resume pengantar manajemen bab i dan bab ii (referensi hani t. handoko)

24
TUGAS RESUME PENGANTAR MANAJEMEN BAB I PENGERTIAN MANAJEMEN BAB II MANAJEMEN DAN MANAJER DOSEN : DJAUHAR EDI, SE. M.Si DISUSUN OLEH : NAMA : MIFTAHUDDIN NIM : 2013002009 PRODI : S1 EKONOMI ISLAM

Upload: miftah-iqtishoduna

Post on 30-Nov-2014

1.735 views

Category:

Education


7 download

DESCRIPTION

Pengantar Manajemen Hani T. Handoko

TRANSCRIPT

Page 1: Resume pengantar manajemen bab i dan bab ii (Referensi Hani T. Handoko)

BAB I PENGERTIAN MANAJEMENBAB II MANAJEMEN DAN MANAJER

DOSEN : DJAUHAR EDI, SE. M.Si

DISUSUN OLEH :

NAMA : MIFTAHUDDIN

NIM : 2013002009

PRODI : S1 EKONOMI ISLAM

STIE MUHAMMADIYAH PEKALONGAN

Page 2: Resume pengantar manajemen bab i dan bab ii (Referensi Hani T. Handoko)

Bab I

1. PENGERTIAN MANAJEMEN

Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur." Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

1.1. Latar Belakang kebutuhan Manajemen

Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen

Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen, namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang tanpa memedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.

Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol pembangunannya.

Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi moderen saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal; pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan yang dikembangkan oleh Henry Ford untuk merakit

Page 3: Resume pengantar manajemen bab i dan bab ii (Referensi Hani T. Handoko)

mobil-mobilnya. Selain lini perakitan, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.

Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam empat fase, yaitu :

a. Pemikiran Awal Manajemen

Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang masing-masing melakukan pekerjaan khusus perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan (1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.

Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut "pabrik." Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.

Page 4: Resume pengantar manajemen bab i dan bab ii (Referensi Hani T. Handoko)

b. Era Manajemen Ilmiah

Era ini ditandai dengan berkembangan perkembangan ilmu manajemen dari kalangan insinyur seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick A. Halsey, dan Harrington Emerson. Manajemen ilmiah dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya, Principles of Scientific Management, pada tahun 1911. Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah sebagai "penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan." Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai tahun lahirya teori manajemen moderen.

Perkembangan manajemen ilmiah juga didorong oleh munculnya pemikiran baru dari Henry Gantt dan keluarga Gilberth. Henry Gantt. yang pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Compan, menggagas ide bahwa seharusnya seorang mandor mampu memberi pendidikan kepada karyawannya untuk bersifat rajin (industrious ) dan kooperatif. Ia juga mendesain sebuah grafik untuk membantu manajemen yang disebut sebagai Gantt chart yang digunakan untuk merancang dan mengontrol pekerjaan. Sementara itu, pasangan suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth berhasil menciptakan micromotion, sebuah alat yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut. Alat ini digunakan untuk menciptakan sistem produksi yang lebih efesien.

Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk

Page 5: Resume pengantar manajemen bab i dan bab ii (Referensi Hani T. Handoko)

praktik manajemen yang baik. Pada awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henri Fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang. Selain itu, Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip manajemen yang merupakan dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen.

Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.

Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal dengan "manajemen sains", mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi. Pada tahun 1946, Peter F. Drucker sering disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: "Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.

c. Era Manusia Sosial

Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku (behavioral school) dalam pemikiran manajemen di akhir era manajemen sains. Mahzab perilaku tidak mendapatkan pengakuan luas sampai tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran mahzab perilaku adalah serangkaian studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen Hawthrone.

Eksperimen Hawthrone dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an di Pabrik Hawthrone milik Western Electric Company Works di Cicero, Illenois. Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu

Page 6: Resume pengantar manajemen bab i dan bab ii (Referensi Hani T. Handoko)

terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti jabatan, lama jam kerja, periode istirahat, maupun upah lebih sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utama perilaku kerja individu.

Kontribusi lainnya datang dari Mary Parker Follet. Follett (1868–1933) yang mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal setelah menerbitkan buku berjudul Creative Experience pada tahun 1924. Follet mengajukan suatu filosifi bisnis yang mengutamakan integrasi sebagai cara untuk mengurangi konflik tanpa kompromi atau dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk menentukan tujuan organisasi dan mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan kelompok. Dengan kata lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika kelompok daripada individualisme. Dengan demikian, manajer dan karyawan seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra, bukan lawan.

Pada tahun 1938, Chester Barnard (1886–1961) menulis buku berjudul The Functions of the Executive yang menggambarkan sebuah teori organisasi dalam rangka untuk merangsang orang lain memeriksa sifat sistem koperasi. Melihat perbedaan antara motif pribadi dan organisasi, Barnard menjelaskan dikotonomi "efektif-efisien". Menurut Barnard, efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah sejauh mana motif-motif individu dapat terpuaskan. Dia memandang organisasi formal sebagai sistem terpadu yang menjadikan kerjasama, tujuan bersama, dan komunikasi sebagai elemen universal, sementara itu pada organisasi informal, komunikasi, kekompakan, dan pemeliharaan perasaan harga diri lebih diutamakan. Barnard juga mengembangkan teori "penerimaan otoritas" yang didasarkan pada gagasan bahwa atasan hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritasnya.

d. Era Moderen

Page 7: Resume pengantar manajemen bab i dan bab ii (Referensi Hani T. Handoko)

Era moderen ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total quality management TQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904).

Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di Jepang. Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya meningatkan kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi berantai. Ia berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan, (1) biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material; (2) produktivitas meningkat; (3) pangsa pasar meningkat karena peningkatan kualitas dan penurunan harga; (4) profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat bertahan dalam bisnis; (5) jumlah pekerjaan meningkat. Deming mengembangkan 14 poin rencana untuk meringkas pengajarannya tentang peningkatan kualitas.

Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran. Ia menyatakan bahwa 80 persen cacat disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol oleh manajemen. Dari teorinya, ia mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan perencanaan, kontrol, dan peningkatan kualitas. Juran mengusulkan manajemen untuk memilih satu area yang mengalami kontrol kualitas yang buruk. Area tersebut kemudian dianalisis, kemudian dibuat solusi dan diimplementasikan.

1.2. Definisi Manajemen

Secara Etimologis, Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno, yaitu menegement yang berarti seni melaksanakan dan mengatur.

Secara umum manajemen juga dipandang sebagai sebuah disiplin ilmu yang mengajarkan tentang proses untuk memperoleh tujuan organisasi melalui upaya bersama dengan sejumlah orang atau sumber milik organisasi.

Menurut Para Ahli :

Page 8: Resume pengantar manajemen bab i dan bab ii (Referensi Hani T. Handoko)

Menurut G.R. Terry

Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksudmaksud yang nyata.

Menurut Hilman

Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.

Menurut Ricky W. Griffin

Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

Menurut Drs. Oey Liang Lee

Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut William H. Newman

Manajemen adalah fungsi yang berhubungan dengan memperoleh hasil tertentu melalui orang lain.

Menurut Renville Siagian

Manajemen adalah suatu bidang usaha yang bergarak dalam bidang jasa pelayanan dan dikelola oleh para tenaga ahli terlatih serta berpengalaman.

Menurut Prof. Eiji Ogawa

Page 9: Resume pengantar manajemen bab i dan bab ii (Referensi Hani T. Handoko)

Manajemen adalah Perencanaan, Pengimplementasian dan Pengendalian kegiatan-kegiatan termasuk sistem pembuatan barang yang dilakukan oleh organisasi usaha dengan terlebih dahulu telah menetapkan sasaran-sasaran untuk kerja yang dapat disempurnakan sesuai dengan kondisi lingkungan yang berubah.

Menurut Federick Winslow Taylor

Manajemen adalah Suatu percobaan yang sungguh-sungguh untuk menghadapi setiap persoalan yang timbul dalam pimpinan perusahaan (dan organisasi lain)atau setiap sistem kerjasama manusia dengan sikap dan jiwa seorang sarjana dan dengan menggunakan alat-alat perumusan.

Menurut Henry Fayol

Manajemen mengandung gagasan lima fungsi utama yaitu, merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan.

Lyndak F. Urwick

Manajemen adalah Forecasting (meramalkan), Planning Orga-nizing (perencanaan Pengorganisiran), Commanding (memerintahklan), Coordinating (pengkoordinasian) dan Controlling (pengontrolan).

1.3. Manajemen Sebagai Seni dan Ilmu

Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni, mengapa disebut demikian, sebab antara keduanya tidak bisa dipisahkan. Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan, karena telah dipelajari sejak lama, dan telah diorganisasikan menjadi suatu teori. Hal ini dikarenakan didalamnya menjelaskan tentang gejala-gejala manajemen, gejala-gejala ini lalu diteliti dengan menggunakan metode ilmiah yang dirumuskan dalam bentuk prinsip-prinsip yang diujudkan dalam bentuk suatu teori. Sedang manajemen sebagai suatu seni, disini memandang bahwa di dalam mencapai suatu tujuan diperlukan kkerja sama dengan orang lain, nah bagaimana cara memerintahkan pada orang lain agar mau bekerja sama. Pada hakekatnya kegiatan manusia pada umumnya adalah managing ( mengatur ) untuk mengatur disini diperlukan suatu seni, bagaimana orang lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.

1.4. Manajemen Sebagai Profesi

Page 10: Resume pengantar manajemen bab i dan bab ii (Referensi Hani T. Handoko)

Dizaman modern ini semua jenis kegiatan selalu harus dimanajemeni, dalam arti aturan yang jelas. Pada saat ini boleh di katakan bahwa bidang manajemen sudah merupakan suatu profesi bagi ahlinya. Mengapa demikian, karena dalam kegiatan apapun pekerjaan harus dikerjakan secara efisien dan efektif, sehingga di peroleh masukan atau input yang besar. Edgar H schein dalam bukunya yang berjudul "organization socialization and the profession of management" menguraikan karakteristik atau kiteria sesuatu bisa dijadikan suatu profesi yaitu :

Para professional membuat keputusan atas dasar prinsip-prinsip umum yang berlaku dalam situasi dan lingkungan. Hal ini banyak ditunjang dengan banyaknya pendidikan-pendidikan yang tujuannya mendidik siswanya menjadi seorang professional. Misalnya akademi pendidikan profesi manajemen, kursus-kursus dan program-program latihan dan lain sebagainya.

Para Professional memperoleh status dengan cara mencapai suatu standar prestasi kerja tertentu, ini tidak didasarkan pada keturunan, favoritas, suku bangsa, agama, dan kriteria-kriteria lainnya.

Para professional harus ditentukan oleh suatu kode etik yang kuat.

Jadi profesi adalah suatu pekerjaan yang menuntut persyaratan tertentu. Demikian halnya dengan manajemen sebagai profesi dituntut persyaratan tertentu seperti yang telah disebutkan di atas.

Page 11: Resume pengantar manajemen bab i dan bab ii (Referensi Hani T. Handoko)

Bab II

2. MANAJEMEN DAN MANAJER

Secara umum “manajer” berarti setiap orang yang mempunyai tanggung jawab atas bawahan dan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya. Manajer dapat diklasifikasi dengan dua cara : menurut tingkatan mereka dalam organisasi (rendah, menengah dan tinggi). Dan kegiatan-kegiatan organisasi untuk mana mereka bertanggung jawab (manajer umum dan fungsional).

2.1. Tingkatan-Tingkatan Manajemen

Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).

Manajemen tingkat menengah (middle management), mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.

Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer. Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).

2.2. Fungsi-Fungsi Yang Dilaksanakan Manajer

Manajemen dapat berarti ; “pencapaian tujuan melalui  pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu”. Salah satu klasifikasi paling awal dari fungsi-fungsi manajerial dibuat oleh “Henri Fayol”, dalam bukunya  “General and Industrial Management”, yang menyatakan bahwa  “fungsi-fungsi utama dalam proses manajemen adalah ; perencanaan (planning),  pengorganisasian (organizing), pengkordinasian (coordinating),  pemberian perintah (directing)  dan pengawasan (controlling)”.

Page 12: Resume pengantar manajemen bab i dan bab ii (Referensi Hani T. Handoko)

1. Perencanaan (planning), adalah :

a) pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi.b) penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur,

metoda, system, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

           Rencana-rencana dibutuhkan untuk memberikan kepada organisasi tujuan             tujuannya dan menetapkan prosedur terbaik untuk pencapaian tujuan-tujuan itu. Disamping itu, rencana memungkinkan ;

(1)   Organisasi bisa memperoleh dan mengikat sumberdaya-sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan.(2)   Para anggota organisasi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang konsisten dengan berbagai tujuan dan prosedur terpilih.(3)   Kemajuan dapat dimonitor dan diukur, sehingga tindakan korektif dapat diambil bila tingkat kemajuan tidak memuaskan.

Semua fungsi lainnya tergantung pada fungsi ini, dimana fungsi lain tidak             akan berhasil tanpa perencanaan dan pembuatan keputusan yang tepat, cermat dan kontinu. Sebaliknya perencanaan yang baik sangat tergantung pelaksanaan efektif fungsi-fungsi lain.

2. Pengorganisasian (organizing), adalah :

1. Penentuan sumber daya-sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan.

3. Penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian.4. Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk

melaksanakan tugas-tugasnya.

Organisasi perlu dirancang dan dikembangkan, agar dapat melaksanakan             berbagai program secara sukses, dalam rangka mencapai tujuan dan rencana yang telah ditetapkan. Manajer perlu mempunyai kemampuan untuk            

Page 13: Resume pengantar manajemen bab i dan bab ii (Referensi Hani T. Handoko)

mengembangkan dan kemudian memimpin tipe organisasi yang sesuai dengan tujuan, rencana dan program yang telah ditetapkan.

3. Penyusunan Personalia (staffing), adalah :

penarikan (recruitmen), latihan dan pengembangan, serta penempatan dan pemberian orientasi para karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif. Dalam pelaksanaan  fungsi ini manajemen menentukan persyaratan-persyaratan mental, fisik, dan emosional untuk  posisi jabatan yang ada melalui analisa jabatan, deskripsi jabatan dan kemudian menarik karyawan yang diperlukan dengan karakteristik personalia tertentu, antara lain; keahlian, pendidikan, umur, latihan dan pengalaman. Fungsi ini mencakup kegiatan-kegiatan seperti pembuatan system penggajian untuk pelaksanaan kerja yang efektif, penilaian karyawan untuk promosi, latihan dan pengembangan karyawan.

   4. Pengarahan (leading), adalah :

membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya, dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti, komunikasi, motivasi, dan disiplin. Fungsi leading, sering disebut; directing, motivating, actuating, dan lain sebagainya. Kegiatan pengarahan langsung menyangkut orang-orang dalam organisasi.

 5. Pengawasan (controlling), adalah :

penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Pengawasan positif adalah; mencoba untuk mengetahui apakah tujuan organisasi dicapai dengan efisien dan efektif, sedangkan pengawasan negatif adalah; mencoba untuk menjamin bahwa kegiatan yang tidak diinginkan atau dibutuhkan tidak terjadi atau terulang kembali.

Fungsi pengawasan  pada dasarnya mencakup unsur-unsur ;

1. penetapan standar pelaksanaan2. penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan3. pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan standar yang

ditetapkan

Page 14: Resume pengantar manajemen bab i dan bab ii (Referensi Hani T. Handoko)

4. pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang dari standar.

Semua fungsi-fungsi manajemen harus dilaksanakan oleh manajer kapan saja dan dimana saja kelompok-kelompok diorganisasi, walaupun ada perbedaan tekanan untuk tipe organisasi, jabatan fungsional, dan tingkatan manajemen yang berbeda.

2.3. Kegiatan-Kegiatan Yang Dilakukan Manajer

Manajer melaksanakan fungsi-fungsi organisasi yaitu ; membuat rencana, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengawasi kegiatan-kegiatan organisasi, yang dilakukan, dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang saling tergantung, saling berinteraksi dan saling berhubungan, dari penetapan tujuan sampai pengawasan.

Manajer adalah perencana, pengorganisasi, pemimpin atau pengarah dan pengawas. Dalam kenyataannya, setiap manajer mengambil peranan yang lebih luas untuk menggerakkan organisasi menuju sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.

Tugas-tugas penting yang dilaksanakan oleh manajer adalah ;

1) Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain. Mencakup bawahan, atasan, manajer-manajer lainnya dalam organisasi dan individu-individu dari luar organisasi ; pelanggan (konsumen), pemasok(supplier), serikat karyawan, pejabat dan karyawan-karyawan kantor pemerintahan dan sebagainya.

2) Manajer memadukan dan menyeimbangkan tujuan-tujuan yang saling bertentangan dan menetapkan prioritas-prioritas. Karena berbagai sumberdaya yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian tujuan selalu terbatas, manajer harus menjaga keseimbangan diantara berbagai tujuan dan kebutuhan organisasi.

3) Manajer bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan. Para manajer ditugaskan untuk mengelola pekerjaan-pekerjaan tertentu secara sukses, dan

Page 15: Resume pengantar manajemen bab i dan bab ii (Referensi Hani T. Handoko)

biasanya dievaluasi, selanjutnya manajer juga bertanggung jawab atas kesuksesan atau kegagalan kegiatan-kegiatan para bawahan. 

4) Manajer harus berfikir secara analitis dan konseptual. Manajer harus mampu memandang keseluruhan tugas dan mengaitkan suatu tugas dengan tugas-tugas lain.

5) Manajer adalah seorang mediator. Organisasi terdiri dari orang-orang dan kadang-kadang mereka saling bertentangan, untuk itu dituntut peranan manajer sebagai mediator (penengah)

6) Manajer adalah seorang politisi. Manajer harus mengembangkan hubungan-hubungan baik untuk mendapatkan dukungan atas kegiatan-kegiatan, usulan-usulan dan keputusan-keputusannya. Setiap manajer efektif, memainkan “politik” dengan mengembangkan jaringan kerjasama timbal balik dengan para  manajer lain dalam organisasi.

7) Manajer adalah seorang diplomat.   Manajer harus berperan sebagai wakil (representatif) resmi kelompok kerjanya pada pertemuan-pertemuan organisasional, dan mewakili organisasi dalam berurusan dengan kontraktor, langganan, pejabat  pemerintah, atau personalia organisasi lain.

8) Manajer mengambil keputusan-keputusan sulit. Organisasi selalu menghadapi banyak masalah, misalnya kesulitan finansial, masalah personalia  dan sebagainya, untuk itu manajer diharapkan dapat menemukan pemecahan berbagai masalah sulit dan  mengambil keputusan yang akurat.

2.4. Penggunaan Waktu Manajer

Page 16: Resume pengantar manajemen bab i dan bab ii (Referensi Hani T. Handoko)

Manajer memiliki jumlah waktu yang terbatas untuk dihabiskan mengelola

berbagai sumber daya yang mereka miliki. Oleh karena itu, mereka

menggunakan manajemen waktu (time management), yang mengacu pada

cara bagaiman manajer mengalokasikan waktu mereka ketika mengelola

berbagai pekerjaan. Meskipu tidak ada rumusan tunggal yang sempurna untuk

menggunakan waktu secara efisien, berikut adalah panduan-panduan yang

sebaiknya diikuti:

a) Menyusun prioritas dengan tepat.

b) Menjadwalkan interval waktu yang panjang untuk pekerjaan-pekerjaan

penting.

c) Meminimalisasi gangguan.

d) Membuat tujuan-tujuan jangka pendek

e) Mendelegasikan sebagian pekerjaan kepada karyawan.

2.5. Keterampilan Manajer

Ketrampilan-ketrampilan manajerial yang dibutuhkan untuk menjadi manajer yang efektif, berdasarkan pendapat Robert Katz dalam bukunya, Skills of an Effective Administrator, adalah :

1)      Ketrampilan konseptual (conceptual skills). Kemampuan mental untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi.

2)      Ketrampilan kemanusiaan (human skills). Kemampuan untuk bekerja dengan memahami dan memotivasi orang lain, baik secara individu atau kelompok.

3)      Ketrampilan administratif (administratif skills). Ketrampilan yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, penyusunan kepegawaian dan pengawasan.

4)      Ketrampilan teknik (technical skills). Kemampuan untuk menggunakan peralatan-peralatan, prosedor-prosedur, atau teknik-teknik dari suatu bidang tertentu, seperti; akuntansi, produksi, penjualan, permesinan dan sebagainya.

Page 17: Resume pengantar manajemen bab i dan bab ii (Referensi Hani T. Handoko)

Daftar Pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen

http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_pengetahuan

Ebook Hani T Handoko

http://massofa.wordpress.com/2008/01/21/pengantar-manajemen/