ringkasan mpkt a- buat uts

16
RINGKASAN BUKU AJAR 1 MPKT A Oleh Afdhal Hanafi 1306370751 Judul buku : “BUKU AJAR 1, Kekuatan dan Keutamaan Karakter, Filsafat, Logika, dan etika” Pengarang : Bagus Takwin, Fristian Hadinata dan Saraswati Putri Data publikasi : MPKT A, Buku Ajar 1 kekuatan dan keutamaan Karakter, Filsafat Logika, dan Etika I. Kekuatan dan Keutamaan Karakter Persoalan karakter sering menjadi topik pembicaraan dalam diskusi dan seminar. Meskipun telah banyak program-program pendidikan yang menekankan pada pendidikan karakter, namun hasil dari program tersebut bisa dikatakan hanya label saja, tidak memberikan pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Hal ini disebabkan karena tidak menekankan pada keutamaan dan kekuatan dari karakter itu sendiri. Bagus Takwin, dosen dan peneliti Fakultas Psikologi UI mencoba menjawab persoalan tersebut dalam tulisannya tentang kekuatan dan keutamaan karakter. Karakter dan kepribadian adalah dua hal yang berbeda meskipun keduanya saling berkaitan. Allport (1937:48) mendefinisikan kepribadian sebagai “organisasi dinamis dari keseluruhan sistem psiko-fisik dalam diri individu yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya”. Sehingga kepribadian Kekuatan dan Keutamaan Karakter, Filsafat, Logika dan Etika Halaman 1

Upload: robert

Post on 18-Jan-2016

126 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

mpkt a

TRANSCRIPT

Page 1: Ringkasan MPKT a- Buat UTS

RINGKASAN BUKU AJAR 1 MPKT A

Oleh Afdhal Hanafi

1306370751

Judul buku : “BUKU AJAR 1, Kekuatan dan Keutamaan Karakter, Filsafat, Logika, dan etika”

Pengarang : Bagus Takwin, Fristian Hadinata dan Saraswati Putri

Data publikasi : MPKT A, Buku Ajar 1 kekuatan dan keutamaan Karakter, Filsafat Logika, dan Etika

I. Kekuatan dan Keutamaan Karakter

Persoalan karakter sering menjadi topik pembicaraan dalam diskusi dan seminar. Meskipun telah

banyak program-program pendidikan yang menekankan pada pendidikan karakter, namun hasil

dari program tersebut bisa dikatakan hanya label saja, tidak memberikan pengaruh yang berarti

bagi masyarakat. Hal ini disebabkan karena tidak menekankan pada keutamaan dan kekuatan

dari karakter itu sendiri. Bagus Takwin, dosen dan peneliti Fakultas Psikologi UI mencoba

menjawab persoalan tersebut dalam tulisannya tentang kekuatan dan keutamaan karakter.

Karakter dan kepribadian adalah dua hal yang berbeda meskipun keduanya saling berkaitan.

Allport (1937:48) mendefinisikan kepribadian sebagai “organisasi dinamis dari keseluruhan

sistem psiko-fisik dalam diri individu yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap

lingkungannya”. Sehingga kepribadian manusia tidak acak dan unsur-unsurnya tidak bekerja

secara sendiri-sendiri serta bersifat dinamis. Kepribadaian manusia dapat dipengaruhi oleh faktot

internal (diri sendiri) maupun faktor eksternal (Lingkungan). Allport (1937) mendefinisikan

karakter sebagai kepribadian yang dievaluasi, yang artinya adalah karakter adalah segi-segi

kepribadian yang ditampilkan keluar dan disesuaikan dengan nilai dan norma tertentu. Dengan

demikian karakter adalah kumpulan sifat mental dan etis yang menandai seseorang. Karakter

juga menentukan apakah seseoarang akan mencapai tujuan yang efektif. Karakter dapat

diperoleh melalui pengasuhan dan pendidikan karakter mesikupun setap individu pasti sudah

mempunya karakter masing-masing. Karakter yang kuat dapat diperoleh melalui berbagai proses

pembelajaran dan pelatihan.

Kekuatan dan Keutamaan Karakter, Filsafat, Logika dan Etika Halaman 1

Page 2: Ringkasan MPKT a- Buat UTS

Tugas Ringkasan MPKT A

Indentifikasi karakter yang merupakan pengenalan terhadap keutamaan dari dir seseorang dapat

dilakukan dengan pengenalan terhadap ciri-ciri keutamaan. Peterson dan Seligman (2004),

mengatakan bahwa karakter yang kuat adalah karakter yang bercirikan keutamaan-keutamaan

yang merupakan keunggulan dari manusia. Keutamaaan karakter dapat dibedakan berdasarkan

kemampuan dan bakat dari seseoarang. Lalu pendekatan metodik yang dapat

mengindentifikasikan keutamaan karakter dari seseoarang dapat dilakukan dengan cara inventori,

skala sikap, wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah dan simulasi. Lalu, Peterson dan

Seligman (2004) membagi karakter menjadi tiga level konseptual, yaitu keutamaan, kekuatan

dan tema situasional. Setiap konsep cara untuk mengenali dari konsep tersebut berbeda dengan

konsep lainnya. Ketiga konsep tersebut tersusun secara hierakis dengan susunan, yaitu

keutamaan pada level atas, kekuatan pada level tengah dan tema situasional berada pada level

bawah. Tetapi dalam kehidupan sehari-hari, seseoarang terlebih dahulu mengenali tema

situasional lalu kekuatan dan yang terakhir adalah keutamaan.

Keutamaan adalah sebuah karakteristik utama dari karakter dan dijadikan sebagai nilai moral

oleh para filsuf dan agamawan. Sedangkan kekuatan adalah sebuah unsur psikologis yang

mendefinsikan keutamaan. Dan yang terakhir tema situasional adalah kebiasaan khusus yang

mengarahkan seseoarang untuk mewujudkan keukatan karakterdalam situasi tertentu, sehingga

semakin banyak dan sering tema ditampilkan maka kekuatan karakter seseorang akan semakin

kuat. Keutamaan secara umum dapat dikategorikan menjadi 6 kategori yaitu :

No Keutamaan Kekuatan1 Kognitif : kebijaksanaan,

dan pengetahuanKreativitas, orisinalitas, kecerdasan praktis, rasa ingin tahu, cinta akan pembelajaran, pikiran yang kritis, perspektif.

2 Interpersonal : kemanusiaan

Cinta kasih, baik dan murah hati, selalu memiliki tenaga untuk membantu orang lain, kecerdasan emosional

3 Emosional : kesatriaan Keberanian untuk menyatakan kebenaran dan mengakui kesalahan, ketabahan, teguh dan keras hati, integritas, kejujuran dan penampilan diri yang wajar, vitalitas, bersemangat dan antusias

4 Kewarganegaraan : berkeadilan

Kewarganegaraan, dedikasi dan kesetian demi keberhasilan bersama, kesetaraan

5 Pengelolaan diri (Temperance)

Pemaaf dan pengampun, pengendalian diri, kerendahan hati dan kehati-hatian

Kekuatan dan Keutamaan Karakter, Filsafat, Logika dan Etika Halaman 2

Page 3: Ringkasan MPKT a- Buat UTS

Tugas Ringkasan MPKT A

6 Spiritual : transendensi Penghargaan terhadap keindahan dan kesempurnaan, kebersyukuran, penuh harapan, optimis dan orientasi ke depan, spritualitas, menikmati hidup dan selera humor yang memadai

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat keutamaan yang menghubungkan kehidupan

manusia dengan alam semesta, kalimat tersebut dapat diartikan dengan karakter manusia

memiliki hubungan dengan spritualitas. Istilah spiritualitas memilki pengertian yang luas dan

menimbulkan banyak penafsiran, tetapi ada satu definis yang mendekati pengertian yang

universal dan komprehensif. Hal tersebut dikemukan oleh Murray dan Zenther (1998, dalam

McSherry, 1998) yang secara singkat mengatakan bahwa spiritualitas harus ditempatkan dalam

konteks keselurahan alam semesta dan keterkaitan isi dunia ini. Spiritualitas melampaui affilisasi

terhadapa agama tertentu. Sehingga bisa dikatakan karakter selalu dilandasi oleh spiritualitas.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, karakter dapat mendatangkan kebahagiaan bagi

seseoarang, sehingga pembentukan karakter erat sekali hubungannya dengan pencapaian

kebagian yang akhirnya, semakin orang memiliki karakter yang kuat adalah orang yang

berbahagia, mandiri dan memeberi sumbangan positif bagi masyarakat. Seligman (2004)

menyebutkan tiga kebahgiaan, yaitu memiliki makna dari semua tindakan yang dilakukan

mengetahui kekuatan tertinggi dan menggunakan kekuatan tertinggi untuk melayani sesuatu

yang dipercayai lebih besar dari diri sendiri. Menurut seligman tidak ada jalan pintas untuk

mencapai kebahagiaan, sehingga bila ingin mendapatkan kebahagian harus berpikir positif,

memandang hidup dan orang lain dengan hal yang baik dan serta mamaknai dunia. Sehingga

pada kesimpunya pendidikan harus mengarahkan para peserta didiknya untuk mendapatkan

ketiga kebahagiaan, dengan cara melalui pendidikan karakter.

II. Filsafat

Kata filsafat pertama kali ditemukan dalam tulisan sejarawan Yunani Kuno, Herodotus (484-424

SM). Kata “berfilsafat” di situ mengindikasikan bahwa Solon mencari pengetahuan untuk

pengetahuan semata. Kata filosof atau filsuf berasal dari kata philosophos yang berati pencinta

kebijaksanaan; philos berarti kebijaksanaan, dan sophos berarti pecinta dari kata dasar sophia

yang berarti cinta. Orang-orang yang gagasan dan pemikirannya didasari oleh pengetahuan

tentang kebenaran dan dapat mempertahankannya dengan argumentasi yang kuat patut disebut

Kekuatan dan Keutamaan Karakter, Filsafat, Logika dan Etika Halaman 3

Page 4: Ringkasan MPKT a- Buat UTS

Tugas Ringkasan MPKT A

filsuf. Mereka adalah pencinta kebijaksanaan dan apa yang dilakukan oleh filsuf kemudian

disebut filsafat. Jika kita pelajari lebih lanjut pemikiran-pemikiran filosofis sejak Yunani Kuno

hingga abad ke-21, filsafat dapat didefinisikan sebagai usaha manusia untuk memahami segala

perwujudan kenyataan secara kritis, radikal dan sistematis. Dari definisi itu dapat disimpulkan

bahwa filsafat adalah usaha. Sebuah usaha adalah sebuah proses, bukan semata produk. Proses

itu berisi aktivitas-aktivitas untuk memahami segala perwujudan kenyataan atau apa yang ada

(being). Apa yang hendak diketahui filsafat tak terbatas, oleh karena itu proses pemahaman itu

berlangsung terus menerus. Seorang filsuf bernama Jacques Maritain mengatakan, “Filsafat ialah

suatu kebijaksanaan dan sifatnya pada hakikatnya berupa usaha mengetahui. Mengetahui dalam

arti paling penuh serta paling tegas, yaitu mengetahui dengan kepastian berdasarkan sebab-

sebabnya mengapa barang sesuatu itu seperti keadaannya, tidak bisa lain dari itu” (Kattsoff,

2004:65). Kita dapat menemukan pembagian filsafat berdasarkan sistematika permasalahan

(Gazalba, 1979) atau area kajian filsafat yang secara garis besar terdiri dari :

No Kategori

1 Ontology

Bagian filsafat yang mengkaji tentang ada (being) atau tentang apa yang nyata.

Ontology dalam arti khusus Metafisika

2 Epistemology

Bagian filsafat yang mengkaji hakikat dan ruang lingkup pengetahuan

Epistemology dalam arti sempit Filsafat ilmu Metodologi Logika

3 Axiology

Bidang filsafat yang mengkaji nilai-nilai yang menentukan apa yang seharusnya dilakukan

manusia

Etika Estetika

Sedangkan aliran filsafat dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

No Aliran Keterangan

1 Rasionalisme Memandang bahwa pengetahuan bersumber dari akal (rasio)

2 Empirisme Memandang bahwa pengetahuan bersumber dari pengalaman

3 Kritisisme Aliran yang mengkritik rasionalisme dan empirisme yang terlalu ekstrem

mengkaji pengetahuan manusia

Kekuatan dan Keutamaan Karakter, Filsafat, Logika dan Etika Halaman 4

Page 5: Ringkasan MPKT a- Buat UTS

Tugas Ringkasan MPKT A

4 Idealisme Pengetahuan merupakan proses-proses mental dan psikologis yang bersifat

subyektif

5 Vitalisme Memandang bahwa hidup tidak dapat sepenuhnya dijelaskan secara

mekanisme

6 Fenomenologi Mengkaji dan memandang penampakan gejala yang saling terkait

Berdasarkan penjelasan diatas berpikir filosofis merupakan satu cara untuk membangun

keutamaan pengetahuan dan kebijaksanaan dengan kekuatan-kekuatan yang dikandungnya.

Sehingga orang bisa melatih kemampuan analisisnya, cara berpikir kritis dan logis yang dapat

mengembangkan pola piikir secara luas dan menyeluruh.

III. Dasar-Dasar Logika

Logika dikenal sebagai cabang filsafat, tetapi ada juga ahli yang menempatkannya sebagai

cabang matematika. Jika ditempatkan sebagai cabang filsafat, logika dapat diartikan sebagai

cabang dari filsafat yang mengkaji prinsip, hukum dan metode berpikir yang benar, tepat dan

lurus. Dalam matematika, logika dikaji dalam kaitannya dengan upaya menyusun bahasa

matematika yang formal, baku, dan jernih maknanya, serta dalam kajian tentang penyimpulan

dan pembuatan pernyataan yang benar. Logika merupakan alat yang dibutuhkan dalam kajian

berbagai ilmu pengetahuaan dan juga dalam kehidupan sehari-hari.

Secara filosofis, logika adalah kajian tentang berpikir atau penalaran yang benar.penalaran

adalah proses penarikan kesimpulan berdasarkan alasan yang relevan. Logika menggunakan

pemahaman tentang standar kebenaran yang diperoleh dari epistemologi yang merupakan cabang

filsafat yang mengkaji hakikat pengetahuan. Logika merupakan dasar filosofis dari matematika.

Logika juga berhubungan erat dengan bahasa alamiah yang sehari-hari dipakai oleh manusia.

Logika berkaitan dengan pemahaman manusia dalam kesehariannya.

Sebagai kajian tentang kebenaran khusus, logika merupakan ilmu pengetahuan yang bertujuan

menjelaskan kebenaran atau fakta tertentu. Kebenaran logis adalah satu pernyataan yang

kebenarannya dijamin sejauh makna dari konstanta logisnya tetap, terlepas dari apa makna

bagian lain yang menyertainya. Dalam arti kajian ciri-ciri atau bentuk umum dari putusan atau

bentuk pikiran dari putusan, logika dapat dipahami sebagai kajian yang mempelajari unsur-unsur

Kekuatan dan Keutamaan Karakter, Filsafat, Logika dan Etika Halaman 5

Page 6: Ringkasan MPKT a- Buat UTS

Tugas Ringkasan MPKT A

putusan dan susunannya dengan tujuan untuk memperoleh pola atau bentuk umum dari proses

pembuatan putusan.

Fokus kajian dari logika adalah pikiran, representasi linguistik, meskipun pikiran dan bahasa

saling terkait erat. Adapun hal yang menjadi fokus dalam logika hal-hal yang berkaitan dengan

suatu term, definisi dan divisi dari suatu kalimat, pernyataan dan proporsi yang menggunakan

penalaran sehingga menghasilkan suatu kesimpulan baik itu yang bersifat deduktif maupun

induktif. Tujuan dari penngunaan logika dalam berpikir adalah untuk menghindari sesat pikir.

Sesat pikir menurut logika tradisional adalah kekeliruan dalam penalaran berupa penarikan

kesimpulan-kesimpulan dengan langkah-langkah yang tidak sah, yang disebabkan oleh

dilanggarnya kaidah-kaidah logika.

Sesat pikir terjadi jika dalam premis digunakan proposi afirmatif tetapi dalam kesimpulan

digunakan proposi negatif. Sesat pikir terjadi jika dalam premis digunakan proposi negatif tetapi

dalam kesimpulan digunakan proposi afirmatif. Sesat pikir dua premis negatif terjadi jika dalam

silogisme kedua premis yang digunakan adalah proposi negatif. Sesat pikir mengafirmasi

konsekuensi adalah pembuatan kesimpulan yang diturunkan dari pernyataan yang dihubungkan

antara anteseden dan konsekuensinya tidak niscaya tetapi diperlakukan seolah-olah hubungan itu

suatu keniscayaan. Sesat pikir menolak antiseden juga merupakan pembuatan kesimpulan yang

diturunkan dari pernyataan yang hubungan antiseden dan konsekuensinya tidak niscaya tetapi

diperlakukan seolah-olah hubungan itu suatu keniscayaan. Sesat pikir terjadi jika hubungan atau

di antara dua hal diperlakukan sebagai pengingkaran oleh hal yang satu terhadap hal yang lain.

Adapun kesalahan-kesalahan dalam penarikan kesimpulan adalah sebagai berikut

No Bentuk kesalahan

1 Menilai Penalaran Induktif dengan Standar Deduktif

2 Kesalahan Generalisasi Generalisasi yang terburu-buru

Kesalahan kecelakaan

3 Kesalahan Penggunaan Bukti Secara Salah Kesimpulan yang tidak relevan

Kesalahan bukti yang ditahan

Kekuatan dan Keutamaan Karakter, Filsafat, Logika dan Etika Halaman 6

Page 7: Ringkasan MPKT a- Buat UTS

Etika

Etika Normatif

Teori-Teori Etika

Etika Deontologi

Etika Teleologis

Utilitarianisme

Etika Egoisme

Etika Kebajikan

Dan Lain-Lain

Etika Terapan

Etika Bisnis

Etika Profesi

Etika Kedokteran

Etika Kepolisian

Dan Lain-LainEtika Lingkungan

Etika Non-Normatif

Etika Deskriptif

Metaetika

Tugas Ringkasan MPKT A

4 Kesalahan Statistikal Kesalahan sampel yang bias

Kesalahan percontoh yang kecil

Kesalahan penjudi

5 Kesalahan Kausal Mengacaukan sebab dan akibat

Mengabaikan penyebab bersama

Kesalahan penyebab yang salah

Mengacaukan penyebab yang berupa

necessary condition denga sufficient

condition

6 Kesalahan Analogi

IV. Dasar-Dasar Etika

Etika dan moralitas memang dua kata berhubungan erat dan seringkali orang mengunakan dua

kata tersebut secara bergantian, tetapi tidak tepat (Graham, 2010, 1). Etika merupakan refleksi

filosofis atas moral, sedangkan moralistas merupakan kepercayaan atau perilaku tentag baik dan

buruk. Dalam pengertian yang terakhir ini, etika adalah cabang ilmu filsafat yang menyelidiki

suatu sistem prinsip moral. Tidak heran jika etika disebut juga filsafat atas moral. Etika punya

fokus tentang bagaimana kita mendefinisikan sesuatu itu baik atau tidak. Lain halnya dengan

moralitas berasal dari kata Latin "moralis" yang berarti "tata cara", "karakter", atau "perilaku

yang tepat" (Pritchard, 2012, 1). Secara terminologis moralitas sering kali dirujuk sebagai

diferensiasi dari keputusan dan tindakan antara yang baik atau yang tidak baik. Moralitas lebih

dipahami sebagai suatu keyakinan untuk menjalani hidup yang baik. Karena itu sistem moralitas

seringkali sangat bergantung dengan komutitasnya. Moralitas sangat berhubungan dengan etika

karena etika merupakan objek kajian dari moralitas. Etika bisa dibagi menjadi beberapa bidang

sebagai berikut

Kekuatan dan Keutamaan Karakter, Filsafat, Logika dan Etika Halaman 7

Page 8: Ringkasan MPKT a- Buat UTS

Tugas Ringkasan MPKT A

Etika normatif adalah sebuah studi tindakan atau keputusan etis yang berfokus pada prinsip-

prinsip yang seharusnya dari tindakan yang baik. Contohnya etika terapan yang merupakan

sebuah penerapan teori-teori etika secara lebih spesifik kepada topik-topik kontroversial baik

pada domain privat atau publik seperti perang, hak-hak binatang, hukuman mati dan lain-lain.

Etika non-normatif adalah sebuah studi yang tidak berfokus pada prinsip-prinsip yang

seharusnya dari tindakan baik. misalnya etika. Misalnya etika deskriptif dan metaetika. Etika

deskriptif merupakan sebuah studi tentang apa yang dianggap 'etis' oleh individu atau

masyarakat. Sedangkan metaetika berhubungan dengan sifat penilaian moral. Yang berfokus dari

arti atau makna dari pernyataan-pernyataan yang ada di dalam etika.

Gagasan realisme etis berpusat pada manusia menemukan kebenaran etis yang memiliki

eksistensi independen di luar dirinya. Konsekuensinya, realisme etis ini mengajarkan bahwa

kualitas etis atau tidak ada secara independen dari manusia dan pernyataan etis memberikan

pengetahuan tentang dunia objektif. Dengan kata lain, properti etis terlepas dari apa yang orang

pikirkan atau rasakan. Artinya, jika seseorang mengatakan bahwa tindakan tertentu salah, maka

hal itu adalah kualitasnya yang salah dan itu harus ada di sana dan bersifat independen.

Gagasan utama dari nonrealisme etis adalah manusia yang menciptakan kebenaran etis (Callcut,

2009, 46). Nonrealisme etis ini sangat terkait dengan relativisme etis. Relativisme menghormati

keragaman budaya dan tindakan manusia yang berbeda pula dalam cara merespon situasi yang

Kekuatan dan Keutamaan Karakter, Filsafat, Logika dan Etika Halaman 8

Page 9: Ringkasan MPKT a- Buat UTS

Tugas Ringkasan MPKT A

berbeda. Akan tetapi, ada persoalan juga di dalam relativisme etis. Diantaranya adalah kita

merasa bahwa aturan etis memiliki nilai kualitas yang lebih tinggi daripada sekedar kesepekatan

umum dari sekelompok orang. Dengan kata lain, relativisme menghormati keragaman budaya

dan tindakan manusia yang berbeda pula dalam cara merespon situasi yang berbeda.

Pengkajian terhadap permasalahan etis pada dasarnya bisa dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan sebagai berikut: Ketika seseorang mengatakan "pembunuhan itu tidak baik" apa

yang dimaksudkannya sesungguhnya? Kita dapat menunjukkan beberapa hal yang berbeda

ketika Anda mengatakan 'pembunuhan adalah tidak baik' dengan menulis ulang pernyataan

tersebut untuk menunjukkan apa yang benar-benar dimaksud. Pernyataan "pembunuhan itu

adalah salah" adalah realisme moral yang didasarkan pada gagasan bahwa ada fakta-fakta nyata

dan objektif terkait masalah etis di alam semesta. Pernyataan "saya tidak menyetujui

pembunuhan" adalah subjektivisme yang mengajarkan bahwa penilaian etis tidak lebih dari

pernyataan perasaan atau sikap seseorang. Pernyataan "tidak ada kompromi dengan

pembunuhan" adalah emotivisme yang merupakan pandangan bahwa klaim moral adalah tidak

lebih dari ekspresi persetujuan atau ketidaksetujuan. Pernyataan "jangan melakukan

pembunuhan” adalah preskriptivisme yang berfokus pada pernyataan etis adalah petunjuk atau

rekomendasi. Pandangan moral intuitif dari seorang etikus bernama W.D Ross, ia menggunakan

penjelasan intuisi. Ross berargumen bahwa seseorang mengetahui secara intuitif perbuatan apa

yang bernilai baik maupun buruk. Ia mengkritik pandangan utilitarian yang terlalu menekankan

pada konsep kebahagiaan, bahkan mensejajarkan kebahagiaan sebagai kebaikan. Bagi Ross,

kebahagiaan tidak dapat secara mudah disamakan dengan kebaikan, justru kebaikan adalah

bentuk nilai moral yang lebih tinggi. Jadi tujuan moral adalah mencapai kebaikan bukan

kebahagiaan. Senada dengan Kant, Ross adalah seorang filosof moral yang menekankan bahwa

tindakan etis haruslah terlepas dari kepentingan individual. Bila dalam argumen utilitarian

ditekankan bahwa motif merupakan hal yang mendasar, bagi Ross, motif menunjukan bahwa

seseorang bertindak etis bukan karena tindakan itu benar secara prinsipil, tapi tindakan itu

menguntungkan baginya. Ross menyebutkan tentang berbagai macam kewajiban yang

membutuhkan pertimbangan individu dalam kejadian-kejadian aktual, ia menyusunya sebagai

berikut; 1) Fidelitas atau yang menyangkut perihal bagaimana seseorang memegang janji atau

komitmennya, 2) Kewajiban atas rasa terimakasih, ketika kita berkewajiban atas jasa yang sudah

ditunjukan oleh orang lain, 3) Kewajiban berdasarkan keadilan, hal ini menyangkut perihal

Kekuatan dan Keutamaan Karakter, Filsafat, Logika dan Etika Halaman 9

Page 10: Ringkasan MPKT a- Buat UTS

Tugas Ringkasan MPKT A

pembagian yang merata yang berhubungan dengan kebaikan orang banyak, 4) Kewajiban

beneficence, atau bersikap dermawan, dan menolong orang lain sebagai tanggung jawab sosial,

5) Kewajiban untuk merawat dan menjaga diri sendiri, 6) Kewajiban untuk tidak menyakiti

orang lain.

Enam tipe dari Prima Facie yang dijelaskan oleh Ross menunjukan bahwa dalam kondisi-kondisi

tertentu kita kerap terbentur untuk memutuskan diantara pilihan-pilihan moral. Pertimbangan

intuitif ini bagi Ross sangat vital, karena intuisi bukanlah pertimbangan yang serampangan,

tetapi pertimbangan yang menggunakan segala aspek kecerdasan dan sensibilitas individu

tersebut. Dengan demikian maka ia dapat menghindarkan dirinya dari pilihan yang menyebabkan

keburukan untuk dirinya maupun terhadap orang disekitarnya.

Melihat pembahasan diatas, dapat dipahami bahwa etika tidak terlepas dari moral. Dalam

memahami etika diperlukan pemaahaman yang mendalam mengenai nilai-nilai etis yang ada.

Kemudian kita kaitkan dengan aturan yang telah berlaku dimasyarakat. Apakah etika yang kita

nilai tersebut baik ataupun bernilai buruk. Penilaian etika tergantung pada interpretasi seseorang

mengenai etika tersebut.

Daftar pustaka :

Takwin, Bagus. Hadinata,Fristian. dan Putri, Saraswati. 2013. BUKU AJAR 1 Kekuatan dan

Keutamaan Karakter, Filsafat, Logika, dan Etika. Depok : Universitas Indonesia

Kekuatan dan Keutamaan Karakter, Filsafat, Logika dan Etika Halaman 10