handoko. shiera relita_h2008.pdf

98
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN HARIAN PAKUAN RAYA, BOGOR Oleh SHIERA RELITA HANDOKO H24103904 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Upload: muhammad-agus-salim

Post on 14-Aug-2015

129 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

HARIAN PAKUAN RAYA, BOGOR

Oleh

SHIERA RELITA HANDOKO

H24103904

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

Page 2: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

ABSTRAK

Shiera Relita Handoko. H24103904. Analisis Strategi Pemasaran Harian Pakuan

Raya, Bogor. Di bawah bimbingan Budi Purwanto.

Informasi merupakan kebutuhan penting sebagian masyarakat modern. Peran

media massa sangat penting untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat

yang membutuhkan. Media massa dapat dibagi menjadi media elektronik dan

media cetak. Surat kabar sebagai salah satu media cetak yang dimanfaatkan

masyarakat untuk memperoleh informasi, memiliki keunggulan dapat langsung

dibaca isi beritanya (informasi) pada berbagai tempat. Menyadari bahwa surat

kabar lokal juga berperan penting dan dibutuhkan oleh masyarakat, maka tahun

2005, PT Trieka Visitama menerbitkan Harian Pakuan Raya yang merupakan

satu-satunya koran independen di Bogor yang ditujukan bagi masyarakat Bogor

dan sekitarnya, yaitu Sukabumi, Cianjur, Depok dan Tangerang.

Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui bagaimana PT Trieka Visitama

menentukan segmen pasar yang akan dibidik untuk membentuk citra perusahaan,

mengetahui penerapan bauran pemasaran perusahaan, faktor-faktor lingkungan

internal dan eksternal yang mempengaruhi pemasaran perusahaan, dan alternatif

strategi pemasaran yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi STP

(Segmentation, Targeting and Positioning) dan bauran pemasaran PT Trieka

Visitama, mengidentifikasi faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan,

serta mendapatkan alternatif strategi pemasaran yang tepat bagi PT Trieka

Visitama dalam mengembangkan Harian Pakuan Raya.

Penelitian dilaksanakan bulan Maret-Mei 2008. Dalam penelitian ini

dievaluasi visi dan misi perusahaan dengan mengidentifikasi strategi STP dan

bauran pemasaran yang diimplementasikan dalam lingkungan perusahaan, yaitu

lingkungan internal dan eksternal. Metode pada penelitian ini menggunakan

matriks IFE, EFE, IE dan SWOT. Faktor internal dan eksternal perusahaan

diidentifikasi dengan melakukan pembobotan pada masing-masing faktor. Dari

hasil identifikasi, didapat enam kekuatan dan lima kelemahan, serta enam peluang

dan lima ancaman. Kekuatan utama Harian Pakuan Raya adalah konsep

pemberitaannya yang konsisten dengan nilai 0,420 sedangkan kelemahannya

masyarakat belum begitu mengenal Harian Pakuan Raya dengan nilai 0,244.

Peluang utama perusahaan ini adalah tingginya kebutuhan informasi lokal dan

ancaman terbesar adalah media elektronik dengan nilai 0,285. Skor total matriks

IFE sebesar 2,742 dan matriks EFE 2,632. Dalam matriks IE, posisi perusahaan

terletak pada sel V, yaitu pertahankan dan pelihara (hold and maintain), sehingga

strategi yang dapat dikembangkan adalah penetrasi pasar dan pengembangan

produk. Alternatif strategi pemasaran berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang

dan ancaman perusahaan adalah memanfaatkan besarnya pangsa pasar untuk

memperluas jaringan distribusi, memaksimalkan SDM untuk mengantisipasi

persaingan, mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan berusaha menarik

pelanggan baru. Berdasarkan hal tersebut, saran bagi perusahaan adalah

meningkatkan promosi agar Harian Pakuan Raya lebih dikenal dan meningkatkan

efektifitas penjualan serta memaksimalkan SDM yang ada untuk mengurangi retur

penjualan yang masih tinggi.

Page 3: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

HARIAN PAKUAN RAYA, BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

SHIERA RELITA HANDOKO

H24103904

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

Page 4: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

HARIAN PAKUAN RAYA, BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

Shiera Relita Handoko

H24103904

Menyetujui, Mei 2008

Ir. Budi Purwanto, ME

Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr.Ir.Jono M.Munandar,M.sc

Ketua Departemen

Tanggal ujian: 27 Mei 2008 Tanggal lulus:

Page 5: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Shiera Relita Handoko, dilahirkan di Reading (England)

pada tanggal 29 Juli 1985. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Dr. Ir.

Handoko, M.Sc. dan Ir. Novia Handoko.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Albion Primary School, Australia

pada tahun 1989 sampai dengan tahun 1991, Sekolah Dasar Negeri Pengadilan 2

Bogor pada tahun 1991 sampai dengan tahun 1997, Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama Negeri 1 Bogor pada tahun 1997 sampai dengan tahun 2000 dan

melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 3 Bogor pada tahun

2000 sampai dengan tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut

Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI).

Page 6: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul

”Analisis Strategi Pemasaran Harian Pakuan Raya, Bogor” dapat diselesaikan.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar tingkat

sarjana pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor.

Skripsi ini membahas mengenai pentingnya informasi dalam kehidupan

masyarakat saat ini. Media massa merupakan sarana yang menyediakan informasi.

Salah satu media massa yang digunakan masyarakat untuk mendapatkan informasi

adalah surat kabar. Surat kabar terdiri dari surat kabar nasional dan lokal. Dalam

penelitian ini, penulis memilih surat kabar lokal Bogor Harian Pakuan Raya yang

merupakan produk dari Trieka Visitama sebagai objek penelitian, karena sebagai

surat kabar independen, Harian Pakuan Raya cukup berani muncul diantara

persaingan surat kabar yang begitu ketat, sehingga peneliti tertarik untuk

menganalisis strategi pemasarannya dengan mengidentifikasi faktor lingkungan

internal dan eksternal perusahaan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan.

Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang

telah banyak membantu dalam pembuatan skripsi ini, yaitu :

1. Ir. Budi Purwanto, ME sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktu dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, motivasi, saran dan

pengarahan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

2. Farida Ratnadewi, SE, MM dan M. Najib, S.Tp, MM selaku dosen penguji

yang telah memberikan kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini.

3. Bapak R. Arindra selaku pemimpin umum perusahaan yang telah bersedia

membantu peneliti memperoleh informasi dan data.

4. Bapak David Rizar Nugroho selaku pemimpin redaksi dan Ibu Rosa selaku

Manajer Pemasaran PT Trieka Visitama yang telah banyak membantu penulis

dalam pengumpulan data skripsi ini.

Page 7: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih

kepada pihak-pihak yang selalu mendukung penulis sejak skripsi ini dibuat, yaitu :

1. Mami, dadi dan Ei tersayang atas segala dukungan yang selalu diberikan pada

penulis, semoga Allah SWT selalu melindungi dan memberikan kesempatan

untuk senantiasa membahagiakan mereka.

1. Seluruh keluarga besar Emza serta keluarga besar Soerani yang tidak dapat

disebutkan satu per satu atas segala dukungan dan doa.

2. Rhendie Arindra, atas segala bantuan, dukungan, perhatian, kasih sayang dan

kesetiaan yang diberikan kepada penulis. Don’t know how if i don’t have you.

3. Citra Arum Purdiarini, yang selalu ada saat penulis susah dan senang. You are

my best friend ever serta Hilman Ramadhan yang juga selalu bersedia

membantu penulis.

4. Tyas dan Yudi, yang telah membantu dalam banyak hal. Other Blehems (Nie,

Vitha, Ia, Nene, Eka, Sefi) miss you all.

5. Ikhwan dan Ajenk yang selalu memberikan keceriaan dan semangat bagi

penulis.

6. Om Eri dan Tante Popi atas dukungan dan doa-doa yang telah diberikan.

7. Teman-teman satu bimbingan, Anggie, Mimir, Kiki, Ika dan Leo atas

kerjasama selama bimbingan dan konsultasi skripsi. Don’t give up guys!

8. Gala, Notie, Dase, Andre, Betet, Oo, Kw, Acil, Nitnut, Meri, Dine, Gitri,

Mitha, Icu, Ama dan semua teman-teman Manajemen 40 dan 41.

9. Mba Odah yang selalu sabar menghadapi keinginan penulis dalam segala hal.

10. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut

membantu selama penyusunan skripsi ini.

Bogor, Mei 2008

Penulis

Page 8: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP …………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………. iv

DAFTAR TABEL …………………………………………………………. vi

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… vii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………....viii

I. PENDAHULUAN …………………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang …………………………………………………… 1

1.2 Perumusan Masalah ..…………………………………………….. 3

1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………………… 4

1.4 Kegunaan Penelitian ……………………………………………... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ……………………………………….. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………. 6

2.1 Media Massa ……………………………………………………... 6

2.2 Surat Kabar ………………………………………...…………….. 6

2.3 Berita …………………………………………………………….. 9

2.4 Pemasaran Surat Kabar ………………………………………..... 10

2.5 Strategi Pemasaran Surat Kabar …………………………………10

2.6 Lingkungan Perusahaan Surat Kabar ……………………...……. 12

2.6.1 Lingkungan Internal bagi Perusahaan Surat Kabar ……...12

2.6.2 Lingkungan Eksternal bagi Surat Kabar ………………... 16

2.7 Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu …………………………….18

III. METODOLOGI PENELITIAN …………………………………..... 21

3.1 Kerangka Pemikiran …………………………………………..... 21

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………… 24

3.3 Jenis dan Sumber Data ………………………………………...... 24

3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data …………………………. 24

3.4.1 Analisis Lingkungan Perusahaan ……………………...... 24

3.4.2 Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal

(IFE-EFE) ………………………………………………. 25

3.4.3 Matriks Internal Eksternal ……………………………… 27

3.4.4 Matriks Strengths, Weaknesses, Opportunities and

Threats (SWOT) ………………………………………... 28

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………… 30

4.1 Gambaran Umum Perusahaan …………………………………... 30

4.1.1 Sejarah Perusahaan ……………………………………... 30

4.1.2 Visi dan Misi Persahaan …………………………………31

4.1.3 Struktur Organisasi ……………………………………... 31

4.1.4 Lingkungan Internal Perusahaan ...................................... 34

4.1.4.1. Pemasaran .......................................................... 34

4.1.4.2 Produksi ............................................................. 40

4.1.4.3 Sumber Daya Keuangan .................................... 43

4.1.4.4 Sumber Daya Manusia ...................................... 44

Page 9: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

4.1.5 Lingkungan Eksternal Perusahaan ……………………… 47

4.1.5.1. Lingkungan Mikro ……………………………. 47

4.1.5.2 Lingkungan Makro …………………………… 49

4.1.5.3 Lingkungan Industri ………………………….. 51

4.2 Identifikasi Faktor Lingkungan Perusahaan ................................. 55

4.2.1 Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan .............................. 55

4.2.2 Peluang dan Ancaman Perusahaan ................................... 58

4.3 Analisis Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan ...................... 61

4.3.1 Analisis matriks IFE …………………………………..... 61

4.3.2 Analisis Matriks EFE ....................................................... 62

4.3.3 Analsis Matriks IE ............................................................ 63

4.3.4 Analisis SWOT ................................................................. 64

V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 68

5.1 Kesimpulan ................................................................................... 68

5.2 Saran ............................................................................................. 69

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 70

Page 10: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal/Eksternal Perusahaan …….. 26

2. Matriks IFE …………………………………………………………… 27

3. Matriks EFE …………………………………………………………... 27

4. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota ………. 35

5. Tarif Iklan Harian Pakuan Raya per Januari 2008 …………………… 38

6. Persentase Wilayah Distribusi Harian Pakuan Raya …………………. 38

7. Jumlah Agen Resmi Harian Pakuan Raya ............................................. 39

8. Pendapatan Iklan HPR tahun 2008 ........................................................ 44

9. Distribusi Tenaga Kerja pada PT Trieka Visitama …………………… 45

10. Karyawan PT Trieka Visitama berdasarkan Jabatan, Keahlian dan

Pengalaman ............................................................................................ 46

11. Pembaca Harian Pakuan Raya Berdasarkan Profesi dan Pendidikan … 48

12. Market Share Pembaca Koran di Bogor ……………………………… 55

Page 11: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Pengaruh Sistem Lingkungan Perusahaan ……………………………… 12

2. Kerangka Pemikiran Penelitian …………………………………………. 23

3. Matriks IE ………………………………………………………………. 28

4. Matriks SWOT ......................................................................................... 29

5. Proses Produksi Harian Pakuan Raya ...................................................... 40

6. Matriks IE ................................................................................................. 64

7. Matriks SWOT .......................................................................................... 65

Page 12: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Struktur Organisasi PT Trieka Visitama ............................................... 71

2. Data Agen Harian Pakuan Raya ........................................................... 72

3. Bobot Rata-Rata Faktor Strategi Internal dan Eksternal ....................... 73

4. Rating Masing-Masing Faktor Internal dan Eksternal

Serta Rata-Rata dari Ketiga Responden ................................................ 74

5. Matriks IFE dan EFE ............................................................................. 75

6. Undang-Undang Kebebasan Pers .......................................................... 76

7. Laporan Neraca Keuangan PT Trieka Visitama .................................... 84

Page 13: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada zaman sekarang, informasi sudah merupakan kebutuhan

sebagian besar masyarakat. Peran media massa sangat penting untuk

menyampaikan informasi tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan.

Media massa dapat dibagi menjadi media elektronik dan media cetak yang

masing-masing mempunyai keunggulan dan kekurangan.

Media elektronik menggunakan peralatan elektronik seperti radio,

televisi (TV) atau media internet untuk penyampaian informasinya berupa

audio, audio-visual atau data digital. Salah satu keunggulan media

elektronik yaitu informasi dapat disampaikan kepada pengguna secara

cepat, bahkan secara langsung (real-time) sehingga pengguna dapat

mengikuti perkembangan informasi dari waktu ke waktu. Sebaliknya,

kelemahan media elektronik antara lain memerlukan peralatan yang hanya

dimiliki sebagian masyarakat seperti televisi dan komputer, serta

memerlukan sumber energi berupa listrik.

Salah satu media cetak yang dimanfaatkan masyarakat untuk

memperoleh informasi adalah surat kabar. Surat kabar adalah suatu

penerbitan yang biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut

kertas koran dan berisi mengenai berita-berita terkini dalam berbagai

topik, seperti kejadian politik, kriminalitas, tajuk rencana, olahraga dan

cuaca (http://www.wikipedia.org). Menurut Soehoet (2003), surat kabar

merupakan salah satu media komunikasi massa yang mempunyai

kemampuan untuk menyebarluaskan pesan-pesan secara cepat, luas dan

simultan. Kelebihan surat kabar, pengguna dapat langsung membaca

berita (informasi) pada berbagai tempat secara langsung tanpa

memerlukan alat bantu seperti radio, televisi dan komputer; serta sumber

energi listrik yang diperlukan oleh media elektronik. Namun demikian,

dibandingkan media elektronik kecepatan penyampaian informasi melalui

surat kabar masih lebih lambat.

Page 14: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

Sebuah surat kabar dapat dikatakan kuat jika memiliki modal dan

jangkauan investasi yang besar serta mampu menjangkau konsumen

pembaca dalam skala luas. Di antara banyak surat kabar yang beredar di

Indonesia, terdapat tiga kelompok penerbitan yang cukup kuat dan

berpengaruh pada skala nasional, yaitu Kompas, Jawa Pos dan Media

Indonesia. Fenomena yang menarik adalah bukan hanya bermunculan

surat kabar nasional tetapi juga surat kabar lokal. Surat kabar lokal lebih

ditujukan bagi masyarakat yang ingin mengetahui informasi mengenai

kondisi daerahnya secara lebih spesifik yang tidak terdapat pada surat

kabar nasional yang lebih menyajikan berita secara umum. Surat kabar

lokal juga menyajikan berita-berita tentang nasional namun dalam porsi

yang tidak banyak.

Menyadari bahwa surat kabar lokal juga berperan penting dan

dibutuhkan oleh masyarakat, maka hadirlah Harian Pakuan Raya yang

merupakan satu-satunya koran independen di Bogor yang ditujukan bagi

masyarakat Bogor dan sekitarnya, yaitu Sukabumi, Cianjur, Depok dan

Tangerang. Koran independen adalah koran yang bukan merupakan anak

dari suatu perusahaan besar (berdiri sendiri). Harian Pakuan Raya

merupakan koran lokal Bogor kedua setelah Radar Bogor yang merupakan

anak perusahaan surat kabar yang sudah ternama yaitu Jawa Pos. Dengan

konsep pendalaman berita, Harian Pakuan Raya senantiasa berusaha

memberikan berbagai informasi dan berita yang lengkap, utuh dan terarah

sesuai visi dan misi perusahaan. Harian Pakuan Raya berusaha membidik

sasaran yang jelas, yaitu Local Society dan berpijak pada nilai-nilai

profesionalisme yang tinggi (http://www.pakuanraya.com).

Kekuatan informasi, edukasi dan gaya penyajiannya mampu

menjadikan nilai tambah yang menjadi tujuan utama Harian Pakuan Raya.

Inovasi, terobosan dan konsep rubrikasi merupakan ekspresi Harian

Pakuan Raya dalam mengelola sebuah media di tengah masyarakat saat ini

yang dilanda banjir informasi. Selain edisi cetak, Harian Pakuan Raya

juga menyajikan informasi yang lengkap dalam bentuk media online atau

website, yaitu www.pakuanraya.com yang setiap hari dikunjungi oleh

Page 15: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

lebih dari seribu pembaca. Berita yang dimuat Harian Pakuan Raya lebih

mengarah pada berita politik, bisnis, ekonomi dan olahraga.

Harian Pakuan Raya merupakan produk dari PT Trieka Visitama,

yaitu perusahaan yang bergerak di bidang periklanan dan multimedia.

Selain membidangi media cetak dan media online, PT Trieka Visitama

juga membidangi media luar ruang, seperti billboard dan media publikasi

luar ruang lainnya.

1.2. Perumusan Masalah

Sebagai surat kabar independen yang keberadaannya masih baru di

Bogor, sangat menarik untuk melihat sejauh mana Harian Pakuan Raya

mampu masuk dan berkembang dalam dunia persaingan industri surat

kabar di Indonesia. Mengingat banyak pesaing yang telah muncul lebih

dahulu dan berada di bawah perusahaan ternama serta telah memiliki pasar

sendiri, maka kondisi persaingan menjadi cukup tajam antar perusahaan

media cetak. Salah satu contoh surat kabar yang tidak mampu bersaing

dalam dunia industri surat kabar di Bogor adalah harian pagi Metro Bogor.

Harian pagi Metro Bogor hanya mampu bertahan selama 3 tahun (2003

sampai 2006). Kondisi tersebut membuktikan bahwa dari tahun ke tahun

tingkat persaingan dalam dunia media cetak semakin ketat. Dalam

hubungan ini, Harian Pakuan Raya akan menghadapi tantangan yang lebih

besar dalam melakukan kegiatan pemasarannya.

PT Trieka Visitama melakukan segmentasi pasar dengan membagi

pasar berdasarkan karakteristik dan kebutuhan pembaca. Segmentasi ini

dilakukan untuk meningkatkan ketepatan pemasaran perusahaan. Setelah

melakukan segmentasi, PT Trieka Visitama melakukan targeting untuk

menentukan segmen mana yang akan dijadikan sasarannya yang

disesuaikan dengan konten berita yang dimuat dengan mengidentifikasi

segmentasi pasar terbaik. Selanjutnya, PT Trieka Visitama menetapkan

posisi pasar (positioning) agar berbeda dengan surat kabar lain sehingga

terbentuk citra Harian Pakuan Raya yang konsisten sebagai surat kabar

lokal yang layak untuk dikonsumsi masyarakat Bogor dan sekitarnya yang

relevan dengan segmen sasaran.

Page 16: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

PT Trieka Visitama melakukan pengendalian dan membuat variasi

dengan menggunakan empat variabel bauran pemasaran, yaitu produk

(product), harga (price), promosi (promotion) dan distribusi (place) dalam

mempengaruhi konsumen. Analisis pemasaran dimulai dengan

menganalisis faktor-faktor lingkungan yang meliputi lingkungan internal

dan eksternal dengan tujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan

kelemahan, peluang dan ancaman supaya perusahaan mampu berkembang

dalam dunia persaingan industri surat kabar di Indonesia.

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana PT Trieka Visitama melakukan segmentasi dan

menentukan segmen pasar yang akan dibidik untuk membentuk citra

sebagai surat kabar lokal Bogor yang handal?

2. Bagaimana PT Trieka Visitama menerapkan bauran pemasaran

(marketing mix) berupa empat variabel : (1) produk (product), (2)

harga (price), (3) promosi (promotion), dan (4) lokasi (place)?

3. Faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal apa saja yang

mempengaruhi pemasaran Harian Pakuan Raya?

4. Bagaimana alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk Harian

Pakuan Raya agar dapat bersaing dengan surat kabar yang lain?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini disusun berdasarkan perumusan masalah di

atas sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi STP (Segmentation, Targeting and Positioning) pada

PT Trieka Visitama.

2. Mengidentifikasi bauran pemasaran yang dilakukan oleh PT Trieka

Visitama dalam upaya mengembangkan usahanya.

3. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor lingkungan internal dan

eksternal PT Trieka Visitama.

4. Merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat bagi PT Trieka

Visitama dalam mengembangkan Harian Pakuan Raya.

Page 17: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai masukan berupa alternatif strategi pemasaran yang tepat bagi

PT Trieka Visitama.

2. Untuk menerapkan konsep pemasaran yang diperoleh dari kuliah pada

dunia bisnis secara nyata.

3. Sebagai bahan informasi dan acuan bagi para peneliti dan pihak-pihak

lain yang berkepentingan.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membahas masalah strategi pemasaran media cetak

berupa surat kabar Harian Pakuan Raya yang merupakan koran lokal di

wilayah Bogor dan sekitarnya. Strategi yang dilakukan menggunakan STP

yang didukung oleh bauran pemasaran serta faktor lingkungan perusahaan

yang terdiri dari lingkungan internal dan eksternal.

Ruang lingkup penelitian ini adalah mengidentifikasi dan

menganalisis strategi pemasaran yang dilakukan PT Trieka Visitama

dalam memasarkan Harian Pakuan Raya, dengan harapan dapat

memberikan alternatif strategi pemasaran yang tepat sehingga perusahaan

dapat bertahan dan terus berkembang dalam menghadapi persaingan bisnis

surat kabar yang semakin kompetitif.

Page 18: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Media Massa

Media massa adalah sarana atau alat untuk menyampaikan pesan

atau sebagai mediator antara komunikator dengan komunikannya

(Ardianto, 2004). Sedangkan menurut Moore (2004), media massa

merupakan sarana yang mengalihkan pesan-pesan yang identik kepada

jumlah besar orang yang secara fisik berpencaran. Setiap media massa

mempunyai kelebihan dan kekurangan tertentu yang harus diketahui

dengan baik oleh pihak yang bersangkutan (Ruslan, 1997). Hampir setiap

media massa seperti, surat kabar, tabloid atau majalah berita dan hiburan

memiliki jumlah oplah (tiras) tertentu, segmentasi pembaca yang berbeda

pada masing-masing media yang bersangkutan yaitu sebagai berikut :

1. Pembaca yang fokus, yaitu pembaca yang kritis, teliti, berpikir secara

mendalam, berpendidikan tinggi dan berwawasan luas.

2. Pembaca yang tidak fokus, yaitu pembaca yang hanya sekedar ingin

tahu berita, tidak berminat atau tidak memahami karena keterbatasan

pendidikan dan pengetahuan tentang suatu masalah yang diberitakan.

Soehoet (2003) membagi media massa kedalam dua golongan,

yaitu media massa periodik dan non periodik. Keduanya dibedakan oleh

periodisitasnya, yaitu keteraturan penyampaian isi pernyataan. Media

massa periodik terdiri dari surat kabar, majalah, televisi dan radio.

Sedangkan media massa non periodik terdiri dari spanduk, leaflet, pamflet,

poster, billboard dan papan pengumuman.

2.2. Surat Kabar

Surat kabar merupakan bagian dari media massa periodik dan

termasuk dalam kategori media cetak. Jumlah kopi surat kabar yang dijual

setiap harinya disebut oplah. Menurut Soehoet (2003), terdapat lima

syarat yang harus dipenuhi surat kabar, yaitu :

1. Publisitas, artinya isi surat kabar diperuntukkan untuk umum maka isi

berita, tajuk rencana dan yang lainnya harus mengangkat hal-hal yang

umum sehingga dapat dibaca oleh siapa saja.

Page 19: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

2. Perioditas, suatu penerbitan disebut surat kabar jika terbitnya secara

tetap dan periodik (teratur).

3. Universalitas, surat kabar harus memuat aneka berita mengenai

kejadian-kejadian diseluruh dunia tentang segala aspek kehidupan

masyarakat.

4. Aktualitas, kecepatan penyampaian laporan mengenai kejadian di

masyarakat kepada khalayak, isinya aktual dan belum dimuat

sebelumnya.

5. Kontinuitas, surat kabar selalu berusaha menyajikan informasi secara

lengkap dan jika berita tersebut masih ada kelanjutannya maka

perkembangannya akan terus disajikan.

Surat kabar dapat diklasifikasikan dalam lima hal (Kasali, 1992),

yaitu berdasarkan :

1. Frekuensi penerbitan

Pada umunya surat kabar dibedakan menjadi surat kabar harian dan

mingguan.

2. Ukuran

Dalam penggolongan ini terdapat dua jenis surat kabar, yaitu tabloid

dan bentuk standar. Surat kabar tabloid seperti majalah yang tidak

dijilid dan terdiri dari lima atau enam kolom yang masing-masing

lebarnya 5 cm dan panjang 35 cm. Sedangkan surat kabar bentuk

standar ukurannya dua kali lipat dari ukuran tabloid dengan delapan

atau sembilan kolom kesamping.

3. Format isi

Dalam hal ini perlu memperhatikan rubrik-rubrik yang menjadi

kekuatan suatu media dengan tingkat popularitas tertentu yang dapat

diperbandingkan dengan rubrik sejenis pada media lainnya.

4. Sirkulasi

Merupakan kata yang digunakan untuk menjelaskan jumlah surat kabar

yang terjual dilihat dari cakupan wilayah jangkauannya.

Page 20: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

5. Kelas sosial pembaca

Dibedakan menjadi High Brow Newspaper (Quality) dan Boulevard

Newspaper (Popular). Tipe quality adalah surat kabar yang oplahnya

relatif sedang, berpengaruh, isi beritanya berbobot dan analisanya

tinggi. Tipe koran tersebut untuk golongan masyarakat menengah ke

atas. Sedangkan tipe popular yaitu merupakan surat kabar yang

oplahnya besar, penuh sensasional dan tipe pembacanya beragam, tipe

ini untuk golongan masyarakat menengah ke bawah.

Menurut Kasali (1992), surat kabar juga mempunyai kekuatan dan

kelemahan. Faktor-faktor yang menjadi kekuatan surat kabar adalah :

1. Market Coverage

Surat kabar mampu menjangkau daerah-daerah sesuai dengan cakupan

pasarnya, baik lokal, nasional maupun regional.

2. Conparison Shopping (Catalog)

Surat kabar sebagai referensi yang biasa dibawa konsumen untuk

memiliki barang saat belanja.

3. Positive Consumer Attitudes

Umumnya konsumen memandang surat kabar yang memuat hal-hal

aktual yang harus segera diketahui khalayak pembacanya.

4. Flexibility

Pengiklan dapat bebas memilih pasar mana dalam cakupan geografis

yang akan diprioritaskan.

Sedangkan kelemahan dari surat kabar adalah :

1. Short Life Span

Surat kabar hanya berusia 24 jam dan umumnya hanya dibaca satu kali

dengan waktu yang singkat.

2. Clutter

Berita yang dipaksakan dalam surat kabar dimana tidak mempunyai

manajemen redaksi dan tata letak yang baik dapat mengacaukan daya

serap pembaca.

Page 21: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

3. Limited Coverage of Certain Groups

Meskipun surat kabar memiliki sirkulasi yang luas, namun beberapa

kelompok pasar tertentu tidak dapat terlayani dengan baik.

4. Products That Don't Fit

Terdapat beberapa produk yang tidak dapat diiklankan dengan baik di

surat kabar terutama untuk produk yang tidak ditujukan untuk umum

atau yang menuntut peragaan untuk merebut tingkat emosi pembaca

yang tinggi.

2.3. Berita

Berita merupakan hal penting dalam surat kabar. Assegaf dalam

Ruslan (1997) berpendapat bahwa berita adalah suatu laporan tentang

fakta atau ide terbaru yang dipilih oleh redaksi suatu harian surat kabar

atau majalah untuk siap disiarkan yang dapat menarik perhatian pembaca,

karena hal yang luar biasa (aneh), penting, akibat atau dampak yang

dihasilakan mencakup segi-segi ketertarikan manusia (humor, emosi,

ketegangan dan sebagainya).

Penyampaian berita dalam garis besarnya lebih menonjolkan hal-

hal yang berbau sensasional dan menarik perhatian pembaca, menonjolkan

peristiwa tertentu (event), pertentangan dan ide atau informasi terbaru.

Dalam praktiknya, pihak pers dalam fungsinya mengandung dua dimensi,

yaitu :

1. Dimensi ideal, mengarah pada buah pikiran, ide-ide dan pendapat

umum/individu.

2. Dimensi komersial, mengarah pada hal-hal ekonomi, seperti

keuntungan usaha, promosi, distribusi, persaingan, dan lain-lain.

Susunan berita umumnya terdiri dari empat bagian, yaitu :

1. Headline : kepala berita atau judul berita.

2. Dateline : waktu dan nama tempat berita dibuat atau diperoleh.

3. Lead : teras berita.

4. News Body : isi berita.

Page 22: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

2.4. Pemasaran Surat Kabar

Pemasaran merupakan kegiatan pemasar untuk menjalankan bisnis

guna memenuhi kebutuhan pasar dengan barang dan atau jasa, menetapkan

harga, mendistribusikan serta mempromosikannya melalui proses

pertukaran agar memuaskan konsumen dan mencapai tujuan perusahaan

(Budiarto, 1993). Menurut Kotler (2000), pemasaran merupakan suatu

proses sosial dan manajerial yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai

dengan pihak lain.

Pemasaran surat kabar merupakan kegiatan perusahaan surat kabar

dalam memproduksi dan menjual produknya kepada masyarakat dengan

menggunakan strategi-strategi yang diterapkan oleh perusahaan. Seiring

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kegiatan pemasaran surat

kabar telah berkembang begitu cepat. Hal tersebut membuat konsumen

semakin banyak pilihan dengan berbagai merek surat kabar sehingga

konsumen menjadi sangat selektif dalam memilih surat kabar terbaik

dengan memperhatikan faktor-faktor seperti kualitas, harga, ketepatan

waktu penerimaan produk dan kontinuitas ketersediaan produk di pasar.

Dengan keadaan tersebut, dalam memasarkan produknya perusahaan tidak

dapat hanya memusatkan perhatiannya pada produk yang telah dihasilkan

namun juga memikirkan bagaimana cara yang harus ditempuh agar surat

kabar dapat menarik perhatian konsumen untuk membeli dan

membacanya.

Pada hakikatnya, pemasaran surat kabar merupakan upaya

mencocokkan antara kemampuan yang dimiliki perusahaan dengan

kebutuhan konsumen. Oleh karena itu, kegiatan pemasaran menjadi ujung

tombak keberhasilan dan perusahaan harus menentukan strategi pemasaran

surat kabar yang akan digunakan agar perusahaan dapat terus berkembang

dalam persaingan bisnis persuratkabaran yang begitu ketat.

2.5. Strategi Pemasaran Surat Kabar

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan (Rangkuti, 2006).

Strategi dapat diartikan sebagai suatu rencana yang terpadu dan

Page 23: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

menyeluruh yang mengaitkan kekuatan perusahaan dalam menghadapi

lingkungan usaha agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Strategi

terdiri dari tiga tingkatan, yaitu :

1. Strategi Tingkat Korporat (Corporate Strategy)

Menurut Andrews dalam Rangkuti (2006), strategi korporat adalah

strategi yang disusun dalam suatu bisnis, dimana perusahaan akan

bersaing dengan cara mengubah distinctive competence menjadi

competitive advantage.

2. Strategi Tingkat Unit Bisnis (Strategic Business Units)

Strategi unit bisnis (SBU) adalah strategi yang dilakukan dalam bisnis

tertentu untuk memenangkan persaingan penangannya berbeda dengan

bisnis lain. Karakteristik SBU menurut Abell dalam Rangkuti (2006)

adalah : memiliki misi dan strategi, menghasilkan produk atau jasa

yang berkaitan dengan misi dan strategi, menghasilkan produk atau

jasa secara spesifik, bersaing dengan pesaing yang telah diketahui

dengan jelas.

Strategi pemasaran dapat diartikan sebagai logika pemasaran yang

digunakan oleh perusahaan dengan harapan agar unit bisnis dapat

mencapai tujuan perusahaan (Kotler dan Amstrong, 2001). Strategi

pemasaran surat kabar dapat mengidentifikasikan posisi perusahaan surat

kabar saat ini dan berfungsi untuk menentukan tujuan bisnis jangka

pendek dan jangka panjang. Perencanaan pemasaran bertujuan agar

perusahaan bersifat lebih reaktif daripada proaktif. Strategi pemasaran

yang dilakukan perusahaan surat kabar digunakan untuk mengukur

bagaimana perusahaan tersebut menjalankan usahanya, dimana posisi

bisnis saat ini dan hal apa saja yang perlu dilakukan secara berbeda pada

masa yang akan datang. Perumusan strategi pemasaran surat kabar

didasarkan pada analisis yang menyeluruh terhadap pengaruh faktor-faktor

lingkungan perusahaan surat kabar, yaitu lingkungan internal dan

eksternal perusahaan.

Page 24: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

2.6. Lingkungan Perusahaan Surat Kabar

Lingkungan perusahaan surat kabar digunakan untuk

memformulasikan strategi bersaing dari perusahaan tersebut. Analisis

lingkungan perusahaan dibagi menjadi dua bagian, yaitu analisis

lingkungan internal dan eksternal (Rangkuti, 2006). Budiarto (1993)

menggambar bagan pengaruh sistem lingkungan perusahaan sebagai

berikut :

Gambar 1. Pengaruh sistem lingkungan perusahaan (Budiarto, 1993)

2.6.1. Lingkungan Internal bagi Perusahaan Surat Kabar

Lingkungan internal bagi perusahaan surat kabar dilakukan

untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan tersebut

dengan mengidentifikasi komponen-komponen sebagai berikut :

1. Pemasaran

a. Segmentation, Targeting dan positioning (STP)

Menurut David (2004), segmentasi pasar adalah membagi

pasar menjadi sub kelompok pelanggan berdasarkan kebutuhan

dan kebiasaan konsumen. Perusahaan surat kabar dapat

membagi pembacanya berdasarkan variabel segmentasi yang

terdiri dari segmentasi geografis, demografis, psikografis dan

Lingkungan Eksternal

Peluang dan

Ancaman

Pemasaran

Kekuatan dan

Kelemahan

Pemasaran

Tujuan atau Target

Pasar

Lingkungan Internal

Strategi Pemasaran

Page 25: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

perilaku (Kotler, 2000). Setelah segmentasi pasar ditentukan,

langkah selanjutnya adalah melakukan targeting untuk

menetapkan segmen mana yang akan dijadikan sasarannya.

Perusahaan surat kabar dapat menentukan segmen mana saja

yang cocok untuk dibidik sesuai dengan berita yang dimuat.

Selanjutnya perusahaan harus menetapkan posisi pasar

(positioning) untuk membangun dan mengkomunikasikan

keunggulan bersaing surat kabar di pasar dalam benak

konsumen.

b. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang

digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan

pemasarannya di pasar sasaran (Kotler, 2000). Bauran

pemasaran terdiri dari empat variabel, yaitu :

Produk (product)

Surat kabar merupakan produk yang dibuat untuk

memenuhi kebutuhan konsumen sebagai salah satu sumber

informasi. Namun surat kabar merupakan barang produksi

yang tidak dapat disimpan lama karena berita yang dimuat

dalam surat kabar selalu berubah setiap harinya sehingga

beritanya cepat basi. Topik surat kabar berupa berita

politik, ekonomi, kriminalitas, olahraga dan sebagainya.

Surat kabar terdiri dari surat kabar lokal dan nasional.

Surat kabar lokal lebih mengutamakan berita mengenai

kejadian-kejadian disuatu daerah, sedangkan surat kabar

nasional memuat berita yang lebih luas, mencakup berita

dalam dan luar negeri.

Harga (price)

Segala keputusan yang berhubungan dengan harga akan

sangat mempengaruhi beberapa aspek kegiatan perusahaan,

baik menyangkut kegiatan penjualan maupun aspek

keuntungan yang ingin dicapai perusahaan. Persaingan

Page 26: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

harga antar surat kabar kini semakin tajam karena hampir

semua surat kabar berlomba-lomba memberikan harga

termurah untuk menarik minat pembeli. Namun perlu

diperhatikan dampaknya di masa depan akan menurunnya

jumlah pembeli jika surat kabar kembali ke harga semula.

Oleh karena itu, perusahaan surat kabar harus menetapkan

biaya yang dapat dijangkau oleh pasarnya sesuai dengan

kualitas berita yang dimuat.

Distribusi (place)

Pemilihan saluran distribusi juga ikut berperan dalam

memperluas pasar sasaran atau target market surat kabar,

karena semakin luas jaringan distribusi semakin banyak

pula konsumen yang dapat diraih oleh perusahaan. Hal

yang harus diperhatikan adalah penentuan jumlah surat

kabar yang optimal untuk dikirimkan ke masing-masing

wilayah distribusi dan jumlah total surat kabar yang optimal

untuk dicetak. Distribusi surat kabar merupakan tanggung

jawab bagian sirkulasi. Distribusi ke pelanggan baik

langsung maupun tidak langsung biasanya menggunakan

tenaga agen. Komitmen dari para agen sangat dibutuhkan

karena mereka berperan dalam peningkatan oplah.

Promosi (promotion)

Promosi surat kabar dilakukan dengan

menginfomasikan kelebihan surat kabar serta membujuk

para konsumen agar memiliki perhatian, ketertarikan,

keinginan dan tindakan untuk membeli produk tersebut.

Hal-hal yang dapat dilakukan dalam mempromosikan surat

kabar seperti memasang spanduk atau poster, membuat

iklan pada media elektronik, membagikan koran gratis dan

komunikasi dua arah dengan masyarakat. Umar (2003)

berpendapat bahwa untuk mengkomunikasikan produk

perlu disusun suatu strategi yang dikenal sebagai bauran

Page 27: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

promosi (promotion mix) yang terdiri dari periklanan,

promosi penjualan, hubungan masyarakat dan penjualan

perorangan.

2. Produksi

Kegiatan produksi dalam bisnis persuratkabaran merupakan

inti yang paling dalam, spesifik dan berbeda dengan bidang

fungsional lain karena dalam kegiatan produksi terjadi suatu

proses transfomasi nilai tambah yang mengubah input menjadi

output yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar.

Terdapat empat tahap dalam proses produksi surat kabar, yaitu:

pertama, pengumpulan berita yaitu terjun ke lapangan,

mengadakan wawancara dan melakukan penelitian. Kedua,

perencanaan yaitu memeriksa dan membuktikan kebenaran

berita sekaligus membuat alur berita. Ketiga, penulisan yaitu

membuat berita dalam bentuk yang menarik, jelas dan padat.

Keempat, produksi yaitu memasukkan berita dalam surat kabar.

Pada dasarnya proses produksi berita terdiri dari input dan

output. Input pada proses produksi adalah bahan berita yang

direncanakan, dicari, diperoleh, kemudian diseleksi,

dikumpulkan, diolah/dilakukan editing, disusun dan dicetak.

Dan output dari proses berita adalah informasi yang telah

diolah.

3. Sumber Daya Keuangan

Analisis sumber daya keuangan perusahaan surat kabar

diperlukan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan,

baik situasi yang terjadi saat ini maupun prediksi kondisi

keuangan pada masa yang akan datang. Kondisi keuangan

biasanya digunakan sebagai ukuran posisi bersaing antar

perusahaan surat kabar dan dapat juga digunakan sebagai daya

tarik bagi para investor untuk menanamkan modalnya di

perusahaan.

Page 28: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

4. Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber Daya Manusia mempunyai peranan penting dalam

peningkatan kinerja bisnis perusahaan surat kabar. SDM

adalah tenaga inti kewartawanan dan manajemen yang akan

menjadi motor utama perusahaan surat kabar. Untuk

melahirkan surat kabar yang bagus, harus disiapkan SDM yang

bagus pula dengan gaji yang memadai agar produk yang

dihasilkan berkualitas dan mampu mengalahkan saingannya.

2.6.2. Lingkungan Eksternal bagi Surat Kabar

Lingkungan eksternal bagi surat kabar memberikan

kesempatan bagi perusahaan untuk mengantisipasi peluang dan

ancaman bagi perusahaan juga faktor-faktor diluar perusahaan

yang dapat mempengaruhi pilihan arah dan tindakan suatu

perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Faktor

eksternal bagi perusahaan surat kabar terdiri dari lingkungan

mikro, lingkungan makro dan lingkungan industri.

1. Lingkungan Mikro

Lingkungan mikro terdiri dari pelaku-pelaku dalam

lingkungan perusahaan dan mempengaruhi kemampuan

perusahaan dalam melayani pasarnya (Kotler, 2000). Faktor-

faktor yang termasuk dalam lingkungan mikro adalah pemasok,

pelanggan, pesaing dan perantara. Berdasarkan teori Kotler

tersebut, para pelaku dalam lingkungan perusahaan surat kabar

adalah sebagai berikut :

a. Pemasok : pihak yang menyediakan sumberdaya yang

dibutuhkan perusahaan surat kabar, seperti kertas dan tinta.

b. Pelanggan : perusahaan surat kabar harus berusaha

memberikan pengaruh positif dalam membangun dan

memperluas hubungan dengan pelanggan.

c. Pesaing : pihak-pihak yang menawarkan kepada pasar surat

kabar dengan kualitas dan kuantitas yang berbeda-beda dan

ini harus dihadapi oleh setiap perusahaan surat kabar.

Page 29: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

d. Perantara : perusahaan atau orang-orang yang terlibat dalam

perusahaan untuk mempromosikan, menjual dan

mendistribusikan surat kabar kepada pembeli terakhir.

2. Lingkungan Makro

Lingkungan makro terdiri dari kekuatan sosial yang

mempengaruhi seluruh pelaku di lingkungan mikro perusahaan

(Kotler, 2000).

a. Demografi, berhubungan dengan populasi karena oranglah

yang membentuk pasar, pemasar sangat tertarik pada

ukuran dan tingkat pertumbuhan penduduk dalam kota,

wilayah dan negara yang berbeda, distribusi umur dan

bauran etnis, tingkat pendidikan, pola rumah tangga serta

karakteristik dan pergerakan regional.

b. Politik/hukum, keputusan pemasar dipengaruhi kuat oleh

perkembangan dalam lingkungan politik dan hukum.

Hukum dapat membatasi dan dapat pula menciptakan

peluang baru bagi perusahaan.

c. Teknologi, salah satu kekuatan paling dramatis dalam

membentuk hidup manusia. Perusahaan harus dapat

mengikuti trend dalam perkembangan teknologi.

d. Sosial budaya, terdiri dari lembaga dan kekuatan lain yang

mempengaruhi nilai-nilai dasar, persepsi, pilihan dan

tingkah laku yang dianut masyarakat. Pemasar harus

memperhatikan sistem sosial budaya dimana perusahaan

memasarkan produknya.

3. Lingkungan Industri

Menurut Porter (1995), industri didefinisikan sebagai

kelompok perusahaan yang menghasilkan produk yang dapat

saling menggantikan. Aspek lingkungan industri lebih

mengarah pada aspek persaingan dimana suatu perusahaan

berada. Dalam lingkungan industri ada beberapa faktor

kekuatan yang dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup

Page 30: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

perusahaan, yaitu ancaman pendatang baru, ancaman produk

substitusi, ancaman kekuatan tawar menawar pembeli,

ancaman kekuatan tawar menawar pemasok dan ancaman

persaingan segmen yang ketat (Porter, 1995). Berdasarkan

teori yang diungkapkan Porter, faktor kekuatan yang dapat

mempengaruhi keberlangsungan hidup perusahaan surat kabar

antara lain :

a. Ancaman pendatang baru, reformasi membuat pelaku

dalam industri surat kabar bertambah dengan cepat,

sehingga akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi

perusahaan lama terutama berkaitan dengan perebutan

pangsa pasar.

b. Ancaman produk substitusi, merupakan produk pengganti.

Produk substitusi dari surat kabar adalah majalah, tabloid

dan media elektronik.

c. Ancaman kekuatan tawar menawar pembeli, pembeli

mampu mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan

harga produk, serta mendesak perusahaan agar

meningkatkan mutu dan pelayanannya.

d. Ancaman kekuatan tawar menawar pemasok, pemasok

dapat menggunakan kekuatan tawar menawarnya dengan

peserta industri dengan mengancam akan menaikkan harga

atau menurunkan kualitas produk dan jasa yang dibeli.

e. Ancaman persaingan segmen yang ketat, setiap perusahaan

surat kabar tentu ingin menjadi pemimpin dalam industri

persuratkabaran sehingga mampu memperoleh keuntungan

yang besar.

2.7. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

Suhartini (2002) dalam penelitiannya mengenai upaya promosi

Surat Kabar Buena terhadap agen-agennya dalam meningkatkan oplah

penjualan. Surat kabar merupakan barang produksi yang tidak dapat

disimpan lama karena produk utamanya adalah berita yang sifatnya cepat

Page 31: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

basi. Oleh karena itu, distribusi menjadi bagian penting dalam menunjang

keberhasilan penyaluran surat kabar agar dapat sampai ditangan pembaca

tepat waktu. Komitmen dari para agen sangat dibutuhkan karena mereka

berperan dalam peningkatan oplah. Berdasarkan dari penelitian tersebut

diperoleh kesimpulan bahwa komitmen agen terhadap penerbit

dipengaruhi oleh faktor keuntungan agen, pelayanan penerbit dan

perhatian penerbit terhadap para agen.

Anam (2004) melakukan penelitian mengenai analisis strategi

pemasaran harian pagi Metro Bogor dengan menggunakan metode analisis

SWOT. Dari penelitiannya disimpulkan bahwa strategi yang tepat bagi

perusahaan adalah strategi Grow and Build yang diimplikasikan dalam

strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk.

Strategi penetrasi pasar tersebut dapat diwujudkan dengan melakukan

penetrasi pasar di Kodya dan Kabupaten Bogor. Strategi pengembangan

pasar dilakukan dengan menambah agen di wilayah Kabupaten Bogor,

pengoptimalan fungsi divisi promosi dan pemasaran, serta mencari mitra

bisnis yang baru. Sedangkan strategi pengembangan produk dapat

diwujudkan dengan melakukan peningkatan mutu.

Pada tahun 2003 sampai 2004 harian pagi Metro Bogor mampu

menembus dan bersaing dengan surat kabar lain di Bogor. Bahkan tingkat

penjualan harian pagi Metro Bogor sempat mengalahkan jumlah penjualan

beberapa surat kabar lainnya. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor

yang mendukung keberhasilan harian pagi Metro Bogor, yaitu: (1)

Besarnya modal yang dimiliki PT Metro Bogor Lestari. Perusahaan

tersebut didirikan oleh tiga orang komisaris, sehingga modal yang dimiliki

cukup besar; (2) Sumberdaya manusia (tenaga kerja) yang terdapat dalam

harian Metro Bogor merupakan sumberdaya yang berkualitas dan

berpengalaman; (3) Promosi yang dilakukan harian Metro Bogor cukup

gencar. Namun, berdasarkan informasi yang didapat, harian pagi Metro

Bogor telah tutup pada tahun 2006. Hal ini disebabkan oleh rusaknya

hubungan manajemen puncak yang terdapat dalam PT Metro Bogor

Lestari sehingga kondisi manajemen di bawahnya menjadi tidak teratur.

Page 32: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

Kondisi tersebut mengakibatkan beberapa perencanaan yang telah

dirumuskan tidak dapat diterapkan dengan sempurna yang pada akhirnya

perusahaan tersebut menjadi tidak mampu lagi bersaing dalam dunia

industri surat kabar di wilayah Bogor dan sekitarnya.

Page 33: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Visi dan misi PT Trieka Visitama diimplementasikan dalam

lingkungan pemasaran, baik lingkungan internal maupun eksternal yang

dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan. Lingkungan internal

yang terdapat dalam PT Trieka Visitama antara lain: (1) Pemasaran, yang

didalam terdiri dari : (a) Segmentation, Targeting dan Positioning (STP),

yang merupakan langkah awal dalam melaksanakan kegiatan

pemasarannya dan (b) Bauran Pemasaran, merupakan seperangkat alat

pemasaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran surat kabar

secara kontinyu yang terdiri dari empat variabel yaitu produk, harga,

distribusi dan promosi; (2) Produksi, proses produksi berita terdiri dari

input dan output. Input pada proses produksi meliputi bahan berita yang

direncanakan, dicari, diperoleh, diseleksi, dikumpulkan, editing, disusun

kemudian dicetak. Sedangkan output pada proses berita merupakan

informasi yang telah diolah; (3) Sumberdaya Keuangan, diperlukan untuk

menganalisis kinerja keuangan perusahaan saat ini dan yang akan datang;

(4) Sumberdaya Manusia, yaitu tenaga inti kewartawanan dan manajemen

yang akan menjadi motor utama perusahaan surat kabar sehingga SDM

surat kabar harus memiliki keahlian dalam bidang persurat kabaran.

Lingkungan eksternal yang terdapat dalam PT Trieka Visitama

dibedakan menjadi lingkungan mikro, makro dan industri. Lingkungan

mikro terdiri dari berbagai kekuatan yang berada pada perusahaan yang

mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pelanggan. Para pelaku

yang mempengaruhi lingkungan mikro terdiri dari pemasok, pelanggan,

pesaing dan perantara. Lingkungan makro terdiri dari kekuatan sosial

(demografi, ekonomi, alam, teknologi, politik/hukum dan budaya) yang

mempengaruhi seluruh pelaku di lingkungan mikro perusahaan.

Sedangkan lingkungan industri lebih mengarah pada aspek persaingan

yang didalamnya terdapat faktor kekuatan yang dapat mempengaruhi

keberlangsungan hidup perusahaan surat kabar yaitu ancaman pendatang

Page 34: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

baru, ancaman produk substitusi, ancaman kekuatan tawar menawar

pembeli, ancaman kekuatan tawar menawar pemasok dan ancaman

persaingan segmen.

Evaluasi terhadap lingkungan internal akan dianalisis dengan

menggunakan matriks IFE. Matriks IFE digunakan untuk meringkas dan

mengetahui kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai bidang

fungsional perusahaan. Sedangkan evaluasi terhadap lingkungan eksternal

akan dianalisis dengan menggunakan matriks EFE. Matriks EFE

diperlukan untuk mengetahui peluang dan ancaman bagi perusahaan.

Interaksi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi operasi

bisnis PT Trieka Visitama dikombinasikan ke dalam matriks IE. Matriks

IE terdiri dari sembilan sel yang dibagi menjadi tiga bagian utama yang

memiliki dampak strategi yang berbeda, yaitu: strategi integratif, penetrasi

pasar, dan strategi divestasi. Matriks IE digunakan untuk mengidentifikasi

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada pada perusahaan

dengan tujuan memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih

detail dan juga untuk mengetahui posisi perusahaan.

Setelah mengidentifikasi matriks IE, dapat dirumuskan matriks

SWOT yang merupakan alat bantu untuk mengembangkan strategi

berdasarkan situasi lingkungan internal dan eksternal perusahaan.

Perumusan alternatif strategi dari matriks SWOT terdiri dari empat

alternatif strategi, yaitu strategi S-O yang menggunakan kekuatan internal

perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal, strategi W-O

bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang

eksternal, strategi S-T menggunakan kekuatan perusahaan untuk

menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal, dan strategi W-

T merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan

internal dan menghindari ancaman lingkungan eksternal (David, 2004).

Dari hasil olahan matriks SWOT dihasilkan beberapa alternatif strategi

pemasaran yang akan direkomendasikan kepada PT Trieka Visitama.

Gambaran kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 35: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian

PT Trieka Visitama

Visi dan Misi

Lingkungan Pemasaran

Analisis Lingkungan Internal :

- Pemasaran : STP dan Bauran Pemasaran

- Produksi

- Sumberdaya Keuangan

- Sumberdaya Manusia

Analisis Lingkungan Eksternal :

- Lingkungan mikro

- Lingkungan makro

- Lingkungan industri

Matriks SWOT :

- Kekuatan-Peluang (S-O)

- Kelemahan-Peluang (W-O)

- Kekuatan-Ancaman (S-T)

- Kelemahan-Ancaman (W-T)

Matriks EFE :

- Peluang

- Ancaman

Matriks IFE :

- Kekuatan

- Kelemahan

Matiks IE :

- Strategi integratif

- Penetrasi pasar

- Strategi divestasi

Alternatif Strategi Pemasaran

Page 36: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada kantor Harian Pakuan Raya yang

berlokasi di Ruko Warung Jambu Jalan Padjajaran No. 3 Bogor. Kegiatan

penelitian ini dilaksanakan selama bulan Februari sampai April 2008.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data

primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan

langsung di lapangan, wawancara dan pengisian kuesioner kepada pihak-

pihak terkait pada PT Trieka Visitama. Pengisian kuesioner dilakukan

untuk memberikan pertimbangan dalam menentukan bobot matriks IFE

dan EFE. Kuesioner diberikan kepada tiga responden yang terdiri dari

pemimpin umum, pemimpin redaksi dan manajer pemasaran. Sedangkan

data sekunder diperoleh dari studi pustaka, data dan laporan yang

diperoleh dari perusahaan.

Data-data yang digunakan bersumber dari internal dan eksternal

perusahaan. Data internal adalah data yang didapat dari dalam organisasi

berupa visi, misi, tujuan, company profile, strategi pemasaran dan

operasional PT Trieka Visitama. Sedangkan data eksternal merupakan

data yang diperoleh dari luar organisasi yang berupa kondisi persaingan

yang dihadapi PT Trieka Visitama.

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data dan informasi yang diperoleh adalah data kualitatif, yaitu data

yang tidak berbentuk angka dan dianalisis dengan menggunakan analisis

lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Metode SWOT dianalisis

dengan pendekatan kuantitatif untuk memperoleh alternatif strategi

pemasaran yang disusun berdasarkan analisis lingkungan internal dan

eksternal. Alat-alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

3.4.1. Analisis Lingkungan Perusahaan

Analisis lingkungan perusahaan terdiri dari analisis lingkungan

internal dan analisis lingkungan eksternal. Analisis lingkungan

Page 37: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

internal dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi

kekuatan dan kelemahan PT Trieka Visitama dengan melakukan

wawancara langsung dan mengajukan pertanyaan yang

berhubungan dengan pemasaran, produksi, sumber daya keuangan

dan SDM kepada masing-masing manajer dan staf. Sedangkan

analisis lingkungan eksternal dilakukan untuk mengetahui faktor-

faktor peluang dan ancaman bagi perusahaan dengan melakukan

wawancara kepada pemimpin redaksi Harian Pakuan Raya dan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan

lingkungan mikro, makro dan industri PT Trieka Visitama.

3.4.2. Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal (IFE-EFE)

Sebelum membuat matriks faktor strategi internal dan

eksternal, harus menentukan faktor strategi internal dan eksternal

dengan langkah-langkah berikut (Kinnear dan Taylor, 1996) :

1. Menyusun daftar faktor utama yang mempunyai dampak

penting (critical success factors) untuk aspek internal

(kekuatan dan kelemahan) dan aspek eksternal (peluang dan

ancaman) yang ditempatkan pada kolom pertama.

2. Penentuan bobot dilakukan dengan mengajukan identifikasi

faktor internal dan eksternal tersebut pada pihak manajemen

dengan menggunakan metode "Paired Comparison" (Kinnear

dan Taylor, 1996). Metode ini digunakan untuk memberikan

penilaian terhadap bobot setiap faktor dengan menggunakan

skala 1, 2, 3. Adapun skala yang digunakan, yaitu :

1 : Jika indikator vertikal kurang penting daripada indikator

horizontal.

2 : Jika indikator vertikal sama penting dengan indikator

horizontal.

3 : Jika indikator vertikal lebih penting daripada indikator

horizontal.

Page 38: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

Tabel 1. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal/Eksternal Perusahaan

Faktor Strategi Internal/Eksternal A B C D .... Total

A

B

C

D

....

Total

Sumber : Kinnear dan Taylor, 1996

Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai

setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan dengan

menggunakan rumus sebagai berukut :

Keterangan :

Xi ai = Bobot variabel ke-i

ai = n Xi = Nilai variabel ke-i

∑ i i = 1,2,3,...,n

i=1 n = Jumlah variabel

3. Menentukan rating masing-masing faktor dengan skala 1

sampai 4. Untuk matriks IFE, rating 1=sangat lemah, 2=lemah,

3=kuat, 4=sangat kuat. Dan matriks EFE, rating 1=dibawah

rata-rata, 2=rata-rata, 3=diatas rata-rata, 4=sangat bagus.

4. Mengalikan nilai bobot dengan nilai rating untuk mendapatkan

skor terbobot.

5. Menjumlahkan semua skor pembobotan secara vertikal untuk

mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Pada

matriks IFE total skor berkisar antara 1,0 s/d 4,0 dengan rata-

rata 2,5 yang menunjukkan seberapa baik perusahaan merespon

faktor-faktor strategis internal perusahaan sekarang dan yang

diharapkan. Sedangkan matriks IFE, total skor matriks EFE

juga berkisar antara 1,0 s/d 4,0 dengan rata-rata 2,5 yang

menunjukkan seberapa baik perusahaan menanggapi faktor

dalam lingkungan eksternalnya. Skor terbobot total merupakan

Page 39: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

hasil akhir yang didapat dari kedua matriks tersebut yang

disajikan pada tabel 2 dan 3.

Tabel 2. Matriks IFE

Sumber : David, 2004

Tabel 3. Matriks EFE

Sumber : David, 2004

3.4.3. Matriks Internal Eksternal (IE)

Setelah mengetahui faktor-faktor peluang, ancaman,

kekuatan dan kelemahan perusahaan, selanjutnya data dimasukkan

ke dalam matriks internal eksternal (IE) untuk memperoleh strategi

bisnis di tingkat korporat yang lebih tinggi. Matriks ini terdiri dari

sembilan sel, dimana sumbu horizontal menunjukkan skor total

IFE dan sumbu vertikal menunjukkan skor total EFE (Gambar 3).

Pada sumbu horizontal skor antara 1,00 sampai 1,99 menunjukkan

posisi internal yang lemah, skor 2,00 sampai 2,99 menunjukkan

posisi internal rata-rata, sedangkan skor 3,00 sampai 4,00

menunjukkan posisi internal yang kuat. Pada sumbu vertikal skor

1,0-1,99 adalah rendah, skor 2,00-2,99 adalah sedang dan skor

3,00-4,00 adalah tinggi.

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor

Kekuatan :

-

-

Kelemahan :

-

-

Total

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor

Peluang :

-

-

Ancaman :

-

-

Total

Page 40: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

Skor Total IFE

4.0 3.0 2.0 1.0

Kuat Rata-rata Lemah

4.0

Tinggi

Skor

Total 3.0

EFE

Sedang

2.0

Rendah

1.0

Gambar 3. Matriks IE (David, 2004)

Sembilan sel tersebut dibagi menjadi tiga daerah utama

yang memiliki implikasi strategi yang berbeda, yaitu :

1. Sel I, II dan IV disebut tumbuh dan bina. Strategi yang cocok

bagi daerah ini adalah strategi integratif.

2. Sel III, V dan VII baik untuk dikendalikan dengan pertahanan

dan pelihara. Strategi yang terbaik adalah penetrasi pasar.

3. Sel VI, VIII dan IX paling baik dikendalikan dengan strategi

panen atau divestasi.

3.4.4. Matriks Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats

(SWOT)

Matriks SWOT digunakan untuk menggambarkan secara

jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan

dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

Langkah-langkah matriks SWOT adalah dengan membuat :

1. daftar peluang eksternal yang tersedia dalam lingkungan

perusahaan saat ini dan yang akan datang.

2. daftar ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan saat ini dan

yang akan datang.

I

Tumbuh dan

bina

II

Tumbuh dan

bina

III

Pertahankan

dan pelihara

IV

Tumbuh dan

bina

V

Pertahankan

dan pelihara

VI

Divestasi

VII

Pertahankan

dan pelihara

VIII

Divestasi

XI

Divestasi

Page 41: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

3. daftar bidang-bidang khusus kekuatan perusahaan saat ini dan

yang akan datang.

4. daftar kelemahan perusahaan saat ini dan akan datang.

5. sekumpulan strategi yang mungkin bagi perusahaan.

Setelah mengumpulkan semua informasi dan melakukan

analisis terhadap kondisi internal dan eksternal, selanjutnya adalah

mengembangkan alternatif strategi. Perumusan strategi dapat

dilakukan dengan menggunakan alat bantu matriks SWOT.

Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas peluang dan

ancaman eksternal yang dihadapi lalu disesuaikan dengan kekuatan

dan kelemahan yang ada. Formulasi strategi dengan matriks

SWOT dapat menghasilkan empat kemungkinan strategi seperti

yang dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.

Gambar 4. Matriks SWOT (Rangkuti, 2006)

IFE

EFE

Kekuatan

(S)

Kelemahan

(W)

Peluang

(O)

Strategi SO

Menciptakan strategi dengan

memanfaatkan seluruh

kekuatan untuk merebut dan

memanfaatkan peluang.

Strategi WO

Strategi berdasarkan

pemanfaatan peluang yang ada

dengan cara meminimalkan

kelemahan.

Ancaman

(T)

Strategi ST

Strategi yang menggunakan

kekuatan yang dimiliki

perusahaan untuk mengatasi

ancaman.

Strategi WT

Strategi yang didasarkan pada

usaha meminimalkan kelemahan

dan menghindari ancaman.

Page 42: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah Perusahaan

Harian Pakuan Raya didirikan oleh PT Trieka Visitama pada

bulan Febuari 2005 dan terbit pertama kali pada tanggal 1 Juni 2005.

Harian Pakuan Raya diambil dari nama Kerajaan Sunda bernama

"Pakuan" yang pernah berdiri di wilayah barat pulau Jawa yang

terletak di Bogor selama abad ke-7 hingga abad ke-16. Kerajaan

Pakuan juga mencakup wilayah Sukabumi, Cianjur, Depok dan

Kabupaten Tangerang, yang merupakan wilayah edar Harian Pakuan

Raya.

Salah satu ikon Harian Pakuan Raya adalah "Ki Demang" yang

dalam kesehariannya berbicara mengenai seputar masalah sosial

yang terjadi di masyarakat. Nama tersebut dipilih sebagai ikon

karena Ki Demang merupakan nama tokoh penting dalam kehidupan

masyarakat yang memiliki kharisma yang tinggi, bijaksana dan

sangat sederhana.

PT Trieka Visitama merupakan perusahaan yang bergerak di

bidang periklanan dan multimedia yang sangat memahami akan

fenomena perkembangan informasi dan pentingnya strategi

pemasaran pada kondisi masyarakat saat ini yang semakin

berkembang. PT Trieka Visitama juga membidangi media luar

ruang, seperti billboard dan media publikasi luar ruang lainnya,

selain itu juga mengakomodasikan pengembangan piranti lunak

(software development).

PT Trieka Visitama terletak di Ruko Warung Jambu Jalan

Pajajaran No. 3 Bogor. Perusahaan memilih lokasi tersebut karena

Jalan Pajajaran merupakan bisnis distrik kota Bogor dan strategis

sehingga lokasinya mudah dijangkau.

Page 43: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

4.1.2. Visi dan Misi Persahaan

Setiap perusahaan memiliki tujuan yang dituangkan dalam

bentuk visi dan misi. Sesuai dengan moto perusahaan, “vision

newspaper”, visi PT Trieka Visitama adalah menjadikan Harian

Pakuan Raya sebagai koran politik dan ekonomi daerah yang

terpercaya dan mengedepankan nilai-nilai universal yang damai,

cerdas, dan profesional, namun mempunyai prinsip dalam

keterlibatannya menjaga persatuan Bangsa. Sedangkan misi PT

Trieka Visitama adalah sebagai berikut :

Menjadikan Harian Pakuan Raya sebagai referensi terpercaya

bagi masyarakat yang peduli terhadap dinamika demokrasi dan

politik serta ekonomi daerah.

Menciptakan dan menghidupkan sistem manajemen yang efektif

dan efisien, serta mampu dipertanggungjawabkan secara

profesional.

4.1.3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT Trieka Visitama terdiri dari perpaduan

dua bidang kegiatan, yaitu bidang redaksional dan bidang usaha.

Kedua bidang tersebut saling terkait dan terikat pada penyelesaian

pekerjaan masing-masing sesuai dengan aturan yang telah

ditentukan. Bidang redaksi mengolah informasi menjadi berita.

Informasi yang diperoleh wartawan di lapangan dikelola di meja

redaksi. Bidang redaksi berada dibawah tanggung jawab pemimpin

redaksi. Bidang usaha merupakan unit penghasil. Tugas utama

bidang usaha adalah sebagai mesin uang perusahaan dari usaha

penjualan produk dan pendapatan lainnya. Bidang usaha dipimpin

oleh pemimpin perusahaan yang dibantu oleh beberapa manajer dan

staf perusahaan.

Pemimpin redaksi dan pemimpin perusahaan bertanggung jawab

terhadap pemimpin umum perusahaan, karena pemimpin umum yang

memegang kendali bidang redaksi dan bidang usaha, sehingga ia

berwenang mengangkat pejabat yang ditugasi melaksanakan kegiatan

Page 44: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

kedua bidang tersebut. Struktur organisasi PT Trieka Visitama

disajikan dalam lampiran 1.

Pemimpin Umum merupakan orang pertama pada PT Trieka

Visitama. Pemimpin umum bertanggungjawab terhadap maju

mundurnya perusahaan. Ia mempunyai kekuasaan yang luas untuk

mengambil kebijakan dan menentukan arah perkembangan

perusahaan. Pemimpin umum berhak mengangkat dan

memberhentikan karyawan sesuai dengan kebutuhannya. Dalam

mengembangkan perusahaannya, pemimpin umum memegang

kendali pada bidang redaksi dan bidang usaha, dimana dalam setiap

bidang tersebut terdapat komponen-komponen yang memiliki tugas

dan wewenang masing-masing.

1. Pemimpin Redaksi

Pemimpin redaksi mengendalikan kegiatan keredaksian

perusahaan yang meliputi penyajian berita, penentuan liputan,

pencarian fokus pemberitaan, penentuan topik, pemilihan berita

utama (headline), berita pembuka halaman (opinion news),

menugaskan atau membuat sendiri tajuk dan sebagainya.

Pemimpin redaksi bertanggung jawab jika ada tuntutan hukum

yang disebabkan oleh isi pemberitaan pada penerbitannya. Di

bawah pemimpin redaksi terdapat bagian-bagian yang membantu

pemimpin redaksi dalam melaksanakan tugasnya, yaitu :

Sekretaris Redaksi (Sekred)

Sekretaris redaksi adalah pembantu pemimpin redaksi dalam

administrasi keredaksionalan, seperti menerima surat-surat

dari luar yang menyangkut keredaksionalan, mengirim honor

tulisan kepada penulis dari luar, membuatkan surat-surat

yang diperlukan oleh pemimpin redaksi.

Redaktur Pelaksana (Redpel)

Redaktur pelaksana memimpin pelaksanaan harian operasi

perusahaan serta memberikan penilaian dan memutuskan

layak atau tidaknya suatu berita untuk dimuat.

Page 45: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

Koordinator Liputan (Korlip)

Korlip bertugas mengimplementasikan perencanaan liputan

yang telah dibuat redaktur pelaksana dan telah disetujui

pemimpin redaksi di lapangan. Korlip juga bertugas

memeriksa (listing) hasil liputan wartawan untuk dilaporkan

kepada redaktur pelaksana.

Redaktur

Redaktur melakukan penyuntingan berita yang akan

diturunkan dan melengkapi naskah berita yang ditulis oleh

wartawan. Redaktur dibantu oleh asisten yang disebut

subeditor.

Wartawan/Reporter

Wartawan bertugas mencari dan mengumpulkan data yang

valid untuk dijadikan berita dan mengangkat data-data yang

sudah dikumpulkan menjadi tulisan yang kemudian akan

diproses menjadi berita.

2. Pemimpin Perusahaan

Pemimpin perusahaan bertugas mengendalikan usaha untuk

mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya guna

kesejahteraan semua karyawan. Dalam operasional sehari-hari,

pemimpin perusahaan mempunyai beberapa manajer yang akan

memimpin bidang-bidang yang dibutuhkannya, yaitu sirkulasi,

iklan, keuangan, promosi dan umum.

Bagian Sirkulasi

Bagian sirkulasi menjual produk hasil penerbitannya dan

menangani perjalanan produk penerbitannya tersebut, mulai

dari keluar percetakan sampai pada konsumen.

Bagian Iklan

Bagian iklan bertugas mencari pemasang iklan yang berminat

untuk membeli spot atau ruang iklan di dalam Harian Pakuan

Raya dan memastikan jangka waktu pemasangan iklan.

Page 46: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

Bagian Promosi

Bagian promosi bertugas menangani kegiatan promosi yang

dilakukan PT Trieka Visitama dan melakukan sosialisasi

produk kepada masyarakat Bogor dan sekitarnya.

Bagian Keuangan

Bagian keuangan bertugas mengendalikan keuangan

perusahaan, yaitu menghitung pemasukan dan pengeluaran

uang, menyimpan dan membayarkan uang, memungut dan

membayarkan pajak, membayar kebutuhan operasional

perusahaan serta mengumpulkan kekayaan perusahaan.

Bagian Umum

Bagian umum menangani dan menyediakan kebutuhan bagi

perusahaan, baik yang bersifat hardware maupun software.

Kebutuhan hardware misalnya peralatan kantor, seperti alat

angkut untuk dinas maupun operasional, mesin cetak,

komponen tinta cetak dan sebagainya. Sedangkan kebutuhan

software seperti kebutuhan jumlah karyawan, peningkatan

kemampuan karyawan dan kesejahteraan karyawan. Dalam

melakukan kegiatannya, manajer umum dibantu beberapa staf

yang melaksanakan tugas-tugas perawatan dan personalia.

4.1.4. Lingkungan Internal Perusahaan

Perusahaan ditentukan oleh kemampuan mengelola faktor-faktor

yang terdapat pada lingkungan internal dan eksternal perusahaan

dalam mencapai keberhasilannya. Lingkungan internal PT Trieka

Visitama mencakup :

4.1.4.1. Pemasaran

a. Segmentation, Targeting dan Positioning

Segmentation

Berdasarkan survei Sosial Ekonomi Daerah 2006

(BPS), jumlah penduduk di wilayah Bogor sekitar

10.930.969 jiwa (27,35% dari jumlah penduduk Propinsi

Jawa Barat), dengan perincian pada tabel 4 sebagai berikut :

Page 47: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

Tabel 4. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota

Kab./Kota Luas

Wilayah

Jumlah Penduduk Kepadatan

Penduduk

Jiwa/ km² Laki-laki Wanita L+P

1. Kab.Bogor 3.357,92 2.085.587 2.015.347 4.100.934 1.221

2. Kab.

Sukabumi

3.947,83 1.136.359 1.088.634 2.224.993 564

3. Kab. Cianjur 3.217,89 1.069.408 1.029.236 2.098.644 652

4. Kota Bogor 118,50 429.627 415.151 844.778 7.129

5. Kota

Sukabumi

48,00 146.496 141.264 287.760 5.995

6. Kota Depok 200,29 688.390 685.470 1.373.860 6.859

Jumlah 10.890,43 5.555.867 5.375.102 10.930.969 1.004

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2006

Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kabupaten

Bogor (37,52%), sedangkan jumlah terkecil terdapat di kota

Sukabumi (2,63%). Kepadatan penduduk tertinggi di Kota

Bogor dan Kota Depok, sedangkan yang terendah di

Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur.

Kedudukan geografi Kota Bogor berada di tengah-

tengah wilayah Kabupaten Bogor yang berbatasan dengan

Sukabumi, Cianjur, Depok dan Tangerang. Tingginya

jumlah penduduk wilayah Bogor mendorong PT Trieka

Visitama untuk tidak hanya memasarkan produknya di

Kota Bogor saja namun juga di wilayah-wilayah sekitarnya,

sehingga Harian Pakuan Raya melakukan segmentasi

dengan memilih segmen pasar yang mencakup masyarakat

yang tinggal pada wilayah edar Harian Pakuan Raya, yaitu

Bogor, Sukabumi, Cianjur, Tangerang dan Depok untuk

menentukan pasar sasarannya.

Targeting

Wilayah Bogor merupakan daerah permukiman dan

terdapat banyak perguruan tinggi sehingga sumberdaya

manusia warga Bogor sangat potensial, mulai dari

pengusaha, pakar, intelektual, aktivis LSM, politikus,

Page 48: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

budayawan, ulama, teknokrat sampai birokrat yang

kapasitasnya bertaraf nasional, bahkan internasional. Hal

ini merupakan faktor pendukung keberadaan Harian Pakuan

Raya sebagai surat kabar yang mengedepankan

pengetahuan dan memberikan informasi yang lengkap

mengenai kondisi wilayah Bogor dan sekitarnya. Konten

berita Harian Pakuan Raya lebih mengarah pada dinamika

demokrasi, politik dan ekonomi daerah, sehingga Harian

Pakuan Raya menjadi bacaan dan referensi yang diperlukan

oleh para pengambil keputusan di lingkungan pemerintahan

daerah, para pelaku politik dan ekonomi, mahasiswa serta

PNS yang menjadi target pasar Harian Pakuan Raya.

Positioning

Harian Pakuan Raya sebagai surat kabar lokal Bogor

yang menyajikan isi berita yang berbeda dari surat kabar

lokal lain pada umumnya, berhasil membentuk citra Harian

Pakuan Raya sebagai surat kabar lokal berwawasan, sesuai

dengan motonya "vision newspaper", yang selalu

mengutamakan berita yang berhubungan dengan daerah

Bogor dan sekitarnya.

b. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran terdiri dari empat variabel yang

saling berkaitan, yaitu produk, harga, promosi dan

distribusi. Bauran pemasaran yang diterapkan PT Trieka

Visitama adalah sebagai berikut :

Produk (product)

Harian Pakuan Raya merupakan surat kabar lokal

wilayah Bogor dan sekitarnya yang dibuat sesuai dengan

selera pembaca. Konsistensi Harian Pakuan Raya sebagai

surat kabar lokal merupakan suatu kelebihan dibandingkan

surat kabar lain yang mengaku sebagai surat kabar lokal

namun berita yang dimuat lebih banyak yang berskala

Page 49: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

nasional. Berita yang dimuat Harian Pakuan Raya lebih

mengarah pada dinamika demokrasi, politik dan ekonomi

daerah.

Kertas yang digunakan Harian Pakuan Raya adalah

kertas koran biasa yang memiliki lebar 34,7 cm dan tinggi

57,8 cm yang terdiri dari 16 halaman, 4 halaman full colour

dan 12 halaman black and white.

Harga (price)

Harga jual eceran Harian Pakuan Raya adalah Rp.

2.000,- per eksemplar. Biaya produksi Rp. 1.075,- per

eksemplar, pengecer Rp. 500,- per eksemplar dan agen Rp.

300,- per eksemplar, sehingga perusahaan hanya mendapat

keuntungan sebesar Rp. 125,- per eksemplar. Harga koran

bagi yang berlangganan Harian Pakuan Raya adalah Rp.

1.800,- per eksemplar. Perusahaan baru bisa mendapatkan

keuntungan dari penjualan Koran jika retur di bawah 20%.

Walaupun kini antar surat kabar sedang perang harga,

namun Harian Pakuan Raya tetap konsisten dengan

harganya untuk menjaga image produk dan telah memiliki

pasar sendiri. Penjualan Harian Pakuan Raya setiap harinya

sebanyak 35% dari langganan tetap dan 65% dijual melalui

agen dan pengecer dengan tingkat retur rata-rata 45%.

Jumlah retur yang masih berada di atas 20%, dapat ditutup

dengan pendapat iklan. Penjualan tertinggi Harian Pakuan

Raya terjadi pada hari Senin.

Keuntungan terbesar perusahaan berasal dari

pemasangan iklan. Tipe-tipe iklan berupa iklan baris (45%),

iklan lelang/pengumuman/instansi/ucapan (20%), iklan

display/kolom (20%), iklan advetorial (10%) dan lain-lain

(5%). Rata-rata iklan yang masuk setiap harinya sebanyak

15-20 iklan baris dan 2-5 iklan lelang, pengumuman dan

Page 50: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

display. Tarif iklan Harian Pakuan Raya dapat dilihat pada

tabel 5 berikut.

Tabel 5. Tarif Iklan Harian Pakuan Raya per Januari 2008.

Jenis Iklan Hitam

putih/milimeter

kolom

Berwarna/milimeter

kolom

Keterangan

Display Rp. 28.500,- Halaman 1(Utama)

Display Rp. 17.500,- Rp. 22.500,- Halaman 8, 9 & 16

Kolom Rp. 13.500,- Halaman Dalam

Sosial/Obituary Rp. 10.500,- Rp. 19.500,-

Ucapan Selamat Rp. 10.500,- Rp. 19.500,-

Advertorial Rp. 12.500,- Rp. 22.500,-

Iklan Baris Rp. 9.000,- Min 3 baris, maks

7 baris

Creative Ad Rp. 12.500,- Rp. 25.000,-

Sumber : PT Trieka Visitama, 2008

Perusahaan menyediakan tenaga yang digunakan untuk

menarik pemasang iklan untuk memasang iklannya pada

Harian Pakuan Raya, namun ada juga pemasang iklan yang

datang langsung ke kantor Harian Pakuan Raya.

Distribusi (place)

Saluran distribusi Harian Pakuan Raya sejak edisi

perdana terbit pada bulan Juni 2005 dengan standar oplah

30.000 eksemplar, telah menyebar hampir ke seluruh

wilayah Bogor dan sekitarnya, yaitu Sukabumi, Cianjur,

Depok dan Tangerang. Seperti yang dapat dilihat pada tabel

6 persentase jumlah surat kabar yang disebar pada masing-

masing wilayah.

Tabel 6. Persentase Wilayah Distribusi Harian Pakuan Raya

Wilayah %

Kota Bogor 30

Kabupaten Bogor 25

Kabupaten dan Kota Sukabumi 15

Cianjur 10

Depok 10

Kabupaten dan Kota Tangerang 10

Sumber : PT Trieka Visitama, 2008

Page 51: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

Saluran distribusi Harian Pakuan Raya adalah dari

kantor percetakan lalu disalurkan ke agen-agen resmi yang

telah terdaftar dan kemudian diteruskan kepada konsumen.

Jumlah seluruh agen resmi Harian Pakuan Raya sebanyak

35 agen yang tersebar di wilayah Bogor dan sekitarnya,

dengan perincian pada tabel 7 sebagai berikut.

Tabel 7. Jumlah Agen Resmi Harian Pakuan Raya

Wilayah Jumlah Agen

Kota Bogor 12

Kabupaten Bogor 10

Depok 5

Cianjur 2

Sukabumi 4

Tangerang 2

Total 35

Sumber : PT Trieka Visitama, 2008

Promosi (promotion)

Dalam mempromosikan Harian Pakuan Raya dilakukan

berbagai cara agar menarik perhatian konsumen untuk

membeli dan membacanya. Harian Pakuan Raya melakukan

promosi awal dengan membidik pembaca pemula yang

sesuai dengan konten berita yang dimuat, seperti

membagikan koran gratis ke perumahan-perumahan yang

cukup elit. Selanjutnya, melakukan komunikasi dua arah

dengan konsumen, yaitu dengan menanyakan pendapat dan

kritik dari masyarakat yang telah membaca Harian Pakuan

Raya. Respon masyarakat saat itu cukup baik sehingga

semakin membangkitkan semangat perusahaan untuk terus

mengembangkan usahanya. Harian Pakuan Raya juga

melakukan promosi melalui media elektronik, yaitu radio

Lesmana FM dan Megaswara serta dengan memasang

Page 52: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

spanduk di tempat-tempat umum. Selain untuk menarik

perhatian konsumen, promosi juga dilakukan untuk

menarik pemasang iklan untuk memasangkan iklannya

pada Harian Pakuan Raya.

4.1.4.2. Produksi

Dalam melakukan pekerjaannya, seorang wartawan

memerlukan tahapan kerja untuk mempermudah

pekerjaannya terutama pada proses pencarian dan

pengumpulan berita. PT Trieka Visitama melakukan

proses-proses manajemen yang didalamnya terdapat unsur

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),

pengarahan (actuating) dan pengontrolan (controlling).

Proses produksi Harian Pakuan Raya adalah sebagai

berikut:

Gambar 5. Proses Produksi Harian Pakuan Raya

1. Rapat Redaksi

Rapat redaksi merupakan agenda rutin dan telah

menjadi standar baku organisasi yang harus dilaksanakan

setiap hari. Rapat redaksi dilaksanakan sebelum wartawan

melakukan kegiatan reportase di lapangan. Tujuannya

adalah untuk mengarahkan agar liputan wartawan sesuai

dengan perencanaan yang dibuat oleh pemimpin redaksi.

Rapat

redaksi

Liputan

Iklan

Pengolahan

Berita

Desain Rapat

Budget

Distribusi

Cetak

Page 53: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

2. Liputan

Setelah melakukan rapat redaksi, wartawan

menjalankan tugas liputannya. Ada wartawan yang

mendapat tugas liputan khusus dengan nara sumber yang

telah direncanakan, ada pula wartawan yang mencari

informasi terbaru dari peristiwa yang telah terjadi. Selain

itu, terdapat wartawan yang ditempatkan di tempat-tempat

khusus, seperti wartawan kriminal yang biasanya

menunggu di dinas pemakaman, rumah sakit dan kantor

polisi.

3. Pengolahan Berita

Setelah melakukan liputan, wartawan kembali ke kantor

untuk mengetik berita. Wartawan harus kembali ke kantor

sekitar pukul 15.00-16.00 kecuali ada tugas khusus atau

liputan berita besar. Hasil liputan langsung diberikan pada

Korlip untuk listing berita, lalu bahan yang diperoleh

Korlip dilaporkan ke Redaktur Pelaksana sebagai input

yang akan dibicarakan dalam rapat budget.

4. Rapat Budget

Rapat budget merupakan rapat yang dilaksanakan pada

sore hari dan dihadiri oleh unsur pimpinan Harian Pakuan

Raya, seperti wartawan, redaktur, manajer iklan, manajer

sirkulasi dan bagian-bagian lain yang terkait. Rapat ini

menentukan materi atau bahan berita yang akan diturunkan

dari hasil liputan para reporter, membahas dummy/draft per

halaman, membahas penempatan berita dan foto di halaman

muka dan halaman dalam. Selain membahas soal materi

berita, rapat ini juga membahas perencanaan materi iklan.

Iklan diperoleh dari pemasang iklan yang datang langsung

ke kantor atau dari tenaga yang telah disediakan perusahaan

untuk menarik pemasang iklan.

Page 54: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

Dalam rapat budget masih dimungkinkan ada

pengembangan berita. Jika berita yang dipilih menjadi

berita utama (headlines) kurang nara sumber atau kurang

dalam, masih diberi kesempatan redaktur memerintahkan

reporter untuk melengkapi berita tersebut melalui

wawancara melalui telepon. Setelah halaman satu selesai,

masing-masing redaktur halaman mempresentasikan

rencana halaman yang lainnya. Setelah disetujui maka,

setiap penanggungjawab halaman diwajibkan membuat

dummy halaman yang menjadi pegangan para petugas lay

out dalam mengerjakan tugasnya.

5. Desain (lay out)

Dummy halaman diserahkan kepada petugas lay out. Di

dalam dummy tersebut jelas tergambar jenis berita dan foto

yang diinginkan serta grafis peristiwa jika dibutuhkan.

Dummy juga menggambarkan komposisi halaman. Setelah

semua naskah siap,

proses selanjutnya adalah proses mendesain halaman.

Dan terakhir yang dikerjakan oleh petugas lay out adalah

halaman satu. Dalam proses pembuatannya didampingi

oleh penanggungjawab halaman. Jika sudah selesai dan

tidak ada kesalahan lagi, proses pengontrolan selanjutnya

dilakukan redaktur bahasa, untuk memastikan tidak ada

kesalahan ketik dan nalar serta tidak melanggar Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD). Sebelum dicetak, setiap halaman

harus disupervisi dahulu, yang dilakukan oleh pemimpin

redaksi dan redaktur pelaksana.

6. Cetak

Setelah supervisi dilakukan, selanjutnya adalah proses

persiapan naik cetak. PT Trieka Visitama tidak memiliki

mesin cetak sendiri, maka Harian Pakuan Raya melakukan

sistem cetak jarak jauh yaitu pada perusahaan percetakan

Page 55: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

PT Temprina Media Grafika di Bekasi. Proses percetakan

ini dinamakan sistem jarak jauh, dengan mengirim file-file

halaman melalui internet menggunakan fasilitas File

Transfer Protocol (FTP). Pengiriman ini dilakukan secara

bertahap. Halaman yang sudah selesai dan telah disupervisi

dirubah dalam bentuk file PDF dan dikirim melalui FTP.

Pihak percetakan akan menangkap file-file tersebut lalu

difilmkan. Kemudian film-film tersebut ditembakkan

dengan alat khusus ke pelat-pelat, lalu pelat-pelat tersebut

dicuci dan dipasang ke mesin cetak dan menghasilkan

Harian Pakuan Raya.

7. Distribusi

Surat kabar yang selesai cetak kemudian dikemas dan

dikirim. Dari kantor percetakan, sudah di atur ke mana arah

distribusi Harian Pakuan Raya. Yang dituju oleh kendaraan

distribusi adalah agen-agen besar. Data-data agen sudah

dipegang oleh petugas distribusi. Dari agen besar, sub-sub

agen akan mengambil jatah korannya hingga sampai pada

konsumen.

4.1.4.3. Sumber Daya Keuangan

Modal yang digunakan untuk membangun PT Trieka

Visitama berasal dari pemegang saham perusahaan.

Pemegang saham pada perusahaan ini terdiri dari empat

orang. Aset yang dimiliki perusahaan terdiri dari gedung,

kendaraan bermotor dan peralatan-peralatan kantor, seperti

komputer, meja, kursi dan alat-alat tulis. Ketersediaan

sumberdaya keuangan yang memadai merupakan faktor

pendukung bagi kelangsungan perusahaan. Modal yang

dimiliki digunakan untuk beban karyawan dan operasional,

seperti yang dapat dilihat pada neraca keuangan PT Trieka

Visitama pada lampiran 7. Selain dari modal, pendapatan

perusahaan sebagian besar berasal dari pemasangan iklan,

Page 56: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

sedangkan dari penjualan surat kabar sendiri hanya

memperoleh keuntungan yang sangat kecil. Pendapat iklan

dapat mencapai Rp.100.000.000,- sampai Rp.250.000.000,-

per bulan, sehingga dapat menutupi kerugian retur yang

masih tinggi (45%) setiap harinya, jumlah pendapatan iklan

tahun ini, sudah mencapai Rp. 901.469.500,- seperti yang

dapat dilihat pada tabel 8 berikut.

Tabel 8. Pendapatan Iklan Harian Pakuan Raya tahun 2008

Bulan Pendapatan Iklan

Januari Rp. 217.500.000,-

Februari Rp. 186.850.000,-

Maret Rp. 274.328.000,-

April Rp. 222.791.500,-

Total Rp. 901.469.500,-

Sumber : PT Trieka Visitama, 2008

4.1.4.4. Sumber Daya Manusia (SDM)

Pihak manajemen selalu melakukan evaluasi kerja

terhadap karyawan sesuai dengan sistem penilaian yang

diterapkan oleh perusahaan pada umumnya, penilaian ini

meliputi loyalitas, kedisiplinan dan ketaatan terhadap

peraturan yang berlaku di perusahaan dan pencapaian

prestasi yang menyangkut kinerja secara perseorangan

maupun kerjasama tim, manajemen akan memberikan

award terhadap karyawan yang berprestasi berupa insentif

dan program promosi jabatan yang diharapkan akan

mendorong para karyawan untuk terus meningkatkan

prestasi kerjanya, dan masing-masing berlomba untuk dapat

memberikan sumbangsih yang optimal terhadap kemajuan

perusahaan secara keseluruhan.

Jumlah karyawan PT Trieka Visitama adalah 63 orang

yang terdiri dari pekerja tetap yang diangkat dan

mendapatkan gaji secara bulanan. Jumlah karyawan PT

Page 57: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

Trieka Visitama berdasarkan jabatan, jenis kelamin dan

tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 9 berikut.

Tabel 9. Distribusi Tenaga Kerja pada PT Trieka Visitama

No. Jabatan Jumlah

(orang)

Jenis

Kelamin

Pendidikan

1 Pemimpin Umum 1 L S1

2. Pemimpin Perusahaan 1 L S1

3. Pemimpin Redaksi 1 L S2

4. Redaktur Pelaksana 1 L S1

5. Sekretaris Redaksi 1 L S1

6. Koordinator Liputan 1 L S1

7. Redaktur 4 4L S1

8. Asisten Redaktur 3 3L D3 dan S1

9. Wartawan/Reporter 8 8L, 2P D3 dan S1

10. Divisi Design/Tata letak 4 4L D3 dan S1

11. Divisi Iklan/pemasaran 5 2L, 3P S1

12. Divisi Distribusi/Sirkulasi 7 7L D3 dan S1

13. Divisi Produksi 5 5L S1

14. Divisi Adm/Keuangan 3 1L,2P S1

15. Divisi Umum 3 3L S1

16. Divisi IT 2 2L S1

17. Biro Sukabumi 4 4L D3

18. Biro Cianjur 2 2L D3

19. Biro Depok/Jakarta 4 3L, 1P D3

20. Biro Tanggerang 3 3L D3

Total 63

Sumber : PT Trieka Visitama, 2008

Tenaga kerja PT Trieka Visitama sebagian besar

berjenis kelamin laki-laki sebanyak 55 orang dan jenis

kelamin perempuan hanya berjumlah 8 orang. Hal ini

dikarenakan pekerjaan pada bidang media cetak

Page 58: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

membutuhkan waktu lama dan tidak dapat diprediksi,

terkadang dalam penyelesaian pembuatan berita

memerlukan waktu hingga larut malam. Selain itu, tenaga

kerja PT Trieka Visitama merupakan tenaga kerja yang

cukup berkualitas, dapat dilihat dari pendidikan masing-

masing pekerja yang minimal lulusan perguruan tinggi.

Jabatan-jabatan pada PT Trieka Visitama di isi oleh

personel yang cakap serta profesional pada bidangnya,

dengan bekal pengalaman yang memadai dan keahlian yang

dimiliki, seperti yang dapat dilihat pada tabel 10 berikut.

Tabel 10. Karyawan PT Trieka Visitama berdasarkan

Jabatan, Keahlian dan Pengalaman

Sumber : PT Trieka Visitama, 2008.

Setiap karyawan memiliki jam kerja yang berbeda-beda

sesuai dengan bidangnya. Bagian iklan, promosi, keuangan

dan staf bekerja pukul 08.00-17.00, bagian produksi pukul

24.00-04.00, bagian distribusi langsung pukul 04.00-08.00,

sedangkan wartawan dan redaktur tidak memiliki jam kerja

yang tetap karena suatu kejadian dapat terjadi kapan saja

dan dimana saja. Gaji karyawan berkisar antara

Rp.600.000,- hingga Rp.3.500.000,- sesuai jabatan masing-

masing.

JABATAN KEAHLIAN PENGALAMAN

Pimpinan Jurnalis,

Leadership

5 Tahun

Manager/Koordinator Jurnalis,

Leadership,

Kompetensi

5 Tahun

Redaktur Jurnalis,

Kompetensi

3-5 Tahun

Wartawan/Reporter Jurnalis,

Kompetensi

1-3 Tahun

Staf Administrasi

umum

1-3 Tahun

Page 59: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

4.1.5. Lingkungan Eksternal Perusahaan

Lingkungan eksternal perusahaan yang akan dianalisis dalam

penelitian ini terdiri dari lingkungan mikro dan lingkungan industri.

Dari kedua komponen tersebut akan menghasilkan peluang dan

ancaman yang dihadapi perusahaan.

4.1.5.1. Lingkungan Mikro

Faktor-faktor yang dianalisis dalam lingkungan mikro :

a. Pemasok

Pemasok merupakan pihak yang menyediakan

sumberdaya yang dibutuhkan perusahaan, seperti kertas,

tinta dan berita. Kertas dan tinta berasal dari perusahaan

percetakan tempat Harian Pakuan Raya dicetak. PT Trieka

Visitama tidak mempunyai mesin cetak sendiri, sehingga

perusahaan tersebut mencetak produknya pada perusahaan

percetakan PT Temprina Media Grafika di Bekasi. Selain

itu terdapat pula pemasok berita, berita dapat berasal dari

hasil wawancara, suatu kejadian dan mengutip dari

referensi lain.

b. Pelanggan

PT Trieka Visitama melakukan klasifikasi pembacanya

berdasarkan usia, jenis kelamin, profesi dan pendidikan.

Berdasarkan usia, pembaca Harian Pakuan Raya sebagian

besar berusia 25-40 tahun (58 %), disusul usia 40-55 tahun

(25 %) dan di bawah 25 tahun (7 %). Berdasarkan jenis

kelamin, pembaca Harian Pakuan didominasi oleh laki-laki

(72%) dan perempuan (18%). Sedangkan berdasarkan

profesi dan pendidikan dapat dilihat pada tabel 11 berikut.

Page 60: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

Tabel 11. Pembaca Harian Pakuan Raya Berdasarkan Profesi

dan Pendidikan

Sumber : PT Trieka Visitama, 2008

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa pembaca

terbanyak berusia 25-40 tahun, berjenis kelamin laki-laki,

dengan profesi pengusaha dan pedagang, karyawan swasta

dan PNS serta berpendidikan SMA hingga sarjana. Hal

tersebut menandakan bahwa pembaca Harian Pakuan Raya

sebagian besar adalah masyarakat dewasa dengan profesi

dan pendidikan tinggi. Pelanggan tetap Harian Pakuan Raya

meliputi rumah tangga, perusahaan dan instansi pemerintah

daerah maupun swasta. Dari total produksi Harian Pakuan

Raya, 35% merupakan pelanggan tetap.

c. Pesaing

Berdasarkan surat kabar lokal Bogor yang ada, pesaing

Harian Pakuan Raya adalah Radar Bogor yang merupakan

anak perusahaan Jawa Pos dan Jurnal Bogor yang

merupakan anak perusahaan Jurnal Nasional, yang baru

saja berdiri pada bulan November 2007. Namun Harian

Pakuan Raya memiliki keunggulan yaitu sebagai satu-

satunya koran independen yang konsisten sebagai surat

kabar lokal dengan selalu menjadikan wilayah Bogor dan

sekitarnya sebagai berita utama. Diantara surat kabar

nasional maupun lokal yang beredar di Bogor, Harian

Pakuan Raya berada pada peringkat 9 setelah Koran

Profesi Pendidikan

Pengusaha dan Pedagang 27 % SD 1%

Karyawan Swasta 23% SLTP 4%

Pegawai Negeri/PNS 20% SMA 20%

Ibu Rumah Tangga 13% Diploma 30%

Pelajar dan Mahasiswa 12% Sarjana 35%

Lain-lain 5% Pasca Sarjana 10%

Page 61: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

Kompas, Warta Kota, Pos Kota, Radar Bogor, Suara

Pembaruan, Pikiran Rakyat, Republika dan Media

Indonesia.

d. Perantara

Dalam menjual produknya, PT Trieka Visitama

menggunakan tenaga agen sebagai perantara. Setelah

dicetak, surat kabar disebarkan kepada agen-agen pada

setiap wilayah edar untuk dijual, lalu sisa surat kabar yang

tidak terjual dan hasil penjualan disetor kembali kepada

perusahaan oleh agen. Tidak seperti surat kabar

kebanyakan, Harian Pakuan Raya tidak menggunakan jasa

pedagang asongan dalam menjual produknya. Harian

Pakuan Raya hanya dapat ditemukan pada agen-agennya

yang telah terdaftar.

4.1.5.2 Lingkungan Makro

a. Demografi

Bogor terdiri dari kota dan kabupaten Bogor. Menurut

hasil registrasi penduduk yang dilakukan Badan Pusat

Statistik pada akhir tahun 2006, jumlah penduduk kota

Bogor sebanyak 750.250 jiwa, yang terdiri dari 379.446

jiwa laki-laki dan 370.804 jiwa perempuan. Sedangkan

jumlah penduduk pada wilayah kabupaten Bogor sebanyak

4.215.436 jiwa, yang terdiri dari 2.163.853 jiwa laki-laki

dan 2.051.583 jiwa perempuan. Jumlah penduduk

kabupaten Bogor merupakan yang terbesar diantara

kabupaten/kota di Jawa Barat. Tingginya jumlah penduduk

Bogor merupakan peluang yang besar bagi PT Trieka

Visitama dalam memasarkan Harian Pakuan Raya sebagai

koran lokal Bogor. Berdasarkan data yang diperoleh dari

PT Trieka Visitama, jumlah pembaca dari sepuluh surat

kabar terbesar di kota Bogor hingga saat ini sebesar 36.250

Page 62: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

pembaca, yang arinya hanya 4,83% dari jumlah penduduk

Kota Bogor.

b. Politik/Hukum

Pers yang memiliki kemerdekaan untuk mencari dan

menyampaikan informasi sangat penting untuk

mewujudkan Hak Asasi Manusia yang dijamin dengan

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik

Indonesia Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi

Manusia, antara lain yang menyatakan bahwa setiap orang

berhak berkomunikasi dan memperoleh informasi sejalan

dengan Piagam Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Hak

Asasi Manusia Pasal 19 yang berbunyi : "Setiap orang

berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan

pendapat; dalam hal ini termasuk kebebasan memiliki

pendapat tanpa gangguan, dan untuk mencari, menerima,

dan menyampaikan informasi dan buah pikiran melalui

media apa saja dan dengan tidak memandang batas-batas

wilayah". Adanya pernyataan tersebut mendorong

banyaknya bisnis penerbitan yang bermunculan.

Undang-Undang mengenai kebebasan pers tercantum

dalam UU No. 40 tahun 1999 (lampiran 2). Undang-

Undang ini memiliki landasan universal Freedom of

Information dengan memberikan kebebasan menyampaikan

pendapat, membuat berita dan informasi melalui berbagai

macam media.

c. Teknologi

Kemajuan teknologi dapat mempermudah dan

mempercepat proses cetak surat kabar. Dengan adanya

mesin cetak yang sudah canggih, dapat menghasilkan

jumlah surat kabar yang besar dalam waktu yang singkat.

Untuk menghasilkan 30.000 eksemplar, hanya diperlukan

waktu setengah jam. Di samping itu, perusahaan yang tidak

Page 63: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

memiliki mesin cetak sendiri dapat melakukan sistem cetak

jarak jauh, seperti yang dilakukan PT Trieka Visitama

yang melakukan percetakan di Bekasi. Bahan berita yang

akan dicetak dikirim melalui internet kepada perusahaan

percetakan sehingga sistem ini membantu beredarnya surat

kabar ke daerah-daerah dengan tepat waktu. Manfaat

perkembangan teknologi juga dapat dirasakan pada

penggunaan sistem LAN (Local Area Network), dimana

seluruh komputer pada PT Trieka Visitama telah online

antar bagian, sehingga mempermudah kegiatan operasional

perusahaan.

d. Sosial Budaya

Masyarakat Bogor adalah masyarakat yang religius dan

egaliter (terbuka) serta mempunyai hubungan kekerabatan

yang cukup tinggi, baik dengan sesama etnis, antar

etnis/pendatang maupun antar strata sosial-ekonomi yang

berbeda. Ini menjadi faktor utama terciptanya kedamaian di

tengah-tengah masyarakat. Pada masa stabilitas nasional

yang tidak kondusif maupun saat ini, Kota Bogor terhindar

dari kerusuhan ataupun penjarahan. Meskipun demikian

masyarakat Kota Bogor adalah masyarakat kritis dan

dinamis, sehingga dikenal juga dengan Kota Dialog.

Masyarakat yang kritis dan dinamis tentu membutuhkan

banyak informasi dalam menjalankan kegiatannya sehingga

melihat peluang tersebut, maka hadirlah Harian Pakuan

Raya yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi

masyarakat Bogor.

4.1.5.3. Lingkungan Industri

Dalam lingkungan industri terdapat beberapa faktor

kekuatan yang dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup

perusahaan, yaitu (Porter, 1995) :

Page 64: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

a. Ancaman pendatang baru.

Pendatang baru dalam bisnis surat kabar dapat muncul

kapan saja, hal ini didukung dengan adanya kebebasan pers

yang dimuat dalam Undang-Undang No. 40 tahun 1999

(lampiran 8). Undang-Undang ini memiliki landasan

universal Freedom of Information dengan memberikan

kebebasan menyampaikan pendapat, membuat berita dan

informasi melalui berbagai macam media sehingga untuk

membuat Surat Izin Usaha Penerbitan Pers menjadi mudah.

Adanya pendatang baru yang bermunculan merupakan

ancaman besar bagi Harian Pakuan Raya dalam

menjalankan bisnisnya. Pada bulan November 2007 lalu,

terbit surat kabar lokal baru yang bernama Jurnal Bogor.

Jurnal Bogor merupakan anak perusahaan dari Jurnal

Nasional. Agar dapat bersaing dan mempertahankan

pasarnya, Harian Pakuan Raya harus melakukan

diferensiasi untuk membedakan Harian Pakuan Raya

dengan surat kabar lainnya. Salah satunya, Harian Pakuan

Raya masih merupakan satu-satunya koran independen

yang dapat menyaingi para pesaingnya yang berada

dibawah perusahaan surat kabar yang telah ternama. Selain

itu, Harian Pakuan Raya tetap konsisten dengan berita

lokalnya, tidak seperti surat kabar lokal lain yang mengaku

sebagai koran lokal namun beritanya lebih mengarah pada

skala nasional.

b. Ancaman produk substitusi

Produk substitusi surat kabar merupakan produk

pengganti surat kabar berupa media cetak dan media

elektronik, seperti majalah, tabloid, televisi dan radio. Salah

satu majalah lokal baru di Bogor adalah F Magazine yang

lebih mengedepankan life style dan ditujukan kepada

generasi muda Bogor. Namun majalah bukan termasuk

Page 65: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

ancaman besar bagi Harian Pakuan Raya, hal ini

dikarenakan majalah memiliki cakupan berita yang berbeda

dengan surat kabar.

Ancaman produk substitusi yang paling besar adalah

media elektronik, seperti televisi, radio dan internet yang

memiliki keunggulan dalam kecepatan penyampaian berita.

Media elektronik dapat menyampaikan berita langsung

ketika suatu kejadian terjadi, sedangkan surat kabar harus

menunggu hingga hari berikutnya. Agar tidak kalah

bersaing dengan media elektronik, Harian Pakuan Raya

membuat media online sehingga masyarakat juga dapat

mengakses berita melalui internet.

c. Ancaman kekuatan tawar menawar pembeli

Pembeli dapat mempengaruhi harga dengan

membanding-bandingkan suatu merek produk dengan

merek lainnya. Pembeli akan beralih ke merek lain jika

menurutnya suatu merek lebih mahal. Hal ini sering dialami

Harian Pakuan Raya, banyak konsumen yang tidak jadi

membeli Harian Pakuan Raya karena terdapat beberapa

merek surat kabar yang harganya lebih rendah, seperti

Harian Jurnal Bogor. Namun hal tersebut tidak membuat

Harian Pakuan Raya untuk menurunkan harganya karena

Harian Pakuan Raya telah memiliki pasar sendiri yang tetap

setia menjadi pelanggannya.

d. Ancaman kekuatan tawar menawar pemasok

Kenaikan harga kertas dapat mengakibatkan

meningkatnya biaya produksi, namun harga jual surat kabar

per eksemplarnya tidak dapat dengan mudah dinaikkan

karena akan mengakibatkan menurunnya jumlah penjualan

secara drastis. Pemasok yang cenderung tidak mau tahu

dengan kenaikan harga bahan baku, memasang kenaikan

Page 66: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

tarif yang sulit untuk dikompromi, sehingga Harian Pakuan

Raya dituntut mampu mengantisipasi hal tersebut.

e. Ancaman persaingan segmen yang ketat

Berdasarkan segmen pasar yang dibidik, Harian Pakuan

Raya belum memiliki pesaing yang begitu ketat karena

surat kabar lain yang beredar memiliki segmen pasar yang

berbeda dengan Harian Pakuan Raya. Harian Pakuan Raya

lebih tertuju pada segmen tertentu sesuai dengan konten

berita yang dimuat sebagai koran berwawasan (vision

newspaper), sedangkan surat kabar lain yang beredar

hingga saat ini sebagian besar untuk komunitas atau

masyarakat umum (community newspaper). Namun

walaupun segmen utama yang dituju berbeda, Harian

Pakuan Raya juga memiliki beberapa kesamaan dengan

surat kabar lain yang menjadi pesaingnya, seperti Radar

Bogor yang juga memuat berita lokal Bogor dan sekitarnya.

Selain itu, surat kabar nasional juga merupakan pesaing,

seperti koran Kompas yang juga memuat berita yang

berhubungan dengan wawasan. Hal ini yang perlu

diantisipasi Harian Pakuan Raya untuk mempertahankan

pelanggan yang sudah ada dan memperbanyak jumlah

kosumen.

Market share pembaca koran di kota Bogor, dihitung

dari sepuluh koran dengan penjualan tertinggi hanya

sebesar 4,83% dari jumlah penduduk kota Bogor. Market

share pembaca dari masing-masing koran harian, dapat

dilihat pada tabel 12 berikut.

Page 67: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

Tabel 12. Market Share Pembaca Koran di Kota Bogor

No. Nama Koran Jumlah Pembaca Market Share (%)

1. Koran Kompas 6.190 17,07

2. Warta Kota 4.400 12,14

3. Pos Kota 4.230 11,67

4. Radar Bogor 3.980 10,98

5. Suara Pembaruan 3.500 9,65

6. Pikiran Rakyat 3.470 9,57

7. Republika 2.910 8,03

8. Media Indonesia 2.820 7,78

9. Harian Pakuan Raya 2.540 7,01

10. Koran Sindo 2.210 6,10

Total 36.250

Sumber : PT Trieka Visitama, 2008

4.2. Identifikasi Faktor Lingkungan Perusahaan

Identifikasi faktor lingkungan perusahaan bertujuan untuk mengetahui

faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada lingkungan

perusahaan yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung

terhadap kegiatan perusahaan.

4.2.1. Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan

Setelah melakukan analisis terhadap lingkungan internal

perusahaan diperoleh beberapa kekuatan dan kelemahan perusahaan.

Kekuatan PT Trieka Visitama terdiri dari :

1. Konsep pemberitaan Harian Pakuan Raya sebagai surat kabar

lokal yang selalu konsisten memuat berita lokal.

Harian Pakuan Raya memiliki komitmen untuk tidak keluar

dari jalur berita yang sejak semula selalu mengedepankan berita

pada cakupan wilayah Bogor dan sekitarnya. Harian Pakuan

Raya tetap menyajikan berita dari wilayah luar Bogor, namun

proporsinya tidak banyak.

Page 68: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

2. Tenaga kerja yang dipilih merupakan tenaga kerja yang

profesional pada bidangnya.

SDM yang terdapat pada PT Trieka Visitama merupakan

tenaga kerja yang cukup berkualitas. Seluruh tenaga kerjanya

merupakan lulusan perguruan tinggi (D3 dan S1), seperti yang

dapat dilihat pada tabel 5. SDM pada PT Trieka Visitama terdiri

dari personel yang profesional pada bidangnya, dengan bekal

pengalaman yang memadai dan keahlian yang dimiliki (tabel 6).

3. Loyalitas karyawan yang tinggi.

Perusahaan sangat memperhatikan kesejahteraan para

karyawan yang dapat berimplikasi pada peningkatan loyalitas

karyawan. Selain suasana kerja yang sangat kondusif, perusahaan

juga peduli pada kebutuhan karyawan termasuk tunjangan

kesehatan sampai reward yang diterima karyawan sesuai dengan

performansi mereka, sehingga proses turn over yang terjadi pada

PT Trieka Visitama sangat kecil sejak perusahaan ini berdiri.

4. Hubungan kekeluargaan yang erat antar para karyawan.

Pada PT Trieka Visitama, tidak terjadi kesenjangan yang

menonjol antara karyawannya, baik antara karyawan satu dengan

yang lain maupun antara atasan dan bawahan. Cara bekerja pada

perusahaan ini tidak seperti perusahaan pada umumnya, dimana

bawahan harus selalu tunduk pada atasannya. Hubungan antar

individu para pekerja sangat dekat, sehingga tercipta suasana

kerja yang nyaman dan tidak kaku. Meskipun tidak ada jurang

pemisah, namun setiap karyawan tetap memahami kapasitasnya

masing-masing, dimana mereka pantas bertindak dan bekerja

sama dengan baik.

5. Harian Pakuan Raya merupakan salah satu surat kabar lokal yang

memiliki media online (website) di Bogor.

Tidak semua surat kabar, terutama surat kabar lokal

memiliki media online (website). Sehingga keberadaan fasilitas

media online merupakan kelebihan Harian Pakuan Raya dalam

Page 69: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

memberikan kemudahan akses untuk memperoleh informasi bagi

pembacanya. Media online ini dikunjungi oleh lebih dari seribu

pembaca setiap harinya, dimana pengunjung terbanyak terdapat

pada hari Senin, jam 10.00 sampai 12.00 yang dapat mencapai

1.200 pembaca.

6. Jaringan distribusi Harian Pakuan Raya yang luas.

Terdapat beberapa wilayah yang menjadi jaringan distribusi

Harian Pakuan Raya, yaitu Kota Bogor (30%), Kabupaten Bogor

(25%), Kabupaten dan Kota Sukabumi (15%), Cianjur (10%),

Depok (10%), Kota dan Kabupaten Tengerang (10%).

Sedangkan kelemahan yang dimiliki PT Trieka Visitama meliputi :

1. Pertumbuhan penjualan Harian Pakuan Raya yang lambat.

Sebagai perusahaan surat kabar yang terhitung baru 3 tahun

berdiri, belum banyak pembaca yang menjadi pelanggan setia

Harian Pakuan Raya. Sehingga penjualan per hari belum sesuai

dengan target yang diharapkan dan grafik pertumbuhan penjualan

masih berjalan lambat.

2. Pendapatan iklan yang rendah.

Harian Pakuan Raya belum dapat menarik perhatian para

pemasang iklan untuk mengiklankan produknya. Hal tersebut

dikarenakan para pemasang iklan lebih memilih aman dengan

memasang iklan di surat kabar lama yang lebih dikenal

masyarakat.

3. Harian Pakuan Raya belum begitu dikenal masyarakat Bogor dan

sekitarnya.

Promosi yang masih terbatas yang dilakukan Harian

Pakuan Raya belum berhasil meningkatkan pamornya di mata

masyarakat, sehingga belum banyak orang yang mengetahui

keberadaan surat kabar ini.

Page 70: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

4. Kapasitas produksi Harian Pakuan Raya masih kecil.

Volume produksi harian Pakuan Raya sebesar 30.000

eksemplar per harinya, masih tergolong rendah sehingga cakupan

wilayah edarnya belum merata.

5. Tidak memiliki mesin cetak sendiri.

Fasilitas operasi dan produksi yang lengkap dapat

meminimalis biaya produksi dan efisiensi waktu. PT Trieka

Visitama tidak memiliki fasilitas mesin cetak sendiri sehingga

percetakan dilakukan pada perusahaan percetakan di Bekasi,

dimana setelah bahan berita dikirimkan, tidak dapat langsung

dicetak melainkan harus mengantri dengan surat kabar lain.

Biasanya perusahaan percetakan lebih mendahulukan surat kabar

dengan jumlah oplah yang lebih besar.

4.2.2. Peluang dan Ancaman Perusahaan

Hasil analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan

diperoleh beberapa peluang dan ancaman perusahaan. Peluang yang

dimiliki PT Trieka Visitama adalah :

1. Pangsa pasar yang luas

Jumlah penduduk yang besar dalam suatu wilayah semakin

membuka peluang dalam menarik jumlah konsumen karena

penduduk yang jumlahnya tinggi mengindikasikan pangsa pasar

masih terbuka luas bagi suatu perusahaan dalam menjalankan

usahanya.

2. Kebutuhan masyarakat yang tinggi mengenai informasi lokal.

Saat ini kebutuhan masyarakat akan informasi lokal

semakin tinggi, sehingga masyarakat semakin memerlukan media

yang menyediakan informasi mengenai daerahnya. Harian

Pakuan Raya sebagai salah satu media cetak yang konsisten

menyediakan informasi lokal, bermanfaat dalam menjawab

kebutuhan masyarakat tersebut.

Page 71: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

3. Adanya kebijakan pemerintah.

Undang-Undang Kebebasan Pers yang telah ada saat ini,

semakin membuka jalan bagi badan usaha yang ingin

menggerakkan bisnisnya di bidang surat kabar. Selain itu,

Pemerintah juga semakin pro aktif dalam memberikan kebebasan

setiap perusahaan surat kabar tersebut dalam menyajikan berita

yang transparan dan sesuai fakta di lapangan.

4. Permintaan surat kabar saat ini semakin tinggi.

Seiring dengan meningkatnya minat membaca masyarakat

dari semua lapisan masyarakat, surat kabar menjadi salah satu

alternatif tepat dalam mendapatkan informasi yang akurat dan

terpercaya, sehingga permintaan surat kabar semakin meningkat

dari waktu ke waktu.

5. Adanya otonomi daerah yang mendorong banyaknya tumbuh

perusahaan surat kabar lokal.

Otonomi daerah yang banyak diberlakukan sekarang telah

mendorong pemerintah daerah untuk mengembangkan daerahnya

masing-masing. Salah satunya melalui dukungan terhadap

perusahaan media cetak lokal, dimana perusahaan tersebut

diharapkan dapat memberi dan mengembangkan informasi

mengenai daerahnya.

6. Kepercayaan yang tinggi dari pelanggan yang memilih Harian

Pakuan Raya sebagai surat kabar andalannya.

Tingkat kepercayaan yang tinggi dari konsumen dapat

meningkatkan loyalitas terhadap produk yang dihasilkan suatu

perusahaan. Sehingga PT Trieka Visitama melalui Harian Pakuan

Raya yang telah memiliki pasar dengan tingkat kepercayaan

tinggi merupakan salah satu peluang untuk mempertahankan

usahanya.

Sedangkan Ancaman yang dihadapi Harian Pakuan Raya adalah :

1. Persaingan antar surat kabar baik lokal maupun nasional yang

semakin tajam.

Page 72: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

Persaingan bidang usaha yang semakin tajam saat ini

semakin menuntut setiap badan usaha untuk dapat

mempertahankan eksistensinya agar tidak mudah digeser oleh

pesaing lain. Tidak terkecuali di bidang persaingan surat kabar

yang semakin meningkat. Perusahaan surat kabar harus mampu

mempersiapkan diri menghadapi persaingan dalam dunia bisnis.

2. Media elektronik dengan kecepatan informasi yang diberikan

merupakan ancaman yang besar bagi perusahaan surat kabar.

Perputaran arus informasi yang bergerak semakin cepat saat

ini membuat perusahaan surat kabar harus selalu siap meng-

update segala bentuk informasi. Walaupun media elektronik

lebih unggul dalam kecepatan penyampaian beritanya, namun

surat kabar tetap dituntut untuk menyajikan berita secara

lengkap, dimana berita yang lengkap belum tentu terdapat pada

media elektronik.

3. Harga bahan baku kertas yang semakin meningkat yang

menyebabkan harga produksi juga naik.

Naiknya harga bahan baku kertas mengakibatkan harga

produksi juga naik. Bila tidak diantisipasi dengan baik, dapat

mengganggu kestabilan usaha perusahaan tersebut.

4. Terkadang terdapat pemberitaan yang disajikan dalam surat

kabar yang tanpa sengaja menyinggung pihak-pihak tertentu.

Wartawan bahkan sering mendapat teror atau ancaman dari

pihak-pihak tersebut karena menyajikan berita yang menurutnya

tidak pantas dimuat dalam surat kabar.

5. Pelanggan yang tidak loyal terhadap Harian Pakuan Raya.

Tingkat loyalitas yang rendah dari pelanggan menyebabkan

perusahaan kehilangan pasar yang konsisten dalam membeli

produk mereka. Jika hal tersebut terjadi secara terus menerus,

dapat merugikan perusahaan dalam memasarkan produknya.

Page 73: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

4.3. Analisis Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan

Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah matrik IFE, matriks

EFE, matriks IE dan analisis SWOT. Matriks IFE diperoleh dari

pembobotan yang diberikan pada masing-masing faktor internal dan matriks

EFE dari pembobotan masing-masing faktor eksternal PT Trieka Visitama.

Pembobotan diberikan melalui kuesioner yang disebar kepada tiga orang

responden, yaitu pemimpin umum, pemimpin redaksi dan manajer

pemasaran PT Trieka Visitama. Kemudian mariks IFE dan EFE

dikombinasikan ke dalam sembilan sel matriks IE sehingga diperoleh posisi

perusahaan. Selanjutnya faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman digabungkan ke dalam matriks SWOT.

Analisis matriks IFE

Setelah memperoleh hasil identifikasi faktor internal dan

eksternal perusahaan, masing-masing faktor kemudian diberi bobot

dan rating oleh tiga responden yang terdiri dari pemimpin umum,

pemimpin redaksi dan manajer pemasaran PT Trieka Visitama.

Berdasarkan penilaian para responden terhadap faktor internal

perusahaan, terdapat enam faktor kekuatan dan lima faktor

kelemahan perusahaan. Skor total pada matriks IFE adalah 2,742

(lampiran 5) yang menunjukkan bahwa posisi internal perusahaan

kuat, yaitu berada di atas rata-rata 2,5. Konsep pemberitaan Harian

Pakuan Raya yang konsisten merupakan faktor pertama dari

kekuatan perusahaan dengan nilai 0,420. Sebagai surat kabar lokal

Bogor, Harian Pakuan Raya merupakan surat kabar yang konsisten

menyajikan berita lokal yang dibutuhkan konsumen, tidak seperti

surat kabar lokal lain yang lebih banyak menyajikan berita berskala

nasional.

Hubungan kekeluargaan yang erat merupakan kekuatan kedua

Harian Pakuan Raya dengan nilai 0,340. Dalam melaksanakan

tugasnya, diantara para tenaga kerja tidak terjadi kesenjangan yang

menonjol, sehingga mereka dapat bekerja dengan santai namun tetap

fokus. Kekuatan ketiga adalah media online yang disediakan Harian

Page 74: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

Pakuan Raya bagi pembacanya dengan nilai 0,294. Hal ini

merupakan antisipasi Harian Pakuan Raya agar tidak kalah bersaing

dengan media elektronik, sehingga dengan adanya media online

tersebut pembaca dapat mengakses berita dengan mudah.

Kelemahan Harian Pakuan Raya adalah masyarakat belum begitu

kenal Harian Pakuan Raya dengan nilai 0,214. Sebagai surat kabar

yang tergolong masih baru berdiri, sehingga penjualan per harinya

belum sesuai dengan target yang diharapkan. Pendapatan iklan yang

rendah merupakan kelemahan lain yang dimiliki Harian Pakuan Raya

dengan nilai 0,202. Harian Pakuan Raya belum dapat menarik

perhatian pemasang iklan untuk mengiklankan produknya. Hal ini

dikarenakan para pemasang iklan lebih tertarik memasang iklannya

pada surat kabar yang lebih dikenal oleh masyarakat. Kapasitas

produksi yang masih kecil juga merupakan faktor kelemahan Harian

Pakuan Raya dengan nilai 0,170. Dengan kapasitas yang masih

tergolong kecil, penyebaran Harian Pakuan Raya disetiap wilayah

belum merata.

4.3.2. Analisis Matriks EFE

Analisis faktor eksternal mendefinisikan enam faktor peluang

dan lima faktor ancaman bagi perusahaan. Skor total pada matriks

EFE adalah 2,632 (lampiran 5), yang menunjukkan bahwa

kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan peluang yang ada

dengan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Pangsa

pasar yang luas merupakan peluang terbesar dengan nilai 0,370.

Jumlah penduduk Kota dan Kabupaten Bogor serta wilayah edar

Harian Pakuan Raya yang terus meningkat mengindikasikan pangsa

pasar masih terbuka luas bagi perusahaan untuk memasarkan

produknya.

Tingginya kebutuhan informasi lokal merupakan peluang

tertinggi Harian Pakuan Raya dengan nilai 0,333. Semakin

dinamisnya kehidupan di daerah Bogor dan sekitarnya menyebakan

kebutuhan informasi lokal semakin tinggi, sehingga menjadi peluang

Page 75: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

bagi Harian Pakuan Raya sebagai media informasi untuk

menyediakan kebutuhan tersebut. Peluang lainnya adalah permintaan

surat kabar yang tinggi dengan nilai 0,309. Seiring dengan

perkembangan zaman, manusia semikin membutuhkan informasi

dalam kehidupannya, sehingga semakin banyak bermunculan

perusahaan media massa, terutama surat kabar yang bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan tersebut, Harian Pakuan Raya merupakan salah

satunya.

Ancaman utama yang dihadapi Harian Pakuan Raya adalah

media elektronik dengan nilai 0,288. Media elektronik merupakan

ancaman karena dapat menyajikan berita lebih cepat dibandingkan

surat kabar. Kenaikan harga bahan baku juga merupakan ancaman

bagi Harian Pakuan Raya dengan nilai 0,191. Kenaikan harga bahan

baku menyebabkan biaya produksi surat kabar juga meningkat.

Ancaman berikutnya adalah persaingan dengan surat kabar lain

dengan nilai 0,182. Banyaknya surat kabar yang muncul

mengindikasikan semakin banyak pesaing yang harus dihadapi

Harian Pakuan Raya untuk merebut hati konsumen dan

mempertahankan pelanggan yang sudah ada agar tidak beralih ke

tangan pesaing.

4.3.3. Analisis Matriks IE

Dari matriks IFE dan EFE yang telah dihasilkan, kemudian skor

total kedua matriks tersebut digabung pada matrik IE untuk

mengetahui posisi perusahaan dan untuk mempermudah dalam

memberikan pemilihan alternatif strategi. Pemetaan posisi

perusahaan sangat penting dalam menghadapi persaingan dan

meningkatkan volume penjualan. Skor total matriks IFE adalah

2,742 dan matriks EFE adalah 2,632 sehingga jika dipetakan ke

dalam matriks IE terletak pada sel V yang berarti pada posisi

pertahankan dan pelihara seperti yang dapat dilihat pada Gambar 6

berikut.

Page 76: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

Skor Total IFE

4.0 3.0 2.0 1.0

Kuat Rata-rata Lemah

4.0

Tinggi

Skor

Total 3.0

EFE

Sedang

2.0

Rendah

1.0

Gambar 6. Matriks IE

Strategi yang dapat dikembangkan pada posisi ini adalah strategi

penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar

adalah strategi mengembangkan pasar untuk produk atau jasa yang

sudah ada melalui usaha pemasaran yang sudah ada. Hal ini dapat

dilakukan dengan melakukan promosi yang lebih besar untuk

memperkenalkan Harian Pakuan Raya kepada masyarakat luas dan

menarik perhatian konsumen serta pemasang iklan. Sedangkan

strategi pengembangan produk adalah strategi mencari peningkatan

penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa

yang sudah ada. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan

menambah jumlah agen dalam penyebaran oplahnya agar penjualan

Harian Pakuan Raya merata pada setiap wilayah edar.

Analisis SWOT

Matriks SWOT bertujuan untuk mengembangkan empat

alternatif strategi pemasaran yang dapat digunakan perusahaan, yaitu

strategi S-O, strategi S-T, strategi W-O dan strategi W-T seperti pada

Gambar 7 berikut.

I

Tumbuh dan

bina

II

Tumbuh dan

bina

III

Pertahankan

dan pelihara

IV

Tumbuh dan

bina

V

Pertahankan

dan pelihara

VI

Divestasi

VII

Pertahankan

dan pelihara

VIII

Divestasi

XI

Divestasi

Page 77: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

Gambar 7. Matriks SWOT

Faktor Internal

Faktor Eksternal

S

1. Konsep pemberitaan

yang konsisten

2. SDM yang berkualitas

3. Loyalitas karyawan tinggi

4. Hubungan kekeluargaan

yang erat

5. Media online

6. Jaringan distribusi luas

W

1. Pertumbuhan

penjualan lambat

2. Pendapatan iklan

rendah

3. Harian Pakuan Raya

belum begitu dikenal

4. Kapasitas produksi

masih kecil

5. Tidak memiliki

mesin cetak sendiri

O

1. Pangsa pasar

luas

2. Kebutuhan

informasi lokal

3. Kebijakan

pemerintah

4. Permintaan

surat kabar

tinggi

5. Otonomi

daerah

6. Kepercayaan

tinggi dari

pelanggan

Strategi S-O

1. Semakin banyak

masyarakat yang

membutuhkan informasi

lokal merupakan peluang

bagi Harian Pakuan Raya

yang selalu konsisten

menyajikan berita seputar

kejadian di daerah.

2. Pangsa pasar yang luas

dapat memperluas jaringan

distribusi Harian Pakuan

Raya.

Strategi W-O

1. Pangsa pasar yang luas

dapat membantu untuk

meningkatkan

pertumbuhan penjualan.

2. Kepercayaan yang

tinggi dari pelanggan

yang sudah ada dapat

membantu mengenalkan

Harian Pakuan Raya ke

masyarakat lain yang

belum mengetahui

keberadaan atau kualitas

isi Harian Pakuan Raya

dari mulut ke mulut.

T 1. Persaingan

dengan surat

kabar lain

2. Media

elektronik

3. Kenaikan

harga bahan

baku

4. Pemberitaan

yang

menyinggung

pihak tertentu

5. Pelanggan

yang tidak

loyal

Strategi S-T

1. Konsep pemberitaan yang

konsisten merupakan salah

satu keunggulan dalam

bersaing dengan surat kabar

lain.

2. SDM yang berkualitas

dapat membantu

mengantisipasi persaingan

3. Harian Pakuan Raya

menyediakan media online

agar dapat juga diakses pada

media elektronik.

4. SDM berkualitas yang

dimiliki perusahaan

diharapkan lebih teliti

membuat berita agar tidak

menyinggung pihak-pihak

tertentu.

Strategi W-T

1. Agar masyarakat

mengenal dan tertarik

untuk membeli, Harian

Pakuan Raya harus

meningkatkan promosi,

salah satunya dapat

dilakukan promosi

melalui media

elektronik, seperti radio,

internet atau bahkan

televisi.

2. Kapasitas produk yang

masih terbatas

dikarenakan harga bahan

baku yang meningkat,

sehingga harus solusi

untuk meningkatkan

pendapatan, seperti

menarik lebih banyak

pemasang iklan

Page 78: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

1. Strategi S-O

Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan

perusahaan dalam memanfaatkan peluang yang ada. Dengan

konsep pemberitaan Harian Pakuan Raya yang konsisten

mengenai berita lokal, mempermudah akses masyarakat yang

membutuhkan informasi seputar daerahnya. Selain itu, jumlah

penduduk Kota dan Kabupaten Bogor yang tinggi merupakan

peluang bagi Harian Pakuan Raya untuk memperluas jaringan

distribusinya karena semakin tinggi jumlah penduduk maka

pangsa pasar semakin luas.

2. Strategi S-T

Strategi S-T merupakan strategi yang mengandalkan kekuatan

perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak

ancaman eksternal perusahaan. SDM yang berkualitas di

perusahaan merupakan kekuatan yang dapat direfleksikan untuk

mengantisipasi persaingan yang semakin ketat antar perusahaan

surat kabar. Selain itu, media online yang disediakan Harian

Pakuan Raya dapat menjadi salah satu alternatif untuk memenuhi

kebutuhan pelanggan yang membutuhkan informasi yang cepat,

sehingga walaupun tidak membeli korannya, berita Harian

Pakuan tetap dapat diakses melalui media elekronik, yaitu

internet.

3. Strategi W-O

Strategi W-O merupakan strategi yang memanfaatkan peluang

yang ada untuk mengatasi dan memperbaiki kelemahan yang

dimiliki perusahaan. Dengan jumlah penduduk Kota dan

kabupaten Bogor yang tinggi merupakan peluang untuk meraih

pangsa pasar yang lebih luas, sehingga Harian Pakuan Raya

harus dapat merebut hati masyarakat dan pemasang iklan agar

menambah jumlah pelanggannya dan pemasang iklan tertarik

untuk memasangkan iklannya. Selain itu, kepercayaan yang

tinggi dari pelanggan yang sudah ada dapat membantu

Page 79: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

mengenalkan Harian Pakuan Raya ke masyarakat lain yang

belum mengetahui keberadaan atau kualitas isi Harian Pakuan

Raya dari mulut ke mulut.

4. Strategi W-T

Strategi W-T merupakan cara untuk bertahan dengan mengurangi

kelemahan internal dan menghindari ancaman. Strategi yang

dapat diterapkan yaitu melakukan promosi yang lebih gencar,

salah satunya dapat dilakukan dengan promosi melalui media

elektronik, seperti radio, internet atau bahkan televisi. Hal ini

ditujukan supaya perusahaan lebih siap menghadapi persaingan.

Selain itu, kapasitas produk yang masih terbatas dikarenakan

harga bahan baku yang terus meningkat, sehingga strategi yang

dapat diterapkan adalah meningkatkan pendapatan, contohnya

dengan cara menarik lebih banyak pemasang iklan.

Page 80: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Harian Pakuan Raya merupakan surat kabar yang didirikan oleh PT

Trieka Visitama pada tahun 2005. Dalam melaksanakan strategi

pemasarannya, PT Trieka Visitama melakukan strategi STP

(segmentation, Targeting dan Positioning) dan strategi bauran

pemasaran, yang terdiri dari product, price, place dan promotion.

Strategi yang dilakukan perusahaan disesuaikan dengan visi dan misi

yang telah ditetapkan. Harian Pakuan Raya sebagai vision newspaper,

bertujuan untuk mencerdaskan bangsa, khususnya masyarakat Bogor

dan sekitarnya dengan menyajikan informasi mengenai pengetahuan

yang lebih mengarah kepada berita politik dan ekonomi daerah.

Jaringan distribusi Harian Pakuan Raya meliputi Kota Bogor,

Kabupaten Bogor, Kabupaten dan Kota Sukabumi, Cianjur, Depok,

Kota dan Kabupaten Tengerang.

2. Dari hasil matriks IFE dan EFE, diperoleh skor total pada matriks IFE

sebesar 2,742 yang menunjukkan bahwa posisi internal perusahaan

kuat, yaitu berada di atas rata-rata 2,5. Sedangkan skor total pada

matriks EFE sebesar 2,632. Skor ini juga berada di atas rata-rata 2,5

yang menunjukkan bahwa perusahaan mampu memanfaatkan peluang

yang ada dengan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh perusahaan.

3. Skor total matriks IFE dan EFE kemudian dimasukkan ke dalam

matriks IE untuk menentukan posisi perusahaan dan diperoleh posisi

Harian Pakuan Raya berada pada sel V yang berarti pada posisi

pertahankan dan pelihara. Strategi yang dapat dikembangkan pada

posisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.

Penetrasi pasar dapat dilakukan dengan melakukan promosi yang lebih

besar untuk memperkenalkan Harian Pakuan Raya kepada masyarakat

luas dan menarik perhatian konsumen serta pemasang iklan.

Sedangkan strategi pengembangan produk dapat difokuskan pada

Page 81: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

efisiensi penjualan untuk menekan jumlah retur yang masih tinggi

(45%) setiap harinya.

4. Alternatif strategi yang dihasilkan dari kombinasi faktor-faktor

kekuatan, kelemahan dan ancaman perusahaan adalah : (1)

memanfaatkan pangsa pasar yang luas untuk memperluas jaringan

distribusi dan mempertahankan penyajian berita seputar kejadian

daerah agar dapat menarik lebih banyak pelanggan yang semakin

banyak membutuhkan informasi lokal, (2) memaksimalkan SDM

untuk membantu mengatasi persaingan dan mengawasi wartawan agar

lebih teliti dalam membuat berita agar tidak menyinggung pihak mana

pun, (3) mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan berusaha

menarik pelanggan baru, (4) meningkatkan kapasitas promosi agar

Harian Pakuan Raya lebih dikenal oleh masyarakat luas.

5.2. Saran

1. Agar Harian Pakuan Raya lebih dikenal dan digemari oleh masyarakat

luas dan para pemasang iklan, sebaiknya dilakukan promosi yang lebih

gencar, misalnya dengan cara mengoptimalisasi tenaga kerja bagian

promosi dan pemasaran untuk merancang kegiatan promosi apa saja

yang dapat dilakukan.

2. Meningkatkan efektivitas penjualan untuk mengurangi retur yang

masih tinggi dengan memaksimalkan sumberdaya manusia yang sudah

ada untuk menyajikan berita yang lebih berkualitas dan menarik, serta

menambah jumlah agen agar penjualan Harian Pakuan Raya merata

disetiap wilayahnya, karena walaupun jaringan distribusinya sampai ke

beberapa daerah, namun Harian Pakuan Raya masih jarang terlihat

pada agen-agen koran di Bogor.

Page 82: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

DAFTAR PUSTAKA

Anam, C. 2004. Analisis Strategi Pemasaran Harian Pagi Metro Bogor (Studi

Kasus pada PT Metro Bogor Lestari). Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Ardianto, E. 2004. Public Relations. Pustaka Bani Quraisy, Bandung.

Arindra, R. 2007. Sekapur sirih. http://www.pakuanraya.com. [16 Maret 2008]

Budiarto, T. 1993. Dasar Pemasaran. Uninersitas Gunadarma, Jakarta.

David, F. R. 2004. Manajemen Strategis Konsep. Edisi kesembilan. PT Indeks,

Jakarta.

Griffin, R. W. dan R. Ebert. 1998. Manajemen Strategis dan Kebijakan

Perusahaan. Erlangga, Jakarta.

Kasali, R. 1992. Manajemen Periklanan : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia.

PT Pustaka Utama Grafiti, Jakarta.

Kinnear, T. L. Dan Taylor. 1996. Marketing Research. An Aplied Approach 5th

Edition. Mc Graw Hill, New York.

Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium. PT Indeks, Jakarta.

Kotler, P. Dan G. Amstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran. Erlangga, Jakarta.

Moore, F. 2004. Membantu Citra dengan Komunikasi (Terjemahan). PT Remaja

Rosdakarya, Bandung.

Porter, M.E. 1995. Strategi Bersaing. Erlangga, Jakarta.

Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Ruslan, R. 1997. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi. Rajawali Pers,

Jakarta.

Soehoet, H. 2003. Media Komunikasi. Yayasan Kampus Tercinta-IISIP, Jakarta.

Umar, H. 2003. Management Strategic. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Suhartini, T. 2002. Upaya Promosi Sebuah Perusahaan Penerbit Surat Kabar

terhadap agen-agennya dalam Meningkatkan Oplah Penjualan. Skripsi.

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta.

Wikipedia Indonesia. 2008. Koran. http://www.wikipedia.org. [28 Februari 2008]

Page 83: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf
Page 84: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

Lampiran 1. Struktur Organisasi PT Trieka Visitama

Pemimpin Umum

Pemimpin Redaksi

Pemimpin

Perusahaan

Pemegang Saham

Sekred

Redaktur Pelaksana

Redaktur

Koordinator

Liputan

Asisten Redaktur

Staf Redaksi/Reporter

Produksi

Distribusi/Sirkulasi

Design/Tata letak

Iklan

Adm / Umum

Keuangan

PR / Promosi

Page 85: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

Lampiran 2. Data Agen Harian Pakuan Raya

No Nama Agen Alamat Kontak Person

KOTA BOGOR

1 Fauzy Agency Stasiun Bogor Fauzy 0251 - 384091

2 Asep Agency Stasiun Bogor Taufik 0251 - 344119

3 Lasihan Agency Stasiun Bogor Lasihan 0251 - 331461

4 Tjutju Agency Stasiun Bogor Yudi / Fery 0251 - 340537

5 Heri Agency Stasiun Bogor 0251-638239, 08121928845

6 Anam Agency Stasiun Bogor 081283884951

7 Tambe Agency Stasiun Bogor Tambe 0818745845

8 Join Agency Bogor Baru Joni 0251- 323863

9 Silalahi Agency Baranang Siang Silalahi 08179033307

10 Raharda Agency Sukasari Yusuf 0251-323840

11 Bogor Agency Pasar Bogor 0251-326863

12 Pelopor Agency Warung Jambu Parno 0818482212

KAB.BOGOR

1 Insan Media Gadog Robert

2 Aneka Media Ciawi Fery 0251- 241612

3 Iwan Agency Citeureup Iwan 021-87901168

4 Joshua Agency Cileungsi 021- 82498183

5 Waliman Agency Cibinong 021-87906530

6 Mahbub Jl. Raya Puncak 0251 - 7127734

7 Riva Jasa Agency Parung

Hutagalung 0251 - 616979,

085217567041

8 Ary Agency Parung Pasar Parung

9 Fifi Agency Parung Pasar Parung

10 Janer Lw. Liang 8561393382

DEPOK

1 Rahmat Agency Depok 021-92705104, 08128241641

2 Nugraha Agency Depok 021-77211502

3 Sohir Agency Depok 021 - 7750382, 08161695231

4 Sirait Agency Depok 021 - 92795546

5 Patrik Depok 081311169090

CIANJUR

1 Nanan Amin Cianjur Nanan 08886305317

2 Sub Agen Sofyan Cianjur Cipanas 0263-244611

SUKABUMI

1 Kawanua Agency Jl. Sudirman Sukabumi 0266 - 224154

2 Beben Cibadak 0266 - 226323

3 Asep Parung Kuda 0266 - 226491

4 Andri Pelabuhan Ratu 0266 - 227377

TANGGERANG

1 Saud Simarmata 81791042111

2 Nainggolan 81932152232

Page 86: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

Lampiran 3. Bobot Rata-Rata Faktor Strategi Internal dan Eksternal

I. Bobot Faktor Strategi Internal

Faktor Strategi Internal R 1 R 2 R 3 Rata-rata

A. Konsep pemberitaan yang konsisten 0,109 0,100 0,114 0,105

B. SDM yang berkualitas 0,100 0,100 0,091 0,097

C. Loyalitas karyawan yang tinggi 0,082 0,086 0,082 0,083

D. Hubungan kekeluargaan yang erat 0,100 0,105 0,105 0,103

E. Media online Harian Pakuan Raya 0,100 0,100 0,095 0,098

F. Jaringan distribusi yang luas 0,100 0,091 0,091 0,095

G. Pertumbuhan penjualan yang lambat 0,068 0,082 0,077 0,076

H. Pendapatan iklan yang rendah 0,086 0,091 0,086 0,088

I. Belum begitu dikenal masyarakat 0,100 0,082 0,091 0,093

J. Kapasitas produksi masih kecil 0,082 0,086 0,086 0,085

K. Tidak memiliki mesin cetak sendiri 0,073 0,077 0,082 0,077

Total 1,000 1,000 1,000 1,000

II. Bobot Faktor Strategi Ekternal

Faktor Strategi Eksternal R 1 R 2 R 3 Rata-rata

A. Pangsa pasar yang luas 0.114 0,114 0,109 0,112

B. Kebutuhan informasi lokal 0,109 0,095 0,100 0,101

C. Kebijakan pemerintah 0,082 0,095 0,082 0,086

D. Permintaan surat kabar yang tinggi 0,095 0,109 0,105 0,103

E. Otonomi daerah 0,082 0,095 0,086 0,088

F. Kepercayaan tinggi dari pelanggan 0,100 0,105 0,086 0,097

G. Persaingan dengan surat kabar lain 0,086 0,068 0,082 0,079

H. Media elektronik 0,091 0,091 0,105 0,096

I. Kenaikan harga bahan baku 0,086 0,077 0,086 0,083

J. Pemberitaan yang menyinggung pihak

tertentu

0,073 0,065 0,082 0,073

K. Pelanggan yang tidak loyal 0,082 0,086 0,077 0,082

Total 1,000 1,000 1,000 1,000

Page 87: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

Lampiran 4. Rating Masing-Masing Faktor Internal dan Eksternal dan

Rata-Rata dari Ketiga Responden

I. Rating Faktor Strategi Internal

Faktor Strategi Internal R 1 R 2 R 3 Rata-rata

A. Konsep pemberitaan yang konsisten 4 4 4 4,0

B. SDM yang berkualitas 3 3 3 3,0

C. Loyalitas karyawan yang tinggi 3 3 3 3,0

D. Hubungan kekeluargaan yang erat 3 3 4 3,3

E. Media online Harian Pakuan Raya 3 3 3 3,0

F. Jaringan distribusi yang luas 2 3 3 2,7

G. Pertumbuhan penjualan yang lambat 2 3 2 2,0

H. Pendapatan iklan yang rendah 3 2 2 2,3

I. Belum begitu dikenal masyarakat 2 2 3 2,3

J. Kapasitas produksi masih kecil 2 2 2 2,0

K. Tidak memiliki mesin cetak sendiri 2 2 2 2,0

II. Rating Faktor Strategi Eksternal

Faktor Strategi Eksternal R 1 R 2 R 3 Rata-rata

A. Pangsa pasar yang luas 3 4 3 3,3

B. Kebutuhan informasi lokal 4 3 3 3,3

C. Kebijakan pemerintah 3 2 2 2,3

D. Permintaan surat kabar yang tinggi 3 3 3 3,0

E. Otonomi daerah 2 2 2 2,0

F. Kepercayaan tinggi dari pelanggan 3 3 3 3,0

G. Persaingan dengan surat kabar lain 2 2 3 2,3

H. Media elektronik 3 3 3 3,0

I. Kenaikan harga bahan baku 2 2 3 2,3

J. Pemberitaan yang menyinggung

pihak tertentu

1 2 1 1,3

K. Pelanggan yang tidak loyal 2 2 1 1,7

Page 88: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

Lampiran 5. Matriks IFE dan EFE

I. Matriks IFE

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor

Kekuatan :

- Konsep pemberitaan yang konsisten 0,105 4,0 0,420

- SDM yang berkualitas 0,097 3,0 0,291

- Loyalitas karyawan yang tinggi 0,083 3,0 0,249

- Hubungan kekeluargaan yang erat 0,103 3,3 0,340

- Media online Harian Pakuan Raya 0,098 3,0 0,294

- Jaringan distribusi yang luas 0,095 2,7 0,256

Kelemahan :

- Pertumbuhan penjualan yang lambat 0,076 2,0 0,152

- Pendapatan iklan yang rendah 0,088 2,3 0,202

- Belum begitu dikenal masyarakat 0,093 2,3 0,214

- Kapasitas produksi masih kecil 0,085 2,0 0,170

- Tidak memiliki mesin cetak sendiri 0,077 2,0 0,154

Skor Total 2,742

II. Matriks EFE

Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor

Peluang :

- Pangsa pasar yang luas 0,112 3,3 0,370

- Kebutuhan informasi lokal 0,101 3,3 0,333

- Kebijakan pemerintah 0,086 2,3 0,198

- Permintaan surat kabar yang tinggi 0,103 3,0 0,309

- Otonomi daerah 0,088 2,0 0,176

- Kepercayaan tinggi dari pelanggan 0,097 3,0 0,291

Ancaman :

- Persaingan dengan surat kabar lain 0,079 2,3 0,182

- Media elektronik 0,096 3,0 0,288

- Kenaikan harga bahan baku 0,083 2,3 0,191

- Pemberitaan yang menyinggung

pihak tertentu

0,073 1,3 0,095

- Pelanggan yang tidak loyal 0,082 1,7 0,139

Skor Total 2,632

Page 89: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

Lampiran 6. Undang-Undang Kebebasan Pers

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999

TENTANG PERS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang:

a. bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat

dan menjadi unsur yang sangat penting untuk menciptakan kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang demokratis, sehingga

kemerdekaan mengeluarkan pikiran dan pendapata sebagaimana tercantum

dalam Pasal 28 Undang-undang Dasar 1945 harus dijamin;

b. bahwa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang

demokratis, kemerdekaan menyatakan pikiran dan pendapat sesuai dengan

hati nurani dan hak memperoleh informasi, merupakan hak asasi manusia

yang sangat hakiki, yang diperlukan untuk menegakkan keadilan dan

kebenaran, memajukan kesejateraan umum, dan mencerdaskan kehidupan

bangsa;

c. bahwa pers nasional sebagai wahana komunikasi massa, penyebar

informasi, dan pembentuk opini harus dapat melaksanakan asas, fungsi,

hak, kewajiban, dan peranannya dengan sebaik-baiknya berdasarkan

kemerdekaan pers yang profesional, sehingga harus mendapat jaminan dan

perlindungan hukum, serta bebas dari campur tangan dan paksaan dari

manapun;

d. bahwa pers nasional berperan ikut menjaga ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial;

e. bahwa Undang-undang Nomor 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-

ketentuan Pokok Pers sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang

Nomor 4 Tahun 1967 dan diubah dengan Undang-undang Nomor 21

Tahun 1982 sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman;

f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

b, c, d, dan e, perlu dibentuk Undang-undang tentang Pers;

Mengingat:

1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), Pasal 27, dan Pasal 28 Undang-undang

Dasar 1945;

Page 90: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor

XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia;

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:

UNDANG-UNDANG TENTANG PERS

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Undang-undang ini, yang dimaksud dengan:

1. Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang

melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh,

memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik

dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan

grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak,

media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.

2. Perusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan

usaha pers meliputi perusahaan media cetak, media elektronik, dan kantor

berita, serta perusahaan media lainnya yang secara khusus

menyelenggarakan, menyiarkan, atau menyalurkan informasi.

3. Kantor berita adalah perusahaan pers yang melayani media cetak, media

elektronik, atau media lainnya serta masyarakat umum dalam memperoleh

informasi.

4. Wartawan adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan

jurnalistik.

5. Organisasi pers adalah organisasi wartawan dan organisasi perusahaan

pers.

6. Pers nasional adalah pers yang diselenggarakan oleh perusahaan pers

Indonesia.

7. Pers asing adalah pers yang diselenggarakan oleh perusahaan asing.

8. Penyensoran adalah penghapusan secara paksa sebagian atau seluruh

materi informasi yang akan diterbitkan atau disiarkan, atau tindakan

teguran atau peringatan yang bersifat mengancam dari pihak manapun, dan

Page 91: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

atau kewajiban melapor, serta memperoleh izin dari pihak berwajib, dalam

pelaksanaan kegiatan jurnalistik.

9. Pembredelan atau pelarangan penyiaran adalah penghentian penerbitan

dan peredaran atau penyiaran secara paksa atau melawan hukum.

10. Hak Tolak adalah hak wartawan karena profesinya, untuk menolak

mengungkapkan nama dan atau identitas lainnya dari sumber berita yang

harus dirahasiakannya.

11. Hak Jawab adalah seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan

tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang

merugikan nama baiknya.

12. Hak Koreksi adalah hak setiap orang untuk mengoreksi atau membetulkan

kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya

maupun tentang orang lain.

13. Kewajiban Koreksi adalah keharusan melakukan koreksi atau ralat

terhadap suatu informasi, data, fakta, opini, atau gambar yang tidak benar

yang telah diberitakan oleh pers yang bersangkutan.

14. Kode Etik Jurnalistik adalah himpunan etika profesi kewartawanan.

BAB II

ASAS, FUNGSI, HAK, KEWAJIBAN DAN PERANAN PERS

Pasal 2 Kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat yang berasaskan

prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum.

Pasal 3 1. Pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan,

hiburan, dan kontrol sosial.

2. Disamping fungsi-fungsi tersebut ayat (1), pers nasional dapat berfungsi

sebagai lembaga ekonomi.

Pasal 4 1. Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara.

2. Terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau

pelarangan penyiaran.

3. Untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak

mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi.

Page 92: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

4. Dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum, wartawan

mempunyai Hak Tolak.

Pasal 5 1. Pers nasional berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini dengan

menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta

asas praduga tak bersalah.

2. Pers wajib melayani Hak Jawab.

3. Pers wajib melayani Hak Koreksi.

Pasal 6 Pers nasional melaksanakan peranannya sebagai berikut:

a. memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui;

b. menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya

supremasi hukum, dan Hak Asasi Manusia, serta menghormat

kebhinekaan;

c. mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat,

akurat dan benar;

d. melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang

berkaitan dengan kepentingan umum;

e. memperjuangkan keadilan dan kebenaran;

BAB III

WARTAWAN

Pasal 7

1. Wartawan bebas memilih organisasi wartawan.

2. Wartawan memiliki dan menaati Kode Etik Jurnalistik.

Pasal 8

Dalam melaksanakan profesinya wartawan mendapat perlindungan hukum.

BAB IV

PERUSAHAAN PERS

Pasal 9

1. Setiap warga negara Indonesia dan negara berhak mendirikan perusahaan

pers.

2. Setiap perusahaan pers harus berbentuk badan hukum Indonesia.

Page 93: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

Pasal 10 Perusahaan pers memberikan kesejahteraan kepada wartawan dan karyawan pers

dalam bentuk kepemilikan saham dan atau pembagian laba bersih serta bentuk

kesejahteraan lainnya.

Pasal 11

Penambahan modal asing pada perusahaan pers dilakukan melalui pasar modal.

Pasal 12 Perusahaan pers wajib mengumumkan nama, alamt dan penanggung jawab secara

terbuka melalui media yang bersangkutan; khusus untuk penerbitan pers ditambah

nama dan alamat percetakan.

Pasal 13

Perusahaan pers dilarang memuat iklan:

a. yang berakibat merendahkan martabat suatu agama dan atau mengganggu

kerukunan hidup antarumat beragama, serta bertentangan dengan rasa

kesusilaan masyarakat;

b. minuman keras, narkotika, psikotropika, dan zat aditif lainnya sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. peragaan wujud rokok dan atau penggunaan rokok.

Pasal 14 Untuk mengembangkan pemberitaan ke dalam dan ke luar negeri, setiap warga

negara Indonesia dan negara dapat mendirikan kantor berita.

BAB V

DEWAN PERS

Pasal 15

1. Dalam upaya mengembangkan kemerdekaan pers dan meningkatkan

kehidupan pers nasional, dibentuk Dewan Pers yang independen.

2. Dewan Pers melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut:

a. melindungi kemerdekaan pers dari campur tangan pihak lain;

b. melakukan pengkajian untuk pengembangan kehidupan pers;

c. menetapkan dan mengawasi pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik;

Page 94: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

d. memberikan pertimbangan dan mengupayakan penyelesaian

pengaduan masyarakat atas kasus-kasus yang berhubungan dengan

pemberitaan pers;

e. mengembangkan komunikasi antara pers, masyarakat, dan

pemerintah;

f. memfasilitasi organisasi-organisasi pers dalam menyusun

peraturan-peraturan di bidang pers dan meningkatkan kualitas

profesi kewartawanan;

g. mendata perusahaan pers;

3. Anggota Dewan Pers terdiri dari :

a. wartawan yang dipilih oleh organisasi wartawan;

b. pimpinan perusahaan pers yang dipilih oleh organisasi perusahaan

pers;

c. tokoh masyarakat, ahli di bidang pers dan atau komunikasi, dan

bidang lainnya yang dipilih oleh organisasi wartawan dan

organisasi perusahaan pers;

4. Ketua dan Wakil Ketua Dewan Pers dipilih dari dan oleh anggota.

5. Keanggotaan Dewan Pers sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) pasal ini

ditetapkan dengan Keputusan Presiden.

6. Keanggotaan Dewan Pers berlaku untuk masa tiga tahun dan sesudah itu

hanya dapat dipilih kembali untuk satu periode berikutnya.

7. Sumber pembiayaan Dewan Pers berasal dari: organisasi pers, perusahaan

pers, dan bantuan dari negara dan bantuan lain yang tidak mengikat.

BAB VI

PERS ASING

Pasal 16

Peredaran pers asing dan pendirian perwakilan perusahaan pers asing di Indonesia

disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VII

PERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 17

Page 95: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

1. Masyarakat dapat melakukan kegiatan untuk mengembangkan

kemerdekaan pers dan menjamin hak memperoleh informasi yang

diperlukan.

2. Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat berupa:

a. Memantau dan melaporkan analisis mengenai pelanggaran hukum,

dan kekeliruan teknis pemberitaan yang dilakukan oleh pers;

b. menyampaikan usulan dan saran kepada Dewan Pers dalam rangka

menjaga dan meningkatkan kualitas pers nasional.

BAB VIII

KETENTUAN PIDANA

Pasal 18

1. Setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan

tindakan yang berakibat menghambat atau menghalangi pelaksanaan

ketentuan Pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara

paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00

(Lima ratus juta rupiah).

2. Perusahaan pers yang melanggar ketentuan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2),

serta Pasal 13 dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp.

500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah).

3. Perusahaan pers yang melanggar ketentuan Pasal 9 ayat (2) dan Pasal 12

dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (Seratus

juta rupiah).

BAB IX

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 19 1. Dengan berlakunya undang-undang ini segala peraturan perundang-

undangan di bidang pers yang berlaku serta badan atau lembaga yang ada

tetap berlaku atau tetap menjalankan fungsinya sepanjang tidak

bertentangan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan undang-

undang ini.

2. Perusahaan pers yang sudah ada sebelum diundangkannya undang-undang

ini, wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan undang-undang ini dalam

waktu selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak diundangkannya undang-

undang ini.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Page 96: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

Pasal 20

Pada saat undang-undang ini mulai berlaku:

1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-ketentuan

Pokok Pers (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1966 Nomor 40,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2815) yang telah

diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1982 tentang

Perubahan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun

1966 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pers sebagaimana telah diubah

dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1967 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia);

2. Undang-undang Nomor 4 PNPS Tahun 1963 tentang Pengamanan

Terhadap Barang-barang Cetakan yang Isinya Dapat Mengganggu

Ketertiban Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 23,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2533), Pasal 2

ayat (3) sepanjang menyangkut ketentuan mengenai buletin-buletin, surat-

surat kabar harian, majalah-majalah, dan penerbitan-penerbitan berkala;

Dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 21

Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang

mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta

Pada tanggal 23 September 1999

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd

BACHARUDIN JUSUF HABIBIE

Diundangkan di Jakarta

Pada tanggal 23 September 1999

MENTERI NEGARA SEKRETARIS

NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

ttd

MULADI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1999 NOMOR 166

Page 97: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

Salinan sesuai dengan aslinya.

SEKRETARIAT KABINET RI

Kepala Biro Peraturan Perundang-

undangan II

Plt

Edy Sudibyo

Page 98: Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf

Lampiran 7. Laporan Neraca Keuangan PT Trieka Visitama

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Pasiva Lancar

Kas

93,685,838 Hutang-hutang

Persediaan bahan

50,585,000 Pinjaman pada Direksi/Kar

79,975,100

Piutang Pinjaman pada Mitra Kerja

Tagihan iklan-iklan

41,695,700 Pinjaman Intern kas pemilik

461,550,000

Tagihan Penjualan Koran

23,180,400

Tagihan Outdoor advertising

619,538,914 Hutang Pajak

56,321,719

JML AKTIVA LANCAR

828,685,852

Modal

Aktiva Tetap Modal disetor

2,532,493,718

Tanah/Bangunan

750,000,000 Laba ditahan

(1,512,835,796)

Peralatan/perlengkapan

703,007,500

Inventaris Kantor/lain-lain

250,000,000 Laba berjalan

608,599,781

(Akumulasi Penyusutan,

(405,588,831)

Amortisasi)

JUMLAH AKTIVA

2,126,104,521 JUMLAH PASIVA

2,226,104,522