sgd 7

18
1 HASIL SGD 7 LBM 1 MODUL PERILAKU DAN JIWA ANGKATAN 2010 LBM 1 SGD 7

Upload: annisa-rahim

Post on 04-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jiwa

TRANSCRIPT

15

HASIL SGD 7 LBM 1MODUL PERILAKU DAN JIWAANGKATAN 2010

LBM 1 SGD 7Tingkah Laku AnehSTEP 11. Waham Gambaran seperti keyakinan yang dimiliki oleh seseorang menurut pikirannya sendiri yang menurutnya hal itu adalah nyata. Keyakinan kokoh yang salah/tidak sesuai realita tapi tetap dipertahankan oleh dirinya sendiri, namun menurut orang yang normal hal itu tidak masuk akal. 2. GFA (Global Functional Assessment) Salah satu metode untuk menilai apakah seseorang mengalami disfungsional kepribadian, berdasarkan skor. Kriteria/tolak ukur seberapa parahkah seseorang mengalami gangguan kejiwaan (dari skor 0-100) Skala penentuan kejiwaan seseorang, dipakai secara luas, sebagai tolak ukur dalam pekerjaan, sosial, dan psikologi.

STEP 21. Mengapa pasien tersebut sering marah2 tanpa sebab sejak 2 bulan yll?2. Mengapa penderita mengalami waham tersebut? 3. Bagaimana syarat2 waham!4. Jelaskan macam2 waham!5. Apa yang dimaksud dengan pikiran yang dapat disiarkan dan bagaimana cara mengetahuinya?6. Bagaimana hubungan keluhan pasien dengan riwayat penggunaan NAPZA?7. Bagaimana pengaruh stressor pekerjaan terhadap keluhan yang dialami sekarang?8. Faktor pencetus yang mungkin bisa menyebabkan keadaan pasien?9. Apakah ada kaitan usia produktif dg keluhan?10. Pemeriksaan fisik dan lab apa yang dimaksud dalam scenario?11. Bagaimana dokter bisa mengklasifikasikan bahwa pasien mengalami gangguan jiwa berat?12. Jika keluarga memiliki riwayat yang sama, berapa besar odd ratio keturunannya bisa mengalami hal yang sama?13. Apa yang dimaksud dengan gangguan jiwa berat (psikotik)?14. Bagaimana penjabaran tentang GAF?

STEP 31. Mengapa pasien tersebut sering marah2 tanpa sebab sejak 2 bulan yll? Pasien mungkin mengalami waham cara mempertahankan dirinya dengan marah2. Stressor pekerjaan gangguan psikis adanya pemberontakan diaplikasikan dengan marah2. Gambaran perubahan hormonal dan neurotransmitter (biokimiawi) oleh karena stressor yang berat perubahan mood memacu otak untuk memunculkan gambaran2 yang tidak nyata, keluarnya saat dalam keadaan sadar. Orang waham lebih sensitif, lebih peka. Bagaimana satu orang dengan orang lain berbeda dalam memaknai stressor??? Faktor apa yang menyebabkan? Otak yang sebelah mana yang mempengaruhi perubahan mood? dopamine (neurotransmitter di otak) yang mana diatur juga oleh hormon prolaktin.

2. Mengapa penderita mengalami waham tersebut? Gangguan pada neurotransmitter dan hormonal gangguan penyampaian dan penerimaan pesan pada SSP, dipengaruhi oleh beberapa faktor: stressor (pekerjaan dan lingkungan).Stressor pemikiran tidak stabil oleh karena kecemasan mengkhawatirkan kehidupan. Bagaimana mekanisme normal sesuatu bisa dipersepsikan dengan baik dan benar (faktor2)? Kenapa bisa terjadi perubahan persepsi? Dimana terjadi perubahan tersebut? Bagaimana mekanisme stressor bisa mempengaruhi keluhan/waham? Pusat persepsi diotak. Gangguan di SSP: gangguan hormon tiroksin, LCS ???

Apakah waham itu berhubungan sama ilusi atau halusinasi? Waham gangguan jiwa psikotik bisa berhubungan dengan halusinasi (pada skizofren)

3. Bagaimana syarat2 waham! Pikirannya berdasarkan persepsi sendiri Pikirannya tidak sesuai dengan logika Merasa bahwa pikirannya disiarkan ke orang lain Pikirannya tetap dipertahankan, tidak bisa dirubah oleh orang lain meskipun salah.

4. Jelaskan macam2 waham!a. Waham bizzare: waham tidak masuk akalb. Waham sesuai mood: pemikiran orang lain sama dengan pemikirannyac. Waham tidak sesuai mood: orang lain tidak sama pemikirannya dengan dirinya. d. Waham nihilistic: bahwa semuanya tidak ada.e. Waham agama: keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihanf. Waham kebesaran: keyakinan terhadap suatu kekuasaang. Waham curiga: h. Waham siar pikir: i. Waham control pikir:j. Waham sisip pikir: k. Waham somatic: l. Waham cemburu: merasa bahwa pasangannya tidak memperhatikannyam. Waham mempengaruhi: yakin bahwa dia yang mengontrol semuan. Waham rujukan: yakin bahwa ada arti dalam semua peristiwa, dan semua perilaku orang lain ditujukan untuk dirinya.

5. Apa yang dimaksud dengan pikiran yang dapat disiarkan dan bagaimana cara mengetahuinya? pikiran yang dapat disiarkan merasa bahwa pikirannya diketahui oleh orang lain. Cara mengetahui: dengan anamnesis bisa diketahui dari jawaban pasien dan keluarga. Jawabannya hal2 umum tapi menurut dia hanya dia yang mengetahui (persepsi sendiri)., menjawab pertanyaan ya/tidak dan cerita tentang hal yang dialami.

6. Bagaimana NAPZA bisa mempengaruhi kejiwaan seseorang? Penyalahgunaan NAPZA kecanduan kalo tidak dipenuhi keinginannya marah2 (salah satu gejala waham) NAPZA bekerja pada neurotransmitter mempengaruhi respon terhadap sesuatu.

7. Bagaimana pengaruh stressor pekerjaan terhadap keluhan yang dialami sekarang? Pekerjaan terlalu berat dan terlalu lama (stressornya menumpuk) reaksi/respon menghindar dengan cara marah2. Perempuan gangguan hormonal juga mempengaruhi Tipe kepribadian dalam memaknai stressor. Mungkin pada pasien ini 8. Faktor pencetus yang mungkin bisa menyebabkan keadaan pasien seperti skenario? Stressor a. Biologisb. Psikologisc. Sosial: keluarga, lingkungan, pekerjaan. Obat-obatan9. Apakah ada kaitan usia produktif dg keluhan?Usia produktif hormon dan neurotransmitter masih bekerja secara baik.Usia produktif berhubungan dengan stressor. Apa hubungan pengalaman dengan neurotransmitter dan hormonal?

10. Bagaimana dokter bisa mengklasifikasikan bahwa pasien mengalami gangguan jiwa berat?11. Apa yang dimaksud dengan gangguan jiwa berat (psikotik)? Gangguan jiwa adalah: adanya waham dan halusinasi, disertai perilaku kacau, ketidakmampuan individu dalam menilai keadaan. 12. Bagaimana penjabaran tentang GAF?

STEP 4 Mapping

Panca InderaKematangan psikisStressorGangguan persepsineurotransmitterHormonalWaham2Gangguan psikis/jiwaPersepsi

STEP 71. Mengapa pasien tersebut sering marah2 tanpa sebab sejak 2 bulan yll?

Penyakit Psikosomatik: rangsangan pada jiwanya yang dipengaruhi oleh gangguan psikis dan berpengaruh ke organ2 tubuh,tapi sebenarnya tidak ada gangguan organ.

Bagaimana satu orang dengan orang lain berbeda dalam memaknai stressor??? Faktor apa yang menyebabkan?

Kondisi kesehatan jiwa seseorang dapat dilihat sebagai suatu keadaan yang melibatkan faktor biologis, psikologis, dan sosial orang tersebut. Secara biologis, gangguan pada kondisi kesehatan jiwa seseorang diakibatkan karena ketidakseimbangan sistem hormon dan neurotransmiter di otak. Secara psikologis, gangguan kondisi kesehatan jiwa disebabkan oleh mekanisme adaptasi psikis individu yang tidak bekerja dengan baik. Sementara, secara sosial, kondisi gangguan kesehatan jiwa dapat dipicu oleh lingkungan yang tidak nyaman, serta penuh dengan tekanan dan ketakutan.1,2 Ketiga faktor tersebut akan berkontribusi secara sinergis dalam terjadinya gangguan kesehatan jiwa seseorang. Dengan mengetahui kondisi tersebut maka penatalaksanaan gangguan kesehatan jiwa juga melibatkan ketiga faktor di atas. Biologis dengan menggunakan obat, psikologis dengan menggunakan psikoterapi, sosial dengan menggunakan dukungan dan modifikasi sosial.2 J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 9, September 2011 ETIOLOGI Dasar penyebab depresi yang pasti tidak diketahui, banyak usaha untuk mengetahui penyebab dari gangguan ini. Menurut Kaplan, faktor-faktor yang dihubungkan dengan penyebab depresi dapat dibagi atas: faktor biologi, faktor genetik dan faktor psikososial. Dimana ketiga faktor tersebut juga dapat saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya (Sadock & Sadock, 2010). a. Faktor Biologi Faktor neurotransmiter: Dari biogenik amin, norepinefrin dan serotonin merupakan dua neurotransmiter yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood. Norepinefrin hubungan yang dinyatakan oleh penelitian ilmiah dasar antara turunnya regulasi reseptor B-adrenergik dan respon antidepresan secara klinis memungkinkan indikasi peran sistem noradrenergik dalam depresi. Bukti-bukti lainnya yang juga melibatkan presinaptik reseptor adrenergik dalam depresi, sejak reseptor-reseptor tersebut diaktifkan mengakibatkan penurunan jumlah norepinefrin yang dilepaskan. Presipnatik reseptor adrenergic juga berlokasi di neuron serotonergik dan mengatur jumlah serotonin yang dilepaskan. Dopamin juga sering berhubungan dengan patofisiologi depresi. Faktor neurokimia lainnya seperti gamma aminobutyric acid (GABA) dan neuroaktif peptida (vasopressin dan opiate endogen) telah dilibatkan dalam patofisiologi gangguan mood (Rush et al., 1998). b. Faktor Genetik Data genetic menyatakan bahwa faktor yang signifikan dalam perkembangan gangguan mood adalah genetik. Pada penelitian anak kembar terhadap gangguan depresi berat pada anak, pada anak kembar monozigot adalah 50%, sedangkan dizigot 10-25% (Sadock & Sadock, 2010). Menurut penelitian Hickie et al., menunjukkan penderita late onset depresi terjadi karena mutasi pada genemethylene tetrahydrofolate reductase yang merupakan kofaktor yang terpenting dalam biosintesis monoamin. Mutasi ini tidak bisa diketemukan pada penderita early onset depresi (Hickie et al, 2001). c. Faktor Psikososial Peristiwa kehidupan dan stres lingkungan dimana suatu pengamatan klinik menyatakan bahwa peristiwa atau kejadian dalam kehidupan yang penuh ketegangan sering mendahului episode gangguan mood. Suatu teori menjelaskan bahwa stres yang menyertai episode pertama akan menyebabkan perubahan fungsional neurotransmitter dan sistem pemberi tanda intra neuronal yang akhirnya perubahan tersebut menyebabkan seseorang mempunyai resiko yang tinggi untuk menderita gangguan mood selanjutnya (Sadock & Sadock, 2010). Faktor kepribadian premorbid menunjukkan tidak ada satu kepribadian atau bentuk kepribadian yang khusus sebagai predisposisi terhadap depresi. Semua orang dengan ciri kepribadian manapun dapat mengalami depresi, walaupun tipe kepribadian seperti dependen, obsesi kompulsif, histironi k mempunyai risiko yang besar mengalami depresi dibandingkan dengan lainnya (Sadock & Sadock, 2010). Faktor Psikoanalitik dan Psikodinamik : Freud (1917) menyatakan suatu hubungan antara kehilangan objek dan melankoli. Ia menyatakan bahwa kemarahan pasien depresi diarahkan kepada diri sendiri karena mengidentifikasikan terhadap objek yang hilang. Freud percaya bahwa introjeksi merupakan suatu cara ego untuk melepaskan diri terhadap objek yang hilang (Sadock & Sadock, 2010). Menurut penelitian Bibring mengatakan depresi sebagai suatu efek yang dapat melakukan sesuatu terhadap agresi yang diarahkan kedalam dirinya. Apabila pasien depresi menyadari bahwa mereka tidak hidup sesuai dengan yang dicita-citakannya, akan mengakibatkan mereka putus asa (Tasman, 2008). Faktor ketidakberdayaan yang di pelajari dimana ditunjukkan dalam hewan percobaan, dimana binatang secara berulang-ulang dihadapkan dengan kejutan listrik yang tidak dapat dihindarinya, binatang tersebut akhirnya menyerah dan tidak mencoba sama sekali untuk menghindari kejutan selanjutnya. Mereka belajar bahwa mereka tidak berdaya. Pada penderita depresi, dapat menemukan hal yang sama dari keadaan ketidak berdayaan tersebut (Sadock & Sadock, 2010). Pada teori kognitif, Beck menunjukkan perhatian gangguan kognitif pada depresi. Dia mengidentifikasikan 3 pola kognitif utama pada depresi yang disebut sebagai triad kognitif, yaitu pandangan negatif terhadap masa depan, pandangan negatif terhadap diri sendiri, individu menganggap dirinya tak mampu, bodoh, pemalas, tidak berharga, dan pandangan negatif terhadap pengalaman hidup (Sadock & Sadock, 2010) http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32786/4/Chapter%20II.pdf Faktor biologi Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat kelainan pada amin biogenik, seperti: 5 HIAA (5-Hidroksi indol asetic acid), HVA (Homovanilic acid), MPGH (5 methoxy-0-hydroksi phenil glikol), di dalam darah, urin dan cairan serebrospinal pada pasien gangguan mood. Neurotransmiter yang terkait dengan patologi depresi adalah serotonin dan epineprin. Penurunan serotonin dapat mencetuskan depresi, dan pada pasien bunuh diri, beberapa pasien memiliki serotonin yang rendah. Pada terapi despiran mendukung teori bahwa norepineprin berperan dalam patofisiologi depresi (Kaplan, 2010). Selain itu aktivitas dopamin pada depresi adalah menurun. Hal tersebut tampak pada pengobatan yang menurunkan konsentrasi dopamin seperti Respirin, dan penyakit dimana konsentrasi dopamin menurun seperti parkinson, adalah disertai gejala depresi. Obat yang meningkatkan konsentrasi dopamin, seperti tyrosin, amphetamine, dan bupropion, menurunkan gejala depresi (Kaplan, 2010). Disregulasi neuroendokrin. Hipotalamus merupakan pusat pengaturan aksis neuroendokrin, menerima input neuron yang mengandung neurotransmiter amin biogenik. Pada pasien depresi ditemukan adanya disregulasi neuroendokrin. Disregulasi ini terjadi akibat kelainan fungsi neuron yang mengandung amin biogenik. Sebaliknya, stres kronik yang mengaktivasi aksis Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) dapat menimbulkan perubahan pada amin biogenik sentral. Aksis neuroendokrin yang paling sering terganggu yaitu adrenal, tiroid, dan aksis hormon pertumbuhan. Aksis HPA merupakan aksis yang paling banyak diteliti (Landefeld et al, 2004). Hipersekresi CRH merupakan gangguan aksis HPA yang sangat fundamental pada pasien depresi. Hipersekresi yang terjadi diduga akibat adanya defek pada sistem umpan balik kortisol di sistem limpik atau adanya kelainan pada sistem monoaminogenik dan neuromodulator yang mengatur CRH (Kaplan, 2010). Sekresi CRH dipengaruhi oleh emosi. Emosi seperti perasaan takut dan marah berhubungan dengan Paraventriculer nucleus (PVN), yang merupakan organ utama pada sistem endokrin dan fungsinya diatur oleh sistem limbik. Emosi mempengaruhi CRH di PVN, yang menyebabkan peningkatan sekresi CRH (Landefeld, 2004). Pada orang lanjut usia terjadi penurunan produks i hormon estrogen. Estrogen berfungsi melindungi sistem dopaminergik negrostriatal terhadap neurotoksin seperti MPTP, 6 OHDA dan methamphetamin. Estrogen bersama dengan antioksidan juga merusak monoamine oxidase (Unutzer dkk, 2002). Kehilangan saraf atau penurunan neurotransmiter. Sistem saraf pusat mengalami kehilangan secara selektif pada sel sel saraf selama proses menua. Walaupun ada kehilangan sel saraf yang konstan pada seluruh otak slama rentang hidup, degenerasi neuronal korteks dan kehilangan yang lebih besar pada sel-sel di dalam lokus seroleus, substansia nigra, serebelum dan bulbus olfaktorius (Lesler, 2001). Bukti menunjukkan bahwa ada ketergantungan dengan umur tentang penurunan aktivitas dari noradrenergik, serotonergik, dan dopaminergik di dalam otak. Khususnya untuk fungsi aktivitas menurun menjadi setengah pada umur 80-an tahun dibandingkan dengan umur 60 -an tahun (Kane dkk, 1999). b.Faktor Genetik Penelitian genetik dan keluarga menunjukkan bahwa angka resiko di antara anggota keluarga tingkat pertama dari individu yang menderita depresi berat (unipolar) diperkirakan 2 sampai 3 kali dibandingkan dengan populasi umum. Angka keselarasan sekitar 11% pada kembar dizigot dan 40% pada kembar monozigot (Davies, 1999). Oleh Lesler (2001), Pengaruhgenetik terhadap depresi tidak disebutkan secara khusus, hanya disebutkan bahwa terdapat penurunan dalam ketahanan dan kemampuan dalam menanggapi stres. Proses menua bersifat individual, sehingga dipikirkan kepekaan seseorang terhadap penyakit adalah genetik. c.Faktor Psikososial Menurut Freud dalam teori psikodinamikanya, penyebab depresi adalah kehilangan objek yang dicintai (Kaplan, 2010). Ada sejumlah faktor psikososial yang diprediksi sebagai penyebab gangguan mental pada lanjut usia yang pada umumnya berhubungan dengan kehilangan. Faktor psikososial tersebut adalah hilangnya peranan sosial, hilangnya otonomi, kematian teman atau sanak saudara, penurunan kesehatan, peningkatan isolasi diri, keterbatasan finansial, dan penurunan fungsi kognitif (Kaplan, 2010) Sedangkan menurut Kane, faktor psikososial meliputi penurunan percaya diri, kemampuan untuk mengadakan hubungan intim, penurunan jaringan sosial, kesepian, perpisahan, kemiskinan dan penyakit fisik (Kane, 1999). Faktor psikososial yang mempengaruhi depresi meliputi: peristiwa kehidupan dan stressor lingkungan, kepribadian, psikodinamika, kegagalan yang berulang, teori kognitif dan dukungan sosial (Kaplan, 2010). Peristiwa kehidupan dan stresor lingkungan. Peristiwa kehidupan yang menyebabkan stres, lebih sering mendahului episode pertama gangguan mood dari episode selanjutnya. Para klinisi mempercayai bahwa peristiwa kehidupan memegang peranan utama dalam depresi, klinisi lain menyatakan bahwa peristiwa kehidupan hanya memiliki peranan terbatas dalam onset depresi. Stressor lingkungan yang paling berhubungan dengan onset suatu episode depresi adalah kehilangan pasangan (Kaplan, 2010). Stressor psikososial yang bersifat akut, seperti kehilangan orang yang dicintai, atau stressor kronis misalnya kekurangan finansial yang berlangsung lama, kesulitan hubungan interpersonal, ancaman keamanan dapat menimbulkan depresi (hardywinoto, 1999). Faktor kepribadian. Beberapa ciri kepribadian tertentu yang terdapat pada individu, seperti kepribadian dependen, anankastik, histrionik, diduga mempunyai resiko tinggi untuk terjadin ya depresi. Sedangkan kepribadian antisosial dan paranoid (kepribadian yang memakai proyeksi sebagai mekanisme defensif) mempunyai resiko yang rendah (Kaplan, 2010). Faktor psikodinamika. Berdasarkan teori psikodinamika Freud, dinyatakan bahwa kehilangan objek yang dicintai dapat menimbulkan depresi (Kaplan, 2010). Dalam upaya untuk mengerti depresi, Sigmud Freud sebagaimana dikutip Kaplan (2010) mendalilkan suatu hubungan antara kehilangan objek dan melankolia. Ia menyatakan bahwa kekerasan yang dilakukan pasien depresi diarahkan secara internal karena identifikasi dengan objek yang hilang. Freud percaya bahwa introjeksi mungkin merupakan cara satu-satunya bagi ego untuk melepaskan suatu objek, ia membedakan melankolia atau depresi dari duka cita atas dasar bahwa pasien terdepresi merasakan penurunan harga diri yang melanda dalam hubungan dengan perasaan bersalah dan mencela diri sendiri, sedangkan orang yang berkabung tidak demikian. Kegagalan yang berulang. Dalam percobaan binatang yang dipapari kejutan listrik yang tidak bisa dihindari, secara berulang-ulang, binatang akhirnya menyerah tidak melakukan usaha lagi untuk menghindari. Disini terjadi proses belajar bahwa mereka tidak berdaya. Pada manusia yang menderita depresi juga ditemukan ketidakberdayaan yang mirip (Kaplan, 2010). Faktor kognitif. Adanya interpretasi yang keliru terhadap sesuatu, menyebabkan distorsi pikiran menjadi negatif tentang pengalaman hidup, penilaian diri yang negatif, pesimisme dan keputusasaan. Pandangan yang negatif tersebut menyebabkan perasaan depresi (Kaplan, 2010) http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21410/4/Chapter%20II.pdf

Otak yang sebelah mana yang mempengaruhi perubahan mood? dopamine (neurotransmitter di otak) yang mana diatur juga oleh hormon prolaktin.

2. Mengapa penderita mengalami waham tersebut? Bagaimana mekanisme normal sesuatu bisa dipersepsikan dengan baik dan benar (faktor2)? Kenapa bisa terjadi perubahan persepsi? Dimana terjadi perubahan tersebut? Bagaimana mekanisme stressor bisa mempengaruhi keluhan/waham?Stressor stress ingatan disimpan di memori terrangsang terus/berulang2..A. Proses terjadinya waham Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan mekanisme ego spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan waham, menggunakan mekanisme pertahanan reaksi formasi, penyangkalan dan proyeksi. Pada reaksi formasi, digunakan sebagai pertahanan melawan agresi, kebutuhan, ketergantungan dan perasaan cinta. Kebutuhan akan ketergantungan ditransformasikan menjadi kemandirian yang kokoh. Penyangkalan, digunakan untuk menghindari kesadaran akan kenyataan yang menyakitkan. Proyeksi digunakan untuk melindungi diri dari mengenal impuls yang tidak dapat diterima didalam dirinya sendiri. Hypersensitifitas dan perasaan inferioritas, telah dihipotesiskan menyebabkan reaksi formasi dan proyeksi, waham kebesaran dan superioritas. Waham juga dapat muncul dari hasil pengembangan pikiran rahasia yang menggunakan fantasi sebagai cara untuk meningkatkan harga diri mereka yang terluka. Waham kebesaran merupakan regresi perasaan maha kuasa dari anak-anak, dimana perasaan akan kekuatan yang tidak dapat disangkal dan dihilangkan (Kaplan dan Sadock, 1997).

Pusat persepsi diotak.

Apakah waham itu berhubungan sama ilusi atau halusinasi? Persepsi adalah: Dalam arti luas: pengertian, pemahaman, dan tafsiran tentang sesuatu Dalam arti sempit: Hasil interaksi antara rangsang sensorik yang diterima dan faktor2 yang mengatur/mengolah rangsang secara intrapsikik menghasilkan persepsi yang sudah diasosiasikan.

Gangguan persepsi Ilusi: interpretasi yang salah dari panca indera setelah ada rangsangan pada reseptor panca indera Halusinasi: interpretasi panca indera tanpa ada rangsangan pada reseptor2 panca indera.

Proses berpikir: proses intrapsikik yang melputi pengolahan dari berbagai pikiran dan faham, dengan jalan membayangkan, mengkhayalkan, memahami, dan membandingkan dan menarik kesimpulan sehingga terjelmapikiran dan faham baru.

Gangguan proses berpikir: Bentuk pikiran Arus pikir Isi pikirWalaupun patogenesis waham tidak diketahui dengan pasti, namun ada beberapa teoriyang sudah dikembangkan. Pada hipotesis pembentukan waham, kiranya perludipertimbangkan beberapa hal yang berikut ini, yaitu :1. Waham terdapat pada penyakit-penyakit umum dan psikiatrik.2. Tidak semua orang dengan gangguan tersebut mengalami waham.3. Isi waham menentukan tipe-tipe waham.4. Waham dapat hilang bila diberi pengobatan terhadap gangguan yang mendasar.\5. Waham dapat menetap atau menjadi sistematik.6. Waham dapat menyertai perubahan persepsi seperti halusinasi dan gangguan sensorik.7. Keberadaan waham dapat dikaburkan bila fungsi sosial, intelektual dan emosionaltidak terganggu.Jadi, gangguan berpikir bisa disertai gangguan persepsi, tapi tidak selalu.

3. Bagaimana syarat2 waham! Buah pikiran ini selalu mengenai diri-sendiri (egosentris) Sll bertentangan dg realita Sll bertrentangan dg logika Penderita percaya 100 % kpd kebenaran fikirannya Tdk dpt dirubah oleh orang lain, sekalipun dg jalan yg logis dan rasional(PSKIATRI II SIMTOMATOLOGI FK UNDIP)

4. Jelaskan macam2 waham!Jenis wahamPengertian/contoh

Waham kejar/presekutorikpasien sedang diikuti, suratnya telah dibuka, rumahnya dipasang alat perekam, diamati oleh pemerintah

Waham cemburuPasangan pasien memiliki hubungan gelap

Waham dosa atau bersalahSeseorang telah melakukan dosa yang menakutkan, seseorang adalah bertanggung jawab atas tindakan yang tidak termaafkan, seseorang patut untuk dihukum

Waham kebesaranSeseorang memiliki kekuatan, kemampuan, identitas khusus

Waham somatikSeorang laki-laki merasa dadanya menonjol

Ideas of reference (belum yakin)Seseorang yakin bahwa tanda, pernyataan, atau peristiwa yang tidak penting adalah ditujukan pada dirinya atau punya arti khusus

Waham referensi (rujukan/curiga)(sudah yakin)Keyakinan yang salah bahwa perilaku orang lain, benda-benda atau peristiwa yang terjadi ditujukan pada dirinya (diturunkan dari idea referensi)

Waham penarikan pikiran (thought withdrawal)(termasuk waham aneh karena pemeriksa tidak dapat membuktikan bahwa keyakinan tsb tidak benar) Keyakinan yang salah bahwa pikiran pasien dihilangkan dari ingatannya oleh orang lain atau tenaga lain atau oikirannya diambil oleh kekuatan lain

Waham penanaman pikiran(thought insertion)(termasuk waham aneh)Keyakinan yang salah bahwa ada pikiran yang ditanamkan di pikiran pasien atau tenaga lain, pikirannya dimasuki oleh pikiran lain.

Waham siar pikiran (thought broadcasting)(termasuk waham aneh)Keyakinan yang salah bahwa pikiran pasien dapat didengar atau diketahui oleh orang lain, seperti pikiran mereka sedang disiarkan sehingga dapat dilihat atau diketahui orang lain.

Waham pengendalian pikiran/pengendalian diri(delusion of control)(termasuk waham aneh)

Keyakinan yang salah bahwa ada suatu kekuatan atau orang yang mengendalikan pikiran atau diri pasien.

Waham berserah diri oleh suatu kekuatan luar(delusion of passivity)

biasanya merupakan lanjutan dari waham pengendalian

Waham nihilistikKeyakinan yang salah bahwa dirinya, orang lain, dan dunia adalah tidak ada atau berakhir.

Kaplan dan Sadock, Sinopsis Psikiatri, Edisi 7, Jilid 1 dan 2, Bina Rupa Aksara, Jakarta, 1997

5. Apa yang dimaksud dengan pikiran yang dapat disiarkan dan bagaimana cara mengetahuinya?Keyakinan yang salah bahwa pikiran pasien dapat didengar atau diketahui oleh orang lain, seperti pikiran mereka sedang disiarkan sehingga dapat dilihat atau diketahui orang lain. Cara mengetahui: digali dari anamnesis dan pemeriksanaan status mental sesuai dengan pertanyaan tentang waham yang kemungkinan dialami pasien, misalnya: bapak yakin ada orang bisa membaca pikiran Anda?, dll.

6. Bagaimana NAPZA bisa mempengaruhi kejiwaan seseorang?Jika terjadi kebergantungan narkotika maka bidang yang paling bertanggung jawab adalah psikiatri, karena akan terjadi gangguan mental dan perilaku yang disebabkan zat narkotika mengganggu sinyal penghantar syaraf yang disebut system neurotransmitter didalam susunan syaraf sentral (otak). Gangguan neurotransmitter ini akan mengganggu: 1) fungsi kogitif (daya pikir dan memori), 2) fungsi afektif (perasaan dan mood), 3) psikomotorik (perilaku gerak), 4) komplikasi medik terhadap fisik seperti kelainan paru-paru, lever, jantung, ginjal, pancreas dan gangguan fisik lainnya.

7. Apakah ada kaitan usia produktif dg keluhan?

Apa hubungan pengalaman dengan neurotransmitter dan hormonal?Pengalaman: Long term memory Ada hubungan, tapi tidak langsung.

Misal: Rangsangan awal persepsi A dapat rangsangan yang sama persepsi B (berubah dari A ke B, yang mempengaruhi neurotransmitter)

8. Bagaimana dokter bisa mengklasifikasikan bahwa pasien mengalami gangguan jiwa berat?Berdasarkan GAF. 9. Bagaimana penjabaran tentang GAF?Cara menilai :1. 100-91 : gejala tdk ada, berfungsi maksima, tdk ada masalah yg tak tertanggulangi2. 90-81 : gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tdk lebih dari masalah harian yg biasa3. 80-71 : gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dlm social,pekerjaan, sekolah, dll4. 70-61 : Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dlm fungsi, secara umum masih baik5. 60-51 : Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang6. 50-41 : Gejala berat, disabilitas berat7. 40-31 : Beberapa disabilitas dlm hubungan dg realita dan komunikasi , disabilitas berat dlm beberapa fungsi8. 30-21 : Disabilitas berat dlm komunikasi dan daya nilai, tdk amapu berfungsi hampir semua bidang9. 20-11 : Bahaya mencederai diri sendiri/ orang lain, disabilitas sangat berat dalam berkomunikasi dan mengurus diri10. 10-1 : seperti diatas persisten dan lebih serius11. 0 : informasi tdk adekuat(PPDGJ III)

100-91

90-81

80-71

70-61

60-51

50-41

40-31

30-21

20-11

10-1

0Fungsi superior dalam berbagai aktivitas, masalah kehidupan tidak pernah keluar kendali, dicari oleh orang lain karena kualitas positifnya banyak. Tidak ada gejala.

Tidak ada gejala atau gejala minimal (misalnya, kecemasan ringan sebelum ujian), fungsi baik dalam semua bidang, tertarik dan terlibat dalam berbagai aktivitas, efektif secara social, biasanya puas dengan kehidupan, tidak lebih dari masalah atau kekhawatiran setiap hari (missal, kadang berdebat dengan keluarganya)

Jika ditemukan gejala, gejalanya adalah sementara dan merupakan reaksi yang dapat diperkirakan terhadap stressor psikososial (missal, sulit berkonsenrasi setelah berdebat dengan keluarga), tidak lebih dari gangguan ringan pada fungsi social, pekerjaan, atau sekolah (missal, kadang-kadang tertinggal dalam pelajaran sekolah)

Beberapa gejala ringan (missal, mood terdepresi dan insomnia ringan) atau beberapa kesulitan dalam fungsi social, pekerjaan, atau sekolah (missal, kadang-kadang membolos, atau mencuri di dalam rumah) tetapi biasanya berfungsi cukup baik, memiliki hubungan interpersonal yang penuh arti

Gejala sedang (misalnya, afek datar dan bicara sirkumstansialitas, kadang-kadang serangan panic) atau kesulitan sedang dalam fungsi social, pekerjaan, atau sekolah(missal, sedikit teman, konflik dengan teman)

Gejala serius (missal, ide bunuh diri, sering mencuri) atau tiap gangguan yang serius pada fngsi social, pekerjaan, atau sekolah (missal, tidak memiliki teman, tidak mampu bertahan kerja)

Beberapa gangguan dalam tes realitas atau komunikasi (missal, bicara kadang-kadang tidak logis, tidak jelas, atau tidak relevan) atau gangguan berat pada beberapa bidang seperti pekerjaan atau sekolah, hubungan dengan keluarga, berpikir, mood (missal, orang terdepresi menghindari teman, menelantarkan keluarga)

Perilaku dipengaruhi oelh waham dan halusinasi atau gangguan serius pada komunikasi atau pertimbangan (missal, kadang-kadang inkoheren, tindakan jelas tidak sesuai, preokupasi bunuh diri) atau ketidakmampuan untuk berfungsi pada hamper semua bidang (missal, tinggal di tempat tidur sepanjang hari, tidak memiliki pekerjaan, rumah, atau teman)

Terdapat bahaya melukai diri sendiri atau orang lain (missal, usaha bunuh diri tanpa harapan yang jelas akan kematian, sering melakukan kekerasan, kegembiraan manic) atau kadang-kadang gagal untuk mempertahankan hygiene pribadi yang minimal (missal, mengusap feses) atau gangguan yang jelas dalam komunikasi (missal, sebagian besar inkoheren atau membisu)

Bahaya melukai diri sendiri atau orang lain persisten dan parah (missal, kekerasan rekuren) atau ketidakmampuan persisten untuk mempertahankan hygiene pribadi yang minimal, atau tindakan bunuh diri yang serius tanpa harapan akan kematian yang jelas

Informasi tidak adekuat

(Buku saku diagnosis gangguan jiwa, PPDGJ-III)