sifat fisik, kimia dan sensori mayonnaise dengan …
TRANSCRIPT
SIFAT FISIK, KIMIA DAN SENSORI MAYONNAISE
DENGAN BERBAGAI JENIS MINYAK NABATI
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Teknologi Pertanian
Oleh :
YHONAS PRABOWO
D.131.16.0067
PROGRAM STUDI S-1 TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS SEMARANG
2020
i
LEMBAR PENGESAHAN I
1. Judul : Sifat Fisik, Kimia, dan Sensori Mayonnaise dengan
Berbagai Jenis Minyak Nabati
2. Nama : Yhonas Prabowo
3. NIM : D.131.16.0067
4. Program Studi : S-1 Teknologi Hasil Pertanian
5. Tanggal : 24 Agustus 2020
Disetujui,
Pembimbing Utama Pembimbing Anggota
(Ir. M Sudjatinah, M.Si.) (Aldila Sagitaning Putri, S.Si., M.Sc.)
NIDN. 0610076101 NIDN. 0606128101
Mengetahui
Ketua Jurusan Dekan
Teknologi Hasil Pertanian Teknologi Hasil Pertanian
(Ir. Sri Haryati, M.Si.) (Dr. Ir. Haslina, M.Si.)
NIDN. 0608055601 NIDN. 0016016501
ii
LEMBAR PENGESAHAN II
1. Judul : Sifat Fisik, Kimia, dan Sensori Mayonnaise dengan
Berbagai Jenis Minyak Nabati
2. Nama : Yhonas Pra bowo
3. NIM : D.131.16.0067
4. Program Studi : S-1 Teknologi Hasil Pertanian
5. Tanggal :
Mengetahui
Penguji I Penguji II
(Ir. M Sudjatinah, M.Si.) (Aldila Sagitaning Putri, S.Si., M.Sc.)
NIDN. 0610076101 NIDN. 0606128101
Penguji III Panitia Ujian Skripsi
(Iswoyo, S.Pt., M.P.) (Ir. Sri Haryati, M.Si.)
NIDN. 0606126801 NIDN. 0608055601
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Yhonas Prabowo
NIM : D.131.16.0067
Program Studi S-1 : Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas : Teknologi Pertanian
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul :
Sifat Fisik, Kimia, dan Sensori Mayonnaise dengan Berbagai Jenis
Minyak Nabati adalah hasil penelitian saya sendiri dan belum pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi. Dalam skripsi ini tidak
terdapat karya atau pendapat orang lain yang pernah ditulis atau diterbitkan,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan dicantumkan dalam daftar
pustaka.
Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan tidak benar pernyataan ini, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.
Semarang, Agustus 2020
Yang menyatakan
Yhonas Prabowo
iv
ABSTRAK
Yhonas Prabowo, M Surjatinah, dan Aldila Sagitaning Putri.
Mayonnaise merupakan produk emulsi minyak dalam air (o/w).
Komponen utama mayonnaise adalah lemak atau minyak yang berasal dari
minyak nabati. Lemak atau minyak sangat berpengaruh terhadap sifat fisik, kimia,
dan karakteristik mayonnaise karena kandungan jenis asam lemaknya. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perbedaan penggunaan minyak nabati
dalam pembuatan mayonnaise terhadap sifat fisik, kimia, dan sensori mayonnaise
dan perlakuan terbaik dari penggunaan berbagai jenis minyak nabati. Penelitian
ini dilakukan secara eksperimen, menggunakan rancangan acak kelompok (RAK)
dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan yaitu minyak sawit (P1), minyak kelapa (P2),
minyak jagung (P3), dan minyak bunga matahari (P4) sedangkan variabel yang
diamati antara lain viskositas, kadar air, kadar lemak, kadar protein, dan sensori
(warna, aroma, dan rasa). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
berbagai jenis minyak nabati berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap sifat fisik
(viskositas), kimia (kadar air, kadar lemak, dan kadar protein) dan sensori (warna,
aroma, dan rasa) mayonnaise. Perlakuan minyak jagung (P3) dipilih sebagai
produk terbaik oleh panelis tidak terlatih dengan skor warna sebesar 6,00, aroma
sebesar 6,00, rasa sebesar 4,00, viskositas sebesar 486,14 cP, kadar air sebesar
20,67%, kadar lemak sebesar 72,75%, dan kadar protein sebesar 1,84% dimana
telah memenuhi syarat mutu mayonnaise (SNI 01-4473-1998).
Kata Kunci : mayonnaise, minyak nabati.
v
ABSTRACT
Yhonas Prabowo, M Sudjatinah, dan Aldila Sagitaning Putri
Mayonnaise is an emulsion product of oil in water (o/w). The main
component of mayonnaise is fat or oil that came from vegetable oil. The fat or oil
strongly affects the physical, chemical, and the characteristic of the mayonnaise
since the ingredients and the type of fatty acid. The goal of this research is to
know the effect of the different types of vegetable oil in the mayonnaise making
process of mayonnaise affect the physical, chemical, and the sensory of the
mayonnaise and the best result of several types of different vegetable oil. This
research conduct with a randomized block design (RBD) method with 4 samples
and 6 repetitions, those are palm oil (P1), coconut oil (P2), corn oil (P3), and
sunflower oil (P4) and the variables that observed are viscosity, water content, fat
content, protein content, and sensory (color, aroma, and flavor), the result of this
research shows that the usage of the different types of vegetable oil significantly
affects (p<0,05) the physical (viscosity), chemical (water content, fat content, and
protein content), and the sensory (color, aroma, and flavor) of the mayonnaise.
The corn oil sample (P3) is chosen as the best product of untrained panelist with
the color scored 6,00, aroma scored 6,00, falvor scored 4,00, viscosity 486,14cP,
water content 20,67%, fat content 72,75% and the protein content 1,84% which
fulfill the quality standard of a mayonnaise (SNI 01-4473-1998).
Keywords: mayonnaise, vegetable oil.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat petunjuk dan kemudahan yang diberikan kepada penulis sehingga
penulis dapat melaksanakan penelitian yang berjudul ”Sifat Fisik, Kimia, dan
Sensori Mayonnaise dengan Berbagai Jenis Minyak Nabati”.
Dalam melaksanakan maupun menyusun laporan penelitian ini penulis
banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Haslina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Semarang.
2. Ir. Sri Haryati, M.Si. selaku Ketua Jurusan Fakultas Teknologi Pertanian
Univeritas Semarang.
3. Ir. M Sudjatinah, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah sabar
memberikan bimbingan dan pengarahan dengan segala kekurangan saya
selama penulisan laporan ini.
4. Aldila Sagitaning Putri, S.Si., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing dengan kesabarannya.
5. Iswoyo, S.Pt., M.P. selaku Dosen Penguji, terima kasih atas seluruh masukan
dan kritikan yang membangun dalam perbaikan penulisan laporan penelitian
ini.
6. Ir. Bambang Kunarto, M.P. selaku Dosen Wali yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan selama studi. Terima kasih banyak atas bimbingan
dan kesabarannya dalam melakukan bimbingan studi.
vii
7. Semua tenaga pendidik dan tenaga kependidikan Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Semarang atas segala bantuan, saran, dan kritik yang
telah diberikan dalam penyusunan laporan skripsi ini.
8. Kedua orang tua, kakak serta keluarga besar terimakasih atas doa yang tiada
henti, dukungan moral, material, dan semangat dalam mendampingi
penelitian dan menyelesaikan laporan skripsi ini.
9. Teman-teman FTP angkatan 2016 (Hardina, Cyntia, Ainun, Eriska, dan
semuanya) yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, kalian luar biasa,
semoga kita bisa tetap bersama.
10. Mas Lucky dan Mbak Fernida yang selalu membantu dan bersedia
kurepotkan selama penelitian.
11. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan penelitian ini masih
terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan.
Akhir kata, harapan penulis semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.
Semarang. Agustus 2020
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN I .......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN II ........................................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................................... iv
ABSTRACT ....................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 3
E. Hipotesis ....................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 4
A. Minyak Kelapa Sawit ................................................................................... 4
B. Minyak Kelapa ............................................................................................. 6
C. Minyak Jagung ............................................................................................. 9
D. Minyak Biji Bunga Matahari ..................................................................... 11
E. Mayonnaise ................................................................................................ 12
F. Bahan Pembuatan Mayonnaise .................................................................. 14
G. Proses Pembuatan Mayonnaise .................................................................. 18
ix
H. Kadar Air .................................................................................................... 19
I. Kadar Lemak .............................................................................................. 19
J. Kadar Protein ............................................................................................. 19
K. Viskositas ................................................................................................... 20
L. Uji Sensori .................................................................................................. 21
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................. 22
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 22
B. Bahan dan Alat ........................................................................................... 22
C. Prosedur Penelitian..................................................................................... 22
D. Rancangan Percobaan ................................................................................ 26
E. Prosedur Analisis ....................................................................................... 27
F. Analisis Data .............................................................................................. 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 31
A. Analisis Sifat Fisik & Kimia Berbagai Jenis Minyak Nabati Mayonnaise 31
1. Kadar Air ................................................................................................ 31
2. Viskositas (Cp) ....................................................................................... 33
3. Kadar Lemak .......................................................................................... 36
4. Kadar Protein .......................................................................................... 39
B. Uji Sensori .................................................................................................. 42
1. Sensori Warna ........................................................................................ 42
2. Sensori Aroma ........................................................................................ 44
3. Sensori Rasa ........................................................................................... 46
BAB V KESILMPULAN DAN SARAN .................................................................. 50
A. Kesimpulan ................................................................................................ 50
B. Saran ........................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 51
LAMPIRAN ................................................................................................................... 56
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Komposisi Asam Lemak pada Minyak Kelapa Sawit .............................. 5
Tabel 2. Syarat Mutu Minyak Kelapa Sawit ........................................................... 6
Tabel 3. Komposisi Asam Lemak Pada Minyak Kelapa (VCO) ............................ 7
Tabel 4. Syarat Mutu Minyak Kelapa/VCO. .......................................................... 8
Tabel 5. Kandungan Asam Lemak Pada Minyak Jagung ....................................... 9
Tabel 6. Syarat Mutu Minyak Jagung ................................................................... 10
Tabel 7. Kandungan Asam Lemak Pada Minyak Biji Bunga Matahari. ............... 12
Tabel 8. Syarat Mutu Mayonnaise. ....................................................................... 13
Tabel 9. Komposisi Gizi Kuning Telur Ayam per 100g bahan ............................ 14
Tabel 10. Formula Mayonnaise dengan Berbagai Jenis Minyak Nabati .............. 26
Tabel 11. Skor Terhadap Sensori (Warna, Rasa, dan Aroma) Mayonnaise ......... 30
Tabel 12. Kadar Air Mayonnaise dengan Berbagai Jenis Minyak Nabati ............ 31
Tabel 13. Viskositas Mayonnaise dengan Berbagai Jenis Minyak Nabati ........... 34
Tabel 14. Kadar Lemak Mayonnaise dengan Berbagai Jenis Minyak Nabati ...... 37
Tabel 15. Kadar Protein Mayonnaise dengan Berbagai jenis Minyak Nabati ...... 40
Tabel 16. Skor terhadap Warna Mayonnaise ........................................................ 42
Tabel 17. Skor terhadap Aroma Mayonnaise ........................................................ 44
Tabel 18. Skor Terhadap Rasa Mayonnaise .......................................................... 46
Tabel 19. Hasil Penentuan Mayonnaise Terbaik................................................... 49
Tabel. 20. Kadar Air Mayonnaise dengan Berbagai Jenis Minyak Nabati. .......... 56
Tabel. 21. Viskositas Mayonnaise dengan Berbagai Jenis Minyak Nabati. ......... 58
Tabel. 22. Kadar Lemak Mayonnaise dengan Berbagai Jenis Minyak Nabati ..... 60
Tabel. 23. Kadar Protein Mayonnaise dengan Berbagai Jenis Minyak Nabati ..... 62
Tabel 24. Skor Terhadap Warna Mayonnaise ....................................................... 68
Tabel 25. Skor Terhadap Aroma Mayonnaise ...................................................... 76
Tabel 26. Skor Terhadap Rasa Mayonnaise .......................................................... 84
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Mayonnaise ................................................ 18
Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Mayonnaise ( Sumber: Data Primer) ......... 25
Gambar 3. Diagram Batang Kadar Air Mayonnaise ............................................. 32
Gambar 4. Diagram Batang Viskositas Mayonnaise ............................................ 34
Gambar 5. Diagram Batang Kadar Lemak Mayonnaise ....................................... 37
Gambar 6. Diagram Batang Kadar Protein Mayonnaise ....................................... 40
Gambar 7. Diagram Batang Terhadap Warna Mayonnaise .................................. 43
Gambar 8. Diagram Batang Terhadap Aroma Mayonnaise .................................. 45
Gambar 9. Diagram Batang Terhadap Rasa Mayonnaise ..................................... 47
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Analisis Statistik Kadar Air (%) ....................................................... 56
Lampiran 2. Analisis Statistik Viskositas (cP) ...................................................... 58
Lampiran 3. Analisis Statistik Kadar Lemak (%) ................................................. 60
Lampiran 4. Analisis Statistik Kadar Protein (%) ................................................. 62
Lampiran 5 Rata – Rata Standar Deviasi .............................................................. 64
Lampiran 6. Analisis Statistik Organoleptik Warna Mayonnaise ......................... 68
Lampiran 7. Analisis Statistika Aroma Mayonnaise............................................. 76
Lampiran 8. Analisis Statistika Aroma Mayonnaise............................................. 84
Lampiran 9. Kuisioner Uji Hedonik...................................................................... 92
Lampiran 10. Dokumentasi Proses Pembuatan Mayonnaise ................................ 94
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mayonnaise merupakan produk olahan pangan dengan sistem emulsi
minyak dalam air (o/w) dengan konsentrasi minyak yang tinggi, terbuat dari
air, garam, gula, minyak, jeruk lemon, dan kuning telur (Laca dkk, 2010).
Kuning telur merupakan pengemulsi yang baik karena mengandung lesitin
dalam bentuk kompleks yaitu lechitoprotein. Lechitoprotein merupakan
lipoprotein yang memiliki peranan sebagai bahan pengemulsi dalam kuning
telur.
Penggunaan minyak nabati dalam pembuatan mayonnaise dapat
mencapai 50-75% dari total bahan baku mayonnaise (Amertaningtyas dan
Jaya, 2012). Tingginya konsentrasi minyak yang digunakan ini sangat
menentukan karakteristik fisikokimia dan sensori produk mayonnaise.
Mayonnaise merupakan salah satu jenis saus dressing (dressing sauce)
yang paling banyak penggunaannya pada beragam produk pangan di dunia
saat ini. Di Indonesia, mayonnaise telah lama dikenal oleh masyarakat dan
sering digunakan sebagai dressing sauce pada produk makanan, seperti salad,
burger, pizza, sandwitch, kentang goreng, risoles, sosis dan sebagainya
(Rahmawati dkk, 2015).
Tiga komponen utama pembentuk mayonnasie terdiri dari larutan asam
sebagai medium pendispersi, kuning telur sebagai emulsifier, dan minyak
nabati sebagai medium terdispersi. Ketiga komponen utama dalam pembuatan
2
mayonnaise harus dalam keadaan seimbang. Hal ini perlu diperhatikan untuk
menghasilkan mayonnaise dengan kualitas yang baik dari segi organoleptik,
tekstur, viskositas, dan kestabilan emulsi. Salah satu indikator kualitas sifat
fisik mayonnaise adalah viskositas. Viskositas suatu emulsi tidak hanya
mempengaruhi sifat organoleptik, terutama kenampakan keseluruhan, tetapi
juga mempengaruhi proses pengolahan dan daya simpan produk. Mayonnaise
dari minyak nabati telah berkembang di Perancis yaitu berasal dari minyak
kanola, minyak biji matahari, dan minyak zaitun, namun tidak menutup
kemungkinan mayonnaise dibuat dari minyak nabati lain, seperti minyak
sawit, minyak kelapa, dan minyak jagung (Usman dkk, 2015).
Berkaitan dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian pembuatan mayonnaise dengan berbagai
jenis minyak nabati dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh terhadap sifat
fisik, kimia dan sensori mayonnaise.
B. Rumusan Masalah
Di Indonesia banyak ditemukan jenis minyak nabati seperti: minyak
kelapa sawit, minyak kelapa, minyak jagung, dan minyak biji bunga matahari.
Mengingat potensi yang dimiliki, maka perlu dilakukan penelitian tentang
perbedaan penggunaan minyak nabati dalam pembuatan mayonnaise terhadap
sifat fisik, kimia dan sensori.
3
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh perbedaan penggunaan minyak nabati dalam
pembuatan mayonnaise terhadap sifat fisik, kimia, dan sensori.
2. Mengetahui jenis minyak nabati yang terbaik dalam pembuatan
mayonnaise.
D. Manfaat Penelitian
Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti, industri pangan,
dan masyarakat luas tentang perbedaan jenis minyak nabati terhadap sifat
fisik, kimia dan sensori mayonnaise.
E. Hipotesis
H0: Tidak ada pengaruh perlakuan perbedaan jenis minyak nabati terhadap
sifat fisik, kimia dan sensori mayonnaise.
H1: Terdapat pengaruh perlakuan terbaik perbedaan jenis minyak nabati
terhadap sifat fisik, kimia dan sensori mayonnaise.
Dengan kriteria sebagai berikut :
Fhit < Ftab = H0 diterima Fhit ≥ Ftab = H1 diterima
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Minyak Kelapa Sawit
Kelapa sawit (Elaesis guineensis) dari famili palmae merupakan salah
satu sumber minyak nabati. Potensi kelapa sawit di Indonesia sangat besar,
penyebaran perkebunan kelapa sawit di Indoneisa saat ini sudah berkembang
di 22 provinsi. Tanaman kelapa sawit memiliki banyak kegunaan. Hasil
tanaman ini dapat digunakan pada industri pangan dan non pangan (Dianto
dkk, 2017).
Minyak kelapa sawit mengandung senyawa antioksidan seperti
betakaroten, tokoferol dan tokotrienol. Asam lemak yang terkandung di
dalam minyak kelapa sawit sebagian besar adalah asam lemak jenuh yaitu
asam palmitat. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal diantara
atom-atom karbon penyusunnya, sedangkan asam lemak tak jenuh
mempunyai paling sedikit satu ikatan rangkap diantara atom-atom karbon
penyusunnya. Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (Almatsier, 2001), asam
lemak tak jenuh mengandung dua atau lebih ikatan rangkap, berbentuk cair
pada suhu 25oC bahkan pada suhu dingin karena titik beku asam lemak tak
jenuh lebih tinggi dibandingkan titik beku asam lemak jenuh, sehingga
minyak yang tinggi asam lemak tak jenuh sering digunakan dalam
pengolahan mayonnaise. Trigliserida dapat berbentuk cair atau padat,
tergantung asam lemak penyusunnya. Trigliserida akan berbentuk cair jika
mengandung sejumlah besar asam lemak tak jenuh yang mempunyai titik cair
5
rendah. Berikut adalah komposisi asam lemak pada minyak sawit dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Asam Lemak pada Minyak Kelapa Sawit
Asam lemak Minyak kelapa sawit terhadap asam lemak total (%)
Kisaran Rata-Rata
Asam lemak jenuh :
Kaproat - -
Kaprilat - -
Kaprat - -
Laurat 0,1 - 1,0 0.2
Miristat 0,9 - 1,5 1.1
Palmiat 41,8 - 45,8 44.0
Stearate 4,2 - 5,1 4.5
Arakidat - -
Asam lemak tak
jenuh :
Palmitoleat 0.1 - 0.3 0.1
Oleat 37.3 - 40.8 39.2
Linoleiat 9.1 - 11.0 10.1
Linolenat 0.0 - 0.6 0.4
Arakidonat 0.2 - 0.7 0.4
Reksadekadonat - -
Sumber : Hariyadi (2014).
Selain kaya akan tokoferol, minyak kelapa sawit memiliki jumlah
asam lemak tak jenuh dan asam lemak jenuh yang seimbang. Lemak dengan
kandungan asam lemak jenuh yang tinggi lebih sulit membentuk emulsi
daripada lemak yang mengandung asam lemak dengan satu atau dua ikatan
rangkap dengan jumlah atom karbon yang sama. Lemak yang mengandung
asam lemak jenuh dengan rantai yang lebih pendek akan lebih mudah
membentuk emulsi daripada lemak dengan asma lemak jenuh rantai panjang
(Widhiastuti, 2011).
6
Minyak sawit berperan cukup penting dalam berbagai industri, baik
pangan maupun non-pangan, banyak menggunakan sebagai bahan baku.
Berdasarkan peranan dan kegunaan minyak sawit tersebut, maka mutu dan
kualitasnya harus diperhatikan. Berikut adalah syarat mutu minyak kelapa
sawit dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Syarat Mutu Minyak Kelapa Sawit
No Jenis Uji Satuan Persyaratan
1 Keadaan
- Bau - normal
- Rasa - normal
- Warna merah/kuning maks 5,0/50
2 Kadar air dan bahan
menguap (b/b) % Maks 0,1
3
Asam lemak bebas
(dihitung sebagai asam
palmitat)
% Maks 0,3
4 Bilangan peroksida Mek O2/kg Maks 10*
5 Vitamin A IU/g Min 45*
6 Minyak pelikan Negatif
7 Cemaran
- Kadmium (Cd) Mg/kg Maks 0,2
- Timbal (Pb) Mg/kg Maks 0,1
- Timah (Sn) Mg/kg Maks 40,0/250,0**
- Merkuri (Hg) Mg/kg Maks 0,05
8 Cemaran arsen (As) Mg/kg Maks 0,1
Sumber : BSN – SNI 7709-2012 (2012)
B. Minyak Kelapa
Minyak kelapa merupakan minyak kelapa yang diproses dari kelapa
segar dengan atau tanpa pemanasan dan tidak melalui pemurnian dengan
bahan kimia. Dibandingkan dengan minyak kelapa yang diolah secara
tradisional, minyak kelapa memiliki keunggulan yaitu kadar air dan asam
lemak bebas rendah, tidak berwarna, beraroma harum, dan daya simpan lebih
7
lama. Dalam perkembangannya minyak kelapa telah dimanfaatkan sebagai
bahan baku farmasi, kosmetik, dan pangan (Sukandar dkk, 2009).
Virgin coconut oil (VCO) merupakan hasil olahan kelapa yang bebas
dari Trans Fatty Acid (TFA) atau asam lemak-trans. Asam lemak trans dapat
terjadi akibat proses hidrogenasi. Sehingga, ekstraksi minyak kelapa
dilakukan dengan proses pendingin. Virgin Coconut Oil atau minyak kelapa
murni mengandung asam lemak rantai sedang yang mudah dicerna dan
dioksidasi oleh tubuh sehingga mencegah penimbunan dalam tubuh.
Disamping itu, ternyata kandungan antioksidan di dalam VCO pun sangat
tinggi seperti tokoferol dan betakaroten. Antioksidan ini berfungsi untuk
mencegah penuaan dini dan menjaga vitalitas tubuh (Anwar dan Salima,
2016). Berikut adalah komposisi asam lemak pada minyak kelapa murni
(VCO) dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Komposisi Asam Lemak Pada Minyak Kelapa (VCO).
Asam Lemak Jumlah (%)
Asam Lemak Jenuh
Asam Laurat 43,0 – 53,0
Asam Miristat 16,0-21,0
Asam Kaprat 4,5-8,0
Asam Palmiat 7,5 – 10,0
Asam Kaprilat 5,0 – 10,0
Asam Kaproat 0,4 – 0,6
Asam lemak tidak jenuh
Asam Oleat 1,0 – 2,5
Asam Palmitoleat 2,0 -4,0
Sumber : Setiaji dan Prayugo (2006).
8
Minyak kelapa berperan cukup penting dalam berbagai industri, baik
pangan maupun non-pangan. Berdasarkan peranan dan kegunaan minyak
kelapa tersebut, maka mutu dan kualitasnya harus diperhatikan. Berikut
adalah syarat mutu minyak kelapa pada Tabel 4.
Tabel 4. Syarat Mutu Minyak Kelapa/VCO.
No Jenis Uji Satuan Persyaratan
1
Keadaan
- Bau Khas kelapa segar,
tidak tengik
- Rasa Normal, khas minyak
kelapa
- Warna Tidak berwarna hingga
kuning pucat
2 Air dan senyawa yang
menguap % Maks 0,2
3 Bilangan iod g iod/100g 4,1 – 11,0
4 Asam lemak bebas (dihitung
sebagai asam laurat) % Maks 0,2
5 Bilangan peroksida mg ek/kg Maks 2,0
6 Asam lemak :
- Asam kaproat (C6:0) % ND – 0,7
- Asam kaprilat (C8:0) % 4,6 – 10,0
- Asam kaprat (C10:0) % 5,0 – 8,0
- Asam laurat ((C12:0) % 45,1 – 53,2
- Asam Miristat (C14:0) % 16,8 – 21
- Asam Palmitat (C16 :0) % 7,5 – 10,2
- Asam strearat (C18) % 2,0 – 4,0
- Asam Oleat (C18:1) % 5,0 – 10,0
- Asam Linoleat (C18:2) % 1,0 – 2,5
- Asam Linolenat (C18:3) % ND – 0,2
7 Cemaran mikroba
Angka lempeng total koloni/ml Maks 10
8 Cemaran logam :
- Timbal (Pb) mg/kg Maks 0,1
- Tembaga (Cu) mg/kg Maks 0,4
- Besi (Fe) mg/kg Maks 5,0
- Cadmium (Cd) mg/kg Maks 0,1
9 Cemaran Arsen (As) mg/kg Maks 0,1
Catatan ND = No detection (tidak terdeteksi)
Sumber : BSN – SNI 7381-2008 (2008).
9
C. Minyak Jagung
Minyak jagung merupakan minyak yang kaya akan asam lemak tidak
jenuh, yaitu asam linoleat dan linolenat. Kedua asam lemak tersebut dapat
menurunkan kolesterol darah dan menurunkan resiko serangan jantung
koroner. Minyak jagung juga kaya akan tokoferol (Vitamin E) yang berfungsi
untuk fungsi stabilitas terhadap ketengikan. Didalam minyak jagung terdapat
vitamin-vitamin yang terlarut yang dapat digunakan juga sebagai bahan non-
pangan yaitu obat-obatan. Minyak jagung dapat digunakan sebagai alternatif
untuk pencegahan penyakit jantung koroner. Tetapi pemanfaatan jagung di
Indonesia untuk di produksi menjadi minyak jagung masih rendah (Dwiputra
dkk, 2015). Berikut adalah kandungan asam lemak pada minyak jagung dapat
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Kandungan Asam Lemak Pada Minyak Jagung.
Kandungan Jumlah (%)
Asam Oleat 19-49
Asam Linoleat 34-62
Asam Palmiat 8-12
Asam Stearat 2,5-4,5
Vitamin E >40
Asam Miristat 0,1
Asam Palmitoleat 0,1
Asam Linolenat 1,2
Sumber : Dwiputra dkk, 2015
Minyak jagung sebagai minyak makanan adalah minyak yang
diperoleh dari lembaga biji jagung (Zea mays L) dan telah mengalami proses
pemurnian dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan yang diizinkan
10
(SNI, 1998 Minyak jagung memiliki beberapa persyaratan mutu). Adapun
parameter persyaratan mutu minyak jagung dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Syarat Mutu Minyak Jagung.
No Jenis Uji Satuan Persyaratan
1 Keadaan:
- Bau - Normal
- Rasa - Normal
- Warna - Kuning
2 Air dan Kotoran % b/b Maks 0,2
3 Bilangan Peroksida Meg O2/kg Maks 10
4 Asam Lemak Bebas
(sebagai asam oleat)
% b/b Maks 0,2
5 Bilangan Iod g Iod/100 g 28-103
6 Asam Lemak :
- Asam Laurat (C 12:0) % <0,3
- Asam Miristat C 14:0 % <0,3
- Asam Palmiat C 16:0 % 9-14
- Asam Palmitoleat C 16:1 % <0,5
- Asam Elaidat C 18:1 % 24-42
- Asam Linoleat C 18:2 % 34-62
- Asam Linolenat C 18:3 % <0,2
- Asam Arakidat C 20:0 % <0,1
- Asam Eicosanoat C 20:1 % <0,5
- Asam Beheneat C 22:0 % <0,5
- Asam Lignoserat C 24:0 % <0,5
7
Bahan tambahan makanan
- Antioksidan Sesuai SNI 01-0222-
1995 peraturan
Permenkes No
722/Menkes/Per/IX/199
8
8 Cemaran Logam:
- Besi (Fe) mg/kg Maks 1,5
- Seng (Zn) mg/kg Maks 40,0
- Tembaga (Cu) mg/kg Maks 0,1
- Timah (Sn) mg/kg Maks 40,0/250,0*
- Timbal (Pb) mg/kg Maks 0,1
- Raksa (Hg) mg/kg Maks 0,05
9 Cemaran Arsen (As) mg/kg Maks 0,1
*) Dikemas dalam kering
Sumber : BSN – SNI 01-3394-1998 (1998).
11
D. Minyak Biji Bunga Matahari
Mayonnaise dari minyak nabati telah berkembang di Prancis yaitu
berasal dari minyak kanola, minyak biji matahari, dan minyak zaitun. Bunga
matahari (Helianthus annuus L) termasuk famili Compositae.Tanaman bunga
matahari berasal dari Meksiko dan Peru Amerika Latin. Di Indonesia, bunga
matahari sudah di teliti sejak tahun 1970. Pada mulanya tanaman bunga
matahari dikenal sebagai tanaman hias, kini manfaatnya semakin luas. Salah
satu produk utama bunga matahari adalah biji-bijinya yang diolah sebagai
bahan baku industri makanan berupa kwaci dan penghasil minyak nabati yang
dibutuhkan dalam isdustri minyak (Katja, 2012).
Biji bunga matahari salah satu jenis minyak nabati yang masih sangat
terbatas perkembangannya di Indonesia, Impor biji dan minyak matahari
umumnya untuk pembuatan makanan, obat-obatan dan bahan industri.
Kandungan biji bunga matahari kaya akan protein, lemak dan karbohidrat.
Minyak biji bunga matahari mempunyai kandungan asam lemak tak jenuh
mencapai 91% lebih banyak dibandingkan oleat dan linoleat yang terdapat
pada minyak kedelai, kacang tanah, jagung, kelapa sawit sehingga baik untuk
kesehatan (Pramushinta, 2016). Berikut adalah kandungan asam lemak pada
minyak biji bunga matahari dapat dilihat pada Tabel 7.
12
Tabel 7. Kandungan Asam Lemak Pada Minyak Biji Bunga Matahari.
Asam Lemak Rata-rata (mg/g)
Laurat C12 2,04
Miristat C14 0,57
Palmiat C16 53,60
Palmitoleat C16:1 0,54
Heptadekanoat C17 11,89
Stearat C18 15,77
Elaidat C18:1 163,97
Linoleat C18:2 678,62
Linolenat C18:3 10,28
Arakidat C20:0 1,84
Eicosanoat C20:1 1,78
Beheneat C22:0 4,95
Eriric C22:1 0,51
Sumber : Katja, 2012
E. Mayonnaise
Mayonnaise merupakan produk yang berbentuk koloid dan emulsi
yang stabil yaitu sebagai emulsi air yang tersuspensi di dalam minyak. Untuk
menghasilkan produk yang stabil tanpa adanya pemisahan perlu ditambahkan
bahan pengemulsi dan penstabil yang biasanya ditambahkan pada
mayonnaise adalah kuning telur yang banyak mengandung fosfolipid (Rasool
dkk, 2013).
Sistem emulsi yang membentuk mayonnaise merupakan sistem yang
terdiri dari dua fase yang tidak tercampur. Sistem ini terbentuk oleh satu
cairan terdispersi dengan baik dalam cairan lain yang berbentuk butiran
dengan diameter 0.01-50µm (Jaya dkk, 2013). Penggunaan emulsifier yang
kurang baik menyebabkan terjadinya kerusakan pada mayonnaise yang
ditandai dengan pemisahan antara minyak dan air. Prinsip dari pembuatan
mayonnaise adalah mencampurkan minyak nabati dengan jeruk lemon, gula,
13
garam, dan kuning telur sebagai pengemulsi yang akan membentuk sistem
emulsi. Bahan pengemulsi sangat diperlukan untuk mempertahankan
stabilitas sistem emulsi setelah pencampuran, sehingga antara minyak nabati
dan bahan yang lain tidak terpisah.
Kuning telur mengandung lesitin yang memiliki sifat surface active,
sehingga mendukung terbentuknya emulsi minyak dalam air (Setiawan dkk,
2013). Mayonnaise memiliki pH antara 3-4, pH yang rendah ini dilakukan
dengan penambahan larutan cuka atau jeruk lemon untuk mencegah adanya
bakteri Salmonella dan E. coli sehingga memenuhi syarat SNI 01-4473-1998.
Berikut adalah syarat mutu mayonnaise berdasarkan SNI 01-4473-1998 yang
menjadi standar mutu mayonnaise di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Syarat Mutu Mayonnaise.
No Jenis Uji Satuan Persyaratan
1 Keadaan
- Bau - Normal
- Rasa - Normal
- Warna - Normal
- Tekstur - Normal
2 Air % b/b Maks 30
3 Protein % b/b Min 0,9
4 Lemak % b/b Min 65
5 Karbohidrat % b/b Maks 4
6 Kalori kkal/100g Min 600
7 Pengawet - Sesuai SNI 01-0222-1995
8 Cemaran logam - Sesuai SNI 01-4473-1998
9 Cemaran arsen (As) mg/kg Maks 0,1
10 Cemaran Mikroba
- ALT Koloni/g Maks 104
- Bakteri bentuk coli APM/g Maks 10
- E.coli Koloni/10g Negatif
- Salmonela Koloni/25g negatif
Sumber : SNI 01-4473-1998.
14
F. Bahan Pembuatan Mayonnaise
Bahan baku pembuatan mayonnaise antara lain kuning telur ayam ras,
minyak nabati, jeruk lemon, gula, dan garam.
a. Kuning Telur Ayam Ras
Kuning telur sebagai salah satu produk ternak yang bernilai gizi dan
memiliki protein bermutu tinggi. Kuning telur dapat digunakan sebagai
pengemulsi yang kuat pada pembuatan mayonnaise (Jaya dkk, 2013).
Komponen kimia telur terbesar adalah air (72,8-75,6%), protein (12,8-
13,4%), dan lemak (10,5-11,8%). Kuning telur dalam pembuatan mayonnaise
akan mempengaruhi ukuran partikel minyak selama pembentukan
mayonnaise (Jones, 2007) tanpa pewarnaan pigmen kuning. Berikut
komposisi gizi kuning telur ayam per 100g bahan dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Komposisi Gizi Kuning Telur Ayam per 100g bahan.
Komposisi gizi Telur ayam
Kuning telur
Kalori (Kal) 361,0
Air (g) 49,4
Protein (g) 16,3
Lemak (g) 31,9
Karbohidrat (g) 0,7
Kalsium (mg) 157,0
Fosfor (mg) 586,0
Vitamin A (SI) 2000,0
Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1989)
Kuning telur berperan dalam membentuk dan menstabilkan emulsi
karena adanya lipoprotein. Kemampuan kuning telur sebagia zat pengemulsi
dipengaruhi oleh adanya fosfolipid (lesitin, ovosepalin, dan ovosfingomyelin)
dan perbandingan antar zat pengemulsi, misalnya lesitin dan kolesterol.
15
Kuning telur juga memiliki fungsi sebagai pewarna pada mayonnaise karena
adanya pigmen kuning dari xantofil, lutein, beta karoten, dan kriptoxantin
(Mutiah, 2002).
Lesitin kuning telur mempunyai gugus polar dan non polar. Gugus
polar yang terdapat pada ester fosfatnya bersifat hidrofilik dan mempunyai
kecenderungan larut dalam air, sedangkan gugus non polar yang terdapat
pada ester asam lemaknya adalah lipofilik yang mempunyai kecenderungan
untuk larut dalam lemak atau minyak (Winarno, 2008).
b. Minyak Nabati
Minyak nabati merupakan salah satu bahan yang paling penting dalam
pembuatan mayonnaise. Ada dua fungsi utama minyak, yaitu sebagai
peningkat mutu sensori dan sebagai sumber lemak yang berkontribusi
terhadap energi. Menurut Amin dkk, (2014) mayonnaise dapat dibuat dari
beberapa jenis minyak nabati. Beberapa penelitian menggunakan berbagai
jenis minyak nabati dalam pembuatan mayonnaise, diantaranya adalah
minyak kelapa sawit (Palma dkk, 2004), minyak kelapa (Kumolontang dan
Muis, 2013), minyak jagung (Amin dkk, 2012), minyak biji bunga matahari
(Mattia dkk, 2013, Amin dkk, 2014, Nikzade, 2012).
c. Garam
Garam adalah sejenis mineral yang dapat membuat rasa asin. Garam
digunakan pada industri makanan sebagai penyedap untuk memperkaya rasa
(Sasongkawati, 2014). Dalam pengolahan pangan garam tidak hanya sebagai
pemberi rasa asin namun juga dapat mempengaruhi tekstur dan meningkatkan
16
hidrasi protein dan kemampuan protein untuk berikatan dengan komponen
lain termasuk lemak .
Garam juga mampu menghambat bahkan menghentikan aktivitas
mikroorganisme dengan menyerap kandungan air dalam makanan sehingga
metabolisme bakteri terganggu akibat kekurangan cairan dan akhirnya
mikroorganisme mati (Ayustaningawarno dkk, 2014). Pemakaian garam
terlalu banyak menyebabkan protein kuning telur terakumulasi dalam fase
cair pada emulsi daripada membentuk lapisan pada partikel-partikel minyak
(Depree dan Savage, 2001).
d. Jeruk Lemon
Bahan lain yang dapat ditambahkan untuk mayonnaise adalah larutan
asam yang berfungsi untuk memberi cita rasa asam. Larutan asam yang
biasanya ditambahkan adalah asam asetat dari vinegar (Muaris, 2018).
Kelemahan asam asetat dari vinegar pada pembuatan mayonnaise adalah
aromanya yang kurang baik dan kuat yang dapat menutup aroma bahan
penyusun lainnya. Upaya untuk mengganti asam asetat dari vinegar adalah
dengan menggunakan asam sitrat dari jeruk lemon.
Penambahan jeruk lemon pada mayonnaise adalah untuk memberikan
rasa asam, menurunkan pH, dan memperbaiki warna. Buah lemon
mengandung 6% asam sitrat yang membuat rasa asam. Buah ini juga
mengandung banyak vitamin C, vitamin B6, kalsium, zat besi, magnesium,
kalium, karbohidrat, bahkan protein (Muaris, 2013). Kelemahan dari lemon
adalah memiliki pH yang lebih rendah dibandingkan dengan vinegar.
17
Mengganti vinegar dengan lemon memerlukan beberapa pertimbangan,
sehingga konsentrasi vinegar yang biasa ditambahkan akan berbeda dengan
konsentrasi air jeruk lemon yang akan ditambahkan.
e. Gula
Gula termasuk golongan senyawa karbohidrat yang berfungsi
memberikan rasa manis pada produk. Oleh karena itu gula juga akan
menambah cita rasa pada produk karena gula mampu menetralisisr rasa asin
dari garam pada produk. Pada konsentrasi tinggi gula juga digunakan sebagai
pengawet karena mampu meningkatkan viskositas larutan (Buckle dkk,
2009).
Selain untuk memperbaiki aroma dan rasa, penambahan gula dalam
produk pangan sebesar 30% padatan terlarut dapat menurunkan kadar air dari
bahan pangan sehingga mikroorganisme yang ada dapat terhambat
pertumbuhannya (Gianti dan Evanuarini, 2011). Selain sebagai pemberi rasa
manis, gula juga memiliki fungsi sebagai pembentuk tekstur, pengawet, dan
pembentuk citarasa. Dalam pembuatan mayonnaise, gula berfungsi untuk
memberi rasa yang khas pada mayonnaise. Gula dan garam akan bercampur
dalam campuran mayonnaise memberikan rasa yang khas pada mayonnaise
(Palma dkk, 2004).
18
G. Proses Pembuatan Mayonnaise
Menurut Soekarno (2013) prosedur pembuatan mayonnaise meliputi
beberapa tahap sebagai berikut:
1. Langkah pertama campurkan gula, garam, kuning telur, dan sampai
homogen menggunakan mixer
2. Setelah bercampur, minyak sedikit demi sedikit dituangkan sambil
dilakukan pencampuran. Kecepatan penambahan minyak jika tidak
diperlambat maka emulsi akan pecah dan terjadi pemisahan minyak
3. Kemudian, larutan lemon ditambahkan secukupnya. Pengocokan atau
pencampuran dilakukan dengan kecepatan sedang selama 20 menit,
sehingga terbentuklah mayonnaise.
4. Kemudian mayonnaise yang telah dihasilkan dituangkan kedalam gelas jar
yang sebelumnya disterilisasikan terlebih dahulu.
Kuning telur
Air, gula, garam,
Lada, mustard
Minyak nabati (kedelai),
lemon
Mayonnaise
Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Mayonnaise
(Sumber: Amertaningtyas dan Jaya 2012)
Penambahan kuning telur
Pencampuran I
(mixer)
Pencampuran II
(mixer)
Pengemasan
(gelas)
19
H. Kadar Air
Kadar air mayonnaise yang dihasilkan diperoleh dari kandungan air
bahan baku yang digunakan, yaitu minyak nabati, kadar air kuning telur,
lemon dan penambahan air. Kadar air kuning telur ayam adalah 49,7239%.
Penggunaan berbagai minyak nabati mempengaruhi kadar air mayonnaise
tetapi dalam penelitian ini dilakukan penambahan air hangat pada setiap
perlakuan. Kadar air mayonnaise standar adalah 21,8910% (Gaonkar dkk,
2010).
I. Kadar Lemak
Penggunaan minyak nabati dapat mempengaruhi kadar lemak
mayonnaise, karena masing-masing memberikan kontribusi yang cukup
tinggi. Kadar lemak kuning telur ayam adalah 30,092%. Sehingga kontribusi
terbesar adalah dari minyak nabati. Minyak nabati adalah bahan utama dalam
pembuatan mayonnaise yang merupakan lemak dalam bentuk cair, sehingga
penggunaan minyak nabati akan mempengaruhi kadar lemak. Kadar lemak
mayonnaise standar adalah 80,7253% (Gaonkar dkk, 2010).
J. Kadar Protein
Sumber protein mayonnaise adalah kuning telur ayam, dimana kadar
protein telur ayam adalah 16,710% (Depkes, 1989). Menurut Winarno
(1997), protein mayonnaise adalah protein yang bermutu tinggi karena
berasal dari kuning telur yang mengandung asam-asam amino esensial. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi minyak nabati dan
kuning telur akan meningkatkan kadar protein mayonnaise. Menurut Hui
20
(1992), semua lemak dan minyak atau lemak dalam makanan mengandung
sejumlah lemak-fosfor. Fosfor merupakan mineral yang terdapat pada bahan
makanan dengan kadar protein yang tinggi, sedangkan kedelai (sebagai bahan
baku dasar minyak kedelai) termasuk bahan makanan yang mempunyai
protein tinggi. Kadar protein mayonnaise standar sebesar 1,4307% (Gaonkar
dkk, 2010)
K. Viskositas
Peningkatan viskositas mayonnaise sesuai dengan meningkatnya
konsentrasi minyak nabati dan kuning telur ayam karena permukaan molekul
minyak dapat dilapisi dengan baik, sehingga dapat bersatu dengan air. Selain
itu, peningkatan konsentrasi minyak nabati dan kuning telur ayam akan
meningkatkan jumlah lemak yang terdispersi dalam pembentukan sistem
emulsi, sehingga akan meningkatkan viskositas mayonnaise. Menurut
Winarno (1997) menjelaskan bahwa selain sebagai komponen gizi yang
penting, protein dalam telur memiliki kemampuan untuk membentuk gel,
buih dan emulsi.
Kuning telur bertindak sebagai fase internal sangat mempengaruhi
viskositas mayonnaise, sehingga pada konsentrasi yang berbeda akan
memberikan perbedaan terhadap viskositas mayonnaise. Le Hsich and
Regeastein (1992) menyatakan bahwa jumlah fase internal yang lebih besar
daripada fase eksternal dapat meningkatkan viscositas emulsi, karena
partikel-partikelnya terdesak dalam sistem emulsi. Viskositas mayonnaise
standar sebesar (334,66667cP) (Al-Bachir and Zeinou, 2006).
21
L. Uji Sensori
Penilaian sensori disebut juga dengan penilaian indera atau penilaian
sensorik yang merupakan suatu cara penilaian yang paling primitif atau sudah
lama dikenal. Penilaian mutu makanan dalam industri pangan dan industri
hasil pertanian lainnya sangat banyak dinilai secara organoleptik. Kadang-
kadang penilaian ini dapat memberikan hasil penilaian yang sangat teliti.
Dalam beberapa hal penilaian dengan indera manusia bahkan dapat melebihi
nilai ketelitian alat yang paling sensitif (Susiwi, 2009).
Penampakan atau penampilan suatu produk mungkin tidak berkaitan
langsung dengan penilaian seseorang terhadap suatu produk tersebut. tetapi
penampilan dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap rasa dan
karakteristik tekstur suatu produk. Beberapa penilaian yang dilakukan dengan
melihat penampakan atau penampilan produk antara lain terhadap warna,
ukuran, bentuk, tekstur permukaan, serta kejernihan untuk sampel cair
(Carpenter et all., 2000).
Indra yang berperan dalam uji sensori adalah indra penglihatan,
penciuman, pencicipan, peraba dan pendengaran. Persiapan yang dilakukan
uji organoleptik hedonik ini salah satunya harus ada panelis. Panelis terdiri
atas orang atau kelompok yang diperlukan untuk melakukan penilaian
organoleptik dalam menilai mutu atau sifat-sifat sensorik yang terdapat pada
suatu produk pangan, panelis bertindak sebagai instrumen atau alat.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Pangan,
Laboratorium Kimia Pangan, Laboratorium Uji Inderawi Jurusan Teknologi
Hasil Pertanian Universitas Semarang pada Bulan Juni sampai dengan
Agustus 2020.
B. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam pembuatan mayonnaise antara lain
kuning telur ayam ras, minyak kelapa sawit, minyak kelapa, minyak jagung,
minyak biji bunga matahari, gula, garam, jeruk lemon dan air. Bahan lainnya
yang digunakan untuk analisis antara lain aquades, alkohol 95%, H2SO4
1,25%. HCl 0,1%.
Alat yang digunakan antara lain mangkuk ukuran sedang, mixer,
timbangan analitik, spatula, cup plastik, freezer, cawan porselen, gelas ukur,
oven, desikator, labu kjeldahl, soxhlet, viscometer brookfield DV2T spindle
RV-05 100 rpm.
C. Prosedur Penelitian
Proses pembuatan mayonnaise dalam penelitian ini meliputi:
1. Penambahan kuning telur
Pada tahap ini, semua bahan ditimbang. Pertama siapkan mangkuk
ukuran sedang. Disiapkan telur dan dipisahkan putih telur dengan kuning
telur. Setelah kuning telur dipisahkan kemudian dilakukan
23
penambahan kuning kedalam mangkuk ukuran sedang dengan konsentrasi
32%(40g). Setelah dilakukan penambahan kuning kemudian kuning telur
dicampur menggunakan mixer dengan kecepatan sedang selama 1 menit
hingga berubah warna dan membentuk adonan.
2. Penambahan bumbu
Setelah berubah warna dan membentuk adonan kemudian
ditambahkan bumbu tambahan seperti, garam sebanyak 2g dan gula sebanyak
15g. Penambahan garam dna gula bertujuan untuk memberikan cita rasa pada
mayonnaise. Kemudian adonan kuning telur dicampur menggunakan mixer
dengan kecepatan sedang selama 1 menit hingga garam dan gula larut.
3. Penambahan minyak nabati
Masih dalam kondisi pencampuran menggunakan mixer selanjutnya
disiapkan minyak nabati: minyak kelapa sawit(P1), minyak kelapa(P2),
minyak jagung(P3) dan minyak biji bunga matahari(P4) kemudian
ditambahkan sedikit demi sedikit minyak nabati dengan konsentrasi:
48%(60g). Penambahan minyak nabati kedalam adonan kuning telur
dilakukan setetes demi setetes, biarkan dulu setiap tetes tercampur merata
baru masukkan tetes berikutnya. Hal ini dilakukan agar adonan kuning telur
dan minyak bisa membentuk emulsi dengan baik. Lakukan hingga semua
minyak tercampur rata dan adonan kuning telur mengembang dan kaku.
Setelah minyak tercampur merata kemudian di mixer dengan kecepatan
sedang selama 1 menit.
24
4. Penambahan jeruk lemon
Jika adonan kuning telur sudah mengembang dan kaku selanjutnya
masukkan jeruk lemon sebanyak 7g. Selain sebagai penambahan cita rasa
asam pada mayonnaise penambahan jeruk lemon berfungsi untuk
menghilangkan rasa amis dan membunuh bakteri pada adonan kuning telur.
Setelah ditambahkan jeruk lemon kemudian adonan di mixer dengan
kecepatan sedang selama 1 menit hingga tercampur merata. Jika adonan
mayonnaise terlalu kental tambahkan 1g air hangat dan dicampur hingga
merata. Penambahan air hangat berfungsi untuk merubah warna pada
mayonnaise.
5. Pengemasan
Setelah mayonnaise jadi selanjutnya dilakukan pengemasan dengan
menggunakan cup plastik ukuran 300ml, kemudian tutup rapat. Pengemasan
dilakukan untuk memperpanjang umur simpan supaya produk menjadi awet
karena produk jenis mayonnaise akan mudah basi jika disimpan dalam
kondisi terbuka, sehingga mutu dari produk tersebut akan turun.
6. Penyimpanan
Setelah dikemas menggunakan cup plastik mayonnaise disimpan di
lemari pendingin. Penyimpanan dilakukan di lemari pendingin bagian chiller
dengan suhu ±11oC selama 24 jam. Penyimpanan dalam chiller bertujuan
untuk memperpanjang masa simpan dan menjaga mutu mayonnaise.
25
Kuning telur 32%(40g)
Minyak nabati
- P1:minyak sawit 48%(60g)
- P2:minyak kelapa 48%(60g)
- P3:minyak jagung 48%(60g)
- P4:minyak sun flower 48%(60g)
Mayonnaise
Analisis :
- Kadar air
- Kadar lemak
- Kadar protein
- Viskositas
- Organoleptik:
warna, rasa,
dan aroma
Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Mayonnaise ( Sumber: Data Primer)
Penambahan minyak nabati
(t = 1 menit, mixer kecepatan = 140rpm)
Penambahan garam 2g dan gula 15g
(t = 1 menit, mixer kecepatan = 140rpm)
Pencampuran jeruk lemon 7g dan air hangat 1g
(t = 1 menit, mixer kecepatan = 140rpm)
Pengemasan
(cup plastik 300ml)
Penyimpanan
(chiller 11oC, t=24jam)
Penambahan kuning telur
(t = 1 menit, mixer kecepatan = 140rpm)
26
D. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan, yaitu
minyak kelapa sawit (P1), minyak kelapa (P2), minyak jagung (P3), minyak
biji bunga matahari (P4) sehingga diperoleh 24 unit percobaan. Perlakuan
adalah sebagai berikut
P1: 48%(60g) minyak kelapa sawit + 32%(40g) kuning telur
P2: 48%(60g) minyak kelapa + 32%(40g) kuning telur
P3: 48%(60g) minyak jagung + 32%(40g) kuning telur
P4: 48%(60g) minyak biji bunga matahari + 32%(40g) kuning telur
Tabel 10. Formula Mayonnaise dengan Berbagai Jenis Minyak Nabati
Bahan Formula mayonnaise dengan berbagai jenis minyak nabati
P1 P2 P3 P4
Kuning
telur 32%(40g) 32%(40g) 32%(40g) 32%(40g)
Minyak
nabati 48%(60g) 48%(60g) 48%(60g) 48%(60g)
Garam
1,6%(2g) 1,6%(2g) 1,6%(2g) 1,6%(2g)
Gula
12%(15g) 12%(15g) 12%(15g) 12%(15g)
Lemon
5,6%(7g) 5,6%(7g) 5,6%(7g) 5,6%(7g)
Air
0,8%(1g) 0,8%(1g) 0,8%(1g) 0,8%(1g)
Sumber : Amertaningtyas dan Jaya, 2011 yang telah dimodifikasi.
Variabel yang diamati adalah:
1. Kadar air
2. Kadar lemak
3. Kadar protein
27
4. Viskositas
5. Sensori ( warna, rasa, dan aroma)
E. Prosedur Analisis
Variabel yang diamati antara lain kadar air, kadar lemak, kadar
protein, dan viscositas dan organoleptik (warna, rasa dan aroma)
1. Kadar Air (AOAC, 2005)
Kadar air dianalisis dengan metode oven menurut (AOAC, 2005)
dengan modifikasi yaitu cawan aluminium dibersihkan dan dipanaskan di
oven terlebih dahulu selama 30 menit pada suhu 105oC. Cawan didinginkan
dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang beratnya (Wo). Bahan
ditimbang sebanyak 10g didalam cawan (W1). Cawan beserta isi dimasukkan
kedalam oven pada suhu 105oC selama 6 jam. Cawan diangkat dan
didinginkan dalam desikator selama 15 menit kemudian ditimbang (W2).
Tahap ini diulangi hingga dicapai bobot yang konstan. Kadar air dilakukan
sebanyak dua kali untuk mengetahui berat rata-rata sampel dan
mempermudah proses selanjutnya. Untuk menentukan kadar air dalam bahan
pangan yang diuji, dapat menggunakan rumus sebagai berikut (Sudarmadji
dkk, 1984).
Kadar air(%) = x 100%
2. Kadar Lemak (Nielsen, 2010)
Kadar lemak dianalisis dengan menggunakan metode soxhlet
(Nielsen, 2010). Sampel mayonnaise yang telah dikeringkan pada suhu 500C
ditimbang sebanyak 5g dibungkus dengan kertas saring, kemudian diletakkan
28
dalam ekstraktor soxhlet. Alat kondensor dipasang diatasnya dan labu lemak
di bawahnya. Pelarut lemak heksan dimasukkan ke dalam labu lemak
sebanyak 2/3 dari kapasitas labu lemak, kemudiaan dilakukan reflux selama ±
6 jam sampai pelarut turun kembali ke labu lemak dan berwarna jernih.
Pelarut yang ada dalam labu lemak didestilasi dan ditampung kembali.
Kemudian labu lemak yang berisi lemak hasil ekstraksi dipanaskan dalam
oven pada suhu 105oC selama 15 menit, kemudian didinginkan dalam
desikator selama 15 menit. Kadar lemak dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut:
Kadar lemak (%) = x 100%
3. Kadar Protein (AOAC, 2001)
Kadar protein dianalisis dengan menggunakan metode kjeldahl
(AOAC,2001). Sampel mayonnaise yang telah dikeringkan pada 50oC
ditimbang sebanyak 0,2g, kemudian dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl,
ditambahkan dengan 10ml H2SO4 pekat dan 5g tablet Kjeldahl sebagai
katalis. Sampel didekstruksi pada suhu 300oC selama 4-6 jam atau sampai
cairan berwarna jernih dan semua asap hilang. Labu Kjeldahl beserta isinya
didinginkan lalu dipindahkan ke dalam alat destilasi. Kemudian dibilas
dengan aquades sebanyak 40ml. Lalu ditambahkan larutan asam borat 4%
sebanyak 60ml. Kemudian dititrasi dengan HCl 0,1N. Titik akhir titrasi
ditandai dengan munculnya hasil titrasi di layar alat titrasi dan layar alat
destilasi. Penetapan blanko dilakukan dengan cara yang sama namun tanpa
sampel. Kadar protein dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
29
Kadar protein (%) = x 100%
Dimana :
A = ml HCl untuk titrasi blanko (ml)
B = ml HCl untuk titrasi sampel (ml)
N = Normalitas HCl yang digunakan
FK = Faktor konversi (6,25)
4. Viskositas (cP) (Muchtadi, 1990)
Viskositas menggambarkan besarnya hambatan cairan terhadap aliran
dan pengadukan (Muchtadi, 1990). Viscositas dinyatakan dalam unit gaya
(sentrifus). Cara kerjanya:
a. Disiapkan sampel sebanyak 200mL dalam beaker glass dan diukur
suhunya.
b. Dicelupkan spindle no.6 kedalam sampel hingga tanda batas pada spindle
tercelup.
c. Dimasukkan kode spindle dan diatur kecepatan berputar yaitu pada 5
RPM.
d. Ditekan “start” untuk memulai pengujian dan “stop” untuk mengakhiri
(spindle berputar 30 detik).
Dilakukan pembacaan skala yang ditunjukkan oleh alat dengan satuan
centipoise (cP)
30
5. Uji Organoleptik (Kartikasari dkk, 2019)
Uji organoleptik yang dilakukan adalah uji hedonik. Panelis yang
digunakan adalah panelis tidak terlatih berjumlah 40 orang. Masing-masing
sampel diuji dengan panca indera berdasarkan skor warna, rasa, dan aroma
dengan menggunakan 7 kriteria mutu dengan skor 1 sampai 7 dimana skor
terendah menunjukkan kualitas jelek, semakin tinggi skornya kualitasnya
semakin baik. Jumlah tingkat skala juga bervariasi tergantung dari rentangan
mutu yang diinginkan dan sensitifitas antar skala. Uji kesukaan pada uji
hedonik, data penilaian yang didapat kemudian diubah dalam skala numerik
dan selanjutnya dapat dianalisis statistik untuk interprestasinya
(Astridiani,2007).
Berikut adalah Tabel 11 kriteria pengujian organoleptik :
Tabel 11. Skor Terhadap Sensori (Warna, Rasa, dan Aroma) Mayonnaise.
Kriteria Penelitian Skor
Sangat suka (like very much) 7
Suka (like moderately) 6
Agak suka (like slightly) 5
Netral (neither like or dislike) 4
Agak tidak suka (dislike slightly) 3
Tidak suka (dislike moderately) 2
Sangat tidak suka (dislike very much) 1
Sumber : Kartikasari dkk, 2019.
F. Analisis Data
Data yang diperoleh dari analisis kimia dan organoleptik selanjutnya
dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA).
Apabila ada pengaruh yang nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata
Jujur (BNJ) pada taraf 5%.
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Sifat Fisik & Kimia Berbagai Jenis Minyak Nabati Mayonnaise
1. Kadar Air
Air merupakan komponen penting dalam suatu bahan pangan yang
dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa makanan
(Winarno, 2008). Hasil analisis ragam diketahui bahwa berbagai jenis
minyak nabati pada mayonnaise ternyata memberikan pengaruh yang
nyata terhadap kadar air. Setelah diuji lanjut dengan BNJ pada taraf 5%
diperoleh semua perlakuan berbeda nyata dan rerata kadar air mayonnaise
berkisar antara 14,86% - 20,67% seperti tertera pada Tabel 12 dan untuk
perhitungan statistik tertera pada Lampiran 1.
Tabel 12. Kadar Air Mayonnaise dengan Berbagai Jenis Minyak Nabati
Formula Kadar Air (%)
P1 16,90b ± 0,016
P2 14,86a ± 0,014
P3 20,67d ± 0,019
P4 17,48c ± 0,012
Keterangan: Angka yang diikuti oleh notasi huruf yang berbeda
menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara
perlakuan (p<0,05).
Pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa berbagai jenis minyak nabati
pada mayonnaise menunjukkan adanya perbedaan nyata terhadap kadar air
mayonnaise yang dihasilkan, kadar air pada masing masing perlakuan
menunjukkan berbeda nyata dengan semua perlakuan lain. Perlakuan
berbagai jenis minyak nabati pada pembuatan mayonnaise dengan
32
perlakuan minyak sawit (P1), minyak kelapa (P2), minyak jagung (P3),
dan minyak bunga matahari (P4) menghasilkan rata-rata kadar air
mayonnaise masing masing sebesar 16,90%, 14,86%, 20,67%, dan
17,48%. Berikut diagram batang kadar air mayonnaise dapat dilihat pada
Gambar 3.
Gambar 3. Diagram Batang Kadar Air Mayonnaise
Pada Gambar 3 menunjukkan bahwa perlakuan berbagai jenis
minyak nabati pada pembuatan mayonnaise menghasilkan kadar air yang
berbeda. Menurut Lioe dkk (2018) perbedaan ini terjadi karena kadar air
berpengaruh terhadap viskositas, minyak jagung memiliki viskositas yang
rendah karena kandungan asam lemak jenuh pada minyak jagung rendah
sehingga kadar air tertinggi diperoleh pada minyak jagung (P3).
Sedangkan minyak kelapa memiliki viskositas yang tinggi dikarenakan
minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi
sehingga kadar air terendah diperoleh pada minyak kelapa (P2).
Kadar air mayonnaise yang dihasilkan diperoleh dari kandungan
air bahan baku yang digunakan, yaitu kadar air kuning telur, lemon, dan
penambahan air. Kuning telur ayam memiliki kandungan air sekitar 49,4%
33
per 100g (Depkes, 1989). Namun formula dalam penelitian ini untuk
penambahan kuning telur, air lemon dan penambahan air hangat yang
digunakan sama sehingga perbedaan kandungan asam lemak pada masing-
masing minyak nabati yang berkontribusi terhadap kadar air. Menurut
Mutiah (2002) air memegang peranan penting bagi suatu produk emulsi
yaitu dalam keseimbangan terhadap proporsi minyak dan protein maka
kadar air menjadi salah satu syarat mutu mayonnaise. Berdasarkan SNI
kadar air maksimal adalah 30%.
Produk mayonnaise dalam penelitian ini rata-rata kadar air
berkisar antara 14,86% - 20,67%. Kadar air yang dihasilkan keempat
perlakuan telah memenuhi syarat (SNI 01-4473-1998) dimana maksimal
mengandung 30% air. Sedangkan kadar air mayonnaise komersial yang
ada di pasaran adalah 21,89% (Gaonkar dkk, 2010). Kadar air yang cukup
rendah dapat mempengaruhi karakteristik fisik mayonnaise terutama pada
teksturnya.
2. Viskositas (Cp)
Mutu pangan mayonnaise ditentukan berdasarkan kriteria fisik,
kimia. Salah satu parameter mutu penting untuk produk cair atau semi
padat adalah viskositas (Winarno, 2008) . Hasil analisis ragam diketahui
bahwa berbagai jenis minyak nabati pada mayonnaise ternyata
memberikan pengaruh yang nyata terhadap viskositas. Setelah diuji lanjut
dengan BNJ pada taraf 5% diperoleh semua perlakuan berbeda nyata dan
34
rerata viskositas berkisar antara 486,14cP – 676,11cP seperti tertera pada
Tabel 13 dan untuk perhitungan statistik tertera pada Lampiran 2.
Tabel 13. Viskositas Mayonnaise dengan Berbagai Jenis Minyak Nabati
Formula Viskositas (cP)
P1 571,69c ± 0,405
P2 676,11d ± 0,624
P3 486,14a ± 0,449
P4 552,82b ± 0,511
Keterangan: Angka yang diikuti oleh notasi huruf yang berbeda
menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara
perlakuan (p<0,05)
Pada Tabel 13 dapat dilihat bahwa berbagai jenis minyak nabati
pada mayonnaise menunjukkan adanya perbedaan nyata terhadap
viskositas yang dihasilkan, viskositas pada masing-masing perlakuan
menunjukkan berbeda nyata dengan semua perlakuan. Perlakuan jenis
minyak nabati pada pembuatan mayonnaise dengan perlakuan minyak
sawit (P1), minyak kelapa (P2), minyak jagung (P3), dan minyak bunga
matahari (P4) menghasilkan rata-rata viskositas mayonnaise masing
masing sebesar 517,69 cP, 676,11 cP, 486,14 cP, dan 552,82 cP. Berikut
diagram batang viskositas mayonnaise dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Diagram Batang Viskositas Mayonnaise
35
Pada Gambar 4 menunjukkan bahwa perbedaan jenis minyak
nabati pada mayonnaise menghasilkan viskositas yang berbanding terbalik
dengan kadar air. Perbedaan viskositas dikarenakan kandungan kadar air
dan jenis minyak nabati yang digunakan. Dengan karakteristik yang
dimiliki minyak nabati, perbedaan kadar air disebabkan oleh kandungan
asam lemak pada masing-masing minyak. Menurut Usman dkk (2015)
bahwa setiap jenis minyak nabati memiliki karakteristik berbeda
tergantung pada kandungan asam lemak yang terdapat didalamnya.
Viskositas mayonnaise tertinggi terdapat pada penggunaan minyak kelapa
(P2). Hal ini diduga karena minyak kelapa merupakan minyak nabati yang
mengandung asam lemak jenuh yang tinggi yaitu asam laurat sebesar
48,5% (Rahmawati, 2016). Sedangkan viskositas mayonnaise terendah
terdapat pada penggunaan minyak jagung (P3) rendahnya viskositas yang
dihasilkan karena minyak jagung memiliki asam lemak jenuh yang rendah
sehingga viskositas yang di hasilkan rendah.
Amertaningtyas dan Jaya (2012) menyampaikan bahwa standar
viskositas mayonnaise komersial di pasaran memiliki viskositas sebesar
334,7 cP. Mayonnaise dalam penelitian ini memiliki karakteristik
viskositas lebih tinggi dibandingkan dengan mayonnaise komersial, hal ini
dikarenakan perbedaan formulasi dan bahan yang digunakan pada
pembuatan mayonnaise. Menurut Depree and Savage (2001) viskositas
pada mayonnaise dapat bertambah jika ditambahkan sejumlah fase
36
kontinyu (kuning telur) dan ingredien lain seperti dekstrin dan gum
sebagai stabilizer.
Viskositas akan meningkat apabila suhu penyimpanan menurun.
Hal ini bisa disebabkan dengan flokulasi sangat cepat dan atau koelensesi
tetesan kecil terjadi dengan suhu penyimpanan meningkat. Protein dan
interaksi mempengaruhi stabilitas dan viskositas mayonnaise dengan
membentuk pelindung penghalang sterik disekitar tetesan minyak. (Ghosh
dkk, 2008). Produk mayonnaise dalam penelitian ini berkisar antara
486,14cP – 676,11cP.
3. Kadar Lemak
Penggunaan minyak nabati dan kuning telur dapat mempengaruhi
kadar lemak, karena masing masing memberikan kontribusi yang cukup
tinggi pada mayonnaise (Amertaningtyas dan Jaya, 2012). Hasil analisis
ragam diketahui bahwa berbagai jenis minyak nabati pada mayonnaise
ternyata memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar lemak. Setelah
diuji lanjut dengan BNJ pada taraf 5% diperoleh semua perlakuan berbeda
nyata dan rerata kadar lemak mayonnaise berkisar antara 63,97% - 88,97%
seperti tertera pada Tabel 14 dan untuk perhitungan statistik tertera pada
Lampiran 3.
37
Tabel 14. Kadar Lemak Mayonnaise dengan Berbagai Jenis Minyak
Nabati
Formula Kadar Lemak (%)
P1 88,97d ± 0,082
P2 75,23c ± 0,053
P3 72,75b ± 0,067
P4 63,97a ± 0,059
Keterangan: Angka yang diikuti oleh notasi huruf yang berbeda
menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara
perlakuan (p<0,05)
Pada Tabel 14 dapat dilihat bahwa berbagai jenis minyak nabati
pada mayonnaise menunjukkan adanya perbedaan nyata terhadap kadar
lemak mayonnaise yang dihasilkan, kadar lemak pada masing masing
perlakuan menunjukkan berbeda nyata dengan semua perlakuan lain.
Perlakuan berbagai jenis minyak nabati pada pembuatan mayonnaise
dengan perlakuan minyak sawit (P1), minyak kelapa (P2), minyak jagung
(P3), dan minyak bunga matahari (P4) menghasilkan rata-rata kadar lemak
mayonnaise masing masing sebesar 88,97%, 75,23%, 72,75%, dan
63,97%. Diagram batang kadar lemak dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5. Diagram Batang Kadar Lemak Mayonnaise.
38
Pada Gambar 5 menunjukkan bahwa perlakuan berbagai jenis
minyak nabati pada pembuatan mayonnaise menghasilkan kadar lemak
yang berbeda. Kadar lemak tertinggi terdapat pada penggunaan minyak
sawit (P1) sebesar 88,969% dan kadar lemak terendah terdapat pada
minyak bunga matahari (P4).
Sumber lemak pada mayonnaise adalah kuning telur dan minyak
nabati, tetapi dalam penelitian ini jumlah minyak dan kuning telur yang
digunakan adalah sama pada setiap perlakuan, sehingga kandungan asam
lemak yang ada didalam setiap jenis minyak memberikan pengaruh yang
berbeda terhadap kadar lemak. Kandungan lemak pada kuning telur adalah
sebesar 31,9% (Depkes, 1989).
Minyak sawit, minyak kelapa, minyak jagung, dan minyak bunga
matahari merupakan salah satu minyak nabati sebagai bahan utama dalam
pembuatan mayonnaise yang merupakan lemak dalam bentuk cair.
Peningkatan kadar lemak disebabkan karena adanya kemampuan
peningkatan lemak oleh gugus hidrofibik yang dimiliki oleh lesitin kuning
telur (Hutapea dkk, 2016) dan karena tingginya asam lemak jenuh dalam
minyak sawit yang digunakan yaitu mengandung 41% lemak jenuh
dibandingkan dengan kandungan asam lemak jenuh minyak bunga
matahari hanya sekitar 12,60% (Rahmawati, 2016) sedangkan minyak
kelapa berdasarkan kandungan asam lemak digolongkan ke dalam minyak
asam laurat karena kandungan asam lauratnya paling besar jika
dibandingkan dengan asam lemak yang lainnya.
39
Produk mayonnaise dalam penelitian ini rata-rata kadar lemak
berkisar antara 63,971% - 88,969%. Kadar lemak yang dihasilkan dengan
perlakuan minyak sawit (P1), minyak kelapa (P2) dan minyak jagung (P3)
telah memenuhi syarat mutu mayonnaise (SNI 01-4473-1998) dimana
minimal mengandung 65%, sedangkan mayonnaise dengan minyak bunga
matahari (P4) belum memenuhi standar mutu (SNI 01-4473-1998) yaitu
hanya menghasilkan kadar lemak sebesar 63,971%.
4. Kadar Protein
Telur merupakan bahan pangan hasil ternak yang memiliki nilai
gizi yang cukup tinggi menjadikan telur banyak dikonsumsi dan diolah
menjadi produk olahan lain seperti mayonnaise. Telur yang digunakan
dalam penelitian ini adalah telur ayam ras. Sumber protein mayonnaise
adalah kuning telur ayam ras, dimana kadar protein kuning telur ayam ras
adalah 15-16% (Depkes, 1989). Hasil analisis ragam diketahui bahwa
berbagai jenis minyak nabati pada mayonnaise ternyata memberikan
pengaruh yang nyata terhadap kadar protein. Setelah diuji lanjut dengan
BNJ taraf 5% diperoleh semua perlakuan berbeda nyata dan rerata kadar
protein berkisar antara 1,61% - 1,98% seperti tertera pada Tabel 15 dan
untuk perhitungan statistik tertera pada Lampiran 4.
40
Tabel 15. Kadar Protein Mayonnaise dengan Berbagai jenis Minyak
Nabati
Formula Kadar Protein (%)
P1 1,90c ± 0,0028
P2 1,98d ± 0,0068
P3 1,84b ± 0,0049
P4 1,61a ± 0,0044
Keterangan: Angka yang diikuti oleh notasi huruf yang berbeda
menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara
perlakuan (p<0,05)
Pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa berbagai jenis minyak nabati
pada mayonnaise menunjukkan adanya perbedaan yang nyata terhadap
kadar protein yang dihasilkan, kadar protein pada masing-masing
perlakuan menunjukkan berbeda nyata dengan semua perlakuan.
Perlakuan jenis minyak nabati pada pembuatan mayonnaise dengan
perlakuan minyak sawit (P1), minyak kelapa (P2), minyak jagung (P3),
dan minyak bunga matahari (P4) menghasilkan rata-rata kadar protein
mayonnaise masing masing sebesar 1,90%, 1,98%, 1,84%, 1,61%. Berikut
diagram batang kadar protein mayonnaise dapat dilihat pada Gambar 6
Gambar 6. Diagram Batang Kadar Protein Mayonnaise
41
Pada Gambar 6 menunjukkan bahwa perlakuan berbagai jenis
minyak nabati menghasilkan kadar protein yang berbeda-beda. Kadar
protein tertingi diperoleh minyak kelapa (P2) sebesar 1,98% dan kadar
protein terendah diperoleh minyak bunga matahari (P4) 1,61%.
Sumber protein mayonnaise adalah kuning telur ayam ras, dimana
kadar protein kuning telur ayam ras berkisar antara 15-16% dan vitamin A
(Depkes, 1989). Namun formula dalam penelitian ini untuk penambahan
kuning telur yang digunakan sama sehingga perbedaan kandungan protein
pada masing-masing minyak nabati yang berkontribusi terhadap kadar
protein. Menurut Amertaningtyas dan Jaya (2012) semua lemak dan
minyak atau lemak dalam makanan mengandung sejumlah lemak-fosfor.
Fosfor merupakan mineral yang terdapat pada bahan makanan dengan
kadar protein yang tinggi, sedangkan kelapa (sebagai bahan baku dasar
minyak kelapa) termasuk bahan makanan yang mempunyai protein tinggi.
Menurut Winarno (1990) protein mayonnaise adalah protein yang
bermutu tinggi karena berasal dari kuning telur yang mengandung asam-
asam amino esensial. Produk mayonnaise dalam penelitian ini rata-rata
kadar protein berkisar 1,614% - 1,984%. Kadar protein yang dihasilkan
keempat perlakuan telah memenuhi syarat mutu mayonnaise (SNI 01-
4473-1998) dimana minimal mengandung 0,9% kadar protein.
42
B. Uji Sensori
1. Sensori Warna
Mayonnaise pada umumnya memiliki warna yang putih hingga
putih kekuningan tergantung dari bahan yang dipakai untuk pembuatan
mayonnaise. Menurut Garcia (2006) Produk-produk emulsi seperti
mayonnaise warna yang dihasilkan berasal dari penyerapan dan
penyebaran gleombang cahaya dari fase kontinyu dan fase terdispersi
mayonnaise. Hasil analisis ragam diketahui bahwa berbagai jenis minyak
nabati pada mayonnaise ternyata memberikan pengaruh yang nyata
terhadap warna. Setelah diuji lanjut dengan BNJ pada taraf 5% diperoleh
semua perlakuan berbeda nyata. Warna mayonnaise berkisar antara 3,97 –
5,53 seperti tertera pada Tabel 16 dan untuk perhitungan statistik tertera
pada Lampiran 6.
Tabel 16. Skor Warna Mayonnaise
Formula Skor Warna Keterangan
P1 3,97a ± 1,440 Agak tidak suka -Netral
P2 4,55a ± 1,260 Netral - Agak Suka
P3 5,53b ± 1,300 Agak Suka - Suka
P4 4,78ab
± 1,625 Netral - Agak Suka
Keterangan: Angka yang diikuti oleh notasi huruf yang berbeda
menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara
perlakuan (p<0,05)
Pada Tabel 16 menunjukkan adanya berbeda nyata terhadap warna
mayonnaise yang dihasilkan, kesukaan pada masing-masing perlakuan
menunjukkan berbeda nyata dengan semua perlakuan lain. Skor terhadap
warna dengan hasil tertinggi diperoleh pada perlakuan (P3) sebesar 5,53
43
dan skor terendah diperoleh pada perlakuan (P1) sebesar 3,97. Berikut
diagram batang terhadap rasa mayonnaise dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Diagram Batang Warna Mayonnaise
Pada gambar 7 menunjukkan bahwa panelis memberikan tingkat
skor kesukaan terhadap rasa yaitu dari agak tidak suka menjadi suka, skor
tertinggi yaitu perlakuan P3 dengan formula minyak jagung 48% (60g)
dan 42% (40g) kuning telur, sedangkan untuk skor terendah yaitu
perlakuan P1 dengan formula minyak sawit 48% (60g) dan 42% (40g)
kuning telur. Warna pada makanan menjadi salah satu faktor utama yang
dipertimbangkan oleh konsumen dalam memilih suatu produk, karena
warna produk merupakan atribut yang pertama kali dilihat oleh konsumen
(Wagiyono 2003).
Penggunaan kuning telur pada pembuatan mayonnaise bukan
hanya fungsinya sebagai pengemulsi, tetapi juga sebagai pewarna pada
mayonnaise karena adanya pigmen yang memberi warna kuning yaitu
xanthophyl (Amertaningtyas dan Jaya, 2011). Menurut Kartikasari dkk
(2019), warna yang dihasilkan mayonnaise berasal dari kuning telur,
44
minyak nabati dan mustard yang digunakan saat pembuatan mayonnaise.
Mayonnaise yang berasal dari minyak nabati dengan kandungan asam
lemak tidak jenuh tinggi seperti minyak jagung dan minyak bunga
matahari akan memberikan warna mayonnaise lebih cerah dibandingkan
mayonnaise yang berasal dari minyak nabati lainnya.
2. Sensori Aroma
Setyaningsih dkk (2010) berpendapat bahwa aroma menunjukkan
sifat sensori yang memerlukan sensitifitas dalam merasa dan mencium
makanan. Winarno (1992) menambahkan bahwa aroma makanan dapat
membentuk kelezatan dan lebih banyak berhubungan dengan alat indera
pembau. Hasil analisis ragam diketahui bahwa berbagai jenis minyak
nabati pada mayonnaise ternyata memberikan pengaruh yang nyata
terhadap aroma. Setelah diuji lanjut dengan BNJ pada taraf 5% diperoleh
semua perlakuan berbeda nyata. Aroma mayonnaise berkisar antara 4,03 –
5,75 seperti tertera pada Tabel 17 dan untuk perhitungan statistik tertera
pada Lampiran 7.
Tabel 17. Skor Aroma Mayonnaise
Formula Skor Aroma Keterangan
P1 4,50a ± 1,260 Netral - Agak Suka
P2 4,03a ± 1,209 Netral – Agak Suka
P3 5,75b ± 1,335 Agak Suka - Suka
P4 4,63a ± 1,480 Netral - Agak Suka
Keterangan: Angka yang diikuti oleh notasi huruf yang berbeda
menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara
perlakuan (p<0,05)
45
Data Tabel 17 menunjukkan adanya berbeda nyata terhadap aroma
mayonnaise yang dihasilkan, kesukaan pada P3 menunjukkan berbeda
nyata dengan semua perlakuan lain. Skor terhadap rasa dengan hasil
tertinggi diperoleh pada perlakuan (P3) sebesar 5,75 dan skor terendah
diperoleh pada perlakuan (P2) sebesar 4,04. Berikut diagram batang
terhadap aroma mayonnaise dapat dilihat pada Gambar 8
Gambar 8. Diagram Batang Aroma Mayonnaise.
Pada Gambar 8 menunjukkan bahwa panelis memberikan tingkat
skor kesukaan terhadap rasa yaitu dari netral menjadi suka, skor tertinggi
yaitu perlakuan P3 dengan formula minyak jagung 48% (60g) dan 42%
(40g) kuning telur, sedangkan untuk skor terendah yaitu perlakuan P2
dengan formula minyak kelapa 48% (60g) dan 42% (40g). Perbedaan nilai
kesukaan aroma mayonnaise dimungkinkan karena dipengaruhi oleh
viskositas. Jaya dkk (2013) menyatakan bahwa semakin kental atau
semakin tinggi viskositas suatu bahan dapat mempengaruhi kecepatan
timbulnya rangsangan terhadap sel reseptor olfaktori dan kelenjar air liur.
46
Penilaian aroma merupakan penilaian subjektif yang memerlukan
sensitifitas dalam merasa dan mencium bau atau aroma menunjukkan sifat
sensori yang paling sulit untuk diklarifikasikan dan dijelaskan karena
ragamnya begitu besar (Setyaningsih dkk, 2010). Minyak yang digunakan
tidak memiliki aroma yang dominan sehingga aroma yang timbul yaitu
aroma khas mayonnaie disebabkan oleh kuning telur dan lemon.
3. Sensori Rasa
Mayonnaise disukai konsumen karena rasanya yang khas. Pada
mayonnaise terdapat rasa asam yang dikarenakan oleh penambahan lemon,
rasa manis yang dihasilkan oleh gula, asin yang terdapat pada garam.
Kesukaan suatu produk mempengaruhi tingkat penerimaan konsumen. Jika
tidak disukai maka produk tersebut ditolak. Hasil analisis sidik ragam
diketahui bahwa berbagai jenis minyak nabati pada mayonnaise ternyata
memberikan pengaruh yang nyata terhadap Rasa. Setelah diuji lanjut
dengan BNJ pada taraf 5% diperoleh semua perlakuan berbeda nyata. Rasa
mayonnaise berkisar antara 3,33 – 4,55 seperti tertera pada Tabel 18 dan
untuk perhitungan statistik tertera pada Lampiran 7.
Tabel 18. Skor Rasa Mayonnaise
Formula Skor Rasa Keterangan
P1 3,33a ± 1,440 Agak Tidak Suka - Netral
P2 3,45ab
± 1,260 Agak Tidak Suka -Netral
P3 4,23bc
± 1,30 Netral - Agak Suka
P4 4,55c ± 1,625 Netral - Agak Suka
Keterangan: Angka yang diikuti oleh notasi huruf yang berbeda
menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara
perlakuan (p<0,05)
47
Data Tabel 18 menunjukkan adanya berbeda nyata terhadap rasa
mayonnaise yang dihasilkan, kesukaan pada masing-masing perlakuan
menunjukkan berbeda nyata dengan semua perlakuan lain. Skor terhadap
rasa dengan hasil tertinggi diperoleh pada perlakuan (P4) sebesar 4,55 dan
skor terendah diperoleh pada perlakuan (P1) sebesar 3,33. Berikut diagram
batang terhadap rasa mayonnaise dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Diagram Batang Rasa Mayonnaise
Pada Gambar 9 menunjukkan bahwa panelis memberikan tingkat
skor kesukaan terhadap rasa yaitu dari agak tidak suka menjadi agak suka,
skor tertinggi yaitu perlakuan P4 dengan formula minyak bunga matahari
48% (60g) dan 42% (40g) kuning telur, sedangkan untuk skor terendah
yaitu perlakuan P1 dengan formula minyak sawit 48% (60g).
Rasa merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dalam
penerimaan konsumen atau panelis terhadap produk olahan pangan. Hui
(1992) berpendapat bahwa lemak, yaitu senyawa volatil dan salad cream
dapat mempengaruhi cita rasa dari produk. Sumber lemak pada
48
mayonnaise dalam hal ini adalah minyak nabati dan kuning telur ayam ras.
Le Hisch and Regeastein (1992) menyatakan bahwa cita rasa pada telur
disebabkan oleh senyawa volatil, yaitu sulfida dan dimetyl trisulfida.
Data-data yang diperlukan untuk analisis keputusan adalah aspek
kuantitas dan aspek kualitas. Aspek kuantitas meliputi viscositas, kadar
air, kadar lemak, dan kadar protein sedangkan aspek kualitas meliputi
warna, aroma, dna rasa. Masing-masing data tersebut dicari perlakuan
yang terbaik dari parameter fisik, kimia dan sensori. Berdasarkan metode
penentuan berbagai jenis minyak nabati yang terbaik yang sudah
ditentukan bahwa nilai yang didapat diurutkan berdasarkan kondisi terbaik
yang diharapkan ada pada produk mayonnaise yang dihasilkan, jumlah
nilai yang didapat tiap perlakuan dibandingkan satu sama dengan lainnya.
Perlakuan yang memiliki jumlah nilai tertinggi dianggap sebagai produk
terbaik dibandingkan produk lainnya. Hasil penentuan produk mayonnaise
dengan berbagai jenis minyak nabati dapat dilihat pada Tabel 19.
49
Tabel 19. Hasil Penentuan Mayonnaise Terbaik
No Variabel P1 P2 P3 P4 SNI /
komersial
1 Sifat Fisik
Viskositas
(cP)
571,689c
(3)
676,110d
(4)
486,140a
(1)
552,817b
(2)
443,7
2 Sifat Kimia
Kadar Air
(%)
16,902b
(2)
14,864a
(1)
20,672d
(4)
17,479c
(3)
Maks 30
Kadar
Lemak (%)
88,969d
(4)
75,228c
(3)
72,745b
(2)
63,971a
(1)
Min 65
Kadar
Protein (%)
1,898c
(3)
1,984d
(4)
1,835b
(2)
1,614a
(1)
Min 0,9
3 Sifat
Sensori
Warna 3,97a
(1)
4,55a
(2)
5,53b
(4)
4,78ab
(3)
Normal
Aroma 4,50a
(2)
4,03a
(1)
5,75b
(4)
4,63a
(3)
Normal
Rasa 3,33a
(1)
3,45ab
(2)
4,23bc
(3)
4,55c
(4)
Normal
Total 16 17 20 17
Pada Tabel 19 menunjukkan bahwa jumlah tertinggi penentuan
produk mayonnaise diperoleh perlakuan minyak jagung (P3) dengan nilai
sebesar 20. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu tingkat
kesukaan panelis terhadap warna dan aroma pada perlakuan minyak
jagung lebih baik dibandingkan dengan perlakuan minyak nabati lainnya.
Mayonnaise dengan berbagai jenis minyak nabati pada penelitian ini
mencapai kondisi terbaik pada perlakuan P3 yaitu dengan formula minyak
jagung 48% (60g) dan kuning telur 32% (40g) dimana kadar air, kadar
lemak, kadar protein, dan viskositas memenuhi syarat mutu mayonnaise
(SNI 01-4473-1998).
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Berbagai jenis minyak nabati (minyak sawit, minyak kelapa, minyak
jagung, dan minyak bunga matahari) berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap
sifat fisik (viskositas), kimia (kadar air, kadar lemak, kadar protein) dan
sensori (warna, aroma, dan rasa) mayonnaise.
2. Perlakuan P3 (minyak jagung 48% sebesar 60g dan kuning telur 32%
sebesar 40g) dipilih sebagai produk terbaik oleh panelis tidak terlatih
dengan skor warna sebesar 6,00, aroma sebesar 6,00, rasa sebesar 4,00,
viskositas sebesar 486,140cP, kadar air sebesar 20,672%, kadar lemak
sebesar 72,745% dan kadar protein sebesar 1,835% dimana telah
memenuhi syarat mutu mayonnaise (SNI 01-4473-1998)
B. Saran
Perlu dilakukan pengujian daya emulsi, daya simpan produk
mayonnasie. Selain itu, juga perlu dilakukan penyempurnaan proses
pembuatan sehingga mampu mengoptimalkan nilai gizi produk.
51
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Amertaningtyas D, Jaya F. 2012. Sifat Fisiko Kimia Mayonnaise dengan Berbagai
Tingkat Konsentrasi Minyak Nabati dan Kuning Telur Ayam Buras. J
Ilmu-Ilmu Peternakan 21(1): 1-6
Amin MH, Elbeltagy AE, Mustafa M, Khalil AH. 2014. Development of Low Fat
Mayonnaise Containing Different Types and Levels of Hydrocolloid Gum.
Journal of Agroalimentary Process and Technologies 20 (1) : 54-63.
Anwar C, Salima R. 2016. Yield Changes and Virgin Coconut Oil (VCO) Quality
in Various Rotational Speed and Centrifugal Time. Jurnal Teknotan
Vol.10, No2
AOAC. 2001. Official Methods of Analysis of the Association of Official
Analytical Chemists. Association of Analytical Chemist. Arlington
AOAC. 2005. Official Methods of Analysis of the Association of Official
Analytical Chemists. Association of Analytical Chemist International.
Maryland.
Astridiani. 2007. Uji Kesukaan. http:/www.scribd.com. [15 Juni 2020].
Ayustaningwarno, F., G. Retnaningrum, I. Safitri, N. Anggraheni, F. Suhardinata,
C. Umami, dan M. S. W. Rejeki. 2014. Aplikasi Pengolahan Pangan.
Deepublish, Yogyakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 1998. SNI 01-3394-1998. Minyak Jagung Sebagai
Minyak Makan. Badan Standarisasi Nasional : Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 1998. SNI 01-4473-1998. Mayonnaise. Badan
Standarisasi Nasional : Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2008. SNI 7381-2008. Syarat Mutu Minyak Kelapa
Virgin (VCO). Badan Standarisasi Nasional : Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2012. SNI 7709-2012. Syarat Mutu Minyak Goreng
Sawit. Badan Standarisasi Nasional : Jakarta.
Buckle, K. A., R. A. Edward, G. H. Fleet, dan M. Wooton. 2009. Ilmu Pangan.
Penerjemah : H. Purnomo dan Adiono. UI-Press, Jakarta.
52
Carpenter, R.P., Lyon, D.H. and Hasdell, T.A. 2000. Guideline for Sensory
Analysis in Food Product Development and Quality Control. PP: 71-91.
Gaithersburg: Aspen Publisher, Inc.
Depree, J. A., dan G. P. Savage. 2001. Physical and Flavour Stability of
Mayonnaise. Food Science and Technology. 12 : 157-163.
Dianto F, Efendi D, dan Wachjar A. 2017. Pengelolaan Panen Kelapa Sawit
(Eleasis guineensis Jacq.) Pelantaran Agro Estate, Kota Waringin Timur,
Kalimantan Tengah. Bul. Agrohirti 5 (3) : 410-417.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1989. Daftar Komposisi Bahan
Makanan. Bharata. Jakarta.
Dwiputra, D., A. N. Jagat, F. K. Wulandari, A. S. Prakarsa, D. A. Puspaningrum,
dan F. Islamiyah. 2015. Minyak Jagung Alternatif Pengganti Minyak yang
Sehat. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 4 (2)
Gaonkar, G. R. Koka, K. Chen and B. Campbell. 2010. Emulsifying Functionality
of Enzyme-Modified Milkproteins in O/W and Mayonnaise – Like
Emulsions. African Journal of food Science; 4 (1) : 016-025.
Garcia, M. K. 2006. Quality Characterization of Cholesterol-free Mayonnaise-
Type Spreads Containing Rice Bran Oil. Thesis: Chemical Engineering,
Louisiana State Universit, Los Angeles.
Ghosh, A., Holt, W.E., Wen, L., Haines, A.J. & Flesch, L.M. 2008. Joint
Modeling of Lithosphere and Mantle Dynamics Elucidating Lithosphere –
Mantle Coupling, Geophys. Res. Lett., 35, L16309,
doi:10.1029/2008GL034365.
Gianti, I., dan H. Evanuarini. 2011. Pengaruh Penambahan Gula dan Lama
Penyimpanan Terhadap Kualitas Fisik Susu Fermentasi. Jurnal Ilmu dan
Teknologi Hasil Ternak. 6 (1) : 28-33.
Hardoyo, A., E. Tjahjono, D. Primarini, Hartono, dan Musa. 2007. Kondisi
Optimum Fermentasi Asam Asetat Menggunakan Acetobacter Aceti B166.
Jurnal Sains MIPA. 13 (1) : 17-20.
Hariyadi P. 2014. Mengenal Minyak Sawit dengan Beberapa Karakter Unggulnya.
GAPKI. Jakarta.
Hui, Y,H. 1992. Encyclopedia of Food Science and Technology. Volume 3. John
Wiley & Sons Inc. New York.
53
Hutapea C. A., H Rusmarilin, dan M Nurminah. 2016. Pengaruh Perbandingan
Zat Penstabil dan Konsentrasi Kuning Telur Terhadap Mutu Reduced Fat
Mayonnaise. Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian. 4 (3)
Jaya, F., D. Amertaningtyas, dan H. Tistiana. 2013. Evaluasi Mutu Organoleptik
Mayonnaise denan Bahan Dasar Minyak Nabati dan Kuning Telur Ayam
Buras. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak. 8 (1) : 30-34.
Jones, D.R. 2007. Egg Functionality and Quality During Long-Term Storage. Int.
J. Poult. Sci 6 : 157-162.
Kartikasari L.R., B. S. Hertanto, dan A. M. P. Nuhriawangsa. 2019. The Sensory
Quality Evaliation of Mayonnaise Based on Egg Yolk Supplemented with
Purslane Meal (Portulaca Oleracea). Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi
Hasil Peternakan 7 (2) : 81-87.
Katja G. D. 2012. Kualitas Minyak Bunga Matahari Komersial dan Minyak Hasil
Ekstraksi Biji Bunga Matahari (Helianthus annuus L.). Jurnal Ilmiah Sains
Vol.12, No.1.
Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. UI-Press, Jakarta.
Kumolontang N dan Muis A. 2013. Karakteristik Fisiko-Kimia Mayonnaise
Dengan Berbagai Tingkat Konsentrasi VCO dan Kuning Telur. Jurnal
Penelitian Teknologi Industri 5(2) : 58-65.
Laca, A., M. C. Sáenz, B. Paredes, & M. Díaz. 2010. Rheological Properties,
Stability and Sensory Evaluation of Low – Cholesterol Mayonnaise
Prepared Using Egg Yolk Granules as Emulsifying Agent. Journal of Food
Engineering 97:243-252
Le Hsich, Y. T. Dan J. M. Regeastein. 1992. Storage Stability of Fish Oils, Soiy
Oil and Corn Oil Mayonnaise as Measured by Various Chemical Indices.
Journal of Aquatic Food Product Technology. 1 (1) : 97-106.
Lioe H. N., N Andarwulan, dan D Rahmawati. 2018. Karakteristik Fisikokimia
dan Sensori Mayonnaise pada Berbagai Komposisi Asam Lemak dari
Penggunaan Minyak Nabati Berbeda. Jurnal Mutu Pangan. 5 (1) : 1-9.
Mattia C, Balestra F, Martuscelli M, Andrich L, Mastrocola D, Pittia P. 2013.
Physical Properties, Microstructure and Stability of Extra Virgin Olive Oil
Based Mayonnaise. Inside Food Symposium, Leuven, Belgium.
Muaris, H.J. 2018. Khasiat Lemon Untuk Kestabilan Kesehatan. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
54
Muaris, H.J. 2013. Minyak Untuk Salad Dressing Fungsi Lemak dan Minyak. PT
Media Pangan Indonesia. Bogor.
Muchtadi, T. R. 1990. Emulsi Bahan Pangan. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi.
Fateta IPB, Bogor.
Mutiah. 2002. Perbandingan Mutu Mayonnaise Telur Ayam dan Mayonnaise
Telur Itik. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Nielsen, S.S. 2010. Food Analysis Laboratory Manual 2nd Edition. Springer
Science Business Media, USA.
Nikzade V, Tehrani M, Tarzjan MS. 2012. Optimization of Low Cholesterol, Low
Fat Mayonnaise Formulation : Effect of Using Soy Milk and Some
Stabilizer by A Mixture Design Approach. Food Hydrocolloid 28 : 344-
352.
Palma A., M. G. Aziz, M. M. Chawdhury, M. B. Uddin, dan M. Alam. 2004.
Effect Edible Oils on Quality and Shelf Life of Low-Fat Mayonnaise.
Pakistan Jurnal of Nutrition. 3 (6) : 340-343.
Pramushinta I.A.K. 2016. Pembuatan Minyak Biji Bunga Matahari Menggunakan
Metode Sentrifugasi. Junal of Science 9 (2) : 8-11.
Pundir, R. K., dan P. Jain. 2010. Screening for Antifungial Activity of
Commercially Available Chemical Food Preservative. International
Journal of Pharmaceutical Science Review and Research 5(2) : 25-27.
Rahmawati D, Andarwulan N, dan N.Lioe H. 2015. Development of Taste and
Aroma Attributes for Mayonnaise by Quantitative Descriptive Analysis.
Jurnal Mutu Pangan 2(2) : 80-86.
Rahmawati D. 2016. Jenis Asam Lemak Minyak Nabati Memengaruhi
Karakteristik Sensori Mayonnaise. Skripsi. Fakultas Teknologi Pangan.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rasool, G., S. Hussain, Z. Alam, dan M. S. Ibrahim. 2013. The Effect of Corn Oil
on The Quality Characteristics of Mayonnaise. American Journal of Food
Science and Thechnology. 1 (3): 45-49.
Sasongkawati, R. 2014. Gula, Garam dan Lemak. Indoliterasi, Jakarta.
Setiaji B dan Prayugo S. 2006. Membuat VCO Berkualitas Tinggi. Penebar
Swadana. Jakarta.
55
Setiawan, Rachmawan, Sutardjo. 2013. Pengaruh Penggunaan Berbagai Jenis
Kuning Telur Terhadap Kestabilan Emulsi, Viskositas, dan pH
Mayonnaise. Sumedang (ID): Universitas Padjajaran.
Setyaningsih D, Apriyantono A, Sari MP. 2010. Analisis Sensori untuk Industri
Pangan dan Agro. Bogor (ID) : IPB Press.
Soekarno, S. T. 2013. Teknologi Penanganan dan Pengolahan Telur. Alfabeta.
Bandung. 210-211.
Sudarmadji, S., B. Haryono, dan Suhardi. 1984. Prosedur Analisa Untuk Bahan
Makanan dan Pertanian. Edisi Ketiga. Liberty. Yogyakarta, 138 hal.
Sukandar D, Hermanto S, Silvia E. 2009. Sifat Fisiko Kimia dan Aktivitas
Antioksidan Minyak Kelapa Murni (VCO) Hasil Fermentasi Rhizopus
Orizae. Jurnal Kimia Terapan Indonesia Vol.11, No2.
Susiwi, S. 2009. Penilaian Organoleptik. Jurusan Kimia FPMIPA. Universitas
Pendidikan Indonseia.
Usman NA, Wulandari E, Suradi K. 2015. The Effect of Various Vegetable Oils
on Physical Properties and Accebtability of Mayonnaise. Jurnal Ilmu
Ternak Vol.15, No.2.
Wagiyono. 2003. Menguji Kesukaan Secara Organoleptik. Departemen
Pendidikan Nasional.
Widhiastuti, Y. 2011. Pemanfaatan Red Palm Oils (RPO) Sebagai Sumber
Provitamin A pada Produk Sosis Keong Tutut (Bellamanya Javanica Van
Den Bush). Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Winarno, F. G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Edisi Terbaru. M-Brio-Press,
Bogor.
56
LAMPIRAN
Lampiran 1. Analisis Statistik Kadar Air (%)
Tabel. 20. Kadar Air Mayonnaise dengan Berbagai Jenis Minyak Nabati.
Perlakuan Ulangan
TP (%) U1(%) U2(%) U3(%) U4(%) U5(%) U6(%)
P1 16,911 16,897 16,926 16,883 16,890 16,908 101,415
P2 14,869 14,853 14,859 14,884 14,847 14,872 89,184
P3 20,683 20,648 20,701 20,666 20,657 20,679 124,034
P4 17,488 17,466 17,495 17,478 17,464 17,486 104,877
TU(%) 69,951 69,864 69,981 69,911 69,858 69,945 419,51
The ANOVA Procedure
Dependent Variable: Kadar Air
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr> F
Perlakuan 3 104,207724 34,735908 145572,01 <.0001
Eror 20 0,004772 0,000239
Corrected
Total
23 104,212496
Perlakuan Mean Std. Error
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Perlakuan 1 16,902500 0,006306 16,889345 16,915655
Perlakuan 2 14,864000 0,006306 14,850845 14,877155
Perlakuan 3 20,672333 0,006306 20,659179 20,685488
Perlakuan 4 17,479500 0,006306 17,466345 17,492655
57
The ANOVA Procedure
Tukey’s Studentized Range (HSD) Test for Kadar Air
Dependent Variable: Kadar Air
(I)
Perlakuan
(J)
Perlakuan
Mean
Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
P 1 P 2 2,03850* 0,008918 0,000 2,01354 2,06346
P 3 -3,76983* 0,008918 0,000 -3,79480 -3,74487
P 4 -0,57700* 0,008918 0,000 -0,60196 -0,55204
P 2 P 1 -2,03850* 0,008918 0,000 -2,06346 -2,01354
P 3 -5,80833* 0,008918 0,000 -5,83330 -5,78337
P 4 -2,61550* 0,008918 0,000 -2,64046 -2,59054
P 3 P 1 3,76983* 0,008918 0,000 3,74487 3,79480
P 2 5,80833* 0,008918 0,000 5,78337 5,83330
P 4 3,19283* 0,008918 0,000 3,16787 3,21780
P 4 P 1 0,57700* 0,008918 0,000 0,55204 0,60196
P 2 2,61550* 0,008918 0,000 2,59054 2,64046
P 3 -3,19283* 0,008918 0,000 -3,21780 -3,16787
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = ,000.
*. The mean difference is significant at the ,05 level.
Tukey Grouping Mean N Perlakuan
A 14,86400 6 P2
B 16,90250 6 P1
C 17,47950 6 P4
D 20,67233 6 P3
58
Lampiran 2. Analisis Statistik Viskositas (cP)
Tabel. 21. Viskositas Mayonnaise dengan Berbagai Jenis Minyak Nabati. Perlakua
n
Ulangan TP (%)
U1(%) U2(%) U3(%) U4(%) U5(%) U6(%)
P1 571,957 571,248 572,201 571,626 571,197 571,905 3430,134
P2 676,467 675,324 677,039 675,896 675,610 676,324 4056,66
P3 486,294 485,780 485,986 486,808 485,574 486,397 2916,839
P4 553,109 552,642 553,577 552,174 552,408 552,993 3316,903
TU(%) 2287,827 2284,994 2288,803 2286,504 2284,789 2287,619 13720,54
The ANOVA Procedure
Dependent Variable: Viskositas
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr> F
Perlakuan 3 111471,307510 37157,102503 146118,91506 <.0001
Eror 20 5,085872 0,254294
Corrected
Total
23 111476,393382
Perlakuan Mean Std. Error
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Perlakuan 1 571,689000 0,205870 571,259564 572,118436
Perlakuan 2 676,110000 0,205870 675,680564 676,539436
Perlakuan 3 486,139833 0,205870 485,710397 486,569270
Perlakuan 4 552,817167 0,205870 552,387730 553,246603
59
The ANOVA Procedure
Tukey’s Studentized Range (HSD) Test for Viskositas
Dependent Variable: Viskositas
(I)
Perlakuan
(J)
Perlakuan
Mean
Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
P 1 P 2 -104,42100* 0,291143 0,000 -105,23589 -103,60611
P 3 85,54917* 0,291143 0,000 84,73427 86,36406
P 4 18,87183* 0,291143 0,000 18,05694 19,68673
P 2 P 1 104,42100* 0,291143 0,000 103,60611 105,23589
P 3 189,97017* 0,291143 0,000 189,15527 190,78506
P 4 123,29283* 0,291143 0,000 122,47794 124,10773
P 3 P 1 -85,54917* 0,291143 0,000 -86,36406 -84,73427
P 2 -189,97017* 0,291143 0,000 -190,78506 -189,15527
P 4 -66,67733* 0,291143 0,000 -67,49223 -65,86244
P 4 P 1 -18,87183* 0,291143 0,000 -19,68673 -18,05694
P 2 -123,29283* 0,291143 0,000 -124,10773 -122,47794
P 3 66,67733* 0,291143 0,000 65,86244 67,49223
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 0,254.
*. The mean difference is significant at the 0,05 level.
Tukey Grouping Mean N Perlakuan
A 486,139833 6 P3
B 552,817167 6 P4
C 571,689000 6 P1
D 676,110000 6 P2
60
Lampiran 3. Analisis Statistik Kadar Lemak (%)
Tabel. 22. Kadar Lemak Mayonnaise dengan Berbagai Jenis Minyak Nabati.
Perlakuan Ulangan
TP (%) U1(%) U2(%) U3(%) U4(%) U5(%) U6(%)
P1 89,016 88,865 89,091 88,940 88,903 88,997 533,812
P2 75,263 75,170 75,295 75,220 75,163 75,256 451,367
P3 72,783 72,722 72,845 72,660 72,691 72,768 436,469
P4 63,991 63,923 63,950 64,059 63,896 64,005 383,824
TU(%) 301,053 300,68 301,181 300,879 300,653 301,026 1805,472
The ANOVA Procedure
Dependent Variable: Kadar Lemak
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr> F
Perlakuan 3 1930,197546 643,399182 145643,959 <.0001
Eror 20 0,088352 0,004418
Corrected
Total
23 1930,285898
Perlakuan Mean Std. Error
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Perlakuan 1 88,968667 0,027134 88,912066 89,025268
Perlakuan 2 75,227833 0,027134 75,171232 75,284434
Perlakuan 3 72,744833 0,027134 72,688232 72,801434
Perlakuan 4 63,970667 0,027134 63,914066 64,027268
61
The ANOVA Procedure
Tukey’s Studentized Range (HSD) Test for Kadar Lemak
Dependent Variable: Kadar Lemak
(I)
Perlakuan
(J)
Perlakuan
Mean
Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
P 1 P 2 13,74083* 0,038374 0,000 13,63343 13,84824
P 3 16,22383* 0,038374 0,000 16,11643 16,33124
P 4 24,99800* 0,038374 0,000 24,89059 25,10541
P 2 P 1 -13,74083* 0,038374 0,000 -13,84824 -13,63343
P 3 2,48300* 0,038374 0,000 2,37559 2,59041
P 4 11,25717* 0,038374 0,000 11,14976 11,36457
P 3 P 1 -16,22383* 0,038374 0,000 -16,33124 -16,11643
P 2 -2,48300* 0,038374 0,000 -2,59041 -2,37559
P 4 8,77417* 0,038374 0,000 8,66676 8,88157
P 4 P 1 -24,99800* 0,038374 0,000 -25,10541 -24,89059
P 2 -11,25717* 0,038374 0,000 -11,36457 -11,14976
P 3 -8,77417* 0,038374 0,000 -8,88157 -8,66676
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = ,004.
*. The mean difference is significant at the ,05 level.
Tukey Grouping Mean N Perlakuan
A 63,970667 6 P4
B 72,744833 6 P3
C 75,227833 6 P2
D 88,968667 6 P1
62
Lampiran 4. Analisis Statistik Kadar Protein (%)
Tabel. 23. Kadar Protein Mayonnaise dengan Berbagai Jenis Minyak Nabati.
Perlakuan Ulangan TP
(%) U1(%) U2(%) U3(%) U4(%) U5(%) U6(%)
P1 1,894 1,898 1,901 1,898 1,901 1,896 11,388
P2 1,980 1,972 1,988 1,986 1,990 1,988 11,904
P3 1,831 1,837 1,839 1,829 1,842 1,834 11,012
P4 1,613 1,620 1,615 1,617 1,608 1,610 9,683
TU(%) 7,318 7,327 7,343 7,33 7,341 7,328 43,987
The ANOVA Procedure
Dependent Variable: Kadar Protein
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr> F
Perlakuan 3 0,450392 0,150131 6125,695908 <.0001
Eror 20 0,000490 0,000025
Corrected
Total
23 0,450882
Perlakuan Mean Std. Error
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Perlakuan 1 1,898000 0,002021 1,893784 1,902216
Perlakuan 2 1,984000 0,002021 1,979784 1,988216
Perlakuan 3 1,835333 0,002021 1,831117 1,839549
Perlakuan 4 1,613833 0,002021 1,609617 1,618049
63
The ANOVA Procedure
Tukey’s Studentized Range (HSD) Test for Kadar Protein
Dependent Variable: Kadar Protein
(I)
Perlakuan
(J)
Perlakuan
Mean
Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
P 1 P 2 -0,08600* 0,002858 0,000 -0,09400 -0,07800
P 3 0,06267* 0,002858 0,000 0,05467 0,07067
P 4 0,28417* 0,002858 0,000 0,27617 0,29217
P 2 P 1 0,08600* 0,002858 0,000 0,07800 0,09400
P 3 0,14867* 0,002858 0,000 0,14067 0,15667
P 4 0,37017* 0,002858 0,000 0,36217 0,37817
P 3 P 1 -0,06267* 0,002858 0,000 -0,07067 -0,05467
P 2 -0,14867* 0,002858 0,000 -0,15667 -0,14067
P 4 0,22150* 0,002858 0,000 0,21350 0,22950
P 4 P 1 -0,28417* 0,002858 0,000 -0,29217 -0,27617
P 2 -0,37017* 0,002858 0,000 -0,37817 -0,36217
P 3 -0,22150* 0,002858 0,000 -0,22950 -0,21350
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 2,451E-5.
*. The mean difference is significant at the ,05 level.
Tukey Grouping Mean N Perlakuan
A 1,613833 6 P4
B 1,835333 6 P3
C 1,898000 6 P1
D 1,984000 6 P2
64
Lampiran 5 Rata – Rata Standar Deviasi
Descriptive Statistics
Dependent Variable: Kadar Air
Perlakuan Ulangan Mean
Std.
Deviation N
P1 1 16,91100 . 1
2 16,89700 . 1
3 16,92600 . 1
4 16,88300 . 1
5 16,89000 . 1
6 16,90800 . 1
Total 16,90250 ,015630 6
P2 1 14,86900 . 1
2 14,85300 . 1
3 14,85900 . 1
4 14,88400 . 1
5 14,84700 . 1
6 14,87200 . 1
Total 14,86400 ,013594 6
P3 1 20,68300 . 1
2 20,64800 . 1
3 20,70100 . 1
4 20,66600 . 1
5 20,65700 . 1
6 20,67900 . 1
Total 20,67233 ,019222 6
P4 1 17,48800 . 1
2 17,46600 . 1
3 17,49500 . 1
4 17,47800 . 1
5 17,46400 . 1
6 17,48600 . 1
Total 17,47950 ,012486 6
65
Descriptive Statistics
Dependent Variable: Viskositas
Perlakuan Ulangan Mean
Std.
Deviation N
P1 1 571,95700 . 1
2 571,24800 . 1
3 572,20100 . 1
4 571,62600 . 1
5 571,19700 . 1
6 571,90500 . 1
Total 571,68900 ,405250 6
P2 1 676,46700 . 1
2 675,32400 . 1
3 677,03900 . 1
4 675,89600 . 1
5 675,61000 . 1
6 676,32400 . 1
Total 676,11000 ,624480 6
P3 1 486,29400 . 1
2 485,78000 . 1
3 485,98600 . 1
4 486,80800 . 1
5 485,57400 . 1
6 486,39700 . 1
Total 486,13983 ,449369 6
P4 1 553,10900 . 1
2 552,64200 . 1
3 553,57700 . 1
4 552,17400 . 1
5 552,40800 . 1
6 552,99300 . 1
Total 552,81717 ,510920 6
66
Descriptive Statistics
Dependent Variable: Kadar Lemak
Perlakuan Ulangan Mean
Std.
Deviation N
P1 1 89,01600 . 1
2 88,86500 . 1
3 89,09100 . 1
4 88,94000 . 1
5 88,90300 . 1
6 88,99700 . 1
Total 88,96867 ,082328 6
P2 1 75,26300 . 1
2 75,17000 . 1
3 75,29500 . 1
4 75,22000 . 1
5 75,16300 . 1
6 75,25600 . 1
Total 75,22783 ,053199 6
P3 1 72,78300 . 1
2 72,72200 . 1
3 72,84500 . 1
4 72,66000 . 1
5 72,69100 . 1
6 72,76800 . 1
Total 72,74483 ,067295 6
P4 1 63,99100 . 1
2 63,92300 . 1
3 63,95000 . 1
4 64,05900 . 1
5 63,89600 . 1
6 64,00500 . 1
Total 63,97067 ,059446 6
Descriptive Statistics
67
Dependent Variable: Kadar Protein
Perlakuan Ulangan Mean
Std.
Deviation N
P1 1 1,89400 . 1
2 1,89800 . 1
3 1,90100 . 1
4 1,89800 . 1
5 1,90100 . 1
6 1,89600 . 1
Total 1,89800 ,002757 6
P2 1 1,98000 . 1
2 1,97200 . 1
3 1,98800 . 1
4 1,98600 . 1
5 1,99000 . 1
6 1,98800 . 1
Total 1,98400 ,006812 6
P3 1 1,83100 . 1
2 1,83700 . 1
3 1,83900 . 1
4 1,82900 . 1
5 1,84200 . 1
6 1,83400 . 1
Total 1,83533 ,004926 6
P4 1 1,61300 . 1
2 1,62000 . 1
3 1,61500 . 1
4 1,61700 . 1
5 1,60800 . 1
6 1,61000 . 1
Total 1,61383 ,004446 6
68
Lampiran 6. Analisis Statistik Organoleptik Warna Mayonnaise
Tabel 24. Skor Terhadap Warna Mayonnaise
Panelis Kode Sampel
P1 P2 P3 P4
1 6 4 7 5
2 5 4 6 7
3 4 6 7 5
4 4 5 3 2
5 4 3 7 6
6 6 7 5 4
7 4 5 7 6
8 3 5 6 4
9 5 4 6 7
10 5 6 7 4
11 2 2 6 4
12 4 7 6 5
13 2 5 7 6
14 4 6 5 2
15 3 4 5 6
16 3 5 7 6
17 4 3 6 7
18 5 4 3 1
19 2 4 7 5
20 3 5 6 7
21 3 6 5 4
22 3 4 6 5
23 2 5 4 3
24 4 5 7 6
25 2 6 4 3
26 4 2 5 3
27 4 5 6 7
28 7 5 3 4
29 4 3 5 7
30 6 4 7 5
31 3 4 6 5
32 2 4 6 5
33 6 4 5 3
34 7 5 4 3
35 3 4 5 6
36 4 3 7 5
37 7 2 4 5
38 3 5 6 4
39 3 6 4 7
40 4 6 3 2
Total 159 182 221 191
69
Univariate Analysis of Variance
Descriptive Statistics
Dependent Variable: Warna
Perlakuan Panelis Mean
Std.
Deviation N
P1 Panelis 1 6,0000 . 1
Panelis 2 5,0000 . 1
Panelis 3 4,0000 . 1
Panelis 4 4,0000 . 1
Panelis 5 4,0000 . 1
Panelis 6 6,0000 . 1
Panelis 7 4,0000 . 1
Panelis 8 3,0000 . 1
Panelis 9 5,0000 . 1
Panelis 10 5,0000 . 1
Panelis 11 2,0000 . 1
Panelis 12 4,0000 . 1
Panelis 13 2,0000 . 1
Panelis 14 4,0000 . 1
Panelis 15 3,0000 . 1
Panelis 16 3,0000 . 1
Panelis 17 4,0000 . 1
Panelis 18 5,0000 . 1
Panelis 19 2,0000 . 1
Panelis 20 3,0000 . 1
Panelis 21 3,0000 . 1
Panelis 22 3,0000 . 1
Panelis 23 2,0000 . 1
Panelis 24 4,0000 . 1
Panelis 25 2,0000 . 1
Panelis 26 4,0000 . 1
Panelis 27 4,0000 . 1
Panelis 28 7,0000 . 1
Panelis 29 4,0000 . 1
Panelis 30 6,0000 . 1
70
Panelis 31 3,0000 . 1
Panelis 32 2,0000 . 1
Panelis 33 6,0000 . 1
Panelis 34 7,0000 . 1
Panelis 35 3,0000 . 1
Panelis 36 4,0000 . 1
Panelis 37 7,0000 . 1
Panelis 38 3,0000 . 1
Panelis 39 3,0000 . 1
Panelis 40 4,0000 . 1
Total 3,9750 1,44093 40
P2 Panelis 1 4,0000 . 1
Panelis 2 4,0000 . 1
Panelis 3 6,0000 . 1
Panelis 4 5,0000 . 1
Panelis 5 3,0000 . 1
Panelis 6 7,0000 . 1
Panelis 7 5,0000 . 1
Panelis 8 5,0000 . 1
Panelis 9 4,0000 . 1
Panelis 10 6,0000 . 1
Panelis 11 2,0000 . 1
Panelis 12 7,0000 . 1
Panelis 13 5,0000 . 1
Panelis 14 6,0000 . 1
Panelis 15 4,0000 . 1
Panelis 16 5,0000 . 1
Panelis 17 3,0000 . 1
Panelis 18 4,0000 . 1
Panelis 19 4,0000 . 1
Panelis 20 5,0000 . 1
Panelis 21 6,0000 . 1
Panelis 22 4,0000 . 1
Panelis 23 5,0000 . 1
Panelis 24 5,0000 . 1
Panelis 25 6,0000 . 1
Panelis 26 2,0000 . 1
71
Panelis 27 5,0000 . 1
Panelis 28 5,0000 . 1
Panelis 29 3,0000 . 1
Panelis 30 4,0000 . 1
Panelis 31 4,0000 . 1
Panelis 32 4,0000 . 1
Panelis 33 4,0000 . 1
Panelis 34 5,0000 . 1
Panelis 35 4,0000 . 1
Panelis 36 3,0000 . 1
Panelis 37 2,0000 . 1
Panelis 38 5,0000 . 1
Panelis 39 6,0000 . 1
Panelis 40 6,0000 . 1
Total 4,5500 1,25983 40
P3 Panelis 1 7,0000 . 1
Panelis 2 6,0000 . 1
Panelis 3 7,0000 . 1
Panelis 4 3,0000 . 1
Panelis 5 7,0000 . 1
Panelis 6 5,0000 . 1
Panelis 7 7,0000 . 1
Panelis 8 6,0000 . 1
Panelis 9 6,0000 . 1
Panelis 10 7,0000 . 1
Panelis 11 6,0000 . 1
Panelis 12 6,0000 . 1
Panelis 13 7,0000 . 1
Panelis 14 5,0000 . 1
Panelis 15 5,0000 . 1
Panelis 16 7,0000 . 1
Panelis 17 6,0000 . 1
Panelis 18 3,0000 . 1
Panelis 19 7,0000 . 1
Panelis 20 6,0000 . 1
Panelis 21 5,0000 . 1
Panelis 22 6,0000 . 1
72
Panelis 23 4,0000 . 1
Panelis 24 7,0000 . 1
Panelis 25 4,0000 . 1
Panelis 26 5,0000 . 1
Panelis 27 6,0000 . 1
Panelis 28 3,0000 . 1
Panelis 29 5,0000 . 1
Panelis 30 7,0000 . 1
Panelis 31 6,0000 . 1
Panelis 32 6,0000 . 1
Panelis 33 5,0000 . 1
Panelis 34 4,0000 . 1
Panelis 35 5,0000 . 1
Panelis 36 7,0000 . 1
Panelis 37 4,0000 . 1
Panelis 38 6,0000 . 1
Panelis 39 4,0000 . 1
Panelis 40 3,0000 . 1
Total 5,5250 1,30064 40
P4 Panelis 1 5,0000 . 1
Panelis 2 7,0000 . 1
Panelis 3 5,0000 . 1
Panelis 4 2,0000 . 1
Panelis 5 6,0000 . 1
Panelis 6 4,0000 . 1
Panelis 7 6,0000 . 1
Panelis 8 4,0000 . 1
Panelis 9 7,0000 . 1
Panelis 10 4,0000 . 1
Panelis 11 4,0000 . 1
Panelis 12 5,0000 . 1
Panelis 13 6,0000 . 1
Panelis 14 2,0000 . 1
Panelis 15 6,0000 . 1
Panelis 16 6,0000 . 1
Panelis 17 7,0000 . 1
Panelis 18 1,0000 . 1
73
Panelis 19 5,0000 . 1
Panelis 20 7,0000 . 1
Panelis 21 4,0000 . 1
Panelis 22 5,0000 . 1
Panelis 23 3,0000 . 1
Panelis 24 6,0000 . 1
Panelis 25 3,0000 . 1
Panelis 26 3,0000 . 1
Panelis 27 7,0000 . 1
Panelis 28 4,0000 . 1
Panelis 29 7,0000 . 1
Panelis 30 5,0000 . 1
Panelis 31 5,0000 . 1
Panelis 32 5,0000 . 1
Panelis 33 3,0000 . 1
Panelis 34 3,0000 . 1
Panelis 35 6,0000 . 1
Panelis 36 5,0000 . 1
Panelis 37 5,0000 . 1
Panelis 38 4,0000 . 1
Panelis 39 7,0000 . 1
Panelis 40 2,0000 . 1
Total 4,7750 1,62493 40
74
Levene's Test of Equality of Error
Variancesa
Dependent Variable: Warna
F df1 df2 Sig.
. 159 0 .
Tests the null hypothesis that the error
variance of the dependent variable is
equal across groups.
a. Design: Intercept + Panelis + Perlakuan
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Warna
Source
Type III Sum
of Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 123,312a 42 2,936 1,444 ,064
Intercept 3543,806 1 3543,806 1742,993 ,000
Panelis 73,944 39 1,896 ,933 ,587
Perlakuan 49,369 3 16,456 8,094 ,000
Error 237,881 117 2,033
Total 3905,000 160
Corrected Total 361,194 159
a. R Squared = ,341 (Adjusted R Squared = ,105)
Estimated Marginal Means
Dependent Variable: Warna
Perlakuan Mean
Std.
Error
95% Confidence Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
P1 3,975 ,225 3,529 4,421
P2 4,550 ,225 4,104 4,996
P3 5,525 ,225 5,079 5,971
P4 4,775 ,225 4,329 5,221
75
Post Hoc Tests
Dependent Variable: Warna
Tukey HSD
(I)
Perlakuan
(J)
Perlakuan
Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
P1 P2 -0,5750 0,31884 0,277 -1,4060 0,2560
P3 -1,5500* 0,31884 0,000 -2,3810 -0,7190
P4 -0,8000 0,31884 0,064 -1,6310 0,0310
P2 P1 0,5750 0,31884 0,277 -0,2560 1,4060
P3 -0,9750* 0,31884 0,014 -1,8060 -0,1440
P4 -0,2250 0,31884 0,895 -1,0560 0,6060
P3 P1 1,5500* 0,31884 0,000 0,7190 2,3810
P2 0,9750* 0,31884 0,014 0,1440 1,8060
P4 0,7500 0,31884 0,092 -0,0810 1,5810
P4 P1 0,8000 0,31884 0,064 -0,0310 1,6310
P2 0,2250 0,31884 0,895 -0,6060 1,0560
P3 -0,7500 0,31884 0,092 -1,5810 0,0810
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 2,033.
*. The mean difference is significant at the ,05 level.
Homogeneous Subsets
Warna
Tukey HSDa,b
Perlakuan N
Subset
a b
P1 40 3,9750
P2 40 4,5500
P4 40 4,7750 4,7750
P3 40 5,5250
Sig. ,064 ,092
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 2,033.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 40,000.
b. Alpha = ,05.
76
Lampiran 7. Analisis Statistika Aroma Mayonnaise
Tabel 25. Skor Terhadap Aroma Mayonnaise
Panelis Kode Sampel
P1 P2 P3 P4
1 5 6 7 4
2 6 4 5 3
3 4 2 5 3
4 5 3 4 6
5 2 5 6 4
6 2 3 5 4
7 5 4 7 6
8 3 2 4 1
9 4 5 7 6
10 3 4 7 5
11 3 5 4 7
12 5 6 4 3
13 4 5 6 7
14 5 6 4 3
15 6 2 7 5
16 6 5 7 4
17 4 2 6 4
18 5 6 7 3
19 5 4 6 3
20 5 3 6 3
21 3 5 7 6
22 4 5 6 3
23 4 3 6 5
24 3 4 7 5
25 3 5 4 6
26 5 3 7 4
27 6 4 7 5
28 6 4 7 5
29 5 4 6 7
30 4 3 6 5
31 5 4 3 6
32 5 3 3 4
33 5 3 7 4
34 3 4 7 5
35 4 2 7 3
36 7 4 5 3
37 7 5 3 6
38 5 4 6 7
39 3 6 5 7
40 6 4 7 5
Total 180 161 230 185
77
Univariate Analysis of Variance
Descriptive Statistics
Dependent Variable: Aroma
Perlakuan Panelis Mean
Std.
Deviation N
P1 Panelis 1 5,0000 . 1
Panelis 2 6,0000 . 1
Panelis 3 4,0000 . 1
Panelis 4 5,0000 . 1
Panelis 5 2,0000 . 1
Panelis 6 2,0000 . 1
Panelis 7 5,0000 . 1
Panelis 8 3,0000 . 1
Panelis 9 4,0000 . 1
Panelis 10 3,0000 . 1
Panelis 11 3,0000 . 1
Panelis 12 5,0000 . 1
Panelis 13 4,0000 . 1
Panelis 14 5,0000 . 1
Panelis 15 6,0000 . 1
Panelis 16 6,0000 . 1
Panelis 17 4,0000 . 1
Panelis 18 5,0000 . 1
Panelis 19 5,0000 . 1
Panelis 20 5,0000 . 1
Panelis 21 3,0000 . 1
Panelis 22 4,0000 . 1
Panelis 23 4,0000 . 1
Panelis 24 3,0000 . 1
Panelis 25 3,0000 . 1
Panelis 26 5,0000 . 1
Panelis 27 6,0000 . 1
Panelis 28 6,0000 . 1
Panelis 29 5,0000 . 1
Panelis 30 4,0000 . 1
78
Panelis 31 5,0000 . 1
Panelis 32 5,0000 . 1
Panelis 33 5,0000 . 1
Panelis 34 3,0000 . 1
Panelis 35 4,0000 . 1
Panelis 36 7,0000 . 1
Panelis 37 7,0000 . 1
Panelis 38 5,0000 . 1
Panelis 39 3,0000 . 1
Panelis 40 6,0000 . 1
Total 4,5000 1,26085 40
P2 Panelis 1 6,0000 . 1
Panelis 2 4,0000 . 1
Panelis 3 2,0000 . 1
Panelis 4 3,0000 . 1
Panelis 5 5,0000 . 1
Panelis 6 3,0000 . 1
Panelis 7 4,0000 . 1
Panelis 8 2,0000 . 1
Panelis 9 5,0000 . 1
Panelis 10 4,0000 . 1
Panelis 11 5,0000 . 1
Panelis 12 6,0000 . 1
Panelis 13 5,0000 . 1
Panelis 14 6,0000 . 1
Panelis 15 2,0000 . 1
Panelis 16 5,0000 . 1
Panelis 17 2,0000 . 1
Panelis 18 6,0000 . 1
Panelis 19 4,0000 . 1
Panelis 20 3,0000 . 1
Panelis 21 5,0000 . 1
Panelis 22 5,0000 . 1
Panelis 23 3,0000 . 1
Panelis 24 4,0000 . 1
Panelis 25 5,0000 . 1
Panelis 26 3,0000 . 1
79
Panelis 27 4,0000 . 1
Panelis 28 4,0000 . 1
Panelis 29 4,0000 . 1
Panelis 30 3,0000 . 1
Panelis 31 4,0000 . 1
Panelis 32 3,0000 . 1
Panelis 33 3,0000 . 1
Panelis 34 4,0000 . 1
Panelis 35 2,0000 . 1
Panelis 36 4,0000 . 1
Panelis 37 5,0000 . 1
Panelis 38 4,0000 . 1
Panelis 39 6,0000 . 1
Panelis 40 4,0000 . 1
Total 4,0250 1,20868 40
P3 Panelis 1 7,0000 . 1
Panelis 2 5,0000 . 1
Panelis 3 5,0000 . 1
Panelis 4 4,0000 . 1
Panelis 5 6,0000 . 1
Panelis 6 5,0000 . 1
Panelis 7 7,0000 . 1
Panelis 8 4,0000 . 1
Panelis 9 7,0000 . 1
Panelis 10 7,0000 . 1
Panelis 11 4,0000 . 1
Panelis 12 4,0000 . 1
Panelis 13 6,0000 . 1
Panelis 14 4,0000 . 1
Panelis 15 7,0000 . 1
Panelis 16 7,0000 . 1
Panelis 17 6,0000 . 1
Panelis 18 7,0000 . 1
Panelis 19 6,0000 . 1
Panelis 20 6,0000 . 1
Panelis 21 7,0000 . 1
Panelis 22 6,0000 . 1
80
Panelis 23 6,0000 . 1
Panelis 24 7,0000 . 1
Panelis 25 4,0000 . 1
Panelis 26 7,0000 . 1
Panelis 27 7,0000 . 1
Panelis 28 7,0000 . 1
Panelis 29 6,0000 . 1
Panelis 30 6,0000 . 1
Panelis 31 3,0000 . 1
Panelis 32 3,0000 . 1
Panelis 33 7,0000 . 1
Panelis 34 7,0000 . 1
Panelis 35 7,0000 . 1
Panelis 36 5,0000 . 1
Panelis 37 3,0000 . 1
Panelis 38 6,0000 . 1
Panelis 39 5,0000 . 1
Panelis 40 7,0000 . 1
Total 5,7500 1,33493 40
P4 Panelis 1 4,0000 . 1
Panelis 2 3,0000 . 1
Panelis 3 3,0000 . 1
Panelis 4 6,0000 . 1
Panelis 5 4,0000 . 1
Panelis 6 4,0000 . 1
Panelis 7 6,0000 . 1
Panelis 8 1,0000 . 1
Panelis 9 6,0000 . 1
Panelis 10 5,0000 . 1
Panelis 11 7,0000 . 1
Panelis 12 3,0000 . 1
Panelis 13 7,0000 . 1
Panelis 14 3,0000 . 1
Panelis 15 5,0000 . 1
Panelis 16 4,0000 . 1
Panelis 17 4,0000 . 1
Panelis 18 3,0000 . 1
81
Panelis 19 3,0000 . 1
Panelis 20 3,0000 . 1
Panelis 21 6,0000 . 1
Panelis 22 3,0000 . 1
Panelis 23 5,0000 . 1
Panelis 24 5,0000 . 1
Panelis 25 6,0000 . 1
Panelis 26 4,0000 . 1
Panelis 27 5,0000 . 1
Panelis 28 5,0000 . 1
Panelis 29 7,0000 . 1
Panelis 30 5,0000 . 1
Panelis 31 6,0000 . 1
Panelis 32 4,0000 . 1
Panelis 33 4,0000 . 1
Panelis 34 5,0000 . 1
Panelis 35 3,0000 . 1
Panelis 36 3,0000 . 1
Panelis 37 6,0000 . 1
Panelis 38 7,0000 . 1
Panelis 39 7,0000 . 1
Panelis 40 5,0000 . 1
Total 4,6250 1,47956 40
Levene's Test of Equality of Error
Variancesa
Dependent Variable: Aroma
F df1 df2 Sig.
. 159 0 .
Tests the null hypothesis that the error
variance of the dependent variable is
equal across groups.
82
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Aroma
Source
Type III Sum
of Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 136,450a 42 3,249 1,887 ,004
Intercept 3572,100 1 3572,100 2074,637 ,000
Panelis 72,400 39 1,856 1,078 ,370
Perlakuan 64,050 3 21,350 12,400 ,000
Error 201,450 117 1,722
Total 3910,000 160
Corrected Total 337,900 159
a. R Squared = ,404 (Adjusted R Squared = ,190)
Estimated Marginal Means
Perlakuan
Dependent Variable: Aroma
Perlakuan Mean
Std.
Error
95% Confidence Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
P1 4,500 ,207 4,089 4,911
P2 4,025 ,207 3,614 4,436
P3 5,750 ,207 5,339 6,161
P4 4,625 ,207 4,214 5,036
83
Post Hoc Tests
Dependent Variable: Aroma
Tukey HSD
(I)
Perlakuan
(J)
Perlakuan
Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
P1 P2 0,4750 0,29341 0,372 -0,2897 1,2397
P3 -1,2500* 0,29341 0,000 -2,0147 -0,4853
P4 -0,1250 0,29341 0,974 -0,8897 0,6397
P2 P1 -0,4750 0,29341 0,372 -1,2397 0,2897
P3 -1,7250* 0,29341 0,000 -2,4897 -0,9603
P4 -0,6000 0,29341 0,178 -1,3647 0,1647
P3 P1 1,2500* 0,29341 0,000 0,4853 2,0147
P2 1,7250* 0,29341 0,000 0,9603 2,4897
P4 1,1250* 0,29341 0,001 0,3603 1,8897
P4 P1 0,1250 0,29341 0,974 -0,6397 0,8897
P2 0,6000 0,29341 0,178 -0,1647 1,3647
P3 -1,1250* 0,29341 0,001 -1,8897 -0,3603
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 1,722.
*. The mean difference is significant at the ,05 level.
Homogeneous Subsets
Aroma
Tukey HSDa,b
Perlakuan N
Subset
a b
P2 40 4,0250
P1 40 4,5000
P4 40 4,6250
P3 40 5,7500
Sig. ,178 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 1,722.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 40,000.
b. Alpha = ,05.
84
Lampiran 8. Analisis Statistika Aroma Mayonnaise
Tabel 26. Skor Terhadap Rasa Mayonnaise
Panelis Kode Sampel
P1 P2 P3 P4
1 4 5 3 6
2 3 4 6 5
3 3 2 4 5
4 5 4 2 3
5 4 5 6 7
6 4 5 7 6
7 4 5 7 6
8 4 3 5 7
9 3 6 2 4
10 4 5 3 1
11 3 4 2 1
12 3 6 4 2
13 2 4 6 3
14 4 3 2 5
15 5 4 6 7
16 5 3 4 6
17 4 5 3 4
18 4 3 5 7
19 2 5 3 4
20 2 5 6 4
21 2 4 3 6
22 3 4 2 1
23 3 4 5 2
24 2 3 6 7
25 3 1 5 4
26 4 2 3 5
27 5 3 2 4
28 2 3 7 6
29 4 2 3 4
30 1 2 4 3
31 1 3 2 4
32 3 1 5 4
33 5 2 4 6
34 5 3 6 4
35 3 1 4 2
36 3 2 5 6
37 3 6 4 7
38 2 1 4 3
39 2 1 3 4
40 5 4 6 7
Total 133 138 169 182
85
Univariate Analysis of Variance
Descriptive Statistics
Dependent Variable: Rasa
Perlakuan Panelis Mean
Std.
Deviation N
P1 Panelis 1 4,0000 . 1
Panelis 2 3,0000 . 1
Panelis 3 3,0000 . 1
Panelis 4 5,0000 . 1
Panelis 5 4,0000 . 1
Panelis 6 4,0000 . 1
Panelis 7 4,0000 . 1
Panelis 8 4,0000 . 1
Panelis 9 3,0000 . 1
Panelis 10 4,0000 . 1
Panelis 11 3,0000 . 1
Panelis 12 3,0000 . 1
Panelis 13 2,0000 . 1
Panelis 14 4,0000 . 1
Panelis 15 5,0000 . 1
Panelis 16 5,0000 . 1
Panelis 17 4,0000 . 1
Panelis 18 4,0000 . 1
Panelis 19 2,0000 . 1
Panelis 20 2,0000 . 1
Panelis 21 2,0000 . 1
Panelis 22 3,0000 . 1
Panelis 23 3,0000 . 1
Panelis 24 2,0000 . 1
Panelis 25 3,0000 . 1
Panelis 26 4,0000 . 1
Panelis 27 5,0000 . 1
Panelis 28 2,0000 . 1
Panelis 29 4,0000 . 1
Panelis 30 1,0000 . 1
86
Panelis 31 1,0000 . 1
Panelis 32 3,0000 . 1
Panelis 33 5,0000 . 1
Panelis 34 5,0000 . 1
Panelis 35 3,0000 . 1
Panelis 36 3,0000 . 1
Panelis 37 3,0000 . 1
Panelis 38 2,0000 . 1
Panelis 39 2,0000 . 1
Panelis 40 5,0000 . 1
Total 3,3250 1,14102 40
P2 Panelis 1 5,0000 . 1
Panelis 2 4,0000 . 1
Panelis 3 2,0000 . 1
Panelis 4 4,0000 . 1
Panelis 5 5,0000 . 1
Panelis 6 5,0000 . 1
Panelis 7 5,0000 . 1
Panelis 8 3,0000 . 1
Panelis 9 6,0000 . 1
Panelis 10 5,0000 . 1
Panelis 11 4,0000 . 1
Panelis 12 6,0000 . 1
Panelis 13 4,0000 . 1
Panelis 14 3,0000 . 1
Panelis 15 4,0000 . 1
Panelis 16 3,0000 . 1
Panelis 17 5,0000 . 1
Panelis 18 3,0000 . 1
Panelis 19 5,0000 . 1
Panelis 20 5,0000 . 1
Panelis 21 4,0000 . 1
Panelis 22 4,0000 . 1
Panelis 23 4,0000 . 1
Panelis 24 3,0000 . 1
Panelis 25 1,0000 . 1
Panelis 26 2,0000 . 1
87
Panelis 27 3,0000 . 1
Panelis 28 3,0000 . 1
Panelis 29 2,0000 . 1
Panelis 30 2,0000 . 1
Panelis 31 3,0000 . 1
Panelis 32 1,0000 . 1
Panelis 33 2,0000 . 1
Panelis 34 3,0000 . 1
Panelis 35 1,0000 . 1
Panelis 36 2,0000 . 1
Panelis 37 6,0000 . 1
Panelis 38 1,0000 . 1
Panelis 39 1,0000 . 1
Panelis 40 4,0000 . 1
Total 3,4500 1,48410 40
P3 Panelis 1 3,0000 . 1
Panelis 2 6,0000 . 1
Panelis 3 4,0000 . 1
Panelis 4 2,0000 . 1
Panelis 5 6,0000 . 1
Panelis 6 7,0000 . 1
Panelis 7 7,0000 . 1
Panelis 8 5,0000 . 1
Panelis 9 2,0000 . 1
Panelis 10 3,0000 . 1
Panelis 11 2,0000 . 1
Panelis 12 4,0000 . 1
Panelis 13 6,0000 . 1
Panelis 14 2,0000 . 1
Panelis 15 6,0000 . 1
Panelis 16 4,0000 . 1
Panelis 17 3,0000 . 1
Panelis 18 5,0000 . 1
Panelis 19 3,0000 . 1
Panelis 20 6,0000 . 1
Panelis 21 3,0000 . 1
Panelis 22 2,0000 . 1
88
Panelis 23 5,0000 . 1
Panelis 24 6,0000 . 1
Panelis 25 5,0000 . 1
Panelis 26 3,0000 . 1
Panelis 27 2,0000 . 1
Panelis 28 7,0000 . 1
Panelis 29 3,0000 . 1
Panelis 30 4,0000 . 1
Panelis 31 2,0000 . 1
Panelis 32 5,0000 . 1
Panelis 33 4,0000 . 1
Panelis 34 6,0000 . 1
Panelis 35 4,0000 . 1
Panelis 36 5,0000 . 1
Panelis 37 4,0000 . 1
Panelis 38 4,0000 . 1
Panelis 39 3,0000 . 1
Panelis 40 6,0000 . 1
Total 4,2250 1,59305 40
P4 Panelis 1 6,0000 . 1
Panelis 2 5,0000 . 1
Panelis 3 5,0000 . 1
Panelis 4 3,0000 . 1
Panelis 5 7,0000 . 1
Panelis 6 6,0000 . 1
Panelis 7 6,0000 . 1
Panelis 8 7,0000 . 1
Panelis 9 4,0000 . 1
Panelis 10 1,0000 . 1
Panelis 11 1,0000 . 1
Panelis 12 2,0000 . 1
Panelis 13 3,0000 . 1
Panelis 14 5,0000 . 1
Panelis 15 7,0000 . 1
Panelis 16 6,0000 . 1
Panelis 17 4,0000 . 1
Panelis 18 7,0000 . 1
89
Panelis 19 4,0000 . 1
Panelis 20 4,0000 . 1
Panelis 21 6,0000 . 1
Panelis 22 1,0000 . 1
Panelis 23 2,0000 . 1
Panelis 24 7,0000 . 1
Panelis 25 4,0000 . 1
Panelis 26 5,0000 . 1
Panelis 27 4,0000 . 1
Panelis 28 6,0000 . 1
Panelis 29 4,0000 . 1
Panelis 30 3,0000 . 1
Panelis 31 4,0000 . 1
Panelis 32 4,0000 . 1
Panelis 33 6,0000 . 1
Panelis 34 4,0000 . 1
Panelis 35 2,0000 . 1
Panelis 36 6,0000 . 1
Panelis 37 7,0000 . 1
Panelis 38 3,0000 . 1
Panelis 39 4,0000 . 1
Panelis 40 7,0000 . 1
Total 4,5500 1,82504 40
90
Levene's Test of Equality of Error
Variancesa
Dependent Variable: Rasa
F df1 df2 Sig.
. 159 0 .
Tests the null hypothesis that the error
variance of the dependent variable is
equal across groups.
a. Design: Intercept + Panelis + Perlakuan
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Rasa
Source
Type III Sum
of Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 180,400a 42 4,295 2,208 ,000
Intercept 2418,025 1 2418,025 1243,146 ,000
Panelis 137,975 39 3,538 1,819 ,008
Perlakuan 42,425 3 14,142 7,270 ,000
Error 227,575 117 1,945
Total 2826,000 160
Corrected Total 407,975 159
a. R Squared = ,442 (Adjusted R Squared = ,242)
Estimated Marginal Means
Dependent Variable: Rasa
Perlakuan Mean
Std.
Error
95% Confidence Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
P1 3,325 ,221 2,888 3,762
P2 3,450 ,221 3,013 3,887
P3 4,225 ,221 3,788 4,662
P4 4,550 ,221 4,113 4,987
91
Post Hoc Tests
Dependent Variable: Rasa
Tukey HSD
(I)
Perlakuan
(J)
Perlakuan
Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
P1 P2 -,1250 ,31186 ,978 -,9378 ,6878
P3 -,9000* ,31186 ,024 -1,7128 -,0872
P4 -1,2250* ,31186 ,001 -2,0378 -,4122
P2 P1 ,1250 ,31186 ,978 -,6878 ,9378
P3 -,7750 ,31186 ,068 -1,5878 ,0378
P4 -1,1000* ,31186 ,003 -1,9128 -,2872
P3 P1 ,9000* ,31186 ,024 ,0872 1,7128
P2 ,7750 ,31186 ,068 -,0378 1,5878
P4 -,3250 ,31186 ,725 -1,1378 ,4878
P4 P1 1,2250* ,31186 ,001 ,4122 2,0378
P2 1,1000* ,31186 ,003 ,2872 1,9128
P3 ,3250 ,31186 ,725 -,4878 1,1378
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 1,945.
*. The mean difference is significant at the ,05 level.
Homogeneous Subsets
Rasa
Tukey HSDa,b
Perlakuan N
Subset
a b c
P1 40 3,3250
P2 40 3,4500 3,4500
P3 40 4,2250 4,2250
P4 40 4,5500
Sig. ,978 ,068 ,725
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 1,945.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 40,000.
b. Alpha = ,05.
92
Lampiran 9. Kuisioner Uji Hedonik
Nama Panelis :
Tanggal pengujian :
Jenis produk :
Intruksi : Nyatakan penilaian Anda dan berikan tanda centang pada
pernyataan yang sesuai dengan penilaian Anda.
Penilaian
Aroma
Kode Bahan
437 804 573 162
Sangat Suka
Suka
Agak Suka
Netral
Agak Tidak Suka
Tidak Suka
Sangat Tidak Suka
Nama Panelis :
Tanggal pengujian :
Jenis produk :
Intruksi : Nyatakan penilaian Anda dan berikan tanda centang pada
pernyataan yang sesuai dengan penilaian Anda.
Penilaian
Warna
Kode Bahan
437 804 573 162
Sangat Suka
Suka
Agak Suka
Netral
Agak Tidak Suka
Tidak Suka
Sangat Tidak Suka
93
Nama Panelis :
Tanggal pengujian :
Jenis produk :
Intruksi : Nyatakan penilaian Anda dan berikan tanda centang pada
pernyataan yang sesuai dengan penilaian Anda.
Penilaian
Rasa
Kode Bahan
437 804 573 162
Sangat Suka
Suka
Agak Suka
Netral
Agak Tidak Suka
Tidak Suka
Sangat Tidak Suka
94
Lampiran 10. Dokumentasi Proses Pembuatan Mayonnaise
Persiapan Bahan
Penambahan Penambahan Gula dan Garam Penambahan Minyak
Kuning Telur Nabati
Pencampuran Air Lemon Sampel Mayonnaise P1
Dan Air Hangat
95
Sampel Mayonnaise P2 Sampel Mayonnaise P3 Sampel Mayonnaise P4
Panelis Uji Organoleptik
96
97
98
99
100
101