sap- edukasi latihan pernafasan pada pasien perioperatif

50
EDUKASI LATIHAN PERNAFASAN PADA PASIEN PERIOPERATIF I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tindakan operasi adalah sebuah tindakan yang bagi sebagian besar klien adalah sesuatu yang menakutkan dan mengancam jiwa klien. Hal ini dimungkinkan karena belum adanya pengalaman dan dikarenakan juga adanya tindakan anestesi yang membuat klien tidak sadar dan membuat klien merasa terancam takut apabila tidak bisa bangun lagi dari efek anestesi. Tindakan operasi membutuhkan persiapan yang matang dan benar-benar teliti karena hal ini menyangkut berbagai organ, terutama jantung, paru, pernafasan. Untuk itu diperlukan tindakan ke perawatan yang komprehensif dan menyeluruh guna mempersiapkan tindakan operasi sampai dengan benar-benar aman dan tidak merugikan klien maupun petugas. B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Memberikan pengetahuan tentang latihan pernafasan pada klien Pre dan Post Operatif. 2. Tujuan Khusus 1

Upload: sri-s-yani

Post on 05-Aug-2015

230 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

EDUKASI LATIHAN PERNAFASAN

PADA PASIEN PERIOPERATIF

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tindakan operasi adalah sebuah tindakan yang bagi sebagian besar klien

adalah sesuatu yang menakutkan dan mengancam jiwa klien. Hal ini

dimungkinkan karena belum adanya pengalaman dan dikarenakan juga adanya

tindakan anestesi yang membuat klien tidak sadar dan membuat klien merasa

terancam takut apabila tidak bisa bangun lagi dari efek anestesi. Tindakan

operasi membutuhkan persiapan yang matang dan benar-benar teliti karena hal

ini menyangkut berbagai organ, terutama jantung, paru, pernafasan. Untuk itu

diperlukan tindakan keperawatan yang komprehensif dan menyeluruh guna

mempersiapkan tindakan operasi sampai dengan benar-benar aman dan tidak

merugikan klien maupun petugas.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Memberikan pengetahuan tentang latihan pernafasan pada klien Pre dan

Post Operatif.

2. Tujuan Khusus

Mengerti dan memahami berbagai persiapan tindakan operatif yang

meliputi:

a. Mengerti dan memahami tentang perlunya latihan pernafasan pada

klien yang akan dilakukan operatif.

b. Klien mampu mendemonstrasikan latihan pernafasan sehingga

kecemasan pre operasi berkurang

c. Klien mampu mendemonstrasikan latihan pernafasan setelah

dilakukan tindakan operasi

1

Page 2: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

C. MANFAAT

1. Bagi Penulis

2. Bagi Institusi Pendidikan

3. Bagi Profesi Keperawatan

4. Bagi Institusi Lahan Praktek

2

Page 3: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

II. SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Pokok Bahasan : Latihan Pernafasan pada pasien Perioperatif

Sasaran : Setiap pasien yang akan dilakukan operasi

Hari / tanggal : , ………. 2012

Waktu : 45 menit

I. Tujuan Instruksional Umum

II. Tujuan Instruksional Khusus

III. Materi

Terlampir pada lampiran

IV. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Audio Visual

4. Demonstrasi

V. Kegiatan Penyuluhan

No Tahapan / Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Ibu

1

2

Pembukaan5 menit

Isi30 menit

Memberi salam Memperkenalkan diri Menjelaskan tujuan

penyuluhan

Menanyakan kepada pasien pengertian senam nifas

Menyebutkan tentang manfaat senam nifas

Menjawab salam

Mendengarkan

Mendengarkan

Menjawab

3

Page 4: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

3. Penutup10 menit

Menyebutkan tentang indikasi senam nifas

Menyebutkan tentang syarat senam nifas

Menyebutkan tentang kerugian tidak melakukan senam nifas

Menyebutkan tentang kontraindikasi senam nifas

Memperagakan gerakan senam nifas

Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya.

Evaluasi dan mengkaji pemahaman pasien memberikan pertanyaan.

Memberikan reward dan reinforcement positif.

Merangkum dan memperjelas jawaban pasien

Menyampaikan salam penutup

Membagikan leaflet

Mendengarkan

Mendengarkan

Mendengarkan

Mendengarkan

Mendengarkan

Memperhatikan

Mengajukan pertanyaaan.

Mendengarkan

Memperhatikan

Memperhatikan

Mendengarkan dan menjawab salam

Menerima leaflat

4

Page 5: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

A. PERAWATAN PERIOPERATIF

a. Tujuan dilakukan perawatan

Dilakukan untuk menetapkan strategi yang sesuai dengan kebutuhan

individu selama periode perioperatif sehingga klien memperoleh kemudahan

sejak datang sampai klien sehat kembali.

b. Periode perioperatif

Perioperatif terdiri dari beberapa tahapan yaitu:

1. Pre-operatif (sebelum)

2. Intra-operatif (selama)

3. Post-operatif (sesudah)

B. PRE OPERATIF

a. Pengertian

Perawatan pre operatif merupakan tahap pertama dari perawatan

perioperatif yang dimulai sejak pasien diterima masuk di ruang

terima pasien dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi

untuk dilakukan tindakan pembedahan. Persiapan pembedahan dapat

dibagi menjadi 2 bagian, yang meliputi persiapan psikologi baik

pasien maupun keluarga dan persiapan fisiologi (khusus pasien).

1. Persiapan psikologi

Terkadang pasien dan keluarga yang akan menjalani operasi

emosinya tidak stabil. Hal ini dapat disebabkan karena :

- Takut akan perasaan sakit, narkosa atau hasilnya

- Keadaan fungsi penting dari perawat pada fase pra bedah

dan dapat mengurangi cemas pasien. Hal-hal dibawah ini

penyuluhan yang dapat diberikan kepada pasien pra bedah :

Penjelasan tentang peristiwa

1. Pemeriksaan-pemeriksaan sebelum operasi (alasan

persiapan).

5

Page 6: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

2. Hal-hal yang rutin sebelum operasi.

3. Alat-alat khusus yang diperlukan

4. Pengiriman ke ruang bedah.

5. Ruang pemulihan.

6. Kemungkinan pengobatan-pengobatan setelah operasi :

o Perlu peningkatan mobilitas sedini mungkin.

o Perlu kebebasan saluran nafas.

o Antisipasi pengobatan.

Bernafas dalam dan latihan batuk

Latihan kaki

Mobilitas

Membantu kenyamanan

2. Persiapan fisiologi

Diet

8 jam menjelang operasi pasien tidak diperbolehkan makan, 4

jam sebelum operasi pasien tidak diperbolehkan minum, (puasa) pada

operasi dengan anaesthesi umum.

Pada pasien dengan anaesthesi lokal atau spinal anaesthesi

makanan ringan diperbolehkan. Bahaya yang sering terjadi akibat

makan/minum sebelum pembedahan antara lain :

- Aspirasi pada saat pembedahan

- Mengotori meja operasi.

- Mengganggu jalannya operasi.

Persiapan Perut

Pemberian leuknol/lavement sebelum operasi dilakukan pada

bedah saluran pencernaan atau pelvis daerah periferal. Untuk

pembedahan pada saluran pencernaan dilakukan 2 kali yaitu pada

waktu sore dan pagi hari menjelang operasi.

Maksud dari pemberian lavement antara lain :

- Mencegah cidera kolon

- Memungkinkan visualisasi yang lebih baik pada daerah yang

akan dioperasi.

6

Page 7: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

- Mencegah konstipasi.

- Mencegah infeksi

Persiapan Kulit

Daerah yang akan dioperasi harus bebas dari rambut.

Pencukuran dilakukan pada waktu malam menjelang operasi.

Rambut pubis dicukur bila perlu saja, lemak dan kotoran harus

terbebas dari daerah kulit yang akan dioperasi. Luas daerah

yang dicukur sekurang-kurangnya 10-20 cm2.

Hasil Pemeriksaan

Meliputi hasil laboratorium, foto roentgen, ECG, USG dan lain-lain.

1. Pemeriksaan radiologi dan diagnostic, seperti: photo thorax CT

Scan (computerized tomography scan ), MRI ( magnrtic resonan

imagine ), BNO-IVP, renogram, sytoscopy, mammography CIL (

colon loop ), EKG/ECG, ECHO, EEG, dll.

2. Pemeriksaan laboratorium berupa, pemeriksaan darah,

hemoglobin, leukosit, LED, jumblah trombosit, limfosit, protein

total (albumin dan globulin ), elektrolit (kalium, natrium, dan

klorida ), CT BT, ureum kreatinin, BUN, dll.

3. Biopsy, yaitu tindakan sebelum operasi berupa pengambilan

bahan jaringan tubuh untuk memastikan penyakit pasien sebelum

operasi.

4. Pemeriksaan kadar gula darah

Pemeriksaan KGD dilakukan untuk mengetahui apakah kadar

gula darah pasien dalam rentang normal atau tidak.

Persetujuan Operasi / Informed Consent

Izin tertulis dari pasien / keluarga harus tersedia. Persetujuan bisa

didapat dari keluarga dekat yaitu suami / istri, anak tertua, orang tua

dan kelurga terdekat. Pada kasus gawat darurat ahli bedah

mempunyai wewenang untuk melaksanakan operasi tanpa surat

izin tertulis dari pasien atau keluarga, setelah dilakukan berbagai

usaha untuk mendapat kontak dengan anggota keluarga pada sisa

waktu yang masih mungkin.

7

Page 8: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

3. Persiapan Akhir Sebelum Operasi Di Kamar Operasi (Serah terima

dengan perawat OK)

Mencegah cidera

Untuk melindungi pasien dari kesalahan identifikasi atau

cidera perlu dilakukan hal tersebut di bawah ini :

1. Cek daerah kulit / persiapan kulit dan persiapan perut (lavement).

2. Cek gelang identitas / identifikasi pasien.

3. Lepas tusuk konde dan wig dan tutup kepala / peci.

4. Lepas perhiasan

5. Bersihkan cat kuku.

6. Kontak lensa harus dilepas dan diamankan.

7. Protesa (gigi palsu, mata palsu) harus dilepas.

8. Alat pendengaran boleh terpasang bila pasien kurang / ada

gangguan pendengaran.

9. Kaus kaki anti emboli perlu dipasang pada pasien yang

beresiko terhadap tromboplebitis.

10. Kandung kencing harus sudah kosong.

11. Status pasien beserta hasil-hasil pemeriksaan harus dicek

meliputi ;

- Catatan tentang persiapan kulit.

- Tanda-tanda vital (suhu, nadi, respirasi, TN).

- Pemberian premedikasi.

- Pengobatan rutin.

- Data antropometri (BB, TB)

- Informed Consent

- Pemeriksan laboratorium.

Pemberian obat premedikasi

Obat-obat pra anaesthesi diberikan untuk mengurangi

kecemasan, memperlancar induksi dan untuk pengelolaan

anaesthesi. Sedative biasanya diberikan pada malam menjelang

operasi agar pasien tidur banyak dan mencegah terjadinya cemas.

8

Page 9: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

b. Pengkajian Keperawatan Pra Bedah

I. Data Subyektif

Pengetahuan dan Pengalaman Terdahulu.

- Pengertian tentang bedah yang duanjurkan

1. Tempat

2. Bentuk operasi yang harus dilakukan.

3. Informasi dari ahli bedah lamanya dirawat dirumah sakit,

keterbatasan setelah di bedah.

4. Kegiatan rutin sebelum operasi.

5. Kegiatan rutin sesudah operasi.

6. Pemeriksaan-pemeriksaan sebelum operasi.

- Pengalaman bedah terdahulu

1. Bentuk, sifat, roentgen

2. Jangka waktu

Kesiapan Psikologis Menghadapi Bedah

1. Penghayatan-penghayatan dan ketakutan-ketakutan menghadapi

bedah yang dianjurkan.

2. Metode-metode penyesuaian yang lazim.

3. Agama dan artinya bagi pasien.

4. Kepercayaan dan praktek budaya terhadap bedah.

5. Keluarga dan sahabat dekat

- Dapat dijangkau (jarak)

- Persepsi keluarga dan sahabat sebagai sumber yang memberi

bantuan.

6. Perubahan pola tidur

7. Peningkatan seringnya berkemih.

Status Fisiologi

1. Obat-obat yang dapat mempengaruhi anaesthesi atau yang

mendorong komplikasi-komplikasi pascabedah.

2. Berbagai alergi medikasi, sabun, plester.

3. Penginderaan : kesukaran visi dan pendengaran.

9

Page 10: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

4. Nutrisi : intake gizi yang sempurna (makanan, cairan) mual,

anoreksia.

5. Motor : kesukaran ambulatori, gerakan tangan dan kaki, arthritis,

bedah orthopedi yang terdahulu (penggantian sendi, fusi spinal).

6. Alat prothesa : gigi, mata palsu, dan ekstremitas.

7. Kesantaian : bisa tidur, terdapat nyeri atau tidak nyaman, harapan

mengenai terbebas dari nyeri setelah operasi.

II. Data  Obyektif

- Pola berbicara : mengulang-ulang tema, perubahan topik tentang

perasaan (cemas), kemampuan berbahasa Inggris.

- Tingkat interaksi dengan orang lain.

- Perilaku : gerakan tangan yang hebat, gelisah, mundur dari

aktifitas yang sibuk (cemas).

- Tinggi dan berat badan.

- Gejala vital.

- Kemampuan penglihatan dan pendengaran.

- Kulit : turgor, terdapat lesi, merah atau bintik-bintik.

- Mulut : gigi palsu, kondisi gigi dan selaput lendir.

- Thorak : bunyi nafas (terdapat, sisanya) pemekaran dada,

kemampuan bernafas dengan diafragma, bunyi jantung (garis

dasar untuk perbandingan pada pasca bedah).

- Ekstremitas : kekuatan otot (terutama) kaki, karakteristik nadi

perifer sebelum bedah vaskuler atau tubuh.

- Kemampuan motor : adalah keterbatasan berjalan, duduk, atau

bergerak di tempat duduk, koordinasi waktu berjalan

III. Masalah Keperawatan Yang Lazim Muncul.

1. Takut

2. Cemas

3. Resiko infeksi

4. Resiko injury

5. Kurang pengetahuan

C. POST-OPERATIF

10

Page 11: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

a. Pengertian

Perawatan post operasi merupakan tahap lanjutan dari

perawatan pre dan intra operatif yang dimulai saat klien diterima di

ruang pemulihan / pasca anaestesi dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya

Periode segera sesudah anaesthesi adalah gawat. Pasien harus diamati

dengan jeli dan harus mendapat bantuan fisik dan psikologis yang intensif

sampai pengaruh utama dari anaesthesi mulai berkurang dan kondisi umum

mulai stabil. Banyaknya asuhan yang dilaksanakan segera setelah

periode pasca anaesthesi tergantung kepada prosedur bedah yang

dilakukan.

b. Hal-hal yang harus diperhatikan meliputi :

1. Mempertahankan ventilasi pulmonari

Berikan posisi miring atau setengah telungkup dengan

kepala tengadah kebelakang dan rahang didorong ke depan pada

pasien sampai reflek-reflek pelindung pulih.

2. Saluran nafas buatan

Saluran nafas pada orofaring biasanya terpasang terus

setelah pemberian anaesthesi umum untuk mempertahankan saluran

tetap terbuka dan lidah kedepan sampai reflek faring pulih. Bila pasien

tidak bisa batuk dan mengeluarkan dahak dan lendir harus dibantu

dengan suction.

3. Terapi oksigen

O2 sering diberikan pada pasca operasi, karena obat anaesthesi

dapat menyebabkan lyphokhemia. Selain pemberian O2 harus

diberikan latihan nafas dalam setelah pasien sadar.

4. Mempertahankan sirkulasi

Hipotensi dan aritmia adalah merupakan komplikasi

kardiovaskuler yang paling sering terjadi pada pasien post anaesthesi.

Pemantauan tanda vital dilakukan tiap 15 menit sekali selama pasien

berada di ruang pemulihan.

11

Page 12: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

5. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Pemberian infus merupakan usaha pertama untuk

mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. Monitor cairan

per infus sangat penting untuk mengetahui kecukupan pengganti dan

pencegah kelebihan cairan. Begitu pula cairan yang keluar juga harus

dimonitor.

6. Mempertahankan keamanan dan kenyamanan

Pasien post operasi atau post anaesthesi sebaiknya pada

tempat tidurnya dipasang pengaman sampai pasien sadar betul.

Posisi pasien sering diubah untuk mencegah kerusakan saraf akibat

tekanan kepada saraf otot dan persendian. Obat analgesik dapat diberikan

pada pasien yang kesakitan dan gelisah sesuai dengan program dokter.

Pada pasien yang mulai sadar, memerlukan orientasi dan merupakan

tunjangan agar tidak merasa sendirian. Pasien harus diberi penjelasan

bahwa operasi sudah selesai dan diberitahu apa yang sedang dilakukan.

c. Perawatan Pasien Di Ruang Pemulihan/Recovery Room

Uraian diatas telah membahas tentang hal yang diperhatikan pada

pasien post anaesthesi. Untuk lebih jelasnya maka dibawah ini adalah

petunjuk perawatan/ observasi diruang pemulihan :

1. Posisi kepala pasien lebih rendah dan kepala dimiringkan pada

pasien dengan pembiusan umum, sedang pada pasein dengan anaesthesi

regional posisi semi fowler.

2. Pasang pengaman pada tempat tidur.

3. Monitor tanda vital : TN, Nadi, respirasi / 15 menit.

4. Penghisapan lendir daerah mulut dan trakhea.

5. Beri O2 2,3 liter sesuai program.

6. Observasi adanya muntah.

7. Catat intake dan out put cairan.

Beberapa petunjuk tentang keadaan yang memungkinkan terjadinya

situasi krisis :

12

Page 13: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

1. Tekanan sistolik < 90 –100 mmHg atau > 150 – 160 mmH, diastolik <

50 mmHg atau > dari 90 mmHg.

2. HR kurang dari 60 x menit > 10 x/menit

3. Suhu > 38,3° C atau kurang dari 35° C.

4. Meningkatnya kegelisahan pasien

5. Tidak BAK + 8 jam post operasi.

6. Pengeluaran dari ruang pemulihan / Recovery Room

Kriteria umum yang digunakan dalam mengevaluasi pasien :

1. Pasien harus pulih dari efek anaesthesi.

2. Tanda-tanda vital harus stabil.

3. Tidak ada drainage yang berlebihan dari tubuh.

4. Efek fisiologis dari obat bius harus stabil.

5. Pasien harus sudah sadar kembali dan tingkat kesadaran pasien telah

sempurna.

6. Urine yang keluar harus adekuat ( 1cc/ Kg/jam). Jumlahnya harus

dicatat dan dilaporkan.

7. Semua pesan harus ditulis dan dibawa ke bangsal masing-masing.

8. Jika keadaan pasien membaik, pernyataan persetujuan harus

dibuat untuk kehadiran pasien tersebut oleh seorang perawat khusus

yang bertugas pada unit dimana pasien akan dipindahkan.

9. Staf dari unit dimana pasien harus dipindahkan, perlu

diingatkan untuk menyiapkan dan menerima pasien tersebut.

10. Pengangkutan Pasien keruangan

Hal-hal yang harus diperhatikan selama membawa pasien ke ruangan antara

lain:

1. Keadaan penderita serta order dokter.

2. Usahakan pasien jangan sampai kedinginan.

3. Kepala pasien sedapat mungkin harus dimiringkan untuk menjaga bila

muntah sewaktu-waktu dan muka pasien harus terlihat sehingga

bila ada perubahan sewaktu-waktu terlihat.

d. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Operasi

13

Page 14: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

I. Pengkajin awal

1. Status Respirasi, Melipuiti :

- Kebersihan jalan nafas

- Kedalaman pernafasaan.

- Kecepatan dan sifat pernafasan.

- Bunyi nafas

2. Status sirkulatori, Meliputi :

- Nadi

- Tekanan darah

- Suhu

- Warna kulit

3. Status neurologis, meliputi : tingkat kesadaran

4. Balutan, meliputi :

- Keadaan drain

- Terdapat pipa yang harus disambung dengan sistem drainage.

5. Kenyamanan, meliputi :

- Terdapat nyeri

- Mual

- Muntah

6. Keselamatan, meliputi :

- Diperlukan penghalang samping tempat tidur.

- Kabel panggil yang mudah dijangkau.

- Alat pemantau dipasang dan dapat berfungsi.

7. Perawatan, meliputi :

- Cairan infus, kecepatan, jumlah cairan, kelancaran cairan.

- Sistem drainage : bentuk kelancaran pipa, hubungan dengan

alat penampung, sifat dan jumlah drainage.

8. Nyeri, meliputi :

- Waktu

- Tempat.

- Frekuensi

- Kualitas

14

Page 15: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

- Faktor yang memperberat / memperingan

II. Data Subyektif

Pasien hendakanya ditanya mengenai gejala-gejala

ketidaknyamanan setelah ditempatkan ditempat tidur dengan posisi

tubuh yang menunjang. Pertanyaan-pertanyaan yang langsung

misalnya :”Bagaimana perasaan anda?”, dapat memperlihatkan data

mula dan nyeri tanpa memfokuskan pada daerah yang spesifik,

dimana tidak ada keluhan. Penginderaan rasa nyeri sering kali

meningkat pada waktu ini akibat pemindahan dari brankard ke tempat

tidur. Sangat penting untuk mengetahui lokasi, bentuk serangan dan

perubahan intensitas rasa nyeri, dan bukan menyangka bahwa nyeri

berasal dari torehan.

Mual jarang timbul setelah pasca anaesthesi baru. Sangat besar

kemungkinan terjadi mual bila perut mengalami manipulasi yang

ekstensif pada waktu prosedur bedah atau telah mendapat narkotika

yang cukup banyak.

III. Data Objektif

1. Sistem Respiratori

2. Status sirkulatori

3. Tingkat Kesadaran

4. Balutan

5. Posisi tubuh

6. Status Urinari / eksresi.

IV. Pengkajian Psikososial

Yang perlu diperhatikan : umur, prosedur pembedahan, efek

samping dari prosedur pembedahan dan pengobatan, body image dan

pola/gaya hidup. Juga tanda fisik yang menandakan kecemasan

termasuk denyut nadi, tekanan darah, dan kecepatan respirasi serta

ekspresi wajah.

V. Pemeriksaan Laboratorium

15

Page 16: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

Pemeriksaan laboratorium berdasarkan pada prosedur

pembedahan, riwayat medis, dan manifestasi klinik post operasi.

Pemeriksaan laboratorium lab post operasi secara umum anatara lain :

1. Analisa serum dan elektrolit, glukosa dan pemeriksaaan darah

lengkap.

2. Pemeriksaann urine sekitar setiap 4 jam untuk klien dengan resiko

dehidrasi dan insufisisensi ginjal.

VI. Masalah Keperawatan Yang Lazim Muncul

1. Diagnosa Umum

- Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan efek samping

dari anaesthesi.

- Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka post

operasi.

- Nyeri akut berhubungan dengan proses pembedahan.

- Resiko injury berhubungan dengan kelemahan fisik, efek

anaesthesi, obat-obatan (penenang, analgesik) dan imobil

terlalu lama.

2. Diagnosa Tambahan

- Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan

peningkatan produksi sekret.

- Resiko retensi urine berhubungan dengan anaesthesi, bedah

pelvis, dan kurang gerak.

- Kurang pengetahuan berhubungan dengan salah memahami

informasi.

- Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang

prosedur pembedahan.

- Nausea berhubungan dengan efek anaesthesi, narkotika,

ketidaseimbangan elektrolit.

- Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri.

- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

berhubungan dengan anoreksoia, lemah, nyeri, mual.

16

Page 17: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

- Konstipasi berhubungan dengan efek anaesthesi.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN PRE DAN POST OP

SISTEM PERKEMIHAN

17

Page 18: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

A. PENGKAJIAN

Riwayat

1. Riwayat keluarga

2. Riwayat lalu

1. Operasi / pembedahan sebelumnya

2. Bahaya kerja

3. Lesi genital dan penyakit kelamin

4. Infeksi saluran kemih

5. Penurunan/penambahan berat badan

6. Demam

3. Riwayat Penyakit Sekarang (tanda dan gejala)

1. Nyeri

2. Perubahan pola miksi

3. Mual, muntah, atau anoreksia

4. Perubahan pola defekasi

4. Riwayat Obat-obatan

Alergi terhadap obat

5. Riwayat Psikologi:

Biasanya klien mengalami perubahan emosi sebagai dampak dari

tindakan pembedahan seperti cemas.

Pemeriksaan Fisik

1. Inspeksi

Tingkat kesadaran, penampilan umum, warna kulit, suhu, turgor, adanya

edema, tanda-tanda vital.

2. Palpasi

- Untuk menentukan ukuran dan bentuk ginjal

- Untuk memeriksa adanya nyeri tekan, massa, kista.

- Pada daerah inguinal,adanya nodus, hernia, atau varikokel.

- Palpasi, testis, penis, dan prostat.

18

Page 19: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

3. Perkusi

- Untuk menentukan nyeri tekan di margin kostovertebra.

- Pada abdomen, untuk menentukan asites atau distensi kandung kemih.

4. Auskultasi

- Di region interkostal abdomen anterior untuk bruit aorta

- Untuk memeriksa adanya bising usus.

Pemeriksaan Diagnostik

1. Analisis serum

2. Pemeriksaan urine

3. Film ginjal, ureter, dan kandung kemih (GUK).

4. Intravenous Pyelography (IVP).

5. Pyelography retrograd.

6. Uji fungsi ginjal

7. Sistogram.

8. CT and MRI

9. Pemeriksaan miksi.

10. Ultrasound.

Uji Laboratorium

1. Urinalisis.

2. Pemeriksaan kimia darah.

3. Urea nitrogen darah.

4. Kreatinin

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL KLIEN PRE

OP

1. DX 1 : Ggn. Rasa aman : cemas b.d. kurang pengetahuan.

Intervensi :

- Obs. Tingkat kecemasan klien.

- Memberikan informasi tentang penyakit dan pengobatannya.

2. DX 2 : Ansietas b.d prosedur pembedahan, prosedur pra operasi .

Intervensi :

19

Page 20: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

- Monitor klien tanda dan gejala insietas saat pengkajian keperawatan.

- Fokuskan diskusi pada stressor yang mempengaruhi kondisi pasien.

- Diskusikan persepsi klien akan prosedur pembedahan, ketakutan yang

berhubungan dengan operasi.

- Berikan informasi prosedur sebelum operasi, penyakit klien, dan

persiapan operasi.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL KLIEN

POST OP

1. Pola napas tidak efektif b.d. efek depresan anestesia.

2. Nyeri b.d. trauma jaringan.

3. Potensial infeksi b.d. kerusakan integritas kulit.

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kehilangan nafsu makan,

mual atau muntah, pembatasan diet, peningkatan kebutuhan protein atau

vitamin untuk penyembuhan.

5. Kerusakan integritas kulit b.d. insisi bedah.

6. Potensial intoleransi aktivitas b.d. kadar hematokrit rendah.

7. Ggn. Citra tubuh b.d. prosedur bedah.

8. Koping individu dan keluarga tidak efektif b.d. perubahan gaya hidup.

20

Page 21: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perawatan pre operatif merupakan tahap pertama dari perawatan

perioperatif yang dimulai sejak pasien diterima masuk di ruang terima

pasien dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi untuk

dilakukan tindakan pembedahan.

Perawatan intra operatif dimulai sejak pasien ditransfer ke meja bedah

dan berakhir bila pasien di transfer ke wilayah ruang pemulihan.

Perawatan post operasi merupakan tahap lanjutan dari

perawatan pre dan intra operatif yang dimulai saat klien diterima di ruang

pemulihan / pasca anaestesi dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya.

B. SARAN

Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari masih banyak

kekurangan yang harus diperbaiki. Namun untuk meningkatkan pemahaman

tentang tindakan kolaboratif persiapan operasi, maka penulis berkeinginan

menyumbangkan beberapa pemikiran yang dituangkan dalam bentuk saran

sebagai berikut :

1. Bagi pembaca

Bisa menambah pengetahuna tentang tindakan kolaboratif

persiapan sebelu dan sesudah perasi. Sehingga, dapat dijadikan sebagai

penmbahan ilmu dalam bidang keperawatan

2. Bagi Pendidikan

Page 22: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

Untuk meningkatkan dan memperlancar dalam proses pembuatan

makalah, hendaknya pihak pendidikan menambah literature-literatur di

perpustakaan khususnya tindakan kolaboratif persiapan sebelum dan

sesudah operasi dan menambah kapasitas jaringan internet yang lebih

tinggi.

MATERI

SENAM NIFAS

1. Pengertian

Senam nifas adalah suatu perawatan latihan fisik yang terdiri dari

gerakan-gerakan tubuh yang dapat membantu pemulihan fungsi fisiologi

maternal dan pemeliharaan keindahan bentuk tubuh ibu setelah persalinan.

(Mochtar, Rustam, 1998 : 229)

Senam nifas adalah senam yang di lakukan pada saat seorang ibu

menjalani masa nifas atau masa setelah melahirkan (Idamaryanti,2009).

Senam nifas adalah latihan gerak yang dilakukan secepat mungkin

setelah melahirkan, supaya otot-otot yang mengalami peregangan selama

kehamilan dan persalinan dapat kembali kepada kondisi normal seperti semula

(Ervinasby,2008).

Senam nifas dapat di mulai 6 jam setelah melahirkan dan dalam

pelaksanaanya harus dilakukan secara bertahap, sistematis dan kontinyu

(Alijahbana,2008).

2. Tujuan Senam Nifas

Tujuan Senam Nifas diantaranya :

Page 23: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

1. Mempercepat pemulihan kondisi tubuh setelah melahirkan pada kondisi

semula seperti kondisi sebelum hamil.

2. Mencegah komplikasi yang mungkin timbul selama menjalani masa nifas

3. Memelihara dan memperkuat kekuatan otot perut, otot dasar panggul, serta

otot pergerakan

4. Memperlancar terjadinya involusi uteri

5. Memperbaiki sirkulasi darah, skap tubuh setelah hamil dan melahirkan, tonus

otot pelvis, regangan otot tungkai bawah.

6. Meningkatkan kesadaran untuk melakukan relaksasi otot dasar panggul.

3. Manfaat senam nifas

a. Membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang mengalami

trauma serta mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut kebentuk normal.

b. Membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar diakibatkan

kehamilan.

c. Menghasilkan manfaat psikologis menambah kemampuan menghadapi stress

dan bersantai sehingga mengurangi depresi pasca persalinan.

4. Indikasi Senam Nifas

1. Involusi seluruh organ tubuh

2. Dinding perut lembek dan lemas, striae gravidarum

3. Pelebaran pembuluh darah

4. Tonus dan elastisitas kulit menurun

5. Rasa sakit pada punggung

5. Syarat senam nifas

Senam nifas dapat di lakukan setelah persalinan, tetapi dengan ketentuan sebagai

berikut:

1. Waktu pelaksanaan dapat dilakukan sejak hari pertama setelah melahirkan

sampai dengan 6 minggu

Page 24: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

2. Keadaan ibu normal sesuai rekomendasi dari tenaga kesehatan

3. Pakaian senam cukup longgar, nyaman, dan fleksibel

4. Menggunakan matras atau kasur (tidak di lantai)

5. Pelaksanan harus dilakukan secara bertahap, sistematis, dan kontinyu.

6. Kerugian Bila Tidak Melakukan senam nifas

a. Infeksi karena involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat

dikeluarkan.

b. Perdarahan yang abnormal, kontraksi uterus baik sehingga resiko perdarahan

yang abnormal dapat dihindarkan.

c. Trombosis vena (sumbatan vena oleh bekuan darah).

d. Timbul varises.

7. Kontraindikasi Senam Nifas

1. Ibu yang mengalami komplikasi selama persalinan

2. Ibu yang menderita anemi

3. Ibu-ibu dengan kelainan-kelainan seperti ginjal atau diabetes. mereka

diharuskan istirahat total sekitar 2 minggu.

4. Ibu dengan kelainan jantung dan paru-paru. Bila disuruh banyak beraktivitas,

tentu akan makin capek yang membuat kerja jantungnya makin payah.

5. Ibu dengan persalinan secsio cecaria. Pada mereka yang sesar, beberapa jam

setelah keluar dari kamar operasi, pernapasanlah yang dilatih guna

mempercepat penyembuhan luka. Sementara latihan untuk mengencangkan

otot perut dan melancarkan sirkulasi darah di tungkai baru dilakukan 2-3 hari

Page 25: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

setelah ibu dapat bangun dari tempat tidur. Sedangkan pada persalinan

normal, bila keadaan ibu cukup baik, semua gerakan senam bisa dilakukan.

8. Tata Cara Melakukan Senam Nifas

Senam nifas ini merupakan latihan yang tepat untuk memulihkan tubuh ibu

dan bermanfaat juga untuk memulihkan keadaan ibu baik psikologis maupun

fisiologis. Latihan ini dilakukan dalam waktu 5-10 kali hitungan setiap harinya dan

akan meningkat secara perlahan-lahan. Senam nifas ini dilakukan dengan berbagai

macam gerakan dan setiap gerakan mempunyai manfaat sendiri.

Senam nifas dapat dilakukan setelah enam jam persalinan. Senam ini terbagi

menjadi dua, yaitu:

1.Senam nifas dini

2.Senam nifas rombongan

Berikut ini tahap-tahap senam nifas dini (setelah enam jam persalinan).

1.Latihan hari I

a. Siapkan Alat dan Bahan

1. Matras atau kasur2. Bantal3. Radio

b. Pemanasan

Anjuran

Dilakukan setiap sebelum dan setelah melakukan senam inti

Page 26: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

c.Latihan pernafasan iga-iga

 

Tujuan

Untuk mendapatkan tujuan yang cukup

Untuk memperlancar sirkulasi darah

Sikap

Pakaian dilonggarkan (pada bagian dada dan pinggang)

Tidur terlentang dengan satu bantal dan satu bantal kecil dibawah lutut.

Kepalkan kedua tangan, lalu letakkan pada iga-iga sebagai perangsang

Kegiatan

Keluarkan nafas dari mulut (tiup), sedangkan tangan menekan iga-iga

kedalam sehingga rongga dada mengempis. Selanjutnya, tarik nafas dari

hidung dengan mulut tertutup sehingga iga-iga mengembang serta dorong

kedua tangan ke samping luar.

Anjuran

Lakukan 15 kali gerakan pagi dan sore.

d.Latihan gerak pergelangan kaki

Tujuan

Membantu sirkulasi darah vena (pembuluh darah balik)

Memeperlancar sirkulasi darah di kaki

Menghilangkan pembengkakan di kaki

Page 27: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

Sikap

Tidur terlentang dengan satu bantal, kedua lutut lurus

Kegiatan

Latihan 1 (gerakan dorsi fleksi dan plantar fleksi)

Tegakkan kedua telapak kaki dengan lutut bagian belakang menekan kasur

sehingga betis dan lutut bagian belakang terasa sakit.

Tundukkan kedua telapak kaki bersama jari-jarinya.

Latihan 2 (gerakan inversi dan eversi)

Hadapkan kedua telapak kaki satu sama lain dengan lutut menghadap keatas,

lalu kembali ke posisi semula. Ulangi beberapa kali.

Posisi telapak kaki berhadapan, lalu lakukan gerakan kaki ke bawah, buka ke

samping, dan tegakkan kembali.

Latihan 3 (gerakan sirkum duksi)

Page 28: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

Kedua telapak kaki diturunkan ke bawah, buka ke samping, tegakkan kembali,

dan seterusnya.

Kedua telapak kaki dibuka dari atas ke samping, turunkan, hadapkan kembali,

dan seterusnya.

Anjuran

Lakukan  15 kali gerakan, setiap pagi dan sore hari.

e.Latihan kontraksi otot perut dan otot pantat secara ringan

Tujuan

1. Mencegah kesulitan buang air besar dan buang air kecil.

2. Mengurangi rasa sakit pada jahitan.

3. Membantu kontraksi rahim sehingga pendarahan cepat berhenti.

Latihan I

Sikap

Tidur terlentang dengan satu bantal, kedua lutut lurus dan tangan di samping

badan.

Page 29: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

Kegiatan

Angkat kepala dan bahu sehingga dagu menyentuh dada.

Anjuran

Lakukan empat kali gerakan, lalu lanjutkan dengan latihan kedua.

Latihan 2

Sikap

Tidur terlentang dengan satu bantal, kedua lutut lurus dan tangan di samping

badan.

Kegiatan

Bengkokkan lutut kiri, lalu luruskan. Selanjutnya, bengkokkan lutut kanan, lalu

luruskan.Lakukan bergantian.

Anjuran

Lakukan empat kali gerakan untuk tiap sisi dan lanjutkan dengan latihan ketiga.

Latihan 3

Page 30: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

Sikap

Tidur terlentang dengan satu bantal, kedua kaki lurus. Satu kaki ditumpangkan

pada kaki lainnya.

Kegiatan

Tundukkan kepala, kerutkan pantat ke dalam sehingga lepas dari kasur atau

matras, lalu kempeskan perut sehingga punggung menekan kasur atau matras.

Selanjutnya, lepaskan kembali.

Anjuran

Lakukan 15 kali gerakan, tiap pagi dan sore hari. Setiap tiga kali gerakan berhenti

sebentar.

2.Latihan hari II

Latihan hari II seperti pada hari I ditambah dengan latihan berikut ini.

a.Latihan pernafasan iga-iga

Page 31: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

Tujuan

Untuk menghilangkan kembung di perut.

Sikap

Pakaian dilonggarkan dan tidur terlentang dengan satu bantal.

Letakkan kedua telapak tangan di atas perut, yaitu di sekitar pusat sebagai

perangsang.

Kegiatan

Tarik nafas dari hidung dengan mulut tertutup sehingga perut tertarik atau

mengembang ke atas mendorong kedua tangan.

Keluarkan nafas kuat-kuat sebanyak mungkin dari mulut (dengan meniupkan

udara) sambil menekan perut sehingga perut mengempis.

Anjuran

Lakukan 5-6 kali dalam sekali latihan.

b.Latihan otot perut

Tujuan

Mencegah perut gantung.

Sikap

Tidur terlentang dengan satu bantal, kedua lutut dibengkokkan setengah

tinggi, dan telapak kaki rata pada kasur atau matras.

Kegiatan

Page 32: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

Angkat kepala dan bahu perlahan-lahan sehingga dagu menempel di

dada, lalu tturunkan kembali dengan lambat.

Atau dilakukan dengan meletakkan tangan pada bahu sehingga sekaligus

melatih tangan.

Anjuran

Lakukan lima kali gerakan pada pagi dan sore hari.

c.Latihan kaki

Latihan ini tidak diperbolehkan bagi ibu yang menderita symphisiolysis, yaitu

peregangan tulang rawan.

Tujuan

Untuk mengencangkan otot-otot dasar panggul.

Sikap

Tidur terlentang dengan satu bantal, lutut dibengkokkan setengah tinggi,

lurus, dan dirapatkan. Tangan terlentangdi samping dengan bahu lurus.

Page 33: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

Kegiatan

Putar pinggang dan ayunkan kedua lutut bersama-sama kekiri

sehingga menyentuh lantai, sementara panggul kanan tetap mengarah

ke depan. Selanjutnya, kembali ke posisi semula.

Ulangi gerakan tersebut dengan bergantian arah.

Anjuran

Lakukan lima kali gerakan ke kiri dan ke kanan, setiap pagi dan sore hari.

d. Latihan otot dada

Tujuan

Untuk memperlancar sirkulasi darah payudara

Untuk memperlancar pengeluaran ASI

Untuk mempertahankan bentuk payudara

Latihan 1

Sikap

Duduk tegak atau berdiri, kedua tangan saling berpegangan pada lengan

bawah dekat siku. Angkat siku sejajar dengan bahu.

Kegiatan

Pegang tangan erat-erat dan dorong jauh-jauh secara bergantian kea rah siku

tanpa menggeser telapak tangan sampai otot dada tersa tertarik, lalu lepaskan.

Page 34: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

Anjuran

Lakukan gerakan ini 45 kali. Setiap 15 kali gerakan berhenti sebentar. Latihan

ini

dilakukan setiap pagi dan sore hari.

Latihan 2

Sikap

Berdiri dengan kedua tangan dibelakang punggung.

Kegiatan

Angkat tangan hingga sejajar dengan kepala.

Anjuran

Lakukan gerakan ini 45 kali dan berhenti sebentar setiap 15 kali gerakan.

Page 35: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

e.Latihan untuk pengembalian rahim ke bentuk dan tempat semula

Tujuan

Mempercepat kembalinya rahim ke posisi semula dan mengurangi rasa malas.

Sikap

Tidur tengkurap dengan dua bantal menyangga perut dan satu bantal

menyangga punggung kaki. Kepala menoleh kesamping kiri atau kanan.

Tangan di samping badan dengan siku sedikit dibengkokkan.

Anjuran

Lakukan satu kali setiap hari sampai tertidur.

f. Latihan sikap baik secara ringan

Tujuan

Mencegah badan menjadi bungkuk.

Latihan 1

Sikap

Tidur terlentang tanpa bantal dan tangan di samping badan.

Kegiatan

Kerutkan pantat, kempeskan perut sehingga bahu menekan kasur, ulurkan

leher, dan lepaskan.

Anjuran

Lakukan lima kali gerakan setiap pagi dan sore hari.

Page 36: Sap- Edukasi Latihan Pernafasan Pada Pasien Perioperatif

Latihan 2

Sikap

Posisi duduk atau berdiri. Kedua tangan diletakkan di atas sendi bahu.

Kegiatan

Putar sendi bahu kea rah depan, ke atas, ke belakang, kle bawah, ke depan,

dan seterusnya (pada arah putaran ke belakang, tulang belikat atau bahu

mendekat satu sama lain).

Anjuran

Lakukan 15 kali gerakan dan berhenti sebentar setiap 5 gerakan. Lakukan

setiap kali selesai menyusui bayi karena setiap watktu menyusui yang

membungkuk adalah buah dada yang berat karena berisi ASI.