skenario b blok 22

9
SKENARIO B BLOK 22 Nn. A 20 tahun, pasien rawat inap di bangsal penyakit dalam RSMH tiba-tiba mengeluh pusing, keringat dingin, sesak nafas, lalu tidak sadar setelah beberapa menit sebelumnya dilakukan tes kulit terhadap obat ceftriaxon, dimana obat tadi direncanakan akan disuntikkan ke pasien tersebut. Riwayat pernah makan kaplet Amoxicilin 7 bulan yang lalu yang diresepkan dokter karena infeksi tenggorokan yang dialaminya, namun tidak ada keluhan selama makan obat tersebut. Menurut penuturan kakaknya, adiknya tersebut bila makan ikan laut atau udang keluar bentol-bentol merah dan gatal. Kakak perempuannya mempunyai riwayat asma. Ibunya sering berobat ke dokter karena penyakit ekzema yang dideritanya. Pemeriksaan fisik: Keadaan umum: kesadaran sopor; suhu 36,8 o C; Tekanan darah 60 mmHg; Palpasi; frekuensi nafas 36x/menit ; frekuensi nadi 120 x/menit ; reguler. Saturasi oksigen 60% Keadaan spesifik: Auskultasi paru terdengar wheezing; frekuensi denyut jantung 120 x/menit, reguler. Pemeriksaan Laboratorium: Hb 12,5 gr% , leukosit 11.000/mm 3 , diff count : 0/4/7/70/18/1, LED 10 mm/jam 1

Upload: birgitta-fajarai

Post on 31-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

skenario blok 22

TRANSCRIPT

Page 1: Skenario B Blok 22

SKENARIO B BLOK 22

Nn. A 20 tahun, pasien rawat inap di bangsal penyakit dalam RSMH tiba-tiba mengeluh

pusing, keringat dingin, sesak nafas, lalu tidak sadar setelah beberapa menit sebelumnya

dilakukan tes kulit terhadap obat ceftriaxon, dimana obat tadi direncanakan akan

disuntikkan ke pasien tersebut. Riwayat pernah makan kaplet Amoxicilin 7 bulan yang

lalu yang diresepkan dokter karena infeksi tenggorokan yang dialaminya, namun tidak

ada keluhan selama makan obat tersebut. Menurut penuturan kakaknya, adiknya

tersebut bila makan ikan laut atau udang keluar bentol-bentol merah dan gatal. Kakak

perempuannya mempunyai riwayat asma. Ibunya sering berobat ke dokter karena

penyakit ekzema yang dideritanya.

Pemeriksaan fisik:

Keadaan umum: kesadaran sopor; suhu 36,8o C; Tekanan darah 60 mmHg; Palpasi; frekuensi nafas 36x/menit ; frekuensi nadi 120 x/menit ; reguler. Saturasi oksigen 60%

Keadaan spesifik: Auskultasi paru terdengar wheezing; frekuensi denyut jantung 120 x/menit, reguler.

Pemeriksaan Laboratorium:

Hb 12,5 gr% , leukosit 11.000/mm3 , diff count : 0/4/7/70/18/1, LED 10 mm/jam

I. Klarifikasi Istilah

1. Ceftriaxon : sefalosporin yang resiten terhadap ß-laktamase semisintetis dan efektif

terhadap sebagian besar bakteri gram positif dan negatif, dipakai dalam bentuk

gram natrium

2. Kaplet amoxicilin : turunaN semisintetik dari ampicilin, efektif terhadap spektrum

luas, baik bakteri gram positif dan gram negatif.

3. Ekzema : Proses peradangan superficialis yang terutama mengenai epidermis dan

ditandai mula-mula oleh kemerahan, rasa gatal, papul, serta vesikel kecil-kecil,

basah , perembesan cairan yang meleleh keluar, serta krusta dan kemudian oleh

pembentukan skuama, likenifikasi, serta acap kali pigmentasi

1

Page 2: Skenario B Blok 22

4. Wheezing : Suara bersuit yang dibuat dalam bernafas

5. Asma : Serangan paroksismal berulang disertai mengi akibat kontraksi spasmodik

bronchi.

6. Sopor : Suatu kondisi dimana sat seseorang mengalami rasa mengantuk yang

dalam, dimana masih bisa dibangunkan dengan rangsangan yang kuat

kesadarannya menurun kembali

7. Saturasi oksigen : Ukuran seberapa banyak persentasi oksigen yang mampu dibawa

oleh hemoglobin yang diperiksa dengan oksimetri.

8. Tes kulit : Tes antibiotik melalui subkutan, untuk mengetahui ketahanan terhadap

salah satu jenis antibiotik

II. Identifikasi Masalah

1. Nn. A 20 tahun, pasien rawat inap di bangsal penyakit dalam RSMH tiba-tiba

mengeluh pusing, keringat dingin, sesak nafas, lalu tidak sadar setelah beberapa

menit sebelumnya dilakukan tes kulit terhadap obat ceftriaxon, dimana obat tadi

direncanakan akan disuntikkan ke pasien tersebut.

2. Riwayat pernah makan kaplet Amoxicilin 7 bulan yang lalu yang diresepkan dokter

karena infeksi tenggorokan yang dialaminya, namun tidak ada keluhan selama

makan obat tersebut.

3. Menurut penuturan kakaknya, adiknya tersebut bila makan ikan laut atau udang

keluar bentol-bentol merah dan gatal

4. Kakak perempuannya mempunyai riwayat asma. Ibunya sering berobat ke dokter

karena penyakit ekzema yang dideritanya.

5. Pemeriksaan fisik:

Keadaan umum: kesadaran sopor; suhu 36,8o C; Tekanan darah 60 mmHg; Palpasi; frekuensi nafas 36x/menit ; frekuensi nadi 120 x/menit ; reguler. Saturasi oksigen 60%

Keadaan spesifik: Auskultasi paru terdengar wheezing; frekuensi denyut jantung 120 x/menit, reguler.

6. Pemeriksaan Laboratorium:

Hb 12,5 gr% , leukosit 11.000/mm3 , diff count : 0/4/7/70/18/1, LED 10 mm/jam

2

Page 3: Skenario B Blok 22

III. Analisis Masalah

1. Nn. A 20 tahun, pasien rawat inap di bangsal penyakit dalam RSMH tiba-tiba

mengeluh pusing, keringat dingin, sesak nafas, lalu tidak sadar setelah

beberapa menit sebelumnya dilakukan tes kulit terhadap obat ceftriaxon,

dimana obat tadi direncanakan akan disuntikkan ke pasien tersebut.

a. Bagaimana reaksi tubuh (immunologi) terhadap antibiotik pada

pemeriksaan skin test (ceftriaxon)? (1)

b. Etiologi dan mekanisme dari :

- Pusing (3)

- Keringat dingin (3)

- Sesak nafas (4)

- Tidak sadar (4)

c. Indikasi dan cara pemeriksaan skin test? (2)

d. Bagaimana farmakokinetik dan farmakodinamik dari ceftriaxon? (5)

KandunganCeftriaxone / Seftriakson disodium.Indikasi Infeksi saluran nafas, tulang & jaringan lunak , perut & genital (alat kelamin). Gonore, infeksi saluran kemih, sepsis (reaksi umum disertai demam karena kegiatan bakteri, zat-zat yang dihasilkan oleh bakteri, atau kedua-duanya), meningitis (radang selaput otak). Pencegahan infeksi sebelum operasi.Kontra IndikasiDiketahui hipersensitifitas terhadap Sefalosporin.Perhatian Sebelumnya hipersensitifitas terhadap Penisilin. Syok anafilaktik. Gagal ginjal dan hati yang parah. Hamil. ceftriaxone tidak dianjurkan untuk digunakan secara bersamaan dengan obat lain yang mengandung calcium, meskipun dengan rute pemberian yang berbeda. Produk obat yang mengandung calcium tidak boleh diberikan dalam jangka waktu 48 jam setelah pemberian terakhir ceftriaxone.Efek SampingGangguan saluran pencernaan, perubahan hematologis, reaksi kulit, gangguan koagulasi,

3

Page 4: Skenario B Blok 22

flebitis (pada pemakaian intravena). Jarang : agranulositosis, endapan pada ginjal.Indeks Keamanan Pada Wanita HamilB: Baik penelitian reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin maupun penelitian terkendali pada wanita hamil atau hewan coba tidak memperlihatkan efek merugikan (kecuali penurunan kesuburan) dimana tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada wanita hamil semester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trisemester selanjutnya).KemasanVial IV 1 gram x 1.Dosis Dewasa dan anak berusia lebih dari 12 tahun : 1-2 gram sekali sehari.Kasus berat : 4 gram sekali sehari. Bayi baru lahir sampai dengan 14 hari : 20-50 mg/kg berat badan/hari. Bayi berusia 15 hari - anak berusia 12 tahun : 20-80 mg/kg berat badan/hari.Anak dengan berat lebih dari 50 kg : infus lebih dari 30 menit. Gonore : 250 mg dosis tunggal secara intramuskular (IM).

2. Riwayat pernah makan kaplet Amoxicilin 7 bulan yang lalu yang diresepkan

dokter karena infeksi tenggorokan yang dialaminya, namun tidak ada keluhan

selama makan obat tersebut.

a. Bagaimana hubungan pemberian kaplet Amoxicilin 7 bulan lalu dengan

dengan reaksi yang timbul setelah pemberin ceftriaxon? (hubungan

struktur obat) (1)

b. Bagaimana farmakodinamik dan farmakokinetik Amoxicilin?(5)

c. Mengapa pemberian Amoxicilin tidak menimbulkan keluhan pada Nn.A?

(3)

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa sefalosporin seperti; ceftriaxone dan

ceftizoxime dapat menimbulkan gejala alergi pada ahli farmasi dan perawat dengan

prevalensi sebanyak 17,4%. Sebagian besar gejala alergi terjadi pada saluran napas dan

sebagian kecil dapat terjadi reaksi anaflaksis. Satu-satunya antibiotik yang tersensitisasi di

kulit melalui Skin Prick Test (SPT) adalah ceftriaxone. Diduga hal ini berkaitan dengan

ikatan protein plasma ceftriaxone lebih tinggi dibandingkan cephalosporin lainnya. Faktor

risiko untuk terjadinya work-related-symptoms terkait cephalosporin pada tenaga kesehatan

adalah adanya riwayat alergi obat sebelumnya.(NNO)

3. Menurut penuturan kakaknya, adiknya tersebut bila makan ikan laut atau

udang keluar bentol-bentol merah dan gatal.

4

Page 5: Skenario B Blok 22

a. Bagaimana mekanime timbulnya bentol-bentol merah dan gatal setelah

konsumsi ikan laut atau udang? (hubungkan dengan zat yang terkandung

dan reaksi imun). (2)

b. Bagaimana hubungan antara riwayat reaksi yang timbul pada konsumsi

ikan laut dan udang, dengan gejala yang timbul pada pemberian

ceftriaxon? (4)

4. Kakak perempuannya mempunyai riwayat asma. Ibunya sering berobat ke

dokter karena penyakit ekzema yang dideritanya.

a. Bagaimana hubungan riwayat penyakit asma pada kakaknya, dan ekzema

pada ibunya dengan gejala yang dialami Nn. A saat ini? (3)

b. Mekanisme asma? (imun, hipersensitifitas) (1)

c. Mkanisme ekzema? (imun, hipersensitifitas) (2)

5. Pemeriksaan fisik:

Keadaan umum: kesadaran sopor; suhu 36,8o C; Tekanan darah 60 mmHg; Palpasi; frekuensi nafas 36x/menit ; frekuensi nadi 120 x/menit ; reguler. Saturasi oksigen 60%

Keadaan spesifik: Auskultasi paru terdengar wheezing; frekuensi denyut jantung 120 x/menit, reguler.

a. Interpretasi dan mekanisme abnormal?

- Keadaan umum: kesadaran sopor; suhu 36,8o C; Tekanan darah 60 mmHg; (4)

- Palpasi; frekuensi nafas 36x/menit ; frekuensi nadi 120 x/menit ; reguler. Saturasi oksigen 60% (5)

- Keadaan spesifik: Auskultasi paru terdengar wheezing; frekuensi denyut jantung 120 x/menit, reguler. (2)

6. Pemeriksaan Laboratorium:

Hb 12,5 gr% , leukosit 11.000/mm3 , diff count : 0/4/7/70/18/1, LED 10 mm/jam

a. Interpretasi dan mekanisme abnormal?

Hb 12,5 gr% , leukosit 11.000/mm3 , diff count : 0/4/7/70/18/1, LED 10 mm/jam (3)

5

Page 6: Skenario B Blok 22

7. Cara penegakan diagnosis dan pemeriksaan penunjang? (1)

8. DD dan WD? (4)

9. Apa saja etiologi pada kasus ini? (5)

10. Apa epidemiologi pada kasus ini? (3)

11. Apa saja faktor risiko pada kasus ini? (4)

12. Apa manifestasi klinis pada kasus ini? (2)

13. Apa patofisiologi pada kasus ini? (1)

14. Komplikasi? (5)

15. Tatalaksana? (1)

16. Prognosis (2)

17. Pencegahan (3)

18. SKDI (4)

Hipotesis

Nn. A 20 tahun mengalami syok anafilaktik akibat reaksi hipersensitifitas tipe I

terhadap ceftriaxon.

Learning Issue

1. Reaksi hipersensititas : umum (1,2) khusus: (1. asma ,2. ekzema)

2. Syok anafilaktik (3)

3. Farmakologi ceftriaxon (4)

4. Farmakologi amoxicilin (5)

Kelompok jawab analisis masalah:

1. Lidya kartika, raven , Liliana

2. Ega, diva, rullis

3. Hadley, selli, gita

4. Billi, try febriani, Lina

5. Maghfiroh, fitri,

6

Page 7: Skenario B Blok 22

CATATAN1. JAWABAN DI KUMPUL HARI JUMAT SETELAH TUTORIAL 2

2. JAWABAN DIKETIK DGN FONT TIMES NEW ROMAN, 12, JUSTIFY,

SPASI CTRL 5, DIKETIK RAPI

3. DAFTAR PUSTAKA JANGAN LUPA DICANTUMKAN

4. YANG GA NGUMPUL BAYAR SEMUA UANG PRINT.

7