makalah pendidikan pancasila "pancasila dan pergerakan pemuda 1928"
TRANSCRIPT
MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA
“PANCASILA DAN PEMUDA TAHUN 1928”
DISUSUN OLEH :
WENESIA FAJAR HEKSANTI
16060484031
PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
i
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam saya sampaikan ke hadiran Allah Yang Maha Pemurah,
karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat saya selesaikan sesuai yang waktunya.
Dalam makalah ini saya membahas “PANCASILA DAN PEMUDA TAHUN 1928”.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pengetahuan kita tentang yang terjadi pada
tahun 1928.
Surabaya, 05 Maret 2017
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN UTAMA............................................................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................iii
BAB 1
PENDAHULUAN. ..............................................................................................................4
a. LATAR BELAKANG ......................................................................................4
b. RUMUSAN MASALAH ......................................................................................5
BAB 2
PEMBAHASAN .............................................................................................................6
a. SEJARAH PANCASILA .....................................................................................6
b. PERGERAKAN PEMUDA 1928 .........................................................................7
c. PANCASILA DAN SUMPAH PEMUDA .............................................................12
BAB 3
PENUTUP.............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................16
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lahirnya pancasila dilatar belakangi oleh sejarah masuknya agama besar di nusantara
( islam, hindu, budha ) menjadi landasan hidup beragama dan bermasyarakat. Selain itu juga
didasari atas pergerakan Indonesia yang dimulai sejak masa hindu budha yakni pada masa
kerajaan majapahit. Perumusan pancasila sendiri dimulai saat jepang menjanjikan
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 29 april 1945, karena hal itu dengan berdirinya sebuah
negara maka harus memiliki landasan atau dasar bagi negara itu sendiri maka dirumuskanlah
Pancasila. Munculnya pancasila pun tak terlepas dari gerakan pemuda Indonesia.
Sejarah menunjukkan bahwa selain aktivitas gerakan yang berupa tuntutan-tuntutan
terhadap persoalan internal sebuah perguruan tinggi, gerakan mahasiswa juga mampu
menemukan momentum-momentum besar yang menyebabkan keterlibatannya dalam
perubahan politik nasional menjadi sangat penting. Setelah gerakan pada masa pra
kemerdekaan, gerakan mahasiswa tahun 1966 yang meruntuhkan Orde Lama dan menopang
lahirnya Orde Baru hingga gerakan penggulingan rejim orde tersebut pada 1998 lalu
menunjukkan peran mahasiswa yang signifikan dalam perubahan sosial politik di tanah air.
Sebenarnya bangsa Indonesia mempunyai tradisi meromantiskan kehidupan kaum muda dan
mahasiswa. Hal ini terlihat dari cara kita memandang sejarah modern bangsa kita, dengan
membaginya dalam periode-periode waktu menurut momentum-momentum besar yang
melibatkan pemuda dan mahasiswa dalam perubahan nasional. Periodisasi sejarah gerakan
mahasiswa dan pemuda Indonesia dalam angkatan-angkatan 1908, 1928, 1945, 1966, dan
seterusnya hingga 1998 juga bisa diartikan sebagai pengakuan terhadap peran sentral
mahasiswa dalam perkembangan dan perubahan perjalanan bangsa. Namun demikian, ada
tidaknya “prestasi sejarah” tersebut tidak menjadi indikator utama keberhasilan gerakan
mahasiswa. Karena pada dasarnya, gerakan mahasiswa merupakan proses perubahan yang
esoterik. Ia akan terwujud dalam sebuah idealisme dan cita-cita gerakan dalam menciptakan
sebuah masyarakat yang lebih baik dan lebih adil.
4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Sejarah Pancasila?
2. Bagaimana pergerakan mahasiswa tahun 1928?
3. Bagaimana Pancasila dan pergerakan mahasiswa tahun 1928?
5
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Sejarah Pancasila
Pancasila adalah sebuah ideologi dasar negara Indonesia. Pancasila terdiri dari dua kata
yang berasal dari bahasa Sanskerta yaitu: panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau
asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia.Adapun 5 dasar/asas yang ada pada Pancasila yang tercantum pada
paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945 adalah Ketuhanan
Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kata Lahirnya Pancasila merupakan judul pidato yang disampaikan oleh Soekarno dalam
sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 1
Juni 1945 . Dalam pidato tersebut muncul rumusan awal serta konsep Pancasila pertama
kalinya, yang dikemukakan sendiri oleh Soekarno sebagai dasar negara. Selanjutnya BPUPKI
membentuk panitia untuk merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar, dan
terbentuklah Panitia Sembilan yang terdiri dari Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Mr. AA
Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, Agus Salim, Achmad
Soebardjo, Wahid Hasjim, dan Mohammad Yamin yang ditugaskan untuk merumuskan
kembali Pancasila sebagai Dasar Negara dan menjadikannya sebagai teks
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Rumusan Pancasila tersebut akhirnya dicantumkan
dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, yang disahkan sebagai dasar negara
Indonesia merdeka pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh BPUPKI.
Sejak zaman dulu Burung Garuda telah dianggap mulia sehingga Garuda menjadi simbol
nasional Indonesia, sebagai perwujudan ideologi Pancasila. Lambang negara
Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Lambang
negara Indonesia berbentuk burung Garuda yang kepalanya menoleh ke sebelah kanan,
perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika tertulis diatas pita yang dicengkeram oleh garuda yang
artinya adalah “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.
6
B. Pergerakan mahasiswa tahun 1928
Sejarah pada periode di tahun 1928. Pada awalnya, mahasiswa di Surabaya yang bernama
Soetomo pada tanggal 19 oktober 1924 mendirikan Kelompok Studi Indonesia (Indonesische
Studie-club). Di tempat yang berbeda, oleh Soekarno dan kawan - kawannya dari Sekoleah
Tinggi Teknik (ITB) di Bandung beriniisiatif untuk mendirikan Kelompok Studi Umum
(Algemeene Studi Club) pada tanggal 11 Juli 1925. Pembentukan kedua kelompok diskusi ini
merupakan bentuk kekecewaan mereka terhadap perkembangan pergerakan politik
mahasiswa yang semakin tumpul pada masa itu.
Kemudian pada tahun 1926, terbentuklah organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar
Indonesia (PPPI) yang merupakan organisasi yang berusaha untuk menghimpun seluruh
mahasiswa di Indonesia dan lebih menyuarakan yang namanya wawasan kebangsaan dalam
diri mahasiswa. Hal tersebut lah yang kemudian mereka realisasikan dengan
menyelenggarakan sebuah kongres paling bersejarah dalam dunia kepemudaan mahasiswa di
tanah air. Yaitu Kongres Pemuda II yang berlangsung di Jakarta pada 26-28 Oktober 1928
yang kemudian menghasilkan sumpah pemuda yang sangat bersejarah tersebut.
Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan
dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu
bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari
Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap
tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi
Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh
wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan
yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond,
Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John
Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar
Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh
Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi
dalam tiga kali rapat.
7
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond
(KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI
Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam
sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan
hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat
persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah
pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat
bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara
pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario
menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan
Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional.
Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang
dibutuhkan dalam perjuangan.
Adapun panitia Kongres Pemuda terdiri dari :
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta :
• Abdul Muthalib Sangadji
• Purnama Wulan
8
• Abdul Rachman
• Raden Soeharto
• Abu Hanifah
• Raden Soekamso
• Adnan Kapau Gani
• Ramelan
• Amir (Dienaren van Indie)
• Saerun (Keng Po)
• Anta Permana
• Sahardjo
• Anwari
• Sarbini
• Arnold Manonutu
• Sarmidi Mangunsarkoro
• Assaat
• Sartono
• Bahder Djohan
• S.M. Kartosoewirjo
• Dali
• Setiawan
• Darsa
• Sigit (Indonesische Studieclub)
• Dien Pantouw
• Siti Sundari
• Djuanda
• Sjahpuddin Latif
• Dr.Pijper
• Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken)
• Emma Puradiredja
• Soejono Djoenoed Poeponegoro
• Halim
• R.M. Djoko Marsaid
• Hamami
• Soekamto
9
• Jo Tumbuhan
• Soekmono
• Joesoepadi
• Soekowati (Volksraad)
• Jos Masdani
• Soemanang
• Kadir
• Soemarto
• Karto Menggolo
• Soenario (PAPI & INPO)
• Kasman Singodimedjo
• Soerjadi
• Koentjoro Poerbopranoto
• Soewadji Prawirohardjo
• Martakusuma
• Soewirjo
• Masmoen Rasid
• Soeworo
• Mohammad Ali Hanafiah
• Suhara
• Mohammad Nazif
• Sujono (Volksraad)
• Mohammad Roem
• Sulaeman
• Mohammad Tabrani
• Suwarni
• Mohammad Tamzil
• Tjahija
• Muhidin (Pasundan)
• Van der Plaas (Pemerintah Belanda)
• Mukarno
• Wilopo
• Muwardi
• Wage Rudolf Soepratman
10
• Nona Tumbel
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr.
Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah
tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh
Yamin.
Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua adalah sebagai berikut :
PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe,
Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu,
Tanah Indonesia).
KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa
Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa
Indonesia).
KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa
Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa
Indonesia).
Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu
kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu
Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar
Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan.
Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap
terus menyanyikannya.
Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928 dikenang sebagai lahirnya kesepakatan unsur-unsur
bangsa yang sangat heterogen untuk menjadi bangsa yang satu. Itulah saat resmi lahirnya
bangsa Indonesia, yang sebelumnya nomenklatur Indonesia belum digunakan untuk menamai
suatu bangsa, suatu bahasa, dan suatu tanah air. Meskipun serupa dalam semangatnya untuk
menyatukan nusantara, Soempah Pemoeda berbeda dengan Sumpah Palapa yang diucapkan
Mahapatih Gajah Mada. Sumpah Palapa menempatkan Kerajaan Majapahit sebagai pusat,
sementara Soempah Pemoeda ingin menyatu, membangun persatuan dalam napas kebebasan,
persaudaraan dan kesetaraan; bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu,
Indonesia.
11
Kolonial Belanda mulai menangkapi pemimpin-pemimpin organisasi kepemudaan itu
yang dinilai vokal antara lain. Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Sutan Syahrir, Dr. Tjipto
Mangunkusumo, Ki Hadjar Dewantoro dan banyak lagi pemimpin organisasi yang
ditangkapi, dibuang dan diasingkasn dari rakyatnya. Akan tetapi semangat untuk merdeka
tidak pernah padam dan malah bertambah subur berkat Soempah Pemoeda itu.
Pada dekade ini, banyak muncul partai-partai yang berjuang di dalam parlemen (volksraad)
maupun pada ranah sosial masyarakat. Partai-partai tersebut muncul dalam memperjuangkan
bangsa Indonesia dalam bentuk menuju persiapan Indonesia merdeka.
Pada tahun-tahun ini, juga dibentuk organisasi saya yang menghususkan pada gerakan
pemuda, misalnya Pemuda Ansor (Pemuda NU tahun 1934), Pemuda Muhammadiyah
tahun 1932. Pemuda Muslimin (1932), Nasyiatul aisyiyah (1931).
C. PANCASILA DAN SUMPAH PEMUDA
Peringatan sumpah pemuda pada tahun ini sudah seyogyanya mampu kita jadikan pelecut
semangat bagi diri kita untuk bangkit kembali dari keterpurukan bangsa. Sudah cukup banyak
bukti bahwa bangsa ini mengalami dekadensi moral dan keterbelakangan budaya. Justru yang
berkembang malah budaya yang merusak kepribadian bangsa, seperti adanya budaya
berbahasa Indonesia sudah mulai terpengaruh bahasa gaul, bahasa kebarat-baratan sampai
kebiasaan minum-minuman keras, pergaulan bebas, pengaruh narkoba,dll. Semua itu tanpa
kita sadari semakin merongrong kewibawaan bangsa Indonesia.
Belum lagi negara ini masih diperparah dengan berbagai macam bencana alam, baik
banjir, kebakaran, elpiji meledak, tanah longsor, gempa bumi, tsunami, dan gunung meletus.
Semuanya membuat negeri ini semakin terpuruk dan merugi baik materiil maupun imateriil.
Nah, momentum sumpah pemuda bias kita gunakan untuk kembali membangkitkan
semangat kebangsaan kita yang mungkin sudah mulai luntur agar kita tidak semakin merugi.
Kita bisa memulai dengan pemahaman bahwa memang manusia pada dasarnya merugi,
kecuali adalah orang-orang yang beriman. Kedua orang yang mengerjakan amal sholih
(kebaikan), ketiga orang yang saling berwasiat tentang kebenaran (haq), dan Keempat orang
yang berwasiat dalam kesabaran.
12
Dan menurut hemat kami orang yang tidak merugi tetapi malah untung adalah orang yang
masih mampu memahami hakikat Pancasila, yaitu dasar Negara kita, ideologi bangsa kita,
falsafah bangsa kita. Maksudnya bagaimana?
Bila diperhatikan, sila Pancasila ada lima, masing-masing sila saling berkaitan dan
membentuk hirarki atau sebuah piramida. Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa
merupakan cerminan dari kecuali orang-orang yang beriman. Orang yang beriman berarti
orang yang percaya kepada keagungan Tuhan Yang maha Esa. Orang yang percaya tentu
akan mengabdi kepada yang dipercaya, yaitu mengabdi dengan beribadah sesuai rukun-
rukunnya dan buah dari beribadah adalah kebaikan yang dikerjakan tanpa merasa pamrih atau
ikhlas, ibarat tangan kanan yang memberi, tangan kiri tidak tahu.
Sila kedua berbunyi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab merupakan cerminan dari
mengerjakan amal-amal sholih. Memang manusia diciptakan menjadi makhluk yang paling
sempurna. Jika akhlaqnya baik maka manusia lebih mulia daripada malaikat, namun jika
akhlaqnya buruk manusia menjadi lebih hina daripada binatang. Manusia yang beradab
adalah cerminan manusia yang mempunyai akhlaq mulia, sedangkan akhlaq mulia adalah
puncaknya ilmu. Kebalikannya manusia yang jelek perangainya akan menjadi manusia
yang biadab.Jadi, bukti bahwa manusia itu berilmu atau tidak adalah pada adabiahnya,
apakah baik apa jelek.
Sila ketiga dan keempat yang berbunyi Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan merupakan pantulan
dari saling berwasiat tentang kebenaran. Orang yang saling memberi nasehat kebenaran
tentunya orang tersebut jelas rukun dan mau duduk bersama saling mendengarkan atau lebih
jelasnya orang tersebut bersedia duduk bersama untuk bermusyawarah membicarakan setiap
masalah dan dicari solusinya. Kadang memang kita setiap saat selalu saja ada masalah yang
muncul, namun kita juga diberikan solusi jika ada masalah cara yang paling tepat adalah
dengan musyawarah. Dengan musyawarah akan menghapus setiap rasa benci, rasa mau
menang sendiri/ego, dan mau mendengarkan kemauan orang lain termasuk mau mengalah
yang penting tujuan untuk kepentingan bersama diutamakan.
Sila kelima adalah Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia merupakan refleksi
dari saling berwasiat tentang kesabaran. Orang yang sabar tentu orang yang mau mengalah
dan tahan terhadap cobaan hidup. Orang yang sabar tentu akan lebih mementingkan
kepentingan umum daripada pribadi maupun golongannya. Dan kesabaran pasti akan berbuah
13
manis. Kebalikaanya grusa-grusu atau gegabah akan menghasilkan kegagalan. Jadi kesabaran
tentu akan melahirkan sebuah keadilan sosial. Dan inilah buah dari Pancasila yaitu sebuah
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Jadi yang menikmati keadilan itu bukan hanya
sebagian rakyat tetapi semuanya. Itu adalah cita-cita para faunding father bangsa.
14
BAB 3
PENUTUP
Jadi kepada para pemuda mari kita merenung kembali dan mawas diri apakah yang kita
lakukan selama ini sudah sesuai dengan sumpah pemuda pada saat itu. Kita sudah punya
pedoman dan falsafah yaitu Pancasila, maka kita tinggal melaksanakan agar cita-cita bangsa
bisa kita laksanakan tentunya sesuai profesi dan kemampuan kita masing-masing.
15
DAFTAR PUSATAKA
https://pcpmcempakaputih.wordpress.com/tag/sejarah-pergerakan-pemuda-indonesia/
https://educationnote.wordpress.com/2013/03/21/materi-pendidikan-pancasila/
http://indo-sejarah.blogspot.co.id/2011/07/gerakan-mahasiswa.html
https://marsaja.wordpress.com/2010/10/29/sumpah-pemuda-dan-pancasila/
16