skenario c blok 20 tahun 2013 fix

Upload: arasyadnin

Post on 10-Feb-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    1/84

    LAPORAN

    TUTORIAL SKENARIO C BLOK 20

    disusun oleh:

    KELOMPOK 1

    Febri Wijaya (04111001002)

    Rabecca Beluta Ambarita (04111001007)

    Lismya Wahyu Ningrum (04111001023)

    Erniyanti Puspita Sari (04111001026)

    Arasy Al Adnin (04111001044)

    Obby Saleh (04111001046)

    Wira Dharma Utama (04111001048)

    Luthfyuly M.S (04111001106)

    Arief Tri Wibowo (04111001119)

    Fatimah Shellya (04111001123)

    Ganda Putra Anggrahi Taufik (04111001131)

    Agung Hadi Wibowo (04111001135)

    Tutor: dr. Erial Bahar M.Sc

    PENDIDIKAN DOKTER UMUM

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSTAS SRIWIJAYA

    TAHUN 2013

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    2/84

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas ridho dan karunia-Nya laporan Tutorial

    ini dapat terselesaikan dengan baik.

    Adapun laporan ini bertujuan untuk memenuhi rasa ingin tahu akan penyelesaian dari

    skenario yang diberikan, sekaligus sebagai tugas tutorial yang merupakan bagian dari sistem

    pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.

    Tim Penyusun tak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat

    dalam pembuatan laporan ini.

    Tak ada gading yang tak retak. Tim Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan

    laporan ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik pembaca akan

    sangat bermanfaat bagi revisi yang senantiasa akan penyusun lakukan.

    Tim Penyusun

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    3/84

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul

    Kata Pengantar..............................................................................................

    Daftar Isi.......................................................................................................

    Pembahasan Skenario:

    I. Skenario..............................................................................................II. Klarifikasi Istilah................................................................................III. Identifikasi Masalah...........................................................................IV. Analisis Masalah................................................................................V. Hipotesis............................................................................................VI. Learning Issue....................................................................................VII. Sintesis...............................................................................................VIII. Kerangka Konsep..............................................................................IX. Kesimpulan.........................................................................................Daftar Pustaka..............................................................................................

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    4/84

    Skenario C Blok 20 Tahun 2013

    Mrs. Cek Ela, a 30-year-old housewife, was admitted to the emergency room in

    mental hospital (RSEB) Palembang with attempted suicide. She looked very depressed and

    sometimes cried without any particular reason.

    Her family mentioned that there were changes in her behavior sine 2 years ago, she

    gradually became more and more withdrawn to herself and preferred to stay in her room all

    day long.

    One year ago she complained about hearing voices such as a conversation or

    sometimes the voice commenting on her, while the person didnt exist. Later on, the voice

    became more disturbing, commanding her to do something which was difficult or impossible

    to refuse. The last command forced her to hurt herself.

    The premobid personality was schizoid and after the age of 20 years it was clear that

    her personality became more annoying especially to her family and also the neighbors. She

    became isolated and no social interaction at all. In the last one year, she became more

    deteriorated, lacked of self care and couldnt do house chores. Her speech was limited and the

    sentences were very disorganized.

    According to her family there was no stressor before these behavioral changes

    happened.

    In autoanamnesis the patient was very quiet, sometimes cried and difficult to answer

    the question. Her answer were in one or two words, not so clear and sometimes she refused to

    talk at all.

    Summary of Psychiatric Examination :

    The psychopathology of this patient are poor discriminative insight, command auditoric

    hallucination, autism, anxiety, and association disorder such as incoherence and hemmung.

    The conclusion is the reality testing ability of this patient is really disturbed.

    Additional Information :

    The patient has good marital history, no history of schizophrenia or affective disorders in the

    family, the level of intelligence is within the normal range, no stressor during the last 12

    months and the GAF scale is around 40-31 at the moment of examination.

    Physical examination : no abnormality is found.

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    5/84

    KLARIFIKASI ISTILAH :

    Depresi : Suatu kesedihan yang tidak wajar, dejeksi, ataumelankolin.

    Behavior : Sikap atau tingkah laku, setiap atau keseluruhanaktifitas total seseorang, khususnya yang dapat diamati dari luar.

    Schizoid : Gangguan yang ditandai dengan ketiadaan keinginanuntuk ke intiman atau menjadi bagian dari kelompok social, dan sering kali memilih

    sendirian daripada bersama orang lain, individu ini juga cenderung tidak menunjukkan

    emosi secara penuh.

    Deteriorated : Kemunduran mental Discriminative insight : Pendapat akan diri sendiri Auditoric Hallucination : Persepsi sensorik berupa pendengaran tanpa

    rangsangan dari luar

    Incoherence : Kelainan progresi pikiran dimana ide yang berturutandiekspresikan tidak mempunyai urutan yang logis.

    Hemmung : Pemikiran melambat, baik inisiasi atau pengajuannya,dan jumlah ide atau pikiran yang diucapkan berkurang.

    Autism : Keadaan yang didominasi oleh pikiran , atau perilakuyang bersifat subjektif, yang tidak dapat dikoreksi oleh informasi dari luar.

    Anxiety : Suatu perasaan tak menyenangkan yang ditandai olehketegangan, cemas, khawatir, seperti ada suatu malapetaka yang akan terjadi.

    Realty Testing ability : Kemampuan untuk mengevaluasi dunia nyata secaraobjektif dan membedakan itu dengan dunia khayal.

    GAF : Global Assessment Function Intelligence : Keahlian memecahkan masalah dan kemampuan untuk

    beradaptasi pada, dan belajar dari, pengalaman hidup sehari-hari.

    Schizophrenia : Gangguan jiwa atau sekelompok gangguan yangditandai dengan gangguan pada bentuk dan isi pikiran.

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    6/84

    IDENTIFIKASI MASALAH :

    1. Nyonya Cek Ela, 30 tahun ibu rumah tangga dibawa ke RSEB karena mencoba bunuhdiri.

    2. Dia terlihat sangat depresi dan kadang-kadang menangis dengan alasan yang tidakjelas.

    3. Keluarganya menyebutkan bahwa sejak 2 tahun yang lalu dia mengalami perubahanperilaku, semakin menarik diri, dan diam di ruangannya sepanjang hari.

    4. 1 tahun yang lalu dia mengeluh mendengar suara seperti percakapan dan kadang-kadang suara yang mengomentarinya tetapi orangnya tidak ada. Suara semakin

    mengganggu dan mengomentarinya untuk melakukan sesuatu yang sulit atau tidak

    bisa ditolak. Dan perintah terakhir memaksanya untuk melukai dirinya sendiri

    5. Kepribadian premorbidnya adalah schizoid dan setelah umur 20 tahun gejalanyasemakin jelas terutama mengganggu terhadap keluarga dan sekitarnya. Dia menjadi

    menyendiri dan tidak ada interaksi social.

    6. 1 tahun terakhir dia mengalami kemunduran, kurang mengurus diri dan tidak bisamelakukan pekerja rumah, percakapan terbatas, dan kalimat yang digunakan kacau.

    7. Menurut keluarganya tidak ada pemicu terhadap terjadinya perubahan perilaku.8. Pada autoanamnesis pasien terlihat sangat diam, kadang-kadang menangis dan sulit

    menjawab pertanyaan. Dan jawabannya satu atau dua kata, sangat tidak jelas dan

    kadang-kadang dia menolak untuk berbicara.

    9. Hasil Pemeriksaan Pskiatri10.Pemeriksaan Tambahan

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    7/84

    ANALISIS MASALAH :

    1. Apa makna klinis dari : Mencoba bunuh diri

    Implikasi dari etiologi bunuh diri dapat digolongkan menjadi sosial,

    psikologis, dan klinis

    I. Faktor SosialDisintegrasi sosial (bunuh diri anomik) Isolasi individu dari masyarakatKetersediaan alat

    II. Penyakit JiwaDepresi berat ??Schizophrenia ( halusinasi yang membuat dirinya berusaha

    menyakiti dirinya sendiri )

    Etanol abuse/kecanduan alcoholGangguan kepribadian borderlineAntisosialPenyalahgunaan obat-obat terlarangAdanya riwayat keluarga yang bunuh diri

    III. Penyakit MedisPenyakit-penyakit kronisPenyakit-penyakit dengan rasa nyeri yang tidak tertahankan

    Menangis tanpa alasanGejala yang terjadi pada pasien tersebut menunjukkan adanya depresi.

    Depresi adalah suatu keadaan merendahnya corak perasaan yang dirasakan sebagai

    suatu kesedihan atau kemurungan.

    Gejala utama

    1) Afek depresif

    2) Kehilangan minat dan kegembiraan

    3) Berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (ras

    lelah yang nyata, sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas

    Gejala tambahan

    1) Konsentrasi dan perhatian berkurang

    2) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

    3) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    8/84

    4) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

    5) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

    6) Tidur terganggu

    7) Nafsu makan berkurang

    Menarik diriMenarik diri termasuk dalam gejala autism. Menarik diri merupakan suatu keadaan

    dimana seseorang menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka

    dengan orang lain. Sedangkan menurut DEPKES RI (1989:117) penarikan diri atau

    withdrawal merupakan suatu tindakan melepaskan diri baik perhatian ataupun

    minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung yang dapat bersifat sementara

    atau menetap.

    Tanda dan gejala dari menarik diri :Menurut Townsend, M.C. ( 1998:152-153) dan Carpenito, L.J. (1998:381) isolasi

    sosial : menarik diri sering ditemukan adanya tanda dan gejala sebagai berikut :

    o Kurang spontano Apatiso Ekspresi wajah kurang

    berseri (ekspresi sedih)

    o Afek tumpulo Kurang energi ( tenaga)o Harga diri rendah

    o Komunikasi verbal kurango Mengisolasi diri (menyendiri)o Kurang sadar lingkungano Aktivitas menuruno Menolak berhubungan denganorang lain.

    Menurut Townsend,M.C. ( 1998:152) isolasi sosial : menarik diri sering disebabkan

    oleh karena kurangnya rasa percaya kepada orang lain, perasaan panik, regresi ke

    tahap perkembangan sebelumnya, waham, sukar berinteraksi di masa lampau,

    perkembangan ego yang lemah serta represi rasa takut.

    Pada penderita Skizofrenia, terjadi disfungsi pada jalur mesokortikal. Pada jalur

    mesokortikal, lebih banyak reseptor 5HT2A daripada reseptor D2, sehingga hipofungsi

    dopamine terjadi.

    Jalur mesokortikal yaitu dari Ventral Tegmental Area menuju ke prefrontal cortex.

    Sistem ini mengatur fungsi eksekusi dan kognisi pada bagian Dorsolateral Prefrontal

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    9/84

    Cortex (DLPFC), serta fungsi emosi dan afek pada bagian Ventromedial Prefrontal

    Cortex (VMPFC).

    Jadi dalam kasus ini, disfungsi/hipofungsi jalur ini menyebabkan terjadinya

    gejala negatif dan kognitif pada penderita Skizofrenia. Yaitu yang nantinya dapat

    menyebabkan penderita cenderung menarik diri.

    Akibat menarik diri dapat mengakibatkan halusinasi. Halusinasi (Townsend, M.C,

    1998:156) merupakan gangguan persepsi di mana klien mempersepsikan sesuatu yang

    sebenarnya tidak ada. Tanda dan gejala yang dapat dilihat pada pasien halusinasi yaitu

    tersenyum dan tertawa sendiri, menggerakkan bibir tanpa suara, diam dan asyik

    sendiri.

    Menurut Keliat, dkk.,(1998), prinsip penatalaksanaan klien menarik diri adalah :

    a. Bina hubungan saling percaya

    b. Ciptakan lingkungan yang terapeutik

    c. Beri klien kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya

    d. Dengarkan klien dengan penuh empati

    e. Temani klien dan lakukan komunikasi terapeutik

    f. Lakukan kontak sering dan singkat

    g. Lakukan perawatan fisik

    h. Lindungi klien

    i. Rekreasi

    j. Gali latar belakang masalah dan beri alternatif pemecahan

    k. Laksanakan program terapi dokter

    l. Lakukan terapi keluarga

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    10/84

    Mendengar suara seperti percakapan dan kadang-kadang suara yangmengomentarinya tetapi orangnya tidak ada

    Tiga jenis halusinasi auditori :

    1. Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilakupenderita.

    2. Mendiskusikan perihal penderita di antara mereka sendiri (di antara berbagai suarayang berbicara)

    3. Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

    Jenis halusinasi dengar ditentukan oleh tipe kepribadian dan gangguan mental pasien.

    Sebagai contoh, command hallucinationmerupakan bentuk perwujudan isi hati dan

    ketakutan pasien ketika bersosialisasi, sifat over-sensitive terhadap tanggapan orang

    lain yang belum tentu negative dan kecendrungan untuk menyalahkan diri sendiri akan

    kegagalannya dalam bergaul. Suara serta jenis kata-kata yang muncul pada saat

    halusinasi diduga ditentukan oleh memory pasien, segala macam memori kejadian,

    memori suara yang pernah didengar pasien ter-recall kembali pada saat serangan.

    Namun jenis commandyang muncul dapat juga diciptakan oleh pasien sendiri tanpa

    adanya suatu memori commandtersebut.

    Dampak dari halusinasi suara berbentuk command adalah tekanan terhadap perintah

    tersebut sehingga penderita yang tidak tahan dengan tekanan tersebut akan melakukan

    hal yang diperintahkan, atau berusaha melakukan hal-hal untuk menghentikan tekanan

    dari halusinasi suara, seperti pada kasus dimana Cek Ela berusaha untuk bunuh diri.

    Etiologi :

    Beberapa kondisi yang dapat menimbulkan halusinasi auditori :

    Schizophrenia (halusinasi ini timbul pada sekitar 70% penderita) Lesi pada batang otak (yang sering diakibatkan strokes); Tumor kepala Encephalitis Abscesses otak Kehilangan pendengaran Aktivasi epilepsi Wake-initiation of lucid dreams(WILD) 15% pasien dengan gangguan mood (mood disorders) seperti mania ordepression dapat terjadi halusinasi auditori.

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    11/84

    Menurut Stuart (2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:

    Faktor predisposisi

    1) BiologisAbnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon

    neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini ditunjukkan oleh penelitian-

    penelitian yang berikut:

    a) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak yang lebihluas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah frontal, temporal dan limbik

    berhubungan dengan perilaku psikotik.

    b) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang berlebihandan masalah-masalah pada system reseptor dopamin dikaitkan dengan terjadinyaskizofrenia.

    c) Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan terjadinyaatropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi otak klien dengan skizofrenia

    kronis, ditemukan pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi

    otak kecil (cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi

    (post-mortem).

    2) PsikologisKeluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan kondisi

    psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan

    orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.

    3) Sosial BudayaKondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti: kemiskinan,

    konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan yang

    terisolasi disertai stress.

    Fase-fase halusinasi

    a. Fase Pertama Disebut juga dengan fase comferting yaitu fase menyenangkan. Pada tahap inimasuk pada golongan non psikotik.

    Karakteristik : Klien mengalami stres, cemas, perasaan perpisahan, rasabersalah, kesepian yang memuncak dan tidak dapat diselesaikan.

    Perilaku klien : Tersenyum atau tertawa tidak sesuai, menggerakkan bibirtanpa suara, pergerakan mata cepat, respons verbal yang lambat jika sedang asyik

    dengan halusinasinya, dan suka menyendiri.

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    12/84

    b. Fase Kedua Disebut dengan condemming atau ansietas berat yaitu halusinasi menjadimenjijikkan. Termasuk dalam psikotik ringan.

    Karakteristik : Pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan, kecemasanmeningkat, melamun, dan berpikir sendiri jadi dominan.

    Perilaku klien : Meningkatnya tanda- tanda sistem syaraf otonom sepertipeningkatan denyut jantung dan tekanan darah.

    c. Fase Ketiga Fase controlling atau ansietas berat yaitu pengalaman sensori menjadi

    berkuasa. Termasuk dalam gangguan psikotik.

    Karakteristik : Bisikan, suara, isi halusinansi semakin menonjol, menguasaidan mengontrol klien.

    Perilaku klien : Kemauan dikendalikan halusinasi, rentang perhatian hanyabeberapa menit atau detik.

    d. Fase Keempat Fase conquering atau panik yaitu klien lebur dengan halusinasinya. Termasukdalam psikotik berat.

    Karakteristik : Halusinasinya berubah mengancam, memerintah dan memarahiklien.

    Perilaku klien : Perilaku teror akibat panik, potensi bunuh diri, perilakukekerasan, agitasi, menarik diri atau katatonik tidak mampu merespon terhadap

    perintah kompleks dan tidak mampu berespon lebih dari satu orang

    Tidak ada interaksi sosialDiartikan kurangnya motivasi yang kuat untuk terlibat dalam interaksi sosial, dan lebih

    memilih untuk aktifitas sendiri. Kemungkinan diakibatkan oleh gangguan kepribiadianschizoidnya sendiri, atau memang ada kaitannya secara langsung dengan

    schizophrenia itu sendiri.

    Gangguan pada schizophrenia memiliki gejala asociality dan evolitio yang merupakan

    gejala negative berupa tidak ada motivasi, diam dalam waktu lama, tidak ada minat

    bersosialisasi. Kemungkinan terjadi abnormalitas pada jalur mesocortikal akibat

    gangguan fungsi dopamine.

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    13/84

    Kemunduran mentalDeteriorasi adalah perburukan, hal ini menunjukkan bahwa skizofrenia yang belum

    ditatalaksana ini menyebabkan kemunduran yang progresif. Neuropatologi dari

    skizofrenia ditunjukkan oleh pengurangan neuropil secara signifikan, yaitu

    multinukleat sinaps antar saraf. Neuropil adalah daerah diantara badan sel saraf pada

    substansia kelabu dari otak dan medulla spinalis pada sistem saraf pusat. Itu

    mengandung prosesus yang kusut padat paling banyak pada akson terminal

    unmyelinated, dendrit dan sel glia. Ini adalah hubungan sinaps yang dibentuk diantara

    cabang akson dan dendrit. Jadi terjadi penurunan konektivitas sinaps, sehingga

    pengurangan konektivitas ini menyebabkan pembentukan gejala pada skizofrenia. Jadi

    pada penderita skizofrenia terjadi pengurangan koneksi sinaps, bukan jumlah sel saraf.

    Akibat dari kemunduran ini sama dengan prognosis, yaitu jika ditatalaksana baik akan

    menunjukkan perbaikan, dan jika tidak maka akan semakin mengalami kemunduran.

    Tidak mampu mengurus diri senidiri dan pekerjaan rumahMerupakan gangguan perilaku pada pasien Skizofrenia.

    Bicara terbatas dan susunan kalimat kacauDalam gejala schizophrenia termasuk gejala negative yang dapat disebut alogia berarti

    terbatasnya kata kata dan miskin bicara yang diakibatkan disfungsi frontostriatal

    karena degradasi inti semantic karena gangguan fungsi dopamin, yang pusatnya ada

    pada lobus temporalis yang memproses makna bahasa.

    Sulit menjawab pertanyaan ( satu sampai dua kata tidak jelas ) dan kadang-kadang menolak berbicara.

    Alogia dalam skizofrenia biasanya muncul dari pasien yang memberikan jawaban

    tidak lebih dari satu atau dua kata atas pertanyaan yang diajukan Hal ini sangatberbeda dari pola bicara yang normal , di mana orang cenderung untuk menguraikan

    jawaban-jawaban dasar.

    Sebagai contoh , seorang individu dengan alogia akan mungkin untuk menanggapi

    permintaan tentang memiliki kendaraan dengan menanggapi secara sederhana " ya"

    atau tidak . " Sebaliknya , banyak orang yang tidak menderita dengan kondisi ini akan

    menjawab dalam afirmatif atau negatif , kemudian pergi untuk memenuhi syarat

    bahwa respon dasar dalam beberapa cara . individu bisa menjawab di afirmatif ,

    kemudian pergi untuk menggambarkan membuat dan model kendaraan .

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    14/84

    2. DD

    Gangguan Psikotik Sekunder dan Akibat Obat

    Gejala psikosis dan katatonia dapat disebabkan oleh berbagai macam keadaan

    medis psikiatrik dan dapat diakibatkan oleh berbagai macam zat. Jika psikosis atau

    katatonia disebabkan oleh kondisi medis nonpsikiatrik atau diakibatkan oleh suatu zat,

    diagnosis yang paling sesuai adalah gangguan psikotik akibat kondisi medis umum,

    atau gangguan katatonia akibat zat. Manifestasi psikiatrik dari banyak kondisi medis

    nonpsikiatrik dapat terjadi awal dalam perjalanan penyakit, seringkali sebelum

    perkembangan gejala lain. Dengan demikian klinisi harus mempertimbangkan

    berbagai macam kondisi medis nonpsikiatrik di dalam diagnosis banding psikosis,

    bahkan tanpa adanya gejala fisik yang jelas. Pada umumnya, pasien dengan gangguan

    neurologist mempunyai lebih banyak tilikan pada penyakitnya dan lebih menderita

    akibat gejala psikiatriknya daripada pasien skizofrenik, suatu kenyataan yang dapat

    membantu klinisi untuk membedakan kedua kelompok tersebut.

    Saat memeriksa seorang pasien psikotik, klinisi harus mengikuti tiga pedoman

    umum tentang pemeriksaan keadaan nonpsikiatrik. Pertama, klinisi harus cukup

    agresif dalam mengejar kondisi medis nonpsikiatrik jika pasien menunjukkan adanya

    gejala yang tidak lazim atau jarang atau adanya variasi dalam tingkat kesadara. Kedua,

    klinisi harus berusaha untuk mendapatkan riwayat keluarga yang lemgkap, termasuk

    riwayat gangguan medis, neurologist, dan psikiatrik. Ketiga, klinisi harus

    mempertimbangkan kemungkinan suatu kondisi medis nonpsikiatrik, bahkan pada

    pasien dengan diagnosis skizofrenia sebelumnya. Seorang pasien skizofrenia

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    15/84

    mempunyai kemungkinan yang sama untuk menderita tumor otak yang menyebabkan

    gejala psikotik dibandingkan dengan seorang pasien skizofrenik.

    Berpura-pura dan Gangguan buatan

    Baik berpura-pura atau gangguan buatan mungkin merupakan suatu diagnosisyang sesuai pada pasien yang meniru gejala skizofrenia tetapi sebenarnya tidak

    menderita skizofrenia. Orang telah menipu menderita skizofrenia dan dirawat dan

    diobati di rumah sakit psikiatrik. Orang yang secara lengkap mengendalikan produksi

    gejalanya mungkin memenuhi diagnosis berpura-pura (malingering); pasien tersebut

    biasanya memilki alasan financial dan hokum yang jelas untuk dianggap gila. Pasien

    yang kurang mengendalikan pemalsuan gejala psikotiknya mungkin memenuhi

    diagnosis suatu gangguan buatan (factitious disorder). Tetapi, beberapa pasien dengan

    skizofrenia seringkali secara palsu mengeluh suatu eksaserbasi gejala psikotik untuk

    mendapatkan bantuan lebih banyak atau untuk dapat dirawat di rumah sakit.

    Gangguan Psikotik Lain

    Gejala psikotik yang terlihat pada skizofrenik mungkin identik dengan yang

    terlihat pada gangguan skizofreniform, gangguan psikotik singkat, dan gangguan

    skizoafektif. Gangguan skizofreniform berbeda dari skizofrenia karena memiliki lama

    (durasi) gejala yang sekurangnya satu bulan tetapi kurang daripada enam bulan.

    Gangguan psikotik berlangsung singkat adalah diagnosis yang tepat jika gejala

    berlangsung sekurangnya satu hari tetapi kurang dari satu bulan dan jika pasien tidak

    kembali ke tingkat fungsi pramorbidnya. Gangguan skizoafektif adalah diagnosis yang

    tepat jika sindroma manik atau depresif berkembang bersama-sama dengan gejala

    utama skizofrenia.

    Suatu diagnosis gangguan delusional diperlukan jika waham yang tidak aneh(nonbizzare) telah ada selama sekurangnya satu bulan tanpa adanya gejala skizofrenia

    lainnya atau suatu gangguan mood.

    Gangguan Mood

    Diagnosis banding skizofrenia dan gangguan mood dapat sulit, tetapi penting

    karena tersedianya pengobatan yang spesifik dan efektif untuk mania dan depresi.

    Gejala afektif atau mood pada skizofrenia harus relative singkat terhadap lama gejala

    primer. Tanpa adanya informasi selain dari pemeriksaan status mental, klinisi harus

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    16/84

    menunda diagnosis akhir atau harus menganggap adanya gangguan mood, bukannya

    membuat diagnosis skizofrenia secara prematur.

    Gangguan Kepribadian

    Berbagai gangguan kepribadian dapat ditemukan dengan suatu cirriskizofrenia; gangguan kepribadian skizotipal, schizoid, dan ambang adalah gangguan

    kepribadian dengan gejala yang paling mirip. Gangguan kepribadian, tidak seperti

    skizofrenia, mempunyai gejala yang ringan, suatu riwayat ditemukannya gangguan

    selama hidup pasien, dan tidak adanya onset tanggal yang dapat diidentifikasi.

    3. Penegakan diagnosis, pemeriksaan penunjang dan WD Anamnesis

    - Identitas pasien : Ny. Cek Ela, umur 30 tahun seorang ibu rumah tangga.- Alasan berobat : Percobaan bunuh diri.- Riwayat penyakit sekarang:

    2 tahun lalu : bersikap menarik diri dari lingkungan 1 tahun lalu : halusinasi auditoryo siapa yang merujuko alasan masuk RSo keluhan pasieno lamanya keluhano hal yang mencetuskan

    - Riwayat keluarga : Tidak ada schizophrenia & gangguan afektif- Riwayat pribadi:

    o kesehatan masa anak-anako sekolaho masa remajao riwayat pekerjaano riwayat perkawinan : baiko anak-anako kebiasaano riwayat penyakit dahuluo riwayat penyakit psikiatri sebelumnyao perilaku antisosialo keadaan hidup saat ini

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    17/84

    - Kepribadian sebelum sakit:o riwayat sosialo kegiatan dan minato afeko watak/karaktero pendapat umumo energi dan inisiatifo reaksi terhadap stress

    - Tidak ada stressor yang jelas dalam 12 bulan terakhir

    Pemeriksaan tambahan- Pemeriksaan fisik- Pemeriksaan status mental

    o perilaku umumo berbicarao afeko pola pikiro isi pikiro

    waham dan salah interpretasio halusinasio fenomena obsesio orientasio daya ingato perhatian dan konsentrasio pengetahuan umumo insight dan judgment

    Tes psikologis Tes neuropsikologis formal dari fungsi kognitif Tes intelegensiahasilnya lebih rendah Tes proyektif dan kepribadianhasilnya abnormal

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    18/84

    Kr iter ia diagnostic skizofrenia-F20 (PPDGJ I I I )

    Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya duagejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):

    a. thought echo= isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergemadalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan; walaupun isinya

    sama, namun kualitasnya berbeda; atau

    thought insertion or withdrawal= isi pikiran yang asing dari luar masuk

    ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh

    sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan

    thought broadcasting= isi pikitannya tersiar keluar sehingga orang lain

    atau umum mengetahuinya;

    b.delusion of control= waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatukekuatan tertentu dari luar; atau

    delusion of influence= waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu

    kekuatan tertentu dari luar; atau

    delusion of passivity= waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah

    terhadap suatu kekuatan dari luar (tentang dirinya= secara jelas merujuk ke

    pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau

    penginderaan khusus);

    delusion perception= penglman inderawi yang tak wajar, yang bermakna

    sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;

    c. Halusinasi auditorik:- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap

    perilaku pasien, atau

    - Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantaraberbagai suara yang berbicara), atau

    - Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat

    dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan

    agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia

    biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan

    makhluk asingdari dunia lain).

    Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas:a. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik

    oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    19/84

    kandungan afekif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-

    valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama

    berminggu-minggu atau berbulan-bulan;

    b. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengaami sisipn(interpolation) yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak

    relevan, atau neologisme;

    c. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuhtertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativism, mutisme, dan

    stupor;

    d. Gejala-gejala negative, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, danrespon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang

    mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan social dan menurunnya kinerjasocial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh

    depresi atau medikasi neuroleptika;

    Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktusatu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodormal);

    Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutukeseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal

    behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak

    berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude), dan

    penarikan diri secara sosial.

    F25 Gangguan Skizoafektif

    Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif adanya

    skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan

    (simultaneuosly) atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam

    episode penyakit yang sama, dan bilamana, sebagai konsekuensi dari ini, episode

    penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun episode manik atau

    depresif.

    Klasifikasi gangguan skizoafektif

    Menurut PPDGJ-III, gangguan skizoafektif diklasifikasikan menjadi:

    F25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik

    Pedoman Diagnosis

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    20/84

    - Kategori ini digunakan baik untuk episode skizofrenia tipe manik yang tunggalmaupun untuk gangguan berulang dengan sebagian besar episode skizoafektif tipe

    manik.

    - Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tidakbegitu menonjil dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan yang memuncak.

    - Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu atau lebih baik lagi dua,gejala skizorenia yang khas.

    F25. 1 Gangguan Skizoafektif Tipe Depresif

    - Kategori ini digunakan baik untuk episode skizofrenia tipe depresif yang tunggalmaupun untuk gangguan berulang dengan sebagian besar episode skizoafektif tipe

    depresif.- Afek depreeif harus menonjol, disertai oleh sedikitnya dua gejala khas, baik

    depreesif maupun kelainana perilaku terkait seperti tercantum dalam uraian untuk

    episode depresif.

    - Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu atau lebih baik lagi dua,gejala skizorenia yang khas.

    F25.2 Gangguan Skizoafektif Tipe Campuran

    Gangguan dengan gejala-gejala skizofrenia berada secara bersama-sama dengan

    gejala-gejala afektif bipolar campuran.

    Diagnosis multi aksial

    AKSIS I : F25.1 Gangguan Skizoafektif Tipe Depresif

    AKSIS II : F60.2 gangguan kepribadian skizoid

    Kriteria PPDGJ dalam menentukan adanya gangguan kepribadian schizoid

    adalah

    sedikit aktivitas yang memberikan kesenangan emosi dingin, afek datar atau tak peduli (detachment) Kurang mampu mengekspresikan kelembutan, kehangatan, dan kemarahan

    pada orang lain

    Tampak nyata ketidak pedulian terhadap pujian atau kecaman Kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual dengan orang lain Hampir selalu memilih aktivitas yang dilakukan sendiri Preokupasi dengan fantasi dan introspeksi yang berlebihan

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    21/84

    tidak memiliki teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab (kalau ada cumasatu) dan tidak punya keinginan untuk melakukannya

    sangat tidak sensitive terhadap norma social yang berlakuUntuk diagnosis dibutuhkan minimal 3 kriteria di atas.

    AKSIS III : Tidak ada

    AKSIS IV : Tidak ada

    AKSIS V : 40-31maknanya yaitu beberapa disabilitas dalam hubungan dengan

    realita dan komunikasi,disabilitas berat dalam beberapa fungsi.

    20-11 maknanya yaitu bahaya menciderai diri/orang lain, disabilitas sangat berat

    dalam komunikasi dan mengurus diri.

    4. Epidemiologi- 1% populasi dunia.- Mortalitas dan morbiditas:

    Bunuh diri (10%), penyakit-penyakit lain akibat pola hidup yang buruk, efek

    samping obat, dan penurunan preawatan kesehatan.

    - = :Onset lebih awal dan gejala lebih buruk pada , disebabkan karena respon

    pengobatan antipsychoticyang lebih baik pada disebabkan pengaruh estrogen.

    - Rasio schizophrenia kembar pada >.- Usia:oPuncak onset: (18-25 tahun), (26-45 tahun)oOnset sebelum pubertas dan >45 tahun jarang.oGejala-gejala dapat membaik perlahan pada usia pertengahan dan lebih tua.oSembuh spontan jarang terjadi pada beberapa tahun penyakit kronis.

    5. Etiologi dan faktor resikoAda beberapa etiologi schizophrenia antara lain:

    Genetik/Riwayat keluargaSchizophreniaPsikosis afektifKembar monozigot (50%)Kembar dizigot (15%)

    Perkembangan sarafTrauma otak janin

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    22/84

    Kelahiran pada musim dinginKomplikasi obstetricBerat lahir rendahCT/MRI abnormal

    Ganja Interaksi gen (cathecol-O-methyl transferase)

    LingkunganEkspresi emosi tinggiKejadian hidup yang menyedihkanPenurunan sosio-ekonomi

    NeurokimiaHipotesis dopaminePeningkatan 5-HTPenurunan glutamat

    Faktor Resiko :

    a. Jenis kelamin : awitan terjadi lebih dini pada pria dibandingkan wanitab. usia : awitan dibawah 10 tahun dan diatas 60 tahun sangat jarang, hampir

    90% yang menjalani pengobatan berusia 15-55 tahun

    c. Musim lahir : Kemungkinan besar dilahirkan pada musim dingin dan awalmusim semi.

    d. Infeksi : mencakup slow virus, retrovirus, dan reaksi autoimun yangdiaktifkan virus; frekuensi skizofrenia meningkat setelah pajanan influenza

    yang terjadi di musim dingin selama trimester 2 kehamilan.

    e. Distribusi geografik: prevalensi bagian timur laut dana barat amerikaserikat, irlandia lebih tinggi

    f. riwayat keluarga dengan skizofrenia : keluarga biologis derajat pertamapasien skizofrenik memiliki resiko sepuluh kali lebih besar dibanding

    populasi umum.

    g. Penggunaan zat : merokok kretek, alkohol, kanabis, kokainh. Populasi : berkorelasi antara kepadatan penduduk dan prevalensi

    skizofrenia

    i. Sosioekonomi dan kultural [1]

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    23/84

    6. PatofisiologiSebuah studi melibatkan 59000 orang, dimana 5001 didiagnosis dengan skizofrenia.

    Diidentifikasi 22 lokasi genom, dengan 13 yang terbaru yang menurut peneliti telibat

    di dalam perkembangan skizofrenia. Peneliti menambahkan, bahwa ada 2 penentu

    proses genetik pada skizofrenia, yaitu jalur mikro-RNA 137, dan jalur kanal kalsium.

    Hal ini masih menjadi fokus penelitian. Kemudian selain genetic, dapat juga

    disebabkan oleh lingkungan, penggunaan obat, dan lain-lain.

    Disfungsi dari prefrontokortikal glutamatergik dan proyeksi GABAergik, dan

    disfungsi dari sistem serotonin (5-HT) juga memainkan peranan dalam patofisiologi

    skizofrenia.

    Ada dua jalur dopaminergik yang berperan dalam kasus skizofrenia. Yaitu jalur

    mesolimbik dan mesokortikal. 5HT (serotonin) berinteraksi dengan reseptor 5HT2A

    pada level postsinaptik, baik pada badan sel dopamine pada terminal akson dan

    menghambat pengeluaran dopamine atau kerja antagonis dari 5HT2A menyebabkan

    pengeluaran dari dopamine. Aksi dari 5HT2Adan D2menyebabkan efek yang berbeda

    pada jalur dopamine yang berbeda.

    Kemudian glutamat dari prefrontal korteks ke VTA menurun pada penderita

    skizofrenia, sehingga jumlah pengeluaran dopamine pada jalur mesolimbik yaitu dari

    VTA ke nucleus accumbens meningkat. Pengaruh dari ekspresi, distribusi,

    autoregulasi, dan prevalensi dari heterodimer spesifik, dan level relatif dari G protein,

    penurunan level dari i isomorph secara spesifik, semuanya bisa berpengaruh pada

    fungsi NMDA (reseptor glutamat). Kontribusi utama terhadap skizofrenia adalah

    defisit dari reseptor glutamat presinaptik ke reseptor postsinaptik.

    Neurotransmitter glutamat berkaitan dengan pengambilan persepsi dan sikap empatipada korteks prefrontal dan fungsi cingulate cortex anterior.

    1. Jalur mesolimbik

    Pada penderita Skizofrenia, terjadi overaktifitas dari jalur ini. Pada jalur

    mesolimbik aksi dari reseptor D2lebih meningkat dibanding reseptor 5HT2A, sehingga

    terjadi pengeluaran dopamine yang berlebihan.

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    24/84

    Jalur mesolimbik yaitu dari Ventral Tegmental Area (VTA) menuju ke nukleus

    accumbens, amygdala, dan hippocampus. Namun jalur utama yang terganggu adalah

    dari Ventral Tegmental Area (VTA) menuju nucleus accumbens. Sistem ini mengatur

    mekanisme kompleks dari motivasi, emosi, penghargaan, dan gejala positif dari

    skizofrenia.

    Jadi dalam kasus ini, overaktifitas pada jalur ini menyebabkan terjadinya gejala positif

    pada penderita Skizofrenia, berupa halusinasi auditori, kemudian delusi, dan

    terjadinya pengucapan kata-kata yang sulit dimengerti.

    2. Jalur mesokortikal

    Pada penderita Skizofrenia, terjadi disfungsi pada jalur ini. Pada jalur

    mesokortikal, lebih banyak reseptor 5HT2A daripada reseptor D2, sehingga hipofungsi

    dopamine terjadi.

    Jalur mesokortikal yaitu dari Ventral Tegmental Area menuju ke prefrontal cortex.

    Sistem ini mengatur fungsi eksekusi dan kognisi pada bagian Dorsolateral Prefrontal

    Cortex (DLPFC), serta fungsi emosi dan afek pada bagian Ventromedial Prefrontal

    Cortex (VMPFC).

    Jadi dalam kasus ini, disfungsi/hipofungsi jalur ini menyebabkan terjadinya

    gejala negatif dan kognitif pada penderita Skizofrenia. Gejala negatifnya baik itu rasa

    depresi, menangis tanpa alasan yang jelas, cemas, menarik diri (apatis, terisolasi dan

    tidak ada interaksi sosial), sulit menjaga diri dan melakukan pekerjaan rumah. Fungsi

    kognitif yang terganggu berupa berbicara sedikit, kemunduran mental, pikiran

    terhambat, sulit membedakan sesuatu.

    Ini adalah kunci dari skizofrenia, yaitu deregulasi ekspresi glutamate

    carboxylase, yang mengatur regulasi produksi reelin, yaitu sebuah mediator penting

    neurogenesis. Secara spesifik reelin mengekspresikan sel cajal-retziu. Ini penting

    untuk perkembangan pusat bicara di otak, yaitu area Wernicke dan Broca. Defisit pada

    aktivitas reelin juga berhubungan dengan retardasi pekembangan kortikal.

    Akar dari psikosis (pengalaman yang tidak bisa dijelaskan, walaupun dengan

    pikiran mereka sendiri) adalah ketika input ganglia basalis ke lapisan V menguasai

    kemampuan inhibisi cortex yang lebih tinggi sebagai hasil dari transmisi striatal.

    Ketika dikombinasikan dengan kelebihan prefrontal, secara spesifik transmisi

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    25/84

    orbitofrontal, dari hippocampus, hal ini membuat otak cenderung jatuh dalam

    keyakinan diri yang kuat.

    Deteriorasi adalah perburukan, hal ini menunjukkan bahwa skizofrenia yang

    belum ditatalaksana ini menyebabkan kemunduran yang progresif. Neuropatologi dari

    skizofrenia ditunjukkan oleh pengurangan neuropil secara signifikan, yaitu

    multinukleat sinaps antar saraf. Neuropil adalah daerah diantara badan sel saraf pada

    substansia kelabu dari otak dan medulla spinalis pada sistem saraf pusat. Itu

    mengandung prosesus yang kusut padat dari paling banyak akson terminal

    unmyelinated, dendrit dan sel glia. Ini adalah hubungan sinaps yang dibentuk diantara

    cabang akson dan dendrit. Jadi terjadi penurunan konektivitas sinaps, sehingga

    pengurangan konektivitas ini menyebabkan pembentukan gejala pada skizofrenia. Jadi

    pada penderita skizofrenia terjadi pengurangan koneksi sinaps, bukan jumlah sel saraf.7. Manifestasi klinis

    Gejala-gejala skizofrenia dapat dibagi menjadi dua kelompok menurut Bleuler,yaitu

    primer dan sekunder.

    Gejala-gejala primer :

    1. Associati on disorders (Gangguan proses pik iran)

    Pada skizofrenia inti gangguan memang terdapat pada proses pikiran. Yang

    terganggu terutama ialah asosiasi. Kadang-kadang satu ide belum selesai

    diutarakan, sudah timbul ide lain. Atau terdapat pemindahan maksud, umpamanya

    maksudnya tani tetapi dikatakan sawah.

    Tidak jarang juga digunakan arti simbolik, seperti dikatakan merah bila

    dimaksudkan berani. Atau terdapat clang association oleh karena pikiran

    sering tidak mempunyai tujuan tertentu, umpamanya piring-miring, atau dulu

    waktu hari, jah memang matahari, lalu saya lari. Semua ini menyebabkan jalan

    pikiran pada skizofrenia sukar atau tidak dapat diikuti dan dimengerti. Hal inidinamakan inkoherensi. Jalan pikiran mudah dibelokkan dan hal ini menambah

    inkoherensinya.

    Seorang dengan skizofrenia juga kecenderungan untuk menyamakan hal-hal,

    umpamanya seorang perawat dimarahi dan dipukuli, kemudian seorang lain yang

    ada disampingnya juga dimarahi dan dipukuli.

    Kadang-kadang pikiran seakan berhenti, tidak timbul ide lagi. Keadaan ini

    dinamakan blocking, biasanya berlangsung beberapa detik saja, tetapi kadang-

    kadang sampai beberapa hari.

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    26/84

    Ada penderita yang mengatakan bahwa seperti ada sesuatu yang lain

    didalamnya yang berpikir, timbul ide-ide yang tidak dikehendaki: tekanan pikiran

    atau pressure of thoughts. Bila suatu ide berulang-ulang timbul dan diutarakan

    olehnya dinamakan preseverasi atau stereotipi pikiran.

    Pikiran melayang (flight of ideas) lebih sering inkoherensi. Pada inkoherensi

    sering tidak ada hubungan antara emosi dan pikiran, pada pikiran melayang selalu

    ada efori. Pada inkoherensi biasanya jalan pikiran tidak dapat diikuti sama sekali,

    pada pikiran melayang ide timbul sangat cepat, tetapi masih dapat diikuti, masih

    bertujuan.

    2. Affect disorders (Gangguan afek dan emosi)

    Gangguan ini pada skizofrenia mungkin berupa :

    Kedangkalan afek dan emosi (emotional blunting), misalnya penderita menjadiacuh tak acuh terhadap hal-hal penting untuk dirinya sendiri seperti keadaan

    keluarganya dan masa depannya. Perasaan halus sudah hilang.

    Parathimi : apa yang seharusnya menimbulkan rasa senang dan gembira, pada

    penderita timbul rasa sedih atau marah.

    Paramimi : penderita merasa senang dan gembira, akan tetapi ia menangis.

    Parathimi dan paramimi bersama-sama dalam bahasa Inggris dinamakan

    incongruity of affect dalam bahasa Belanda hal ini dinamakan inadequat.

    Kadang-kadang emosi dan afek serta ekspresinya tidak mempunyai kesatuan,

    umpamanya sesudah membunuh anaknya penderita menangis berhari-hari,

    tetapi mulutnya tertawa. Semua ini merupakan gangguan afek dan emosi yang

    khas untuk skizofrenia. Gangguan afek dan emosi lain adalah :

    Emosi yang berlebihan, sehingga kelihatan seperti dibuat-buat, sepertipenderita yang sedang bermain sandiwara.

    Yang penting juga pada skizofrenia adalah hilangnya kemampuan untukmelakukan hubungan emosi yang baik (emotional rapport). Karena itu

    sering kita tidak dapat merasakan perasaan penderita.

    Karena terpecah belahnya kepribadian, maka dua hal yang berlawananmungkin terdapat bersama-sama, umpamanya mencintai dan membenci satu

    orang yang sama ; atau menangis dan tertawa tentang satu hal yang sama.

    Ini dinamakan ambivalensi pada afek.

    3. Ambivalence (Gangguan kemauan/keragu-raguan)

    Banyak penderita dengan skizofrenia mempunyai kelemahan kemauan.

    Mereka tidak dapat mengambil keputusan., tidak dapat bertindak dalam suatu

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    27/84

    keadaan. Mereka selalu memberikan alasan, meskipun alasan itu tidak jelas atau

    tepat, umpamanya bila ditanyai mengapa tidak maju dengan pekerjaan atau

    mengapa tiduran terus. Atau mereka menganggap hal itu biasa saja dan tidak perlu

    diterangkan.

    Kadang-kadang penderita melamun berhari-hari lamanya bahkan berbulan-bulan.

    Perilaku demikian erat hubungannya dengan otisme dan stupor katatonik.

    Negativisme : sikap atau perbuatan yang negative atau berlawanan terhadap suatu

    permintaan.

    Ambivalensi kemauan : menghendaki dua hal yang berlawanan pada waktu yang

    sama, umpamanya mau makan dan tidak mau makan; atau tangan diulurkan untuk

    berjabat tangan, tetapi belum sampai tangannya sudah ditarik kembali; hendak

    masuk kedalam ruangan, tetapi sewaktu melewati pintu ia mundur, maju mundur.Jadi sebelum suatu perbuatan selesai sudah timbul dorongan yang berlawanan.

    Otomatisme : penderita merasa kemauannya dipengaruhi oleh orang lain atau

    tenaga dari luar, sehingga ia melakukan sesuatu secara otomatis.

    4. Autism (Gejala psikomotor)

    Juga dinamakan gejala-gejala katatonik atau gangguan perbuatan. Kelompok

    gejala ini oleh Bleuler dimasukkan dalam kelompok gejala skizofrenia yang

    sekunder sebab didapati juga pada penyakit lain.

    Sebetulnya gejala katatonik sering mencerminkan gangguan kemauan. Bila

    gangguan hanya ringan saja, maka dapat dilihat gerakan-gerakan yang kurang

    luwes atau yang agak kaku. Penderita dalma keadaan stupor tidak menunjukkan

    pergerakan sama sekali. Stupor ini dapat berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan

    dan kadang-kadang bertahun-tahun lamanya pada skizofrenia yang menahun.

    Mungkin penderita mutistik. Mutisme dapat disebabkan oleh waham, ada sesuatu

    yang melarang ia bicara. Mungkin juga oleh karena sikapnya yang negativistik

    atau karena hubungan penderita dengan dunia luar sudah hilang sama sekali

    hingga ia tidak ingin mengatakan apa-apa lagi.

    Sebaliknya tidak jarang penderita dalam keadaan katatonik menunjukkan

    hiperkinesa, ia terus bergerak saja, maka keadaan ini dinamakan logorea. Kadang-

    kadang penderita menggunakan atau membuat kata-kata yang baru: neologisme.

    Berulang-ulang melakukan suatu gerakan atau sikap disebut stereotipi;

    umpamanya menarik-narik rambutnya, atau tiap kali mau menyuap nasi mengetok

    piring dulu beberapa kali. Keadaan ini dapat berlangsung beberapa hari sampai

    beberapa tahun. Stereotipi pembicaraan dinamakan verbigerasi, kata atau kalimat

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    28/84

    diulang-ulangi. Mannerisme adalah stereotipi yang tertentu pada skizofrenia, yang

    dapat dilihat dalam bentuk grimas pada mukanya atau keanehan berjalan dan gaya.

    Gejala katalepsi ialah bila suatu posisi badan dipertahankan untuk waktu yang

    lama. Fleksibilitas cerea: bila anggota badan dibengkokkan terasa suatu tahanan

    seperti pada lilin.

    Negativisme : menentang atau justru melakukan yang berlawanan dengan apa

    yang disuruh. Otomatisme komando (command automatism) sebetulnya

    merupakan lawan dari negativisme : semua perintah dituruti secara otomatis,

    bagaimana ganjilpun.Termasuk dalam gangguan ini adalah echolalia (penderita

    meniru kata-kata yang diucapkan orang lain) dan ekophraksia (penderita meniru

    perbuatan atau pergerakan orang lain).

    Gejala-gejala sekunder :1. Waham

    Pada skizofrenia, waham sering tidak logis sama sekali dan sangat bizarre.

    Tetapi penderita tidak menginsafi hal ini dan untuk dia wahamnya adalah fakta

    dan tidak dapat diubah oleh siapapun. Sebaliknya ia tidak mengubah sikapnya

    yang bertentangan, umpamanya penderita berwaham bahwa ia raja, tetapi ia

    bermain-main dengan air ludahnya dan mau disuruh melakukan pekerjaan kasar.

    Mayer gross membagi waham dalam dua kelompok yaitu waham primer dan

    waham sekunder, waham sistematis atau tafsiran yang bersifat waham (delutional

    interpretations).

    Waham primertimbul secara tidak logis sama sekali, tanpa penyebab apa-apa

    dari luar. Menurur Mayer-Gross hal ini hampir patognomonis buat skizofrenia.

    Umpamanya istrinya sedang berbuat serong sebab ia melihat seekor cicak berjalan

    dan berhenti dua kali, atau seorang penderita berkata dunia akan kiamat sebab ia

    melihgat seekor anjing mengangkat kaki terhadap sebatang pohin untuk kencing.

    Waham sekunderbiasanya logis kedengarannya dapat diikuti dan merupakan

    cara bagi penderita untuk menerangkan gejala-gejala skizofrenia lain. Waham

    dinamakan menurut isinya :waham kebesaran atau ekspansif, waham nihilistik,

    waham kejaran, waham sindiran, waham dosa, dan sebagainya.

    2. Halusinasi

    Pada skizofrenia, halusinasi timbul tanpa penurunan kesadaran dan hal ini

    merupakan gejala yang hampir tidak dijumpai dalam keadaan lain. Paling sering

    pada keadaan sskizofrenia ialah halusinasi (oditif atau akustik) dalam bentuk suara

    manusia, bunyi barang-barang atau siulan. Kadang-kadang terdapat halusinasi

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    29/84

    penciuman (olfaktorik), halusinasi citrarasa (gustatorik) atau halusinasi

    singgungan (taktil). Umpamanya penderita mencium kembang kemanapun ia

    pergi, atau ada orang yang menyinarinya dengan alat rahasia atau ia merqasa ada

    racun dalammakanannya Halusinasi penglihatan agak jarang pada skizofrenia

    lebih sering pada psikosa akut yang berhubungan dengan sindroma otak organik

    bila terdapat maka biasanya pada stadium permulaan misalnya penderita melihat

    cahaya yang berwarna atau muka orang yang menakutkan.

    Diatas telah dibicarakan gejala-gejala. Sekali lagi, kesadaran dan intelegensi tidak

    menurun pada skizofrenia. Penderita sering dapat menceritakan dengan jelas

    pengalamannya dan perasaannya. Kadang-kadang didapati depersonalisasi atau

    double personality, misalnya penderita mengidentifikasikan dirinya dengan sebuah

    meja dan menganggap dirinya sudah tidak adalagi. Atau pada double personalityseakan-akan terdapat kekuatan lain yang bertindak sendiri didalamnya atau yang

    menguasai dan menyuruh penderita melakukan sesuatu.

    Pada skizofrenia sering dilihat otisme : penderita kehilangan hubungan dengan dunia

    luar ia seakan-akan hidup dengan dunianya sendiri tidak menghiraukan apa yang

    terjadi di sekitarnya.

    Oleh Bleuler depersonalisasi, double personality dan otisme digolongkan sebagai

    gejala primer. Tetapi ada yang mengatakan bahwa otisme terjadi karena sangat

    terganggunya afek dan kemauan.

    Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menilai simptom dan gejala klinis skizofrenia

    adalah:

    (1). Tidak ada symptom atau gejala klinis yang patognomonik untu skizofrenia.

    Artinya tidak ada simptom yang khas atau hanya terdapat pada skizofrenia. Tiap

    simptom skizofrenia mungkin ditemukan pada gangguan psikiatrik atau

    gangguan syaraf lainnya. Karena itu diagnosis skizofrenia tidak dapat ditegakkan

    dari pemeriksaan status mental saat ini. Riwayat penyakit pasien merupakan hal

    yang esensial untuk menegakkan diagnosis skizofrenia.

    (2). Simptom dan gejala klinis pasien skizofrenia dapat berubah dari waktu ke waktu.

    Oleh karena itu pasien skizofrenia dapat berubah diagnosis subtipenya dari

    perawatan sebelumnya (yang lalu). Bahkan dalam satu kali perawatanpun

    diagnosis subtipe mungkin berubah.

    (3). Harus diperhatikan taraf pendidikan, kemampuan intelektual dan latar belakang

    sosial budaya pasien. Sebab perilaku atau pola pikir masyarakat dari sosial

    budaya tertentu mungkin dipandang sebagai suatu hal yang aneh bagi budaya

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    30/84

    lain. Contohnya memakai koteka di Papua merupakan hal yang biasa namun

    akan dipandang aneh jika dilakukan di Jakarta. Selain itu hal yang tampaknya

    merupakan gangguan realitas mungkin akibat keterbatasan intelektual dan

    pendidikan pasien.

    8. Tata LaksanaPengobatan utama skizofrenia adalah obat antipsikotik, sering dikombinasikan dengan

    dukungan psikologis dan sosial. Rawat Inap dapat terjadi karena episode yang parah

    baik secara sukarela atau (jika undang-undang kesehatan mental memungkinkan)

    tanpa sadar. Rawat inap jangka panjang adalah jarang karena deinstitusionalisasi (

    melepaskan individu yg dirawat untuk peduli dalam masyarakat ) awal tahun 1950-an,

    meskipun masih terjadi. dukungan layanan masyarakat termasuk drop-in center,

    kunjungan oleh anggota tim kesehatan mental masyarakat, pekerjaan yang didukung

    dan kelompok-kelompok pendukung yang umum. Beberapa bukti menunjukkan

    bahwa olahraga teratur memiliki efek positif pada kesehatan fisik dan mental mereka

    dengan skizofrenia

    The perawatan psikiatris lini pertama untuk skizofrenia adalah obat antipsikotik yang

    dapat mengurangi gejala positif psikosis dalam waktu sekitar 7-14 hari. Antipsikotik,

    bagaimanapun, gagal untuk secara signifikan memperbaiki gejala negatif dan

    disfungsi kognitif. Dalam obat antipsikotik, dengan terus menggunakanya mengurangi

    risiko kambuh. Ada sedikit bukti tentang manfaat yang konsisten dari penggunaan

    mereka lebih dari dua atau tiga tahun

    Tatalaksana:

    1. Rawat Inap

    Rawat inap diindikasikan terutama untuk tujuan diagnostic, utnuk stabilitas

    pengobatan, utnuk keamanan pasien karena adanya ide bunuh diri atau pembunuhan,

    serta untuk perilaku yang sangat kacau atau tidak pada tempatnya, termasukketidakmampuan mengurus kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, dan papan.

    Rawat inapa juga dapat mengurangi stress pasien dan membantunya menyusun

    aktivitas harian.

    2. Terapi biologis

    a. Antagonis Reseptor Dopamin

    Antagonis reseptor dopamine efektif dalam penanganan skizofrenia adalah terhadap

    gejalan positif seperti waham, halusinasi.

    Obat ini memiliki kekurangan dua utama yakni hanya persentase kecil pasien

    (kemungkinan 25%) yang cukup membantu untuk dapat memulihkan fungsi mental

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    31/84

    secara bermakna, dan yang kedua, antagonis reseptor dopamine dikaitkan dengan efek

    simpang yang mengganggu dan serius yaitu akatisia dan gejala lir-parkinsonian berupa

    rigiditas dan tremor.

    Contohnya: Klorpromazin (Thorazine) dan Haloperidol (Haldol)

    b. Antagonis Serotonin-Dopamine (SDA)

    SDA menimbulkan gejala ekstrapiramidal yang minimal atau tidak ada, berinteraksi

    dengan subtype reseptor dopamine yang berbeda dibanding antipsikotik standar, dan

    memengaruhi baik reseptor serotonin maupun glutamate. Obat ini juga menghasilkan

    efek simpang neurologis dan endokrinologis yang lebih sedikit serta lebih efektif

    dalam menangani gejala negative skizofrenia, contohnya penarikan diri.

    Contohnya: risperidon (Risperdal), klozapin, olanzapin (Zyprexa), sertindol, kuetiapin

    dan ziprasidon.3. Terapi Elektrokonvulsif (Terapi ECT)

    4. Terapi psikososial

    a. Pelatihan keterampilan sosial

    b. Terapi berorientasi keluarga

    9. KomplikasiKematian akibat usaha bunuh diri

    Membunuh orang lain

    Diri sendiri tidak terawat

    Disabilitas berat dalam komunikasi

    10.Pencegahan

    Ada tiga bentuk pencegahan primer. Pertama, pencegahan universal, ditujukan kepadapopulasi umum agar tidak terjadi faktor risiko. Caranya adalah mencegah komplikasi

    kehamilan dan persalinan. Kedua, pencegahan selektif, ditujukan kepada kelompok

    yang mempunyai risiko tinggi dengan cara, orang tua menciptakan keluarga yang

    harmonis, hangat, dan stabil. Ketiga, pencegahan terindikasi, yaitu mencegah mereka

    yang baru memperlihatkan tanda-tanda fase prodromal tidak menjadi skizofrenia yang

    nyata, dengan cara memberikan obat antipsikotik dan suasana keluarga yang kondusif

    (makalah pembahas).

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    32/84

    Pencegahan skizofrenia sulit karena tidak ada penanda yang dapat diandalkan untuk

    perkembangan selanjutnya dari penyakit ini. Bukti untuk efektivitas intervensi awal

    untuk mencegah skizofrenia tidak meyakinkan. Meskipun ada beberapa bukti bahwa

    intervensi dini pada mereka dengan sebuah psikotik episode dapat meningkatkan hasil

    jangka pendek, ada sedikit manfaat dari langkah-langkah ini setelah lima tahun.

    Mencoba untuk mencegah skizofrenia di prodrome fase memiliki manfaat pasti.

    Terapi perilaku kognitif (CBT) dapat mengurangi risiko menjadi psikotik pada mereka

    yang berisiko tinggi.

    Kemudian untuk orang-orang dengan resiko tinggi skizofrenia, mengambil langkah

    proaktif seperti menghindari penggunaan obat-obat illegal, menurunkan stress,

    mendapatkan tidur cukup, dan memulai medikasi antipsikotik secepatnya untuk

    menurunkan gejalanya yang semakin memburuk.Pencegahan pada kasus ini yaitu segera di tatalaksana sebelum menjadi lebih progesif,

    yaitu dengan obat antipsikotik dan terapi.

    11.Prognosisad vitam : dubia ad malam

    ad fungsionam : dubia ad malam

    Secara umum prognosis skizofrenia tergantung pada :

    - Usia pertama kali timbul ( onset) : makin muda makin buruk- Mula timbulnya akut atau kronik: bila akut lebih baik- Tipe skizofrenia : episode skizofrenia akut dan katatonik lebih baik- Cepat, tepat serta teraturnya pengobatan yang didapat- Ada atau tidaknya faktor pencetusnya : jika ada lebih baik- Ada atau tidaknya faktor keturunan : jika ada lebih jelek- Kepribadian prepsikotik : jika skizoid, skizotim atau introvred lebih jelek.- Keadaan sosial ekonomi : bila rendah lebih jelek.

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    33/84

    12.KDU3B

    Dokter mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan

    pemeriksaan tambahan. Dokter dapat memutuskan dan memberikan terapi awal, serta

    merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).

    Hipotesis :

    Nyonya Cek Ela 30 tahun mengalami Gangguan Jiwa Schizophrenia dengan gangguan

    kepribadian schizoid.

    Prognosis Baik Prognosis Buruk

    Onset lambat Faktor pencetus yang jelas Onset akut Riwayat sosial, seksualdan pekerjaan premorbid yang

    baik

    Gejala gangguan mood(terutama gangguan depresif)

    Menikah Riwayat keluargagangguan mood

    Sistem pendukung yangbaik

    Gejala positif

    Onset muda Tidak ada factor pencetus Onset tidak jelas Riwayat social dan

    pekerjaan premorbid yang buruk

    Prilaku menarik diri atauautistic

    Tidak menikah, bercerai ataujanda/ duda

    Sistem pendukung yangburuk

    Gejala negative Tanda dan gejala neurologist Riwayat trauma perinatal Tidak ada remisi dalam 3tahun

    Banyak relaps Riwayat penyerangan

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    34/84

    LI :

    1. RTA2. GAF scale3. Schizophrenia4. Gangguan kepribadian ( tipe-tipe kepribadian dan ciri-ciri )5. Anxiety ( gangguan afektif )6. Autism ( gangguan perilaku )7. Gangguan Assosiasi ( gangguan isi pikiran )

    SINTESIS

    REALITY TESTING ABIL I TY(RTA)Bagian status mental ini menyimpulkan kesan psikiater tentang sejauh mana pasien dapat

    dipercaya dan kemampuan ntuk melaporkan keadaannya secara akurat. Hal ini mencakup

    perkiraan kesan psikiater terhadap kejujuran atau keterusterangan pasien. Contoh: jika pasien

    terbuka mengenai penyalahgunaan obat tertentu secara aktif atau mengenai keadaan yang

    menurut pasien dapat berpengaruh buruk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa releabilitas

    pasien tersebut masih baik/bagus.

    GAF SCALEGlobal Assessment of Functioning (G.A.F) adalah skala penentuan dalam menilai

    derajat kemampuan seseorang (overall level) yang sudah diakui secara luas. Dengan

    skala GAF ini kita dapat mengukur derajat kemampuan fungsi sosial, pekerjaan dan

    psikologik. Maka dengan skala itu kita dapat mengetahui: 1) angka tertinggi yang

    dapat dicapai oleh seseorang penderita dalam waktu tertentu dan 2) angka terendahdari seseorang yang tidak mempunyai disfungsi (angka normal terendah). Dengan

    rumusan tertentu kita dapat menghitung disfungsi seseorang dengan gangguan

    skizofrenia dalam skala numerik.

    Aksis V adalah skala penilaian global terhadap fungsi yang sering disebut sebagai

    Global assesment of functioning (GAF). Pemeriksa mempertimbangkan keseluruhan tingkat

    fungsional pasien selama periode waktu tertentu (misalnya saat pemeriksaan, tingkat

    fungsional pasien tertinggi untuk sekurangnya 1 bulan selama 1 tahun terakhir). Fungsional

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    35/84

    diartikan sebagai kesatuan dari 3 bidang utama yaitu fungsi sosial, fungsi pekerjaan, fungsi

    psikologis.

    Fungsi berupa skala dengan 100 poin dengan 100 mencerminkan tingkat fungsi

    tertinggi dalam semua bidang.

    Aksis V

    Penilaian Fungsi Secara Global (Global Assesment of Functioning = GAF Scale)

    100-91 gejala tidak ada, fungsi max, tidak ada masalah yang tidak tertanggulangi

    90-81 gejala min, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalh harian biasa

    80-71 gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam social

    70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara

    umum baik60-51 gejala dan disabilitas sedang

    50-41 gejala dan disabilitas berat

    40-31 beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi,

    disabilitas berat dalam beberapa fungsi

    30-21 disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi

    dalam hampir semua bidang

    20-11 bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi

    dan mengurus diri

    10-01 persisten dan lebih serius

    0 informasi tidak adekuat

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    36/84

    SKIZOFRENIA

    1. Definisi SkizofreniaSkizofrenia adalah gangguan psikotik yang bersifat kronis atau kambuh

    ditandai dengan terdapatnya perpecahan (schism) antara pikiran, emosi dan perilaku

    pasien yang terkena. Perpecahan pada pasien digambarkan dengan adanya gejala

    fundamental (atau primer) spesifik, yaitu gangguan pikiran yang ditandai dengan

    gangguan asosiasi, khususnya kelonggaran asosiasi. Gejala fundamental lainnya

    adalah gangguan afektif, autism, gangguan asosiasi, dan ambivalensi. Sedangkan gejala

    sekundernya adalah waham dan halusinasi (Kaplan & Sadock, 2004).

    Berdasarkan DSM-IV, skizofrenia merupakan gangguan yang terjadi dalam

    durasi paling sedikit selama 6 bulan, dengan 1 bulan fase aktif gejala (atau lebih) yangdiikuti munculnya delusi, halusinasi, pembicaraan yang tidak terorganisir, dan adanya

    perilaku yang katatonik serta adanya gejala negatif (APA, 2000).

    2. Kriteria Diagnostik SkizofreniaMenurut Kaplan & Sadock (2004), terdapat beberapa kriteria diagnostik

    skizofrenia di dalam DSM-IV antara lain :

    A. Karakteristik gejala

    Terdapat dua (atau lebih) dari kriteria di bawah ini, masing-masing ditemukan

    secara signifikan selama periode satu bulan (atau kurang, bila berhasil ditangani):

    1) Delusi (waham)

    2) Halusinasi

    3) Pembicaraan yang tidak terorganisasi (misalnya, topiknya sering menyimpang

    atau tidak berhubungan).

    4) Perilaku yang tidak terorganisasi secara luas atau munculnya perilaku katatonik

    yang jelas.

    5) Gejala negatif; yaitu adanya afek yang datar, alogia atau avolisi (tidak adanya

    kemauan).

    Catatan : Hanya diperlukan satu gejala dari kriteria A, jika delusi

    yang muncul bersifat kacau (bizzare) atau halusinasi terdiri dari beberapa

    suara yang terus menerus mengomentari perilaku atau pikiran pasien, atau

    dua atau lebih suara yang saling berbincang antara satu dengan yang lainnya.

    B. Disfungsi sosial atau pekerjaan

    Untuk kurun waktu yang signifikan sejak munculnya onset gangguan,

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    37/84

    ketidakberfungsian ini meliputi satu atau lebih fungsi utama; seperti pekerjaan,

    hubungan interpersonal, atau perawatan diri, yang jelas di bawah tingkat yang dicapai

    sebelum onset (atau jika onset pada masa anak-anak atau remaja, adanya kegagalan

    untuk mencapai beberapa tingkatan hubungan interpersonal, prestasi akademik, atau

    pekerjaan yang diharapkan).

    C. Durasi

    Adanya tanda-tanda gangguan yang terus menerus menetap selama sekurangnya

    enam bulan. Pada periode enam bulan ini, harus termasuk sekurangnya satu bulan

    gejala (atau kurang, bila berhasil ditangani) yang memenuhi kriteria A (yaitu fase

    aktif gejala) dan mungkin termasuk pula periode gejala prodromal atau residual.

    Selama periode prodromal atau residual ini, tanda-tanda dari gangguan mungkin

    hanya dimanifestasikan oleh gejala negatif atau dua atau lebih gejala yang dituliskandalam kriteria A dalam bentuk yang lemah.

    D. Di luar gangguan Skizoafektif dan gangguan Mood

    Gangguan-gangguan lain dengan ciri psikotik tidak dimasukkan, karena :

    1) Tidak ada episode depresif mayor, manik atau episode campuran yang terjadi

    secara bersamaan yang terjadi bersama dengan gejala fase aktif.

    2) Jika episode mood terjadi selama gejala fase aktif, maka durasi

    totalnya akan relatif lebih singkat bila dibandingkan dengan durasi periode aktif

    atau residualnya.

    E. Di luar kondisi di bawah pengaruh zat atau kondisi medis umum

    Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat

    (penyalahgunaan obat, pengaruh medikasi) atau kondisi medis umum.

    F. Hubungan dengan perkembanganpervasive

    Jika ada riwayat gangguan autistik atau gangguan perkembangan pervasive

    lainnya, diagnosis tambahan skizofrenia dibuat hanya jika muncul delusi atau

    halusinasi secara menonjol untuk sekurang-

    kurangnya selama satu bulan (atau kurang jika berhasil ditangani).

    Klasifikasi perjalanan gangguan jangka panjang (klasifikasi ini hanya dapat

    diterapkan setelah sekurang-kurangnya satu tahun atau lebih, sejak onset awal dari

    munculnya gejala fase aktif) :

    a) Episodik dengan gejala residual interepisode (episode ini dinyatakan dengan

    munculnya kembali gejala psikotik yang menonjol); khususnya dengan gejala

    negatif yang menonjol.

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    38/84

    b) Episodik tanpa gejala residual interepisodik.

    c) Kontinum (ditemukan adanya gejala psikotik yang menonjol di seluruh periode

    observasi); dengan gejala negatif yang menonjol.

    d) Episode tunggal dalam remisi parsial; khususnya: dengan gejala negatif yang

    menonjol.

    e) Episode tunggal dalam remisi penuh.

    f) Pola lain yang tidak ditemukan (tidak spesifik).

    3. EtiologiTeori tentang penyebab skizofrenia, yaitu :

    a. Diatesis-Stres Model

    Teori ini menggabungkan antara faktor biologis, psikososial, dan lingkunganyang secara khusus mempengaruhi diri seseorang sehingga dapat menyebabkan

    berkembangnya gejala skizofrenia. Dimana ketiga faktor tersebut saling

    berpengaruh secara dinamis (Kaplan & Sadock, 2004).

    b. Faktor Biologis

    Dari faktor biologis dikenal suatu hipotesis dopamin yang menyatakan bahwa

    skizofrenia disebabkan oleh aktivitas dopaminergik yang berlebihan di bagian

    kortikal otak, dan berkaitan dengan gejala positif dari skizofrenia. Penelitian

    terbaru juga menunjukkan pentingnya neurotransmiter lain termasuk serotonin,

    norepinefrin, glutamat dan GABA. Selain perubahan yang sifatnya neurokimiawi,

    penelitian menggunakan CT Scan ternyata ditemukan perubahan anatomi otak

    seperti pelebaran lateral ventrikel, atropi koteks atau atropi otak kecil (cerebellum),

    terutama pada penderita kronis skizofrenia (Kaplan & Sadock, 2004).

    c. Genetika

    Faktor genetika telah dibuktikan secara meyakinkan. Resiko masyarakat

    umum 1%, pada orang tua resiko 5%, pada saudara kandung 8% dan pada anak

    12% apabila salah satu orang tua menderita skizofrenia, walaupun anak telah

    dipisahkan dari orang tua sejak lahir, anak dari kedua orang tua skizofrenia 40%.

    Pada kembar monozigot 47%, sedangkan untuk kembar dizigot sebesar 12%

    (Kaplan & Sadock, 2004).

    d. Faktor Psikososial

    Teori perkembanganAhli teori Sullivan dan Erikson mengemukakan bahwa kurangnya perhatian

    yang hangat dan penuh kasih sayang di tahun-tahun awal kehidupan berperan

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    39/84

    dalam menyebabkan kurangnya identitas diri, salah interpretasi terhadap realitas

    dan menarik diri dari hubungan sosial pada penderita skizofrenia (Sirait, 2008).

    Teori belajarMenurut ahli teori belajar (learning theory), anak-anak yang menderita

    skizofrenia mempelajari reaksi dan cara berfikir irasional orang tua yang

    mungkin memiliki masalah emosional yang bermakna. Hubungan interpersonal

    yang buruk dari penderita skizofrenia akan berkembang karena mempelajari

    model yang buruk selama anak-anak (Sirait, 2008).

    Teori keluargaTidak ada teori yang terkait dengan peran keluarga dalam menimbulkan

    skizofrenia. Namun beberapa penderita skizofrenia berasal dari keluarga yang

    disfungsional (Sirait, 2008).

    4. Tipe-Tipe SkizofreniaBerdasarkan definisi dan kriteria diagnostik tersebut, skizofrenia di dalam DSM-

    IV dapat dikelompokkan menjadi beberapa subtipe, yaitu (Kaplan & Sadock, 2004):

    a.Skizofrenia Paranoid

    Tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

    A. Preokupasi dengan satu atau lebih delusi atau halusinasi dengar yang menonjol

    secara berulang-ulang.

    B. Tidak ada yang menonjol dari berbagai keadaan berikut ini :

    Pembicaraan yang tidak terorganisasi, perilaku yang tidak terorganisasi atau

    katatonik, atau afek yang datar atau tidak sesuai.

    b.Skizofrenia Terdisorganisasi

    Tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

    A. Di bawah ini semuanya menonjol :

    1) Pembicaraan yang tidak terorganisasi.

    2) Perilaku yang tidak terorganisasi.

    3) Afek yang datar atau tidak sesuai.

    B. Tidak memenuhi kriteria untuk tipe katatonik

    c.Skizofrenia Katatonik

    Tipe skizofrenia dengan gambaran klinis yang didominasi oleh sekurang-

    kurangnya dua hal berikut ini :

    1) Imobilitas motorik, seperti ditunjukkan adanya katalepsi (termasuk fleksibilitas

    lilin) ataustupor.

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    40/84

    2) Aktivitas motorik yang berlebihan (tidak bertujuan dan tidak dipengaruhi oleh

    stimulus eksternal).

    3) Negativisme yang berlebihan (sebuah resistensi yang tampak tidak adanya

    motivasi terhadap semua bnetuk perintah atau mempertahankan postur yang

    kaku dan menentang semua usaha untuk menggerakkannya) ataumutism.

    4) Gerakan-gerakan sadar yang aneh, seperti yang ditunjukkan oleh posturing

    (mengambil postur yang tidak lazim atau aneh secara disengaja), gerakan

    stereotipik yang berulang-ulang, manerism yang menonjol, atau bermuka

    menyeringai secara menonjol.

    5) Ekolalia atau ekopraksia (pembicaraan yang tidak bermakna).

    d.Skizofrenia Tidak Tergolongkan

    Tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria A, tetapi tidak memenuhi kriteria untuktipe paranoid, terdisorganisasi, dan katatonik.

    e.Skizofrenia Residual

    Tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

    A. Tidak adanya delusi, halusinasi, pembicaraan yang tidak terorganisasi, dan

    perilaku yang tidak terorganisasi atau katatonik yang menonjol.

    B. Terdapat terus tanda-tanda gangguan, seperti adanya gejala negatif atau dua atau

    lebih gejala yang terdapat dalam kriteria A, walaupun ditemukan dalam bentuk

    yang lemah (misalnya,keyakinan yang aneh, pengelaman persepsi yang tidak

    lazim).

    5. Gejala dan Gambaran Klinis SkizofreniaBerdasarkan DSM-IV, ciri yang terpenting dari skizofrenia adalah adanya

    campuran dari dua karakteristik (baik gejala positif maupun gejala negatif) (APA,

    2000). Secara umum, karakteristik gejala skizofrenia (kriteria A), dapat digolongkan

    dalam tiga kelompok :

    a. gejala positif,

    b. gejala negatif, dan

    c. gejala lainnya.

    Gejala positif adalah tanda yang biasanya pada orang kebanyakan tidak ada,

    namun pada pasien Skizofrenia justru muncul. Gejala positif adalah gejala yang

    bersifat aneh, antara lain berupa delusi, halusinasi, ketidakteraturan pembicaraan, dan

    perubahan perilaku (Kaplan & Sadock, 2004).

    Gejala negatif adalah menurunnya atau tidak adanya perilaku tertentu, seperti

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    41/84

    perasaan yang datar, tidak adanya perasaan yang bahagia dan gembira, menarik diri,

    ketiadaan pembicaraan yang berisi, mengalami gangguan sosial, serta kurangnya

    motivasi untuk beraktivitas (Kaplan & Sadock, 2004).

    Kategori gejala yang ketiga adalah disorganisasi, antara lain perilaku yang

    aneh (misalnya katatonia, di mana pasien menampilkan perilaku tertentu berulang-

    ulang, menampilkan pose tubuh yang aneh; atau waxy flexibility,yaitu orang lain dapat

    memutar atau membentuk posisi tertentu dari anggota badan pasien, yang akan

    dipertahankan dalam waktu yang lama) dan disorganisasi pembicaraan. Adapun

    disorganisasi pembicaraan adalah masalah dalam mengorganisasikan ide dan pembicaraan,

    sehingga orang lain mengerti (dikenal dengan gangguan berpikir formal). Misalnya

    asosiasi longgar, inkoherensi, dan sebagainya (Prabowo, 2007).

    6. Perjalanan Gangguan dan Prognosis SkizofreniaPerjalanan berkembangnya skizofrenia sangatlah beragam pada setiap kasus.

    Namun, secara umum melewati tiga fase utama, yaitu (Prabowo, 2007) :

    a. Fase prodromal

    Fase prodromal ditandai dengan deteriorasi yang jelas dalam fungsi

    kehidupan, sebelum fase aktif gejala gangguan, dan tidak disebabkan oleh

    gangguan afek atau akibat gangguan penggunaan zat, serta mencakup paling sedikit

    dua gejala dari kriteria A pada kriteria diagnosis skizofrenia. Awal munculnya

    skizofrenia dapat terjadi setelah melewati suatu periode yang sangat panjang, yaitu

    ketika seorang individu mulai menarik diri secara sosial dari lingkungannya

    (Prabowo, 2007).

    Individu yang mengalami fase prodromal dapat berlangsung selama

    beberapa minggu hingga bertahun-tahun, sebelum gejala lain yang memenuhi

    kriteria untuk menegakkan diagnosis skizorenia muncul. Individu dengan fase

    prodromal singkat, perkembangan gejala gangguannya lebih jelas terlihat daripada

    individu yang mengalami fase prodromal panjang (Prabowo, 2007).

    b. Fase Aktif Gejala

    Fase aktif gejala ditandai dengan munculnya gejala-gejala skizofrenia secara

    jelas. Sebagian besar penderita gangguan skizofrenia memiliki kelainan pada

    kemampuannya untuk melihat realitas dan kesulitan dalam mencapai insight.

    Sebagai akibatnya episode psikosis dapat ditandai oleh adanya kesenjangan yang

    semakin besar antara individu dengan lingkungan sosialnya (Prabowo, 2007).

    c. Fase Residual

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    42/84

    Fase residual terjadi setelah fase aktif gejala paling sedikit terdapat dua

    gejala dari kriteria A pada kriteria diagnosis skizofrenia yang bersifat mentap dan

    tidak disebabkan oleh gangguan afek atau gangguan penggunaan zat. Dalam

    perjalanan gangguannya, beberapa pasien skizofrenia mengalami kekambuhan

    hingga lebih dari lima kali. Oleh karena itu, tantangan terapi saat ini adalah untuk

    mengurangi dan mencegah terjadinya kekambuhan.

    Penegakan prognosis dapat menghasilkan dua kemungkinan, yaitu prognosis

    positif apabila didukung oleh beberapa aspek berikut, seperti: onset terjadi pada

    usia yang lebih lanjut, faktor pencetusnya jelas, adanya kehidupan yang relatif baik

    sebelum terjadinya gangguan dalam bidang sosial, pekerjaan, dan seksual, fase

    prodromal terjadi secara singkat, munculnya gejala gangguan mood, adanya gejala

    positif, sudah menikah, dan adanya sistem pendukung yang baik (Kaplan & Sadock,2004).

    Sedangkanprognosis negatif, dapat ditegakkan apabila muncul beberapa

    keadaan seperti berikut: onset gangguan lebih awal, faktor pencetus tidak jelas,

    riwayat kehidupan sebelum terjadinya gangguan kurang baik, fase prodromal

    terjadi cukup lama, adanya perilaku yang autistik, melakukan penarikan diri,

    statusnya lajang, bercerai, atau pasangannya telah meninggal, adanya riwayat

    keluarga yang mengidap skizofrenia, munculnya gejala negatif, sering kambuh secara

    berulang, dan tidak adanya sistem pendukung yang baik (Kaplan & Sadock, 2004).

    Menurut Sirait (2008) skizofrenia merupakan gangguan yang bersifat kronis,

    berangsur-angsur menjadi semakin menarik diri dan tidak berfungsi selama

    bertahun-tahun. Beberapa penelitian menemukan lebih dari periode waktu 5 sampai

    10 tahun setelah perawatan pertama kali dirumah sakit, hanya 10 sampai 20%

    memiliki hasil yang baik. Lebih dari 50% memiliki hasil buruk.

    Seorangcaregivermaupun anggota keluarga lainnya berperan penting selama

    pasien berada pada fase aktif maupun fase residual. Hal ini disebabkan karena setelah

    pasien selesai dengan perawatan di rumah sakit, terapi akan tetap dilanjutkan di

    lingkungan rumah, oleh karena itu, kesuksesan pengobatan serta kekambuhan

    pasien akan ditentukan oleh caregiver selain faktor-faktor lain yang turut

    mempengaruhi kesuksesan pengobatan tersebut.

    7. TerapiTiga dasar akan pertimbangan pengobatan gangguan pada skizofrenia adalah

    (Kaplan & Sadock, 2004) :

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    43/84

    Terlepas dari berbagai etiologi, skizofrenia terjadi pada seseorang yang memiliki sifatindividual, keluarga, serta sosial psikologis yang unik, maka pendekatan pengobatan

    disusun berdasarkan bagaimana penderita telah terpengaruhi oleh gangguan dan

    bagaimana penderita akan terobati oleh pengobatan yang dilakukan (terapi

    farmakologi).

    Faktor lingkungan dan psikologi turut berperan dalam perkembangan skizofrenia,maka harus dilakukan juga terapi non farmakologi.

    Skizofrenia adalah suatu gangguan yang kompleks, dan tiap pendekatan terapetikjarang tercukupi untuk mengobati gangguan yang memiliki berbagai macam bentuk.

    Penatalaksanaan pada pasien skizofrenia dapat berupa terapi somatik, dan

    terapi psikososial.1) Terapi Somatik (Medikamentosa)

    Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati Skizofrenia disebut antipsikotik.

    Antipsikotik bekerja mengontrol halusinasi, delusi dan perubahan pola fikir yang

    terjadi pada Skizofrenia. Pasien mungkin dapat mencoba beberapa jenis antipsikotik

    sebelum mendapatkan obat atau kombinasi obat antipsikotik yang benar-benar

    cocok bagi pasien. Antipsikotik pertama diperkenalkan 50 tahun yang lalu dan

    merupakan terapi obat-obatan pertama yang efekitif untuk mengobati Skizofrenia.

    Terdapat 3 kategori obat antipsikotik yang dikenal saat ini, yaitu antipsikotik

    konvensional,newer atypical antipsycotics, dan Clozaril (Clozapine).

    a. Antipsikotik Konvensional

    Obat antipsikotik yang paling lama penggunannya disebut antipsikotik

    konvensional. Walaupun sangat efektif, antipsikotik konvensional sering

    menimbulkan efek samping yang serius. Contoh obat antipsikotik konvensional antara

    lain :

    1. Haldol (haloperidol)

    2. Mellaril (thioridazine)

    3. Navane (thiothixene)

    4. Prolixin (fluphenazine)

    5. Stelazine ( trifluoperazine)

    6. Thorazine ( chlorpromazine)

    7. Trilafon (perphenazine)

    Akibat berbagai efek samping yang dapat ditimbulkan oleh antipsikotik

    konvensional, banyak ahli lebih merekomendasikan penggunaan newer atypical

    antipsycotic.

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    44/84

    Ada 2 pengecualian (harus dengan antipsikotok konvensional).Pertama, pada pasien

    yang sudah mengalami perbaikan (kemajuan) yang pesat menggunakan antipsikotik

    konvensional tanpa efek samping yang berarti. Biasanya para ahli

    merekomendasikan untuk meneruskan pemakaian antipskotik konvensional. Kedua,

    bila pasien mengalami kesulitan minum pil secara reguler. Prolixin dan Haldol dapatdiberikan dalam jangka waktu yang lama (long acting) dengan interval 2-4 minggu

    (disebut juga depot formulations). Dengandepot formulation, obat dapat disimpan

    terlebih dahulu di dalam tubuh lalu dilepaskan secara perlahan-lahan.Sistem depot

    formulationini tidak dapat digunakan padanewer atypic antipsycotic.

    b.Newer Atypcal Anti psycotic

    Obat-obat yang tergolong kelompok ini disebut atipikal karena prinsip kerjanya

    berbda, serta sedikit menimbulkan efek samping bila dibandingkan dengan

    antipsikotik konvensional.

    Beberapa contohnewer atypical antipsycoticyang tersedia, antara lain :

    Risperdal (risperidone)

    Seroquel (quetiapine)

    Zyprexa (olanzopine)

    Para ahli banyak merekomendasikan obat-obat ini untuk menangani pasien-pasien

    dengan Skizofrenia.

    c. Clozaril

    Clozaril mulai diperkenalkan tahun 1990, merupakan antipsikotik atipikal yang

    pertama. Clozaril dapat membantu 25-50% pasien yang tidak merespon (berhasil)

    dengan antipsikotik konvensional. Sangat disayangkan, Clozaril memiliki efek

    samping yang jarang tapi sangat serius dimana pada kasus-kasus yang jarang (1%),

    Clozaril dapat menurunkan jumlah sel darah putih yang berguna untuk melawan

    infeksi. Ini artinya, pasien yang mendapat Clozaril harus memeriksakan kadar sel

    darah putihnya secara reguler. Para ahli merekomendaskan penggunaan Clozaril bila

    paling sedikit 2 dari obat antipsikotik yang lebih aman tidak berhasil.

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    45/84

    Sedian Obat Anti Psikosis dan Dosis Anjuran

    No Nama Generik Sediaan Dosis

    1 Klorpromazin Tablet 25 dan 100 mg

    Injeksi 25 mg/ml

    150 - 600 mg/hari

    2 Haloperidol Tablet 0,5 mg, 1,5 mg, 5 mg

    Injeksi 5 mg/ml

    5 - 15 mg/hari

    3 Perfenazin Tablet 2, 4, 8 mg 12 - 24 mg/hari

    4 Flufenazin Tablet 2,5 mg, 5 mg 10 - 15 mg/hari

    5 Flufenazin dekanoat Inj 25 mg/ml 25 mg/2-4 minggu

    6 Levomeprazin Tablet 25 mg

    Injeksi 25 mg

    25 - 50 mg/hari

    7 Trifluperazin Tablet 1 mg dan 5 mg 10 - 15 mg/hari

    8 Tioridazin Tablet 50 dan 100 mg 150 - 600 mg/hari

    9 Sulpirid Tablet 200 mg

    Injeksi 50 mg/ml

    300 - 600 mg/hari

    10 Pimozid Tablet 1 dan 4 mg 1-4 mg/hari

    11 Risperidon Tablet 1, 2, 3 mg 2 - 6 mg/hari

    2) Terapi Psikososial

    Gejala-gejala gangguan skizofrenia yang kronik mengakibatkan situasi

    pengobatan di dalam maupun di luar Rumah Sakit Jiwa (RSJ) menjadi monoton

    dan menjemukan. Secara historis, sejumlah penanganan psikososial telah

    diberikan pada pasien skizofrenia, yang mencerminkan adanya keyakinan bahwa

    gangguan ini merupakan akibat masalah adaptasi terhadap dunia karena berbagai

    pengalaman yang dialami di usia dini. Pada terapi psikosial terdapat dua bagian

    yaitu terapi kelompok dan terapi keluarga (Durand, 2007).

    Terapi kelompok merupakan salah satu jenis terapi humanistik. Pada terapi

    ini, beberapa klien berkumpul dan saling berkomunikasi dan terapist berperan

    sebagai fasilitator dan sebagai pemberi arah di dalamnya. Para peserta terapi saling

    memberikan feedback tentang pikiran dan perasaan yang dialami. Peserta

    diposisikan pada situasi sosial yang mendorong peserta untuk berkomunikasi,

  • 7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix

    46/84

    sehingga dapat memperkaya pengalaman peserta dalam kemampuan berkomunikasi.

    Pada terapi keluarga merupakan suatu bentuk khusus dari terapi kelompok.

    Terapi ini digunakan untuk penderita yang telah keluar dari rumah sakit jiwa dan

    tinggal bersama keluarganya. Keluarga berusaha untuk menghindari ungkapan-

    ungkapan emosi yang bisa mengakibatkan penyakit penderita kambuh kembali.

    Dalam hal ini, keluarga diberi informasi tentang cara-cara untuk

    mengekspresikan perasaan-perasaan, baik yang positif maupun yang negatif secara

    konstruktif dan jelas, dan untuk memecahkan setiap persoalan secara bersama-

    sama. Keluarga diberi pengetahuan tentang keadaan penderita dan cara-cara untuk

    menghadapinya. Dari beberapa penelitian, seperti yang dilakukan oleh Fallon

    (Davison, et al., 1994; Rathus, et al., 1991) ternyata campur tangan keluarga

    sangat membantu dalam proses penyembuhan, atau sekurang-kurangnya mencegahkambuhnya penyakit penderita, dibandingkan dengan terapi-terapi secara

    individual.

    8. KambuhKambuh merupakan kondisi dimana pasien kembali menunjukkan gejala-gejala

    skizofrenia setelah remisi dari rumah sakit. Penderita mengalami kambuh diikuti oleh

    perburukan sosial lebih lanjut pada fungsi dasar pasien (Kaplan & Sadock, 2004).

    Gangguan Kepribadian1. Paranoid

    Gangguan kepribadian paranoid ditandai oleh ketidakpercayaan terhadap orang lain

    dan kecurigaan yang terus-menerus bahwa orang di sekitar Anda memiliki motif jahat.

    Orang dengan gangguan ini cenderung memiliki kepercayaan yang berlebihan pada

    pengetahuan dan kemampuan mereka sendiri dan biasanya menghindari hubungan

    dekat. Mereka mencari maksud tersembunyi dalam segala hal dan membaca niat

    bermusuhan pada tindakan orang lain. Mereka mudah mempertanyakan kesetiaan

    teman dan orang yang dicintai dan sering bersikap dingin dan menjaga jarak dengan

    orang lain. Mereka biasanya mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain da