resume ii
TRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
Pendidikan agama Kristen kini merupakan soal yang semakin dianggap
penting oleh segala gereja Kristen di seluruh dunia. Gereja-gereja tua bergumul
dengan soal ini, karena insaf bahwa_LiFutnya pengaruhnya dalam masyarakat
modem dan berkurangnya semangat Kristen sejati dalam lingkungannya sendiri,
antara lain disebabkan oleh kelemahannya dalam mendidik jemaat dengan baik.
Begitu pula gereja-gereja muds, yang berkembang dan ber uang di tengah-
tengah masyarakat yang bukan Kristen, tak kurang menghadapi masalah pen-
didikan itu. Anggota-anggotanya yang merupakan golongan kecil saja di antara
rakyat yang berideologi dan beragama lain, perlu mempunyai pengetahuan dan
pengertian yang meluas dan mendalam tentang Injil Yesus Kristus, agar mereka
dapat mempertahankan kepercayaannya sendiri, dan supaya mereka sanggup
menyiarkan berita Injil itu dengan jelas dan penuh kegiatan kepada yang belum
mengenal Tuhan Yesus Kristus-
Kekurangan-kekurangan dan kesulitan-kesulitan yang kits temui dalam p
raktik pendidikan agama gereja kits sendiri, mendorong kits untuk mempelajari
kembali apakah sebenamya wujud pendidikan agama Kristen itu dan apakah
tujuannya, dan bagaimanakah metodenya yang terbaik, dan banes soal lain pula
mengenai tugas mendidik yang sangat penting itu.
Untuk itu kini dipersembahkan kepada pars pembaca sebuah kitab,- yang
berpokok pads serentetan ceramah yang diajukan Prof. Dr. E. G. Flonggfia dari
Princeton di Amerika Serikat kepada Konperensi Pendidikan Agama Kristen di
Sukabumi pads tahun 1955.
Buku ini bukan laporan biasa. Penyadur telah berusaha untuk mengatur dan
menyajikan bahan-bahan ceramah tali dalam bentuk barn. Sudah Tentu secara
garis besamya mengikuti uraian-uraian Prof. Homrighausen. Dan menambahkan
atau mengurangkan apa yang dirasanya perlu dan berguna, agar supaya isi dan
maksud pokok-pokok ini dimengerti dengan sejelas mungkin bagi pembaca-
pembaca Indonesia. Harapan kami ialah supaya segenap kaum pendidik dan
pengajar di lapangan PAK akan menaruh perhatian terhadap isi kitab ini, baik
pars pendeta dan guru lr jil, baik guru-guru di sekolah-sekolah negeri dan Kristen,
dan banyak anggota jemaat lainnya yang yakin akan pentingnya pekerjaan pendi-
dikan agama.
II. RESUME
BAB SATU
Pendidikan Agama dalam
ALKITAB
Pendidikan agama mulai ketika agama sendiri mulai muncul dalam hidup
manusia. Tiap-tiap agama di dunia ini mempunyai sistem pendidikannya sendiri-
sendiri.
Pendidikan agama Kristen berpangkal kepadapersekutuan umat Tuhan di
dalam Perjanjian Lama. Jadi pada hakikatnya dasar-dasarnya sudah terdapat
dalam Sejarah Suci purbakala. PAK itu mulai dengan terpanggilnya Abraham
menjadi nenek moyang umat pilihan Tuhan, bahkan PAK berpokok kepada Allah
sendiri, karena Allah yang menjadi Pendidik bagi umat-Nya.
Nenek moyang kaum Israel, Abraham, Ishak dan Yakub menjadi guru bagi
seluruh keluarganya. Sebagai bapak-bapak dari bangsanya, mereka bukan saja
menjadi imam yang merupakan pengantara antara Tuhan dengan umatNya, tetapi
juga menjadi guru mengajarkan tentang perbuatan-perbuatan l'aan yang mulia itu
dengan segala janji Tuhan yang membawa berkat kepada Israel turun-temurun.
Nabi Musa dipilih pula oleh Tuhan untuk mernbebaskan umat-Nya dari
menjadi tetapi penindasan. Musalah yang diangkat jadi panglima dan
pemimpinnya, tetapi juga menjadi guru dan pemberi hukum-hukum bagi mereka.
Tiap-tiap keturunan Israel menyampaikan pula segala pengajaran dan
peraturan itu kepada keturunan yang berikut.
Seluruh pendidikan itu bersifat agama; tak ada sebagian juapun dari segala
lapangan hidup manusia yang tidak dipengaruhi dan dikuasai oleh agama,
Pendidikan itu mulai dalam masing-masing rumah tangga, dan diteruskan dahim
kebaktian-kebaktian umum dan di dalam pengajaran tentang taurat Tuham Tuhan
Allah sendirilah yang merupakan pusat dan tujuan segala pendidikan masyarakat
bangsa Israel
Pada zaman Tuhan Yesus pengajaran agama kaum Yahudi sudah sangat-
berku ran g mute rohaninya. Penyelidikan dan pengajaran tentang taurat telah
bersifat formal dan kaku. Katib-katib bersifat congkak. Tetapi kendatipun
demikian, pendidikan agama kaum Yahudi itu tetap merupakan loser dan later
belakang bagi pendidikan agama Kristen di kemudian hari.
Perjanjian Baru
1. Tuhan Yesus. pertama-tama dan khususnya kita harus menpKahkan
pandangan kita kepada Tuhan Yesus sendiri. jabatan-Nya sebagai Penebus dan
Pembebas, Tuhan Yesus juga menjadi seorang guru umumnya diperhatikan dan
dipuji oleh rakyat Yahudi; mereka dengan sendiriya menyebut Dia “Rabbi”.
Tuhan Yesus mengajar di mana saja: di atas bukit, dari dalam perahu, di
sisi orang sakit, di tepi sumur, di rumah yang sederhana dan di rumah orang
kaya, di depan pembesar-pembesar agama dan pemerintah, bahkan sampai dikayu
palang (salib) sekalipun.
Yang menjadi tujuan pengajaran Tuhan Yesus itu bukanlah untukmembahas
pelbagai pokok agama dan susila secara ilmiah atau secara teori saja, melainkan
untuk melayani tiap-tiap manusia yang datang kepada-Nya. Setiap orang itu
dikenalNya, dan dipahami-Nya masalah-masalah yang dipergumulkan orang itu,
Bahkan seluruh kehidupan Tuhan Yesus sendiri merupakan pengajaran
sampai saat yang terakhir, karena justru dalam sengsara dan kematian a Ia
mengajar kita tentang satu-satunya jalan keselamatan bagi Manusia yang berdosa.
2. Paulus. Rasul Paulus Juga seorang guru yang ulung. Ia benar-benar tokoh
penting di lapangan pendidikan agama. Paulus sendiri dididik untuk menjadi
seorang rabbi bagi bangsanya. Ia mahir dalam pengetahuan akan Taurat dan ia
dilatih untuk mengajar orang lain tentang agama kaum Yahudi.
Paulus berkeyakinan kuat dan beriman teguh. Selalu ia siap sedia untuk
bertukar pikiran, mengajar, menegur dan mengajak.
Paulus mengajar di rumah-rumah tempat ia menumpang, di gedung-gedung
yang disewanya, di lorong-lorong kota atau di padang-padang, di atas kapal dan
dalam bengkelnya, di pasar dan dalam kumpulan kaum filsuf.
Rasul Paulus juga banyak mengajar melalui surat-surat.
3. Jemaat yang mula-mula
Sejak mulai berdirinya maka jemaat Kristen menjunjung pengajaran agama
perkupulan itu mereka berdoa, berbicara tentang pengajaran dan perbuatan-
perbuatan Tuhan Yesus Kristus.
Akibatnya ialah mereka mulai berkhotbah dan mengajar, supaya banyak
orang lain pula akan percaya pada Yesus sebagai Penebus dan Tuhan.
Kerajinan dan kesetiaan Israel dalam menjalankan pendidikan agama
diturutinya pula, hanya perbedaannya ialah sekarang bukan lagi Taurat yang
menjadi dasar dan pusat pendidikan itu, melainkan Yesus Kristus.
Kesimpulan bahwa agama Kristen itu suatu agama yang sangat
mementingkan pendidikan Agama. Gereja Kristen di dunia ini menjadi suatu
terang, yang dapat-menunjuk, dan keselamatan.
Sedari zaman Perjanjian Baru jemaat Kristen sangat mementingkan
pendidikan agama. Tugas mengajar itu tentu diserahkan khususnya kepada kaum
guru yang telah mempunyai karunia dan latihan istimewa untuk pekerjaan yang
mulia itu. Mulai dari abad pertama tarikh Masehi, Pendidikan Agama Kristen
menyiapkan orang untuk masuk ke dalam persekutuan jemaat Kristus, dan setelah
disambut dalam jemaat itu mereka dididik terus supaya semakin lama semakin
berakar dalam pengetahuan dan pengenalan yang mendalam tentang Yesus
Kristus, Kepala Gereja.
BAB KEDUA
TENAGA PENDORONG
Pendidikan Agama Kristen
PAK itu bukan ciftaan pikiran kita sendiri. Melaikan mendorong kita untuk
melaksanakan pekerjaan itu ialah tenaga pendorong dari luar, yang masuk ke
dalam hidup kita dan kini berkuasa atas kita.
a. Perlunya tenaga pendorong yang benar
Demikian juga keadaan suatu gereja, yang walaupun mempunyai gedung-
gedung yang permai, organisasinya yang rapi, pekerja-pekerja yang di latih baik,
tetapi belum pantas dan sanggup mengerjakan tugasnya, oleh karena tenaga
pendorongnya yang satu-satunya belum menjadi miliknya. Salah satu tugas gereja
yang terpenting ialah PAK.
Pada hakikatnya dalam batin manusia selalu terdapat bermacam-macam api,
yang menjadi daya pendorong baginya, misalnya api seksual atau dorongan
kelamin kita. Tidak mengapa, asalkan api itu di hubungkan saja dengan api ilahi
dari atas, yang dengannya Tuhan mau menyucikan segala api manusia itu. Api
Tuhan yang suci dan benar itu perlu bernyala dala diri kita, barulah segala
dorongan yang mengerjakan kita dengan semestinya.
Maka syarat ini terlebih lagi mengenai diri dan pekerjaan kaum pendeta, guru
Injil, guru PAK dan segala pekerja gereja yang lain, yang terpanggil oleh Tuhan
supaya melayani-Nya dalam tugas yang istimewa.
Jadi tak dapat kita sangkal bahwa dorongan-dorongan dan alasan-alasan itu
agak banyak yang agak dangkal dan duniawi sifatnya. Justru sebab itu sangat
pentinglah tugas para guru di lembaga-lembaga teologi itu ntuk mendorong siswa-
siswa itu menyadari kesucian dan kesungguhan panggilan mereka.
b. Dorongan-dorongan asasi dalam PAK
Pertama-tama kita memberikan PAK itu oleh kerena Allah sendiri telah
menyatakan diri-Nya. Inilah dasar mutlak pengajaran kita. Selanjutnya, selaku
akibat langsung dari penyataan Allah tadi, kita terdorong untuk memperkenalkan
Yesus Kristus kepada dunia ini, kerena Tuhan Yesuslah yang menjadi penjelmaan
kasih sayang Allah yang abadi itu. Maka supaya dunia dapat percaya akan Juru
selamatnya itu, perlulag Gereja Kristus kepadanya siapakah Yesus Kristus ini,
bagaimakanakah asal-Nya dan tujuan-Nya, hakikat-Nya dan pekerjaan-Nya,
kehidupan-Nya dan kematian-Nya, lagi kebangkita, kemenangan, kuasa dan
pemerintahan-Nya selaku Penebus dan Raja dunia ini.
Dan akhirnya, terdorong oleh kuat-kuasa Roh Kudus, yang adalah Roh
Kebenaran, yang beraksi tentang pekerjaan Allah dalam Yesus Kristus itu, dan
yang menyungguhkan kepercayaan itu di dalam batin segala orang beriman.
c. Pembaruan dorongan-dorongan kita
Pembaruan dan dorongan semangat kita tenti merupakan soal yang
penting. Kita harus berdoa dengan setia dan dengan bersungguh-sungguh, supaya
denga jalan itu persekutuan kita dengan Tuhan selalu terpelihara.
Jikalau pekerja gereja senantiasa mencari kekuatan dan penghiburanya
dalam kebaktian bersama, yakni dalam ibadat yang hidup, di mana jiwa mereka di
segarkan oleh Firman Tuhan dan sakramen.
BAB TIGA
HAKIKAT DAN ARTI
Pendidikan Agama Kristen
a. Pembatasan istilah PAK
PAK ini hatus kita bedakan dari nama-nama lain, seperti Pendidikan
Kristen, atau Pengajaran Kristen, dan Pendidikan Agama atau Pengajaran Agama,
yang memang tidak sama artinya.
Pendidikan (atau Pengajaran) Kristen biasanya di pergunakan untuk
pengajaran di sekolah-sekolah Kristen, baik di sekolah-sekolah rakyat, maupun di
sekolah-sekolah lanjutan, yang masih di jalankan oleh gereja atau organisasi
(pehimpunan) Kristen.
Pendidikan (atau Pengajaran) Agama labih menuju kepada maksud kita,
tetapi keberatannya ialah nama ini terlampau luas. Untuk Agama Kristen Roma
Katolik atau bermacam-macam Gereja Protestan, tetapi dapat pula di kenakan
pada aliran teosofi, aliran Protestan yang sangat modern, pada agama Yahudi
Tionghoa dan sebagainya. Oleh sebab itu kini Gereja Protestan ortodoks di
Amerika lebih siuka memakai istilah Pendidikan Kristen (“Christian Education”)
atau Pendidika Agama Kristen (“Christian Religious Education”).
b. PAK sebagai tugas gereja
Pak adalah salah satu dari tugas-tugas gereja yang banyak itu jadi bukan
satu-satunya tugas gereja
Gereja mempunyai tugas mengadakan kebaktian umum,. dan di dalam kebaktian
itu gereja wajib memberitakan Firman Tuhan khotbah dan dengan melayani
sakramen-sakramen
Justru sebab PAK itu merupakan suatu ftmgsi gereja yang amat penting, perlulah
kita menitikberatkan bahwa PAK itu adalah pendidikan yang seharusnya
ditanggung dan dilaksanakan oleh Gereja sendiri.
PAK itu tak lain dan tak bukan hanyalah suatu pemberian dan amanat Tuhan
sendiri kepada jemaatNya, Dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus kita
membaca (Ef. 4:11), bahwa Tuhan telah memanggil dan mengangkat dari antara
anggota-anggota gereja “baik rasul-rasul maupun nabi-nabi baik pemberita-
pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar.
C. Hubungan PAK dengan tugas-tugas Gereja yang lain
perkunjungan rumah tangga. Penggembalaan jemaat tentu disertai
pengajaran dan nasihat. Perkunjungan itu barn berhasil baik, jikalau anggota-
anggota bertambah-tambah mahir dalam perkara iman dan kelakuan Kristen oleh
karena perkunjungan itu. Sebaliknya PAK yang diberikan dengan bijaksana oleh
seorang pendeta atau guru yang mencintai murid-muridnya, pasti akan bersifat
pemeliharaan secara pastoral dan oleh sebab itu akan mendatangkan penghiburan
dan pembinaan rohani bagi para pelajar itu.
D. Lapangan kerja PAK
PAK di dalam masyarakat kita dapatlah kita bagikan misalnya seperti
berikut: PAK di dalam jemaat, PAK di segala lembaga persekolahan, dan PAK di
perguruan-perguruan teologi.
Suatu tugas PAK yang amat penting pula ialah katekisasi, mereka di
hadapan urnum dan bagi peneguhan mereka selaku yang bermaksud menyiapkan
orang-orang muds bagi pengakuan iman anggota penuh dari Gereja Kristus.
Alangkah perlunya supaya segala Sekolah Teologi, baik yang rendah yang
Yg tertinggi, mendidik dan melatih bakal-bakal pendeta dan. guru Yang nanti
dipekerjakan dalam gereja-gereja kita, untuk mengurus dan. memberikan PAK itu
dengan cakap, sesuai dengan penting dan sucinya pekerjaan itu dan sucinya
pekerjaan itu dan selaras dengan tuntutan-tuntutan zaman ini.
E. Hakikat PAK yang sebenarnya
Dua aspek yang terdapat pads PAK itu. Aliran Yang satu mengutamakan
aspek pengajaran, dan aliran Yang lain menitikberatkan aspek aspek pengalaman
keagamaan.
Pengajaran atau pendidikan itu hendak membangunkan kepercayaan
Kristen dalam diri para murid itu dengan jalan menyampaikan pengetahuan.
Gereja menjadi alas Tuhan untuk memelihara dan membagi-bagikan harts
bends rohani yang berharga itu kepada umat manusia di segala waktu dan tempat,
dan khususnya kepada ahli-ahli waris perjanjian Tuhan, yakni jemaat Yesus
Kristus. Dalam arti ini PAK itu pertama-tams berfungsi sebagai penyampaian
kebenaran yang dinyatakan Tuhan dalam Alkitab. Yang terpenting bagi anak-anak
kita ialah supaya mereka mengetahui dan mengakui pokok-pokok kepercayaan
agama Kristen itu. Mereka harus mengenai seluruh isi Alkitab, dan harus menjadi
mahir dalam segala soal mengenai iman Kristen itu. Tegasnya, aliran ini mau
memberi pengajaran yang mendalam, dan semata-mata berpusatkan pada
Alkitab.
Di samping itu telah muncul aliran lain pula, yang khususnya berpenganih
di Amerika. Seperti tadi telah dikatakan, mereka mengutamakanpengalam--' an
rohani setiap orang Kristen. Segala perhatian mereka dipusatkan kepada
perkembangan pribadi murid-murid itu. Golongan ini berusaha untuk mendidik
anak-anak dan pemuda-pemuda supaya mereka hidup secara harmonic dan supaya
melayani masyarakat selaku pribadipribadi yang jujur dan luhur.
F. Arti PAK yang sebenarnya
Mengajar adalah suatu usaha yang ditujukan kepada pribadi tiap-tiap
pelajar.
Inilah hadapan dan doa setiap guru PAK yang insaf akan maksud peker-
jaannya, ialah supaya Tuhan dapat memakainya uptuk menanam dan memelihara
bibit iman itu di dalam hati segala anak didikannya,
Inilah arti yang sedalam-dalamnya dari PAK, bahwa dengan menerima
pendidikan itu, segala pelajar, muda dan tua, memasuki persekutuan iman v;mg
hidup dengan Tuhan sendiri, dan oleh dan dalam Dia mereka terhisab pula pada
persekutuan jemaat-Nya yang mengakui dan mempermuliakan NamaNya
di segala waktu dan tempat.
BAB EMPAT
OBJEK-OBJEK
Pendidikan Agama Kristen
Apa yang dikatakan Firman Tuhan mengenai hasil dan maksud pekerjaan
Roh. Kudus di dalam jemaat K(ts Ue, yakni di Efesus 4:11-16.
(11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pembei-ita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, (12) untuk rnempedengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, (13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, (14) sehingga kita bukan lagi anakanak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, (15) tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. (16) Daripada-Nyalah seluruh tubuh, – yang spill tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota – menerima pertumbuhannya dan Inembangun dirinya dalam kasih.
a. Wujud dan perlunya objek-objek itu
Wujud itu dapat kita ibaratkan dengan suatu sasaran bila kita menembak
dengan senapan.
Objek itu dapat juga diumpamakan dengan rancangan sebuah rumah. Mus-
tahil orang membangun rumah yang kokoh dan lengkap, kecuali kalau lebih dulu
ia merancangkan suatu proyek yang dengan tegas menyatakan maksud rumahitu
seanteronya dan maksud tiap-tiap bagiannya; penyampaian pengetahuan tentang
pokok-pokok .dasar itu selalu perlu menjadi objek yang terpenting bagi PAK
Jikalau tujuan ini tidakdiperhatikan, gereja nanti tidak mempunyai rangka, jadi tak
bisa berdiri dan bergerak, dan tidak memberi pegangan kepada manusia yang
men-_cari pertolongan padanya. Pada pihak lain, janganlah gereja hanya
mempunyai 'rangka saja, sebab jika demikian keadaannya tentu saja menakutkan
orang.
b. Cara menetapkan objek-objek
Dalam pendidikan umumnya kita biasa membedakan dua macam objek,
yakni objek yang jauh dan objek yang dekat.
Menentukan objek-objek PAK itu. Untuk itu perlu kita memperhatikan
beberapa hal :
1. Dalam mencari dan menentukan objek itu sudah tentu Firman Tuhanlah yang
merupakan satu-satunya dasar dan pangkalan bagi usaha itu.
2. Objek itu harus sesuai dengan sifat gereja kita sendiri.
3. Penetapan objek dan pembagian bahan-bahan itu harus dilakukan sesuai
dengan unsur murid-murid.
4. ada pula latar belakang murid-murid yang perlu diperhatikan
5. Objek pengajaran kita juga perlu berhubungan dengan macamnya PAK
6. Akhirnya ada baiknya kita senantiasa sadar akan kebutuhan khusus para
pelajar atau pendengar kita.
c. Beberapa objek yang asasi
Daftar objek-objek yang tercantum di bawah ini dianggap objek-objek
dasar bagi PAK yang diselenggarakan oleh gereja-gereja Protestan di Amerika
Serikat.
1. Yang pertama memang mengenai Allah.
2. Serentak dengan Allah Bapa perlu kita sebutkan Yesus Kristus, yang telah
menyatakan Bapa yang Rahmani itu kepada umat manusia.
3. Tujuan ketiga, yang amat penting, ialah pengenalan dan pengalaman akan Roh
Kudus.
4. Gereja sendiri tentu juga menjadi objek PAK.
5. Objek yang lain sifatnya pula ialah supaya mereka dididik untuk menjadi
warga negara yang bertanggung jawab.
6. PAK juga harus menuju kepada pandangan hidup secara Kristen bagi segala
orang didikannya itu, ialah supaya mereka belajar memanclang dan menilai
segala gejala di dunia di sekitarnya itu berdasarkan Injil Yesus Kristus.
7. Objek yang terakhir dari PAK itu ialah untuk menyampaikan warisan agar
Kristen
A. Objek PAK
Dalam Gereja Liberal di Amerika Serikat 1)
1. Memberikan murid-murid perasaan penghargaan terhadap dirinya sendiri. 2
2. Membuat mereka menjadi warga yang bertanggung jawab.
3. Supaya mereka belajar menghargai dunia ini.
4. Supaya mereka dapat membedakan nilai-nilai yang baik clan yang jahat.
5. Supaya mereka dapat menghubungkan pengalaman-pengalaman mereka
sendiri dengan filsafat hidup Kristen.
6. Supaya mereka menjadi orang yang dapat dipercaya.
7. Supaya mereka belajar bekerja sama dan tolong menolong.
8. Supaya mereka selalu mengejar kebenaran.
9. Supaya mereka bersikap positif terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi
sekelilingnya, dan terhadap perkembangan sejarah umumnya.
10. Supaya mereka suka turut merayakan hari-hari raga Kristen dalam roh
persekutuan Kristen.
B. Objek-objek PAK dari Gereja-Gereja Protestan di Amerika Serikat
Gereja-gereja Protestan yang ada di "Amerika Latin" atau Amerika Selatan
itu, masih merupakanInjili yang kecil saja di antara rakyat lainnya, yang hampir
semuanya beragama Katolik Roma.
1. Adalah keyakinan kami, bahwa dalam Yesus Kristus dengan Injil-Nya kita
Terniliki penyataan yang tertinggi dari Allah dan dari maksud-maksud-Nya
terhadap segala manusia, dengan tidak memandang orangnya.
2. Kami percaya bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang tertulis, laporan
penyataan-Nya dalam sejarah, sumber pengetahuan kita akan hidup dan peng-
ajaran Yesus, dasar mutlak bagi segala kemajuan rohani, dan ukuran yang
secukupnya bagi kepercayaan dan kelakuan Kristen, serta mengandung asas-
asas susila bagi hidup manusia.
Oleh karena itu tujuan PAK ialah:
a. memimpin murid selangkah demi selangkah kepada pengenalan yang sem-
purna mengenai peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam Alkitab dan
pengajaran-pengajaran yang diberitakan olehnya;
b. membimbing murid dalam cars menggunakan kebenaran-kebenaran asasi
Alkitab itu untuk keselamatan seluruh hidupnya;
c. mendorong dia mempraktikkan asas-asas dasar Alkitab itu, supaya memf"
bina suatu perangai Kristen yang kukuh;
d. meyakinkannya, supaya mengakui bahwa kebenaran-kebenaran dan asasasas
itu menunjukkan jalan untuk pemecahan masalah-masalah kesusilaan, sosial
dan politik di dunia ini.
3. Kami percaya bahwa Kerajaan Allah adalah suatu kekuasaan yang bekerja
melalui Roh Kudus, gereja adalah persekutuan semua orang percaya, yang
mengakui Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya.
Berdasarkan pendapat ini, maka tujuan PAK itu ialah memimpin murid:
a. supaya ia mengenal ajaran-ajaran asasi dari agama Kristen;
b. supaya ia bekerja sama dengan Allah untuk mendatangkan Kerajaan-' Nya, sambil membaktikan diri kepada pengluasannya;
c. supaya ia mengambil bagian secara aktif dalam jemaat setempat;d. supaya ia menumbuhkan keyakinan akan persekutuan rohani semua orang
percaya;
4. Kami yakin bahwa penerimaan Injil terlibat pula keharusan untuk menya-
takan Injil itu dalam hidup pribadi dan sosial.
Berhubung dengan itu menjadi objek PAK pula untuk menolong murid:
a. bertumbuh dalam hidup pribadinya itu dan dalam hubungan-hubungannya
dengan orang lain;
b. menggunakan ibadat perseorangan, supaya ia dapat mengenal panggilan
Allah serta menjawabnya dengan pembaktian hidupnya;
c. menyatakan imannya dalam lingkungan keluarganya dan
5. Dalam warisan Kristen kita termasuk pula kepercayaan akan Allah Pencip!
yang menyatakan sebagia"ari alam pikiran-Nya dalam tata alam
dan di dalam bangsa manusia
BAB LIMA
ILMU JIWA
dan Pendidikan Agama Kristen
a. Arti Ilmu Jiwa
Menurut nama Yunaninya “Psychologi” itu hendak mempelajari “Psyche”
atau jiwa manusia. Tetapi kini ilmu jiwa tidak saja mau menyelami bagian
batin atau rohani dari manusia melainkan objeknya menjadi lebih luas, ialah
segala gejala kehidupan jiwa manusia.
Berhubungan dengan itu ilmu jiwa juga menyelidiki dengan cara
bagaimana kita belajar; bagaimana kita menambahkan pengetahuan baru pada
perbendaharaan pengetahuan yang sudah kita miliki lebih dulu; bagaimana kita
mengembangkan daya pikiran kita; bagaimana kita menentukan sikap hidup kita
dan menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan kita. Jawab atas segala soal-soal itu asyik
dicari oleh ilmu jiwa.
b. Ilmu jiwa agama
Pada zaman kebudayaan Yunani kuno, beberapa abad sebelum tarikh
Masehi, filsuf-filsuf yang termasyhur seperti Plato dan Aristoteles sudah
merenungkan pelbagai hal mengenai jiwa manusia: bagaimana wujud dan
nilainya, asal dan.- tujuannya, kekuatan dan sifat-sifatnya.
psikologi secara ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri barn mulai
berkembanj sejak tahun 1880 oleh jasa Prof. Wundt di Leipzig (Jerman). Sesudah
itu, dan khususnya dalam abad XX ini,ilmu jiwa nnerebut tempat kehormatan di
segala universitas. Ahli-ahlinya mengembangkan berbagai aliran, masing-masing
dengan teori dan metodenya sendiri. Khususnya Sigmund Freud sangat besar
pengaruhnya dalam pembaruan ilmu jiwa, sebab ia mulai menitikberatkan segala
dorongan yang tersembunyi dalam kehidupan jiwa manusia, yang menguqsai dan
menentukan tingkah laku manusia walaupun ia tidak menyadarinya.
Salah satu cabang ilmu jiwa khusus yang penting bagi segala pekerja
dalam gereja, ialah ilmu jiwa agama. Pokoknya ialah berkembangnya agama
dalam jiwa manusia dan segala pernyataan kehidupan agama manusia itu.
c. Sumbangan ilmu jiwa mengenai hidup manusia umumnya
Ilmu jiwa menekankan bahwa hidup manusia merupakan keseluruhan
Atau totalitas. Hidup kejiwaan kita bukan merupakan jumlah dari banyak bagian
atau unsur yang berdiri sendiri, melainkan adalah suatu keanteroan.
Selanjutnya ilmu jiwa menerangkan bahwa manusia adalah suatu makhluk
yang ulung. Sifatnya istimewa sekali; tak ada bandingannya.
Sumbangan lain pula yang diberikan ilmu jiwa pada kita, ialah
keterangannya bahwa jiwa manusia sangat merindu.
Ia rindu akan kesatuan.
Ilmu jiwa menunjukkan kebutuhan mutlak itu, Ilmu jiwa menekankan
bahwa manusia harus mengubah haluannya dan perlu diselamatkan, tetapi hanya
Injil yang sanggup menerangkan bagaimana pertobatan itu harus dilakukan dan
dimana keselamatan itu dapat diperoleh.
d. Sumbangan Ilmu Jiwa Mengenai Pelajaran
1. Pelajaran menuntut minat yang sungguh
2. Pelajaran menuntut latihan praktis
3. Perlu diperhatikan beda waktu dengan umur orang-orang didikan kita
4. Pelajaran sangat dipengaruhi oleh perasaan (emosi)
5. Pelajaran ada segi sosialnya
6. Pelajaran menurut daya pendorong yang lebih baik
7. Pelajaran harus dilakukan dengan berbagai-bagai jalan
8. Belajar lebih penting dari mengajar
BAB ENAM
PENDETA
dan Pendidikan Agama Kristen
"Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, swami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang" (1 Tim. 3:2). "Sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar ... (2 Tim. 2:24). "Hal ini kutuliskan bukan untuk memalukan kamu, tetapi untuk menegor kamu sebagai anak-anakku yang kukasihi. Sebab sekalipun kamu mempunyai beriburibu pendidik dalam Kristus, kamu tidak mempunyai banyak baps. Karena akulah yang dalam Kristus Yesus telah menjadi bapamu oleh Injil yang kuberitakan kepadamu. Sebab itu aku menasihatkan kamu: turutilah teladanku! Justru itulah sebabnya aku mengirimkan kepadamu Timotius, yang adalah anakku yang kekasih dan yang setia dalam Tuhan. Ia akan memperingatkan kamu akan hidup yang dalam Kristus Yesus, seperti yang kuajarkan di mana-mana dalam setup jemaat (l.Kor. 4:14-17).
a. Kedudukan dan pentingnya Pendeta
Jabatan pendeta dapat kita tinjau dari tiga jurusan. Pertama, Sebagai suatu
karunia Tuhan, seperti diuraikan Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus
pasal 4. Tuhan Allah telah memberikan Jabatan pengkhotbah dan pengajar itu
kepada gereja. Qereja dan - Jabatantak dapat dipisahkan; yang satu tidak dapat
dipikirkan tanpa yang lain. Di samping itu Jabatan pendeta juga merupakan suatu
pangkat dalam hubungan organisasi gereja, suatu kedudukan resmi. Dan akhirnya
pekerjaan pendeta adalah suatu fungsi atau suatu tugas yang tertentu.
Pada hakikatnya ketika aspek ini mengenai gereja pula: gereja adalah
pemberian Allah: gereja adalah suatu organisasi di tengah-tengah masyarakat.
Dan gereja merupakan suatu badan yang melakukan fungsinya yang istimewa di
antara umat manusia.
Jabatan pendeta itu sangat penting, tetapi juga sangat sukar. Jangan hen-
daknya kita menyambut Jabatan itu sembarangan saja. Untuk menjadi pendeta
perlu keyakinan yang sungguh bahwa Tuhan sendiri telah memanggil kita, dan
kita harus menaati dan menuruti suara panggilan itu. Hanya Roh Tuhan saja yang
dapat mengaruniai kita kepastian dan keberanian yang kita butuhkan untuk
menerima tugas yang mahamulia itu di dalam gereja dan masyarakat.
Sebagai pendeta ia menjadi pusat kehidupan dan keaktifan jemaat. Dialah
yang dipercaya pimpinannya. Dialah yang tampil ke muka dan memegang
peranan yang penting dalam segala gerak-gerik jemaat itu. Dipandang dari sudut
manusia, kemajuan dan perkembangan hidup rohani orang Kristen lain
bergantung kepada kerajinan dan kecakapan pendeta: begitu pula pelaksanaan
tugas gereja di dalam dunia, dialah yang menentukannya.
Pendetalah yang memberitakan dan menerangkan iman Kristen kepada
anggota jemaat. Dialah yang wajib memberi teladan tentang sikap hidup dan
kelakuan Kristen.
b. Pendeta dan Pendidikan Agama Kristen
Pendeta memim . segala pekerjaan dalam jemaat; dialah yang diangkat dan
dikhususkan untuk mengemudikan dan menggiatkan segala keaktifan jemaat.
Oleh sebab itu penting pendirian pendeta terhadap so pendidikan agama.
Pertama, pendeta menjadi penilik umum bagi segala cabang pendidikan
perlu itu. Harus ada hubungan yang eras antara pendeta dengan segala Sekolah
Minggu, katekisasi dan kursus. sebagai seorang pemimpin yang ahli patutlah ia
menjaga supaya rencana pelajaran dijalankan dengan semestinya. la harus
mencamkan segala kekurangan dan salahnya; ia harus memberi petunjuk dan
pimpinan; ia harus membimbing dan membesarkan hati para pekerja dalam
pendidikan agama itu.
Pendeta juga bertugas membela dan mempropagandakan PAK. Dalam
khotbahnya haruslah ia menunjuk kepada pentingnya pendidikan itu bagi seluruh
jemaat.
c. Pendeta sebagai guru
Seharusnya pendeta menjadi seorang guru yang cakap. Pendeta harus
sanggup menguraikan suatu pokok dengan jelas dan menarik hati.
Hal yang terakhir ini mengandung arti bahwa gereja wajib
mempergunakan khotbahnya juga untuk menyinarkan cahaya firman Tuhan atas
masalah-masalah hidup sosial dan politik.
Untuk menunaikan tugas itu dengan sepertinya, baiklah senantiasa kita
ingat nasehat Paulus kepada Timotius, yang berbunyi ; “Usahakanlah supaya
engkau layak dihadapan Allah, sebagai orang pekerja yang tidak usaha malu, yang
berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu”. (2 Tim. 2 : 15).
Pendeta melakukan fungsinya sebagai guru juga bila ia berbicara didepan
corong radio, atau bilamana ia menulis karangan-karangan bagi majalah-majalah
jadi alas yang sangat berfaedah untuk menyampaikan berita kepada pelbagi
golongan masyarakat yang tak ada kesempatan -mendengar ti man Tuhan dengan
jalan lain. pendeta juga menjadi seorang guru bagi bangsa dan negaranya. ia akan
memberi nasihat dan peringatan di mans perlu, bukan selaku seorang yang hanya
tabu mengecam secara negatif saja, melainkan karena ia ditentukan Tuhan sebagai
seorang pengawal dan pengawas di antara bangsanya, supaya, dengan suaranya itu
Tuhan sendiri dapat menyatakan maksud dan titah-Nya yang suci bagi kehidupan
nusa dan bangsa.
Latihan itu harus diberikan kepadanya dalam sekolah-sekolah teologi. Ia
harus dididik dan dilatih pula dalam praktik pekerjaan seorang pendeta dan guru
agama. Dengan demikian bakal pendeta mendapat kesempatan untuk
membiasakan diri kepada praktik pendidikan agama; salahsalahnya diperbaiki,
metode-metode yang baik dipelajarinya, dan kesukarankesukaran yang selalu
dialami pads permulaan sesuatu pekerjaan barn dapat diatasinya sebelum ia
memasuki jemaatnya yang pertama.
Kesimpulan kita pada akhir bab ini ialah bahwa seorang pendeta dari ge *a
Yesus Kristus di dunia ini dipanggil untuk mengajarkan suatu pokok yang sangat
mulia dan yang paling penting. Jikalau ia melihat dan memakai segala kesempatan
yang terbuka baginya, alangkah besarnya berkat dan hasil rohani yang akan terbit
dari pengajaran agama itu bagi jemaat Kristen dan bagi banyak orang yang kini
masih di luar lingkungan Kerajaan Tuhan.
BAB TUJUH
AL KITAB
dalam Pendidikan Agama Kristen
Surat kedua yang dikirim Rasul Paulus kepada temannya, Timotius, kita
membaca (2 Tim. 3:15-17):
Ingatiah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia " kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik."
Pertemuan Filipus dengan sida-sidaUAV-i,, yang terbaca dalam Kisah
8:26-39, temyata pula betapa pentingnya penyelidikan dan penafsiran Alkitab
untuk menerangkan jalan keselamatan kepada manusia yang belum mengenal
Tuhan Yesus Kristus.
Dengan dua contoh ini jelaslah sudah bahwa Alkitab merupakan pusat dan
intipati seluruh PAK.
Alkitab adalah kitab yang sangat tebal; jarang ada orang yang
memberanikan diri membaca segala kitab yang banyak itu. Apalagi, isinya Bering
tak gampang dimengerti, sebab Tatar belakangnya, gays bahasanya, pengertian-
pengertiannya dan pikiranpjKrannya berlainan benar daripada kesusastraan zaman
kita ini.
Penjelasan isi Alkitab adalah dasar dan pusat dan maksud yang terutama
dalam pengajaran agama itu.
a. Apakah sebabnya Alkitab mempunyai kepentingan mutlak
1. Kepercayaan Kristenlah yang menyebabkan, bahwa Alkitab adalah sebuah
kitab yang mutlak.
2. Alkitab adalah sebuah kitab yang mutlak, oleh sebab hanya kitab ini saja
yang menyampaikan Injil Tuhan Yesus Kristus, ialah kabar baik tentang
Juruselamat yang masuk ke dunia ini menebus segala dosanya, supaya
manusia diperdamaikan pula dengan Allah.
3. Alkitab menyatakan kepada kita bagaimana perhubungan antara kita manusia dengan Alla.4.
Di dunia ini memang ada rupa-rupa kitab agama yang dianggap tulisan suci, tetapi bila
dibandingkan dengan Alkitab ternyata Alkitab itu sebuah kitab yang bersifat istimewa,
sebab memberi kesaksian tentang Allah yang Esa yang telah menyatakan diri selaku
Bapa, Anak dan Roh Kudus.
4. Kita orang Protestan, orang Injil. Kita bersyukur kepada Tuhan bahwa Alkitab ditemukan
kembali dalam abad XVI.
b. Apakah yang hendak diajarkan tentang Alkitab ?
1. Hendaknya kita memberi kepada jemaat kita pandangan yang jujur
mengenai Alkitab.
2. Berkenaan dengan keterangan tadi, selanjutnya kita harus menjelaskan
dalam arti manakah Alkitab disebut firman Allah. Kita mengajarkan
kepada jemaat bahwa Alkitab adalah sungguh-sungguh Firman Allah,
sebab inilah kepercayaan Kristen.
3. Perlu pula kita menjelaskan bahwa Alkitab bukan kitab yang statis.
Wajah Alkitab adalah Yesus Kristus. Segala bagian lain dalam Alkitab
tentu masing-masing ada pentingnya, Tetapi yang paling penting ialah kesaksian
'tentang Yesus Kristus. Di dalam Dia kita menemui Allah sendiri. Sebab itu kita
harus mengajar jemaat selalu mencari dan berusaha supaya melihat dan mengenai
wajah Alkitab, ialah Yesus Kristus.
4. Baiklah kita mengajar bahwa dalam Alkitab terdapat bermacam-macam
ienis kesusastraan. Ada syair, ada cerita, ada surat, ada silsilah, ada uraian-
uraian dan sebagainya. Misalnya kesebelas pasal yang pertama dari Kitab
Kejadian adalah kesusastraan yang lain daripada bagian kejadian yang
berikut. Cerita mengenai penciptaan dunia adalah syair yang sangat indah.
5. Allah telah menyatakan Diri-Nya dengan perlahan-lahan dan berangur-
angsur di dalam Alkitab. Allah Perjanjian Lama dan Allah Perjanjian
Baru, sama saja, satu Allah.
6. Ada soal lain pula. Kita tak mungkin mengenal Alkitab, jika kita hanya
mengenal Alkitab saja. Alkitab itu harus dihubungkan dengan hidup kita
sendiri.
7. Sebaiknya kita berjaga supaya jangan kita memberi kesan seakan-akan kita
mengetahui semua tentang isi Alkitab.
8. Akhirnya, tak dapat kita mengajarkanAlkitab, jika kita tidak mengenal
latar belakangnya.
c. Bagaimanakah Alkitab itu harus diajarkan ?
1. Pengajaran tentang Alkitab harus disesuaikan dengan umur murid.
2. Pengajaran Alkitab harus diberikan dengan memakai cara-cara yang
efektif
Mempelajari Alkita dalam kelompok-kelompok secara diskusi juga
merupakan metode yang amat berfaedah dan menarik banyak orang.
BAB DELAPAN
METODE-METODE
a. Tempat Metode dalam PAK
Di Amerika zaman ini pelajaran metode tambah hari tambah dipentingkan
dalam latihan bakal pendeta.
Angkatan muda dalam gereja tidak mewarisi iman Kristen secara otomatis,
melainkan dengan perantaraan orangtua, guru-guru, sahabat, pendeta 7' dan
jemaat dan sebagainya.
b. Arti metode
Dalam PAK,metode adalah suatu pelayanan, suatu pekerjaan yang aktif, yang
kits lakukan bagi Firman Tuhan dan bagi sesama manusia, supaya kedua pihak itu
bertemu satu sama lain.
Metode sebenarnya perkara yang bersudut dua. Ada sudut teori dan ada sudut
praktik.
Membedakan dua teori mengenai pendidikan. Yang pertama disebut "metode
otoriter "; metode ini memakai kuasa (otoritas) dari atas. Yang kedua dinamai
inamai "metode kreatif.", jala4,metode yang hendak menciptakan sesuatu,
Metode otoriter mau menyampaikan suatu ajaran yang lengkap kepada orang
didikannya. Orang didikan itu harus menerima saja, serta tunduk kepada kuasa
gurunya. Orang didikan itu harus menerimkAs&jWg tunduk kepada kuasa
gurunya.
Contoh yang terang ialah cara mendidik dalam tentara.
Lain halnya metode kreatif. Metode ini menitikberatkan kebebasan orang
seorang untuk berpikir sendiri. Guru tidak menjadi penguasa atau pemberi
pemelainkan is seorang pemberi pedoman dan penolong.
c. Batas-batas metode
Tidak ada satu metode yang seratus persen baik.
Metode-metode yang disodorkan Iblis kepada Yesus, sesudah ia berpuasa 40
hari di gurun. Tiga godaan itu rapat sangkut pautnya dengan cara-cara yang
hendak dipergunakan Yesus dalam pekerjaan-Nya diantara bangsa manusia.
Peratama-tama iblis membujuk Tuhan Yesus supaya kuasa sorgawi-Nya
dipakai-Nya untuk maksud-maksud duniawi.
Metode kedua yang ditolak Tuhan Yesus, ialah mengadakan pertunjukan
(demonstrasi) yang hebat, dengan melemparkan diri dari sotoh Bait Allah,
menjadi tontonan bagi orang banyak.
Akhirnya iblis juga mencobai Tuhan Yesus dengan mengajak-Nya supaya ia
memakai cara-cara dunia ini.
Jadi jelaskan sudah bahwa ada batas-batas pada metode-metode yang boleh
dipakai dalam PAK. Batas-batas itu ditetapkan oleh sifat iman kita dan oleh
tuntutan-tuntutan Kerajaan Rohani yang kita layani.
d. Kecenderungan-kecenderungan baru dalam metodik
Dengan singkat saja dianjurkan beberapa pendapat baru mengenai metodik
pengajaran.
1. Hal mengajar dan belajar harus berjalan bimbingan tangan.
2. Menanamkan pengertian lebih penting daripada menyampaikan sejumlah
peristiwa, nama dan tahun. Agama Kristen adalah perkara yang bukan saja
perlu dipelajari, tetapi terutama harus dihayati dan dilaksanakan.
3. Hasil penyelidikan dan percobaan membuktikan bahwa belajar bersama
lebih besar faedahnya daripada belajar sendiri . sebab itu para pendidik
menitikberatkan pelajaran dalam kelompok-kelompok
4. Kini juga diterangkan bahwa pengajaran kita tak boleh bersifat teori saja.
Sebaiknyalah teori itu disertai dengan pekerjaan yang aktif.
5. Guru merupakan faktor yang sangat penting dalam metodik PAK. Jangan
kita menganggap, diri guru sebagai perkara sampingan saja. Pribadi guru
dan segenap s&apnya, serta cinta dan percayanya sangat mempengaruhi
caranya is mengajar.
6. Dalam pelbagai lapangan masyarakat diadakanpenyelidikan mengenai cara
bagaimana kita berkornunikasi atau menyampaikan sesuatu bahan pe-
ngetahuan atau pengertian kepada orang lain dengan jalan yang paling
efektif..
7. Antara lain sudah ternyata bahwa metode yang menuju pada segala alas
indera manusia jauh lebih besar hasilnya daripada metode yang hanya
menuju kepada satu indera saja, misalnya pendengaran.
e. Penilaian terhadap beberapa metode
Marilah kita membahas dengan pendek beberapa metode yang sudah biasa
kita pakai atau yang sudah umum dipakai di tempat lain.,
1. Metode kuliah atau ceramah. Dengan menyebut kata "kuliah" itu janganhendaknya pikiran kita terarah kepada duns perguruan tinggi saja. Yang dimaksud ialah cara mengajar sebagai pembentangan sesuatu pokok oleh guru. Gurulah
2. Metode bercerita, Inilah suatu cara yang tertua dalam sejarah manusia. Dari
dulukala orang suka bercerita dan mendengarkan cerita. Cerita mengan-- dung
kebenaran dan menyampaikan sesuatu pelajaran yang penting bagi pendengar.
Cerita mengikuti perhatian, karena menggambarkan hidup manusia dengan
warna-warna yang serba indah.
3. Metode percakapan atau diskusi. Cara ini amat indah. Hasilnya besar, jika
Idijalankan dalam kelompok yang kecil dengan pimpinan yang baik.
4. Metode lakon atau sandiwara. Cara ini makin lama makin banyak dipergu-
nakan. Kebenaran dipertunjukkan oleh pemain-pemain sehingga penonton
semuanya turut menghayati segala peristiwa itu dengan penuh perasaan dan
pengertian.
5. Metode penyelidikan. Cara ini umpamanya dapat dipakai berhubung dengan
katekisasi, atau dalamsuatu kelompok yang memeriksa berbagai-bagai pokok
dari dalam Alkitab. Menunjukkan jalan kepada mereka dan menolong mereka
untuk menemukan jawab-jawab yang dikehendaki.
6. Metode audio-visual. Kita telah maklum bahwa metode ini mempergunakan
gambar-gambar terang, film bersuara, pagan Hanel, piringan-piringan hitam
dan sebagainya. Cara ini sungguh menarik perhatian, tetapi alat-alatnya tidak
murah.
Nasihat lain ialah supaya tiap-tiap pertunjukan itu disusuli oleh percakapan
mengenai hal-hal yang ditonton dan didengar itu. Metode audio-visual ini hanya
boleh menolong pengajaran kita yang lain, tetapi tak dapat menggantinya.
7. Metode menghafal Mudah-mudahan kita semua radar akan bahaya metode ini,
ialah murid-murid kita mengulangi secara otomatis saja apa yang telah kita
suruh mereka pelajari "di luar kepala".
cara ini berfaedah jugs dan perlu dipakai, asal dengan bijaksana dan terbatas.
8. Metode bertanya,–Jika dipakai dengan keahlian, pasti sangat memuaskan.
9. Di ramping cara-cara tadi masih metode lain yang dapat diterangkan
konperensi-konperensi bagi orang muds atau orang dewasa; buku kerja_ bagi
anak-anak kecil; pekerjaan tangan berhubung dengan pelajaran-pelajaran,
supaya ada kesempatan untuk memperlihatkan apa yang tadi dipelajari secara
teori: perkemahan pemuda dalam hubungan oikurnenis, khususnya kamp kerja
yang mengikat para peserta dalam usahanya bersama gum sesuatu maksud
yang melayani kepentingan masyarakat, dan lain sebagainya.
f. Tuhan Yesus dan soal metode
Metode bercerita, alangkah pandainya Tuhan Yesus mempergunakan
perumpamaan dan kiasan-kiasan untuk menjelaskan pengajaran-Nya mengenai
Kerajaan Sorge dan banyak hal lain. Pernah seorang yang tamak memohon Yesus
menjadi hakim etas perkara warisan (Luk. 12:13), tetapi sebagai jawabNya Yesus
bertutur dengan perumpamaan tentang bahaya tamak itu.
BAB SEMBILAN
RENCANA PELAJARAN
a. Arti dan pentingnya rencana pelajaran
Bahwa isi Alkitab merupakan bahan pelajaran yang terutama dalam PAK.
Kata curriculum; artinya aslinya ialah lapangan perlombaan. Curriculum
maupun kursus menunjuk pada suatu titik pangkal dan titik akhir.
Dalam memakai kata “rencana pelajaran” maka yang pertama-tama kita
maksudkan ialah bahan-bahan tercetak yang dikeluarkan untuk menolong para
guru dan murid.
b. Sejarah rencana pelajaran
Sejak ada pengajaran agama Kristen, jadi sejak abad-abad pertama tarikh
Masehi, ada pula rencana pelajaran.
Gerakan Sekolah Minggu moden mulai lahir di Inggris pada tahun 1780.
Pendorong dan pengaturnya yang pertama bukan seorang pendeta melainkan
seorang anggota jemaat gereja Inggris yang hatinya terharu.
Gereja Presbiterian, kini tersusunlah suatu sistem pelajaran bertingkat bagi
golongan-golongan yang berikut : kanak-kanak (4-5 tahun), anak-anak muda (6-8
tahun), anak-anak besar (9-12 tahun), anak-anak tanggung (13-15 tahun),
pemuda-pemuda (16-18 tahun) dan orang dewasa (19 ke atas)
Sejak tahun 1941 Gereja Presbiterian di Amerika memperbaharui pula
seluruh rencana pendidikan agamanya.
c. Ciri-ciri rencana yang baik
Beberapa syarat dan menunjukkan beberapa ciri yang mutlak
1. Pada umumnya sesuatu rencana harus disusun dan disediakan menurut
kebutuhan tiap-tiap jenis pengajaran yang kita berikan; jadi umpamanya
untuk Sekolah Minggu, atau sekolah negeri, atau katekisasi sidi, atau
kumpulan diskusi, dsb.
2. Isi rencana harus sesuai dengan Alkitab; bukan maksudnya agar segala isinya
diambil dari Alkitab sendiri saja, karena ada banyak pokok pelajaran agama
Kristen yang tidak langsung terambil dari Kitab Suci; tetapi segala bahan itu
harus sesuai dengan ajaran Alkitab dan memancarkan roh Alkitab.
3. Rencana harus sesuai denganpengakuan dan ajaran khusus dari gereja kita
sendiri.
4. Rencana harus memenuhi tuntutan ilmu jiwa, misalnya harus diatur menu-rut
batas-batas umur, perkem. bangan dan pengertian tiap-tiap golongan.
5. Rencana harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk ilmu mendidik atau metodik
pengajaran; bahan-bahannya harus disusun dengan pertolongan atau di bawah
penilikan ahli-ahli pendidikan.
6. Rencana hares mengingat faktor-faktor sosiologis; dalam menyusunnya perlu
diperhatikan latar belakang masyarakat kaum pelajar, supaya bahanbahannya
diatur dan diterangkan menurut tingkatan pengertian masing-masing
golongan, misalnya jemaat petani, kelompok disk-usi orang cendekiawan,
jemaat golongan-tengah, kursus bagi mahasiswa, dsb.
7. Rencana harus dapat disesuaikan pada kebutuhan bermacam-macam jemaat,
misalnya jemaat besar dan jemaat kecil; jadi jangan bersifat kaku, sehingga
hanya dapat dipergunakan dalam satu macam jemaat saja.
8. Harga rencana harus pantas, sehingga dapat dibeli sekalian anggota jemaat;
tetapi harga murah itu tak boleh menyebabkan bahan-bahan rencana itu diter-
bitkan dengan cara yang kurang menarik; kertas, jilid, gambar, cara mencetak-
nya harus serba indah clan baik, sesuai dengan isi dan maksud rencana itu.
d. Persiapan rencana pelajaran
Rencana yang baik merupakan alat dan pedoman yang besar harganya.
Oleh karena itu 90% dari hasil dan faedah sesuatu rencana terletak pada diri
guru. Ditambah lagi nasehat lain, ialah mendidik dan melatih guru-guru yang
sebaik mungkin.
Revisi atau pembaharuan rencana-rencana kita perlu diadakan tiap-tiap
beberapa tahun supaya mutu yang tinggi dan berhasilnya PAK kita tetap
terjamin.
BAB SEPULUH
CARA MERANCANGKAN
a. Perlunya perancangan
Tiap-tiap jemaat wajib merancangkan segala cabang pengajarannya dengan
seksama. Di bawah pimpinan Tuhan, pendeta beserta majelis gereja wajib
menyiapkan program yang terbaik bagi segala bagian pekerjaannya; untuk
Sekolah Minggu dan pengajaran agama dalam sekolah-sekolah umum, untuk
katekisasi, untuk pemuda-pemudi, untuk orang dewasa dan seterusnya.
b. Luasnya perancangan
Tujuan PAK ialah supaya semua anggota jemaat dididik menjadi pandai dan
mahir dalam perkara-perkara iman dan kelakuan Kristen; bahkan menjadi orang
yang dengan penuh rasa tanggungjawab melayani Tuhan di dalam gereja dan di
masyarakat umum.
c. Pertanggungjawaban terhadap perancangan
d. Pelaksanaan perancangan
1. Batas umur. Segala bagian pengajaran agama kita harus diatur menurut
batas-batas umur yang tertentu.
2. Waktu berkumpul. Soal ini khususnya mengenai Sekolah Minggu.
3. Tempat berkumpul. Gedung-gedung gereja yang baru, biasanya ada
ruang-ruang tersendiri untuk mengadakan perkumpulan atau pelajaran.
4. Persediaan rencana pelajaran.
5. Organisasi PAK. Hal ini juga menuntut perancangail', supaya jangan
organisasi clan pimpinan pekerjaan ini diatur dengan sembarangan saja.
6. Pembagian waktu pelajaran. Misalnya jangka waktu Sekolah Minggu atau
katekisasi kita tepat sate jam lamanya.
7. Hari-hari raga. Acaranya yang istimewa clan segala hal-ihwal yang harus
diingat dan dikerjakan sebagai persediaan bagi pesta semacam itu
perancangan yang saksama pula.
e. Teladan Rasul Paulus
Dalam Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (1 Kor. 9 :
19-27).
Ternyata bahwa Paulus tidak berjuang sembarangan s atau "tanpa tujuan".
Dalam meninju ia "bukan petinju yang sembarp sgia memukul". Paulus
bergerak bekerja den an tu . uan yang tertentu. la mengetahui maksudnya,
tujuannya dan metodenya. Dalam memberitakan Injil Yesus Kristus ia bekeria
dengan teratur, sebab ia tabu pelayanan itu tak boleh dipermainkan, patut
diusahakan dengan sungguh-sungguh.
Dan akhirnya kita mau mencamkan bagaimana Paulus, oleh karena dan
guna pekerjaannya selaku hamba Kristus, dengan sukarela “sudah
memperhambakan dirinya untuk sekalian orang” supaya dunia ini dapat
memperoleh keselamatan.
BAB SEBELAS
KATEKISASI SI
a. Sejarahnya
Dalam agama Yahudi tiapt-tiap anak yang usinya genap dua belas tahun
menjadi “Anak Taurat”, yakni ia mulai dianggap sebagai anggota yang
bertanggung jawab dari umat Israel. Sekarang mereka sendiri harus melakkan
hukum-hukum Taurat dengan penuh tanggung jawab terhadap Tuhan dan
masyarakat Yahudi.
Pelajaran katekisasi telah ada dalam Gereja Lama pada abad-abad
pertama tarikh Masehi. Kita dalam abad kedua pendidikan gereja terhadap
calon-calon untuk baptisan orang dewasa telah diatur dengan seksama.
Sejak abad IV lama-kelamaan peraturan yang keras dan baik itu sudah
mulai dikendorkan, karena agama Kristen telah diizinkan bahkan
dimakmaskan oleh kaisar-kaisar, sehingga beribu-ribu orang suka menjadi
anggotanya.
Gereja Roma Katolik itu yang mengajukan kecamatan dan
keberadaannya, seperti kaum Fransiskan dan Domonikin, bidat Waldens dan
aliran rohani yang lain pula, tetapi pengaruh mereka amat terbatas.
Barulah pada zaman Reformasi pendidikan oleh gereja mulai diperhatikan
kembali dengan sebaik-baiknya.
b. Pentingnya katekisasi sidi
Katekisasi adalah yang mengantar kita kepada pintu gereja.
Ada hubungan yang erat antara baptisan anak-anak itu dengan kateksisai
dan peneguhan sidi mereka pada umur dewasa. Peneguhan itu menyambung
pada baptisan mareka dan menyempurnakannya. Baptisan merupakan tanda
dan bukti bahwa anak itu sudah masuk ke dalam persekutuan dengan Kristus;
mereka sudah menjadi anggota dari tubuh Tuhan itu.
c. Bahaya Kateksasi Sidi
1. Kateksasi hanya dituruti anak-anak oleh sebab adat gereja menuntutnya.
Mareka memasuki dan menamatkannya secara kebiasaan saja. “Masuk
sidi” adalah peraturan masyarakat Kristen, jadi patut ditaati, tetapi belum
terjadi pertobatan yang sungguh dan belumlah lahir dalam batin mereka
keyakinan dan iman yang sejati dan bersifat perseorangan.
2. Peneguhan sidi itu sendiri saja yang menjadi tujuan dan pengganggu
seterusnya bagi calon-calon anggota.
3. Pelajaran yang diberikan di kateksisai dianggap sudah cukup untuk
seluruh hidup kemudian.
4. Katekisasi gampang cenderung pada suasana “sekolah”
d. Suasana katekisasi sidi
Dalam pergaulan pendeta dengan murid-murid katekisasinya bersifat
ramah-tamah, bagaikan seorang bapa yang bercakap-cakap dengan anaknya.
e. Isi pelajaran
Indonesia kita pun berpendapat bahwa umur 12 atau 14 tahun masih
terlalu muda,
BAB DUA BELAS
Pendidikan Agama Kristen kepada
ANAK-ANAK
"Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karma haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu - Ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumf. Dan kamu, baps-baps, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan" (Ef. 6:1-4).
Seiak dulu kala anak-anak merupakan segolongan yang penting dalam Gereja
Kristen,
Abad XX ini Bering disebut "abad anak-anak". Sebabnya ialah sejak
penghabisan abad yang lalu dan khususnya dalam abad ini pars pendidik dan ahli
ilmu jiwa membuat umur anak itu menjadi pokok pelajaran dan penyelidikannya
yang khan, dan dengan itu mereka membuka mats kita bagi pentingnya masa
muda itu untuk seluruh hidup manusia kemudian.
Pemerintah-pemerintah dan organisasi-organisasi partikelir banyak me-
ngorbankan pikiran, tenaga dan uang kepada pendidikan anak-anak, karena
"siapa menguasai angkatan muda, dialah yang menguasai masa depan". --
Dan ahli-ahli "ilmu jiwa dalam" telah membuktikan bahwa watak dan tingkah
lal u orang dewasa sebagian besar ditentukan oleh pengalamannya dan pengaruh
lingkungannya pada masa kanak-kanak.
a. Masalah-masalah di sekitar PAK kepada anak-anak
Di zaman modem ini misalnya kita menghadapi masalah rumah tangga yang
secara Hama saja "runiah-tangga Kristen". Jikalau ayah-ibu anak-anak didikan
kita sendiri tidak mengunjungi gereja lagi, sukar benar memimpin anak-anak
dengan latar-belakang sedemikian. Apakah faedahnya PAK yang diterimanya di
dalam gereja, jikalau dalam waktu yang sisa dalam seluruh minggu itu ia hidup
dalam lingkungan yang sebenarnya bukan-Kristen? Bukankah suasana dan
kebiasaan dalam rumah-tangga itu akan meniadakan pula segala kesan yang
diterima dengan PAK?
Ada pula orang Kristen yang kurang mengacuhkan perkembangan batin
anak-anak mereka. Banyak yang kurang mencurahkan perhatian kepada anak-
anaknya. Ada yang mengeluh karena anak-anak mereka bertambah-tambah, saja
banyaknya, sehingga merupakan suatu beban yang berat. Semakin banyak anak
yang sebetulnya tidak diingininya lagi, semakin berkurang pula minat dan
pimpinan mereka terhadap nasib anak-anak itu.
b. Tempat anak-anak dalam jemaat
Mereka jaa'rncnjadi anggota Gereja Kristus, berdasarkan baptisan mereka.
Baptisan kanak-kanak merupakan sebagian dari ajaran kita mengenai gereja. Gereja tidak
terdiri atas kesatuan-kesatuan perseorangan saja, melainkan menjadi persekutuan suci yang terdiri
dari umat pilihan Tuhan, dan umat Tuhan itu terdiri pula atas keluarga-keluarga orang-orang
percaya.
Baptisan kanak-kanak berarti bahwa iman Kristen adalah perkara yang lebih lugs dan besar
daripada percaya secaraperseorangan saja. -Tiap-tiap anak yang orangtuanya percaya dan berbakti
kepada Yesus Kristus, seakanakan dilahirkan ke dalam iman ayah-ibunya itu,
Baptisan anak muda berarti bahwa kita sudah mempunyai iman sebelum kita maju sampai ke
umur akil-balig.
c. Tujuan PAK kepada anak-anak
Supaya mereka mengenal Allah sebagai pencipta dan pemerintah seluruh
al4pjni, dan Yesus Kristus sebagai penebus, pemimpin dan penolong mereka.
Supaya mereka mengerti akan kedudukan dan panggilan mereka selaku anggota-anggota Gereja
Tuhan, dan suku urut bekerja bagi perkembangan gereja di bumi ini.
Supaya mereka mengasihi sesamanya oleb. karena Tuhan telah mengasihi_ merekasendiri.
Supaya mereka insaf akan dosanya dan selalu mau bertobat pula, minta ampun dan
pernbaruan hidup pada Tuhan. Supaya mereka suka. belajar terns mengenai berita Alkitab, suka
mengambil bagian dalam kebaktian jemaat, dan. suka melayani Tuhan di segala lapangan hidup.
Itulah tujuan PAK yang hendak diberikan gereja kepada anak-anak di dalam jemaat.
d. Cara-cara PAK bagi anak-anak
1. Baptisan
Hendaknya orangtua itu menerima baptisan k-udus itu sebagai suatu bagian dari
berita Injil, yang menyampaikan dan men ungguhkan rakhmat Allah dalamYesuskr—
istrsiepada anak mereka yang lemah dan berdosa itu. Olen sebab itu baptisan harus
diindahkan dan digunakan menurut titan Tuhan Gereja, supaya anugerah Tuhan menjadi
nyata dan dipermuliakan oleh karenanya.
2. Rumah-tangga Kristren. Rumah-tanggalah yang merupakan dasar masyarakat. Sebab itu
rumah tangga Kristen sangat besar artinya.
Perhubungan suami-isteri adalah perhubungan yang paling rapat antara dua manusia.
3. Gereja sendiri.
Guru-guru Sekolah Minggu menjadi orangtua kedua bagi anak-anak itu.
4. Pelbagai metode. Kitab ini bukanlah maksudnya memberi uraian panjang lebar
mengenai segala metode yang dapat digunakan dalam PAK kepada tiap-tiap golongan
anggota jemaat.
e. Suasana
Segala metode sukar akan berhasil jikalau pengajar-pengajar anak-anak tidak tahu
menciptakan suasana yang baik.
BAB TIGA BELAS
Pendidikan Agama Kristen dalam
KELUARGA KRISTEN
a. Pentingnya keluarga Kristen
Keluarga Kristen adalah pemberian Tuhan yang tak ternilai harganya.
Keluarga Kristenlah yang memegang peranan yang terpenting dalam PAK.
b. Tempat keluarga dalam kepercayaan Kristen
Keluarga mempunyai tempat yang mutlak dalam Sejarah Suci. Alkitab
kita menyaksikan pentingnya keluarga yang dipakai oleh Tuhan sebagai
saluran dan jalan keselamatan yang dirancangkan Tuhan bagi umat manusia.
Pendidikan agama dalam keluarga merupakan dasar bagi seluruh
pendidikan lainnya dalam masyarakat umat Tuhan pada zaman Perjanjian
Lama.
Dalam Perjanjian Baru kita menjadi yakin bahwa Tuhan telah mengatur
pernikahan dan keluarga sebagai sesuatu karunia-Nya yang paling berharga
bagi umat manusia, bukan saja memandang kepada perkembangan bangsa
manusia, tetapi juga berhubungan dengan kebahagiaan manusia secara
jiwaraga.
c. Seteru-seteru keluarga Kristen
Seteru yang lain yang besar pula bahayanya ialah kemunduran kesetiaan
suami-isteri satu sama lain. Pertalian nikah mulai renggang. Mutu kesusilaan
Kristen dalam keluarga merosot.
Ayah dan ibu tidak cinta-mencintai lagi; kepentingan anak-anaknya sudah
kurang dipedilukannya dan sering mereka memutuskan saja perhubungan
nikah mereka, sehingga anak-anak menjadi korban.
Adakalanya gereja sendiri menjadi seteru bagi keluarga, yakni bilamana
gereja hanya memakai tenaga keluarga untuk membangun dirinya sendiri.
d. Pembinaan keluarga Kristen
Sumbangan yang pertama yang dapat diberikan oleh gereja kepada
pembinaan keluarga Kristen, ialah penerangan dan bantuan rohani kepada
orang muda yang menyiapkan diri bagi nikah kudus.
Hendaknya pendeta-pendeta suka memakai kesempatan yang baik itu
untuk memberi penerangan yang tegas tentang wujud dan fungsi nikah
Kristen, sambil menguraikan masalah-masalah, bahaya-bahaya dan juga
kemungkinan-kemungkinan hidup berkeluarga itu.
BAB EMPAT BELAS
Pendidikan Agama Kristen Kepada
KAUM PEMUDA
a. Pentingnya kaum pemuda
Kaum pemuda merupakan suatu masalah yang sukar dan penting bagi
gereja Kristen dewasa ini.
Kaum pemuda bersifat dinamis, dan mau berjuang untuk mewujudkan
cita-citanya. Mereka hendak membarui masyarakat dan ingin memberantaskan
segala sesuatu yang jelek, yang jahat, yang merintangi perkembangan duni ini
ke arah keadilan dan kemakmuran.
Oleh sebab itu para pemimpin negara dan masyarakat memikul
tanggungjawab yang berat terhadap para pemuda.
b. Ilmu Jiwa Pemuda
Si pemuda itu telah sanggup menimbang dan memutuskan sendiri tentang
apa yang benar atau salah, apa yang baik atau buruk. Soal-soal kebenaran,
keadilan, keelokan, faedah dan sebagainya dipertimbangkannya dengan teliti.
Suara hatinya dan keyakinan batinnya turut berkembang.
c. Masalah-masalah khusus kaum pemuda
1. Pertama-tama kita harus menyebut perhubungan pemuda dengan
orangtuanya
2. Para pemuda antara lain bergumul dengan soal-soal dan kesangsian
mengenai agama
3. Jikalau pemuda rupa-rupanya tak suka lagi mengaku kuasa ayah-ibunya
atas hidupnya, bukannya berarti ia sama sekali membuang kekuasaan.
4. kita semua memang sudah maklum bahwa soal-soal hidup kelamin
merupakan masalah dan perjuangan yang sangat besar pengaruhnya
dalam kehidupan kaum pemuda.
5. Persekutuan orang muda dengan pemuda lain sering lebih penting dari
perhubungannya dengan orangtuanya.
6. suatu ciri umur pemuda yang lain pula, ialah mereka ingin mencapai
pendirian sendiri secara ekonomis.
7. akhirnya kita menyebut idealisme kaum pemuda.
d. Tujuan pekerjaan diantara kaum pemuda
Pekerja-pekerja yang ditentukan gereja untuk memberi pendidikan dan
pimpinan kepada kaum pemuda menghadapi suatu tugas yang berat tetapi
indah dan sangat perlu pula.
e. Cara bekerja diantara pemuda
Pokok-pokok yang diperbincangkan dalam perhimpunan dan kelompok
pemuda itu dapat kita bagi atas empat macam pokok, yakni :
1. Mengenai soal-soal iman dan kesusilaan Kristen ; apa yang dipercaya oleh
gereja dan bagaimanakah seharusnya pernyataan kepercayaan itu dalam
kehidupan sehari-hari;
2. Mengenai persekutuan orang Kristen dalam jemaat dan gerejanya sendiri,
dan dalam hubungan oikumenis yang lebih luas ;
3. Mengenai penyebaran Injil, baik di dalam negerinya sendiri (evangelisasi),
maupun diantara orang bukan Kristen di benua lain (pekabaran Injil,
zending);
4. Mengenai tanggungjawab orang Kristen (penatalayanan, stewardship).
BAB LIMA BELAS
Pendidikan Agama Kristen di
SEKOLAH-SEKOLAH
Didunia barat segala pendidikan masih diberikan atas dasar agama Kristen
sampai abad XVIII. Pengethuan akan Allah dan takut pada Allah merupakan titik
permulaan dan titik terakhir bagi seluruh rencana pelajaran.
Asas-asas dan praktik ini juga berlaku di Amerika Serikat, sejak terbentuknya
negara baru itu. Tegasnya perceraian ini adalah hasil dari perkembangan dunia
modern.
Pada masa purba segala pendidikan bercorak agama.
a. Keadaan yang berbeda-beda dalam berbagai-bagai negeri
Adapula negara, seperti di Indonesia masa sekarang, yang diperintah secara
demokratis sehingga tidak mau menganakmaskan sesuatu agama yang tertentu,
tetapi pada umumnya menjunjung agama dan mau memajukannya di antara
rakyat.
Akhirnya ada lagi beberapa negara yang belum menceraikan agama dan
pendidikan umum, seperti yang sudah dikatakan di atas pada permulaan bab ini.
Negara-negara itu dapat disebut “negara agama”; yakni satu agama yang tertentu
diakui sebagai agama resmi, yang sepatutnyalah dianut segenap rakyat.
b. Faedah dan bahaya PAK di sekolah negeri
1. Dengan jalan ini gereja dapat menyampaikan Injil kepada banyak anak-
anak dan pemuda-pemuda yang sukar dikumpulkan dalam PAK gereja
sendiri, seperti dalam Sekolah Minggu atau katekisasi.
2. Anak-anak yang menerima PAK di sekolah, akan merasa bahwa
pendidikan umum dan agama itu bukan dua hal yang tak ada
hubungannya, melainkan sebaliknya harus berjalan bersama-sama.
3. Lagipula jikalau gereja tak mampu membiayai pekerjaan Sekolah Minggu
dan Sekolah Kristen
4. Dan akhirnya ada faedahnya bahwa dengan termasuknya pengajaran
agama dalam rencana pelajaran umum.
Bahaya-bahaya yang juga terkandung dalam PAK di sekolah-sekolah negeri.
1. Adakalanya pengajaran agama itu dijadikan bagian yang resmi dari
seluruh rencana pelajaran di sekolah-sekolah.
2. Apabila PAK itu diberikan dalam suasana sekolah umum, besarlah
bahayanya pokok-pokok agama itu diajarkan sama seperti pokok-pokok
lain direcanan sekolah itu.
3. Oleh sebab itu sebaiknyalah kita waspada jangan sampai kita menurunkan
derajat dan mengubah wujud PAK itu
4. Sangat boleh jadi murid-murid berpendapat bahwa PAK yang telah
diterimanya di sekolah sudah cukup.
5. akhirnya jangan kita lupa bahwa menerima sokongan dari pihak negara
selalu ada bahayanya.
c. Masalah-masalah mengenai PAK di sekolah-sekolah
1. Guru-guru
Ada dua syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh guru-guru yang
memberikan PAK atas nama gereja; mereka harus cakap mengajar, dan
mereka harus orang Kristen sejati, yang menghormati serta melayani
Tuhan dalam segenap hidupnya.
Usaha Panitia Perencana Rancangan Pelajaran PAK dari DGI kini telah
diterbitkan sebuah Kitab Recana Pelajaran untuk sekolah-sekolah Dasar,
lanjutan dan guru, yang disahkan oleh DGI dan oleh kementerian Agama.
Buku ini juga memuat dua pasal tentang : Tugas dan arti PAK dalam
masyarakat Indonesia sekarang, dan petunjuk-petunjuk Umum bagi
Pelajaran Sejarah Suci dari Alkitab.
2. cara-cara
agama Kristen tak dapat diajarkan hanya dengan memakai metode
menguraikan dan menerangkan saja, karena kepercayaan Kristen bukanlah
pertama-tama suatu hal yang perlu dimengerti dengan akal, melainkan
suatu perhubungan perseorangan dengan Allah yang mengenai seluruh
kehidupan kita lahir dan batin.
d. Asas-asas dasar
PAK disekolah-sekolah umum itu senantiasa harus bersifat kegerejaan
Soal asasi yang sangat penting pula ialah apakah gereja bersedia untuk
mengambil alih segala PAK yang kini masih diberikan dalam sekolah-sekolah
negeri itu.
Oleh sebab itu sebaiknyalah kita menyiapkan diri atas dua jalan/
Pertama, wajiblah kita selalu berjuang untuk mempertahankan kebebasan
agama.
Kedua, ada kemungkinan bahwa pemerintah tetap menjamin kebebasan
agama sehingga PAK itu sama sekali tidak dirintangi, akan tetapi negara
sendiri tak mau campur tangan dalamnya.
e. Beberapa pandangan mengenai sekolah-sekolah Kristen
Di Indonesia masih banyak terdapat sekolah-sekolah Kristen yang dibayar
dan diawasi oleh negara, tetapi gereja-gerejalah yang menyelenggarakan dan
menjalankannya.
Ada beberapa badan gereja yang juga mempunyai sekolah-sekolah dasar
dan lanjutan, yakni misalnya Gereja Christian Reformed, Gereja Lutheran
Missouri dan gereja Roma Katolik. Sebabnya ialah mereka tidak setujua
dengan pendidikan umum yang diselenggarakan dalam sekolah-sekolah
negara, justru karena sekolah itu netral terhadap agama.
Sekolah-sekolah Kristen di Indonesia tentu merupakan suatu tugas dan
tanggungan yang indah tetapi berat bagi gereja.
BAB ENAM BELAS
GURU
dalam Pendidikan Agama Kristen
a. Pemimpin Kristen
Gererja kita membutuhkan pemimpin-pemimpin, karena faktor kevemim-
Rjaitu merupakan bagian yang mutlak dari seluruh hidup, pekerjaan dan
organisasi gereja
Bapa-bapa leluhur bangsa Israel, Abraham, Ishak dan Yakub, menjadi
pemimpm-pemimpm umat Tuhan pada permulaan sejarahnya. Musa menjadi
seorang, pemimpin yang masyhur.
Nabi-nabi dalam Perianiian Lama pun menjadi pemimpin umat Tuhan,
dalam arti yang istimewa.
Di dalam Perjanjian Baru kita membaca tentang keduabelas, murid, yang
dipilih dan didik Tuhan Yesus menjadi pemimpin Israel Baru.
b. Tanggungjawab guru
Pertama-tama guru menjadi penafsir iman Kristen. Dialah yang meng-
uraikan dan menerangkan kepercayaan Kristen itu, karena ia harus
menyampaikan harta-harta dari mass lampau kepada para pemuda yang akan
menempuh, mass depan.
Guru juga, menjadi seorang gembala bagi murid-muridnya. Ia
bertanggungjawab alas hidup rohani mereka;_ ia wajib membina dan
memajukan hidup_ rohani itu.
Guru harus pula menjadi seorang pedoman dan pemimpin. Ia tak boleh
menuntun muridnya masuk ke dalam kepercayaan Kristen dengan paksaan,
Akhirnya, guru adalah seorang penginjil, yang bertanggungjawab alas
penyerahan diri setiap orang pelajarnya kepada Yesus Kristus. Belem cukup
Kesimpulan kita ialah tugas guru dalam pendiclikan agama sangat penting,
dan tanggungjawabnya berat. Guru itu dipanggil untuk membagikan harta
abadi. Guru itu juga menjadi seorang pelayan dalam Gema Kristus yang harus
dijunjung tinggi.
c. Syarat-syarat bagi guru
Seorang guru harus mempunyai pengalaman rohani. Perlu sekali ia sendiri mengenal Tuhan Yesus.
Seorang guru harus mempunyai hasrat sejati untuk menyampaikan Injil kepada sesamanya manusia. Hares ada dorongan yang kuat untuk mengantar orang lain kepada Yesus Kristus.
Seorang guru harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang isi iman Kristeij, Ia harus mengenal Alkitab dengan baik. Untuk itu ia sendiri perlu dididik dan dilatih sebelum ia mengajar orang lain.
Seorang guru perlu mengetahui bagaimana iman bertumbuh dalam batin manusia dan bagaimana iman itu berkembang dalam seluruh hidup orang percaya itu.
Seorang guru harus menunjukkan kesetiaan yang sungguh kepada gere-
janya. Ia sendiri harus rajin mengambil bagian dalam kebaktian dan
pekerjaan
Dan akhimya, seorang guru harus mempunyai pribadi yang jujur dan
tinggi mutunya.
Seorang ahli PAK yang masyhur pernah menganjurkan empat syarat yang
berikut, yang mungkin juga berfaedah bagi kita untuk mendengar dan menim-
bangnya:
Scharusnyalah seorang guru dalam pendidikan agama memiliki:
1. pengetahuan yang hidup mengenai pokok yang diajarkannya itu.
2. kecakapan untuk mcnimbulkan minat, bahkan menggembiraka dengan pokok
itu,
3. kerelaan untuk dilupakan sendiri, asal hasil pengajarannya tetap tertanam aja
dalam hidup orang didikannya, dan
4. semangat pengorbanan diri, sebagai sebutir benih yang rela coati, supaya
dapat inclahirkan hidup baru berlipat-lipat ganda.
d. Mengerahkan tenaga guru
Kira harus berani menghadapi calon-calon itu dengan suatu .panggilan
atas nama Tuhan Gereja sendiri.
Di Amerika m Wsnya 4jpakai cars yang berikut. Guru-guru Sekolah
Minggu itu diberikan kedudukan istimewa di dalam jemaat. Fungsi mereka
dalam acara-kerja gereja sebagai pembantu pendeta dan majelis-gereja dalam
usaha PAK diakui sepenuh-penuhnya. Olen sebab itu mereka dilantik dengan
resmi ke dalam pangkat mereka dalam suatu kebaktian istimewa.
e. Latihan Guru
1. Alangkah bergunanya jika pendeta sendiri memimpin suatu kursus bagi
guru-gurunya
2. Disamping itu pertolongan guru-guru lama yang sudah berpengalaman
tentu saja penting sekali
3. Pertama sebulan sekali antara pendeta dan para gurunya semua, juga
sangat berfaedah.
4. Kemungkinan yang lain ialah memakai sebuah Sekolah Minggu selaku
sekolah demonstrasi.
5. Di dalam hubungan yang lebih lugs dapatlah kita mengadakan konperensi
yang berupa kursys latihan bagi guru-guru Sekolah Minggu dalam gereja
kita,
6. Suatu jalan lain pula, yang juga talc sukar diatur, ialah membuka
perpustakaan dalam jemaat kita guna pekerja-pekerja dalam PAK.
7. Dan akhirnya ada film-film dan gambar-gambar sorot (filmstrip) yang
dapat memberi penerangan.
BAB TUJUH BELAS
PENGINJILAN
dan Pendidikan Agama Kristen
"Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru; yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus teiah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. la telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu; dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu; berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Dia yang tidak mengenai dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah."
Tetapi hidup baru di dalam Kristus memang ada. Pintunya terbuka lebar.
Asal gereja kita "ada di dalam Kristus" saja, dia juga menjadi "ciptaan baru".
Inilah soal yang paling penting: apakah gereja kita pun telah melepaskan
keadaan "yang lama yang sudah berlalu" Berta menerima "yang baru yang
sudah datang" (lih. 2 Kor. 5 di alas),
Sidang raya 1witania Dewan Gereja Se-dunia di Amsterdam pads tahun
1948, antara lain diadakan 1wrdebatan tentang soal: Apakah yang menjadi
kewajiban pertania dari gel r ja? Beribadat kepada Allah, atau membentakan
Injil.
lbadat itu berarti: penyembahan, pujian, ucapan synkin, jangkuan dosa dan
pengalcuan iman, pernyataan keampunan dosa, peiwriinaan anugerah Tuhan,
mendengar irman Tuhan, baik. dalam pembacaan Alkilab inaupun dalam
khotbah, doa permohonan dan doa syafaat, dan pembaktian kembali kepada
pelayanan Tuhan.
a. Miras terhadap penginjilan
Kenyataan-kenyataan. Kara "penginjilan" (Inggrisnya "evangelism"; di
Belanda kini biasanya dikatakan "apostolat") sangat laku dewasa ini. Pokok
ini banyak menarik minas pars ahli teologi, pendeta dan guru agama Kristen.
Gerakan oikumenis tugas penginjilan dari Gereja Kristus Se dunia di
Evanston pada tahun 1945 seksi pertamalah yang membahas masalah
penginjilan itu.
Tegasnya, dimana-mana perhatian gereja kini dipusatkan kepada tugas
“evangelisasi” itu. Jemaat Kristus sudah mulai sadar lagi, bahwa disamping
“pastorat”, atau penggembalaan terhadap anggota jemaat, sangat perlu juga
dilaksanakan “apostolate”. Ialah penginjilan di antara kaum bukan Kristen dan
segala orang Kristen yang sudah menjauhkan dirinya dari gereja.
Alasan-alasan. Alasan-alasan itu dapat kita kupas dengan menunjuk
kepada empat faktor yang berikut :
1. Gereja sadar bahwa dunia ini kini terlibat pula dalam suatu krisis yang
hebat.
2. Gereja sadar akan kelemahannya sendir.
3. Gereja telah sadar pula keagungan Injil.
4. Mengingat segala sesuatu itu, gereja mulai sadar pula akan perlunya
pembaktian diri kembali kepada Injil Yesus Kristus.
b. Arti Penginjilan
Penginjilan itu tak lain hanyalah pemberitaan Kabar Kesukaan, yang
memanggil manusia untuk mempercayai segala janji Allah dalam Yesus
Kristus.
Luther pernah mengatakan : “Injil mematikan Adam lama, dan
membangkitkan Adam baru”
Penginjilan itu tak lain daripada membawa Yesus Kristus kepada sesama
kita, sehingga mereka dapat berjumpa muka dengan muka.
John Mott pernah berkata : “Penginjilan itu berarti memperkenalkan
Yesus Kristus, sehingga ia dikasih, dipercayai dan ditaati”. Penginjilan itu
ialah pengasihan dan pertolongan persaudaraan kita terhadap teman-teman
musafit kita pada perjalanan yang sukar melalui hidup ini ke arah sorga
Rumah Bapa.
Menurut D.T. Niles, penginjilan itu seumpama menerangkan kepada orang
yang hampir mati kelaparan dan dahaga, dimana ia dapat menemukan
makanan dan minuman.
c. Penginjilan dalam PAK
Sudah tentu kita memakai dua kata Yunani yang berbeda, ialah
“Kerugma” dan “didache”. Kerugma itu berita yang diumumkan oleh bentara
yang diutus oleh raja, seperti Yohaness Pembaptis menjadi bentara bagi
Kristus di dalam memberitakan kepada seluruh rakyat tentang Kerajaan Allah
yang sudah dekat itu.
Disamping itu ada kata “didache” yang berarti pengajaran. Pengajaran itu
mengenai isi kepercayaan Kristen dan bagaimana seharusnya seorang Kristen
hidup dalam dunia ini.
Kesimpulan kita ialah tak ada perbedaan yang tajam antara kedua tugas
gereja itu: pemberitaan atau pengginjilan dan pengajaran atau pendidikan
agama Kristen.
III. TANGGAPAN
A. Pujian
Dalam buku Pendidikan Agama Kristen ini banyak sekali memberi
pelajaran yang sangat penting dan buku ini banyak sekali mendidik dan memberi
pengetahuan betapa pentingnya hidup bersama Tuhan, dan Dia adalah jalan
kebenaran dan keselamatan bagi umat manusia yang percaya.
B. Kritikan
Buku Pendidikan Agama Kristen ini sebagian kata-kata atau kalimatnya
yang kurang dimengerti dan kurang jelas penjelasan, dan juga berbelit-belit.
C. KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan berkah-Nyalah saya dapat menyelesaikan tugas “Pembimbing PAK I”
ini dengan sebaiknya
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah
membimbing dalam menyelesaikan tugas ini. Kiranya tugas ini dapat diterima
sebagai penambah wawasan bagi kita.
Terima kasih Tuhan memberkati …..!!!
Palangka Raya, 4 Juni 2011
TUGAS
PEMBIMBING PAK I
Dosen Pengampu : YUEL, S.PAK
Nama : APRILIAKelas /Jurusan : A/ PAKNIM : 10.02.11.454Semester : II (dua)
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIASEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN NEGERI
(STAKN) PALANGKA RAYATAHUN AKADEMIK 2011