tak stimulasi sensori

37
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Alam Perasaan: Mania” tepat pada waktunya. Dalam menyelesaikan makalah ini, kami banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penulisan makalah kami ini. Kami menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan- kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini, sehingga makalah ini dapat bermanfaat seperti yang kami harapkan. sebagai akhir kata, kami harapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Denpasar, 26 April 2012

Upload: adi-sedana

Post on 02-Jan-2016

381 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

avfs

TRANSCRIPT

Page 1: TAK Stimulasi Sensori

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Asuhan

Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Alam Perasaan: Mania” tepat pada

waktunya.

Dalam menyelesaikan makalah ini, kami banyak mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu. Untuk itu kami

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami

dalam penulisan makalah kami ini.

Kami menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan-kekurangan yang

perlu diperbaiki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun

sangat kami harapkan dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini, sehingga

makalah ini dapat bermanfaat seperti yang kami harapkan. sebagai akhir kata,

kami harapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Denpasar, 26 April 2012

Page 2: TAK Stimulasi Sensori

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................1

DAftar isi................................................................................................................2

BAB I......................................................................................................................3

PENDAHULUAN....................................................................................................3

A. Latar belakang..........................................................................................3

B. Rumusan Masalah....................................................................................4

C. Tujuan.......................................................................................................4

D. Manfaat.....................................................................................................5

E. Metode Penulisan.....................................................................................5

F. Sistematika Penulisan..................................................................................5

BAB II.....................................................................................................................6

PEMBAHASAN......................................................................................................6

A. Landasan teori..........................................................................................6

B. Tujuan.......................................................................................................6

C. Aktivitas dan Indikasi................................................................................7

D. Jenis Terapi Aktivitas Kelompok: Stimulasi Sensori.................................7

Terapi Stimulasi Sensori Suara Mendengar Musik.........................................8

Terapi Stimulasi Sensori Menggambar.........................................................12

Terapi Stimulasi Sensori Menonton TV/Video...............................................16

Pengorganisasiaan Dan Role Play......................................................................20

A. Pengorganisasian...................................................................................20

Peran Dan Tugas..........................................................................................20

B. Role Play................................................................................................22

BAB III..................................................................................................................27

PENUTUP............................................................................................................27

A. Simpulan.................................................................................................27

B. Saran......................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................28

Page 3: TAK Stimulasi Sensori

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG 

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi

modalitas sebagai bentuk psikoterapi yang dilakukan oleh sekelompok klien

dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin dan diarahkan

seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang terlatih. Salah satu jenis

terapi aktivitas kelompok untuk klien gangguan interaksi sosial : menarik diri

adalah terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori. Terapi aktivitas kelompok

stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi semua pancaindra (sensori)

agar memberi respon yang adekuat.(Kelliat B.A & Akemat,2004). Terapi ini

diberikan karena klien tidak mampu berespon dengan lingkungan sosialnya.

Rumah sakit jiwa Propinsi Bali merupakan pusat rujukan dalam

merawat klien dengan gangguan jiwa di Bali. Berdasarkan data yang

peneliti didapatkan di RS Jiwa Propinsi Bali, pada bulan Juli sampai dengan

Desember tahun 2008 rata-rata jumlah klien yang dirawat tiap bulan

sebanyak 274 orang. Dari jumlah tersebut 266 orang atau 97,1%

mengalami skizoprenia, dari 266 klien tersebut 52 orang atau 20%

mengalami kerusakan interaksi sosial.

Kerusakan interaksi sosial merupakan percobaan untuk

menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan

orang lain atau suatu tindakan melepaskan diri baik perhatian maupun

minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (Rawlins, 1993).

Kerusakan interaksi sosial terjadi apabila individu menemukan kesulitan

dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain. Pemutusan

proses hubungan terkait erat dengan ketidakpuasan individu terhadap

proses hubungan yang disebabkan oleh kurangnya peran serta dan tidak

mampu berespon dengan lingkungan sosialnya, kondisi ini dapat

Page 4: TAK Stimulasi Sensori

mengembangkan rasa tidak percaya diri dan keinginan menghindar dari

orang lain. Apabila tingkah laku tersebut tidak segera ditanggulangi dapat

menyebabkan klien mengalami gangguan jiwa yang lebih berat seperti

munculnya halusinasi, risiko mencederai diri dan orang lain dan penurunan

minat kebutuhan dasar psikologis. Asuhan keperawatan klien dengan

kerusakan interaksi sosial dilakukan dengan pendekatan individu dan

pendekatan kelompok. Hal ini dapat dilakukan terapi aktivitas kelompok,

penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan

dampak positif dalam upaya pencegahan kekambuhan serta pemulihan

harga diri klien selama dirawat di Rumah Sakit. Dinamika kelompok

membantu klien meningkatkan perilaku adaptif serta mengurangi perilaku

maladaptif.

Berdasarkan uraian diatas penggunaan terapi aktivitas kelompok

dapat memberikan dampak positif dan dapat membantu klien meningkatkan

perilaku adaptif serta mengurangi perilaku maladaptif terutama pada pasien

dengan kerusakan interaksi sosial yang salah satunya disebabkan oleh

ketidakmampuan berespon dengan lingkungan sosialnya.

Salah satu terapi aktivitas kelompok yang mempunyai tujuan

agar klien mampu memberikan respon dan dapat mengekspresikan

perasaan adalah terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori. Dengan terapi

aktivitas kelompok stimulasi sensori klien dapat menggunakan semua

panca inderanya untuk merespon stimulus yang diberikan, sehingga klien

dapat memberi respon yang adekuat, dengan kemampuan memberi respon

terutama terhadap lingkungan diharapkan klien mampu meningkatkan

hubungan sosial dengan orang lain.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana prinsip terapi aktivitas kelompok: stimulasi sensori

sebagai tindakan terapeutik asuhan keperawatan jiwa?

Page 5: TAK Stimulasi Sensori

C. TUJUAN

Untuk mengetahui prinsip terapi aktivitas kelompok: stimulasi

sensori sebagai tindakan terapeutik dalam asuhan keperawatan jiwa

D. MANFAAT

Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai prinsip

terapi aktivitas kelompok: stimulasi sensori sebagai tindakan terapeutik

dalam asuhan keperawatan jiwa

E. METODE PENULISAN

Makalah ini ditulis dengan teknik deskriptif kualitatif dimana data-

data bersifat sekunder. Makalah ini ditunjang dari dari data-data studi

kepustakaan yaitu dari buku-buku literattur penunjang masalah yang

dibahas.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

D. Manfaat

E. Metode Penulisan

F. Sistematika Penulisan

Bab II Pembahasan

Bab III Penutup

A. Simpulan

B. Saran

Page 6: TAK Stimulasi Sensori

BAB II

PEMBAHASAN

A. LANDASAN TEORI

1. Terapi aktivitas kelompok : Stimulasi sensori adalah upaya untuk

menstimulasi semua pancaindera (sensori) agar memberi respon yang

adekuat (Keliat, 2009)

2. Terapi aktivitas kelompok:stimulasi sensori merupakan aktivitas yang

digunakan untuk memberikan stimulasi pada sensori klien, kemudian

diobservasi reaksi sensori klien berupa ekspresi emosi atau perasaan

melalui gerakan tubuh, ekspresi muka, ucapan. Terapi aktivitas

kelompok untuk menstimulasi sensori pada penderita yang mengalami

kemunduran fungsi sensoris. Teknik yang digunakan meliputi fasilitas

penggunaan pancaindera dan kemampuan mengekpresikan stimulus

baik dari internal maupun eksternal (Purwaningsih, 2009).

Jadi, terapi stimulasi sensori merupakan jenis terapi dengan

menstimulasi sensori klien untuk mendapatkan reaksi emosi atau

perasaan melalui gerakan tubuh, ekspresi, dan ucapan.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum:

Tujuan umum klien dapat berespon terhadap stimulus pancaindera

yang diberikan

2. Tujuan Khusus:

a. Meningkatkan kemampuan sensoris

b. Meningkatkan uupaya meningkatkan pusat perhatian

c. Meningkatkan kesegaran jasmani

d. Mengekspresikan perasaan

Page 7: TAK Stimulasi Sensori

3. Tujuan khusus berdasarkan jenis Terapi Stimulasi Sensori:

a. Klien mampu berespon terhadap suara yang didengar

b. Klien mampu berespon terhadap gambar yang dilihat

c. Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar.

C. AKTIVITAS DAN INDIKASI

Klien yang mempunyai indikasi TAK-Stimulasi Sensori adalah

klien isolasi sosial, menarik diri, harga diri rendah yang disertai dengan

kurang komunikasi verbal. Aktivitas Stimulasi sensori dapat berupa stimulus

terhadap penglihatan, pendengaran dan lain-lain, seperti gambar, video,

tarian, dan nyanyian.

Hal yang harus diperhatikan:

1. Jika klien pergi atau meninggalkan ruangan terapis mengingatkan

kontrak yang telah disepakati.

2. Jika pasien diam fasilitator membujuk klien untuk berbicara jika

klien tetap tidak mau berbicara terapis atau leader meningkatkan

motivasi klien dengan mengatakan “ Yang lain bisa pasti Bapak

bisa “

3. Jika klien melakukan hal –hal yang tidak di inginkan (amuk,

Mengganggu pasien lain, ribut ) terapis mengingatkan tentang

aturan permainan.

D. JENIS TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK: STIMULASI SENSORI

TAK stimulasi sensori memiliki 3 sesi yaitu:

a) Sesi 1 : mendengarkan musik

b) Sesi 2 : Menggambar

c) Sesi 3 : Menonton TV/video

Page 8: TAK Stimulasi Sensori

Terapi Stimulasi Sensori Suara Mendengar Musik

Sesi 1 : mendengar musik

I. Pengertian

TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus suara pada pasien

sehingga terjadi perubahan perilaku.

II. Tujuan

1. Klien mampu mengenali musik yang didengar

2. Klien mempu memberii  respon terhadap music

3. Klien mampu menceritakan perasannya setelh mendengarkan music

III. Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

IV. Alat

1. Tape recorder

2. Kaset lagu dangdut, slow music, rohani (religius)

V. Metode

1. Diskusi

2. Sharing persepsi

VI. Langkah kegiatan

1. Persiapan

a) Membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi menarik

diri, harga diri rendah dan tidak mau bicara

b) Mempersiakan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a) Salam terapeutik

b) Salam dari terapis kepada klien

c) Evaluasi atau validasi

d) Menanyakan perasaan klien saat ini

Page 9: TAK Stimulasi Sensori

e) Kontrak

Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaiu mendengarkan music

Terapis menjelaskan aturan main berikut :

° Jika ada klien yang ingin meningalkan kelompok, harus minta

ijin kepeda terapis

° Lama kegiatan 45 menit

° Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja

a) Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri ( nama, dan

nama panggilan ) dimulai dari terapis secara berurutan searah jarum

jam.

b) Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis

mengajak semua klien untuk bertepuk tangan.

c) Terapis dan klien memakai papan nama.

d) Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh tepuk

tangan atau berjoget sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu selesai

klien akan diminta mencritakan isi dari lagu tersebut dan perasaan

klien setelah mendengan lagu.

e) Terapis memutar lagu, klien mendengar boleh berjoget, tepuk tangan

(kira-kira 15 menit) music yang diputar boleh diulang beberapa kali.

Terapis mengobservasi respon klien terhadap musik

f) Secara bergiliran, klien diminta menceritakan isi lagu dan perasaannya.

Sampai semua klie mendapat giliran.

g) Terapis memberiikan pujian, setiap klien menceritakan perasaannya,

dan mengajak klien lain bertepuk tangan.

4. Tahap terminasi

a) Evaluasi

Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

Terapis memberiikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b) Tindak lanjut

Terapis menganjurkan klien untuk mendengarkan music yang disukai

dan brmakna dalam kehidupannya.

c) Kontrak yang akan datang

Menyepakati TAK yang akan datang yaitu menggambar.

Page 10: TAK Stimulasi Sensori

Menyepakati waktu dan tempat.

5. Evaluasi Dan Dokumentasi

a) Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya

pada tahap kerja.aspek yang dievaluasi adlah kemampuan klien sesuai

dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensori mendengar musik,

kemampuan klien yang diharapkan dalah mengikuti kegiatan , respon

terhadap musi, memberi pendapat tentang musik yang didengar dan

perasaan sat mendengar music. Formulir evaluasi sebagai berikut:

SESI 1:TAK

STIMULASI SENSORI MENDENGAR MUSIK

KEMAMPUAN MEMBERI RESPON PADA MUSIK

NO ASPEK YANG DINILAINAMA KLIEN

1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

2. Memberii  respon ( ikut benyanyi/ menari/

joget/ menggerakkan tangan dan kaki dagu

sesuai irama)

3. Memberii  pendapat tetang music yang

didengar

4. Menjelaskan perasaan setelah mendengar

lagu

Petunjuk

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

Page 11: TAK Stimulasi Sensori

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti,

merespon, memberi pendapat, mennyampaikan perasaan tentang music

yang didengar  (√) jika klien mampu dan tanda (×) jika klien tidak mampu

b) Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada

catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 1, TAK

stimulasi sensori mendengar music. Klien mengikuti kegiatan sampai akhir

dan menggerakkan jari sesuai dengan irama music namun belum mampu

memberi pendapat dan perasaan tentang music. Latih klien untuk

mendengarkan music diruang rawat.

Page 12: TAK Stimulasi Sensori

Terapi Stimulasi Sensori Menggambar

Sesi 2 : Menggambar

I. Pengertian

TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus menggambar pada

pasien sehingga terrjadi perubahan perilaku.

II. Tujuan

1. Klien dapat mengekspresikan perasaan melalui gambar

2. Klien dapat memberii  makna gambar

III. Setting

1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

IV. Alat

1. Kertas HV A

2. Pensil 2B (bila tersedia krayon juga dapat digunakan)

V. Metode

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi

VI. Langkah kegiatan

1. Persiapan

a) Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 1

b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a) Salam terapeutik

Salam dari terapis kepada klien

Terapis dan klien memakai papan nama

b) Evaluasi / validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini

Page 13: TAK Stimulasi Sensori

c) Kontrak

Terapis menjelaskan ktujuan kegiatan, yaitu menggambar

dan menceritakannya kepada orang lain

Terapis menjelaskan aturan main berikut

° Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,

harus minta izin kepada terapis

° Lama kegiatan 45 menit

° Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai

selesai

3. Tahap kerja

a) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu

menggambar dan menceritakan hasil gambar kepada klien lain .

b) Terapis membagikan kertas dan pensil untuk tiap klien

c) Terapis meminta klien menggambar apa saja sesuai dengan yang

diinginkan saat ini

d) Sementara klien mulai menggambar, terapis berkeliling, dan

memberii penguatan kepada klien untuk terus menggambar.

Jangan mencela klien.

e) Setelah semua klien selesai menggambar, terapis meminta masing-

masing klien untuk memperlihatkan dan menceritakan gambar yang

telah dibuatnya pada klien lain. Yang harus diceritakan adalah

gambar apa dan apa makna gambar tersebut untuk klien.

f) Kegiatan point e dilakukan sampai semua klien mendapat giliran.

g) Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, terapis mengajak

klien lain bertepuk tangan.

4. Tahap terminasi

a) Evaluasi

Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

Terapis memberiikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b) Tindak lanjut

Trapis menganjurkan klien untuk mengekspresikan perasaan

melalui gambar.

c) Kontrak yang akan datang

Page 14: TAK Stimulasi Sensori

Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu menonton TV.

Menyepakati waktu dan tempat.

5. Evaluasi dan Dokumentasi

a) Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,

khususnya pada tahap kerja. Aspek yang di evaluasi adalah

kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi

sensori menggambar, kemampuan klien yang diharapkan adalah

mampu mengikuti kegiatan, menggambar, menyebutkan apa yang

digambar dan menceritakan makna gambar.

SESI 2: TAK

STIMULASI SENSORI MENGGAMBAR

KEMAMPUAN MEMBERI RESPON TERHADAP MENGGAMBAR

NO ASPEK YANG DINILAINAMA KLIEN

1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

2. Menggambar sampai selesai

3. Menyebutkan gambar apa

4. Menceritakan makna gambar

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

Page 15: TAK Stimulasi Sensori

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti,

menggambar, menyebutkan gambar dan menceritakan makna gambar.

Beri tanda  (√) jika klien mampu dan tanda (×) jika klien tidak mampu

b) Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK

pada catatan proses keperawatan tiap klien contoh : klien mengikuti

sesi 2 TAK stimulasi sensori menggambar. Klien mengikuti sampai

selesai. Klien mampu menggambar, menyebutkan nama gambar,

dan menceritakan makna gambar. Anjurkan klien untuk

mengungkapkan perasaan melalui gambar.

Page 16: TAK Stimulasi Sensori

Terapi Stimulasi Sensori Menonton TV/Video

Sesi 3 : Menonton TV / Video

I. Pengertian

TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus suara dan melihat pada

pasien sehingga terjadi perubahan perilaku

II. Tujuan

1. Klien dapat memberii respons terhadap tontonan TV/Video (jika

menonton TV, acara tontonan hendaknya dipilih yang positif dan

bermakna terapi untuk klien).

2. Klien menceritakan makna acara yang ditonton.

III. Setting

1. Klien dan terapis duduk membentuk setengah lingkaran didepan

televise.

2. Ruangan nyaman dan tenang.

IV. Alat

1. Video/CD player dan video tape/CD

2. Televise

V. Metode

Diskusi

VI. Langkah kegiatan

1. Persiapan

a) Mengingatkan kontrak dengan klien yang tlah mengikuti TAK sesi 2

b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi

a) Salam terapeutik

Salam dari terapis kepada klien

Terapis dank lien memakai papan nama

b) Evaluasi/validasi

Page 17: TAK Stimulasi Sensori

Menanyakan perasaan klien saat ini

c) Kontrak

Terapis menjelaskan tujuan kegiatan,  yaitu menonton

TV/video dan menceritakannya

Terapis menjelaskan aturan main berikut

° Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,

harus minta izin kepada terapis

° Lama kegiatan 45 menit

° Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai

selesai

3. Tahap kerja

a) Terapus menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu

menonton TV/video petikan film “laskar pelangi” dan menceritakan

makna yang telah ditonton.

b) Terapis memutar TV/VCD yang telah disiapkan.

c) Terapis mengobservasi klien selama menonton TV/video

d) Setelah menonton, masing-masing klien diberi kesempatan

menceritakan isi tontonan dan maknanya untuk kehidupan klien.

Berurutan searah jarum jam, dimulai dari klien yang ada disebelah

kiri terapis. Sampai semua klien mendapat giliran.

e) Setelah selesai klien menceritakan persepsinya, terapis mengajak

klien lain bertepuk tangan dan memberiikan pujian.

4. Tahap Terminasi

a) Evaluasi

Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

Terapis memberiikan pujian atas keberhasilan kelompok

b) Tindak lanjut

Terapis menganjurkan klien untuk menonton acara TV yang baik

c) Kontrak yang akan datang

Menyepakati TAK yang akan dating sesuai dengan indikasi

klien

Menyepakati waktu dan tempat

5. Evaluasi dan Dokumentasi

Page 18: TAK Stimulasi Sensori

a) Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,

khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah

kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk stimlasi sensori

menonton, kemampuan klien yang diharapkan adalah mengikuti

kegiatan, berespon terhadap tontonan, menceritakan isi tontonan,

dan mengungkapkan perasaan saat menonton. Formulir evaluasi

sebagai berikut :

SESI 3: TAK

STIMULASI SENSORIS  MENONTON

KEMAMPUAN MEMBERI  RESPON PADA TONTONAN

NO ASPEK YANG DINILAINAMA KLIEN

1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

TAK

2. Memberi respon pada saat menonton

(senyum, sedih, dan gembira)

3. Menceritakan cerita dalam TV/video

4. Menceritakan perasaan saat menonton

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

Page 19: TAK Stimulasi Sensori

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti,

berespon, menceritakan, dan menyampaikan perasaan saat menonton.

Beri tanda  (√) jika klien mampu dan tanda (×) jika klien tidak mampu

b) Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK

pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contohnya : klien

mengikuti sesi 3 TAK stimulasi sensori menonton. Klien mengikuti

kegiatan sampai selesai, ekspresi datar, dan tanpa respon, klien

tidak dapat menceritakan isi tontonan dan perasaannya. Tingkatkan

stimulus diruangan, ulang kembali dengan stimulus yang berbeda.

Page 20: TAK Stimulasi Sensori

PENGORGANISASIAAN DAN ROLE PLAY

A. PENGORGANISASIAN

Terapis

Leadear : Ditya Prayanto

Co Leader : Ryan Prima Sentana Leden

Observer : Supi Olas Martawan

Fasilitator : Agung Andika

Agus Mahardika

Pasien : Jaya Semara

Wahyu Mahudara

PERAN DAN TUGAS

1. Leadear

Tugas :

a) Menyusun rencana TAK (proposal)

b) Mengarahkan kelompok dalam pencapaian tujuan

c) Memotivasi dan memfasilitasi anggota untuk

mengekspresikan perasaan, mengajukan pendapat dan

memberikann umpan balik

d) Sebagai role model

e) Menjelaskan jalannya permainan dan melakukan kontrak

waktu

2. Co Leader

Page 21: TAK Stimulasi Sensori

Tugas:

a) Membantu leader dalam mengorganisir anggota kelompok

b) Menyediakan media

3. Fasilitator

Tugas:

a) Membantu leader dalam memfasilitsi anggota untuk berperan

aktif dan memotifasi anggota

b) Memfokuskan kegiatan

c) Membantu mengkoordinasi anggota kelompok

d) Duduk di sela-sela pasien

4. Observer

a) Mengobservasi semua respon klien

b) Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan

prilaku klien

c) Duduk tidak di lingkungan permainan/diluar

d) Mengevaluasi setiap keaktifan pasien

e) Mengevaluasi tugas leader, fasilitator, dan co leader

Page 22: TAK Stimulasi Sensori

B. ROLE PLAY

Di sebuah ruangan pertemuan RSJ Bangli, akan

dilakukan terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori. Di RSJ Bangli

di ruangan perawat, para perawat berdiskusi untuk menentukan

terapi aktivitas kelompok yang akan dilakukan pada klien. Terapi

yang selanjutnya adalah terapi menggambar. Sebelumnya terapi

mendengar music yang merupakan sesi 1 dari terapi stimulasi

sensori yang sudah dilaksanakan.

Dan…..di suatu pagi……….

Leader : Selamat pagi teman-teman?

F dan O : Selamat pagi Pak….

Leader : Seperti yang telah kita rencanakan, kita akan

melanjutkan sesi 2 dari terapi stimulasi sensori setelah

kemarin kita melakukan sesi 1.

Co Leader : Sepertinya kegiatan kemarin kurang maksimal,

sebagian pasien belum siap mengikuti kegiatan.

Fasilitator : Ya saya setuju, sewaktu saya kontrak waktu beberapa

dari mereka tidak suka dengan jenis music yang

diputar.

Observer : Tapi, di akhir kegiatan mereka cukup kooperatif.

Semoga saja sesi 2 ini lebih OK.

Leader : Baik… karena kita sudah kontrak waktu kemarin

sekarang silakan teman-teman jemput mereka.

Fasilitator : Baik Pak

Leader : OK, mari kita mulai….

Para perawat segera memulai terapi sensori yang akan

dilaksanakan di ruang pertemuan… Tiap fasilitator menemui klien

untuk mengajak mereka ke ruang pertemuan…. Sementara leader dan

Co Leader serta observer menyiapkan segala perlengkapan yang

diperlukanuntuk kegiatan terapi nanti.

Dan….. di ruang Nakula, tiba-tiba…

Page 23: TAK Stimulasi Sensori

Fasilitator 1 : Selamat pagi bapak Agung…. Seperti janji kemarin,

Bapak ingat kan, hari ini kita akan menggambar?

Klien 1 : Hah??? Menggambar… ? mmmmm ok deh, saya mau

menggambar wajah saya yang ganteng ini…

Fasilitator 1 : Iya…..bapak boleh menggambar apa saja yang bapak

mau….

Ayo Pak sekarang kita ke ruang pertemuan….

Klien 1 : Oke2 (senyum-senyum kegirangan…)

Dan….. hal serupa juga terjadi di ruang Dharmawangsa

dimana fasilitator sedang menjemput klien dengan Waham……

Fasilitator 2 : Permisi pak, selamat pagi….

Klien 2 : Suster tau gak….. saya sebenarnya bisa terbang..

Fasilitator 2 : Sebentar pak….jangan terbang dulu, kita

menggambar dulu….

Klien 2 : saya tidak ingat? Kita mau menggambar di ruang

pertemuan kan…? Ayo kita terbang kesana

sekarang…..

Fasilitator 2 : Iya, tapi saya tidak bisa terbang, tapi kita bisa

berangkat sama-sama…

Beberapa detik kemudian….

Fasilitator 2 : Bagaimana bapak, coba lihat kaki Bapak ada dimana?

Menyentuh tanah bukan? Itu artinya Bapak tidak

terbang, tapi berjalan kaki.

Klien 2 : O iya ya suster….

Beberapa menit kemudian semua klien sudah berada di ruang

pertemuan…

Leader : Baik Bapak selamat pagi, sudah tahu rupanya ya kita

sekarang akan melakukan kegiatan menggambar.

Nanti kegiatan ini akan kita laksanakan selama 45

menit. Kegiatan ini akan membantu Bapak untuk

melatih ekspresi dan emosi Bapak. Nanti saya

Page 24: TAK Stimulasi Sensori

perawat Ditya dan Perawat Ryan akan memandu

bapak untuk mengikuti kegiatan ini…. Bukan begitu

perawat Ryan?

Co Leader : Tentu saja…..

Klien 1 : saya yang paling ganteng disini tau suster!!!!!

Co Leader : Oh iya….Bapak yang paling ganteng di sini.

Leader : Sudah-sudah, sekarang kita mulai saja ya Bapak,

menggambarnya….

Kegiatan menggambar akan dimulai… Fasilitator

membagikan kertas dan pensil kepada klien dan mereka semua pun

duduk membentuk lingkaran….

Leader : Bapak,sudah pernah pegang kertas dan pensil kan

sebelumnya?

Klien 1 : Pisau kok di bilang pensil…..

Fasilitaor 1 : Bapak… ini bukan pisau Pak, ini pensil…

Coba deh sekarang kalau ini ini pisau bisa gak dipakai

untuk memotong/?

Klien 1 : Mencoba memotong kertas memakai ini….!

Fasilitator 1 : Gimana, tidak bisa kan Pak…

Klien 1 : Oh iya ya… Berarti ini pensil ya suster….

Fasilitator 1 : Iya tentu itu pensil……

Leader : Baiklah…..sekarang kita mulai saya ya

menggambarnya…. Bapak boleh menggambar apa

saya yang Bapak mau, nanti setelah

selesai Bapak ceritakan apa yang Bapak gambar….

Ayo silahan…silakan…

Para klien pun mulai menggambar mereka didampingi oleh

fasilitatot….

Leader : Semua sudah selesai menggambar Bapak ?

Klien : (Semua klien menjawab)

Sudahh….

Page 25: TAK Stimulasi Sensori

Leader : Sekarang silakan Bapak ceritakan apa yang Bapak

gambar dan arti dari apa yang bapak gambar

Di mulai dari Bapak Agung…. Ayo silakan…..

Klien 1 : Ayo-ayo semua liat gambar saya…… Bagus

kan…… Ganteng kan…. Ini saya…..

Leader : Sekarang Bapak ceritakan arti dari gambar Bapak…

Klien 1 : Ini gambar saya sewaktu saya masih muda… Saya

ganteng sekali mirip artis kan bu….Pacar saya

sangat sayang sama saya… sebentar lagi kami akan

menikah…

Tapi saya gak tahu kenapa dia belum jemut-jemput

saya….

(Klien terus menceritakan pengalamannya dimana Ia

kehilangan kekasih yang sangat

disayanginya……….)

Leader : Bapak Agung.. gambarnya sudah bagus sekali, ayo

kita beri tepuk tangan……

Kemudian leader pun mendekati klien 2 lalu menanyakan arti

dari apa yang ia gambar…

Leader : Bapak….. bagaimana dengan gambar Bapak?

Wah…Bapak menggambar pesawat terbang,

kenapa Bapak menggambar ini?

Klien 2 : Gambar saya memang bagus…. Sebenarnya saya

bisa terbang…sama seperti pesawat gambar

ini…

Leader : Kenapa Bapak berkata seperti itu?

Klien 2 merenung sejenak, kemudian pelan-pelan ia mulai

menceritakan peristiwa yang di alaminya 2 tahun lalu dimana ketika

Ia tidak bisa melanjutkan kuliahdi jurusan penerbangan karena

ketidakmampuan ekonomi….

Klien 2 : Dulu saya mahasiswa jurusan penerbangan…. Waktu

itu, 6 bulan lagi saya akan lulus kuliah… Cita-cita

Page 26: TAK Stimulasi Sensori

saya menjadi seorang pilot… tapi ekonomi keluarga

tidak mendukung…

(Demikian seterusnya…. Klien menceritakan sedikit

demi sedikit pengalaman masa lalunya…).

Leader : Bagus ya teman-teman, ayo kita beri tepuk tangan….

Setelah selesai meceritakan gambar…leader dan co leader

kemudian memberikan reinforcement positif terhadap kelompok…

Co Leader : Bapak sekalian… sudah bagus sekali apa yang sudah

Bapak kerjakan… Semoga kegiatan ini bermanfaat.

Besok kita akan melanjutkan kegiatan yang sama,

tetapi bukan menggambar, melainkan menonton

video…

Terima kasih atas kesediaan Bapak sekalian…

Sampai bertemu lagi besok… Selamat pagi.

Page 27: TAK Stimulasi Sensori

BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Terapi aktivitas kelompok merupakan timulasi sensori adalah upaya

untuk menstimulasi semua pancaindera (sensoori) agar member respon

yang adekuat. Tujuannya adalah agar klien dapat berespon terhadap

stimulus pancaindera yang diberikan. Aktivitas Stimulasi sensori dapat

berupa stimulus terhadap penglihatan, pendengaran dan lain-lain, seperti

gambar, video, tarian, dan nyanyian. Klien yang mempunyai indikasi TAK-

Stimulasi Sensori adalah klien isolasi sosial, menarik diri, harga diri rendah

yang disertai dengan kurang komunikasi verbal.

B. SARAN

Terapi aktivitas kelompok sudah sepantasnya masuk dalam standar

asuhan keperawatan jiwa dan menjadi integral dalam standar assuhan

keperawatan jiwa khususnya pada tindakan keperawatan jiwa yang

diberikan pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan jiwa utamanya di

ruang rawat inap rumah sakit jiwa. Dengan demikian menjadi kewajiban

perawat untuk memberikan terapi aktivitas kelompok secara rutin sesuai

dengan kebutuhan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan jiwa dan

menjadikannya sebagai bagian dari budaya profesional sehingga dapat

meningkatkan citra dan mutu pelayanan keperawatan jiwa bagi pasien dan

keluarganya.

Page 28: TAK Stimulasi Sensori

DAFTAR PUSTAKA

Keliat,Budi Anna. 2004. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakara:

EGC

Purwaningsih, Wahyu. 2009. Asuhan Keerawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika

Riyadi, Sujono. 2009. Asuhan Keeperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu

Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Arifin, Yasir. 2009. Terapi Kelompok. 23 Mei 2009. Arifin Yasir: Blog (Diakses 28 April

2012). http://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009/05/terapi-

kelompok.html

Candra et al. n.d. Eksistensi Terapi Aktivitas Kelompok dalam Tindakan

Keperawatan Jiwa. (Diakses 28 April 2012).

http://kumpulanmaterikeperawatan.blogspot.com/2011/05/laporan-

terapi-aktivitas kelompok.html