fisiologi sistem pergerakan

36
Fisiologi Sistem Pergerakan (Lokomosi) Manusia memiliki kemampuan untuk bergerak dan melakukan aktivitas, seperti berjalan, berlari, menari dan lain-lain. Kemampuan melakukan gerakan tubuh pada manusia didukung adanya sistem gerak, yang merupakan hasil kerja sama yang serasi antar organ sistem gerak, seperti rangka (tulang), persendian, dan otot. Fungsi rangka (tulang) adalah sebagai alat gerak pasif, yang hanya dapat bergerak bila dibantu oleh otot. Berdasarkan bentuk-nya tulang dibedakan menjadi tulang pipa, tulang pipih, tulang pendek, sedangkan berdasarkan pada zat penyusun dan sturkturnya tulang dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang keras. Fungsi persendian adalah menghubung-kan antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya. Fungsi otot adalah sebagai alat gerak aktif, yang dapat menggerakkan organ lain sehingga terjadi suatu gerakan. Untuk lebih jelasnya dalam membahas sistem gerak ini, akan diuraikan satu persatu, sebagai berikut yaitu rangka (tulang), sendi dan otot. 1. Rangka (Tulang) Rangka atau tulang pada tubuh manusia termasuk salah satu alat gerak pasif karena tulang baru akan bergerak 1

Upload: naomifetty

Post on 09-Aug-2015

372 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Fisiologi Sistem Pergerakan

TRANSCRIPT

Page 1: Fisiologi Sistem Pergerakan

Fisiologi Sistem Pergerakan

(Lokomosi)

Manusia memiliki kemampuan untuk bergerak dan melakukan aktivitas, seperti

berjalan, berlari, menari dan lain-lain. Kemampuan melakukan gerakan tubuh pada

manusia didukung adanya sistem gerak, yang merupakan hasil kerja sama yang serasi

antar organ sistem gerak, seperti rangka (tulang), persendian, dan otot. Fungsi

rangka (tulang) adalah sebagai alat gerak pasif, yang hanya dapat bergerak bila

dibantu oleh otot. Berdasarkan bentuk-nya tulang dibedakan menjadi tulang pipa,

tulang pipih, tulang pendek, sedangkan berdasarkan pada zat penyusun dan

sturkturnya tulang dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang keras. Fungsi

persendian adalah menghubung-kan antara tulang yang satu dengan tulang yang

lainnya. Fungsi otot adalah sebagai alat gerak aktif, yang dapat menggerakkan organ

lain sehingga terjadi suatu gerakan. Untuk lebih jelasnya dalam membahas sistem

gerak ini, akan diuraikan satu persatu, sebagai berikut yaitu rangka (tulang), sendi dan

otot.

1. Rangka (Tulang)

Rangka atau tulang pada tubuh manusia termasuk salah satu alat gerak pasif

karena tulang baru akan bergerak bila digerakkan oleh otot. Sedangkan unsur

pembentuk tulang pada manusia adalah unsur kalsium dalam bentuk garam yang

direkatkan oleh kalogen. Sistem skelet (tulang) dibentuk oleh sebuah matriks dari

serabut-serabut dan protein yang diperkeras dengan kalsium, magnesium fosfat, dan

karbonat. Bahan bahan tersebut berasal dari embrio hyalin tulang rawan melalui

osteogenesis kemudian menjadi tulang, proses ini oleh sel-sel yang disebut osteoblast.

Permukaan tulang bagian luar yang keras disebut Periosteum, terbentuk dari jaringan

pengikat fibrosa. Kualitas kerasnya tulang merupakan hasil deposit kalsium.

Periosteum mengandung pembuluh darah yang memberikan suplai oksigen dan

nutrisi ke sel tulang. Rongga tulang bagian dalam diisi dengan sumsum kuning dan

1

Page 2: Fisiologi Sistem Pergerakan

sumsum merah. Sumsum tulang merah adalah tempat hematopolesis yang

memproduksi sel darah putih dan merah (RBCs; WBCs) serta platelet. Dalam

perkembangannya bentuk tulang dan rangka tubuh yang disusunnya dapat mengalami

kelainan yang disebabkan oleh gangguan yang dibawa sejak lahir, infeksi penyakit,

faktor gizi atau posisi tubuh yang salah. Hubungan antar tulang yang satu dengan

tulang yang lainnya, dihubungkan oleh persendian (sendi). Pada manusia terdapat tiga

(3) bentuk persendian, yaitu sendi mati, sendi kaku dan sendi gerak

JENIS-JENIS TULANG

Jenis tulang, meliputi :

1. Tulang rawan

Jaringan tulang rawan yang disusun oleh sel tulang rawan (chondrosit) dan

matriks tulang rawan yang di dalamnya terdapat bahan anorganik (garam

sulfat), bahan organik (protein/ chondrin) dan collagen yang elastis.

Jaringan tulang rawan anak lebih banyak mengandung sel-sel tulang rawan,

sedangkan pada orang dewasa lebih banyak mengandung matriks tulangnya.

Tulang rawan berifat tidak keras dan elastis (lentur) yang terdapat di hidung,

telinga, antar ruas tulang belakang, persendian dan ujung tulang pipa.

Tulang Rawan Hialin

Matriksnya memiiki serat kolagen yang tersebar dalam bentuk anyaman

halus dan rapat. Terdapat pada saluran pernapasan dan ujung tulang rusuk.

Tulang rawan hialin bening seperti kaca.

Tulang Rawan Elastik

Susunan polikandrium, matriks , sel dan lacuna tulang rawan elastic sama

dengan tulang rawan hialin. Akan tetapi serat kolagen tulang rawan elastic

tidak tersebar dan nyata seperti pada tulang rawan hialin. Bentuk serat –

serat elastic bergelombang . tulang rawan elastic terdapat pada epiglottis dan

bagian luar telinga.

Tulang Rawan Fibrosa (Fibrokartilago) / Serat

2

Page 3: Fisiologi Sistem Pergerakan

Matriksnya mengandung serabut kolagen kasar dan tidak teratur; terletak di

perlekatan ligamen, sambungan tulang belakang, dan simfisis pubis. Sifat

khas dari tulang rawan ini adalah lakuna – lakunanya bulat atau bulat telur

dan berisi sel – sel (kondrosit).

2. Tulang (osteon)

Jaringan tulang tersusun oleh osteosit dan matriks tulang. Osteosit banyak

menguluarkan senyawa kapur dan phospat ke dalam matriks tulang sehingga

menjadi keras. Bila matriks tulang padat dan rapat maka yang terbentuk adalah

tulang keras (tulang kompak), misal tulang pipa (tulang lengan, hasta,

pengumpil, kering dan betis). Bila matriks tulang tidak rapat (berongga) akan

membentuk tulang spons, misal tulang pipih dan tulang pendek (tulang

tengkorak, ruas tulang belakang).

Bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai sistem rangka.tersusun dari

bagian – bagian sebagai berikut:

Ostreoprogenator, merupakan sel khusus yaitu derivate mesenkima yang

memiliki potensi mitosis yang mampu berdiferensiasi menjadi osteoblas

terdapat dibagian luar membrane ( periosteum)

Osteoblas merupakan sel tulang muda yang akan membentuk osteosit.

Osteosit merupakan sel – sel tulang dewasa.

Osteoklas merupakan sel yang berkembang dari monosit dan terdapat

disekitar permukaan tulang . fungsi osteoklas untuk perkembangan,

pemeliharaan , perawatan dan perbaikan tulang.

3

Page 4: Fisiologi Sistem Pergerakan

Sistem gerak pada manusia

Rangka : Aksial(poros tubuh)

Apendikular(rangka tambahan)

Tulang manusia berjumlah 206, ratusan tulang terangkai oleh sendi membentuk

rangka. Kerangka dapat bergerak dikarenakan adanya otot , otot manusia

berjumlah 650 .

Rangka tubuh manusia tersusun atas berbagai bentuk tulang yang saling

berhubungan.

Secara garis besar, tulang-tulang itu dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok

berdasarkan bagian tubuh yang disusunnya, yaitu:

o Tulang Tengkorak,

o Tulang Badan

o Tulang Anggota Gerak

Susunan Tulang

Susunan tulang pada manusia terdiri dari, :

4

Page 5: Fisiologi Sistem Pergerakan

1. Tulang Tengkorak

Tengkorak sebagian besar tersusun atas tulang-tulang yang pipih. Tulang-tulang

tersebut bersambungan sedemikian rupa sehingga membentuk rongga. Didalam

rongga itulah tersimpan otak dan beberapa organ wajah, misalnya mata dan

gigi. Tulang tengkorak dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu tulang-tulang

bagian kepala dan tulang-tulang bagian muka.

Tulang kepala

Tulang-tulang bagian kepala meliputi tulang dahi, tulang parietal,tulang

kepala belakang, tulang baji, tulang tapis, dan tulang pelipis. Sambungan

antar tulang tengkorak adalah hubunan yang tidak dapat digerakkan.

Tulang muka

Tulang-tulang bagian muka meliputi tulang rahang atas, tulang rahang

bawah, tulang pipi, tulang langit-langit, tulang hidung, tulang air mata, dan

tulang lidah. Tulang-tulang muka bersatu dan tidak dapat digerakkan,

kecuali tulang rahang bawah yang berfungsi untuk berbicara dan mengunyah

makanan.

2. Tulang Badan

Tulang badan meliputi ruas-ruas tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk,

tulang gelang bahu, dan tulang gelang panggul. Pada bagian atas membentuk

rongga dada, didalamnya tersimpan jantung dan paru-paru.

3. Tulang belakang

Tulang belakang membentuk sumbu tubuh. Tulang belakang bersifat fleksibel

(tidak kaku) karena beruas dan tiap ruas dihubungkan oleh cakram invertebral

yang tersusun dari tulang rawan. Persendiannya memungkinkan gerakan ke

depan, belakang, dan samping. Bentuk tulang belakang melengkung berfungsi

untuk menguatkan dan menyeimbangkan tubuh saat berdiri.

Tiap ruas tulang belakang memiliki struktur yang sama, kecuali dua ruas yang

paling atas, yaitu tulang atlas dan aksis. Tulang atlas (paling atas) memiliki

persendian khusus dengan tulang tegkorak sehingga memungkinkan kepala

dapat mengangguk. Sedangkan tulang aksisi memiliki semacam ‘pasak’ yang

5

Page 6: Fisiologi Sistem Pergerakan

disebut taju odontoid yang menempel pada tulang atlas. Adanya tulang atlas

dan tulang aksis ini memungkinkan kepala dapat bergerak berputar.

4. Tulang dada (Sternum)

Sternum berbentuk seperti pisau belati. Sternum terdiri dari 3 bagian, yaitu hulu

(manubrium), badan, dan taju pedang (xipoid processus). Manumbrium

bersambungan dengan klavikula dan tulang rusuk pertama. Bagian badan

merupakan tempat melekatnya 9 tulang rusuk berikutnya.

5. Tulang rusuk

Tulang rusuk ada 12 pasang. Terdiri dari 7 pasang rusuk sejati melekat pada

tulang dada, 5 pasang rusuk palsu, dibagi menjadi , 3 pasang tulang rusuk yang

melekat pada tulang rusuk diatasnya, dan 2 pasang tulang rusuk melayang.

Gelang bahu dan gelang panggul

Gelang bahu terdiri dari tulang selangka (klavikula) yang melekat pada tulang

dada, dan tulang belikat (scapula) yang melekat pada tulang rusuk.

Gelang panggul terdiri dari tulang usus (ilium), tulang duduk (ischium), dan

tulang kemaluan (pubis).

Tulang Anggota Gerak

Tulang anggota badan terdiri dari tulang-tulang lengan dan tulang tungkai.

Tulang tungkai menyangga tubuh untuk berdiri yang memungkinkan kita

bergerak secara bebas. Tulang anggota gerak atas meliputi tulang lengan atas

(humerus), tulang hasta (ulna) yang satu garis dengan kelingking, tulang

pengumpil (radius), tulang pangkal lengan (karpus), tulang telapak tangan

(metakarpus), dan jari tangan (falang).

Tulang anggota gerak bawah meliputi tulang paha (femus), tulang tempurung

lutut (patella), tulang betis (fibula), tulang kering (tibia), tulang pangkal kaki

(tarsal), tulang telapak kaki (metatarsus), dan tulang jari kaki (falang).

Bentuk Tulang Berdasarkan Bentuknya

Tulang dibedakan menjadi:

1. Tulang Pipa

6

Page 7: Fisiologi Sistem Pergerakan

Tulang pipa bentuknya bulat, memanjang, bagian tengahnya berlubang, seperti

pipa. Contoh : Tulang lengan, tulang paha, tungkai dan ruas-ruas tulang jari. Di

bagian dalam ujungnya terdapat sum-sum merah berfungsi untuk pembentukan

sel darah merah. Tulang pipa dibagi 3 yaitu kedua ujung yang bersendian

(epifisis), bagian tengah (diafisis), dan diantaranya cakra epifisis. Pada anak-

anak cakra epifisis berupa tulang rawan yang mengandung osteoblas, karena

masih mengalami pertumbuhan. Sedangkan pada dewasa, cakra epifisis berupa

tulang keras sehingga epifisis dan diafisinya menyatu.

2. Tulang Pipih

Tulang pipih bentuknya pipih, terdiri atas lempengan tulang kompak dan tulang

spons. Didalamnya terdapat sum-sum merah berfungsi untuk pembuatan sel

darah merah dan sel darah putih. Contoh : Tulang rusuk, tulang dada, tulang

belikat, tulang panggul, dan tulang dahi.

3. Tulang Pendek

Tulang pendek bentuknya bulat dan pendek (ruas tulang). Didalamnya terdapat

sum-sum merah berfungsi untuk pembuatan sel darah merah dan sel darah

putih. Contoh : Tulang-tulang pada pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan

telapak tangan.

Selain ke tiga macam tulang tersebut di atas yang sudah dijelaskan secara rinci,

ada juga kelompok tulang yang tidak beraturan karena bentuknya tidak teratur.

Contoh : Tulang punggung dan tulang rahang.

Berdasarkan zat penyusunnya

Tulang dibedakan menjadi :

1. Tulang Keras

Mengandung banyak zat kapur(kalsium karbonat) dan kalsium phophat) dan

sedikit zat perekat. Pengerasn tulang juga dipengaruhi oleh vitamin D.

Beberapa tulang keras terbentuk dari tulang rawan seperti tulang pipa.

Proses perubahan tulang rawan menjadi tulang keras disebu osifikasi

Tulang keras dibentuk oleh sel pembentuk tulang (osteoblas) yang

7

Page 8: Fisiologi Sistem Pergerakan

menghasilkan sel-sel tulang keras (osteosit). Selain terdapat osteoblas, terdapat

pula osteoklas yang bersifat mengikis tulang. Bagian luar tulang pipa dilapisi

periosteum sebagai tempat melekatnya otot. Pertumbuhan memanjang tulang

pipa terjadi pada daerah pertumbuhan didekat ujung tulang yang disebut cakra

epifisis. Di dalam tulang keras terdapat lamela , lakuna , saluran havers dan

kanalikuli . saluran havers adalah

Faktor yang mengatur keseimbangan antara osteoblas (pembentuk) dan

osteoklas (pembongkar) belum dipastikan. Akan tetapi, keduanya dapat

merespons tekanan mekanis. Pada saat anak-anak, zat perekat pada tulang lebih

tinggi. Pada dewasa, kadar zat kapurnya tinggi, sehingga tulang semakin keras.

Jika terjadi patah tulang pada anak-anak akan cepat sembuh disbanding dengan

dewasa.

Tulang keras atau yang sering kita sebut sebagai tulang berfungsi

menyusun berbagai sistem rangka. Tulang tersusun atas:

(a). Osteoblas: sel pembentuk jaringan tulang

(b). Osteosit: sel-sel tulang dewasa

(c). Osteoklas : sel-sel penghancur tulang

Foto struktur bagian dalam tulang

2. Tulang Rawan

Tulang rawan tersusun dari sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang

menghasilkan matriks berupa kondrin. Kondrosit memiliki ruang yang disebut

lakuna. Kondrosit didalam lacuna menerima nutrient dari kapiler darah melalui

8

Page 9: Fisiologi Sistem Pergerakan

difusi, karena kapiler darah tidak dapat masuk ke dalam matriks. Ada 3 tipe

tulang rawan, yaitu :

1) Tulang rawan hialin

Tulang rawan hialin merupakan tipe tulang rawan yang paling banyak

terdapat ditubuh manusia dan merupakan penyusun rangka embrio, yang

kemudian akan berkembangmenjadi tulang keras. Terdapat pada hidung,

laring, trakea.

2) Tulang rawan serat

Tulang rawan seratmempunyai matriks berisi berkas serabut kolagen.

Karena kandungan matriksnya, tulang rawan serat bersifat kuat dan kaku,

serta mampu menahan guncangan. Terdapat pada antarruas tulang

belakang dan cakram sendi lutut.

9

Page 10: Fisiologi Sistem Pergerakan

3) Tulang rawan elastik

Tulang rawan elastic mengandung serabut elastic. Teradpat pada daun

telinga dan epiglottis. Pada masa pertumbuhan, tulang-tulang manusia

masih berupa tulang rawan. Semakin lama, ruang antar selnya terisi zat

kapur sehingga semakin bertambah keras. Namun, pada bagian tertentu

tulang tiu tetap sebagai tulang rawan. Karena tulang rawan tidak memiliki

pembuluh darah dan kondrosit kehilangan kemampuan untuk membelah

dan sulit pulih jika terluka.

Berdasarkan matriksnya (zat antar sel)

Tulang dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Tulang Kompak

Pada lapisan pertama kita akan bertemu dengan yang namanya

periosteum. Periosteum merupakan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum

mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan

pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka

(skelet) ke tulang dan berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan

reparasi tulang rusak. Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang

kompak. Tulang ini teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak

memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur. Tulang kompak

terdiri dari sistem-sistem Havers. Setiap sistem Havers terdiri dari saluran

10

Page 11: Fisiologi Sistem Pergerakan

Havers (Canalis= saluran) yaitu suatu saluran yang sejajar dengan sumbu

tulang, di dalam saluran terdapat pembuluh-pembuluh darah dan saraf.

Disekeliling sistem havers terdapat lamela-lamela yang konsentris dan

berlapis-lapis. Lamela adalah suatu zat interseluler yang berkapur. Pada

lamela terdapat rongga-rongga yang disebut lacuna. Di dalam lacuna terdapat

osteosit. Dari lacuna keluar menuju ke segala arah saluran-saluran kecil yang

disebut canaliculi yang berhubungan dengan lacuna lain atau canalis Havers.

Canaliculi penting dalam nutrisi osteosit. Di antara sistem Havers terdapat

lamela interstitial yang lamella-lamelanya tidak berkaitan dengan sistem

Havers.

Pembuluh darah dari periostem menembus tulang kompak melalui

saluran volkman dan berhubungan dengan pembuluh darah saluran Havers.

Kedua saluran ini arahnya saling tegak lurus. Dan tulang spons tidak

mengandung sistem Havers.

Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum

tulang. Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang ini

dilindungi oleh tulang spongiosa seperti yang telah dijelaskan dibagian tulang

spongiosa. Sumsum tulang berperan penting dalam tubuh kita karena

berfungsi memproduksi sel-sel darah yang ada dalam tubuh.

2. Tulang Spongiosa (Spongy Bone)

Pada lapisan ketiga ada yang disebut dengan tulang spongiosa. Sesuai

dengan namanya tulang spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut

diisi oleh sumsum merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang

spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.

3. Sumsum Tulang (Bone Marrow)

Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah

sumsum tulang. Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum

tulang ini dilindungi oleh tulang spongiosa seperti yang telah dijelaskan

11

Page 12: Fisiologi Sistem Pergerakan

dibagian tulang spongiosa. Sumsum tulang berperan penting dalam tubuh kita

karena berfungsi memproduksi sel-sel darah yang ada dalam tubuh.

Rangka tubuh manusia memiliki fungsi utama sebagai berikut :

1. Memberi bentuk tubuh

Rangka menyediakan kerangka bagi tubuh sehingga menyokong dan

menjaga bentuk tubuh.

2. Tempat melekatnya otot

Tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh manusia menjadi tempat

melekatnya otot. Tulang dan otot ini bersama-sama memungkinkan terjadi-

nya pergerakan pada manusia.

3. Pergerakan

Pergerakan pada hewan bertulang belakang (vertebrae) bergantung kepada

otot rangka, yang melekat pada rangka tulang.

4. Sistem kekebalan tubuh

Sumsum tulang menghasilkan beberapa sel-sel imunitas. Contohnya adalah

limfosit B yang mem-bentuk antibodi.

5. Perlindungan

Rangka tubuh melindungi beberapa organ vital yakni:

o Tulang tengkorak melindungi otak, mata, telinga bagian tengah dan dalam.

o Tulang belakang melindungi sumsum tulang belakang.

o Tulang rusuk, tulang belakang, dan tulang dada melindungi paru-paru dan

jantung.

o Tulang belikat dan tulang selangka melindungi bahu.

o Tulang usus dan tulang belakang melindungi sistem ekskresi, sistem

pencernaan, dan pinggul.

o Tulang tempurung lutut dan tulang hasta melindungi lutut dan siku.

o Tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki melindungi pergelangan

tangan dan pergelangan kaki.

12

Page 13: Fisiologi Sistem Pergerakan

6. Produksi sel darah

Rangka tubuh adalah tempat terjadinya haematopoiesis, yaitu tempat

pembentukan sel darah. Sumsum tulang merupakan tempat pembentukan

sel darah.

7. Penyimpanan

Matriks tulang dapat menyimpan kalsium dan terlibat dalam metabolisme

kalsium. Sumsum tulang mampu menyimpan zat besi dalam bentuk ferritin

dan terlibat dalam metabolisme zat besi.

2. Sistem otot

Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkan tulang, kulit

dan rambut setelah mendapat rangsangan. Otot memiliki tiga kemampuan khusus

yaitu :

kontraktibilitas : kemampuan untuk berkontraksi / memendek

Ekstensibilitas : kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan

yang ditimbulkan saat kontraksi

Elastisitas : kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah

berkontraksi. Saat kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan

relaksasi

Jenis Otot

1. otot lurik

Nama lain: otot rangka, otot serat lintang (musculus striated) atau otot

involunter

Struktur : serabut panjang, berwarna/lurik dengan garis terang dan gelap,

memiliki inti dalam jumlah banyak dan terletak dipinggir

Kontraksi: menurut kehendak kita (dibawah kendali sistem syaraf pusat),

gerakan cepat, kuat, mudah lelah dan tidak beraturan

Lurik : Silindris , lurik/garis melintang , banyak memiliki intisel , melekat

pada rangka , pengendalian secara sadar.

13

Page 14: Fisiologi Sistem Pergerakan

2. Otot Polos

Otot polos

Otot polos terdiri dari serabut-serabut yang jauh lebih kecil dari pada

serabut-serabut otot rangka. Biasanya garis tengahnya sampai 5 mikron dan

hanyaq 50 sampai 200 mikron panjangnya berbeda dengan serabut otot rangka

yang bersarnya 20x (garis tengahnya) dan ribuan kali panjangnya. Banyak

prinsip kontraksi yang sama yang digunakan pada otot polos dan otot rangka.

Yang paling penting, zat-zat kimia yang menyebabkan kontraksipada otot polos

sama seperti pada otot rangka (Guyton,1995 )

Struktur dan fungsi otot polos di berbagai bagian tubuh sangat beragam.

Secara umum otot polos dapat di bagi menjadi otot polos visceral dan otot polos

multi-unit (Ganong, 2003)

Otot Polos Visceral. Serat-serat otot polos visceral biasanya tersusun

dalam lembaran-lembaran atau bundle-bundel dam membrane selnya berkontak

satu dengan yang lain pada banyak titik untuk membentuk banyak “gap juction”

atau neksi dimana melalui inilah ion-ion dapat mengalir dengan mudahnya dari

satu serat otot polos kesrat berikutnya. Oleh karena itu, bila sebagian jaringan

otot visceral dirangsang, potensial aksi biasanya dihantarkan ke serabut-serabut

sekitarnya. Jadi serat ini membentuk sinsitium fungsional yang biasanya

berkontraksi dalam area besar sekaligus. Otot polos visceral ditemukan dalam

sebagian besar organ tubuh terutam pada jaringan otot dinding usus, uterus dan

ureter.

14

Page 15: Fisiologi Sistem Pergerakan

Otot Polos Multiunit. Jenis otot polos ini terdiri dari serabut serabut otot

polos yang tegas. Tiap-tiap serabut bekerja seluruhnya secara independen satu

sama lainnyadan sering kali di persarafi oleh satu ujung saraf seperti yang

terdapat pada serabut-serabut otot rangka. Ini berawal dari otot visceral, yang

lebih banyak di kontrol oleh stimuli bukan saraf. Sifat tambahannya adalah

mereka jarang menunjukkan kontraksi spontan. Beberapa contoh otot polos

multiunit yang ditemukan pada tubuh adalah serabut otot polos M.Ciliaris mata,

iris mata, membrane niktitans tersusun dari unit-unit tersendiri tanpa adanya

jembatan antara membrane sel. Ditemukan pada berbagai struktur, misalnya iris

mata, yang dapat menghasilkankontraksi halus dan bertahap. Tidak dapat di

kendalikan secara volunteer tetapi memiliki bnyak persamaanfungsional

denganotot rangka.

Sebaran otot polos

a. Integumentum – mengatur aliran darah pada pembuluh darah di dermis,

mengatur

b. Sistem kardiovaskuler – mengontrol pembuluh darah dan tekanan darah

c. Pencernaan – mengatur aliran material di dalam saluran pencernaan

makanan, juga mengatur pengeluaran empedu dari kantung empedu.

d. Pernafasan – mengatur diameter saluran udara di bronkiolus dan alveolus

e. Urinary – mengatur aliran kapiler di dalam gunjanl, mengatur aliran urin

ke dalam kantung kemih dan mengatur pengeluaran urin dari kantung.

f. Reproduksi – pada pria, mengatur pengeluaran sperma dan semen dari

kelenjar-kelenjar. Pada wanita membantu gerakan pada saluran telur,

kontraksi otot polos pada waktu menstruasi dan melahirkan

Nama lain : otot alat-alat dalam / visceral / musculus nonstriated / otot

involunter

Struktur : bentuk serabut panjang seperti kumparan, dengan ujung runcing,

dengan inti berjumlah satu terletak dibagiann tengah.

15

Page 16: Fisiologi Sistem Pergerakan

Kontraksi : tidak menurut kehendaK atau diluar kendali sistem saraf pusat,

gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah.

Otot Polos : cirri-ciri gelondong , tiap 1 sel memiliki 1 inti sel , polos ,

pengendalian diluar kesadaran

Struktur anatomi dari otot rangka seperti gambar dibawah ini!

3. Otot jantung

Nama lain: Myocardium atau musculus cardiata atau otot involunter

struktur : Bentuk serabutnya memanjang, silindris, bercabang. Tampak

adanya garis terang dan gelap. memiliki satu inti yang terletak di tengah

Kontraksi: tidak menurut kehendak, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah

lelah

Jika otot bekerja disebut kontraksi , jika tidak bekerja disebut relaksasi . otot

dikatakan antagonis bila saling berlawanan antara beberapa otot, dan dikatakan

sinergis apabila saling bekerjasama.

Otot yang berada pada jantung sangat istimewa . yaitu kerja otot jantung adalah

kerja otot polos , namun bentuknya otot lurik

16

Page 17: Fisiologi Sistem Pergerakan

OTOT RANGKA (OTOT BERGARIS)

o bercorak

o banyak inti

o dipersarafi unit motor neuron

o ditautkan oleh tendon pada tulang rangka

o aktivitas di bawah kehendak

OTOT POLOS

o sedikit/tidak bercorak

o bentuk gelendong

o inti tunggal di tengah

o dipersarafi sistem saraf otonom

o aktivitas di luar kehendak

o terdapat pada organ viseral

OTOT JANTUNG

o bercorak

o sinsitium fungsional

o terdapat pada jantung

o aktivitas di luar kehendak

17

Page 18: Fisiologi Sistem Pergerakan

OTOT SERAN LINTANG

Bagian-Bagian Otot

TENDON, urat otot, bagian ujung otot yang mengecil.

VENTRIKEL, empal otot, bagian tengah otot yang menggembung.

18

Page 19: Fisiologi Sistem Pergerakan

ORIGO, ujung otot yang melekat pada tempat yang tidak bergerak

INSERSIO, ujung otot yang melekat pada tempat yang bergerak.

NORMOTROFI, otot yang besarnya normal.

ATROFI, otot yang mengecil, lisut.

HIPERTROFI, otot yang membesar.

DISKUS INTERKALARIS, bagian khas otot jantung yang merupakan batas.

Karakteristik Otot

KONTRAKTIBILITAS: kemampuan untuk memende

EKSTENSIBILITAS: kemampuan untuk memanjang

ELASTISITAS: kemampuan untuk kembali ke ukuran semula setelah

memendek atau memanjang

Kerja Otot

TONUS: ketegangan akibat mengerutnya otot (kontraksi)

TETANUS: ketegangan maksimum yang terus menerus

FLEKSI: membengkokkan

EKSTENSI: meluruskan

ABDUKSI: menjauhi badan

ADDUKSI: mendekati badan

DEPRESI: ke bawah

ELEVASI: ke atas

SUPINASI: memutar telapak tangan menengadah

PRONASI: menelungkup

Gerak dan Kerja Otot

Kerja Otot Manusia

Otot manusia bekerja dengan cara berkontraksi sehingga otot akan memendek,

mengeras dan bagian tengahnya menggelembung (membesar). Karena me-mendek

maka tulang yang dilekati oleh otot tersebut akan tertarik atau terangkat. Kontraksi

19

Page 20: Fisiologi Sistem Pergerakan

satu macam otot hanya mampu untuk menggerakkan tulang ke satu arah tertentu.

Agar tulang dapat kembali ke posisi semula, otot tersebut harus meng-adakan

relaksasi dan tulang harus ditarik ke posisi semula. Untuk itu harus ada otot lain yang

ber-kontraksi yang merupakan kebalikan dari kerja otot pertama. Jadi, untuk

menggerakkan tulang dari satu posisi ke posisi yang lain, kemudian kembali ke posisi

semula diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja yang berbeda.

Berdasarkan cara kerjanya, otot dibedakan menjadi otot antagonis dan otot sinergis.

otot antagonis menyebabkan terjadinya gerak antagonis, yaitu gerak otot yang

berlawanan arah. Jika otot pertama ber-kontraksi dan otot yang kedua berelaksasi,

sehingga menyebabkan tulang tertarik / terangkat atau sebaliknya. Otot sinergis

menyebabkan terjadinya gerak sinergis, yaitu gerak otot yang bersamaan arah. Jadi

kedua otot berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama.

Gerak Antagonis

Contoh gerak antagonis yaitu kerja otot bisep dan trisep pada lengan atas dan lengan

bawah.

Otot bisep adalah otot yang mempunyai dua tendon (dua ujung) yang melekat pada

tulang dan terletak di lengan atas bagian depan.

Otot trisep adalah otot yang mempunyai tiga tendon (tiga ujung) yang melekat pada

tulang dan terletak di lengan atas bagian belakang. Untuk mengangkat lengan bawah,

otot bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi. Untuk menurunkan lengan bawah,

otot trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.

Gerak Sinergis

Gerak sinergis terjadi apabila ada 2 otot yang bergerak dengan arah yang sama.

Contoh: gerak tangan menengadah dan menelungkup.

Gerak ini terjadi karena kerja sama antara otot pro nator teres dengan otot pro nator

kuadratus.

Contoh lain gerak sinergis adalah gerak tulang rusuk akibat kerja sama otot-otot

antara tulang rusuk ketika kita bernapas.

3. Klasifikasi sendi

20

Page 21: Fisiologi Sistem Pergerakan

Sendi adalah semua persambungan tulang, baik yang memungkinkan tulang tsb

dapat bergerak satu sama lain, maupun tidak.

Hubungan antar Tulang (Artikulasi).

Berdasarkan sifat geraknya artikulasi atau sendi dapat dibedakan atas :

a. Sinartrosis (Sendi Mati)/ tidak memungkinkan adanya gerak

Sinartrosis adalah hubungan antara kedua ujung tulang yang direkatkan oleh

suatu jaringan ikat yang mengalami osifikasi dan tidak memungkinkan adanya

gerakan atau persendian yang tidak dapat digerakkan (immovable joint).

Permukaan tulang hampir kontak langsung, hanya dikaitkan oleh jar ikat atau

kartilago hialin.

Contoh : Hubungan antara tulang-tulang tengkorak.

Sinartrosis dibagi 2, yaitu :

Sikondrosis adalah hubungan antar tulang yang dihubungkan oleh kartilago

hialin.

Sutura adalah hubungan antar tulang yang dihubungkan oleh jarringan ikat

serabut padat.

21

Page 22: Fisiologi Sistem Pergerakan

b. Amfiartrosis (Sendi Kaku)/ memungkin adanya sedikit gerak

Amfiartrosis adalah bentuk hubungan antara kedua ujung tulang yang

dihubungkan oleh jaringan kartilago, sehingga memungkinkan tetap adanya

sedikit gerakan atau Pada persendian ini dapat bergerak sedikit. Tulang

dihubungkan dengan serat kolagen atau kartilago.

Amfiartrosis dibagi 2, yaitu :

Sidesmosis, sendi dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligament.

Simfisis, sendi dihubungkan oleh kartilago serabut pipih seperti cakram.

c. Diartrosis (Sendi Gerak)/ memungkinkan adanya gerak bebas

Diartrosis adalah hubungan antara tulang yang satu dengan yang lain, tidak

dihubungkan oleh jaringan sehingga memungkinkan terjadinya gerakan tulang

secara bebas. Adanya suatu susunan dibangun oleh ligament, kapsul, cairan

sinovial, membran sinovial, dan tulang rawan hialin. Atau disebut juga

persendian sinovial, pergerakan lebih luas dibanding persendian lain.

Persendian ini dikelilingi kapsul persendian fibrus dan membrana sinovial yang

melapisi ruang persendian. Ruang persendian terisi cairan sinovial.

Menurut arah gerakannya, persendian dibagi menjadi :

1. Sendi Peluru

Disebut sendi peluru karena dari hubungan dua tulang tersebut dapat terjadi

gerakan ke segala arah. Disebabkan bagian bonggol sendi yang bentuknya

seperti bola atau peluru masuk ke dalam cawan sendi dari tulang yang lain.

Misalnya, hubungan antara gelang panggul dengan tulang paha.

22

Page 23: Fisiologi Sistem Pergerakan

2. Sendi Engsel

Disebut sendi engsel karena arah gerakannya hanya satu arah, seperti engsel

pintu. Disebabkan hubungan antara bonggol tulang yang masuk kedalam

mangkuk tulang yang tidak terlalu dalam, dan juga adanya bagian

pengganjal. Misalna, hubungan tulang pada siku.

3. Sendi Pelana

Disebut sendi pelana karena dari hubunagn dua tulang tersebut, tulang yang

satu dapat bergerak ke dua arah seperti orang yang naik kuda diatas pelana.

Misalnya, hubungan antara pegelangan tangan dengan tulang ibu jari.

4. Sendi Putar

Disebut sendi putar karena dari hubungan dua tulang tersebut, tulang yang

satu dapat berputar mengitari tulang yang lain. Misalnya, hubungan antara

tulang atlas dan tulang aksis.

5. Sendi Luncur atau Sendi Geser

Disebut sendi luncur atau geser karena dari hubungan dua tulang tersebut

hanya terjadi sedikit gerak pergeseran. Permukaan kedua tulang yang

berhubungan rata. Misalnya, sendi pada tulang-tulang telapak tangan dan

telapak kaki.

6. Sendi Kondiloid

Sendi ini terjadi diantara dua tulang yang permukaannya berbentuk oval.

Gerakan yang dihasilkan berupa gerak kesamping dan gerak maju mundur,

tetapi tidak mengitari poros.Misalnya, hubungan telapak tangan dan ruas jari

tangan.

Berdasarkan jaringan penyusun:

sindesmosis

sinkondrosis

sinostosis

FAKTOR STABILITAS SENDI

23

Page 24: Fisiologi Sistem Pergerakan

1. Serat kolagen pd kapsul sendi dan ligamentum baik intra maupun ekstra

kapsuler.

2. Bentuk permukaan sendi yang melindungi pergerakan pd arah yang spesifik.

3. Adanya tulang, otot skeletal atau bantalan lemak sekitar sendi.

4. Tegangan tendon yang melekat pd tulang persendian.

Daftar pustaka

Asnani. 2009. SISTEM GERAK PADA MANUSIA. http://asnani-

biology.blogspot.com/2009/04/sistem-gerak-pada-manusia.html. Diakses

tanggal 30 september 2012.

Ganong, william f. 2003. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN. Jakarta : EGC.

Guyton, arthur c. 1995. Fisiologi Manusia dan Mekanisme penyakit. Jakarta : EGC.

Sherwood,Lauralee. 2001. Fisiologi manusia :dari sel ke sistem. Jakarta : EGC

24