laporan tutorial skenario a blok (fix)

89
Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Tutorial Blok * Skenario A ini. Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada tutor serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan tugas tutorial ini. Kami menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca akan kami terima dengan tangan terbuka guna perbaikan di masa yang akan datang. Penyusun 1

Upload: evi-bae

Post on 29-Dec-2015

97 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kelompok B2

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan

karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Tutorial Blok * Skenario A ini.

Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas tutorial yang merupakan

bagian dari sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada tutor serta semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan laporan tugas tutorial ini.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik

dan saran dari pembaca akan kami terima dengan tangan terbuka guna perbaikan di masa yang

akan datang.

Penyusun

1

Page 2: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

Daftar Isi

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................................2

SKENARIO..............................................................................................................................3

I. Klarifikasi Istilah....................................................................................................3

II. Identifikasi Masalah...............................................................................................4

III. Analisis Masalah....................................................................................................5

IV. Kerangka Konsep...................................................................................................28

V. Kesimpulan.............................................................................................................29

SINTESIS

1. IDDM...........................................................................................................................29

2. Intoleransi laktosa.........................................................................................................35

3. Metabolisme vitamin B1 dan b6..................................................................................40

4. Metabolisme laktosa.....................................................................................................43

5. Injeksi insulin dan OAD ..............................................................................................44

6. HbA1C..........................................................................................................................54

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................57

2

Page 3: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

Skenario A

Doni, seorang mahasiswa perguruan tinggi disemarang berusia 20 tahun menderita dm

tergantung insulin IDDM sejak berusia 14 tahun. Setahun lalu, doni datang ke praktek dokter

dengan BB 75 dengan tb 175 cm. Doni mendapatkan injeksi inslin sekali sehari dengan dosis 20

unit pada malam hari dan dikombinasi dengan obat oral anti diabetes (OAD) pagi dan malam

hari. Doni tidak melakukan terapi secara rutin.

Sekarang, Doni datang berobat lagi ke Dokter keluarganya di Palembang dengan keluhan

setiap kali minum susu selalu mencret. Selain itu Doni mengeluh mual serta otot kaki dan badan

pegal.

Pemeriksaan Fisik:

BB 40 Kg TB 175 cm TD: 110/70 mmHg, Nadi: 80x/m, RR: 16x/m.

Hasil Pemeriksaan Darah:

Hb 14 g/dl; WBC 4500/mm3; RBC 4.860.000/mm3; Ht 41,2%; Thrombosit 233.00/uL; MCV,

MCH dan MCHC normal. Gula darah sewaktu 335 mg/dl.

HbA1c 11%; Trigliserida 96 mg/dl; Total cholesterol 152 mg/dl; HDL 48 mg/dl; LDL 95 mg/dl.

Dokter mengatakan Doni mengalami intoleransi laktosa. Dokter juga memberikan

vitamin B1 dan B6 pada Doni.

I. Klarifikasi istilah

1. IDDM : insulin dependent diabetes militus ; tipe 1 dm, dibawah diabetes

2. Injeksi insulin : cairan insulin dimasukan dalam suatu bagian seperti ke dalam

jaringan subkutan, percabangan vascular, atau suatu organ

3. Oral : dimasukan lewat atau dipakai pada mulut

4. Dosis : takaran yang menimbulkan efek farmakologi yang tepat dan

aman dikonsumsi

5. Terapi : usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit

6. Pegal : kondisi otot tubuh dalam keadaan tegang sehingga memerlukan

kekuatan lebih untuk beraktifitas

3

Page 4: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

7. Mencret : defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah

dan atau lendir dalam tinja

8. Mual : suatu sensasi tidak menyenangkan yanng secara samar dialihkan

ke episgatrium dan abdomen serta sering memuncak dengan muntah-muntah

9. Ht : persentase volume eritosit dalam full blood ; juga merujuk pada

alat atau prosedur yang dignakan dalam penentuan nialainya

10. MCV : mean corvuscular volume

11. MCH : mean corvuscular hemoglobin, pembagian masa hemoglobin

dengan rbc

12. MCHC : mean corvuscular hemoglobin consentrate

13. Intoleransi laktosa : ketidak mampuan menahan atau hi ; mengabsobrsi atau

memetabolisme laktosa karena diakibatkan defisiensi laktase heriditer di mukosa di usus

14. Anti diabetes : obat yg mengontrol idm

15. Hdl : high dency lipoprotein

16. Ldl : golongan lipoprotein yg bertanggung jawab untuk transfor

kolesterol ke jaringan hepar

II. Identifikasi Masalah

1. Doni, seorang mahasiswa perguruan tinggi disemarang berusia 20 tahun menderita dm

tergantung insulin IDDM sejak berusia 14 tahun. Setahun lalu, doni datang ke praktek

dokter dengan BB 75 dengan tb 175 cm (Main Problem)

2. Doni mendapatkan injeksi inslin sekali sehari dengan dosis 20 unit pada malam hari dan

dikombinasi dengan obat oral anti diabetes (OAD) pagi dan malam hari. Doni tidak

melakukan terapi secara rutin.

3. Sekarang, Doni datang berobat lagi ke Dokter keluarganya di Palembang dengan keluhan

setiap kali minum susu selalu mencret.

4. Selain itu Doni mengeluh mual serta otot kaki dan badan pegal.

5. Pemeriksaan Fisik:

BB 40 Kg TB 175 cm TD: 110/70 mmHg, Nadi: 80x/m, RR: 16x/m.

6. Hasil Pemeriksaan Darah: Hb 14 g/dl; WBC 4500/mm3; RBC 4.860.000/mm3; Ht 41,2%;

Thrombosit 233.00/uL; MCV, MCH dan MCHC normal. Gula darah sewaktu 335 mg/dl.

4

Page 5: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

HbA1c 11%; Trigliserida 96 mg/dl; Total cholesterol 152 mg/dl; HDL 48 mg/dl; LDL 95

mg/dl.

7. Dokter mengatakan Doni mengalami intoleransi laktosa. Dokter juga memberikan

vitamin B1 dan B6 pada Doni.

III. Analisis Masalah

1. Doni, seorang mahasiswa perguruan tinggi disemarang berusia 20 tahun menderita dm

tergantung insulin IDDM sejak berusia 14 tahun. Setahun lalu, doni datang ke praktek

dokter dengan BB 75 dengan tb 175 cm (Main Probem)

a. Apa akibat nenderita dm tipe 1 pada usia 14 tahun ?

Jawab :

Diabetes mellitus tipe 1 disebabkan karena dekstrusi sel beta pancreas yang bertugas

menghasilkan insulin, karena sel beta tidak dapat menghasilkan insulin maka penderita

DM tipe 1 ini harus menerima injeksi insulin setiap harinya. Apabila insulin ini

mengalami defisiensi akan menyebabkan pergeseran netto kearah katabollisme protein.

Penguraian protein-protein otot menyebabkan oto rangka lisut dan lemah sehingga

menyebabkan penurunan berat badan.

b. Berapa imt dan bmr doni setahun lalu dan sekarang?

Jawab :

IMT merupakan alternatif untuk tindakan pengukuran lemak tubuh karena murah serta

metode skrining kategori berat badan yang mudah dilakukan.

Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:

Menurut rumus metrik:

Berat badan (Kg)

IMT = ------------------------------

[Tinggi badan (m)]2

5

Page 6: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

IMT setahun lalu adalah

75 kg

IMT = ------------------------------ = 24,49

[1,75 m]2

IMT sekarang adalah

40 kg

IMT = ------------------------------ = 13,06

[1,75 m]2

Standar baru untuk IMT telah dipublikasikan pada tahun 1998 mengklasifikasikan BMI

di bawah 18,5 sebagai sangat kurus atau underweight, IMT melebihi 23 sebagai berat

badan lebih atau overweight, dan IMT melebihi 25 sebagai obesitas. IMT yang ideal bagi

orang dewasa adalah diantara 18,5 hingga 22,9. Obesitas dikategorikan pada tiga tingkat:

tingkat I (25-29,9), tingkat II (30-40), dan tingkat III (>40) (CDC, 2002).

Perhitungan Energi Basal

Angka Metabolisme Basal (BMR) untuk pria

BMR = 66 + (13,7 x BB(kg) ) + ( 5 x TB(cm)) – (6,8 x umr)= __ kkal

BMR tahun lalu

BMR = 66 + (13,7 x 75kg) + ( 5 x 175 cm) – (6,8 x 19)= 1893,3 kkal

BMR sekarang

BMR = 66 + (13,7 x 40kg) + ( 5 x 175 cm) – (6,8 x 20)= 1353 kkal

c. Apa ciri fisik dari penderita dm tipe 1?

Jawab :

Tanda-tanda yang paling mudah dikenali ialah tanda-tanda akibat hiperglikemia,

glikosuria, dan ketoasidosis. Hiperglikemia itu sendiri bisa tidak menimbulkan gejala

apa-apa, meskipun kadang ditemukan malaise, sakit kepala, dan kelemahan tubuh.

6

Page 7: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

Anak-anak juga menjadi irritable, mudah marah, dan sering ngambek, namun gejala

utama hiperglikemia ialah akibat diuresis osmotik dan glikosuria. Glikosuria itu sendiri

merupakan peningkatan frekuensi dan volume urin (poliuri) sehingga sering membuat

anak-anak sering mengompol di malam hari. Gejala ini mudah dikenali pada bayi karena

sering sekali minum dan banyak sekali urin pada diapernya.

Polidipsia terjadi karena terdapat diuresis osmotik sehingga menyebabkan dehidrasi.

Penurunan berat badan terjadi karena terjadi pemecahan lemak dan protein dalam jumlah

banyak, meskipun nafsu makan anak relatif normal. Kegagalan tumbuh mungkin menjadi

tanda utama yang membuat orang tua khawatir dengan anaknya sehingga memeriksakan

ke dokter dan biasanya akan ditemukan hiperglikemia primer.

Malaise yang nonspesifik dapat terjadi kapan saja, terutama sebelum ditemukannya

tanda-tanda hiperglikemia, atau mungkin dapat menjadi petanda tersendiri selain

hiperglikemia, sehingga bukan sebagai tanda klinis yang khas. Gejala lain yang sangat

perlu dikenali ialah gejala-gejala pada ketoasidosis, yakni dehidrasi berat, tercium bau

keton di mulut, napas asidosis (Kussmaul) yang mirip respiratory distress, nyeri

abdomen, muntah, somnolen hingga koma. Selain itu anak juga akan rentan terhadap

infeksi karena terdapat penurunan imunitas akibat hiperglikemia, terutama infeksi saluran

napas, saluran kemih, dan kulit, sehingga dapat ditemukan kandidosis. Yang paling

sering dan mudah dikenali ialah kandidosis di daerah selangkangan.

Selain gejala malaise dan dehidrasi, anak-anak dengan diabetes dini tidak memiliki tanda

yang khas pada tubuhnya. Mengingat penyakit endokrin autoimun banyak terjadi pada

anak dengan IDDM, mungkin dapat ditemukan gejala endokrinopati lain, misalnya

hipertiroidisme dengan gejala overaktivitas, cepat lelah, atau teraba gondok. Katarak

dapat terjadi namun sangat jarang, kalaupun ada biasanya pada anak perempuan dengan

hiperglikemia pada jangka waktu lama. Dapat ditemukan nekrobiosis lipoidika, berupa

daerah atrofi berwarna merah yang berbatas tegas. Kondisi ini terjadi akibat luka pada

kolagen kulit dan sulit untuk diobati.

7

Page 8: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

d. Apa dampak dm tipe 1 terhadap tubuh doni?

Jawab :

1. Otak

Penderita diabetes mempunyai kecendrungan 2 kali lebih mudah mengalami serangan

otak dari pada orang non diabetes. Manisfestasi mikro-makroangiopati pada otak

biasanya terdapat dalam 2 bentuk : sindrom lobus frontalis dan trombosit serebral

2. Syaraf

Perubahan jaringan kimia dalam saraf akan mengganggu kegiatan metabolic sel

Schwann dan menyebabkan hilangnya akson. Kecepatan konduksi motorik akan

berkurang sensasi getar dan propioseptik, dan gangguan motorik yang disentral

hilangnya reflex tendon dalam, kelemahan otot dan sendi.

3. Mata

Muncul ratinopati diabetic yaitu komplikasi diabetes yang muncul pertama kali.

4. Ginjal

Terjadi proteunurea, hipertensi dan hilangnya nefron. Jika hilangnya nefron terus

berlanjut maka pasien akan mengalami insufisiensi ginjal dan uremia

e. Bagaimana patofisiologi IDDM?

Jawab :

Terdapat 2 jenis diabetes yaitu Diabetes Mellitus Tipe I dan Tipe II. Diabetes mellitus

tipe I juga disebut insulin dependent diabetes mellitus (IDDM), atau juvenile diabetes

melitus. Dalam diabetes mellitus tipe I, pankreas mengalami serangan autoimmune oleh

tubuh sendiri, dan menyebabkan sel-sel pankreas tidak bisa menghasilkan insulin.

Antibodi abnormal telah ditemukan di sebagian besar pasien dengan diabetes mellitus

tipe I. Antibodi adalah protein dalam darah yang merupakan bagian dari sistem kekebalan

tubuh. Pasien yang menderita diabetes mellitus tipe I harus bergantung pada obat insulin

untuk bertahan hidup. Pada penyakit autoimun, seperti diabetes mellitus tipe I, sistem

kekebalan tubuh secara keliru memproduksi antibodi dan sel-sel inflamasi yang

menentang jaringan tubuh sendiri dan menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh

sendiri.

8

Page 9: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

Pada pasien Diabetes Mellitus Tipe I, sel-sel beta pankreas yang bertanggung jawab

untuk produksi insulin diserang oleh sistem kekebalan tubuh. Hal ini diyakini bahwa

warisan genetik mungkin suatu faktor risiko berkembangnya antibiotik yang abnormal.

Selain itu, paparan terhadap infeksi virus tertentu (gondok dan Coxsackie virus) atau

racun-racun lingkungan hidup lainnya bisa memicu respons antibodi abnormal yang

merusakan sel-sel pankreas.

f. Mengapa berat badan doni turun drastis?

Jawab :

Seperti halnya gejala DM tipe 1 pada anak yaitu berat badan menurun secara drastis

meskipun anak banyak makan, banyak minum dan banyak buang air kecil. Hal ini

berkaitan dengan akibat dari defisiensi hormone insulin.

Aktivitas insulin yang rendah akan menyebabkan ;

1. Penurunan penyerapan glukosa oleh sel-sel, disertai peningkatan pengeluaran

glukosa oleh hati melalui proses glukoneogenesis dan glikogenolisis. Karena

sebagian besar sel tubuh tidak dapat menggunakan glukosa tanpa bantuan insulin,

timbul keadaan ironis, yakni terjadi kelebihan glukosa ekstrasel sementara terjadi

defisiensi glukosa intrasel - “kelaparan di lumbung padi”.

2. Kadar glukosa yang meninggi ke tingkat dimana jumlah glukosa yang difiltrasi

melebihi kapasitas sel-sel tubulus melakukan reabsorpsi akan menyebabkan glukosa

muncul pada urin, keadaan ini dinamakan glukosuria.

3. Glukosa pada urin menimbulkan efek osmotik yang menarik H2O bersamanya.

Keadaan ini menimbulkan diuresis osmotik yang ditandai oleh poliuria (sering

berkemih).

4. Cairan yang keluar dari tubuh secara berlebihan akan menyebabkan dehidrasi, yang

pada gilirannya dapat menyebabkan kegagalan sirkulasi perifer karena volume darah

turun mencolok. Kegagalan sirkulasi, apabila tidak diperbaiki dapat menyebabkan

kematian karena penurunan aliran darah ke otak atau menimbulkan gagal ginjal

sekunder akibat tekanan filtrasi yang tidak adekuat. e. Selain itu, sel-sel kehilangan

air karena tubuh mengalami dehidrasi akibat perpindahan osmotik air dari dalam sel

9

Page 10: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

ke cairan ekstrasel yang hipertonik. Akibatnya timbul polidipsia (rasa haus

berlebihan) sebagai mekanisme kompensasi untuk mengatasi dehidrasi.

5. Defisiensi glukosa intrasel menyebabkan “sel kelaparan” akibatnya nafsu makan

(appetite) meningkat sehingga timbul polifagia (pemasukan makanan yang

berlebihan).

6. Efek defisiensi insulin pada metabolisme lemak menyebabkan penurunan sintesis

trigliserida dan peningkatan lipolisis. Hal ini akan menyebabkan mobilisasi besar-

besaran asam lemak dari simpanan trigliserida. Peningkatan asam lemak dalam darah

sebagian besar digunakan oleh sel sebagai sumber energi alternatif karena glukosa

tidak dapat masuk ke dalam sel.

7. Efek insulin pada metabolisme protein menyebabkan pergeseran netto kearah

katabolisme protein. Penguraian protein-protein otot menyebabkan otot rangka lisut

dan melemah sehingga terjadi penurunan berat badan (Sherwood, 2001).

2. Doni mendapatkan injeksi inslin sekali sehari dengan dosis 20 unit pada malam hari dan

dikombinasi dengan obat oral anti diabetes (OAD) pagi dan malam hari. Doni tidak

melakukan terapi secara rutin.

a. Apa dampak doni tidak melakukan terapi secara rutin?

Jawab :

Doni tidak melakukan terapi secara rutin akibatnya kadar gula darah nya tidak terkontrol.

Jika kadar gula darah terus menerus tinggi, lama kelamaan akan timbul penyulit

(komplikasi) yang pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh darah misalnya :

pembuluh darah otak (stroke), pembuluh darah mata (dapat terjadi kebutaan), pembuluh

darah ginjal (GGHhemodialisa) dll. Jika sudah terjadi komplikasi ini maka usaha untuk

menyembuhkan keadaan tersebut ke arah normal sangat sulit. Oleh karena itu, usaha

pencegahan dini untuk komplikasi tersebut diperlukan dan diharapkan sangat bermanfaat

untuk menghindari terjadinya berbagai hal yang tidak menguntungkan.

10

Page 11: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

b. Bagaiman cara kerja injeksi insulin dan oad terhadap tubuh manusia?

Jawab :

Cara penyuntikan insulin :

Insulin umumnya diberikan dengan suntikan dibawah kulit (subkutan). Pada

keadaan khusus diberikan intramuskular atau intravena secara bolus atau drip. Insulin

dapat diberikan tunggal (satu macam insulin kerja cepat, kerja menengah atau kerja

panjang) tetapi juga dapat diberikan kombinasi insulin kerja cepat dan kerja menengah,

sesuai dengan respons individu terhadap insulin, yang dinilai dari hasil pemeriksaan

kadar glukosa darah harian.

Lokasi penyuntikan juga harus diperhatikan benar, demikian pula mengenai rotasi

tempat suntik. Apabila diperlukan, sejauh sterilitas penyimpanan terjamin, semprit insulin

dan jarumnya dapat dipakai lebih dari satu kali oleh pasien yang sama. Harus

diperhatikan kesesuaian kosentrasi insulin (U40, U100) dengan semprit yang dipakai.

Dianjurkan dipakai konsentrasi yang tetap.

Penyerapan paling cepat terjadi di daerah abdomen yang kemudian diikuti oleh

daerah lengan, paha bagian atas bokong. Bila disuntikan secara intramuskular dalam

maka penyerapan akan terjadi lebih cepat dan masa kerja akan lebih singkat. Kegiatan

jasmani yang dilakukan segera setelah penyuntikan akan mempercepat onset kerja dan

juga mempersingkat masa kerja.

11

Page 12: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

Cara kerja OAD :

Berdasarkan cara kerjanya, OAD dibagi menjadi 4 golongan:

a.    Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) : sulfonylurea dan glinid.

1. Sulfonylurea       

Obat golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta

pancreas. Selain itu obat ini mempunyai efek meningkatkan performance dan jumlah

reseptor insulin pada otot dan sel lemak, meningkatkan efisiensi sekresi insulin dan

potensiasi stimulasi insulin transport karbohidrat ke sel otot dan jaringan lemak serta

penurunan produksi glukosa oleh hati. Cara kerja pada umumnya melalui suatu alur

kalsium yang sensitive terhadap ATP. Obat ini merupakan pilihan utama untuk

pasien dengan BB normal dan kurang, namun masih boleh diberikan kepada pasien

dengan BB lebih. Untuk menghindari hipoglikemia berkepanjangan pada berbagai

keadaan seperti orang tua, gangguan faal ginjal dan hati, kurang nutrisi serta

penyakit kardiovaskular, tidak dianjurkan penggunaan sulfonylurea kerja panjang.

2. Glinid         

Obat yang cara kerjanya sama dengan sulfonylurea, dengan penekanan pada

meningkatkan sekresi insulin fase pertama. Golongan ini terdiri dari 2 macam obat

yaitu: Repaglinid (derivate asam benjoat) dan Nateglinid (derivate fenilanin). Obat

ini diabsorpsi dengan cepat setelah pemberian secara oral dan diekskresi secara

cepat melalui hati.

b.    Penambah sensitivitas terhadap insulin: metformin, tiazolidindion.

            Tiazolidindion (rosiglitazon dan pioglitazon) berkaitan padaperoxisome

proliferator activated receptor gamma (PPARG), suatu reseptor inti di sel otot dan sel

lemak. Golongan ini mempunyai efek menurunkan resistensi insulin dengan

meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa, sehingga meningkatkan ambilan

glukosa di perifer. Tiazolidindion dikontraindikasikan pada pasien dengan gagal jantung

klas I-IV karena dapat memperbarat edema/retensi cairan dan juga pada gangguan faal

hati. Pada pasien yang menggunakan tiazolidindion perlu dilakukan pemantauan faal hati

secara berkala. Saat ini tiazolidindion tidak digunakan sebagai obat tunggal.

12

Page 13: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

c.    Penghambat glukoneogenesis (metformin).

              Metformin. Obat ini mempunyai efek utama mengurangi produksi glukosa hati

(glukoneogenesis), disamping juga memperbaiki ambilan glukosa perifer. Terutama

dipakai pada diabetisi gemuk. Metformin dikontraindikasikan pada pasien dengan

gangguan fungsi ginjal (serum kreatinin >1.5) dan hati, serta pasien-pasien dengan

kecendrungan hipoksemia (misalnya penyakit serebrovaskular, sepsis, syok, gagal

jantung). Metformin dapat memberikan efek samping mual. Untuk mengurangi keluhan

tersebut dapat diberikan pada saat atau sesudah makan.

d.    Penghambat absorpsi glukosa: penghambat glukosidase alfa.

              Obat ini bekerja dengan mengurangi absorpsi glukosa di usus halus, sehingga

mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah sesudah makan. Acarbose tidak

menimbulkan efek samping hipoglikemia. Efek samping yang sering ditemukan ialah

kembung dan flatulen.

Cara pemberian OHO terdiri dari:

OHO dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara bertahap sesuai respon

kadar glukosa darah, dapat diberikan sampai dosis hampir maximal.

Sulfonylurea generasi I & II: 15-30 menit sebelum makan.

Glimepiride: sebelum/sesaat sebelum makan.

Repaglinid, Nateglinid: sesaat/sebelum makan.

Metformin: sebelum/pada saat/sesudah makan.

Penghambat glukosidase à (Acarbose): bersama suapan pertama.

Tiazolidindion: tidak bergantung pada jadwal makan.

c. Berapa dosis normal injeksi insulin dan oad ?

Jawab

Dosis pemberian injeksi insulin tergantung pada kadar gula darah, yaitu :

Gula darah < 60 mg % = 0 unit

Gula darah < 200 mg % = 5 – 8 unit

Gula darah 200 – 250 mg% = 10 – 12 unit

13

Page 14: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

Gula darah 250 - 300 mg% = 15 – 16 unit

Gula darah 300 – 350 mg% = 20 unit

Gula darah > 350 mg% = 20 – 24 unit

Dosis pemberian OAD, yaitu :

Sulfonilurea

Obat ini merangsang sel beta pankreas untuk memproduksi insulin. terbagi menjadi

berapa golongan, antara lain :

1.Kelas A: hipoglikemik kuat

- glibenklamid, nama merk dagangnya euglukon, daonil dengan sediaan 5mg per tablet.

diberikan maksimal 3 tablet diberikan pagi dan siang.

-klorpropamid, nama merk dagangnya diabinase dengan sediaan 100 dan 250 mg per

tablet, dosis maksimal 2 tablet, diberikan pagi hari.

2.Kelas B: untuk diabetes melitus disertai kelainan ginjal dan hepar.

-glikuidon, nama merk dagangnya glerenorm, glidiab, lodem, fordab, dengan sediaan 30

mg per tablet. maksimal 4 tablet/hari diberikan pagi dan siang.

3.Kelas C: anti angiopati

- gliklazid, digunakan untuk komplikasi diabetes melitus mikroangiopati. nama merk

dagangnya diamicron, glukolos,glucodex,glidiabet, sediaan 80 mg per tablet, maksimal

4tablet/hari diberikan pagi dan siang.

- glimipirid, digunakan untuk komplikasi diabetes melitus makroangiopati.

nama merk dagangnya amaryl,amadiab,metrix,solosa. sediaannya 1 mg, 2 mg dan 4 mg.

diberikan pagi dan siang dengan maksimal dosis 8 mg/hari.

4.Kelas D: hipoglikemik lemah tapi bekerja pada gangguan post reseptor insulin

- glipizid dosis rendah misalnya minidiab dosis 2,5-20 mg diberikan pagi dan siang.

Biguanid

- obat ini berefek pada reseptor insulin (uptake glukosa di perifer), menurunkan

fibrinogen plasma, tidak punya efek sentral pada pancreas, antara lain metformin,

-nama merk dagangnya glucophage, buformin, diabex, neodipar.

14

Page 15: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

-sediaannya 500 mg per tablet. dosis 500-3000 mg perhari.

-obat ini dapat menyebabkan perut tidak nyaman.

sehingga pemberiannya sebaiknya sesudah makan.

-hati-hati pada pasien dengan kelainan hepar dan ginjal.

Golongan spesifik

Acarbose (alfa-glukosidase inhibitor), obat ini menghambat absorbsi glukosa di usus.

nama merk dagangnya glucobay, eclid

sediaannya 50 mg dan 100 mg. diberikan setelah suapan pertama saat makan.

d. Mengapa doni diberi injeksi insulin dan oad ?

Jawab :

Dalam pengobatan ada 2 macam obat yang diberikan yaitu pemberian secara oral atau

disebut juga Obat Hipoglikemik Oral (OHO) dan pemberian secara injeksi yaitu insulin.

OHO dibagi menjadi 3 golongan yaitu : pemicu sekresi insulin (Sulfonilurea dan Glinid),

penambah sensitivitas terhadap insulin (Metformin dan Tiazolidindion), penambah

absobsi glukosa (penghambat glukosidase alfa).

Selain 2 macam pengobatan tersebut, dapat juga dilakukan dengan terapi kombinasi yaitu

dengan memberikan kombinasi dua atau tiga kelompok OHO jika dengan OHO tunggal

sasaran kadar glukosa darah belum tercapai. Dapat juga menggunakan kombinasi

kombinasi OHO dengan insulin apabila ada kegagalan pemakaian OHO baik tunggal

maupun kombinasi.

e. Mengapa terapi injeksi insulin harus pada malam hari dan oad harus pada pagi dan

malam hari?

Jawab :

Terapi injeksi insulin harus pada malam hari dan OAD pada pagi dan malam hari karena

kontrol yang lebih ketat bisa dilakukan dengan menggunakan insulin kerja sedang yang

mulai bekerja dalam waktu 1-3 jam, mencapai puncak maksimum dalam waktu 6-10 jam

dan bekerja selama 18-26 jam. Insulin ini bisa disuntikkan pada pagi hari untuk

memenuhi kebutuhan selama sehari dan dapat disuntikkan pada malam hari untuk

15

Page 16: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

memenuhi kebutuhan sepanjang malam atau bisa juga menggunakan insulin kerja

cepat/pendek yang mulai menurunkan kadar gula dalam waktu 20 menit, mencapai

puncaknya dalam waktu 2-4 jam dan bekerja selama 6-8 jam. Insulin kerja cepat

seringkali digunakan oleh penderita yang menjalani beberapa kali suntikan setiap harinya

dan disutikkan 15-20 menit sebelum makan. atau dengan insulin basal (glargine, detemir)

yang diberikan sekali sehari (pagi atau malam hari).

Regimen ini biasa digunakan pada anak remaja ataupun dewasa. Komponen basal

biasanya berkisar 40-60% dari kebutuhan total insulin, yang dapat diberikan menjelang

tidur malam atau sebelum makan pagi atau siang, atau diberikan dua kali yakni sebelum

makan pagi dan makan malam, sisanya sebagai komponen bolus terbagi yang disuntikkan

20-30 menit sebelum makan bila menggunakan insulin reguler, atau segera sebelum

makan atau sesudah makan bila menggunakan analog insulin kerja cepat.

3. Sekarang, Doni datang berobat lagi ke Dokter keluarganya di Palembang dengan keluhan

setiap kali minum susu selalu mencret.

a. Mengapa doni setiap minum susu mencret?

Jawab :

Enzim laktase yang berfungsi memecah gula susu (laktosa) terdapat di mukosa usus

halus. Enzim tersebut bekerja memecah laktosa menjadi monosakarida yang siap untuk

diserap oleh tubuh yaitu glukosa dan galaktosa. Apabila ketersediaan laktase tidak

mencukupi, laktosa yang terkandung dalam susu tidak akan mengalami proses

pencernaan dan akan dipecah oleh bakteri di dalam usus halus. Proses fermentasi yang

terjadi dapat menimbulkan gas yang menyebabkan kembung dan rasa sakit di perut.

Sedangkan sebagian laktosa yang tidak dicerna akan tetap berada dalam saluran cerna

dan tidak terjadi penyerapan air dari faeses sehingga penderita akan mengalami diare

(mencret).

b. Apa saja kandungan yang ada didalam susu?

Jawab:

Komposisi susu bervariasi dan tergantung pada banyak faktor. Faktor-faktor yang

mempengaruhi komposisi susu terutama spesies, variasi genetik dalam spesies,

16

Page 17: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

kesehatan, lingkungan, manajemen, stadium laktasi, pakan dan umur.Komposisi secara

normal, rata-rata susu mengandung lemak 3,9%; protein 3,4%; laktosa 4,8%; abu 0,72%;

air 87,10%; sitrat; vitamin A, B, C dan enzim.

1. Air

Susu mengandung air sebesar 87.90 %. Fungsinya sebagai pelarut bahan kering.

2. Lemak

Besar kecilnya butiran lemak ditentukan oleh kadar air di dalamnya. Makin banyak air

makin besar globuler (butiran lemak dalam susu) dan keadaan ini dikhawatirkan akan

menjadi pecah. Bila globuler pecah maka susu juga akan pecah. Dan susu yang pecah

tidak dapat dipisahkan lagi oleh krimnya, tidak dapat lagi dijadikan sebagai bahan

makanan. Dan akibatnya, susu akan menyerap bau di sekitar.Kadar lemak dalam susu

sangatlah berarti dalam penentuan nilai gizi susu itu sendiri. Buckle et al., (1987)

menyatakan kerusakan pada lemak dapat terjadi merupakan sebab dari perkembangan

cita rasa yang menyimpang dalam produk-produk susu, seperti.

a. Ketengikan, disebabkan karena hidrolisa dari gliserida dan pelepasan asam lemak

seperti butirat dan kaproat, yang punya bau keras, khas dan tidak menyenangkan.

b. Tallowness yang disebabkan karena oksidasi asam lemak tak jenuh.

c. Flavor teroksidasi yang disebabkan karena oksidasi fosfolipid.

d. Amis/bau seperti ikan yang disebabkan karena oksidasi dan reaksi hidrolisa.

3. Protein

Protein rata-rata dalam susu sebesar 3.20%, terdiri dari 2.70% casein (bahan keju), dan

0.50% albumen. Beberapa hari setelah induk sapi melahirkan, kandungan albumin

sangat tinggi pada susu dan akan normal kembali setelah 7 hari.

4. Laktosa

Kadar laktosa dalam susu dapat dirusak oleh beberapa jenis kuman pembentuk asam

susu. Pemberian laktosa pada susu dapat menyebabkan mencret atau gangguan perut

bagi orang yang tidak tahan terhadap laktosa.

5. Vitamin dan enzim

Bila susu dipanaskan, dipasteurisasi atau disterilisasi maka 10-30% vitamin B1 akan

hilang, dan vitamin C akan hilang sebesar 20-60%.

17

Page 18: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

Dalam komposisi susu dapat kita lihat adanya laktosa. Laktosa merupakan

karbohidrat jenis disakarida yang hanya dapat ditemukan dalam susu.

c. Apa hubungan minum susu, mencret dan penyakit yg diderita nya ?

Jawab :

Susu mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. Karbohidrat yang

terdapat dalam susu hanya laktosa yang merupakan disakarida yang terdiri dari gabungan

monosakarida yaitu glukosa dan galaktosa, sedangkan dalam tubuh, karbohidrat yang

dimakan akan diserap dalam bentuk monosakarida (glukosa, galaktosa, dan fruktosa),

oleh karena itu laktosa harus dihidrolisa menjadi glukosa dan galaktosa agar proses

absorpsi dapat berlangsung. Hidrolisa ini dilakukan oleh laktase (-galactosidase), suatu

enzim yang terdapat di brush border mukosa usus halus. Aktifitas laktase ini menurun

secara nyata sejak umur 2-5 tahun (late onset lactase deficiency) walau laktosa terus

diberikan. Ini menandakan laktase bukan enzim adaptif.

Bila ada defisiensi laktase, laktosa tidak akan didigesti akibatnya tidak ada penyerapan

oleh mukosa usus halus. Laktosa merupakan bahan osmotik yang akan menarik air ke

lumen. Jumlah air yang keluar sebanding dengan jumlah laktosa yang tinggal di lumen

usus. Penambahan volume lumen usus akan menyebabkan rasa mual, muntah dan

peningkatan peristaltik. Peristaltik usus yang meninggi menyebabkan waktu transit usus

makin pendek sehingga mengurangi kesempatan untuk digesti dan absorpsi. Laktosa dan

air/elektrolit yang tidak diserap meninggalkan usus halus sampai di kolon. Di kolon,

laktosa ini akan difermentasi oleh flora normal menjadi gas (CO2, H2 dan CH4), asam

lemak rantai pendek (butirat, propional dan asetat) dan asam laktat. Pembentukan gas

menyebabkan perut kembung dan sakit perut. Penyerapan asam laktat oleh kolonosit

menyebabkan asidosis metabolik. Air/elektrolit yang sampai di kolon dan hasil

fermentasi tadi diserap oleh kolonosit (colonic salvage). Bila colonic salvage dilewati,

maka asam laktat banyak dijumpai di tinja yang akan menyebabkan penurunan pH tinja.

Demikian juga bila air/elektrolit dan laktosa yang sampai ke kolon melewati colonic

salvage, maka akan menyebabkan kadar air tinja meningkat (diare osmotik) dan bahan-

bahan reduksi laktosa dijumpai dalam tinja.

18

Page 19: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

Gangguan motilitas usus, baik peningkatan maupun penurunan motilitas usus dapat

menyebabkan diare. Penurunan motilitas usus dapat disebabkan oleh; malnutrisi,

skleroderma, diabetes mellitus, intestinal pseudo-obstruction syndrome. Semua ini dapat

menyebabkan bakteri tumbuh lampau yang hebat pada usus halus, dan terjadi kerusakan

mukosa serta peradangan.

d. Apa saja dampak dari mencret yang berkelanjutan?

Jawab :

Penderita diare mengeluarkan tinja yang mengandung sejumlah ion natrium, klorida, dan

bikarbonat. Kehilangan air dan elektrolit ini bertambah bila ada muntah dan kehilangan

air juga meningkat bila ada panas. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis

metabolik, dan hipovolemia. Dehidrasi merupakan keadaan yang paling berbahaya

karena dapat menyebabkan hipovolemia, kolaps kardiovaskuler dan kematian bila tidak

diobati dengan tepat. Dehidrasi yang terjadi menurut tonisitas plasma dapat berupa

dehidrasi isotonik, dehidrasi hipertonik (hipernatremik) atau dehidrasi hipotonik.

Menurut derajat dehidrasinya bisa tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan, dehidrasi sedang

atau dehidrasi berat (Juffrie, 2010).

e. Bagaimana patofisiologi mencret pada kasus ini?

Jawab :

Gejala ini berhubungan dengan enzim laktase yang memecah dan menghidrolisis laktosa

menjadi glukosa dan galaktosa untuk ditranspor ke membran sel. Pada kasus ini, terjadi

defisiensi laktase sehingga laktosa yang tidak diabsorpsi menyebabkan influks cairan ke

lumen usus akibat tekanan osmotik. Laktosa yang tidak diabsorpsi akan masuk ke kolon,

dan digunakan sebagai substrat oleh bakteri usus sehingga menghasilkan gas dan asam

lemak rantai pendek melalui fermentasi. Asam lemak ini tdiak bisa diabsorpsi oleh

mucosa kolon, sehingga semakin banyak cairan yang tertarik ke dalam lumen usus. Inilah

yang menyebabkan mencret pada kasus ini.

19

Page 20: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

4. Selain itu Doni mengeluh mual serta otot kaki dan badan pegal.

a. Apa yang menyebabkan otot kaki dan badan pegal pada kasus ini?

Jawab :

Pegal yang dialami doni diakibatkan oleh gejala klinik tanpa rasa sakit dari penyakit

neuropati diabetic. Neuropati diabetic adalah adanya gejala dan atau tanda dari disfungsi

saraf penderita diabetes tanpa ada penyebab lain selain diabetes mellitus, (setelah

dilakukan eksklusi penyebab lainnya). Kadar glukosa darah yang tinggi akan memicu

terjadinya kerusakan saraf sehingga terjadi neropati diabetic

b. Mengapa doni mengeluh mual pada kasus ini?

Jawab :

Mual yang dialami doni merupakan suatu gejala pada penderita intoleransi laktosa.

Intoleransi laktosa diakibatkan oleh defisiensi enzim lactase. Bila ada defisiensi lactase,

laktosa tidak akan didigesti akibatnya tidak ada penyerapan oleh mukosa usus halus.

Disakarida ini merupakan bahan osmotic yang akan menarik air ke lumen. Jumlah air

yang keluar sebanding dengan jumlah laktosa yang tertinggal di lumen. Penambahan

volume lumen usus akan menyebabkan rasa mual, muntah, dan peningkatan peristaltik

5. Pemeriksaan Fisik:

BB 40 Kg TB 175 cm TD: 110/70 mmHg, Nadi: 80x/m, RR: 16x/m.

a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik doni ?

Jawab

Pemeriksaan Rentang Normal pada kasus Interpretasi

IMT (BB/TB2) 18,5 – 22,9 13,06 Underweight

Tekanan Darah 110-139/80-89 mmHg 110/70 Normal

Denyut nadi 60-100x/menit 80x/m Normal

Frekuensi pernapasan 12-18 x/menit 16x/m Normal

20

Page 21: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

Dari pemeriksaan fisik Doni, dapat disimpulkan bahwa tidak ada gangguan vital sign

yaitu tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi pernapasan yang normal. Tekanan darah

yang normal meskipun mendekati rendah menunjukkan diare yang dialami Doni belum

sampai menyebabkan dehidrasi berat (kehilangan cairan tubuh >10%) atau tubuh masih

bias mengkompensasi cairan tubuh dengan baik. Namun Doni memiliki IMT yang

tergolong underweight yang merupakan dampak dari Insulin Dependent Diabetes

Mellitus yang tidak terkontrol.

6. Hasil Pemeriksaan Darah:

Hb 14 g/dl; WBC 4500/mm3; RBC 4.860.000/mm3; Ht 41,2%; Thrombosit 233.00/uL;

MCV, MCH dan MCHC normal. Gula darah sewaktu 335 mg/dl.

HbA1c 11%; Trigliserida 96 mg/dl; Total cholesterol 152 mg/dl; HDL 48 mg/dl; LDL 95

mg/dl.

a. Bagaimana interpretsai dari pemeriksaan darah doni?

Jawab

Tabel di bawah ini merupakan interpretasi pemeriksaan darah pada kasus dibandingkan

dengan kisaran normal berdasarkan Panduan Pemeriksaan Klinik yang dikeluarkan oleh

Kemenkes pada tahun 2011.

Pemeriksaan Darah Normal Pada Kasus Interpretasi

Hemoglobin (g/dl) Laki-laki:13,4-17,6

Perempuan: 12,0-15,4

Laki-laki: 14 Normal

White Blood Cell(sel/mm3) 4000-10.000 4500/mm3 Normal

Red Blood Cell (sel/mm3) 4.700.000-6.100.000 4.860.0000 Normal

Hematokrit (%) Pria : 40%-50%

Wanita : 35% - 45%

Laki-laki: 41,2% Normal

Trombosit 150.000-400.000 233.000/uL Normal

MCV (microm3/eritrosit) 81-96 - Normal

MCHC (g/dl eritrosit) 30-36 - Normal

MCH (pg/eritrosit) 27-31 - Normal

Gula darah sewaktu (mg/dl) Nondiabetic: <140 335 Uncontrolled

21

Page 22: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

Pre-diabetic: 140-200

Diabetic: >200

diabetic

HbA1c (%) Controlled diabetic

3,5-6,0

11 Uncontrolled

diabetic

Trigliserida (mg/dl) Pria: 40 - 160

Wanita: 35-135

Pria: 96 Normal

Total kolesterol (mg/dl) <200 152 Normal

HDL (mg/dl) 30-70 48 Normal

LDL (mg/dl) <130 95 Normal

1. Hba1c dan kadar gula darah meningkat

Hba1c merupakan senyawa yang terbentuk dari ikatan antara glukosa dengan hemoglobin

(glycohemoglobin). Jumlah A1c yang terbentuk, tergantung pada kadar glukosa darah. -

Ikatan A1c stabil dan dapat bertahan hingga 2-3 bulan (sesuai dengan usia sel darah

merah). Kadar A1c mencerminkan kadar glukosa darah rata-rata dalam jangka waktu 2-3

bulan sebelum pemeriksaan. Persentase Hba1c pada kasus sebesar 11% selaras dengan

kadar glukosa darah >300 menunjukkan DM yang dialami tidak terkontrol.

2. Hemoglobin normal

Hemoglobin adalah komponen yang berfungsi sebagai alat transportasi oksigen (O2) dan

karbon dioksida (CO2). Penurunan nilai Hb dapat terjadi pada anemia (terutama anemia

karena kekurangan zat besi), sirosis, hipertiroidisme, perdarahan, peningkatan asupan

cairan dan kehamilan. Peningkatan nilai Hb dapat terjadi pada hemokonsentrasi

(polisitemia, luka bakar), penyakit paru-paru kronik, gagal jantung kongestif dan pada

orang yang hidup di daerah dataran tinggi.

3. Jumlah sel darah putih normal

Jumlah WBC yang normal menunjukkan tidak ada gangguan infeksi, karena fungsi utama

leukosit adalah melawan infeksi, melindungi tubuh dengan memfagosit organisme asing

dan memproduksi atau mengangkut/ mendistribusikan antibodi.

4. Jumlah sel darah merah normal

22

Page 23: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

Eritrosit, dengan umur 120 hari, adalah sel utama yang dilepaskan dalam sirkulasi. Bila

kebutuhan eritrosit tinggi, sel yang belum dewasa akan dilepaskan kedalam sirkulasi.

Pada akhir masa hidupnya, eritrosit yang lebih tua keluar dari sirkulasi melalui

fagositosis di limfa, hati dan sumsum tulang (sistem retikuloendotelial). Secara umum

nilai Hb dan Hct digunakan untuk memantau derajat anemia, serta respon terhadap terapi

anemia

5. Hematokrit normal

Hematokrit menunjukan persentase sel darah merah tehadap volume darah total. Nilai

Hct <20% dapat menyebabkan gagal jantung dan kematian; Hct >60% terkait dengan

pembekuan darah spontan.

6. MCV, MCHC, MCH Normal

-MCV (Mean Corpuscular Volume) adalah indeks untuk menentukan ukuran sel darah

merah. MCV dihitung dengan 10 x Hct (%) : Eritrosit (106 sel/μL) MCV menunjukkan

ukuran sel darah merah tunggal apakah sebagai Normositik (ukuran normal), Mikrositik

(ukuran kecil < 80 fL), atau Makrositik (ukuran kecil >100 fL).

-MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) dihitung dengan perbandingan

hemoglobin/hematokrit. Deskripsi Indeks MCHC mengukur konsentrasi Hb rata-rata

dalam sel darah merah; semakin kecil sel, semakin tinggi konsentrasinya.

-MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) dihitung dengan perbandingan

hemoglobin/sel darah merah. Indeks MCH adalah nilai yang mengindikasikan berat Hb

rata-rata di dalam sel darah merah, dan oleh karenanya menentukan kuantitas warna

(normokromik, hipokromik, hiperkromik) sel darah merah.

7. Total kolesterol, kadar HDL, LDL, Trigliserida Normal

Hal ini menunjukkan gangguan metabolisme laktosa pada penderita intolerasi laktosa

belum menyebabkan gangguan metabolisme lipid.

23

Page 24: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

7. Dokter mengatakan Doni mengalami intoleransi laktosa. Dokter juga memberikan

vitamin B1 dan B6 pada Doni.

a. Bagaimana patofisiolgi intoleransi laktosa ?

Jawab :

Apabila terjadi defisiensi laktase baik primer maupun sekunder, laktosa tidak bisa

dipecah menjadi bentuk yang bisa diserap, sehingga laktosa akan menumpuk. Laktosa

merupakan sumber energi yang baik untuk mikroorganisme di kolon, dimana laktosa

akan difermentasi oleh mikroorganisme tersebut dan menghasilkan asam laktat, gas

methan (CH4) dan hidrogen (H2). Gas yang diproduksi tersebut memberikan perasaan

tidak nyaman dan distensi usus dan flatulensia. Asam laktat yang diproduksi oleh

mikroorganisme tersebut aktif secara osmotik dan menarik air ke lumen usus, demikian

juga laktosa yang tidak tercerna juga menarik air sehingga menyebabkan diare. Bila

cukup berat, produksi gas dan adanya diare tadi akan menghambat penyerapan nutrisi

lainnya seperti protein dan lemak (Sinuhaji, 2006).

b. Mengapa dokter memberikan vit b1 dan b6 pada kasus ini ?

Jawab:

Vitamin B6 atau pyridoxin diketahui juga berperan penting di dalam mencegah kelelahan

otot dengan berperan dalam metabolisme protein,dimana koenzim vitamin B6 yang

berupa PLP diperlukan untuk perubahan triptofan menjadi niasin, yang mana niasin

digunakan sebagai koenzim untuk fosforilase dan membantu pelepasan glikogen dari hati

dan otot yang dapat berfungsi sebagai sumber energi pada saat melakukan akitivitas.

vitamin B1 dalam tubuh manusia adalah sebagai koenzim thiamin pirofosfat yang

mengkatalisis karbohidrat, lemak, atau protein untuk menghasilkan protein untuk

menghasilkan energy. Kegagalan metabolism energy dapat mempengaruhi neuron dan

fungsinya pada bagian tertentu dari system saraf pusat. Pemberian vitamin B1 ini untuk

membantu mengatasi gejala kelelahan karena vitamin tersebut dapat memperbaiki

metabolisme karbohidrat yang digunakan untuk menghasilkan energi dan dapat

mengurangi penumpukan asam laktat pada otot yang mengalami kelelahan

24

Page 25: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

c. Bagaimana metabolisme laktosa ?

Jawab :

Karbohidarat yang dimakan diserap dalam bentuk monosakarida (glukosa, galaktosa, dan

fruktosa).Laktosa harus dihidrolisa menjadi glukosa dan galaktosa terlebih dahulu agar

proses absorbsi dapat berlangsung. Hidrolisa ini dilakukan oleh laktase (β-galactosidase),

suatu enzim yang terdapat pada brush border mukosa usus halus (Mattews, 2005).

Enzim lactase akan menghidrolisis laktosa menjadi galaktosa dan glukosa. Glukosa dapat

digunakan tubuh secara langsung sebagai sumber energi, sedangkan galaktosa tidak dapat

digunakan langsung oleh tubuh. Galaktosa akan dikonversi menjadi glukosa agar dapat

digunakan oleh tubuh.

Seseorang yang mengalami intoleransi laktosa tidak memiliki jumlah enzim laktosa yang

cukup. Laktosa yang tidak dihidrolisis oleh penderita intoleransi glukosa akan mengalami

fermentasi oleh bakteri yang terdapat dalam kolon menjadi asam laktat, gas

methane(CH4), dan hydrogen. Gas yang diproduksi tersebut memberikan perasaan tidak

nyaman dan distensi usus dan flatulensia. Asam laktat yang diproduksi oleh mikroorganisme

tersebut aktif secara osmotik dan menarik air ke lumen usus, demikian juga laktosa yang

tidak tercerna juga menarik air sehingga menyebabkan diare. Bila cukup berat, produksi gas

dan adanya diare tadi akan menghambat penyerapan nutrisi lainnya seperti protein dan lemak

(Sinuhaji, 2006).

Laktosa dalam bentuk bebas dan tidak terikat dengan molekul lainnya hanya dapat

ditemukan pada susu. Laktosa disintetase dengan menggunakan UDP-galaktose dan

glukosa sebagai substrat. Sintetase laktose terdiri dari 2 subunit: galactosyltransferase dan

α-lactalbumin. α-lactalbumin merupakan subunit yang meyebabkan galactosyltransferase

mengubah galaktosa menjadi glukosa. Subunit katalitik meningkat selama kehamilan,

dimana kadar α- lactalbumin dipengaruhi oleh hormon dan meningkat hanya pada akhir

kehamilan ketika kadar prolaktin meningkat (Campbell et al. 2005).

d. Apa hubungan intoleransi laktosa dengan keluhan yang dialami doni ?

Jawab :

25

Page 26: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

Laktosa yang tidak bisa terpecah menjadi glukosa dan galaktosa inilah yang akan

menimbulkan beberapa manifestasi klinis yang beragam, mulai dari sakit perut, mual,

muntah, kembung, hingga diare (Heyman, 2006).

e. Adakah hubungan iddm dengan intoleransi laktosa ?

Jawab :

Tidak ada.

f. Bagaimana metabolisme vit b1 dan b6 ?

Jawab :

Tiamin

Tiamin tersusun dari pirimidin tersubsitusi yang dihubungkan oleh jembatan metilen

dengan tiazol tersubsitusi. Bentuk aktif dari tiamin adalah tiamin difosfat ,di mana reaksi

konversi tiamin menjadi tiamin difosfat tergantung oleh enzim tiamin difosfotransferase

dan ATP yang terdapat di dalam otak dan hati.Tiamin difosfat berfungsi sebagai koenzim

dalam sejumlah reaksi enzimatik dengan mengalihkan unit aldehid yang telah diaktifkan

yaitu pada reaksi :

1. Dekarboksilasi oksidatif asam-asam α - keto ( misalnya α- ketoglutarat, piruvat, dan

analog α - keto dari leusin isoleusin serta valin).

2. Reaksi transketolase (misalnya dalam lintasan pentosa fosfat).

Semua reaksi ini dihambat pada defisiensi tiamin .Dalam setiap keadaan tiamin. Difosfat

menghasilkan karbon reaktif pada tiazol yang membentuk karbanion, yang kemudian

ditambahkan dengan bebas kepada gugus karbonil,misalnya piruvat.Senyawa adisi

kemudian mengalami dekarboksilasi dengan membebaskan CO2.Reaksi ini terjadi dalam

suatu kompleks multienzim yang dikenal sebagai kompleks piruvat

dehidrogenase.Dekarboksilasi oksidatif α - ketoglutarat menjadi suksinil ko-A dan CO2

dikatalisis oleh suatu kompleks enzim yang strukturnya sangat serupa dengan struktur

kompleks piruvat dehidrogenase.

Defisiensi tiamin

26

Page 27: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

Pada manusia yang mengalami defisiensi tiamin mengakibatkan reaksi yang tergantung

pada tiamin difosfat akan dicegah atau sangat dibatasi ,sehingga menimbulkan

penumpukan substrat untuk reaksi tersebut,misalnya piruvat ,gula pento dan derivat α-

ketoglutarat dari asam amino rantai bercabang leusin, isoleusin serta valin .Tiamin

didapati hampir pada semua tanaman dan jaringan tubuh hewan yang lazim digunakan

sebagai makanan , tetapi kandungannya biasanya kecil .Biji-bijian yang tidak digiling

sempurna dan daging merupakan sumber tiamin yang baik. Penyakit beri-beri disebabkan

oleh diet kaya karbohidrat rendah tiamin,misalnya beras giling atau makanan yang sangat

dimurnikan seperti gula pasir dan tepung terigu berwarna putih yang digunakan sebagai

sumber makanan pokok.

Gejala dini defisiensi tiamin berupa neuropati perifer, keluhan mudah capai, dan

anoreksia yang menimbulkan edema dan degenerasi kardiovaskuler, neurologis serta

muskuler. Encefalopati Wernicke merupakan suatu keadaan yang berhubungan dengan

defisiensi tiamin yangsering ditemukan diantara para peminum alcohol kronis yang

mengkomsumsi hanya sedikit makanan lainnya.Ikan mentah tertentu mengandung suatu

enzim (tiaminase ) yang labil terhadap panas,enzim ini merusak tiamin tetapi tidak

dianggap sebagai masalahyang penting dalam nutrisi manusia.

Vitamin B6

Vitamin B6 terdiri atas derivat piridin yang berhubungan erat yaitu piridoksin, piridoksal

serta piridoksamin dan derivat fosfatnya yang bersesuaian. Bentuk aktif dari vitamin B6

adalah piridoksal fosfat, di mana semua bentuk vitamin B6 diabsorbsi dari dalam

intestinum , tetapi hidrolisis tertentu senyawa-senyawa ester fosfat terjadi selama proses

pencernaan .Piridksal fosfat merupakan bentuk utama yang diangkut dalam plasma .

Sebagian besar jaringan mengandung piridoksal kinase yang dapat mengkatalisis reaksi

fosforilasi oleh ATP terhadap bentuk vitamin yang belum terfosforilasi menjadi masing-

masing derivat ester fosfatnya . Piridoksal fosfat merupakan koenzim pada beberapa

enzim dalam metabolisme asam aimno pada proses transaminasi, dekarboksilasi atau

aktivitas aldolase. Piridoksal fosfat juga terlibat dalam proses glikogenolisis yaitu pada

enzim yang memperantarai proses pemecahan glikogen.

27

Page 28: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

Defisiensi Vitamin B6.

Kekurangan vitamin B6 jarang terjadi dan setiap defisiensi yang terjadi merupakan

bagian dari defisiensi menyeluruh vitamin B kompleks. Namun defisiensi vitamin B6

dapat terjadi selama masa laktasi , pada alkoholik dan juga selama terapi isoniazid.

IV. Kerangka Konsep

28

Doni 20 tahun

IDDM sejak 14 tahun

Minum Susu

Defisiensi Laktase

Intoleransi Laktosa Primer

Penumpukan Laktosa

Fermentasi Laktosa & Distensi

usus

Produksi gas methan, dan

Hidrogen

Mual

Asam laktat aktif secara osmotik &

menarik air ke lumen usus

Mencret

Terapi tidak rutin

Injeksi insulin 20 unit + OAD

Hb A1c tinggi dan kadar glukosa tinggi

Penderita DM 1 overweight

Komplikasi

Diabetes Neuropati

Otot kaki dan badan pegal

Penurunan berat badan

Pemberian Vit. B1 & Vit.B6

Page 29: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

V. Kesimpulan

Doni mengalami penurunan berat badan drastis dan diabetes neuropati karena komplikasi

IDDM serta mual dan mencret yang dikeluhkan karena intoleransi laktosa.

SINTESIS

1. IDDM

DEFINISI

Diabetes melitus ( DM ) adalah suatu penyakit kelainan metabolik yang secara umum

mempunyai kekurangan insulin yang relatif atau nyata. Insulin mempunyai kemampuan

untuk meningkatkan transport glukosa untuk proses oksidasi lebih lanjut.

Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu sindrom klinik yang terdiri dari peningkatan kadar gula

darah, eksresi gula melalui air seni dan gangguan mekanisme kerja hormon insulin. Insulin adalah

hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino, dihasilkan oleh sel beta kelenjar pankreas.

Insulin merupakan polipeptida heteroodimer, yaitu polipeptida yang terdiri atas dua rantai yaitu

rantai A dan B, yang saling dihubungkan oleh dua jembatan disulfida antar rantai yang

menghubungkan A7 ke B7 dan A20 ke B19. Insulin merupakan protein kecil yang terdiri dari dua

rantai asam amino.

Diabetes melitus dapat diklasifikasikan menjadi :

1. Insulin dependent diabetes mellitus (IDDM)/ Juvenile onset/ ketosis prone/ type I

Diabetes Mellitus, yaitu tipe dari diabetes melitus dimana terjadi kekurangan insulin

secara total atau hampir total dan apabila tidak diberikan insulin kepada penderita dapat

menyebabkan kematian dalam beberapa hari yang disebabkan ketoasidosis.

1. Non-insulin dependent diabetes mellitus (NIDDM)/ stable/ maturity onset/ type II

Diabetes Mellitus, yaitu tipe dari diabetes melitus dimana penderita hanya menunjukkan

defisiensi insulin yang relatif dan walaupun banyak diantara mereka mungkin

29

Page 30: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

memerlukan suplementasi insulin (iinsulin requiring), tidak akan terjadi kematian karena

ketoasidosis walaupun insulin eksogen diihentikan.

ETIOLOGI IDDM

Hampir semua (95%) kasus IDDM terjadi karena kombinasi genetik dan faktor

lingkungan. Interaksi ini menyebabkan terjadinya destruksi autoimun pada sel beta pulau-

pulau Langerhans. Defisiensi insulin baru terjadi saat 90% sel beta sudah mengalami

destruksi.

Komponen genetik yang menyebabkan IDDM sudah jelas diteliti, yakni molekul DR3

dan DR4 pada HLA kelas II. Lebih dari 90% anak kulit putih memiliki ekspresi DR3

dan/atau DR4 pada HLA mereka. Pasien yang memiliki ekspresi DR3 juga berisiko

memiliki endokrinopati autoimun dan penyakit celiac. Pasien pasien ini sangat berisiko

menderita IDDM di kemudian hari karena telah terdeteksi adanya antibodi anti sel-sel

beta. Pasien dengan DR4 umumnya menderita IDDM pada usia dini dan dapat ditemukan

anibodi anti sel-sel beta namun tidak ditemukan endokrinopati autoimun lainnya. Fre-

kuensi terjadinya IDDM pada anak ialah 2-3% jika sang ibu menderita diabetes dan 5-6%

pada anak dengan ayah diabetes. Angkanya menjadi 30% pada anak dengan ayah ibu

menderita diabetes.

Komponen lingkungan yang menyebabkan IDDM sangat berperan penting dan sifatnya

sangat multifaktorial. Ada penelitian yang menyebutkan bahwa infeksi virus Rubella

dapat memodifikasi komponen autoimun sehingga ibu yang mengalami infeksi ketika

hamil cenderung memiliki anak yang bebas penyakit autoimun, sebaliknya angka

kejadian IDDM jauh meningkat pada ibu yang sangat rendah terekspos dengan infeksi

ketika hamil. Anak-anak yang disusui oleh ibunya waktu kecil juga sedikit menderita

IDDM, sedangkan terdapat penelitian yang menyebutkan bahwa sebagian protein susu

sapi (albumin serum bovine) memiliki antigen yang mirip dengan sel-sel beta.

Nitrosamin, bahan pengawet makanan dan campuran air minum, juga dilaporkan dapat

menyebabkan IDDM pada hewan, namun belum ada bukti dapat terjadi pada manusia.

Senyawa kimia yang dapat menyebabkan IDDM ialah Streptozocin dan RH-787, racun

tikus yang spesifik menghancurkan sel-sel beta sehingga menyebabkan IDDM. Penyebab

30

Page 31: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

lainnya ialah tidak adanya pankreas atau sel beta kongenital sejak lahir, telah dilakukan

pankreatektomi, atau telah terjadi disfungsi pankreas akibat penyakit lain, seperti fibrosis

kistik, pankreatitis kronik, talasemia mayor, hemokromatosis, serta sindrom uremia

hemolitik. Penyakit lainnya ialah sindrom Wolfram (diabetes insipidus, diabetes mellitus,

atrofi optik, dan tuli) serta kelainan kromosom (sindrom Down, sindrom Klinefelter,

sindrom Turner, atau sindrom Prader-Willi).

EPIDEMIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI IDDM

Secara umum di dunia terdapat 15 kasus per 100.000 individu pertahun yang menderita

DM tipe 1. Tiga dari 1000 anak akan menderita IDDM pada umur 20 tahun nantinya.

Insiden DM tipe 1 pada anak-anak di dunia tentunya berbeda. Terdapat 0.61 kasus per

100.000 anak di Cina, hingga 41.4 kasus per 100.000 anak di Finlandia. Angka ini sangat

bervariasi, terutama tergantung pada lingkungan tempat tinggal. Ada kecenderungan

semakin jauh dari khatulistiwa, angka kejadiannya akan semakin tinggi. Meski belum

ditemukan angka kejadian IDDM di Indonesia, namun angkanya cenderung lebih rendah

dibanding di negara-negara eropa.

Lingkungan memang mempengaruhi terjadinya IDDM, namun berbagai ras dalam satu

lingkungan belum tentu memiliki perbedaan. Orang-orang kulit putih cenderung memiliki

insiden paling tinggi, sedangkan orang-orang cina paling rendah. Orang-orang yang

berasal dari daerah dengan insiden rendah cenderung akan lebih berisiko terkena IDDM

jika bermigrasi ke daerah penduduk dengan insiden yang lebih tinggi. Penderita laki-laki

lebih banyak pada daerah dengan insiden yang tinggi, sedangkan perempuan akan lebih

berisiko pada daerah dengan insiden yang rendah.

Secara umum insiden IDDM akan meningkat sejak bayi hingga mendekati pubertas,

namun semakin kecil setelah pubertas. Terdapat dua puncak masa kejadian IDDM yang

paling tinggi, yakni usia 4-6 tahun serta usia 10-14 tahun. Kadang-kadang IDDM juga

dapat terjadi pada tahun-tahun pertama kehidupan, meskipun kejadiannya sangat langka.

Diagnosis yang telat tentunya akan menimbulkan kematian dini. Gejala bayi dengan

31

Page 32: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

IDDM ialah napkin rash, malaise yang tidak jelas penyebabnya, penurunan berat badan,

senantiasa haus, muntah, dan dehidrasi.

Insulin merupakan komponen vital dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.

Insulin menurunkan kadar glukosa darah dengan cara memfasilitasi masuknya glukosa ke

dalam sel, terutama otot serta mengkonversi glukosa menjadi glikogen (glikogenesis)

sebagai cadangan energi. Insulin juga menghambat pelepasan glukosa dari glikogen

hepar (glikogenolisis) dan memperlambat pemecahan lemak menjadi trigliserida, asam

lemak bebas, dan keton. Selain itu, insulin juga menghambat pemecahan protein dan le-

mak untuk memproduksi glukosa (glukoneogenesis) di hepar dan ginjal. Bisa diba-

yangkan betapa vitalnya peran insulin dalam metabolisme.

Defisiensi insulin yang dibiarkan akan menyebabkan tertumpuknya glukosa di darah dan

terjadinya glukoneogenesis terus-menerus sehingga menyebabkan kadar gula darah

sewaktu (GDS) meningkat drastis. Batas nilai GDS yang sudah dikategorikan sebagai

diabetes mellitus ialah 200 mg/dl atau 11 mmol/l. Kurang dari itu dikategorikan normal,

sedangkan angka yang lebih dari itu dites dulu dengan Tes Toleransi Glukosa Oral

(TTGO) untuk menentukan benar-benar IDDM atau kategori yang tidak toleran terhadap

glukosa oral.

GEJALA KLINIS IDDM

Tanda-tanda yang paling mudah dikenali ialah tanda-tanda akibat hiperglikemia,

glikosuria, dan ketoasidosis. Hiperglikemia itu sendiri bisa tidak menimbulkan gejala

apa-apa, meskipun kadang ditemukan malaise, sakit kepala, dan kelemahan tubuh. Anak-

anak juga menjadi irritable, mudah marah, dan sering ngambek, namun gejala utama

hiperglikemia ialah akibat diuresis osmotik dan glikosuria. Glikosuria itu sendiri

merupakan peningkatan frekuensi dan volume urin (poliuri) sehingga sering membuat

anak-anak sering mengompol di malam hari. Gejala ini mudah dikenali pada bayi karena

sering sekali minum dan banyak sekali urin pada diapernya.

Polidipsia terjadi karena terdapat diuresis osmotik sehingga menyebabkan dehidrasi.

Penurunan berat badan terjadi karena terjadi pemecahan lemak dan protein dalam jumlah

32

Page 33: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

banyak, meskipun nafsu makan anak relatif normal. Kegagalan tumbuh mungkin menjadi

tanda utama yang membuat orang tua khawatir dengan anaknya sehingga memeriksakan

ke dokter dan biasanya akan ditemukan hiperglikemia primer.

Malaise yang nonspesifik dapat terjadi kapan saja, terutama sebelum ditemukannya

tanda-tanda hiperglikemia, atau mungkin dapat menjadi petanda tersendiri selain

hiperglikemia, sehingga bukan sebagai tanda klinis yang khas. Gejala lain yang sangat

perlu dikenali ialah gejala-gejala pada ketoasidosis, yakni dehidrasi berat, tercium bau

keton di mulut, napas asidosis (Kussmaul) yang mirip respiratory distress, nyeri

abdomen, muntah, somnolen hingga koma. Selain itu anak juga akan rentan terhadap

infeksi karena terdapat penurunan imunitas akibat hiperglikemia, terutama infeksi saluran

napas, saluran kemih, dan kulit, sehingga dapat ditemukan kandidosis. Yang paling

sering dan mudah dikenali ialah kandidosis di daerah selangkangan.

Selain gejala malaise dan dehidrasi, anak-anak dengan diabetes dini tidak memiliki tanda

yang khas pada tubuhnya. Mengingat penyakit endokrin autoimun banyak terjadi pada

anak dengan IDDM, mungkin dapat ditemukan gejala endokrinopati lain, misalnya

hipertiroidisme dengan gejala overaktivitas, cepat lelah, atau teraba gondok. Katarak

dapat terjadi namun sangat jarang, kalaupun ada biasanya pada anak perempuan dengan

hiperglikemia pada jangka waktu lama. Dapat ditemukan nekrobiosis lipoidika, berupa

daerah atrofi berwarna merah yang berbatas tegas. Kondisi ini terjadi akibat luka pada

kolagen kulit dan sulit untuk diobati.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM IDDM

Tidak diperlukan pemeriksaan radiologi secara rutin, yang lebih berperan ialah

pemeriksaan laboratoorium. Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu (GDS) dan Glukosa

Darah Puasa (GDP) paling sering dilakukan. Batasnya 200 mg/dl (11 mmol/l) untuk GDS

dan 120 mg/ml (7 mmol/l) untuk GDP. Selain darah, glukosa urin dapat menunjang

diagnosis dan keton urin dapat menjadi petanda Ketoasidosis Diabetik (KAD), meskipun

keton urin normal ditemukan pada orang yang lapar dan puasa. Ketonuria dapat menjadi

marker jika terdapat defisiensi insulin dan gejala klinis yang menunjang KAD.

33

Page 34: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

Hemoglobin yang terglikosilasi (HbA1a, HbA1b, dan HbA1c) merupakan hasil reaksi

glukosa dengan hemoglobin yang nonenzimatik. Jika terjadi hiperglikemia pada waktu

yang lama maka permukaan hemoglobin akan terglikosilasi tanpa enzim tertentu,

sehingga akan terbentuk ikatan glikosilat pada minggu ke 8-10. Petanda ini menjadi

penting karena dapat memantau perjalanan penyakit, biasanya diperiksa setiap tiga bulan

sekali. Kisaran angka normal ialah 7-9%. Di bawah 7 berarti telah terjadi hipoglikemia

dalam waktu lama, sedangkan di atas 9 berarti makin rentan terdapat komplikasi diabetes

mellitus jangka panjang.

Pemeriksaan fungsi ginjal tidak perlu dilakukan sebagai pemeriksaan rutin, sementara

pemeriksaan kimia darah lain yang tersier, misalnya antibodi anti sel beta dan antibodi

anti insulin tidak harus dilakukan karena bukan merupakan marker yang spesifik IDDM.

Anak-anak dengan IDDM juga kadang memiliki endokrinopati autoimun lainnya,

sehingga perlu dilakukan pemeriksaan kadar tiroid. Pada daerah dengan makanan pokok

gandum, IDDM juga dapat menyebabkan penyakit celiac dan dapat ditemukan antibodi

antigliadin (misalnya, Antiendomysial dan antitransglutaminase).

Tes lain yang sering dilakukan ialah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO).  Dengan tes ini

diabetes mellitus dapat disingkirkan jika terdapat hiperglikemia atau glukosuria tanpa

adanya penyebab tipikal (penyakit kronis, terapi steroid) atau saat kondisi pasien memang

mengalami glukosuria. Tes ini dilakukan dengan melakukan pemeriksaan GDP kemudian

memberikan glukosa oral (2 g/kg untuk anak <3 tahun, 1.75 g/kg untuk anak 3-10 tahun,

atau 75 g untuk anak >10 tahun) dan dites dua jam kemudian. Angka GDP di atas 120

mg/dl (6,7 mmol/l) dan GDS 2 jam PP di atas 200 mg/dl (11 mmol/l) merupakan petanda

diabetes mellitus. OGTT yang dimodifikasi juga dapat dikerjakan untuk mengenali

MODY. Pada MODY dan DM tipe 2, selain peningkatan GDP-GDS, dapat ditentukan

insulin atau c-peptide (termasuk prekursor) dalam kadar yang bervariasi. Profil lipid juga

sebaiknya dikerjakan. Albumin urin (albumin excretion rate) dapat dites untuk memantau

terjadinya mikroalbuminuria, petanda dini nefropati DM.

34

Page 35: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

2. Intolerasi laktosa

Susu merupakan sumber nutrisi yang penting untuk pertumbuhan bayi mammalia,

termasuk manusia, yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin.

Laktosa yang merupakan satu-satunya karbohidrat dalam susu mammalia, adalah

disakarida yang terdiri dari gabungan 2 monosakrida yaitu glukosa dan galaktosa

(Heyman, 2006).

Laktosa yang terdapat pada susu, perlu dihidrolisa menjadi glukosa dan galaktosa terlebih

dahulu supaya bisa diserap oleh dinding usus dan memasuki peredaran darah (Ingram et

al. 2009). Untuk proses hidrolisa tersebut diperlukan ensim laktase, yang terdapat pada

brush border mukosa usus halus. Adanya defisiensi ensim tersebut akan menyebabkan

kondisi yang disebut intoleransi laktosa (Sinuhaji, 2006).

Intoleransi laktosa merupakan suatu kondisi yang sering terjadi di seluruh dunia dimana

laktosa tidak bisa tercerna dengan baik karena adanya defisiensi ensim laktase. Laktosa

yang tidak bisa terpecah menjadi glukosa dan galaktosa inilah yang akan menimbulkan

beberapa manifestasi klinis yang beragam, mulai dari sakit perut, mual, muntah,

kembung, hingga diare (Heyman, 2006).

Laktosa

Laktosa, β galacotse 1,4 glukosa merupakan komposisi gula pada susu mammalia yang

unik. Laktosa merupakan disakarida yang terdiri dari glukosa dan galaktosa (Solomons,

2002). Laktosa merupakan sumber energi yang memasok hampir setengah dari

keseluruhan kalori yag terdapat pada susu (35-45%). Selain itu, laktosa juga diperlukan

untuk absorbsi kalsium. Hasil hidrolisa laktosa yang berupa galaktosa, adalah senyawa

yang penting untuk pembentukan sebrosida. Serebrosida ini penting untuk perkembangan

fan fungsi otak. Galaktosa juga dapat dibentuk oleh tubuh dari glukosa di hati. Karena itu

keberadaan laktosa sebagai karbohidrat utama yang terdapat di susu mammalia, termasuk

ASI, merupakan hal yang unik dan penting (Sinuhaji, 2006).

Laktosa hanya dibuat di sel-sel kelenjar mamma pada masa menyusui melalui reaksi

antara glukosa dan galaktosa uridin difosfat dengan bantuan lactose synthetase. Kadar

35

Page 36: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

laktosa dalam susu sangat bervariasi antara satu mammalia dengan yang lain. ASI

mengandung 7% laktosa, sedangkan susu sapi hanya mengandung 4% (Sinuhaji, 2006).

Metabolisme Laktosa

Karbohidarat yang dimakan diserap dalam bentuk monosakarida (glukosa, galaktosa, dan

fruktosa). Karena itu laktosa harus dihidrolisa menjadi glukosa dan galaktosa terlebih

dahulu agar proses absorbsi dapat berlangsung. Hidrolisa ini dilakukan oleh laktase (β-

galactosidase), suatu enzim yang terdapat pada brush border mukosa usus halus

(Mattews, 2005).

Laktosa dalam bentuk bebas dan tidak terikat dengan molekul lainnya hanya dapat

ditemukan pada susu. Laktosa disintetase dengan menggunakan UDP-galaktose dan

glukosa sebagai substrat. Sintetase laktose terdiri dari 2 subunit: galactosyltransferase dan

α-lactalbumin. α-lactalbumin merupakan subunit yang meyebabkan galactosyltransferase

mengubah galaktosa menjadi glukosa. Subunit katalitik meningkat selama kehamilan,

dimana kadar α- lactalbumin dipengaruhi oleh hormon dan meningkat hanya pada akhir

kehamilan ketika kadar prolaktin meningkat (Campbell et al. 2005).

Enzim Laktase

Laktase merupakan ensim yang penting untuk hidrolisa laktosa yang terdapat pada susu.

Pada brush border vili usus halus terdapat enzim lain seperti sukrase, maltase, dan

glukoamilase. Laktase ditemukan pada bagian luar brush border dan di antara semua

disakaridase, laktase yang paling sedikit. Pada kerusakan mukosa karena gastroenteritis,

akan aktivitas ensim laktase akan terganggu (Sinuhaji, 2006).

Laktase dapat menghidrolisa berbagai macam substrat. Ensim laktase termasuk dalam

kelas ensim β-galactosidase sehingga memiliki aktivitas glukosidase dan

glikosilceramidase. Laktase memiliki 2 sisi yang aktif, satu untuk memecah laktosa dan

yang lainnya untuk hidrolasi pholorizin dan glicolipid. Sejumlah aksi dari sisi phlorizin

berguna untuk manusia dan dapat menjelaskan mengapa masih terdapat aktivitas ensim

laktase setelah proses penyapihan (Campbell et al. 2005).

36

Page 37: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

Gambar 1. Laktase terletak pada brush border vili usus halus

Gambar 2. Laktosa yang merupakan disakarida terdiri dari gugus galaktose dan glukosa akan

dihidrolisa dengan bantuan ensim laktase menghasilkan monosakarida yaitu galaktosa dan

glukosa.

Gen pengkode laktase terletak pada kromosom 2 (Enattah et al. 2002). Ekspresinya

terutama pada enterosit usus halus mammalia dan sangat sedikit pada kolon selama

perkembangan janin. Manusia terlahir dengan ekspresi laktase yang tinggi. Pada sebagian

besar populasi di dunia, transkiripsi laktase di down regulasi setelah penyapihan, yang

37

Page 38: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

menyebabkan menghilangnya ekspresi laktase pada usus halus, dimana hilangnya

ekspresi laktase inilah yang menyebabkan suatu kondisi yang disebut intoleransi laktosa

(Sinuhaji, 2006).

Pada janin manusia, aktivitas laktase sudah nampak pada usia kehamilan 3 bulan dan

aktifitasnya akan menngkat pada minggu ke 35-38 hingga 70% dari bayi lahir aterm.

Karena itu, defisiensi laktase primer yang dijumpai pada bayi prematur dihubungkan

dengan perkembangan usus immatur (developmental lactase deficiency). Defisiensi

laktase kongenital pada bayi baru lahir merupakan keadaan yang jarang dijumpai dan

merupakan penyakit yang diturunkan secara autosomal resesif (Sinuhaji, 2006).

Aktivitas laktase akan mengalami penurunan secara nyata pada usia 2-5 tahun (late onset

lactase deficiency) walau laktosa terus diberikan. Ini menandakan bahwa laktase bukan

merupakan ensim adaptif. Pada beberapa ras, terutama orang kulit putih di Eropa Utara,

beberapa suku nomaden di Afrika, aktivitas laktase pada manusia dewasa tetap tinggi

(persistence of lactase activity) (Sinuhaji, 2006).

Intoleransi Laktosa

Intoleransi laktosa merupakan sindroma klinis yang ditandai oleh satu atau lebih

manifestasi klinis seperti sakit perut, diare, mual, kembung, produksi gas di usus

meningkat setelah konsumsi laktosa atau makanan yang mengandung laktosa. Jumlah

laktosa yang menyebabkan gejala bervariasi dari individu ke individu, tergantung pada

jumlah laktosa yang dikonsumsi, derajat defisiensi laktosa, dan bentuk makanan yang

dikonsumsi (Heyman, 2006).

Beberapa terminologi yang berkaitan dengan intoleransi laktosa antara lain:

Malabsorbsi laktosa

Permasalahan fisiologis yang bermanifestasi sebagai intoleransi laktosa dan disebabkan

karena ketidakseimbangan antara jumlah laktosa yang yang dikonsumsi dengan kapasitas

laktase untuk menghidrolisa disakarida (Heyman, 2006).

Defisiensi laktase primer

Tidak adanya laktase baik secara relatif maupun absolut yang terjadi pada anak-anak

pada usia yang bervariasi pada kelompok ras tertentu dan merupakan penyebab tersering

malabsorbsi laktosa dan intoleransi laktosa. Defisiensi laktase primer juga sering disebut

38

Page 39: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

hipolaktasia tipe dewasa, laktase nonpersisten, atau defisiensi laktase herediter (Heyman,

2006).

Defisiensi laktase sekunder

Defisiensi laktase yang diakibatkan oleh injuri usus kecil, seperti pada gastroenteritis

akut, diare persisten, kemoterapi kanker, atau penyebab lain injuri pada mukosa usus

halus, dan dapat terjadi pada usia berapapun, namun lebih sering terjadi pada bayi

(Heyman, 2006).

Defisiensi laktase kongenital

Merupakan kelainan yang sangat jarang yang disebabkan karena mutasi pada gen

LCT. Gen LCT ini yang memberikan instruksi untuk pembuatan ensim laktase (Madry,

2010).

Epidemiologi

Secara global, diperkirakan 65-75% penduduk dunia sebenarnya mengalami

defisiensi laktase primer dan sangat sering terjadi pada orang Asia, Amerika Selatan, dan

Afrika (Swallow 2003).

Patofisiologi

Apabila terjadi defisiensi laktase baik primer maupun sekunder, laktosa tidak bisa

dipecah menjadi bentuk yang bisa diserap, sehingga laktosa akan menumpuk. Laktosa

merupakan sumber energi yang baik untuk mikroorganisme di kolon, dimana laktosa

akan difermentasi oleh mikroorganisme tersebut dan menghasilkan asam laktat, gas

methan (CH4) dan hidrogen (H2). Gas yang diproduksi tersebut memberikan perasaan

tidak nyaman dan distensi usus dan flatulensia. Asam laktat yang diproduksi oleh

mikroorganisme tersebut aktif secara osmotik dan menarik air ke lumen usus, demikian

juga laktosa yang tidak tercerna juga menarik air sehingga menyebabkan diare. Bila

cukup berat, produksi gas dan adanya diare tadi akan menghambat penyerapan nutrisi

lainnya seperti protein dan lemak (Sinuhaji, 2006).

3. Metabolisme vit b1 dan b6

39

Page 40: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

VITAMIN B1 DAN VITAMIN B6

Tiamin, dikenal juga dengan B1 sangat penting dalam metabolisme karbohidrat.

Peran utama tiamin adalah sebagai bagian dari koenzim dalam dekarboksilasi

oksidatif asam alfa-keto. Gejala defisiensi akan muncul secara spontan berupa

beri-beri pada manusia. Penyakit tersebut ditandai dengan penimbunan asam

piruvat dan asam laktat, terutama dalam darah dan otak serta kerusakan dari

sistem kardiovaskuler, syaraf dan alat pencernaan.

Struktur Kimia Tiamin

Struktur kimia tiamin, merupakan gabungan dari molekul basa pirimidin

dan tiazol yang dirangkai jembatan metilen. Kokarboksilase adalah pirofosfat dari

tiamin yang disintesis oleh tubuh dari kombinasi tiamin dengan ATP (Adenosisn

Trifosfat) (Gambar 1.).

Sifat-sifat Tiamin

Tiamin larut dalam alkohol 70 % dan air, dapat rusak oleh panas, terutama

dengan adanya alkali. Pada kondisi kering, tiamin stabil pada suhu100o C selama

beberapa jam. Kelembaban akan mempercepat kerusakannya. Hal ini

menunjukkan bahwa pada makanan segar, tiamin kurang stabil terhadap panas

jika dibandingkan dengan makanan kering.

Fungsi Tiamin

Fungsi metabolik tiamin antara lain pada reaksi oksidasi piruvat - Asetil- KoA,

rekasi oksidasi α- keto glutarat dan reaksi transketolasi – HMP (Heksosa

Monofosfat). Di dalam otak dan hati, segera diubah menjadi TPP (thiamin

pyrohosphat) oleh enzim thiamin difosfotransferase, dimana reaksinya

membutuhkan ATP. Berperan penting sebagai koenzim dekarboksilasi senyawa

40

Gambar 1. Struktur kimia tiamin pirofosfat (TPP)

Page 41: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

asam-keto. Beberapa enzim yang menggunakan TPP sbg koensim adalah

pyruvate decarboxylase, pyruvate dehydrogenase, dan transketolase.

Tiamin penting sebagai koenzim pyruvate dan α-ketoglutarate dehydrogenase,

sehingga jika terjadi defisiensi, maka kapasitas sel dalam menghasilkan energi

menjadi sangat berkurang.

Sumber Tiamin

Sumber- sumber tiamin antara lain tumbuhan biji-bijian, kacang-kacangan,

daging, ikan dan susu.

Metabolisme Tiamin

Tiamin dari makanan setelah dicerna, diserap langsung oleh usus dan masuk ke

dalam saluran darah. Penyerapan maksimum terjadi pada konsumsi 2,5 – 5 mg

tiamin per hari. Pada jumlah kecil, tiamin diserap melalui proses yang

memerlukan energi dan bantuan natrium, sedangkan dalam jumlah besar, tiamin

diserap secara difusi pasif. Kelebihan tiamin dfikeluarkan lewat urine. Metabolit

tiamin adalah 2-metil-4-amino-5-pirimidin dan asam 4-metil-tiazol-5-asetat.

Tubuh manusia dewasa mampu menyimpan tiamin sekitar 30 -70 mg, dan sekitar

80%-nya terdapat sebagai TPP (tiamin pirofosfat). Separuh dari tiamin yang

terdapat dalam tubuh terkonsentrasi di otot. Meskipun tiamin tidak disimpan di

dalam tubuh, level normal di dalam otot jantung, otak, hati, ginjal dan otot lurik

meningkat dua kali lipat setelah terapi tiamin dan segera menurun hingga

setengahnya ketika asupan tiamin berkurang.

Defisiensi Tiamin

Defisiensi tiamin akan menyebabkan gangguan saraf pusat, antara lain memori

berkurang atau hilang, nistagmus, optalmoplegia, dan ataksia. Gangguan juga

terjadi pada saraf tepi, berupa neropati perifer. Gangguan yang lain berupa

kelemahan simetrik (badan sangat lemah), kehilangan fungsi sensorik, motorik

dan reflek kaki. Timbul beri-beri jantung, dengan gejala jantung membesar,

aritma, hipertensi, odema, dan kegagalan jantung.

Normal asupan tiamin untuk orang dewasa adalah antara 1,0 – 1,5 mg/hari. Jika

makanan terlalu banyak mengandung karbohidrat, maka dibutuhkan lebih banyak

41

Page 42: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

tiamin. Tanda-tanda defisiensi tiamin antara lain menurunnya nafsu makan,

depresi mental (Peripheral neurophaty) dan lemah. Pada defisiensi kronis, maka

muncul gejala kelainan neurologist, seperti kebingungan (mental), dan kehilangan

koordinasi mata. Penyakit karena defisiensi tiamin, yaitu beri-beri. Penyakit ini

disebabkan akibat makanan yang kaya akan karbohidrat tetapi rendah tiamin.

VITAMIN B6

Piridoksin

Nama Kimia : Piridoksol Hidroklorida

Rumus Molekul : C8H11NO3.

Berat Molekul : 205,64

Kelarutan :Sangat mudah larut dalam air,dalam etanol dan dalam

kloroform, praktis tidak larut dalam eter, dalam aseton dan dalam etilasetat.

Sejarah dan gejala defisiensi piridoksin (Vit B6)

Nama vitamin B6 diberikan oleh Szent-Gyorgy pada tahun 1934 dan di isolasi

dalam tahun 1938. Koenzim vitamin B6 berperan penting dalam metabolisme

asam amino, sehingga konsumsi sehari-hari harus sebanding dengan konsumsi

protein, karena protein dibuat dari asam amino.

Kekurangan vitamin B6 terjadi karena penyerapan yang buruk dalam saluran

pencernaan atau pemakaian obat-obat yang menguras cadangan vitamin B6 dalam

tubuh. Kekurangan vitamin ini juga terjadi pada penyakit keturunan yang

menghambat metabolisme vitamin B6. Dampak kekurangan vitamin B6 adalah

pecah-pecah disudut bibir, kerusakan kulit, mudah mual-mual, mudah pening,

anemi, mudah kena penyakit batu ginjal, terjadi sawan pada anak kecil. Orang

yang mempunyai kadar vitamin B6 rendah, menunjukkan gejala seperti lemah

sifat lekas marah dan susah tidur, depresi (rasa tertekan). Sumber vitamin B6

adalah kedelai, kacang-kacangan, telur, daging, ikan, roti, gandum, kentang,

sayursayuran hijau dan buah-buahan.

Dosis tinggi vitamin B6 dalam waktu yang lama menyebabkan kerusakan syaraf,

yang kadang-kadang tidak dapat diperbaiki. Hal ini dimulai dengan mati rasa pada

kaki, tangan dan mulut. Kemudian gejala keracunan adalah kesulitan berjalan,

42

Page 43: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

kelelahan dan sakit kepala. Ketika konsumsi dikurangi, gejala-gejala ini

berkurang, tetapi tidak selalu hilang sepenuhnya. (Maria C. Linder, 1992)

4. Metabolisme laktosa

Metabolisme Laktosa

Karbohidarat yang dimakan diserap dalam bentuk monosakarida (glukosa,

galaktosa, dan fruktosa).Laktosa harus dihidrolisa menjadi glukosa dan galaktosa

terlebih dahulu agar proses absorbsi dapat berlangsung. Hidrolisa ini dilakukan

oleh laktase (β-galactosidase), suatu enzim yang terdapat pada brush border

mukosa usus halus (Mattews, 2005).

Enzim lactase akan menghidrolisis laktosa menjadi galaktosa dan glukosa.

Glukosa dapat digunakan tubuh secara langsung sebagai sumber energi,

sedangkan galaktosa tidak dapat digunakan langsung oleh tubuh. Galaktosa akan

dikonversi menjadi glukosa agar dapat digunakan oleh tubuh.

Seseorang yang mengalami intoleransi laktosa tidak memiliki jumlah enzim

laktosa yang cukup. Laktosa yang tidak dihidrolisis oleh penderita intoleransi

glukosa akan mengalami fermentasi oleh bakteri yang terdapat dalam kolon

menjadi asam laktat, gas methane(CH4), dan hydrogen. Gas yang diproduksi

tersebut memberikan perasaan tidak nyaman dan distensi usus dan flatulensia. Asam

laktat yang diproduksi oleh mikroorganisme tersebut aktif secara osmotik dan

menarik air ke lumen usus, demikian juga laktosa yang tidak tercerna juga menarik

air sehingga menyebabkan diare. Bila cukup berat, produksi gas dan adanya diare tadi

akan menghambat penyerapan nutrisi lainnya seperti protein dan lemak (Sinuhaji,

2006).

Laktosa dalam bentuk bebas dan tidak terikat dengan molekul lainnya hanya

dapat ditemukan pada susu. Laktosa disintetase dengan menggunakan UDP-

galaktose dan glukosa sebagai substrat. Sintetase laktose terdiri dari 2 subunit:

galactosyltransferase dan α-lactalbumin. α-lactalbumin merupakan subunit yang

meyebabkan galactosyltransferase mengubah galaktosa menjadi glukosa. Subunit

43

Page 44: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

katalitik meningkat selama kehamilan, dimana kadar α- lactalbumin dipengaruhi

oleh hormon dan meningkat hanya pada akhir kehamilan ketika kadar prolaktin

meningkat (Campbell et al. 2005).

5. Injeksi insulin dan OAD

Insulin adalah hormon diproduksi oleh sel-sel khusus (sel beta) dari pankreas.

Pankreas adalah organ mendalam di perut terletak di belakang perut). Selain

membantu glukosa masuk ke dalam sel, insulin juga penting dalam mengatur erat

tingkat glukosa dalam darah. Setelahnya makan, kadar glukosa darah meningkat.

Kadar glukosa meningkat, pankreas biasanya melepaskan lebih banyak insulin ke

dalam aliran darah untuk membantu glukosa masuk ke dalam sel dan kadar

glukosa darah setelahnya makan. Ketika kadar glukosa darah diturunkan,

pelepasan insulin dari pankreas ditolak. Penting untuk dicatat bahwa dalam

keadaan puasa rilis rendah stabil daripada insulin berfluktuasi sedikit dan

membantu untuk menjaga tingkat gula darah stabil selama puasa. Sistem

peraturan membantu untuk menjaga kadar glukosa darah dalam kisaran dikontrol

ketat. Insulin adalah relatif cukup untuk kebutuhan tubuh atau tidak digunakan

dengan baik oleh tubuh. Semua faktor ini menyebabkan peningkatan kadar

glukosa darah (hiperglikemia).

TERAPI INSULIN

Terapi insulin merupakan satu keharusan bagi penderita DM Tipe 1. Pada DM

Tipe I, sel-sel β Langerhans kelenjar pankreas penderita rusak, sehingga tidak lagi

dapat memproduksi insulin. Sebagai penggantinya, maka penderita DM Tipe I

harus mendapat insulin eksogen untuk membantu agar metabolisme karbohidrat

di dalam tubuhnya dapat berjalan normal. Walaupun sebagian besar penderita DM

Tipe 2 tidak memerlukan terapi insulin, namun hampir 30% ternyata memerlukan

terapi insulin disamping terapi hipoglikemik oral.

Indikasi terapi dengan insulin :

44

Page 45: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

Semua penyandang DM tipe I memerlukan insulin eksogen karena

produksi insulin oleh sel beta tidak ada atau hampir tidak ada.

Penyandang DM tipe II tertentu mungkin membutuhkan insulin bila terapi

jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.

Keadaan stress berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan,

infark miokard akut atau stroke.

DM gestasional dan penyandang DM yang hamil membutuhkan insulin

bila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.

Ketoasidosis diabetik.

Hiperglikemik hiperosmolar non ketotik.

Penyandang DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan

suplemen tinggi kalori, untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat, secara

bertahap akan memerlukan insulin eksogen untuk mempertahankan kadar glukosa

darah mendekati normal selama periode resistensi insulin atau ketika terjadi

peningkatan kebutuhan insulin.

Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.

Kontra indikasi atau alergi terhadap obat hipoglikemi oral.

Manfaat terapi insulin dapat mencegah kerusakan endotel, menekan proses

inflamasi, mengurangi kejadian apoptosis, dan memperbaiki profil lipid. Dengan

demikian, secara ringkas dapat dikatakan bahwa luaran klinis pasien yang

diberikan terapi insulin akan lebih baik. Insulin, terutama insulin analog,

merupakan jenis yang baik karena memiliki profil sekresi yang sangat mendekati

pola sekresi insulin normal atau fisiologis.

Pada awalnya, terapi insulin hanya ditujukan bagi pasien diabetes mellitus tipe

(DMT1), namun demikian pada kenyataannya, insulin lebih banyak digunakan

oleh pasien DMT2 karena prevalensi DMT2 jauh lebih banyak dibandingkan

DMT1. Terapi insulin pada DMT2 dapat dimulai antara lain untuk pasien dengan

kegagalan terapi oral, kendali kadar glukosa darah yang buruk (A1c > 7,5 % atau

kadar glukosa darah puasa > 250 mg/dl), riwayat pankreatektomi atau disfungsi

pancreas, riwayat fluktuasi kadar glukosa darah yang lebar, riwayat ketoasidodis,

45

Page 46: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

riwayat penggunaan insulin lebih dari 5 tahun dan penyandang DM lebih dari 10

tahun.

Pada pasien DMT1, pemberian insulin yang dianjurkan adalah injeksi harian

multiple dengan tujuan mencapai kendali kadar gluksa darah yang baik. Selain itu,

pemberian dapat juga dilakukan dengan menggunakan pompa insulin (continous

subcutaneous insulin infusion, CSII). Ada beberapa cara untuk memulai dan

menyesuaikan dosis terapi insulin untuk pasien DMT2. Salah satu cara yang

paling mutakhir dan dapat dipakai sebagai acuan adalah hasil Konsensus

PERKENI 2006 dan Konsensus ADA-EASD tahun 2006. Sebagai pegangan, jika

kadar glukosa darah tidak terkontrol dengan baik, Hb (A1C>7,5%) dalam jangka

waktu 3 bulan dengan 2 obat oral, maka sudah ada indikasi untuk memulai terapi

kombinasi obat antidiabetik oral dan insulin. Pada keadaan tertentu dimana

kendali glikemik amat buruk dan disertai kondisi katabolisme, seperti kadar

glukosa darah puasa > 250mg/dl, kadar glukosa darah acak menetap > 300mg/dl,

Hb A1C > 10 %, atau ditemukan ketonuria, maka terapi insulin dapat mulai

diberikan bersamaan dengan intervensi pola hidup. Selain itu, terapi insulin juga

dapat langsung diberikan pada pasien DM yang memiliki gejala nyata (poliuri,

polifagia pan penurunan berat badan). Kondisi-kondisi tersebut sering ditemukan

pada pasien DMT1 atau DMT2dengan defisiensi insulin yang berat. Apabila

gejala hilang, obat antidiabetik oral dapat ditambahkan dan penggunaan insulin

dapat dihentikan. Seperti telah diketahui, pada pasien DM terjadi gangguan

sekresi insulin basal dan prandial untuk mempertahankan kadar glukosa darah

dalam batas normal baik pada keadaan puasa maupun setelah makan. Dengan

demikan bahwa hakikat pengobatan DM adalah menurunkan kadar glukosa darah

baik puasa maupun setelah makan.

Berdasarkan lama kerjanya, insulin dibagi menjadi 4 macam, yaitu:

1. Insulin kerja singkat

Yang termasuk di sini adalah insulin regular (Crystal Zinc Insulin / CZI ). Saat

ini dikenal 2 macam insulin CZI, yaitu dalam bentuk asam dan netral. Preparat

yang ada antara lain : Actrapid, Velosulin, Semilente. Insulin jenis ini

46

Page 47: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

diberikan 30 menit sebelum makan, mencapai puncak setelah 1– 3 Jam dan

efeknya dapat bertahan samapai 8 jam.

2. Insulin kerja menengah

Yang dipakai saat ini adalah Netral Protamine Hegedorn ( NPH ),MonotardÒ,

InsulatardÒ. Jenis ini awal kerjanya adalah 1.5 – 2.5 jam. Puncaknya tercapai

dalam 4 – 15 jam dan efeknya dapat bertahan sampai dengan 24 jam.

3. Insulin kerja panjang

Merupakan campuran dari insulin dan protamine, diabsorsi dengan lambat dari

tempat penyuntikan sehingga efek yang dirasakan cukup lam, yaitu sekitar 24

– 36 jam. Preparat: Protamine Zinc Insulin ( PZI ), Ultratard

4. Insulin infasik (campuran)

Merupakan kombinasi insulin jenis singkat dan menengah. Preparatnya:

Mixtard 30 / 40.

Pemberian insulin secara sliding scale dimaksudkan agar pemberiannya lebih

efisien dan tepat karena didasarkan pada kadar gula darah pasien pada waktu

itu. Gula darah diperiksa setiap 6 jam sekali.

Dosis pemberian insulin tergantung pada kadar gula darah, yaitu :

Gula darah < 60 mg % = 0 unit

Gula darah < 200 mg % = 5 – 8 unit

Gula darah 200 – 250 mg% = 10 – 12 unit

Gula darah 250 - 300 mg% = 15 – 16 unit

Gula darah 300 – 350 mg% = 20 unit

Gula darah > 350 mg% = 20 – 24 unit

Kombinasi terapi insulin dan obat antidiabetik oral :

Terapi insulin sering dikombinasikan dengan obat antidiabetik oral pada

pasien DMT 1 atau DMT 2 yang memiliki resistensi insulin dengan kebutuhan

insulin > 40 U per harinya.

Efek metabolik terapi insulin:

Menurunkan kadar gula darah puasa dan post puasa.

Supresi produksi glukosa oleh hati.

Stimulasi utilisasi glukosa perifer.

47

Page 48: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

Oksidasi glukosa / penyimpanan di otot.

Perbaiki komposisi lipoprotein abnormal.

Mengurangi glucose toxicity

Perbaiki kemampuan sekresi endogen.

Mengurangi Glicosilated end product.

Cara pemberian insulin :

Insulin kerja singkat :

IV, IM, SC

Infus ( AA / Glukosa / elektrolit )

Jangan bersama darah ( mengandung enzim merusak insulin )

Insulin kerja menengah / panjang :

Jangan IV karena bahaya emboli.

Saat ini juga tersedia insulin campuran (premixed) kerja cepat dan kerja menengah.

Cara penyuntikan insulin :

Insulin umumnya diberikan dengan suntikan dibawah kulit (subkutan). Pada keadaan

khusus diberikan intramuskular atau intravena secara bolus atau drip. Insulin dapat diberikan

tunggal (satu macam insulin kerja cepat, kerja menengah atau kerja panjang) tetapi juga dapat

diberikan kombinasi insulin kerja cepat dan kerja menengah, sesuai dengan respons individu

terhadap insulin, yang dinilai dari hasil pemeriksaan kadar glukosa darah harian.

Lokasi penyuntikan juga harus diperhatikan benar, demikian pula mengenai rotasi tempat

suntik. Apabila diperlukan, sejauh sterilitas penyimpanan terjamin, semprit insulin dan jarumnya

dapat dipakai lebih dari satu kali oleh pasien yang sama. Harus diperhatikan kesesuaian

kosentrasi insulin (U40, U100) dengan semprit yang dipakai. Dianjurkan dipakai konsentrasi

yang tetap.

Penyerapan paling cepat terjadi di daerah abdomen yang kemudian diikuti oleh daerah

lengan, paha bagian atas bokong. Bila disuntikan secara intramuskular dalam maka penyerapan

48

Page 49: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

akan terjadi lebih cepat dan masa kerja akan lebih singkat. Kegiatan jasmani yang dilakukan

segera setelah penyuntikan akan mempercepat onset kerja dan juga mempersingkat masa kerja.

Menyuntik insulin terus-menerus di satu tempat yang sama bisa memberi dampak

negatif. Terutama bagi pasien diabetes melitus tipe 1 yang harus menyuntikkan insulin harus

berhati-hati saat menyuntikkan insulin. Seorang pasien laki-laki berusia 55 tahun yang tidak

disebutkan namanya ini berasal dari Johannesburg, Afrika Selatan. Ia datang ke dokter beberapa

waktu yang lalu dengan kondisi perut membengkak di 2 tempat hingga membentuk belahan

besar mirip pantat. Ini gara-gara ia menyuntikkan hormon insulin di tempat yang sama setiap

hari selama 30 tahun. Belahan yang menggantung persis di bawah pusar itu merupakan jaringan

lemak yang membengkak dan sering dialami oleh para pengidap diabetes.

Komplikasi Terapi Insulin :

A. Hipoglikemia

Komplikasi terapi insulin yang paling penting adalah hipoglikemia. Terapi insulin

intensif untuk mencapai sasaran kendali glukosa darah yang normal atau mendekati normal

cenderung meningkatkan risiko hipoglikemia. Edukasi terhadap pasien dan penggunaan rejimen

terapi insulin yang mendekati fisiologis dapat mengurangi frekuensi hipoglikemia.

B. Peningkatan berat badan

Pada pasien dengan kendali glukosa yang buruk, peningkatan berat badan tidak dapat

dihindari karena terapi insulin memulihkan massa otot dan lemak (pengaruh anabolik insulin).

Penyebab peningkatan berat badan yang lain adalah makan yang berlebihan serta kebiasaan

mengudap untuk menghindari hipoglikemia. Pasien yang menjalani terapi insulin umumnya

melakukan diet yang lebih longgar dibandingkan dengan diet ketat saat terapi dengan obat

antidiabetik oral. Hal tersebut juga dapat menyebabkan peningkatan berat badan.

C. Edema insulin

Edema dapat muncul pada pasien yang memiliki kendali glukosa darah buruk (termasuk

pasien KAD) akibat retensi garam dan air yang akut. Edema dapat menghilang secara spontan

49

Page 50: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

dalam beberapa hari. Kadang-kadang dibutuhkan terapi diuretika untuk menatalaksana hal

tersebut.

D. Reaksi lokal terhadap suntikan insulin

Lipohipertrofi merupakan pertumbuhan jaringan lemak yang berlebihan akibat pengaruh

lipogenik dan growth-promoting dari kadar insulin yang tinggi di tempat penyuntikan. Hal itu

dapat muncul pada pasien yang menjalani beberapa kali penyuntikan dalam sehari dan tidak

melakukan rotasi tempat penyuntikan. Lipoatrofi adalah hilangnya jaringan lemak pada tempat

penyuntikan. Saat ini, dengan penggunaan sediaan insulin yang sangat murni, lipoatrofi sudah

sangat jarang terjadi.

E. Alergi

Saat ini, dengan penggunaan sediaan insulin yang sangat murni, alergi insulin sudah

sangat jarang terjadi.

TERAPI OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL (OAD)

Obat-obat hipoglikemik oral terutama ditujukan untuk membantu penanganan pasien DM Tipe

II. Pemilihan obat hipoglikemik oral yang tepat sangat menentukan keberhasilan terapi diabetes.

Bergantung pada tingkat keparahan penyakit dan kondisi pasien, farmakoterapi hipoglikemik

oral dapat dilakukan dengan menggunakan satu jenis obat atau kombinasi dari dua jenis obat.

Pemilihan dan penentuan rejimen hipoglikemik yang digunakan harus mempertimbangkan

tingkat keparahan diabetes (tingkat glikemia) serta kondisi kesehatan pasien secara umum

termasuk penyakit-penyakit lain dan komplikasi yang ada.

PENGGOLONGAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL

Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat hipoglikemik oral dapat dibagi menjadi 3

golongan, yaitu:

a) Obat-obat yang meningkatkan sekresi insulin, meliputi obat hipoglikemik

oral golongan sulfonilurea dan glinida (meglitinida dan turunan

fenilalanin).

50

Page 51: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

b) Sensitiser insulin (obat-obat yang dapat meningkatkan sensitifitas sel

terhadap insulin), meliputi obat-obat hipoglikemik golongan biguanida dan

tiazolidindion, yang dapat membantu tubuh untuk memanfaatkan insulin

secara lebih efektif.

c) Inhibitor katabolisme karbohidrat, antara lain inhibitor α-glukosidase yang

bekerja menghambat absorpsi glukosa dan umum digunakan untuk

mengendalikan hiperglikemia post-prandial (post-meal hyperglycemia).

Disebut juga “starch-blocker”.

Klasifikasi Obat Anti Diabetes Oral yang biasa digunakan

Sulfonilurea

Obat ini merangsang sel beta pankreas untuk memproduksi insulin. terbagi menjadi

berapa golongan, antara lain :

1.Kelas A: hipoglikemik kuat

- glibenklamid, nama merk dagangnya euglukon, daonil dengan sediaan 5mg per tablet.

diberikan maksimal 3 tablet diberikan pagi dan siang.

-klorpropamid, nama merk dagangnya diabinase dengan sediaan 100 dan 250 mg per

tablet, dosis maksimal 2 tablet, diberikan pagi hari.

2.Kelas B: untuk diabetes melitus disertai kelainan ginjal dan hepar.

-glikuidon, nama merk dagangnya glerenorm, glidiab, lodem, fordab, dengan sediaan 30

mg  per tablet. maksimal 4 tablet/hari diberikan pagi dan siang.

3.Kelas C: anti angiopati

-gliklazid, digunakan untuk komplikasi diabetes melitus mikroangiopati. nama merk

dagangnya diamicron, glukolos,glucodex,glidiabet, sediaan 80 mg per tablet, maksimal

4tablet/hari diberikan pagi dan siang.

51

Page 52: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

-glimipirid, digunakan untuk komplikasi diabetes melitus makroangiopati. nama merk

dagangnya amaryl,amadiab,metrix,solosa.sediaannya 1 mg, 2 mg dan 4 mg. diberikan pagi dan

siang dengan maksimal dosis 8 mg/hari

4.Kelas D: hipoglikemik lemah tapi bekerja pada gangguan post reseptor insulin

-glipizid dosis rendah misalnya minidiab dosis 2,5-20 mg diberikan pagi dan siang.

  Biguanid 

-obat ini berefek pada reseptor insulin (uptake glukosa di perifer), menurunkan fibrinogen

plasma,  tidak punya efek sentral pada pancreas, antara lain metformin,

-nama merk dagangnya glucophage, buformin, diabex, neodipar. 

-sediaannya 500 mg per tablet. dosis 500-3000 mg perhari. 

-obat ini dapat menyebabkan perut tidak nyaman. 

sehingga pemberiannya sebaiknya sesudah makan. 

-hati-hati pada pasien dengan kelainan hepar dan ginjal.

Golongan spesifik

Acarbose (alfa-glukosidase inhibitor), obat ini menghambat absorbsi glukosa di usus.

nama merk dagangnya glucobay, eclid. Sediaannya 50 mg dan 100 mg. diberikan setelah suapan

pertama saat makan.

- efek samping yang sering : perut terasa kembung dan sering buang angin (flatus)

Sitagliptin (suatu DPP-4 inhibitor), obat ini bekerja meningkatkan dan memperpanjang

hormon incretin, dengan mengnonaktifkan enzim DPP-4. hormon incretin meningkatkan sintesis

dan sekresi insulin pada sel beta pankreas dan menurunkan sekresi glukagon pada sel alfa

pankreas. nama merk dagangnya januvia. sediaan 25 mg, 50 mg dan 100 mg. dosis yang

diberikan maksimal 400 mg/hari. dosis disesuaikan juga terdapat gangguan ginjal.

Repaglinide, obat ini bekerja meningkatkan sekresi insulin dengan menghambat ATP-

potassium-channel pada sel beta pankreas sehingga meningkatkan kalsium intrasel dan

merangsang pelepasan insulin dari sel beta pankreas. nama merk dagangnya prandin, sediaan 0,5

mg, 1 mg dan 2 mg. dosis awal 0,5 mg diberikan 15 menit sebelum makan. dititrasi maksimal 4

mg. dosis maksimal tidak melebihi 16 mg /hari.

52

Page 53: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

TERAPI KOMBINASI

Pada keadaan tertentu diperlukan terapi kombinasi dari beberapa OHO atau OHO dengan

insulin. Kombinasi yang umum adalah antara golongan sulfonilurea dengan biguanida.

Sulfonilurea akan mengawali dengan merangsang sekresi pankreas yang memberikan

kesempatan untuk senyawa biguanida bekerja efektif. Kedua golongan obat hipoglikemik oral ini

memiliki efek terhadap sensitivitas reseptor insulin, sehingga kombinasi keduanya mempunyai

efek saling menunjang. Pengalaman menunjukkan bahwa kombinasi kedua golongan ini dapat

efektif pada banyak penderita diabetes yang sebelumnya tidak bermanfaat bila dipakai sendiri-

sendiri.

Pemberian OHO maupun insulin selalu dimulai dengan dosis rendah, kemudian dinaikan

secara bertahap sesuai dengan respons kadar glukosa darah. Bersamaan dengan pengaturan diet

dan kegiatan jasmani, bila diperlukan dapat dilakukan pemberian OHO tunggal atau kombinasi

OHO sejak dini. Terapi dengan OHO kombinasi, harus dipilih 2 macam obat dari kelompok yang

mempunyai mekanisme kerja berbeda. Bila sasaran kadar glukosa darah belum tercapai, dapat

pula diberikan kombinasi 3 OHO dari kelompok yang berbeda atau kombinasi OHO dengan

insulin. Pada pasien yang disertai dengan alasan klinik dimana insulin tidak memungkinkan

untuk dipakai, dipilih terapi dengan kombinasi 3 OHO. (lihat bagan 2 tentang algoritma

pengelolaan DM tipe 2).

Untuk kombinasi OHO dan insulin, yang banyak dipergunakan adalah kombinasi OHO dan

insulin basal (insulin kerja sedang) yang diberikan pada malam hari menjelang tidur. Dengan

pendekatan terapi tersebut pada umumnya dapat diperoleh kendali glukosa darah yang baik

dengan dosis insulin yang cukup kecil. Dosis awal insulin kerja menengah adalah 10 unit yang

diberikan sekitar jam 22.00, kemudian dilakukan evaluasi dosis tersebut dengan menilai kadar

glukosa darah puasa keesokan harinya

53

Page 54: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

6. HbA1c

a. Definisi HbA1c

HbA1c adalah komponen Hb yang terbentuk dari reaksi non-enzimatik antara glukosa

dengan N terminal valin rantai b Hb A dengan ikatan Almidin.

b. Karakteristik HbA1c

Hemoglobin terglikosilasi dikenal juga sebagai Hb glikat (glycated hemoglobin). Hb glikat

yang terpenting adalah fraksi HbA1c. Merupakan komponen kecil hemoglobin yang stabil dan

terbentuk secara perlahan melalui reaksi non-enzimatik dari Hb dan glukosa, terus-menerus

sepanjang eritrosit (120 hari), sehingga eritrosit tua akan mengandung HbA1c lebih banyak

dibandingkan eritrosit muda.

Kecepatan pembentukan HbA1c tergantung secara langsung pada konsentrasi glukosa.

Karena eritrosit permeabel dilalui oleh glukosa, maka pengukuran HbA1c mencerminkan

keadaan glikemik selama masa 120 hari yaitu rata-rata masa hidup eritrosit. Waktu paruh HbA1c

sekitar setengah dari masa hidup eritrosit yaitu 60 hari ( 2 bulan). Dengan demikian HbA1c

digunakan untuk memantau keadaan glikemik untuk kurun waktu 2-3 bulan yang lampau.

c. Pembentukan HbA1c

Proses pembentukan HbA1c, hemoglobin adalah bagian dari sel darah merah yang

mengangkut oksigen, salah satu jenis dari Hb adalah HbA dan HbA1c merupakan subtipe

spesifik dari HbA. Semakin tinggi kadar glukosa darah akan semakin cepat HbA1c terbentuk,

yang mengakibatkan tingginya kadar HbA1c. HbA1c ini juga merupakan pemeriksaan tunggal

terbaik untuk menilai resiko terhadap kerusakan jaringan yang disebabkan oleh tingginya kadar

glukosa darah. Contohnya pada saraf dan pembuluh darah kecil di mata dan ginjal. Selain itu

bisa menilai risiko terhadap komplikasi terhadap penyakit diabetes. (Pedoman pemeriksaan

laboratorium untuk penyakit diabetes melitus, 2005).

d. Pemeriksaan HbA1c

Pemeriksaan ini dapat memperkirakan risiko komplikasi akibat DM.

HbA1c atau A1c

54

Page 55: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

Merupakan senyawa yang terbentuk dari ikatan antara glukosa dengan hemoglobin

(glycohemoglobin).

Jumlah A1c yang terbentuk, tergantung pada kadar glukosa darah.

Ikatan A1c stabil dan dapat bertahan hingga 2-3 bulan (sesuai dengan usia sel darah

merah).

Kadar A1c mencerminkan kadar glukosa darah rata-rata dalam jangka waktu 2-3 bulan

sebelum pemeriksaan.

e. Tujuan pemeriksaan A1c

Mencegah terjadinya komplikasi (kronik) diabetes karena :

A1c dapat memperkirakan resiko berkembangnya komplikasi diabetes.

Komplikasi diabetes dapat muncul jika kadar glukosa darah terus- menerus tinggi dalam

jangka panjang.

Kadar glukosa darah rata-rata dalam jangka panjang (2.3 bulan) dapat diperkirakan

dengan pemeriksaan HbA1c.

f. Interpertasi Hasil Pemeriksaan HbA1c

55

Page 56: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

HbA1c akan meningkat secara signifikan bila glukosa darah meningkat. Karena itu HbA1c

bisa digunakan untuk melihat kualitas kontrol glukosa darah pada penderita DM (glukosa darah

tak terkontrol, terjadi peningkatan HbA1c-nya) sejak 3 bulan lalu (umur eritrosit). HbA1c

meningkat : pemberian terapi intensif untuk menghindari komplikasi. Nilai yang dianjurkan

PERKENI untuk HbA1c (terkontrol) : 4.5%- 7.0 %. Jadi HbA1c penting untuk melihat apakah

penatalaksanaan sudah adekuat atau belum. Sebaiknya, penentuan HbA1c ini dilakukan secara

rutin tiap 3 bulan sekali.

Hemoglobin pada keadaan normal tidak mengandung glukosa ketika pertama kali keluar

dari sumsum tulang (Price, 2002). Pada orang normal, sebagian kecil fraksi hemoglobin akan

mengalami glikosilasi. Artinya glukosa terikat pada hemoglobin melalui proses enzimatik dan

bersifat reversible. Pada pasien DM glikosilasi hemoglobin meningkat secara proporsional

dengan kadar rerata glukosa darah selama 2-3 bulan sebelumnya.

Bila kadar glukosa darah berada pada kisaran normal antara 70-140 mg% selama 2-3 bulan

terakhir, maka hasil tes HbA1c akan menujukkan nilai normal. Pemeriksaan HbA1c adalah

pemeriksaan tunggal yang sangat akurat untuk menilai status glikemik jangka panjang (Perkeni,

2009). Pergantian hemoglobin yang lambat, nilai hemoglobin yang tinggi menunjukkan bahwa

kadar glukosa darah tinggi selama 4-8 minggu. Nilai normal glikat hemoglobin bergantung pada

metode pengukuran yang digunakan, namun berkisar antara 3,5%-5,5%. Pemeriksaan HbA1c

sebagai pemeriksaan tunggal yang sangat akurat untuk menilai status glikemik jangka panjang.

56

Page 57: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

DAFTAR PUSTAKA

Aman, B Pulungan. 2002. Gambaran Klinis dan Laboratoris Diabetes Mellitus tipe-1 pada Anak

Saat Pertama Kali Datang ke Bagian IKA-RSCM Jakarta. Sari Pediatri. http://saripedi-

atri.idai.or.id/pdfile/4-1-6.pdf (diakses 22 April 2014)

Anonim. (http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/viewFile/685/686

Anonim. Diabetes Militus. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31359/4/Chapter

%20II.pdf diakses pada 22-04-2014)

Anonim. PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI & KARBOHIDRAT.

(http://www.pssplab.com/edu/05.pdf diakses diakses pada tanggal 22-04-2014)

Anonim. Diabetic Neuropathy. (https://www.uofmhealth.org/health-library/hn-2923000#hn-

2923000-uses diakses diakses pada 22-04-2014).

BMI Classification. http://apps.who.int/bmi/index.jsp?introPage=intro_3.html, diakses pada

22 April 2014

Dugdale, David C. 2012. CBC. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003642.htm

diakses pada 22 April 2014

Dugdale, David C. 2012. Glucose Test - Blood. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/

article/003642.htm, diakses pada 22 April 2014

http://aulanni.lecture.ub.ac.id/files/2012/04/intoleransi-laktosa-dr.sherly.pdf

http://eprints.undip.ac.id/23184/1/Clarissa.pdfdiakses pada 22-04-2014).

http://imbang.staff.umm.ac.id/?p=396

http://imbang.staff.umm.ac.id/files/2010/02/Klasifikasi_dan_Metabilisme_vitamin_imbang.

http://ocw.usu.ac.id/course/.../mk_end_slide_diabetes_melitus_tipe_1.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28368/4/Chapter%20II.pdf

http:// staff.uny.ac.id/..../TERAPI%20 INSULIN %20SEBAGAI%20ALTERNAT

Normal Vital Signs. http://shp.missouri.edu/pt/pdf/emergency.pdf, diakses pada 22 April

2014

Price, S & Wilson, L, 2002. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. EGC,

Jakarta

57

Page 58: Laporan Tutorial Skenario a Blok (FIX)

Rusdiana. Vitamin (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3543/1/biokimia-

rusdiana2.pdf diakses pada 22-04-2014)

Sinuhaji, Atan Baas. 2006. Intoleransi Laktosa. Medan: Majalah Kedokteran Nusantara USU

Staff USU. 2006. Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39.

http://repository.usu.ac-.id/bitstream/123456789/24519/4/Chapter%20II.pdf (diakses 21 April

2014)

Tim Penyusun. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Jakarta: Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia.

Tryglycerides. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/triglycerides.html, diakses pada 22 April

2014

Topiwala, Shehzad. 2012. HbA1c. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003640.

htm, diakses pada 22 April 2014

Wahuni, Indri dkk. 2010. Association between Refractive Changes and Blood Glucose Changes

in Diabetic Mellitus Type 2 Patient. Surabaya: FK Unair/RSUD dr Soetomo.

Wyeth, John. 2007. Lactose Intolerance. http://www.bpac.org.nz/BPJ/2007/October/docs/

bpj9_lactose_pages_30-35.pdf, diakses pada 22 April 2014

Yohmi, Elizabeth dkk. 2001. Intoleransi Laktosa pada Anak dengan Nyeri Perut Berulang.

Jakarta: Sari Pediatri Vol. 2 No 4

Zieve, David. 2011. Platelet Count. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003647

.htm, diakses pada 22 April 2014

58