fix skenario c blok 8 2014

Upload: satriaputraw

Post on 11-Oct-2015

89 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

data

TRANSCRIPT

SKENARIO C BLOK 8 2014Ny. Nano, seorang manager perusahaan swasta ternama, 45 tahun BB 70 kg TB 150 cm, tidak suka aerobik, perokok intensitas sedang, terbiasa makan seafood dan kurang makan makanan berserat. Dia datang ke Klinik Perusahaan dengan keluhan perut kembung, nyeri ulu hati bila makan makanan berlemak, warna tinja pucat, mudah lelah dan jantung berdebar tapi tidak ada nyeri dada sejak satu minggu yang lalu. Ny. Nona khawatir akan penyakitnya karena ibunya menderita dislipidemia dan batu empedu.

Pemeriksaan Fisik

Sklera ikterik, TD 140/80 mmHg. RR 24x/menit, Nadi90x/menit.

Pemeriksaan Laboratorium

Trigliserida 250 mg/dL, LDL 140 mg/dL, HDL 40 mg/dL, total kolesterol 300 mg/dL, Rasio

LDL/HDL 3,5, Bilirubin direk 2,5 mg/dL, Bilirubin 0,5 mg/dL

Pemeriksaan Penunjang

EKG normal, USG batu saluran empedu

Dokter mendiagnosa pasiennya menderita dislipidemia dan batu empedu.

I. KLARIFIKASI ISTILAH1. Aerobik: bersifat memerlukan oksigen bagi kehidupan, gerak dan pertumbuhannya.

2. Makanan berserat: makanan yang mengandung serat yang tidak dapat dicerna di dalam tubuh.

3. Perokok intensitas sedang: seseorang yang menghabiskan rokok 5-14 batang dalam sehari.

4. Perut kembung: perut membesar karena berisi gas hasil fermentasi yang tidak dapat di keluarkan melalui mulut.

5. Nyeri ulu hati: berasa sakit (seperti di tusuk-tusuk jarum atau seperti di jepit pada bagian tubuh) pada lekukan antara perut dan tulang dada.

6. Warna tinja pucat: tinja yang tidak mengandung pigmen warna (sterkobilin dan urobilin).

7. Dislipidemia: kelainan katabolisme lipid

8. Batu empedu: substansi seperti batu berukuran kecil yang berada di dalam kantung empedu.

9. Sklera ikterik: pigmentasi kekuningan di sklera terjadi karena peningkatan bilirubin yang ada di plasma darah.

10. Bilirubin direk: bilirubin yang melekat pada albumin, tidak larut dalam air dan tidak di dapati di urin.

11. Bilirubin indirek: bilirubin yang berikatan dengan asam glukuronat yang di dapati di dalam urin dan larut dalam air.

II. IDENTIFIKASI MASALAHNO.MasalahKonsen

1Ny. Nano, seorang manager perusahaan swasta ternama, 45 tahun BB 70

kg TB 150 cm, tidak suka aerobik, perokok intensitas sedang, terbiasa makan seafood dan kurang makan makanan berserat.VV

2Dia datang ke Klinik Perusahaan dengan keluhan perut kembung, nyeri ulu

hati bila makan makanan berlemak, warna tinja pucat, mudah lelah dan jantung berdebar tapi tidak ada nyeri dada sejak satu minggu yang lalu.VVV

3Ny. Nona khawatir akan penyakitnya karena ibunya menderita dislipidemia

dan batu empedu.V

4Pemeriksaan Fisik

Sklera ikterik, TD 140/80 mmHg. RR 24x/menit, Nadi90x/menit.-

5Pemeriksaan Laboratorium

Trigliserida 250 mg/dL, LDL 140 mg/dL, HDL 40 mg/dL, total kolesterol

300 mg/dL, Rasio LDL/HDL 3,5, Bilirubin direk 2,5 mg/dL, Bilirubin 0,5 mg/dL.-

6Pemeriksaan Penunjang

EKG normal, USG batu saluran empedu.-

7Dokter mendiagnosa pasiennya menderita dislipidemia dan batu empedu.-

III. ANALISIS MASALAH1. Dia datang ke Klinik Perusahaan dengan keluhan perut kembung, nyeri ulu hati bila makan makanan berlemak, warna tinja pucat, mudah lelah dan jantung berdebar tapi tidak ada nyeri dada sejak satu minggu yang lalu.a) Apa penyebab:

i. Perut kembungJawab:

Perut kembung merupakan gejala awal dari penderita batu empdu. Pada kasus Ny. Nano kurangnya mengkonsumsi makanan berserat tinggi dapat menyebabkan iritasi usus (usus bekerja secara tidak normal), yang di sertai dengan gejala sembelit atau susah buang air besar.

ii. Nyeri ulu hatiJawab:

nyeri ulu hati juga merupakan gejala awal dari penderita batu empedu. Pada kasus Ny. Nano kurangnya mengkonsumsi makanan berserat tinggi dapat menyebabkan iritasi usus (usus bekerja secara tidak normal), yang di sertai dengan gejala nyeri.

iii. Warna tinja pucatJawab:

pada kasus Ny. Nano warna tinja pucat disebabkan karena adanya sumbatan pada saluran empedu.

iv. Mudah lelahJawab:

Mudah lelah merupakan salah satu gejala dari penyakit batu ginjal. Pada kasus ini Ny. Nano menderita batu ginjal sedangkan Hormon erythropoietin akan dihasilkan pada ginjal yang sehat yang berfungsi memberi tahu tubuh untuk membuat pembawa oksigen. Bila terkena gagal ginjal, maka hormon ini akan sedikit. Hal itu bisa menyebabkan pembawa oksigen dari sel darah merah ke otak dan otot menjadi semakin sedikit sehingga membuat tubuh cepat lelah.

v. Jantung berdebar tanpa nyeri dadaJawab:

Jantung berdebar tanpa nyeri dada merupakan gejala yang timbul akibat gaya hidup Ny. Nano yang tidak suka aerobic, perokok intensitas sedang dan terbiasa makan sea food yang menyebabkan semakin banyak penumpukan lemak di tubuh dan mempengaruhi tingginya kolesterol dalam darah, sehingga tampak gejala-gejala seperti jantung berdebar akibat viskositas darah meningkat. Bila empedu jenuh dengan kolesterol, kolesterol dapat mengendap sebagai kristal dan menyebabkan pembentukan batu empedu.

b) Bagaimana metabolisme lipid di dalam tubuh?Jawab:

Pemrosesan dan distribusi lipid dijelaskan dalam 8 tahap yaitu:

1. Triasilgliserol yang berasal dari diet makanan tidak larut dalam air. Untuk mengangkutnya menuju usus halus dan agar dapat diakses oleh enzim yang dapat larut di air seperti lipase, triasilgliserol tersebut disolvasi oleh garam empedu seperti kolat dan glikolat membentuk misel.

2. Di usus halus enzim pankreas lipase mendegradasi triasilgliserol menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol diabsorbsi ke dalam mukosa usus. Di dalam mukosa usus asam lemak dan gliserol disintesis kembali menjadi triasilgliserol

3. Triasilgliserol tersebut kemudian digabungkan dengan kolesterol dari diet makanan dan protein khusus membentuk agregat yang disebut kilomikron.

4. Kilomikron bergerak melalui sistem limfa dan aliran darah ke jaringan-jaringan.

5. Triasilgliserol diputus pada dinding pembuluh darah oleh lipoprotein lipase menjadi asam lemak dan gliserol.

6. Komponen ini kemudian diangkut menuju sel-sel target.

7. Di dalam sel otot (myocyte) asam lemak dioksidasi untuk energi dan di dalam sel adiposa (adipocyte) asam lemak diesterifikasi untuk disimpan sebagai triasilgliserol.

c) Apa hubungan gejala yang di alami dengan kebiasaan Ny. Nano?Jawab:

Tidak suka aerobic menyebabkan semakin banyak penumpukan lemak di tubuh, sehingga tubuh Ny. Nano mudah lelah. perokok intensitas sedang, di dalam rokok terdapat zat nikotin yang mempengharui tingginya kolesterol dalam darah sehingga tampak gejala-gejala seperti jantung berdebar akibat viskositas darah meningkat,

terbiasa makan seafood dan kurang makan makanan berserat menyebabkan Ny. Nona keluhan perut kembung, nyeri ulu hati bila makan makanan berlemak, warna tinja pucat karena tersumbatnya empedu atau terdapatnya batu empedu

2. Ny. Nano, seorang manager perusahaan swasta ternama, 45 tahun BB 70 kg TB150 cm, tidak suka aerobik, perokok intensitas sedang, terbiasa makan seafood dan kurang makan makanan berserat.a) Berapa IMT Ny. Nano?Jawab:

INDEKS MASSA TUBUH BMI = (BB) / [(TB) x (TB)]

BB = 70 kg dan TB = 150 cm, maka

BMI = (70) / [(1,50) * (1,50)] = 31, 11

Ny. Nano termasuk kategori berat badan Obesitas tingkat 1b) Apa manfaat serat dalam tubuh?Jawab:

Serat makanan mempunyai peran sebagai:

1. Penurunan transit time intestinal dan peningkatan massa feses.

2. Fermentasi oleh mikro flora usus.

3. Penurunan total dan atau LDL kolesterol darah.

4. Penurunan glukosa darah post prandial dan atau level insulin.

c) Apa resiko tidak suka aerobik, terbiasa makan sea food dan kurang makan makanan berserat? Adakah hubungannya!Jawab:

Seafood mengandung kolesterol yang sangat tinggi, terutama LDL, yang bisa menyebabkan kolesterol tinggi dan jantung koroner. Kandungan nikotin dalam rokok dapat menyebabkan ketergantungan dan dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh manusia dan berdampak pada kesehatan jantung. Aerobik dan makanan berserat mempunyai manfaat dalam mengurangi kolesterol jahat (LDL)

dalam darah, membersihkan endapan lemak di dinding pembuluh darah, dan memperlancar sirkulasi darah.

d) Adakah hubungannya perokok dengan dislipidemia?Jawab:

Ada. Merokok merupakan salah satu penyebab utama dari dislipidemia. Merokok dapat menyebabkan terjadinya kelainan pada metabolisme dan kadar lipid dalam darah atau dislipidemia dan lipid tersebut dapat mengendap di pembuluh darah sehingga menyebabkan terganggunya aliran darah. Merokok dan dislipidemia juga merupakan faktor resiko dari penyakit jantung koroner.

3. Ny. Nona khawatir akan penyakitnya karena ibunya menderita dislipidemia dan batu empedu.a) Bagaimana mekanisme:

i. DislipidemiaJawab:

Asupan asam lemak jenuh yang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan dalam tubuh adalah 10% dari energi total perhari dan kolesterol

>300mg/ hari. Konsumsi asam lemak dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL. LDL bertugas membawa kolesterol dari hati ke jaringan perifer yang didalamnya terdapat reseptor-reseptor yang akan menangkapnya (termasuk pembuluh darah koroner) untuk keperluan metabolik jaringan. Kolesterol yang berlebihan akan diangkut lagi kehati oleh HDL untuk menjadi deposit. Jika kolesterol LDL meningkat serta HDL menurun, maka akan terjadi penimbunan kolesterol di jaringan perifer termasuk pembuluh darah yang dikenal dengan dislipidemia.

ii. Batu empeduJawab:

Patofisiologi pembentukan batu empedu atau disebut kolelitiasis pada umumnya merupakan satu proses yang bersifat multifaktorial.

Kolelitiasis merupakan istilah dasar yang merangkum tiga proses litogenesis empedu utama berdasarkan lokasi batu terkait:

1. Kolesistolitiasis (litogenesis yang terlokalisir di kantung empedu)

2. Koledokolitiasis (litogenesis yang terlokalisir di duktus koledokus)

3. Hepatolitiasis (litogenesis yang terlokalisir di saluran empedu dari awal percabangan duktus hepatikus kanan dan kiri)

b) Factor yang mempengaruhi terjadinya batu empedu?Jawab:

1. Perempuan memiliki risiko lebihtinggi terkena batu empedu.Hal ini karena perempuan dianggap memiliki kecenderungan indeks massa tubuh yang lebih tinggi dan tidak banyak bergerak dibandingkan laki-laki. Meskipun begitu, bukan berarti laki-laki menjadi kebal terhadap munculnya batuempedu. Oleh karena itu, perempuan dianjurkan untuk lebih banyak bergerak dan memantau indeks massa tubuh sebagai salah satu langkah pencegahan terjadinya batu empedu.

2. UsiaUsia turut berperan dalam peningkatan risiko batu empedu. Seseorang yang berusia 55 tahun atau lebih, akan mengalami peningkatan risiko terkena batuempedu. Hal ini disebabkan oleh fungsi tubuh, seperti system pencernaan, menurun seiring dengan bertambahnya usia, serta kurangnya aktivitas fisik dan olahraga ketika seseorang bertambah tua.

3. Berat Badan dan KolesterolKelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko terkena batu empedu. Tidak memantau asupan makanan berlemak dan berkolesterol akan membuat tubuh bekerja lebih keras untuk mencernanya. Karena batu empedu terbentuk dari kolesterol, maka penting untuk mengontrol apa yang kita makan dan mempertahankan berat tubuh yang ideal serta sehat.

4. Operasi Bypass Lambung (Gastric Bypass Surgery)Seseorang yang telah menjalani operasi bypass lambung dan yang mengalami penurunan berat badan secara drastic memiliki risiko lebih

besar terkena batu empedu. Hal ini disebabkan penurunan area untuk pencernaan dan membuat perut lebih keras bekerja.

5. HDLPerempuan dan laki-laki yang memiliki kadar kolesterol HDL dan trigliserida yang tinggi memiliki risiko lebih tinggi terkena batu empedu.

6. Kondisi Kesehatan PerutKondisi perut dan penyakit tertentu akan meningkatkan risiko seseorang terkena batu empedu. Perut yang tidak dapat bekerja dengan baik adalah perut yang memiliki masalah dalam mencerna makanan. Salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kondisi ini adalahCrohns disease.

7. Riwayat KeluargaGenetika juga memiliki peran dalam meningkatkan risiko terjadinya batu empedu. Jadi, riwayat keluarga juga perlu diperhatikan jika seseorang ingin melakukan langkah langkah pencegahan batu empedu seperti dengan melakukan diet sehat, mengendalikan berat badan, dan melakukan aktivitas fisik yang cukup.

8. Hormon EstrogenPerempuan yang mengambil pil KB atau terapi hormone estrogen dalam dosis tinggi setelah menopause cenderung mengalami peningkatan risiko terkena batuempedu.

9. RasPenduduk asliAmerika dan orang Hispanik memiliki kecenderungan lebih tinggi terkena batu empedu.

10. Kondisi TertentuKondisi tertentu seperti kehamilan, anemia selsabit, sirosis, anoreksia, dan bulimia dapat berkontribusi terhadap pembentukan batu empedu.

11. Gaya HidupGaya hidup yang tidak sehat, yang tidak melakukan diet sehat serta jumlah aktivitas fisik harian yang terbatas akan mempertinggi risiko terjadinya batu empedu.

c) Apakah dislipidemia dan batu empedu merupakan penyakit turunan?Jawab:

Ya. Dislipidemia primer merupakan penyakit genetik dan bawaan yang dapat menyebabkan kelainan kadar lipid dalam darah. Faktor keturunan atau genetic juga merupakan salah satu faktor resiko dari adanya batu empedu. Jadi, riwayat keluarga juga perlu diperhatikan jika seseorang ingin melakukan langkah-langkah pencegahan batu empedu seperti dengan melakukan diet sehat, mengendalikan berat badan, dan melakukan aktivitasfisik yang cukup.

d) Bagaimanan metabolisme lipid yang abnormal?Jawab:

Lemak serum, yang dikenal Sebagai lipid, memasok tubuh dengan energi dan bahan pembangun. Sebagian lemak diperoleh dari makanan yang kita konsumsi dan Sebagian lagi diciptakan oleh tubuh sendiri. Jika, Sebagai akibat makanan yang buruk, tubuh menerima lebih banyak lemak daripada yang dibutuhkan, kadar lemak tubuh pun meningkat.

Suatu kondisi lemak darah tinggi yang kronis (hiperlipidemia) bisa memicu dan mempercepat proses perusakan dinding arteri kondisi yang kita sebut arteriosklerosis. Dua jenis lemak darah kolesterol dan trigliserida, dan terutama kolesterol memainkan peran penting didalamnya. Kolesterol Sebagian besar diproduksi oleh tubuh sendiri, tetapi kadar kolesterol darah dikaitkan dengan makanan kita, dengan jenis lemak yang kita makan dan kolesterol yang mengandung dalam makanan kita. Tubuh mampu merubah karbohidrat seperti gula, tepung, roti dan produk-produk roti menjadi lemak yang dikenal Sebagai trigliserida. Westlund dan Nicolaysen, dua ahli epidemiologi dari Norwegia, menemukan bahwa pria-pria separuh baya yang kadar kolesterol darahnya lebih dari 250 mg% memiliki risiko serangan jantung diatas rata-rata, dan risiko itu meningkat seiring dengan meningkatnya kadar kolesterol. Kadar trigliserida darah yang meningkat bisa menjadi suatu bahaya.

4. Pemeriksaan FisikSklera ikterik, TD 140/80 mmHg. RR 24x/menit, Nadi90x/menit.a) Bagaimana interprestasi dari pemeriksaan fisik?Jawab:

o DENYUT NADI

Kecepatan(Normal : 60-100 BPM)BPM = Beats Per Minute

HR > 100 BPM = Takikardi HR < 60 BPM = Bradikardi Denyut nadi Ny. Nano: Normalo TEKANAN DARAH Tergantung: umur, suku(ras), gender

Umum : 120/80

TD > 140/90 mmHg ---abnormal

Sistolik turun> 10 mm Hg atau Nadi naik> 10-20 BPM

Tekanan darah Ny. Nano: Batas normal tinggio KECEPATAN RESPIRASI

Kecepatan: harganormal RR : 12-18 resp/min

RR > 20 resp/min : TAKIPNEA RR < 10 resp/min : BRADIPNEA RR Ny. Nano: Takipneao SKLERA IKTERIK : Sklera (bagian putih pada bola mata) terilihat berwarna kuning diakibatkan karena bilirubin yang meningkat.

b) Apa penyebab sklera ikterik?Jawab:

Terjadi ketika kadar bilirubin yang berlebihan yang dihasilkan oleh hati ketika mengeluarkan bilirubin tersebut dari dalam darah atau ketika terjadi kerusakan hati yang mencegah pembuangan bilirubin dari dalam darah atau

yang menyebabkan bilirubin sedikit meningkat, sehingga sclera (bagian putih pada bola mata) terlihat menguning.

c) Bagaimana mekanisme hasil pemeriksaan fisik yang abnormal:i. TDJawab: Peningkatan tekanan darah sistol pada Ny. Nano termasuk dalam kategori ringan 1, hal ini disebabkan karena banyaknya kadar kolesterol dalam tubuh yang mulai mnyebabkan penumpukan pada pembuluh darah serta meningkatkan indeks massa tubuh (IMT) yang akan mengakibakan meningkatknya kerja jantung sehingga tekanan darah meningkat.

ii. RRJawab: 24 kali permenit termasuk abnormal karena batasan normanya berada pada rentang 16-20 pada orang dewasa. Hal ini disebabkan akibat Obesitas dan meningkatnya kerja tubuh yang membutuhkan oksigen lebih banyak sehingga intake oksigen pun meningkatkan tanpa disadari melalui respirasi.

iii. Sklera ikterikJawab: Kolelitiasis atau batu empedu menyebabkan menurunnya sekresi Bilirubin direct bersamaan dengan cairan empedu, hal ini mengakibatkan meningkatnya kadar Bilirubin dalam darah sehingga meyebabkan sklera (bagian putih pada bola mata) terlihat menguning.

5. Pemeriksaan LaboratoriumTrigliserida 250 mg/dL, LDL 140 mg/dL, HDL 40 mg/dL, total kolesterol 300 mg/dL, Rasio LDL/HDL 3,5, Bilirubin direk 2,5 mg/dL, Bilirubin 0,5 mg/dL.a) Bagaimana interprestasi dari hasil pemeriksaan laboratorium?Jawab:

Nama Lain : Triglyceride,

TGDefinisi : salah satu jenis lemak yang merupakan sumber energi utama bagi tubuhdan merupakan cadangan energi dalam jaringan adipose

Persiapan : Puasa 12 jam sebelum pengambilan sampel darah, tidak mengkonsumsi alkohol dalam 24 jam, hanya boleh minum air putih.

Sampel : Serum

Pemeriksaan : Setiap Hari

Nilai Rujukan : Bervariasi tiap laboratorium. Normal : < 150 mg/dL atau 1.7 mmol/L

Batas Tinggi : 150-199 mg/dL atau 1.7 2.3 mmol/L Tinggi : 200 mg/dL atau 2.3 mmol/L

Hasil Abnormal :

Menurun : Malnutrisi, malabsorpsi, makan rendah lemak, hipertiroid, dll

Meningkat : Makan karbohidrat berlebih, diabetes tak terkontrol, sindroma nefrotik, pankreatitis, hipotiroid, hiperlipoproteinemia bawaan, dll

Trigliserida Ny. Nano: TinggiNama Lain : Total cholesterol

zat yang penting bagi kehidupan, antara lain untuk membentuk membran sel

Definisi : di semua organ, membuat hormon pertumbuhan dan reproduksi, membentuk asam empedu yang diperlukan untuk menyerap nutrisi dari makanan, dll

Sampel : Serum

Pemeriksaan : Setiap Hari

NilaiRujukan

: Bervariasi tiap laboratorium.

Optimal : < 200 mg/dL ; SI unit: < 5.2 mmol/L

Batas Tinggi : 200-239 mg/dL ; SI unit: 5.2 6.2 mmol/L Tinggi : 240 mg/dL ; SI unit: 6.2 mmol/L

Menurun: malnutrisi, malabsorpsi, penyakit hati, sepsis, hipertiroid, dllHasil

Abnormal

: Meningkat: hiperlipidemia bawaan, makan tinggi lemak, diabetes tak terkontrol, sindroma nefrotik, hipotiroid, kehamilan, dll

Total kolesterol Ny. Nano: TinggiNama Lain : HDL Cholesterol, HDL, HDL-C, High-density lipoprotein cholesterol

Definisi :

salah satu lipoprotein (ikatan protein dengan sejumlah kolesterol), sering disebut kolesterol baik karena berfungsi mengambil kelebihan kolesterol dari pembuluh darah atau jaringan lain, kemudian membawanya ke hati

untuk dibuangSampel : Serum

Pemeriksaan : Setiap Hari

Bervariasi tiap laboratorium.Nilai

Rujukan

Hasil

Abnormal

: Tinggi: 60 mg/dL ; 1.6 mmol/L

Rendah: < 40 mg/dL ; < 1.0 mmol/L

Menurun: resiko tinggi terjadinya PJK dan stroke:Meningkat: resiko rendah terjadinya PJK dan stroke

HDL Ny. Nano: NormalNama Lain : LDL, LDL Cholesterol, LDL-C

satu lipoprotein yang mengangkut kolesterol dalam darah, sering disebut

Definisi : kolesterol jahat karena berfungsi mengangkut kolesterol dari hati menuju

pembuluh darah / jaringan perifer untuk pembentukan membran sel

Sampel : Serum Pemeriksaan : Setiap Hari Nilai

Rujukan

: Bervariasi tiap laboratorium.Optimal : < 100 mg/dL ; < 2.6 mmol/L

Batas Tinggi : 130-159 mg/dL ; 3.38 4.13 mmol/L Tinggi : 160 mg/dL ; 4.16 mmol/L

Hasil

Abnormal

Menurun: resiko rendah terjadinya PJK dan stroke:Meningkat: resiko tinggi terjadinya PJK dan stroke

LDL Ny. Nano: Batas normal tinggiNama Lain : Bili

pigmen berwarna kuning yang ditemukan di empedu. Berdasarkan sifat reaksi kimianya, dalam laboratorium conjugated bilirubin disebut Direk

Definisi :

bilirubin, sedangkan unconjugated bilirubin disebut Indirek bilirubin. Gabungan dari keduanya adalah Bilirubin Total.

Sampel : Serum, Plasma

Pemeriksaan : Setiap Hari

NilaiRujukan Bilirubin Direk Bilirubin Indirek Bilirubin Total

Hasil

Abnormal

: Bervariasi tiap laboratorium.

: 0,30 mg/Dl

: 0,80 mg/Dl

: 1,10 mg/dL

Bilirubin Direk Meningkat: Hepatitis, sirosis, batu kandung empedu, Intrahepatic kolestasis (penumpukan empedu dalam hati) karena sebab

apapun.:Bilirubin Indirek Meningkat: Anemia Hemolitik, Penyakit kuningfisiologis (normal pada bayi baru lahir), hemolytic disease of the newborn, hiperbilirubinemia neonatus, reaksi transfusi, dll.

Bilirubin direk Ny. Nano : hiperbilirubinemiaBilirubin indirek Ny. Nano : normalb) Bagaimana mekanisme hasil pemeriksaan laboratorium yang abnormal?Jawab:-Trigliserida : Pola hidup yang tidak baik pada Ny. Nano menyebabkan meningkatnya intake lemak oleh tubuh sehingga Trigliserida yang merupakan komponen penyusun lipid pun ikut meningkat dan meyebabkan Obesitas.

-LDL : Termasuk dalam kategori Batas Normal Tinggi akibat meningkatnya kadar kolesterol dalam tubuh yang merupakan komponen utama penyusun LDL.

-Total Kolesterol : > 240 mg/dl dikatakan meningkat dan pada Ny. Nano terjadi sama seperti meningkatnya Trigliserida, dimana intake lemak yang meningkat akan menyebabkan meningkatnya kolesterol dalam tubuh.

-Bilirubin Direct : Peningkatan hal ini terjadi karena penyumbatan oleh saluran empedu yang menyebabkan bilirubin

direct (telah berikatan dengan asam glucoronik) yang seharusnya disekresikan kedalam intestinum bersamaan dengan cairan empedu terhambat dan menumpuk di hati.

c) Bagaimana sintesis kolesterol dalam tubuh?Jawab:

Tahap 1. 2 asetil-KoA berkondensasi membentuk asetoasetil-KoA yg dikatalis sitosolik tiolase enzyme, atau dari asetoasetat (dalam hati) yang berdifusi kedalam sitosol dan dengan asetoasetil-KoA enzyme dubah menjadi asetoasetil-KoA. Kemudian Asetoasetil-KoA berkondensasi dengan asetil-KoA menjadi HMG-KoA dg perean HMG-KoA enzyme, lalu dengan peran HMG-KoA reduktase akan dikatalis menjadi mevalonat (reduksi 2 tahap oleh NADPH).

Tahap 2. Mevalonat mengalami fosforilasi oleh ATP membentuk beberapa senyawa yang akut dan menjadi unit isoprenoid yg aktif dengan reaksi dekarboksilasi menjadi isopentenil difosfat.

Tahap 3. Enam unit isoprenid membentuk skualen melalui 3 molekul difosfat akan terkondensasi menjadi farnesil difosfat.

Tahap 4. Skualena diubah menjadi lanosterol.

Tahap 5. Selanjutnya dalam retikulum endoplasmik lanosterol akan diubah menjadi kolesterol.

Biosintesis endogen dan eksogenLipid darah diangkut dengan 2 cara yaitu jalur eksogen dan endogen:

1.Jalur Eksogen:Trigliserida dan kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus berbentuk kilomikron, akan diangkut dalam saluran limfe melalui duktus thorasikus menuju ke darah. Trigliserid dalam kilomikron mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase pada permukaan sel endotel membentuk asam lemak dan kilomikron remnan.Kolesterol juga dapat disintesis dari asetat dibawah pengaruh enzim HMG Co A reduktase yang menjadi aktif jika terdapat kekurangan kolestrol endogen. Asupan kolesterol dari darah juga diatur oleh jumlah reseptor LDL yang terdapat pada permukaan sel hati

2.Jalur EndogenTrigliserid dan kolesterol yang disintesis oleh hati diangkut secaraendogen dalam bentuk VLDL kaya trigliserid dan mengalami hidrolisis dalam sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis kilomikron

menjadi partikel lipoprotein yang lebih kecil yaitu IDL dan LDL. LDL mengalami katabolisme melalui reseptor LDLyang terdapat pada permukaaan sel hati dan jalur non reseptor. Jalur katabolisme reseptor dapat ditekan oleh produksi kolesterol endogen. Kenaikan kadar kolesterol kira- kira 25 mg/dl yang juga tergantung umur.

d) Bagaimana sintesis bilirubin di dalam tubuh?Jawab:

Dalam Limpa : Molekul heme (dari hemoglobin) diubah menjadi bilidervin (dan atom besi dan molekul karbon monoksida) oleh oxygenase heme enzim. Bilidervin adalah molekul larut air yang kemudian diubah menjadi biliverdin reduktase menjadi bilirubin (lemak larut).

Dalam Darah : Bilirubin adalah terkonjugasi dengan albumin membentuk bilirubin terkonjugasi.

Dalam Hati: Glucoronyl transferase bulu bilirubin ke bilirubin diclucorinide

(larut air).Bilirubin diclucorinide dapat dikeluarkan dari tubuh.

e) Apa perbedaan bilirubin direk dan indirek?Jawab:

Bilirubin IndirekBilirubin Direk

Tidak larut dalam air

Larut dalam alkohol

Terikat oleh protein albumin

Tidak mewarnai jaringan

Dengan reagent Azo tidak bereaksi langsung perlu accelerator

Tidak terdapat dalam urine Bilirubin yang belum dikonjugasi Tidak dapat difiltrasi oleh glomerulus

Memiliki Afinitas terhadap sel lemak otak yang kuat sehingga meracuni otak.Larut dalan air

Tidak larut dalam alkohol Tidak terikat oleh protein Mewarnai jaringan

Dengan reagent Azo langsung bereaksi, tidak accelerator

Dapat ditemukan dalam urine Bilirubin yang dikonjugasi Dapat difiltasi oleh glomerulus

Tidak memiliki Afinitas terhadap sel lemak otak yang kuat sehingga tidak meracuni otak.

f) Apa saja macam-macam lipoprotein dan fungsinya?Jawab:

Berdasarkan pada densitas lipoprotein, komposisinya, ukurannya serta mobilitas elektroforesis maka liporotein dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Kilomikron

Berikatan dengan reseptor sel di hati dan mengalami endositosis. Kilomikron akan menghilang dari plasma darah setelah berpuasa 12-14 jam karena mengalami kaltabolisme oleh enzim lipase.

2. Prelipoprotein- atau VLDL (Very Low Density Lipoprotein)

Peningkatan perkusor VLDL meningkatkan kadar LDL (VLDL (lipoprotein lipase) IDL(Penguraian) LDL ).3. Lipoprotein- atau LDL (Low Density Lipoprotein)

LDL disebut kolestrol jahat karena mudah melekat pada dinding sebelah dalam pembuluh darah dan menyebabkan penumpkan lemak yang dapat menyempitkan pembuluh darah (aterosklerosis) yang disebut efek atherogenik. Jaringan yang banyak mengandung LDL adalah hati dan kelenjar adrenal .

4. Lipoprotein- atau HDL (High Density Lipoprotein)

Memiliki efek anti-atherogenik. Fungsi utama HDL adalah membawa kolesterol bebas dari dalam endotel dan mengirimkannya ke pembuluh darah perifer, lalu keluar dari tubuh lewat empedu. Dengan demikian, penimbunan kolesterol di perifer menjadi berkurang. Saat disekresikan ke dalam darah berukuran kecil berbentuk diskoid, namun setelah terisi oleh ester kolestrol dan triasilgliserol, partikel ini menjadi besar dan berbentuk seris.

HDL memindahkan protein apoCII dan apoE ke kilomikron dan VLDL, lipoprotein yang kaya akan triasilgliserol. ApoCII merangsang penguraian triasilgliserol dalam partikel-partikel ini dengan mengaktifkan LPL. Penguraian ini menghasilkan sisa kilomikron (dari kilomikron) dan IDL (dari VLDL). ApoE, yang terkandung dalam partikel-partikel ini, berfungsi sebagai ligan untuk reseptor di membran sel hati yang berperan dalam penyerapan sisa kilomikron dan IDL.

6. Pemeriksaan penunjangEKG normal, USG batu saluran empedua) Apa kandungan batu saluran empedu?Jawab:

Empedu adalah cairan hijau kekuningan (kadang-kadang kehitaman) yang diperlukan untuk mencerna makanan berlemak di usus kecil. Selain mengandung air (95%), empedu juga mengandung kolesterol, garam empedu, garam mineral dan pigmen. Selama makan, kandung empedu berkontraksi dan mengeluarkan cairan empedu yang kemudian mengalirke usus untuk membantu mencerna lemak.

b) Apa fungsi dilakukannya pemeriksaan penunjang?

Jawab:

Untuk menambah data penunjang selain data pemeriksaan fisik.

Untuk memberi kejelasan dan kepastian tentang kesungguhan penyakit yang diderita pasien.

Untuk memudahkan dokter dalam melakukan diagnosa.

Agar dokter mampu memperkuat hasil-hasil pemeriksaan sebelumnya dan mengetahui perubahan-perubahan fungsional atau Struktural yang sudah di tunjukkan oleh riwayat sakit pasien.

7. Dokter mendiagnosa pasiennya menderita dislipidemia dan batu empedu.a) Apakah hubungan dislipidemia dan batu empedu?Jawab : Kelebihan kadar kolestrol, lipoprotein, dan trigliserida dalam tubuh menyebabkan meningkatnya kadar kolesterol yang disekresikan bersamaan dengan cairan empedu menumpuk pada saluran empedu sehingga mengeras dan membentuk batu empedu yang ditandai dengan timbulnya gejala-gejala batu empedu seperti nyeri ulu hati, feses berwarna pucat dan sebagainya.

Ny. Nano

45 thn, BB 70 kg, TB 150 cmTidak suka aerobik Terbiasa makan sea food

kurang makan makanan berserat

Riwayat ibu menderita dilipidemia

& batu empeduTinja

pucat

Mudah lelah

Jantung berdebar

dislipidemiaUSG batu saluran empedu

PokokBahasanWhat I knowWhat I dontknowWhat I have to proveHow I willlearn

MetabolismeoDefinisioDegradasioHubungan antar kasus

LipidoJenis-jenisoAbnormaloBiosintesis Endogen

oInterprestasidan Eksogen

oProses dan transport

DislipidemiaoDefinisioKlasifikasioHubungan antar kasus

oGejalaoPenangananoEpidemiologi

Batu EmpeduoDefinisioKlasifikasioHubungan antar kasus

oGejalaoPengobatanoPatofisiologi

oPenyebaboKandungan

Bilirubin o Definisi

o Fisiologipembentukkan

o Sintesis

Abnormal

Interprestasi

o Kadar normal

o Bilirubin direk danindirek

o Hubungan antar kasus

- Journal

- Text book

- Pakar

VI. KERANGKA KONSEPVII. SINTESIS MASALAH1. METABOLISME LIPIDProses dan Transport Lipid:Triasilgliserol atau trigliserida adalah senyawa lipid utama yang terkandung dalam bahan makanan dan sebagai sumber energi yang penting, khususnya bagi hewan. Sebagian besar triasilgliserol disimpan dalam sel-sel jaringan adiposa, adipocytes. Triasilgliserol secara konstan didegradasi dan diresintesis.

Pemrosesan dan distribusi lipid dijelaskan dalam 8 tahap yaitu:

1. Triasilgliserol yang berasal dari diet makanan tidak larut dalam air. Untuk mengangkutnya menuju usus halus dan agar dapat diakses oleh enzim yang dapat larut di air seperti lipase, triasilgliserol tersebut disolvasi oleh garam empedu seperti kolat dan glikolat membentuk misel.

8. Di usus halus enzim pankreas lipase mendegradasi triasilgliserol menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol diabsorbsi ke dalam mukosa usus.

9. Di dalam mukosa usus asam lemak dan gliserol disintesis kembali menjadi triasilgliserol

10. Triasilgliserol tersebut kemudian digabungkan dengan kolesterol dari diet makanan dan protein khusus membentuk agregat yang disebut kilomikron.

11. Kilomikron bergerak melalui sistem limfa dan aliran darah ke jaringan-jaringan.

12. Triasilgliserol diputus pada dinding pembuluh darah oleh lipoprotein lipase menjadi asam lemak dan gliserol.

13. Komponen ini kemudian diangkut menuju sel-sel target.

14. Di dalam sel otot (myocyte) asam lemak dioksidasi untuk energi dan di dalam sel adiposa

(adipocyte) asam lemak diesterifikasi untuk disimpan sebagai triasilgliserol.

Selama olah raga, otot membutuhkan dengan cepat sejumlah energi simpanan. Asam lemak yang disimpan dalam adipocyte dapat dilepaskan dan ditransport ke myocyte oleh serum albumin untuk didegradasi menghasilkan energi.

Ada 3 sumber asam lemak untuk metabolisme energi pada hewan, yaitu:

- suplai triasilgliserol dari makanan

- sintesis triasilgliserol dalam hati jika sumber energi internal melimpah

- simpanan triasilgliserol dalam adipocytes.

Metabolisme lipid pada jaringan adiposa:Untuk proses lipogenesis (sintesis lipid) pada jaringan adiposa, triasilgliserol disuplai dari hati dan usus dalam bentuk lipoprotein, VLDL dan kilomikron. Asam lemak dari lipoprotein dilepaskan oleh lipoprotein lipase yang berlokasi pada permukaan sel-sel endotelial pembuluh kapiler darah. Asam lemak kemudian diubah mejadi triasilgliserol.

Proses lipolisis (degradasi lipid) pada jaringan adiposa dikatalisis oleh Hormone- sensitive lipase, yang dikontrol oleh hormon, dengan mobilisasi sebagai berikut:

1. Jika glukosa dalam darah rendah, akan memicu pelepasan epinefrin atau glukagon. Kedua hormon meninggalkan aliran darah dan mengikat molekul reseptor yang ditemui di dalam membran adipocyte atau sel lemak.

2. Hal ini menyebabkan adenilat siklase melalui protein G mengubah ATP menjadi cAMP.

3. cAMP kemudian mengaktifkan protein kinase. Protein kinase aktif mengaktifkan triasilgliserol lipase (Hormone-sensitive lipase) melalui forforilasi.

4. Protein kinase aktif juga mengkatalisis fosforilasi molekul perilipin pada permukaan butiran lemak (lipid droplet) sehingga triasilgliserol lipase dapat mengakses permukaan butiran lemak.

5. Selanjutnya triasilgliserol diuraikan menjadi asam lemak bebas dan gliserol oleh triasilgliserol lipase.

6. Molekul asam lemak yang dihasilkan dilepaskan dari adipocyte dan diikat oleh protein serum albumin dalam darah untuk diangkut melalui pembuluh darah menuju myocyte (sel otot) jika dibutuhkan. Jumlah asam lemak yang dilepaskan oleh jaringan adiposa ini tergantung pada aktivitas triasilgliserol lipase. Hanya asam lemak rantai pendek yang dapat larut dalam air, sedangkan asam lemak rantai panjang tidak. Oleh karena itu untuk pengangkutannya asam lemak rantai panjang diikatkan pada serum albumin.

7. Asam lemak tersebut dilepaskan dari albumin dan masuk ke myocyte melalui transport khusus.

8. Di myocyte asam lemak mengalami -oksidasi yang menghasilkan CO2 dan energi ATP.Degradasi asam lemak di dalam hatiJaringan menangkap asam lemak dari aliran darah untuk dibangun kembali menjadi lipid atau untuk memperoleh energi dari oksidasinya. Metabolisme asam lemak intensif khususnya di dalam sel hati (hepatocytes). Proses terpenting dari degradasi asam lemak adalah -oksidasi yang terjadi di dalam mitokondria. Asam lemak dalam sitoplasma diaktifkan dengan mengikatkannya pada coenzyme A, kemudian dengan sistem transport karnitin masuk ke mitokondria untuk didegradasi menjadi acetyl-CoA melalui proses - oksidasi. Residu acetyl hasil dapat dioksidasi lanjut menjadi CO2 melalui TCA dan rantai respirasi dengan menghasilkan ATP. Jika produksi acetyl-CoA melebihi kebutuhan energi sel hepatocyte akan diubah menjadi keton bodi untuk mensuplai energi pada jaringan lain. Hal ini terjadi jika suplai asam lemak dalam plasma darah tinggi, misal dalam kondisi kelaparan atau diabetes mellitus.

Biosintesis lipid dalam hati.Biosintesis asam lemak terjadi di sitoplasma, khususnya di hati, jaringan adiposa, ginjal, paru-paru, dan kelenjar mammae. Pensuplai karbon yang paling penting adalah glukosa. Akan tetapi prekursor asetyl-CoA yang lain seperti asam amino ketogenik dapat digunakan. Mula-mula acetyl-CoA dikarboksilasi menjadi malonil CoA, kemudian dipolimerisasi menjadi asam lemak. Asam lemak selanjutnya diaktivasi dan disintesis menjadi lipid (triasilgliserol) dengan gleserol 3-fosfat. Untuk mensuplai jaringan lain, lipid tersebut dipak ke dalam kompleks lipoprotein (VLDL) oleh hepatocyte dan dilepaskan ke dalam darah.

Biosintesis endogen dan eksogenLipid darah diangkut dengan 2 cara yaitu jalur eksogen dan endogen:

1.Jalur Eksogen:Trigliserida dan kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus berbentuk kilomikron, akan diangkut dalam saluran limfe melalui duktus thorasikus menuju ke darah. Trigliserid dalam kilomikron mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase pada permukaan sel endotel membentuk asam lemak dan kilomikron remnan.Kolesterol juga dapat disintesis dari asetat dibawah pengaruh enzim HMG Co A reduktase yang menjadi aktif jika terdapat kekurangan kolestrol endogen. Asupan kolesterol dari darah juga diatur oleh jumlah reseptor LDL yang terdapat pada permukaan sel hati

2.Jalur EndogenTrigliserid dan kolesterol yang disintesis oleh hati diangkut secaraendogen dalam bentuk VLDL kaya trigliserid dan mengalami hidrolisis dalam sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis kilomikron menjadi partikel lipoprotein yang lebih kecil yaitu IDL dan

LDL. LDL mengalami katabolisme melalui reseptor LDLyang terdapat

pada permukaaan sel hati dan jalur non reseptor. Jalur katabolisme reseptor dapat ditekan oleh produksi kolesterol endogen. Kenaikan kadar kolesterol kira-kira 25 mg/dl yang juga tergantung umur.

Metabolsime Lipid AbnormalPenyakit HiperlipidemiaHiperlipidemia, hyperlipoproteinemia, dislipidemia atau hiperlipidemia (Inggris Bahasa Inggris) adalah kehadiran menaikkan tingkat atau abnormal lipid dan / atau lipoprotein dalam darah. Lipid (molekul lemak) yang diangkut dalam kapsul protein, dan kepadatan lipid dan jenis protein menentukan nasib partikel dan pengaruhnya pada metabolisme.

Lipid dan lipoprotein kelainan yang sangat umum dalam populasi umum, dan dianggap sebagai faktor risiko yang dapat dimodifikasi tinggi untuk penyakit kardiovaskular

karena pengaruh kolesterol, salah satu zat lipid paling klinis yang relevan, pada aterosklerosis. Selain itu, beberapa bentuk mungkin predisposisi pankreatitis akut.

Hyperlipidemias diklasifikasikan menurut klasifikasi Fredrickson yang didasarkan pada pola lipoprotein pada elektroforesis atau ultrasentrifugasi. Hal itu kemudian diadopsi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Ini tidak langsung account untuk HDL, dan tidak membedakan antara gen yang berbeda yang mungkin sebagian bertanggung jawab untuk beberapa kondisi.

Hiperlipidemia adalah tingginya kadar lemak (lipid) dalam darah. Fungsi lemak adalah sumber energi dalam metabolisme tubuh. Lemak berasal dari makan dan kemudian disimpan di dalam sel-sel lemak untuk digunakan sebagai cadangan energi. Sel lemak berfungsi melindungi tubuh dari cedera serta menghangatkan tubuh. Lemak diangkut dalam darah sebagai bagian dari molekul yang disebut lipoprotein.

Lipoprotein terdiri dari :

Chylomicrons.

Very low-density lipoproteins (VLDL).

Intermediate-density lipoproteins (IDL).

Low-density lipoproteins (LDL).

High-density lipoproteins (HDL).

Kolesterol yang dibawa oleh LDL (disebut juga kolesterol jahat) menyebabkan meningkatnya resiko; kolesterol yang dibawa oleh HDL (disebut juga kolesterol baik) menyebabkan menurunnya resiko dan menguntungkan. Idealnya, kadar kolesterol LDL tidak boleh lebih dari 130 mg/dL dan kadar kolesterol HDL tidak boleh kurang dari 40 mg/dL.

Kadar lemak abnormal dalam sirkulasi darah (terutama kolesterol) bisa menyebabkan masalah jangka panjang. Resiko terjadinya aterosklerosis dan penyakit arteri koroner atau penyakit arteri karotis meningkat pada seseorang yang memiliki kadar kolesterol total yang tinggi.

Kadar kolesterol rendah biasanya lebih baik dibandingkan dengan kadar kolesterol yang tinggi, tetapi kadar yang terlalu rendah juga tidak baik. Kadar kolesterol total yang ideal

adalah 140-200 mg/dL atau kurang. Jika kadar kolesterol total mendekati 300 mg/dL, maka resiko terjadinya serangan jantung adalah lebih dari 2 kali.

Kadar HDL harus meliputi lebih dari 25% dari kadar kolesterol total. Sebagai faktor resiko dari penyakit jantung atau stroke, kadar kolesterol total tidak terlalu penting dibandingkan dengan perbandingan kolesterol total dengan kolesterol HDL atau perbandingan kolesterol LDL dengan kolesterol HDL.

Kadar trigliserida darah diatas 250 mg/dL dianggap abnormal, tetapi kadar yang tinggi ini tidak selalu meningkatkan resiko terjadinya aterosklerosis maupun penyakit arteri koroner. Kadar trigliserid yang sangat tinggi (sampai lebih dari 800 mg/dL) bisa menyebabkan pankreatitis.

Penyebab kadar lemak yang terlalu tinggi antara lain : Obesitas.

Kurang Olahraga.

kurang olahraga berpotensi meningkatkan kadar trigliserida Merokok.

Nikotin dalam rokok dapat mempercepat proses penyempitan danpenyumbatan pembuluh darah. Artinya, darah yang mengandung lemak tidak mengalir sehingga terjadi penumpukan yang berlebihan.

Riwayat Keluarga dengan Hiperlipidemia.

Pencegahan dan pengobatan.Pencegahan sekaligus pengobatan bagi penderita Hiperlipidemia adalah dengan :

Menurunkan berat badan.

Berhenti merokok.

Berhenti merokok sama saja dengan meningkatkan kemampuan pembuluh darah untuk mengalirkan darah yang mengandung lemak.

Menambah porsi olah raga.

Olahraga memang tidak bisa membakar kolesterol seperti membakar jaringan lemak. Tetapi olahraga bisa mengurangi kadar trigliserida dan menstimulasi sistem enzim metabolisme di otot dan hati untuk mengubah beberapa kolesterol menjadi kolesterol baik HDL.

Mengurangi jumlah lemak dan kolesterol dalam makanannya.

2. DISLIPIDEMIADefinisiDislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida serta penurunan kadar kolesterol HDL (Sunita, 2004)

Dislipidemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar LDL kolesterol dalam darah atau trigliserida dalam darah yang dapat disertai penurunan kadar HDL kolesterol (Andry Hartono, 2000).

Dislipidemia dalam proses terjadinya aterosklerosis semuanya memiliki peran yang penting dan sangat berkaitan satu dengan yang lain, sehingga tidak mungkin dibahas sendiri- sendiri. Ketiganya dikenal sebagai triad lipid, yaitu:

a. Kolesterol total

Banyak penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara kadar kolesterol total darah dengan resiko penyakit jantung koroner (PJK) sangat kuat, konsisten, dan tidak bergantung pada faktor resiko lain. Penelitian genetik, eksperimental,

epidemiologis, dan klinis menunjukkan dengan jelas bahwa peningkatan kadar kolesterol total mempunyai peran penting pada patogenesis penyakit jantung koroner (PJK).

b. Kolesterol HDL dan kolesterol LDL

Bukti epidemiologis dan klinis menunjang hubungan negatif antara kadar kolesterol HDL dengan penyakit jantung koroner. Intervensi obat atau diet dapat menaikan kadar kolesterol HDL dan dapat mengurangi penyakit jantung koroner.

c. Trigliserida

Kadar trigliserida diantara 250-500 mg/dl dianggap berhubungan dengan penyakit jantung koroner apabila disertai adanya penurunan kadar kolesterol HDL.

Tabel 1

Kadar lemak darah dalam tubuh

Kadar lemak darah Kisaran ideal (mg/dl)Kolesterol total 120-200LDL 60-160HDL 35-65Perbandingan LDL/ HDL 2 mg/dL (> 17 mol/L), sedangkan pada neonatus baru tampak apabila serum bilirubin > 5 mg/dL (>86 mol/L). Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar serum bilirubin.

Klasifikasi Ikterus :

TipeLokasi dan penyebab

Tipe

hiperbilirubinemia unconjugated. Pre Hepatik

Peningkatan produksi bilirubin. Misal: Anemia hemolitik

. Hepatik

a. Gangguan dalam pengambilan dan penimbunan UB

dalam hepatosit

Misal : Sindrome gilbert dan hiperbilirubinemia hepatitis.

. Gangguan aktifitas glukoronil transferase

Misal : Sindrome gilbert

Tipe

hiperbilirubinemia conjugated. Gangguan terhadap ekskresi UB terhadap CB

Misal : Sindrome Dubin-Johnson. Kerusakan epitelium saluran empedu. Misal : Sirosis hepatis

. Kolestatis intrahepatik hepatitis alkoholik dan obat.

.

Kerusakan hepatoseluler / kolestatis intra hepatik disebabkan Hepatitis virus, infeksi denganSpirochaeta.

. Post Hepatik

Terjadinya obstruksi saluran empedu oleh batu empedu dan saluran empedu karsinoma.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala. Secara klinis hiperbilirubinemia terlihat sebagai gejala ikterus, yaitu pigmentasi kuning pada kulit dan sklera. Ikterus biasanya baru dapat dilihat kalau kadar bilirubin serum melebihi 34 hingga 43 mol/L (2,0 hingga 2,5 mg/dL), atau sekitar dua kali batas atas kisaran normal.

Gejala ini dapat terdeteksi dengan kadar bilirubin yang lebih rendah pada pasien yang kulitnya putih dan yang menderita anemia berat. Gejala ikterus sering tidak terlihat jelas pada orang-orang yang kulitnya gelap atau yang menderita edema. Jaringan sklera kaya dengan elastin yang memiliki afinitas yang tinggi terhadap bilirubin, sehingga ikterus pada sklera biasanya merupakan tanda yang lebih sensitif untuk menunjukkan hiperbilirubinemia daripada ikterus yang menyeluruh. Tanda dini yang serupa untuk hiperbilirubinemia adalah warna urin yang gelap, yang terjadi akibat ekskresi bilirubin lewat ginjal dalam bentuk bilirubin glukuronid.

Kadar bilirubin dalam serum dipengaruhi oleh metabolisme hemoglobin, fungsi hati dan kejadian kejadian pada saluran empedu. Bila dektruksi eritrosit bertambah maka terbentuk lebih banyak bilirubin. Melemahnya fungsi hati dapat meningkatnya kadar bilirubin dalam serum yang mengesankan (cukup tinggi). Berkurangnya daya aptake atau

kunjugasi pada sel - sel hati menyebabkan kadar bilirubin indirek meningkat ; Melemahnya ekskresi bilirubin konjugat menyebabkan obtruksi saluran empedu. Bila kadar bilrubin direk dan indirek melebihi batas normal sampai 2-4 mg/dl dan tertimbun didalam darah, menyebabkan ikterus (jaundice). Menguningnya kulit, selaput lendir atau sklera.

Penyebab ikterus adalah banyaknya bilirubin di dalam cairan ekstrasel. Terdapat empat mekanisme umum dimana heperbilirubinuria dan ikterus dapat terjadi :

1. Pembentukan bilirubin berlebihan.

2. Gangguan pengambilan bilirubin tak terkonjugasi oleh hati.

3. Gangguan konjugasi bilirubin.

4.

Pengurangan ekskresi bilirubin terkonjugasi dalam empedu akibat faktor intrahepatik ektrahepatik yang bersifat obstruksi fungsional atau mekanik.

Pemeriksaan kadar bilirubin direk serum atau plasma merupakan pemeriksaan laboratorium yang sangat penting dan ikut memberikan gambaran keadaan penyakit hati dan jenis jenis ikterus. Pemeriksaan ini pada umumnya memakai metodeJendrassik dan Grof (1938) dapat dipengaruhi oleh kerja fisik dan makanan tertentu seperti karoten, oleh karena itu pengambilan sampel sebaiknya pagi hari dan dalam keadaan puasa.

Bilirubin tak terkonjugasi dan bilirubin terkonjugasi dapat dibedakan secara kimia oleh reaksi asam sulfanilat yang diazotasi untuk membentuk azobilirubin. Bilirubin dikonjugasi bereaksi cepat dengan warna lembayung muda dalam beberapa menit tanpa penambahan alkohol disebut bilirubin direk. Sedangkan bilirubin tak terkonjugasi tidak memberikan warna yang segera tetapi timbul setelah penambahan alkohol disebut bilirubin indirek.

Reaksi bilirubin direk, bilirubin indirek digunakan sebagai ukuran masing-masing bilirubin dikonjugasi atau bilirubin total di dalam plasma. Bilirubin total dikurangi bilirubin direk menghasilkan indirek atau bilirubin tak terkonjugasi.

Untuk menentukan kadar bilirubin dalam darah digunakan metode pengukuran yaitu:

1. Pemeriksaan dengan reaksi DiazotasiBilirubin serum dengan asam sulfanilat dan natrium nitrit mengalami reaksi diazotasi membentuk zat warna merah dalam suasana asam dan berwarna hijau biru dalam suasana basa yang sebanding dengan kadar bilirubin. Bilirubin indirek agar bereaksi dengan reagen diazo maka perlu penambahan akselerator.

2. Bilirubinometer

Konsentrasi bilirubin dapat ditentukan dengan asbsorpsi pada panjang gelombang 454 nm.Metode ini jarang digunakan, pertama kali digunakan untuk analisa hiperbilirubinemia pada neonatus.

3. Evelyn Malloy

Bilirubin bereaksi dengan diazotised asam sulfanilat membentuk senyawa azobilirubin yang berwarna ungu. Bilirubin glukoronida yang larut dalam air bereaksi langsung (direk) sedangkan bilirubin indirek setelah dilarutkan dengan alkohol. Reaksi berjalan dengan pH

1,2 dan hasil reaksi dibaca pada panjang gelombang 546 nm. Metode ini sering digunakan sebagai prosedur otomatis dan mikro analisa sangat sensitif tetapi sangat dipengaruhi oleh gangguan hemoglobin.

Tingkat normal bilirubin langsung atau terkonjugasi dalam darah adalah 0-0,3 mg/dL. Sedangkan kadar bilirubin total harus antara 0,3-1,9 mg/dL. Nilai normal : bilirubin indirek 0,3 1,1 mg/dl, bilirubin direk 0,1 0,4 mg/dl.

Gejala Bilirubin Tinggi: Kehilangan nafsu makan

Sering demam

Mual, muntah

Perut bengkak atau sakit

Urine berwarna kuning atau kecoklatan

Urine memilikibau menyengat

Tingkat energy rendah dan sering lelah

Warna tinja pucat atau seperti tanah liat

Sensasi gatal

Kulit dan putih mata menjadi kuning

Kulit kekuningan adalah salah satu gejala utama peningkatan kadar bilirubin pada bayi baru lahir. Tingkat bilirubin tinggi umum terjadi pada bayi premature pada saat kelahiran. Pada orang dewasa, gangguan ini bisa menjadi tanda dari penyakit hati serius dan mengakibatkan kelelahan. Pembengkakkan pada pergelangan kaki, pengecilan otot, ascites (penumpukan cairan dalam rongga perut), kebingungan mental atau bahkan koma dan pendarahan usus.

Penyebab Kadar Tinggi Bilirubin:Penyumbatan saluran empedu dapat mempengaruhi tingkat bilirubin. Dalam beberapa kasus, penyempitan saluran empedu juga memicu kenaikan moderat bilirubin.

Sirosis hati dapat mempengaruhi fungsi hati, yang mengarah ke tingkat bilirubin abnormal.

Selain sirosis hati, fungsi hati bisa dipengaruhi oleh berbagai masalah lain seperti gagal hati,Krista hati dan lain-lain.

Kelainan genetic metabolisme bilirubin dapat menyebabkan kenaikan ringan level bilirubin.

Virus hepatis merupakan salah satu penyebab utama kenaikan level bilirubin.

Hemolisis atau perusakan abnormal sel-sel darah merah bisa menjadi penyebab bilirubin berlebih dalam darah.

Penyakit kuning merupakan suatu kondisi ketika seseorang memiliki bilirubin yang berlebihan dalam darah.

Penyakit hati yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan dapat mempengaruhi fungsi hati secara serius dan memicu peningkatan kadar bilirubin.

Fisiologi Pembentukan Bilirubin:1. produksi/pembentukan bilirubin

2. transport bilirubin

3. asupan bilirubin

4. konjugasi bilirubin

5. ekskresi bilirubin

Produksi :Sebagian besar bilirubin terbentuk sebagai akibat degradasi hemoglobin pada sistem retikuloendotelial. Tingkat penghancuran hemoglobin ini pada neonatos lebih tinggi daripada bayi yang lebih tua. Satu gr hemoglobin dapat menghasilkan 35mg bilirubin indirek. Bilirubin indirek yaitu bilirubin yang bereaksi tidak langsung dengan zat warna diazo, yang bersifat tidak larut dalam air tetapi larut dalam lemak.

Transportasi :Bilirubin indirek kemudian dicta oleh albumin. Sel parenkim hepar mempunyai cara selektif dan efektif mengambil bilirubin dari plasma. Bilirubin ditransfer melalui membran sel ke dalam hepatosit sedangkan albumin tidak. Didalam sel bilirubin akan terikat pada ligandin dan sebagian kecil pada glutation S-transferase lain dan protein Z. Proses ini merupakan proses 2 arah, tergantung dari konsentrasi dan afinitas albumin dalam plasma dan ligandin dalam hepatosit. Sebagian besar bilirubin yang masuk hepatosit dikonjugasi dan diekskresi ke dalam empedu. Dengan adanya sitosol hepar, ligandin mengikat bilirubin sedangkan albumin tidak. Pemberian fenobarbital mempertinggi konsentrasi ligandin dan memberi tempat pengikatan yang lebih banyak untuk bilirubin.

Konjugasi :Dalam sel hepar bilirubin kemudian dikonjugasi menjadi bilirubin diglukoronide walaupun ada sebagian kecil dalam bentuk monoglukoronide. Glukoronide transferase merubah bentuk monoglukoronide menjadi diglukoronide. Ada 2 enzim yang terlibat dalam sntesis bilirubin diglukoronide. Pertama-tama ahila uridin difosfat glukoronide transferase (UDPG) yang mengkatalisasi pembentukan bilirubin monoglukoronide. Sntesis dan ekskresi diglukoronide terjadi di membran kanlikulus. Isomer bilirubin yang dapat membentuk ikatan hidrogen seperti bilirubin natural IX dapat diekskresi langsung ke dalam empedu tanpa konjugasi misalnya isomer yang terjadi sesudah terapi sinar.

Ekskresi :Sesudah konjugasi bilirubin ini menjadi direk yang larut dalam air dan diekskresi dengan cepat ke sistem empedu kemudian ke usus. Dalam usu bilirubin direk ini tidak diabsorbsi, sebagian kescil bilirubin direk dihidrolisis menjadi bilirubin indirek dan direabsorbsi. Siklus ini disebut siklus enterohepatis.

Metabolisme bilirubin pada janin dan neonatus :Pada likuor amnion yang normal dapat ditemukan bilirubin pada kehamilan 12 minggu, kemudian menghilang pada kehamilan 36-37 minggu, pada inkompatibilitas darah Rh, kadar bilirubin dalam cairan amnion dapat dipakai untuk menduga beratnya hemolisis. Peningkatan bilirubin amnion juga terdapat pada obstruksi usus fetus. Bagaimana bilirubin sampai ke likuor amnion belum diketahui dengan jelas, tetapi kemungkinan besar melalui mucosa saluran nafas dan saluran cerna. Produksi bilirubin pada fetus dan neonatos diduga

sama besarnya tetapi kesanggupan hepar mengambil bilirubin dari sirkulasi Sangay terbatas. Demikian kesanggupannya untuk mengkonjugasi. Dengan demikian hampir semua bilirubin pada janin dalam bentuk bilirubin indirek dan mudah melalui placenta ke sirkulasi ibu dan disekresi oleh hepar ibunya. Dalam keadaan fisiologis tanpa gejala pada hampir semua neonatos dapat terjadi kumulasi bilirubin indirek sampai 2mg%. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakmampuan fatus mengolah bilirubin berlanjut pada masa neonatos. Pada masa janin hal ini diselesaikan oleh hepar ibunya, tetapi pada masa neonatus hal ini beakibat penumpukan bilirubin dan disertai gejala ikterus. Pada bayi baru lahir karena fungs hati belum matang atau bila terdapat gangguan dalam fungs hepar akibat hipokasi, asidosis atau bila terdapat kekurangan enzim glukoronil transferase atau kekurangan glucosa, kadar bilirubin indirek dalam darah dapat meninggi. Bilirubin indirek yang terikat pada albumin sangat tergantung pada kadar albumin dalam serum. Pada bayi kurang bulan biasanya kadar albuminnya rendah sehingga dapat dimengerti bila kadar bilirubin indirek yang bebas itu dapat meningkat dan sangat berbahaya karena bilirubin indirek yang bebas inilah yang dapat melekat pada sel otak. Inilah yang menjadi dasar pencegahan kernicterus dengan pemberian albumin atau plasma. Bila kadar bilirubin indirek mencapai 20mg% pada umumnya capacitas maksimal pengikatan bilirubin oleh neonatus yang mempunyai kadar albumin normal telah tercapai.

5. METABOLISME LIPOPROTEINSalah satu peranan utama lipoprotein adalah sebagai alat pengangkut lipid untuk proses metabolisme di dalam sel. Kilomikron berperan mengangkut lipid dalam aliran darah.

Dalam proses perjalanan metabolisme lipoprotein menuju jaringan sel tepi sepanjang dinding pembuluh darah, VLDL mengalami proses penguraian lipid secara bertahap. Dalam proses ini gliserol dan asam lemak dilepaskan, dikatalisis oleh enzim lipoproteinpase yang terdapat pada permukaan jaringan endothelium otot dan jaringan lemak. Dengan berlangsungnya penguraian lipid secara bertahap ini, kerapatan partikel makin menjadi besar, VLDL berubah secara bertahap menjadi LDL. Selanjutnya LDL mengalami perombakan (katabolisme) di dalam sel tepi sebagai berikut:

1. LDL berinteraksi dengan molekul reseptor yang terdapat pada membrane sel

2. Kompleks LDL-reseptor yang terjadi masuk ke dalam sel melalui mekanisme perasukan yang khas, dimana komponen proteinnya diuraikan menjadi asam amino, dan komponen lipidnya, tertutama senyawa ester kolesterol dihidrolisis menjadi kolesterol sebagai cadangan kolesterol di dalam sel tepi yang juga diperlukan sebagai komponen membrane sel.

Sementara itu HDL, yang juga terdapat di dalam plasma darah, mengikat kolesterol atau esternya dan mengangkutnya bersama aliran darah dari sel tepi ke sel hati. Selanjutnya kolesterol yang terikat mengalami proses perombakan menghasilkan cadangan kolesterol hati, yang diperlukan untuk sintesis VDL dan sintesis senyawa lainnya. Pengikatan LDL oleh molekul reseptor pada membrane sel jaringan tepi dihambat saing oleh HDL, sehingga adanya kadar HDL yang tinggi akan mencegah terjadinya penimbunan LDL pada dinding pembuluh darah.

Jumlah HDL (dalam plasma darah) akan mempercepat proses pengangkutan kolesterol dari sel tepi yang berarti mengurangi kemungkinan terjadinya penimbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Akibatnya, berkuranglah kemungkinan terjadinya penyakit jantung koroner. Dengan demikian terdapat hubungan terbalik antara kadar HDL dalam darah dengan kemungkinan terjadinya penyakit jantung koroner: makin rendah kadar HDL makin tinggi resiko terjadinya penyakit jantung koroner. Sebaliknya, makin tinggi kadar LDL (VDL) makin besar kemungkinan terjadinya penyakit jantung koroner.

Metabolisme lipoprotein dapat dibagi atas tiga jalur yaitu jalur metabolisme eksogen, jalur metabolisme endogen, dan jalur reverse cholesterol transport. Kedua jalur pertama berhubungan dengan metabolisme kolesterol-LDL dan trigliserid, sedang jalur reverse cholesterol transport khusus mengenai metabolisme kolesterol-HDL.

Jalur Metabolisme EksogenMakanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserid dan kolesterol. Selain kolesterol yang berasal dari makanan, dalam usus juga terdapat kolesterol dari hati yang diekskresikan bersama empedu ke usus halus. Baik lemak di usus halus yang berasal dari makanan maupun yang berasal dari hati disebut lemak eksogen.

Jalur Metabolisme EndogenTrigliserid dan kolesterol yang disintesis di hati dan disekresi ke dalam sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL. Apolipoprotein yang terkandung dalam VLDL adalah apolipoprotein B100. Dalam sirkulasi, trigliserid dalam VLDL akan mengalami hidrolisis

oleh enzim lipoprotein lipase (LPL), dan VLDL berubah menjadi IDL yang juga akan mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL. Sebagian dari VLDL, IDL, dan LDL akan mengangkut kolesterol ester kembali ke hati. LDL adalah lipoprotein yang paling banyak mengandung kolesterol. Sebagian dari kolesterol dalam LDL akan dibawa ke hati dan jaringan steroidogenik lainnya seperti kelenjar adrenal, testis, dan ovarium yang mempunyai reseptor untuk kolesterol-LDL. Sebagian lagi dari kolesterol-LDL akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh reseptor scavenger-A (SRA) di makrofag dan akan menjadi sel busa (foam cell). Makin banyak kadar kolesterol-LDL dalam plasma makin banyak yang akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh sel makrofag.

Jumlah kolesterol yang akan teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol yang terkandung di

LDL. Beberapa keadaan mempengaruhi tingkat okdidasi seperti :

Meningkatnya jumlah LDL kecil padat (small dense LDL) seperti pada sindrom metabolik dan diabetes melitus.

Kadar kolesterol-HDL, makin tinggi kadar kolesterol HDL akan bersifat protektif terhadap oksidasi LDL.

Jalur Reverse Cholester TransportSuatu proses yang membawa kolesterol dari jaringan kembali ke hepar. HDL

merupakan lipoprotein yang berperan pada jalur ini.

6. MAKANAN BERSERATDefinisi SeratMenurut The American Association of Cereal Chemist (AACC, 2001) serat merupakan bagian yang dapat di makan dari tanaman atau karbohidrat analog yang resisten terhadap pencernaan dan absorpsi pada usus halus dengan fermentasi lengkap atau partial pada usus besar. Serat makanan tersebut meliputi pati, polisakarida, oligosakarida, lignin dan bagian tanaman lainnya.

Serat makanan memberikan manfaat secara fisiologi yaitu sebagai laksansia, kontrol kolesterol darah dan kontrol glukosa darah. Codex Alimentarius Commision (CAC, 2006) mendefinisikan serat makanan adalah karbohidrat polimer dengan derajat polimerisasi tidak kurang dari 3, yang tidak di cerna atau di serap di usus halus.

Serat makanan mempunyai peran sebagai:

1. Penurunan transit time intestinal dan peningkatan massa feses.

2. Fermentasi oleh mikro flora usus.

3. Penurunan total dan atau LDL kolesterol darah.

4. Penurunan glukosa darah post prandial dan atau level insulin.

Menurut Health Council of the Netherlands Serat makanan adalah gabungan sub-stansi yang tidak di cerna atau di serap pada usus halus dan mempunyai struktur kimia dari karbohidrat, analog karbohidrat, lignin dan substansi lain yang hampir sama.

Luciana B Sutanto berpendapat serat adalah bahan makanan nabati yang tidak dapat di cerna oleh enzim pencernaan di dalam tubuh. Sayuran dan buah adalah bahan makanan yang banyak mengandung serat alias dietary fiber. Serat makanan (diatery fiber) adalah komponen dalam tanaman yang tidak tercerna secara enzi-matik menjadi bagian-bagian yang dapat di serap di saluran pencernaan. Serat secara alami terdapat dalam tanaman. Serat terdiri atas berbagai substansi yang kebanyakan di antaranya adalah karbohidrat kompleks. Beberapa karbohidrat tidak dapat di hidrolisa oleh enzim-enzim pencernaan pada manusia. Sisa yang tidak di cerna ini di kenal dengan diet serat kasar yang kemudian melewati saluran pencernaan dan di buang dalam feses. Serat makanan ini terdiri dari dinding sel tanaman yang sebagian besar mengandung 3 macam polisakarida yaitu sellulosa, zat pectin dan hemisellulosa. Selain itu juga mengandung zat yang bukan karbohidrat yakni lignin.

sumber; AACC International

Pembagian SeratBerdasarkan sifat larutanserat dibedakan menjadi 2 golongan:

1. serat yang larut dalam air (Soluble Dietary Fiber/SDF), seperti pektin, musilago dan gum.

2. golongan yang tidak larut di dalam air (Insoluble Dietary Fiber/IDF) seperti selulosa, hemiselulosa dan lignin.

Berdasarkan analisis kimiaSerat di dalam makanan digolong-kan menjadi 3 kelompok:

1. Kelompok selulosa, yang merupakan polisakarida. Selulosa adalah serat yang paling banyak dijumpai. Sifat selulosa panjang dan liat. Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber selulosa.

2. Kelompok pektin, gum dan musilago, merupakan polisakarida non-selulosa. Pektin mempunyai sifat membentuk gel jika bergabung dengan air. Gum pada tanaman biasanya di produksi saat kulit batang tanaman tergores, sedangkan musilago ditemukan tercampur dengan endosperma dalam biji-bijian, seperti buncis, kacang polong dan kapri.

3. Kelompok lignin. Lignin memberikan struktur, bentuk dan kekuatan yang khas pada batang kayu.

Makanan Sumber seratsumber; analysis, physiology & health

Manfaat Serat MakananTerhadap konstipasiPeran utama serat dalam makanan ialah pada kemampuannya mengikat air, sellulosa dan pektin. Serat dapat membantu mempercepat sisa-sisa makanan melalui saluran pencernaan untuk diekskresikan keluar. Tanpa bantuan serat, feses dengan kandungan air rendah akan lebih lama tinggal dalam saluran usus dan mengalami kesukaran melalui usus untuk dapat diekskresikan keluar karena gerakan-gerakan peristaltik usus besar menjadi lebih lamban.

Salah satu bukti paling jelas manfaat serat adalah pada penanganan konstipasi (sembelit). Serat mencegah dan mengurangi konstipasi karena ia menyerap air ketika melewati saluran pencernaan sehingga meningkatkan ukuran feses. Akan tetapi jika asupan air rendah, serat justru akan memperparah konstipasi atau bahkan dapat menyebabkan gangguan pada usus besar. Tambahan 2 gelas air dari kebutuhan 6 gelas air per hari diperlukan untuk mengim-bangi peningkatan konsumsi serat.

Terhadap diverkulitisSingkatnya waktu transit makanan dengan kandungan serat kasar yang relatif tinggi juga dilaporkan mencegah penyakit divertikulosis karena berkurangnya tekanan pada dinding saluran pencernaan. Serat makanan tidak larut (IDF) sangat penting peranannya dalam pencegahan disfungsi alat pencernaan seperti konstipasi (susah buang air besar), wasir, kanker usus besar dan infeksi usus buntu.

Terhadap kolorectal kankerTelah lama di duga bahwa asupan serat yang tinggi dapat mengurangi risiko kanker kolon. Beberapa mekanisme efek pelindungannya telah diketahui.

1. Serat meningkatkan ukuran feses dan menyelubungi komponen penyebab kanker di dalam feses.

2. Serat mempersingkat waktu lewatnya sisa pencernaan pada saluran pencernaan sehingga mengurangi paparan dinding usus terhadap karsinogen. Akhirnya, fermentasi serat terlarut oleh bakteri menghasilkan komponen yang protektif terhadap kanker kolon.

Efek fisiologi dari mikro flora usus dan hasil fermentasi asam lemak rantai pendek1. Berperan sebagai imunomodulator contoh penyerapan procarcinoma, menyerang sel malignan.

2. Menghambat pertumbuhan bakteri peptolitik.

3. Meningkatkan absorpsi mineral.

4. Menurunkan intoleran dan alergi makanan.

5. Menghasilkan nutrien (komplek vitamin) dan enzim pencernaan.

Proses fermentasi dan produksi asam lemak rantai pendek akan menekan koloni dan pH fecal. Yang akan meng-hambat pertumbuhan organisme patogen. pH yang rendah akan menurunkan degradasi peptida dan pembentukan zat toksik seperti ammonia, phenolic dan penurunan aktivitas enzimatis. Asam lemak rantai pendek akan masuk ke peredaran darah dan menimbulkan efek sistemik yang bermanfaat bagi perubahan metabolisme glukosa dan kolesterol.

Terhadap kolesterol darahPengaruh serat pada kadar kolesterol darah masih mengundang perdebatan dan membingungkan. Beberapa jenis serat dapat menurunkan kadar kolesterol darah, semen-tara serat yang lain tidak.

Berbagai penelitian sampai dengan pertengahan tahun 1990-an menyimpulkan bahwa efek serat pada penurunan kolesterol darah adalah sedang (modest). Salah satu hal yang memunculkan peran pangan yang berserat tinggi pada penurunan kolesterol darah adalah kenyataan bahwa pangan yang berserat tinggi adalah pangan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol pada kadar yang rendah.

Beberapa penelitian membuktikan bahwa rendahnya kadar kolesterol dalam darah ada hubungannya dengan tingginya kandungan serat dalam makanan. Secara fisiologis, serat makanan yang larut (SDF) lebih efektif dalam mereduksi plasma kolesterol yaitu Low Density Lipoprotein (LDL), serta meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL).

Terhadap berat badan & obesitasMakanan dengan kandungan serat kasar yang tinggi juga dilaporkan dapat mengurangi berat badan. Serat makanan akan tinggal dalam saluran pencernaan dalam waktu relatif singkat sehingga absorpsi zat makanan berkurang. Selain itu, makanan yang mengandung serat yang relatif tinggi akan memberikan rasa kenyang karena komposisi karbohidrat komplek bersifat menghentikan nafsu makan sehingga mengakibatkan turunnya konsumsi makanan. Makanan dengan kandungan serat kasar relatif tinggi biasanya mengandung kalori rendah, kadar gula dan lemak rendah yang dapat membantu mengurangi terjadinya obesitas dan penyakit jantung.

Terhadap Jantung koronerBeberapa penelitian pada manusia telah menemukan hubungan terbalik antara asupan serat dan risiko Penyakit Jantung Koroner (PJK). Beberapa peneliti menduga bahwa

serat mencegah PJK melalui peran-nya dalam mencegah kegemukan, peng-gumpalan darah dan aterosklerosis. Peneliti lain masih meragukan bahwa serat bukan faktor pelindung yang sebenarnya. Mereka beranggapan bahwa mengonsumsi makanan berserat tinggi merupakan ciri dari gaya hidup dan pola makan sehat yang berperan pada menurunnya risiko PJK. Karena hubungan antara asupan serat yang tinggi dan penurunan risiko PJK belum dapat dipastikan sebagai akibat dari serat tertentu maka para ahli menganjurkan walaupun serat dapat membantu agar orang jangan menekankan pada asupan serat untuk meminimalkan risiko PJK.

Terhadap glukosa darahSuatu penelitian di Amerika membuktikan bahwa diet serat yang tinggi yaitu 25 gram/hari mampu memperbaiki pengontrolan gula darah, menurunkan peningkatan insulin yang berlebihan di dalam darah serta menurunkan kadar lemak darah.

Diabetes melitus adalah suatu kondisi di mana kadar gula dalam darah lebih tinggi dari normal (normal: 60 mg/dl sampai 145 mg/dl). Mekanisme serat yang tinggi dapat memperbaiki kadar gula darah yaitu berhubungan dengan kecepatan penyerapan makanan (karbohidrat) masuk ke dalam aliran darah yang di kenal dengan Glycaemic Index (GI). GI ini mempunyai angka dari 0 100. Makanan yang cepat di rombak dan cepat di serap masuk ke aliran darah mempunyai angka GI yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kadar gula darah. Sebaliknya, makanan yang lambat di rombak dan lambat di serap masuk ke aliran darah mempunyai angka GI yang rendah sehingga dapat menurunkan kadar gula darah.

Berbagai penelitian sampai dengan tahun 2002, telah menunjukkan bahwa serat dapat memperbaiki respon glukosa darah dan indek insulin. Serat kasar (viscous fiber) menghambat lewatnya glukosa melalui dinding saluran pencernaan menuju pem-buluh darah. Para ahli percaya bahwa perbaikan yang berarti pada pengendalian kadar gula darah hanya dapat dicapai dengan pemberian suplemen serat dosis tinggi secara hati-hati, hal ini tidak dapat dicapai dengan mengonsumsi makanan berserat tinggi.

Berdasarkan temuan baru ini, American Diabetes Association mem-perbarui rekomendasi kecukupan serat per hari bagi penderita diabetes. Rekomendasi yang baru menyatakan kecukupan serat pada penderita diabetes turun dari 40 gram menjadi 20-35 gram per hari (tidak berbeda dengan kecukupan untuk orang yang bukan penderita diabetes).

Terhadap absorpsi mineralDisamping memberikan manfaat ter-hadap kesehatan, serat makanan juga telah lama diketahui sebagai penyebab ketidak tersediaan (non-availability) beberapa mineral. Telah terbukti bahwa serat makanan mempengaruhi ketidak tersediaan biologis (non- bioavailability) dan home-ostasis beberapa mineral.

Fakta ilmiah mendukung bahwa pangan yang berserat tinggi memiliki efek yang lebih menguntungkan dari pada suplemen serat dalam pencegahan dan penanganan penyakit kronik. Walaupun beberapa jenis suplemen serat dapat berperan dalam penanganan penyakit tertentu (konstipasi kronik dan diabetes), para ahli lebih menganjurkan untuk mengonsumsi pangan sumber serat dan seimbang dari pada mengonsumsi suplemen serat.

7. GAYA HIDUP Ny. NANOTIDAK SUKA AEROBIK DefinisiAerobik berarti proses yang memerlukan oksigen. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam proses aerobik, tubuh memerlukan oksigen untuk mempercepat metabolisme. Saat melakukan latihan aerobik, paru-paru terisi penuh oksigen untuk ditransfer ke pembuluh darah. Jantung kemudian memompa darah beroksigen dan mengirimkannya ke semua otot tubuh. Darah beroksigen membantu kontraksi otot yang diiringi dengan diserapnya oksigen oleh otot. Semakin cepat kontraksi otot, semakin cepat terjadi pembakaran lemak berlebih.

Latihan aerobik terdiri dari dua jenis yaitu High dan Low Impact Aerobic. High Impact Aerobic merupakan aerobik yang dilakukan dengan tempo cepat dan intensif. Misalnya,jogging, berlari, aerobik, bersepeda, dan lain-lain.

Sedangkan Low Impact Aerobic, adalah aerobik yang dilakukan dengan intensitas sedang. Jenis aerobik ini misalnya jalan kaki dan latihan aerobik dalam air.

Manfaat Latihan AerobikSalah satu keuntungan terbesar latihan aerobik adalah memperbesar ukuran jantung sehingga memudahkan jantung mengirim darah beroksigen ke seluruh tubuh. Kondisi ini akan mempercepat proses pembakaran kalori oleh otot yang bermanfaat untuk menjaga berat badan tetap terkontrol.

Latihan aerobik juga membantu mempertahankan sistem kekebalan tubuh tetap dalam kondisi baik sehingga menghambat kemunculan berbagai penyakit. Berikut adalah bebarapa manfaat kesehatan latihan aerobik.

1. Latihan aerobik merupakan bentuk latihan kardiovaskular yang membantu membuat jantung menjadi lebih kuat. Saat melakukan aerobik, jantung memproses lebih banyak oksigen dan meningkatkan kekuatan pemompaan darah.

2. Latihan aerobik membuat jantung mencapai kebugaran fisik yang lebih baik dengan memperlambat denyut jantung istirahat menjadi sekitar 60 detak per menit.

3. Latihan aerobik secara teratur membantu mengurangi kolesterol dalam arteri dan dengan demikian memperlancar sirkulasi darah.

4. Latihan aerobik berguna untuk membakar kelebihan lemak sehingga mengurangi resiko berbagai penyakit terutama yang berkaitan dengan obesitas.

5. Latihan aerobik meningkatkan BMR (Basal Metabolic Rate) bahkan ketika tubuh berada dalam kondisi istirahat.

6. Latihan aerobik efektif mengurangi kolesterol jahat atau LDL (Low-Density

Lipoprotein) dalam darah.

7. Latihan aerobik membantu menurunkan tekanan darah hingga mencapai batas normalnya.

8. Latihan aerobik membuat tubuh lebih fleksibel sehingga mengurangi kemungkinan cedera otot.

9. Latihan aerobik membuat tubuh lebih berotot, lincah, dan lebih ramping.

10. Latihan ini juga membantu menghilangkan stres. Adrenalin dan endorfin yang dihasilkan selama latihan aerobik membuat suasana hati menjadi lebih kondusif.

Latihan aerobik umumnya mulai menunjukkan hasil setelah sekitar 4 minggu. Namun, perubahan pada tubuh secara umum akan mulai terlihat setelah tiga sampai empat bulan. Latihan aerobik seperti joging atau bersepeda efektif memompa lebih banyak oksigen ke otot dan dengan demikian membakar kalori lebih cepat. Iringi rutinitas latihan aerobik dengan asupan diet seimbang untuk mendapatkan hasil yang optimal.

MAKAN-MAKANAN SEA FOOD DefinisiBoga bahari, makanan laut atau hidangan laut (bahasa Inggris: seafood) adalah sebutan untuk makanan berupa hewan dan tumbuhan laut yang ditangkap, dipancing, diambil dari laut maupun hasil budidaya. Burung dan burung air yang terdapat di laut tidak termasuk ke dalam makanan laut. Di beberapa negara, istilah "makanan laut" juga mencakup mamalia laut, ikan dan kerang yang ditangkap atau dikumpulkan nelayan dari air tawar (danau dan sungai). Makanan laut merupakan sumber protein, lemak, vitamin, dan mineral (seng, zat besi, selenium, magnesium, dan iodium).Kandungan yg terdapat pada seafood :Ikan Ikan adalah sumber terbaik asam lemak Omega-3, yang dapat melindungi kesehatan jantung. Bahkan ada penelitian yang menunjukkan bahwa Omega-3 dapat

melindungi kesehatan mata.Udang Memiliki kadar Vitamin B12 yang tinggi, diperlukan untuk pembelahan sel dan mineral selenium guna melindungi fungsi sistem kekebalan tubuh dan fungsi tiroid.

Cumi-cumi Cumi-cumi juga kaya akan Omega-3, protein, vitamin B, iodium dan berbagai mineral. Kandungan tembaga pada cumi-cumi baik untuk pembentukan sel darah merah.

Kepiting Kendati memiliki nilai kalori yang rendah, hanya 128 kalori per 100 gram, kepiting juga kaya akan protein, asam lemak omega-3, serta aneka mineral penting, seperti

kromium, kalsium, tembaga dan seng.Tiram Tiram juga banyak mengandung protein, omega-3 dan seng, serta rendah kolesterol.

Kaya akan asam amino tirosin yang membantu meningkatkan suasana hati dan mengatur kadar stress.

Rumput laut Tanaman laut ini kaya akan kandungan protein, vitamin c, seng dan yodium.

Kandungan karbohidrat komplek yang terdapat di dalam rumput laut akan membantu

kita memperoleh energi, sementara kandungan serat yang tinggi akan membuat rasa kenyang lebih lama, dan baik bagi pencernaan.

Manfaat seafoodRendah lemak:

Salah jika Anda menyangka kalau seafood mengandung banyak lemak, karena kenyataannya malah rendah lemak. Sehingga Anda tidak perlu khawatir berat badan akan bertambah jika mengonsumsi seafood.

Protein :

Seafood seperti salmon, makarel memiliki kadar omega-3 asam lemak yang tinggi. Dengan omega-3 maka dapat membantu Anda memiliki jantung yang sehat.

Vitamin dan Mineral:

Seperti yang telah disebutkan diatas Seafood tak hanya mengandung protein tapi juga vitamin dan mineral yang sangat banyak, apalagi bila dalam mengolah tidak digoreng tapi di bakar, maka nilai gizi dan nutrisinya akan lebih bahnyak.Seafood ini juga dipercaya sebagai makanan yang lebih baik kadar nutrisinya dibandingkan dengan daging atau telur.

Menurunkan Kadar Lemak Jenuh:Ikan salmon sangat baik karena mengandung asam Omega-3 yang bisa menurunkan LDL dan trigiserilda serta meningkatkan HDL. Salmon mengandung EPA dan DHA yang baik untuk kesehatan jantung.

The American Heart Association merekomendasi paling tidak dua porsi per minggu untuk mendapatkan manfaat maksimal. Selain salmon, ikan tuna, trout, sarden, makerel, dan hering juga baik.

Penghambat lemak jahat:

Kepiting, udang, dan lobster yang tergabung dalam jenis crustacea ternyata dikenal ampuh mengatasi kegemukan. Rahasianya ada pada zat turunan kitin atau serat khusus yang

dihasilkan dari bagian kulitnya. Serat ini merupakan rangkaian molekul karbohidrat yang mampu menghambat penyerapan lemak oleh tubuh. Saat udang masuk ke dalam perut, serat yang dikandungnya akan membentuk gel dan mengikat banyak zat seperti lemak, kolesterol jahat, dan glukosa. Zat yang berhasil diikat oleh serat ini akan segera dikeluarkan dari dalam tubuh bersama dengan kotoran lain sehingga berat badan tak akan bertambah. Konsumsi dalam jumlah yang tepat diyakini bisa memperbaiki kesehatan serta kinerja usus.

Kenyang lebih lama:

Saat diet, tubuh Anda memerlukan banyak nutrisi. Ini bisa Anda dapatkan dengan mengonsumsi seafood. Toh, seafood bukan hanya udang, cumi, dan kerang, melainkan juga ikan laut yang kaya nutrisi dan memberi efek kenyang lebih lama.

Bahaya SeafoodUdang

Bila memakan seafood dan mengkonsumsi vitamin c, dapat menyebabkan efek yangberbahaya menjadi tubuh salah satunya udang. udang itu mengandung 'Arsenic Pentoxide' (As2O5) dan bila setelah makan udang kita mengkonsumsi vitamin c, Terjadilah "Reaksi Kimia" di dalam perut yang membuat 'Arsenic Pentoxide' (As2O5) berubah menjadi Arsenic Trioxide (As2O3) yang sangat beracun dan dapat menyebabkan kematian.

KerangKerang merupakan hewan yang memperoleh makanannya mirip seperti penyedot debu. Kerang akan menyantap/menyedot apa saja yang ada didekatnya tanpa adanya filter untuk memilah apakah makanan yang disedotnya itu mengandung zat berbahaya atau tidak. Makanya, berbagai zat yang ada di dalam tubuh kerang sifatnya campur aduk, termasuk didalamnya logam berat yang sangat berbahaya kalau sampai masuk ke dalam tubuh manusia baik langsung ataupun tidak. Akumulasi jumlah logam di dalam tubuh kerang yang kemudian berpindah ke dalam tubuh manusia tentunya sangat membahayakan kesehatan. Selain logam berat, kerang juga berpotensi mengandung racun karena nutrisi untuk hidup hewan ini meliputi fosfat yang berlimpah dan nitrogen yang mana kedua zat tersebut berasal dari limbah rumah tangga.

MerkuriDalam beberapa tahun terakhir, karena adanya degradasi anthropogenik, kandungan merkuri yang tinggi pun kerap ditemukan pada ikan dikarenakan pabrik-pabrik industry membuang limbah pabriknya ke laut. Hal itu dapat menyebabkan plethora atau masalah kesehatan dengan masuknya cairan berbahaya ke dalam tubuh melalui aliran darah sehingga berdampak pada sistem syaraf, sistem pencernaan, sistem pernapasan, dan ginjal. KOnsumsi merkuri dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak dan ginjal. Apalagi, yang paling berisiko terkena dampak merkuri adalah bayi dan anak-anak. Maka itu, penting bagi ibu hamil dan anak-anak untuk menjauhkan diri dari makanan yang mungkin mengandung merkuri.

8. ASAM LEMAK ESENSIAL DAN NON ESENSIALDefinisiyang termasuk asam lemak adalah asam lemak esensial dan asam lemak non-esensial dalam makanan kita setiap hari. dan beberapa asam lemak tersebut memiliki kemampuan untuk menurunkan resiko penyakit kronis. asam lemak yang memilik kemampuan bioaktif seperti itu secara umum ditemukan di dalam pada asam lemak tidak jenuh tunggal (MUFA) dan omega tiga dalam bentuk asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA).

Minyak zaitun adalah salah satu contoh makanan yang kaya akan kandungan asam lemak tidak jenuh tunggal, yang marak kita kenal bahwa minyak zaitun memiliki khasiat untuk menurunkan kemunculan penyakit kronis. selain itu, minyak zaitun juga kaya akan vitamin E yang juga memiliki khasiat yang luar biasa dalam menjaga kesehatan tubuh kita.

Selain itu, salah satu sumber asam lamak yang kaya akan omega tiga asam lemak tidak jenuh ganda adalah ikan. salah satu penelitian yang baru-baru ini dilakukan menyebutkan bahwa konsentrasi sumber omega tiga terbanyak adalah pada sedikit lendir di belakang mata ikan. dengan mengonsumsi ikan yang kaya akan omega tiga ini akan memberikan perlindungan tubuh terhadap penyakit jantung koroner, katarak, depresi, penyakit imunitas, dan kanker. dengan demikian, salah satu cara memenuhi kebutuhan tubuh akan lemak sebaiknya dengan meningkatkan konsumsi terhadap daging ikan.

Dan perlu diingat, dengan mengonsumsi lemak dalam jumlah yang besar akan memberikan asam lemak yang memiliki strukrur trans, dalam pengonsumsian lemak teratur dibutuhkan sejumlah asam lemak dalam bentuk isomer-cis, tetapi dalam proses hidrogenasi

ada kemungkinan asam lemak berubah menjadi trans. dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa lemak trans akan memberikan dampak negatif terhadap kesehatan kita, karena asam lemak trans memiliki kemampuan untuk menaikkan kolesterol LDL, menurunkan HDL, dan memicu munculnya penyakit jantung koroner dan perkembangan kanker, karena itu, sangat penting untuk mengetahui cara penyajian makanan yang tepat.

9. METABOLISME HEME PORIFRINHemoglobinHemoglobin adalah metaloprotein (protein yang mengandung zat besi) di dalam sel darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh,pada mamalia dan hewan lainnya. Hemoglobin juga pengusung karbon dioksida kembali menuju paru-paru untuk dihembuskan keluar tubuh. Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein,dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi.

Mutasi pada gen protein hemoglobin mengakibatkan suatu golongan penyakit menurun yang disebut hemoglobinopati, diantaranya yang paling sering ditemui adalah anemia sel sabit dan talasemia.

StrukturPada pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang dikenal dengan porfirin yang menahan satu atom besi; atom besi ini merupakan situs/loka ikatan oksigen. Porfirin yang mengandung besi disebut heme. Nama hemoglobin merupakan gabungan dari heme dan globin; globin sebagai istilah generik untuk protein globular. Ada beberapa

protein mengandung heme, dan hemoglobin adalah yang paling dikenal dan paling banyak dipelajari.

Gugus hemePada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4 subunit protein), yang terdiri dari masing-masing dua subunit alfa dan beta yang terikat secara nonkovalen.

Subunit-subunitnya mirip secara struktural dan berukuran hampir sama. Tiap subunit memiliki berat molekul kurang lebih 16,000 Dalton, sehingga berat molekul total tetramernya menjadi sekitar 64,000 Dalton. Tiap subunit hemoglobin mengandung satu heme, sehingga secara keseluruhan hemoglobin memiliki kapasitas empat molekul oksigen: Reaksi bertahap:

METABOLISME BILIRUBIN

Keterangan

1. 80-85% terbentuk dari pemecahan eritrosit tua dalam sistem monosit-makrofag (rata-rata masa hidup eritrosit adalah 120 hari). 15-20% terbentuk dari pemecahan eritrosit immatur dalam sumsum tulang.

2. Hemoglobin dipecah menjadi globin dan heme. Globin akan digunakan lagi untuk sintesis protein baru, sedangkan heme dipecah (melepaskan Fe dan CO).

3. Pigmen heme oleh heme oksigenase diubah menjadi biliverdin.

4. Biliverdin mengalami reduksi oleh enzim reduktase menjadi bilirubin tak terkonjugasi.

5. BTT berikatan dengan albumin dan ditranspor melalui darah ke hati.

6. Di dalam hati, metabolisme bilirubin berlangsung dalam 3 langkah :

Pengambilan BTT oleh sel hati dengan bantuan 2 protein hati (protein ligandin), yang diberi simbol sebagai protein Y dan Z Konjugasi BTT dengan asam glukoronat, yang dikatalisis oleh enzim glukoronil transferase, dalam retikulum endoplasma

Transpor bilirubin terkonjugasi ke dalam saluran empedu melalui suatu proses aktif

7. BT dibawa ke usus melalui aliran empedu.

8. Dalam kolon, bakteri usus mereduksi BT menjadi urobilinogen dan sterkobilinogen.

9. Sterkobilinogen diekskresikan dalam feses, sedangkan urobilinogen direabsorpsi kembali oleh mukosa usus. Urobilinogen masuk ke dalam sirkulasi darah, sebagian besar dikembalikan ke hati (siklus enterohepatik), Sebagian kecil mencapai ginjal dan diekskresi bersama urine.

Kolesterol

Kolesterol merupakan salah satu senyawa kimia golongan lipid atau lemak yang terdapat dalam makanan dan tubuh kita. Kolesterol dalam tubuh dibagi menjadi dua yaitu kolesterol HDL dan kolesterol LDL yang membuat endapan dan menyumbat arteri. Sumber kolseterol ada dua, yaitu kolesterol eksogen yang berasal dari makanan yang kita makan, dan kolesterol endogen yang dibuat di dalam sel tubuh terutama hati. Di dalam tubuh, kolesterol bersama dengan fosfolipid, terutama digunakan untuk membentuk membrane sel dan membran organ-organ yang berada di dalam tubuh (Fatmah, 2010). Kolesterol sangat larut dalam lemak tetapi hanya sedikit yang larut dalam air, dan membentuk ester dengan asam lemak. Kolesterol merupakan produk metabolisme hewan sehingga terdapat banyak pada makanan yang berasal dari hewan seperti kuning telur, daging, hati, dan otak (Murray, 2003)Kolesterol darah yang berlebihan ini dapat menyebabkan penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah yang kemudian dapat menyebabkan penyakit jantung. Kadar normal untuk kolesterol adalah sekitar 150-190 mg/100 mL darah. Akan tetapi, ada pula yang menyatakan bahwa 220 mg/ 100mL darah masih termasuk normal. Bila kadar kolesterol melebihi 220 mg dan mencapai 270mg/ 100 mL darah, maka kemungkinan mendapat serangan jantung menjadi dua kali lipat. Bila kadarnya mencapai 300 mg/ 100mL darah, maka risiko serangan jantung menjadi lima kali lipat (Maurice, 2006).Sedikit lebih dari separuh jumlah kolesterol tubuh berasal dari sintesis (sekitar 700 mg/hari), dan sisanya berasal dari makanan sehari-hari. Pada manusia, hati menghasilkkan kurang lebih 10% dari total sintesis, sementara usus sekitar 10%. Pada hakekatnya, semua jaringan yang mengandung sel-sel berinti mampu menyintesis kolesterol. Fraksi mikrosomal (reticulum endoplasma) dan sitosol sel terutama bertanggung jawab atas sintesis kolesterol. Minyak alami yang mengandung asam lemak tak jenuh majemuk dengan proporsi tinggi mencakup minyak bunga matahari, biji kapas, jagung dan kedelai, sementara minyak zaitun mengandung asam lemak tak jenuh tunggal dengan konsentrasi yang tinggi. Sebaliknya, lemak mentega serta lemak hewan dan minyak kelapa sawit mengandung asam lemak jenuh dengan jumlah yang besar (Mayes, 2003). Kolesterol darah yang normal terdiri dari :Kolesterol total < 200 mg/dl Kolesterol HDL 35 65 mg/dl Kolesterol LDL < 150 mg/dlTrigliserida < 200 mg/dlRatio kolesterol total : kolesterol HDL < 5Menurut Maurice (2006), kadar kolesterol dalam darah sangat tergantung pada beberapa hal, yaitu :1. Peningkatan jumlah kolesterol yang dimakan setiap hari. Akan tetapi, perlu diingat bahwa peningkatan konsumsi hanya dapat mengubah kadar kolesterol dalam darah hingga 30%, karena bila kita mengkonsumsi kolesterol, maka produksi kolesterol dalam tubuh akan diturunkan secara otomatis.2. Diet yang mengandung lemak jenuh dapat meningkatkan kadar koleste