tatalaksana cairan perioperatif

36
TATALAKSANA CAIRAN PERIOPERATIF

Upload: eva-damayanti-t

Post on 09-Jul-2016

67 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tatalaksana Cairan Perioperatif

TATALAKSANA CAIRAN PERIOPERATIF

Page 2: Tatalaksana Cairan Perioperatif

TERAPI CAIRAN PERIOPERATIF• Meliputi tindakan terapi yang dilakukan pada

prabedah, selama pembedahan, dan pasca bedah

Page 3: Tatalaksana Cairan Perioperatif

tujuan

MengaturCairan tubuh

Keseimbangan air dan

elektrolit

Keseimbangan asam dan basa

Dukungan nutrisi

Sumber energi Kompisis tubuh

Akses intravena

Page 4: Tatalaksana Cairan Perioperatif

Fiologis cairan tubuh

Cairan tubuh (60%)

Ekstraseluler(20%)

intravaskular

Cairan intestitial (15%)

transelulerIntraseluler

(40%)

Page 5: Tatalaksana Cairan Perioperatif

Distribusi Cairan Tubuh• Rasio distribusi cairan tubuh agak berbeda jika

diklasifikasikan menurut umur:• Dewasa (CIS:CES = 2/3:1/3 = 2:1)• Anak-anak (CIS:CES = 3/5:2/5 = 3:2)• Bayi (CIS:CES = 1/2:1/2 = 1:1)

Page 6: Tatalaksana Cairan Perioperatif

Ada beberapa cara perpindahan cairan dan pertukaran zat di dalam tubuh, yaitu:

• DIFUSIDifusi adalah kecenderungan zat terlarut (solute) untuk bergerak bebas di seluruh penjuru pelarut (solven), atau bisa juga diartikan sebagai pergerakan zat terlarut dari daerah pekat ke daerah encer hingga terjadi keseimbangan.

Page 7: Tatalaksana Cairan Perioperatif

• OSMOSISOsmosis adalah perembesan pelarut melalui selaput semi permeabel, atau bisa juga diartikan sebagai perembesan zat pelarut dari daerah encer ke daerah pekat hingga terjadi keseimbangan. Hasilnya adalah volume daerah encer menjadi berkurang dan volume daerah pekat menjadi bertambah. Perbedaan volume cairan akan menimbulkan tekanan yang disebut dengan tekanan osmotik. Semakin tinggi tekanan osmotik, semakin tinggi kemampuannya untuk menarik air. Semakin besar perbedaan kepekatan, tekanan osmotik semakin tinggi. Zat tertentu dengan bobot molekul besar seperti protein plasma melakukan tekanan osmotik koloid atau tekanan onkotik, yaitu tekanan yang dilakukan protein plasma terhadap selaput permeabel. Dengan cara ini maka cairan plasma dapat dipertahankan dalam pembuluh darah.

Page 8: Tatalaksana Cairan Perioperatif

• FILTRASIFiltrasi adalah perembesan cairan melalui selaput permeabel yang tidak dapat dilalui oleh zat terlarut tertentu. Dalam hal ini zat merembes dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah.Contohnya filtrasi cairan dalam glomerulus ginjal.

Page 9: Tatalaksana Cairan Perioperatif

• TRANSPORT AKTIFTransport aktif adalah pergerakan zat dari daerah encer ke daerah pekat. Transport aktif terjadi pada elektrolit terhadap suatu gradien kepekatan. Proses ini terjadi secara aktif, oleh karena itu memerlukan energi. Contoh dari transport aktif adalah penyerapan kembali zat-zat tertentu dalam tubulus ginjal.

Page 10: Tatalaksana Cairan Perioperatif

• TEKANAN HIDROSTATIKTekanan hidrostatik adalah tekanan plasma dan sel-sel darah dalam pembuluh kapiler.

Page 11: Tatalaksana Cairan Perioperatif

Komposisi mineral sel

Page 12: Tatalaksana Cairan Perioperatif

• Cairan kristaloid adalah: Merupakan larutan dengan air (aqueous) yang terdiri dari molekul-molekul kecil yang dapat menembus membran kapiler dengan mudah. Biasanya volume pemberian lebih besar, onset lebih cepat, durasinya singkat, efek samping lebih sedikit dan harga lebih murah.

Page 13: Tatalaksana Cairan Perioperatif

• Cairan koloid : Merupakan larutan yang terdiri dari molekul-molekul besar yang sulit menembus membran kapiler, digunakan untuk mengganti cairan intravaskuler. Umumnya pemberian lebih kecil, onsetnya lambat, durasinya lebih panjang, efek samping lebih banyak, dan lebih mahal

Page 14: Tatalaksana Cairan Perioperatif

• Isotonik: cairan infus sama dengan cairan tubuh normal. Contoh: normal saline ( NaCl 0,9%), dan Ringer Laktat

• Hipotonik: infus dengann tekanan osmotik lebih rendah dari cairan tubuh. Contoh: dextrosa 5% dan KAEN

• Hipertonik: infus dengan tekanan osmotik lebih tinggi dari plasma darah

Page 15: Tatalaksana Cairan Perioperatif

Cairan Tonusitas Na(mmol/l)

Cl(mmol/l)

K(mmol/l)

Ca (mmol/l)

Glukosa (mg/dl)

Laktat (mmol/l)

Asetat (mmol/l)

NaCl 0,9 %

308 (isotonus)

154 154

½ Saline154 (hipotonus)

77 77

Dextrose 5 %

253 (hipotonus)

5000

Page 16: Tatalaksana Cairan Perioperatif

D5NS 561 (hipertonus

154 154 5000

D5 ¼NS 330 (isotonus) 38,

5 38,5 5000

2/3 D & 1/3 S Hipertonus 51 51 3333

Ringer Laktat 273 (isotonus) 13

0 109 4 3 28

D5 RL 273 (isotonus) 130 109 4 3 50 28

Ringer Asetat

273,4 (isotonus)

130 109 4 3

Page 17: Tatalaksana Cairan Perioperatif

Koloid kristaloid

KeuntunganEfek samping yang jarang dan sedikitHarga yang murahMudah dicariKerugianDurasi yang pendekBisa menyebabkan edemWeight dan bulky

KeuntunganDurasi yang lamaMemerlukan sedikit cairan untuk mengoreksi hipovolemikLess weighty dan bulkyKerugianHarga mahalBisa menyebabkan overload volumeBisa interfere dengan pembekuanRisiko anafilaktik

Page 18: Tatalaksana Cairan Perioperatif

Jenis Koloid

Page 19: Tatalaksana Cairan Perioperatif
Page 20: Tatalaksana Cairan Perioperatif
Page 21: Tatalaksana Cairan Perioperatif
Page 22: Tatalaksana Cairan Perioperatif

Kebutuhan cairan tubuh Hukum rumus maintenance cairan 421

4 X 10 KgBB pertama2 X 10 KgBB Kedua1 X Sisa KgBB +

Page 23: Tatalaksana Cairan Perioperatif

Cairan pengganti puasa• I jam I: (50% Cairan puasa) + maintenance• I jam II: (25% cairan puasa)+ maintenance• I jam II: (25% cairan puasa)+miantenance

Page 24: Tatalaksana Cairan Perioperatif

Contoh kasus• Laki-laki dengan BB 60kg puasa selama 8 jam1. Berapa difist cairan puasa?2. Bagaimana cara penggantian?

Page 25: Tatalaksana Cairan Perioperatif

Defisit cairan= 4x 10k+2x10+1x40= 100ccLamanya puasa = 8 jamTotal cairan= 8x100800 cc

Cara penggantian cairan selama puasa:Ijam I: (50% dari 800cc)+ 100cc = 500ccI jam II: ( 25% dari 800cc)+ 100cc=300ccI jam II: ( 25% dari 800cc)+ 100cc=300cc

Page 26: Tatalaksana Cairan Perioperatif

Kehilangan cairan durante operasi• Perdarahan bisa diukur melalui: suction,

jumlah kapas ( besar dan kecil ), Duk• Proses Evaporasi

Rumus IWL: 15x BB/24Dalam kasusIWL= 15X60/2437,5cc/jam

Page 27: Tatalaksana Cairan Perioperatif

EBV pada laki-laki 75 cc/kgBBEBV pada wanita 65 cc/kgBBEBV pada bayi 80 cc/kgBB

ABL= [EBV x (Hi-Hf)]/Hi

Page 28: Tatalaksana Cairan Perioperatif

Balans Cairan Perioperatif

Page 29: Tatalaksana Cairan Perioperatif
Page 30: Tatalaksana Cairan Perioperatif

Pengganti cairan berdasarkan derajat operasi

Derajat Trauma Jaringan Kebutuhan Cairan Tambahan

Minimal (contoh: herniorrhaphy)

0–2 mL/kg

Sedang (contoh: cholecystectomy)

2–4 mL/kg

Severe (cotoh: bowel resection)

4–8 mL/kg

Page 31: Tatalaksana Cairan Perioperatif

Kebutuhan air dan elektrolit• Kebutuhan air= 25-40ml/kgbb/hari• Kebutuhan hemoistasis kalium= 20-30

meQ/hari• Kebutuhan kalium= 1 meq/kgbb/hari• Kebutuhan natrium= 2 meQ/kgb/hari

Page 32: Tatalaksana Cairan Perioperatif

Perdarahan:< 20% EBV= menggunakan kristaloid

>20% EBV= darah

Page 33: Tatalaksana Cairan Perioperatif

33

Page 34: Tatalaksana Cairan Perioperatif

34

Page 35: Tatalaksana Cairan Perioperatif

35

Page 36: Tatalaksana Cairan Perioperatif

36