ringkasan evaluasi pbm fip ta 2014-2015.doc

31

Click here to load reader

Upload: lamtuong

Post on 13-Jan-2017

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ringkasan Evaluasi PBM FIP TA 2014-2015.doc

RINGKASAN

Evaluasi Pembelajaran Dosen dan Mahasiswa Semester Juli-Desember 2014 Dan

Januari-Juni 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang

Pendahuluan

Pembelajaran merupakan proses pengembangan kreativitas berfikir yang

dapat meningkatkan kemampuan berfikir mahasiswa serta meningkatkan dan

mengkonstruksikan pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan

dan pengembangan yang baik terhadap materi kuliah. Dosen ditantang untuk

menyelenggarakan pembelajaran secara profesional, yaitu pembelajaran yang

menggunakan pendekatan andragogis dengan menerapkan strategi-strategi

pembelajaran yang aktif dan partisipatif. Sebagai dosen profesional sebelum

mengadakan pembelajaran tentunya telah mempersiapkan pembelajaran secara

strategis agar dapat menumbuhkan motivasi dan lebih memahamkan mahasiswa

secara sederhana dalam komunikasi pembelajaran.

Keterlibatan mahasiswa secara aktif dalam proses pembelajaran berpengaruh

positif pada kemajuan belajar, pendewasaan, dan pengarahan diri. Dalam

pembelajaran aktif, mahasiswa mengaktifkan otaknya untuk  berpikir

mengemukakan pendapat, pengalaman, mempertajam penganalisaan, dan

menjawab berbagai persoalan atau pertanyaan pertanyaan secara logis dan

argumentatif. Mahasiswa dirangsang untuk memaksimalkan fungsi-fungsi panca-

indra dan bekerjanya saraf-saraf otak secara seimbang.

Evaluasi pembelajaran sebagai suatu sistem yang sangat bermanfaat

dalam upaya menemukan informasi tentang komponen sistem pembelajaran yang

belum berfungsi secara optimal. Evaluasi proses pembelajaran perlu dilakukan

untuk mendapatkan informasi dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran.

Sesuai dengan tujuan evaluasi pembelajaran dosen dan mahasiswa pada masing-

masing jurusan/program studi selingkungan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Padang, berdasarkan data tersebut dapat diketahui kekuatan dan

kelemahan pelaksanaan kegiatan pembelajaran sebagai langkah pengendalian

mutu pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka memperbaiki kualitas

pembelajaran. Hasil evaluasi pembelajaran ini diharapkan bermanfaat bagi

1

Page 2: Ringkasan Evaluasi PBM FIP TA 2014-2015.doc

perbaikan mutu secara berkelanjutan (continuously improvement quality) dan

meningkatkan daya saing lulusan dalam percaturan global.

Metode

Evaluasi pembelajaran ini menggunakan tipe penelitian bersifat deskriptif

kuantitatif. Populasi penelitian mahasiswa S1 FIP - UNP Padang, semester Juli-

Desember 2014 dan semester Januari-Juni 2015. Semester Juli-Desember 2014

mahasiswa berjumlah 5543, tersebar pada sepuluh Jurusan/ program studi; (1)

Administrasi Pedidikan (S1) berjumlah 613 orang, (2) Pendidikan Luar Biasa (S1)

berjumlah 677 orang, (3) Teknologi Pendidikan (S1) berjumlah 510 orang, (4)

Bimbingan dan Konseling (S1) berjumlah 615 orang, (5) Pendidikan Profesi

Konselor berjumlah 26 orang, (6) Psikologi (S1) 414 orang, (7) Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini (S1) 719, (8) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S1)

1355 orang, (9) Bimbingan Konseling (S2) 165 Orang (10) Pendidikan Luar

Sekolah 380 orang.

Hasil dan Pembahasan

A. Hasil Evaluasi Pembelajaran Semester Juli-Desember 2014 dan Januari-

Juni 2015

Berdasarkan hasil analisis data evaluasi pembelajaran dosen dan

mahasiswa pada program studi selingkungan Fakultas Ilmu Pendidikan dapat

dikemukakan bahasan hasil temuan sebagai berikut:

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Sebagaimana yang telah dikemukakan bahwa rata-rata rencana

pelaksanaan pembelajaran periode Juli - Desember 2014 masing-masing

prodi dengan kategori Lebih Baik, nilai dan persentasenya adalah: Nilai

rata-rata dari masing-masing prodi adalah: Prodi Administrasi Pendidikan

dalam kegiatan perencanaan pembelajaran 5,8 dengan 83% penilaian lebih

baik; Pendidikan Luar Biasa dalam kegiatan perencanaan pembelajaran

6.02 dengan 86% penilaian lebih baik; Teknologi Pendidikan 5,82 dengan

83% penilaian lebih baik; Pendidikan Luar Sekolah 5,84 dengan 83%

penilaian lebih baik; Bimbingan dan Konseling 5,97 dengan 85% penilaian

lebih baik; Pendidikan Profesi Konselor 6,17 dengan 88% penilaian lebih

2

Page 3: Ringkasan Evaluasi PBM FIP TA 2014-2015.doc

baik; Psikologi 5,71 dengan 82% penilaian lebih baik; PGPAUD 6 dengan

86% penilaian lebih baik; PGSD 5,97 dengan 85% penilaian lebih baik; BK

S2 5,96 dengan 85% penilaian lebih baik.

Untuk evaluasi perencanaan pembelajaran periode Januari - Juni

2015 adalah sebeagai berikut, nilai rata-rata dari masing-masing prodi

adalah: Prodi Administrasi Pendidikan dalam kegiatan perencanaan

pembelajaran 5,81 dengan 83% penilaian lebih baik; Pendidikan Luar Biasa

dalam kegiatan perencanaan pembelajaran 5,99 dengan 86% penilaian lebih

baik; Teknologi Pendidikan 5,65 dengan 81% penilaian lebih baik;

Pendidikan Luar Sekolah 5,81 dengan 83% penilaian lebih baik; Bimbingan

dan Konseling 5,9 dengan 84% penilaian lebih baik; Pendidikan Profesi

Konselor 5, 98 dengan 85% penilaian lebih baik; Psikologi 5,44 dengan

78% penilaian lebih baik; PGPAUD 5,85 dengan 84% penilaian lebih baik;

PGSD 5,81 dengan 83% penilaian lebih baik; BK S2 6.18 dengan 88%

penilaian lebih baik.

Perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh jurusan atau

program studi di lingkungan Fakultas Ilmu Pendidikan periode Juli -

Desmber 2014 dan Januari - Juni 2015 dapat disimpulkan bahwa pada

dasarnya penilaiannya semua kategori lebih baik, namun apabila dicermati

ada penurunan yang bagi setiap program studi/ jurusan yang perlu dicermati

dan dicari akar permasalahannya, walaupun tidak banyak namun perlu

diperhatikan, hal itu dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 1. Rekapitulasi Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran Fakultas Ilmu Pendidikan

No Nama Prodi Gasal Genap Kriteria1 Administrasi Pendidikan (S1) 83% 83% Tetap2 Pendidikan Luar Biasa (S1) 86% 86% Tetap3 Teknologi Pendidikan (S1) 83% 81% Menurun4 Pendidikan Luar Sekolah (S1) 83% 83% Tetap 5 Bimbingan dan Konseling (S1) 85% 84% Menurun6 Pendidikan Profesi Konselor (PR) 88% 85% Menurun7 Psikologi (S1) 82% 78% Menurun9 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (S1) 86% 84% Menurun

10 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S1) 85% 83% Menurun11 Bimbingan dan Konseling (S2) 85% 88% Meningkat

3

Page 4: Ringkasan Evaluasi PBM FIP TA 2014-2015.doc

Nilai rata-rata untuk merencanakan pembelajaran termasuk kategori

Lebih Baik, dalam setiap penilaian mahasiswa terhadap setiap dosen dari

setiap jurusan memberikan penilaian 5 bahkan di atas lima. Namun perlu

juga ditingkatkan dari setiap item butir instrumen, sehingga akan mencapi

penilaian yang lebih maksimal dari mahasiswa sebagai wujud dari

pelayanan paripurna dari dosen kepada mahasiswa.

Sesuai dengan instrumen, nilai rata-rata pada perencanaan

pembelajaran yang sudah cukup dan dosen perlu meningkatkan terkait

dengan (1) menjelaskan silabus di awal perkuliahan, (2) menjelaskan

keterkaitan mata kuliahnya dengan mata kuliah lain dan, (3) menjelaskan

manfaat mata kuliah dalam kehidupan.

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun

2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional pasal 39, Pendidik merupakan

tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan

pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,

terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Ada beberapa definisi tentang “perencanaan” yang rumusannya

berbeda-beda satu dengan yang lain. Diantaranya diungkapkan oleh

Cunningham dalam Hamzah (2008) perencanaan ialah menyeleksi dan

menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang

akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang

diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan prilaku dalam batas-batas

yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian. Perencanaan

menekankan pada usaha menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan

kepentingan masa depan serta usaha untuk mencapainya. Apa wujudnya

yang akan datang itu dan bagaimana usaha untuk mencapainya merupakan

kegiatan menyusunan rencana perencanaan.

Perencanaan pembelajaran adalah kegiatan - kegiatan yang harus

dilakukan sebelum masa perkuliahan dilakukan (kontrak perkuliahan).

Kegiatan tersebut terdiri atas; (1) Menetapkan kompetensi yang akan

dicapai (2) Menyusun materi ajar berdasarkan sistem keilmuan atau skema

4

Page 5: Ringkasan Evaluasi PBM FIP TA 2014-2015.doc

proses keilmuan, (3) Menyusun strategi pembelajaran sesuai pokok bahasan

dan sub pokok bahasan, termasuk rencana presentasi pengumpulan tugas.

(4) Memilih sub pokok bahasan/topik yang dijadikan tugas, dan (5)

Membuat diskripsi tugas dan presentasi maupun ujian secara konkrit agar

kompetensinya tercapai.

Kegiatan menyusun rencana pembelajaran merupakan salah satu

tugas penting dosen dalam memproses pembelajaran mahasiswa belajar.

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional yang dituangkan dalam

Permendiknas RI. No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses disebutkan

bahwa salah satu komponen dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yaitu adanya tujuan pembelajaran yang di dalamnya

menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh

mahasiswa sesuai dengan kompetensi dasar atau tujuan pembelajaran. Agar

proses pembelajaran dapat terkonsepsikan dengan baik, maka sebagai dosen

dituntut untuk mampu menyusun dan merumuskan tujuan pembelajaran

secara jelas dan tegas. Kendati demikian, dalam kenyataan di lapangan saat

ini, tampaknya kita masih dapat menemukan permasalahan yang dihadapi

para dosen dalam merumuskan tujuan pembelajaran yang hendak

dilakukannya, yang berujung pada inefektivitas dan inefesiensi

pembelajaran.

Sebagai dosen dituntut menyusun perencanakan pembelajaran dengan

perencanaan dan tujuan yang jelas, terarah dan terinci. Mengemas perencanaan dan

pengalaman belajar yang akan diberikan kepada mahasiswa dengan baik,

menyampaikan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar kehidupan mahasiswa

sehari-hari, sehingga materi pelajaran yang dipelajari tidak abstrak dan lebih

bermakna bagi mahasiswa. Selain itu, mahasiswa hendaknya diberi kesempatan

untuk proaktif dan mendapatkan pengalaman langsung baik secara individual

maupun dalam kelompok.

Menurut Richards (1991) menyebutkan bahwa informasi terpenting

yang harus diungkap lewat analisis kebutuhan mencakup: Pertama, analisis

situasi yang antara lain mencakup pemetaan pada lingkup apa saja lulusan

akan menggunakan kompetensinya/kemampuannya. Kedua, tujuan

penyelenggaraan program studi yang dirumuskan dalam seperangkat

5

Page 6: Ringkasan Evaluasi PBM FIP TA 2014-2015.doc

kompetensi dasar (dalam kurikulum berbasis kompetensi). Ketiga, jenis-

jenis kompetensi/kemampuan apa sajakah yang dibutuhkan agar lulusan

dapat bersaing dalam lingkup tugasnya. Keempat, tingkat atau standar

kompetensi yang dibutuhkan agar lulusan dapat berperan dengan baik dalam

lingkup tugasnya/pekerjaannya kelak.

Penyusunan perangkat perkuliahan antara lain seperti silabus

perkuliahan, Satuan Acara Perkuliahan (SAP), buku ajar, buku teks,

petunjuk pratikum dan lain sebagainya merupakan skenario proses

pembelajaran untuk mengarahkan kegiatan belajar mahasiswa, di dalamnya

tercermin kegiatan yang harus dilakukan dosen dan mahasiswa dalam

upaya mencapai kompetensi. Di dalam silabus dan SAP memuat capaian

pembelajaran (learning outcomes) mata kuliah, tujuan pembelajaran secara

umum dan khusus, materi ajar yang dilakukan secara eksplorasi, elaborasi

dan konfirmasi, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber

belajar, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan

penilaian hasil belajar.

Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, dalam merencanakan

pelaksanaan pembelajaran Progran studi di lingkungan Fakultas Ilmu

Pendidikan sama-sama kategori lebih baik. Pada semester juli-Desember

2014 dan Januari - Juni 2015 setiap program studi di Fakultas Ilmu

Pendidikan mendapatkan bantuan jatah 33 mata kuliah setiap prodi untuk

penulisan perangkat pembelajaran dalam bentuk silabus, SAP, modul

praktek, bahan ajar, media pembelajaran serta penulisan buku teks.

2. Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Nilai rata-rata dari masing-masing prodi adalah: Prodi Administrasi

Pendidikan dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran 5,74 dengan 82%

penilaian lebih baik; Pendidikan Luar Biasa dalam kegiatan pelaksanaan

pembelajaran 5,92 dengan 85% penilaian lebih baik; Teknologi Pendidikan

5,73 dengan 82% penilaian lebih baik; Pendidikan Luar Sekolah 5,77

dengan 82% penilaian lebih baik; Bimbingan dan Konseling 5,86 dengan

84% penilaian lebih baik; Pendidikan Profesi Konselor 6,18 dengan 88%

penilaian lebih baik; Psikologi 5,62 dengan 80% penilaian lebih baik;

6

Page 7: Ringkasan Evaluasi PBM FIP TA 2014-2015.doc

PGPAUD 5,93 dengan 85% penilaian lebih baik; PGSD 5,87 dengan 84%

penilaian lebih baik; BK S2 5,9 dengan 84% penilaian lebih baik.

Nilai rata-rata untuk pelaksanaan pembelajaran termasuk kategori

lebih Baik, diketahui nilai rata-rata pelaksanaan proses pembelajaran,

dosen lebih meningkatkan terhadap; (1) menghubungkan materi

pembelajaran dengan pengalaman mahasiswa, (2) menggunakan metode

pembelajaran yang bervariasi, (3) menggunakan model pembelajaran yang

inovatif, (4) menerapkan model pembelajaran secara menyenangkan, (5).

Mengembalikan tugas yang sudah diperiksa kepada mahasiswa, (6)

menggunakan media pembelajaran yang menarik dan bervariasi, (7)

memberikan apresiasi terhadap mahasiswa yang hadir tepat waktu, (8)

memberikan bimbingan terhadap tugas yang dikerjakan mahasiswa, (9)

mengenal mahasiswa yang mengikuti perkuliahan, dan (10) memanfaatkan

hasil-hasil penelitian untuk mendukung kegiatan perkuliahan.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Pasal 40 Pendidik dan

tenaga kependidikan berkewajiban: menciptakan suasana pendidikan yang

bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; mempunyai

komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan

memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan

sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Sesuai dengan kutipan di atas, berarti bila dosen menganggap

pelaksanaan pembelajaran hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran

akan berbeda dengan dosen yang menganggap mengajar adalah suatu proses

pemberian bantuan kepada mahasiswa. Perbedaan ini akhirnya

mempengaruhi kemampuan dosen dalam menerapkan strategi pembelajaran.

Dosen yang beranggapan bahwa tujuan memberikan perkuliahan adalah

untuk mengubah prilaku peserta didik kearah yang lebih baik. Sedangkan

sebagian dosen lainnya memiliki pandangan bahwa, tujuan mengajar adalah

untuk memberikan materi pelajaran sesuai dengan kurikulum.

Dosen yang memiliki pandangan berorientasi pada materi cenderung

menerapkan pembelajaran dengan pola satu arah, kurang memberikan

7

Page 8: Ringkasan Evaluasi PBM FIP TA 2014-2015.doc

kebebasan kepada mahasiswa untuk berkreasi dalam pembelajaran. Kondisi

tersebut akan mempengaruhi kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh

dosen. Kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil dari proses apabila

mahasiswa terlibat secara aktif baik fisik maupun mental dalam proses

pembelajaran.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012

Tentang Pendidikan Tinggi dikemukakan bahwa pembelajaran adalah

proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar. Pasal 12 Dosen sebagai anggota sivitas akademika

memiliki tugas mentransformasikan Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi

yang dikuasainya kepada Mahasiswa dengan mewujudkan suasana belajar

dan pembelajaran sehingga Mahasiswa aktif mengembangkan potensinya.

Pelaksanaan pembelajaran erat kaitannya dengan penciptaan

lingkungan yang memungkinkan mahasiswa belajar secara aktif,

pengembangan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa,

penyesuaian dengan rencana kegiatan dan pengelolaan pembelajaran. Proses

pembelajaran harus berorientasi kepada lingkungan tanpa mengabaikan

prinsip-prinsip kepribadian, dan hasil pendidikan harus bermanfaat dan

dimanfaatkan oleh masyarakat. Kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil

dari proses apabila mahasiswa terlibat secara aktif baik fisik maupun mental

dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Adapun beberapa kemampuan

yang harus dimiliki dosen dalam melaksanakan pembelajaran yaitu:

a. Kemampuan Membuka Pembelajaran

Membuka Pembelajaran adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan

oleh dosen dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi

bagi mahasiswa, agar mental maupun perhatian mereka terpusat pada apa

yang akan dipelajari sehingga usaha tersebut memberikan efek positif

terhadap kegiatan belajar. Kegiatan ini dilakukan oleh dosen untuk

menciptakan suasana siap mental dan memusatkan perhatian mahasiswa

pada hal-hal yang akan dipelajarinya. Prapembelajaran ini juga dapat

dilakukan oleh dosen dengan memperhatikan kehadiran, kerapian,

ketertiban dan perlengkapan pelajaran mahasiswa.

8

Page 9: Ringkasan Evaluasi PBM FIP TA 2014-2015.doc

b. Kemampuan Menguasai Pembelajaran

Dosen harus mampu menguasai bahan atau materi yang akan

diajarkan kepada mahasiswa agar tujuan pembelajaran yang diinginkan

dapat tercapai. Rincian materi harus memperjelas dan relevan dengan

tema atau pokok bahasan yang akan diajarkan dan harus mempunyai nilai

aplikasi yang tinggi.

c. Kemampuan Memberi Penjelasan

Kemampuan menjelaskan dalam pengajaran adalah penyajian

informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematika untuk

menunjukkan hubungan yang satu dengan yang lain. Tujuan memberikan

penjelasan yaitu mengarahkan mahasiswa untuk mendapat dan

memahami hukum, dalil, fakta, dan prinsip secara objektif dan bernalar.

d. Kemampuan Menggunakan Metode Pembelajaran

Dalam menggunakan metode Pembelajaran, dosen sebaiknya

menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas juga jumlah mahasiswa

yang mengikuti perkuliahan. Metode yang direncanakan harus

melibatkan aktivitas mahasiswa dalam proses berupa observasi

keterampilan kegiatan keahlian mahasiswa dalam pelaksanaan proses

pembelajaran secara terkombinasi.

e. Kemampuan Memanfaatkan Media Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, media sangat dibutuhkan karena bila

dalam kegiatan pembelajaran, ketidakjelasan bahan yang disampaikan

dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Jadi dapat

dipahami bahwa media adalah alat bantu yang dapat disajikan sebagai

penyalur pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan

mahasiswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pemebalajaran

pada dirinya. Perlu dipahami bahwa penggunaan media sebagai alat

bantu tidak bisa menurut kehendak hati dosen, tetapi harus

memperhatikan dan menyesuaikan antara media yang digunakan dengan

tujuan pembelajaran.

Dalam menggunakan media pengajaran dosen hendaknya

memperhatikan syarat umum sebagai berikut: (1) Media pengajaran yang

9

Page 10: Ringkasan Evaluasi PBM FIP TA 2014-2015.doc

digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan, (2) Media pengajaran yang digunakan dapat merespon siswa

belajar, dan (3) Media pengajaran harus sesuai dengan kondisi individu

siswa.

f. Kemampuan Bertanya dan Menanggapi Respon Mahasiswa

Dalam proses pembelajaran, bertanya merupakan keterampilan

yang sangat penting dimiliki. Sebab pertanyaan yang tersusun dengan

baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak yang

positif terhadap mahasiswa. Pertanyaan yang diberikan hendaknya

disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan mahasiswa yang

penyampaiannya sedapat mungkin dengan bahasa yang mudah dipahami.

Usahakan agar tidak menimbulkan rasa takut atau segan kepada

mahasiswa yang dapat mempengaruhi jawaban dari pertanyaan yang

diberikan. Sebaiknya pertanyaan yang diberikan berkesan agar

mahasiswa tidak merasa tertekan dan berani untuk menjawab

pertanyaannya.

g. Kemampuan Melibatkan Siswa dalam Proses Pembelajaran

Mengajar adalah upaya dalam memberi rangsangan (stimulus),

bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada mahasiswa agar terjadi

proses pembelajaran. Peran aktif dari mahasiswa sangat diperlukan

dalam kegiatan pembelajaran sehingga tercapai tujuan pembelajaran.

Dosen diharapkan mampu untuk menyiapkan kondisi psikologis siswa

dalam pembelajaran agar bersemangat dalam menerima materi yang

diberikan. Hal ini, sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi Pasal 13, ayat satu

sampai lima mengemukakan sebagai berikut;

1) Mahasiswa sebagai anggota sivitas akademika diposisikan sebagai

insan dewasa yang memiliki kesadaran sendiri dalam

mengembangkan potensi diri di Perguruan Tinggi untuk menjadi

intelektual, ilmuwan, praktisi, dan/atau profesional.

2) Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara aktif

mengembangkan potensinya dengan melakukan pembelajaran,

10

Page 11: Ringkasan Evaluasi PBM FIP TA 2014-2015.doc

pencarian kebenaran ilmiah, dan/atau penguasaan, pengembangan,

dan pengamalan suatu cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi

untuk menjadi ilmuwan, intelektual, praktisi, dan/atau profesional

yang berbudaya.

3) Mahasiswa memiliki kebebasan akademik dengan mengutamakan

penalaran dan akhlak mulia serta bertanggung jawab sesuai dengan

budaya akademik.

4) Mahasiswa berhak mendapatkan layanan Pendidikan sesuai dengan

bakat, minat, potensi, dan kemampuannya.

5) Mahasiswa dapat menyelesaikan program Pendidikan sesuai dengan

kecepatan belajar masing-masing dan tidak melebihi ketentuan batas

waktu yang ditetapkan oleh Perguruan Tinggi.

6) Mahasiswa berkewajiban menjaga etika dan menaati norma

Pendidikan Tinggi untuk menjamin terlaksananya Tridharma dan

pengembangan budaya akademik.

Sesuai kutipan di atas, Dosen sebagai suatu subsistem maupun

proses pendidikan di perguruan tinggi, karena tugas utamanya adalah

melakukan perencanaan, pelaksanaan dan melakukan penilaian akan

keberhasilan mahasiswa sebagai objek dalam proses pembelajaran. Oleh

karenanya, dosen perlu mengetahui karakteristik dari objek (mahasiswa)

yang dijadikan sasaran tugas utamanya tersebut. Pegangan utama dalam

proses pembelajaran termasuk didalamnya interaksi dengan mahasiswa

tentunya adalah pemahaman akan pendekatan pendidikan andragogy.

Melalui pemahaman andragogy tersebut dosen akan mampu menghadapi

mahasiswa secara alamiah dalam interaksi serta mengoptimalkan hasil

pembelajaran yang dilakukan.

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dosen dalam

melakukan interaksi secara formal dan non formal dengan mahasiswa

adalah sebagai berikut:

a. Faktor Kebebasan

Kebebasan, adalah merupakan salah satu ciri pada orang dewasa.

Dalam melakukan aktivitasnya (termasuk belajar), mahasiswa cenderung

11

Page 12: Ringkasan Evaluasi PBM FIP TA 2014-2015.doc

menentukan apa yang ingin dilakukan serta selalu membandingkan

keadaan yang baru diterimanya dengan fenomena yang telah menjadi

referensi mereka. Oleh karenanya dalam melakukan interaksi dengan

mahasiswa diperlukan pandangan yang bersifat demokratis dialogis.

Interaksi yang dilakukan memberikan kebebasan pada mahasiswa untuk

menyampaikan opini dan pandangan mereka secara terbuka. Indoktrinasi

dan komunikasi yang bersifat satu arah akan dianggap sebagai sesuatu

yang mengekang mereka. Dengan demikian, melakukan tukar pendapat,

diskusi, serta tanya jawab adalah suatu bentuk pendekatan yang pas bagi

mereka.

b. Faktor Tanggung Jawab

Faktor tanggung jawab, adalah yang membedakan sifat antara

orang dewasa dengan sifat anak-anak. Orang dewasa bertanggung jawab

terhadap apa yang dilakukannya. Dengan sifat tanggung jawabnya itu,

mahasiswa dalam kehidupan interaksinya di kampus menganggap dirinya

sejajar dengan dosen, karena mereka menganggap bahwa antara dirinya

dengan dosen sama-sama merupakan orang dewasa, yang membedakan

hanyalah bahwa dosen telah memiliki pengetahuan / keterampilan

tertentu yang belum dimiliki oleh dirinya. Karena kesejajarannya itu,

mahasiswa cenderung ingin diperlakukan sebagai seseorang yang

bertanggung jawab dan dapat dipercaya, mereka lebih senang dianggap

sebagai sahabat yang mengerti terhadap atas apa yang mereka lakukan.

Dosen dalam konteks ini perlu menempatkan diri sebagai sosok tempat

bertanya (shoulder to cry on) dikala mereka mengalami masalah dan

kesulitan.

c. Faktor Pengambilan Keputusan sendiri

Mahasiswa sebagai orang dewasa mampu mengambil keputusan

sendiri. mereka tidak mau digurui, dipaksa untuk menerima kebenaran-

kebenaran dari luar, karena mereka menganggap dapat memutuskan

tentang apa yang akan mereka lakukan, tentang apa yang akan mereka

ambil manfaatnya dari perilaku tersebut serta mereka menganggap

dirinya mampu menilai baik buruknya sesuatu yang akan dan sedang

12

Page 13: Ringkasan Evaluasi PBM FIP TA 2014-2015.doc

mereka lakukan. Mengapa demikian?…Karena mereka menganggap

bahwa hanya dirinyalah yang lebih mengetahui hal-hal yang berguna dan

bermanfaat bagi dirinya dalam kehidupannya sehari-hari. Dalam hal ini,

seorang dosen harus melengkapi (bukan mengganti) kemampuan dirinya

sebagai seseorang yang berperan sebagai “fasilitator”. Hal tersebut dapat

dilakukan dengan cara lebih mengutamakan pada pemberian informasi

yang relevan dan netral, membantu para mahasiswa dalam mengambil

keputusan dan menyeleksi informasi yang diterima, terutama dalam hal-

hal baru.

d. Faktor Pengarahan Diri Sendiri

Mahasiswa sebagai orang dewasa, mereka menganggap dirinya

dapat mengarahkan diri sendiri, mereka juga memiliki pandangan hidup

sendiri (way of life) dalam berinisiatif dan dalam berkreasi yang

disesuaikan dengan pandangan yang dimilikinya, serta mereka memiliki

tingkat interaktivitas yang tinggi antar sesama mahasiswa lain. Namun

hal tersebut bukan berarti mereka harus dilepas begitu saja, peran dosen

dalam hal ini harus dapat mengakomodasi tingkat interaktivitas antar

sesama pembelajar serta memberikan pengarahan diri dalam kelompok

dimaksud.

e. Faktor Psikologis

Tidak jarang, faktor psikologis para mahasiswa kurang

diperhatikan. Hal tersebut dimungkinkan karena ada anggapan bahwa

seorang dosen, tetaplah seorang dosen yang bertugas menyampaikan

ilmu, bukan psikolog ataupun psikiater yang harus bersusah payah untuk

mengurusi masalah kejiwaan para mahasiswa. Tentunya, bukan itu yang

dimaksud. Yang harus diperhatikan oleh seorang dosen adalah mereka

harus dapat meyakinkan mahasiswa bahwa mereka diterima dan

diperlakukan sebagai orang dewasa yang memiliki kebebasan untuk

berekspresi dan berkreasi dan dihargai sebagai seorang sahabat. Selain

itu, empati dosen sangat diperlukan, karena walau bagaimanapun,

mahasiswa mengharapkan pemahaman dosen tentang apa yang

13

Page 14: Ringkasan Evaluasi PBM FIP TA 2014-2015.doc

diinginkan, dibutuhkan, diharapkan serta yang dirasakan oleh mereka.

Asas humanistik sangat penting dalam hal ini.

h. Kemampuan Menggunakan Waktu yang Efisien

Salah satu hambatan yang sering dialami dalam proses

pembelajaran adalah soal waktu. Seringkali seseorang tidak dapat

mengendalikan waktu, akibatnya bisa terjadi materi pembelajaran sudah

selesai, namun waktu masih panjang. Atau sebaliknya, waktu sudah

habis, bahan belum tuntas, sehingga adakalanya mahasiswa terlambat

untuk mengikuti perkuliahan berikutnya, apalagi bila sebelumnya mata

kuliah praktek olahraga. Hal ini membawa pengaruh terhadap proses

pembelajaran yang dilaksanakan. Sebab itu, diperlukan dosen yang

mampu untuk membuat pengaturan waktu yang akurat dan efektif.

Pengaturan waktu dikatakan baik apabila ada kesesuaian antara waktu

yang digunakan dengan banyak materi pembelajaran yang akan

disampaikan. Materi yang cukup sulit tentu membutuhkan waktu yang

lebih lama daripada materi yang mudah.

i. Kemampuan Menutup Pembelajaran

Menutup pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh dosen

untuk mengakhiri kegiatan proses pembelajaran. Usaha menutup

pembelajaran dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh

tentang apa yang telah dipelajari oleh mahasiswa, mengetahui tingkat

pencapaian mahasiswa dan tingkat keberhasilan dosen dalam proses

pembelajaran. Usaha dosen dalam mengakhiri kegiatan pembelajaran

dapat dilakukan dosen dengan meninjau kembali penguasaan inti

pembelajaran dengan merangkum inti pembelajaran dan membuat

ringkasan. Selain itu, mengakhiri pembelajaran dapat berupa saran-saran

misalnya meminta mahasiswa untuk mempelajari kembali di rumah

tentang bahan yang baru saja dipelajari secara mandiri dan tugas.

3. Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar

Pelaksanaan penilaian hasil belajar, nilai rata-rata dari masing-

masing prodi kategori Lebih Baik. Hal ini dibuktikan: Nilai rata-rata dari

masing-masing prodi adalah: Prodi Administrasi Pendidikan dalam kegiatan

14

Page 15: Ringkasan Evaluasi PBM FIP TA 2014-2015.doc

hasil belajar 5,69 dengan 81% penilaian lebih baik; Pendidikan Luar Biasa

dalam hasil belaajr 5,88 dengan 84% penilaian lebih baik; Teknologi

Pendidikan 5,73 dengan 82% penilaian lebih baik; Pendidikan Luar Sekolah

5,74 dengan 82% penilaian lebih baik; Bimbingan dan Konseling 5,8

dengan 83% penilaian lebih baik; Pendidikan Profesi Konselor 6,02 dengan

86% penilaian lebih baik; Psikologi 5,6 dengan 80% penilaian lebih baik;

PGPAUD 5,9 dengan 84% penilaian lebih baik; PGSD 5,82 dengan 83%

penilaian lebih baik; BK S2 5,85 dengan 84% penilaian lebih baik.

Penilaian hasil pembelajaran termasuk kategori Lebih Baik pada

setiap jurusan dan prodi. Namun walaupun mendapatkan penilaian lebih

baik, namun jika dicermati dari prosesntase perencanaan menuju ke proses

pembelajaran terjadi pengurangan, begitupun dengan hasil pembelajaran.

Pengurangan itu berkirsar antara 1% sampai dengan 3 persen. Memang

tidak terlalu signifikan pengurangannya, namun hal itu mengindikasikan ada

masalah dalam penilaian terhadap mahasiswa, dan mahasiswa merasakan

ada penilaian yang tidak maksimal.

Sesuai penilaian hasil pembelajaran, agar dosen: (1) mengembalikan

lembar jawaban ujian yang telah diperiksa, dan (2) memberikan kesempatan

kepada mahasiswa untuk konfirmasi nilai.

Penilaian merupakan salah satu aspek dalam proses pembelajaran di

perguruan tinggi. Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan

dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil

belajar yang menggunakan instrumen tes maupun non tes. Jadi tidak hanya

sekedar mencari jawaban terhadap pertanyaan tentang apa, tetapi lebih

ditekankan untuk menjawab pertanyaan bagaimana atau seberapa jauh suatu

proses atau hasil yang diperoleh seseorang atau tim. Penilaian yang

dilaksanakan oleh dosen terhadap mahasiswa pada umumnya masih

menggunakan acuan pedoman akademik yang belum terintegrasi. Untuk itu

perlu dibuat suatu pedoman pelaksaan penilaian yang dapat menjawab

pertanyaan bagaimana dan mengapa pelaksanaan proses pembelajaran.

Penilaian terhadap kegiatan belajar dapat dilakukan terhadap

konteksnya, proses dan produk atau hasil belajarnya. Sodikun (2005, 1)

15

Page 16: Ringkasan Evaluasi PBM FIP TA 2014-2015.doc

mengemukakan” Pada umumnya orang hanya menekankan kepada hasil

belajarnya, padahal sebenarnya penilaian dapat juga dilakukan pada proses

dan konteks” Proses dan hasil belajar merupakan dimensi atau parameter

dari keberhasilan program pembelajaran. Dalam pembelajaran evaluasi tidak

hanya berorientasi pada hasil semata, tetapi juga berorientasi pada proses.

Pelaksanaan evaluasi harus berorientasi pada proses (proses oriented), dan

hasil (oriented produc). Oleh karena itu, sudah seharusnya evaluasi proses

dan hasil belajar dilakukan secara simultan (Wahjoedi, 2001).

Menurut Surya (1997) bahwa hasil belajar akan tampak dalam: (1)

Kebiasaan; seperti peserta didik belajar bahasa berkali-kali menghindari

kecenderungan penggunaan kata atau struktur yang keliru, sehingga

akhirnya ia terbiasa dengan penggunaan bahasa secara baik dan benar, (2)

Keterampilan; seperti menulis dan bergerak yang meskipun sifatnya

motorik, keterampilan-keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang

teliti dan kesadaran yang tinggi. (3) Pengamatan; yakni proses menerima,

menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera-

indera secara obyektif sehingga peserta didik mampu mencapai pengertian

yang benar, (4) Berfikir asosiatif; yakni berfikir dengan cara

mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya dengan menggunakan daya ingat,

(5) Berfikir rasional dan kritis yakni menggunakan prinsip-prinsip dan

dasar-dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan kritis seperti

“bagaimana” (how) dan “mengapa” (why). (6) Sikap yakni kecenderungan

yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap

orang atau barang tertentu sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan, (7)

Inhibisi (menghindari hal yang mubazir), (8) Apresiasi (menghargai karya-

karya bermutu, dan (9) Perilaku afektif yakni perilaku yang bersangkutan

dengan perasaan takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was-

was dan sebagainya.

Sedangkan menurut Bloom, perubahan perilaku yang terjadi sebagai

hasil belajar meliputi perubahan dalam kawasan (domain) kognitif, afektif

dan psikomotor, beserta tingkatan aspek-aspeknya. Hasil belajar merupakan

rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data

16

Page 17: Ringkasan Evaluasi PBM FIP TA 2014-2015.doc

tentang proses dan hasil belajar yang dilaksanakan secara sistematis dan

berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam

pengambilan keputusan.

Makna penilaian hasil belajar yang diberikan dosen terkait dengan

(1) Keadaan materi pembelajaran, hasil penilaian memberikan gambaran tentang

daya serap mahasiswa terhadap materi yang diberikan dosen, (2) keadaan metode

pembelajaran, hasil penilaian menunjukkan sesuai tidaknya metode yang

digunakan, (3) keadaan mahasiswa, hasil penilaian memberikan informasi kepada

dosen perihal kemajuan belajar tiap mahasiswa berikut letak kesulitan belajar yang

dialami mahasiswa.

Bila evaluasi yang dilakukan hanya terhadap hasil belajar semata,

tanpa mengevaluasi proses cenderung melihat mahasiswa hanya sebagai

objek pembelajaran, bahkan tidak jarang para dosen pengampu mata kuliah

cenderung mengkambinghitamkan mahasiswa sebagai penyebab kegagalan

perkuliahan. Padahal tidak mustahil kegagalan tersebut disebabkan oleh

lemahnya proses pembelajaran. Pada sisi lain, pendidikan dikatakan berhasil

apabila berubahan-perubahan yang terjadi pada mahasiswa merupakan

akibat dari proses pembelajaran yang dialaminya. Apa yang dicapai oleh

mahasiswa merupakan akibat dari proses yang ditempuhnya melalui

program yang dirancang dan dilakukan oleh dosen dalam proses

pembelajaran.

Evaluasi hasil belajar lebih ditekankan pada tingkat atau jenjang

penguasaan tujuan pembelajaran oleh para mahasiswa, sedangkan evaluasi

terhadap proses lebih ditekankan pada perbaikan dan pengoptimalan

kegiatan pembelajaran itu sendiri atau kegiatan membelajarkan mahasiswa.

Wahjoedi, (2001) mengemukakan evaluasi proses diantaranya meliputi; a)

tujuan pembelajaran, b) bahan pembelajaran, c) kondisi mahasiswa dan

kegiatan belajarnya, d) kondisi dosen dan kegiatan mengajarnya, e)

mahasiswa dan sumber belajar yang digunakan, f) teknik dan cara

pelaksanaan evaluasi.

Evaluasi proses pembelajaran banyak indikator yang berpengaruh,

profesionalisme dosen merupakan salah satu indikator yang sanngat

berpengaruh terhadap kelancaran proses belajar mengajar. Profesionalisme

17

Page 18: Ringkasan Evaluasi PBM FIP TA 2014-2015.doc

dosen berkaitan dengan kemampuan dalam merencanakan pengajaran,

kemampuan melaksanakan pengajaran, serta kemampuan dosen dalam

melakukan penilaian, dari beberapa hal yang dikemukakan merupakan

kompetensi yang harus dimiliki untuk kelancaran proses pembelajaran.

Berarti tujuan evaluasi proses pembelajaran merupakan perbaikan dan

pengoptimalan kegiatan pembelajaran. Optimalisasi kegiatan pembelajaran

tersebut terutama terlihat dari sisi; efisiensi, efektivitas, relevansi dan

produktivitasnya (Wahjoedi, 2001).

Salah satu yang belum keterbiasaan dilakukan dosen pada masing-

masing program studi dalam perkuliahan adalah kurang melakukan evaluasi

prosess terhadap kegiatan perkuliahan sendiri. Sebagian besar dosen kurang

melakukan evaluasi proses pembelajaran, para dosen keberatan melakukan

evaluasi terhadap kegiatan mengajar yang dilakukan terutama yang

berkaitan dengan dirinya sendiri. Dalam evaluasi proses menilai dosen dapat

dilakukan dengan mengamati tugas-tugas dosen dalam mengajar seperti:

rencana pengajaran, kemampuan mengajar, dan hubungan antar pribadi

(Depdikbud, 1993).

Kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dosen bila tidak

dievaluasi, tidak akan diketahui kelemahan-kelemahan yang telah

dilakukan. Disamping itu, keluhan yang disampaikan sebagian mahasiswa

terhadap sebagian dosen atau bebarapa dosen yang menerapkan disiplin

tanpa memperlihatkan keteladanan pada mahasiswa. Seperti misalnya

dosen sulit ditemui untuk bimbingan skripsi, sering kosong dalam mengajar

serta ketidaktepatan dalam memberikan penilaian. Hal ini dapat berdampak

terhadap kompetensi mahasiswa yang diinginkan.

Pengukuran merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan

penilaian, diartikan sebagai pemberian angka kepada suatu atribut atau

karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang, atau obyek tertentu menurut aturan

yang jelas. Pada pendidikan tinggi, dosen dapat mengukur penguasaan mahasiswa

dalam suatu mata kuliah tertentu yang telah dilatih, tetapi tidak mengukur

mahasiswa itu sendiri. Tanpa kemampuan melakukan pengukuran, seorang dosen

tidak dapat mengetahui di mana ia berada pada suatu kegiatan. Dalam memberikan

penilaian hasil belajar dosen harus memiliki prinsip-prinsip bahwa penilaian (1)

18

Page 19: Ringkasan Evaluasi PBM FIP TA 2014-2015.doc

adil dan objektif, (2) terbuka, (3) tranparan terhadap terhasil penilaian, dan (4)

Menilai hasil belajar secara komprehensif/menyeluruh.

Hal lain yang menjadi mempengaruhi optimalisasi proses pembelajaran

adalah ratio antara dosen dengan mahasiswa, yang sangat terkait dengan beban

tugas dosen mengajar. perlu ada strategi penataan pengembangan ketenagaan dosen

Fakultas Ilmu Pendidikan bagi masing-masing program studi kearah pemenuhan

kebutuhan jenis, jumlah dan kualitas keahlian yang diperlukan.

Penutup

Kegiatan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran dan

penilaian hasil belajar, semester Juli – Desember 2014, dan semester Januari-Juni

2015 pada setiap Jurusan/ program studi dilingkungan Fakultas Ilmu Pendidikan,

ditemukan dengan kriteria lebih baik. Tetapi ditemukan sebagian pernyataan yang

masih rendah. Disarankan kepada dosen pada masing-masing program studi

dalam lingkungan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang untuk

selalu (setiap semester) memperbaiki/memperbaruhi perencanaan pelaksanaan

pembelajaran, seperti silabus, Satuan Acara Perkuliahan, dan bahan ajar. Kepada

pengambil kebijakan untuk mengidentifikasi keahlian tenaga dosen yang sudah

dimiliki masing-masing program studi, dan mengkondisikan penyusunan jadwal

perkuliahan semester yang lebih tepat, jadual dosen tidak lagi berdempet atau

berlanjut tanpa ada waktu istirahat, dan meningkatkan monitoring pelaksanaan

perkuliahan.

19