sfb vitamin

10
VITAMIN Muhammad Iqbal Syukri (G84080010) 1 , Indra Kurniawan Saputra 2 , dan Waras Nurcholis 3 Mahasiswa Praktikum 1 , Asisten Praktikum 2 , Dosen Praktikum 3 Struktur dan Fungsi Biomolekul Departemen Biokimia, FMIPA, IPB 2010 Abstrak Vitamin C merupakan salah satu vitamin penting yang dibutuhkan tubuh karena dapat mencegah berbagai penyakit. Vitamin C dapat ditemukan pada berbagai macam buah ataupun dalam tablet. Kadar vitamin C dapat dianalisis dengan iodometri tidak langsung. Perubahan warna yang terjadi dapat divisualisasi sebagai akibat dari penambahan indikator pati. Perubahan warna yang terjadi adalah dari merah, kuning, biru, hingga tidak berwana. Hasil percobaan menunjukkan kadar vitamin C dalam tablet sebesar 32.32 mg/ml sedangkan pada sari buah sebesar 521.16 %. Perbedaan kadar vitamin C dalam tablet ataupun sari buah dengan kadar vitamin C yang sebenarnya dapat diakibatkan titran yang digunakan tidak distandardisasi, kesalahan oksigen, pH terlalu tinggi, dan pemberian indikator pati yang terlalu cepat. Kata kunci: vitamin C, iodometri tidak langsung, indikator pati Pendahuluan Vitamin merupakan salah satu senyawa yang dibutuhkan tubuh. Menurut Lehninger (1982), vitamin merupakan senyawa esensial untuk jasad hidup walaupun diperlukan dalam jumlah sedikit namun kekurangannya dapat menyebabkan defisiensi. Keberadaannya yang tidak terlalu benyak dalam tubuh menyebabkan vitamin disebut sebagai mikronutrien dan tidak semua vitamin mengandung gugus fungsi amin. Vitamin bekerja sebagai katalisator yang memungkinkan transformasi kimia makronutrien. Terdapat dua jenis vitamin yakni vitamin larut air dan vitamin larut lemak. Terdapat berbagai jenis vitamin larut air seperti asam nikotinat, riboflavin, asam

Upload: balsyuk

Post on 02-Jul-2015

236 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sfb Vitamin

VITAMINMuhammad Iqbal Syukri (G84080010)1, Indra Kurniawan Saputra2, dan Waras

Nurcholis3

Mahasiswa Praktikum1, Asisten Praktikum2, Dosen Praktikum3

Struktur dan Fungsi BiomolekulDepartemen Biokimia, FMIPA, IPB

2010AbstrakVitamin C merupakan salah satu vitamin penting yang dibutuhkan tubuh karena dapat mencegah berbagai penyakit. Vitamin C dapat ditemukan pada berbagai macam buah ataupun dalam tablet. Kadar vitamin C dapat dianalisis dengan iodometri tidak langsung. Perubahan warna yang terjadi dapat divisualisasi sebagai akibat dari penambahan indikator pati. Perubahan warna yang terjadi adalah dari merah, kuning, biru, hingga tidak berwana. Hasil percobaan menunjukkan kadar vitamin C dalam tablet sebesar 32.32 mg/ml sedangkan pada sari buah sebesar 521.16 %. Perbedaan kadar vitamin C dalam tablet ataupun sari buah dengan kadar vitamin C yang sebenarnya dapat diakibatkan titran yang digunakan tidak distandardisasi, kesalahan oksigen, pH terlalu tinggi, dan pemberian indikator pati yang terlalu cepat. Kata kunci: vitamin C, iodometri tidak langsung, indikator pati

Pendahuluan

Vitamin merupakan salah satu senyawa yang dibutuhkan tubuh. Menurut

Lehninger (1982), vitamin merupakan senyawa esensial untuk jasad hidup

walaupun diperlukan dalam jumlah sedikit namun kekurangannya dapat

menyebabkan defisiensi. Keberadaannya yang tidak terlalu benyak dalam tubuh

menyebabkan vitamin disebut sebagai mikronutrien dan tidak semua vitamin

mengandung gugus fungsi amin. Vitamin bekerja sebagai katalisator yang

memungkinkan transformasi kimia makronutrien. Terdapat dua jenis vitamin

yakni vitamin larut air dan vitamin larut lemak. Terdapat berbagai jenis vitamin

larut air seperti asam nikotinat, riboflavin, asam lipoat, asam askorbat, dan

sebagainya. Sementara itu, vitamin larut lemak dapat dieskstraksi dengan pelarut

organik misalnya vitamin A, D, E, dan K (Girindra 1988).

Vitamin C atau asam askorbat dapat larut dalam air dan tidak terbukti

mempunyai fungsi dalam koenzim. Koenzim dapat berperan dalam proses

katalitik enzim atau sebagai pembawa sementara beberapa gugus fungsional

tertentu yang diturunkan dari substrat. Vitamin C dalam tubuh dapat berperan

dalam pembentukan kolagen hewan percobaan dan akan mengubah prolin

menjadi hidroksiprolin. Defisiensi vitamin C dapat menimbulkan gejala edema,

anemia, bahkan perubahan patologi gigi dan gusi (Poedjadi dan Supriyanti 2007).

Page 2: Sfb Vitamin

Gambar 1 Struktur vitamin C (Poedjadi dan Supriyanti 2007).

Vitamin tidak dapat disintesis oleh tubuh meskipun beberapa diantaranya

masih dapat dibentuk oleh tubuh. Akan tetapi, kecepatan pembentukannya sangat

kecil sehingga jumlah yang terbentuk tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh.

Kebutuhan vitamin tersebut dapat diatasi dengan memperoleh vitamin dari

makanan yang dikonsumsi setiap hari, buah-buahan, atau suplemen. Pengaturan

metabolisme, pengubahan lemak dan karbohidrat menjadi energi, dan pengaturan

pembentukan tulang dan jaringan menunjukkan fungsi vitamin yang penting bagi

tubuh (Poedjiadi & Supriyanti 2007).

Percobaan vitamin kali ini dilakukan dengan menggunakan vitamin C

sebagai sampel. Percobaan ini akan menganalisis dan menghitung kadar vitamin

C baik dalam tablet dan sari buah dengan menggunakan metode titrasi iodometri

tak langsung.

Metode Praktikum

Waktu dan tempat praktikum

Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Departemen Biokimia

FMIPA IPB pada hari Jumat tanggal 3 Desember 2010 pukul 08.00-11.00 WIB.

Alat dan Bahan

Praktikum ini menggunakan peralatan berupa pipet Mohr, buret, labu

erlenmeyer, mortar, pipet tetes, gelas piala, dan bulb.

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan adalah tablet vitamin C,

sari buah jeruk, larutan tiosulfat 0.1 N, indikator pati, larutan iodin 0.1 N,

akuades, dan larutan asam sulfat 2 N.

Prosedur Percobaan

Pembuatan blanko. Blanko disiapkan dengan dicampurkannya 20 ml

akuades dengan 3 ml H2SO4 2 N dan 10 ml larutan iod 0.1 N. Selanjutnya dititrasi

Page 3: Sfb Vitamin

dengan titran berupa tiosulfat 0.1 N. Setelah terjadi perubahan warna maka

ditambahkan 10 tetes indikator pati. Banyaknya volume dicatat.

Penentuan vitamin C. Kadar vitamin C ditentukan pada tablet dan sari

buah jeruk. Penentuan vitamin C pada tablet dilakukan dengan dicampurkannya

300 mg tablet dalam 20 ml akuades. Kemudian ditambahkan 3 ml H2SO4 2 N dan

10 ml larutan iod 0.1 N. Selanjutnya dititrasi dengan titran berupa tiosulfat 0.1 N.

Setelah terjadi perubahan warna maka ditambahkan 10 tetes indikator pati. Hal

yang sama juga dilakukan pada penentuan kadar vitamin C sari buah jeruk.

Sampel jeruk yang dicampurkan sebanyak 5 ml pada 20 ml akuades. Lalu,

ditambahkan 3 ml H2SO4 2 N dan 10 ml larutan iod 0.1 N. Selanjutnya dititrasi

dengan titran berupa tiosulfat 0.1 N. Setelah terjadi perubahan warna maka

ditambahkan 10 tetes indikator pati. Perubahan volume dicatat.

Hasil dan Pembahasan

Titrimetri merupakan metode analisis yang akan mengukur volume dari

reagen saat bereaksi secara stoikiometri dengan analit. Terdapat berbagai jenis

titrimetri dan salah satunya adalah titrasi reduksi oksidasi. Menurut Harvey

(2000), titrasi jenis ini akan terjadi reaksi antara analit dengan titran melalui reaksi

oksidasi reduksi (redoks). Berdasarkan cara pemakaiannya, terdapat berbagai jenis

titrasi redoks yakni iodometri tidak langsung, iodometri langsung, titrasi dengan

oksidator kuat sebagai titran, dan titrasi dengan reduktor kuat sebagai titran

(Underwood 1988).

Terdapat perbedaan dalam iodometri langsung dan iodometri tidak

langsung. Harjadi (1986) menyatakan bahwa pada iodometri langsung digunakan

analat sebagai titran atau titrat sedangkan pada iodometri tidak langsung analat

tidak langsung terlibat dalam tahap titrasi. Percobaan ini menggunakan metode

iodometri tidak langsung dengan tiosulfat sebagai titran. Hal yang perlu

diperhatikan dalam melakukan metode ini yakni titran yang digunakan perlu

distandardisasi, sumber kesalahan titrasi dapat diakibatkan adanya kesalahan

oksigen, pH terlalu tinggi, dan pemberian indikator pati yang terlalu cepat.

Larutan tiosulfat mudah dipengaruhi oleh pH rendah, sinar matahari, serta bakteri

yang dapat menggunakan sulfur sebagai sumber energi (Harjadi 1986).

Page 4: Sfb Vitamin

Tabel 1 Volume titran yang terpakai dan kadar vitamin C dalam tablet

LarutanVtitran (ml)

Vterkoreksi (ml)[Vit C] (mg/ml)Vawal Vakhir Vterpakai

Blanko 18.5 27.8 9.3

4 32.32

Ulangan 1 36.0 41.8 5.8Ulangan 2 10.5 16.5 6.0Ulangan 3 15.6 20.0 4.4Ulangan 4 31.2 36.2 5.0Rata-rata 5.3

(keterangan terlampir)

Titrasi dengan iodometri tidak langsung dapat dilakukan tanpa indikator

karena warna iodin akan lenyap bila titik akhir tercapai. Hal ini juga dapat

mendeteksi secara visual hingga konsentrasi 5 x 10-6 M (Underwood 1988).

Percobaan ini dilakukan penambahan indikator pati agar percobaan yang

dilakukan mudah diamati perubahan warnanya. Pati akan membentuk kompleks

berwarna biru tua bila bereaksi dengan iodin. Penambahan pati dilakukan saat

mendekati titik akhir titrasi.

Percobaan penentuan kadar vitamin C dalam tablet menunjukkan besarnya

kadar vitamin C yang dapat dianalisis yakni 32.32 mg/ml (tabel 1). Hasil tersebut

berbeda dengan komposisi vitamin C yang terdapat pada label produk tablet yang

bertuliskan kandungan vitamin C sebesar 50 mg/tablet. Perbedaan dengan

kandungan asalnya dapat dikarenakan tablet yang dianalisis kadaluarsa sehingga

kandungan senyawanya tidak stabil lagi. Menurut Harvey (2000), penyimpanan

yang tidak benar akan mempengaruhi hasil analisis. Selain itu, dapat pula

diakibatkan oleh tablet vitamin tersebut mengandung komposisi lain.

Gambar 2 Reaksi pada proses iodometri tidak langsung (Underwood 1980).

Tabel 2 Volume titran yang terpakai dan kadar vitamin C sari buah

LarutanVtitran (ml)

Vterkoreksi (ml)[Vit Csari buah]

(mg/ml)Vawal Vakhir Vterpakai

Blanko 18.5 27.8 9.3

3.225 521.16 %

Ulangan 1 23 29.3 6.3Ulangan 2 16.5 23 6.5Ulangan 3 10 15.6 5.6Ulangan 4 25.3 31.2 5.9Rata-rata 6.075

Page 5: Sfb Vitamin

(keterangan terlampir)

Kadar vitamin C dalam sari buah juga dilakukan dengan cara yang sama.

Hasil percobaan menunjukkan kadar vitamin C sari buah sebesar 521.16% atau

5.2116 mg/ml (tabel 2). Sari buah yang digunakan memiliki kandungan vitamin C

sebesar 1000 mg. Adanya penurunan konsentrasi ini disebabkan oleh adanya

pengenceran beberapa kali sebelum sari buah digunakan sampai 2 mg/ml.

Kesalahan lain yang dapat terjadi selama percobaan adalah tidak murninya sampel

yang digunakan. Secara umum, vitamin C sebaiknya dikonsumsi sebanyak 75 –

2000 mg/hari (Girindra 1988).

Kadar vitamin C dalam tablet ternyata lebih besar dibanding dengan sari

buah. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh pembuatan tablet vitamin C yang

dilakukan secara sintetis sehingga dilakukan optimalisasi kandungan vitamin C.

Selain itu, bahan kimia yang ditambahkan selama reaksi akan membuat

kandungan vitamin C lebih besar dibanding yang ada di alam (sari buah).

Perbedaan ulangan yang dilakukan pada percobaan baik pada tablet ataupun pada

sari buah dapat diakibatkan adanya galat yang mempengaruhi hasil percobaan.

Simpulan

Kadar vitamin C memiliki perbedaan pada tablet dan sari buah. Penentuan

kadar vitamin C dapat dilakukan dengan iodometri tidak langsung. Kadar vitamin

C tablet sebesar 32.32 mg/ml, lebih besar dibandingkan kadar vitamin C dalam

sari buah yakni sebesar 521.16% atau 5.2116 mg/ml.

Daftar Pustaka

Girindra A. 1988. Penuntun Praktikum Biokimia. Bogor: IPB Pr.

Harjadi W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT Gramedia.

Harvey D. 2000. Modern Analytical Chemistry. New York: Mc Graw Hill.

Lehninger. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Edisi ke-1. Thenawidjaya M, penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Biochemistry.

Poedjiadi A dan Supriyanti FT. 2007. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Pr.

Underwood AL. 1980. Analisa Kimia Kuantitatif. Soendoro R, penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Quantitative Analysis Fourth Ed.

Page 6: Sfb Vitamin

Lampiran

1. Kadar vitamin C dalam tablet

Indikator : Pati

Reaksi : HC6H7O6 + I2 + 2SO32- → 2HI + S4O6

2- + C6H6O6

Perubahan warna : sebelum penambahan pati: merah menjadi kuning

setelah penambahan pati: biru menjadi tidak berwarna

Vterkoreksi = Vblanko- Vsampel rata-rata

= 9.3 ml – 5.3 ml

= 4 ml

[Vitamin C] = Vterkoreksi x 8.08 mg/ml

= 4 ml x 8.08 mg/ml

= 32.32 mg/1 tablet vitamin C

2. Kadar vitamin C sari buah jeruk

Indikator : Pati

Reaksi : HC6H7O6 + I2 + 2SO32- → 2HI + S4O6

2- + C6H6O6

Perubahan warna : sebelum penambahan pati: merah menjadi kuning

setelah penambahan pati: biru menjadi tidak berwarna

Vterkoreksi = Vblanko- Vsampel rata-rata

= 9.3 ml – 6.075 ml

= 3.225 ml

[Vitamin Csari buah] = V terkoreksi x8.08mg /ml

V jus buah100 %

= 3.225 ml x8.08 mg /ml

5 ml100 %

= 521.16%