sgd 25 sken 3 menkes2

37
Skenario 3

Upload: husni-gunawan

Post on 12-Dec-2015

232 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

sgd

TRANSCRIPT

Skenario 3

Terminologi • Eklampsia : kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau

masa nifas yag ditandai dengan timbulnya kejang dan/atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala pre eklampsia

• Pre-eklampsia : timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan

• Audit maternal perinatal : proses penelaahan bersama kasus kesakitan dan kematian ibu dan perinatal serta penatalaksanaannya, dengan menggunakan berbagai informasi dan pengalaman dari suatu kelompok terdekat, untuk mendapatkan masukan mengenai intervensi yang paling tepat dilakukan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan KIA disuatu wilayah

• Otopsi verbal : metode yang digunakan untuk menentukan jumlah dan penyebab kematian seseorang dengan cara melakukan wawancara dengan keluarga yang merawat mengenai gejala dan tanda-tanda yang muncul sebelum meninggal

• Angka kematian maternal : angka kematian ibu saat hamil, melahirkan.

• Lintas sektoral : hubungan antar unit/bagian dengan unit/bagian lain

Identifikasi masalah1. Apa hubungan peningkatan kasus eklamsia dan pre-eklamsia dengan

kemiripan karakteristik yaitu usia ibu rata-rata 15-19 tahun, kehamilan pertama ?

2. Bagaimana cara merubah anggapan masyarakat tentang anak perempuan yang mengalami haid dianggap sudah dewasa dan harus menikah dan belum menikah >20 tahun dianggap aib keluarga ?

3. Bagaimana cara melakukan audit maternal perinatal ?4. Apa hubungan menikah diusia muda dengan bertambahnya angka

kematian maternal ?5. Apa saja tanda-tanda yang bisa dikatakan kejadian luar biasa ?6. Bagaimana cara dokter puskesmas dalam melakukan kerja sama

lintas sektoral ?7. Bagaimana cara dokter puskesmas dalam menangani kasus KLB ?

Hipotesa

1. Apa hubungan peningkatan kasus eklamsia dan pre-eklamsia dengan kemiripan karakteristik yaitu usia ibu rata-rata 15-19 tahun, kehamilan pertama ?

Jawab :- Usia ibu : hormonal, fungsi organ reproduksi

belum sempurna- Kehamilan pertama : psikis

2. Bagaimana cara merubah anggapan masyarakat tentang anak perempuan yang mengalami haid dianggap sudah dewasa dan harus menikah dan belum menikah >20 tahun dianggap aib keluarga ?

Jawab :Edukasi masyarakat (penyuluhan)

3. Bagaimana cara, tujuan dan manfaat audit maternal perinatal ?Jawab :Tujuan umum audit maternal-perinatal adalah meningkatkan mutu pelayanan KIA di

seluruh wilayah suatu kabupaten/kota dalam rangka mempercepat penurunan angka kematian ibu dan perinatal

Tujuan khusus Tujuan khusus audit maternal-perinatal adalah:4. Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus kebidanan dan perinatal secara

teratur dan berkesinambungan, yang dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, RS pemerintah/swasta dan puskesmas, rumah bersalin, bidan praktek swasta (BPS) di wilayah kabupaten/kota dan lintas batas kabupaten/kota/provinsi

5. Menentukan intervensi dan pembinaan untuk masing-masing pihak yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan dalam pembahasan kasus

6. Mengembangkan mekanisme koordinasi antara dinas kesehatan kabupaten/kota, RS pemerintah dan swasta, puskesmas, rumah bersalin dan BPS dalam perencanaan, pelaksaan, pemantauan dan evaluasi terhadap intervensi yang disepakati

4. Apa hubungan menikah diusia muda dengan bertambahnya angka kematian maternal ?

Jawab :• Fungsi organ reproduksi belum sempurna• Psikis• Sosial ekonomi

5. Apa saja tanda-tanda yang bisa dikatakan kejadian luar biasa ?Jawab :7 (tujuh) Kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) Menurut Permenkes 1501 Tahun

2010 adalah :1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak

adaatau tidak dikenalpada suatu daerah.2. Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun

waktudalam jam,hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.

3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan denganperiodesebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya.

4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkankenaikan duakali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlahper bulan dalam tahunsebelumnya.

5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahunmenunjukkankenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan perbulan pada tahun sebelumnya.

6. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu)kurun waktutertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan denganangka kematian kasus suatu penyakit periodesebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

7. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama

8. Beberapa penyakit khusus : kolera, DHF/DSSa. Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah endemis).b. Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode 4 minggu sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang bersangkutan.

9. Beberapa penyakit yang dialami 1 atau lebih penderita :a) Keracunan makananb) Keracunan pestisida

6. Bagaimana cara dokter puskesmas dalam melakukan kerja sama lintas sektoral ?

Jawab :• Planning• Organizing• Actuating• Controlling

7.Bagaimana cara dokter puskesmas dalam menangani kasus KLB ?

Jawab :• Penyelidikan epidemilogis.• Pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan

isolasi penderita termasuk tindakan karantina.• Pencegahan dan pengendalian.• Pemusnahan penyebab penyakit.• Penyuluhan kepada masyarakat.

Topic Tree Peningkatan kasus eklamsia dan pre-eklamsia

Faktor-faktor penyebab KLB

Audit maternal perinatal

Diharapkan Penurunan Angka kematian maternal

KLB

Faktor resiko :Pernikahan usia

muda, sosial ekonomi, psikis

Otopsi verbalLintas

sektoral

LO

• Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan tentang :

• Dampak pernikahan dan kehamilan diusia muda

• Definisi, ruang lingkup dan pelaporan KLB• Cara membuat Audit maternal perinatal • Tugas pokok dan fungsi puskesmas

Dampak pernikahan dan kehamilan diusia muda

1. Keguguran2. Persalinan prematur, Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR) dan kelainan bawaan3. Mudah terjadi infeksi4. Anemia kehamilan/kekurangan zat besi5. Keracunan kehamilan (gestosis)6. Kematian ibu tinggi

Definisi, ruang lingkup dan pelaporan KLB

• Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah salah satu status yang diterapkan di Indonesia untuk mengklasifikasikan peristiwa merebaknya suatu wabah penyakit. Untuk penyakit-penyakit endemis (penyakit yang selalu ada pada keadaan biasa), maka KLB didefinisikan sebagai suatu peningkatan jumlah kasus yang melebihi keadaan biasa, pada waktu dan daerah tertentu.

• Menurut Departemen Kesehatan tahun 2000 Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu dan daerah tertentu.

• Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004. Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.

Karakteristik Penyakit yang berpotensi KLB• Penyakit yang terindikasi mengalami

peningkatan kasus secara cepat.• Merupakan penyakit menular dan termasuk

juga kejadian keracunan.• Mempunyai masa inkubasi yang cepat.• Terjadi di daerah dengan padat hunian.

Penyakit-Penyakit Berpotensi Wabah/KLB • Penyakit karantina/penyakit wabah penting: Kholera, Pes,

Yellow Fever.• Penyakit potensi wabah/KLB yang menjalar dalam waktu

cepat/mempunyai mortalitas tinggi & penyakit yang masuk program eradikasi/eliminasi dan memerlukan tindakan segera : DHF,Campak,Rabies, Tetanus neonatorum, Diare, Pertusis, Poliomyelitis.

• Penyakit potensial wabah/KLB lainnya dan beberapa penyakit penting : Malaria, Frambosia, Influenza, Anthrax, Hepatitis, Typhus abdominalis, Meningitis, Keracunan, Encephalitis, Tetanus.

• tidak berpotensi wabah dan atau KLB, tetapi Penyakit-penyakit menular yang masuk program : Kecacingan, Kusta, Tuberkulosa, Syphilis, Gonorrhoe, Filariasis, dll.

Penyidikan KLB• Penyidikan KLB (Kejadian Luar Biasa)• Dilaksanakan pada saat pertama kali mendapatkan informasi adanya KLB

atau dugaan KLB.• Penyelidikan perkembangan KLB atau penyelidikan KLB lanjutan.• Penyelidikan KLB untuk mendapatkan data epidemiologi KLB atau

penelitian lainnya yang dilaksanakan sesudah KLB berakhir.• Tujuan umum Penyidikan KLB yaitu mencegah meluasnya kejadian

(penanggulangan) dan mencegah terulangnya KLB dimasa yang akan datang (pengendalian). Sedangkan tujuan khusus Penyidikan KLB yaitu diagnosis kasus yang terjadi dan mengidentifikasi penyebab penyakit, memastikan bahwa keadaan tersebut merupakan KLB, mengidentifikasi sumber dan cara penularan, mengidentifikasi keadaan yang menyebabkan KLB, dan mengidentifikasi populasi yang rentan atau daerah yang beresiko akan terjadi KLB.

Penetapan KLB• Penetapan KLB dilakukan dengan membandingkan

insidensi penyakit yang tengah berjalan dengan insidensi penyakit dalam keadaan biasa (endemik), pada populasi yang dianggap berisiko, pada tempat dan waktu tertentu. Dalam membandingkan insidensi penyakit berdasarkan waktu harus diingat bahwa beberapa penyakit dalam keadaan biasa (endemis) dapat bervariasi menurut waktu (pola temporal penyakit).

Penanggulangan KLB• Penanggulangan KLB adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk

menangani penderita, mencegah perluasan KLB, mencegah timbulnya penderita atau kematian baru pada suatu KLB yang sedang terjadi.

• Penanggulangan KLB dikenal dengan nama Sistem Kewaspadaan Dini (SKD-KLB), yang dapat diartikan sebagai suatu upaya pencegahan dan penanggulangan KLB secara dini dengan melakukan kegiatan untuk mengantisipasi KLB. Kegiatan yang dilakukan berupa pengamatan yang sistematis dan terus-menerus yang mendukung sikap tanggap/waspada yang cepat dan tepat terhadap adanya suatu perubahan status kesehatan masyarakat.

Pengendalian KLB• Tindakan pengendalian KLB meliputi pencegahan terjadinya

KLB pada populasi, tempat dan waktu yang berisiko (Bres, 1986). Dengan demikian untuk pengendalian KLB selain diketahuinya etiologi, sumber dan cara penularan penyakit masih diperlukan informasi lain. Informasi tersebut meliputi :

• Keadaan penyebab KLB• Kecenderungan jangka panjang penyakit• Daerah yang berisiko untuk terjadi KLB (tempat)• Populasi yang berisiko (orang, keadaan imunitas)

Penyusunan laporan KLB• Hasil penyelidikan epidemiologi hendaknya dilaporkan kepada

pihak yang berwenang baik secara lisan maupun secara tertulis. Laporan secara lisan kepada instansi kesehatan setempat berguna agar tindakan penanggulangan dan pengendalian KLB yang disarankan dapat dilaksanakan. Laporan tertulis diperlukan agar pengalaman dan hasil penyelidikan epidemiologi dapat dipergunakan untuk merancang dan menerapkan teknik-teknik sistim surveilans yang lebih baik atau dipergunakan untuk memperbaiki program kesehatan serta dapat dipergunakan untuk penanggulangan atau pengendalian KLB.

Jenis Pelaporan KLB• Laporan Kewaspadaan• Laporan Kejadian Luar Biasa/wabah (W1)• Laporan penyelidikan KLB dan rencana

penanggulangan KLB• Laporan penanggulangan KLB• Laporan mingguan wabah (W2)• Laporan bulanan KLB (LB-KLB)

LANGKAH DAN KEGIATANLangkah-langkah dan kegiatan ditingkat AMP di tingkat kabupaten/kota

sebagai berikut:• Pembentukan tim AMP• Penyebarluasan informasi dan petunjuk teknis pelaksanaan AMP• Menyusun rencana kegiatan (POA) AMP• Orientasi pengelola program KIA dan pelaksanaan AMP• Pelaksanaan kegiatan AMP• Penyusunan rencana tindak lanjut terhadap temuan dari kegiatan audit

oleh dinkes kabupaten/kota bekerja sama dengan RS• Pemantauan dan evaluasi

Rincian kegiatan AMP yang dilakukan adalah sebagai berikut:a. Tingkat kabupaten/kota1. Menyampaikan informasi dan menyamakan persepsi dengan pihak terkait mengenai

pengertian dan pelasksanaan AMP di kabupaten/kota2. Menyusun tim AMP di kabupaten/kota, yang susunannya disesuaikan dengan situasi dan

kondisi setempat. Secara umum, susunan tim disarankan sebagai berikut:Pelindung : Bupati/walikota kepala daerahKetua : Kadinkes kab/kotaWakil ketua : Direktur RS kab/kotaSekretaris : Dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan RS Dokter spesialis anak RSTim ahli : SpOG SpA Dokter ahli lainnyaAnggota : 1. Kasubdin dan kasi yang menangani program KIA

2. Kasubdin dan kasi yang menangani Yankes dasar dan rujukan 3. Dokter umu dibagian kebidanan kandungan dan bagian anak di RS

kab/kota 4. Wakil dari unit pelayanan KIA lainnya yang berpotensi dalam

memberikan masukan atau sumbangan pemikiran ( misalnya RS swasta, puskesmas, organisasi profesi, dll)

3. Melaksanakan AMP secara berkala dengan melibatkan:- Para kepala puskesmas dan pelaksana pelayanan KIA di puskesmas dan

jajarannya- Dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan serta dokter spesialis anak/

dokter ahli lain RS kab/kota dan staf yang terkait- Kepala dinas kab/kota dan staf pengelola program terkait- Pihak yang terkait, sesuai kebutuhan, misalnya bidan praktik swasta, petugas

rekam medik kab/kota, dllPada awal kegiatan, pihak yang mutlak perlu dilibatkan adalah puskesmas di wilayah kab/kota dan RS kab/kota. Secara bertahap sesuai kebutuhan, dinkes kab/kota dapat melibatkan pihak lain tersebut diatas

4. Melaksanakan kegiatan AMP lintas batas kab/kota/propinsi5. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut yang telah disepakati dalam pertemuan tim

AMP6. Melakukan pemantauan dan evaluasi kegiatan audit serta tindak lanjutnya dan

melaporkan hasil kegiatannya ke dinas kesehatan propinsi untuk memohon dukungan

7. Memanfaatkan hasil kegiatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan program KIA secara berkelanjutan

b. Tingkat puskesmas1. Menyampaikan informasi kepada staf puskesmas terkait mengenai

upaya peningkatan kualitas pelayanan KIA melalui kegiatan AMP2. Melakukan pencatatan atas kasus kesakitan dan kematian ibu serta

perinatal dan penanganannya atau rujukannya untuk kemudian dilaporkan ke dinas kesehatan kan.kota

3. Mengikuti pertemuan AMP kab/kota4. Melakukan pelacakan sebab kematian ibu/perinatal (otopsi verbal)

selambat-lambatnya 7 hari setelah menerima laporan. Informasi ini harus dilaporkan ke dinkes kab/kota selambat-lambatnya dalam waktu 1 bulan. Temuan otopsi verbal dibicarakan dalam pertemuan audit di kab/kota.

5. Mengikuti atau melaksanakan kegiatan peningkatan kualitas pelayanan KIA sebagai tindak lanjut dari temuan kegiatan audit

6. Membahas kasus pertemuan AMP di kab/kota7. Membahas hasil tindak lanjut AMP non medis dengan LS terkait

c. Tingkat propinsi1. Menyebarluaskan pedoman teknis AMP kepada seluruh kab/kota 2. Menyamakan kerangka pikir dan menyusun rencana kegiatan

pengembangan kendali mutu pelayanan KIA melalui AMP bersama kab/kota yang akan difasilitasi secara intensif

3. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di kab/kota4. Memberikan dukungan teknis dan manajerial kepada kab/kota sesuai

kebutuhan 5. Merintis kerjasama dengan sektor lain untuk kelancaran pelaksanaan

tindak lanjut temuan dari kegiatan audit yang berkaitan dengan sektor diluar kesehatan

6. Memfasilitasi kegiatan AMP lintas batas kab/kota/profinsi

d. Tingkat pusatMelakukan fasilitasi pelaksanaan AMP sebagai salah satubentuk upaya peningkatan

mutu pelayanan KIA di wilayah kab/kota serta peningkatan kesinambungan pelayanan KIA ditingkat dasar dan di tingkat rujukan primer

METODA Metoda pelaksanaan AMP sebagai berikut:• Penyelenggaraan pertemuan dilakukan teratur sesuai kebutuhan oleh dinas

kesehatan kab/kota bersama dengan RS kab/kota, berlangsung sekitar 2 jam. Pertemuan sebaiknya dilakukan di RS kab/kota dan kadinkes/direktur RS memimpin acara tetapi moderator pembahasan klinik adalah dokter ahli. Presentasi kasus dilakukan oleh dokter/bidan RS kab/kota atau puskesmas terkait, tergantung dimana kasus ditangani

• Kasus yang dibahas dapat berasal dari kab/kota atau puskesmas. Semua kasus ibu/perinatal yang meninggal di RS kab/kota/puskesmas hendaknya di audit, demikian pula kasus kesakitan yang menarik dan dapat diambil pelajaran darinya

• Audit yang dilaksanakan lebih bersifat mengkaji riwayat penanganan kasus sejak dari:

- Timbulnya gejala pertama dan penanganan oleh keluarga/tenaga kesehatan dirumah

- Siapa saja yang memberikan pertolongan dan apa saja yang telah dilakukan- Sampai kemudian meninggal atau dapat dipertahankan hidup. Dari pengkajian

tersebut diperoleh indiksai dimana letak kesalahan/kelemahan dalam penanganan kasus. Hal ini memberi gambaran kepada pengelola program KIA dalam menentukan apa yang perlu dilakukan untuk mencegah kesakitan/kematian ibu/perinatal yang tidak perlu terjadi. Kesimpulan hasil dicatat dalam from MA untuk kemudian disampaikan dan dibahas oleh tim AMP dalam merencanakan kegiatan tindak lanjut secara nyata

• Pertemuan ini bersifat pertemuan penyelesaian masalah dan tidak bertujuan untuk menyalahkan atau memberi sanksi salah satu pihak

• Dalam tiap pertemuan dibuat daftar hadir, notulen hasil pertemuan dan rencana tindak lanjut yang akan disampaikan dan dibahas dalam pertemuan tim AMP yang akan datang

• RS kab/kota dan puskesmas membuat laporan bulanan kasus ibu perinatal ke dinas kab/kota dengan memakai format yang disepakati

• PENCATATAN DAN PELAPORAN• Dalam melaksanakan AMP ini diperlukan mekanisme pencatatan yang akurat baik ditingkat

puskesmas maupun di tingkat RS kab/kota. Pencatatan yang diperlukan adalah sebagai berikut:

• Tingkat puskesmas• Selain menggunakan rekam medis yang suadah ada di puskesmas, ditambahkan pula;• Form R (formulir Rujukan Maternal dan Perinatal)• Form OM dan OP (formulir otopsi Verbal maternal dan perinatal)

form OM digunakan untuk otopsi verbal ibu hamil/bersalin/nifas dan perinatal yang meninggal, sedangkan form OP untuk otopsi verbal perinatal yang meninggal. Untuk mengisi formulir tersebut dilakukan wawancara terhadap keluarga yang meninggal oleh tenaga puskesmas

• RS kabupaten/kota• Formulir yang dipakai adalah• Form MP (formulir maternal dan perinatal)

form ini mencatat semua data dasar ibu bersalin/nifas dan perinatal yang masuk ke RS. Pengisiannya dapat dilakukan oleh perawat

• Form MA (formulir Medical Audit) form ini dipakai untuk menulis hasil/kesimpulan dari audit maternal maupun perinatal, yang mengisi format ini adalah dokter yang bertugas di bagian kebidanan dan kandungan (untuk kasus ibu) atau bagian anak (untuk kasus perinatal)

Pelaporan hasil kegiatan dilakukan secara berjenjang yaitu:• Laporan dari RS kab/kota ke dinkes (LAP RS)

laporan bulanan ini berisi informasi mengenai kesakitan dan kematian (serta sebab kematian) ibu dan bayi baru lahir bagian kebidanan dan penyakit kandungan serta bagian anak

• Laporan dari puskesmas ke dinas kesehatan kab/kota (LAP PUSK)• Laporan dari dinkes kab/kota ke tingkat dinkes propinsi (LAP KAB/KOTA)

laporan triwulan ini berisi informasi mengenai kasus ibu dan perinatal yang ditangani oleh RS kab/kota, puskesmas dan unit pelayanan KIA lainnyaserta tingkat kematian dari tiap jenis komplikasi. Laporan ini merupakan rekapitulasi dari form MP dan form R yang hendaknya diusahakan agar tidak terjadi duplikasi pelaporan untuk kasus yang dirujuk ke RS.pada tahap awal, jenis kasus yang dilaporkan adalah komplikasi yang paling sering terjadi pada ibu maternal dan perinatal.

Tugas pokok dan Fungsi Puskesmas

Tugas Pokok puskesmas1. Upaya promosi kesehatan2. Upaya kesehatan lingkungan

a. Penyehatan Sumber Air Bersih (SAB)b. Penyehatan lingkungan pemukimanc. Penyehatan tempat-tempat umumd. Penyehatan tempat pengelola makanane. Pemeriksaan jentik nyamuk

3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana

4. Upaya perbaikan gizi masyarakat5. Upaya pencegahan dan pemberantasan

penyakit menular6. Upaya pengobatan

Dalam KEPMENKES RI No. 128 tahun 2004 dinyatakan bahwa fungsi Puskesmas dibagi menjadi 3 fungsi utama:

1. Sebagai penyelenggara kesehatan masyarakat primer ditingkat pertama diwilayahnya

2. Sebagai pusat penyedia data dan informasi kesehatan diwilayah kerjanya sekaligus dikaitkan dengan perannya sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan di wilayahnya

3. Sebagai penyelenggara Upaya kesehatan perorangan primer yang berkualitass dan berorientasi pada pengguna layanannya