skenario 1 blok etik

10
LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Ciri-ciri Dokter Muslim LO. 1.1. Menjelaskan dan Memahami Karakteristik Dokter Muslim Banyak rumusan tentang dokter muslim telah dikemukakan oleh berbagai kalangan. Ilmu kedokteran dapat dikatakan islami, mempersyaratkan dengan Sembilan karakteristik, yaitu: 1. Dokter harus mengobati pasien dengan ihsan dan tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan Al-Quran 2. Tidak menggunakan bahan haram atau dicampur dengan unsur haram 3. Dalam pengobatan tidak boleh berakibat mencacatkan tubuh pasien, kecuali sudah tidak ada alternatif lain 4. Pengobatannya tidak berbau tahayul, khurafat atau bid’ah 5. Hanya dilakukan oleh tenaga medis yang menguasai di bidang medis 6. Dokter memiliki sifat-sifat terpuji, tidak pemilik rasa iri, riya, takabur, senang merendahkan orang lain, serta sikap hina lainnya 7. Harus berpenampilan rapih dan bersih 8. Lembaga-lembaga pelayanan kesehatan musti bersifat simpatik 9. Menjauhkan dan menjaga diri dari pengaruh atau lambang- lambang non-Islamis 10. Percaya akan adanya kematian yang tidak terelakan seperti banyak ditegaskan dalam Al-Quran dan hadits Nabi 11. Menghormati pasien, diantaranya, berbicara dengan baik kepada pasien tidak membocorkan rahasia dan perasaan pasien, dan tidak melakukan pelecehan seksual 12. Pasrah kepada Allah sebagai zat penyembuh LI. 2. Memahami dan Menjelaskan Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dan Kaidah Dasar Bioetik Beneficence dan Autonomi

Upload: fenniebubu

Post on 04-Dec-2015

233 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

skenario 1 blok etik

TRANSCRIPT

Page 1: Skenario 1 Blok Etik

LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Ciri-ciri Dokter Muslim

LO. 1.1. Menjelaskan dan Memahami Karakteristik Dokter Muslim

Banyak rumusan tentang dokter muslim telah dikemukakan oleh berbagai kalangan. Ilmu kedokteran dapat dikatakan islami, mempersyaratkan dengan Sembilan karakteristik, yaitu:

1. Dokter harus mengobati pasien dengan ihsan dan tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan Al-Quran

2. Tidak menggunakan bahan haram atau dicampur dengan unsur haram3. Dalam pengobatan tidak boleh berakibat mencacatkan tubuh pasien, kecuali sudah

tidak ada alternatif lain4. Pengobatannya tidak berbau tahayul, khurafat atau bid’ah5. Hanya dilakukan oleh tenaga medis yang menguasai di bidang medis6. Dokter memiliki sifat-sifat terpuji, tidak pemilik rasa iri, riya, takabur, senang

merendahkan orang lain, serta sikap hina lainnya7. Harus berpenampilan rapih dan bersih8. Lembaga-lembaga pelayanan kesehatan musti bersifat simpatik9. Menjauhkan dan menjaga diri dari pengaruh atau lambang-lambang non-Islamis10. Percaya akan adanya kematian yang tidak terelakan seperti banyak ditegaskan dalam

Al-Quran dan hadits Nabi11. Menghormati pasien, diantaranya, berbicara dengan baik kepada pasien tidak

membocorkan rahasia dan perasaan pasien, dan tidak melakukan pelecehan seksual12. Pasrah kepada Allah sebagai zat penyembuh

LI. 2. Memahami dan Menjelaskan Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dan Kaidah Dasar Bioetik Beneficence dan Autonomi

LO. 2.1. Memahami dan Menjelaskan Etika Kedokteran

Etik (ethics) berasal dari kata Yunani ethos, yang berarti akhlak, adat kebiasaan, watak, perasaan, sikap yang baik yang layak. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1988), etika adalah:

1. Ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral2. Kumpulan atau seperangkat asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak3. Nilai yang benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat

Menurut Kamus Kedokteran (Ramali dan Pamuncak, 1987) etika adalah pengetahuan tentang perilaku yang benar dalam suatu profesi.

Etika kedokteran adalah pengetahuan tentang perilaku professional para dokter dan dokter gigi dalam menjalankan pekerjaannya sebagaimana tercantum dalam lafal

Page 2: Skenario 1 Blok Etik

sumpah dan kode etik masing masing yang telah disusun oleh organisasi profesinya bersama-sama pemerintah.

LO. 2.2. Memahami dan Menjelaskan Kaidah Dasar Bioetika Beneficence dan Autonomi

1. Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan berbagai ilmu dibidang biologi dan kedokteran baik skala mikro maupun makro masa kini dan mendatang

2. Beneficence (berbuat baik) yaitu prinsip etika berbuat baik menyangkut kewajiban membantu orang lain, dilakukan dengan mengupayakan manfaat maksimal dengan kerugian minimal. Prinsip ini diikuti prinsip tidak merugikan yang menyatakan bahwa jika orang tidak dapat melakukan hal-hal yang bermanfaat setidak-tidaknya jangan merugikan orang lain.Contoh : Seorang wanita terpotong tangannya sewaktu bekerja. Wanita tersebut lalu dilarikan ke IGD dan ditangani oleh seorang dokter. Dokter memberitahukan bahwa tendo nya terpotong, wanita tersebut tidak bersedia bila dilakukan penjahitan pada tendonnya namun, ia menginginkan tangannya sembuh kemudian tendon dijahit tanpa ada kelinan. Wanita tersebut tidak menyadari bahwa dokter sudah melakuakna tindakan yang terbaik terhadap dirinya.

3. Autonomi adalah kemampuan melakukan pemikiran dan tindakan (merealisasikan keputusan dan kemampuan melaksanakannya) hak penentu dari sisi pandang pribadi berdasarkan pandangan J. Stuart mill

LO. 2.3. Memahami dan Menjelaskan Etika Klinik

Etika klinik adalah disiplin praktis yang memberikan pendekatan terstruktur dalam membantu mengambil keputusan dengan mengidentifikasikan, menganalisa dan memecahkan isu etik dalam kedokteran klinis.

Menurut Johnson, dalam pelaksanaan etika klinik ada empat topik yang terkait, yaitu:

1. Indikasi medisKemampuan seorang dokter untuk melakukan penilaian klinis yang mencakup diagnosis dan intervensi sebagai hasil pendidikan, pengalaman dan sikap profesionalismenya

2. Preferensi atau pilihan penderitaSikap penderita terhadap anjuran dokternya, berupa persetujuan atau penolakan

3. Quality of Life (QOL) / Mutu kehidupanPerlu ditentukan apakah QOL penderita setelah sakit dan mendapat pengobatan itu akan menurun, menetap atau bertambah baik

Page 3: Skenario 1 Blok Etik

4. Faktor-faktor kontekstualFaktor eksternal yang ada kaitannya dengan pengobatan dan perawatan penderita, seperti keluarga, sosial, ekonomi, budaya dan hukum

LO. 2.4. Memahami dan Menjelaskan Hubungan Etik dengan Hukum

Persamaan etik dengan hukum adalah:

1. Sama-sama alat untuk mengatur tertibnya hidup bermasyarakat2. Sebagai objeknya adalah tingkah laku manusia3. Mengandung hak dan kewajiban anggota masyarakat agar tidak merugikan orang lain4. Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi5. Sumbernya adalah hasil pemikiran para pakar dan pengalaman para anggota senior

Perbedaan etik dengan hukum adalah:1. Etik berlaku untuk lingkungan profesi

Hukum berlaku untuk umum2. Etik disusun berdasarkan kesepakatan anggota profesi

Hukum disusun oleh badan pemerintah3. Etik tidak seluruhnya tertulis

Hukum tercantum secara rinci dalam kitab UU dan berita Negara4. Sanksi terhadap pelanggaran etik berupa tuntutan

Pelanggaran hukum berupa tuntutan5. Pelanggaran etik diselesaikan oleh (MKDKI) yang dibentuk konsil kedokteran

Indonesia (MKEK) yang dibentuk Ikatan Dokter Indonesia (IDI)Pelanggaran hukum diselesaikan oleh pengadilan

6. Penyelesaian pelanggaran etik tidak selalu disertai bukti fisikPenyelesaian pelanggaran hukum memerlukan bukti fisik

LI. 3. Memahami dan Menjelaskan Hubungan Dokter - Pasien

LO. 3.1. Memahami dan Menjelaskan Pola Hubungan Dokter – Pasien

Merupakan hubungan yang berdasarkan atas kepercayaan antara keduanya. Teori hubungan dokter – pasien dapat dilukiskan dari aspek sifat, yaitu:

a) Bersifat religiousb) Bersifat paternalisticc) Bersifat penyedia jasa dan konsumend) Bersifat upaya bersama dan kemitraan

LO. 3.2. Memahami dan Menjelaskan Jenis-jenis Perjanjian Kontrak Terapeutik

Transaksi yaitu hubungan timbal balik antara dua pihak yang sepakat dalam satu hal

Page 4: Skenario 1 Blok Etik

Terapeutik yaitu terjemahan dari therapeutic yang berarti dalam bidang pengobatan Transaksi terapeutik atau persetujuan terapeutik atau kontrak terapeutik yaitu

hubungan antara dokter dan pasien di bidang jasa Bidang-bidang yang merupakan perjanjian terapeutik antara dokter – pasien:

o Pengobatan

o Diagnostik

o Preventif

o Rehabilitatif

o Promotif

LO. 3.3. Memahami dan Menjelaskan Hak dan Kewajiban Dokter

Hak-hak dokter:1. Melakukan praktik dokter setelah memperoleh Surat Izin Dokter (SID) dan Surat

Izin Praktik (SIP)2. Memperoleh informasi yang benar dan lengkap dari pasien/keluarga tentang

penyakitnya3. Bekerja sesuai standar profesi4. Menolak melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan etika, hukum,

agama, dan hati nuraninya5. Mengakhiri hubungan dengan seorang pasien jika menurut penilainnya kerja sama

pasien dengannya tidak berguna lagi, kecuali dalam keadaan gawat darurat6. Menolak pasien yang bukan bidang spesialisasinya, kecuali dalam keadaan

darurat atau tidak ada dokter lain yang mampu menanganinya7. Hak atau kebebasan pribadi (privacy) dokter8. Ketentraman bekerja9. Mengeluarkan surat-surat keterangan dokter10. Menerima imbalan jasa11. Menjadi anggota perhimpunan profesi12. Hak membela diri

Kewajiban dokter (UU No. 29 tahun 2004):1. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur

operasional serta kebutuhan medis pasien2. Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau

kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan

3. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia

4. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin pada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya

Page 5: Skenario 1 Blok Etik

5. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi

LO. 3.4. Memahami dan Menjelaskan Hak dan Kewajiban Pasien

Hak-hak Pasien:1. Hak untuk hidup, hak atas tubuhnya sendiri, dan hak untuk mati secara wajar2. Memperoleh pelayanan kedokteran yang manusiawi sesuai dengn standar profesi

kedokteran3. Memperoleh penjelasan tentang diagnosis dan terapi dari dokter yang

mengobatinya4. Menolak prosedur diagnosis dan terapi yang direncanakan, bahkan dapat menarik

diri dari kontrak terapeutik5. Memperoleh penjelasan tentang riset kedokteran yang akan diikutinya6. Menolak atau menerima keikutsertaannya dalam riset kedokteran7. Dirujuk kepada dokter spesialis kalau diperlukan, dan dikembalikan kepada

dokter yang merujuknya setelah selesai konsultasi atau pengobatan untuk memperoleh perawatan atau tindak lanjut

8. Kerahasiaan dan rekam mediknya atas hal pribadi9. Memperoleh penjelasan tentang peraturan rumah sakit10. Berhubungan dengan keluarga, penasihat, atau rohaniwan, dan lain-lain yang

diperlukan selama perawatan di rumah sakit11. Memperoleh penjelasan tentang perincian biay rawat inap, obat, pemeriksaan

laboratorium, pemeriksaan Rontgen, Ultrasonografi (USG), CT-scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan sebagainya, (kalau dilakukan) biaya kamar bedah, kamar bersalin, imbalan jasa dokter, dan lain-lainnya

Kewajiban Pasien:1. Memeriksakan diri sedini mungkin pada dokter2. Memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang penyakitnya3. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter4. Menandatangani surat-surat PTM, surat jaminan dirawat di rumah sakit, dan lain-

lainnya5. Yakin pada dokternya, dan yakin akan sembuh6. Melunasi biaya perawatan di rumah sakit, biaya pemeriksaan dan pengobatan

serta honorarium dokter

LI. 4. Memahami dan Menjelaskan Tentang Hukum Praktik Bayi Tabung dan Surrogate Motheratau Ibu Titipan Menurut Islam

LO. 4.1. Memahami dan Menjelaskan Hukum dan Praktik Bayi Tabung

Page 6: Skenario 1 Blok Etik

Bayi tabung atau fertilisasi in vitro (FIV) adalah usaha fertilisasi yang dilakukan diluar tubuh, dicawan biakan, dengan suasana yang mendekati alamiah.

Dalam menentukan hukum boleh tidaknya bayi tabung, dalam Islam masalah reproduksi bayi tabung tidak terlepas dari adanya pernikahan. Bayi tabung harus milik pasangan suami istri yang sah. Apabila pasangan suami istri tersebut telah mengupayakan pembuahan dan kelahiran alami yang ternyata tidak berhasil, maka diperbolehkan melakukan bayi tabung dengan syarat-syarat tertentu, yaitu:1. Sperma dan sel telur berasal dari pasangan suami istri, ketika embrio diimplantasikan

ke dalam rahim, suami istri tersebut masih dalam ikatan perkawinan yang sah2. Alasan dilakukannya untuk memperoleh anak yang sholeh yang akan menegakkan

agama Islam

Dari Abdillah bin ‘Amr, Rasulullah SAW bersabda: “Menikahlah kalian dengan perempuan subur (peranak), sebab sesungguhnya aku akan berbangga dengan mereka (di hadapan para nabi) dengan banyaknya jumlah kalian pada Hari Kiamat” (HR. Ahmad).

LO. 4.2. Memahami dan Menjelaskan Hukum dan Praktik Surrogate MotherSurrogate mother adalah perbuatan dimana pasangan suami istri yang ingin

mempunyai anak membayar ibu tumpang atau jasa seseorang yang sanggup mengandung anak hasil buah mereka dan dengan syarat si ibu tumpang akan menyerahkan anak tersebut setelah lahir.

Hukum melakukan surrogate mother, mayoritas ulama menolak praktik surrogate mother, alasan utamanya karena banyak menimbulakan persoalan hukum. Bahtsul Masail NU pada muktamar ke-29 tahun 1994 menetapkan hukum surrogate mother tidak sah dan haram.

Mudaratnya: a) Menjadi sumber konflik antara pihak penyewa dan pemilik rahimb) Terjadi komersialisasi rahimc) Tidak terjadi hubungan keibuan antara anak dengan ibu

Maslahatnya: untuk menyelamatkan kelebihan embrio dari tindakan pemusnahan karena dianggap tidak menghormati kehidupan insane dan merupakan pembunuhan dengan sengaja

Daftar pustaka

Page 7: Skenario 1 Blok Etik

Etik kedokteran dan hukum kesehatan, jilid 3 dan 4