postmatur sgd

31
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN POSTMATUR / POST-TERM DISUSUN OLEH: KELOMPOK 5 1. ENDHAH LUSI OKTAVERI 2. RINA RISTANTI 3. SRI INDAH TJAHYANTI 4. VIRRA JAYATI NINGRUM 5. DEVI NOVALIA 6. YULIZAR 7. WURYANI 8. ANIK WIDAYATI 9. MASFIN MUHAYANAH 131111149 131111150 131111151 131111152 131111153 131111154 131111155 131111156 131111157

Upload: dean-ceptie

Post on 24-Jul-2015

875 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Postmatur Sgd

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR

DENGAN POSTMATUR / POST-TERM

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2012

1. ENDHAH LUSI OKTAVERI

2. RINA RISTANTI

3. SRI INDAH TJAHYANTI

4. VIRRA JAYATI NINGRUM

5. DEVI NOVALIA

6. YULIZAR

7. WURYANI

8. ANIK WIDAYATI

9. MASFIN MUHAYANAH

131111149

131111150

131111151

131111152

131111153

131111154

131111155

131111156

131111157

Page 2: Postmatur Sgd

KATA  PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena

berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas asuhan

keperawatan dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU

LAHIR DENGAN POSTMATUR / POST-TERM, tepat pada waktunya.

Makalah ini merupakan tugas pembelajaran SCL (Student Center Learning) dari

pendidikan.

Dalam penulisan asuhan keperawatan ini penulis telah mendapat bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak baik dalam hal materi maupun moril sehingga

pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa

terima kasih kepada:

1. Ibu Esty Yunitasari, selaku PJMA Reproduksi

2. Ibu Ni Ketut Alit Armini, S.Kp., M.Kes, selaku fasilitator Keperawatan

Reproduksi

3. Teman-teman angkatan B14 yang telah memberikan motivasi dalam

penyusunan asuhan keperawatan ini yang tidak dapat kami sebutkan satu

persatu.

Kami sadar bahwa asuhan keperawatan yang kami buat ini masih jauh dari

sempurna, karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun

untuk menyempurnakan asuhan keperawatan ini menjadi lebih baik lagi.

Demikianlah asuhan keperawatan ini kami buat, semoga asuhan

keperawatan ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan terutama

bagi kelompok kami dan mahasiswa Fakultas Keperawatan Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya.

Surabaya, Mei 2012

Page 3: Postmatur Sgd

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Sampul Depan ...............................................................................................iKata Pengantar..............................................................................................................ii

Daftar Isi......................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang........................................................................................................11.2 Tujuan.....................................................................................................................21.3 Manfaat ..................................................................................................................2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA2.1 Definisi....................................................................................................................32.2 Etiologi....................................................................................................................32.3 Manifestasi Klinis...................................................................................................42.4 Komplikasi..............................................................................................................42.5 Diagnosis………………………………………………………………….............52.6 Penatalaksanaan …………………………………………………………………...52.6 WOC………………………………………………………...................................7

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN………………………………………………....8

BAB 4 TINJAUAN KASUS………………………………………………..............13

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan...........................................................................................................205.2 Saran.....................................................................................................................20DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Postmatur Sgd

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bayi post-term atau postmatur adalah bayi yang lahir dengan usia gestasi

lebih dari 42 minggu dihitung dari menstruasi terakhir ibu (atau dengan

pengkajian usia gestasi) dianggap postmatur, atau post-term, tanpa

memperhitungkan berat badan lahir. (Wong, 2009). Penyebab pasti kehamilan

lewat waktu sampai saat ini belum diketahui. Tetapi diperkirakan karena

ketidakpastian tanggal haid terakhir, terdapat kelainan kongenital anensefalus,

terdapat hipoplasia kelenjar adrenal, primigravida dan riwayat kehamilan

lewat bulan, jenis kelamin janin laki-laki juga merupakan pedisposisi, dan

faktor genetik.

Menurut Wong, 2009 insiden kasus kelahiran bayi postmatur adalah 3,5%

sampai 15% dari semua kehamilan. Beberapa tampak cukup gestasinya,

namun memperlihatkan sifat bayi yang telah berusia 1 sampai 3 minggu,

seperti tidak adanya lanugo, verniks dan kaseosa sedikit atau tidak ada, rambut

kepala banyak, dan kuku panjang.

Terdapat peningkatan bermakna mortalitas fetal dan neonatal pada bayi

post-term dibandingkan yang lahir aterm. Biasanya mereka peka terhadap

distress fetal sehubungan dengan rendahnya efisiensi plasenta, makrosomia,

anomali bawaan, dan sindroma aspirasi mekoneum. Resiko tertinggi terjadi

selama stress persalinan dan kelahiran, terutama pada bayi primigravida, atau

wanita yang melahirkan anak pertama. Sesar atau induksi persalinan biasanya

direkomendasikan bila bayi terlambat. Berbagai masalah keperawatan dapat

Page 5: Postmatur Sgd

muncul pada bayi dengan kelahiran postmatur yaitu mulai dari resiko asfiksia,

gangguan nutrisi, dan gangguan integument.

Atas alasan tersebut diatas maka kami menyusun makalah berjudul

“Asuhan Keperawatan pada Bayi dengan Post-term / Matur ”, dan berharap

semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk teman-teman perawat dalam

memberi pengetahuan yang cukup tentang tanda gejala, penyebab dan

komplikasi bayi postmatur dan diharapkan mampu memberi asuhan

keperawatan yang optimal pada bayi post-term sehingga bayi tidak mengalami

masalah kesehatan dan tumbuh optimal menjadi anak yang sehat.

1.2 Tujuan

1. Tujuan Umum

Memperoleh pemahaman serta mampu melakukan asuhan keperawatan

secara komprehensif pada bayi lahir postmatur..

2. Tujuan Khusus

a. Memperoleh pemahaman tentang pengertian Postmatur

b. Mengidentifikasi etiologi Postmatur

c. Mengidentifikasi tanda dan gejala Postmatur

d. Mengidentifikasi pemeriksaan penunjang Postmatur

e. Mengidentifikasi komplikasi Postmatur

f. Mengidentifikasi penatalaksanaan Postmatur

g. Mampu menyusun asuhan keperawatan pada pasien bayi dengan

Postmatur

1.3 Manfaat

1. Diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran pada

khususnya dan pembaca tentang asuhan keperawatan pada pasien bayi

dengan Postmatur

2. Dapat menjadi referensi ilmu bagi fakultas keperawatan dalam rangka

pengembangan sumber daya manusia dalam menangani kasus bayi

Postmatur

Page 6: Postmatur Sgd

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Kehamilan lewat waktu berarti kehamilan yang melampaui usia 292 hari

(42 minggu) dengan gejala kemungkinan komplikasinya.(Manuaba, 2008).

Bayi pascaterm adalah bayi yang masa gestasinya lebih dari 42 minggu

tanpa memperhatikan berat badan lahirnya. Bayi-bayi ini dapat BMK atau

KMK, tetapi kebanyakan berat badannya adalah SMK. (Bobak, 2004)

Kehamilan lewat bulan (serotinus) ialah kehamilan yang berlangsung lebih

dari perkiraan hari taksiran persalinan yang dihitung dari hari pertama haid

terakhir (HPHT), dimana usia kehamilannya telah melebihi 42 minggu (>294

hari). (Sarwono, 2005)

2.2 ETIOLOGI

Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum diketahui.

Tetapi diperkirakan karena ketidakpastian tanggal haid terakhir, terdapat

kelainan kongenital anensefalus, terdapat hipoplasia kelenjar adrenal,

primigravida dan riwayat kehamilan lewat bulan, jenis kelamin janin laki-laki

juga merupakan pedisposisi, dan faktor genetik.

Faktor-faktor lain yang dikemukakan adalah :

a. Hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan

telah cukup bulan sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang.

b. Kadar kortisol pada darah bayi yang rendah sehingga disimpulkan

kerentanan akan stress merupakan faktor tidak timbulnya his.

c. Herediter, karena post maturitas sering dijumpai pada suatu keluarga

tertentu.

d. Kurangnya air ketuban

Page 7: Postmatur Sgd

e. Insufisiensi plasenta

2.3 MANIFESTASI KLINIS

Tanda post term dapat dibagi dalam 3 stadium (Sarwono, 2005) :

a. Stadium I : kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi

berupa kulit kering, rapuh, dan mudah mengelupas.

b. Stadium II : gejala di atas disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada

kulit.

c. Stadium III : terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali

pusat.

2.4 KOMPLIKASI

Komplikasi dapat mengenai ibu dan janin. Pada ibu meliputi

distosia karena aksi uterus yang tidak terkoordinir, janin besar, dan moulding

kepala kurang, sehingga sering dijumpai partus lama, kesalahan letak, inersia

uteri, distosia bahu, dan perdarahan postpartum.

Sedangkan komplikasi pada janin meliputi :

a. Oligohidramnion. Air ketuban normal usia 34-37 minggu adalah 1000 cc,

aterm adalah 800 cc, di atas 42 minggu adalah 400 cc. Akibat dari

oligohidramnion adalah amnion kental, mekonium diaspirasi oleh janin,

asfiksia, gawat janin intrauterin. Pada in partu, aspirasi air ketuban, nilai

Apgar rendah, sindrom gawat janin, dan bronkus paru tersumbat yang

menimbulkan atelektasis.

b. Janin diwarnai mekonium. Mekonium keluar karena refleks vagus terhadap

usus. Peristaltik usus dan terbukanya sfingter ani membuat mekonium keluar.

Aspirasi air ketuban serta mekonium dapat menimbulkan gangguan

pernapasan janin, gangguan sirkulasi bayi setelah lahir, dan hipoksia

intrauterin sampai kematian janin.

Page 8: Postmatur Sgd

c. Makrosemia. Dengan plasenta masih baik terjadi tumbuh kembang janin

dengan berat 4500 gram disebut makrosemia. akibat kondisi ini pada

persalinan dapat menyebabkan kematian bayi dan trauma jalan lahir ibu.

d. Dismaturitas bayi. Usia kehamilan 37 minggu luas plasentanya 11 m².

Selanjutnya trjadi penurunan fungsi akibat tidak berkembangnya atau

terjadinya kalsifikasi dan aterosklerosis pembuluh darah. Penurunan

kemampuan nutrisi plasenta menimbulkan perubahan metabolisme menuju

anaerobik. Pada keadaan ini terjadi badan keton dan asidosis, gejala Clifford,

pada kulit terjadi substanfet berkurang, otot makin lemah, dan berwarna

mekonium. Kuku tampak tajam dan kulit keriput. Tali pusat lembek, mudah

tertekan dengan disertai oligohidramnion.

2.5 DIAGNOSIS

Diagnosis kehamilan lewat waktu biasanya dari perhitungan rumus

Naegele setelah mempertimbangkan siklus haid dan keadaan klinis.

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam mendiagnosis, yaitu :

1. HPHT jelas

2. Dirasakan gerakan janin pada umur kehamilan 16-18 minggu

3. Terdengar denyut jantung janin

4. Umur kehamilan yang sudah ditetapkan dengan USG pada umur kehamilan

kurang dari atau sama dengan 20 minggu

5. Tes kehamilan sudah positif dalam 6 minggu pertama telat haid.

2.6 PENATALAKSAAAN

Kehamilan lewat waktu memerlukan pertolongan, induksi oksitosin dan

seksio sesarea. Induksi oksitosin tidak banyak menimbulkan penyulit bayi,

asalkan dilakukan dirumah sakit dengan fasilitas memadai. Seksio sesarea

dilakukan bila terdapat tanda asfiksia intrauterin, makrosemia, kelainan letak

Page 9: Postmatur Sgd

janin, riwayat obstetrik buruk, induksi gagal, dan ibu dengan penyakit

tertentu dan apabila tergolong dalam resiko tinggi.

Pertolongan persalinan di luar rumah sakit sangat berbahaya karena setiap

saat memerlukan tindakan operasi. Bahayanya adalah janin dapat meninggal

mendadak intrauterin, mengalami kesulitan saat pertolongan persalinan

karena bahu bayi terlalu besar (distosia bahu),sehingga menimbulkan trauma

persalinan terutama persendian lehernya, kerusakan pusat vital janin yang

terletak di medula oblongata dan dapat mengakibatkan kematian janin.

Page 10: Postmatur Sgd

Gangguan nutrisi

Integritas kulitHipotermia

Hipoglikemi

Gangguan pertumbuhan

BB

Kehamilan > 42 minggu

Nutrisi ber <

Placenta mengkerut

janin mengkompensasi lemak dan karbohidrat sendiri

Suplay O2 ber <

kulit mengelupas

kehilangan lemak sub cutan

Asfiksia

aspirasi mekonium

Mengeluarkan mekonium

gawat janin, cedera otak , dan organ lain

nya

Faktor hormonal :Kadar progesteronKortisolFaktor herediter

Sianosis

2.7 WOC POSTMATUR

Page 11: Postmatur Sgd

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Identitas bayi / ibu.

Riwayat penyakit.

1) Riwayat penyakit sekarang.

Bayi lahir dengan usia kehamilan ibu lebih dari 42 minggu dan tidak

merasakan adanya tanda-tanda bayi mau lahir.

2) Riwayat penyakit dahulu.

Kemungkinan ibu pernah mengalami kehamilan lama seperti yang

dialami sekarang, riwayat haid ibu, penyakit yang diderita ibu yang

berkaitan dengan kehamilannya.

3) Riwayat penyakit keluarga.

Apakah ada dalam keluarga yang pernah melahirkan bayi post term.

2. Pemeriksaan fisik

1) Umumnya bayi memiliki tengkorak normal, tetapi dimensinya yang

lebih kecil daripada badannya membuat besar tengkorak tidak sesuai.

2) Waktu lahir kulit kering, pecah-pecah (deskuamasi) seperti kertas kulit.

3) Kuku keras dan panjang di ujung-ujung jari.

4) Rambut kulit kepala lebat.

5) Lapisan lemak subkutan hilang, sehingga kulit tampak longgar dan

memberi penampilan seperti “orang tua”.

6) Kultur tubuh panjang dan kurus

7) Verniks tidak ada

8) Seringkali terdapat mekonium (berwarna kuning emas atau hijau) pada

kulit, kuku dan tali pusat

9) Memiliki mata lebar, gejala simtomatik hipoksia intra uterin kronis.

Page 12: Postmatur Sgd

3. Diagnosa keperawatan

1) Gangguan nutrisi b/d suplai oksigen, fungsi plasenta menurun

2) Hipoglikemia b/d kehilangan lemak subkutan

3) Hipotermi b/d hilangnya lemak sub kutan

4) Gangguan integritas kulit b/d kulit mengelupas, kehilangan lemak

subkutan.

5) Sianosis b/d aspirasi mekonium

4. Intervensi

1. Gangguan nutrisi b/d suplai oksigen, fungsi plasenta menurun

Tujuan: nutrisi adekuat setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

2 x 24 jam

Kriteria hasil:

o Mempertahankan pertumbuhan dan meningkatkan berat

badan dalam kurva yang normal, dengan penambahan

berat badan tetap sedikitnya 20-30g/hari

Intervensi:

a. Beri Asi yang adekuat

b. Berikan PASI bila asi tidak mencukupi kebutuhan nutrisi bayi.

c. Anjurkan kepada ibu untuk banyak memakan makanan yang

mengandung gizi.

d. Awasi refleks mengisap dan kemampuan menelan bayi. Pemberian

makanan melalui mulut dimulai ketika bayi sudah dalam keadaan

stabil dan pernapasan terkendali dengan baik

e. Awasi dan hitung kebutuhan kalori bayi

f. Mulai pemberian ASI atau susu dengan botol 2-6 jam setelah

kelahiran, mulai dengan 3-5 mL setiap pemberian dengan interval

tiga jam. Pemberian ASI jangan dihentikan sampai bayi

menunjukan bahwa ia dapat makan melalui botol susu dan berat

badannya bertambah.

Page 13: Postmatur Sgd

g. Timbang bayi setiapa hari, bandingkan berat badan dengan asupan

kalori yang diberikan. Ini dilakukan untuk menentukan jumlah

asupan yang tepat atau kebutuhan peningkatan asupan.

2. Hipotermi b/d kehilangan lemak sub kutan

Tujuan : tidak terjadi hipotermi setelah dialkukan tindakan kepearwatan

selama 1 x 2 jam

Kriteria hasil :

o Suhu tubuh 36-37˚ C

o Tidak terjadi sianosis

Intervensi

a) Jaga temperatur ruang perawatan 25ºC

b) Ukur suhu rectal bayi terlebih dahulu, baru kemudian suhu aksila

setiap 2 jam atau setiap kali diperlukan.

c) Lakukan prosedur penghangatan setelah bayi lahir

d) Tempatkan bayi di bawah penghangatan radian atau incubator jika

diperlukan

e) Tempatkan control temperature (servo-control) di atas abdomen.

Atur suhunya pada 37-37,5ºC, juga jaga suhu kulit pada 36-36,5ºC.

f) Hindari menempatkan bayi kontak dengan sumber panas atau

sumber dingin. Hindari juga udara panas maupun dingin. Lakukan

juga perlindungan untuk menjaga panas tubuh, seperti agar kulit

bayi tetap kering dan menjaga agar kepala bayi tertutup.

g) Awasi bayi terhadap perubahan yang mengindikasikan adanya

stress dingin.

3. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

kulit tipis, kapiler rapuh dekat permukaan kulit, tidak ada lemak

subkutan diatas penonjolan tulang, ketidak mampuan untuk mengubah

Page 14: Postmatur Sgd

posisi untuk menghilangkan titik penekanan, penggunaan restrain

(melindungi jalur invasive / selang), perubahan status nutrisi.

Tujuan :

Kriteria hasil : mempertahankan kulit tubuh, bebas dari cedera dermal.

Intervensi :

- Mandiri:

a) Inspeksi kulit, perhatikan area kemerahan atau tekanan.

R/ : mengidentifikasi area potensial kerusakan dermal, yang dapat

mengakibatkan sepsis. (rujuk pada DK : infeksi, resiko tinggi

terhadap).

b) Berikan perawatan mulut dengan menggunakan salin atau gliserin

swab. Berikan jeli petrolium pada bibir.

R/ : membantu mencegah kekeringan dan pecah pada bibir

berkenaan dengan tidak adanya masukan oral atau efek kering dari

terapi oksigen.

c) Hindari penggunaan agens topical keras; cuci dengan hati-hati

larutan povidon-iodin setelah prosedur.

R/ : membantu mencegah kerusakan kulit dan kehilangan barier

pelindung epidermal.

d) Berikan latihan rentang gerak, perubahan posisi rutin, dan bantal

bulu domba atau terbuat dari bahan yang lembut.

R/ : membantu mencegah kemungkinan nekrosis berhubungan

dengan edema dermis atau kurangnya lemak subkutan diatas

tonjolan tulang.

e) Minimalkan penggunaan plester untuk mengamankan selang,

elektroda dan kantung urin, jalur I.V dan sebagainya.

R/ : melepaskan plester dapat juga melepas lapisan epidermal,

karena kohesi antara plester dan korneum stratum lebih kuat

daripada antara dermis dan epidermis.

Page 15: Postmatur Sgd

f) Mandikan bayi dengan menggunakan air steril dan sabun ringan.

Cuci hanya pada bagian tubuh yang benar-benar kotor.

Minimalkan manipulasi kulit bayi.

R/ : setelah 4 hari, kulit mengalami beberapa sifat bakterisidal

karena pH asam. Mandi sering menggunakan sabun alkalin atau

pelembab dapat meningkatkan pH kulit, menurunkan flora normal

dan mekanisme pertahanan alamiah yang melindungi patogen

invasif.

g) Ganti elektroda hanya bila perlu

R/ : penggantian yang sering dapat memperberat kerusakan kulit.

- Kolaborasi :

Berikan salap antibiotic pada hidung, mulut dan bibir bila pecah

atau teriritasi.

R/ meningkatkan pemulihan pecah-pecah dan iritasi berkenaan

dengan pemberian oksigen; dapat membantu mencegah infeksi.

Page 16: Postmatur Sgd

BAB 4

TINJAUAN KASUS

4.1 Tinjauan Kasus :

Nama Klien : By. Ny. W

Tanggal Lahir Bayi : 12 Mei 2012, Jam : 13.20 WIB.

Apgar 1 menit : 9 dan 5 menit : 9.

Berat badan lahir : 2500 gram

Panjang badan : 47 cm, Lingkar kepala : 33 cm, lingkar dada : 36 cm.

Denyut Jantung : 130 x/mt, pernafasan : 41 x/mt.

Bunyi pernafasan paru-paru kiri kanan : Vesikuler, Ronchi/whezing : tidak

terdengar.

Suhu : 36C.

Kepala :

Molding, Caput Sucsadenium, Cephal hematom : tidak ada.

Ubun-ubun besar : ada, Bentuk : Jajaran genjang datar, Ubun-ubun kecil :

ada, Bentuk : segitiga datar. Sutura : ada.

Mata, Posisi : simetris, jarak : + 3 cm, Kotoran di mata sebelah kiri : ada,

perdarahan : tidak ada.

Telinga : simetris/ datar dengan kepala, perdarahan : tidak ada, Lubang :

ada.

Mulut : simetris, Palatum mol/durum : ada, Gigi : tidak ada.

Hidung : lubang hidung ada, keluaran : tidak ada , pernafasan cuping

hidung : tidak ada.

Pergerakan leher : positif, tanda lahir : tidak ada.

Rambut : rambut kepala banyak

Tubuh :

Page 17: Postmatur Sgd

Penampilan fisik : tubuh tampak kurus dan panjang

Warna kulit : kuning pada seluruh tubuh.

Pergerakan : aktif.

Lanugo : tidak ada. Vernix kaseosa: tidak ada.

Pengeluaran : mekonium.

Keadaan kulit : pada kedua pergelangan kaki dan tangan, serta di tubuh

tampak pecah-pecah, dan deskuamasi. Hidrasi : baik.

Kuku : kuku jari panjang

Dada : simetris, retraksi, ngorok dan see saw : tidak ada.

Perut : lembek, Bising usus : 9x/mt.

Tungkai :

Jari tangan : Kanan : jumlah 5 , Kiri : jumlah 5

Jari kaki : Kanan : Jumlah 5, Kiri : jumlah 5

Pergerakan : aktif

Nadi branchial : teraba, 120 x/menit

Nadi femoral : teraba, 120 x/menit

Tremor : tidak ada

Rotasi paha : normal

Garis telapak tangan : jelas, telapak kaki : jelas

Posisi kaki : fleksi

Punggung

Fleksibelitas tulang punggung : normal

Simetris, pretudal dumple

Lobang anus : ada

Genitalia

Page 18: Postmatur Sgd

Jenis kelamin : laki-laki

Lubang penis : ada

B.a.b. : pertama : tanggal 13 Mei 2012 jam 06.00 Wib

B.a.k : pertama : tanggal 12 Mei 2012 jam 15.00 Wib

Jenis makanan : ASI ditambah susu formula

Refleks

Mengisap : baik, rooting : baik, menggenggam : baik.

Moro : baik, berjalan menapak, tonus leher : baik.

Menangis : kuat

Keadaan umum : agak lemah

Hasil Laboratorium :

Tanggal 12 Mei 2012

Hb : 16,2 gr. %

Golongan darah ibu : O

Golongan darah bayi : O

Ringkasan riwayat kehamilan dan persalinan

Masalah-masalah kehamilan : tidak ada

Jenis Persalinan : operasi SC

Pengkajian Keluarga

Adaptasi Psikologi Ibu

Perasaan ibu setelah bayi lahir : merasa senang dan mulai tercipta

hubungan yang baru. Akan tetapi ibu cemas karena kulit anaknya

mengelupas.

Adanya ikatan kasih : terjadi pada saat baru lahir.

Data obyektif : ibu bertingkah laku pasif, lebih banyak berdiam diri, masih

tergantung dan perlu bantuan orang lain.

Page 19: Postmatur Sgd

Adaptasi psikologi ayah

Respon ayah setelah bayi lahir: merasa bahagia dapat melahirkan

dengan selamat.

Keterlibatan dalam persalinan : mengantar, menunggu sampai bayi lahir.

Ketidaleluasaan karena peraturan Rumah Sakit : ayah ingin ikut

dalam proses persalinan.

Tanggapan tentang penyakitnya : tidak tahu-menahu tentang

penyakitnya, beranggapan penyakit ini sebagai penyakit keturunan /

kesalahan dari orang tua.

Adaptasi psikologi keluarga

Menimbulkan perubahan : ya, terutama perubahan peran karena

bertambahnya anggota keluarga.

Apakah terjadi sibling: tidak, karena ini kelahiran putra pertama

mereka.

Apakah ada anggota keluarga yang terlibat dalam perawatan bayi : semua

anggora keluarga terlibat dalam merawat bayinya.

ANALISA DATA

PENGELOMPOKAN DATA

ETIOLOGI MASALAH

Data subyektif :

Ibu mengatakan kulit bayinya mengelupas

Data obyektif :

TTV

t: 36 C BB= 2500gr

DJ=130 x/mnt

RR= 41x/mnt

k/u agak lemah

Hilangnya cadangan lemak subkutan

Gangguan integritas kulit

Page 20: Postmatur Sgd

Warna kulit kuning kemerahan, kulit di ekstremitas tampak terkelupas

TX = Lotion

Diagnosa keperawatan :

1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan hilangnya cadangan lemak subkutan

Tujuan :

Kriteria hasil : mempertahankan kulit tubuh, bebas dari cedera dermal.

Intervensi :

- Mandiri:

h) Inspeksi kulit, perhatikan area kemerahan atau tekanan.

R/ : mengidentifikasi area potensial kerusakan dermal, yang dapat

mengakibatkan sepsis. (rujuk pada DK : infeksi, resiko tinggi

terhadap).

i) Berikan perawatan mulut dengan menggunakan salin atau gliserin

swab. Berikan jeli petrolium pada bibir.

R/ : membantu mencegah kekeringan dan pecah pada bibir

berkenaan dengan tidak adanya masukan oral atau efek kering dari

terapi oksigen.

j) Hindari penggunaan agens topical keras; cuci dengan hati-hati

larutan povidon-iodin setelah prosedur.

Page 21: Postmatur Sgd

R/ : membantu mencegah kerusakan kulit dan kehilangan barier

pelindung epidermal.

k) Berikan latihan rentang gerak, perubahan posisi rutin, dan bantal

bulu domba atau terbuat dari bahan yang lembut.

R/ : membantu mencegah kemungkinan nekrosis berhubungan

dengan edema dermis atau kurangnya lemak subkutan diatas

tonjolan tulang.

l) Minimalkan penggunaan plester untuk mengamankan selang,

elektroda dan kantung urin, jalur I.V dan sebagainya.

R/ : melepaskan plester dapat juga melepas lapisan epidermal,

karena kohesi antara plester dan korneum stratum lebih kuat

daripada antara dermis dan epidermis.

m) Mandikan bayi dengan menggunakan air steril dan sabun ringan.

Cuci hanya pada bagian tubuh yang benar-benar kotor.

Minimalkan manipulasi kulit bayi.

R/ : setelah 4 hari, kulit mengalami beberapa sifat bakterisidal

karena pH asam. Mandi sering menggunakan sabun alkalin atau

pelembab dapat meningkatkan pH kulit, menurunkan flora normal

dan mekanisme pertahanan alamiah yang melindungi patogen

invasif.

n) Ganti elektroda hanya bila perlu

R/ : penggantian yang sering dapat memperberat kerusakan kulit.

- Kolaborasi :

Berikan salap antibiotic pada hidung, mulut dan bibir bila pecah

atau teriritasi.

R/ meningkatkan pemulihan pecah-pecah dan iritasi berkenaan

dengan pemberian oksigen; dapat membantu mencegah infeksi.

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 22: Postmatur Sgd

5.1 Kesimpulan

Postmatur adalah bayi yang lahir dengan usia gestasi lebih dari 42

minggu dihitung dari menstruasi terakhir ibu (atau dengan pengkajian usia

gestasi) dianggap postmatur, atau post-term, tanpa memperhitungkan berat

badan lahir. Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum

diketahui. Tetapi diperkirakan karena ketidakpastian tanggal haid terakhir,

terdapat kelainan kongenital anensefalus, terdapat hipoplasia kelenjar adrenal,

primigravida dan riwayat kehamilan lewat bulan, jenis kelamin janin laki-laki

juga merupakan pedisposisi, dan faktor genetik. Resiko tertinggi terjadi

selama stress persalinan dan kelahiran, terutama pada bayi primigravida, atau

wanita yang melahirkan anak pertama. Sesar atau induksi persalinan biasanya

direkomendasikan bila bayi terlambat. Berbagai masalah keperawatan dapat

muncul pada bayi dengan kelahiran postmatur yaitu mulai dari resiko asfiksia,

gangguan nutrisi, dan gangguan integument.

5.2 Saran

Diharapkan perawat dapat bertindak secara profesional dalam

memberikan asuhan keperawatan pada pasien bayi postmatur secara optimal

sehingga dapat dirumuskan diagnosa yang tepat dan dapat dirancang secara

tepat dan dapat dirancang intervensi, melaksanakan implementasi secara tepat

sehingga pada evaluasi akan diperoleh hasil sesuai dengan tujuan yaitu

masalah keperawatan pada bayi postmatur.

DAFTAR PUSTAKA

Page 23: Postmatur Sgd

Wahab, Samik. Dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Volume 1. Edisi 15. Jakarta: EGC

Wong, Donna L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Volume 1. Edisi 6. Jakarta: EGC

Doenges, Marilynn, E. 2001. Resiko Perawatan Maternal/Bayi: Pedoman Untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien. Edisi 2. Jakarta: EGC

Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC