resume - sejarah asy’ariah dan sistem penyebarannya

3
RESUME PERTEMUAN KE-1 SEJARAH ASY’ARIAH DAN SISTEM PENYEBARANNYA 1. Secara etimologi, kata Al-Asy’ariyah diambil dari nama pendirinya yaitu Al-Asy’ary adalah Abu Al-Hasan Ali bin Ismail bin Ishaq bin Salim bin Ismail bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah bin Abi Musa Al-asy’ari. Menurut beberapa riwayat, Al-Asy’ary lahir di Bashrah pada tahun 260H/ 875M. Ketika berusia lebih dari 40 tahun, ia hijrah kekota Baghdad dan wafat di sana pada tahun 324H/935M. 2. Asy`ariyah adalah sebuah paham akidah/teologi yang dinisbatkan kepada Abul Hasan Al-Asy`ariy. Nama lengkapnya ialah Abul Hasan Ali bin Isma’il bin Abi Basyar Ishaq bin Salim bin Ismail bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah Amir bin Abi Musa Al-Asy’ari, seorang Sahabat Rasulullah saw. Kelompok Asy’ariyah menisbatkan pada namanya sehingga dengan demikian ia menjadi pendiri madzhab Asy’ariyah. 3. Aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap faham Mu’tazilah yang dianggap ‘menyeleweng dan menyesatkan’ umat Islam. Mu’tazilah pada masa al Ma’mun melakukan mihnah yang mendapat tanggapan negatif dari berbagai golongan, sehingga pengaruhnya sedikit memudar di mata masyarakat. Pada saat inilah muncul Al Asy’ari, seorang yang dididik dan dibesarkan di lingkungan mu’tazilah. Ia menyelami ajaran-ajaran Mu’tazilah melalui gurunya, Al Jubbai. Dengan ketekunan dan kepandaiannya, maka ia menjadi murid kesayangan Al Jubbai dan sering diutus untuk mengikuti forum diskusi dan perdebatan Sehingga tak heran kalau ia kemudian menjadi terampil dalam berdebat dan beradu argumen, termasuk dengan gurunya sendiri, namun ia sering merasa kecewa dengan jawaban ataupun penjelasan gurunya. Hingga pada usia 40 tahun, Al Asy’ari menyatakan keluar dari Mu’tazilah mendirikan golongan baru, yang akhirnya populer dengan nama Asy’ariyah. 4. Penyebaran Akidah Asy-'ariyah. Akidah ini menyebar luas pada zaman wazir Nizhamul Muluk pada dinasti bani Saljuq dan seolah menjadi akidah resmi negara. Paham Asy’ariyah semakin berkembang lagi pada masa keemasan madrasah An-Nidzamiyah, baik yang ada di Baghdad maupun di kota Naisabur. Madrasah Nizhamiyah yang di Baghdad adalah universitas terbesar di dunia. Didukung oleh para petinggi negeri itu seperti Al-Mahdi bin Tumirat dan Nuruddin Mahmud Zanki serta sultan Shalahuddin Al-Ayyubi. Juga didukung oleh sejumlah besar ulama, terutama para fuqaha mazhab Asy-Syafi'i dan mazhab Al-Malikiyah periode akhir-akhir. Sehingga wajar sekali bila dikatakan bahwa akidah Asy-'ariyah ini adalah akidah yang paling populer dan tersebar di seluruh dunia. Dirangkum oleh: SYAHRUDDIN ZAKKIYA (1404016067) Fak. Ushuluddin, Aqidah Filsafat 2014

Upload: syahruddin-zackia

Post on 16-Nov-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Sejarah Asy’ariah Dan Sistem Penyebarannya

TRANSCRIPT

RESUME PERTEMUAN KE-1Dirangkum oleh:SYAHRUDDIN ZAKKIYA (1404016067)Fak. Ushuluddin, Aqidah Filsafat 2014

SEJARAH ASYARIAH DAN SISTEM PENYEBARANNYA

1. Secara etimologi, kata Al-Asyariyah diambil dari nama pendirinya yaitu Al-Asyary adalah Abu Al-Hasan Ali bin Ismail bin Ishaq bin Salim bin Ismail bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah bin Abi Musa Al-asyari. Menurut beberapa riwayat, Al-Asyary lahir di Bashrah pada tahun 260H/ 875M. Ketika berusia lebih dari 40 tahun, ia hijrah kekota Baghdad dan wafat di sana pada tahun 324H/935M.2. Asy`ariyah adalah sebuah paham akidah/teologi yang dinisbatkan kepada Abul Hasan Al-Asy`ariy. Nama lengkapnya ialah Abul Hasan Ali bin Ismail bin Abi Basyar Ishaq bin Salim bin Ismail bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah Amir bin Abi Musa Al-Asyari, seorang Sahabat Rasulullah saw. Kelompok Asyariyah menisbatkan pada namanya sehingga dengan demikian ia menjadi pendiri madzhab Asyariyah.3. Aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap faham Mutazilah yang dianggap menyeleweng dan menyesatkan umat Islam. Mutazilah pada masa al Mamun melakukan mihnah yang mendapat tanggapan negatif dari berbagai golongan, sehingga pengaruhnya sedikit memudar di mata masyarakat.Pada saat inilah muncul Al Asyari, seorang yang dididik dan dibesarkan di lingkungan mutazilah. Ia menyelami ajaran-ajaran Mutazilah melalui gurunya, Al Jubbai. Dengan ketekunan dan kepandaiannya, maka ia menjadi murid kesayangan Al Jubbai dan sering diutus untuk mengikuti forum diskusi dan perdebatan Sehingga tak heran kalau ia kemudian menjadi terampil dalam berdebat dan beradu argumen, termasuk dengan gurunya sendiri, namun ia sering merasa kecewa dengan jawaban ataupun penjelasan gurunya. Hingga pada usia 40 tahun, Al Asyari menyatakan keluar dari Mutazilah mendirikan golongan baru, yang akhirnya populer dengan nama Asyariyah.4. Penyebaran Akidah Asy-'ariyah. Akidah ini menyebar luas pada zaman wazir Nizhamul Muluk pada dinasti bani Saljuq dan seolah menjadi akidah resmi negara. Paham Asyariyah semakin berkembang lagi pada masa keemasan madrasah An-Nidzamiyah, baik yang ada di Baghdad maupun di kota Naisabur. Madrasah Nizhamiyah yang di Baghdad adalah universitas terbesar di dunia. Didukung oleh para petinggi negeri itu seperti Al-Mahdi bin Tumirat dan Nuruddin Mahmud Zanki serta sultan Shalahuddin Al-Ayyubi. Juga didukung oleh sejumlah besar ulama, terutama para fuqaha mazhab Asy-Syafi'i dan mazhab Al-Malikiyah periode akhir-akhir. Sehingga wajar sekali bila dikatakan bahwa akidah Asy-'ariyah ini adalah akidah yang paling populer dan tersebar di seluruh dunia.5. Tokoh-tokoh Asyariah :a. Al-Baqillani (wafat 403H/1013M)Nama lengkapnya Abu Bakar Muhammad bin Tayyib. Ajarannya yaitu alam hanyalah kumpulan jauhar (benda tunggal-atom) yaitu bagian yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Akan tetapi, jauhar tersebut baru ada sesudah dibubuhi dengan aradh (semua benda mengalami pergantian keadaan yang bermacam-macam, berupa bentuk, warna, gerakan, berkembang dan perubahan-perubahan yang lain).b. Al-Juwaini (419-478H/1028-1085M)Nama lengkapnya Abdul Maali bin Abdillah. Ajarannya yaitu kewajiban seorang muslim dewasa ialah mengadakan penyelidikan akal pikiran yang bisa membawa kepada keyakinan bahwa alam semesta ini baru, dan kalau baru tentu ada yang menjadikannya. Itulah dia Tuhan.c. Al-Ghazali (450-505H)Nama lengkapnya Abu Hamid Muhammad bin Ahmad Al-Ghazali. Ajarannya yaitu perbedaan dalam soal-soal yang kecil baik yang bertalian dengan soal-soal aqidah atau amalan, bahkan pengingkaran terhadap soal khilafat yang sudah di sepakati oleh kaum muslimin tidak boleh dijadikan alasan untuk mengafirkan orang lain.d. As-Sanusi (833-895H/1427-1490M)Nama lengkapnya Abu Abdillah Muhammad bin Yusuf. Ajarannya yaitu membahas sifat wajib, mustahil, dan jaiz Allah serta 4 sifat wajib dan mustahil Rasul.

6. Pemikiran atau Doktrin Aliran Asyariyah:a. Tuhan dan sifat-sifatnya. Al-Asyari mengakui sifat-sifat Tuhan yang sesuai dengan Zat Tuhan sendiri, dan sama sekali tidak menyerupai sifat-sifat makhluk. Tuhan mendengar, tidak seperti kita mendengar dan seterusnya.b. Kebebasan dalam berkehendak (free will). Al-Asyari menyatakan bahwa manusia tidak berkuasa menciptakan sesuatu, tetapi berkuasa untuk memperoleh (kasb) sesuatu perbuatan.c. Akal dan wahyu dan kriteria baik dan buruk. Al-Asyari mengutamakan wahyu, sementara Mutazilah mengutamakan akal. Al-Asyari berpendapat bahwa baik dan buruk harus berdasarkan pada wahyu, sedangkan Mutazilah mendasarkan pada akal.d. Qodimnya Al-Quran. Al-Asyari mengatakan bahwa al quran terdiri atas kata-kata, huruf dan bunyi, semua itu tidak melekat pada esensi Allah dan karenanyatidak qadim.e. Melihat Allah. Al-Asyari yakin bahwa Allah dapat dilihat di akhirat, tetapi tidak dapat digambarkan. Kemungkinan ruyat dapat terjadi manakala Allah sendiri yang menyebabkan dapat dilihat atau bilamana Ia menciptakan kemampuan penglihatan manusia untuk melihat-Nya.f. Keadilan. Menurutnya, Allah tidak memiliki keharusan apapun karena Ia adalah Penguasa Mutlak. Dengan demikian, jelaslah bahwa Mutazilah mengartikan keadilan dari visi manusia yang memiliki dirinya, sedangkan Al-Asyari dari visi bahwa Allah adalah pemilik mutlak.g. Kedudukan orang yang berdosa. Al-Asyari berpendapat bahwa mukmin yang berbuat dosa adalah mukmin yang fasik, sebab iman tidak mungkin hilang karena dosa selain kufr.

7. Karakteristik Aliran Asyariyah:a. Inti ajaran yang dibawa Al-Asy'ari adalah sikap moderat terhadap setiap doktrin teologi. Pada satu sisi, Asy'ariyah menggunakan akal untuk menyikapi masalah teologis. Di sisi lain, aliran ini juga percaya penuh kepada dalil wahyu.b. Teologi Imam Al-Asyari, dimana teologi ini mencoba menyatukan teologi ekstrim rasionalis dan ekstrim tekstualis. Jadi terkadang dalam pendapatnya terkadang mendukung Muktazilah tetapi di sisi lain mendukung Jabariyah.c. Kebebasan Tuhan untuk berbuat apa saja merupakan hak penuh yang dimiliki oleh Tuhan, sehingga tidak ada batasan bagi Tuhan untuk berbuat itulah sebuah keadilan bagi Tuhan.d. Mengenai teori al-Kasb dalam pendapat Asyari yaitu bahwa untuk merealisasikan terwujudnya suatu perbuatan dalam perbuatan manusia terdapat dua perbuatan, yaitu perbuatan Tuhan dan perbuatan manusia. Dari sisni dapat disimpulkan bahwa paham Asyari dalam terwujudnya suatu perbuatan selalu ada dua daya, daya Tuhan dan daya Manusia. Tetapi daya yang efektif adalah daya Tuhan,sedangkkan daya yang oleh manusia tidaklah efektif jika tanpa ada daya dari Tuhan.e. Keistimewaan Imam Abu Hasan al-Asyari dalam menegakkan fahamnya ialah dengan mengutamakan dalil-dalil dari quran dan hadist dan juga dengan pertimbangan aqal dan pikiran.f. Al-Asyari adalah salah satu tokoh penting yang punya peranan dalam menjawab argumen Barat ketika menyerang akidah Islam. Karena itulah metode akidah yang beliau kembangkan merupakan panggabungan antara dalil naqli dan aqli.