resume film

6
BLOK BASIC MEDICAL SCIENCE-1 RESUME FILM PEMERIKSAAN FISIK DAN BUNYI JANTUNG Pembimbing: Disusun Oleh: Julius Anthony K. G1G012015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

Upload: timothy-hall

Post on 30-Sep-2015

217 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

zzzz

TRANSCRIPT

BLOK BASIC MEDICAL SCIENCE-1

RESUME FILMPEMERIKSAAN FISIK DAN BUNYI JANTUNG

Pembimbing:

Disusun Oleh:

Julius Anthony K.

G1G012015

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEDOKTERAN GIGI

PURWOKERTO

2013 Pemeriksaan fisikTujuan umum dari pemeriksaan fisik adalah untuk memperoleh informasi mengenai status kesehatan pasien. Tujuan lainnya yaitu untuk mengidentifikasi status normal dan kemudian mengetahui adanya penyimpangan dari keadaan normal tersebut dengan cara memvalidasi keluhan-keluhan dan gejala-gejala pada pasien, screening keadaan wellbeing pasien, dan pemantauan masalah kesehatan atau penyakit pasien pada saat pemeriksaan. Informasi ini menjadi bagian dari rekam medis (medical record) pasien, merupakan data dasar awal dari temuan-temuan klinis yang kemudian selalu diperbarui (updated) dan ditambahkan sepanjang waktu.Metode pemeriksaan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik ada 4, inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. Inspeksi dilakukan dengan cara memperhatikan dinding dada pasien yang berkemungkinan mengubah posisi jantung dan memperhatikan daerah prekordium untuk melihat adanya dorongan apeks dan pulsasi lainnya. Palpasi dilakukan dengan cara menempatkan telapak tangan kanan pada tempat tertentu untuk memeriksa pukulan apeks dan untuk memnukan dan menentukan letak kuat angkat parasternal. Auskultasi dilakukan pada seluruh prekordium dan pembuluh-pembuluh darah besar, ditentukan nilai intensitas dan splitting untuk bunyi jantung pertama dan kedua, lalu mendengarkan interval antara bunyi jantung untuk menemukan bunyi-bunyi tambahan dan bising. (Munro dan Ford, 2001). Detak jantung S1 dan S2a. S1Dalam teori klasik, pembentukan bunyi S1 disebabkan oleh penutupan katup mitral dan trikuspid, sedangkan dalam teori terbaru, pembentukan bunyi ini disebabkan karena adanya perubahan kecepatan saat peningkatan tekanan dalam ventrikel yang menyebabkan adanya regangan mendadak pada struktur intrakardiak (Erickson, 2007). Bunyi S1 umumnya dapat didengar dengan keras di apeks dan disebabkan oleh penutupan katup mitral. Intensitas bunyi S1 berkurang pada saat regurgitasi mitral dan meningkat pada stenosis mitral (Munro dan Ford, 2001).b. S2Teori klasi yang umum tentang pembentukan bunyi S2 menyatakan bahwa S2 disebabkan oleh penutupan katup aorta dan pulmonal, meskipun beberapa bukti dari hasil percobaan dan klinis menunjukkan adanya peran faktor intrakardiak yang lain sebagai faktor penyebab terbentuknya S2 (Erickson, 2007). Bunyi jantung ini jika diperiksa dalam keadaan normal, paling baik didengar pada tepi sternum kiri pada interspace kedua. Hal ini disebabkan oleh penutupan katup aorta dan katup pulmonalis. Saat inspirasi, penutupan katup pulmonal akan melambal, ini menimbulkan bunyi terbelah (splitting) fisiologis yang normal. Setiap proses yang menyebabkan melambatnya penutupan akan menyebabkan bunyi terbelah ini menjadi lebih jelas (Munro dan Ford, 2001). Bunyi bising murmurMurmur adalah bunyi yang terdengar secara terus menerus dalam periode sistol, diastol, ataupun keduanya. Penyebab umum dari adanya murmur adalah adanya regurgitasi balik (kebocoran katup, defek septum atrium atau ventrikel, atau hubungan arteriovenosa), aliran ke depan yang melalui katup sempit atau cacat, aliran darah yang berkecepatan tinggi memlalui katup normal maupun abnormal, vibrasi struktur longgar pada jantung (chordar tendinae), dan aliran kontinu melalui pirau atrium-ventrikel (Erickson, 2007).Untuk mengenali murmur, kita harus memeriksa enam karakteristik berikut (Erickson, 2007).a. Lokasi

Lokasi murmur pada jantung normal, umumnya terdengar lebih jelas pada daerah dekat katup jantung. Kita harus mendengarkan lima daerah pada dada untuk menentukan lokasi murmur. Kelima daerah tersebut adalah apeks untuk memeriksa murmur pada katup mitral, batas lateral kiri sternum untuk memeriksa murmur pada katup trikuspid, basis kiri untuk memeriksa murmur pada katup pulmonal, basis kanan untuk memeriksa murmur pada katup aorta saat sistolik, dan titik erb untuk memeriksa murmur pada katup aorta saat diastolik.b. Keras lemahnya bunyi (intensitas)

Menggunakan sistem skala satu sampai enam untuk menentukan intensitas bunyi murmur.

c. Frekuensi (tinggi nada)

Frekuensi murmur terbagi menjadi tiga, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.

d. Kualitas

Kualitas murmur dibagi menjadi tiga, yaitu tiupan, parau atau kasar, serta gemuruh atau deru.

e. Periode

Murmur terdengar pada periode sistolik, atau diastolik.

f. Penjalaran

Tempat lain dimana murmur tetap terdengar.

Referensi

Munro, J. F., Ford, M. J., 2001, Pengantar pemeriksaan klinis, EGC, Jakarta.

Erickson, B., 2007, Bunyi jantung & murmur: dari bayi hingga dewasa, EGC, Jakarta.