjen PKB. Menurut dia, dosa besar bila pimpinan PKB
memecat Syaifullah Yusuf. "Jika ditinggalkan para kiai, PKB bisa gembos,
bisa habis. Terus terang, kalau Syaifullah dipecat, para kiai akan marah
karena tausyiahnya diabaikan. Saat ini para kiai ada di belakang Syaifullah,
jadi ndak usah gentar.260
Menurut Mbah Cholil, PKB adalah partai yang dideklarasikan oleh
PBNU. Masalah PKB sudah selesai. Hanya satu PKB yang boleh
mengikuti pemilu. Pertikaian dia kubu antara Matori dan Alwi Shihab
diselesaikan dengan cara politik. Politik itu kan kalah menang, nggak ada
islah. Selain itu, NU tidak boleh mencampuri secara langsung segala
permasalahan dalam tubuh PKB. NU hanya berkewajiban menjaga
khittah.261
Mbah Cholil menghimbau agar semua komponen bangsa itu bisa
saling sapa. Beliau yakin, dengan kerukunan, Allah bisa memberi berkah.
Kalau para pemimpin rukun, yang untung kan rakyat Ada hadis yang baik
untuk menggambarkan itu. Orang PKB itu kan kiai semua. "Orang Islam
yang baik harus meninggalkan yang tidak ada gunanya."262
Ketika ada isu Amien Rais dan Fuad Bawazier ingin
menjatuhkan Gus Dur. Mbah Cholil berpendapat bahwa kejatuhan
seseorang atau tidak, itu menurut beliau terserah kepada Allah. Allah akan
260 Surya, 1 September 2003 261 Dewan Rakyat, 1 Agustus 2003, hlm. 6. 262 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011.
![Page 119: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/119.jpg)
106
melengserkan orang yang dikehendaki. Dalam Al-Qur’an sendiri di
jelaskan: “Qulillaahumma Maalikalmulki tu’tilmulka mas tasyaa
watanzi’ulmulka minman tasyaa watu’izzul man tasyaa watudzillu man
tasyaa biyadiKalkhairu innaKa ‘alaa kulli syai-in Qadiir.” (Q.3: 26)
“Katakanlah, ‘Ya Allah ya Tuhan Penguasa segala kekuasaan, Engkau
berikan kekuasaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau
cabut kekuasaan dari orang yang Engkau kehendaki; Engkau angkat orang
yang engkau kehendaki dan Engkau rendahkan orang yang Engkau
kehendaki; di tanganMulah segala kebaikan. Sengguh Engkau Mahakuasa
atas segala apa saja.263
. Lewat dakwah Mbah Cholil melalui partai politik tersebut,
diharapkan gerakan dakwah memiliki peran dan pengaruh positif dalam
mengelola pemerintahan negara.
2. Pemikiran dalam Bidang Politik
Aktivitas yang dijalani Mbah Cholil mengindikasikan bahwa ia
mempunyai kontribusi besar dalam proses pembangunan dan
demokratisasi di Indonesia. Dalam berdemokrasi, ia ingin menunjukkan
kepada public bahwa demokrasi yang berkembang di Indonesia sekarang
ini perlu diisi oleh kalangan agamawan, agar keputusan-keputusan penting
pemerintah dapat di kontrol olehnya yang akhirnya dapat memberikan
kemaslahatan bagi segenap rakyat Indonesia, tidak hanya untuk kalangan
263 AlQur’an dan Terjemahan, Op. Cit.
![Page 120: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/120.jpg)
107
tertentu saja. Bila penulis amati, apa yang dilakukan Mbah Cholil
sangatlah luar biasa.
Dalam bukunya “Ketika Nurani Bicara” Mbah Cholil memberikan
pesan Yaitu:
Pertama, Jika ingin dihargai oleh masyarakat harus mau mengajar
dengan ikhlas. Jika ingin dihargai oleh pejabat, pahamilah dan ikuti
kegiatan politik. Kedua, Jangan merubah sesuatu yang sudah baik tanpa
membuatnya lebih baik. Biarkan yang baik tetap baik. Yang sudah nyata
harus didahulukan, yang masih diraba-raba tinggalkan. Ketiga, Pelajari
ilmu pengetahuan, dan ajarkan kepada orang-orang dengan cara-cara yang
engkau bisa. Yang bisa ceramah ya ceramah, yang bisa nulis ya nulis, yang
bisa politik ya politik. Pokoknya semampunya. Keempat, Jika orang lain
bisa maka kita pun 'pasti' bisa. Untuk mencapai keberhasilan harus
sungguh-sungguh dalam berusaha. Kelima, Kalau kamu sanggupi (suatu
amanah) maka lakukan sepenuh hati. Kalau merasa tak mampu, jangan
kamu sanggupi.264
Sedangkan menurut KH Yahya Cholil Tsaquf, belajar dari berbagai
pengalaman hidup Mbah Cholil melihat bahwa ada tiga orang yang patut
dikasihani dalam dunia. Pertama, orang kaya yang jatuh miskin. Kedua,
orang yang terhormat yang jatuh hina. Dan, Ketiga, orang yang pintar
264 KH. M. Cholil Bisri, Ketika Nurani Bicara, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2000), hlm. 44.
![Page 121: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/121.jpg)
108
yang dipermainkan oleh orang-orang bodoh.265 KH Yahya Cholil Tsaquf
mengatakan:
”…menurut abah ono wong telu seng kudu di melaske. Siji, wong sugeh seng dadi melarat. Loro, wong terhormat seng dadi ino. Telu, wong pinter seng di enggo dolanan wong bodo…”266
Menurut Prof Ir Eko Budihardjo MSc bahwa Mbah Cholil
merupakan tokoh yang punya kapasitas sebagai peredam konflik. Bahkan,
Forum Rektor Indonesia pernah mengundangnya untuk menyampaikan
pandangan tentang resolusi konflik. Pergaulannya yang luas, plural, dan
pembawaan yang adem (sejuk) rupanya merupakan modal bagi ia untuk
membangkitkan kepercayaan bagi suatu upaya rekonsiliasi.267
Sementara pandangannya tentang demokrasi, dalam buku ia
“Ketika Nurani Bicara” Mbah Cholil melihat masih perlu didefinisikan di
Indonesia. Demokrasi itu bukan berarti kebebasan tanpa batas. Bahkan di
sebuah negara seperti Amerika saja tidak selamanya murni, masih
bercampur dengan otoritarian. Sementara dalam Al-quran atau Hadis tidak
ada tertulis kata demokrasi. Yang ada adalah kesetaraan berbicara atau
sering disebut sebagai musyawarah. Jadi sebenarnya inti demokrasi adalah
musyawarah. Mbah Cholil menyampaikan:
“…Yang harus di tumpas adalah musuh atau pemberontak atau pengganggu keamanan atau penjahat yang melawan, bukan saudara sendiri yang berani menyapa dengan menunjukkan “kancing baju itu, keliru letak itik-itik-nya”. Demokrasi itu sama dengan pengakuan
265 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011 266 Menurut abah ada tiga orang yang patut di kasihani. Pertama, orang kaya yang jatuh
miskin. Kedua, orang yang terhormat yang jatuh hina. Dan, Ketiga, orang yang pintar yang dipermainkan oleh orang bodoh.
267 Suara Merdeka, Rabu, 25 Agustus 2004, hlm. 6.
![Page 122: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/122.jpg)
109
terhadap kesamaan derajat, nilai rembuk, perbedaan pendapat, dan ketidaksamaan dalam bersama, bukan memaksakan kemufakatan.”268
Lebih lanjut Gus Yahya menuturkan bahwa dalam menjalani hidup
ini, salah satu cara pandang yang Mbah Cholil pegang adalah ‘jika orang
lain bisa, mengapa saya tidak bisa’. Hal inilah yang selalu mendorongnya
selalu berusaha melakukan yang terbaik. Namun, ia juga percaya kepada
takdir. “Kalau itu adalah bagian kamu, pasti kamu akan memperolehnya,
tetapi kalau itu bukan milikmu, biar dikerjakan juga pasti sia-sia.”269
Mengenai NU, menurut Mbah Cholil NU itu jamaah ijtima’iyah,
artinya organisasi sosial dan itu secara kultural NU besar dan berakar.
Kalaupun NU mempunyai sayap-sayap itu wajar. Sekalipun tidak punya
sayap politik secara formal. Tapi orang-orang NU banyak berada dalam
berbagai partai politik, seperti dalam PAN, PDIP, GOLKAR, dsb. Tinggal
sekarang bagaimana membuat rumus supaya aspirasi politik orang NU
dapat tersalur dimana-mana.270
Dalam memaparkan bagaimana kegundahan warga nahdliyyin dan
kaum santri menghadapi pemilu 2004, Mbah Cholil mengirim tulisan yang
berjudul “NU, Kiai, dan Pilihan”. Tulisan itu dimuat pada edisi Senin 10
Mei 2004 di harian Suara Merdeka. Berikut ini tiga bait cuplikan tulisan
Mbah Cholil:
“April kemarin, awam bertanya, “Kula nyolos napa, Pak?” Lalu begitu mulai bermunculan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), awam kembali bertanya, “Kula milih sinten, Pak?” Awam dari nahdliyyin tambah bingung dengan majunya tokoh-tokoh
268 KH. M. Cholil Bisri, Ketika Nurani Bicara, Op. Cit, hlm. 37-38. 269 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011 270 Dewan Rakyat, 1 Agustus 2003, hlm. 6.
![Page 123: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/123.jpg)
110
mereka. Hasyim Muzadi digandeng Megawati, Salahuddin Wahid digamit Wiranto, Jusuf Kalla diambil Susilo Bambang Yudhoyono, dan Abdurrahman Wahid maju sendiri.
Yang sesekali membaca Koran dan mendengarkan berita dari televisi atau radio, tidak kalah pusing. Mau menjatuhkan pilihan pada Mega yang berpasangan dengan Hasyim mereka ragu, karena ulasan berita tidak menyenangkan tentang mereka. Mau memilih Wiranto dengan Gus Sholah, atau SBY dengan Jusuf, mereka juga tidak sreg. Sebab, Wiranto dan SBY berlatar belakang militer.
Yang cepat ambil keputusan tentu akan berpihak kepada Hidayat Nur Wahid dan kawan-kawan yang berniat untuk oposisi. Akan tetapi oposisi di sini artinya apa? Tidak ikut memilih presiden/wakil presiden? Atau ikut memilih tetapi tidak masuk dalam jajaran pemerintahan? Atau tidak ikut memilih dan tidak masuk dalam sistem? Atau apa? Sejak merdeka, Indonesia tidak membiasakan pemberlakuan oposisi, meski sebelum merdeka sudah mengenal non-cooperation. Biarlah itu urusan Hidayat dan kawan-kawan yang merumuskannya. Di sini, saya ingin berusaha mencari jawaban dari pertanyaan awam nahdliyyin, “Kulo milih sinten?”271
Tulisan itu merupakan karya terakhir Mbah Cholil di harian Suara
Merdeka. Menurut mantan ketua DPW PPP Jateng Almarhum HA
Thoyfoer MC kepada Suara Merdeka, Mbah Cholil merupakan seorang
sahabat yang berpikiran luas, humoris, dan dapat dijadikan panutan, ia
tidak pernah melupakan semuanya. Misalnya, ketika terjun di dunia
politik, ia tidak pernah melupakan untuk berdakwah agama. Begitu juga
saat ia terjun ke bidang agama, ia juga tidak melupakan masalah
pendidikan.
“Biasanya kalau orang sudah terjun ke satu bidang, tentu akan lupa pada bidang yan lain. Tapi Mbah Cholil tidak, semua bidang diamalkan oleh ia, baik sebagai pengajar, tokoh agama, tokoh Negara, budayawan, penulis, dan masih banyak lagi keahlian lainnya,”272
271 Suara Merdeka, Senin, 10 mei 2004. 272 Suara Merdeka, Kamis Kliwon, 26 Agustus 2004, hlm. 9.
![Page 124: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/124.jpg)
111
Mengenai ancaman Nasionalisme yang waktu itu Negara Indonesia
diterpa berbagai jenis krisis, dari krisis kepercayaan pada pemerintah
sampai krisis ekonomi dan politik, KH M Cholil Bisri menyampaikan:
“Ada tiga hal yang harus dilakukan oleh komponen bangsa saat ini, yaitu mengadilkan keadaan, taqarrub atau mendekatkan diri pada Allah SWT, dan menghindari terciptanya kemiskinan dan jauhi lahirnya anak-anak yatim”.273
Mbah Cholil mendambakan, perbedaan agama, ada istiadat dan
budaya hendaknya tidak menjadi kendala terwujudnya NKRI yang kokoh,
utuh untuk selama-lamanya seperti yang dicita-citakan oleh para pejuang
bangsa. Seperti pertemuan lintas agama di Rembang yang diprakarsai
Mbah Cholil diilhami terjadinya huru-hara di Ambon (Maluku)
Kalimantan Barat dan tempat-tempat lain di Indonesia.274
Mengenai reformasi, menurut Mbah Cholil, agar reformasi terus
berjalan, setiap orang harus mau melangkah bersama. Jangan membawa
dan menempatkan kepentingan pribadi atau kelompok di atas segalanya.
Nanti akan menjadi sirik dan Tuhan pasti akan menghukum bangsa ini. ia
mengimbau agar setiap orang mawas diri dan selalu melihat apa yang telah
diperbuat untuk bangsa dan negeri ini, di mana ia makan dan hidup. Mbah
Cholil menyampaikan:
“…reformasi politik atau politik akomodasi atau apa namanya, arahnya adalah demi menghindar dari terjadinya radikalisme. Sebab, radikal dari mana pun datangnya pasti akan sangat merugikan rakyat… pendekatan kemanusiaan sejatinya yang paling pas bagi masyarakat
273 KH. M. Cholil Bisri, Ketika Nurani Bicara, Op. Cit, hlm. 35. 274 Wawasan, Rabu Wage, 25 Agustus 2004, hlm. 7.
![Page 125: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/125.jpg)
112
Pancasila untuk menemukan, memilih, menentukan solusi bagi problematika hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”275
Menurut Mbah Cholil, dalam hal reformasi, islah, perubahan ke
arah kebaikan dari keparahan yang diakibatkan oleh kesalahan masa lalu,
tidak bisa lantas meninggalkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masih
tersisanya kelompok yang bertahan pada status quo. Atau munculnya
kelompok/perorangan yang merasa lebih berhak berada paling depan. Atau
timbulnya kelompok/perorangan yang menganut mazhab Sim Salabim
(sulapan, tiba-tiba). Sehingga perjalanan reformasi menjadi agak
terganggu karenanya.276
Setelah reformasi, kemudian Presiden Soeharto di gantikan oleh
Presiden BJ Habibie. Tetapi ia tidak mau mendengar suara rakyat. Bahkan
diajak dialog nasional saja ia tidak mau. Kemudian Mbah Cholil menulis
yang di beri judul “Tobat Politik”. Mbah Cholil mengatakan:
“Pemerintah harus melakukan tobat politik. Yang namanya tobat tentu saja harus diawali dengan penyesalan kemudian berikrar untuk tidak melakukannya lagi. Ini berarti, semua yang telah dilakukan Soeharto dan kroninya pada zaman Orde Baru harus ditinggalkan. Kalau dulu pemerintah enggan mendengar suara rakyat, kini harus segera mendengar suara rakyat. Kalau pemerintah terus tidak aspiratif, saya khawatir nanti justru akan mengurangi sejarah Soeharto. Presiden Soeharto kan orang yang sukar belajar dari kesalahan. Nah, kalau sikap seperti itu terus dilakukan Habibie dan pemimpin selanjutnya, saya khawatir nanti ia si-Soeharto-kan juga oleh Allah. Yaitu, diambil kekuasaannya dan dinistakan seperti Soeharto sekarang”.277
Mbah Cholil dikenal sebagai pemerhati sepak bola dunia yang
tajam. Dalam berbagai event, ia aktif mengirim ulasan-ulasan di media
275 KH. M. Cholil Bisri, Ketika Nurani Bicara, Op. Cit, hlm. 40. 276 KH. M. Cholil Bisri, Menuju Ketenangan Batin; Provokasi, (Jakarta: Kompas, 2008),
hlm. 14. 277 KH. M. Cholil Bisri, Ketika Nurani Bicara, Op. Cit, hlm. 78.
![Page 126: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/126.jpg)
113
massa. Tulisannya kaya warna, analisis dengan pendekatan-pendekatan
alternatif. Dan hebatnya lagi semua analisisnya selalu dengan jitu di
kaitkan dengan perkembangan peta social politik di Tanah Air. Daya tarik
utama pertandingan sepak bola, bagi Mbah Cholil adalah bagaimana
seorang pemain yang berhasil mencetak gol, merayakan gol itu dengan
membagi kegembiraan bersama rekan-rekannya. Sementara itu, pemain
yang melakukan kesalahan berusaha keras untuk menebus kesalahan itu
dengan memperbaiki kinerjanya.278
Bagi Mbah Cholil politik bisa di samakan seperti sepak bola, daya
tarik sepak bola terletak pada dua hal yang memuat filosofi kuat.
"Pertama, bagaimana pemain yang mencetak gol dan membagi
kegembiraan untuk semua. Kegembiraan itu tidak dinikmatinya sendiri.
Kedua, bagaimana seorang pemain yang membuat kesalahan, mengakui
kesalahan itu dengan berusaha menebusnya, berjuang keras memperbaiki
penampilannya. Kalau dalam kehidupan sehari-hari orang mau berbuat
seperti itu, kan bagus".279
Dalam memahami Negara, seperti yang di tulis di harian Dewan
Rakyat, 1 Agustus 2003, Mbah Cholil menyampaikan bahwa Negara ini
milik rakyat, terserah bagaimana maunya rakyat. Pada gilirannya nanti
tentu rakyat itu akan menunujukkan bukti kekuasaan kepemilikannya.
Rakyat kita kan tidak pernah memahami rasa kepemilikan atas negara ini, dan tidak pernah diberi kesempatan untuk memahami tentang
278 Suara Merdeka, Rabu, 25 Agustus 2004, hlm. 6 279 Suara Merdeka, Senin, 1 Maret 2004.
![Page 127: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/127.jpg)
114
politik kenegaraan sehingga mereka tidak merasakan sebagai pemilik atas Negara ini.
Rakyat kita memang belum pernah dididik untuk berpolitik, berbangsa dan bernegara. Tidak ada waktu untuk mendidik rakyat. Selama 32 tahun kita tidak pernah diberi kesempatan untuk berbicara dengan rakyat yang di bawah. Partai-partai hanya sampai di tingkat cabang. Selama itu pula rakyat dibikin mengambang. Dibikin terombang-ambing. Semua serba sentral. Belum pernah ada pendidikan politik, belum pernah ada penghentian paternalistic. Semua serba dogmatis.
Kondisi saat ini, menurut saya, kita seperti orang dimasukkan gua, tanpa cahaya, lalu keluar terkena tamparan sinar matahari; mata menjadi silau. Lingkaran kita semua sedang dikuasai oleh kesilauan, sehingga semua dalam kegamangan.280
Mengenai khittah Mbah Cholil berpendapat bahwa khittah untuk
mengurusi ummat, mengurusi banyak orang, mengayomi semua pihak.
Kalau partai itu supaya kami mempunyai akses politik. Kalau punya akses
politik, punya bargaining politik. Kalau tidak mempunyai kekuatan politik,
mana ada bargaining politik. karena khittah sendiri ada, bagaimana
mengatur tentang politik.281
Ketika Suara Merdeka memuat tulisan yang berisi kekecewaan atas
keterlibatan sejumlah kyai di panggung politik praktis. Tulisan itu dari Dr.
Abu Rokhmad kemudian langsung mendapat tanggapan dari Mbah Cholil.
Mbah Cholil menanggapi gagasan Dr. Abu tentang perlunya fiqih
politik, dengan alasan kesibukan kyai yang multi ragam dalam
mengimplementasikan pesan-pesan agama dengan caranya masing-masing,
ia berkesimpulan bahwa fiqih politik kyai sudah ada di “batok kepala”
mereka. Sungguh sangat mulia orang-orang yang ilmunya berada didalam
dadanya (Fishsudur) sehingga kemana saja mereka pergi ilmu itu selalu
280 Dewan Rakyat, 1 Agustus 2003, hlm. 8. 281 Tempo, 24 Juli 2003.
![Page 128: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/128.jpg)
115
terbawa seperti yang dialami Imam Syafi’i dahulu dan tidak lagi
membutuhkan buku, kitab atau disket (Fishuthur). Dan memang begitulah
idealnya ilmu para ulama. Akan tetapi barangkali Dr. Abu dapat mengatakan
bahwa selama ini dirinya belum melihat terjemahan apa yang ada di batok
kepala itu melalui perilaku politik yang dapat dibaca oleh masyarakat
umum, sehingga sah-sah saja jika ia meragukan ada atau tidaknya fiqih
politik yang dijadikan bijakan itu.282
Menurut Mbah Cholil seorang pemimpin harus professional
bertindak, dia harus memenuhi persyarakatn khusus yang antara lain:
Pertama, Dia harus takut kepada Gusti Allah Yang Maha Kuasa.
Karena orang yang takut kepadaNya, dia tidak mau keweleh, akibat Tuhan
adalah tumbuhnya kewibawaan yang sangat di perlukan bagi pemimpin
(menteri misalnya, yang memimpin departemen). Kanjeng nabi menegaskan,
“Man Khafa I-Lah, khawwafahu I-Lahu kulla syai”; barang siapa takut
kepada Tuhan, Dia akan membuat segala sesuatu (termasuk orang) jengah
(segan, sungkan) kepadanya. Kedua, dia harus bersedia menjadi “pelayan”
rakyat. Pelayan dipastikan dekat dengan yang dilayani. Menghargai, peduli,
dan berusaha keras untuk tidak mengecewakan yang di layani, rakyat.
Ketiga, dia orang yang sederhana dan tawadlu. Hanya dia yang bersikap
sederhana dan ber-tawadlu-lah, yang tidak bisa tampil pura-pura. Dia
obyektif dan mengakui ketidakmampuan, bila memang tidak mampu. 283
282 Wawancara Dr. H. Abu Rohmad, 26 Oktober 2011 di kediamannya Perum Karonsih
Ngaliyan Semarang 283 KH. M. Cholil Bisri, Menuju Ketenangan Batin; Kabinet Gus-Mbak, (Jakarta:
Kompas, 2008), hlm. 118-119.
![Page 129: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/129.jpg)
116
BAB IV
ANALISIS DAKWAH DALAM BIDANG POLITIK
KH M CHOLIL BISRI
A. Analisis Materi Dakwah KH M Cholil Bisri Dalam Bidang Politik.
Materi-materi yang disampaikan Mbah Cholil secara keseluruhan
bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits. Oleh karena itu, penggalian materi
dakwah yang disampaikan oleh Mbah Cholil berarti penggalian terhadap Al-
Qur’an dan Hadits serta keadaan sosial yang ada, sehingga ia tidak pernah
kekeringan materi yang membosankan mad’u. Karena semakin kaya seseorang
da’i dengan materi dakwahnya, semakin segar dan mempesona pesan yang
disampaikan.284
Mbah Cholil selalu berusaha dan terus menerus mempelajari dan
menggali ajaran Islam serta mencermati situasi dan kondisi sosial masyarakat,
sehingga materi dakwah dapat diterima oleh objek dakwah dengan baik.
Materi dakwah yang Mbah Cholil sampaikan sendiri mencakup ibadah,
akidah, syari’ah, dan muamalah yang meliputi seluruh aspek kehidupan. Dari
semua materi dakwah yang disampaikan oleh Mbah Cholil tidak bersifat
normatif seperti terdapat dalam Al-qur’an dan Hadits, tetapi juga bersifat
empiris dan operasional. Sehingga materi dakwah yang disampaikan baik
284 karena pada dasarnya Al-Qur’an sendiri merupakan dakwah yang terkuat bagi
pengembangan Islam karena Al-Qur’an mencakup cerita-cerita orang-orang terdahulu dan syariat-syariat serta hukum-hukumnya. Lihat Moh Ali Aziz, Op. Cit, hlm. 105
![Page 130: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/130.jpg)
117
secara kiasan maupun tulisan terdapat sikap keselarasan antara sikap batin dan
perilaku.285
Menurut KH. A. Mustofa Bisri, Mbah Cholil dalam menyampaikan
materi dakwahnya menggunakan Dakwah kontektual yaitu Metode dakwah
yang dilakukan dengan cara memperhatikan hal-hal yang ada diluar teks
aslinya. Mbah Cholil melakukan metode ini dengan harapan agar dakwahnya
lebih mudah diterima oleh masyarakat yang terdiri dari berbagai macam dan
model. Mbah Cholil dalam melakukan dakwahnya selalu memperhatikan
situasi dan kondisi yang akan di dakwahi. Ia dalam menyampaikan materipun
tidak terlalu tektual. Akan tetapi dalam menyampaikan materi juga
menggunakan dalil-dalil akal untuk memperjelas dalil-dalil nakli/ teks asli
ayat al-Qur’an atau al-Hadits yang ada.
Materi dakwah Mbah Cholil ada pada tiga masalah pokok dan
mendasar bagi umat Islam yaitu keimanan, ukhuwah Islam dan pada prestasi
ibadah. Keberhasilan Mbah Cholil dalam berdakwah, karena ia mampu
mengaktualisasikan dan menterjemahkan konsep-konsep Al Qur’an dalam
kehidupan sehari-hari (tekstual dan kontekstual). Disamping itu ia menjadikan
agama dalam dakwahnya sebagai solution (memberi jawaban) terhadap
problem yang dihadapi umat.
Beberapa sebab yang dapat menjadikan dakwah Mbah Cholil dapat
dengan mudah diterima oleh umat antara lain:
285 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011.
![Page 131: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/131.jpg)
118
a. Materi dakwahnya up to date, mampu memberi jawaban terhadap masalah
yang dihadapi umat. Untuk merangsang rasa ingin tahunya untuk selalu
mengikuti dan pada akhirnya umat tersentuh dengan nilai-nilai Islam yang
ia sampaikan. Jika umat tersentuh (bukan tersinggung) maka pasti akan
mendekat.
b. Materi khutbahnya sesuai dengan daya tangkap atau kemampuan umat
sebagai penerima dakwah. Barangkali ia berpegang pada sabda rasulullah
SAW: “Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan daya tangkap
mereka”. Dalam menyampaikan materi dakwah, Mbah Cholil mampu
memilah dan memilih materi sesuai dengan penerima dakwah, karenanya
setelah umat menerima dakwah tidak sedikit yang tadinya mereka jauh
dari agama Islam menjadi dekat, bahkan siap berjuang dan berkorban
untuk Islam.
c. Materi dakwahnya disampaikan dengan hati yang ikhlas, Mbah Cholil
mempunyai prinsip bahwa sesuatu yang keluar dari hati, insya’Allah akan
sampai ke hati, dakwah yang disampaikan dengan hati yang tulus dan
ikhlas akan mudah diterima oleh umat.286
Disamping beberapa sebab diatas, kelebihan yang menyebabkan
keberhasilan dakwah Mbah Cholil antara lain: Mbah Cholil adalah sosok da’I
yang lebih flexible / lentur dalam menjalankan dakwahnya. Misalnya saja
dalam hal menerangkan pakaian menurut Islam. Mbah Cholil mengatakan
bahwa : Islam tidak memerintahkan kepada hambanya agar berpakaian seperti
286 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011.
![Page 132: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/132.jpg)
119
orang Arab sebagaimana yang disampaikan para pelaku dakwah tektual. Akan
tetapi ia menyampaikan bahwa dalam berpakaian itu yang penting menutup
aurat dan laki-laki tidak menyamai perempuan serta sebaliknya. Sedangkan
model dan warna pakaian terserah masing-masing.287
Mbah Cholil sanggup dan mampu mengamati gejala-gejala yang
terjadi di masyarakat, lalu atas dasar pengamatan itu ia menyusun konsep apa
yang dibutuhkan oleh masyarakat. Ia juga mempunyai sandaran vertikal yang
kuat, maka hati akan hidup dan hati yang hidup akan mampu mendeteksi
persoalan, sehingga secara naluriah ia akan dapat memilah dan memilih materi
yang bermanfaat bagi agama dan umat.
Mbah Cholil sanggup mengendalikan diri tidak hanyut oleh
gambaran-gambaran yang enak dan gemerlapan. Ia sanggup menghadapi
berbagai tantangan. Mbah Cholil juga sanggup mengadakan pendekatan
dengan berbagai pihak atau kalangan, sanggup mengadakan pendekatan yang
sifatnya manusiawi, ibarat mencubit tapi tidak terasa sakit.
Kemampuan panggung Mbah Cholil memang tak terbantah, dan
diakui oleh siapapun. Mbah Cholil adalah orator, ahli pidato, yang dapat
mengutarakan hal-hal yang sebenarnya sulit menjadi begitu gamblang. Mudah
diterima oleh orang kota maupun orang desa. Hal-hal berat menjadi ringan.
Yang membosankan menjadi mengasikkan. Yang terlihat sepele menjadi amat
penting. Kritik-kritiknya sangat tajam, meluncur begitu saja dengan lancar dan
menyegarkan. Pihak yang terkena kritik tidak marah karena disampaikan
287 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011.
![Page 133: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/133.jpg)
120
secara sopan dan menyenangkan. Di atas podium ia mampu menyedot emosi
para pendengarnya dengan tuntas. Para pendengar hanyut dibawa cerita yang
dibawakan. Dikisahkan juga ketika Mbah Cholil bercerita tentang Ratu Bilkis
yang dipecundangi oleh Nabi Sulaiman, tentang taman kaca di atas air. Tidak
terasa penat mengikuti pidatonya meskipun sudah berjam-jam.
Dalam menyampaikan dakwahnya Mbah Cholil menyesuaikan diri
dengan umat yang dihadapinya. Materi yang disampaikan disesuaikan dengan
umat yang dihadapinya. Materi yang disampaikan disesuaikan dengan konteks
zaman dan masyarakatnya. Selain itu dakwah disampaikan secara lugas dan
mudah dipahami oleh semua orang yang menghadirinya. Tidak jarang ia
membuat hadirin tertawa terpingkal-pingkal karena kelucuan dari kalimat dan
cerita yang ia sampaikan di atas podium, dan setelah itu hadirin pun dibuat
bersedih dan menangis atas apa yang diceritakan oleh Mbah Cholil tentang
ayat-ayat dan cerita-cerita yang menyedihkan. Bahkan pernah suatu ketika
dalam pengajian ia menceritakan kisah Nabi Nuh di mana pada waktu itu
terjadi banjir besar yang menenggelamkan seluruh jagad raya. Ketika Kan’an
putera Nabi Nuh berteriak histeris memanggil-manggil nama bapaknya Nabi
Nuh, tak terasa hadirin yang menghadiri pengajian tersebut menangis dan
melelehkan air mata”.
Menurut KH Yahya Cholil Tsaquf, Mbah Cholil merupakan seorang
ulama besar yang sangat memperhatikan santrinya, terutama di bidang
pengajian. Mbah Cholil tiap malam sesudah mengajar dan istirahat sekitar satu
setengah atau dua jam, pasti mengelilingi pondok pesantrenya dan melihat-
![Page 134: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/134.jpg)
121
lihat langsung tiap-tiap kamar, jendela, atau pintu. Hal ini Karena ia ingin
menyaksikan secara langsung bagaimana keadaan santri-santri apakah mereka
sedang muthala’ah pelajaran-pelajaran yang baru Mbah Cholil ajarkan ataukah
mereka sudah tidur atau berjalan-jalan ke tempat hiburan.288
Pada pagi hari saat Mbah Cholil mengajar Tafsir Jalalain, Mbah
Cholil sering memberi pertanyaan kepada para santri tentang pelajaran yang
telah diajarkan khususnya pelajaran Alfiyah Ibn Malik. Setiap membaca
lafazh di mana dalam tafsir tersebut ditanyakan misalnya dibaca marfu’ atau
manshub juga ditanyakan baitnya di dalam Alfiyah. Kalau jawaban tepat maka
Mbah Cholil diam, tetapi kalau jawabanya salah atau anak tersebut diam
mikir-mikir maka ia bentak dan marah. Di tengah-tengah mengaji Mbah
Cholil kadang-kadang cerita yang lucu-lucu sehingga santri tenang.
Mbah Cholil sering sekali menasehati santri-santrinya: “kalau kamu
pulang/boyong ke rumahmu, jangan tergesa-gesa mengajar, tetapi carilah
ma’isyah (penghidupan) terlebih dahulu dan kalau sudah berkeluarga buatlah
rumah walaupun seperti apa bentuknya yang penting tertutup rapat. Kalau di
tempat kamu sudah ada kiai/pemimpin hormatilah dia, walaupun mungkin
kamu lebih pandai dari dia.”
Jika dilihat dari keterangan-keterangan tersebut, bahwa materi
dakwah yang disampaikan Mbah Cholil dalam semua kegiatan dakwah dan
pidato-pidato Mbah Cholil sangat mengena dan tidak membuat audien
tersinggung. Memang dalam hal menyampaikan dakwah Mbah Cholil sangat
288 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011
![Page 135: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/135.jpg)
122
pandai membuat para jama’ah menjadi tetegun dan memperhatikan isinya.
Dengan bahasa yang mudah di pahami humoris dan tidak membosankan,
syarat dengan makna dan tidak membuat tersinggung para pendengar.
Berdasarkan analisis materi dakwah Mbah Cholil di atas, dapat
dipahami bahwa yang dijadikan materi dakwah oleh Mbah Cholil bukan
sesuatu yang datang dari Allah SWT saja, lewat wahyu-Nya atau disabdakan
oleh Nabi Muhammad SAW. Tetapi juga adat istiadat, kebudayaan atau hasil
pemikiran manusia yang baik dan tidak bertentangan dengan akal sehat dan
ajaran Islam dapat dijadikan sebagai materi dakwah. Justru yang dilakukan
oleh Mbah Cholil tidak salah kalau Al-Qur’an sangat mendukung pemakaian
akal atau pemikiran secara maksimal karena dengan mempergunakan akal
secara baik dan maksimal akan membawa manusia kepada kemudahan dalam
hidupnya.
B. Analisis Media Dakwah KH M Cholil Bisri Dalam Bidang Politik.
Untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umat, Mbah Cholil
menggunakan berbagai macam media. Adapun media yang di pakai oleh
Mbah Cholil dalam berdakwah yaitu: Lisan, Tulisan, Politik, dan Akhlak.
a. Lisan, inilah media dakwah yang paling sederhana yang digunakan Mbah
Cholil yaitu menggunakan lidah dan suara, dakwah Mbah cholil dengan
media ini berbentuk pidato, ceramah, mengajar, bimbingan, penyuluhan,
dan sebagainya.
![Page 136: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/136.jpg)
123
b. Tulisan, Mbah Cholil juga berdakwah menggunakan media menulis di
buku, majalah, koran, dan sebagainya.
c. Akhlak, yaitu dakwah Mbah Cholil dengan perbuatan-perbuatan nyata
yang mencerminkan ajaran Islam yang dapat dinikmati serta didengarkan
oleh mad’u.
Di samping media dakwah di atas, Mbah Cholil juga menggunakan
media tradisional, yaitu berbagai macam seni pertunjukan yang secara
tradisional dipentaskan di depan umum (khalayak) terutama sebagai sarana
hiburan yang memiliki sifat komunikatif, seperti ludruk, wayang, drama, dan
sebagainya.289
Seperti ketika Mbah Cholil menyelenggarakan sebuah kegiatan seni
dan budaya bertajuk ''Tontonan Rakyat Merdeka-Rembang'' yang
diselenggarakan di Taman Kartini Rembang. Acara itu digagas oleh Mbah
Cholil bersama Komunitas HKR (Himpunan Keluarga Rembang) Jabotabek
dan Impresario 21 dimaksudkan untuk menjaga dan melestarikan seni dan
budaya yang berada di wilayah Rembang seperti Hadrah, Tong Tong Klek,
Tayub, Pencak Silat, Gondorio, Gandang, Laesan, Jambean, Orek-Orek,
Pathol Sarang, Rodat, Tanjidor, Dolanan Bocah (Sum Sum Putu, Sundah
Mandah, Dakon), dan Emprak itu tetap eksis dan menjadi trade mark
Rembang sebagai salah satu entitas budaya di Indonesia. Waktu itu
dimeriahkan juga oleh berbagai nama tenar di blantika kesenian seperti Jajang
289 Melihat budaya Indonesia yang memiliki beranekaragam media Tradisional, maka
dapat dipahamai mengapa para Wali Songo menggunakan media ini sebagai media dakwah. Lihat Moh Ali Aziz, Op. Cit, hlm. 149
![Page 137: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/137.jpg)
124
C noer, Embi C Noer, Ria Irawan, Zainal Abidin Domba, serta tak ketinggalan
KH Mustofa Bisri.290
Melihat kenyataan budaya bangsa Indonesia yang memiliki
beranekaragaman media tradisional, maka dapat dipahami bahwa Mbah Cholil
meniru para Walisongo menggunakan media ini sebagai media dakwah dan
ternyata pilihan media yang digunakan Walisongo menggunakan media ini
menghasilkan masyarakat Muslim yang merupakan mayoritas penduduk
Indonesia.
Selain itu, Mbah Cholil juga menggunakan Pers (surat kabat) sebagai
media dakwah. Media dakwah ini sangat besar manfaatnya sebab termasuk
dari beberapa media massa pembentuk opini masyarakat yang hampir bisa
disebut makanan pokok masyarakat yang mendambakan informasi dan selalu
dapat mengikuti perkembangan dunia. Dakwah melalui media ini Mbah Cholil
gunakan dalam bentuk berita-berita Islam, penulisan artikel-artikel Islam dan
sebagainya.
Seperti yang telah dijelaskan pada bab III, bahwa Mbah Cholil
memanfaatkan sisa waktunya untuk menuliskan gagasannya lewat media
massa lokal maupun nasional. Peristiwa sosial, politik, budaya atau
keagamaan menjadi obyek tulisannya yang kaya nuansa. Tulisan-tulisan Mbah
Cholil sangat khas, kaya istilah-istilah pesantren dan analisis yang tajam.
Gagasan dan pikirannya tersebar di banyak media, seperti Jawa Pos, Suara
Merdeka, Surya, Kompas, Tempo dan lain-lain.
290 Suara Merdeka, Rabu, 25 Agustus 2004, hlm. 6
![Page 138: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/138.jpg)
125
Yang tidak kalah menarik adalah ulasannya mengenai sepak bola.
Boleh disebut, ialah satu-satunya kiai yang hobi olahraga sepak bola, dimana
komentar dan prediksinya membuat kagum para pembaca. Khusus ulasan
sepak bola dunia seperti piala dunia dan Eropa sudah menjadi langganan
media masa nasional. Tulisannya diminta dan diperebutkan banyak media
karena kecemerlangannya dalam membuat analisis.291
Dari uraian media dakwah yang digunakan Mbah Cholil di atas,
tampak jelas bahwa begitu besar pengaruh emosi dan perilaku keagamaan
yang ditimbulkan oleh media yang digunakan Mbah Cholil tersebut, sehingga
patut di contoh oleh para da’i yang belum punya kesadaran untuk memiliki
dan menggunakan media-media tersebut. Jangan Cuma puas dengan dakwah
yang berbentuk ceramah agama di hadapan langsung kelompok agama yang
tentunya amat sempit jangkauannya.
C. Analisis Metode Dakwah KH M Cholil Bisri Dalam Bidang Politik.
Dalam berdakwah Mbah Cholil lebih banyak menggunakan
pendekatan humanistis (kemanusiaan), artinya dalam berdakwah ia lebih
banyak menyentuh, bukan menyinggung, mengajak bukan mengejek,
merangkul bukan memukul, ibarat mencubit tetapi tidak terasa sakit.
Pendekatan ini sebenarnya aplikasi dari metode yang diterapkan oleh
Rasulullah SAW dalam berdakwah.
291 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011
![Page 139: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/139.jpg)
126
Selain menggunakan metode humanistis tersebut, Mbah Cholil
dalam berdakwah menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, karena itu
titik sentralnya dalam berdakwah adalah pesan dakwah harus mengena,
sampai pada sasaran. Hal ini terbukti dengan merasa hausnya umat atas
siraman rohani yang ia sampaikan.
Metode dakwah yang Mbah Cholil gunakan seperti yang terdapat
dalam QS. An-Nahl ayat 125, yaitu ada tiga: hikmah, mau’izatul hasanah,
mujadalah billati hiya ahsan. Mengenai hikmah yang dijadikan metode
dakwah Mbah Cholil, penyampaian ajaran Islam dilakukan untuk
menyampaikan orang kepada kebenaran dengan mempertimbangkan
kemampuan dan ketajaman rasional atau akal si penerima dakwah (mad’u).292
Metode kedua, mauizad hasanat pelajaran yang baik, Mbah Cholil
menggunakan dalil-dalil, argumentasi yang tepat sehingga orang yang di seru
(audien) menjadi puas menerima pelajaran (materi yang diberikan).293
Ketiga, metode mujadalat (tukar pendapat / pikiran atau diskusi)
digunakan Mbah Cholil untuk sekelompok orang yang merasa perlu untuk
menanyakan kebenaran materi-materi dakwah yang disampaikan kepadanya.
Karena apabila melihat tipologi objek dakwah, maka tidak semua orang dapat
menerima dakwah serta merta, ketika ia mendengar seruan itu. Sehingga objek
dakwah dapat menerima dengan perasaan mantap dan puas. Untuk itu lewat
292 Nurcholish Majid, dalam salah satu tulisannya dalam Tabloid Tekad dengan mengutip
pendapat Ibn Rusyd, mengemukakan dakwah dengan hikmah artinya dakwah dengan pendekatan substansi yang mengarah kepada falsafat, dengan “nasihat yang baik” yang berarti retorika efektif dan popular.
293 Apabila dicermati tipologi objek dakwah, maka tampaknya tidak semua orang dapat menerima dakwah serta-merta, ketika ia mendengar seruan itu. Ada sekelompok orang yang merasa perlu untuk menanyakan kebenaran materi-materi dakwah yang disampaikan kepadanya.
![Page 140: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/140.jpg)
127
metode ini, Mbah Cholil memberi isyarat kepada da’i untuk menambah
wawasan dalam segala segi, sehingga dapat memberikan jawaban / bantahan
(berdiskusi) kepada objek dakwah secara baik dan benar.
Dari tiga metode yang digunakan Mbah Cholil di atas, seperti
hikmah adalah suatu metode dalam menyampaikan dakwah lewat ketentuan
yang ditetapkan oleh Allah dan RasulNya. Begitu juga dengan mauidzah,
Mbah Cholil menyampaikan Islam lewat dalil-dalil Al-Qur’an yang tepat dan
jelas, sehingga objek dakwah menjadi puas dan tenang jiwanya. Sedangkan
mujadalah hasanah, lebih bersifat aplikatif dan bisa diterapkan Mbah Cholil
dengan bertukar pikiran atau berdiskusi dengan baik.
Selain itu Mbah Cholil juga menggunakan metode langsung dan
tidak langsung. Di mana dalam metode langsung, Mbah Cholil mengadakan
hubungan langsung secara pribadi dan kekeluargaan kepada mad’u. Hemat
penulis, penggunaan dakwah Mbah Cholil dalam metode langsung lebih
efektif karena Mbah Cholil mempunyai hubungan yang bersifat face to face,
seperti keluarga, perkumpulan tetangga, organisasi-organisasi, dan
perkumpulan yang lain.
Sedangkan metode tidak langsung yang digunakan Mbah Cholil
yaitu dengan mengadakan hubungan tidak langsung kepada individu atau
masyarakat yang menjadi mitra dakwah. Dalam hal ini Mbah Cholil tidak
secara langsung berhubungan dengan objek tetapi menggunakan alat antara.
Seperti yang dilakukan Mbah Cholil mengubah aturan yang sudah berlaku,
![Page 141: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/141.jpg)
128
mendirikan sarana peribadatan, gagasan mendirikan rumah sakit, mewarnai
objek budaya / wisata dengan warna agamis dan sebagainya.
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa metode dakwah yang
digunakan Mbah Cholil ada tiga, yaitu:
a. Dakwah qoiliyah yaitu dakwah Mbah Cholil yang berbentuk ucapan atau
lisan yang dapat didengar oleh mitra dakwah / dakwah bil lisan yang
meliputi: Pertama, Khotbah ceramah yang disampaikan Mbah Cholil di
depan beberapa orang yang berbentuk ceramah agama, pengajian khutbah
dan sebagainya. Kedua, Diskusi dengan topik tertentu dengan bertukar
pendapat yang dilakukan Mbah Cholil dengan beberapa orang dalam satu
pertemuan. Ketiga, Tanya jawab dengan cara Mbah Cholil memberikan
pertanyaan atau memberi jawaban terhadap persoalan-persoalan yang
diajukan satu pihak atau kedua pihak.
b. Dakwah kitabiyah / tulis, yaitu penyampaian dakwah yang digunakan
Mbah Cholil melalui tulisan. Dalam metode ini Mbah Cholil
menyalurkannya melalui media massa, buku-buku dan sebagainya.
c. Dakwah bil hal, yaitu penyampaian dakwah yang dilakukan Mbah Cholil
dengan tidak menggunakan kata-kata lisan maupun tulisan tetapi dengan
tindakan nyata.
Dari analisis metode dakwah Mbah Cholil di atas, dapat diketahui
bahwa Mbah Cholil adalah sosok yang memiliki kepedulian tinggi terhadap
berbagai hal yang menimpa pada jama’ah dan umat, ia sangat peduli dan
mengurusi hal-hal yang kecil dan remeh. Sehingga dengan begitu metode
![Page 142: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/142.jpg)
129
dakwah yang dilakukan oleh Mbah Cholil dapat mengena kepada semua
lapisan masyarakat.
D. Analisis Kepribadian KH M Cholil Bisri
Mbah Cholil mempunyai perawakan besar, tinggi, dan gagah yang
menimbulkan kesan meyakinkan dan menyenangkan. Orang-orang yang dekat
denganya secara cermat mengamati tingkah laku dan sikap perbuatan Mbah
Cholil baik sewaktu ia sendirian maupun bersama banyak orang. Diantara
sifat-sifat keteladanan yang menonjol dari Mbah Cholil sebagai berikut:
a. Memiliki kasih sayang yang besar kepada sesama, terutama kepada para
santri. Kasih sayang Mbah Cholil kepada santri-santrinya tampak
menonjol ketika ia menghadiri undangan-undangan dakwah di luar kota
yang jaraknya kadang-kadang ratusan kilometer dari Rembang. Pada saat
ia naik ke podium ia selalu berdoa untuk para santri dan putera-puteranya:
“Ya Allah, apabila amal dakwah ini Engkau terima, sudilah Engkau
menganugerahkan imbalan berupa futuh (terbukanya pintu ilmu dan
terungkapnya tabir kebodohan) bagi para santri dan anak-anak saya.”
Setelah selesai pengajian ia berusaha untuk selalu pulang malam, untuk
paginya mengajar para santrinya yang disayangi.
b. Sangat Dermawan
Banyak orang yang secara materi telah menerima tetesan
kedermawanannya. Karena terlalu dermawan sering kali Mbah Cholil
ditipu oleh orang-orang yang suka memanfaatkan kedermawanannya
dengan pura-pura sangat membutuhkan pertolongan. Bukti lain dari
![Page 143: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/143.jpg)
130
kedermawanannya adalah bahwa Mbah Cholil selama masa hidupnya
tidak pernah makan sendirian. Setiap ia makan pasti mengajak siapa saja
yang diinginkannya. Bahkan ketika tidak ada orang di rumahnya maka ia
memanggil teman-temannya untuk di ajak makan bersama. Sering kali
orang yang dipanggil itu merupakan orang yang oleh masyarakat
dikucilkan tetapi oleh Mbah Cholil justru diajak makan bersama.
c. Memiliki pendirian yang teguh
Banyak orang yang kurang memahaminya bahwa Mbah Cholil merupakan
orang yang keras hati. Mbah Cholil memang orang yang teguh dalam
pendirian, ia berpegang pada semboyan bahwa “seorang mukmin yang
kuat, lebih baik dari seorang mukmin yang lemah”. Sikap dan pendirian
yang teguh ini juga ditunjukkan pada Pemerintahan Orde Baru.
d. Menghormati Cendekiawan, tanpa memandang orang, golongan, dan asal
muasalnya. Mbah Cholil adalah sosok yang sangat menghormati orang
yang cerdas dan pandai. Ia sangat sayang dan menghargai kepada santri
yang cerdas. Demikian juga ia sangat menghormati orang yang
mempunyai pemikiran yang luas.
e. Memiliki ambisi yang besar dalam meraih kesuksesan, ulet dan kreatif
dalam berusaha. Hal ini dapat dilihat pada bab sebelumnya yang
menunjukkan betapa Mbah Cholil merupakan sosok yang ulet dan kreatif.
f. Suka bergaul dengan orang-orang kecil atau rakyat bawah. Mbah Cholil
sering dijuluki sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat, tokoh yang
populis. Mbah Cholil tidak pernah membeda-bedakan dalam pergaulan. Ia
![Page 144: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/144.jpg)
131
bisa bergaul dengan rakyat kecil, anak-anak jalanan, termasuk bergaul
dengan orang-orang yang oleh masyarakatnya dikucilkan.
g. Sangat menghormati guru atau kiai
Penghormatan kepada orang yang pandai itu lebih-lebih dilakukan oleh
Mbah Cholil kepada gurunya. Ia sangat menghormati KH Mahrus Ali dan
KH Ali Ma’shum yang telah memberikan ia ilmu dan mengajarinya
tentang banyak hal. Setiap ia mengajar pasti sebelumnya ia berdoa untuk
kebaikan gurunya tersebut.
h. Humoris.
Dalam setiap pidatonya Mbah Cholil tidak pernah meninggalkan
humornya. Mbah Cholil bisa membuat orang yang menyimak pidatonya
itu tertawa terpingkal-pingkal atas apa yang disampaikannya. Hal ini juga
dilakukannya ketika ia mengajar kepada para santrinya. Ini semua ia
lakukan agar para santrinya dapat menyimak pelajaran dan tidak
mengantuk. Selain itu dalam setiap humornya pasti mengandung pesan-
pesan moral.
E. Analisis Dakwah KH M Cholil Bisri Dalam Bidang Politik.
Pada dasarnya, dakwah yang dilakukan oleh Mbah Cholil telah
terdapat dalam nash al Quran. Bahkan secara bertahap al Quran menerangkan
cara-cara berdakwah dengan hikmah dan pelajaran yang baik dengan tujuan
supaya di terima oleh masyarakat. Karena berdakwah dengan segala
bentuknya adalah wajib hukumnya bagi setiap manusia. Sebagaimana dalam
![Page 145: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/145.jpg)
132
ayat yang diturunkan secara bertahap, hal tersebut menunjukan bahwa dakwah
antara lain berupa amar ma’ruf, nahi munkar, berjihad memberi nasehat dan
sebagainya. Ayat tersebut terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 186, Surat
An-Nahl ayat 125, Surat Al-Imran ayat 104.
Jika dilihat dari dakwah Mbah Cholil pada masanya, maka meskipun
Mbah Cholil sangat sibuk melakukan aktivitas-aktivitas politik, namun ia
tidak pernah meninggalkan dan melupakan tugasnya sebagai seorang kiai dan
pengasuh pondok pesantren. Sebagai pengasuh ia tetap menjalankan
kewajibannya mendidik dan mengajar kepada para santrinya. Sebagaimana
yang telah di lakukan oleh KH Bisri Mustofa yang merupakan abahnya.294
Para kiai termasuk para da’i mutlak, bahkan dijadikan sebagai
pijakan dalam melakukan aktivitas dakwah, meskipun banyak kesibukan di
luar itu, karena selemah-lemahnya keadaan seseorang, setidaknya ia masih
memiliki kewajiban menolak kemungkaran dengan hatinya, kalau ia masih
ingin dianggap Allah SWT, sebagai orang yang masih memiliki iman. Maka
penolakan kemungkaran dengan hati merupakan benteng penghabisan tempat
berdiri. Sebagaimana hadits Imam Muslim yang mengisyaratkan bahwa
berdakwah melalui profesi yang dimiliki seorang muslim atau da’i juga cara
terbaik dalam mencapai tujuan dakwah.
294 Para kiai termasuk Mbah Cholil mutlak, bahkan dijadikan sebagai pijakan dalam
berdakwah. Sebagaimana abahnya Mbah Bisri Mustofa. Lihat Ahmad Zaenal Huda, Mutiara Pesantren, Perjalanan Khidmah KH. Bisri Mustofa, (Yogyakarta: LKIS. 2005), hlm. 22. lihat juga Beennadeeb, Para Pejuang Dari Rembang; Biografi KH. Bisri Mustofa dan KH. Cholil Bisri, (Mata Air Syndicate, Bhina Grafika, 2006), hlm. 6.
![Page 146: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/146.jpg)
133
Maka sebagai kiai, Mbah Cholil tidak akan pernah meninggalkan
sunnah Nabi. Termasuk dalam seluruh bentuk aktivitas dakwahnya. Tanpa
terkecuali dalam dakwah Mbah Cholil di bidang politik. Untuk menganalisis
dakwah Mbah Cholil dalam politik tersebut, tentunya analisis dakwah akan
menjadi pijakan dasar, untuk menentukan sejauh mana dakwah Mbah Cholil
berpijak pada sunnah Nabi.
Permasalahan yang mendasar pada kasus ini adalah aktivitas
dakwah Mbah Cholil yang berkecimpung dalam bidang politik, yang
sebelumnya banyak masyarakat memandang bahwa politik itu kotor. Dalam
hal ini, untuk mendapat kejelasan substansi pembahasan, kodifikasi dari
sejarah Nabi akan memberikan gambaran umum terkait apa yang dapat
diambil dari ketentuan-ketentuan Nabi.
Dalam Sirah Nabawiyah tergambar dengan jelas bahwa dakwah yang
tidak ditopang dengan otoritas politik tidak dapat berjalan secara efektif. Pada
awal dakwah Islam di Makkah, Nabi Muhammad harus menelan pil pahit
kegagalan akibat perlakuan keras dari kafir Quraisy. Sedangkan pada masa
sesudahnya, Nabi Muhammad mengumumkan satu piagam Madinah seiring
diakuinya sebagai kepala pemerintahan masyarakat Madinah. Nabi
Muhammad menuai sukses besar dalam waktu yang tidak terlalu lama.295
Dari situ dapat di lihat bahwa tujuan Nabi Muhammad, sejak piagam
Madinah dan fase paling awal dakwahnya di Madinah, adalah untuk
mengubah konfederasi kesukuan menjadi sebuah masyarakat baru yang di
295 Antoni Black, Pemikiran Politik Islam; Dari Masa Nabi Hingga Masa Kini,
Terjemahan, (Jakarta :PT Serambi Ilmu Semesta. 2001), hlm.37.
![Page 147: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/147.jpg)
134
kendalikan oleh ajaranya tentang moral. Tampaknya upaya Mbah Cholil
dengan mendirikan PKB meniru dengan yang dilakukan Rosululllah pada
waktu itu.
Sebagaimana sosok Mbah Cholil, dalam melaksanakan aksi
dakwahnya tidak memandang apa yang akan ia dapatkan dari usaha yang
dilakukannya. Bagi Mbah Cholil kepentingan umat adalah segalanya. Di dunia
politik, Mbah Cholil mengawali karier politiknya tahun 1973 sampai wafat. Ia
di kenal sebagai jurkam (juru kampanye). Ini mengindikasikan bahwa sosok
Mbah Cholil adalah ulama yang terbiasa menghadapi heterogenitas umat.296
Pada perkembangan selanjutnya, Sebagaimana lazimnya para kiai
pengasuh pesantren, Mbah Cholil mendidik santri-santrinya dengan metode
bimbingan dan memberikan motivasi kepada santri-santrinya, bukan sekedar
memindahkan ilmu dari kiai kepada santri, hal ini dilakukan agar mereka
dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam yang berhaluan Ahlus
Sunnah Wal Jama’ah, dan mendorongnya untuk mampu mengembangkan
ilmu yang telah mereka peroleh di pondok. Sehingga semua itu diusahakan
Mbah Cholil secara lahiriah dan batiniah disertai dengan rasa penuh kasih
sayang.297
Dari riwayat ini dan riwayat Mbah Cholil di depan, dapat kita
ketahui bahwa, Mbah Cholil selalu mendorong untuk bersatunya para ulama
dan umara’ dengan cara mencetak kader-kader Nahdhatul Ulama yang handal.
296 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011 297 Beennadeeb, Op. Cit, hlm 32
![Page 148: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/148.jpg)
135
Dalam hal ini, menurut Mbah Cholil, perjuangan itu bisa dilakukan dengan
dua cara:
Pertama, lewat jalur politik dan Kedua, lewat jalur dakwah /
pendidikan. Meskipun Mbah Cholil sangat sibuk melakukan aktivitas-aktivitas
politik, Namun ia tidak pernah meninggalkan dan melupakan tugasnya sebagai
seorang kiai dan pengasuh pondok pesantren. Sebagai pengasuh ia tetap
menjalankan kewajibannya dan mengajar para santrinya.
Ide pemikiran Mbah Cholil adalah penerapan konsep Ahlus Sunnah
Wal Jama’ah dalam kehidupan umat Islam. Sehingga untuk mewujudkan
obsesinya tersebut, Mbah Cholil selain melakukan dengan berdakwah bil hal
(dengan cara tindakan, keteladanan), dan bil lisan (dengan cara lisan, ceramah,
pengajian), ia juga menggunakan cara dengan menulis.
Menurut penulis, bahwa Mbah Cholil dalam menjalankan tugas
dakwahnya menggunakan pendekatan yang bisa di terima berbagai macam
kalangan. Dalam menyampaikan dakwahnya ia menyesuaikan diri dengan
umat yang dihadapinya, selain itu dakwah disampaikan secara lugas dan
mudah dipahami oleh semua orang yang menghadirinya. Dengan menerapkan
dakwahnya, ia melakukan dakwah bil hal (secara tindakan, keteladanan) dan
bil lisan (secara lisan, ceramah) ia juga menggunakan cara menulis.
Dari keterangan di atas, Pertama-tama yang harus kita perhatikan
adalah, menentukan bentuk dakwah yang dilakukan Mbah Cholil dalam
bidang politk (pada masanya), karena kita harus mengikuti sejarah
kehidupannya. Dan berdasarkan keterangan-keterangan di atas, dapat
![Page 149: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/149.jpg)
136
disimpulkan ada dua kemungkinan. Pertama, Mbah Cholil berdakwah melalui
politik struktural, dimana jabatan tertinggi yang ia pegang adalah Wakil Ketua
MPR RI. Kedua, bahwa Mbah Cholil berdakwah melalui ceramah, pendidikan
dan penulisan. Sebagaimana dalam sejarah kehidupan Mbah Cholil yang
diperkuat oleh wawancara-wawancara yang penulis lakukan.
Jika mengambil kemungkinan pertama, maka kita anggap Politik
yang digunakan oleh Mbah Cholil bukanlah untuk mempengaruhi orang untuk
dijadikan tombak mencari masa, akan tetapi politik tersebut, yaitu bagaimana
untuk mempengaruhi mad’u agar berbuat yang baik untuk penyebaran agama
Islam seperti zaman Rasulullah SAW.298 Dengan demikian, tujuan dakwah
sebagai bagian seluruh aktivitas dakwah. Bahkan lebih dari itu tujuan dakwah
sangat menentukan dan berpengaruh terhadap penggunaan metode dan media
dakwah, sasaran dakwah sekaligus strategi dakwah.299
Riwayat ini dikuatkan oleh Bukhori Muslim. Rosulullah berkata:
“Sesungguhnya segala pekerjaan dengan niat, dan bahwasanya bagi setiap
urusan (perkara) tergantung dengan apa yang diniatinya. Maka barang siapa
yang berhijrah menuju keridhaan Allah dan RasulNya, maka hijrahnya karena
Allah dan RasulNya, dan barang siapa yang berhijrah karena dunia (harta atau
kemenangan dunia) atau karena wanita yang dikawininya, maka hijrahnya itu
ke arah tujuan”.
298 Politik bermakna memberi pendidikan etika, sedangkan menurut terminologi syara’
bermakna memberi pendidikan etika atas perbuatan atau perilaku-perilaku politik. Lihat Ali Maschan Moesa, Nasionalisme Kiai: Konstruksi Sosial Berbasis Agama, (Yogyakarta: LKiS, 2007), hlm. 241
299 Moh. Ali Aziz, Op. Cit, hlm. 151
![Page 150: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/150.jpg)
137
Dan jika mengambil kemungkinan kedua, berarti menganggap bahwa
Mbah Cholil Dalam bidang dakwah adalah seorang muballig handal. Ia adalah
orator dan singa podium. Sebagai seorang muballig ia sering berdakwah
keluar kota.
Masing-masing dari kumpulan keterangan di atas, penulis berusaha
mencari keterangan yang lebih rajih (kuat). Dengan cara membidiknya dari
segi sumbernya. Akan tetapi dari keterangan yang telah dipaparkan diatas,
menurut hemat penulis semuanya dapat dipertanggung jawabkan, dengan
pertimbangan bahwa para narasumber merupakan orang orang yang
terpercaya.
Mbah Cholil juga dikenal ulama moderat dan sering melakukan
terobosan-terobosan pemikiran yang bersifat intelektualitas. Kemampuan
Mbah Cholil dalam berpidato memang diakui oleh siapapun, ia adalah orator,
ahli pidato, sosok yang mampu menggabungkan antara keluasan serta
kedalaman ilmu, kecerdasan akal dan menyampaikan gagasan dengan bahasa
yang mudah dipahami, tutur katanya yang renyah, humoris dan mudah
diterima oleh orang desa maupun orang kota. Materi yang disampaikan
disesuaikan dengan konteks zaman dan mayarakat.300
Dakwah yang seperti itu termasuk dakwah bi al-mujadalah ni al-laty
hiya ahsan, yaitu dakwah yang tidak mengandung unsur pertikaian, kelicikan
dan kejelekan, sehingga mendatangkan ketenangan dan kelegaan bagi juru
dakwah. Dengan demikian, mujadalah tidak dilakukan oleh orang-orang yang
300 Wawancara KH A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011.
![Page 151: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/151.jpg)
138
berada dari golongan awam atau orang-orang yang berada di antara golongan
cerdik, pandai, terpelajar, dan memiliki wawasan yang luas, karena dalam
kehidupan seharí-harinya mereka telah terbiasa berpikir kritis dan rasional.301
Mbah Cholil tidak pernah membedakan satu orang dengan yang
lainnya, bagi ia semuannya sama. Berbagai aktivitas yang dijalankan Mbah
Cholil dalam forum apa saja selalu memberikan nilai lain bagi para
pengagumnya, karena ia telah mensinergikan kekuatan nalar kritis
kemodernan dengan daya kritis kepesantrenan. Sehingga terpadu utuh
epistemologi keilmuan yang mengakar dan selalu diterima semua pihak.
Seakan dengan kehadirannya, para hadirin akan merasa lega dan mendapatkan
nilai-nilai keislaman yang tiada taranya”.
Dari pemaparan di atas, dapat kita pahami bahwa, keahlian dan
kehebatan Mbah Cholil dalam menyampaikan dakwahnya sudah menjadi hal
yang tidak diragukan lagi, bahwa untuk ukuran muballig waktu itu, Mbah
Cholil merupakan muballig handal daerah Jawa Tengah, Jawa Timur dan
sekitarnya tidak ada duanya.302
Dapat dipahami juga, bahwa Mbah Cholil adalah sosok kiai yang
tidak diragukan lagi. Jasa-jasanya dalam mengembangkan pesantren yang
ditinggalkan ayahandanya sudah menjadi sebagian bukti kontribusinya dalam
memberdayakan masyarakat. Namun memandang Mbah Cholil hanya dari sisi
ke-kiai-annya kayaknya hampa dan usang. Hal ini dikarenakan ia merupakan
tokoh lintas sektoral, lintas politik, budaya, bahkan lintas agama. Maka dari
301 Moh. Ali Aziz, Op. Cit, hlm. 149 302 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011
![Page 152: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/152.jpg)
139
itu, tidaklah heran apabila ia aktif dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan
dan perpolitikan.
Hemat penulis, aktivitas dakwah pada masa Mbah Cholil dapat
dijadikan landasan untuk dijadikan acuan. Bahwa disamping dakwah kultural
dan struktural, Mbah Cholil merupakan sosok da’i yang multidimensi,
tentunya dengan semua alasan yang melatar belakanginya. Sehingga
kesemuanya merupakan aktivitas dakwah politik dengan dakwah
multidimensi.303
Jika melihat Realita sosial yang terjadi pada zaman Mbah Cholil.
Yaitu pada masa orde baru dimana banyak bermunculan masalah-masalah
baru yang harus diselesaikan. Mbah Cholil dituntut untuk memberikan solusi
dari ajaran Islam yang Rahmatan lill’alamin. Secara khusus termasuk di
dalamnya kasus gerakan pemberantasan anggota PKI. Saat itu beliau aktif
sebagai Ketua Anshor. Ia melarang kawan-kawannya menganiaya orang-orang
PKI. Ia sendiri tidak mau melakukannya.
Permasalahan dalam metode dakwah Mbah Cholil dalam bidang
politik sebagaimana telah diterangkan di bab sebelumnya dimulai sejak masa
G30S PKI, masa orde baru, masa pemilu 1971, masa pemilu 1977, masa
pemilu 1982, masa pemilu 1992, antara lain: Ketua PPP Rembang (1973-
1995), Ketua MPW PPP Rembang (1995-1998), anggota FPP DPRD II
Rembang (1970-1982), Pimpinan Dewan FPP DPRD II Rembang (1982-
303 Dalam konteks aktivitas dakwah, kegiatan dakwah dapat mengambil dua bentuk, yakni
dakwah struktural dan dakwah kultural. Lihat Muhammad Sulthon, Desain Ilmu Dakwah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 26.
![Page 153: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/153.jpg)
140
1992), anggota FPP DPR/MPR RI (1992-1997), anggota Fraksi Utusan
Daerah MPR RI Pusat (1997-1999), anggota FKB DPR/MPR RI (1999-2004),
Wakil Ketua MPR RI (2002-2004) menggantikan Matori Abdul jalil sampai
akhir masa hayatnya.
Dakwah Mbah Cholil dalam politik yang demikian itu memerlukan
norma yang tidak berat sebelah. Dalam hal ini, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan mutlak diperlukan. Karena itu, kegiatan politik harus memiliki
sumber rujukan yang jelas kepada Allah SWT. Mbah Cholil dalam
melaksanakan kegiatan berpolitik selalu menjalankan perintah-perintah Allah
untuk membangun masyarakat yang adil. Dengan kata lain, pemilu yang
bertujuan untuk membina kehidupan berpolitik dan ketatanegaraan yang
demokratis, mengembangkan pemerintahan yang demokratis, adil dan
mengayomi rakyat, maka pemilu tidak lagi bersifat duniawi, akan tetapi
menjadi urusan ukhrawi, sehingga melaksanakan pemilu yang benar, bersih,
jujur dan adil merupakan Ibadah.
Selanjutnya Mbah Cholil juga memanfaatkan kehandalan orasi
ataupun diplomasinya dalam politik praktis tanpa meninggalkan tujuan awal
dari dakwah itu sendiri. Di dunia politik Mbah Cholil mengawali karier
politiknya pada tahun 1973 sebagai ketua Partai Persatuan Pembangunan
(PPP) Cabang Rembang. Sebelumnya ia pernah di daulat menjadi ketua GP.
Anshor Rembang dan Ketua NU Rembang. Akhirnya dimulai dari situlah
Mbah Cholil mulai berdakwah melalui politik.
![Page 154: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/154.jpg)
141
Jika dianalisis dari kronologi kejadian di atas, penulis dapat
mengurutkan metodologi Mbah Cholil dalam berdakwah memberikan
keputusan pada beberapa tahapan. Pertama, ketika Mbah Cholil mendapatkan
masalah yang dihadapi, maka Mbah Cholil mengembalikannya kepada sunnah
Rasul. Terbukti dengan keberanianya ditengah kesewenang-wenangan Orde
Baru ketika itu, Mbah Cholil berani menyuarakan kebenaran-kebenaran
walaupun itu beresiko besar kepada dirinya dan kelompoknya.
Kedua, Sebagai seorang politisi, Mbah Cholil tidak lepas dari
seorang yang memiliki lawan-lawan politik. Akan tetapi karena ia tidak mau
memisahkan antara politik dan agama, sehingga dalam menghadapi lawan-
lawan politik, maka sikap yang diambil Mbah Cholil tetap berdasarkan pada
agama dan unsur kekiaiannya yang muncul. Meski secara politik berlawanan,
tetapi sebagai seorang kiai atau ulama ia tetap dan selalu membawa dan
memberikan nasihat-nasihat agama. Oleh karena itu tidak pernah ada
konfrontasi antara ia dengan lawan-lawan politiknya. Tidak ada musuh yang
frontal. Semua tokoh nasional mengakui kebesarannya.
Tentunya kebijakan Mbah Cholil dalam berdakwah tetap
berlandaskan kemaslahatan sosial masyarakat. Jika dilihat dari kemaslahatan
pada keterangan di atas, terdapat pada pencegahan merebaknya konflik para
tokoh masyarakat. Dimana kondisi perpolitikan yang selama ini dirasakan
tidak dapat mencegah dan mendatangkan kemaslahatan, maka dibutuhkan
resolusi konflik. Oleh sebab itu, jika hal tersebut dibiarkan, maka keadaan
akan semakin buruk.
![Page 155: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/155.jpg)
142
Maka, kekuatiran Mbah Cholil sangatlah logis. Disamping karena
merebaknya konflik juga karena kerusakan moral yang berujung pada lahirnya
orang-orang yang meremehkan agama. Untuk mengatasinya, Mbah Cholil
melihat kemaslahatan syar’i sebagai tujuan utama. Mbah Cholil mencoba
menerapkan esensi dan nilai substansi dari sunnah Nabi yang dilaksanakan
sebelumnya.
Mbah Cholil sangat tidak menyukai adanya perpecahan umat,
apalagi perpecahan dalam lingkungan internal NU. Ia sangat menjunjung
tinggi adanya persatuan, persaudaraan antara sesama. Pandangannya tentang
negara, sangat berharap syariat Islam dapat terlaksana di masyarakat
Indonesia. Dalam perjuangan dan organisasi Mbah Cholil mendorong untuk
bersatunya para Ulama dan Umara’ dengan cara mencetak kader-kader
Nahdhatul Ulama yang handal.
Jika kita telaah, terlihat bahwa kebijakan- kebijakan Mbah Cholil
selalu selaras dengan perintah al Qur’an dan al Sunnah yang berlaku.
Sehingga dari substansi ayat dan sunnah itu sendiri mengandung
kemaslahatan.304 Dengan kemaslahatan tersebut Mbah Cholil melaksanakan
dakwahnya.
Kemaslahatan yang di maksud, Mbah Cholil dalam berdakwah
memiliki tiga kemampuan sekaligus yang jarang di miliki tokoh-tokoh yang
lain. Ketiga kemampuan yang merupakan kelebihan ia adalah articulation,
304 Sementara, al-Syatibi mengungkapkan bahwa tujuan dari diturunkannya syari`at tidak
lepas dari tiga kategori, daruriyyat, hajiyyat dan tahsiniyyat. Lihat Al-Syatibi, al-Muwafaqaat fi Ushul al-Ahkam, Dar el-Fikr, Juz II, hlm 3-5.
![Page 156: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/156.jpg)
143
dokumentation, dan organizing. Dengan kemampuan pertama, ia dapat
menyampaikan gagasan-gagasan dan ide-ide besarnya dengan bahasa yang
baligh dan mudah di pahami, dan ia sangat terkenal sebagai mubaligh, orator,
atau ahli pidato yang mampu membangkitkan emosi audiens, tetapi ia tidak
pernah menyinggung orang lain.305
Adapun kemampuan Kedua, ia tidak seperti kiai-kiai atau tokoh-
tokoh lain yang hanya mampu berbicara dan berpidato, tetapi ia juga mampu
mendokumentasikan gagasan-gagasannya dalam bentuk buku yang ilmiah,
dan juga sebagai muallif yang produktif. Ketiga, ia aktivis pergerakan yang
mampu mengelola dan memeneg organisasi dan kelompok masyarakat, baik
konteks lokal maupun nasional.
Jika melihat realita sosial pada masa Mbah Cholil, substansi dakwah
dalam bidang politik lebih kepada solusi untuk mencegah menyebarnya
perpecahan, konflik dan orang-orang yang meremehkan agama. Tidak hanya
terhadap substansi kemadaratan politik itu sendiri. Karena pada dasarnya,
semua sepakat bahwa antara politik dan agama tidak dapat dipisahkan dan
demi mendatangkan kemaslahtan. Maka, hemat penulis bahwa metode yang
dipakai Mbah Cholil dalam berdakwah menggunakan media politik adalah
mutlak.
Alasan Mbah Cholil memakai metode dakwah dalam bidang politik
karena perjuangan Mbah Cholil sangat giat dalam bertabligh, ta’lim, dan ta’lif.
Seperti dalam pembentukan Piagam Madinah, ternyata ada semangat untuk
305 Wawancara KH Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011
![Page 157: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/157.jpg)
144
tidak hanya melindungi umat Islam, tetapi juga menyelamatkan Madinah
sebagai tempat dimana umat Islam dan pemeluk agama lainnya hidup secara
ko-eksistensi. Semangat tersebut tampak dari adanya keinginan untuk menjaga
dan menyelamatkan Madinah dari berbagai serangan orang luar, terutama
kaum Quraisy Makah.
Mbah Cholil adalah seorang aktifis dari Partai Kebangkitan Bangsa.
Karena ialah lahir Partai Kebangkitan Bangsa dan banyak para Kiai dan Santri
yang bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa itu. Semua itu karena
dakwah dan pidatonya sangat mengena dan tidak membuat audien
tersinggung, dalam hal menyampaikan pidato, ia sangat pandai membuat para
jama’ah (mad’u) menjadi tertegun dan memperhatikan isinya. Dengan bahasa
yang mudah di pahami, humoris, dan tidak membosankan.
Sebagai seorang politisi, Mbah Cholil tidak lepas dari seorang yang
memiliki lawan politik. Akan tetapi karena ia tidak mau memisahkan antara
politik dan agama, maka sikap yang diambil Mbah Cholil tetap berdasarkan
agama. Meski secara politik berlawanan, tetapi sebagai seorang kiai atau
ulama ia tetap dan selalu membawa dan memberi nasihat-nasihat agama.
Pandangannya terhadap banyak hal termasuk dalam masalah keagamaan,
sosial politik, ke-NU-an sangat utuh dan lengkap. Semua itu karena ia
merupakan lautan ilmu, kecakapan dan kedalaman ilmunya sangat dikagumi
dan diakui oleh para kiai, jarang ada kiai yang menyamainya. Mbah Cholil
selain sebagai kiai yang alim, juga merupakan singa podium yang mampu
![Page 158: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/158.jpg)
145
menggaet semua lapisan dan segmen masyarakat baik perkotaan maupun
pedesaan, dan dari kalangan elite politik maupun kiai.306
Dalam mengatasi permasalahan kekinian, dimana masalah ekonomi,
politik, hukum, mempengaruhi prilaku masyarakat yang berujung kepada
rusaknya generasi penerus bangsa. Parahnya lagi, beredarnya kasus korupsi
menjadi ciri rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Sebagai
agama yang sholihun likulli makanin wazamanin dituntut untuk memberikan
solusi yang solutif terhadap permasalahan tersebut.
Ketika beberapa daerah rusuh. Mbah Cholil mengajak para elit
politik ini berpikir jernih. Mbah Cholil mengajak agar para politisi kembali
apa yang sudah bisa pegang jangan sampai di lepas. Kalau sudah merajut
benang-benang menjadi kain, sekarang dibongkar lagi kain itu untuk menjadi
kain kembali. Itu firman Allah. Jadi kalau sudah mempunyai negara kesatuan
yang baik, Republik Indonesia dari Sabang sampai Merauke, apa akan di
pecah-pecah. Kalau itu dibiarkan dan elit politik terus mengumbar nafsunya
untuk meraih kedudukan , untuk meraih sukses politik yang lebih besar,
kasihan pada rakyat.
Bercermin pada kasus Mbah Cholil, dengan memakai metode politik
diharapkan dapat mengkolaborasikan seluruh elemen masyarakat untuk
mencapai kemaslahatan yang sesuai dengan syari’at. Sebagai sosok tauladan
tentunya aktivitas yang dijalani Mbah Cholil mengindikasikan bahwa ia
306 Semua itu karena ia merupakan lautan ilmu, kecakapan dan kedalaman ilmu ia sangat
dikagumi dan diakui oleh para kiai, jarang ada kiai yang menyamainya. Lihat Bennadeb, op.cit.,hlm. 42.
![Page 159: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/159.jpg)
146
mempunyai kontribusi besar dalam proses pembangunan dan demokratisasi di
Indonesia. Dalam berdemokrasi, ia ingin menunjukkan kepada public bahwa
demokrasi yang berkembang di Indonesia sekarang ini perlu diisi oleh
kalangan agamawan, agar keputusan-keputusan penting pemerintah dapat
dikontrol olehnya yang akhirnya dapat memberikan kemaslahatan bagi
segenap rakyat Indonesia, tidak hanya untuk kalangan tertentu saja. Bila
penulis amati, apa yang dilakukan Mbah Cholil sangatlah luar biasa.
Dari beberapa tahapan dapat kita gabungkan dalam dua poin
sebagaimana berikut: Pertama, Mbah Cholil tidak pernah berfikir untuk
berdakwah memalui media politik, kecuali setelah keadaan sosial masyarakat
berubah dengan menyebarnya kemaslahatan ditengah-tengah masyarakat.
Karena hal itu, Mbah Cholil merasa kuatir jika perilaku elit politik hanya
membawa dan menempatkan kepentingan pribadi atau kelompok di atas
segalanya. Maka kemudian ia mengimbau agar setiap orang mawas diri dan
selalu melihat apa yang telah diperbuat untuk bangsa dan negeri ini, di mana
ia makan dan hidup.
Kedua, Mbah Cholil tidak melaksanakan kebijakan-kebijakan
politik, kecuali terlebih dahulu ia bermusyawarah dengan para sahabat. Dalam
Al-quran atau Hadis telah dijelaskan tentang kesetaraan berbicara atau sering
disebut sebagai musyawarah. Jadi sebenarnya inti demokrasi adalah
musyawarah.
Dari banyak sumber, penulis tidak banyak menemukan kekurangan
dari sosok Mbah Cholil bahkan cenderung menampilkan, kelebihan atau
![Page 160: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/160.jpg)
147
kehebatan Mbah Cholil yang banyak. Hanya saja Mbah Mus berkata ”salah
satu kekurangan Mbah Cholil adalah kurang memperhatikan putra-putrinya
tapi lebih mementingkan santri-santrinya.
Demikian halnya di dalam kancah perpolitikan Indonesia saat itu,
Mbah Cholil terjun langsung ke dalam politik praktis, akan tetapi beliau lebih
terfokus dalam kegiatan dakwah masalah pondok pesantrennya. Dimana pun
ia berada, ia lebih menekankan pentingnya penyebaran syari’at Islam,
memperjuangkan kebenaran walaupun kendaraan yang dipakai beliau saat itu
adalah partai kebangkitan bangsa.
Disatu sisi lain, kenyataan seperti itulah yang oleh para pakar politik
dianggap sebagai sebuah kelemahan. Kelemahan yang lain adalah beliau tidak
populer di kalangan aktivis politik praktis fanatic, karena prinsip yang selalu
ia pakai yaitu politik kebangsaan dan ia kurang memeprhatikan putra-putrinya.
Dari beberapa hal yang penulis sampaikan, dapat di lihat bahwa
dalam dakwahnya, Mbah Cholil tidak mau memisahkan antara politik dan
agama. Sehingga selain sebagai seorang ulama yang disegani, ia juga seorang
politisi handal yang sejati. Semua perjuangannya dilakukan dengan niat
memperjuangkan agama Allah dan untuk ibadah.
![Page 161: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/161.jpg)
148
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan terhadap Dakwah KH. M.
Cholil Bisri Dalam Bidang Politik maka diperoleh kesimpulan dari hasil
penelitian tersebut, yaitu:
1. Materi dakwah yang digunakan oleh Mbah Cholil bukan sesuatu yang
datang dari Allah SWT saja, lewat wahyu-Nya atau disabdakan oleh Nabi
Muhammad SAW. Tetapi juga adat istiadat, kebudayaan atau hasil
pemikiran manusia yang baik dan tidak bertentangan dengan akal sehat
dan ajaran Islam dapat dijadikan sebagai materi dakwah. Justru yang
dilakukan oleh Mbah Cholil tidak salah kalau Al-Qur’an sangat
mendukung pemakaian akal atau pemikiran secara maksimal karena
dengan mempergunakan akal secara baik dan maksimal akan membawa
manusia kepada kemudahan dalam hidupnya.
2. Media dakwah yang digunakan Mbah Cholil yaitu: Lisan, Tulisan,
Politik, dan Akhlak, Mbah Cholil juga menggunakan media tradisional,
Pers (surat kabat), Gagasan dan pikirannya tersebar di banyak media,
seperti Jawa Pos, Suara Merdeka, Surya, Kompas, Tempo dan lain-lain.
Tampak jelas bahwa begitu besar pengaruh emosi dan perilaku
keagamaan yang ditimbulkan oleh media yang digunakan Mbah Cholil
tersebut, sehingga patut di contoh oleh para da’i yang belum punya
![Page 162: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/162.jpg)
149
kesadaran untuk memiliki dan menggunakan media-media tersebut.
Jangan Cuma puas dengan dakwah yang berbentuk ceramah agama di
hadapan langsung kelompok agama yang tentunya amat sempit
jangkauannya.
3. Dari metode dakwah Mbah Cholil, dapat diketahui bahwa Mbah Cholil
adalah sosok yang memiliki kepedulian tinggi terhadap berbagai hal yang
menimpa pada jama’ah dan umat, beliau sangat peduli dan mengurusi
hal-hal yang kecil dan remeh. Sehingga dengan begitu metode dakwah
yang dilakukan oleh Mbah Cholil dapat mengena kepada semua lapisan
masyarakat.
4. Dalam Politik, Mbah Cholil tidak mau memisahkan antara politik dan
agama. Sehingga selain sebagai seorang ulama yang disegani, beliau juga
seorang politik handal. Semoga perjuangannya dilakukan dengan niat
memperjuangkan agama Allah SWT. Dalam kehidupan berpolitik, Mbah
Cholil kurang dikenal oleh aktivis politik praktis fanatik. Beliau lebih
mengedepankan prinsip politik kebangsaan.
5. Politik yang digunakan oleh Mbah Cholil bukanlah untuk mempengaruhi
orang untuk dijadikan tombak mencari masa, akan tetapi politik tersebut,
yaitu bagaimana untuk berdakwah mempengaruhi mad’u agar berbuat
yang baik untuk penyebaran agama Islam seperti zaman Rasulullah
SAW. Dengan demikian, Politik menurut beliau adalah salah satu cara
untuk mendidik dan berdakwah kepada masyarakat.
![Page 163: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/163.jpg)
150
B. Saran-saran
Dari semua penjelasan di atas, penulis mengaharapkan agar bangsa
Indonesia, khususnya umat Islam dan lebih khusus lagi masyarakat pesantren
bisa mengetahui dan mengambil hikmah dari keteladanan seorang figur Mbah
Cholil. Dalam bidang politik, marilah kita teladani prinsipnya yaitu prinsip
politik kebangsaan yang mengedepankan kepentingan bangsa dan negara
daripada kepentingan politik praktis yang mengarah kepada kepentingan partai
dan golongan.
C. Penutup
Puji Syukur ke hadirat ilahi, karena berkat rahmat dan hidayahnya penulis
dapat merampungkan penulisan skripsi ini. Terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu kelancaran penggarapan tulisan sederhana ini.
Tiada Gading yang tak retak. Begitu juga skripsi ini. Tentu masih banyak
kekurangan dan kesalahan. Saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk
perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.
![Page 164: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/164.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Abdalla, Ulil Abshar, Pesantren dan Budaya Tulis” dalam Membakar Rumah Tuhan: Agama Privat dan Publik, cet II, Bandung: Rosda, 2000.
Abdullah, Dzikron, Metodologi Dakwah, Semarang: Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang, 1989.
Achmad, Amrullah (ed), Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, Yogyakarta: PLP2M, 1985.
Ahmad, Amrullah, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, Yogyakarta: Prima Duta, 1983.
A Hasjmy dkk, Pengantar Ilmu Dakwah, (Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama IAIN Jami’ah Ar-Raniry Darussalam, 1984/1985.
A Hasimy, Dustur Da’wah Menurut Al-Qur’an, Jakarta: Bulan Bintang, 1974.
al-Bukhari, Imam, Shaheh Bukhari, Darul Fikr, Istambul. ND.
Al-Ghajal, Amar Ma’ruf Nahi Munkar, Op. Cit, hlm. 35.
Al-Qrdhawi, Yusuf, Kebangkitan Gerakan Islam (dari masa transisi menuju kematangan), Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003.
A Muis, Komunikasi Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001.
Anas, Ahmad, Paradigma Dakwah Kontemporer (aplikasi teoritis dan praktis solusi problematika kekinian), Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2006.
Anwar, H. Fuad, Melawan Gus Dur, Yogyakarta: Pustaka Tokoh Bangsa, 2004.
Anshari, Endang Saifudin, Kuliah Al-Islam, Jakarta: Rajawali, 1992.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1992.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Ash Shiddiqi, Tengku Muhammad Hasbi, Islam dan Politik Bernegara, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2002.
![Page 165: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/165.jpg)
Baidan, Nashruddin, Perkembangan tafsir al-Qur'an di Indonesia, Jakarta: Tiga Serangkai, 2003.
Beennadeeb, Para Pejuang Dari Rembang; Biografi KH. Bisri Mustofa dan KH. Cholil Bisri, Mata Air Syndicate, Bhina Grafika, 2006.
Bidang Aparatur Organisasi PB PMII, Hasil Kongres Ke-XVI Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, (di terbitkan oleh PB PMII 2008-2010, 2008.
Bisri, A Mustofa, Ngetan-ngulon ketemu KH A Mustofa Bisri: Refleksi 61 th. K.H.A. Mustofa Bisri, Jakarta: HMT Foundation, 2005.
Bisri, KH. M. Cholil, Menuju Ketenangan Batin; Provokasi, Jakarta: Kompas, 2008.
Bisri, M. Cholil, Ketika Nurani Bicara, Cetakan II, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000.
Bisri, Mohammad Cholil, Berdagang dengan Tuhan, Bekasi: Al-Kautsar Prima Indocamp, 2004.
Black, Antoni, Pemikiran Politik Islam; Dari Masa Nabi Hingga Masa Kini, Terjemahan, Jakarta :PT Serambi Ilmu Semesta. 2001.
Cahyono, Cheppy Hari, Ilmu Politik dan Perspektifnya, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1991.
Daulay, Hamdan, Dakwah di tengah persoalan budaya dan politik, Yogyakarta: PT. Kurnia Kalam Semesta, 2001.
Dewan Rakyat, 1 Agustus 2003
Dhofier, Zamakhsari, Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, Jakarta: LP3ES, 1982.
Dr. Phil, Astrid S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, Bandung: Bina Cipta, 1977.
Drs. H. M. Arifin M.Ed, Psikologi Da’wah Suatu Pengantar Studi, Jakarta: Bulan Bintang, 1977.
Gamma, volume 4, masalah 10-15, garda media mandiri, 2002
Gunawan, Adi, Kamus Praktis Ilmiah Populer, Surabaya: Kartika, Edisi Terbaru.
![Page 166: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/166.jpg)
Hadawi dan Mimi Martin, Penelitian Terapan, Yogyakarta: Gajahmada University Press, 1996.
Hasan, Muhammad Kamal, Modernisasi Indonesia: Respons Cendekiawan Muslim, Surabaya: Bina Ilmu, 1987.
Hasbullah, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999.
Hadits Arbain An-Nawawiyah, Terjemahan, Cet. IV, Surabaya: Media Insani Press, 2003.
Huda, Ahmad Zaenal, Mutiara Pesantren, Perjalanan Khidmah KH. Bisri Mustofa, Yogyakarta: LKIS. 2005.
Ja’cub, Drs. Hamzah, Publistik Islam dan Dakwah, Bandung: CV. Diponegoro, 1973.
Jawa Pos, 4 September 2003
Khoirudin, Menuju Partai Advokasi, Yogyakarta: Pustaka Tokoh Bangsa, 2005.
Koentjaraningrat, Metode Antropologi, Jakarta: Penerbitan Universitas, 1958.
Kuntowijoyo, Identitas Politik Umat Islam, Bandung: Mizan, 1997.
Kurnia, MR, Al-Jamaah, Tafarruq dan Ikhtilaf, (Bogor: Al Azhar Press, 2002)
Liddle, R. William, Pemilu-pemilu Orde Baru: Pasang Surut Kekuasaan Politik, Jakarta: LP3ES, 1992.
Ma’arif, Dr. Ahmad Safi’i, Membumikan Al-Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995.
Madjid, Nurcholis, Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta: Paramadina, 1997.
Madjid, Nurcholis, Islam Keindonesiaan dan Kemoderan, (Jakarta: Paramadina, 1993).
Mahrus Ali dan MF. Nurhuda Y, Pergulatan Membela yang Benar, Biografi Matori Abdul Djalil, (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2008)
M. Arifin, Psikologi Dakwah, Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977)
![Page 167: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/167.jpg)
Mas’ud, Abdurrahman dkk, Dinamika Pesantren dan Madrasah, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan Pustaka Pelajar, 2002)
Misrawi, Zuhairi, Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari; Moderasi, Keumatan, dan Kebangsaan, (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2010)
Moesa, Ali Maschan, Nasionalisme Kiai: Konstruksi Sosial Berbasis Agama, (Yogyakarta: LKiS, 2007)
Mulkhan, Abdul Munir, Kiai Ahmad Dahlan: jejak pembaruan sosial dan kemanusiaan : kado satu abad Muhammadiyah, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2010)
Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004)
Mursyid, Ahmad Murodi eds, Spektrum dan Garis Perjuangan Pelajar Nahdhatul Ulama: Hasil Kongres XVI Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama 19-24 Juni 2009, (Jakarta: Sekjend PP IPNU, 2010).
Muslim, Imam, Shaheh Muslim, Maktabah Masyhad al-Husainy, Qahira.
M. Ustov Abi Sri, In Memoriam: KH. Bisri Mustofa, (Risalah NU, PWNU Jateng, 1979)
Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998)
Natsir, Mohammad, Fiqhud Da’wah, (Jakarta: Media Da’wah, 2000
Pimay, Awaludin, Paradigma Dakwah Humanis, (Strategi dan Metode Dakwah Prof. KH. Saifudin Zuhri), (Semarang: Rasail, 2005
Raharjo, M. Dawam (ed), Pesantren dan Pembaharuan, (Jakarta: LP3ES, 1988
Rahmat, Jalaludin dkk, Hegemoni Budaya, (Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1997
Rais, Amien, Cakrawala Islam, (Jakarta: Mizan, 1987
Ridwan, Nur Khalik, NU & Bangsa 1914-2010; Pergulatan Politik & Kekuasaan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010
Rohmad, Dr. Abu, Eksperimentasi Politik Dakwah Islam : Studi Analisis Strategi Dakwah Partai Kebangkitan Bangsa, (Makalah, Tidak Di Publikasikan
![Page 168: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/168.jpg)
Rudy, Teuku May, Pengantar Ilmu Politik, Wawasan Pemikiran dan Kegunaanya, (Bandung: PT. Eresco, 1993
Sadzali, Munawir, Islam dan Tata Negara, (Jakarta: UI Press, 1995
Saidi, Anas, Makalah-makalah Metodologi Penelitian, (makalah tidak diterbitkan
Saifudin, Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998
Sjadzali, Munawir, Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran (Jakarta: UIP, 1993
Smith, Donald Eugene, Agama dan Modernisasi Politik: Suatu Kajian Analitis, (Jakarta: Rajawali Press, 1985
Suara Merdeka, Senin, 1 Maret 2004.
Suara Merdeka, Senin, 10 mei 2004.
Suara Merdeka, Rabu, 25 Agustus 2004
Suara Merdeka, Kamis Kliwon, 26 Agustus 2004
Subagyo, P Joko, Metodologi penelitian Dalam Teori Dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991
Sulthon, Muhammad, Desain Ilmu Dakwah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003
Suprayogo, Imam, Tobroni, Metodologi penelitian Sosial-Agama, (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2001
Surbakti, Ramlan, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia, 1992
Surya, 1 September 2003
Sutrisno, Hadi, Metodologi Research (Jilid I), (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2000
Syukir, Asmuni, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983
Tasmara, Totok, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Radar Jaya, 1987
Tempo, 24 Juli 2003.
Tim Penulis Depag RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Diponegoro, 2004
![Page 169: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/169.jpg)
Triatmo, Agus Wahyu dkk, Dakwah Islam Antara Normatif dan Kontektual, (Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang, 2001
Turmudi, Endang, Perselingkuhan kiai dan kekuasaan, (Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2004
Turmudhi, Endang, Perselingkuhan kiai dan kekuasaan, (Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2004
Wawancara KH. A Mustofa Bisri, 8 Maret 2011 .di kediamannya Jl. KH. Bisri Mustofa No.1-3 Leteh Rembang.
Wawancara KH. Yahya Cholil Tsaquf, 7 Maret 2011 di kediamannya Jl. KH Bisri Mustofa No. 1-3 Leteh Rembang.
Wawancara Gus Ipul salah satu putra Mbah Kholil, 6 Maret 2011.
Wawancara Bapak Amroni, 8 Maret 2011 di Kediamannya Leteh Rembang.
Wawancara KH. Makin Shoimuri dan K. Amroni, 8 Maret 2011.
Wawancara KH. Syarofuddin Ismail Al-Qoyimas, 7 Maret 2011.
Wawancara Bapak Rosid, salah satu santri senior. 7 Maret 2011
Wawancara Dr. H. Abu Rohmad, 26 Oktober 2011 di kediamannya Perum Karonsih Ngaliyan Semarang
Wawancara Masruhan Samsuri (Salah satu Tokoh PPP), 27 Februari 2011.
Wahid, Abdurrahman, Politik Sebagai Moral, Bukan Institusi, Majalah Prisma, no.5, 1995.
Wawasan, Rabu Wage, 25 Agustus 2004
Winardi, Pengantar Ilmu Politik, Jakarta: Mandar Maju, 1994
Yunus, Mahmud, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Yayasan Penterjemah Al-Qur’an
Zen, Fathurin, NU Politik: Analisis Wacana Media. Yogyakarta: LKiS, 2004
Ziemek, Manfred, Pesantren dalam Perubahan Sosial, Jakarta: P3M, 1986
![Page 170: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/170.jpg)
Wawancara KH. Yahya Cholil Tsaquf:
di PP. Roudlotut Tholibin (TPI) Leteh Rembang
Gus.. apa yang mendorong Mbah Cholil menggagas pembentukan Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB) ?
Ya, mendekati pesan-pesan dari langit.
Lebih jelasnya bagaimana gus?
Itu ajaran yang berarti kamu harus mempersiapkan dirimu untuk membentuk
kekuatan. Untuk bisa memperjuangkan kebenaran itu harus dengan kekuatan.
Kenapa harus dengan partai?
Sesuatu akan tidak sempurna tanpa sarana itu. Maka, sarana itu harus dilakukan.
Dengan kebesaran NU selama ini, apakah tidak cukup?
Ya, tetap nggak ada dapat apa-apanya gitu, kok. Ya, misalnya saja NU
mempunyai kekuatan politik, kan nantinya bisa mempunyai bargaining politik.
Kalau ia tidak mempunyai kekuatan politik, mana ada bargaining politik. Dan itu
disadari benar.
Tapi, selama ini NU kan cukup kuat?
Ya, kuat. Tapi di masalah sosial saja, di masyarakat saja. Di pemerintahan kan
tidak.
Bukankah NU sudah kembali ke khittah 1926 dan tidak berpolitik?
Jelas, kalau khittah kan mengurusi ummat, mengurusi banyak orang, mengayomi
semua pihak. Kalau partai itu supaya kami mempunyai akses politik. Kalau punya
akses politik, punya bargaining politik.
![Page 171: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/171.jpg)
Apakah itu tidak bertolak belakang dengan khittah?
Nggak. Dalam khittah sendiri ada, bagaimana mengatur tentang politik.
Sebenarnya dari mana ide pembentukan partai ini?
Ya, dari langit. Itu perintah.
Apakah dari kalangan muda NU atau dari kalangan kiai?
Semua kalangan. abah sudah berkeliling ke mana-mana. Ketika abah memimpin
istighotsah di Surabaya, semua kalangan mengatakan mbok digagas mendirikan
partai. Semua kalangan IPNU, IPPNU, PMII, Anshor, Fatayat, Muslimat, Suriah,
Tanfiziah, tidak ada yang berani muncul. Ya, abah yang muncul.
Bukan semata-mata keinginan Mbah Cholil?
Nggak, nggak. Semua orang. Semua orang merasa bahwa NU itu dipinggir-
pinggirkan. Makanya harus agak ke tengah sendikit.
Bagaimana prospek PKB waktu itu?
Prospeknya jelas. Kita punya orang-orang. Punya SDM. Kita punya pendukung.
Kita punya moral.
Bagaimana dengan adanya partai Islam yang lain?
Selama ini kan ada dum-duman, ada pembagian-pembagian lahan. Dan itu yang
kita kembangkan.
Kenapa PKB waktu itu tidak dipimpin oleh Gus Dur sendiri?
Gus Dur memimpin NU.
Atau, kenapa tidak Mbah Cholil sendiri yang memimpin PKB?
![Page 172: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/172.jpg)
Abah orang Rembang, disuruh memimpin Jakarta, ya nggak dong.
Kan bisa pindah ke Jakarta?
Pindah ke mana? Ngawur aja.
Apa program penting PKB bagi kemaslahatan ummat?
Program pentingnya mengkristalkan harga diri.
Lebih kongkritnya?
Kongkritnya menunjukkan bahwa NU itu besar.
Yang lebih riil kepada kemaslahatan ummat?
Ya jelas. Itu rinci sekali. Sebab kalau kita berbicara tentang kemaslahatan, itu kita
berbicara tentang kehidupan. Kalau kita ngomong tentang kehidupan, tentu sangat
bervariasi. Jadi, variasi-variasi ini harus didasarkan secara detil. Makanya tidak
bisa diomongkan dalam waktu singkat.
Mbah Cholil sudah memperkirakan bagaimana perolehan suara waktu itu?
Untuk sesuatu yang belum terjadi, kita nggak boleh memprediksi apa-apa kecuali
kira-kira, ya. Kira-kira warga NU yang terdaftar saja lima puluh juta. Katakanlah
yang ikut politik lima puluh persen, kan jadi dua puluh lima juta.
Apakah PKB juga memperhatikan masalah lain, pendidikan, misalnya atau
lainnya?
Itu biar diurus NU-lah. Sekarang kita ini memikirkan politik saja dulu.
Jadi, sasaran ke depan PKB itu apa?
Menegakkan kebenaran.
![Page 173: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/173.jpg)
Wawancara KH. A. Mustofa Bisri:
Mbah.. Riyen Mbah Cholil Niku Alite Pripun?
Mbah Cholil kui mbiyen cilike grapyak karo koco-koncone, pokoke kabeh di
kancani karo dekne, nek ono kancane seng tukaran mesti dekne seng bakal misah.
Wektu Mondok ten krapyak pripun Mbah?
Mbah Cholil di minta abah neng Krapyak Yogyakarta manggon neng pondoke
Kyai Ali Ma’shum. Setahun neng krapyak Mbah Cholil kui di manjakke Kyai Ali.
Trus pas balek Rembang ketemu Kyai Mahrus kancane ngaji abah wektu cilik.
Kyai Mahrus njaluk karo abah ben Mbah Cholil melu neng Kediri.
Ten Krapyak dangu mboten mbah?
Mbah Cholil neng Krapyak ora suwi kok, ketoke ora nyampe setahun.. Mbah
Cholil kui mbiyen aktivis PMII loh, podo karo awakmu.. malah ndekne kui salah
sijine seng ndirikke PMII neng IAIN SUKA, Mbah Cholil yo seneng olahraga
karo seni mulakno awet cilik senenge nulis karo ngalamun
Sak wusi ten Lirboyo terus pripun?
Pas umur 19 tahun Mbah Cholil njaluk karo abah neng Makkah. Soale kanggo
ndalami agomo karo golek berkah. Abah ngabulke trus di titipke karo 3 kyai
lasem seng meh neng makkah. Neng Makkah Mbah Cholil sekolah neng Darul
Ulum.
Kapan Mbah Cholil mulai terjun ten politik Mbah?
Tahun 1971 Mbah Cholil mulai mlebu partai. Kerono ono ikatan karo Kyai Bisri,
ia diangkat dadi Wakil Ketua Partai NU Cabang Rembang.
![Page 174: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/174.jpg)
Masalah pembentukan PKB niku pripun Mbah?
Asline Mbah Cholil luweh patut di arani deklarator PKB (Partai Kebangkitan
Bangsa) ketimbang Gus Dur. Sebab ia seng mimpin tim mbidani pendirian partai
kanggo wadah aspirasi politik warga Nahdlatul Ulama (NU) kerono desakan poro
kyai. Gus Dur selaku Ketua Umum NU wektu kui malah nolak pendirian partai.
Awale, ana 72 deklarator PKB, ora termasuk Gus Dur. Tapi pas deklarasi
pendirian PKB kui disampeke PBNU, nama-nama deklarator kui dicoret dadi lima
orang tok.
Wawancara Gus Ipul:
Gus.. Masalah pendidikan terhadap putra-putrinya Mbah Cholil itu gimana?
Mbah Cholil termasuk pribadi yang sangat demokratis. Hal ini bisa dilihat dengan
cara beliau memberi kebebasan secara penuh kepada anak-anaknya dalam hal
pendidikan, terutama pendidikan agama. Semua itu beliau lakukan berdasarkan
keyakinan bahwa secara lahir, putra-putrinya yang diterjunkan dalam lingkungan
pondok, tanpa disuruh secara otomatis akan tergerak dalam sendirinya untuk
belajar karena pengaruh dari lingkungannya.
Wawancara Pak Amroni:
Bagaimana hubungan Mbah Cholil dengan santrinya pak?
Karena cintanya Mbah Cholil pada para santri beliau rela pulang-pergi Jakarta-
Rembang hanya untuk keperluan mengajar, meskipun hanya sehari beliau pulang
dan kembali ke Jakarta (terutama hari Selasa). Bahkan untuk gajian beliau waktu
itu selaku wakil ketua MPR habis hanya untuk membeli tiket.
Kok saget ngoten?
Soale antara beliau dengan santri telah terjalin hubungan batin, sehingga beliau
mengatahui bagaimana kondisi para santri. Ketika kebanyakan dari santri
![Page 175: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/175.jpg)
mengkhawatirkan perihal masa depannya yang belum jelas karena status sebagai
santri, maka saat mengajar beliau sering bercerita tentang konsep hidup, konsep
mencari rizki, optimisme dll.
Kapan Mbah Cholil maringi nasehat pak?
Kabeh santri iso ketemu kanggo ngaji karo beliau pas ba’da subuh tok.. pas
kuilah beliau ngeki cerito, petuah, semangat, utowo konsep urip dll
Wawancara KH. Syarofuddin:
Mbah Cholil kalau mendidik santri itu pripun pak?
Dalam mendidik santri, Mbah Cholil tidak hanya menggunakan sistem
konvensional yang dipraktekkan oleh lembaga formal yaitu transfer of knowledge
(memberikan pengetahuan an sich). Namun, sesuai dengan pesan sang abah,
beliau pun tidak pernah lupa mendoakan para santri agar memperoleh ilmu yang
bermanfaat. Dengan upaya semacam ini para santri diharapkan senantiasa berjalan
lurus dalam mengamalkan dan memanfaatkan ilmunya.
Contohnya gimana pak?
Ada suatu cerita bahwa Mbah Cholil pernah menasehati seorang santri dengan
nasehat yang terdengar tegas. Kata beliau ketika itu kalau hanya ingin menjadi
orang yang alim jangan berguru kepada beliau, masih banyak kyai lain yang bisa
mengajar demikian. Disini hanya diperuntukkan bagi mereka yang ingin menjadi
santri yang alim sekaligus aqil.
Bagaimana pesan Mbah Cholil
Pesan yang selalu Mbah Cholil sampaikan kepada para santri untuk mempunyai
cita-cita yang sangat tinggi kalau perlu sekalian menjadi presiden. Jika tidak
menjadi presiden pasti akan menjadi di bawahnya, gubernur dan seterusnya.
![Page 176: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/176.jpg)
lBAB V
PENUTUP
D. Kesimpulan
Mbah Cholil b ersama keluarga besar KH Bisri Mustofa
Mbah Cholil dan Gus Dur saat memberikan mau’idhoh hasanah dalam peringatan Haul Masyayikh Langitan Tuban tahun 1920 H atau 1999 M.
![Page 177: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/177.jpg)
Mbah Cholil bersa ma Akbar Tandjung
Mbah Cholil bersama Amin Ra’is saat memimpin sidang MPR RI
![Page 178: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/178.jpg)
Mbah Cholil bersama KH Nur Muhammad Iskandar
Mbah Cholil dan Pimpinan Suara Merdeka
![Page 179: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/179.jpg)
Mbah Cholil dan Para Kyai
Mbah Cholil Muda berkumpul dengan teman-temnnya
![Page 180: SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmunya tanpa](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c83d1cf09d3f290718c1c7b/html5/thumbnails/180.jpg)
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Identitas diri : Nama : Zacky Mubarok
NIM : 061111010
TTL : Kendal, 27 Februari 1988
Alamat : Gg. K. Aluwi 02/05 Pegandon Kendal Jawa Tengah
No. Telp : 085726900408
Bapak : Kholidun
Pekerjaan : Wiraswasta
Ibu : Siti Farihah
Pekerjaan : Dagang
Pendidikan : 1. SDN Penanggulan Pegandon Kendal Tahun 2000
2. MTs NU 06 Sunan Abinawa Pegandon Kendal Tahun 2003
3. MAN Rembang Tahun 2006
Organisasi : 1. Lurah Pondok Pesantren Al-Firdaus Semarang
2. Ketua PMII Rayon Dakwah
3. Ketua II PMII Komisariat Walisongo Semarang
4. Ketua I PC PMII Kota Semarang
5. Direktur LSM IPC Kota Semarang
6. Pengurus PW IPNU Jateng
7. Wakil Presiden DEMA IAIN Walisongo
8. Lembaga Dakwah Pemuda Pancasila Kota Semarang
Semarang, 15 Desember 2011
Zacky Mubarok NIM. 061111010