vitamin e

51
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dismenore adalah rasa nyeri yang terjadi selama masa menstruasi yang disebabkan oleh kejang otot uterus (Price and Wilson, 2001). Kejadian dismenore berkisar 45% sampai 75% dari seluruh remaja perempuan pubertas, dimana ketidakhadiran di sekolah atau lingkungan kerja berkisar 13% sampai 51% dengan 5% sampai 14% ketidakhadiran tersebut disebabkan beratnya gejala yang terjadi (Proctor dan Farquhar, 2006). Dismenore dapat dialami lebih dari setengah wanita yang sedang menstruasi dan prevalensi nya sangat bervariasi. Berdasarkan data dari berbagai negara, angka kejadian dismenore di dunia cukup tinggi. Diperkirakan 50% dari seluruh wanita di dunia menderita dismenore dalam sebuah siklus menstruasi. Pasien melaporkan nyeri saat haid, dimana sebanyak 12% nyeri haid sudah parah, 37% nyeri haid sedang, dan 49% nyeri haid masih ringan. Di Amerika Serikat diperkirakan hampir 90% wanita mengalami dismenore dan 10 – 15 % diantaranya mengalami dismenore berat, yang menyebabkan mereka tidak mampu melakukan kegiatan apapun dan ini akan Universitas Sumatra Utara

Upload: drei

Post on 22-Jan-2016

3 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

KESEHATAN

TRANSCRIPT

Page 1: VITAMIN  E

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dismenore adalah rasa nyeri yang terjadi selama masa menstruasi yang

disebabkan oleh kejang otot uterus (Price and Wilson, 2001). Kejadian

dismenore berkisar 45% sampai 75% dari seluruh remaja perempuan

pubertas, dimana ketidakhadiran di sekolah atau lingkungan kerja berkisar

13% sampai 51% dengan 5% sampai 14% ketidakhadiran tersebut disebabkan

beratnya gejala yang terjadi (Proctor dan Farquhar, 2006).

Dismenore dapat dialami lebih dari setengah wanita yang sedang

menstruasi dan prevalensi nya sangat bervariasi. Berdasarkan data dari

berbagai negara, angka kejadian dismenore di dunia cukup tinggi.

Diperkirakan 50% dari seluruh wanita di dunia menderita dismenore dalam

sebuah siklus menstruasi. Pasien melaporkan nyeri saat haid, dimana

sebanyak 12% nyeri haid sudah parah, 37% nyeri haid sedang, dan 49% nyeri

haid masih ringan. Di Amerika Serikat diperkirakan hampir 90% wanita

mengalami dismenore dan 10 – 15 % diantaranya mengalami dismenore

berat, yang menyebabkan mereka tidak mampu melakukan kegiatan apapun

dan ini akan menurunkan kualitas hidup pada individu masing-masing.

Bahkan di perkirakan para perempuan di Amerika kehilangan 1,7 juta hari

kerja setiap bulan akibat dismenore. Di Indonesia angka kejadian dismenore

primer sebesar 54,89% sedangkan sisanya adalah penderita tipe sekunder.

Dismenore menyebabkan 14% dari pasien remaja sering tidak hadir di

sekolah dan tidak menjalani kegiatan sehari-hari (Calis, 2011).

Dismenore dibagi menjadi primer dan sekunder. Dismenore primer

apabila tidak terdapat gangguan fisik yang menjadi penyebab dan hanya

terjadi selama siklus – siklus ovulatorik sedangkan dismenore sekunder

adalah nyeri menstruasi yang berhubungan dengan masalah fisik seperti

endometriosis, polip uteri, leiomioma, stenosis serviks, atau penyakit radang

panggul (Price and Wilson, 2001).

Universitas Sumatra Utara

Page 2: VITAMIN  E

2

Beberapa literatur merekomendasikan penggunaan agen – agen

antiinflamasi nonsteroid, yang menyekat sintesis prostaglandin melalui

penghambatan enzim siklooksigenase. Terapi akan berhasil paling baik bila

dimulai sebelum awitan menstruasi dan diteruskan hingga gejala

berkurang.Progesteron juga akan menghambat sintesis prostaglandin

endometrium.Sehingga pengobatan menggunakan kontarsepsi oral juga

efektif. Obat – obat ini dapat mengurangi jumlah cairan menstruasi dan

dengan demikian juga mengurangi konsentrasi prostaglandin (Price and

Wilson, 2001).

Vitamin E merupakan salah satu pengobatan alternatif yang terbukti

bermanfaat dalam mengurangi nyeri yang terjadi pada dismenore tanpa

menimbulkan efek samping (Ziaei dkk, 2005). Mekanisme kerja vitamin E

dalam dismenore adalah dengan cara menghambat pelepasan asam arakidonat

dan konversi dari asam arakidonat menjadi prostaglandin (PG) melalui enzim

phospholipase A2 dan cyclo-oxygenase (Bregelius and Traber, 1999).

Vitamin E yang tersedia dipasaran berupa kapsul lunak yang berisi alpa-

tocopherol 100 IU dan 200 IU.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran pengetahuan remaja putri SMA Negeri 3 Batam

tentang manfaat vitamin E untuk mengobati dismenore?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1.Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri SMA Negeri 3

Batam tentang manfaat vitamin E untuk mengobati dismenore.

1.3.2.Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi pengetahuan remaja putri tentang pengertian

vitamin E.

Universitas Sumatra Utara

Page 3: VITAMIN  E

3

2. Untuk mengidentifikasi pengetahuan remaja putri tentang manfaat

vitamin E.

3. Untuk mengidentifikasi pengetahuan remaja putri tentang efek terapi

vitamin E dalam mengurangi durasi dan beratnya dismenore yang

terjadi.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1.Bagi Peneliti

Melatih penulis mengadakan penelitian langsung kemasyarakat

sehingga penulis memiliki pengetahuan tentang manfaat vitamin E sebagai

pengobatan dismenore.

1.4.2.Bagi Sekolah

Menambah pemahaman guru terhadap murid yang mengalami

dismenore.

1.4.3.Bagi Remaja

Sebagai suatu masukan dan bahan penambahan wawasan dan

pengetahuan bagi para siswi tentang manfaat vitamin E sebagai pengobatan

dismenore.

Universitas Sumatra Utara

Page 4: VITAMIN  E

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1.Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan dominan yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan adalah ilmu yang dimiliki seseorang untuk menciptakan

suatu metode atau ideologi menjadi pengetahuan baru yang dapat

berkembang menjadi berbagai ilmu seperti : musik, hukum, sastra dan

falsafah (Hidayat, 2007).

Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil

penggunaan panca inderanya yang berbeda seperti kepercayaan (beliefes),

takhyul (superstition) dan penerangan yang keliru (miss informations).

Manusia sebenarnya diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk

yang sadar. Kesadaran manusia dapat disimpulkan oleh kemampuannya untuk

berpikir, berkehendak dan merasa (Sarwono, 2004).

2.1.2.Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan mempunyai 6 tingkatan :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam tingkatan ini adalah mengingat kembali

(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (Comprehention)

Universitas Sumatra Utara

Page 5: VITAMIN  E

5

Memahami diartikan sebagai salah satu kemampuan menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan

materi-materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap

objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang

dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya) dari kasus

yang diberikan.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk dapat menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain. Kemampuan

analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja, dapat

menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyususn

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada, misalnya dapat

menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan

terhadap suatu teori.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk penilaian terhadap

suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian berdasarkan suatu kriteria

yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Universitas Sumatra Utara

Page 6: VITAMIN  E

6

2.1.3.Kriteria Pengetahuan

Penilaian – penilaian didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan

sendiri atau menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada. Kriteria untuk

menilai tingkat pengetahuan dibagi menjadi tiga kategori:

a. Tingkat pengetahuan baik apabila skor atau nilai : (76-100%)

b. Tingkat pengetahuan cukup apabila skor atau nilai : (56-75%)

c. Tingkat pengetahuan kurang apabila skor atau nilai : (< 56%)

2.1.4.Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2005):

1. Cara Tradisional untuk memperoleh pengetahuan

Cara kuno atau tradisional ini dipakai untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah, atau metode

penemuan statistik dan logis. Cara – cara penemuan pengetahuan

pada priode ini meliputi :

a. Cara coba salah (trial and error)

Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak bisa

dicoba kemungkinan yang lain.

b. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan.

c. Melalui jalan fikiran

Untuk memperoleh pengetahuan serta kebenarannya manusia

harus menggunakan jalan fikirnya serta penalarannya.

d. Cara Kekuasaan atau otoritas

Dalam kehidupan sehari – hari, banyak sekali kebiasaan –

kebiasaan dan tradisi – tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak.

Kebiasaan – kebiasaan seperti ini biasanya diwariskan turun –

temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Kebiasaan – kebiasaan

Universitas Sumatra Utara

Page 7: VITAMIN  E

7

ini diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber

pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin – pemimpin

masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, dan

pemegang pemeritahan. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut

diperoleh berdasarkan otoritas atau kekuasaan.

2. Cara Modern

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan lebih

sistematis, logis, dan alamiah. Cara ini disebut “metode penelitian

ilmiah” atau lebih populer disebut metodologi penelitian yaitu :

a. Metode berpikir induktif

Mula – mula mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala –

gejala alam atau kemasyarakatan kemudian hasilnya dikumpulkan

atau diklasifikasikan, akhirnya diambil kesimpulan umum.

b. Metode berpikir deduktif

metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih

dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang

khusus.

2.1.5.Faktor – Faktor yang mempengaruhi pengetahuan :

1)  Faktor Internal menurut Notoatmodjo (2003) :

a) Pendidikan

Tokoh pendidikan abad 20 M. J. Largevelt yang dikutip oleh

Notoatmojo (2003) mendefinisikan bahwa pendidikan adalah setiap

usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada

anak yang tertuju kepada kedewasaan. Sedangkan GBHN Indonesia

mendefinisikan lain, bahwa pendidikan sebagai suatu usaha dasar

untuk menjadi kepribadian dan kemampuan didalam serta diluar

sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Universitas Sumatra Utara

Page 8: VITAMIN  E

8

b) Minat

Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang

tinggi terhadap sesuatu. Dengan adanya pengetahuan yang tinggi

didukung minat yang cukup dari seseorang, sangatlah mungkin

seseorang tersebut akan berperilaku sesuai dengan apa yang

diharapkan.

c) Pengalaman

Pengalaman adalah suatu peristiwa yang dialami seseorang

(Middle Brook, 1974) yang dikutip oleh Azwar (2009), mengatakan

bahwa tidak adanya suatu pengalaman sama sekali, suatu objek

psikologis cenderung akan bersikap negatif terhadap objek tersebut.

Untuk menjadi dasar pembentukan sikap pengalaman pribadi

haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu sikap akan lebih

mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut dalam situasi

yang melibatkan emosi, penghayatan, dan pengalaman, sehingga

akan lebih mendalam dan lama membekas.

d) Usia

Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang

tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi

kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih

dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya.

Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya,

makin tua seseorang maka makin kondusif dalam menggunakan

koping terhadap masalah yang dihadapi (Azwar, 2009).

2) Faktor Eksternal menurut Notoatmodjo (2003), antara lain :

a) Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuahan primer ataupun sekunder, keluarga

dengan status ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibanding

dengan keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan

Universitas Sumatra Utara

Page 9: VITAMIN  E

9

mempengaruhi kebutuhan akan informai termasuk kebutuhan

sekunder. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ekonomi dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai hal.

b) Informasi 

Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai

pemberitahuan seseorang adanya informasi baru mengenai suatu hal

serta memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap

terhadap hal tersebut. Pendekatan ini biasanya dilakukan untuk

menggunakan kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang

berpengaruh terhadap perubahan perilaku, biasanya digunakan

melalui media masa.

c) Kebudayaan/Lingkungan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai

pengaruh besar terhadap pengetahuan kita. Apabila dalam suatu

wilayah mempunyai budaya untuk selalu menjaga kebersihan

lingkungan maka sangat mungkin berpengaruh dalam pembentukan

sikap pribadi atau sikap seseorang.

2.2. Remaja

2.2.1.Pengertian Remaja

Seringkali dalam pembahasan soal remaja digunakan istilah pubertas

dan adolescence. Istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan

biologis yang meliputi morfologi dan fisiologi yang terjadi dengan pesat dari

masa anak ke masa dewasa, terutama kapasitas reproduksi yaitu berubahan

alat kelamin dari tahap anak ke dewasa (Soetjiningsih, 2010).

Sedangkan yang dimaksud dengan istilah adolescence, dulu merupakan

sinonim dari pubertas, sekarang lebih ditekankan untuk menyatakan perubahan

psikologis yang menyertai pubertas. Walaupun begitu, akselerasi pertumbuhan

somatik yang merupakan bagian dari perubahan fisik pada puberitas, disebut

sebagai pacu tumbuh adolescence growth spurt (Soetjiningsih, 2010). Remaja

yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari kata Latin

Universitas Sumatra Utara

Page 10: VITAMIN  E

10

adolescere yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan.

Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence memiliki arti yang luas

mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 2007).

Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana

terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya

fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif

(Soetjiningsih, 2010).

Menurut Soetjiningsih (2010) berdasarkan umur kronologis dan berbagai

kepentingan, terdapat berbagai definisi tentang remaja, yaitu:

- Pada buku-buku pediatri, remaja pada umumnya didefinisikan dengan mereka

yang telah berumur 10-18 tahun bagi anak perempuan dan 12-20 tahun bagi anak

laki-laki.

- Menurut undang-undang No 4 tahun 1979 remaja adalah individu yang belum

mencapai 21 tahun dan belum menikah.

- Menurut undang-undang Perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah

mencapai umur 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat untuk

tinggal.

- Menurut UU Perkawinan No 1 tahun 1974, anak dianggap sudah remaja apabila

cukup matang untuk menikah, yaitu umur 16 untuk anak perempuan dan 19

tahun untuk anak laki-laki.

- Menurut WHO, remaja bila anak telah mencapai umur 10-18 tahun.

Dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan

psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan berikut:

- Masa remaja awal/dini (Early adolescence): umur 11-13 tahun

- Masa remaja pertengahan (Middle adolescence): umur 14-16 tahun

- Masa remaja lanjut (Late adolescence): umur 17-20 tahun

2.3. Dismenore

2.3.1.Pengertian Dismenore

Dismenore berasal dari bahasa Yunani yaitu “dys” yang berarti sulit

atau menyakitkan atau tidak normal. “Meno” berarti bulan dan “rrhea” yang

Universitas Sumatra Utara

Page 11: VITAMIN  E

11

berarti aliran. Sehingga dismenore didefinisikan sebagai aliran menstruasi

yang sulit atau nyeri haid (Calis, 2011).

Dismenore adalah nyeri kram (tegang) daerah perut mulai terjadi pada

24 jam sebelum terjadinya perdarahan haid dan dapat bertahan selama 24 –

36 jam meskipun beratnya hanya berlangsung selama 24 jam pertama. Kram

tersebut terutama dirasakan didaerah perut bagian bawah tetapi dapat

menjalar kepunggung atau permukaan dalam paha , yang terkadang

menyebabkan penderita tidak berdaya dalam menahan nyeri tersebut

(Hendrik, 2006).

2.3.2.Epidemiologi

Dismenorea dapat dialami lebih dari setengah wanita yang sedang

menstruasi, dan prevalensinya sangat bervariasi. Berdasarkan data dari

berbagai negara, angka kejadian dismenorea di dunia cukup tinggi.

Diperkirakan 50% dari seluruh wanita di dunia menderita dismenorea dalam

sebuah siklus menstruasi (Calis, 2011).

Pasien melaporkan nyeri saat haid, dimana sebanyak 12% nyeri haid

sudah parah, 37% nyeri haid sedang, dan 49% nyeri haid masih ringan (Calis,

2011).

Di Amerika Serikat diperkirakan hampir 90% wanita mengalami

dismenorea dan 10-15% diantaranya mengalami dismenorea berat,yang

menyebabkan mereka tidak mampu melakukan kegiatan apapun dan ini akan

menurunkan kualitas hidup pada individu masing-masing. Bahkan di

perkirakan para perempuan di Amerika kehilangan 1,7 juta hari kerja setiap

bulan akibat dismenorea(Calis, 2011). Di Pakistan diperkirakan 57% pelajar

yang mengalami dismenore mempunyai efek terhadap pekerjaan mereka

(Tariq, 2009).

Di Indonesia angka kejadian dismenorea primer sebesar 54,89%

sedangkan sisanya adalah penderita tipe sekunder. Dismenorea menyebabkan

14% dari pasien remaja sering tidak hadir di sekolah dan tidak menjalani

kegiatan sehari-hari (Calis, 2011).

Universitas Sumatra Utara

Page 12: VITAMIN  E

12

2.3.3.Etiologi

Banyak teori telah dikemukakan untuk menerangkan penyebab

dismenore primer,tetapi patofisiologinya belum jelas dimengerti. Rupanya

beberapa faktor memegang peranan sebagai penyebab dismenore primer,

antara lain:

a. Faktor kejiwaan : pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil,

apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses

haid, mudah timbul dismenore (Abedian, 2011).

b. Faktor konstitusi : faktor ini, yang erat hubungannya dengan faktor tersebut

di atas, dapat juga menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Faktor-

faktor seperti anemia, penyakit menahun, dan sebagainya dapat

mempengaruhi timbulnya dismenore.

c. Faktor obstruksi kanalis servikalis : salah satu teori yang paling tua untuk

menerangkan terjadinya dismenore primer ialah stenosis kanalis servikalis.

Pada wanita dengan uterus dalam hiperantefleksi mungkin dapat terjadi

stenosis kanalis servikalis, akan tetapi hal ini sekarang tidak dianggap

sebagai faktor yang penting sebagai penyebab dismenore. Banyak wanita

menderita dismenore tanpa stenosis servikalis dan tanpa uterus dalam

hiperantefleksi.Sebaliknya terdapat banyak wanita tanpa keluhan

dismenore,walaupun ada stenosis servikalis da uterus terletak dalam

hiperantefleksi atau hiperretrofleksi. Mioma submukosum bertangkai atau

polip endometrium dapat menyebabkan dismenore karena otot-otot uterus

berkontraksi keras dalam usaha untuk mengeluarkan kelainan tersebut.

d. Faktor endokrin, pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi

pada dismenore primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan.

Faktor endokrin mempunyai hubungan dengan soal tonus dan

kontraktilitas otot usus. Novak dan Reynolds yang melakukan penelitian

pada uterus kelinci berkesimpulan bahwa hormon estrogen merangsang

kontraktilitas uterus, sedangkan hormon progesteron menghambat atau

mencegahnya. Tetapi, teori ini tidak dapat menerangkan fakta mengapa

tidak timbul rasa nyeri pada perdarahan disfungsional anovulatoar, yang

Universitas Sumatra Utara

Page 13: VITAMIN  E

13

biasanya bersamaan dengan kadar estrogen yang berlebihan tanpa adanya

progesteron.

e. Faktor alergi, teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi

antara dismenore dengan urtikaria, migraine atau asma bronkhiale. Smith

menduga bahwa sebab alergi ialah toksin haid (Simanjuntak, 2008).

Penyebab dari dismenore sekunder biasanya disebabkan oleh kelainan-

kelainan organik, misalnya :

a. Rahim kurang sempurna karena ukurannya terlalu kecil

b. Posisi rahim yang tidak normal

c. Adanya tumor dalam rongga rahim , misalnya myoma uteri

d. Adanya tumor dalam rongga panggul, terutama tumor fibroid, yang

letaknya dekat permukaan selaput lendir rahim, adanya selaput lendir

rahim di tempat lain (Endometriosis), bisa ditemukan di dalam selaput

usus, di jaringan payudara atau di tempat lain. Pada waktu haid,

jaringan selaput lendir yang di luar rahim juga seperti ikut terlepas dan

berdarah seperti jaringan aslinya di dalam rahim.

e. Penyakit-penyakit tubuh lain seperti tuberkulosa, kurang darah

(anemia), buang air besar kurang lancar (constipation), postur tubuh

yang terlalu kurus(Yatim, 2001).

2.3.4.Klasifikasi

Dismenore diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :

a. Dismenore primer

Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan

alat – alat genital yang nyata (Simanjuntak, 2008). Dismenore primer

ini tidak berhubungan dengan penyebab fisik yang nyata (Morgan dkk,

2009). Dismenore primer biasanya terjadi 6 bulan sampai 12 bulan

setelah menarche (Holder, 2011). Oleh karena itu, siklus haid pada

bulan pertama setelah menars umumnya berjenis anovulatoar (tidak

disertai dengan pengeluaran ovum) yang tidak disertai dengan rasa

Universitas Sumatra Utara

Page 14: VITAMIN  E

14

nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau bersama-sama

dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam

(Simanjuntak, 2008). Biasanya 8-72 jam (Holder, 2011). Sifat rasa

nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas pada perut

bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha

(Simanjuntak, 2008). Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa

mual,muntah, sakit kepala, diare, iritabilitas, dan sebagainya (Polat,

2009).

b. Dismenore sekunder

Dismenore sekunder adalah nyeri haid yang dijumpai dengan adanya

kelainan pada alat-alat genital yang nyata (Simanjuntak, 2008).

Dismenore sekunder terjadi akibat berbagai kondisi patologis seperti

endometriosis, salfingitis, adenomiosis uteri, dan lain-lain (Schwartz,

2005). Dismenore sekunder sering terjadi pada usia >30 tahun, dimana

rasa nyeri semakin bertambah seiring bertambahnya umur dan

memburuk seiring dengan waktu (Benson dan Martin, 2009).

Karakteristik nyeri berbeda – beda pada setiap siklus haid dimana nyeri

haid terjadi dengan kelainan patologis panggul (Simanjuntak, 2008).

Dismenore diklasifikasikan juda secara klinis,yaitu :

1) Ringan

Berlangsung beberapa saat dan dapat melanjutkan kerja sehari-hari

2) Sedang

Diperlukan obat penghilang rasa nyeri, tanpa perlu meninggalkan

kerjanya

3) Berat

Perlu istirahat beberapa hari dan dapat disertai sakit kepala, diare,

dan rasa tertekan (Manuaba, 2001).

Universitas Sumatra Utara

Page 15: VITAMIN  E

15

2.3.5.Patofisiologi

Dismenore biasanya terjadi akibat pelepasan berlebihan prostaglandin

tertentu,prostaglandin-F2 α, dari sel-sel endomerium uterus. Prostaglandin-F2

α adalah suatu perangsang kuat kontraksi otot polos miometrium dan

konstriksi pembuluh darah uterus. Hal ini memperparah hipoksia uterus yang

secara normal terjadi pada haid, sehingga timbul rasa nyeri hebat (Corwin,

2009).

2.3.6.Diagnosis Dismenore

2.3.6.1.Diagnosis Dismenore Primer

Pada gadis perawan yang mengalami nyeri kram ringan cukup

dilakukan pemeriksaan menyeluruh serta pemeriksaan genitalia untuk

menyingkirkan kelainan duktus Mülleri obstruktif. Pada pasien yang lebih

tua,terutama yang mengalami dismenore berat, sebaliknya dilakukan

pemeriksaan pelvis menyeluruh (Schwartz, 2005).

2.3.6.2.Diagnosis Dismenore Sekunder

1. Ultrasonografi : untuk mencari tahu apakah terdapat kelainan dalam

anatomi rahim, misalnya posisi, ukuran, dan luas ruangan dalam rahim

2. Histerosalphingografi : untuk mencari tahu apakah terdapat kelainan dalam

rongga rahim, seperti polypendometrium, myoma submukcosa, atau

adenomyosis

3. Histerokopi : untuk membuat gambar dalam rongga rahim, seperti polyp

atau tumor lain.

4. Laparoskopi : untuk melihat kemungkinan adanya endometriosis, dan

penyakit-penyakit laindalam rongga panggul (Yatim, 2001).

2.4. Menarche

Menarche adalah siklus menstruasi pertama sekali yang dialami wanita.

Menarche terjadi akibat peningkatan FSH dan LH yang merangsang sel target

ovarium. FSH dan LH berkombinasi dengan reseptor FSH dan LH yang

selanjutnya akan meningkatkan laju kecepatan sekresi, pertumbuhan dan

Universitas Sumatra Utara

Page 16: VITAMIN  E

16

proliferasi sel. Hampir semua perangsangan ini dihasilkan dari pengaktifan

sistem second messenger adenosine-monophosphate cyclic dalam sitoplasma

sel ovarium sehingga menstimulus ovarium untuk memproduksi estrogen dan

progesteron. Estrogen dan progesteron akan menstimulus uterus dan kelenjar

payudara agar kompeten untuk memungkinkan terjadinya ovulasi. Ovulasi

yang tidak dibuahi akan memicu terjadinya menstruasi (Guyton, 2008).

Menurut Manuaba (2010) menarke merupakan menstruasi pertama yang

berlangsung sekitar umur 10-11 tahun.

Rangsangan panca indra diblok puberitas inhibitor (nukleus amigdale)

melalui stria terminalis, menuju hipotalamus sehingga terhindar dari puberitas

prekok. Pada usia 8-9 tahun terdapat estrogen rendah dan pengeluaran FSH

minimal. Estrogen rendah berfungsi untuk tumbuh-kembang alat seks

sekunder dan mempersiapkan uterus (endometrium) lebih matang untuk

menerima rangsangan. Pada usia 10-11 tahun terjadi perdarahan lucut

endometrium, tanpa disertai “ovulasi” untuk lebih mematangkan uterus

dengan endometrium dan alat seks sekunder.

Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan

yang terjadi pada seorang gadis yang sedang menginjak dewasa. Perubahan

timbul karena serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar didalam tubuh.

Pusat pengendali yang utama adalah bagian otak, disebut hypothalamus, yang

berkerja sama dengan kelenjar bawah otak mengendalikan urutan – urutan

rangkaian perubahan itu.(Derek dan Jones, 2005).

2.5. Vitamin E

2.5.1.Pengertian Vitamin E

Vitamin E merupakan salah satu vitamin yang larut dalam lemak. Nama

lain dari vitamin E adalah tokoferol. Keaktifan vitamin E dalam beberapa

senyawa tokoferol berbeda. Bentuk α-, β-, γ dan δ-tokoferol menunjukkan

keaktifan vitamin E yang paling tinggi. Struktur kimia tokoferol adalah

sebagai berikut, α-tokoferol alam memutar bidang polarisasi ke kanan,

sedangkan α-tokoferol buatan adalah resemik (DL). Tokoferol lainnya (beta,

Universitas Sumatra Utara

Page 17: VITAMIN  E

17

gama dan delta) kurang penting karena potensi hayatinya rendah (Sudjadi,

2008).

2.5.2.Peranan Vitamin E dalam Pengobatan Dismenore Primer

Vitamin E dapat mengurangi nyeri haid, melalui hambatan terhadap

biosintesis prostaglandin dimana vitamin E akan menekan aktivitas enzim

fosfolipase A dan siklooksigenase melalui hambatan aktivitas posttranslasi

siklooksigenase sehingga akan menghambat produksi prostaglandin.

Sebaliknya vitamin E juga meningkatkan produksi prostaksiklin dan PGE2

yang berfungsi sebagai vasodilator yang bisa merelaksasi otot polos uterus

(Dawood, 2006).

Universitas Sumatra Utara

Page 18: VITAMIN  E

18

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam

penelitian ini adalah :

3.2. Definisi Operasional

3.2.1.Vitamin E

Vitamin E adalah satu vitamin yang larut dalam lemak. Nama lain dari

vitamin E adalah tokoferol.

3.2.2.Pengetahuan

Pengetahuan adalah tingkat pengetahuan siswi tentang manfaat vitamin

E untuk mengobati dismenore

Alat ukur : Kuesioner sebanyak 20 pertanyaan.

Pertanyaan dengan 2 pilihan jawaban

- jawaban yang benar diberi skor 1

- jawaban yang salah diberi skor 0

Hasil ukur : (Baik, Cukup, Kurang)

Aspek kategori pengukuran pengetahuan yaitu:

a. Baik : Apabila responden menjawab dengan benar dengan skor 80-

100 %, dengan nilai 16-20.

b. Cukup : Apabila responden menjawab dengan benar dengan skor 60-

75%, dengan nilai 12-15.

Universitas Sumatra Utara

Tingkat Pengetahuan

Remaja putri SMA

NEGERI 3 BATAM tentang

manfaat vitamin E

Dismenore

Page 19: VITAMIN  E

19

c. Kurang : Apabila responden mendapat skor < 60 %, dengan nilai <

12

Skala ukur : Skala ordinal

3.2.3.Remaja

Remaja putri SMA adalah peserta didik yang sedang mengikuti proses

pendidikan dan pembelajaran untuk mengembangkan dirinya melalui

jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.

3.2.4.Dismenore

Dismenore adalah nyeri selama menstruasi yang ditandai dengan rasa

kram diperut bawah.

Universitas Sumatra Utara

Page 20: VITAMIN  E

20

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

potong lintang (cross sectional), yakni melihat gambaran pengetahuan remaja

putri tentang manfaat vitamin E untuk mengobati dismenore. Di mana

pengumpulan data atau variabel yang diteliti dilakukan secara bersamaan dan

diambil pada satu waktu.

4.2. Lokasi dan Waktu

4.2.1.Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SMA Negeri 3 Batam

4.2.2.Waktu Penelitian

Waktu melakukan penelitian yang digunakan dalam meneliti yaitu

bulan Agustus 2013.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1.Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMA Negeri 3

BATAM yang berjumlah 475 siswi.

4.3.2.Sampel

Sampel dihitung dengan rumus Slovin untuk menentukan ukuran

sampel minimal (n) jika diketahui ukuran populasi (N) pada taraf signifikansi

α adalah:

Universitas Sumatra Utara

Page 21: VITAMIN  E

21

Keterangan : N = Besar Populasi

n = Besar Sampel

α = Tingkat kepercayaan/nilai presisi ketepatan

yang diinginkan 95% atau (0,05)

Maka :

Dari hasil perhitungan dibulatkan menjadi 220 siswi. Pengambilan

sampel dilakukan secara consecutive sampling yaitu sampel yang memenuhi

kriteria penelitian dimasukan dalam penelitian, sehingga jumlah sampel yang

diperlukan terpenuhi.

4.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Sampel yang diambil dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria

sebagai berikut :

1. Kriteria inklusinya

-Semua Pelajar Putri SMA Negeri 3 Batam yang terdaftar disekolah

tersebut.

-Semua siswi SMA Negeri 3 Batam yang sudah menstruasi.

2. Kriteria eksklusinya yaitu :

-Siswi SMA Negeri 3 Batam yang tidak bersedia mengikuti penelitian

-Siswi SMA Negeri 3 Batam yang tidak mengisi kuesioner secara

lengkap

-Siswi SMA Negeri 3 BATAM yang tidak hadir pada saat pengambilan

sampel penelitian.

Universitas Sumatra Utara

Page 22: VITAMIN  E

22

4.5. Teknik Pengumpulan Data

Sebelum dilakukan penelitian, penelitian ini dilaksanakan setelah

mendapat izin dari komisi etik dan pihak sekolah. Setelah itu pengambilan

data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner terlebih dahulu

akan diuji validitas. Validitas menunjukan sejauh mana ukuran yang

diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran yang akan diukur.

Sedang reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2010).

4.6. Uji Validitas dan Reabilitas

Uji Validitas dan Reabilitas untuk kuesioner akan dilakukan dengan

menggunakan program statistik

Table 4.1 Table Hasil Uji Validitas dan Reabilitas

Variable Nomor

Pertanyaan

Total Pearson

Correlation

Status Alpha Status

Pengetahuan 1 0,569 Valid 0,733 Reliable

2 0,569 Valid Reliable

3 0,505 Valid Reliable

4 0,492 Valid Reliable

5 0,492 Valid Reliable

6 0,812 Valid Reliable

7 0,451 Valid Reliable

8 0,812 Valid Reliable

9 0,451 Valid Reliable

10 0,505 Valid Reliable

11 0,656 Valid Reliable

12 0,411 Valid Reliable

13 0,812 Valid Reliable

14 0,569 Valid Reliable

15 0,469 Valid Reliable

16 0,500 Valid Reliable

Universitas Sumatra Utara

Page 23: VITAMIN  E

23

17 0,505 Valid Reliable

18 0,520 Valid Reliable

19 0,472 Valid Reliable

20 0,783 Valid Reliable

4.7. Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama

editing yaitu mencek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden

serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk, tahap

kedua coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk

mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisis, tahap ketiga entry

yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer. Tahap ke

empat adalah melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah

di-entry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Data kemudian dianalisis

menggunakan program komputer SPSS (Statistical Product for Services

Solution).

Setelah data diolah kemudian data tersebut dianalisis secara deskriptif

untuk mengetahui pengetahuan pelajar putri SMA Negeri 3 Batam tentang

dismenore. Hasil dari analisa data tersebut akan disajikan dalam bentuk narasi

dan tabel distribusi frekuensi dan proporsi.

Universitas Sumatra Utara

Page 24: VITAMIN  E

24

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Batam yang berlokasi di jalan

Rajawali Belian, Kec.Batam Kota. Sekolah ini berlokasi dekat dengan

pertokoan dan pusat perumahan. SMA ini memiliki 34 ruang kelas, ruang

kepala sekolah dan wakil kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang guru, ruang

laboratorium, aula,ruang UKS, perpustakaan, kantin, kamar mandi, mushola,

dan lapangan olahraga seperti basket, futsal, voli, dan badminton. SMA ini

mempunyai 7 kelas untuk kelas X, 6 kelas untuk kelas XI, dan 6 kelas untuk

XII.

5.1.2.Deskripsi Karakteristik Responden

Responden yang menjadi penelitian ini adalah remaja putri mulai dari

kelas X samapi dengan XII

5.1.3.Gambaran Pengetahuan Responden

Pada penelitian ini, dalam lembar kuesioner penelitian terdapat 20

pertanyaan mengenai Gambaran pengetahuan remaja putri SMA Negeri 3

Batam tentang manfaat vitamin E untuk mengobati dismenore. Pertanyaan –

pertanyaan yang ada didalam kuesioner tersebut telah diuji validitas. Data

lengkap distribusi frekuensi jawaban kuesioner responden dapat dilihat pada

tabel 5.1 dibawah ini.

Universitas Sumatra Utara

Page 25: VITAMIN  E

25

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan

Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenore

Skorsing

Benar Salah

No Pengetahuan F % F %

1. Nyeri yang terjadi pada saat

menjelang atau selama haid

disebut dismenore

141 64,1 79 35,1

2. Nyeri haid biasanya ditandai

dengan rasa kram diperut bagian

bawah

211 95,9 9 4,1

3. Wanita yang mengalami nyeri haid

terjadi karena peningkatan

aktivitas rahim yang tidak

terkoordinasi

176 80 44 20

4. Nyeri haid sering disertai oleh

mual , muntah , dan sakit kepala107 48,6 113 51,4

5. Emosional yang tidak setabil dapat

memicu terjadinya dismenore131 59,5 89 40,4

6. Terlalu banyak jalan kaki dapat

menyebabkan timbulnya nyeri

haid

171 77,7 49 22,3

7. Nyeri yang timbul saat haid dapat

mengakibatkan hilangnya

kesadaran seseorang

206 93,6 14 6,4

8. Dismenore adalah gangguan haid

yang tidak berbahaya bagi

kesehatan

58 26,4 162 73,6

9. Rasa nyeri haid biasanya

menyebar dipinggang dan paha170 77,3 50 22,7

Universitas Sumatra Utara

Page 26: VITAMIN  E

26

10. Nyeri haid yang di jumpai tanpa

kelainan pada alat - alat genital

disebut dismenore primer

67 30,4 153 69,5

11. Nyeri haid yang di jumpai dengan

kelainan pada alat - alat genital

disebut dismenore sekunder

45 20,4 175 79,5

12. Nyeri haid lebih sering terjadi

pada remaja dibandingkan pada

wanita di atas usia 30 tahun

161 73,2 59 26,8

Pada tabel 5.1 diketahui bahwa responden yang menjawab pertanyaan

yang paling dijawab benar sebanyak 211 (95,9%), sedangkan responden yang

menjawab pertanyaan yang paling dijawab salah sebanyak 175 dari 220

responden yaitu sebesar 79,5%.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan

Pengetahuan Remaja Putri Tentang Vitamin E

  Skorsing

Benar Salah

No Pengetahuan F % F %

13. Vitamin E adalah vitamin yang

berfungsi sebagai anti oksidan178 80,9 42 19,1

14. Vitamin E yang alami terdapat

dalam buah - buahan dan sayur -

sayuran

173 78,6 47 21,4

15. Vitamin E hanya terdapat dalam

bentuk tablet160 72,7 60 27,3

16 Vitamin E selain sebagai anti

oksidan, juga bisa digunakan

sebagai pengobatan dismenore

109 49,5 111 50,5

Universitas Sumatra Utara

Page 27: VITAMIN  E

27

primer

17. Vitamin E dapat mengurangi nyeri

haid dengan menghambat produksi

prostaglandin

57 35,9 163 74,1

18. Vitamin E dapat merelaksasi otot

polos uterus56 25,4 164 74,5

19 Vitamin E dalam bentuk tablet

isinya 1000 IU53 24,1 167 75,9

20 Nama lain vitamin E adalah

tokoferol21 9,5 199 90,5

Pada tabel 5.2 diketahui bahwa responden yang menjawab pertanyaan

yang paling dijawab benar sebanyak 178 (80,9%), sedangkan responden yang

menjawab pertanyaan yang paling dijawab salah sebanyak 199 dari 220

responden yaitu sebesar 90,5%.

5.1.4.Gambaran Pengetahuan Responden Berdasarkan Pengetahuan

Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu

baik, cukup dan kurang. Tingkat pengetahuan baik apabila responden

menjawab 16-20 pertanyaan dengan benar. Cukup apabila responden

menjawab dengan nilai 12-16 pertanyaan dengan benar. Kurang apabila

responden hanya dapat menjawab <12 pertanyaan dengan benar.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap remaja putri

tentang gambaran pengetahuan remaja putri SMA Negeri 3 Batam tentang

manfaat vitamin E untuk mengobati dismenore maka dapat dikategorikan

pada tabel 5.2 di bawah ini.

Universitas Sumatra Utara

Page 28: VITAMIN  E

28

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Tingkat

PengetahuanFrekuensi (F) Presentase (%)

Kurang 110 50,0

Cukup 101 45,9

Baik 9 4,1

Total 220 100,0

Dari tabel tersebut bahwa dapat dilihat bahwa pengetahuan dengan

kategori baik memiliki persentase 4,1% sebanyak 9 orang, pengetahuan yang

dikategorikan cukup 45,9% sebanyak 101 orang dan pengetahuan yang

kurang 50,0% sebanyak 110 orang. Jadi dapat disimpulkan gambaran

pengetahuan remaja putri SMA Negeri 3 Batam tentang manfaat vitamin E

untuk mengobati dismenore adalah kurang.

5.2. Pembahasan

Pengetahuan merupakan informasi dan keterampilan yang diperoleh

dari pengalaman dan pendidikan. Dalam penelitian ini tingkat pengetahuan

responden tentang manfaat vitamin E untuk mengobati dismenore diukur

dengan menggunakan kuesioner

Tingkat pengetahuan remaja putri SMA Negeri 3 Batam berada pada

kategori kurang yaitu 50%. Hal ini kemungkinan terjadi oleh karena tidak

adanya mata pelajaran tentang kesehatan di sekolah dan juga kurangnya

minat remaja putri untuk membaca dan mencari tahu tentang kesehatan.

Menurut Labora (2008), melalui hasil penelitiannya di SMA Negeri 1

Medan menyatakan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan yang

baik mengenai dismenore dengan persentasi sebesar 79% dari 300 responden.

Hal ini mungkin ada kaitannya dengan faktor pendidikan terakhir responden

yaitu selama di SD dan SMP mereka telah mempelajari tentang dismenore.

Universitas Sumatra Utara

Page 29: VITAMIN  E

29

Puji (2009), menyatakan bahwa pelajar yang sedang mengalami

dismenore memilih meminum obat atau vitamin untuk meredakan rasa nyeri

tersebut. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian bahwa ditemukan sebanyak

229 orang (76,3%) setuju penanganan nyeri dismenore dengan

mengkonsumsi obat-obatan dan juga berbagai jenis vitamin.

Di Iran, penelitian mengenai penggunaan vitamin E sebagai pengobatan

dismenore telah dilaporkan manfaatnya, dimana vitamin E terbukti efektif

dalam mengurangi gejala dan derajat nyeri yang terjadi akibat dismenore

(Ziaei dkk, 2001).

Universitas Sumatra Utara

Page 30: VITAMIN  E

30

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengetahuan

pelajar SMA Negeri 3 Batam tentang manfaat vitamin E untuk mengobati

dismenore diperoleh kesimpulan Siswi SMA Negeri 3 Batam yang

berpengetahuan baik sebanyak 9 orang (4,1%), berpengetahuan sedang

sebanyak 101 (45,9%) ,dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 110 orang

(50%).

6.2. Saran

1. Bagi siswi

- Diharapkan dengan adanya penelitian ini, maka para siswi dapat

mengatasi masalah dismenore tanpa meninggalkan kegiatannya.

- Untuk mengatasi dismenore para siswi bisa menggunakan berbagai jenis

vitamin E.

- Untuk mengatasi dismenore para siswi memerlukan istirahat yang cukup

dan dapat melakukan kompres hangat pada daerah perut bawah.

- Pencegahan dismenore dapat dilakukan dengan rajin berolahraga,

mengkonsumsi makanan sehat dan mengontrol emosional agar stabil.

2. Bagi peneliti

Masa yang akan datang diharapkan agar penelitian dapat dilakukan juga di

beberapa lokasi lain dan dengan jumlah sampel yang lebih banyak.

3. Bagi sekolah

Sekolah dapat menyediakan obat-obatan analgesik dan kompres hangat di

UKS.

Universitas Sumatra Utara

Page 31: VITAMIN  E

31

Daftar Pustaka

Abedian, Zahra, Kabirian dan Maryam. 2011. The effects of peer education on

health behaviors in girls with dysmenorrhea. Available from :

http://www.jofamericanscience.org/journals/amsci/am0701/58_4513am07

01_431_438.pdf. [Accesed 12 Desember 2011]

Azwar, S. 2009. Sikap Manusia : Teori Pengukurannya. Edisi ke-2.

Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Benson, dan Martin. 2009. Berbagai Kelainan dan Komplikasi

Menstruasi.Dalam : Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta :

EGC,638-640.

Brigelius-Flohe, R., dan Traber, MG. 1999 Vitamin E: function and

metabolism.FASEB J. 13:1145-5.

Calis, K.A. 2011. Dysmenorrhea. Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/253812-overview. [Accesed 14

april 2011]

Corwin, E. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta:EGC.

Dawood, M.Y. 2006. Primary Dysmenorrhea. Dalam: The American College of

Obstetrician and Gynecologist , vol.108 , no.2.428-436.

Derek, dan Jones. 2005. Setiap Wanita. Jakarta:Delapratas Publishing.

Guyton, A.C., Hall, J.E. 2008. Fisiologi Wanita Sebelum Kehamilan dan Hormon-

hormon Wanita. Dalam: Guyton, A.C., Hall, J.E. Fisiologi

Kedokteran.Edisi Kesembilan. Jakarta: EGC.

Universitas Sumatra Utara

Page 32: VITAMIN  E

32

Hendrik. 2006. Problema Haid. Jakarta:Tiga Serangkai.

Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan teknik Analisa Data.

Jakarta:Salemba.

Holder, A. 2011. Dysmenorrhea in Emergency Medicine Clinical Presentation.

Available from:http://emedicine.medscape.com/article/795677-clinical.

[Accesed 14 april 2011]

Hurlock, E.B. 2007. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Kehidupan, Jakarta: Erlangga.

Labora. 2008. Gambaran Pengetahuan Pelajar SMA Negeri 1 Medan tentang

dismenore. Available from :

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/31657.

Manuaba, I.B.G. 2001. Endokrinologi. Dalam : Kapita Selekta Penatalaksanaan

Rutin Obstetri Ginekologi dan KB.Jakarta: EGC, 518-519.

Middlebrook, P.N. 1974. Social Psychologu and Modern Life. New

York:Alfred.A.Knopf.

Morgan, Geri, Hamilton dan Carole. 2009. Penatalaksanaan Masalah dan

Prosedur pada Wanita Hamil dan Tidak hamil. Dalam : Obstetri dan

Ginekologi.Jakarta : EGC, 180-186.

Notoatmodjo, S. 2003. Konsep Perilaku Kesehatan. Dalam : Promosi Kesehatan.

Jakarta.: Asdi Mahasatya : 43-64.

Notoatmodjo, S. 2005. Konsep Perilaku Kesehatan. Dalam : Promosi Kesehatan.

Universitas Sumatra Utara

Page 33: VITAMIN  E

33

Notoatmodjo, S. 2010. Konsep Perilaku Kesehatan. Dalam : Promosi Kesehatan.

Polat, A. 2009. Prevalence of primary dysmenorrhea in young adult female

university students. Available from :

http://www.springerlink.com/content/22567w5671567463/

fulltext.pdf[Accesed 12 Desember 2011]

Price, SA., and Wilson LM. 2001. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-proses

Penyakit. Jakarta: EGC.

Proctor, M., Farquhar, C. 2006. Diagnosis and Management of Dysmenorrhea.

BMJ. 332: 1134-1138

Puji, I. 2009. Efektivitas Senam Dismenore dalam Mengurangi Dismenore pada

Remaja Putri di SMU N 5 Semarang. Available from :

http://www.ARTIKEL_SKRIPSI1234.pdf [Accesed 12 desember 2011]

Sarwono, S.W. 2004. Psikologi Remaja. Edisi revisi 8. Jakarta:Raja Gravindo

Pustaka.

Schwartz, M.W. 2005. Nyeri Pelvis. Dalam : Pedoman Klinis Pediatri.Jakarta :

EGC, 581-582.

Simanjuntak, P. 2008. Gangguan Haid dan Siklusnya. Dalam :Prawirohardjo,

Sarono, Wiknjosastro, Hanifa, edisi 2. Ilmu Kandungan.Jakarta : Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 229-232.

Sudjadi, R.A. 2008, Analisis Kuantitatif Obat, Gadjah Mada Universitas Press.

Yogyakarta.

Universitas Sumatra Utara

Page 34: VITAMIN  E

34

Soejitningsih. 2010. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalannya. Jakarta:

Sagung Seto,1-14

Tariq, N. 2009. Impact and Healthcare-seeking Behaviour of Premenstrual

Symptoms and Dysmenorrhea. Available from :http://BJMP1209Tariq/.

[Accesed 13 November 2011]

Yatim, F. 2001. Haid Tidak Wajar dan Menopause. Jakarta:Pustaka Populer.

Ziaei, S., Zakeri, M., Kazemnejad, A. 2001. A randomised controlled trial of

vitamin E in the treatment of primary dysmenorrhoea. BJOG. 112:466-9.

Ziaei, S., Zakeri, M., Kazemnejad, A. 2005. A randomised controlled trial of

vitamin E in the treatment of primary dysmenorrhoea. BJOG. 113:454-7.

Universitas Sumatra Utara