tugas resume tentang proses perumusan...
TRANSCRIPT
TUGAS RESUME TENTANG PROSES PERUMUSAN
PENGESAHAN PANCASILA, DASAR NEGARA REPUBLIK
INDONESIA
Dosen Pengaampu :
Iwan Hardi Saputro,S.Pd,M.Si
Disusun Oleh :
NAMA : Dyah Ayu Sagita Putri
NIM : 3601416004
Fakultas : Ilmu Sosial
Matkul : Pendidikan Pancasila
Rombel : 39
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
Pancasila sebagai dasar dan sumber hukum negara republik
Indonesia
Pancasila, dalam pengertian ini sering disebut sebagai dasar
falsafat negara, philosofische grondslag negara, ideologi, negara,
staatsidee. Dalam hal ini, Pancasila digunakan sebagai dasar untuk
mengatur pemerintahan negara. Dengan kata lain, Pancasila digunakan
sebagai dasar untuk mengatur untuk penyelenggaraan negara. Pengertian
pancasila sebagai dasar negara sebagaimana
Dimaksudkan di sini adalah sesuai dengan bunyi pembukaanUUD 1945
yang dengan jelas menyatakan ..‟‟ maka disusunlah kemerdekaan
Kebangsaan indonesia itu terbentuk dalam suatu susunan Negara
Indonesiaq yang bertkedaulatan Rakyat dengan berdasarkan kepada...”‟
Mengenai Pancasila sebagaia dasar negara ini , Prof.Drs.
Notonagoro, S.H mengatakan bahwa di antara unsur-unsur pokok kaidah
negara yang fundemental ,asas kerohanian pancasila mempunyai
kedudukan istemewa dalam hidup kenegaraan dan hukum bangsa
indonesia. Di bagian lain beliau mengatakan bahwa pancasila adalah
hukum mempunyai hakikat dan kedudukan yang tetap kuat dan tak
berubah bagi negara yang di bentuk. Dengan perkataan lain berdasarkan
hukum pokok kaidah itu tidak dapat berubah.
Berbicara tentang fungsi pancasila yangb perlu mendapatkan perhatian
kita ialah apa yang merupakan fungsi pokok pancasila itu. Penentuan
mengenai apa yang menjadi fungsi pokok ini sangat penting karena
sebagaimana telah diuraikan dimuka ada berbagai penyebutan tentangb
pancasila yang sekaligus mengandung pengertian pokoknya. Kaburnya
pengertian pokok membawa akibat kaburnya fungsi pokok. Dan akibat
selanjutnya pancasila tidak dapat mecapai tujuan untuk apa sebenarnhya
pancasila itu dirumuskan.
Fungsi pokok pancasila adlah sebagai dasr negara sesuai dengan
pembukaan UUD 1945 dan pada hakikatnya adalah sebagai sumber dari
segala sumber hukum dikenal juga dengan sebutan pancasila sebagai
sumber tertib hukum. Pancasila dalam pengertiannya dalam
ketentuanMPRS No. XX/MPRS?1966 ( jo. Ketetapan MPRS No. V /MPR/
1973 dan republik Indonesia adalah pandangan hidup kesadaran dan cita-
cita tersebut meliputi suasana kejiwaan serta watak bangsa indonesia.
Selanjutnya dikatakan bahwa cita-cita tersebut meliputi cita-cita mengenai
kemerdekaan individu kemerdekaan bangsa kemerdekaan
perikemanusiaan keadilan, sosial perdamaian nasional dan mundial ,cita-
cita politik mengenai sifat bentuk dan tujuan negara.
Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan
bermasyarakat , berbangsa dan bernegara berlaku baik bagi kekuatan
sosial politik (UU Nomor 3/ 1985 tentang Partai politik dan golongan karya
maupun bagi kehidupan organisasi kemasyarakatan ( UU Nomor 8/ 1985
tentang Keormasan). Tidak lain tujuan adalah untuk mengakhiri
pertentangan ideologi dan memanunggalkan semua lapisan.
Sejarah perumusan Pancasila
Telah dijelaskan bahwa pancasila sebenarnya telah ada semenjak
adanya bangsa indonesia . tetapi yang dimaksudkan ada di sini bukanlah
rumusanya , melainkan serpihan-serpihan nilai luhur yang belum
dikristalkan menjadi 5 asas atau dasar negara. Pancasila ditetapkan
menjadi dasar negara republik indonesia melalui proses yang cukup
panjang. Proses itu dapat kita ikuti di bawah ini
Sebagai tindak lanjut janjinya, pada tanggal 1 Maret 1945 jepang
mengumumkan akan dibentuk Badan penyelidik Usaha-usaha persiapan
kemerdekaan indonesia (BPUPKI) atau dalam bahasa Jepang disebut
Dokuritsu Junbi Chosakai ( selanjutnya disebut badan penyelidik ). Badan
ini kemudian terbentuk pada tanggal 29 April 1945 , tetapi baru dilantik
pada tanggal 28 mei 1945 dan baru mulai bekerja pada tanggal 29 Mei
1945. Oleh karena itu peristiwa ini kita jadikan suatu tonggak sejarah
perjuangan bangsa indonesia dalam mencapai cita-citanya.
1) Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945 )
Pada tanggal 29 mei 1945 itu Badan Penyelidik mengadakan sidang yang
pertama peristiwa ini kita jadikan sebagai tonggak sejarah karena pada
saat itulah Mr. Muhammad Yamin mendapatkan kesempatan pertama
untuk mengemukaan pidatonya di hadapan sidang lengkap Badan
penyelidik. Pidato tersebut berisikan lima asas untuk negara indonesia
merdeka yang diidam-idamkan itu , yakni :
a. Perikebangsaan
b. Perikemanusian
c. Periketuhanan
d. Perikerakyataan
e. Kesejahteraan rakyat
Setelah berpidato beliau menyampaikan usul tertulis mengenai rancangan
undang-undang dasar republik Indonesia . di dalam pembukaan
rancanagan itu tercantum rumusan lima asas dasar negara yang berbunyi:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijakan dalam
perumusawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Diantara lima asas negara yang dikemukakan oleh Mr. Muh. Yamin
secara lisan dan yang dikemukakan secara tertulis terdapat perbedaan
baik dari perumusan kata-kata maupun sistematiknya.
Kenyataan mengenai isi pidato serta usul tertulis rancangan undang-
undang dasar yang dikemukakan oleh Mr. Muh . Yamin itu dapat
meyakinkan kita bahwa Pancasila tidak lahir pada tanggal 1 Juni 1945
karena pada tanggal 29 Mei itu Mr. Muh Yamin telah mengucapkan pidato
serta menyampaikan usul rancangan undang-undang dasar negara
republik Indonesia yang berisi lima asas dasar negara bahkan lebih dari
itu perumusan dan sisitematika yang dikemukakan oleh Mr. Muh Yamin
pada tanggal 29 Mei 1945. Tiga sila yakni sila pertama , keempat dan
kelima sama dengan Pancasila sekarang baik perumusan maupun
tempatnya. Perbedaanya ada pada sila kedua dan ketiga yang di dalam
sistematika usulan Mr. Muh Yamin berurut terbalik dengan sitematika
yang ada pada pancasila sekarang. Selain itu prumusan kedua itu punya
sedikit perbedaan yaitu digunakannya kata “ kebangsaan “ pada sila
kebangsaaan “ Kebangsaan persatuan Indonesia dan digunakannya pada
rasa pada sila “ rasa kemanusian yang adil dan beradap .
2. Ir Soekarno ( 1 Juni 1945 )
Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno mengucapkan pidatonya
sidang hari ketiga Badan Penyelidik. Dalam pidato itu diusulkan juga lima
hal untuk menjadi dasar negara merdeka yang perumusannya secara
sistematiknya tampak sebagai berikut :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Kelima dasar negara itu diusulkan pula oleh beliau agar diberi nama
Pancasila dikatakanya bahwa nama ini berasal dari kawan beliau seorang
ahli bahasa tetapi tidak dikatakanya siapa namanya. Usulnya mengenai
Pancasila ini kemudian diterima oleh sidang.
3. Piagam Jakarta ( 22 Juni 1945 )
Pada tanggal 22 Juni 1945 sembilan tokoh nasional yang juga tokoh
Dokuritsu Junbi Choosakai mengadakan pertemuan untuk membahas
pidato serta usul-usul mengenal dasar negara yang telah dikemukakan
dalam sidang-sidang Badan Penyelidik. Setelah mengadakan
pembahasan kesembilan tokoh tersebut menyusun sebuah piagam yang
kemudian dikenal dengan nama Piagam Jakarta yang di dalamnya
terdapat perumusan dan sistematika Pancasila berikut :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi
pemeluk-pemeluknya .
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab .
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijakan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
4. Penerimaan Piagam Jakarta oleh Badan Penyelidik (14 Juli
1945 )
Piagam Jakarta yang di dalamnya terdapat perumusan dan
sistematika Pancasila sebagaimana diuraikan di atas kemudian diterima
oleh Badan Penyelidik dakam sidang keduanya pada tanggal 14- 16 Juli
1945.
Sampai disini kita dapat ketahui bahwa bagaimana kronologi sejarah
perumusandan sistematika lima dasar negara berturut-turut mulai tanggal
29 Mei 1945 , 1 Juni 1945 22 Juni 1945 dan 14 Juli 1945 . apa yang telah
terjadi pada tanggal-tanggal tersebut belumlah keputusan yang final
karena perumusan dan sistematika .
5. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( 9 Agustus 1945 )
Pada tanggal 9 Agustus1945 terbentuknya panitia persiapan
kemerdekaan ( Dokuritsu Junbi Linkai ) yang juga sering disebut
Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( PPKI ) . Ir. Soekarno diangkat
sebagai ketua dan Drs. Moh Hatta sebagai wakil ketuanya, fungsi panitia
ini dianggap penting sekali apalagi setelah disempurnakan sesuai
proklamasi. Badan yang mula-mula bersifat badan buatan Jepang dan
setelah Proklamasi kemerdekaan negara Republik Indonesia kemudian
mempunyai sifat badan nasional Indonesia
Badan ini mula-mula bertugas memeriksa hasil-hasil Badan Penyelidik.
Akan tetapi menurut sejarah kemudian badan mempunyai kedudukan dan
fungsi yang penting sekali yaitu :
a. Mewakili seluruh bangsa Indonesia
b. Sebagai pembentuk negara ( yang menyusun pemerintahan
negara republik Indonesia setelah proklamasi kenerdekaan tanggal
( 17 Agustus 1945 ).
c. Menurut teori hukum badan seperti mempunyai wewenang untuk
meletakan dasar negara ( pokok kaidah negara yang fundamental )
6. Proklamasi Kemerdekaan ( 17 Agustus 1945 )
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kalah kepada
sekutu. Pada saat itu terjadilah kekosongan kekuasaan di Indonesia.
Inggris yang oleh sekutu diserahi tugas untuk memelihara keamanan di
Asia Tenggara, termasuk Indonesia pada saat itu belum datang.
Sementara itu, sambil menunggu kedatangan Inggris tugas penjagaan
keamanan di Indonesia diserahkan oleh sekutu kepada Jepang yang telah
kalah perang itu.
Situasi kekosongan kekuasaan itu tidak disia-siakan oleh bangsa
Indonesia Pemimpin-pemimpin bangsa terutama para pemudanya ,
segera menanggapi situasi ini dengan mempersiapkan proklamsi
kemerdekaan Indonesia . penyelenggaraan proklamasi kemerdekan ini
disiapkan oleh badan yang disebut Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia.
Dari kenyataan sejarah itu dapat diketahui bahwa kemerdekaan
bangsa Indonesia bukanlah hadiah dari Jepang, melainkan suatu
perjuangan dan hasil perjuangan bangsa indonesia sendiri. Proklamasi
Kemerdekaan merupakan titik kulminasi perjuangan bangsa Indonesia
dalam membebaskan dirinya untuk mencapai kemerdekaan negara dan
bangsa yang telah berabad-abad dicengkram oleh penjajah .
7. Pengesahan Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945
Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah
melahirkan negara Republik Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat
negara.
UUD 1945 yang telah disahkan oleh PPKI itu terdiri dari dua bagian
yakni bagian Pembagian dan bagian Batang Tubuh UUD Batang Tubuh ini
berisi 16 bab yang terdiri dari 37 pasal 1aturan Peralihan yang terdiri dari
4 pasal 1 Aturan Tambahan yang terdiri dari 2 ayat . dalam Pembukaan
yang terdiri dari 4 alinea itu pada alinea keempat tercantum rumusan
Pancasila yang berbunyi.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijakan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rumusan dasar negara Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945 inilah yang sah dan benar , karena di samping mempunyai
kedudukan konstitusional , juga disahkan oleh suatu badan yang mewakili
seluruh bangsa Indonesia ( Panitia Persiapan Kemerdekaan yang berarti
disepakati oleh seluruh bangsa Indonesia .
a. Dalam konstitusi RIS yang berlaku mulai tanggal 29 Desember 1949
sampai denganm 17 Agustus 1950 rumusan dasar negara Pancasila
berbunyi berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Perikemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyataan
5. Keadilan sosial
Dalam Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia yang
berlaku mulai tanggal 17 Agustus 1950 sampai tanggal 5 Juli 1959,
berdasarkan Dekrit Presiden Undang-undang Dsar berlaku kembali
rumusan dasar negara Pancasila sama dengan tercantum dalam
Konstitusi RIS. ( C.S.T. Kansil, 1994, 31- 37 )
Perumusan Dan Pemantapan Pancasila
Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara merupakan hasil kesepakatan
bersama yang kemudian disebut sebagai perjanjian luhur bangsa
Indonesia, sebagai konsesus .nasional yang di dalamnya terkandung
semangat kekeluargaan dan kebersamaan sebagai inti ajaran Pancasila.
Dalam memahami semangat kekeluargaan dan kebersamaan untuk
mencapai kesepakatan.
Secara historis rumusan-rumusan Pancasila itu dapat diuraikan
dalam tiga kelompok :
1. Rumusan pancasila dalam sidang-sidang Badan Penyelidik Usaha
– usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang merupakan tahap
pengusulan sebagai Dasar Filsafat Negara Indonesia.
2. Rumusan Pancasila yang ditetapkan oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia sebagai Dasar Filsafat Negara Indonesia
yang sangat erat hubungannya dengan Proklamasi Kemerdekaan .
3. Beberapa rumusan pancasila dalam perubahan ketatanegaraan
Indonesia selama belum berlaku kembali rumusan Pancasila yang
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.
Dalam tinjauan historis Pancasila ini perlu dibicarakan juga hai-hal
yang menyertainya yang erat, sekalai dengan rumusan-rumusan
Pancasila yang pernah ada, baik rumusan Pancasila pada masa
penetapan, maupun pada masa perubahan setelah Pembukaan UUD
1945 berlaku kembali perlu dibicarakan penegasan kembali rumusan
pancasila sebagai masa pemantapan yang digunakan untuk
seterusnya.
Setelah uraian tiga kelompok di atas, kemudian ditambahkan satu
masa lagi yaitu :
4. Masa keseragamaan Pancasila atau juga dinyatakan masa
kesatuan rumusan Pancasila yaitu sejak dikeluarkannya Inpres No.
12 tanggal 13 April 1968.
Masa Pengusulan Pancasila
Dalam sidang Teikuku Gikoi ( Parlementer Jepang ) pada tanggal 7
september 1944, perdana Jepang Jendral Kuniaki kaiso atsa nama
pemerintaha Jepang mengeluarkan janji kemerdekaan Indonesia yang
akan diberikan pada tanggal 24 Agustus 1945.
Badan Penyelidik Usaha-usaha Pesiapan Kemerdekaan Indonesia
ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 oleh Gunseinkan .
Ketua : Dr. KRT. Radjiman Wedyodingrat
Wakil Ketua : Itibangase yosio
Wakil Ketua : R. Panji Soeroso
Anggota : Sejumlah 60 orang tidak termasuk Ketua dan wakil
Dengan terbentuknya badan Penyelidikan ini bangsa Indonesia
dapat secara legal mempersiapkan kemerdekaannya untuk merumuskan
syarat-syarat apa yang harus dipenuhi sebagai negara merdeka. Oleh
karena itu, peristiwa ini dijadikan suatu tonggak sejarah perjuangan
bangsa Indonesia dalam mencapai cita-citanya yang dipimpin oleh Dr.
Radjiman Wedyodiningrat.
Masa Sidang Pertama BPUPKI
Dalam masa sidang pertama yaitu tanggal 29 mei 1945 sampai
dengan tangga 1Juni 1945 yang mengajukan usul berhubungan dengan
dasar negara adalah usul Muh. Yamin dan Bung Karno dan Soepomo
tentang aliran atau paham kenegaraan bukan dasar negara.
1 Usul Muhammad Yamin 29 Mei 1945
2 Usul Soepomo 31 Mei 1945
3 Usul Soekarno 1 Juni 1945
Rapat Panitia Sembilan
Setelah selesai masa sidang pertama dengan usulan dasar negara
baik dari Muhammad Yamin maupun Bung Karno dan paham negara
intergralistik dari Soepomo maka untuk menampung perumusan–
perumusan yang bersifat perorangan dibentuklah Panitia kecil. Yang
terdiri dari sembilan orang.
Pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan berhasil merumuskan
Rancangan Mukaddimah Hukum Dasar yang kemudian dinamkan Jakarta
Charter atau Piagam Jakarta karena bertepatan dengan hari jadi kota
Jakrta di dalam rancangan Mukaddimah itu termuat pula rumusan
Pancasila yang tata urutanya tersususn secara sistematik pada alinea
keempat bagian akhir. ( Noor Ms Bakry. 2010 , 26-33 )
Kronologi Perumusan dan Pengesahan Pembukaan UUD 1945
(Pancasila ) dan UUD 1945.
Proses perumusan dan pengesahan pancasila Dasar Negara tidak
dapat dipisahkan dengan proses perumusan dan pengesahan pembukaan
UUD 1945,sebab disamping diciptakan untuk menyongsong lahirnya
negara Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945,
Pembukaan UUD 1945dan Pancasila merupakan satu kesatuan yang
fundamental. Oleh karena itu kedua-duanya mempunyai hubungan asasi.
Untuk studi yang terperinci, di bawah ini akan dibahas terlebih
dahulu proses perumusan dan pnegesahan Pembukaan UUD1945 dan
Pancasila Dasar Negara. Sejarah perumusan dan pengesahan
Pembukaan UID 1945 dan Pancasila Dasar Negara secara kronologis
sebagai berikut : (Sekretariat Negara RI, 1995:3-503).
1. Tanggal 7 September 1994
Proses perumusan pembukaan UUD 1945 dimualai sejak Jepang
Masih menguasai tanah air Indonesia yaitu didalam sidang-sidang
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekkan yang
selanjutnya disebut Badan Penyelidik.Pembukaan Badan
Penyelidik ini dilatar belakangi oleh :
a. Menjelang akhir tahun 1944 bala tentara Jepang menderita
kekalahan dan mendapatakan tekanan terus –menerus dari
serangan –serangan puhak sekutu. Keadaaan ini sangatlah
menggembirakan para pemimipin bngsa Indonesia yang telah
bertahun-tahun memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
b. Adanya tuntutan dan desakan dari para pemimpin bangsa
Indonesia kepada Pemerintahan Balatentara Jepang aagar segera
memerdekakan Indonesia atau setidak-tidaknya diambil tindakan,
langkah dan usaha-usaha yang nyata untuk memperisapkan
Kemerdekaan Indonesia. Pemerintah Jepang menyadari bahwa
kedudukanya semakain terdesak, tidak dapat menghindarkan diri
dari tuntutan dan desakan tersebut. Walaupun Jepang tetap
mengusahakan agar supaya Indonesia yang merdeka itu tetap ada
di dalam lingkaran Asia Timur Raya yang dipimpin oleh pemerintah
Jepang.
Karena peristiwa-peristiwa itu dan untuk menarik simpati dari bangsa
Indonesia pada tanggal 7 September 1944 Pemerintah Balatentara
Jepang mengeluarkan janji „‟kemerdekaan Indonesia di kemudian hari „‟
yang menurut rencana akan diberikan pada tanggal 24 Agustus 1945.
2. Tanggal 29 April 1945
Sebagai realisasi janji pihak, pada tanggal 29 April 1945 oleh
Gunseikan ( Kepala Pemerintahan Balatentara Jepang di jawa)
dibentuknya suatu badan yang dieri nama Dokuritsu Zyunbi Coosakai atai
BPUPKi. Badan ini bertugas untuk menyelidiki segala sesuatu mengenai
persiapan kemerdekaan Indonesia dan beranggotakan pemuka-pemuka
bangsa Indonesiayang berjumlah 60 orang.
3. Tanggal 28 Mei 1945
BPUPKI dilantik oleh Gunseikan dengan susunan sebagai berikut :
Ketua : Dr. Radjiman Widjodiningrat
Ketua Muda : Raden Panji Soeroso
Ketua Muda : ichibangase (anggota luar biasa orang jepang )
Anggota : 60 orang tidak termasuk Ketua dan ketua Muda.
4. Tanggal 29 Mei s.d 01 Juni 1945
BPUPK mengadakan dua masa sidang yaitu :
a. Masa Sidang I : tanggal 29 Mei s.d 16 Juli 1945
b. Masa Sidang II : tanggal 10 s.d 16 Juli 1945
Dalam sidang I BPUPK membicarakan atau mempersiapkan “
Rancangan Dasar negara Indonesia Merdeka „‟. Pada kesempatan
ini telah tampil tokoh-tokoh bangsa Indonesia untuk mengajukan
konsep dasar negara seperti :
a. Tanggal 29 Mei 1945, Prof. Mr. Moh Yamin mengajukan
usul yang disiapkan secara tertulis berjudul : „‟ Asas
Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia. Lima
asas dan dasar itu sebagai berikut :
- Peri Kebangsaan
- Peri Kemanusiaan
- Peri Ketuhanan
- Peri Kerakyatan
- Kesejahteraan Rakyat
b. Tanggal 31 Mei 1945 :
1. Prof. Dr. Mr. R. Soepomo di gedung Chuoo In
berpidato dan menguraikan teori negara secara
yuridis, berdirinya negara, bentuk negara dan
pemerintahan serta hubungan antara negara dengan
agama.
2. Prof. Mr. Moh. Yamin berpidato dan menuraikan
tentang daerah Negara Kebangsaan Indonesia,
ditinjau dari segi yuridis, historis, politis. Sosiologo
dan geografis serta secara konstusional meliputi
seluruh Nusantara Raya .
3. Pada kesempatan ini, berpidato juga P.F dahlan yang
mngurangi maslah golongan bangsa Indonesia
perananakan Tionghoa, Hindia, Arab, dan Eropa yang
telah turun-temurun tinggal di Indonesia.
4. Dib samping itu Drs. Moh. Hatta menguraikan
masalah bentuk negara persekutuan, bentuk negara
serikat dan bentuk negara persatuan . pada
kesempatan yang sama diurikan juga masalah
hubungan antara negara dengan agama serta negara
Republik atau Monarchi.
5. Tanggal 1 Juni 1945
a. Ir. Soekarno berpidato dan mengajukan usul tentang
Konsepsi Dasar Filsafat Negara IndonesiaMerdeka, yang
diberi nama Pancasila dengan urutan sebagai berikut :
- Nasionalisme atau kebangsaan Indonesia
- Internasionalisme atau Perikemanusian
- Mufakat atau Demokrasi
- Kesejahteraan Sosial
- Keutuhan yang berkebudayaan
b. Tokoh-tokoh bangsa Indonesia yang berpidato pada tanggal
1 Juni 1945 adalah sebagai berikut :
1. Abikoesno Tjokrosoejoso
2. M. Soetarjo Kartohadikoesoemo
3. Ki bagus hadikusumo
4. Liem Koen Hian
Pada tanggal 1 Juni 1945 , sidang BPUPK I diakhiri dan dibentuk
Panitia Kecil yang terdiri dari delapan orang anggota ( Panitia Delapan )
yaqng diketuai oleh Ir,. Soekarno. Oleh karena itu seluruh anggota
BPUPK diperintahkan untuk mengajukan usu secara tertulis selambat-
lambatnya tanggal 20 Juni 1945 harus sudah masuk ke Panitia Delapan .
6. Tanggal 22 Juni 1945
Pada tanggal 22 Juni 1945 bertempat di gedung kantor Besar Jawa
Hookoo Kai jam 10.00 diadakan rapat gabungan antara :
a. Panitia Delapan
b. Sejumlah anggota Tyuuoo Sangi in yang juga merangkap
sebagai anggota BPUPK dan
c. Sejumlah anggota BPUPK yang tinggal di Jakarta dan tidak
menjadi anggota tyuuoo Sangi in.
Rapat yang dipimpin oleh ketua panitia delapan membicarakan „‟ usul-usul
dari para anggota tentang prosedur yang harus dilalui agara upaya kita
lekas mencapai Indonesia Merdeka „‟. Di sini didengar pendirian tiap-tiap
anggota rapat mengenai dasar negara. Hasil rapat gabungan ini adalah :
a. Supaya selekas-lekasnya Indonesia Merdeka
b. Hukum dasar yang akan dirancang supaya diberi semacam
preambule
c. Menerima usul Ir. Soekarno , agar supaya BPUPK terus bekerja
sampai terwujudnya suatu Hukum Dasar.
d. Membentuk satu Panitia Kecil Penyelidik Perumusan Dasar
Negara yang dituangkan dalam Mukadimah .
7. Tanggal 10 s.d 16 Juli 1945
Pada tanggal 10 s.d 16 Juli 1945 diadakan sidang BPUPK yang
kedua dengan acara untuk “ mempersiapkan Rancangan Hukum
dasar “ di Jl Pejambon Jakarta. Adapun jalanya persidangan adalah
sebagai berikut :
a. Pada tanggal 10 Juli 1945 sidang BPUPK II dibuka oleh Ketua dan
dilanjukan dengan pengumuman mengenai penambahan anggota
baru Badan penyelidik sebanyak 6 orang yaitu :
1. Abdul Fatah Hasan
2. Asikin Natanegara
3. P. Soerjo hamidjojo
4. Mohammd Noor
5. Besar
6. Abdul Kafar
b. Tanggal 11 Juli 1945, jam 10.50 setelah sidang mendengarkan
pandangan 20 orang anggota maka dibentuklah Panitia Perancang
Hukum dasar yang terdiri dari 3 Panitia Kecil.
c. Tanggal 13 juli 1945 dalam sidangnya Panitia Kecil Perancang
Hukum Dasar berhasil menghimpun usulan yang penting.
d. Tanggal 14 Juli 1945 pada jam 15.00 – 18.00 sidang
mendengarkan “ laporan hasil kerja Panitia Perancang Hukum
dasar yang disampaikan oleh ketuanya dengan menyodorkan
Rancangan Indonesia Merdeka dan Pembukaan Hukum Dasar.
e. Tanggal 15 dan 16 Juli 1945 pada jam 10.20 sidang dimulai
dengan acara pokok membicarakan Rancangan Hukum Dasar , Ir.
Soekarno menyampaikan konsep Rancangan Hukum Dasar
dengan penjelasan dan disampaikan pula Drs. Moh. Hatta tentang
hak-hak asasi manusia
f. Tanggal 16 Juli 1945 sidang dimulai dengan melanjutkan acara hari
sebelumnya. Sidang menyutujui dan menerima Rancangan Hukum
Dasar yang diajukan oleh Panitia Perencang Hukum Dasar.
8. Tanggal 9 Agustus 1945
Setelah PPKI dibentuk pada tanggal 9 Agustus 1945, maka dalam
tempo yang sangat cepat Jepang telah menyerah kepada Sekutu pada
tanggal 14 Agustus 1945. PPKI merupakan Badan Bentukan
Pemerintahan Balatentara Jepang tetapi bukan alat Pemerintah Jepang
sebab :
a. PPKI bekerja sesudah Jepang tidak berkuasa lagi.
b. PPKI bekerja atas dasar keyakinan, pemikiran dan caranya sendiri
untuk mencapai Indonesia Merdeka.
c. PPKI merupakan suatu badan pewujudan/perwakilan rakyat
indonesia.
9. Tanggal 17 Agustus 1945 Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.
10. Tanggal 18 Agustus 1945
Pada jam 10.30 sidang pleno PPKI dimulai dengan acara pokok
untuk membahas naskah Rancangan Hukum Dasar dan pengesahan
Undang-undang Dasar atas kemerdekaan yang diucapkan dalam
proklamasi sehari sebelumnya.
Pengesahan Pembukaan UUD 1945/ Pancasila Dasar Negara
Republik Indonesia.
Sidang pleno Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia tanggal 18
Agustus 1945 dimulai jam 11.30 dengan acara pokok membahas
Rancangan Hukum Dasar untuk ditetapkan menjadi Undang-undang
Dasar suatu negara yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus
1945. Sebelum sidang pleno dimulai atas tanggung jawab ketua PPKI
maka badan itu disempurnakan dengan ditambah 6 orang anggota baru
untuk mewakili golongan-golongan yang belum terwakili dalam
keanggotaan PPKI yang lama.
Sidang pleno PPKI mengambil beberapa keputusan seprti :
1. Mengesahkan UUD Negara Republik Indonesia dengan jalan :
a. Menetapkan Piagam Jakarta dengan berbagai perubahan
menjadi pembukaan UUD Negara Republik Indonesia.
b. Menetapkan Rancangan Hukum Dasar dengan beberapa
perubahan menjadi UUD Negara Republik Indonesia yang
kemudian dikenal sebagai UUD 1945.
2. Memilih presiden dan wakil presidan Republik Indonesia.
3. Membentuk Komite Nasional Indonesia,yang kemudian dikenal
sebagai Badan Musyawarah Darurat.
Perkembangan Pancasila sebagai Dasar Negara.
Generasi Soekarno-Hatta telah mampu menun jukkan keluasan dan
kedalam wawasanya dan dengan ketajaman intelektualnya telah berhasil
merumuskan gagasan – gagasan vital sebagaimana dicantumkan didalam
pembukaan UUD 1945 dimasa Pancasila sebagai dasar negara
ditegaskan dalam satu kesatuan integral dan integratif ( Koento
Wibisono,2001: 2). Oleh karena itu Profesor Natanegoro menyatakan
bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan sebuah
dokumen kemanusiaan yang terbesar dalam sejarah konteporer setelah
American Declaration of Independece 1776.
Semenjak ditetapkan sebagai Dasar Negara ( oleh PPKI 18
Agustus 1945 ), Pancasila telah mengalami perkembangan sesuai dengan
pasang tahapan perkembangan pancasila sebagai dasar negara dalam
tiga tahap yaitu :
1. Tahap 1945-1968 sebagai tahap politis.
2. Tahap 1969-1994 sebagai tahap pembangunan ekonomi.
3. Tahap 1995-2020 sebagai tahap repositioning pancasila.
Penahapan ini memang tampak berbeda lazimnya para pakar hukum
ketatanegaraan melakukan penahapan perkembangan Pancasila Dasar.
Berdasarkan hal tersebut dia tas Koento wibisono ( 2001)
menyarankan perlunya reposisi Pancasila yaitu reposisi pancasila sebagai
Dasar negara yang mengandung makna Pancasila harus diletakkan
dalam keutuhannya dengan Pembukaan UUD 1945. Reposisi Pancasila
sebagai Dasar Negara harus diarahkan pada pembinaan dan
pengembangan moral sehingga moralitas Pancasila dapat dijadikan dasar
dan arah untuk mengatasi kritis dan didintegrasi. Moralitas Pancasila
harus disertai penegakan hukum (penegakan spremasi hukum ).
( A.T. Soegito,dkk 2015 hal 53-73 ).
Pancasila sebagai pandangan Hidup Bangsa
Pancasila sebagai objek pembahansan ilmiah memiliki ruang lingkup yang
sangat luas terutama berkaitan dengan kedudukan dan fungsi Pancasila.
Setiap kedudukan dan fungsi Pancasila pada hakikatnya memiliki makna
serta dimensi masing-masing yang konsekuensinya aktualisasinyapun
juga memiliki aspek yang berbeda-beda walaupun hakikat dan sumbernya
sama. Pancasila sebagai dasar negara memiliki pengertian yang berbeda
dengan fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia,
demikian pula berkaitan dengan kedudukan dan fungsi Pancasila yang
lainnya.
Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara
Kedudukan pokok pancasila adalah sebagai dasar filsafat Negara
Republik Indonesia. Dasar formal kedudukan Pancasila sebagai dasar
negara Republik Indonesiatersimpul dalam Pembukaan UUD 1945 alinia
IV yang bunyinya sebagai berikut : “ maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesian itu dalam suatu Undang-undang Dasar negara
Indonesia,yang terbentuk dalam susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada ketuhanan yang maha
Esa kemananusiaan yang adil dan beradab persatuan Indonesia dan
kerakyataan yang dipimpin oleh hikmat kebijakan dalam
permusyawaratan/perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seleruh rakyat Indonesia”.
Dengan demikian seluruh aspek penyelenggaraan negara tersebut
diliputi dan dijelmakan oleh asas kerohanian pancasila dan dalam
pengertian inilah maka kedudukan Pancasila sebagai asas kerohanian
dan dasar filsafat negara Indonesia. ( Notonagoro, tanpa tahun : hal 32 ).
Dalam pengertian inilah maka pancasila berkedudukan sebagai sumber
dari hukum indonesia, atau dengan lain perkataan sebagai sumber tertib
hukum Indonesia yang tercantum dalam ketentuan tertib hukum tertinggi
yaitu pembukaan UUD 1945, kemudian dijelmakan lebih lanjut dalam
pokok-pokok pikiran yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945.
Yang pada hakikatnya perlu dikongkritisasikan dalam UUD 1945 serta
hukum positif yang lainnya. Kedudukan Pancasila yang demikian ini dapat
dirincikan sebagai berikut :
1. Pancasila adalah merupakan sumber segala sumber hukum
Indonesia. Sehingga Pancasila merupakan asa ke rokhanian
tertib hukum yang dalam Pembukaan UUD 1945 dijelmakan
lebih lanjut ke dalam emapat pokok pikiran.
2. Meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar.
3. Mewujudkan cira-cita hukum bagi hukum dasar negara (baik
hukum dasar maupun tertulis).
4. Mengandung norma yang mengharuskan Undang-undang
Dasar mengandung isi yang mewajibkan pemerintahan dan lain-
lain penyelenggarakan negara (termasuk pada
penyelenggarakan partai dan golongan Fungsional) untuk
memelihara budi pekerti (moral) kemanusiaan yang luhur dan
memegang teguh cita-cita moral rakayat yang luhur.
5. Merupakan sumber semangat bagi UUD 1945 bagi para
penyelengara negara para pelaksanan pemerintahan ( juga
para penyengara partai dan golongan fungsional ).
Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia.
Pengertian ideologi istilah berasal dari kata idea yang berarti
gagasan, konsep pengertian dasar,cita-cita dan logos yang berarti‟ ilmu
kata bahasa Yunani eidos yang artinya melihat. Pengertian “ideologi”
secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasan-gagasan, ide-
ide, keyakinan-keyakinan, yang menyeluruh dan sistematis,yang
menyangkut dan mengatur tingkah laku sekelompokmanusia tertentu
dalam berbagai kehidupan. Hal ini menyangkut :
a. Bidang politik (termasuk di dalamnya bidang pertahanan dan
keamanan
b. Bidang Sosial
c. Bidang kebudayaan
d. Bidang keagamaan ( Soemargono, ideologi Pancasila sebagai
Penjelmaan Filsafat Pancasila dan Palaksanaannya dalam
Masyarakat Kita Dewasa ini. Suatu makalah diskusi dosen Fakultas
Filsafat. Hal 8).
deologi Terbuka dan ideologi Tertutup ideologi sebagai suatu sistem
pemikiran terbuka. Sedangkan ideologi tertutup itu merupakan suatu
sistem pemikiran tertutup.
Proses Pembentukan Kepribadian Pancasila.
Bilamana kia rinci pemahaman dan aktualisasi Pancasila sampai
pada tingkat mentalitas, kepribadian dan ketahan ideologi adalah sebagai
berikut :
(1) Proses penghayatan diawali dengan memiliki tentang pengetahuan
yang lengkap , dan jelas tentang kebaikan dan kebenaran
Pancasila. Kemudian diserapkan dan dihayati sehingga menjadi
suatu kesadaran yaitu orang selalu dalam keadaan mengetahui
keadaan diri sendiri,memahami,serta memiliki pengetahuan
Pancasila.
(2) Kemudian ditingkatkan ke dalam hati sanubari sampai adanya
suatu ketaatan, yaitu sustu kesediaan yang harus senantiasa ada
untuk meralisasikan Pancasila.
(3) Kemudian disusul dengan adanya kemampuan dan kebiasaan
untuk melakukan perbuatan mengaktualisasikan Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam bidang kenegaraan maupun
dalam bidang kemasyarakatan.
(4) Kemudian ditingkatkan menjadi mentalitas yaitu selalu
terselenggaranya kesatuan lahir batin kesatuan akal ,rasa
kehendak sikap dan perbuatan mentalitas ini melalui.
Berdasarkan tingkatan dan proses pembentukan kepribadian tersebut
maka memiliki pengetahuan tentang Pancasila menjadi suatu hal yang
sangat vital. Oleh karena itu ditenggelamkannya Pancasila dalam
reformasi yang berlangsung hampir selama 15 tahun berakibat hilangnya
estafet pewarisan nilai-nilai Pancasila pada generasi penerus bangsa.
Akibatnya generasi penerus dewasa ini dalam keadaan kekosongan
identitas dan pengetahuan tentang nilai-nilai yang dimikinya sendiri
sebagai suatu kepribadian bangsa. Oleh karena itu dewasa ini proses
pembentukan kepribadian berdasarkan nilai-nilai Pancasila harus
dilakukan secara serius terutama oleh kalangan elit negara.
Sosialisasi dan Pembudayaan Pancasila
Dalam proses realisasi, sosialisasi dan pembudayaan Pancasila pertam-
tama harus diletakkan adalah suatu pemahaman terhadap sistem
epistemologi yang benar. Artinya jila kalau kita ingin merealisasikan atau
mengamalkan Pancasila harus dipahami terlebih dahulu bahwa Pancasila
itu adalah merupakan suatu sistem nilai, dimana kelima sila merupakan
suatu kesatuan yang sistemik. Jadi penjabaran, realisasi, maupun
sosialisasi tidak mungkin hanya berdasarkan salah satu sila saja terlepas
dari esensi sila lainnya. Seluruh sila itu merupakan suatu kesatuan yang
sistemik, hierarkhis dan bersifat korelatif. Oleh karena itu setiap sila tidak
dapat dipisahkan dengan sila lainnya.
Oleh karena itu sistem epistemologi dalam realisasi Pancasila
adalah bahwa Pancasila Pancasila sebagaisuatu sistem nilai kemudian
dijabarkan dalam norma dasar negara yaitu UUD 1945 yang lazimnya
melalui suatu asas.
Selain itu Pancasila juga merupakan suatu filsafat bangsa
Indonesia dan dalam kapasitas inilah maka Pancasila diistilahkan sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia. Secara epistemologis juga memiliki
sistem epistemologis yang sama yaitu pancasila merupakan suatu sistem
nilai kemudian dijabarkan dalam norma baik norma hukum maupun norma
etika kemudian tahap berikutnya direalisasikan dalam suatu kehidupan
yang bersifat kongkrit nyata dan empiris.
Berdasrkan sitem epistemologis tersebut maka revitalisas, realisasi,
sosialisasi dan pembudayaan Pancasila tidak mungkin secara langsung
dapat diamalkan sehingga harus melalui transformasi dari sistem nilai,
norma,kemudian dijabarkan dalam suatu realisasi yang bersifat praksis.
( Prof. DR. Kaelan,M.S, 2014 : 102-120 )
Pancasila Sebagai Filsafat Bangsa dan Negara Inodnesia.
Negara modern yang melakukan pembaharuan dalam menegakkan
demokrasi niscaya mengembangkan prinsip konstitusionalisme. Menurut
Friderich, negara modern yang melakukan proses pembaharuan
demokrasi, prinsip konstitusionalisme adalah yang sangat efektif,terutama
dalam rangka mengatur dan mengatasi pemerintahan negara melalui
undang-undang. Basis pokok adalah kesepakatan umum atau persetujuan
di anatara mayoritas rakyat, mengenai bangunan yang diidealkan
berkenaan dengan negara (Assiddiqie, 2015: 25). Organisasi negara itu
diperlukan oleh warga masyarakat politik agar kepentingan
membentukkan dan penggunaan mekanisme yang disebut negara. Dalam
hubungan ini sekali lagi kata kuncinya adalah consensus atau general
agreement.
Bagi bangsa Indonesia consensus itu terjadi tatkala disepakatinya
Piagam Jakarta 22 Juni 1945 ( Endang S. Anshori ). Jika kesepakatan itu
runtuh, maka runtuh pula legitimasi kekuasaan negara yang bersangkutan
dan pada gilirannya akan terjadi suatu perang sipil atau dapay juga suatu
revolusi. Hal ini misalnya pernah terjadi pada tiga peristiwa besar dalam
sejarah umat manusia, yaitu revolusi Perancis tahun 1789 di Amerika
pada tahun 1776 dan di Rusia pada tahun 1917, (Andrews, 1968: 12 )
adapun di indonesia terjadi pada tahun 1965 dan 1998 yaitu gerakan
reformasi ( Assiddiqie, 2005:25 ).
Konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme negara
modern pada proses reformasi untuk mewujudkan demokrasi pada
umumnya bersandar pada tiga elemen kesepakatan yaitu :
1. Kesepakatan tentang tujuan dan cita-cita bersama .
2. Kesepakatan tentang the rule of law sebagai landasan
pemerintahan atau penyelenggaraan negara.
3. Kesepakatan tentang bentuk institusi –insttitusi dan prosedur
ketatanegaraan (andrews,1968 :12 ).
Kesepakatan pertama yaitu berkenaan dengan cita-cita bersama
sangat menentukan tegaknya konstitusi di suatu negara. Karena cita-cita
bersama itulah yang pada puncak abstraksinya memungkinkan untuk
mencerminkan kesamaan-kesamaan kepentingan di antara sesama
warga masyarakat yang dalam kenyataannya harus hidup ditengah-
tengah pluralisme atau kemajemukaan. Oleh karena itu, dalam
kesepakatan untuk menjamin kebersamaan dalam kerangka kehidupan
berneagara diperlukan perumusan tentang tujuan-tujuan atau cita-cita
bersama yang bisa juga disebut sebagai filsafat kenegaraan diantara
sesama warga masyarakat dalam konteks kehidupan bernegara (
Assiddiqie,2005 : 26) .
Kesepakatan Kedua adalah suatu kesepakatan bahwa basis
pemerintahan didasarkan atas aturan hukum dan konstitusi. Kesepakatan
kedua juga bersifat dasariah, karena menyangkut dasar-dasar dalam
kehidupan penyelenggaraan negara. Hal ini akan memberikan landasan
bahwa dalam segala hal yang dilakukan dalam penyelenggaraan negara,
haruslah didasarkan pada prinsip rule of the game, yang ditentukan
secara bersama. Istilah yang biasa digunakan untuk prinsip ini adalah the
rule of law *Diecy,1971). Dalam hubungan ini hukum dipandang sebagai
suatu kesatuan yang sistematis yang dipuncaknya terdapat suatu
pengertian mengenai hukum dasar maupun tidak tertulis atau convensi.
Dalam pengertian inilah maka dikenal istilah constitutional state yang
merupakan salah satu ciri negara demokrasi moder ( Muhtaj,2005:24 )
Kesepakatan Ketiga, adalah berkenaan dengan (1) bangunan organ
negara dan prosedur-prosedur yang mengatur kekuasaannya, (2)
hubungan-hubungan antar organ negara itu satu sama lain. Serta (3)
hubungan anatara organ-organnegara itu dengan warga negara. Dengan
adanya kesepakatan itulah maka si konstitusi kenegaraan dan mekanisme
ketatanegaraan yang hendak dikembangkan dalam kerangka kehidupan
negara berkonstitusi. Kesepakatan-kesepakatan itulah yang dirumuskan
karena benar-benar mencerminkan keinginan bersama berkenaan dengan
institusi kenegaraan dan mekanisme ketatanegaraan yang hendak
dikembangkan dalam kerangka kehidupan negara berkonstribusi.
Kesepakatan -kesepakatan itulah yang dirumuskan dalam dokumentasi
konstitusi yang diharapkan dijadikan peganganbersama untuk kurun
waktu yang cukup lama.
Namun demikian kesepakatan untuk mewujudkan suatu bangsa
tersebut bagi bangsa Indonesia terjadi dalam kurun waktu yang cukup
lama, melalui suatu proses sejarah. Setiap bangsa di dunia termasuk
bangsa Indonesia senantiasa memiliki sustu cita-cita serta pandangan
hidup yang merupakan suatu kawasan negara bukan terjadi secara
kebetulan melainkan ,elalui suatu perkembangan kausalitas, dan hal ini
menurut Ernes Renam dan Hans Khons sebagai suatu proses sejarah
terbentuknya suatu bangsa sehingga suatu proses sejarah terbentuknya
suatu bangsa sehingga unsur kesatuan atau nasionalisme suatu bangsa
ditentukan juga oleh sejarah terbentuknya bangsa tersebut.
Secara historis Pancasila adalah merupakan suatu pandangan hidup
bangsa yang nilai-nilanya sudah ada sebelum secara yuridis bangsa
Indonesia membentuk negara Bangsa Indonesia secara historis
ditakdirkan oleh Tuhan YME berkembang melalui suatu proses dan
menemukan bentuknya sebagai suatu bangsa dengan jati-dirinya sendiri.
Menurut M. Yamin bahwa berdirinya negara kebangsaan Indonesia
terbentuk melalui tiga tahap yaitu : pertama, zaman Sriwijaya di bawah
wangsa Syailendra yang berceritakan kedatuan, kedua negara
kebangsaan zaman Majapahit (1293-1525) yang bercirikan keprabuan.
Secara kultural dasar-dasar pemikiran tentang Pancasila dan nilai-nilai
Pancasila berakar pada nilai-nilai Pancasila berakar pada nilai-nilai
kebudayaan dan nilai-nilai kebudayaan dan nilai-nilai religius yang
memiliki oleh bangsa Indonesia sendiri sbelum mendirikan negara.
Adpaun dalam proses pendirian negara dengan diilhami pandangan-
pandangan dunia tentang kenegaraan di sintesiskan secara eklektis,
sehingga merupakan suatu localgenius dan sekaligus sebagai suatu local
wisdom bangsa indonesia. Nilai-nilai Pancasila sebelum terbentuknya
negara dan bangsa Indonesia pada dasarnya terdapat secara sporadis
dan fragmentaris dalam kebudayaan bangsa yang tersebar di seluruh
kepulauan nusantara baik pada abat kedua puluh maupun sebelumnya, di
mana masyarakat Indonesia telah mendapatkan kesempatan untuk
berkomunikasi dan berakulturasi dengan kebudayaan lain.
Pancasila sebagai ideologi Bangsa dan negara Indonesia
Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka
Pancasila pada hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil
perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang sebagaimana
ideologi-ideologi lain di dunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai
adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan kebudayaan serta nilai religius yang
terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum
membentuk negara dengan lain perkataan unsur-unsur yang merupakan
materi Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyaraklat
Indonesia sendiri sehingga bangsa hidup masyarakat Indonesia
sendiri,sehingga bangsa ini merupakan kausa materialis (asal bahan)
Pancasila. ( Prof.DR.H.Kaelan, M.S, 2012 : 29-55 ).
Pancasila Dasar Negara RI
Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia
Memahami perana Pancasila di era reformasi khususnya dalam
konteks sebagai dasar negara dan ideologi nasional, merupakan tuntutan
hakiki agar setiap warga negara Indonesia memiliki pemahaman yang
sama dan akhirnya memiliki presepsi dan sikap yang sama sama
terhadap kedudukan peranan dan fungsi Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Berkenaan dengan itu kajian melalui pendekatan historis konteks
akan sngat berguna bagi pemahaman Pancasila sebagai dasar negara
sekaligus akan menempatkan Pancasila dalam posisi yang sebenarnya
sehingga tetap akan menjiwai perjuangan bangsa Indonesia dimasa
mendatang, khusunya di era reformasi dan pada abad XXI sekarang ini.
Kronologi Perumusan dan Pengesahan Pembukaan UUD 1945 (
Pancasila )dan UUD 1945.
Proses perumusan dan pengesahan Pancasila Dasar Negara tidak
dapat dipisahkan dengan proses perumusan dan pengesahan
Pembukaan UUD 1945, sebab disamping diciptakan untuk menyongsong
lahirnya negara Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus
1945, Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila merupakan satu kesatuan
yang fundamental. Oleh karena itu kedua-duanya mempunyai hubungan
asasi. Sejarah perumusan dan pengesahan Pembukaan UUD 1945 dan
Pancasila sebagai berikut :
1. Tanggal 7 September 1944
2. Tanggal 29 April 1945
3. Tanggal 28 Mei 1945
4. Tanggal 29 Mei s.d. 01 Juni 1945
5. Tanggal 1 Juni 1945
6. Tanggal 22 Juni 1945
7. Tanggal 10 s.d. 16 Juli 1945
8. Tanggal 9 Agustus 1945
9. Tanggal 17 Agustus 1945
10. Tanggal 18 Agustus 1945
Pengesahan Pembukaan UUD 1945/ Pancasila Dasar Negara
Republik Indonesia.
Sidang pleno PPKI tanggal 18 agustus 1945 dimulai jam 11.30 dengan
acara pokok membahas Rancangan Hukum dasar untuk ditetapkan
menjadi Undang-undang dasar suatu negara yang telah diproklamasikan
pada tanggal 17 Agustus 1945.
Sidang Pleno dimulai atas tanggung jawab ketua PPKI maka
badan itu disempurnakan dengan ditambah 6 anggota baru untuk
mewakili golongan-golongan yang belum terwakili dalam keanggotaan
PPKI yang lama.
Sidang pleno PPKI mengambil beberapa keputusan sebagai berikut :
1. Mengesahkan UUD negara republik Indonesia dengan jalan:
a. Menetapakn piagam Jakarta dengan beberapa perubahan menjadi
Pembukaan UUD negara Republik Indonesia.
b. Menetapkan Rancangan Hukum Dasar dengan beberapa
perubahan menjadi UUD Negara Republik Indoensia, yang
kemudian dikenal sebagai UUD 1945.
2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
3. Memebentuk Komite Nasional Indonesia, yang kemudian dikenal
sebagai Badan Musyawarah Darurat.
Pengesahan UUD negara didahului dengan pengesahan Pembukaan
UUD Negara Republik Indonesia yang dipimpin langsung oleh Ketua
PPKI. Sebagaimana disebutkan di atas bahwa Piagam Jakarta dengan
beberapa prubahan ditetapkan menjadi Pembukaan UUD 1945.
( Prof.Dr.H. Ari Tri Soegito,S.H.,M.M dll, 2016 : 58-71)
Proses Perumusan Dan Pengesahan Pancasila Dasar Negara
Republik Indonesia
A. Kronologi Perumusan dan Pengesahan Pembukaan UUD 1945
( Pancasila ) dan Batang Tubuh UUD 1945.
Proses perumusan dan pengesahan Pancasila Dasar Negara tidak
dapat dipisahkan dengan proses perumusan dan pengesahan
Pembukaan UUD 1945 ,sebab disamping disiptakan untuk menyongsong
lahirnya negara Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus
1945.
Sejarah perumusan dan pengesahan Pembukaan UUD 1945 dan
Pancasila Dasar Negara secara kronologi sebagai berikut : ( Sekretariat
negara RI. 1995 : 3-503 ).
1. Tanggal 7 September 1944
Proses perumusan Pembukaan UUD 1945 dimulai sejak Jepang masih
menguasai tanah air Indonesia yaitu didalam sidang-sidang Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan yang selanjutnya
disebut Badan Penyelidik pembentukan Badan Penyelidik ini
dilatarbelakangi oleh :
a. Menjelang akhir tahun 1944 bala tentara Jepang menderita
kekelahan dan mendapatkan tekanan terus-menerus dari
serangan-serangan pihak Sekutu. Keadaan ini sangatlah
menggembirakan para pemimpin bangsa indonesia yang telah
bertahun-tahun memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
b. Adanya tuntutan dan desakan dari para pemimpin bangsa
Indonesia kepada Pemerintah Balatentara Jepang agar segera
memerdekakan Indonesia atau setidak-tidaknya diambil tindakan
langkah dan usaha-usaha yang nyata untuk mempersiapkaqn
kemerdekaan indonesia.
Karena peristiwa-peristiwa itu dan untuk menarik simpati dari bangsa
indonesia pada tanggal 7 September 1944.
2. Tanggal 29 April 1945
3. Tanggal 28 Mei 1945
4. Tanggal 29 Mei s.d 01 Juni 1945
5. Tanggal 1 Juni 1945
6. Tanggal 22 Juni 1945
7. Tanggal 10 s.d. 16 Juli 1945
8. Tanggal 9 Agustus 1945
9. Tanggal 17 Agustus 1945
10. Tanggal 18 Agustus 1945
Itulah gambaran singkat secara kronologi proses perumusan dan
pengesahan Pembukaan dan UUD Negara Republik Indonesia (UUD
1945) . (A.T Surgit,dkl, 1995:49-57).
DAFTAR PUSTAKA
C.S.T. Kansil .1994. Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan.Jakarta: Erlangga.
Kaelan. 2012. Problem Epistemologis Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara. Yogyakarta: Paradidgma.
Kaelan . 2014. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradidgma. Noor Ns. Qakry. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Soegito, Ari Tri dkk . 2016. Pendidikan Pancasila. Semarang: Unnes
Press. Soegito, Ari Tri, dkk. 2015. Pendidikan Pancasila. Semarang: Unnes
Press. Suyono, Haryono. 2009. Demokrasi Pancasila. Jakarta Trianto. 2007. Falsafah Negara dan Pendidikan
Kewarganegaraan.Jakarta:Prestasi Pustaka.