proses perumusan dasar negara dan pengesahan pancasila...

20
PROSES PERUMUSAN DASAR NEGARA DAN PENGESAHAN PANCASILA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Pendidikan Pancasila Dosen Pengampu: Puji Lestari, S.Pd., M.Si Iwan Hardi Saputro, S.Pd., M.Si Disusun Oleh: Heina Anggina Sanggradewi 7101416215 Pendidikan Administrasi Perkantoran UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Upload: vohanh

Post on 03-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSES PERUMUSAN DASAR NEGARA DAN PENGESAHAN PANCASILA ...blog.unnes.ac.id/iwanhardisaputro/wp-content/uploads/sites/2821/... · begitu memahami makna dan hakekat Pancasila. Masyarakat

PROSES PERUMUSAN DASAR NEGARA DAN PENGESAHAN PANCASILA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu:

Puji Lestari, S.Pd., M.Si

Iwan Hardi Saputro, S.Pd., M.Si

Disusun Oleh:

Heina Anggina Sanggradewi

7101416215

Pendidikan Administrasi Perkantoran

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: PROSES PERUMUSAN DASAR NEGARA DAN PENGESAHAN PANCASILA ...blog.unnes.ac.id/iwanhardisaputro/wp-content/uploads/sites/2821/... · begitu memahami makna dan hakekat Pancasila. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Setiap pemikiran, sikap, dan tindakan berbangsa dan bernegara haruslah berlandaskanazas-azas Negara. Kita sebagai warga Negara Indonesia yang taat azas harus mampu memahami dan menjiwai serta mampu mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan sosial politik dimanapun dan kapanpun. Pancasila dan UUD 1945 merupakan landasan nyata dalam membangun Negara Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil serta makmur. Maka dari itu setiap warga Negara harus memahami dan menerapkan nilai-nilai landasan Negara secara nyata, terutama Pancasila. Pada zaman modern ini, banyak ditemukan masyarakat yang tidak begitu memahami makna dan hakekat Pancasila. Masyarakat mengaku telah menerapkan nilai-nilai Pancasila. Namun secara kasat mata masih ditemukan banyak sikap dan tindakan yang menyimpang jauh dari dasar ideologi bangsa ini. Terjadinya kasus HAMBALANG, kasus penyalahgunaan pengadaan haji, dan kasus simulator SIM yang merupakan contoh kongkrit kejahatan korupsi, kolusi, dan nepotisme yang terjadi di Negara kita menjadi salah satu bukti bahwa ideologi Pancasila tidak dimaknai dengan hati dan tidak diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, baik rakyat kecil maupun pejabat tinggi Negara. Penyimpangan dasar ideologi Pancasila juga seringkali terjadi dalam lingkup terkecil masyarakat, hal-hal sepele yang dilakukan generasi muda seperti mencontek dalam ujian, pelanggaran lalu lintas, tawuran antar pelajar, dan konvoi rusuh yang mengganggu ketertiban umum ikut menjadi bukti bahwa ideologi Pancasila tidak benar-benar dikenal oleh masyarakat. Pengenalan dan penanaman nilai-nilai Pancasila secara perlahan dan konsisten dapat meminimalisir tindakan penyimpangan dan kejahatan ideologi dalam masyarakat. Tidak hanya isi atau butir-butir, sangat diperlukan pula pengenalan sejarah terbentuknya Pancasila baik dari segi proses perumusan hingga pengesahan agar masyarakat terutama generasi muda dapat benar-benar memahami, menghargai,dan mengamalkan Pancasila yang disusun tidak hanya dengan tinta, namun dengan darah dan keringat para pahlawan pendiri tanah air Indonesia. Proses perumusan Pancasila memiliki alur yang panjang dan rumit, begitu pula proses pengesahannya. Oleh sebab itu, sudah selayaknya sebagai warga Negara Republik Indonesia untuk mengetahui dan mempelajari sejarah perumusan serta pengesahan Pancasila sebagai bentuk penghargaan kepada para penyusun Pancasila dan kepada ideologi Pancasila itu sendiri.

Page 3: PROSES PERUMUSAN DASAR NEGARA DAN PENGESAHAN PANCASILA ...blog.unnes.ac.id/iwanhardisaputro/wp-content/uploads/sites/2821/... · begitu memahami makna dan hakekat Pancasila. Masyarakat

Tujuan

Mengetahui dan memahami proses perumusan, pengesahan dan perkembangan Pancasila.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana perumusan pancasila? 2. Bagaimana pengesahan pancasila? 3. Bagaimana perkembangan pancasila?

Page 4: PROSES PERUMUSAN DASAR NEGARA DAN PENGESAHAN PANCASILA ...blog.unnes.ac.id/iwanhardisaputro/wp-content/uploads/sites/2821/... · begitu memahami makna dan hakekat Pancasila. Masyarakat

BAB II PEMBAHASAN

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Sejak awal kelahirannya (1 Juni 1945), Pancasila dimaksudkan

sebagai dasar falsafah Negara Kesatuan Republik Indonesia, atau lebih

dikenal sebagai Dasar Negara (Philosofische grondslag). Hal ini dapat

diketahui pada saat Soekarno diminta oleh ketua Dokuritsu Zyunbu

Tyoosakai untuk berbicara didepan sidang Badan Penyelidik Usaha

Persiapan Kemerdekaan Indonesia tanggal 1 Juni 1945, menegaskan

bahwa beliau akan memaparkan dasar Indonesia Merdeka, sesuai

dengan permintaan ketua. Menurut Soekarno, pembicara-pembicara

terdahulu belum menyampaikan dasar Indonesia Merdeka. Bahkan

Soekarno menyatakan:

“Maaf, beribu maaf! Banyak anggota yang telah berpidato, dan

dalam berpidato mereka itu diutarakan hal-hal yang sebenarnya bukan

permintaan Paduka Tuan Ketua yang mulia, yaitu bukan dasarnya

Indonesia Merdeka. Menururt anggapan saya yang diminta oleh Paduka

Tuan Ketua yang mulia ialah, dalam bahasa Belanda: “Philosofische

gronslag” daripada Indonesia Merdeka. Philosofische grondslag itulah

pundamental, filsafat, pemikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat,

yang sedalam-dalamnya untuk diatasnya didirikan gedung Indonesia

Merdeka yang kekal dan abadi” (Sekretariat Negara, 1995:63)

Pada bagian pidato berikutnya, Soekarno menyatakan, bahwa

philosofische grondslag diatas mana kita mendirikan negara Indonesia,

tidak lain adalah Weltanschauung. Bahkan Soekarno lebih menegaskan

lagi Weltanschauung yang kita harapkan tidak lain adalah Persatuan

Philosofisce grondslag.

Pada paparan berikutnya Soekarno menyatakan filosofisch

prinscipe yang kedua adalah Internasionalisme. Soekarno menyatakan

Page 5: PROSES PERUMUSAN DASAR NEGARA DAN PENGESAHAN PANCASILA ...blog.unnes.ac.id/iwanhardisaputro/wp-content/uploads/sites/2821/... · begitu memahami makna dan hakekat Pancasila. Masyarakat

bahwa internasionalisme bukanlah berarti kosmopolitisme, yang menolak

adanya kebangsaan. Pada saat menjelaskan prinsip yang dasar ketiga,

Soekarno menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara “semua

buat semua, satu buat semua, semua buat satu”, oleh karenanya “saya

yakin bahwa syarat yang mutlak untuk kuatnya negara Indonesia ialah

permusyawaratan-perwakilan”. Demikian berikutnya untuk prinsip dasar

negara yang keempat Soekarno mengusulkan prinsip kessejahteraan

ialah prinsip tidak akan ada kemiskina didalam Indonesia Merdeka.

Prinsip dasar kelima adalah prinsip Indonesia Merdeka dengan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Prinsip-prinsisp filsafati yang

dijelaskan oleh Soekarno tersebut di atas merupakan Dasar Negara.

Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk

seorang teman kita ahli bahasa-namanya ialah Panca Sila. Sila artinya

asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan Negara

Indonesia, kekal dan abadi. (Sekretariat Negara 1995:81).

Prinsip-prinsip filsafati pancasila sejak awal kelahirannya diusulkan

sebagai Dasar Negara (Philosofische grondslag, Weltanschauung)

Republik Indonesia, yang kemudian diberi status (kedudukan) yang tegas

dan jelas dalam alenia keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

(18 Agustus 1945 dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan

Indonesia). Hal ini mengandung konsekuensi dalam bidang hukum

negara, bahwa Pancasila merupakan Dasar Hukum, Dasar Moral, Kaidah

Fundamental bagi peri kehidupan bernegara di Indonesia dari tingkat

pusat sampai ke tingkat daerah. (Notonagoro, tt, Dardjidarmodihardjo, tt,

Soegito A.T., 1978: 16; Soegito A.T., 1982: 4).

Pancasila dalam pengertiannya yang umum, abstrak atau

universal, mempunyai hakekat isi yang mutlak, bersifat tetap dan tidak

berubah. Oleh karena itu untuk merealisasikan pelaksanaannya

memerlukan pengkhususan, dengan cara mentrasformasikan pengertian

umum, abstrak atau universal menjadi pengertian umum kolektif dan

khusus konkrit. Adapun proses transformasi itu adalah sebagai berikut

Page 6: PROSES PERUMUSAN DASAR NEGARA DAN PENGESAHAN PANCASILA ...blog.unnes.ac.id/iwanhardisaputro/wp-content/uploads/sites/2821/... · begitu memahami makna dan hakekat Pancasila. Masyarakat

Pendidikan Pancasila ( A.T.Soegito, dkk, 2015:53)

Dasar negara merupakan alas atau fundamen yang menjadi

pijakan dan mampu memberikan kekuatan kepada berdirinya sebuah

negara. Negara Indonesia dibangun juga berdasarkan pada suatu

landasan atau pijakan yaitu Pancasila. Pancasila, dalam fungsinya

sebagai dasar negara, merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur

negara Republik Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh unsur-unsurnya

yakni pemerintah, wilayah dan rakyat. Pancasila dalam kedudukannya

seperti inilah yang merupakan dasar pijakan penyelenggaraan negara dan

seluruh kehidupan negara Republik Indonesia.

Pancasila sebagai dasar negara mempunyai arti menjadikan

Pancasila sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan pemerintahan.

Konsekuensinya adalah Pancasila merupakan sumber dari segala sumber

hukum. Hal ini menempatkan Pancasila sebagai dasar negara yang

Pancasila Dasar Falsafah Negara

Hakekat isi Umum abstrak/Universal

Pancasila sebagai Dasar

Falsafah Nggara Mutlak dan Obyektif

Realisasi dalam Bentuk dan Isi

Umum Kolektif

Khusus Konkrit

Pancasila sebagai pedoman penyelenggara negara

Pancasila sebagai pelaksana politik negara

Page 7: PROSES PERUMUSAN DASAR NEGARA DAN PENGESAHAN PANCASILA ...blog.unnes.ac.id/iwanhardisaputro/wp-content/uploads/sites/2821/... · begitu memahami makna dan hakekat Pancasila. Masyarakat

berarti melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam semua peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu, sudah seharusnya

semua peraturan perundang-undangan di negara Republik Indonesia

bersumber pada Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara Republik

Indonesia mempunyai implikasi bahwa Pancasila terikat oleh suatu

kekuatan secara hukum, terikat oleh struktur kekuasaan secara formal,

dan meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang menguasai

dasar negara (Suhadi, 1998). Cita-cita hukum atau suasana kebatinan

tersebut terangkum di dalam empat pokok pikiran Pembukaan Undang-

Undang Dasar 1945 di mana keempatnya sama hakikatnya dengan

Pancasila. Empat pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

tersebut lebih lanjut terjelma ke dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar

1945. Barulah dari pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 itu diuraikan

lagi ke dalam banyak peraturan perundang-undangan lainnya, seperti

misalnya ketetapan MPR, undang-undang, peraturan pemerintah dan lain

sebagainya.

Pancasila Budaya Bangsa Indonesia. (Suwarno,P.J,hlm. 12)

Kedudukan dan fungsi Pancasila yang pokok yaitu sebagai dasar

negara Indonesia dan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia.

Pandangan hidup masyarakat dituangkan dan dilembagakan menjadi

pandangan hidup bangsa Indonesia (nasional). Pandangan hidup bangsa

Indonesia dilembagakan menjadi pandangan hidup negara Indonesia.

Pancasila sebelum dirumuskan menjadi dasar negara serta ideologi

negara nilai-nilainya telah terdapat pada bangsa Indonesia dan menjelma

menjadi pandangan hidup bangsa yang telah dirintis sejak zaman

sriwijaya, majapahit, kemudian Sumpah Pemuda.lalu diangkat dan

dirumuskan oleh para pendiri Negara dalam siding-sidang, BPUPKI,

Panitia Sembilan, serta siding PPKI dan disepakati sebagai dasar negara

dan dalam pengertian inilah maka Pancasila sebagai pandangan hidup

Page 8: PROSES PERUMUSAN DASAR NEGARA DAN PENGESAHAN PANCASILA ...blog.unnes.ac.id/iwanhardisaputro/wp-content/uploads/sites/2821/... · begitu memahami makna dan hakekat Pancasila. Masyarakat

negara sekaligus sebagai ideology negara. Pancasila sebagai ideologi

yang bersifat dinamis, terbuka, dan reformatif.

Suatu ideologi suatu bangsa memiliki ciri khas masing-masing. Namun

ada juga yang dipaksakan ideologinya sehingga tak mencerminkan

kepribadian dan karakteristik bangsa tersebut. Negara Indonesia

berdasarkan filsafat pancasila yaitu suatu Negara persatuan,kebangsaan

serta bersifat integralistik. Negara Pancasila adalah Negara kebangsaan

yang berketuhanan Yang Maha Esa dan berkedailan sosial

Pendidikan Pancasila (Dr.H.Kaelan,M.S, 2004:16)

KRONOLOGI PERUMUSAN DASAR PANCASILA

Keterbatasan Jepang dalam perang Dunia II membawa sejarah

baru dalam kehidupan bangsa indonesia yang dijajah Belanda ratusan

tahun lamanya. Bersamaan dengan masuknya tentara Jepang tahun

1942 di Nusantara, berakhir pula suatu sistem penjajahan bangsa Eropa

dan kemudian digantikan dengan penjajahan baru yang secara khusus

diharapkan dapat membantu mereka yang terlibat perang.

Menjelang akhir tahun 1944, bala tentara Jepang secara terus

menerus menderita kekalahan perang dari sekutu. Hal ini kemudian

membawa perubahan perang dari sekutu. Hal ini kemudian membawa

perubahan baru bagi pemerintah Jepang di Tokyo dengan janji

kemerdekaan yang diumumkan Perdana Menteri Koiso tanggal 7

September 1944 dalam sidang istimewa Parlemen Jepang (Teikoku Gikai)

ke-85. Janji tersebut kemudian diumumkan oleh Jenderal Kumakhichi

Harada tanggal 1 Maret 1945 yang merencanakan pembentukan Badan

Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Sebagian relialisasi janji tersebut pada tanggal 29 April 1945 kepala

pemerintahan Jepang untuk Jawa (Gunseikan) membentuk BPUPKI

dengan anggota sebanyak 60 orang yang merupakan wakil atau

Page 9: PROSES PERUMUSAN DASAR NEGARA DAN PENGESAHAN PANCASILA ...blog.unnes.ac.id/iwanhardisaputro/wp-content/uploads/sites/2821/... · begitu memahami makna dan hakekat Pancasila. Masyarakat

mencerminkan suku/golongan yang tersebar di wilayah indonesia yang

mewakili pemerintahan Jepang Tuan Hachibangase. Dalam

melaksanakan tugasnya dibentuk beberapa panitia kecil, antara lain

panitia sembilan dan panitia perancang UUD. Inilah langkah awal dalam

sejarah perumusan Pancasila sebagai dasar negara.

Pendidikan Kewarganegaraan.(Budiyanto,Penerbit erlangga)

Rapat dibuka pada tanggal 28 mei 1945 dan pembahasan dimulai

keesokan harinya 29 mei 1945 dengan tema dasar negara. Pada rapat

pertama ini terdapat 3 orang yang mengajukan pendapatnya tentang

dasar negara. Pada rapat pertama ini terdapat 3 orang yang mengajukan

pendapatnya tentang dasar negara.

Pada tanggal 29 mei 1945, Mr. Muhammad Yamin dalam pidato

singkatnya mengemukakan lima asas, yaitu:

1. Peri kebangsaan

2. Peri kemanusiaan

3. Peri ketuhanan

4. Peri kerakyatan

5. Peri kesejahteraan rakyat

Selain usulan lisan Muh Yamin tercatat menyampaikan usulan tertulis

mengenai rancangan dasar negara. Usulan tertulis yang disampaikan

kepada BPUPKI oleh Muh Yamin berbeda dengan rumusan kata-kata dan

sistematikanya dengan yang dipresentasikan secara lisan,yaitu:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kebangsaan Persatuan Indonesia

3. Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Pada tanggal 31 mei 1945, Prof. Dr. Mr. Soepomo mengusulkan lima

asas, yaitu:

Page 10: PROSES PERUMUSAN DASAR NEGARA DAN PENGESAHAN PANCASILA ...blog.unnes.ac.id/iwanhardisaputro/wp-content/uploads/sites/2821/... · begitu memahami makna dan hakekat Pancasila. Masyarakat

1. Persatuan

2. Keseimbangan lahir bathin

3. Kekeluargaan

4. Keadilan rakyat

5. Musyawarah

Selain Muh Yamin, beberapa anggota BPUPKI juga menyampaikan

usul dasar negara, diantaranya adalah Ir Sukarno. Usul ini disampaikan

pada 1 Juni 1945 yang kemudian dikenal sebagai hari lahir Pancasila.

Usul Sukarno sebenarnya tidak hanya satu melainkan tiga buah usulan

calon dasar negara yaitu lima prinsip, tiga prinsip, dan satu prinsip.

Sukarno pula- lah yang mengemukakan dan menggunakan istilah

“Pancasila” (secara harfiah berarti lima dasar) pada rumusannya ini atas

saran seorang ahli bahasa (Muh Yamin) yang duduk di sebelah Sukarno.

Oleh karena itu rumusan Sukarno di atas disebut dengan

Pancasila,Trisila, dan Ekasila.

Rumusan Pancasila: :

1. Nasionalisme dan kebangsaan Indonesia

2. Internasionalisme dan peri kemanusiaan

3. Mufakat atau demokrasi

4. Kesejahteraan sosial

5. .ke-Tuhanan yang berkebudayaan

Rumusan Trisila

1. Socio-nationalisme

2. Socio-demokratie

3. Ketuhanan yang berkebudayaan

Rumusan Ekasila

1. Gotong-Royong

Tokoh-tokoh Perumus Pancasila

1. Ir. Soekarno

2. A.A. Maramis

3. Mr. Kasman Singodimedjo

Page 11: PROSES PERUMUSAN DASAR NEGARA DAN PENGESAHAN PANCASILA ...blog.unnes.ac.id/iwanhardisaputro/wp-content/uploads/sites/2821/... · begitu memahami makna dan hakekat Pancasila. Masyarakat

4. Ko Bagoes Hadikoesoemo

5. Agus Salim

6. Abikoesno Tjokrosoejoso

7. Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim

8. Prof. K.H. Abdul Kahar Moedzakir

9. Dr. Moch.Hatta

10. Muhammad Yamin

Usulan-usulan blue print Negara Indonesia telah dikemukakan

anggota-anggota BPUPKI pada sesi pertama yang berakhir tanggal 1 Juni

1945. Selama reses antara 2 Juni – 9 Juli 1945, delapan orang anggota

BPUPKI ditunjuk sebagai panitia kecil yang bertugas untuk menampung

dan menyelaraskan usul-usul anggota BPUPKI yang telah masuk.

Pada 22 Juni 1945 panitia kecil tersebut mengadakan pertemuan

dengan 38 anggota BPUPKI dalam rapat informal. Rapat tersebut

memutuskan membentuk suatu panitia kecil berbeda (kemudian dikenal

dengan sebutan “Panitia Sembilan”) yang bertugas untuk menyelaraskan

mengenai hubungan Negara dan Agama.

Dalam menentukan hubungan negara dan agama anggota BPUPKI

terbelah antara golongan Islam yang menghendaki bentuk teokrasi Islam

dengan golongan Kebangsaan yang menghendaki bentuk negara sekuler

dimana negara sama sekali tidak diperbolehkan bergerak di bidang

agama. Persetujuan di antara dua golongan yang dilakukan oleh Panitia

Sembilan tercantum dalam sebuah dokumen “Rancangan Pembukaan

Hukum Dasar”. Dokumen ini pula yang disebut Piagam Jakarta (Jakarta

Charter) oleh Mr. Muh Yamin. Adapun rumusan rancangan dasar negara

terdapat di akhir paragraf keempat dari dokumen “Rancangan Pembukaan

Hukum Dasar” (paragraf 1-3 berisi rancangan pernyataan

kemerdekaan/proklamasi/declaration of independence). Rumusan ini

merupakan rumusan pertama sebagai hasil kesepakatan para “Pendiri

Bangsa”.

Page 12: PROSES PERUMUSAN DASAR NEGARA DAN PENGESAHAN PANCASILA ...blog.unnes.ac.id/iwanhardisaputro/wp-content/uploads/sites/2821/... · begitu memahami makna dan hakekat Pancasila. Masyarakat

Adapun bunyi lengkapnya “Piagam Jakarta” adalah sebagai berikut:

Mukaddimah

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa

dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan,

karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah

sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa

menghantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang Negara

Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur.

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan

didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang

bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya.

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan

Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan

umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu

dalam suatu Hukum Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu

susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan

berdasar kepada Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam

bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan

beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilam, serta dengan

mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Jakarta, 22-6-2605

Ir. Soekarno

Drs. Muh. Hatta

Mr. A.A. Maramis

K.H. Wachid Hasjim

Abdul Kahar Muzakkir

H. Agus Salim

Abikusno Tjokrosujoso

Mr. Ahmad Subardjo

Mr. Muhammad Yamin

Page 13: PROSES PERUMUSAN DASAR NEGARA DAN PENGESAHAN PANCASILA ...blog.unnes.ac.id/iwanhardisaputro/wp-content/uploads/sites/2821/... · begitu memahami makna dan hakekat Pancasila. Masyarakat

Rumusan kalimat

“… dengan berdasar kepada: ke-Tuhanan, dengan kewajiban

menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar

kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan

kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

Alternatif pembacaan

Alternatif pembacaan rumusan kalimat rancangan dasar negara pada

Piagam Jakarta dimaksudkan untuk memperjelas persetujuan kedua

golongan dalam BPUPKI sebagaimana terekam dalam dokumen itu

dengan menjadikan anak kalimat terakhir dalam paragraf keempat

tersebut menjadi sub-sub anak kalimat.

“… dengan berdasar kepada: ke-Tuhanan

1. dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-

pemeluknya, menurut dasar,

2. kemanusiaan yang adil dan beradab,

3. persatuan Indonesia, dan

4. kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan[;] serta

5. dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia.”

Rumusan dengan penomoran (utuh)

1.Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-

pemeluknya

2.Menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab

3.Persatuan Indonesia

4.Dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan

5.Serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Page 14: PROSES PERUMUSAN DASAR NEGARA DAN PENGESAHAN PANCASILA ...blog.unnes.ac.id/iwanhardisaputro/wp-content/uploads/sites/2821/... · begitu memahami makna dan hakekat Pancasila. Masyarakat

Rumusan populer

Versi populer rumusan rancangan Pancasila menurut Piagam Jakarta

yang beredar di masyarakat adalah:

1.Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-

pemeluknya

2.Kemanusiaan yang adil dan beradab

3.Persatuan Indonesia

4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan

5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Dr. K. H. Abdul Hamid,dkk,

2012:85)

Sidang BPUPKI ke-2 (10-16 Juli 1945)

Ada tambahan 6 anggota pada siding BPUPKI kedua ini. Selain itu

Ir Soekarno juga melaporkan hasil pertemuan panitia Sembilan yang telah

mencapai suatu hasil yang baik yaitu suatu modus atau persetujuan

antara golongan Islam dengan golongan kebangsaan. Peretujuan tersebut

tertuang dalam suatu rancangan Pembukaan hukum dasar, rancangan

preambul Hukum dasar yang dipermaklumkan oleh panitia kecil Badan

Penyelidik dalam rapat BPUPKI kedua tanggal 10 juli 1945. Panitia kecil

badan penyelidik menyetujui sebulat-bulatnya rancangan preambule yang

disusun oleh panitia Sembilan tersebut.

Dalam sidang ini istilah hukum dasar diganti dengan istilah

Undang-Undang Dasar. Keputusan penting dalam rapat ini anara lain:

tanggal 10 juli diambil keputusan tentang bentuk Negara. Dari 64 suara

yang pro republik 55 orang yang meminta bentuk kerajaan 6 orang adapu

bentuk lain dan blanko 1 orang. Tanggal 11 juli keputusan tentang luas

wilayah Negara. Sebanyak 39 suara memilih daerah Hindia Belanda

ditambah dengan Malaya, Borneo Utara (borneo Inggris), Irian timur,

Timor Portugis dan Pulau-pulau sekitanya.

Page 15: PROSES PERUMUSAN DASAR NEGARA DAN PENGESAHAN PANCASILA ...blog.unnes.ac.id/iwanhardisaputro/wp-content/uploads/sites/2821/... · begitu memahami makna dan hakekat Pancasila. Masyarakat

Keputusan-kepuusan lain yaitu membentuk panitia perancangan

Undang-Undang Dasar yang diketuai oleh Ir. Soekarno, membentuk

panitia ekonomi dan keuangan yang diketuai oleh Drs. Moh. Hatta, dan

juga membentuk panitia pembelaan tanah air diketuai oleh Abikusno

Tjokrosoejoso. Dan pada tanggal 14 Juli Badan Penyelidik bersidang lagi

dan Panitia Perancanga Undang-Undang dasar yang diusulkan terdiri atas

3 bagian, yaitu: 1. Pernyataan Indonesia merdeka, yang berupa dakwaan

di muka dunia atas penjajahan Belanda 2. Pembukaan yang didalamnya

terkandung dasar Negara Pancasila dan 3. Pasal-pasal UUD

(Pringgodigdo, 1979: 169-170)

Budiono, Kabul, Pendidikan Pancasila untuk PerguruanTtinggi. 2009 , Alfabeta : Bandung,

PROSES PENGESAHAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA RI

Pembentukan PPKI

Menyerahkan kekaisaran Jepang yang mendadak dan diikuti dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diumumkan sendiri oleh Bangsa Indonesia (lebih awal kesepakatan semula dengan Tentara Angkatan Darat XVI Jepang) menimbulkan situasi darurat yang harus segera diselesaikan. Karna desakan para tokoh Indonesia, akhirnya Jepang menyetujui untuk membentuk badan persiapan kemerdekaan dengan membentuk PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada 7 Agustus 1945 yang beranggotakan 21 orang (12 orang dari Jawa, 3 orang dari Kalimantan, 1 orang dari Sulawes, 1 orang dari Nusa Tenggara, 1 orang dari Maluku, 1 orang dari golongan Tionghoa). Susunan awal anggota PPKI adalah sebagai berikut :

1. Ir. Soekarno (Ketua)

2. Drs. Moh. Hatta (Wakil Ketua)

3. Prof. Mr. Dr. Soepomo (Anggota)

4. KRT Radjiman Wedyodiningrat (Anggota)

5. R. P. Soeroso (Anggota)

6. Soetardjo Kartohadikoesoemo (Anggota)

Page 16: PROSES PERUMUSAN DASAR NEGARA DAN PENGESAHAN PANCASILA ...blog.unnes.ac.id/iwanhardisaputro/wp-content/uploads/sites/2821/... · begitu memahami makna dan hakekat Pancasila. Masyarakat

7. Kiai Abdoel Wachid Hasjim (Anggota)

8. Ki Bagus Hadikusumo (Anggota)

9. Otto Iskandardinata (Anggota)

10. Abdoel Kadir (Anggota)

11. Pangeran Soerjohamidjojo (Anggota)

12. Pangeran Poerbojo (Anggota)

13. Dr. Mohammad Amir (Anggota)

14. Mr. Abdul Maghfar (Anggota)

15. Mr. Teuku Mohammad Hasan (Anggota)

16. Dr. GSSJ Ratulangi (Anggota)

17. Andi Pangerang (Anggota)

18. A.H. Hamidan (Anggota)

19. I Goesti Ketoet Poedja (Anggota)

20. Mr. Johannes Latuharhary (Anggota)

21. Drs. Yap Tjwan Bing (Anggota)

Selanjutnya tanpa sepengetahuan Jepang, keanggotaan bertambah 6 yaitu: 1. Achmad Soebardjo (Penasehat)

2. Sajoeti Melik (Anggota)

3. Ki Hadjar Dewantara (Anggota)

4. R.A.A. Wiranatakoesoema (Anggota)

5. Kasman Singodimedjo (Anggota)

6. Iwa Koesoemasoemantri (Anggota)

Tanggal 8 Agustus 1945, sebagai pimpinan PPKI yang baru, Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diundang ke Dalat untuk bertemu Marsekal Terauchi. Setelah pertemuan tersebut, PPKI tidak dapat bertugas karena para pemuda mendesak agar proklamasi kemerdekaan tidak dilakukan atas nama PPKI, yang dianggap merupakan alat buatan Jepang. Bahkan rencana rapat 16 Agustus 1945 tidak dapat terlaksana karena terjadi peristiwa Rengasdengklok.

Sidang PPKI Pertama (18 Agustus 1945)

Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidangnya yang pertama. Pada sidang ini PPKI membahas konstitusi negara Indonesia, Presiden dan Wakil Presiden Indonesia, serta lembaga yang membantu tugas Presiden Indonesia. PPKI membahas konstitusi negara Indonesia dengan menggunakan naskah Piagam Jakarta yang telah disahkan

Page 17: PROSES PERUMUSAN DASAR NEGARA DAN PENGESAHAN PANCASILA ...blog.unnes.ac.id/iwanhardisaputro/wp-content/uploads/sites/2821/... · begitu memahami makna dan hakekat Pancasila. Masyarakat

BPUPKI. Namun, sebelum sidang dimulai, Bung Hatta dan beberapa tokoh Islam mengadakan pembahasan sendiri untuk mencari penyelesaian masalah kalimat ”... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” pada kalimat ”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Tokoh-tokoh Islam yang membahas adalah Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimejo, K.H. Abdul Wachid Hasyim, dan Teuku Moh. Hassan. Mereka perlu membahas hal tersebut karena pesan dari pemeluk agama lain dan terutama tokoh-tokoh dari Indonesia bagian timur yang merasa keberatan dengan kalimat tersebut. Mereka mengancam akan mendirikan negara sendiri apabila kalimat tersebut tidak diubah. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, dicapai kesepakatan untuk menghilangkan kalimat ”... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Hal ini dilakukan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Kita harus menghargai nilai juang para tokoh-tokoh yang sepakat menghilangkan kalimat ”.... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.” Para tokoh PPKI berjiwa besar dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Mereka juga mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Adapun tujuan diadakan pembahasan sendiri tidak pada forum sidang agar permasalahan cepat selesai. Dengan disetujuinya perubahan itu maka segera sidang pertama PPKI dibuka.

keputusan: 1. Menetapkan dan mengesahkan pembukaan UUD 1945 dan UUD

1945

2. Memilih presiden dan wakil presiden (Sukarno dan Moh. Hatta)

3. Membentuk Komite Nasional Indonesia sebagai badan musyawarah darurat.

Pancasila yang direfisi: 1. ke-Tuhanan Yang Maha Esa, 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, 3. Persatuan Indonesia 4. Dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan 5. Serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia.

Tim Pendidikan Pancasila Unesa. 2014. Pendidikan Pancasila. Surabaya: UnesaUniversity Press.

Page 18: PROSES PERUMUSAN DASAR NEGARA DAN PENGESAHAN PANCASILA ...blog.unnes.ac.id/iwanhardisaputro/wp-content/uploads/sites/2821/... · begitu memahami makna dan hakekat Pancasila. Masyarakat

PERKEMBANGAN PANCASILA

Pancasila I (menurut sidang BPUPKI):

1. Kebangsaan Indonesia.

2. Internasionalisme atau peri-kemanusiaan.

3. Mufakat atau demokrasi.

4. Kesejahteraan sosial.

5. Ke- Tuhanan.

Pancasila II (menurut Piagam Jakarta)

1. Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi

pemeluk-pemeluknya.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila III ( menurut sidang PPKI) dan dipakai sampai sekarang.

1. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dan terbentuklah dasar negara Indonesia Pancasila dengan isi

yang kita ketahui sekarang. Tetapi inti dari sila pancasila merupakan

gabungan semua ideologi yang ada di dunia ini.

Tuhan, yaitu sebagai kausa prima (Agama).

Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial(Internasionalisme)

Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian tersendiri(Nasionalisme)

Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja dsn gotong royong

(Demokrasi).

Page 19: PROSES PERUMUSAN DASAR NEGARA DAN PENGESAHAN PANCASILA ...blog.unnes.ac.id/iwanhardisaputro/wp-content/uploads/sites/2821/... · begitu memahami makna dan hakekat Pancasila. Masyarakat

Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang

menjadi haknya (Sosialisme).

Dari uraian itu maka Pancasila merupakan sebuah ideologi yang lengkap

dan sempurna bagi sebuah terbentuknya negara.

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Pancasila mengalami proses perumusan yang panjang dan berat, mulai dari persidangan pertama BPUPKI hingga persidangan kedua BPUPKI. Pancasila disahkan pada persidangan PPKI pada 18 Agustus 1945. Rumusan Pancasila dikumandangkan kepada seluruh bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Perkembangan Pancasila masih terjadi setelah proklamasi kemerdekaan. Ternyata masih banyak ditemukan perbedaan pemahaman ideologi Pancasila dari masa ke masa

Saran

Diharapkan untuk setiap Warga Negara Indonesia untuk lebih memahami dan mendalami hakikat Pancasila serta proses perumusan dan pengesahan Pancasila sebagai bukti cinta tanah air dan penghargaan terhadap perjuangan para tokoh perumus Pancasila dan terhadap ideologi Pancasil itu sendiri.

Page 20: PROSES PERUMUSAN DASAR NEGARA DAN PENGESAHAN PANCASILA ...blog.unnes.ac.id/iwanhardisaputro/wp-content/uploads/sites/2821/... · begitu memahami makna dan hakekat Pancasila. Masyarakat

Daftar Pustaka:

A.T.Soegito, dkk. Pendidikan Pancasila .2015

Dr.H.Kaelan,M.S. Pendidikan Pancasila. 2004

Suwarno,P.J. Pancasila Budaya Bangsa Indonesia.

Budiyanto. Pendidikan Kewarganegaraan:Penerbit erlangga)

Dr. K. H. Abdul Hamid,dkk. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

2012:

Saafroedin Bahar Risalah Sidang BPUPKI-PPKI 29 Mei 1945-19 Agustus

1945. (ed). (1992)

Tim Fakultas Filsafat Pendidikan Pancasila. UGM Edisi 2:2005. Jakarta:

Universitas Terbuka

Budiono, Kabul, Pendidikan Pancasila untuk PerguruanTtinggi. 2009 ,

Alfabeta : Bandung,

Kaelan, Pedidikan Pancasila, 2003, Paradigma : Yogyakarta